Kamis, 05 Desember 2024

farmakope 31






 sing-masing   

10 l Larutan uji dan Larutan baku pada jarak yang 

sama 2,5 cm dari tepi bawah lempeng kromatografi 

silika gel G setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke 

dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan 

dengan tahap  gerak, biarkan merambat 15 cm di atas 

garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan menguap, dan 

semprot lempeng dengan kalium iodobismulat LP: harga 

Rf bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai 

dengan yang diperoleh dari Larutan baku. 

    C. memberi  reaksi Klorida cara A dan seperti 

tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Jarak lebur <1021> 168° sampai 172°. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai  bobot tetap, 

memakai  1,0 g. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Etil ( -metil-4-trifluorometilfenetil)amina Lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera 

pada Kromatografi<931>. 

    Larutan baku internal Timbang beberapa  N,N-dietil-

anilina P, larutkan dalam kloroform P sampai  kadar 

0,01%. 

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 8 mg 

Fenfluramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 100 ml 

air, tambahkan 10 ml larutan kalium hidroksida P 20%, 

ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P, 

saring dan uapkan kumpulan ekstrak sampai kering 

dengan dialiri nitrogen P, larutkan sisa dalam 10 ml 

Larutan baku internal. 

    Larutan uji I Timbang saksama lebih kurang 400 mg, 

larutkan dalam 100 ml air, lanjutkan seperti tertera pada 

larutan baku mulai dari “tambahkan 10 ml larutan 

kalirum hidroksida P 20%” kecuali larutkan sisa dalam 

10 ml kloroform P. 

     Larutan uji II Timbang saksama lebih kurang 400 mg 

larutkan dalam 100 ml air, lanjutkan seperti tertera pada 

larutan baku mulai dari “tambahkan 10 ml larutan 

kalium hidroksida P 20%”. 

    procedure  suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama Larutan baku, Larutan uji I dan Larutan uji II ke 

dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor 

ionisasi nyala dan kolom kaca 2,75 m x 4 mm berisi 

bahan pengisi 10% tahap  diam senyawa polietilen glikol P 

(sebaiknya Carbowax 20 M) dan larutan kalium 

hidroksida P 2% pada partikel penyangga tanah diatome 

cuci asam 80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolam dan 

detektor berturut-turut pada 135° dan 200°. Efisiensi 

kolom tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis per 

meter, ditetapkan memakai  puncak baku internal 

dalam kromatogram yang diperoleh dari Larutan baku. 

Pada kromatogram yang diperoleh dari Larutan uji I, 

puncak etil ( -metil-4-trifluorometilfenetil) amina 

muncul segera sesudah  puncak utama. Pada kromatogram 

yang diperoleh dari Larutan uji II perbandingan luas 

puncak etil ( -metil-4-trifluorometilfenetil) amina 

terhadap puncak baku internal tidak lebih besar dari 

perbandingan luas puncak fenfluramin terhadap puncak 

baku internal yang diperoleh dari Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg 

zat, larutkan dalam beberapa  asam asetat glasial P, 

tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP.Titrasi dengan asam 

perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara 

potensiometrik. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N  

setara dengan 26,77 mg C12H16F3N.HCl 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

TABLET FENFLURAMIN HIDROKLORIDA 

Phenfluramine Hydrochloride Tablet 

 

Tablet Fenfluramin Hidroklorida mengandung 

Fenfluramin Hidroklorida, C12H16F3N.HCl, tidak kurang 

dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang 

tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Fenfluramin Hidroklorida BPFI. 

 

Identifikasi 

    A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi 

secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. 

    Larutan uji Timbang saksama beberapa  serbuk tablet 

setara dengan 100 mg fenfluramin hidroklorida, campur 

dengan 10 ml kloroform P, saring.  

    Larutan baku Campuran Fenfluramin Hidroklorida 

BPFI 1% dalam kloroform P. 

    tahap  gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida P 

(200:3). 

    procedure  Totolkan secara terpisah masing-masing    

10 l Larutan uji dan Larutan baku pada jarak yang 

sama, 2,5 cm dari tepi bawah lempeng kromatografi 

silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke 

dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan 

dengan tahap  gerak, biarkan merambat 15 cm di atas 

garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan tahap  gerak 

menguap dan semprot lempeng dengan kalium 

iodobismulat encer LP: Harga Rf bercak utama yang 

diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh 

dari Larutan baku. 

    B. Serbuk tablet memberi  reaksi Klorida cara A 

seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

- 426 -

 

 

 

 

 

 

 

Etil ( -metil-4-trifluorometilfenetil) amin Lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku internal Timbang beberapa  N,N-dietil-

anilina P, larutkan dalam kloroform P sampai  kadar 

0,01%. 

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 8 mg 

Fenfluramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 100 ml 

air, tambahkan 10 ml larutan kalium hidroksida P 20%, 

ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P, 

saring dan uapkan kumpulan ekstrak sampai kering 

dengan dialiri nitrogen P, larutkan sisa dalam 10 ml 

Larutan baku internal. 

    Larutan uji I Timbang dan serbukkan tidak kurang 

dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet 

setara dengan 250 mg fenfluramin hidroklorida, kocok 

dengan 200 ml air selama 1 jam, saring dan tambahkan 

air sampai  250 ml. Ambil 100 ml larutan ini dan 

lanjutkan seperti tertera pada Larutan baku mulai dari 

“tambahkan 10 ml larutan kalium hidroksida P 20%”, 

kecuali larutkan sisa dalam 2,5 ml kloroform P. 

    Larutan uji II Lakukan seperti tertera pada Larutan uji I, 

kecuali larutkan sisa dalam 2,5 ml Larutan baku internal. 

    Sistem kromatografi  Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi 

dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2,75 m x 

4 mm berisi 10% tahap  diam senyawa polietilen glikol 

(sebaiknya Carbowax 20 M) dan larutan kalium 

hidroksida P 2% pada partikel penyangga tanah diatome 

dengan ukuran 80 sampai 100 mesh yang telah dicuci 

dengan asam. Pertahankan suhu kolom dan detektor 

berturut-turut pada 135° dan 200°. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama Larutan baku, Larutan uji I dan Larutan uji II ke 

dalam kromatograf. Efisiensi kolom tidak kurang dari 

1500 lempeng teoritis per meter, ditetapkan 

memakai  puncak baku internal dalam kromatogram 

yang diperoleh dari Larutan baku. Pada kromatogram 

yang diperoleh dari Larutan uji I, puncak etil ( -metil-4-

trifluorometilfenetil) amin muncul segera sesudah  puncak 

utama. Pada kromatogram yang diperoleh dari Larutan 

uji II perbandingan luas puncak etil ( -metil-4-

trifluorometilfenetil) amin terhadap puncak baku internal 

tidak lebih besar dari perbandingan luas puncak 

fenfluramin terhadap puncak baku internal yang 

diperoleh dari Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Larutan baku internal Timbang beberapa  n-tetra-

dekana P, larutkan dalam kloroform P sampai  kadar 

0,4%. 

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg 

Fenfluramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 100 ml 

air, tambahkan 10 ml larutan kalium hidroksida P 20%, 

ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P, 

saring dan uapkan kumpulan ekstrak sampai kering 

dengan dialiri nitrogen P, larutkan sisa dalam 10 ml 

Larutan baku internal. 

    Larutan uji I Timbang dan serbukkan tidak kurang 

dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet 

setara dengan 250 mg fenfluramin hidroklorida, kocok 

dengan 200 ml air selama 1 jam, saring dan tambahkan 

air sampai  250 ml. Ambil 100 ml larutan ini, tambahkan 

10 ml larutan kalium hidroksida P 20% dan lanjutkan 

seperti tertera pada Larutan baku, mulai “ekstraksi        

empat kali, tiap kali dengan”, kecuali larutkan sisa dalam 

10 ml kloroform P. 

    Larutan uji II Lakukan seperti tertera pada Larutan  

uji I, kecuali larutkan sisa dalam 10 ml Larutan baku 

internal. 

    procedure  Lakukan seperti tertera pada  procedure  

dalam penetapan Etil( -metil-4-trifluorometilfenetil) 

amin. Hitung jumlah dalam mg fenfluramin, 

C12H16F3N.HCl, dalam serbuk tablet yang dipakai . 

 

S

U

R

RC25

 

 

C yaitu  kadar Fenfluramin hidroklorida BPFI dalam 

mg per ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu  

perbandingan respons puncak fenfluramin hidroklorida 

terhadap baku internal dalam Larutan uji dan Larutan 

baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

FENILBUTASON 

Phenylbutazone 

 

N

NO

O

H3CH2CH2CH2C

 

 

4-Butil-1,2-difenil-3,5-pirazolidinadion [50-33-9] 

C19H20N2O2     BM 308,37 

 

Fenilbutason mengandung tidak kurang dari 98,0% dan 

tidak lebih dari 102,0% C19H20N2O2, dihitung terhadap 

zat yang dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk hablur; putih atau agak putih; tidak 

berbau. 

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut 

dalam aseton dan eter; larut dalam etanol. 

 

Baku pembanding Fenilbutason BPFI; Lakukan 

pengeringan dalam hampa udara di bawah tekanan 

- 427 -

 

 

 

 

 

 

 

30±10 mmHg pada suhu 80º selama 4 jam sebelum 

dipakai . 

 

Identifikasi 

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum pada bilangan gelombang yang sama seperti 

pada Fenilbutason BPFI. 

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan                       

(1 dalam 100.000) dalam larutan natrium hidroksida P 

(1 dalam 2500) menampilkan  maksimum dan minimum 

pada panjang gelombang yang sama seperti pada 

Fenilbutason BPFI; serapan masing-masing dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan, pada serapan 

panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang  

264 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%. 

 

Jarak lebur <1021> Antara 104º dan 107º. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan 

30±10 mmHg pada suhu 80º selama 4 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan 

penetapan memakai  2,0 g zat. 

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,007%; lakukan 

penetapan memakai  2,0 g zat, didihkan dengan 60 ml 

air selama 5 menit, dinginkan, saring. Pada 30 ml filtrat 

tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat LP: 

filtrat tidak lebih keruh dibandingkan kekeruhan yang 

diberikan oleh 0,10 ml asam klorida 0,02 N. 

 

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan 

penetapan memakai  30 ml filtrat yang diperoleh 

dari Uji batas klorida yang ditambahkan 2 ml barium 

klorida LP: filtrat tidak lebih keruh dari kekeruhan yang 

diberikan oleh 0,10 ml asam sulfat 0,02 N. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar secara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Dapar asetat Larutkan 2,72 g natrium asetat P dalam 

gelas piala 1000 ml memakai  lebih kurang 700 ml 

air. Atur pH sampai  4,1 dengan asam asetat glasial P, 

saring melalui penyaringan 0,5 μm, encerkan dengan air 

yang telah disaring sampai  1000 ml. 

    tahap  gerak Campur 440 ml asetonitril P dengan     

560 ml Dapar asetat dan awaudarakan. Jika perlu 

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku internal Timbang lebih kurang 300 mg 

desoksikortikosteron asetat, larutkan dalam 200 ml 

asetonitril P, campur. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  

Fenilbutason BPFI tambahkan asetonitril P, sonikasi 

sampai larut, encerkan secara kuantitatif dan bertingkat 

dengan asetonitril P sampai  kadar lebih kurang 1,4 mg 

per ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 

50-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, 

encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. [Catatan 

pakailah  larutan ini dalam waktu 8 jam sesudah  

pembuatan.] 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 140 mg 

zat, larutkan dengan 75 ml asetonitril P dalam labu 

tentukur 100-ml, sonikasi sampai larut. Encerkan dengan 

asetonitril P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke 

dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan 

baku internal, encerkan dengan asetonitril P sampai 

tanda dan campur. [Catatan pakailah  larutan ini dalam 

waktu 8 jam sesudah  pembuatan.]  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>.Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dan pra kolom berisi 

bahan pengisi L2. Laju alir lebih kurang 2,4 ml per 

menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, 

rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak 

Larutan uji dan Larutan baku internal tidak kurang dari 

3,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang 

tidak lebih dari 2,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 25μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Waktu retensi relatif 

desoksikortikosteron asetat dan fenilbutason berturut-

turut yaitu  1,0 dan 0,7. Hitung jumlah dalam mg 

fenilbutason, C19H20N2O2, yang dipakai  dengan 

rumus: 

 

S

U

R

R

C500

 

 

C yaitu  kadar Fenilbutason BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu  

perbandingan respons puncak fenilbutason terhadap 

baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

TABLET FENILBUTASON 

Phenylbutazone Tablet 

 

Tablet Fenilbutason mengandung Fenilbutason, 

C19H20N2O2, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 

107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Fenilbutason BPFI; lakukan 

pengeringan dalam hampa udara pada tekanan      

30±10 mmHg pada 80° selama 4 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

- 428 -

 

 

 

 

 

 

 

Identifikasi Masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml 

beberapa  serbuk tablet, setara dengan lebih kurang     

500 mg fenilbutason, tambahkan 100 ml heksan P dan 

refluks campuran selama 15 menit. Saring campuran 

dalam keadaan panas dan biarkan filtrat sampai dingin. 

Pisahkan hablur yang terbentuk melalui penyaringan, 

keringkan dalam hampa udara pada 80° selama             

30 menit: fenilbutason yang diperoleh menampilkan  

reaksi Identifikasi A seperti tertera pada Fenilbutason. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml cairan usus buatan LP (tanpa 

enzim). 

    Alat tipe 1: 100 rpm. 

    Waktu: 30 menit. 

    procedure  Lakukan penetapan jumlah C19H20N2O2 

yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika 

perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan 

larutan baku Fenilbutason BPFI dalam media yang sama 

pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 

kurang 264 nm. 

    Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak 

kurang dari 70% (Q) C19H20N2O2 dari jumlah yang 

tertera pada etiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

    Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur 

100-ml, tambahkan 60 ml metanol P, kocok secara 

mekanik lebih kurang 20 menit atau sampai tablet 

hancur sempurna. Encerkan dengan metanol P sampai 

tanda, saring, buang 10 ml filtrat pertama. Encerkan 

beberapa  volume filtrat yang telah diukur secara 

saksama dengan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 

2500) sampai  diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 

10 μg per ml. 

    Larutan baku  Buat larutan Fenilbutason BPFI dalam 

metanol P dengan kadar lebih kurang 1 mg per ml. 

Encerkan secara kuantitatif larutan dengan larutan natrium 

hidroksida P (1 dalam 2500) sampai  diperoleh larutan 

dengan kadar lebih kurang10 μg per ml 

    procedure  Ukur secara berurutan serapan Larutan uji dan 

Larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum 

lebih kurang 264 nm, pakailah  larutan natrium 

hidroksida P (1 dalam 2500) sebagai blangko. Hitung 

jumlah dalam mg fenilbutason, C19H20N2O2, dalam tablet 

yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

A

A

D

TC

 

 

T yaitu  jumlah fenilbutason dalam mg yang tertera 

pada etiket; C yaitu  kadar Fenilbutason BPFI dalam μg 

per ml Larutan baku; D yaitu  kadar tablet fenilbutason 

dalam μg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per 

tablet yang tertera pada etiket dan faktor pengenceran; 

AU dan AS berturut-turut yaitu  serapan Larutan uji dan 

Larutan baku. 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Dapar Asetat, tahap  gerak, Larutan baku internal, 

Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti 

tertera pada Penetapan kadar dalam Fenilbutason. 

    Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 

20 tablet. Timbang saksama  beberapa  serbuk, setara 

lebih kurang 500 mg fenilbutason, masukkan ke dalam 

labu tentukur 250-ml. Pipet 50 ml air ke dalam labu 

tentukur ini , kocok secara mekanik selama           

15 menit, tambahkan lebih kurang 120 ml asetonitril P 

dan sonikasi sampai  bagian yang tidak larut terdispersi 

menjadi partikel halus. Kocok secara mekanik selama  

20 menit, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda 

dan sentrifus. Pipet 7 ml larutan ke dalam labu tentukur 

50-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, 

encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. Saring 

melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 μm, 

buang beberapa ml filtrat pertama. [Catatan pakailah  

larutan ini dalam waktu 8 jam dari pembuatannya.] 

    procedure  Lakukan menurut procedure  seperti tertera 

pada Penetapan kadar dalam Fenilbutason. Hitung 

jumlah dalam mg fenilbutason, C19H20N2O2, dalam zat 

uji yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

R

RC1786  

 

C yaitu  kadar Fenilbutason BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu  

perbandingan respons puncak fenilbutason terhadap 

baku internal Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

FENILEFRIN HIDROKLORIDA 

Phenylephrine Hydrochloride 

 

C CH2NHCH3

OH

H

HO

HCl

 

 

(-)-m-Hidroksi- -[(metilamino)metil] benzil alkohol 

hidroklorida [61-76-7] 

C9H13NO2.HCl    BM 203,67 

 

Fenilefrin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 

97,5% dan tidak lebih dari 102,5% C9H13NO2.HCl, 

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Kristal putih atau praktis putih; tidak berbau; 

berasa pahit. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air dan etanol. 

 

- 429 -

 

 

 

 

 

 

 

Baku pembanding Fenilefrin Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam 

sebelum dipakai . 

 

Identifikasi 

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti Fenilefrin Hidroklorida BPFI. 

    B. Larutan zat (1 dalam 100) menampilkan  reaksi 

Klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Jarak lebur <1021> Antara 140º dan 145º. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara -42º dan -47,5º; lakukan 

penetapan memakai  larutan 500 mg per 10 ml 

dalam air. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. 

 

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,20%; lakukan 

penetapan sebagai berikut: Larutkan 50 mg zat dalam  

25 ml air, larutan tidak lebih keruh dari 0,10 ml asam 

sulfat 0,020 N yang diperlakukan sama.  

 

Keton Larutkan 200 mg zat dalam 1 ml air, tambahkan  

2 tetes natrium nitroferisianida LP, 1 ml natrium 

hidroksida 1 N dan 0,6 ml asam asetat glasial P: warna 

larutan yang terjadi tidak lebih tua dari warna larutan 

pembanding yang mengandung 1 ml aseton P encer      

(1 dalam 2000). 

 

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan 

cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Penampak bercak 1 Larutan jenuh                             

p-nitrobenzendiazonium tetrafluoroborat P. 

    Penampak bercak 2 Larutan natrium karbonat P       

(1 dalam 10). 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Fenilefrin 

Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P sampai  

kadar lebih kurang 1 mg per ml. 

    Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran 

Larutan baku dalam metanol P sampai  kadar berturut-

turut 500; 250; 100 dan 50 μg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama beberapa  fenilefrin 

hidroklorida, larutkan dalam metanol P sampai  kadar 

lebih kurang 50 mg per ml. 

    tahap  gerak n-butanol P-air-asam format P (7:2:1). 

     procedure  Totolkan secara terpisah masing-masing     

5 μl Larutan uji, Larutan baku dan Enceran Larutan 

baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 

0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana 

kromatografi berisi tahap  gerak sampai  merambat tiga 

per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan 

dengan aliran udara panas. Amati lempeng di bawah 

cahaya ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm. 

Semprot lempeng Penampak bercak 1 lalu  dengan 

Penampak bercak 2. Bandingkan intensitas bercak lain 

selain bercak utama Larutan uji dengan bercak utama 

Larutan baku dan Enceran Larutan baku. Jumlah 

intensitas bercak lain Larutan uji setara dengan tidak 

lebih dari 1,0% senyawa sejenis dan tidak satupun 

cemaran lebih dari 0,5%. 

 

Kandungan klorida Tidak kurang dari 17,0% dan tidak 

lebih dari 17,7%, dihitung terhadap zat yang telah 

dikeringkan. Lakukan penetapan sebagai berikut: 

Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan 

dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml asam asetat glasial P 

dan 50 ml metanol P lalu  eosin Y LP. Titrasi 

dengan perak nitrat 0,1 N LV. 

 

Tiap ml perak nitrat 0,1 N  

setara dengan 3,545 mg klorida 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang       

100 mg zat, masukkan ke dalam labu iodum, larutkan 

dalam 20 ml air, tambahkan 50,0 ml brom 0,1 N LV dan 

5 ml asam klorida P, segera tutup, kocok dan biarkan  

15 menit. Masukkan segera 10 ml larutan kalium iodida 

P (1 dalam 10), biarkan selama 5 menit, kocok hati-hati, 

buka, bilas tutup dan leher labu dengan sedikit air 

langsung ke dalam labu. Titrasi iodium yang bebas 

dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, pada saat mendekati 

titik akhir tambahkan 3 ml kanji LP. Lakukan penetapan 

blangko. 

 

Tiap ml brom 0,1 N  

setara dengan 3,395 mg C9H13NO2.HCl 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih 

diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º. 

 

 

FENILMERKURI ASETAT 

Fenilraksa(II) Asetat 

Phenylmercury(II) Acetate 

 

H3COOCHg

 

 

(Asetato) fenilraksa(II) [62-38-4] 

C8H8HgO2        BM 336,74 

 

Fenilraksa(II) Asetat mengandung tidak kurang dari 

98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C8H8HgO2.  

 

Pemerian Serbuk hablur atau prisma atau lempeng tipis; 

putih sampai  kem; tidak berbau.  

 

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol dan 

dalam aseton.  

- 430 -

 

 

 

 

 

 

 

Identifikasi 

    A. Pada 100 mg zat tambahkan 0,5 ml asam nitrat P, 

hangatkan perlahan-lahan sampai berwarna coklat tua 

dan encerkan dengan air sampai  10 ml: terjadi 

nitrobenzen yang berbau khas. 

    B. Pada 100 mg zat tambahkan 0,5 ml asam sulfat P 

dan 1 ml etanol P, hangatkan: terjadi etil asetat yang 

berbau khas.  

    C. Tambahkan beberapa tetes natrium sulfida LP pada 

5 ml larutan jenuh zat dalam air: terbentuk endapan 

putih, bila didihkan dan didiamkan, berubah menjadi 

hitam.  

 

Jarak lebur <1021> Antara 149° dan 153°. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.  

 

Garam raksa dan Logam berat Panaskan lebih kurang 

100 mg zat dengan 15 ml air, dinginkan dan saring. 

Tambahkan beberapa tetes natrium sulfida LP ke dalam 

filtrat: endapan yang terbentuk tidak segera berwarna.   

 

Senyawa benzen poliraksa Tidak lebih dari 1,5%; 

kocok 2 g zat dengan 100 ml aseton P dan saring. Cuci 

sisa secara bertahap dengan 50 ml aseton P, keringkan 

sisa pada suhu 105° selama 1 jam dan timbang: bobot 

sisa tidak lebih dari 30 mg.  

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

500 mg zat, masukan ke dalam labu 100 ml, tambahkan 

15 ml air, 5 ml asam format P dan 1 g serbuk zink P, 

refluks selama 30 menit. Dinginkan, saring, cuci kertas 

saring dan amalgam dengan air sampai  air cucian tidak 

lagi bereaksi asam terhadap lakmus P. Larutkan 

amalgam dengan 40 ml asam nitrat 8 N. Panaskan 

larutan di atas tangas uap selama 3 menit dan tambahkan 

500 mg urea P dan kalium permanganat LP secukupnya 

sampai terjadi warna merah muda yang stabil. 

Dinginkan, tambahkan hidrogen peroksida LP sampai 

warna hilang, tambahkan 1 ml besi(III) amonium     

sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV.  

 

Tiap ml amonium tiosianat 0,1 N  

setara dengan 16,84 mg C8H8HgO2 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

 

 

FENILMERKURI NITRAT 

Fenilraksa(II) Nitrat 

Phenylmercury(II) Nitrate 

 

Nitratofenilraksa(II) [55-68-5] 

C12H11Hg2NO4    BM 634,45 

 

Fenilraksa(II) Nitrat yaitu  campuran Fenilraksa(II) 

Nitrat dan Fenilraksa(II) Hidroksida. Mengandung tidak 

kurang dari 87,0% dan tidak lebih dari 87,9% ion 

fenilraksa(II) (C6H5Hg+) dan tidak kurang dari 62,75% 

dan tidak lebih dari 63,50% raksa(II) (Hg).  

 

Pemerian Serbuk hablur; putih; dipengaruhi oleh 

cahaya. Larutan jenuh memberi  reaksi asam terhadap 

lakmus.  

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut 

dalam etanol dan gliserin; lebih mudah larut dengan 

adanya asan nitrat atau alkali hidroksida.  

 

Identifikasi 

    A. Pada 100 mg zat tambahan 3 ml asam sulfat P: 

campuran berwarna kuning dan berbau khas nitrobenzen.  

    B. Pada 5 ml larutan jenuh zat tambahkan 1 ml asam 

klorida 3 N: terbentuk endapan putih. 

    C. Pada 5 ml larutan jenuh zat tambahkan 5 ml 

amonium sulfida LP: dalam keadaan dingin tidak terjadi 

reaksi, namun  pada pemanasan di dalam tangas air yang 

mendidih selam 10 menit, terbentuk endapan hitam.  

 

Jarak lebur <1021> Antara 175° dan 185°. 

 

Sisa pemijaran <311> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Ion raksa(II) Pada 5 ml larutan jenuh zat tambahkan     

5 ml natrium hidroklorida 1 N: tidak terbentuk endapan 

kuning (ion raksa(II)) dan larutan tidak menjadi gelap 

(ion raksa(I)).  

 

Penetapan kadar ion fenilraksa(II) Timbang saksama 

lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu 

Erlenmeyer, larutan dalam 90 ml air dan 10 ml asam 

nitrat P. Tambahkan 2 ml besi(III) amonium sulfat LP 

dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,05 N. 

 

Tiap ml amonium tiosianat 0,05 N  

setara dengan 13,88 mg ion fenilraksa(II) C6H5Hg+ 

 

Penetapan kadar raksa(II) Timbang saksama lebih 

kurang 400 mg zat, masukan ke dalam labu tentukur 

100-ml, tambahkan 15 ml air, 5 ml asam format P dan   

1 g serbuk zink P, lalu  refluks selama 30 menit. 

Dinginkan, saring, cuci kertas saring dan amalgam 

dengan air sampai air cucian tidak lagi bereaksi asam 

terhadap kertas lakmus P. Larutkan amalgam dengan   

40 ml asam nitrat 8 N. Panaskan larutan di atas tangas 

uap selama 3 menit, lalu  tambahkan 0,5 g urea P 

dan kalium permanganat LP secukupnya sampai 

berwarna merah muda yang stabil. Dinginkan, buat 

larutan menjadi tidak berwarna dengan hidrogen 

peroksida LP, tambahkan 1 ml besi(III) amonium sulfat 

LP dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV.  

 

Tiap ml amonium tiosianat 0,1 N  

 setara dengan 10,03 mg Hg 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya.  

- 431 -

 

 

 

 

 

 

 

FENILPROPANOLAMIN HIDROKLORIDA 

Phenylpropanolamine Hydrochloride 

 

H

C

H

C CH3

OH NH2

HCl

 

 

 

(±)-Norefedrin hidroklorida [154-41-6] 

C9H13NO.HCl    BM 187,67 

 

Fenilpropanolamin Hidroklorida mengandung tidak 

kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% 

C9H13NO.HCl, dihitung terhadap zat yang telah 

dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk hablur; putih; bau aromatis lemah. 

Dipengaruhi oleh cahaya. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; 

tidak larut dalam eter. 

 

Baku pembanding Fenilpropanolamin Hidroklorida 

BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama        

2 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup 

rapat, terlindung dari cahaya. -Aminopropiofenon 

Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 

105° selama 2 jam sebelum dipakai . Simpan dalam 

wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. 

Dekstroamfetamin Sulfat BPFI; lakukan pengeringan 

pada suhu 105° selama 2 jam sebelum dipakai . 

Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi 

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum pada bilangan gelombang yang sama seperti 

pada Fenilpropanolamin Hidroklorida BPFI. 

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 

2000) menampilkan  maksimum dan minimum pada 

panjang gelombang yang sama seperti pada 

Fenilpropanolamin Hidroklorida BPFI; daya serap 

masing-masing dihitung terhadap zat yang telah 

dikeringkan, pada panjang gelombang serapan 

maksimum lebih kurang 256 nm berbeda tidak lebih dari 

3,0%. 

    C. Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air, tambahkan 10 ml 

larutan jenuh natrium karbonat P, campur. Pisahkan 

endapan dengan hampa udara memakai  penyaring 

kaca masir porositas sedang, cuci tiga kali, tiap kali 

dengan 5 ml air es. Keringkan hablur pada suhu 80º 

selama 1 jam: Jarak lebur fenil propanolamin antara 101º 

dan 104º. (seperti tertera pada Penetapan Jarak Lebur 

atau Suhu Lebur <1021>). 

 

pH <1071> Antara 4,2 dan 5,5: lakukan penetapan 

memakai  larutan (3 dalam 100). 

 

Jarak lebur <1021> Metode I antara 191º dan 196º. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Logam berat <371> Metode I tidak lebih dari 20 bpj; 

lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam      

5 ml air, tambahkan 1 ml asam asetat 1 N, encerkan 

dengan air sampai  25 ml. 

 

-Aminopropiofenon hidroklorida Tidak lebih dari 

0,10%. Masukkan 2,5 g zat ke dalam labu tentukur     

25-ml, tambahkan larutan asam klorida P (1 dalam 120) 

sampai tanda. Ukur serapan larutan ini (Larutan uji) dan 

Larutan baku yang mengandung 100 μg                    

-Aminopropiofenon hidroklorida BPFI per ml pada 

panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang  

285 nm memakai  larutan asam klorida P (1 dalam 

120) sebagai blangko: serapan larutan uji tidak lebih 

besar dari larutan baku. 

 

Amfetamin hidroklorida Tidak lebih dari 0,001% 

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 

kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam 

fosfat P-trietilenamina P (950:50:8:5). Saring dan 

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut 

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa  

Fenilpropanolamin Hidroklorida BPFI dan 

Dekstroamfetamin Sulfat BPFI dalam air sampai  kadar 

masing-masing lebih kurang 5 g per ml. 

    Larutan persediaan amfetamin Timbang saksama 

beberapa  Dekstroamfetamin Sulfat BPFI, larutkan dan 

encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap 

dengan air, sampai  kadar lebih kurang 2,5 g per ml. 

    Larutan persediaan fenilpropanolamin Timbang 

saksama lebih kurang 2,5 g zat, masukkan ke dalam labu 

tentukur 10-ml. Larutkan dan encerkan dengan air 

sampai tanda, jika perlu lakukan sonikasi. 

    Larutan baku Pipet 4 ml Larutan persediaan 

fenilpropanolamin dan Larutan persediaan amfetamin, 

masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda. Kadar larutan 

fenilpropanolamin dan amfetamin berturut-turut lebih 

kurang 100 mg per ml dan 1 g per ml.  

    Larutan uji Pipet 4 ml Larutan persediaan 

fenilpropanolamin, masukkan ke dalam labu tentukur 

10-ml, encerkan dengan air sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 206 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel  

5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam 

- 432 -

 

 

 

 

 

 

 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : waktu retensi relatif untuk 

fenilpropanolamin dan amfetamin berturut-turut 1,0 dan 

2,1; resolusi, R, antara puncak fenilpropanolamin dan 

puncak amfetamin tidak kurang dari 15,0 dan efisiensi 

kolom tidak kurang dari 10.000 lempeng teoritis. 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : simpangan baku relatif amfetamin pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 5 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak amfetamin. Hitung persentase 

amfetamin hidroklorida dalam zat dengan rumus: 

 

US

U

U

S

rr

r

C

C

49,368

67,1712,0  

 

171,67 dan 368,49 berturut-turut yaitu  bobot molekul 

amfetamin hidroklorida dan amfetamin sulfat; CS yaitu  

kadar Dekstroamfetamin Sulfat BPFI dalam g per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar fenilpropanolamin 

hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS 

berturut-turut yaitu  respons puncak amfetamin dari 

Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

500 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P. 

Tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 2 tetes kristal 

violet LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai  

terjadi warna hijau. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N  

setara dengan 18,77 mg C9H13NO.HCl 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

 

 

FENIRAMIN MALEAT 

Pheniramine Maleate 

 

N N

CH2CH2CH2N(CH3)2

HCCH2O2H

HCCH2O2H

 

 

Dimetil [3-fenil-3-(2 piridil)propil] amina hidrogen 

maleat [132-20-7] 

C16H20N2.C4H4O4    BM 356,42 

 

Feniramin Maleat mangandung tidak kurang dari 98,0% 

dan tidak lebih dari 102,0% C16H20N2.C4H4O4, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan. 

Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; 

berbau seperti amina. 

 

Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol. 

 

Baku pembanding Feniramin Maleat BPFI. 

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang 

telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium 

bromida P menampilkan  maksimum hanya pada 

bilangan gelombang yang sama seperti pada 

Feniramin Maleat BPFI. 

 

pH <1071> 4,5 sampai 5,5; lakukan penetapan 

memakai  larutan 1 %. 

 

Jarak lebur <1021> Metode I Antara 104° dan 109°. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65° 

selama 6 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Metode I  Tidak lebih dari 0,5%. 

 

Logam berat <371> Metode I  Tidak lebih dari 20 bpj. 

 

Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran 

tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari 

2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi 

cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Asam oktan sulfonat 0,005 M Masukkan 1,08 g 

natrium 1-oktan sulfonat P ke dalam labu tentukur  

1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan larutan asam 

asetat P 1,5% sampai tanda, tambahkan 5,0 ml 

trietilamin P, campur dan saring. 

    tahap  gerak Buat campuran Asam sulfonat oktan  

0,005 M–asetonitril P (39:11), saring dan awaudarakan. 

Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian 

sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa  feniletil 

alkohol dan Feniramin Maleat BPFI, larutkan dan 

encerkan dengan air sampai  kadar berturut-turut lebih 

kurang 3,6 dan 0,24 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan 

encerkan dengan air sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom 30 cm x 

3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang   

2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi 

relatif feniletil alkohol dan feniramin maleat berturut-

turut lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 

feniletil alkohol dan puncak feniramin maleat tidak 

kurang dari 2,0; faktor ikutan tidak lebih dari 2,5 dan 

- 433 -

 

 

 

 

 

 

 

simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 2,0%. 

    procedure  Suntikkan beberapa  volume (lebih kurang 

10 μl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 

kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung 

persentase masing-masing cemaran (tidak termasuk 

puncak pelarut dan asam maleat) dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

i

r

r100  

 

ri yaitu  respons puncak masing-masing cemaran dan rS 

yaitu  jumlah semua respons puncak. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

500 mg zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P, 

titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV memakai     

2 tetes kristal violet LP sebagai indikator. Lakukan 

penetapan blangko. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N 

 setara dengan 17,82 mg C16H20N2.C4H4O4 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

FENITOIN 

Phenytoin 

 

NH

N

H

O

O  

 

5,5-Difenilhidantoin [57-41-0] 

C15H12N2O2     BM 252,27 

 

Fenitoin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak 

lebih dari 102,0% C15H12N2O2, dihitung terhadap zat 

yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau. Melebur pada 

suhu lebih kurang 295°.  

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 

etanol panas; sukar larut dalam etanol dingin, dalam  

klorofrom dan dalam eter.  

 

Baku pembanding Fenitoin BPFI; Tidak boleh 

dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.  

 

Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g zat 

dalam campuran 5 ml natrium hidroksida 1 N dan 20 ml 

air: larutan jernih dan tidak lebih tua dari kuning pucat.  

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Fenition BPFI.  

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.  

 

Batas benzofenon Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak dan Larutan uji Buat seperti tertera pada 

Kemurnian kromatografi. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  

benzofenon, larutkan dalam metanol P, jika perlu 

encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan 

metanol P sampai  kadar lebih kurang 1,0 g per ml. 

    Sistem kromatografi pakailah  sistem yang sama 

seperti tertera pada Kemurnian kromatografi kecuali: 

suntikkan Larutan baku tiga kali, rekam kromatogram 

dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure : 

simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 5,0%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons semua puncak. Waktu retensi relatif fenitoin dan 

benzofenon masing-masing lebih kurang 0,25 dan 1,0. 

Hitung persentase benzofenon dalam zat uji dengan 

rumus: 

 

S

U

r

r

D

C100  

 

C yaitu  kadar benzofenon dalam g per ml Larutan 

baku; D yaitu  kadar fenitoin dalam g per ml Larutan 

uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak 

benzofenon yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan 

baku. 

 

Kemurnian kromatografi Total cemaran tidak lebih 

dari 0,9%, tidak termasuk benzofenon.  

    tahap  gerak Buat seperti tertera pada Penetapan kadar. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Fenitoin 

BPFI, larutkan dalam metanol P, jika perlu encerkan 

secara kuantitatif dan bertahap dengan metanol P 

sampai  kadar lebih kurang 10 g per ml.  

    Larutan uji pakailah  Larutan uji A, seperti tertera 

pada Penetapan kadar. 

    Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam metanol P 

sampai  kadar lebih kurang 10 g per ml. Larutkan 10 mg 

Fenitoin BPFI dalam 10,0 ml larutan benzoin.  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel     

5 m. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 

- 434 -

 

 

 

 

 

 

 

kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : waktu retensi relatif fenitoin dan 

benzoin berturut-turut yaitu  lebih kurang 0,75 dan 1,0 

dan resolusi, R, tidak kurang dari 1,5. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons semua puncak. Hitung persentase masing-

masing cemaran dalam Larutan uji yang dipakai  

dengan rumus: 

 

S

i

r

r

D

C100  

 

C yaitu  kadar Fenitoin BPFI dalam g per ml Larutan 

baku; D yaitu  kadar fenitoin dalam g per ml Larutan 

uji; ri yaitu  respons puncak masing-masing cemaran 

dan rS respons puncak fenitoin Larutan baku. 

 

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 

Metode V Memenuhi syarat.  

    Pelarut pakailah  dimetil sulfoksida P.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran metanol P-air (55:45), 

saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian 

menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada 

Kromatografi <931>.  

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Fenitoin 

BPFI, larutkan dalam tahap  gerak, jika perlu sonikasi, 

encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan tahap  

gerak sampai  kadar lebih kurang 100 g per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg 

zat, masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan 

encerkan dalam metanol P sampai tanda (Larutan uji A). 

Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml 

lainnya, encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda 

(Larutan uji B). 

    Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam tahap  

gerak sampai  kadar lebih kurang 1,5 mg per ml. Campur 

1,0 ml larutan dengan 9,0 ml Larutan baku. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel  

5 m. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : simpangan baku relatif tidak lebih dari 

1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi: 

waktu retensi relatif fenitoin dan benzoin masing-masing 

yaitu  lebih kurang 0,75 dan 1,0 dan resolusi, R, tidak 

kurang dari 1,5 dan faktor ikutan puncak fenitoin tidak 

lebih dari 1,5. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan   

uji B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan 

ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

fenitoin, C15H12N2O2, yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

rC1000

 

 

C yaitu  kadar Fenitoin BPFI dalam mg per ml Larutan 

baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak 

fenitoin dalam Larutan uji dan Larutan baku.  

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.  

 

 

SUSPENSI ORAL FENITOIN 

Phenytoin Oral Suspension 

 

Suspensi Oral Fenitoin yaitu  suspensi Fenitoin dalam 

media yang sesuai. Mengandung Fenitoin, C15H12N2O2, 

tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari 

jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Fenitoin BPFI; Tidak boleh di 

keringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi 

    A. Masukkan beberapa  suspensi oral setara dengan 

lebih kurang 100 mg fenitoin ke dalam corong pisah, 

kocok dengan 50 ml campuran eter P dan kloroform P  

(1 dalam 2), uapkan ekstrak sampai hampir kering, 

keringkan dalam hampa udara pada suhu 105º selama    

4 jam: fenitoin yang diperoleh melebur pada suhu antara 

292º dan 299º disertai dengan peruraian. Lakukan 

penetapan menurut Metode I seperti tertera pada 

Penetapan Jarak Lebur atau Suhu Lebur <1021>. 

    B. Larutkan 50 mg residu yang diperoleh pada uji A 

dalam 50 ml kloroform P, jika perlu dengan sedikit 

penghangatan. Pada 5 ml larutan ini, tambahkan 0,2 ml 

larutan kobalt asetat P dalam metanol P (1 dalam 100) 

yang dibuat segar dan 1 ml larutan isopropilamin P 

dalam metanol P (1 dalam 20) yang dibuat segar, 

campur: terjadi warna ungu sampai ungu merah. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml dapar tris 0,05 M yang dibuat 

dengan melarutkan 36,3 g tris(hidroksimetil) 

aminometana P dan 60 g natrium lauril sulfat P dalam 

6000 ml air, atur pH sampai  7,5 dengan penambahan 

asam klorida P, awaudarakan.  

    Alat tipe 2: 35 rpm. 

    Waktu: 60 menit. 

    procedure  Kocok suspensi dengan baik lebih kurang 

100 kali pengocokan. Ambil lebih kurang 5 ml suspensi 

memakai  siring 5 ml, lalu  timbang saksama. 

Turunkan posisi dayung, kosongkan hati-hati tiap siring 

- 435 -

 

 

 

 

 

 

 

ke bagian dasar tiap labu disolusi yang berisi Media 

disolusi. Jalankan alat. Timbang kembali tiap siring, 

hitung jumlah suspensi yang dimasukkan ke dalam tiap 

labu disolusi. Pada akhir waktu 60 menit, pipet 4 ml dari 

tiap labu, saring melalui penyaring nilon yang sudah 

dibasahi dengan Media disolusi. 

    Lakukan penetapan jumlah C15H12N2O2, yang terlarut 

dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    Dapar natrium fosfat 0,02 M Larutkan 2,76 g natrium 

fosfat monobasa P dalam 1000 ml air.  

    tahap  gerak Campuran Dapar natrium fosfat 0,02 M-

metanol P-asetonitril P (50:27:23). Atur pH sampai  3,0 

dengan penambahan asam fosfat P. Saring dan 

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut 

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Larutan uji pakailah  beberapa  alikuot. 

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 70 mg 

Fenitoin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur      

500-ml, larutkan dalam 15 ml metanol P, encerkan 

dengan Media disolusi sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 15 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang   

1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom tidak 

kurang dari 5400 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak 

lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

fenitoin, C15H12N2O2, yang terlarut. [Catatan Tentukan 

bobot jenis suspensi oral dan pakailah  dalam 

perhitungan jumlah dalam mg, fenitoin yang terlarut.] 

    Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak 

kurang dari 80% (Q) C15H12N2O2, dari jumlah yang 

tertera pada etiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk 

suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal. 

 

Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. 

Untuk suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis 

ganda.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran air-metanol P-asetonitril P-

trietilamin 0,5% dalam air-asam asetat 1,74 N 

(191:100:40:1,3:1). Saring dan awaudarakan. Jika perlu 

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Fenitoin 

BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika 

perlu bertahap dengan tahap  gerak sampai  kadar lebih 

kurang 0,625 mg per ml. 

    Larutan uji Pipet beberapa  volume suspensi oral 

setara dengan lebih kurang 125 mg fenitoin ke dalam 

labu tentukur 200-ml, bilas pipet dengan 40 ml    

metanol P, masukkan bilasan ke dalam labu. Tambahkan 

lebih kurang 50 ml tahap  gerak, encerkan dengan 

metanol P sampai tanda, sonikasi, saring. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 229 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 

1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 

Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : faktor ikutan tidak 

lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

fenitoin, C15H12N2O2, dalam suspensi oral yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

rC200  

C yaitu  kadar Fenitoin BPFI, dalam mg per ml Larutan 

baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak dari 

Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

Hindari pembekuan. 

 

Penandaan Pada etiket wadah dosis ganda dicantumkan 

pernyataan bahwa pasien harus memakai  takaran 

yang tepat. 

 

 

FENITOIN NATRIUM 

Phenytoin Sodium 

 

H

N

N

O

ONa

 

 

5,5-Difenilhidantoin garam natrium [630-93-3] 

C15H11N2NaO2           BM 274,25 

 

Fenitoin Natrium mengandung tidak kurang dari 98,0% 

dan tidak lebih dari 102,0% C15H11N2NaO2, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

- 436 -

 

 

 

 

 

 

 

Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau; agak higroskopik; 

secara bertahap menyerap karbondioksida dari udara. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air, larutan biasanya agak 

keruh sebab  terhidrolisa sebagian dan menyerap 

karbondioksida; larut dalam etanol; praktis tidak larut 

dalam eter dan dalam kloroform. 

 

Baku pembanding Fenitoin BPFI; Tidak boleh 

dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. 

Senyawa sejenis A Fenitoin BPFI; Tidak boleh 

dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung dari cahaya. Senyawa sejenis B Fenitoin 

BPFI; Tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah 

tertutup rapat, terlindung dari cahaya. 

 

Identifikasi 

    A. Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, 

masukkan ke dalam corong pisah. Larutkan dalam lebih 

kurang 50 ml air. Tambahkan 10 ml asam klorida 3 N 

dan ekstraksi tiga kali berturut-turut dengan 100, 60 dan 

30 ml campuran eter P dan kloroform P (1 dalam 2). 

Uapkan campuran ekstrak dan keringkan residu fenitoin 

pada suhu 105° selama 4 jam. Spektrum serapan 

inframerah zat yang didispersikan dalam kalium  

bromida P, menampilkan  maksimum hanya pada 

bilangan gelombang yang sama seperti pada Fenitoin 

BPFI. 

    B. menampilkan  reaksi nyala api Natrium seperti 

tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g zat 

dalam 20 ml air bebas karbondioksida P, tambahkan 

natrium hidroksida 0,1 N sampai  diperoleh larutan jernih 

dan tidak berwarna: diperlukan tidak lebih dari 4,0 ml. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,5%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. 

 

Senyawa sejenis Senyawa sejenis A fenitoin tidak lebih 

dari 0,9%; Senyawa sejenis B fenitoin tidak lebih dari 

0,9%; Benzofenon tidak lebih dari 0,1%; Total cemaran, 

tidak termasuk benzofenon, tidak lebih dari 0,9%. 

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 

kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak, Larutan baku persediaan, Larutan 

kesesuaian sistem persediaan dan Larutan kesesuaian 

sistem Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  

benzofenon, Fenitoin BPFI, Senyawa sejenis A Fenitoin 

BPFI dan Senyawa sejenis B Fenitoin BPFI, larutkan 

dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap 

dengan tahap  gerak sampai  kadar berturut-turut lebih 

kurang 0,5, 1, 9 dan 9 μg per ml. 

    Larutan uji pakailah  Larutan uji persediaan seperti 

tertera pada Penetapan kadar. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel  

5 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan 

ulang masing-masing senyawa tidak lebih dari 5,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

semua respons puncak. Hitung persentase Senyawa 

sejenis A Fenitoin, Senyawa sejenis B Fenitoin dan 

benzofenon dalam zat yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

i

r

r

D

C100

 

 

C yaitu  kadar analit dalam g per ml Larutan baku;    

D yaitu  kadar fenitoin natrium dalam g per ml 

Larutan uji; ri yaitu  respons puncak Senyawa sejenis A 

Fenitoin, Senyawa sejenis B Fenitoin atau benzofenon 

yang diperoleh dari Larutan uji dan rs yaitu  respons 

puncak Senyawa sejenis A fenitoin, Senyawa sejenis B 

fenitoin atau benzofenon yang diperoleh dari Larutan 

baku. Hitung persentase cemaran lain dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

i

r

r

D

C

27,252

25,274100  

 

274,25 dan 252,27 berturut-turut yaitu  bobot molekul 

fenitoin natrium dan fenitoin; C yaitu  kadar Fenitoin 

BPFI dalam μg per ml Larutan baku; ri dan rS berturut-

turut yaitu  respons puncak masing-masing cemaran 

dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Dapar amonium fosfat Buat larutan Dapar amonium 

fosfat monobasa 0,05 M. Atur pH sampai  2,5 dengan 

penambahan asam fosfat P. 

    tahap  gerak Buat campuran Dapar amonium fosfat-

asetonitril P-metanol P (45:35:20), saring dan 

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut 

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih 

kurang 100 mg Fenitoin BPFI, masukkan ke dalam labu 

tentukur 100-ml, larutkan, jika perlu sonikasi dan 

encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda. 

    Larutan kesesuaian sistem persediaan Pipet 5 ml 

Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 50-ml, 

encerkan dengan tahap  gerak  sampai tanda. 

- 437 -

 

 

 

 

 

 

 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang     

75 mg benzoin, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, 

larutkan dalam 10 ml metanol P dan encerkan dengan 

campuran Dapar amonium fosfat-asetonitril P (45:35) 

sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu 

tentukur 10-ml, encerkan dengan Larutan kesesuaian 

sistem persediaan sampai tanda. 

    Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke 

dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan tahap  

gerak sampai tanda. 

    Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih 

kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 

100-ml, larutkan dan encerkan dengan tahap  gerak 

sampai tanda. 

    Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan ke 

dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan tahap  

gerak  sampai tanda.  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel    

5 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan 

ulang tidak lebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi 

terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : waktu retensi relatif untuk fenitoin dan 

benzoin berturut-turut yaitu  1,0 dan 1,3; efisiensi 

kolom tidak kurang dari 9400 lempeng teoritis untuk 

puncak fenitoin; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan 

resolusi, R, antara puncak fenitoin dan puncak benzoin 

tidak kurang dari 1,5.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenitoin 

natrium, C15H11N2NaO2, dalam zat yang dipakai  

dengan rumus: 

 

S

U

r

rC

27,252

25,2742000  

 

C yaitu  kadar Fenitoin BPFI  dalam mg per ml Larutan 

baku; 274,25 dan 252,27 berturut-turut yaitu  berat 

molekul fenitoin natrium dan fenitoin; rU dan rS berturut-

turut yaitu  respons puncak Larutan uji dan Larutan 

baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

 

 

 

 

INJEKSI FENITOIN NATRIUM  

Phenytoin Sodium Injection 

 

Injeksi Fenitoin Natrium yaitu  larutan steril fenitoin 

natrium dengan propilen glikol dan etanol dalam air 

untuk injeksi, mengandung fenitoin natrium, 

C15H11N2NaO2, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih 

dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

[Catatan Injeksi jangan dipakai  jika keruh dan 

terbentuk endapan.] 

 

Baku pembanding Fenitoin BPFI; Tidak boleh 

dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. 

Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat pirogenik, 

penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi  

    A. Pipet beberapa  volume injeksi, setara dengan lebih 

kurang 250 mg fenitoin natrium ke dalam corong pisah 

yang berisi 25 ml air. Ekstraksi berturut-turut dengan   

50 ml, 30 ml dan 30 ml etil asetat P. Cuci ekstrak dua 

kali, tiap kali dengan 20 ml larutan natrium asetat P     

(1 dalam 100). Uapkan gabungan ekstrak etil asetat dan 

keringkan residu pada suhu 105° sampai bobot tetap. 

Spektrum serapan inframerah residu yang 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang 

sama seperti pada Fenitoin BPFI. 

    B. menampilkan  reaksi Natrium seperti tertera pada 

Uji Nyala <291>. 

 

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih 

dari 0,3 unit Endotoksin FI per mg Fenitoin natrium. 

 

pH <1071> Antara 10,0 dan 12,3. 

 

Etanol dan Propilenglikol Etanol tidak kurang dari 

9,0% dan tidak lebih dari 11,0%; Propilen glikol tidak 

kurang dari 37,0% dan tidak lebih dari 43,0%. Lakukan 

penetapan dengan Kromatografi gas seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Larutan baku internal Pipet 8 ml metanol P dan 20 ml 

etilen glikol P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda, campur. 

    Larutan etanol Pipet 6 ml etanol mutlak P ke dalam 

labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda, 

campur. 

    Larutan propilen glikol Pipet 20 ml propilen glikol P 

ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air 

sampai tanda, campur. 

    Larutan baku Pipet 10 ml masing-masing Larutan 

baku internal, Larutan etanol dan Larutan propilen 

glikol ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan 

air sampai tanda, campur. 

- 438 -

 

 

 

 

 

 

 

    Larutan uji Pipet 5 ml injeksi dan 10 ml Larutan baku 

internal ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda, campur. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi 

dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x 

2,0 mm yang berisi bahan pengisi S3 tersilinasi dengan 

ukuran partikel 50-80 mesh. Pertahankan suhu kolom 

pada 140° selama 3 menit, naikkan dengan kenaikan 6º 

per menit, sampai  190° pertahankan selama 6 menit. 

tahap  gerak helium P dengan laju alir lebih kurang 40 ml 

per menit. Pertahankan suhu injektor dan detektor pada 

200°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 

dengan lima kali penyuntikan rekam kromatogram dan 

ukur respons puncak: resolusi, R antara metanol