lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
lisinopril, C21H31N3O5, dalam tiap tablet dengan rumus:
S
U
r
r
D
TC
T yaitu jumlah dalam mg lisinopril per tablet yang
tertera pada etiket; C yaitu kadar Lisinopril BPFI dalam
mg per ml Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat;
D yaitu kadar lisinopril dalam mg per ml Larutan uji,
berdasarkan jumlah lisinopril per tablet yang tertera pada
etiket dan faktor pengenceran; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Senyawa sejenis Tidak lebih 2,0%; Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan fosfat, tahap gerak, Pengencer dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan baku pakailah Larutan baku seperti tertera
pada Penetapan kadar, encerkan dengan Pengencer
sampai kadar lebih kurang 20 g per ml.
Larutan uji pakailah Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak lisinopril dari Larutan baku dan semua
puncak selain puncak lisinopril dari Larutan uji. Hitung
persentase senyawa sejenis dalam setiap tablet yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
L
C
10
V100
V yaitu volume dalam ml Larutan uji; C yaitu kadar
Lisinopril BPFI dalam mg per ml Larutan baku dihitung
terhadap zat anhidrat; L yaitu jumlah dalam mg
lisinopril per tablet yang diperoleh dari Penetapan kadar;
rU yaitu jumlah semua respons puncak selain lisinopril
dari Larutan uji dan rS yaitu respons puncak lisinopril
dari Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan fosfat Timbang 4,1 g kalium fosfat monobasa P,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml. Larutkan
dengan 900 ml air dan atur pH sampai 2,0 dengan
penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air sampai
tanda.
tahap gerak Larutkan 1 g natrium 1- heksansulfonat P
dalam 820 ml Larutan fosfat.Tambahkan 180 ml
asetonitril P, campur, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian, menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Campuran air-metanol P (4:1).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Lisinopril
BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu tentukur
yang sesuai, agar diperoleh kadar setara dengan lebih
kurang 0,2 mg lisinopril per ml. Tambahkan Pengencer,
sonikasi selama 5 menit dan kocok secara mekanik
selama 20 menit. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda
dan saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 20 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Pertahankan suhu kolom
pada 40° dan laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
efisiensi kolom dari puncak analit tidak kurang dari 700
lempeng teoritis; faktor ikutan puncak lisinopril tidak
lebih dari 2,0; faktor kapasitas, k’, dari puncak analit
lebih besar dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg lisinopril, C21H31N3O5, dalam
masing-masing tablet yang dipakai dengan rumus :
S
U
r
r
D
LC
C yaitu kadar Lisinopril BPFI dalam mg per ml Larutan
baku dihitung terhadap zat anhidrat; L yaitu jumlah
dalam mg lisinopril per tablet seperti tertera pada etiket;
D yaitu kadar lisinopril dalam mg per ml Larutan uji
berdasarkan jumlah lisinopril per tablet yang tertera pada
- 786 -
etiket dan faktor pengenceran; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
LOPERAMIDA HIDROKLORIDA
Loperamide Hydrochloride
N
Cl
HO
CH2CH2CCON(CH3)2 . HCl
4-(p-Klorofenil)-4-hidroksi-N,N-dimetil- , -difenil-1-
piperidina butiramidamonohidroklorida [34552-83-5]
C29H33ClN2O2.HCl BM 513,51
Loperamida Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C29H33ClN2O2.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih sampai agak kuning; melebur
pada suhu lebih kurang 225° disertai peruraian.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol, dalam isopropil
alkohol dan kloroform; sukar larut dalam air dan dalam
asam encer.
Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80°
selama 4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Loperamida
Hidroklorida BPFI.
B. Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam
lebih kurang 50 ml isopropil alkohol P, tambahkan 10 ml
asam klorida 0,1 N, encerkan dengan isopropil alkohol P
sampai tanda, campur. Spektrum serapan ultraviolet
larutan ini pada panjang gelombang antara 250 nm dan
300 nm, menampilkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada pada
Loperamida Hidroklorida BPFI.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80°
selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Kandungan klorida Antara 13,52% dan 14,20%.
Timbang saksama lebih kurang 13 mg zat, lakukan
penetapan seperti tertera pada Pembakaran dengan Labu
Oksigen <501>, memakai campuran 10 ml natrium
hidroksida 0,02 N dan 2 tetes hidrogen peroksida P 30%
sebagai larutan penyerap. Jika pembakaran telah
sempurna dan gas hasil pembakaran telah terserap, cuci
tutup, tempat contoh dan dinding bagian dalam labu
dengan 50 ml isopropil alkohol P. Tambahkan 4 ml asam
nitrat 0,1 N dan titrasi dengan raksa(II) nitrat 0,01 N LV
memakai indikator difenilkarbazon LP.
Tiap ml raksa(II) nitrat 0,01 N
setara dengan 0,3545 mg klor
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam
format P (85:10:5).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loperamida
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kloroform P sampai
kadar 10 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam kloroform P sampai kadar 10 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm, biarkan bercak
kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
berisi tahap gerak, biarkan merambat tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, beri tanda batas, biarkan
kering di udara. Uapi lempeng dengan uap iodum. Harga
Rf warna dan intensitas bercak Larutan uji sesuai dengan
bercak Larutan baku, dan tidak ada bercak lain.
Penetapan kadar
Asam asetat netral Larutkan 10 mg -naftolbenzeina P
dalam 100 ml asam asetat glasial P, dan titrasi dengan
asam perkorat 0,1 N LV sampai terjadi warna hijau,
volume titran dapat diabaikan.
procedure Timbang saksama lebih kurang 375 mg zat,
larutkan dalam 25 ml Asam asetat netral dan tambahkan
10 ml larutan raksa(II) asetat P (dibuat dengan
melarutkan 1 g raksa(II) asetat P dalam 33 ml Asam
asetat netral). Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
sampai terjadi warna hijau yang sama seperti warna Asam
asetat netral.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 51,35 C29H33ClN2O2.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
KAPSUL LOPERAMIDA HIDROKLORIDA
Loperamide Hydrochloride Capsule
Kapsul Loperamida Hidroklorida mengandung
Loperamida Hidroklorida, C29H33ClN2O2.HCl, tidak
- 787 -
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran kloroform P-metanol P-asam
formiat P (85:10:5).
Penampak bercak pakailah uap iodium.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loperamida
Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan metanol P
sampai kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Larutan uji Masukkan beberapa isi kapsul setara
dengan lebih kurang 10 mg loperamida hidroklorida ke
dalam vial 37 ml bertutup, tambahkan 10 ml metanol P,
kocok selama 5 menit dan saring.
procedure pakailah volume penotolan 10 l Larutan uji
dan 1 l Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml Dapar asetat pH 4,7 yang
dibuat dengan mencampur 200 ml asam asetat 1 N
dengan 600 ml air, atur pH sampai 4,70±0,05 dengan
penambahan natrium hidroksida 1 N, dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml dan campur.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 30 menit.
Lakukan penetapan jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak dan Sistem kromatografi lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikkan lebih kurang 50 μl alikuot, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang terlarut dengan
membandingkan terhadap larutan baku Loperamida
Hidroklorida BPFI yang diketahui kadarnya dalam media
yang sama.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C29H33ClN2O2.HCl, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi<931>.
tahap gerak Masukkan 500 ml asetonitril P ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Tambahkan 20 tetes asam fosfat P, campur, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loperamida
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran asetonitril
P-asam klorida 0,5 N (1:1) sampai kadar lebih kurang
0,2 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan campuran asetonitril
P-air (1:1) sampai tanda. Larutan ini mengandung lebih
kurang 10 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur.
Bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul, hitung
bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama beberapa isi
kapsul setara dengan lebih kurang 20 mg loperamida
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Tambahkan lebih kurang 35 ml asam klorida 0,5 N,
sonikasi selama 15 menit, tambahkan 35 ml asetonitril P
dan sonikasi lagi selama 15 menit. Encerkan dengan
campuran asetonitril P-asam klorida 0,5 N (1:1) sampai
tanda, campur dan saring. Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu
tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan campuran
asetonitril P-air (1:1) sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x
4 mm, berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel
10 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatograf
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
efisiensi kolom, N, dari puncak analit tidak kurang dari
1900 lempeng teoritis; faktor kapasitas, k’, tidak kurang
dari 3,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
loperamida hidroklorida, C29H33ClN2O2.HCl, dalam isi
kapsul yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC2000
C yaitu kadar Loperamida Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET LOPERAMIDA HIDROKLORIDA
Loperamide Hydrochloride Tablet
Tablet Loperamida Hidroklorida mengandung
Loperamida Hidroklorida, C29H33ClN2O2.HCl, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI;
- 788 -
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Masukkan lebih kurang 10 mg serbuk tablet yang
telah digerus halus ke dalam tabung reaksi, tambahkan
20 ml isopropanol P lalu kocok secara mekanis
selama 1 menit. Biarkan sampai terjadi pemisahan. Pipet
9 ml beningan, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml
encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda.
Larutan yang diperoleh memenuhi syarat uji Identifikasi B
seperti yang tertera pada Loperamida Hidroklorida.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Disolusi<1231>procedure untuk gabungan sampel
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N
Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) alikuot yang telah disaring,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah C29H33ClN2O2.HCl yang terlarut dengan
membandingkan terhadap larutan baku Loperamida
Hidroklorida BPFI yang telah diketahui kadarnya dalam
media yang sama.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C29H33ClN2O2.HCl, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kimerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Masukkan 3 g trietilamin hidroklorida P dan
1 ml asam fosfat P ke dalam labu yang sesuai, tambahkan
550 ml air.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar
(45:55). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loperamida
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
metanol P sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Encerkan larutan ini secara kuantitatif dengan air sampai
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Pipet 10 ml larutan ini
ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 5 ml larutan
asam fosfat P 5 % dan 25 ml metanol P, lalu
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 16 mg loperamida hidroklorida dan
masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml. Tambahkan
40 ml larutan asam fosfat P 5 % dan 200 ml metanol P,
lalu encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom 8 cm x
4 mm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur rrespons puncak seperti tertera pada procedure :
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure ke dalam kromatograf lebih kurang 20 μl
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg loperamida hidroklorida,
C29H33ClN2O2.HCl, dalam serbuk tablet yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC2000
C yaitu kadar Loperamida Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
LORATADIN
Loratadine
N
O O CH3
N
Cl
Etil 4-(8-kloro-5,6-dihidro-11H-benzo[5,6]siklohepta
[1,2-b]piridin-11-ilidena)-1-piperidinkarboksilat
[79794-75-5]
C22H23ClN2O2 BM 382,88
Loratadin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
lebih dari 101,0% C22H23ClN2O2 dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.
Kelarutan Mudah larut dalam aseton, dalam kloroform
dan dalam toluen; tidak larut dalam air.
Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya; Senyawa Sejenis A Loratadin BPFI,
[8-kloro-6,11-dihidro-11(4-piperidilidena)-5H-benzo [5,6]
siklohepta[1,2-b] piridin (C19H19ClN2, BM 310,83); Tidak
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
- 789 -
dan terlindung cahaya; Senyawa Sejenis B Loratadin BPFI,
[8- kloro- 6,11-dihidro- 11 (N- metil- 4-piperinilidena) -
5H-benzo [5,6]siklohepta [1,2-b] piridin (C20H21ClN2,
BM 310,83); Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan didispersikan dalam minyak mineral P
menunjukan maksimum hanya pada bilangan gelombang
yang sama seperti pada Loratadin BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Jarak lebur <1021> Antara 132° dan 137°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai bobot tetap.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A loratadin dan
senyawa sejenis B loratadin masing-masing tidak lebih
dari 0,1%; masing-masing cemaran lain tidak lebih dari
0,1%; dan total cemaran tidak lebih dari 0,3%. [Catatan
Berdasarkan alur sintesa, lakukan uji 1 atau uji 2. Uji 2
direkomendasikan jika 4,8-dikloro-6,11-dihidro-H-benzo
[5,6] siklohepta [1,2-b]piridin-11-on merupakan senyawa
sejenis yang potensial.]
Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Uji 1
tahap gerak dan Pengencer Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku persediaan Buat seperti Larutan baku
pada Penetapan kadar.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. Jika perlu lakukan pengenceran secara
kuantitatif dan bertahap sampai kadar lebih kurang 0,8 μg
per ml.
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
μm. Suhu kolom dipertahankan antara 25° - 35°, laju alir
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif 4-(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-5H-
benzo[5,6]siklohepta[1,2-b] piridin-11-il)-1 piperidin-
karboksilat etil dan loratadin berturut-turut yaitu lebih
kurang 0,79 dan 1,0. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama seperti tertera pada procedure : simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
seluruh respons puncak Larutan uji dan respons puncak
utama Larutan baku. Hitung persentase masing-masing
cemaran terhadap loratadin dengan rumus:
S
i
r
r
F
C
W
000.10
C yaitu kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; F yaitu faktor respons relatif masing-masing
cemaran, jika diketahui F yaitu 0,25 untuk 4-(8-kloro-
11-fluoro-6,11-dihidro-5H-benzo[5,6] siklohepta [1,2-b]
piridin-11-il)-1-piperidinkarboksilat etil; ri yaitu respons
puncak untuk masing-masing cemaran Larutan uji;
rS yaitu respons puncak loratadin dalam Larutan baku;
W yaitu jumlah loratadin dalam mg yang dipakai
dalam Larutan uji: ditemukan tidak lebih dari 0,2% dari
4-(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-5H-benzo [5,6] siklo
hepta [1,2-b]piridin-11-il)-1-piperidinkarboksilat etil; tidak
lebih dari 0,1% cemaran lain; total cemaran tidak lebih dari
0,3%.
Uji 2
Larutan A Larutkan 0,96 g garam natrium asam
1-pentanasulfonat P dalam 900 ml air. Atur pH sampai
3,00±0,05 dengan larutan asam fosfat P (1:10), encerkan
dengan air sampai 1000 ml, saring dan awaudarakan.
Larutan B pakailah Asetonitril P.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi, jika
perlu lakukan penyesuaian seperti pada Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loratadin
BPFI, Senyawa Sejenis A Loratadin BPFI, dan Senyawa
Sejenis B Loratadin BPFI. Larutkan dalam metanol P,
dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu secara bertahap
dengan metanol P sampai diperoleh larutan dengan kadar
masing-masing lebih kurang 0,1 mg per ml. Pipet 1 ml
larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 2 ml
Larutan A encerkan dengan metanol P sampai tanda
sampai diperoleh larutan dengan kadar masing-masing
lebih kurang 0,01 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, dan larutkan
dalam 2 ml metanol P. Tambahkan 2 ml Larutan A, dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 m. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit.
Kromatograf diprogram sebagai berikut:
- 790 -
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%)
Elusi
0 75 25 Isokratik
0-20 75 50 25 50 gradien linier
20-30 50 40 50 60 gradien linier
30-35 40 30 60 70 gradien linier
35-45 30 70 Isokratik
45-50 30 75 70 25 tahap gradien
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif dan faktor respons:
lihat Tabel; resolusi, R, antara senyawa sejenis A
loratadin dan senyawa sejenis B loratadin tidak kurang
dari 1,5; dan simpangan baku relatif respons puncak
loratadin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang
20 l) Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran
loratadin dengan rumus:
S
i
r
s
r
r
C
C
F
100
CS yaitu kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku, Cr yaitu kadar loratadin dalam mg per ml
larutan uji, F yaitu faktor respons relatif seperti
ditunjukkan dalam tabel (F=1,0 untuk cemaran yang tidak
diketahui); ri yaitu respons puncak dari masing-masing
cemaran dalam Larutan uji; rS yaitu respons puncak
loratadin dalam Larutan baku.
Tabel
Senyawa sejenis Waktu retensi
relatif terhadap
loratadin
Faktor respons
relatif (F) terhadap
loratadin
Senyawa sejenis loratadin A 0,50 1,00
Senyawa sejenis loratadin B 0,53 0,89
8-Kloro-6,11-dihidro-5H-
benzo[5,6] siklohepta-[1,2-
b]piridin-11-on
0,70 0,60
8-kloro-6,11-dihidro-11-[N-
metil-4-piperidinil] 11-
hidroksi-5H-benzo[5,6]
siklohepta-[1,2-b]piridin
0,75 0,46
4,8-Dikloro-6,11- dihidro-
5H-benzo[5,6] siklohepta-
[1,2-b]piridin-11-on
1,23 0,92
8-kloro-6,11-dihidro-11-[N-
etoksikarbonil-4-
piperidinil]11-hidroksi-5H-
benzo[5,6] siklohepta-[1,2-
b]piridin
1,60 0,42
4,8-Dikloro-6,11- dihidro-11-
[N-etoksikarbonil-4-
piperilidena-5H-benzo[5,6]
siklohepta-[1,2-b]piridin
1,83 1,08
Loratadin 1,0 1,0
Penetapan Kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M Masukkan lebih
kurang 1,74 g kalium fosfat dibasa anhidrat P ke dalam
labu tentukur 1000-ml dan encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan kalium fosfat dibasa 0,6 M Masukkan lebih
kurang 105 g kalium posfat dibasa anhidrat P ke dalam
labu tentukur 1000-ml dan encerkan dengan air sampai
tanda.
tahap gerak Buat campuran Larutan kalium fosfat
dibasa 0,01 M-metanol P-asetonitril P (7:6:6), atur pH
sampai 7,2 dengan penambahan larutan asam fosfat P 10%,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan asam klorida 0,05 N Masukkan 500 ml air ke
dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 83 ml asam
klorida P, encerkan dengan air sampai tanda dan campur.
Pipet 50 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml,
encerkan dengan air sampai tanda.
Pengencer Masukkan 400 ml asam klorida 0,05 N dan
80 ml kalium fosfat dibasa 0,6 M ke dalam labu tentukur
1000-ml, encerkan dengan campuran metanol P dan
asetonitril P (1:1) sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loratadin
BPFI, larutkan dengan Pengencer, bila perlu encerkan
secara kuantitatif dan bertahap sampai kadar lebih kurang
0,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
masukan ke dalam labu tentukur 100-ml larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 μm, laju alir lebih kurang 1 ml per menit, pertahankan
suhu kolom antara 25° - 35°. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg loratadin,
C22H23ClN2O2, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
dan pada suhu 20° - 30°.
LARUTAN ORAL LORATADIN
Loratadine Oral Solution
Larutan Oral Loratadin mengandung loratadin,
C22H23ClN2O2 tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
- 791 -
Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Lakukan seperti tertera pada Uji Identifikasi secara
Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran etil eter P-dietilamin P (40:1)
dalam bejana yang dinding bagian dalamnya dilapisi
kertas saring.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Loratadin
BPFI larutkan dalam diklorometan P sampai kadar lebih
kurang 5 mg per ml.
Larutan uji Masukkan beberapa volume larutan setara
dengan lebih kurang 10 mg loratadin, ke dalam tabung
sentrifuga. Tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,2 N
dan 2,0 ml diklorometan P. Kocok selama 10 menit.
Sentrifus dan buang lapisan air. Bercak utama Larutan
uji memiliki tinggi dan intensitas yang sama dengan
Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji, sesuai
dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan
kadar.
Batas mikroba <51> Memenuhi syarat; tidak
mengandung Salmonella sp dan Escherichia coli. Jumlah
mikroba aerobik total tidak lebih dari 100 koloni per ml;
dan jumlah total ragi dan jamur tidak lebih dari 50 koloni
per ml.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
pH < 1071> Antara 2,5 dan 3,1.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran 15 mMol natrium
dodesilsulfat P dalam campuran air-asetonitril P (1:1).
Atur pH sampai 2,6±0,1 dengan penambahan asam fosfat P,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Campuran tahap gerak dan air (2:1).
Larutan kesesuaian sistem 1 Timbang saksama
beberapa Loratadin BPFI, larutkan dalam Pengencer, bila
perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap sampai
kadar lebih kurang 0,002 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem 2 Pipet 5 ml Larutan
kesesuaian sistem 1 ke dalam wadah yang sesuai,
encerkan dengan Pengencer sampai 50 ml.
Larutan resolusi Masukkan beberapa volume larutan
yang setara dengan 20 mg loratadin ke dalam tabung
gelas bertutup ulir. Tambahkan 1 ml larutan hidrogen
peroksida P 3%, campur. Tutup dan panaskan pada suhu
65° selama 18 - 24 jam. Biarkan dingin sampai suhu
ruang, lalu encerkan dengan Pengencer sampai
25 ml.
Larutan uji Masukkan beberapa volume larutan setara
dengan lebih kurang 5 mg loratadin, masukkan dalam
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 m. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit, pertahankan
suhu kolom antara 30° - 40°. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif etil 4-[8-kloro-5,6dihidro-4-(hidroksimetil)-
11H-benzo [5,6] siklohepta [1,2-b] piridin -11- ilidena]-1-
piperidinkarboksilat; etil 4-[8-kloro-5,6 dihidro-2-
(hidroksimetil)-11H-benzo [5,6] siklohepta [1,2-b]piridin-
11-ilidena]-1-piperidin karboksilat dan loratadin berturut
turut yaitu 0,70; 0,84 dan 1,0. Resolusi , R, antara
loratadin dan etil 4-[8-kloro-5,6 dihidro 2-(hidroksimetil)-
11H-benzo [ 5,6] siklohepta [1,2-b] piridin-11-ilidena]-1-
piperidin karboksilat tidak kurang dari 3,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem 1,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak loratadin
seperti tertera pada procedure : Faktor ikutan tidak kurang
dari 0,7 dan tidak lebih dari 1,1. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem 2, rekam
kromatogram dan respons puncak loratadin seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 10%.
procedure Suntikkan lebih kurang 50 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur seluruh
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
senyawa sejenis dalam zat uji dengan rumus:
S
r
ri100
ri yaitu respons puncak masing-masing senyawa sejenis
dalam Larutan uji, dan rS yaitu jumlah respons seluruh
puncak selain puncak zat tambahan; Etil 4-[8-kloro-5,6-
dihidro 4-(hidroksimetil)-11-H -benzo-[5,6] siklohepta-
[1,2-b]piridin-11-ilidena] -1-piperidin karboksilat tidak
lebih dari 0,3%; etil 4-[8-kloro-5,6 dihidro-2-
(hidroksimetil)-11-H-benzo [5,6]-siklohepta [1,2-b]
piridin-11-ilidena]-1-piperidin karboksilat tidak lebih dari
0,3% dan cemaran lainnya tidak lebih dari 0,2%. Jumlah
seluruh cemaran tidak lebih dari 0,5%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat monobasa 0,05 M Timbang
saksama lebih kurang 6,8 gr kalium fosfat monobasa P,
masukkan kedalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda, campur. Atur pH
sampai 3,0±0,1 dengan penambahan asam fosfat P.
tahap gerak Buat campuran Larutan kalium fosfat
monobasa 0,05 M-asetonitril P (7:3), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
- 792 -
Larutan baku internal Timbang saksama beberapa butil
paraben P, larutkan dan encerkan dengan campuran air
dan asetonitril P (7:3) sampai kadar lebih kurang 0,3 mg
per ml.
Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa
Loratadin BPFI, larutkan dalam asetonitril P, bila perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan asetonitril
P sampai kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku internal, 5 ml
Larutan baku persediaan dan 12 ml air ke dalam labu
tentukur 50-ml. Encerkan dengan campuran air-
asetonitril P (7:3), campur.
Larutan uji Timbang saksama beberapa larutan setara
dengan 5 mg loratadin, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal kedalam
labu, encerkan dengan campuran air-asetonitril P (7:3)
sampai tanda, campur.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm, berisi bahan pengisi L11 dengan ukuran partikel
10 m, laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Suhu kolom
dipertahankan antara 20° - 30°. Lakukan kromatografi
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif
butil paraben yaitu lebih kurang 0,78 dan loratadin
yaitu 1,0; resolusi, R, antara loratadin dan butil paraben
tidak kurang dari 1,9; faktor ikutan puncak loratadin dan
butil paraben tidak lebih dari 1,6; simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
kedalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg loratadin,
C22H23ClN2O2, dalam zat uji yang dipakai dengan
rumus:
S
U
R
R
C50
C yaitu kadar Loratadin BPFI dalam larutan baku;
RU dan RS berturut-turut yaitu perbandingan respons
puncak loratadin terhadap puncak baku internal dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu antara 2° - 25°.
TABLET LORATADIN
Loratadine Tablet
Tablet Loratadin mengandung Loratadin, C22H23ClN2O2,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Lakukan uji identifikasi seperti tertera pada Uji
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran etil eter P-dietilamina P (40:1)
dalam bejana yang dinding bagian dalamnya dilapisi
kertas saring.
Larutan uji Timbang saksama beberapa tablet setara
dengan lebih kurang 20 mg loratadin, masukkan ke dalam
tabung sentrifuga, tambahkan 5,0 ml campuran kloroform P
dan metanol P (1:1), rotasi selama 30 menit dan sentrifus.
Larutan baku Timbang saksama beberapa lebih kurang
20 mg Loratadin BPFI larutkan dalam 5 ml campuran
kloroform P dan metanol P (1:1), campur.
Volume penotolan 5 l
Bercak utama Larutan uji memiliki tinggi dan
intensitas yang sama dengan Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji, sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
pada Penetapan kadar.
Disolusi < 1231 >
Media: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 60 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C22H23ClN2O2
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi dengan serapan larutan
baku Loratadin BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelombang yang sama lebih kurang 280 nm.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q), loratadin, C22H23ClN2O2 dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M, Larutan kalium
fospat 0,6 M, tahap gerak, Asam klorida 0,05 N dan
Pengencer Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
dalam Loratadin.
Larutan baku persediaan Buat seperti Larutan baku
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Loratadin.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan
dengan Pengencer sampai tanda. Jika perlu encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan Pengencer sampai
kadar lebih kurang 0,8 μg per ml.
Larutan uji pakailah Larutan uji pada Penetapan
kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan uji, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
- 793 -
waktu retensi relatif 4-(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-5H-
benzo[5,6] siklo hepta[1,2-b]piridin-11-il)-1-piperidin
karboksilat etil dan loratadin berturut-turut yaitu lebih
kurang 0,79 dan 1,0. Lakukan kromatogtrafi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak pada Larutan uji dan puncak
utama Larutan baku. Hitung persentase tiap cemaran
dalam tablet yang dipakai dengan rumus:
s
i
r
r
L
C2500
C yaitu kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; L yaitu jumlah loratadin dalam mg, dalam tiap
tablet yang dipakai ; ri yaitu luas puncak tiap cemaran
dalam Larutan uji dan rS yaitu luas puncak loratadin
dalam Larutan baku.
Tidak lebih dari 0,2% 4-(8-kloro-11-fluoro-6,11-dihidro-
5H- benzo [5,6] siklohepta [1,2-b] piridin-11-il)-1-
piperidinkarboksilat etil; tidak lebih 0,1% tiap cemaran
lainnya dan jumlah seluruh cemaran kecuali 4-(8-kloro-
11-fluoro-6,11-dihidro-5H- benzo [5,6] siklohepta [1,2-
b]piridin-11-il)-1-piperidin karboksilat etil, tidak lebih
dari 0,1%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931> .
Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M, Larutan kalium
fosfat dibasa 0,6 M, tahap gerak, Larutan asam
hidroklorida 0,05 N, Pengencer dan Larutan baku
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Loratadin.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu tentukur
250-ml tambahkan 100 ml asam klorida 0,05 N dan kocok
selama 40 menit atau sampai tablet hancur sempurna.
Tambahkan 75 ml campuran metanol P dan asetonitril P
(1:1), campur. Tambahkan 20 ml kalium fosfat dibasa
0,6 M, campur selama 5 menit. Encerkan dengan
campuran metanol P-asetonitril P (1:1) sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Loratadin. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : faktor
kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,5; faktor ikutan tidak
lebih dari 1,7; dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 15 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama, hitung jumlah dalam mg loratadin,
C22H23ClN2O2 dalam tablet yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
rC250
C yaitu kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dan simpan pada suhu antara 2°-30°. Jika dikemas dalam
blister terlindung dari uap air yang berlebih.
LORAZEPAM
Lorazepam
N
N
H
Cl
OHCl
O
7-Kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on [846-49-1]
C15H10Cl2N2O2 BM 321,16
Lorazepam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C15H10Cl2N2O2, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih atau praktis putih; praktis tidak
berbau.
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; sukar larut dalam kloroform.
Baku pembanding Lorazepam BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Lorazepam BPFI,
7-Kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on; tidak boleh dikeringkan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Senyawa Sejenis B Lorazepam BPFI, 2-Amino-2’,
5-diklorobenzofenon; tidak boleh dikeringkan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Lorazepam BPFI.
B. Harga Rf bercak utama kromatogram Larutan uji
sesuai dengan Larutan identifikasi yang diperoleh dari uji
A seperti tertera pada Senyawa sejenis.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105°
selama 3 jam.
- 794 -
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-dioksan P-asam
asetat glasial P (91:5:4)
Penjerap Lempeng kromatografi silika gel P setebal
0,25 mm yang sebelumnya telah dicuci dengan campuran
kloroform P-etil asetat P-metanol P (2:1:1)
A. Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam kloroform P sampai kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Larutan identifikasi Timbang saksama beberapa
Lorazepam BPFI, larutkan dalam kloroform P sampai
kadar 2 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis A Lorazepam BPFI, larutkan dalam kloroform P
sampai kadar 20 g per ml.
Enceran larutan baku A dan B Encerkan beberapa
volume Larutan baku dengan kloroform P sampai kadar
masing-masing 10 g dan 4 g per ml.
procedure Tidak lebih dari 30 menit sesudah pembuatan,
totolkan secara terpisah masing-masing 50 l Larutan uji,
Larutan identifikasi, Larutan baku, Enceran larutan baku
A dan Enceran larutan baku B pada Penjerap dan biarkan
bercak kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan
merambat 2 - 3 cm dari batas atas lempeng. Angkat
lempeng tandai batas rambat dan biarkan mengering
selama 30 menit. Amati lempeng di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm. Bandingkan intensitas tiap bercak lain
selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
dengan bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku
dan Enceran larutan baku A dan B: jumlah intensitas
semua bercak lain selain bercak utama yang diperoleh
dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
B. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 10 ml,
tambahkan 2,5 ml aseton P, kocok, biarkan mengendap,
pakailah beningan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis B Lorazepam BPFI, larutkan dalam aseton P
sampai kadar 10 g per ml.
procedure Totolkan secara terpisah 50 l Larutan uji
dan 10 l Larutan baku pada Penjerap. biarkan bercak
kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat
tidak kurang dari 10 cm di atas titik penotolan. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara.
Semprot tipis dengan asam sulfat 2 N, keringkan pada
suhu 105° selama 15 menit dan semprot berturut-turut
dengan larutan natrium nitrit P (1 dalam 1000), larutan
amonium sulfamat P (1 dalam 200) dan larutkan
N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida P (1 dalam
1000), keringkan lempeng dengan aliran udara setiap kali
sesudah penyemprotan. Amati lempeng di bawah cahaya
tampak: bercak yang diperoleh dari Larutan uji tidak
lebih besar intensitas dan ukurannya dari bercak utama
dengan harga Rf sama yang diperoleh dari Larutan baku,
setara dengan tidak lebih dari 0,01% senyawa sejenis B
lorazepam.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, larutkan dalam 50 ml N,N-dimetilformamid P.
Titrasi dengan tetrabutil amonium hidroksida 0,1 N LV,
hindari terjadinya penyerapan karbon dioksida dari udara.
Tentukan titik akhir secara potensiometrik memakai
elektrode kaca dan kalomel yang mengandung larutan
jenuh kalium klorida P dalam metanol P seperti tertera
pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N
setara dengan 32,12 mg C15H10Cl2N2O2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
TABLET LORAZEPAM
Lorazepam Tablet
Tablet Lorazepam mengandung Lorazepam,
C15H10Cl2N2O2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Lorazepam BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya. Senyawa sejenis B lorazepam BPFI,
2-Amino-2’,5-diklorobenzofenon; tidak boleh dikeringkan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya. Senyawa Sejenis C Lorazepam BPFI, 6-Kloro-4-
(o-klorofenil-2-kuinazolinakarboksaldehida); tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis D Lorazepam BPFI,
Asam 6-kloro-4-(o-klorofenil-2-kuinazolina karboksilat);
tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis E
Lorazepam BPFI, 6-Kloro-4-(o-klorofenil-2-
kuinazolinametanol); tidak boleh dikeringkan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan puncak utama Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
B. Timbang saksama beberapa serbuk halus tablet
setara dengan lebih kurang 15 mg lorazepam, tambahkan
40 ml aseton P, aduk selama 5 menit. Saring melalui
kertas saring dengan porositas sangat halus yang
sebelumnya telah dicuci dengan aseton P. Uapkan filtrat
di atas tangas uap dengan aliran udara sampai kering.
Larutkan residu dalam 1 ml aseton P, tambahkan 20 ml
isooktana P. Panaskan larutan di atas lempeng pemanas
perlahan-lahan sampai mendidih dan uapkan sampai
volume lebih kurang 10 ml. Angkat larutan dari lempeng
pemanas, uapkan dengan aliran udara sampai kering.
Keringkan residu dalam hampa udara pada suhu 60°
- 795 -
selama 1 jam: spektrum serapan inframerah residu yang
didispersikan dalam minyak mineral P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Lorazepam BPFI.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml air.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 30 menit; 60 menit.
Lakukan penetapan jumlah C15H10Cl2N2O2 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera dalam Kromatografi <931>.
tahap gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
procedure Suntikkan 50 l alikuot ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah C15H10Cl2N2O2, yang
terlarut dengan membandingkan respons puncak alikuot
dan larutan baku Lorazepam BPFI dengan kadar tertentu
[Catatan Volume etanol yang dipakai untuk
melarutkan Lorazepam BPFI tidak lebih dari 10%
volume akhir Larutan.]
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 60% (Q) dan dalam waktu 60 menit harus
larut tidak kurang dari 80% (Q) C15H10Cl2N2O2, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure keseragaman isi Lakukan penetapan sebagai
berikut:
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan 15 ml air dan kocok sampai tablet
hancur. Tambahkan lebih kurang 60 ml etanol P, kocok
selama 15 menit. Encerkan dengan etanol P sampai tanda
dan sentrifus. Jika perlu encerkan beberapa volume
beningan yang diukur saksama dengan larutan etanol P
(85 dalam 100) sampai kadar lebih kurang 5 g
lorazepam per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Lorazepam
BPFI, larutkan dalam larutan etanol P (85 dalam 100)
sampai kadar lebih kurang 5 g lorazepam per ml.
procedure Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
230 nm terhadap blangko larutan etanol P (85 dalam
100). Hitung jumlah dalam mg lorazepam,
C15H10Cl2N2O2, dalam tablet yang dipakai dengan
rumus:
S
U
A
A
D
TC
T yaitu jumlah lorazepam dalam mg per tablet seperti
yang tertera pada etiket; C yaitu kadar Lorazepam BPFI
dalam g per ml Larutan baku; D yaitu kadar
lorazepam dalam g per ml Larutan uji, berdasarkan
jumlah yang tertera pada etiket dan pengenceran; AU dan
AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan Larutan
baku.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran kloroform P-dioksan P-asam
asetat glasial P (91:5:4).
Penjerap Lempeng kromatografi silika gel P setebal
0,25 mm yang sebelumnya telah dicuci dengan campuran
kloroform P-etil asetat P-metanol P (2:1:1).
A. Larutan uji Timbang saksama beberapa serbuk halus
tablet setara dengan 4,0 mg lorazepam, masukkan ke
dalam penyaringan kaca masir. Ekstraksi dua kali tiap
kali dengan 1 ml kloroform P, lalu dua kali, tiap
kali dengan 1 ml metanol P. Kumpulkan filtrat dalam
tabung sentrifuga. Uapkan filtrat dengan aliran gas
nitrogen pada suhu ruang sampai kering. Larutkan residu
dalam 2,0 ml kloroform P dan sentrifus, pakailah
beningan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
sejenis C lorazepam BPFI, Senyawa sejenis D lorazepam
BPFI dan Senyawa sejenis E lorazepam BPFI, larutkan
dalam kloroform P sampai kadar masing-masing 1,0 mg
per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran dari
Larutan baku dalam kloroform P, sampai diperoleh larutan
dengan kadar 40 g, 20 g dan 10 g per ml.
procedure Tidak lebih dari 30 menit sesudah pembuatan,
totolkan secara terpisah masing-masing 50 l Larutan uji,
Larutan identifikasi, Larutan baku, Enceran larutan baku
A dan Enceran larutan baku B pada Penjerap dan biarkan
bercak kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang dijenuhkan dengan tahap gerak,
biarkan merambat 2 - 3 cm dari batas atas lempeng.
Angkat lempeng tandai batas rambat dan biarkan
mengering selama 30 menit. Amati lempeng di bawah
cahaya ultraviolet 254 nm. Bandingkan intensitas bercak
lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan bercak
utama dari Larutan baku dan Enceran Larutan baku
[Catatan Harga Rf dan intensitas bercak Senyawa sejenis
C lorazepam BPFI dalam Larutan baku mendekati
meskipun tidak perlu terlalu tepat dengan salah satu dari
bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji.]
Jumlah intensitas semua bercak lain selain bercak utama
dari Larutan uji tidak lebih dari 4,0%.
B. Larutan uji Timbang saksama beberapa serbuk halus
tablet setara dengan 25,0 mg lorazepam, masukkan ke
dalam tabung sentrifuga 15 ml, tambahkan 2,5 ml aseton
P, tutup tabung dan sentrifus, pakailah beningan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
Sejenis B Lorazepam BPFI, larutkan dalam aseton P
sampai kadar 100 g per ml.
procedure Totolkan secara terpisah 50 l Larutan uji dan
10 l Larutan baku pada Penjerap. biarkan bercak kering.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
dijenuhkan dengan tahap gerak, biarkan merambat tidak
kurang dari 10 cm di atas titik penotolan. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara.
Semprot tipis dengan asam sulfat 2 N, keringkan pada
suhu 105° selama 15 menit dan semprot berturut-turut
dengan larutan natrium nitrit P (1 dalam 1000), larutan
amonium sulfamat P (1 dalam 200) dan larutkan N-
- 796 -
(1-naftil) etilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000),
keringkan lempeng dengan aliran udara setiap kali sesudah
penyemprotan. Amati lempeng di bawah cahaya tampak.
Bercak dari Larutan uji tidak lebih besar atau tidak lebih
intensif dari bercak utama dari Larutan baku pada harga
Rf yang sesuai, yang menampilkan tidak lebih dari 0,1%
Senyawa sejenis B lorazepam.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
asetat glasial P (55:45:2), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Lorazepam
BPFI, larutkan dalam metanol P sampai kadar lebih
kurang 0,10 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan 10 ml air dan kocok sampai tablet
hancur. Tambahkan 30 ml metanol P, kocok selama lebih
kurang 20 menit, encerkan dengan metanol P sampai
tanda, kocok dan sentrifus. Encerkan secara kuantitatif
beberapa volume beningan yang diukur saksama (Vs ml)
dengan metanol P sampai diperoleh larutan (VA ml) dengan
kadar lebih kurang 0,1 mg lorazepam per ml.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan masing-masing
10 mg lorazepam dan senyawa sejenis E lorazepam dalam
100 ml metanol P.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak lorazepam dan
senyawa sejenis E lorazepam tidak kurang dari 2,0; waktu
retensi relatif lorazepam dan senyawa sejenis E
lorazepam berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
lorazepam, C15H10Cl2N2O, dalam masing-masing tablet
yang dipakai dengan rumus:
S
U
S
A
r
r
V
VC
20
100
C yaitu kadar Lorazepam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
LOSARTAN KALIUM
Losartan Potassium
NN N
N N
N
CH3HO
Cl
K
2-Butil-4-kloro-1-[p-(o-1H-tetrazol-5-ilfenil)benzil]
imidazol-5-metanol, garam monokalium [124750-99-8]
C22H22ClKN6O BM 461,00
Losartan Kalium mengandung C22H22ClKN6O, tidak
kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% dihitung
terhadap zat anhidrat, bebas pelarut.
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam isopropil
alkohol; sukar larut dalam asetonitril.
Baku pembanding Losartan Kalium BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Losartan Kalium BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 μg per ml
dalam metanol P, menampilkan maksimum dan minimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Losartan Kalium BPFI.
C. menampilkan reaksi Kalium seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Sikloheksan dan isopropil alkohol Sikloheksan tidak
lebih dari 0,1%; dan isopropil alkohol tidak lebih dari
0,2%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa volume
sikloheksan dan isopropil alkohol, masukkan ke dalam
labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan
dimetilformamida P sampai kadar masing-masing lebih
kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 5 ml
dimetilformamida P, larutkan dengan memakai
vorteks dan encerkan dengan dimetilformamida P sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom 30 m x 0,53 mm berisi
bahan pengisi G27 dengan tebal lapisan 1,5 μm. pakailah
- 797 -
helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih
kurang 6 ml per menit. Kromatograf diatur sebagai
berikut: pertahankan suhu kolom pada 50° selama 5 menit
lalu tingkatkan dengan kecepatan 30° per menit
sampai 200° dan pertahankan selama 5 menit.
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing
pada 220°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
sikloheksan dan puncak isopropil alkohol tidak kurang
dari 4,0; waktu retensi isopropil alkohol dan sikloheksan
berturut-turut lebih kurang 2 menit dan 4 menit; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang tidak
lebih dari 8,0%.
procedure Suntikkan beberapa volume sama (lebih
kurang 1 μl) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam
kromatograf gas, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung persentase sikloheksan dan isopropil
alkohol dengan rumus:
S
U
r
r
l
C100
C yaitu kadar sikloheksan atau isopropil alkohol dalam
mg per ml Larutan baku; l yaitu kadar zat dalam mg
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak sikloheksan atau isopropil alkohol dari Larutan
uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,2%; jumlah semua cemaran tidak lebih dari
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Asam fosfat 0,1%.
Larutan B Asetonitril P
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti ter