Kamis, 05 Desember 2024

farmakope 35






 ak lebih dari 1,0% dan 

resolusi, R, antara furosemida dan asam 2-kloro-4-N-

furfurilamino-5-sulfamoilbenzoat tidak kurang dari 2,8. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak [Catatan Waktu eluasi tidak kurang dari 

2,5 kali waktu retensi puncak furosemida.] Jumlah luas 

puncak pada 254 nm sebelum puncak furosemida       

- 478 -

 

 

 

 

 

 

 

dari kromatogram Larutan uji tidak lebih besar           

dari luas puncak asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat dari 

kromatogram Larutan baku pada 254 nm. Jumlah        

luas puncak pada 272 nm sesudah  puncak furosemida  

dari kromatogram Larutan uji tidak lebih besar                 

dari luas puncak asam 2-kloro-4-N-furfurilamino-5-

sulfamoilbenzoat dari kromatogram Larutan baku pada 

272 nm. 

 

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 

Metode V Memenuhi syarat. 

    Pelarut pakailah  dimetil sulfoksida P. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang        

600 mg zat, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P 

yang telah ditambah 3 tetes biru bromotimol LP dan 

sebelumnya telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 

0,1 N. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV 

sampai titik akhir berwarna biru. 

 

Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N  

setara dengan 33,07 mg C12H11ClN2O5S 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

tidak tembus cahaya. 

 

 

INJEKSI FUROSEMIDA 

Furosemide Injection 

 

Injeksi Furosemida yaitu  larutan steril Furosemida 

dalam Air untuk Injeksi, dibuat dengan penambahan 

natrium hidroksida P. Mengandung Furosemida,  

C12H11ClN2O5S tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih 

dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. . 

 

Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna.  

 

Baku pembanding Furosemida BPFI; lakukan 

pengeringan pada suhu 105  selama 3 jam sebelum 

dipakai . Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , simpan 

dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. 

Asam 2-kloro-4-N-furfurilamino-5-sulfamoilbenzoat BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , simpan 

dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. 

Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, 

penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.  

  

Identifikasi Masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml 

beberapa  volume injeksi setara dengan lebih kurang       

40 mg furosemida, encerkan dengan air sampai tanda. 

Encerkan 2,0 ml larutan ini dengan natrium hidroksida 

0,02 N dalam labu tentukur 100-ml kedua sampai tanda. 

Larutkan lebih kurang 10 mg Furosemida BPFI dalam 

6,0 ml natrium hidroksida 0,1 N dalam labu tentukur  

25-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan 

secara kuantitatif 2,0 ml larutan dengan natrium 

hidroksida 0,02 N untuk memperoleh larutan baku 

dengan kadar 8 μl per ml. Ukur spektrum serapan 

ultraviolet kedua larutan: spektrum serapan ultraviolet 

menampilkan  maksimum dan minimum pada panjang 

gelombang yang sama.  

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,6 unit 

Endotoksin FI per mg furosemida. 

 

pH <1071> Antara 8,0 dan 9,3. 

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti 

tertera pada Injeksi volume kecil.  

 

Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat Tidak lebih dari 

1,0%. [Catatan Lindungi larutan furosemida dari 

cahaya.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi 

cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    tahap  gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan 

Sistem kromatografi Buat seperti tertera pada Senyawa 

sejenis dalam Furosemida.  

    Larutan baku Timbang saksama beberapa              

Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI, larutkan 

dalam Larutan pengencer sampai  kadar 10,0 μg per ml.  

    Larutan uji Ukur saksama beberapa  volume injeksi 

yang setara dengan lebih kurang 10 mg furosemida, 

masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 

Larutan pengencer sampai tanda.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak. Respons puncak yang diperoleh dari 

Larutan uji tidak lebih besar dari respons puncak yang 

diperoleh dari Larutan baku masing-masing pada        

254 nm.  

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. 

 

Penetapan kadar [Catatan Lindungi larutan furosemida 

dari cahaya.] Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan 

Sistem kromatografi buat seperti tertera pada Senyawa 

sejenis dalam Furosemida. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Furosemida 

BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer sampai  kadar 

lebih kurang 1,0 mg per ml. 

    Larutan uji Ukur saksama beberapa  volume injeksi  

setara dengan lebih kurang 10 mg furosemida, masukkan 

ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan Larutan 

pengencer sampai tanda. 

    procedure  Lakukan menurut procedure  seperti tertera 

pada uji batas Asam4-kloro-5-sulfamoilantranilat. Ukur 

respons puncak pada 254 nm. Hitung jumlah dalam mg 

- 479 -

 

 

 

 

 

 

 

furosemida, C12H11ClN2O5S, dalam tiap injeksi yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

r

V

C10  

 

C yaitu  kadar Furosemida BPFI dalam g per ml 

Larutan baku; V yaitu  volume injeksi yang dipakai  

dalam ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  

respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda, tidak tembus cahaya,  dari kaca Tipe I. 

 

 

TABLET FUROSEMIDA 

Furosemide Tablet 

 

Tablet Furosemida mengandung Furosemida, 

C12H11ClN2O5S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih 

dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

Baku pembanding Furosemida BPFI; lakukan 

pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum 

dipakai . Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , simpan 

dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. 

Asam 2-kloro-4-N-furfurilamino-5-sulfamoilbenzoat BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , simpan 

dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.  

 

Identifikasi Masukkan beberapa  serbuk tablet setara 

dengan lebih kurang 40 mg furosemida ke dalam labu 

tentukur 100-ml. Tambahkan 25 ml natrium hidroksida 

0,1 N, biarkan selama 30 menit, dengan sekali-kali 

dikocok. Encerkan dengan air sampai tanda. Saring 

larutan, buang 10 ml filtrat pertama, pipet 2,0 ml filtrat 

ke dalam labu tentukur 100-ml kedua. Tambahkan 

natrium hidroksida 0,02 N sampai tanda, lanjutkan 

seperti uji Identifikasi yang tertera pada Injeksi 

Furosemida, mulai dari “Larutkan lebih kurang 10 mg 

Furosemida BPFI”. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 5,8. 

    Alat tipe 2: 50 rpm. 

    Waktu: 60 menit. 

    procedure  Lakukan penetapan jumlah C12H11ClN2O5S 

yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika 

perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan 

larutan baku Furosemida BPFI dalam media yang sama, 

pada panjang gelombang titik isosbestik lebih kurang 

274 nm. 

    Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak 

kurang dari 80% (Q) C12H11ClN2O5S, dari jumlah yang 

tertera pada tiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat Tidak lebih dari 

0,8%. [Catatan Lindungi larutan furosemida dari 

cahaya.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi 

cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    tahap  gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan 

Sistem kromatografi Buat seperti tertera pada Senyawa 

sejenis dalam Furosemida. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Asam         

4-Kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI, larutkan dalam 

Larutan pengencer sampai  kadar 8,0 μg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama beberapa  serbuk tablet 

yang setara dengan lebih kurang 10 mg furosemida, 

masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 

Larutan pengencer sampai tanda. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

yang sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan 

Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram 

dan ukur respons puncak. Respons puncak yang 

diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar dari respons 

puncak yang diperoleh dari Larutan baku masing-

masing pada 254 nm. 

 

Penetapan kadar [Catatan Lindungi larutan 

furosemida dari cahaya.] Lakukan penetapan dengan 

cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan 

Sistem kromatografi Buat menurut cara penetapan 

Senyawa sejenis seperti tertera pada Furosemida. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Furosemida 

BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer sampai  kadar 

1,0 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 

20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet yang 

setara dengan lebih kurang 50 mg furosemida, masukkan 

ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 30 ml Larutan 

pengencer, sonikasi selama 10 menit. Tambahkan 

Larutan pengencer sampai tanda, saring, buang 10 ml 

filtrat pertama.      

    procedure  Lakukan menurut procedure  dalam uji Asam 

4-kloro-5-sulfamoilantranilat seperti tertera pada Injeksi 

furosemida. Hitung jumlah dalam mg furosemida, 

C12H11ClN2O5S, dalam serbuk tablet yang dipakai  

dengan  rumus: 

 

S

U

r

rC50  

 

C yaitu  kadar Furosemida BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  luas puncak 

Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

tidak tembus cahaya.  

 

 

 

- 480 -

 

 

 

 

 

 

 

GABAPENTIN 

Gabapentin 

 

CH2NH2

CH2CO2H 

 

Asam 1-(Aminometil)sikloheksanasetat [60142-96-3] 

C9H17NO2  BM 171,24 

 

Gabapentin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan 

tidak lebih dari 102,0%, C9H17NO2, dihitung terhadap 

zat anhidrat. 

 

Pemerian Padatan hablur; putih sampai hampir putih. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air, larutan basa dan 

larutan asam. 

 

Baku pembanding Gabapentin BPFI; tidak boleh 

dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa 

Sejenis A Gabapentin BPFI [2-aza-spiro[4,5]dekan-3-on] 

(C9H15NO, BM 153,22), tidak boleh dikeringkan, simpan 

dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B 

Gabapentin BPFI [asam (1-siano-sikloheksil)-asetat] 

(C9H13NO2, BM 167,21). Senyawa Sejenis D Gabapentin 

BPFI [asam (1-(3-okso-2-aza-spiro[4,5]dek-2-ilmetil)-

sikloheksil)-asetat] (C18H29NO3, BM 307,43). Senyawa 

Sejenis E Gabapentin BPFI [asam karboksimetil 

sikloheksan karboksilat], (C9H14O4, BM 186,21). 

 

Identifikasi  

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan 

dalam kalium bromida P menampilkan  maksimum hanya 

pada bilangan gelombang yang sama seperti Gabapentin 

BPFI. 

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram  Larutan 

uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh 

pada Penetapan kadar. 

 

pH <1071> Antara 6,5 dan 8,0. Lakukan penetapan 

memakai  larutan (1 dalam 50). 

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. 

 

Senyawa sejenis  Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931> . 

    A. Batas cemaran yang tereluasi awal. Masing-

masing cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada 

Tabel berikut: 

 

 

 

 

Tabel 

Cemaran 

Waktu 

Retensi 

Relatif1 

Faktor 

Respons 

Relatif2 

Batas 

(%) 

Senyawa sejenis E Gabapentin 2,9 1,0 0,10 

Senyawa sejenis A Gabapentin 3,5 5,3 0,1 

Senyawa sejenis B Gabapentin 3,8 0,35 0,06 

Cemaran yang tidak dikenal - 0,41 0,10 

1Waktu retensi relatif dihitung terhadap waktu retensi gabapentin 

[Catatan:Hanya untuk identifikasi] 

2 Faktor respons relatif dihitung terhadap respons senyawa sejenis E 

gabapentin berdasarkan serapan jenis rendah dari gabapentin pada 

monitoring panjang gelombang (215 nm) 

 

    Pengencer, Larutan dapar, tahap  gerak, Larutan uji  

dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Penetapan kadar. 

    Larutan cemaran Larutkan beberapa  Senyawa Sejenis 

A Gabapentin BPFI dan Senyawa Sejenis B Gabapentin 

BPFI dalam metanol P sampai  kadar berturut-turut lebih 

kurang 1,4 dan 0,84 mg per ml. 

   Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa  

Gabapentin BPFI dalam Pengencer, tambahkan 

beberapa  volume Larutan cemaran sampai  kadar 

Gabapentin  BPFI, Senyawa Sejenis A Gabapentin BPFI, 

Senyawa Sejenis B Gabapentin BPFI berturut turut lebih 

kurang 14,0; 0,014 dan 0,0084 mg per ml.  

    Larutan baku Larutkan beberapa  Senyawa Sejenis E 

Gabapentin BPFI dalam Pengencer, sampai  kadar lebih 

kurang 8,4 μg per ml. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931> Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih 

kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 

40º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian 

sistemdan rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : identifikasi puncak-

puncak utama dengan waktu retensi relatif seperti tertera 

pada Tabel; resolusi, R, antara puncak Senyawa Sejenis 

A Gabapentin BPFI dan puncak Senyawa Sejenis B 

Gabapentin BPFI tidak kurang dari 2,3 dan simpangan 

baku relatif respons puncak gabapentin pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase masing-

masing cemaran dalam zat yang dipakai , dengan 

rumus: 

 

S

i

U

S

r

r

C

C

F

1100  

 

F yaitu  faktor respons relatif dari cemaran (relatif 

terhadap senyawa sejenis E gabapentin), seperti pada 

Tabel; CS yaitu  kadar Senyawa Sejenis E Gabapentin 

BPFI dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu  kadar 

gabapentin dalam mg per ml Larutan uji; ri yaitu  

- 481 -

 

 

 

 

 

 

 

respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan 

uji dan rS yaitu  respons puncak Senyawa Sejenis E 

Gabapentin dalam Larutan baku.  

    B. Batas cemaran yang tereluasi akhir Masing-masing 

cemaran tidak lebih dari 0,1% dan jumlah semua cemaran 

(termasuk cemaran yang didapat dari Batas cemaran yang 

tereluasi awal) tidak lebih dari 0,5%.  

    Pengencer, Larutan dapar dan Larutan uji Lakukan 

seperti tertera  pada Penetapan kadar. 

    tahap  gerak Buat campuran Larutan dapar-asetonitril P-

metanol P (35:35:30). Saring dan awaudarakan. Jika perlu 

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Senyawa 

Sejenis D Gabapentin BPFI, larutkan dalam beberapa  

kecil metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika 

perlu bertahap dengan Pengencer sampai  kadar lebih 

kurang 2,8 μg per ml.  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih 

kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 

40°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan 

rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure : efisiensi kolom dari puncak 

Senyawa sejenis D gabapentin tidak kurang dari 13.600 

lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 7,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. [Catatan Abaikan semua puncak 

yang memiliki  waktu retensi relatif 0,35 atau lebih 

kecil  terhadap senyawa sejenis D gabapentin, sebab  

puncak ini  sudah dihitung pada batas cemaran 

yang tereluasi lebih awal.] Hitung persentase dari 

masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus: 

 

S

i

U

S

r

r

C

C

F

1100  

 

F yaitu  faktor respons relatif dari cemaran (relatif 

terhadap senyawa sejenis D gabapentin) dengan nilai 1,0 

untuk senyawa sejenis D gabapentin dan 0,025 untuk 

semua cemaran yang lain; CS yaitu  kadar Senyawa 

Sejenis D Gabapentin BPFI dalam mg per ml Larutan 

baku; CU yaitu  kadar gabapentin dalam mg per ml 

Larutan uji; ri yaitu  respons puncak masing-masing 

cemaran dalam Larutan uji dan rS yaitu  respons puncak 

senyawa sejenis D gabapentin dalam Larutan baku.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Pengencer Timbang 2,32 g amonium fosfat monobasa P, 

masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda. Atur pH sampai  2,0 dengan 

penambahan asam fosfat P. 

    Dapar Timbang 0,58 g amonium fosfat monobasa P 

dan 1,83 g natrium perklorat P, masukkan ke dalam labu 

tentukur 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air 

sampai tanda. Atur pH sampai  1,8 dengan penambahan 

asam perklorat P. 

    tahap  gerak Buat campuran Dapar - asetonitril P 

(76:24). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Gabapentin 

BPFI, larutkan dengan Pengencer, encerkan secara 

kuantitatif dan jika perlu bertahap sampai  kadar lebih 

kurang 14,0 mg per ml. 

    Larutan kesesuaian sistem Encerkan beberapa  volume 

Larutan baku dengan Pengencer sampai  kadar lebih 

kurang 2,3 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 350 mg 

zat ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan 

dengan Pelarut sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih 

kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 

40°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian 

sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom dari 

puncak gabapentin tidak kurang dari 1900 lempeng 

teoritis. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, 

rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure : simpangan baku relatif puncak 

gabapentin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 

2,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase gabapentin, 

C9H17NO2, dalam zat dengan rumus:  

 

S

U

U

S

r

r

C

C100

 

 

CS dan CU berturut-turut yaitu  kadar gabapentin dalam 

mg per ml Larutan baku dan Larutan uji; rU dan rS 

berturut-turut yaitu  respons puncak gabapentin dari 

Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

Simpan pada suhu ruang. 

 

 

 

 

 

 

 

- 482 -

 

 

 

 

 

 

 

KAPSUL GABAPENTIN 

Gabapentin Capsule 

 

Kapsul Gabapentin mengandung Gabapentin, C9H17NO2, 

tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari 

jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Gabapentin BPFI; tidak boleh 

dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa 

Sejenis A Gabapentin BPFI [2-aza-spiro[4,5]dekan-3-

on] (C9H15NO BM 153,22), tidak boleh dikeringkan, 

simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi  

    A. Keluarkan isi tidak kurang dari 10 kapsul dan 

haluskan. Timbang beberapa  isi kapsul setara dengan      

2 mg gabapentin, dispersikan dengan 200 mg kalium 

bromida P. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

didispersikan, menampilkan  maksimum hanya pada 

bilangan gelombang yang sama seperti pada Gabapentin 

BPFI. 

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan 

uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh 

pada Penetapan kadar. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,06 N yang 

dibuat dengan menambahkan 51 ml asam klorida P ke 

dalam 10.000 ml air. 

    Alat tipe 2: 50 rpm. 

    Waktu: 20 menit. 

    procedure : Lakukan penetapan jumlah C9H17NO2 yang 

terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar. 

    Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa  

Gabapentin BPFI, larutkan dalam Media disolusi sampai  

kadar lebih kurang 1,1 g per ml. 

    Larutan baku kerja 

    Untuk kapsul yang mengandung 100 mg gabapentin. 

Pipet 10 ml Larutan baku persediaan ke dalam labu 

tentukur 100-ml dan encerkan dengan Media disolusi 

sampai tanda. 

    Untuk kapsul yang mengandung 300 mg gabapentin. 

Pipet 30 ml Larutan baku persediaan ke dalam labu 

tentukur 100-ml dan encerkan dengan Media disolusi 

sampai tanda. 

    Untuk kapsul yang mengandung 400 mg gabapentin. 

Pipet 20 ml Larutan baku persediaan ke dalam labu 

tentukur 50-ml dan encerkan dengan Media disolusi 

sampai tanda. 

    Larutan uji pakailah  beberapa  alikuot yang telah 

disaring melalui penyaring membran dengan porositas 

0,45μm. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Penetapan kadar kecuali memakai  Larutan baku 

kerja sebagai pengganti Larutan baku. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 100 μl) Larutan baku kerja dan 

Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak utama. Hitung persentase gabapentin, C9H17NO2, 

yang terlarut dengan rumus: 

 

Lr

Cr

S

SU

×

××× 100900

 

 

rU  dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak Larutan 

uji dan Larutan baku kerja; CS yaitu  kadar Gabapentin 

BPFI dalam mg per ml Larutan baku kerja; 900 yaitu  

volume Media disolusi dalam ml; 100 yaitu  faktor 

persentase; L yaitu  kadar yang tertera pada etiket   

dalam mg.  

    Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak 

kurang dari 80% (Q) C9H17NO2, dari jumlah yang tertera 

pada etiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak spesifik 

tidak lebih dari 0,1% dan jumlah semua cemaran tidak 

lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi, seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Pengencer Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar. 

    Larutan A Larutkan 1,2 g kalium fosfat monobasa P 

dalam 940 ml air. Atur pH sampai  6,9 dengan 

penambahan kalium hidroksida 5 N, tambahkan 60 ml 

asetonitril P, saring dan awaudarakan. 

    Larutan B Larutkan 1,2 g kalium fosfat monobasa P 

dalam 700 ml air. Atur pH sampai  6,9 dengan 

penambahan kalium hidroksida 5 N, tambahkan 300 ml 

asetonitril P, saring dan awaudarakan. 

    tahap  gerak pakailah  variasi campuran Larutan A dan 

Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika 

perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Gabapentin 

BPFI dan Senyawa Sejenis A Gabapentin BPFI, larutkan 

dengan Pengencer sampai  kadar masing-masing lebih 

kurang 0,04 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang dan haluskan isi tidak kurang 

dari 20 kapsul. Timbang saksama beberapa  isi kapsul 

setara dengan lebih kurang 500 mg gabapentin, 

masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan 

larutkan dalam Pengencer, jika perlu sonikasi lebih 

kurang 30 detik. Encerkan dengan Pengencer sampai 

tanda sampai  kadar lebih kurang 20 mg per ml.  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel   

5 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. 

Kromatograf diprogram sebagai berikut: 

 

- 483 -

 

 

 

 

 

 

 

Waktu 

(menit) 

Larutan A 

(%) 

Larutan B 

(%) Eluasi 

0,0-4,0 100 0 Isokratik 

4,0-45,0 100 0 0 100 Gradien linier 

45,0-45,1 0 100 100 0 Gradien linier 

45,1-50,0 100 0 Kesetimbangan 

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : faktor ikutan puncak gabapentin tidak 

lebih dari 2,0; simpangan baku relatif gabapentin dan 

senyawa sejenis gabapentin A pada penyuntikkan ulang 

tidak lebih dari 5,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A 

gabapentin dengan rumus: 

 

S

U

U

S

r

r

C

C

100

 

 

CS yaitu  kadar Senyawa Sejenis A Gabapentin BPFI 

dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu  kadar 

gabapentin dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan 

kadar gabapentin yang tertera pada etiket; rU dan rS 

berturut turut yaitu  respons puncak senyawa sejenis 

gabapentin A yang diperoleh dari Larutan uji dan 

Larutan baku. Hitung persentase cemaran yang tidak 

spesifik relatif terhadap gabapentin dengan rumus: 

 

S

U

U

S

r

r

C

C

100  

 

CS yaitu  kadar Gabapentin BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar gabapentin dalam mg   

per ml Larutan uji berdasarkan kadar gabapentin yang 

tertera pada etiket; ri yaitu  respons puncak setiap 

cemaran tidak spesifik dalam Larutan uji dan rS yaitu  

respons puncak gabapentin dari Larutan baku.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi<931>. 

    Pengencer  Larutkan 1,2 g kaliumfosfat monobasa P 

dalam 1000 ml air. Atur pH sampai  6,9 dengan 

penambahan kalium hidroksida 5 N. 

    tahap  gerak Larutkan 1,2 g kalium fosfat monobasa P 

dalam 940 ml air. Atur pH sampai  6,9 dengan 

penambahan kalium hidroksida 5 N, tambahkan 60 ml 

asetonitril P, saring dan awaudarakan. Jika perlu 

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Gabapentin 

BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai  

kadar lebih kurang 4,0 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari         

20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul, campur dan 

haluskan. Bersihkan cangkang kapsul dan timbang 

saksama, hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang 

saksama beberapa  serbuk setara dengan lebih kurang 

100 mg gabapentin, masukkan ke dalam labu tentukur 

25-ml, larutkan dalam Pengencer dan jika perlu sonikasi 

lebih kurang 60 detik. Encerkan dengan Pengencer 

sampai tanda. 

    Sistem kromatografi  Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel   

5 m. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku. Rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari 7000 

lempeng teoritis; faktor ikutan puncak tidak lebih dari 

2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang 

tidak lebih dari 2,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase gabapentin, 

C9H17NO2 dari yang tertera pada etiket, dalam serbuk 

kapsul dengan rumus: 

 

S

U

U

S

r

r

C

C100  

 

CS yaitu  kadar Gabapentin BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar gabapentin dalam mg  

per ml Larutan uji berdasarkan kadar gabapentin yang 

tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut yaitu  

respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.  

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

simpan pada suhu ruang. 

 

 

INJEKSI GALIUM 67Ga SITRAT 

Gallium Citrate Ga67 Injection 

 

O

-O

O

OH O-

-O O

67Ga3+

 

 

Galium67Ga sitrat (1:1) [41183-64-6; 52260-70-5] 

C6H5

67GaO7 

 

Injeksi Galium 67Ga Sitrat yaitu  larutan steril radioaktif 

galium 67Ga sitrat bebas pembawa dalam air untuk 

pemberian intravena. Mengandung tidak kurang dari 

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah galium 

67Ga sebagai sitrat yang tertera pada etiket, dinyatakan 

dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml, pada saat kalibrasi 

- 484 -

 

 

 

 

 

 

 

dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak 

lebih dari 3,0% dari total radioaktivitas. Dapat 

mengandung pengawet atau penstabil. 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.  

 

Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat uji 

Endotoksin bakteri; mengandung tidak lebih dari 175/V 

unit Endotoksin FI per ml injeksi; V yaitu   jumlah dosis 

total maksimum yang dianjurkan, dalam ml pada waktu 

dan tanggal kadaluwarsa. 

 

pH <1071> Antara 4,5 dan 8,0. 

 

Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada 

Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma 

menampilkan  puncak energi utama 93,3; 184,6 dan 

300,2 KeV yang sama seperti galium 67Ga yang 

dipakai  sebagai baku dengan kemurnian yang 

diketahui. 

 

Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 99% dari 

total radioaktivitas sebagai galium 67Ga pada saat 

kalibrasi; lakukan penetapan dengan memakai  alat 

pencacah yang sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat 

pencacah dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas 

<1171>. 

 

Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 97,0% total 

radioaktivitas pada galium sitrat bila diukur pada titik 

awal tahap  gerak (harga RF sama atau lebih besar dari 

0,9). Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi 

kertas seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

Totolkan 10 μl - 20 μl injeksi pada lebih kurang 3 cm 

dari ujung kertas kromatografi ukuran 550 mm x 30 mm. 

Bila totolan basah, eluasi secara kromatografi kertas 

menaik sampai  14 cm, pada suhu ruang memakai  

tahap  gerak yang dibuat dengan mencampur larutan 

natrium asetat 1,36% dalam air dan larutan asam asetat 

glasial 0,58% dalam air masing-masing sebanyak        

100 ml. Biarkan sampai  agak kering, tutup dengan 

plester bening dan tetapkan distribusi radioaktivitas 

dengan menatah kromatograf memakai  detektor 

terkolimasi radiasi yang sesuai. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali bahwa 

injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji 

sterilitas harus dilakukan pada hari akhir produksi dan 

tidak harus memenuhi anjuran seperti tertera pada 

Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah <1131>. 

 

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan 

radioaktivitas dalam MBq (μCi atau mCi) per ml Injeksi 

galium 67Ga sitrat memakai  alat pencacah yang 

sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan 

sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda. 

 

Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada 

Penandaan dalam Injeksi, pada etiket harus juga tertera: 

(1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah galium 67Ga 

sebagai galium sitrat yang dinyatakan dalam total MBq 

(μCi atau mCi) dan kadar dinyatakan dalam MBq      

(μCi atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Tanggal 

dan waktu kadaluwarsa, (4) Pernyataan “Awas Bahan 

Radioaktif”, (5) Dalam perhitungan dosis, lakukan 

koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro 

galium 67Ga yaitu  78,26 jam. 

 

 

GARAM ORALIT 

Oral Rehydration Salt 

 

Garam Oralit yaitu  campuran kering dari natrium 

klorida, kalium klorida, natrium bikarbonat dan 

dekstrosa (anhidrat). Sebagai alternatif dapat dipakai  

natrium sitrat (anhidrat atau dihidrat) untuk 

menggantikan natrium bikarbonat. Sebagai pengganti 

dekstrosa anhidrat dapat dipakai  dekstrosa 

monohidrat. Natrium bikarbonat atau natrium sitrat 

dikemas terpisah. Garam oralit mengandung tidak 

kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% jumlah 

ekivalen natrium Na+, kalium K+, klorida Cl- dan 

bikarbonat HCO3

- atau sitrat C6H5O7

-3 dihitung dari 

jumlah natrium klorida, kalium klorida dan natrium 

bikarbonat atau natrium sitrat (anhidrat atau dihidrat) 

yang tertera pada etiket. Mengandung tidak kurang dari 

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dekstrosa anhidrat 

C6H12O6 atau dekstrosa monohidrat C6H12O6.H2O dari 

jumlah yang tertera pada etiket. Dapat mengandung 

penambah rasa yang sesuai. 

 

Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau. 

 

Identifikasi 

    A. Larutan menampilkan  reaksi nyala untuk Natrium 

dan Kalium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum 

<291>. 

    B. menampilkan  reaksi Klorida cara A, B dan C 

seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

    C. Bila mengandung natrium bikarbonat, pada waktu 

melarut membentuk gelembung dan gas yang 

menampilkan  reaksi Bikarbonat seperti tertera pada Uji 

Identifikasi Umum <291>. 

    D. Bila mengandung natrium sitrat menampilkan  

reaksi Sitrat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum 

<291>: pakailah  3 sampai  5 tetes larutan yang 

dikonstitusikan seperti tertera pada etiket dan 20 ml 

campuran piridin P dan anhidrida asetat P. 

    E. Bila mengandung dekstrosa: Tambahkan beberapa 

tetes larutan yang dikonstitusikan seperti tertera pada 

- 485 -

etiket pada 5 ml tembaga(II) tartrat alkalis LP panas: 

terbentuk endapan merah tembaga(II) oksida 

(menampilkan  adanya dekstrosa). 

    F. Bila dipanaskan serbuk akan meleleh, mengembang 

dan gosong, menimbulkan bau gula terbakar. 

 

Keseragaman bobot Timbang saksama isi 20 kemasan 

yang dipilih secara acak, tentukan bobot rata-rata isi 

kemasan. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap 

kemasan terhadap bobot rata-rata tiap isi kemasan, tidak 

satupun lebih dari 10% dan tidak lebih dari 2 kemasan 

lebih dari 5%. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 50º sampai  bobot tetap. 

 

pH <1071> Antara 7,0 dan 8,8; lakukan penetapan 

memakai  larutan yang dikonstitusikan seperti 

tertera pada etiket. 

 

Isi minimum <861> Dengan persyaratan sebagai 

berikut: Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak 

kurang dari jumlah yang tertera pada etiket dan bobot 

bersih isi dari10 wadah masing-masing tidak kurang dari 

95% dan tidak lebih dari 105% dari jumlah yang tertera 

pada etiket. Jika tidak lebih dari satu wadah yang bobot 

bersih isi kurang dari 95% tapi tidak kurang dari 90% 

atau lebih dari 105%, namun  tidak lebih dari 110% dari 

jumlah yang tertera pada etiket, lakukan penetapan bobot 

bersih isi dari 20 wadah tambahan. Bobot bersih rata-

rata dari 30 wadah tidak kurang dari jumlah yang tertera 

pada etiket dan tidak lebih dari satu wadah yang bobot 

bersihnya kurang dari 95% tapi tidak kurang dari 90% 

atau lebih dari 105% namun  tidak lebih dari 110% dari 

jumlah yang tertera pada etiket. [Catatan Dalam 

melakukan penetapan kadar natrium dan kalium, 

klorida, bikarbonat dan sitrat dihitung dari jumlah total 

natrium klorida, kalium klorida, natrium bikarbonat 

atau natrium sitrat yang tertera pada etiket setara 

dengan jumlah ekivalen natrium Na+, kalium K+, klorida 

Cl  dan bikarbonat HCO3 , atau sitrat C6H5O7

3.]  

[Lihat Tabel]. 

 

 mg ekivalen dari masing-masing gram 

komponen  

Komponen Na+ K+ Cl- HCO3  C6H5O7

 

Natrium 

klorida 

393,4 - 606,6 - - 

Kalium 

klorida 

- 524,4 475,6 - - 

Natrium 

bikarbonat 

273,6 - - 726,4 - 

 mg ekivalen dari masing-masing gram 

komponen  

Natrium 

sitrat 

anhidrat 

267,2 - - - 732,8 

Natrium 

sitrat dihidrat 

234,5 - - - 643,0 

 

 

 

 

 

 

 

Penetapan kadar dekstrosa  

    Larutan persediaan Masukkan isi dari satu atau lebih 

wadah dosis satuan garam oralit atau timbang saksama 

beberapa  isi dari satu wadah satuan ganda, setara dengan 

lebih kurang 20 g dekstrosa dalam labu tentukur 100-ml, 

encerkan dengan air sampai tanda.  

    Larutan uji Masukkan 50,0 ml larutan ini ke dalam 

labu tentukur 100-ml, tambahkan 0,2 ml amonium 

hidroksida 6 N, encerkan dengan air sampai tanda. 

[Catatan Simpan larutan persediaan untuk penetapan 

kadar natrium dan kalium, penetapan kadar klorida, 

bikarbonat dan sitrat.] 

    procedure  Lakukan penetapan seperti tertera pada 

Penetapan Rotasi Optik <1081>. Ukur rotasi sudut 

dalam tabung polarimeter yang sesuai pada 25°. Hitung 

jumlah dalam g dekstrosa anhidrat, C6H12O6 dalam 

wadah dosis satuan atau wadah yang dipakai  atau 

dalam serbuk yang diambil dari wadah satuan ganda 

dengan rumus:  

l

a

7,52

200  

 

52,7 yaitu  rotasi jenis dekstrosa anhidrat; a yaitu  

rotasi dari hasil pengamatan yang telah dikoreksi, dalam 

derajat dan l yaitu  panjang tabung polarimeter, dalam 

dm. Jika yang dipakai dekstrosa monohidrat, hitung 

jumlah dekstrosa monohidrat, C6H12O6.H2O dengan 

rumus yang sama, dengan mengganti nilai rotasi jenis 

untuk dekstrosa monohidrat menjadi 47,9.  

 

Penetapan kadar natrium dan kalium 

    Larutan persediaan natrium Timbang saksama    

14,61 g natrium klorida P yang sebelumnya telah 

dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam. Masukkan ke 

dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan air sampai tanda 

dan campur. 

    Larutan persediaan kalium Timbang saksama 18,64 g 

kalium klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada 

suhu 105°selama 2 jam. Masukkan ke dalam labu tentukur 

250-ml, tambahkan air sampai tanda dan campur. 

    Larutan litium encer Masukkan 1,04 g litium nitrat P ke 

dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan surfaktan 

nonionik yang sesuai, lalu  tambahkan air sampai 

tanda. 

    Larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan persediaan 

natrium dan 5,0 ml Larutan persediaan kalium ke dalam 

labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air sampai tanda. 

Masukkan 5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur   

100-ml, encerkan dengan Larutan litium encer sampai 

tanda. Tiap ml larutan ini mengandung 11,50 g 

natrium, Na+dan 19,55 g kalium, K+. 

    Larutan uji 1 Ukur saksama beberapa  volume sisa 

Larutan persediaan untuk Penetapan kadar dekstrosa, 

jika perlu encerkan  dengan air sampai  diperoleh   kadar 

lebih kurang 0,23 mg natrium, Na+ per ml. Masukkan 

- 486 -

 

 

 

 

 

 

 

5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, 

encerkan dengan Larutan litium encer sampai tanda.  

    Larutan uji 2 Ukur saksama beberapa  volume sisa 

Larutan persediaan untuk Penetapan kadar dekstrosa, 

jika perlu encerkan dengan air sampai  diperoleh kadar 

lebih kurang 0,39 mg kalium, K+ per ml. Masukkan     

5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, 

encerkan dengan Larutan litium encer sampai tanda.  

    procedure  pakailah  fotometer nyala yang sesuai, atur 

sampai  pembacaan nol dengan Larutan litium encer, 

ukur bersamaan emisi nyala natrium Larutan baku dan 

Larutan uji 1 pada panjang gelombang emisi maksimum 

lebih kurang 589 nm. Hitung jumlah dalam mg Na+ 

dalam wadah dosis satuan, atau wadah yang dipakai  

atau dalam serbuk dari wadah satuan ganda dengan 

rumus: 

 

NaS

NaU

Na

Na

R

R

D

L

,

,23,0  

 

LNa yaitu  jumlah dalam mg natrium, Na+ dalam wadah 

dosis satuan atau dalam serbuk dari wadah satuan ganda, 

dihitung dari jumlah natrium klorida dan natrium 

bikarbonat (atau natrium sitrat) yang tertera pada etiket; 

DNa yaitu  kadar natrium dalam mg per ml Larutan uji 1, 

berdasarkan volume dari sisa Larutan persediaan untuk 

Penetapan kadar dekstrosa yang dipakai  dan faktor 

pengenceran; RU,Na dan RS,Na berturut-turut yaitu  emisi 

nyala natrium dari Larutan uji 1 dan Larutan baku. 

Dengan cara yang sama ukur emisi nyala kalium dari 

Larutan baku dan Larutan uji 2 pada panjang gelombang 

emisi maksimum lebih kurang 766 nm. Hitung jumlah 

K+ dalam mg dalam wadah dosis satuan atau wadah 

yang dipakai  atau dalam serbuk yang diambil dari 

wadah satuan ganda dengan rumus: 

 

KS

KU

K

K

R

R

D

L

,

,391,0  

 

LK yaitu  jumlah dalam mg kalium, K+ dalam wadah 

dosis satuan, wadah yang dipakai  atau dalam serbuk 

yang diambil dari wadah satuan ganda, dihitung dari 

jumlah kalium klorida yang tertera pada etiket;            

DK yaitu  kadar kalium dalam mg per ml Larutan uji 2, 

berdasarkan volume dari sisa Larutan persediaan untuk 

Penetapan kadar dekstrosa yang dipakai  dan faktor 

pengenceran; RU,K dan RS,K berturut-turut yaitu  emisi 

nyala kalium dari Larutan uji 2 dan Larutan baku. 

 

Penetapan kadar klorida Ukur saksama beberapa  

volume sisa Larutan persediaan untuk Penetapan kadar 

dekstrosa setara dengan lebih kurang 55 mg klorida    

(Cl-), masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Titrasi 

dengan perak nitrat 0,1 N LV sampai  terbentuk endapan 

perak klorida dan larutan berwarna merah muda pucat 

dengan memakai  kalium kromat LP sebagai 

indikator. Hitung jumlah dalam mg Cl- dalam wadah 

dosis satuan, wadah yang dipakai  atau dalam serbuk 

dari wadah satuan ganda dengan rumus: 

 

V

T5,354

 

 

T yaitu  volume dalam ml perak nitrat 0,1 N yang 

dibutuhkan; V yaitu  volume dalam ml Larutan 

persediaan yang dipakai . 

 

Penetapan kadar bikarbonat (jika ada) Ukur saksama 

beberapa  volume Larutan persediaan untuk Penetapan 

kadar dekstrosa setara dengan lebih kurang 100 mg 

bikarbonat (HCO3

-), masukkan ke dalam gelas piala 

yang sesuai, tambahkan 25 ml air dan 3 tetes jingga 

metil LP, titrasi dengan asam klorida 0,1 N LV. Hitung 

jumlah dalam mg HCO3

-, dalam wadah dosis satuan, 

wadah yang dipakai  atau dalam serbuk dari wadah 

satuan ganda dengan rumus: 

 

V

T2,610  

 

T yaitu  volume dalam ml asam klorida 0,1 N LV yang 

dibutuhkan; V yaitu  volume dalam ml Larutan 

persediaan yang dipakai . 

 

Penetapan kadar sitrat (jika ada) Lakukan penetapan 

dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Larutkan 20 g amonium sulfat P dalam 

campuran air-asetonitril P (980:20). Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  natrium 

sitrat yang telah dikeringkan pada suhu 180° selama      

18 jam, larutkan dalam air sampai  kadar natrium sitrat 

anhidrat lebih kurang 2,5 mg per ml. 

    Larutan uji Ukur saksama beberapa  volume Larutan 

persediaan untuk Penetapan kadar dekstrosa setara 

dengan lebih kurang 180 mg sitrat (C6H5O7

3), 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda dan campur. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 20 cm x 

4,8 mm berisi bahan pengisi L8, laju alir lebih kurang     

2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : waktu retensi puncak sitrat 

lebih kurang 3 menit, efisiensi kolom tidak kurang dari 

1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 

dan simpangan baku relatif  pada penyuntikan ulang 

tidak lebih dari 2,0%. [Catatan Kondisikan kolom 

beberapa jam sebelum dipakai  dengan melakukan 

serangkaian suntikan larutan baku. Jika faktor ikutan 

lebih dari 2, kondisikan kolom beberapa jam dengan 

laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit dengan 

- 487 -

 

 

 

 

 

 

 

menambahkan 1 g natrium sitrat P pada tiap 1000 ml 

tahap  gerak. lalu  cuci kolom dengan tahap  gerak 

selama beberapa menit sebelum dipakai .] 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg sitrat 

(C6H5O7

3-), dalam wadah dosis satuan, atau wadah yang 

dipakai  atau dalam serbuk dari wadah satuan ganda 

dengan rumus: 

 

s

u

r

r

V

C000.10

07,258

12,189

 

 

189,12 dan 258,07 berturut-turut yaitu  bobot molekul 

sitrat (C6H5O7

3), dan natrium sitrat anhidrat; C yaitu  

kadar natrium sitrat anhidrat, dalam mg per ml Larutan 

baku; V yaitu  volume dalam ml, dari Larutan 

persediaan yang dipakai  untuk membuat Larutan 

baku; ru dan rs berturut-turut yaitu  respons puncak sitrat 

yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak lebih dari 30°. Natrium bikarbonat atau natrium 

sitrat dapat dipisahkan dari campuran dan dikemas 

dalam wadah terpisah dalam satu kemasan.  

 

Penandaan Mencantumkan nama dan jumlah dalam g 

setiap komponen dalam wadah dosis satuan atau jumlah 

dalam g garam dalam wadah satuan ganda, serta berat 

bersih setiap wadah dan petunjuk untuk konstitusi. Sisa 

larutan tidak dipakai  sesudah  24 jam dari konstitusi. 

Pada etiket kemasan dosis tunggal, mencantumkan tidak 

dibuka sampai waktu dipakai . 

 

 

GELATIN 

Gelatin 

 

Gelatin yaitu  suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa 

parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang 

hewan. Gelatin yang berasal dari prekursor yang 

diasamkan dikenal sebagai Tipe A dan yang berasal dari 

prekursor yang dibasakan dikenal sebagai Tipe B. 

Gelatin yang dipakai  dalam pembuatan kapsul atau 

untuk penyalut tablet dapat diwarnai dengan pewarna 

yang diijinkan; dapat mengandung sulfur dioksida tidak 

lebih dari 0,15% dan dapat mengandung natrium lauril 

sulfat dengan kadar yang sesuai serta zat antimikroba 

yang sesuai. 

 

Pemerian Lembaran, kepingan atau potongan, atau 

serbuk kasar sampai halus; kuning lemah atau coklat 

terang; warna bervariasi tergantung ukuran partikel. 

Larutannya berbau lemah seperti kaldu. Jika kering 

stabil di udara, namun  mudah terurai oleh mikroba jika 

lembab atau dalam bentuk larutan. Gelatin Tipe A 

menampilkan  titik isoelektrik antara pH 7 dan pH 9, 

gelatin Tipe B menampilkan  titik isoelektrik antara      

pH 4,7 dan pH 5,2. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; mengembang 

dan lunak bila dicelup dalam air; menyerap air secara 

bertahap sebanyak 5 - 10 kali beratnya; larut dalam air 

panas, dalam asam asetat 6 N dan dalam campuran 

panas gliserin dan dalam air; tidak larut dalam etanol, 

dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan 

dalam minyak menguap. 

 

Identifikasi 

    A. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan trinitrofenol LP 

atau larutan kalium dikromat P (1 dalam 15) yang 

sebelumnya telah dicampur dengan asam klorida 3 N 

lebih kurang seperempat volume: terbentuk endapan 

kuning. 

    B. Pada larutan (1 dalam 5000) tambahkan asam tanat LP: 

terjadi kekeruhan. 

 

Batas mikroba <51> Jumlah bakteri tidak lebih dari 

1000 per g; uji terhadap Salmonella sp dan 

Escherichiacoli memberi  hasil negatif. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan 

penetapan sebagai berikut: Pijarkan 5,0 g zat, tanpa 

penambahan asam sulfat P, namun  tambahkan 1,5 sampai 

2,0 g parafin P untuk menghindari kehilangan zat akibat 

pengembangan. Lanjutkan pengabuan dalam tanur pada 

suhu 550º selama 15 sampai 20 jam. 

 

Bau dan zat tak larut dalam air Panaskan larutan         

(1 dalam 40): tidak tercium bau tidak enak dan larutan 

setebal 2 cm hanya menampilkan  sedikit opalesensi. 

 

Sulfur dioksida Larutkan 20,0 g zat dalam 150 ml air 

panas dalam labu alas bulat leher panjang, tambahkan        

5 ml asam fosfat P dan 1 g natrium bikarbonat P, segera 

hubungkan labu dengan pendingin. [Catatan Busa yang 

berlebihan dapat dikurangi dengan penambahan 

beberapa tetes zat anti busa yang sesuai.] Destilasi 

sampai  diperoleh 50 ml destilat yang ditampung di 

bawah permukaan 50 ml iodum 0,1 N. Asamkan destilat 

dengan beberapa tetes asam klorida P, tambahkan 2 ml 

barium klorida LP dan panaskan di atas tangas uap 

sampai  cairan hampir tidak berwarna. Saring endapan 

barium sulfat bila ada, cuci dan pijarkan; bobot tidak 

lebih dari 3 mg setara dengan tidak lebih dari 0,004% 

sulfur dioksida. Lakukan penetapan blangko. Gelatin 

yang dipakai  dalam pembuatan kapsul atau untuk 

penyalutan tablet, memberi  tidak lebih dari 109,3 mg 

barium sulfat yang setara dengan tidak lebih dari 0,15% 

sulfur dioksida. 

 

Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 0,8 bpj. 

- 488 -

 

 

 

 

 

 

 

    Larutan pepsin Larutkan 500 mg pepsin P dalam        

80 ml asam klorida 0,1 N, encerkan dengan asam 

klorida 0,1 N sampai 100 ml. 

    Larutan baku Masukkan 3,0 ml Larutan baku Arsen 

ke dalam labu generator arsin, encerkan dengan Larutan 

pepsin sampai  52 ml, tambahkan 3 ml asam klorida P 

dan 4 ml isopropanol P, campur. 

    Larutan uji Campur 3,75 g zat dengan 40 ml Larutan 

pepsin dalam labu generator arsin. Panaskan hati-hati 

sampai  suhu antara 65º dan 70º, pertahankan suhu 

selama 30 menit sambil disonikasi selama 2 menit setiap 

10 menit. Dinginkan, cuci dinding labu generator dengan 

Larutan pepsin dan encerkan dengan Larutan pepsin 

sampai  52 ml. Tambahkan 3 ml asam klorida P dan 4 ml 

isopropanol P, campur. 

    procedure  Lakukan penetapan seperti tertera pada 

procedure  dalam Uji Batas Arsen <321> Metode I tanpa 

penambahan 20 ml asam sulfat 7 N dan 1 ml 

isopropanol P, pada Larutan baku dan Larutan uji. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan 

penetapan memakai  Larutan uji yang dibuat sebagai 

berikut: Pada sisa yang diperoleh dari Sisa pemijaran 

tambahkan 2 ml asam klorida P dan 0,5 ml asam nitrat P, 

uapkan di atas tangas uap sampai  kering. Pada sisa 

tambahkan 1 ml asam klorida 1 N dan 15 ml air, 

hangatkan selama beberapa menit. Saring dan cuci 

dengan air sampai  diperoleh filtrat sebanyak 100 ml. 

Encerkan 8 ml larutan ini  dengan air sampai  25 ml. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

di tempat kering. 

 

 

GEMFIBROSIL 

Gemfibrozil 

 

O O

OH

 

 

Asam 2,2-Dimetil-5-(2,5-xililoksi)valerat [25812-30-0] 

C15H22O3     BM 250,33 

 

Gemfibrosil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan 

tidak lebih dari 102,0% C15H22O3, dihitung terhadap zat 

yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Hablur padat serupa lilin; putih. 

 

Kelarutan Larut dalam etanol, metanol dan kloroform; 

praktis tidak larut dalam air. 

 

Baku pembanding Gemfibrosil BPFI; lakukan 

pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

Senyawa Sejenis A Gemfibrosil BPFI, [2,2-dimetil-5-

[2,5-dimetil-4-(propen-1-il)fenoksi] asam valerat] 

(C18H26O3 BM 290,40); tidak boleh dikeringkan. Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. 

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Gemfibrosil BPFI. 

 

Jarak lebur <1021> Antara 58º dan 61º. 

 

Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,25%. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. 

 

Senyawa sejenis Senyawa sejenis A gemfibrosil tidak 

lebih dari 0,1%; cemaran tidak spesifik tidak lebih dari 

0,1% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 0,5%. 

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 

kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Tambahkan 10 ml asam asetat glasial P 

ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 750 ml 

metanol P, encerkan dengan air sampai tanda dan saring. 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama  

beberapa  Gemfibrosil BPFI, Senyawa Sejenis A 

Gemfibrosil BPFI dan 2,5-dimetilfenol, larutkan dan 

encerkan dengan tahap  gerak sampai  kadar berturut-turut 

lebih kurang 0,2; 0,05 dan 0,05 mg per ml. 

    Larutan baku Timbang saksama masing-masing 10 mg 

Gemfibrosil BPFI dan Senyawa Sejenis A Gemfibrosil 

BPFI. Masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, 

larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. 

Pipet 5 ml masing-masing larutan ini ke dalam labu 

tentukur 50-ml dan encerkan dengan tahap  gerak sampai 

tanda. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan 

dan encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom 25 cm x 

4,0 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang    

1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi 

relatif untuk 2,5 dimetilfenol; gemfibrosil dan senyawa 

sejenis A gemfibrosil berturut-turut yaitu  lebih kurang 

0,35; 1,0 dan 2,1; simpangan baku relatif pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 100 μl) Larutan baku dan Larutan 

uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram untuk 

paling sedikit tiga kali waktu retensi gemfibrosil dan 

ukur respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis 

A gemfibrosil dalam zat yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

i

r

r

W

C1000

 

- 489 -

 

C yaitu  kadar Senyawa sejenis A Gemfibrosil BPFI 

dalam mg per ml Larutan baku; W yaitu  bobot zat 

dalam mg dari Larutan uji; ri  dan rS berturut-turut 

yaitu  respons puncak senyawa sejenis A gemfibrosil 

Larutan uji dan Larutan baku. Hitung persentase 

cemaran lain dalam zat yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

iS

r

r

W

C1000  

 

CS yaitu  kadar Gemfibrosil BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; W yaitu  bobot zat dalam mg, dari 

Larutan uji; ri yaitu  respons puncak masing-masing 

cemaran dari Larutan uji; rS yaitu  respons puncak 

gemfibrosil dari Larutan baku.  

 

Penetapan kadar Lakukan dengan cara Kromatografi 

cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. 

    tahap  gerak Tambahkan 10 ml asam asetat glasial P 

pada 800 ml metanol P dalam labu tentukur 1000-ml, 

encerkan dengan air sampai tanda, campur, saring 

melalui penyaring membran. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Gemfibrosil 

BPFI, larutkan dalam metanol P sampai  kadar lebih 

kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini  ke dalam 

labu tentukur 25-ml, encerkan dengan tahap  gerak 

sampai tanda. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan 

dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml 

larutan ini  ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan 

dengan tahap  gerak sampai tanda. 

    Larutan kesesuaian sistem Buat larutan lebih kurang 

0,2 mg Gemfibrosil BPFI dan 0,05 mg 2,5-xilenol per ml 

dalam tahap  gerak. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom 30 cm x 

3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 

0,8 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 

Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku 

relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 

Lakukan kromatografi terhadap lebih kurang 10 μl 

Larutan kesesuaian sistem: resolusi, R, antara 

gemfibrosil dan 2,5-xilenol tidak kurang dari 8,0. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

gemfibrosil, C15H22O3, dengan rumus: 

 

S

U

r

rC500  

 

 

 

 

 

 

 

 

C yaitu  kadar Gemfibrosil BPFI dalam μg per ml 

Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

KAPSUL GEMFIBROSIL 

Gemfibrozil Capsule 

 

Kapsul Gemfibrosil mengandung gemfibrosil, C15H22O3,  

tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari 

jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Gemfibrosil BPFI; lakukan 

pengeringan diatas silika gel P selama 4 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.  

 

Identifikasi Timbang saksama beberapa  tertentu isi 

kapsul setara dengan lebih kurang 100 mg gemfibrosil, 

kocok dengan 10 ml natrium hidroksida 0,1 N. Saring ke 

dalam tabung sentrifuga 50 ml dan asamkan filtrat 

dengan asam sulfat 3 N sampai  diperoleh endapan yang 

sangat banyak. Sentrifus dan buang larutan jernih. Cuci 

endapan dengan sedikit air dan biarkan kering di udara. 

Keringkan di atas Silika gel P selama 4 jam. Spektrum 

serapan inframerah endapan yang didispersikan dalam 

kalium bromida P, menampilkan  maksimum hanya pada 

bilangan gelombang yang sama seperti pada Gemfibrosil 

BPFI yang diperlakukan sama. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,2 M pH 7,5 

yang dibuat dengan melarutkan 545 g kalium fosfat 

monobasa P  dalam 5 liter air, tambahkan 131 g natrium 

hidroksida P, encerkan dengan air sampai  lebih kurang 

19,5 liter, dan campur. Atur pH 7,5 dengan asam fosfat  

1 N atau natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan 

air sampai 20 liter. 

    Alat tipe 2: 50 rpm. 

    Waktu: 45 menit. 

    Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa  

Gemfibrosil BPFI, larutkan dan encerkan dengan Media 

disolusi sampai  kadar lebih kurang 0,33 mg per ml. 

[Catatan Mula-mula larutkan baku pembanding dalam 

sedikit metanol yang tidak lebih 1% dari volume Larutan 

baku persediaan.] 

    Larutan baku Masukkan beberapa  volume Larutan 

baku persediaan ke dalam labu tentukur dan encerkan  

dengan natrium hidroksida 1 N sampai  kadar kurang 

lebih sama seperti Larutan uji yang telah disaring dan 

diencerkan. 

    procedure  Lakukan penetapan jumlah C15H22O3 yang 

terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu 

diencerkan dengan natrium hidroksida 1 N dan serapan 

Larutan baku pada panjang gelombang serapan 

maksimum lebih kurang 276 nm. 

- 490 -

 

 

 

 

 

 

 

    Toleransi Dalam waktu 45 menit, harus larut tidak 

kurang dari 80% (Q) C15H22O3, dari jumlah yang tertera 

pada etiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak, Larutan baku dan Larutan kesesuaian 

sistem Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar 

dalam Gemfibrosil. 

    Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsul, 

keluarkan semua isi kapsul dan campur, bersihkan 

cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot 

rata-rata isi kapsul. Timbang saksama beberapa  isi 

kapsul setara dengan lebih kurang 100 mg gemfibrosil, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 

lebih kurang 80 ml metanol P, kocok sampai larut. 

Encerkan dengan metanol P sampai tanda, campur dan 

saring. Pindahkan 5,0 ml larutan jernih ke dalam labu 

tentukur 25-ml, encerkan dengan tahap  gerak sampai 

tanda. 

    procedure  Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar dalam Gemfibrosil. Hitung jumlah dalam mg 

gemfibrosil, (C15H22O3), dalam serbuk kapsul yang 

dipakai dengan rumus : 

 

500 C 

s

u

r

r

 

 

C yaitu  kadar Gemfibrosil BPFI dalam mg per ml 

dalam Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  

respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

TABLET GEMFIBROSIL 

Gemfibrozil Tablet 

 

Tablet Gemfibrosil mengandung gemfibrosil, C15H22O3, 

tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari 

jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Gemfibrosil BPFI; lakukan 

pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum 

dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi Memenuhi uji seperti tertera pada 

Identifikasi dalam Kapsul Gemfibrosil, memakai  

serbuk tablet setara dengan 100 mg gemfibrosil. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,2 M pH 7,5 

yang dibuat dengan melarutkan 545 g kalium fosfat 

monobasa P dalam 5000 ml air, tambahkan 131 g 

natrium hidroksida P, encerkan dengan air sampai  lebih 

kurang 19,5 liter dan campur. Atur pH sampai  7,5 

dengan penambahan asam fosfat 1 N atau natrium 

hidroksida 1 N, encerkan dengan air sampai  20 liter. 

    Alat tipe 2: 50 rpm. 

    Waktu: 30 menit. 

    Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa   

Gemfibrosil BPFI, larutkan dalam sesedikit mungkin 

metanol P. Encerkan dengan Media disolusi sampai  

kadar lebih kurang 0,33 mg per ml. [Catatan Larutkan 

baku pembanding dalam beberapa  metanol tidak lebih 

dari 1% terhadap volume Larutan baku persediaan.] 

    Larutan baku Encerkan beberapa  volume Larutan 

baku persediaan dengan larutan natrium hidroksida 1 N 

sampai  diperoleh larutan yang memberi  serapan 

sesuai dengan alikuot. 

    procedure   Lakukan penetapan jumlah C15H22O3, yang 

terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu 

encerkan dengan natr