alam 5 ml asam format P, tambahkan
25 ml anhidrida asetat P. Titrasi dengan asam perklorat
0,1 N LV dan tentukan titik akhir secara potensiometrik.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan18,96 mg C8H11NO2.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu ruang.
INJEKSI DOPAMIN HIDROKLORIDA
Dopamine Hydrochloride Injection
Injeksi Dopamin Hidroklorida yaitu larutan steril
Dopamin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung Dopamin Hidroklorida, C8H11NO2 tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. Dapat mengandung
antioksidan yang sesuai. [Catatan Tidak boleh
dipakai bila warna larutan lebih gelap dari kuning
pucat atau berubah warna.]
Baku pembanding Dopamin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
- 360 -
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran n-butanol P-asam asetat
glasial P-air (4:1:1).
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 80 mg dopamin hidroklorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Dopamin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam larutan metanol P
(1 dalam 5) sampai kadar 1,6 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
5 μl Larutan uji dan Larutan baku pada jarak yang sama
pada lempeng kromatografi silika gel P. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan tahap gerak dan biarkan merambat
sampai 15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng,
keringkan di udara. Amati bercak di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm. Harga Rf bercak utama yang
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan harga Rf
Larutan baku.
pH <1071> Antara 2,5 dan 5,0.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi Volume Kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 16,67 unit
Endotoksin FI per mg dopamin hidroklorida.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran natrium 1-oktanasulfonat
0,005 M dalam larutan asam asetat glasial P (1 dalam
100) dan asetonitril P (87:13). Saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku 1 Timbang saksama beberapa Dopamin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 1,6 mg per ml.
Larutan baku 2 Pipet 10 ml Larutan baku 1 ke dalam
labu tentukur 100-ml, tambahkan tahap gerak sampai
tanda, sampai kadar dopamin hidroklorida lebih kurang
0,16 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa asam
benzoat P, larutkan dalam metanol P sampai kadar lebih
kurang 20 mg per ml. Encerkan 1 volume larutan ini
dengan 3 volume tahap gerak sampai kadar lebih kurang
5 mg per ml. Pipet 10 ml larutan ini dan 10 ml Larutan
baku 1 ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan tahap
gerak sampai tanda.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 16 mg dopamin hidroklorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom baja
tahan karat 30 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L1, laju
alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem.
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak asam
benzoat dan dopamin hidroklorida yaitu tidak kurang
dari 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 40 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg dopamin
hidroklorida, C8H11NO2.HCl, dalam tiap ml injeksi yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
V
C100
C yaitu kadar Dopamin Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; V yaitu volume injeksi yang
dipakai dalam ml; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
dari kaca Tipe I.
Penandaan Pada etiket dinyatakan bahwa injeksi
diencerkan dengan pembawa parenteral yang sesuai
untuk infus intravena.
DROPERIDOL
Droperidol
NH
N O
N CH2CH2CH2C
O
F
1-[1-[3-(p-Fluorobenzoil)propil]-1,2,3,6-tetrahidro-4-
piridil]-2-benimidazolinon [548-73-2]
C22H22FN3O2 BM 379,43
Droperidol yang telah dikeringkan dalam hampa udara
pada suhu 70º selama 4 jam, mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C22H22FN3O2.
- 361 -
Pemerian Serbuk hablur atau amorf, putih sampai agak
kecoklatan.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan dalam
eter.
Baku pembanding Droperidol BPFI; Lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 70º selama
4 jam sebelum dipakai . 4,4´-Bis [1,2,3,6-tetrahidro-4-
(2-okso-1-benzimidazolinil)-1-piridil] butirofenon BPFI;
simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 70º
selama 4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Droperidol BPFI.
B. Ke dalam corong pisah 125 ml, masukkan 15 ml
larutan droperidol dalam kloroform P (1 dalam 6700),
10 ml dapar fosfat pH 6,0, 15 ml air dan 10 ml larutan
natrium bisulfit P (1 dalam 100) yang baru dibuat, kocok
selama 15 menit, buang lapisan air. Pipet 5 ml larutan
kloroform ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca
yang berisi 50,0 ml larutan asam sitrat P (1,9 dalam
100), tutup labu, kocok selama 30 menit, spektrum
serapan ultraviolet lapisan asam sitrat menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Droperidol BPFI: daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 246 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 147º dan 150º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 70º
selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
4,4´-Bis[1,2,3,6-tetrahidro-4-(2-okso-1benzimidazolinil)-
1-piridil] butirofenon Tidak lebih dari 1,5%.
Larutan uji Timbang saksama 30,0 mg zat, larutkan
dalam 70 ml isopropanol P dalam labu tentukur 100-ml.
Tambahkan 10,0 ml asam klorida 0,1 N, encerkan
dengan isopropanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa 4,4´-
Bis[1,2,3,6-tetrahidro-4-(2-okso-1-benzimidazolinil)-1-
piridil] butirofenon BPFI, larutkan dalam pelarut yang
sama seperti pada Larutan uji sampai kadar 4,5 μg per ml.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 330 nm terhadap blangko campuran asam
klorida 0,1 N dan isopropanol P (1 dalam 10): serapan
Larutan uji dan serapan Larutan baku berbeda tidak
lebih dari 1,5%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
240 mg yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml
asam asetat glasial P. Tambahkan p-naftolbenzein LP
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, lakukan
penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 37,94 mg C22H22FN3O2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, berisi nitrogen, di tempat sejuk.
EDROFONIUM KLORIDA
Edrophonium Chloride
HO N(CH3)2
C2H5
Cl
Etil(m-hidroksifenil) dimetil amonium klorida [116-38-1]
C10H16ClNO BM 201,70
Edrofonium Klorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C10H16ClNO,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter.
Baku pembanding Edrofonium Klorida BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P selama 3 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Edrofonium Klorida
BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) dalam asam klorida 0,1 N menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Edrofonium Klorida BPFI, daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 273 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%.
C. Ke dalam 10 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan
1 tetes besi(III) klorida LP: terjadi warna biru ungu.
D. menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C
- 362 -
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 10).
Jarak lebur <1021> Antara 165º dan 170º, disertai
peruraian.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
udara yang sesuai memakai fosfor pentoksida P
sebagai pengering selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g dalam 25 ml air.
Dimetilaminofenol Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 500 mg zat, masukkan dalam corong pisah dan
larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml dapar fosfat
pH 8,0 dan kocok. Ekstraksi lima kali, tiap kali dengan
20 ml kloroform P, kumpulkan ekstrak dalam labu
tentukur 100-ml dan tambahkan kloroform P sampai
tanda. Serapan larutan ini pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 252 nm tidak lebih dari
serapan larutan dimetilaminofenol (1 dalam 200.000) dalam
kloroform P yang diukur dengan cara sama.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
175 mg, masukkan ke dalam labu yang sesuai, larutkan
dalam lebih kurang 20 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 5 ml raksa(II) asetat LP dan 1 tetes kristal
violet LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV.
Lakukan titrasi blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,17 mg C10H16ClNO
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
EFEDRIN
Ephedrine
C C CH3
OH
H
NHCH3
H
(-)-Efedrin [299-42-3]
C10H15NO BM 165,23
Hemihidrat [50906-05-3] BM 174,24
Efedrin yaitu senyawa anhidrat atau mengandung tidak
lebih dari setengah molekul air hidrat; mengandung
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5%
C10H15NO, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Zat padat menyerupai lemak, tidak berwarna,
atau granul atau hablur putih. Terurai secara bertahap bila
terkena cahaya, melebur pada suhu antara 33º - 40º,
keragaman suhu akibat perbedaan kandungan molekul
air. Efedrin anhidrat memiliki suhu lebih rendah dari
efedrin dengan satu setengah molekul air hidrat. Larutan
bereaksi alkalis terhadap lakmus P.
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter; sedikit dan lambat larut dalam
minyak mineral; larutan menjadi keruh bila efedrin
mengandung air lebih dari 1%.
Baku pembanding Efedrin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105o selama 3 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
tambahkan beberapa volume asam sulfat 0,1 N dengan
buret untuk menetralkan seperti tertera pada Penetapan
kadar. Encerkan dengan air dalam labu tentukur sampai
25-ml. Campur 2 ml larutan dengan 10 ml etanol P,
uapkan di atas tangas uap dengan dialiri udara sampai
kering. Terhadap residu yang diperoleh lakukan
penetapan sebagai berikut: Spektrum serapan inframerah
zat yang telah digerus dengan beberapa tetes metanol P
dan telah dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam serta
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Efedrin Sulfat BPFI.
Rotasi jenis <1081> Antara –33,0° dan –35,5°; lakukan
penetapan dengan melarutkan lebih kurang 600 mg zat
dalam 10 ml eter P dalam gelas piala yang telah ditara,
tambahkan 0,6 ml asam klorida P, uapkan sampai kering
dan keringkan residu pada suhu 105° selama 3 jam;
lakukan penetapan rotasi jenis efedrin hidroklorida
memakai larutan yang mengandung 500 mg per
10 ml.
Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5% untuk zat
yang mengandung air hidrat; tidak lebih dari 0,5% untuk
zat anhidrat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,030%; lakukan
penetapan memakai 500 mg zat dan bandingkan
kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat Larutkan 100 mg zat dalam 40 ml air, tambahkan
1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP:
tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 10 menit.
Cemaran umum <481>
Larutan uji pakailah pelarut metanol P
Larutan baku pakailah pelarut metanol P
tahap gerak Buat campuran n-butanol P-asam asetat
glasial P-air (5:3:2); pakailah lempeng kromatografi
selulosa dengan indikator fluoresen.
- 363 -
Penampak bercak pakailah teknik penampak bercak
nomor 16.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 10 ml etanol P netral,
tambahkan 5 tetes merah metil LP dan 40,0 ml asam
klorida 0,1 N LV. Titrasi kelebihan asam dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko seperti
tertera pada Titrasi residual dalam Titrimetri <711>.
Tiap ml asam klorida 0,1 N
setara dengan 16,52 mg C10H15NO
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, di tempat dingin.
EFEDRIN HIDROKLORIDA
Ephedrine Hydrochloride
(-)-Efedrin hidroklorida [50-98-6]
C10H15NO.HCl BM 201,70
Efedrin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C10H15NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk atau hablur halus; putih; tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Efedrin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Larutkan 100 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan
1 ml larutan kalium karbonat P (1 dalam 5) dan ekstraksi
dengan 2 ml kloroform P: spektrum serapan inframerah
ekstrak kloroform menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Efedrin
Sulfat BPFI.
B. menampilkan reaksi Klorida cara A, B, C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Keasaman-kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 20 ml
air dan tambahkan 1 tetes merah metil LP. Jika larutan
berwarna kuning, akan berubah menjadi merah pada
penambahan tidak lebih dari 0,10 ml asam sulfat 0,02 N.
Jika larutan berwarna merah muda, berubah menjadi
kuning pada penambahan tidak lebih dari 0,20 ml
natrium hidroksida 0,02 N.
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 217° dan 220°.
Rotasi jenis <1081> Antara –33,0° dan –35,5°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 500 mg tiap
10 ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Sulfat Larutkan 50 mg zat dalam 40 ml air, tambahkan
1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP:
tidak terjadi kekeruhan dalam 10 menit.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
memakai Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
dan Larutan baku dengan kadar dua kali dari yang
ditetapkan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P.
Tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 2 tetes kristal
violet LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
sampai berwarna hijau zamrud. Lakukan penetapan
blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,17 mg C10H15NO.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
TABLET EFEDRIN HIDROKLORIDA
Ephedrine Hydrochloride Tablet
Tablet Efedrin Hidroklorida mengandung Efedrin
Hidroklorida, C10H15NO.HCl, tidak kurang dari 92,5%
dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Baku pembanding Efedrin Hidroklorida BPFI.
Identifikasi
A. Pada uji Senyawa sejenis, bercak utama
kromatogram yang diperoleh dari Enceran larutan uji I
sesuai dengan Larutan baku.
B. beberapa serbuk tablet setara dengan 75 mg
efedrin hidroklorida digerus dua kali, tiap kali dengan
10 ml kloroform P, buang kloroform. Maserasi residu
dengan 30 ml etanol P selama 20 menit, saring, uapkan
filtrat di atas tangas air; keringkan residu pada suhu 80º.
Larutkan 10 mg residu dalam 1 ml air, tambahkan 0,1 ml
tembaga(II) sulfat LP dan 1 ml natrium hidroksida 5 N:
terjadi warna ungu. Tambahkan 1 ml eter P dan kocok:
lapisan eter berwarna ungu dan lapisan air berwarna
biru.
- 364 -
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Tablet.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan 100 mg efedrin hidroklorida, ekstraksi
dengan 5 ml metanol P, saring.
Enceran larutan uji I Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan metanol P sampai
tanda.
Enceran larutan uji II Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 200-ml, encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Efedrin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar 2 mg per ml.
tahap gerak Campuran isopropanol P-amonium
hidroksida 13,5 M-kloroform P (80:15:5).
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan uji, Enceran larutan uji I, Enceran
larutan uji II dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi Silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi berisi tahap gerak, biarkan
merambat. Angkat lempeng ninhidrin LP dan panaskan
pada suhu 110º selama 5 menit. Bercak lain selain
bercak utama Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak
Enceran larutan uji II. Abaikan bercak dengan warna
lebih lemah dari warna lapisan lempeng.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 150 mg efedrin hidroklorida,
masukkan ke dalam labu destilasi 300 ml. Tambahkan
10 g natrium klorida P, 15 ml natrium hidroksida 5 N
dan sedikit batu didih, lakukan destilasi uap. Tampung
destilat dalam labu berisi 25 ml asam klorida 0,05 N LV.
Atur destilasi sampai volume tahap air di dalam labu tetap
antara 15 - 30 ml. Harus ada natrium klorida yang tidak
larut. Jika telah diperoleh lebih kurang 700 ml destilat,
titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,05 N LV
memakai indikator merah metil LP. Lanjutkan
destilasi, kumpulkan 50 ml destilat dalam labu lain berisi
sedikit air dan 1 ml asam klorida 0,05 N dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,05 N LV. Jika perlu lanjutkan
destilasi sampai tidak ada lagi alkaloida yang terdestilasi.
Lakukan destilasi yang sama tanpa zat uji dengan
mengumpulkan volume destilat yang sama. Perbedaan
hasil titrasi menampilkan jumlah asam klorida 0,05 N LV
yang diperlukan untuk titrasi zat uji.
Tiap ml asam klorida 0,05 N
setara dengan 10,08 mg C10H15NO.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
EKONAZOL NITRAT
Econazole Nitrate
O
N
N
Cl Cl
Cl
. HNO3
(±)-1-[2-[(4-klorofenil)metoksi]-2-(2,4-dikloro-
fenil)etil]-1H-imidazol nitrat [68797-31-9]
C18H15Cl3N2O.HNO3 BM 444,70
Ekonazol Nitrat mengandung tidak kurang dari 98,5%
dan tidak lebih 101,0% C18H15Cl3N2O.HNO3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
metanol; agak sukar larut dalam metilen klorida; sukar
larut dalam etanol.
Baku pembanding Ekonazol Nitrat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya.
Identifikasi
Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan
dan didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Ekonazol Nitrat BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 162º dan 166º, disertai
peruraian.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam
format P 85% (70:20:10).
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam metanol P sampai kadar 2,0%.
Enceran larutan uji Encerkan Larutan uji dengan
metanol P secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
sampai kadar 0,0075%.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
20 l Larutan uji dan Enceran larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan tahap
gerak. Angkat lempeng, keringkan di udara dan uapi
dengan uap iodum selama 1 jam. Bercak lain selain
bercak utama Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak
Enceran larutan uji.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap,
memakai 1 g zat.
- 365 -
Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik
akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 44,47 mg C18H15Cl3N2O.HNO3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung cahaya.
KRIM EKONAZOL NITRAT
Econazole Nitrate Cream
Krim Ekonazol Nitrat mengandung Ekonazol Nitrat,
C18H15Cl3N2O.HNO3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Ekonazol Nitrat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Campur beberapa krim setara dengan 40 mg
ekonazol nitrat dengan 20 ml campuran asam sulfat 1 M-
metanol P (1:4), ekstraksi dua kali, tiap kali dengan
50 ml diklorometan P, buang tahap organik. Basakan tahap
air dengan amonia 2 M dan ekstraksi dua kali, tiap kali
dengan 40 ml diklorometan P. Kumpulkan ekstrak
diklorometan, kocok dengan 5 g natrium sulfat anhidrat P,
saring dan encerkan filtrat dengan diklorometan P sampai
100 ml. Uapkan 50 ml filtrat sampai kering dan larutkan
residu dalam 50 ml campuran asam klorida 0,1 N-
isopropanol P (1:9). Serapan larutan pada rentang
panjang gelombang 240 nm sampai 350 nm
menampilkan maksimum pada 265, 271 dan 280 nm.
Perbandingan serapan maksimum pada 271 dan 280 nm
yaitu 1,55 sampai 1,77.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji 2 sesuai
dengan puncak utama Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Buat campuran 2,5 g kalium fosfat
monobasa P dan 2,5 g kalium fosfat dibasa P dalam
1000 ml air.
tahap gerak Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
(1:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Buat larutan Ekonazol Nitrat
BPFI 0,1% dalam metanol P.
Larutan baku internal Buat larutan mikonazol nitrat
0,05% dalam metanol P .
Larutan baku Buat campuran 10,0 ml Larutan baku
persediaan, 20,0 ml Larutan baku internal, 45 ml metanol P
dan 25 ml Dapar fosfat.
Larutan uji 1 Timbang saksama beberapa krim setara
dengan lebih kurang 10 mg ekonazol nitrat, campur dengan
20,0 ml Larutan baku internal dan 55 ml metanol P,
hangatkan di atas tangas air selama 30 detik dan kocok
selama 1 menit. Ulangi proses penghangatan dan
pengocokan dua kali dan tambahkan 25 ml Dapar fosfat,
dinginkan dalam tangas es selama 15 menit dan sentrifus
selama 10 menit, pakailah beningan, jika perlu saring.
Larutan uji 2 Buat dengan cara yang sama seperti pada
Larutan uji 1 dengan memakai 20 ml metanol P
sebagai pengganti Larutan baku internal.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 232 nm dan kolom baja
tahan karat 20 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1
dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih kurang
2,0 ml per menit.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama Larutan baku, Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Hitung jumlah dalam mg ekonazol nitrat,
C18H15Cl3N2O.HNO3 dalam krim yang dipakai dengan
rumus:
S
U
R
RC100
C yaitu kadar Larutan baku dalam persen; RU dan RS
berturut-turut yaitu perbandingan respons puncak
ekonazol nitrat terhadap mikonazol nitrat dari Larutan uji 1
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Jika disimpan dalam tube
aluminium, permukaan dalam harus dilapisi pelapis yang
sesuai.
EMETIN HIDROKLORIDA
Emetine Hydrochloride
N
H2C H
CH2CH3
HN
H3CO
H3CO
OCH3
OCH3
H
H
H 2HCl
Emetin dihidroklorida [316-42-7]
C29H40N2O4.2HCl BM 553,57
Emetin Hidroklorida yaitu garam hidroklorida dari
alkaloid yang diperoleh dari Ipecac, atau dibuat dengan
metilasi sefaelin, atau secara sintetik. Mengandung tidak
- 366 -
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,5%
C29H40N2O4.2HCl, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau agak kekuningan;
tidak berbau; dipengaruhi cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Baku pembanding Emetin Hidroklorida BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap sebelum
dipakai . Sefaelin Hidrobromida BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya paada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Emetin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) dalam asam sulfat 0,5 N menampilkan
maksimum dan minimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Emetin Hidroklorida
BPFI.
C. Larutan (1 dalam 20) menampilkan reaksi Klorida
cara A, B, C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
Air <1031> Metode I Antara 15,0% dan 19,0%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Keasaman Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml air,
tambahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak lebih
dari 0,5 ml agar terjadi warna kuning.
Sefaelin Tidak lebih dari 2%. [Catatan Lakukan
pengujian dalam cahaya redup sampai eluasi selesai.]
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-dietilamin P (9:1).
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 23 mg
Sefaelin Hidroklorida BPFI, masukkan dalam labu
tentukur 100-ml, larutkan dalam metanol P sampai
tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dalam metanol P sampai tanda.
Penampak bercak Larutkan 300 mg p-nitroanilin P
dalam 25 ml asam klorida 2 N dan dinginkan sampai suhu
lebih kurang 4°. Tambahkan dengan perlahan-lahan 5 ml
larutan natrium nitrit P (1 dalam 25), pertahankan agar
suhu tetap lebih kurang 4°. Larutan harus dibuat segar.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi berisi tahap gerak, biarkan merambat
sampai 12 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng,
keringkan di udara selama 20 menit. Semprot dengan
natrium hidroksida 2,5 N dan panaskan pada suhu 50°
selama 5 menit. Semprot dengan Penampak bercak: tiap
bercak sefaelin Larutan uji tidak lebih besar atau lebih
kuat dari bercak Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
150 mg, larutkan dalam 5 ml asam asetat glasial P, jika
perlu hangatkan. Biarkan dingin, tambahkan 10 ml
dioksan P, 5 ml raksa(II) asetat LP dan 3 tetes kristal
violet LP, titrasi dengan asam perkorat 0,1 N LV.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 27,68 mg C29H40N2O4.2HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
INJEKSI EMETIN HIDROKLORIDA
Emetine Hydrochloride Injection
Injeksi Emetin Hidroklorida yaitu larutan steril Emetin
Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung
beberapa Emetin Hidroklorida Anhidrat,
C29H40N2O4.2HCl, setara dengan emetin hidroklorida
tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 94,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Emetin Hidroklorida BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap sebelum
dipakai . Sefaelin Hidrobromida BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105o sampai bobot tetap sebelum
dipakai . Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Uapkan 1 ml pada tangas uap sampai kering, sisa
menampilkan reaksi seperti tertera pada Identifikasi A
dalam Emetin Hidroklorida.
B. menampilkan reaksi seperti tertera pada
Identifikasi C dalam Emetin Hidroklorida.
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,0.
Sefaelin [Catatan Lakukan pengujian dalam cahaya
redup sampai eluasi selesai.]
Larutan baku, Penampak bercak Buat seperti tertera
pada Sefaelin dalam Emetin Hidroklorida.
Larutan uji Uapkan 1,0 ml pada tangas uap sampai
kering dengan dialiri nitrogen P. Larutkan sisa dalam
metanol P sampai kadar lebih kurang 10 mg per ml.
- 367 -
procedure Lakukan seperti tertera pada procedure
Sefaelin dalam Emetin Hidroklorida.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,4 unit
Endotoksin FI per mg emetin hidroklorida.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Pipet beberapa volume injeksi setara
dengan lebih kurang 120 mg emetin hidroklorida,
masukkan dalam alat pengekstraksi yang cocok berisi
20 ml air. Tambahkan amonium hidroklorida 6 N sampai
larutan bereaksi alkalis kuat dan ekstraksi dengan eter P
sampai 0,5 ml lapisan air yang sedikit diasamkan dengan
asam klorida P tidak memberi endapan dengan
penambahan beberapa tetes kalium raksa(II) iodida LP.
Uapkan kumpulan ekstrak eter di atas tangas uap,
biarkan beberapa ml eter yang tersisa menguap secara
spontan. Tambahkan pada residu 2 ml etanol P netral,
30,0 ml asam sulfat 0,02 N LV, hangatkan hati-hati sampai
larut, dinginkan, tambahkan merah metil LP dan titrasi
kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,02 N LV.
Tiap ml asam sulfat 0,02 N
setara dengan 5,536 mg C29H40N2O4.2HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I.
ENALAPRIL MALEAT
Enalapril Maleate
N
H
O
H3C O
N
CH3
H
HH
O
O
H O O
HO OH
1-[N-[(S)-1-Karboksi-3-fenilpropil]-L-alanil]-L-prolin
1’-etil ester, maleat (1:1)[76095-16-4]
C20H28N2O5.C4H4O4 BM 492,52
Enalapril Maleat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 102,0% C20H28N2O5.C4H4O4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih kotor; melebur pada
suhu lebih kurang 144°.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut organik non
polar; sukar larut dalam pelarut organik semi polar; agak
sukar larut dalam air; larut dalam etanol; mudah larut
dalam metanol dan dalam dimetilformamida.
Baku pembanding Enalapril Maleat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
yang sama seperti pada Enalapril Maleat BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara -41,0° dan -43,5°; lakukan
penetapan memakai larutan dalam metanol P yang
mengandung 10 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg dan suhu 60° selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% dari satu
cemaran dengan waktu retensi relatif 1,10, tidak lebih
dari 0,3% dari cemaran lainnya dan total cemaran tidak
lebih dari 2%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 6,8, Dapar fosfat pH 2,5; Larutan A,
Larutan B, tahap gerak, Larutan pengencer, Larutan
Enalapril diketopiperazin, Larutan baku, Larutan
kesesuaian sistem, Sistem kromatografi. Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Enalapril
Maleat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dan jika perlu bertahap, dengan Larutan pengencer
sampai kadar lebih kurang 3 g per ml.
Larutan uji pakailah Larutan uji yang tertera pada
Penetapan kadar.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase setiap cemaran
dengan rumus:
S
i
T
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Enalapril Maleat BPFI dalam mg per ml
Larutan Baku; CT yaitu kadar enalapril maleat dalam mg
per ml Larutan uji; ri yaitu respons puncak setiap
cemaran dari Larutan uji dan rS yaitu respons puncak
enalapril maleat dari Larutan baku.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode IV Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 368 -
Dapar fosfat pH 6,8 Timbang lebih kurang 2,8 g
natrium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam labu
tentukur 1000-ml, larutkan dalam 900 ml air. Atur pH
lebih kurang 6,8 dengan penambahan larutan natrium
hidroksida 9 M, encerkan dengan air sampai tanda.
Dapar fosfat pH 2,5 Timbang lebih kurang 2,8 g
natrium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam labu
tentukur 1000-ml, larutkan dalam 900 ml air. Atur pH
lebih kurang 2,5 dengan penambahan asam fosfat P dan
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan A Buat campuran dapar fosfat pH 6,8-
asetonitril P (19:1), saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran dapar fosfat pH 6,8-
asetonitril P (17:33), saring dan awaudarakan.
tahap gerak pakailah campuran bervariasi Larutan A dan
Larutan B, jika perlu lakukan penyesuaian seperti tertera
pada Kesesuaian sistem dalam Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran dapar fosfat pH 2,5-
asetonitril P (95:5), saring dan awaudarakan.
Larutan enalapril diketopiperazin Timbang saksama
lebih kurang 20 mg Enalapril Maleat BPFI dan
masukkan hati-hati pada dasar gelas piala 100 ml sampai
membentuk suatu gundukan. Letakkan gelas piala
ini diatas lempeng pemanas pada lebih kurang
setengah dari suhu maksimum lempeng pemanas dan
panaskan selama lebih kurang 5 - 10 menit sampai
meleleh. Segera pindahkan gelas piala dari pemanas dan
biarkan sampai dingin [Catatan Hindarkan pemanasan
berlebihan untuk mencegah penguraian sebab panas
menyebabkan warna coklat.] Tambahkan 50 ml
asetonitril dan sonikasi selama beberapa menit sampai
larut. Larutan ini mengandung enalapril diketopiperazin
antara 0,2 - 0,4 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Enalapril
Maleat BPFI, larutkan dan jika perlu encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan Pengencer sampai kadar
lebih kurang 0,3 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Tambahkan 1 ml Larutan
enalapril diketopiperazin ke dalam 50 ml Larutan baku
dan campur.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
enalapril maleat, masukkan dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 15 cm x
4,1 mm berisi bahan pengisi L21. Pertahankan suhu
kolom pada 70° dan laju alir lebih kurang 1,5 ml per
menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut :
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0
0 – 20
20 – 25
25 – 26
26 – 30
95
95 40
40
40 95
95
5
5 60
60
60 5
5
Keseimbangan
Gradien linier
Isokratik
Gradien linier
Isokratik
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure ; waktu retensi relatif
enalapril dan enalapril diketopiperazin berturut-turut
yaitu 1,0 dan 2,1; resolusi, R, antara enalapril dan
enalapril diketopiperazin tidak kurang dari 3,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
enalapril maleat, C20H28N2O5.C4H4O4, dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Enalapril Maleat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
TABLET ENALAPRIL MALEAT
Enalapril Maleate Tablet
Tablet Enalapril Maleat mengandung Enalapril Maleat,
C20H28N2O5.C4H4O4 tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Enalapril Maleat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Enalaprilat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Tetapkan
kandungan air secara titrimetri pada saat akan dipakai
untuk analisa kuantitatif; jika perlu sonikasi untuk
melarutkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 6,8.
Alat tipe 2 : 50 rpm.
Waktu : 30 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah
C20H28N2O5.C4H4O4 yang terlarut seperti tertera pada
procedure keseragaman kandungan dalam Keseragaman
sediaan kecuali pakailah dapar fosfat pH 6,8
menggantikan Dapar pada pembuatan Larutan baku,
pakailah alikuot yang disaring dan jika perlu buat
modifikasi untuk kadar uji dan baku yang sesuai.
- 369 -
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C20H28N2O5.C4H4O4, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure keseragaman kandungan. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>
Dapar dan tahap gerak Buat seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Enalapril Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml. Tambahkan lebih kurang 50 ml Dapar, kocok
dan jika perlu sonikasi sampai larut. Encerkan dengan
Dapar sampai tanda.
Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu
tentukur yang cukup untuk mendapatkan larutan dengan
kadar 0,1 mg per ml. Buat seperti tertera pada Larutan
uji dalam Penetapan kadar, dimulai dengan
“Tambahkan beberapa volume Dapar sampai setengah
dari volume nominal labu tentukur”.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 m. Pertahankan suhu kolom pada 50° dan laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi
kolom tidak kurang dari 300 lempeng teoritis, faktor
ikutan tidak lebih dari 2,0, faktor kapasitas, k’, tidak
kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% [Catatan
Faktor ikutan puncak enalapril dapat diminimumkan
dengan pengaturan suhu kolom antara 45° - 50° dan
kenaikan pH komponen berair tahap gerak dari pH 2,2
menjadi pH 2,6; faktor kapasitas dapat dinaikkan
dengan menurunkan jumlah asetonitril dalam tahap
gerak.]
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
enalapril maleat, C20H28N2O5.C4H4O4, dalam tablet yang
dipakai , dengan rumus:
S
U
r
r
D
TC
T yaitu jumlah mg enalapril maleat dalam tiap tablet
seperti tertera pada etiket, C yaitu kadar Enalapril
Maleat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; D yaitu
kadar enalapril maleat dalam mg per ml Larutan uji
sesuai jumlah tiap tablet pada etiket dan faktor
pengenceran; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak enalapril dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 5,0% jumlah semua
senyawa sejenis termasuk enalaprilat dan enalapril
diketopiperazin. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar, tahap gerak, Larutan baku enalaprilat,
Larutan enalapril diketopiperazin, Larutan kesesuaian
sistem, Larutan baku dan Sistem kromatografi lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan uji pakailah Larutan uji yang tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku senyawa sejenis Pipet 1 ml Larutan
baku ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
Dapar sampai tanda.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku, Larutan uji,
Larutan baku senyawa sejenis dan Dapar ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
semua puncak dalam larutan uji yang lebih besar dari
0,1% respons puncak enalapril, yang tidak teramati
dalam Dapar. Hitung persentase enalapril anhidrat
(sebagai enalapril maleat) dalam tablet yang dipakai ,
dengan rumus:
L
100
r
r
N
CV
39,348
52,492
S
U
C yaitu kadar Enalaprilat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; 492,52 dan 348,39 berturut-turut yaitu
bobot molekul enalapril maleat dan enalapril anhidrat;
V yaitu kapasitas nominal dalam ml labu tentukur yang
mengandung Larutan uji; N yaitu jumlah tablet yang
dipakai untuk Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak enalapril dalam Larutan uji dan
Larutan baku; dan L yaitu jumlah enalapril maleat
dalam mg pada tablet seperti tertera pada etiket. Hitung
persentase enalapril diketopiperazin (sebagai enalapril
maleat) dalam tablet yang dipakai , dengan rumus:
Lr
r
N
VC
S
U 100
25,1
'
44,358
52,492
C’ yaitu kadar Enalapril Maleat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku senyawa sejenis; 492,52 dan 358,44
berturut-turut yaitu bobot molekul enalapril maleat dan
enalapril diketopiperazin; V yaitu kapasitas nominal
dalam ml labu tentukur yang mengandung Larutan uji;
N yaitu jumlah tablet yang dipakai untuk Larutan
uji; rU yaitu respons puncak enalapril diketopiperazin
dalam Larutan uji; 1,25 yaitu respons relatif enalapril
diketopiperazin terhadap enalapril maleat; rS yaitu
respons puncak enalapril dalam Larutan baku senyawa
sejenis; dan L yaitu jumlah enalapril maleat dalam mg
pada tablet seperti tertera pada etiket. Hitung persentase
senyawa sejenis lainnya, dengan rumus:
- 370 -
Lr
r
N
VC
S
R 100'
rR yaitu jumlah respons senyawa sejenis selain asam
maleat, enalapril, enalaprilat dan enalapril
diketopiperazin dari Larutan uji; rS yaitu respons
puncak enalapril dari Larutan baku masing-masing
senyawa sejenis.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Timbang lebih kurang 1,38 g natrium fosfat
monobasa P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml,
larutkan dalam 800 ml air. Atur pH sampai lebih kurang
2,2 dengan penambahan asam fosfat P dan encerkan
dengan air sampai tanda.
tahap gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P
(75:25), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku enalaprilat Timbang seksama beberapa
Enalaprilat BPFI, larutkan dan encerkan dengan air
sampai kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan enalapril diketopiperazin Timbang lebih
kurang 20 mg Enalapril Maleat BPFI dan masukkan
hati-hati pada dasar gelas piala 100-ml sampai
membentuk suatu gundukan. Letakkan gelas piala
ini diatas lempeng pemanas pada lebih kurang
setengah dari suhu maksimum lempeng pemanas dan
panaskan selama lebih kurang 5 - 10 menit sampai
meleleh. Angkat segera gelas piala dari pemanas dan
biarkan sampai dingin [Catatan Hindarkan pemanasan
berlebihan untuk mencegah penguraian sebab panas
menyebabkan warna cokelat.] sesudah dingin tambahkan
50 ml asetonitril P dan sonikasi selama beberapa menit
sampai larut. Larutan ini mengandung enalapril
diketopiperazin antara 0,2 - 0,4 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20,0 mg
Enalapril Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml. Pipet 0,5 ml Larutan baku enalaprilat ke dalam
labu tentukur ini , dan tambahkan lebih kurang 50 ml
Dapar sampai larut, jika perlu sonikasi. Encerkan dengan
Dapar sampai tanda. Larutan ini mengandung Enalapril
Maleat BPFI lebih kurang 0,2 mg per ml dan
Enalaprilat BPFI 0,002 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Pipet 0,5 ml Larutan
enalapril diketopiperazin ke dalam labu tentukur 25-ml,
encerkan dengan Larutan baku sampai tanda.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 10 tablet ke
dalam labu tentukur, tambahkan beberapa volume Dapar
lebih kurang setengah dari volume nominal labu
tentukur, sonikasi selama 15 menit dan kocok secara
mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan Dapar
sampai tanda, kocok dan sonikasi selama 15 menit.
Saring melalui penyaring membran dengan porositas
0,45 m atau lebih kecil dan buang filtrat pertama.
Larutan ini mengandung enalapril maleat 0,2 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom
25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 5 m. Pertahankan suhu kolom pada 50° dan
laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure ; waktu retensi relatif asam maleat,
enalaprilat, enalapril dan enalapril diketopiperazin
berturut-turut lebih kurang 0,3; 0,5; 1,0 dan 1,5 [Catatan
Respons puncak hasil penguraian enalapril
diketopiperazin sebab panas (jika ada, waktu retensi
relatifnya lebih kurang 1,2) tidak lebih besar dari 15%
respons enalapril diketopiperazin]; efisiensi kolom
untuk enalaprilat, enalapril dan enalapril diketopiperazin
berturut-turut tidak kurang dari 1000, 300 dan 2500
lempeng teoritis; faktor ikutan enalapril tidak lebih dari
2,0; resolusi, R, antara puncak asam maleat dan
enalaprilat, antara puncak enalaprilat dan enalapril,
antara puncak enalapril dan enalapril diketopiperazin
masing-masing tidak kurang dari 2,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku seperti tertera pada
procedure , rekam kromatogram dan ukur respons puncak
enalaprilat: simpangan baku relatif enalapril pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan respons
puncak enalaprilat tidak lebih dari 5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
enalapril maleat, C20H28N2O5.C4H4O4, dalam tiap tablet
yang dipakai , dengan rumus:
Sr
r
N
CV U
C yaitu kadar Enalapril Maleat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku, V yaitu kapasitas nominal dalam ml labu
tentukur yang berisi Larutan uji, N yaitu jumlah tablet
yang dipakai dalam Larutan uji, rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak enalapril Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
ENFLURAN
Enflurane
H C O C C H
F
Cl
F
F
F
F
2-Kloro-1,1,2-trifluoroetil difluorometil eter [13838-16-9]
C3H2ClF5O BM 184,49
- 371 -
Enfluran mengandung tidak kurang dari 99,9% dan tidak
lebih dari 100,0% C3H2ClF5O.
Pemerian Cairan mudah menguap; jernih, tidak
berwarna; stabil; bau lemah, tidak mudah terbakar.
Kelarutan Sukar larut dalam air; bercampur dengan
pelarut organik, pelarut lemak dan pelarut minyak.
Baku pembanding Enfluran BPFI; sesudah ampul
dibuka, simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah lapisan film
tipis menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Enfluran BPFI.
Bobot jenis <981> Tidak kurang dari 1,516 dan tidak
lebih dari 1,519.
Jarak destilasi <1011> Metode II Antara 55,5° dan
57,5°, jika perlu pakailah faktor koreksi 0,041° per mm.
Indeks bias <1001> Tidak kurang dari 1,3020 dan tidak
lebih dari 1,3038 pada suhu 20°.
Keasaman-kebasaan Kocok 20 ml zat dengan 20 ml air
bebas karbon dioksida P selama 3 menit dan biarkan
lapisan terpisah: untuk menetralkan lapisan air
diperlukan tidak lebih dari 0,10 ml natrium hidroksida
0,010 N atau tidak lebih dari 0,60 ml asam klorida
0,010 N dengan indikator ungu bromokresol LP.
Air <1031> Metode I tidak lebih dari 0,14%
Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 2 mg; uapkan
10,0 ml dalam cawan penguap yang telah ditara, pada
suhu kamar dan keringkan sisa pada suhu 50º selama
2 jam.
Klorida <361> Kocok 25 ml zat dengan 25 ml air selama
5 menit dan biarkan cairan terpisah sempurna. Pisahkan
lapisan air, pada lapisan air tambahkan 1 tetes asam nitrat
P dan 5 tetes perak nitrat LP: opalensensi yang dihasilkan
tidak lebih keruh dari yang dihasilkan oleh larutan yang
mengandung 0,35 ml asam klorida 0,020 N.
Ion fluorida Tidak lebih dari 10 μg per ml.[Catatan
Untuk seluruh pengujian pakailah peralatan plastik.]
Dapar pH 5,25 Larutkan 110 g natrium klorida P dan
1 g natrium sitrat P dalam 700 ml air dalam labu
tentukur 2000-ml. Tambahkan hati-hati 150 g natrium
hidroksida P dan kocok sampai larut. Dinginkan sampai
suhu ruang, sambil diaduk, tambahkan hati-hati 450 ml
asam asetat glasial P pada larutan dingin. Dinginkan,
tambahkan 600 ml isopropanol P, encerkan dengan air
sampai tanda; pH larutan antara 5,0 dan 5,5.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 221 mg natrium fluorida P yang telah
dikeringkan pada suhu 150º selama 4 jam, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang
20 ml air, kocok sampai larut. Tambahkan 1,0 ml larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 2500), encerkan dengan
air sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung 1 mg ion
fluorida. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dari bahan
plastik.
Larutan baku Buat satu seri pengenceran Larutan
baku persediaan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan Dapar pH 5,25 sampai diperoleh
larutan 100 ml dengan kadar 1, 3, 5, dan 10 μg per ml.
Larutan uji Kocok 25 ml zat dengan 25 ml air selama
5 menit, biarkan cairan terpindah sempurna. Pindahkan
5,0 ml lapisan air ke dalam labu tentukur 10-ml,
encerkan dengan Dapar pH 5,25 sampai tanda.
procedure Ukur potensial Larutan baku dan Larutan
uji dalam mV seperti tertera pada Titrimetri <711>
memakai pH meter yang memiliki keberulangan
minimum lebih kurang 0,2 mV dan dilengkapi dengan
sistem elektrode ion spesifik fluorida-kalomel berlapis
kaca. [Catatan Pada waktu pengukuran, celupkan
elektrode ke dalam larutan yang telah dipindahkan ke
dalam gelas piala 150 ml berisi pengaduk magnetik
berlapis politetrafluoroetilen. Aduk selama 1-2 menit
sampai tercapai keseimbangan, rekam potensial. Bilas
dan keringkan elektrode setiap pengukuran, hati-hati agar
kristal elektrode ion spesifik tidak rusak.] Buat kurva
baku logaritma kadar ion fluorida Larutan baku dalam μg
per ml terhadap potensial dalam mV. Tentukan kadar ion
fluorida dalam μg per ml Larutan uji, berdasarkan hasil
pengukuran potensial Larutan uji dan kurva baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Suntikkan beberapa volume yang sesuai, tidak
lebih dari 30 μl, ke dalam kromatograf gas yang
dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan kolom
baja tahan karat 3 m x 4 mm berisi bahan pengisi 20%
tahap diam G4 pada partikel penyangga S1A 60 - 80
mesh. Pertahankan suhu injektor pada suhu lebih kurang
200º dan suhu kolom diatur secara terprogram dengan
kenaikan suhu 6º per menit dari 60º - 125º. pakailah
helium P kering sebagai gas pembawa dengan laju alir
60 ml per menit. Hitung persentase kemurnian dengan
membagi luas puncak enfluran dengan jumlah luas
semua puncak dalam kromatogram dikalikan 100.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, dan terlindung panas berlebih.
- 372 -
EPINEFRIN BITARTRAT
Epinephrine Bitartrate
Garam (-)-3,4-dihidroksi- -[(metilamino)metil] benzil
alkohol (+)-tartrat (1:1) [51-42-3]
C9H13NO3.C4H6O6 BM 333,29
Epinefrin Bitartrat mengandung tidak kurang dari 97,0%
dan tidak lebih dari 102,0% C9H13NO3.C4H6O6, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih keabu-abuan
atau abu-abu cokelat muda perlahan menjadi gelap pada
paparan cahaya dan udara. Larutan dalam air bersifat
asam terhadap lakmus, pH lebih kurang 3,5.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit larut dalam
etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Baku pembanding Epinefrin Bitartrat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P
selama 3 jam sebelum dipakai . Norepinefrin Bitartrat
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam
20 ml air yang mengandung lebih kurang 100 mg
natrium bisulfit P. Tambahkan amonium hidroksida 6 N
sampai larutan berbau amoniak dan dinginkan dalam
lemari pendingin selama 1 jam. Saring endapan, cuci
tiga kali, tiap kali dengan 2 ml air dingin, dengan 5 ml
etanol P dingin dan terakhir dengan 5 ml eter P dingin,
keringkan dalam hampa udara di atas Silika gel P selama
3 jam. Epinefrin yang dihasilkan memenuhi Identifikasi
berikut.
A. Pada 5 ml Dapar ftalat pH 4,0, tambahkan 0,5 ml
larutan agak asam epinefrin yang dihasilkan (1 dalam
1000) dan 1,0 ml iodum 0,1 N, biarkan selama 5 menit,
tambahkan 2 ml larutan natrium tiosulfat P (1 dalam
40): terjadi warna merah tua.
B. Rotasi jenis antara –50o dan –53,5o; lakukan
penetapan seperti tertera pada Penetapan Rotasi Optik
dan Rotasi Jenis <1091> memakai 200 mg
epinefrin yang ditimbang seksama, dan dilarutkan dalam
larutan asam klorida P (1 dalam 20) sampai 10,0 ml.
Jarak lebur <1021> Antara 147o dan 152o, disertai
peruraian.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
gel P selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan
penetapan memakai 100 mg zat.
Adrenalon Daya serap pada panjang gelombang 310 nm
tidak lebih dari 0,2; lakukan penetapan seperti tertera
pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>
memakai larutan dalam asam klorida P
(1 dalam 200) yang mengandung 4 mg per ml.
Norepinefrin bitartrat Tidak lebih dari 4,0%.
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi<931>.
tahap gerak Campuran n-butanol P-air-asam format P
(7:2:1)
Larutan baku epinefrin Timbang saksama beberapa
Epinefrin Bitartrat BPFI, larutkan dalam air sampai
kadar lebih kurang 200 mg per ml. Pipet beberapa
volume larutan ini, encerkan dengan metanol P sampai
kadar lebih kurang 20 mg per ml.
Larutan baku norepinefrin Timbang saksama
beberapa Norepinefrin Bitartrat BPFI, larutkan dalam
air sampai kadar lebih kurang 8,0 mg per ml. Pipet
beberapa volume larutan ini, encerkan dengan metanol P
sampai kadar lebih kurang 0,8 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
larutan dalam 1,0 ml air dan encerkan dengan metanol P
sampai 10,0 ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl
Larutan baku epinefrin, Larutan baku norepinefrin dan
Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P.
Biarkan bercak mengering dan masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang tidak dijenuhkan, berisi
tahap gerak sampai merambat tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, biarkan mengering dalam
aliran udara hangat. Semprot dengan Folin-Ciocalteu-
Fenol LP, lalu dengan larutan natrium karbonat P
(1 dalam 10). Harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai
dengan yang diperoleh dari Larutan baku epinefrin.
Bercak lain dari Larutan uji tidak lebih besar dan
intensif dari bercak yang diperoleh dari Larutan baku
norepinefrin.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg, larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P, jika
perlu hangatkan. Tambahkan kristal violet LP dan titrasi
dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan
blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 33,33 mg C9H13NO3.C4H6O6
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
- 373 -
INJEKSI EPINEFRIN
Epinephrine Injection
Injeksi Epinefrin yaitu larutan steril Epinefrin dalam
Air untuk Injeksi yang disiapkan dengan bantuan asam
klorida atau dapar lain yang sesuai, mengandung
Epinefrin, C9H13NO3, tidak kurang d