droklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 80º selama 5 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
- 307 -
gelombang yang sama seperti pada Dibukain
Hidroklorida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
C. Larutan zat menampilkan reaksi Klorida cara A, B
dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 80º selama 5 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran toluen P-aseton P-metanol P-
amonium hidroksida P (50:30:5:1).
Penampak bercak Larutan kalium bikromat P
(1 dalam 200) dalam asam sulfat P (1 dalam 5)
Larutan baku Timbang saksama beberapa Dibukain
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kloroform P sampai
kadar 40 mg per ml.
Enceran larutan baku Encerkan secara kuantitatif dan
bertahap beberapa volume Larutan baku sampai diperoleh
larutan dengan kadar 40 μg, 120 μg, dan 200 μg per ml
yang sesuai dengan 0,1%, 0,3% dan 0,5% Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dan encerkan dalam kloroform P sampai kadar 40,0 mg
per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl
Larutan baku, Enceran larutan baku dan Larutan uji pada
lempeng kromatografi silika gel P 20 cm x 20 cm setebal
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan tahap gerak,
biarkan merambat sampai lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan kering di udara.
Semprot lempeng dengan Penampak bercak. Panaskan
lempeng di dalam oven pada suhu 140º selama 10 menit,
amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf, warna
dan intensitas bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku; jumlah intensitas bercak lain selain bercak
utama dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0% dan tidak ada
satupun bercak lain lebih besar dari 0,5% bercak utama
Larutan baku, dengan cara membandingkan dengan bercak
dari Enceran larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Larutkan 1,20 g natrium lauril sulfat P;
0,20 g natrium asetat P dan 2,0 ml trietilamin P dalam
300 ml air. Tambahkan asam asetat glasial P sampai pH 5,6
tambahkan 700 ml metanol P, campur dan saring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,5 μm atau lebih
kecil. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pelarut Campuran metanol P-air (70:30).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Dibukain
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelarut, sampai kadar
lebih kurang 1 mg per ml. Saring melalui penyaring yang
sesuai dengan porositas 0,5 μm atau lebih kecil.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Pelarut sampai tanda dan campur. Saring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,5 μm atau lebih
kecil.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom, ditetapkan
dari puncak analit yaitu tidak kurang dari 1500 lempeng
teoritis, faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari
3,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg dibukain
hidroklorida, C20H29N3O2.HCl dalam zat yang dipakai
dengan rumus :
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Dibukain Hidroklorida BPFI, dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
tidak tembus cahaya.
DIDANOSIN
Didanosine
N NH
N
ONO
HO
2’,3’-dideoksiinosin [69655-05-6]
C10H12N4O3 BM 236,23
Didanosin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C10H12N4O3, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam dimetil sulfoksida;
praktis tidak larut atau tidak larut dalam aseton dan dalam
metanol.
Baku pembanding Didanosin BPFI; Senyawa Sejenis A
Didanosin BPFI; Campuran Kesesuaian Sistem
Didanosin BPFI.
- 308 -
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Didanosin BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0 %.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2 %.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Rotasi jenis <1081> Antara -28° dan -24°, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai
larutan 10 mg zat per ml dalam air.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah
semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar amonium asetat 0,01 M Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar.
Pengencer Atur pH Dapar amonium asetat 0,01 M
sampai 9 dengan penambahan natrium hidroksida P. Buat
campuran larutan dapar amonium asetat 0,01 M pH 9-
asetonitril P (19:1), awaudarakan.
Larutan A Buat campuran Dapar amonium asetat
0,01 M-asetonitril P (19:1), saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran Dapar amonium asetat
0,01 M-asetonitril P (3:1), saring dan awaudarakan.
tahap gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan A Timbang saksama
beberapa Senyawa Sejenis A Didanosin BPFI, larutkan
dalam Pengencer dan jika perlu encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan Pengencer sampai kadar
lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan baku persediaan B Timbang saksama
beberapa Didanosin BPFI, larutkan dan jika perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
Pengencer sampai kadar lebih kurang 0,025 mg per ml.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan A
dan 3 ml Larutan baku persediaan B ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
tanda.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa
Campuran Kesesuaian Sistem Didanosin BPFI larutkan
dan jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap
dengan Pengencer sampai kadar lebih kurang 0,5 mg
per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat
ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan
dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Kromatograf
diprogram sebagai berikut:
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0 – 15 100 0 Isokratik
15 - 20 100 0 0 100 Gradien linier
20 - 30 0 100 Isokratik
30 - 35 0 100 100 0 Gradien linier
35 - 45 100 0 Kesetimbangan
kembali
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang senyawa sejenis A didanosin tidak lebih dari 2,0%.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure ; resolusi, R, antara puncak
didanosin dan dideoksididehidro-inosin tidak kurang dari
3,0 dan efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak
dideoksididehidro-inosin tidak kurang dari 6000 lempeng
teoritis.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram sampai
30 menit, rekam kromatogram dan ukur respons semua
puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A didanosin
dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Senyawa Sejenis A Didanosin BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar dalam
mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak senyawa sejenis A didanosin dalam
Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase
beberapa senyawa cemaran spesifik dan senyawa
cemaran lain dalam zat dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Didanosin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar dalam mg per ml Larutan
uji; ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran
dalam Larutan uji dan rS yaitu respons puncak
Didanosin BPFI dalam Larutan baku.
- 309 -
Tabel
Cemaran
Waktu
Retensi
Relatif
Batas
Maksimum
(%)
Senyawa sejenis A Didanosin
(Hipoksantin) 0,28 0,5
Inosin 0,39 0,2
2-deoksiinosin 0,45 0,3
3-deoksiinosin 0,51 0,2
2,3-anhidroinosin 0,59 0,2
Dideoksididehidro-inosin 0,81 0,2
Didanosin 1,0 -
2,3-dideoksiadenosin 2,1 0,2
5-deoksidideoksi-adenosin 3,1 0,2
Cemaran lain - 0,1
Jumlah cemaran - 1,0
Penetapan kadar Lakukan penetapan memakai
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan dapar amonium asetat 0,01 M Larutkan
1,54 g amonium asetat P dalam labu tentukur 2000-ml,
larutkan dengan air sampai tanda.
tahap gerak Buat campuran Dapar amonium asetat
0,01 M-asetonitril P (21:1), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Didanosin
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan air sampai kadar lebih kurang
0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, encerkan
dengan air sampai tanda. Kocok selama 1 jam sampai
larut sempurna sebelum dipakai .
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi
didanosin antara 7 dan 11 menit, efisiensi kolom tidak
kurang dari 6000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak
lebih dari 2,5; dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase didanosin,
C10H12N4O3, dengan rumus:
( )
S
U
r
r
W
C 100500
C yaitu kadar Didanosin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot zat dalam mg Larutan uji;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
simpan pada suhu ruang terkendali.
DIDANOSIN UNTUK LARUTAN ORAL
Didanosine for Oral Solution
Didanosin untuk Larutan Oral jika dikonstitusikan seperti
tertera pada etiket mengandung didanosin, C10H12N4O3,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Didanosin BPFI; Senyawa Sejenis A
Didanosin BPFI.
Identifikasi
A. Larutkan secara terpisah beberapa zat dan
Didanosin BPFI dalam sesedikit mungkin
dimetilsulfoksida P, saring dan uapkan filtrat sampai
kering. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Didanosin BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan Kadar.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3%.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak, Sistem kromatografi dan procedure
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis A Didanosin BPFI larutkan dan jika perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan air
sampai kadar 5 μg per ml. [Catatan pakailah larutan
dalam waktu 48 jam sesudah pembuatan.]
Larutan uji Masukkan isi 1 wadah didanosin untuk
larutan oral ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan
dengan air sampai kadar lebih kurang 4 mg per ml.
[Catatan pakailah larutan dalam waktu 24 jam dari
pembuatan.]
Enceran larutan uji Encerkan Larutan uji dengan air
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap, sampai kadar
lebih kurang 0,1 mg per ml. Hitung jumlah dalam persen
senyawa sejenis A didanosin (hipoksantin) dalam
didanosin untuk larutan oral setara dengan didanosin
yang tertera pada etiket, dengan rumus:
- 310 -
L
VD
r
rC
S
U
1000
100
C yaitu kadar Senyawa Sejenis A Didanosin BPFI dalam
μg per ml Larutan baku; 1000 yaitu faktor konversi μg
ke mg; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Senyawa Sejenis A Didanosin BPFI dalam Enceran
larutan uji dan Larutan baku; V yaitu volume dalam ml
didanosin untuk larutan oral yang dipakai untuk
pembuatan Larutan uji; D yaitu faktor pengenceran
Enceran larutan uji; L yaitu didanosin yang tertera pada
etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar amonium asetat 0,01 M Larutkan 1,54 g
amonium asetat P ke dalam labu tentukur 2000-ml,
encerkan dengan air sampai tanda, saring melalui
penyaring dengan porositas 0,45 μm.
tahap gerak Buat campuran Dapar amonium asetat 0,01
M-asetonitril P (24:1), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Didanosin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan air sampai kadar
lebih kurang 0,1 mg per ml [Catatan pakailah larutan
dalam waktu 24 jam sesudah pembuatan.]
Larutan uji Masukkan isi satu wadah didanosin untuk
larutan oral ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan
dalam air dan jika perlu encerkan secara kuantitatif dan
bertahap dengan air sampai kadar lebih kurang 0,1 mg per
ml [Catatan pakailah larutan dalam waktu 24 jam
sesudah pembuatan.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x 4,4
mm berisi bahan pengisi L1 dan kolom pelindung 2 cm x
4,6 mm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
waktu retensi didanosin antara 7 dan 11 menit; efisiensi
kolom tidak kurang dari 6000 lempeng teoritis; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
didanosin, C10H12N4O3, dalam didanosin untuk larutan
oral yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rCD
C yaitu kadar Didanosin BPF1 dalam mg per ml
Larutan baku; D yaitu volume dalam ml didanosin
untuk larutan oral yang dipakai untuk pembuatan
Larutan uji dikalikan faktor pengenceran Larutan uji; rU
dan rS berturut-turut yaitu respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
simpan pada suhu antara 15° dan 30°.
Penandaan Pada etiket cantumkan cara konstitusi dan
kesetaraan didanosin, C10H12N4O3 dalam volume tertentu.
DIDROGESTERON
Dydrogesterone
9 ,10 -Pregna-4,6-diena-3,20-dion [152-62-5]
C21H28O2 BM 312,45
Didrogesteron mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C21H28O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning pucat.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol.
Baku pembanding Didrogesteron BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50º selama
1 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Didrogesteron BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 6 g per ml
dalam metanol P menampilkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Didrogesteron BPFI: daya serap masing-masing dihitung
terhadap zat yang yang telah dikeringkan pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 285 nm,
berbeda tidak lebih dari 2,5%.
Jarak lebur <1021> Antara 167º dan 171º.
Rotasi jenis <1081> Antara -442° dan -462°; lakukan
penetapan memakai larutan trikloroetana P yang
mengandung 10 mg zat per ml.
O
H
H
CH3
CO
CH3
H
H
CH3
- 311 -
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50º
selama 1 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kemurnian kromatografi Jumlah luas puncak selain
puncak utama tidak lebih dari 2,0% total luas puncak.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatogafi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan uji Buat larutan zat dalam tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
procedure Suntikkan lebih kurang 20 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
kurang dari 20 menit dan ukur respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-etanol P-asetonitril P
(530:260:210), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Didrogesteron BPFI, larutkan dan encerkan secara
bertahap dan kuantitatif dengan tahap gerak sampai kadar
lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan tahap
gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
Larutan kesesuaian sistem Masukkan 10 mg zat ke
dalam labu tentukur l00-ml, tambahkan 30 ml etanol P
untuk melarutkan. Tambahkan 1 ml natrium hidroksida
0,2 N, panaskan campuran pada 85° selama 10 menit.
Dinginkan sampai suhu ruang, netralkan dengan 1 ml
asam klorida 0,2 N, tambahkan 20,0 ml asetonitril P,
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan ini
mengandung didrogesteron dan 17 - didrogesteron.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 15 cm x 4,6
mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
3 m, pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
20 l Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
resolusi, R, antara didrogesteron dan 17 -didrogesteron
tidak kurang dari 5, simpangan baku relatif respons
puncak didrogesteron pada penyuntikan ulang tidak lebih
dari 1,5%. Waktu retensi relatif didrogesteron dan
17 -didrogesteron masing-masing yaitu lebih kurang
1,0 dan 1,3.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
didrogesteron, C21H28O2, dengan rumus :
S
U
r
rC1000
C yaitu kadar Didrogesteron BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET DIDROGESTERON
Dydrogesterone Tablet
Tablet Didrogesteron mengandung tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C21H28O2 dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Didrogesteron BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50° selama
1 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi Ekstraksi beberapa serbuk tablet yang
mengandung lebih kurang 60 mg didrogesteron dengan
20 ml metanol P, saring dan uapkan sampai kering: residu
menampilkan reaksi seperti tertera pada uji Identifikasi A
dalam Didrogesteron.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml air yang mengandung Larutan
natrium lauril sulfat 0,3%.
Alat tipe 2: 100 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C21H28O2 yang
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi, dan serapan Larutan
baku Didrogesteron BPFI dengan kadar dalam media
yang sama, pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 295 nm.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C21H28O2 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 312 -
tahap gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Didrogesteron.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 20 mg didrogesteron, masukkan ke dalam
labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang 100 ml
tahap gerak, sonikasi selama 10 menit. Dinginkan sampai
suhu ruang, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Saring, buang beberapa ml filtrat pertama.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg, didrogesteron
(C21H28O2) dalam serbuk tablet yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
rC200
C yaitu kadar Didrogesteron BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
DIETILKARBAMAZIN SITRAT
Diethylcarbamazine Citrate
N,N-Dietil-4-metil-1-piperazinakarboksamida sitrat (1:1)
[1642-54-2]
C10H21N3O.C6H8O7 BM 391,42
Dietilkarbamazin Sitrat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C10H21N3O.C6H8O7,
dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau atau agak
berbau; agak higroskopis. Melebur pada suhu lebih
kurang 136º disertai peruraian.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam aseton, dalam
kloroform dan dalam eter.
Baku pembanding Dietilkarbamazin Sitrat BPFI; tidak
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Memenuhi syarat seperti tertera pada Identifikasi
basa Nitrogen Organik <261>.
B. menampilkan reaksi Sitrat seperti tertera pada Uji
identifikasi umum <291>.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 20 ml air,
tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N encerkan dengan air
sampai 25 ml dan campur.
Cemaran umum <481>
Larutan uji pakailah pelarut metanol P.
Larutan baku pakailah pelarut metanol P.
tahap gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida P
(100:1,5).
Penampak bercak pakailah teknik penampak bercak
nomor 16.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat, tahap gerak, dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang beberapa Dietilkarbamazin
Sitrat BPFI larutkan dan encerkan dalam Dapar fosfat
sampai kadar lebih kurang 3 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Dapar fosfat sampai tanda. Saring atau
sentrifus, pakailah filtrat atau beningan.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
s
i
r
r
W
C000.10
C yaitu kadar Dietilkarbamazin Sitrat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; W yaitu bobot zat, dalam mg
Larutan uji; ri yaitu respons puncak masing-masing
cemaran dalam Larutan uji; rs yaitu respons puncak
dietilkarbamazin sitrat dalam Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Larutkan 31,24 g kalium fosfat monobasa P
dalam 1000 ml air.
tahap gerak Larutkan 10 g kalium fosfat monobasa P
dalam 1000 ml air. Campur 900 ml larutan ini dengan
100 ml metanol P, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg
Dietilkarbamazin Sitrat BPFI, masukkan ke dalam labu
N NCH3 CON(C2H5)2 . C
CH2COOH
COOHHO
CH2COOH
- 313 -
tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan Dapar
fosfat sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Dapar fosfat sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 15 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
dietilkarbamazin sitrat, C10H21N3O.C6H8O7 dalam zat
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC50
C yaitu kadar Dietilkarbamazin Sitrat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
TABLET DIETILKARBAMAZIN SITRAT
Diethylcarbamazine Citrate Tablet
Tablet Dietilkarbamazin Sitrat mengandung
dietilkarbamazin sitrat, C10H21N3O.C6H8O7, tidak kurang
dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. [Catatan Tablet dietilkarbamazin
sitrat dengan penandaan hanya untuk hewan tidak perlu
dilakukan Uji Disolusi.]
Baku pembanding Dietilkarbamazin Sitrat BPFI; tidak
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Memenuhi syarat seperti tertera pada
Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit, untuk
tablet dengan penandaan hanya untuk hewan.
Disolusi <1231> procedure untuk gabungan sampel.
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah
C10H21N3O.C6H8O7, yang terlarut seperti tertera pada
Penetapan kadar, memakai Larutan uji yang dibuat
dengan mengencerkan alikuot secara kuantitatif dengan
volume sama Dapar fosfat (dibuat dengan melarutkan
62,48 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air).
Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C10H21N3O.C6H8O7, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat, tahap gerak, dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Dietilkarbamazin Sitrat.
Larutan asam sitrat Larutkan asam sitrat P dalam
Dapar fosfat sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Dietilkarbamazin Sitrat BPFI larutkan dalam Dapar
fosfat sampai kadar lebih kurang 3 μg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 300 mg dietilkarbamazin sitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan Dapar fosfat sampai tanda. Saring atau sentrifus,
pakailah filtrat atau beningan.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku, Larutan uji dan
Larutan asam sitrat ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
persentase masing-masing cemaran dalam serbuk tablet
yang dipakai dengan rumus:
s
i
r
rC
3
100
C yaitu kadar Dietilkarbamazin Sitrat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; ri yaitu respons puncak masing-
masing cemaran dalam Larutan uji, abaikan semua
puncak yang memiliki waktu retensi yang sesuai
dengan puncak utama Larutan asam sitrat; rs yaitu
respons puncak Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat, tahap gerak, Larutan baku, dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Dietilkarbamazin Sitrat.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 5 mg dietilkarbamazin sitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Dapar fosfat sampai tanda. Saring dan
buang beberapa ml filtrat pertama.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Dietilkarbamazin Sitrat. Hitung jumlah
- 314 -
dalam mg, dietilkarbamazin sitrat, C10H21N3O.C6H8O7,
dalam serbuk tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC50
C yaitu kadar Dietilkarbamazin sitrat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
DIETILSTILBESTROL
Diethylstilbestrol
HO
C
C2H5
C
C2H5
OH
, ´-Dietil-(E)-4,4´-stilbenediol [56-53-1]
C18H20O2 BM 268,35
Dietilstilbestrol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C18H2O2 dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
dan dalam alkali hidroksida encer;
Baku pembanding Dietilstilbestrol BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
Identifikasi
A. Encerkan larutan dalam etanol P yang dipakai
untuk pembuatan Larutan baku dan Larutan uji yang
tertera pada Penetapan kadar, dengan etanol P sampai
kadar masing-masing 10 μg per ml. Ukur serapan
Larutan baku dan Larutan uji pada rentang panjang
gelombang 230-350 nm memakai etanol P sebagai
blangko. Spektrum serapan Larutan uji menampilkan
maksimum dan infleksi tambahan pada panjang
gelombang yang sama seperti Larutan baku dan daya
serap Larutan uji pada panjang gelombang serapan
maksimum berbeda tidak lebih dari 3,0% dari serapan
Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Jarak lebur <1021> Antara 169º dan 175º, namun rentang
antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4º.
Keasaman-kebasaan Larutan 100 mg zat dalam 5 ml
etanol P 70% yang telah dinetralkan: bereaksi netral
terhadap kertas lakmus P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Campuran etanol P-air (1:1).
tahap gerak Campuran metanol P-air (3:1), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Dietilstilbestrol BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer,
sampai kadar lebih kurang 20 μg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan 10 mg
Dietilstilbestrol BPFI dalam 50 ml kloroform P, diamkan
di tempat gelap tidak kurang dari 5 jam. Pipet 5 ml
larutan ini, ke dalam labu tentukur 50-ml, uapkan sampai
kering dengan aliran udara. Larutkan residu (isomer cis-
dan trans- dari dietilstilbestrol) dalam Pengencer, jika
perlu sonikasi. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan Pengencer, sampai kadar lebih kurang 20 μg
per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi
relatif trans-dietilstilbestrol dan cis-dietilstilbestrol
berturut-turut lebih kurang 1,00 dan 1,33; resolusi, R,
antara puncak trans-dietilstilbestrol dan
cis-dietilstilbestrol tidak kurang dari 4,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak untuk trans-isomer seperti
tertera pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari
3000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0;
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak cis- dan trans- dari dietilstilbestrol.
Hitung jumlah dalam g, dietilstilbestrol, C18H20O2,
dalam zat yang dipakai dengan rumus:
- 315 -
( )
( )ScSt
UcUt
rr
rr
C
,,
,,
26,1
26,1
+
+
C yaitu kadar Dietilstilbestrol BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; rt,U dan rt,S berturut-turut yaitu respons
puncak isomer trans- dari Larutan uji dan Larutan baku;
rc,U dan rc,S berturut-turut yaitu respons puncak isomer
cis-dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, pada suhu ruang.
DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
Diphenhydramine Hydrochloride
2-(Difenilmetoksi)-N,N-dimetiletilamina hidroklorida
[147-24-0]
C17H21NO.HCl BM 291,82
Difenhidramin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C17H21NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau. Jika
terkena cahaya, perlahan-lahan warna menjadi gelap.
Larutan praktis netral terhadap kertas lakmus P.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol dan
dalam kloroform; agak sukar larut dalam aseton; sangat
sukar larut dalam benzen dan dalam eter.
Baku pembanding Difenhidramin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Memenuhi syarat seperti tertera pada Identifikasi
Basa Nitrogen Organik <261>.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dari
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
pada Penetapan kadar.
C. Memenuhi reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji identifikasi umum <291>.
Jarak lebur <1021> Antara 167º dan 172º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air-trietilamin
P (50:50:0,5), atur pH sampai 6,5 dengan penambahan
asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Difenhidramin hidroklorida BPFI, larutkan dalam air
sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda, saring.
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
5 mg benzofenon P larutkan dalam 5 ml asetonitril P.
Encerkan dengan air sampai 100 ml. Pipet 1 ml larutan ini
dan 5 mg zat ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara
puncak benzofenon dan difenhidramin tidak kurang dari
2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
difenhidramin hidroklorida, C17H21NO.HCl, dalam zat
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC50
C yaitu kadar Difenhidramin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, pada suhu ruang.
INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
Diphenhydramine Hydrochloride Injection
Injeksi Difenhidramin Hidroklorida yaitu larutan steril
difenhidramin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung Difenhidramin Hidroklorida, C17H21NO.HCl,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
. HCl
- 316 -
Baku pembanding Difenhidramin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya. Endotoksin BPFI;[Catatan
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua
isi, pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,4 unit
Endotoksin FI per mg difenhidramin hidroklorida.
Identifikasi
A. Encerkan beberapa volume injeksi setara dengan
lebih kurang 50 mg difenhidramin hidroklorida dengan
asam sulfat 0,03 N sampai 25 ml. Memenuhi syarat uji
seperti tertera pada Identifikasi Basa Nitrogen Organik
<261>, mulai dari ”Pindahkan larutan ke dalam corong
pisah”.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai pada Larutan baku seperti diperoleh
pada Penetapan kadar.
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem,
Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Difenhidramin Hidroklorida.
Larutan uji Pipet beberapa volume injeksi setara
dengan lebih kurang 50 mg difenhidramin hidroklorida ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Difenhidramin Hidroklorida. Hitung jumlah
dalam mg, C17H21NO.HCl dalam tiap ml injeksi yang
dipakai , dengan rumus:
S
U
r
r
V
C100
C yaitu kadar Difenhidramin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; V yaitu volume injeksi yang
dipakai dalam ml; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyinpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung
cahaya.
SIRUP DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
Diphenhydramine Hydrochloride Oral Solution
Sirup Difenhidramin Hidroklorida mengandung
Difenhidramin Hidroklorida, C17H21NO.HCl, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Difenhidramin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung dari cahaya.
Identifikasi
A. Masukkan beberapa sirup setara dengan 50 mg
difenhidramin hidroklorida ke dalam corong pisah,
tambahkan 0,5 ml asam sulfat 2 N, dan ekstraksi tiga kali,
tiap kali dengan 15 ml eter P, buang ekstrak eter.
Tambahkan 5 ml air pada bagian air. Dalam corong pisah
kedua, larutkan 50 mg Difenhidramin Hidroklorida BPFI
dalam 25 ml air. Pada masing-masing larutan lakukan
sebagai berikut: Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 1 N
dan ekstraksi dengan 75 ml n-heptan P. Cuci ekstrak
n-heptan dengan 10 ml air, uapkan ekstrak sampai kering
dan larutkan sisa dalam 4 ml karbon disulfida P. Jika
perlu, saring melalui kertas saring kering untuk
menjernihkan larutan, dan lanjutkan seperti tertera dalam
Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>, mulai dengan
”Segera ukur serapan dari masing-masing filtrat”.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Etanol <1041> Antara 90,0% dan 110,0% C2H5OH dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Difenhidramin hidroklorida.
Larutan uji Pipet beberapa sirup setara dengan lebih
kurang 50 mg difenhidramin hidroklorida ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Difenhidramin hidroklorida. Hitung jumlah
dalam mg difenhidramin hidroklorida, C17H21NO.HCl,
dalam tiap ml sirup yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
V
C100
C yaitu kadar Difenhidramin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; V yaitu volume dalam ml
sirup yang dipakai ; rU dan rS berturut-turut yaitu
- 317 -
repons puncak difenhidramin hidroklorida dari Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat, dan tidak tembus cahaya.
DIFENOKSILAT HIDROKLORIDA
Diphenoxylate Hydrochloride
. HCl
H3C O
O
N
H3C
Etil 1-(3-siano-3,3-difenilpropil)-4- fenilisonifekotat
monohidroklorida [3810-80-8]
C30H32N2O2.HCl BM 489,05
Difenoksilat Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C30H32N2O2.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau. Larutan
jenuh pH lebih kurang 3,3.
Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam
metanol; agak sukar larut dalam etanol dan dalam aseton;
sukar larut dalam air dan dalam isopropanol; praktis tidak
larut dalam eter dan dalam heksan.
Baku pembanding Difenoksilat Hidroklorida BPFI,
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan infra merah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Difenoksilat Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 2000)
dalam campuran larutan asam klorida P-metanol P
(1:1000) menampilkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Difenoksilat
Hidroklorida BPFI.
C. Larutan jenuh menampilkan reaksi Klorida seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Jarak lebur <1021> Antara 220° dan 226°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0%
Larutan uji pakailah pelarut kloroform P.
Larutan baku pakailah pelarut kloroform P.
tahap gerak Campuran kloroform P-sikloheksan P-
etanol mutlak P-asam format P (50:40:10:1).
Penampak bercak pakailah teknik penampakan bercak
nomor 17, lalu segera amati di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg, larutkan dalam 75 ml asam asetat glasial P.
Tambahkan 4 ml raksa(II) asetat LP, titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio-
metrik.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 48,91 mg C30H32N2O2.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
DAUN DIGITALIS
Digitalis Folium
Daun Digitalis yaitu daun kering dari Digitalis purpurea
Linné (Familia Scrophulariaceae). Potensi 100 mg Daun
Digitalis setara dengan tidak kurang dari 1 unit Digitalis
FI bila dilakukan penetapan kadar sesuai procedure .
Baku pembanding Daun Digitalis BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai .
Makroskopik
Daun menggulung atau pecahan daun. Helai daun
bentuk bulat telur, melebar sampai bulat telur
memanjang, biasanya panjang 10 - 35 cm dan lebar
4 - 11 cm dan bersatu dalam tangkai daun dengan helaian
daun sama lebar. Ujung daun tumpul; tepi daun tidak
beraturan atau bergerigi; permukaan bawah berbulu
rapat, permukaan atas daun berkerut dan berbulu halus,
tulang daun tampak nyata, membentuk jala. Urat daun
dan tulang daun utama melebar dan datar dan tulang
daun bawah berpangkal ketangkai daun. Warna
permukaan atas daun hijau tua, permukaan bawah keabu-
abuan sebab bulu halus yang rapat, tulang daun yang
lebih besar berwarna keunguan. Bila dikeringkan sedikit
berbau; bila dibasahi memberi bau yang khas. Rasa
sangat pahit.
Mikroskopik
Epidermis atas rapat, dengan dinding sel antiklinikal
berombak, banyak rambut dan tidak ada stomata;
epidermis bawah dengan dinding sel antiklinikal
berombak, banyak stomata berbentuk lonjong dan
banyak rambut dan biasanya tidak saling bertumpuk
sampai dinding sel dalam, terutama dekat dengan tulang
daun, klorenkim sel besar dari selaput sel palisade
pendek dan beberapa selaput parenkim; dan banyak
pembuluh-pembuluh pada tulang daun dan tangkai daun
yang lebih besar dengan pembuluh yang tebalnya satu
- 318 -
sel. Pada ujung daun bergerigi ada 1 atau 2 stomata
air.
Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Pengambilan Contoh dan
Metode analisa Simplisia <671>.
Bahan organik asing Tidak dari 2,0%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Pengambilan Contoh dan
Metode analisa Simplisia <671>.
Air Tidak lebih dari 6,0%; lakukan penetapan seperti
tertera pada Pengambilan Contoh dan Metode analisa
Simplisia <671>.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama isi satu wadah Daun
Digitalis BPFI, di dalam wadah asli, atau botol timbang,
dan pindahkan ke dalam wadah atau tabung sentrifus
bersumbat kaca dengan kapasitas 50 ml. Lama
penimbangan tidak lebih dari 5 menit sesudah ampul
dibuka. Tambahkan 10 ml campuran etanol P- air (4:1)
untuk tiap g serbuk. Tutup wadah, sesudah sepertiga
bagian atas sumbat diolesi dengan sedikit vaselin. Kocok
campuran secara mekanis selama 24±2 jam pada suhu
25º±5º dengan maksud agar bahan padat selalu kontak
tahap cair secara terus-menerus. Jika perlu, masukkan ke
dalam tabung sentrifuga, sentrifus dan enaptuangkan
beningan ke dalam botol kaca kering yang ditutup rapat.
Simpan di dalam lemari pendingin dan pakailah dalam
waktu 30 hari.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 g serbuk
halus, masukkan ke dalam botol atau tabung sentrifuga
bersumbat kaca dengan kapasitas 50 ml. Lakukan seperti
tertera pada Larutan baku mulai dengan ”Tambahkan
10 ml campuran” Simpan di dalam lemari pendingin dan
pakailah dalam waktu 30 hari.
Hewan uji Merpati dewasa, sehat, bobot tubuh yang
terberat kurang dari dua kali bobot tubuh yang teringan.
Bagi merpati dalam dua kelompok secara acak sesampai
bobot tubuh rata-rata kelompok yang diberi Larutan baku
berbeda tidak lebih dari 30% dari bobot tubuh rata-rata
kelompok yang diberi Larutan uji. Merpati dipuasakan
makan (namun tetap boleh minum) selama 16 - 28 jam
sebelum dipakai . Anestesi merpati dengan eter P,
lakukan kanulasi pada vena alar dengan kanula yang
sesuai. Pertahankan anestesi selama kanulasi dan selama
periode penyuntikan pada aras anestesi tidak sakit, tapi
masih ada refleks pupil dan kornea dan pergerakan otot,
sesampai merpati sesekali melakukan gerakan.
Enceran larutan baku dan Enceran larutan uji Pada
hari penetapan encerkan beberapa volume Larutan baku
dan Larutan uji dengan larutan natrium klorida P 0,9%
steril sampai diperoleh Enceran larutan baku dan
Enceran larutan uji dengan prakiraan akan memberi
dosis letal 15 ml per kg bobot tubuh.
procedure Lakukan penyuntikan Enceran larutan baku
atau Enceran larutan uji melalui vena alar dengan alat
yang sesuai misalnya buret kecil dengan skala terkecil
0,05 ml. Penyuntikan dimulai sesudah memastikan tidak
adanya gelembung udara di dalam alat suntik, dengan
cara menginfus dalam waktu beberapa detik beberapa
volume Enceran larutan baku dan Enceran larutan uji
yang setara dengan 1 ml per kg bobot tubuh. Ulangi dosis
ini dengan selang waktu 5 menit sampai merpati mati
sebab henti-jantung.
pakailah tidak kurang dari 6 ekor merpati untuk
masing-masing Enceran larutan baku dan Enceran
larutan uji. Jika rata-rata jumlah dosis yang diperlukan
untuk mematikan merpati kurang dari 13 atau lebih besar
dari 19, atau jika perbedaan dosis yang terkecil pada
penetapan yang sama lebih dari 4 dosis, anggap data ini
sebagai pendahuluan. pakailah data ini sebagai pedoman,
dan ulangi dengan larutan segar yang lebih pekat atau
lebih encer. Penetapan harus selesai dalam jangka waktu
30 hari memakai Larutan baku dan Larutan uji yang
sama.
Perhitungan Tabulasikan dan hitung rata-rata jumlah
dosis Larutan baku, dinyatakan sebagai ZS, dan untuk
Larutan uji dinyatakan sebagai ZU. Hitung potensi dalam
unit Digitalis FI per ml (atau per 100 mg) dalam Larutan
uji dengan rumus:
Potensi =
U
S
Z
RZ
R setara dengan VS per VU; VS yaitu jumlah unit Digitalis
FI per ml Enceran larutan baku; VU yaitu volume dalam
ml Larutan uji yang dipakai untuk membuat 1 ml
Enceran larutan uji. Hitung logaritma batas keyakinan;
L yaitu seperti tertera pada Interval dan Batas
Keyakinan dari Potensi dalam Desain dan analisa
Penetapan Hayati <81>. Jika L lebih dari 0,30, ulangi
penetapan atau pakailah merpati lebih banyak dengan
satu atau kedua larutan sampai batas keyakinan lebih
kecil atau sama dengan 0,30. Potensi digitalis yang
dihitung dari Larutan uji, harus tidak kurang dari 0,85
unit Digitalis FI per 100 mg.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung dari
lembab.
SERBUK DAUN DIGITALIS
Digitalis Powder
Serbuk Daun Digitalis yaitu Daun Digitalis yang
dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 60º, dihaluskan
menjadi serbuk halus (60) dan sangat halus (80), diatur
potensinya, jika perlu ditambah beberapa laktosa, pati
beras atau serbuk digitalis yang memiliki potensi lebih
rendah atau lebih tinggi sampai potensi 100 mg serbuk
setara dengan 1 unit Digitalis FI.
Baku pembanding Daun Digitalis BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Digitoksin BPFI;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 105º selama 1 jam sebelum
- 319 -
dipakai . Gitoksin BPFI; [Catatan Hati-hati hindari
kontak.] tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai ,
wadah harus tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Mikroskopik Serbuk berwarna hijau tua dengan fragmen
pengenal epidermis dengan sel tidak beraturan dan
klorenkim; rambut penutup melengkung atau patah,
panjang sampai 500 μm terdiri dari 2 - 8 sel, beberapa sel
menyempit; rambut kelenjar terdiri dari satu atau dua sel
tangkai; pembuluh dan trakhea dengan penebalan tidak
teratur bentuk jala, spiral dan noktah. Tidak diketemukan
hablur kalsium oksalat.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan uji Masukkan 100 mg zat dalam tabung
sentrifuga 15 ml yang berisi 2,0 ml etanol encer P dan
1,0 ml timbal asetat LP, campur dan kocok, didihkan
selama 2 menit. Sentrifus, enaptuangkan beningan ke
dalam tabung sentrifuga 15 ml yang kedua, tambahkan
2,0 ml kloroform P, campur dan sentrifus. Pindahkan
lapisan bawah dan saring melalui kolom kecil berisi
100 - 300 mg natrium sulfat anhidrat P yang telah dicuci
dengan kloroform P ke dalam tabung sentrifuga 5 ml.
Uapkan kloroform sambil dialiri gas nitrogen P sampai
kering dan larutkan residu dalam 100 μl campuran
metanol P-kloroform P (1:1).
Larutan baku A Lakukan seperti tertera pada Larutan
uji memakai 100 mg Digitalis BPFI.
Larutan baku B Larutkan Digitoksin BPFI dan
Gitoksin BPFI dalam campuran metanol P-kloroform P
(1:1) sedemikian sampai konsentrasi masing-masing lebih
kurang 0,2 mg per ml.
tahap gerak campuran etil asetat P-metanol P-air
(30:4:3)
Penampak bercak Campur 10 ml larutan kloramin T P
(3 dalam 100) dengan 40 ml campuran asam
trikloroasetat P (1 dalam 4) [Catatan Simpan campuran
ini ditempat sejuk dan jangan dipakai lebih dari satu
minggu.]
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan uji, Larutan baku A dan Larutan baku B
pada lempeng kromatografi silika gel dan biarkan kering.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
lebih kurang 15 cm di atas garis penotolan. Angkat
lempeng, biarkan kering di udara, semprot lempeng
dengan Penampak bercak. Panaskan lempeng pada suhu
110º selama 15 - 20 menit dan amati di bawah cahaya
ultraviolet pada panjang gelombang 366 nm. Rf 2 bercak
pita dari Larutan baku A sesuai dengan Rf 2 bercak pita
Larutan baku B. Kromatogram Larutan uji menampilkan
bercak pita yang sesuai dengan bercak Larutan baku A
dan Larutan baku B dan juga menampilkan bercak yang
sesuai dengan 3 bercak pita lain yang paling jelas terlihat
pada kromatogram Larutan baku A dengan harga Rf yang
lebih rendah dari bercak utama. Harga Rf relatif untuk
5 bercak pita yaitu 1,0 (digitoksin); 0,8 - 0,9 (gitoksin);
0,6 - 0,7; 0,4 - 0,5 dan 0,3 - 0,4.
Batas mikroba Tidak boleh mengandung Salmonella sp
seperti tertera pada Uji Batas Mikroba <51>.
Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Pengambilan Contoh dan
Metode analisa Simplisia <671>.
Air Tidak lebih dari 5,0%; lakukan penetapan seperti
tertera pada Pengambilan Contoh dan Metode analisa
Simplisia <671>.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Daun Digitalis, Potensi dihitung
dari Larutan uji cukup baik bila hasilnya tidak kurang
dari 0,85 unit dan tidak lebih dari 1,20 unit Digitalis FI
per 100 mg.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, sebaiknya disertai dengan pengering
yang sesuai.
TABLET DIGITALIS
Digitalis Tablet
Tablet Digitalis mengandung beberapa serbuk Digitalis
yang memiliki potensi setara dengan tidak kurang dari
85,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari potensi yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Daun Digitalis BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai .
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.
Batas mikroba Tidak boleh mengandung Salmonella sp
seperti tertera pada Uji Batas Mikroba <51>.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Larutan baku Buat seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Daun Digitalis.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
25 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan tidak kurang dari 20 tablet. Masukkan ke dalam
wadah bersumbat kaca yang kering dengan kapasitas
tidak kurang dari 50 ml. Tambahkan beberapa campuran
etanol P-air (4:1) sampai larutan yang diperoleh setara
dengan 1 unit Digitalis FI per ml yang telah diperkirakan.
Tutupkan sumbat yang telah diolesi pada sepertiga bagian
atasnya dengan vaselin. Kocok campuran secara mekanik
selama 24±2 jam pada suhu 25º±5º sedemikian sesampai
bagian padatnya selalu kontak dengan tahap cairnya.
Segera pindahkan ke dalam tabung sentrifuga dan
sentrifus. Tuang tahap cair ke dalam wadah gelas kering
- 320 -
tertutup rapat. Simpan dalam lemari pendingin paling
lama 30 hari.
Hewan uji, Enceran larutan baku dan Enceran larutan
uji, procedure dan Perhitungan Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Daun Digitalis.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
DIGITOKSIN
Digitoxin
O O
O
CH3
O
OH
HCH3
H
O
OHOH
CH3
H
HH
3
Digitoksin [71-63-6]
C41H64O13 BM 764,95
Digitoksin yaitu glikosida kardiotonik yang diperoleh
dari Digitalis purpurea Linné, Digitalis lanata Ehrhart,
Familia Scrophulariaceae, dan species Digitalis lainnya
y