Kamis, 05 Desember 2024

farmakope 14





 pengisi L1dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir 

lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan suhu kolom 

pada 50 . Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif 

puncak azaeritromisin A dan azitromisin berturut-turut 

yaitu  0,64 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 

azaeritromisin A dan azitromisin tidak kurang dari 2,5. 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; 

efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis; 

dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang 

tidak lebih dari 2,0%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase azitromisin, 

C38H72N2O12, dengan rumus:  

 

1000

100 P

r

r

C

C

S

U

U

S  

 

P/1000 yaitu  potensi azitromisin dikonversikan dari g 

per mg menjadi mg per mg dalam Azitromisin BPFI;     

CS yaitu  kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar azitromisin dalam mg 

per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  

respons puncak azitromisin yang diperoleh dari Larutan 

uji dan Larutan baku.  

 

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah 

tertutup rapat pada suhu ruang terkendali.  

 

 

AZITROMISIN UNTUK INJEKSI 

Azithromycin for Injection  

 

Azitromisin Untuk Injeksi yaitu  campuran steril serbuk 

kering Azitromisin dan zat penstabil yang sesuai. 

Azitromisin untuk injeksi mengandung Azitromisin, 

C38H72N2O12, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih 

dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.  

 

Baku pembanding Azaeritromisin A BPFI; tidak boleh 

dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. 

Azitromisin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan 

dalam wadah tertutup rapat dalam lemari pembeku; 

Azitromisin N-Oksid BPFI; N-Demetil-azitromisin BPFI; 

Desosaminilazitromisin BPFI; tidak boleh dikeringkan. 

Simpan dalam wadah tertutup rapat dalam lemari 

pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan: Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 

diperoleh pada Penetapan kadar. 

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,7 unit 

endotoksin FI per mg azitromisin.  

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan 

dengan procedure  uji memakai  Penyaringan 

membran seperti tertera pada Uji sterilitas. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.  

 

Air <1031> Metode I  Tidak lebih dari 2,0%. 

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat. 

 

Azitromisin N-Oksid Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Dapar kalium fosfat 0,02 M dan Larutan uji Lakukan 

seperti tertera pada Senyawa sejenis.  

- 203 -

 

 

 

 

 

 

 

    tahap  gerak Buat campuran antara Dapar kalium fosfat 

0,02 M-asetonitril P (76,5:23,5). Atur pH sampai  11,0 

dengan penambahan kalium hidroksida P 5 N, saring dan 

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut 

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Pengencer Buat campuran Dapar kalium fosfat      

0,02 M-asetonitril P (76,5:23,5). Atur pH sampai  8,0 

dengan penambahan asam fosfat encer P.  

    Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa  

Azitromisin BPFI, larutkan dalam asetonitril P sampai  

kadar lebih kurang 0,6 mg per ml.  

    Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan, 

secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan 

Pengencer sampai  kadar lebih kurang 0,006 mg per ml. 

    Larutan resolusi Timbang saksama beberapa  

Azitromisin N-Oksid BPFI, larutkan dalam Larutan baku 

sampai  kadar azitromisin N-Oksid dan azitromisin 

berturut-turut lebih kurang 0,0015 dan 0,45 mg per ml. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi detektor elektrokimia amperometrik 

memakai  sepasang elektroda karbon kaca yang 

dioperasikan dalam sistem oksidatif, dengan elektroda 

pertama yang diatur pada +0,70±0,05 V dan elektroda 

kedua yang diatur pada +0,82±0,05 V dan arus latar 

belakang dioptimasi sampai  95±25 nA dan kolom         

15 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L29 dengan ukuran 

partikel 5 m, serta kolom pelindung 5 cm x 4,6 mm 

berisi bahan pengisi L29 dengan ukuran partikel 5 m. 

Laju alir lebih kurang 0,4 ml per menit. Pertahankan 

suhu “autosampler” pada 15 . Lakukan kromatografi 

terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu 

retensi relatif azitromisin N-Oksid dan azitromisin 

berturut-turut lebih kurang 0,38 dan 1,0. Lakukan 

kromatografi Larutan baku, rekam kromatogram dan 

ukur respons puncak seperti tertera pada procedure , 

efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis; 

faktor ikutan tidak kurang dari 0,9 dan tidak lebih dari 

1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang 

tidak lebih dari 5%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons semua puncak. Hitung persentase azitromisin    

N-Oksid dalam Injeksi Azitromisin dengan rumus:  

 

s

i

U

S

r

r

C

CP

1000

100  

 

P/1000 yaitu  potensi azitromisin, dikonversikan dari g 

per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI; CS yaitu  

kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; 

CU yaitu  kadar azitromisin dalam mg per ml Larutan 

uji; ri yaitu  respons puncak azitromisin N-Oksid dari 

Larutan uji; dan rS yaitu  respons puncak azitromisin dari 

Larutan baku. 

 

Senyawa sejenis Masing-masing cemaran spesifik, 

cemaran tidak spesifik dan jumlah seluruh cemaran tidak 

melebihi batas yang tertera pada Tabel. Lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Dapar kalium fosfat 0,02 Larutkan 3,48 g Kalium 

fosfat dibasa P dalam air sampai  1000 ml, saring melalui 

penyaring dengan porositas 0,45 m.  

    tahap  gerak Campuran Dapar kalium fosfat 0,02 M-

asetonitril P (54:46). Atur pH sampai  11,0 dengan 

penambahan kalium hidroksida 10 N. Saring dan 

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut 

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (54:46).  

    Blangko pakailah  Pengencer. 

    Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa  

Desosaminilazitromisin BPFI, N-Demetil-azitromisin 

BPFI, Azitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan 

asetonitril P sampai  kadar berturut-turut lebih kurang 

0,09; 0,21 dan 0,30 mg per ml.  

    Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan 

secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan 

Pengencer sampai  kadar Desosaminilazitromisin BPFI, 

N-Demetilazitromisin BPFI, Azitromisin BPFI berturut-

turut lebih kurang 1,8; 4,2 dan 0,6 μg per ml.  

    Larutan uji Secara terpisah rekonstitusi 3 vial, seperti 

tertera pada etiket. Campurkan isi dari semua vial yang 

telah direkonstitusi. Encerkan larutan terkonstitusi dan 

jika perlu secara bertahap dengan Pengencer sampai  

kadar azitromisin 0,6 mg per ml, berdasarkan yang 

tertera pada etiket. Larutan ini harus segera disuntikkan.  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi detektor elektrokimia amperometrik 

memakai  sepasang elektroda karbon kaca yang 

dioperasikan dalam sistem oksidatif, dengan elektroda 

pertama yang diatur pada +0,70±0,05 V dan elektroda 

kedua yang diatur pada +0,82±0,05 V dan arus latar 

belakang dioptimasi sampai  95±25 nA dan kolom 15 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L67 dengan ukuran partikel 

5 m, serta kolom pelindung 1 cm x 4,6 mm berisi bahan 

pengisi L67 dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih 

kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 

40 , suhu “autosampler” pada 15 . Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi 

relatif seperti ditunjukkan pada Tabel; resolusi, R, antara 

puncak desosaminilazitromisin dan N-demetilazitromisin 

tidak lebih dari 1,5; faktor ikutan untuk puncak 

desosaminilazitromisin, N-demetilazitromisin dan 

azitromisin tidak lebih dari 1,5; efisiensi kolom tidak 

kurang dari 1500 lempeng teoritis untuk puncak 

azitromisin dan simpangan baku relatif untuk puncak 

desosaminilazitromisin, N-demetilazitromisin dan 

azitromisin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 25 L) Larutan baku, Blangko dan 

- 204 -

 

 

 

 

 

 

 

Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram 

dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase dari 

Desosaminilazitromisin dalam Injeksi Azitromisin 

dengan rumus:  

 

S

i

U

S

r

r

C

CP100

 

 

P yaitu  potensi, dalam mg per mg, 

Desosaminilazitromisin BPFI; CS yaitu  kadar 

Desosaminilazitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan 

baku; CU yaitu  kadar azitromisin dalam mg per ml 

Larutan uji; ri dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak desosaminilazitromisin Larutan uji dan Larutan 

baku. Hitung persentase dari N-demetilazitromisin 

dalam injeksi azitromisin dengan rumus: 

 

S

i

U

S

r

r

C

CP100

 

 

P yaitu  potensi N-Demetilazitromisin BPFI dalam mg 

per mg; CS yaitu  kadar N-Demetilazitromisin BPFI 

dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu  kadar 

azitromisin dalam mg per ml Larutan uji; ri dan rS 

berturut-turut yaitu  respons puncak N-demetilazitromisin 

dari Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase 

masing-masing senyawa sejenis lain, termasuk cemaran 

yang tidak diketahui dalam injeksi azitromisin dengan 

rumus: 

 

S

i

U

S

r

r

C

CP

1000

100

 

 

P/1000 yaitu  potensi Azitromisin BPFI dikonversikan 

dari g per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI; CS 

yaitu  kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan 

baku; CU yaitu  kadar azitromisin dalam mg per ml 

Larutan uji; ri yaitu  respons puncak masing-masing 

cemaran dari Larutan uji; dan rS yaitu  respons puncak 

azitromisin dari Larutan baku. Cemaran spesifik dan 

yang tidak diketahui memenuhi batas yang tertera pada 

Tabel. Abaikan setiap puncak yang setara dengan puncak 

Blangko.  

 

Tabel  

Komponen Waktu Retensi 

Relatif 

Batas 

(%) 

3’-(N,N-didemetil)azitromisin 

(aminoazitromisin)+3’-(N,N-

didemetil)-3’-N-formilazitromisin 

0,25 1,0 

Desosaminilazitromisin  0,31 0,3 

3’-N-demetil-3’-N-

formilazitromisin  

0,32 1,0 

N-Demetilazitromisin 0,35 1,0 

3’-De(dimetilamino)-3’-

oksoazitromisin 

0,72 1,0 

Azitromisin  1,00 - 

Cemaran yang tidak diketahui - 0,20 

Total cemaran - 3,0 

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada 

Injeksi.  

 

Penetapan kadar 

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 

kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Dapar kalium fosfat Larutkan lebih kurang 6,7 g 

Kalium fosfat dibasa P dalam 1000 ml air. Saring 

melalui penyaring dengan porositas 0,45 m.  

    tahap  gerak Buat campuran Dapar kalium fosfat-

asetonitril P (52:48), atur pH sampai  11,0 dengan 

penambahan kalium hidroksida 10 N. Saring dan 

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut 

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (52:48).  

    Larutan resolusi Timbang saksama beberapa  

Azaeritromisin A BPFI dan Azitromisin BPFI, masukkan 

ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dalam 

asetonitril P sampai  52% volume labu dan encerkan  

dengan air sampai  kadar masing-masing lebih kurang      

1 mg per ml.  

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Azitromisin 

BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. 

Larutkan dalam asetonitril P sampai  52% volume labu 

dan encerkan sampai  kadar lebih kurang 1 mg per ml. 

    Larutan uji Rekonstitusi 3 vial secara terpisah, seperti 

tertera pada etiket. Campurkan isi dari semua vial yang 

telah direkonstitusi. Encerkan larutan terkonstitusi secara 

kuantitatif jika perlu bertahap dengan Pengencer sampai  

diperoleh larutan dengan kadar azitromisin lebih kurang 

1 mg per ml, sesuai yang tertera pada etiket. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 15 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L67 dengan ukuran partikel 

5 m serta kolom pelindung 4,6 mm x 1 cm berisi bahan 

pengisi L67 dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih 

kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 

40  dan suhu “autosampler” pada 15 . Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : waktu retensi puncak azaeritromisin A 

dan azitromisin berturut-turut lebih kurang 0,68 dan 1,0; 

resolusi, R, antara puncak azaeritromisin A dan 

azitromisin tidak kurang dari 2,5. Lakukan kromatografi 

terhadap Larutan baku dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure ; efisiensi kolom tidak kurang dari 

1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak kurang dari 

0,9 dan tidak lebih dari 1,5; simpangan baku relatif pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume  

sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase azitromisin, 

C38H72N2O12, dari jumlah yang tertera pada etiket dalam 

injeksi azitromisin dengan rumus:  

 

- 205 -

 

 

 

 

 

 

 

S

U

U

S

r

r

C

CP

1000

100  

 

P/1000 yaitu  potensi azitromisin, dikonversikan dari g 

per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI; CS yaitu  

kadar Azitromisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; 

CU yaitu  kadar azitromisin dalam mg per ml Larutan 

uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak 

azitromisin dari Larutan uji dan Larutan baku.  

 

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah untuk 

padatan steril seperti tertera pada Injeksi dan simpan 

pada suhu ruang terkendali.  

 

Penandaan Memenuhi syarat seperti tertera pada 

Injeksi. 

 

 

AZITROMISIN UNTUK SUSPENSI ORAL 

Azithromycin for Oral Suspension 

 

Azitromisin Untuk Suspensi Oral yaitu  campuran 

kering dari Azitromisin dan satu atau lebih dapar, 

pemanis, pengencer, zat anti kempal dan perisa. 

Azitromisin untuk Suspensi Oral mengandung 

Azitromisin, C38H72N2O12, tidak kurang 90,0% dan tidak 

lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Azitromisin BPFI; tidak boleh 

dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah 

tertutup rapat di lemari pembeku. 

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 

diperoleh pada Penetapan kadar. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk 

sediaan padat dalam wadah dosis tunggal. 

 

Volume terpindahkan <1261>Memenuhi syarat. 

 

pH <1071>Antara 9,0 dan 11,0 untuk sediaan padat 

yang dikemas dalam wadah dosis tunggal: lakukan 

penetapan memakai  suspensi terkonstitusi seperti 

tertera pada etiket; antara 8,5 dan 11,0 untuk sediaan 

padat yang dikemas dalam wadah dosis ganda: lakukan 

penetapan memakai  suspensi terkonstitusi seperti 

tertera pada etiket. 

 

Air <1031> Metode I  Tidak lebih dari 1,5%. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. [Catatan pakailah  air dengan 

tahanan tidak kurang dari 18 Mohm-cm.] 

    tahap  gerak, Larutan baku persediaan, Larutan baku, 

Larutan resolusi dan Sistem kromatografi lakukan 

seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Azitromisin. 

    Pelarut Larutkan 2,2 g kalium fosfat monobasa P  

dalam 1590 ml air, tambahkan berturut-turut 600 ml 

isopropil alkohol P, 480 ml etanol P dan 330 ml 

asetonitril P. Atur pH sampai  8,4±0,1 dengan 

penambahan kalium hidroksida 10 N dan kocok secara 

mekanik selama 30 menit. 

    Larutan uji 1 (bila dikemas dalam wadah dosis 

tunggal) Masukkan isi wadah azitromisin untuk suspensi 

oral ke dalam labu tentukur yang sesuai (V). Tambahkan 

beberapa  volume Pelarut sampai  lebih kurang 70% 

volume labu tentukur dan kocok secara mekanik selama 

30 menit. Encerkan dengan Pelarut sampai tanda. 

Larutan ini mengandung azitromisin lebih kurang 2 mg 

per ml. Masukkan 40 ml suspensi ini  ke dalam 

tabung sentrifuga bersumbat dan sentrifus selama lebih 

kurang 20 menit. Pipet 2 ml beningan ke dalam labu 

tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap  gerak sampai 

tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke dalam labu tentukur      

50-ml kedua, encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda. 

    Larutan uji 2 (bila dikemas dalam wadah dosis ganda) 

Konstitusikan azitromisin untuk suspensi oral seperti 

tertera pada etiket. Pipet 5 ml suspensi segar dan bebas 

gelembung udara ke dalam labu tentukur yang sesuai 

(Vm). Tambahkan beberapa  volume Pelarut sampai  lebih 

kurang 70% volume labu tentukur dan kocok secara 

mekanik selama 30 menit, encerkan dengan Pelarut 

sampai tanda. Larutan mengandung azitromisin lebih 

kurang 0,4 mg per ml. Masukkan lebih kurang 40 ml 

suspensi ke dalam tabung sentrifuga bersumbat dan 

sentrifus selama lebih kurang 20 menit. Pipet 5 ml 

beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan 

dengan tahap  gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini 

ke dalam labu tentukur 50-ml kedua, encerkan dengan 

tahap  gerak sampai tanda.  

    procedure  Lakukan sesuai procedure  seperti tertera 

pada Penetapan Kadar dalam Azitromisin. Hitung 

jumlah dalam mg azitromisin, C38H72N2O12, dalam 

kemasan dosis tunggal azitromisin untuk suspensi oral 

dengan rumus: 

 

( )

S

U

r

rCPV

200

125  

 

rU yaitu  respons puncak Larutan uji 1; C, P dan rS 

berturut-turut yaitu  seperti tertera pada Azitromisin. 

Hitung jumlah dalam mg azitromisin, C38H72N2O12, 

dalam tiap 5 ml suspensi yang diambil dari kemasan 

dosis ganda azitromisin untuk suspensi oral dengan 

rumus: 

 

( )

S

Um

r

rCPV

10

 

 

rU yaitu  respons puncak Larutan uji 2; C, P dan rS 

berturut-turut yaitu  seperti tertera pada Azitromisin. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

- 206 -

 

 

 

 

 

 

 

 

BARIUM SULFAT 

Barium Sulfate 

 

Barium sulfat (1:1) [7727-43-7] 

BaSO4       BM 233,39 

 

Barium Sulfat mengandung tidak kurang dari 97,5% dan 

tidak lebih dari 100,5% BaSO4. 

 

Pemerian Serbuk ruah halus, tidak mengandung butiran; 

putih; tidak berbau; tidak berasa. 

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut 

organik, dalam larutan asam dan dalam larutan alkali. 

 

Identifikasi 

    A. Campur  500 mg zat dengan 2 g natrium karbonat 

anhidrat P dan 2 g kalium karbonat anhidrat P, 

panaskan dalam krus sampai  zat melebur sempurna, 

tambahkan air panas dan saring: filtrat yang telah 

diasamkan dengan asam klorida P menampilkan  reaksi 

Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji 

Identifikasi Umum <291>. 

    B. Larutkan sebagian residu yang telah dicuci yang 

diperoleh dari Identifikasi A dalam asam asetat 6 N: 

larutan menampilkan  reaksi Barium seperti tertera pada 

Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

pH <1071> Antara 3,5 dan 10,0. Lakukan penetapan 

memakai  suspensi 10% dalam air. 

 

Sulfida Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan penetapan 

sebagai berikut: Masukkan 10 g zat ke dalam labu 

Erlenmeyer 500 ml tambahkan 100 ml asam klorida     

0,3 N. Tutup mulut labu dengan kertas saring yang telah 

dibasahi dengan 0,15 ml timbal(II) asetat LP, ikat rapat 

kertas saring sepanjang leher labu. Didihkan campuran 

perlahan-lahan selama 10 menit, jaga agar larutan tidak 

memercik pada kertas: warna gelap yang terjadi pada 

kertas tidak lebih gelap dari warna yang ditimbulkan 

oleh pembanding yang diperlakukan dengan cara yang 

sama terdiri dari 100 ml asam klorida 0,3 N 

mengandung 0,5 g sulfida (S). 

 

Zat larut dalam asam Tidak lebih dari 0,3%; lakukan 

penetapan sebagai berikut: Dinginkan campuran yang 

diperoleh dari pengujian Sulfida, tambahkan air sampai 

lebih kurang volume semula. Saring melalui kertas 

saring yang telah dicuci dengan campuran 10 ml asam 

klorida 3 N dan 90 ml air, jika perlu masukkan kembali 

filtrat pertama untuk memperoleh filtrat jernih. Uapkan 

50 ml filtrat di atas tangas uap sampai  kering, tambahkan 

2 tetes asam klorida P dan 10 ml air panas. Saring 

melalui kertas saring yang telah dicuci dengan asam, 

yang disiapkan dengan cara seperti di atas, cuci penyaring 

dengan 10 ml air panas. Uapkan kumpulan filtrat dan 

cairan cucian dalam cawan yang telah ditara di atas tangas 

uap sampai  kering. Keringkan residu pada suhu 105º 

selama 1 jam, timbang: bobot tidak lebih dari 15 mg. 

 

Garam barium larut Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 

penetapan sebagai berikut: Pada residu yang diperoleh 

dari Zat larut dalam asam, tambahkan 10 ml air, saring 

melalui kertas saring yang telah dicuci dengan 100 ml 

asam klorida 0,3 N, tambahkkan 0,5 ml asam sulfat 2 N: 

kekeruhan yang terjadi dalam waktu 30 menit tidak lebih 

keruh dari pembanding yang terdiri dari 10 ml air yang 

mengandung 50 μg barium dan 0,5 ml asam sulfat 2 N 

yang diperlakukan dengan cara sama. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 

penetapan memakai  larutan uji yang dibuat sebagai 

berikut: Didihkan 4,0 g zat dalam campuran 2 ml asam 

asetat glasial P dan 48 ml air selama 10 menit. Encerkan 

dengan air sampai  50 ml, saring. pakailah  25 ml filtrat. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama tidak kurang dari 

580 mg zat dan tidak lebih dari 620 mg zat di dalam krus 

platina yang telah ditara, tambahkan 10 g natrium 

karbonat anhidrat P, campur dengan memutar krus. 

Lebur di atas api besar sampai  leburan jernih, lanjutkan 

pemanasan selama 30 menit. Dinginkan, letakkan krus 

dalam gelas piala 400 ml, tambahkan 250 ml air, aduk 

dengan batang pengaduk kaca, panaskan sampai  leburan 

melepas. Angkat krus dari gelas piala, cuci dengan air, 

kumpulkan cairan cucian di dalam gelas piala. Bilas 

bagian dalam krus dengan 2 ml asam asetat 6 N 

lalu  dengan air, kumpulkan cairan cucian di dalam 

gelas piala, lanjutkan pemanasan dan pengadukan 

sampai  leburan hancur. Dinginkan gelas piala dalam 

tangas es sampai  endapan mengendap, tuangkan 

beningan hati-hati melalui kertas saring Whatman nomor 

40 atau yang setara, jaga sesedikit mungkin adanya 

endapan masuk ke dalam kertas saring. Cuci endapan 

dua kali dengan cara enaptuang sebagai berikut: Cuci 

bagian dalam gelas piala dengan lebih kurang 10 ml 

larutan natrium karbonat P (1 dalam 50) dingin sambil 

digoyang, biarkan endapan mengendap, tuang beningan 

melalui kertas saring yang sama, dengan sesedikit 

mungkin adanya endapan masuk ke dalam kertas saring. 

Letakkan gelas piala berisi endapan barium karbonat di 

bawah corong, cuci kertas saring lima kali, tiap kali 

dengan 1 ml asam klorida 3 N, lalu  cuci dengan 

air. [Catatan Larutan mungkin agak berkabut.] 

Tambahkan 100 ml air; 5,0 ml asam klorida P; 10,0 ml 

larutan amonium asetat P (2 dalam 5); 25 ml larutan 

kalium bikromat P (1 dalam 10) dan 10,0 g urea P. 

Tutup gelas piala dengan kaca arloji, digesti pada suhu 

80°- 85° selama tidak kurang dari 16 jam. Saring selagi 

panas melalui krus penyaring kaca masir berpori halus 

yang telah ditara dan pindahkan  semua endapan dengan 

pertolongan pengaduk berujung karet. Cuci endapan 

dengan larutan kalium bikromat P (1 dalam 200) dan 

akhirnya dengan lebih kurang 20 ml air. Keringkan pada 

suhu 105° selama 2 jam, dinginkan, timbang: bobot 

- 207 -

 

 

 

 

 

 

 

barium kromat yang diperoleh dikalikan dengan 0,9213 

menampilkan  bobot BaSO4. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

BARIUM SULFAT UNTUK SUSPENSI 

Barium Sulfate for Suspension 

 

Barium Sulfat untuk Suspensi yaitu  campuran kering 

dari Barium Sulfat dengan satu atau lebih bahan 

pendispersi yang sesuai dan atau lebih bahan pendispersi 

yang sesuai dan atau bahan pensuspensi, mengandung 

tidak kurang dari 90,0% Barium Sulfat, BaSO4. Dapat 

mengandung satu atau lebih bahan pewarna, penyedap, 

pengencer dan pengawet yang sesuai. 

 

Identifikasi Pijarkan 1 g zat sampai  bobot tetap, sisa 

pemijaran memenuhi Identifikasi A dan B seperti tertera 

pada Barium Sulfat. 

 

pH <1071> Antara 4,0 dan 10,0; lakukan penetapan 

memakai  suspensi 60% b/b dalam air. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 

lakukan pengeringan ada suhu 105° selama 4 jam. 

 

Logam berat <371>Metode V Tidak lebih dari 10 bpj; 

lakukan penetapan sebagai berikut: Didihkan 2,0 g 

dengan campuran 1 ml asam asetat glasial P dan 24 ml 

air selama 10 menit. Saring selagi panas melalui 

penyaringan membran dengan porositas 0,45 m, cuci 

dengan sedikit air panas, kumpulkan filtrat dan cairan 

cucian, tambahkan setengah dari campuran 8 ml asam 

sulfat P dan 10 ml asam nitrat P. Hangatkan hati-hati, 

lanjutkan penetapan seperti tertera pada Larutan uji. Bila 

zat berupa padatan mulai dari ”tambahkan beberapa  

sama campuran asam”. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat uji Sulfida dan Arsen 

seperti tertera pada Barium Sulfat. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama beberapa  suspensi 

setara dengan lebih kurang  600 mg BaSO4 dalam krus 

platina yang telah ditara, panaskan dengan nyala api 

kecil sampai  mengarang sempurna. Dinginkan, 

tambahkan hati-hati 0,5 ml asam nitrat P dan 0,5 ml 

asam sulfat P. Lanjutkan pemanasan dengan nyala api 

kecil sampai  sisa berwarna abu-abu, lalu  pijarkan 

dengan suhu tinggi, biarkan dingin sampai  suhu ruang. 

    Catatan 1 Jika sampel mengandung silikat seperti 

bentonit, lanjutkan penetapan sebagai berikut: 

Tambahkan10 ml air dan 1 ml asam sulfat P pada sisa di 

dalam krus, campur, tambahkan 10 ml asam fluorida P. 

Panaskan hati-hati di atas nyala api kecil sampai  timbul 

asap belerang trioksida. Tambahkan lagi 5 ml asam 

fluorida P, panaskan dengan nyala api kecil sampai  

timbul asap tebal, lalu  lanjutkan pemanasan 

sampai  asam sulfat menguap sempurna, biarkan dingin. 

    Catatan 2 Jika sampel mengandung silikat, lakukan 

penetapan tanpa penambahan asam fluorida P dan asam 

sulfat P. Pada residu dalam krus platina, baik yang 

diperlakukan dengan asam sulfat P dan asam fluorida P 

atau tidak, tambahkan 10 g natrium karbonat anhidrat P, 

lebur di atas suhu tinggi sampai  diperoleh leburan jernih, 

lanjutkan pemanasan selama 30 menit. Lanjutkan 

penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam 

Barium Sulfat, mulai dari ”Dinginkan, letakkan krus 

dalam gelas piala 400 ml”. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

BASITRASIN 

Bacitracin 

 

 

Basitrasin [1405-87-4] 

 

Basitrasin yaitu  campuran polipeptida yang dihasilkan 

dari pertumbuhan organisme kelompok Licheniformis 

dari Bacillus subtilis (Familia Bacillaceae). Komponen 

utama terdiri dari basitrasin A, basitrasin B1, basitrasin 

B2 dan basitrasin B3. Potensi tidak kurang dari 65 unit 

per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk putih sampai  kekuningan; tidak berbau 

atau berbau lemah; higroskopis; larutan terurai dengan 

cepat pada suhu ruang; mengendap dan tidak aktif oleh 

garam dari beberapa logam berat. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; dalam etanol, dalam 

metanol dan dalam asam asetat glasial; larutan dalam 

pelarut organik biasanya menampilkan  sisa yang tidak 

larut; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan 

dalam eter. 

 

Baku pembanding Basitrasin Zink BPFI; lakukan 

pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak 

lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya, pada tempat yang sejuk. Endotoksin 

BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan 

isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. 

Rekonstitusi semua isi, pakailah  larutan dalam waktu   

14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, 

dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada 

Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. 

- 208 -

 

 

 

 

 

 

 

    tahap  gerak Buat campuran metanol P-isopropil 

alkohol P-metilen klorida P-amonium klorida P-air 

(4:2:2:2:1,5). 

    Larutan baku Timbang beberapa  Basitrasin zink 

BPFI, larutkan dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N 

sampai  kadar lebih kurang 500 unit basitrasin per ml. 

    Larutan uji Timbang beberapa  zat, larutkan dan 

encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai  kadar lebih 

kurang 500 unit basitrasin per ml. 

    procedure  Totolkan secara terpisah masing-masing     

10 l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng 

kromatografi Campuran silika gel P 0,25 mm. Masukkan 

lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap  gerak 

dan biarkan merambat sampai  tiga per empat tinggi 

lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, 

keringkan pada suhu 105º selama lebih kurang 10 menit 

dan semprot lempeng dengan larutan ninhidrin 0,2% 

dalam butil alkohol P. Panaskan lempeng pada suhu 

lebih kurang 105° selama lebih kurang 5 menit: harga Rf 

bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai 

dengan Larutan baku. 

 

pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan 

memakai  larutan yang mengandung 10.000 unit        

per ml. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; 

lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler 

pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° 

selama 3 jam, memakai  lebih kurang 100 mg zat. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. 

 

Komposisi Basitrasin A, basitrasin aktif (basitrasin A, 

B1, B2, B3), senyawa peptida yang tereluasi sebelum 

basitrasin B1 dan untuk basitrasin F berturut-turut tidak 

lebih dari 40,0%; 70,0%; 20,0% dan 6,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan kalium fosfat monobasa Timbang lebih 

kurang 27,2 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan 

encerkan dengan air sampai  1000 ml. 

    Dapar Larutkan lebih kurang 34,8 g kalium fosfat 

dibasa P dalam 1000 ml air. Atur pH sampai  6,0 dengan 

penambahan Larutan kalium fosfat monobasa.  

    tahap  gerak Buat campuran metanol P-air-Dapar-

asetonitril P (26:15:5:2), saring dan awaudarakan. Jika 

perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa  

Basitrasin Zink BPFI, larutkan dalam air, tambahkan 

asam klorida encer LP lebih kurang 2% dari volume 

akhir dan encerkan dengan air sampai  kadar lebih kurang 

2 mg per ml. 

    Larutan ambang pelaporan Encerkan secara 

kuantitatif Larutan kesesuaian sistem dengan tahap  gerak 

sampai  kadar lebih kurang 0,01 mg per ml. 

    Larutan dinatrium edetat Buat larutan dinatrium 

edetat P dengan kadar 40 mg per ml. Atur pH sampai  7,0 

dengan penambahan larutan natrium hidroksida P encer. 

    Larutan identifikasi puncak Timbang saksama 

beberapa  Basitrasin Zink BPFI, larutkan dalam Larutan 

dinatrium edetat sampai  kadar lebih kurang 2 mg per ml. 

Panaskan di atas tangas air mendidih selama 30 menit. 

Diamkan sampai  suhu ruang. 

    Larutan uji Timbang saksama beberapa  zat, larutkan 

dalam tahap  gerak sampai  kadar lebih kurang 2 mg  per ml. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor panjang gelombang 

bervariasi dan kolom “end-capped” 25 cm x 4,6 mm 

berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 μm. 

Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Atur panjang 

gelombang detektor pada 300 nm. Suntikkan beberapa  

volume (lebih kurang 100 μl) Larutan identifikasi 

puncak, untuk identifikasi letak puncak basitrasin F yang 

merupakan cemaran. pakailah  waktu retensi relatif yang 

tertera pada Tabel. Ubah panjang gelombang pada      

254 nm. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : lakukan 

identifikasi puncak komponen aktif basitrasin (basitrasin 

A, basitrasin B1, basitrasin B2 dan basitrasin B3), 

puncak senyawa peptida yang tereluasi awal dan 

basitrasin F, memakai  waktu retensi relatif pada 

Tabel. Hitung perbandingan puncak terhadap lembah 

dengan rumus: 

 

L

P

H

H  

 

HP yaitu  tinggi dari garis dasar ke puncak basitrasin 

B1dan HL yaitu  tinggi dari garis dasar ke titik terendah 

dari kromatogram yang memisahkan puncak basitrasin 

B1 dan basitrasin B2. Perbandingan puncak terhadap 

lembah tidak kurang dari 1,2. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 100 μl) tahap  gerak, Larutan uji dan 

Larutan ambang pelaporan ke dalam kromatograf, 

lakukan kromatografi selama lebih kurang tiga kali 

waktu retensi basitrasin A, rekam kromatogram dan ukur 

respons semua puncak dari Larutan uji. Lakukan 

identifikasi puncak berdasarkan waktu retensi relatif 

seperti pada Tabel. [Catatan Abaikan respons puncak 

pada Larutan uji yang lebih kecil dari respons puncak 

basitrasin A dari Larutan ambang pelaporan; dan 

abaikan puncak yang ada  pada tahap  gerak.] 

 

Tabel 

Nama Komponen Waktu Retensi Relatif 

(perkiraan) 

Basitrasin C1 0,5 

Basitrasin C2 0,6 

Basitrasin C3 0,6 

Basitrasin B1 0,7 

Basitrasin B2 0,7 

Basitrasin B3 0,8 

Basitrasin A 1,0 

Basitrasin F 2,4 

- 209 -

 

 

 

 

 

 

 

Hitung persentase basitrasin A dengan rumus: 

 

100

T

A

r

r  

rT  yaitu  jumlah semua respons puncak dari Larutan uji; 

rA yaitu  respons puncak basitrasin A. Hitung persentase 

basitrasin aktif (basitrasin A, basitrasin B1, basitrasin B2 

dan basitrasin B3) dengan rumus: 

 

100321 +++

T

BBBA

r

rrrr  

 

rA, rB1, rB2 dan rB3 berturut-turut yaitu  respons puncak 

basitrasin A, B1, B2 dan B3 dari Larutan uji. Hitung 

persentase semua puncak yang tereluasi sebelum puncak 

basitrasin B1 dengan rumus: 

 

1001

T

preB

r

r  

 

rpreB1 yaitu  jumlah semua respons puncak yang tereluasi 

sebelum puncak basitrasin B1 dari Larutan uji. Hitung 

persentase basitrasin F dengan rumus: 

 

100

A

F

r

r  

 

rF dan rA berturut-turut yaitu  respons puncak basitrasin 

F dan basitrasin A dari Larutan uji. 

 

Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera 

pada penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi 

Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. 

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera basitrasin steril, 

memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan Endotoksin 

bakteri <201> seperti tertera pada Basitrasin untuk 

Injeksi. Jika pada etiket tertera basitrasin harus diproses 

lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi 

syarat Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada 

Basitrasin untuk Injeksi. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 

dan di tempat sejuk. 

 

 

BASITRASIN ZINK 

Bacitracin Zinc 

 

Kompleks basitrasin zink [1405-89-6] 

 

Basitrasin Zink yaitu  kompleks Basitrasin Zink, 

dengan komponen utama terdiri dari basitrasin A, B1, B2 

dan B3. Potensi tidak kurang dari 65 unit basitrasin per 

mg, mengandung tidak kurang dari 4,0% dan tidak lebih 

dari 6,0% Zn, dihitung terhadap zat yang telah 

dikeringkan. 

Pemerian Serbuk putih sampai  cokelat muda; tidak 

berbau atau berbau lemah; higroskopis. 

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air. 

 

Baku pembanding Basitrasin Zink BPFI; lakukan 

pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, 

pada suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada 

tempat yang sejuk. 

 

Identifikasi 

    A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi 

secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. 

    tahap  gerak Buat campuran metanol P-isopropil 

alkohol P-metilen klorida P-amonium hidroksida P-air 

(4:2:2:2:1,5). 

    Larutan baku Timbang beberapa  Basitrasin zink 

BPFI, larutkan dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N 

sampai  kadar lebih kurang 500 unit basitrasin FI per ml. 

    Larutan uji Timbang beberapa  zat, larutkan dan 

encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai  kadar lebih 

kurang 500 unit basitrasin FI per ml. 

    procedure  Totolkan secara terpisah masing-masing     

10 l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng 

kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan 

lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap  gerak 

dan biarkan  merambat sampai  tiga per empat tinggi 

lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan 

keringkan pada suhu 105º selama lebih kurang               

10 menit, semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P 

0,2% dalam butil alkohol P. Panaskan lempeng pada 

suhu lebih kurang 105° selama lebih kurang 5 menit: 

harga Rf bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji 

sesuai dengan Larutan baku. 

    B. Memenuhi syarat uji Komposisi. 

 

pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan 

memakai  larutan jenuh yang mengandung lebih 

kurang 100 mg per ml.  

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; 

lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler 

dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam, 

memakai  lebih kurang 100 mg zat. 

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Lakukan penetapan 

dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji 

Sterilitas dari produk yang diuji, kecuali memakai  

Cairan A untuk tiap liter ditambahkan 20 g dinatrium 

edetat P; jika pada etiket dinyatakan steril. 

 

Komposisi Basitrasin A, basitrasin aktif (basitrasin A, 

B1, B2, B3), senyawa peptida yang tereluasi sebelum 

basitrasin B1 dan untuk basitrasin F berturut-turut tidak 

lebih dari 40,0%; 70,0%; 20,0% dan 6,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

- 210 -

 

 

 

 

 

 

 

    Larutan kalium fosfat monobasa Timbang lebih 

kurang 27,2 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan 

encerkan dengan air sampai  1000 ml. 

    Dapar Larutkan lebih kurang 34,8 g kalium fosfat 

dibasa P dalam 1000 ml air. Atur pH sampai  6,0 dengan 

penambahan larutan kalium fosfat monobasa P 27,2 g 

per liter. 

    tahap  gerak Buat campuran metanol P-air-Dapar-

asetonitril P (26:15:5:2), campur dan awaudarakan. 

    Pengencer Larutkan 40 g natrium edetat P dalam 

1000 ml air. Atur pH sampai  7,0 dengan penambahan 

larutan natrium hidroksida P encer. 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa  

Basitrasin zink BPFI, larutkan dan encerkan dengan 

Pengencer sampai  kadar lebih kurang 2 mg per ml. 

    Larutan ambang pelaporan Encerkan secara 

kuantitatif beberapa  Larutan kesesuaian sistem dengan 

air sampai  kadar lebih kurang 0,01 mg per ml. 

    Larutan identifikasi puncak Timbang saksama 

beberapa  Basitrasin zink BPFI, larutkan dalam 

Pengencer sampai  kadar lebih kurang 2 mg per ml. 

Panaskan diatas tangas uap yang mendidih selama        

30 menit. Diamkan sampai  suhu ruang. 

    Larutan uji Timbang saksama beberapa  zat, larutkan 

dalam Pengencer sampai  kadar lebih kurang 2 mg       

per ml. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor panjang gelombang 

bervariasi dan kolom “end-capped” 25 cm x 4,6 mm 

berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per 

menit. Atur panjang gelombang detektor pada 300 nm. 

Suntikkan beberapa  volume (lebih kurang 100 μl) 

Larutan identifikasi puncak, untuk identifikasi letak 

puncak basitrasin F yang merupakan cemaran. pakailah  

waktu retensi relatif yang tertera pada Tabel. Atur 

panjang gelombang pada 254 nm. Lakukan kromatografi 

terhadap Larutan kesesuaian sistem, ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : lakukan 

identifikasi puncak komponen aktif basitrasin (basitrasin 

A, B1, B2 dan B3); puncak senyawa peptida yang 

tereluasi awal dan cemaran basitrasin F memakai  

waktu retensi relatif yang tertera pada Tabel. Hitung 

perbandingan puncak terhadap lembah dengan rumus: 

 

L

P

H

H \ 

 

HP yaitu  tinggi dari garis dasar ke puncak basitrasin B1 

dan HL yaitu  tinggi dari garis dasar ke titik terendah 

dari kromatogram yang merupakan titik awal puncak 

basitrasin B2. Perbandingan puncak terhadap lembah 

tidak kurang dari 1,2. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 100 μl) Pengencer, Larutan uji dan 

Larutan ambang pelaporan ke dalam kromatograf, 

lakukan kromatografi selama tiga kali waktu retensi 

basitrasin A. Rekam kromatogram dan ukur respons 

semua puncak Larutan uji. Lakukan identifikasi puncak 

berdasarkan waktu retensi relatif seperti pada Tabel. 

[Catatan  Abaikan respons puncak pada Larutan uji 

yang lebih kecil dari respons puncak basitrasin A dari 

Larutan ambang; dan abaikan puncak yang ada  

pada tahap  gerak.] 

Hitung persentase basitrasin A dengan rumus: 

 

100

T

A

r

r  

 

rA yaitu  respons puncak basitrasin A; rT yaitu  jumlah 

semua respons puncak dari Larutan uji. 

Hitung persentase basitrasin aktif (basitrasin A, B1, B2 

dan B3) dengan rumus: 

 

100321 +++

T

BBBA

r

rrrr  

 

rA,rB1,rB2 dan rB3 berturut-turut yaitu  respons puncak 

basitrasin A, B1, B2 dan B3 dari Larutan uji. 

Hitung persentase semua puncak yang tereluasi sebelum 

puncak basitrasin B1 dengan rumus: 

 

1001

T

preB

r

r  

 

rpreB1 yaitu  jumlah semua respons puncak yang tereluasi 

sebelum puncak basitrasin B1 dari Larutan uji.  

Hitung persentase basitrasin F dengan rumus: 

 

100

A

F

r

r  

 

rF dan rA berturut-turut yaitu  respons puncak basitrasin 

F dan A dari Larutan uji. 

 

Tabel 

Nama Komponen Waktu Retensi Relatif 

Basitrasin C1 0,5 

Basitrasin C2 0,6 

Basitrasin C3 0,6 

Basitrasin B1 0,7 

Basitrasin B2 0,7 

Basitrasin B3 0,8 

Basitrasin A 1,0 

Basitrasin F 2,4 

 

Kandungan zink [Catatan Larutan baku dan Larutan 

uji diencerkan secara kuantitatif dengan asam klorida 

0,001 N, jika perlu buat kadar larutan sampai  diperoleh 

kurva linier. Lakukan penetapan secara Spektrofotometri 

dan Hamburan Cahaya <1191> sesuai dengan batas 

kerja alat.]   

    Larutan baku Timbang saksama 3,11 g zink oksida 

masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan     

80 ml asam klorida 1 N, hangatkan sampai  larut, 

dinginkan, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan 

ini mengandung 10 mg zink per ml. Buat satu seri 

- 211 -

 

 

 

 

 

 

 

pengeceran Larutan baku dalam asam klorida 0,001 N 

sampai  kadar 0,5; 1,5 dan 2,5 g zink per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg 

zat uji, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, 

larutkan dalam asam klorida 0,01 N dan encerkan 

dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 2 ml 

larutan ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan 

dengan asam klorida 0,001 N sampai tanda. 

    procedure  Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji 

pada panjang gelombang 213,8 nm, memakai  

spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi lampu 

tabung katode dan nyala udara asetilen P, pakailah  asam 

klorida 0,001 N sebagai blangko. Buat kurva serapan 

larutan baku terhadap kadar zink dalam g per ml, tarik 

garis lurus yang paling baik melalui ketiga titik larutan 

baku ini . Dari kurva yang diperoleh tentukan kadar 

zink dalam Larutan uji. Hitung jumlah zink dalam 

persen, dengan rumus: 

 

W

C1000  

 

C yaitu  kadar zink dalam g per ml Larutan uji;          

W yaitu  bobot zat uji dalam mg. 

 

Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera 

pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi 

<131>. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 

dan di tempat sejuk. 

 

Penandaan Cantumkan keterangan yang menampilkan  

hanya dipakai  untuk obat nonparenteral. Jika dikemas 

untuk pemakaian resep, tidak steril dan potensi tidak 

dijamin lebih dari 60 hari sesudah  dibuka, cantumkan 

jumlah basitrasin dalam unit per mg. Jika dipakai  

untuk sediaan steril, pada etiket dinyatakan steril atau 

memerlukan proses lebih lanjut untuk pemakaian  

sediaan steril. 

 

 

BEKLOMETASON DIPROPIONAT 

Beclomethasone Dipropionate 

 

O

CH3 H

H

HO

CH3H

Cl

CH3

H

O

O

CH3

O

O

H3C

O

 

 

9-Kloro-11 ,17,21-trihidroksi-16 -metilpregna-1,4-

diena-3,20-dion 17,21-dipropionat [5534-09-8] 

C28H37ClO7    BM 521,04 

C28H37ClO7.H2O    BM 539,07 

 

Beklometason Dipropionat berbentuk anhidrat atau 

mengandung satu molekul air. Mengandung tidak kurang 

dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%, C28H37ClO7, 

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk; putih sampai putih krem; tidak 

berbau. 

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sangat mudah 

larut dalam kloroform; mudah larut dalam aseton dan 

dalam etanol. 

 

Baku pembanding Beklometason Dipropionat BPFI; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam 

sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

Testosteron Propionat BPFI; lakukan pengeringan dalam 

hampa udara di atas silika gel P selama 4 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya. 

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, 

menampilkan  maksimum hanya pada bilangan 

gelombang yang sama seperti pada Beklometason 

Dipropionat BPFI. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara +88° dan +94°, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan 

memakai  larutan dalam dioksan P yang 

mengandung 10 mg per ml. 

 

Susut pengeringan <1121> Bentuk anhidrat, tidak lebih 

dari 0,5%. Bentuk monohidrat, antara 2,8% dan 3,8%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:2), 

saring dan awaudarakan. 

    Larutan baku internal Timbang saksama beberapa  

Testosteron Propionat BPFI, larutkan dan encerkan 

dengan metanol P sampai  kadar lebih kurang 1,2 mg     

per ml. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  

Beklometason Dipropionat BPFI, larutkan dan encerkan 

denganmetanol P sampai  kadar lebih kurang 1,4 mg per 

ml. Masukkan 4,0 ml larutan ini ke dalam vial yang 

sesuai dan tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal 

sampai  kadar beklometason dipropionat 0,7 mg per ml 

dan kadar testosteron propionat 0,6 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan 

encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masukkan   

4,0 ml larutan ini ke dalam vial yang sesuai dan 

tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

- 212 -

 

 

 

 

 

 

 

dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom 30 cm x        

4 mm berisi bahan pengisi L1 dan pompa yang dapat 

dijalankan pada tekanan kolom sampai  3500 psi. 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : atur jumlah contoh yang disuntikkan dan 

parameter lainnya sampai  puncak baku internal yang 

diperoleh lebih kurang 0,6 - 0,9 dari skala penuh. Waktu 

retensi beklometason dipropionat lebih kurang 6 menit 

dan testosteron propionat lebih kurang 10 menit; 

simpangan baku relatif pada lima kali penyuntikan ulang 

tidak lebih dari 3,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (antara 5 dan 25 l) Larutan uji dan Larutan baku 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak. Hitung jumlah dalam mg beklometason 

dipropionat, C28H37ClO7, dalam zat yang dipakai  

dengan rumus:  

 

SR

UR

C100  

 

C yaitu  kadar Beklometason Dipropionat BPFI dalam 

mg per ml Larutan baku; RU  dan RS berturut-turut yaitu  

perbandingan respons puncak beklometason dipropionat 

terhadap testosteron propionat dari Larutan uji dan 

Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

EKSTRAK BELADONA 

Belladonna Extract 

 

Ekstrak Beladona mengandung tidak kurang dari 1,15 g 

dan tidak lebih dari 1,35 g alkaloid Herba Beladona 

dalam setiap 100 g ekstrak. 

 

Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; [Perhatian 

Hindari kontak.] lakukan pengeringan pada suhu 120o 

selama 4 jam sebelum dipakai . Homatropin 

Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 

105° selama 2 jam sebelum dipakai . Skopolamin 

Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 

105° selama 3 jam sebelum dipakai . 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Dapar fosfat pH 9,5 Larutkan 34,8 g kalium fosfat 

dibasa P dalam 900 ml air dan atur pH sampai  9,5 secara 

elektrometrik dengan penambahan asam klorida 3 N 

atau natrium hidroksida 3 N. 

    Larutan baku internal Timbang saksama beberapa  

lebih kurang 40 mg Homatropin Hidrobromida BPFI, 

masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan 

dengan lebih kurang 25 ml larutan asam sulfat P             

(1 dalam 350) dan encerkan dengan asam yang sama 

sampai tanda. Larutan ini dibuat segar. 

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg 

Skopolamin Hidrobromida BPFI, masukkan ke dalam 

labu tentukur 10-ml, larutkan dengan larutan asam sulfat 

P (1 dalam 350) dan encerkan dengan asam yang sama 

sampai tanda (Larutan A). Timbang saksama lebih 

kurang 20 mg Atropin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam 

labu tentukur 50-ml, larutkan dengan lebih kurang 25 ml 

larutan asam sulfat P (1 dalam 350), tambahkan 2,0 ml 

Larutan A, campur. Tambahkan larutan asam sulfat P     

(1 dalam 350) sampai tanda. Larutan ini dibuat segar. 

    Blangko ekstraksi Masukkan lebih kurang 10 ml 

larutan asam sulfat P (1 dalam 350) ke dalam corong 

pisah 60 ml. Lanjutkan menurut cara tertera pada 

Larutan uji dimulai dengan ”lalu  tambahkan 15 ml 

kloroform P”. Pada kromatogram blangko tidak ada 

gangguan atropin, skopolamin atau homatropin. 

    Larutan uji Timbang saksama beberapa  lebih kurang 

500 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml 

dan tambahkan 40 ml larutan asam sulfat P                     

(1 dalam 350). Panaskan pada suhu tidak lebih dari 45o 

dan aduk untuk mempercepat kelarutan. Saring melalui 

kertas saring ke dalam labu tentukur 100-ml. Cuci labu 

dan kertas saring dua kali, tiap kali dengan 20 ml larutan 

asam sulfat P (1 dalam 350) hangat dan kumpulkan 

cairan cucian dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 

larutan asam sulfat P (1 dalam 350) sampai tanda. Pipet 

10 ml larutan ini ke dalam corong pisah 60 ml, 

tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal, lalu  

tambahkan 15 ml kloroform P, kocok kuat-kuat, biarkan 

memisah, buang lapisan kloroform. (Jika terbentuk 

emulsi, kloroform P diganti dengan campuran kloroform P-

isopropanol P (10:3) pada seluruh procedure  ekstraksi). 

Tambahkan 15 ml kloroform P, ekstraksi lagi dan buang 

lapisan kloroform. Tambahkan 15 ml Dapar fosfat pH 

9,5 dan natrium hidroksida 1 N secukupnya sampai  pH 

antara 9,0 dan 9,5. Tambahkan 15 ml kloroform P, kocok 

kuat-kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring tahap  

organik melalui 10 g natrium sulfat anhidrat P (lihat 

Kesesuaian untuk Penetapan kadar alkaloid seperti 

tertera pada natrium sulfat anhidrat P), yang 

sebelumnya telah dicuci dengan kloroform P dan 

ditempatkan pada corong berisi wol kaca ke dalam 

wadah yang sesuai. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 

15 ml kloroform P, kumpulkan tahap  organik, cuci 

natrium sulfat dan ujung corong dengan 5 ml kloroform 

P. Uapkan kumpulan tahap  organik pada tekanan rendah, 

pada suhu dibawah 45°, tambahkan 1 ml kloroform P 

dan campur sampai  melarutkan alkaloid dan hati-hati 

saat membasahi bagian dalam dinding wadah. 

    Kurva baku Buat tiga Larutan baku kurva dengan cara 

sebagai berikut: Pipet ke dalam tiga corong pisah 60 ml 

yang berbeda masing-masing 1,0; 2,0 dan 3,0 ml 

Larutan baku dan tambahkan masing-masing 9,0; 8,0 

dan 7,0 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 350). 

Lanjutkan menurut cara tertera pada Larutan uji, dimulai 

dengan “tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal”. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi 

detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,2 m x 4 mm 

berisi bahan pengisi 3% tahap  diam G3 pada partikel 

- 213 -

 

 

 

 

 

 

 

penyangga S1AB. Kondisikan kolom dengan cara seperti 

tertera pada Kromatografi gas dalam Kromatografi 

<931>. Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom 

masing-masing pada lebih kurang 240°, 240° dan 215°. 

pakailah  helium P kering sebagai gas pembawa dengan 

laju alir lebih kurang 65 ml per menit. 

    Kesesuaian sistem Suntikkan 6 - 10 kali larutan ke 

dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak seperti tertera pada procedure . Sistem 

analitik dinyatakan sesuai untuk Penetapan kadar jika 

simpangan baku relatif untuk perbandingan, RA, dihitung 

dengan rumus: 

 

ratarataanperbanding

bakuSimpangan100

 

 

tidak lebih dari 2,0%; resolusi, R antara aH dan aA tidak 

kurang dari 3 dan faktor ikutan diukur pada 5% tinggi 

puncak aA: tidak lebih dari 2,0. 

    procedure  Suntikkan beberapa  volume (lebih kurang     

5 μl) Larutan baku kurva. Ukur luas puncak aA, aH dan 

aS dari atropin (A), homatropin (H) dan skopolamin (S) 

secara berurutan, pada masing-masing kromatogram; 

dan hitung AA dan AS dengan rumus : 

 

H

A

a

a

dan

H

S

a

a

 

 

Gambar kurva baku dari harga RA dan RS terhadap 

jumlah dalam mg atropin dan skopolamin dalam larutan. 

(Perbandingan bobot molekul atropin dengan atropin 

sulfat anhidrat yaitu  0,8551 dan perbandingan bobot 

molekul skopolamin dan skopolamin hidrobromida 

anhidrat yaitu  0,7894). Suntikkan beberapa  volume 

Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram 

dan ukur responss puncak dan hitung perbandingan luas 

seperti pada Larutan baku kurva. Hitung dari Kurva 

baku jumlah dalam mg atropin dan skopolamin dalam 

volume yang dipakai . Jumlahkan atropin dan 

skopolamin, dalam mg dan kalikan dengan angka 10, 

akan diperoleh bobot alkaloid dalam mg, dalam ekstrak 

yang dipakai . 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

pada suhu tidak lebih dari 30°. 

 

 

TABLET EKSTRAK BELADONA 

Belladonna Extract Tablet 

 

Tablet Ekstrak Beladona mengandung tidak kurang dari 

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% alkaloid Herba 

Beladona dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; simpan dalam 

wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. [Perhatian 

Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 100° 

sampai  bobot tetap sebelum dipakai . Homatropin 

Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 

105° selama 2 jam sebelum dipakai . Skopolamin 

Hidrobromida BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat 

terlindung cahaya; lakukan pengeringan pada suhu 105° 

selama 3 jam sebelum dipakai  . 

 

Identifikasi Maserasi beberapa  serbuk tablet setara 

dengan lebih kurang 5 mg alkaloid ekstrak beladona, 

dengan 20 ml air dan masukkan ke dalam corong pisah. 

Basakan larutan dengan amonium hidroksida 6 N dan 

ekstrasi dengan 50 ml kloroform P. Saring lapisan 

kloroform dan bagi dua sama banyak filtrat yang 

diperoleh, uapkan filtrat sampai  kering. Lakukan 

pengujian sebagai berikut: 

    A. Pada sebagian residu kering, tambahkan 2 tetes 

asam nitrat P, uapkan di atas tangas air sampai  kering 

dan tambahkan beberapa tetes kalium hidroksida-etanol 

LP: terjadi warna lembayung. 

    B. Pada sebagian residu yang lain, larutan dalam 1 ml 

larutan asam klorida P (1 dalam 120) dan tambahkan 

emas(III) klorida LP tetes demi tetes sambil dikocok, 

sampai  terbentuk endapan. Panaskan perlahan-lahan 

sampai  endapan larut, biarkan dingin: terbentuk endapan 

tidak mengkilat. 

 

Waktu hancur <1251>Tidak lebih dari 30 menit. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Penetapan kadar 

    Larutan baku internal, larutan baku, Blangko 

ekstraksi, kurva baku, Sistem kromatografi dan 

Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada 

Penetapan Kadar dalam Ekstrak Beladona. 

    Larutan Uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 

20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet 

setara dengan lebih kurang 600 μg atropin dan 600 μg 

skopolamin, masukkan ke dalam corong pisah 60 ml, 

tambahkan 10,0 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 350) 

dan sonikasi sampai  larut sebanyak mungkin. Lanjutkan 

menurut Larutan uji seperti tertera pada Penetapan 

kadar dalam Herba Beladona, dimulai dengan 

”tambahkan 1,0 ml Larutan internal”. 

    procedure  Lakukan penetapan menurut procedure  

seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Ekstrak 

Beladona. Hitung jumlah dalam mg atropin dan 

skopolamin dalam serbuk tablet yang dipakai  dengan 

memakai  Kurva baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya.  

 

 

HERBA BELADONA 

Belladonna Herbs 

 

Herba Beladona yaitu  daun dan pucuk berbunga atau 

pucuk berbuah yang dikeringkan dari tanaman Atropa 

belladonna Linne’, atau varietas Acuminata Royle ex 

- 214 -

 

 

 

 

 

 

 

Linddley (Famila Solanaceae). Mengandung tidak 

kurang dari 0,35% alkaloid. 

 

Pemerian Jika dibasahi, sedikit berbau seperti 

tembakau; rasa pahit dan pedas.  

 

Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; simpan dalam 

wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. [Perhatian 

Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 100° 

sampai  bobot tetap sebelum dipakai . Homatropin 

Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 

105° selama 2 jam sebelum dipakai . Skopolamin 

Hidrobromida BPFI; simpan dalam wadah tertutup 

rapat, terlindung cahaya. Lakukan pengeringan pada 

suhu 105° selama 3 jam sebelum dipakai . 

 

Makroskopis Daun: Campuran potongan atau gumpalan 

daun, ranting kecil, bunga dan buah. Daun tipis dan 

rapuh, warna hijau muda sampai  hijaupudar. Helai daun 

biasanya  memiliki  panjang 5 - 25 cm dan lebar           

4 - 12 cm, berbentuk bulat telur sampai bulat telur 

melebar, ujung meruncing, bagian tepi rata dan 

permukaannya sedikit berambut yang semakin lebat 

sepanjang urat daun; pada bekas patahan melintang 

ada  bintik-bintik berwarna terang (sel hablur), yang 

terlihat dengan lensa. Tangkai daun pipih dan biasanya  

panjang sampai  4 cm. Bunga: Berbentuk lonceng 

memiliki 5 daun mahkota kecil, berbentuk cuping, warna 

keunguan, sampai  ungu kekuningan, memudar sampai  

cokelat atau kuning kehitaman atau kuning; daun 

kelopak hijau berbentuk cuping. Benang sari: 5 epipetal 

dan indung telur menonjol, beruang ganda dengan 

beberapa  bakal biji. Buah: Hampir bulat, warna kuning 

gelap sampai  cokelat kekuningan sampai  merah 

kehitaman atau hitam; lebar sampai  lebih kurang 12 mm, 

kadang-kadang berlekatan dengan kelopak berisi 

beberapa  biji berbentuk ginjal, pipih dengan lebar sampai  

lebih kurang 2 mm. Tangkai tumbuh menjadi lebih atau 

kurang rata, berlubang sewaktu muda berambut halus. 

 

Mikroskopis Daun: Sel epidermis dinding antiklinal, 

agak berombak dan kutikula bergaris jelas. Stomata 

lebih banyak ada  pada sel epidermis bawah  dan 

dikelilingi 3 atau 4 sel tetangga, satu lebih kecil dari 

yang lain. Rambut penutup berupa sederet sel terdiri dari 

1 - 6 sel. Rambut kelenjar pendek dengan 1 sel tangkai 

dan banyak sel kepala. Rambut kelenjar panjang terdiri 

satu deret sel tangkai dan satu sel kepala, ada  pada 

kedua epidermis. Mesofil terdiri dari lapisan palisade 

parenkhim tunggal ada  di bawah parenkhim bunga 

karang dengan sel menyebar berisi hablur bentuk pasir. 

Tulang tengah daun: ada  berkas pengikat 

bikolateral, kolenkhim di bawah sel epidermis atas dan 

sel-sel parenkhim tersebar dengan hablur bentuk pasir. 

Tangkai daun: Epidermis dengan kutikula bergaris dan 

beberapa rambut, endodermis jelas, serabut perisikel 

berupa berkas memanjang, dinding tipis, sedikit berkayu 

dan berkas pengangkut bikolateral berbentuk bulat, 

parenkhim korteks dan empulur diselingi dengan sel 

hablur. Bunga: Daun kelopak memiliki  banyak rambut 

kelenjar, tangkai terdiri dari 1 deret sel dengan 1-3 sel 

kepala. Mahkota: Epidermis dalam berpapil, epidermis 

luar dengan rambut kelenjar seperti pada kelopak. 

Serbuk sari: dalam larutan kloral hidrat P, bentuk hampir 

bulat, diameter lebih kurang 40 m, trikolpat; pada eksin 

ada  3 alur dan deretan noktah berseling dengan 

rusuk. Buah: Epikarpium, sel epidermis poligonal. 

Dengan kutikula bergaris dan stomata; mesokarpium 

meng