pengisi L1dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan suhu kolom
pada 50 . Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
puncak azaeritromisin A dan azitromisin berturut-turut
yaitu 0,64 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
azaeritromisin A dan azitromisin tidak kurang dari 2,5.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : faktor ikutan tidak lebih dari 2,0;
efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis;
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase azitromisin,
C38H72N2O12, dengan rumus:
1000
100 P
r
r
C
C
S
U
U
S
P/1000 yaitu potensi azitromisin dikonversikan dari g
per mg menjadi mg per mg dalam Azitromisin BPFI;
CS yaitu kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar azitromisin dalam mg
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak azitromisin yang diperoleh dari Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup rapat pada suhu ruang terkendali.
AZITROMISIN UNTUK INJEKSI
Azithromycin for Injection
Azitromisin Untuk Injeksi yaitu campuran steril serbuk
kering Azitromisin dan zat penstabil yang sesuai.
Azitromisin untuk injeksi mengandung Azitromisin,
C38H72N2O12, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Azaeritromisin A BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Azitromisin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan
dalam wadah tertutup rapat dalam lemari pembeku;
Azitromisin N-Oksid BPFI; N-Demetil-azitromisin BPFI;
Desosaminilazitromisin BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat dalam lemari
pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan: Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,7 unit
endotoksin FI per mg azitromisin.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan procedure uji memakai Penyaringan
membran seperti tertera pada Uji sterilitas.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat.
Azitromisin N-Oksid Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar kalium fosfat 0,02 M dan Larutan uji Lakukan
seperti tertera pada Senyawa sejenis.
- 203 -
tahap gerak Buat campuran antara Dapar kalium fosfat
0,02 M-asetonitril P (76,5:23,5). Atur pH sampai 11,0
dengan penambahan kalium hidroksida P 5 N, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Buat campuran Dapar kalium fosfat
0,02 M-asetonitril P (76,5:23,5). Atur pH sampai 8,0
dengan penambahan asam fosfat encer P.
Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa
Azitromisin BPFI, larutkan dalam asetonitril P sampai
kadar lebih kurang 0,6 mg per ml.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan,
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Pengencer sampai kadar lebih kurang 0,006 mg per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Azitromisin N-Oksid BPFI, larutkan dalam Larutan baku
sampai kadar azitromisin N-Oksid dan azitromisin
berturut-turut lebih kurang 0,0015 dan 0,45 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi detektor elektrokimia amperometrik
memakai sepasang elektroda karbon kaca yang
dioperasikan dalam sistem oksidatif, dengan elektroda
pertama yang diatur pada +0,70±0,05 V dan elektroda
kedua yang diatur pada +0,82±0,05 V dan arus latar
belakang dioptimasi sampai 95±25 nA dan kolom
15 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L29 dengan ukuran
partikel 5 m, serta kolom pelindung 5 cm x 4,6 mm
berisi bahan pengisi L29 dengan ukuran partikel 5 m.
Laju alir lebih kurang 0,4 ml per menit. Pertahankan
suhu “autosampler” pada 15 . Lakukan kromatografi
terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif azitromisin N-Oksid dan azitromisin
berturut-turut lebih kurang 0,38 dan 1,0. Lakukan
kromatografi Larutan baku, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada procedure ,
efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak kurang dari 0,9 dan tidak lebih dari
1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons semua puncak. Hitung persentase azitromisin
N-Oksid dalam Injeksi Azitromisin dengan rumus:
s
i
U
S
r
r
C
CP
1000
100
P/1000 yaitu potensi azitromisin, dikonversikan dari g
per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI; CS yaitu
kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
CU yaitu kadar azitromisin dalam mg per ml Larutan
uji; ri yaitu respons puncak azitromisin N-Oksid dari
Larutan uji; dan rS yaitu respons puncak azitromisin dari
Larutan baku.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran spesifik,
cemaran tidak spesifik dan jumlah seluruh cemaran tidak
melebihi batas yang tertera pada Tabel. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar kalium fosfat 0,02 Larutkan 3,48 g Kalium
fosfat dibasa P dalam air sampai 1000 ml, saring melalui
penyaring dengan porositas 0,45 m.
tahap gerak Campuran Dapar kalium fosfat 0,02 M-
asetonitril P (54:46). Atur pH sampai 11,0 dengan
penambahan kalium hidroksida 10 N. Saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (54:46).
Blangko pakailah Pengencer.
Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa
Desosaminilazitromisin BPFI, N-Demetil-azitromisin
BPFI, Azitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan
asetonitril P sampai kadar berturut-turut lebih kurang
0,09; 0,21 dan 0,30 mg per ml.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Pengencer sampai kadar Desosaminilazitromisin BPFI,
N-Demetilazitromisin BPFI, Azitromisin BPFI berturut-
turut lebih kurang 1,8; 4,2 dan 0,6 μg per ml.
Larutan uji Secara terpisah rekonstitusi 3 vial, seperti
tertera pada etiket. Campurkan isi dari semua vial yang
telah direkonstitusi. Encerkan larutan terkonstitusi dan
jika perlu secara bertahap dengan Pengencer sampai
kadar azitromisin 0,6 mg per ml, berdasarkan yang
tertera pada etiket. Larutan ini harus segera disuntikkan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi detektor elektrokimia amperometrik
memakai sepasang elektroda karbon kaca yang
dioperasikan dalam sistem oksidatif, dengan elektroda
pertama yang diatur pada +0,70±0,05 V dan elektroda
kedua yang diatur pada +0,82±0,05 V dan arus latar
belakang dioptimasi sampai 95±25 nA dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L67 dengan ukuran partikel
5 m, serta kolom pelindung 1 cm x 4,6 mm berisi bahan
pengisi L67 dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada
40 , suhu “autosampler” pada 15 . Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi
relatif seperti ditunjukkan pada Tabel; resolusi, R, antara
puncak desosaminilazitromisin dan N-demetilazitromisin
tidak lebih dari 1,5; faktor ikutan untuk puncak
desosaminilazitromisin, N-demetilazitromisin dan
azitromisin tidak lebih dari 1,5; efisiensi kolom tidak
kurang dari 1500 lempeng teoritis untuk puncak
azitromisin dan simpangan baku relatif untuk puncak
desosaminilazitromisin, N-demetilazitromisin dan
azitromisin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 L) Larutan baku, Blangko dan
- 204 -
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase dari
Desosaminilazitromisin dalam Injeksi Azitromisin
dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
CP100
P yaitu potensi, dalam mg per mg,
Desosaminilazitromisin BPFI; CS yaitu kadar
Desosaminilazitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; CU yaitu kadar azitromisin dalam mg per ml
Larutan uji; ri dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak desosaminilazitromisin Larutan uji dan Larutan
baku. Hitung persentase dari N-demetilazitromisin
dalam injeksi azitromisin dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
CP100
P yaitu potensi N-Demetilazitromisin BPFI dalam mg
per mg; CS yaitu kadar N-Demetilazitromisin BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar
azitromisin dalam mg per ml Larutan uji; ri dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak N-demetilazitromisin
dari Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase
masing-masing senyawa sejenis lain, termasuk cemaran
yang tidak diketahui dalam injeksi azitromisin dengan
rumus:
S
i
U
S
r
r
C
CP
1000
100
P/1000 yaitu potensi Azitromisin BPFI dikonversikan
dari g per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI; CS
yaitu kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; CU yaitu kadar azitromisin dalam mg per ml
Larutan uji; ri yaitu respons puncak masing-masing
cemaran dari Larutan uji; dan rS yaitu respons puncak
azitromisin dari Larutan baku. Cemaran spesifik dan
yang tidak diketahui memenuhi batas yang tertera pada
Tabel. Abaikan setiap puncak yang setara dengan puncak
Blangko.
Tabel
Komponen Waktu Retensi
Relatif
Batas
(%)
3’-(N,N-didemetil)azitromisin
(aminoazitromisin)+3’-(N,N-
didemetil)-3’-N-formilazitromisin
0,25 1,0
Desosaminilazitromisin 0,31 0,3
3’-N-demetil-3’-N-
formilazitromisin
0,32 1,0
N-Demetilazitromisin 0,35 1,0
3’-De(dimetilamino)-3’-
oksoazitromisin
0,72 1,0
Azitromisin 1,00 -
Cemaran yang tidak diketahui - 0,20
Total cemaran - 3,0
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar kalium fosfat Larutkan lebih kurang 6,7 g
Kalium fosfat dibasa P dalam 1000 ml air. Saring
melalui penyaring dengan porositas 0,45 m.
tahap gerak Buat campuran Dapar kalium fosfat-
asetonitril P (52:48), atur pH sampai 11,0 dengan
penambahan kalium hidroksida 10 N. Saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (52:48).
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Azaeritromisin A BPFI dan Azitromisin BPFI, masukkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dalam
asetonitril P sampai 52% volume labu dan encerkan
dengan air sampai kadar masing-masing lebih kurang
1 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Azitromisin
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai.
Larutkan dalam asetonitril P sampai 52% volume labu
dan encerkan sampai kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Rekonstitusi 3 vial secara terpisah, seperti
tertera pada etiket. Campurkan isi dari semua vial yang
telah direkonstitusi. Encerkan larutan terkonstitusi secara
kuantitatif jika perlu bertahap dengan Pengencer sampai
diperoleh larutan dengan kadar azitromisin lebih kurang
1 mg per ml, sesuai yang tertera pada etiket.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L67 dengan ukuran partikel
5 m serta kolom pelindung 4,6 mm x 1 cm berisi bahan
pengisi L67 dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada
40 dan suhu “autosampler” pada 15 . Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi puncak azaeritromisin A
dan azitromisin berturut-turut lebih kurang 0,68 dan 1,0;
resolusi, R, antara puncak azaeritromisin A dan
azitromisin tidak kurang dari 2,5. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure ; efisiensi kolom tidak kurang dari
1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak kurang dari
0,9 dan tidak lebih dari 1,5; simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase azitromisin,
C38H72N2O12, dari jumlah yang tertera pada etiket dalam
injeksi azitromisin dengan rumus:
- 205 -
S
U
U
S
r
r
C
CP
1000
100
P/1000 yaitu potensi azitromisin, dikonversikan dari g
per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI; CS yaitu
kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
CU yaitu kadar azitromisin dalam mg per ml Larutan
uji; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
azitromisin dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah untuk
padatan steril seperti tertera pada Injeksi dan simpan
pada suhu ruang terkendali.
Penandaan Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
AZITROMISIN UNTUK SUSPENSI ORAL
Azithromycin for Oral Suspension
Azitromisin Untuk Suspensi Oral yaitu campuran
kering dari Azitromisin dan satu atau lebih dapar,
pemanis, pengencer, zat anti kempal dan perisa.
Azitromisin untuk Suspensi Oral mengandung
Azitromisin, C38H72N2O12, tidak kurang 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Azitromisin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat di lemari pembeku.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk
sediaan padat dalam wadah dosis tunggal.
Volume terpindahkan <1261>Memenuhi syarat.
pH <1071>Antara 9,0 dan 11,0 untuk sediaan padat
yang dikemas dalam wadah dosis tunggal: lakukan
penetapan memakai suspensi terkonstitusi seperti
tertera pada etiket; antara 8,5 dan 11,0 untuk sediaan
padat yang dikemas dalam wadah dosis ganda: lakukan
penetapan memakai suspensi terkonstitusi seperti
tertera pada etiket.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan pakailah air dengan
tahanan tidak kurang dari 18 Mohm-cm.]
tahap gerak, Larutan baku persediaan, Larutan baku,
Larutan resolusi dan Sistem kromatografi lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Azitromisin.
Pelarut Larutkan 2,2 g kalium fosfat monobasa P
dalam 1590 ml air, tambahkan berturut-turut 600 ml
isopropil alkohol P, 480 ml etanol P dan 330 ml
asetonitril P. Atur pH sampai 8,4±0,1 dengan
penambahan kalium hidroksida 10 N dan kocok secara
mekanik selama 30 menit.
Larutan uji 1 (bila dikemas dalam wadah dosis
tunggal) Masukkan isi wadah azitromisin untuk suspensi
oral ke dalam labu tentukur yang sesuai (V). Tambahkan
beberapa volume Pelarut sampai lebih kurang 70%
volume labu tentukur dan kocok secara mekanik selama
30 menit. Encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Larutan ini mengandung azitromisin lebih kurang 2 mg
per ml. Masukkan 40 ml suspensi ini ke dalam
tabung sentrifuga bersumbat dan sentrifus selama lebih
kurang 20 menit. Pipet 2 ml beningan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
50-ml kedua, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Larutan uji 2 (bila dikemas dalam wadah dosis ganda)
Konstitusikan azitromisin untuk suspensi oral seperti
tertera pada etiket. Pipet 5 ml suspensi segar dan bebas
gelembung udara ke dalam labu tentukur yang sesuai
(Vm). Tambahkan beberapa volume Pelarut sampai lebih
kurang 70% volume labu tentukur dan kocok secara
mekanik selama 30 menit, encerkan dengan Pelarut
sampai tanda. Larutan mengandung azitromisin lebih
kurang 0,4 mg per ml. Masukkan lebih kurang 40 ml
suspensi ke dalam tabung sentrifuga bersumbat dan
sentrifus selama lebih kurang 20 menit. Pipet 5 ml
beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini
ke dalam labu tentukur 50-ml kedua, encerkan dengan
tahap gerak sampai tanda.
procedure Lakukan sesuai procedure seperti tertera
pada Penetapan Kadar dalam Azitromisin. Hitung
jumlah dalam mg azitromisin, C38H72N2O12, dalam
kemasan dosis tunggal azitromisin untuk suspensi oral
dengan rumus:
( )
S
U
r
rCPV
200
125
rU yaitu respons puncak Larutan uji 1; C, P dan rS
berturut-turut yaitu seperti tertera pada Azitromisin.
Hitung jumlah dalam mg azitromisin, C38H72N2O12,
dalam tiap 5 ml suspensi yang diambil dari kemasan
dosis ganda azitromisin untuk suspensi oral dengan
rumus:
( )
S
Um
r
rCPV
10
rU yaitu respons puncak Larutan uji 2; C, P dan rS
berturut-turut yaitu seperti tertera pada Azitromisin.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
- 206 -
BARIUM SULFAT
Barium Sulfate
Barium sulfat (1:1) [7727-43-7]
BaSO4 BM 233,39
Barium Sulfat mengandung tidak kurang dari 97,5% dan
tidak lebih dari 100,5% BaSO4.
Pemerian Serbuk ruah halus, tidak mengandung butiran;
putih; tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam dan dalam larutan alkali.
Identifikasi
A. Campur 500 mg zat dengan 2 g natrium karbonat
anhidrat P dan 2 g kalium karbonat anhidrat P,
panaskan dalam krus sampai zat melebur sempurna,
tambahkan air panas dan saring: filtrat yang telah
diasamkan dengan asam klorida P menampilkan reaksi
Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
B. Larutkan sebagian residu yang telah dicuci yang
diperoleh dari Identifikasi A dalam asam asetat 6 N:
larutan menampilkan reaksi Barium seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 3,5 dan 10,0. Lakukan penetapan
memakai suspensi 10% dalam air.
Sulfida Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan penetapan
sebagai berikut: Masukkan 10 g zat ke dalam labu
Erlenmeyer 500 ml tambahkan 100 ml asam klorida
0,3 N. Tutup mulut labu dengan kertas saring yang telah
dibasahi dengan 0,15 ml timbal(II) asetat LP, ikat rapat
kertas saring sepanjang leher labu. Didihkan campuran
perlahan-lahan selama 10 menit, jaga agar larutan tidak
memercik pada kertas: warna gelap yang terjadi pada
kertas tidak lebih gelap dari warna yang ditimbulkan
oleh pembanding yang diperlakukan dengan cara yang
sama terdiri dari 100 ml asam klorida 0,3 N
mengandung 0,5 g sulfida (S).
Zat larut dalam asam Tidak lebih dari 0,3%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Dinginkan campuran yang
diperoleh dari pengujian Sulfida, tambahkan air sampai
lebih kurang volume semula. Saring melalui kertas
saring yang telah dicuci dengan campuran 10 ml asam
klorida 3 N dan 90 ml air, jika perlu masukkan kembali
filtrat pertama untuk memperoleh filtrat jernih. Uapkan
50 ml filtrat di atas tangas uap sampai kering, tambahkan
2 tetes asam klorida P dan 10 ml air panas. Saring
melalui kertas saring yang telah dicuci dengan asam,
yang disiapkan dengan cara seperti di atas, cuci penyaring
dengan 10 ml air panas. Uapkan kumpulan filtrat dan
cairan cucian dalam cawan yang telah ditara di atas tangas
uap sampai kering. Keringkan residu pada suhu 105º
selama 1 jam, timbang: bobot tidak lebih dari 15 mg.
Garam barium larut Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan sebagai berikut: Pada residu yang diperoleh
dari Zat larut dalam asam, tambahkan 10 ml air, saring
melalui kertas saring yang telah dicuci dengan 100 ml
asam klorida 0,3 N, tambahkkan 0,5 ml asam sulfat 2 N:
kekeruhan yang terjadi dalam waktu 30 menit tidak lebih
keruh dari pembanding yang terdiri dari 10 ml air yang
mengandung 50 μg barium dan 0,5 ml asam sulfat 2 N
yang diperlakukan dengan cara sama.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan memakai larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: Didihkan 4,0 g zat dalam campuran 2 ml asam
asetat glasial P dan 48 ml air selama 10 menit. Encerkan
dengan air sampai 50 ml, saring. pakailah 25 ml filtrat.
Penetapan kadar Timbang saksama tidak kurang dari
580 mg zat dan tidak lebih dari 620 mg zat di dalam krus
platina yang telah ditara, tambahkan 10 g natrium
karbonat anhidrat P, campur dengan memutar krus.
Lebur di atas api besar sampai leburan jernih, lanjutkan
pemanasan selama 30 menit. Dinginkan, letakkan krus
dalam gelas piala 400 ml, tambahkan 250 ml air, aduk
dengan batang pengaduk kaca, panaskan sampai leburan
melepas. Angkat krus dari gelas piala, cuci dengan air,
kumpulkan cairan cucian di dalam gelas piala. Bilas
bagian dalam krus dengan 2 ml asam asetat 6 N
lalu dengan air, kumpulkan cairan cucian di dalam
gelas piala, lanjutkan pemanasan dan pengadukan
sampai leburan hancur. Dinginkan gelas piala dalam
tangas es sampai endapan mengendap, tuangkan
beningan hati-hati melalui kertas saring Whatman nomor
40 atau yang setara, jaga sesedikit mungkin adanya
endapan masuk ke dalam kertas saring. Cuci endapan
dua kali dengan cara enaptuang sebagai berikut: Cuci
bagian dalam gelas piala dengan lebih kurang 10 ml
larutan natrium karbonat P (1 dalam 50) dingin sambil
digoyang, biarkan endapan mengendap, tuang beningan
melalui kertas saring yang sama, dengan sesedikit
mungkin adanya endapan masuk ke dalam kertas saring.
Letakkan gelas piala berisi endapan barium karbonat di
bawah corong, cuci kertas saring lima kali, tiap kali
dengan 1 ml asam klorida 3 N, lalu cuci dengan
air. [Catatan Larutan mungkin agak berkabut.]
Tambahkan 100 ml air; 5,0 ml asam klorida P; 10,0 ml
larutan amonium asetat P (2 dalam 5); 25 ml larutan
kalium bikromat P (1 dalam 10) dan 10,0 g urea P.
Tutup gelas piala dengan kaca arloji, digesti pada suhu
80°- 85° selama tidak kurang dari 16 jam. Saring selagi
panas melalui krus penyaring kaca masir berpori halus
yang telah ditara dan pindahkan semua endapan dengan
pertolongan pengaduk berujung karet. Cuci endapan
dengan larutan kalium bikromat P (1 dalam 200) dan
akhirnya dengan lebih kurang 20 ml air. Keringkan pada
suhu 105° selama 2 jam, dinginkan, timbang: bobot
- 207 -
barium kromat yang diperoleh dikalikan dengan 0,9213
menampilkan bobot BaSO4.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
BARIUM SULFAT UNTUK SUSPENSI
Barium Sulfate for Suspension
Barium Sulfat untuk Suspensi yaitu campuran kering
dari Barium Sulfat dengan satu atau lebih bahan
pendispersi yang sesuai dan atau lebih bahan pendispersi
yang sesuai dan atau bahan pensuspensi, mengandung
tidak kurang dari 90,0% Barium Sulfat, BaSO4. Dapat
mengandung satu atau lebih bahan pewarna, penyedap,
pengencer dan pengawet yang sesuai.
Identifikasi Pijarkan 1 g zat sampai bobot tetap, sisa
pemijaran memenuhi Identifikasi A dan B seperti tertera
pada Barium Sulfat.
pH <1071> Antara 4,0 dan 10,0; lakukan penetapan
memakai suspensi 60% b/b dalam air.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan ada suhu 105° selama 4 jam.
Logam berat <371>Metode V Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan sebagai berikut: Didihkan 2,0 g
dengan campuran 1 ml asam asetat glasial P dan 24 ml
air selama 10 menit. Saring selagi panas melalui
penyaringan membran dengan porositas 0,45 m, cuci
dengan sedikit air panas, kumpulkan filtrat dan cairan
cucian, tambahkan setengah dari campuran 8 ml asam
sulfat P dan 10 ml asam nitrat P. Hangatkan hati-hati,
lanjutkan penetapan seperti tertera pada Larutan uji. Bila
zat berupa padatan mulai dari ”tambahkan beberapa
sama campuran asam”.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Sulfida dan Arsen
seperti tertera pada Barium Sulfat.
Penetapan kadar Timbang saksama beberapa suspensi
setara dengan lebih kurang 600 mg BaSO4 dalam krus
platina yang telah ditara, panaskan dengan nyala api
kecil sampai mengarang sempurna. Dinginkan,
tambahkan hati-hati 0,5 ml asam nitrat P dan 0,5 ml
asam sulfat P. Lanjutkan pemanasan dengan nyala api
kecil sampai sisa berwarna abu-abu, lalu pijarkan
dengan suhu tinggi, biarkan dingin sampai suhu ruang.
Catatan 1 Jika sampel mengandung silikat seperti
bentonit, lanjutkan penetapan sebagai berikut:
Tambahkan10 ml air dan 1 ml asam sulfat P pada sisa di
dalam krus, campur, tambahkan 10 ml asam fluorida P.
Panaskan hati-hati di atas nyala api kecil sampai timbul
asap belerang trioksida. Tambahkan lagi 5 ml asam
fluorida P, panaskan dengan nyala api kecil sampai
timbul asap tebal, lalu lanjutkan pemanasan
sampai asam sulfat menguap sempurna, biarkan dingin.
Catatan 2 Jika sampel mengandung silikat, lakukan
penetapan tanpa penambahan asam fluorida P dan asam
sulfat P. Pada residu dalam krus platina, baik yang
diperlakukan dengan asam sulfat P dan asam fluorida P
atau tidak, tambahkan 10 g natrium karbonat anhidrat P,
lebur di atas suhu tinggi sampai diperoleh leburan jernih,
lanjutkan pemanasan selama 30 menit. Lanjutkan
penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Barium Sulfat, mulai dari ”Dinginkan, letakkan krus
dalam gelas piala 400 ml”.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
BASITRASIN
Bacitracin
Basitrasin [1405-87-4]
Basitrasin yaitu campuran polipeptida yang dihasilkan
dari pertumbuhan organisme kelompok Licheniformis
dari Bacillus subtilis (Familia Bacillaceae). Komponen
utama terdiri dari basitrasin A, basitrasin B1, basitrasin
B2 dan basitrasin B3. Potensi tidak kurang dari 65 unit
per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih sampai kekuningan; tidak berbau
atau berbau lemah; higroskopis; larutan terurai dengan
cepat pada suhu ruang; mengendap dan tidak aktif oleh
garam dari beberapa logam berat.
Kelarutan Mudah larut dalam air; dalam etanol, dalam
metanol dan dalam asam asetat glasial; larutan dalam
pelarut organik biasanya menampilkan sisa yang tidak
larut; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan
dalam eter.
Baku pembanding Basitrasin Zink BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, pada tempat yang sejuk. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
- 208 -
tahap gerak Buat campuran metanol P-isopropil
alkohol P-metilen klorida P-amonium klorida P-air
(4:2:2:2:1,5).
Larutan baku Timbang beberapa Basitrasin zink
BPFI, larutkan dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N
sampai kadar lebih kurang 500 unit basitrasin per ml.
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dan
encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai kadar lebih
kurang 500 unit basitrasin per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi Campuran silika gel P 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak
dan biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
keringkan pada suhu 105º selama lebih kurang 10 menit
dan semprot lempeng dengan larutan ninhidrin 0,2%
dalam butil alkohol P. Panaskan lempeng pada suhu
lebih kurang 105° selama lebih kurang 5 menit: harga Rf
bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku.
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 10.000 unit
per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60°
selama 3 jam, memakai lebih kurang 100 mg zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
Komposisi Basitrasin A, basitrasin aktif (basitrasin A,
B1, B2, B3), senyawa peptida yang tereluasi sebelum
basitrasin B1 dan untuk basitrasin F berturut-turut tidak
lebih dari 40,0%; 70,0%; 20,0% dan 6,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat monobasa Timbang lebih
kurang 27,2 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan
encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Dapar Larutkan lebih kurang 34,8 g kalium fosfat
dibasa P dalam 1000 ml air. Atur pH sampai 6,0 dengan
penambahan Larutan kalium fosfat monobasa.
tahap gerak Buat campuran metanol P-air-Dapar-
asetonitril P (26:15:5:2), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa
Basitrasin Zink BPFI, larutkan dalam air, tambahkan
asam klorida encer LP lebih kurang 2% dari volume
akhir dan encerkan dengan air sampai kadar lebih kurang
2 mg per ml.
Larutan ambang pelaporan Encerkan secara
kuantitatif Larutan kesesuaian sistem dengan tahap gerak
sampai kadar lebih kurang 0,01 mg per ml.
Larutan dinatrium edetat Buat larutan dinatrium
edetat P dengan kadar 40 mg per ml. Atur pH sampai 7,0
dengan penambahan larutan natrium hidroksida P encer.
Larutan identifikasi puncak Timbang saksama
beberapa Basitrasin Zink BPFI, larutkan dalam Larutan
dinatrium edetat sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Panaskan di atas tangas air mendidih selama 30 menit.
Diamkan sampai suhu ruang.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam tahap gerak sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor panjang gelombang
bervariasi dan kolom “end-capped” 25 cm x 4,6 mm
berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 μm.
Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Atur panjang
gelombang detektor pada 300 nm. Suntikkan beberapa
volume (lebih kurang 100 μl) Larutan identifikasi
puncak, untuk identifikasi letak puncak basitrasin F yang
merupakan cemaran. pakailah waktu retensi relatif yang
tertera pada Tabel. Ubah panjang gelombang pada
254 nm. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : lakukan
identifikasi puncak komponen aktif basitrasin (basitrasin
A, basitrasin B1, basitrasin B2 dan basitrasin B3),
puncak senyawa peptida yang tereluasi awal dan
basitrasin F, memakai waktu retensi relatif pada
Tabel. Hitung perbandingan puncak terhadap lembah
dengan rumus:
L
P
H
H
HP yaitu tinggi dari garis dasar ke puncak basitrasin
B1dan HL yaitu tinggi dari garis dasar ke titik terendah
dari kromatogram yang memisahkan puncak basitrasin
B1 dan basitrasin B2. Perbandingan puncak terhadap
lembah tidak kurang dari 1,2.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 100 μl) tahap gerak, Larutan uji dan
Larutan ambang pelaporan ke dalam kromatograf,
lakukan kromatografi selama lebih kurang tiga kali
waktu retensi basitrasin A, rekam kromatogram dan ukur
respons semua puncak dari Larutan uji. Lakukan
identifikasi puncak berdasarkan waktu retensi relatif
seperti pada Tabel. [Catatan Abaikan respons puncak
pada Larutan uji yang lebih kecil dari respons puncak
basitrasin A dari Larutan ambang pelaporan; dan
abaikan puncak yang ada pada tahap gerak.]
Tabel
Nama Komponen Waktu Retensi Relatif
(perkiraan)
Basitrasin C1 0,5
Basitrasin C2 0,6
Basitrasin C3 0,6
Basitrasin B1 0,7
Basitrasin B2 0,7
Basitrasin B3 0,8
Basitrasin A 1,0
Basitrasin F 2,4
- 209 -
Hitung persentase basitrasin A dengan rumus:
100
T
A
r
r
rT yaitu jumlah semua respons puncak dari Larutan uji;
rA yaitu respons puncak basitrasin A. Hitung persentase
basitrasin aktif (basitrasin A, basitrasin B1, basitrasin B2
dan basitrasin B3) dengan rumus:
100321 +++
T
BBBA
r
rrrr
rA, rB1, rB2 dan rB3 berturut-turut yaitu respons puncak
basitrasin A, B1, B2 dan B3 dari Larutan uji. Hitung
persentase semua puncak yang tereluasi sebelum puncak
basitrasin B1 dengan rumus:
1001
T
preB
r
r
rpreB1 yaitu jumlah semua respons puncak yang tereluasi
sebelum puncak basitrasin B1 dari Larutan uji. Hitung
persentase basitrasin F dengan rumus:
100
A
F
r
r
rF dan rA berturut-turut yaitu respons puncak basitrasin
F dan basitrasin A dari Larutan uji.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
pada penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.
Syarat lain Jika pada etiket tertera basitrasin steril,
memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan Endotoksin
bakteri <201> seperti tertera pada Basitrasin untuk
Injeksi. Jika pada etiket tertera basitrasin harus diproses
lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi
syarat Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada
Basitrasin untuk Injeksi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan di tempat sejuk.
BASITRASIN ZINK
Bacitracin Zinc
Kompleks basitrasin zink [1405-89-6]
Basitrasin Zink yaitu kompleks Basitrasin Zink,
dengan komponen utama terdiri dari basitrasin A, B1, B2
dan B3. Potensi tidak kurang dari 65 unit basitrasin per
mg, mengandung tidak kurang dari 4,0% dan tidak lebih
dari 6,0% Zn, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih sampai cokelat muda; tidak
berbau atau berbau lemah; higroskopis.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air.
Baku pembanding Basitrasin Zink BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg,
pada suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada
tempat yang sejuk.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Buat campuran metanol P-isopropil
alkohol P-metilen klorida P-amonium hidroksida P-air
(4:2:2:2:1,5).
Larutan baku Timbang beberapa Basitrasin zink
BPFI, larutkan dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N
sampai kadar lebih kurang 500 unit basitrasin FI per ml.
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dan
encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai kadar lebih
kurang 500 unit basitrasin FI per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak
dan biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
keringkan pada suhu 105º selama lebih kurang
10 menit, semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P
0,2% dalam butil alkohol P. Panaskan lempeng pada
suhu lebih kurang 105° selama lebih kurang 5 menit:
harga Rf bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku.
B. Memenuhi syarat uji Komposisi.
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan
memakai larutan jenuh yang mengandung lebih
kurang 100 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam,
memakai lebih kurang 100 mg zat.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
Sterilitas dari produk yang diuji, kecuali memakai
Cairan A untuk tiap liter ditambahkan 20 g dinatrium
edetat P; jika pada etiket dinyatakan steril.
Komposisi Basitrasin A, basitrasin aktif (basitrasin A,
B1, B2, B3), senyawa peptida yang tereluasi sebelum
basitrasin B1 dan untuk basitrasin F berturut-turut tidak
lebih dari 40,0%; 70,0%; 20,0% dan 6,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
- 210 -
Larutan kalium fosfat monobasa Timbang lebih
kurang 27,2 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan
encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Dapar Larutkan lebih kurang 34,8 g kalium fosfat
dibasa P dalam 1000 ml air. Atur pH sampai 6,0 dengan
penambahan larutan kalium fosfat monobasa P 27,2 g
per liter.
tahap gerak Buat campuran metanol P-air-Dapar-
asetonitril P (26:15:5:2), campur dan awaudarakan.
Pengencer Larutkan 40 g natrium edetat P dalam
1000 ml air. Atur pH sampai 7,0 dengan penambahan
larutan natrium hidroksida P encer.
Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa
Basitrasin zink BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Pengencer sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Larutan ambang pelaporan Encerkan secara
kuantitatif beberapa Larutan kesesuaian sistem dengan
air sampai kadar lebih kurang 0,01 mg per ml.
Larutan identifikasi puncak Timbang saksama
beberapa Basitrasin zink BPFI, larutkan dalam
Pengencer sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Panaskan diatas tangas uap yang mendidih selama
30 menit. Diamkan sampai suhu ruang.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam Pengencer sampai kadar lebih kurang 2 mg
per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor panjang gelombang
bervariasi dan kolom “end-capped” 25 cm x 4,6 mm
berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per
menit. Atur panjang gelombang detektor pada 300 nm.
Suntikkan beberapa volume (lebih kurang 100 μl)
Larutan identifikasi puncak, untuk identifikasi letak
puncak basitrasin F yang merupakan cemaran. pakailah
waktu retensi relatif yang tertera pada Tabel. Atur
panjang gelombang pada 254 nm. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem, ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : lakukan
identifikasi puncak komponen aktif basitrasin (basitrasin
A, B1, B2 dan B3); puncak senyawa peptida yang
tereluasi awal dan cemaran basitrasin F memakai
waktu retensi relatif yang tertera pada Tabel. Hitung
perbandingan puncak terhadap lembah dengan rumus:
L
P
H
H \
HP yaitu tinggi dari garis dasar ke puncak basitrasin B1
dan HL yaitu tinggi dari garis dasar ke titik terendah
dari kromatogram yang merupakan titik awal puncak
basitrasin B2. Perbandingan puncak terhadap lembah
tidak kurang dari 1,2.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 100 μl) Pengencer, Larutan uji dan
Larutan ambang pelaporan ke dalam kromatograf,
lakukan kromatografi selama tiga kali waktu retensi
basitrasin A. Rekam kromatogram dan ukur respons
semua puncak Larutan uji. Lakukan identifikasi puncak
berdasarkan waktu retensi relatif seperti pada Tabel.
[Catatan Abaikan respons puncak pada Larutan uji
yang lebih kecil dari respons puncak basitrasin A dari
Larutan ambang; dan abaikan puncak yang ada
pada tahap gerak.]
Hitung persentase basitrasin A dengan rumus:
100
T
A
r
r
rA yaitu respons puncak basitrasin A; rT yaitu jumlah
semua respons puncak dari Larutan uji.
Hitung persentase basitrasin aktif (basitrasin A, B1, B2
dan B3) dengan rumus:
100321 +++
T
BBBA
r
rrrr
rA,rB1,rB2 dan rB3 berturut-turut yaitu respons puncak
basitrasin A, B1, B2 dan B3 dari Larutan uji.
Hitung persentase semua puncak yang tereluasi sebelum
puncak basitrasin B1 dengan rumus:
1001
T
preB
r
r
rpreB1 yaitu jumlah semua respons puncak yang tereluasi
sebelum puncak basitrasin B1 dari Larutan uji.
Hitung persentase basitrasin F dengan rumus:
100
A
F
r
r
rF dan rA berturut-turut yaitu respons puncak basitrasin
F dan A dari Larutan uji.
Tabel
Nama Komponen Waktu Retensi Relatif
Basitrasin C1 0,5
Basitrasin C2 0,6
Basitrasin C3 0,6
Basitrasin B1 0,7
Basitrasin B2 0,7
Basitrasin B3 0,8
Basitrasin A 1,0
Basitrasin F 2,4
Kandungan zink [Catatan Larutan baku dan Larutan
uji diencerkan secara kuantitatif dengan asam klorida
0,001 N, jika perlu buat kadar larutan sampai diperoleh
kurva linier. Lakukan penetapan secara Spektrofotometri
dan Hamburan Cahaya <1191> sesuai dengan batas
kerja alat.]
Larutan baku Timbang saksama 3,11 g zink oksida
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
80 ml asam klorida 1 N, hangatkan sampai larut,
dinginkan, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
ini mengandung 10 mg zink per ml. Buat satu seri
- 211 -
pengeceran Larutan baku dalam asam klorida 0,001 N
sampai kadar 0,5; 1,5 dan 2,5 g zink per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
zat uji, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dalam asam klorida 0,01 N dan encerkan
dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 2 ml
larutan ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan
dengan asam klorida 0,001 N sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang 213,8 nm, memakai
spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi lampu
tabung katode dan nyala udara asetilen P, pakailah asam
klorida 0,001 N sebagai blangko. Buat kurva serapan
larutan baku terhadap kadar zink dalam g per ml, tarik
garis lurus yang paling baik melalui ketiga titik larutan
baku ini . Dari kurva yang diperoleh tentukan kadar
zink dalam Larutan uji. Hitung jumlah zink dalam
persen, dengan rumus:
W
C1000
C yaitu kadar zink dalam g per ml Larutan uji;
W yaitu bobot zat uji dalam mg.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan di tempat sejuk.
Penandaan Cantumkan keterangan yang menampilkan
hanya dipakai untuk obat nonparenteral. Jika dikemas
untuk pemakaian resep, tidak steril dan potensi tidak
dijamin lebih dari 60 hari sesudah dibuka, cantumkan
jumlah basitrasin dalam unit per mg. Jika dipakai
untuk sediaan steril, pada etiket dinyatakan steril atau
memerlukan proses lebih lanjut untuk pemakaian
sediaan steril.
BEKLOMETASON DIPROPIONAT
Beclomethasone Dipropionate
O
CH3 H
H
HO
CH3H
Cl
CH3
H
O
O
CH3
O
O
H3C
O
9-Kloro-11 ,17,21-trihidroksi-16 -metilpregna-1,4-
diena-3,20-dion 17,21-dipropionat [5534-09-8]
C28H37ClO7 BM 521,04
C28H37ClO7.H2O BM 539,07
Beklometason Dipropionat berbentuk anhidrat atau
mengandung satu molekul air. Mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%, C28H37ClO7,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih sampai putih krem; tidak
berbau.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sangat mudah
larut dalam kloroform; mudah larut dalam aseton dan
dalam etanol.
Baku pembanding Beklometason Dipropionat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Testosteron Propionat BPFI; lakukan pengeringan dalam
hampa udara di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Beklometason
Dipropionat BPFI.
Rotasi jenis <1081> Antara +88° dan +94°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan dalam dioksan P yang
mengandung 10 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Bentuk anhidrat, tidak lebih
dari 0,5%. Bentuk monohidrat, antara 2,8% dan 3,8%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:2),
saring dan awaudarakan.
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa
Testosteron Propionat BPFI, larutkan dan encerkan
dengan metanol P sampai kadar lebih kurang 1,2 mg
per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Beklometason Dipropionat BPFI, larutkan dan encerkan
denganmetanol P sampai kadar lebih kurang 1,4 mg per
ml. Masukkan 4,0 ml larutan ini ke dalam vial yang
sesuai dan tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal
sampai kadar beklometason dipropionat 0,7 mg per ml
dan kadar testosteron propionat 0,6 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masukkan
4,0 ml larutan ini ke dalam vial yang sesuai dan
tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
- 212 -
dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1 dan pompa yang dapat
dijalankan pada tekanan kolom sampai 3500 psi.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : atur jumlah contoh yang disuntikkan dan
parameter lainnya sampai puncak baku internal yang
diperoleh lebih kurang 0,6 - 0,9 dari skala penuh. Waktu
retensi beklometason dipropionat lebih kurang 6 menit
dan testosteron propionat lebih kurang 10 menit;
simpangan baku relatif pada lima kali penyuntikan ulang
tidak lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (antara 5 dan 25 l) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg beklometason
dipropionat, C28H37ClO7, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
SR
UR
C100
C yaitu kadar Beklometason Dipropionat BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak beklometason dipropionat
terhadap testosteron propionat dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
EKSTRAK BELADONA
Belladonna Extract
Ekstrak Beladona mengandung tidak kurang dari 1,15 g
dan tidak lebih dari 1,35 g alkaloid Herba Beladona
dalam setiap 100 g ekstrak.
Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; [Perhatian
Hindari kontak.] lakukan pengeringan pada suhu 120o
selama 4 jam sebelum dipakai . Homatropin
Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu
105° selama 2 jam sebelum dipakai . Skopolamin
Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu
105° selama 3 jam sebelum dipakai .
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Dapar fosfat pH 9,5 Larutkan 34,8 g kalium fosfat
dibasa P dalam 900 ml air dan atur pH sampai 9,5 secara
elektrometrik dengan penambahan asam klorida 3 N
atau natrium hidroksida 3 N.
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa
lebih kurang 40 mg Homatropin Hidrobromida BPFI,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dengan lebih kurang 25 ml larutan asam sulfat P
(1 dalam 350) dan encerkan dengan asam yang sama
sampai tanda. Larutan ini dibuat segar.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Skopolamin Hidrobromida BPFI, masukkan ke dalam
labu tentukur 10-ml, larutkan dengan larutan asam sulfat
P (1 dalam 350) dan encerkan dengan asam yang sama
sampai tanda (Larutan A). Timbang saksama lebih
kurang 20 mg Atropin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml, larutkan dengan lebih kurang 25 ml
larutan asam sulfat P (1 dalam 350), tambahkan 2,0 ml
Larutan A, campur. Tambahkan larutan asam sulfat P
(1 dalam 350) sampai tanda. Larutan ini dibuat segar.
Blangko ekstraksi Masukkan lebih kurang 10 ml
larutan asam sulfat P (1 dalam 350) ke dalam corong
pisah 60 ml. Lanjutkan menurut cara tertera pada
Larutan uji dimulai dengan ”lalu tambahkan 15 ml
kloroform P”. Pada kromatogram blangko tidak ada
gangguan atropin, skopolamin atau homatropin.
Larutan uji Timbang saksama beberapa lebih kurang
500 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml
dan tambahkan 40 ml larutan asam sulfat P
(1 dalam 350). Panaskan pada suhu tidak lebih dari 45o
dan aduk untuk mempercepat kelarutan. Saring melalui
kertas saring ke dalam labu tentukur 100-ml. Cuci labu
dan kertas saring dua kali, tiap kali dengan 20 ml larutan
asam sulfat P (1 dalam 350) hangat dan kumpulkan
cairan cucian dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
larutan asam sulfat P (1 dalam 350) sampai tanda. Pipet
10 ml larutan ini ke dalam corong pisah 60 ml,
tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal, lalu
tambahkan 15 ml kloroform P, kocok kuat-kuat, biarkan
memisah, buang lapisan kloroform. (Jika terbentuk
emulsi, kloroform P diganti dengan campuran kloroform P-
isopropanol P (10:3) pada seluruh procedure ekstraksi).
Tambahkan 15 ml kloroform P, ekstraksi lagi dan buang
lapisan kloroform. Tambahkan 15 ml Dapar fosfat pH
9,5 dan natrium hidroksida 1 N secukupnya sampai pH
antara 9,0 dan 9,5. Tambahkan 15 ml kloroform P, kocok
kuat-kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring tahap
organik melalui 10 g natrium sulfat anhidrat P (lihat
Kesesuaian untuk Penetapan kadar alkaloid seperti
tertera pada natrium sulfat anhidrat P), yang
sebelumnya telah dicuci dengan kloroform P dan
ditempatkan pada corong berisi wol kaca ke dalam
wadah yang sesuai. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan
15 ml kloroform P, kumpulkan tahap organik, cuci
natrium sulfat dan ujung corong dengan 5 ml kloroform
P. Uapkan kumpulan tahap organik pada tekanan rendah,
pada suhu dibawah 45°, tambahkan 1 ml kloroform P
dan campur sampai melarutkan alkaloid dan hati-hati
saat membasahi bagian dalam dinding wadah.
Kurva baku Buat tiga Larutan baku kurva dengan cara
sebagai berikut: Pipet ke dalam tiga corong pisah 60 ml
yang berbeda masing-masing 1,0; 2,0 dan 3,0 ml
Larutan baku dan tambahkan masing-masing 9,0; 8,0
dan 7,0 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 350).
Lanjutkan menurut cara tertera pada Larutan uji, dimulai
dengan “tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal”.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,2 m x 4 mm
berisi bahan pengisi 3% tahap diam G3 pada partikel
- 213 -
penyangga S1AB. Kondisikan kolom dengan cara seperti
tertera pada Kromatografi gas dalam Kromatografi
<931>. Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom
masing-masing pada lebih kurang 240°, 240° dan 215°.
pakailah helium P kering sebagai gas pembawa dengan
laju alir lebih kurang 65 ml per menit.
Kesesuaian sistem Suntikkan 6 - 10 kali larutan ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure . Sistem
analitik dinyatakan sesuai untuk Penetapan kadar jika
simpangan baku relatif untuk perbandingan, RA, dihitung
dengan rumus:
ratarataanperbanding
bakuSimpangan100
tidak lebih dari 2,0%; resolusi, R antara aH dan aA tidak
kurang dari 3 dan faktor ikutan diukur pada 5% tinggi
puncak aA: tidak lebih dari 2,0.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang
5 μl) Larutan baku kurva. Ukur luas puncak aA, aH dan
aS dari atropin (A), homatropin (H) dan skopolamin (S)
secara berurutan, pada masing-masing kromatogram;
dan hitung AA dan AS dengan rumus :
H
A
a
a
dan
H
S
a
a
Gambar kurva baku dari harga RA dan RS terhadap
jumlah dalam mg atropin dan skopolamin dalam larutan.
(Perbandingan bobot molekul atropin dengan atropin
sulfat anhidrat yaitu 0,8551 dan perbandingan bobot
molekul skopolamin dan skopolamin hidrobromida
anhidrat yaitu 0,7894). Suntikkan beberapa volume
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur responss puncak dan hitung perbandingan luas
seperti pada Larutan baku kurva. Hitung dari Kurva
baku jumlah dalam mg atropin dan skopolamin dalam
volume yang dipakai . Jumlahkan atropin dan
skopolamin, dalam mg dan kalikan dengan angka 10,
akan diperoleh bobot alkaloid dalam mg, dalam ekstrak
yang dipakai .
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu tidak lebih dari 30°.
TABLET EKSTRAK BELADONA
Belladonna Extract Tablet
Tablet Ekstrak Beladona mengandung tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% alkaloid Herba
Beladona dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. [Perhatian
Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 100°
sampai bobot tetap sebelum dipakai . Homatropin
Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu
105° selama 2 jam sebelum dipakai . Skopolamin
Hidrobromida BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat
terlindung cahaya; lakukan pengeringan pada suhu 105°
selama 3 jam sebelum dipakai .
Identifikasi Maserasi beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 5 mg alkaloid ekstrak beladona,
dengan 20 ml air dan masukkan ke dalam corong pisah.
Basakan larutan dengan amonium hidroksida 6 N dan
ekstrasi dengan 50 ml kloroform P. Saring lapisan
kloroform dan bagi dua sama banyak filtrat yang
diperoleh, uapkan filtrat sampai kering. Lakukan
pengujian sebagai berikut:
A. Pada sebagian residu kering, tambahkan 2 tetes
asam nitrat P, uapkan di atas tangas air sampai kering
dan tambahkan beberapa tetes kalium hidroksida-etanol
LP: terjadi warna lembayung.
B. Pada sebagian residu yang lain, larutan dalam 1 ml
larutan asam klorida P (1 dalam 120) dan tambahkan
emas(III) klorida LP tetes demi tetes sambil dikocok,
sampai terbentuk endapan. Panaskan perlahan-lahan
sampai endapan larut, biarkan dingin: terbentuk endapan
tidak mengkilat.
Waktu hancur <1251>Tidak lebih dari 30 menit.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Larutan baku internal, larutan baku, Blangko
ekstraksi, kurva baku, Sistem kromatografi dan
Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada
Penetapan Kadar dalam Ekstrak Beladona.
Larutan Uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 600 μg atropin dan 600 μg
skopolamin, masukkan ke dalam corong pisah 60 ml,
tambahkan 10,0 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 350)
dan sonikasi sampai larut sebanyak mungkin. Lanjutkan
menurut Larutan uji seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Herba Beladona, dimulai dengan
”tambahkan 1,0 ml Larutan internal”.
procedure Lakukan penetapan menurut procedure
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Ekstrak
Beladona. Hitung jumlah dalam mg atropin dan
skopolamin dalam serbuk tablet yang dipakai dengan
memakai Kurva baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
HERBA BELADONA
Belladonna Herbs
Herba Beladona yaitu daun dan pucuk berbunga atau
pucuk berbuah yang dikeringkan dari tanaman Atropa
belladonna Linne’, atau varietas Acuminata Royle ex
- 214 -
Linddley (Famila Solanaceae). Mengandung tidak
kurang dari 0,35% alkaloid.
Pemerian Jika dibasahi, sedikit berbau seperti
tembakau; rasa pahit dan pedas.
Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. [Perhatian
Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 100°
sampai bobot tetap sebelum dipakai . Homatropin
Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu
105° selama 2 jam sebelum dipakai . Skopolamin
Hidrobromida BPFI; simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya. Lakukan pengeringan pada
suhu 105° selama 3 jam sebelum dipakai .
Makroskopis Daun: Campuran potongan atau gumpalan
daun, ranting kecil, bunga dan buah. Daun tipis dan
rapuh, warna hijau muda sampai hijaupudar. Helai daun
biasanya memiliki panjang 5 - 25 cm dan lebar
4 - 12 cm, berbentuk bulat telur sampai bulat telur
melebar, ujung meruncing, bagian tepi rata dan
permukaannya sedikit berambut yang semakin lebat
sepanjang urat daun; pada bekas patahan melintang
ada bintik-bintik berwarna terang (sel hablur), yang
terlihat dengan lensa. Tangkai daun pipih dan biasanya
panjang sampai 4 cm. Bunga: Berbentuk lonceng
memiliki 5 daun mahkota kecil, berbentuk cuping, warna
keunguan, sampai ungu kekuningan, memudar sampai
cokelat atau kuning kehitaman atau kuning; daun
kelopak hijau berbentuk cuping. Benang sari: 5 epipetal
dan indung telur menonjol, beruang ganda dengan
beberapa bakal biji. Buah: Hampir bulat, warna kuning
gelap sampai cokelat kekuningan sampai merah
kehitaman atau hitam; lebar sampai lebih kurang 12 mm,
kadang-kadang berlekatan dengan kelopak berisi
beberapa biji berbentuk ginjal, pipih dengan lebar sampai
lebih kurang 2 mm. Tangkai tumbuh menjadi lebih atau
kurang rata, berlubang sewaktu muda berambut halus.
Mikroskopis Daun: Sel epidermis dinding antiklinal,
agak berombak dan kutikula bergaris jelas. Stomata
lebih banyak ada pada sel epidermis bawah dan
dikelilingi 3 atau 4 sel tetangga, satu lebih kecil dari
yang lain. Rambut penutup berupa sederet sel terdiri dari
1 - 6 sel. Rambut kelenjar pendek dengan 1 sel tangkai
dan banyak sel kepala. Rambut kelenjar panjang terdiri
satu deret sel tangkai dan satu sel kepala, ada pada
kedua epidermis. Mesofil terdiri dari lapisan palisade
parenkhim tunggal ada di bawah parenkhim bunga
karang dengan sel menyebar berisi hablur bentuk pasir.
Tulang tengah daun: ada berkas pengikat
bikolateral, kolenkhim di bawah sel epidermis atas dan
sel-sel parenkhim tersebar dengan hablur bentuk pasir.
Tangkai daun: Epidermis dengan kutikula bergaris dan
beberapa rambut, endodermis jelas, serabut perisikel
berupa berkas memanjang, dinding tipis, sedikit berkayu
dan berkas pengangkut bikolateral berbentuk bulat,
parenkhim korteks dan empulur diselingi dengan sel
hablur. Bunga: Daun kelopak memiliki banyak rambut
kelenjar, tangkai terdiri dari 1 deret sel dengan 1-3 sel
kepala. Mahkota: Epidermis dalam berpapil, epidermis
luar dengan rambut kelenjar seperti pada kelopak.
Serbuk sari: dalam larutan kloral hidrat P, bentuk hampir
bulat, diameter lebih kurang 40 m, trikolpat; pada eksin
ada 3 alur dan deretan noktah berseling dengan
rusuk. Buah: Epikarpium, sel epidermis poligonal.
Dengan kutikula bergaris dan stomata; mesokarpium
meng