Cetylpyridinum Chloride
N+ CH2(CH2)13CH2CH3
Cl- H2O
1-Heksadesilpiridinium klorida monohidrat [6004-24-6]
C21H38ClN.H2O BM 358,01
Anhidrat [123-03-5] BM 339,99
Setilpiridinium Klorida mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 102,0% C21H38ClN, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk; putih; bau khas lemah
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
dan dalam kloroform; sukar larut dalam benzen dan
dalam eter.
Baku pembanding Setilpiridinium Klorida BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Setilpiridinium Klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
25.000) menampilkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada
Setilpiridinium Klorida BPFI
C. Larutkan 100 mg dalam 50 ml air. Pada 10 ml
larutan memberi reaksi Klorida, seperti tertera pada
reaksi Uji Identifikasi Umum <291> kecuali tidak
terbentuk endapan putih, melainkan kekeruhan, pada
waktu ditambahkan larutan perak nitrat LP
Jarak lebur <1021> Antara 80° dan 84°; lakukan
penetapan tanpa dikeringkan terlebih dahulu.
Keasaman <1071> Timbang saksama dan larutkan
500 mg zat dalam 50 ml air, netralkan dengan natrium
hidroksida 0,020 N memakai indikator fenolftalein
LP : dibutuhkan tidak lebih dari 2,5 ml.
Air <1031> Antara 4,5 % dan 5,5 %; lakukan penetapan
menurut Metode I seperti tertera pada Penetapan kadar
air.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2 %, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Piridin Larutkan 1 g dalam 10 ml natrium hidroksida P
10% tanpa pemanasan; bau piridin tidak segera dapat
tercium.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Memenuhi syarat
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan
kadar dua kali Larutan uji.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg
masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml bersumbat kaca
yang berisi 75 ml air. Tambahkan 10 ml kloroform P,
0,4 ml larutan biru bromofenol P (1 dalam 2000) dan 5 ml
larutan segar natrium bikarbonat P 0,42%. Titrasi
dengan natrium tetrafenilboron 0,02 M LV sampai warna
biru hilang dari lapisan kloroform. Mendekati titik akhir
lakukan titrasi perlahan-lahan dan kocok kuat setiap kali
penambahan.
Tiap ml natrium tetrafenilboron 0,02 M
setara dengan 6,800 mg C21H38ClN
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 1174 -
SETRIMIDA
Cetrimide
Setrimida [505-86-2]
C17H38BrN BM 336,4
Setrimida terdiri dari trimetiltetradesilamonium bromida
dan boleh mengandung beberapa kecil dodesil dan
heksadesil-trimetilamonium bromida. Setrimida
mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih
dari 101,0% Alkiltrimetilamonium Bromida dihitung
sebagai, C17H38BrN, terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih; voluminus;
mengalir bebas; agak berbau dan khas.
Kelarutan Larut dalam 2 bagian air; mudah larut dalam
etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut dalam
eter.
Identifikasi
A. Serapan larutan 250 mg dalam 25 ml etanol P
pada panjang gelombang antara 260 nm dan 280 nm
tidak lebih dari 0,05.
B. Larutkan 5 mg dalam 5 ml dapar fospat pH 8,
tambahkan sepotong kertas hijau metil-raksa(II) iodida
P; sesudah 5 menit warna biru kehijauan larutan lebih
intensif dari pada warna larutan blangko yang
diperlakukan sama.
C. menampilkan reaksi Bromida cara B seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
D. Larutan 2,0% dalam air bebas karbon dioksida P
(Larutkan A): terbentuk busa yang banyak pada
pengocokan.
Keasaman-kebasaan Pada 50 ml Larutan A tambahkan
0,1 ml ungu bromokresol LP; tidak lebih dari 0,1 ml
asam klorida 0,1 N LV atau natrium hidroksida 0,1 N LV
yang diperlukan untuk mengubah warna larutan.
Kerjenihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan memakai larutan A yang diperoleh dari
Identifikasi.
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Larutan A
tidak berwarna.
Amina non kuarterner Larutkan 5 g dalam 30 ml
campuran metanol P-asam klorida 1 N (99:1),
tambahkan 100 ml isopropanol P. Alirkan perlahan-
lahan nitrogen P melalui larutan dan titrasi secara
potensiometrik dengan tetrabutilamonium hidroksida
0,1 M LV sampai sebanyak 15,0 ml. Jika diamati adanya
dua infleksi maka volume larutan titer yang ditambahkan
diantara dua titik infleksi tidak lebih dari 2,0 ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan pada suhu antara 100°-105° selama
2 jam, memakai 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan penetapan memakai 1 g zat.
Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 2 g
zat, larutkan dalam air secukupnya sampai 100 ml. Pipet
25 ml ke dalam corong pisah, tambahkan 25 ml
kloroform P, 10 ml natrium hidroksida 0,1 N dan 10,0 ml
larutan segar kalium iodida P 5,0%. Kocok, biarkan
memisah dan buang lapisan kloroform. Cuci lapisan air
tiga kali, tiap kali dengan 10 ml kloroform P dan buang
kloroform. Tambahkan 40 ml asam klorida P, dinginkan
dan titrasi dengan kalium iodat 0,05 M LV sampai warna
cokelat tua hampir hilang. Tambahkan 2 ml kloroform P
dan lanjutkan titrasi dengan pengocokan sampai lapisan
kloroform tidak berubah warna. Lakukan penetapan
blangko terhadap campuran 10,0 ml larutan segar kalium
iodida P, 20 ml air dan 40 ml asam klorida P. Perbedaan
pada titrasi menampilkan jumlah kalium iodat yang
diperlukan.
Tiap ml kalium iodat 0,05 M
setara dengan 33,64 mg C17H38BrN
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
SIANOKOBALAMIN
Vitamin B12
Cyanocobalamin
Vitamin B12[68-19-9]
C63H88CoN14O14P BM 1355,37
Sianokobalamin mengandung tidak kurang dari 96,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C63H88CoN14O14P, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur atau amorf merah tua atau serbuk
hablur merah. Bentuk anhidrat sangat higroskopis. Jika
terpapar udara menyerap air lebih kurang 12%.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan
dalam eter.
- 1175 -
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
diperoleh pada Penetapan kadar menampilkan
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang
278±1 nm, 361±1 nm dan 550±2 nm. Perbandingan
serapan pada panjang gelombang 361 nm dan 278 nm
yaitu antara 1,70 dan 1,90; dan perbandingan serapan
pada panjang gelombang 361 nm dan 550 nm yaitu
antara 3,15 dan 3,40.
B. Lebur lebih kurang 1 mg zat dengan lebih kurang
50 mg kalium pirosulfat P dalam krus porselen.
Dinginkan, aduk dengan batang pengaduk kaca,
tambahkan 3 ml air, didihkan sampai larut. Tambahkan
1 tetes fenolftalein LP dan tambahkan larutan natrium
hidroksida P (1 dalam 10), tetes demi tetes sampai
merah muda. Tambahkan 500 mg natrium asetat P,
0,5 ml asam asetat 1 N, dan 0,5 ml larutan garam
nitroso R (1 dalam 500): segera terjadi warna merah
atau merah jingga. Tambahkan 0,5 ml asam klorida P
dan didihkan selama 1 menit: warna merah tetap.
C. Larutkan lebih kurang 5 mg zat dalam 5 ml air di
dalam labu destilasi 50 ml yang dihubungkan dengan
pendingin balik pendek yang dialiri air. Ke dalam labu
tambahkan 2,5 ml asam hipofosfit P, tutup, didihkan
sebentar dengan perlahan-lahan selama 10 menit,
lalu destilasi 1 ml ke dalam tabung reaksi yang
berisi 1 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 50).
Ke dalam tabung reaksi tambahkan 4 tetes larutan jenuh
besi(II)amonium sulfat P dingin, kocok hati-hati,
lalu tambahkan lebih kurang 30 mg natrium
fluorida P, panaskan sampai mendidih. Segera
tambahkan tetes demi tetes asam sulfat 5 N sampai
larutan jernih, lalu tambahkan 3 - 5 tetes asam
sulfat 5 N: terjadi warna biru atau hijau-biru dalam
beberapa menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%;
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
udara yang sesuai, tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
pada suhu 105º selama 2 jam, memakai lebih
kurang 25 mg zat.
Pseudo sianokobalamin Larutkan lebih kurang 1,0 mg
zat dalam 20 ml air di dalam corong pisah kecil,
tambahkan 5 ml campuran volume sama karbon
tetraklorida P dan m-kresol P, kocok baik-baik selama
lebih kurang 1 menit. Biarkan memisah, pindahkan
lapisan bawah ke dalam corong pisah kecil kedua,
tambahkan 5 ml asam sulfat 5 N, kocok dan biarkan
memisah sempurna (dapat dengan cara sentrifus):
lapisan atas tidak berwarna atau warnanya tidak lebih
tua dari campuran 0,15 ml kalium permanganat 0,10 N
dan 250 ml air.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Sianokobalamin BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air sampai
kadar lebih kurang 30 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
dan encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
uji dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 361 nm, memakai air
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
sianokobalamin, C63H88CoN14O14P, dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
A
AC
C yaitu kadar Sianokobalamin BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Simpan dalam suhu ruang
terkendali.
INJEKSI SIANOKOBALAMIN
Cyanocobalamin Injection
Injeksi Sianokobalamin yaitu larutan steril
Sianokobalamin dalam Air untuk Injeksi atau air untuk
injeksi yang dibuat isotonik dengan penambahan
natrium klorida P. Mengandung Sianokobalamin,
C63H88CoN14O14P, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 115,0%, dihitung terhadap zat anhidrat dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
diperoleh pada Penetapan kadar pada panjang
gelombang antara 300 nm dan 550 nm menampilkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Sianokobalamin BPFI. Perbandingan
serapan pada panjang gelombang 361 nm dan 550 nm
yaitu antara 3,15 dan 3,40.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit
Endotoksin FI per μg sianokobalamin.
- 1176 -
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Sianokobalamin BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air sampai
kadar lebih kurang 30 μg per ml.
Larutan uji Ukur saksama beberapa volume larutan
injeksi setara dengan tidak kurang dari 300 μg
sianokobalamin, encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan air sampai kadar lebih kurang
30 μg per ml.
procedure Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
uji dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 361 nm, memakai air
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam μg
sianokobalamin, C63H88CoN14O14P, dalam tiap ml
injeksi dengan rumus:
S
U
A
A
V
C10
C yaitu kadar Sianokobalamin BPFI dalam μg per ml
Larutan baku; V yaitu volume dalam ml injeksi yang
dipakai ; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari
kaca Tipe I. Simpan pada suhu ruang terkendali.
KAPSUL SIANOKOBALAMIN 57Co
Cyanocobalamin Co57 Capsule
Vitamin B12 – 57Co [41559-38-0; 13115-03-2]
Kapsul Sianokobalamin 57Co mengandung
sianokobalamin yang sebagian molekulnya
mengandung kobalt radioaktif (57Co) dalam struktur
molekulnya. Tiap kapsul mengandung tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 57Co
sebagai sianokobalamin pada waktu yang tertera pada
etiket, dinyatakan dalam MBq (μCi) per μg
sianokobalamin 57Co. Kandungan sianokobalamin tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi radionuklida Larutkan isi 1 kapsul atau
lebih dalam air, memenuhi uji Identifikasi radionuklida
seperti tertera pada Larutan Oral Sianokobalamin 57Co.
Aktivitas spesifik Tidak kurang dari 0,02 MBq (0,5 μCi)
per μg sianokobalamin.
Kemurnian radiokimia Larutan dari 1 atau lebih
kapsul dalam air memenuhi syarat Kemurnian
radiokimia seperti tertera pada Larutan Oral
Sianokobalamin 57Co.
Kemurnian radionuklida Larutan dari 1 atau lebih
kapsul dalam air, biarkan selama 10 menit, dan
sentrifus. Memenuhi syarat Kemurnian radionuklida
seperti tertera pada Larutan Oral Sianokobalamin 57Co.
Waktu hancur 30 menit; lakukan pengujian dengan
1 kapsul dalam asam klorida 1 N pada suhu 37°±2°.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk keseragaman kandungan Ukur
radioaktivitas masing-masing dari 20 kapsul
memakai alat pencacah yang sesuai dengan kondisi
geometri yang sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata
per kapsul. Radioaktivitas kapsul tidak berbeda 10%
dari rata-rata. Simpangan baku relatif tidak kurang dari
3,5%.
Kandungan sianokobalamin Lakukan penetapan
kandungan sianokobalamin dalam μg per kapsul seperti
tertera pada Penetapan Aktivitas Vitamin B12 <91>.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
radioaktivitas dalam MBq (μCi) per Kapsul
Sianokobalamin 57Co memakai alat pencacah yang
sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. Simpan pada tempat dingin.
Penandaan Pada etiket harus juga tertera: (1) Tanggal
dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah sianokobalamin yang
dinyatakan dalam μg per kapsul, (3) Jumlah 57Co
sebagai sianokobalamin yang dinyatakan dalam MBq
(μCi) per kapsul pada saat kalibrasi, (4) waktu
kadaluwarsa, (5) Pernyataan ”Awas bahan radioaktif”,
(6) Dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
peluruhan radioaktif, (7) Waktu paruh 57Co yaitu
270,9 hari.
LARUTAN ORAL SIANOKOBALAMIN 57Co
Cyanocobalamin Co57 Oral Solution
Vitamin B12 – 57Co [41559-38-0; 13115-03-2]
Larutan Oral Sianokobalamin 57Co yaitu larutan untuk
pemberian oral; mengandung Sianokobalamin yang
57Co Capsule
57Co Oral Solution
- 1177 -
sebagian molekulnya mengandung Kobalt radioaktif
(57Co) dalam struktur molekulnya. Mengandung tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah 57Co sebagai sianokobalamin dalam satuan MBq
(μCi) per ml pada waktu yang tertera pada etiket.
Kandungan sianokobalamin tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket. Larutan Oral Sianokobalamin 57Co
mengandung antimikroba yang sesuai.
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma sesuai
dengan 57Co yang dipakai sebagai baku dengan
kemurnian diketahui, menampilkan puncak energi
utama 0,122 MeV.
Aktivitas spesifik Tidak kurang dari 0,02 MBq (0,5 μCi)
per μg sianokobalamin.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat, untuk
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat,
untuk larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda.
Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 90,0%
jumlah radioaktivitas 57Co. Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat larutan 10 g natrium fosfat dibasa P
dalam 1000 ml air, atur pH sampai 3,5 dengan
penambahan asam fosfat P. Buat campuran larutan-
metanol P (73,5:26,5), campur dan awaudarakan.
pakailah dalam waktu 2 hari.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Sianokobalamin BPFI masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan tahap
gerak sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan tahap gerak sampai
tanda.
Larutan uji pakailah larutan oral zat uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 361-nm, detektor gamma
yang diatur untuk 57Co dan kolom baja tahan karat
25 cm x 4,6 mm yang berisi bahan pengisi L7 dengan
ukuran partikel 5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per
menit.
procedure Suntikkan lebih kurang 100 μl Larutan
baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
selama 30 menit, dan catat waktu retensi puncak
sianokobalamin. Suntikkan lebih kurang 100 μl Larutan
uji ke dalam kromatograf, dan rekam kromatogram
selama tiga kali waktu retensi sianokobalamin. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak memakai
detektor gamma. Hitung persentase sianokobalamin
sebagai 57Co sianokobalamin dalam larutan oral dengan
rumus:
T
U
r
r
100
rU yaitu respons puncak 57Co sianokobalamin dari
Larutan uji; rT yaitu jumlah seluruh respons puncak
dari Larutan uji.
Kemurnian radionuklida Total radioaktivitas 60Co
tidak lebih dari 1% dan total radioaktivitas 58Co, 60Co
dan cemaran radionuklida lain tidak lebih dari 2%.
Lakukan penetapan memakai alat pencacah yang
sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171> dan
larutan baku 58Co, 57Co dan 60Co, rekam spektrum
gamma larutan oral. Spektrum tidak berbeda secara
bermakna dari larutan baku 57Co. Lakukan penetapan
jumlah relatif 58Co, 57Co dan 60Co. 58Co memiliki
waktu paruh 70,9 hari dan keberadaannya ditunjukkan
oleh 0,511 MeV dan 0,811 MeV foton gamma. 60Co
memiliki waktu paruh 5,27 tahun dan keberadaannya
ditunjukkan oleh 1,173 MeV dan 1,333 MeV foton
gamma.
Kandungan sianokobalamin Lakukan penetapan
kandungan sianokobalamin dalam μg per ml seperti
tertera pada Penetapan Aktivitas Vitamin B12<91>.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
radioaktivitas dalam MBq (μCi) per ml larutan oral
sianokobalamin 57Co memakai alat pencacah yang
sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Simpan pada tempat dingin.
Penandaan Pada etiket harus juga tertera (1) Tanggal
dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah 57Co sebagai
sianokobalamin yang dinyatakan dalam MBq (μCi)
jumlah dan per ml pada saat kalibrasi, (3) Jumlah
sianokobalamin dinyatakan dalam μg per ml, (4) Nama
dan jumlah pengawet yang ditambahkan, (5) Waktu
kadaluwarsa, (6) Pernyataan ”Awas bahan radioaktif”,
(7) Dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
peluruhan radioaktif, (8) Waktu paruh 57Co yaitu 270,9
hari, (9) Larutan harus terlindung cahaya.
- 1178 -
SIKLOFOSFAMIDA
Cyclophosphamide
NH
P
O
N Cl
Cl
O
H2O
(±)2-[Bis(2-kloroetil)amino]tetrahidro-2H-1,3,2,-
oksazafosforin2-oksida monohidrat [6055-19-2]
C7H15Cl2N2O2P.H2O BM 279,10
C7H15Cl2N2O2P BM 261,09
Siklofosfamida mengandung tidak kurang dari 97,0%
dan tidak lebih dari 103,0% C7H15Cl2N2O2P, dihitung
sebagai zat anhidrat. [Perhatian Hati-hati bekerja
dengan siklofosfamida sebab bersifat sitotoksik.]
Pemerian Serbuk hablur putih, pada penghabluran
terbentuk molekul air.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , untuk pemakaian
analisa kuantitatif tetapkan kadar air secara titrimetri.
Simpan pada wadah tertutup rapat pada suhu antara 2°-8°.
Senyawa Sejenis A Siklofosfamida BPFI; Senyawa
sejenis B Siklofosfamida BPFI; Senyawa sejenis C
Siklofosfamida BPFI; Senyawa sejenis D
Siklofosfamida BPFI; Propanolamin BPFI; Endotoksin
BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Siklofosfamida BPFI.
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh dari Penetapan kadar.
pH <1071> Antara 3,9-7,1; lakukan penetapan
memakai larutan 1% ukur sesudah 30 menit larutan
dibuat.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,0625 unit
Endotoksin FI per mg siklofosfamida; jika pada etiket
tercantum siklofosfamida steril.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; jika pada etiket
terterasiklofosfamidasteril.
Air <1031> Metode I Antara 5,7%-8%.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,033%.
Larutan uji Larutkan 2,0 g zat dalam 30 ml air
tambahkan 80 ml isopropil alkohol P dan 5 ml larutan
asam nitrat P 10%. Titrasi dengan perak nitrat 0,01 N
LV, tentukan titik akhir secara potensiometrik seperti
tertera pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan
blangko.
Tiap ml perak nitrat 0,01 N
setara dengan 0,355 mg klorida
Hitung persentase klorida dalam siklofosfamida dengan
rumus:
( )×
×
AW
BV
TN
NF
100
100)(100
V yaitu volume dalam ml titran untuk Larutan uji; B
yaitu volume dalam ml titran untuk blangko; N yaitu
normalitas titran; TN yaitu normalitas teoritis, 0,01 N;
F yaitu faktor kesetaraaan, 0,355 mg ion klorida per
ml TN; W yaitu bobot zat dalam mg; A yaitu faktor
koreksi untuk air.
Fosfat Tidak lebih dari 0,01%.
Pengencer Buat larutan asam klorida 0,2 g per ml
dalam air.
Larutan A Panaskan 20 g timah dalam 85 ml asam
klorida P sampai tidak ada lagi hidrogen yang
dihasilkan. Biarkan dingin. Masukkan 1,0 ml larutan ke
dalam labu tentukur 10-ml dan encerkan dengan
Pengencer sampai tanda.
Larutan baku persediaan Buat larutan kalium fosfat
monobasa 0,72 mg per ml. Masukkan 1,0 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan air
sampai tanda. Buat segera sebelum dipakai .
Larutan baku Buat campuran Larutan baku
persediaan-air (1:49). Buat segera sebelum dipakai .
[Catatan Larutan ini mengandung PO4 dengan kadar
0,1 μg per ml.]
Larutan uji Buat larutan siklofosfamida 1 mg per ml
dalam air.
procedure Masukkan masing-masing 4 ml asam
sulfomolibdat LP ke dalam wadah terpisah Larutan uji
dan Larutan baku. Kocok dan tambahkan 0,1 ml Larutan
A. sesudah 10 menit, bandingkan warna memakai
masing-masing 20 ml larutan dalam tabung pembanding
warna dan lihat di atas permukaan putih secara vertikal
dengan cahaya matahari. Warna larutan yang diperoleh
dari Larutan uji tidak lebih intensif dibandingkan dari
Larutan baku.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 25 ml air,
saring jika perlu.
Propanolamin Tidak lebih dari 0,025%. Lakukan
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 1179 -
tahap gerak A Buat campuran toluen P-metilen
klorida P-metanol P (5:5:1). Larutan dibuat segar.
tahap gerak B Campuran metanol P-asam asetat
glasial P (9:1).
Pengencer Campuran diklormetan P dan etanol
mutlak P (17:3).
Larutan baku Timbang beberapa Propanolamin
BPFI. arutkan dalam Pengencer sampai kadar lebih
kurang 12,5 μg per ml. [Catatan Kadar propanolamin
dalam Larutan baku yaitu 0,025% dari
siklofosfamida dalam Larutan uji.]
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dengan
Pengencer sampai kadar lebih kurang 50 mg per ml.
Larutan A Buat campuran asam klorida P-air (7:18).
Larutan B Buat larutan kalium permanganat dalam
air sampai kadar lebih kurang 5 mg per ml.
Penampak bercak A Buat campuran Larutan A-
Larutan B (1:1). [Catatan Campurkan dalam gelas piala
kecil pada saat akan dipakai dalam lemari asam
sampai menghasilkan gas klorin dan segera simpan
gelas piala yang berisi larutan dalam bejana
kromatografi tertutup, simpan di lemari asam.]
Penampak bercak B Larutkan 100 mg
tetrametilbenzidin dalam 2,5 ml diklormetan P dan
encerkan dengan sikloheksan P sampai 100 ml.
procedure Totolkan secara terpisah beberapa volume
sama lebih kurang 2 μl Larutan baku dan Larutan uji
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,1 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi tahap gerak A, biarkan merambat sampai lebih dari
7 cm, angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan
kering di udara selama 15 menit. Masukkan lagi
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi tahap
gerak B biarkan merambat sampai lebih dari 2 cm,
angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering
di udara selama tidak kurang dari 10 menit. [Catatan
Masukkan tahap gerak B ke dalam bejana kromatografi
15 menit sebelum dipakai .] Keringkan lempeng pada
hampa udara pada suhu 45° selama 50 menit. Simpan
lempeng pada bejana kromatografi tertutup yang berisi
Penampak bercak A di dalam lemari asam, biarkan
selama 10 menit. Angkat lempeng dan simpan di lemari
asam biarkan selama 10 menit untuk menguapkan
kelebihan klorin. Warnai lempeng dengan merendam
dalam Penampak bercak B. Angkat lempeng biarkan
selama 15 menit amati dengan densitometer yang sesuai
dilengkapi filter yang memiliki tranmisi maksimum
375 nm. Harga Rf bercak utama dari Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku. Bercak propanolamin dari
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Larutan
baku.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran diklormetan P-asam
asetat glasial P-metanol P-air (50:25:15:12).
Pengencer Buat campuran metanol P-air (1:1).
Larutan baku A Timbang beberapa Senyawa Sejenis
A Siklofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
sampai kadar lebih kurang 12 μg per ml.
Larutan baku B Timbang beberapa Senyawa Sejenis
B Siklofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
sampai kadar lebih kurang 12 μg per ml.
Larutan baku C Timbang beberapa Senyawa Sejenis
C Siklofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
sampai kadar lebih kurang 12 μg per ml.
Larutan baku D Timbang beberapa Senyawa Sejenis
D Siklofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
sampai kadar lebih kurang 15 μg per ml. [Catatan
Senyawa Sejenis D Siklofosfamida yaitu dalam bentuk
basa (BM 260,66) dan Senyawa sejenis D
Siklofosfamida BPFI dalam bentuk garam
dihidroklorida (BM 333,58).]
Larutan baku E Timbang beberapa Siklofosfamida
BPFI larutkan dalam Pengencer sampai kadar lebih
kurang 12 μg per ml.
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dalam
Pengencer sampai kadar lebih kurang 20 mg per ml.
Penampak bercak A Timbang beberapa kalium
permanganat P larutkan dalam air sampai kadar 3,16 mg
per ml. Tambahkan dengan volume sama larutan asam
klorida P10%.
Penampak bercak B Larutkan 250 mg
tetrametilbenzidin dalam 50 ml etanol mutlak P
encerkan dengan sikloheksan P sampai 200 ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
20 μl Larutan baku A, Larutan baku B, Larutan baku C,
Larutan baku D, Larutan baku E dan Larutan uji pada
lempeng kromatografi silika gel F254 setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi tahap gerak biarkan merambat sampai lebih
kurang 10 cm, angkat lempeng, tandai batas rambat dan
biarkan kering dalam lemari asam selama 15 menit,
pada suhu ruang. Masukkan lagi lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang berisi tahap gerak yang baru,
biarkan merambat sampai lebih kurang 10 cm, angkat
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering dalam
lemari asam selama 15 menit, pada suhu ruang.
Totolkan 20 μl Larutan baku E pada garis penotolan
awal, keringkan lempeng dalam oven pada suhu 50°
selama 20 menit atau pakailah pemanas lempeng pada
suhu 50° selama 20 menit dalam lemari asam. Diamkan
lempeng pada suhu ruang selama 5 menit. Simpan
lempeng pada bejana kromatografi tertutup yang berisi
Penampak bercak A di dalam lemari asam, diamkan
selama 15 menit. Angkat lempeng dan simpan di lemari
asam, diamkan selama 15 menit untuk menguapkan
kelebihan klorin. Warnai lempeng dengan merendam
atau semprot dengan Penampak bercak B. Angkat
lempeng, amati secara visual. Bercak Senyawa Sejenis A
Siklofosfamida dalam kromatogram Larutan uji tidak
lebih intensif dari Larutan baku A. Bercak Senyawa
Sejenis B Siklofosfamida dalam kromatogram Larutan
uji tidak lebih intensif dari Larutan baku B. Bercak
Senyawa Sejenis C Siklofosfamida dalam kromatogram
Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan baku C.
- 1180 -
Bercak Senyawa Sejenis D Siklofosfamida dalam
kromatogram Larutan uji tidak lebih intensif dari dalam
Larutan baku D. Bercak cemaran tidak spesifik pada
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak siklofosfamida
dari Larutan baku E.
Nama
Faktor retardasi Tidak lebih dari
(%)
Senyawa Sejenis D
Siklofosfamidaa 0,15 0,06
Senyawa Sejenis C
Siklofosfamidab 0,20 0,06
Senyawa Sejenis B
Siklofosfamidac 0,43 0,06
Senyawa Sejenis A
Siklofosfamidad 0,90 0,06
Cemaran tidak
spesifik - 0,06
a3-[2-(2-kloroetilamino)etilamino]propil dihidrogen fosfat
b3-Aminopropil dihidrogen fosfat.
c3-[2-(2-kloroetil)-2-okso-2-hidroksi-1,3,6,2-oksadiazafosfonan.
dBis (2-kloroetil)amin hidroklorida.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:7),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan etilparaben Larutkan 185 mg etilparaben P
dalam 250 ml etanol P dalam labu tentukur 1000-ml,
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
beberapa Siklofosfamida BPFI setara dengan lebih
kurang 25 mg siklofosfamida anhidrat, masukkan ke
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml air, kocok
sampai larut. Masukkan 5,0 ml Larutan etilparaben,
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Siklofosfamida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air
sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dan encerkan dengan air sampai kadar lebih kurang
0,5 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UV 195 nm dan kolom
30 cm x 3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif siklofosfamida dan
etilparaben berturut-turut tidak kurang 0,7 dan 1,0;
resolusi, R, antara siklofosfamida dan etilparaben tidak
kurang dari 2 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase,
siklofosfamida, C7H15Cl2N2O2P, dalam zat dengan
rumus:
CS yaitu kadar Siklofosfamida BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar siklofosfamida dalam mg
per ml Larutan uji; kadar dihitung terhadap zat anhidrat;
rU dan rS berturut-turut yaitu respons puncak dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
simpan pada suhu antara 2°-30°.
Penandaan Jika pada etiket dinyatakan siklofosfamida
steril, harus dilakukan uji terhadap Endotoksin bakteri
<201> dan Sterilitas <71>.
TABLET SIKLOFOSFAMIDA
Cyclophosphamide Tablet
Tablet Siklofosfamida mengandung Siklofosfamida
anhidrat, C7H15Cl2N2O2P, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai , untuk pemakaian
analisa kuantitatif tetapkan kadar air secara titrimetri.
Simpan pada wadah tertutup rapat pada suhu antara
2°-8°.
Identifikasi
A. Ekstraksi beberapa serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 50 mg siklofosfamida dengan 25 ml
Kloroform P, saring. Lebih kurang 2 ml filtrat, campur
dengan 500 mg kalium bromida P, uapkan kloroform,
hilangkan sisa pelarut dengan hati-hati dalam labu
hampa udara kecil, pakailah residu untuk penetapan:
spektrum serapan infra merah residu yang didispersikan
dalam kalium bromida P menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Siklofosfamida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml air, awaudarakan.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu : 45 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah C7H15Cl2N2O2P,
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran air-asetonitril P (7:3), saring
dan awaudarakan. Lakukan penyesuaian menurut
S
U
U
S
r
r
C
C100
- 1181 -
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Siklofosfamida BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air sampai
kadar mendekati kadar Larutan uji.
Larutan uji pakailah alikuot. Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,8 μm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UV 195 nm dan kolom
30 cm x 3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
siklofosfamida, C7H15Cl2N2O2P, yang terlarut dengan
rumus:
S
U
r
rC900
C yaitu kadar Siklofosfamida BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q), siklofosfamida, C7H15Cl2N2O2P
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
procedure untuk keseragaman kandungan.
Larutan asam perklorat Larutkan 23,5 ml asam
perklorat P dalam air dan encerkan dengan air sampai
1000 ml.
Pereaksi Larutkan 1,5 g 4-(p-nitrobenzil)piridin P
dalam 200 ml etilen glikol P.
Larutan natrium hidroksida Larutkan 20 g natrium
hidroksida P dalam 1000 ml etanol encer.
procedure Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur
dengan ukuran yang sesuai sampai kadar lebih kurang
500 μg per ml. Tambahkan air ke dalam labu sampai dua
pertiga isi labu, kocok sampai tablet hancur dengan
sempurna, encerkan dengan air sampai tanda, saring,
buang 10 ml filtrat pertama. Masukkan dalam tabung
reaksi 170 mm x 27 mm terpisah masing-masing 2,0 ml
filtrat; 2,0 ml air sebagai blangko dan 2,0 ml Larutan
baku. Pada setiap tabung tambahkan 0,7 ml Larutan
asam perklorat, campur dan panaskan pada suhu 95º
selama 10 menit. Dinginkan, tambahkan 1,0 ml natrium
asetat LP, campur, tambahkan 1,6 ml Pereaksi, campur
dan panaskan pada suhu 95º selama 10 menit.
Dinginkan, tambahkan 8,0 ml Larutan natrium
hidroksida, campur. Dalam waktu 4 menit, ukur serapan
dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 560 nm memakai blangko.
Hitung jumlah dalam mg siklosfosfamida,
C7H15Cl2N2O2P, dalam tablet yang dipakai , dengan
rumus:
C yaitu kadar siklofosfamida anhidrat dalam μg per ml
Larutan baku, ditentukan dari kadar Siklofosfamida
BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan air
dengan cara titrimetri;W yaitu jumlah siklofosfamida
anhidrat dalam mg dalam tablet seperti tertera pada
etiket; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan
uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan
baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Siklofosfamida.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 10 tablet ke
dalam labu tentukur dengan ukuran yang sesuai sampai
kadar siklofosfamida anhidrat lebih kurang 1 mg per ml.
Tambahkan air sampai lebih kurang setengah isi labu,
kocok selama 30 menit, encerkan dengan air sampai
tanda, campur, saring dengan kertas saring, buang 40
sampai 50 ml filtrat pertama. Pipet 25 ml filtrat dan 5 ml
Larutan kesesuaian sistem ke dalam labu tentukur
50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Siklofosfamida. Hitung jumlah dalam mg,
siklofosfamida, C7H15Cl2N2O2P, dalam tiap tablet
dengan rumus:
C yaitu kadar siklofosfamida anhidrat dalam mg per
ml Larutan baku, ditetapkan dari kadar Siklofosfamida
BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan air yang
ditetapkan dengan cara titrimetri; V yaitu volume
dalam ml dari labu tentukur yang dipakai untuk
menampung beberapa N tablet; N yaitu jumlah tablet
yang dipakai ; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan respons puncak siklofosfamida terhadap
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
disarankan pada suhu tidak lebih dari 25º. Walaupun
tablet tahan terhadap suhu sampai 30º dalam jangka
waktu pendek, sebaiknya disimpan pada suhu tidak
lebih dari 30º.
S
U
A
AWC
500
S
U
R
R
N
CV2
- 1182 -
SIKLOFOSFAMIDA UNTUK INJEKSI
Cyclophosphamide Pro Injection
Siklofosfamida untuk Injeksi yaitu campuran steril
siklofosfamida dengan atau tanpa pelarut yang sesuai.
Mengandung Siklofosfamida Anhidrat, C7H15Cl2N2O2P,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh
dikeringkan, tentukan kadar air secara Titrimetri jika
dipakai untuk analisa kuantitatif. Endotoksin BPFI;
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, pakailah larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl larutan
dalam kloroform P yang mengandung (1) zat uji
(2) siklofosfamida BPFI dengan kadar lebih kurang
20 mg per ml, jika perlu saring. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak terdiri dari
campuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida
P (75:20:5). Lakukan penampakan bercak dengan
meletakkan lempeng dalam bejana iodum. Harga Rf
bercak utama dari larutan (1) sesuai dengan larutan (2).
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,20 unit
Endotoksin FI per mg siklofosfamida.
pH <1071> Antara 3,0-7,5; Lakukan penetapan
memakai larutan yang dibuat dengan cara seperti
tertera pada Kesempurnaan Melarut <901>, ukur pH
30 menit sesudah larutan dibuat
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>,
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti
tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P (70:30),
saring dan awaudarakan.
Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 185 mg
etilparaben P dalam labu tentukur 1000-ml dengan
250 ml etanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Siklofosfamida BPFI setara dengan lebih kurang 25 mg
siklofosfamida anhidrat, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 25 ml air,
kocok sampai larut. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
internal, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
yang diperoleh mengandung siklofosfamida anhidrat
lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa
Siklofosfamida untuk injeksi setara dengan lebih kurang
200 mg siklofosfamida anhidrat, masukkan ke dalam
labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml
air, kocok selama 5 menit, encerkan dengan air sampai
tanda. Pipet 25 ml larutan ini dan 5 ml Larutan baku
internal ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 195 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan 6 kali penyuntikan ulang
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku
relatif tidak lebih dari 2% dan faktor resolusi antara
siklofosfamida dan etilparaben tidak kurang dari 2.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif
siklofosfamida dan etilparaben berturut-turut lebih
kurang 0,7 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg
Siklofosfamida, C7H15Cl2N2O2P, dalam serbuk injeksi
yang dipakai dengan rumus:
S
U
R
RC400
C yaitu kadar siklofosfamida anhidrat dalam μg per ml
Larutan baku, ditentukan dan kadar Siklofosfamida
BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan air
dengan cara titrimetri; RU dan RS berturut-turut yaitu
perbandingan antara respons puncak siklofosfamida
terhadap etilparaben dalam Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Disarankan
suhu tidak lebih dari 25 . Walaupun tahan terhadap suhu
sampai 30 untuk waktu pendek, sebaiknya disimpan
pada suhu tidak lebih dari 30 .
SIKLOSERIN
Cycloserine
HN
O
O
H
NH2
(+)-4-Amino-3-isoksazolidinon [68-41-7]
C3H6N2O2 BM 102,09
- 1183 -
Sikloserin memiliki potensi tidak kurang dari 900 μg
per mg C3H6N2O2.
Baku pembanding Sikloserin BPFI; lakukan
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada
suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
dalam wadah tertutup rapat.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning pucat,
tidak berbau atau berbau lemah, higroskopik dan terurai
sesudah menyerap air.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air. Larutan ini
memutar bidang polarisasi ke kanan.
Identifikasi Larutkan lebih kurang 1 mg zat dalam
10 ml natrium hidroksida 0,1 N. Pada 1 ml larutan
tambahkan 3 ml asam asetat 1 N dan 1 ml campuran
dengan perbandingan sama dari larutan natrium
nitroprusida P (1 dalam 25) dan natrium hidroksida 4 N
yang dibuat 1 jam sebelum dipakai , secara bertahap
terjadi warna biru.
Hasil kondensasi Tidak lebih dari 0,80; lakukan
penetapan serapan jenis seperti pada Spektrofotometri dan
Hamburan Cahaya <1191> pada 285 nm, memakai
larutan zat 0,40 mg per ml dalam natrium hidroksida
0,1 N.
Rotasi jenis <1081> Antara 108°-114°; lakukan
penetapan memakai larutan 50 mg per ml dalam
natrium hidroksida 2 N.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 5,5 dan 6,5; lakukan penetapan
memakai larutan 1 dalam 10.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan penetapan dalam botol bersumbat kapiler dalam
hampa udara pada suhu 60º selama 3 jam, memakai
lebih kurang 100 mg zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pengarangan dengan pembasah 2 ml asam nitrat P dan
5 tetes asam sulfat P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 6,8 Buat larutan seperti tertera pada
Larutan Dapar pada Pereaksi, Indikator dan Larutan.
tahap gerak Timbang 500 mg natrium
1-dekansulfonat P larutkan dalam 800 ml air, tambahkan
50 ml asetonitril P dan 5 ml asam asetat glasial P dan
campur. Atur pH sampai 4,4 dengan penambahan
natrium hidroksida 1 N, saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Sikloserin
BPFI masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
larutkan dan encerkan dengan Dapar fosfat pH 6,8
sampai kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan
dan encerkan dengan Dapar fosfat pH 6,8 sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 219 nm, kolom 25 cm x
4,6 mm yang berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran
partikel 5 μm. Pertahankan suhu kolom pada 30º dan
laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : faktor ikutan puncak analit tidak lebih
dari 1,8; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam μg
sikloserin, C3H6N2O2, dalam tiap mg zat dengan rumus:
S
U
r
r
W
C000.50
C yaitu kadar Sikloserin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; W yaitu bobot zat dalam mg yang
dipakai dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
KAPSUL SIKLOSERIN
Cycloserine Capsule
Kapsul Sikloserin mengandung Sikloserin, C3H6N2O2,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Sikloserin BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Kocok beberapa isi kapsul setara dengan
lebih kurang 10 mg sikloserin dengan 100 ml natrium
hidroksida 0,1 N, saring. Pada 1 ml filtrat tambahkan
3 ml asam asetat 1 N dan 1 ml campuran dengan
perbandingan sama dari larutan natrium nitroprusida P
(1 dalam 25) dan natrium hidroksida 4 N yang dibuat
1 jam sebelum dipakai , secara bertahap terjadi warna
biru.
- 1184 -
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml Daparfosfat pH 6,8
Alat tipe 1: 100 rpm
Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah C3H6N2O2 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 6,8, tahap gerak dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Sikloserin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan Dapar fosfat pH
6,8 sampai kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
Larutan uji pakailah alikuot yang telah disaring.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak sikloserin. Hitung jumlah dalam mg
sikloserin, C3H6N2O2, yang terlarut dengan rumus:
S
U
r
r
C900
C yaitu kadar Sikloserin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q), sikloserin, C3H6N2O2, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan penetapan dalam botol bersumbat kapiler dalam
hampa udara pada suhu 60o selama 3 jam memakai
lebih kurang 100 mg zat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 6,8, tahap gerak, Larutan baku dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Sikloserin.
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsul.
Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang kapsul
dan timbang saksama. Hitung bobot rata-rata isi kapsul.
Timbang saksama beberapa isi kapsul setara dengan
lebih kurang 100 mg sikloserin, masukkan ke dalam labu
tentukur 250-ml. Larutkan dan encerkan dengan Dapar
fosfat pH 6,8 sampai tanda, saring.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Sikloserin. Hitung jumlah dalam mg
sikloserin, C3H6N2O2, dalam isi kapsul yang dipakai
dengan rumus:
S
U
r
rC250
C yaitu kadar Sikloserin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
SIKLOSPORIN
Cyclosporine
[R-[R*,R*-(E)]]-Siklik(L-alanil-D-alanil-N-metil-L-
leusil-N-metil-L-leusil-N-metil-L-valil-3-hidroksi-N,4-
dimetil-L-2-amino-6-oktenoil-L- -aminobutiril-N-
metilglisil-N-metil-L-leusil-L-valil-N-metil-L-leusil)
[59865-13-3]
C62H111N11O12 BM 1202,61
Siklosporin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,5% C62H111N11O12 dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk putih sampai hampir putih.
Kelarutan Larut dalam aseton, dalam etanol, dalam
metanol, dalam eter, dalam kloroform dan dalam
diklorometan; sukar larut dalam hidrokarbon jenuh;
praktis tidak larut dalam air.
Baku pembanding Siklosporin BPFI; Lakukan
pengeringan pada botol bersumbat kapiler dalam hampa
udara dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
pada wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya dan di
tempat dingin. Jika dalam perhitungan memerlukan
faktor kemurnian pakailah =1000. Campuran Resolusi
Siklosporin BPFI; merupakan siklosporin dan
siklosporin U (100:1). Tidak boleh dikeringkan sebelum
dipakai . Simpan pada wadah tertutup rapat tidak
tembus cahaya dan di tempat dingin.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
diperoleh pada Penetapan kadar.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60º
selama 3 jam, memakai lebih kurang 100 mg zat.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
- 1185 -
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih
dari 0,7 %; dan total cemaran tidak lebih dari 1,5%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak, Pengencer, Larutan baku 1, Larutan
baku 2, Larutan uji, Larutan resolusi, Sistem
kromatografi dan procedure Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar memakai kromatogram Larutan
baku 2 dan Larutan uji pada Penetapan kadar. Hitung
persentase masing-masing cemaran dengan rumus:
2
2000
S
i
r
r
W
C
C yaitu kadar Siklosporin BPFI, dalam mg per ml
Larutan baku 2; W yaitu bobot dalam mg siklosporin
yang dipakai untuk membuat Larutan uji; ri yaitu
respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji
dan rS2 yaitu respons puncak siklosporin dari Larutan
baku 2.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-tert-
butilmetileter P-asam fosfat P (520:430:50:1). Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (1:1).
Larutan baku 1 Timbang saksama beberapa
Siklosporin BPFI, larutkan dalam Pengencer sampai
kadar lebih kurang 1,25 mg per ml.
Larutan baku 2 Pipet 2 ml Larutan baku 1 ke dalam
labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Pengencer P
sampai tanda. Larutan ini mengandung Siklosporin
BPFI lebih kurang 0,01mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
zat masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Campuran Resolusi Siklosporin BPFI larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai kadar lebih kurang
1,25 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm, kolom baja tahan
karat 1 m x 0,25 mm yang dihubungkan dengan pra-
kolom 25 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L1 dengan
ukuran partikel 3 - 5 μm. Pertahankan suhu kolom pada
80º. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : puncak siklofosforin U dan puncak
utama siklosporin dapat dibedakan satu sama lain.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 1, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku 2, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
10%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku 1, Larutan
baku 2 dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
persentase siklosporin A, C62H111N11O12, dalam zat
dengan rumus:
S
U
r
r
U
CP
10
C yaitu kadar Siklosporin BPFI, dalam mg per ml
Larutan baku 1; P yaitu kemurnian Siklosporin BPFI
dalam μg per mg; U yaitu kadar siklosporin dalam mg
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu
respons puncak siklosporin dari Larutan uji dan Larutan
baku 1.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
LARUTAN ORAL SIKLOSPORIN
Cyclosporine Oral Solution
Larutan Oral Siklosporin yaitu larutan siklosporin
dalam campuran yang sesuai. Mengandung Siklosporin,
C62H111N11O12, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Siklosporin BPFI; Lakukan
pengeringan pada botol bersumbat kapiler dalam hampa
udara dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Simpan
pada wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya dan di
tempat dingin. Jika dalam perhitungan memerlukan
faktor kemurnian pakailah P = 1000.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak 1 pakailah etil eter P.
tahap gerak 2 Campuran etil asetat P–metil etil keton
P-air-asam format P (60:40:2:1).
Larutan A Timbang 340 mg bismut subnitrat P,
larutkan dalam 20 ml larutan asam asetat P 20%.
Larutan B Timbang 8 g kalium iodida P, larutkan
dalam 20 ml air.
Penampak bercak Campuran 5 ml Larutan A, 5 ml
Larutan B dan 20 ml asam asetat glasial P, tambahkan
air sampai 100 ml. Buat segar.
Larutan baku Timbang beberapa Siklosporin BPFI,
larutkan dan encerkan dengan campuran metanol P-
kloroform P (4:1) sampai kadar lebih kurang 1 mg
per ml.
- 1186 -
S
U
R
RC25
S
U
r
rCP
D
L
1000
Larutan uji Pipet beberapa larutan dan encerkan
dengan campuran metanol P-kloroform P (4:1) sampai
kadar lebih kurang 1 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
10 μl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi tahap
gerak 1, sampai tahap gerak 1 merambat lebih kurang
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
batas rambat dan keringkan. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang berisi tahap gerak 2,
sampai tahap gerak 2 merambat lebih kurang tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
rambat dan keringkan. Semprot lempeng dengan
Penampak bercak. Segera semprot lagi dengan hidrogen
peroksida LP. Bercak siklosporin berwarna cokelat
dengan harga Rf lebih kurang 0,45. Warna dan harga Rf
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.Untuk
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda.
Etanol (jika tertera pada etiket) Antara 80,0% dan
120,0% dari jumlah C2H5OH yang tertera pada etiket.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal, Sistem kromatografi dan
Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada uji
Etanol dalam Larutan Pekat Siklosporin untuk Injeksi.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 2,5 g etanol mutlak P, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan butanol P sampai
tanda.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
dan 6 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur
25-ml, encerkan dengan butanol P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama beberapa larutan
setara dengan lebih kurang 250 mg C2H5OH, masukkan
ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 6,0 ml
Larutan baku internal, encerkan dengan butanol P
sampai tanda.
procedure Lakukan seperti tertera pada uji Etanol
dalam Larutan Pekat Siklosporin untuk Injeksi. Hitung
jumlah dalam mg etano, C2H5OH, dalam larutan yang
dipakai dengan rumus: