profloksasin dalam Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
SIPROHEPTADIN HIDROKLORIDA
Cyproheptadine Hydrochloride
N
CH3
HCl 3/2H2O
4-(5H-Dibenzo[a,d]sikloheptena-5-ilidena)-1-
metilpiperidina hidroklorida seskuihidrat [41354-29-4]
C21H21N.HCl.1½H2O BM 350,88
Anhidrat [969-33-5] BM 323,87
Siproheptadin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C21H21N.HCl,
dihitung terhadap zat anhidrat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kuning
tidak berbau atau praktis tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
metanol; larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam
etanol; praktis tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Siproheptadin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , tetapkan
kadar air secara titrimetri pada waktu akan dipakai
untuk analisa kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Siproheptadin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 16 μg per ml
dalam etanol P menampilkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Siproheptadin Hidroklorida BPFI; daya serap pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
286 nm: tidak boleh berbeda lebih dari 3,0%.
C. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml metanol P,
Tambahkan 1 tetes larutan pada kertas saring,
keringkan, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm:
terjadi fluoresensi biru terang.
Keasaman Tidak lebih dari 0,05% dihitung sebagai
HCl; lakukan penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat
dalam 25 ml metanol P, tambahkan merah metil LP dan
titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan
tidak lebih dari 0,15 ml.
Air <1031> Metode I Antara 7,0% dan 9,0%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
650 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam
50 ml asam asetat glasial P, panaskan sampai larut.
Dinginkan, tambahkan 10 ml raksa(II)asetat LP; 0,5 ml
anhidrida asetat P dan 1 tetes kristal violet LP.Titrasi
dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai warna hijau.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 32,39 mg C21H21N.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET SIPROHEPTADIN
HIDROKLORIDA
Cyproheptadine Hydrochloride Tablet
Tablet Siproheptadin Hidroklorida mengandung
Siproheptadin Hidroklorida C21H21N.HCl, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Siproheptadin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara
titrimetri jika dipakai untuk analisa kuantitatif.
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
- 1200 -
Identifikasi Memenuhi syarat seperti tertera pada
Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>.
Disolusi<1231>
Media Disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N
Alat tipe 2 : 50 rpm
Waktu : 30 menit
procedure Lakukan penetapan jumlah C21H21N.HCl,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot (jika
perlu encerkan dengan Media disolusi) dan Larutan
baku Siproheptadin Hidroklorida BPFI, dalam media
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 285 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80 % (Q), siproheptadin hidroklorida,
C21H21N.HCl dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan asam metansulfonat Buat larutan asam
metanasulfonat dalam air (3 : 1000).
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-isopropanol
P-Larutan asam metansulfonat P (20:15:65), saring dan
awaudarakan. Atur pH sampai 4,0±0,05 dengan
trietilamin P. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Siproheptadin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam tahap
gerak, sampai kadar lebih kurang 0,08 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa tablet setara
dengan lebih kurang 80 mg siproheptadin hidroklorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
dalam 500 ml tahap gerak, sonikasi selama 15 menit,
kocok selama 30 menit. Encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
0,45 m atau lebih kecil.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 285 nm dan kolom 5 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : faktor ikutan tidak lebih
dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2 %.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
siproheptadin hidroklorida, C21H21N.HCl, dalam tiap
tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
N
C1000
C yaitu kadar Siproheptadin Hidroklorida BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; N yaitu jumlah tablet
yang dipakai dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak siproheptadin Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
SISPLATIN
Cisplatin
Pt2+
NH3
NH3Cl
Cl
Cis-diaminadikloroplatinum [15663-27-1]
Cl2H6N2Pt BM 300,06
Sisplatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% Cl2H6N2Pt, dihitung terhadap zat
anhidrat.
[Perhatian Sisplatin sangat sitotoksik Lakukan
dengan sangat hati-hati untuk mencegah terhirupnya
partikel dan kontak dengan kulit.]
Baku pembanding Sisplatin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Transplatin BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Kalium
Trikloroaminaplatinat BPFI.
Identifikasi
A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan waktu retensi puncak utama
pada kromatogram dari Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar.
B. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti Sisplatin BPFI. [Catatan Penggerusan
dianjurkan dengan tangan memakai mortar untuk
mendapatkan hasil yang tetap.]
C. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran aseton P dan asam nitrat 1 N
(180:20).
Penampak bercak Tambahkan 5,6 g timah(II)
klorida P pada 10 ml asam klorida P, aduk selama
5 menit. [Catatan tidak perlu semua padatan larut.]
Larutkan 200 mg kalium iodida P dalam 90 ml air.
Campur kedua larutan. Abaikan endapan yang terbentuk,
simpan larutan di tempat yang gelap. Larutan dapat
dipakai dalam waktu 1 minggu.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
5 μl larutan dalam dimetilformamida P yang
mengandung (1) zat uji 0,1 % dan (2) Sisplatin BPFI
0,1 % pada lempeng kromatografi campuran silika gel P
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang dilapisi kertas saring dan telah
dijenuhkan dengan tahap gerak selama 30 menit, biarkan
- 1201 -
merambat lebih kurang 8 cm di atas garis penotolan.
Angkat lempeng, biarkan tahap gerak menguap,
lalu keringkan lempeng dalam oven pada suhu
lebih kurang 100° selama 1 menit, dinginkan, semprot
lempeng dengan Penampak bercak, panaskan dalam
oven pada suhu lebih kurang 100° selama 5 menit,
dinginkan dan semprot lempeng dengan larutan kalium
iodida P (1 dalam 50) dalam air untuk memperjelas
warna bercak : harga Rf bercak utama yang diperoleh
dari larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan
(2).
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0 %.
Perbandingan kemurniaan ultraviolet [Catatan
Bersihkan alat-alat kaca yang dipakai dengan
campuran asam klorida P-asam nitrat P (3:1), bilas
saksama dengan air dan keringkan sebelum dipakai .
Jangan pakailah bikromat P untuk mencuci. Jangan
pakailah aseton P atau udara tekan untuk
mengeringkan. Lindungi Larutan uji dari cahaya dan
pakailah dalam waktu 1 jam sesudah penyiapan.]
Timbang 98,5±0,5 mg zat yang telah digerus, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan asam klorida
0,1 N sampai tanda. pakailah pengaduk magnetik yang
bersih dengan kecepatan tinggi selama 5 menit dan
sonikasikan selama 10 detik sampai larut sempurna,
balikkan labu berkali-kali sampai partikel yang melekat
pada leher labu terlepas. Ukur serapan memakai sel
2-cm dengan asam klorida 0,1 N sebagai blangko:
perbandingan serapan pada panjang gelombang serapan
minimum mendekati 246 nm, tidak kurang dari 4,5.
Kandungan platina Antara 64,42% dan 65,22%,
dihitung terhadap zat anhidrat. [Catatan Bersihkan alat-
alat kaca yang dipakai dengan asam nitrat P, bilas
dengan air murni P untuk mencegah terjadinya lapisan
cermin dari endapan platina.] Timbang saksama lebih
kurang 500 mg, masukkan ke dalam gelas piala 600 ml,
tambahkan 300 ml asam klorida 0,1 N, larutkan
perlahan-lahan dengan pemanasan sampai hampir
mendidih di atas lempeng pemanas yang ditutup
bantalan isolasi sambil sering diaduk dengan batang
pengaduk kaca. Jika sudah larut sempurna, pindahkan
bantalan isolasi dan didihkan selama lebih kurang
10 menit. Angkat gelas piala dari lempeng pemanas,
biarkan dingin sampai 1 menit tanpa pengadukan, saring
secara kuantitatif memakai kertas saring porositas
halus, lembut, tebal dan bebas abu. Kumpulkan filtrat
dalam gelas piala 600 ml, pindahkan sempurna dengan
bantuan air panas. Cuci kertas saring dengan air panas.
Letakkan gelas piala yang berisi campuran filtrat dan air
cucian di atas lempeng pemanas, dan uapkan sampai
lebih kurang 300 ml. Letakkan batang pengaduk kaca
dalam gelas piala, dan panaskan larutan sampai
mendidih. Tambahkan perlahan-lahan tetes demi tetes
melalui bagian tengah gelas piala 10,0 ml hidrazina
hidrat P 85% [Perhatian Hidrazina yaitu toksik]
Tambahkan 2 tetes natrium hidroksida 10 N, didihkan
10 menit untuk menggumpalkan endapan agar mudah
disaring, dinginkan, saring secara kuantitatif melalui
kertas saring porositas sedang, bebas abu. Bilas gelas
piala dengan air panas, tuangkan air cucian melalui
kertas saring. Bersihkan gelas piala dan batang pengaduk
dengan sepotong kertas saring yang sama dengan yang
dipakai unutuk menyaring. Letakkan kertas saring
yang berisi endapan dan kertas saring pembersih dalam
krus porselen nomer 1 yang sebelumnya telah dipijarkan
sampai bobot tetap. Keringkan di atas lempeng pemanas
yang ditutup bantalan isolasi, naikkan suhu perlahan-
lahan sampai mengarang, pijarkan pada suhu 800°
selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator dan timbang.
Trikloroaminaplatinat Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Timbang 800 mg amonium sulfat P,
masukan ke dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Awaudarakan dan
saring melalui penyaring membran sebelum dipakai .
pH larutan ini 5,9±0,1. Jika perlu lakukan penyesuaian
tehadap kekuatan ion dari tahap gerak, untuk memenuhi
syarat kesesuaian sistem yang diperlukan.
Larutkan baku [Catatan pakailah alat kaca aktinik
rendah.] Timbang saksama beberapa Kalium
Trikloroaminaplatinat BPFI, larutkan dalam larutan
natrium klorida P 0,9%, encerkan secara kuantitatif
dengan pelarut yang sama sampai kadar lebih kurang
6 μg per ml. pakailah dalam waktu 4 jam.
Larutkan uji [Catatan pakailah alat kaca aktinik
rendah.] Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan larutan natrium klorida P 0,9% sampai tanda.
Aduk dengan pengaduk mekanik selama 30 menit agar
larut sempurna. pakailah dalam waktu 4 jam.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 209 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L14. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
larutan natrium klorida P 0,9% dan puncak
trikloroaminaplatinat tidak kurang dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak trikloroaminaplatinat. Waktu retensi
relatif lebih kurang 1,0 untuk sisplatin dan 5,0 untuk
trikloroaminaplatinat. Hitung persentase trikloroamina
platinat dengan rumus:
W
C
r
r
S
U
58,357
48,318 10
- 1202 -
318,48 dan 357,58 berturut-turut yaitu bobot molekul
trikloroaminaplatinat dan kalium trikloroaminaplatinat;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak dari
larutan uji dan larutan baku; C yaitu kadar dalam μg
per ml larutan baku dan W yaitu bobot dalam mg
sisplatin yang dipakai .
Transplatin Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak buat larutan kalium fosfat monobasa
0,18 M, atur pH 3,2 dengan asam fosfor P, saring.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 10 mg Transplatin BPFI, masukan ke dalam labu
tentukur 200-ml, encerkan dengan larutan natrium
klorida P 0,9% sampai tanda, dan larutkan dengan
pengadukan secara mekanik selama 30 menit.
Larutan baku kerja Pipet 5,0 ml larutan baku
persediaan ke dalam labu tentukur 25-ml yang berisi
lebih kurang 12 mg sisplatin BPFI. Encerkan dengan
larutan natrium klorida P 0,9% sampai tanda, aduk
secara mekanik selama 30 menit sampai larut.
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku kerja ke
dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 5,0 ml larutan
tiourea P (1 dalam 200) yang dibuat segar dan 5,0 ml
asam klorida 1 N. Encerkan dengan larutan natrium
klorida P 0,9% sampai tanda. Pindahkan lebih kurang
10 ml larutan ini ke dalam vial serum yang sesuai, tutup
dan segel dengan lapisan politef, panaskan dalam blok
pemanas dalam suhu 60°±0,5° selama 60 menit. Angkat
dan dinginkan sampai suhu kamar.
Larutan uji (1) Timbang saksama lebih kurang
50 mg, masukan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan larutan natrium klorida P 0,9% sampai
tanda, larutkan dengan pengadukan secara mekanik
selama 30 menit.
Larutan uji (2) pipet 10 ml larutan uji (1) ke dalam
labu tentukur 50-ml, dan lakukan seperti pada Larutan
baku mulai dengan “Tambahkan 5,0 ml larutan tiourea P
(1 dalam 200)”.
Larutan resolusi Masukan lebih kurang 10 mg
sisplatin BPFI ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan larutan natrium klorida P 0,9% sampai tanda,
aduk secara mekanik selama 30 menit sampai larut. Pipet
10 ml larutan ini dan 10 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 50-ml, lakukan seperti pada Larutan
baku, mulai dengan “tambahkan 5,0 ml larutan tiourea P
(1 dalam 200)”.
Sistem kromatografi lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L9. Pertahankan kolom
pada suhu 45°. Laju alir lebih kurang 2,0 ml per menit.
Kondisikan kolom dengan cara pemompaan tahap gerak
dengan laju alir lebih kurang 2,0 ml per menit selama 30
menit, lalu 0,5 ml per menit selama 30 menit dan
lalu 2,0 ml per menit selama 30 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku: waktu retensi dari
derifat transplatin antara 5,0 dan 9,0 menit, atau jika
tidak lakukan modifikasi tahap gerak jika perlu dan
kondisikan lagi kolom. Efisiensi kolom, n, tidak kurang
dari 2500 lakukan kromatografi terhadap larutan
resolusi: resolusi, R, tidak kurang dari 1,7. Lakukan
kromatografi terhadap larutan baku seperti tertera pada
procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 4,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan uji (2) dan larutan
baku ke dalam kromatografi, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak transplatin; waktu retensi relatif
sisplatin dan transplatin berturut-turut yaitu 1,0 dan
1,3. Hitung persentase transplatin dengan rumus:
S
U
r
r
W
C 10
C yaitu kadar Transplatin BPFI dalam μg per ml
Larutan baku kerja; W yaitu bobot zat dalam mg yang
dipakai pada pembuat Larutan uji (1); rU dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak dari Larutan uji (2)
dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi cair kinerja tingi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran etil asetat P-metanol P-
dimetilformamida P dan air yang telah diawaudarakan
(25:16:5:5), dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa sisplatin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P
secara kuantitatif sampai kadar lebih kurang 1 mg per
ml. pakailah dalam waktu 1 jam.
Larutan uji Timbang saksama beberapa lebih kurang
100 mg zat, masukan ke dalam labu tentukar 100-ml.
Larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P
sampai tanda.
Sistem kromatografi lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom 30 cm x
4,0 mm berisi bahan pengisi L8. Laju alir lebih kurang
2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 40 μl) Larutan baku dan larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sisplatin, Cl2H6N2Pt, dalam zat yang di pakailah dengan
rumus:
S
U
r
r
C100
- 1203 -
C yaitu kadar sisplatin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku : rU dan rS berturut-berturut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
SISPLATIN UNTUK INJEKSI
Cisplatin for Injection
Sisplatin untuk Injeksi yaitu campuran terliofilisasi
steril dari Sisplatin, Manitol dan Natrium Klorida.
Mengandung Cl2H6N2Pt, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
[Perhatian Sisplatin sangat sitotoksik. Lakukan dengan
sangat hati-hati dalam penanganan serbuk dan
penyiapan larutan.]
Baku pembanding Sisplatin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
terutup rapat dan terlindung cahaya. Transplatin BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah terutup rapat dan terlindung cahaya.
Kalium Trikloroaminaplatinat BPFI Keringkan dalam
vakum di atas fosfor pentoksida pada suhu ruang selama
20 jam, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI. [Catatan Bersifat sanagat sitotoksik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi;
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan baku Buat larutan baku dalam air yang
mengandung Siplatin BPFI 1,0 mg per ml, larutan
natrium klorida P 0,9% dan D-manitol P 10 mg per ml.
Larutan uji Larutkan seluruh isi dari 1 wadah dengan
air sampai diperoleh sisplatin 1,0 mg per ml,
berdasarkan yang tertera pada etiket.
Penampak bercak Lakukan seperti tertera pada
Penampak bercak pada uji Identifikasi C dalam
Sisplatin.
procedure Lakukan seperti tertera pada procedure
dalam uji Identifikasi C dalam Sisplatin, mulai dengan
“Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl” Bercak
utama Larutan uji memiliki warna dan harga Rf sesuai
dengan Larutan baku.
Larutan terkonstitusi Pada saat pemakaian, larutan
terkonstitusi yang disiapkan dari Sisplatin untuk Injeksi
memenuhi syarat “Larutan terkonstitusi” seperti tertera
pada Injeksi.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,0 unit
Endotoksin FI per mg.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan procedure uji memakai penyaringan
membran.
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,2; lakukan penetapan
dalam larutan terkonstitusi seperti tertera pada etiket,
memakai Air Steril untuk Injeksi
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0% pakailah
formamida anhidrat sebagai larutan pengekstraksi.
Lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan lebih
kurang 50 ml formamida anhidrat ke dalam labu titrasi,
dan titrasi dengan Pereaksi sampai akhir titrasi secara
elektrometrik. pakailah formamida P yang telah
dikeringkan untuk membilas alat suntik dari kaca yang
dilengkapi dengan jarum ukuran 22, panjang lebih
kurang 8 cm. Tambahkan bilasan kembali ke labu titrasi,
jika perlu titrasi kembali isi labu. Dengan alat suntik
ambil 5 ml formamida P yang telah dititrasi, masukkan
ke dalam wadah melalui tutup. Kocok wadah sampai
larut. Dengan alat suntik yang sama, ambil semua
larutan dari dalam wadah, pindahkan ke dalam labu
titrasi. Titrasi sampai titik akhir titrasi, atur kecepatan
yang terendah untuk menghindarkan titrasi yang
berlebihan.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Trikloroaminaplatinat Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan baku, dan Sistem kromaografi
Lakukan seperti tertera pada uji Trikloroaminaplatinat
dalam Sisplatin.
Larutan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu wadah
dalam alat kaca aktinik rendah sampai diperoleh kadar
sisplatin 0,5 mg per ml.
procedure Lakukan menurut procedure yang tertera
pada Trikloroaminaplatinat dalam Sisplatin. Hitung
persentase trikloroaminaplatinat dengan rumus:
W
CV
r
r
S
U
58,357
48,3180,1
318,48 dan 357,58 berturut-turut yaitu bobot molekul
trikloroaminaplatinat dan kalium trikloroaminaplatinat;
rU dan rS berturut-turut yaitu respon puncak yang
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku; C yaitu
kadar dalam μg per ml Trikloroaminaplatinat BPFI
dalam Larutan baku; V yaitu volume kandungan
terkonstitusi dalam wadah, dalam ml dan W yaitu bobot
sisplatin yang di pakailah untuk membuat Larutan uji.
Transplatin Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
- 1204 -
tahap gerak, Larutan baku persediaan, Larutan baku
kerja, Larutan baku, Larutan resolusi, dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada uji
Transplatin dalam Sisplatin
Larutan uji (1) Larutkan secara kuantitatif isi
1 wadah dalam air sampai diperoleh kadar sisplatin
0,5 mg per ml
Larutan uji (2) Siapkan seperti Larutan uji (2) yang
tertera pada uji Transplatin dalam Sisplatin
procedure Lakukan menurut procedure pada uji
Transplatin dalam Sisplatin. Hitung persentase
transplatin dengan rumus :
S
U
r
r
W
CV0,1
C yaitu kadar dalam μg per ml Larutan baku; V yaitu
volume kandungan terkonstitusi tiap wadah, dalam ml;
W yaitu bobot sisplatin yang tertera pada etiket dalam
mg; rU dan rS berturut-turut yaitu respon puncak yang
diperolah dari Larutan uji dan Larutan baku.
Syarat lain Memenuhi syarat Penandaan seperti tertera
pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>
tahap gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Sisplatin.
Larutan uji Larutkan secara kuantitatif dari 1 wadah
dan sonikasi dalam dimetilformamida P selama 5 menit
sampai diperoleh kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
Saring 5 ml larutan melalui penyaring membran yang
sesuai, buang 1 ml saringan pertama, kumpulkan filtrat.
procedure Lakukan menurut procedure yang tertera
pada Penetapan kadar dalam Sisplatin. Hitung jumlah
dalam mg sisplatin, Cl2H6N2Pt, per wadah dengan
rumus:
S
U
r
rCV
C yaitu kadar dalam Sisplatin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V yaitu volume kandungan konstitusi
wadah dalam ml; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril untuk
sediaan padat seperti tertera pada Injeksi, terlindung
cahaya
SISTEIN HIDROKLORIDA
Cysteine Hydrochloride
HS OH
O
H NH2
HCl H2O
L-Sistein hidroklorida monohidrat [7048-04-6]
C3H7NO2S.HCl.H2O BM 175,64
C3H7NO2S.HCl [52-89-1] BM 157,62
Sistein Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C3H7NO2S.HCl,
sebagai L-sistein hidroklorida dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih.
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam
aseton.
Baku pembanding L-Sistein Hidroklorida BPFI;
Merupakan monohidrat dari bentuk L-Sistein
Hidroklorida. Lakukan pengeringan pada tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg selama 24 jam sebelum dipakai .
Simpan pada wadah tertutup rapat. L-Tirosin BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , simpan
dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan dan dispersikan dalam kalium
bromida P, menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada L-Sistein
Hidroklorida BPFI.
Rotasi jenis <1081> Antara +5,7°dan +6,8°; lakukan
penetapan memakai larutan 80 mg per ml dalam
asam klorida 6 N.
Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 12,0%;
lakukan penetapan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg selama 24 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
penetapan memakai larutan yang mengandung
330 mg dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 ml
asam sulfat 0,020 N.
Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 15 bpj.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
- 1205 -
tahap gerak Buat campuran butil alkohol P-asam
asetat glasial P-air (60:20:20).
Larutan N-etilmaleimid Buat larutan N-etilmaleimid P
4% dalam etanol P.
Penampak bercak Larutkan 0,2 g ninhidrin P dalam
100 ml campuran butil alkohol P-asam asetat 2 N (95:5).
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 20 mg L-Sistein Hidroklorida BPFI, larutkan
dalam 10,0 ml air, tambahkan 10,0 ml Larutan
N-etilmaleimid, campur, diamkan larutan selama 5 menit
sebelum dipakai .
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda. [Catatan Larutan ini memiliki kadar setara
dengan 0,5% Larutan uji.]
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. larutkan
dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan, tambahkan 5,0 ml Larutan N-etilmaleimid.
Diamkan selama 5 menit sebelum dipakai .
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 10 mg
L-Tirosin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,
encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Totolkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5μl) Larutan uji, Larutan baku,
Larutan kesesuaian sistem pada lempeng kromatografi
silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
dengan tahap gerak, biarkan merambat sampai tiga per
empat tinggi lempeng, angkat lempeng, tandai batas
rambat, keringkan lempeng. Amati lempeng pada cahaya
UV 254 nm, lalu semprot dengan Penampak
bercak, keringkan lempeng pada suhu antara 100° dan
105° selama lebih kurang 15 menit. Amati bercak di
bawah cahaya putih: kromatogram dari Larutan
kesesuaian sistem menampilkan dua bercak yang
terpisah dengan baik; bercak sekunder pada Larutan uji
tidak lebih besar atau lebih intens dari bercak utama
pada Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
250 mg zat, masukkan ke dalam labu iodum.
Tambahkan 20 ml air dan 4 g kalium iodida P, campur
sampai larut. Dinginkan larutan dalam tangas es,
tambahkan 5 ml asam klorida 3 N dan 25,0 ml iodum
0,1 N LV, tutup, diamkan di tempat gelap selama
20 menit. Titrasi kelebihan iodum dengan natrium
tiosulfat 0,1 N LV. Mendekati titik akhir tambahkan
3 ml kanji LP. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan15,76 mg C3H7NO2S.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
SITARABIN
Cytarabine
N
N
O
NH2
O
OH
OH
CH2OH
1- -D-Arabinofuranosilsitosina [147-94-4]
C9H13N3O5 BM 243,22
Sitarabin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0%, C9H13N3O5, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih;
tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
etanol dan dalam kloroform.
Baku pembanding Sitarabin BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
pada suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai .
Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya.
Urasil Arabinosida BPFI tidak boleh dikeringkan
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI. [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati
untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh
isi; pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60° selama 3 jam dan didispersikan dalam minyak
mineral P, menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Sitarabin
BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku yang diperoleh dari Penetapan
kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara +154° dan +160°, dihitung
terhadap zat yang yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan memakai larutan yang mengandung
100 mg per 10 ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
- 1206 -
Kemurnian kromatografi Tiap cemaran tidak lebih
dari 0,10% dan total cemaran tidak lebih dari 0,30%
(termasuk urasil arabinosida). Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Buat larutan yang mengandung natrium
fosfat monobasa 0,01 M dan natrium fosfat dibasa
0,01 M dalam wadah yang sesuai. Atur pH sampai 7,0
dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 M atau asam
fosfat 0,1 M.
Larutan A Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
(49:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Buat larutan segar tiap hari.
Larutan B Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
(7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Buat larutan segar tiap hari.
tahap gerak pakailah campuran Larutan A dan
Larutan B dengan variasi volume seperti tertera pada
Sistem Kromatografi.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa uridin P,
Urasil Arabinosida BPFI dan Sitarabin BPFI dalam air,
berturut-turut sampai kadar lebih kurang 0,02; 0,02 dan
5,0 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Sitarabin
BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara
kuantitatif dan bertahap sampai kadar lebih kurang 4 g
per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
sitarabin, masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda [Catatan
Larutan dibuat segar.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Atur kromatografi untuk menetapkan
variasi volume campuran Larutan A dan Larutan B, pada
saat penyuntikan persentase Larutan B 0%, komposisi
ini dipertahankan selama 10 menit. Persentase Larutan B
secara linier dinaikkan sampai 100% selama periode
10 menit, komposisi ini dipertahankan selama 5 menit.
Selanjutnya persentase Larutan B secara linier
diturunkan sampai 0% selama periode 5 menit. Biarkan
selama 20 menit untuk keseimbangan sistem. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif untuk urasil, uridin,
urasil arabinosida dan sitarabin berturut-turut yaitu
lebih kurang 0,55; 1,14; 1,62 dan 1,0, resolusi, R, antara
sitarabin dan uridin tidak kurang dari 1,25. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure , simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan beberapa volume sama (lebih
kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Hitung persentase urasil arabinosida dalam zat
uji yang dipakai dengan rumus:
S
i
r
r
W
C
34,1
500
C yaitu kadar Sitarabin BPFI, dalam mg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot zat uji dalam mg; 1,34
yaitu faktor respons relatif untuk urasil arabinosida;
ri yaitu respons puncak urasil arabinosida dalam
Larutan uji; rS yaitu respons puncak Sitarabin BPFI
dalam Larutan baku. Hitung persentase semua cemaran
dalam zat uji yang dipakai dengan rumus:
s
i
Fr
r
W
C500
C yaitu kadar Sitarabin BPFI, dalam mg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot zat uji dalam mg;
ri yaitu respons puncak tiap cemaran dalam Larutan
uji; rS yaitu respons puncak Sitarabin BPFI dalam
Larutan baku; F yaitu faktor respons relatif sebanding
dengan 2,5 puncak urasil dengan waktu retensi relatif
0,55; 1,5 untuk puncak dengan waktu retensi relatif
0,38, 0,43 dan 1,14; dan 1,0 untuk semua puncak lain.
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan Sitarabin steril
harus memenuhi persyaratan Uji Sterilitas <71> dan
Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Sitarabin
untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan Sitarabin
untuk pembuatan sediaan injeksi, harus memenuhi uji
Endotoksin bakteri seperti tertera pada Sitarabin untuk
Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Larutkan 730 mg natrium fosfat
monobasa P dan 1,4 g natrium fosfat dibasa P dalam
1000 ml air, campur dan saring.
tahap gerak Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
(95:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Sitarabin
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
bertahap dengan air sampai kadar lebih kurang 0,1 mg
per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml larutkan
dan encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa Urasil
Arabinosida BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan Larutan baku sampai
kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
- 1207 -
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi
relatif untuk sitarabin dan urasil arabinosida berturut-
turut yaitu 1,0 dan 1,3 dan resolusi, R, antara sitarabin
dan urasil arabinosida tidak kurang dari 2,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure , simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%. [Catatan sesudah dilakukan
kromatografi secara sempurna, bilas kolom dengan
campuran air-metanol P (7:3).]
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sitarabin, C9H13N3O5, dalam zat yang di pakailah dengan
rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Sitarabin BPFI dalam mg per ml
Larutan Baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
Penandaan Jika dipakai dalam pembuatan sediaan
injeksi; pada etiket dicantumkan steril atau dipakai
dalam proses pembuatan sediaan injeksi.
SITARABIN UNTUK INJEKSI
Cytarabine for Injection
Sitarabin untuk Injeksi mengandung sitarabin C9H13N3O5
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Sitarabin BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya. Urasil
Arabinosida BPFI tidak boleh dikeringkan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya.
Endotoksin BPFI. [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi;
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai , larutan
terkonstitusi memenuhi persyaratan Larutan terkonstitusi
seperti tertera pada Injeksi.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku, yang diperoleh dari
Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,07 unit
Endotoksin FI per mg.
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung setara dengan
10 mg sitarabin per ml.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>,
Keseragaman Sediaan <911> dan Penandaan pada
Injeksi. Bahan obat yang ada dalam vial memenuhi
syarat yang tertera pada Sitarabin.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Fosfat, tahap gerak, Larutan baku, Larutan
resolusi dan Sistem kromatografi seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Sitarabin.
Larutan uji Konstitusi secara terpisah 5 vial sitarabin
untuk injeksi dalam beberapa volume air sesuai dengan
volume yang tertera pada etiket. Kumpulkan dan campur
larutan terkonstitusi dalam wadah yang sesuai. Ukur
saksama beberapa volume larutan terkonstitusi setara
dengan 100 mg sitarabin, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sitarabin C9H13N3O5 dalam larutan terkonstitusi yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC1000
C yaitu kadar Sitarabin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku, rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Padatan steril seperti tertera pada Injeksi.
SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
Scopolamine Hydrobromide
C C
CH2OH
H
O
C
C
O HBr 3H2O
H
NCH3
H
H
H H
- 1208 -
Ester 6 ,7-epoksi-1 H,5 H-tropan-3 -ol(-)-
Tropat hidrobromida trihidrat [6533-68-2]
C17H21NO4.HBr.3H2O BM 438,31
Anhidrat [114-49-8] BM 384,27
Skopolamin Hidrobromida mengandung tidak kurang
dari 98,5% dan tidak lebih dari 102,0% C17H21NO4.HBr,
dihitung terhadap zat anhidrat.
[Perhatian Bahan beracun, tangani dengan sangat hati-
hati.]
Pemerian Hablur, tidak berwarna atau putih, atau serbuk
granul, putih; tidak berbau dan agak merekah di udara
kering.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
sukar larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam
sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Larutkan 3 mg zat dalam 1 ml etanol P dan
uapkan di atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu
dalam 0,5 ml kloroform P, tambahkan 200 mg kalium
bromida P dan 15 ml eter P, aduk selama 5 menit.
Enaptuangkan pelarut, keringkan residu di atas tangas
uap sampai bau pelarut hilang. Spektrum serapan
inframerah residu yang didispersikan dalam kalium
bromida P, yang sebelumnya dikeringkan pada suhu
105º selama 3 jam menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Skopolamin
Hidrobromida BPFI.
B. Pada 1 ml larutan (1 dalam 20), tambahkan
beberapa tetes klor LP, kocok dengan 1 ml kloroform P:
lapisan kloroform berwarna kecokelatan.
Jarak lebur <1021> Antara 195º dan 199º; lakukan
penetapan memakai zat yang telah dikeringkan pada
hampa udara selama 24 jam dan lalu pada suhu
105º selama 2 jam.
Rotasi jenis <1081> Antara -24º dan -26º, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai
larutan yang mengandung 500 mg per 10 ml.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 20).
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 13,0%; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
Sisa pemijaran <311> Dapat diabaikan; lakukan
penetapan memakai 100 mg.
Apoatropin Pada 15 ml larutan (1 dalam 100)
tambahkan 0,05 ml kalium permanganat 0,1 N LV:
warna larutan tidak hilang semua dalam waktu 5 menit.
Alkaloid asing lain Pada 1 ml larutan (1 dalam 20)
tambahkan beberapa tetes amonium hidroksida 6 N:
tidak terbentuk kekeruhan. Tambahkan kalium
hidroksida 1 N pada 1 ml larutan lainnya: hanya
terbentuk sedikit kekeruhan putih.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg
zat, larutkan dalam campuran 30 ml asam asetat glasial
P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, hangatkan sampai larut
sempurna. Dinginkan larutan sampai suhu kamar,
tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 38,43 mg C17H21NO4.HBr
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
INJEKSI SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
Scopolamine Hydrobromide Injection
Injeksi Skopolamin Hidrobromida yaitu larutan steril
Skopolamin Hidrobromida dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung Skopolamin Hidrobromida,
C17H21NO4.HBr.3H2O, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Masukkan beberapa volume injeksi setara dengan
lebih kurang 3 mg Skopolamin hidrobromida ke dalam
corong pisah 50 ml. Jika perlu encerkan dengan air
sampai 10 ml. Tambahkan 0,2 ml amonium hidroksida P
dan ekstraksi dengan 25 ml kloroform P. Tambahkan
50 ml eter P pada larutan kloroform dan lewatkan
campuran melalui kolom kromatografi 25 cm x 25 mm
yang disumbat wol kaca pada dasar tabung, berisi 2 g
tanah diatome murni yang sebelumnya telah dicampur
dengan 1 ml asam fosfat 0,2 N yang dijenuhkan dengan
natrium bromida P. Eluasi dengan 25 ml eter P jenuh
air dan buang eluat. Eluasi dengan 100 ml kloroform P
jenuh air, kumpulkan eluat dan uapkan sampai hampir
kering. Larutkan residu dalam 1 ml etanol P, dan
lanjutkan seperti tertera pada Identifikasi A dalam
Skopolamin Hidrobromida, mulai dari “dan uapkan di
atas tangas uap sampai kering”.
B. Pada beberapa volume injeksi, tambahkan perak
nitrat LP: terbentuk endapan putih kekuningan, tidak
larut dalam asam nitrat P namun sukar larut dalam
amonium hidroksida 6 N.
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,5.
- 1209 -
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar
Dapar pH 9,0 Larutkan 34,8 g kalium fosfat dibasa P,
dalam 900 ml air, atur sampai pH 9,0 dengan
penambahan asam klorida 3 N atau natrium hidroksida
1 N, tetapkan secara elektrometrik, jika perlu dengan
pengadukan.
Larutan baku internal Larutkan dan encerkan lebih
kurang 25 mg homatropin hidrobromida dengan air
dalam labu tentukur 50-ml sampai tanda. Larutan dibuat
segar tiap hari.
Larutan baku I Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Skopolamin Hidrobromida BPFI, larutkan dan encerkan
dengan air dalam labu tentukur 100-ml sampai tanda.
Larutan dibuat segar tiap hari.
Larutan baku II Pipet 10 ml Larutan baku I ke dalam
corong pisah tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal
dan 5,0 ml dapar pH 9, atur pH sampai 9,0 dengan
penambahan natrium hidroksida 1 N, secara hati-hati
jangan sampai berlebih. Segera ekstraksi dua kali, tiap
kali dengan 10 ml metilen klorida P, saring ekstrak
melalui 1 g natrium sulfat anhidrat P ke dalam gelas
piala 50 ml, uapkan dengan aliran nitrogen sampai
volume 2,0 ml.
Larutan uji Masukkan beberapa volume injeksi yang
diukur saksama, setara dengan lebih kurang 10 mg
Skopolamin hidrobromida ke dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji II Pipet 10 ml Larutan uji I ke dalam
corong pisah, tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal
dan 5,0 ml dapar pH 9, atur pH sampai 9,0 dengan
penambahan natrium hidroksida 1 N, secara hati-hati
jangan sampai berlebih. Segera ekstraksi dua kali, tiap
kali dengan 10 ml metilen klorida P, saring ekstrak
melalui 1 g natrium sulfat anhidrat ke dalam gelas piala
50 ml, uapkan dengan aliran nitrogen sampai volume
2,0 ml.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan kolom kaca
1,8 m x 2 mm berisi bahan pengisi 3% tahap cair G3 pada
partikel penyangga S1AB, dikondisikan dengan cara
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Pertahankan
suhu kolom pada 225° dan pakailah nitrogen P sebagai
gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 25 ml per
menit.
Kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku II dengan menyuntikkan 6 sampai 10 kali,
dan rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : simpangan baku relatif untuk
perbandingan respons puncak pada penyuntikan ulang
Larutan baku II, RA tidak lebih dari 2,0%; faktor resolusi
antara AH dan AA tidak kurang dari 5; faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0.
procedure Suntikkan masing-masing 1 l Larutan uji
II dan Larutan baku II ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak Skopolamin
hidrobromida dan homatropin hidrobromida dalam tiap
kromatogram. Hitung masing-masing perbandingan luas
puncak Skopolamin hidrobromida terhadap luas puncak
baku internal dari kromatogram Larutan uji II, Au dan
dari kromatogram Larutan baku II As. Hitung jumlah
dalam mg skopolamin hidrobromida,
C17H21NO4.HBr.3H2O, dalam volume injeksi yang
dipakai dengan rumus:
S
U
A
AW141,1
W yaitu bobot Skopolamin Hidrobromida BPFI dalam
mg Larutan baku I; 1,141 yaitu perbandingan bobot
molekul Skopolamin hidrobromoda trihidrat terhadap
Skopolamin hidrobromida anhidrat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari
kaca Tipe I.
TABLET SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
Scopolamine Hydrobromide Tablet
Tablet Skopolamin Hidrobromida mengandung
Skopolamin Hidrobromida, C17H21NO4.HBr.3H2O, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum dipakai .
Identifikasi Masukkan beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 3 mg Skopolamin hidrobromida ke
dalam corong pisah 50 ml, tambahkan 10 ml air dan
kocok selama 2 menit. Lanjutkan penetapan seperti
tertera pada Identifikasi A dalam Injeksi Skopolamin
Hidrobromida, mulai dari “tambahkan 0,2 ml amonium
hidroksida P”.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit;
lakukan penetapan tanpa memakai cakram.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 1,0 mg Skopolamin
hidrobromida, masukkan ke dalam corong pisah yang
berisi 5 ml Dapar pH 9,0, tambahkan dengan pipet
2,0 ml Larutan baku internal (buat seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Injeksi Skopolamin
Hidrobromida). Atur dengan natrium hidroksida 1 N
sampai pH 9,0. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 10 ml
diklorometan P, saring ekstrak ke dalam gelas piala
50 ml melalui 1 g natrium sulfat anhidrat P dalam
- 1210 -
corong bersumbat kapas. Uapkan ekstrak dengan aliran
gas nitrogen sampai lebih kurang 2,0 ml. pakailah
larutan ini sebagai Larutan uji II dan lanjutkan
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
dalam Injeksi Skopolamin Hidrobromida. Hitung jumlah
dalam mg skopolamin, C17H21NO4.3H2O, dalam serbuk
tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
AW
10
141,1
W yaitu bobot Skopolamin Hidrobromida BPFI dalam
mg Larutan baku I; 1,141 yaitu perbandingan bobot
molekul skopolamin hidrobromida trihidrat terhadap
skopolamin hidrobromida anhidrat; AU dan AS seperti
ini di atas pada Injeksi Skopolamin Hidrobromida.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapat.
SORBITOL
Sorbitol
HO C
H
H
C C C C C
OH
H
H
OH
OH
H
OH
H
OH
H
H
D-glusitol [50-70-4]
C6H14O6 BM 182,17
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat
anhidrat. Dapat mengandung beberapa kecil alkohol
polihidrik lain.
Pemerian Serbuk; granul atau lempengan; higroskopis;
putih; manis.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut
dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat.
Baku pembanding Sorbitol BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam Kalium bromida P, menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Sorbitol BPFI.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
Klorida <351> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
penetapan memakai 1,5 g dan bandingkan
kekeruhan dengan 0,10 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat <351> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan
memakai 1,0 g dan bandingkan kekeruhan dengan
0,10 ml asam sulfat 0,020 N.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2 g dalam 25 ml air.
Gula mereduksi Timbang saksama 7 g, masukkan ke
dalam gelas piala 400 ml dengan 35 ml air. Tambahkan
50 ml tembaga(II) tartrat alkali LP, tutup, panaskan
dengan mengatur suhu sampai waktu yang dibutuhkan
untuk mendidih yaitu 4 menit, dan didihkan selama 2
menit tepat. Kumpulkan endapan tembaga(I) oksida di
dalam krus penyaring yang telah ditara dan sebelumnya
dicuci berturut-turut dengan air panas, dengan etanol P,
dengan eter P dan lalu dikeringkan pada suhu 105°
selama 30 menit. Cuci endapan dengan air panas,
lalu dengan 10 ml etanol P, dengan 10 ml eter P,
dan keringkan pada suhu 105° selama 30 menit: bobot
endapan tembaga(I) oksida tidak lebih dari 50 mg.
Gula total Masukkan 2,1 g ke dalam labu 250 ml
bertutup asah, tambahkan 40 ml asam klorida 0,1 N,
refluks selama 4 jam. Pindahkan larutan ke dalam gelas
piala 400 ml, bilas labu dengan lebih kurang 10 ml air,
netralkan dengan natrium hidroksida 6 N, dan lanjutkan
pengujian seperti tertera pada Gula mereduksi, mulai
dengan “Tambahkan 50 ml tembaga(II) tartrat alkali LP”:
bobot tembaga(I) oksida tidak lebih dari 50 mg.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak pakailah air yang sudah diawaudarakan.
Larutan resolusi Larutkan manitol dan Sorbitol BPFI
dalam air sampai kadar masing-masing larutan lebih
kurang 4,8 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Sorbitol
BPFI, larutkan dalam air sampai kadar lebih kurang 4,8
mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam
10 ml air, encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor indeks refraktif yang
suhunya dipertahankan tetap dan kolom 30 cm x 7,8 mm
berisi bahan pengisi L19. Suhu kolom dipertahankan
30°±2° dan laju alir lebih kurang 0,2 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%. Dengan cara yang sama
lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi:
- 1211 -
resolusi, R, antara puncak sorbitol dan manitol tidak
kurang dari 2,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sorbitol, C6H14O6, dalam zat yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
r
C50
C yaitu kadar Sorbitol BPFI dalam mg per ml
Larutan Baku; RU dan RS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
SPIRAMISIN
Spiramycin
O
H
N CH3
H3C
H
CH3
O
H
H
O
O
OCH3
O
H
HR
H
H3C
H
O
OHC
H
H
CH3
O
OO
CH3
CH3
HO
OH
N
CH3
H3C CH3
(4R,5S,6S,7R,9R,10R,11E,13E,16R)-6[[3,6-dideoksi-4-
O-(2,6-dideoksi-3-C-metil- -L-riboheksopiranosil)-3-
(dimetilamino)- -D-glukopiranosil]oksi]-4-hidroksi-5-
metoksi-9,16-dimetil-7-(2-oksoetil)-10[[2,3,4,6,
tetradeoksi-4-(dimetilamino)-D-eritro-heksapiranosil]
oksi]oksa sikloheksadeksa-11,13-dien-2-on
Spiramisin I
C43H74N2O14 BM 843,1
Spiramisin II (4-O-asetilspiramisin I)
C45H76N2 BM 885,1
Spiramisin III (4-O-propanoilspiramisin I)
C46H78N2O15 BM 899,1
Spiramisin merupakan antibiotik golongan makrolida
yang diproduksi oleh Streptomyces ambofaciens atau
Streptomyces yang lainnya. Mengandung tidak kurang
dari 4100 IU per mg, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih atau kekuningan, sedikit
higroskopis.
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
aseton, dalam etanol dan dalam metanol.
Baku pembanding Spiramisin BPFI; Eritromisin A
BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
metanol P (1 dalam 100.000); yang diukur pada panjang
gelombang antara 220 nm dan 350 nm, menampilkan
serapan maksimum pada panjang gelombang lebih
kurang 232 nm, dengan serapan spesifik maksimum 340.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. tahap gerak
Buat campuran 2-propanol P-amonium asetat (150 g
per l) pH 9,6-etilasetat P (4:8:9).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang
40 mg Spiramisin BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
Larutan baku 2 Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Eritromisin A BPFI ke dalam labu tentukur 10-ml,
larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
5 l Larutan baku 1, Larutan baku 2 dan Larutan uji
pada lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi tahap
gerak dan biarkan merambat sampai tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
keringkan, semprot dengan penampak bercak
anisaldehida LP dan panaskan pada suhu 110° selama
5 menit. Intensitas, warna dan harga Rf bercak utama
pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan bercak
utama pada kromatogram Larutan baku 1. Jika pada
kromatogram Larutan uji diperoleh 1 atau 2 bercak lain
dengan harga Rf lebih besar dari harga Rf bercak utama,
maka bercak ini letak dan warnanya harus sesuai
dengan bercak lain selain bercak utama yang diperoleh
dari Larutan baku 1 dan berbeda dari bercak pada
kromatogram Larutan baku 2.
C. Larutkan 0,5 g zat dalam 10 ml asam sulfat
0,05 M, dan tambahkan 25 ml air, atur pH sampai 8
dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N dan
encerkan dengan air sampai 50 ml. Pipet 5 ml larutan,
tambahkan 2 ml campuran air-asam sulfat P (1:2): terjadi
warna cokelat.
Rotasi jenis <1081> Antara -80° dan -85° terhadap zat
yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan 1 g zat dalam 50 ml asam asetat
10 % v/v.
pH <1071> Antara 8,5 dan 10,5; lakukan penetapan
memakai larutan sebagai berikut: Larutkan 0,5 mg
zat dalam 5 ml metanol P dan encerkan dengan air
bebas karbon dioksida P sampai 100 ml.
- 1212 -
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,5%;
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
suhu 800 dengan tekanan tidak lebih dari 0,67 kPa
selama 6 jam, lakukan penetapan memakai 500 mg
zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan memakai 1 g zat.
Logam berat <371> Metode V Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan memakai 1 g zat.
Komposisi Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku, Larutan uji, dan Sistem kromatografi
lakukan seperti tertera pada Senyawa sejenis.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku 2 dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase komposisi spiramisin
I, II dan III berdasarkan komposisi yang tertera pada
etiket Spiramisin BPFI. Komposis