ml
amoksisilin anhidrat dalam Larutan uji berdasarkan
jumlah yang tercantum pada etiket dalam amoksisilin
untuk suspensi oral yang disiapkan dan faktor
pengenceran; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu ruang terkendali.
AMOKSISILIN NATRIUM
Amoxicillin Sodium
N
S
CH3
COONa
CH3H
N
H
HH
O
CC
ONH2
H
HO
Natrium-(2S,5R,6R)-6-[(R)-2-amino-2-(4-hidroksifenil)
asetamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-
heptan-2-karboksilat
C16H18N3NaO5S BM 387,4
Amoksisilin Natrium mengandung tidak kurang dari
85,0% dan tidak lebih dari 100,5%, C16H18N3NaO5S,
dihitung sebagai anhidrat. Jumlah persentase kandungan
hasil uraian, dinyatakan sebagai C16H18N3NaO5S,
amoksisilin natrium, asam 2-etil-heksanoat dan natrium
klorida, tidak kurang dari 95,0% dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; sangat
higroskopik.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam aseton,
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Baku pembanding Amoksisilin Natrium BPFI;
Amoksisilin Trihidrat BPFI; Ampisilin Trihidrat BPFI.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika Uji B, C dan D
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan jika A dan D
dilakukan.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Amoksisilin Natrium BPFI.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
- 124 -
Larutan uji Larutkan 25 mg zat dalam 10 ml natrium
bikarbonat LP.
Larutan baku A Larutkan 25,0 mg Amoksisilin
Trihidrat BPFI dalam 10 ml natrium bikarbonat LP.
Larutan baku B Larutkan 25,0 mg Amoksisilin BPFI
dan 25,0 mg Ampisilin trihidrat BPFI dalam 10 ml
natrium bikarbonat LP.
tahap gerak Campuran aseton P dan larutan amonium
asetat P15,4 % (10:90), atur pH sampai 5,0 dengan
memakai asam asetat glasial P.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
1,0 μl Larutan uji, Larutan baku A, Larutan Baku B
pada lempeng kromatografi silika gel HP yang
tersilanisasi. Lakukan kromatografi dengan jarak rambat
15 cm dalam tahap gerak. Biarkan lempeng kering di
udara dan paparkan dengan uap iodum sampai bercak
tampak. Bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
memiliki harga Rf warna dan ukuran yang sama
dengan bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku A.
Pengujian tidak memenuhi syarat kecuali kromatogram
yang diperoleh. dari Larutan baku B menampilkan dua
bercak yang terpisah dengan sempurna.
C. Masukkan lebih kurang 2 mg ke dalam tabung
reaksi dengan ukuran panjang lebih kurang 150 mm dan
diameter 15 mm. Basahkan dengan 0,05 ml air dan
tambahkan 2 ml asam sulfat-formaldehida LP
goyangkan tabung: larutan praktis tidak berwarna.
Panaskan tabung dalam tangas air selama 1 menit:
terjadi warna kuning tua.
D. menampilkan reaksi Natrium cara C dan D seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Kejernihan larutan <881> Tidak lebih opalesen dari
Suspensi padanan II; larutkan 1,0 g dalam 10,0 ml air:
larutan tidak boleh lebih keruh dari Suspensi padanan II.
Larutan mula-mula boleh berwarna merah muda. sesudah
5 menit, ukur serapan pada 430 nm: serapan tidak lebih
besar dari 0,20.
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan
memakai larutan 2,0 g zat dalam 20 ml air bebas
karbon dioksida P.
Rotasi jenis <1081> Antara +240º dan +290º dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai
62,5 mg yang dilarutkan dalam larutan kalium biftalat P
0,4% sampai 25,0 ml.
Hasil degradasi Tidak lebih dari 9,0%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Pada 250 mg zat tambahkan
25 ml dapar pH 9,0 dan 0,5 ml anhidrida asetat P, aduk
selama 3 menit. Tambahkan 10 ml dapar asetat pH 4,6.
Segera titrasi dengan raksa(II) nitrat 0,02 M LV.
Tetapkan titik akhir secara potensiometrik,
memakai elektrode baku raksa(I) sulfat dan
elektrode indikator platina atau raksa. Abaikan infeksi
awal pada kurva titrasi. Hitung persentase hasil
degradasi (D), amoksisilin natrium, C16H18N3NaO5S,
dengan rumus:
m
n7748,0
m yaitu bobot dalam g zat uji; n yaitu volume dalam
ml raksa(II) nitrat 0,02 M LV yang dipakai .
Dimetilanilin Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Larutkan 50,0 mg naftalen P
dalam sikloheksan P sampai 50,0 ml larutan ini,
tambahkan sikloheksan P sampai 100,0 ml.
Larutan baku pada 50,0 mg dimetilanilin P
tambahkan 2 ml asam klorida P dan 20 ml air, kocok
sampai larut dan encerkan dengan air sampai 50,0 ml.
Pipet 5 ml larutan ini, encerkan dengan air sampai
250,0 ml. Pipet 1 ml larutan yang telah diencerkan,
masukkan ke dalam tabung bersumbat kaca, tambahkan
5 ml natrium hidroksida 1 N dan 1,0 ml Larutan baku
internal. Tutup tabung dan kocok kuat selama 1 menit.
Jika perlu sentrifus dan pakailah lapisan atas.
Larutan uji Masukkan beberapa 1,0 g zat ke dalam
tabung bersumbat kaca, tambahkan 5 ml natrium
hidroksida 1 N dan 1,0 ml Larutan baku internal. Tutup
tabung dan kocok kuat-kuat selama 1 menit. Jika perlu
sentrifus dan pakailah lapisan atas.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 1 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf yang dilengkapi detektor ionisasi
nyala dan kolom kaca 2 m x 2 mm berisi bahan pengisi
3% tahap diam G3 pada partikel penyangga SIA.
Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom berturut-
turut pada 150º, 150º dan 120º. pakailah nitrogen P
sebagai gas pembawa dengan laju alir 30 ml per menit.
Asam 2-etilheksanoat Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas, seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Larutkan 0,50 g asam valerat P
dalam 50 ml heksan P
Larutan baku Suspensikan 20,0 mg asam 2-etil
heksan P dengan 5 ml air dalam labu bersumbat kaca.
Tambahkan 3 ml asam klorida encer P, 1,0 ml Larutan
baku internal dan 5,0 ml heksan P. Tutup labu, kocok
kuat-kuat selama 1 menit dan biarkan lapisan memisah.
pakailah lapisan atas.
Larutan uji larutkan 1,00 g zat dalam 5 ml air dalam
labu bersumbat kaca asah. Tambahkan 3 ml asam
klorida encer P; 1,0 ml Larutan baku internal dan 5,0 ml
heksan P tutup labu, kocok kuat-kuat selama 1 menit dan
biarkan lapisan memisah. pakailah lapisan atas.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 1 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x 4 mm berisi
bahan pengisi tahap diam yang dapat memisahkan asam
lemak bebas pada partikel penyangga. Pertahankan suhu
injektor, detektor dan kolom berturut-turut pada 150º,
- 125 -
150º dan 145º. pakailah nitrogen P sebagai gas
pembawa dengan laju alir 45 ml per menit.
Natrium klorida Tidak lebih dari 2,0 % dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan sebagai
berikut: Larutkan 1,000 g dalam 50 ml air dan
tambahkan 10 ml asam nitrat encer P. Titrasi dengan
perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara
potensiometrik, memakai elektrode indikator perak
dan elektrode baku raksa(I) sulfat atau elektrode lain
yang sesuai.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 5,845 mg NaCl
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan memakai 1,0 g dan 2 ml Larutan
baku timbal (10 bpj).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0%; lakukan
penetapan memakai 400 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 50 mg
zat, tambahkan 10 ml dapar pH 9,0 dan 0,2 ml
anhidrida asetat P, aduk selama 3 menit. Tambahkan
10,0 ml natrium hidroksida 1 N. Biarkan selama 15
menit. Tambahkan 10,0 ml asam nitrat 1 N dan 20 ml
dapar asetat pH 4,6. Titrasi segera dengan raksa(II)
nitrat 0,02 M LV. Tetapkan titik akhir secara
potensiometrik memakai elektrode baku raksa(I)
sulfat dan elektrode indikator platina atau raksa. Titrasi
perlahan sampai waktu titrasi lebih kurang 15 menit.
Abaikan infleksi awal pada kurva. Hitung jumlah dalam
pesentase amoksisilin natrium, C16H18N3NaO5S, dengan
rumus:
D
m
n
1
17748,0
m1 yaitu bobot zat dalam g; n1 yaitu volume raksa(II)
nitrat 0,02 M yang dipakai dalam ml; D yaitu
persentase hasil degradasi.
Amoksisilin Natrium yang dimaksud untuk pembuatan
sediaan parenteral tanpa procedure sterilisasi lebih lanjut
harus memenuhi tambahan persyaratan berikut:
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Pirogen <231> Memenuhi syarat, lakukan penetapan
memakai dosis uji 1 ml per kg yang mengandung
20 mg zat uji per ml dalam air untuk injeksi P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara
pada suhu antara 8º dan 15º. Jika bahan steril, simpan
dalam wadah steril kedap udara.
TABLET AMOKSISILIN DAN KALIUM
KLAVULANAT
Amoxicillin and Potassium Clavulanate Tablet
Tablet Amoksisilin dan Kalium Klavulanat mengandung
Amoksisilin, C16H19N3O5S, dan Asam Klavulanat,
C8H9NO5, setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , merupakan amoksisilin
trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya dan simpan dalam lemari pembeku. Litium
Klavulanat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya dan simpan di tempat yang dingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada
kromatogram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml air.
Alat tipe 2 : 75 rpm.
Waktu : 30 menit; atau 45 menit bagi tablet yang pada
etiket tertera sebagai tablet kunyah.
procedure Lakukan penetapan jumlah Amoksisilin
(C16H19N3O5S) dan Asam klavulanat terlarut (C8H9NO5)
seperti tertera pada procedure dalam Penetapan kadar,
jika perlu lakukan penyesuaian volume.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 85% (Q) C16H19N3O5S dan tidak kurang dari
80% (Q) C8H9NO5 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Untuk tablet kunyah dalam waktu 45 menit harus larut
tidak kurang dari 80% (Q) C16H19N3O5S dan (Q)
C8H9NO5 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Keragaman bobot untuk amoksisilin dan Keseragaman
kandungan untuk Asam Klavulanat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,5% jika pada
etiket tercantum tiap tablet mengandung amoksisilin
kurang dari atau sama dengan 250 mg; tidak lebih dari
10,0% jika pada etiket tercantum tiap tablet mengandung
amoksisilin lebih dari 250 mg namun kurang dari atau sama
dengan 500 mg; tidak lebih dari 11,0% jika pada etiket
tercantum tiap tablet mengandung amoksisilin lebih dari
500 mg. jika pada etiket tercantum sebagai tablet
kunyah, tidak lebih dari 6,0% jika tablet mengandung
amoksisilin tidak kurang dari atau sama dengan 125 mg;
tidak lebih dari 8,0% jika pada etiket tercantum tiap tablet
mengandung amoksisilin lebih dari 125 mg.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar natrium fosfat pH 4,4, tahap gerak, Larutan
baku dan Sistem kromatografi Buat seperti tertera pada
- 126 -
Penetapan kadar dalam Amoksisilin dan Kalium
Klavulanat untuk Suspensi Oral.
Larutan uji Larutkan tidak kurang dari 10 tablet,
dalam air dengan bantuan pengaduk mekanik, pindahkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan air
sampai tanda. Saring beberapa tertentu larutan ini, buang
10 ml filtrat pertama. Encerkan beberapa volume filtrat
yang diukur saksama secara kuantitatif dan bertahap
sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml amoksisilin.
pakailah Larutan uji dalam waktu satu jam.
procedure Lakukan procedure seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Amoksilin dan Kalium
Klavulanat untuk Suspensi Oral. Hitung jumlah dalam
mg amoksisilin, C16H19N3O3S, dalam setiap tablet,
dengan rumus:
S
U
r
rCP
D
L
1000
L yaitu jumlah amoksisilin dalam mg per tablet seperti
tertera pada etiket; D yaitu kadar amoksisilin dalam mg
per ml Larutan uji berdasarkan jumlah tablet yang
dipakai , jumlah asam klavulanat yang tertera pada
etiket dan faktor pengenceran; C yaitu kadar Amoksilin
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P yaitu potensi
amoksisilin dalam g per mg Amoksisilin BPFI; rU dan
rS berturut-turut yaitu respons puncak amoksisilin
Larutan uji dan Larutan baku. Hitung jumlah mg, asam
klavulanat (C8H9NO5) dalam tiap tablet dengan rumus:
S
U
r
rCP
D
L
1000
L yaitu jumlah asam klavulanat dalam mg per tablet
seperti tertera pada etiket; D yaitu kadar asam klavulanat
dalam mg per ml Larutan uji; C yaitu kadar Litium
Klavulanat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P
yaitu potensi asam klavulanat dalam g per mg Litium
Klavulanat BPFI; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak asam klavulanat Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Pada tablet kunyah mencantumkan kata
‘dapat dikunyah’ sejajar dengan nama obat. Penandaan
menyatakan tablet kunyah dapat dikunyah dulu sebelum
ditelan atau ditelan utuh.
AMOKSISILIN DAN KALIUM KLAVULANAT
UNTUK SUSPENSI ORAL
Amoxicillin and Potassium Clavulanate for Oral
Suspension
Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk Suspensi Oral
mengandung Amoksisilin, C16H19N3O5S, setara dengan
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari
yang tertera pada etiket, dan mengandung Asam
Klavulanat, C8H9NO5, setara dengan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Mengandung satu atau lebih dapar,
pewarna, penambah rasa, pengawet, penstabil, pemanis
dan bahan pensuspensi.
Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , merupakan amoksisilin
trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya dan simpan dalam lemari pembeku. Litium
Klavulanat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya dan simpan di tempat yang dingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada
kromatogram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
serbuk kemasan tunggal.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk
serbuk kemasan ganda.
pH <1071> Antara 3,8 dan 6,6; lakukan penetapan
memakai suspensi segera sesudah dikonstitusi sesuai
etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar natrium fosfat pH 4,4 Larutkan 7,8 g natrium
fosfat monobasa P dalam 900 ml air, atur pH sampai
4,4±0,1 dengan asam fosfat P atau natrium hidroksida
10 N encerkan dengan air sampai 1000 ml.
tahap gerak Buat campuran dapar natrium fosfat
pH 4,4 dan metanol P (95:5) dan saring melalui
penyaring dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Amoksisilin
BPFI dan Litium Klavulanat BPFI larutkan dalam air
sampai diperoleh kadar berturut-turut lebih kurang 0,5
dan 0,2 mg per ml.
Larutan uji Encerkan secara kuantitatif beberapa
volume Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk
Suspensi Oral yang diukur saksama, yang dikonstitusi
seperti tertera pada etiket, dengan air sampai kadar
amoksisilin lebih kurang 0,5 mg per ml. Aduk dengan
pengaduk mekanik selama 10 menit dan saring. pakailah
- 127 -
filtrat sebagai Larutan uji dalam waktu 1 jam sesudah
suspensi diencerkan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom ukuran
30 cm x 4 mm yang berisi bahan pengisi L1 dengan
ukuran partikel 3 - 10 m. Laju alir lebih kurang 2 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
pada procedure : resolusi, R, antara puncak amoksisilin
dan asam klavulanat tidak kurang dari 3,5; efisiensi
kolom masing-masing puncak analit tidak kurang dari
550 lempeng teoritis; faktor ikutan masing-masing
puncak analit tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif lebih kurang
0,5 untuk asam klavulanat dan 1,0 untuk amoksisilin.
Hitung jumlah dalam mg amoksisilin, C16H19N3O5S, tiap
ml zat uji dengan rumus:
S
U
r
r
D
LCP
1000
C yaitu kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; P yaitu potensi amoksisilin dalam g
per mg Amoksisilin BPFI; L yaitu jumlah amoksisilin
yang tertera pada etiket dalam mg per ml dalam
Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk Suspensi Oral
terkonstitusi; D yaitu kadar amoksisilin dalam mg per
ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada
etiket, volume suspensi oral terkonstitusi yang
dipakai dan faktor pengenceran; ru dan rs berturut-
turut yaitu respons puncak amoksisilin Larutan uji dan
Larutan baku. Hitung jumlah dalam mg asam
klavulanat, C8H9NO5, dalam tiap ml zat uji yang
dipakai dengan rumus:
S
U
r
rCP
D
L
1000
L yaitu jumlah yang tertera pada etiket dalam mg per
ml asam klavulanat dalam Amoksisilin dan Kalium
Klavulanat untuk Suspensi Oral terkonstitusi; D yaitu
kadar dalam mg per ml asam klavulanat dalam Larutan
uji; C yaitu kadar Litium Klavulanat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; P yaitu potensi dalam g asam
klavulanat per mg Litium Klavulanat BPFI; rU dan rS
berturut-turut yaitu respons puncak asam klavulanat
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada ruang dengan suhu terkendali.
AMONIA
Ammonia
Amonia [7664-41-7]
NH3 BM 17,03
Amonia yaitu larutan NH3 yang mengandung tidak
kurang dari 27,0% dan tidak lebih dari 31,0% b/b NH3.
Di udara terbuka amonia cepat hilang.
[Perhatian Penanganan amonia harus hati-hati sebab
larutan bersifat kaustik dan uapnya bersifat iritasi.
Dinginkan wadah sebelum dibuka dan tutup dengan kain
atau sejenisnya pada waktu membuka. Jangan dicicipi
dan cegah penghirupan uap.]
Pemerian Cairan; jernih, tidak berwarna; berbau khas,
menusuk kuat. Bobot jenis kurang dari 0,90.
Identifikasi Letakkan batang pengaduk kaca yang telah
dibasahi dengan asam klorida P dekat permukaan
larutan: terbentuk kabut tebal putih.
Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
penetapan dengan menguapkan 10 ml dalam cawan
platina atau cawan porselen yang telah ditara sampai
kering dan keringkan pada suhu 105º selama 1 jam.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 13 bpj;
lakukan penetapan memakai larutan yang dibuat
sebagai berikut: uapkan 1,7 ml di atas tangas uap sampai
kering. Larutkan sisa dalam 2 ml asam asetat 1 N dan
encerkan dengan air sampai 25 ml.
Zat mudah teroksidasi Pada campuran 4,0 dan 6,0 ml
air tambahkan asam sulfat 2 N sampai sedikit asam dan
0,10 ml kalium permanganat 0,1 N: warna merah muda
tidak hilang sempurna dalam 10 menit.
Penetapan kadar Masukkan dengan cepat beberapa zat
ke dalam wadah bertutup, berdinding tebal (dapat
dipakai botol tahan tekanan) sampai tinggi cairan
lebih kurang 20 cm, tutup. lalu dinginkan wadah
dan isi sampai suhu 10º atau lebih rendah. Timbang
saksama labu Erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca yang
berisi 35,0 ml asam sulfat 1 N LV. Masukkan pipet ukur
ke dalam amonia yang telah didinginkan, biarkan cairan
naik ke dalam pipet tanpa dihisap, angkat pipet dan
bersihkan cairan yang menempel dan buang 1 ml larutan
pertama. Letakkan ujung pipet tepat diatas permukaan
asam sulfat 1 N dalam labu Erlenmeyer dan alirkan lebih
kurang 2 ml ke dalam labu. Tutup labu, campur dan
timbang kembali untuk memperoleh bobot contoh.
Titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 1 N LV
memakai indikator merah metil LP. Lakukan
penetapan blangko seperti tertera pada Titrasi residual
dalam Titrimetri <711>.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 17,03 mg NH3
- 128 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
pada suhu tidak lebih dari 25º.
AMONIUM KLORIDA
Ammonium Chloride
Amonium klorida [12125-02-9]
NH4Cl BM 53,49
Amonium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,5%
dan tidak lebih dari 100,5% Amonium Klorida, NH4Cl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
halus atau kasar; berwarna putih; rasa asin dan dingin
higroskopik.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin;
lebih mudah larut dalam air mendidih; sedikit larut
dalam etanol.
Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menampilkan reaksi
Amonium dan Klorida cara A, B dan C seperti tertera
pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,6 dan 6,0 lakukan penetapan
memakai larutan zat (1 dalam 20).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 2 g zat, tambahkan 1 ml asam sulfat P, panaskan
hati-hati sampai menguap sempurna; sisa berwarna
putih, lalu pijarkan sampai bobot tetap.
Tiosianat Asamkan 10 ml larutan (1 dalam 10) zat
dengan asam klorida P dan tambahkan beberapa tetes
besi(III) klorida LP: tidak terjadi warna merah jingga.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
100 mg zat, larutkan dalam 100 ml air dalam cawan
porselen. Tambahkan 1 ml diklorofluoresein LP, campur
dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV sampai
terbentuk flokulasi dan campuran berubah menjadi
merah muda lemah.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan5,349 mg NH4Cl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
AMPISILIN
Ampicillin
N
S
COOH
CH3
N
H
CH3
HH
O
CC
OH
NH2
H
Asam(2S,5R,6R)-6-[(R)-2-Amino-2-fenilasetamido]-3,3-
dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]heptan-2-
karboksilat [69-53-4]
C16H19N3O4S (anhidrat) BM 349,41
Trihidrat [7177-48-2] BM 403,46
Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat.
Mengandung tidak kurang dari 900 μg dan tidak lebih
dari 1050 μg per mg, C16H19N3O4S, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam metanol;
tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan
dalam kloroform.
Baku pembanding Ampisilin BPFI; merupakan bentuk
anhidrat dari ampisilin, lakukan pengeringan dalam
hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada suhu ruang
sampai bobot tetap sebelum dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering.
Ampisilin Trihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan,
simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya, di tempat yang dingin dan kering. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi semua isi, pakailah larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemari pendingin.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Ampisillin BPFI .
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
Endotoksin FI per mg ampisilin, jika pada etiket
menyatakan ampisilin steril atau harus dilakukan proses
lebih lanjut untuk sediaan injeksi.
Sterilitas <71> Jika pada etiket menyatakan Ampisilin
steril, maka harus memenuhi syarat jika dilakukan Uji
penyaringan membran seperti tertera pada Uji sterilitas
produk, kecuali larutkan 6 g zat dalam 800 ml Cairan D
yang mengandung penisilinase steril yang cukup untuk
menginaktivasi ampisilin dan goyang labu sampai larut
sempurna sebelum disaring.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
- 129 -
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan
memakai larutan 10 mg per ml.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0% jika pada
etiket tertera ampisilin anhidrat. Antara 12,0% dan
15,0% jika pada etiket tertera ampisilin trihidrat.
Dimetilanilin <362> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-kalium
fosfat monobasa 1 M-asam asetat 1 N (909:80:10:1),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Campur 10 ml kalium fosfat monobasa
1 M dan 1 ml asam asetat 1 N, encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Ampisilin
BPFI, larutkan dalam Pengencer sampai kadar lebih
kurang 1 mg per ml, pakailah pengocokan dan sonikasi
sampai larut sempurna. pakailah larutan segera sesudah
dibuat.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat setara
dengan lebih kurang 100 mg ampisilin anhidrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
lebih kurang 75 ml Pengencer, jika perlu kocok dan
sonikasi sampai larut sempurna, encerkan dengan
Pengencer sampai tanda. pakailah larutan segera sesudah
dibuat.
Larutan resolusi Larutkan beberapa kafein dalam
Larutan baku sampai kadar lebih kurang 0,12 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm, pra-kolom 5 cm x
4 mm dan kolom analisa 30 cm x 4 mm berisi bahan
pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 - 10 μm. Laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : resolusi,
R, antara puncak kafein dan ampisilin tidak kurang dari
2,0. Waktu retensi relatif ampisilin dan kafein berturut-
turut lebih kurang 0,5 dan 1,0. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : faktor
kapasitas, k’, tidak lebih dari 2,5; faktor ikutan tidak
lebih dari 1,4 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam μg,
C16H19N3O4S, dalam tiap mg ampisilin dengan rumus:
S
U
r
r
W
CP100
C yaitu kadar Ampisilin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; P yaitu potensi Ampisilin BPFI dalam
μg per mg; W yaitu bobot dalam mg ampisilin yang
dipakai ; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Etiket menampilkan bentuk anhidrat atau
trihidrat. Jika pada sediaan disebutkan jumlah ampisilin
maka yang dimaksud yaitu ampisilin anhidrat. Jika
dipakai untuk sediaan injeksi pada etiket disebutkan
ampisilin trihidrat dan steril atau memerlukan proses
lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
KAPSUL AMPISILIN
Ampicillin Capsule
Kapsul Ampisilin mengandung beberapa Ampisilin
(anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% ampisilin,
C16H19N3O4S dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Ampisillin BPFI; merupakan bentuk
anhidrat dari ampisilin; lakukan pengeringan dalam
hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada suhu ruang
sampai bobot tetap sebelum dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran aseton P-air-toluen P-asam
asetat glasial P (650:100:100:25).
Pelarut Campuran aseton P-asam klorida 0,1 N (4:1)
Larutan baku Timbang beberapa Ampisilin BPFI,
larutkan dalam Pelarut sampai kadar 0,5%.
Larutan uji Timbang beberapa zat larutkan dalam
Pelarut sampai kadar 0,5%.
Penampak bercak Larutan ninhidrin P 0,3% dalam
etanol P.
procedure Totolkan masing-masing 2 μl Larutan baku
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi berisi tahap gerak, biarkan merambat
sampai tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
tandai batas rambat, biarkan kering. Semprot lempeng
dengan Penampak bercak dan panaskan lempeng pada
suhu 90º selama 15 menit; harga, Rf, dari bercak utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml air.
Alat Tipe 1 : 100 rpm.
Waktu : 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O4S,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot secara
spektrofotometri, jika perlu encerkan dengan Media
- 130 -
disolusi dan bandingkan dengan serapan Larutan Baku
Ampisilin BPFI dalam media yang sama.
Toleransi Dalam 45 menit harus larut tidak kurang
dari 75% (Q) C16H19N3O4S, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman kesediaan <911> Memenuhi syarat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0% jika kapsul
mengandung ampisilin anhidrat, atau antara 10,0% dan
15,0% jika kapsul mengandung ampisilin trihidrat.
Penetapan kadar
Larutan baku Buat seperti tertera pada Larutan baku
pada Penetapan kadar Antibiotik Secara Iodometri
<521>, memakai Ampisilin BPFI.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 kapsul
ampisilin ke dalam tabung blender kaca berkecepatan
tinggi yang berisi beberapa air yang diukur saksama,
blender selama 4±1 menit. Encerkan beberapa volume
larutan ini yang diukur saksama secara kuantitatif dan
bertahap sampai kadar lebih kurang 1,25 mg ampisilin
per ml.
procedure Lakukan seperti tertera pada procedure pada
Penetapan Kadar Antibiotik Secara Iodometri <521>.
Hitung jumlah dalam mg ampisilin, C16H19N3O4S, pada
tiap kapsul dengan rumus:
( )IB
2000
F
D
T
T yaitu kadar ampisilin dalam mg per kapsul seperti
tertera pada etiket; D yaitu kadar ampisilin dalam mg
per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per kapsul yang
tertera pada etiket dan faktor pengenceran.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Etiket pada kapsul menampilkan ampisilin
anhidrat atau trihidrat.
TABLET AMPISILIN
Ampicillin Tablet
Tablet Ampisilin mengandung beberapa Ampisillin
(anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% ampisilin,
C16H19N3O4S, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Ampisilin BPFI tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi Serbukkan satu atau lebih tablet ampisilin,
buat larutan yang mengandung 5 mg per ml dalam
campuran pelarut aseton P-asam klorida 0,1 N (4:1);
larutan ini memenuhi uji Identifikasi seperti tertera pada
Kapsul Ampisilin.
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml air
Alat Tipe 1 : 100 rpm
Waktu : 45 menit
procedure Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O4S,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot secara
spektrofotometri, jika perlu encerkan dengan Media
disolusi dan bandingkan dengan serapan larutan baku
Ampisilin BPFI yang diketahui kadarnya dalam media
yang sama.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C16H19N3O4S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Susut pengeringan <1121>. Jika tablet mengandung
ampisilin anhidrat, serbuk bukan tablet kunyah tidak
lebih dari 4,0%, serbuk tablet kunyah tidak lebih dari
3,0%. Jika tablet mengandung ampisilin trihidrat serbuk
untuk obat hewan tidak lebih dari 13,0%. Lakukan
pengeringan memakai 100 mg serbuk tablet pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º selama
3 jam.
Air <1031> Metode I Untuk tablet kunyah mengandung
ampisilin trihidrat: tidak lebih dari 5,0%; untuk yang
bukan tablet kunyah, mengandung ampisilin trihidrat:
antara 9,5% dan 12,0%.
Penetapan kadar
Larutan baku Buat seperti tertera pada Penetapan
kadar Antibiotik secara Iodometri <521>, memakai
Ampisilin BPFI.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 tablet
ampisilin ke dalam bejana blender kaca berkecepatan
tinggi yang berisi beberapa air yang diukur saksama,
blender selama 4±1 menit. Encerkan beberapa volume
larutan ini yang diukur saksama secara kuantitatif dan
bertahap sampai kadar lebih kurang 1,25 mg ampisilin
per ml.
procedure Lakukan seperti pada procedure yang tertera
pada Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri
<521>. Hitung kadar dalam mg ampisilin, C16H19N3O4S,
pada tiap tablet dengan rumus:
( )IB
2000
F
D
T
T yaitu kadar ampisilin dalam mg seperti tertera pada
setiap tablet; D yaitu kadar ampisilin dalam mg per ml
Larutan uji berdasarkan jumlah per tablet yang tertera
pada etiket dan besarnya faktor pengenceran.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
- 131 -
AMPISILIN UNTUK INJEKSI
Ampicillin for Injection
Ampisilin Untuk Injeksi mengandung Ampisilin
Natrium setara dengan Ampisilin, C16H19N3O4S, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Ampisilin Natrium BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum dipakai . Higroskopis,
simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan
kering. Ampisilin BPFI; merupakan bentuk anhidrat dari
ampisilin. Sebelum dipakai , lakukan pengeringan
sampai bobot tetap dalam hampa udara dengan fosfor
pentoksida P pada suhu ruang. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Larutan terkonstitusi Pada saat dipakai larutan
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
pada Injeksi.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
Endotoksin FI per mg ampisilin.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk keseragaman kandungan Lakukan
pengujian dalam wadah terpisah memakai Larutan
uji 1 atau Larutan uji 2 atau keduanya, jika diperlukan.
Bahan partikulat <751> memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi Volume Kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Identifikasi, Sifat
hablur, pH, Air seperti tertera pada Ampisilin Natrium.
Juga memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan penandaan
seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Pengencer, Larutan baku, Larutan
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin.
Larutan uji 1 (Bila dianggap sebagai wadah dosis
tunggal). Konstitusikan ampisilin untuk injeksi dalam
volume Pengencer yang telah diukur saksama, sesuai
volume pelarut yang tertera pada etiket. Keluarkan
semua isi memakai jarum dan alat suntik
hipodermik yang sesuai dan encerkan secara kuantitatif
dengan Pengencer sampai kadar lebih kurang 1 mg per
ml ampisilin. pakailah larutan segera sesudah dibuat.
Larutan uji 2 (Jika pada etiket tertera jumlah ampisilin
dalam volume larutan terkonstitusi yang ditetapkan).
Konstitusikan isi 1 wadah dalam volume Pengencer
yang diukur saksama, sesuai dengan volume pelarut
yang tertera pada etiket. Encerkan beberapa larutan
terkonstitusi yang telah diukur saksama dengan
Pengencer secara bertahap sampai diperoleh kadar
ampisilin lebih kurang 1 mg per ml. pakailah larutan
segera sesudah dibuat.
procedure Lakukan menurut procedure seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. Hitung jumlah
dalam mg ampisilin, C16H19N3O4S, dalam larutan
terkonstitusi yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rCP
D
L
1000
L yaitu jumlah ampisilin, C16H19N3O4S dalam mg yang
tertera pada etiket di wadah atau volume larutan
terkonstitusi yang dipakai ; D berturut-turut yaitu
kadar ampisilin, C16H19N3O4S, dalam mg per ml Larutan
uji 1 atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera
pada etiket di wadah atau dalam larutan terkonstitusi
yang dipakai dan faktor pengenceran; C yaitu kadar
Ampisilin BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
P yaitu potensi Ampisilin BPFI dalam μg per mg;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah untuk
padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Hindari larutan
konstitusi dari pembekuan.
AMPISILIN UNTUK SUSPENSI ORAL
Ampicillin for Oral Suspension
Ampisilin Untuk Suspensi Oral mengandung beberapa
Ampisilin (anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
C16H19N3O4S, dari jumlah yang tertera pada etiket, bila
dikonstitusi sesuai petunjuk. Mengandung satu atau
lebih dapar yang sesuai, bahan pewarna, penyedap,
pengawet dan pemanis.
Baku pembanding Ampisilin BPFI; merupakan bentuk
anhidrat dari ampisilin, lakukan pengeringan dalam
hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada suhu ruang
sampai bobot tetap sebelum dipakai . Simpan dalam
wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering.
Identifikasi Larutkan beberapa zat dalam campuran
aseton P-asam korida 0,1 N (4:1) sampai kadar 5 mg
ampisilin per ml: larutan yang diperoleh menampilkan
uji Identifikasi seperti tertera pada l Kapsul Ampisilin.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
zat padat terkemas dalam satuan tunggal.
- 132 -
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5 lakukan penetapan
memakai suspensi yang dibuat sesuai petunjuk pada
etiket.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,5%, atau tidak
lebih dari 5,0% bila mengandung ampisilin trihidrat dan
mengandung setara dengan 100 mg ampisilin per ml bila
dikonstitusi sesuai petunjuk pada etiket.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Larutan baku Buat Larutan baku seperti tertera pada
Penetapan kadar Antibiotik secara Iodometri <521>,
memakai Ampisilin BPFI.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume suspensi
oral yang dibuat segar sesuai petunjuk pada etiket dan
bebas dari gelembung udara, encerkan bertahap secara
kuantitatif dengan air sampai kadar lebih kurang 1,25 mg
ampisilin per ml.
procedure Lakukan menurut procedure seperti tertera
pada Penetapan kadar Antibiotik secara Iodometri
<521>. Hitung jumlah dalam mg ampisilin,
C16H19N3O4S, tiap ml suspensi yang dipakai , dengan
rumus :
( )IB
2000
F
D
T
T yaitu jumah ampisilin dalam mg per ml suspensi
yang dibuat sesuai petunjuk pada etiket; D yaitu kadar
ampisilin dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
jumlah yang tertera pada etiket dan faktor pengenceran.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan ampisilin
yang dipakai dalam bentuk anhidrat atau trihidrat.
AMPISILIN NATRIUM
Ampicilin Sodium
Mononatrium D-(-)-6-(2-amino-2-fenilasetamido)-3,3-
dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]heptan-2-
karboksilat [69-52-3]
C16H19N3NaO4S BM 371,39
Ampisilin Natrium Steril memiliki potensi setara
dengan tidak kurang dari 845 μg dan tidak lebih dari
988 g ampisilin, C16H19N3O4S, per mg, dihitung
sebagai zat anhidrat.
Baku pembanding Ampisilin BPFI; merupakan bentuk
anhidrat dari ampisilin. Sebelum dipakai , lakukan
pengeringan sampai bobot konstan pada vakum dengan
fosfor pentoksida P pada suhu ruang. Simpan dalam
wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Ampisilin Natrium BPFI; tidak boleh dikeringkan
sebelum dipakai . Higroskopis, simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Ampisilin Natrium BPFI.
B. menampilkan reakasi Natrium cara A dan B
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291> .
Sifat hablar <1091> Memenuhi syarat. [Catatan
Kecuali untuk Ampisilin Natrium Steril dalam bentuk
beku-kering, tidak perlu memenuhi pesyaratan ini.]
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
Endotoksin FI per mg ampisilin.
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan
dengan larutan yang mengandung 10,0 mg per ml.
Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 2,0%.
Dimetillanilin Tidak lebih dari 20 bpj. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Larutkan 75 mg
N,N-dietilanilina P dalam 25 ml asam klorida 1 N,
encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan air
sampai diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang
30 g per ml.
Larutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilanilina P
ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml asam
klorida 1 N, goyang sampai larut, encerkan dengan air
sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 1 ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga yang
sesuai, tambahkan 2,0 ml natrium hidroksida 1,25 N,
goyang sampai larut, tambahkan 1,0 ml Larutan baku
internal dan 1,0 ml sikloheksan P, kocok kuat selama
1 menit dan sentrifus. pakailah beningan yang jernih
sebagai Larutan baku.
Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam tabung
sentrifuga yang sesuai, tambahkan 2,0 ml natrium
hidroksida 1,25 N, goyang sampai larut, tambahkan
1,0 ml Larutan baku internal dan 1,0 ml sikloheksan P,
kocok kuat selama 1 menit dan sentrifus. pakailah
beningan yang jernih sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 2 mm berisi
bahan pengisi 3% tahap cair G3 dengan partikel penyangga
SIA tersilanisasi dan pertahankan suhu pada 120°.
pakailah nitrogen P sebagai gas pembawa, dengan laju
alir lebih kurang 30 ml per menit.
- 133 -
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 2-20 l). Larutan baku dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Perbandingan respons tiap
puncak dimetilanilin terhadap respons puncak
dimetilanilin yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih
besar dari Larutan baku.
Metilen klorida Tidak lebih dari 0,2%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Buat larutan dioksan P dalam
dimetil sulfoksida P sampai kadar lebih kurang 2,1 mg
per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumah metilen
klorida P, larutkan dalam Larutan baku internal sampai
kadar lebih kurang 0,33 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg
zat, larutkan dalam 3,0 ml Larutan baku internal.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x
4 mm berisi bahan pengisi 10% G39 dengan partikel
penyangga S1A yang tidak tersilanisasi. Pertahankan
suhu kolom, suhu injektor dan suhu detektor berturut-
turut pada suhu lebih kurang 65º, 100º dan 260º.
pakailah nitrogen P sebagai gas pembawa, dengan laju
alir lebih kurang 60 ml per menit. Suntikkan Larutan
baku ke dalam kromatograf dan rekam retensi yang
tertera pada procedure : Waktu relatif metilen klorida dan
dioksan berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi,
R, antara puncak metilen klorida dan puncak dioksan
tidak kurang dari 4 dan penyimpagan baku relatif untuk
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 1 l ) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak metilen klorida dan dioksan. Hitung
persentase metilen klorida dalam ampisilin natrium steril
yang dipakai dengan rumus:
S
U
R
R
m
C300
C yaitu kadar metilen klorida dalam mg per ml Larutan
baku; m yaitu jumlah dalam mg zat dalam Larutan uji;
RU dan RS berturut-turut yaitu perbandingan respons
puncak metilen klorida terhadap respons puncak dioksan
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan Baku.
Syarat lain Untuk Ampisilin Natrium Steril, harus
memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan Endotoksin
Bakteri <201> seperti tertera pada Ampisilin untuk
Injeksi. Ampisilin natrium untuk pembuatan injeksi
ampisilin natrium harus memenuhi syarat uji Endotoksin
Bakteri <201> seperti tertera pada Ampisilin untuk
Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Pengencer, Larutan baku, Larutan
resolusi dan Sistem kromatografi lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin.
Larutan uji [Catatan Ampisilin natrium bersifat
higroskopis, hindari paparan terhadap udara dan
timbang segera.] Timbang saksama setara dengan lebih
kurang 100 mg ampisilin anhidrat, masukkan dalam labu
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
Pengencer sampai tanda. pakailah larutan segera sesudah
dibuat.
procedure Lakukan menurut procedure seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. Hitung jumlah
dalam g ampisilin, C16H19N3O4S, dalam tiap mg zat uji
dengan rumus:
S
U
r
r
W
CP100
W yaitu bobot dalam mg ampisilin natrium dalam
Larutan uji; keterangan lainnya seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Ampisilin.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
AMPISILlN DAN SULBAKTAM UNTUK INJEKSI
Ampicillin and Sulbactam for Injection
Ampisilin dan Sulbaktam untuk Injeksi yaitu suatu
campuran Ampisilin Natrium dan Sulbaktam Natrium
kering dan steril. Mengandung ampisilin, C16H19N3O4S,
dan sulbaktam, C8H11NO5S, setara dengan tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Perbandingan Ampisilin dan
Sulbaktam pada etiket yaitu 2:1. Mengandung
Ampisilin dan Sulbaktam, berturut-turut tidak kurang
dari 563 dan 280 μg per mg, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Baku pembanding Ampisilin BPFI bentuk anhidrat;
keringkan dalam hampa di atas fosfor pentaoksida P
pada suhu ruang sampai bobot tetap sebelum dipakai .
Simpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Sulbaktam BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
dipakai , simpan dalam wadah tertutup rapat dan
dalam lemari pembeku.
Larutan terkonstitusi Pada waktu dipakai ,
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
pada Injeksi.
- 134 -
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,17 unit
Endotoksin FI dalam zat yang setara dengan 1 mg
campuran ampisilin dan sulbaktam (berturut-turut 0,67
dan 0,33 mg).
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, seperti tertera pada
Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas dari produk
yang diuji.
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung ampisilin
10 mg per ml dan sulbaktam 5 mg per ml.
Kadar air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sediaan
<911> dan Penandaan pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Tetrabutilamonium hidroksida 0,005 M Encerkan
6,6 ml Larutan tetrabutilamonium hidroksida 40%
dengan air sampai 1800 ml. Atur pH sampai 5,0±0,1
dengan penambahan asam fosfat 1 M. Encerkan dengan
air sampai 2000 ml.
tahap gerak Buat campuran tetrabutilamonium
hidroksida 0,005M-asetonitril P (1650:350), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Ampisilin BPFI dan Sulbaktam BPFI, larutkan dalam
tahap gerak sampai kadar ampisilin dan sulbaktam
berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 0,3 mg per ml.
[Catatan Segera suntikkan larutan ini.]
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Sulbaktam BPFI, larutkan dalam natrium hidroksida
0,01 N sampai kadar lebih kurang 0,3 mg per ml,
diamkan selama 30 menit. Atur pH sampai 5,0±0,1
dengan penambahan asam fosfat P. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 4,25 ml
asetonitril P, encerkan dengan tetrabutilamonium
hidroksida 0,005 M sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke
dalam labu tentukur 25-ml kedua, tambahkan 15 mg
Ampisilin BPFI, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda. [Catatan Segera suntikkan larutan ini.]
Larutan uji 1 Homogenkan isi satu wadah ampisilin
dan sulbaktam untuk injeksi. Timbang saksama beberapa
serbuk, larutkan dalam tahap gerak sampai kadar lebih
kurang 1 mg per ml. [Catatan Segera suntikkan larutan
ini.]
Larutan uji 2 (Untuk kemasan dosis tunggal).
Konstitusikan satu wadah ampisilin dan sulbaktam untuk
injeksi dengan beberapa volume air yang diukur
saksama sesuai dengan volume pelarut yang tertera pada
etiket. Pipet semua kandungan isi wadah memakai
alat suntik dan jarum hipodermis, jika perlu encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan tahap gerak
sampai kadar ampisilin dan sulbaktam berturut-turut
lebih kurang 0,6 dan 0,3 mg per ml. [Catatan Segera
suntikkan larutan ini.]
Larutan uji 3 (Jika pada etiket tertera jumlah ampisilin
dan sulbaktam dalam volume tertentu larutan konstitusi).
Konstitusikan satu wadah ampisilin dan sulbaktam untuk
injeksi dengan beberapa volume air yang diukur
saksama sesuai dengan volume pelarut yang tertera pada
etiket. Jika perlu encerkan secara kuantitatif dan
bertahap larutan yang terkonstitusi dengan tahap gerak
sampai kadar larutan ampisilin dan sulbaktam berturut-
turut lebih kurang 0,6 dan 0,3 mg per ml. [Catatan
Segera suntikkan larutan ini].
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif untuk
Ampisilin lebih kurang 0,7 dan untuk hasil degradasi
alkali sulbaktam yaitu 1,0; resolusi, R, antara ampisilin
dan hasil degradasi alkali sulbaktam tidak kurang dari
4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : waktu
retensi relatif Ampisilin dan sulbaktam berturut-turut
lebih kurang 0,35 dan 1,0; efisiensi kolom puncak
sulbaktam tidak kurang dari 3500 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam μg
ampisilin, C16H19N3O4S, dan sulbaktam, C8H11NO5S,
dalam serbuk injeksi yang dipakai dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
PC
CS yaitu kadar Ampisilin BPFI atau Sulbaktam BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; P yaitu kandungan
Ampisilin BPFI atau Sulbaktam BPFI dalam μg per mg;
CU yaitu kadar ampisilin atau sulbaktam untuk injeksi
dalam mg per ml Larutan uji 1; rU dan rS yaitu respons
puncak analit dari Larutan uji 1 dan Larutan baku.
Hitung jumlah ampisilin, C16H19N3O4S, dan sulbaktam,
C8H11NO5S, dalam wadah atau dalam volume larutan
konstitusi dengan rumus:
- 135 -
( )
S
U
s r
rPC
D
L
L yaitu jumlah ampisilin atau sulbaktam dalam mg
seperti tertera pada etiket, dalam wadah atau dalam
volume larutan terkonstitusi yang dipakai ; D yaitu
kadar ampisilin atau sulbaktam dalam mg per ml
Larutan uji 2 atau Larutan uji 3, berdasarkan jumlah
dalam mg ampisilin atau sulbaktam yang tertera pada
etiket; rU yaitu respons puncak Larutan uji 2 atau
Larutan uji 3 dan rS yaitu respons puncak Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam Wadah
padatan steril seperti tertera pada Injeksi.
ANTAZOLIN HIDROKLORIDA
Antazoline Hydrochloride
NH
N
H2
C N
H2
C
. HCl
2-(N-Benzilanilina)-metil-2-imidazolina
hidroklorida [2508-72-7]
C17H19N3.HCl BM 301,82
Antazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C17H19N3.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak
berbau atau hampir tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak
larut dalam eter.
Identifikasi
A. Spektum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam asam korida 0,1 N setebal 2 cm pada
daerah panjang gelombang antara 230 nm dan 350 nm
menampilkan maksimum pada lebih kurang 241 dan
291 nm; serapan pada 241 nm lebih kurang 1,0 dan pada
291 nm lebih kurang 0,13.
B. Pada 5 ml larutan 1,0% tambahkan 0,5 ml asam
nitrat P: terjadi warna merah yang segera menjadi hijau
tua.
C. menampilkan reaksi Klorida seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum <291>.
Jarak lebur <1021> Metode II Lebih kurang 240º,
disertai peruraian.
pH <1071> 5,0 - 6,5; lakukan penetapan memakai
larutan zat (1 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
bila perlu hangatkan sampai larut. Dinginkan, tambahkan
15 ml raksa(II) asetat LP dan 2 - 3 tetes kristal violet LP
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LP. Lakukan
penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 30,18 mg C17H19N3.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
terlindung cahaya.
ANTIPIRIN
Antipyrine
N
N
CH3
CH3
O
2,3-Dimetil-1-fenil-3-pirazolin-5-on [60-80-0]
C11H12N2O BM 188,23
Antipirin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% antipirin C11H12N2O, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, hablur tidak berwarna atau
putih; tidak berbau dan agak pahit. Larutan netral
terhadap lakmus.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut
dalam eter.
Baku pembanding Antipirin BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 60º selama 2 jam sebelum dipakai .
Kesempurnaan melarut dan warna larutan Larut
sempurna dalam 1 bagian air dingin, jika diamati secara
melintang dalam tabung yang berdiameter lebih kurang
20 mm, larutan tampak tidak berwarna atau tidak lebih
berwarna dari kuning pucat.
Identifikasi
A. Spektum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang sama seperti pada
Antipirin BPFI .
B. Spektum serapan ultraviolet larutan zat (1 dalam
50.000) dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Antipirin BPFI, daya serap masing-masing dihitung
- 136 -
terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 266 nm:
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Pada larutan tambahkan asam tanat LP: terbentuk
endapan putih.
Jarak lebur <1021> Antara 110º dan 112,5º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 60º selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0.15%.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan memakai 1 g zat yang dilarutkan dalam
2 ml asam asetat 1 N, dan tambahkan air sampai 25 ml.
Cemaran umum <481>
Larutan uji pakailah pelarut kloroform P.
Larutan baku pakailah pelarut kloroform P.
tahap gerak Campuran kloroform P-aseton P-butil
alkohol P-asam format P (60:15:15:15).
Penampak bercak pakailah teknik penampak bercak
nomor 1.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu iodum 250 ml, larutkan
dalam 25 ml air. Tambahkan 2 g natrium asetat P dan
20,0 ml iodum 0,1 N LV. Biarkan di tempat gelap dan
sejuk selama 20 menit, tambahkan 25 ml etanol P
sampai endapan larut. Titrasi kelebihan iodum dengan
natrium tiosulfat 0,1 N LV memakai kanji LP
sebagai indikator.
Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan 9,412 mg C11H12N2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
APOMORFIN HIDROKLORIDA
Apomorphine Hydrochloride
N
OH
OH
CH3
H
HCl 1/2 H2O
6aß-Aporfin-10,11-diol hidrokloridahemihidrat
[41372-20-7]
C17H17NO2.HCl.½H2O BM 312,79
Anhidrat [314-19-2] BM 303,79
Apomorfin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C17H17NO2.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih atau hablur berkilauan kecil
putih atau putih keabu-abuan; tidak berbau. Di udara
terbuka dan terpapar cahaya perlahan-lahan berubah
menjadi hijau. Larutan dalam air bereaksi netral terhadap
lakmus.
Kelarutan Sangat sukat larut dalam kloroform dan
dalam eter; agak sukar larut dalam air dan dalam etanol;
larut dalam air pada suhu 80º.
Baku pembanding Apomorfin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
yang sama seperti Apomorfin Hidroklorida BPFI.
B. Pada 5 ml larutan zat (1 dalam 100) tambahkan
larutan natrium bikarbonat P (1 dalam 20) sedikit
berlebih: terbentuk endapan putih atau putih kehijauan.
Tambahkan 3 tetes iodum LP, kocok kuat: terjadi warna
hijau zamrud. Tambahkan 5 ml eter P, kocok kuat dan
biarkan memisah: lapisan eter berwarna merah delima
yang intensif sedangkan lapisan air tetap berwarna hijau.
C. Larutkan zat dalam asam nitrat P: terjadi warna
ungu gelap.
D. Pada larutan C tambahkan perak nitrat LP:
terbentuk endapan putih yang tidak larut dala