Kamis, 05 Desember 2024

farmakope 70


 t dalam serbuk tablet yang dipakai  

berdasarkan hasil Penetapan kadar; RU dan RS berturut-

turut yaitu  perbandingan respons puncak m-aminofenol 

terhadap sulfanilamida dari Larutan uji dan Larutan 

baku. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, dan 

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Penetapan kadar dalam Asam Aminosalisilat.  

    Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 

20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet setara 

dengan lebih kurang 690 mg natrium aminosalisilat, 

masukkan ke dalam labu tentukur aktinik rendah 100-ml. 

Tambahkan 50 ml tahap  gerak dan kocok selama lebih 

kurang 5 menit. Encerkan dengan tahap  gerak sampai 

tanda. Saring dan pipet 10 ml filtrat ke dalam labu 

tentukur aktinik rendah 100-ml yang berisi 10,0 ml 

Larutan baku internal, encerkan dengan tahap  gerak 

sampai tanda. 

    procedure  Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar dalam Asam Aminosalisilat. Hitung jumlah dalam 

- 905 -

 

 

 

 

 

 

 

mg, natrium aminosalisilat, C7H6NNaO3.2H2O, dalam 

serbuk tablet yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

R

RC

14,153

15,2111000

 

 

C yaitu  kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg per 

ml Larutan baku; 211,5 dan 153,14 berturut-turut yaitu  

bobot molekul natrium aminosalisilat dihidrat dan asam 

aminosalisilat; RU dan RS berturut-turut yaitu  

perbandingan respons puncak asam aminosalisilat terhadap 

asetaminofen dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas berlebih. 

 

 

NATRIUM ASKORBAT 

Sodium Ascorbate 

 

O

H

C

O

ONa OH

OHH

CH2OH

 

 

Garam Natrium L-askorbat [134-03-2] 

C7H6NaO6      BM 198,11 

 

Natrium Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% 

dan tidak lebih dari 101,0% C6H7NaO6, dihitung terhadap 

zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau kuning 

sangat pucat; tidak berbau atau  praktis tidak berbau; 

Mantap di udara. Jika dibiarkan terpapar cahaya, 

berangsur-angsur menjadi gelap. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut 

dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. 

 

Baku pembanding Natrium Askorbat  BPFI. 

 

Identifikasi  

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan 

dalam minyak mineral P, menampilkan  maksimum hanya 

pada bilangan gelombang yang sama seperti pada 

Natrium Askorbat  BPFI.  

    B. Tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N ke dalam 4 ml 

larutan (1 dalam 50): larutan mereduksi secara perlahan-

lahan tembaga(II) tartrat alkali LP pada suhu ruang, 

namun  reduksi sangat cepat pada pemanasan.  

    C. Larutan (1 dalam 50) menampilkan  reaksi Natrium 

seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum  <291>. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara +103° dan +108°, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan 

memakai  larutan (1 dalam 10) dalam air bebas 

karbon dioksida P, ukur segera sesudah  larutan disiapkan.    

 

pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5; lakukan penetapan 

memakai  larutan (1 dalam 10). 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%; 

lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa 

udara yang sesuai, memakai  fosfor pentoksida P 

sebagai pengering, pada suhu 60° selama 4 jam. 

 

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. 

 

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 

Metode I Memenuhi syarat. 

    Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji dengan 

kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua 

kali kadar Larutan uji. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

400 mg zat, larutkan dalam campuran 100 ml air bebas 

karbon dioksida P dan 25 ml asam sulfat 2 N. Titrasi 

segera dengan iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP 

pada saat mendekati titik akhir. 

 

Tiap ml iodum 0,1 N  

setara dengan 9,905 mg C7H6NaO6 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

 

 

NATRIUM BENZOAT 

Sodium Benzoate 

 

C6H5COONa 

 

Natrium benzoat [532-32-1] 

C7H5NaO2     BM 144,11 

 

Natrium Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0% 

dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap 

zat anhidrat. 

 

Pemerian Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau 

atau praktis tidak berbau; stabil di udara. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam 

etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%. 

 

Identifikasi menampilkan  reaksi Natrium cara A dan B 

dan Benzoat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum 

<291>. 

 

Kebasaan Larutkan 2 g dalam 20 ml air panas, 

tambahkan 2 tetes fenolftalein LP: bila terjadi warna 

merah muda, warna hilang pada penambahan 0,20 ml 

asam sulfat 0,10 N. 

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%. 

- 906 -

 

 

 

 

 

 

 

Arsen <321>Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 

penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 40 ml air, 

tambahkan tetes demi tetes 10 ml asam klorida 3 N 

sambil diaduk kuat-kuat, saring, pakailah  25 ml fitrat. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang       

600 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. 

Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk sampai  

larut sempurna, tambahkan 2 tetes kristal violet LP, titrasi 

dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai  warna hijau. 

Lakukan penetapan blangko.   

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N  

setara dengan 14,41 mg C7H5NaO2 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

NATRIUM BIKARBONAT 

Natrium Subkarbonat 

Sodium Bicarbonate 

 

Mononatrium karbonat [144-55-8] 

NaHCO3         BM 84,01 

 

Natrium Bikarbonat mengandung tidak kurang dari 

99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaHCO3, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk hablur, putih. Stabil di udara kering, 

namun  dalam udara lembab secara perlahan-lahan terurai. 

Larutan segar dalam air dingin tanpa dikocok, bersifat 

basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan 

dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan. 

 

Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol. 

 

Identifikasi Larutannya menampilkan  reaksi Natrium 

cara A dan B dan reaksi Bikarbonat seperti tertera pada 

Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%; 

lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam, 

memakai  lebih kurang 4 g yang ditimbang saksama. 

 

Zat tidak larut Larutkan 1 g zat dalam 20 ml air: melarut 

sempurna dan jernih. 

 

Karbonat (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk 

dipakai  dalam hemodialisis) Tidak lebih dari 0,23%. 

    Alat Alat (lihat gambar) terdiri dari labu 50 ml 

berlengan samping yang dihubungkan dengan sumber 

karbon dioksida yang dilembabkan dengan mengalirkan 

melalui larutan jenuh natrium bikarbonat P dan labu 

dihubungkan dengan sistem ventilasi dan buret 

penyetingkat dan pencadang dengan pipa T. 

    Pereaksi 

    Larutan jenuh natrium bikarbonat Campur lebih 

kurang 20 g natrium bikarbonat P dan 100 ml air, biarkan 

kristal yang tidak larut mengendap. pakailah  beningan 

yang jernih. 

    Larutan pengganti Larutkan 100 g natrium klorida P 

dalam 350 ml air, tambahkan lebih kurang 1 g natrium 

bikarbonat P dan 1 ml jingga metil LP. sesudah  natrium 

bikarbonat larut, tambahkan asam sulfat 6 N sampai 

warna larutan menjadi merah muda. pakailah  larutan ini 

untuk mengisi penampungan pada alat. 

 

 

 

    procedure  Tambahkan 25 ml Larutan jenuh natrium 

bikarbonat dalam labu 50 ke ml, bilas sistem dengan 

mengalirkan karbon dioksida P lembab melalui lengan 

samping labu. Tutup kran masuk karbon dioksida dan 

sistem ventilasi, aduk Larutan jenuh natrium bikarbonat 

sampai tidak ada lagi penyerapan karbon dioksida yang 

dapat dilihat dari pembacaan buret. Pertahankan tekanan 

udara dalam alat dengan mengatur Larutan pengganti 

sama tinggi pada penampung dan pada buret, berdasarkan 

pembacaan buret. Buka sistem ventilasi dan alirkan lagi 

karbon dioksida P lembab melalui lengan samping labu. 

Tutup kran masuk karbon dioksida P dan sitem ventilasi, 

aduk kuat-kuat Larutan jenuh natrium bikarbonat sampai 

tidak ada lagi penyerapan karbon dioksida. Ulangi 

procedure  penyerapan karbon dioksida mulai dengan 

“Buka sistem ventilasi” sampai perubahan pembacaan 

buret lebih dari 0,2 ml. Hentikan pengadukan, alirkan lagi 

karbon dioksida lembab melalui lengan samping labu, 

angkat segera tutup labu dan cepat-cepat masukkan lebih 

kurang 10 g zat uji yang telah ditimbang saksama ke 

dalam labu. Tutup kembali labu, lanjutkan pengaliran 

karbon dioksida lembab selama lebih kurang 30 detik, 

tutup kran masuk karbon dioksida dan sistem ventilasi. 

Aduk kuat-kuat larutan dalam labu sampai penyerapan 

karbon dioksida selesai, catat volume yang diserap dari 

pembacaan buret. Normalkan kembali tekanan udara 

dalam alat dengan membuat sama tinggi permukaan 

Larutan pengganti dalam penampung dan dalam buret, 

hentikan pengadukan. Buka sistem ventilasi dan alirkan 

karbon dioksida P lembab melalui sistem. Tutup kran 

- 907 -

 

 

 

 

 

 

 

karbon dioksida dan sistem ventilasi, aduk kuat-kuat 

larutan dalam labu sampai penyerapan karbon dioksida 

selesai. Tentukan jumlah volume, V, dalam ml, karbon 

dioksida yang diserap sesudah  penambahan zat uji ke 

dalam labu. Hitung persentase karbonat dalam zat uji 

dengan rumus: 

 

( )

( )( )+ ]WT[

PV

76027322400

6001273  

  

P yaitu  tekanan udara ruangan dalam mmHg; T yaitu  

suhu ruang; W yaitu  jumlah zat uji yang dipakai  

dalam g. [Catatan Pertahankan suhu tetap selama 

pengukuran volume karbon dioksida yang diserap.] 

 

Karbonat normal Larutkan tanpa digoyangkan kuat    

1,0 g zat dalam 20 ml air pada suhu tidak lebih dari 5°, 

tambahkan 2,0 ml asam klorida 0,10 N dan 2 tetes 

fenolftalein LP: larutan tidak segera berwarna merah 

muda lemah. 

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,015%; lakukan 

penetapan memakai  350 mg bandingkan kekeruhan 

dengan 1,48 ml asam klorida 0,0010 N. 

 

Sulfat Tidak lebih dari 0,015%; lakukan penetapan 

memakai  1,0 g zat bandingkan kekeruhan dengan 

0,15 ml asam sulfat 0,020 N. 

 

Amonia Panaskan lebih kurang 1 g zat dalam tabung 

reaksi: tidak terjadi bau amoniak. 

 

Aluminium (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk 

dipakai  dalam hemodialisis) Tidak lebih dari 2 bpj. 

[Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila perlu 

dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan kadar 

yang sesuai sampai  hubungan antara kadar dan serapan 

merupakan kurva linier.] 

    Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P 

dengan air sampai  1000 ml.  

    Larutan baku Masukkan 2,0 g aluminium P ke  dalam 

labu tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml asam klorida    

6 N, goyang agar aluminium dan asam kontak sempurna, 

biarkan reaksi berjalan sampai aluminium terlarut 

sempurna. Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml 

larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan 

air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu 

tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer asam nitrat 

sampai tanda. Pipet 1 ml; 2 ml dan 4 ml larutan ini ke 

dalam labu tentukur 100-ml yang berbeda, encerkan 

masing-masing dengan Pengencer asam nitrat sampai 

tanda. larutan ini masing-masing mengandung 0,01 g; 

0,02 g dan 0,04 g aluminium per ml.  

    Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke  dalam labu 

tentukur plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam 

nitrat P. Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air 

sampai tanda. 

    procedure  Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji 

pada garis emisi aluminium pada 309,3 nm dengan 

spektrofotometer serapan atom yang sesuai, yang 

dilengkapi dengan lampu tabung katode aluminium dan 

pemanas listrik tanpa api, memakai  Pengencer asam 

nitrat sebagai blangko. Gambarkan titk hubungan serapan 

Larutan baku terhadap kadar aluminium dalam g per ml, 

tarik garis lurus melalui ketiga titik ini . Dari kurva 

yang didapat, tentukan jumlah dalam g Al per ml 

Larutan uji. Hitung jumlah aluminium dalam bpj, dalam 

zat uji yang dipakai  dengan mengalikan harga yang 

diperoleh dengan 100. 

 

Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan 

penetapan memakai  larutan 1,5 g zat dalam 20 ml 

asam sulfat 7 N dan tambahkan 35 ml air.  

 

Kalsium dan Magnesium (Bila pada penandaan 

dimasukkan untuk pemakaian  hemodialisis) Tidak lebih 

dari 0,01% kalsium dan tidak lebih dari 0,004% 

magnesium. [Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila 

perlu dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan 

kadar yang sesuai sampai  hubungan antara kadar dan 

serapan merupakan kurva linier.] 

    Larutan kalium klorida Larutkan 10 g kalium klorida P 

dalam 1000 ml asam klorida 0,36 N. 

    Larutan baku kalsium Masukkan 249,7 mg kalsium 

karbonat P yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 300° 

selama 3 jam dan didinginkan dalam desikator selama     

2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam    

6 ml asam klorida 6 N, tambahkan 1 g kalium klorida P, 

encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini 

ke dalam labu tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan 

Larutan kalium klorida sampai tanda. Larutan ini 

mengandung 100 g kalsium per ml. Pipet 2 ml; 3 ml;     

4 ml dan 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml 

yang berbeda, masing-masing berisi 6 ml asam klorida    

6 N, encerkan dengan Larutan kalium klorida sampai 

tanda. Larutan baku kalsium ini berturut-turut 

mengandung 2,0 g; 3,0 g; 4,0 g dan 5,0 g kalsium 

per ml. 

    Larutan baku magnesium Masukkan 1,0 g magnesium 

P ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi 20 ml air, 

tambahkan hati-hati 20 ml asam klorida P, bila perlu 

hangatkan sampai reaksi sempurna. Pindahkan larutan ke 

dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 10 g kalium 

klorida P, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml 

larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 1 g 

kalium klorida P, encerkan dengan air sampai tanda. 

Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml 

kedua, encerkan dengan larutan kalium klorida sampai 

tanda. Larutan  ini mengandung 10,0 g magnesium per 

ml. Pipet 2 ml; 3 ml; 4 ml dan 5 ml larutan ke dalam labu 

tentukur 100-ml yang berbeda, masing-masing berisi 6 ml 

asam klorida 6 N, encerkan dengan Larutan kalium 

klorida sampai tanda. Larutan magnesium ini berturut-

turut mengandung 0,2 g; 03 g; 0,4 g dan 0,5 g 

magnesium per ml. 

    Larutan uji Masukkan 3,0 g zat ke dalam labu tentukur 

100-ml, tambahkan 6 ml asam klorida 6 N dan 1 g kalium 

klorida P, encerkan dengan air sampai tanda. 

- 908 -

 

 

 

 

 

 

 

    procedure  untuk kalsium Ukur serapan Larutan baku 

kalsium dan Larutan uji pada garis emisi kalsium pada 

422,7 nm memakai  spektrofotometer serapan atom 

yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung katode 

kalsium dan nyala nitrous oksida dan asetilena, 

memakai  Larutan kalium klorida sebagai blangko. 

Gambar titik hubungan serapan Larutan baku kalsium 

terhadap kadar kalsium dalam g per ml, tarik garis lurus 

melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang diperoleh, 

tentukan jumlah kalsium dalam g per ml Larutan uji. 

Hitung persentase kalsium dalam zat uji yang dipakai  

dengan membagi harga yang diperoleh dengan 300. 

    procedure  untuk magnesium Ukur serapan Larutan baku 

magnesium dan Larutan uji pada garis emisi magnesium 

pada 285,2 nm memakai  spektrofotometer serapan 

atom yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung 

katode magnesium dan nyala asetilena-udara, 

memakai  Larutan kalium klorida sebagai blangko. 

Gambar titik hubungan serapan Larutan baku magnesium 

terhadap kadar magnesium dalam g per ml, tarik garis 

lurus melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang 

diperoleh, tentukan jumlah magnesium dalam g per ml 

Larutan uji. Hitung persentase magnesium dalam zat uji 

yang dipakai  dengan membagi harga yang diperoleh 

dengan 300. 

 

Tembaga (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk 

pemakaian  hemodialisis) Tidak lebih dari 1 bpj. 

[Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila perlu 

dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan kadar 

yang sesuai sampai  hubungan antara kadar dan serapan 

merupakan kurva linier.] 

    Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P 

dengan air sampai  1000 ml. 

    Larutan baku Masukkan 1,0 g tembaga P ke dalam 

labu tentukur 1000-ml, larutkan dalam 20 ml asam nitrat 

P, encerkan dengan asam nitrat 0,2 N sampai tanda. Pipet 

10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml kedua, 

encerkan dengan asam nitrat 0,2 N sampai tanda. Larutan 

ini mengandung 10,0 g tembaga per ml. Simpan dalam 

botol polietilena. 

    Larutan uji Masukkan 5,0 g ke dalam labu tentukur 

plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam nitrat P. 

Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air sampai 

tanda. 

    Larutan uji plus Pada 10,0 ml Larutan uji tambahkan 

20 l Larutan baku, campur. Larutan ini mengandung 

0,02 g tembaga yang ditambahkan per ml. 

    procedure  Ukur serapan Larutan uji dan Larutan uji 

plus pada garis emisi tembaga pada 324,7 nm 

memakai  spektrofotometer serapan atom yang 

sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung katode tembaga 

dan pemanas listrik tanpa api, memakai  Pengencer 

asam nitrat sebagai blangko. Gambar titik hubungan 

serapan Larutan uji dan Larutan uji plus terhadap kadar 

tembaga yang ditambahkan, dalam g per ml, tarik garis 

yang menghubungkan kedua titik, dan ekstrapolasi garis 

sampai memotong aksis kadar. Dari titik potong tentukan 

jumlah tembaga, dalam g per ml Larutan uji. Hitung 

jumlah tembaga dalam zat uji yang dipakai , dalam bpj, 

dengan mengalikan harga yang diperoleh dengan 20. 

 

Besi <331> (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk 

pemakaian  hemodialisis) Tidak lebih dari 5 bpj. 

Masukkan 2,0 g zat dalam gelas piala, netralkan dengan 

asam klorida P, catat volume asam yang dipakai . 

Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 25-ml dengan 

penambahan air (Larutan uji). Buat Larutan baku dengan 

memindahkan 1,0 ml Larutan baku besi ke dalam labu 

tentukur 25-ml dan tambahkan volume sama asam 

klorida P yang dipakai  pada pembuatan Larutan uji. 

Buat Blangko dengan menambahkan volume sama asam 

klorida P ke dalam labu tentukur 25-ml ketiga. Ke dalam 

masing-masing labu di atas tambahkan 50 mg hablur 

amonium peroksidisulfat dan 2 ml larutan amonium 

tiosianat P, encerkan dengan air sampai tanda. Ukur 

serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang 

gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm 

memakai  spektrofotometer yang sesuai, serapan 

Larutan uji tidak lebih besar dari pada serapan Larutan 

baku.  

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan 

penetapan memakai  larutan yang dibuat sebagai 

berikut: Campur 4,0 g zat dengan 5 ml air 19 ml asam 

klorida 3 N, panaskan sampai mendidih, pertahankan 

suhu selama 1 menit. Tambahkan 1 tetes fenolftalein LP, 

lalu  amonium hidroksida 6 N secukupnya tetes 

demi tetes sampai larutan berwarna merah muda lemah. 

Dinginkan, encerkan dengan air sampai 25 ml. 

 

Senyawa organik (Bila pada penandaan dimaksudkan 

untuk pemakaian  hemodialisis) Tidak lebih dari 0,01%. 

    Larutan perak sulfat Larutkan 22 g perak sulfat P 

dalam 2000 ml asam sulfat P. 

    Larutan indikator Larutkan 1,485 g 1,10-fenantrolina 

P dan 695 mg besi(II) sulfat P dalam air sampai 100 ml. 

    Larutan baku Masukkan 850,3 mg kalium biftalat P, 

yang sebelumnya dihancurkan perlahan-lahan dan 

dikeringkan pada suhu 120° selama 2 jam, ke dalam labu 

tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. 

Pipet 6 ml larutan  ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan 

dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan ini mengandung 

setara dengan 0,06 mg senyawa organik per ml. Pipet    

40 ml larutan ini ke dalam labu refluks 500 ml. 

    Larutan uji  timbang saksama lebih kurang 20 g zat, 

masukkan ke dalam labu refluks 500 ml, tambahkan 20 ml 

air, goyangkan. Tambahkan hati-hati 20 ml asam sulfat P, 

goyangkan. [Perhatian Lakukan di dalam lemari asam.]  

    Blangko Tambahkan 40 ml air ke dalam labu refluks 

500 ml. 

    procedure  Lakukan terhadap masing-masing Larutan 

baku, Larutan uji dan Blangko sebagai berikut: 

Tambahkan 1 g raksa(II) sulfat P dan lebih kurang 5 butir 

batu didih kaca. Dinginkan labu dalam tangas es, 

tambahkan 5 ml Larutan perak sulfat. Sambil digoyang 

perlahan-lahan dalam tangas es, tambahkan 25,0 ml 

kalium dikromat 0,025 N LV dan perlahan-lahan 70 ml 

- 909 -

 

 

 

 

 

 

 

Larutan perak sulfat. Pasang kondensor dengan aliran air 

dingin, lalu  refluks selama 2 jam. Biarkan isi labu 

mendingin selama 10 menit, cuci pendingin dengan 50 ml 

air, kumpulkan air cucian dalam labu. Tambahkan air 

secukupnya ke dalam labu sampai volume lebih kurang 

350 ml. Tambahkan 3 tetes Larutan indikator, titrasi pada 

suhu ruang dengan besi(II) amonium sulfat 0,07 N LV 

sampai warna larutan berubah dari biru kehijauan 

menjadi coklat kemerahan. Hitung jumlah kesetaraan 

organik dalam mg, dalam larutan baku dengan rumus: 

 

( )SB VVN8  

 

N yaitu  normalitas besi(II) amonium sulfat LV; VB dan 

VS berturut-turut yaitu  volume dalam ml besi(II) 

amonium sulfat 0,07 N LV yang diperlukan pada titrasi 

Blangko dan Larutan baku. Dalam sistem yang baik 

diperoleh harga antara 2,328 dan 2,424 mg. Hitung 

jumlah kesetaraan senyawa organik dalam mg, dalam zat 

uji yang dipakai  dengan rumus:  

 

( )uB VVN8  

 

Vu yaitu  volume dalam ml besi(II) ammonium sulfat 

0,07 N LV yang dipakai  pada Larutan uji. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 g zat, 

campur dengan 100 ml air, tambahkan merah metil LP, 

titrasi dengan asam klorida 1 N LV. Tambahkan asam 

perlahan-lahan sambil terus diaduk sampai larutan 

berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan sampai  

mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai warna 

larutan merah muda lemah tidak hilang sesudah  

dididihkan. 

 

Tiap ml asam klorida 1 N  

setara dengan 84,01 mg NaHCO 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

Penandaan  Bila dimaksudkan untuk pemakaian  

haemodialisis, pada penandaan harus dicantumkan.  

 

 

INJEKSI NATRIUM SUBKARBONAT 

Injeksi Natrium Bikarbonat 

Sodium Bicarbonate Injection 

 

Injeksi Natrium Bikarbonat yaitu  larutan steril Natrium 

Bikarbonat dalam Air untuk Injeksi. pH larutan dapat 

disesuaikan dengan menambahkan karbon dioksida P. 

Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 

105,0% NaHCO3, dari jumlah yang tertera pada etiket. 

[Catatan Injeksi ini tidak boleh dipakai  bila ada  

endapan.] 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi menampilkan  reaksi Natrium cara A dan B 

dan reaksi Bikarbonat seperti tertera pada Uji Identifikasi 

Umum <291>. 

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit 

Endotoksin FI per mEq. 

 

pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. 

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera 

pada Injeksi volume kecil. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. 

 

Penetapan kadar Ukur saksama beberapa  volume setara 

dengan lebih kurang 3 g natrium bikarbonat, tambahkan 

merah metil LP, titrasi dengan asam klorida 1 N LV. 

Tambahkan asam perlahan-lahan sambil tetap diaduk 

sampai  larutan berwarna merah muda lemah. Panaskan 

larutan sampai  mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi 

sampai  warna larutan merah muda tidak hilang sesudah  

dididihkan. 

 

Tiap ml asam klorida 1 N  

setara dengan 84,01 mg NaHCO3 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

dari kaca Tipe I. 

 

Penandaan pada etiket dinyatakan kadar total dalam 

mOsmol per liter, bila volume lebih kecil dari 100 ml 

atau pada etiket dinyatakan tidak untuk disuntikkan 

langsung namun  harus diencerkan sebelum dipakai , 

pada etiket dapat dinyatakan kadar total osmolar dalam 

mOsmol per ml. 

 

 

TABLET NATRIUM SUBKARBONAT 

Tablet Natrium Bikarbonat 

Sodium Bicarbonate Tablet 

 

Tablet Natrium Bikarbonat mengandung natrium 

bikarbonat, NaHCO3, tidak kurang dari 95,0% dan tidak 

lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Identifikasi Larutan dari beberapa  tablet menampilkan  

reaksi Natrium cara A dan B dan reaksi Bikarbonat 

seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 

 

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit, 

lakukan penetapan memakai  cairan asam lambung 

buatan LP sebagai pengganti air. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

- 910 -

 

 

 

 

 

 

 

Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang 

dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk yang 

setara dengan lebih kurang 2 g natrium bikarbonat, 

larutkan dalam 100 ml air, tambahkan merah metil LP, 

titrasi dengan asam klorida 1 N LV. Tambahkan asam 

perlahan-lahan sambil tetap diaduk sampai  larutan 

berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan sampai  

mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai  warna 

larutan merah muda tidak hilang sesudah  dididihkan. 

 

Tiap ml asam klorida 1 N 

 setara dengan 84,01 mg NaHCO3 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

NATRIUM FLUORIDA 

Sodium Fluoride 

 

Natrium fluorida [7681-49-4] 

NaF         BM 41,99 

 

Natrium Fluorida mengandung tidak kurang dari 98,0% 

dan tidak lebih dari 102,0% NaF, dihitung terhadap zat 

yang telah dikeringkan 

 

Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau. 

 

Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol. 

 

Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI; tidak boleh 

dikeringkan.  Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi 

    A. Masukkan 1 g zat dalam krus platina, lakukan 

dalam lemari asam dengan ventilasi yang baik, 

tambahkan 15 ml asam sulfat P, dan tutup krus dengan 

kaca yang mengkilap dan bening. Panaskan di atas tangas 

uap selama 1 jam, angkat tutup kaca, bilas dengan air, 

dan keringkan: permukaan kaca tergores. 

    B. Larutan zat (1 dalam 25) menampilkan  reaksi 

Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi 

Umum <291>. 

 

Keasaman atau kebasaan Larutkan 2,0 g zat dengan 40 

ml air dalam cawan platina, tambahkan 10 ml larutan 

jenuh kalium nitrat P, dinginkan larutan sampai 0°, dan 

tambahkan 3 tetes fenolftalein LP. Bila tidak timbul 

warna, dengan penambahan tidak lebih dari 2,0 ml 

natrium hidroksida 0,10 N akan terjadi warna merah 

muda yang bertahan selama 15 detik. Bila dengan 

penambahan fenolftalein LP terjadi warna merah muda: 

dengan penambahan tidak lebih dari 0,50 ml asam sulfat 

0,10 N berubah menjadi tidak berwarna, larutan netral 

disimpan untuk uji Fluosilikat.  

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 150° selama 4 jam. 

Fluosilikat sesudah  larutan uji netral dari Keasaman atau 

kebasaan, panaskan sampai mendidih, dan titrasi dalam 

keadaan panas dengan natrium hidroksida 0,10 N LV, 

sampai  diperoleh warna merah muda yang stabil: 

dibutuhkan tidak lebih dari 1,5 ml natrium hidroksida 

0,10 N LV. 

 

Klorida Tidak lebih dari 0,012%. Lakukan penetapan 

sebagai berikut: Larutkan  300 mg zat dalam 20 ml air, 

dan tambahkan 200 mg asam borat P, 1 ml asam nitrat P 

dan 1 ml perak nitrat 0,1 N: terjadi kekeruhan yang tidak 

lebih dari kekeruhan yang ditimbulkan oleh blangko yang 

telah ditambahkan 1,0 asam klorida 0,0010 N.  

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj.  Lakukan 

penetapan sebagai berikut: Masukkan 1 g zat ke dalam 

cawan atau krus platina, lakukan dalam lemari asam, 

tambahkan 1 ml air dan 3 ml asam sulfat P, panaskan 

pada suhu rendah sampai  asam sulfat habis keluar. 

Larutkan residu dalam 20 ml air, netralkan terhadap 

fenolftalein LP dengan amonium hidroksida P, 

tambahkan 1 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan 

air sampai  45 ml, saring dan pakailah  30 ml filtrat untuk 

pengujian. 

 

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 

Metode I Memenuhi syarat. 

 

Penetapan kadar [Catatan Simpan semua larutan dalam 

wadah plastik kecuali Larutan dapar]. 

    Larutan dapar Larutkan 57 ml asam asetat glasial P, 

58 g natrium klorida P dan 4 g asam (1,2- sikloheksil 

enadinitrilo) tetra asetat P dalam 500 ml air, atur sampai  

pH 5,25±0,25 dengan penambahan natrium hidroksida    

5 N, encerkan dengan air sampai  1000 ml. 

    Larutan baku Timbang saksama beberapa  Natrium 

Fluorida BPFI, larutkan secara kuantitatif dengan air 

sampai  diperoleh kadar 420 μg per ml. Tiap ml larutan ini 

(Larutan baku A) mengandung ion fluorida 190 μg per ml 

(10-2 M). Pipet 25 ml Larutan baku A ke dalam labu 

tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda 

(Larutan baku B ), mengandung ion fluorida 19 μg per ml 

(10-3 M). Masukkan 25,0 ml Larutan baku B ke dalam labu 

tentukur 250-ml. Encerkan dengan air sampai tanda 

(Larutan baku C), mengandung ion fluorida 1,9 μg per ml 

(10-4 M).  

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan  

50 ml air, kocok selama 5 menit, encerkan dengan air 

sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan ini ke dalam 

labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. 

    procedure  Pipet masing-masing 20 ml Larutan baku 

dan Larutan uji ke dalam gelas piala plastik terpisah yang 

berisi batang pengaduk berlapis plastik. Pada masing-

masing gelas piala tambahkan 20,0 ml Larutan dapar. 

Secara berurutan ukur perbedaan tegangan, dalam mV, 

masing-masing Larutan baku dan Larutan uji 

memakai  pH meter dengan kemampuan 

reprodusibilitas minimum ±0,2 mV yang dilengkapi 

dengan elektroda indikator spesifik ion fluorida dan 

- 911 -

 

 

 

 

 

 

 

elektroda pembanding kalomel [Catatan Saat melakukan 

pengukuran, celupkan elektroda ke dalam larutan, kocok 

dengan pengaduk magnetik tersalut sampai  keseimbangan 

tercapai (1 - 2 menit), rekam perbedaan tegangan. Bilas 

dan keringkan elektroda diantara pengukuran. Lakukan 

hati-hati untuk menghindari kerusakan hablur dari 

elektroda ion spesifik.] Buat kurva antara logaritma kadar 

ion fluorida dalam μg per ml Larutan baku terhadap 

perbedaan tegangan, dalam mV. Dari perbedaan tegangan 

Larutan uji yang diukur dari garis respons baku, tetapkan 

kadar ion fluorida, C, dalam μg per ml Larutan uji. Hitung 

jumlah dalam mg, natrium flourida, NaF, dalam zat uji 

yang dipakai  dengan rumus: 

 

99818

9941251

,

,C,  

 

C yaitu  kadar fluorida yang ditetapkan dalam μg per ml 

Larutan uji; 41,99 yaitu  bobot molekul natrium 

fluorida; 18,998  yaitu  bobot atom fluorin. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

 

INJEKSI NATRIUM FOSFAT 32P 

Sodium Phosphate32P Injections 

 

Injeksi Natrium Fosfat 32P yaitu  larutan steril natrium 

fosfat dibasa dan natrium fosfat monobasa (P) yang 

dibuat isotonis dengan penambahan natrium klorida. 

Fosfor-32 dibuat dengan cara penembakan belerang 

dengan neutron. Radioaktivitas 32P tidak kurang 90,0% 

dan tidak lebih dari 110,0% dari aktivitas yang tertera 

pada etiket pada saat kalibrasi. Tidak kurang dari 95,0% 

dari radioaktivitas berasal dari fosfor-32 dalambentuk ion 

ortofosfat. Aktivitas jenis tidak kurang dari 11,1 MBq per 

mg ion ortofosfat.  

 

Pemerian Larutkan jernih dan tidak berwarna; 

memancarkan radiasi beta. 

 

Identifikasi 

    A. Spektrum sinar beta menampilkan  energi 

maksimum 1,71 MeV yang sama seperti pada 32P yang 

dipakai  sebagai baku dengan kemurnian diketahui. 

    B. Distribusi  radioaktivitas pada kromatogram seperti 

tertera pada uji Kemurnian radiokimia merupakan 

identifikasi sediaan.  

 

pH<1071> Antara 6,0 dan 8,0. 

 

Kemurnian radionuklida Spektrum sinar beta atau 

kurva serapan sinar beta yang dibuat dengan alat yang 

sesuai, menampilkan  spektrum yang sama dengan 32P 

yang dipakai  sebagai baku dengan kemurnian 

diketahui. 

 

Kemurnian radiokimia Lakukan Kromatografi kertas 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

    Larutan uji Encerkan beberapa  volume injeksi dengan 

air sampai  laju cacahan 10.000 sampai 20.000 cacahan 

per menit dalam 10 l. 

    Larutan baku Larutan asam ortofosfat P dengan kadar 

fosfor 0,2%. 

    procedure  Totolkan secara terpisah 10 l Larutan uji 

dan Larutan baku pada kertas Whatman 541; 30 cm x    

25 mm. Eluasi secara kromatografi menaik memakai  

tahap  gerak 75 ml isopropanol P-25 ml air-5 g asam 

triklorasetat P-0,3 ml amonium hidroklorida 10 M selama 

16 jam, biarkan kering, semprot kertas dengan larutan 

asamperklorat P 5%, lalu  diikuti dengan larutan 

amonium molibdat P 1%, dan paparkan pada gas 

hidrogen sulfida. Terbentuk warna biru bercak asam 

fosfat. Tentukan bercak fosfor radioaktif dengan cara 

autoradiografi atau dengan pengukuran radioaktivitas 

sepanjang kromatogram. Tidak kurang dari 95,0% 

radioaktivitas total ada  pada bercak asam ortofosfat. 

 

Fosfat total Encerkan beberapa  volume injeksi dengan 

air secukupnya sampai  diperoleh kadar radioaktivitas   

370 kBq fosfor-32 per ml. Ke dalam 1 ml larutan, 

tambahkan dengan pengocokan 0,5 ml larutan amonium 

metavanadat P 0,25%, 0,5 ml larutan amonium molibdat P 

10% dan 1 ml asam perklorat P, encerkan dengan air 

sampai  5 ml dan biarkan selama 30 menit. Warna yang 

terjadi tidak lebih intensif dari warna yang dihasilkan 

oleh 1 ml larutan yang mengandung ion ortofosfat 

0,0033%, yang diperlakukan dengan cara yang sama dan 

pada waktu yang bersamaan. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, kecuali 

bahwa injeksi dapat diberikan sebelum uji sterilitas 

selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir 

produksi. 

 

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radioaktivitas 

dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml Injeksi natrium fosfat 

memakai  alat pencacah yang sesuai seperti tertera pada 

Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi dalam 

Radioaktivitas <1171>, dibandingkan dengan larutan baku 

fosfor-32, atau dengan pengukuran dalam alat pencacah yang 

telah dikalibrasi dengan larutan baku. 

 

Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada 

Penandaan  dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera: 

(1) Saat dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 32P sebagai 

natrium fosfat dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml injeksi 

pada saat kalibrasi, (3) Tanggal kedaluarsa (4) 

Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (5) Informasi 

bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap 

peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro 32P yaitu  14,3 hari. 

 

 

NATRIUM HIDROKSIDA 

Sodium Hydroxide 

 

Natrium Hidroksida [1310-73-2] 

NaOH         BM 40,00 

- 912 -

 

 

 

 

 

 

 

Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 

95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali total, dihitung 

sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 

3,0%. [Perhatian Hati-hati dalam penanganan natrium 

hidroksida sebab  merusak jaringan dengan cepat.]  

 

Pemerian Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan 

menampilkan  pecahan hablur. Jika terpapar di udara, 

akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa 

melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau 

bentuk lain.  

 

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol. 

 

Identifikasi menampilkan  reaksi Natrium cara A dan B 

seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>; 

lakukan penetapan memakai  larutan (1 dalam 25). 

 

Bahan tidak larut dan senyawa organik Larutan         

(1 dalam 20) larut sempurna, jernih dan tidak berwarna 

sampai agak berwarna. 

 

Kalium Asamkan 5 ml larutan (1 dalam 20) dengan asam 

asetat 6 N, tambahkan 5 tetes natrium kobalt nitrit LP: 

tidak terbentuk endapan. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan 

penetapan dengan melarutkan 670 mg dalam campuran   

5 ml air dan 7 ml asam klorida 3 N. Panaskan sampai 

mendidih, dinginkan dan encerkan dengan air sampai      

25 ml. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, 

larutkan dalam lebih kurang 40 ml air bebaskarbon 

dioksida P. Dinginkan larutan sampai suhu ruang, 

tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan asam sulfat 

1 N LV. Pada saat terjadi warna merah muda catat volume 

asam yang dibutuhkan, tambahkan jingga metil LP dan 

lanjutkan titrasi sampai  terjadi warna merah muda yang 

tetap. 

 

Tiap ml asam sulfat 1 N 

setara dengan 40,00 mg alkali jumlah, 

dihitung sebagai NaOH 

 

Tiap ml asam dalam titrasi dengan metil jingga setara 

dengan 106,0 mg Na2CO3 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

KAPSUL NATRIUM IODIDA 123I 

Sodium Iodide 123I Capsule 

 

Kapsul Natrium Iodida 123I mengandung iodum radioaktif 

123I yang diproses dalam bentuk natrium iodida yang 

diperoleh dari penembakan telurium 124 yang diperkaya 

dengan proton atau telurium 122 yang diperkaya dengan 

deuteron atau dari peluruhan xenon 123 sedemikian 

sampai  bebas pengemban. Kapsul mengandung tidak 

kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari 

jumlah 123I yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam 

MBq ( Ci atau mCi) pada waktu dan tanggal kalibrasi 

dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak 

lebih dari 5% dari radioaktivitas jumlah. Kapsul dapat 

mengandung penstabil. 

 

Identifikasi radionuklida Larutan atau suspensi 1 kapsul 

atau lebih dalam air, memenuhi uji Identifikasi 

radionuklida seperti tertera pada LarutanNatrium Iodida 

(123I).  

 

Kemurnian radionuklida Memenuhi syarat Kemurnian 

radionuklida yang tertera pada Larutan Natrium Iodida 

(123I); lakukan penetapan memakai  larutan atau 

suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air. 

 

Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Kemurnian 

radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium Iodida 

(123I); lakukan penetapan memakai  beningan yang 

diperoleh sebagai berikut: Gerus isi 1 kapsul dalam 3 ml 

air, tambahkan 3 ml metanol P dan sentrifus. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

    procedure  untuk keseragaman kandungan Ukur radio 

aktivitas masing-masing 20 kapsul memakai  alat 

pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang 

sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul. 

Syarat dipenuhi jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul 

memiliki  nilai radioaktivitas antara 96,5% dan 103,5% 

dari radioaktivitas rata-rata. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada 

Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium Iodida 

(123I); lakukan penetapan memakai  larutan atau 

suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi 1 kapsul 

atau lebih dalam air sampai  kadar tidak kurang 1 MBq 

(25 Ci) per ml. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik 

dan cukup terlindung. 

 

Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Nama kapsul, (2) 

Nama, alamat dan nomor batch pembuat, (3) Waktu dan 

tanggal kalibrasi, (4) Jumlah 123I sebagai iodida 

dinyatakan dalam MBq ( Ci atau mCi) per kapsul pada 

saat kalibrasi, (5) Nama dan jumlah pengawet atau 

penstabil yang ditambahkan, (6) Pernyataan hanya 

dipakai  secara oral, (7) Waktu dan tanggal kadaluarsa, 

(8) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (9) Informasi 

bahwa dalam perhitungan dosis lakukan koreksi terhadap 

peluruhan radioaktif, (10) Waktu paro 123I yaitu         

13,2 jam. 

 

 

 

 

- 913 -

 

 

 

 

 

 

 

LARUTAN NATRIUM IODIDA 123I 

Sodium Iodide 123I Solution 

 

Natrium iodida (Na123I) [41927-88-2] 

 

Larutan Natrium Iodida 123I yaitu  larutan, untuk 

pemberian oral atau suntikan intravena, mengandung 

Iodum radioaktif  123I yang diproses dalam bentuk 

natrium iodida, dihasilkan dari penembakan telurium 124 

yang diperkaya dengan proton atau penembakan telurium 

122 yang diperkaya dengan deutron atau dari peluruhan 

xenon 123 sedemikian rupa sampai  bebas pengemban. 

Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 

110,0% dari jumlah 123I sebagai Iodida yang tertera pada 

etiket, dinyatakan dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml, 

ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas 

dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari 5% dari 

radioaktivitas jumlah. Larutan dapat mengandung bahan 

pengawet atau penstabil. 

 

Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna. 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada 

Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma 

menampilkan  puncak energi utama pada 0,159 MeV yang 

sama seperti 123I yang dipakai  sebagai baku dengan 

kemurnian diketahui. 

 

Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 85,0% 

radionuklida jumlah sebagai 123I.  Lakukan penetapan 

kemurnian radionuklida dalam larutan memakai  alat 

pencacah yang sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat 

pencacah dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas 

<1171>. 

 

Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Totolkan beberapa  volume larutan yang 

mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2% 

dan natrium bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi 

berukuran 25 mm x 300 mm dan biarkan kering. Totolkan 

pada titik yang sama, beberapa  volume sama dari Larutan 

Natrium Iodida 123I yang diencerkan sedemikian sampai  

memberi  laju cacahan lebih kurang 20.000 cacahan 

per menit dan biarkan kering. Masukkan kertas dalam 

bejana kromatografi menaik dengan tahap  gerak metanol P 

70% selama 4 jam. Keringkan kertas kromatografi di 

udara dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan 

menatah kromatogram memakai  detektor radiasi 

terkolimasi: radioaktivitas pita iodida 123I tidak kurang 

dari 95,0% dari radioaktivitas total dan harga Rf pita 

iodida berada dalam batas lebih kurang 5% dari harga Rf 

cuplikan natrium iodida yang ditetapkan dengan cara 

yang sama. Identifikasi pita iodida dilakukan dengan 

penambahan pada pita yang diduga yaitu  pita iodida, 6 

tetes larutan hidrogen peroksida P yang diasamkan (yang 

dibuat dengan penambahan 6 tetes asam klorida 1 N pada 

10 ml hidrogen peroksida P), lalu  tambahkan 

beberapa tetes kanji LP: terjadinya warna biru 

menampilkan  adanya iodida. 

 

pH <1071> Antara 7,5 dan 9,0. 

 

Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit 

Endotoksin FI per ml injeksi; V yaitu  dosis total 

maksimum yang dianjurkan, pada saat kadaluarsa. 

 

Syarat lain Sediaan untuk suntikkan intravena memenuhi 

syarat Injeksi, kecuali bahwa injeksi boleh diberikan 

sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas harus dilakukan 

pada hari akhir produksi dan tidak harus memenuhi 

anjuran seperti yang tertera pada Volume dalam wadah. 

 

Penetapan radioaktifitas Lakukan penetapan 

radioaktivitas dalam MBq ( Ci) per ml Larutan Natrium 

Iodida 123I memakai  alat pencacah yang sesuai, 

seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem 

terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi. 

 

Penandaan Pada penandaan  tertera: (1) Waktu dan 

tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 123I sebagai iodida 

dinyatakan dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml pada saat 

kalibrasi, (3) Nama dan jumlah bahan pengawet penstabil 

yang ditambahkan, (4) Pernyataan untuk pemakaian oral 

atau injeksi intravena, (5) Tanggal dan waktu kadaluarsa, 

(6) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”, (7) Informasi 

bahwa dalam menghitung dosis lakukan koreksi terhadap 

peluruhan radioaktif, (8) Waktu paro 123I yaitu  13,2 jam. 

 

 

KAPSUL NATRIUM IODIDA 131I 

Sodium Iodide 131I Capsule 

 

Natrium Iodida (Na131I) [7790-26-3] 

 

Kapsul Natrium Iodida 131I mengandung iodum radioaktif 

131I yang diproses dalam bentuk natrium iodida yang 

dihasilakan dari fisi uranium atau penembakan telurium 

dengan neutron sedemikian sampai  bebas pengemban dan 

secara alamiah hanya mengandung beberapa  kecil Iodum 

127I.  

Kapsul mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak 

lebih dari 110,0% dari jumlah 131I sebagai Iodida yang 

tertera pada etiket, dinyatakan dalam MBq ( Ci atau 

mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. 

Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari 

5% dari radioaktivitas jumlah. Kapsul dapat mengandung 

bahan pengawet atau penstabil. 

 

- 914 -

 

 

 

 

 

 

 

Identifikasi radionuklida Memenuhi uji Identifikasi 

radionuklida yang tertera pada Larutan Natrium Iodida 

131I. Lakukan penetapan memakai  larutan atau 

suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air. 

 

Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Kemurnian 

radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium Iodida 131I; 

lakukan penetapan memakai  beningan yang 

diperoleh sebagai berikut: Homogenkan 1 kapsul dalam  

3 ml air, tambahkan 3 ml metanol P dan sentrifus. 

 

Keseragaman sediaan<911> Memenuhi syarat. 

    procedure  untuk keseragaman kandungan Ukur radio 

aktivitas masing-masing 20 kapsul memakai  alat 

pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang 

sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul. 

Syarat dipenuhi, jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul yang 

diuji memiliki  nilai radioaktivitas antara 96,5% dan 

103,5% dari radioaktivitas rata-rata. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada 

Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium Iodida 

(131I); lakukan penetapan memakai  larutan atau 

suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi 1 kapsul 

atau lebih dalam air sampai  kadar tidak kurang 1 MBq  

(25 Ci) per ml. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan 

tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131I sebagai Iodida yang 

dinyatakan dalam MBq ( Ci atau mCi) per kapsul pada 

saat kalibrasi, (3) Pernyataan yang menampilkan  tujuan 

pemakaian , untuk diagnostik atau terapi, (4) Tanggal 

kadaluarsa, (5) Pernyataan: “Awas bahan radioaktif”,     

(6) Informasi bahwa dalam menghitung dosis lakukan 

koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu paro 131I 

yaitu  8,08 hari. 

 

 

LARUTAN NATRIUM IODIDA 131I 

Sodium Iodide 131I Solution 

 

Natrium iodida (Na131I) [7790-26-3] 

 

Larutan Natrium Iodida 131I yaitu  larutan yang dapat 

dipakai  secara oral atau intravena, mengandung iodum 

radioaktif 131I yang diproses dalam bentuk natrium iodida 

yang dihasilakn dari fisi uranium atau penembakan 

telurium dengan neutron sedemikian sampai  bebas 

pengemban dan hanya mengandung beberapa  kecil Iodum 

127I alamiah. 

Larutan Natrium Iodida 131I mengandung tidak kurang 

dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 131I 

sebagai Iodida yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam 

MBq ( Ci atau mCi) per ml ditetapkan pada saat kalibrasi 

dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak 

lebih dari 5% dari radioaktivitas jumlah. Larutan dapat 

mengandung bahan pengawet atau penstabil. 

Pemerian Larutan jernih. Larutan dan wadah kaca dapat 

menjadi gelap akibat pengaruh radiasi. 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada 

Radioaktivitas <1171>. Spektrum gamma menampilkan  

puncak energi utama pada 0,364 MeV yang sama seperti 

131I yang dipakai  sebagai baku dengan kemurnian 

diketahui. 

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit 

Endotoksin FI per ml larutan untuk sediaan yang 

dipakai  secara intravena; V yaitu  dosis total 

maksimum yang dianjurkan pada saat kadaluarsa. 

 

pH <1071> Antara 7,5 dan 9,0. 

 

Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Totolkan beberapa  volume larutan yang 

mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2% 

dan natrium bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi 

berukuran 25 mm x 300 mm dan biarkan kering. Totolkan 

pada titik yang sama, beberapa  volume yang sama larutan 

natrium Iodida 131I yang telah diencerkan sedemikian 

sampai  memberi  laju cacahan lebih kurang 20.000 

cacahan per menit dan biarkan kering. Eluasi secara 

kromatografi menaik dengan metanol P 70% selama        

4 jam. Keringkan kertas kromatografi di udara dan 

tetapkan distribusi radioaktivitas dengan menatah 

kromatogram memakai  detektor radiasi terkolimasi. 

Radioaktivitas pita iodida 131I tidak kurang dari 95% dari 

radioaktivitas total dan harga Rf pita iodida berada pada 

batas lebih kurang 5% dari harga Rf cuplikan natrium 

iodida yang ditetapkan dengan cara yang sama. 

Identifikasi terhadap pita iodida dilakukan dengan 

penambahan pada pita yang diduga yaitu  pita iodida,     

6 tetes larutan hidrogen peroksida P yang diasamkan 

(yang dibuat dengan penambahan 6 tetes asam klorida    

1 N pada 10 ml hidrogen peroksida P) lalu  

tambahkan beberapa tetes kanji LP: terjadinya warna biru 

menampilkan  adanya iodida. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali injeksi 

boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas 

harus dilakukan pada hari akhir produksi dan tidak harus 

memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam 

wadah. 

 

Penetapan radioaktifitas Lakukan penetapan 

radioaktivitas dalam MBq ( Ci) per ml larutan natrium 

iodida 131I memakai  alat pencacah yang sesuai, 

seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem 

terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. 

 

- 915 -

 

 

 

 

 

 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi. 

 

Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan 

tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131I sebagai iodida dalam 

MBq ( Ci atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Nama 

dan jumlah bahan pengawet atau penstabil yang 

ditambahkan, (4) Penjelasan cara pemberian obat secara 

oral atau intravena, (5) Pernyataan yang menampilkan  

tujuan pemakaian  untuk diagnostik atau terapi, (6) 

Tanggal kadaluarsa, (7) Pernyataan: “Awas bahan 

radioaktif”, (8) Informasi bahwa dalam menghitung dosis 

lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (9) Waktu 

paro 131I yaitu  8,08 hari. 

 

 

INJEKSI NATRIUM IODOHIPURAT 123I 

Iodohipurate Sodium 123I Injection 

 

Natrium o-iodo-123I-hipurat  [56254-07-0] 

C9H7

123INNaO3 

 

Injeksi Natrium Iodohipurat 123I yaitu  larutan steril 

dalam air yang mengandung natrium o-iodohipurat yang 

sebagian molekul mengandung Iodum radioaktif 123I 

dalam struktur molekulnya. Dapat mengandung bahan 

pengawet atau penstabil. Mengandung tidak kurang dari 

90,0% tidak lebih 110,0%   dari jumlah 231I sebagai 

Natrium Iodohipurat yang tertera pada etiket yang 

dinyatakan dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml ditetapkan 

pada saat kalibrasi dilakukan. Mengandung tidak kurang 

dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, asam o-Iodohipurat 

dari jumlah yang tertera pada etiket. Radioaktivitas dalam 

bentuk kimia lain tidak lebih dari 3,0% dari radioaktivitas 

jumlah.  

 

Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna. 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

    Asam o-Iodohipurat BPFI; tidak boleh dikeringkan 

sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat 

dan dalam desikator, terlindung cahaya. 

 

Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada 

Radioaktivitas <1171>. Spektrum gamma menampilkan  

puncak energi utama pada 0,159 MeV yang sama seperti 

123I  yang dipakai  sebagai baku dengan kemurnian 

diketahui. 

 

Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 85,0% 

radioaktivitas jumlah sebagai 123I lakukan penetapan 

radioaktivitas kemurnian radionuklida dalam larutan 

memakai  alat cacahan yang sesuai yang tertera pada 

Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi dalam 

Radioaktivitas <1171>. 

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit 

Endotoksin FI per ml injeksi; V yaitu  dosis total 

maksimum yang dianjurkan dalam ml, pada saat 

kedaluwarsa. 

 

pH<1071> Antara 7,0 dan 8,5. 

 

Kemurnian radiokimia  

    tahap  gerak. Larutan baku dan Sistem Kromatografi 

Lakukan seperti tertera pada Penetapan asam                      

o-Iodohipurat,kecuali kromatograf cair, juga dilengkapi 

dengan detektor radioaktivitas seperti tertera pada 

Radioaktivitas <1171>. 

   procedure  Suntikkan lebih kurang 50 l setara dengan 

1,8 – 3,7 MBq (50 Ci - 100 mCi) injeksi ke dalam 

kromatograf, rekam seluruh luas puncak  radioaktivitas. 

Radioaktivitas puncak asam o-Iodohipurat 123I tidak 

kurang dari 97,0% dari jumlah luas seluruh puncak dan 

waktu retensi dalam batas  lebih kurang 10% dari waktu 

retensi puncak Asam o-Iodohipurat BPFI. 

 

Distribusi Biologik Suntikkan secara intavena 0,10 ml 

sampai  0,15 ml injeksi dengan kandungan antara         

0,75 - 22 MBq (20 Ci dan 600 mCi) ke dalam masing-

masing vena ekor dari 3 ekor tikus dengan berat antara 

125 sampai  225 g yang dibius. Jepit saluran kencing 

dengan hemostat. Bunuh tikus 1 jam sesudah  injeksi dan 

ambil dengan hati-hati melalui diseksi kantung kencing 

serta isinya dan tiroid secara utuh. Masukkan masing-

masing organ dan bangkai tikus (kecuali ekor) dalam 

masing-masing wadah pencacah terpisah yang sesuai, 

tetapkan radioaktivitas masing-masing wadah dalam 

cacah per menit memakai  detektor yang sesuai dan 

geometri cacah yang sama. Tetapkan persentase 

radioaktivitas masing-masing. Tidak kurang 75% dari 

dosis yang diberikan ditemukan dalam kantong kencing 

dan tidak lebih dari 3% dari dosis yang diberikan 

ditemukan dalam tiroid dalam 2 ekor tikus. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi, 

kecuali injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas 

selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir 

produksi dan bahwa tidak harus memenuhi anjuran 

seperti tertera pada Volume dalam wadah. 

 

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan 

Radioaktivitas dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml injeksi 

natrium iodohipurat 123I memakai  alat pencacah yang 

sesuai, seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan 

sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. 

 

Penetapan asam o-iodohipurat Lakukan penetapan 

dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

    tahap  gerak Buat campuran air-metanol P-asam asetat 

glasial P (75:25:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu 

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 

tertera pada Kromatografi <931>.   

- 916 -

 

 

 

 

 

 

 

    Larutan baku  Timbang saksama beberapa  asam         

o-Iodohipurat BPFI, larutkan dalam air sampai  kadar 

lebih kurang 2 mg per ml. 

    Larutan uji pakailah  Injeksi Natrium Iodohipurat 123I. 

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 265 nm kolom 10 cm x 8 mm 

berisi bahan pengisi L11. Laju alir lebih kurang 5 ml per 

menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, 

rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure : efisiensi kolom ditetapkan dari 

puncak analit tidak kurang dari 500 lempeng teoritis, 

faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan 

simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 

lebih dari 1,5%. 

    procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg per ml, 

asam o-iodohipurat dalam injeksi yang dianjurkan dengan 

rumus: 

S

U

r

rC  

 

C yaitu  kadar Asam o-Iodohipurat BPFI dalam mg per 

ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda. 

 

Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada 

Penandaan dalam Injeksi pada penandaan tertera: (1) 

Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 123I sebagai 

natrium iodohipurat yang dinyatakan dalam MBq ( Ci 

atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Nama dan 

jumlah bahan pengawet atau penstabil yang ditambahkan, 

(4) Tanggal kadaluarsa (5) Pernyataan: “Awas bahan 

radioaktif”, (6)Informasi bahwa dalam menghitung dosis 

lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu 

paro 123I yaitu  13,2 jam. 

 

 

INJEKSI NATRIUM IODOHIPURAT 131I 

Iodohipurate Sodium 131I Injection 

 

Mononatrium o-iodo-131I-hipurat [881-17-4] 

C9H7

131INNaO3 

 

Injeksi Natrium Iodohipurat 131I yaitu  larutan steril yang 

mengandung natrium o-iodohipurat yang sebagian 

molekul mengandung iodum radioaktif 131I dalam struktur 

molekulnya. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan 

tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 131I sebagai natrium 

iodohipurat yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam 

MBq ( Ci atau mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi 

dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak 

lebih dari 3,0% dari radioaktivitas jumlah.  

Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna. Larutan dalam 

wadah kaca dapat menjadi gelap sebab  pengaruh radiasi. 

 

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat 

pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada 

Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma 

menampilkan  puncak energi pada 0,364 MeV yang sama 

seperti pada 131I  yang dipakai  sebagai baku dengan 

kemurnian diketahui. 

 

Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit 

Endotoksin FI per injeksi; V yaitu  jumlah dosis  

maksimum yang dianjurkan dalam ml pada saat 

kedaluarsa. 

 

pH<1071> Antara 7,0 dan 8,5. 

 

Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Totolkan 1 tetes larutan yang mengandung kalium 

iodida P 0,2%, kalium iodida P 0,2% dan natrium 

bikarbonat P 1,0%, dan natrium tiosulfat P 1,0%, pada 

kertas kromatografi berukuran 300 mm x 25 mm, biarkan 

kering. Totolkan pada salah satu titik yang sama beberapa  

volume injeksi yang diencerkan sampai  memberi  laju 

cacahan lebih kurang 20.000 cacahan per menit, biarkan 

kering. Totolkan pada titik kedua 100 l larutan 50 mg 

natrium iodohipurat non radioaktif dalam 10 ml etanol P, 

biarkan kering. Eluasi secara kromatografi menurun 

dengan tahap  gerak berupa lapisan atas hasil pengocokan 

benzen P-asam asetat glasial P-air (2:2:1) selama 2,5 jam. 

pakailah  lapisan air untuk menjenuhkan bejana 

sebelumeluasi dimulai. Keringkan kromatografi di udara 

dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan menatah 

kromatogram memakai  detektor radiasi terkolimasi. 

Tentukan letak bercak non radioaktif memakai  sinar 

ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm. 

Radioaktivitas pita iodohipurat tidak kurang dari 97,0% 

dari radioaktivitas total, dan harga Rf dalam batas lebih 

kurang 10% dari Rf  bercak nonradioaktif. 

 

Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali injeksi 

boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas 

harus dilakukan pada hari akhir produksi, dan tidak harus 

memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam 

wadah. 

 

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan 

radioaktivitas dalam MBq ( Ci) per ml Injeksi Natrium 

Iodohipurat 131I memakai  alat pencacah yang sesuai 

seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem 

terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. 

 

- 917 -

 

 

 

 

 

 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal 

atau dosis ganda. 

 

Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada 

Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera: 

(1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131I sebagai 

iodohipurat dalam MBq ( Ci atau mCi) per ml pada saat 

kalibrasi, (3) Tanggal kadaluarsa (4) Pernyataan: “Awas 

bahan radioaktif”, (5)Informasi bahwa dalam menghitung 

dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (6) 

Waktu paro 131I yaitu  8,08 hari. 

 

 

NATRIUM KLORIDA 

Sodium Chloride 

 

Natrium klorida [7647-14-5] 

NaCl         BM 58,44 

 

Natrium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0% 

dan tidak lebih dari 101,0% NaCl, dihitung terhadap zat 

yang telah dikeringkan. Tidak mengandung zat tambahan. 

 

Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau 

serbuk hablur putih; rasa asin. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah 

larut dalam etanol air mendidih; larut dalam gliserin; 

sukar larut dalam etanol. 

 

Identifikasi Larutan (1 dalam