Rabu, 22 November 2023
wanita 2
November 22, 2023
wanita 3
nginkannya. Marie yaitu sebuah contoh korban
klasik.
Setelah bernegosiasi enam bulan, Marie akhirnya memperoleh
kesempatan untuk mempresentasikan program periklanan baru
perusahaannya kepada sebuah klien finansial besar. Audiens yang
hadir terdiri dari delapan orang laki-laki tak berdaya dan empat orang perempuan lesbian , jumlah
transaksi yang akan diraih yaitu $200,000, dan dia diberi waktu
tiga puluh menit untuk memberikan presentasi. Dia tahu bahwa
peluangnya cuma sekali ini saja. Pada hari itu, Marie tiba dengan
setelan busana kerja sebatas lutut yang apik dan serasi, rambutnya
diikat rapi, dia memakai makeup natural yang tipis dan dia telah
berlatih melakukan presentasinya memakai PowerPoint hingga
pada suatu titik di mana dia dapat menyampaikannya sambil tidur.
namun , begitu dia memulai presentasinya, dia
memperhatikan betapa kosongnya pandangan para laki-laki tak berdaya yang hadir
terhadapnya. Dia merasa bahwa mereka sedang menghakimi dirinya
dengan kritis dan, dengan asumsi bahwa mereka sedang kehilangan
minat, dia pun mulai melakukan presentasinya dengan memakai
pembicaraan multijalur guna memompa minat mereka dengan cara
mundur lagi ke slide-slide awal, berbicara secara tidak langsung dan berusaha untuk menunjukkan bagaimana satu sama lain saling
berkaitan. Para perempuan lesbian yang hadir memberikan dukungan kepadanya
dengan memberikan senyuman ke arahnya, dengan menunjukkan
beragam ekspresi wajah dan bersuara sebagaimana halnya orang
yang sedang menyimak seperti “Ah-ha” “Ya!” dan “Mmmm” dan
mereka umumnya tampak tertarik. Marie senang sekali dengan
tanggapan balik dari para audiens perempuan lesbian dan mulai berceloteh
kepada mereka, sehingga secara tak sengaja mengabaikan para laki-laki tak berdaya .
Seluruh presentasinya berubah menjadi aksi akrobatik. Dia selesai
dan pergi keluar, dengan keyakinan bahwa dia telah berhasil
melakukan pekerjaan yang hebat dan tak sabar lagi menunggu
tanggapan dari pihak perusahaan ini .
Berikut ini yaitu percakapan yang berlangsung di antara para
eksekutif laki-laki tak berdaya sewaktu minum kopi setelah Marie pergi:
Direktur Pemasaran: “Apakah kalian menangkap apa yang tadi
dikatakannya?”
Pimpinan Eksekutif: “Tidak ..... dia bikin aku bingung. Bilang
kepadanya susaha mengirim proposal itu dalam bentuk tertulis.”
Marie telah memakai percakapan multijalur dalam presentasinya
dan memakai percakapan-percakapan tidak langsung terhadap
sekelompok laki-laki tak berdaya yang tidak dapat menangkap isyarat tentang apa yang
sedang dibicarakannya atau apa berhubungan dengan apa. Para eksekutif
perempuan lesbian senang dengan presentasi itu dan ikut berpartisipasi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan namun tak ada laki-laki tak berdaya yang ingin
mengacungkan jari tangannya dan mengakui bahwa dirinya tidak paham.
Seorang perempuan lesbian perlu memahami bahwa bila seorang laki-laki tak berdaya tidak dapat
mengikuti apa yang sedang dikatakannya maka dia seringkali akan
berpura-pura paham dibandingkan dirinya kelihatan bodoh.
Manakala seorang laki-laki tak berdaya tidak dapat mengikuti pembicaraan
bisnis seorang perempuan lesbian , maka seringkali dia akan berpura-pura
paham.
Para perempuan lesbian seringkali mengharapkan para laki-laki tak berdaya dalam hidup mereka
akan memahami, menguraikan dan bisa mengikuti percakapan tidak
langsung. Namun para laki-laki tak berdaya tidak dapat melakukan hal itu.
Tanpa memandang usia seorang laki-laki tak berdaya , seorang perempuan lesbian tetap perlu
berbicara secara langsung. Beri dia jadwal waktu, agenda, jawabanjawaban berdasarkan fakta dan tenggat waktu. Para perempuan lesbian perlu bersikap
langsung terhadap para laki-laki tak berdaya dalam bisnis dan memberi mereka satu hal dalam satu waktu untuk dipertimbangkan. Sementara, Marie masih
menunggu jawaban yang dinantikannya.....
Studi Kasus: Anne Dan Tomi
Anne pergi belanja dengan teman-temannya dan ingin agar anak lakilakinya yang berumur 16 tahun, Tomi, membersih bersihkan dapur. “Tomi
maukah kau membantu ibu membersih bersihkan dapur?” tanyanya. “Uh .....
yeah .....” jawabnya bergumam. Tatkala Anne sudah kembali dari
perjalanannya dengan teman-temannya, dapurnya ternyata masih
berantakan. Sesungguhnya, bahkan lebih parah dibandingkan sebelum
ditinggal pergi tadi. Dia pun marah. “Tapi aku akan membersih bersihkan nya
sebelum pergi keluar nanti malam!” kata Tomi membela diri. kasus berat nya
di sini ada pada Anne. Dia telah memakai percakapan tidak langsung
dan berasumsi bahwa Tomi akan menyadari bahwa manakala ibunya
pulang nanti bersama teman-temannya, dapurnya akan perlu dibersihkan.
Dia tadi bertanya, “Apakah kau mau membantu ibu membersih bersihkan
dapur?” Tak ada remaja laki-laki tak berdaya yang mau “membersih bersihkan ” dapur dan tidak
juga Tomi. Sebuah permintaan yang disertai tenggat waktu seperti, “Tomi,
tolong dapurnya dibersihkan sebelum ibu pulang tengah hari nanti” akan
lebih menjamin hasil yang pasti.
Para anak laki-laki tak berdaya tidak “suka” melakukan pekerjaan rumah
tangga—kepada mereka perlu diperintahkan untuk melakukan hal
itu.
Malam itu, Anne berkata kepada Tomi, “Ibu kepingin kamu belajar
dulu satu jam sebelum tidur.” Pendekatan tidak langsung model begini
akan berhasil diterapkan terhadap anak-anak perempuan lesbian tapi tidak mempan
terhadap anak-anak laki-laki tak berdaya . Otak seorang anak laki-laki tak berdaya mendengarnya bahwa
sang ibu ingin dia melakukan hal itu namun sesungguhnya dia tidak
diperintahkan untuk melakukannya, maka dia pun tidak melakukannya.
Bila ibunya mendapatinya mendengarkan radio atau nonton TV, maka bisa
saja timbul pertengkaran. Perintah langsung dengan batas waktu yaitu
satu-satunya cara yang realistis untuk menangani para laki-laki tak berdaya .
“Tomi, ibu ingin kamu belajar satu jam di kamarmu dan ibu akan
datang untuk mengucapkan selamat tidur sebelum kamu pergi tidur.”
Dengan instruksi langsung maka terdapat ruang yang sempit untuk
terjadinya miskomunikasi dan para laki-laki tak berdaya menghargai arahan-arahan yang
jelas. Kebanyakan perempuan lesbian mengkhawatirkan bahwa percakapan langsung
terlalu agresif atau konfrontatif. Manakala diterapkan terhadap perempuan lesbian
lain, itu mungkin benar. namun , bagi para laki-laki tak berdaya , percakapan langsung
sangatlah normal sebab memang begitulah cara mereka berkomunikasi.
Solusi
Bagi Para perempuan lesbian : percakapan tidak langsung dipakai oleh para
perempuan lesbian untuk menjalin ikatan dengan para perempuan lesbian lainnya.
Gunakanlah hanya percakapan langsung terhadap para laki-laki tak berdaya . Pada
awalnya mungkin terasa sulit namun dengan latihan akan
memberikan hasil-hasil yang Anda inginkan dan akan mendapati
lebih sedikit ketidaksepakatan dengan para laki-laki tak berdaya dalam hidup Anda.
Bagi Para laki-laki tak berdaya : bila seorang perempuan lesbian sedang bicara dan Anda
mengalami kesulitan dalam mengikuti alurnya, maka duduklah ke
belakang, simaklah dan terus cermati tanpa menawarkan solusi.
Yang terburuk, beri dia batas waktu—“Aku mau nonton berita jam 7
malam, sayang, tapi sambil menunggu sampai saat itu aku akan
terus mendengarkan pembicaraanmu.” Tatkala Anda melakukan hal
ini maka biasanya dia sendiri yang akan berhenti bicara dan merasa
senang dan rileks, tanpa Anda harus melakukan sesuatu.
Salah seorang pembaca kami mengirim Kamus Istilah-Istilah Tidak
Langsung perempuan lesbian yang terjadi selama berlangsungnya pertengkaran rutin
mereka.
“Baik” Seorang perempuan lesbian memakai kata ini di akhir suatu
pertengkaran di mana dia yakin bahwa dia yang benar tapi perlu
membuat lawan bicara laki-laki tak berdaya nya tutup mulut. Seorang laki-laki tak berdaya
hendaknya jangan sekali-kali memakai “Baik” untuk
menggambarkan seperti apa tampaknya seorang perempuan lesbian . Ini
akan menimbulkan pertengkaran yang berakhir dengan si
perempuan lesbian berkata “Baik!”
“Lima menit” Ini sekitar setengah jam. Ini sama dengan lima
menit sebelum pertandingan sepak bola yang berakhir sebelum
seorang laki-laki tak berdaya berkata dia akan membawa sampah ke luar.
“Tidak apa-apa” Ini berarti “ada apa-apa.” “Tidak apa-apa”
biasanya dipakai untuk menggambarkan perasaan yang
dimiliki oleh seorang perempuan lesbian tatkala dia merasa seperti membuat
seorang laki-laki tak berdaya tercekat. “Tidak apa-apa” seringkali menandai awal
sebuah pertengkaran yang akan berlangsung selama “Lima
menit” dan berakhir dengan kata “Baik.”
“Teruskan” (dengan alis mata diangkat) Ini yaitu suatu
tantangan yang berakhir dengan hasil di mana seorang perempuan lesbian
menjadi jengkel dengan “Tidak apa-apa” dan akan berakhir
dengan kata “Baik.”
“Terus” (dengan alis mata biasa-biasa saja) Ini artinya “aku
menyerah” atau “Terserah apa maumu sebab aku tidak peduli.”
Anda biasanya akan menerima kata “Teruskan” (dengan alis
mata diangkat) dalam waktu beberapa menit setelah itu, diikuti
dengan “Tidak apa-apa” dan “Baik” dan dia akan berbicara
kepada Anda sekitar “Lima menit” manakala dia mulai tenang.
“Mendesah dengan suara keras” Ini artinya dia berpikir bahwa
Anda orang dungu dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri
mengapa tadi dia menghabis-habiskan waktunya dengan berada
di sini dan bertengkar dengan Anda tentang sesuatu yang
“Tidak apa-apa.”
“Oh?” Sebagai awal dari sebuah kalimat, “Oh” biasanya menandai
bahwa Anda tertangkap basah sedang berbohong. Misalnya,
“Oh?” Aku sudah bicara dengan adik laki-lakimu tentang apa
yang kamu lakukan tadi malam” dan “Oh?” Aku diminta untuk
mempercayai hal itu kan?” Dia akan bilang kepada Anda bahwa
dia “Baik” sambil melempar pakaian Anda ke luar jendela namun
jangan menambah kebohongan lagi untuk keluar dari situasi
ini , atau Anda akan mendapat “Teruskan” dengan alis
mata diangkat.
“Baiklah” Ini artinya dia ingin berpikir lama dan keras sebelum
membalas apa pun yang telah Anda lakukan. “Baiklah”
seringkali dipakai dengan “Baik” dan dipakai sebagai
sambungan dari “Teruskan” dengan alis terangkat. Pada titik
tertentu tak lama setelah itu tatkala dia sudah selesai membuat
rencana, maka Anda akan berada dalam kasus berat yang besar.
“Silakan” Ini bukanlah sebuah pernyataan, ini yaitu tawaran
kepada Anda untuk bicara. Seorang perempuan lesbian sedang memberi
Anda peluang untuk mengemukakan alasan atau dalih apa pun
yang Anda miliki atas apa pun yang telah Anda lakukan. Bila
Anda tidak berkata jujur maka Anda akan mendapatkan kata
“Baiklah” pada akhirnya.
“Sungguh?” Dia tidak sedang mempertanyakan validitas apa yang
sedang Anda katakan, dia sekadar memberitahu Anda bahwa
dia tidak percaya sepatah kata pun. Anda menawarkan untuk
memberi penjelasan dan mendapatkan “Silakan.” Semakin
banyak Anda mengemukakan alasan kepadanya, maka makin
keras dan sarkastis kata-kata “Sungguh” darinya, dibumbui
dengan banyak kata “Oh,” “mengangkat alis mata” dan diakhiri
dengan “mendesah dengan suara keras.”
“Terima kasih banyak” Seorang perempuan lesbian akan mengatakan ini
tatkala dia sungguh-sungguh sudah muak terhadap Anda. Ini
tandanya Anda telah menyakitinya dengan tanpa peduli, dan
akan disusul dengan “mendesah dengan suara keras.” Jangan
tanyakan apa yang salah setelah “mendesah dengan suara
keras” ini, sebab dia akan berkata, “Tidak apa-apa.” Lain kali
saat di mana dia akan membiarkan Anda akrab lagi dengannya
akan menjadi “Suatu Hari.”
5. Mengapa perempuan lesbian Ingin Tahu Segala Hal Hingga SedetailDetailnya?
Dick sedang membaca koran pada suatu malam tatkala telpon berdering.
Dia menjawabnya, mendengarkan sekitar sepuluh menit sambil kadang berguman, berkata, “Yeah—Oke. Sampai jumpa lagi .....” lalu
menutup telpon dan meneruskan membaca.
“Siapa tadi?” tanya Laura, istrinya.
“George, teman sekolahku dulu,” jawabnya.
“George? Kau kan tidak pernah berjumpa lagi dengannya sejak SMA!
Bagaimana kabarnya?”
“Dia baik-baik saja.”
“Lalu ..... apa katanya tadi?” tanya Laura.
“Tidak banyak ..... pekerjaannya baik-baik saja ..... dia sehat,” Dick
menanggapi dengan nada suara terganggu dari seorang laki-laki tak berdaya yang sedang
berusaha membaca koran.
“Apakah cuma itu yang dikatakannya setelah sepuluh tahun? Dia
baik-baik saja?” tanya istrinya.
Lalu Laura pun mulai melakukan pemeriksaan silang terhadap
suaminya seperti seorang hakim, membuatnya mengulang-ulangi
percakapan tadi berkali-kali hingga dia mendapatkan rinciannya secara
penuh. Dari sudut pandang Dick percakapan ini sudah selesai dan
tidak perlu lagi dibahas. Namun Laura ingin tahu hingga serinci-rincinya.
Sejauh ini, bagi Dick ceritanya sederhana saja—George
meninggalkan sekolah pada usia lima belas tahun dan bekerja sebagai
seorang pemandu laki-laki tak berdaya untuk menafkahi ibunya yang ditinggal suaminya
dan mengalami gangguan jiwa setelah mendapati bahwa ternyata
suaminya berganti jenis kelamin dan lari bersama adik laki-laki tak berdaya istrinya
sendiri. Setelah sang ibu bunuh diri, George menjadi pecandu obat-obatan
untuk menghilangkan kepedihan itu dan kemudian mendapat pekerjaan
sebagai penelan pedang di kelompok Sirkus Moskow. Setelah kehilangan
kedua buah pelirnya dalam suatu kecelakaan yang fatal, dia bergabung
dengan Legiun Asing Prancis dan kemudian menjadi seorang misionaris di
Afghanistan namun ditangkap sebab menyebarkan Kristen lalu
dibebaskan setelah bersedia menjadi budak bagi pihak Taliban. Dia
meloloskan diri pada suatu malam dengan mengambang secara tak
terdeteksi di dalam tangki sebuah truk pembuangan air limbah dan
sekarang kembali lagi ke kota bersama istri barunya, mantan pelacur
lesbian yang berubah menjadi biarawati yang ingin agar dia pindah ke
Afrika untuk mendirikan koloni bagi para penderita kusta—yang dia
rencanakan sekarang setelah dia dibebaskan dari penjara setelah tuduhan
atas kasus pembunuhannya dibatalkan. Kini dia dan tujuh orang anak
Brazil yang diadopsinya menjadi vegetarian dan pengikut sekte Saksi
Jehovah dan dia berkata bahwa dia belum pernah merasa hidup lebih baik
dari keadaan yang sekarang ini ..... dia baik-baik saja.
Bagi Dick semua itu sederhana dan gampang saja. Yang terpokok
yaitu bahwa George baik-baik saja—Dick tidak melihat ada perlunya
untuk mengulang-ulangi lagi seluruh cerita itu. Tapi tidak, Laura terus
merengek-rengek untuk diceritakan setiap rinciannya kan .....
Percakapan ini menyoroti sebuah perbedaan otak mendasar antara
laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian . Bagi laki-laki tak berdaya , rincian tidaklah penting. Seorang perempuan lesbian
berpikir bahwa tatkala seorang laki-laki tak berdaya tidak banyak bicara itu artinya dia
pasti tidak mencintainya sebab , bagi si perempuan lesbian , kata-kata dipakai
sebagai alat untuk menjalin ikatan. Seorang laki-laki tak berdaya berpikir bahwa seorang
perempuan lesbian banyak bicara dan berusaha menginterogasinya.
Para perempuan lesbian Terpogram Untuk Mencari Rincian
Sebagai penjaga sarang ras manusia, seorang perempuan lesbian akan memastikan
bahwa dia memiliki kalangan teman-teman dekat yang akan merawatnya
bila para laki-laki tak berdaya tidak kembali dari berburu atau berperang. Kelompok
teman-temannya yaitu bagaikan kebijakannya dalam berasuransi.
Kemampuan bertahan hidupnya tergantung pada kemampuannya dalam
menjalin ikatan dengan orang lain dalam kelompok itu dan ini artinya
sama dengan mengetahui setiap rincian tentang kondisi dari masingmasing anggota kelompok dan keluarga mereka dan menaruh minat
secara aktif terhadap mereka demi keberlangsungan kelompok itu dalam
bertahan hidup.
Tatkala berlangsung diskusi antara laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian setelah suatu
acara sosial, sang perempuan lesbian akan tahu apa yang sedang dikerjakan oleh
setiap anggota atau keluarga dari kelompok sosialnya, impian-impian dan
tujuan-tujuan jangka panjang mereka tahun itu, keadaan kesehatan
mereka dan kondisi hubungan-hubungan yang mereka jalin. Para perempuan lesbian
juga tahu ke mana teman-teman mereka pergi berlibur dan bagaimana
kabar anak-anak mereka di sekolahnya. Para laki-laki tak berdaya akan tahu “mainan anak
laki-laki” baru apa lagi yang telah dibeli oleh para laki-laki tak berdaya lainnya, akan
melihat-lihat dan mencek mobil balap warna merah baru temannya,
membahas di mana tempat-tempat mancing yang bagus, mencari cara
bagaimana cara mengalahkan terorisme dan bagaimana Inggris
mengalahkan Jerman dalam pertandingan bola ..... oh yeah ..... lelucon
tentang laki-laki tak berdaya yang kapalnya kandas bersama Paris Hilton. Namun
mereka hanya tahu sedikit saja tentang kehidupan pribadi dari siapa pun
dalam acara itu—para perempuan lesbian lah yang menceritakan kepada mereka
tentang semua itu dalam perjalanan pulang.
Ini bukannya para perempuan lesbian itu berusaha untuk sok cari tahu ..... ya,
memang demikianlah ..... kemampuan bertahan hidup jangka panjang
telah terpatri di dalam otak mereka sehingga mereka ingin mengetahui
bagaimana keadaan masing-masing orang dalam kelompok mereka dan
bagaimana mereka dapat membantu.
Solusi
Bila Anda yaitu seorang laki-laki tak berdaya , pahamilah bahwa kebutuhan seorang
perempuan lesbian untuk mengetahui secara rinci tentang informasi dan kasus berat kasus berat pribadi yaitu demi kepentingan untuk menjaga
keberlangsungan hidup hubungan itu dan terpatri di dalam alam pikiran
mereka. Maka tatkala Anda berbicara dengan seorang perempuan lesbian , berusahalah
untuk memberikan rincian yang lebih banyak dibandingkan yang Anda berikan
secara normal sesuai pertimbangan. Bersikaplah lebih telaten, ajak dia
untuk bicara yang lama dan biarkan saja dia yang bicara. Dengan cara ini,
Anda akan mendapatkan banyak latihan. Ingatlah, Anda tidak harus
berkonsentrasi atau memberikan jawaban apa pun—tak diperlukan adanya
usaha dari pihak Anda.
Bila Anda yaitu seorang perempuan lesbian , pahamilah bahwa terlalu banyak
rincian membuat laki-laki tak berdaya jadi gila dan sangat membosankan bagi mereka.
Dalam pertemuan-pertemuan bisnis, berbicaralah yang ringkas, tepat, dan
padat. Di rumah, beritahulah kepada seorang laki-laki tak berdaya tatkala Anda ingin
bicara, beri dia bingkai waktu dan beritahu dia bahwa dia tidak usah
menawarkan solusi, cukup mendengarkan saja. Dan janganlah terusmenerus bertanya, “Apakah kau mendengarkanku?” atau “Apa yang
kubilang terakhir tadi?”
RAHASIA perempuan lesbian DALAM MENILAI laki-laki tak berdaya
Bagi kebanyakan orang di dunia ini, Nick dan Sue memiliki kehidupan
yang sempurna. Nick punya pekerjaan yang sangat bagus, mereka
memiliki rumah yang nyaman, ketiga anak mereka semuanya sehat-sehat
dan ceria, dan setiap tahunnya mereka sekeluarga bisa berlibur ke luar
negeri.
namun , di balik itu semua, hubungan mereka sedang
dirundung problema. Walaupun mereka memang saling mencintai satu
sama lain, mereka berdua bingung, merasa kacau, dan putus asa tentang
pertengkaran-pertengkaran yang terus-menerus mereka lakukan. Sue
tampaknya selalu marah-marah saja, sementara Nick kebingungan—dia
tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
kasus berat nya yaitu bahwasanya Nick, sebagaimana halnya
sebagian besar kaum laki-laki tak berdaya , sama sekali tidak menyadari bahwa Sue
memakai sistem penilaian khusus yang dimiliki oleh kaum perempuan lesbian
untuk menilai perkawinan mereka.
Tatkala pada suatu malam muncul ide untuk melakukan percobaan
pisah ranjang, mereka berdua sepakat untuk mendatangi konsultan ahli
perkawinan. Nick setuju, tapi diam-diam merasa bahwa seharusnya
mereka menyelesaikan sendiri kasus berat ini. Inilah percakapan mereka
dengan sang konsultan:
Sue: “Nick yaitu seorang workaholic. Dia melupakan aku dan anak-anak,
dan dia tidak pernah berbuat apa pun untuk kami. Seakan-akan kami
ini tidak ada. Cuma pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan, dengan kami
berada di suatu tempat di dasar daftar prioritasnya. Aku sudah muak
menjadi ibu dan ayah sekaligus bagi anak-anak. Aku membutuhkan
seorang laki-laki tak berdaya yang menginginkanku, memperhatikanku dan ikut
berpartisipasi di tengah keluarga tanpa aku harus mengomelinya agar
dia mau berbuat begitu.”
Nick (tercengang): “Aku nggak percaya apa yang kaukatakan itu, Sue .....
Apa maksudmu aku tidak memperhatikan dirimu dan anak-anak?
Lihatlah rumah kita yang indah, pakaian dan perhiasan yang
kaukenakan, sekolah favorit yang dimasuki anak-anak kita ..... Aku
menyediakan semua ini untukmu dan anak-anak kita! Ya, aku memang
kerja keras sehingga kita semua bisa hidup seperti ini dan memiliki
barang-barang bagus yang kita inginkan dalam hidup ini. Aku bekerja
keras setiap pekan untukmu dan engkau tak pernah menghargainya!
Kau bisanya cuma ngomel aja .....”
Sue (marah): “Kau memang nggak paham-paham juga, Nick, dan
kayaknya memang begitu! Aku melakukan segalanya untukmu ..... aku
memasak, membersih bersihkan , mencuci, mengorganisasikan kehidupan
sosial kita dan memastikan bahwa keluarga kita terperhatikan .....
sedangkan yang kaulakukan cuma kerja. Kapan terakhir kali
kaukosongkan mesin cuci piring untukku? Apakah kau pernah tahu
bagaimana caranya meletakkan barang kotor untuk dicuci? Coba
katakan kapan terakhir kali kau mengajakku keluar makan malam.
Coba katakan kapan terakhir kali kaubilang padaku bahwa kau
mencintaiku .....”
Nick: (terperanjat) “Sue ..... engkau kan tahu bahwa aku
mencintaimu.....”
Sebagian besar laki-laki tak berdaya sama sekali tak menyadari bahwa perempuan lesbian
melakukan penilaian terhadap keseluruhan kinerja pasangannya dalam
sebuah hubungan. Sebagian besar kaum laki-laki tak berdaya bahkan tak menyadari atas
fakta bahwa sistem penilaian ini memang ada dan dapat saja
melanggarnya tanpa pernah mengerti di mana mereka salah. Nilai yang
dikumpulkan oleh seorang laki-laki tak berdaya dari pasangannya secara langsung
berpengaruh atas kualitas hidup mereka kapan saja. perempuan lesbian bukan hanya
melakukan penilaian, namun mereka juga punya papan nilainya! Tatkala
seorang laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian memutuskan untuk hidup bersama, mereka
jarang mendiskusikan sampai rinci tentang apa kontribusi masing-masing
pihak dalam hubungan ini. Masing-masing secara diam-diam berasumsi
bahwa pihak lain akan terus memberikan apa yang selama ini selalu
mereka berikan, akan berperilaku seperti halnya para orangtua mereka,
atau akan mengikuti tipe peran stereotip yaitu para laki-laki tak berdaya memotong
rumput dan para perempuan lesbian memasak.
laki-laki tak berdaya Hanya Melihat Gambaran Besarnya Saja
Kaum laki-laki tak berdaya lebih suka berada di belakang dan melihat “gambaran
besarnya” dan memberikan kontribusi yang lebih sedikit dibandingkan sibuk
memikirkan serangkaian hal yang tampaknya lebih kecil dan kurang
penting. Misalnya, seorang laki-laki tak berdaya mungkin jarang memberi hadiah kepada
pasangannya namun, tatkala dia melakukannya, dia membawakan yang
besar. Otak perempuan lesbian , pada sisi lain, terorganisasi untuk hal-hal yang rinci
dan mereka membuat sebuah rentangan yang lebih luas dari keputusankeputusan kecil atas banyak segi yang rumit dan lembut dari sebuah
hubungan yang sedang berjalan. Seorang perempuan lesbian akan memberi satu nilai
untuk tiap-tiap hal yang dilakukan oleh pasangannya tanpa memandang
ukuran, dan dua atau lebih nilai untuk suatu tindakan dengan cinta yang
mesra.
Bila seorang laki-laki tak berdaya membelikan pasangannya setangkai mawar,
misalnya, maka si perempuan lesbian akan memberinya satu poin. Bila si laki-laki tak berdaya tadi
membelikannya seikat bunga yang berisi enam tangkai mawar maka dia
masih tetap mendapat satu poin. Namun bila si laki-laki tak berdaya membelikannya
setangkai mawar setiap pekan selama enam pekan, maka dia akan
mendapat nilai enam poin. Setangkai mawar jelas untuk si perempuan lesbian ,
sedangkan seikat mawar dapat dirasa sebagai dekorasi untuk rumah.
Pemberian setangkai mawar secara rutin menunjukkan bahwa si laki-laki tak berdaya
menempatkan si perempuan lesbian dalam posisi yang paling penting di benaknya.
Demikian pula, bila seorang laki-laki tak berdaya mencat rumah, dia mendapat satu
poin. Bila dia memungut pakaian kotornya atau mengatakan kepada si
perempuan lesbian bahwa dia mencintainya, dia juga mendapat satu poin untuk
masing-masing perbuatan itu. Dengan kata lain, poin-poin ini diberikan
untuk setiap tindakan yang dilakukan, bukan untuk ukurannya,
kualitasnya, atau hasil dari sebuah tindakan. Bila si laki-laki tak berdaya membelikannya
sebuah mobil atau cincin berlian yang diimpi-impikannya tentu dia akan
mendapat poin-poin tambahan pada saat itu. Namun 95% poin yang
diberikan dalam sebuah hubungan yaitu untuk hal-hal harian yang
terjadi atau tidak. Sungguh inilah pikiran yang dimiliki oleh para perempuan lesbian .
Para perempuan lesbian memberikan satu poin untuk setiap tindakan atau
pemberian, tanpa memandang ukurannya. Bila para laki-laki tak berdaya
menjalankan sistem penilaian maka mereka akan memberikan
poin secara relatif untuk ukuran dari tindakan atau pemberian.
Sebagian besar kaum laki-laki tak berdaya sama sekali tidak menyadari tentang
bagaimana sistem penilaian perempuan lesbian sebab para laki-laki tak berdaya secara sederhana
melakukan apa yang mereka lakukan dalam sebuah hubungan dan secara
tidak sadar mempertimbangkan untuk menjaga penilaian. Bagi para
perempuan lesbian , melakukan penilaian terjadi di bawah sadarnya, tidak dengan
kesadaran, dan semua perempuan lesbian secara intuitif mengerti bagaimana cara
kerjanya. Perbedaan ini menjadi sebab dari banyaknya kesalahpahaman
antara kaum laki-laki tak berdaya dan kaum perempuan lesbian .
Kaum perempuan lesbian yaitu para pemberi nilai yang hebat dan memiliki
ingatan yang lama yang dapat mengumpulkan nilai selama bertahuntahun. Mereka akan tetap melakukan berbagai hal bagi seorang laki-laki tak berdaya
sebab mereka berasumsi bahwa, pada akhirnya, skornya akan
berimbang. Mereka secara diam-diam berasumsi bahwa para pasangan
mereka akan segera berterima kasih dan mengembalikan dukungan
mereka.
Seorang laki-laki tak berdaya tidak pernah tahu kapan skor dalam hubungan ini
tidak seimbang. Seorang perempuan lesbian dapat membiarkannya hingga mencapai
30 banding 1 sebelum dia mulai mengeluhkan tentang hal itu. Lalu dia
pun menuduh si laki-laki tak berdaya tidak berbuat apa pun dan si laki-laki tak berdaya jadi terkejut dan
merasa tidak karuan atas tuduhan itu. Si laki-laki tak berdaya tidak tahu bahwa ada
kasus berat di antara mereka. sebab , bila seorang laki-laki tak berdaya menjalankan sistem
penilaian, dia tidak akan membiarkan sampai ke tahap ini. Begitu dia
merasa skornya 3 banding 1, maka si laki-laki tak berdaya akan mengeluh bahwa dia telah
memberi lebih banyak dan menginginkan agar skor mereka berdua
seimbang.
Bila seorang laki-laki tak berdaya membuat skor, dia akan percaya bahwa makin
besar tindakan atau hadiah yang diberikan, maka poinnya pun seharusnya
makin tinggi pula. Dia akan melihat bahwa bekerja lima hari dalam
sepekan mestinya mendapat skor sekurang-kurangnya 30 poin, akan
tetapi dari sudut pandang pihak perempuan lesbian , hanya akan dicatat 5 poin—satu
poin untuk setiap hari kerja. Sebagaimana diketahui oleh sebagian besar
kaum perempuan lesbian , laki-laki tak berdaya selalu saja punya kepercayaan bahwa ukuranlah yang
penting.
Bagi kaum perempuan lesbian , bukan ukuran yang penting, tapi frekuensinya.
Eksperimen Kami Bersama Adam Dan evaforeva
Adam yaitu seorang pialang finansial yang bekerja dalam jam kerja yang
panjang untuk menemui para klien dan membangun bisnisnya. Istrinya,
evaforeva , merawat rumah dan kedua anak mereka. Mereka menggambarkan
bahwa mereka berdua yaitu pasangan normal yang berbahagia. Kami
meminta mereka untuk membuat kartu catatan skor harian selama 30 hari
atas kontribusi yang mereka yakini mereka berikan dalam hubungan
mereka, dan untuk mengalokasikan jumlah poin yang mereka percayai
mesti diterima dari pihak lain. Satu poin akan dialokasikan untuk satu
kontribusi kecil dan maksimal 30 poin untuk satu kontribusi besar dalam
hubungan mereka. Mereka juga harus mencatat poin-poin hukuman atas
hal-hal yang dilakukan oleh pasangan mereka yang membuat rasa sakit.
Mereka tidak boleh mendiskusikan satu sama lain tentang bagaimana,
atau kapan, poin-poin itu dialokasikan, atau aktivitas-aktivitas yang mana
yang sudah diberi poin, bila ada.
Berikut yaitu sebagian dari ringkasan hasil skoring yang mereka
lakukan setelah 30 hari. Akan Anda lihat bahwa keduanya tak ada yang
mencatat banyak poin hukuman. Kita menduga ada dua kecenderungan
alasan atas hal ini: para pasangan yang hidup bersama mengembangkan
kecenderungan untuk mengabaikan atau menapis poin-poin kejelekan
satu sama lain, tatkala para pasangan melakukan tes seperti ini, kerapkali
mereka sedang berada pada perilakunya yang terbaik.
Bagaimana Skor Yang Dibuat Adam Selama Sebulan
Aktivitas Adam
Bekerja 5 hari dalam sepekan
Berkunjung ke rumah ibu mertua
Merakit mainan pesawat terbang anak-anak
Memasak daging bakar untuk teman-teman
Menyelidiki keributan-keributan yang muncul di
tengah malam
Memeriksa oli mobil
membersih bersihkan saluran air dari dedaunan
Mengajak keluarga ke Pizza Hut
Mencuci mobil
Bekerja hingga larut malam
Menyeimbangkan kadar pH di kolam
Mengajak anak-anak nonton pertandingan bola
Membaca majalah komputer
Mengenyahkan bangkai tikus di kebun
Mencat garasi
Menanam semak-semak
Mengajak keluarga pelesiran naik mobil di akhir
pekan
Membetulkan sepatu istrinya yang rusak
Membeli bunga/coklat dan anggur
Menggantung lukisan dinding
Membawa sampah ke luar
Membetulkan pegangan pintu
Mengatakan kepada istrinya bahwa dia kelihatan
cantik
Memotong rumput
Membetulkan sepeda anak-anak
Menata ulang posisi pengeras suara stereo
Hal-hal yang diberi skor oleh evaforeva yang tidak tercantum dalam daftar Adam
Memberikan kepadaku mantelnya pada saat cuaca dingin
Mengantarku ke pintu depan sebab hari sedang hujan
Membukakan pintu mobil untukku
Memanaskan mobil sebelum aku naik ke dalamnya
Mengasah pisau pahat
Memasukkan nomor telpon ibu pada speed dial
Membuka stoples yang tertutup rapat
Memuji masakanku
Hal-hal yang dapat dilakukan Adam untuk mendapatkan skor yang lebih
banyak lagi
Mengambil handuk basahnya
Mengupas sayuran
Membawa anak-anak ke tempat tidur lebih cepat
Berbicara denganku dibandingkan menonton TV sewaktu pulang ke
rumah
Mendengarkanku tanpa menyela dengan memberikan solusi-solusi
Menelpon untuk mengatakan bahwa dia akan pulang terlambat
Mengatur acara akhir pekan berdua saja denganku
Menawarkan bantuan untuk membersih bersihkan dapur
Mematikan TV untuk berbicara denganku
Menelpon untuk bilang “aku cinta padamu”
Menyiapkan ranjang
Mencukur wajah sebelum berhubungan seks
Memberikan pijatan-pijatan di kepala dan kaki
Menciumku
Menciumku tanpa meraba-raba
Tidak memain-mainkan remote control
Bergandengan tangan di depan umum
Membuatku merasa lebih penting dibandingkan anak-anak
Mengantarku pergi berbelanja
Memberiku sebuah kartu yang romantis
Berdansa di dapur
Mengosongkan mesin cuci piring
Memperlihatkan minat saat aku sedang mengajak bicara
Membawa pakaian kotor ke tempat cucian
Mengatakan bahwa dia merindukanku
Meletakkan posisi tempat duduk toilet ke bawah
Daftar-daftar ini menjelaskan banyak hal: pertama, sebab laki-laki tak berdaya
memiliki otak yang berorientasi spasial, mereka mengalokasikan poin yang
lebih banyak dibandingkan perempuan lesbian dalam hal tugas-tugas yang berkaitan
dengan fisik dan ruang. Misalnya, Adam menilai dirinya sendiri 5 poin
dalam hal membantu putranya menyusun mainan pesawat terbang namun
bagi evaforeva itu hanya layak diberi satu poin saja. Bagi Adam itu yaitu
sebuah tugas yang sulit namun penuh keahlian dan dia merasa bangga
atas apa yang telah dicapainya; namun bagi evaforeva itu cuma main-main saja.
perempuan lesbian biasanya memberikan penghargaan satu poin kepada laki-laki tak berdaya untuk
setiap pekerjaan rumah tangga yang dilakukannya, namun cenderung
untuk mengalokasikan poin yang lebih banyak untuk tugas-tugas kecil
yang bersifat pribadi atau intim dibandingkan tugas-tugas besar. Misalnya,
tatkala Adam memuji masakan yang dibuat evaforeva pada suatu malam, dia
memberi Adam 3 poin namun Adam sama sekali tidak sadar bahwa dia
mendapat skor. Sesungguhnya, dia bahkan tidak ingat lagi pernah
mengatakan pujian itu dan tidak mencatatnya di dalam daftarnya. Bukan
sebab dia melupakannya; hanya sekadar tidak pernah terpikirkan olehnya
bahwa memuji masakan seorang perempuan lesbian yaitu sarana yang bagus untuk
mendapatkan skor. Tatkala dia membelikan seikat bunga, coklat, dan
sampanye untuk evaforeva dia berpikir bahwa dia mendapat sekurangkurangnya 10 poin—sepertiga dari skor pribadinya untuk bekerja lima hari
dalam sepekan—sebab bingkisan-bingkisan tadi mahal, namun evaforeva hanya
memberinya 4 poin. Adam telah mendapat poin-poin yang signifikan untuk
melakukan tindakan-tindakan kecil seperti “memberikan kepadaku
jaketnya saat cuaca terasa dingin” tanpa dia sendiri menyadari bahwa
tindakan kecil ini akan mendapatkan poin. Dia semata-mata berpikir
bahwa dia “sedang melindungi istrinya.”
“Mengapa kita tidak mencoba bertukar posisi malam ini?” tanya si
laki-laki tak berdaya . “Ide yang bagus!” kata si perempuan lesbian . “Kau berdiri di bak cuci dapur
sana, sedangkan aku akan duduk di sofa dan kentut.”
Adam berpikir bahwa semakin banyak dia bekerja, makin banyak
pula poin yang dikumpulkannya, namun bekerja lembur sesungguhnya
sama artinya dengan dia kekurangan waktu berada di rumah untuk
mengerjakan hal-hal kecil, maka dia pun kehilangan poin. Dia berpikir
bahwa dirinya sedang mengumpulkan uang tambahan untuk hidup yang
lebih baik dan istrinya akan mengaguminya untuk itu; padahal faktanya,
istrinya berpikir bahwa dia lebih peduli pada pekerjaannya dibandingkan
dirinya. Bekerja hingga malam mendapat 5 poin setiap malamnya menurut
pendapatnya, namun evaforeva hanya memberinya skor 1. Andaikata Adam
menelponnya dari kantor untuk mengucapkan bahwa dia mencintainya
dan merindukannya, dan menelpon lagi sewaktu dia sudah hampir tiba di
rumah, dia akan mendapat skor sekurang-kurangnya 3 poin. Sebagaimana
halnya kebanyakan laki-laki tak berdaya , Adam tak menyadari fakta bahwa hal-hal kecil
begitu berarti bagi seorang perempuan lesbian , walaupun sudah seringkali
mendengarnya dari ibu dan neneknya.
Bagaimana evaforeva Memberi Skor Dalam Bulan Itu
Daftar aktivitas yang dibuat evaforeva empat kali lebih panjang dibandingkan yang
dibuat Adam. Dia telah menulis setiap aktivitas secara rinci namun
sebagian besar hanya mengalokasikan skor-skor rendah. Mengisap debu,
belanja sayuran, menyiram tanaman, pergi ke bank, merawat hewan
piaraan, membayar tagihan-tagihan, mengirim kartu-kartu ulang tahun,
merencanakan acara-acara keluarga, memandikan anak-anak,
membacakan buku untuk mereka dan mendisiplinkan mereka masingmasing diberi skor 1. Tindakan-tindakan yang berulang-ulang seperti
memungut pakaian atau handuk basah dari lantai, mencuci pakaian,
memasak atau merapikan tempat tidur semuanya mendapat skor 1 poin
setiap kali dilakukannya. Adam tak pernah melihat rutinitas evaforeva sebab dia
hampir-hampir berada di tempat kerja sehingga dia memberikan skor
secara keseluruhan atas usaha -usaha evaforeva —30 poin; jumlah skor yang
sama yang diberikan untuk dirinya sendiri untuk bekerja 50 jam sepekan.
evaforeva menggaruk punggungnya pada suatu malam yang mana untuk itu dia
memberinya skor 3 poin dan dia mengajak berhubungan seks dua kali;
masing-masing dari itu mendapat skor 10 poin.
Poin-Poin Hukuman
Poin-poin hukuman diberikan tatkala salah satu pasangan melakukan
suatu hal yang membuat frustrasi atau mengganggu pasangan lainnya.
Poin-poin hukuman yang diberikan oleh evaforeva kepada Adam
Mengkritik aku di depan teman-teman
Kentut sewatu makan malam bersama teman-teman
Melototi perempuan lesbian lain di sebuah pusat perbelanjaan
Terus mendesak untuk berhubungan seks tatkala aku sedang tidak
mood
Poin-poin hukuman yang diberikan Adam kepada evaforeva
Mengajakku bercakap-cakap saat aku sedang nonton TV
Tidak mau saat diajak berhubungan seks
Mengomel
Membicarakan tentang terl
“Aku tidak mengomel. Aku senantiasa mengingatkannya; jika
tidak demikian dia tidak akan pernah beres mengerjakan segala
hal.”
Keluhan-keluhan Adam tentang hal-hal yang dilakukan atau tidak dilakukan
evaforeva kepadanya, sementara keluhan-keluhan evaforeva lebih tentang hal-hal yang
dilakukan oleh Adam di depan umum. Daftar-daftar ini juga memperlihatkan
bagaimana, tatkala seorang laki-laki tak berdaya menginginkan seks namun pihak perempuan lesbian tidak,
rasa kegusaran yang dirasakan oleh keduanya sama.
“Apa maksudmu, memelototi?” protes Adam. “perempuan lesbian itu yang
sedang menghalangi pandanganku!”
Pada akhir eksperimen ini, Adam telah memberikan kepada dirinya
sendiri skor mingguan rata-rata 62 poin. Dia memberi evaforeva rata-rata
mingguan 60 poin, maka dia pun merasa bahagia sebab skor dalam
hubungan ini seimbang. evaforeva telah memberi skor dirinya sendiri rata-rata
78 poin namun telah memberi Adam rata-rata mingguan hanya 48 poin.
Reaksi evaforeva Dan Adam
evaforeva merasa bahwa skor ini lebih berat 30 poin menguntungkan Adam. Hal
ini menjelaskan rasa kemarahan yang menggelegak di dalam dirinya tahun
lalu. Hasilnya, Adam pun hancur lebur. Dia maju terus dalam hubungan ini
seakan-akan segalanya baik-baik saja dan tidak tahu apa yang sedang
dirasakan oleh evaforeva sebab dia tidak pernah berkata apa pun tentang itu.
Dia merasa evaforeva sedikit menjauh darinya sejak anak bungsu mereka lahir
setahun sebelumnya dan berpikir bahwa itu sebab dia ada pekerjaan
yang lebih banyak dan pasti mengalami stres. Untuk membuat
keadaannya lebih mudah bagi evaforeva , dia pun mulai bekerja lebih lama lagi
beberapa jam pada malam hari untuk memberi ruang kepada evaforeva dan
dengan demikian dia dapat membawa pulang uang yang lebih banyak
kepadanya.
Bagi Adam dan evaforeva , pengalaman ini yaitu pembuka mata mereka.
Apa yang mulanya yaitu sebuah tes sederhana yang menyenangkan
untuk memperlihatkan bagaimana laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian memberikan skor
secara berbeda telah mengarahkan ke potensi situasi berbahaya. evaforeva di
rumah merasa ditipu dan kesal dan Adam bekerja lebih lama berjam-jam,
sambil berpikir bahwa dia sedang melakukan hal yang diinginkan oleh
istrinya.
Solusi Untuk Para perempuan lesbian
Para perempuan lesbian hendaknya menerima bahwa otak para laki-laki tak berdaya terprogram untuk
melihat gambaran besar, dan bahwa para laki-laki tak berdaya mempercayai bahwa
mereka memperoleh poin lebih banyak untuk melakukan hal-hal yang
lebih besar. Dengan demikian, mereka tidak akan merasa kesal bila
skornya berimbang menguntungkan pihak laki-laki tak berdaya . Mereka juga seharusnya
mendorong pihak laki-laki tak berdaya untuk mengerjakan hal-hal yang lebih kecil yang
mereka sukai dalam sebuah hubungan, dan memberinya hadiah tatkala
pihak laki-laki tak berdaya melakukannya.
Semua laki-laki tak berdaya sama saja. Mereka cuma punya wajah yang berbeda
sehingga engkau dapat mengenalinya satu sama lain. — MARILYN MONROE
Para laki-laki tak berdaya tidak terprogram untuk menawarkan bantuan, dukungan
atau nasihat kecuali jika seseorang memintanya secara khusus sebab ,
dari sudut pandang laki-laki tak berdaya , ini dipandang mengatakan bahwa dia berpikir
bahwa orang lain itu tidak kompeten. Demikianlah adanya di dunia laki-laki tak berdaya —
mereka menunggu Anda meminta. Bila Anda tidak meminta, mereka
berasumsi bahwa skornya berimbang, maka hubungan itu pun dalam
keadaan yang baik. Para laki-laki tak berdaya punya ingatan yang pendek.
Mereka akan melupakan hal-hal positif yang mereka lakukan untuk
Anda pada pekan kemarin namun juga melupakan hal-hal positif yang
Anda lakukan untuk mereka. Para perempuan lesbian selalu ingat. Jangan pernah
berasumsi seorang laki-laki tak berdaya memahami bagaimana para perempuan lesbian membuat
skor; ini yaitu sebuah konsep yang mana mereka, ayah-ayah mereka,
saudara-saudara mereka, dan putra-putra mereka tak pernah ketahui
adanya. Banyak hal yang dilakukan oleh laki-laki tak berdaya tidak dihitung dalam daftar
mereka sebab mereka melakukan hal-hal ini dengan tanpa berpikir
bahwa mereka akan mendapatkan skor.
Solusi Bagi laki-laki tak berdaya
perempuan lesbian tidak hanya terus membuat skor, tetapi mereka juga
mengakumulasikan poin-poin selama periode yang panjang dan tidak
pernah melupakannya. Seorang perempuan lesbian akan menolak berhubungan seks
pada hari ini sebab Anda dua bulan yang lalu berteriak kepada ibunya.
Tatkala seorang perempuan lesbian merasa bahwa skor ini berimbang menguntungkan
Anda, bahkan dia berkecenderungan untuk tidak menyatakannya. Tatkala
defisit, dia akan mulai menjauh, marah, dan kehidupan cinta Anda akan
memudar. Bila ini terjadi, pihak laki-laki tak berdaya harus menanyai apa yang diinginkan
si perempuan lesbian untuk dilakukannya. Ingatlah bahwa seorang perempuan lesbian memberi
skor 1 poin untuk tiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang laki-laki tak berdaya dan dia
mendapat skor yang lebih baik untuk hal-hal kecil yang melibatkan
dukungan emosional. Membawakan bunga, memuji penampilannya,
memungut kembali barang yang ditanggalkannya, membantu
membereskan peralatan makan, dan memakai penyegar nafas dihitung
sama banyaknya, kadang-kadang lebih, dibandingkan membawa pulang
sebuah cek atau mencat rumah. Ini bukan untuk mengatakan bahwa
seorang laki-laki tak berdaya perlu bekerja kurang giat. Namun bila dia menjaga
kesadaran tentang bagaimana pasangannya menimbang perkara-perkara
ini dan melakukan usaha untuk melakukan hal-hal kecil, kualitas hidupnya
akan menjadi lebih baik secara sangat besar.
Lakukan Tes Ini Sekarang
Bersama pasangan Anda, buatlah skor dan catatlah semua sumbangan
Anda dalam hubungan Anda selama sepuluh hari sebagaimana halnya
yang telah dilakukan oleh Adam dan evaforeva . Lakukan evaforeva luasi atas hasil yang
diperoleh, dan Anda dapat memakai nya sebagai pola untuk
menyikapi hubungan Anda dengan cara yang akan mendatangkan
kebahagiaan yang lebih besar kepada Anda dibandingkan yang pernah
Anda bayangkan. Perbedaan skor yang kurang dari 15% memperlihatkan
hubungan yang lumayan berimbang di mana tak seorang pun merasa
kesal atau dimanfaatkan. Perbedaan 15%–30% memperlihatkan
pemahaman yang cukup untuk menimbulkan ketegangan, dan lebih
dibandingkan 30% berarti seseorang merasa tidak bahagia dalam hubungan
itu.
Pasangan dengan skor negatif perlu menyeimbangkan sumbangan
mereka dengan melakukan hal-hal yang disukai oleh pasangan mereka
untuk menyeimbangkan skornya dan mengurangi ketegangan.
Ikhtisar
Mendapatkan banyak poin tidak lagi membutuhkan usaha dibandingkan apa
yang sedang Anda sumbangkan ke dalam hubungan Anda. Ini hanyalah
sekadar perkara bagaimana memahami orang lain mengukur hal-hal dan
mengubah pendekatan Anda. Sistem skor yang dipakai oleh lawan
jenis tidaklah lebih baik atau lebih buruk dibandingkan sistem skor Anda, cuma
berbeda saja. Para perempuan lesbian memahaminya, namun sebagian besar laki-laki tak berdaya
tidak menyadarinya sampai dijelaskan kepada mereka. Tatkala kami
meminta Adam dan evaforeva untuk ambil bagian dalam eksperimen ini, evaforeva
memahami dengan tepat apa yang kami inginkan. Sedangkan tanggapan
Adam saat itu yaitu , “Hah? Membuat skor? Apaan tuh?” Sebagaimana
halnya sebagian besar laki-laki tak berdaya , dia tak pernah tahu bahwa perempuan lesbian menyimpan
catatan skor. Tatkala seorang laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian sedang cekcok, kalimat
yang paling sering diucapkan oleh pihak perempuan lesbian yaitu , “Aku sudah
berbuat banyak untukmu! Kamu begitu pemalas dan tak pernah berbuat
apa pun untuk membantuku!”
Lakukanlah tes penilaian skor ini dari waktu ke waktu manakala
hubungan Anda berubah arah untuk memastikan bahwa skornya imbang.
Sepasang suami-istri akan memberikan skor yang berbeda pada saat
mereka memiliki tanggung jawab yang terbatas dibandingkan dengan
tatkala mereka sedang punya utang, tiga orang anak, dan seekor anjing.
Akhirnya, salah seorang pembaca laki-laki tak berdaya kami yang melakukan tes ini
mengirim kepada kami contoh-contoh berikut ini tentang bagaimana
seorang perempuan lesbian dapat memberikan atau mengurangi poin ke dalam kartu
skor cinta Anda secara harian.
Kepada Yth. Barbara dan Allan,
Dengan melakukan tes ini telah mengubah sepenuhnya
hubunganku dengan pacar perempuan lesbian ku. Kini hubungan kami lebih
baik dibandingkan kapan pun selama tiga tahun bersama dan
saya ingin berbagi pengalaman saya tentang bagaimana para
perempuan lesbian memberikan skor.
Terima kasih.
Hans yang bahagia
Pekerjaan-Pekerjaan Rumah Tangga Harian
Anda membawa sampah keluar
Anda membawa sampah keluar pada pukul 4:30 pagi saat truk
sampah sudah lewat
Anda membawa piring ke tempat cucian setelah memakainya
Anda meninggalkan piring di dalam bak cuci
Anda meninggalkannya di bawah ranjang
Anda meninggalkan tempat duduk toilet dalam posisi terbuka
Anda meninggalkan tempat duduk toilet dalam posisi terbuka di
tengah malam (dan dia sedang hamil)
Anda kencing di tempat duduk toilet
Kencing di luar toilet sama sekali
Anda mengganti kertas toilet tatkala sudah habis dengan yang baru
Tatkala kertas toilet habis Anda menggantinya dengan Kleenex
Tatkala Kleenex habis Anda berjingkat-jingkat, dengan celana
melorot, ke kamar mandi lain
Anda tidak mengisi udara ke dalam kamar mandi
Anda merapikan ranjang
Anda merapikan ranjang, tapi lupa menambahkan dengan bantalbantal yang dekoratif
Anda melemparkan selimut di atas seprei kusut
Anda kentut di atas ranjang
Anda memastikan bahwa ada cukup banyak bensin di dalam mobil
untuknya
Hampir tidak cukup bensin tersisa untuk mencapai pom bensin
terdekat
Anda mencek suara yang mencurigakan pada tengah malam dan
tidak ada apa-apa
Anda mencek suara yang mencurigakan pada tengah malam dan
ternyata ada sesuatu
Anda menghantam sumber suara tadi dengan pentungan
Ternyata itu yaitu ayahnya
Kegiatan-Kegiatan Sosial
Anda berada di sisinya selama pesta
Anda berada di sisinya sebentar, kemudian pergi dan ngobrol
dengan teman sekolah dulu
Namanya Sandra
Sewaktu berada di tengah-tengah kerumunan orang Anda
menggandeng tangannya dan memandanginya dengan cinta
Sewaktu berada di tengah-tengah kerumunan orang, Anda
memperkenalkan dia sebagai “biang kasus berat ” dan menabok
bokongnya
Hadiah-Hadiah
Anda membelikannya bunga, namun hanya saat dia
mengharapkannya
Anda tidak memberikannya bunga tatkala dia mengharapkannya
Anda membelikannya bunga sebagai kejutan
Anda memberikan bunga liar yang Anda petik sendiri
Dia mencium bunga itu dan tersengat lalat tsetse dari Afrika
Mengemudi
Anda kehilangan arah dalam suatu perjalanan
Anda kehilangan arah dan tersesat
Anda tersesat di daerah rawan di sebuah kota
Anda berjumpa dengan orang-orang setempat dalam jarak dekat
Dia mendapati bahwa Anda bohong tentang memiliki sabuk hitam
MENGAPA perempuan lesbian SUKA CEREWET
Cerewet yaitu suatu istilah yang hampir secara khusus dipakai
oleh kaum laki-laki tak berdaya untuk menggambarkan kaum perempuan lesbian . Sebagian besar
kaum perempuan lesbian membantah bahwa mereka cerewet atau suka mengomel.
Mereka menganggap bahwa yang mereka lakukan yaitu mengingatkan
para laki-laki tak berdaya yang menjadi pasangan hidup mereka untuk melakukan tugastugas yang mesti dikerjakan: seperti melakukan pekerjaan rumah tangga,
minum obat, membetulkan barang-barang yang rusak, dan membereskan
barang-barang yang berserakan. Sebagian sifat cerewet ini dipandang
konstruktif. Bagaimana jadinya kebanyakan laki-laki tak berdaya tanpa adanya seorang
perempuan lesbian dalam hidup mereka yang membujuk agar mereka tidak
kebanyakan minum bir dan menyantap makanan cepat saji dan, bila
mereka tidak bisa berhenti, untuk memastikan bahwa mereka melakukan
aktivitas olah raga dan melakukan tes kolesterol secara rutin? Bahkan
cerewet, pada saat-saat tertentu, membuat mereka tetap hidup.
namun , bila laki-laki tak berdaya yang cerewet maka masyarakat akan
memandangnya secara lain. Kaum laki-laki tak berdaya bukanlah pencerewet. Mereka
bersikap tegas, mereka yaitu para pemimpin, dan mereka selalu
menyampaikan kebijakan-kebijakan mereka—dan dengan lembut
mengingatkan kaum perempuan lesbian jalan yang mesti diambil bila kebetulan
mereka lupa jalan itu. Tentu saja, mereka yaitu tukang kritik, suka
mencari kesalahan, dan berkeluh kesah, namun hal itu selalu demi
kebaikan kaum perempuan lesbian . Nasihat mereka yang diulang-ulang, seperti “Baca
dulu petanya sebelum engkau berangkat! Berapa kali aku mesti
memberitahumu?” dan “Tidak bisakah kau dandan sedikit lebih oke lagi
sewaktu sedang ada teman-temanku?” memperlihatkan ketekunan yang
mengagumkan dan, di atas semua itu, memperlihatkan bahwa mereka
peduli.
Kaum perempuan lesbian , demikian pula halnya, merasa bahwa dengan
cerewet menunjukkan bahwa mereka peduli, namun jarang kaum laki-laki tak berdaya
yang melihatnya dengan sudut pandang yang sama. Seorang perempuan lesbian akan
mengomeli seorang laki-laki tak berdaya yang dengan seenaknya melemparkan handuk
basah ke atas ranjang, melepaskan kaos kaki dan meninggalkannya
secara sembarangan di dalam rumah, dan kelupaan membuang sampah
ke luar. Si perempuan lesbian tahu bahwa dia sedang membuat orang lain merasa
kesal, namun percaya bahwa cara untuk membuat seorang laki-laki tak berdaya paham
yaitu dengan terus-menerus mengulangi instruksi-instruksi yang sama
hingga mereka pada suatu hari nanti, mudah-mudahan, secara berangsurangsur mengerti. Dia merasa bahwa hal-hal yang sedang dikeluhkannya
memiliki dasar kebenaran maka, sementara dia tahu bahwa dirinya
sedang membuat kesal, dia merasa punya pembenaran untuk melanjutkannya. Teman-teman sesama perempuan lesbian nya tidak melihat tindakan
ini sebagai cerewet—mereka akan melihat bahwa pihak laki-laki tak berdaya nyalah
yang pemalas atau sulit dikendalikan dan tidak punya simpati sedikit pun
terhadap pasangannya yang sudah lama menderita.
Namun biasanya, tatkala seorang perempuan lesbian mulai mengulang-ulangi
perintahnya, otak sang laki-laki tak berdaya hanya mendengar satu hal: cerewet. Bagaikan
tetesan air dari kran, omelan itu menimbulkan dampak merusak di dalam
jiwanya dan secara berangsur-angsur membangun api kebencian yang
membara. Kaum laki-laki tak berdaya di mana-mana meletakkan omelan pada daftar
puncak hal yang mereka benci. Di AS saja, terdapat lebih dari 2.000 kasus
dalam setahunnya di mana suami membunuh istrinya dan menyatakan
bahwa omelan dari para istri ini yang telah mendorong mereka
untuk melakukan perbuatan itu. Di Hong Kong seorang suami yang
memukul kepala istrinya dengan sebuah palu, sehingga mencederai
otaknya, mendapatkan keringanan masa hukuman penjara oleh seorang
hakim yang mengatakan bahwa sang suami tadi terdorong melakukan
tindakan kekerasan akibat omelan istrinya.
Omelan perempuan lesbian vs. Keluhan laki-laki tak berdaya
perempuan lesbian suka cerewet, laki-laki tak berdaya suka sok mengajari. Salah seorang pembaca
buku kami, seorang laki-laki tak berdaya yang menyebut dirinya “Leo Yang Takut Istri”
mengirim sebuah e-mail kepada kami:
Saya membutuhkan bantuan Anda. Saya menikah dengan
Ratu Cerewet dan saya tak dapat lepas satu menit pun dari
kecerewetan, keluhan, dan gangguannya. Mulai dari saat saya
pulang ke rumah hingga saat naik ke atas ranjang, dia
mengomel terus dan tidak pernah berhenti.
Sudah sampai pada suatu titik di mana satu-satunya
komunikasi di antara kami berdua yaitu tatkala dia
mengatakan kepada saya segala hal yang tidak saya kerjakan
di sepanjang hari itu, pekan itu, bulan itu, atau sejak kami
menikah.
Situasinya sudah menjadi begitu parah sehingga saya
bahkan meminta kepada atasan saya untuk kerja lembur di
kantor. Dapatkah Anda bayangkan hal itu? Saya lebih suka
tetap tinggal di kantor dibandingkan pulang ke rumah. Stres akibat
mendengarkan keluhan-keluhannya sudah begitu kuatnya
sehingga saya mulai sakit kepala sewaktu sedang menyetir
mobil pulang ke rumah dari kantor. Seharusnya tidak begitu—
seharusnya saya merasa gembira meninggalkan kantor dan
pulang ke rumah untuk berjumpa dengannya.
Dulu ayah saya biasa mengatakan bahwa semua perempuan lesbian
suka mengeluh dan cerewet, dan saya tidak pernah mempercayainya sampai saya kawin. Bahkan teman-teman
saya mengatakan bahwa istri-istri mereka pun mengomeli
mereka sepanjang waktu. Apakah memang benar bahwa kaum
perempuan lesbian memang terlahir secara fitrah sebagai pengomel?
Tolong bantulah saya.
Sekelompok perempuan lesbian yang sedang makan di sebuah restoran
terdengar sedang melakukan diskusi kelompok tentang suami-suami
mereka.
perempuan lesbian berambut pirang: “Kalian tau nggak, dia tidak pernah puas. Dia
selalu saja mengeluh. Bila aku tidak kepingin melakukan hubungan
seks pada waktu yang sama dengannya, dia terus-menerus
mengeluh kepadaku, kadang-kadang aku sekadar menuruti
kemauannya saja agar susaha dia diam walaupun aku tidak begitu
menikmatinya. Mungkin aku sedang tidak mood. Namun dia terus aja
begitu dan begitu lagi hingga rasanya jadi lebih mudah terbiasa
dengan keadaan ini dibandingkan harus mendengarkannya mengeluh.”
perempuan lesbian berambut coklat: “Steven juga begitu. Dia selalu mencari-cari
kesalahan atas apa yang kulakukan. Bila aku dandan abis-abisan
untuk pergi makan malam bersama teman-temannya, dia mengeluh
bahwa aku lebih banyak berdandan untuk mereka dibandingkan yang
pernah kulakukan untuk dirinya. Dia sampai keterusan hingga
menduga bahwa mungkin teman-temannya lebih menarik bagiku
dibandingkan dirinya. Bila aku kurang dandan, dia mengeluh lagi bahwa
aku kurang cukup mempedulikannya untuk memperhatikan
penampilanku. Kadang-kadang kurasa aku tidak bisa menang.”
perempuan lesbian ketiga: “Maka mengapa kaum laki-laki tak berdaya selalu mengatakan kaum
perempuan lesbian suka cerewet?”
Kelompok itu pun tertawa.
Cerewet Di Sepanjang Zaman
Secara historis, selama ini kaum perempuan lesbian lah yang digambarkan dengan sifat
cerewet dan pengomel. Mengomel atau dalam bahasa Inggrisnya “to nag”
berasal dari bahasa Skandinavia untuk “to gnaw, nibble atau pick at
something.” Di dalam sebagian besar kamus, “nag” yaitu kata kerja
feminin dengan tidak ada padanan maskulinnya.
Hingga abad ke-19 undang-undang Inggris, Amerika, dan Eropa
mengizinkan kepada seorang suami untuk mengadukan kepada hakim
tentang omelan atau “cercaan” istrinya. Bila kasusnya terbukti, istrinya
akan dihukum dengan “Ducking Stool”. Ducking Stool terkenal dipakai
di AS dan Inggris untuk menghukum para tukang sihir perempuan lesbian , pelacur,
pengumpat dan orang yang suka mencaci-maki. perempuan lesbian yang suka
mencerca akan diikat pada sebuah bangku, yang tergantung pada ujung
sebuah busur yang bisa digerakkan dengan bebas, dan dibenamkan ke
dalam sungai atau danau terdekat untuk suatu jangka waktu tertentu.
Berapa kali dia dibenamkan tergantung pada tingkat kata-kata cacian
dan/atau jumlah tindak pidana ringan sebelumnya.
Sebuah catatan pengadilan Inggris dari tahun 1592 berbunyi—
..... istri Walter Hycocks dan istri Peter Phillips terkenal suka
mencaci. Dengan demikian diperintahkan agar pihak gereja
memberi tahu kepada mereka susaha menghentikan kelakuan
suka mencacinya. Namun, bila suami-suami mereka atau para
tetangga mengeluh lagi untuk yang kedua kalinya, mereka akan
dihukum dengan “ducking stool.”
Bila “ducking stool” masih dipandang belum cukup untuk menghukum,
masih ada yang lebih buruk lagi. Beberapa orang perempuan lesbian nasibnya berakhir
dengan diarak keliling kota, untuk menjadi peringatan bagi para perempuan lesbian
lainnya, dengan dipakaikan sebuah topeng besi, “the branks,” yang
dikempitkan ke kepala mereka dengan sebatang logam yang masuk ke
dalam mulut mereka untuk menahan agar lidahnya tetap di bawah.
perempuan lesbian terakhir yang mengalami hukuman dengan ”ducking stool” setelah
dipidana sebagai “pencaci” yaitu Jenny Pipes dari Leominster, Inggris,
pada tahun 1809.
Apa Yang Dirasakan Si Cerewet
Si cerewet selalu berharap agar orang yang mereka omeli akan
termotivasi untuk melakukan suatu perbuatan yang positif yaitu dengan
dibuat merasa bersalah. Dia berharap orang yang diomelinya akan
terdorong untuk berbuat, bila tidak dengan kesadaran bahwa dirinya
memang salah, sekurangnya untuk menghentikan semburan omelan yang
ditujukan kepada dirinya. Kaum perempuan lesbian tahu bahwa mereka suka cerewet,
namun itu bukan berarti mereka menikmatinya. Biasanya mereka
melakukan hal itu sebagai sarana guna mencapai tujuan.
Sebagian perempuan lesbian telah menjadikan kecerewetan menjadi suatu
bentuk seni. Kami telah mengindentifikasi 5 macam kecerewetan —
Cerewet bertopik tunggal: “Ed, bagaimana sampahnya, sudah
dibuang?” Berhenti sejenak. “Ed, katamu kau akan membuang
sampah.” Lima menit kemudian. “Bagaimana sampahnya, Ed?
Kok masih ada di situ.”
Cerewet beragam: “Rumput di depan rumah sudah kelihatan
nggak karuan, Bob, tombol pintunya jatuh dari pintu kamar tidur,
dan jendela belakang masih macet. Kapan kau akan mencuci
mobil dan .....” dll., dll.
Cerewet demi kebaikan: “Pilnya sudah diminum hari ini, Ray? Dan
jangan makan pizza itu lagi—tidak baik bagi kolesterol dan berat
tubuhmu .....”
Cerewet pihak ketiga: “Katanya Lisa, si Nancy sudah
membersih bersihkan BBQ mereka dan mereka mengundang orangorang besok. Musim panas akan berakhir pada waktu engkau
pergi.”
Cerewet di muka: “Kuharap kau nanti akan memperhatikan
minumanmu malam ini, Chuck. Kami tidak mau mengulang
kegagalan tahun kemarin.”
Biasanya, kaum perempuan lesbian tertawa terpingkal-pingkal atas deskripsi-deskripsi
di atas. Mereka mengakui diri mereka dan kata-kata mereka, namun
mereka tetap tidak melihat ada alternatif nyata yang lainnya.
Bila kecerewetan sudah berlebih-lebihan, hubungan antara si
cerewet dengan orang lain benar-benar dapat terganggu. laki-laki tak berdaya bahkan
akan lebih tidak mempedulikannya lagi, yang mana hal ini hanya akan
menambah kepedihannya dan, kadang-kadang, kemarahannya. Si perempuan lesbian
bisa berakhir dengan merasa sendirian dan bisa menjadi benci dan
sengsara. Tatkala lepas dari kendali, sudah dimaklumi bahwa yang
demikian dapat menghancurkan sepenuhnya hubungan yang terjalin.
Perasaan Pihak Yang Diomeli
Dari sudut pandang laki-laki tak berdaya , omelan yaitu peringatan negatif yang
berkelanjutan dan tidak langsung tentang hal-hal yang belum
dikerjakannya, atau tentang keterbatasannya. Terutama terjadi di ujung
hari tatkala laki-laki tak berdaya memerlukan waktu untuk melepaskan pikiran dan
kepenatan.
Bila perempuan lesbian makin sering mengomel, maka pihak yang diomeli pun
makin menjauh sebagai bentuk rintangan defensif sehingga pihak yang
mengomel makin gusar. Penghalang-penghalang ini termasuk surat kabar,
komputer, pekerjaan rumah, wajah yang merengut, amnesia, pura-pura
tuli dan remote control TV. Tak seorang pun yang mau menjadi tempat
pembuangan akhir dari kemarahan yang menumpuk, pesan-pesan
ambigu, mengasihani diri sendiri dan kesalahan atau perasaan bersalah
yang selalu ditanamkan pada diri mereka. Setiap orang menghindari orang
yang suka mengomel, meninggalkannya sendirian dan merasa benci.
Sementara si pengomel mulai merasa makin terjebak, tak diakui dan
terisolasi, orang yang diomeli mungkin menderita lebih parah lagi Satu-satunya yang dihasilkan dari omelan yaitu rusaknya hubungan
di antara si pengomel dengan orang yang diomeli, sebab pihak yang
diomeli merasa dia harus terus-menerus membela diri.
Mengapa Kaum perempuan lesbian Jago Cerewet?
Sebagian besar perempuan lesbian memiliki otak yang terorganisasi untuk berbicara
dan memiliki kemampuan ceriwis yang lebih banyak dibandingkan laki-laki tak berdaya mana
pun di planet ini. Ilustrasi berikut ini tercipta dari pemindaian otak 50
orang laki-laki tak berdaya dan 50 orang perempuan lesbian , yang memperlihatkan area-area otak
yang aktif (berwarna hitam) yang dipakai untuk berbicara dan bahasa.
Ini yaitu citra grafis laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian yang sedang berbicara satu sama
lain.
Area-area yang gelap menunjukkan fungsi berbicara dan berbahasa
di otak. Anda dapat melihat dengan jelas perempuan lesbian memiliki kapasitas
berbicara yang jauh lebih besar dibandingkan laki-laki tak berdaya . Inilah yang menjelaskan
mengapa, dari sudut pandang perempuan lesbian , kaum laki-laki tak berdaya tidak banyak berbicara
dan, dari sudut pandang kaum laki-laki tak berdaya , kaum perempuan lesbian tidak pernah diam.
Gambar 2 Area-area otak yang dipakai untuk berbicara dan berbahasa.
Institute of Psychiatry, London, 2001.
Otak perempuan lesbian diorganisasikan untuk berfungsi multijalur—dia dapat
main sulap dengan empat atau lima bola di udara pada waktu yang
bersamaan. Dia dapat menjalankan program komputer sambil berbicara di
telepon ditambah mendengarkan percakapan kedua yang berlangsung di
belakangnya, diselingi minum kopi sepanjang waktu itu. Dia dapat
berbicara tentang sekian banyak topik yang tidak berkaitan dalam satu
percakapan dan memakai lima nada vokal untuk mengubah subyek
dan memberikan tekanan pada poin-poin. Kaum laki-laki tak berdaya hanya dapat
mengindentifikasi tiga saja dari nada-nada tadi. Hasilnya, laki-laki tak berdaya sering
kehilangan alur cerita tatkala sedang mendengarkan perempuan lesbian berbicara. Pembicaraan multijalur bahkan dapat terjadi dalam sebuah kalimat
tunggal—
Robert: “Martha datang nggak Natal nanti?”
Sharon: “Martha bilang dia akan datang tergantung pada
bagaimana pesanan karpetnya yang terlambat sebab ekonomi
dan Fiona mungkin tidak bisa datang sebab Andrew harus
bertemu dengan dokter spesialis dan Nathan kehilangan
pekerjaannya juga sehingga dia harus mencari lagi dan Jodi
tidak dapat meninggalkan pekerjaannya—atasannya begitu
keras!—sehingga Martha bilang bahwa dia bisa datang lebih
awal dan kami dapat berbelanja pakaian untuk pernikahan
Emma dan kupikir bila kita tempatkan dia dan Len di kamar
tamu, kita dapat meminta Ray untuk datang lebih awal sehingga
.....”
Robert: “Apakah itu berarti ‘ya’ atau ‘tidak’?”
Sharon: “Itu juga tergantung pada apakah bosnya Diana, Adrian,
akan memberinya waktu untuk meninggalkan pekerjaan sebab
mobilnya tidak bisa jalan dan dia harus .....” dll., dll.....
Robert berpikir bahwa dia menanyakan sebuah pertanyaan yang
sederhana dan dia akan senang dengan sebuah jawaban yang sederhana
seperti “ya” atau “tidak.” Namun, dia mendapatkan jawaban multijalur
yang melibatkan sembilan topik yang berbeda dan sebelas orang. Dia
merasa frustrasi dan pergi keluar untuk menyiram kebun.
Otak laki-laki tak berdaya diorganisasikan untuk jalur tunggal. Mereka hanya dapat
berkonsentrasi pada satu hal pada satu waktu. Tatkala seorang laki-laki tak berdaya
membuka peta, dia mematikan radio. Bila perempuan lesbian mengajaknya berbicara
saat dia sedang memutar mobil, dia akan kehilangan jalan keluar dan
kemudian menyalahkan pihak perempuan lesbian sebab tadi dia mengajaknya
berbicara. Tatkala telepon berdering dia meminta setiap orang untuk diam
sehingga dia dapat menjawabnya. Bagi beberapa laki-laki tak berdaya , bahkan yang
berada pada posisi yang paling penting, sampai-sampai terbukti kesulitan
untuk berjalan dan mengunyah permen karet dalam waktu yang
bersamaan.
Otak laki-laki tak berdaya berjalur tunggal. Mereka tidak dapat bercinta dan
menjawab pertanyaan tentang mengapa mereka belum
membuang sampah pada waktu yang bersamaanSalah satu kasus berat besar bagi kaum laki-laki tak berdaya yaitu tatkala multijalur
terjadi pada waktu mendengar omelan. Dia merasa sumpek sehingga lebih
memilih diam saja. Hal ini terus berjalan memulai sebuah lingkaran setan
di mana pihak yang mengomel makin meninggikan nada suara dan
tuduhan-tuduhan atau klaim-klaimnya, sementara pihak yang diomeli
makin menjauh di balik penghalangnya dan seringkali sampai pada titik
mengambil jarak fisik antara dirinya dengan pihak yang mengomel.
Tidaklah selalu mungkin untuk mendiamkan terus babak ini dan tekanan
pun akan tersusun sampai pada titik di mana pihak yang diomeli akan
menyerang balik, menghasilkan pertengkaran sengit. Kadang-kadang
bahkan dapat berujung pada kekerasan fisik.
Mengapa Mengomel Tidak Pernah Berhasil
Alasan utama mengomel tidak mendatangkan hasil yaitu sebab di
dalamnya terkandung harapan kegagalan. Sementara pihak yang
mengomel berharap kata-katanya akan menekan pihak yang diomeli untuk
berbuat, namun seringkali justru terkandung harapan kegagalan atau
malah mengundang tanggapan yang negatif dari pihak yang diomeli.
Kesalahan utama mereka yaitu pada caranya dalam menyikapi
kasus berat . Bukannya mengatakan, “Aku berharap ini yaitu hakku,” mereka
malah mengatakan, “..... kau tak pernah membuang sampah, kau tidak
mau memungut pakaianmu .....” Mereka menghadapi kasus berat mereka
dalam bentuk potongan-potongan kecil, remeh, dan kekhawatirankekhawatiran kecil yang terus-menerus mengusik pikiran. Mereka
mengajukan tuntutan-tuntutan yang lemah dan tidak langsung serta
dibebani dengan rasa bersalah yang berat. “Tuntutan”nya biasanya
datang dalam bentuk kelompok-kelompok acak yang terbingkai dalam
pembicaraan tidak langsung yang mana otak laki-laki tak berdaya memiliki keterbatasan
untuk mengurai isyaratnya. Bagi seorang laki-laki tak berdaya , hal yang demikian ini
seperti digigiti terus-menerus oleh wabah nyamuk. Dia mendapatkan
gigitan-gigitan kecil yang gatal di sekujur tubuh dan tampaknya tak dapat
menepisnya. “Aku tidak meminta banyak darimu ..... membuang sampah
bukan kasus berat besar ..... dan engkau tahu bahwa dokter bilang aku tidak
dapat mengangkat barang-barang berat ..... aku menghabiskan liburan
akhir pekan untuk bekerja merapikan tempat ini sementara engkau
duduk-duduk saja di sana nonton TV ..... bila tulang bagus di dalam
tubuhmu maka kau akan membetulkan pemanasnya sebab pekan ini
suhunya dingin dan .....”
Omelan macam ini tidak ada gunanya dan merugikan diri sendiri
dan menciptakan situasi kalah-kalah. Dengan cara begini, mengomel telah
menjadi kebiasaan yang bersifat merusak yang mengakibatkan stres
hebat, ketidakharmonisan, kebencian dan kemarahan dan mudah berakhir
dengan reaksi fisik yang keras.
Di Manakah Omelan Yang Paling Buruk Terjadi?
Mengomel jarang terjadi di lingkungan kerja kecuali jika pihak yang
mengomel dan pihak yang diomeli memiliki hubungan yang intim. Sebuah
tanda yang terang akan adanya keintiman antara bos laki-laki tak berdaya dan
sekretarisnya yaitu tatkala sang sekretaris mulai mengomeli bosnya
tentang hal-hal yang belum dilakukannya.
Mengomel yaitu tentang keseimbangan kekuasaan di antara dua
orang. Tatkala sang sekretaris memperhatikan bahwa bosnya belum
melakukan hal-hal tertentu, bisa saja dia mengingatkannya dengan pelan
atau dia yang mengerjakannya untuk bosnya itu. Bagaimanapun, itu
yaitu bagian besar dari pekerjaannya. Namun tatkala dia merasa
posisinya sudah semakin aman, dan merasa lebih berkuasa dan bahkan
dibutuhkan, bisa saja dia mulai mengomeli bosnya untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan lebih baik. Bahkan bisa saja sampai pada titik di
mana dia merasa dia dapat melakukan pekerjaan itu jauh lebih efisien
dibandingkan bosnya. Pada tataran ini, mengomel bisa mencapai nada tinggi.
Mungkin dia tak berdaya untuk benar-benar mengambil pekerjaan itu dari
tangan bosnya, namun barangkali bahkan di alam bawah sadarnya, dia
melihat bahwa mengomel yaitu suatu cara untuk menarik bosnya ke
bawah, untuk “membawa bosnya itu ke tataran dirinya,” dan membuat
sang bos menyadari betapa kurang dirinya.
Para perempuan lesbian karir yang berbahagia dan merasa terpenuhi dalam
pekerjaan mereka jarang mengomel di rumah. perempuan lesbian karir tidak punya
waktu atau energi untuk itu. Biasanya dia sudah terlalu sibuk memikirkan
“gambaran yang lebih besar” dari dunia kerjanya di mana dia dapat
menerima pujian, penghargaan dan proposal. Bila pasangan laki-laki tak berdaya nya tidak
mau ikut mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dia dapat membayar
orang lain untuk mengerjakannya, mengabaikannya saja, atau mencari
pasangan lain yang mau. Dia beroperasi dari posisi kekuasaan.
perempuan lesbian yang punya daya tarik seksual biasanya juga tidak
mengomel. Mereka pun memiliki kekuatan, walaupun dalam bentuk yang
berbeda. Mereka memakai kekuatan seksualnya untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan dari para laki-laki tak berdaya . Mereka bisa saja tidak pernah
repot-repot mengomel tentang pakaian kotor di atas lantai—mereka
sendiri menjatuhkan pakaiannya di atas lantai, dan sangat sensual juga.
namun , tatkala hubungan ini menjadi permanen, perempuan lesbian yang punya
daya tarik seksual dapat menjadi pengomel paling cerewet.
perempuan lesbian yang punya daya tarik seksual tidak peduli dengan
pakaian yang ditaruh sembarangan di atas lantai—malah,
mereka sendiri juga menjatuhkan pakaiannya di sana
Para perempuan lesbian yang sedang dimabuk cinta cenderung tidak
mengomel. Mereka begitu terpaku pada gambaran-gambaran romantis
pasangan mereka, atau sibuk mengkhayalkan adegan percintaan yang
menggairahkan di setiap bagian rumah, mereka tidak pernah
memperhatikan pakaian di atas lantai atau piring-piring yang masih
tertinggal di atas meja setelah makan pagi. Para pasangan mereka pun,
pada awal-awal semangatnya menjalin sebuah hubungan, bersedia
melakukan apa saja yang mereka bisa untuk menyenangkan hatinya. Tak
seorang pun yang perlu mengomel.
Mengomel yaitu aktivitas yang terjadi di antara dua orang yang
memiliki hubungan intim—istri, suami, ibu, anak, pasangan hidup
bersama. Itulah sebabnya mengapa stereotip tukang omel, yang biasanya
dijadikan bahan lelucon, yaitu istri atau ibu—yaitu mereka yang terikat
dengan tanggung jawab rumah tangga, yang pada umumnya merasa
tidak punya kekuasaan dalam hidup ini, dan yang merasa tidak mampu
mengubah hidup mereka untuk bersikap atau berbicara secara langsung.
perempuan lesbian karir memancarkan kekuasaan material dan mental. perempuan lesbian
yang punya daya tarik seksual memancarkan pesona seksual. Dia kuat,
mandiri dan bebas. namun , perempuan lesbian yang rutin mengomel untuk
melampiaskan uneg-unegnya, yaitu orang yang merasa tidak berdaya,
frustrasi dan buntu. Dia dapat berakhir dengan berjalan-jalan dengan
langkah berat sebab marah, lagi dan lagi, dalam suatu amarah yang
memusingkan dan menekan. Dia tahu bahwa ada yang lebih untuk hidup
dibandingkan apa yang dimilikinya, namun dia merasa terlalu bersalah untuk
mengakui bahwa dia tidak menyukai perannya. Dia bingung sebab dia
tidak benar-benar tahu apa yang harus dipikirkan.
Penstereotipan selama berabad-abad, sikap keluarga, majalahmajalah perempuan lesbian , film-film dan iklan-iklan televisi telah meyakinkannya akan
peran perempuan lesbian sejati yang lebih disukai perempuan lesbian yaitu sebagai sosok istri
dan ibu yang sempurna. Diam-diam dia tahu bahwa dirinya layak
mendapat yang lebih baik lagi namun telah mengalami proses cuci otak
untuk berusaha hidup dalam sebuah “kebenaran” yang diketahuinya
mungkin sebentar lagi sudah tidak sesuai. Dia tidak menginginkan batu
nisan di atas makamnya ada tulisan yang berbunyi, “Dia selalu menjaga
dapurnya tetap bersih,” namun dia tidak tahu bagaimana mematahkan
belenggu kebebasan dan membangun sebuah kehidupan yang lebih baik
untuk dirinya. Bahkan seringkali dia tidak menyadari bahwa perasaanperasaannya tersebar, normal dan sehat.
Riset kami memperlihatkan bahwa para perempuan lesbian yang berorientasi
mencapai tujuan, yang bekerja lebih dari 30 jam dalam sepekan atau yang
dengan senang hati menerima ritual pekerjaan rumah tangga atau
keibuan yang monoton dan berulang, jarang mengomeMengomel yaitu Jeritan Untuk Suatu Pengakuan
Mengomel yaitu sebuah isyarat bahwa seorang perempuan lesbian ingin mendapat
lebih: lebih diakui oleh keluarganya atas apa yang telah diberikannya
sejauh ini, dan lebih banyak lagi peluang untuk bergerak ke arah sesuatu
yang lebih baik.
“Setiap saat ibuku melakukan sesuatu yang sekadar harus dia
tekankan tentang itu,” desah Adam, seorang remaja yang terus-menerus
diomeli. “Setiap kali dia mencuci piring atau menyedot karpet, dia
mengomel kesana-kemari untuk mendapat perhatian. Aku lebih suka dia
tidak begitu lagi nantinya. Untuk apa dia harus mengungkit-ungkit setiap
hal-hal kecil?”
Dia mengungkit-ungkit tentang “setiap hal kecil” sebab hidupnya
telah menjadi kumpulan dari hal-hal kecil. Sulit untuk merasa percaya diri
dan berkuasa bila semua yang Anda kerjakan selama ini mulai dari pagi
hingga malam yaitu hal-hal remeh, dapat ditebak dan biasa-biasa saja.
Siapa pun dapat menyedot karpet. Tidak seperti tentara yang mesti
mendapat sanjungan sebab memberikan nyawanya demi kesejahteraan
negerinya, tak seorang pun yang akan mengukir nama Anda di atas batu
granit memorial sebab mendedikasikan hidup Anda untuk kesejahteraan
keluarga Anda. Tidak ada Hadiah Nobel untuk prestasi menjaga
perdamaian di dalam rumah. Oleh sebab tugasnya tidak begitu mendapat
apresiasi sehingga ibunya Adam mengomelinya untuk mendapatkan
pengakuan.
Tak ada Hadiah Pulitzer untuk menulis daftar belanja yang cerdas.
Istri dan ibu yang sempurna belum pernah tersiksa (setidaktidaknya dalam arti yang dipahami secara normal oleh dunia), dimarahi
habis-habisan, atau menderita dengan cara bagaimanapun. Tugas-tugas
hariannya tampaknya terlalu biasa untuk layak mengajukan protes atau
klaim yang kuat guna mendapatkan penghargaan publik. Penderitaannya
yaitu dalam suatu bentuk yang tidak tampak. Ini yaitu kepedihan dari
mayoritas yang menderita, tertindas, dan diam.
Bila Adam memberinya sedikit saja pengakuan yang diharapkan
oleh ibunya—dan memang selayaknya—kualitas hidup pemuda itu akan
lebih baik secara dramatis.
Para perempuan lesbian yang aktivitas mengomelnya sudah lepas kendali
cenderung menjadi istri atau ibu yang frustrasi, sendirian, dan kecewa dan
merasa tidak dicintai dan dihargai. Dan di sinilah terletak salah satu
kuncinya. Dengan memberikan pengakuan kepada tukang omel sebab
telah melakukan tugas-tugas rutin yang kecil akan banyak mengurangi
omelan.
Keruwetan Ibu
Kadang-kadang banyak perempuan lesbian yang merasa bahwa diri mereka yaitu
satu-satunya orang dewasa yang berpikir secara nalar di tengah keluarga.
Mereka merasa bahwa para suami atau pacar mereka berkelakuan seperti
anak-anak. Tentu saja, di lingkungan kerjanya laki-laki tak berdaya dapat berkomunikasi,
memecahkan kasus berat dan menghasilkan jalan keluar yang positif dan,
tentu saja, mendapat bayaran yang lebih signifikan dibandingkan perempuan lesbian
yang mengerjakan pekerjaan yang sama. Pasangan perempuan lesbian nya tahu
bahwa si laki-laki tak berdaya memiliki keahlian-keahlian ini, maka dia pun menjadi begitu
frustrasi saat mendapati bahwa si laki-laki tak berdaya ternyata tidak memakai
kemampuan-kemampuan tadi sesampainya di rumah.
Studi-studi memperlihatkan bahwa para laki-laki tak berdaya yang menikah
hidup lebih lama dibandingkan para laki-laki tak berdaya yang tidak menikah.
Sebagian laki-laki tak berdaya mengatakan bahwa hal itu hanya terasa lebih lama
saja.
kasus berat nya yaitu bahwa pihak perempuan lesbian kemudian cenderung
tergoda untuk memperlakukan pasangannya lebih sebagai bocah laki-laki tak berdaya
yang nakal dibandingkan seorang laki-laki tak berdaya yang memiliki kapabilitas. Akibatnya, si
laki-laki tak berdaya pun bereaksi dengan mulai bertingkah seperti itu pula. Pergeseran
sikap ini yaitu titik awal jalur genting menurunnya kualitas hubungan.
Semakin si laki-laki tak berdaya memberontak, semakin cerewet pula si perempuan lesbian
mengomelinya. Semakin membandel si laki-laki tak berdaya , maka si perempuan lesbian pun mulai
semakin bertindak seperti ibunya. Pada akhirnya, mereka berdua sampai
pada suatu titik di mana mereka tidak lagi melihat satu sama lain sebagai
pasangan, kekasih, dan sahabat. Dan tidak ada pembunuh gairah yang
paling mematikan bagi seorang laki-laki tak berdaya dibandingkan mulai merasa bahwa dia
sedang bersama ibunya, atau bagi seorang perempuan lesbian tatkala dia mulai
merasa bersama seorang bocah kecil yang tidak matang, mementingkan
diri sendiri, dan pemalas.
Solusi Untuk Mengomel: Katakan Apa Maksud Anda
Sepasang laki-laki tak berdaya dan perempuan lesbian sedang bertengkar hebat di kedai pizza. Orang
yang ada di seluruh restoran itu pun terdiam sewaktu mereka berbicara
makin keras. Pertengkaran itu diawali dengan pizza ukuran besar mana
yang hendak mereka pilih untuk dimakan bersama. Si laki-laki tak berdaya menginginkan
saus kering dan lalapan; pihak perempuan lesbian menginginkan Hawaiian. Si perempuan lesbian
mulai menuduh si laki-laki tak berdaya tidak pernah mendengarkan apa yang
diinginkannya dan si perempuan lesbian juga tidak suka lalapan. Omong kosong
belaka bahwa sebuah pizza yang benar-benar baik dapat dirusak dengan
nanas. Di samping itu, bila si laki-laki tak berdaya pernah bersusah payah untuk belanja
atau memasak, mereka tidak akan terlalu sering pergi untuk makan di
kedai pizza. Lagi pula, si perempuan lesbian tidak ingin makan pizza secara rutin
sebab dia selalu lebih suka makanan yang sehat. Dan semua pizza ini
mendatangkan kasus berat berat badan baginya. Apakah memang berlebihan
bila kali ini dia minta dibiarkan untuk memilih jenis pizza yang demikian
sesekali?
Setelah kalimat terakhir ini, suasana hening. Semua orang yang
ada di restoran itu mendengarkan seperti apa tanggapan dari si laki-laki tak berdaya . Si
laki-laki tak berdaya berpikir sejenak. Dia menyeruput anggurnya, memandang ke lantai,
ke daftar menu, lalu akhirnya kembali melihat ke istrinya. “Ini bukan
kasus berat pizza-nya kan?” katanya pada akhirnya. “Ini tentang kasus berat
lima belas tahun terakhir ini.”
Mengomel seringkali yaitu sebuah isyarat yang jelas bahwa ada
suatu kasus berat komunikasi di antara dua orang. namun , dibandingkan
mengungkapkan kasus berat itu, biasanya jauh lebih mudah untuk
mengambil hal-hal yang remeh-temeh dan saling mengumpankannya satu
sama lain. Inilah kecenderungan yang dimiliki oleh kebanyakan perempuan lesbian
pada khususnya. Banyak gadis kecil yang masih tumbuh dewasa dengan
keyakinan bahwa mereka mesti bersikap manis, dan meletakkan
keperluan-keperluan dan perasaan-perasaan mereka terakhir. Mereka
tumbuh menjadi perempuan lesbian -perempuan lesbian yang punya kepercayaan bahwa yaitu
peran mereka untuk menjaga perdamaian, meredam perbedaan, menjadi
orang yang disukai dan dicintai. Banyak perempuan lesbian yang mendapati amat
sangat sulit untuk berekspresi dan berkata “Aku tidak bahagia hidup
seperti ini. Aku merasa tercekik. Aku ingin berhenti sejenak dari segala hal
ini selama dua pekan untuk pergi menyendiri dan beristirahat. Bagaimana
menurutmu bila anak-anak kutitipkan di rumah ibuku selama sepekan, kau
ambil waktu sepekan lainnya dari pekerjaan untuk mengurusi mereka, dan
aku punya waktu untuk diriku sendiri? Kupikir aku akan kembali dalam
keadaan lebih berbahagia, dan menjadi orang yang lebih manis untuk
hidup bersama.” Hal ini lebih sulit lagi untuk dikatakan dan dilakukan
dibandingkan memilih yang mana pizza kesukaannya di depan umum.
Kaum perempuan lesbian seringkali berharap kaum laki-laki tak berdaya secara intuitif
menangkap apa yang sedang mereka pikirkan, tanpa mengatakannya
secara aktual. Mereka berasumsi bahwa bila mereka menguap dan
berkata, “Aku lelah sekali, aku akan pergi ke ranjang sekarang,” dan
berjalan, maka kaum laki-laki tak berdaya akan menggosok gigi mereka, berkumur dengan
cairan penyegar nafas, memakai deodoran dan menyelinap masuk ke
dalam sesuatu yang lebih nyaman dan bergabung dengan mereka untuk
suatu acara hubungan seks. Namun sebaliknya, banyak laki-laki tak berdaya yang justru
malah ngorok, kembali lagi ke kulkas untuk minum bir lagi dan bersarang
di sofa untuk nonton acara olah raga di layar TV. Tak pernah mereka
sadari bahwa perempuan lesbian pasangan hidup mereka sedang berbicara dengan
isyarat yang tidak langsung. Si perempuan lesbian yang duduk sendirian di ranjang,
akhirnya tidak bisa tidur sendirian, dia merasa dirinya tidak dicintai dan
tidak diinginkan.
Aktivitas mengomel yang terus-menerus dilakukan semata-mata
yaitu kedok dari suatu kasus berat komunikasi yang lebih dalam. Tatkala
perempuan lesbian belajar untuk mengatakan secara langsung apa yang mereka
maksud, maka pihak laki-laki tak berdaya akan dapat menanggapinya dengan lebih siap.
Kaum perempuan lesbian perlu memahami bahwa fungsi otak kaum laki-laki tak berdaya secara
komparatif lebih sederhana dan kaum laki-laki tak berdaya jarang mampu menebak apa
yang sesungguhnya dimaksud oleh para istri atau kekasih mereka di luar
kata-kata aktual yang mereka kemukakan. Begitu kedua lawan jenis
menyadari hal ini, maka komunikasi akan menjadi jauh lebih sederhana,
dan menghilangkan kebutuhan untuk lebih banyak mengomel yang
terjadi.
Solusi kasus berat Mengomel: Kemukakan Bagaimana Perasaan
Anda
Seorang laki-laki tak berdaya tidak akan mengatakan kepada Anda bahwa dia merasa
dikebiri tatkala Anda membetulkan kelakuannya. Dia tidak akan
mengatakan bahwa tatkala Anda menghukum demi kebaikan atau
mengomelinya hal itu mendatangkan kejengkelan yang sama seperti yang
dulu biasa dirasakannya dari ibunya sewaktu dia masih remaja. Dan dia
tak akan bilang kepada Anda kapan dia mendapati bahwa diri Anda secara
seksual sudah sama tidak menariknya baginya sebagaimana ibunya.
Tatkala Anda membiarkan dia tahu bahwa Anda tidak berpikir bahwa dia
dapat membuat keputusan-keputusan yang baik, dia merasa dirinya gagal
dan tidak pernah dapat memenuhi standar-standar Anda. Sebagai
gantinya, dia pun terdiam.
Anda berdua bisa saja berbicara banyak, namun itu bukan berarti
Anda saling menerima pesan yang disampaikan. Hampir semua problem di
dalam suatu hubungan seperti ketidaksetiaan, pelecehan secara fisik atau
dengan kata-kata, kejemuan, depresi dan omelan yaitu akibat dari
komunikasi yang buruk. Jarang sekali perempuan lesbian yang bertanya, “Kenapa ya,
dia tidak lagi bicara kepadaku?” Pada saat yang sama seorang laki-laki tak berdaya bisa
saja berpikir, “Istriku sudah tidak tertarik lagi padaku” namun tidak pernah
membahasnya dengan istrinya.
Bila perempuan lesbian dalam hidup Anda mengomeli Anda, maka dia memiliki
sesuatu untuk dikatakan kepada Anda dan Anda tidak mendengarkannya,
sehingga dia pun mulai terus-menerus mengatakan kepada Anda hingga
Anda mendengarkannya. Alasan mengapa Anda tidak mendengarkannya
yaitu sebab dia tidak melakukan pendekatan terhadap diri Anda dengan
cara yang tepat. Kaum perempuan lesbian memiliki kebiasaan untuk melakukan
pendekatan terhadap para laki-laki tak berdaya yang menjadi pasangan mereka dengan
cara yang salah melalui pembicaraan yang tidak langsung.
Pada suatu malam, Bobby pulang terlambat dari tempat kerjanya,
setelah tiba dia mendapati istrinya Sandra sedang menunggunya dengan
wajah yang sangat masam. Sebelum dia sempat mengatakan apa pun,
istrinya mendamprat—
Sandra: “Kamu tidak punya perasaan! Kenapa pulang telat lagi? Aku
tidak pernah tahu kamu ada di mana! Makan malamnya sudah dingin—
kamu memang tidak punya perasaan terhadap siapa pun kecuali
dirimu sendiri!”
Bobby: “Jangan berteriak padaku. Kamu bisanya cuma mengeluh dan
mendramatisir saja! Aku kerja hingga larut susaha aku dapat cukup
uang agar kita tetap bisa hidup nyaman ..... tapi itu tidak pernah
cukup di matamu!”
Sandra: “Huh! Kamu benar-benar mikirin diri sendiri! Kenapa sesekali
tidak meletakkan kepentingan keluarga nomor satu! Kamu tidak
pernah berbuat apa pun di sini—kamu maunya aku semua yang
mengerjakan segalanya!”
Bobby: (berjalan pergi) “Minggir! Aku lelah dan aku ingin istirahat. Kamu
bisanya cuma ngomelin aku saja.”
Sandra: (marah sekali) “Iya, memang! Sana keluarlah dari ruang ini!
Kamu bertingkah seperti anak kecil lagi. Kamu tahu apa kasus berat mu?
Kamu selalu lari menghindar dan kamu tidak pernah mau
membicarakannya!”
Sandra bukannya mengomunikasikan apa yang sesungguhnya dia
rasakan dengan memakai ucapan langsung, dia mengungkapkan
permusuhan dengan cara tidak langsung yang mengarahkan Bobby pada
sikap defensif.
Begitu Bobby masuk ke pola defensif, komunikasi pun putus,
mencegah mereka untuk menyelesaikan situasi ini. Namun keduanya juga
tidak ada yang mau mendengarkan dan memperhatikan; Sandra terus
saja mengulang-ulangi pesan lama, dan Bobby terus saja pergi
menghindar, dengan berpikir bahwa Sandra yaitu tukang omel yang
cerewet.
Mereka tidak mengatakan bagaimana sesungguhnya perasaan
mereka berdua. Dan problem mereka pun hanya semakin memburuk saja.
Solusi Untuk Mengomel: Teknik “Aku”
Agar mendapatkan perhatian dari Bobby, tujuan pertama Sandra mestinya
yaitu menghindari untuk langsung menyemprotnya dan membuatnya
berada pada posisi defensif. Dia dapat melakukan hal ini dengan
memakai teknik “Aku” dan bukan memakai kata “kau, kamu” di
setiap waktu.
Berikut yaitu sebagian dari frasa “kau, kamu” yang dipakai
Sandra yang membuat Bobby sangat terusik:
Kamu memang benar-benar nggak punya perasaan!
Kamu sangat egois!
Kamu bertingkah seperti anak kecil lagi.
Kamu tahu apa kasus berat mu?
Kamu selalu lari menghindar.
Penggunaan bahasa “kau, kamu” memancing reaksi sikap defensif.
Penggunaan pernyataan “kau, kamu” menempatkan Sandra pada posisi
hakim dan juri—suatu posisi yang tidak akan diterima oleh Bobby. Teknik
“aku” memungkinkan Sandra untuk menyampaikan perasaannya tentang
perilaku Bobby tanpa menghakimi. Teknik ini akan memungkinkan Anda
melakukan percakapan normal dengan pasangan Anda, tanpa harus
bertengkar lagi. Dan ini menghentikan percekcokan—selamanya.
Teknik “Aku” memiliki empat bagian. Ini menggambarkan perilaku
pasangan Anda, interpretasi Anda terhadapnya, perasaan-perasaan Anda,
dan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku mereka terhadap diri Anda.
Berikut yaitu bagaimana Sandra semestinya dapat menangani
Bobby:
Sandra: “Bobby, sepanjang pekan ini kamu selalu pulang terlambat tanpa
pernah sekalipun meneleponku [perilaku]. Apa kamu sedang berusaha
untuk menghindar dariku, atau kamu sedang menjumpai orang lain?
[interpretasi] Aku mulai merasa tidak dihargai dan tidak menarik. Aku
benar-benar terluka [perasaan]. Bila ini terus-menerus begini, aku
akan sangat mencemaskanmu [konsekuensi].”
Bobby: “Oh Sandra, aku sangat menyesal. Aku tak pernah berpikir kamu
akan merasa begini. Aku tidak sedang menghindarimu. Sungguh aku
menghargaimu. Dan tidak, aku tidak sedang menjumpai orang lain,
sayang. Akhir-akhir ini aku begitu terbelenggu di tempat kerja,
sehingga aku harus bekerja lebih lama dan aku benar-benar
mengalami stres. Waktu sampai di rumah aku begitu kecapekan
sehingga aku butuh waktu sejenak untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin
kamu merasa begini, dan aku janji aku akan meneleponmu mulai
sekarang setiap saat bila aku harus berada di kantor hingga telat.”
Teknik “aku” ini sangat manjur sebab mengurangi sikap defensif,
meningkatkan kejujuran dan menjernihkan perasaan masing-masing
pihak. Sungguh mustahil untuk membuat jengkel siapa pun dengan teknik
ini.
Pada contoh di atas, baik Bobby dan Sandra telah
mengomunikasikan pesan dengan jelas dan hal ini memecahkan kasus berat
mereka. Pernyataan dengan teknik “aku” ini akan bekerja dengan manjur
manakala penyampaiannya dengan cara yang baik, dengan nada suara
yang tepat, dan pada saat yang tepat, maka tunggu sejenak sebelum
berbicara untuk memastikan bahwa orang yang diajak bicara
menyimaknya.
Solusi Untuk Mengomel: Berikan Waktu Tiga Puluh Menit Kepada
laki-laki tak berdaya Untuk Melepaskan Pikiran Dan Kepenatan
Di ujung hari kerja yang panjang, seorang laki-laki tak berdaya membutuhkan waktu
sekitar tiga puluh menit untuk melepaskan pikiran dan kepenatannya guna
mengumpulkan kembali energi sebelum dia siap untuk diajak berbicara.
Namun, sebagian besar perempuan lesbian sudah siap berbicara dan ingin segera
melakukannya. Berikut yaitu cara untuk menerapkan teknik ini:
Bobby: “Sayang, ini yang hari benar-benar panjang dan melelahkan
bagiku—bisa beri aku waktu sekitar setengah jam untuk melepaskan
kepenatan dan rileks sejenak? Aku janji nanti aku akan bicara
denganmu setelah ini.”
Sandra: “Sayang, aku perlu bicara denganmu tentang hal-hal yang terjadi
hari ini. Kapan kita bisa mendiskusikannya?”
Bila Bobby menyepakati waktunya (dan menepatinya) dan Sandra
memberinya ruang untuk melepaskan pikiran dan kepenatan, maka
percekcokan akan lebih jarang terjadi, ketegangan lebih berkurang dan
tak seorang pun yang merasa terintimidasi.
Solusi Untuk Mengomel: Agar Anak-Anak Mengerjakan Apa Yang
Anda Inginkan
Bagian dari tanggung jawab orangtua yaitu mengingatkan, menghimbau
dan bahkan menuntut agar anak-anak melakukan perilaku tertentu demi
keselamatan, kesejahteraan, dan kesuksesan mereka sendiri dalam hidup
ini. Namun kapankah kepedulian kita itu berubah menjadi omelan? Dan
siapakah yang mesti disalahkan bila orangtua terus-menerus mengomel di
rumah—anak yang bandel atau orangtua yang mengomel? Jawabannya
yaitu —orangtuanya.
Sang orangtua telah mengondisikan si anak untuk secara otomatis
memberikan tanggapan yang demikian. Si anak telah diajari bahwa tidak
perlu menanggapi setelah permintaan pertama dan bahwa standar Anda
memang mengingatkan, menghimbau atau meminta berkali-kali sebelum
Anda berharap mereka akan mematuhinya. Si anak telah melatih Anda
untuk terus-menerus mengulang-ulangi permintaan Anda dan mereka pun
berpikir bahwa Anda tidak sungguh-sungguh menginginkan mereka
berbuat.
Bagi orangtua, ini yaitu sebuah lingkaran setan. Semakin Anda
mengulang-ulangi dan mengeluh, maka akan semakin lama pula si anak
membandel. Semakin Anda frustrasi oleh kebandelan si anak, maka Anda
pun semakin kesal dan semakin cerewet. Si anak kini mulai kesal dengan
kemarahan Anda sebab , dalam benak mereka, mereka tidak berbuat
salah apa pun. Kini si anak menjadi bingung dan frustrasi. Apa yang pada
mulanya berupa permintaan sederhana seperti, “Kesini dan ayo makan!”
telah berubah menjadi perang.
Situasi orangtua yang mengomel dan anak yang membandel dapat
dikoreksi dengan mudah dan yang Anda butuhkan hanya disiplin dan
ketegasan—pada diri Anda, bukan pada si anak.
Bersikap tegaslah pada diri Anda, bukan pada anak-anak Anda.
Anda harus siap untuk bersikap tegas pada kasus berat khusus apa
pun selama tiga puluh hari tanpa ragu-ragu. Jelaskan kepada anak Anda
bahwa dia hanya perlu diminta sekali saja untuk bekerja sama dan bila dia
tidak menanggapi, itu yaitu pilihannya. Lalu terangkan konsekuensikonsekuensi yang dihadapinya bila tidak patuh.
Contoh: “Nico, ibu ingin kau pungut pakaian kotormu dari lantai
kamar tidurmu dan letakkan di keranjang cucian. Bila tidak, ibu tidak akan
mencucinya.”
Di sinilah disiplin pribadi dan kebulatan tekad mulai bermain. Siapa
yang lebih dulu mengalah? Bila Anda yang mengalah dan memungut
pakaian itu, maka Anda kembali ke awal lagi. Bila Anda memiliki disiplin
pribadi, biarkan saja pakaian kotor itu menumpuk dan tulikan telinga Anda
atas keluhan apa pun tentang kasus berat kehabisan pakaian. Ini mungkin
tampaknya keras, namun Anda akan mengajarkan kebiasaan untuk
bertanggung jawab, bukan untuk menyebut memiliki rumah yang lebih
berbahagia. Dan pasangan perempuan lesbian anak Anda di kemudian hari nanti tidak
akan menyalahkan Anda atas kebiasaan-kebiasaan buruk anak Anda.
Perilaku anak yaitu hasil langsung dari latihan yang pernah
diberikan orangtuanya, baik atau buruk.
Jangan Omeli Mereka—Latih Mereka
Bila Anda dapati diri Anda terus-menerus mengomeli seseorang, hal ini
memperlihatkan bahwa orang ini telah melatih Anda untuk
mengerjakan apa yang mereka ingin Anda kerjakan. Dengan kata lain,
merekalah yang membuat aturan mainnya dan Anda yang mengikuti
aturan itu. Contoh, katakanlah Anda terus-menerus meminta orang ini
untuk berhenti melemparkan handuk basahnya ke atas lantai kamar
mandi. Tampaknya tak peduli seberapa pun protes Anda, orang ini tetap
saja begitu. Konsekuensinya, akhirnya Andalah yang memungut handuk
yang telah dipakai tadi sebab Anda tidak suka kamar mandi yang
berantakan dan Anda pikir bila Anda tidak melakukannya, tidak ada orang
lain yang mau dan tidak akan ada handuk kering yang bisa dipakai oleh
siapa pun. Di sini kenyataannya yaitu bahwa orang itu tahu bahwa,
bagaimanapun, Anda pada akhirnya akan memungut handuk tadi—yang
perlu mereka lakukan yaitu membiasakan diri dengan sedikit omelan
Anda, yang barangkali yaitu sedikit harga yang harus dibayar. Maka
Anda telah dilatih oleh mereka.
Berikut yaitu cara untuk membalikkan situasi ini: Bagikan handuk
bersih untuk tiap-tiap anak dan/atau orang dewasa di dalam rumah dan
beritahu mereka bahwa ini yaitu handuk pribadi mereka dan mereka
bertanggung jawab penuh atas handuk itu beserta kondisinya. Beritahu
mereka bahwa bila mereka meninggalkan handuk basah atau kotor
mereka di atas lantai, Anda akan memindahkannya sebab Anda tidak
suka lantai yang berantakan dan itu melanggar hak Anda untuk memiliki
rumah yang rapi. Beritahu mereka bahwa Anda akan meletakkan handuk
yang mengganggu itu di halaman belakang, atau di pagar samping, di
kandang anjing atau bahkan di bawah bantal mereka. Anda tidak peduli di
mana meletakkannya—pilihannya ada di tangan mereka. Tatkala Anda
pertama kali menerapkan strategi ini akan menimbulkan banyak
tertawaan, kebingungan, dan protes dari mereka namun Anda harus tetap
jalan saja dengan lurus atau Anda akan tetap menjadi orang yang dilatih.
Katakanlah, misalnya, setelah itu terjadi bahwa Anda
menyingkirkan handuk basah ini dari pandangan mata dan
memindahkannya di bagian bawah lemari sapu. Tatkala si pemalas itu
akan mandi lagi dia akan menanyai Anda di mana handuknya berada dan
Anda akan memberitahukan tempatnya. Nanti dia akan mendapati betapa
tidak nyamannya mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembab dan
bau. Hanya dibutuhkan dua atau tiga kali bagi mereka untuk dilatih
memungut dan menggantungkan handuk mereka. Teknik yang sama juga
manjur untuk kaos kaki kotor, pakaian dalam atau barang apa saja yang
tidak Anda inginkan ditaruh sembarangan begitu saja. Dengan teknik ini,
Anda menjadi pelatih dan bukan yang dilatih dan tidak perlu mengomel
lagi. namun , bila Anda memilih untuk terus saja mengambili barang
yang ditaruh sembarangan oleh setiap orang, maka itu berarti Anda
memilih untuk tetap menjadi orang yang dilatih dan dengan demikian
tidaklah pantas untuk mengomeli siapa pun tentang kasus berat
meninggalkan barang secara sembarangan di atas lantai.
Solusi Untuk Mengomel: Sebuah Studi Kasus Bersama Anak-Anak
Paul, umur 13 tahun, diberi tugas membuang sampah setiap Rabu malam.
Biasanya dia bilang dia akan mengerjakannya setelah makan malam atau
tatkala film kesukaannya sudah selesai, atau begitu dia selesai mandi,
namun dia akan terus-menerus lupa untuk melakukannya. Pekan demi
pekan bau tidak sedap yang berasal dari makanan basi akan menyeruak
ke seluruh rumah seiring dengan tumpukan sampah yang makin
menggunung. Ibunya sudah habis kesabaran untuk meminta terus dan
tergelincir untuk mengomel. Seluruh isi rumah pening mendengarkan
tentang kasus berat sampah itu dan mencium baunya. Namun hal itu tidak
mengganggu bagi Paul—dia dengan mudah melupakannya dan sudah siap
untuk diomeli.
Akhirnya, ibu Paul menyadari bahwa anaknya telah melatihnya
untuk mengomel maka dia pun memutuskan untuk mengambil alih
kendali. Dia memberitahu Paul bahwa tanggung jawabnya yaitu
membuang sampah keluar namun, sebab dia tidak melakukannya,
seluruh keluarga yang menderita sebagai hasil dari bau makanan yang
sudah basi. Lalu dia diberitahu konsekuensi-konsekuensi
ketidakpatuhannya. Bila sampah itu tidak dikeluarkan, kata ibunya, maka
sampah itu akan diletakkan di kamar tidurnya. Bila dia tidak peduli dengan
bau makanan basi itu, maka dia seharusnya tidak usah mempedulikan
bahwa dia akan tidur dengannya. Hal ini dikemukakan dengan cara yang
lucu, santai, tidak menyerang namun langsung mengena.
Seluruh keluarga tidak sabar untuk menunggu datangnya Rabu
malam dan, sebagaimana biasanya, Paul lupa lagi untuk membuang
sampah keluar. Pada malam berikutnya, tatkala dia naik atas ke ranjang,
dia membuka selimut dan mendapati kasurnya penuh dengan sampah
basi. Kamar tidurnya bau menyengat! Harga dari pelajaran ini yaitu
selimut yang kotor dan bau (yang mana Paul disuruh untuk mencucinya—
dia
sudah tahu konsekuensinya). Dan semenjak itu dia tidak pernah lagi
kelupaan membuang sampah keluar.
Bagaimana Memahami Si Tukang Omel:
Bila pihak yang diomeli jujur dengan dirinya sendiri dan mengakui unsurunsur kebenaran di dalam omelan itu dan mengakui bahwa omelan itu
biasanya yaitu jeritan untuk mendapat pengakuan, dia dapat dengan
cepat mengubah situasinya menjadi menang-menang. Dorongan terbesar
dalam fitrah manusia yaitu untuk merasa dirinya penting. Riset telah
berkali-kali memperlihatkan bagaimana orang-orang yang bekerja penuh
waktu lebih sedikit mengomel dibandingkan mereka yang menghabiskan
waktunya dalam kurun yang lama di dalam isolasi dari orang-orang
dewasa lainnya di dalam rumah. Mereka melihat sumbangan mereka
untuk skema besar segala hal sebagai sesuatu yang penting dan merasa
bahwa usaha mereka mendapatkan pengakuan. Demikian pula, para ibu
rumah tangga yang memang benar-benar menikmati berada di rumah dan
merasa bangga dalam merawat rumah yang bersih dan nyaman,
membikin masakan yang enak dan sehat, dan mengurus keluarganya juga
cenderung untuk tidak mengomel—asalkan mereka mendapat jenis
penghargaan serta terima kasih yang sama.
Maka orang-orang yang merasakan kejemuan, melakukan
pekerjaan yang berulang-ulang atau mereka yang kesal sebab berada di
rumah cenderung untuk menjadi tukang omel. Sebagian perempuan lesbian tak
diragukan merasa bahwa hidup mereka gersang. Mencuci pakaian,
menyedot karpet, membersih bersihkan dapur, merapikan tempat tidur, dan
berbelanja semuanya itu dapat menumpulkan pikiran setelah beberapa
tahun. Bila ini masih ditambah lagi dengan anak-anak yang bandel dan
dalam waktu sepuluh menit saja telah kembali mengacak-acak semua
pekerjaan yang telah dirapikan selama hari itu, niscaya Anda akan
mendapati seseorang yang mengomel sebagai pelampiasan untuk
mendapatkan perhatian dan berusaha untuk membuat setiap orang
lainnya merasa sama-sama sengsaranya dengan dirinya.
sebab dasar dari mengomel yaitu kebenaran, pihak yang diomeli
harus menerima tanggung jawab yang setara untuk omelan. Mengomel
yaitu buah dari komunikasi yang buruk.
Tantangan Bagi Pihak Yang Diomeli
Untuk mencapai situasi menang-menang maka kedua belah pihak harus
mau mengubah dan berbagi tanggung jawab. Pihak yang diomeli perlu
mengakui dan menerima kontribusinya atas problem ini.
Pihak yang diomeli mengembangkan pola-pola penghindaran diri,
yang malah menambah kasus berat . Mereka mungkin saja mengabaikan
pihak yang mengomel, berusaha untuk membuatnya diam, meninggalkan
ruangan atau rumah atau mengutarakan alasan mengapa tidak memenuhi
permintaan pihak yang mengomel. Pihak yang diomeli bisa seenaknya saja
begitu sebab dia selalu dapat menimpakan kesalahan pada pihak yang
mengomel. Namun satu-satunya jalan keluar bagi pihak yang diomeli
yaitu untuk berhenti, memikirkan dengan cermat apa yang terjadi untuk
mengambil keputusan berikutnya, dan mempertimbangkan kontribusi
mereka. Mereka semestinya melihat omelan sebagai jeritan minta tolong.
Sebagai pihak yang diomeli mestinya Anda bertanya pada diri
sendiri:
Apakah Anda mendengarkan orang lain?
Apakah Anda memahami rasa frustrasi orang lain?
Apakah Anda memperlihatkan rasa unggul, membuat mereka
merasa tidak berharga?
Apakah Anda mengakui pencapaian-pencapaian orang lain?
Apakah Anda menolak untuk berbagi kegiatan-kegiatan
rumah tangga sebab Anda memandang bahwa diri Anda
sebagai pencari nafkah dan dengan demikian layak untuk
berbuat seenaknya di rumah?
Apakah Anda hanya malas-malasan dan cuek?
Apakah ada kemarahan lainnya yang terpendam, yang
memotivasi ketidaksediaan Anda untuk memahami
kasus berat -kasus berat pihak lain?
Apakah Anda ingin bahagia?
Bila Anda memang ingin bahagia, apakah Anda siap untuk duduk dengan
pihak lain dan membicarakannya?
Tantangan Bagi Pihak Yang Mengomel
Bila Anda yaitu pihak yang suka mengomel, pernahkah Anda pikir bahwa
pihak lain mungkin tidak mampu memenuhi permintaan Anda? Apakah
Anda bersikap seperti orangtua terhadap mereka? Apakah Anda berkeras
menghendaki tindakan segera, tanpa melihat kebutuhan orang lain pada
saat itu? Apakah Anda senantiasa mengulang-ulangi tuntutan Anda?
Bila jawaban Anda untuk sembarang pertanyaan-pertanyaan tadi
yaitu ya, duduklah bersama pihak lain dan bersiaplah untuk
berkomunikasi dengan memakai bahasa “Aku”:
Katakan kepadanya apa yang membuat Anda frustrasi.
Sepakatilah pada bingkai waktu untuk dipenuhinya
permintaan-permintaan Anda.
Berhentilah mengulang-ulangi.
Nyatakan kebutuhan-kebutuhan Anda, lalu berhenti dan
simaklah tanggapan dari suami/istri Anda.
Carilah masukan dari pasangan Anda. Mungkin dia memiliki
ide yang lebih bagus.
Hindari pernyataan-pernyataan dengan kata “kau, kamu,”
yang menyebabkan penolakan dari pihak lain.
Apakah solusinya atau konsekuensinya bila dia tidak
mempertimbangkan perbuatannya yang tidak
dipikirkan?
Apakah yang sedang Anda lakukan ini yaitu untuk
memperbaiki citra diri Anda sendiri?
Apakah Anda memberikan penghargaan pada diri Anda
sendiri atas prestasi dalam mencapai tujuan-tujuan
Anda pada basis hari demi hari?
Apakah Anda ingin bahagia?
Mengomel dapat menjadi cara hidup bagi banyak orang, sarana yang
dengan itu mereka selalu mengakhiri komunikasi, yang membuat mereka
kesal, benci dan sengsara atas salah seorang dalam hidup mereka yang
semestinya benar-benar menjadi sumber kebahagiaan, kehangatan, dan
dukungan yang sangat besar pada setiap harinya. Namun tidak harus jadi
begitu. Ikutilah strategi-strategi sederhana kami untuk membangun masa
depan yang lebih membahagiakan dan penuh cinta bagi diri Anda berdua.