Naskah Kitab Tib merupakan naskah
pengobatan yang diwariskan oleh
warga masa lampau. Dulu,
warga akan mendatangi dukun atau
orang pandai dan atau apapun namanya
jika mereka sakit. sesudah adanya
proses Islamisasi yang menghasilkan
aksara yang dikenal dengan nama aksara
Jawi atau aksara Arab Melayu (Ellya Roza,
2010: 23), maka pengobatan secara lisan
ditulis oleh warga lalu wujud sebagai
naskah.
Naskah pengobatan berisikan
alternatif pengobatan penyakit dengan
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dan lain
sebagainya. Menggali naskah pengobatan
agar berguna bagi warga sebab
keadaan warga sekarang sangat
rentan terhadap penyakit yang berbagai
macam nama dan jenisnya, baik penyakit
maupun psikis. Kedua jenis penyakit
tersebut sangat susah memilahnya sebab
kadangkala datangnya bersamaan. Hal ini
terjadi akibat kondisi kehidupan yang
penuh dengan problema yang pada
akhirnya warga sangat sensitif dengan
penyakit. Sesuai dengan perkembangan
zaman, warga akan mendatangi
dokter jika mereka sakit, namun
mendatangi dokter apalagi dokter spesialis
dalam rangka pengobatan akan
memerlukan biaya yang sangat tinggi.
Disebab kan kondisi perekonomian warga yang tidak menggembirakan,
maka hal tersebut menyebabkan
warga mengalami penderitaan dan itu
juga menjadi penyebab timbulnya
penyakit.
Dianjurkan kepada warga dalam
upaya mencegah dan mengobati penyakit
agar segera kembali kepada ramuan alami
yakni alam flora yang tidak disentuh oleh
mesin akan tetapi disentuh oleh tangan
manusia. Keunggulan penggunaan ramuan
alami tidak dimiliki oleh pengobatan
modern. Seringkali pengobatan modern
menimbulkan efek samping, bahkan dapat
merenggut nyawa seseorang. Oleh sebab
itu, jika dibudidayakan penanaman
flora obat maka ia akan memberikan
manfaat yang tidak terhitung nilainya bagi
manusia.
jika disadari, sebenarnya alam
sekitar manusia merupakan apotik
terlengkap untuk pencegahan dan
mengatasi penyakit. Hanya saja manusia
tidak mamanfaatkannya bahkan tidak
mengetahui. Padahal pengobatan yang
memanfaatkan ramuan herbal tidak
memerlukan biaya tinggi. Sehubungan
dengan itu, tulisan ini mencoba menelaah
kandungan isi salah satu naskah yang
menjadi milik warga Melayu dan
sekarang menjadi koleksi Perpustakaan
Nasional RI di Jakarta yakni naskah Kitab
Tib (Behrend, 1998: 332) dengan nomor
kode W. 227. Adapun tujuan kajian ini
adalah untuk menggali manfaat dan
kegunaan ramuan herbal non instan bagi
warga , terutama yang mendapat
penyakit pada bagian kepala.
Kajian Naskah Kitab Tib Terdahulu
Berdasarkan pengamatan terhadap
penelitian naskah yang telah dilakukan,
dapat dikatakan bahwa kajian yang sama
dengan judul tulisan ini belum pernah
dilakukan oleh siapapun. Misalnya,
dengan menelusuri daftar naskah yang
telah diteliti kemudian disunting oleh Edi
S. Ekadjati (2000), ternyata naskah dan
teks Kitab Tib tidak tercantum di
dalamnya. Artinya, naskah dan teks Kitab
Tib belum pernah diteliti. Selanjutnya,
penelitian naskah juga dilakukan oleh
Fakhriati dengan judul Ramuan Alami dan
Do’a dalam Naskah Kuno Aceh: Kajian
Teks dan Konteks (2011). Fakhriati
menggunakan tiga naskah obat-obatan
Aceh koleksi Teungku Amir di Meunasah
Kruet Teumpeun, Tempin Raya Pidie,
Nanggroe Aceh Darussalam. Ketiga
naskah tersebut telah didigitalisasi oleh
EAP British Library. Dari deskripsi naskah
yang dilakukan Fakhriati terhadap ketiga
naskah kuno Aceh tersebut terdapat
perbedaan dengan naskah Kitab Tib yang
digunakan sebagai sumber tulisan ini.
Demikian juga kandungan isi setiap naskah
yang digunakan Fahriati sangat jauh
berbeda dengan kandungan isi Kitab Tib di
mana fokus tulisan ini mengarah kepada
pengobatan herbal. Berarti sampai setakat
ini tulisan yang sama dengan aspek kajian
ini belum ada yang melakukannya.
Tulisan mengenai pengobatan
Melayu telah ditulis oleh Mohd. Taib
Osman dengan judul “ Kitab Ubat-ubat
Melayu.” Namun, Mohd. Taib Osman
menulis hanya secara umum saja sebab
tidak menggunakan naskah sebagai
datanya. Tulisan tersebut terangkum dalam
buku yang berjudul Kepustakaan Ilmu
Tradisional yang disunting oleh Rogayah
A. Hamid dan Mariam Salim (2006)
terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka
Malaysia.
Kajian mengenai pengobatan Melayu
tradisional telah dilakukan oleh pakar luar
negeri. Misalnya, pada tahun 2006 Harun
Mat Piah menulis buku yang berjudul
Kitab Tib, Ilmu Perobatan Melayu. Yang
dijadikan bahan penulisan bukunya adalah
naskah yang ditulis dalam bentuk syair
yang berjudul Syair Bahr al-Nisa dan
naskah dalam bentuk hikayat yang berjudul Hikayat Nurul Lisan Menjawab Masalah.
Kedua naskah tersebut sangat berbeda
dengan naskah Kitab Tib yang menjadi
bahan penelitian ini, baik dalam bentuknya
maupun isinya. Di samping itu, ada pula
tulisan Ab. Razak Ab. Karim (2001)
tentang naskah Kitab Tib dengan nomor
MSS. 489 koleksi pada Perpustakaan
Negara Malaysia. Meskipun judul naskah
sama-sama Kitab Tib, namun dari deskripsi
naskah terdapat perbedaan. Naskah MSS
489 berjumlah 258 halaman dengan
ketebalan 130 lembar naskah. Sedangkan
Kitab Tib W. 227 berjumlah 342 halaman
dengan ketebalan 171 lembar. Ukuran
naskah MSS adalah 17 x12.5 cm.
Demikian juga mengenai kandungan isinya
memiliki perbedaan dimana naskah MSS.
489 hanya menuliskan nama-nama
penyakit saja sedangkan Kitab Tib W.
227 menuliskan cara penyembuhan
penyakit dengan menggunakan tumbuhtumbuhan yang tumbuh di sekitar
lingkungan manusia. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa naskah Kitab Tib yang
digunakan sebagai objek kajian ini
memiliki perbedaan dengan naskah yang
diteliti oleh Ab. Razak Ab. Karim
meskipun judul naskahnya sama.
Kajian Naskah Kitab Tib dan
Metodologi
Naskah Kitab Tib yang menjadi
objek kajian ini tersimpan di Perpustakaan
Nasional RI di Jakarta. Dalam Katalog
Induk Naskah-naskah Nusantara jilid 4
yang disusun oleh T. Behren bahwa naskah
Kitab Tib tercatat pada halaman 332
dengan nomor W. 227 (R#782), Rol
383.07 (dan MF 84.01).
Naskah Kitab Tib merupakan koleksi
Von de Wall seorang kolektor naskah
Melayu yang lahir di Jerman tahun 1807
dan meninggal di Riau tahun 1873. Nama
lengkapnya adalah Herman Theodor
Friedrich Karl Emil Wilhelm August
Casimir von de Wall.
Keadaan naskah secara fisik dapat
dikatakan baik, sebab lembaran naskah
tidak ada yang rusak atau sobek. Teks
ditulis dengan tinta warna hitam dan warna
merah. Tinta merah digunakan untuk
menuliskan awal pasal, awal bab dan
beberapa kata yang berbahasa Arab.
Naskah berukuran 32 cm x 20 dan tiap
halaman memiliki 19 baris tulisan. Cara
penulisannya menurut lembaran kertas dan
ditulis bolak balik. Naskah ditulis di atas
kertas polos warna kuning kecoklatan dan
tidak memiliki watermark. Artinya kertas
yang digunakan untuk menulis adalah
kertas Eropah yang dicetak pada awal abad
ke-20, Bahasa yang digunakan untuk
menuliskan teks adalah bahasa Melayu dan
ditampilkan dalam bentuk tulisan yang
tidak terikat. Secara fisik naskah berbentuk
sebuah buku yang dijilid dan disampul
dengan karton tebal berwarna coklat.
Naskah Kitab Tib memiliki lembaran
342 halaman yang ditulis 19 baris tiap
halamannya. Mengingat berbagai
pertimbangan maka tidak semua lembaran
naskah yang dianalisis. Lembaran naskah
yang dikaji mulai halaman 1 sampai 140.
Artinya, 40% dari keseluruhan jumlah
lembaran. Objek bahasan dibatasi hanya
kepada ramuan herbal non instan untuk
mengobati penyakit yang menyerang
bagian kepala saja.
Kajian yang dilakukan terhadap
naskah Kitab Tib merupakan kajian
peninggalan budaya dalam bidang filologi,
maka metode yang dilakukan mengikuti
cara kerja filologi yang dilakukan melalui
beberapa tahapan kerja yang dituntun oleh
kerangka pemikiran teoretis. Secara umum,
penelitian terhadap peninggalan budaya
akan melibatkan berbagai komponen yang
dilakukan melalui empat tahap kerja, yaitu
(1) mengumpulkan data melalui studi
katalogus naskah yang ada di berbagai
tempat; (2) pengolahan data, pertama sekali naskah ditransliterasikan ke dalam
Bahasa Indonesia; (3) interpretasi dan
analisis terhadap data; (4) menyampaikan
hasil kajian berupa penyajian pemikiran
baru berdasarkan data yang telah dinilai itu
dalam bentuk tertulis (Edwar Djamaris,
2000). Di samping itu, kajian ini dalam
bentuk deskriptif kualitatif yang dikaitkan
dengan analisis (Vredenbergt, t.th: 4-9) dan
interpretasi (Garraghaan, 1947) yang
akhirnya memfokuskan kepada content
analysis.
Kandungan Teks Kitab Tib
Kandungan teks yang terdapat dalam
naskah Kitab Tib dapat dilihat pada tabel
di bawah ini: jika dicermati kandungan teks
sebagaimana pada tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa
kandungan teks Kitab Tib terdapat tiga
bentuk pengobatan yakni (1)
mistik/magik; (2) doa; dan (3) herbal.
Selain itu pada tabel di atas terdapat 31
jenis penyakit yang dapat diobati dengan
ramuan herbal mulai pasal 34 yakni
penyakit kepialu yang ditulis mulai
lembaran ke-30 hingga pasal 64 yakni obat
selusuh orang beranak yang ditulis sampai
lembaran ke-140. Selanjutnya disebab kan
warga Melayu pernah mendapat
pengaruh animisme, Hindu-Budha dan
agama Islam, maka pengobatan dengan
ramuan herbal juga mendapat pengaruh
sehingga di dalam naskah Kitab Tibditemui ramuan herbal yang disertai
dengan mistik dan doa.
Ramuan Herbal Non Instan Untuk
Mengobati Penyakit di Bagian Kepala
Versi Kitab Tib
Penyakit yang menyerang manusia
pada bagian kepala sangat banyak jenisnya
sebab bagian kepala merupakan pusat urat
syaraf berkumpul selain di bagian kaki.
Dari 64 pasal ramuan herbal yang dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan
penyakit, maka 7 pasal adalah ramuan
herbal yang dapat digunakan untuk
mengobati penyakit yang dirasakan
manusia pada bagian kepala. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini: Dari tabel di atas dapat dilihat pada
pasal 37 merupakan obat kepala sakit
dengan ramuan herbal terdiri dari 67 bab.
Dari jumlah tersebut ada yang disertai
dengan do’a yakni pada bab 37. Ada juga
pengobatan herbal yang bergandengan
dengan mistik
seperti yang terdapat pada bab 21 dan 22
dengan menambah azimat sedangkan pada
bab 36, 55, dan 56 ramuan herbal disertai
rajah. Pengobatan herbal tersebut tertulis
pada halaman 52 sampai 59. Berikut ini
disampai berbagai jenis penyakit beserta
ramuan herbal non instan yang dapat
digunakan sebagai obat.
1. Obat Sakit Kepala
Banyak ramuan herbal untuk
mengobati sakit kepala, baik akar maupun
pucuk daun. Berikut ini disertakan
transliterasi teksnya setiap jenis penyakit.
Pasal (37) ini obat kepala sakit, pertama buah
gurik maka bakar jadikan harang dengan
daunnya dan jinten hitam, maka pipis lumat
maka tempel pada kepala sakit itu Insyallah
ta’ala. Bab (1) ini obat sakit yang mengigitgigit ambil daun sirih hutan dan jintan hitam
tiga pengapit dan jinten putih tiga pengapit dan
sendawa sedikit, maka pipis lumat-lumat maka
tempelkan pada yang sakit itu, afiat. Bab (2)
ini obat sakit kepala yang berdengungdengung, ambil pucuk jarak dan akar sereh dan
jinten hitam tiga pengapit maka mamah dengan
sirih pinang maka semburkan pada kepalanya
yang berdengung itu, afiat [h.53]. Bab (3) ini
obat sakit kepala yang berdengung, ambil
pucuk tija jinten dan jinten hitam dan bangle
tiga hiris maka giling lumat-lumat, maka
tempelkan pada kepalanya, afiat. Bab (4) ini
obat sakit kepala, ambil kayu yang kena
halilintar dan gaharu dan khalambak dan
cendana dan kasturi. Maka sekalian asah
semuanya maka pipis kepada dahinya, afiat.
Bab (5) ini obat sakit kepala, ambil humbi
sendara mulang maka rebus maka tapis dengan
perca putih, ambil airnya maka embunkan
tatkala pagi-pagi maka jaramkan, maka tatkala
merebus dia bubuh beras sedikit ini. Bab (6)
obat sakit kepala, maka ambil daun sika-sika
maka remas bubuh panas maka jaramkan di
kepalanya. Bab (7) obat sakit kepala, ambil
daun serngenge maka remas-remas jaramkan
di kepalanya, afiat. Bab (8) ini obat sakit
kepala ambil daun bayam tanah dan sumba
keling dara dan daun rumput sugandaru dan
daun kunyit dan daun bangle semuanya itu
maka jaramkan di kepalanya, afiat. Bab (9) ini
obat sakit kepala yang dicampuri oleh pira angin, ambil minyak lang maka bubuhkan pada
ubun-ubunnya maka ambil limau raya maka
kerat lintangkan, telah sudah maka ambil besi
yang besar bakar merah-merah, maka limau itu
letakkan atas minyak itu maka bakar dengan
besi yang merah itu maka campurkan minyak
dan limau itu, maka perbuat minyak dikepala,
afiat. Bab (10) ini obat sakit kepala, ambil
limau kerbau dan jinten hitam dan jinten putih
limau kerbau itu buangkan kulitnya maka
rebusan semuanya itu embunkan maka
jaramkan pada kepalanya, afiat. Bab (11) ini
obat sakit kepala, benalu api dan jinten hitam
giling lumat-lumat maka tempelkan kepala
naya, afiat. Bab (12) ini obat sakit kepala ambil
daun nangka hutan dan pucuk gandarusa dan
pucuk salung-salung dan pucuk delima dan
pucuknya maka sekalian itu jadikan
segenggam tujuh. Maka berat ekor kepalanya
buangkan maka ambil bangle dan jinten hitam
dan jinten putih dan bawang merah maka
mamah dengan sirih pinang, maka semburkan
dikepalanya yang sakit itu, afiat. Bab (13) ini
obat sakit kepala, ambil daun manjalaka dan
ujung malukut matakunyit maka [h.54] giling
lumat-lumat maka tempelkan pada kepala yang
sakit itu, afiat. Bab (14) ini obat kepala sakit,
ambil daun pekakan dan kapur barus dan
sendawa maka giling lumat-lumat maka
tempelkan di kepalanya, afiat. Bab (15) ini
obat sakit kepala, ambil akar mercali dan akar
cekuk manis, maka asah jaramkan pada
kepalanya, afiat. Bab (16) ini obat kepala sakit,
maka ambil titian bangu dan kaman gajah dan
kapur barus maka giling lumat-lumat maka
bubuh pada kepala yang sakit itu, afiat. Bab
(17) obat kepala sakit sebab uratnya yang sakit,
ambil batu kawali dan sapang dan cuka
menaun jadikan airnya maka asah lekit-lekit
maka sapukan pada kepala yang sakit itu afiat.
Bab (18) ini sakit kepala yang ngilu, ambil
halba randang dan bangle dibembam maka
pipis lumat-lumat maka palitkan pada
kepalanya yang sakit itu, afiat. Bab (19) ini
obat sakit kepala, ambil pisang jelay yang
tulang tulang ular maka pipis lumat-lumat
maka tempelkan pada kepala yang sakit itu,
afiat. Bab (20) ini sakit kepala atau pitam,
ambil nyiur dua butir maka kukur santan
segantang airnya dan sebujur tangan, maka
ambil pisang abu sepuluh butir maka
rendamkan semalam, maka direbus maka
diremas semuanya maka tapis ambil air minum
tiga pagi akan hampasnya itu pupukkan pada
kepala maka balut dengan perca putih, maka
belimau sejum’at dua kali, afiat. Bab (21) ini
obat ngilu-ngilu atau pitam, maka surat pada
kertas maka rendamkan pada minyak lang
maka pakai inilah yang surat (rapalannya). Bab
(22) ini obat ngilu atau pitam maka surat pada
daun pinang azimat ini maka kepala ini
(rapalannya dalam huruf Arab). Bab (23) ini
obat sakit kepala yang tiada dapat diangkat
atau panas akan obatnya, ambil sente dan halia
berat enam belas segi dan minyak sapi berat
enam dirham dan suatu dirham itu enam belas
sagi dan sawa enam belas sagi maka pipis
lumat-lumat maka serbuk telah sesudah
diserbuk maka masukkan kedalam [h.55]
minyak sapi itu maka isap debunya kedalam
hidung, afiat. Bab(24) ini obat sakit kepala
atau pening mata, ambil limau kapas dan biji
sesawi maka pipis keduanya lumat-lumat maka
bungkus dengan daun pisang maka ganggang
pada api, sapukan dahulu dikepala orang yang
tiada sakit, afiat. Bab(25) ini obat sakit kepala,
ambil minyak lang dan minyak sapi dan
minyak kepala semuanya itu sama banyaknya
maka embunkan barang tiga pagi, maka pakai
barang tiga pagi, maka berlangir barang tiga
kali segera hilang, afiat. Bab (26) ini obat
jangan ngilu atau pening kepala, ambil daun
maman segenggam harta, maka pipis lumatlumat akan airnya, airnya air cuka nipah yang
masam tatkala hendak menjaramkan kepalanya
itu maka gantang kepalanya dengan kain putih
maka jaramkan pula kepalanya itu, afiat. Bab
(27) obat kepala ngilu, ambil pinang tua dan
halia batang dan temu putih dan beras yang
jangan patah butirnya maka giling semuanya
itu lumat-lumat maka tempelkan pada dahinya
segera, afiat. Bab (28) ini obat sakit kepala,
ambil beras dan air pinang muda maka pipis
keduanya lumat-lumat maka pesamakan pada
api, telah sudah maka sapukan pada kepala dan
dahinya niscaya afiat. Bab (29) ini obat sakit
kepala, ambil daun limau raya dan daun
cimelaka dan bawang buku dua buku, pada
tatkala pagi-pagi maka tumbuk lumat-lumat
maka ditempel dikepala, maka balut dengan
kain, afiat. Bab (30) ini obat sakit kepala,
ambil temu putih dan cabe dan kulit pulai maka pipis lumat-lumat maka pada kepala,
afiat. Bab (31) ini obat sakit kepala, ambil
buah keraras tiga kali tujuh maka belah dua,
yang sebelah buangkan daunnya pun tujuh kali
tujuh bubuh ujung melukut mata kunyit akan
airnya air bermalam, jaramkan niscaya afiat.
Bab (32) ini obat kepala yang sakit tiada
bolehkan panas, maka ambil kelapa hijau dan
halia berat enam belas sagi dan minyak sapi
enam belas dirham dan suatu dirham itu dua
puluh sagi kira-kiranya dan kumkum enam
belas sagi dan apiun enam belas sagi maka
sekalian itu giling lumat-lumat maka serbuk
masukkan dalam minyak sapi hisap-hisap
dengan hidung niscaya afiat [h.56]. Bab (33)
obat-obat sakit pepilis sebelah atau keduanya
atau sebelah kepalanya adapun sakit itu
dinamai sisik tura asalnya sebab penyakit jawi
maka akan obatnya, ambil apiun dan kumkum
maka pipis lumat-lumat akan airnya air nawar
dan cuka, maka tempelkan pada penyakit itu
niscaya afiat. Bab (34) ini obat muntah dan
ngilu ambil daun susun kelapa dan bunga
pekan hutan, maka remas pada pinggang hijau
dengan air bermalam dan kunyit maka
bubuhkan pada kepala yang sakit itu maka
jaramkan niscaya afiat. Bab (35) ini obat
pening kepala, ambil halia dan temu putih
keduanya itu giling lumat-lumat maka
tempelkan pada kepalanya niscaya afiat. Bab
(36) ini obat sakit kepala disurat pada kertas
koma, maka rendamkan pada kobak dengan air
maka jaramkan ini yang disurat, ya ghofur
(ditulis dengan rajah). Bab (37) ini doa yang
dibaca pada kepala yang sakit ayat ini doanya
bismillahi ar-rahman ar-rahim, bismillahi
asyyafiyu, bismillahi al-kafiyu, bismillahi almasafi, bismillahi ladzi la yadhir ma’a lsamah syiro fi-ardhi wa la fi l-sama-i wa huwa
l-sami’us s-salim. Bab (38) ini rajah kepala
orang ngilu inilah (gambar rajahnya). Bab (39)
ini obat kepala sakit, ambil santan nyiur hijau
dan rebung awur duri sekalian itu campurkan,
maka embunkan maka perbuat jaram, afiat.
Bab (40) ini obat kepala sakit, ambil daun
jerangau dan sundung tumbuh sembilan maka
jaramkan, afiat. Bab (41) obat sakit kepala
sebab piri atau angin besar, ambil limau nipis
peras diatas dan dibawah bubuh rempahrempah ambil cengkeh pala jinten halia
bawang merah jerangau kencur, maka remas
bubuhkan pada kepala yang sakit itu, afiat. Bab
(42) ini obat sakit kepala yang berdengung
pada telinga, ambil minyak lang dan bawang
putih dan cengkeh pala maka serbuk bubuk
dalam minyak itu, maka masak, telah masak
maka bubuhkan kedalam kuping telinganya,
afiat. Bab (43) ini obat sakit kepala luruh
rambutnya, ambil nyiur hijau maka perbuat
santan akan air cuka dan jika kurang cuka
bubuh air benar dan air limau kerat lintang dan
limau kapas dua butir maka belah empat maka
jangan dibuang hampasnya maka permasak
[h.57] dengan telur ayam hitam dua biji dan
padi pulut hitam tujuh kali tujuh maka tumbuk
campurkan remas masak pada periuk baharu
dan sendok dan baharu maka keting dengan
daun pisang, maka embunkan pagi-pagi maka
tempelkan dikepala, afiat. Bab (44) obat kepala
sakit, ambil minyak lang dan minyak sapi, bagi
ketiganya itu maka embun kan pagi-pagi
diperminyak di kepala, afiat. Bab (45) obat
sakit kepala tiada dapatkan angin dan panas
maka ambil sente dan halia enam sagi dan
minyak sapi enam sagi dan kumkum maka
pipis lumat-lumat maka masukkan kedalam
hidung, afiat. Bab (46) obat sakit kepala,
ambil akar jarak asah hingga kulitnya juga,
bubuh di kepala afiat. Bab (47) obat sakit
kepala, ambil daun angsana dan nasi dingin
barang sebujur tangan, maka embunkan, bubuh
paku pagi-pagi jaramkan, afiat. Bab(48) ini
obat lengar, ambil minyak telur ayam hitam,
dan jika hendak mengambil minyak telur,
rebus dahulu telur itu ambil merahnya, maka
jemur kering-kering, maka afiat, maka telur
itu kira-kira barang sepuluh maka tatkala
hendak mengobati orang sakit itu maka ambil
duri terung asam, maka jajahkan dikepalanya
dan ambil air bawang merah campurkan pada
minyak itu maka ambil kuntum bunga raya
maka kerat tangkainya maka celupkan kepada
minyak itu, maka nama sapukan kepalanya itu,
maka bubuh berulang-ulang, afiat. Bab (49)
obat kepala sakit, ambil daun limau kapas
segenggam herat dan johar dan daun capa dan
lengguni semuanya itu sama banyaknya maka
bubuh pada belanga baharu maka masakan beri
mendidih, maka angkat embunkan, pagi
pupukkan dikepala, afiat. Bab (50) obat sakit
kepala, ambil daun riba-riba padi dan ujung
malukut mata kunyit maka pipis lumat-lumat airnya bermalam maka embunkan pagi-pagi
pupukkan dikepala, afiat. Bab (51) obat sakit
kepala, ambil limau kapas tujuh butir atau lima
atau tujuh tiga butir pun baik dan minyak
secawan dan bubuh telor maka campurkan
maka guratkan dikepala tiga hari, kemudian
maka mandi berlimau, afiat. Bab (52) ini obat
kering otak, ambil telur dan minyak sapi dan
gula batu, maka semuanya itu maka masak,
sudah masak makan tiga pagi, afiat. Bab (53)
obat sakit kepala, ambil kumkum dan apiun
airnya air mawar dan cuka yang masam maka
tempelkan di kepala, afiat. Bab (54) obat
kepala [h.58] pening, disurat pada perca putih
maka perbuat sumbu maka bakar asapnya
masukan di dalam telinga, inilah ayat yang
surat faidza. Bab (55) obat sakit kepala, ambil
halia dan banglem maka pipis lumat-lumat
maka (bubuh) pada dahinya, afiat. Bab (56)
obat sakit kepala, disurat pada kertas ditaroh di
kepala, ini ayat yang disurat. Bab (57) sakit
kepala, ambil daun lada cina dan ujung
malukut mata kunyit maka pipis lumat-lumat
maka tempelkan pada dahinya, afiat. Bab (58)
obat sakit seperti binatang yang ada ialah
didalam otak mukanya pun pucat dan berat
berkata-kata pun tiada betul dan
penglihatannya tiada berketahuan, maka sebab
demikian itu kering otaknya adapun akan
obatnya, ambil air madu yang sudah dibuang
buihnya dan minyak sapi dan manisan sama
banyaknya dipermasak perlahan-lahan apinya,
maka kacau hingga beku maka ungkit
sejukkan, pada tatkala hendak tidur maka
makan tiap-tiap malam pun makan maka jadi
sehat tubuhnya dan lembut otak dan membahi
cahaya mata dan memberi kuat wasali dan
memberi teguh anggota terlalu sangat
mujarab. Bab (59) obat sakit kepala, ambil
daun maman segenggam erat dan daun bayam
tua beri segenggam herat, pipis lumat-lumat
campurkan dengan air cuka maka bungkus
dahulu kepalanya itu dengan perca itu, afiat.
Bab (60) obat sakit kepala, ambil limau kapas
dan biji sesawi maka pipis lumat-lumat, maka
bubuh pada daun pisang maka benamkan
dalam api maka campurkan dengan minyak
bijen, maka sapukan pada kepalanya, afiat.
Bab (61) obat sakit kepala ngilu, ambil daun
limau raya barang ganting dan daun cimalaka
dan bawang putih maka rebus dan daun limau
itu pipis lumat-lumat, maka tempelkan di
kepala, maka bungkus dengan perca putih,
afiat. Bab (62) obat sakit kepala, maka ambil
temu putih dan cendawan dan kulit pulai.
Maka ketiganya asah maka bubuh di
kepalanya, afiat. Bab (63) obat sakit kepala,
ambil minyak lang dan minyak sapi sama
banyaknya maka perbuat minyak maka
embunkan dahulu, telah genap tiga hari [h.59]
maka berlangir dan jika mata sakit atau
sariawan, afiat olehnya. Bab (64) obat ngilu
bekas demam, ambil gandarusa tujuh helai dan
bangle tujuh hiris bubuh minyak lang, telah
sudah maka bubuh pada dahinya, afiat. Bab
(65) obat sakit kepala sebelah atau pinggang,
ambil halia barang sebujur tangan dan bawang
merah dan jinten hitam barang sepengapit
sekalian itu giling lumat-lumat, maka masukan
pada minyak sapi atau susu maka makan, afiat.
Bab (66) obat sakit kepala, ambil mata rebung
dan bawang tunggal maka pipis lumat-lumat,
maka pupukkan pada dahinya, afiat. Bab (67)
obat sakit kepala sebab pinggang, maka ambil
nyiur yang lagi semantan, maka belah tiga
maka kukur remas ambil santannya, bubuh air
beri banyak maka masakkan hingga keluar
minyaknya maka angkat hingga sejuk, maka
ambil limau nipis sebutir maka embunkan
pagi-pagi jaramkan perbuat tiga pagi.
2. Obat Sariawan
Pasal 50 adalah obat sariawan atau
dikenal dengan penyakit panas dalam.
Penyakit sariawan menyerang daerah
kepala pada bagian leher yang
terakumulasi ke mulut hingga
tenggorokan. Penyakit ini muncul sebab
kondisi tubuh yang terlalu panas akibat
tidak adanya keseimbangan antara luar dan
dalam tubuh. Pada masa sekarang berbagai
merek obat sariawan banyak dijual namun
efek samping juga banyak. Secara
sederhana untuk mengobati sariawan
sangat mudah yakni ambil daun bunga raya
putih satu genggam dicuci bersih lalu
ditambahkan air dingin yang sudah
dimasak satu gelas lalu diremas sampai
pekat dan berlendir kemudian saring lalu
diminum. Yang paling mudah adalah ambil buah kelapa yang muda lalu airnya
diminum. Lakukan berturut-turut hingga
tiga kali, insyaallah sehat. Dalam naskah
Kitab Tib tercatat 15 bab ramuan herbal
beserta cara-caranya untuk mengobati
sariawan. Berikut ini transliterasi teksnya.
Pasal (50) ini obat sariawan, ambil minyak
sapi dipudi dengan getah angsana maka kumur,
afiat. Bab (1) obat sariawan, ambil getah
angsana dan getah pingku dan pijar dibakar
ambil isinya dan selupat mempedal ayam
basuh maka panggang ketam cadang bakar
ambil lemaknya dan pijar bakar semuanya itu
pudi dengan minyak sapi bubuh pada kapas,
suruh kumur-kumur, afiat. Bab (2) ini obat
sariawan, ambil akar tebu dan jintan diasah
bubuh pada mulut dan kumur-kumurkan pada
orangnya di atas dan di bawah budak sariawan
itu. Bab (3) obat sariawan, ambil akar tiga
jintan maka asah kumurkan pada mulutnya dan
pada lehernya. Bab (4) obat sariawan, ambil
akar cekak manis asah lumurkan, afiat. Bab (5)
obat sariawan jatuh ke perut atau buang airkan
darah; ambil cendana dan cengkeh kulit tiram
dan jeranang maka asahkan airnya bunga raya
putih diremas ambil airnya seruas telunjuk
maka minum tiga kali sehari, afiat. Bab (6)
obat sariawan, ambil menjakani dan gagang
sirih tujuh helai dan beras putih tujuh butir dan
timah dikikir barang sedikit maka pipis, akan
airnya air didih maka minum, afiat. Bab (7)
obat sariawan, ambil daun delima dan daun
haliya [h.92] segenggam terik, maka minum
tiga pagi. Jika orang itu panas seriranya jangan
diberi air haliya, jika sejuk seriranya tiada
mengapa, jika banyak sekalipun haliya tiada
mengapa. Bab (8) obat sariawan, ambil jintan
hitam dan bunga nyiur makan maka minum
atau telan, afiat. Bab (9) ini obat sariawan,
ambil umbi pisang kelat ambil airnya bubuh
pada kakas, maka kulum, afiat. Bab (10)
iniobat sariawan yang tiada dapat makan
daging, ambil gaharu dan pucuk dan menjakani
dan mesoyi dan santan maka minum, afiat. Bab
(11) iniobat sariawan, ambil getah sendangan
minyak sapimaka kulum, afiat. Bab (12) ini
obat budak akuma, ambil daun tarum dan daun
nipah airnya jika bubuhkan pada mulutnya
afiat. Bab (13) ini obat budak akum, ambil
kuku kambing diasah dengan air, sapukan pada
mulutnya budak itu, afiat. Bab (14) ini obat
manis, ambil daun sirih tua sehelai yang
pucuknya hitam kacu putih dan getah gambir,
obat sariawan pun baik dikumur-kumur dalam
mulutnya, afiat. Bab (15) ini obat sariawan,
ambil haliya dan beras dua bahagi maka buat
kanji, sudah itu embunkan pagi-pagi makan.
Adapun membuat obat kira-kira habis sekali
makan, afiat. adapun fi’il sariawan itu rambut
putih mata kabur gigi obat mulut busuk, itulah
dia.
3. Obat Mulut Pahit dan Kering
Pasal 51 adalah obat mulut pahit dan
kering yang terdiri atas 4 bab cara
pengobatannya. Penyakit mulut pahit dan
kering adalah penyakit yang sering
menimpa manusia. Penyakit ini adalah
awal dari sakit tenggorokan dan nantinya
dilanjutkan menjadi panas dalam sehingga
dada sakit. Obatnya sangat sederhana
yakni ambil jahe satu ruas lalu bakar
kemudian dicuci bersih dan dipukul hingga
hancur kemudian masukkan ke dalam gelas
dan ditambahkan gula merah secukup
manisnya lalu disiram dengan air panas.
Jika sudah agak dingin atau berkurang
panasnya maka diminum airnya. Lakukan
hingga tiga kali minum insyaallah sembuh
dan dadanya berasa lapang. Untuk lebih
jelasnya berikut ini disertakan transliterasi
teksnya.
Pasal (51) ini obat pahit mulut
dan kering mulutnya tiada boleh makan
atau batuk, ambil akar kernam buah pala dan
menjakani dan manisan atau sukar batu maka
ketiga akar itu maka pudi sekalian itu, maka
suruh kulum, afiat. Bab (1) ini obat pahit
mulut, ambil buah nyiur puyuh makan kecapkecap dengan lidah. Bab (2) ini pasal tiada
boleh tidur, ambil upih yang tersangkut di atas
kayu atau lainnya tempat ayam tidur atau kayu
tempat ia bertenggek tidur itu taruh, ambil
sebelah ke bawah, sedikit sekalian itu bakar
ambil abunya, bubuh angku dan belerang
sedikit, maka surat tapak seliman pada batu
maka asah, pudi dengan abu itu maka bacakan
doa ini kata Allah kata besar kata mendoakan
maka colek-colekkan pada matanya, afiat. Bab
(3) obat tiada boleh tidur, ambil daun bunga raya bakar ambil abunya, colekkan pada
matanya, akan airnya itu air benar. Bab (4)
obat tiada boleh tidur sebab daripada panas
atau sawan setan, ambil dahi dan daun dengala
dan haliya bara dan lengkuas rentang dan
[h.93] dan lempuyang dan daun sempu dan
daun sengkang semuanya itu direndang, sudah
hangat dibubuh pada kerah kain maka
tuangkan pada orang sakit itu niscaya hilang
sakitnya Insya Allah berkat Nabi Muhammad
sallallahu ‘alaihi wa salam.
4. Obat Sakit Kepala
Pasal 55 adalah obat penyakit yang
menimpa pada bagian mata. Mata adalah
alat yang sangat fital bagi manusia yang
berguna untuk melihat. jika mata
sudah mendapat sakit, maka harus segera
diobati. Pada zaman dahulu warga
selalu menggunakan tumbuh-tumbuhan
yang ada di sekitarnya untuk mengobati
mata yang terkena penyakit. Misalnya
jika mata berasa gatal maka ambil daun
sirih hijau lalu dicuci bersih kemudian
tambahkan air dingin yang bersih juga lalu
remas sampai daun sirihnya memar
kemudian saring airnya dan letakkan di
dalam piring. sesudah itu mata dimasukkan
ke dalam air sambil dikedip-kedipkan.
Obat sakit mata yang paling sederhana
adalah dengan meneteskan asi (air susu
ibu) ke dalam mata yang sakit. Lakukan
tiga kali sehari insyaallah sembuh. Dalam
naskah Kitab Tib dituliskan sebanyak 61
bab pembahasan mengenai obat sakit mata.
Untuk labih jelasnya disertakan
transliterasi teksnya sebagaiberikut.
Pasal (55) obat sakit mata, akan air bunga
melur dan maman dan akar bayam maka bakar
ambil arangnya, maka bubuh di atas besi maka
ambil buah kedaki dan menjakani dan tawas
dan bawang putih dan kemukus dan haliya dan
kayu putih maka sekalian itu asah pada besi,
akan airnya limau nipis maka hangatkan kirakira mendidih, sesudah kesam maka bubuh pada
kelopak mata, afiat. Bab (1) obat mata disurat
pada sirih bertemu urat, maka makan dan
airnya percikkan pada mata atau kepada antara
sakit mata dicelakkan, ini yang disurat (gambar
rajah).
Bab (2) obat sakit mata, ini mantra sakit mata
kepada air pinang bahwa inilah yang dibaca:
ya Allah ya Muhammad ya Muhammad serta
di mataku berkat la ilaha illa Allah
Muhammad Rosulullah. Bab (3) obat sakit
mata, ambil buah asam kimalakama yang
masak maka remas ambil patinya, maka bubuh
barang air sedikit bubuh pada perca putih maka
tempelkan pada matanya, maka pada muka,
afiat. Bab (4) obat sakit mata, ambil buah
pengaga maka pipis dengan cuka maka
perahkan pada ia pada mata sakit itu. Bab (5)
obat sakit mata kabur, ambil sudalenggam
sedikit dan biji pipi dan lagi sudalenggam itu
asah, maka pudi ketiganya itu maka jernihnya
itu maka titikkan pada mata itu niscaya
selamat. Bab (6) obat sakit mata, ambil tanduk
rusa dan air susu orang beranak muda yang
lagi belum tumbuh giginya maka asah
celakkan pada matanya, afiat. Bab (7) obat
jangan sakit mata, ambil pucuk buta-buta maka
pipis, akan airnya limau kapas maka perahkan
ambil pada mata niscaya, afiat. [h.109] Bab (8)
obat sakit mata yang ia diminum, pertama
ambil kelambak dan gaharu dan kumkum dan
cendana cengkeh dan air mawar dan kapur
barus dan ambar maka sekaliannya itu asah
maka minumkan, afiat. Bab (9) obat pembetah
mata sakit, pandang matahari pijak ibu kaki
kanan dan ibu kaki kiri maka memberi salam
kepada matahari, aku hendak minta obat
membetah mataku sakit. Maka ludahi tapak
tangan dengan air liur basi maka gosokkan
pada mata, afiat. Bab (10) obat sakit mata,
ambil tawas asah pada besi dengan air limau
nipis maka hangatkan pada api maka bubuhkan
pada kelopak mata jangan masuk mata yang di
dalam, afiat. Bab (11) obat sakit mata yang
merah keduanya dan tebal uratnya lagi besar
diasahnya maka di dalam itu seperti ada pai
besar rasanya sebab demikian itu naik darah
yang jahat pada mata dan kepala, akan obatnya
ambil putih telur getah brotowali yang hijau
maka bubuh pada kapas, maka tempelkan pada
mata keduanya, tatkala ia berobat jangan
berpelita tanda biru mas, obat itu jangan
berkatup mata serta airnya atau lendir atau
nana. Maka tatkala itu ambil biji kesemak pipis
bubuhkan pada mata, maka bawa tidur sampai siang, afiat. Bab (12) obat sakit atau gatal,
ambil pucuk daradap maka pusar pada tapak
tangan bubuh garam jua barang sedikit, maka
bubuh kain perahkan pada mata, afiat. Bab
(13) obat sakit mata, ambil kacu putih dan
madang silo bubuh pada mata, afiat. Bab (14)
obat sakit mata, ambil didih pulut hitam dan
daun rumput tahi bayi dan butir limau maka
giling poles pada dahinya, afiat. Bab (15) obat
sakit mata yang timbul dagingnya, ambil kulit
pinang yang masak maka tunu ambil abunya
maka bubuh air hangat, maka hangatkan pada
api bubuh pada kapas perahkan pada matanya,
afiat. Bab (16) obat sakit mata yang terhentak
pada kayu atau tercucuk atau sahaja sakit
sendirinya maka ambil daun kacang paliskan
yang muda maka layur ambil airnya dan susu
orang yang beranak muda [h.110] yang anak
yang belum tumbuh gigi maka bubuh pada
kapas maka perahkan pada matanya, afiat. Bab
(17) mata petikan atau gatal atau kabur atau
belas, ambil limau nipis maka layang-layang
bubuh pijar pada limau itu maka perahkan
pada matanya, afiat. Bab (18) obat mata
petikan, ambil buah kedongdong maka bakar
ambil abunya dan kacu putih dan jerangau dan
sendawa maka sekalian itu rendam dengan air
yang jernih maka titik pada mata masukkan ke
dalam matanya, akan bedaknya daun sipa dan
daun keramunting dan daun belimbing dan
daun jerangau dan daun sakar dan halia dan
jintan hitam dan daun kapas keling, ujung
melukut mata kunyit maka sekalian itu pipis
maka pupurkan pada mukanya segera jernih
matanya, afiat. Bab (19) obat-obat mata
tumbuh, ambil bunga delima dan air pinang itu
yang mudan dan tawas maka bubuh pada perca
putih maka perahkan pada mata sakit, afiat.
Bab (20) obat sakit mata, ambil akar bayam
tanah dan akar jeruju maka tumbuk ambil
airnya campurkan semuanya tiupkan pada
mata, afiat. Bab (21) obat mata petikan maka
ambil adas manis dan bunga cintaguri dan air
susu orang yang menyusui kanak-kanak yang
belum tumbuh giginya, akan airnya maka pipis
bubuh pada perca putih, maka perah pada mata
yang sakit itu, afiat. Bab (22) obat sakit mata
petikan, ambil penuwo pinang dan penuwo
batu dan lada sulah tujuh butir dan bunga
susun kelapatujuh tangkai dan ketiak katam
dan pijar sedikit, maka pipis buatkan celak
maka tatkala berubat maka ia asah dengan air
susu orang yang anaknya yang belum tumbuh
gigi maka perahkan pada matanya, afiat. Bab
(23) obat sakit mata, ambil kulit pinang kelat
maka bakar ambil abunya bubuh air bermalam
maka hangatkan. sesudah hangat maka bubuh
pada mata yang sakit itu, afiat. Bab (24) obat
daging-dagingan, ambil akar perapet maka
asah airnya air madu maka bubuhkan pada
mata, afiat. Bab (25) obat sakit mata bilis,
ambil temu putih dan tembikar mangkuk putih
dan kapur barus sedikit, maka asah pada besi,
airnya air limau kapas dan air madu maka
masukkan ke dalam mata yang sakit itu, afiat.
Bab (26) obat sakit mata bilis, ambil getah
sena dan minyak lenga dan pati kunyit sama
banyaknya dan limau kapas yang masak, maka
hangatkan pada api [h. 111] sesudah sejuk maka
celakkan pada mata, afiat. Bab (27) obat mata
tumbuh, ambil bunga delima dan air pinang
muda dan tawas maka bubuh pada perca putih
maka perahkan pada mata, afiat. Bab (27) obat
mata tumbuh, ambil cacing gelang-gelang
maka kerat dua cucukkan pada yang sakit itu,
afiat. Bab (26) obat yaitu mata ikan yang putih
di dalam mata, maka hempedu kambing retatak
maka pipis dengan kumkum berat satu dirham
maka celakkan pada mata barang tujuh belas
hari, afiat. Bab (28) obat mata dagingdagingan, maka ambil kulit pinang kelat yang
baharu kuning-kuning maka remas dengan air
bermalam maka bubuh pada mangkuk sabun
maka pipis dengan perca putih maka perahkan
pada mata, afiat. Bab (29) obat mata dagingdagingan, ambil kulit pinang kelat bakar, ambil
kulit abu itu tatkala dibakarnya maka bubuh air
embun maka heningkan bubuh pada, afiat. Bab
(30) obat mata daging-dagingan, ambil akar
keropak maka asah dengan air madu, bubuh
mata pada mata yang sakit itu, afiat. Bab (31)
obat mata daging-dagingan atau bili, ambil
sinar api ujung melukut mata kunyit maka
pipis dengan air bermalam bubuh pada perca
putih maka perahkan pada mata, afiat. Bab
(32) obat mata bilis, ambil mata dengan daun
tangan-tangan maka pipis maka dengan
sandawa bubuhkan pada kelopak mata, afiat.
Bab (33) obat mata bilis dan berair, maka
ambil hayam hitam atau jantan [h.111] yang
putih bulu maka cabut ia bulunya muda, tatkala
berdarah maka sapukan pada kelopak matanya, afiat. Bab (34) obat yang berkuman gatal,
ambil tanduk rusa yang tajamnya maka asah
pada tembaga, akan airnya minyak sapi maka
palitkan pada mata yang di bawah barang tujuh
hari, afiat. Bab (35) obat mata yang luruh
bulunya dan bilis, maka ambil tahi burung
rajawali maka campurkan dengan air madu
maka celakkan pada mata yang sakit itu, afiat.
Bab (36) obat mata-mata ikan, ambil kendak
dan jintan dan temu putih maka campurkan
dengan air susu orang maka perah pada mata,
afiat. Bab (37) obat [h.112] tumbuh di mata,
ambil kumkum maka pipih lumat-lumat maka
celakkan pada matanya, afiat. Bab (37) obat
mata tumbuh, ambil bunga telang putih dan air
pinang muda dan tawas sedikit maka bubuhkan
pada mata, afiat. Bab obat (38) mata tumbuh,
ambil hempedu landak dan air madu dan air
susu orang beranak yang belum tumbuh gigi
maka pipis lumat-lumat bubuh pada mata,
afiat. Bab (39) obat mata bengkak, ambil
ketumbar maka asah dengan air madu, maka
celakkan pada matanya, afiat. Bab (40) obat
mata bilis, ambil ia kulit kelapa dan temu
putih dan kapur barus dan air mawar dan air
madu maka sekalian itu serutkan pipis dengan
air madu bubuhkan pada mata yang sakit itu,
afiat. Bab (41) obat mata bilis, ambil temu
dan bawang anjan-anjan maka timbang sama
beratnya maka pipis, akan airnya limau nipis
masak atau asam Jawa dengan daun telinga
tikus maka bubuh pada mata, afiat. Bab (42)
obat mata bilis sakit, ambil buah birah kupas
maka rebus dengan air susu lembu
seradakerang maka taruh baik-baik, jika mata
bilis maka asah dengan air daun asam Jawa maka
celakkan dan jika mata sakit mata ikan, air
delima akan airnya, jika mata itu gatal air daun
sudu-sudu, jika mata daging-dagingnya air
madu akan airnya, afiat. Bab (43) obat mata
bilis, ambil daun susun. Bab (44) obat mata
bilis atau ia kabur, ambil akar susun. Bab (45)
obat mata, ambil air birah yang di dalamnya
akan airnya air susun kembang, maka rebus
kering-kering maka pada tatkala mata bilis
ambil asah dengan air daun jelaga, jika matamata ikan dengan air buah dalam dan cuka dan
air daun-daun birah dan mata berair daun
beradap dan jika mata berselaput, air madu,
celakkan pada mata, afiat. Bab (46) obat mata
jangan mengantuk, ambil biji delima yang
dalam masak maka perah ambil airnya
kemudian maka ambil kelelawar seekor maka
cucuk dengan jarum matanya supaya terbit
airnya sekira-kira sama banyaknya dengan air
buah delima itu ia campurkan, maka celakkan
pada mata itu, afiat. Bab (47) obat mata kabur,
ambil kaca yang hijau maka tumbuk lumatlumat dan tumbuk mangkuk sabun tembok
ambil paku rancak rebus. sesudah masak
sejukkan maka bubuh tembikar itu di dalam
air itu maka bubuh pada suatu bekas celupkan
mata di dalam air itu barang tiga hari niscaya
jernih [h.113] Bab (48) obat mata buta kabur,
ambil sabun dan hempedu sawa dan air
hempelas lanjan dan air limau nipis dan lada
Cina dipatah dalamnya sahaja maka bubuh pada
mata, afiat. Bab (49) obat mata kabur, ambil
ketiak ketam emas atau ketam besi atau ketiak
ketam perak dan jan tanam dan atal dan
medang silo akan air susu orang yang anaknya
belum tumbuh gigi, sesudah itu maka asah
tiupkan pada mata, afiat. Bab (50) obat mata
kabur yang sangat,ambil umbi nyiur puyuh
kulitnya dan kacu dan kayu manisdan daun
paku rancak ambil embunkan, sudah itu
jaramkan di kepala tiga pagi. Bab (51) obat
membasuh mata kabur itu, ambil air embun
sabun sedikit maka basuhkan pada mata itu,
afiat. Bab (52) obat mata, ambil air mawar
dan kaca yang putih maka asah dengan air
mawar maka bubuhkan pada mata itu, afiat. Bab
(53) obat mata ini doanya pada obat air mawar
dan kaca itu: Allahu Akbar Allah. Bab (54)
obat mata kabur, ambil kulit pinang menggala
yang masak maka jemur kering-kering maka
bakar ambil abunya maka bubuh air limau
nipis, maka tapis dengan perca putih, maka
perahkan kedalam mata, maka sediakan pati
santan apakala sangat maka perahkan pati itu
pada mata, maka rebus embunkan ambil
[h.113] airnya yang jernih itu, bubuh pada
pinggan maka celakkan pada mata, afiat. Bab
(55) obat mata kabur, ambil daun belimbing
besi uapkan pada nasi lapik dengan daun
pinang maka bubuh garam harimun sedikit
embunkan pagi-pagi perahkan pada mata, afiat.
Bab (56) obat kabur mata maka pergi kepada
rumput yang ada air embun lekat maka ambil
dengan ibu kaki. sesudah sudah maka ibu kaki
kiri bubuh pada mata kanan dan ibu kaki kanan
bubuh pada mata kiri, afiat. Bab (57) obat mata kabur sebab rasa itam, ambil tulang sintang
maka campurkan dengan air susu budak yang
belum tumbuh gigi, sesudah itu maka giling
jemur kering barangkali ia hendak berobat
maka asah celakkan pada mata, afiat. Bab (58)
obat kabur mata, ambil buah timbang abu yang
masak maka pipis dengan air susu budak yang
belum tumbuh gigi, maka campurkan obat itu
perahkan kedalam mata, afiat. Bab (59) obat
jangan kabur, hamba peroleh daripada Tuk
Lebah Akir ia boleh daripada Raja Indragiri,
maka kata paduka; "Air pada tiap-tiap.pagi ia
masukkan air itu dalam mata maka berbuat dia
pada tiap-tiap jangan ditinggalkan terlalu
mustajab ini doanya, (h.114] Ya Allahu ya
Allahu ya Nur ya Nur bi basari ya basari ya
basar diterangkan Allah mata hambaMu dari
dunia datang ke akhirat, afiat. Bab (60) obat
mata kabur atau bilis, ambil tahi budak yang
baharu keluar daripada perut ibunya, maka
ambil celakkan pada mata, afiat. Bab (61) obat
mata kabur, ambil air mawar dan air limau
kapas maka perahkan pada mata, afiat.
5. Obat Pitam
Pasal 56 adalah obat penyakit pitam.
Pitam adalah sejenis penyakit yang
berkaitan dengan kepala dan darah di mana
jika seseorang mengalami pitam, maka
orang tersebut akan merasa berkunangkunang pandangannya dan kepala merasa
berat. Untuk zaman sekarang penyakit
seperti ini diperkirakan sama dengan
penyakit yang dikenal dengan istilah
fertigo. Untuk mengobati penyakit tersebut
sebenarnya tidak terlalu susah sebab
secara herbal dapat mengantisipasinya
asalkan rutin dilakukan. Oleh sebab itu,
dalam naskah Kitab Tib disenaraikan
berbagai bentuk pengobatannya. Berikut
ini transliterasi teksnya.
Pasal (56) ini obat pitam, maka ambil daun
pegaga segenggam maka rebus dengan
kacang hijau embunkan, sesudah sudah
maka remas dengan sakar maka minum
tiga pagi, afiat. Bab (1) obat pitam,
maka ambil nyiur gading yang muda
maka rebus, sesudah sudah maka
embunkan, ambil kayu manis Cina berat
satu tahil maka pipis campurkan pada
nyiur itu maka tapis minum tiga pagi
afiat. Bab (2) obat pitam, ambil sakar dan
limau nipis tiga butir akan obat itu bakar
maka perahkan limau itu embunkan
pada ketika tengah malam minum supaya
muntah, jika tiada muntah jolok supaya
muntah kuning keluar penyakit itu, afiat. Bab
(3) obat pitam, ambil lilin kelulut
maka hanguskan barang tiga hari,
afiat. Bab (4) obat pitam, ambil kulit
kayu manis maka pipis dengan kapur tohor
maka tempelkan pada dahinya, afiat.
Bab (5) obat pitam, ambil pulut hitam
tiga haling genggam maka ambil sehaling
dahulu tanak sudah masak bubuh pada
nasi itu jintan hitam sejumput maka ia
uapkan pada muka nasi itu bubuh air remas,
maka embunkan pagi-pagi jaramkan pada
kepala, afiat. Bab (6) obat pitam,
ambil kacang hijau rebus. sesudah
sudah maka angkat maka ambil airnya,
bubuh pada pasu maka ambil daun pekan
maka remas pada air kacang itu embunkan,
afiat pagi hari jaramkan ia barang tiga hari
pada kepala, afiat. Bab (7) obat pitam, ambil
kacang hijau dan daun pandan yang luruh,
maka tumbuk lumat-lumat maka rebus dengan
air barang segantang jika sudah jadi secupak
maka minum afiat. Bab (8) obat pitam, ambil
minyak sapi secawan maka masakkan, sudah
sejuk suam-suam kuku maka perahkan ke
dalam hidung barang seboleh-bolehnya, jika
habis sekali baik, sudah itu minum pula minyak
sapi dan cuka barang setengah haling, jika
tiada dapat barang seboleh-bolehnyalah jika
habis sekali baik sudah itu minum pula minyak
sapi dan cuka barang setengah haling, jika tiada
dapat barang sebolehnya baik pada tatkala
minum obat itu jangan minum air pada sehari itu
dan jika [h.115] sangat dahaga minum sedikit
hingga banal dadanya jua dan jika diminum jua
air jadi muntah habis keluar tiada dapat
ditelannya.
6. Obat Rambut
Pasal 59 adalah obat untuk
menyuburkan rambut di kepala.
Disebab kan berbagai merek sampo dijual
di toko atau kedai, maka warga tergiur untuk memakainya. Akibatnya
banyak yang terjadi pada rambut, misalnya
kerontokan, ujung rambut bercabang, kulit
kepala berketombe, bahkan kutu
rambutpun hidup subur di kepala. Secara
tradisional amat sangat mudah
mengatasinya. Misalnya jika rambut
berketombe, maka ambil jeruk nipis usapusapkan ke kulit kepala sebelum di
keramas. Jika rambut bercabang di
ujungnya maka ambil buah kemiri lalu
dibakar sampai berminyak. Minyak
tersebut di oleskan atau disapukan secara
merata di ujung rambut. Lakukan sesering
mungkin sehingga ujung rambut menjadi
hitam dan tidak berbelah. Perihal ramuan
herbal untuk rambut tertulis 11 bab
pembahasannya. Berikut transliterasi
teksnya.
Bab obat ini pasal (59) berbaik
rambut, ambil anak pisang tembatu yang
sehasta panjangnya maka kerat jangan
sarat ambilnya maka bembam, sesudah
masak maka embunkan buang arangnya,
maka remas pagi-pagi bubuh di kepala
ketika belum terbang lalat. Bab (2) obat
rambut uban, ambil ekor kucing hitam
bakar ambil abunya maka campurkan
dengan minyak lenga maka pipis
keduanya, bubuh pada rambut niscaya
hitam. Bab (3) obat uban, ambil gagak
seekor maka tanam, sesudah buruk ambil
tulangnya maka asah dengan cuka maka
sapukan pada rambut itu insya Allah
hitam. Bab (4) obat hendak meluruhkan
rambut, ambil atal pudi lumat-lumat maka
bubuh kapur tohor dan basing telur ayam,
sesudah sudah [h.120] maka gosokkan
mesra-mesra pada bulu itu, sesudah
kering ia gugurlah bulu itu, jika tiada
habis bulak obat itu, jika tambah bubuh
lagi obat itu niscaya licin. Bab (5) obat
meluruhkan roma, ambil abu dan atal dan
apiun maka sekalian pipis bubuhkan
berulang-ulang niscaya hilang. Bab (6)
obat biar laruh, ambil sumba keling dara
kembas dan kerak nasi yang kita makan
dan daun sepat tunggal maka tumbuk
semuanya maka remas dengan nyiur hijau
maka embunkan tatkala belum terbang
lalat jaramkan hingga berhenti luruhnya.
Bab (7) obat kelamumur, ambil ati-atinya
rotan ambil abunya campurkan dengan
limau purut buat langir hingga pedih
rasanya, afiat. Bab (8) obat kelemumur,
ambil sarang laba-laba dan lutut
belimbing dan rasa maka pipis ketiganya
itu maka bubuh pada minyak gosokkan
di kepala dan pada segala tubuh hilang
olehnya. Bab (9) obat rambut lebat lagi
panjang; ambil daun labu remas pada
tempurung berbulu, akanairnya air nyiur
hijau maka embunkan maka jaramkan di
kepala. Bab (10) obat tiada tumbuh
rambut, ambil akar bayam tanah dan akar
tembaru maka bakar ambil abunya dan
hempedu ayam hitam dan minyak sapi
dan minyak jarak campurkan sekaliannya
bubuh di kepala. Bab (11) obat rambut
luruh, ambil sumba keling dara dan
gambas dan kerak nasi dan daun sepat
tunggal maka tumbuk rebus embunkan,
belum terbang lalat jaramkan, jika
bertahan luruhnya maka berhenti.
7. Obat Gigi
Pasal 60 adalah obat sakit gigi.
Gigi disamping sebagai hiasan mulut
juga sebagai alat utama yang
digunakan untuk menghancurkan dan
melumatkan makanan sebelum
ditelan. Jika gigi sakit, maka
manusia akan mengalami kesulitan
untuk mengunyah. Oleh sebab itu
gigi harus sehat dan kuat.
warga zaman dahulu sangat
jarang sakit gigi sebab tidak pernah
mengkosumsi es atau makanan
dingin yang beku. Mereka rajin
mengunyah daun sirih atau buah
pinang dan lain sebagainya. Untuk
lebih jelasnya pembahasan ramuan
herbal sakit gigi berikut ini
disertakan transliterasi teksnya.
Pasal (60) ini obat gigi, pertama ambil
batang senduduk dan batang merpadi puan
namanya dan surbub ambil batangnya dan
batang limau purut dan batang melad
yang besar dan nasi dingin dan batang
benalu dan batang maja dan batang patah kemudi maka sekalian itu dijemur.
sesudah sudah maka bakar ambil abunya
ambil terasi sedikit dan kapur barus
sedikit dan hempedu siam sedikit dan
hempedu sawa sedikit maka sekalian itu
pirak lumat-lumat maka bubuh pada gigi
tiga hari pada malam keratkan gigi
itu.Bab(1) obat gigi, ambil hempedu
kerbau dan hempedu pelanduk dan ikan
sebara dan ranting limau nipis,bakar
ambil bajanya campurkan dengan
hempedu itu maka bubuh pada gigi pagi
sekali dan tengah haria sekali dan
petang sekali. Bab (2) obat gigi serta
doanya.
amat mustajab jika gigi sudah
berlubang pun baik dan jika gigi itu
(h.121] sudah berlubang pun baik jua,
maka inilah obatnya: pertama pijara berat
enam kupang dan terusi berat seemas dan
tawas berat seemas dan sendawa berat dua
emas dan garam Siam berat dua emas dan
isi saga kendari tujuh butir maka
semuanya itu giling campurkan maka
ambil airnya limau nipis barang dua
puluh butir buat airnya, maka bubuh gigi
dengan mongkor nyiur yang hidup, perbuat
sugi serta dengan saratnya gosokkan
tengah lidah dahulu, tinggal lidahku maka
tanggal gigiku. Bab (3) obat gigi supaya
teguh,ambil hembelu berat sekupang dan
tawas berat sekupang dan bunga terong asam
tiga tangkai maka bakar campur kan pada
kering maka cucukkan pada gigi niscaya teguh
olehnya. Bab (4) obat gigi bergoyang atau
mengulur, ambil air maka berkumur-kumur
maka kata dengan kata ini, insya Allah ta'ala
dengan berkat syafa’at nabi malu gigi dengan
air inilah saratnya, malu mujarab. Bab (5) obat
sakit gigi mulut busuk, ambil bunga pucuk
pakan dan ambil sirih mamah kulum pada
tatkala akan tidur tengahnya, afiat insya Allah.
Bab (6) obat membuang ulat gigi,ambil daun
bunga pakan rebus, sesudah masak maka kumurkumur kira-kira tahan maka ludahkan pada
suatu tempat adakah ulatnya mujarab. Bab (7)
obat gigi sakit atau bengkak, ambil lada tujuh
kali tujuh dan beras dan garam maka sekalian
rendang giling bubuh minyak maka kumurkumur, afiat. Bab (8) obat gigi; ambil kulit
batang pinang yang dekat upihnya yang lagi
hijau maka bungkus dengan daun pisang, maka
uapkan pada nasi, sudah maka gosokkan pada
gigi pagi-pagi belum basuh muka, afiat. Bab
(9) ini sarat teguh gigi, ambil kain maka puntal
gigit dengan gigi pada hakikatnya terletak
kedalam gusi maka ini katanya: Hai tulang
Adam yang lebih, jika tercabut lidahku maka
tercabut engkau dunia datang ke akhirat insya
Allah maka ambil kayu tempelkan besi akan
suginya, mujarab. Bab (10) obat sarat gigi
supaya teguh, ambil akar pulutpulut tatkala
mengambil dibawa sirih gental maka pinta pada
Nabi Ilyas maka cabut ambil sugikan ini
katanya: Jadi mustahil pada kata itu senantiasa
pada hakikatnya tiada akan pergi gigi samalah
insya Allah ta'ala. Bab (11) obat sarat gigi
supaya teguh dengan sebab Allah ta'ala dengan
berkat nabi Muhammad ini katanya: Hing
badanmu putus tali jirat pagar teguh tegang
urat sendi seliraku. maka hentakkan tangan
kita pada dagu kita hakikatnya tertanam
[h.122] masuk kedalam gusi seperti kita letak
kayu kedalam tanah masuk mujarab. Bab (12)
obat sarat gigi teguh, getah kayu suka jadi
timbul pada segala waktu ini katanya: Pengku
maha pengku diramin Fatimah, gigi
jangajangan engkau undur serta lidah mujarab.
Manfaat Ramuan Herbal Non Instan
Herbal adalah istilah lain daripada
tanaman obat, yakni tumbuh-tumbuhan
yang berkhasiat obat untuk menghilangkan
rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh,
membunuh bibit penyakit, dan
memperbaiki organ yang rusak serta
menghambat pertumbuhan tidak normal
seperti daging tumbuh atau tumor. Herbal
dapat berupa tanaman pangan, tanaman
hias, tanaman perkebunan dan tanaman
yang tumbuh liar seperti tanaman yang
hidup di semak, belukar, dan hutan. Tetapi
sebagian besar merupakan tumbuhan liar di
hutan, baik di hutan primer, hutan
sekunder, maupun belukar dan semak yang
dapat digunakan sebagai obat. Penggunaan
herbal sebagai obat sudah dilakukan dari
generasi ke generasi selama ribuan tahun.
Pengetahuan tentang herbal yang ada
di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pengetahuan dari luar Nusantara,
khususnya dari China dan India ikut
meramaikan dan menambahinya.
warga menjumpai tanaman obat ini
sebagai tanaman yang selalu ada di sekitar
mereka. Oleh sebab itu, banyak manfaat
yang diperoleh jika berdampingan dengan
ramuan herbal, di antaranya adalah:
1. Dengan mengkosumsi ramuan herbal
non instan secara teratur, maka dapat
mencegah penyakit, baik penyakit
psikis maupun fisik.
2. Pengobatan ramuan herbal sangat
mudah dilakukan dan sangat mudah
mendapatkannya sebab banyak
tumbuh subur di sekitar kehidupan
manusia. Dengan demikian
pengeluaran dana untuk berobat secara
medis dapat ditekan sedemikian rupa
sehingga penyembuhan penyakit tidak
memberatkan sebab tidak
memerlukan uang banyak.
3. Selain itu, pengobatan ramuan herbal
dapat mengenal kekayaan alam berupa
tumbuh-tumbuhan sehingga
meningkatkan rasa syukur kepada
Allah Swt dan meningkatkan
keyakinan kepada Rasulullah Saw.
Kesimpulan
Demikian yang dapat diuraikan dan
pada akhir tulisan ini disampaikan
kesimpulan sebagai jawaban dari
permasalahan yang disebutkan.
Kesimpulan sebagai berikut.
1. Ramuan herbal adalah kebiasaan
warga dalam rangka
menyembuhkan penyakit dengan
ramuan alami yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang banyak
tumbuh subur di bumi tempat manusia
menjalankan kehidupan.
2. Herbal terbagi dua jenis; pertama,
herbal instan, sebagaimana yang
banyak beredar di tengah warga
dengan harga tinggi; kedua, herbal non
instan, sebagaimana yang banyak
tumbuh dan hidup subur di atas bumi.
3. Pengobatan dengan menggunakan
ramuan herbal sebagaimana yang
terkandung dalam naskah Kitab Tib
berjumlah 31 jenis penyakit yang
dikelompokkan ke dalam empat bentuk
jenis pengobatan yakni:
a. Pengobatan herbal murni, artinya
pengobatan yang dilakukan semata
dengan penggunaan tumbuhtumbuhan atau tanaman obat saja.
b. Pengobatan herbal yang diiringi
doa. Artinya, di samping ramuan
herbal juga diiringi dengan doa.
c. Pengobatan herbal yang disertai
magik, artinya ramuan herbal
disertai dengan rajah, wafak,
azimat, dan lain sebagainya.
d. Pengobatan herbal diiringi doa dan
magik secara berurutan dilakukan.
4. Ramuan herbal yang dapat digunakan
untuk mengobati penyakit bagian
kepala dalam naskah Kitab Tib
berjumlah delapan jenis penyakit.