Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
pemijaran pada suhu 500° memakai 2 g zat.
Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 50 ml asam
klorida 3 N. Zat yang tidak larut saring dengan penyaring
yang telah ditara, cuci dengan air, keringkan pada suhu
105° selama 1 jam, dinginkan dan timbang. Bobot tidak
lebih dari 40 mg.
Kebasaan Digesti 1,0 g zat dengan 20 ml air di atas
tangas uap selama 15 menit, saring, tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP; untuk menghilangkan warna merah yang
terbentuk, dibutuhkan tidak lebih dari 0,20 ml asam sulfat
0,10 N.
Kalsium Digesti 1,0 g zat dengan 25 ml asam klorida 3 N
selama 30 menit, saring untuk membuang besi(III) oksida
yang tidak larut. Pada filtrat tambahkan amonium
hidroksida 6 N sampai endapan yang terbentuk larut
kembali, tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N. Pada
10 ml larutan tambahkan 2 ml amonium oksalat LP:
terbentuk sedikit kekeruhan.
Kalsium atau Magnesium Pada 10 ml larutan yang
diperoleh pada uji Kalsium tambahkan 2 ml larutan
natrium fosfat dibasa P: terbentuk sedikit kekeruhan.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj.
Timbal Pada 1,0 g zat tambahkan 15 ml air, aduk,
tambahkan 3 ml asam asetat glasial P, hangatkan di atas
tangas uap sampai larut, saring. Pada filtrat tambahkan
5 tetes kalium kromat LP: tidak terbentuk kekeruhan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
zat yang baru dipijarkan, ekstraksi dengan 50,0 ml asam
sulfat 1 N LV, panaskan hati-hati sampai zat tidak melarut
lagi. Saring, cuci residu dengan air panas sampai air
cucian bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. Pada
kumpulan filtrat dan air cucian tambahkan 2,5 g amonium
klorida P, dinginkan. Titrasi dengan natrium hidroksida
1 N LV memakai indikator jingga metil LP.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 40,69 mg ZnO
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
KALIUM IODIDA
Potassium Iodide
Kalium iodida [7681-11-0]
KI BM 166,00
Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,5% Kalium Iodida, KI, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur heksahedral; transparan atau tidak
berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk granul
putih; agak higroskopik. Larutan menampilkan reaksi
netral atau basa terhadap lakmus.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam
air mendidih; mudah larut dalam gliserin; larut dalam
etanol.
Identifikasi Larutan menampilkan reaksi Kalium dan
Iodida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
- 594 -
Kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 10 ml air, tambahkan
0,1 ml asam sulfat 0,1 N dan 1 tetes fenolftalein LP: tidak
terjadi warna.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.
Iodat Tidak lebih dari 4 bpj; lakukan penetapan sebagai
berikut: Larutkan 1,1 g zat dalam air bebas amonia dan
karbon dioksida P secukupnya sampai diperoleh 10 ml,
masukkan ke dalam tabung pembanding warna.
Tambahkan 1 ml kanji LP dan 0,25 ml asam sulfat 1,0 N,
campur. Bandingkan warna yang terjadi terhadap warna
larutan pembanding volume sama yang mengandung
100 mg kalium iodida P, 1 ml larutan baku iodat [dibuat
dengan mengencerkan 1 ml larutan kalium iodat P (1 dalam
2500) dengan air sampai 100 ml], 1 ml kanji LP dan 0,25 ml
asam sulfat 1,0 N: warna yang terjadi tidak lebih tua dari
warna larutan pembanding.
Nitrat, Nitrit dan Amonia Pada larutan 1,0 g zat dalam
5 ml air di dalam tabung reaksi 40 ml, tambahkan 5 ml
natrium hidroksida 1 N dan lebih kurang 200 mg kawat
aluminium. Sisipkan segumpal kapas murni pada bagian
atas tabung reaksi dan letakkan kertas lakmus merah P
basah pada mulut tabung reaksi. Panaskan tabung reaksi
dalam tangas uap selama 15 menit: tidak terjadi warna
biru pada kertas lakmus merah P.
Tiosulfat dan Barium Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml
air bebas amonia dan karbon dioksida P, tambahkan
2 tetes asam sulfat 2 N: tidak terjadi kekeruhan dalam
waktu 1 menit.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj: lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg
zat, larutkan dalam lebih kurang 10 ml air dan tambahkan
35 ml asam klorida P. Titrasi dengan kalium iodat 0,05 M
LV sampai larutan warna coklat hitam berubah menjadi
coklat pucat. Tambahkan 2 atau 3 tetes amaran LP, titrasi
perlahan sampai warna merah berubah menjadi kuning.
Tiap ml kalium iodat 0,05 M
setara dengan 16,60 mg KI
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
KALIUM KLORIDA
Potassium Chloride
Kalium klorida [7447-40-7]
KCl BM 74,55
Kalium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 100,5% KCl, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus,
atau serbuk granul putih; tidak berbau; tidak berwarna;
rasa asin; stabil di udara; larutan bereaksi netral terhadap
lakmus.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
etanol.
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menampilkan reaksi
Kalium dan Klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Keasaman atau kebasaan Pada larutan 5,0 g zat dalam
50 ml air bebas karbon dioksida P, tambahkan 3 tetes
fenolftalein LP: tidak terjadi warna merah muda.
lalu tambahkan 0,30 ml natrium hidroksida 0,020 N:
terjadi warna merah muda.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Iodida atau Bromida
Iodida Tidak lebih dari 0,005%.
Larutan uji Larutkan 2 g zat dalam 8 ml air. Tambahkan
1 ml kloroform P dan asam klorida encer P, lalu
tambahkan 2 tetes larutan kloramin T (0,1 dalam 100) dan
kocok perlahan. Warna ungu yang terbentuk pada lapisan
kloroform tidak lebih tua dari Larutan baku.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 41 mg kalium iodida P, masukkan ke dalam labu
tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan baku Pipet 1 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai
tanda. Encerkan 2,0 ml larutan dengan 8,0 ml air dan
lakukan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari
”Tambahkan 1 ml kloroform P”.
Bromida Tidak lebih dari 0,1%.
Larutan uji Larutkan 2 g zat dalam 8 ml air.
Tambahkan 1 ml kloroform P dan asam klorida encer P,
lalu tambahkan 5 tetes larutan kloramin T (1 dalam
100) dan kocok perlahan. Warna coklat yang terbentuk
pada lapisan kloroform tidak lebih tua dari Larutan baku.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 32 mg
natrium bromida P, masukkan ke dalam labu tentukur
25-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Encerkan 2,0 ml larutan dengan 8,0 ml air dan lakukan
seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari ”Tambahkan
1 ml kloroform P”.
Aluminium <315> Tidak lebih dari 1 bpj; jika pada
etiket tertera untuk dipakai dalam hemodialisis,
lakukan penetapan dengan memakai 2,0 g kalium
klorida untuk penyiapan Larutan uji.
- 595 -
Kalsium dan Magnesium Pada 20 ml larutan (1 dalam
100), tambahkan 2 ml amonium hidroksida 6 N, 2 ml
amonium oksalat LP dan 2 ml natrium fosfat dibasa LP:
tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 5 menit.
Natrium Larutan (1 dalam 20) pada pembakaran dengan
kawat platina tidak menampilkan nyala kuning jelas
sampai nyala yang tidak terang.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan larutan 2,0 g zat dalam 25 ml air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg
zat, larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan 10 ml asam
asetat glasial P, 75 ml metanol P dan 3 tetes eosin Y LP.
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV sampai terjadi warna
merah muda.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 7,455 mg KCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Jika dipakai untuk hemodialisis harus
tertera pada etiket.
KALIUM PERMANGANAT
Potassium Permanganate
KMnO4 [7722-64-7] BM 158,03
Kalium Permanganat mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% KMnO4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
[Perhatian Penanganan kalium permanganat harus hati-
hati, dapat terjadi ledakan yang berbahaya bila terjadi
kontak dengan zat organik, atau zat mudah teroksidasi
baik sebagai larutan atau dalam keadaan kering.]
Pemerian Hablur; ungu tua, hampir tidak tembus oleh
cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik
mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang
disertai warna merah tembaga tua; stabil di udara.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air
mendidih.
Identifikasi Larutan pekat berwarna merah lembayung
tua dan larutan sangat encer berwarna merah muda;
menampilkan reaksi Permanganat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.
Zat tak larut Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan
sebagai berikut: larutkan 2,0 g zat dalam 150 ml air yang
telah dihangatkan sampai suhu tangas uap, saring segera
dengan krus penyaring porositas medium yang telah
ditara. Cuci penyaring tiga kali, tiap kali dengan 50 ml air
hangat, keringkan krus penyaring dan residu pada suhu
105º selama 3 jam: residu tidak lebih dari 4 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Tambahkan
untuk tiap mg kalium permanganat 2,13 mg natrium
oksalat P yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan
pada suhu 110º sampai bobot tetap. Tambahkan 150 ml
air dan 20 ml asam sulfat 7 N, panaskan sampai suhu
lebih kurang 80º, titrasi kelebihan asam oksalat dengan
kalium permanganat 0,03 N LV, hitung jumlah dalam mg
kalium permanganat, KMnO4, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
0,4718WS – 0,9482V
0,4718 yaitu jumlah KMnO4 dalam mg yang setara
dengan 1 mg natrium oksalat; WS yaitu bobot dalam mg
natrium oksalat yang dipakai ; 0,9482 yaitu jumlah
KMnO4 dalam mg per ml kalium permanganat 0,03 N;
V yaitu volume kalium permanganat 0,03 N yang
dipakai .
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
KALIUM SULFOGUAIAKOLAT
Potassium Guaiacolsulfonate
SO3K
OH
OCH3
. 1/2 H2O
Kalium hidroksimetoksibenzensulfonat hemihidrat
[78247-49-1]
C7H7KO5S.½H2O BM 251,29
C7H7KO5S BM 242,29
Kalium Sulfoguaiakolat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H7KO5S, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur atau hablur; putih; tidak berbau;
rasa pahit. Oleh pengaruh udara dan cahaya, warna
perlahan-lahan menjadi merah muda; larutan dalam air
memberi reaksi netral terhadap lakmus P.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Kalium Sulfoguaiakolat BPFI;
lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I sebelum
dipakai untuk analisa kuantitatif.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105º selama 18 jam dan
- 596 -
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kalium Sulfoguaiakolat BPFI pada daerah
spektrum antara 7 dan 13 μm.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) yang dibuat seperti tertera pada Penetapan kadar,
menampilkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI.
C. Larutan (1 dalam 10) menampilkan reaksi Kalium
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Air <1031>Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 5 tetes
barium klorida LP dan asamkan dengan asam klorida P:
tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 1 ml asam
asetat 1 N, encerkan dengan air sampai 25 ml.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama beberapa Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI, larutkan dalam campuran air dan
dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10) sampai kadar lebih
kurang 50 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dalam
400 ml air dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
dapar fosfat pH 7,0 sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
279 nm terhadap blangko campuran air dan dapar fosfat
pH 7,0 (1 dalam 10). Hitung jumlah dalam mg kalium
sulfoguaiakolat, C7H7KO5S, dengan rumus:
S
U
A
AC5
C yaitu kadar Kalium Sulfoguaiakolat BPFI dalam
μg per ml Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat;
AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
KALSITRIOL
Calcitriol
CH2
OH
HO
H
H
CH3 H3C CH3
OH
CH3
(5Z,7E)-9,10-Sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1 ,3 ,25-
triol [32222-06-3]
C27H44O3 BM 416,64
Monohidrat BM 434,65
Kalsitriol berbentuk anhidrat atau mengandung satu
molekul air. Bentuk anhidrat mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H44O3,
dihitung terhadap zat bebas pelarut. Bentuk monohidrat
mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
103,0% C27H44O3, dihitung terhadap zat anhidrat.
[Catatan Perlakukan dengan hati-hati untuk menghindari
terhirup partikel kalsitriol dan terpapar ke kulit.]
Pemerian Hablur; putih atau hampir putih; peka terhadap
udara, panas dan cahaya.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol; larut dalam eter
dan minyak lemak; praktis tidak larut dalam air.
Baku pembanding Kalsitriol BPFI, simpan dalam lemari
pendingin, terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Kalsitriol BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Air <1031> Metode I Antara 3,5% dan 5,5%; untuk
bentuk monohidrat.
Kemurnian kromatografi [Catatan Lakukan penetapan
secepat mungkin untuk menghindari larutan terpapar
cahaya dan udara.]
Dapar tris, tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem,
Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikkan lebih kurang 50 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
kurang dari dua kali waktu retensi puncak kalsitriol.
Lakukan identifikasi terhadap cemaran seperti tertera
pada Tabel dan ukur respons puncak.
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
dengan rumus:
- 597 -
S
i
r
r100
ri yaitu respons masing-masing puncak selain puncak
utama kalsitriol dan pre-kalsitriol dan rS yaitu jumlah
semua respons puncak. Tidak lebih dari batas yang tertera
pada Tabel. Abaikan puncak yang kurang dari 0,1%.
Tabel
Cemaran Waktu retensi
relatif (menit)
Batas
(%)
Triazolin hasil samping pre-
kalsitriol 0,43 0,1
Trans-kalsitriol1 0,96 0,25
1 -Kalsitriol2 1,15 0,1
Metilen kalsitriol3 1,5 0,25
Cemaran lain yang tak
teridentifikasi - 0,1
Jumlah semua cemaran - 1,0
1) (5Z,7E)-9,10-sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1 ,3 ,25-triol
2) (5Z,7E)-9,10-sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1 ,3 ,25-triol
3) (5Z,7E)-1 ,3 - dihidroksi-17-((R)-7-hidroksi-7-metiloktan-2-il)-
9,10-sekoandrosta-5,7,10(19)-triena
Penetapan kadar [Catatan Lakukan penetapan secepat
mungkin untuk menghindari larutan terpapar cahaya dan
udara.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Dapar tris Timbang 1 g tris (hidroksimetil)
aminometana, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml
dan larutkan dalam 900 ml air, atur pH sampai 7,0-7,5
dengan penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air
sampai tanda.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar tris
(55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Kalsitriol
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan
larutkan dalam asetonitril P (tanpa pemanasan)
memakai beberapa volume sampai 55% dari volume
akhir. Encerkan dengan Dapar tris sampai kadar kalsitriol
100 g per ml. [Catatan Biarkan larutan mencapai suhu
ruang sebelum diencerkan dengan Dapar tris sampai
volume akhir.]
Larutan kesesuaian sistem Panaskan 2 ml Larutan
baku pada 80º selama 30 menit.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, masukkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai dan larutkan dalam
asetonitril P (tanpa pemanasan) memakai beberapa
volume sampai 55% dari volume akhir. Encerkan dengan
Dapar tris sampai kadar kalsitriol 100 g per ml.
[Catatan Biarkan larutan mencapai suhu ruang sebelum
diencerkan dengan Dapar tris sampai volume akhir.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan
suhu kolom pada 40º. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif pre-kalsitriol dan kalsitriol berturut-turut
yaitu lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara
puncak pre-kalsitriol dan kalsitriol tidak kurang dari 3,5.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari 10.000
lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak kalsitriol dan pre-kalsitriol. Hitung
persentase kalsitriol, C27H44O3, dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Kasitriol BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; CU yaitu kadar kalsitriol dalam g per ml Larutan
uji; rU dan rS berturut-turut yaitu jumlah respons puncak
kalsitriol dan pre-kalsitriol dalam Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Simpan seperti petunjuk pada etiket.
Penandaan Mencantumkan monohidrat untuk bentuk
monohidrat.
KALSIUM FOSFAT DIBASA ANHIDRAT
Kalsium Hidrogen Fosfat Anhidrat
Anhydrous Dibasic Calcium Phosphate
Kalsium fosfat (1:1) [7757-93-9]
Asam fosfat, garam kalsium (1:1)
CaHPO4 BM 136,06
Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat mengandung tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 103,0% kalsium
fosfat dibasa anhidrat (CaHPO4).
Pemerian Serbuk putih; tidak berbau dan tidak berasa.
Stabil di udara.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; tidak larut dalam
alkohol; larut dalam asam klorida 3 N dan asam nitrat 2 N.
Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 10 ml asam
klorida 2 N dengan penghangatan, tambahkan 2,5 ml
amonia LP tetes demi tetes dengan pengocokan, lalu
- 598 -
tambahkan 5 ml amonium oksalat LP: terbentuk endapan
putih.
B. Larutan amonium molibdat Larutkan 21,2 g
amonium molibdat P dalam air untuk membuat 200 ml
larutan 10%. Larutan dibuat segar. Larutkan lebih kurang
100 mg zat dalam 5 ml asam nitrat encer P. Hangatkan
larutan pada suhu 70° dan tambahkan 2 ml Larutan
amonium molibdat: terbentuk endapan kuning amonium
fosfomolibdat.
Sisa pemijaran <301> Antara 6,6% dan 8,5%; lakukan
pemijaran pada lebih kurang 1 g zat pada suhu 800° - 825°
sampai bobot tetap.
Karbonat Campurkan 1,0 g zat dengan 5 ml air bebas
karbon dioksida P, segera tambahkan 2 ml asam klorida P:
tidak terjadi gelembung gas.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,25%; pada 200 mg zat
tambahkan 20 ml air dan 13 ml asam nitrat encer LP dan
hangatkan perlahan jika perlu, sampai tidak lagi melarut.
Encerkan sampai 100 ml, saring jika perlu. Pada 50 ml
larutan ini, tambahkan 1 ml perak nitrat LP: larutan tidak
lebih keruh dari yang dihasilkan oleh 0,70 ml asam
klorida 0,01 N.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,5%; larutkan 500 mg zat
dalam 5 ml air dan 5 ml asam klorida encer P, encerkan
dengan air sampai 100 ml, saring jika perlu. Pada 20 ml
filtrat, tambahkan 1 ml asam klorida encer P, encerkan
dengan air sampai 50 ml. Tambahkan 1 ml barium
klorida LP: larutan tidak lebih keruh dari yang dihasilkan
oleh 1,0 ml asam sulfat 0,01 N.
Arsen <211> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; larutkan
1,0 g zat dalam 25 ml asam klorida 3 N dan encerkan
dengan air sampai 55 ml: Larutan memenuhi uji Batas
Arsen tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti
tertera pada procedure .
Barium Didihkan 500 mg zat dalam 10 ml air,
tambahkan 1 ml asam klorida P tetes demi tetes, aduk
pada setiap penambahan. Biarkan dingin dan saring jika
perlu, tambahkan pada filtrat 2 ml kalium sulfat LP: tidak
terbentuk kekeruhan selama 10 menit.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 30 bpj;
buat larutan uji sebagai berikut: hangatkan 1,3 g zat
dengan 3 ml asam klorida 3 N sampai tidak lagi melarut,
encerkan dengan air sampai volume 50 ml dan saring.
Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,2%;
larutkan 5,0 g zat dalam campuran 40 ml air dan 10 ml
asam klorida P, didihkan hati-hati selama 5 menit,
dinginkan, kumpulkan zat yang tidak larut dalam kertas
saring bebas abu, cuci dengan air sampai air cucian
terakhir tidak memberi reaksi Klorida (tidak terbentuk
kekeruhan dengan penambahan perak nitrat LP). Pijarkan
residu dan kertas saring bebas abu pada suhu 600±50°.
Bobot residu tidak lebih dari 10 mg.
Fluorida Tidak lebih dari 50 bpj [Catatan Siapkan dan
simpan semua larutan dalam wadah plastik.]
Dapar Larutkan 73,5 g natrium sitrat dihidrat P dalam
air sampai volume 250 ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Natrium
Fluorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air sampai
kadar lebih kurang 1,1052 mg per ml. Pipet 20 ml larutan
ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 50 ml Dapar,
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan ini
mengandung 100 μg ion fluorida.
Sistem elektroda Lakukan seperti tertera pada
Penetapan pH <1071>. pakailah elektroda penunjuk ion
fluorida khusus dan elektroda pembanding perak-perak
fluorida yang dihubungkan pada pH meter yang mampu
mengukur potensial dengan reprodusibilitas minimum
±0,02 mV.
Garis respons baku Masukkan 50,0 ml Dapar dan
2,0 ml asam klorida P ke dalam gelas piala dan tambahkan
air sampai 100 ml. Masukkan pengaduk magnetik berlapis
plastik, celupkan elektroda ke dalam larutan, aduk selama
15 menit dan baca potensial dalam mV. Lanjutkan
pengadukan dan pada setiap interval 5 menit tambah 100,
100, 300 dan 500 μl Larutan baku, baca potensial 5 menit
sesudah tiap penambahan, buat gambar kurva logaritma
kumulatif kadar ion fluorida (0,1; 0,2; 0,5 dan 1,0 μg per
ml) terhadap potensial dalam mV.
Larutan uji Timbang 2,0 g zat, masukkan ke dalam
gelas piala berisi pengaduk magnetik berlapis plastik,
tambahkan 20 ml air dan 2 ml asam klorida P dan aduk
sampai larut. Tambahkan 50,0 ml Dapar dan air
secukupnya sampai volume 100 ml.
procedure Bilas dan keringkan elektroda, masukkan ke
dalam Larutan uji, aduk selama 5 menit dan baca
potensial dalam mV. Ukur potensial dan garis baku
respons, tetapkan kadar C dalam μg per ml, dari ion
fluorida dalam Larutan uji. Hitung persen fluorida dalam
zat dengan mengalikan C dengan 0,005.
Penetapan kadar
Dapar amonia-amonium klorida pH 10,7 Larutkan
53,5 g amonium klorida P dalam air. Tambahkan 570 ml
amonium hidroksida P. Encerkan dengan air sampai
volume larutan 1000 ml.
procedure Timbang lebih kurang 400 mg zat, masukkan
ke dalam labu tentukur 200-ml. Larutkan dalam 12 ml
asam klorida encer P, jika perlu dengan bantuan
pemanasan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
20 ml larutan ke dalam larutan yang berisi 25 ml
dinatrium edetat 0,02 M LV, 50 ml air dan 5 ml Dapar
amonia-amonium klorida pH 10,7. Tambahkan 25 mg
hitam eriokrom T P-natrium klorida P dan titrasi
kelebihan dinatrium edetat dengan zink sulfat 0,02 M LV.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml dinatrium edetat 0,02 M
setara dengan 2,721 mg CaHPO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 599 -
KALSIUM GLUKONAT
Calcium Gluconate
H3CO C
OH
H
C
OH
H
C
H
OH
C
OH
H
COO-
2
Ca2+
Kalsium D-glukonat (1:2) [299-28-5]
C12H22CaO14(anhidrat) BM 430,37
Monohidrat [18016-24-5] BM 448,39
Kalsium Glukonat yaitu senyawa anhidrat atau
mengandung 1 molekul air hidrat. Bentuk anhidrat
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C12H22CaO14, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Bentuk monohidrat mengandung tidak
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C12H22CaO14.H2O jika etiket menampilkan untuk
pemakaian pembuatan sediaan injeksi; tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 102,0% C12H22CaO14.H2O
jika etiket menampilkan tidak untuk pemakaian
pembuatan injeksi.
Pemerian Hablur, granul atau serbuk; putih; tidak
berbau; tidak berasa. Stabil di udara.
Kelarutan Agak sukar (dan lambat) larut dalam air;
mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam
etanol. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.
Baku pembanding Kalium Glukonat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama
4 jam sebelum dipakai , simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi
A. Larutan (1 dalam 50) menampilkan reaksi Kalsium
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran etanol P-air-amonium
hidroksida P-etil asetat P (50:30:10:10).
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25mm.
Larutan baku Larutan Kalium Glukonat BPFI 10 mg
per ml.
Larutan uji Larutan zat 10 mg per ml (jika perlu
panaskan dalam tangas air pada suhu 60º).
Penampak bercak Larutkan 2,5 g amonium molibdat P
dalam lebih kurang 50 ml asam sulfat 2 N dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 1,0 g serium(IV) sulfat P,
goyang sampai larut, encerkan dengan asam sulfat 2 N
sampai tanda.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl
Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan tahap gerak
dan biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
keringkan pada suhu 110º selama 20 menit, biarkan
dingin, semprot dengan Penampak bercak. Panaskan
lempeng pada 110º selama 10 menit. Warna, ukuran dan
harga Rf bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
sesuai dengan bercak utama Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0% untuk
bentuk anhidrat; Tidak lebih dari 1,0% untuk bentuk
monohidrat jika etiket menampilkan untuk pemakaian
pembuatan sediaan injeksi; Tidak lebih dari 2,0% untuk
bentuk monohidrat jika etiket menampilkan tidak untuk
pemakaian pembuatan sediaan injeksi; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam.
Klorida <361> Lakukan penetapan memakai
larutan 1,0 g zat: mengandung klorida tidak lebih dari
yang ada dalam 0,07 ml asam klorida 0,020 N
(setara dengan tidak lebih dari 0,005%). Jika etiket
menampilkan untuk pemakaian pembuatan sediaan
injeksi, larutan 1,0 g zat mengandung klorida tidak lebih
dari yang ada dalam 1 ml asam klorida 0,020 N
(setara dengan tidak lebih dari 0,07%).
Oksalat Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan pakailah air
deionisasi.]
tahap gerak Buat larutan natrium bikarbonat 0,0017 M
dan natrium karbonat 0,0018 M dalam air. Saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan supresor regenerasi Buat larutan asam sulfat
0,0125 M.
Asam klorida encer Encerkan 1 ml asam klorida P
dengan air sampai volume 1200 ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa natrium
oksalat P, larutkan dalam Asam klorida encer sampai
kadar lebih kurang 1,5 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam
Asam klorida encer, jika perlu sonikasi, encerkan dengan
Asam klorida encer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf ion dilengkapi dengan
detektor konduktansi dan kolom pelindung 5 cm x 4 mm
berisi bahan pengisi L12 dengan ukuran partikel 15 m,
kolom analisa 25 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L12
dengan ukuran partikel 15 m dan kolom supresor anion
mikromembran yang terhubung dengan seri kolom
pelindung dan analisa . Kolom supresor anion dilengkapi
dengan mikro membran yang memisahkan tahap gerak
dengan Larutan supresor regenerasi mengalir
berlawanan arah dengan tahap gerak dengan laju alir lebih
kurang 7 ml per menit. Kondisikan sistem dengan tahap
gerak selama lebih kurang 15 menit, dengan laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
- 600 -
respons puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi
kolom yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang
dari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari
1,2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase oksalat dalam
zat dengan rumus:
S
U
r
rC
00,134
03,88005,0
C yaitu kadar natrium oksalat dalam g per ml Larutan
baku; 88,03 dan 134,00 berturut-turut yaitu bobot
molekul oksalat dan natrium oksalat; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak oksalat dari Larutan uji dan
Larutan baku. [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat
tertera tidak untuk pemakaian pembuatan sediaan
injeksi,tidak harus memenuhi syarat ini.]
Fosfat Tidak lebih dari 0,01%. Timbang 10,0 g zat,
larutkan dalam 90 ml air panas (70º sampai 80º) dan
panaskan sampai mendidih, goyang selama 10 detik
sampai larutan jernih. Encerkan 1 ml larutan panas dengan
air sampai 100 ml (Larutan uji). Encerkan 1,0 ml larutan
dengan kadar kalium fosfat monobasa 0,716 mg per ml
dengan air sampai volume larutan 100 ml. Pipet 2 ml
larutan, tambahkan 98 ml air (Larutan baku). Ke dalam
Larutan uji dan Larutan baku tambahkan 4 ml asam
sulfomolibdat LP dan 0,1 ml campuran asam klorida 3 N-
timah(II) klorida asam pekat LP (10:1) yang dibuat segar.
sesudah 10 menit warna Larutan uji tidak lebih intensif dari
Larutan baku [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat
tertera tidak untuk pemakaian pembuatan sediaan injeksi,
tidak harus memenuhi syarat ini.]
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
penetapan memakai larutan 2,0 g zat dalam air
mendidih: tidak lebih dari yang ada dalam 0,1 ml
asam sulfat 0,020 N (setara dengan 0,005%). Jika etiket
menampilkan untuk pemakaian pembuatan sediaan
injeksi, larutan 2,0 g zat dalam air mendidih
menampilkan tidak lebih dari yang ada dalam 1 ml
asam sulfat 0,020 N (setara dengan 0,05%).
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
penetapan memakai larutan yang dibuat sebagai
berikut: Larutkan 1,0 g zat dalam campuran 10 ml asam
klorida P dan 20 ml air dan encerkan dengan air sampai
55 ml: larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera pada
procedure .
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj;
[Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera tidak
untuk pemakaian pembuatan sediaan injeksi, tidak lebih
dari 20 bpj.]
Magnesium dan Logam alkali Tidak lebih dari 0,4%.
Timbang 1,0 g zat, larutkan dalam 100 ml air mendidih,
tambahkan 10 ml amonium klorida LP, 1 ml amonium
hidroksida P dan 50 ml amonium oksalat LP panas yang
dipertahankan pada suhu 70º - 80º. Diamkan selama 4
jam, encerkan dengan air sampai 200 ml, saring. Uapkan
100 ml filtrat sampai kering dan pijarkan sampai bobot
tetap. Bobot residu tidak lebih dari 2 mg. [Catatan Jika
pada etiket kalsium glukonat tertera tidak untuk
pemakaian pembuatan sediaan injeksi, tidak harus
memenuhi syarat ini.]
Senyawa mereduksi Tidak lebih dari 1,0%; masukkan
1,0 g zat ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, larutkan
dalam 20 ml air panas, dinginkan dan tambahkan 25 ml
tembaga(II) sitrat basa LP. Tutup, didihkan hati-hati
selama tepat 5 menit dan segera dinginkan sampai suhu
ruang. Tambahkan 25 ml asam asetat 0,6 N; 10,0 ml
larutan iodum 0,1 N dan 10 ml asam klorida 3 N, titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml
larutan kanji LP mendekati titk akhir. Lakukan
penetapan blangko.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 2,7 mg senyawa mereduksi
(sebagai dekstrosa)
Besi Tidak lebih dari 5 bpj.
Larutan baku Pipet terpisah 2, 4 dan 10 ml Larutan
baku besi, seperti tertera pada Uji batas besi <331> ke
dalam labu tentukur100-ml yang berisi 1,37 g kalsium
klorida P, yang sebelumnya telah diuji dan menampilkan
kadar besi kurang dari 5 bpj. Encerkan dengan asam
klorida 2 N sampai tanda. Kadar besi larutan ini berturut-
turut 0,2; 0,4 dan 1,0 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam labu kuarsa 100-ml, tambahkan
20 ml asam nitrat 12 N dan panaskan sampai mendidih
sampai terbentuk asap. Tambahkan 0,5 ml hidrogen
peroksida P 30% dan panaskan kembali sampai terbentuk
asap. Ulangi proses ini sampai volume lebih kurang 5 ml.
Dinginkan, tambahkan 0,1 ml asam perklorat P dan
panaskan sampai mendidih. [Perhatian Tidak boleh
dipanaskan di atas 190º atau diuapkan sampai kering
sebab bahaya ledakan.] Masukkan larutan ke dalam
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan asam klorida 2 N
sampai tanda.
Larutan blangko pakailah 0,34 g kalsium klorida P yang
sebelumnya telah diuji dan menampilkan kadar besi kurang
dari 5 bpj. Lakukan seperti tertera pada Larutan uji.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
secara bersamaan pada garis emisi besi 248,3 nm dengan
spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>
dilengkapi dengan lampu “hollow catode” besi dan nyala
asetilen udara. Ukur serapan Larutan blangko dan lakukan
koreksi. Buat kurva yang menggambarkan hubungan antara
serapan Larutan baku terhadap kadar besi dalam g per
ml dan tarik garis lurus yang sesuai dengan 3 titik yang
- 601 -
mendekati garis lurus. Dari kurva yang diperoleh,
tentukan kadar besi (C) dalam g per ml Larutan uji.
Hitung kadar besi dalam bpj dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
C25
[Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera tidak
untuk pemakaian pembuatan sediaan injeksi, tidak
harus memenuhi syarat ini.]
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
800 mg zat, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung
2 ml asam klorida 3 N. Sambil diaduk, sebaiknya
memakai pengaduk magnetik, tambahkan lebih
kurang 30 ml dinatrium edetat 0,05 M LV melalui buret
50 ml, lalu tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N
dan 300 mg indikator biru hidroksi naftol LP, lanjutkan
titrasi sampai titik akhirberwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 21,52 mg C12H22CaO14
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Etiket menampilkan anhidrat atau
monohidrat. Jika jumlah kalsium glukonat dinyatakan
pada etiket dari sediaan yang mengandung kalsium
glukonat, ini merupakan kalsium glukonat anhidrat
(C12H22CaO14). Kalsium glukonat yang ditujukan untuk
pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan dalam
etiket. Kalsium glukonat yang tidak ditujukan untuk
pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan dalam
etiket dan dapat pula ditambahkan untuk pembuatan
sediaan oral.
INJEKSI KALSIUM GLUKONAT
Calcium Gluconate Injection
Injeksi Kalsium Glukonat yaitu larutan steril Kalsium
Glukonat dalam air untuk injeksi. Mengandung tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
jumlah kalsium yang tertera pada etiket. Kalsium ini
berupa kalsium glukonat, kecuali beberapa kecil dapat
digantikan dengan kalsium yang sama berupa kalsium
sakarat, atau garam kalsium yang sesuai, untuk tujuan
stabilisasi. Dapat mengandung penambahan natrium
hidroksida untuk pengaturan pH.
Baku pembanding Kalsium Glukonat BPFI; Lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama
4 jam sebelum dipakai , simpan dalam wadah tertutup
rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Encerkan beberapa volume larutan injeksi dengan
air sampai kadar kalsium glukonat (1 dalam 100). Larutan
menampilkan reaksi uji B seperti tertera pada Identifikasi
dalam Kalsium Glukonat.
B. Enceran larutan injeksi dengan air (1 dalam 5)
menampilkan reaksi Kalsium seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,17 unit
Endotoksin FI per mg kalsium glukonat.
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,2.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk Injeksi
Volume Kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 500 mg kalsium glukonat,
tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan encerkan dengan
air sampai 150 ml. Sambil diaduk, dengan pengaduk
magnetik, tambahkan lebih kurang 20 ml dinatrium edetat
0,05 M LV melalui buret 50 ml. Tambahkan 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg hidroksi naftol biru P, titrasi
sampai titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05M
setara dengan 2,004 mg kalsium (Ca)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
sebaiknya dari kaca Tipe I.
Penandaan Pada etiket dicantumkan isi, jika ada
penambahan garam kalsium lain, dihitung sebagai
persentase kalsium di dalam injeksi. Etiket menyatakan
kadar osmolar total dalam milli Osmol per liter. Jika isi
kurang dari 100 ml, atau jika etiket menyatakan bahwa
sediaan bukan untuk injeksi langsung tapi harus
diencerkan sebelum dipakai , etiket menyatakan kadar
osmolar total dalam milli Osmol per ml. Etiket
menyatakan bahwa injeksi harus jernih pada saat akan
dipakai dan bila terjadi penghabluran, dapat
dihangatkan untuk melarutkan endapan.
KALSIUM HIDROKSIDA
Calcium Hydroxide
Kalsium hidroksida [1305-62-0]
Ca(OH)2 BM 74,09
Kalsium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0 %
dan tidak lebih dari 100,5 % Ca(OH)2.
Pemerian Serbuk putih; bersifat basa; rasa agak pahit.
- 602 -
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam gliserin dan
sirop; sangat sukar larut dalam air mendidih; tidak larut
dalam etanol.
Identifikasi
A. Campur beberapa zat dengan air 3 - 4 kali bobot:
akan menjadi bubur halus. Beningan yang jernih bereaksi
basa terhadap kertas lakmus P.
B. Campur 1 g zat dengan 20 ml air, tambahkan asam
asetat 6 N secukupnya sampai larut, menampilkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 0,5 %; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 30 ml asam
klorida 4 N, panaskan sampai mendidih, saring. Cuci
residu dengan air panas dan pijarkan: bobot tidak lebih
dari 10 mg.
Karbonat Campur 2 g zat dengan 50 ml air, tambahkan
asam klorida 3 N berlebih: hanya boleh terbentuk sedikit
gelembung udara.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan memakai larutan uji sebagai berikut:
Larutkan 2,0 g zat dalam 20 ml asam klorida 3 N, uapkan
di atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam
20 ml air, saring. Encerkan filtrat dengan air sampai
40 ml. Pada 20 ml larutan tambahkan 1 ml asam klorida
0,1 N, encerkan dengan air sampai 25 ml.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 4,8%;
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat
dalam campuran 30 ml air dan 10 ml asam klorida 3 N,
lanjutkan penetapan seperti tertera pada Magnesium dan
garam alkali dalam Kalsium Karbonat mulai dari
“panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit”: bobot
residu tidak lebih dari 12 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g zat,
masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 30 ml asam
klorida 3 N sedikit demi sedikit sampai larut sempurna.
Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 500-ml, cuci gelas
piala, tambahkan cairan cucian ke dalam labu, encerkan
dengan air sampai tanda. Pipet 50 ml larutan, ke dalam labu
yang sesuai, tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksinaftol P. Titrasi
dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir
berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 3,705 Ca (OH)2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
LARUTAN TOPIKAL KALSIUM HIDROKSIDA
Calcium Hydroxide Topical Solution
Larutan Topikal Kalsium Hidroksida yaitu larutan yang
mengandung tidak kurang dari 140 mg Ca(OH)2 per 100 ml.
Larutan topikal kalsium hidroksida dibuat dengan cara
menambahkan 3 g kalsium hidroksida P pada 1000 ml air
dingin, kocok kuat dan berulang kali selama 1 jam.
Biarkan kelebihan kalsium hidroksida mengendap.
pakailah beningan.
[Catatan Kelarutan kalsium hidroksida bervariasi
tergantung suhu larutan disimpan, lebih kurang 170 mg
per 100 ml pada suhu 15° dan berkurang pada suhu yang
lebih tinggi. Kadar ditetapkan pada suhu 25°.]
Bagian yang tidak larut tidak dapat dipakai lagi untuk
membuat larutan topikal kalsium hidroksida.
Identifikasi
A. Menyerap karbon dioksida dari udara: terbentuk
lapisan kalsium karbonat pada permukaan cairan.
B. Jika dipanaskan menjadi keruh, sebab terjadi
pemisahan kalsium hidroksida.
C. menampilkan reaksi Kalsium cara A dan B seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Alkali dan garam karbonat Jenuhkan beberapa larutan
dengan karbon dioksida dan didihkan: larutan bereaksi
netral.
Penetapan kadar Pipet 100 ml larutan ke dalam labu
Erlenmeyer yang sesuai, tambahkan 50 ml air, 15 ml
natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksi naftol P
dan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai
titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 3,705 Ca(OH)2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terisi penuh pada suhu tidak lebih dari 25º.
KALSIUM KARBONAT
Calcium Carbonate
Kalsium karbonat (1:1) [471-34-1]
CaCO3 BM 100,09
Kalsium Karbonat yang telah dikeringkan pada suhu 200°
selama 4 jam mengandung kalsium setara tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CaCO3.
Pemerian Serbuk halus mikro hablur, putih; tidak
berbau; tidak berasa; stabil di udara.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam
air meningkat dengan adanya sedikit garam amonium
atau karbon dioksida; adanya alkali hidroksida
menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol; larut
- 603 -
dalam asam asetat 1 N, asam klorida 3 N dan asam
nitrat 2 N dengan membentuk gelembung gas.
Identifikasi Pada beberapa zat tambahkan asam asetat P
terbentuk gelembung gas, sesudah dididihkan larutan
menampilkan reaksi Kalsium cara A, B seperti tertera
pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 200° selama 4 jam.
Senyawa tidak larut asam Tidak lebih dari 0,2%;
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 5,0 g zat
dengan 10 ml air, tambahkan asam klorida P tetes demi
tetes sambil dikocok, sampai tidak terbentuk gelembung
gas, lalu tambahkan air sampai 200 ml dan saring.
Cuci residu dengan air sampai air cucian terakhir tidak
mengandung klorida dan pijarkan. Bobot residu tidak
lebih dari 10 mg.
Fluorida Tidak lebih dari 0,005% [Catatan Siapkan dan
simpan semua larutan dalam wadah plastik.]
Larutan dapar, Larutan baku dan Sistem elektroda
Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida dalam Kalsium
Fosfat Dibasa Anhidrat.
Garis respons baku Lakukan seperti tertera pada uji
Fluorida dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat,
pakailah 4,0 ml asam klorida P sebagai pengganti 2,0 ml
asam klorida P.
procedure Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida
dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat, pakailah 4,0 ml
asam klorida P.
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
penetapan memakai Larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: Larutkan sedikit demi sedikit 1,0 g zat dalam
15 ml asam klorida P dan encerkan dengan air sampai
55 ml. Larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera pada
procedure .
Barium Celupkan kawat platina ke dalam filtrat yang
diperoleh dari uji Senyawa tidak larut asam, bakar: nyala
tidak berwarna hijau.
Timbal <401> Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan penetapan
memakai larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
Campur 1,0 g zat dengan 5 ml air, tambahkan sedikit
demi sedikit 8 ml asam klorida 3 N, uapkan di atas tangas
uap sampai kering, larutkan residu dalam 5 ml air.
Besi Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Buat Larutan uji dengan melarutkan 40 mg zat
dalam 5 ml asam klorida 2 N, masukkan ke dalam gelas
piala dan encerkan dengan air sampai 10 ml. Buat
Larutan baku memakai 4,0 ml Larutan baku besi
seperti tertera pada Uji batas besi <331> dalam gelas
piala dan encerkan dengan air sampai 10 ml. Pada
masing-masing gelas piala tambahkan 2 ml larutan asam
sitrat P (1 dalam 5) dan 2 tetes asam tioglikolat P, atur
pH sampai 9,5±0,1 dengan penambahan amonia LP,
encerkan dengan air sampai 20 ml, campur, diamkan
selama 5 menit. Encerkan dengan air sampai 50 ml. Ukur
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 530 nm
memakai air sebagai blangko: serapan Larutan uji
tidak lebih dari Larutan baku.
Raksa <381> Metode IIa Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan
penetapan memakai larutan yang dibuat sebagai
berikut: Pindahkan 4,0 g zat ke dalam gelas piala 100 ml,
larutkan hati-hati dalam 14 ml asam klorida 6 N. pakailah
3 ml asam klorida 6 N sebagai pengganti 3 ml asam
sulfat P pada pembuatan Larutan baku dan Larutan uji.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan memakai larutan yang dibuat sebagai
berikut: Campur 1,0 g zat dalam 5 ml air, tambahkan
sedikit demi sedikit 8 ml asam klorida 3 N dan uapkan di
atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 20 ml
air, saring dan tambahkan air pada filtrat sampai 25 ml.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 1,0 g zat
dengan 35 ml air, tambahkan hati-hati 3 ml asam
klorida P, panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit.
Segera tambahkan 40 ml asam oksalat LP dan aduk kuat
sampai terbentuk endapan. Segera tambahkan pada
campuran hangat 2 tetes larutan merah metil LP dan tetes
demi tetes amonium hidroksida 6 N sampai campuran
tepat basa, dinginkan sampai suhu ruang. Masukkan ke
dalam gelas ukur, encerkan dengan air sampai 100 ml dan
diamkan selama 4 jam atau semalam. Saring, masukkan
50 ml filtrat ke dalam cawan platina, tambahkan 0,5 ml
asam sulfat P, uapkan di atas tangas uap sampai hampir
kering. Panaskan perlahan-lahan di atas api bebas sampai
kering, lanjutkan pemanasan sampai garam-garam
amonium terurai dan menguap. Pijarkan residu sampai
bobot tetap. Bobot residu tidak lebih dari 5 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg
zat yang telah dikeringkan pada suhu 200° selama 4 jam.
Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, basahkan dengan
beberapa ml air, tambahkan tetes demi tetes asam
klorida 3 N secukupnya sampai larut sempurna.
Tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium hidroksida 1 N dan
300 mg biru hidroksinaftol P. Titrasi dengan dinatrium
edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 5,004 mg CaCO3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 604 -
KALSIUM KLORIDA
Calcium Chloride
Kalsium Klorida dihidrat [10035-04-8]
CaCl2.2H2O BM 147,01
Anhidrat [10043-52-4] BM 110,98
Kalsium Klorida mengandung beberapa CaCl2 setara
tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,0%
CaCl2.2H2O.
Pemerian Granul atau serpihan putih; keras; tidak berbau.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air mendidih;
mudah larut dalam air, etanol, dan etanol mendidih.
Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menampilkan reaksi
Kalsium cara A, B dan reaksi Klorida cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,5 dan 9,2; lakukan penetapan
memakai larutan zat (1 dalam 20).
Aluminium <291> [Catatan Jika pada etiket tertera
untuk pemakaian hemodialisis.] Tidak lebih dari 1 bpj;
lakukan penetapan memakai 2,0 g zat.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml air.
Besi, aluminium dan fosfat Pada larutan zat (1 dalam 20)
tambahkan 2 tetes asam klorida 3 N dan 1 tetes
fenolftalein LP. Tambahkan tetes demi tetes amonium
klorida-amonium hidroksida LP sampai larutan berwarna
merah muda pucat, tambahkan 2 tetes berlebih dan
panaskan sampai mendidih: tidak terbentuk kekeruhan
atau endapan.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%;
Larutkan 1 g zat dalam 50 ml air, tambahkan 500 mg
amonium klorida P, lanjutkan penetapan menurut uji
Magnesium dan garam alkali seperti tertera pada Kalsium
Karbonat mulai dari ”panaskan larutan dan didihkan
selama 1 menit”: bobot residu tidak lebih dari 5 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, larutkan dalam
campuran air-asam klorida 3 N (100:5). Pindahkan
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
air sampai tanda. Pipet 50 ml larutan ke dalam labu
Erlenmeyer, tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol LP.
Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik
akhir berwarna biru tua.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 7,351 mg CaCl2.2H2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Jika dipakai untuk hemodialisis, harus
dinyatakan pada etiket.
INJEKSI KALSIUM KLORIDA
Calcium Chloride Injection
Injeksi Kalsium Klorida yaitu larutan steril kalsium
klorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung Kalsium
Klorida, CaCl2.2H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi menampilkan reaksi Kalsium cara A, B dan
Klorida cara A, B, C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,2 unit
Endotoksin FI per mg kalsium klorida.
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan
memakai injeksi yang tidak diencerkan, kecuali jika
kadar lebih besar dari 1 dalam 20, pakailah larutan injeksi
yang diencerkan dengan air sampai kadar 1 dalam 20.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 1 g kalsium klorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
5 ml asam klorida 3 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 50 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan
100 ml air, 15,0 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg
indikator biru hidroksinaftol LP dan titrasi dengan
dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna
biru tua.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 7,351 mg CaCl2.2H2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
sebaiknya dari kaca Tipe I.
Penandaan Pada etiket dicantumkan kadar osmolar total
dalam mOsmol per liter. Jika volume kurang dari 100 ml,
atau tertera tidak untuk injeksi langsung namun harus
diencerkan terlebih dahulu, pada etiket dicantumkan
kadar osmolar total dalam mOsmol per ml.
- 605 -
KALSIUM LAKTAT
Calcium Lactate
H3C
H
C
OH
C
O
O-
2
Ca2+ . xH2O
Kalsium laktat (1:2) hidrat
Pentahidrat [63690-56-2] BM 308,30
Anhidrat [814-80-2] BM 218,22
C6H10CaO6.xH2O
Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C6H10CaO6, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk atau granul, putih; praktis tidak berbau;
bentuk pentahidrat sedikit mekar pada suhu 120° menjadi
bentuk anhidrat.
Kelarutan Kalsium laktat pentahidrat larut dalam air;
praktis tidak larut dalam etanol.
Baku pembanding Kalsium Laktat BPFI.
Identifikasi
A. Larutan (1 dalam 20) menampilkan reaksi Kalsium
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
B. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Kalsium Laktat BPFI.
Keasaman Tidak lebih dari 0,45 % (sebagai asam laktat).
Titrasi 20 ml larutan (1 dalam 20) dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV memakai indikator fenolftalein LP:
untuk menetralkan diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml
natrium hidroksida 0,1 N.
Susut pengeringan <1121> Pentahidrat antara 22,0%
dan 27,0%; trihidrat antara 15,0% dan 20,0%; monohidrat
antara 5,0% dan 8,0% dan bentuk anhidrat tidak lebih dari
3,0%. Lakukan pengeringan memakai 1 - 2 g zat
dengan ketebalan tidak lebih dari 3 mm, panaskan pada
suhu 120° selama 4 jam.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan memakai 1 g zat yang dilarutkan dalam
2,5 ml asam asetat 1 N dan encerkan dengan air sampai
25 ml.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%.
Campur 1,0 g zat dalam 40 ml air, tambahkan 1 ml asam
klorida P sedikit demi sedikit dan didihkan. Lakukan
seperti tertera pada uji Magnesium dan garam alkali dalam
Kalsium Karbonat, mulai dari “Segera tambahkan 40 ml
asam oksalat LP”: bobot residu tidak lebih dari 5,0 mg.
Asam lemak mudah menguap Aduk lebih kurang 500 mg
zat dengan 1 ml asam sulfat P, hangatkan: campuran tidak
mengeluarkan bau uap asam lemak.
Penetapan kadar Timbang saksama beberapa zat setara
dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6, masukkan ke
dalam labu Erlenmeyer dan larutkan dalam campuran air-
asam klorida 3 N (150:2). Sambil diaduk, sebaiknya
memakai pengaduk magnetik, tambahkan lebih
kurang 30,0 ml dinatrium edetat 0,05 M LV melalui buret
50 ml, tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N dan
300 mg indikator biru hidroksinaftol P dan lanjutkan
titrasi sampai titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 10,91 mg C6H10CaO6
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bentuk kering
atau hidrat; jika bentuk hidrat, harus dicantumkan derajat
hidrasinya. Jika pada etiket sediaan tertera mengandung
kalsium laktat, diartikan sebagai kalsium laktat
pentahidrat C6H10CaO6.5H2O.
TABLET KALSIUM LAKTAT
Calcium Lactate Tablet
Tablet Kalsium Laktat mengandung Kalsium Laktat,
C6H10CaO6.5H2O tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih
dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
[Catatan Kalsium laktat dengan air hidrat yang lebih
kecil dapat dipakai untuk menggantikan
C6H10CaO6.5H2O dalam pembuatan tablet dengan jumlah
kalsium laktat yang setara.]
Identifikasi
A. Larutkan beberapa serbuk tablet dalam air (1 dalam
20), saring. Filtrat menampilkan reaksi Kalsium cara A
dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
B. Larutkan beberapa serbuk tablet dalam air (1 dalam
20), saring. Filtrat menampilkan reaksi Laktat seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Disolusi <1231> procedure gabungan sampel
Media disolusi: 500 ml air.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C6H10CaO6.5H2O
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, jika
perlu lakukan modifikasi.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C6H10CaO6.5H2O, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
- 606 -
setara dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6.5H2O,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 150 ml
air dan 2 ml asam klorida 3 N, aduk memakai
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit. Sambil
diaduk, tambahkan lebih kurang 20,0 ml dinatrium edetat
0,05 M LV melalui buret 50 ml, tambahkan 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol
P dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 15,42 mg C6H10CaO6.5H2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Jumlah kalsium laktat yang dicantumkan
dalam etiket yaitu kalsium laktat pentahidrat.
KALSIUM PANTOTENAT
Calcium Panthotenate
Kalsium D-pantotenat(1:2) [137-08-6]
C18H32CaN2O10 BM 476,53
Kalsium Pantotenat yaitu garam kalsium isomer asam
pantotenat yang memutar bidang polarisasi ke kanan.
Kalsium pantotenat mengandung tidak kurang dari 5,7% dan
tidak lebih dari 6,0% nitrogen (N) dan mengandung tidak
kurang dari 8,2% dan tidak lebih dari 8,6% kalsium (Ca),
keduanya dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih; agak higroskopis; tidak berbau;
rasa pahit.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin;
praktis tidak larut dalam etanol, kloroform dan eter.
Baku pembanding Kalsium Pantotenat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat. Beta
Alanin BPFI (asam 3-amino propionat).
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Kalsium Pantotenat
BPFI.
B. Larutan zat (1 dalam 20) menampilkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 15 ml air bebas
karbondioksida P dalam labu kecil. Segera sesudah
melarut sempurna, tambahkan 1,0 ml asam klorida 0,10 N
dan 0,05 ml fenolftalein LP, campur: tidak terjadi warna
merah muda dalam waktu 5 detik.
Rotasi