m.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 40 tablet. [Perhatian Hindari terhirupnya serbuk
halus.] Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 80 mg busulfan, masukkan ke dalam
gelas piala 100 ml. Ekstraksi empat kali, tiap kali dengan
20 ml aseton P sambil diaduk, diamkan agar zat yang
tidak larut mengendap, lalu tuang beningan melalui
penyaring kaca masir ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
Uapkan kumpulan ekstrak aseton sampai lebih kurang
10 ml, tambahkan fenolftalein LP dan netralkan dengan
natrium hidroksida 0,05 N. Uapkan sampai kering,
tambahkan 30 ml air dan lanjutkan penetapan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Busulfan, mulai dari
”Hubungkan labu”.
Tiap ml natrium hidroksida 0,05 N
setara dengan 6,158 mg C6H14O6S2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
BUTIL HIDROKSIANISOL
Butyl hydroxyanisole
OCH3
OH
C(CH3)3
tert-Butil-4-metoksifenol [25013-16-5]
C11H16O2 BM 180,25
- 267 -
Butil Hidroksianisol mengandung tidak kurang dari
98,5% C11H16O2.
Pemerian Padatan seperti lilin; putih atau agak
kekuningan; bau khas lemah.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
etanol, dalam propilenglikol, dalam kloroform dan dalam
eter.
Baku pembanding 3-tert-Butil-4-hidroksianisol BPFI;
simpan dalam wadah tertutup rapat; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . 2-tert-Butil-4-
hidroksianisol BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi Pada 5 ml larutan zat dalam etanol P 72% (1
dalam 10.000) tambahkan 2 ml larutan natrium borat P (1
dalam 50) dan 1 ml larutan 2,6-diklorokuinon-klorimida
P dalam etanol mutlak P (1 dalam 10.000): terjadi warna
biru.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan
penetapan memakai 10 g.
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut pakailah dimetil sulfoksida P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku internal Timbang saksama 500 mg
4-tert-butilfenol, larutkan dalam labu tentukur 100-ml,
tambahkan aseton P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama 3-tert-Butil-4-
hidroksianisol BPFI, larutkan masing-masing dalam
Larutan baku internal sampai kadar lebih kurang 9 mg
3-tert-Butil-4-hidroksianisol BPFI dan lebih kurang 1 mg
2-tert-Butil-4-hidroksianisol BPFI per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
larutkan dalam labu tentukur 10-ml dengan Larutan baku
internal, encerkan dengan Larutan baku internal sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala, kolom tahan karat1,8 m x 2 mm
berisi bahan pengisi 10% tahap cair G26 pada partikel
penyangga S1A. Pertahankan suhu kolom antara 175° -
185°. pakailah helium P kering sebagai gas pembawa.
Suntikkan beberapa kali Larutan baku dan rekam luas
puncak seperti tertera pada procedure : Simpangan baku
relatif tidak lebih dari 2% untuk 3-tert-Butil-4-
hidroksianisol dan 6% untuk isomer 2-tert-Butil-4-
hidroksianisol; resolusi, R, kedua isomer tidak kurang
dari 1,3 dan faktor ikutan tidak lebih dari 2,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 l) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf. Ukur luas puncak tiap isomer dan
baku internal dalam tiap kromatogram dan hitung jumlah
dalam mg, tiap isomer butil hidroksianisol, C11H16O2,
yang dipakai dengan rumus:
S
U
S R
RC10
Cs yaitu kadar isomer dalam mg tiap ml isomer dalam
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan luas puncak tiap isomer dan baku internal
dalam kromatogram Larutan baku dan Larutan uji.
Hitung jumlah dalam mg dengan menambahkan jumlah
kedua isomer.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
BUTIL HIDROKSITOLUEN
Butyl Hydroxytoluene
OH
C(CH3)3(H3C)3C
CH3
2,6-Di-tert-butil-p-kresol [128-37-0]
C15H24O BM 220,35
Butil Hidroksitoluen mengandung tidak kurang dari
99,0% C15H24O.
Pemerian Hablur padat; putih; bau khas lemah.
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam
propilenglikol; mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Identifikasi Pada 10 ml larutan zat dalam metanol P
(1 dalam 100.000) tambahkan 10 ml air, 2 ml larutan
natrium nitrit P (3 dalam 1000) dan 5 ml larutan
dianisidina dihidroklorida P (1 dalam 500), yang dibuat
dengan melarutkan 200 mg dianisidina dihidroklorida P
dalam campuran 40 ml metanol P dan 60 ml asam klorida
1 N: terjadi warna jingga merah dalam waktu 3 menit.
Tambahkan 5 ml kloroform P, kocok: lapisan kloroform
menampilkan warna ungu atau warna magenta yang
memudar bila terkena cahaya.
Suhu beku <1101> Tidak kurang dari 69,2°; sesuai tidak
kurang dari 99,0% C15H24O.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,002%; lakukan
penetapan dengan cara berikut: Timbang saksama lebih
kurang 50 g zat, masukkan dalam krus yang telah ditara,
pijarkan sampai mengarang dan dinginkan, basahi abu
- 268 -
dengan 1 ml asam sulfat P dan lanjutkan pemijaran
sampai sempurna dengan pemanasan pada suhu
800°±25° selama 15 menit sampai bobot tetap.
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
BUTILPARABEN
Butylparaben
HO COOCH2(CH2)2CH3
Butil-p-hidroksibenzoat [94-26-8]
C11H14O3 BM 194,23
Butilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% Butilparaben, C11H14O3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur halus tidak berwarna atau serbuk putih.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam
gliserin; mudah larut dalam aseton, dalam etanol, dalam
eter dan dalam propilen glikol.
Baku pembanding Butilparaben BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Butilparaben BPFI.
Keasaman Panaskan 750 mg zat dalam 15 ml air pada
suhu 80° selama 1 menit, dinginkan dan saring: filtrat
bereaksi netral atau asam terhadap lakmus P. Pada 10 ml
filtrat, tambahkan 0,20 ml natrium hidroksida 0,1 N dan
2 tetes merah metil LP: larutan berwarna kuning.
Jarak lebur <1021> Antara 68° dan 72°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g zat
masukkan ke dalam labu, tambahkan 40,0 ml natrium
hidroksida 1 N LV dan bilas dinding labu, tambahkan
5 tetes biru bromotimol LP. Titrasi kelebihan natrium
hidroksida dengan asam sulfat 1 N LV sampai pH 6,6
dengan membandingkan warna dapar fosfat pH 6,6 yang
mengandung indikator dengan perbandingan sama.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium hidroksida 1 N
setara dengan 194,2 mg C11H14O3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
DAKTINOMISIN
Dactinomycin
Aktinomisin D [50-76-0]
C62H86N12O16 BM 1255,42
Daktinomisin mengandung tidak kurang dari 950 μg dan
tidak lebih dari 1030 μg C62H86N12O16, per mg, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. [Perhatian
Penanganan harus hati-hati untuk mencegah terhirupnya
partikel Daktinomisin dan kontak dengan kulit.]
Pemerian Serbuk hablur, merah terang; agak higroskopis;
dapat dipengaruhi oleh cahaya dan panas.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol; larut dalam air
pada suhu 10º dan sukar larut dalam air pada suhu 37º;
sangat sukar larut dalam eter.
Baku pembanding Daktinomisin BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60º selama 3 jam sebelum dipakai . Endotoksin
BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan
(1 dalam 40.000) dalam metanol P menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Daktinomisin BPFI; serapan
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 445 nm
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 103,0% dari
Daktinomisin BPFI dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan dan potensi Baku pembanding. Perbandingan
serapan pada 240 nm dan pada 445 nm antara 1,30 dan
1,50.
Thr
Thr
Val
Val
Pro
Pro
MeGli
MeGli
MeVal
MeVal
- 269 -
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 100 unit
Endotoksin BPFI per mg.
Rotasi jenis <1081> Antara -292º dan -317º, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
pada suhu 20º, memakai larutan dalam metanol P
yang mengandung 1 mg zat per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 60º selama 3 jam.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan pakailah Larutan uji dan
Larutan baku yang dibuat segar, terlindung dari cahaya.]
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-natrium asetat
0,04 M-asam asetat 0,07 M (46:25:25), saring melalui
penyaring membran dengan porositas 1 μm, atau yang
lebih kecil dan awaudarakan. [Catatan Kadar asetonitril
dapat beragam untuk memperoleh kinerja sistem
kromatografi dan waktu eluasi yang sesuai.]
Larutan baku Timbang saksama beberapa Daktinomisin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak secara
kuantitatif sampai kadar lebih kurang 1200 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat
larutkan dalam tahap gerak sampai 25,0 ml.
Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan tiga kali penyuntikan ulang
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl ) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi daktinomisin lebih
kurang 25 menit. Hitung potensi dalam μg daktinomisin,
C62H86N12O16, per mg dengan rumus:
S
U
r
r
W
C25
C yaitu kadar Daktinomisin BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot dalam mg daktinomisin
yang dipakai ; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya dan panas yang berlebihan.
DAKTINOMISIN UNTUK INJEKSI
Dactinomycin for Injection
Daktinomisin untuk Injeksi yaitu campuran steril dari
Daktinomisin dan Manitol. Mengandung Daktinomisin,
C62H86N12O16, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, hanya
untuk jumlah 0,5 mg tiap wadah yang tertera pada etiket.
[Perhatian Cegah terhirupnya partikel Daktinomisin dan
kontak dengan kulit.]
Baku pembanding Daktinomisin BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60º sebelum dipakai . Endotoksin BPFI [Catatan
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua
isi, pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai ,
daktinomisin untuk injeksi yang telah dikonstitusi
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
pada Injeksi.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan lebih kurang
25 μg per ml dalam metanol P menampilkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Daktinomisin BPFI. Perbandingan serapan pada
240 nm dan serapan 445 nm yaitu antara 1,30 dan 1,50.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 100,0 unit
Endotoksin FI per mg daktinomisin.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan pengujian
dengan procedure uji memakai penyaringan
membran, memakai sediaan uji yang dibuat sebagai
berikut: konstitusi secara aseptis masing-masing wadah
dengan menyuntikkan Air untuk Injeksi melalui penutup.
Sebelum disaring, kumpulkan isi semua wadah secara
aseptis dengan penambahan 200 ml Cairan A.
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan
memakai larutan terkonstitusi seperti tertera pada
etiket.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 60º selama 3 jam.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kromatografi <931>. [Catatan pakailah larutan baku
- 270 -
dan Larutan uji yang dibuat segar, terlindung dari
cahaya.]
tahap gerak Campur asetonitril P-air (6:4), saring
melalui penyaring membran dengan porositas 1 μm atau
lebih kecil dan awaudarakan. [Catatan Kadar asetonitril P
dapat beragam untuk memperoleh kinerja Sistem
kromatografi dan waktu eluasi yang sesuai.]
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Daktinomisin BPFI, larutkan dan encerkan dalam tahap
gerak sampai kadar lebih kurang 250 μg per ml.
Larutan uji Pipet beberapa volume tahap gerak,
tambahkan ke dalam satu wadah Daktinomisin untuk
Injeksi sampai kadar lebih kurang 250 μg daktinomisin
per ml, bila perlu saring untuk memperoleh larutan jernih.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang
dari 1200 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2;
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Waktu retensi daktinomisin lebih kurang 6 menit. Hitung
potensi dalam mg daktinomisin, C62H86N12O16, per mg
dengan rumus:
S
U
r
rCV
1000
C yaitu kadar daktinomisin dalam μg per ml Larutan
baku; V yaitu volume Larutan uji dalam ml; ru dan rs
berturut-turut yaitu respons puncak Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padatan
steril tidak tembus cahaya seperti tertera pada Injeksi.
DAPSON
Dapsone
H2N S
O
O
NH2
4,4´-Sulfonildianilina [80-08-0]
C12H12N2O2S BM 248,30
Dapson mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C12H12N2O2S dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih krem; tidak
berbau; rasa agak pahit.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol; larut dalam aseton
dan dalam asam mineral encer; sangat sukar larut dalam
air.
Baku pembanding Dapson BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Dapson BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
200.000) dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Dapson BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 175° dan 181°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan memakai campuran 100 mg zat dan
100 mg magnesium oksida P.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-aseton P-
n-butilalkohol P-asam format P (60:15:15:10). [Catatan
tahap gerak di buat segar, jenuhkan bejana kromatografi
dengan tahap gerak selama 30 menit sebelum dipakai .]
Penjerap Campuran silika gel P untuk lapis tipis
kinerja tinggi setebal 150 - 200 μm.
Penampak bercak Larutan 4-dimetil-amino
sinamaldehida P 0,1% dalam campuran volume sama
asam asetat glasial P dan air.
Larutan baku A Timbang saksama beberapa Dapson
BPFI larutkan dalam metanol P sampai kadar 12,5 mg
per ml.
Larutan baku B Encerkan beberapa volume Larutan
baku A dengan metanol P sampai kadar 125 μg per ml.
Larutan baku C Encerkan beberapa volume Larutan
baku B dengan metanol P sampai kadar 62,5 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam metanol P sampai kadar 12,5 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
4 μl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi. Keringkan dengan dialiri nitrogen P.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
tahap gerak, biarkan merambat sampai tiga per empat
- 271 -
tinggi lempeng. Angkat lempeng biarkan kering di udara.
Semprot lempeng dengan Penampak bercak. Amati
bercak dengan segera dan bandingkan intensitas bercak
lain selain bercak utama dari Larutan uji terhadap bercak
utama dari Larutan baku: tidak ada bercak lain selain
bercak utama pada Larutan uji yang lebih besar atau lebih
intensif dari bercak utama Larutan baku C (0,5%) dan
jumlah intensitas semua bercak lain selain bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut pakailah dimetil sulfoksida P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Masukkan masing-masing 100 ml isopropil
alkohol P, asetonitril P dan etil asetat P ke dalam labu
tentukur 1000-ml. Tambahkan tanpa dicampur beberapa
heksan P sampai tanda, campur dan biarkan dingin
sampai suhu ruang.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Dapson
BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 250 μg per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda. Kadar Larutan baku lebih kurang 25 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel
10 μm. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif
tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg dapson,
C12H12N2O2S, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC2
C yaitu kadar Dapson BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
TABLET DAPSON
Dapsone Tablet
Tablet Dapson mengandung Dapson, C12H12N2O2S tidak
kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Dapson BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105° selama 3 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Masukkan beberapa serbuk halus tablet yang setara
dengan lebih kurang 100 mg dapson ke dalam wadah
yang sesuai, tambahkan 5 ml aseton P, kocok selama
5 menit, saring dan uapkan filtrat sampai kering.
Keringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam, residu
memenuhi Identifikasi A pada Dapson .
B. Gerus beberapa serbuk halus tablet setara dengan
lebih kurang 100 mg dapson dengan 50 ml metanol P dan
saring. Encerkan beberapa filtrat dengan metanol P
sampai diperoleh larutan 1 dalam 200.000: larutan
memenuhi Identifikasi B pada Dapson.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 1000 ml asam klorida encer P
(2 dalam 100)
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C12H12N2O2S, yang
terlarut dengan mengukur serapan larutan yang dibuat
sebagai berikut: masukkan alikuot yang mengandung
lebih kurang 0,2 mg dapson ke dalam labu tentukur 25-
ml tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan
dengan air sampai tanda, pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 290 nm dengan larutan
baku pembanding yang diperlakukan sama.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C12H12N2O2S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk keseragaman kandungan Masukkan
1 tablet ke dalam labu tentukur 100 ml, tambahkan 2 ml
air dan biarkan selama 30 menit, goyangkan sesekali.
Tambahkan lebih kurang 70 ml metanol P dan sonikasi
sampai terdispersi sempurna, tambahkan metanol P
sampai tanda. Sentrifus sebagian larutan. Pipet beberapa
volume beningan, encerkan dengan metanol P sampai
diperoleh kadar lebih kurang 8 μg dapson per ml.
Timbang saksama beberapa Dapson BPFI, larutkan
dalam metanol P sampai kadar lebih kurang 8 μg per ml.
Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 296 nm
terhadap blangko metanol. Hitung jumlah dalam mg,
dapson, C12H12N2O2S, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
- 272 -
S
U
A
A
D
TC
T yaitu jumlah dapson dalam tablet yang tertera pada
etiket, dalam mg; C yaitu kadar Dapson BPFI, dalam μg
per ml Larutan baku; D yaitu kadar dapson dalam μg
per ml Larutan uji, dihitung berdasarkan jumlah dapson
per tablet yang tertera pada etiket dan besarnya
pengenceran; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Dapson.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 50 mg dapson masukkan ke dalam
labu tentukur 200-ml, tambahkan 150 ml metanol P dan
masukkan ke dalam tangas ultrasonik pada suhu 35°
selama 15 menit dengan sesekali dikocok. Dinginkan
sampai suhu kamar, tambahkan metanol P sampai tanda.
Sentrifus beberapa campuran sampai jernih. Pipet 5 ml
beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
tahap gerak sampai tanda.
procedure Lakukan menurut procedure seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Dapson. Hitung jumlah
dalam mg dapson, C12H12N2O2S, dalam serbuk tablet
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC2
C yaitu kadar Dapson BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
DARAH
Whole Blood
Darah yaitu Darah yang telah dicampur dengan
antikoagulan yang sesuai. Darah diperoleh dari donor
sehat yang secara klinis, uji laboratorium terhadap darah
dan riwayat medik, bebas dari zat yang dapat menularkan
infeksi melalui tranfusi darah atau komponen darah.
Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan ditetapkan
oleh instansi yang berwenang. Dengan metode pengujian
yang sensitif, darah memberi reaksi negatif terhadap
antigen permukaan hepatitis B. Kadar hemoglobin darah
dinyatakan dalam Baku Internasional untuk
Hemiglobinsianida, tidak kurang dari 12,5%.
Pengambilan darah dilakukan secara aseptis melalui
sistem steril tertutup yang terdiri dari pipa yang
menghubungkan jarum suntik yang dimasukkan ke dalam
vena donor, dengan wadah plastik atau wadah kaca steril
yang telah berisi antikoagulan dan pengawet tidak lebih
dari 22% v/v. Antikoagulan ditambahkan sebelum
sterilisasi wadah. Tidak ditambahkan pengawet
antimikroba. Wadah memenuhi persyaratan seperti tertera
pada Wadah <1271>. Bila pengambilan darah telah
selesai wadah segera ditutup kedap untuk menghindari
kontaminasi mikroorganisme dan didinginkan pada suhu 2º
- 8º. Setiap wadah disertai wadah lain yang lebih kecil
berisi darah untuk uji kompatibilitas dan uji lain. Kadar
hemoglobin dalam campuran akhir darah dan larutan
antikoagulan, dinyatakan dalam Baku Internasional untuk
Hemiglobinsianida tidak kurang dari 9,7% v/v (dihitung
dari kadar hemoglobin donor dan pengenceran yang
disebabkan larutan antikoagulan).
Darah dalam wadah yang telah diambil untuk analisa
tidak boleh dipakai untuk tranfusi. Oleh sebab itu uji
sterilitas dan penetapan kadar tidak harus dilakukan untuk
isi setiap wadah. Instansi yang berwenang
mengumpulkan darah bertanggung jawab terhadap
kondisi pengumpulan dan penyimpanan darah sedemikian
sesampai bila dilakukan pengujian, darah memenuhi
persyaratan monografi.
Pemerian Cairan merah tua; bila dibiarkan terjadi
pemisahan, lapisan bawah yaitu endapan sel darah
merah dan lapisan atas berwarna kuning yaitu plasma
bebas dari gejala hemolisis. Antara dua lapisan
kemungkinan ada lapisan tipis berwarna keputih-
putihan dari sel darah putih dan platelet.
Baku pembanding Hemiglobinsianida BPFI.
Golongan darah Lakukan penetapan golongan darah
memakai contoh darah donor yang terpisah dengan
menguji sel dan serum darah seperti tertera pada
Penetapan Golongan Darah ABO Donor <101> dan
menguji sel darah seperti tertera pada Penetapan
Golongan Rh Donor <111>.
Hemolisin <2111> Lakukan penetapan terhadap darah
golongan O yang akan ditranfusikan kepada pasien
dengan golongan darah yang berbeda.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar hemoglobin
memakai Hemiglobinsianida BPFI.
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2º - 8º.
Dapat dipakai selama jangka waktu tertentu seperti
tertera pada etiket.
- 273 -
DARAH SEDIKIT PLASMA
Plasma Reduced Blood
Darah Sedikit Plasma dibuat dari darah yang diperoleh
dari seorang donor dengan menghilangkan beberapa
plasma dan zat anti koagulan. Darah Sedikit Plasma
mengandung volume padatan darah (VPD) antara 60%
dan 65% ditetapkan dengan cara sentrifus. Pemisahan
dilakukan dengan metode tertentu yang dapat mencegah
kontaminasi mikroorganisme pada komponen sel darah
atau plasma, sebaiknya dilakukan dengan sistem tertutup.
Wadah segera ditutup kedap.
Darah donor yang akan dipakai untuk pembuatan
sediaan ini sebaiknya berumur tidak lebih dari 14 hari
sejak pengambilan darah dan disentrifus lebih dahulu
untuk menghilangkan plasma dan zat anti koagulan.
Sebelum ditransfusikan, lakukan uji kompatibilitas
dengan darah penerima dan identitas penerima harus
dicantumkan pada wadah.
Pemerian Cairan berwarna merah tua. Jika didiamkan sel
darah merah akan mengendap dan terjadi lapisan
beningan (plasma) berwarna kuning.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril tertutup
kedap, pada suhu 2º - 8º.
Penandaan Dalam etiket tertera (1) nomor kode donor
darah asal, (2) golongan ABO dan Rh dari darah donor,
antisera spesifik yang dipakai untuk uji, (3) tanggal
sesudah waktu ini tidak boleh ditransfusikan,
(4) antikoagulan yang dipakai , (5) kondisi
penyimpanan, (6) jika terlihat tanda-tanda kerusakan
sediaan tidak dapat dipakai .
DAUNORUBISIN HIDROKLORIDA
Daunorubicin Hydrochloride
OCH3
OH
OH
O
O H
CCH3
O
OH
O
. HCl
CH3
CH3
CH3
(1S,3S)-3-Asetil-1,2,3,4,6,11-heksahidro-3,5,12-
trihidroksi-10-metoksi-6,11-diokso -1-naftasenil
3-amino-2,3,6-trideoksi- -L-likso-heksopiranosida
hidroklorida [23541-50-6]
C27H29NO10.HCl BM 563,98
Daunoburisin Hidroklorida memiliki potensi setara
dengan tidak kurang dari 842 μg dan tidak lebih dari 1030
μg, C27H29NO10.HCl per mg. [Perhatian Hati-hati jangan
hirup partikel daunorubisin hidroklorida dan hindari
kontak dengan kulit.]
Pemerian Serbuk hablur; merah jingga; higroskopis.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam metanol;
sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam
kloroform; praktis tidak larut dalam aseton.
Baku pembanding Daunorubisin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Untuk
pemakaian kuantitatif, lakukan penetapan kadar air
secara titrimetri pada waktu akan dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
dalam lemari pembeku. Diamkan sampai suhu ruang
sebelum dibuka.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Daunorubisin Hidroklorida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 5 mg per ml.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P (62:38), atur
pH sampai 2,2±0,2 dengan penambahan asam fosfat P.
Jumlah asetonitril dapat bervariasi untuk memenuhi
persyaratan kesesuaian sistem dan untuk mendapatkan
waktu eluasi daunorubisin yang sesuai. Saring melalui
penyaring membran dengan porositas 1 μm atau lebih
kecil dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Daunourubisin Hidroklorida BPFI, larutkan dengan tahap
gerak sampai kadar lebih kurang 250 μg per ml.
Larutan resolusi Timbang beberapa doksorubisin
hidroklorida larutkan dalam Larutan baku sampai kadar
lebih kurang 250 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
- 274 -
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
doksorubisin dan daunorubisin berturut-turut lebih kurang
0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak doksorubisin dan
puncak daunorubisin tidak kurang dari 3,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 μl) Larutan uji dan Larutan baku ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung kadar dalam μg
daunorubisin, C27H29NO10, tiap mg zat dengan rumus:
S
U
r
r
W
C100
C yaitu kadar daunorubisin dalam μg per ml Larutan
baku; W yaitu bobot zat dalam mg yang dipakai
dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya dan panas berlebih.
DAUNORUBISIN HIDROKLORIDA UNTUK
INJEKSI
Daunorubicin Hydrochloride for Injection
Daunorubisin Hidroklorida untuk Injeksi yaitu
campuran steril dari Daunorubisin Hidroklorida dan
manitol. Mengandung Daunorubisin, C27H29NO10, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Daunorubisin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Untuk
pemakaian kuantitatif, lakukan penetapan kadar air
secara titrimetri pada waktu akan dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam
lemari pembeku. Diamkan sampai suhu ruang sebelum
dibuka. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai , larutan
terkonstitusi yang dibuat dari Daunorubisin Hidroklorida
untuk Injeksi memenuhi syarat Larutan terkonstutusi
seperti tertera pada Injeksi.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 4,3 unit
Endotoksin FI per mg daunorubisin.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
memakai larutan yang dikonstitusikan seperti tertera
pada etiket.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%. Larutan uji
dibuat seperti untuk bahan higroskopis.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi
dan Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah <1131>.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Daunorubisin Hidroklorida.
Larutan uji Pindahkan isi dari 1 vial injeksi
daunorubisin dengan bantuan tahap gerak ke dalam labu
tentukur yang sesuai dan encerkan dengan tahap gerak
sampai kadar daunorubisin hidroklorida lebih kurang
0,25 mg per ml.
procedure Lakukan seperti procedure yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Daunorubisin Hidroklorida.
Hitung jumlah dalam mg daunorubisin, C27H29NO10,
dalam vial yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rCV
1000
C yaitu kadar Daunorubisin Hidroklorida BPFI dalam
μg per ml Larutan baku; V yaitu volume dalam ml
Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak daunorubisin dalam Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padatan
steril seperti tertera pada Injeksi dan tidak tembus cahaya.
DEFEROKSAMIN MESILAT
Deferoxamine Mesylate
Garam monometanasulfonat dari Asam N-[15-[3-[(5-
Aminopentil)hidroksikarbamoil]propionamido]-
pentil]-3-[[5-(N-hidroksiasetamido)pentil]karbamoil]
propionohidroksamat [138-14-7]
C25H48N6O8.CH4O3S BM 656,79
H2N(CH2)5NC(CH2)2CNH(CH2)5NC(CH2)2CNH(CH2)5NCCH3 . CH3SO3H
OO O O O
OH OHOH
- 275 -
Deferoksamin Mesilat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% Deferoksamin Mesilat,
C25H48N6O8.CH4O3S, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
metanol.
Baku pembanding Deferoksamin Mesilat BPFI; tidak
boleh dikeringkan, lakukan penetapan kadar air secara
titrimetri pada waktu akan dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Larutkan 5 mg zat dalam 5 ml air,
tambahkan 2 ml larutan natrium fosfat tribasa P
(1 dalam 200) campur, tambahkan 10 tetes larutan
-naftokuinon-4-natrium sulfonat P (1 dalam 40): terjadi
warna coklat kehitaman.
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan zat (1 dalam 100).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%, lakukan
pemijaran memakai 2,0 g zat.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,012%; lakukan
penetapan memakai 1,2 g zat dan bandingkan
kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan penetapan
memakai 500 mg zat, bandingkan kekeruhan dengan
0,20 ml asam sulfat 0,020 N.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Syarat lain Jika pada etiket tertera deferoksamin mesilat
steril, memenuhi syarat Uji sterilitas <71>, Penandaan
dalam Injeksi dan Endotoksin bakteri <201> seperti
tertera pada Deferoksamin Mesilat untuk Injeksi. Jika
pada etiket tertera deferoksamin mesilat harus diproses
lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi
syarat Uji Endotoksin Bakteri <201> seperti tertera pada
Deferoksamin Mesilat untuk Injeksi.
Penetapan kadar
Larutan besi(III) klorida Larutkan 6,7 g besi(III)
klorida P dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100)
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan larutan asam
klorida P (1 dalam 100) sampai tanda, saring.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deferoksamin Mesilat BPFI, larutkan dalam air sampai
kadar lebih kurang 1000 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
larutkan dalam air sampai 50,0 ml.
procedure Pipet 2 ml masing-masing Larutan baku,
Larutan uji dan air sebagai blangko ke dalam labu
tentukur 25-ml, tambahkan masing-masing 3 ml Larutan
besi(III) klorida, encerkan dengan air sampai tanda.
Secara bersamaan ukur serapan Larutan baku dan
Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 485 nm terhadap blangko. Hitung jumlah
dalam mg deferoksamin mesilat, C25H48N6O8.CH4O3S,
dengan rumus:
S
U
A
A
C05,0
C yaitu kadar Deferoksamin Mesilat BPFI dalam μg per
ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Jika deferoksamin mesilat dipakai untuk
pembuatan sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan
steril atau harus melalui proses pembuatan sediaan
injeksi.
DEFEROKSAMIN MESILAT UNTUK INJEKSI
Deferoxamine Mesylate for Injection
Deferoksamin Mesilat untuk Injeksi mengandung
Deferoksamin Mesilat, C25H48N6O8.CH4O3S, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Deferoksamin Mesilat BPFI; tidak
boleh dikeringkan, lakukan penetapan kadar air secara
titrimetri pada waktu akan dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi.
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai larutan
terkonstitusi yang disiapkan dari deferoksamin mesilat
untuk injeksi memenuhi syarat Larutan terkonstitusi
seperti tertera pada Injeksi.
Identifikasi Memenuhi uji Identifikasi seperti tertera
pada Deferoksamin Mesilat.
pH <1071> Antara 4,0 sampai 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan zat(1 dalam 100).
Endotoksin bakteri <201> Tidak boleh lebih dari
0,33 unit Endotoksin FI per mg deferoksamin mesilat.
- 276 -
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi
dan Keseragaman sediaan <911>.
Penetapan kadar
Larutan besi(III) klorida dan Larutan baku Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Deferoksamin
Mesilat.
Larutan uji Konstitusikan isi 1 vial dengan air dan
encerkan dengan air secara kuantitatif dan bertahap,
sampai kadar lebih kurang 1 mg per ml.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Deferoksamin Mesilat. Hitung jumlah dalam
mg deferoksamin mesilat, C25H48N6O8.CH4O3S, dalam vial
dengan rumus:
S
U
A
A
CV
C yaitu kadar Deferoksamin Mesilat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; V yaitu volume air dalam ml yang
dipakai dalam pembuatan Larutan uji; AU dan AS
berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
DEKSAMETASON
Dexamethasone
9-Fluoro-11 ,17,21-trihidroksi-16 -metilpregna-1,4-
diena-3,20-dion [50-02-2]
C22H29FO5 BM 392,47
Deksametason mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 102,0%, C22H29FO5, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih;
tidak berbau; stabil di udara. Melebur pada suhu lebih
kurang 250º disertai peruraian.
Kelarutan Agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol,
dalam dioksan dan dalam metanol; sukar larut dalam
kloroform; sangat sukar larut dalam eter; praktis tidak
larut dalam air.
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Deksametason BPFI. Jika menampilkan
perbedaan, secara terpisah larutkan sebagian zat uji dan
baku pembanding dalam asetonitril P, uapkan masing-
masing larutan sampai kering dan residu diuji kembali.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Deksametason BPFI, daya serap masing-masing
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
239 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara +72º dan +80º, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
terhadap larutan yang mengandung 100 mg zat dalam
10 ml dioksan P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
penetapan memakai 250 mg zat.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 1,0% dan jumlah semua cemaran tidak lebih
dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Dapar format Larutkan 1,32 g amonium format P
dalam 1000 ml air, atur pH sampai 3,6 dengan
penambahan asam format P.
tahap gerak Buat campuran Dapar format-asetonitril P
(67:33), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 180 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. Pipet 33 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan Dapar format sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L11.. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
uji, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari
5000 lempeng teoritis.
procedure Suntikkan lebih kurang 10 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
CH3
CH3
F H
CO
CH2OH
H
HO
H
CH3
OH
H
- 277 -
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r
100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran; rS
yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P (lebih
kurang 7:3), sedemikian sampai pada laju alir 2 ml per
menit, waktu retensi deksametason lebih kurang 7 menit.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar lebih kurang 7,5 mg per ml. Encerkan beberapa
volume yang diukur saksama dengan tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat.
Lakukan seperti tertera pada Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi detektor ultraviolet 254 nm dan kolom 25 cm x
4 mm yang berisi bahan pengisi L7, dengan tekanan lebih
kurang 1000 Psi. Atur parameter sampai respon puncak
Larutan baku 60% skala penuh, simpangan baku relatif
pada lima kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah masing-masing
beberapa volume sama (antara 15 μl dan 30 μl) Larutan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak Larutan baku dan
Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg deksametason,
C22H29FO5, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
ELIKSIR DEKSAMETASON
Dexamethasone Elixir
Eliksir Deksametason mengandung tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, C22H29FO5, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku Pembanding Deksametason BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam, sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan uji, diperoleh dari Penetapan kadar.
Larutan baku Buat campuran Deksametason BPFI
dalam metilen klorida P-metanol P (1:1) yang
mengandung 0,5 mg per ml.
tahap gerak Buat campuran kloroform P-aseton P-asam
asetat glasial P (80:40:1).
procedure Uapkan 9 ml Larutan uji di atas tangas uap
sampai kering dan larutkan residu dalam 2 ml campuran
metilen klorida P-metanol P (1:1). Totolkan secara terpisah
5 l larutan ini dan 5 l Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan tahap gerak dan biarkan merambat lebih
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
tandai batas pelarut, dan biarkan tahap gerak menguap.
Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet: harga Rf bercak
utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
diperoleh dari Larutan baku.
Etanol Antara 3,8% dan 5,7%, lakukan penetapan seperti
tertera pada Penetapan Kadar Etanol <1041> Metode II,
memakai n-propanol P sebagai larutan baku internal.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air (1:2)
sering dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason BPFI, larutkan dalam campuran metanol
P-air (1:2), jika perlu encerkan secara kuantitatif dan
bertahap, sampai kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume eliksir,
campuran segar dan bebas dari gelembung udara setara
dengan lebih kurang 1 mg deksametason, masukkan ke
dalam labu tentukur 10-ml. Encerkan dengan air sampai
tanda dan saring memakai penyaring membran yang
sesuai.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah volume sama
(antara 5 l dan 25 l) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
deksametason, C22H29FO5, per ml eliksir yang dipakai
dengan rumus:
- 278 -
S
U
r
r
V
C10
C yaitu kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V yaitu volume eliksir yang dipakai
dalam ml; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpan Dalam wadah tertutup rapat.
INJEKSI DEKSAMETASON
Dexamethasone Injection
Injeksi Deksametason yaitu larutan steril Deksametason
dalam Air untuk Injeksi. Mengandung Deksametason,
C22H29FO5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam, sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti Uji Identifikasi secara
Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan uji Pipet beberapa volume injeksi setara
dengan lebih kurang 5 mg deksametason ke dalam corong
pisah 50 ml, tambahkan 10 ml air dan ekstraksi dua kali,
tiap kali dengan 20 ml kloroform P. Saring lapisan bawah
melalui kapas yang telah dijenuhkan dengan kloroform P,
ke dalam labu alas bulat 50 ml dan uapkan sampai kering.
Larutkan sisa dalam 10 ml kloroform P.
Larutan pengembang Campuran metilen klorida P-
metanol P (180 : 16).
procedure Amati bercak memakai larutan
1 bagian asam p-toluensulfonat P dalam 5 bagian
campuran etanol P-propilenglikol P (9:1) sesudah
pemanasan.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 21,0 unit
Endotoksin FI per mg.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
Sterilitas dari produk yang diuji.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk Injeksi
volume kecil.
Syarat lain Memenuhi persyaratan seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air (30:70),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan dalam tahap
gerak mengandung lebih kurang 0,3 mg
Deksametason BPFI, 1,35 mg benzil alkohol, 0,27 mg
metilparaben dan 0,03 mg propilparaben per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar lebih kurang 7,5 mg per ml. Masukkan 4,0 ml ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda sampai kadar 0,3 mg per ml.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume larutan
injeksi setara dengan lebih kurang 30 mg deksametason.
Masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 m, laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif benzil alkohol,
metilparaben, deksametason dan propilparaben berturut-
turut yaitu lebih kurang 0,4; 0,5; 1,0; dan 1,4. Resolusi,
R, antara puncak benzil alkohol dan metilparaben;
metilparaben dan deksametason; deksametason dan
propilparaben tidak kurang dari 3. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l). Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak deksametason. Hitung jumlah dalam mg,
deksametason, C22H29FO5, dalam tiap ml injeksi yang
dipakai dengan rumus :
S
U
r
r
V
C100
C yaitu kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V yaitu volume injeksi yang dipakai
dalam ml; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I dan tidak
tembus cahaya.
- 279 -
TABLET DEKSAMETASON
Dexamethasone Tablet
Tablet Deksametason mengandung Deksametason,
C22H29FO5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam, sebelum
dipakai .
Identifikasi Uapkan 10 ml ekstrak metanol dari tablet
yang diperoleh dari Larutan uji pada Penetapan kadar, di
atas tangas uap sampai kering dan larutkan residu dalam
1 ml kloroform P. Totolkan 10 μl larutan ini dan 20 μl
larutan Deksametason BPFI dalam kloroform P
mengandung 500 μg per ml, pada lempeng kromatografi
lapis tipis yang dilapisi dengan 0,25 mm campuran Silika
gel P. Lakukan kromatografi dalam tahap gerak A seperti
tertera pada Penetapan Kadar Steroid Tunggal <641>.
Beri tanda pada permukaan tahap gerak, amati bercak
dengan cahaya ultraviolet 254 nm harga Rf bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml larutan asam klorida P
(1 dalam 100)
Alat tipe 1: 100 rpm
Waktu: 45 menit
Larutan baku Siapkan seperti Larutan baku tertera
pada Penetapan Kadar Steroid <631> memakai
Deksametason BPFI. Ekstraksi beberapa alikuot setara
dengan 200 μg deksametason, tiga kali, tiap kali
memakai 15 ml kloroform P kumpulan ekstrak
kloroform di atas tangas sampai kering, dinginkan,
larutkan sisa dalam 20 ml etanol P. Lakukan procedure
seperti tertera pada Penetapan Kadar Steroid <631>,
kecuali diamkan dalam gelap selama 45 menit. Hitung
bagian terlarut dalam mg, deksametason, C22H29FO5,
dengan rumus:
S
U
A
A
V
C10
C yaitu kadar Deksametason Fosfat BPFI dalam μg per
ml Larutan baku; V yaitu volume alikot yang diektraksi
dengan kloroform dalam ml; AU dan AS berturut-turut
yaitu serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C22H29FO5, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk keseragaman kandungan .
Larutan baku Buat Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar steroid <631>, pakailah
Deksametason BPFI.
Larutan uji Masukkan 1 tablet dalam corong pisah
dengan 15 ml air, goyangkan sampai tablet hancur
sempurna, ekstraksi empat kali, tiap kali memakai
10 ml kloroform P. Saring masing-masing melalui kapas
yang telah dicuci dengan kloroform P ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan kloroform P sampai tanda.
Pipet beberapa volume larutan, setara dengan lebih
kurang 200 μg deksametason, ke dalam labu Erlemeyer
50 ml bertutup kaca, uapkan kloroform di atas tangas uap
sampai kering, dinginkan, larutkan sisa dalam 20,0 ml
etanol P. pakailah larutan ini sebagai Larutan uji.
procedure Lakukan penetapan seperti tertera pada
procedure dalam Penetapan kadar steroid <631>, kecuali
biarkan dalam gelap selama 45 menit. Hitung jumlah
dalam mg steroid sebagai deksametason, C22H29FO5,
dalam tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
V
C
V yaitu volume dalam ml alikuot yang dipakai untuk
penyiapan Larutan uji; AU dan AS berturut-turut yaitu
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran asetonitril P-air (kira-kira 1:3),
sampai waktu retensi deksametason antara 3 - 6 menit.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason BPFI, larutkan dalam larutan metanol P
(1 dalam 2) sampai kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
10 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk setara
dengan lebih kurang 5 mg deksametason, pindahkan ke
dalam labu tentukur 50-ml dan tambahkan 30 ml larutan
metanol P (1 dalam 2). Sonikasi labu selama 2 menit.
Kocok secara mekanik selama 30 menit dan encerkan
dengan pelarut yang sama sampai tanda. Saring sebagian
campuran melalui penyaring yang sesuai sampai
diperoleh filtrat jernih.
procedure Suntikkan secara terpisah masing-masing
beberapa volume sama (5 - 25 μl) Larutan uji dan
Larutan baku ke dalam kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
30 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Atur parameter
sesampai respons puncak Larutan baku lebih kurang 0,6
kali skala penuh, koefisien variasi tidak lebih dari 3,0%
pada lima kali penyuntikan. Rekam kromatogram dan
ukur respons puncak utama Larutan uji dan Larutan
baku. Hitung jumlah dalam mg deksametason,
C22H29FO5, dalam tablet yang dipakai rumus:
S
U
r
rC50
- 280 -
C yaitu kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
DEKSAMETASON ASETAT
Dexamethasone Acetate
9-Fluoro-11 ,17,21-trihidroksi-16 -metilpregna-1,4-
diena-3,20-dion 21-asetat monohidrat [55812-90-3]
C24H31FO6.H2O BM 452,51
Anhidrat [1177-87-3] BM 434,51
Deksametason Asetat mengandung satu molekul air
dalam bentuk hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%,
C24H31FO6.H2O, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian Serbuk; bening, putih sampai hampir putih;
tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol, dalam aseton dan
dalam dioksan; praktis tidak larut dalam air.
Baku pembanding Deksametason Asetat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama
3 jam. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Deksametason Asetat BPFI yang tidak
dikeringkan.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
70.000) dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelomba