tetes difenilamina LP
dan titrasi dengan serium (IV) sulfat 0,1 N LV sampai
warna merah lembayung. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N
setara dengan 5,506 mg C6H6O2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan tidak tembus cahaya.
KRIM HIDROKUINON
Hydroquinone Cream
Krim Hidrokuinon mengandung Hidrokuinon tidak
kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0%, C6H6O2
dari yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Hidrokuinon BPFI; tidak boleh
dikeringkan; lakukan penetapan kadar air dengan cara
titrimetri sebelum dipakai untuk pengujian kuantitatif.
Identifikasi Larutkan beberapa krim setara dengan 50 mg
hidrokuinon dalam campuran volume sama metanol P dan
kloroform P sampai 50 ml. 5 μl bagian larutan ini
memberi respons pada uji identifikasi B pada
hidrokuinon.
Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidrokuinon BPFI, larutkan dan encerkan dengan
metanol P sampai kadar lebih kurang 10 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa krim
hidrokuinon setara dengan lebih kurang 20 mg
hidrokuinon ke dalam gelas piala 100 ml. Gerus krim
dengan 50 ml metanol P, saring dan masukkan ke dalam
labu tentukur 500-ml. Ulangi langkah penggerusan dan
penyaringan di atas dan encerkan sampai tanda. Pipet
25 ml larutan ini dan masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 293 nm. Hitung jumlah dalam mg hidrokuinon,
C6H6O2, tiap g krim dengan rumus:
S
U
A
A
W
C2000
C yaitu kadar Hidrokuinon BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot krim dalam gram; AU dan
AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup baik dan terlindung cahaya.
- 530 -
HIDROKLOROTIAZID
Hydrochlorothiazide
S
NH
H
NCl
H2N
S
O O OO
6-Kloro-3,4-dihidro-2H-1,2,4-benzotiadiazina-7-
sulfonamida 1,1-dioksida [58-93-5]
C7H8ClN3O4S2 BM 297,74
Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 102,0% C7H8ClN3O4S2 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih;
praktis tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam natrium hidroksida,
dalam n-butilamina dan dalam dimetilformamida; agak
sukar larut dalam metanol; sukar larut dalam air; tidak
larut dalam eter, dalam kloroform dan dalam asam
mineral encer.
Baku pembanding Hidroklorotiazid BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum
dipakai . 4-Amino-6-kloro-1,3 benzendisulfonamid
BPFI, lakukan pengeringan di atas silika gel P selama
4 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung cahaya. Klorotiazid BPFI, lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat, pada
tempat dingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
memakai campuran hidroklorotiazid-kalium
bromida yang telah dipanaskan pada suhu 105° selama
2 jam, menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Hidroklorotiazid
BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan
(1 dalam 100.000) dalam metanol P menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Hidroklorotiazid BPFI.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan
penetapan dengan mengocok 500 mg zat dalam 40 ml air
selama 5 menit dan saring: filtrat menampilkan klorida
tidak lebih dari yang ditunjukkan oleh 0,25 ml asam
klorida 0,020 N.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan memakai 200 mg zat.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A benzotiadiazin
tidak lebih dari 1,0%; cemaran lain tidak lebih dari
0,5%; jumlah semua cemaran (selain senyawa sejenis A
benzotiadiazin) tidak lebih dari 0,9%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer, Larutan A, Larutan B, tahap gerak,
Larutan uji dan Larutan kesesuaian sistem Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan batas kuantitasi Timbang saksama beberapa
Hidroklorotiazid BPFI, larutkan dalam Pengencer, jika
perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan Pengencer
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap sampai kadar
lebih kurang 0,16 μg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
benzotiadiazin dan klorotiazid tidak kurang dari 2,0 dan
resolusi, R, antara puncak klorotiazid dan
hidroklorotiazid tidak kurang dari 1,5; faktor ikutan
puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin, klorotiazid
dan hidroklorotiazid tidak lebih dari 1,5 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang yang ditetapkan dari
puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin dan klorotiazid
tidak lebih dari 5,0%. Lakukan kromatografi dengan tiga
kali penyuntikan terhadap Larutan batas kuantitasi,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : simpangan baku relatif tidak lebih
dari 25%. [Catatan Waktu retensi relatif senyawa sejenis
A benzotiadiazin, klorotiazid, hidroklorotiazid, 5-kloro
hidroklorotiazid dan dimer hidroklorotiazid [6-kloro-N-
[6-kloro-7-sulfamoil-2,3-dihidro-4H-1,2,4-benzotiadia
zin-4-il 1,1-dioksida)metil]3,4-dihidro-2H-1,2,4-benzo
tiadiazin-7-sulfonamida 1,1-dioksida.] berturut-turut
lebih kurang 0,5; 0,8; 1,0; 2,1 dan 2,6.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang
10 μl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
persentase masing-masing cemaran dengan rumus:
SC
iC
r
rC100
riC yaitu perbandingan respons puncak masing-masing
cemaran terhadap faktor respons dan rsC yaitu jumlah
perbandingan semua respons puncak terhadap semua
faktor respons, faktor respons senyawa sejenis A
benzotiadiazin, klorotiazid dan semua puncak lain
berturut-turut yaitu 0,54; 0,63 dan 1,0.
- 531 -
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan natrium fosfat Timbang saksama 2,76 g
natrium fosfat monobasa , masukkan ke dalam labu
tentukur 1000-ml, tambahkan lebih kurang 990 ml air.
Atur pH sampai 2,7±0,1 dengan penambahan asam
fosfat P dan encerkan dengan air sampai tanda. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Campuran Larutan natrium fosfat-
asetonitril P (7:3).
Larutan A Buat campuran asetonitril P-metanol P
(3:1), awaudarakan.
Larutan B Buat campuran asam format anhidrat P
dalam air (5 dalam 1000), awaudarakan.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa
Hidroklorotiazid BPFI, Klorotiazid BPFI dan Senyawa
Sejenis A Benzotiadiazin BPFI, larutkan dengan
Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan
Pengencer sampai kadar berturut-turut lebih kurang
0,32; 3,2 dan 3,2 g per ml. Saring melalui penyaring
dengan porositas 0,45 μm atau lebih kecil.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidroklorotiazid BPFI, larutkan dengan Pengencer, jika
perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan Pengencer
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap sampai kadar
lebih kurang 0,32 mg per ml. Saring melalui penyaring
dengan porositas 0,45 μm atau lebih kecil.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 32 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
70 ml Pengencer, jika perlu sonikasi selama 10 menit
untuk melarutkan. Diamkan sampai suhu ruang.
Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Saring
melalui penyaring dengan porositas 0,45 μm atau lebih
kecil.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 5 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
3,5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Pertahankan suhu kolom 35°. Kromatograf diprogram
sebagai berikut:
Waktu
(Menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0 3 97 Kesetimbangan
0-5 3 97 Isokratik
5-14 3 36 97 64 Gradien Linier
14-18 36 3 64 97 Gradien Linier
18-20 3 97 Kesetimbangan
kembali
Lakukan kromatografi terhadap Pengencer untuk
mengetahui adanya puncak yang disebabkan oleh sistem.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
senyawa sejenis A benzotiadiazin, klortiazid dan
hidroklortiazid berturut-turut lebih kurang 0,5; 0,8 dan
1,0; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
benzotiadiazin dan puncak klorotiazid tidak kurang dari
2,0; resolusi, R, antara puncak klorotiazid dan puncak
hidroklorotiazid tidak kurang dari 1,5 dan faktor ikutan
puncak Senyawa sejenis A benzotiadiazin, klorotiazid dan
hidroklorotiazid tidak lebih dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
hidroklorotiazid, C7H8ClN3O4S2, dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Hidroklorotiazid BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET HIDROKLOROTIAZID
Hydrochlorothiazide Tablet
Tablet Hidroklorotiazid mengandung Hidroklorotiazid,
C7H8ClN3O4S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Hidroklorotiazid BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum
dipakai . 4-Amino-6-kloro-1,3-benzendisulfonamida
BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya. Lakukan pengeringan di atas silika gel P selama
4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Masukkan beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 50 mg hidroklorotiazid ke dalam labu
tentukur 50-ml. Tambahkan lebih kurang 20 ml larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 125), kocok kuat-kuat
selama 15 menit. Encerkan dengan pelarut yang sama
sampai tanda, campur dan saring, buang beberapa ml
filtrat pertama. Masukkan 5 ml filtrat ke dalam corong
pisah 125 ml dan tambahkan 5 ml larutan asam klorida P
(1 dalam 10). Ekstraksi dengan 50 ml eter P, saring
ekstrak eter melalui kertas saring lipat kecil yang kering
- 532 -
dan uapkan sampai kering. Tambahkan 5 ml etanol P
dan uapkan kembali sampai kering; spektrum serapan
inframerah residu yang telah didispersikan dalam kalium
bromida P menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada
Hidroklorotiazid BPFI yang sebelumnya telah dilarutkan
dalam etanol P, lalu diuapkan sampai kering.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C7H8ClN3O4S2
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan
larutan baku Hidroklorotiazid BPFI dalam media yang
sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 272 nm.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 60% (Q) C7H8ClN3O4S2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku [Catatan Volume asetonitril P yang
dipakai untuk melarutkan baku pembanding tidak
boleh lebih dari 10% volume akhir.] Timbang saksama
beberapa Senyawa Sejenis A Benzotiadiazin BPFI,
larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih kurang
1,5 g per ml.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
senyawa sejenis A benzotiadiazin dalam serbuk tablet
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC2,0
C yaitu kadar Senyawa Sejenis A Benzotiadiazin BPFI
dalam g per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran natrium fosfat monobasa P
0,1 M-asetonitril P (9:1), atur pH sampai 3,0±0,1 dengan
penambahan asam fosfat P, saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem [Catatan Volume asetonitril
P tidak lebih dari 10% dari volume akhir larutan dapat
dipakai untuk melarutkan Baku Pembanding.]
Timbang beberapa Hidroklorotiazid BPFI dan
klorotiazid, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar
masing-masing lebih kurang 0,15 mg per ml.
Larutan baku [Catatan Volume asetonitril P tidak
lebih dari 10% dari volume akhir larutan, dapat
dipakai untuk melarutkan baku pembanding.]
Timbang saksama beberapa Hidroklorotiazid BPFI,
larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih kurang
0,15 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 30 mg hidroklorotiazid,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan
lebih kurang 20 ml tahap gerak, sonikasi selama 5 menit
dan tambahkan lebih kurang 20 ml asetonitril P.
Sonikasi selama 5 menit, tambahkan lebih kurang 50 ml
tahap gerak, kocok secara mekanik selama 10 menit.
Encerkan dengan tahap gerak sampai tanda, saring,
buang 10 ml filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi
relatif klorotiazid dan hidroklorotiazid berturut-turut
yaitu 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak klorotiazid
dan puncak hidroklorotiazid tidak kurang dari 2,0.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
hidroklorotiazid, C7H8ClN3O4S2, dalam serbuk tablet
yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC200
C yaitu kadar Hidroklorotiazid BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 533 -
HIDROKORTISON
Hydrocortisone
O
CH3
HO
H
CH3
COH
H H
OH
CH2OH
(11 )-11,17,21-trihidroksipregna-4-ena-3,20-dion
[50-23-7]
C21H30O5 BM 362,46
Hidrokortison mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C21H30O5, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih;
tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 215°
disertai penguraian.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam eter;
agak sukar larut dalam aseton dan dalam etanol; sukar
larut dalam kloroform.
Baku pembanding Hidrokortison BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Hidrokorotison
BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 μg per ml
dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Hidrokorotison BPFI. Serapan masing-masing
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
242 nm: berbeda tidak lebih dari 2,5%.
Rotasi jenis <1081> Antara +150° dan +156°; lakukan
penetapan memakai larutan dalam dioksan P yang
mengandung 10 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Dari 100 mg zat: dapat diabaikan.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak Buat campuran butil klorida P-
tetrahidrofuran P-metanol P-asam asetat glasial P-air
(890:56:28:24:0,4), sonikasi. Saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran butil klorida P-
tetrahidrofuran P-metanol P-asam asetat glasial P
(81,5:10:8:0,5).
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidrokortison BPFI, larutkan dalam Pengencer sampai
kadar lebih kurang 40 μg per ml. Sonikasi lebih kurang
5 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. Larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Sonikasi
lebih kurang 5 menit.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel
3 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 l) Larutan baku, Pengencer dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase
masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:
C yaitu kadar Hidrokortison BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot hidrokortison dalam mg;
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran dari
Larutan uji dan rS yaitu respons puncak utama dari
Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-metanol P
(50:25:25), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-air (1:1).
Larutan baku internal Buat larutan propil paraben P
dalam metanol P sampai kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa
Hidrokortison BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar lebih kurang 1mg per ml.
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku persediaan dan
2 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur
50-ml. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
S
i
r
r
W
C1000
- 534 -
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml
larutan dan 2 ml Larutan baku internal ke dalam labu
tentukur 50-ml. Encerkan dengan Pengencer sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif untuk propilparaben
dan hidrokortison berturut-turut lebih kurang 1,8 dan
1,0; resolusi, R, antara hidrokortison dan propilparaben
tidak kurang dari 9,0; efisiensi kolom tidak kurang dari
3000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,2
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
hidrokortison, C21H30O5, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
C yaitu kadar Hidrokortison BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak hidrokortison terhadap
propilparaben dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
simpan pada suhu 25°, masih dibolehkan antara 15° dan
30°.
SALEP HIDROKORTISON
Hydrocortisone Ointment
Salep Hidrokortison yaitu Hidrokortison dalam basis
salep yang sesuai, mengandung Hidrokortison,
C21H30O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Hidrokortison BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Timbang beberapa salep setara dengan lebih
kurang 5 mg hidrokortison, masukkan ke dalam labu
yang sesuai, tambahkan 10 ml metanol P dan panaskan
di atas tangas uap selama 5 menit sambil sering dikocok.
Dinginkan agar basis salep menjadi padat dan saring.
pakailah filtrat sebagai larutan uji, lakukan identifikasi
seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi
Lapis Tipis <281>.
Batas mikroba <51> Memenuhi syarat, tidak ada
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Krim Hidrokortison,
kecuali kata krim diganti salep dan pemakaian etanol P
diganti metanol P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
HIDROKORTISON ASETAT
Hydrocortisone Acetate
O
CH3
HO
H
CH3
COH
H H
OH
CH2OCOCH3
Kortisol 21-asetat [50-03-3]
C23H32O6 BM 404,50
Hidrokortison Asetat mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C23H32O6 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih;
tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 200°
disertai penguraian.
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam
etanol dan dalam kloroform.
Baku pembanding Hidrokortison Asetat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
3 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Hidrokorotison Asetat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Hidrokorotison Asetat BPFI; daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 242 nm berbeda tidak lebih dari 2,5%.
S
U
R
RC1250
- 535 -
Rotasi jenis <1081> Antara +158° dan +165°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan dalam dioksan P yang
mengandung 5 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan
penetapan memakai 100 mg zat.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 1,0% dan total cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan A Buat campuran air-asetonitril P (80:20).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan B Buat campuran asetonitril P-air (70:30).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air-asam
asetat glasial P (700:300:1).
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidrokortison Asetat BPFI, larutkan dan encerkan
dengan Pengencer secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap sampai kadar lebih kurang 5μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
3 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Waktu
(Menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0 90 10 Kesetimbangan
0-5 90 10 Isokratik
5-25 90 10 10 90 Gradien Linier
25-30 10 90 Isokratik
30-35 10 90 90 10 Gradien Linier
35-40 90 10 Kesetimbangan
kembali
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 5,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing-
masing cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r5,0
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran; rS
yaitu respons puncak Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran butil klorida P-butil
klorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam
asetat glasial P (475:475:70:35:30). Saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidrokortison Asetat BPFI, larutkan dalam tahap gerak
sampai kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel
10 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : faktor ikutan puncak hidrokortison asetat
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
hidrokortison asetat, C23H32O6, dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Hidrokortison Asetat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak hidrokortison asetat Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 536 -
KRIM HIDROKORTISON ASETAT
Hydrocortisone Acetate Cream
Krim Hidrokortison Asetat yaitu hidrokortison asetat
dalam dasar krim yang sesuai. Mengandung
hidrokortison asetat, C23H32O6 tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Baku pembanding Hidrokortison Asetat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
3 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran etil asetat P-toluen P-aseton P
(140:40:13).
Larutan baku Timbang beberapa Hidrokortison Asetat
BPFI , larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
kadar 250 μg per ml.
Larutan uji Pada 1 g krim tambahkan 40,0 ml
campuran asetonitril P 35% dalam metanol P, kocok
sampai larut. Pada 20,0 ml larutan tambahkan 10,0 ml
isooktan P dan campur. Biarkan memisah, buang lapisan
atas dan pakailah lapisan bawah.
procedure Totolkan masing-masing Larutan uji dan
Larutan baku pada lempeng kromatografi yang telah
dipanaskan pada suhu 105º selama 10 menit dan
dinginkan. Masukkan lempeng kromatografi dalam
bejana kromatografi berisi tahap gerak yang dijenuhkan
dengan uap amoniak memakai kertas pelapis. Harga
Rf bercak Larutan uji sesuai dengan bercak Larutan
baku.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Sistem kromatografi dan Larutan baku
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Hidrokortison Asetat.
Larutan uji Timbang saksama beberapa krim setara
dengan lebih kurang 25 mg hidrokortison asetat,
masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Tambahkan
100,0 ml tetrahidrofuran P dan kocok sampai larut.
Pindahkan 10,0 ml larutan ke dalam wadah yang lain,
tambahkan 15,0 ml tahap gerak dan campur.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg hidrokortison asetat, C23H32O6,
dalam bagian krim yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC250
C yaitu kadar Hidrokortison Asetat BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak hidrokortison asetat dalam Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
HIDROKORTISON BUTIRAT
Hydrocortisone Butyrate
11ß,17,21-Trihidroksi-pregna-4-ena-3,20-dion 17-butirat
[13609-67-1]
C25H36O6 BM 432,56
Hidrokortison Butirat mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C25H36O6, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih;
praktis tidak berbau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut
dalam eter; larut dalam metanol, dalam etanol dan dalam
aseton; mudah larut dalam kloroform.
Baku pembanding Hidrokortison Butirat BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 78°
selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Hidrokrotison
Butirat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 g per ml
dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Hidrokortison Butirat BPFI; daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 242 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara +47° dan +54°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
pada suhu 20° memakai larutan dalam kloroform P
dengan kadar 10 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 78°
selama 3 jam.
- 537 -
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 1,0% dan total cemaran tidak lebih dari
2,0%.
Larutan A Buat larutan 1 g kalium fosfat monobasa P
dalam 1000 ml air. Atur pH sampai 5,5 dengan
penambahan larutan kalium hidroksida P 45%. Saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan B pakailah asetonitril P, saring dan
awaudarakan.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.
Pelarut Buat campuran asetonitril P dan Larutan A
(80:20).
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidrokortison Butirat BPFI, larutkan dalam Pelarut
sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 10 cm x
4,6 mm dan berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 3 m. Laju alir lebih kurang 2,0 ml per menit.
Kromatograf di program sebagai berikut:
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%)
Eluasi
0
0 - 12,5
12,5 - 15,5
15,5 - 20,5
20,5 - 22,5
80
80 35
35
35 80
80
20
20 65
65
65 20
20
Setimbang
Gradien Linier
Isokratik
Gradien Linier
Setimbang
kembali
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
Larutan uji. Rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara
hidrokortison butirat dan cemaran tidak kurang dari 1,0
dan efisiensi kolom tidak kurang dari 10.000 lempeng
teoritis.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 l) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Abaikan puncak yang
persentasenya 0,05% atau kurang. Hitung masing-
masing persentase cemaran dalam hidrokortison butirat
dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Hidrokortison Butirat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; CU yaitu kadar zat dalam mg
per ml Larutan uji; rI yaitu luas puncak masing-masing
cemaran dalam Larutan uji dan rS yaitu luas puncak
utama Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
asetat glasial P (124:76:1), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pelarut Buat campuran tetrahidrofuran P-asam asetat
glasial P (1000:1).
Pengencer Buat campuran metanol P-air-asam asetat
glasial P (500:500:1), saring.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidrokortison Butirat BPFI, larutkan dalam Pelarut,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan Pelarut sampai kadar lebih kurang 0,1 mg
per ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa propil
4-hidroksibenzoat dan Hidrokortison Butirat BPFI
dalam Pelarut, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan Pelarut sampai kadar masing-masing
0,1 mg per ml. Pipet 10,0 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan Pelarut sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 10 cm x
3,0 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi
relatif untuk propil 4-hidroksibenzoat dan hidrokortison
butirat berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi,
R, antara propil 4-hidroksibenzoat dan hidrokortison
butirat tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi
kolom tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis, faktor
ikutan tidak lebih dari 1,6 dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
hidrokortison butirat, C25H36O6, dengan rumus:
S
U
r
rC2500
- 538 -
C yaitu kadar Hidrokortison Butirat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
HIDROKSIPROGESTERON KAPROAT
Hydroxyprogesterone Caproate
17-Hidroksipregna-4-ena,3,20-dion heksanoat [630-56-8]
C27H40O4 BM 428,61
Hidroksiprogesteron Kaproat mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H40O4,
dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih krem; tidak
berbau atau agak berbau.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam eter; sukar
larut dalam benzen.
Baku pembanding Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
gel P selama 4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Hidroksiprogesteron
Kaproat BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 120° dan 124°.
Rotasi jenis <1081> Antara +58° dan +64°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan dalam kloroform P yang
mengandung 100 mg per 10 ml.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,1%.
n-Asam kaproat bebas Tidak lebih dari 0,58%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Larutkan 200 mg zat dalam
25 ml etanol P yang telah dinetralkan dengan
penambahan 2 atau 3 tetes fenolftalein LP sampai warna
merah muda lemah. Segera titrasi dengan natrium
hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak lebih dari
0,50 ml.
Cemaran umum <481>
Larutan uji pakailah pelarut kloroform P.
Larutan baku pakailah pelarut kloroform P.
tahap gerak Buat campuran kloroform P dan etil asetat
P (3:1).
Penampak bercak pakailah teknik penampak bercak
nomor 5 dan amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI, larutkan dalam
etanol P, encerkan secara kuantitatif sampai kadar lebih
kurang 10 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet 2,0 ml
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
etanol P sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 240 nm. pakailah etanol P sebagai blangko.
Hitung jumlah dalam mg hidroksiprogesteron kaproat,
C27H40O4, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
AC5
C yaitu kadar Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI
dalam μg per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut
yaitu serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
INJEKSI HIDROKSIPROGESTERON
KAPROAT
Hydroxyprogesterone Caproate Injection
Injeksi Hidroksiprogesteron Kaproat yaitu larutan steril
Hidroksiprogesteron Kaproat dalam minyak nabati yang
sesuai. Mengandung Hidroksiprogesteron Kaproat,
C23H40O4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
gel P selama 4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A.Ukur beberapa volume injeksi setara dengan
125 mg hidroksiprogesteron kaproat, masukkan ke
dalam corong pisah 60 ml berisi 10 ml heksan P, 8 ml
metanol P dan 2 ml air, kocok selama 2 menit dan
biarkan memisah. Pada 3 ml lapisan bawah tambahkan
asam sulfat P tetes demi tetes sampai berwarna,
tambahkan 3 ml metanol P: terjadi warna ungu. Bila
larutan diamati di bawah sinar ultraviolet 366 nm
menampilkan fluoresensi kuning pucat.
- 539 -
B. Lakukan seperti tertera pada Identifikasi secara
Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran kloroform P-etil asetat P (3:1).
Larutan baku Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI
400 μg per ml dalam kloroform P
Larutan uji yang diperoleh pada Penetapan kadar di
atas tangas air sampai kering, larutkan residu dalam 0,5
ml kloroform P;
Penampak bercak Campuran asam sulfat P-etanol P
(1:3)
procedure Totolkan masing-masing 10 μl Larutan uji
dan Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
10 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
menguap. Semprot lempeng dengan Penampak bercak,
panaskan pada suhu 105º selama 5 menit: harga Rf
bercak utama yang berwarna hijau kekuningan dari
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar
Pereaksi isoniazid Larutkan 375 mg isoniazid P dan
0,47 ml asam klorida P dalam 500 ml metanol P.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI, larutkan dalam
metanol P dan encerkan bertahap dengan metanol P
sampai kadar lebih kurang 50 μg per ml.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 250 mg hidroksiprogesteron
kaproat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
tambahkan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan
ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan
metanol P sampai tanda.
procedure Pipet 5 ml Larutan uji ke dalam labu
Erlenmeyer bersumbat kaca 50 ml. Pipet 5 ml Larutan
baku ke dalam labu serupa yang lain. Tambahkan 10 ml
Pereaksi isoniazid pada masing-masing labu, campur
dan letakkan dalam tangas air pada suhu 30º selama
lebih kurang 45 menit. Ukur serapan kedua larutan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
380 nm. pakailah campuran 5 ml metanol P dan 10 ml
Pereaksi isoniazid sebagai blangko. Hitung jumlah
dalam mg hidroksiprogesteron kaproat, C23H40O4, dalam
tiap ml injeksi yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
V
C5
C yaitu kadar Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI
dalam μg per ml Larutan baku; V yaitu volume injeksi
yang dipakai dalam ml; AU dan AS berturut-turut
yaitu serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe III.
HIDROKSIZIN HIDROKLORIDA
Hydroxizine Hydrocloride
C
H
Cl
N
N
CH2CH2OCH2CH2OH
. 2HCl
(±)2-[2-[4-(p-Kloro- -fenil benzil)-1-piperazinil]etoksi]
etanol dihidroklorida [2192-20-3]
C21H27ClN2O2.2HCl BM 447,83
Hidroksizin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C21H27ClN2O2.2HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau. Melebur pada
suhu lebih kurang 200° disertai penguraian.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
kloroform; sukar larut dalam aseton; praktis tidak larut
dalam eter.
Baku pembanding Hidroksizin Hidroklorida BPFI;
[Perhatian Bahan yang kering bersifat higroskopik.]
Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 75°
selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis
A Hidroksizin BPFI (p-Klorobenzhidrilpiperazin); tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Hidroksizin
Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam etanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Hidroksizin Hidroklorida BPFI; daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 230 nm, berbeda tidak lebih
dari 3,0%.
C. Pada 10 ml larutan (1 dalam 400) tambahkan
2 tetes asam nitrat P dan 1 ml perak nitrat LP: terbentuk
endapan putih seperti dadih yang tidak larut dalam asam
nitrat 2 N, namun larut dalam amonium hidroksida 6 N
(menampilkan adanya klorida).
- 540 -
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 75º
selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,3% dan total cemaran tidak lebih dari
1,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak, Larutan resolusi, Larutan baku, Larutan
uji persediaan dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Pipet beberapa volume Larutan baku
seperti tertera pada Penetapan kadar, encerkan dengan
tahap gerak sampai kadar lebih kurang 1,8 μg per ml.
Larutan uji pakailah Larutan uji persediaan.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama lebih
kurang 1,8 kali waktu retensi puncak hidroksizin dan
ukur masing-masing respons puncak. Hitung persentase
masing-masing cemaran dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Hidroksizin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar zat dalam mg
per ml Larutan uji; rU yaitu respons puncak masing-
masing cemaran dari Larutan uji dan rS yaitu respons
puncak hidroksizin dari Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-asam sulfat
0,12 N (90:10), saring dan awaudarakan, jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Hidroksizin
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap
gerak sampai kadar lebih kurang 0,3mg per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Hidroksizin Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis A
Hidroksizin BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap
gerak sampai kadar masing-masing lebih kurang 3,6 μg
per ml.
Larutan uji persediaan Timbang saksama beberapa
zat, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
larutkan dan encerkan dengan tahap gerak, sampai kadar
lebih kurang 0,6 mg per ml.
Larutan uji Pipet beberapa volume Larutan uji
persediaan, encerkan dengan tahap gerak sampai kadar
lebih kurang 0,3 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi dan Larutan baku, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A hidroksizin
dan puncak hidroksizin tidak kurang dari 1,5 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan
baku tidak lebih dari 2,0%. [Catatan Untuk identifikasi,
waktu retensi relatif senyawa sejenis A hidroksizin dan
hidroksizin berturut-turut yaitu 0,9 dan 1,0.]
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama lebih
kurang 1,8 kali waktu retensi puncak hidroksizin dan
ukur respons puncak utama. Hitung persentase
hidroksizin hidroklorida, C21H27ClN2O2.2HCl, dalam zat
dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Hidroksizin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar zat dalam mg
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak hidroksizin dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
HIDROKSOKOBALAMIN
Hydroxocobalamin
Ester Kobinamida dihidroksida dihidrogen fosfat (ester),
mono(garam), 3’-ester dengan 5,6-dimetil-1- -D
Ribofuranosilbenzimidazol [13422-51-0]
C62H89CoN13O15P BM 1346,37
Hidroksokobalamin mengandung tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 102,0% C62H89CoN13O15P,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
- 541 -
Pemerian Serbuk hablur; merah atau merah tua; tidak
berbau atau sedikit berbau aseton. Bentuk anhidrat
sangat higroskopis.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, dalam etanol dan
dalam metanol; praktis tidak larut dalam aseton, dalam
eter, dalam kloroform dan dalam benzen.
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan visibel larutan yang dibuat
dengan cara seperti tertera pada Senyawa kobalamin
yang tergantung pH menampilkan maksimum pada
panjang gelombang 426±2 nm, 516±2 nm dan 550±2 nm.
B. Pijarkan campuran lebih kurang 1 mg zat uji
dengan lebih kurang 50 mg kalium pirosulfat P dalam
krus porselen. Dinginkan dan hancurkan massa dengan
batang pengaduk kaca, tambahkan 3 ml air dan didihkan
sampai larut. Tambahkan 1 tetes fenolftalein LP dan
natrium hidroksida 2 N tetes demi tetes sampai terjadi
warna merah muda. Tambahkan 500 mg natrium
asetat P, 0,5 ml asam asetat 1 N dan 0,5 ml larutan
garam nitroso R P (1 dalam 100): segera terjadi warna
merah atau merah-jingga. Tambahkan 0,5 ml asam
klorida P, dan didihkan selama 1 menit: warna merah
atau merah-jingga tidak berubah.
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan
memakai larutan (2 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Antara 14,0% dan 18,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 100° dengan tekanan
tidak lebih dari 5 mmHg selama 2 jam.
Senyawa kobalamin yang tergantung pH Antara
95,0% dan 102%, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Dapar pH 4,0 Larutkan 2,61 g natrium asetat P dan
20,5 g natrium klorida P dalam 5,25 asam asetat
glasial P dan air secukupnya sampai diperoleh volume
larutan 1500 ml.
Dapar pH 9,3 Larutkan 23,8 g natrium borat P dan
402 mg asamborat P dan encerkan dengan air
secukupnya sampai 1500 ml.
procedure [Catatan Lakukan penetapan di bawah
cahaya lemah.] Timbang saksama lebih kurang 40 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan
dan encerkan dengan air bebas karbon dioksida P
sampai tanda. Masukkan masing-masing 1,0 ml larutan
ini ke dalam dua tabung reaksi bersumbat kaca. Pada
salah satu tabung yang ditandai dengan B, tambahkan
3,0 ml Dapar pH 4,0 dan campur. Pada tabung lain yang
ditandai dengan U, tambahkan 3,0 ml Dapar pH 9,3 dan
campur. Ukur serapan larutan U pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 550 nm. pakailah
larutan B sebagai blangko. Hitung persentase
hidroksokobalamin dengan rumus:
W
A
66,19
100000
A yaitu serapan larutan U; W yaitu bobot zat uji
dalam mg yang dipakai .
Sianokobalamin Tidak lebih dari 5,0%, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pereaksi perunut sianokobalamin, Larutan kresol-
karbon tetraklorida, Larutan butanol-benzalkonium
klorida dan Kolom alumina-resin Lakukan seperti tertera
pada Penetapan Kadar Kobalamin secara Perunut
Radioaktif <571>.
procedure Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Masukkan 5,0 ml
larutan ini ke dalam tabung sentrifuga 50 ml bersumbat
kaca, tambahkan 5,0 ml Pereaksi perunut sianokobalamin
dan 15 ml Larutan kresol-karbon tetraklorida, tutup,
kocok hati-hati, sentrifus, pipet lapisan air yang ada
pada bagian atas, buang. Tambahkan 25 ml asam sulfat
5 N tutup, kocok hati-hati, sentrifus, dan buang lapisan
air. Ulangi pencucian 6 - 8 kali, tiap kali dengan 25 ml
asam sulfat 5 N sampai lapisan asam pencuci tidak
berwarna dan buang cucian. Tambahkan Larutan kresol-
karbon tetraklorida selama pencucian agar volume
larutan yang diperoleh tidak kurang dari 10 ml. Cuci
larutan ini dua kali, tiap kali dengan 10 ml larutan
natrium fosfat dibasa P jenuh dan 1 kali dengan 10 ml
air, buang lapisan air. Lanjutkan menurut procedure
seperti tertera pada Penetapan Kadar Kobalamin secara
Perunut Radioaktif <571>, mulai dari “Pada ekstrak
yang telah dicuci, tambahkan 30 ml campuran Larutan
butanol-benzalkonium klorida dan karbon tetraklorida P
(2:1)”. Hitung kadar sianokobalamin, dalam μg, dengan
rumus:
S
U
U
S
A
A
C
CR
R yaitu jumlah sianokobalamin dalam μg dalam
Larutan baku; CS dan CU berturut-turut yaitu nilai rata-
rata radioaktivitas yang telah dikoreksi, dinyatakan
dalam cacahan per menit per ml, dalam Larutan baku
dan Larutan uji; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku pada 361 nm.
Penetapan kadar Pereaksi perunut sianokobalamin,
Larutan kresol-karbon tetraklorida, Larutan fosfat-
sianida, Larutan butanol-benzalkonium klorida, dan
Kolom alumina-resin Lakukan seperti tertera pada
Penetapan Kadar Kobalamin secara Perunut Radioaktif
<571>.
- 542 -
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml; larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 25,0 ml larutan
ke dalam gelas piala, tambahkan 5,0 ml Pereaksi
perunut sianokobalamin dan lanjutkan menurut Larutan
uji seperti tertera pada Penetapan kadar Kobalamin
secara Perunut Radioaktif <571>, mulai dari
“Tambahkan 5 mg natrium nitrit P dan 2 mg kalium
sianida P”.
procedure Lakukan penetapan menurut procedure
seperti tertera pada Penetapan Kadar Kobalamin secara
Perunut Radioaktif <571>. Hitung jumlah dalam μg,
hidroksokobalamin, C62H89CoN13O15P, dengan rumus:
S
U
U
S
A
A
C
CR
38,1355
37,1346
1346,37 dan 1355,38 berturut-turut yaitu bobot
molekul hidroksokobalamin dan sianokobalamin;
R yaitu jumlah sianokobalamin dalam μg dalam
Larutan baku; CS dan CU berturut-turut yaitu harga
rata-rata radioaktivitas yang telah dikoreksi, dinyatakan
dalam cacahan per menit per ml Larutan baku dan
Larutan uji; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku pada 361 nm.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, simpan di tempat sejuk.
HIOSIAMIN SULFAT
Hyoscyamine Sulfate
1 H,5 H-tropan-3 -ol(-)-tropatester sulfat (2:1) dihidrat
[6835-16-1]
(C17H23NO3)2.H2SO4.2H2O BM 712,85
Anhidrat [620-61-1] BM 676,83
Hiosiamin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,5%
dan tidak lebih dari 100,5% (C17H23NO3)2.H2SO4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. [Perhatian
Bahan beracun, perlakukan dengan sangat hati-hati.]
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; tidak
berbau. Mencair di udara, dipengaruhi cahaya. pH
larutan (1 dalam 100) lebih kurang 5,3.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Hiosiamin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
16 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa
Sejenis A Hiosiamin Sulfat BPFI; simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Hiosiamin Sulfat
BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Kemurnian kromatografi.
C. Larutan (1 dalam 20) menampilkan reaksi Sulfat
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Rotasi jenis <1081> Antara -24° dan -29°; lakukan
penetapan pada suhu 20o memakai larutan dalam air
yang mengandung 500 mg per 10 ml.
Air <1031> Metode I Antara 2,0% dan 5,5%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel; masing-
masing cemaran lain tidak lebih dari 0,1% dan total
cemaran tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 7 g kalium fosfat monobasa P dalam
1000 ml air, atur pH sampai 3,3 dengan penambahan
asam fosfat 0,05 M.
Larutan 1 Larutkan 3,5 g natrium dodesil sulfat P
dalam 606 ml Dapar, tambahkan 320 ml asetonitril P.
Larutan 2 pakailah asetonitril P.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan 1 dan
Larutan 2 seperti tertera pada Sistem kromatografi, jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa
Hiosiamin Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Larutan 1 sampai kadar lebih kurang 1,2 mg per ml.
Larutan baku Pipet beberapa volume Larutan baku
persediaan, encerkan dengan Larutan 1 sampai kadar
lebih kurang 0,24 mg per ml.
Enceran larutan baku Pipet beberapa volume Larutan
baku, encerkan dengan Larutan 1 sampai kadar lebih
kurang 0,24 g per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa
Senyawa Sejenis A Hiosiamin Sulfat BPFI, larutkan dan
encerkan dengan Larutan 1 sampai kadar lebih kurang
2,4 g per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam