Kamis, 05 Desember 2024

farmakope 60






 tera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa  

Losartan Kalium BPFI dan trifenilmetanol, larutkan dalam 

metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu 

bertahap sampai  kadar berturut-turut lebih kurang 0,3 mg 

per ml dan 2 μg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan 

encerkan dengan metanol P sampai tanda. 

    Sistem Kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x 

4,0 mm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang   

1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut: 

 

Waktu 

(menit) 

Larutan A 

(%) 

Larutan B 

(%) Eluasi 

0 75 25 Kesetimbangan 

0-25 75 10 25 90 Gradien linier 

25-35 10 90 Isokratik 

35-45 10 75 90 25 Gradien linier 

45-50 75 25 Kesetimbangan 

kembali 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian 

sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif 

losartan dan trifenilmetanol berturut-turut lebih kurang 

1,0 dan 1,9; faktor ikutan puncak losartan tidak lebih dari 

1,6. [Catatan Waktu retensi trifenilmetanol lebih kurang 

20 menit.] 

    procedure  Suntikkan beberapa  volume (lebih kurang 10 

μl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 

kromatogram dan ukur respons semua puncak. Hitung 

persentase masing-masing cemaran dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

i

r

r100  

 

ri yaitu  respons puncak masing-masing cemaran; rS 

yaitu  jumlah semua respons puncak. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Larutan A dan Larutan B Lakukan seperti tertera pada 

Kemurnian kromatografi. 

    tahap  gerak Buat campuran Larutan A-Larutan B (3:2), 

saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian 

menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Losartan 

Kalium BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif 

dan jika perlu bertahap dengan metanol P, sampai  kadar 

lebih kurang 0,25 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan 

encerkan dengan metanol P sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x 

4,0 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang     

1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom 35°. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari        

5600 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,4 

dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 0,5%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke 

dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg losartan 

kalium, C22H22ClKN6O, dalam zat yang dipakai  

dengan rumus:  

 

S

U

r

rC100  

 

- 798 -

 

 

 

 

 

 

 

C yaitu  kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

pada suhu ruang terkendali. 

 

 

TABLET LOSARTAN KALIUM 

Losartan Potassium Tablet 

 

Tablet Losartan Kalium mengandung Losartan Kalium, 

C22H22ClKN6O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih 

dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Losartan Kalium BPFI. 

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 

diperoleh pada Penetapan kadar. 

 

Disolusi <1231> 

    Media disolusi: 900 ml air, awaudarakan. 

    Alat tipe 2: 50 rpm 

    Waktu: 30 menit 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Losartan 

Kalium BPFI, larutkan dan encerkan jika perlu bertahap 

dalam Media disolusi sampai  kadar L/1000 mg per ml,      

L yaitu  kadar dalam mg seperti yang tertera pada etiket.  

    Larutan uji Saring beberapa  alikuot melalui penyaring 

yang sesuai dengan porositas 0,45 m.  

    procedure  Lakukan penetapan jumlah C22H22ClKN6O 

yang terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji dan 

Larutan baku pada panjang gelombang serapan 

maksimum lebih kurang 256 nm memakai  Media 

disolusi sebagai blangko. Hitung persentase 

C22H22ClKN6O yang terlarut dengan rumus: 

 

100

L

C

A

A900 S

S

U  

 

AU dan AS berturut-turut yaitu  serapan Larutan uji dan 

Larutan baku; CS yaitu  kadar Losartan Kalium BPFI 

dalam mg per ml Larutan baku; L yaitu  kadar dalam mg 

yang tertera pada etiket; 900 yaitu  volume dalam ml 

Media disolusi; 100 yaitu  faktor konversi ke persen.  

    Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 

kurang dari 75% (Q) C22H22ClKN6O dari jumlah yang 

tertera pada etiket.  

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

    procedure  untuk keseragaman kandungan 

    Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 

kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Dapar Larutkan 2,72 g kalium fosfat monobasa P 

dalam air, encerkan dengan air sampai  2000 ml. Atur pH 

sampai  2,5 dengan penambahan asam fosfat P dan saring.  

    tahap  gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar (3:2), 

saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian 

menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Pengencer Larutkan 17,42 g kalium fosfat dibasa P 

dalam 900 ml air. Atur pH sampai  8,0 dengan 

penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air sampai  

1000 ml. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, 

encerkan dengan air sampai tanda. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Losartan 

Kalium BPFI, larutkan dalam Pengencer sampai  kadar 

lebih kurang 0,05 mg per ml.  

    Larutan uji persediaan Masukkan 1 tablet ke dalam 

labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 65 ml 

Pengencer, kocok secara mekanik lebih kurang 30 menit. 

Tambahkan Pengencer sampai tanda. 

    Larutan uji Encerkan beberapa  volume Larutan uji 

persediaan dengan Pengencer sampai  kadar lebih kurang 

0,05 mg per ml. Saring dan pakailah  filtrat. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 

10 μm; laju alir lebih kurang 1,4 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogram 

dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure : 

efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis 

dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 2,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase losartan kalium, 

C22H22ClKN6O dalam tablet yang dipakai  dengan 

rumus: 

 

S

U

U

S

r

r

C

C100  

 

CS yaitu  kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar losartan kalium dalam mg 

per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku.  

 

Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>.  

    Larutan A, Larutan B, tahap  gerak, Larutan kesesuaian 

sistem dan Larutan uji Lakukan seperti tertera pada 

Penetapan kadar.  

    Larutan baku persediaan pakailah  Larutan baku 

seperti tertera pada Penetapan kadar. 

    Larutan baku Encerkan beberapa  volume Larutan baku 

persediaan dalam Larutan A sampai  kadar 0,0025 mg      

per ml.  

    Larutan batas kuantisasi Encerkan beberapa  volume 

Larutan baku dengan Larutan A (1 dalam 10). 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Sistem kromatografi dalam Penetapan kadar. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram 

dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure : 

- 799 -

 

 

 

 

 

 

 

simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 5,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 

batas kuantisasi rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : perbandingan 

“signal to noise” puncak losartan pada penyuntikan 

pertama tidak lebih kecil dari 10, jika  tidak memenuhi, 

perbandingan “signal to noise” harus lebih besar dari 3 

dan simpangan baku relatif pada tiga kali penyuntikan 

lebih kecil dari 25%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Identifikasi puncak memakai  

waktu retensi relatif seperti tertera pada Tabel. Hitung 

persentase masing-masing cemaran dalam tablet dengan 

rumus:  

S

i

U

S

r

r

C

C100  

 

CS yaitu  kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar losartan kalium dalam mg 

per ml Larutan uji; ri yaitu  respons puncak masing-

masing cemaran dalam Larutan uji dan rS yaitu  respons 

puncak losartan dalam Larutan baku. Masing-masing 

cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas 

yang tertera pada Tabel sebagai berikut:  

 

Tabel 

Senyawa Waktu Retensi 

Relatif Batas (%) 

Losartan  1,0 - 

1-H-Dimer1 2,4 0,5 

2-H-Dimer2 2,9 0,5 

Total cemaran3 - 1,0 

1 Garam kalium 5-[4’-({2-Butil-5-[(5-{4’-[(2-butil-4-kloro-5-

hidroksimetil-1H-imidazol-1-il)metil]bifenil-2-il}-1H-tetrazol-1-

il)metil]-4-kloro-1H-imidazol-1-il}metil)bifenil-2-il]tetrazol.  

2 Garam kalium 5-[4’-({2-Butil-5-[(5-{4’-{(2-butil-4-kloro-5-

hidroksimetil-1H-imidazol-1-il)metil]bifenil-2-il}-2H-tetrazol-2-

il)metil]-4-kloro-1H-imidazol-1-il}metil)bifenil-2-il]tetrazol.  

3 Jumlah semua cemaran termasuk semua cemaran spesifik dan semua 

cemaran tidak spesifik yang setara atau lebih besar dari 0,1%.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    Dapar pH 7,0 Larutkan 2,5 g kalium fosfat monobasa 

P dan 3,0 g natrium fosfat dibasa P dalam air, encerkan 

sampai  2000 ml. pH larutan ini mendekati 7,0. Saring 

melalui membran dengan porositas 0,45 m dan 

awaudarakan.  

    Larutan A Campuran Dapar pH 7,0-asetonitril P 

(17:3).  

    Larutan B Asetonitril P. 

    tahap  gerak pakailah  variasi campuran Larutan A dan 

Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika 

perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan kesesuaian sistem persediaan Timbang 

saksama 12 mg Losartan Kalium BPFI masukkan ke 

dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5 ml air dan 5 ml 

asam klorida 0,1 N. Masukkan labu tentukur pada oven 

105° selama 1-2 jam, dan dinginkan sampai  suhu ruang. 

Tambahkan 5,0 ml natrium hidroksida 0,1 N dan 

encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH sampai  6,0 

dengan penambahan asam klorida 0,1 N atau natrium 

hidroksida 0,1 N. [Catatan Larutan mengandung 1-H-

dimer dan 2-H-dimer sesampai  larutan mungkin keruh.] 

    Larutan kesesuaian sistem Tambahkan 3 ml asetonitril P 

ke dalam 7 ml Larutan kesesuaian sistem persediaan 

untuk menjernihkan. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Losartan 

Kalium BPFI larutkan dalam Larutan A sampai  kadar 

lebih kurang 0,25 mg per ml dan saring melalui membran 

dengan porositas 0,45 m. 

    Larutan uji persediaan Masukkan 10 tablet ke dalam 

labu tentukur 500-ml, tambahkan Larutan A sampai  50% 

volume labu. Sonikasi selama 15 menit dengan sesekali 

dikocok. Sonikasi kembali selama 10 menit. Encerkan 

dengan Larutan A sampai tanda. 

    Larutan uji Encerkan beberapa  volume Larutan uji 

persediaan secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap 

dengan Larutan A sampai  kadar lebih kurang 0,25 mg per 

ml. Saring melalui penyaring PTFE atau yang setara 

dengan porositas 0,45 m, pakailah  filtrat. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 250 nm dan kolom berukuran 

3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih 

kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai 

berikut: 

 

Waktu 

(menit) 

Larutan A 

(ml) 

Larutan B 

(ml) Eluasi 

0-10 80 40 20 60 Gradien linier  

10-11 40 80 60 20 Gradien linier  

11-15 80 20 Kesetimbangan 

kembali 

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan Kesesuaian 

sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 

seperti tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak  

1-H-dimer dan 2-H-dimer lebih besar dari 2,0; dan faktor 

ikutan puncak dari Losartan, 1-H-dimer dan 2-H-dimer 

lebih kecil dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap 

Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : Faktor ikutan dari 

puncak losartan tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom lebih 

besar dari 3000 lempeng teorotis; simpangan baku relatif 

pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama lebih 

kurang lima kali waktu retensi losartan, dan ukur respons 

puncak utama. Hitung persentase losartan kalium, 

C22H22ClKN6O, dalam tablet yang dipakai  dengan 

rumus: 

S

U

U

S

r

r

C

C100  

 

- 800 -

 

 

 

 

 

 

 

CS yaitu  kadar Losartan Kalium BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; CU yaitu  kadar losartan kalium dalam mg 

per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku.  

 

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup 

rapat dan terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.  

 

 

LOVASTATIN 

Lovastatin 

 

H H

O

O

O

H3C

H

H

CH3

H

H3C

O

H

HO

H

H

CH3

 

 

(S)-2-Asam metilbutirat,8-ester dengan (4R, 6R)-6-[2-

[(1S,2S,6R,8S,8aR)-1,2,6,7,8-8a-heksahidro-8-hidroksi-

2,6-dimetil-1-naftil]etil]tetrahidro-4-hidroksi-2H-piran-

2-on  [75330-75-5] 

C24H36O5      BM 404,54 

 

Lovastatin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan 

tidak lebih dari 101,0% C24H36O5 dihitung terhadap zat 

yang telah dikeringkan. 

 

Baku pembanding Lovastatin BPFI; tidak boleh 

dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah 

tertutup rapat, dalam lemari pembeku dengan aliran 

nitrogen. Senyawa Sejenis A Lovastatin BPFI, asam 

butanoat, 2-metil-1,2,3,4,4a,7,8,8a-oktahidro-3,7-dimetil-

8[2-(tetra-hidroksi-6-okso-2H-piran-2-il)etil]-1-naftalenil 

ester, [1S - [1  (R*), 3 , 7 , 8 , (2S*, 4S*)- 8 ]], 

C24H38O5 BM 406,56; tidak boleh dikeringkan. Zat 

higroskopis, simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. 

 

Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih, praktis 

tidak berbau. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam 

aseton, dalam asetonitril dan dalam metanol; agak sukar 

larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam heksan; tidak 

larut dalam air. 

 

Identifikasi  

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan 

dalam minyak mineral P, menampilkan  maksimum hanya 

pada bilangan gelombang yang sama seperti pada 

Lovastatin BPFI. 

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 μg per ml 

dalam asetonitril P menampilkan  maksimum dan minimum 

pada panjang gelombang yang sama seperti pada larutan 

Lovastatin BPFI. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara +324° dan +338°. pakailah  

larutan 5 mg per ml dalam asetonitril P. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan 

tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. 

 

Senyawa Sejenis A Lovastatin Tidak lebih dari 0,5%. 

Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran asetonitril P-asam fosfat 

0,01 M (13:7), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>.  

    Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa  

Lovastatin BPFI dan Senyawa Sejenis A Lovastatin BPFI 

dalam asetonitril P dan encerkan secara kuantitatif dan 

bertahap sampai  kadar masing-masing 2,0 μg per ml.  

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  tertentu 

Lovastatin BPFI, larutkan dalam asetonitril P dan 

encerkan secara kuantitatif, jika perlu secara bertahap, 

sampai  kadar lebih kurang 2,0 μg per ml.  

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan 

encerkan dalam asetonitril P sampai tanda.  

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 200-nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel    

5 μm. Pertahankan suhu kolom pada 40°, laju alir lebih 

kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 

Larutan Kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu 

retensi relatif untuk lovastatin dan senyawa sejenis A 

lovastatin berturut-turut yaitu  lebih kurang 1,0 dan 1,3; 

dan resolusi, R, antara lovastatin dan senyawa sejenis A 

lovastatin tidak kurang dari 6,0. Lakukan kromatografi 

terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu 

retensi relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 

5,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

semua respons puncak. Hitung persentase senyawa 

sejenis A lovastatin dalam lovastatin, dengan rumus : 

 

S

U

r

r

W

CF5,2  

 

F yaitu  faktor respons senyawa sejenis A lovastatin yang 

sama dengan 1,6; C yaitu  kadar Lovastatin BPFI dalam 

μg per ml Larutan baku; W yaitu  bobot lovastatin dalam 

mg, dalam Larutan uji; rU yaitu  respons puncak 

- 801 -

 

 

 

 

 

 

 

senyawa sejenis A lovastatin pada Larutan uji dan rS 

yaitu  respons puncak lovastatin pada Larutan baku. 

 

Kemurnian kromatografi Tiap cemaran tidak lebih dari 

0,2%; dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%.  

    Larutan A Buat larutan asam fosfat 0,001 M, atur pH 

sampai  4,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 M. 

    Larutan B pakailah  asetonitril P. 

    tahap  gerak pakailah  variasi campuran Larutan A dan 

Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika 

perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama beberapa  

tertentu Lovastatin BPFI dan “compactin”, larutkan dalam 

asetonitril P dan encerkan secara bertahap dan kuantitatif 

dengan asetonitril P sampai  kadar masing-masing 2,0 μg 

per ml. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  tertentu 

Lovastatin BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap 

dan kuantitatif dengan asetonitril P sampai  kadar masing-

masing 2,0 μg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan 

encerkan dalam asetonitril P sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 12,5 cm x 

4,0 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel    

4 μm. Pertahankan suhu kolom pada 40°, laju alir lebih 

kurang 1,5 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai 

berikut: 

 

Waktu 

(menit) 

Larutan A 

(%) 

Larutan B 

(%) 

Eluasi 

0 - 2 

2 - 5 

5 - 8 

8 - 16 

16- 25 

25- 27 

27- 36 

60 

60  45 

45 

45  10 

10 

10  60 

60 

40 

40  55 

55 

55  90 

90 

90  40 

40 

Isokratik 

Gradien linier 

Isokratik 

Gradien linier 

Isokratik 

Gradien linier 

Isokratik 

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian 

sistem dan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu 

retensi relatif untuk lovastatin dan “compactin” berturut 

turut lebih kurang 1,00 dan 0,85; resolusi, R, antara 

lovastatin dan “compactin” tidak kurang dari 3,5; dan 

simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 5%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

semua respons puncak. Hitung persentase tiap cemaran 

dalam lovastatin, dengan rumus: 

 

F

r

r

W

C

s

i5,2  

 

C yaitu  kadar Lovastatin BPFI dalam μg per ml Larutan 

baku;W yaitu  bobot lovastatin dalam mg, dalam Larutan 

uji; ri yaitu  respons puncak masing-masing cemaran 

pada Larutan uji dan rS yaitu  respons puncak lovastatin 

pada Larutan baku; F yaitu  faktor respons tiap cemaran 

yang sama dengan 1,4 untuk cemaran dengan waktu retensi 

relatif lebih kurang 0,73 dan 1,0 untuk semua cemaran 

lainnya. Abaikan puncak yang kurang dari 0,04%. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran asetonitril P-asam fosfat 0,1% 

P (65:35), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Lovastatin 

BPFI, larutkan dalam asetonitril P sampai  diperoleh larutan 

dengan kadar 0,3 mg per ml. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan 

encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, campur. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 25 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel      

5 μm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram 

dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure : 

efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis; 

faktor ikutan tidak lebih dari 1,4; dan simpangan baku 

relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.  

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

lovastatin, C24H36O5, dalam zat yang dipakai  dengan 

rumus: 

S

U

r

rC100  

 

C yaitu  kadar Lovastatin BPFI  dalam mg per ml 

Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan 

baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

dengan aliran nitrogen. Simpan di tempat dingin. 

 

 

TABLET LOVASTATIN 

Lovastatin Tablet 

 

Tablet Lovastatin mengandung tidak kurang dari 90,0% 

dan tidak lebih dari 110,0% C24H36O5 dari jumlah yang 

tertera pada etiket. 

 

- 802 -

 

 

 

 

 

 

 

Baku pembanding Lovastatin BPFI; tidak boleh 

dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah 

tertutup rapat, dalam lemari pembeku dengan aliran 

nitrogen. 

 

Identifikasi  

    A. Masukkan 1 tablet ke dalam tabung sentrifus, 

tambahkan 1 ml air dan 4,0 ml asetonitril P, kocok secara 

mekanik untuk menghancurkan tablet. Sonikasi selama   

4 menit dan sentrifus selama 4 menit untuk memperoleh 

Larutan uji. Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl 

Larutan uji dan Larutan baku, yang mengandung 

Lovastatin BPFI dengan kadar yang sama dengan 

Larutan uji, pada lempeng kromatografi  dan lakukan 

procedure  seperti tertera pada Identifikasi secara 

Kromatografi Lapis Tipis <281> dengan memakai  

campuran sikloheksan P-kloroform P-isopropil alkohol P 

(5:2:1) sebagai larutan pengembang.  

    B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai 

dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan 

kadar. 

 

Disolusi <1231> 

    Dapar Larutkan 1,38 g natrium fosfat P monobasa dan 

20 g natrium lauril sulfat P dalam 900 ml air. Atur pH 

sampai  7,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N, 

encerkan dengan air sampai  1000 ml, campur. 

    Media disolusi: 900 ml Dapar. 

    Alat tipe 2: 50 rpm. 

    Waktu: 30 menit. 

    procedure  Lakukan penetapan jumlah C24H36O5 terlarut 

dengan memakai  metode seperti pada Penetapan 

kadar. 

    Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 

kurang dari 80% (Q) C24H36O5 dari jumlah yang tertera 

pada etiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>.  

    Dapar Larutkan 3,45 g natrium fosfat monobasa P 

dalam 900 ml air, atur pH sampai  4,0 dengan penambahan 

asam fosfat P, encerkan dengan air sampai  1000 ml, 

campur. 

    Pelarut Isi gelas piala 1 liter dengan 900 ml air, 

tambahkan 3,0 ml asam asetat glasial P, atur pH sampai  

4,0 dengan penambahan natrium hidroksida P 20%, 

campur. Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur    

1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Campur 

larutan dengan asetonitril P (20:80). 

    tahap  gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar-metanol 

P (5:3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>.  

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Lovastatin 

BPFI, larutkan dalam Pelarut sampai  diperoleh kadar 

lebih kurang 40 μg per ml.  

    Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 

20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet yang 

setara dengan lebih kurang 40 mg lovastatin, masukkan 

ke dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan lebih kurang 

150 ml Pelarut, dan sonikasi selama 20 menit. 

Dinginkan, encerkan dengan Pelarut sampai tanda, 

campur. Pipet 20 ml larutan ke dalam labu tentukur    

100-ml, encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Sentrifus 

sebagian dari larutan ini, pakailah  beningan. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x 

4,5 mm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom 

pada 45°, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram 

dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure : 

efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis; 

faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,5; faktor ikutan 

tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif  pada 

penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku  dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

lovastatin, C24H36O5, dalam serbuk tablet yang dipakai , 

dengan rumus: 

 

S

U

r

rC  

 

C yaitu  kadar Lovastatin BPFI dalam μg per ml Larutan 

baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak yang 

diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

tidak tembus cahaya. Simpan di tempat terlindung 

cahaya, di tempat dingin atau pada suhu ruang terkendali.  

 

 

MAGNESIUM HIDROKSIDA 

Magnesium Hydroxide 

 

Magnesium hidroksida [1309-42-8] 

Mg(OH)2                          BM 58,32 

 

Magnesium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 

95,0% dan tidak lebih dari 100,5% Mg(OH)2 yang telah 

dikeringkan pada suhu 105º selama 2 jam. 

 

Pemerian Serbuk putih, ringan. 

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; 

larut dalam asam encer. 

 

Identifikasi Larutan (1 dalam 20) dalam asam klorida    

3 N menampilkan  reaksi Magnesium cara A seperti yang 

tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

- 803 -

 

 

 

 

 

 

 

Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung 

Escherichia coli. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan 

pengeringan pada suhu 105º  selama 2 jam. 

 

Sisa pemijaran <1111> Antara 30,0% dan 33,0%; 

lakukan pemijaran pada suhu 800º, kenaikan suhu 

dilakukan secara bertahap sampai  bobot tetap. 

 

Garam larut Didihkan 2,0 g zat dengan 100 ml air dalam 

gelas piala bersumbat, selama 5 menit, saring saat masih 

panas, dinginkan dan encerkan filtrat dengan air sampai  

100 ml. Titrasi 50 ml filtrat dengan asam sulfat 0,10 N LV 

memakai  indikator merah metil LP: diperlukan tidak 

lebih dari 2,0 ml asam. Uapkan 25 ml filtrat encer sampai  

hampir kering dan keringkan pada suhu 105º selama         

3 jam; bobot residu tidak lebih dari 10 mg. 

 

Karbonat Didihkan campuran 0,10 g zat dengan 5 ml air, 

dinginkan dan tambahkan 5 ml asam asetat 6 N: 

terbentuk sedikit gelembung. 

 

Kalsium Tidak lebih dari 1,5%. 

    Asam klorida encer, Larutan lantanum, Larutan baku, 

Blangko Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam 

Magnesium Karbonat. 

    Larutan uji Timbang saksama 250 mg zat yang telah 

dikeringkan, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan 

dalam 30 ml asam klorida encer, jika perlu panaskan. 

Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 200-ml berisi      

4 ml Larutan lantanum, dan encerkan dengan air sampai 

tanda. 

    procedure  Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam 

Magnesium Karbonat. 

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; 

pengujian dilakukan memakai  larutan yang dibuat 

sebagai berikut: Larutkan 1,0 g zat dalam 15 ml asam 

klorida 3 N, dan uapkan di atas tangas uap sampai  kering. 

Mendekati akhir penguapan, residu sering diaduk, gerus 

sampai  terbentuk serbuk kering. Larutkan serbuk dalam 

20 ml air dan saring. Ke dalam filtrat yang menampilkan  

reaksi netral terhadap lakmus P, tambahkan 2 ml asam 

asetat 1 N dan encerkan dengan air sampai  25 ml. 

 

Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 

penetapan memakai  Larutan uji yang dibuat dengan 

melarutkan 1 g dalam 20 ml asam klorida 3 N. pakailah  

10 ml Enceran larutan baku timbal (10 μg Pb) sebagai 

pembanding.  

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 75 mg 

zat yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam labu 

Erlenmeyer. Tambahkan 2 ml asam klorida 3 N, goyang 

sampai  larut. Tambahkan 100 ml air, atur pH larutan 

sampai  7 (pakailah  indikator kertas pH) dengan 

penambahan larutan natrium hidroksida 1 N. Tambahkan      

5 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam 

eriokrom T LP, dan titrasi memakai  dinatrium edetat 

0,05 M LV sampai  titik akhir berwarna biru.  

 

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M  

setara dengan 2,916 mg Mg(OH)2 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

MAGNESIUM KARBONAT 

Magnesium Carbonate 

 

Magnesium karbonat (1:1) Hidrat [23389-33-5] 

Anhidrat [546-93-0]       BM 84,31 

 

Magnesium Karbonat yaitu  magnesium karbonat basa 

hidrat atau magnesium karbonat hidrat, mengandung 

tidak kurang dari 40,0% dan tidak lebih dari 43,5% 

Magnesium Oksida (MgO). 

 

Pemerian Serbuk putih, ruah, rapuh; tidak berbau dan 

stabil di udara. 

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, namun  

menimbulkan reaksi sedikit basa; larut dalam asam encer 

dengan menimbulkan gelembung; tidak larut dalam 

etanol. 

 

Identifikasi Larut seperti efervesen dalam asam klorida  

3 N, menampilkan  reaksi Magnesium cara A seperti tertera 

pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 4 bpj; lakukan 

penetapan memakai  750 mg zat yang dilarutkan 

dalam 25 ml asam klorida 3 N. 

 

Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung 

Escherichia coli. 

 

Kalsium Tidak lebih dari 0,45%; [Catatan Larutan baku 

kalsium untuk absorbsi serapan atom memakai  

larutan baku kalsium persediaan seperti tertera dibawah. 

Kadar Larutan baku dan Larutan uji dapat dimodifikasi 

agar masuk dalam daerah rentang kerja alat.]; lakukan 

pengujian sebagai berikut: 

    Asam klorida encer Encerkan 100 ml asam klorida P 

dengan air sampai  1000 ml.   

    Larutan lantanum Larutkan 58,65 g lantanum oksida 

ke dalam 400 ml air, tambahkan 250 ml Asam klorida 

encer perlahan sambil diaduk sampai larut, encerkan 

dengan air sampai  1000 ml. 

    Larutan baku Keringkan 249,7 mg kalsium karbonat 

pada suhu 300º selama 3 jam, masukkan  ke dalam 

desikator selama 2 jam, masukkan ke dalam labu tentukur 

100-ml. Larutkan dengan sedikit Asam klorida encer, 

encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 1 ml; 5 ml;       

10 ml; dan 15 ml masing-masing ke dalam labu tentukur 

1000-ml, berisi 20 ml Larutan lantanum dan 40 ml Asam 

klorida encer, tambahkan air sampai tanda. Larutan baku 

- 804 -

 

 

 

 

 

 

 

berturut-turut mengandung 1,0; 5,0; 10,0; 15,0 μg 

kalsium per ml. 

    Blangko Pipet 4 ml Larutan lantanum dan 10 ml Asam 

klorida encer ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda. 

    Larutan uji Masukkan 250 mg zat ke dalam gelas piala, 

tambahkan 30 ml Asam klorida encer, aduk sampai larut, 

jika perlu panaskan. Masukkan larutan ke dalam labu 

tentukur 200-ml yang berisi 4 ml Larutan lantanum, 

encerkan dengan air sampai tanda. 

    procedure  Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji 

secara spektrofotometri serapan atom dilengkapi dengan 

lampu tabung katoda kalsium dan pembakar nitro oksida-

asetilen pada garis emisi kalsium 422,7 nm. Lakukan 

penetapan Blangko. Tetapkan kadar kalsium dalam μg per 

ml dalam Larutan uji memakai  kurva kalibrasi. 

Hitung persentase kalsium dalam zat yang dipakai  

dengan rumus: 

 

W

CV001,0100  

 

C yaitu  kadar; 0,001 yaitu  konversi dari μg per ml 

menjadi mg per ml; V yaitu  volume Larutan uji dalam 

ml; dan W yaitu  jumlah zat dalam mg yang dipakai  

untuk membuat Larutan uji. 

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 30 bpj; 

pengujian dilakukan sebagai berikut: larutkan 0,67 g zat 

dengan 10 ml asam klorida 3 N dalam krus yang sesuai, 

uapkan larutan di atas tangas air sampai kering. Pijarkan 

pada 550±25º sampai semua bahan karbonat terpakai. 

Larutkan residu dalam 15 ml air dan 5 ml asam klorida P, 

uapkan sampai kering. Mendekati akhir penguapan, 

residu sering diaduk, gerus sampai  terbentuk serbuk 

kering. Larutkan residu dalam 20 ml air, dan uapkan 

dengan cara yang sama seperti sebelum kering. Larutkan 

kembali residu dalam 20 ml air, saring jika perlu dan 

tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan air sampai  25 ml. 

Besi Tidak lebih dari 200 bpj; pengujian dilakukan 

sebagai berikut: didihkan 50 mg zat dengan 5 ml asam 

nitrat 2 N selama 1 menit. Dinginkan, larutkan dengan air 

sampai  45 ml, tambahkan 2 ml asam klorida P dan 

campur.  

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, 

larutkan dalam 30,0 ml asam sulfat 1 N LV, tambahkan 

jingga metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan 

natrium hidroksida 1 N LV. Catat pemakaian natrium 

hidroksida 1 N LV, dalam ml (VA). Lakukan titrasi 

terhadap blangko, catat volume pemakaian natrium 

hidroksida 1 N LV dalam ml (VB). Hitung volume 

pemakaian asam sulfat 1 N, VS dalam ml, yang dipakai  

dengan rumus: 

 

( ) NaOHAB NVV ×  

 

NNaOH yaitu  normalitas larutan natrium hidroksida. 

Hitung pemakaian asam sulfat 1 N, dalam ml (VCa), untuk 

penetapan kadar dengan rumus: 

 

( )

( )04,20100 ×

× CaLW  

 

W yaitu  bobot magnesium oksida dalam mg; LCa yaitu  

kadar kalsium dalam persen; seperti ditetapkan pada 

Kalsium. 

 

Tiap ml asam sulfat 1 N  

setara dengan 20,04 mg Ca 

 

Hitung jumlah MgO dalam persen, dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

10015,20

W

VV CaS  

 

Tiap ml asam sulfat 1 N 

 setara dengan 20,15 mg MgO 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

MAGNESIUM OKSIDA 

Magnesium Oxide 

 

Magnesium Oksida [1309-48-4] 

MgO                       BM 40,30 

Magnesium Oksida mengandung tidak kurang dari 96,0% 

dan tidak lebih dari 100,5% MgO sesudah  dipijarkan. 

 

Pemerian Serbuk atau serbuk granul putih; sangat ruah 

atau relatif padat.  

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam asam 

encer; tidak larut dalam etanol. 

 

Identifikasi Larutan dalam asam klorida encer P, 

menampilkan  reaksi Magnesium cara A seperti tertera 

pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Sisa pemijaran <1111> Tidak lebih dari 10%; penetapan 

dilakukan sebagai berikut: timbang saksama lebih kurang 

500 mg zat, di dalam krus platina yang telah ditara, 

lakukan pemijaran pada suhu 800±25º sampai  bobot tetap. 

 

Alkali bebas dan Garam larut Tidak lebih dari 2,0%; 

penetapan dilakukan sebagai berikut: didihkan 2,0 g zat 

dalam 100 ml air selama 5 menit dalam gelas piala 

bersumbat, saring dalam keadaan panas. Pada 50 ml filtrat 

dingin tambahkan merah metil LP dan titrasi dengan asam 

sulfat 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml. Uapkan 

25 ml sisa filtrat sampai  hampir kering dan keringkan pada 

suhu 105º selama 1 jam. 

 

Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 0,1%; penetapan 

dilakukan sebagai berikut: Campur 2 g zat dengan 75 ml 

- 805 -

 

 

 

 

 

 

 

air, tambahkan sedikit asam klorida P, kocok sampai larut 

sempurna, didihkan selama 5 menit. Jika diperoleh zat 

tidak larut, saring, cuci dengan air, sampai  air cucian 

bebas dari klorida, pijarkan. 

 

Kalsium Tidak lebih dari 1,1%. 

    Asam klorida encer, Larutan lantanum, Larutan baku, 

Blangko Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam 

Magnesium Karbonat. 

    Larutan uji Masukkan 250 mg zat yang baru dipijar ke 

dalam gelas piala, tambahkan 30 ml Asam klorida encer, 

aduk sampai  larut, jika perlu panaskan. Pindahkan larutan 

ke dalam labu tentukur 200-ml yang berisi 4 ml Larutan 

lantanum, encerkan dengan air sampai tanda. 

    procedure  Lakukan seperti tertera pada Kalsium dalam 

Magnesium Karbonat. Hitung persentase kalsium dalam 

zat yang dipakai  dengan rumus: 

 

W

CV001,0100  

 

C yaitu  kadar; 0,001 yaitu  konversi dari μg per ml ke 

mg per ml; V yaitu  volume Larutan uji dalam ml; W 

yaitu  jumlah magnesium oksida dalam mg yang dipakai  

untuk membuat Larutan uji. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; pengujian 

dilakukan memakai  larutan yang dibuat sebagai 

berikut: Larutkan 2,0 g zat dalam 35 ml asam klorida      

3 N, uapkan larutan di atas tangas uap sampai kering. 

Menjelang akhir penguapan, aduk sering untuk 

menghancurkan residu sampai  diperoleh serbuk kering. 

Larutkan residu dalam 20 ml air, uapkan sampai  kering 

dengan cara yang sama. Larutkan kembali residu dalam 

20 ml air, jika perlu saring dan encerkan dengan air 

sampai  40 ml. Pada 20 ml larutan tambahkan air sampai  

25 ml. 

 

Besi <331> Tidak lebih dari 0,05%; pengujian dilakukan 

memakai  larutan yang dibuat sebagai berikut: 

Didihkan 40 mg zat dengan 5 ml asam nitrat 2 N selama 

1 menit. Dinginkan, encerkan dengan air sampai  50 ml. 

Encerkan 25 ml larutan dengan air sampai  45 ml dan 

tambahkan 2 ml asam klorida P. 

 

Kerapatan serbuk ruahan dan serbuk mampat <891> 

Metode I Lakukan seperti tertera pada procedure  

Kerapatan serbuk ruahan. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang         

500 mg zat, pijarkan di dalam krus platina yang telah 

ditara sampai  bobot tetap. Timbang saksama residu, 

larutkan dalam 30,0 ml asam sulfat 1 N LV, tambahkan 

jingga metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan 

natrium hidroksida 1 N LV. Volume asam sulfat 1 N yang 

bereaksi dikurangi dengan volume asam sulfat yang 

setara dengan kalsium yang ada  dalam zat yaitu  

volume asam sulfat 1 N yang setara dengan MgO di 

dalam zat yang dipakai . Catat pemakaian natrium 

hidroksida 1 N LV, dalam ml (VA). Lakukan titrasi 

terhadap blangko, catat volume pemakaian natrium 

hidroksida 1 N LV dalam ml (VB). Hitung volume 

pemakaian asam sulfat 1 N, VS dalam ml, yang dipakai  

dengan rumus: 

 

( ) NaOHAB NVV ×  

 

NNaOH yaitu  normalitas larutan natrium hidroksida. 

Hitung pemakaian asam sulfat 1 N, dalam ml (VCa), untuk 

penetapan kadar dengan rumus: 

 

( )

( )04,20100 ×

× CaLW  

 

W yaitu  bobot magnesium oksida dalam mg; LCa yaitu  

kadar kalsium dalam persen seperti diperoleh pada 

Kalsium. 

 

Tiap ml asam sulfat 1 N  

setara dengan 20,04 mg Ca 

 

Hitung persentase MgO dalam zat dengan rumus: 

 

10015,20

W

VV CaS  

 

Tiap ml asam sulfat 1 N  

setara dengan 20,15 mg MgO 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

Penandaan Etiket menampilkan  kerapatan ruahan. 

Kepadatan dapat ditunjukkan dalam bentuk kisaran. 

 

 

MAGNESIUM STEARAT 

Magnesium Stearate 

 

Magnesium stearat [557-04-0]   

 

Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium 

dengan campuran asam-asam organik padat yang 

diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari Magnesium 

Stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai 

perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang 

dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO. 

 

Pemerian Serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah 

khas; mudah melekat di kulit; bebas dari butiran. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan 

dalam eter. 

 

Identifikasi 

    A.Campur 25 g zat dengan 200 ml air panas, 

tambahkan 60 ml asam sulfat 2 N, panaskan sambil sering 

diaduk sampai  asam lemak terpisah sempurna sebagai 

suatu lapisan jernih. Pisahkan lapisan air, dan simpan 

- 806 -

 

 

 

 

 

 

 

untuk Identifikasi B. Cuci lapisan asam lemak dengan air 

mendidih sampai  bebas sulfat, kumpulkan dalam gelas 

piala kecil, hangatkan di atas tangas uap sampai  air 

memisah dan asam lemak menjadi jernih. Biarkan dingin, 

dan buang lapisan air. lalu  lelehkan asam lemak. 

Saring panas-panas ke dalam gelas piala kering, dan 

keringkan pada suhu 100º selama 20 menit, suhu beku 

padatan asam lemak tidak kurang dari 54o . 

    B.Lapisan air yang diperoleh dari pemisahan asam 

lemak pada Identifikasi A menampilkan  reaksi 

Magnesium cara A seperti yang tertera pada Uji 

Identifikasi Umum <291>. 

 

Batas mikroba<51> Angka lempeng total tidak lebih 

dari 1000 per g dan tidak boleh mengandung Escherichia 

coli. 

 

Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 4,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105o sampai  bobot tetap. 

 

Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 

penetapan sebagai berikut: pijarkan 500 mg zat pada suhu 

475o - 500 o selama 15 - 20 menit. Dinginkan, tambahkan 

3 tetes asam nitrat P, uapkan di atas api kecil sampai  

kering dan pijarkan kembali pada suhu 475º - 500º selama 

30 menit. Larutkan residu dalam 1 ml campuran volume 

sama asam nitrat P dan air, cuci beberapa kali dengan air 

ke dalam corong pisah. Tambahkan 3 ml Larutan 

ammonium sitrat dan 0,5 ml Larutan hidroksilamin 

hidroklorida dan basakan dengan ammonium hidroksida 

P terhadap merah fenol  LP. Tambahkan 10 ml larutan 

kalium sianida LP. Segera ekstraksi berturut-turut dengan 

5 ml Larutan pengekstraksi ditizon. Alirkan setiap ekstrak 

ke dalam corong pisah lainnya, sampai  larutan ditizon 

terakhir tetap berwarna hijau. Kocok campuran ekstrak 

selama 30 detik dengan 20 ml asam nitrat 0,2 N, dan 

buang lapisan kloroform. Tambahkan ke dalam larutan 

asam 4,0 ml Larutan ammonia sianida dan 2 tetes Larutan 

hidroksilamin hidroklorida. Tambahkan 10,0 ml Larutan 

baku ditizon, kocok selama 30 detik. Saring lapisan 

kloroform melalui kertas saring yang telah dicuci dengan 

asam ke dalam tabung pembanding warna dan 

bandingkan warna yang terjadi dengan larutan baku yang 

disiapkan sebagai berikut: ke dalam 20 ml asam nitrat  

0,2 N, tambahkan 5 ug timbal, 4 ml Larutan ammonia 

sianida dan 2 tetes larutan hidroksilamin hidroklorida, 

kocok dengan 10,0 ml Larutan baku ditizon selama       

30 detik. Saring melalui kertas saring yang dicuci dengan 

asam ke dalam tabung pembanding warna. Warna dari 

larutan uji tidak lebih gelap dari larutan baku. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, 

didihkan dengan 50 ml asam sulfat 0,1 N selama lebih 

kurang 30 menit atau sampai  lapisan asam lemak terpisah 

jernih, jika perlu tambahkan air untuk mempertahankan 

volume. Dinginkan, saring dan cuci penyaring dan labu 

dengan air sampai  air cucian terakhir tidak bereaksi asam 

terhadap lakmus P. Netralkan filtrat terhadap lakmus P 

dengan natrium hidroksida 1 N. Sambil diaduk dengan 

pengaduk magnetik, titrasi dengan dinatrium edetat      

0,05 M LV sebagai berikut: tambahkan lebih kurang       

30 ml melalui buret 50 ml lalu  tambahkan 5 ml 

dapar ammonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam 

eriokrom LP dan lanjutkan titrasi sampai  berwarna biru. 

 

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M 

setara dengan 2,015 mg MgO 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

MAGNESIUM SULFAT 

Garam Inggris 

Magnesium Sulfate 

 

MgSO4.xH2O 

MgSO4.H2O      BM 138,36 

MgSO4.7H2O [10034-99-8]    BM 246,48 

Anhidrat [7487-88-9]     BM 120,37 

 

Magnesium Sulfat mengandung tidak kurang dari 99,0% 

dan tidak lebih dari 100,5% MgSO4 yang dibuat anhidrat 

dengan pemijaran. 

 

Pemerian Hablur halus; tidak berwarna, biasanya 

berbentuk jarum; rasa dingin, asin dan pahit. Merekah 

dalam udara kering dan hangat. 

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air mendidih; 

mudah larut dalam air; mudah larut secara perlahan dalam 

gliserin; agak sukar larut dalam etanol. 

 

Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menampilkan  reaksi 

Magnesium cara A dan Sulfat cara A, B dan C seperti 

tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

pH <1071> Antara 5,0 dan 9,2; lakukan penetapan 

memakai  larutan (1 dalam 20). 

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan 

pengujian memakai  1,0 g zat; kekeruhan yang terjadi 

tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam klorida 0,020 N. 

 

Susut pengeringan <1021> Tidak lebih dari 2%; lakukan 

pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. 

 

Sisa pemijaran <1111> Antara 13,0% dan 16,0% untuk 

bentuk anhidrat; 22,0% dan 28,0% untuk bentuk 

monohidrat; 40,0% dan 52,0% untuk bentuk heptahidrat; 

lakukan penetapan dengan menimbang saksama lebih 

kurang 1 g zat dalam krus, panaskan pada suhu 105º 

selama 2 jam, pijarkan dalam tanur pada suhu 450±25º 

sampai  bobot tetap. 

 

Besi <331> 

    Magnesium Sulfat Untuk pemakaian  Sediaan Non 

Parenteral Tidak lebih dari 20 bpj. Larutkan 500 mg zat 

dalam 40 ml air dan lakukan penetapan seperti tertera pada 

Uji Batas Besi <331>. 

- 807 -

 

 

 

 

 

 

 

    Magnesium Sulfat Untuk pemakaian  Sediaan 

Parenteral Tidak lebih dari 0,5 bpj. [Catatan Bilas semua 

alat gelas yang dipakai  dalam pengujian ini dengan 

Asam klorida encer.] 

    Asam klorida encer Encerkan 1 ml asam klorida P, 

sampai  1000 ml air. 

    Larutan amonium asetat Masukkan 250 g amonium 

asetat P ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dengan 

air sampai tanda. 

    Larutan asam askorbat Masukkan 1,34 g asam askorbat P 

ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan air 

sampai tanda. pakailah  larutan pada hari pembuatan. 

    Pereaksi warna Masukkan 380 mg garam dinatrium 3-

(2-piridil)-5,6-di-(2-furil)-1,2,4-triazin-5’,5’’-asam 

disulfonat, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dengan 

Larutan ammonium asetat, jika perlu kocok secara 

mekanik, encerkan dengan Larutan ammonium asetat 

sampai tanda. pakailah  larutan pada hari pembuatan. 

    Enceran larutan baku besi Pipet 5 ml Larutan baku 

besi ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan 

Asam klorida encer sampai tanda. Larutan ini 

mengandung besi lebih kurang 1,0 μg per ml.  

    Larutan baku Pipet Enceran larutan baku besi 2 ml;    

5 ml dan 10 ml ke dalam masing-masing labu tentukur 

50-ml, encerkan dengan Asam klorida encer sampai  35 ml. 

Larutan masing-masing mengandung besi lebih kurang 

2,0; 5,0 dan 10,0 μg besi. 

    Larutan uji Masukkan 10,0 g zat ke dalam labu 

tentukur 50-ml, tambahkan Asam klorida encer sampai   

35 ml dan jika perlu sonikasi agar zat larut sempurna. 

    Blangko pakailah  35 ml Asam klorida encer dalam 

labu tentukur 50-ml. 

    procedure  Pada masing-masing labu tentukur yang 

berisi Larutan baku, Larutan uji, Blangko, tambahkan     

5 ml Larutan asam askorbat dan 5 ml Pereaksi warna. 

Encerkan masing-masing dengan Asam klorida encer 

sampai tanda. Diamkan selama 10 menit. Ukur serapan 

Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang 

serapan maksimum lebih kurang 594 nm dengan 

spektrofotometer yang sesuai, pakailah  Blangko sebagai 

pengaturan alat ke angka nol. Plot nilai serapan larutan baku 

terhadap kandungan besi dalam μg per 50 ml dan tarik garis 

lurus terbaik yang melalui tiga titik yang diplot. Dari grafik 

ini  tetapkan kandungan besi dari Larutan uji dalam    

μg per 50 ml (C). Hitung jumlah besi dalam bpj dalam zat 

yang dipakai  dengan mengalikan C dengan 0,1. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 

pengujian memakai  2 g zat dalam 25 ml air. 

 

Selenium <391> Tidak lebih dari 0,003%; lakukan 

pengujian memakai  200 mg zat dalam 50 ml asam 

nitrat 0,25 N. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 mg 

residu yang diperoleh pada penetapan Sisa pemijaran, 

larutkan dalam 100 ml air, tambahkan sedikit asam 

klorida 3 N sampai  larut sempurna. Atur pH sampai  7 

dengan penambahan natrium hidroksida 1 N 

memakai  kertas indikator pH, tambahkan 5 ml dapar 

amonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam eriokrom 

LP, titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai 

berwarna biru. 

 

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M  

setara dengan 6,018 mg MgSO4 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

Penandaan Pada etiket tertera bentuk kering, monohidrat 

atau heptahidrat. Magnesium sulfat untuk pemakaian  

parenteral atau tidak untuk pemakaian  parenteral harus 

tertera pada etiket. Sebagai tambahan pada etiket dapat 

dicantumkan tujuan pemakaian  untuk sediaan non 

parenteral. 

 

 

INJEKSI MAGNESIUM SULFAT 

Magnesium Sulfate Injection 

 

Injeksi Magnesium Sulfat yaitu  larutan steril 

Magnesium Sulfat dalam Air untuk Injeksi. Mengandung 

Magnesium Sulfat, MgSO4.7H2O, yang setara dengan 

tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari 

jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.  

 

Identifikasi menampilkan  reaksi Magnesium cara A dan 

Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi 

Umum <291>. 

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari 

0,09 unit Endotoksin FI per mg magnesium sulfat. 

 

pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0; lakukan penetapan 

memakai  larutan 5%. 

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera 

pada Injeksi volume kecil. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. 

 

Penetapan kadar Ukur saksama beberapa  volume injeksi 

setara dengan lebih kurang 250 mg magnesium sulfat 

anhidrat, masukkan ke dalam gelas piala dan encerkan 

dengan air sampai  100 ml. Atur pH sampai  7 dengan 

penambahan natrium hidroksida 1 N (memakai  kertas 

indikator pH), tambahkan 5 ml dapar amonia-amonium 

klorida LP dan 0,15 ml hitam eriokrom T LP, titrasi 

dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai berwarna 

biru. 

 

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M  

setara dengan 12,32 mg MgSO4.7H2O 

 

- 808 -

 

 

 

 

 

 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I. 

 

Penandaan Etiket menampilkan  kadar osmolar total 

dalam mol per liter. Jika kemasan mengandung kurang 

dari 100 ml atau jika pada etiket tertera bahwa injeksi 

tidak dipakai  langsung, namun  harus diencerkan 

sebelum dipakai , pada etiket dapat tertera kadar 

osmolar total dalam mOsmol per ml. 

 

 

MAGNESIUM TRISILIKAT 

Magnesium Trisilicate 

 

Magnesium silikat hidrat 

(Mg2Si3O8.H2O) [39365-87-2]    BM 278,88 

2MgO.3SiO2[14987-04-3]   BM 260,86 

 

Magnesium Trisilikat yaitu  senyawa magnesium oksida 

dan silikon dioksida dengan berbagai perbandingan 

kandungan air. Mengandung tidak kurang dari 20,0% 

magnesium oksida (MgO) dan tidak kurang dari 45,0% 

silikon dioksida (SiO2). 

 

Pemerian Serbuk halus; putih; tidak berbau, tidak berasa, 

tanpa butiran. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; terurai 

oleh asam mineral.  

 

Identifikasi 

    A. Campur lebih kurang 500 mg zat dengan 10 ml 

asam klorida 3 N, saring, dan netralkan filtrat dengan 

amonium hidroksida 6 N, memakai  kertas lakmus. 

Filtrat menampilkan  reaksi Magnesium cara A seperti 

tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

    B. Buat butiran dengan melebur beberapa  hablur 

natrium amonium fosfat P pada sengkelit platina pada 

pembakar Bunsen. Satukan butiran panas yang transparan 

ini  dengan zat dan lebur kembali, silika yang 

mengapung di sekitar butiran, sewaktu pendinginan, 

membentuk butiran buram dengan bentuk seperti jala. 

 

Air <1031> Metode III Antara 17,0% dan 34,0%; 

lakukan penetapan sebagai berikut: timbang saksama 

lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam krus platina 

bertutup yang telah ditara. Panaskan krus secara bertahap, 

lalu  pijarkan sampai  bobot tetap. 

 

Garam larut Tidak lebih dari 1,5%; lakukan pengujian 

sebagai berikut: didihkan 10,0 g zat dengan 150 ml air 

selama 15 menit. Dinginkan sampai suhu ruang, diamkan 

selama 15 menit, saring dengan penghisapan. Masukkan 

filtrat ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan 

air sampai tanda. Uapkan 50,0 ml larutan ini  yang 

setara dengan 2,5 g trisilikat dalam cawan platina yang 

telah ditara sampai kering, pijarkan perlahan-lahan 

sampai bobot tetap: bobot residu tidak lebih dari 38,0 mg. 

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,055%; pengujian 

dilakukan memakai  20 ml filtrat yang telah diencerkan 

seperti tertera pada Garam larut yang setara dengan 1 g 

magnesium trisilikat: larutan uji tidak lebih keruh dari 

larutan yang mengandung 0,75 ml asam klorida 0,020 N. 

 

Sulfat Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengujian sebagai 

berikut: tambahkan 2 ml asam fluorida P pada residu 

yang diperoleh pada Garam larut, uapkan di atas tangas 

uap sampai kering. Campur residu dengan air, pindahkan 

ke dalam penyaring, dan cuci dengan lebih kurang 50 ml 

air. Didihkan filtrat, tambahkan 0,1 ml asam klorida P dan 

5 ml barium klorida LP. Pertahankan suhu campuran 

mendekati titik didih selama 1 jam, saring, cuci endapan 

dengan air, keringkan dan pijarkan sampai bobot tetap: 

bobot residu tidak lebih dari 30 mg. 

 

Alkali bebas Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP ke dalam 

20 ml filtrat yang telah diencerkan seperti tertera pada 

Garam larut yang setara dengan 1 g trisilikat: jika terjadi 

warna merah muda, diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml 

asam klorida 0,10 N untuk menghilangkan warna. 

 

Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan 

pengujian sebagai berikut: didihkan 2,67 g zat dengan 

campuran 50 ml air dan 5 ml asam klorida P selama       

20 menit, tambahkan air untuk mempertahankan volume 

selama pendidihan. Tambahkan amonium hidroksida P 

sampai  campuran hanya bereaksi dengan sedikit asam 

terhadap kertas lakmus. Saring dengan pengisapan, cuci 

dengan 15-20 ml air, kumpulkan air cucian dengan filtrat. 

Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan amonium 

hidroksida 6 N sedikit berlebih. Hilangkan warna merah 

muda dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100), dan 

tambahkan 8 ml larutan asam klorida P (1 dalam 100). 

Encerkan dengan air sampai  100 ml dan pakailah  25 ml 

sebagai Larutan uji. 

 

Kapasitas penetralan asam Timbang saksama lebih 

kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 

125 ml bersumbat kaca. Tambahkan 30,0 ml asam klorida 

0,1 N LV dan 20 ml air. Letakkan labu dalam tangas dan 

pertahankan pada suhu 37º. Kocok campuran sesekali 

selama 4 jam pemanasan, namun  diamkan tanpa dikocok 

pada 15 menit terakhir. Dinginkan sampai suhu ruang. 

Tambahkan merah metil LP pada 25,0 ml beningan, 

titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N 

LV: 1 g magnesium trisilikat dihitung sebagai zat 

anhidrat, memerlukan tidak kurang dari 140 ml dan tidak 

lebih dari 160 ml asam klorida 0,10 N.  

 

Penetapan kadar magnesium oksida Timbang saksama 

lebih kurang 1,5 g zat, masukkan ke dalam labu 

Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 50,0 ml asam sulfat 1 N 

LV dan digesti di atas tangas uap selama 1 jam. Dinginkan 

sampai suhu ruang, tambahkan jingga metil LP, titrasi 

kelebihan asam dengan natrium hidroksida 1 N LV. 

- 809 -

 

 

 

 

 

 

 

Tiap ml asam sulfat 1 N  

setara dengan 20,15 mg MgO 

 

Penetapan kadar silikon dioksida Timbang saksama 

lebih kurang 700 mg zat, masukkan ke dalam cawan 

platina kecil. Tambahkan 10 ml asam sulfat 1 N, 

panaskan di atas tangas uap sampai  kering tanpa ditutup. 

Tambahkan 25 ml air pada residu, dan digesti di atas 

tangas uap selama 15 menit. Enaptuangkan beningan 

melalui kertas saring bebas abu dengan penghisapan, cuci 

endapan tiga kali dengan air panas, enaptuangkan tiap 

kali melalui kertas saring. Pindahkan endapan ke 

penyaring, cuci dengan air panas. Masukkan kertas 

penyaring dan isinya ke dalam cawan platina yang telah 

dipakai  sebelumnya. Panaskan sampai  kering, pijarkan 

selama 30 menit, dinginkan, dan timbang. Basahi residu 

dengan air, tambahkan 6 ml asam fluorida P dan 3 tetes 

asam sulfat P. Uapkan sampai kering, pijarkan selama     

5 menit, dinginkan dan timbang: kehilangan bobot 

menampilkan  bobot SiO2. 

 

Perbandingan SiO2 terhadap MgO Antara 2,10 dan 

2,37; lakukan perhitungan dengan cara membagi 

persentase SiO2 yang diperoleh pada Penetapan kadar 

silikon dioksida dengan persentase MgO yang diperoleh 

pada Penetapan kadar magnesium oksida. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

MALAM KUNING 

Cera Flava 

 

Malam Kuning yaitu  hasil pemurnian malam dari 

sarang madu lebah Apis mellifera Linne (Familia 

Apidae). 

[Catatan Untuk memenuhi spesifikasi monografi ini, 

malam lebah mentah yang dipakai  untuk pembuatan 

Malam kuning harus memenuhi Uji kekeruhan 

penyabunan.] 

 

Pemerian Padatan; kuning sampai coklat keabuan; 

berbau enak seperti madu. Agak rapuh bila dingin, dan 

bila patah membentuk granul, patahan non-hablur. 

Menjadi lunak oleh suhu tangan. Bobot jenis lebih 

kurang 0,95. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam 

etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat 

dan sebagian dari mirisin, yang merupakan kandungan 

malam kuning. Larut sempurna dalam kloroform, dalam 

eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Larut 

sebagian dalam benzen dan karbon disulfida dingin; pada 

suhu lebih kurang 30° larut sempurna dalam benzen, dan 

dalam karbon disulfida. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat untuk Jarak lebur, Uji 

kekeruhan penyabunan, Lemak atau asam lemak, Malam 

Jepang, Rosin dan sabun, Bilangan asam; dan Bilangan 

ester seperti yang tertera pada Malam Putih. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

MALAM PUTIH 

Cera Alba 

 

Malam Putih yaitu  hasil pemurnian dan pengelantangan 

Malam Kuning yang diperoleh dari sarang lebah madu 

Apis mellifera Linn  (Familia Apidae) dan memenuhi 

syarat Uji kekeruhan penyabungan. 

 

Pemerian Padatan putih kekuningan, sedikit tembus 

cahaya dalam keadaan lapisan tipis; bau khas lemah dan 

bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam 

etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat 

dan bagian dari mirisin, yang merupakan kandungan 

malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam 

eter, dalam minyak lemak dan minyak atsiri. Sebagian 

larut dalam benzen dingin dan dalam karbon disulfida 

dingin. Pada suhu lebih kurang 30° larut sempurna dalam 

benzen, dan dalam karbon disulfida. 

 

Jarak lebur <1021> Metode IV Antara 62° dan 65°. 

 

Uji kekeruhan penyabunan Masukkan 3,0 g zat dalam 

labu didih alas bulat 100 ml yang dipasang dengan 

sambungan kaca. Tambahkan 30 ml larutan yang dibuat 

sebagai berikut: larutkan 40 g kalium hidroksida P dalam 

lebih kurang 900 ml etanol bebas aldehida P dan suhu 

diatur tidak lebih dari 15°, sesudah  larut sempurna hangatkan 

sampai  suhu kamar dan tambahkan lagi etanol bebas 

aldehida P sampai 1000 ml. Refluks campuran perlahan-

lahan selama 2 jam. Pada akhir tahap ini, buka labu, 

masukkan termometer ke dalam larutan dan letakkan 

labu ke dalam wadah berisi air dengan suhu 80°. Putar 

labu dalam tangas sampai larutan mendingin: larutan 

tidak boleh menampilkan  kekeruhan atau bentuk tetesan 

sebelum suhu mencapai 65°. 

 

Lemak atau asam lemak, malam Jepang, rosin, dan 

sabun Timbang 1 g zat, masukkan ke dalam gelas piala 

100 ml, tambahkan 35 ml natrium hidroksida 3,5 N, 

didihkan selama 30 menit. Pertahankan volu