us yang dikelilingi sfingter pilorus muskular tebal,
-bodi lambung yaitu bagian yang terdilatasi di bawah fundus, yang membentuk dua pertiga bagian lambung. tepi medial bodi lambung yang konkaf dinamakan kurvatur kecil,
namun lateral bodi lambung yang konveks dinamakan kurvatur besar.
- bagian kardia lambung yaitu area di sekitar pertemuan esofagus dan lambung (pertemuan gastroesofagus),
-fundus yaitu bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus,
terdapat 3 lapisan jaringan dasar yaitu jaringan muskularis,mukosa, submukosa, mukosa membentuk lipatan-lipatan (ruga) longitudinal yang menonjol sehingga memungkinkan peregangan dinding lambung. ruga tampak saat lambung kosong dan akan menghalus saat lambung meregang terisi makanan.lapisan otot tambahan ini membantu keefektifan pencampuran dan penghancuran isi lambang, muskularis eksterna pada bagian fundus dan bodi lambung mengandung lapisan otot melintang (oblik) tambahan,
ada kurang lebih 3 juta pit lambung di antara ruga-ruga yang bermuara pada sekitar 15 juta kelenjar lambung. kelenjar lambung yang dinamakan sesuai letaknya, menghasilkan 2 l sampai 3 l cairan lambung. cairan lambung mengandung enzim enzim pencernaan, asam klorida, mukus, garam-garaman, dan air,
foto Usus besar
fungsi lambung ,antaralain:
- produksi faktor intrinsik ,yaitu : vitamin B12, yang didapat dari makanan yang dicerna lambung, terikat pada faktor intrinsik. kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorpsi,faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal,
-penyimpanan makanan
kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran,
-aktivitas lambung memicu terbentuknya kimus (massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum,
-lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida,
- mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk
melindungi lambung dari aksi pencernaan dari sekresinya sendiri,
A. Potongan frontal lambung dari duodenum memperlihatkan anatomi internal dan eksternal. B. Mukosa lambung. C. Kelenjar lambung dari fundus. D. Sel chief dan sel parietal.
absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit, beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorpsi pada dinding lambung, zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas,
foto Lambung
foto Usus halus
1. Jenis kelenjar lambung
a. Kelenjar fundus (lambung) terdiri atas 3 jenis sel.
1.Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung
terhadap kerusakan HCl atau autodigesti,
2. Sel chief (zimogenik) mensekresi pepsinogen, prekursor enzim pepsin. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung,yang kurang penting.
3.Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik.
3a. Ion hidrogen, bersama ion klorida, secara aktif terpompa ke dalam
lambung.
3b. Dalam pembuatan HCl, CO2 bergerak ke dalam sel untuk berikatan dengan
air dan membentuk asam karbonat (H2CO3) dalam reaksi yang dikatalis
oleh anhidrase karbonik.
3c.H2CO3 terionisasi untuk membentuk H+ dan HCO3-. Ion bikarbonat keluar
dari sel untuk digantikan ion klorida (CI-) dan memasuki sirkulasi sistemik.
b. kelenjar kardia ditemukan di regia mulut kardia,kelenjar ini hanya mensekresi mukus.
c. kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus, kelenjar ini mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung,
2. 3 tahap sekresi lambung ,antaralain:
dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus. faktor saraf dan hormon terlibat.
a. tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. masuknya makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang makanan, dapat merangsang sekresi lambung.
b. tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlansung selama makanan masih ada.
-Fungsi gastrin, antara lain:
efek tambahan, seperti stimulasi sekresi pankreas dan peningkatan
motilitas usus, juga termasuk fungsi gastrin.gastrin merangsang sekresi lambung.gastrin meningkatkan motilitas usus dan lambung.gastrin mengkontriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter
pilorus.
- peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan memicu refleks lambung. serabut aferen parasimpatis menjalar dalam vagus menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi HCl, enzim-enzim pencernaan, dan gastrin
-asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat kimia (alkohol dan kafein) juga meningkatkan sekresi lambung melalui refleks lokal.
4) pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui penghambatan
umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung.
tahap usus yang terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon,
bila tidak ada makanan dalam lambung di antara jam makan, pH lambung
rendah dan sekresi lambung terbatas,
makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan (buffering)
yang mengakibatkan peningkatan pH dan peningkatan sekresi lambung,
-sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang dihasilkan
duodenum. hormon ini, yang dibawa dalam sirkulasi menuju lambung, disekresi
sebagai respons terhadap asiditas lambung dengan pH di bawah 2 dan jika ada
makanan berlemak. Hormon-hormon ini meliputi gastric inhibitory polipeptide (GIP), sekretin, kolesistokinin (cholecystokinin CCK ), dan hormon pembersih enterogastron.
- sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga dapat
berlangsung selama beberapa jam. gastrin ini dihasilkan oleh bagian atas (duodenum) usus halus dan dibawa dalam sirkulasi menuju lambung.
cairan lambung memicu digesti protein dan lemak
1. karbohidrat. amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada PH netral. enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai asiditas lambung menembus bolus. lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat.
2. digesti protein. pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh asam klorida (disekresi sel parietal). pepsin yaitu enzim proteolitik, yang hanya dapat bekerja dengan ph di bawah 5. enzim ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida, lambung janin memproduksi renin, enzim yang mengkoagulasi protein susu, dan menguraikannya untuk membentuk dadih (curd).
3. lemak. lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar ph yang rendah.
keseluruhan usus halus yaitu tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus hingga ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 hingga 5 meter saat bekerja. panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.
pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga menghambat sekresi lambung dan oleh refleks umpan balik enterogastrikdari duodenum. faktor faktor hormon dan saraf ini mencegah terjadinya pengisian yang berlebih pada usus dan memberikan waktu yang lebih lama untuk digesti dalam usus halus, sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu sehingga dapat diproses,pengosongan distimulasi secara refleks saat merespons terhadap peregangan lambung, pelepasan gastrin, kekentalan kimus, dan jenis makanan. karbohidrat dapat masuk dengan cepat, protein lebih lambat, dan lemak tetap dalam lambung selama 3 sampai 6 jam,
duodenum yaitu bagian yang terpendek (25 cm - 30 cm). duktus empedu dan
duktus pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum beberapa
sentimeter di bawah mulut pilorus. yeyenum yaitu bagian yang selanjutnya. panjangnya kurang lebih 1 m - 1,5 m, ileum (2 m - 2,5 meter) merentang sampai menyatu dengan usus besar.
gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif, dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan secara refleks dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
peristaltis yaitu kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. kontraksi ini adalah daya dorong utama yang menggerakkan kimus ke arah bawah di sepanjang saluran ,
segmentasi irama yaitu gerakan pencampuran utama. segmentasi mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absorptif, gerakan ini adalah gerakan kontriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maju-mundur dari satu segmen yang relaks ke segmen lain ,
terdapat 3 sepsialisasi stuktural yang memperluas permukaan absorptif usus halus sampai kurang lebih 600 kali.
mikrovili yaitu lipatan-lipatan menonjol kecil pada pada membran sel yang
muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel-sel epitel.
plicae circulars yaitu lipatan sirkular membran mukosa yang permanen dan
besar. lipatan ini hampir secara keseluruhan mengitari lumen.
vili yaitu jutaan tonjolan menyerupai jari (tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm)
yang memanjang kelumen dari permukaan mukosa. hanya ditemukan pada usus halus, setiap vilus mengandug jarring-jaring kapiler dan pembuluh limfe yang dinamakan lakteal.
kelenjar-kelenjar usus (kripta lieberkuhn) tertanam dalam mukosa dan membuka di antara basis-basis vili. kelenjar ini mensekresi hormon dan enzim.
1) enzim yang dibentuk oleh sel epithelial usus dibutuhkan untuk melengkapi
digesti. enzim ini akan dijelaskan kemudian.
2) hormon-hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran
pencernaan antara lain:
somatostatin menghambat sekresi asam klorida dan gastrin seperti
hipotalamus yang melepas faktor pelepas hormon pertumbuhan.
Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos.
Sekretin, CCK, dan GIP berperan untuk menghalangi sekresi kelenjar
lambung,
peptida usus vesoaktif memiliki efek vasodilator dan efek releksasi
otot polos ,
jaringan limfatik. leukosit dan nodulis limfe ada di keseluruhan usus halus untuk melindungi dinding usus terhadap infasi benda asing agregasi nodulus limfe yang dinamakan bercak peyer terdapat dalam ileum.
kelenjar brunner berada dalam submukosa duodenum. kelenjar ini
memproduksi mukus untuk melindungi mukosa duodenum terhadap kimus
asam dan cairan lambung yang masuk ke pilorus melalui lambung.
kelenjar enteroendokrin menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal.
sel goblet terletak dalam epithelium disepanjang usus halus, sel ini
menghasilkan mukus pelindung.
usus halus secara selektif mengabsorpsi produk digesti,
usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang di mulai di mulut dan di lambung. proses ini di selenggarakan oleh enzim usus dan enzim pankreas juga dibantu empedu dalam hati.
pankreas yaitu kelenjar terelogasi berukuran besar dibalik kurvatur besar lambung. sel-sel endokrin (pulau-pulau langerhans) pankreas mensekresi hormone insulin dan glukogen. sel-sel eksokrin (asinar) mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas, yang menyatu dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas, walaupun duktus pankreas dan duktus empedu komunis membuka secara terpisah pada duodenum. sfingter oddi secara normal mempertahankan keadaan mulut duktus agar tetap tertutup. kontrol pada sekresi pankreas. sekresi eksokrin pankereas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dari lambung pada sekresi lambung. walaupun demikian, kontrol utama terletak pada hormon
duodenum yang diabsorpsi kedalam aliran darah untuk mencapai pankreas. sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorpsi kedalam darah untuk mencapai pankreas. sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan banyak. cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat. bikarbonat menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari lambung. CCK ini menstimulasi sekresi banyak enzim pankreas.
komposisi getah pankreas. cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk
mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.
1. amilase pancreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
2. ribonuklease dan deoksribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.
1. enzim proteolitik pankreas (protease)
-karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase adalah enzim yang
melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam amino bebas.
- tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.
-kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin kimotriptida ber
fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein.
3.lipase pancreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.
tubuh sendiri menghasilkan banyak produk dari hasil metabolisme, yang bila terakumulasi akan menjadi toksik. hati membentuk pertahanan utama dengan merubah struktur dari kebanyakan zat-zat yang berbahaya ini dengan membuatnya menjadi kurang toksik atau membuatnya lebih mudah untuk dieliminasi. sebagai contoh produk hasil dari metabolisme asam amino, yaitu toksik dan tidak secara cepat dilepaskan dari sirkulasi oleh ginjal. hepatosit melepaskan amonia dari sirkulasi dan mengubahnya menjadi urea, yang kurang toksik dari pada ammonia. urea kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi dan dieliminasi oleh ginjal di urin. hepatosit hati juga melepaskan zat-zat lainnya dari sirkulasi dan mengsekresikannya ke dalam empedu.
hati terdiri atas banyak unit fungsional yang disebut lobula. di dalam setiap lobula, sel epitelium yang dinamakan hepatosit disusun dalam lapisan – lapisan yang menyebar keluar dari vena sentral. sinusoid hati yaitu ruang yang terdapat diantara kelompok lapisan ini,
sedangkan saluran yang lebih kecil yang dinamakan kanalikulus empedu memisahkan lapisan yang lain. masing – masing dari (biasanya) enam sudut lobula ditempati oleh 3 pembuluh:
satu duktus empedu dan dua pembuluh darah (triad portal). pembuluh darah ini merupakan cabang dari arteri hepatik (yang membawa darah teroksigen) dan dari vena porta hepatik (yang membawa darah tidak teroksigen namun mengandung banyak nutrisi dari usus kecil).
darah masuk ke hati melalui arteri hepatik dan vena porta hepatik dan kemudian didistribusikan ke lobula. darah mengalir ke setiap lobula dengan melewati sinusoid hati dan berkumpul di vena senyral. vena sentral dari semua lobula bersatu dan keluar dari hati melalui vena hepatik (bukan vena porta hepatik)di dalam sinusoid, fagosit yang dinamakan sel kupffer (sel retikuloendoteluim berbentuk bintang) menghancurkan bakteri dan memecah sel darah merah dan putih yang tua juga sisa sisa yang lain. hepatosit yang membatasi sinusoid juga menyaring darah yang masuk.
hepatosit menghilangkan berbagai zat dari darah termasuk material buangan,oksigen, nutrisi, toksin ,
. dari zat ini, hepatosit menghasilkan empedu yang disekresi ke dalam
kanalikulus empedu, yang masuk ke duktus empedu. duktus empedu dari berbagai lobula bersatu dan keluar dari hati lewat duktus hepatik umum tunggal. duktus hepatik umum ini bersatu dengan duktus sisitikus dari kantung empedu membentuk ampula hepatopankreas (hepatopankreatic ampulla). saluran terakhir ini membawa empedu ke usus kecil, kantung empedu menyimpan kelebihan empedu. saat makanan mencapai usus
kecil, empedu mengalir secara terus – menerus dari hati dan kantung empedu ke usus kecil. saat usus kecil kosong, otot lingkar (otot lingkar oddi) menutup ampula hepatopankreas, dan empedu kembali dan mengisi kantung empedu .
fungsi hati dalam sistem pencernaan yaitu menghasilkan empedu yang kemudian dibawah ke usus kecil untuk mengemulsikan lema. emulsifikasi yaitu pemecahan gumpalan lemak menjadi tetesan lemak yang lebih kecil, yang menambah daerah permukaan dimana enzim pencernaan lemak (lipase) dapat bekerja. sebab empedu secara kimiawi tidak mengubah apa – apa , emepdu bukan merupakab enzim. empedu juga bersifat basa dan berfungsi menetralkan HCl di dalam kimus.
empedu terdiri atas garam empedu, pigmen empedu, fosfolipida (termasuk lesitin), kolesteroldan berbagai ion. pigmen utama empedu, bilirubin yaitu hasil akhir dari pemecahan hemoglobin dari sel darah merah yang sudah tua. meskipun sebagian emepedu itu hilang dalam feses (bilirubin membuat feses berwarna cokelat), kebanyakan empedu diserap kembali oleh usus kecil dan dikembalikan ke hati lewat vena porta hepatik . hati melaksanakan berbagai fungsi metabolisme. fungsi yang ,antaralain :
1. penyaring, sel kuffer hepatosit yang melapisi sinusoid melepaskan bakteri, sel darah merah yang rusak dan partikel lainnya dari tubuh.
2. detoksifikasi, sebagian besar zat-zat yang ditelan adalah berbahaya bagi sel tubuh .
3. sekresi, hati menghasilkan dan mensekresikan empedu
4. sintesis garam empedu, garam empedu adalah derivat kolesterol yang dihasilkan di hati dan membantu pencernaan dan absorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
5. metabolisme protein, hati mengubah asam amino menjadi asam amino lain yang diperlukan untuk sintetis protein, juga amonia yang dihasilkan dari pemecahan protein menjadi urea yang kurang toksik dan dapat diekskresi di empedu.
6. sintesis protein plasma, hati mensintesis albumin, globulin (kecuali imunoglobin), fibrinogen dan faktor pembekuan.
7. penyipanan, hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan juga menyimpan besi dan vitamin K vitamin A, vitamin B12, vitamin D, vitamin E ,
8. ekskresi, hormon , obat dan pigmen empedu dari pemecahan hemoglobin di
ekskresikan di empedu.
9. metabolisme karbohidrat, hati berperan besar dalam mempertahankan kadar
glukosa darah dan mengubahnya menjadi glikogen untuk disimpan. yang memecah glikogen menjadi glukosa ketika dibutuhkan, megubah molekul nonkarbohidrat menjadi glukosa.
10. metabolisme lipid, fungsi hati dalam pemecahan asam lemak, dalam sintetis kolesterol dan fosfolipid, dan dalam konversi kelebihan karbohidrat dan protein menjadi lemak.
1. digesti oleh enzim usus. enzim-enzim usus melengkapi proses pencernaan kimus sehingga produk tersebut dapat langsung dan dengan mudah terserap.
a. amilase usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida laktosa,maltosa, sukrosa ,
b. sukrase,maltase, isomaltase, laktase, memecah sukrosa,disakarida maltosa, laktosa menjadi monosakarida (gula sederhana).
c. lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
d. enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.
e. dipeptidase,aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase mengurai peptida
menjadi asam amino bebas.
2. jalur absorptif. produk-produk digesti (cairan pencernaan diabsorpsi ,monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol juga air, elektrolit, vitamin menembus membran sel epitel duodenum dan yeyunum. hanya sedikit absorpsi yang berlangsung dalam ileum kecuali untuk garam-garam empedu dan vitamin B12,
3. mekanisme transport absorpsi meliputi pinositosis,difusi, difusi terfasilitasi, transport aktif, mekanisme utama adalah transpor aktif. zat-zat yang ditranspor dari lumen usus ke darah atau limfe harus menembus sel-sel dan cairan interselular ,antaralain:
jaringan ikat di antara sel epitel dan kapilar atau lakteal dalam vilus.
dinding kapilar atau lakteal yang terletak dalam inti vilus,
membran plasma sel epithelial kolumnar pada vilus, sitoplasmanya, dan
membran dasarnya.
4. absorpsi lemak. asam lemak larut lipid dan gliserol diabsorpsi dalam bentuk micelle, yaitu suatu globulus sferikal garam empedu yang menggiling bagian berlemak. micelle membawa asam lemak dan monoglikoserida menuju sel epitel, tempatnya dilepas dan diabsorpsi melalui difusi pasif menuju membran sel usus.
a. asam lemak berantai karbon panjang mencapai 90% lebih dari asam lemak yang ada dan molekul gliserol bergerak ke retikulum endoplasma, kemudian disintesis ulang menjadi trigliserida, berikatan dengan lipoprotein, fosfolipid, dan kolesterol, serta terbebas sebagai kilomikron dari tepi lateral sel usus.
b. kilomikron menembus lakteal sentral vilus menuju sistem limfatik dan sirkulasi sitematik, sebelumnya melintasi hati.
c. asam lemak berantai karbon pendek kurang dari 10 sampai 12 atom karbon merupakan molekul kecil yang bergerak ke dalam kapilar vilus bersama asam amino dan monosakarida.
5. absorpsi karbohidrat. setiap gula sederhana mempunyai mekanisme
transpornya sendiri. gula bergerak dari usus menuju jaring -jaring kapilar vilus dan dibawa menuju hati oleh vena portal hepatika,monosakarida lain dapat diabsorpsi melalui difusi sederhana,absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transport aktif ion natrium (kotranspor),fruktosa ditranspor melalui difusi terfasilitasi yang diperantarai carrier.
6. absorpsi air, elektrolit, dan vitamin
-ion dan zat renik diabsorpsi melalui difusi atau transport aktif
-hanya 0,5 l dari 5 l sampai 10 l cairan yang ada dalam usus halus yang mencapai usus besar. air diabsorpsi secara pasif melalui hukum osmosis sesudah absorpsi elektrolit dan makanan tercerna,
-Vitamin larut air ,Vitamin C dan Vitamin B diabsorpsi melalui difusi. Vitamin larut lemak (Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E , Vitamin K) diabsorpsi bersama lemak. Absorpsi vitamin B12 bergantung pada faktor intrinsik lambung dan berlangsung dalam ileum.
-absorpsi kalsium bervariasi sesuai dengan asupan makanan, kadar plasma,
dan kebutuhan tubuh diatur oleh hormon paratiroid dan ingesti vitamin D.
- absorpsi zat besi ditentukan sesuai kebutuhan metabolik. zat besi terikat
pada globulin (transferin) dalam darah dan tersimpan pada tubuh dalam
bentuk feritin yang akan dilepas jika dibutuhkan.
7. absorpsi protein. tranpor aktif asam amino ke dalam sel-sel usus juga berlangsung bersamaan dengan transport aktif natrium, dengan sistem carrier yang terpisah untuk asam amino berbeda. dari kapilar vilus, asam amino dibawa ke hati.
saat materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian besar nutrien telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan membutuhkan waktu 2 sampai 5 hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan yang satu ke ujung lainnya: 2 sampai 6 jam di lambung, 6 sampai 8 jam di usus halus, dan sisa waktunya berada di usus besar.
a. katup ileosekal adalah mulut sfingter antara usus halus dan usus besar.
normalnya, katup ini tertutup, dan akan terbuka untuk merespons gelombang
b. usus besar diameternya lebih lebar, panjangnya lebih pendek, dan daya
regangnya lebih besar dibandingkan usus halustidak mempunyai vili, tidak mempunyai plicae circulares (lipatan-lipatan
sirkular),
c. serabut otot longitudinal dalam muskularis eksterna membentuk 3 pita,
taeniae coli, yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang dinamakan haustra.
2. bagian-bagian usus besar,antaralain:
a. kolon yaitu bagian usus besar dari sekum sampai rektum. kolon mempunyai tiga divisi,
1.kolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi
kolon sigmoid berbentuk s yang bermuara di rektum.
2. kolon asenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah
kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
3.kolon transversa merentang menyilang abdomen di bawah hati dan
lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah
pada fleksura splenik,
b. sekum yaitu kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup
ileosekal. apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit berisi jaringan
limfoid, menonjol dari ujung sekum.
c. rektum adalah bagian saluran pencernaan dengan panjang 12
sampai 13 cm. rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di
anus.
- mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rektal (anal), yaitu lipatan lipatan vertikal yang masing-masing berisi arteri dan vena.
-sfingter anal internal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksternal
otot rangka (volunter) mengitari anus.
feses mengandung materi kasar, atau serat dan selulosa
yang tidak tercerna, warna coklat berasal dari pigmen empedu, bau
berasal dari bakteri,
air mencapai 75% sampai 80% feses. sepertiga materi padatnya yaitu
bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah mukus , lemak,nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan,
fungsi usus besar,antaralain :
-usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.
-sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan
memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. bakteri juga
memproduksi vitamin (k, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.
-usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang
tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
-usus besar hanya memproduksi mukus. sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon pencernaan.
SISTEM PERNAFASAN
fungsi utama dari sistem pernpasan adalah mengambil oksigen dan megeluarkan karbon dioksida. pertukaran gas ini disebut respirasi dan terjadi antara atmosfer, darah, dan sel dalam fase yang berbeda,
-respirasi eksternal (respirasi pulmonari). pertukaran gas yang terjadi antara paru-paru dan darah. pada respirasi eksternal darah mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida
-respirasi internal (respirasi jaringan). pertukaran gas yang terjadi antara darah dan sel jaringan. pada respirasi internal darah melepaskan oksigen dan mengikat karbon dioksida,
-ventilasi pumonari. kata pulmo merujuk ke paru-paru dan ventilasi pulmonari disebut juga pernapasan. udara dihirup atau ditarik ke dalam paru-paru dan
kemudian dikelurkan dari paru-paru,
respirasi seliler (oksidasi) yaitu reaksi metabolik yang terjadi dalam sel. yang
menggunakan oksigen dan glukosa dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP. produk sampingan dari respirasi seluler yaitu karbon dioksida,
mekanisme pertukaran gas sebagai fungsi utama dari sistem pernapasan
sistem pernapasan atau sistem respirasi terdiri dari:
- saluran udara pernapasan akhir yang memungkinkan pertukaran gas terjadi,
yang terdiri dari kantung alveolar ,alveoli, bronkiolus pernafasan,
struktur dari sistem pernapasan ,
berbeda dengan sistem kardiovaskular, yang dibungkus dan tertutup, sistem
pernapasan terbuka ke atmosfer untuk memungkinkan asupan udara saat bernafas.selama inspirasi .menghirup, udara atmosfer yang mengandung 21% oksigen ditarik ke dan melalui sistem hidung atau mulut, dan turun ke dalam struktur yang lebih kecil dari paru-paru ke alveoli.
disini beberapa oksigen ditukar dengan akumulasi gas karbon dioksida
yang merupakan produk limbah dari kegiatan metabolisme sel-sel tubuh. oksigen ditukar diambil dari paru-paru dalam sistem peredaran darah, yang akan digunakan oleh tubuh selama aktivitas selular, sedang karbon dioksida akan dilepas dari tubuh selama ekspirasi menghembuskan nafas,
-paru-paru
- pembuluh pernapasan bagian atas, yamg memungkinkan masuknya udara atmosfer ke dalam sistem pernapasan, ini terdiri dari trakea tenggorokan,hidung dan mulut, laring dan faring,
-saluran udara pernapasan bagian bawah untuk lewatnya udara
atmosfer ke paru-paru itu sendiri, yang terdiri dari bronkus dan bronkiolus utama.
asap tembakau melumpuhkan silia epitel yang melapisi saluran udara. sehingga , lendir dan partikel terperangkap tidak tidak dapat dikeluarkan secara efektif. iritasi berkepanjangan oleh asap tembakau memicu epitel bersilia diganti dengan epitel skuamosa bertingkat, yang tidak mampu membersihkan saluran udara dari lendir. sehingga akumulasi lendir menyebabkan batuk perokok dan memberikan tempat bagi pertumbuhan mikroorganisme.
sistem respirasi sekaligus berfungsi dalam penciuman yang merasa bau. salah satu struknya yaitu hidung yang merupakan rumah dari reseptor penciuman.
produksi suara getaran partikel udara menghasilkan suara. saat manusia mengeluarkan udara ke luar, udara melewati laring (kotak suara) dimana terdapat membran khusus yang dinamakan pita suara. udara menyebabkan pita suara bergetar dan menghasilkan bunyi yang kemudian diubah menjadi kata oleh otot faring, muka, lidah, bibir. faring, rongga hidung, dan sinus
paranasal bertindak sebagai tempat resonansi untuk suara.
Komponen respirasi dan fungsinya
komponen : fungsi:
komponen : bronkus
fungsi : membawa udara antara trakea dan bronkiolus; melembabkan udara yang dihirup,penyaring, menghangatkan,
komponen : bronkiolus
fungsi : mengatur laju aliran udara melalui bronkodilatasi dan bronkokonstriksi
komponen : alveoli
fungsi : memungkinkan pertukaran gas antara udara di alveoli dan darah dalam kapiler sekitarnya
komponen : hidung
fungsi : lubang hidung memungkinkan udara untuk masuk dan keluar rongga
hidung; filter rongga hidung, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup
komponen : faring
fungsi: sebagai jalan terusan untuk makanan dari mulut ke kerongkongan; menyetarakan tekanan udara dengan telinga tengah melalui tabung pendengaran,membawa udara antara rongga hidung dan laring; penyaring menghangatkan, dan melembabkan udara yang dihirup
komponen : laring
fungsi : mencegah obyek masuk trakea membawa udara antara faring dan trakea; mengandung pita suara untuk menghasilkan suara dalam vokalisasi;
komponen : trakea
fungsi : melembabkan udara yang dihirup membawa udara antara laring dan bronkus; menghangatkan, penyaring
foto pernapasan
foto paru-paru dan bagian-bagiannya
(a) trakea. (b) alveoli. (c dan d) mekanisme pertukaran gas di alveoli
foto mekanisme pertukaran gas di alveoli
selama inspirasi, otot-otot interkostal eksternal berada antara kontraksi rusuk,
mengerakkan tulang rusuk ke atas dan keluar. otot diafragma juga berkontraksi dan membentuk kubah yang datar. ini meningkatkan ruang di paru-paru dan memicu udara secara otomatis ditarik ke dalam paru-paru.
selama ekspirasi, otot-otot interkostal eksternal berelaksasi dan tulang rusuk kembali ke posisi istirahat . diafragma berelaksasi, kembali ke bentuk kubah aslinya. ini memicu ruang di paru-paru menjadi lebih kecil, memaksa udara keluar dari mereka
-Hiperkapnia
yaitu peningktan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai hipoksia. CO2 berlebih meingkatkan respirasi dan konsentrasi yang hidrogen, yang akan
menyebabkan asidosis ( kadar asam berlebih )
-Hipoksia (anoksia)
yaitu defisiensi oksigen kondisi berkurangnya kadar oksigen di badingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ.
Karbon monoksida (CO) adalah zat toksik karena molekul ini berikatan dengan hemoglobin disis yang sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali dibadingan daya ikat
hemoglobin oksigen dan pelepasannya lebih lambat. Oleh karena itu sejumlah
kecil karbon monoksida dalam udara dapat mematikan.
Hipoksia dapat terjadi akibat insufisiensi oksigen dalam atmosfer ; anemia
(insufisiensi sel darah merah); gangguan sirkulasi darah ; penyakit paru; yang
mengganggu ventilasi pulmonary ; atau keberadaan zat toksik seperti
karbonmonoksida atau siania, di dalam tubuh.
- Asfisia atau Sufokasi
suatu kondisi hipoksia atau hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi pulmonary.
- Hipokapnia
yaitu penurunan kadar CO2 dalam darah, terjadi akibat hiperventilasi
pernapasan cepat dan penghembusan CO2. penurunan kadar CO2 memicu
alkalosis jumlah bikarbonat berlebih dalam cairan tubuh.
SISTEM PERKEMIHAN
sistem perkemihan atau urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urin dan mengeluarkan dari tubuh. sistem ini merupakan salah satu sistem utama mempertahankan homeostatis kekonsistenan lingkungan internal
sistem urinaria terdiri dari 2 ginjal yang menghasilkan urin; 2 ureter yang
membawa urin ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara, dan uretra yang mengalirkan urin keluar tubuh memlalui orifisium uretra eksterna.
fungsi ginjal ,antaralain :
1. pengeluaran zat beracun. ginjal mengeluarkan obatobatan,polutan, zat tambahan makanan, zat kimia asing lain dari tubuh.
2. pengeluaran zat sisa organik. ginjal mengeskresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk penguraian hemoglobin dan hormon.
3. pengaturan tekanan darah. ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pangaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin.
renin yaitu komponen penting dalam mekanisme renin-angiotensin-aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
4. pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah.
5. pengaturan konsentresi ion-ion penting. ginjal mengekskresi ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. ekskresi in-ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal atau kulit.
6. pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), dan ammonium (NH4+) serta memproduksi urin asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
7.pengaturan produksi sel darah merah. ginjal melepas eritropoietin,yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
foto Anatomi internal Ginjal
anatomi ginjal ,antaralain :
lokasi ginjal
-ginjal kanan terletak agak dibawah dibandingkan ginjal kiri karena ada ahti pada sisi kanan.
-ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang
berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. organ ini merupakan organ
retroperietoneal dan terletak di antara otot-otot punggung dan peritoneum
rongga abdomen atas. tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di
atasnya.
jaringan ikat pembungkus. setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat.
a. kapsul fibrosa (ginjal) adalah membran halus transparan yang langsung
membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.
b.fasia renal adalah pembungkus terluar. pembungkus ini melabuhkan ginjal pada
struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.
c. lemak perirenal adalah jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.
Tampilan. ginjal yaitu organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua,
panjangnya sekitar 12,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan). Setiap ginjal
memiliki berat antara125 samapai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pada perempuan.
struktur internal ginjal,antaralain :
1. parenkim ginjal yaitu jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sisnus ginjal.
jaringan ini terbagi medula dalam dan korteks luar.
korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit
struktural dan fungsional ginjal. korteks terletak di dalam di antara piramida piramida medulla yang berseblahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir kedalam duktus
pengumpul.medulla terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida ginjal. ujung yang sempit dari setiap piramida, papila, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urin.
2. ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.
3. hilus (hilum) yaitu tingkat kecekungan tepi medial ginjal,
4.sinus ginjal yaitu rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. sinus ini
membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter,vena dan arteri
renalis,saraf dan limfatik.
5.pelvis ginjal yaitu perluasan ujung proksimal ureter. ujung ini berlanjut menjadi 2 sampai 3 kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urin pada ginjal. setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai 18) kaliks minor.
foto Tampilan skematik dari nefron menggambarkan karakteristik struktur dari sel
epitel membentuk berbagai areanya
1.glomerulus yaitu gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. glomerulus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
a. lapisan viseral kapsul bowman adalah lapisan internal epitelium. sel-sel lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit “sel seperti kaki” , yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapiler glomerular.
2.struktur nefron
satu ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. setiap nefron mempunyai satu komponen vascular (kapiler) dan satu komponen tubular.
barrier filtrasi glomerular adalah barrier jaringan yang memisahkan darah kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul bowman. barrier ini terdiri dari endotelium kapiler, membran dasar (lamina basalis) kapiler, dan filtration slit.
-setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui
bebrapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang
disebut prosesus kaki atau pedikel “kaki kecil”
-pedikel berinterdigitasi saling mengunci dengan prosesus yang sama dari
podosit tetangga. ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi
disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm. setiap
pori dilapisi selapis membrane tipis yang memungkinkan aliran beberapa
molekul dan menahan aliran molekul lainnya.
lapisan parietal kapsul bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.
-pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus.
-pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.
- tubulus kontortus proksimal,
panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. pada permukaan yang menghadap kelumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.
-ansa henle_tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk kedalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam lekukan dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
nefron jukstamedular terletak didekat medula. nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur kedalam piramida medula.
nefron korteks terletak dibagian terluar korteks. nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
-tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5mm dan membentuk dan membentuk segmen terakhir nefron.
macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama untuk membentuk apparatus jukstaglomerular yangf penting dalam pengaturan tekanan darah.
dinding arterial aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.
disepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi dinamakan macula densa. macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
- tubulus dan duktus pengumpul karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. tubulus pengumpul membentuk duktus
pengumpul besar yang lurus. duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke kaliks minor. kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
SUPLAI DARAH
1. kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena intrlobularis.
2. vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. vena akuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena kava inferior.
3.arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior.
4. cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri interlobularis yang mengalir di antara piramida-piramida ginjal.
5. arteri arkuata berasal dari arteri intrlobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula.
6. arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arkuata disudut kanan dan melewati korteks.
7.arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis. satu arteriol aferen membentuk 50 kapiler yang membentuk glomerulus.
8. arterial eferen meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jaring-jaring kapiler lain, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontrtus distal dan proksimal untuk memberi nutrient pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi.
arteriol eferen dari glomerulus pada nefron juksta glomerulus memiliki
perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta yang
berdesenden kedalam piramida medula. lekukan vasa recta membentuk
lengkungan jepit yang melewati ansa henle. lengkungan ini memuyngkinkan
terjadinya pertukaran zat antara ansa henle dan kapiler serta memegang
peranan dalam knsentrasi urin.
arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jaring-jaring kapiler
peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal pada nefron tersebut.
1. pembentukan urin
ginjal menghasilkan urin yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur
komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama :
a. filtrasi glomerulus
filtrasi glomerulus yaitu perpindahan cairan dan zat terlarut dari
kapiler glomerular, dalam gradien tekanan tertentu ke dalam kapsul bowman.
filtrasi ini dibantu oleh factor berikut :
tekanan darah dalam kapiler glomerular lebih tinggi dibandingkan
tekanan darah dalam kapiler lain karena diameter arteriol eferen lebih kecil
dibandingkan diameter aferen.
membrane kapiler glomerular lebih permeable dibandingkan kapiler lain
dalam tubuh sehingga filtrasi filtrasi berjalan dengan sangat cepat.
2. mekanisme filtrasi glomerular
a. tekanan hidrostatik (darah) gromerular mendorong cairan dan zat terlarut
keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul bowman.
b. dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik gromerular.
-tekanan osmotik koloid dalam gromerulus yang dihasilkan oleh
protein plasma adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsul
bowman untuk memasuki glomerulus.
-Tekanan filtrasi efektif (effective filtration force [ EFP]) adalah tekanan
dorong netto. tekanan ini adalah selisih antara tekanan yang cenderung
mendorong cairan keluar dari glomerulus menuju kapsul bowman EFP =
(tekanan hidrostatik glomerular) – (tekanan kapsular) + ( tekanan osmotik
koloid glomerular)
-tekanan hidrostatik dihasilkan oleh cairan dalam kapsul bowman.
tekanan ini cenderung untuk menggerakkan cairan keluar dari kapsul
menuju glomerulus
3. laju filtrasi glomerular (glomerular filtration rate [GFR]) adalah jumlah filtrat
yang terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua ginjal. pada laki-laki,
laju filtrasi ini sekitar 125 ml/menit atau 180 l dalam 24 jam; pada perempuan
110 ml/menit.
4. faktor yang mempengaruhi GFR
a. Tekanan filtrasi efektif. GFR berbanding lurus dengan ESP dan perubahan
tekanan yang terjadi akan mempengaruhi GFR. derajat konstriksi arteriol
aferen dan eferen menentukan aliran darah ginjal., dan juga tekanan
hidrostatik glomerular.
1) kontriksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan mengurangi
laju filtrasi glomerular.
2) konstriksi arteriol aferen menyebabkan terjadinya tekanan darah
tambahan dalam glomerulus dan meningkatkan GFR.
b. auto regulasi ginjal. mekanisme autoregulasi intrinsik ginjal mencegah
perubahan aliran darah ginjal dan GFR akibat variasi fisiologis rerata
tekanan darah arteri. autoregulasi seperti ini berlangsung pada rentang
tekanan darah lebar (antara 80 mmhg dan 180 mmHg).
1) bila rerata tekanan arteri (normalnya 100 mmHg) meningkat,
arteriol aferen berkontriksi untuk menurunkan aliran darah ginjal
dan mengurangi GFR. bila rerata tekanan darah arteri menurun,
terjadi vasodilatasi arteriol aferen untuk meningkatkan GFR. dengan
demikian, perubahan-perubahan mayor pada GFR dapat dicegah.
2) autoregulasi melibatkan mekanisme umpan balik dari reseptor reseptor peregang dalam dinding arteriol dan dari apparatus
jukstaglomerular.
3) disamping mekanisme autoregulasi ini, peningkatan tekanan arteri
dapat sedikit meningkatkan GFR. karena begitu banyak filtrat
glomerular yang dihasilkan sehari, perubahan yang terkecil pun
dapat meningkatkan haluaran urin.
c. stimulasi simpatis. suatu peningkatan implus simpatis, seperti yang terjadi
saat stres, akan menyebabkan kontriksi arteriol aferen, menurunkan aliran
darah ke dalam glomerulus, dan menyebabkan penurunan GFR.
d. Obstruksi aliran urinaria oleh batu ginjal atau batu dalam ureter akan
meningkatkan tekanan hidrostatik dalam kapsul Bowman dan menurunkan
GFR.
e. kelaparan, diet sangat rendah protein, atau penyakit hati akan
menurunkan tekanan osmotik koloid darah sehingga meningkatkan GFR
f. Berbagai penyakit ginjal dapat meningkatkan permeabilitas kapiler
glomerular dan meningkatkan GFR.
5. komposisi filtrat glomerular
a. filtrat dalam kapsul bowman identik dengan filtrat plasma dalam hal air
dan zat terlarut dengan berat molekul rendah, seperti glukosa, klorida,
natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat, dan kreatinin.
b. sejumlah kecil albumin plasma dapat terfiltrasi, tetapi sebagian besar
diabsorpsi kembali dan secara nrmal tidak tampak pada urin.
c. sel darah merah dan protein tidak difiltrasi. penampakannya dalam urin
menandakan suatu abnormalitas. penampakan sel darah putih biasanya
menandakan adanya infeksi bakteri pada traktus urinaria bagian bawah.
b. reabsorpsi tubulus
sebagiam besar filtrat (99%) secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi pasif gradient kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradient tersebut, atau difusi terfasilitasi. sekitar 85% natrium klorida dan air serta semua glukosa dan asam amino pada filtrat glomerulus diabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsorpsi berlangsung pada semua nefron.
reabsorpsi glukosa, fruktosa, dan asam amino
- maksimum transpor (tm) untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor (reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma. jika kadar glokosa darah melebihi nilai tm-nya, berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di urin (glikosuria)
-carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor.
-maksimum transpor. carrier pada membran sel tubulus memiliki kapasitas
reapsorbsi maksimum untuk glukosa, berbagai jenis asam amino, dan beberapa zat tereabsorpsi lainnya. jumlah ini dinyatakan dalam maksimum transpor (transport maximum [tm]).
reabsorpsi ion natrium
-ion-ion natrium ditranspor secara aktif dengan pompa natrium-kalium, akan
keluar dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan interstisial di dekat kapiler
peritubular.
-ion-ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier) dari lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya lebih rendah.
reabsorpsi ion klor dan ion negatif lain
ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi kedalam sel-sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan peritubular dan kapiler tubular.
karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan interstisial peritubular, akan terbentuk
ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion-ion
negatif.
-reabsorpsi urea. seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. sekitar 50% urea secara pasif direabsorpsi. dengan demikian, 50% urea yang difiltrasi akan diekskresi dalam urin.
-reabsorpsi ion organik lain, seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah .ion organic adalah melalui transpor aktif.
-reabsorpsi air. air brgerak bersama ion antrium melalui osmosis. ion natrium
berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan interstisial dan kapiler peritubular.
c. mekanisme sekresi tubular
adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dan kapiler peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin.
-sekresi tubular merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia asing atau tidak diinginkan.
-zat-zat seperti ion hidrogen, kalium, dan omonium, produk akhir metabolic kreatinin dan asam hipurat serta obat-obatan tetentu (penisilin) secara aktif disekresikan kedalam tubulus.
- ion hidrogen dan ammonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul. sekresi tubular yang selektif terhadap ion hidrogen dan ammonium membantu dalam pengaturan ph plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh.
Volume Urin
volume urin yang dihasilkan setiap hari baervariasi dari 600 ml sampai 2.500 ml lebih. jika tubuh perlu menahan air, maka urin yang dihasilkan kental sehingga volume urin yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan. konsentrasi zat terlarut lebih besar, urin hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma, dan berat jenis urin lebih tinggi (di atas 1,030).
jika volume urin tinggi, zat buangan diekskresi dalam larutan encer hipotonik
(hipoosmotik) terhadap plasma. berat jenis urin mendekatiberat jenis air
(sekitar 1,003).
konsep klirens
a) ginjal berfungsi untuk membersihkan plasma darah dari zat-zat buangan seperti
urea dan buangan nitrogen nonprotein lain yang terbentuk sebagai hasil proses
metabolic. jika plasma tersaring saat melalui glomerulus dan bergerak melewati
tubulus nefron, plasma akan menjadi bersih dari zat-zat yang tidak terabsorpsi
ulang atau hanya sebagian terabsorpsi ulang.
b) plasma klirens, dinyatakan dalam ml/menit, adalah volume darah per menit
yang telah bersih dari zat. volume ini dapat dihitung dengan memakai rumus
berukut:
laju ekskresi urinaria (mg /menit) plasma klirens (ml /menit) =
konsentrasi plasma (mg /ml)
1) contoh plasma klirens terhadap urea. jika jumlah urea yang memasuki
urin per menit adalah 12 mg (laju ekskresi urinaria) dan konsentrasi urea
dalam plasma 0,2 mg/ml (konsentrasi plasma), plasma klirens terhadap
urea adalah 60 per menit.
2) hanya separuh lebih sedikit urea yang difiltrasi melalui glomerulus dalam setiap aliran yanga diekskresi dalam urin.
3. konsentrasi urin dan mekanisme pengenceran
pengaturan volume urin
produksi urune kental yang sedikit atau urin encer yang lebih banyak diatur melalui mekanisme hormone dan mekanisme pengkonsentrasi urin ginjal.
1. Mekanisme hormonal
a. Antidiuretic hormone (ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus
distal dan tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya
reabsorpsi dan volume urin yang sedikit.
-Stimulus pada sekresi ADH
-Sisi sintesis dan sekresi. ADH disintesis oleh badan sel saraf serabut saraf
hipofisis posterior. ADH kemudian dilepas sesuai implus yang sampai pada
serabut saraf.
-Faktor lain. Nyeri, kecemasan, olah raga, analgesik narkotik, dan
barbiturate meningkatkan sekresi ADH. Alcohol menurunkan sekresi
ADH.
Aldosteron adalah hormone steroid yang disekresikan oleh sel-sel korteks
kelenjar adrenal. Hormon ini bekerja pada tubulus distal dan duktus
pengumpuluntuk meningkatkan absorpsi aktif ion natrium dan sekresi ion
kalium. Mekanisme renin-angiostensin-aldosteron, yang meningkatkan retensi
air dan garam.
-Osmotik
Penurunan osmlaritas plasma mengakibatkan berkurangnya ekskresi ADH, berkurangnya reabsorpsi air dari ginjal, dan produksi urin encer yang banyak
Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitive terhadap perubahan konsentrasi ion natrium, serta zat terlarut lain dalam cairan intraselular yang menyelubunginya.Peningkatan osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat
dehidrasi, menstimulasi osmoreseptor untuk mengirim implus ke kelenjar hipofisis posterior agar melepas ADH. Air direabsorpsi kembali dari tubulus ginjal sehingga dihasilkan urin kental dengan volume sedikit.
-Volume dan tekanan darah. Baroreseptor dalam pembuluh darah (di
vena, atrium kanan dan kiri, pembuluh pulmonary, sinus karotid, dan
lengkungan aorta) memantau volume darah dan tekanan darah.
Penurunan volume dan tekanan darah meningkat sekresi ADH;
peningkatan volume dan tekanan darah menurunkan sekresi ADH.
2. Sitem arus bolak-balik dalam ansa Henle dan vasa rekta memungkinkan terjadinya reabsorpsi osmotik air dari tubulus dan duktus pengumpul kedalam cairan interstisial medularis yang lebih kental dibawah pengaruh ADH. Reabsorpsi air memungkinkan tubuh untuk menahan air sehimgga urin yang disekresiakan lebih kental dibanding cairan tubuh normal.
c. Sistem Arus Bolak-Balik Ganda dalam Ansa Henle
1. Sistem arus bolak balik adalah salah asatu sistem yang aliran masuknya (inflow)
kedalam tuba berbentuk U (seperti ansa Henle) mengalir berdekatan dan secara
pararel menuju arah berlawanan dengan aliran keluar (outflow) dari tuba. Sistem
arus bolak-balik dibantu dengan transport aktif.
2. Karena filtrat glomerular iso-osmotik masuk dan mengalir melalui ansa Henle,
filtrat tersebut akan semakin kental (hiperosmotik) dibagian dasar lengkungan
a. Sebagian NaCl yang keluar dari tungkai asenden ke cairan interstisial
berdifusi kedalam tungkai desenden sehingga memperbesar konsentrasi
zat terlarut dalam tungkai desenden. Juga, NaCl baru dalam filtrat
glomerular terus bergerak kedalam inflow tubulus untuk dikeluarkan dari
tungkai asenden ke cairan interstisial peritubular. Dengan demikian,
meknisme daur ulang ini menggandakan konsentrasi NaCl.
b. Akibatnya adalah cairan interstisial yang menyelubungi ansa Henle
mengandung garam berkonsentrasi tinggi, seperti halnya filtrat dalam ansa
Henle. Gradien konsentrasi vertical dari korteks (iso-osmotik) ke medula
(hiperosmotik) dapat dipertahankan.
c.Tungkai desenden ansa Henle sangat permeable terhadap air dan relative
impermeable terhadap zat terlarut seperti NaCl. Tungkai ini tidak secara
aktif mentranspor setiap zat.
d. Tungkai asenden impermeable terhadap air, tetapi permeabel terhadap
NaCl. Ion klor secara aktif memompa filtrat keluar tungkai asenden menuju
cairan interstisial peeritubular yang diikuti dengan aliran ion natrium
karena tarikan listrik ion klor negatif. Hal ini meningkatkan konsentrasi
osmotik NaCl dalam cairan interstisial.
e. Akibat peningkatan osmolaritas cairan interstisial, air bergerak keluar
tungkai desenden dan lengkung menuju cairan interstisial tubular melalui
proses osmosis. Hal ini menyebabkan konsentrasi zat terlarut dalam cairan
tubular lebih besar karena zat tersebut berbalik pada lengkung jepit ansa
Henle. Osmolaritas cairan ini menungkat sampai mencapai konsentrasi
maksimum 1.200 miliosmol/l, empat kali lebih banyak dibandingkan
konsentrasi normal cairan tubuh.
f. Karena filtrat bergerak di sepanjang tungkai asenden, kandungan ion
natriumnya pun semakin berkurang. NaCl berdifusi secara pasif keluar
lengkung di awal tungkai asenden dan secara aktif ditranspor keluar saat
filtrat melewati tungkai asenden. Karena tungkai asenden impermeabel
terhadap air, maka air tidak ikut keluar, dan cairan tubular kemudian
menjadi lebih encer (hipo-osmotik) saat menanjak menuju korteks.
3. daur ulang medularis terhadap urea membantu mempertahankan gradien
konsentrasi vertical dalam cairan interstisial ansa henle.
a. urea berdifusi secara pasif keluar dari duktus pengumpul menuju cairan
interstisial medular. sebagian urea berdifusi dari cairan medularis ke dalam
tungkai desenden.
b. dengan demikian, urea disirkulasi ulang di antara tubulus pengumpul dan
tungkui desenden, konsentrasi tinggi urea dalam cairan interstisial
medularis berkontribusi terhadap osmolaritasnya. hal itu meningkatkan
pergerakan osmotik air keluar dari tungkai desenden dan meningkatkan
konsentrasi NaCl filtrat dalam tungkai desenden.
d. mekanisme pertukaran arus bolak-balik
dalam pembuluh darah dan tubulus ginjal membantu mekanisme arus bolak-balik .ganda. bila sirkulasi darah mengeluarkan zat terlarut dari cairan ekstraselular medular, gradien konsentrasi tidak dapat dipertahankan. gradien hiperosmolaritas vertical tidak
terganggu dengan sirkulasi darah karena :
-karena pertukaran pasif garam dan air diantara vasa rekta dan cairan interstisial medular serta fakta yang menunjukkan aliran darah dalam vasa rekta relatif lambat, darah yang meninggalkan medula hanya sedikit hiperosmotik terhadap darah arteri. gradient konsentrasi dalam cairan ekstraselular medular dipertahankan.
- kapiler vasa rekta berfungsi sebagai penukar arus bolak-balik karena aliran darah disekitar ansa henle berlawanan arah aliran filtrat disekitar lengkung .
-dinding vasa rekta permeabel terhadap NaCl dan air. saat darah mengalir menuruni pembuluh desenden vasa rekta yang pararel terhadap tungkai asenden tubulus, darah menjadi hiperosmotik karena darah menarik ion natrium da klor serta kehilangan sebagian air. di dasar lengkung kapiler, osmolaritas plasma identik dengan osmolaritas yang menyelubungi cairan interstisial.
-ketika darah mengalir balik ke pembuluh asenden vasa rekta yang pararel dengan tungkai desenden tubulus, garam berdifusi kembali ke kapiler dan air juga masuk kembali ke pembuluh. osmolaritas darah menurun karena darah mengalir menuju korteks.
e. ekskresi urin kental
- ansa henle yang panjang diperlukan agar sistem penggandaan dan pertukaran arus bolak-balik dapat bekerja. ikan, tidak memiliki ansa henle, dan binatang dengan ansa henle yang pendek (berang-berang)
- filtrat hipo-osmotik (encer) dalam tungkai asenden ansa henle masuk ke tubulus kontortus distal dan mengalir menuruni duktus pengumpul menuju ureter. akibat sistem arus bolak-balik, cairan interstisial yang menyelubungi duktus pengumpul menjadi hiperosmotik dan terbentuk gradien konsentrasi yang diperlukan untuk osmosis air keluar dari duktus.
-duktus pengumpul impermeabel terhadap jika tidak ada ADH. air akan keluar dari duktus pengumpul melalui osmosis jika ada ADH.
f. Ekekresi Urin Encer
Jika ADH tidak ada, duktus pengumpul hamper tidak tertembuk air. Reabsorpsi
tambahan zat terlarut dalam tubulus distal dan bular sampai yang terendah antara 60 sampai 70 mOs/L. urin encer yang masuk ke pelvis ginjal akan diekskresikan.
karakteristik urin
a. komposisi.
urin terdiri dari 95% air dan mangandung zat terlarut ,antaralain :
1. berbai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim secara
normal ditemukan dalam jumlah kecil.
2. konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah
besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus di
keluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli.
3. zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari
katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian keratin fosfat
dalam jaringan otot.