larutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium
hidroskida 1 N, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12 mg
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
20-ml, larutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium
hidroksida 1 N, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan dalam
5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium hidroksida 1 N,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor panjang gelombang dengan
deteksi pada panjang gelombang 260-350 nm; kolom 15
cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 μm, pertahankan suhu kolom pada 45°, laju alir
lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram
sebagai berikut:
- 823 -
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0 – 2 60 40 Isokratik
2 – 10 60 30 40 70 Gradien linier
10 – 15 30 70 Isokratik
15 – 15,1 30 60 70 40 Gradien linier
15,1 – 18 60 40 Kesetimbangan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif senyawa sejenis
terhadap puncak meloksikam pada lebih kurang 7 menit
seperti tertera pada Tabel 1. Pada 350 nm: resolusi, R, antara
senyawa sejenis A meloksikam dan meloksikam tidak
kurang dari 3,0; pada 260 nm: resolusi, R, antara senyawa
sejenis B meloksikam dan meloksikam tidak kurang dari 3,0.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 10%.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram pada panjang
gelombang 260 nm dan 350 nm, dan ukur respons
puncak. Hitung persentase masing-masing senyawa
sejenis dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
FC
C 1100
CS yaitu kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar meloksikam dalam mg per
ml Larutan uji; F yaitu faktor respons relatif (lihat
Tabel 1); rU yaitu respons puncak untuk masing-masing
senyawa sejenis pada Larutan uji; dan rS yaitu respons
puncak meloksikam pada 350 nm dari Larutan baku.
[Catatan Untuk senyawa sejenis yang tertera pada Tabel 1,
hitung persentase masing-masing cemaran memakai
respons puncak pada panjang gelombang yang tertera pada
Tabel 1. Untuk cemaran yang tidak diketahui, respons
puncak yang dipakai yaitu respons puncak pada
panjang gelombang yang memberi respons lebih besar.]
Masing-masing cemaran dan jumlah semua cemaran tidak
lebih dari batas yang tertera pada Tabel sebagai berikut:
Tabel
Cemaran
Perkiraan
Retensi
Relatif
Panjang
gelombang
(nm)
Faktor
Respons
Relatif (F)
Batas
cemaran
(w/w, %)
4-Hidroksi-2-metil-2H-1,2-benzotiazin-3-asam karboksilat
etilester 1,1-dioksida(senyawa sejenis A meloksikam) 1,4 350 0,5 0,1
2-Amino-5-metil-tiazol (senyawa sejenis B meloksikam) 0,4 260 1,0 0,1
4-Hidroksi-2-metil-N-(N’-etil-5-metil-2-tiazolil)-2H-1,2-
benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida 1,9 350 1,0 0,05
4-Hidroksi-2-metil-N-(N’-metil-5-metil-2-tiazolil)-2H-1,2-
benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida 1,7 350 1,0 0,05
Cemaran individu yang tidak diketahui - 260 / 350 1,0 0,1
Jumlah semua cemaran - - - 0,3
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer A Campuran Pengencer B-natrium
hidroksida 0,4 N (50:3).
Pengencer B Campuran air-metanol P (60:40).
Larutan persediaan baku 1 Timbang saksama beberapa
Meloksikam BPFI larutkan dalam Pengencer A sampai
kadar 50 μg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu
tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer B sampai
tanda.
Larutan persediaan baku 2 Timbang saksama masing-
masing lebih kurang 5 mg Senyawa sejenis B Meloksikam
BPFI, Senyawa Sejenis C Meloksikam BPFI dan Senyawa
Sejenis D Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 6 ml natrium hidroksida
0,4 N, sonikasi selama 2 menit. Tambahkan 40 ml metanol
P, sonikasi selama 2 menit, encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan baku Pipet masing-masing 1 ml Larutan
persediaan baku 1 dan Larutan persediaan baku 2 ke
dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer B
sampai tanda.
Larutan persediaan kesesuaian sistem Buat larutan
yang mengandung Meloksikam BPFI 2 mg per ml dalam
Pengencer A.
Larutan kesesuaian sistem Pipet 5 ml Larutan
persediaan kesesuaian sistem dan 1 ml Larutan persediaan
baku 2 ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan
Pengencer B sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan dengan
10 ml Pengencer A, encerkan dengan Pengencer B
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 2 panjang gelombang dengan
deteksi pada panjang gelombang 260 nm dan 350 nm;
kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan
ukuran partikel 5 μm, pertahankan suhu kolom pada 45°,
laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf
diprogram sebagai berikut:
- 824 -
Waktu
(menit)
Larutan A
(%)
Larutan B
(%) Eluasi
0 – 25 45 55 Isokratik
25 – 30 45 30 55 70 Gradien linier
30 – 40 30 70 Isokratik
40 – 45 30 45 70 55 Gradien linier
45 – 50 45 55 Kesetimbangan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : waktu retensi relatif senyawa sejenis
terhadap puncak meloksikam pada lebih kurang 5 menit
seperti tertera pada Tabel 2; dan resolusi, R, antara senyawa
sejenis D meloksikam dan meloksikam pada 350 nm tidak
kurang dari 5,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang pada panjang gelombang 350 nm untuk
senyawa sejenis C meloksikam dan senyawa sejenis D
meloksikam tidak lebih dari 5,0%; dan pada panjang
gelombang 260 nm senyawa sejenis B meloksikam tidak
lebih dari 5,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram pada panjang
gelombang 260 nm dan 350 nm, dan ukur respons
puncak. Hitung persentase masing-masing senyawa
sejenis dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Senyawa sejenis BPFI yang ditetapkan
dalam mg per ml Larutan baku [Catatan pakailah kadar
Meloksikam BPFI untuk menghitung total cemaran yang
tidak diketahui]; CU yaitu kadar meloksikam dalam mg
per ml Larutan uji; rU yaitu respons puncak masing-
masing cemaran dari Larutan uji; dan rS yaitu respons
puncak yang menampilkan senyawa sejenis yang
diperoleh dari Larutan baku. [Catatan pakailah respons
puncak Meloksikam BPFI untuk menghitung total
cemaran yang tidak diketahui; untuk cemaran yang
ditetapkan, hitung persentase kandungan masing-masing
cemaran memakai respons puncak Larutan uji
seperti tertera pada Tabel 2. Untuk cemaran yang tidak
diketahui, hitung jumlah persentase memakai
respons puncak yang direkam pada panjang gelombang
yang memberi respons paling besar.] Masing-masing
cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas
yang tertera pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2
Cemaran Perkiraan Retensi
Relatif
Panjang gelombang
(nm)
Batas cemaran
(w/w, %)
2-Amino-5-metil-tiazol (senyawa sejenis B meloksikam) 0,8 260 0,1
Isopropil-4-hidroksi-2-metil-2H-1,2-benzotiazin-3-
karboksilat-1,1-dioksida (senyawa sejenis C meloksikam) 3,2 350 0,1
4-Metoksi-2-metil-N-(5-metil-1,3-tiazol-2il)-2H-1,2-
benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida
(senyawa sejenis D meloksikam)
2,4 350 0,1
Cemaran individu yang tidak diketahui - 260 / 350 0,1
Jumlah semua cemaran - - 0,3
- 825 -
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Buat larutan amonium asetat 0,1% atur pH
sampai 9,1 dengan penambahan larutan amonia 10%.
tahap gerak Buat campuran Dapar-metanol P (58:42).
Saring dan awaudarakan, Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-
masing lebih kurang 4 mg Meloksikam BPFI dan
Senyawa Sejenis A Meloksikam BPFI masukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml, larutkan dalam 25 ml metanol P dan
0,1 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air
sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, larutkan dalam 50 ml metanol P dan 0,2 ml
natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan uji Timbang saksama 20 mg zat, masukkan ke
metanol P. Tambahkan 0,2 ml natrium hidroksida 1 N
dan encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 360 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm, pertahankan suhu kolom pada 45°, laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif senyawa sejenis A meloksikam dan
meloksikam berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0;
resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang dari 3,0;
faktor ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak meloksikam. Hitung jumlah dalam mg
meloksikam, C14H13N3O4S2, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
pada suhu ruang.
SUSPENSI ORAL MELOKSIKAM
Meloxicam Oral Suspension
Suspensi Oral Meloksikam mengandung Meloksikam,
C14H13N3O4S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis
B Meloksikam BPFI.
Identifikasi
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera
pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis
<281>.
Larutan uji Masukkan beberapa suspensi oral setara
dengan lebih kurang 2,5 mg meloksikam ke dalam labu
tentukur 10-ml. Encerkan dengan aseton P sampai
tanda dan kocok selama 10 menit. Jika perlu, saring
melalui kertas saring berlipat.
Larutan baku Larutkan beberapa Meloksikam BPFI
dalam 1 ml air dan encerkan dengan aseton P sampai
kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
tahap gerak Campuran kloroform P-metanol P-amonium
hidroksida P (80:20:1).
procedure Lakukan seperti tertera pada Identifikasi secara
Kromatografi Lapis Tipis <281>. Angkat lempeng, tandai
batas rambat dan biarkan kering di udara, amati bercak di
bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf dari bercak gelap
utama yang diperoleh dari Larutan uji (lebih kurang 0,45)
sesuai dengan Larutan baku.
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar
pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5.
Kekentalan <1051> Antara 40 dan 100 sentipois;
lakukan penetapan pada suhu 20º memakai ”shear
rate programmable rotational viscometer”.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,5.
Alat tipe 2: 25 rpm.
Waktu:15 menit.
Lakukan penetapan jumlah C14H13N3O4S yang terlarut
memakai metode sebagai berikut:
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20,83 mg
Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml. Larutkan dalam 5 ml metanol P dan 1 ml natrium
hidroksida 0,1 M, encerkan dengan Media disolusi sampai
tanda. Encerkan secara kuantitatif dengan Media disolusi
sampai kadar lebih kurang 8,3 μg per ml.
Larutan uji Kocok masing-masing beberapa 6 sampel
selama 15 menit. Timbang saksama beberapa suspensi oral
setara dengan 7,5 mg meloksikam, masukkan ke dalam gelas
piala 10 ml yang telah ditara, catat bobot. Lakukan hal yang
sama untuk 5 sampel berikutnya. Masing-masing sampel
tuang tepat di bagian tengah labu disolusi, dan bilas masing-
- 826 -
masing gelas piala dengan lebih kurang 20 ml media yang
diambil dari labu disolusi.
Turunkan dayung secara hati-hati sampai mencapai tinggi
yang dipersyaratkan dan alat mulai dioperasikan. sesudah
15 menit, ambil 20 ml alikuot, saring melalui penyaring
nilon dengan porositas 0,45 μm, buang 3 ml filtrat pertama.
procedure Lakukan penetapan jumlah C14H13N3O4S2 yang
terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji dan Larutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 362 nm dengan Media disolusi sebagai blangko.
Hitung jumlah meloksikam, C14H13N3O4S2, yang terlarut
dengan rumus:
100900
S
U
U
S
A
A
LW
dC
900 yaitu volume Media disolusi dalam ml; CS yaitu
kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
d yaitu bobot jenis dalam g per ml suspensi oral; WU
yaitu bobot suspensi oral dalam mg; L yaitu kadar
meloksikam yang tertera pada etiket dalam mg per ml;
100 yaitu faktor konversi persentase; AU dan AS berturut-
turut yaitu serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C14H13N3O4S2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Batas mikroba <51> Jumlah total angka mikroba aerob
tidak lebih dari 100 cfu per g atau 100 cfu per ml. Angka
jamur dan kapang tidak lebih dari 50 cfu per g atau 50 cfu
per ml. Memenuhi persyaratan uji Escherichia coli.
Kemurnian kromatografi Senyawa sejenis B
meloksikam tidak lebih dari 0,15%; masing-masing
produk degradasi tidak lebih dari 0,2% dan jumlah semua
produk degradasi tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar, tahap gerak, Pengencer, Larutan baku
persediaan senyawa sejenis, Larutan uji Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem Encerkan Larutan baku
persediaan senyawa sejenis dengan Pengencer sampai
kadar lebih kurang 0,08 μg per ml.
Larutan baku senyawa sejenis Encerkan Larutan baku
persediaan senyawa sejenis dengan Pengencer sampai
kadar lebih kurang 0,5 μg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak pada panjang gelombang maksimum
260 nm seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang untuk senyawa sejenis B
meloksikam tidak lebih dari 10%. Lakukan kromatografi
berturut-turut terhadap Larutan baku senyawa sejenis,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak pada
panjang gelombang maksimum 260 nm seperti tertera pada
procedure : faktor ikutan puncak senyawa sejenis B
meloksikam tidak lebih dari 2,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku senyawa sejenis
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak pada panjang
gelombang 260 nm dan 360 nm. Lakukan kromatografi
selama lebih kurang 20 menit atau dua kali waktu retensi
meloksikam. Hitung persentase senyawa sejenis B
meloksikam dengan rumus:
S
U
r
r
V
C
L
5000
L yaitu kadar meloksikam yang tertera pada etiket
dalam mg per ml; C yaitu kadar Senyawa sejenis B
Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku
senyawa sejenis; V yaitu volume dalam ml suspensi oral
yang dipakai untuk membuat Larutan uji; rU yaitu
respons puncak senyawa sejenis B meloksikam yang
diperoleh dari Larutan uji pada panjang gelombang
260 nm dan rS yaitu respons puncak senyawa sejenis B
meloksikam yang diperoleh dari Larutan baku senyawa
sejenis pada panjang gelombang 260 nm. Hitung
persentase masing-masing produk degradasi yang tidak
diketahui dengan rumus:
S
i
r
r100
ri yaitu respons puncak masing-masing produk
degradasi pada panjang gelombang 360 nm; rS yaitu
jumlah respons puncak meloksikam dan semua cemaran
yang diperoleh dari Larutan uji pada panjang gelombang
360 nm.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 2 g asam sitrat monohidrat P dan 2 g
asam borat P dalam 1000 ml air, atur pH sampai 2,9
dengan penambahan trinatrium sitrat dihidrat P.
tahap gerak Buat campuran Dapar-metanol P-
asetonitril P (565:260:200). Ambil 1000 ml larutan ini
tambahkan 200 mg natrium dodesil sulfat P, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Larutkan 3 g asam borat P dan 1,5 g
trinatrium sitrat dihidrat P ke dalam 1000 ml air. Atur
pH sampai 8,3 dengan penambahan natrium hidroksida
2 N. Campur 420 ml larutan ini dengan 420 ml metanol P
dan 160 ml asetonitril P.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 67 mg Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml. Tambahkan 3,0 ml
dimetilformamida P. Kocok sampai larut dan biarkan
selama lebih kurang 5 menit. Tambahkan 15 ml
metanol P, encerkan dengan Pengencer sampai dibawah
garis tanda. Sonikasi selama 30 menit dan kocok sampai
- 827 -
larut. Biarkan sampai suhu ruang. Encerkan dengan
Pengencer sampai tanda.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
dengan Pengencer sampai kadar lebih kurang 0,27 mg per
ml.
Larutan baku persediaan senyawa sejenis Timbang
saksama lebih kurang 21 mg Senyawa Sejenis B
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml. Tambahkan 3,0 ml dimetilformamida P, kocok
dan biarkan selama 5 menit, tambahkan 15 ml metanol P,
dan lebih kurang 60 ml Pengencer. Sonikasi dan campur
sampai larut, dinginkan sampai suhu ruang, tambahkan
Pengencer sampai tanda. Encerkan beberapa volume
larutan dengan Pengencer sampai kadar lebih kurang
8,4 g per ml.
Larutan kesesuaian sistem Ukur saksama beberapa
volume suspensi oral setara dengan lebih kurang 15 mg
meloksikam, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
Tambahkan 3,0 ml Larutan baku persediaan senyawa
sejenis, tambahkan 3,0 ml dimetilformamida P, kocok
dan biarkan selama lebih kurang 5 menit, tambahkan
15 ml metanol P, tambahkan Pengencer sampai dibawah
tanda. Sonikasi selama 30 menit, kocok kuat setiap
5 menit, dinginkan sampai suhu ruang, tambahkan
Pengencer sampai tanda. Kocok dan biarkan mengendap,
saring dengan penyaring membran dengan porositas
0,45 m melalui pra-penyaring serat kaca.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume suspensi
oral setara dengan lebih kurang 15 mg meloksikam,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan
3,0 ml dimetilformamida P, kocok dan biarkan selama
lebih kurang 5 menit, tambahkan 15 ml metanol P,
tambahkan Pengencer sampai di bawah tanda. Sonikasi
selama 30 menit, kocok kuat tiap 5 menit, dinginkan
sampai suhu ruang, tambahkan Pengencer sampai tanda.
Kocok dan biarkan mengendap, saring dengan penyaring
membran dengan porositas 0,45 m melalui pra-
penyaring serat kaca.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 260 nm dan 360 nm, kolom
12,5 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 m, pertahankan suhu kolom pada 40º, laju alir
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem selama lebih kurang
20 menit atau dua kali waktu retensi meloksikam, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada
procedure : pada panjang gelombang 360 nm resolusi antara
meloksikam dan puncak lain yang terdekat tidak kurang dari
1,5; faktor ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dalam
procedure : pada panjang gelombang 360 nm; simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak pada panjang gelombang 360 nm.
Hitung jumlah dalam mg meloksikam, C14H13N3O4S2,
dalam mg per ml suspensi oral dengan rumus:
S
U
r
r
V
C50
C yaitu kadar Meloksikan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V yaitu volume dalam ml suspensi oral
yang dipakai untuk membuat Larutan uji; rU dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak meloksikam
Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang
360 nm.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara
15° - 30°.
TABLET MELOKSIKAM
Meloxicam Tablet
Tablet Meloksikam mengandung Meloksikam,
C14H13N3O4S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis
B Meloksikam BPFI.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran kloroform P-metanol P-amonia
25% (80:20:1).
Larutan natrium hidroksida metanol 0,1 N Encerkan
100 ml natrium hidroksida 1 N dengan metanol P sampai
1000 ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan beberapa tablet.
Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara dengan
50 mg meloksikam, masukkan ke dalam labu yang sesuai,
tambahkan lebih kurang 5 ml Larutan natrium hidroksida
metanol 0,1 N, tambahkan 20 ml metanol P, aduk selama
lebih kurang 15 menit. Saring campuran dan pakailah
filtrat.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
10-ml, larutkan dalam 2 ml Larutan natrium hidroksida
metanol 0,1 N, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml, Dapar fosfat pH 7,5 yang
dibuat dengan melarutkan 6,81 g kalium fosfat monobasa
P dalam 800 ml air, atur pH sampai 7,5 dengan
penambahan natrium hidroksida 0,5 N dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml.
Alat tipe 2: 75 rpm
Waktu: 30 menit
- 828 -
Lakukan penetapan jumlah C14H13N3O4S2 yang terlarut
dengan cara sebagai berikut:
Larutan baku 1 (Untuk tablet yang mengandung 7,5 mg
meloksikam) Timbang saksama lebih kurang 33,3 mg
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan 5,0 ml metanol P; 1,0 ml natrium
hidroksida 0,1 N dan encerkan dengan Media disolusi
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Larutan baku 2 (Untuk tablet yang mengandung 15 mg
meloksikam) Timbang saksama lebih kurang 33,3 mg
Meloksikam BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan 5,0 ml metanol P; 1,0 ml natrium
hidroksida 0,1 N dan encerkan dengan Media disolusi
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
1000-ml, encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Larutan uji pakailah alikuot yang disaring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 10 μm. Buang
beberapa ml filtrat pertama.
procedure Ukur serapan Larutan uji, dan serapan
Larutan baku 1 atau Larutan baku 2 pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 362 nm
memakai Media disolusi sebagai blangko. Hitung
persentase meloksikam, C14H13N3O4S2, yang terlarut
dengan rumus:
100900
S
US
A
A
L
C
900 yaitu volume Media disolusi; CS yaitu kadar
Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku; L
yaitu jumlah dalam mg meloksikam tiap tablet seperti
yang tertera pada etiket; 100 yaitu faktor konversi
persentase; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan
uji dan Larutan baku.
Toleransi: Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C14H13N3O4S2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis B meloksikam tidak
lebih dari 0,15%; masing-masing cemaran lainnya tidak
lebih dari 0,2%; total cemaran tidak lebih dari 0,5%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A, Larutan B, tahap gerak, Larutan baku,
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem Pipet 4 ml Larutan baku ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan metanol P
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan
dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera dalam
Penetapan kadar, kecuali lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku dan Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : faktor ikutan puncak meloksikam tidak
lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%; dan
perbandingan ”signal to noise” puncak meloksikam
dalam kromatogram Larutan kesesuaian sistem tidak
kurang dari 10,0.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Tetapkan waktu retensi relatif untuk
puncak cemaran terhadap puncak meloksikam. Hitung
persentase masing-masing cemaran dengan rumus:
S
i
r
r
L
A
W
C
F
1
3
5000
F yaitu faktor respons relatif untuk masing-masing
senyawa sejenis dan setara dengan 2,7 untuk senyawa
sejenis dengan waktu retensi relatif lebih kurang 0,5
(senyawa sejenis B meloksikam [2-amino-5-metiltiazol])
dan 1,0 untuk semua cemaran lain; C yaitu kadar
Meloksikam BPFI dalam mg per ml Larutan baku; W
yaitu bobot dalam mg, tablet yang dipakai untuk
Larutan uji; A yaitu bobot rata-rata tablet; L yaitu
jumlah dalam mg meloksikam dalam tiap tablet yang
tertera pada etiket; ri yaitu respons puncak masing-
masing cemaran dalam Larutan uji dan rS yaitu respons
puncak meloksikam dalam Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan A Larutkan 2,0 g amonium fosfat dibasa P
dalam 1000 ml air, dan atur pH sampai 7,0±0,1 dengan
penambahan asam fosfat P.
Larutan B Campuran metanol P-isopropanol P
(650:100).
tahap gerak Buat variasi campuran Larutan A-Larutan
B (63:37). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan [Catatan Larutan baku
persediaan dibuat dengan kadar akhir dalam mg per ml
lebih kurang setara dengan kadar Larutan uji
persediaan]. Timbang saksama beberapa Meloksikam
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dalam 1 ml natrium hidroksida 1 N dan 30 ml metanol P,
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet
10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
tambahkan 10 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda.
Larutan baku Pipet 15 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 25-ml, dan encerkan dengan air
sampai tanda.
Larutan uji persediaan Masukkan 10 tablet ke dalam
labu tentukur 1000-ml, tambahkan lebih kurang 100 ml
natrium hidroksida 1 N, kocok untuk mendispersikan
tablet, dan tambahkan 800 ml metanol P. Sonikasi selama
- 829 -
lebih kurang 15 menit, lalu aduk selama 30 menit.
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Saring larutan
dan pakailah filtrat.
Larutan uji Pipet 15 ml Larutan uji persediaan ke
dalam labu tentukur 25-ml, dan encerkan dengan air
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom pelindung
berisi bahan pengisi L1, kolom 10 cm x 4 mm berisi
bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit,
pertahankan suhu kolom pada 40°. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : faktor
ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 μl) Larutan baku dan Larutan uji
pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg meloksikam,
C14H13N3O4S2, dalam tablet yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
rC
3
5000
C yaitu kadar Meloksikam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu
antara 15° dan 30°.
MENADION
Menadione
CH3
O
O
2-Metil-1,4-naftokuinon [58-27-5]
C11H8O2 BM 172,18
Menadion mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C11H8O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. [Perhatian Serbuk menadion
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kulit,
dan larutan dalam etanol dapat menyebabkan bengkak.]
Pemerian Serbuk atau hablur, kuning cerah; praktis tidak
berbau; dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
minyak nabati; agak sukar larut dalam kloroform dan
dalam etanol.
Baku pembanding Menadion BPFI [Perhatian Hindari
kontak dan hindarkan dari paparan cahaya]; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Menadion BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 5 μg per ml
dalam etanol P menampilkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Menadion BPFI; serapan masing-masing dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 250 nm:
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Jarak lebur <1021>Metode I Antara 105º dan 107º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Cemaran umum <481>
Larutan uji pakailah pelarut metanol P.
Larutan baku pakailah pelarut metanol P.
tahap gerak pakailah pelarut kloroform P.
Penampak bercak pakailah penampak bercak nomor 1.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
150 mg zat, masukkan ke dalam labu 150 ml. Tambahkan
15 ml asam asetat glasial P dan 15 ml asam klorida 3 N,
putar labu sampai zat larut. Tambahkan lebih kurang 3 g
serbuk zink, tutup labu dengan penutup yang dilengkapi
dengan katup Bunsen, kocok, dan diamkan di tempat
gelap selama 1 jam, sambil sering dikocok. Enaptuangkan
dengan cepat melalui penyaring kapas ke dalam labu lain,
cuci segera labu reduksi tiga kali tiap kali dengan 10 ml
air yang baru dididihkan dan telah didinginkan, tambahkan
0,1 ml ortofenantrolin LP, titrasi segera kumpulkan filtrat
dan air cucian dengan serium (IV) sulfat 0,1 N LV.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N
setara dengan 8,609 mg C11H8O2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih
diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.
- 830 -
INJEKSI MENADION
Menadione Injection
Injeksi Menadion yaitu larutan steril menadion dalam
minyak. Mengandung menadion, C11H8O2, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Menadion BPFI [Perhatian Hindari
kontak dan hindarkan dari paparan cahaya]; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Endotoksin Bakteri <201> Mengandung tidak lebih
58,3 unit Endotoksin FI per mg menadion.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar [Perhatian Selama penetapan
hindarkan menadion dan larutannya dari pengaruh
cahaya.]
Pelarut Campuran etanol P-eter P (1:1).
Amonia alkohol Campuran volume sama amonium
hidroksida P dan etanol P.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Menadion BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml. Larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai
tanda. Simpan larutan dalam wadah tertutup rapat di
tempat gelap, dingin, dan pakailah dalam waktu 7 hari.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume injeksi
setara dengan lebih kurang 25 mg menadion, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pelarut
sampai tanda, campur.
procedure Masukkan 1,0 ml Larutan baku dan 1,0 ml
Larutan uji masing-masing ke dalam dua labu tentukur
50-ml, tambahkan masing-masing 4 ml etanol P, campur.
lalu ke dalam masing-masing labu tambahkan
1,0 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 50 mg 2,4-
dinitrofenilhidrazin P dalam 20 ml campuran asam klorida
3 N-air (2:1). Letakkan labu dalam tangas air;
pertahankan suhu pada 70º-75º selama 15 menit, kocok
kuat tiap 2-3 menit. Segera sesudah pemanasan, dinginkan
sampai suhu lebih kurang 25º, tambahkan ke dalam
masing-masing labu, 5 ml Amonia alkohol. Kocok,
tambahkan etanol P sampai tanda, campur, biarkan
selama 15 menit, dan enaptuangkan dari minyak yang
memisah. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 635 nm memakai pereaksi
tanpa zat sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
menadion, C11H8O2, dalam tiap ml injeksi dengan rumus:
S
U
A
A
V
C1,0
C yaitu kadar Menadion BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; V yaitu volume injeksi yang dipakai dalam ml;
AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
MENADION NATRIUM BISULFIT
Menadione Sodium Bisulphite
O
O
SO3Na
CH3
3H2O
1,2,3,4-Tetrahidro-2-metil-1,4-diokso-2-naftalena
sulfonat garam natrium asam trihidrat [130-37-0]
C11H9NaO5S.3H2O BM 324,24
Menadion Natrium Bisulfit yaitu campuran yang terdiri
dari Menadion Natrium Bisulfit dan Natrium Bisulfit.
Mengandung tidak kurang dari 63,0% dan tidak lebih dari
75,0% C11H9NaO5S.3H2O, dan tidak kurang dari 30,0%
dan tidak lebih dari 38,0% NaHSO3.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau;
higroskopik.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; praktis
tidak larut dalam benzen.
Baku pembanding Menadion Natrium Bisulfit BPFI.
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 100 mg dengan 10 ml air
dalam corong pisah, tambahkan 3 ml larutan natrium
karbonat monohidrat P (1 dalam 10). Ekstraksi endapan
dua kali, tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Saring
lapisan kloroform melalui penyaring yang telah dicuci
dengan kloroform P, uapkan filtrat dengan aliran udara
sampai kering. Larutkan residu dalam beberapa ml
etanol P, uapkan sampai kering: jarak lebur sisa antara
104º dan 107º .
B. Pada 50 mg endapan yang diperoleh pada
Identifikasi A, tambahkan 5 ml air dan 75 mg natrium
bisulfit P, panaskan di atas tangas uap sambil dikocok
kuat-kuat sampai larut, larutan hampir tidak berwarna.
Encerkan dengan air secukupnya sampai 50 ml, campur.
Pada 2 ml tambahkan 2 ml campuran etanol P dan
amonium hidroksida P volume sama, kocok. Tambahkan
3 tetes etil sianoasetat P: terjadi warna biru keunguan
yang dengan penambahan 1 ml larutan natrium
hidroksida P 33,3% berubah menjadi hijau lalu
kuning.
- 831 -
C. Pada 2 ml larutan 4% tambahkan beberapa tetes
asam klorida encer P, hangatkan: tercium bau belerang
dioksida.
Natrium Bisulfit Timbang saksama lebih kurang 2 g zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 15 ml, masukkan
ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan
25,0 ml iodum 0,1 N, tutup, campur, biarkan selama
5 menit. Tambahkan hati-hati 1 ml asam klorida P, titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, memakai
indikator kanji LP. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml iodum 1,0 N
setara dengan 5,203 mg NaHSO3
Selenium <391> Tidak lebih dari 3 bpj.
Air <1031>Metode I Antara 9,0% dan 13,0%.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Menadion BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml, larutkan dan encerkan dengan kloroform P
sampai tanda. Pipet 2 ml ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan etanol mutlak P sampai tanda sampai
kadar lebih kurang 4 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml ke dalam
corong pisah, tambahkan 40 ml kloroform P dan 5 ml
larutan natrium karbonat monohidrat P (1 dalam 10),
kocok kuat-kuat selama 30 detik, biarkan memisah.
Saring lapisan kloroform melalui kapas yang telah
dibasahi dengan kloroform P ke dalam labu tentukur
200-ml. Bilas segera penyaring dengan 40 ml kloroform
P. Campur bilasan ke dalam ekstrak yang ada dalam
labu tentukur. Ekstraksi lapisan air dua kali, tiap kali
dengan 20 ml kloroform P, saring tiap ekstrak, cuci
segera penyaring tiap kali dengan 20 ml kloroform P.
Campur semua filtrat dan cairan cucian ke dalam ekstrak
yang ada dalam labu tentukur. Encerkan dengan
kloroform P sampai tanda. Pipet 2 ml ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan etanol P sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
250 nm terhadap blangko campuran kloroform P-etanol
mutlak P (1:50). Hitung jumlah dalam mg
C11H9NaO5S3H2O, menadion natrium bisulfit dengan
rumus:
s
u
A
AC
18,172
28,330100
C yaitu kadar Menadion Bisulfit BPFI dalam mg per ml
Larutan baku: Au dan As berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
DAUN MENTA
Menthae Piperitae Folium
Daun Menta yaitu daun yang dikeringkan dari Mentha
piperita Linné (Familia Labiatae). Kadar minyak atsiri
tidak kurang dari 1,2% v/b.
Makroskopik Daun, utuh maupun tidak, tipis, mudah
remuk, sering kali mengkerut, hijau sampai hijau
kecoklatan dan beberapa varietas memiliki urat daun
ungu kecoklatan; helaian daun panjang 3 - 9 cm, lebar
1 - 3 cm, bulat telur atau bulat telur memanjang, ujung
meruncing, tepi bergigi tajam, pangkal asimetris;
pertulangan daun menyirip, menonjol dari permukaan
bawah, urat daun lateral yang keluar dari ibu tulang daun
membuat sudut lebih kurang 45º, permukaan bawah
sedikit berbulu dan memiliki rambut kelenjar yang di
bawah kaca pembesar dengan pembesaran enam kali
terlihat sebagai bintik mengkilap kekuningan; tangkai
daun berlekuk, panjang 5 - 10 mm.
Mikroskopik Sel epidermis bawah dilihat dari
permukaan berbentuk isodiametrik dengan dinding
antiklinal berombak dan bernoktah, kutikula bergaris di
atas urat daun, stomata diasitik, banyak ada di
permukaan bawah, sedangkan di permukaan atas tidak
ada atau jarang; rambut penutup, pendek, membulat,
bersel satu atau dua, atau memanjang dan berangkai
bersel 3-8, dengan kutikula bergaris; rambut kelenjar ada
dua tipe. Tipe pertama pangkal bersel satu dengan sel
kepala kecil, bulat, bersel satu, diameter 15-25 μm, tipe
kedua pangkal bersel satu dengan sel kepala bulat telur
melebar, diameter 55-70 μm, tersusun oleh 8 sel yang
terlihat bersinar; sel epidermis atas memiliki dinding
antiklinal berombak dan bernoktah. Di bagian lebih dalam
ada satu lapis sel jaringan palisade dan 4-6 lapisan
mesofil berupa jaringan bunga karang. Ibu tulang daun
memiliki berkas pengangkut kolateral dengan jari-jari
empulur sempit dan kolenkim di bawah epidermis. Tidak
ditemukan hablur kalsium oksalat.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran toluen P-etil asetat P (95:5)
Larutan 1 Tambahkan 2 ml diklorometan P pada
200 mg serbuk daun, kocok beberapa menit, saring,
uapkan filtrat sampai kering pada suhu 40º dan larutkan
residu dalam 0,1 ml toluen P.
Larutan 2 Larutkan 50 mg (-)-mentol, 20 μl sineol,
10 ml timol dan 10 μl metil asetat dalam toluen P sampai
diperoleh 10 ml larutan.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
20 μl Larutan 1 dan 10 μl Larutan 2 pada lempeng
kromatografi silika gel GF 254. Biarkan kering di udara
sampai bau cairan tahap gerak tidak berdeteksi lagi,
lalu amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Pada
kromatogram Larutan 1 tidak terdeteksi bercak dengan Rf
sedikit lebih rendah dari bercak timol pada kromatogram
Larutan 2, yang menampilkan tidak adanya karvon dan
- 832 -
pulegon. Semprot lempeng dengan larutan anisaldehida
LP panaskan pada suhu 100º - 105º selama 5 - 10 menit
dan amati kromatogram, Larutan 2 memperlihatkan
bercak-bercak, mulai dari harga Rf terendah, bercak biru
tua sampai ungu (mentol), bercak biru ungu sampai coklat
(sineol), bercak merah muda (timol) dan bercak ungu
kebiruan (metil asetat). Kromatogram Larutan 1
memperlihatkan bercak intensif sesuai dengan mentol,
bercak yang kurang jelas sesuai sineol; bercak ungu
kebiruan sesuai dengan mentil asetat dan bercak dengan
Rf sedikit lebih rendah ada bercak kehijauan sesuai
dengan menton. Kromatogram Larutan 1 tidak
memperlihatkan bercak intensif warna hijau keabuan atau
bercak abu-abu kebiruan lemah pada daerah Rf antara
sineol dan timol dari kromatogram Larutan 2, yang
menampilkan tidak adanya karvon, pulegon dan
isomenton. Kromatogram Larutan 1 memperlihatkan
bercak ungu kemerahan intensif di dekat batas rambat
yang menampilkan hidrokarbon dan sebuah bercak
kuning kecoklatan pada daerah Rf sedikit lebih rendah
yang menampilkan mentofuran. Bercak lain dengan
warna yang kurang intensif dapat juga terlihat.
Bahan organik asing Tidak lebih dari 5% yang berupa
bagian batang dengan diameter tidak lebih dari 1 mm dan
tidak lebih dari 2% bahan organik asing lain.
Mengandung tidak lebih dari 10% daun yang memberi
warna cokelat yang menampilkan adanya Puccinia
menthae. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Pengambilan Contoh dan Metode analisa Simplisia
<671>, memakai 10 g contoh.
Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 1,5%;
lakukan penetapan seperti tertera pada Pengambilan
Contoh dan Metode analisa Simplisia <671>,
memakai 1 g serbuk.
Air <1031>Metode II Tidak lebih dari 11%; lakukan
penetapan memakai 20 g.
Penetapan kadar Lakukan penetapan Kadar Minyak
Atsiri dengan Alat 1 seperti tertera pada Pengambilan
Contoh dan Metode analisa Simplisia <671>,
memakai 20 g bahan, 200 ml air sebagai cairan
destilasi labu bulat 500 ml; destilasi pada kecepatan rata-
rata 2-4 ml per menit selama 2 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
dan terlindung cahaya.
MENTOL
Menthol
CH3
OH
CH3
H3C
Sikloheksanol, 5-Metil-2-(1-metiletil) [1490-04-6]
C10H20O BM 156,27
Mentol yaitu alkohol yang diperoleh dari bermacam-
macam minyak permen atau yang dibuat secara sintetik,
berupa mentol-levorotari (l-mentol) atau mentol rasemik
(dl-mentol).
Pemerian Hablur heksagonal atau serbuk hablur; tidak
berwarna; biasanya berbentuk jarum, atau massa yang
melebur; bau enak seperti minyak permen.
Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut
dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam
heksan; mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam
minyak mineral, dalam minyak lemak dan dalam minyak
atsiri.
Baku pembanding Mentol BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Merupakan bentuk l-mentol. Simpan dalam
wadah tertutup rapat terlindung cahaya.
Identifikasi Bila digerus dengan kamfer, atau kloral
hidrat atau fenol sama berat, campuran akan mencair.
Jarak lebur l-mentol <1021> Antara 41º dan 44º.
Jarak beku dl-mentol <1101> Lakukan penetapan
sebaiknya dalam ruangan dengan suhu di bawah 30º dan
kelembaban relatif di bawah 50%. Masukkan lebih kurang
10 g mentol rasemik, yang sebelumnya telah dikeringkan
dalam desikator di atas silika gel selama 24 jam, ke dalam
tabung reaksi kering dengan diameter dalam 18 - 20 mm,
dan lelehkan isinya pada suhu lebih kurang 40º.
Masukkan tabung reaksi dalam air dengan suhu antara
23º - 25º, dan aduk isi tabung terus menerus dengan
termometer, atur ujung termometer tetap terendam dalam
cairan. Mentol rasemik membeku pada suhu antara
27º - 28º. sesudah suhu beku stabil, tambahkan beberapa
mg mentol rasemik yang telah dikeringkan ke dalam
massa yang membeku, dan lanjutkan pengadukan: sesudah
beberapa menit suhu naik dengan cepat menjadi
30,5º - 32,0º.
Rotasi jenis <1081> Antara -51º dan -45º untuk l-mentol;
antara -2º dan +2º untuk dl-mentol; lakukan penetapan
memakai larutan dalam etanol P yang mengandung
100 mg per ml.
Residu tidak mudah menguap Tidak lebih dari 0,05%.
Timbang saksama lebih kurang 2 g zat, uapkan dalam
cawan porselen terbuka yang telah ditara, di atas tangas
uap, dan keringkan residu pada suhu 105º selama 1 jam.
Senyawa mudah teroksidasi dalam dl-mentol
Masukkan 500 mg zat ke dalam tabung reaksi yang bersih
dan kering, tambahkan 10 ml larutan kalium
permanganat, yang dibuat dengan mengencerkan 3 ml
kalium permanganat 0,1 N dengan air sampai 100 ml dan
tempatkan tabung reaksi dalam gelas piala yang berisi air
- 833 -
dengan suhu antara 45º - 50º. Angkat tabung dari tangas
air pada selang waktu 30 detik, campur cepat dengan
pengocokan: warna ungu kalium permanganat masih
tampak sesudah 5 menit.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan dekanol dan
mentol dalam eter P sampai kadar masing-masing lebih
kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
larutkan dalam 50 ml eter P dan campur. Encerkan 25 ml
larutan dengan eter P sampai 100 ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom 1,8 m x 2 mm berisi
bahan pengisi 10% tahap diam G16 pada partikel
penyangga S1AB. Pertahankan suhu injektor, detektor dan
kolom masing-masing lebih kurang pada 260º, 240º dan
170º. pakailah helium P kering sebagai gas pembawa
dengan laju alir lebih kurang 50 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif mentol terhadap
dekanol lebih kurang 0,7; resolusi, R, antara kedua
puncak ini tidak kurang dari 2,5 dan simpangan
baku relatif dari perbandingan respons puncak antara
mentol dan dekanol tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan 2 μl Larutan uji ke dalam
kromatograf gas, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Respons puncak mentol tidak kurang dari 97%
dari jumlah semua puncak respons, kecuali respons
puncak eter.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
sebaiknya pada suhu ruang terkendali.
Penandaan Pada etiket harus tertera mentol rasemik atau
mentol-levorotatori.
MEPIRAMIN MALEAT
Pirilamin Maleat
Mepyramin Maleat
N N
CH2
CH2
.CH2
.N(CH3)2
OCH3 .
HCOOH
HCOOH
2-[[2-(Dimetilamino)etil](p-metoksibenzil)-amino]-
piridin maleat (1:1)[59-33-6]
C17H23N3O.C4H4O4 BM 401,46
Mepiramin Maleat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C17H23N3O.C4H4O4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan dalam hampa udara
di atas fosfor pentoksida selama 5 jam.
Pemerian Serbuk hablur; putih; biasanya berbau lemah.
Larutan bersifat asam terhadap lakmus.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter
dan dalam benzen.
Baku pembanding Mepiramin Maleat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Mepiramin Maleat
BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam asam sulfat 0,5 N, menampilkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Mepiramin Maleat BPFI; daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 236 nm dan 312 nm, berbeda tidak lebih dari
3,0%.
Suhu lebur <1021> Metode I Antara 99º dan103º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P selama 5 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0%.
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran etilasetat P-dietilamina P-n-
heksan P-metanol P (93:7:1:1).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Mepiramin
Maleat BPFI, larutkan dalam campuran metanol P-
amonium hidroksida P (200:1) sampai kadar lebih kurang
0,4 mg per ml. Encerkan dengan pelarut sama sampai
diperoleh Larutan baku A, B dan C dengan komposisi
sebagai berikut:
Larutan
baku
Pengenceran Kadar baku
pembanding
mg per ml
Persentase
(%, untuk
pembanding
dengan
Larutan uji)
A (1 dalam 4) 0,1 0,5
B (3 dalam 20) 0,06 0,3
C (1 dalam 20) 0,02 0,1
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam campuran metanol P-amonium hidroksida P
(200:1) sampai kadar lebih kurang 20 mg per ml.
- 834 -
procedure Totolkan masing-masing terpisah 10 l
Larutan uji dan Larutan baku A, B dan C pada lempeng
kromatografi campuran silika gel [Catatan Lempeng
telah dicuci dengan tahap gerak selama 2 jam dan
dikeringkan.] Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi sampai tahap gerak merambat tiga per empat
tinggi lempeng, angkat lempeng dan biarkan kering di
udara, amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet
254 nm. Bercak lain selain bercak utama pada
kromatogram dari Larutan uji tidak lebih besar atau
intensif dari bercak utama Larutan baku A (0,5%) dan
jumlah semua bercak lain kecuali bercak utama dari
Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml
asam asetat glasial P. Tambahkan 1 tetes kristal violet
LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai
warna hijau biru.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,07 mg C17H23N3O.C4H4O4.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
MEPROBAMAT
Meprobamate
2-metil-2-propil-1,3-propandiol dikarbamat
[57-53-4]
C9H18N2O4 BM 218,25
Meprobamat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 101,0%, C9H18N2O4, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih; bau khas; rasa pahit.
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
aseton dan dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Meprobamat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º selama
3 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
(lebih kurang 1 mg dalam 200 mg), menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Meprobamat BPFI. Jika terjadi perbedaan,
larutkan masing-masing zat dan baku pembanding dalam
aseton P sampai kadar lebih kurang 8 mg per ml.
Encerkan 0,1 ml dengan 1 ml n-heptan P dan uapkan
pelarut di bawah aliran gas nitrogen P pada suhu lebih
kurang 30º. Keringkan residu dalam hampa udara pada
suhu ruang selama 30 menit; ulangi pengujian terhadap
residu.
B. Harga Rf bercak utama Enceran larutan uji sesuai
dengan bercak yang diperoleh dari Larutan baku 1,0 mg
per ml, seperti tertera pada Kemurnian kromatografi.
Jarak lebur <1021> Antara 103º dan 107º, jarak antara
suhu awal dan suhu akhir melebur tidak lebih dari 2º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
selama 3 jam.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi<931>.
tahap gerak Campuran heksan P-aseton P-piridin P
(7:3:1).
Penampak bercak Larutkan 1 g vanilin P dalam
campuran asam sulfat P-etanol P (160:40) yang telah
didinginkan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Meprobamat
BPFI, larutkan dan encerkan dengan etanol P, sampai
satu seri enceran dengan kadar lebih kurang 1,0 mg;
0,8 mg; 0,6 mg; 0,4 mg; dan 0,2 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam etanol P sampai kadar lebih kurang 100 mg per ml.
Enceran larutan uji Encerkan beberapa Larutan uji,
dengan etanol P sampai kadar lebih kurang 1,0 mg per
ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 2 μl
Larutan uji, Enceran larutan uji dan satu seri enceran
Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi tahap gerak sampai merambat
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, dan biarkan kering di udara
selama 15 menit. Panaskan lempeng pada pada suhu 100º
selama 15 menit, dinginkan. Semprot lempeng dengan
Penampak bercak. Panaskan lempeng pada suhu 110º
selama 15 - 20 menit, dinginkan dan diamkan lempeng
pada suhu ruang sampai terbentuk bercak biru-ungu.
[Catatan Warna terjadi sesudah lebih kurang 30-60
menit.] Amati lempeng dan bandingkan intensitas setiap
bercak lain dari kromatogram Larutan uji dengan bercak
utama Larutan baku. Tidak ada bercak lain selain bercak
utama dari Larutan uji lebih besar atau lebih intensif dari
bercak utama Larutan baku 1,0 mg per ml (cemaran
1,0%) dan jumlah intensitas semua cemaran tidak lebih
dari 2,0%.
- 835 -
Metil karbamat Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak pakailah air yang telah disaring dan
diawaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa metil
karbamat, larutkan dalam air sampai kadar lebih kurang
1,0 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat
yang telah diserbukkan, masukkan ke dalam gelas piala,
tambahkan 5,0 ml air, aduk sampai serbuk basah dan
terbentuk bubur. Saring melalui wol kaca; pakailah filtrat
sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 25 - 30 cm
x 3,9 - 4,6 mm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak metil karbamat. Respons puncak Larutan
uji tidak lebih besar dari respons puncak Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
tambahkan 40 ml asam klorida P dan beberapa batu
didih, refluks selama 90 menit. Lepaskan kondensor, dan
lanjutkan pendidihan sampai volume 5 - 10 ml. Dinginkan
labu sampai suhu ruang, tambahkan 50 ml air dan 1 tetes
merah metil LP, sambil didinginkan netralkan hati-hati
dengan natrium hidroksida 10 N sampai terjadi
perubahan warna indikator. Jika perlu tambahkan asam
klorida 1 N untuk mengembalikan warna merah muda,
dan secara hati-hati netralkan dengan natrium hidroksida
0,1 N LV. Tambahkan campuran 15 ml formaldehida LP
dan 15 ml air yang sebelumnya telah dinetralkan terhadap
fenolftalein LP dengan natrium hidroksida 0,1 N LV dan
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna
kuning. Tambahkan 0,2 ml fenolftalein LP dan lanjutkan
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna
merah muda. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N yang dipakai sesudah
penambahan formaldehida LP
setara dengan 10,91 mg C9H18N2O4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
MERKAPTOPURIN
Mercaptopurine
HN
N
S
N
N
H
. H2O
Purin-6-tiol monohidrat [6112-76-1]
C5H4N4S.H2O BM 170,19
Anhidrat [50-44-2] BM 152,17
Merkaptopurin mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan
tidak lebih dari 102,0% C5H4N4S, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; warna kuning; tidak berbau
atau praktis tidak berbau. Melebur pada suhu tidak lebih
dari 308°, disertai peruraian.
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam aseton dan dalam
eter; larut dalam etanol panas dan dalam larutan alkali
encer; sukar larut dalam asam sulfat 2 N.
Baku pembanding Merkaptopurin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air secara
titrimetri pada saat akan dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (5μg/ml)
dalam larutan asam klorida 0,1 N. Daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang
gelombang 325 nm berbeda tidak lebih dari 3%.
Perbandingan serapan pada 255 nm dan 325 nm tidak
lebih dari 0,06.
B. Pada larutan 600 mg zat dalam 6 ml