larutan natrium
hidroksida P (1 dalam 33) tambahkan perlahan-lahan
sambil digoyang 0,5 ml metil iodida P. Biarkan campuran
selama 2 jam pada suhu ruang, dinginkan dalam tangas
es, atur pH sampai lebih kurang 5 dengan penambahan
asam asetat P. Kumpulkan hablur yang terbentuk,
lakukan penghabluran kembali dari air panas; metil
merkaptopurin trihidrat yang diperoleh dikeringkan pada
suhu 120° selama 30 menit, melebur pada suhu antara
218° dan 222° disertai penguraian.
Air <921> Metode I Tidak lebih dari 12,0%.
Fosfor Tidak lebih 0,010%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Panaskan 200 mg zat dengan 2 ml asam sulfat
15 N dalam tabung reaksi besar, secara berkala
tambahkan asam nitrat P tetes demi tetes secara hati-hati.
Lanjutkan pemanasan sampai semua cairan praktis
menguap dan residu tidak berwarna. Pindahkan residu ke
dalam labu tentukur 25-ml dengan bantuan sedikit air,
tambahkan 1 ml asam sulfat 15 N, 0,5 ml asam nitrat P,
0,75 amonium molibdat LP dan 1 mL asam
aminonaftolsulfonat LP, lalu encerkan dengan air
sampai tanda. Biarkan campuran selama 5 menit, ukur
serapan larutan pada panjang gelombang 750 nm.
Lakukan penetapan blangko. Serapan larutan ini tidak
lebih besar dari serapan 2 ml Larutan baku fosfat yang
diperlakukan sama mulai dari “tambahkan 1 ml asam
sulfat 15 N”. Larutan baku fosfat mengandung 43,96 μg
kalium fosfat monobasa P kering per ml, setara dengan
10 μg P (0,010%).
- 836 -
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg zat, larutkan dalam 80 ml dimetilformamida P,
tambahkan 5 tetes larutan biru timol P dalam
dimetilformamida P (1 dalam 100), titrasi dengan natrium
metoksida 0,1 N LV, memakai pengaduk magnetik.
Hati-hati terhadap penyerapan karbondioksida dari udara.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N
setara dengan 15,22 mg C5H4N4S
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
TABLET MERKAPTOPURIN
Mercaptopurine Tablet
Tablet Merkaptopurin mengandung Merkaptopurin,
C5H4N4S.H2O, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
Baku pembanding Merkaptopurin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air secara
titrimetri pada saat akan dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji seperti
yang diperoleh pada Penetapan kadar menampilkan
maksimum pada panjang gelombang 325 nm±2 nm dan
perbandingan serapan pada panjang gelombang 255 nm
dan 325 nm tidak lebih dari 0,09.
B. beberapa serbuk halus tablet setara dengan lebih
kurang 600 mg merkaptopurin. Gerus tiga kali, tiap kali
dengan 25 ml etanol P panas. Saring ekstrak etanol P
panas, uapkan filtrat di atas tangas uap sampai kering.
Pada residu tambahkan 5 ml larutan natrium hidroksida P
(1 dalam 33) goyang kuat dan saring, tambahkan hati-hati
0,5 ml metil iodida P sambil dikocok. Biarkan campuran
selama 2 jam pada suhu ruang, dinginkan dalam tangas
es, atur pH sampai lebih kurang 5 dengan penambahan
asam asetat P. Kumpulkan hablur yang terbentuk,
lakukan penghabluran kembali dari air panas; metil
merkaptopurin trihidrat yang diperoleh dikeringkan pada
suhu 120° selama 30 menit, melebur pada suhu antara
218° dan 222° disertai peruraian.
Disolusi <1231>
Uji 1
Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N
Alat tipe 2 : 50 rpm
Waktu : 60 menit
Lakukan penetapan jumlah C5H4N4S.H2O yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fasa gerak Larutan asam asetat 0,1% dalam air.
Larutan baku Larutan Merkaptopurin BPFI dalam
Media disolusi.
Larutan uji Alikuot diencerkan dengan Media disolusi
sampai kadar setara dengan Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair dilengkapi
detektor 230 nm dan kolom 15 cm x 3,9 mm yang berisi
bahan pengisi L1, laju alir lebih kurang 2,5 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi tidak kurang
dari 4 menit; simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah C5H4N4S.H2O
yang terlarut.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C5H4N4S dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Uji 2 Jika produk memenuhi uji ini, pada etiket tertera
memenuhi Uji 2 Disolusi FI.
Media disolusi, Alat, Sistem kromatografi dan
procedure Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji 1.
Waktu 120 menit.
Toleransi Dalam waktu 120 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C5H4N4S.H2O, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Larutan baku Larutkan Merkaptopurin BPFI dalam
campuran 10 ml air dan 1 ml Natrium hidoksida 0,1 N
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan air
sampai tanda. Encerkan lagi dengan asam klorida 0,1 N
sampai kadar lebih kurang 0,5 μg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 50 mg merkaptopurin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 20 ml air dan
1,5 ml natrium hidoksida 1 N, aduk tidak lebih dari
5 menit. Encerkan dengan air sampai tanda dan saring,
buang 20 ml filtrat pertama. Encerkan secara kuantitatif
dengan asam klorida 0,1 N sampai kadar lebih kurang
0,5 μg per ml.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
dalam sel 1 cm dengan panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 325 nm memakai asam
klorida 0,1 N sebagai blangko. Hitung persentase
merkaptopurin, C5H4N4S.H2O, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
S
U
S
U
A
A
C
C
18,152
19,170100
170,19 dan 152,18 berturut-turut yaitu bobot molekul
merkaptopurin monohidrat dan merkaptopurin; CS yaitu
kadar Merkaptopurin BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; CU yaitu kadar merkaptopurin dalam μg per ml
Larutan uji; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan dari
Larutan uji dan Larutan baku.
- 837 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Jika dipakai lebih dari satu uji disolusi,
pada etiket harus dinyatakan uji disolusi yang dipakai ,
kecuali jika tidak dilakukan Uji 1.
MEROPENEM
Meropenem
Asam(4R,5S,6S)-3-[[(3S,5S)-5-(Dimetilkarbamoil)-3-
pirolidinil]tio]-6-[(1R)-1-hidroksietil]-4-metil-7-okso-1-
azabisiklo[3.2.0]hept-2-ene-karboksilat trihidrat
[119478-56-7]
C17H25N3O5S.3H2O BM 437,52
Anhidrat [96036-03-2] BM 383,47
Meropenem mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0%, C17H25N3O3S, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Baku pembanding Meropenem BPFI; Tidak boleh
dikeringkan, untuk pemakaian kuantitatif tetapkan kadar
air secara titirimetri sebelum dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemari pendingin.
Pemerian Hablur tidak berwarna sampai putih.
Kelarutan Larut dalam dimetilformamida dan dalam
larutan kalium fosfat dibasa 5%; agak larut dalam air dan
dalam larutan kalium fosfat monobasa 5%; sangat sukar
larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam aseton dan
dalam eter.
Identifikasi
A. Spektrum serapan infra merah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Meropenem BPFI.
B. Spektrum serapan larutan 30 g per ml dalam air
menampilkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Meropenem BPFI.
Rotasi jenis <1081> Antara -17º dan -21º; lakukan
penetapan pada 20º memakai larutan 5 mg per ml.
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan 1 dalam 100.
Air <1031> Metoda I Antara 11,4% dan 13,4%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
pemijaran pada suhu 500±50°, pakailah desikator berisi
silika gel.
Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj.
Pereaksi natrium sulfida Larutkan 5 g natrium sulfida P
dalam campuran 10 ml air dan 30 ml gliserin P. Simpan
dalam wadah tertutup rapat, dalam botol terlindung cahaya,
dapat dipakai selama 3 bulan.
Larutan uji Pindahkan 1,0 g zat ke dalam cawan
porselen, tutup, lakukan pengarangan dengan perlahan.
sesudah didinginkan, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan
5 tetes asam sulfat P, panaskan dengan hati-hati sampai
terbentuk asap putih dan panaskan pada suhu 500º - 600º.
Dinginkan, tambahkan 2 ml asam klorida P dan uapkan
di atas tangas air sampai kering. Tetesi residu dengan
3 tetes asam klorida P, tambahkan 10 ml air panas dan
hangatkan selama 2 menit. Tambahkan 1 tetes fenolftalein
LP, tambahkan amonia LP tetes demi tetes, sampai
larutan bewarna merah muda dan tambahkan 2 ml asam
asetat 1 N. Jika perlu saring, untuk mendapatkan larutan
yang jernih, cuci penyaring dengan 10 ml air. Pindahkan
filtrat dan bilasan ke dalam tabung pembanding warna
50 ml dan tambahkan air sampai tanda.
Larutan baku Uapkan campuran 2 ml asam nitrat P,
5 tetes asam sulfat P dan 2 ml asam klorida P di atas
tangas air, lalu uapkan sampai kering di atas tangas
pasir dan tetesi residu dengan 3 tetes asam klorida P.
Lakukan seperti pada Larutan uji,dimulai dari
“tambahkan 10 ml air panas”, kecuali tambahkan air
sampai volume 49 ml. Tambahkan 1,0 ml Larutan baku
Pb seperti tertera pada Logam berat <371>.
procedure Ke dalam tabung yang mengandung Larutan
uji dan Larutan baku, tambahkan 1 tetes Pereaksi
natrium sulfida, aduk dan biarkan selama 5 menit. Warna
di dalam tabung yang mengandung Larutan uji tidak
lebih gelap dari warna dalam tabung yang mengandung
Larutan baku.
Aseton Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Buat larutan etilasetat P dalam
dimetilformamida P sampai kadar lebih kurang 0,05 μl
per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
aseton, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan dimetilformamida P sampai tanda,
kocok. Pipet 1 ml larutan, tambahkan 10,0 ml Larutan
baku internal, campur.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
larutkan dalam 0,2 ml dimetilformamida P dan
tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 3 mm
yang mengandung penyangga S2. Pertahankan suhu
- 838 -
kolom pada 150º, suhu injektor diatur pada lebih kurang
170º. Gas pembawa yaitu nitrogen, dengan laju alir
yang diatur sampai waktu retensi aseton lebih kurang
3 menit.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 2 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak aseton dan puncak baku internal. Hitung
persentase aseton dalam zat yang dipakai dengan
rumus:
S
U
U
A
R
R
W
W
5
WA yaitu bobot dalam mg aseton dalam Larutan baku;
WU yaitu jumlah dalam mg meropenem dalam Larutan
uji; RU dan RS yaitu perbandingan respons puncak aseton
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Dua cemaran utama masing-
masing tidak lebih dari 0,3%; masing-masing cemaran
lain tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih
dari 0,3% dihitung terhadap zat anhidrat. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Asam fosfat encer Encerkan 10 ml asam fosfat P
dengan air sampai volume larutan 100 ml.
Pelarut Pipet 1 ml trietilamin P, masukkan ke dalam
labu tentukur 1000-ml yang berisi 900 ml air. Atur pH
sampai 5,0±0,1 dengan penambahan asam fosfat encer,
encerkan dengan air sampai tanda.
tahap gerak Pipet 1 ml trietilamin P, masukkan ke
dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 900 ml air. Atur
pH 5,0±0,1 dengan penambahan asam fosfat encer,
encerkan dengan air sampai tanda. Campur larutan ini
dengan 70 ml asetonitril P, saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Meropenem
BPFI, larutkan dalam Pelarut sampai kadar lebih kurang
0,025 mg per ml. [Catatan Segera sesudah pembuatan,
simpan larutan dalam lemari pendingin dan pakailah
dalam waktu 24 jam.]
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat dan
larutkan dalam Pelarut sampai kadar lebih kurang 5 mg
per ml. pakailah segera.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 μm. Pertahankan suhu kolom pada lebih kurang
40°, laju alir lebih kurang 1,6 ml per menit, atur sampai
waktu retensi meropenem antara 5 dan 7 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
waktu retensi puncak cemaran utama lebih kurang 0,45
dan 1,9 relatif terhadap waktu retensi meropenem;
efisiensi kolom tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, selama lebih
kurang tiga kali waktu retensi meropenem dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran dari Larutan uji dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
CP
P yaitu persentase meropenem yang tertera pada etiket
dalam Meropenem BPFI dihitung terhadap zat anhidrat;
CS yaitu kadar Meropenem BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar meropenem dalam mg per
ml Larutan uji; ri yaitu respons puncak masing-masing
cemaran dari Larutan uji dan rS yaitu respons puncak
meropenem dari Larutan baku.
Syarat lain Jika pada etiket tertera Meropenem steril,
harus memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin
bakteri <201> seperti tertera pada Meropenem untuk
Injeksi. Jika pada etiket tertera meropenem harus diproses
lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, harus
memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri <201> seperti
tertera pada Meropenem untuk Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Asam fosfat encer, Pelarut Lakukan seperti tertera pada
Kemurnian Kromatografi.
tahap gerak Buat campuran Pelarut-metanol P (5:1),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Meropenem BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan Pelarut, goyang sampai larut.
Encerkan dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan Segera
sesudah pembuatan, simpan larutan dalam lemari
pendingin dan pakailah dalam waktu 24 jam]
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml dan tambahkan
Pelarut, goyang sampai larut. Encerkan dengan Pelarut
sampai tanda. pakailah segera.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair dilengkapi
dengan detektor 300 nm dan kolom 25 cm x 4,6 mm
berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 μm, laju
alir lebih kurang 1,5 ml per menit, atur sampai waktu
retensi meropenem lebih kurang 6 - 8 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada procedure :
efisiensi kolom tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
- 839 -
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 5 μl) Larutan baku dan Larutan uji,
ke dalam kromatograf rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
meropenem, C17H25N3O5S, dalam zat yang dipakai
dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
W
WP
P yaitu persentase meropenem yang tertera pada etiket
dalam Meropenem BPFI dihitung terhadap zat anhidrat;
WS yaitu bobot dalam mg Meropenem BPFI dalam
Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; WU yaitu
bobot dalam mg zat dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-
turut yaitu respons puncak meropenem dari Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat. Simpan serbuk kering pada suhu ruang terkendali.
Penandaan Jika dipakai untuk pembuatan sediaan
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
MEROPENEM UNTUK INJEKSI
Meropenem For Injection
Meropenem untuk Injeksi yaitu campuran kering steril
Meropenem dan Natrium Karbonat, mengandung
Meropenem, C17H25N3O5S, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Meropenem BPFI; tidak boleh
dikeringkan, untuk pemakaian kuantitatif tetapkan kadar
air secara titirimetri sebelum dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai , memenuhi
syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi.
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari
0,125 unit Endotoksin FI per mg meropenem.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti tertera
pada Penyaringan membran dalam Uji Sterilitas dari
produk yang diuji.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 7,3 dan 8,3; lakukan penetapan
memakai larutan 1 dalam 20.
Susut pengeringan <1121> Antara 9,0% dan 12,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65º
selama 6 jam.
Bahan pertikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi Volume Kecil.
Kemurnian kromatografi Cemaran dengan waktu
retensi lebih kurang 0,45 relatif terhadap meropenem
tidak lebih dari 0,8%; cemaran dengan waktu retensi 1,9
relatif terhadap meropenem tidak lebih dari 0,6%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Asam fosfat encer, Pelarut, tahap gerak, dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kemurnian
kromatografi dalam Meropenem.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Meropenem
BPFI, larutkan dalam Pelarut sampai kadar lebih kurang
0,029 mg per ml. [Catatan Segera sesudah pembuatan,
simpan larutan dalam lemari pendingin dan pakailah
dalam waktu 24 jam.]
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat setara
dengan 50 mg meropenem berdasarkan yang tertera pada
etiket, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pelarut, sampai tanda. pakailah
segera.
procedure Lakukan seperti tertera pada Kemurnian
kromatografi dalam Meropenem. Hitung persentase
masing-masing cemaran dalam meropenem untuk injeksi
dengan rumus:
S
i
r
r
m
PC10
C yaitu jumlah dalam mg Meropenem BPFI dalam
Larutan baku; P yaitu persentase meropenem yang
tertera pada etiket dalam Meropenem BPFI dihitung
terhadap zat anhidrat; m yaitu jumlah dalam mg
meropenem untuk membuat Larutan uji berdasarkan yang
tertera pada etiket; ri yaitu respons puncak masing-
masing cemaran dari Larutan uji; rS yaitu respons
puncak meropenem dari Larutan baku.
Natrium Antara 80% dan 120% dari jumlah natrium
yang tertera pada etiket.
Larutan kalium klorida Timbang saksama 38,1 g
kalium klorida P, masukkan ke dalam labu tentukur
1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku natrium Timbang saksama 25,42 mg
natrium klorida P, yang telah dikeringkan pada suhu 105º
selama 2 jam, larutkan dalam air sampai kadar lebih
kurang 25,42 μg per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
- 840 -
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan kalium
klorida, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Pipet beberapa volume Larutan uji
persediaan 1 atau Larutan uji persediaan 2 seperti
tertera pada Penetapan kadar, setara dengan lebih kurang
25 mg meropenem, ke dalam labu tentukur 200-ml,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
5,0 ml Larutan kalium klorida, encerkan dengan air
sampai tanda.
Larutan blangko Pipet 5 ml Larutan kalium klorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan baku natrium, Larutan
uji dan Larutan blangko secara berurutan pada garis emisi
589,6 nm dengan spektrofotometer serapan atom seperti
tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
<1191> dilengkapi dengan lampu “hollow” katoda natrium
dan “single –slot burner”, memakai nyala asetilen–
udara. Hitung jumlah dalam mg natrium, Na, dalam
meropenem untuk injeksi yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
vM
VC 2000
44,58
99,22
22,99 dan 58,44 yaitu bobot atom natrium dan bobot
molekul natrium klorida; C yaitu kadar natrium klorida
dalam μg per ml Larutan baku; V yaitu volume dalam
ml dari Larutan uji persediaan 1 atau Larutan uji
persediaan 2; v yaitu volume dalam ml dari Larutan uji
persediaan 1 atau Larutan uji persediaan 2 yang
dipakai untuk membuat Larutan uji; M yaitu jumlah
total dalam mg meropenem dari Larutan uji persediaan 1
atau Larutan uji persediaan 2 berdasarkan hasil
Penetapan kadar; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku natrium.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Encerkan 15 ml larutan tetrabutilamonium
hidroksida P 25% dengan air sampai 750 ml. Atur pH
sampai 7,5±0,1 dengan penambahan larutan asam fosfat P
encer (1 dalam 10). Tambahkan 150 ml asetonitril P dan
100 ml metanol P, campur dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Meropenem
BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 0,1 mg per ml.[Catatan Segera sesudah
pembuatan, simpan larutan dalam lemari pendingin dan
pakailah dalam waktu 24 jam.]
Larutan uji persediaan 1 (untuk sediaan dosis tunggal)
Konstitusikan meropenem untuk injeksi yang ada
dalam wadah dengan beberapa volume air, yang diukur
saksama sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket.
Ambil seluruh larutan sedapat mungkin memakai
jarum suntik hipodermik yang sesuai, ke dalam labu
tentukur 100-ml. Encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji 1 Encerkan beberapa volume Larutan uji
persediaan 1 dengan tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 0,1 mg per ml. Biarkan Larutan uji 1 selama
2 jam pada suhu 25° ± 1º sebelum dipakai .
Larutan uji persediaan 2 (Jika pada etiket tercantum
meropenem diberikan dalam volume tertentu larutan
terkonstitusi) Konstitusikan meropenem untuk injeksi
yang ada dalam wadah dengan beberapa volume air
yang diukur saksama, sesuai dengan jumlah yang tertera
pada etiket. Pipet beberapa volume larutan terkonstitusi,
setara dengan lebih kurang 100 mg meropenem, ke dalam
labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan uji 2 Pipet 5 ml Larutan uji persediaan 2, ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda. Biarkan Larutan uji 2 selama 2 jam pada
suhu 25°±1º sebelum dipakai .
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UV 300 nm dan kolom 25 cm
x 4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1dengan ukuran
partikel 5 μm, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit, atur
sampai waktu retensi meropenem lebih kurang 6 - 8 menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : efisiensi kolom tidak kurang dari 2500
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku, Larutan uji 1
atau Larutan uji 2 ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg meropenem, C17H25N3O5S, dari wadah
atau larutan terkonstitusi yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
r
D
LCP100
C yaitu kadar Meropenem BPFI dalam mg per ml
Larutan baku, dihitung terhadap zat anhidrat; P yaitu
persentase meropenem dalam Meropenem BPFI dihitung
terhadap zat anhidrat; L yaitu jumlah dalam mg
meropenem yang ada dalam wadah atau dalam
larutan konstitusi yang tertera pada etiket; D yaitu kadar
meropenem dalam mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan
uji 2, berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket atau
dalam bagian larutan terkonstitusi yang dipakai ; rU
yaitu respons puncak meropenem dari Larutan uji 1 atau
Larutan uji 2 dan rS yaitu respons puncak meropenem
dari Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat dalam wadah padatan steril seperti tertera pada
Injeksi, pada suhu ruang terkendali.
- 841 -
Penandaan Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Pada etiket harus tertera jumlah natrium (Na) dalam mg,
pada dosis pemberian meropenem.
MESTRANOL
Mestranol
3-Metoksi-19-nor-17 -pregna-1,3,5(10)-trien-20-in-17-ol
[72-33-3]
C21H26O2 BM 310,43
Mestranol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C21H26O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih krem; tidak
berbau.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
kloroform, larut dalam dioksan; agak larut dalam etanol
mutlak; sukar larut dalam metanol.
Baku pembanding Mestranol BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Mestranol BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
10.000) dalam metanol P, menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Mestranol BPFI.
C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran kloroform P-etanol mutlak P
(29:1).
Larutan baku Timbang beberapa Mestranol BPFI,
larutkan dalam kloroform P sampai kadar lebih kurang
1 mg per ml.
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dalam
kloroform P sampai kadar lebih kurang 1 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak
dan biarkan merambat lebih kurang 15 cm di atas garis
penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan
kering di udara, semprot lempeng dengan Asam sulfat-
metanol seperti tertera pada Penetapan kadar. Panaskan
lempeng pada suhu 105° selama 5 menit dan amati di
bawah cahaya ultraviolet 366 nm: harga RF bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
diperoleh dari Larutan baku.
Jarak lebur <1021> Antara 146° dan 154°, jarak antara
awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4°.
Rotasi jenis <1081> Antara +2° dan +8°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan dalam dioksan P yang mengandung
200 mg per 10 ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Penetapan kadar
Asam sulfat-metanol Pipet 30 ml metanol P ke dalam
labu tentukur 100-ml, letakkan dalam tangas es.
Tambahkan perlahan-lahan dan hati-hati lebih kurang
65 ml asam sulfat P sambil terus diaduk. Pertahankan
agar suhu tetap di bawah 15º. Biarkan larutan sampai
suhu kamar, encerkan dengan asam sulfat P sampai
tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Mestranol
BPFI, larutkan dan encerkan dengan kloroform P sampai
kadar lebih kurang 5 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
kloroform P sampai tanda.
procedure Pipet masing-masing 4 ml Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml bersumbat
kaca. Uapkan larutan di bawah aliran udara lambat, tanpa
pemanasan sampai kering. Larutkan residu dalam 0,3 ml
metanol P. Masukkan labu dalam tangas air, pertahankan
suhu pada 25º, pipet 10 ml Asam sulfat-metanol,
masukkan ke dalam labu, goyang-goyangkan, tutup labu.
Tepat 6 menit sesudah penambahan Asam sulfat-metanol,
ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 545 nm,
terhadap Asam sulfat-metanol sebagai blangko. Hitung
jumlah dalam mg mestranol, C21H26O2, dengan rumus:
s
u
A
AC4
C yaitu kadar Mestranol BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; Au dan As berturut-turut yaitu serapan Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
- 842 -
METADON HIDROKLORIDA
Methadone Hydrochloride
C CH2CHN(CH3)2 . HCl
CO
CH2CH3
CH3
6-(Dimetilamino)-4,4-difenil-3-heptanon hidroklorida
[1095-90-5]
C21H27NO.HCl BM 345,91
Metadon Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C21H27NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; tidak berwarna atau putih; tidak
berbau.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
dalam kloroform; praktis tidak larut dalam eter dan dalam
gliserin.
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Metadon Hidroklorida BPFI.
B. Filtrat menampilkan reaksi Klorida cara A seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <791> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
memakai larutan 1 dalam 100.
Susut pengeringan <731> Tidak lebih dari 0,3%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam,
memakai lebih kurang 500 mg zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Cemaran umum <481> Jumlah intensitas semua bercak
sekunder tidak lebih dari 1,0%
Larutan uji, Larutan baku pakailah pelarut etanol P.
tahap gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida P
(100:1,5)
Panampak bercak pakailah teknik penampak bercak
nomor 3.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, jika perlu
hangatkan sampai larut. Dinginkan sampai suhu ruang,
tambahkan 10 ml dioksan P dan kristal violet LP, titrasi
secara cepat dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan
penetapan blangko
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 34,59 mg C21H27NO.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
LARUTAN ORAL METADON HIDROKLORIDA
Methadone Hydrochloride Oral Solution
Larutan Oral Metadon Hidroklorida mengandung
Metadon Hidroklorida, C21H27NO.HCl, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Kocok beberapa volume larutan oral setara dengan
lebih kurang 5 mg metadon hidroklorida, dengan 5 ml
natrium karbonat LP dan ekstraksi dengan 5 ml
kloroform P: ekstrak memenuhi uji Identifikasi secara
Kromatografi Lapis Tipis <281>, memakai tahap
gerak campuran etanol P-asam asetat glasial P-air
(5:3:2) dan penampak bercak iodoplatinat LP.
B. menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda.
pH <1071> Antara 1,0 dan 4,0.
Etanol <1041> Metode II (jika pada etiket dinyatakan
mengandung etanol) Antara 90,0% dan 115,0% C2H5OH
dari jumlah yang tertera pada etiket; lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas-cair seperti tertera pada
Kromatografi <931>, memakai aseton sebagai baku
internal.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-kalium fosfat
monobasa 0,033 M LP (40:60), atur pH sampai 4,0
dengan penambahan asam fosfat P, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku internal Buat larutan pirilamin maleat
dalam air dengan kadar lebih kurang 250 g per ml.
- 843 -
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Metadon Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 25-ml, tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal,
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Pipet beberapa volume larutan oral setara
dengan lebih kurang 20 mg metadon hidroklorida,
masukkan ke dalam corong pisah 125 ml. Ekstraksi
larutan dua kali, tiap kali dengan 50 ml eter P, kumpulkan
tahap eter ke dalam corong pisah kedua. Masukkan tahap air
ke dalam labu tentukur 25-ml. Ekstraksi tahap eter dengan
2 ml air dan buang tahap eter. Masukkan ekstrak air ke
dalam labu tentukur 25-ml yang telah berisi tahap air,
tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal, encerkan
dengan air sampai tanda. Saring melalui penyaring
dengan porositas 5 m.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L11, laju alir lebih kurang
1,3 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi baku internal
dan metadon hidroklorida berturut-turut lebih kurang
5,5 menit dan 9 menit; simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg metadon
hidroklorida, C21H27NO.HCl, dalam tiap ml larutan oral
yang dipakai dengan rumus:
S
U
R
R
V
C25
C yaitu kadar Metadon Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; V yaitu volume dalam ml larutan
oral yang dipakai ; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak metadon hidroklorida
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.
TABLET METADON HIDROKLORIDA
Methadone Hydrochloride Tablet
Tablet Metadon Hidroklorida mengandung Metadon
Hidroklorida, C21H27NO.HCI, tidak kurang dari 93,0%
dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi Pada beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 5 mg metadon hidroklorida, tambahkan
beberapa air, kocok dengan 5 ml natrium karbonat LP
dan ekstraksi dengan 5 ml kloroform P. Ekstrak yang
diperoleh menampilkan reaksi seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>
dengan tahap gerak campuran etanol P-asam asetat glasial
P-air (5:3:2) dan penampak bercak iodoplatina LP.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml air
Alat tipe I: 100 rpm
Waktu: 45 menit
procedure Saring beberapa alikuot dan pipet beberapa
volume filtrat setara dengan lebih kurang 400 μg metadon
hidroklorida ke dalam corong pisah. Tambahkan 1 ml
asam asetat glasial P dan 20 ml larutan ungu
bromokresol P yang dibuat dengan melarutkan 200 mg
ungu bromokresol P dalam 1000 ml larutan asam asetat
glasial P (1 dalam 50), campur dan ekstraksi dengan
20,0 ml kloroform P. Lakukan penetapan jumlah
C21H27NO.HCl yang terlarut dengan mengukur serapan
alikuot dan serapan ekstrak kloroform larutan baku
Metadon Hidroklorida BPFI dalam air yang diperlakukan
sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 405 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C21H27NO.HCl, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa
0,03 M dan asetonitril P (60:40), saring dan
awaudarakan. Atur pH sampai 3,2 dengan penambahan
asam fosfat P. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Metadon
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 10 mg metadon hidroklorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan
10 ml tahap gerak dan sonikasi sebentar. Kocok secara
mekanik selama 15 menit, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda dan saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L11, laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : faktor ikutan tidak lebih
- 844 -
dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg metadon
hidroklorida, C21H27NO.HCl, dalam serbuk tablet yang
dipakai dengan rumus:
s
u
r
r
C25
C yaitu kadar Metadon Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
METAMPIRON
Antalgin
Methampyron
Natrium 2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4-metilamino
metanasulfonat
C13H16N3NaO4S.H2O BM 351,37
Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C13H16N3NaO4S, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.
Identifikasi
A. Pada 3 ml larutan 10% tambahkan 1 ml - 2 ml asam
klorida P dan 1 ml besi(III) klorida P 5%; terjadi warna
biru yang jika dibiarkan berubah menjadi merah,
lalu tidak berwarna.
B. Panaskan 2 ml larutan 10% yang telah diasamkan
dengan asam klorida P 25%; terjadi gas belerang
dioksida.
Natrium bisulfit Larutkan 100 mg dalam 10 ml air;
larutan jernih, tambahkan biru bromotimol LP; larutan
berwarna hijau.
Arsen<321> Tidak lebih dari 2 bpj.
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.
Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 5,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot tetap
memakai 250 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg zat, larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml
asam klorida 0,02 N dan segera titrasi dengan iodium
0,1 N LV, memakai indikator kanji LP, dengan
sekali-sekali dikocok sampai terjadi warna biru mantap
selama 2 menit.
Tiap ml iodium 0,1 N
setara dengan 16,67 C13H16N3NaO4S
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET METAMPIRON
Tablet Antalgin
Methampyron Tablet
Tablet Metampiron mengandung Metampiron,
C13H16N3NaO4S.H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tidak tertera pada
etiket.
Identifikasi Kocok 600 mg serbuk tablet dengan 10 ml
air, saring. Filtrat memenuhi Identifikasi pada
Metampiron.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
Tablet.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 400 mg metampiron,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 4 ml
air, kocok. Saring melalui penyaring kaca masir ke dalam
labu 50 ml. Cuci labu dan penyaring dua kali, tiap kali
dengan 2 ml air. Titrasi kumpulkan filtrat dan cairan
cucian dengan iodum 0,1 N LV.
Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan 17,57 mg C13H16N3NaO4S.H2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
METAPROTERENOL SULFAT
Metaproterenol Sulfate
3,5-Dihidroksi- -[(isopropilamino)metil] benzil
alkohol sulfat (2:1) [5874-97-5]
(C11H17NO3)2.H2SO4 BM 520,59
Metaproterenol Sulfat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
(C11H17NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat anhidrat,
bebas isopropanol dan bebas metanol.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air.
- 845 -
Baku pembanding Metaproterenol Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
P, menampilkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yng sama seperti pada Metaproterenol
Sulfat BPFI.
B. Pada larutan 10 ml per ml tambahkan 1 tetes
besi(III) klorida LP: terjadi warna ungu.
C. menampilkan reaksi Sulfat cara A,B dan C seperti
yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
D. Kromatogram Larutan uji menampilkan puncak
utama metaproterenol dan waktu retensi yang sesuai
dengan kromatogram Larutan baku seperti yang tertera
pada Penetapan kadar.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan
memakai larutan 100 mg per ml.
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat<371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Besi <331> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
dengan melarutkan 2,0 g dalam 45 ml air dan
tambahkan 2 ml asam klorida P.
Metaproteronon sulfat Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
Spektrofotometri seperti yang tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>: daya
serap larutan 9,0 mg per ml dalam asam klorida 0,01 N
pada panjang gelombang 328 nm, tidak lebih dari
0,0079.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
memakai Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji.
Isopropanol dan metanol Tidak lebih dari 0,3%
isopropanol dan tidak lebih dari 0,1% metanol.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.
Larutan baku isopropanol Timbang saksama lebih
kurang 300 mg isopropanol, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml yang berisi lebih kurang 10 ml air dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan
ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih
kurang 85 ml piridin P, campur dan biarkan selama
1 jam. Encerkan dengan piridin P sampai tanda. Pipet 5
ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan piridin P sampai tanda, larutan mengandung
lebih kurang 30 μg per ml.
Larutan baku metanol Buat seperti yang tertera pada
Larutan baku isopropanol memakai lebih kurang
100 mgmetanol P yang ditimbang saksama, larutan
mengandung lebih kurang 10 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dalam lebih kurang 2 ml air dan encerkan dengan
piridin P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi<931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 2 mm
berisi bahan pengisi 0,1% tahap diam G25 pada partikel
penyangga S7, dengan ukuran 80 - 100 mesh.
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing
pada lebih kurang 150º dan 250º. Suhu kolom diatur
pada suhu 40º selama 2 menit, naikkan lebih kurang 15º
per menit sampai 200º dan pertahankan suhu pada 200º
selama 10 menit. pakailah helium P sebagai gas
pembawa dengan laju alir lebih kurang 15 ml per menit.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 2 μl) Larutan uji, Larutan baku
isopropanol dan Larutan baku metanol ke dalam
kromatograf. Ukur respons puncak isopropanol dan
metanol. Hitung jumlah dalam mg isopropanol dan
metanol dalam metaproterenol sulfat yang dipakai
dengan rumus:
s
u
r
rC1,0
C yaitu kadar isopropanol dalam μg per ml Larutan
baku isopropanol atau kadar metanol dalam μg per ml
Larutan baku metanol; ru dan rs berturut-turut yaitu
respons puncak analit Larutan uji dan Larutan baku
isopropanol atau Larutan baku metanol.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi<931>.
tahap gerak Larutkan 11,9 g natrium fosfat dibasa
anhidrat P dalam air sampai 1000 ml (Larutan A).
Larutkan 9,1 g kalium fosfat monobasa P dalam air
sampai 1000 ml (Larutan B). Buat campuran 735 ml
Larutan A dan 140 ml Larutan B, tambahkan 125 ml
metanol P, saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Metaproterenol Sulfat BPFI, larutkan dalam asam
klorida 0,01 N sampai kadar 2 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan asam klorida 0,01 N sampai tanda.
Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 278 nm, kolom pelindung
5 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dan kolom
25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 berukuran 10
μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang
tertera pada procedure , efisiensi kolom ditentukan dari
- 846 -
puncak analit, tidak kurang dari 500 lempeng teoritis,
faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 3,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg, (C11H17NO3)2.H2SO4, dalam
metaproterenol sulfat yang dipakai dengan rumus:
s
u
r
rC50
C yaitu kadar Metaproterenol Sulfat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku;ru dan rs berturut-turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
METENAMIN
Methenamine
N N
N
N
Heksanmetilentetramin [100-97-0]
C6H12N4 BM 140, 19
Metenamin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C6H12N4, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan di atas fosfor pentoksida P selama
4 jam.
Pemerian Hablur mengkilap tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; praktis tidak berbau. Jika kontak dengan api
segera memijar, terbakar dengan nyala tanpa asap.
Menyublim pada suhu lebih kurang 260° tanpa peleburan.
Larutan bereaksi basa terhadap lakmus.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan
dalam kloroform.
Baku pembanding Metenamin BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menampilkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Metenamin BPFI.
B. Panaskan larutan (1 dalam 10) dalam asam sulfat
2 N: terjadi bau formaldehida yang dapat menghitamkan
kertas yang dibasahi dengan perak amonium nitrat LP.
Pada larutan tambahkan natrium hidroksida 1 N berlebih:
terjadi bau amoniak.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%.
Klorida <361>Tidak lebih dari 0,014%; lakukan
penetapan memakai 1,0 g zat: kekeruhan yang terjadi
tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 50), asamkan dengan
5 tetes asam klorida P, tambahkan 5 tetes barium klorida
LP: tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.
Garam amonium Pada 10 ml larutan (1 dalam 20),
tambahkan 1 ml kalium raksa(II)-iodida alkalis LP
(Pereaksi Nessler): warna campuran tidak lebih gelap
dibandingkan dengan campuran 1 ml pereaksi dan 10 ml
air.
Logam berat<371>Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan memakai 2 g zat yang dilarutkan
dalam 10 ml air, tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan
encerkan dengan air sampai 25 ml. Sebagai pengatur pH
pakailah asam asetat glasial P.
Penetapan kadar
Larutan asam kromotropat Suspensikan 100 mg asam
kromotropat P dalam 2 ml air, tambahkan hati-hati 3 ml
asam sulfat P, biarkan dingin, tambahkan 25 ml asam sulfat
P, campur. [Catatan Bila terjadi panas berlebih selama
pencampuran dan terjadi warna ungu pada larutan,
buang larutan ini dan buat larutan baru.]
procedure Timbang saksama lebih kurang 1 g zat yang
telah dikeringkan, masukkan ke dalam gelas piala.
Tambahkan 40,0 ml asam sulfat 1 N LV, panaskan hati-
hati sampai mendidih, tambahkan air sedikit demi sedikit
jika perlu, sampai bebas dari formaldehida. Untuk
menguji tidak adanya formadehida lakukan dengan
menambahkan 1 tetes larutan pada cakram penyaring
serat kaca yang sebelumnya telah diberi 3 atau 4 tetes
Larutan asam kromatropat dan letakkan di atas kaca
arloji: formaldehida membentuk warna ungu dengan
pereaksi ini. Ulangi lagi pengujian sampai tidak terjadi
warna ungu dibandingkan dengan blangko cakram
penyaring. Dinginkan, tambahkan 20 ml air dan merah
metil LP. Titrasi kelebihan asam dengan natrium
hidroklorida 1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 35,05 mg C6H12N4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
METENAMIN MANDELAT
Methenamine Mandelate
Heksanmetilentetramin monomandelat [587-23-5]
C6H12N4.C8H8O3 BM 292,33
- 847 -
Metenamin Mandelat mengandung tidak kurang dari
95,5% dan tidak lebih dari 102,0% C6H12N4.C8H8O3, dan
mengandung tidak kurang dari 50% dan tidak lebih dari
53,0% asam mandelat, C8H8O3, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; rasa asam dan praktis
tidak berbau. pH larutan lebih kurang 4. Melebur pada
suhu lebih kurang 127° disertai peruraian.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
Baku pembanding Metenamin Mandelat BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Metenamin Mandelat BPFI.
Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 1,5%; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.
Sisa pemijaran<301>Tidak lebih dari 0,1%.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan
penetapan memakai larutan 1,0 g dalam 10 ml air,
tambahkan 500 mg natrium karbonat anhidrat P sedikit
demi sedikit. Uapkan sampai kering, pijarkan residu
dengan panas sedang. Tambahkan 20 ml asam nitrat P,
aduk perlahan-lahan dan saring: kekeruhan yang terjadi
pada filtrat tidak lebih keruh dari 0,15 ml asam klorida
0,020 N.
Sulfat Larutan 200 mg zat dalam 10 ml air, tambahkan
5 tetes asam klorida 3 N, dan 5 tetes barium klorida LP:
tidak terbentuk kekeruhan dalam waktu 1 menit.
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 15 bpj;
lakukan penetapan memakai 1,3 g zat dalam 10 ml
air, tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan encerkan
dengan air sampai 25 ml.
Asam mandelat Timbang saksama lebih kurang 90 mg
zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
berisi 50 ml air. Bila telah larut sempurna, titrasi, dengan
serium(IV) amonium nitrat 0,05 N LV sambil diaduk
dengan pengaduk magnetik. Tetapkan titik akhir secara
potensiometrik.
Tiap ml serium(IV) amonium nitrat 0,05 N LV
setara dengan 3,804 mgC8H8O3
Penetapan kadar
Perak nitrat 0,05 N dalam etanol mutlak Larutkan
dengan pengadukan lebih kurang 8,5 g perak nitrat P
dalam 1000 ml etanol mutlak P. Timbang saksama lebih
kurang 100 mg natrium klorida P yang telah dikeringkan
pada suhu 110º selama 2 jam, masukkan ke dalam gelas
piala 100 ml, dan larutkan dalam 50 ml air. Titrasi dengan
Perak nitrat 0,05 N dalam etanol mutlak secara
potensiometrik memakai elektrode indikator batang
perak dan elektrode sambungan ganda perak-perak
klorida mengandung jembatan garam kalium nitrat.
Hitung normalitas titran.
procedure Timbang saksama lebih kurang 60 mg zat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan
15 ml etanol mutlak P, aduk sampai larut dan tambahkan
40 ml kloroform P. Titrasi dengan Perak nitrat 0,05 N
dalam etanol mutlak, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik memakai elektrode indikator batang
perak dan elektrode acuan sambungan ganda perak-perak
klorida mengandung jembatan garam kalium nitrat.
Tiap ml perak nitrat 0,05 N
setara dengan 7,308 mg C6H12N4.C8H8O3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET METENAMIN MANDELAT
Methenamine Mandelate Tablet
Tablet Metenamin Mandelat mengandung Metenamin
Mandelat, C6H12N4.C8H8O3, tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Metenamin Mandelat BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Gerus beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 5 mg metenamin mandelat dengan 5 ml
kloroform P, saring melalui penyaring membran dengan
porositas 0,45 μm. Uapkan pelarut, biarkan kering di
udara: spektrum serapan inframerah residu yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Metenamin Mandelat BPFI.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air
Alat tipe 1: 100 rpm
Waktu: 45 menit
procedure Lakukan penetapan jumlah C6H12N4.C8H8O3
dengan mengukur serapan alikuot yang disaring
memakai penyaring dengan porositas 0,45 μm, jika
perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan
baku Metenamin Mandelat BPFI pada media yang sama
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
257 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C6H12N4.C8H8O3, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
- 848 -
Keseragaman sediaan <911>Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 60 mg metenamin mandelat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Lanjutkan
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
dalam Metenamin Mandelat, mulai dari “tambahkan 15 ml
etanol mutlak P”
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
METFORMIN HIDROKLORIDA
Metformin Hydrochloride
N,N-dimetilimidodikarbonimidik diamida [1115-70-4]
C4H11N5.HCl BM 165,6
Metformin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C4H11N5.HCl, dihitung
terhadap zat yang dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih, tidak berbau atau hampir
tidak berbau; higroskopik.
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut
dalam aseton dan dalam metilen klorida, sukar larut
dalam etanol.
Baku pembanding Metformin Hidroklorida BPFI; Tidak
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dalam lemari es. Hindarkan dari alkali.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P, menunjukan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Metformin Hidroklorida BPFI.
B. menampilkan reaksi Klorida cara A seperti yang
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <731>Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam, memakai
1 g zat.
Sisa pemijaran <281> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <231>Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A metformin
hidroklorida tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak
lebih dari 0.5%.
tahap gerak Siapkan larutan dalam air, mengandung
17 g dari amonium fosfat basa (amonium dihidrogen
fosfat) per L, tambahkan asam fosfat mono sampai
didapat pH 3,0 dan homogenkan.
Larutan baku Siapkan larutan dari senyawa sejenis
Metformin BPFI dalam air yang telah diketahui
konsentrasinya 0,2 mg per ml. Pipet 1 ml larutan ke
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda. [Catatan Senyawa sejenis metformin A
yaitu 1-sianoguanidin.]
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak.
Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda, dan homogenkan. Pipet 1,0 ml larutan ini
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan tahap gerak
sampai tanda, dan homogenkan.
Larutan resolusi Siapkan larutan dalam air yang
mengandung 0,25 mg metformin hidroklorida, 0,1 mg
melamin per ml. Pipet 1.0 ml larutan ini ke dalam
labu tentukur 50 ml, encerkan dengan tahap gerak dan
homogenkan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 218 dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L9. Laju alir 1 ml sampai