psul ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml air dan biarkan
selama 10 menit, kocok sesekali. Tambahkan 60 ml
metanol P, kocok selama 10 menit, encerkan dengan
metanol P sampai tanda dan sentrifus. Encerkan
beberapa larutan jernih secara kuantitatif, jika perlu
bertahap dengan campuran metanol P-Dapar fosfat pH
7,0 (1:1) sampai kadar lebih kurang 25 g per ml.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 318 nm terhadap blangko campuran metanol P-
dapar fosfat pH 7,0 (1:1). Hitung jumlah dalam mg
indometasin, C19H16CINO4, dalam kapsul dengan rumus:
S
U
A
A
D
TC
T yaitu jumlah Indometasin dalam mg per kapsul
seperti tertera pada etiket; C yaitu kadar Indometasin
BPFI dalam g per ml Larutan baku; D yaitu kadar
indometasin dalam g per ml Larutan uji, berdasarkan
jumlah per kapsul yang tertera pada etiket dan faktor
pengenceran; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Indometasin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
200-ml, larutkan dalam 2 ml metanol P dan encerkan
dengan dapar fosfat pH 7,2 sampai tanda. Pipet 25 ml
larutan ke dalam corong pisah dan ekstraksi tiga kali,
tiap kali dengan 25 ml diklorometan P. Saring ekstrak
melalui kapas, kumpulkan filtrat ke dalam labu tentukur
100-ml, bilas penyaring dengan diklorometan P dan
encerkan dengan diklorometan P sampai tanda sampai
kadar lebih kurang 31 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur,
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung
bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama beberapa isi
kapsul setara dengan lebih kurang 25 mg indometasin,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
2 ml metanol P, kocok selama 10 menit, encerkan
dengan dapar fosfat pH 7,2 sampai tanda. Masukkan
lebih kurang 50 ml ke dalam tabung sentrifuga dan
sentrifus selama 15 menit. Pipet 25 ml beningan ke
dalam corong pisah 125 ml dan ekstraksi tiga kali tiap
kali dengan 25 ml diklorometan P. Saring ekstrak
melalui kapas ke dalam labu tentukur 100-ml, cuci
penyaring dengan diklorometan P, encerkan dengan
diklorometan P sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 318 nm terhadap blangko diklorometan P.
Hitung jumlah dalam mg indometasin, C19H16CINO4,
dalam kapsul dengan rumus:
S
U
A
AC8,0
C yaitu kadar Indometasin BPFI dalam μg per ml
Larutan baku;AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
INOSITOL NIKOTINAT
Inositol Nicotinate
meso-Inositol heksanikotinat [6556-11-2]
C42H30N6O12 BM 810,7
Inositol Nikotinat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C42H30N6O12, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih; tidak berbau
atau hampir tidak berbau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol,
dalam aseton dan dalam eter; agak larut dalam
kloroform; larut dalam asam mineral encer.
Baku pembanding Inositol Nikotinat BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkam maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Inositol Nikotinat
BPFI.
B. Larutkan dan encerkan 50 mg dalam asam klorida
1 N sampai 100 ml. Pipet 5 ml larutan dan encerkan
dengan air sampai 100 ml. Serapan larutan pada panjang
gelombang antara 230 dan 350 nm menampilkan
maksimum hanya pada 261 nm, serapan pada 261 nm
lebih kurang 0,88.
- 569 -
C. Panaskan beberapa zat dengan natrium karbonat
anhidrat P sebanyak 4 kali bobot zat: terjadi bau khas
piridin.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan penetapan
memakai larutan 5,0% dalam asam sulfat 1 N.
Warna dan Akromisitas <1291>Metode III Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V6;
lakukan penetapan memakai larutan zat 5,0% dalam
asam sulfat 1 N.
Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 105 sampai bobot tetap
memakai lebih kurang 1,0 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Klorida Tidak lebih dari 350 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada Klorida dalam Klorokuin Sulfat
memakai larutan uji yang dibuat dengan melarutkan
140 mg dalam jumlah secukupnya asam nitrat 2 N dan
encerkan dengan air sampai 16 ml.
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan memakai 4 g zat dan 4 ml
Larutan baku timbal (10 bpj) sebagai pembanding.
Asam nikotinat bebas Pada 1 g zat tambahkan 75 ml
air, kocok selama 15 menit dan titrasi dengan natrium
hidroksida 0,02 N LV memakai indikator
fenolftalein LP: diperlukan tidak lebih dari 0,8 ml
natrium hidroksida 0,02 N LV untuk memperoleh warna
merah muda pertama.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931> dengan cara
dua dimensi.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1) sampai
kadar 5%.
Enceran larutan uji I Pipet beberapa volume Larutan
uji, encerkan dalam campuran kloroform P-metanol P
(9:1) sampai kadar 0,075%.
Enceran larutan uji II Pipet beberapa volume Larutan
uji, encerkan dalam campuran kloroform P-metanol P
(9:1) sampai kadar 0,050%.
tahap gerak 1 Campuran kloroform P-metanol P
(90:10).
tahap gerak 2 Campuran etil asetat P-asam glasial P-
etanol P-air (50:5:5:5).
procedure Totolkan 5 μl Larutan uji pada pojok
sebelah kanan lempeng kromatografi silika gel GF 254.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf yang
telah dijenuhkan dengan tahap gerak 1 sampai merambat
12 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
tahap gerak 1 menguap. Pada eluasi kedua, putar
lempeng ke kanan 90 , totolkan secara terpisah masing-
masing 5 μl Enceran larutan uji I dan Enceran larutan
uji II pada dasar lempeng sebelah kanan, masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan tahap gerak 2. Angkat lempeng,
biarkan tahap gerak 2 dan amati dibawah cahaya
ultraviolet 254 nm: bercak lain selain bercak utama
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Enceran
larutan uji I dan tidak lebih dari satu bercak lebih
intensif dari bercak Enceran larutan uji II.
Aseton
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa
butana-2-on P, larutkan dalam dimetilformamida P
sampai kadar 0,020%.
Larutan 1 Ukur saksama beberapa volume aseton P,
encerkan dengan Larutan baku internal sampai kadar
0,020%.
Larutan 2 Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat,
masukkan ke dalam labu bersumbat rapat yang sesuai,
tambahkan 5,0 ml dimetilformamida P dan panaskan di
atas tangas air sampai larut, dinginkan.
Larutan 3 Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat,
masukkan ke dalam labu bersumbat rapat yang sesuai,
tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, panaskan di
atas tangas air sampai larut, dinginkan.
procedure Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Suntikkan secara terpisah beberapa volume sama
Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 ke dalam kromatograf
yang dilengkapi dengan kolom kaca 1,5 m x 4 mm berisi
10% polietilen glikol 1000 P pada partikel penyangga
diatome tercuci asam dan tersilanisasi. Pertahankan
kolom pada suhu 60 . Perbandingan luas puncak aseton
terhadap luas puncak baku internal dari Larutan 3 tidak
lebih besar dari perbandingan luas puncak aseton
terhadap baku internal Larutan 1.
Penetapan kadar Metode 1 Lakukan Titrasi Bebas Air
<681>, memakai 200 mg zat dan indikator 1-
naftobenzein LP.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 13,51 mg C42H30N6O12
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
INSULIN
Insulin
Insulin (manusia) [11061-68-0]
C257H383N65O77S6 BM 5807,6
- 570 -
Insulin yaitu protein yang memiliki struktur seperti
hormon anti diabetes yang dihasilkan oleh pankreas
manusia. Dibuat dengan cara modifikasi enzimatis
insulin atau dengan cara teknologi rekombinan asam
deoksi ribonukleat (DNA) dalam mikroorganisme,
diikuti dengan cara pemurnian yang sesuai. Jika insulin
dibuat dengan teknologi rekombinan DNA, pembuatan
didasarkan pada sistem vektor-inang yang telah
disetujui. Insulin dibuat dalam kondisi yang dirancang
untuk mengurangi kontaminasi mikroba. Insulin
mengandung tidak kurang dari 26 unit per mg dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam larutan
encer asam-asam mineral dan larutan alkali hidroksida
diikuti dengan penguraian.
Baku pembanding Insulin BPFI; Insulin Sapi BPFI.
Identifikasi
A. Menyebabkan penurunan glukosa darah jika
disuntikkan seperti tertera pada Penetapan potensi.
B. Dalam uji Protein sejenis pita utama dalam gel dari
larutan (6) sesuai dengan pita utama dalam gel dari
larutan (5).
C. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan secara
terpisah 50 l larutan dalam asam klorida 0,05 M yang
mengandung (1) 0,05% zat uji, (2) 0,05% Insulin BPFI
dan (3) 0,05% Insulin Sapi BPFI dan 0,05% Insulin
BPFI ke dalam kromatograf cair kinerja tinggi yang
dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom baja tahan
karat 4,6 mm x 25 cm, berisi penyangga dengan ukuran
partikel 5 μm (yang sesuai yaitu ultra sphere ODS) dan
pertahankan suhu kolom pada 45º. pakailah asetonitril
fosfat P sebagai tahap gerak dengan laju alir 1 ml per
menit. Waktu retensi puncak utama kromatogram larutan
(1) sesuai dengan puncak utama kromatogram larutan
(2). Uji tidak absah kecuali jika faktor simetri dari
puncak utama yaitu antara 0,8 dan 2,0 dan efisiensi
kolom yang ditetapkan memakai puncak utama
kromatogram larutan (2) tidak kurang dari 4000 lempeng
teoritis per meter dan puncak dalam kromatogram
larutan (3) yang sesuai dengan puncak kromatogram
larutan (2) terpisah nyata dari 4 puncak tambahan dalam
kromatogram.
Serapan cahaya Serapan larutan 0,05% dalam asam
klorida 0,01 N menampilkan maksimum pada 276 nm,
dan serapan 0,48 sampai 0,56.
Protein sejenis Lakukan penetapan dengan Metode II
untuk Elektroforesis gel poliakrilamida seperti tertera
pada Elektroforesis <831>. pakailah lima larutan Insulin
BPFI dalam 0,1 ml Dapar untuk contoh yang
mengandung (1) 0,50 μg; (2) 1,0 μg; (3) 3,0 μg;
(4) 5,0 μg dan (5) 100 μg dan dua larutan zat uji dalam
0,1 ml Dapar untuk contoh yang mengandung
(6) 100 μg dan (7) 500 μg. Masukkan masing-masing
larutan ke dalam tabung gel. sesudah elektroforesis dan
pewarnaan, amati gel pada penyinaran dengan cahaya
redup. Pita dalam gel dari larutan (6) yang sesuai dengan
pita pertama sesudah pita utama dalam gel dari larutan (5)
(insulin arginin dan etil ester insulin), tidak lebih intensif
dari pita utama dalam gel dari larutan (3). Pita dalam gel
dari larutan (7) yang sesuai dengan pita kedua sesudah
pita utama dalam gel dari larutan (5) (proinsulin) tidak
lebih intensif dari pita utama dalam gel dari larutan (1).
Uji tidak absah kecuali jika dapat dideteksi pita dalam
gel dari larutan (1) dan terjadi gradasi intensitas
pewarnaan dalam gel dari larutan (1) sampai larutan (4).
Protein bobot molekul lebih tinggi Lakukan
Kromatografi eksklusi seperti tertera pada Kromatografi
<931>, memakai kolom yang dikondisikan dengan
asam asetat 1 M. Teteskan 0,4 ml larutan 5% dalam
asam asetat 1 M per sentimeter persegi luas melintang
kolom. Lakukan kromatografi memakai (a) kolom
kromatografi dengan panjang tidak kurang dari 60 cm
dan diameter dalam tidak kurang dari 9 mm berisi
dekstran dengan ikatan melintang yang sesuai untuk
fraksinasi protein dengan rentang bobot molekul dari
1500 - 30.000 (misalnya sephadex G50-SF), (b) asam
asetat 1 M sebagai tahap gerak dengan laju alir 7 ml per
cm2 luas melintang per jam dan (c) panjang gelombang
deteksi 276 nm. Jumlah luas puncak sebelum puncak
utama tidak lebih besar dari 1% dari jumlah luas puncak
dalam kromatogram.
Zink Tidak lebih dari 1,0% zink, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Lakukan penetapan dengan cara
sebagai berikut: Buat larutan 0,2% dalam asam klorida
0,01 N. Jika perlu encerkan sampai kadar yang sesuai
(misalnya: 0,4 sampai 1,6 bpj Zn) dengan asam klorida
0,01 M. Lakukan penetapan dengan cara
Spektrofotometri Atom: Emisi dan Serapan seperti
tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
<1191>. Ukur serapan pada panjang gelombang
213,9 nm memakai lampu tabung katoda zink
sebagai sumber cahaya dan nyala udara asetilen dengan
komposisi yang sesuai. pakailah enceran Larutan zink
ASp seperti tertera pada Spektrofotometri Atom: Emisi
dan serapan dalam Spektrofotometri dan Hamburan
Cahaya <1191> dalam asam klorida 0,01 M yang
mengandung 0,10; 0,40; 1,00; 1,20 dan 1,60 bpj zink.
Nitrogen <581> Metode IV Antara 14,5% - 16,5%,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan memakai 12 - 20 mg zat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
suhu 105 dan tekanan 15 mmHg selama 24 jam,
memakai 200 mg zat.
- 571 -
Sisa pemijaran <301>Metode II Tidak lebih dari 2,0%
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan memakai 200 mg zat.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan Potensi Insulin <161>. Perkiraan
potensi tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 125%
dari potensi yang tertera pada etiket. Batas kesalahan
fidusial tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari 125%
dari potensi yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara,
terlindung cahaya, pada suhu tidak lebih dari -20°.
INJEKSI INSULIN NETRAL
Neutral Insulin Injection
Injeksi Insulin Netral yaitu larutan steril insulin atau
insulin sapi. Injeksi insulin dibuat dengan melarutkan
insulin dalam larutan asam klorida encer.
Pemerian Larutan tidak berwarna bebas dari kekeruhan
dan bahan asing; selama penyimpanan sesepora sedimen
yang sangat halus dapat mengendap.
Baku pembanding Insulin BPFI; Insulin Sapi BPFI.
Identifikasi Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan
secara terpisah 50 μl larutan dalam asam klorida 0,05 M
yang mengandung (1) zat uji 26 unit per 2 ml. (2) 0,05%
Insulin Sapi BPFI, (3) 0,05% Insulin BPFI,
(4) campuran 0,05% Insulin BPFI dan 0,05% Insulin
Sapi BPFI, ke dalam kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom baja
tahan karat 25 cm x 4,6 mm; berisi penyangga dengan
ukuran 5 μm (yang sesuai yaitu Ultrasphere ODS) dan
pertahankan suhu kolom pada 45º. pakailah
asetonitrilfosfat LP sebagai tahap gerak dengan laju alir
1 ml per menit. Pada kromatogram larutan (2) puncak
utama yaitu puncak insulin sapi. Untuk sediaan yang
dibuat dari insulin sapi, puncak utama larutan (1) sesuai
dengan puncak utama larutan (2). Kecuali dinyatakan
lain puncak utama larutan (1) sesuai dengan puncak
utama larutan (3). Uji tidak absah kecuali jika (a) faktor
simetri dari puncak utama yaitu antara 0,8 dan 2,0.
(b) efisiensi kolom yang ditetapkan memakai
puncak utama kromatogram larutan (2) tidak kurang dari
4000 lempeng teoritis per meter dan puncak
kromatogram dari larutan (4) sesuai dengan puncak
utama kromatogram larutan (3) terpisah nyata dari
4 puncak tambahan dalam kromatogram.
pH <1071> Antara 6,6 dan 8,0.
Zink total Tidak lebih dari 40,0 g per 100 unit Insulin FI;
lakukan penetapan sebagai berikut: ke dalam beberapa
volume injeksi setara dengan 200 unit Insulin FI tambahkan
air sampai volume 20 ml dan tetapkan kandungan zink
dengan Spektrofotometri Atom: Emisi dan Serapan seperti
tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
<1191>. Ukur serapan pada panjang gelombang 214 nm
memakai Larutan Zink ASp seperti tertera pada
Spektrofotometri Atom: Emisi dan serapan dalam
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Protein sejenis Lakukan penetapan seperti tertera pada
Protein Sejenis dalam Insulin dengan memakai
larutan (6). Beku keringkan beberapa volume injeksi
setara dengan 26 unit dan larutkan dalam Dapar untuk
contoh dan larutan (7) dibuat sesuai dengan larutan
(6) namun mengandung setara dengan 130 unit.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan Potensi Insulin <161>. Perkiraan
potensi tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 111%
dari potensi yang tertera pada etiket. Batas keyakinan
tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari 125% dari
potensi yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Injeksi insulin dosis ganda
dalam wadah kaca Tipe I, disimpan pada suhu antara 2º -
8º; tidak boleh membeku, dalam kondisi ini potensi
dapat bertahan tidak kurang dari 2 tahun.
IODUM
Iodine
Iodum [7553-56-2]
I BA 126,90
Iodum mengandung tidak kurang dari 99,8% dan tidak
lebih dari 100,5% I.
Pemerian Keping atau granul; berat; hitam keabu-
abuan; bau khas; berkilau seperti metal.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
dalam karbon disulfida, dalam kloroform, dalam karbon
tetraklorida dan dalam eter; larut dalam etanol dan dalam
larutan iodida; agak sukar larut dalam gliserin.
Identifikasi
A. Larutan dalam kloroform P (1 dalam 1000), dalam
karbon tetraklorida P dan dalam karbon disulfida P
berwarna lembayung.
B. Pada larutan jenuh, tambahkan kanji-kalium iodida
LP: terjadi warna biru. Bila campuran dididihkan warna
akan hilang, namun timbul lagi sesudah campuran dingin,
kecuali dididihkan dalam waktu lama.
Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
penetapan memakai 5,0 g zat dalam cawan porselen
yang telah ditara, panaskan di atas tangas uap sampai
- 572 -
iodum habis menguap dan keringkan pada suhu 105
selama 1 jam.
Klorida atau bromida Tidak lebih dari 0,028%,
dihitung sebagai klorida; lakukan penetapan sebagai
berikut: Gerus 250 mg serbuk halus dengan 10 ml air,
saring. Tambahkan tetes demi tetes asam sulfit bebas
klorida P, yang telah diencerkan dengan beberapa
bagian volume air, sampai warna iodum benar-benar
hilang. Tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N,
lalu 5 ml perak nitrat LP sedikit demi sedikit.
Saring, asamkan filtrat dengan asam nitrat P; larutan
yang terjadi tidak lebih keruh dari larutan pembanding
yang dibuat dengan jumlah pereaksi yang sama,
ditambah dengan 0,10 ml asam klorida 0,020 N, tanpa
penambahan asam sulfit P.
Penetapan kadar Serbukkan dan timbang saksama
lebih kurang 500 mg zat dalam labu bersumbat kaca
yang telah ditara, tambahkan 1 g kalium iodida P yang
dilarutkan dalam 5 ml air. Encerkan dengan air sampai
lebih kurang 50 ml, tambahkan 1 ml asam klorida 3 N.
Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, memakai
3 ml indikator kanji LP.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan12,69 mg I
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
IODUM TINGTUR
Iodine Tincture
Tingtur Iodum mengandung iodum, I, tidak kurang dari
1,8% dan tidak lebih dari 2,2%, serta mengandung
natrium iodida, NaI, tidak kurang dari 2,1% dan tidak
lebih dari 2,6%. Tingtur Iodum dapat dibuat dengan
melarutkan 20 g iodum P dan 24 g natrium iodida P
dalam 500 ml etanol P lalu tambahkan air sampai
1000 ml.
Pemerian Cairan; jernih, berwarna cokelat kemerahan;
berbau iodum dan etanol.
Identifikasi
A. Tambahkan 1 tetes ke dalam campuran 1 ml kanji
LP dan 9 ml air: terjadi warna biru tua.
B. Uapkan beberapa ml di atas tangas uap sampai
kering: residu menampilkan reaksi nyala pada uji
Natrium dan reaksi Iodida seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Kandungan etanol <1041> Antara 44,0% dan 50,0%
C2H5OH.
Penetapan kadar iodum Pipet 10 ml zat ke dalam labu
500 ml bersumbat kaca, tambahkan 10 ml air dan titrasi
dengan kalium arsenit 0,1 N LV dengan menambahkan
3 ml kanji LP sebagai indikator pada saat mendekati titik
akhir.
Tiap ml kalium arsenit 0,1 N
setara dengan 12,69 mg I
Penetapan kadar natrium iodida Pada larutan yang
telah dititrasi yang diperoleh dari Penetapan kadar
iodum, tambahkan 25 ml asam klorida P, dinginkan
sampai suhu ruang, tambahkan 5 ml kloroform P dan
titrasi dengan kalium iodat 0,05 M LV sampai warna
ungu dalam kloroform hilang. Tambahkan kalium iodat
0,05 M tetes demi tetes sambil dikocok kuat-kuat dan
terus menerus. Biarkan campuran selama 5 menit. Bila
lapisan kloroform berwarna ungu, lanjutkan titrasi.
Selisih antara jumlah ml kalium iodat 0,05 M dan jumlah
ml kalium arsenit 0,1 N yang dipakai dikalikan
dengan 14,99 menampilkan jumlah mg NaI dalam
volume yang dipakai .
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
IRBESARTAN
Irbesartan
N N
HN N
N
NO
CH3
2-Butil-3-[p-(o-1H-tetrazol-5-ilfenil)benzil]-1,3-
diazaspiro[4,4]non-1-en-4-on. [138402-11-6]
C25H28N6O BM 428,53
Irbesartan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C25H28N6O, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol dan dalam metilen
klorida; praktis tidak larut dalam air.
Baku pembanding Irbesartan BPFI, tidak boleh
dikeringkan. Senyawa Sejenis A Irbesartan BPFI, [Asam
1-pentanoilamino-siklopentanakarboksilat [2’-(1H-(1H-
tetrasol-5-il)-bifenil-4-ilmetil)-amid] (C25H30N6O2 BM
446,54).
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Irbesartan BPFI.
- 573 -
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Azida Tidak lebih dari 10 bpj. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat larutan natrium hidroksida 0,1 N,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
natrium azida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Pipet 250 μl larutan ini ke dalam labu tentukur 200-ml,
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda. Larutan ini
mengandung natrium azida lebih kurang 0,312 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor konduktimetri dan
kolom 25 cm x 4,0 mm berisi bahan pengisi L31. Laju
alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure :
perbandingan “signal to noise” untuk puncak azida tidak
kurang dari 10.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 200 μl) Larutan baku dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak azida. Hitung jumlah dalam bpj, azida
dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C
01,65
02,421000
CS yaitu kadar natrium azida dalam μg per ml Larutan
baku; CU yaitu kadar irbesartan dalam mg per ml
Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak azida dari Larutan uji dan Larutan baku.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A irbesartan tidak
lebih dari 0,2%; masing-masing cemaran selain senyawa
sejenis A irbesartan tidak lebih dari 0,1% dan jumlah
semua cemaran tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 3,2 dan tahap gerak Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan
kesesuaian sistem dalam Penetapan kadar.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dan encerkan dengan metanol P sampai kadar lebih
kurang 1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
25 cm x 4,0 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak senyawa sejenis A irbesartan. Hitung
persentase senyawa sejenis A irbesartan dalam zat
dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Senyawa Sejenis A Irbesartan BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar
irbesartan dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak senyawa sejenis A
irbesartan dari Larutan uji dan Larutan baku. Hitung
persentase cemaran lain dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Irbesartan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar irbesartan dalam mg per
ml Larutan uji; rU yaitu respons puncak cemaran
Larutan uji dan rS yaitu respons puncak irbesartan
Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 3,2 Encerkan lebih kurang 5,5 ml
asam fosfat P dengan lebih kurang 950 ml air dalam labu
tentukur 1000-ml dan atur pH sampai 3,2 dengan
penambahan trietilamin P tetes demi tetes. Encerkan
dengan air sampai tanda.
tahap gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 3,2-
asetonitril P (67:33), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa
Irbesartan BPFI dan Senyawa Sejenis A Irbesartan BPFI,
larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai kadar
masing-masing lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Irbesartan
BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
- 574 -
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x
4,0 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera dalam procedure : waktu retensi
relatif untuk senyawa sejenis A irbesartan dan irbesartan
berturut-turut yaitu lebih kurang 0,8 dan 1,0; resolusi,
R, antara puncak irbesartan dan puncak senyawa sejenis A
irbesartan tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0 %.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg irbesartan,
C25H28N6O, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Irbesartan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan simpan pada suhu di bawah 30°.
TABLET IRBESARTAN
Irbesartan Tablet
Tablet Irbesartan mengandung Irbesartan, C25H28N6O,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Irbesartan BPFI, tidak boleh
dikeringkan. Senyawa Sejenis A Irbesartan BPFI, [Asam
1-pentanoilamino-siklopentanakarboksilat [2’-(1H-(1H-
tetrasol-5-il)-bifenil-4-ilmetil)-amid] (C25H30N6O2 BM
446,54).
Identifikasi
A. Masukkan 1 tablet ke dalam vial yang sesuai,
tambahkan 10 ml metanol P, sonikasi selama 10 menit.
Saring melalui penyaring membran serat kaca mikro
dengan porositas 0,45 μm atau lebih kecil dan uapkan
sampai kering memakai aliran nitrogen P. Campur
lebih kurang 1 mg residu dengan 250 mg kalium
bromida P sampai diperoleh campuran yang homogen.
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Irbesartan BPFI.
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 1000 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 20 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C25H28N6O yang
terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang telah
disaring melalui penyaring akrilik kopolimer
berpenyangga nilon dengan porositas 0,45 μm, jika perlu
diencerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan
baku Irbesartan BPFI yang diketahui kadarnya dalam
media yang sama pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 244 nm.
Hitung persentase irbesartan, C25H28N6O, terlarut dengan
rumus:
1001000
L
C
A
A S
S
U
AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan
Larutan baku; CS yaitu kadar Irbesartan BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; 1000 yaitu volume Media
disolusi dalam ml; 100 yaitu faktor konversi menjadi
persen dan L yaitu jumlah dalam mg irbesartan yang
tertera pada etiket.
Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C25H28N6O, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A irbesartan tidak
lebih dari 0,2%; masing-masing cemaran tidak lebih dari
0,2% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 0,5%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar, tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem,
Larutan baku, Larutan uji dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikkan lebih kurang 15 μl Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam serbuk tablet dengan rumus:
S
i
r
r100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran; rS
yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 575 -
Dapar Encerkan lebih kurang 5,5 ml asam fosfat P
dengan lebih kurang 950 ml air dalam labu tentukur
1000-ml dan atur pH sampai 3,0 dengan penambahan
trietilamin P tetes demi tetes. Encerkan dengan air
sampai tanda.
tahap gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P
(60:40), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
beberapa Irbesartan BPFI dan Senyawa Sejenis A
Irbesartan BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P
sampai kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Irbesartan
BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
kadar lebih kurang 0,15 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
5 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 15 mg irbesartan, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 75 ml metanol P,
sonikasi selama 15 menit sambil diaduk setiap 5 menit,
lalu tambahkan metanol P sampai tanda. Saring
melalui penyaring membran serat kaca mikro dengan
porositas 0,45 μm atau lebih kecil.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
resolusi, R, antara puncak irbesartan dan puncak
senyawa sejenis A irbesartan tidak kurang dari 2,0.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
irbesartan, C25H28N6O, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Irbesartan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET IRBESARTAN DAN
HIDROKLOROTIAZID
Irbesartan and Hydrochlorothiazide Tablet
Tablet Irbesartan dan Hidroklorotiazid mengandung
Irbesartan, C25H28N6O dan Hidroklorotiazid,
C7H8ClN3O4S2, masing-masing tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Baku pembanding Irbesartan BPFI, tidak boleh
dikeringkan. Hidroklorotiazid BPFI, lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum
dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat, pada
tempat kering.
Identifikasi Waktu retensi relatif puncak utama
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
seperti diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
Lakukan penetapan jumlah irbesartan, C25H28N6O dan
hidroklorotiazid, C7H8ClN3O4S2 yang terlarut dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) alikuot yang telah disaring
dan larutan baku Irbesartan BPFI dan Hidroklorotiazid
BPFI dalam media yang sama. Rekam kromatogram dan
ukur respons puncak utama. Hitung jumlah irbesartan,
C25H28N6O dan hidroklorotiazid, C7H8ClN3O4S2, yang
terlarut.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) masing-masing C25H28N6O dan
C7H8ClN3O4S2 dari jumlah tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan trietilamin Tambahkan 1 ml trietilamin P ke
dalam 1000 ml air, campur, atur pH sampai 3,5 dengan
penambahan asam fosfat P.
tahap gerak Buat campuran Larutan trietilamin-
asetonitril P (1:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Hidroklorotiazid BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Tambahkan 25 J mg Irbesartan BPFI
yang telah ditimbang saksama [J yaitu perbandingan
bobot dalam mg antara irbesartan dan hidroklorotiazid
- 576 -
yang tertera pada etiket.] Larutkan dan encerkan dengan
tahap gerak sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 25 mg hidroklorotiazid,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
lebih kurang 80 ml tahap gerak, aduk dengan pengaduk
magnetik selama 15 menit. Encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda. Sentrifus sebagian larutan ini selama 10
menit dan pakailah beningan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
yang dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
15 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak
hidroklorotiazid dan puncak irbesartan tidak kurang dari
2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah masing-masing
dalam mg irbesartan, C25H28N6O dan hidroklorotiazid,
C7H8ClN3O4S2 dalam serbuk tablet yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Irbesartan BPFI atau Hidroklorotiazid
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak masing-masing analit dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
ISOKSUPRIN HIDROKLORIDA
Isoxsuprine Hydrochloride
(±)-( R*)-p-Hidroksi- -[(1S*)-1-[[(1S*)-1-metil-2-
fenoksi-etil]amino]etil]benzil alkohol hidroklorida
[579-56-6; 34331-89-0]
C18H23NO3.HCl BM 337,84
Isoksuprin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C18H23NO3.HCI
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Melebur pada suhu lebih kurang 200º disertai
penguraian.
Kelarutan Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol.
Baku pembanding Isoksuprin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam
sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Isoksuprin
Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan
(1 dalam 20.000) menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Isoksuprin Hidroklorida BPFI.
C. Pada 1 ml larutan (1 dalam 100), yang jika perlu
dipanaskan, tambahkan 3 ml larutan natrium nitrit P
dalam asam sulfat 2N (1 dalam 15). Tambahkan
amonium hidroksida P tetes demi tetes: terbentuk
endapan kuning yang larut pada penambahan larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 5).
D. Pada 1 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan 1 ml
larutan asam fosfomolibdat P (1 dalam 100): terbentuk
endapan kuning pucat sampai putih.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih 20 bpj.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama 10 mg zat, masukkan
ke dalam vial, tambahkan 1 ml N-trimetilsililimidazol P,
panaskan pada suhu 65º selama 10 menit. Tambahkan
5 ml isooktana P, cuci dengan 3 ml air dan biarkan
lapisan memisah.
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kaca 2,0 m x 0,3 cm
berisi bahan pengisi 3% tahap cair G2 pada partikel
penyangga S1A. Pertahankan suhu injektor, detektor dan
kolom berturut-turut pada 250º, 250º dan 215º. pakailah
nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih
kurang 25 ml per menit.
procedure Suntikkan 2 l larutan isooktana, atur alat
sampai diperoleh puncak utama dengan respons skala
- 577 -
penuh. Suntikkan lagi 2 l larutan isooktana dengan
mengatur attenuasi 8 kali lebih peka, rekam
kromatogram dari 0,5 sampai 1,5 relatif terhadap waktu
retensi puncak utama. Ukur luas semua puncak lain
selain puncak utama dan lakukan koreksi terhadap
pengaturan sensitivitas yang berbeda. Hitung persentase
senyawa sejenis dengan rumus:
B
A100
A yaitu jumlah luas semua puncak selain puncak utama
yang telah dikoreksi; B yaitu jumlah luas puncak utama
dan puncak lain selain puncak utama yang telah
dikoreksi.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama beberapa Isoksuprin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air sampai kadar
lebih kurang 50 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang antara 269 dan 300 nm terhadap blangko air.
Hitung dalam mg isoksuprin hidroklorida,
C18H23NO3.HCI, dengan rumus:
300269
300269
SS
UU
AA
AAC
C yaitu kadar Isoksuprin Hidroklorida BPFI dalam g
per ml Larutan baku: Au dan As berturut-turut yaitu
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang 269 dan 300 nm.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
INJEKSI ISOKSUPRIN HIDROKLORIDA
Isoxsuprine Hydrochloride Injection
Injeksi Isoksuprin Hidroklorida yaitu larutan steril
isoksuprin hidroklorida dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung isoksuprin hidroklorida, C18H23NO3.HCl
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%,
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Isoksuprin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Identifikasi Ke dalam corong pisah 60 ml, masukkan
10 ml larutan dapar pH 9,0 (campur beberapa volume
sama kalium fosfat monobasa 0,1 M dan natrium
hidroksida 0,1 N, atur pH sampai 9,0 dengan
penambahan salah satu larutan di atas), tambahkan 1 ml
injeksi, campur. Tambahkan 2 ml kloroform P, kocok
kuat selama 1 menit, saring ekstrak kloroform melalui
segumpal kapas, campur filtrat dengan 500 mg kalium
bromida P. Uapkan kloroform, masukkan dengan hati-
hati residu ke dalam labu vakum kecil. Spektrum
serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium
bromida P menampilkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Isoksuprin
Hidroklorida BPFI yang diperlakukan sama.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 35,70 unit
Endotoksin FI per mg zat.
pH <1071> Antara 4,9 dan 6,0.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar
Dapar sitrat pH 4,0 Campur beberapa volume sama
asam sitrat 0,5 M dan natrium sitrat 0,5 M. Atur pH
sampai 4,0±0,2 dengan penambahan salah satu larutan di
atas.
Campuran pelarut Kocok 40 ml eter P, 160 ml
isooktana P dan 10 ml air dalam corong pisah, buang
lapisan air dan lewatkan lapisan pelarut melalui
segumpal kapas besar untuk menghilangkan sisa air.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Isoksuprin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan asam sulfat 2 N sampai tanda
dan campur. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan asam sulfat 2 N sampai tanda.
Tiap ml larutan ini mengandung 80 μg Isoksuprin
Hidroklorida BPFI.
Kolom kromatografi Lakukan dengan cara
Kromatografi kolom partisi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Isi tabung kromatografi dengan
dua lapis bahan pengisi. Lapisan bawah yaitu
campuran 2 g Penyangga padat dan 1 ml Dapar sitrat
pH 4,0. Lapisan atas yaitu campuran seperti tertera
pada Larutan uji.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 4 mg isoksuprin hidroklorida,
masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 1 ml
dimetil sulfoksida P, diamkan lebih kurang 10 menit dan
sesekali digoyang. Tambahkan 1 ml Dapar sitrat pH 4,0
dan 3 g Penyangga padat, campur seperti tertera pada
Kolom kromatografi dan masukkan ke dalam kolom.
Lewatkan 75 ml Campuran pelarut melalui kolom dan
buang eluat. Eluasi kolom dengan larutan yang dibuat
dari campuran 0,2 ml bis(2-etil heksil) asam fosfat P
dengan 75 ml Campuran pelarut, kumpulkan eluat
dalam corong pisah 125 ml. Ekstraksi eluat dua kali, tiap
kali dengan 20 ml asam sulfat 2 N. Masukkan ekstrak ke
- 578 -
dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan asam
sulfat 2 N sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 275 nm, pakailah Campuran
pelarut sebagai blangko yang dilewatkan melalui kolom.
Hitung jumlah dalam mg isoksuprin hidroklorida,
C18H23NO3.HCl dalam injeksi yang dipakai dengan
rumus:
S
U
A
AC05,0
C yaitu kadar Isoksuprin Hidroklorida BPFI dalam μg
per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut yaitu
serapan dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
ISONIAZID
Isoniazid
Asam isonikotinat hidrazida [54-85-3]
C6H7N3O BM 137,14
Isoniazid mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C6H7N3O, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih atau tidak
berwarna; tidak berbau, perlahan-lahan dipengaruhi oleh
udara dan cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol; sukar larut dalam kloroform dan eter.
Baku pembanding Isoniazid BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
yang sama seperti pada Isoniazid BPFI.
B. Masukkan lebih kurang 50 mg zat ke dalam labu
tentukur 500-ml, tambahkan air sampai tanda. Masukkan
10,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
tambahkan 2,0 ml asam klorida 0,1 N, encerkan dengan air
sampai tanda; spektrum serapan ultraviolet larutan
menampilkan maksimum dan minimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Isoniazid BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 170 dan 173 .
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 10).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih 20 bpj.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471>Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
memakai Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
dan Larutan baku dengan kadar dua kali dari yang
ditetapkan.
Penetapan kadar
Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Larutkan 4,4 g natrium dokusat P dalam
600 ml metanol P, tambahkan 400 ml air, atur sampai
pH 2,5 dengan asam sulfat 2 N. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Isoniazid
BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 0,32 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 16 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom
dihitung dari puncak isoniazid tidak kurang dari 1800
lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg isoniazid, C6H7N3O, dengan
rumus:
S
U
r
rC50
C yaitu kadar Isoniazid BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
- 579 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
TABLET ISONIAZID
Isoniazid Tablet
Tablet Isoniazid mengandung Isoniazid, C6H7N3O, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Isoniazid BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Waktu retensi isoniazid dalam Larutan uji sesuai
Larutan baku diperoleh pada Penetapan kadar.
B. Masukkan beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 50 mg isoniazid ke dalam labu tentukur
500-ml, tambahkan air sampai tanda dan saring.
Lakukan seperti tertera pada Identifikasi B dalam
Isoniazid, mulai dari ”Masukkan 10,0 ml larutan ini ke
dalam labu tentukur 100-ml”.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C6H7N3O, yang
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi dan serapan Larutan
baku Isoniazid BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
263 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C6H7N3O, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure keseragaman kandungan Masukkan 1 tablet
yang telah diserbukkan ke dalam labu tentukur 500-ml,
tambahkan 200 ml air, kocok secara mekanik selama
30 menit, tambahkan air sampai tanda. Saring dan buang
20 ml filtrat pertama. Jika perlu encerkan bertahap
beberapa filtrat dengan campuran asam klorida 0,1 N-air
(3 dalam 100) sampai kadar lebih kurang 10 g per ml.
Timbang saksama beberapa Isoniazid BPFI dan
perlakukan sama seperti larutan di atas. Ukur serapan
pada panjang gelombang serapan maksimum 263 nm
terhadap blangko air. Hitung jumlah dalam mg isoniazid,
C6H7N3O, dalam tablet dengan rumus:
S
U
A
A
D
TC
T yaitu jumlah isoniazid dalam tablet yang tertera pada
etiket, dalam mg; C yaitu kadar Isoniazid BPFI dalam
g per ml Larutan baku; D yaitu kadar isoniazid dalam
g per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per tablet
yang tertera pada etiket dan besarnya faktor
pengenceran; AU dan AS bertutur-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan dapar Buat larutan kalium fosfat monobasa
0,1 M, atur pH sampai 6,9 dengan penambahan natrium
hidroksida 10 N, tambahkan trietanolamin secukupnya
sampai diperoleh larutan dengan kadar trietanolamin
0,2 M, campur.
tahap gerak Buat campuran Larutan dapar-metanol P
(95:5) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Isoniazid
BPFI, larutkan dalam tahap gerak jika perlu encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan tahap gerak
sampai kadar lebih kurang 0,32 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 32 mg isoniazid, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 40 ml tahap
gerak dan sonikasi selama 10 menit. Dinginkan sampai
suhu ruang, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda
dan sentrifus selama 5 menit.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm dan berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : faktor kapasitas,
k’, tidak kurang dari 2,35; efisiensi kolom tidak kurang
dari 1800 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari
1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg isoniazid, C6H7N3O, dalam
serbuk tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Isoniazid BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
- 580 -
ISOSORBID DINITRAT ENCER
Diluted Isosorbide Dinitrate
O
O
H
H
H
O
H
O
O2N
NO2
1,4:3,6-Dianhidro-D-glusitol dinitrat [87-33-2]
C6H8N2O8 BM 236,14
Isosorbid Dinitrat Encer yaitu campuran kering lebih
kurang 25% isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dengan
laktosa, manitol atau zat tambahan lain yang inert untuk
keamanan pemakaian . Dapat mengandung sampai 1,0%
penstabil yang sesuai, seperti amonium fosfat.
Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% C6H8N2O8, dari jumlah yang tertera pada
etiket. Biasanya mengandung lebih kurang 25%
isosorbid dinitrat.
[Perhatian Hati-hati, dalam penanganan isosorbid
dinitrat yang tidak diencerkan, sebab sangat mudah
meledak dan dapat meledak pada benturan atau panas
berlebih. Dalam jumlah sedikitpun harus diisolasi.]
Pemerian Serbuk; putih gading; tidak berbau.
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI;
campuran 25% isosorbid dinitrat dan manitol P; tidak
boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi Masukkan beberapa zat uji setara dengan
lebih kurang 50 mg isosorbid dinitrat ke dalam
penyaring kaca masir berpori sedang, alirkan aseton P,
tiga kali, tiap kali beberapa 5 ml. Uapkan kumpulan
ekstrak pada suhu tidak lebih dari 35º, dengan
mengalirkan udara secara hati-hati dan keringkan residu
dalam hampa udara di atas kalsium klorida P pada suhu
ruang selama 16 jam: spektrum serapan inframerah
larutan residu dalam kloroform P (1 dalam 40),
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti larutan residu dari
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas kalsium
klorida P pada suhu ruang selama 16 jam.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar asetat Larutkan 15,4 g amonium asetat P
dalam air, tambahkan 11,5 ml asam asetat glasial P,
encerkan dengan air sampai 1000 ml dan campur.
Larutan memiliki pH lebih kurang 4,7.
tahap gerak Buat campuran air-Dapar asetat-metanol
P (350:100:550). Dinginkan sampai suhu ruang,
encerkan dengan air sampai 1000 ml, campur, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku internal Masukkan beberapa
nitrogliserin encer ke dalam labu tentukur yang sesuai,
tambahkan metanol P sampai 60% dari volume labu
tentukur, sonikasi selama 5 menit, kocok 30 menit.
Encerkan dengan metanol P sampai tanda sampai
diperoleh kadar nitrogliserin lebih kurang 3 mg per ml.
Biarkan mengendap, saring, masukkan filtrat dalam
wadah kedap udara.
Larutan baku [Catatan Buat larutan pada saat akan
dipakai .] Timbang saksama lebih kurang 125 mg
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 30 ml tahap
gerak, kocok selama 30 menit, encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
tentukur 25-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal
dan 4 ml enceran Dapar asetat (1 dalam 10). Dinginkan
sampai suhu ruang, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda (mengandung isosorbid dinitrat 0,25 mg per ml
berdasarkan pada jumlah Isosorbid dinitrat encer BPFI
yang ditimbang dan yang tertera pada etiket). Saring
melalui penyaring berpori 0,45 μm.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat yang baru
dibuat setara dengan 30 mg isosorbid dinitrat, masukkan
ke dalam labu tentukur 50-ml. Lanjutkan penyiapan
seperti tertera pada Larutan baku, mulai dari
”tambahkan lebih kurang 30 ml tahap gerak ”.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
isosorbid dinitrat dan nitrogliserin tidak kurang dari 2,0
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif isosorbid
dinitrat dan nitrogliserin masing-masing yaitu lebih
kurang 0,75 dan 1,0. Jika ada isosorbid dinitrat,
waktu retensi relatif yaitu 0,38. Hitung jumlah dalam
mg isosorbid dinitrat,C6H8N2O8 dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
R
RC125
- 581 -
C yaitu kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak isosorbid dinitrat terhadap
baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
TABLET ISOSORBID DINITRAT
Isosorbide Dinitrate Tablet
Tablet Isosorbid Dinitrat mengandung Isosorbid Dinitrat,
C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI;
[Catatan Baku pembanding berikut yaitu Campuran
yang mengandung isosorbid dinitrat 25% dalam manitol.]
[Perhatian Zat yang tidak diencerkan, mudah meledak
dan dapat meledak sebab benturan atau pemanasan
berlebih.] Tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
panas berlebih.
Identifikasi Masukkan beberapa serbuk tablet ke dalam
tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan 10 ml
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250), kocok agar
serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml n-heksan P dan
kocok. Sentrifus campuran dan masukkan lapisan atas ke
dalam gelas piala. Uapkan, keringkan residu dalam
hampa udara di atas kalsium klorida anhidrat P pada
suhu ruang selama 16 jam: spektrum serapan inframerah
beberapa residu dalam kloroform P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sa