entukur 1000-ml,
tambahkan air sampai tanda. Tiap ml Larutan baku
mengandung 1,48 mg kloroform dan 0,90 mg etil asetat.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dengan
lebih kurang 8 ml air, tambahkan 1,0 ml Larutan baku
internal dan tambahkan air sampai tanda.
procedure Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala, kolom 1,5 m x 4 mm berisi bahan pengisi
20% tahap diam G14 pada partikel penyangga S1.
Pertahankan suhu kolom pada 75°, pakailah nitrogen P
sebagai gas pembawa. Suntikkan Larutan baku dan
Larutan uji. Tetapkan tinggi puncak relatif kloroform dan
etil asetat terhadap tinggi puncak n-propanol, dan hitung
persentase bobot dari kloroform dan etil asetat dalam
Larutan uji. Jumlah persentase kloroform, etil asetat dan
air seperti tertera pada Air, tidak lebih besar dari 10,0%.
Kemurnian kromatografi Jumlah respons puncak lain
selain kolkhisin, yang dieluasi selama 1,5 kali waktu
retensi kolkhisin, tidak lebih dari 5,0% dari jumlah semua
respons seperti tertera pada Penetapan kadar.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Larutan uji Buat larutan zat dengan kadar 20 mg per ml.
Larutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali yang
tertera pada Larutan baku dalam Cemaran Senyawa
Organik Mudah Menguap <471>.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan semua
pengenceran dalam peralatan kaca aktinik rendah.]
tahap gerak Encerkan 45 ml kalium fosfat monobasa
0,5 M dengan air sampai 450 ml. Tambahkan lebih
kurang 530 ml metanol P, dinginkan sampai suhu ruang
dan tambahkan metanol P sampai 1000 ml. Atur pH,
dengan penambahan asam fosfat 0,5 M sampai pH
5,5±0,05, saring melalui penyaring membran dengan
porositas 0,45 μm.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Kolkhisin
BPFI, larutkan dalam campuran metanol P dan air (1:1),
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan campuran
sama sampai kadar lebih kurang 6 μg per ml. Larutan ini
stabil selama 4 bulan jika disimpan dalam wadah bertutup
rapat dan dalam ruang gelap.
Larutan uji [Catatan Larutan harus dibuat segar.]
Timbang saksama lebih kurang 60 mg zat masukkan ke
dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dengan campuran
metanol P-air (1:1), encerkan dengan campuran sama
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan campuran sama
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang tertera
pada Kolistin dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara
Mikrobiologi <131>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
KOLKHISIN
Colchicine
O
OCH3
OCH3
H3CO
H3CO H
NHCOCH3
N-(5,6,7,9-Tetrahidro-1,2,3,10-tetrametoksi-9-
oksobenzo[a]heptalen-7-il)-asetamida [64-86-8]
C22H25NO6 BM 399,44
Kolkhisin yaitu suatu alkaloid diperoleh dari Colchicum
sp, mengandung tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C22H25NO6, dihitung terhadap anhidrat bebas
pelarut.
[Perhatian Kolkhisin sangat beracun.]
Pemerian Serbuk putih atau serbuk atau serpihan amorf,
kuning pucat sampai kuning kehijauan pucat; tidak
berbau atau hampir tidak berbau; menjadi lebih gelap jika
terkena cahaya.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
Baku pembanding Kolkhisin BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105° selama 3 jam sebelum dipakai .
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kolkhisin BPFI.
Rotasi jenis <101> Antara -240° dan -250°, dihitung
terhadap zat anhidrat bebas pelarut; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 100 mg zat
dalam 10 ml etanol P.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
Kolkhiseina Pada 5 ml larutan zat (1 dalam 100)
tambahkan 2 tetes besi(III) klorida LPI: tidak terjadi
warna hijau.
Kloroform dan etil asetat Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
- 735 -
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom tidak
kurang dari 4500 lempeng teoritis, waktu retensi antara
5,5 dan 9,5 menit dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak yang diperoleh selama 1,5 kali
waktu retensi kolkhisin. Hitung jumlah dalam mg
kolkhisin, C22H25NO6, dengan rumus:
S
U
r
rC10
C yaitu kadar Kolkhisin BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu perbandingan
respons puncak kolkhisin dalam Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
TABLET KOLKHISIN
Colchicine Tablet
Tablet Kolkhisin mengandung Kolkhisin, C22H25NO6
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Kolkhisin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Untuk penetapan kadar, tetapkan kadar air
secara titrimetri dan lakukan koreksi terhadap kandungan
pelarut yang tertera pada etiket pada saat dipakai .
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,
pada tempat dingin dan kering.
Identifikasi Timbang dan serbukkan beberapa tablet,
setara dengan lebih kurang 20 mg kolkhisin, gerus
dengan 20 ml air, biarkan mengendap dan saring
beningan ke dalam corong pisah. Ekstraksi dengan 30 ml
kloroform P. Uapkan ekstrak memakai panas sedang
sampai kering. Spektrum serapan inframerah residu yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kolkhisin BPFI.
Disolusi <1231> procedure untuk gabungan sampel
[Catatan Lakukan pengujian dengan segera, di bawah
cahaya lemah, dan pakailah alat kaca aktinik rendah.]
Media disolusi: 500 ml air
Alat tipe 1: 100 rpm
Waktu: 30 menit
procedure Lakukan penetapan jumlah C22H25NO6 yang
terlarut dengan cara seperti tertera pada Penetapan kadar,
jika perlu lakukan modifikasi.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C22H25NO6, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan semua
pengenceran memakai alat kaca aktinik rendah.]
tahap gerak, Larutan baku, dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar dalam
Kolkhisin.
Larutan uji [Catatan Lakukan segera sebelum
dipakai .] Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 0,6 mg kolkhisin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml campuran
metanol P-air (1:1), dan kocok secara mekanik selama
15 menit, bilas dinding labu tentukur selama lebih kurang
8 menit, encerkan dengan campuran metanol P-air (1:1)
sampai tanda, saring melalui penyaring membran dengan
porositas 0,45 m.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Kolkhisin dan ukur respons puncak
kolkhisin.
Hitung jumlah dalam mg kolkhisin, C22H25NO6, dalam
serbuk tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC1,0
C yaitu kadar Kolkhisin BPFI dalam g per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
KOLOIDAL ATAPULGIT TERAKTIVASI
Colloidal Activated Attapulgite
Koloidal Atapulgit Teraktivasi yaitu Magnesium
Aluminium Silikat alam yang dimurnikan.
Pemerian Serbuk sangat halus; tidak mengembang; tidak
mengandung partikel seperti pasir, warna krem. Jika
disebarkan dalam air, terbentuk suspensi yang kental.
Kelarutan Tidak larut dalam air.
Identifikasi Tambahkan 2 g zat sedikit demi sedikit ke
dalam 100 ml air, kocok kuat. Diamkan selama tidak
kurang dari 12 jam agar terbasahi sempurna. Tempatkan
2 ml campuran pada lempeng kaca yang sesuai dan
biarkan kering di udara pada suhu ruang sampai terbentuk
lapisan tipis yang merata. Masukkan lempeng ke dalam
desikator hampa udara di atas etilen glikol P selama
- 736 -
12 jam. Rekam pola difraksi sinar X seperti yang tertera
pada Difraksi sinar-X <811> dan hitung harga d; amati
beberapa puncak, pada harga d antara 10,3 dan
10,7 Angstrom.
Uji batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Escherichia coli.
pH <1071> Antara 7,0 dan 9,5; lakukan penetapan
memakai 1,0 g zat yang didispersikan dalam 10 ml
air bebas karbon dioksida P.
Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% dan 17,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Susut pemijaran <1111> Antara 17,0% dan 27,0%;
lakukan pemijaran pada suhu 1000º selama 1 jam.
Zat mudah menguap Antara 7,5% dan 12,5% dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pemijaran
pada suhu 600º selama 1 jam.
Zat larut asam Tidak lebih dari 15%; lakukan penetapan
sebagai berikut: Didihkan 2,0 g zat dengan 100 ml asam
klorida 0,2 N selama 5 menit, dinginkan. Tambahkan air
sampai volume 100 ml dan saring. Uapkan 50 ml filtrat
sampai kering dan pijarkan residu pada suhu 600º: bobot
residu tidak lebih dari 150 mg.
Karbonat Campur 1,0 g zat dengan 15 ml asam sulfat
0,5 N: tidak terjadi gelembung udara.
Arsen dan Timbal Pada 5,0 g zat tambahkan 50 ml asam
nitrat 1 N, didihkan selama 30 menit dan tambahkan
asam nitrat 1 N agar volume tetap 50 ml. Saring ke dalam
labu tentukur 100-ml, cuci penyaring dengan air,
masukkan air cucian ke dalam labu tentukur dan encerkan
dengan air sampai tanda.
Arsen Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
spektrofotometri serapan atom seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> yang
dilengkapi dengan tanur grafit untuk menguapkan arsen
dan ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum 189,0 nm bandingkan terhadap baku.
Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
dengan spektrofotometri serapan atom seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>, yang
dilengkapi dengan tanur grafit untuk menguapkan timbal
dan ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum 283,3 nm bandingkan terhadap baku.
Kehalusan serbuk Tidak lebih dari 0,30% dihitung
terhadap bobot contoh. Tambahkan 50 g zat ke dalam
450 ml air yang mengandung 5 g natrium pirofosfat P,
aduk selama 10 menit, ayak dengan Pengayak nomor 325
seperti tertera pada Pengayak dan Derajat Halus Serbuk
<1141>, cuci sisa dengan hati-hati sampai bersih.
Keringkan sisa pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Kapasitas adsorpsi Pada 10 ml suspensi zat dalam air (1
dalam 10), tambahkan 80 ml biru metilen P (1 dalam
1000) kocok. Tambahkan 10 ml larutan barium klorida P
(1 dalam 50) dan kocok. Diamkan selama 15 menit.
Masukkan 40 ml beningan ke dalam tabung sentrifuga 50
ml dan sentrifus. Pada 5 ml beningan tambahkan 495 ml
air: warna larutan tidak lebih gelap dari larutan yang
mengandung biru metilen 1,5 μg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
INJEKSI KORTIKOTROPIN
Corticotropin Injection
Kortikotropin [9002-60-2]
Injeksi Kortikotropin yaitu larutan steril dalam pelarut
yang sesuai dari bahan yang mengandung hormon
polipeptida yang dapat meningkatkan kecepatan sekresi
kortikosteroid adrenal yang diperoleh dari lobus pituitaria
anterior mamalia yang dipakai untuk makanan
manusia. Potensi tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih
dari 125,0% dari potensi yang tertera pada etiket dalam
unit Kortikotropin FI. Dapat mengandung zat antimikroba
yang sesuai.
Baku pembanding Kortikotropin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , simpan pada suhu 0°
atau di bawah 0°. Vasopresin BPFI. Asam Askorbat BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai , simpan
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari
kontaminasi.], rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan
dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
larutan, dalam lemari pendingin.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,1 unit
Endotoksin FI per unit Kortikotropin FI.
Aktivitas vasopresin Tidak lebih dari 0,05 unit
Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Larutkan 6,6 g amonium fosfat dibasa P
dalam 950 ml air, atur pH sampai 3,0 dengan penambahan
asam fosfat P. Encerkan dengan air sampai 1000 ml,
campur.
tahap gerak Buat campuran Dapar fosfat dan asetonitril
P (87:13), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Waktu retensi puncak
vasopresin sangat peka terhadap perubahan kecil
konsentrasi asetonitril.]
Larutan baku Larutkan seluruh isi vial Vasopresin
BPFI dalam Dapar fosfat yang diketahui volumenya.
Encerkan larutan dengan Dapar fosfat sampai kadar lebih
kurang 0,1 unit Vasopresin FI per ml.
- 737 -
Larutan uji Larutkan seluruh isi vial injeksi dalam
Dapar fosfat yang diketahui volumenya. Encerkan larutan
dengan Dapar fosfat sampai kadar lebih kurang 2,0 unit
Kortikotropin FI per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada
penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung aktivitas vasopresin dalam
unit Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI dengan
rumus:
S
U
r
rC
2
C yaitu kadar dalam unit Vasopresin FI per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak dari
Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar
Larutan baku Pipet 2,5 ml gelatin LP masukkan ke
dalam beberapa Kortikotropin BPFI, sampai kadar ±2,0
unit Kortikotropin FI per ml. Buat 3 enceran larutan baku
dengan gelatin LP sebagai pelarut, sampai kadar masing-
masing kotikotropin merupakan seri geometrik seperti
1:2:4 atau 1:3:9 dan jumlah kortikotropin 10 - 300
miliunit per 0,5 ml.
Larutan uji Dengan cara yang sama memakai
pelarut yang sama, buat tiga enceran injeksi kortikotropin
seperti tertera pada Larutan baku.
Hewan uji Tikus sehat dengan jenis kelamin sama,
yang diberi makanan cukup mengandung vitamin dan
mineral. Anestesi tikus dengan eter, keluarkan hipofisis
dari tiap hewan dengan cara penyedotan melalui tabung
dengan ujung runcing halus. Antara 16 dan 48 jam,
sesudah operasi, pilih tikus dengan bobot tubuh antara 80
dan 180 g, tidak seekor hewanpun memiliki bobot
berbeda lebih dari 30% dari yang paling ringan dan
jumlah tikus yaitu kelipatan 6. Kelompokkan tikus
menjadi 6 kelompok dengan ukuran yang sama masing-
masing tidak kurang dari 6 tikus dan bagikan secara acak
satu dari tiga Enceran larutan baku atau dari tiga Larutan
uji pada tiap kelompok.
procedure Suntikkan secara subkutan pada semua tikus
dalam kelompok dengan dosis uji yang telah disiapkan.
Tiga jam sesudah penyuntikan, anestesi tikus dan
dikeluarkan kelenjar adrenal dari tiap tikus, bersihkan
dari jaringan lain yang menempel, timbang segera tiap
pasang memakai timbangan dengan ketelitian lebih
kurang 0,2 mg. Masukkan kelenjar masing-masing tikus
yang telah ditimbang ke dalam wadah yang mengandung
8,0 ml larutan asam metafosfat P (1 dalam 40), hancurkan
kelenjar dengan cara penggilingan bersama beberapa
kecil pasir yang telah dicuci. Tutup tiap wadah dan
lakukan dengan cara yang sama sampai semua kelenjar
terekstraksi.
Penetapan asam askorbat Saring ekstrak asam
metafosfat, pipet 4 ml masing-masing filtrat, masukkan
ke dalam masing-masing wadah yang sesuai dan berisi
4,0 ml indofenol asetat LP. Campur dan ukur serapan
maksimum pada panjang gelombang 520 nm. Dari
serapan yang diperoleh dan kurva baku yang dibuat
seperti tertera pada Pembuatan kurva baku, hitung jumlah
asam askorbat dalam mg per 100 g jaringan kelenjar
adrenal.
Pembuatan kurva baku memakai 3 larutan baku
masing-masing dengan kadar 6,0; 8,0 dan 10,0 μg per ml
Asam Askorbat BPFI dalam larutan asam metafosfat P
(1 dalam 40). Pipet 4 ml indofenol asetat LP, masukkan
ke dalam 3 wadah yang sesuai, sebaiknya kuvet.
Tambahkan 4,0 ml satu dari tiga Larutan baku ke dalam
salah satu kuvet, campur dan segera ukur serapan dengan
alat dan kondisi yang sama seperti pada ekstrak kelenjar
adrenal. Ulangi procedure untuk dua Larutan baku lainnya.
Buat kurva kadar terhadap serapan, tarik garis lurus yang
paling mendekati 3 titik larutan baku.
Perhitungan Tabulasikan kadar asam askorbat dalam
kelenjar adrenal yang diperoleh dari masing-masing tikus
ditandai dengan y dari masing-masing kelompok dosis
dari f tikus. Jika data dari satu atau lebih tikus tidak dapat
dipakai , sesuaikan kelompok menjadi sama dengan
cara yang sesuai seperti tertera pada Penggantian nilai
yang hilang dalam Desain dan analisa Penetapan Hayati
<81>. Jumlah harga y dari masing-masing kelompok
ditandai dengan T, tandai subskrip 1 - 3 untuk tiga dosis
berturut-turut dan tandai S dan U untuk baku dan sediaan
uji. Lakukan uji kesesuaian kemiringan dan
kelengkungan garis dosis respons untuk baku dan sediaan
uji untuk 3 dosis uji seperti tertera pada Pengujian
Keabsahan Penetapan dalam Desain dan analisa
Penetapan Hayati <81>. Jika gabungan ketidaksesuaian
seperti yang diukur sebagai F3 melebihi nilai tabel pada
tabel 9 seperti tertera pada Kombinasi dari penetapan
yang berdiri sendiri dalam Desain dan analisa
Penetapan Hayati <81> pakailah data ini sebagai data uji
pendahuluan dan ulangi penetapan kadar. Tetapkan
logaritma potensi dari injeksi dengan rumus:
R
T
iTM
b
a log
3
4
+=
( )= Sua TTT ; ( )13 TTTb
; i yaitu interval antara
log dosis berturut-turut dari Larutan baku dan Larutan
uji; R = vs/vu yaitu perbandingan dosis tertinggi dari
- 738 -
baku dalam unit FI (vs) terhadap dosis tertinggi dari
sediaan uji dalam ml (vu). Hitung interval log keyakinan,
L, seperti tertera pada Interval dan Batas Keyakinan
Potensi dalam Desain dan analisa Penetapan Hayati
<81>.
Pengulangan Ulangi penetapan kadar tidak kurang dari
satu kali. Uji kesesuaian antara dua uji atau lebih dan
hitung bobot masing-masing seperti tertera pada
Kombinasi dari penetapan yang berdiri sendiri dalam
Desain dan analisa Penetapan Hayati <81>. Hitung
bobot rata-rata Log potensi dan interval keyakinan, LC,
seperti tertera pada Interval dan Batas Keyakinan Potensi
dalam Desain dan analisa Penetapan Hayati <81>.
Potensi, P* memenuhi syarat jika P* = anti log tidak
kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari
potensi yang tertera pada etiket dan jika interval
keyakinan tidak lebih dari 0,40.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau ganda, sebaiknya dari kaca Tipe 1. Simpan di tempat
dingin.
Penandaan Jika pada etiket merekomendasikan
pemberian melalui intravena, tertera informasi spesifik
tentang dosis.
KORTIKOTROPIN UNTUK INJEKSI
Corticotropin for Injection
Kortikotropin [9002-60-2]
Kortikotropin untuk Injeksi yaitu sediaan kering steril,
mengandung hormon polipeptida yang dapat
meningkatkan kecepatan sekresi kortikosteroid adrenal,
yang diperoleh dari lobus pituitaria anterior mamalia
yang dipakai untuk makanan manusia. memiliki
potensi tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari
125,0% dari potensi yang tertera pada etiket dalam unit
Kortikotropin FI. Dapat mengandung zat antimikroba,
pelarut dan dapar yang sesuai.
Baku pembanding Kortikotropin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , simpan pada suhu 0°
atau di bawah 0°. Vasopresin BPFI. Asam Askorbat
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai ,
simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Aktivitas vasopresin Tidak lebih dari 0,05 unit
Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat, tahap gerak, Larutan baku dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Aktivitas
vasopresin dalam Injeksi Kortikotropin.
Larutan uji Larutkan seluruh isi vial kortikotropin
untuk injeksi dalam Dapar fosfat yang diketahui
volumenya. Encerkan larutan dengan Dapar fosfat sampai
kadar lebih kurang 2,0 unit Kortikotropin FI per ml.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung aktivitas vasopresin dalam
unit Vasopresin FI per Unit Kortikotropin FI dengan
rumus:
S
U
r
rC
2
C yaitu kadar unit Vasopresin FI per ml Larutan baku;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak dari
Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antara 2,5 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan yang dikonstitusi seperti tertera
pada etiket.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Sterilitas <71>,
Keseragaman sediaan <911>, Larutan terkonstitusi dan
Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Injeksi Kortikotropin.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk sediaan
padat steril seperti tertera pada Injeksi.
Penandaan Jika pada etiket merekomendasikan
pemberian melalui intravena, tertera informasi spesifik
tentang dosis.
KORTISON ASETAT
Cortisone Acetate
O CH3
O
O
O
O
H H
OH
CH3 H
CH3
17,21-Dihidroksipregn-4-ena-3,11,20-triona,21-asetat
[50-04-4]
C23H30O6 BM 402,48
Kortison Asetat mengandung tidak kurang dari 97,0%
dan tidak lebih dari 102,0% C23H30O6, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak
berbau, stabil di udara. Melebur pada suhu lebih kurang
240° disertai peruraian sebagian.
- 739 -
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
kloroform; larut dalam dioksan; agak sukar larut dalam
aseton; sukar larut dalam etanol.
Baku pembanding Kortison Asetat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Larutkan beberapa kortison asetat dalam metanol P,
uapkan metanol di atas tangas uap. keringkan residu pada
suhu 105° selama 30 menit; spektrum serapan inframerah
residu yang didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Kortison Asetat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 μg per ml
dalam metanol P menampilkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Kortison Asetat BPFI; serapan dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 238 nm, berbeda tidak lebih dari
3,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara +208° dan +217°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan 10 mg per ml dalam dioksan P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 30 menit.
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan
penetapan memakai 100 mg zat.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 1,5% dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Buat campuran air-asetonitril P (7:3).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan B Buat campuran asetonitril P–air (7:3).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.
Pengencer Campuran asetonitril P-air-asam asetat
glasial P (7:3:0,1), saring.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Kortison
Asetat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
jika perlu bertahap dengan Pengencer sampai kadar lebih
kurang 20 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda, sonikasi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%)
Eluasi
0 90 10 kesetimbangan
0-5 90 10 isokratik
5-25 90 10 10 90 gradien linier
25-30 10 90 isokratik
30-31 10 90 90 10 gradien linier
31-51 90 10 isokratik
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 5,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dalam zat dengan rumus:
S
i
r
r
W
C1000
C yaitu kadar Kortison Asetat BPFI dalam mg per ml
dalam Larutan baku; W yaitu jumlah dalam mg zat yang
dipakai untuk membuat Larutan uji; ri yaitu respons
puncak masing-masing cemaran dan rS yaitu respons
puncak utama dari Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P (550:450).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar pH 4 Masukkan 20 ml asam klorida 1 N; 150
ml kalium klorida 0,5 N dan 50 ml natrium asetat 0,5 M
ke dalam labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air
sampai tanda.
Pengencer Campuran asetonitril-Dapar pH 4 (1:1).
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Kortison Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml. Tambahkan 100 ml Pengencer, sonikasi sampai
larutan jernih. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat
dan lanjutkan seperti tertera pada Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
10 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; faktor kapasitas, k’,
- 740 -
tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg kortison
asetat, C23H30O6, dalam zat yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
rC250
C yaitu kadar Kortison Asetat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak kortison asetat dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
baik, pada suhu 25º, masih diperbolehkan antara 15º dan
30º.
SUSPENSI STERIL KORTISON ASETAT
Cortisone Acetate Injectable Suspension
Suspensi Steril Kortison Asetat yaitu suspensi steril
Kortison Asetat dalam media cair yang sesuai.
Mengandung kortison asetat, C23H30O6, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Kortison Asetat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Campur beberapa volume suspensi setara
dengan lebih kurang 25 mg kortison asetat dengan 25 ml
air. Sentrifus atau diamkan sampai bagian yang tidak
larut mengenap, dekantasi dan buang beningan.
Tambahkan 20 ml metanol P, jika perlu goyang kuat dan
panaskan untuk melarutkan residu. Uapkan pelarut di atas
tangas uap dengan bantuan aliran udara dan keringkan
residu pada suhu 105º selama 30 menit. Residu yang
diperoleh memenuhi uji Identifikasi A dalam Kortison
Asetat.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran n-butil klorida P-air yang
dijenuhkan dengan n-butil klorida P-tetrahidrofuran P-
metanol P-asam asetat glasial P (95:95:14:7:6). Saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Buat larutan prednison dalam
tahap gerak sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12 mg
Kortison Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer bersumbat 50 ml. Tambahkan 20,0 ml
Larutan baku internal dan sonikasi selama 5 menit.
Saring sebagian larutan melalui alat penyaring dari
politef, campur 1,0 ml filtrat dengan 4,0 ml tahap gerak.
Larutan uji Pipet 2 ml suspensi yang baru dicampur ke
dalam labu tentukur yang sesuai sampai diperoleh kadar
kortison asetat 2 mg per ml bila diencerkan sampai tanda.
Bilas suspensi yang tertinggal dalam pipet dengan
isopropanol P, masukkan ke dalam labu dan encerkan
dengan pelarut sama sampai tanda dan sonikasi selama
3 menit. Pindahkan 3,0 ml larutan ke dalam labu
Erlenmeyer bertutup 25-ml dan uapkan di atas tangas uap
dengan bantuan aliran udara sampai kering. Tambahkan
10,0 ml Larutan baku internal, tutup dan sonikasi selama
5 menit. Saring melalui alat suntik penyaring dari politef,
campur 1,0 ml filtrat dengan 4,0 ml tahap gerak.
Larutan resolusi Larutkan beberapa hidrokortison
asetat dalam Larutan baku sampai kadar hidrokortison
asetat lebih kurang 0,1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara kortison
asetat dan hidrokortison asetat tidak kurang dari 2,2 (jika
perlu, tambahkan volume sama n-butil klorida P dan air
jenuh n-butil klorida P ke dalam tahap gerak untuk
memenuhi persyaratan ini). Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif untuk kortison asetat dan prednison
berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1,0; simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg kortison
asetat, C23H30O6, dalam tiap ml suspensi steril dengan
rumus:
S
U
R
RVW
12
W yaitu bobot Kortison Asetat BPFI dalam mg untuk
membuat Larutan baku; V yaitu kapasitas labu tentukur
yang dipakai untuk membuat Larutan uji dalam ml; RU
dan RS berturut-turut yaitu perbandingan respons puncak
kortison asetat terhadap baku internal dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe I.
- 741 -
TABLET KOTRIMOKSAZOL
TABLET SULFAMETOKSAZOL DAN
TRIMETOPRIM
Cotrimoxazole Tablet
Tablet Kotrimoksazol mengandung Sulfametoksazol,
C10H11N3O3 dan Trimetoprim, C14H18N4O3, tidak kurang
dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Trimetoprim BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
4 jam sebelum dipakai . Sulfametoksazol BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan uji Masukkan beberapa serbuk halus tablet
setara dengan 4 mg trimetoprim ke dalam labu tentukur
10-ml, tambahkan 8 ml metanol P, hangatkan selama
beberapa menit di atas tangas uap sambil sering dikocok.
Dinginkan, encerkan dengan metanol P sampai tanda,
sentrifus sebentar.
Larutan baku trimetoprim Timbang saksama beberapa
Trimetoprim BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar 0,4 mg per ml.
Larutan baku Sulfametoksazol Timbang saksama
beberapa Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam
metanol P sampai kadar 2 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing- masing 5 μl
Larutan uji, Larutan baku trimetoprim, Larutan baku
sulfametoksazol pada lempeng kromatografi silika gel P,
keringkan dengan aliran udara hangat. Masukkan lempeng
ke dalam bejana kromatografi yang dijenuhkan dengan
tahap gerak kloroform P-isopropil alkohol P-dimetilamina
P (6:5:1). Biarkan merambat tiga per empat tinggi
lempeng, angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan
kering di udara dan amati dibawah cahaya ultraviolet 254
nm: harga Rf bercak trimetoprim dan sulfametoksazol yang
diperoleh dari Larutan uji sama dengan harga Rf yang
diperoleh dari Larutan baku yang sesuai berturut-turut
lebih kurang 0,3 dan lebih kurang 0,5.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah sulfametoksazol
(C10H11N3O3) dan trimetoprim (C14H18N4O3) yang terlarut
seperti tertera pada Penetapan kadar, jika perlu lakukan
penyesuaian volumetrik seperti pada Kromatografi
<931>. Hitung persentase masing-masing zat aktif yang
terlarut dengan membandingkan respons puncak yang
diperoleh dari alikuot dengan respons puncak dari
komponen yang sesuai yang diperoleh dari larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C10H11N3O3 dan C14H18N4O3, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran 1400 ml air, 400 ml
asetonitril P dan 2,0 ml trietilamina P dalam labu
tentukur 2000-ml. Biarkan sampai suhu kamar dan atur
pH sampai 5,9±0,1 memakai natrium hidroksida 0,2
N atau larutan asam asetat glasial P (1 dalam 100).
Encerkan dengan air sampai tanda, saring melalui
membran 0,45 μm. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Trimetoprim
BPFI dan Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam
metanol P, encerkan secara kuantitatif dalam metanol P
sampai kadar masing-masing lebih kurang 0,32 mg per ml
dan lebih kurang 0,32 J mg per ml. (J yaitu
perbandingan jumlah dalam mg sulfametoksazol yang
tertera pada etiket terhadap jumlah dalam mg trimetoprim
yang tertera pada etiket dalam sediaan). Pipet 5 ml larutan
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda. Larutan ini mengandung
Trimetoprim BPFI lebih kurang 0,032 mg per ml dan
Sulfametoksazol BPFI lebih kurang 0,032 J mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 160 mg sulfametoksazol, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang
50 ml metanol P dan sonikasi selama 5 menit sambil
sering dikocok. Biarkan sampai suhu kamar, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml filtrat jernih
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara
sulfametoksazol dan trimetoprim tidak kurang dari 5,0
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif trimetoprim dan
sulfametoksazol berturut-turut yaitu 1,0 dan 1,8.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
trimetoprim (C14H18N4O3) dan sulfametoksazol
(C10H11N3O3), dalam serbuk tablet yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC1000
- 742 -
C yaitu kadar Baku Pembanding Fl yang sesuai dalam
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut yaitu
respons analit yang sesuai diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
KREOLIN
Creolin
Kreolin yaitu campuaran minyak ter dan sabun harsa,
mengandung tidak lebih dari 8,0% air. Kadar fenol tidak
kurang dari 15%.
Pemerian Cairan jernih, agak kental; cokelat tua; bau
khas.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
dan dalam eter.
Identifikasi Campuran dengan air berupa emulsi putih
dan bereaksi alkalis lemah; jika diasamkan, terjadi
pemisahan.
Bilangan iodum Tidak kurang dari 380 dan tidak lebih
dari 508; lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan
sisa yang diperoleh pada Penetapan kadar dalam 25 ml
natrium hidroksida 2 N, tambahkan air secukupnya
sampai 500,0 ml. Pada 25,0 ml larutan tambahkan 25,0 ml
kalium bromat 0,1 N, 500 mg kalium bromida P dan
10 ml asam sulfat encer P, campur, biarkan selama
10 - 15 menit, tambahkan 1 g kalium iodida P. Titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV (a ml). Lakukan
penetapan blangko (b ml). Hitung bilangan iodum dengan
rumus:
( ) 10001269,0000.20
p
ab
p yaitu bobot dalam mg sisa yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Air Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca masukkan
campuran 5 ml larutan jenuh natrium klorida P dan 5 ml
asam sulfat encer P. Tambahkan 25 ml benzen P dan
25 ml zat, kocok kuat selama 1 menit, biarkan selama
5 menit: volume lapisan bawah tidak lebih dari 12,0 ml.
Kemantapan Campur 3 bagian zat dengan 100 bagian
air, biarkan selama 24 jam: tidak terjadi tetes minyak
pada permukaan cairan dan tidak terbentuk endapan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 4 g zat,
campur dengan 40 ml air. Tambahkan 6 g barium
hidroksida P, refluks di atas tangas air selama 30 menit
sambil sering dikocok. Biarkan mengendap,
enaptuangkan beningan melalui penyaring asbes. Cuci
sisa dua kali, tiap kali dengan 20 ml barium
hidroksida LP panas, saring air cucian melalui
penyaringan yang sama. Pada kumpulan filtrat tambahkan
asam klorida P secukupnya sampai bereaksi asam
terhadap kertas merah kongo P. Tambahkan 10 g natrium
klorida P, ekstraksi berturut-turut dengan 50 ml, 25 ml
dan 25 ml eter P. Keringkan kumpulan ekstrak dengan
natrium sulfat anhidrat P, uapkan dalam labu Erlenmeyer
150 ml yang telah ditara, keringkan sisa di atas tangas air
selama 30 menit, timbang.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
KRESOL
Cresol
Kresol [1319-77-3]
C7H8O BM 108,14
Kresol yaitu campuran isomer kresol, diperoleh dari ter
batubara atau dari minyak tanah.
Pemerian Cairan dengan sifat pembiasan tinggi, tidak
berwarna atau kekuningan sampai kuning kecokelatan,
atau agak merah muda; lama kelamaan dan oleh pengaruh
cahaya warna menjadi lebih gelap; bau seperti fenol;
larutan jenuh bersifat netral atau agak asam terhadap
lakmus.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, biasanya
membentuk larutan keruh; larut dalam larutan alkali
hidroksida; dapat bercampur dengan etanol, dengan eter
dan dengan gliserol.
Identifikasi Pada larutan jenuh tambahkan beberapa tetes
besi(III) klorida LP: terjadi warna lembayung kebiruan.
Bobot jenis <981> Antara 1,030 dan 1,038.
Jarak destilasi <1011> Tidak kurang dari 90%
terdestilasi antara suhu 195° dan 205°.
Hidrokarbon Larutan (1 dalam 60) menampilkan
kekeruhan tidak lebih dari kekeruhan yang dihasilkan
larutan pembanding yang dibuat dengan mencampur
58 ml air; 1,5 ml asam sulfat 0,02 N dan 1 ml larutan
barium klorida P (1 dalam 10). Bandingkan kedua larutan
sesudah larutan pembanding dikocok dan dibiarkan
selama 5 menit.
Fenol Tidak lebih dari 5,0% C6H6O; lakukan penetapan
sebagai berikut:
Asam nitrat encer Alirkan gelembung udara ke dalam
asam nitrat P sampai tidak berwarna, lalu campur
1 bagian volume asam dengan 4 bagian volume air.
Larutan baku fenol Timbang lebih kurang 1 g fenol P,
larutkan dalam 100 ml air, tetapkan kadar C6H6O sebagai
- 743 -
berikut: pipet 4 ml larutan ini ke dalam labu iodum,
tambahkan 30,0 ml brom 0,1 N LV dan 5 ml asam
klorida P; tutup segera. Kocok labu selama 30 menit,
biarkan selama 15 menit, tambahkan segera 5 ml larutan
kalium iodida P (1 dalam 5), hindari uap brom keluar,
tutup segera. Kocok kuat, buka tutup labu, bilas tutup dan
leher labu dengan sedikit air. Tambahkan 1 ml kloroform
P, kocok dan titrasi iodum yang dibebaskan dengan
natrium tiosulfat 0,1 N LV, memakai 3 ml kanji LP
sebagai indikator. Lakukan penetapan blangko. Tiap 1 ml
brom 0,1 setara dengan 1,569 mg C6H6O. Encerkan
beberapa volume larutan ini dengan air sampai kadar
fenol 250 μg per ml.
procedure Timbang saksama lebih kurang 2,5 g zat
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
10 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10),
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 45 ml air dan
1 tetes jingga metil LP, netralkan larutan dengan
menambahkan tetes demi tetes asam nitrat encer LP,
lalu encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
masing-masing 5 ml larutan netral ini ke dalam dua
tabung reaksi 180 x 20 mm, tandai pada volume 25 ml
(pasangan tabung pertama). Pipet dan masukkan masing-
masing 5 ml Larutan baku fenol ke dalam dua tabung
reaksi lain dengan jenis dan ukuran sama dengan tabung
di atas (pasangan tabung kedua). Ke dalam tiap tabung
tambahkan 5 ml Millon LP melalui dinding dalam tabung,
campur. Masukkan tabung secara bersamaan ke dalam
tangas air mendidih beserta raknya sesampai ujung tabung
tidak menyentuh dasar tangas. Pertahankan tangas pada
suhu didih selama tepat 30 menit. Angkat segera tabung
dari tangas, dinginkan segera dengan memasukkan ke
dalam tangas air dingin selama tidak kurang dari 10
menit. Tambahkan pada tiap tabung masing-masing 5 ml
Asam nitrat encer LP dan campur. Tambahkan pada salah
satu dari kedua pasangan tabung ini masing-masing
3 ml campuran 1 bagian volume formaldehida P menjadi
berwarna kuning, sedangkan dua tabung lain berwarna
merah jingga.
Pipet 20 ml dari tiap tabung yang mengandung Larutan
baku fenol, masukkan secara terpisah ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml asam nitrat encer LP,
lalu tambahkan air sampai tanda. Masukkan kedua
larutan ini secara terpisah ke dalam buret yang
diberi tanda B1 dan B2 berturut-turut menampilkan larutan
yang tidak ditambah formaldehida dan larutan yang
ditambah formaldehida.
Pipet 10 ml larutan dari tabung yang direaksikan
dengan formaldehida masukkan ke dalam tabung
pembanding warna 50 ml, tandai N1. Dengan cara yang
sama masukkan 10,0 ml larutan dari tabung yang tidak
direaksikan dengan formaldehida ke dalam tabung
pembanding warna 50, tandai N2. Tambahkan pada
tabung N1 larutan berwarna merah jingga dari buret B1
dan tambahkan pada tabung N2 beberapa volume yang
sama larutan kuning dari buret B2 sampai warna dalam
tabung N1 sesuai dengan tabung N2 bila dilihat pada
kolorimeter. Hitung persentase fenol dalam zat uji dengan
rumus:
W
V5
V yaitu volume dalam ml Larutan baku fenol yang
dipakai dari buret B1; W yaitu bobot zat dalam g zat
uji yang dipakai .
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
KUINIDIN SULFAT
Quinidine Sulphate
Garam kuinidin sulfat (2:1) dihidrat [6591-63-5]
Anhidrat [50-54-4]
(C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O BM 782,95
(C20H24N2O2)2.H2SO4 BM 746,92
Kuinidin Sulfat yaitu garam sulfat dari alkaloid yang
diperoleh dari beberapa jenis tanaman Cinchona dan
hibridanya, dan dari tanaman Remijia pedunculata
Flückiger (Familia Rubiaceae), atau diperoleh dari kuinin.
Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,0% garam alkaloid total, dihitung sebagai
(C20H24N2O2)2.H2SO4 terhadap zat anhidrat.
Pemerian Hablur putih, bentuk seperti jarum, halus, atau
serbuk putih, kadang-kadang berbentuk massa
menggumpal; tidak berbau; rasa sangat pahit dan
berwarna bila terpapar cahaya.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol dan
dalam kloroform; tidak larut dalam eter. Larutannya
dalam air bersifat netral atau alkalis terhadap lakmus.
Baku pembanding Kuinidin Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tidak tembus cahaya,
tertutup rapat.
Identifikasi
A. Larutan zat (1 dalam 2000) dalam larutan asam
sulfat P (1 dalam 350) menampilkan fluoresensi biru
terang yang hilang pada penambahan beberapa tetes asam
klorida P.
B. Pada uji Kemurnian kromatografi harga Rf bercak
utama Larutan uji sama dengan harga Rf bercak utama
Larutan baku.
C. Larutan (1 dalam 50) yang dibuat dengan
penambahan beberapa tetes asam klorida P menampilkan
reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Rotasi jenis <1081> Antara +275º dan +288º, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai
larutan dalam asam klorida 0,1 N yang mengandung
200 mg zat per 10 ml.
- 744 -
Air <1031>Metode I Antara 4,0% dan 5,5%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa tak larut dalam kloroform-etanol Tidak lebih
dari 2 mg (0,1%); lakukan penetapan sebagai berikut:
hangatkan 2 g zat dalam 15 ml campuran kloroform P-
etanol mutlak P (2:1) pada suhu lebih kurang 50º selama
10 menit. Saring melalui penyaring kaca masir yang telah
ditara, memakai pengisap secara perlahan. Cuci
penyaring lima kali, tiap kali dengan 10 ml campuran
kloroform-etanol ini di atas, keringkan pada suhu 105º
selama 1 jam dan timbang.
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-aseton P-
dietilamina P (5:4:1).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Kuinidin
Sulfat BPFI, larutkan dalam etanol encer P sampai kadar
6 mg per ml.
Enceran larutan baku Encerkan beberapa Larutan
baku dengan etanol encer P sampai kadar 0,06 mg per ml.
Larutan senyawa sejenis Timbang saksama beberapa
Kuinidin Sulfat BPFI dan kinkonin, larutkan masing-
masing dalam etanol encer P sampai kadar per ml
berturut-turut 0,05 mg (setara dengan 0,06 mg sebagai
sulfat) dan 0,10 mg (setara dengan 0,12 mg sebagai
sulfat).
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam etanol encer P, sampai kadar lebih kurang 6 mg
per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan uji, Larutan baku, Enceran larutan baku
dan Larutan senyawa sejenis pada lempeng kromatografi
silika gel P setebal 0,25 mm, biarkan kering dan
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
tahap gerak yang tidak dijenuhkan, biarkan merambat
lebih kurang 15 cm di atas garis penotolan. Angkat
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering di udara.
Semprot lempeng dengan asam asetat glasial P. Tandai
bercak yang tampak pada pengamatan di bawah cahaya
ultraviolet 366 nm. Bercak Larutan uji tidak lebih besar
atau lebih intensif dari bercak Larutan senyawa sejenis
pada harga Rf yang sama. Selain bercak ini dan bercak
yang memiliki harga Rf sama dengan kuinidin sulfat
dan dihidrokuinidin sulfat (2 bercak dari larutan baku),
tiap bercak tambahan yang berfluoresensi tidak lebih
besar atau lebih intensif dari bercak utama Enceran
larutan baku. Semprot lempeng dengan larutan kalium
iodoplatinat LP bercak larutan uji tidak lebih besar atau
lebih intensif dari bercak larutan senyawa sejenis.
Dihidrokuinidin sulfat Tidak lebih dari 20,0%.
Larutan asam metansulfonat Tambahkan 35,0 ml asam
metansulfonat P ke dalam 20,0 ml asam asetat glasial P,
encerkan dengan air sampai 500 ml.
Larutan dietilamin Larutkan 10,0 ml dietilamina P
dalam air sampai 100 ml.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutan
asam metansulfonat-Larutan dietilamin (860:100:20:20),
saring dan awaudarakan. Atur pH sampai 2,6 dengan
penambahan Larutan dietilamin.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sulfat dan
dihidrokuinidin sulfat, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, larutkan dengan 5 ml metanol P, dan encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem seperti tertera pada
procedure : waktu retensi relatif kuinidin dan
dihidrokuinidin berturut-turut yaitu lebih kurang 1,0 dan
1,5; resolusi, R, antara kuinidin dan dihidrokuinidin tidak
kurang dari 2,5, dan simpangan baku relatif respons
puncak tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang
50 μl) Larutan uji ke dalam kromatogram, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Respons
puncak dihidrokuinidin tidak lebih besar dari 0,25 puncak
kuinidin.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471>Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg zat, larutkan dalam 20 ml anhidrida asetat P,
panaskan perlahan-lahan jika perlu. Dinginkan larutan,
tambahkan 20 ml anhidrida asetat P. Titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV memakai indikator 4 tetes
p-naftolbenzein LP sampai warna hijau, pakailah buret
mikro 10 ml. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 24,90 mg garam alkaloid total,
dihitung sebagai (C20H24N2O2)2.H2SO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
TABLET KUINIDIN SULFAT
Quinidine Sulphate Tablet
Tablet Kuinidin Sulfat mengandung beberapa Kuinidin
Sulfat dan Dihidrokuinidin Sulfat, dihitung sebagai
kuinidin sulfat, (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Kuinidin Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Merupakan bentuk dihidrat dari kuinidin
sulfat. Tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
- 745 -
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Kuininon BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Kocok beberapa serbuk tablet setara dengan lebih
kurang 100 mg kuinidin sulfat dengan 10 ml larutan asam
sulfat P (1 dalam 350), saring: filtrat yang diencerkan
menampilkan fluoresensi biru terang, yang hilang pada
penambahan beberapa tetes asam klorida P.
B. Harga Rf bercak utama Larutan uji sama dengan
harga Rf bercak utama Larutan baku seperti tertera pada
Kemurnian kromatografi.
C. Kocok beberapa serbuk tablet setara dengan lebih
kurang 100 mg kuinidin sulfat dengan 10 ml larutan asam
klorida P (1 dalam 100), saring, filtrat menampilkan
reaksi Sulfat seperti tertera pada Uji Indentifikasi Umum
<291>.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N
Alat tipe 1: 100 rpm
Waktu: 30 menit
procedure Lakukan penetapan jumlah
(C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O yang terlarut dengan
mengukur serapan alikuot jika perlu encerkan dengan
Media disolusi dan serapan larutan baku Kuinidin Sulfat
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 248 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q) (C20H24N2O2)2. H2SO4.2H2O, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure keseragaman kandungan
Larutan baku Timbang saksama beberapa Kuinidin
Sulfat BPFI, larutkan dalam larutan asam klorida P
(1 dalam 100) sampai kadar lebih kurang 40 μg per ml.
Larutan uji Serbukkan 1 tablet dan masukkan ke dalam
labu tentukur 250-ml, tambahkan lebih kurang 175 ml
larutan asam klorida P (1 dalam 100), dan kocok secara
mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan larutan asam
klorida P (1 dalam 100) sampai tanda. Saring, buang
20 ml filtrat pertama.
procedure Ukur serapan Larutan uji jika perlu encerkan
secara kuantitatif, dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 345 nm,
memakai air sebagai blangko. Hitung jumlah dalam
mg kuinidin sulfat, (C20H24N2O2)2.H2SO4.2H2O, dalam
tiap tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
D
TC
T yaitu jumlah kuinidin sulfat dalam mg per tablet
seperti tertera pada etiket; D yaitu kadar kuinidin sulfat
dalam μg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah tertera
pada etiket; C yaitu kadar Kuinidin sulfat BPFI dalam μg
per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut yaitu
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi
Larutan uji Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 150 mg kuinidin sulfat, kocok
dengan 25 ml etanol encer P selama 10 menit dan saring.
Selanjutnya lakukan uji Kemurnian kromatografi seperti
tertera pada Kuinidin sulfat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan asam metansulfonat, Larutan dietilamin, tahap
gerak, Larutan kesesuaian sistem, dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Dihidrokuinidin Sulfat dalam Kuinidin Sulfat.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Kuinidin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, larutkan dan encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 160 mg kuinidin sulfat, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 80 ml metanol P.
Kocok labu secara mekanik selama 30 menit. Encerkan
dengan metanol P sampai tanda, saring. Buang 10 ml
filtrat pertama. Pipet 3 ml filtrat ke dalam labu tentukur
25-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatografi cair tingkat tinggi
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1.
procedure Suntikkan beberapa volume sama (lebih
kurang 50 μl) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam
kromatograf. Hitung jumlah dalam mg kuinidin sulfat dan
dihidrokuinidin sulfat dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
+
+
SdSb
UdUb
rr
rrC
..
..
3
2500
C yaitu kadar Kuinidin Sulfat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku, rb.U dan rb.Sberturut-turut yaitu respons
puncak kuinidin dari Larutan uji dan Larutan baku; rd.U
dan rd.S berturut-turut yaitu respons puncak
dihidrokuinidin dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
- 746 -
KUININ ETILKARBONAT
EUKUININ
Quinine Ethylcarbonate
N
HC
OCOOC2H5
H3CO
NH
H
C CH2
CH2
CH2
H
Etil(8S, 9R)-6’-Metoksi-sinkonan-9-il [83-75-0]
C23H28N2O4 BM 396,49
Kuinin Etilkarbonat mengandung tidak kurang dari
98,5%, C23H28N2O4, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Hablur putih; tidak berbau, tidak berasa namun
perlahan berasa pahit.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam metanol; mudah
larut dalam etanol dan dalam etanol mutlak; larut dalam
eter; praktis tidak larut dalam air. Dapat terlarut dalam
asam klorida encer.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat dalam
metanol P (1 dalam 20.000) menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Kuinin Etilkarbonat BPFI.
B. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama pada Kuinin
Etilkarbonat BPFI.
Rotasi optik <1081> -42,2º - -44,0º. Lakukan penetapan
memakai 0,5 g zat anhidrat dalam 50 ml metanol P,
dalam tabung polarimeter panjang 100 mm.
Air <1031> Tidak lebih dari 3,0%; Metode Ia,
memakai 0,5 g zat.
Jarak lebur <1021> Antara 91° dan 95°.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan memakai 1 g zat.
Klorida <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan melarutkan 300 mg zat dalam 10 ml asam nitrat
encer P dan 20 ml air. Pada 5 ml larutan tambahkan
2 - 3 tetes perak nitrat LP: tidak terbentuk endapan.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,048%, lakukan
penetapan sebagai berikut:
Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam tabung
Nessler, larutkan dalam 5 ml asam klorida encer P dan
tambahkan air sampai 50 ml.
Larutan pembanding Masukkan 1,0 ml asam sulfat
0,005 M LV ke dalam tabung Nessler, tambahkan 5 ml
asam klorida encer P dan air sampai