atograf dan rekam kromatogram.
Hitung persentase C3H8O2 dalam propilen glikol, dengan
membagi luas puncak, kecuali puncak udara dan air dan
kalikan 100.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
PROPILIODON
Propyliodone
NO
I
I
CH2COOCH2CH2CH3
Propil 3,5-diiodo-4-okso-1(4H)-piridinsetat [587-61-1]
C10H11I2NO3 BM 447,01
Propiliodon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C10H11I2NO3, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak
berbau atau berbau lemah.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
aseton, dalam etanol dan dalam eter.
Identifikasi
A. Panaskan 100 mg zat dengan beberapa tetes asam
sulfat P: terbentuk uap berwarna lembayung.
B. Refluks 1 g zat dengan 10 ml natrium hidroksida
1 N selama 30 menit, tambahkan 10 ml air, tambahkan
asam klorida P sampai bereaksi asam terhadap kertas
lakmus P, terbentuk endapan asam 3,5-diiodo-4-okso-
1(4H)-piridinsetat, cuci dengan air dan keringkan pada
suhu 105º: suhu lebur lebih kurang 245º.
Keasaman Larutkan 1,0 g zat dalam 40 ml n-propanol P
panas yang telah dinetralkan terhadap fenolftalein LP,
dinginkan, diamkan dalam tangas es selama 15 menit
sambil sesekali dikocok. Saring, cuci sisa dengan n-
propanol P netral. Kumpulkan filtrat dan hasil cucian,
tambahkan indikator fenolftalein LP. Titrasi dengan
natrium hidroksida 0,050 N LV sampai warna merah
muda yang mantap selama 15 detik: diperlukan tidak
lebih dari 0,15 ml.
Jarak lebur <1021> Antara 187° dan 190°.
Iodum dan IodidaTidak lebih dari 0,01% I, lakukan
penetapan sebagai berikut: Kocok 2,4 g zat dengan 30 ml air
selama 15 menit, saring. Pada 10 ml filtrat tambahkan 1 ml
asam nitrat 2 N, 1 ml larutan natrium nitrit P (1 dalam
500) dan 2 ml kloroform P. Kocok dan sentrifus: warna
ungu pada lapisan kloroform tidak lebih kuat dari warna
campuran 6 ml air dan 4 ml larutan kalium iodida P
(2,6 dalam 100.000) yang diperlakukan dengan cara yang
sama.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
- 1072 -
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 15 mg
zat, lakukan persiapan penetapan seperti tertera pada
Pembakaran dengan Labu Oksigen <501> memakai
campuran 10 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam
100) dan 1 ml larutan segar natrium bisulfit P (1 dalam
100) sebagai cairan penjerap. Jika pembakaran selesai,
tambahkan beberapa ml air sekitar sumbat labu,
longgarkan sumbat, lalu bilas sumbat, pemegang
contoh dan sisi labu dengan lebih kurang 20 ml air,
tambahkan sedikit-sedikit. Tambahkan 1 ml larutan
pengoksidasi yang dibuat dengan menambahkan 5 ml
brom P pada 100 ml larutan natrium asetat P dalam asam
asetat glasial P (1 dalam 10). Sumbat labu, kocok kuat
selama 1 menit. Tambahkan 0,5 ml asam format P, kocok
kuat selama 1 menit. Buka sumbat dan bilas sumbat,
pemengang contoh dan sisi labu dengan beberapa kecil
air. Alirkan gas nitrogen P ke dalam labu untuk mengusir
oksigen dan sisa brom, tambahkan 500 mg kalsium iodida
P, goyang sampai melarut, tambahkan 3 ml asam sulfat
2 N, goyang dan biarkan selama 2 menit. Titrasi dengan
natrium tiosulfat 0,02 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP
pada saat mendekati titik akhir.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,02 N
setara dengan 0,7450 mg C10H11I2NO3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
PROPILPARABEN
Nipasol
Propylparaben
HO COO(CH2)2CH3
Propil p-hidroksibenzoat [94-13-1]
C10H12O3 BM 180,20
Propilparaben mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C10H12O3, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk atau hablur kecil; tidak berwarna.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
dalam air mendidih; mudah larut dalam etanol dan dalam
eter.
Baku pembanding Propilparaben BPFI; tidak boleh
dikeringkan, Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Etilparaben BPFI; lakukan pengeringan di atas silika gel
P selama 5 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Propilparaben BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 96º dan 99º.
Warna larutan Timbang 1 g zat, larutkan dalam 10 ml
etanol P (Larutan propel paraben). Larutan jernih dan
warna tidak lebih intensif dari etanol P atau larutan yang
baru dibuat dengan mencampur 2,4 ml larutan besi(III)
klorida LK, 1,0 ml tembaga(II) sulfat LK dengan asam
klorida 0,3 N sampai 10 ml, dan encerkan 5 ml larutan ini
dengan asam klorida 0,3 N sampai 100 ml. Bandingkan
warna dengan mengamati dari atas memakai tabung
yang sama terhadap latar belakang putih seperti tertera
pada Warna dan akromisitas <1291>.
Keasaman Pada 2 ml Larutan propilparaben tambahkan
3 ml etanol P; 5 ml air bebas karbon dioksida; 0,1 ml
bromokresol hijau LP dan titrasi dengan natrium
hidroksida 0,1 N; tidak lebih dari 0,1 ml diperlukan untuk
menghasilkan warna biru.
Sisa pemijaran <1111> Tidak lebih dari 0,1%, lakukan
penetapan memakai 1,0 g zat.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran methanol P-air-asam
asetat glacial P (70:30:1).
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan baku 1 Pipet 0,5 ml Larutan uji ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan aseton P sampai tanda.
Larutan baku 2 Timbang saksama 10 mg Etilparaben
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dalam 1 ml Larutan uji. Encerkan dengan aseton P
sampai tanda.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 2 μl
Larutan baku 1, Larutan baku 2, Larutan uji pada
lempeng kromatografi. Masukkan lempeng pada bejana
kromatografi yang berisi tahap gerak yang telah
dijenuhkan. Biarkan tahap gerak merambat sampai tiga
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
rambat dan biarkan kering. Amati lempeng di bawah
sinar UV 245 nm dan bandingkan intensitas bercak
sekunder pada kromatografi Larutan uji dengan bercak
utama kromatogram Larutan baku 1:intensitas bercak
sekunder pada kromatogram Larutan uji tidak lebih besar
dari bercak utama kromatogram Larutan baku 1 (0,5%).
Uji tidak abash kecuali kromatogram Larutan baku 2
menampilkan dua bercak utama yang jelas terpisah.
Penetapan kadar Timbang saksama 1 g zat, masukkan
ke dalam labu bersumbat kaca. Tambahkan 20,0 ml
natrium hidroksida 1 N LV dan panaskan pada 70o
selama 1 jam. Dinginkan pada tangas es. Titrasi kelebihan
natrium hidroksida dengan asam sulfat 1 N LV, lanjutkan
titrasi sampai titik kedua infleksi dan tentukan titik akhir
secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko.
- 1073 -
Tiap ml natrium hidroksida 1 N
setara dengan 180,2 mg C10H12O3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
PROPILTIOURASIL
Propylthiouracil
NH
N
H
SCH3CH2CH2
O
4(1H)-Pirimidinon, 2,3-dihidro-6-propil-2-tiokso-
6-Propil- 2-tiourasil [51-52-5]
C7H10N2OS BM 170,23
Propiltiourasil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C7H10N2OS, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih; rasa pahit.
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam kloroform dan
dalam eter; agak sukar larut dalam etanol; larut dalam
amonium hidroksida dan dalam alkali hidroksida.
Baku pembanding Propiltiourasil BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang yang
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
bromida P, menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada
Propiltiourasil BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 218º dan 221º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan memakai 200 mg zat.
Logam berat <371> Metode III tidak lebih dari 20 bpj.
Cemaran umum <481>
Larutan uji metanol P.
Larutan baku metanol P.
Volume penotolan 10 μl.
tahap gerak Buat campuran toluen P-etil asetat P-asam
format P (50:45:5) dalam bejana yang tidak dijenuhkan.
Penampak bercak pakailah teknik penampak bercak
nomor 1.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml dan
tambahkan 30 ml air. Tambahkan lebih kurang 30 ml
natrium hidroksida 0,1 N LV dari buret, panaskan sampai
mendidih dan kocok sampai larut. Bilas labu Erlenmeyer
dengan beberapa air, tambahkan lebih kurang 50 ml
perak nitrat 0,1 N LV sambil diaduk, didihkan perlahan-
lahan selama 7 menit, dinginkan sampai suhu ruang.
Lanjutkan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV dan
tetapkan titik akhir secara potensiometrik, memakai
elektrode kaca kalomel.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 8,512 mg C7H10N2OS
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
TABLET PROPILTIOURASIL
Propylthiouracil Tablet
Tablet Propiltiourasil mengandung Propiltiourasil,
C7H10N2OS, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari
107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Propiltiourasil BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Refluks beberapa tablet setara dengan lebih kurang
100 mg propiltiorasil dengan 10 ml etanol P selama 20
menit. Saring selagi panas, uapkan filtrat di atas tangas
uap sampai kering; residu memenuhi reaksi Identifikasi
seperti tertera pada Propiltiourasil.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan kromatogram Larutan baku seperti
yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe1 : 100 rpm.
Waktu: 30 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C7H10N2OS,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
diencerkan dengan Media disolusi, bandingkan dengan
serapan larutan baku Propiltiourasil BPFI dalam media
yang sama pada bilangan gelombang maksimum lebih
kurang 274 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% C7H10N2OS, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
- 1074 -
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan dapar fosfat 0,025 M Timbang saksama 3,40 g
kalium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam gelas
piala 1000 ml. Tambahkan 500 ml air, aduk sampai larut.
Atur pH larutan sampai 4,6 dengan menambahkan asam
fosfat P atau natrium hidroksida 0,1 N. Tambahkan 500 ml
air.
tahap gerak Buat campuran Larutan dapar fosfat
0,025 M- asetonitril P (80:20), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Propiltiourasil BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 5 ml metanol P, dan sonikasi selama
5 menit. Tambahkan 25 ml air, kocok selama 15 menit
dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml
larutan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan air sampai tanda, kadar lebih kurang
50 μg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan 50 mg propiltiourasil, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml metanol P, dan
sonikasi selama 5 menit. Tambahkan 50 ml air, kocok
selama 20 menit dan encerkan dengan air sampai tanda,
campur dan saring. Pipet 10 ml filtrat, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
detektor 272 nm dan kolom 10 cm x 4,6 mm berisi bahan
pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 μm. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom
yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 3500
lempeng teoritis, faktor ikutan, T, untuk puncak
propiltiourasil tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
propiltiourasil, C7H10N2OS, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC1000
C yaitu kadar Propiltiourasil BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
PROPOFOL
Propofol
CH3H3C
CH3 CH3OH
2,6-Diisopropilfenol [2078-54-8]
C12H18O BM 178,27
Propofol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C12H18O.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai agak
kekuningan.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam metanol dan dalam
etanol; sukar larut dalam sikloheksan dan dalam
isopropanol; sangat sukar larut dalam air.
Baku pembanding Propofol BPFI; Tidak boleh
dikeringkan. sesudah dibuka disimpan dalam wadah
tertutup rapat dan tidak tembus cahaya, dialiri gas inert.
Senyawa Sejenis A Propofol BPFI [3,3'-5,5'
tetraisopropildifenol]; Tidak boleh dikeringkan, simpan
dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya. Senyawa
Sejenis B Propofol BPFI [2,6-diisopropil benzokuinon];
Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin
dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya,
dialiri gas inert. Senyawa Sejenis C Propofol BPFI
[2,6-diisopropilfenilisopropil eter]; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin dan
terlindung cahaya. Campuran Resolusi Propofol BPFI
[Propofol dan 2-isopropil-6-n-propilfenol.]
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
disuspensikan diantara lempeng natrium klorida P atau
kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Propofol
BPFI.
Indeks bias <1001> Antara 1,5125 dan 1,5145; lakukan
penetapan pada suhu 20°.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.[Catatan Tergantung pada proses pembuatan,
(1) Uji 1 senyawa sejenis dilakukan bersamaan dengan
Batas senyawa sejenis A propofol, Uji 1 batas senyawa
sejenis B propofol dan procedure uji 1 penetapan kadar;
atau (2) Uji 2 senyawa sejenis dilakukan bersamaan
dengan Uji 2 batas senyawa sejenis B propofol dan
procedure Uji 2 penetapan kadar]
UJI 1 2,6-Diisopropilfenilisopropil eter tidak lebih dari
0,1%; masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,1%; dan
jumlah seluruh cemaran tidak lebih dari 0,3%.
- 1075 -
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Campuran Resolusi Propofol BPFI, larutkan dalam
metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan metanol P sampai kadar lebih kurang
100 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Propofol
BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P
sampai kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1000 mg zat,
masukkan dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
encerkan dalam metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Uji 1
dalam Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan resolusi: waktu retensi relatif 2,6-
diisopropilfenilisopropil eter, propofol dan 2-isopropil-6-
n-propilfenol berturut-turut yaitu lebih kurang 0,18;1,0
dan 1,1; resolusi, R, antara puncak propofol dan
2-isopropil-6-n-propilfenol, tidak kurang dari 2. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
efisiensi kolom ditentukan dari puncak propofol tidak
kurang dari 5000 lempeng teoritis; dan simpangan baku
relatif pada enam kali penyuntikan tidak lebih dari 3,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 1,0 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r1,0
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran dari
Larutan uji dan rS yaitu respons puncak propofol dari
Larutan baku.
UJI 2 2,6-Diisopropilfenilisopropil eter tidak lebih
dari 0,2%; senyawa sejenis A propofol tidak lebih dari
0,01%; masing masing cemaran tidak lebih dari 0,05%;
dan jumlah seluruh cemaran tidak lebih dari 0,3%.
tahap gerak Lakukan seperti tertera pada Uji 2 dalam
Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem 1 Pipet 5 μl Propofol BPFI
dan 15 μl Senyawa Sejenis B Propofol BPFI ke dalam
labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan
heksan P sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem 2 Timbang saksama
beberapa Senyawa Sejenis A Propofol BPFI, pipet
saksama beberapa volume zat dan Senyawa Sejenis C
Propofol BPFI, larutkan dalam heksan P, encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan heksan P
sampai kadar senyawa sejenis A propofol, propofol,
senyawa sejenis C propofol berturut-turut lebih kurang
0,25 mg per ml; 100 μl per ml dan 5 μl per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1000 mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
encerkan dengan heksan P sampai tanda.
Larutan baku Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan heksan P sampai
tanda. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml
encerkan dengan heksan P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Uji 2
dalam Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem 1 dan Larutan kesesuaian
sistem 2, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
senyawa sejenis B propofol, 2,6-diisopropilfenilisopropil
eter, propofol dan senyawa sejenis A propofol berturut
turut lebih kurang 0,8;0,5; 1,0 dan 5,0; dan resolusi, R,
antara puncak senyawa sejenis B propofol dan propofol,
tidak kurang dari 4,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
Fr
r
S
i 11,0
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran dari
Larutan uji; rS respons puncak propofol dari Larutan
baku; F yaitu faktor respons (F untuk 2,6-
diisopropilfenilisopropil eter = 0,2 dan untuk senyawa
sejenis A propofol = 4,0):
Senyawa sejenis A propofol Tidak lebih dari 0,1%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[Catatan Uji ini dilakukan bersamaan dengan Uji 1
Senyawa sejenis]
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air-metanol P
(50:40:10), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis A Propofol BPFI, larutkan dalam metanol P
sampai kadar lebih kurang 20 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom didasarkan
pada puncak senyawa sejenis A propofol, tidak kurang
dari 6000 lempeng teoritis dan simpangan baku relatif
pada enam kali penyuntikan tidak lebih dari 15%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak senyawa sejenis A propofol. Hitung
- 1076 -
persentase senyawa sejenis A propofol dalam zat dengan
rumus:
S
U
r
r01,0
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak senyawa
sejenis A propofol dari Larutan uji dan Larutan baku.
Senyawa sejenis B propofol
UJI 1 [Catatan Dilakukan bersamaan dengan Uji 1
Senyawa sejenis]
Larutan uji pakailah zat murni.
procedure Ukur serapan ultraviolet propofol dalam
Larutan uji pada 330 nm memakai udara sebagai
blangko: serapan Larutan uji tidak lebih dari 0,4 unit
serapan (0,1%).
UJI 2 Tidak lebih dari 0,05 %. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Dilakukan
bersamaan dengan Uji 2 senyawa sejenis]
tahap gerak Lakukan seperti tertera pada Uji 2 dalam
Penetapan kadar.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 5 mg Senyawa Sejenis B Propofol BPFI
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
ecerkan dengan heksan P sampai tanda.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 100-ml encerkan dengan heksan P
sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
ecerkan dengan heksan P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi<931>.Lakukan seperti tertera pada Uji 2
Penetapan kadar kecuali pakailah detektor pada 254 nm.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
senyawa sejenis B propofol dan propofol berturut turut
lebih kurang 0,8 dan 1,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak senyawa sejenis B propofol. Hitung
persentase senyawa sejenis B propofol dalam zatdengan
rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS dan CU berturut turut yaitu kadar propofol dalam mg
per ml Larutan baku dan Larutan uji; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak senyawa sejenis B propofol
dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar
UJI 1 Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan
Dilakukan bersamaan dengan Uji 1 Senyawa sejenis.]
Larutan baku Timbang saksama beberapa Propofol
BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P
sampai kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom 30 m x 0,53 mm
dilapisi dengan G16 setebal 1,2 μm. Gas pembawa helium
P, laju alir lebih kurang 8 ml per menit. Pertahankan suhu
injektor dan detektor berturut-turut lebih kurang 250° dan
300°. Kromatograf diprogram sebagai berikut: sesudah
penyuntikan suhu kolom dipertahankan pada 145° selama
20 menit. Suhu dinaikkan dengan kecepatan 5° per menit
sampai mencapai 200° dan dipertahankan pada 200°
selama 5 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom ditentukan
dari puncak propofol tidak kurang dari 5000 lempeng
teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,5; dan simpangan
baku relatif pada lima kali penyuntikan tidak lebih dari
1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 1,0 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase
propofol,C12H18O, dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Propofol BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; CU kadar propofol dalam mg per ml Larutan uji; rU
dan rS berturut-turut yaitu respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku.
UJI 2 Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[Catatan Dilakukan bersamaan dengan Uji 2 Senyawa
sejenis.]
tahap gerak Buat campuran heksan P-asetonitril P-
etanol P (990:7,5:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Propofol
BPFI, larutkan dalam heksan P, encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan heksan P
sampai kadar lebih kurang 2,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan heksan P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
- 1077 -
dilengkapi dengan detektor 275 nmdan kolom 20 cm x
4,6 mm, berisi bahan pengisi L3dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak propofol. Hitung persentase
propofol,C12H18O, dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Propofol BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; CU kadar propofol dalam mg per ml Larutan uji; rU
dan rS berturut-turut yaitu respons puncak dari Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
berisi gas inert dan terlindung cahaya. Simpan pada suhu
ruang.
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan uji senyawa
sejenis yang dipakai jika tidak memakai Uji 1.
PROTAMIN SULFAT
Protamine Sulfate
Protamin Sulfat yaitu campuran yang dimurnikan dari
peptida sederhana, dihasilkan dari sperma atau testis ikan
yang sesuai, memiliki kekuatan menetralkan heparin.
Tiap mg protamin sulfat dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, dapat menetralkan tidak kurang dari 100 unit
Heparin FI.
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan di
tempat dingin, tidak boleh dibekukan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
Sulfat <361> Tidak kurang dari 16% dan tidak lebih dari
22%, dihitung terhadap zat yang dikeringkan; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 150 mg zat, masukkan ke dalam tabung, larutkan
dalam 75 ml air, tambahkan 5 ml asam klorida 3 N,
panaskan sampai mendidih. Dalam keadaan mendidih
tambahkan perlahan-lahan 10 ml barium klorida LP,
tutup dan panaskan tabung di atas tangas uap selama 1 jam.
Saring, cuci endapan dengan beberapa bagian air panas,
keringkan dan pijarkan sampai bobot tetap. Bobot barium
sulfat dikalikan dengan 0,4117 menampilkan bobot sulfat
yang ada dalam protamin sulfat yang diuji.
Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 22,5% dan tidak
lebih dari 25,5% N, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan Kadar Nitrogen <581> Metode II.
Penetapan kadar
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat uji,
larutkan dalam Air untuk Injeksi sampai diperoleh larutan
dengan kadar 1 mg per ml, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Penyiapan plasma Buat menurut Penyiapan plasma
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Heparin
Natrium.
Larutan heparin Pada hari penetapan kadar buat
larutan Heparin Natrium BPFI dalam larutan natrium
klorida P 0,9% sampai kadar 115 unit Heparin FI per ml.
Larutan kalsium tromboplastin Larutkan beberapa
tromboplastin dalam larutan kalsium klorida P (1 dalam
50), jika perlu lakukan uji pendahuluan, sampai diperoleh
waktu jendal lebih kurang 35 detik dalam campuran
volume sama banyak plasma dengan campuran larutan
natrium klorida P 0,9%-Larutan kalsium tromboplastin
(4:1).
procedure Ke dalam 10 tabung reaksi ukuran 100 mm x
13 mm yang telah dicuci sangat bersih, pipet masing-
masing 2,5 ml Plasma. Masukkan tabung ke dalam tangas
air pada suhu 37º±0,2º dan pada 9 tabung, tambahkan
masing-masing 0,5 ml Larutan uji. Pipet 2 ml larutan
natrium klorida P 0,9% dan 0,5 ml Larutan kalsium
tromboplastin ke dalam tabung kesepuluh, sebagai
kontrol. Catat waktu penambahan Larutan kalsium
tromboplastin ini sampai ketelitian detik. Pada
waktu pencampuran memakai kawat sengkelit, catat
waktu yang pertama timbul benang-benang fibrin sampai
ketelitian detik. Waktu ini yaitu waktu jendal normal
plasma. Ke dalam 9 tabung pipet beberapa Larutan
heparin berturut-turut 0,43 ml; 0,45 ml; 0,47 ml; 0,49 ml;
0,50 ml; 0,51 ml; 0,53 ml; 0,55 ml dan 0,57 ml. Ke dalam
tiap tabung tambahkan larutan natrium klorida P 0,9%
sampai 4,5 ml. Ambil tabung, tambahkan 0,5 ml Larutan
kalsium tromboplastin dan catat waktu jendal tiap tabung
dengan cara sama seperti pada tabung kontrol.
Perhitungan Hitung jumlah unit Heparin FI yang
ternetralkan per mg, dengan rumus:
U
S
W
N
NS yaitu unit Heparin FI pada tabung terakhir sebelum
tabung yang menampilkan waktu jendal tidak kurang dari
2 detik lebih lama dibanding waktu jendal tabung kontrol;
WU yaitu jumlah mg protamin sulfat pada tabung
terakhir sebelum tabung yang menampilkan waktu jendal
tidak kurang dari 2 detik lebih lama dibanding waktu
jendal tabung kontrol.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat;
simpan dalam lemari pendingin.
- 1078 -
INJEKSI PROTAMIN SULFAT
Protamine Sulfate Injection
Injeksi Protamin Sulfat yaitu larutan steril protamin
sulfat isotonik. Mengandung Protamin Sulfat tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Pemerian Larutan tidak berwarna, bau pengawet.
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan di
tempat dingin, tidak boleh dibekukan. Endotoksin BPFI;
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi menampilkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari
7,0 unit Protamin Sulfat Endotoksin BPFI per mg.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Protamin Sulfat, memakai
Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: pipet beberapa
volume injeksi, encerkan dengan Air untuk Injeksi sampai
kadar lebih kurang 1 mg per ml. Hitung potensi, dalam
mg protamin sulfat, per ml injeksi dengan rumus:
V
v
v dan V berturut-turut yaitu volume dalam ml Larutan
heparin dan injeksi yang ada pada tabung terakhir
sebelum tabung dengan waktu jendal tidak kurang dari 2
detik lebih lama dari waktu jendal tabung kontrol.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I. Simpan pada
suhu ruang terkendali.
Penandaan Beri penandaan untuk menampilkan
perkiraan kapasitas netralisasi dalam Unit Heparin FI.
PSEUDOEFEDRIN HIDROKLORIDA
Pseudoephedrine Hydrochloride
C C CH3 HCl
H
OH
NHCH3
H
(+)-Pseudoefedrin hidroklorida [345-78-8]
C10H15NO.HCl BM 201,70
Pseudoefedrin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C10H15NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur putih atau serbuk putih, serbuk halus
putih atau hampir putih; bau khas lemah.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam kloroform.
Baku pembanding Pseudoefedrin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung cahaya. Efedrin Sulfat BPFI.
Identifikasi
A Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang sama seperti pada Pseudoefedrin
Hidroklorida BPFI.
B. menampilkan reaksi Klorida seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum <291>
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 182° dan 186°;
rentang antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 2°.
Rotasi jenis <1081> Antara +61,0° dan +62,5°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 500 mg zat per
10 ml.
pH <1071> Antara 4,6 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan zat (1 dalam 20).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Kemurnian kromatografi Total cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan seperti pada Penetapan kadar. Hitung
persentase setiap cemaran dalam Pseudoefedrin
Hidroklorida yang dipakai dengan rumus:
S
i
r
r100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran; dan rS
yaitu jumlah semua respons puncak dalam
kromatogram.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 1079 -
Larutan trietilamin-asam fosfat Campur 5 ml
trietilamin P dengan 1000 ml air. Atur pH sampai 6,8
dengan penambahan asam fosfat P.
tahap gerak Buat campuran Larutan trietilamin-asam
fosfat dan metanol P (90:10), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
Pseudoefedrin Hidroklorida BPFI dan Efedrin Sulfat
BPFI, larutkan dalam air sampai diperoleh kadar berturut-
turut 0,1 mg dan 0,002 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Pseudoefedrin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air
sesampai diperoleh kadar 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama 100 mg zat, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan encerkan
dengan air sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif dan
bila perlu bertahap sampai diperoleh kadar akhir 0,1 mg
per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 206 nm dan kolom 15 cm x
3,0 mm berisi bahan pengisi L11. Laju alir lebih kurang
0,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif efedrin dan pseudoefedrin berturut-turut
yaitu lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara
puncak efedrin dan pseudoefedrin tidak kurang dari 2,0;
faktor ikutan puncak pseudoefedrin tidak lebih dari 2,0;
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase C10H15NO.HCl,
dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS dan CU berturut turut yaitu kadar pseudoefedrin
hidroklorida dalam Larutan baku dan Larutan uji dalam
mg per ml; rU dan rS berturut turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
RAMIPRIL
Ramipril
N
H
N
O
CH3
H
H
O
O
OH
O
H3C
(2S,3aS,6aS)-1-[(S)-N-[(S)-1-karboksi-3-
fenilpropil]alanil]oktahidrosiklopenta[b]pirol-2-asam
karboksilat,1-etilester [87333-19-5]
C23H32N2O5 BM 416,5
Ramipril mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C23H32N2O5, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut
dalam metanol.
Baku pembanding Ramipril BPFI, Cemaran A Ramipril
BPFI, [(2S,3aS,6aS)-1-[(S)2-[[(S)1-(metoksikarbonil)-3-
fenilpropil]amino]-1-oksopropil]-oktahidrosiklopenta
[b]pirol-2-asam karboksilat] (C22H30N2O5 BM 402,48)
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat terlindung cahaya, dalam lemari pendingin.
Cemaran B Ramipril BPFI, [(2S,3aS,6aS)-1-[(S)2-[[(S)1-
(metiletoksi)karbonil-3-fenilpropil]amino]-1-oksopropil]-
oktahidrosiklopenta [b]pirol-2-asam karboksilat]
(C24H34N2O5 BM 430,54), tidak boleh dikeringkan,
simpan dalam wadah tertutup rapat. Cemaran C Ramipril
BPFI, [(2S,3aS,6aS)-1-[(S)2-[[(S)1-etoksikarbonil-3-
sikloheksilpropil]amino]-1-oksopropil]-oktahidrosiklo
penta[b]pirol-2-asam karboksilat] (C23H38N2O5 BM
422,56) tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
tertutup rapat. Cemaran D Ramipril BPFI, [etil(2S)2-
[(3S,5aS,8aS,9aS)-3-metil-1,4-dioksodekahidro-1H-
siklopenta[e]pirolo[1,2-a]pirasin-2-il]-4-fenil-butanoat.]
Ramipril diketopiperazin (C23H30N2O4 BM 398,50) tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya dan dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Ramipril BPFI.
Rotasi jenis <1081> Antara +32,0º dan +38,0º dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai 10 mg per ml larutan zat dalam metanol
asam klorida 0,1 M pada suhu 20º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%;
lakukan pengeringan dengan tekanan 5 mmHg pada 60°
selama 6 jam memakai 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan memakai 1,0 g zat.
Paladium Tidak lebih dari 20 bpj. Lakukan penetapan
secara Spektrofotometri serapan seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan cahaya <1191>.
Pengencer Buat campuran asam nitrat P-air (3:997).
- 1080 -
Larutan blangko Timbang lebih kurang 150 mg
magnesium nitrat, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai
tanda.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 50 mg logam paladium, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Tambahkan 9 ml asam klorida P dan
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Pengencer sampai diperoleh larutan dengan kadar 0,02;
0,03 dan 0,05 μg per ml.
Larutan uji Timbang lebih kurang 200 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
procedure Tetapkan beberapa volume sama (lebih
kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji, pada emisi
paladium 247,6 nm, memakai spektrofotometri
serapan seperti tertera pada Spektrofotometri dan
Hamburan cahaya <1191>. Spektrofotometer dilengkapi
dengan lampu “hollow catode” paladium. pakailah
Larutan blangko. Buat kurva serapan Larutan baku
terhadap kadar dalam μg per ml. Dari kurva yang
diperoleh tetapkan kadar paladium, Cp dalam μg per ml.
Hitung persentase paladium dalam zat dengan rumus:
R
p
C
C
1,0
CR yaitu kadar ramipril dalam mg per ml Larutan uji.
Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis tidak
lebih dari 0,5%; cemaran lain tidak lebih dari 0,1%;
jumlah cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Timbang lebih kurang 2 g natrium
perklorat P, larutkan dalam campuran 0,5 ml trietilamin
P dan 800 ml air; atur pH sampai 3,6±0,1 dengan
penambahan asam fosfat P. Tambahkan 200 ml
asetonitril P.
Larutan B Timbang lebih kurang 2 g natrium perklorat
P, larutkan dalam campuran 0,5 ml trietilamin P dan
300 ml air; atur pH sampai 2,6 ± 0,1 dengan penambahan
asam fosfat P. Tambahkan 700 ml asetonitril P.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B yang telah disaring dan diawaudarakan seperti
tertera pada Sistem kromatografi.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Ramipril
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Larutan B sampai kadar lebih
kurang 5 μg per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa Ramipril
BPFI, Senyawa Sejenis A Ramipril BPFI, Senyawa
Sejenis B Ramipril BPFI, Senyawa Sejenis C Ramipril
BPFI dan Senyawa Sejenis D Ramipril BPFI, larutkan
dan encerkan dengan Larutan B sampai kadar masing-
masing lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
encerkan dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan
Larutan uji dipertahankan dalam keadaan dingin sampai
saat disuntikkan.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 25 cm x
4,0 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
3 μm. Pertahankan suhu kolom pada 65°. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai
berikut:
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0-6 90 10 isokratik
6-7 90 75 10 25 gradien linier
7-20 75 65 25 35 gradien linier
20-30 65 25 35 75 gradien linier
30-40 25 75 isokratik
40-45 25 90 75 10 gradien linier
45-55 90 10 kesetimbangan
kembali
[Catatan Jika perlu, atur perbandingan (75:25) untuk
memperoleh eluasi ramipril antara 16 dan 19 menit
sesudah penyuntikan Larutan baku.]
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak senyawa
sejenis A ramipril dan puncak ramipril tidak kurang dari
3,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji dan
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : waktu retensi ramipril antara 16
dan 19 menit; faktor ikutan puncak ramipril antara 0,8
dan 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. [Catatan Waktu
retensi relatif senyawa sejenis A ramipril, ramipril,
senyawa sejenis B ramipril, senyawa sejenis C ramipril
dan senyawa sejenis D ramipril berturut-turut lebih
kurang 0,8; 1,0; 1,3;1,5; dan 1,6.]
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak ramipril dalam Larutan baku dan semua
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji. Hitung
persentase masing-masing senyawa sejenis dan cemaran
yang tidak diketahui dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
CF100
F yaitu faktor respons relatif untuk senyawa sejenis; 2,4
untuk senyawa sejenis C ramipril dan 1,0 untuk cemaran
lainnya; Cs yaitu kadar Ramipril BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar ramipril dalam mg per ml
Larutan uji; ri yaitu respons puncak masing-masing
- 1081 -
cemaran dalam Larutan uji; rS yaitu respons puncak
ramipril dalam Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan natrium dodesil sulfat Buat larutan natrium
dodesil sulfat 0,1%, atur pH sampai 2,4±0,1 dengan
penambahan asam fosfat P, saring dan awaudarakan.
tahap gerak Buat campuran Larutan natrium dodesil
sulfat-asetonitril P (55:45). Atur pH sampai 2,75±0,1
dengan penambahan asam fosfat P, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Ramipril
BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa
Ramipril BPFI dan Senyawa Sejenis A Ramipril BPFI,
larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai kadar
berturut-turut lebih kurang 0,2 mg per ml dan 0,01 mg
per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
dengan 10 ml asetonitril P. Encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang
1,8 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara
puncak ramipril dan puncak senyawa sejenis A ramipril
tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom ditentukan dari
puncak ramipril tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg ramipril,
C23H32N2O5, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC500
C yaitu kadar Ramipril BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
RANITIDIN HIDROKLORIDA
Ranitidine Hydrochloride
N-[2-[[[5-[(Dimetilamino)metil]-2-furanil]metil]tio]etil]-
N’-metil-2-nitro-1,1-etenadiamina, hidroklorida
[66357-59-3]
C13H22N4O3S.HCl BM 350,87
Ranitidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
97,5 % dan tidak lebih dari 102,0% C13H22N4O3S.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat;
praktis tidak berbau; peka terhadap cahaya dan
kelembaban. Melebur pada suhu lebih kurang 140°
disertai peruraian.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol.
Baku pembanding Ranitidin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Senyawa Sejenis A
Ranitidin BPFI [5-[[(2-aminoetil)tio]metil]-N,N-dimetil-
2-furanmetanamina,garam hemifumarat]; simpan dalam
wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Senyawa Sejenis B
Ranitidin BPFI [ N,N‘-Bis[2-[[[5-[(dimetilamino)metil]-
2-furanil]metil]tio]etil]-2-nitro-1,1-etendiamina]; simpan
dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Tidak
boleh dikeringkan sebelum dipakai . Senyawa Sejenis
C Ranitidin BPFI [N-[2-[[[5- [(Dimetilamino) metil]-2-
furanil]metil]sulfinil]etil]-N-metil-2-nitro-1,1-etendiamina];
simpan dalam wadah tidak tembus cahaya dan ditempat
sejuk. Tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Ranitidin
Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet (1 dalam 100.000),
menampilkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Ranitidin
Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 229 nm dan
315 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,75%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
selama 3 jam.
- 1082 -
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Senyawa organik mudah menguap <471> Metode IV
Memenuhi syarat.
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran etilasetat P-isopropil
alkohol P-amonium hidroksida P-air (25:15:5:1).
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam metanol P sampai kadar 22,3 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Ranitidin
Hidroklorida BPFI larutkan dalam metanol P sampai
kadar 0,22 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat pengenceran Larutan baku
dalam metanol P masing-masing sampai kadar 110 μg
(Enceran larutan baku A); 66 μg (Enceran larutan baku
B); dan 11 μg (Enceran larutan baku C) per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis A Ranitidin BPFI [5-[[(2-aminoetil)tio]metil]-
N,N-dimetil-2-furanmetanamina, garam hemifumarat]
dalam metanol P sampai kadar 1,27 mg per ml.
Larutan identifikasi Timbang saksama beberapa
Senyawa Sejenis B Ranitidin BPFI [N,N‘-Bis[2-[[[5-
[(dimetilamino)metil]-2-furanil]metil]tio]etil]-2-nitro-1,1-
etendiamina] dalam metanol P sampai kadar 1 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan uji, Larutan baku, Enceran larutan baku
dan Larutan identifikasi pada lempeng kromatografi.
Totolkan terpisah 10 μl Larutan uji dan tambahkan 10 μl
Larutan resolusi di atas totolan ini . Biarkan totolan
kering dan masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi berisi tahap gerak biarkan merambat sampai
tidak kurang dari 15 cm. Angkat lempeng, tandai batas
rambat dan biarkan tahap gerak menguap. Paparkan uap
iodum sampai bercak tampak. Amati lempeng,
bandingkan intensitas tiap bercak Larutan uji dengan
bercak utama Larutan baku; Enceran larutan baku A, B
dan C; dan Larutan identifikasi. Persyaratan kesesuaian
sistem dipenuhi jika terjadi pemisahan sempurna antara
bercak utama pada kromatogram campuran Larutan uji
dan Larutan resolusi dan jika terlihat bercak dari Enceran
larutan baku C. Jika bercak Larutan uji pada nilai Rf yang
sama dengan bercak utama Larutan identifikasi, yang tidak
lebih besar ukuran dan intensitasnya dari bercak utama
Enceran larutan baku A, maka tidak lebih besar 0,5%. Tidak
ada bercak lain dari Larutan uji yang memiliki ukuran
dan intensitas lebih besar dari bercak Enceran larutan baku
B (0,35). Jumlah intensitas semua bercak lain Larutan uji
menampilkan tidak lebih dari 1,0%.
Penetapan kadar [Catatan pakailah luas puncak jika
dinyatakan respons puncak.] Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran metanol P–amonium asetat P
0,1 M (70:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Ranitidin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam tahap gerak, jika perlu
encerkan bertahap dengan tahap gerak, sampai kadar lebih
kurang 0,112 mg (setara dengan 0,100 mg ranitidin basa)
per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa
Ranitidin Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis C
Ranitidin BPFI, larutkan dalam tahap gerak, jika perlu
encerkan bertahap dengan tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 0,112 mg per ml dan 0,01 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 112 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan tahap gerak sampai tanda. Masukkan
1,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 322 nm dan kolom 20 cm x
4,6 mm sampai 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam luas puncak
seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
ranitidin hidroklorida dan Senyawa Sejenis C BPFI
[N,N‘-Bis[2-[[[5-[(dimetilamino)metil]-2-furanil]metil]
tio]etil]-2-nitro-1,1-etendiamina] (senyawa sejenis C
ranitidin), tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : faktor
ikutan puncak ranitidin hidroklorida tidak lebih dari 2,0;
jumlah lempeng teoritis ditentukan dari puncak ranitidin
hidroklorida tidak kurang 700 dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur luas puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg, C13H22N4O3S.HCl, dengan rumus:
S
U
r
rC1000
C yaitu kadarRanitidin Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rUdan rS berturut-turut yaitu luas
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
TABLET RANITIDIN HIDROKLORIDA
Ranitidine HydrochlorideTablet
Tablet Ranitidin Hidroklorida mengandung Ranitidin
Hidroklorida, C13H22N4O3S.HCl, setara dengan ranitidin,
C13H22N4O3S tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
- 1083 -
Baku pembanding Ranitidin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º,
selama 3 jam sebelum dipakai . Senyawa Sejenis A
Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum
dipakai . Senyawa Sejenis C Ranitidin BPFI; simpan
dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.Tidak
boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Harga Rf bercak utama Larutan uji sama dengan
harga Rf bercak utama Larutan baku seperti tertera pada
Kemurnian kromatografi.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sama dengan puncak utama Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
C. Kocok beberapa serbuk tablet setara lebih kurang
100 mg ranitidin dengan 2 ml air dan saring: filtrat
menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Disolusi<1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C13H22N4O3S,
yang terlarut dengan mengukur alikuot, jika perlu
encerkan dengan air dan serapan larutan baku Ranitidin
Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 314 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C13H22N4O3S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi<931>.
tahap gerak Buat campuran etil asetat P-isopropil
alkohol P-amoniumhidroksida P-air (25:15:5:1).
Penjerap Campuran Silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan uji Kocok beberapa tablet dengan beberapa
metanol P sampai larut sempurna dan saring, sampai
diperoleh larutan yang mengandung ranitidin 20 mg per
ml (setara dengan ranitidin hidroklorida 22,4 mg per ml).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Ranitidin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar 0,22 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat seri pengenceran Larutan
baku dalam metanol P masing-masing sampai kadar
110 μg per ml (Enceran larutan baku A); 66 μg per ml
(Enceran larutan baku B); 22 μg per ml (Enceran larutan
baku C); 11 μg per ml (Enceran larutan baku D).
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis A Ranitidin BPFI (5[(2-amino-etil) tiometil]-
N,N-dimetil-2-furanmetanamina, garam hemifumarat),
larutkan dalam metanol P sampai kadar 1,27 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 10 μl
Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku A,
B, C, dan D pada lempeng kromatografi. Totolkan
terpisah 10 μl Larutan uji dan tambahkan 10 μl Larutan
resolusi di atas totolan ini . Biarkan kering dan
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
sampai tidak kurang dari 15 cm di atas garis penotolan.
Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan tahap gerak
menguap. Paparkan uap iodum P sampai bercak tampak.
Amati lempeng, bandingkan intensitas bercak lain dari
Larutan uji dengan bercak utama Larutan baku dan
Enceran larutan baku A, B, C, dan D. Persyaratan
kesesuaian sistem dipenuhi jika terjadi pemisahan
sempurna antara bercak utama pada kromatogram
campuran Larutan uji dan Larutan resolusi dan jika
bercak dapat diamati pada Enceran larutan baku D dan
tidak ada bercak lain yang menampilkan intensitas lebih
besar dari Enceran larutan baku A (0,5%), dan tidak ada
bercak lain yang menampilkan intensitas lebih besar dari
Enceran larutan baku B (0,3%). Jumlah intensitas seluruh
bercak lain dari Larutan uji menampilkan tidak lebih dari
2,0%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatograf i<931>.
tahap gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Ranitidin Hidroklorida.
Larutan uji Timbang saksama 10 tablet, larutkan
dengan 250 ml tahap gerak. Kocok dan campur sampai
tablet hancur sempurna dan saring. Encerkan larutan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan tahap
gerak sampai diperoleh larutan dengan kadar yang sama
dengan Larutan baku.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, ranitidin,
C13H22N4O3S, dalam tablet yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
r
D
LC
87,350
40,314
C yaitu kadar Ranitidin Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; 314,40 dan 350,87 berturut-turut
yaitu bobot molekul ranitidin dan ranitidin hidroklorida;
L yaitu jumlah ranitidin dalam mg per tablet yang
tertera pada etiket; D yaitu kadar ranitidin dalam mg per
ml Larutan uji (berdasarkan jumlah yang tertera pada
etiket per tablet dan faktor pengenceran); rU dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak dari La