dan
etanol tidak kurang dari 2,0; resolusi, R antara puncak
etilen glikol dan puncak propilen glikol tidak kurang dari
3,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 2 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Eluat berturut-turut metanol,
etanol, etilen glikol dan propilen glikol. Waktu retensi
relatif metanol dan etanol, berturut-turut lebih kurang
1,0 dan 2,2 sedangkan untuk etilen glikol dan propilen
glikol berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,4. Hitung
perbandingan respons relatif untuk puncak etanol
terhadap puncak metanol dan puncak etilen glikol
terhadap puncak propilen glikol. Hitung kadar etanol
dalam persen, dengan rumus:
S
U
R
R12
RU dan RS berturut-turut yaitu perbandingan respon
puncak etanol terhadap metanol dalam Larutan uji dan
Larutan baku. Hitung kadar propilen glikol dalam
persen, dengan rumus:
S
U
R
R40
R’U dan R’S berturut-turut yaitu perbandingan respons
puncak propilen glikol terhadap etilen glikol dalam
Larutan uji dan Larutan baku.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran metanol P-air (55:45).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Fenitoin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak, sampai
kadar lebih kurang 230 μg per ml.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 250 mg fenitoin natrium,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan tahap gerak sampai kadar fenitoin natrium lebih
kurang 250 μg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
3,9 mm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif puncak pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
2,0% dan faktor ikutan puncak tidak lebih dari 2,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenitoin
natrium, C15H11N2NaO2, per ml injeksi dengan rumus:
S
U
r
r
V
C
27,252
25,274
274,25 dan 252,27 berturut-turut yaitu bobot molekul
fenitoin natrium dan fenitoin; C yaitu kadar Fenitoin
BPFI dalam μg per ml Larutan baku; V yaitu volume
dalam ml injeksi yang dipakai ; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak fenitoin dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, pada suhu
ruang terkendali.
KAPSUL FENITOIN NATRIUM
Phenytoin Sodium Capsule
Kapsul Fenition Natrium mengandung Fenition Natrium,
C15H11N2NaO2, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Fenitoin BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105° selam 4 jam sebelum dipakai .
Fenitoin Natrium BPFI; lakukan pengeringan pada suhu
105° selama 4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Isi kapsul menampilkan reaksi seperti tertera pada
Identifikasi cara A dalam Fenotoin Natrium.
B. Isi kapsul menampilkan reaksi nyala api Natrium
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
- 439 -
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 1: 50 rpm.
Waktu: 30 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C15H11N2NaO2,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
perlu encerkan dengan Media disolusi dan larutan baku
Fenition Natrium BPFI yang sudah diketahui kadarnya
dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 258 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q) C15H11N2NaO2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk keseragaman kandungan
tahap gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Fenitoin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai
diperoleh larutan dengan kadar per ml yang mengandung
fenitoin setara dengan 0,009 kali jumlah fenitoin natrium
per kapsul yang tertera pada etiket.
Larutan uji pakailah sebagian dari 55 ml metanol P,
untuk memindahkan secara kuantitatif isi 1 kapsul ke
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan sisa metanol ke
dalam labu tentukur dan sonikasi selama 5 menit.
Tambahkan 40 ml air dan dinginkan sampai suhu ruang.
Encerkan dengan air sampai tanda. Saring melalui
penyaring membran porositas 0,45 μm, buang 5 ml
filtrat pertama dan pakailah filtrat berikutnya sebagai
Larutan uji.
procedure Lakukan seperti tertera pada procedure
dalam Penetapan kadar. Hitung jumlah dalam mg
fenitoin natrium, C15H11N2NaO2, dalam isi kapsul yang
dipakai dengan rumus:
S
U
R
RC)100(
27,252
25,274
C yaitu kadar Fenitoin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; RU dan RS berturut-turut yaitu respons puncak
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran metanol P-air (550:450),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Fenitoin
BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 0,23 mg per ml.
Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam tahap
gerak sampai kadar lebih kurang 150 μg per ml. Campur
1,0 ml larutan dengan 9,0 ml Larutan baku.
Larutan uji Timbang isi tidak kurang dari 20 kapsul,
keluarkan isi semua kapsul dan campur, bersihkan
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot
rata-rata isi kapsul. Timbang saksama beberapa isi
kapsul setara dengan lebih kurang 100 mg fenitoin
natrium, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Tambahkan 5 ml metanol P, goyang dan sonikasi selama
2 menit. Tambahkan 50 ml tahap gerak, campur dan
sonikasi selama lebih kurang 10 menit dengan sesekali
digoyang. Encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda. Saring
melalui penyaring membran porositas 0,45 μm, buang
5 ml filtrat pertama dan pakailah filtrat berikutnya
sebagai Larutan uji.
Sistem kromatogarfi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detekor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran 5 μm.
Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan enam
kali penyuntikan ulang Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif tidak lebih dari
1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi:
resolusi, R, untuk puncak fenitoin dan benzoin tidak
kurang dari 1,5 dan faktor ikutan untuk puncak fenitoin
tidak lebih dari 1,5.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenitoin
natrium, C15H11N2NaO2, dalam serbuk kapsul yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC )400(
27,252
25,274
274,25 dan 252,27 berturut-turut yaitu bobot molekul
fenitoin natrium dan fenitoin; C yaitu kadar Fenitoin
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak yang diperoleh dari Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
FENOBARBITAL
Luminal
Phenobarbital
NH
NO O
O
H
C2H5
Asam 5-etil-5-fenilbarbiturat [50-06-6]
C12H12N2O3 BM 232,24
- 440 -
Fenobarbital mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C12H12N2O3, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur kecil atau serbuk hablur; putih
berkilat; tidak berbau; tidak berasa; dapat terjadi
polimorfisma. Stabil di udara; pH larutan jenuh lebih
kurang 5.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
etanol, dalam eter, dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam alkali karbonat; agak sukar larut dalam kloroform.
Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Fenobarbital BPFI. Jika ada perbedaan,
larutkan masing-masing beberapa zat dan beberapa
Fenobarbital BPFI dalam pelarut yang sesuai, uapkan
masing-masing larutan sampai kering dan ulangi
pengujian memakai residu.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap baku
internal yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Jarak lebur <1021> Antara 174° dan 178°, namun
rentang antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 2°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
Penetapan kadar Lakukan Kromatogarafi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar pH 4,5 Larutkan lebih kurang 6,6 g natrium
asetat trihidrat P dan 3,0 ml asam asetat glasial P
dalam 1000 ml air; jika perlu, atur pH sampai 4,5±0,1
dengan asam asetat glasial P.
tahap gerak Buat campuran Dapar pH 4,5-metanol P
(3:2), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa
kafein, larutkan dalam campuran metanol P-Dapar pH
4,5 (1:1) sampai kadar lebih kurang 125 g per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Fenobarbital BPFI, larutkan dalam 15,0 ml Larutan
baku internal. Jika perlu sonikasi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan
15,0 ml Larutan baku internal, sonikasi selama
15 menit. Saring dengan penyaring membran dengan
porositas 0,5 m atau lebih halus, sebelum dipakai .
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detekor 254 nm dan kolom 25 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 1,2,
faktor ikutan puncak analit dan puncak baku internal
tidak lebih besar dari 2,0 dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif kafein dan
fenobarbital berturut-turut yaitu lebih kurang 0,6 dan
1,0. Hitung jumlah dalam mg fenobarbital, C12H12N2O3,
dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
R
RW
W yaitu bobot Fenobarbital BPFI dalam mg dalam
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak Larutan uji dan larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET FENOBARBITAL
Tablet Luminal
Phenobarbital Tablet
Tablet Fenobarbital mengandung Fenobarbital,
C12H12N2O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera dalam etiket.
Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Gerus halus beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 60 mg fenobarbital, dengan 50 ml
kloroform P, saring. Uapkan filtrat jernih sampai kering
dan keringkan pada suhu 105º selama 2 jam; residu
memenuhi Identifikasi A seperti tertera pada
Fenobarbital.
B. Waktu retensi relatif puncak utama Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap
baku internal yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air
- 441 -
Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 45 menit
procedure Lakukan penetapan jumlah C12H12N2O3,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
perlu diencerkan dengan dapar borat basa pH 9,6 dan
serapan larutan baku Fenobarbital BPFI pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 240 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C12H12N2O3 dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Dapar pH 4,5, tahap gerak, Larutan baku internal,
Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Fenobarbital.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk halus tablet
setara dengan lebih kurang 20 mg fenobarbital,
tambahkan 15,0 ml Larutan baku internal, campur dan
sonikasi selama 15 menit, saring dengan penyaring
membran dengan porositas 0,5 μm atau lebih halus,
sebelum dipakai .
procedure Lakukan procedure seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Fenobarbital. Hitung jumlah
dalam mg fenobarbital, C12H12N2O3, dalam serbuk tablet
yang dipakai dengan rumus:
SR
RW U
W yaitu bobot Fenobarbital BPFI dalam mg dalam
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
FENOBARBITAL NATRIUM
Luminal Natrium
Phenobarbital Sodium
Natrium 5-etil-5-fenilbarbiturat [57-30-7]
C12H11N2NaO3 BM 254,22
Fenobarbital Natrium mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C12H11N2NaO3,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur berlapis atau hablur berbentuk granul;
putih atau serbuk putih; higroskopik; tidak berbau; rasa
pahit. Larutan bersifat basa terhadap fenolftalein dan
terurai bila dibiarkan.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
etanol; praktis tidak larut dalam eter dan dalam
kloroform.
Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dipakai .
Kesempurnaan melarut Campurkan 1,0 g zat dengan
10 ml air bebas karbon dioksida P; sesudah 1 menit,
larutan jernih dan bebas dari padatan yang tidak larut.
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 50 mg zat dalam 15 ml air
dalam corong pisah, tambahkan 2 ml asam klorida P,
kocok, ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 25 ml
kloroform P. Saring kumpulan ekstrak ke dalam gelas
piala melalui penyaring kapas atau penyaring lain yang
sesuai, cuci corong pisah dan penyaring beberapa kali
dengan beberapa volume kecil kloroform P. Uapkan
50 ml filtrat di atas tangas uap dengan dialiri udara.
Tambahkan 10 ml eter P, uapkan kembali dan keringkan
residu pada suhu 105º selama 2 jam; spektrum serapan
inframerah residu yang didispersikan dalam kalium
bromida P menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada
Fenobarbital BPFI.
B. Pijarkan lebih kurang 200 mg zat: residu berbuih
dengan asam dan menampilkan reaksi Natrium seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap baku
internal yang diperoleh pada Penetapan kadar.
pH <1071> Antara 9,2 dan 10,2; lakukan penetapan
memakai larutan yang dibuat pada uji
Kesempurnaan melarut.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 150º selama 4 jam.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan memakai larutan yang dibuat sebagai
berikut: larutkan 2,0 g zat dalam 52 ml air, tambahkan
perlahan-lahan sambil diaduk kuat-kuat 8 ml asam
klorida 1 N dan saring, buang 5 ml filtrat pertama.
Encerkan 20 ml filtrat berikutnya dengan air sampai
25 ml.
Syarat lain Jika pada etiket tertera fenobarbital natrium
yaitu steril, harus memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>
dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada Fenobarbital
Natrium untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera
fenobarbital natrium harus diproses lebih lanjut untuk
pembuatan sediaan injeksi, harus memenuhi syarat
Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada
Fenobarbital Natrium untuk Injeksi.
- 442 -
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar pH 4,5, tahap gerak, Larutan baku internal,
Larutan baku dan Sistem kromatografi Buat seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Fenobarbital.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 22 mg zat,
larutkan dalam 15,0 ml Larutan baku internal di dalam
labu Erlenmeyer, campur dan sonikasi selama 15 menit.
Saring dengan penyaring membran dengan porositas
0,5μm atau lebih halus, sebelum dipakai .
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Fenobarbital. Hitung jumlah dalam mg
fenobarbital natrium, C12H11N2NaO3, dengan rumus:
S
U
R
RW
24,232
22,254
254,22 dan 232,24 berturut-turut yaitu bobot molekul
fenobarbital natrium dan fenobarbital; W yaitu jumlah
Fenobarbital BPFI dalam mg dalam Larutan baku;
RU dan RS berturut-turut yaitu perbandingan respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Jika dipakai untuk pembuatan sediaan
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau
memerlukan proses lebih lanjut untuk pembuatan
sediaan injeksi.
INJEKSI FENOBARBITAL NATRIUM
Injeksi Luminal Natrium
Phenobarbital Sodium Injection
Injeksi Fenobarbital Natrium yaitu larutan steril
Fenobarbital Natrium dalam pelarut yang sesuai. Untuk
pengatur pH, Fenobarbital dapat diganti dengan
beberapa setara Fenobarbital Natrium. Injeksi
Fenobarbital Natrium mengandung Fenobarbital
Natrium, C12H11N2NaO3, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
dipakai . Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Pipet beberapa volume injeksi, setara dengan lebih
kurang 50 mg fenobarbital natrium, masukkan ke dalam
corong pisah, tambahkan 15 ml air, lanjutkan penetapan
seperti tertera pada Identifikasi dalam Fenobarbital
Natrium, mulai dari “tambahan 2 ml asam klorida P”.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap baku
internal yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,3 unit
Endotoksin FI per mg fenobarbital natrium.
pH <1071> Antara 9,2 dan 10,2.
Syarat lain Memenuhi syarat batas kadar seperti tertera
pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera padaKromatografi <931>.
Dapar pH 4,5, tahap gerak, Larutan baku internal dan
Sistem kromotografi Buat seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Fenobarbital.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 15 mg
Fenobarbital BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 25 ml tahap gerak dan jika perlu
sonikasi agar larut. Tambahkan 15,0 ml Larutan baku
internal, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda,
sampai diperoleh kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
Larutan uji Pipet beberapa volume injeksi setara
dengan lebih kurang 65 mg fenobarbital natrium,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ini,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
15,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda.
procedure Lakukan procedure seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Fenobarbital. Hitung jumlah
dalam mg fenobarbital natrium, C12H11N2NaO3, dalam
tiap ml injeksi yang dipakai dengan rumus:
S
U
R
R
V
W4
24,232
22,254
254,22 dan 232,24 berturut-turut yaitu bobot molekul
fenobarbital natrium dengan fenobarbital; V yaitu
volume injeksi dalam ml; W yaitu jumlah Fenobarbital
BPFI dalam mg dalam Larutan baku; RU dan RS
berturut-turut yaitu perbandingan respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
FENOBARBITAL NATRIUM UNTUK INJEKSI
Luminal Natrium untuk Injeksi
Phenobarbital sodium for Injection
Fenobarbital Natrium untuk Injeksi yaitu Fenobarbital
Natrium yang sesuai untuk pemakaian parenteral.
- 443 -
Baku pembanding Fenobarbital BPFI;Lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dipakai , simpan pada wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai , memenuhi
syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi.
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
dari 0,8 unit Endotoksin FI per mg fenobarbital natrium.
Syarat lain Memenuhi syarat batas kadar, Identifikasi,
Kesempurnaan melarut, pH, Susut pengeringan, Logam
berat dan Penetapan kadar seperti tertera pada
Fenobarbital natrium dan memenuhi syarat uji Sterilitas
<71>, Keseragaman sediaan <911>, Penandaan seperti
tertera pada Injeksi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk padatan
steril seperti tertera pada Injeksi.
FENOFIBRAT
Fenofibrate
O
O CH3
CH3
H3C CH3
Cl
O
Isopropil 2-[p-(p-klorobenzoil)fenoksi]-2-metil
propanoat [49562-28-9]
C20H21ClO4 BM 360,83
Fenofibrat mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0%, C20H21ClO4, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah
larut dalam metilen klorida; sukar larut dalam etanol.
Baku pembanding Fenofibrat BPFI; Senyawa Sejenis A
Fenofibrat BPFI [(4-klorofenil)(4-hidroksifenil)metanon].
Senyawa Sejenis B Fenofibrat BPFI [2-[4-(4-
klorobenzoil)fenoksi]-2-metilpropanoat, atau asam
fenofibrat. Senyawa Sejenis C Fenofibrat BPFI
[1-metiletil 2-[[2-[4-(4-klorobenzoil)fenoksi]–2-metil,
propanoil]oksi]-2-metilpropanoat].
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Fenofibrat BPFI.
Jarak lebur <1021> Metode III Antara 79° dan 82°.
Warna dan akromisitas <1291> Metode I Larutkan
500 mg zat dalam 10 ml aseton P; larutan jernih dan
warna tidak lebih intensif dari Larutan padanan G .
Keasaman Larutkan 1 g zat dalam 50 ml etanol P yang
telah dinetralkan dengan penambahan 0,2 ml larutan
fenolftalein LP; diperlukan tidak lebih dari 0,2 ml
natrium hidroksida 0,1 M untuk mengubah warna
menjadi merah muda.
Klorida <361> Tidak lebih dari 1,0%. Timbang 5 g zat,
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
25 ml air, panaskan 50° selama 10 menit, dinginkan dan
encerkan dengan air sampai 50 ml, saring; lakukan
penetapan dengan menambahkan 10 ml air pada 5 ml
larutan.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan
dengan 15 ml larutan yang diperoleh pada penetapan
Klorida.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Lakukan penetapan memakai 1 g zat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%.
Lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P pada suhu 60°, memakai 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan
penetapan memakai 1 g zat.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah
semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
Tabel sebagai berikut:
Tabel
Cemaran
Waktu
Retensi
Relatif
Batas (%)
Senyawa sejenis A fenofibrat 0,34 0,1
Senyawa sejenis B fenofibrat 0,36 0,1
(3RS)-3-[4-(4-
klorobenzoil)fenoksi]butan-
2-on
0,50 0,1
Metil 2-[4-(4-
klorobenzoil)fenoksi]-2-
metil-propanoat
0,65 0,1
Etil 2-[4-(4-
klorobenzoil)fenoksi]-2-
metil-propanoat
0,80 0,1
(4-klorofenil)[4-(1-
metiletoksi)fenil]metanon
0,85 0,1
Senyawa sejenis C fenofibrat 1,35 0,2
Cemaran lain - 0,1
Jumlah semua cemaran - 0,5
- 444 -
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak dan Larutan uji Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Fenofibrat
BPFI, Senyawa Sejenis A Fenofibrat BPFI, Senyawa
Sejenis B Fenofibrat BPFI dan Senyawa Sejenis C
Fenofibrat BPFI. Larutkan dan encerkan dengan tahap
gerak dan jika perlu bertahap sampai kadar masing-
masing lebih kurang 1 μg per ml dan untuk senyawa
sejenis C fenofibrat lebih kurang 2 μg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 286 nm dan kolom 25 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis A fenofibrat dan senyawa sejenis B
fenofibrat tidak kurang dari 1,5.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak fenofibrat dan puncak-puncak seperti
tertera pada Tabel. Ukur respons puncak utama dan
hitung persentase masing-masing senyawa sejenis
dengan rumus:
S
U
r
r
W
C10
C yaitu kadar masing-masing senyawa sejenis dalam
μg per ml Larutan baku; W yaitu bobot dalam mg
fenofibrat dalam Larutan uji; rU dan rS yaitu respons
puncak masing-masing senyawa sejenis fenofibrat yang
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. Hitung
persentase cemaran lain terhadap fenofibrat dengan
rumus:
S
U
r
r
W
C10
C yaitu kadar Fenofibrat BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot zat dalam mg yang
dipakai dalam Larutan uji; rU yaitu respons puncak
masing-masing cemaran dalam Larutan uji dan rS yaitu
respons puncak fenofibrat dalam Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air (pH 2,5 yang
diasamkan dengan asam fosfat P)-asetonitril P (30:70).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Fenofibrat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
25-ml, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 286 nm dan kolom 25 cm x
4,0 mm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada enam kali
penyuntikan tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 l) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenofibrat,
C20H21ClO4, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Fenofibrat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya pada suhu ruang.
FENOL
Phenol
OH
Fenol [108-95-2]
C6H5OH BM 94,11
Fenol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C6H5OH, dihitung terhadap zat
anhidrat. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai.
[Pengeringan Hindari kontak dengan kulit, sebab
dapat membakar kulit].
Pemerian Hablur bentuk jarum atau masa hablur; tidak
berwarna atau putih atau merah muda; bau khas; mencair
dengan penghangatan dan dengan penambahan 10% air.
Mendidih pada lebih kurang 182°, uapnya mudah
terbakar. Oleh pengaruh cahaya dan udara, warna
perlahan-lahan berubah menjadi gelap.
Kelarutan Larut dalam air; sangat mudah larut dalam
etanol, dalam gliserin, dalam kloroform, dalam eter dan
- 445 -
dalam minyak menguap tertentu; agak sukar larut dalam
minyak mineral.
Kejernihan larutan dan reaksi larutan (1 dalam 15)
jernih dan bereaksi netral atau asam terhadap kertas
lakmus biru P.
Identifikasi
A. Pada larutan tambahkan brom LP: terbentuk
endapan putih yang segera larut dan mengendap kembali
jika ditambahkan pereaksi lebih.
B. Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
1 tetes besi(III) klorida LP: terjadi warna violet.
Suhu beku <1101> Tidak kurang dari 39°.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5 %.
Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 5 g zat dalam cawan porselen yang sudah di tara,
panaskan di atas tangas uap sampai habis menguap dan
keringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ke
dalam labu iodum, tambahkan 30,0 ml brom 0,1 N LV,
tambahkan 5 ml asam klorida P segera tutup. Kocok
labu berulang-ulang selama 30 menit, diamkan selama
15 menit, tambahkan dengan cepat 5 ml larutan kalium
iodida P (1 dalam 5), hati-hati terhadap uap brom yang
dilepaskan segera tutup. Kocok kuat-kuat, buka sumbat,
bilas sumbat dan leher labu dengan dengan sedikit air ke
dalam labu. Tambahkan 1 ml kloroform P, kocok baik-
baik dan titrasi iodum bebas dengan natrium tiosulfat
0,1 N LV sampai terjadi warna kuning muda, tambahkan
3 ml kanji LP, sebelum akhir titrasi. Lakukan penetapan
blangko. Selisih titran penetapan blangko dan uji yaitu
jumlah brom yang dipakai .
Tiap ml brom 0,1 N
setara dengan 1,569 mg C6H5OH
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
FENOL CAIR
Phenol Liquid
Fenol Cair yaitu Fenol dalam bentuk cair yang
mengandung lebih kurang 10% air. Mengandung tidak
kurang dari 89,0% C6H5OH. Dapat mengandung
stabilisator yang sesuai.
[Perhatian Hindarkan kontak dengan kulit, sebab
dapat membakar kulit.]
[Catatan Bila fenol akan dicampur dengan minyak
lemak, minyak mineral atau vaselin putih pakailah Fenol
hablur, bukan Fenol cair.]
Pemerian Cairan tidak berwarna sampai merah muda,
dapat menjadi merah jika kena udara atau cahaya. Bau
khas, sedikit aromatis. Memutihkan dan membakar kulit
dan membran mukosa. Bobot jenis lebih kurang 1,065.
Kelarutan Dapat bercampur dengan etanol, eter dan
gliserin. Campuran sama banyak fenol cair dan gliserin
dapat bercampur dengan air.
Jarak destilasi <1011> Metode I Tidak lebih dari 182,5º
memakai pendingin udara.
Syarat lain Memenuhi Identifikasi dan Kejernihan
larutan dan reaksi dan Sisa penguapan seperti tertera
pada Fenol.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Fenol.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
FENOLFTALEIN
Phenolphtaleine
O
O
OH
OH
3,3-bis-(p-hidroksifenil)ftalida [77-09-8]
C20H14O4 BM 318,33
Fenolftalein mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C20H14O4, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan
lemah; tidak berbau; stabil di udara.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
etanol; agak sukar larut dalam eter.
Baku pembanding Fenolftalein BPFI; lakukan
pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam,
sebelum dipakai .
Warna larutan Timbang saksama lebih kurang 3,0 g zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
- 446 -
encerkan dengan etanol P sampai tanda. Ukur serapan
ultraviolet larutan ini pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 405 nm memakai etanol P
sebagai blangko: serapan kurang dari 0,150.
Identifikasi
A. Mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam larutan alkali karbonat panas: cairan berwarna
merah. Warna larutan hilang dengan penambahan asam
berlebih atau dengan larutan alkali hidroksida pekat.
B. Waktu retensi puncak utama fenolftalein pada
kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada
Penetapan kadar sesuai dengan kromatogram Larutan
baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Jarak lebur <1021> Tidak kurang dari 258°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama
4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% .
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 8 bpj.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 15 bpj;
lakukan penetapan dengan memanaskan 1,3 g zat dalam
25 ml asam asetat 1 N di atas tangas uap selama 5 menit,
saring, uapkan filtrat sampai kering. Pada residu
tambahkan 1 ml asam asetat 0,1 N dan encerkan dengan
air sampai 25 ml.
Fluoran 500 mg Fenolftalein larut sempurna dalam
campuran 4 ml natrium hidroksida 1 N dan 50 ml air.
Cemaran secara kromatografi Tidak lebih dari 1,0%
terhadap total luas puncak yang diamati. Lakukan
penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar dengan
penyuntikkan 50 μl Larutan uji. Hitung luas semua
puncak yang diamati selain puncak pelarut; jumlah luas
puncak selain dari puncak utama tidak lebih dari 1,0%
terhadap total semua luas puncak yang diamati.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut pakailah dimetil sulfoksida P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat
glasial P (50:50:1) saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Fenolftalein BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 25 ml metanol P dan goyang sampai
larut. Tambahkan larutan asam asetat glasial P
(1 dalam 100) sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
fenolftalein, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
lalu lakukan seperti tertera pada Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom
yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari
900 lempeng teoritis; simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2% dan faktor ikutan
puncak analit tidak lebih dari 2,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
fenolftalein, C20H14O4, yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC50
C yaitu kadar Fenolftalein BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak fenolftalein dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung cahaya pada suhu ruang.
FENOTEROL HIDROBROMIDA
Phenoterole Hydrobromide
HO
HO
CHCH2NHCHCH2
OH CH3
OH HBr
5-[1-hidroksi-2-1[2-(4-hidroksifenil)-metiletil]amino]
etil]-1,3-benzendiol hidrobromida [1944-12-3]
C17H21NO4.HBr BM 384,3
Fenoterol Hidrobromida yaitu campuran (R)-1-(3,5-
dihidroksifenil)-2-[(R)-4-hidroksi-( -metilfenilamino)
etanol hidrobromida dan enansiomernya. mengandung
tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%,
C17H21NO4.HBr, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; praktis
tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Baku pembanding Fenoterol Hidrobromida BPFI.
- 447 -
Identifikasi
A.Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Fenoterol Hidrobromida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,01% dalam
asam klorida 0,01 N pada panjang gelombang antara
230 dan 350 nm menampilkan maksimum hanya pada
275 nm dan bahu pada 280 nm; serapan pada 275 nm
lebih kurang 0,83.
C. menampilkan reaksi Bromida cara B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,2 dan 5,2; lakukan penetapan
memakai larutan 4%.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan memakai larutan 4,0%.
Warna dan akromisitas <1291> Metode II Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W7;
lakukan penetapan memakai larutan 4,0%.
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan memakai 4 g zat dan 4 ml
Larutan baku timbal (10 bpj) sebagai larutan baku.
Besi <331> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
memakai Larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
Larutkan residu yang diperoleh dari Sisa pemijaran
dalam asam klorida 0,5 N sampai 10 ml.
Fenon Serapan larutan 4% pada 330 nm tidak lebih dari
0,42.
Enansiomer (SR)- dan (RS)- Tidak lebih dari 4%;
lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran natrium fosfat dibasa
0,067 M-metanol P-kalium fosfat monobasa 0,067 M
(105:46:1), atur pH 8,5 dengan asam fosfat P, saring dan
awaudarakan.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam air sampai kadar 0,25%.
Larutan baku Timbang saksama Fenoterol
Hidrobromida BPFI, larutkan dalam air sampai kadar
0,25%.
procedure Suntikkan secara terpisah Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, yang dilengkapi
dengan detektor 280 nm dan kolom 20 cm x 4,6 mm
berisi bahan pengisi L1. Dalam kromatogram Larutan
baku ada puncak enansiomer (SR)- dan (RS)- segera
sesudah puncak utama. Atur sensitivitas alat sampai tinggi
puncak enansiomer (SR)- dan (RS)- tidak kurang dari
10% dari defleksi skala penuh. Ukur tinggi puncak
enansiomer (SR)- dan (RS)- dengan membuat garis
tegak lurus dari puncak ke garis dasar yang
menyinggung lembah diantara dua puncak ini .
Hitung kadar enansiomer (SR)- dan (RS)- zat uji
terhadap enansiomer (SR)- dan (RS)- Fenoterol
Hidrobromida BPFI. Pengujian memenuhi syarat jika
tinggi lembah di antara puncak enansiomer (SR)- dan
(RS)- dari puncak utama kurang dari 4% dari defleksi
skala penuh dan waktu retensi puncak utama kurang dari
20 menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap,
memakai 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan memakai 2,0 g zat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
600 mg zat, larutkan dalam air, tambahkan 5 ml asam
nitrat 2 N, 25 ml perak nitrat 0,1 N LV dan 2 ml
amonium besi(III) sulfat LP. Kocok dan titrasi dengan
amonium tiosianat 0,1 N LV sampai warna kuning
kemerahan. Lakukan penetapan blangko. Selisih titran
penetapan blanko dan uji yaitu jumlah perak nitrat
yang dipakai .
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 38,43 mg C17H21NO4.HBr
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
FENTANIL SITRAT
Phentanile Citrate
H3CH2COCN N CH2CH2
HO C
CH2COOH
CH2COOH
COOH
N-(1-Fenetil-4-piperidil) propionanilida
sitrat (1:1) [990-73-8]
C22H28N2O.C6H8O7 BM 528,60
Fentanil Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C22H28N2O.H8O7, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. [Perhatian Harus
hati-hati untuk mencegah terhirupnya partikel Fentanil
Sitrat dan kontak dengan kulit].
Pemerian Serbuk hablur; putih dan putih berkilau.
Melebur pada suhu 50º disertai penguraian.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
metanol; sukar larut dalam kloroform.
Baku pembanding Fentanil Sitrat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º selama
2 jam sebelum dipakai .
yle itrate
- 448 -
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Fentanil Sitrat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
2000) dalam campuran asam klorida P-metanol P (1:9)
menampilkan maksimum dan minimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Fentanil
Sitrat BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 150º dan 154º; lakukan
penetapan sesudah dikeringkan dalam hampa udara pada
suhu 60º selama 2 jam.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
selama 2 jam.
Sisa pemijaran <311> Tidak lebih dari 0,5%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Cemaran umum <481>
Larutan uji pakailah pelarut campuran kloroform P-
metanol P (4:1).
Larutan baku pakailah pelarut campuran kloroform P-
metanol P (4:1), kecuali larutan dengan kadar 0,01 mg per
ml diganti dengan larutan 0,02 mg per ml.
procedure pakailah lempeng kromatografi silika gel
dengan pengikat kalsium sulfat P.
tahap gerak pakailah pelarut campuran kloroform P-
metanol P-asam format P (85:10:5).
Penampak bercak pakailah uap iodum.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P.
Tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP dan titrasi dengan
asam perklorat 0,05 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,005 N
setara dengan 26,43 mg C22H28N2O.H8O7
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
INJEKSI FENTANIL SITRAT
Phentanyle Citrate Injections
Injeksi Fentanil Sitrat yaitu larutan steril Fentanil Sitrat
dalam Air untuk Injeksi. Mengandung Fentanil,
C22H28N2O, sebagai sitrat tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Fentanil Sitrat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º selama
2 jam sebelum dipakai . Endotoksin BPFI; [Perhatian
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
semua isi, pakailah larutan dalam waktu 14 hari.
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemari pendingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 33,3 unit
Endotoksin FI per mg.
pH <1071> Antara 4,0 dan 7,5.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak Buat campuran 4 bagian larutan amonium
asetat P (1 dalam 100) dan 6 bagian campuran metanol P-
asetonitril P-asam asetat glasial P (400:200:0,6), saring
dan awaudarakan. Atur pH sampai 6,6±0,1 dengan
menambahkan tetes demi tetes asam asetat glasial P. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931> untuk memperoleh
waktu retensi puncak fentanil lebih kurang 5 menit.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Fentanil
Sitrat BPFI,larutkan dalam air, sampai kadar lebih
kurang 80 g per ml.
Larutan uji Jika perlu, encerkan injeksi dengan air
sampai kadar fentanil lebih kurang 50 g per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : faktor ikutan puncak
fentanil tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam g fentanil
sitrat, C22H28N2O, tiap ml injeksi yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rCD
60,528
48,336
336,48 dan 528,60 berturut-turut yaitu bobot molekul
fentanil dan fentanil sitrat; C yaitu kadar Fentanil
Sitrat BPFI dalam g per ml Larutan baku; D yaitu
faktor pengenceran yang dipakai untuk memperoleh
Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak fentanil dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 449 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
kaca Tipe I, terlindung dari cahaya.
FINASTERID
Finasteride
N
H
CH3
H
O
H3C
H
N
H
CH3
H
H
O H3C
CH3H
N-tert-butil-3-okso-4-aza-5 -androst-1-ena-17 -
karboksamid [98319-26-7]
C23H36N2O2 BM 372,55
Finasterid mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C23H36N2O2, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Pemerian Hablur padat; putih sampai hampir putih.
Kelarutan Mudah larut dalam kloroform dan dalam
etanol; sangat sukar larut dalam air.
Baku pembanding Finasterid BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Finasterid BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara -56,0° dan -60,0°; Lakukan
penetapan pada 405 nm memakai larutan 10 mg
per ml dalam metanol P.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,3%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Jarak lebur <1021> Lebih kurang 257°.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari
1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak Buat campuran air-tetrahidrofuran P-
asetonitril P (8:1:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (1:1).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Finasterid
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Pengencer sampai kadar lebih
kurang1,0 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 30 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 4 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
Pertahankan suhu kolom pada 60°. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari 10.000
lempeng teoritis dan faktor ikutan tidak lebih dari 1,3.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang
15 l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
persentase tiap cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran;
rS yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-tetrahidrofuran P
(4:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (1:1).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Finasterid
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Pengencer sampai kadar lebih
kurang 200 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 3 cm x
3,0 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
3 μm. Laju alir lebih kurang 3 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari 1800
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,3 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,0%.
- 450 -
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji,
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
finasterid, C23H36N2O2, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Finasterid BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu ruang terkendali.
FITONADION
Vitamin K1
Phytomenadione
CH2
CH3
O
O C
H
C
CH3
CH2CH2CH2 C
CH3
H
(CH2)3 C
CH3
H
(CH2)3CH(CH3)2
Komponen E
Filokuinon [84-80-0]
C31H46O2 BM 450,70
Fitonadion yaitu campuran isomer E dan Z,
mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih
dari 103,0% C31H46O2. Mengandung isomer Z tidak
lebih dari 21,0%.
Pemerian Cairan sangat kental, jernih, kuning sampai
kuning sawo; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
memiliki bobot jenis lebih kurang 0,967. Stabil di
udara; namun terurai oleh cahaya matahari.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
mutlak, dalam benzen, dalam klorofrom, dalam eter, dan
dalam minyak nabati; sukar larut dalam etanol.
Baku pembanding Fitonadion BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat di antara dua
cakram natrium klorida menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Fitonadion BPFI.
B. Spektrum serapan ultravoilet larutan (1 dalam
100.000) dalam n-heksan P menampilkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Fitonadion BPFI; daya serap masing-
masing dihitung pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 248 nm berbeda tidak lebih dari
3,0%.
Indeks bias <1001> Antara 1,523 dan 1,526.
Reaksi Larutan (1 dalam 20) dalam etanol mutlak P
bereaksi netral terhadap kertas lakmus P.
Menadion Campurkan lebih kurang 20 mg zat dengan
0,5 ml campuran volume yang sama amonium
hidroksida 6 N dan etanol P, tambahkan 1 tetes etil
sianoasetat P, kocok perlahan-lahan: tidak terjadi warna
ungu atau biru.
Kandungan isomer Z [Catatan Lindungi larutan yang
mengandung Fitonadion dari cahaya].
tahap gerak, Larutan baku internal, Larutan uji,
Sistem kromatografi dan procedure Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar, kecuali untuk menghitung
persentase isomer Z dengan rumus:
+ EZ
Z
rr
r100
RZ yaitu luas puncak isomer (Z)-fitonadion dan
rE yaitu luas puncak isomer (E)-fitonadion Larutan uji.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan lindungi larutan yang
mengandung fitonadion dari cahaya.]
tahap gerak Buat campuran n-heksan P-amil alkohol P
(2000:1,5), saring dan awaudarakan.
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa
kolesteril benzoat, larutkan dan encerkan dalam tahap
gerak sampai kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 60 mg
Fitonadion BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 20 ml tahap gerak, campur dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda. Pipet 4 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini
dan 7 ml Larutan baku internal, ke dalam labu tentukur
25-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Larutan uji Lakukan seperti pada Larutan baku,
memakai Fitonadion sebagai ganti Baku
pembanding.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatogaraf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detekor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
- 451 -
seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif
pada penyutikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan
resolusi, R, antara (Z)-fitonadion dan (E)-fitonadion
tidak kurang dari 1,5.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif baku
internal, (Z)-fitonadion dan (E)–fitonadion berturut-turut
lebih kurang 0,7; 0,9 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg
fitonadion, C31H46O2, dengan rumus:
S
U
R
RC56,1
C yaitu kadar Fitonadion BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak relatif Larutan uji dan
Larutan baku. Hitung RU dan RS dengan rumus:
( ) ( )
ernalintbakupuncaksponsRe
fitonadionEpuncakresponsfitonadionZpuncakrespons[ +
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
INJEKSI FITONADION
Phytomenadione Injections
Injeksi Fitonadion yaitu sediaan steril Fitonadion
terdispersi dalam Air untuk Injeksi. Mengandung
Fitonadion, C31H46O2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Mengandung zat penambah kelarutan dan atau zat
pendispersi yang sesuai.
Baku pembanding Fitonadion BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Endotoksin BPFI;
[Perhatian Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemari pendingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 14,0 unit
Endotoksin FI per mg.
pH <1071> Antara 3,5 dan 7,0.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan pakailah peralatan kaca
aktinik rendah selama melakukan penetapan kadar dan
lindungi larutan terthadap cahaya.]
tahap gerak Buat campuran etanol mutlak P-air (95:5),
saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Fitonadion
BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 1 mg per ml. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 10-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda sampai kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji untuk Injeksi yang mengadung fitonadion
10 mg atau lebih per ml Pipet beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 10 mg fitonadion ke alam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan tahap gerak sampi
tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
10-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Larutan uji untuk Injeksi yang mengadung fitonadion
kurang dari 10 mg per ml Pipet beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 1 mg fitonadion ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dalam kolom 25 cm
x 4 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
0,7 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif pada
5 kali penyutikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg fitonadion, C31H46O2, per ml
injeksi yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
V
CD
D yaitu 100 jika injeksi mengandung fitonadion 10 mg
atau lebih per ml, atau 10 jika injeksi mengandung
fitonadion kurang dari 10 mg per ml; C yaitu kadar
Fitonadion BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
V yaitu volume dalam ml dari injeksi yang dipakai ;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, dan
terlindung dari cahaya.
TABLET FITONADION
Phytomenadione Tablet
Tablet Fitonadion mengandung Fitonadion, C31H46O2,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
- 452 -
Baku pembanding Fitonadion BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Masukkan beberapa serbuk tablet halus setara
dengan lebih kurang 10 mg fitonadion ke dalam labu
tentukur 1000-ml, tambahkan 750 ml etanol mutlak P,
kocok kuat-kuat. Encerkan dengan etanol mutlak P
sampai tanda, campur dan saring; spektrum serapan
ultraviolet filtrat menampilkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
larutan Fitonadion BPFI (1 dalam 100.000) dalam
etanol mutlak P.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan
kadar.
Waktu hancur <1251> 30 menit.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi c