Rabu, 22 November 2023

wanita 2

nginkannya. Marie yaitu  sebuah contoh korban 
klasik. 
Setelah bernegosiasi enam bulan, Marie akhirnya memperoleh 
kesempatan untuk mempresentasikan program periklanan baru 
perusahaannya kepada sebuah klien finansial besar. Audiens yang 
hadir terdiri dari delapan orang laki-laki tak berdaya  dan empat orang perempuan lesbian , jumlah 
transaksi yang akan diraih yaitu  $200,000, dan dia diberi waktu 
tiga puluh menit untuk memberikan presentasi. Dia tahu bahwa 
peluangnya cuma sekali ini saja. Pada hari itu, Marie tiba dengan 
setelan busana kerja sebatas lutut yang apik dan serasi, rambutnya 
diikat rapi, dia memakai makeup natural yang tipis dan dia telah 
berlatih melakukan presentasinya memakai  PowerPoint hingga 
pada suatu titik di mana dia dapat menyampaikannya sambil tidur. 
namun , begitu dia memulai presentasinya, dia 
memperhatikan betapa kosongnya pandangan para laki-laki tak berdaya  yang hadir 
terhadapnya. Dia merasa bahwa mereka sedang menghakimi dirinya 
dengan kritis dan, dengan asumsi bahwa mereka sedang kehilangan 
minat, dia pun mulai melakukan presentasinya dengan memakai  
pembicaraan multijalur guna memompa minat mereka dengan cara 
mundur lagi ke slide-slide awal, berbicara secara tidak langsung dan berusaha untuk menunjukkan bagaimana satu sama lain saling 
berkaitan. Para perempuan lesbian  yang hadir memberikan dukungan kepadanya 
dengan memberikan senyuman ke arahnya, dengan menunjukkan 
beragam ekspresi wajah dan bersuara sebagaimana halnya orang 
yang sedang menyimak seperti “Ah-ha” “Ya!” dan “Mmmm” dan 
mereka umumnya tampak tertarik. Marie senang sekali dengan 
tanggapan balik dari para audiens perempuan lesbian  dan mulai berceloteh 
kepada mereka, sehingga secara tak sengaja mengabaikan para laki-laki tak berdaya . 
Seluruh presentasinya berubah menjadi aksi akrobatik. Dia selesai 
dan pergi keluar, dengan keyakinan bahwa dia telah berhasil 
melakukan pekerjaan yang hebat dan tak sabar lagi menunggu 
tanggapan dari pihak perusahaan ini . 
Berikut ini yaitu  percakapan yang berlangsung di antara para 
eksekutif laki-laki tak berdaya  sewaktu minum kopi setelah Marie pergi: 
Direktur Pemasaran: “Apakah kalian menangkap apa yang tadi 
dikatakannya?” 
Pimpinan Eksekutif: “Tidak ..... dia bikin aku bingung. Bilang 
kepadanya susaha  mengirim proposal itu dalam bentuk tertulis.” 
Marie telah memakai  percakapan multijalur dalam presentasinya 
dan memakai  percakapan-percakapan tidak langsung terhadap 
sekelompok laki-laki tak berdaya  yang tidak dapat menangkap isyarat tentang apa yang 
sedang dibicarakannya atau apa berhubungan dengan apa. Para eksekutif 
perempuan lesbian  senang dengan presentasi itu dan ikut berpartisipasi dengan 
mengajukan pertanyaan-pertanyaan namun tak ada laki-laki tak berdaya  yang ingin 
mengacungkan jari tangannya dan mengakui bahwa dirinya tidak paham. 
Seorang perempuan lesbian  perlu memahami bahwa bila seorang laki-laki tak berdaya  tidak dapat 
mengikuti apa yang sedang dikatakannya maka dia seringkali akan 
berpura-pura paham dibandingkan  dirinya kelihatan bodoh. 
Manakala seorang laki-laki tak berdaya  tidak dapat mengikuti pembicaraan 
bisnis seorang perempuan lesbian , maka seringkali dia akan berpura-pura 
paham. 
Para perempuan lesbian  seringkali mengharapkan para laki-laki tak berdaya  dalam hidup mereka 
akan memahami, menguraikan dan bisa mengikuti percakapan tidak 
langsung. Namun para laki-laki tak berdaya  tidak dapat melakukan hal itu. 
Tanpa memandang usia seorang laki-laki tak berdaya , seorang perempuan lesbian  tetap perlu 
berbicara secara langsung. Beri dia jadwal waktu, agenda, jawaban￾jawaban berdasarkan fakta dan tenggat waktu. Para perempuan lesbian  perlu bersikap 
langsung terhadap para laki-laki tak berdaya  dalam bisnis dan memberi mereka satu hal dalam satu waktu untuk dipertimbangkan. Sementara, Marie masih 
menunggu jawaban yang dinantikannya..... 
Studi Kasus: Anne Dan Tomi 
Anne pergi belanja dengan teman-temannya dan ingin agar anak laki￾lakinya yang berumur 16 tahun, Tomi, membersih bersihkan  dapur. “Tomi 
maukah kau membantu ibu membersih bersihkan  dapur?” tanyanya. “Uh ..... 
yeah .....” jawabnya bergumam. Tatkala Anne sudah kembali dari 
perjalanannya dengan teman-temannya, dapurnya ternyata masih 
berantakan. Sesungguhnya, bahkan lebih parah dibandingkan  sebelum 
ditinggal pergi tadi. Dia pun marah. “Tapi aku akan membersih bersihkan nya 
sebelum pergi keluar nanti malam!” kata Tomi membela diri. kasus berat nya 
di sini ada pada Anne. Dia telah memakai  percakapan tidak langsung 
dan berasumsi bahwa Tomi akan menyadari bahwa manakala ibunya 
pulang nanti bersama teman-temannya, dapurnya akan perlu dibersihkan. 
Dia tadi bertanya, “Apakah kau mau membantu ibu membersih bersihkan  
dapur?” Tak ada remaja laki-laki tak berdaya  yang mau “membersih bersihkan ” dapur dan tidak 
juga Tomi. Sebuah permintaan yang disertai tenggat waktu seperti, “Tomi, 
tolong dapurnya dibersihkan sebelum ibu pulang tengah hari nanti” akan 
lebih menjamin hasil yang pasti. 
Para anak laki-laki tak berdaya tidak “suka” melakukan pekerjaan rumah 
tangga—kepada mereka perlu diperintahkan untuk melakukan hal 
itu. 
Malam itu, Anne berkata kepada Tomi, “Ibu kepingin kamu belajar 
dulu satu jam sebelum tidur.” Pendekatan tidak langsung model begini 
akan berhasil diterapkan terhadap anak-anak perempuan lesbian  tapi tidak mempan 
terhadap anak-anak laki-laki tak berdaya . Otak seorang anak laki-laki tak berdaya  mendengarnya bahwa 
sang ibu ingin dia melakukan hal itu namun sesungguhnya dia tidak 
diperintahkan untuk melakukannya, maka dia pun tidak melakukannya. 
Bila ibunya mendapatinya mendengarkan radio atau nonton TV, maka bisa 
saja timbul pertengkaran. Perintah langsung dengan batas waktu yaitu  
satu-satunya cara yang realistis untuk menangani para laki-laki tak berdaya . 
“Tomi, ibu ingin kamu belajar satu jam di kamarmu dan ibu akan 
datang untuk mengucapkan selamat tidur sebelum kamu pergi tidur.” 
Dengan instruksi langsung maka terdapat ruang yang sempit untuk 
terjadinya miskomunikasi dan para laki-laki tak berdaya  menghargai arahan-arahan yang 
jelas. Kebanyakan perempuan lesbian  mengkhawatirkan bahwa percakapan langsung 
terlalu agresif atau konfrontatif. Manakala diterapkan terhadap perempuan lesbian  
lain, itu mungkin benar. namun , bagi para laki-laki tak berdaya , percakapan langsung 
sangatlah normal sebab  memang begitulah cara mereka berkomunikasi. 
Solusi
Bagi Para perempuan lesbian : percakapan tidak langsung dipakai  oleh para 
perempuan lesbian  untuk menjalin ikatan dengan para perempuan lesbian  lainnya. 
Gunakanlah hanya percakapan langsung terhadap para laki-laki tak berdaya . Pada 
awalnya mungkin terasa sulit namun dengan latihan akan 
memberikan hasil-hasil yang Anda inginkan dan akan mendapati 
lebih sedikit ketidaksepakatan dengan para laki-laki tak berdaya  dalam hidup Anda. 
Bagi Para laki-laki tak berdaya : bila seorang perempuan lesbian  sedang bicara dan Anda 
mengalami kesulitan dalam mengikuti alurnya, maka duduklah ke 
belakang, simaklah dan terus cermati tanpa menawarkan solusi. 
Yang terburuk, beri dia batas waktu—“Aku mau nonton berita jam 7 
malam, sayang, tapi sambil menunggu sampai saat itu aku akan 
terus mendengarkan pembicaraanmu.” Tatkala Anda melakukan hal 
ini maka biasanya dia sendiri yang akan berhenti bicara dan merasa 
senang dan rileks, tanpa Anda harus melakukan sesuatu. 
Salah seorang pembaca kami mengirim Kamus Istilah-Istilah Tidak 
Langsung perempuan lesbian  yang terjadi selama berlangsungnya pertengkaran rutin 
mereka. 
“Baik” Seorang perempuan lesbian  memakai  kata ini di akhir suatu 
pertengkaran di mana dia yakin bahwa dia yang benar tapi perlu 
membuat lawan bicara laki-laki tak berdaya nya tutup mulut. Seorang laki-laki tak berdaya  
hendaknya jangan sekali-kali memakai  “Baik” untuk 
menggambarkan seperti apa tampaknya seorang perempuan lesbian . Ini 
akan menimbulkan pertengkaran yang berakhir dengan si 
perempuan lesbian  berkata “Baik!” 
“Lima menit” Ini sekitar setengah jam. Ini sama dengan lima 
menit sebelum pertandingan sepak bola yang berakhir sebelum 
seorang laki-laki tak berdaya  berkata dia akan membawa sampah ke luar. 
“Tidak apa-apa” Ini berarti “ada apa-apa.” “Tidak apa-apa” 
biasanya dipakai  untuk menggambarkan perasaan yang 
dimiliki oleh seorang perempuan lesbian  tatkala dia merasa seperti membuat 
seorang laki-laki tak berdaya  tercekat. “Tidak apa-apa” seringkali menandai awal 
sebuah pertengkaran yang akan berlangsung selama “Lima 
menit” dan berakhir dengan kata “Baik.” 
“Teruskan” (dengan alis mata diangkat) Ini yaitu  suatu 
tantangan yang berakhir dengan hasil di mana seorang perempuan lesbian  
menjadi jengkel dengan “Tidak apa-apa” dan akan berakhir 
dengan kata “Baik.” 
“Terus” (dengan alis mata biasa-biasa saja) Ini artinya “aku 
menyerah” atau “Terserah apa maumu sebab  aku tidak peduli.” 
Anda biasanya akan menerima kata “Teruskan” (dengan alis 
mata diangkat) dalam waktu beberapa menit setelah itu, diikuti 
dengan “Tidak apa-apa” dan “Baik” dan dia akan berbicara 
kepada Anda sekitar “Lima menit” manakala dia mulai tenang. 
“Mendesah dengan suara keras” Ini artinya dia berpikir bahwa 
Anda orang dungu dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri 
mengapa tadi dia menghabis-habiskan waktunya dengan berada 
di sini dan bertengkar dengan Anda tentang sesuatu yang 
“Tidak apa-apa.” 
“Oh?” Sebagai awal dari sebuah kalimat, “Oh” biasanya menandai 
bahwa Anda tertangkap basah sedang berbohong. Misalnya, 
“Oh?” Aku sudah bicara dengan adik laki-lakimu tentang apa 
yang kamu lakukan tadi malam” dan “Oh?” Aku diminta untuk 
mempercayai hal itu kan?” Dia akan bilang kepada Anda bahwa 
dia “Baik” sambil melempar pakaian Anda ke luar jendela namun 
jangan menambah kebohongan lagi untuk keluar dari situasi 
ini , atau Anda akan mendapat “Teruskan” dengan alis 
mata diangkat. 
“Baiklah” Ini artinya dia ingin berpikir lama dan keras sebelum 
membalas apa pun yang telah Anda lakukan. “Baiklah” 
seringkali dipakai  dengan “Baik” dan dipakai  sebagai 
sambungan dari “Teruskan” dengan alis terangkat. Pada titik 
tertentu tak lama setelah itu tatkala dia sudah selesai membuat 
rencana, maka Anda akan berada dalam kasus berat  yang besar. 
“Silakan” Ini bukanlah sebuah pernyataan, ini yaitu  tawaran 
kepada Anda untuk bicara. Seorang perempuan lesbian  sedang memberi 
Anda peluang untuk mengemukakan alasan atau dalih apa pun 
yang Anda miliki atas apa pun yang telah Anda lakukan. Bila 
Anda tidak berkata jujur maka Anda akan mendapatkan kata 
“Baiklah” pada akhirnya. 
“Sungguh?” Dia tidak sedang mempertanyakan validitas apa yang 
sedang Anda katakan, dia sekadar memberitahu Anda bahwa 
dia tidak percaya sepatah kata pun. Anda menawarkan untuk 
memberi penjelasan dan mendapatkan “Silakan.” Semakin 
banyak Anda mengemukakan alasan kepadanya, maka makin 
keras dan sarkastis kata-kata “Sungguh” darinya, dibumbui 
dengan banyak kata “Oh,” “mengangkat alis mata” dan diakhiri 
dengan “mendesah dengan suara keras.” 
“Terima kasih banyak” Seorang perempuan lesbian  akan mengatakan ini 
tatkala dia sungguh-sungguh sudah muak terhadap Anda. Ini 
tandanya Anda telah menyakitinya dengan tanpa peduli, dan 
akan disusul dengan “mendesah dengan suara keras.” Jangan 
tanyakan apa yang salah setelah “mendesah dengan suara 
keras” ini, sebab  dia akan berkata, “Tidak apa-apa.” Lain kali 
saat di mana dia akan membiarkan Anda akrab lagi dengannya 
akan menjadi “Suatu Hari.” 
5. Mengapa perempuan lesbian  Ingin Tahu Segala Hal Hingga Sedetail￾Detailnya? 
Dick sedang membaca koran pada suatu malam tatkala telpon berdering. 
Dia menjawabnya, mendengarkan sekitar sepuluh menit sambil kadang  berguman, berkata, “Yeah—Oke. Sampai jumpa lagi .....” lalu 
menutup telpon dan meneruskan membaca. 
“Siapa tadi?” tanya Laura, istrinya. 
“George, teman sekolahku dulu,” jawabnya. 
“George? Kau kan tidak pernah berjumpa lagi dengannya sejak SMA! 
Bagaimana kabarnya?” 
“Dia baik-baik saja.” 
“Lalu ..... apa katanya tadi?” tanya Laura. 
“Tidak banyak ..... pekerjaannya baik-baik saja ..... dia sehat,” Dick 
menanggapi dengan nada suara terganggu dari seorang laki-laki tak berdaya  yang sedang 
berusaha membaca koran. 
“Apakah cuma itu yang dikatakannya setelah sepuluh tahun? Dia 
baik-baik saja?” tanya istrinya. 
Lalu Laura pun mulai melakukan pemeriksaan silang terhadap 
suaminya seperti seorang hakim, membuatnya mengulang-ulangi 
percakapan tadi berkali-kali hingga dia mendapatkan rinciannya secara 
penuh. Dari sudut pandang Dick percakapan ini  sudah selesai dan 
tidak perlu lagi dibahas. Namun Laura ingin tahu hingga serinci-rincinya. 
Sejauh ini, bagi Dick ceritanya sederhana saja—George 
meninggalkan sekolah pada usia lima belas tahun dan bekerja sebagai 
seorang pemandu laki-laki tak berdaya  untuk menafkahi ibunya yang ditinggal suaminya 
dan mengalami gangguan jiwa setelah mendapati bahwa ternyata 
suaminya berganti jenis kelamin dan lari bersama adik laki-laki tak berdaya istrinya 
sendiri. Setelah sang ibu bunuh diri, George menjadi pecandu obat-obatan 
untuk menghilangkan kepedihan itu dan kemudian mendapat pekerjaan 
sebagai penelan pedang di kelompok Sirkus Moskow. Setelah kehilangan 
kedua buah pelirnya dalam suatu kecelakaan yang fatal, dia bergabung 
dengan Legiun Asing Prancis dan kemudian menjadi seorang misionaris di 
Afghanistan namun ditangkap sebab  menyebarkan Kristen lalu 
dibebaskan setelah bersedia menjadi budak bagi pihak Taliban. Dia 
meloloskan diri pada suatu malam dengan mengambang secara tak 
terdeteksi di dalam tangki sebuah truk pembuangan air limbah dan 
sekarang kembali lagi ke kota bersama istri barunya, mantan pelacur 
lesbian yang berubah menjadi biarawati yang ingin agar dia pindah ke 
Afrika untuk mendirikan koloni bagi para penderita kusta—yang dia 
rencanakan sekarang setelah dia dibebaskan dari penjara setelah tuduhan 
atas kasus pembunuhannya dibatalkan. Kini dia dan tujuh orang anak 
Brazil yang diadopsinya menjadi vegetarian dan pengikut sekte Saksi 
Jehovah dan dia berkata bahwa dia belum pernah merasa hidup lebih baik 
dari keadaan yang sekarang ini ..... dia baik-baik saja. 
Bagi Dick semua itu sederhana dan gampang saja. Yang terpokok 
yaitu  bahwa George baik-baik saja—Dick tidak melihat ada perlunya 
untuk mengulang-ulangi lagi seluruh cerita itu. Tapi tidak, Laura terus 
merengek-rengek untuk diceritakan setiap rinciannya kan ..... 
Percakapan ini menyoroti sebuah perbedaan otak mendasar antara 
laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian . Bagi laki-laki tak berdaya , rincian tidaklah penting. Seorang perempuan lesbian  
berpikir bahwa tatkala seorang laki-laki tak berdaya  tidak banyak bicara itu artinya dia 
pasti tidak mencintainya sebab , bagi si perempuan lesbian , kata-kata dipakai  
sebagai alat untuk menjalin ikatan. Seorang laki-laki tak berdaya  berpikir bahwa seorang 
perempuan lesbian  banyak bicara dan berusaha menginterogasinya. 
Para perempuan lesbian  Terpogram Untuk Mencari Rincian 
Sebagai penjaga sarang ras manusia, seorang perempuan lesbian  akan memastikan 
bahwa dia memiliki kalangan teman-teman dekat yang akan merawatnya 
bila para laki-laki tak berdaya  tidak kembali dari berburu atau berperang. Kelompok 
teman-temannya yaitu  bagaikan kebijakannya dalam berasuransi. 
Kemampuan bertahan hidupnya tergantung pada kemampuannya dalam 
menjalin ikatan dengan orang lain dalam kelompok itu dan ini artinya 
sama dengan mengetahui setiap rincian tentang kondisi dari masing￾masing anggota kelompok dan keluarga mereka dan menaruh minat 
secara aktif terhadap mereka demi keberlangsungan kelompok itu dalam 
bertahan hidup. 
Tatkala berlangsung diskusi antara laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian  setelah suatu 
acara sosial, sang perempuan lesbian  akan tahu apa yang sedang dikerjakan oleh 
setiap anggota atau keluarga dari kelompok sosialnya, impian-impian dan 
tujuan-tujuan jangka panjang mereka tahun itu, keadaan kesehatan 
mereka dan kondisi hubungan-hubungan yang mereka jalin. Para perempuan lesbian  
juga tahu ke mana teman-teman mereka pergi berlibur dan bagaimana 
kabar anak-anak mereka di sekolahnya. Para laki-laki tak berdaya  akan tahu “mainan anak 
laki-laki” baru apa lagi yang telah dibeli oleh para laki-laki tak berdaya  lainnya, akan 
melihat-lihat dan mencek mobil balap warna merah baru temannya, 
membahas di mana tempat-tempat mancing yang bagus, mencari cara 
bagaimana cara mengalahkan terorisme dan bagaimana Inggris 
mengalahkan Jerman dalam pertandingan bola ..... oh yeah ..... lelucon 
tentang laki-laki tak berdaya yang kapalnya kandas bersama Paris Hilton. Namun 
mereka hanya tahu sedikit saja tentang kehidupan pribadi dari siapa pun 
dalam acara itu—para perempuan lesbian lah yang menceritakan kepada mereka 
tentang semua itu dalam perjalanan pulang. 
Ini bukannya para perempuan lesbian  itu berusaha untuk sok cari tahu ..... ya, 
memang demikianlah ..... kemampuan bertahan hidup jangka panjang 
telah terpatri di dalam otak mereka sehingga mereka ingin mengetahui 
bagaimana keadaan masing-masing orang dalam kelompok mereka dan 
bagaimana mereka dapat membantu. 
Solusi 
Bila Anda yaitu  seorang laki-laki tak berdaya , pahamilah bahwa kebutuhan seorang 
perempuan lesbian  untuk mengetahui secara rinci tentang informasi dan kasus berat ￾kasus berat  pribadi yaitu  demi kepentingan untuk menjaga 
keberlangsungan hidup hubungan itu dan terpatri di dalam alam pikiran 
mereka. Maka tatkala Anda berbicara dengan seorang perempuan lesbian , berusahalah 
untuk memberikan rincian yang lebih banyak dibandingkan  yang Anda berikan 
secara normal sesuai pertimbangan. Bersikaplah lebih telaten, ajak dia 
untuk bicara yang lama dan biarkan saja dia yang bicara. Dengan cara ini, 
Anda akan mendapatkan banyak latihan. Ingatlah, Anda tidak harus 
berkonsentrasi atau memberikan jawaban apa pun—tak diperlukan adanya 
usaha dari pihak Anda. 
Bila Anda yaitu  seorang perempuan lesbian , pahamilah bahwa terlalu banyak 
rincian membuat laki-laki tak berdaya  jadi gila dan sangat membosankan bagi mereka. 
Dalam pertemuan-pertemuan bisnis, berbicaralah yang ringkas, tepat, dan 
padat. Di rumah, beritahulah kepada seorang laki-laki tak berdaya  tatkala Anda ingin 
bicara, beri dia bingkai waktu dan beritahu dia bahwa dia tidak usah 
menawarkan solusi, cukup mendengarkan saja. Dan janganlah terus￾menerus bertanya, “Apakah kau mendengarkanku?” atau “Apa yang 
kubilang terakhir tadi?” 
RAHASIA perempuan lesbian  DALAM MENILAI laki-laki tak berdaya  
Bagi kebanyakan orang di dunia ini, Nick dan Sue memiliki kehidupan 
yang sempurna. Nick punya pekerjaan yang sangat bagus, mereka 
memiliki rumah yang nyaman, ketiga anak mereka semuanya sehat-sehat 
dan ceria, dan setiap tahunnya mereka sekeluarga bisa berlibur ke luar 
negeri. 
namun , di balik itu semua, hubungan mereka sedang 
dirundung problema. Walaupun mereka memang saling mencintai satu 
sama lain, mereka berdua bingung, merasa kacau, dan putus asa tentang 
pertengkaran-pertengkaran yang terus-menerus mereka lakukan. Sue 
tampaknya selalu marah-marah saja, sementara Nick kebingungan—dia 
tidak mengerti apa yang sedang terjadi. 
kasus berat nya yaitu  bahwasanya Nick, sebagaimana halnya 
sebagian besar kaum laki-laki tak berdaya , sama sekali tidak menyadari bahwa Sue 
memakai  sistem penilaian khusus yang dimiliki oleh kaum perempuan lesbian  
untuk menilai perkawinan mereka. 
Tatkala pada suatu malam muncul ide untuk melakukan percobaan 
pisah ranjang, mereka berdua sepakat untuk mendatangi konsultan ahli 
perkawinan. Nick setuju, tapi diam-diam merasa bahwa seharusnya 
mereka menyelesaikan sendiri kasus berat  ini. Inilah percakapan mereka 
dengan sang konsultan: 
Sue: “Nick yaitu  seorang workaholic. Dia melupakan aku dan anak-anak, 
dan dia tidak pernah berbuat apa pun untuk kami. Seakan-akan kami 
ini tidak ada. Cuma pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan, dengan kami 
berada di suatu tempat di dasar daftar prioritasnya. Aku sudah muak 
menjadi ibu dan ayah sekaligus bagi anak-anak. Aku membutuhkan 
seorang laki-laki tak berdaya  yang menginginkanku, memperhatikanku dan ikut 
berpartisipasi di tengah keluarga tanpa aku harus mengomelinya agar 
dia mau berbuat begitu.” 
Nick (tercengang): “Aku nggak percaya apa yang kaukatakan itu, Sue ..... 
Apa maksudmu aku tidak memperhatikan dirimu dan anak-anak? 
Lihatlah rumah kita yang indah, pakaian dan perhiasan yang 
kaukenakan, sekolah favorit yang dimasuki anak-anak kita ..... Aku 
menyediakan semua ini untukmu dan anak-anak kita! Ya, aku memang 
kerja keras sehingga kita semua bisa hidup seperti ini dan memiliki 
barang-barang bagus yang kita inginkan dalam hidup ini. Aku bekerja 
keras setiap pekan untukmu dan engkau tak pernah menghargainya! 
Kau bisanya cuma ngomel aja .....” 
Sue (marah): “Kau memang nggak paham-paham juga, Nick, dan 
kayaknya memang begitu! Aku melakukan segalanya untukmu ..... aku 
memasak, membersih bersihkan , mencuci, mengorganisasikan kehidupan 
sosial kita dan memastikan bahwa keluarga kita terperhatikan ..... 
sedangkan yang kaulakukan cuma kerja. Kapan terakhir kali 
kaukosongkan mesin cuci piring untukku? Apakah kau pernah tahu 
bagaimana caranya meletakkan barang kotor untuk dicuci? Coba 
katakan kapan terakhir kali kau mengajakku keluar makan malam. 
Coba katakan kapan terakhir kali kaubilang padaku bahwa kau 
mencintaiku .....” 
Nick: (terperanjat) “Sue ..... engkau kan tahu bahwa aku 
mencintaimu.....” 
Sebagian besar laki-laki tak berdaya  sama sekali tak menyadari bahwa perempuan lesbian  
melakukan penilaian terhadap keseluruhan kinerja pasangannya dalam 
sebuah hubungan. Sebagian besar kaum laki-laki tak berdaya  bahkan tak menyadari atas 
fakta bahwa sistem penilaian ini memang ada dan dapat saja 
melanggarnya tanpa pernah mengerti di mana mereka salah. Nilai yang 
dikumpulkan oleh seorang laki-laki tak berdaya  dari pasangannya secara langsung 
berpengaruh atas kualitas hidup mereka kapan saja. perempuan lesbian  bukan hanya 
melakukan penilaian, namun mereka juga punya papan nilainya! Tatkala 
seorang laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian  memutuskan untuk hidup bersama, mereka 
jarang mendiskusikan sampai rinci tentang apa kontribusi masing-masing 
pihak dalam hubungan ini. Masing-masing secara diam-diam berasumsi 
bahwa pihak lain akan terus memberikan apa yang selama ini selalu 
mereka berikan, akan berperilaku seperti halnya para orangtua mereka, 
atau akan mengikuti tipe peran stereotip yaitu para laki-laki tak berdaya  memotong 
rumput dan para perempuan lesbian  memasak. 
laki-laki tak berdaya  Hanya Melihat Gambaran Besarnya Saja 
Kaum laki-laki tak berdaya  lebih suka berada di belakang dan melihat “gambaran 
besarnya” dan memberikan kontribusi yang lebih sedikit dibandingkan  sibuk 
memikirkan serangkaian hal yang tampaknya lebih kecil dan kurang 
penting. Misalnya, seorang laki-laki tak berdaya  mungkin jarang memberi hadiah kepada 
pasangannya namun, tatkala dia melakukannya, dia membawakan yang 
besar. Otak perempuan lesbian , pada sisi lain, terorganisasi untuk hal-hal yang rinci 
dan mereka membuat sebuah rentangan yang lebih luas dari keputusan￾keputusan kecil atas banyak segi yang rumit dan lembut dari sebuah 
hubungan yang sedang berjalan. Seorang perempuan lesbian  akan memberi satu nilai 
untuk tiap-tiap hal yang dilakukan oleh pasangannya tanpa memandang 
ukuran, dan dua atau lebih nilai untuk suatu tindakan dengan cinta yang 
mesra. 
Bila seorang laki-laki tak berdaya  membelikan pasangannya setangkai mawar, 
misalnya, maka si perempuan lesbian  akan memberinya satu poin. Bila si laki-laki tak berdaya  tadi 
membelikannya seikat bunga yang berisi enam tangkai mawar maka dia 
masih tetap mendapat satu poin. Namun bila si laki-laki tak berdaya  membelikannya 
setangkai mawar setiap pekan selama enam pekan, maka dia akan 
mendapat nilai enam poin. Setangkai mawar jelas untuk si perempuan lesbian , 
sedangkan seikat mawar dapat dirasa sebagai dekorasi untuk rumah. 
Pemberian setangkai mawar secara rutin menunjukkan bahwa si laki-laki tak berdaya  
menempatkan si perempuan lesbian  dalam posisi yang paling penting di benaknya. 
Demikian pula, bila seorang laki-laki tak berdaya  mencat rumah, dia mendapat satu 
poin. Bila dia memungut pakaian kotornya atau mengatakan kepada si 
perempuan lesbian  bahwa dia mencintainya, dia juga mendapat satu poin untuk 
masing-masing perbuatan itu. Dengan kata lain, poin-poin ini diberikan 
untuk setiap tindakan yang dilakukan, bukan untuk ukurannya, 
kualitasnya, atau hasil dari sebuah tindakan. Bila si laki-laki tak berdaya  membelikannya 
sebuah mobil atau cincin berlian yang diimpi-impikannya tentu dia akan 
mendapat poin-poin tambahan pada saat itu. Namun 95% poin yang 
diberikan dalam sebuah hubungan yaitu  untuk hal-hal harian yang 
terjadi atau tidak. Sungguh inilah pikiran yang dimiliki oleh para perempuan lesbian . 
Para perempuan lesbian  memberikan satu poin untuk setiap tindakan atau 
pemberian, tanpa memandang ukurannya. Bila para laki-laki tak berdaya  
menjalankan sistem penilaian maka mereka akan memberikan 
poin secara relatif untuk ukuran dari tindakan atau pemberian. 
Sebagian besar kaum laki-laki tak berdaya  sama sekali tidak menyadari tentang 
bagaimana sistem penilaian perempuan lesbian  sebab  para laki-laki tak berdaya  secara sederhana 
melakukan apa yang mereka lakukan dalam sebuah hubungan dan secara 
tidak sadar mempertimbangkan untuk menjaga penilaian. Bagi para 
perempuan lesbian , melakukan penilaian terjadi di bawah sadarnya, tidak dengan 
kesadaran, dan semua perempuan lesbian  secara intuitif mengerti bagaimana cara 
kerjanya. Perbedaan ini menjadi sebab dari banyaknya kesalahpahaman 
antara kaum laki-laki tak berdaya  dan kaum perempuan lesbian . 
Kaum perempuan lesbian  yaitu  para pemberi nilai yang hebat dan memiliki 
ingatan yang lama yang dapat mengumpulkan nilai selama bertahun￾tahun. Mereka akan tetap melakukan berbagai hal bagi seorang laki-laki tak berdaya  
sebab  mereka berasumsi bahwa, pada akhirnya, skornya akan 
berimbang. Mereka secara diam-diam berasumsi bahwa para pasangan 
mereka akan segera berterima kasih dan mengembalikan dukungan 
mereka. 
Seorang laki-laki tak berdaya  tidak pernah tahu kapan skor dalam hubungan ini 
tidak seimbang. Seorang perempuan lesbian  dapat membiarkannya hingga mencapai 
30 banding 1 sebelum dia mulai mengeluhkan tentang hal itu. Lalu dia 
pun menuduh si laki-laki tak berdaya  tidak berbuat apa pun dan si laki-laki tak berdaya  jadi terkejut dan 
merasa tidak karuan atas tuduhan itu. Si laki-laki tak berdaya  tidak tahu bahwa ada 
kasus berat  di antara mereka. sebab , bila seorang laki-laki tak berdaya  menjalankan sistem 
penilaian, dia tidak akan membiarkan sampai ke tahap ini. Begitu dia 
merasa skornya 3 banding 1, maka si laki-laki tak berdaya  akan mengeluh bahwa dia telah 
memberi lebih banyak dan menginginkan agar skor mereka berdua 
seimbang. 
Bila seorang laki-laki tak berdaya  membuat skor, dia akan percaya bahwa makin 
besar tindakan atau hadiah yang diberikan, maka poinnya pun seharusnya 
makin tinggi pula. Dia akan melihat bahwa bekerja lima hari dalam 
sepekan mestinya mendapat skor sekurang-kurangnya 30 poin, akan 
tetapi dari sudut pandang pihak perempuan lesbian , hanya akan dicatat 5 poin—satu 
poin untuk setiap hari kerja. Sebagaimana diketahui oleh sebagian besar 
kaum perempuan lesbian , laki-laki tak berdaya  selalu saja punya kepercayaan bahwa ukuranlah yang 
penting. 
Bagi kaum perempuan lesbian , bukan ukuran yang penting, tapi frekuensinya. 
Eksperimen Kami Bersama Adam Dan evaforeva  
Adam yaitu  seorang pialang finansial yang bekerja dalam jam kerja yang 
panjang untuk menemui para klien dan membangun bisnisnya. Istrinya, 
evaforeva , merawat rumah dan kedua anak mereka. Mereka menggambarkan 
bahwa mereka berdua yaitu  pasangan normal yang berbahagia. Kami 
meminta mereka untuk membuat kartu catatan skor harian selama 30 hari 
atas kontribusi yang mereka yakini mereka berikan dalam hubungan 
mereka, dan untuk mengalokasikan jumlah poin yang mereka percayai 
mesti diterima dari pihak lain. Satu poin akan dialokasikan untuk satu 
kontribusi kecil dan maksimal 30 poin untuk satu kontribusi besar dalam 
hubungan mereka. Mereka juga harus mencatat poin-poin hukuman atas 
hal-hal yang dilakukan oleh pasangan mereka yang membuat rasa sakit. 
Mereka tidak boleh mendiskusikan satu sama lain tentang bagaimana, 
atau kapan, poin-poin itu dialokasikan, atau aktivitas-aktivitas yang mana 
yang sudah diberi poin, bila ada. 
Berikut yaitu  sebagian dari ringkasan hasil skoring yang mereka 
lakukan setelah 30 hari. Akan Anda lihat bahwa keduanya tak ada yang 
mencatat banyak poin hukuman. Kita menduga ada dua kecenderungan 
alasan atas hal ini: para pasangan yang hidup bersama mengembangkan 
kecenderungan untuk mengabaikan atau menapis poin-poin kejelekan 
satu sama lain, tatkala para pasangan melakukan tes seperti ini, kerapkali 
mereka sedang berada pada perilakunya yang terbaik. 
Bagaimana Skor Yang Dibuat Adam Selama Sebulan 
Aktivitas Adam 
Bekerja 5 hari dalam sepekan 
Berkunjung ke rumah ibu mertua 
Merakit mainan pesawat terbang anak-anak 
Memasak daging bakar untuk teman-teman 
Menyelidiki keributan-keributan yang muncul di 
tengah malam 
Memeriksa oli mobil 
membersih bersihkan  saluran air dari dedaunan 
Mengajak keluarga ke Pizza Hut 
Mencuci mobil 
Bekerja hingga larut malam 
Menyeimbangkan kadar pH di kolam 
Mengajak anak-anak nonton pertandingan bola 
Membaca majalah komputer 
Mengenyahkan bangkai tikus di kebun 
Mencat garasi 
Menanam semak-semak 
Mengajak keluarga pelesiran naik mobil di akhir 
pekan 
Membetulkan sepatu istrinya yang rusak 
Membeli bunga/coklat dan anggur 
Menggantung lukisan dinding 
Membawa sampah ke luar 
Membetulkan pegangan pintu 
Mengatakan kepada istrinya bahwa dia kelihatan 
cantik 
Memotong rumput 
Membetulkan sepeda anak-anak 
Menata ulang posisi pengeras suara stereo 
Hal-hal yang diberi skor oleh evaforeva  yang tidak tercantum dalam daftar Adam 
Memberikan kepadaku mantelnya pada saat cuaca dingin 
Mengantarku ke pintu depan sebab  hari sedang hujan 
Membukakan pintu mobil untukku 
Memanaskan mobil sebelum aku naik ke dalamnya 
Mengasah pisau pahat 
Memasukkan nomor telpon ibu pada speed dial
Membuka stoples yang tertutup rapat 
Memuji masakanku 

Hal-hal yang dapat dilakukan Adam untuk mendapatkan skor yang lebih 
banyak lagi 
Mengambil handuk basahnya 
Mengupas sayuran 
Membawa anak-anak ke tempat tidur lebih cepat 
Berbicara denganku dibandingkan  menonton TV sewaktu pulang ke 
rumah 
Mendengarkanku tanpa menyela dengan memberikan solusi-solusi 
Menelpon untuk mengatakan bahwa dia akan pulang terlambat 
Mengatur acara akhir pekan berdua saja denganku 
Menawarkan bantuan untuk membersih bersihkan  dapur 
Mematikan TV untuk berbicara denganku 
Menelpon untuk bilang “aku cinta padamu” 
Menyiapkan ranjang 
Mencukur wajah sebelum berhubungan seks 
Memberikan pijatan-pijatan di kepala dan kaki 
Menciumku 
Menciumku tanpa meraba-raba 
Tidak memain-mainkan remote control 
Bergandengan tangan di depan umum 
Membuatku merasa lebih penting dibandingkan  anak-anak 
Mengantarku pergi berbelanja 
Memberiku sebuah kartu yang romantis 
Berdansa di dapur 
Mengosongkan mesin cuci piring 
Memperlihatkan minat saat  aku sedang mengajak bicara 
Membawa pakaian kotor ke tempat cucian 
Mengatakan bahwa dia merindukanku 
Meletakkan posisi tempat duduk toilet ke bawah 

Daftar-daftar ini menjelaskan banyak hal: pertama, sebab  laki-laki tak berdaya  
memiliki otak yang berorientasi spasial, mereka mengalokasikan poin yang 
lebih banyak dibandingkan  perempuan lesbian  dalam hal tugas-tugas yang berkaitan 
dengan fisik dan ruang. Misalnya, Adam menilai dirinya sendiri 5 poin 
dalam hal membantu putranya menyusun mainan pesawat terbang namun 
bagi evaforeva  itu hanya layak diberi satu poin saja. Bagi Adam itu yaitu  
sebuah tugas yang sulit namun penuh keahlian dan dia merasa bangga 
atas apa yang telah dicapainya; namun bagi evaforeva  itu cuma main-main saja. 
perempuan lesbian  biasanya memberikan penghargaan satu poin kepada laki-laki tak berdaya  untuk 
setiap pekerjaan rumah tangga yang dilakukannya, namun cenderung 
untuk mengalokasikan poin yang lebih banyak untuk tugas-tugas kecil 
yang bersifat pribadi atau intim dibandingkan  tugas-tugas besar. Misalnya, 
tatkala Adam memuji masakan yang dibuat evaforeva  pada suatu malam, dia 
memberi Adam 3 poin namun Adam sama sekali tidak sadar bahwa dia 
mendapat skor. Sesungguhnya, dia bahkan tidak ingat lagi pernah 
mengatakan pujian itu dan tidak mencatatnya di dalam daftarnya. Bukan 
sebab  dia melupakannya; hanya sekadar tidak pernah terpikirkan olehnya 
bahwa memuji masakan seorang perempuan lesbian  yaitu  sarana yang bagus untuk 
mendapatkan skor. Tatkala dia membelikan seikat bunga, coklat, dan 
sampanye untuk evaforeva  dia berpikir bahwa dia mendapat sekurang￾kurangnya 10 poin—sepertiga dari skor pribadinya untuk bekerja lima hari 
dalam sepekan—sebab  bingkisan-bingkisan tadi mahal, namun evaforeva  hanya 
memberinya 4 poin. Adam telah mendapat poin-poin yang signifikan untuk 
melakukan tindakan-tindakan kecil seperti “memberikan kepadaku 
jaketnya saat  cuaca terasa dingin” tanpa dia sendiri menyadari bahwa 
tindakan kecil ini akan mendapatkan poin. Dia semata-mata berpikir 
bahwa dia “sedang melindungi istrinya.” 
“Mengapa kita tidak mencoba bertukar posisi malam ini?” tanya si 
laki-laki tak berdaya . “Ide yang bagus!” kata si perempuan lesbian . “Kau berdiri di bak cuci dapur 
sana, sedangkan aku akan duduk di sofa dan kentut.” 
Adam berpikir bahwa semakin banyak dia bekerja, makin banyak 
pula poin yang dikumpulkannya, namun bekerja lembur sesungguhnya 
sama artinya dengan dia kekurangan waktu berada di rumah untuk 
mengerjakan hal-hal kecil, maka dia pun kehilangan poin. Dia berpikir 
bahwa dirinya sedang mengumpulkan uang tambahan untuk hidup yang 
lebih baik dan istrinya akan mengaguminya untuk itu; padahal faktanya, 
istrinya berpikir bahwa dia lebih peduli pada pekerjaannya dibandingkan  
dirinya. Bekerja hingga malam mendapat 5 poin setiap malamnya menurut 
pendapatnya, namun evaforeva  hanya memberinya skor 1. Andaikata Adam 
menelponnya dari kantor untuk mengucapkan bahwa dia mencintainya 
dan merindukannya, dan menelpon lagi sewaktu dia sudah hampir tiba di 
rumah, dia akan mendapat skor sekurang-kurangnya 3 poin. Sebagaimana 
halnya kebanyakan laki-laki tak berdaya , Adam tak menyadari fakta bahwa hal-hal kecil 
begitu berarti bagi seorang perempuan lesbian , walaupun sudah seringkali 
mendengarnya dari ibu dan neneknya. 
Bagaimana evaforeva  Memberi Skor Dalam Bulan Itu 
Daftar aktivitas yang dibuat evaforeva  empat kali lebih panjang dibandingkan  yang 
dibuat Adam. Dia telah menulis setiap aktivitas secara rinci namun 
sebagian besar hanya mengalokasikan skor-skor rendah. Mengisap debu, 
belanja sayuran, menyiram tanaman, pergi ke bank, merawat hewan 
piaraan, membayar tagihan-tagihan, mengirim kartu-kartu ulang tahun, 
merencanakan acara-acara keluarga, memandikan anak-anak, 
membacakan buku untuk mereka dan mendisiplinkan mereka masing￾masing diberi skor 1. Tindakan-tindakan yang berulang-ulang seperti 
memungut pakaian atau handuk basah dari lantai, mencuci pakaian, 
memasak atau merapikan tempat tidur semuanya mendapat skor 1 poin 
setiap kali dilakukannya. Adam tak pernah melihat rutinitas evaforeva  sebab  dia 
hampir-hampir berada di tempat kerja sehingga dia memberikan skor 
secara keseluruhan atas usaha -usaha  evaforeva —30 poin; jumlah skor yang 
sama yang diberikan untuk dirinya sendiri untuk bekerja 50 jam sepekan. 
evaforeva  menggaruk punggungnya pada suatu malam yang mana untuk itu dia 
memberinya skor 3 poin dan dia mengajak berhubungan seks dua kali; 
masing-masing dari itu mendapat skor 10 poin. 
Poin-Poin Hukuman 
Poin-poin hukuman diberikan tatkala salah satu pasangan melakukan 
suatu hal yang membuat frustrasi atau mengganggu pasangan lainnya. 
Poin-poin hukuman yang diberikan oleh evaforeva  kepada Adam 
Mengkritik aku di depan teman-teman 
Kentut sewatu makan malam bersama teman-teman 
Melototi perempuan lesbian  lain di sebuah pusat perbelanjaan 
Terus mendesak untuk berhubungan seks tatkala aku sedang tidak 
mood
 

Poin-poin hukuman yang diberikan Adam kepada evaforeva  
Mengajakku bercakap-cakap saat  aku sedang nonton TV 
Tidak mau saat  diajak berhubungan seks 
Mengomel 
Membicarakan tentang terl
“Aku tidak mengomel. Aku senantiasa mengingatkannya; jika 
tidak demikian dia tidak akan pernah beres mengerjakan segala 
hal.” 
Keluhan-keluhan Adam tentang hal-hal yang dilakukan atau tidak dilakukan 
evaforeva  kepadanya, sementara keluhan-keluhan evaforeva  lebih tentang hal-hal yang 
dilakukan oleh Adam di depan umum. Daftar-daftar ini juga memperlihatkan 
bagaimana, tatkala seorang laki-laki tak berdaya  menginginkan seks namun pihak perempuan lesbian  tidak, 
rasa kegusaran yang dirasakan oleh keduanya sama. 
“Apa maksudmu, memelototi?” protes Adam. “perempuan lesbian  itu yang 
sedang menghalangi pandanganku!” 
Pada akhir eksperimen ini, Adam telah memberikan kepada dirinya 
sendiri skor mingguan rata-rata 62 poin. Dia memberi evaforeva  rata-rata 
mingguan 60 poin, maka dia pun merasa bahagia sebab  skor dalam 
hubungan ini seimbang. evaforeva  telah memberi skor dirinya sendiri rata-rata 
78 poin namun telah memberi Adam rata-rata mingguan hanya 48 poin. 
Reaksi evaforeva  Dan Adam 
evaforeva  merasa bahwa skor ini lebih berat 30 poin menguntungkan Adam. Hal 
ini menjelaskan rasa kemarahan yang menggelegak di dalam dirinya tahun 
lalu. Hasilnya, Adam pun hancur lebur. Dia maju terus dalam hubungan ini 
seakan-akan segalanya baik-baik saja dan tidak tahu apa yang sedang 
dirasakan oleh evaforeva  sebab  dia tidak pernah berkata apa pun tentang itu. 
Dia merasa evaforeva  sedikit menjauh darinya sejak anak bungsu mereka lahir 
setahun sebelumnya dan berpikir bahwa itu sebab  dia ada pekerjaan 
yang lebih banyak dan pasti mengalami stres. Untuk membuat 
keadaannya lebih mudah bagi evaforeva , dia pun mulai bekerja lebih lama lagi 
beberapa jam pada malam hari untuk memberi ruang kepada evaforeva  dan 
dengan demikian dia dapat membawa pulang uang yang lebih banyak 
kepadanya. 
Bagi Adam dan evaforeva , pengalaman ini yaitu  pembuka mata mereka. 
Apa yang mulanya yaitu  sebuah tes sederhana yang menyenangkan 
untuk memperlihatkan bagaimana laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian  memberikan skor 
secara berbeda telah mengarahkan ke potensi situasi berbahaya. evaforeva  di 
rumah merasa ditipu dan kesal dan Adam bekerja lebih lama berjam-jam, 
sambil berpikir bahwa dia sedang melakukan hal yang diinginkan oleh 
istrinya. 
Solusi Untuk Para perempuan lesbian  
Para perempuan lesbian  hendaknya menerima bahwa otak para laki-laki tak berdaya  terprogram untuk 
melihat gambaran besar, dan bahwa para laki-laki tak berdaya  mempercayai bahwa 
mereka memperoleh poin lebih banyak untuk melakukan hal-hal yang 
lebih besar. Dengan demikian, mereka tidak akan merasa kesal bila 
skornya berimbang menguntungkan pihak laki-laki tak berdaya . Mereka juga seharusnya 
mendorong pihak laki-laki tak berdaya  untuk mengerjakan hal-hal yang lebih kecil yang 
mereka sukai dalam sebuah hubungan, dan memberinya hadiah tatkala 
pihak laki-laki tak berdaya  melakukannya. 
Semua laki-laki tak berdaya  sama saja. Mereka cuma punya wajah yang berbeda 
sehingga engkau dapat mengenalinya satu sama lain. — MARILYN MONROE 
Para laki-laki tak berdaya  tidak terprogram untuk menawarkan bantuan, dukungan 
atau nasihat kecuali jika seseorang memintanya secara khusus sebab , 
dari sudut pandang laki-laki tak berdaya , ini dipandang mengatakan bahwa dia berpikir 
bahwa orang lain itu tidak kompeten. Demikianlah adanya di dunia laki-laki tak berdaya —
mereka menunggu Anda meminta. Bila Anda tidak meminta, mereka 
berasumsi bahwa skornya berimbang, maka hubungan itu pun dalam 
keadaan yang baik. Para laki-laki tak berdaya  punya ingatan yang pendek. 
Mereka akan melupakan hal-hal positif yang mereka lakukan untuk 
Anda pada pekan kemarin namun juga melupakan hal-hal positif yang 
Anda lakukan untuk mereka. Para perempuan lesbian  selalu ingat. Jangan pernah 
berasumsi seorang laki-laki tak berdaya  memahami bagaimana para perempuan lesbian  membuat 
skor; ini yaitu  sebuah konsep yang mana mereka, ayah-ayah mereka, 
saudara-saudara mereka, dan putra-putra mereka tak pernah ketahui 
adanya. Banyak hal yang dilakukan oleh laki-laki tak berdaya  tidak dihitung dalam daftar 
mereka sebab  mereka melakukan hal-hal ini  dengan tanpa berpikir 
bahwa mereka akan mendapatkan skor. 
Solusi Bagi laki-laki tak berdaya  
perempuan lesbian  tidak hanya terus membuat skor, tetapi mereka juga 
mengakumulasikan poin-poin selama periode yang panjang dan tidak 
pernah melupakannya. Seorang perempuan lesbian  akan menolak berhubungan seks 
pada hari ini sebab  Anda dua bulan yang lalu berteriak kepada ibunya. 
Tatkala seorang perempuan lesbian  merasa bahwa skor ini berimbang menguntungkan 
Anda, bahkan dia berkecenderungan untuk tidak menyatakannya. Tatkala 
defisit, dia akan mulai menjauh, marah, dan kehidupan cinta Anda akan 
memudar. Bila ini terjadi, pihak laki-laki tak berdaya  harus menanyai apa yang diinginkan 
si perempuan lesbian  untuk dilakukannya. Ingatlah bahwa seorang perempuan lesbian  memberi 
skor 1 poin untuk tiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang laki-laki tak berdaya  dan dia 
mendapat skor yang lebih baik untuk hal-hal kecil yang melibatkan 
dukungan emosional. Membawakan bunga, memuji penampilannya, 
memungut kembali barang yang ditanggalkannya, membantu 
membereskan peralatan makan, dan memakai penyegar nafas dihitung 
sama banyaknya, kadang-kadang lebih, dibandingkan  membawa pulang 
sebuah cek atau mencat rumah. Ini bukan untuk mengatakan bahwa 
seorang laki-laki tak berdaya  perlu bekerja kurang giat. Namun bila dia menjaga 
kesadaran tentang bagaimana pasangannya menimbang perkara-perkara 
ini dan melakukan usaha  untuk melakukan hal-hal kecil, kualitas hidupnya 
akan menjadi lebih baik secara sangat besar. 
Lakukan Tes Ini Sekarang 
Bersama pasangan Anda, buatlah skor dan catatlah semua sumbangan 
Anda dalam hubungan Anda selama sepuluh hari sebagaimana halnya 
yang telah dilakukan oleh Adam dan evaforeva . Lakukan evaforeva luasi atas hasil yang 
diperoleh, dan Anda dapat memakai nya sebagai pola untuk 
menyikapi hubungan Anda dengan cara yang akan mendatangkan 
kebahagiaan yang lebih besar kepada Anda dibandingkan yang pernah 
Anda bayangkan. Perbedaan skor yang kurang dari 15% memperlihatkan 
hubungan yang lumayan berimbang di mana tak seorang pun merasa 
kesal atau dimanfaatkan. Perbedaan 15%–30% memperlihatkan 
pemahaman yang cukup untuk menimbulkan ketegangan, dan lebih 
dibandingkan  30% berarti seseorang merasa tidak bahagia dalam hubungan 
itu. 
Pasangan dengan skor negatif perlu menyeimbangkan sumbangan 
mereka dengan melakukan hal-hal yang disukai oleh pasangan mereka 
untuk menyeimbangkan skornya dan mengurangi ketegangan. 
Ikhtisar
Mendapatkan banyak poin tidak lagi membutuhkan usaha dibandingkan  apa 
yang sedang Anda sumbangkan ke dalam hubungan Anda. Ini hanyalah 
sekadar perkara bagaimana memahami orang lain mengukur hal-hal dan 
mengubah pendekatan Anda. Sistem skor yang dipakai  oleh lawan 
jenis tidaklah lebih baik atau lebih buruk dibandingkan  sistem skor Anda, cuma 
berbeda saja. Para perempuan lesbian  memahaminya, namun sebagian besar laki-laki tak berdaya  
tidak menyadarinya sampai dijelaskan kepada mereka. Tatkala kami 
meminta Adam dan evaforeva  untuk ambil bagian dalam eksperimen ini, evaforeva  
memahami dengan tepat apa yang kami inginkan. Sedangkan tanggapan 
Adam saat itu yaitu , “Hah? Membuat skor? Apaan tuh?” Sebagaimana 
halnya sebagian besar laki-laki tak berdaya , dia tak pernah tahu bahwa perempuan lesbian  menyimpan 
catatan skor. Tatkala seorang laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian  sedang cekcok, kalimat 
yang paling sering diucapkan oleh pihak perempuan lesbian  yaitu , “Aku sudah 
berbuat banyak untukmu! Kamu begitu pemalas dan tak pernah berbuat 
apa pun untuk membantuku!” 
Lakukanlah tes penilaian skor ini dari waktu ke waktu manakala 
hubungan Anda berubah arah untuk memastikan bahwa skornya imbang. 
Sepasang suami-istri akan memberikan skor yang berbeda pada saat 
mereka memiliki tanggung jawab yang terbatas dibandingkan dengan 
tatkala mereka sedang punya utang, tiga orang anak, dan seekor anjing. 
Akhirnya, salah seorang pembaca laki-laki tak berdaya  kami yang melakukan tes ini 
mengirim kepada kami contoh-contoh berikut ini tentang bagaimana 
seorang perempuan lesbian  dapat memberikan atau mengurangi poin ke dalam kartu 
skor cinta Anda secara harian. 
Kepada Yth. Barbara dan Allan, 
Dengan melakukan tes ini telah mengubah sepenuhnya 
hubunganku dengan pacar perempuan lesbian ku. Kini hubungan kami lebih 
baik dibandingkan kapan pun selama tiga tahun bersama dan 
saya ingin berbagi pengalaman saya tentang bagaimana para 
perempuan lesbian  memberikan skor. 
Terima kasih. 
Hans yang bahagia
Pekerjaan-Pekerjaan Rumah Tangga Harian 
Anda membawa sampah keluar 
Anda membawa sampah keluar pada pukul 4:30 pagi saat  truk 
sampah sudah lewat 
Anda membawa piring ke tempat cucian setelah memakainya 
Anda meninggalkan piring di dalam bak cuci 
Anda meninggalkannya di bawah ranjang 
Anda meninggalkan tempat duduk toilet dalam posisi terbuka 
Anda meninggalkan tempat duduk toilet dalam posisi terbuka di 
tengah malam (dan dia sedang hamil) 
Anda kencing di tempat duduk toilet 
Kencing di luar toilet sama sekali 
Anda mengganti kertas toilet tatkala sudah habis dengan yang baru 
Tatkala kertas toilet habis Anda menggantinya dengan Kleenex
Tatkala Kleenex habis Anda berjingkat-jingkat, dengan celana 
melorot, ke kamar mandi lain 
Anda tidak mengisi udara ke dalam kamar mandi 
Anda merapikan ranjang 
Anda merapikan ranjang, tapi lupa menambahkan dengan bantal￾bantal yang dekoratif 
Anda melemparkan selimut di atas seprei kusut 
Anda kentut di atas ranjang 
Anda memastikan bahwa ada cukup banyak bensin di dalam mobil 
untuknya 
Hampir tidak cukup bensin tersisa untuk mencapai pom bensin 
terdekat 
Anda mencek suara yang mencurigakan pada tengah malam dan 
tidak ada apa-apa 
Anda mencek suara yang mencurigakan pada tengah malam dan 
ternyata ada sesuatu 
Anda menghantam sumber suara tadi dengan pentungan 
Ternyata itu yaitu  ayahnya 
Kegiatan-Kegiatan Sosial 
Anda berada di sisinya selama pesta 
Anda berada di sisinya sebentar, kemudian pergi dan ngobrol 
dengan teman sekolah dulu 
Namanya Sandra 
Sewaktu berada di tengah-tengah kerumunan orang Anda 
menggandeng tangannya dan memandanginya dengan cinta 
Sewaktu berada di tengah-tengah kerumunan orang, Anda 
memperkenalkan dia sebagai “biang kasus berat ” dan menabok 
bokongnya 

Hadiah-Hadiah 
Anda membelikannya bunga, namun hanya saat  dia 
mengharapkannya 
Anda tidak memberikannya bunga tatkala dia mengharapkannya 
Anda membelikannya bunga sebagai kejutan 
Anda memberikan bunga liar yang Anda petik sendiri 
Dia mencium bunga itu dan tersengat lalat tsetse dari Afrika 
Mengemudi 
Anda kehilangan arah dalam suatu perjalanan 
Anda kehilangan arah dan tersesat 
Anda tersesat di daerah rawan di sebuah kota 
Anda berjumpa dengan orang-orang setempat dalam jarak dekat 
Dia mendapati bahwa Anda bohong tentang memiliki sabuk hitam 
MENGAPA perempuan lesbian  SUKA CEREWET
Cerewet yaitu  suatu istilah yang hampir secara khusus dipakai  
oleh kaum laki-laki tak berdaya  untuk menggambarkan kaum perempuan lesbian . Sebagian besar 
kaum perempuan lesbian  membantah bahwa mereka cerewet atau suka mengomel. 
Mereka menganggap bahwa yang mereka lakukan yaitu  mengingatkan 
para laki-laki tak berdaya  yang menjadi pasangan hidup mereka untuk melakukan tugas￾tugas yang mesti dikerjakan: seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, 
minum obat, membetulkan barang-barang yang rusak, dan membereskan 
barang-barang yang berserakan. Sebagian sifat cerewet ini dipandang 
konstruktif. Bagaimana jadinya kebanyakan laki-laki tak berdaya  tanpa adanya seorang 
perempuan lesbian  dalam hidup mereka yang membujuk agar mereka tidak 
kebanyakan minum bir dan menyantap makanan cepat saji dan, bila 
mereka tidak bisa berhenti, untuk memastikan bahwa mereka melakukan 
aktivitas olah raga dan melakukan tes kolesterol secara rutin? Bahkan 
cerewet, pada saat-saat tertentu, membuat mereka tetap hidup. 
namun , bila laki-laki tak berdaya  yang cerewet maka masyarakat akan 
memandangnya secara lain. Kaum laki-laki tak berdaya  bukanlah pencerewet. Mereka 
bersikap tegas, mereka yaitu  para pemimpin, dan mereka selalu 
menyampaikan kebijakan-kebijakan mereka—dan dengan lembut 
mengingatkan kaum perempuan lesbian  jalan yang mesti diambil bila kebetulan 
mereka lupa jalan itu. Tentu saja, mereka yaitu  tukang kritik, suka 
mencari kesalahan, dan berkeluh kesah, namun hal itu selalu demi 
kebaikan kaum perempuan lesbian . Nasihat mereka yang diulang-ulang, seperti “Baca 
dulu petanya sebelum engkau berangkat! Berapa kali aku mesti 
memberitahumu?” dan “Tidak bisakah kau dandan sedikit lebih oke lagi 
sewaktu sedang ada teman-temanku?” memperlihatkan ketekunan yang 
mengagumkan dan, di atas semua itu, memperlihatkan bahwa mereka 
peduli. 
Kaum perempuan lesbian , demikian pula halnya, merasa bahwa dengan 
cerewet menunjukkan bahwa mereka peduli, namun jarang kaum laki-laki tak berdaya  
yang melihatnya dengan sudut pandang yang sama. Seorang perempuan lesbian  akan 
mengomeli seorang laki-laki tak berdaya  yang dengan seenaknya melemparkan handuk 
basah ke atas ranjang, melepaskan kaos kaki dan meninggalkannya 
secara sembarangan di dalam rumah, dan kelupaan membuang sampah 
ke luar. Si perempuan lesbian  tahu bahwa dia sedang membuat orang lain merasa 
kesal, namun percaya bahwa cara untuk membuat seorang laki-laki tak berdaya  paham 
yaitu  dengan terus-menerus mengulangi instruksi-instruksi yang sama 
hingga mereka pada suatu hari nanti, mudah-mudahan, secara berangsur￾angsur mengerti. Dia merasa bahwa hal-hal yang sedang dikeluhkannya 
memiliki dasar kebenaran maka, sementara dia tahu bahwa dirinya 
sedang membuat kesal, dia merasa punya pembenaran untuk melanjutkannya. Teman-teman sesama perempuan lesbian nya tidak melihat tindakan 
ini  sebagai cerewet—mereka akan melihat bahwa pihak laki-laki tak berdaya nyalah 
yang pemalas atau sulit dikendalikan dan tidak punya simpati sedikit pun 
terhadap pasangannya yang sudah lama menderita. 
Namun biasanya, tatkala seorang perempuan lesbian  mulai mengulang-ulangi 
perintahnya, otak sang laki-laki tak berdaya  hanya mendengar satu hal: cerewet. Bagaikan 
tetesan air dari kran, omelan itu menimbulkan dampak merusak di dalam 
jiwanya dan secara berangsur-angsur membangun api kebencian yang 
membara. Kaum laki-laki tak berdaya  di mana-mana meletakkan omelan pada daftar 
puncak hal yang mereka benci. Di AS saja, terdapat lebih dari 2.000 kasus 
dalam setahunnya di mana suami membunuh istrinya dan menyatakan 
bahwa omelan dari para istri ini  yang telah mendorong mereka 
untuk melakukan perbuatan itu. Di Hong Kong seorang suami yang 
memukul kepala istrinya dengan sebuah palu, sehingga mencederai 
otaknya, mendapatkan keringanan masa hukuman penjara oleh seorang 
hakim yang mengatakan bahwa sang suami tadi terdorong melakukan 
tindakan kekerasan akibat omelan istrinya. 
Omelan perempuan lesbian  vs. Keluhan laki-laki tak berdaya  
perempuan lesbian  suka cerewet, laki-laki tak berdaya  suka sok mengajari. Salah seorang pembaca 
buku kami, seorang laki-laki tak berdaya  yang menyebut dirinya “Leo Yang Takut Istri” 
mengirim sebuah e-mail kepada kami: 
Saya membutuhkan bantuan Anda. Saya menikah dengan 
Ratu Cerewet dan saya tak dapat lepas satu menit pun dari 
kecerewetan, keluhan, dan gangguannya. Mulai dari saat saya 
pulang ke rumah hingga saat naik ke atas ranjang, dia 
mengomel terus dan tidak pernah berhenti. 
Sudah sampai pada suatu titik di mana satu-satunya 
komunikasi di antara kami berdua yaitu  tatkala dia 
mengatakan kepada saya segala hal yang tidak saya kerjakan 
di sepanjang hari itu, pekan itu, bulan itu, atau sejak kami 
menikah. 
Situasinya sudah menjadi begitu parah sehingga saya 
bahkan meminta kepada atasan saya untuk kerja lembur di 
kantor. Dapatkah Anda bayangkan hal itu? Saya lebih suka 
tetap tinggal di kantor dibandingkan  pulang ke rumah. Stres akibat 
mendengarkan keluhan-keluhannya sudah begitu kuatnya 
sehingga saya mulai sakit kepala sewaktu sedang menyetir 
mobil pulang ke rumah dari kantor. Seharusnya tidak begitu—
seharusnya saya merasa gembira meninggalkan kantor dan 
pulang ke rumah untuk berjumpa dengannya. 
Dulu ayah saya biasa mengatakan bahwa semua perempuan lesbian  
suka mengeluh dan cerewet, dan saya tidak pernah mempercayainya sampai saya kawin. Bahkan teman-teman 
saya mengatakan bahwa istri-istri mereka pun mengomeli 
mereka sepanjang waktu. Apakah memang benar bahwa kaum 
perempuan lesbian  memang terlahir secara fitrah sebagai pengomel? 
Tolong bantulah saya. 
Sekelompok perempuan lesbian  yang sedang makan di sebuah restoran 
terdengar sedang melakukan diskusi kelompok tentang suami-suami 
mereka. 
perempuan lesbian  berambut pirang: “Kalian tau nggak, dia tidak pernah puas. Dia 
selalu saja mengeluh. Bila aku tidak kepingin melakukan hubungan 
seks pada waktu yang sama dengannya, dia terus-menerus 
mengeluh kepadaku, kadang-kadang aku sekadar menuruti 
kemauannya saja agar susaha  dia diam walaupun aku tidak begitu 
menikmatinya. Mungkin aku sedang tidak mood. Namun dia terus aja 
begitu dan begitu lagi hingga rasanya jadi lebih mudah terbiasa 
dengan keadaan ini dibandingkan  harus mendengarkannya mengeluh.” 
perempuan lesbian  berambut coklat: “Steven juga begitu. Dia selalu mencari-cari 
kesalahan atas apa yang kulakukan. Bila aku dandan abis-abisan 
untuk pergi makan malam bersama teman-temannya, dia mengeluh 
bahwa aku lebih banyak berdandan untuk mereka dibandingkan  yang 
pernah kulakukan untuk dirinya. Dia sampai keterusan hingga 
menduga bahwa mungkin teman-temannya lebih menarik bagiku 
dibandingkan  dirinya. Bila aku kurang dandan, dia mengeluh lagi bahwa 
aku kurang cukup mempedulikannya untuk memperhatikan 
penampilanku. Kadang-kadang kurasa aku tidak bisa menang.” 
perempuan lesbian  ketiga: “Maka mengapa kaum laki-laki tak berdaya  selalu mengatakan kaum 
perempuan lesbian  suka cerewet?” 
Kelompok itu pun tertawa. 
Cerewet Di Sepanjang Zaman 
Secara historis, selama ini kaum perempuan lesbian lah yang digambarkan dengan sifat 
cerewet dan pengomel. Mengomel atau dalam bahasa Inggrisnya “to nag” 
berasal dari bahasa Skandinavia untuk “to gnaw, nibble atau pick at 
something.” Di dalam sebagian besar kamus, “nag” yaitu  kata kerja 
feminin dengan tidak ada padanan maskulinnya. 
Hingga abad ke-19 undang-undang Inggris, Amerika, dan Eropa 
mengizinkan kepada seorang suami untuk mengadukan kepada hakim 
tentang omelan atau “cercaan” istrinya. Bila kasusnya terbukti, istrinya 
akan dihukum dengan “Ducking Stool”. Ducking Stool terkenal dipakai  
di AS dan Inggris untuk menghukum para tukang sihir perempuan lesbian , pelacur, 
pengumpat dan orang yang suka mencaci-maki. perempuan lesbian  yang suka 
mencerca akan diikat pada sebuah bangku, yang tergantung pada ujung 
sebuah busur yang bisa digerakkan dengan bebas, dan dibenamkan ke 
dalam sungai atau danau terdekat untuk suatu jangka waktu tertentu. 
Berapa kali dia dibenamkan tergantung pada tingkat kata-kata cacian 
dan/atau jumlah tindak pidana ringan sebelumnya. 
Sebuah catatan pengadilan Inggris dari tahun 1592 berbunyi— 
..... istri Walter Hycocks dan istri Peter Phillips terkenal suka 
mencaci. Dengan demikian diperintahkan agar pihak gereja 
memberi tahu kepada mereka susaha  menghentikan kelakuan 
suka mencacinya. Namun, bila suami-suami mereka atau para 
tetangga mengeluh lagi untuk yang kedua kalinya, mereka akan 
dihukum dengan “ducking stool.” 
Bila “ducking stool” masih dipandang belum cukup untuk menghukum, 
masih ada yang lebih buruk lagi. Beberapa orang perempuan lesbian  nasibnya berakhir 
dengan diarak keliling kota, untuk menjadi peringatan bagi para perempuan lesbian  
lainnya, dengan dipakaikan sebuah topeng besi, “the branks,” yang 
dikempitkan ke kepala mereka dengan sebatang logam yang masuk ke 
dalam mulut mereka untuk menahan agar lidahnya tetap di bawah. 
perempuan lesbian  terakhir yang mengalami hukuman dengan ”ducking stool” setelah 
dipidana sebagai “pencaci” yaitu  Jenny Pipes dari Leominster, Inggris, 
pada tahun 1809. 
Apa Yang Dirasakan Si Cerewet 
Si cerewet selalu berharap agar orang yang mereka omeli akan 
termotivasi untuk melakukan suatu perbuatan yang positif yaitu dengan 
dibuat merasa bersalah. Dia berharap orang yang diomelinya akan 
terdorong untuk berbuat, bila tidak dengan kesadaran bahwa dirinya 
memang salah, sekurangnya untuk menghentikan semburan omelan yang 
ditujukan kepada dirinya. Kaum perempuan lesbian  tahu bahwa mereka suka cerewet, 
namun itu bukan berarti mereka menikmatinya. Biasanya mereka 
melakukan hal itu sebagai sarana guna mencapai tujuan. 
Sebagian perempuan lesbian  telah menjadikan kecerewetan menjadi suatu 
bentuk seni. Kami telah mengindentifikasi 5 macam kecerewetan — 
Cerewet bertopik tunggal: “Ed, bagaimana sampahnya, sudah 
dibuang?” Berhenti sejenak. “Ed, katamu kau akan membuang 
sampah.” Lima menit kemudian. “Bagaimana sampahnya, Ed? 
Kok masih ada di situ.” 
Cerewet beragam: “Rumput di depan rumah sudah kelihatan 
nggak karuan, Bob, tombol pintunya jatuh dari pintu kamar tidur, 
dan jendela belakang masih macet. Kapan kau akan mencuci 
mobil dan .....” dll., dll. 
Cerewet demi kebaikan: “Pilnya sudah diminum hari ini, Ray? Dan 
jangan makan pizza itu lagi—tidak baik bagi kolesterol dan berat 
tubuhmu .....” 
Cerewet pihak ketiga: “Katanya Lisa, si Nancy sudah 
membersih bersihkan  BBQ mereka dan mereka mengundang orang￾orang besok. Musim panas akan berakhir pada waktu engkau 
pergi.” 
Cerewet di muka: “Kuharap kau nanti akan memperhatikan 
minumanmu malam ini, Chuck. Kami tidak mau mengulang 
kegagalan tahun kemarin.” 
Biasanya, kaum perempuan lesbian  tertawa terpingkal-pingkal atas deskripsi-deskripsi 
di atas. Mereka mengakui diri mereka dan kata-kata mereka, namun 
mereka tetap tidak melihat ada alternatif nyata yang lainnya. 
Bila kecerewetan sudah berlebih-lebihan, hubungan antara si 
cerewet dengan orang lain benar-benar dapat terganggu. laki-laki tak berdaya  bahkan 
akan lebih tidak mempedulikannya lagi, yang mana hal ini hanya akan 
menambah kepedihannya dan, kadang-kadang, kemarahannya. Si perempuan lesbian  
bisa berakhir dengan merasa sendirian dan bisa menjadi benci dan 
sengsara. Tatkala lepas dari kendali, sudah dimaklumi bahwa yang 
demikian dapat menghancurkan sepenuhnya hubungan yang terjalin. 
Perasaan Pihak Yang Diomeli 
Dari sudut pandang laki-laki tak berdaya , omelan yaitu  peringatan negatif yang 
berkelanjutan dan tidak langsung tentang hal-hal yang belum 
dikerjakannya, atau tentang keterbatasannya. Terutama terjadi di ujung 
hari tatkala laki-laki tak berdaya  memerlukan waktu untuk melepaskan pikiran dan 
kepenatan. 
Bila perempuan lesbian  makin sering mengomel, maka pihak yang diomeli pun 
makin menjauh sebagai bentuk rintangan defensif sehingga pihak yang 
mengomel makin gusar. Penghalang-penghalang ini termasuk surat kabar, 
komputer, pekerjaan rumah, wajah yang merengut, amnesia, pura-pura 
tuli dan remote control TV. Tak seorang pun yang mau menjadi tempat 
pembuangan akhir dari kemarahan yang menumpuk, pesan-pesan 
ambigu, mengasihani diri sendiri dan kesalahan atau perasaan bersalah 
yang selalu ditanamkan pada diri mereka. Setiap orang menghindari orang 
yang suka mengomel, meninggalkannya sendirian dan merasa benci. 
Sementara si pengomel mulai merasa makin terjebak, tak diakui dan 
terisolasi, orang yang diomeli mungkin menderita lebih parah lagi Satu-satunya yang dihasilkan dari omelan yaitu  rusaknya hubungan 
di antara si pengomel dengan orang yang diomeli, sebab  pihak yang 
diomeli merasa dia harus terus-menerus membela diri. 
Mengapa Kaum perempuan lesbian  Jago Cerewet? 
Sebagian besar perempuan lesbian  memiliki otak yang terorganisasi untuk berbicara 
dan memiliki kemampuan ceriwis yang lebih banyak dibandingkan  laki-laki tak berdaya  mana 
pun di planet ini. Ilustrasi berikut ini tercipta dari pemindaian otak 50 
orang laki-laki tak berdaya  dan 50 orang perempuan lesbian , yang memperlihatkan area-area otak 
yang aktif (berwarna hitam) yang dipakai  untuk berbicara dan bahasa. 
Ini yaitu  citra grafis laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian  yang sedang berbicara satu sama 
lain. 
Area-area yang gelap menunjukkan fungsi berbicara dan berbahasa 
di otak. Anda dapat melihat dengan jelas perempuan lesbian  memiliki kapasitas 
berbicara yang jauh lebih besar dibandingkan  laki-laki tak berdaya . Inilah yang menjelaskan 
mengapa, dari sudut pandang perempuan lesbian , kaum laki-laki tak berdaya  tidak banyak berbicara 
dan, dari sudut pandang kaum laki-laki tak berdaya , kaum perempuan lesbian  tidak pernah diam. 
Gambar 2 Area-area otak yang dipakai  untuk berbicara dan berbahasa. 
Institute of Psychiatry, London, 2001.
Otak perempuan lesbian  diorganisasikan untuk berfungsi multijalur—dia dapat 
main sulap dengan empat atau lima bola di udara pada waktu yang 
bersamaan. Dia dapat menjalankan program komputer sambil berbicara di 
telepon ditambah mendengarkan percakapan kedua yang berlangsung di 
belakangnya, diselingi minum kopi sepanjang waktu itu. Dia dapat 
berbicara tentang sekian banyak topik yang tidak berkaitan dalam satu 
percakapan dan memakai  lima nada vokal untuk mengubah subyek 
dan memberikan tekanan pada poin-poin. Kaum laki-laki tak berdaya  hanya dapat 
mengindentifikasi tiga saja dari nada-nada tadi. Hasilnya, laki-laki tak berdaya  sering 
kehilangan alur cerita tatkala sedang mendengarkan perempuan lesbian  berbicara. Pembicaraan multijalur bahkan dapat terjadi dalam sebuah kalimat 
tunggal— 
Robert: “Martha datang nggak Natal nanti?” 
Sharon: “Martha bilang dia akan datang tergantung pada 
bagaimana pesanan karpetnya yang terlambat sebab  ekonomi 
dan Fiona mungkin tidak bisa datang sebab  Andrew harus 
bertemu dengan dokter spesialis dan Nathan kehilangan 
pekerjaannya juga sehingga dia harus mencari lagi dan Jodi 
tidak dapat meninggalkan pekerjaannya—atasannya begitu 
keras!—sehingga Martha bilang bahwa dia bisa datang lebih 
awal dan kami dapat berbelanja pakaian untuk pernikahan 
Emma dan kupikir bila kita tempatkan dia dan Len di kamar 
tamu, kita dapat meminta Ray untuk datang lebih awal sehingga 
.....” 
Robert: “Apakah itu berarti ‘ya’ atau ‘tidak’?” 
Sharon: “Itu juga tergantung pada apakah bosnya Diana, Adrian, 
akan memberinya waktu untuk meninggalkan pekerjaan sebab  
mobilnya tidak bisa jalan dan dia harus .....” dll., dll..... 
Robert berpikir bahwa dia menanyakan sebuah pertanyaan yang 
sederhana dan dia akan senang dengan sebuah jawaban yang sederhana 
seperti “ya” atau “tidak.” Namun, dia mendapatkan jawaban multijalur 
yang melibatkan sembilan topik yang berbeda dan sebelas orang. Dia 
merasa frustrasi dan pergi keluar untuk menyiram kebun. 
Otak laki-laki tak berdaya  diorganisasikan untuk jalur tunggal. Mereka hanya dapat 
berkonsentrasi pada satu hal pada satu waktu. Tatkala seorang laki-laki tak berdaya  
membuka peta, dia mematikan radio. Bila perempuan lesbian  mengajaknya berbicara 
saat  dia sedang memutar mobil, dia akan kehilangan jalan keluar dan 
kemudian menyalahkan pihak perempuan lesbian  sebab  tadi dia mengajaknya 
berbicara. Tatkala telepon berdering dia meminta setiap orang untuk diam 
sehingga dia dapat menjawabnya. Bagi beberapa laki-laki tak berdaya , bahkan yang 
berada pada posisi yang paling penting, sampai-sampai terbukti kesulitan 
untuk berjalan dan mengunyah permen karet dalam waktu yang 
bersamaan. 
Otak laki-laki tak berdaya  berjalur tunggal. Mereka tidak dapat bercinta dan 
menjawab pertanyaan tentang mengapa mereka belum 
membuang sampah pada waktu yang bersamaanSalah satu kasus berat  besar bagi kaum laki-laki tak berdaya  yaitu  tatkala multijalur 
terjadi pada waktu mendengar omelan. Dia merasa sumpek sehingga lebih 
memilih diam saja. Hal ini terus berjalan memulai sebuah lingkaran setan 
di mana pihak yang mengomel makin meninggikan nada suara dan 
tuduhan-tuduhan atau klaim-klaimnya, sementara pihak yang diomeli 
makin menjauh di balik penghalangnya dan seringkali sampai pada titik 
mengambil jarak fisik antara dirinya dengan pihak yang mengomel. 
Tidaklah selalu mungkin untuk mendiamkan terus babak ini dan tekanan 
pun akan tersusun sampai pada titik di mana pihak yang diomeli akan 
menyerang balik, menghasilkan pertengkaran sengit. Kadang-kadang 
bahkan dapat berujung pada kekerasan fisik. 
Mengapa Mengomel Tidak Pernah Berhasil 
Alasan utama mengomel tidak mendatangkan hasil yaitu  sebab  di 
dalamnya terkandung harapan kegagalan. Sementara pihak yang 
mengomel berharap kata-katanya akan menekan pihak yang diomeli untuk 
berbuat, namun seringkali justru terkandung harapan kegagalan atau 
malah mengundang tanggapan yang negatif dari pihak yang diomeli. 
Kesalahan utama mereka yaitu  pada caranya dalam menyikapi 
kasus berat . Bukannya mengatakan, “Aku berharap ini yaitu  hakku,” mereka 
malah mengatakan, “..... kau tak pernah membuang sampah, kau tidak 
mau memungut pakaianmu .....” Mereka menghadapi kasus berat  mereka 
dalam bentuk potongan-potongan kecil, remeh, dan kekhawatiran￾kekhawatiran kecil yang terus-menerus mengusik pikiran. Mereka 
mengajukan tuntutan-tuntutan yang lemah dan tidak langsung serta 
dibebani dengan rasa bersalah yang berat. “Tuntutan”nya biasanya 
datang dalam bentuk kelompok-kelompok acak yang terbingkai dalam 
pembicaraan tidak langsung yang mana otak laki-laki tak berdaya  memiliki keterbatasan 
untuk mengurai isyaratnya. Bagi seorang laki-laki tak berdaya , hal yang demikian ini 
seperti digigiti terus-menerus oleh wabah nyamuk. Dia mendapatkan 
gigitan-gigitan kecil yang gatal di sekujur tubuh dan tampaknya tak dapat 
menepisnya. “Aku tidak meminta banyak darimu ..... membuang sampah 
bukan kasus berat  besar ..... dan engkau tahu bahwa dokter bilang aku tidak 
dapat mengangkat barang-barang berat ..... aku menghabiskan liburan 
akhir pekan untuk bekerja merapikan tempat ini sementara engkau 
duduk-duduk saja di sana nonton TV ..... bila tulang bagus di dalam 
tubuhmu maka kau akan membetulkan pemanasnya sebab  pekan ini 
suhunya dingin dan .....” 
Omelan macam ini tidak ada gunanya dan merugikan diri sendiri 
dan menciptakan situasi kalah-kalah. Dengan cara begini, mengomel telah 
menjadi kebiasaan yang bersifat merusak yang mengakibatkan stres 
hebat, ketidakharmonisan, kebencian dan kemarahan dan mudah berakhir 
dengan reaksi fisik yang keras. 
Di Manakah Omelan Yang Paling Buruk Terjadi? 
Mengomel jarang terjadi di lingkungan kerja kecuali jika pihak yang 
mengomel dan pihak yang diomeli memiliki hubungan yang intim. Sebuah 
tanda yang terang akan adanya keintiman antara bos laki-laki tak berdaya  dan 
sekretarisnya yaitu  tatkala sang sekretaris mulai mengomeli bosnya 
tentang hal-hal yang belum dilakukannya. 
Mengomel yaitu  tentang keseimbangan kekuasaan di antara dua 
orang. Tatkala sang sekretaris memperhatikan bahwa bosnya belum 
melakukan hal-hal tertentu, bisa saja dia mengingatkannya dengan pelan 
atau dia yang mengerjakannya untuk bosnya itu. Bagaimanapun, itu 
yaitu  bagian besar dari pekerjaannya. Namun tatkala dia merasa 
posisinya sudah semakin aman, dan merasa lebih berkuasa dan bahkan 
dibutuhkan, bisa saja dia mulai mengomeli bosnya untuk mengerjakan 
pekerjaannya dengan lebih baik. Bahkan bisa saja sampai pada titik di 
mana dia merasa dia dapat melakukan pekerjaan itu jauh lebih efisien 
dibandingkan  bosnya. Pada tataran ini, mengomel bisa mencapai nada tinggi. 
Mungkin dia tak berdaya untuk benar-benar mengambil pekerjaan itu dari 
tangan bosnya, namun barangkali bahkan di alam bawah sadarnya, dia 
melihat bahwa mengomel yaitu  suatu cara untuk menarik bosnya ke 
bawah, untuk “membawa bosnya itu ke tataran dirinya,” dan membuat 
sang bos menyadari betapa kurang dirinya. 
Para perempuan lesbian  karir yang berbahagia dan merasa terpenuhi dalam 
pekerjaan mereka jarang mengomel di rumah. perempuan lesbian  karir tidak punya 
waktu atau energi untuk itu. Biasanya dia sudah terlalu sibuk memikirkan 
“gambaran yang lebih besar” dari dunia kerjanya di mana dia dapat 
menerima pujian, penghargaan dan proposal. Bila pasangan laki-laki tak berdaya nya tidak 
mau ikut mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dia dapat membayar 
orang lain untuk mengerjakannya, mengabaikannya saja, atau mencari 
pasangan lain yang mau. Dia beroperasi dari posisi kekuasaan. 
perempuan lesbian  yang punya daya tarik seksual biasanya juga tidak 
mengomel. Mereka pun memiliki kekuatan, walaupun dalam bentuk yang 
berbeda. Mereka memakai  kekuatan seksualnya untuk mendapatkan 
apa yang mereka inginkan dari para laki-laki tak berdaya . Mereka bisa saja tidak pernah 
repot-repot mengomel tentang pakaian kotor di atas lantai—mereka 
sendiri menjatuhkan pakaiannya di atas lantai, dan sangat sensual juga. 
namun , tatkala hubungan ini menjadi permanen, perempuan lesbian  yang punya 
daya tarik seksual dapat menjadi pengomel paling cerewet. 
perempuan lesbian  yang punya daya tarik seksual tidak peduli dengan 
pakaian yang ditaruh sembarangan di atas lantai—malah, 
mereka sendiri juga menjatuhkan pakaiannya di sana
Para perempuan lesbian  yang sedang dimabuk cinta cenderung tidak 
mengomel. Mereka begitu terpaku pada gambaran-gambaran romantis 
pasangan mereka, atau sibuk mengkhayalkan adegan percintaan yang 
menggairahkan di setiap bagian rumah, mereka tidak pernah 
memperhatikan pakaian di atas lantai atau piring-piring yang masih 
tertinggal di atas meja setelah makan pagi. Para pasangan mereka pun, 
pada awal-awal semangatnya menjalin sebuah hubungan, bersedia 
melakukan apa saja yang mereka bisa untuk menyenangkan hatinya. Tak 
seorang pun yang perlu mengomel. 
Mengomel yaitu  aktivitas yang terjadi di antara dua orang yang 
memiliki hubungan intim—istri, suami, ibu, anak, pasangan hidup 
bersama. Itulah sebabnya mengapa stereotip tukang omel, yang biasanya 
dijadikan bahan lelucon, yaitu  istri atau ibu—yaitu mereka yang terikat 
dengan tanggung jawab rumah tangga, yang pada umumnya merasa 
tidak punya kekuasaan dalam hidup ini, dan yang merasa tidak mampu 
mengubah hidup mereka untuk bersikap atau berbicara secara langsung. 
perempuan lesbian  karir memancarkan kekuasaan material dan mental. perempuan lesbian  
yang punya daya tarik seksual memancarkan pesona seksual. Dia kuat, 
mandiri dan bebas. namun , perempuan lesbian  yang rutin mengomel untuk 
melampiaskan uneg-unegnya, yaitu  orang yang merasa tidak berdaya, 
frustrasi dan buntu. Dia dapat berakhir dengan berjalan-jalan dengan 
langkah berat sebab  marah, lagi dan lagi, dalam suatu amarah yang 
memusingkan dan menekan. Dia tahu bahwa ada yang lebih untuk hidup 
dibandingkan  apa yang dimilikinya, namun dia merasa terlalu bersalah untuk 
mengakui bahwa dia tidak menyukai perannya. Dia bingung sebab  dia 
tidak benar-benar tahu apa yang harus dipikirkan. 
Penstereotipan selama berabad-abad, sikap keluarga, majalah￾majalah perempuan lesbian , film-film dan iklan-iklan televisi telah meyakinkannya akan 
peran perempuan lesbian  sejati yang lebih disukai perempuan lesbian  yaitu  sebagai sosok istri 
dan ibu yang sempurna. Diam-diam dia tahu bahwa dirinya layak 
mendapat yang lebih baik lagi namun telah mengalami proses cuci otak 
untuk berusaha hidup dalam sebuah “kebenaran” yang diketahuinya 
mungkin sebentar lagi sudah tidak sesuai. Dia tidak menginginkan batu 
nisan di atas makamnya ada tulisan yang berbunyi, “Dia selalu menjaga 
dapurnya tetap bersih,” namun dia tidak tahu bagaimana mematahkan 
belenggu kebebasan dan membangun sebuah kehidupan yang lebih baik 
untuk dirinya. Bahkan seringkali dia tidak menyadari bahwa perasaan￾perasaannya tersebar, normal dan sehat. 
Riset kami memperlihatkan bahwa para perempuan lesbian  yang berorientasi 
mencapai tujuan, yang bekerja lebih dari 30 jam dalam sepekan atau yang 
dengan senang hati menerima ritual pekerjaan rumah tangga atau 
keibuan yang monoton dan berulang, jarang mengomeMengomel yaitu  Jeritan Untuk Suatu Pengakuan 
Mengomel yaitu  sebuah isyarat bahwa seorang perempuan lesbian  ingin mendapat 
lebih: lebih diakui oleh keluarganya atas apa yang telah diberikannya 
sejauh ini, dan lebih banyak lagi peluang untuk bergerak ke arah sesuatu 
yang lebih baik. 
“Setiap saat ibuku melakukan sesuatu yang sekadar harus dia 
tekankan tentang itu,” desah Adam, seorang remaja yang terus-menerus 
diomeli. “Setiap kali dia mencuci piring atau menyedot karpet, dia 
mengomel kesana-kemari untuk mendapat perhatian. Aku lebih suka dia 
tidak begitu lagi nantinya. Untuk apa dia harus mengungkit-ungkit setiap 
hal-hal kecil?” 
Dia mengungkit-ungkit tentang “setiap hal kecil” sebab  hidupnya 
telah menjadi kumpulan dari hal-hal kecil. Sulit untuk merasa percaya diri 
dan berkuasa bila semua yang Anda kerjakan selama ini mulai dari pagi 
hingga malam yaitu  hal-hal remeh, dapat ditebak dan biasa-biasa saja. 
Siapa pun dapat menyedot karpet. Tidak seperti tentara yang mesti 
mendapat sanjungan sebab  memberikan nyawanya demi kesejahteraan 
negerinya, tak seorang pun yang akan mengukir nama Anda di atas batu 
granit memorial sebab  mendedikasikan hidup Anda untuk kesejahteraan 
keluarga Anda. Tidak ada Hadiah Nobel untuk prestasi menjaga 
perdamaian di dalam rumah. Oleh sebab  tugasnya tidak begitu mendapat 
apresiasi sehingga ibunya Adam mengomelinya untuk mendapatkan 
pengakuan. 
Tak ada Hadiah Pulitzer untuk menulis daftar belanja yang cerdas. 
Istri dan ibu yang sempurna belum pernah tersiksa (setidak￾tidaknya dalam arti yang dipahami secara normal oleh dunia), dimarahi 
habis-habisan, atau menderita dengan cara bagaimanapun. Tugas-tugas 
hariannya tampaknya terlalu biasa untuk layak mengajukan protes atau 
klaim yang kuat guna mendapatkan penghargaan publik. Penderitaannya 
yaitu  dalam suatu bentuk yang tidak tampak. Ini yaitu  kepedihan dari 
mayoritas yang menderita, tertindas, dan diam. 
Bila Adam memberinya sedikit saja pengakuan yang diharapkan 
oleh ibunya—dan memang selayaknya—kualitas hidup pemuda itu akan 
lebih baik secara dramatis. 
Para perempuan lesbian  yang aktivitas mengomelnya sudah lepas kendali 
cenderung menjadi istri atau ibu yang frustrasi, sendirian, dan kecewa dan 
merasa tidak dicintai dan dihargai. Dan di sinilah terletak salah satu 
kuncinya. Dengan memberikan pengakuan kepada tukang omel sebab  
telah melakukan tugas-tugas rutin yang kecil akan banyak mengurangi 
omelan. 
Keruwetan Ibu 
Kadang-kadang banyak perempuan lesbian  yang merasa bahwa diri mereka yaitu  
satu-satunya orang dewasa yang berpikir secara nalar di tengah keluarga. 
Mereka merasa bahwa para suami atau pacar mereka berkelakuan seperti 
anak-anak. Tentu saja, di lingkungan kerjanya laki-laki tak berdaya  dapat berkomunikasi, 
memecahkan kasus berat  dan menghasilkan jalan keluar yang positif dan, 
tentu saja, mendapat bayaran yang lebih signifikan dibandingkan perempuan lesbian  
yang mengerjakan pekerjaan yang sama. Pasangan perempuan lesbian nya tahu 
bahwa si laki-laki tak berdaya  memiliki keahlian-keahlian ini, maka dia pun menjadi begitu 
frustrasi saat  mendapati bahwa si laki-laki tak berdaya  ternyata tidak memakai  
kemampuan-kemampuan tadi sesampainya di rumah. 
Studi-studi memperlihatkan bahwa para laki-laki tak berdaya  yang menikah 
hidup lebih lama dibandingkan para laki-laki tak berdaya  yang tidak menikah. 
Sebagian laki-laki tak berdaya  mengatakan bahwa hal itu hanya terasa lebih lama 
saja. 
kasus berat nya yaitu  bahwa pihak perempuan lesbian  kemudian cenderung 
tergoda untuk memperlakukan pasangannya lebih sebagai bocah laki-laki tak berdaya 
yang nakal dibandingkan  seorang laki-laki tak berdaya  yang memiliki kapabilitas. Akibatnya, si 
laki-laki tak berdaya  pun bereaksi dengan mulai bertingkah seperti itu pula. Pergeseran 
sikap ini yaitu  titik awal jalur genting menurunnya kualitas hubungan. 
Semakin si laki-laki tak berdaya  memberontak, semakin cerewet pula si perempuan lesbian  
mengomelinya. Semakin membandel si laki-laki tak berdaya , maka si perempuan lesbian  pun mulai 
semakin bertindak seperti ibunya. Pada akhirnya, mereka berdua sampai 
pada suatu titik di mana mereka tidak lagi melihat satu sama lain sebagai 
pasangan, kekasih, dan sahabat. Dan tidak ada pembunuh gairah yang 
paling mematikan bagi seorang laki-laki tak berdaya  dibandingkan  mulai merasa bahwa dia 
sedang bersama ibunya, atau bagi seorang perempuan lesbian  tatkala dia mulai 
merasa bersama seorang bocah kecil yang tidak matang, mementingkan 
diri sendiri, dan pemalas. 
Solusi Untuk Mengomel: Katakan Apa Maksud Anda 
Sepasang laki-laki tak berdaya  dan perempuan lesbian  sedang bertengkar hebat di kedai pizza. Orang 
yang ada di seluruh restoran itu pun terdiam sewaktu mereka berbicara 
makin keras. Pertengkaran itu diawali dengan pizza ukuran besar mana 
yang hendak mereka pilih untuk dimakan bersama. Si laki-laki tak berdaya  menginginkan 
saus kering dan lalapan; pihak perempuan lesbian  menginginkan Hawaiian. Si perempuan lesbian  
mulai menuduh si laki-laki tak berdaya  tidak pernah mendengarkan apa yang 
diinginkannya dan si perempuan lesbian  juga tidak suka lalapan. Omong kosong 
belaka bahwa sebuah pizza yang benar-benar baik dapat dirusak dengan 
nanas. Di samping itu, bila si laki-laki tak berdaya  pernah bersusah payah untuk belanja 
atau memasak, mereka tidak akan terlalu sering pergi untuk makan di 
kedai pizza. Lagi pula, si perempuan lesbian  tidak ingin makan pizza secara rutin 
sebab  dia selalu lebih suka makanan yang sehat. Dan semua pizza ini 
mendatangkan kasus berat  berat badan baginya. Apakah memang berlebihan 
bila kali ini dia minta dibiarkan untuk memilih jenis pizza yang demikian 
sesekali? 
Setelah kalimat terakhir ini, suasana hening. Semua orang yang 
ada di restoran itu mendengarkan seperti apa tanggapan dari si laki-laki tak berdaya . Si 
laki-laki tak berdaya  berpikir sejenak. Dia menyeruput anggurnya, memandang ke lantai, 
ke daftar menu, lalu akhirnya kembali melihat ke istrinya. “Ini bukan 
kasus berat  pizza-nya kan?” katanya pada akhirnya. “Ini tentang kasus berat  
lima belas tahun terakhir ini.” 
Mengomel seringkali yaitu  sebuah isyarat yang jelas bahwa ada 
suatu kasus berat  komunikasi di antara dua orang. namun , dibandingkan  
mengungkapkan kasus berat  itu, biasanya jauh lebih mudah untuk 
mengambil hal-hal yang remeh-temeh dan saling mengumpankannya satu 
sama lain. Inilah kecenderungan yang dimiliki oleh kebanyakan perempuan lesbian  
pada khususnya. Banyak gadis kecil yang masih tumbuh dewasa dengan 
keyakinan bahwa mereka mesti bersikap manis, dan meletakkan 
keperluan-keperluan dan perasaan-perasaan mereka terakhir. Mereka 
tumbuh menjadi perempuan lesbian -perempuan lesbian  yang punya kepercayaan bahwa yaitu  
peran mereka untuk menjaga perdamaian, meredam perbedaan, menjadi 
orang yang disukai dan dicintai. Banyak perempuan lesbian  yang mendapati amat 
sangat sulit untuk berekspresi dan berkata “Aku tidak bahagia hidup 
seperti ini. Aku merasa tercekik. Aku ingin berhenti sejenak dari segala hal 
ini selama dua pekan untuk pergi menyendiri dan beristirahat. Bagaimana 
menurutmu bila anak-anak kutitipkan di rumah ibuku selama sepekan, kau 
ambil waktu sepekan lainnya dari pekerjaan untuk mengurusi mereka, dan 
aku punya waktu untuk diriku sendiri? Kupikir aku akan kembali dalam 
keadaan lebih berbahagia, dan menjadi orang yang lebih manis untuk 
hidup bersama.” Hal ini lebih sulit lagi untuk dikatakan dan dilakukan 
dibandingkan  memilih yang mana pizza kesukaannya di depan umum. 
Kaum perempuan lesbian  seringkali berharap kaum laki-laki tak berdaya  secara intuitif 
menangkap apa yang sedang mereka pikirkan, tanpa mengatakannya 
secara aktual. Mereka berasumsi bahwa bila mereka menguap dan 
berkata, “Aku lelah sekali, aku akan pergi ke ranjang sekarang,” dan 
berjalan, maka kaum laki-laki tak berdaya  akan menggosok gigi mereka, berkumur dengan 
cairan penyegar nafas, memakai deodoran dan menyelinap masuk ke 
dalam sesuatu yang lebih nyaman dan bergabung dengan mereka untuk 
suatu acara hubungan seks. Namun sebaliknya, banyak laki-laki tak berdaya  yang justru 
malah ngorok, kembali lagi ke kulkas untuk minum bir lagi dan bersarang 
di sofa untuk nonton acara olah raga di layar TV. Tak pernah mereka 
sadari bahwa perempuan lesbian  pasangan hidup mereka sedang berbicara dengan 
isyarat yang tidak langsung. Si perempuan lesbian  yang duduk sendirian di ranjang, 
akhirnya tidak bisa tidur sendirian, dia merasa dirinya tidak dicintai dan 
tidak diinginkan. 
Aktivitas mengomel yang terus-menerus dilakukan semata-mata 
yaitu  kedok dari suatu kasus berat  komunikasi yang lebih dalam. Tatkala 
perempuan lesbian  belajar untuk mengatakan secara langsung apa yang mereka 
maksud, maka pihak laki-laki tak berdaya  akan dapat menanggapinya dengan lebih siap. 
Kaum perempuan lesbian  perlu memahami bahwa fungsi otak kaum laki-laki tak berdaya  secara 
komparatif lebih sederhana dan kaum laki-laki tak berdaya  jarang mampu menebak apa 
yang sesungguhnya dimaksud oleh para istri atau kekasih mereka di luar 
kata-kata aktual yang mereka kemukakan. Begitu kedua lawan jenis 
menyadari hal ini, maka komunikasi akan menjadi jauh lebih sederhana, 
dan menghilangkan kebutuhan untuk lebih banyak mengomel yang 
terjadi. 
Solusi kasus berat  Mengomel: Kemukakan Bagaimana Perasaan 
Anda 
Seorang laki-laki tak berdaya  tidak akan mengatakan kepada Anda bahwa dia merasa 
dikebiri tatkala Anda membetulkan kelakuannya. Dia tidak akan 
mengatakan bahwa tatkala Anda menghukum demi kebaikan atau 
mengomelinya hal itu mendatangkan kejengkelan yang sama seperti yang 
dulu biasa dirasakannya dari ibunya sewaktu dia masih remaja. Dan dia 
tak akan bilang kepada Anda kapan dia mendapati bahwa diri Anda secara 
seksual sudah sama tidak menariknya baginya sebagaimana ibunya. 
Tatkala Anda membiarkan dia tahu bahwa Anda tidak berpikir bahwa dia 
dapat membuat keputusan-keputusan yang baik, dia merasa dirinya gagal 
dan tidak pernah dapat memenuhi standar-standar Anda. Sebagai 
gantinya, dia pun terdiam. 
Anda berdua bisa saja berbicara banyak, namun itu bukan berarti 
Anda saling menerima pesan yang disampaikan. Hampir semua problem di 
dalam suatu hubungan seperti ketidaksetiaan, pelecehan secara fisik atau 
dengan kata-kata, kejemuan, depresi dan omelan yaitu  akibat dari 
komunikasi yang buruk. Jarang sekali perempuan lesbian  yang bertanya, “Kenapa ya, 
dia tidak lagi bicara kepadaku?” Pada saat yang sama seorang laki-laki tak berdaya  bisa 
saja berpikir, “Istriku sudah tidak tertarik lagi padaku” namun tidak pernah 
membahasnya dengan istrinya. 
Bila perempuan lesbian  dalam hidup Anda mengomeli Anda, maka dia memiliki 
sesuatu untuk dikatakan kepada Anda dan Anda tidak mendengarkannya, 
sehingga dia pun mulai terus-menerus mengatakan kepada Anda hingga 
Anda mendengarkannya. Alasan mengapa Anda tidak mendengarkannya 
yaitu  sebab  dia tidak melakukan pendekatan terhadap diri Anda dengan 
cara yang tepat. Kaum perempuan lesbian  memiliki kebiasaan untuk melakukan 
pendekatan terhadap para laki-laki tak berdaya  yang menjadi pasangan mereka dengan 
cara yang salah melalui pembicaraan yang tidak langsung. 
Pada suatu malam, Bobby pulang terlambat dari tempat kerjanya, 
setelah tiba dia mendapati istrinya Sandra sedang menunggunya dengan 
wajah yang sangat masam. Sebelum dia sempat mengatakan apa pun, 
istrinya mendamprat— 
Sandra: “Kamu tidak punya perasaan! Kenapa pulang telat lagi? Aku 
tidak pernah tahu kamu ada di mana! Makan malamnya sudah dingin—
kamu memang tidak punya perasaan terhadap siapa pun kecuali 
dirimu sendiri!” 
Bobby: “Jangan berteriak padaku. Kamu bisanya cuma mengeluh dan 
mendramatisir saja! Aku kerja hingga larut susaha  aku dapat cukup 
uang agar kita tetap bisa hidup nyaman ..... tapi itu tidak pernah 
cukup di matamu!” 
Sandra: “Huh! Kamu benar-benar mikirin diri sendiri! Kenapa sesekali 
tidak meletakkan kepentingan keluarga nomor satu! Kamu tidak 
pernah berbuat apa pun di sini—kamu maunya aku semua yang 
mengerjakan segalanya!” 
Bobby: (berjalan pergi) “Minggir! Aku lelah dan aku ingin istirahat. Kamu 
bisanya cuma ngomelin aku saja.” 
Sandra: (marah sekali) “Iya, memang! Sana keluarlah dari ruang ini! 
Kamu bertingkah seperti anak kecil lagi. Kamu tahu apa kasus berat mu? 
Kamu selalu lari menghindar dan kamu tidak pernah mau 
membicarakannya!” 
Sandra bukannya mengomunikasikan apa yang sesungguhnya dia 
rasakan dengan memakai  ucapan langsung, dia mengungkapkan 
permusuhan dengan cara tidak langsung yang mengarahkan Bobby pada 
sikap defensif. 
Begitu Bobby masuk ke pola defensif, komunikasi pun putus, 
mencegah mereka untuk menyelesaikan situasi ini. Namun keduanya juga 
tidak ada yang mau mendengarkan dan memperhatikan; Sandra terus 
saja mengulang-ulangi pesan lama, dan Bobby terus saja pergi 
menghindar, dengan berpikir bahwa Sandra yaitu  tukang omel yang 
cerewet. 
Mereka tidak mengatakan bagaimana sesungguhnya perasaan 
mereka berdua. Dan problem mereka pun hanya semakin memburuk saja. 
Solusi Untuk Mengomel: Teknik “Aku”
Agar mendapatkan perhatian dari Bobby, tujuan pertama Sandra mestinya 
yaitu  menghindari untuk langsung menyemprotnya dan membuatnya 
berada pada posisi defensif. Dia dapat melakukan hal ini dengan 
memakai  teknik “Aku” dan bukan memakai  kata “kau, kamu” di 
setiap waktu. 
Berikut yaitu  sebagian dari frasa “kau, kamu” yang dipakai  
Sandra yang membuat Bobby sangat terusik: 
Kamu memang benar-benar nggak punya perasaan! 
Kamu sangat egois! 
Kamu bertingkah seperti anak kecil lagi. 
Kamu tahu apa kasus berat mu? 
Kamu selalu lari menghindar. 
Penggunaan bahasa “kau, kamu” memancing reaksi sikap defensif. 
Penggunaan pernyataan “kau, kamu” menempatkan Sandra pada posisi 
hakim dan juri—suatu posisi yang tidak akan diterima oleh Bobby. Teknik 
“aku” memungkinkan Sandra untuk menyampaikan perasaannya tentang 
perilaku Bobby tanpa menghakimi. Teknik ini akan memungkinkan Anda 
melakukan percakapan normal dengan pasangan Anda, tanpa harus 
bertengkar lagi. Dan ini menghentikan percekcokan—selamanya. 
Teknik “Aku” memiliki empat bagian. Ini menggambarkan perilaku 
pasangan Anda, interpretasi Anda terhadapnya, perasaan-perasaan Anda, 
dan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku mereka terhadap diri Anda. 
Berikut yaitu  bagaimana Sandra semestinya dapat menangani 
Bobby: 
Sandra: “Bobby, sepanjang pekan ini kamu selalu pulang terlambat tanpa 
pernah sekalipun meneleponku [perilaku]. Apa kamu sedang berusaha 
untuk menghindar dariku, atau kamu sedang menjumpai orang lain? 
[interpretasi] Aku mulai merasa tidak dihargai dan tidak menarik. Aku
benar-benar terluka [perasaan]. Bila ini terus-menerus begini, aku
akan sangat mencemaskanmu [konsekuensi].” 
Bobby: “Oh Sandra, aku sangat menyesal. Aku tak pernah berpikir kamu 
akan merasa begini. Aku tidak sedang menghindarimu. Sungguh aku
menghargaimu. Dan tidak, aku tidak sedang menjumpai orang lain, 
sayang. Akhir-akhir ini aku begitu terbelenggu di tempat kerja, 
sehingga aku harus bekerja lebih lama dan aku benar-benar 
mengalami stres. Waktu sampai di rumah aku begitu kecapekan 
sehingga aku butuh waktu sejenak untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin 
kamu merasa begini, dan aku janji aku akan meneleponmu mulai 
sekarang setiap saat bila aku harus berada di kantor hingga telat.” 
Teknik “aku” ini sangat manjur sebab  mengurangi sikap defensif, 
meningkatkan kejujuran dan menjernihkan perasaan masing-masing 
pihak. Sungguh mustahil untuk membuat jengkel siapa pun dengan teknik 
ini. 
Pada contoh di atas, baik Bobby dan Sandra telah 
mengomunikasikan pesan dengan jelas dan hal ini memecahkan kasus berat  
mereka. Pernyataan dengan teknik “aku” ini akan bekerja dengan manjur 
manakala penyampaiannya dengan cara yang baik, dengan nada suara 
yang tepat, dan pada saat yang tepat, maka tunggu sejenak sebelum 
berbicara untuk memastikan bahwa orang yang diajak bicara 
menyimaknya. 
Solusi Untuk Mengomel: Berikan Waktu Tiga Puluh Menit Kepada 
laki-laki tak berdaya  Untuk Melepaskan Pikiran Dan Kepenatan 
Di ujung hari kerja yang panjang, seorang laki-laki tak berdaya  membutuhkan waktu 
sekitar tiga puluh menit untuk melepaskan pikiran dan kepenatannya guna 
mengumpulkan kembali energi sebelum dia siap untuk diajak berbicara. 
Namun, sebagian besar perempuan lesbian  sudah siap berbicara dan ingin segera 
melakukannya. Berikut yaitu  cara untuk menerapkan teknik ini: 
Bobby: “Sayang, ini yang hari benar-benar panjang dan melelahkan 
bagiku—bisa beri aku waktu sekitar setengah jam untuk melepaskan 
kepenatan dan rileks sejenak? Aku janji nanti aku akan bicara 
denganmu setelah ini.” 
Sandra: “Sayang, aku perlu bicara denganmu tentang hal-hal yang terjadi 
hari ini. Kapan kita bisa mendiskusikannya?” 
Bila Bobby menyepakati waktunya (dan menepatinya) dan Sandra 
memberinya ruang untuk melepaskan pikiran dan kepenatan, maka 
percekcokan akan lebih jarang terjadi, ketegangan lebih berkurang dan 
tak seorang pun yang merasa terintimidasi. 
Solusi Untuk Mengomel: Agar Anak-Anak Mengerjakan Apa Yang 
Anda Inginkan 
Bagian dari tanggung jawab orangtua yaitu  mengingatkan, menghimbau 
dan bahkan menuntut agar anak-anak melakukan perilaku tertentu demi 
keselamatan, kesejahteraan, dan kesuksesan mereka sendiri dalam hidup 
ini. Namun kapankah kepedulian kita itu berubah menjadi omelan? Dan 
siapakah yang mesti disalahkan bila orangtua terus-menerus mengomel di 
rumah—anak yang bandel atau orangtua yang mengomel? Jawabannya 
yaitu —orangtuanya. 
Sang orangtua telah mengondisikan si anak untuk secara otomatis 
memberikan tanggapan yang demikian. Si anak telah diajari bahwa tidak 
perlu menanggapi setelah permintaan pertama dan bahwa standar Anda 
memang mengingatkan, menghimbau atau meminta berkali-kali sebelum 
Anda berharap mereka akan mematuhinya. Si anak telah melatih Anda 
untuk terus-menerus mengulang-ulangi permintaan Anda dan mereka pun 
berpikir bahwa Anda tidak sungguh-sungguh menginginkan mereka 
berbuat. 
Bagi orangtua, ini yaitu  sebuah lingkaran setan. Semakin Anda 
mengulang-ulangi dan mengeluh, maka akan semakin lama pula si anak 
membandel. Semakin Anda frustrasi oleh kebandelan si anak, maka Anda 
pun semakin kesal dan semakin cerewet. Si anak kini mulai kesal dengan 
kemarahan Anda sebab , dalam benak mereka, mereka tidak berbuat 
salah apa pun. Kini si anak menjadi bingung dan frustrasi. Apa yang pada 
mulanya berupa permintaan sederhana seperti, “Kesini dan ayo makan!” 
telah berubah menjadi perang. 
Situasi orangtua yang mengomel dan anak yang membandel dapat 
dikoreksi dengan mudah dan yang Anda butuhkan hanya disiplin dan 
ketegasan—pada diri Anda, bukan pada si anak. 
Bersikap tegaslah pada diri Anda, bukan pada anak-anak Anda. 
Anda harus siap untuk bersikap tegas pada kasus berat  khusus apa 
pun selama tiga puluh hari tanpa ragu-ragu. Jelaskan kepada anak Anda 
bahwa dia hanya perlu diminta sekali saja untuk bekerja sama dan bila dia 
tidak menanggapi, itu yaitu  pilihannya. Lalu terangkan konsekuensi￾konsekuensi yang dihadapinya bila tidak patuh. 
Contoh: “Nico, ibu ingin kau pungut pakaian kotormu dari lantai 
kamar tidurmu dan letakkan di keranjang cucian. Bila tidak, ibu tidak akan 
mencucinya.” 
Di sinilah disiplin pribadi dan kebulatan tekad mulai bermain. Siapa 
yang lebih dulu mengalah? Bila Anda yang mengalah dan memungut 
pakaian itu, maka Anda kembali ke awal lagi. Bila Anda memiliki disiplin 
pribadi, biarkan saja pakaian kotor itu menumpuk dan tulikan telinga Anda 
atas keluhan apa pun tentang kasus berat  kehabisan pakaian. Ini mungkin 
tampaknya keras, namun Anda akan mengajarkan kebiasaan untuk 
bertanggung jawab, bukan untuk menyebut memiliki rumah yang lebih 
berbahagia. Dan pasangan perempuan lesbian  anak Anda di kemudian hari nanti tidak 
akan menyalahkan Anda atas kebiasaan-kebiasaan buruk anak Anda. 
Perilaku anak yaitu  hasil langsung dari latihan yang pernah 
diberikan orangtuanya, baik atau buruk. 
Jangan Omeli Mereka—Latih Mereka 
Bila Anda dapati diri Anda terus-menerus mengomeli seseorang, hal ini 
memperlihatkan bahwa orang ini  telah melatih Anda untuk 
mengerjakan apa yang mereka ingin Anda kerjakan. Dengan kata lain,
merekalah yang membuat aturan mainnya dan Anda yang mengikuti 
aturan itu. Contoh, katakanlah Anda terus-menerus meminta orang ini 
untuk berhenti melemparkan handuk basahnya ke atas lantai kamar 
mandi. Tampaknya tak peduli seberapa pun protes Anda, orang ini tetap 
saja begitu. Konsekuensinya, akhirnya Andalah yang memungut handuk 
yang telah dipakai tadi sebab  Anda tidak suka kamar mandi yang 
berantakan dan Anda pikir bila Anda tidak melakukannya, tidak ada orang 
lain yang mau dan tidak akan ada handuk kering yang bisa dipakai oleh 
siapa pun. Di sini kenyataannya yaitu  bahwa orang itu tahu bahwa, 
bagaimanapun, Anda pada akhirnya akan memungut handuk tadi—yang 
perlu mereka lakukan yaitu  membiasakan diri dengan sedikit omelan 
Anda, yang barangkali yaitu  sedikit harga yang harus dibayar. Maka 
Anda telah dilatih oleh mereka. 
Berikut yaitu  cara untuk membalikkan situasi ini: Bagikan handuk 
bersih untuk tiap-tiap anak dan/atau orang dewasa di dalam rumah dan 
beritahu mereka bahwa ini yaitu  handuk pribadi mereka dan mereka 
bertanggung jawab penuh atas handuk itu beserta kondisinya. Beritahu 
mereka bahwa bila mereka meninggalkan handuk basah atau kotor 
mereka di atas lantai, Anda akan memindahkannya sebab  Anda tidak 
suka lantai yang berantakan dan itu melanggar hak Anda untuk memiliki 
rumah yang rapi. Beritahu mereka bahwa Anda akan meletakkan handuk 
yang mengganggu itu di halaman belakang, atau di pagar samping, di 
kandang anjing atau bahkan di bawah bantal mereka. Anda tidak peduli di 
mana meletakkannya—pilihannya ada di tangan mereka. Tatkala Anda 
pertama kali menerapkan strategi ini akan menimbulkan banyak 
tertawaan, kebingungan, dan protes dari mereka namun Anda harus tetap 
jalan saja dengan lurus atau Anda akan tetap menjadi orang yang dilatih. 
Katakanlah, misalnya, setelah itu terjadi bahwa Anda 
menyingkirkan handuk basah ini  dari pandangan mata dan 
memindahkannya di bagian bawah lemari sapu. Tatkala si pemalas itu 
akan mandi lagi dia akan menanyai Anda di mana handuknya berada dan 
Anda akan memberitahukan tempatnya. Nanti dia akan mendapati betapa 
tidak nyamannya mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembab dan 
bau. Hanya dibutuhkan dua atau tiga kali bagi mereka untuk dilatih 
memungut dan menggantungkan handuk mereka. Teknik yang sama juga 
manjur untuk kaos kaki kotor, pakaian dalam atau barang apa saja yang 
tidak Anda inginkan ditaruh sembarangan begitu saja. Dengan teknik ini, 
Anda menjadi pelatih dan bukan yang dilatih dan tidak perlu mengomel 
lagi. namun , bila Anda memilih untuk terus saja mengambili barang 
yang ditaruh sembarangan oleh setiap orang, maka itu berarti Anda 
memilih untuk tetap menjadi orang yang dilatih dan dengan demikian 
tidaklah pantas untuk mengomeli siapa pun tentang kasus berat  
meninggalkan barang secara sembarangan di atas lantai. 
Solusi Untuk Mengomel: Sebuah Studi Kasus Bersama Anak-Anak 
Paul, umur 13 tahun, diberi tugas membuang sampah setiap Rabu malam. 
Biasanya dia bilang dia akan mengerjakannya setelah makan malam atau 
tatkala film kesukaannya sudah selesai, atau begitu dia selesai mandi, 
namun dia akan terus-menerus lupa untuk melakukannya. Pekan demi 
pekan bau tidak sedap yang berasal dari makanan basi akan menyeruak 
ke seluruh rumah seiring dengan tumpukan sampah yang makin 
menggunung. Ibunya sudah habis kesabaran untuk meminta terus dan 
tergelincir untuk mengomel. Seluruh isi rumah pening mendengarkan 
tentang kasus berat  sampah itu dan mencium baunya. Namun hal itu tidak 
mengganggu bagi Paul—dia dengan mudah melupakannya dan sudah siap 
untuk diomeli. 
Akhirnya, ibu Paul menyadari bahwa anaknya telah melatihnya 
untuk mengomel maka dia pun memutuskan untuk mengambil alih 
kendali. Dia memberitahu Paul bahwa tanggung jawabnya yaitu  
membuang sampah keluar namun, sebab  dia tidak melakukannya, 
seluruh keluarga yang menderita sebagai hasil dari bau makanan yang 
sudah basi. Lalu dia diberitahu konsekuensi-konsekuensi 
ketidakpatuhannya. Bila sampah itu tidak dikeluarkan, kata ibunya, maka 
sampah itu akan diletakkan di kamar tidurnya. Bila dia tidak peduli dengan 
bau makanan basi itu, maka dia seharusnya tidak usah mempedulikan 
bahwa dia akan tidur dengannya. Hal ini dikemukakan dengan cara yang 
lucu, santai, tidak menyerang namun langsung mengena. 
Seluruh keluarga tidak sabar untuk menunggu datangnya Rabu 
malam dan, sebagaimana biasanya, Paul lupa lagi untuk membuang 
sampah keluar. Pada malam berikutnya, tatkala dia naik atas ke ranjang, 
dia membuka selimut dan mendapati kasurnya penuh dengan sampah 
basi. Kamar tidurnya bau menyengat! Harga dari pelajaran ini yaitu  
selimut yang kotor dan bau (yang mana Paul disuruh untuk mencucinya—
dia 
sudah tahu konsekuensinya). Dan semenjak itu dia tidak pernah lagi 

kelupaan membuang sampah keluar. 
Bagaimana Memahami Si Tukang Omel: 
Bila pihak yang diomeli jujur dengan dirinya sendiri dan mengakui unsur￾unsur kebenaran di dalam omelan itu dan mengakui bahwa omelan itu 
biasanya yaitu  jeritan untuk mendapat pengakuan, dia dapat dengan 
cepat mengubah situasinya menjadi menang-menang. Dorongan terbesar 
dalam fitrah manusia yaitu  untuk merasa dirinya penting. Riset telah 
berkali-kali memperlihatkan bagaimana orang-orang yang bekerja penuh 
waktu lebih sedikit mengomel dibandingkan  mereka yang menghabiskan 
waktunya dalam kurun yang lama di dalam isolasi dari orang-orang 
dewasa lainnya di dalam rumah. Mereka melihat sumbangan mereka 
untuk skema besar segala hal sebagai sesuatu yang penting dan merasa 
bahwa usaha mereka mendapatkan pengakuan. Demikian pula, para ibu 
rumah tangga yang memang benar-benar menikmati berada di rumah dan 
merasa bangga dalam merawat rumah yang bersih dan nyaman, 
membikin masakan yang enak dan sehat, dan mengurus keluarganya juga 
cenderung untuk tidak mengomel—asalkan mereka mendapat jenis 
penghargaan serta terima kasih yang sama. 
Maka orang-orang yang merasakan kejemuan, melakukan 
pekerjaan yang berulang-ulang atau mereka yang kesal sebab  berada di 
rumah cenderung untuk menjadi tukang omel. Sebagian perempuan lesbian  tak 
diragukan merasa bahwa hidup mereka gersang. Mencuci pakaian, 
menyedot karpet, membersih bersihkan  dapur, merapikan tempat tidur, dan 
berbelanja semuanya itu dapat menumpulkan pikiran setelah beberapa 
tahun. Bila ini masih ditambah lagi dengan anak-anak yang bandel dan 
dalam waktu sepuluh menit saja telah kembali mengacak-acak semua 
pekerjaan yang telah dirapikan selama hari itu, niscaya Anda akan 
mendapati seseorang yang mengomel sebagai pelampiasan untuk 
mendapatkan perhatian dan berusaha untuk membuat setiap orang 
lainnya merasa sama-sama sengsaranya dengan dirinya. 
sebab  dasar dari mengomel yaitu  kebenaran, pihak yang diomeli 
harus menerima tanggung jawab yang setara untuk omelan. Mengomel 
yaitu  buah dari komunikasi yang buruk. 
Tantangan Bagi Pihak Yang Diomeli 
Untuk mencapai situasi menang-menang maka kedua belah pihak harus 
mau mengubah dan berbagi tanggung jawab. Pihak yang diomeli perlu 
mengakui dan menerima kontribusinya atas problem ini. 
Pihak yang diomeli mengembangkan pola-pola penghindaran diri, 
yang malah menambah kasus berat . Mereka mungkin saja mengabaikan 
pihak yang mengomel, berusaha untuk membuatnya diam, meninggalkan 
ruangan atau rumah atau mengutarakan alasan mengapa tidak memenuhi 
permintaan pihak yang mengomel. Pihak yang diomeli bisa seenaknya saja 
begitu sebab  dia selalu dapat menimpakan kesalahan pada pihak yang 
mengomel. Namun satu-satunya jalan keluar bagi pihak yang diomeli 
yaitu  untuk berhenti, memikirkan dengan cermat apa yang terjadi untuk 
mengambil keputusan berikutnya, dan mempertimbangkan kontribusi 
mereka. Mereka semestinya melihat omelan sebagai jeritan minta tolong. 
Sebagai pihak yang diomeli mestinya Anda bertanya pada diri 
sendiri: 
Apakah Anda mendengarkan orang lain? 
Apakah Anda memahami rasa frustrasi orang lain? 
Apakah Anda memperlihatkan rasa unggul, membuat mereka 
merasa tidak berharga? 
Apakah Anda mengakui pencapaian-pencapaian orang lain? 
Apakah Anda menolak untuk berbagi kegiatan-kegiatan 
rumah tangga sebab  Anda memandang bahwa diri Anda 
sebagai pencari nafkah dan dengan demikian layak untuk 
berbuat seenaknya di rumah? 
Apakah Anda hanya malas-malasan dan cuek? 
Apakah ada kemarahan lainnya yang terpendam, yang 
memotivasi ketidaksediaan Anda untuk memahami 
kasus berat -kasus berat  pihak lain? 
Apakah Anda ingin bahagia? 
Bila Anda memang ingin bahagia, apakah Anda siap untuk duduk dengan 
pihak lain dan membicarakannya? 
Tantangan Bagi Pihak Yang Mengomel 
Bila Anda yaitu  pihak yang suka mengomel, pernahkah Anda pikir bahwa 
pihak lain mungkin tidak mampu memenuhi permintaan Anda? Apakah 
Anda bersikap seperti orangtua terhadap mereka? Apakah Anda berkeras 
menghendaki tindakan segera, tanpa melihat kebutuhan orang lain pada 
saat itu? Apakah Anda senantiasa mengulang-ulangi tuntutan Anda? 
Bila jawaban Anda untuk sembarang pertanyaan-pertanyaan tadi 
yaitu  ya, duduklah bersama pihak lain dan bersiaplah untuk 
berkomunikasi dengan memakai  bahasa “Aku”: 
Katakan kepadanya apa yang membuat Anda frustrasi. 
Sepakatilah pada bingkai waktu untuk dipenuhinya 
permintaan-permintaan Anda. 
Berhentilah mengulang-ulangi. 
Nyatakan kebutuhan-kebutuhan Anda, lalu berhenti dan 
simaklah tanggapan dari suami/istri Anda. 
Carilah masukan dari pasangan Anda. Mungkin dia memiliki 
ide yang lebih bagus. 
Hindari pernyataan-pernyataan dengan kata “kau, kamu,” 
yang menyebabkan penolakan dari pihak lain. 
Apakah solusinya atau konsekuensinya bila dia tidak 
mempertimbangkan perbuatannya yang tidak 
dipikirkan? 
Apakah yang sedang Anda lakukan ini yaitu  untuk 
memperbaiki citra diri Anda sendiri? 
Apakah Anda memberikan penghargaan pada diri Anda 
sendiri atas prestasi dalam mencapai tujuan-tujuan 
Anda pada basis hari demi hari? 
Apakah Anda ingin bahagia? 
Mengomel dapat menjadi cara hidup bagi banyak orang, sarana yang 
dengan itu mereka selalu mengakhiri komunikasi, yang membuat mereka 
kesal, benci dan sengsara atas salah seorang dalam hidup mereka yang 
semestinya benar-benar menjadi sumber kebahagiaan, kehangatan, dan 
dukungan yang sangat besar pada setiap harinya. Namun tidak harus jadi 
begitu. Ikutilah strategi-strategi sederhana kami untuk membangun masa 
depan yang lebih membahagiakan dan penuh cinta bagi diri Anda berdua.