lam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
lansoprazol, C16H14F3N3O2S, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
S
U
R
RC500
C yaitu kadar Lansoprazol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
- 759 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
KAPSUL LEPAS TUNDA LANSOPRAZOL
Lansoprazole Delayed-Released Capsule
Kapsul Lepas Tunda Lansoprazol mengandung
Lansoprazol, C16H14F3N3O2S, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku Pembanding Lansoprazol BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan pada suhu
dingin, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya. Senyawa Sejenis A Lansoprazol BPFI: [2-[[3-
metil-4-(2,2,2-trifluoroetoksi)-2-piridil]metil]sulfonil]
benzimidazol] (C16H14F3N3O3S, BM 385,36); tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan pada suhu
dingin, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya.
Identifikasi
A. Masukkan beberapa serbuk isi kapsul yang setara
dengan 5 mg lansoprazol, tambahkan 5 ml metanol P,
kocok dan sentrifus. Pipet 0,1 ml beningan, tambahkan
10 ml metanol P. Spektrum serapan ultraviolet larutan ini
menampilkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Lansoprazol BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh dari
Penetapan kadar.
Pelepasan obat <961> Metoda A.
TAHAP ASAM
Media asam: 500 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan segera penetapan jumlah
C16H14F3N3O3S yang terlarut dengan mengukur serapan
25 ml Larutan uji yang disaring dan dibandingkan dengan
serapan Larutan baku Lansoprazol BPFI dengan kadar
lebih kurang 8% dari jumlah yang tertera pada etiket per
500 ml media tahap asam pada panjang gelombang
maksimum lebih kurang 306 nm memakai media
tahap asam sebagai blangko. Jumlah etanol P yang
dipakai tidak lebih dari 0,5% volume total untuk
melarutkan baku pembanding sebelum diencerkan dengan
media tahap asam. beberapa 475 ml sisa yang ada
dalam labu disolusi dipakai untuk pembuatan media
disolusi tahap dapar.
Toleransi Dalam waktu 60 menit larut tidak lebih dari
10% (Q) C16H14F3N3O3S dari jumlah yang tertera pada
etiket.
TAHAP DAPAR
Dapar persediaan Larutkan 65,4 g natrium dihidrogen
fosfat P, 28,2 g natrium hidroksida P dan 12 g natrium
dodesilsulfat P dalam air, dan encerkan sampai 4 liter.
Larutan blangko Buat campuran Media tahap asam-
Dapar persediaan (19:17). Jika perlu atur pH sampai 6,8
dengan penambahan asam fosfat P atau natrium
hidroksida P.
Media disolusi tahap dapar Tambahkan 425 ml Dapar
persediaan ke dalam 475 ml sisa yang ada dalam
labu disolusi tahap asam. Jika perlu atur pH sampai 6,8
dengan penambahan asam fosfat P atau natrium
hidroksida P.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan segera penetapan C16H14F3N3O3S
yang terlarut dengan mengukur perbedaan serapan alikuot
dan serapan baku pada panjang gelombang lebih kurang
286 dan 650 nm memakai Larutan blangko sebagai
blangko. Larutan baku dibuat dari beberapa Lansoprazol
BPFI dengan kadar lebih kurang 70% dari jumlah yang
tertera pada etiket dalam 900 ml Larutan blangko. Jumlah
metanol P yang dipakai tidak lebih dari 2% volume
total untuk melarutkan baku pembanding sebelum
diencerkan dengan Larutan blangko.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C16H14F3N3O3S dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk Uji keseragaman kandungan.
Larutan baku Timbang seksama beberapa Lansoprazol
BPFI larutkan dalam campuran asetonitril P-natrium
hidroksida 0,1 M LP (7:3) sampai kadar lansoprazol lebih
kurang 0,012 mg per ml.
Larutan uji Masukkan isi 1 kapsul ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 30 ml natrium hidroksida
0,1 M dan sonikasi sampai hancur. Tambahkan 65 ml
asetonitril P, dinginkan dan encerkan dengan asetonitril P
sampai tanda. Sentrifus beberapa suspensi dan saring
melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 m atau
lebih kecil. Encerkan secara kuantitatif beberapa volume
filtrat dengan campuran asetonitril P-natrium hidroksida
0,1 M (7:3) sampai kadar lansoprazol lebih kurang
0,012 mg per ml.
procedure Ukur segera serapan Larutan uji dan Larutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 294 nm, dengan spektrofotometer yang sesuai,
memakai campuran asetonitril P-natrium hidroksida
0,1 M (7:3) sebagai Larutan blangko. Hitung jumlah
dalam mg lansoprazol, C16H14F3N3O2S, dalam kapsul
yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
D
LC
L yaitu jumlah lansoprazol seperti tertera pada etiket
kapsul; C yaitu kadar Lansoprazol BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; D yaitu kadar lansoprazol dalam
mg per ml dalam Larutan uji, berdasarkan jumlah
lansoprazol dalam etiket kapsul dan faktor pengenceran;
AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan
Larutan baku.
- 760 -
Susut Pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan diatas fosfor pentoksida P pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 5 jam pada 60º
memakai 1 g zat.
Penetapan Kadar Lakukan penetapan secara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan pengencer, tahap gerak dan Larutan resolusi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar dalam
Lansoprazol.
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa
4’-etoksiasetofenon dan larutkan dalam asetonitril P
sampai kadar lebih kurang 7,5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Lansoprazol
BPFI dan larutkan dalam campuran natrium hidroksida
0,1 M-asetonitril P (3:2) sampai kadar lebih kurang
3,0 mg per ml. Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda, campur.
Encerkan secara kuantitatif dengan Pengencer sampai
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,1 mg
per ml Lansoprazol BPFI.
Larutan uji Masukkan isi tidak kurang dari 10 kapsul,
setara dengan lebih kurang 300 mg lansoprazol ke dalam
labu Erlenmeyer 300 ml yang berisi 60,0 ml natrium
hidroksida 0,1 M, dan sonikasi sampai hancur sempurna.
Tambahkan 20,0 ml asetonitril P dan 20,0 ml Larutan
baku internal, kocok dan sentrifus bagian suspensi.
Encerkan secara kuantitatif beberapa volume larutan
jernih dengan Pengencer sampai larutan mengandung
lansoprazol lebih kurang 0,1 mg per ml, dan saring
memakai penyaring membran dengan porositas
0,5 m atau lebih kecil.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 285 nm, dan kolom
25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatograf terhadap Larutan resolusi, rekam
krotogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada
procedure : resolusi, R, antara dua puncak utama tidak
kurang dari 5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama ( lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg lansoprazol,
C16H14F3N3O2S, dalam isi kapsul yang dipakai dengan
rumus:
S
U
R
R
D
LC
L yaitu jumlah lansoprazol dalam mg, tiap kapsul
seperti tertera pada etiket; C yaitu kadar Lansoprazol
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; D yaitu kadar
lansoprazol dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
jumlah lansoprazol tiap kapsul yang tertera pada etiket
dan tingkat pengenceran; RU dan RS berturut-turut yaitu
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan simpan pada suhu ruang.
LEMAK BULU DOMBA
Lanolin
Adeps Lanae
Lemak Bulu Domba yaitu zat serupa lemak yang
dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne
(Familia Bovidae) yang dibersihkan dan dihilangkan
warna dan baunya. Mengandung air tidak lebih dari
0,25%. Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak
lebih dari 0,02%.
Pemerian Massa seperti lemak, lengket; warna kuning;
bau khas.
Kelarutan Tidak larut dalam air; dapat bercampur
dengan air lebih kurang dua kali beratnya; agak sukar
larut dalam etanol dingin; lebih larut dalam etanol panas;
mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.
Baku pembanding Lemak Bulu Domba BPFI.
Jarak lebur <1021> Metode IV Antara 38º dan 44º,
lakukan penetapan memakai contoh yang telah
didinginkan pada suhu antara 8º dan 10º.
Keasaman Untuk menetralkan asam bebas dalam 10,0 g
zat: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml natrium hidroksida
0,10 N; lakukan penetapan seperti tertera pada Lemak dan
Minyak lemak <491>.
Kebasaan Larutkan 2,0 g zat dalam 10 ml eter P,
tambahkan 2 tetes fenolftalein LP: larutan tidak berwarna
merah.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,25; lakukan
penetapan memakai 10,0 ml larutan yang dibuat
sebagai berikut: timbang saksama lebih kurang 25 g zat,
larutkan dalam 75 ml campuran pelarut kloroform P-
metanol P (3:2), encerkan dengan campuran pelarut
sampai 100,0 ml. Lakukan penetapan blangko
memakai 10,0 ml campuran pelarut.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%
Asam dan basa larut air Hangatkan 10,0 g zat dengan
50 ml air di atas tangas uap, aduk terus sampai lemak
meleleh dan terpisah sempurna pada pendinginan: lapisan
- 761 -
air hampir jernih dan bereaksi netral terhadap kertas
lakmus P. Simpan lapisan air.
Senyawa mudah teroksidasi larut air Pada 10 ml
larutan yang diperoleh dari penetapan Asam dan basa
larut air tidak menghilangkan warna 50 μl kalium
permanganat 0,10 N secara sempurna dalam waktu 10
menit.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Refluks 1,0 g zat dengan 20 ml
etanol P, dinginkan, tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N,
saring. Pada filtrat tambahkan 5 tetes larutan perak nitrat
P dalam etanol P (1 dalam 50): larutan yang diperoleh
tidak lebih keruh dari blangko yang ditambah 0,50 ml
asam klorida 0,020 N.
Amonia Tambahkan 1 ml natrium hidroksida 1 N ke
dalam 10 ml lapisan air yang diperoleh dari penetapan
Asam dan basa larut air, uap yang terjadi tidak
mengubah warna kertas lakmus P.
Bilangan iodum Antara 18 dan 36; lakukan penetpan
seperti tertera pada Penetapan bilangan iodum dalam
Lemak dan Minyak Lemak <491>, memakai
780 - 820 mg zat.
Vaselin Didihkan 500 mg zat dengan 40 ml etanol mutlak
P: larutan jernih atau tidak lebih dari opalesen.
Senyawa asing [Catatan Lakukan uji dengan
memakai pereaksi dan pelarut bebas pestisida.
Bahan pembanding pestisida yang dipakai pada
Larutan baku dapat diperoleh dari perdagangan.]
Larutan baku persediaan Buat larutan persediaan dalam
heksan P masing masing sampai kadar 100 mg pestisida
pembanding per liter. [Catatan Larutan baku persediaan
pekat dapat disimpan di tempat gelap dalam wadah
bersumbat kaca, dalam lemari pendingin pada suhu
2º - 5º, selama 1 tahun. Hampir semua pestisida dapat
segera larut dalam heksan P, meskipun isomer
heksaklorosikloheksan dan golongan DDT harus
dilarutkan terlebih dahulu dengan sedikit mungkin aseton
P lalu diencerkan dengan heksan P sampai kadar
yang ditentukan.]
Larutan baku Encerkan dengan saksama beberapa
volume Larutan baku persediaan secara kuantitatif dan
bertahap dengan heksan P sampai diperoleh Larutan baku
dengan kadar seperti pada Tabel. Simpan Larutan baku
dalam wadah bersumbat kaca di tempat gelap pada suhu
2º - 5º, dan ganti setiap 2 bulan. [Catatan Jika diperlukan
dapat dibuat dua atau lebih larutan baku masing-masing
mengandung tidak lebih dari 8 pestisida pembanding.
Pestisida pembanding untuk Larutan baku campuran
harus dipilih berdasarkan waktu retensi relatif (seperti
pada Tabel) yang cukup berbeda sesampai puncak
kromatogram diharapkan tidak tumpang tindih dan harus
dipilih serta dikombinasi sesuai untuk sistem dan detektor
kromatografi yang dipakai .]
Sistem pembersih kromatografi permeasi gel.
tahap gerak Campuran diklorometan P-heksan P (1:1).
Alat Kromatograf permeasi gel dilengkapi dengan
kolom 50 cm x 25 mm berisi 35 g butiran kopolimer
stirena-divinilbenzen yang dimampatkan menjadi kolom
dengan panjang 20 cm. tahap gerak dipompakan dengan
laju alir lebih kurang 5 ml per menit, tekanan 8-11 Psi.
Atur agar pemisahan fraksi eluat dari 12-28 menit, bilas
selama 2 menit dan buang fraksi bilasan.
Kesesuaian sistem
ELUASI LEMAK BULU DOMBA Leburkan beberapa
tertentu zat dan saring dengan kertas saring berlipat ke
dalam wadah. Timbang saksama 5,0 g filtrat hangat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda. Masukkan 5,0 ml
larutan ini ke dalam kolom kromatograf permeasi gel,
eluasi dengan tahap gerak. Kumpulkan 100 ml eluat
dalam gelas piala yang telah ditara masing-masing berisi
10 ml eluat; uapkan pelarut, dinginkan, timbang gelas
piala dan isi, dan hitung jumlah lemak bulu domba yang
diperoleh dari masing-masing 10 ml eluat. Kolom sesuai
jika tidak kurang dari 96% lemak bulu domba tereluasi
dalam 60 ml eluat pertama.
ELUASI PESTISIDA DARI LEMAK BULU DOMBA
Larutkan beberapa diazinon, diklofention, bromofos etil,
lindan dan dieldrin dalam tahap gerak untuk memperoleh
larutan baku dengan kadar berturut-turut 0,4; 0,4; 1,0;
0,1; dan 0,6 μg per ml. Masukkan 5,0 ml larutan ini
dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 2 g Lemak Bulu
Domba BPFI, encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Masukkan 5 ml larutan ini ke dalam kolom kromatografi
permeasi gel dan eluasi dengan 160 ml tahap gerak.
Buang 60 ml fraksi pertama dan kumpulkan 100 ml fraksi
berikutnya (dari 60 - 160 ml). Masukkan kumpulan fraksi
ke dalam konsentrator yang dilengkapi dengan labu
penampung berskala, tambahkan 50 ml heksan P dan
pekatkan dengan penguapan sampai 5 ml. Suntikkan lebih
kurang 5 μl fraksi ini ke dalam kromatograf seperti tertera
pada Sistem kromatografi I dan Sistem kromatografi II.
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak yang
diperoleh dari 5 pestisida dalam Larutan baku. Hitung
perolehan kembali masing-masing pestisida yang
dipakai dalam larutan Lemak Bulu Domba BPFI yang
dipekatkan. Siapkan larutan uji dengan mencampur heksan
P-larutan baku (1:1).
Suntikkan 5 μl Larutan uji ke dalam kromatograf seperti
tertera pada Sistem kromatografi I dan Sistem
kromatografi II, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak dari masing-masing pestisida dalam Larutan uji.
Bandingkan respons puncak yang diperoleh dari fraksi
Larutan baku terhadap respons puncak pestisida yang
diperoleh dari Larutan uji: tidak kurang dari 85% jumlah
setiap pestisida yang ditambahkan diperoleh kembali.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 6 g zat
yang telah dileburkan dengan memanaskan di atas tangas
air dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan
dalam 25 ml tahap gerak, encerkan dengan tahap gerak
- 762 -
sampai tanda dan saring. Masukkan 5,0 ml larutan ini ke
dalam kolom dan eluasi dengan 160 ml tahap gerak.
Buang 60 ml fraksi pertama dan kumpulkan fraksi
berikutnya ke dalam evaporator. Pekatkan dengan
penguapan di atas tangas air sampai 3 ml, tambahkan lebih
kurang 50 ml heksan P dan uapkan kembali untuk
menghilangkan seluruh sesepora diklormetana,
tambahkan heksan P sampai 3,0 ml.
Sistem kromatografi I Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor penangkap elektron dan kolom 1,8 m x 2 mm
berisi bahan pengisi 5% tahap cair G1 pada partikel
penyangga S1A 80 mesh-100 mesh. Pertahankan suhu
awal kolom pada 200°. [Catatan Suhu awal kolom
disesuaiakan agar waktu retensi relatif p,p’-DDT dan
etion lebih kurang 3,1 dan 2,56 terhadap klorpirifos.]
pakailah nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju
alir diatur 60 ml per menit, sampai waktu retensi
klorpirifos lebih kurang 4 menit.
Sistem kromatografi II Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor fotometri nyala dan kolom 1,8 m x 2 mm berisi
bahan pengisi 3% tahap cair G3 pada partikel penyangga
S1A 80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolom pada 200º.
[Catatan Suhu awal kolom disesuaikan dengan waktu
retensi relatif etion lebih kurang 3,36 terhadap
klorpirifos.] pakailah nitrogen P sebagai gas pembawa
dengan laju alir diatur lebih kurang 60 ml per menit,
sampai waktu retensi klorpirifos lebih kurang 4 menit.
[Catatan Tentukan kepekaan detektor untuk Sistem
kromatografi I dan II: pilih atenuasi elektrometer
sesampai penyuntikan 1,5 μg klorpirifos menghasilkan
defleksi 50% dari skala penuh pada alat perekam. Jika
kondisi detektor menyimpang dari rentang linier detektor,
atur rentang linier dan rekam jumlah dalam ng
klorpirifos yang menghasilkan defleksi 50% skala penuh
pada kondisi ini.]
procedure [Catatan procedure di bawah ini harus diikuti
untuk Sistem kromatografi I dan II.] Suntikkan secara
terpisah beberapa volume sama (lebih kurang 5 μl)
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf gas,
rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak
dalam kromatogram. Bandingkan respons puncak setiap
residu pestisida dalam kromatogram Larutan uji yang
diperoleh dari setiap sistem kromatografi dengan respons
puncak yang sesuai dengan waktu retensi dalam
kromatogram Larutan baku. Hitung jumlah dalam bpj,
masing-masing residu pada zat dengan rumus:
S
U
r
r
W
C30
rU dan rS berturut-turut yaitu luas puncak residu pada
Larutan uji dan Larutan baku; C yaitu kadar pestisida
pembanding dalam mg per liter Larutan baku; W yaitu
bobot zat uji dalam g: masing-masing residu tidak lebih
dari 10 bpj dan jumlah seluruh residu yang ditetapkan
tidak lebih dari 40 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
sebaiknya pada suhu ruang terkendali.
- 763 -
Tabel
Larutan baku
(μg / ml)
Waktu retensi relatif
terhadap klorpirifos
Pembanding pestisida
Detektor
penangkap
electron
Detektor
fotometri
nyala
Sistem 1 Sistem 2
Tetrakloronitrobenzen (TCNB) 0,05 - 0,29 0,24
Alfa heksaklorosikloheksan
(alfa BHC) 0,05 - 0,40 0,35
Beta heksaklorosikloheksan
(beta BHC) 0,30 - 0,43 0,56
Heksaklorobenzen (HCB) 0,05 - 0,45 0,33
Gamma heksaklorosikloheksan
(Lindan) 0,05 - 0,48 0,41
Propetamfos - 0,30 0,48 0,42
Diazinon - 0,20 0,52 0,40
Diklofention 0,10 0,20 0,67 0,56
Ronnel 0,30 0,40 0,81 0,66
Heptaklor 0,10 - 0,83 0,60
Malation - 0,40 0,91 1,05
Klorpirifos 0,30 0,30 1,00 1,00
Aldrin 0,20 - 1,05 0,76
Etil pirimifos - 0,40 1,14 1,14
Klorfenvinfos 0,40 0,40 1,17 1,40
Heptaklor Epoksida 0,20 - 1,29 1,17
Klorfenvinfos Z 0,40 0,50 1,30 1,51
Etil Bromofos 0,40 0,50 1,51 1,45
1,1’-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-
(4klorofenil)etena o,p-DDE) 0,30 - 1,55 1,51
1,1’-Dikloro-2-(4-klorofenil)-2-(4-
klorofenil)etena p,p-DDE) 0,30 - 1,88 1,86
Stirofos 0,60 0,80 1,58 1,97
Alfa endosulfan 0,40 - 1,63 1,47
1,1’-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4-
klorofenil)etana o,p-TDE) 0,40 - 1,90 2,19
Dieldrin 0,30 - 1,91 1,84
Endrin 0,40 - 2,13 2,29
Beta endosulfan 0,40 - 2,19 2,77
1,1 -Dikloro-2,2-bis(4-klorofenil)etana
p,p-TDE) 0,40 - 2,41 2,87
1,1,1 -Trikloro-2-(2-klorofenil)-2-(4-
klorofenil)etana o,p-DDT) 0,40 - 2,55 2,70
Etion 1,00 0,40 2,56 3,36
Karbofenotion 0,80 1,00 2,94 3,70
1,1,1 -Trikloro-2,2-bis(4-kloro-
fenil)etana p,p-TDE) 0,50 - 3,13 3,50
Metoksiklor 0,60 - 4,70 7,20
Karbofenotion sulfon 5,00 - 5,10 9,20
Karbofenotion sulfoksida 5,00 - 5,40 10,00
- 764 -
LEUKOVORIN KALSIUM
Leucovorin Calcium
Kalsium N-[p-[[[(6RS)-2-amino-5-formil-5,6,7,8-
tetrahidro-4-hidroksi-6-pteridinil]metil]amino] benzoil]-L-
glutamat (1:1) [1492-18-8]
C20H21CaN7O7 BM 511,50
Leukovorin Kalsium mengandung tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C20H21CaN7O7,
dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk; putih kekuningan atau kuning; tidak
berbau.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; praktis tidak
larut dalam etanol.
Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; [Catatan
Zat ini sangat higroskopik.] Tidak boleh dikeringkan;
tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
dipakai untuk analisa kuantitatif. Simpan dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dengan Leukovorin Kalsium BPFI.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 17,0%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan pakailah hanya air
deionisasi segar. pakailah peralatan gelas aktinik rendah
untuk larutan mengandung Leukovorin kalsium dan
lindungi larutan terhadap cahaya. Lakukan penetapan
segera.]
Larutan tetrabutilamonium hidroksida Larutkan
tetrabutilamonium hidroksida P dalam metanol P sampai
kadar lebih kurang 0,25 g per ml.
Larutan natrium fosfat monobasa 2 N Larutkan
natrium fosfat monobasa monohidrat P dalam air sampai
kadar lebih kurang 276 mg per ml.
tahap gerak Buat campuran 15 ml Larutan
tetrabutilamonium hidroksida dan 835 ml air. Tambahkan
125 ml asetonitril P, atur pH sampai 7,5±0,1 dengan
penambahan Larutan natrium fosfat monobasa 2 N,
encerkan dengan air sampai 1000 ml, atur kadar
asetonitril P. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran 15 ml Larutan
tetrabutilamonium hidroksida dan 900 ml air. Atur pH
sampai 7,5±0,1 dengan penambahan Larutan natrium
fosfat monobasa 2 N, encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Leukovorin
Kalsium BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
dengan Pengencer sampai kadar lebih kurang 175 μg
per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan asam folat P
dalam Pengencer sampai kadar lebih kurang 175 μg
per ml. Campur 1 bagian larutan ini dengan 4 bagian
Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 - 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif leukovorin kalsium dan asam folat berturut-
turut yaitu 1,0 dan 1,6; resolusi, R, antara puncak
leukovorin kalsium dan asam folat tidak kurang dari 3,6;
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
leukovorin kalsium, C20H21CaN7O7, dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC1,0
C yaitu kadar Leukovorin Kalsium BPFI, dalam g
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung cahaya.
INJEKSI LEUKOVORIN KALSIUM
Leucovorin Calcium Injection
Injeksi Leukovorin Kalsium yaitu larutan steril
Leukovorin Kalsium dalam air untuk injeksi.
Mengandung Leukovorin, C20H23N7O7, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; [Catatan
Zat ini sangat higroskopik.] Tidak boleh dikeringkan;
- 765 -
tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
dipakai untuk analisa kuantitatif. Simpan dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin BPFI
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.],
rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemari pendingin.
Identifikasi Masukkan beberapa volume injeksi yang
setara dengan lebih kurang 6 mg leukovorin kalsium ke
dalam tabung sentrifuga bersumbat kaca 50 ml,
tambahkan lebih kurang 40 ml aseton P, campur,
sentrifus beberapa menit, dekantasi dan buang lapisan
cair. Ulangi proses pencucian dengan penambahan 40 ml
aseton P. Keringkan endapan yang diperoleh dengan
bantuan aliran nitrogen P sampai kering: residu
memenuhi uji Identifikasi seperti tertera pada Leukovorin
kalsium.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,95 unit
Endotoksin FI per mg leukovorin kalsium.
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan pakailah hanya air
deionisasi segar. pakailah peralatan gelas aktinik rendah
untuk larutan mengandung leukovorin kalsium dan
lindungi larutan terhadap cahaya. Lakukan penetapan
segera].
Larutan tetrabutilamonium hidroksida, Larutan
natrium fosfat monobasa 2 N, tahap gerak, Pengencer,
Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Leukovorin kalsium.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 9 mg leukovorin masukkan ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ke dalam corong pisah
60 ml, tambahkan 25 ml diklorometan P, kocok, biarkan
lapisan memisah, buang ekstrak diklorometan. Ulangi
ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml diklorometan P,
buang ekstrak diklorometan. Saring lapisan air, buang
5 ml filtrat pertama, kumpulkan sisa filtrat ke dalam labu
Erlenmeyer bersumbat kaca.
procedure Lakukan seperti tertera pada procedure dalam
Penetapan kadar pada Leukovorin kalsium. Hitung jumlah
dalam mg leukovorin, C20H23N7O7, dalam tiap ml injeksi
dengan rumus:
S
U
r
r
V
C
50,511
45,47350
473,45 dan 511,50 berturut-turut yaitu bobot molekul
leukovorin dan leukovorin kalsium anhidrat; C yaitu
kadar Leukovorin Kalsium BPFI anhidrat, dalam mg
per ml Larutan baku;V yaitu volume injeksi dalam ml
yang dipakai ; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I.
TABLET LEUKOVORIN KALSIUM
Leucovorin Calcium Tablet
Tablet Leukovorin Kalsium mengandung Leukovorin,
C20H23N7O7, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; [Catatan
Zat ini sangat higroskopik.] Tidak boleh dikeringkan;
tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
dipakai untuk analisa kuantitatif. Simpan dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Asam 10-
formilfolat BPFI; Tidak boleh dikeringkan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam
lemari pendingin.
Identifikasi
A. Masukkan beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 200 mg leukovorin kalsium ke dalam
Erlenmeyer, tambahkan 10 ml air, kocok kuat, sonikasi
selama 10 menit, saring. Pindahkan filtrat ke dalam
tabung sentrifuga bersumbat, tambahkan lebih kurang
125 mg amonium oksalat P, kocok kuat, sentrifus sampai
diperoleh beningan. Pindahkan beningan ke dalam tabung
sentrifuga bersumbat yang lain, tambahkan 1 ml
metanol P dan 3 tetes asam klorida P, kocok kuat. Jika
larutan keruh, tambahkan metanol P sampai diperoleh
larutan yang jernih, jika perlu saring untuk membuang zat
yang tidak larut. Dinginkan larutan pada suhu 0º sampai
terbentuk endapan, sentrifus selama 1-2 menit. [Catatan
Jika perlu tahap pendinginan dan sentrifus dapat
diulangi untuk meningkatkan jumlah endapan.] Tuang
beningan, tambahkan 2 ml metanol P ke dalam tabung,
kocok kuat sampai endapan larut, pindahkan isi ke dalam
gelas piala. Uapkan di udara sampai hampir kering dan
keringkan residu pada suhu 50º selama 30 menit:
Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama dengan Leukovorin
Kalsium BPFI.
B. Waktu retensi puncak kromatogram Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C20H21CaN7O7,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, yang jika
- 766 -
perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan
larutan baku Leukovorin Kalsium BPFI dalam Media
disolusi pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 284 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C20H21CaN7O7, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure keseragaman kandungan
Larutan baku Timbang saksama beberapa Leukovorin
Kalsium BPFI, larutkan dalam air sampai kadar lebih
kurang 10 μg per ml.
Larutan uji Serbukkan 1 tablet dan masukkan dalam
labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan
air sampai kadar lebih kurang 10 μg per ml. Saring, buang
filtrat pertama.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 284 nm memakai air
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg leukovorin
kalsium, C20H21CaN7O7, dalam tiap tablet dengan rumus:
S
U
A
A
D
TC
C yaitu kadar Leukovorin Kalsium BPFI dalam g
per ml Larutan baku; T yaitu jumlah leukovorin kalsium,
dalam mg tiap tablet seperti tertera pada etiket; D yaitu
kadar leukovorin kalsium dalam g per ml Larutan uji,
berdasarkan jumlah per tablet yang tertera pada etiket dan
faktor pengenceran; AU dan AS berturut-turut yaitu
serapan dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 2,5% dan total cemaran tidak lebih dari 4,0%.
Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Hitung persentase tiap puncak, selain puncak leukovorin
pada kromatogram yang diperoleh dari Larutan uji
dengan rumus:
t
i
r
r100
ri yaitu respons masing-masing puncak cemaran, dan
rt yaitu jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Campuran air-metanol P (80:20).
tahap gerak Buat larutan tetrabutilamonium fosfat
0,005 M dalam Pengencer. Atur pH larutan sampai 7,5
dengan penambahan larutan natrium hidroksida P 50%.
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Leukovorin
Kalsium BPFI dan Asam 10-formilfolat BPFI, larutkan
dan encerkan dengan air sampai diperoleh kadar
leukovorin kalsium lebih kurang 500 μg per ml dan asam
10-formilfolat lebih kurang 10 μg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 50 mg leukovorin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang
50 ml air, sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air
sampai tanda, saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif asam
10-formilfolat dan leukovorin berturut-turut lebih kurang
2,3 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak leukovorin dan
asam 10-formilfolat tidak kurang dari 1,5; simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
leukovorin, C20H23N7O7, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
D
LC
50,511
45,473
473,45 dan 511,50 berturut-turut yaitu bobot molekul
leukovorin dan leukovorin kalsium anhidrat; C yaitu
kadar Leukovorin Kalsium BPFI anhidrat, dalam mg
per ml Larutan baku; L yaitu jumlah dalam mg
leukovorin dalam tiap tablet yang tertera pada etiket;
D yaitu kadar leukovorin, dalam mg per ml Larutan uji
berdasarkan jumlah per tablet yang tertera pada etiket dan
faktor pengenceran; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.
LEVAMISOL HIDROKLORIDA
Levamisole Hydrochloride
N
N
SH
. HCl
(-)-2,3,5,6-Tetrahidro-6-fenilimidazol [2,1-b]
tiazol mono hidroklorida [16595-80-5]
C11H12N2S.HCl BM 240,75
- 767 -
Levamisol Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C11H12N2S.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur putih sampai krem muda; tidak
berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metanol; praktis
tidak larut dalam eter; sukar larut dalam metilen klorida.
Baku pembanding Levamisol Hidroklorida BPFI; Tidak
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Levamisol
Hidroklorida BPFI.
B. Warna, ukuran dan harga Rf bercak utama dari
Enceran larutan uji sesuai dengan Larutan uji pada uji
Kemurnian kromatografi jika diamati di bawah cahaya
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm.
C. menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera padaUji Identifikasi Umum <291>.
Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat;
lakukan penetapan memakai larutan 500 mg zat
dalam 10 ml air.
Warna larutan Lakukan penetapan memakai
larutan yang diperoleh pada Kesempurnaan melarut:
larutan harus tidak berwarna atau berwarna tidak lebih
intensif dari warna larutan padanan yang dibuat dengan
mencampur 2,5 ml Larutan padanan F yang dibuat
menurut cara yang tertera pada Warna dan Akromisitas
<1291> dengan 97,5 ml asam klorida 0,12 N.
Serapan cahaya Lakukan seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Serapan larutan 1 mg per ml zat uji dalam asam klorida
metanol 0,2 N pada panjang gelombang 310 nm tidak
lebih dari 0,20.
Jarak lebur <1021> Antara 226° dan 231°.
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 20).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Rotasi jenis <1081> Antara –121,5° dan –128,0°,
lakukan penetapan memakai larutan 500 mg per
10 ml air.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak
lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatogtafi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak Campuran toluen P-aseton P-amonium
hidroksida P (60:40:1).
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan dan
encerkan dalam metanol P sampai kadar 50 mg per ml.
Enceran larutan uji Encerkan 1,0 ml Larutan uji,
dengan metanol P sampai 10 ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Levamisol
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
kadar 5 mg per ml.
Enceran larutan baku Encerkan 1,0 ml Larutan baku
dengan metanol P sampai 20 ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 10 l
Larutan uji, Enceran larutan uji, Larutan baku, dan
Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi silika
gel P setebal 0,25 mm, biarkan bercak mengering.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
tahap gerak, biarkan merambat sampai tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan selama
15 menit. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet pada
panjang gelombang 254 nm. Ukuran dan intensitas bercak
lain selain bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari
Enceran larutan baku (sesuai dengan 0,5% masing-
masing cemaran). Paparkan lempeng dengan uap iodum
dalam bejana tertutup selama 15 menit. Amati bercak:
ukuran dan intensitas bercak lain selain bercak utama dari
Larutan uji tidak lebih dari Enceran larutan baku (sesuai
dengan tidak kurang 0,5% masing-masing cemaran).
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg zat, larutkan dalam 30 ml etanol P. Tambahkan
5,0 ml asam klorida 0,01 N dan titrasi dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan kedua titik
infleksi secara potensiometrik. Hitung volume dalam ml
natrium hidroksida 0,1 N yang dipakai antara kedua
titik ini .
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 24,08 mg C11H12N2S.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung cahaya.
TABLET LEVAMISOL HIDROKLORIDA
Levamisole Hydrochloride Tablet
Tablet Levamisol Hidroklorida mengandung Levamisol
Hidroklorida setara dengan Levamisol, C11H12N2S, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Levamisol Hidroklorida BPFI; jangan
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
- 768 -
Identifikasi
A. Waktu retensi puncak utama levamisol pada
kromatogram dari Larutan uji, sesuai dengan Larutan
baku seperti tertera pada Penetapan kadar.
B. Harga Rf bercak utama dari Larutan uji B sesuai
dengan Larutan baku A yang diperoleh pada uji
Kemurnian kromatografi.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C11H12N2S, yang
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
Levamisol Hidroklorida BPFI dengan konsentrasi
diketahui dalam media yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 214 nm.
Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang
dari 80% (Q) C11H12N2S, dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan secara
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
tahap gerak Campuran toluen P-aseton P-amonium
hidroksida P (60:40:1)
Larutan uji A Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 100 mg levamisol, masukkan
ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 5,0 ml metanol P
kocok selama 2 menit, saring.
Larutan uji B Encerkan 1,0 ml Larutan uji dengan
metanol P sampai 10,0 ml, campur.
Larutan baku A Timbang saksama beberapa Levamisol
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan
sampai kadar 2,4 mg per ml atau setara dengan 2,0 mg
levamisol per ml.
Larutan baku B Encerkan 1,0 ml Larutan baku dengan
metanol P sampai 20,0 ml.
procedure Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 μl Larutan uji A, Larutan uji B,
Larutan baku A dan Larutan baku B pada lempeng
kromatografi Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
tahap gerak, biarkan merambat sampai tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan pada suhu
105° selama 15 menit. Amati lempeng di bawah cahaya
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm. Ukuran dan
intensitas bercak lain selain bercak utama dari Larutan
uji A tidak lebih besar dari bercak utama Larutan baku B,
masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5%. Paparkan
lempeng dengan uap iodum dalam bejana tertutup selama
15 menit. Tandai bercak: ukuran dan intensitas bercak
lain selain bercak utama dari Larutan uji A tidak lebih
dari Larutan baku B masing-masing cemaran tidak lebih
dari 0,5%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan A Buat larutan amonium fosfat monobasa P
0,75% dalam air, atur pH sampai 7 dengan penambahan
diisopropilamina P.
Larutan B pakailah asetonitril P.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-air (1:1).
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Levamisol Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml air, goyang sampai
larut, encerkan dengan metanol P sampai tanda, diperoleh
larutan dengan kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama lebih kurang 20 mg
levamisol hidroklorida, larutkan dalam 5 ml natrium
hidroksida 0,1 N dalam vial bertutup, panaskan pada suhu
100° selama 5 jam. Dinginkan, encerkan 1 ml larutan
dengan metanol P sampai 25 ml, campur.
Larutan uji Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 150 mg levamisol, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang
25 ml air, kocok secara mekanik selama 30 menit.
Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan
metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 10 cm x
4,6 mm dan berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 3 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0 – 5 80 20 20 80 gradien linier
5 – 7 20 80 Isokratik
7 – 8 20 80 80 20 gradien linier
8 - 12 80 20 Isokratik
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif untuk levamisol dan
hasil degradasi utama berturut-turut lebih kurang 1,0 dan
1,3; resolusi, R, antara puncak levamisol dan hasil
degradasi utama tidak kurang dari 6,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,0, faktor ikutan
untuk puncak analit tidak lebih dari 1,8 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
- 769 -
levamisol, C11H12N2S, dalam serbuk tablet yang dipakai ,
dengan rumus:
S
U
r
rC
75,240
29,2041000
204,29 dan 240,75 berturut-turut yaitu bobot molekul
levamisol dan levamisol hidroklorida; C yaitu kadar
Levamisol Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; ru dan rs berturut-turut yaitu respons puncak dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Penandaan harus menyatakan kandungan zat
aktif dan garam yang dipakai dalam formulasi.
LEVODOPA
Levodopa
HO
HO
C
H2
C COOH
NH2
H
(-)-3-(3,4-Dihidroksifenil)-L-alanin [59-92-7]
C9H11NO4 BM 197,19
Levodopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C9H11NO4, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih;
tidak berbau. Dalam keadaan lembab teroksidasi dengan
cepat oleh oksigen udara dan warna menjadi lebih tua.
Kelarutan Mudah larut dalam asam klorida 3 N; sukar
larut dalam air; tidak larut dalam etanol.
Baku pembanding Levodopa BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung
cahaya pada tempat yang kering dan hindarkan dari panas
berlebih. L-Tirosin BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat. 3-Metoksitirosin
BPFI; pakailah tanpa pengeringan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat dingin dan kering.
Identifikasi
A.Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam minyak mineral P menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Levodopa
BPFI.
B.Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
25.000) dalam asam klorida 0,1 N menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Levodopa BPFI; daya serap masing-
masing, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum berbeda
tidak lebih dari 3,0%.
C.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara -160° dan -167°; lakukan
penetapan memakai larutan yang dibuat sebagai
berikut: Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam
10 ml asam klorida 1 N, tambahkan 5 g metenamin P,
goyang sampai larut dan tambahkan asam klorida 1 N
sampai tanda. Diamkan di tempat gelap pada suhu 25°
selama 3 jam.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah
semua cemaran tidak lebih dari batas tertera pada Tabel
berikut:
Tabel
Cemaran
Waktu
Retensi
Relatif
Faktor
Respons
Relatif
(F)
Batas
(%)
Senyawa sejenis
A Levodopa
0,9 2,4 0,1
Levodopa 1,0 - -
L-Tirosin 1,3 2,7 0,1
3-Metoksitirosin 1,6 1,2 0,5
1-Veratrilglisin 2,7 1,3 0,1
Cemaran tunggal
tidak diketahui
- 1,0 0,1
Jumlah semua
cemaran
- - 1,1
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[Catatan Lindungi semua larutan dari cahaya dan
pertahankan suhu pada 10° sampai disuntikkan pada
kromatograf.]
Pengencer, tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem,
Larutan baku, Larutan uji dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dengan rumus:
Sr
r
W
CF i1000
- 770 -
F yaitu faktor respons relatif masing-masing cemaran
seperti tertera pada Tabel; C yaitu kadar Levodopa BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; W yaitu bobot zat
dalam mg Larutan uji dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; ri yaitu respons puncak masing-masing
cemaran dalam Larutan uji; rS yaitu respons puncak
levodopa dalam Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Lindungi semua larutan
dari cahaya dan pertahankan suhu pada 10° sampai
disuntikkan pada kromatograf.]
Pengencer Campuran asam trifloroasetat P-air
(1:1000).
tahap gerak Buat campuran Pengencer-tetrahidrofuran
P (97:3). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa
Levodopa BPFI, 3-Metoksitirosin BPFI dan L-Tirosin
BPFI. Larutkan dalam Pengencer sampai kadar masing-
masing lebih kurang 10 μg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Levodopa
BPFI, larutkan dalam Pengencer. Encerkan dengan
Pengencer secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
sampai kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1 “double-
endcapped”. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
levodopa, L-tirosin, 3-metoksitirosin berturut-turut lebih
kurang 1,0; 1,3; dan 1,6; resolusi, R, antara puncak
levodopa dan L-tirosin tidak kurang dari 3,0; faktor
ikutan tidak lebih dari 2,0; dan simpangan baku relatif
pada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
levodopa, C9H11NO4, dalam zat yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Levodopa BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, di tempat kering dan terlindung dari
panas berlebih.
LEVONORGESTREL
Levonorgestrel
O
OH
C2H5
HH
O
H H
C CH
(-)-13-Etil-17-hidroksi-18,19-dinor-17 -pregn-4-en-20-
in-3-ona [797-63-7]
C21H28O2 BM 312,45
Levonorgestrel mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C21H28NO2 dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih atau praktis putih; tidak berbau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
kloroform; sukar larut dalam etanol.
Baku pembanding Norgestrel BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
yang sama seperti pada Levonorgestrel BPFI.
B. Memenuhi syarat uji Rotasi jenis dan Jarak lebur,
dapat dipakai untuk identifikasi membedakan dari
norgestrel.
Jarak lebur <1021> Antara 232° dan 239°; jarak antara
awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4°.
Rotasi jenis <1081> Antara -30° dan -35º; lakukan
penetapan memakai larutan 20 mg zat per ml dalam
kloroform P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 5 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
Gugus etinil Tidak kurang dari 7,81% dan tidak lebih
dari 8,18%; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang
saksama 200 mg zat, larutkan dalam 40 ml
tetrahidrofuran P. Tambahkan 10 ml larutan perak nitrat
P (1 dalam 10), titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N
LV secara potensiometrik memakai elektrode
kalomel dan elektrode pembanding kaca tipe fiber yang
- 771 -
mengandung larutan kalium nitrat sebagai elektrolit.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 2,503 mg gugus etinil (-C CH)
Cemaran secara kromatografi Lakukan penetapan seperti
tertera pada Cemaran secara kromatografi dalam
Norgestrel. Persyaratan dipenuhi jika total cemaran dalam
Larutan uji tidak lebih dari 2,0% dan tidak ada cemaran
tunggal yang lebih besar dari 0,5%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Norgestrel memakai
Levonorgestrel BPFI sebagai pengganti Norgestrel BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
TABLET LEVONORGESTREL DAN ETINIL
ESTRADIOL
Levonorgestrel and Ethynil Estradiol Tablet
Tablet Levonorgestrel dan Etinil Estradiol mengandung
Levonorgestrel, C21H28O2, dan Etinil Estradiol, C20H24O2,
masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Etinil Estradiol BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat.
Norgestrel BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Waktu retensi dua puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
B. Serbukkan 20 tablet dan timbang beberapa serbuk
tablet setara dengan 4 mg levonorgestrel. Tambahkan
250 ml campuran isooktana P dan kloroform P (3:1).
Sonikasi selama 3 menit, kocok secara mekanik selama
30 menit. Saring dan uapkan filtrat sampai kering dengan
penguap rotasi hampa udara. Larutkan residu dalam 3 ml
kloroform P dan masukkan dengan memakai pipet ke
dalam corong pisah 60-ml yang berisi 18 ml isooktan P,
bilas labu penguap dengan 3 ml kloroform P dan
masukkan bilasan ke dalam corong pisah. Tambahkan
10 ml natrium hidroksida 1 N, kocok kuat, dan biarkan
lapisan memisah. Buang lapisan air di bawah, saring tahap
organik melalui 3 g natrium sulfat anhidrat P di atas
kertas saring, ke dalam gelas piala 50 ml. Bilas kertas
saring dengan beberapa kecil campuran isooktan P dan
kloroform P (3:1), tambahkan bilasan ke dalam filtrat,
dan uapkan di bawah aliran nitrogen P di atas tangas uap
sampai kering. Larutkan residu dalam 1 - 2 ml toluen P
panas dan masukkan ke wadah vial dengan memakai
pipet. Pekatkan larutan sampai lebih kurang 0,1 ml
dengan dialiri nitrogen P sambil dipanaskan. [Catatan
Pada tahap ini, bagian hablur yang menempel di dinding
vial harus dipindahkan ke bagian dasar dan dilarutkan
kembali.] Simpan vial yang berisi larutan toluen jernih
pada 4° semalam sampai terjadi penghabluran. Pindahkan
dan buang larutan dengan memakai pipet, bilas hablur
dua kali, tiap kali dengan 0,5 ml eter anhidrat P, buang
cairan bilasan. Keringkan vial yang berisi hablur dalam
desikator hampa udara pada 60° selama 4 jam. Lakukan
penetapan suhu lebur terhadap hablur ini seperti
tertera pada Penetapan jarak lebur atau suhu lebur
<1021> Metode I: suhu lebur tidak kurang dari 220°.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml polisorbat 80 P (5 μg per g)
dalam air.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C21H28O2 dan
C20H24O2 yang terlarut dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air (60:40).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku [Catatan Volume etanol P yang
dipakai untuk melarutkan baku pembanding tidak
lebih 2% dari total volume.] Timbang saksama masing-
masing Norgestrel BPFI dan Etinil Estradiol BPFI,
larutkan dan encerkan dengan Media disolusi, sampai
kadar setara dengan masing-masing analit dari 1 tablet
dalam 500 ml Media disolusi.
Larutan uji Ambil 15 ml alikuot dari masing-masing
bejana dan saring melalui penyaring polifiniliden, buang
10 ml filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 247 nm (untuk analisa
levonorgestrel), detektor spektrofluorometri (untuk
analisa etinil estradiol) dengan panjang gelombang
eksitasi 285 nm dan panjang gelombang emisi 310 nm,
dan kolom 15 cm x 4 mm yang berisi bahan pengisi L7.
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
waktu retensi relatif etinil estradiol dan levonorgestrel
berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 100 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase levonogestrel,
C21H28O2, dan etinilestradiol, C20H24O2, yang terlarut
dengan rumus:
( )
S
U
r
r
K
C 1005,0
- 772 -
C yaitu kadar Norgestrel BPFI atau Etinil Estradiol
BPFI dalam μg per ml Larutan baku; K yaitu jumlah
yang tertera pada etiket dalam mg C21H28O2 atau
C20H24O2 per tablet; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Toleransi
Untuk tablet tidak bersalut Dalam waktu 60 menit
harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C21H28O2 dan tidak
kurang dari 75% (Q) C20H24O2 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Untuk tablet bersalut Dalam waktu 60 menit harus
larut masing-masing tidak kurang dari 60% (Q) C21H28O2
dan C20H24O2 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure keseragaman kandungan. Masukkan 1 tablet
ke dalam tabung sentrifuga 40 ml. Tambahkan 10,0 ml
tahap gerak dan lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-metanol P-air
(350:150:450). Saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku 1 Timbang saksama beberapa Norgestrel
BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 0,1 mg per ml.
Larutan baku 2 Timbang saksama beberapa Etinil
Estradiol BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar
lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan baku Pipet 15 ml Larutan baku 1 dan 3 ml
Larutan baku 2 ke dalam labu tentukur 100-ml. Encerkan
dengan tahap gerak sampai tanda. Larutan ini berisi
norgestrel dan etinil estradiol berturut-turut lebih kurang
15 μg per ml dan 3 μg per ml.
Larutan uji Masukkan beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 3 mg levonorgestrel, ke dalam labu
tentukur 200-ml. Larutkan dengan tahap gerak sampai
tanda, sonikasi sampai tablet hancur dan kocok secara
mekanik selama 20 menit. Pindahkan larutan ke dalam
tabung sentrifuga, sentrifus dan pakailah beningan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm, dan kolom 15 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 5-7 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara dua puncak utama
tidak kurang dari 2,5; waktu retensi relatif etinil estradiol
dan norgestrel berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0;
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang