larutan
mengandung lebih kurang 20 mg per ml dalam kloroform
P sebagai larutan uji. pakailah tahap gerak campuran
xilena P- n-propanol P-amonium hidrosida P (180:20:1).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Imidazol Tidak lebih dari 0,5%; lakukan Kromatografi
lapis tipis seperti tertera pada Kromatrografi <931>.
tahap gerak Campuran metanol P-kloroform P (3:2).
Larutan baku Timbang beberapa Imidazol BPFI
larutkan dan encerkan dengan kloroform P sampai kadar
500 μg per ml.
Larutan uji Timbang 500 mg zat, larutkan dalam
5,0 ml kloroform P.
procedure Totolkan masing-masing 5 μl Larutan baku
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm. Biarkan totolan mengering, masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
sampai lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di
udara selama 5 menit, tempatkan lempeng dalam bejana
tertutup berisi cawan dengan 100 g iodum P, biarkan
selama lebih kurang 60 menit. Angkat lempeng dan
amati kromatogram: bercak warna cokelat yang
diperoleh dari Larutan uji pada Rf yang sesuai dengan
bercak utama Larutan baku tidak lebih besar dalam
ukuran atau intensitas dari pada bercak utama Larutan
baku.
Senyawa sejenis A klotrimazol Tidak lebih dari 0,5%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat dibasa, tahap gerak, Larutan
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12,5 mg
Senyawa sejenis A Klotrimazol BPFI, masukkan ke
dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam 10 ml
metanol P, tambahkan 6,25 ml Larutan kalium fosfat
dibasa dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Enceran larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan baku
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda.
Larutan uji pakailah Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Enceran larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase
senyawa sejenis A klotrimazol dalam contoh yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
W
C1000
C yaitu kadar Senyawa sejenis A Klotrimazol BPFI
dalam mg per ml Enceran larutan baku; W yaitu bobot
dalam mg klotrimazol yang dipakai ; rU dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak senyawa sejenis A
klotrimazol dalam Larutan uji dan Enceran larutan
baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat dibasa Larutkan 4,35 g kalium
fosfat dibasa P dalam air sampai 1000 ml.
- 722 -
tahap gerak Buat campuran metanol P-Larutan kalium
fosfat dibasa (3:1), saring melalui penyaring membran
dengan porositas 0,2 μm atau lebih halus dan
awaudarakan. Perbandingan volume dapat disesuaikan
untuk memperoleh resolusi yang dikehendaki.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 33 mg
testoteron propionat, masukkan ke dalam labu tentukur
200-ml, larutkan dalam 125 ml metanol P, tambahkan
50 ml Larutan kalium fosfat dibasa, dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, larutkan dalam 25 ml metanol P, tambahkan
12,5 ml Larutan kalium fosfat dibasa, dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda.
Enceran larutan baku Masukkan 10,0 ml Larutan
baku ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 4,0 ml
Larutan baku internal, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda.
Larutan resolusi Masukkan 3 ml Larutan baku dan
5 ml Larutan baku Senyawa sejenis A Klotrimazol BPFI
(pada penetapan senyawa sejenis A klotrimazol) ke
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dalam 5 ml metanol P, tambahkan 2,5 ml Larutan kalium
fosfat dibasa, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 100-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan baku
internal, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
10 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi dan Enceran
larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara
puncak klotrimazol dan senyawa sejenis A klotrimazol
tidak kurang dari 1,9 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang Enceran larutan baku tidak lebih dari
2,0%. Waktu retensi relatif senyawa sejenis A
klotrimazol, klotrimazol dan testoteron propionat
masing-masing yaitu lebih kurang 0,7; 1,0 dan 1,5.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Enceran larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg klotrimazol
C22H17ClN2, yang dipakai pada pembuatan Enceran
larutan uji dengan rumus:
S
U
r
rC1000
C yaitu kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Enceran larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
testosteron propionat dalam Enceran larutan uji dan
Enceran larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
KRIM KLOTRIMAZOL
Clotrimazol Cream
Krim Klotrimazol mengandung Klotrimazol,
C22H17ClN2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai ; simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. [Catatan
Senyawa sejenis A klotrimazol yaitu (o-klorofenil)
difenilmetanol.]
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran 200 ml eter P dan 25 ml
amonium hidrosida P.
Larutan uji Masukkan beberapa krim setara dengan
lebih kurang 5 mg klotrimazol ke dalam tabung
sentrifuga 50 ml, tambahkan 5 ml kloroform P, kocok,
sentrifus sampai diperoleh larutan yang jernih.
Larutan baku Larutkan beberapa Klotrimazol BPFI
dalam kloroform P sampai kadar 1 mg per ml.
Penampak bercak Larutkan 3 g bismut subnitrat P dan
30 g kalium iodida P dalam 10 ml larutan asam klorida P
(1 dalam 4), encerkan dengan air sampai 100 ml.
Encerkan 10 ml larutan ini dan 5 ml larutan asam klorida P
(1 dalam 4) dengan air sampai 200 ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
20 μl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang berisi tahap gerak yang telah
dijenuhkan selama 2 jam. Eluasi sesampai merambat
sampai tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng
dan biarkan kering di udara. Amati bercak di bawah
cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf bercak utama dari
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Semprot
lempeng dengan Penampak bercak: bercak utama dari
Larutan uji dan Larutan baku berwarna jingga.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat dibasa dan tahap gerak Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Klotrimazol.
Larutan baku internal Timbang beberapa testosteron
propionat, larutkan dalam etanol mutlak P sampai kadar
lebih kurang 0,07 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, larutkan dan encerkan dengan etanol mutlak P
sampai tanda.
- 723 -
Enceran larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku dan
10 ml Larutan baku internal, campur.
Larutan resolusi Timbang beberapa Senyawa sejenis A
Klotrimazol BPFI, larutkan dalam etanol mutlak P
sesampai kadar lebih kurang 0,12 mg per ml. Campur
7 ml larutan ini dengan 1 ml Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama beberapa krim setara
dengan lebih kurang 10 mg klotrimazol, masukkan ke
dalam tabung sentrifuga bertutup putar 50 ml, tambahkan
10,0 ml Larutan baku internal. Panaskan di dalam tangas
air pada suhu 50º selama 5 menit sambil sesekali
dikocok. Angkat tabung, kocok kuat selama 5 menit,
dinginkan dalam tangas es metanol selama 15 menit, dan
segera sentrifus. Pindahkan beningan ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 10,0 ml etanol mutlak P pada residu
dalam tabung sentrifuga, ulangi ekstraksi mulai dari
”Panaskan di dalam tangas air pada suhu 50°”.
Pindahkan beningan ke dalam tabung yang berisi
beningan hasil penyarian pertama. pakailah larutan ini
sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom pelindung
6 cm x 2,1 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 10 μm dan kolom 30 cm x 3,9 mm berisi bahan
pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 μm. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan resolusi dan Enceran larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak senyawa
sejenis A klotrimazol dan klotrimazol tidak kurang dari
1,2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Enceran larutan baku tidak lebih dari 2,0%; waktu
retensi relatif senyawa sejenis A klotrimazol, klotrimazol
dan testosteron propionat berturut-turut yaitu lebih
kurang 0,9; 1,0 dan 1,5.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Enceran larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
mg, C22H17ClN2, dalam tiap g krim yang dipakai
dengan rumus:
S
U
R
R
W
C20
C yaitu kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Enceran larutan baku; W yaitu bobot krim yang
dipakai dalam g; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
testosteron propionat dalam Larutan uji dan Enceran
larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau wadah
tertutup rapat, pada suhu antara 2º dan 30º.
LARUTAN TOPIKAL KLOTRIMAZOL
Clotrimazol Topical Solution
Larutan Topikal Klotrimazol yaitu larutan Klotrimazol
dalam pelarut hidrofil bukan air yang sesuai.
Mengandung klotrimazol, C22H17ClN2, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai ; simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. [Catatan
Senyawa sejenis A klotrimazol yaitu (o-klorofenil)
difenilmetanol.]
Identifikasi Masukkan beberapa volume larutan setara
dengan lebih kurang 10 mg klotrimazol, masukkan ke
dalam tabung sentrifuga bertutup ulir 50 ml, tambahkan
5 ml larutan amonium hidroksida P (1 dalam 100) dan
10 ml kloroform P. Kocok kuat, sentrifus sampai tahap
kloroform jernih. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi dalam Krim Klotrimazol.
Penetapan kadar
Larutan kalium fosfat dibasa, tahap gerak dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Krim Klotrimazol.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 66 mg
testosteron propionat, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, larutkan dalam 75 ml metanol P, encerkan
dengan Larutan kalium fosfat dibasa sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal,
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis A Klotrimazol BPFI, larutkan dalam metanol P
sampai kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Masukkan
12 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml,
tambahkan 4 ml Larutan kalium fosfat dibasa dan 3 ml
Larutan baku, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
Larutan uji Pipet beberapa volume larutan topikal
setara dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol, masukkan
ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan
baku internal, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromaogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
klotrimazol, C22H17CIN2, dalam tiap ml larutan topikal
yang dipakai dengan rumus:
S
U
R
R
V
C50
- 724 -
C yaitu kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V yaitu volume dalam ml larutan topikal
yang dipakai ; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
testosteron propionat dalam Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu antara 2º dan 30º.
TABLET VAGINAL KLOTRIMAZOL
Clotrimazole Vaginal Tablet
Tablet Vaginal Klotrimazol mengandung Klotrimazol,
C22H17ClN2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai ; simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. [Catatan
Senyawa sejenis A klotrimazol yaitu (o-klorofenil)
difenilmetanol.]
Identifikasi Timbang beberapa serbuk halus tablet setara
dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol, masukkan ke
dalam tabung sentrifuga bersumbat ulir 50 ml.
Tambahkan 10 ml kloroform P, kocok kuat selama
2 menit, sentrifus untuk menjernihkan. [Catatan
Beningan dapat agak keruh.] Lakukan seperti tertera
pada Identifikasi dalam Krim Klotrimazol, kecuali
pakailah Larutan baku dalam kloroform P yang
mengandung 5 mg per ml.
Waktu hancur <125> Tidak lebih dari 20 menit.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Larutan kalium fosfat dibasa, tahap gerak dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Krim Klotrimazol.
Larutan baku internal, Larutan baku dan Larutan
resolusi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
dalam Larutan Topikal Klotrimazol.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
10 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 100 mg klotrimazol,
masukkan ke dalam tabung sentrifuga bertutup ulir
50 ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal dan
15 ml tahap gerak, goyang selama 15 menit dan sentrifus
selama 10 menit. Masukkan beningan ke dalam labu
tentukur 100-ml memakai alat suntik yang sesuai.
Bilas alas suntik dengan 25 ml tahap gerak, tambahkan
bilasan ke dalam tabung sentrifuga, goyang selama
15 menit dan sentrifus selama 10 menit. Masukkan
beningan ke dalam labu tentukur yang sama
memakai alat suntik yang sesuai. Bilas alat suntik
dengan 25 ml tahap gerak, tambahkan bilasan ke dalam
labu tentukur yang sama dan encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl ) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
klotrimazol, C22H17ClN2, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus :
s
u
R
RC100
C yaitu kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
testosteron dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
KODEIN
Codeine
OH3CO OH
CH2
H
H N CH2
CH3
H2O
7,8-Didehidro-4,5 -epoksi-3-metoksi-17-metilmorfinan
6 -ol monohidrat [6059-47-8]
C18H21NO3.H2O BM 317,38
Anhidrat [76-57-3] BM 299,37
Kodein mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 101,0% C18H21NO3, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam air
mendidih dan dalam eter; mudah larut dalam etanol dan
dalam kloroform.
Baku pembanding Kodein BPFI.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika dilakukan uji B,
C, D dan Jarak lebur. Uji B, C dan D dapat diabaikan
jika dilakukan Uji A dan Jarak lebur.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kodein BPFI.
B. Pada 2 ml larutan 0,5% tambahkan 50 ml air, 10 ml
natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air sampai
100 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan pada
panjang gelombang antara 250-350 nm menampilkan
- 725 -
maksimum hanya pada 284 nm seperti pada Kodein
BPFI. Serapan jenis pada 284 nm lebih kurang 50.
C. Panaskan 10 mg zat dengan campuran 1 ml asam
sulfat P dan 0,05 ml larutan besi(III) klorida heksahidrat
P 1,3% di atas tangas air: terjadi warna biru yang
berubah menjadi merah pada penambahan 0,05 ml asam
nitrat P.
D. Memenuhi reaksi alkaloid.
Jarak lebur <1021> 155º - 159º.
pH <1071> Lebih besar dari 9; lakukan penetapan
memakai larutan 0,5%.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan memakai larutan 0,50% dalam air bebas
karbondioksida P.
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Larutan
tidak berwarna; lakukan penetapan memakai lartan
0,50% dalam air bebas karbon dioksida P.
Rotasi jenis <1081> Antara -142º dan -146º; lakukan
penetapan memakai larutan 2% dalam etanol P.
Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% dan 6,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 100º-105º sampai bobot
tetap, memakai 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan penetapan memakai 1 g zat.
Alkaloid asing Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran etanol mutlak P-sikloheksan P-
amonium hidroksida P (72:30:6).
Larutan 1 Timbang beberapa zat, larutkan dalam
etanol mutlak P sampai kadar 4%.
Larutan 2 Timbang beberapa zat, larutkan dalam
etanol mutlak P sampai kadar 0,06%.
Larutan 3 Timbang beberapa zat, larutkan dalam
etanol mutlak P sampai kadar 0,04%.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 pada jarak
yang sama 2,5 cm dari tepi bawah lempeng silika gel P.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
kering di udara dan semprot lempeng dengan kalium
iodobismutat asetat LP. Bercak lain selain bercak utama
yang diperoleh dari Laruan 1 tidak lebih intensif dari
bercak Larutan 2, dan tidak lebih dari satu bercak yang
memiliki Rf lebih tinggi dari bercak utama, lebih
intensif dari bercak Larutan 3.
Morfin Lebih kurang 0,13%; lakukan penetapan seperti
tertera pada Warna dan Akromisitas <1291> Metode III
dengan melarutkan 100 mg zat dalam asam klorida 0,1 N
secukupnya sampai diperoleh 5 ml larutan, tambahkan
2 ml larutan natrium nitrit P 1% biarkan selama 15 menit
dan tambahkan 3 ml amonium hidroksida 6 N. Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan U4.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
250 mg zat, larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial P
dan tambahkan 20 ml 1,4-dioksan P. Titrasi dengan
asam perklonat 0,1 N LV memakai indikator kristal
violet LP. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam peklorat 0,1 N
setara dengan 29,9 mg C18H21NO3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
KODEIN FOSFAT
Codeine Phosphate
OH3CO OH
CH2
H
H N CH2
CH3
H2O H3PO4
7,8-Didehidro-4,5 -epoksi-3-metoksi-17-metil morfinan-
6 -ol fosfat (1:1) (garam) hemihidrat [41444-62-6]
C18H21NO3.H3PO4.½H2O BM 406,37
Anhidrat [52-28-8] BM 397,36
Kodein Fosfat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,5% C18H21NO3.H3PO4, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Pemerian Hablur berbentuk jarum, halus; putih atau
serbuk hablur putih; tidak berbau; peka terhadap cahaya;
larutannya bersifat asam terhadap lakmus.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
dalam air panas; sukar larut dalam etanol namun akan
lebih larut dalam etanol mendidih.
Baku pembanding Kodein Fosfat BPFI, bentuk
hemihidrat dari kodein fosfat; lakukan pengeringan pada
suhu 105° selama 18 jam sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 18 jam dan
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kodein Fosfat BPFI.
B. Netralkan larutan (1 dalam 50) tambahkan
amonium hidroksida 6 N, tambahkan perak nitrat LP;
terbentuk endapan kuning perak fosfat yang larut dalam
asam nitrat 2 N dan dalam amonium hidroksida 6 N.
- 726 -
Keasaman Larutkan 100 mg zat dalam 20 ml air, titrasi
dengan natrium hidroksida 0,010 N sampai pH 5,4
memakai pH meter: diperlukan tidak lebih dari
1,0 ml natrium hidroksida 0,010 N.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
Klorida Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) yang telah
diasamkan dengan asam nitrat P, tambahkan beberapa
tetes perak nitrat LP: tidak segera terjadi opalesensi.
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
beberapa tetes barium klorida LP: tidak segera terjadi
kekeruhan.
Morfin Larutkan lebih kurang 50 mg kalium
heksasianoferat(III) P dalam 10 ml air, tambahkan
1 tetes besi(III) klorida LP dan 1 ml larutan kodein fosfat
(1 dalam 100): tidak segera terjadi warna biru.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pelarut Campuran asam klorida 0,01 N-etanol mutlak
P (4:1).
tahap gerak Buat campuran etanol mutlak P-
sikloheksan P-amonium hidroksida P (72:30:6).
Larutan A Timbang saksama beberapa zat uji, larutkan
dalam Pelarut sampai kadar 40 mg per ml.
Larutan B Encerkan 2,0 ml Larutan A dengan Pelarut
sampai 100,0 ml.
Larutan C Encerkan 1,0 ml Larutan A dengan Pelarut
sampai 100,0 ml.
Penampak bercak Campur 3 ml larutan asam
kloroplatinat P (1 dalam 10) dengan 97 ml air,
dilanjutkan dengan penambahan 100 ml larutan kalium
iodida P (6 dalam 100).
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan A, Larutan B dan Larutan C pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak,
biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, biarkan kering di udara, semprot
lempeng dengan Penampak bercak, amati kromatogram:
dari Larutan A tidak ada bercak kecuali bercak utama
dan bercak pada titik penotolan yang labih intensif dari
bercak utama Larutan B (2%); jika ada bercak lain maka
tidak lebih dari satu bercak dengan Rf lebih besar dari
bercak utama Larutan C (1%).
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, jika
perlu hangatkan sebentar agar larut. Titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam peklorat 0,1 N
setara dengan 39,74 mg C18H21NO3.H3PO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung cahaya.
TABLET KODEIN FOSFAT
Codeine Phosphate Tablet
Tablet Kodein Fosfat mengandung Kodein Fosfat,
C18H21NO3.H3PO4.½H2O tidak kurang dari 93,0% dan
tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Kodein Fosfat BPFI, merupakan
bentuk hemihidrat dari kodein fosfat. Lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 18 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Digesti beberapa serbuk tablet, setara dengan 100 mg
kodein fosfat, dengan 15 ml air dan 5 ml asam sulfat 2 N
selama 1 jam. Saring jika perlu dan cuci residu yang tidak
larut dengan sedikit air. Basakan filtrat dengan amonium
hidroksida 6 N. Ekstraksi beberapa kali dengan 10 ml
kloroform P, uapkan ekstrak kloroform di atas tangas uap
sampai kering, dan keringkan pada 80° selama 4 jam,
lakukan penetapan spektrum inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kodein Fosfat BPFI.
B. beberapa serbuk tablet setara dengan lebih kurang
100 mg kodein fosfat, ditambahkan 100 ml air dan 2 tetes
asam sulfat 2 N. Digesti dengan pengocokan sesering
mungkin, selama 15 menit dan saring. Netralkan 5 ml
filtrat dengan amonium hidroksida 6 N, dan tambahkan
perak nitrat LP: terbentuk endapan kuning dari perak
fosfat, dan endapan akan larut dalam asam nitrat encer P
dan amonium hidroksida 6 N.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah
C18H21NO3.H3PO4.½H2O yang terlarut dengan
mengukur serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan
Media disolusi, dan serapan larutan baku Kodein Fosfat
BPFI dalam media yang sama, pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 284 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C18H21NO3.H3PO4.½H2O dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk Keseragaman Kandungan
Larutan uji Masukkan 1 tablet yang sebelumnya telah
digerus atau diserbuk haluskan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 25 ml air, kocok sampai larut.
Encerkan dengan air sampai tanda. Saring jika perlu,
buang 20 ml filtrat pertama. Pindahkan beberapa volume
filtrat yang setara dengan lebih kurang 6 mg kodein fosfat
ke dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 2 ml asam
klorida 3 N, encerkan dengan air sampai tanda.
- 727 -
Larutan baku Larutkan Kodein Fosfat BPFI dalam
asam klorida 0,1 N dan encerkan secara kuantitatif dan
bertahap dengan pelarut yang sama sampai diperoleh
Larutan baku dengan kadar lebih kurang 120 g per ml.
Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 284 nm,
memakai sel 1-cm dengan air sebagai blangko.
Hitung jumlah dalam mg kodein fosfat,
C18H21NO3.H3PO4.½H2O pada zat uji dengan rumus:
37,397
37,406
A
A
V
C5,2
S
U
C yaitu kadar Kodein Fosfat BPFI dalam g per ml
Larutan baku; V yaitu volume dalam ml Larutan uji;
AU dan AS yaitu serapan Larutan uji dan Larutan baku;
406,37 dan 397,37 yaitu berat molekul dari kodein
fosfat hemihidrat dan kodein fosfat anhidrat.
Batas morfin 1 ml filtrat dari uji Identifikasi cara B
memenuhi syarat Batas morfin seperti tertera pada
Kodein fosfat.
Penetapan kadar Timbang dan serbuk haluskan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk
tablet, setara lebih kurang 150 mg kodein fosfat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
20 ml asam sulfat 0,5 N dan kocok campuran sesekali
selama 2 jam. Tambahkan air sampai tanda, dan saring
melalui penyaring krusibel. Masukkan beberapa volume
filtrat yang setara dengan tidak kurang dari 75 mg kodein
fosfat ke dalam corong pisah, basakan dengan amonium
hidroksida 6 N, dan ekstraksi beberapa kali dengan 15 ml
kloroform P untuk mendapatkan total alkaloid. Uapkan
campuran larutan kloroform pada penangas uap sampai
mendekati kering. Larutkan residu dengan lebih kurang
2 ml metanol P, panaskan, jika perlu tambahkan merah
metil LP, dan titrasi dengan asam sulfat 0,02 N LV sampai
warna merah muda pucat. Tambahkan lebih kurang
40 ml air bebas karbondioksida P dan lanjutkan titrasi
dengan asam sulfat 0,02 N LV.
Tiap ml asam sulfat 0,02N
setara dengan 8,128 mg C18H21NO3.H3PO4.½H2O
Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
KODEIN HIDROKLORIDA
Codeine Hydrochloride
7,8-Didehidro-4,5 -epoksi-3-metoksi-17-metil morfinan-
6 -ol hidroklorida dihidrat [1422-07-7]
C18H22ClNO3.2H2O BM 371,9
Kodein Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C18H22ClNO3,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk
hablur putih.
Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol;
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Baku pembanding Kodein Hidroklorida BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kodein Hidroklorida BPFI.
B. Pada 50 ml larutan 0,04% tambahkan 10 ml
natrium hidroksida 1 M dan encerkan dengan air sampai
100 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan pada
panjang gelombang antara 230-350 nm, menampilkan
maksimum hanya pada panjang gelombang 284 nm
dengan serapan lebih kurang 0,88.
C. menampilkan reaksi Klorida cara A seperti tertera
pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Keasaman-kebasaan Pada 10 ml larutan 2% tambahkan
0,05 ml merah metil LP: diperlukan tidak lebih dari
0,2 ml natrium hidroksida 0,02 N LV atau 0,2 ml asam
klorida 0,2 N LV untuk mengubah warna larutan.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan memakai larutan 4,0%.
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W6;
lakukan penetapan memakai larutan 4,0%.
Rotasi jenis <1081> -116º - 120º; lakukan penetapan
memakai larutan 2%.
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan penetapan memakai 1 g zat.
Sulfat Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai
berikut:
Larutan uji pakailah 15,0 ml larutan 1,0%
Larutan sulfat-etanol Encerkan 1,0 ml larutan kalium
sulfat P 0,181% dalam etanol P 30% di dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan etanol P 30% sampai
tanda (10 bpj SO4).
Larutan pembanding pakailah 15,0 ml Larutan sulfat-
etanol.
procedure Pada dua tabung reaksi 20 ml tambahkan
masing-masing 1 ml larutan barium klorida P 25,0% dan
1,5 ml Larutan sulfat-etanol, kocok dan biarkan selama 1
menit. Pada tabung reaksi pertama tambahkan Larutan
uji dan 0,5 ml asam asetat 5 N. Pada tabung reaksi kedua
tambahkan 15,0 ml Larutan pembanding dan 0,5 ml
asam asetat 5 N: sesudah 5 menit, opalesensi pada
Larutan uji tidak lebih kuat dari Larutan pembanding.
- 728 -
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran etanol mutlak P-sikloheksan P-
amonium hidroksida P (72:30:6)
Pelarut Campuran asam klorida 0,01 N dan etanol
mutlak P (4:1)
Larutan 1 Timbang beberapa zat, larutkan dalam
Pelarut sampai kadar 5,0%.
Larutan 2 Timbang beberapa zat, larutkan dalam
Pelarut sampai kadar 0,075%.
Larutan 3 Timbang beberapa zat, larutkan dalam
Pelarut sampai kadar 0,05%.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 pada jarak
yang sama 2,5 cm dari tepi lempeng silika gel G.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
kering di udara dan semprot lempeng dengan kalium
iodobismutat asetat LP: bercak lain selain bercak utama,
yang diperoleh dari Larutan 1 tidak lebih intensif dari
bercak Larutan 2 dan tidak lebih dari satu bercak
ini dengan harga Rf lebih tinggi dari bercak utama
lebih intensif dari bercak Larutan 3.
Morfin Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti
yang tertera pada Warna dan Akromisitas <1291>
Metode II dengan melarutkan 100 mg zat dalam asam
klorida 0,1 N secukupnya sampai diperoleh 5 ml larutan,
tambahkan 2 ml larutan natrium nitrit P 1%, biarkan
selama 15 menit dan tambahkan 3 ml amonium
hidroksida 6 N; warna larutan tidak lebih intensif dari
Larutan padanan U4.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg zat, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
glasial P dan 20 ml 1,4-dioksan P. Tambahkan 7 ml
raksa(II) asetat LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 M LV
dan tentukan titik akhir secara potensiometrik.
Tiap ml asam peklorat 0,1 N
setara dengan 33,58 mg C18H21ClNO3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung cahaya.
KOFEIN
Caffeine
N
N
N
N
O
H3C
O
CH3
CH3
1,3,7-Trimetilxantin [58-08-2]
C8H10N4O2 (anhidrat) BM 194,19
Monohidrat [5743-12-4] BM 212,21
Kofein berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengandung
satu molekul air. Mengandung tidak kurang dari 98,5%
dan tidak lebih dari 101,0% C8H10N4O2, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk putih, bentuk jarum mengkilat,
biasanya menggumpal; tidak berbau; rasa pahit; larutan
bersifat netral terhadap kertas lakmus; bentuk hidratnya
mengembang di udara.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol;
mudah larut dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
Baku pembanding Kofein BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam minyak mineral P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Kofein
BPFI.
B. Waktu retensi puncak kofein pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
pada Penetapan kadar.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 0,5% untuk
bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 8,5% untuk bentuk
hidrat; lakukan pengeringan pada suhu 80° selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,1% dan jumlah semua cemaran tidak lebih
dari 0,1%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
procedure Suntikkan lebih kurang 10 μl Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r
100
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran dan
rS yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Timbang saksama lebih kurang 1,64 g
natrium asetat anhidrat P, masukkan ke dalam labu
tentukur 2000-ml, larutkan dan encerkan dengan air
- 729 -
sampai tanda. Pindahkan 1910 ml larutan ini ke dalam
labu tentukur 2000-ml, tambahkan 50 ml asetonitril P
dan 40 ml tetrahidrofuran P, campur. Atur pH sampai 4,5
dengan penambahan asam asetat glasial P, campur,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
kurang 2 mg teofilin, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml tahap gerak, kocok
dan jika perlu sonikasi untuk melarutkan. Encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg
Kofein BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,
tambahkan 5 ml Larutan kesesuaian sistem dan 10 ml
tahap gerak, kocok, dan jika perlu sonikasi untuk
melarutkan. Encerkan dengan tahap gerak sampai tanda,
campur, dan saring.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
10 ml tahap gerak, kocok dan jika perlu sonikasi untuk
melarutkan. Encerkan dengan tahap gerak sampai tanda,
campur dan saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif untuk
teofilin dan kofein berturut-turut lebih kurang 0,69 dan
1,0; resolusi, R, antara teofilin dan kofein tidak kurang
dari 6,0; faktor ikutan setiap puncak yang teridentifikasi
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak kofein. Hitung jumlah dalam mg kofein,
C8H10N4O2, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC50
C yaitu kadar Kofein BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
kofein dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan kofein hidrat dalam
wadah tertutup rapat dan kofein anhidrat dalam wadah
tertutup baik.
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bentuk
anhidrat atau hidrat.
INJEKSI KOFEIN SITRAT
Caffeine Citrate Injection
Injeksi Kofein Sitrat yaitu larutan steril mengandung
Kofein dan Asam Sitrat dalam air untuk injeksi.
Mengandung kofein sitrat, C14H18N4O9, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Tidak boleh mengandung
bakteriostatik atau pengawet lain.
Baku pembanding Kofein BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
B. menampilkan reaksi Sitrat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
C. Masukkan lebih kurang 4 g kalium iodida P ke
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10 ml air, kocok
sampai kalium iodida larut. Masukkan 2 g iodum P ke
dalam labu tentukur, kocok sampai larut. Encerkan
dengan air sampai tanda. Masukkan 5 tetes larutan yang
diperoleh ke dalam tabung sentrifuga 25 ml yang
mengandung 5,0 ml injeksi, campur. Tambahkan 0,5 ml
larutan asam klorida 2,0 M, campur: terbentuk endapan
cokelat yang larut pada penetralan dengan 0,5 ml natrium
hidroksida LP.
Warna dan kejernihan Masukkan beberapa injeksi ke
dalam tabung reaksi kaca bening, amati larutan secara
visual pada daerah dengan cahaya cukup baik: larutan
tidak berwarna, tidak keruh, tidak ada endapan dan bebas
kabut.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit
Endotoksin FI per mg kofein.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat seperti tertera pada
Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas Produk.
pH <1071> Antara 4,2 dan 5,2.
Bahan partikulat <751> Tidak lebih dari 150 partikel
yang sama dengan atau lebih besar dari 10 m, dan tidak
lebih dari 25 partikel yang sama dengan atau lebih besar
dari 25 m.
Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis tidak
lebih dari 0,10%; total cemaran tidak lebih dari 0,1%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan teofilin, Larutan baku dan
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
- 730 -
Larutan kesesuaian sistem Masukkan 2,5 ml Larutan
baku ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : puncak
teofilin menghasilkan respons puncak yang dapat
dibedakan waktu retensinya.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
senyawa sejenis dalam injeksi dengan rumus:
S
i
W
S
r
r
C
CF
19,194
31,386100
F yaitu faktor respons relatif setara 0,878 untuk
teobromin pada waktu retensi relatif lebih kurang 0,4;
setara 1,10 untuk paraxantin pada waktu retensi relatif
lebih kurang 0,6; setara 0,905 untuk teofilin pada waktu
retensi relatif lebih kurang 0,7 dan setara 1,0 untuk
senyawa sejenis lain; 386,31 dan 194,19 berturut-turut
yaitu bobot molekul kofein sitrat dan kofein; Cs yaitu
kadar Kofein BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
CW yaitu kadar kofein sitrat dalam mg per ml Larutan uji;
ri yaitu respons puncak masing-masing senyawa sejenis
dari Larutan uji; rS dalah respons kofein dari Larutan baku.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran natrium asetat 0,01 M -
asetonitril P-tetrahidrofuran P (191:5:4). Atur pH sampai
4,5 dengan penambahan asam asetat glasial P, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan teofilin Timbang saksama beberapa teofilin,
larutkan dalam air, encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan air sampai kadar lebih kurang
0,02 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg
Kofein BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml.
Tambahkan 5 ml Larutan teofilin, larutkan dan encerkan
dengan air sampai tanda.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi setara
dengan lebih kurang 50 mg kofein, masukkan ke dalam labu
tentukur 250-ml. Encerkan dengan air sampai tanda, saring
melalui penyaring membran poliviniliden difluorida atau
membran yang setara dengan porositas 0,45 m.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
waktu retensi untuk teofilin dan kofein berturut-turut
lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara teofilin dan
kofein tidak kurang dari 6,0; faktor ikutan ditentukan dari
puncak teofilin dan kofein tidak lebih dari 2,0; simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang ditentukan dari
puncak kofein tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak kofein. Hitung jumlah dalam mg kofein
sitrat, C14H18N4O9, dalam volume injeksi yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC
19,194
31,386250
C yaitu kadar Kofein BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; 386,31 dan 194,19 berturut-turut yaitu bobot
molekul kofein sitrat dan kofein; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
dari kaca Tipe I, tertutup rapat. Simpan pada suhu antara
15º dan 30º.
KOKAIN HIDROKLORIDA
Cocaine Hydrochloride
Metil3 -hidroksi-1 H,5 H-tropan-2 -karboksilat,
benzoate(ester)hidroksida [53-21-4]
C17H21NO4.HCl BM 339,82
Kokain Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C17H21NO4.HCl
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol; larut dalam kloroform dan dalam gliserin;
tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Kokain Hidroklorida BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 3 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Memenuhi syarat seperti tertera pada Identifikasi
Basa Nitrogen Organik <261>, memakai natrium
karbonat LP sebagai pengganti natrium hidroksida 1 N.
B. Ke dalam 5 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan
5 tetes larutan kromium trioksida P (1 dalam 20):
terbentuk endapan kuning yang segera larut kembali jika
dikocok perlahan-lahan. Tambahkan 1 ml asam
klorida P: terbentuk hablur jingga yang mantap.
- 731 -
C. Ke dalam larutan lebih kurang 10 mg zat dalam
2 tetes air tambahan 1 ml kalium permanganat 0,1 N:
terbentuk hablur ungu, kelihatan ungu kecoklatan bila
dikumpulkan pada penyaring, dan memiliki sifat khas,
berkelompok membentuk hablur merah ungu dilihat di
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah.
D. menampilkan reaksi Klorida seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum <291>.
Rotasi jenis <1081> Antara -71º dan -73º; dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan di atas silika gel P
selama 3 jam; lakukan penetapan memakai larutan
yang mengandung setara 200 mg per 10 ml.
Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml air,
tambahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak lebih
dari 0,50 ml sampai menjadi warna kuning.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan diatas silika gel P selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg zat
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
intensif dari Larutan padanan F.
Kokain-sinamil dan zat mereduksi lainnya Ke dalam
5 ml larutan zat (1 dalam 50) tambahkan 0,3 ml asam
sulfat 1 N dan 0,10 ml kalium permanganat 0,10 N:
terjadi warna ungu yang tidak hilang dalam dalam waktu
30 menit.
Kokain-isoatropil Encerkan 5 ml larutan zat (1 dalam
50) dengan 80 ml air dalam gelas piala, tambahkan
0,2 ml amonium hidroksida 6 N, aduk kuat selama 5
menit, dan sesekali gores dinding sebelah dalam gelas
piala dengan batang pengaduk: terbentuk hablur kokain
dan beningan jernih.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam campuran 40 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(III) asetat LP. Tambahkan
2 tetes merah kuinaldin LP dan titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklonat 0,1 N
setara dengan 33,98 mg C12H21NO4.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
KOLEKALSIFEROL
Cholecalciferol
HO
CH2
CH3H
H
CH3 CH3 CH3
(3 ,5Z,7E)-kolekalsiferol [67-97-0]
C27H44O BM 384,64
Kolekalsiferol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 103,0% C27H44O.
Pemerian Hablur putih; tidak berbau. Dipengaruhi oleh
udara dan cahaya. Melebur pada suhu lebih kurang 85°.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam minyak lemak.
Baku pembanding Kolekalsiferol BPFI; simpan di
tempat dingin, terlindung cahaya; biarkan mencapai suhu
ruang sebelum ampul dibuka. pakailah secukupnya,
buang sisa yang tidak dipakai . Vitamin D untuk
kesesuaian sistem pada Penetapan kadar BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum dipakai . Biarkan mencapai
suhu ruang sebelum ampul dibuka. Pindahkan isi yang
tidak diperlukan dari ampul ke dalam wadah yang
tertutup rapat, simpan di bawah nitrogen P di tempat
sejuk dan gelap.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Kolekalsiferol BPFI pada rentang antara 2 - 12 μm.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 μg per ml
dalam etanol P menampilkan maksimum dan minimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Kolekalsiferol BPFI; serapan masing-masing pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
263 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Larutkan 0,5 mg zat dalam kloroform P, tambahkan
0,3 ml asetat anhidrida P dan 0,1 ml asam sulfat P,
kocok kuat: terjadi warna merah terang dan cepat berubah
menjadi hijau melalui violet dan biru.
D. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran sikloheksan P-dietil eter P
(50:50).
Penampak bercak Buat larutan asetil klorida P
(1 dalam 50) dalam antimon triklorida LP.
Larutan baku Larutkan Kolekalsiferol BPFI dalam
larutan squalen (1 dalam 100) dalam kloroform P yang
dibuat segar dan tanpa pemanasan sampai kadar lebih
kurang 50 mg per ml.
- 732 -
S
U
r
rC25,0
Larutan uji Larutkan zat dalam larutan squalen
(1 dalam 100) dalam kloroform P yang dibuat segar dan
tanpa pemanasan sampai kadar lebih kurang 50 mg per
ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan baku dan Larutan uji pada jarak 2,5 cm
dari tepi bawah lempeng kromatografi silika gel P setebal
0,25 mm. Lakukan proses selanjutnya di tempat gelap.
Masukkan lempeng ke dalam bejana yang telah
dijenuhkan dengan tahap gerak dan biarkan merambat
sampai 15 cm dari titik penotolan. Angkat lempeng,
tandai batas rambat, biarkan kering di udara dan semprot
lempeng dengan Penampak bercak: harga Rf bercak
berwarna jingga kekuningan (kolekalsiferol) dari Larutan
uji sama dengan harga Rf bercak Larutan baku dan jika
ada bercak violet di bawah bercak kolekalsiferol
yaitu 7-dehidrokolesterol.
Rotasi jenis <1081> Antara +105º dan +112º; lakukan
penetapan memakai larutan yang mengandung 5 mg
per ml dalam etanol P. Buat larutan segar dengan
memakai kolekalsiferol dari wadah yang dibuka
tidak lebih dari 30 menit dan tetapkan rotasi dalam waktu
30 menit sesudah pembuatan larutan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Heksan dehidrat Buat kolom kromatografi dengan
memakai tabung kromatografi berdiameter 8 cm,
panjang 60 cm, dengan 500 g tanah silika untuk
kromatografi P ukuran 50-250 μm yang telah diaktifkan
dengan pemanasan pada suhu 150° selama 4 jam.
Lakukan dengan cara Kromatografi kolom adsorpsi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Alirkan 500 ml
heksan P melalui kolom, kumpulkan eluat dalam labu
bersumbat kaca.
tahap gerak Buat larutan n-amil alkohol P dalam
Heksan dehidrat (3 dalam 1000). Perbandingan
komponen dan laju alir dapat bervariasi untuk memenuhi
persyaratan kesesuaian sistem.
Larutan baku [Catatan pakailah peralatan kaca
aktinik rendah dan buat larutan segar setiap hari.]
Timbang saksama lebih kurang 30 mg Kolekalsiferol
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dalam toluen P tanpa pemanasan, tambahkan toluen P
sampai tanda. Pipet 10,0 ml larutan, masukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda. Kadar larutan lebih kurang 120 μg per ml.
Larutan uji [Catatan pakailah peralatan kaca aktinik
rendah dan buat larutan segar setiap hari.] Timbang
saksama lebih kurang 30 mg zat, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml dan lakukan seperti tertera pada Larutan
baku, mulai dengan “Larutkan dalam toluen P tanpa
pemanasan”. Kadar larutan lebih kurang 120 μg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
250 mg Vitamin D untuk kesesuaian sistem pada
Penetapan kadar BPFI, larutkan dalam 10 ml campuran
toluen P-tahap gerak (1:1). Refluks pada suhu 90° selama
45 menit dan dinginkan; larutan ini mengandung
kolekalsiferol, pre-kolekalsiferol dan trans-kolekalsiferol.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L3. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem lima kali
penyuntikan, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara
puncak trans-kolekalsiferol dan pre-kolekalsiferol tidak
kurang dari 1,0 dan simpangan baku relatif dari puncak
kolekalsiferol tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif
pre-kolekalsiferol, trans-kolekalsiferol dan kolekalsiferol
berturut-turut lebih kurang 0,4; 0,5 dan 1,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (5 - 10 l) Larutan baku dan Larutan uji, ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg kolekalsiferol,
C27H44O, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
C yaitu kadar Kolekalsiferol BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak kolekalsiferol dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat di bawah nitrogen, di tempat sejuk dan terlindung
cahaya.
RESIN KOLESTIRAMIN UNTUK SUSPENSI
ORAL
Cholestyramine Resin for Oral Suspension
Kolestiramin untuk Suspensi Oral yaitu campuran Resin
Kolestiramin dengan bahan tambahan yang sesuai, bahan
pewarna dan perisa. Mengandung Resin Kolestiramin
kering tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari
115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Resin Kolestiramin BPFI; lakukan
pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada tekanan
tidak lebih dari 50 mmHg pada suhu 70° selama 16 jam.
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Masukkan beberapa zat setara dengan lebih
kurang 500 mg resin kolestiramin kering, ke dalam labu
yang sesuai, tambahkan 100 ml asam klorida 0,1 N, aduk
sampai padatan tersuspensi, panaskan di atas tangas uap
selama 10 menit. Saring, cuci residu tiga kali, tiap kali
dengan 50 ml air dan keringkan pada suhu 70° pada
tekanan tidak lebih dari 50 mmHg selama 16 jam:
spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Resin
Kolestiramin BPFI.
- 733 -
SR
UR
U
S
rr
rr
W
W
Q
M
5,2
5,2
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Keseragaman bobot.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Dapar kalium fosfat, Larutan natrium
glikokolat, Larutan pembanding, Larutan baku, Larutan
kesesuian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti tertera pada uji Kapasitas penukar anion dalam
Resin Kolestiramin.
Larutan uji Timbang saksama beberapa kolestiramin
untuk suspensi oral setara dengan 100 mg resin
kolestiramin, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml.
Pipet 15,0 ml Larutan natrium glikokolat ke dalam labu,
aduk secara mekanik selama 2 jam. Masukkan larutan ke
dalam tabung sentrifuga, sentrifus selama 15 menit. Pipet
5,0 ml beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan pembanding, Larutan
baku, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg resin kolesteramin dalam kolestiramin
untuk suspensi oral yang dipakai dengan rumus:
M yaitu jumlah natrium glikokolat yang tertera pada
etiket dalam g, yang diserap per g Resin Kolestiramin
BPFI; rR, rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan pembanding, Larutan uji dan Larutan baku;
WS yaitu bobot dalam mg Resin Kolestiramin BPFI
dalam Larutan baku; WU yaitu bobot dalam mg
kolestiramin untuk suspensi oral dalam Larutan uji; Q
yaitu jumlah natrium glikokolat yang diserap per g resin
resin kolestiramin kering yang diperoleh dari uji
Kapasitas penukar anion dalam Resin Kolestiramin.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
KOLISTIN SULFAT
Colistin Sulphate
Dbu yaitu asam L- , -diaminobutirat;
Thr yaitu thyrosin;
Leu yaitu leucin;
DLeu yaitu d leucin;
R yaitu 5-metilheptil dalam Kolistin A dan 5-metilheksil
dalam Kolistin B
Kolistin sulfat [1264-72-8]
Kolistin Sulfat yaitu garam sulfat suatu bahan anti
bakteri yang diperoleh dari hasil pembiakan Bacillus
polymyxa var. colistinus. memiliki potensi setara
dengan tidak kurang dari 500 μg kolistin per mg.
Pemerian Serbuk halus; putih sampai agak kuning; tidak
berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
metanol; tidak larut dalam aseton dan dalam eter.
Baku pembanding Kolistin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di
tempat dingin.
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 20 mg zat dalam 2 ml larutan
dapar (yang dibuat dengan menambahkan natrium
hidroksida 1 N pada 50 ml kalium fosfat monobasa 1 M
sampai pH 7,0, encerkan dengan air sampai 100 ml dan
campur). Tambahkan 0,2 ml larutan ninhidrin P (1 dalam
200) dan didihkan: terjadi warna ungu.
B. menampilkan reaksi Sulfat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
C. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran natrium fosfat tribasa P
dan asetonitril P (77:33), atur pH sampai 3,0 dengan
penambahan asam fosfat P. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang beberapa Kolistin Sulfat BPFI,
larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih kurang
6 mg per ml. Lindungi larutan dari cahaya.
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dalam
tahap gerak sampai kadar lebih kurang 6 mg per ml.
Lindungi larutan dari cahaya.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 212 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1 ml per menit.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram.
Kromatogram dari Larutan uji sesuai secara kualitatif
dengan Larutan baku, menampilkan respons puncak yang
sesuai dengan kolistin A dan puncak minor pada waktu
retensi relatif lebih kurang 0,55 (kolistin B) dan 0,8.
pH <1071> Antara 4,0 dan 7,0; lakukan penetapan
memakai larutan 10 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
lakukan pengeringan dalam tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam memakai lebih
kurang 100 mg zat.
- 734 -
Larutan baku internal Encerkan 1,0 ml n-propanol P
dengan air sampai 100,0 ml.
Larutan baku Pipet 1 ml kloroform P, 1 ml etil asetat P
dan 1 ml n-propanol P ke dalam labu t