ng yang sama seperti
pada Deksametason Asetat BPFI, daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
239 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara +82º dan +88º, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 100 mg zat
dalam 10 ml dioksan P.
Susut pengeringan <1121> Bentuk hidrat antara 3,5%
dan 4,5% dan bentuk anhidrat tidak lebih dari 0,4%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º
selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 1,0% dan jumlah cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar format Larutkan 1,32 g amonium format P
dalam 1000 ml air, atur pH sampai 3,6 dengan
penambahan asam format P.
tahap gerak Buat campuran Dapar format-asetonitril P
(3:2), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. Pipet 40 ml
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
Dapar format sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L11. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
uji, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari
5400 lempeng teoritis.
procedure Suntikkan lebih kurang 10 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran;
rS yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P (550:450),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar pH 6,0 Buat campuran 3 ml natrium hidroksida
1 N, 138 ml kalium klorida 0,5 N dan 50 ml kalium fosfat
monobasa P 0,5 M, dalam labu tentukur 1000-ml
encerkan dengan air sampai tanda.
Pengencer Campuran asetonitril P-Dapar pH 6,0 (1:1).
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Deksametason Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 250-ml, tambahkan 100 ml Pengencer dan
sonikasi sampai larutan jernih. Encerkan dengan
Pengencer sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
100 ml Pengencer dan sonikasi sampai larutan jernih.
Encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi detektor 254 nm dan kolom 30 cm x 3,9 mm
berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 μm.
- 281 -
Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom
tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
deksametason asetat, C24H31FO6, dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
C250
C yaitu kadar Deksametason Asetat BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
dan pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara
15° dan 30°.
Penandaan Pada etiket dicantumkan hidrat atau anhidrat.
DEKSAMETASON NATRIUM FOSFAT
Dexamethasone Sodium Phosphate
Garam dinatrium 9-Fluoro-11 ,17,21-trihidroksi-16 -
metilpregna-1,4-diena-3,20-dion 21-(dihidrogen fosfat)
[2392-39-4]
C22H28FNa2O8P BM 516,41
Deksametason Natrium Fosfat mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C22H28FNa2O8P,
dihitung terhadap zat bebas air dan bebas etanol.
Pemerian Serbuk hablur; putih agak kuning; tidak berbau
etanol; sangat higroskopis.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
etanol; sangat sukar larut dalam dioksan; tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum
dipakai . Deksametason Fosfat BPFI; bahan ini yaitu
asam deksametason fosfat; lakukan pengeringan pada
tekanan 5 mmHg dan suhu 40º sampai bobot tetap
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran kloroform P-metanol P-air
(180:15:1).
Dapar magnesium pH 9 Timbang beberapa 3,1 g asam
borat P masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml,
larutkan dalam 500 ml air, tambahkan 21 ml natrium
hidroksida 1 N dan 10 ml magnesium klorida 0,1 M;
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan fosfatase basa Pindahkan 95±5 mg enzim basa
fosfatase P ke dalam labu tentukur 50-ml larutkan dan
encerkan dengan Dapar magnesium pH 9 sampai tanda.
Larutan harus dibuat segar.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 15 mg
Deksametason BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
5-ml, tambahkan etil asetat P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat
masukkan ke dalam tabung sentrifuga 15 ml. Tambahkan
5,0 ml Larutan fosfatase basa, kocok kuat dan diamkan
selama 30 menit. Tambahkan 5,0 ml etil asetat P, kocok
kuat, sentrifus, pakailah bagian atas lapisan etil asetat.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi Silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak,
biarkan merambat 15 cm di atas garis penotolan. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, keringkan di udara dan
amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf dari
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
B. Sisa pemijaran menampilkan reaksi Fosfat dan
Natrium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
Rotasi jenis <1081> Antara +74º sampai +82°, dihitung
terhadap zat bebas air dan bebas etanol; lakukan
penetapan memakai larutan 10 mg zat per ml.
pH <1071> Antara 7,5 dan 10,5 dalam larutan
(1 dalam 100).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 16,0%. Jumlah
kandungan air dan kandungan etanol ditetapkan seperti
tertera pada penetapan Etanol.
Etanol Kandungan C2H5OH tidak lebih dari 8%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Penetapan Kadar Etanol
<1041> Metode II, kecuali memakai kolom S8
dengan modifikasi sebagai berikut:
Larutan baku internal Pipet 1 ml isopropropanol P
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml tambahkan air
sampai tanda.
Larutan baku 1 Buat larutan etanol dalam air (1:50).
Tetapkan bobot jenis pada suhu 25º seperti tertera pada
Penetapan bobot jenis <981> dan persentase C2H5OH
CH3
CH3
F H
CO
CH2OPO(ONa)2
H
HO
H
CH3
OH
H
O
- 282 -
diperoleh dengan membaca pada Tabel Penetapan
Etanol.
Larutan baku 2 Pipet 4 ml Larutan baku 1 dan 5 ml
Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 10-ml,
tambahkan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. Tambahkan
5,0 ml Larutan baku internal, campur sampai larut.
Tambahkan air sampai tanda.
procedure Suntikkan beberapa volume sama (lebih
kurang 2 μl) Larutan baku 2 dan Larutan uji ke dalam
kromatografi gas. Hitung persentase etanol dengan
rumus:
Y
Z
W
S4
S yaitu persentase etanol dalam Larutan baku I; W yaitu
zat dalam g Larutan uji; Y dan Z berturut-turut yaitu
perbandingan tinggi puncak etanol dengan tinggi puncak
baku internal untuk Larutan baku 2 dan Larutan uji .
Batas ion fosfat Tidak lebih dari 1,0% fosfat (PO4).
Larutan fosfat baku Timbang beberapa 143,3 mg
kalium fosfat monobasa P kering, larutkan dalam air
sampai 1000,0 ml. Larutan ini mengandung setara dengan
0,1 mg fosfat (PO4) per ml.
Pereaksi fosfat A Larutkan 5 g amonium molibdat P
dalam 100 ml asam sulfat 1 N.
Pereaksi fosfat B Larutkan 350 mg p-metilaminofenol
sulfat P dalam 50 ml air, tambahkan 20 g natrium bisulfit P,
kocok sampai larut, encerkan dengan air sampai 100 ml.
procedure Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat
larutkan dalam campuran 10 ml air dan 5 ml asam sulfat
2 N dalam labu tentukur 25-ml, jika perlu hangatkan.
Tambahkan masing-masing 1 ml Pereaksi fosfat A dan
Pereaksi fosfat B, encerkan dengan air sampai tanda dan
diamkan pada suhu ruang selama 30 menit. Larutan baku
dibuat dengan cara yang sama, pakailah 5,0 ml Larutan
fosfat baku sebagai pengganti 50 mg zat. Ukur serapan
kedua larutan dengan sel 1-cm pada panjang gelombang
730 nm, memakai air sebagai blangko: serapan
Larutan uji tidak lebih dari Larutan baku .
Batas Deksametason bebas Tidak lebih dari 1,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat larutan 7,5 ml trietilamin P dalam
1000 ml air. Atur pH sampai 5,4 dengan penambahan
asam fosfat P. Campur larutan ini dengan metanol P
(74:26), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason Fosfat BPFI, larutkan dalam tahap gerak
sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Buat larutan
kedua, timbang saksama beberapa Deksametason BPFI,
larutkan dalam campuran metanol P-air (1:1) sampai
kadar lebih kurang 50 μg per ml. Pipet 10 ml larutan
pertama dan 1 ml larutan kedua ke dalam labu tentukur
100-ml. Encerkan dengan tahap gerak sampai tanda,
sampai diperoleh kadar Deksametason Fosfat BPFI 50 μg
per ml dan kadar Deksametason BPFI 0,5 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ini masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
tambahkan tahap gerak sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan Deksametason
fosfat BPFI dan Deksametason BPFI dalam tahap gerak
berturut-turut mengandung 0,05 mg per ml dan 0,02 mg
per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,5 mm berisi bahan pengisi L11 dengan ukuran partikel
5 μm, laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom
puncak analit tidak kurang dari 900 lempeng teoritis,
faktor ikutan tidak lebih dari 1,6 dan resolusi, R, antara
puncak deksametason fosfat dan deksametason tidak
kurang dari 1,8 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak deksametason. Hitung jumlah μg
deksametason, C22H29FO5, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC1000
C yaitu kadar Deksametason BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak deksametason dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 1,0% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar asetat Larutkan 7 g amonium asetat P dalam
1000 ml air, atur pH sampai 4,0 dengan penambahan
asam asetat glasial P.
Larutan 1 Buat campuran metanol P-air-Dapar asetat
(7:7:6), saring dan awaudarakan.
Larutan 2 Buat campuran metanol P-Dapar asetat
(7:3), saring dan awaudarakan.
tahap gerak pakailah campuran Larutan 1 dan Larutan
2 seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
- 283 -
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
encerkan dengan Larutan 1 sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40°.
Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Waktu
(menit)
Larutan
1
(%)
Larutan
2
(%)
Eluasi
0 90 10 Kesetimbangan
0 – 3,5 90 10 Isokratik
3,5 – 23,5 90 60 10 40 Gradien linier
23,5–34,5 60 5 40 95 Gradien linier
34,5–59,5 5 95 Isokratik
59,5 – 60 5 90 95 10 Gradien linier
Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak utama dan
cemaran terdekat tidak kurang dari 1,0 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang 15
l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan
rumus:
s
i
r
r100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran; rs
yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 7 g amonium asetat P dalam 1000 ml
air, atur pH sampai 4,00±0,05 dengan penambahan asam
asetat glasial P.
Larutan 1 Buat campuran metanol P-air-Dapar
(35:35:30), saring dan awaudarakan.
Larutan 2 Buat campuran metanol P-Dapar (7:3),
saring dan awaudarakan.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan 1 dan
Larutan 2 seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason Fosfat BPFI, larutkan dalam Larutan 1
sampai kadar lebih kurang 0,92 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam Larutan 1 sampai kadar lebih kurang 1,0 mg
per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40°.
Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Waktu
(menit)
Larutan
1
(%)
Larutan
2
(%)
Eluasi
0 90 10 Kesetimbangan
0 – 3,5 90 10 Isokratik
3,5 – 24 90 60 10 40 Gradien linier
24 – 35 60 5 40 95 Gradien linier
35 – 60 5 95 Isokratik
60 – 60,1 5 90 95 10 Gradien linier
60,1 – 65 90 10 Isokratik
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada
procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan uji, ukur respons puncak seperti tertera pada
procedure : resolusi, R, antara puncak deksametason fosfat
dan cemaran terdekat tidak kurang dari 1,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
deksametason natrium fosfat, C22H28FNa2O8P, dalam zat
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC
45,472
41,516
516,41 dan 472,45 berturut-turut yaitu bobot molekul
dari deksametason natrium fosfat dan deksametason
fosfat; C yaitu kadar Deksametason Fosfat BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
INJEKSI DEKSAMETASON NATRIUM FOSFAT
Dexamethasone Sodium Phosphate Injection
Injeksi Deksametason Natrium Fosfat yaitu larutan steril
Deksametason Natrium Fosfat dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung Deksametason Fosfat, C22H30FO8P, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket, sebagai garam dinatrium.
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam, sebelum
dipakai . Deksametason Fosfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 40º dengan tekanan 5 mmHg
sampai bobot tetap, sebelum dipakai . Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan dalam waktu
- 284 -
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi
Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran kloroform P-aseton P-air
(50:50:1).
Larutan uji Pipet beberapa volume injeksi, setara
dengan 10 mg deksametason fosfat ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan air sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ini ke dalam corong pisah125 ml dan cuci dua kali
masing-masing dengan 10 ml metilen klorida P yang
telah dicuci dengan air, buang air cucian. Pindahkan
larutan ke dalam tabung reaksi bertutup kaca 50 ml dan
tambahkan 5 ml larutan alkali fosfatase P, dalam 50 ml
Dapar magnesium pH 9 (disiapkan seperti tertera pada
Identifikasi A pada Deksametason Natrium Fosfat).
Diamkan pada suhu 37º selama 45 menit dan ekstraksi
dengan 25 ml metilen klorida P. Uapkan 15 ml ekstrak
metilen klorida di atas tangas uap sampai kering, dan
larutkan residu dalam 1 ml metilen klorida.P
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksametason BPFI, larutkan dalam metilen klorida P
sampai kadar 300μg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl
Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi
Silika gel P 20 cm x 20 cm setebal 0,25 mm, biarkan
kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan
merambat sampai tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, biarkan kering di udara. Semprot lempeng
dengan larutan asam sulfat P (1 dalam 2), panaskan pada
suhu 105º sampai bercak berwarna cokelat atau hitam.
Harga Rf bercak utama dari Larutan uji sesuai dengan
harga Rf dari Larutan baku .
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 31,3 unit
Endotoksin FI per mg deksametason fosfat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat larutan kalium fosfat monobasa
0,01 M dalam campuran metanol P-air (1:1) yang
diawaudarakan, yang dengan kromatografi pada suhu
kamar dengan laju alir lebih kurang 1,6 ml per menit
memberi waktu retensi lebih kurang 5 menit untuk
deksametason fosfat.
Larutan baku [Catatan Buat larutan pada saat akan
dipakai .] Timbang saksama beberapa Deksametason
fosfat BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar
lebih kurang 80 μg per ml.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 8 mg deksametason fosfat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1. Suntikkan Larutan baku
lima kali berturut–turut, rekam kromatograf dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : simpangan
baku relatif tidak lebih dari 1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatograf dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
deksametason fosfat, C22H30FO8P, dalam tiap ml injeksi
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
V
C1,0
C yaitu kadar Deksametason Fosfat BPFI dalam μg per
ml Larutan baku; V yaitu volume injeksi dalam ml;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe I, terlindung
cahaya.
DEKSBROMFENIRAMIN MALEAT
Dexbrompheniramine Maleate
N
C CH2CH2N(CH3)2
H
Br
HC
HC
COOH
COOH
(+)-2-[p-Bromo- -[2-(dimetilamino)etil]benzil] piridin
maleat (1:1) [2391-03-9]
C16H19BrN2.C4H4O4 BM 435,32
Deksbromfeniramin Maleat mengandung tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%
C16H19BrN2.C4H4O4 dihitung terhadap zat telah
dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.
memiliki dua bentuk polimorf yang pertama melebur
antara 106º serta yang lain melebur antara 112º dan 113º.
Campuran kedua bentuk ini dapat melebur antara
105º dan 113º.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan
dalam kloroform.
- 285 -
Baku pembanding Deksbromfeniramin Maleat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 65º selama 4 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam minyak mineral P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Deksbromfeniramin Maleat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan
(1 dalam 30.000) dalam metanol P menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Deksbromfeniramin Maleat BPFI, daya
serap masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 261 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
pH <1071> Lebih kurang 5,0; lakukan penetapan
memakai larutan zat (1 dalam 100).
Rotasi jenis <1081> Antara +35,0º dan +38,5º; dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 500 mg per
10 ml dimetilformamida P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 65º selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat,
larutkan dalam 5 ml metilen klorida P.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dengan kolom kaca 1,2 m x 4 mm
berisi bahan pengisi 3% tahap diam G3 pada partikel
penyangga S1AB. Pertahankan suhu injektor, detektor dan
kolom masing-masing pada 250º, 250º dan 190º. pakailah
helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir yang
diatur sampai waktu retensi puncak utama 6 - 7 menit.
Rekam kromatogram Larutan uji dan tetapkan luas
puncak seperti tertera pada procedure : faktor ikutan dari
puncak deksbromfeniramin maleat tidak lebih dari 1,8.
procedure Suntikkan beberapa volume sama lebih
kurang 1 μl Larutan uji ke dalam kromatograf. Buat
kromatogram selama tidak kurang dari dua kali waktu
retensi puncak deksbromfeniramin maleat dan hitung luas
puncak. Jumlah relatif luas dari seluruh puncak asing
(kecuali puncak pelarut dan asam maleat jika teramati)
tidak lebih dari 2,0%.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
memakai Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan
Larutan baku dengan kadar dua kali yang dinyatakan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 mg
zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, tambahkan
1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan asam perklorat
0,1 N LV sampai warna hijau. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 21,77 mg C16H19BrN2.C4H4O4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Dexchlorpheniramine Maleate
N
C
Cl
CH2CH2N(CH3)2
H
.
HC
HC
COOH
COOH
(+)-2-[p-Kloro- -[2(dimetilamino)etil]benzil] piridin
maleat (1:1) [2438-32-6]
C16H19ClN2.C4H4O4 BM 390,87
Deksklorfeniramin Maleat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 100,5%, C16H19ClN2.C4H4O4,
dihitung terhadap zat telah dikeringkan pada suhu 65º
selama 4 jam.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.
Baku pembanding Deksklorfeniramin Maleat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 65º selama 4 jam
sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Dekslorfeniramin
Maleat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
25.000) menampilkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada
Deksklorfeniramin Maleat BPFI.
pH <1071> Antara 4,0 - 5,0; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 100).
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 110º dan 115º.
Rotasi jenis <1081> Antara +39,5º dan +43,0º; dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 500 mg per
10 ml dimetilformamida P.
- 286 -
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 65º selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan dengan
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat
larutkan dalam 5 ml metilen klorida P.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dengan kolom kaca 1,2 m x 4 mm
berisi bahan pengisi 3% tahap diam G3 pada partikel
penyangga S1AB. Pertahankan suhu injektor, detektor dan
kolom masing-masing pada 250º, 250º dan 190º. pakailah
helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir yang
diatur sampai waktu retensi puncak utama 4 - 5 menit.
Rekam kromatogram Larutan uji dan tetapkan luas
puncak seperti tertera pada procedure : faktor ikutan tidak
lebih dari 1,8.
procedure Suntikkan beberapa volume sama lebih
kurang 1 μl Larutan uji ke dalam kromatograf. Buat
kromatogram selama tidak kurang dari dua kali waktu
retensi puncak deksklorfeniramin maleat dan hitung luas
puncak. Jumlah relatif luas dari seluruh puncak asing
(kecuali puncak pelarut dan asam maleat jika teramati).
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat. Lakukan penetapan
memakai Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
dan Larutan baku dengan kadar dua kali yang dinyatakan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam
50 ml asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes kristal
violet LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
sampai warna hijau. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 19,54 mg C16H19ClN2.C4H4O4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
LARUTAN ORAL
DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Dexchlorpheniramine Maleat Oral Solution
Larutan Oral Deksklorfeniramin Maleat mengandung
deksklorfeniramin maleat, C16H19ClN2.C4H4O4, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Deksklorfeniramin Maleat BPFI,
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Uapkan beberapa ekstrak heksan yang diperoleh
dari Larutan uji pada Penetapan kadar di atas tangas uap
sampai volumenya sedikit, pindahkan ke dalam wadah
yang sesuai, dan uapkan sampai uap heksan tidak dapat
diuapkan lagi. Pindahkan residu ke dalam labu bersumbat
dengan empat kali penambahan 3 ml dimetilformamida P,
encerkan dengan dimetilformamida P sampai 15 ml.
Rotasi jenis <1081> Antara +0,06º dan +0,11º (berbeda
dengan klorfeniramin maleat). Lakukan penetapan
memakai tabung 100-mm, sesudah dikoreksi terhadap
blangko.
B. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
menampilkan maksimum dan minimum bilangan
gelombang yang sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Etanol <1041> Antara 5,0% dan 7,0%.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Deksklorfeniramin Maleat BPFI, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan air
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan dan masukkan ke dalam
corong pisah, atur pH sampai 11 dengan penambahan
larutan natrium hidroksida 1 N, dinginkan. Ekstraksi dua
kali masing-masing dengan 50 ml heksan P, tiap kali
selama 2 menit, campurkan ekstrak dalam corong pisah
lainnya. Ekstraksi larutan heksan dua kali masing-masing
dengan 40 ml larutan asam klorida P encer (1 dalam 20),
campurkan ekstrak asam ke dalam labu tentukur 100-ml
dan encerkan dengan larutan asam klorida P encer
(1 dalam 20) sampai tanda. Saring, buang beberapa ml
filtrat pertama, selanjutnya masukkan filtrat ke dalam
Erlenmeyer bertutup. Kadar deksklorfeniramin maleat
dalam Larutan baku lebih kurang 40 μg per ml.
Larutan uji Masukkan beberapa volume larutan oral,
setara dengan lebih kurang 40 mg deksklorfeniramin maleat,
masukkan ke dalam corong pisah 250-ml, memakai
pipet yang sudah dikalibrasi. Bilas pipet memakai
sedikit air, masukkan bilasan ke dalam corong pisah, atur
pH sampai pH 11,0 dengan penambahan larutan natrium
hidroksida 1 N, dinginkan. Ekstraksi lima kali, tiap kali
dengan 70 ml heksan P, campur ekstrak heksan dalam
corong pisah 500-ml dan cuci larutan heksan dengan dua
kali 10-ml larutan natrium hidroksida (1 dalam 250).
Ekstraksi campuran bilasan basa dengan dua kali 20 ml
heksan P, dan tambahkan ekstrak ini ke dalam larutan
basa hasil bilasan heksan. Saring larutan heksan melalui
kapas yang telah dijenuhkan dengan heksan P, masukkan
ke dalam labu tentukur 500-ml, bilas corong pisah dengan
beberapa heksan P, lewatkan bilasan melalui saringan
untuk mencukupkan volume, kocok. Pipet 50 ml larutan
masukkan ke dalam corong pisah (Simpan sisa ekstraksi
untuk uji Identifikasi A), dan lakukan sesuai yang tertera
pada Larutan baku mulai dari “Ekstraksi larutan heksan”.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang 264 nm, menpakailah larutan
- 287 -
asam klorida P encer (1 dalam 20) sebagai blangko.
Hitung jumlah dalam mg, deksklorfeniramin maleat,
C16H19ClN2.C4H4O4, dalam tiap ml larutan oral yang
dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
V
C
C yaitu kadar Deksklorfeniramin Maleat BPFI dalam μg
per ml Larutan baku; V yaitu volume larutan oral yang
dipakai dalam ml; AU dan AS yaitu serapan Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah kedap
udara, terlindung cahaya.
TABLET DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Dexchlorpheniramine Maleate Tablet
Tablet Deksklorfeniramin Maleat mengandung
Deksklorfeniramin Maleat, C16H19ClN2.C4H4O4, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Deksklorfeniramin Maleat BPFI;
tidak boleh dikeringkan, dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Simpan dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Memenuhi syarat uji Identifikasi Basa Nitrogen
Organik <261>.
B. Kocok beberapa serbuk tablet setara dengan 150 mg
deksklorfeniramin maleat dengan 100 ml asam asetat 1 N
selama 10 menit, saring melalui penyaring kaca masir ke
dalam labu yang sesuai. Atur pH filtrat sampai 11,0 dengan
penambahan natrium hidroksida P (1 dalam 10) dan
ekstraksi larutan enam kali, tiap kali dengan 100 ml
heksan P, saring setiap ekstrak heksan memakai
penyaring yang sesuai untuk memberi hasil
pemisahan heksan dari tahap air dengan baik. Pekatkan
kumpulan ekstrak di atas tangas uap, masukkan ke dalam
wadah yang sesuai, dan uapkan sampai hampir kering.
Masukkan residu berminyak dengan penambahan empat
kali, tiap kali dengan 3 ml dimetilformamida P, ke dalam
tabung sentrifuga berskala dan encerkan dengan
dimetilformamida P sampai 15,0 ml. Campur dan jika
perlu sentrifus: rotasi optik memakai tabung 100 mm
dan dikoreksi melalui penetapan blangko larutan yaitu
antara +0,24º dan +0,35º (berbeda dari Klorfeniramin
maleat).
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml air
Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 45 menit
Lakukan penetapan jumlah C16H19ClN2.C4H4O4 yang
terlarut dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang beberapa
deksbromfeniramin maleat, larutkan dan encerkan dengan
air sampai kadar lebih kurang 90 μg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Deksklorfeniramin Maleat BPFI, larutkan dan encerkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air
sampai kadar lebih kurang 12,5 μg per ml. Pipet 5 ml
larutan ini ke dalam tabung sentrifuga 50 ml, tambahkan
10,0 ml air dan 1,0 ml Larutan baku internal, campur.
Atur pH sampai 11±0,1 dengan penambahan larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 2), tambahkan 3,0 ml
heksan P dan kocok memakai alat mekanik selama
3 menit, sentrifus dan pakailah beningan lapisan heksan.
Larutan uji Pipet 15 ml filtrat uji ke dalam tabung
sentrifuga 50 ml, tambahkan 1,0 ml Larutan baku
internal, campur. Lakukan seperti pada Larutan baku,
dimulai dengan “Atur pH sampai 11±0,1 dengan
penambahan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 2)”.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom 1,8 m x 2 mm berisi
bahan pengisi 1,2% tahap G16 dan 0,5 % kalium
hidroksida pada penyangga S1AB. Gas pembawa helium
dipertahankan pada laju alir lebih kurang 60 ml per menit.
Suhu kolom, injektor dan detektor dipertahankan
berturut-turut pada 205º, 250º dan 250º. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti pada procedure : waktu
retensi relatif deksklorfeniramin dan deksbromfeniramin
berturut-turut yaitu lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R,
antara deksklorfeniramin dan deksbromfeniramin tidak
kurang dari 1,9 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 2 l) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah deksklorfeniramin maleat,
C16H19ClN2.C4H4O4, yang terlarut dengan memakai
perbandingan respons puncak.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C16H19ClN2.C4H4O4, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Larutan Oral Deksklorfeniramin Maleat.
Kadar Deksklorfeniramin Maleat BPFI dalam Larutan
baku lebih kurang 40 μg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 8 mg deksklorfeniramin maleat,
masukkan ke dalam corong pisah 250 ml, kocok dengan
50 ml air selama 10 menit, atur pH sampai 11,0 dengan
penambahan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10),
- 288 -
dinginkan sampai suhu ruang. Ekstraksi dua kali, tiap kali
dengan 75 ml heksan P dan kumpulkan ekstrak dalam
corong pisah kedua. Ekstraksi lapisan heksan tiga kali,
tiap kali dengan 50 ml asam klorida P (1 dalam 120),
kumpulkan ekstrak asam dalam labu tentukur 200-ml dan
encerkan dengan asam klorida P (1 dalam 120) sampai
tanda.
procedure Ukur segera serapan Larutan uji dan Larutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 264 nm, memakai asam klorida P (1 dalam
120) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
deksklorfeniramin maleat, C16H19ClN2.C4H4O4, dalam
serbuk tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
AC2,0
C yaitu kadar Deksklorfeniramin maleat BPFI dalam μg
per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut yaitu
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
DEKSPANTENOL
Dexpanthenol
D-(+)-2,4-Dihidroksi-N-(3-hidroksipropil)-3,3-dimetil
butiramida [81-13-0]
C9H19NO4 BM 205,25
Dekspantenol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C9H19NO4 dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian Cairan kental; jernih; agak higroskopis; sedikit
berbau khas. Jika dibiarkan terjadi kristalisasi.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol dan
dalam propilen glikol; larut dalam kloroform dan dalam
eter; sukar larut dalam gliserol.
Baku pembanding Dekspantenol BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah lapisan tipis zat uji
menampilkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Dekspantenol BPFI.
B. Pada 1 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan 5 ml
natrium hidroksida 1 N dan 1 tetes tembaga(II) sulfat LP,
kocok kuat-kuat terjadi warna biru tua.
C. Pada 1 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan 1 ml
asam klorida 1 N, panaskan di atas tangas uap selama
30 menit. Dinginkan, tambahkan 100 mg hidroksilamina
hidroklorida P, campur, tambahkan 5 ml natrium
hidroksida 1 N. Biarkan selama 5 menit, atur pH antara
2,5 dan 3,0 dengan penambahan asam klorida 1 N,
tambahkan 1 tetes besi(III) klorida LP terjadi warna
merah keunguan.
Rotasi jenis <1081> Antara +29,0º dan +31,5º, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai
larutan yang mengandung 500 mg per 10 ml.
Indeks bias <1001> Antara 1,495 dan 1,502; lakukan
penetapan pada suhu 20º.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Aminopropanol Tidak lebih dari 1,0%. Timbang
saksama lebih kurang 5 g zat masukkan ke dalam labu
50 ml, larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan biru
bromotimol LP, titrasi dengan asam sulfat 0,1 N LV
sampai warna kuning.
Tiap ml asam sulfat 0,1 N
setara dengan 7,5 mg aminopropanol
Penetapan kadar
Larutan kalium biftalat Larutkan 20,42 g kalium
biftalat P dalam asam asetat glasial P dalam labu
tentukur 1000-ml. Jika perlu hangatkan campuran di atas
tangas uap sampai larut. Hindarkan penyerapan udara
lembab. Dinginkan sampai suhu kamar, encerkan dengan
asam asetat glasial P sampai tanda.
procedure Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat
masukkan ke dalam labu 300 ml, tambahkan 50,0 ml
asam perklorat 0,1 N LV dan refluks selama 5 jam.
Dinginkan, hindarkan penyerapan udara lembab, bilas
pendingin dengan asam asetat glasial P, kumpulkan
bilasan ke dalam labu. Tambahkan 5 tetes kristal violet
LP dan titrasi dengan Larutan kalium biftalat sampai
warna hijau biru. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,53 mg C9H19NO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
DEKSTRAN 40
Dextran 40
Dekstran [9004-54-0]
Dekstran 40 yaitu hasil hidrolisis terkendali dan
fraksinasi dari polisakarida yang diperoleh dari hasil
fermentasi strain tertentu Leuconostoc mesenteroides
(NRRL; B.512F; NCTC 10817) dalam substrat sukrosa;
merupakan polimer glukosa yang pengikatan antara unit-
HOCH2 C
CH3
CH3
C
OH
CONHCH2CH2CH2OH
H
- 289 -
unit glukosa hampir semua -1: 6 jenis. Bobot molekul
rata-rata antara 35.000 - 45.000.
Pemerian Serbuk amorf; putih; tidak berbau dan tidak
berasa; higroskopis.
Kelarutan Mudah larut dalam air panas; larut secara
bertahap dalam air; praktis tidak larut dalam etanol dan
dalam eter.
Baku pembanding Dekstran 40 BPFI, Dekstran 4
kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 10
kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 40
kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 70
kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 250
kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Penanda Dekstran
V0 BPFI; Dekstran 40 kesesuaian sistem BPFI;
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti Dekstran 40
BPFI.
B. Larutkan zat dalam air untuk membuat empat
larutan uji dengan kadar yang akurat dan terdistribusi
merata dalam kisaran 2%-0,5%. pakailah viskosimeter
pipa kapiler dengan dimensi sedemikian rupa sesampai
waktu alir air tidak kurang dari 100 detik; ukur waktu alir
air dan larutan uji pada suhu 20°. Hitung angka viskositas
masing-masing larutan uji dengan rumus:
( )
C
t
tR
o
Dln
RD yaitu perbandingan kerapatan masing-masing larutan
uji dibandingkan dengan air; t dan t0 berturut-turut yaitu
waktu alir larutan uji dan air; dan C yaitu kadar dekstran
40 dalam g per ml larutan uji. Buat kurva antara
viskositas masing-masing larutan uji dan kadarnya, buat
garis lurus melalui titik-titik ini dan ekstrapolasikan
ke kadar nol; nilai intersep antara 18 - 23 ml per gram.
Warna larutan Ukur serapan larutan 1 dalam 10
memakai sel 4-cm pada bilangan gelombang
375 nm dengan air sebagai blangko. Serapan larutan tidak
lebih dari 0,20.
Rotasi jenis <1081> Antara +195,0º dan +203,0º;
lakukan penetapan memakai larutan 20 mg per ml;
bila perlu larutkan di atas tangas air.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,0 unit
Endotoksin FI per ml injeksi dalam natrium klorida 10%.
(Bila pada etiket tertera dipakai untuk sediaan injeksi).
Keamanan Siapkan larutan steril 10% dari Larutan
Dekstran 40 10% dalam salin LP. Suntikkan secara
intravena 1,0 ml larutan steril pada 5 ekor mencit dengan
kisaran bobot badan 18 - 20 g. Lamanya penyuntikan
tidak kurang dari 10 detik dan tidak lebih dari 15 detik.
Memenuhi syarat jika tidak ada kematian dalam
72 jam. Jika satu atau lebih mencit mati, lanjutkan
pengujian dengan memakai 10 ekor mencit dengan
bobot badan 20±0,5 g. Memenuhi syarat jika tidak ada
kematian dalam 72 jam.
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; memakai larutan
1,0 g dalam 10 ml air.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 5 jam.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan penetapan
memakai 1,5 g zat, bandingkan kekeruhan dengan
0,45 ml asam sulfat 0,020 N.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj.
Nitrogen (Bila pada etiket tertera dipakai untuk
sediaan injeksi) Tidak lebih dari 0,010%; dihitung
sebagai N.
Larutan sulfat Tambahkan 5 g tembaga(II) sulfat
anhidrat P dan 500 g kalium sulfat P ke dalam 1000 ml
asam sulfat P; larutkan dengan pemanasan; simpan pada
suhu 60°. [Catatan Jika penyimpanan pada suhu 60°
tidak memungkinkan, buat Larutan sulfat sesuai
kebutuhan pada hari pengujian.]
Indikator Encerkan 20 ml larutan hijau bromokresol P
1% dalam etanol P dan 4 ml merah metil LP dengan air
sampai 100 ml.
procedure Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat;
masukkan ke dalam labu Kjeldahl. Tambahkan 4 ml
Larutan sulfat; panaskan sampai larutan berwarna hijau
terang dan tidak tampak bekas karbon kehitaman di
sekeliling permukaan labu; dinginkan; pindahkan ke
dalam unit destilasi uap; cuci labu Kjeldahl tiga kali, tiap
kali dengan 5 ml air; tambahkan air cucian ini ke
dalam larutan. Tambahkan 15 ml larutan natrium
hidroksida P 45%; tutup dan mulai proses destilasi uap
sesegera mungkin. Tampung destilat dalam labu 100 ml
yang telah berisi 1 ml Indikator; jaga agar ujung pipa
kondensasi berada di bawah permukaan larutan selama
5 menit dan berada di atas permukaan larutan selama
1 menit. sesudah proses destilasi selesai, pindahkan labu
penampung dan cuci ujung pipa kondensasi dengan
beberapa air; tambahkan air cucian ini ke dalam
- 290 -
larutan destilat; titrasi dengan asam klorida 0,010 N LV
sampai warna berubah dari biru menjadi ungu kemerahan.
Lakukan penetapan blangko dan jika perlu lakukan
koreksi: volume asam klorida 0,010 N LV terkoreksi yang
dipakai untuk titrasi tidak lebih dari 0,14 ml.
Alkohol dan senyawa sejenis Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan uji Larutkan tanpa pemanasan 5,0 g zat dalam
100 ml air; destilasi; tampung 45 ml destilat pertama.
Encerkan destilat dengan air sampai 50 ml.
Larutan baku Tambahkan 0,5 ml larutan
n-propilalkohol P 2,5% (b/v) ke dalam 25,0 ml Larutan
uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala, dan kolom 1,8 m x 2 mm berisi
bahan penyangga S3. Pertahankan suhu kolom, injektor
dan detektor berturut-turut pada lebih kurang 160°, 240°
dan 210°. pakailah nitrogen P sebagai gas pembawa
dengan laju alir lebih kurang 25 ml per menit. [Catatan
Septum pada injektor akan rusak sesudah beberapa kali
penyuntikan Larutan baku dan Larutan uji Perhatikan
septum sebelum melakukan satu seri penyuntikan.]
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 1 l) Larutan uji, Larutan baku,
larutan n-propilalkohol P 0,05 % (b/v) dan air; rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. sesudah
koreksi cemaran dalam larutan n-propilalkohol dan air,
respons puncak semua cemaran dalam Larutan uji tidak
lebih besar dari respons puncak Larutan n-propilalkohol.
Cemaran antigenik (Jika pada etiket dicantumkan
pemakaian untuk sediaan injeksi)
Siapkan larutan steril yang mengandung 100 mg per ml
zat dalam Injeksi natrium klorida. Dalam interval lebih
kurang 48 jam, suntikkan secara intraperitoneal tiga dosis
sebesar 0,5 ml pada masing-masing dari 6 ekor marmut.
Pada hari ke-14 sesudah penyuntikan pertama, suntikkan
secara intravena 0,20 ml pada 3 ekor marmut dan pada
hari ke-21 lakukan pada 3 ekor sisanya. Amati hewan-
hewan ini selama 30 menit sesudah setiap suntikan
intravena dan amati lagi 24 jam lalu . Uji dinyatakan
memenuhi syarat jika hewan uji tidak menampilkan
reaksi anafilaksis seperti batuk, bulunya berdiri atau
kesulitan pernafasan.
Antigenesitas Larutkan 10,0 g zat dalam larutan natrium
klorida P 0,9% sampai 100 ml, sterilkan. Lanjutkan
penetapan seperti tertera pada Antigenisitas dalam Injeksi
Dekstran 40.
Distribusi bobot molekul, bobot dan jumlah rata-rata
bobot molekul Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Larutkan 7,1 g natrium sulfat anhidrat P
dalam 1000 ml air, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kalibrasi Larutkan secara terpisah Dekstran 4
Kalibrasi BPFI, Dekstran 10 Kalibrasi BPFI, Dekstran
40 Kalibrasi BPFI, Dekstran 70 Kalibrasi BPFI, dan
Dekstran 250 Kalibrasi BPFI, dalam tahap gerak sampai
kadar masing-masing lebih kurang 20 mg per ml.
Larutan penanda Buat larutan yang mengandung
3 mg dekstrosa dan 3 mg Penanda Dekstran V0 BPFI
per ml tahap gerak.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan Dekstran 40
Kesesuaian Sistem BPFI dalam tahap gerak dengan kadar
20 mg per ml.
Larutan uji Buat larutan zat dalam tahap gerak dengan
kadar 20 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor indeks bias dan tiga kolom
30 cm x 7,5 mm berisi bahan pengisi L38 dan suhu dijaga
agar tidak berubah. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan penanda, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : profil eluasi
menampilkan dua puncak, yang pertama yaitu penanda
V0 sedangkan yang kedua yaitu dekstrosa. Tetapkan
volume celah sistem, V0, yaitu titik infleksi bagian
menaik dari puncak pertama. Tentukan volume total VT,
yaitu titik maksimal puncak kedua; faktor ikutan, t,
puncak dekstrosa tidak lebih dari 1,3; dan simpangan
baku relatif dari perbandingan Vo/VT tidak lebih dari 1%.
Lakukan kromatografi terhadap masing-masing Larutan
kalibrasi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : Bagi setiap profil menjadi
paling sedikit 60 bagian vertikal dengan kenaikan volume
yang sebanding. (Jumlah bagian ini dilambangkan
dengan a pada persamaan di bawah). Rekam yi,
ketinggian di atas garis dasar, sesuai dengan setiap nilai
vi, yaitu volume eluasi pada sesi ini . Untuk tiap nilai
vi, hitung koefisien distribusi Ki, dengan rumus:
0
0
VV
Vv
T
i
Cari nilai b1, b2, b3, b4 dan b5 dengan metode yang sesuai
(metode Gauss-Newton, dimodifikasi oleh Hartley,
program kurva untuk regresi “nonlinear” juga bisa
dipakai ). lalu , substitusikan angka-angka
ini ke dalam persamaan berikut:
)(
5
3
3
2
214 iii KbKbKbb
i ebM ++++=
Masukkan nilai Mi yang diperoleh dari persamaan di atas
dan nilai yi ke dalam persamaan berikut:
=
== a
1i
i
a
1i
ii
W
y
)My(
M
- 291 -
Nilai bobot molekul rata-rata
WM tidak lebih dari 5%
dari yang tertera pada etiket untuk setiap Larutan
kalibrasi dan 180±2 untuk dekstrosa.
Lakukan kromatografi pada Larutan kesesuaian sistem,
rekam krimatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure . Hitung
WM dari distribusi bobot
molekul total dengan memakai procedure seperti
tertera pada Larutan kalibrasi, dan masukkan nilai-nilai
b1, b2, b3, b4 dan b5 yang kini telah diketahui. Nilai
WM antara 39.000 dan 46.000.
Dengan cara yang sama, hitung
WM dari dekstran fraksi
tinggi yang tereluasi melalui bagian n dengan rumus:
=
=
n
i
i
n
i
ii
y
My
1
1
nilai n ditentukan dengan hubungan berikut:
==
a
i
i
n
i
i yy
11
1,0 dan
>
=
+
=
a
i
i
n
i
i yy
1
1
1
1,0
Nilai WM antara 111.000 dan 135.000.
Dengan cara yang sama, hitung WM dari dekstran fraksi
rendah yang tereluasi dalam dan sesudah bagian m dengan
rumus berikut:
=
=
a
mi
i
a
mi
ii
y
My
Nilai m ditentukan dengan:
==
a
i
i
a
mi
i yy
1
1,0 dan
>
==
a
i
i
a
mi
i yy
11
1,0
Nilai WM antara 6.000 - 9.000.
procedure Lakukan kromatografi terhadap 50 μl
Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Hitung bobot molekul rata-rata,
WM , distribusi
bobot molekul dari dekstran fraksi tinggi dan distribusi
bobot molekul fraksi rendah seperti tertera pada
Kesesuaian sistem pada Kromatografi <931>. Nilai
WM
berturut-turut yaitu 35.000 - 45.000, tidak lebih dari
120.000 dan tidak kurang dari 5.000. Dengan nilai b1, b2,
b3, b4 dan b5 yang didapat dari Larutan kalibrasi dan
Sistem kromatografi, hitung nilai bobot molekul rata-rata,
nM , distribusi bobot molekul total dari Larutan uji
dengan memasukkan nilai Mi dan yi dalam persamaan:
=
== a
i i
i
a
i
i
n
M
y
y
M
1
1
Nilai rata-rata bobot molekul, nM antara 16.000 - 30.000.
Jika pada etiket dinyatakan dekstran 40 yaitu untuk sediaan
injeksi, rasio
nW MM / yaitu 1,4 - 1,9.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Simpan pada suhu 25° masih diperbolehkan pada suhu
antara 15° dan 30°.
INJEKSI DEKSTRAN 40
Dextran 40 Injection
Injeksi Dekstran 40 yaitu larutan dalam Air untuk
Injeksi. Mengandung dekstran 40 tidak kurang dari 9,5%
dan tidak lebih dari 10,5%. Tidak boleh di tambahkan
pengawet.
Pemerian Cairan agak kental; jernih, tidak berwarna.
Identifikasi
A. Encerkan 1 ml injeksi dengan air sampai 200 ml;
pada 1 ml larutan ini tambahkan 2 ml antron LP: terjadi
warna hijau-biru dan berubah secara bertahap menjadi
hijau-biru tua. Tambahkan 1 ml larutan asam sulfat P
(1 dalam 2) atau asam asetat glasial P pada larutan ini:
warna larutan tidak berubah.
B. menampilkan reaksi Klorida cara A dan D dan
Natrium cara A, C dan D seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> 4,5 - 7,0.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 2,5 bpj;
lakukan penetapan memakai 10 ml larutan injeksi
dan 2,5 ml Larutan baku timbal.
Kekentalan intristik Antara 0,16 dan 0,19 pada suhu
25º±0,02º. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kekentalan <1051> dengan cara sebagai
berikut: Pipet beberapa 2 - 5 ml injeksi ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan larutan natrium klorida P
0,9% sampai tanda. Tetapkan kekentalan memakai
larutan natrium klorida P 0,9% sebagai pembanding,
pada suhu 25º±0,02º. Hitung kadar larutan zat uji (dalam
g per 100 ml) seperti tertera pada Penetapan kadar.
Antigenisitas Suntikkan secara intraperitoneal 1,0 ml zat
tiga kali dengan selang waktu 2 hari, pada masing-masing
- 292 -
dari 4 ekor marmut sehat dengan bobot tubuh antara
250 - 300 g. Suntikkan secara intraperitoneal 0,10 ml
serum kuda pada masing-masing dari 4 ekor marmut dari
kelompok lain sebagai kontrol. Suntikkan 0,20 ml zat
secara intravena pada masing-masing dari 2 ekor mamut
dari kelompok pertama, 14 hari sesudah penyuntikan
intraperitonial pertama, dan suntikkan 0,20 ml zat pada
masing-masing dari 2 ekor marmut sisanya, 21 hari
sesudah penyuntikan intraperitonial pertama, dan
suntikkan secara intravena 0,20 ml serum kuda dengan
cara yang sama pada masing-masing marmut dari
kelompok kedua. Amati gejala sukar bernapas, kolaps
atau kematian hewan selama 30 menit sesudah masing-
masing penyuntikan intravena dan pada 24 jam
sesudahnya: hewan dari kelompok pertama tidak
menampilkan gejala-gejala ini . Semua hewan dari
kelompok kedua menampilkan gejala sukar bernapas atau
kolaps dan tidak kurang dari 3 hewan mati.
Toksisitas Suntikkan secara intravena 1,0 ml zat pada
masing-masing dari 5 ekor mencit, sehat dengan bobot
tubuh lebih kurang 20 g: tidak ada seekor hewanpun mati
dalam waktu 72 jam sesudah penyuntikan. Jika ada
hewan yang mati dalam waktu 72 jam sesudah
penyuntikan, ulangi pengujian memakai 10 ekor
mencit dengan bobot tubuh antara 19,5 - 20,5 g: semua
hewan hidup selama 72 jam.
Penetapan kadar Tetapkan Rotasi optik ( D)
memakai tabung 100 mm pada suhu 20º. Hitung
jumlah dalam mg dekstran 40 dalam 100 ml injeksi
dengan rumus:
6,507×
yaitu rotasi optik.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat:
wadah plastik untuk larutan infus dalam air, dapat
dipakai jika jumlah isi lebih dari 500 ml.
DEKSTRAN 70
Dextran 70
Dekstran 70 yaitu hasil urai parsial polisakarida yang
diperoleh dari hasil fermentasi oleh Leuconostoc
mesenteroides van Tieghem (Famili Lactobacillaceae);
bobot molekul rata-rata lebih kurang 7000.
Pemerian Serbuk amorf, warna putih; tidak berbau dan
tidak berasa; higroskopis.
Kelarutan Mudah larut dalam air panas; larut secara
bertahap dalam air; praktis tidak larut dalam etanol dan
dalam eter.
Identifikasi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
dalam Dekstran 40.
Rotasi optik <1081> Antara +193,0º dan +201,0º;
lakukan penetapan memakai larutan 3 g zat yang
telah dikeringkan, memakai 50 ml air, dalam tabung
polarimeter panjang 100 mm.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
memakai larutan 3,0 g zat dalam 50 ml air.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,018%; lakukan
penetapan sebagai berikut :
Larutan uji Larutkan 2,0 g zat dengan 40 ml air dalam
tabung Nessler, tambahkan 6 ml asam nitrat encer P dan
air sampai 50 ml.
Larutan pembanding Pipet 1,0 ml asam klorida 0,01N
LV, masukkan ke dalam tabung Nessler, tambahkan 6 ml
larutan asam nitrat encer P dan encerkan dengan air
sampai 50 ml.
procedure Jika Larutan uji dan Larutan pembanding
tidak jernih saring keduanya dengan cara yang sama.
Tambahkan 1 ml perak nitrat LP pada masing-masing
Larutan uji dan Larutan pembanding, campur dan
biarkan selama 5 menit, terlindung dari cahaya langsung.
Bandingkan opalesensi yang terjadi pada kedua tabung
yang diamati baik secara vertikal atau horisontal dengan
latar belakang hitam. Opalesensi Larutan uji tidak lebih
intensif dari Larutan pembanding.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan memakai 1,0 g zat dan 2,0 ml
Larutan baku timbal.
Nitrogen <581> Metode II Tidak lebih dari 0,010%;
lakukan penetapan memakai lebih kurang 2,0 g zat
yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan pada suhu
105º selama 6 jam; tambahkan 10 ml asam sulfat P dan
45 ml larutan natrium hidroksida P (2 dalam 5).
Senyawa mereduksi
Larutan uji Timbang saksama 3,0 g zat yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105º selama
6 jam, masukkan dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan pembanding Timbang saksama 450 mg
glukosa P yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu
105º selama 6 jam, masukkan ke dalam labu tentukur
500-ml larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Pipet masing-masing 5,0 ml Larutan uji dan
Larutan pembanding ke dalam labu tentukur 50-ml dan
tambahkan air sampai tanda. Pipet masing-masing 5 ml
larutan ini, tambahkan masing-masing 5,0 ml tembaga
alkalis LP dan panaskan selama 15 menit di dalam tangas
air. sesudah dingin tambahkan 1 ml larutan kalium iodida
P (1 dalam 40) dan 1,5 ml asam sulfat encer P dan titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,005 N LV, memakai 2 ml
kanji LP sebagai indikator: volume titran yang dipakai
- 293 -
pada titrasi Larutan uji lebih banyak dari yang dipakai
Larutan pembanding.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 6 jam
memakai 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,10%; lakukan
penetapan memakai 1 g zat.
Kekentalan intrinsik Dekstran 70 Antara 0,21 dan 0,26
pada suhu 25º±0,02º. Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan Kekentalan <1051> memakai
200 - 500 mg zat yang ditimbang saksama dan
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105º selama 6
jam, dilarutkan dalam air sampai 100,0 ml. pakailah air
sebagai pembanding pada suhu 25º±0,02º.
Kekentalan intrinsik fraksi molekul tinggi Tidak lebih
dari 0,27. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan Kekentalan <1051> dengan cara sebagai
berikut: Timbang saksama lebih kurang 6 g zat yang
sebelumnya tel