Tampilkan postingan dengan label pengobatan Alquran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengobatan Alquran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

pengobatan Alquran

 



Naskah Kitab Tib merupakan naskah 

pengobatan yang diwariskan oleh 

warga  masa lampau. Dulu, 

warga  akan mendatangi dukun atau 

orang pandai dan atau apapun namanya 

jika  mereka sakit. sesudah  adanya 

proses Islamisasi yang menghasilkan 

aksara yang dikenal dengan nama aksara 

Jawi atau aksara Arab Melayu (Ellya Roza, 

2010: 23), maka pengobatan secara lisan 

ditulis oleh warga  lalu wujud sebagai 

naskah. 

Naskah pengobatan berisikan 

alternatif pengobatan penyakit dengan 

memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dan lain 

sebagainya. Menggali naskah pengobatan 

agar berguna bagi warga  sebab  

keadaan warga  sekarang sangat 

rentan terhadap penyakit yang berbagai 

macam nama dan jenisnya, baik penyakit 

maupun psikis. Kedua jenis penyakit 

tersebut sangat susah memilahnya sebab  

kadangkala datangnya bersamaan. Hal ini 

terjadi akibat kondisi kehidupan yang 

penuh dengan problema yang pada 

akhirnya warga  sangat sensitif dengan 

penyakit. Sesuai dengan perkembangan 

zaman, warga  akan mendatangi 

dokter jika  mereka sakit, namun 

mendatangi dokter apalagi dokter spesialis 

dalam rangka pengobatan akan 

memerlukan biaya yang sangat tinggi. 

Disebab kan kondisi perekonomian warga  yang tidak menggembirakan, 

maka hal tersebut menyebabkan 

warga  mengalami penderitaan dan itu 

juga menjadi penyebab timbulnya 

penyakit. 

Dianjurkan kepada warga  dalam 

upaya mencegah dan mengobati penyakit 

agar segera kembali kepada ramuan alami 

yakni alam flora yang tidak disentuh oleh 

mesin akan tetapi disentuh oleh tangan 

manusia. Keunggulan penggunaan ramuan 

alami tidak dimiliki oleh pengobatan 

modern. Seringkali pengobatan modern 

menimbulkan efek samping, bahkan dapat 

merenggut nyawa seseorang. Oleh sebab  

itu, jika  dibudidayakan penanaman 

flora obat maka ia akan memberikan 

manfaat yang tidak terhitung nilainya bagi 

manusia. 

jika  disadari, sebenarnya alam 

sekitar manusia merupakan apotik 

terlengkap untuk pencegahan dan 

mengatasi penyakit. Hanya saja manusia 

tidak mamanfaatkannya bahkan tidak 

mengetahui. Padahal pengobatan yang 

memanfaatkan ramuan herbal tidak 

memerlukan biaya tinggi. Sehubungan 

dengan itu, tulisan ini mencoba menelaah 

kandungan isi salah satu naskah yang 

menjadi milik warga  Melayu dan 

sekarang menjadi koleksi Perpustakaan 

Nasional RI di Jakarta yakni naskah Kitab 

Tib (Behrend, 1998: 332) dengan nomor 

kode W. 227. Adapun tujuan kajian ini 

adalah untuk menggali manfaat dan 

kegunaan ramuan herbal non instan bagi 

warga , terutama yang mendapat 

penyakit pada bagian kepala. 

Kajian Naskah Kitab Tib Terdahulu 

Berdasarkan pengamatan terhadap 

penelitian naskah yang telah dilakukan, 

dapat dikatakan bahwa kajian yang sama 

dengan judul tulisan ini belum pernah 

dilakukan oleh siapapun. Misalnya, 

dengan menelusuri daftar naskah yang 

telah diteliti kemudian disunting oleh Edi 

S. Ekadjati (2000), ternyata naskah dan 

teks Kitab Tib tidak tercantum di 

dalamnya. Artinya, naskah dan teks Kitab 

Tib belum pernah diteliti. Selanjutnya, 

penelitian naskah juga dilakukan oleh 

Fakhriati dengan judul Ramuan Alami dan 

Do’a dalam Naskah Kuno Aceh: Kajian 

Teks dan Konteks (2011). Fakhriati 

menggunakan tiga naskah obat-obatan 

Aceh koleksi Teungku Amir di Meunasah 

Kruet Teumpeun, Tempin Raya Pidie, 

Nanggroe Aceh Darussalam. Ketiga 

naskah tersebut telah didigitalisasi oleh 

EAP British Library. Dari deskripsi naskah 

yang dilakukan Fakhriati terhadap ketiga 

naskah kuno Aceh tersebut terdapat 

perbedaan dengan naskah Kitab Tib yang 

digunakan sebagai sumber tulisan ini. 

Demikian juga kandungan isi setiap naskah 

yang digunakan Fahriati sangat jauh 

berbeda dengan kandungan isi Kitab Tib di 

mana fokus tulisan ini mengarah kepada 

pengobatan herbal. Berarti sampai setakat 

ini tulisan yang sama dengan aspek kajian 

ini belum ada yang melakukannya. 

Tulisan mengenai pengobatan 

Melayu telah ditulis oleh Mohd. Taib 

Osman dengan judul “ Kitab Ubat-ubat 

Melayu.” Namun, Mohd. Taib Osman 

menulis hanya secara umum saja sebab  

tidak menggunakan naskah sebagai 

datanya. Tulisan tersebut terangkum dalam 

buku yang berjudul Kepustakaan Ilmu 

Tradisional yang disunting oleh Rogayah 

A. Hamid dan Mariam Salim (2006) 

terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka 

Malaysia. 

Kajian mengenai pengobatan Melayu 

tradisional telah dilakukan oleh pakar luar 

negeri. Misalnya, pada tahun 2006 Harun 

Mat Piah menulis buku yang berjudul 

Kitab Tib, Ilmu Perobatan Melayu. Yang 

dijadikan bahan penulisan bukunya adalah 

naskah yang ditulis dalam bentuk syair 

yang berjudul Syair Bahr al-Nisa dan 

naskah dalam bentuk hikayat yang berjudul Hikayat Nurul Lisan Menjawab Masalah.

Kedua naskah tersebut sangat berbeda 

dengan naskah Kitab Tib yang menjadi 

bahan penelitian ini, baik dalam bentuknya 

maupun isinya. Di samping itu, ada pula 

tulisan Ab. Razak Ab. Karim (2001) 

tentang naskah Kitab Tib dengan nomor 

MSS. 489 koleksi pada Perpustakaan 

Negara Malaysia. Meskipun judul naskah 

sama-sama Kitab Tib, namun dari deskripsi 

naskah terdapat perbedaan. Naskah MSS 

489 berjumlah 258 halaman dengan 

ketebalan 130 lembar naskah. Sedangkan 

Kitab Tib W. 227 berjumlah 342 halaman 

dengan ketebalan 171 lembar. Ukuran 

naskah MSS adalah 17 x12.5 cm. 

Demikian juga mengenai kandungan isinya 

memiliki perbedaan dimana naskah MSS. 

489 hanya menuliskan nama-nama 

penyakit saja sedangkan Kitab Tib W. 

227 menuliskan cara penyembuhan 

penyakit dengan menggunakan tumbuh￾tumbuhan yang tumbuh di sekitar 

lingkungan manusia. Oleh sebab  itu, dapat 

dikatakan bahwa naskah Kitab Tib yang 

digunakan sebagai objek kajian ini 

memiliki perbedaan dengan naskah yang 

diteliti oleh Ab. Razak Ab. Karim 

meskipun judul naskahnya sama. 

Kajian Naskah Kitab Tib dan 

Metodologi 

Naskah Kitab Tib yang menjadi 

objek kajian ini tersimpan di Perpustakaan 

Nasional RI di Jakarta. Dalam Katalog 

Induk Naskah-naskah Nusantara jilid 4 

yang disusun oleh T. Behren bahwa naskah 

Kitab Tib tercatat pada halaman 332 

dengan nomor W. 227 (R#782), Rol 

383.07 (dan MF 84.01). 

Naskah Kitab Tib merupakan koleksi 

Von de Wall seorang kolektor naskah 

Melayu yang lahir di Jerman tahun 1807 

dan meninggal di Riau tahun 1873. Nama 

lengkapnya adalah Herman Theodor 

Friedrich Karl Emil Wilhelm August 

Casimir von de Wall. 

Keadaan naskah secara fisik dapat 

dikatakan baik, sebab  lembaran naskah 

tidak ada yang rusak atau sobek. Teks 

ditulis dengan tinta warna hitam dan warna 

merah. Tinta merah digunakan untuk 

menuliskan awal pasal, awal bab dan 

beberapa kata yang berbahasa Arab. 

Naskah berukuran 32 cm x 20 dan tiap 

halaman memiliki 19 baris tulisan. Cara 

penulisannya menurut lembaran kertas dan 

ditulis bolak balik. Naskah ditulis di atas 

kertas polos warna kuning kecoklatan dan 

tidak memiliki watermark. Artinya kertas 

yang digunakan untuk menulis adalah 

kertas Eropah yang dicetak pada awal abad 

ke-20, Bahasa yang digunakan untuk 

menuliskan teks adalah bahasa Melayu dan 

ditampilkan dalam bentuk tulisan yang 

tidak terikat. Secara fisik naskah berbentuk 

sebuah buku yang dijilid dan disampul 

dengan karton tebal berwarna coklat. 

Naskah Kitab Tib memiliki lembaran 

342 halaman yang ditulis 19 baris tiap 

halamannya. Mengingat berbagai 

pertimbangan maka tidak semua lembaran 

naskah yang dianalisis. Lembaran naskah 

yang dikaji mulai halaman 1 sampai 140. 

Artinya, 40% dari keseluruhan jumlah 

lembaran. Objek bahasan dibatasi hanya 

kepada ramuan herbal non instan untuk 

mengobati penyakit yang menyerang 

bagian kepala saja. 

Kajian yang dilakukan terhadap 

naskah Kitab Tib merupakan kajian 

peninggalan budaya dalam bidang filologi, 

maka metode yang dilakukan mengikuti 

cara kerja filologi yang dilakukan melalui 

beberapa tahapan kerja yang dituntun oleh 

kerangka pemikiran teoretis. Secara umum, 

penelitian terhadap peninggalan budaya 

akan melibatkan berbagai komponen yang 

dilakukan melalui empat tahap kerja, yaitu 

(1) mengumpulkan data melalui studi 

katalogus naskah yang ada di berbagai 

tempat; (2) pengolahan data, pertama sekali naskah ditransliterasikan ke dalam 

Bahasa Indonesia; (3) interpretasi dan 

analisis terhadap data; (4) menyampaikan 

hasil kajian berupa penyajian pemikiran 

baru berdasarkan data yang telah dinilai itu 

dalam bentuk tertulis (Edwar Djamaris, 

2000). Di samping itu, kajian ini dalam 

bentuk deskriptif kualitatif yang dikaitkan 

dengan analisis (Vredenbergt, t.th: 4-9) dan 

interpretasi (Garraghaan, 1947) yang 

akhirnya memfokuskan kepada content 

analysis. 

Kandungan Teks Kitab Tib

Kandungan teks yang terdapat dalam 

naskah Kitab Tib dapat dilihat pada tabel 

di bawah ini: jika  dicermati kandungan teks 

sebagaimana pada tabel di atas, maka dapat 

disimpulkan bahwa 

kandungan teks Kitab Tib terdapat tiga 

bentuk pengobatan yakni (1) 

mistik/magik; (2) doa; dan (3) herbal. 

Selain itu pada tabel di atas terdapat 31 

jenis penyakit yang dapat diobati dengan 

ramuan herbal mulai pasal 34 yakni 

penyakit kepialu yang ditulis mulai 

lembaran ke-30 hingga pasal 64 yakni obat 

selusuh orang beranak yang ditulis sampai 

lembaran ke-140. Selanjutnya disebab kan 

warga  Melayu pernah mendapat 

pengaruh animisme, Hindu-Budha dan 

agama Islam, maka pengobatan dengan 

ramuan herbal juga mendapat pengaruh 

sehingga di dalam naskah Kitab Tibditemui ramuan herbal yang disertai 

dengan mistik dan doa. 

Ramuan Herbal Non Instan Untuk 

Mengobati Penyakit di Bagian Kepala 

Versi Kitab Tib 

Penyakit yang menyerang manusia 

pada bagian kepala sangat banyak jenisnya 

sebab  bagian kepala merupakan pusat urat 

syaraf berkumpul selain di bagian kaki. 

Dari 64 pasal ramuan herbal yang dapat 

digunakan sebagai alternatif pengobatan 

penyakit, maka 7 pasal adalah ramuan 

herbal yang dapat digunakan untuk 

mengobati penyakit yang dirasakan 

manusia pada bagian kepala. Untuk 

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah 

ini: Dari tabel di atas dapat dilihat pada 

pasal 37 merupakan obat kepala sakit 

dengan ramuan herbal terdiri dari 67 bab. 

Dari jumlah tersebut ada yang disertai 

dengan do’a yakni pada bab 37. Ada juga 

pengobatan herbal yang bergandengan 

dengan mistik 

seperti yang terdapat pada bab 21 dan 22 

dengan menambah azimat sedangkan pada 

bab 36, 55, dan 56 ramuan herbal disertai 

rajah. Pengobatan herbal tersebut tertulis 

pada halaman 52 sampai 59. Berikut ini 

disampai berbagai jenis penyakit beserta 

ramuan herbal non instan yang dapat 

digunakan sebagai obat. 

1. Obat Sakit Kepala

Banyak ramuan herbal untuk 

mengobati sakit kepala, baik akar maupun 

pucuk daun. Berikut ini disertakan 

transliterasi teksnya setiap jenis penyakit. 

Pasal (37) ini obat kepala sakit, pertama buah 

gurik maka bakar jadikan harang dengan 

daunnya dan jinten hitam, maka pipis lumat 

maka tempel pada kepala sakit itu Insyallah 

ta’ala. Bab (1) ini obat sakit yang mengigit￾gigit ambil daun sirih hutan dan jintan hitam 

tiga pengapit dan jinten putih tiga pengapit dan 

sendawa sedikit, maka pipis lumat-lumat maka 

tempelkan pada yang sakit itu, afiat. Bab (2) 

ini obat sakit kepala yang berdengung￾dengung, ambil pucuk jarak dan akar sereh dan 

jinten hitam tiga pengapit maka mamah dengan 

sirih pinang maka semburkan pada kepalanya 

yang berdengung itu, afiat [h.53]. Bab (3) ini 

obat sakit kepala yang berdengung, ambil 

pucuk tija jinten dan jinten hitam dan bangle 

tiga hiris maka giling lumat-lumat, maka 

tempelkan pada kepalanya, afiat. Bab (4) ini 

obat sakit kepala, ambil kayu yang kena 

halilintar dan gaharu dan khalambak dan 

cendana dan kasturi. Maka sekalian asah 

semuanya maka pipis kepada dahinya, afiat. 

Bab (5) ini obat sakit kepala, ambil humbi 

sendara mulang maka rebus maka tapis dengan 

perca putih, ambil airnya maka embunkan 

tatkala pagi-pagi maka jaramkan, maka tatkala 

merebus dia bubuh beras sedikit ini. Bab (6) 

obat sakit kepala, maka ambil daun sika-sika 

maka remas bubuh panas maka jaramkan di 

kepalanya. Bab (7) obat sakit kepala, ambil 

daun serngenge maka remas-remas jaramkan 

di kepalanya, afiat. Bab (8) ini obat sakit 

kepala ambil daun bayam tanah dan sumba 

keling dara dan daun rumput sugandaru dan 

daun kunyit dan daun bangle semuanya itu 

maka jaramkan di kepalanya, afiat. Bab (9) ini 

obat sakit kepala yang dicampuri oleh pira angin, ambil minyak lang maka bubuhkan pada 

ubun-ubunnya maka ambil limau raya maka 

kerat lintangkan, telah sudah maka ambil besi 

yang besar bakar merah-merah, maka limau itu 

letakkan atas minyak itu maka bakar dengan 

besi yang merah itu maka campurkan minyak 

dan limau itu, maka perbuat minyak dikepala, 

afiat. Bab (10) ini obat sakit kepala, ambil 

limau kerbau dan jinten hitam dan jinten putih 

limau kerbau itu buangkan kulitnya maka 

rebusan semuanya itu embunkan maka 

jaramkan pada kepalanya, afiat. Bab (11) ini 

obat sakit kepala, benalu api dan jinten hitam 

giling lumat-lumat maka tempelkan kepala 

naya, afiat. Bab (12) ini obat sakit kepala ambil 

daun nangka hutan dan pucuk gandarusa dan 

pucuk salung-salung dan pucuk delima dan 

pucuknya maka sekalian itu jadikan 

segenggam tujuh. Maka berat ekor kepalanya 

buangkan maka ambil bangle dan jinten hitam 

dan jinten putih dan bawang merah maka 

mamah dengan sirih pinang, maka semburkan 

dikepalanya yang sakit itu, afiat. Bab (13) ini 

obat sakit kepala, ambil daun manjalaka dan 

ujung malukut matakunyit maka [h.54] giling 

lumat-lumat maka tempelkan pada kepala yang 

sakit itu, afiat. Bab (14) ini obat kepala sakit, 

ambil daun pekakan dan kapur barus dan 

sendawa maka giling lumat-lumat maka 

tempelkan di kepalanya, afiat. Bab (15) ini 

obat sakit kepala, ambil akar mercali dan akar 

cekuk manis, maka asah jaramkan pada 

kepalanya, afiat. Bab (16) ini obat kepala sakit, 

maka ambil titian bangu dan kaman gajah dan 

kapur barus maka giling lumat-lumat maka 

bubuh pada kepala yang sakit itu, afiat. Bab 

(17) obat kepala sakit sebab uratnya yang sakit, 

ambil batu kawali dan sapang dan cuka 

menaun jadikan airnya maka asah lekit-lekit 

maka sapukan pada kepala yang sakit itu afiat. 

Bab (18) ini sakit kepala yang ngilu, ambil 

halba randang dan bangle dibembam maka 

pipis lumat-lumat maka palitkan pada 

kepalanya yang sakit itu, afiat. Bab (19) ini 

obat sakit kepala, ambil pisang jelay yang 

tulang tulang ular maka pipis lumat-lumat 

maka tempelkan pada kepala yang sakit itu, 

afiat. Bab (20) ini sakit kepala atau pitam, 

ambil nyiur dua butir maka kukur santan 

segantang airnya dan sebujur tangan, maka 

ambil pisang abu sepuluh butir maka 

rendamkan semalam, maka direbus maka 

diremas semuanya maka tapis ambil air minum 

tiga pagi akan hampasnya itu pupukkan pada 

kepala maka balut dengan perca putih, maka 

belimau sejum’at dua kali, afiat. Bab (21) ini 

obat ngilu-ngilu atau pitam, maka surat pada 

kertas maka rendamkan pada minyak lang 

maka pakai inilah yang surat (rapalannya). Bab 

(22) ini obat ngilu atau pitam maka surat pada 

daun pinang azimat ini maka kepala ini 

(rapalannya dalam huruf Arab). Bab (23) ini 

obat sakit kepala yang tiada dapat diangkat 

atau panas akan obatnya, ambil sente dan halia 

berat enam belas segi dan minyak sapi berat 

enam dirham dan suatu dirham itu enam belas 

sagi dan sawa enam belas sagi maka pipis 

lumat-lumat maka serbuk telah sesudah 

diserbuk maka masukkan kedalam [h.55] 

minyak sapi itu maka isap debunya kedalam 

hidung, afiat. Bab(24) ini obat sakit kepala 

atau pening mata, ambil limau kapas dan biji 

sesawi maka pipis keduanya lumat-lumat maka 

bungkus dengan daun pisang maka ganggang 

pada api, sapukan dahulu dikepala orang yang 

tiada sakit, afiat. Bab(25) ini obat sakit kepala, 

ambil minyak lang dan minyak sapi dan 

minyak kepala semuanya itu sama banyaknya 

maka embunkan barang tiga pagi, maka pakai 

barang tiga pagi, maka berlangir barang tiga 

kali segera hilang, afiat. Bab (26) ini obat 

jangan ngilu atau pening kepala, ambil daun 

maman segenggam harta, maka pipis lumat￾lumat akan airnya, airnya air cuka nipah yang 

masam tatkala hendak menjaramkan kepalanya 

itu maka gantang kepalanya dengan kain putih 

maka jaramkan pula kepalanya itu, afiat. Bab 

(27) obat kepala ngilu, ambil pinang tua dan 

halia batang dan temu putih dan beras yang 

jangan patah butirnya maka giling semuanya 

itu lumat-lumat maka tempelkan pada dahinya 

segera, afiat. Bab (28) ini obat sakit kepala, 

ambil beras dan air pinang muda maka pipis 

keduanya lumat-lumat maka pesamakan pada 

api, telah sudah maka sapukan pada kepala dan 

dahinya niscaya afiat. Bab (29) ini obat sakit 

kepala, ambil daun limau raya dan daun 

cimelaka dan bawang buku dua buku, pada 

tatkala pagi-pagi maka tumbuk lumat-lumat 

maka ditempel dikepala, maka balut dengan 

kain, afiat. Bab (30) ini obat sakit kepala, 

ambil temu putih dan cabe dan kulit pulai maka pipis lumat-lumat maka pada kepala, 

afiat. Bab (31) ini obat sakit kepala, ambil 

buah keraras tiga kali tujuh maka belah dua, 

yang sebelah buangkan daunnya pun tujuh kali 

tujuh bubuh ujung melukut mata kunyit akan 

airnya air bermalam, jaramkan niscaya afiat. 

Bab (32) ini obat kepala yang sakit tiada 

bolehkan panas, maka ambil kelapa hijau dan 

halia berat enam belas sagi dan minyak sapi 

enam belas dirham dan suatu dirham itu dua 

puluh sagi kira-kiranya dan kumkum enam 

belas sagi dan apiun enam belas sagi maka 

sekalian itu giling lumat-lumat maka serbuk 

masukkan dalam minyak sapi hisap-hisap 

dengan hidung niscaya afiat [h.56]. Bab (33) 

obat-obat sakit pepilis sebelah atau keduanya 

atau sebelah kepalanya adapun sakit itu 

dinamai sisik tura asalnya sebab penyakit jawi 

maka akan obatnya, ambil apiun dan kumkum 

maka pipis lumat-lumat akan airnya air nawar 

dan cuka, maka tempelkan pada penyakit itu 

niscaya afiat. Bab (34) ini obat muntah dan 

ngilu ambil daun susun kelapa dan bunga 

pekan hutan, maka remas pada pinggang hijau 

dengan air bermalam dan kunyit maka 

bubuhkan pada kepala yang sakit itu maka 

jaramkan niscaya afiat. Bab (35) ini obat 

pening kepala, ambil halia dan temu putih 

keduanya itu giling lumat-lumat maka 

tempelkan pada kepalanya niscaya afiat. Bab 

(36) ini obat sakit kepala disurat pada kertas 

koma, maka rendamkan pada kobak dengan air 

maka jaramkan ini yang disurat, ya ghofur 

(ditulis dengan rajah). Bab (37) ini doa yang 

dibaca pada kepala yang sakit ayat ini doanya 

bismillahi ar-rahman ar-rahim, bismillahi 

asyyafiyu, bismillahi al-kafiyu, bismillahi al￾masafi, bismillahi ladzi la yadhir ma’a l￾samah syiro fi-ardhi wa la fi l-sama-i wa huwa 

l-sami’us s-salim. Bab (38) ini rajah kepala 

orang ngilu inilah (gambar rajahnya). Bab (39) 

ini obat kepala sakit, ambil santan nyiur hijau 

dan rebung awur duri sekalian itu campurkan, 

maka embunkan maka perbuat jaram, afiat. 

Bab (40) ini obat kepala sakit, ambil daun 

jerangau dan sundung tumbuh sembilan maka 

jaramkan, afiat. Bab (41) obat sakit kepala 

sebab piri atau angin besar, ambil limau nipis 

peras diatas dan dibawah bubuh rempah￾rempah ambil cengkeh pala jinten halia 

bawang merah jerangau kencur, maka remas 

bubuhkan pada kepala yang sakit itu, afiat. Bab 

(42) ini obat sakit kepala yang berdengung 

pada telinga, ambil minyak lang dan bawang 

putih dan cengkeh pala maka serbuk bubuk 

dalam minyak itu, maka masak, telah masak 

maka bubuhkan kedalam kuping telinganya, 

afiat. Bab (43) ini obat sakit kepala luruh 

rambutnya, ambil nyiur hijau maka perbuat 

santan akan air cuka dan jika kurang cuka 

bubuh air benar dan air limau kerat lintang dan 

limau kapas dua butir maka belah empat maka 

jangan dibuang hampasnya maka permasak 

[h.57] dengan telur ayam hitam dua biji dan 

padi pulut hitam tujuh kali tujuh maka tumbuk 

campurkan remas masak pada periuk baharu 

dan sendok dan baharu maka keting dengan 

daun pisang, maka embunkan pagi-pagi maka 

tempelkan dikepala, afiat. Bab (44) obat kepala 

sakit, ambil minyak lang dan minyak sapi, bagi 

ketiganya itu maka embun kan pagi-pagi 

diperminyak di kepala, afiat. Bab (45) obat 

sakit kepala tiada dapatkan angin dan panas 

maka ambil sente dan halia enam sagi dan 

minyak sapi enam sagi dan kumkum maka 

pipis lumat-lumat maka masukkan kedalam 

hidung, afiat. Bab (46) obat sakit kepala, 

ambil akar jarak asah hingga kulitnya juga, 

bubuh di kepala afiat. Bab (47) obat sakit 

kepala, ambil daun angsana dan nasi dingin 

barang sebujur tangan, maka embunkan, bubuh 

paku pagi-pagi jaramkan, afiat. Bab(48) ini 

obat lengar, ambil minyak telur ayam hitam, 

dan jika hendak mengambil minyak telur, 

rebus dahulu telur itu ambil merahnya, maka 

jemur kering-kering, maka afiat, maka telur 

itu kira-kira barang sepuluh maka tatkala 

hendak mengobati orang sakit itu maka ambil 

duri terung asam, maka jajahkan dikepalanya 

dan ambil air bawang merah campurkan pada 

minyak itu maka ambil kuntum bunga raya 

maka kerat tangkainya maka celupkan kepada 

minyak itu, maka nama sapukan kepalanya itu, 

maka bubuh berulang-ulang, afiat. Bab (49) 

obat kepala sakit, ambil daun limau kapas 

segenggam herat dan johar dan daun capa dan 

lengguni semuanya itu sama banyaknya maka 

bubuh pada belanga baharu maka masakan beri 

mendidih, maka angkat embunkan, pagi 

pupukkan dikepala, afiat. Bab (50) obat sakit 

kepala, ambil daun riba-riba padi dan ujung 

malukut mata kunyit maka pipis lumat-lumat airnya bermalam maka embunkan pagi-pagi 

pupukkan dikepala, afiat. Bab (51) obat sakit 

kepala, ambil limau kapas tujuh butir atau lima 

atau tujuh tiga butir pun baik dan minyak 

secawan dan bubuh telor maka campurkan 

maka guratkan dikepala tiga hari, kemudian 

maka mandi berlimau, afiat. Bab (52) ini obat 

kering otak, ambil telur dan minyak sapi dan 

gula batu, maka semuanya itu maka masak, 

sudah masak makan tiga pagi, afiat. Bab (53) 

obat sakit kepala, ambil kumkum dan apiun 

airnya air mawar dan cuka yang masam maka 

tempelkan di kepala, afiat. Bab (54) obat 

kepala [h.58] pening, disurat pada perca putih 

maka perbuat sumbu maka bakar asapnya 

masukan di dalam telinga, inilah ayat yang 

surat faidza. Bab (55) obat sakit kepala, ambil 

halia dan banglem maka pipis lumat-lumat 

maka (bubuh) pada dahinya, afiat. Bab (56) 

obat sakit kepala, disurat pada kertas ditaroh di 

kepala, ini ayat yang disurat. Bab (57) sakit 

kepala, ambil daun lada cina dan ujung 

malukut mata kunyit maka pipis lumat-lumat 

maka tempelkan pada dahinya, afiat. Bab (58) 

obat sakit seperti binatang yang ada ialah 

didalam otak mukanya pun pucat dan berat 

berkata-kata pun tiada betul dan 

penglihatannya tiada berketahuan, maka sebab 

demikian itu kering otaknya adapun akan 

obatnya, ambil air madu yang sudah dibuang 

buihnya dan minyak sapi dan manisan sama 

banyaknya dipermasak perlahan-lahan apinya, 

maka kacau hingga beku maka ungkit 

sejukkan, pada tatkala hendak tidur maka 

makan tiap-tiap malam pun makan maka jadi 

sehat tubuhnya dan lembut otak dan membahi 

cahaya mata dan memberi kuat wasali dan 

memberi teguh anggota terlalu sangat 

mujarab. Bab (59) obat sakit kepala, ambil 

daun maman segenggam erat dan daun bayam 

tua beri segenggam herat, pipis lumat-lumat 

campurkan dengan air cuka maka bungkus 

dahulu kepalanya itu dengan perca itu, afiat. 

Bab (60) obat sakit kepala, ambil limau kapas 

dan biji sesawi maka pipis lumat-lumat, maka 

bubuh pada daun pisang maka benamkan 

dalam api maka campurkan dengan minyak 

bijen, maka sapukan pada kepalanya, afiat. 

Bab (61) obat sakit kepala ngilu, ambil daun 

limau raya barang ganting dan daun cimalaka 

dan bawang putih maka rebus dan daun limau 

itu pipis lumat-lumat, maka tempelkan di 

kepala, maka bungkus dengan perca putih, 

afiat. Bab (62) obat sakit kepala, maka ambil 

temu putih dan cendawan dan kulit pulai. 

Maka ketiganya asah maka bubuh di 

kepalanya, afiat. Bab (63) obat sakit kepala, 

ambil minyak lang dan minyak sapi sama 

banyaknya maka perbuat minyak maka 

embunkan dahulu, telah genap tiga hari [h.59] 

maka berlangir dan jika mata sakit atau 

sariawan, afiat olehnya. Bab (64) obat ngilu 

bekas demam, ambil gandarusa tujuh helai dan 

bangle tujuh hiris bubuh minyak lang, telah 

sudah maka bubuh pada dahinya, afiat. Bab 

(65) obat sakit kepala sebelah atau pinggang, 

ambil halia barang sebujur tangan dan bawang 

merah dan jinten hitam barang sepengapit 

sekalian itu giling lumat-lumat, maka masukan 

pada minyak sapi atau susu maka makan, afiat. 

Bab (66) obat sakit kepala, ambil mata rebung 

dan bawang tunggal maka pipis lumat-lumat, 

maka pupukkan pada dahinya, afiat. Bab (67) 

obat sakit kepala sebab pinggang, maka ambil 

nyiur yang lagi semantan, maka belah tiga 

maka kukur remas ambil santannya, bubuh air 

beri banyak maka masakkan hingga keluar 

minyaknya maka angkat hingga sejuk, maka 

ambil limau nipis sebutir maka embunkan 

pagi-pagi jaramkan perbuat tiga pagi. 

2. Obat Sariawan 

Pasal 50 adalah obat sariawan atau 

dikenal dengan penyakit panas dalam. 

Penyakit sariawan menyerang daerah 

kepala pada bagian leher yang 

terakumulasi ke mulut hingga 

tenggorokan. Penyakit ini muncul sebab  

kondisi tubuh yang terlalu panas akibat 

tidak adanya keseimbangan antara luar dan 

dalam tubuh. Pada masa sekarang berbagai 

merek obat sariawan banyak dijual namun 

efek samping juga banyak. Secara 

sederhana untuk mengobati sariawan 

sangat mudah yakni ambil daun bunga raya 

putih satu genggam dicuci bersih lalu 

ditambahkan air dingin yang sudah 

dimasak satu gelas lalu diremas sampai 

pekat dan berlendir kemudian saring lalu 

diminum. Yang paling mudah adalah ambil buah kelapa yang muda lalu airnya 

diminum. Lakukan berturut-turut hingga 

tiga kali, insyaallah sehat. Dalam naskah 

Kitab Tib tercatat 15 bab ramuan herbal 

beserta cara-caranya untuk mengobati 

sariawan. Berikut ini transliterasi teksnya. 

Pasal (50) ini obat sariawan, ambil minyak 

sapi dipudi dengan getah angsana maka kumur, 

afiat. Bab (1) obat sariawan, ambil getah 

angsana dan getah pingku dan pijar dibakar 

ambil isinya dan selupat mempedal ayam 

basuh maka panggang ketam cadang bakar 

ambil lemaknya dan pijar bakar semuanya itu 

pudi dengan minyak sapi bubuh pada kapas, 

suruh kumur-kumur, afiat. Bab (2) ini obat 

sariawan, ambil akar tebu dan jintan diasah 

bubuh pada mulut dan kumur-kumurkan pada 

orangnya di atas dan di bawah budak sariawan 

itu. Bab (3) obat sariawan, ambil akar tiga 

jintan maka asah kumurkan pada mulutnya dan 

pada lehernya. Bab (4) obat sariawan, ambil 

akar cekak manis asah lumurkan, afiat. Bab (5) 

obat sariawan jatuh ke perut atau buang airkan 

darah; ambil cendana dan cengkeh kulit tiram 

dan jeranang maka asahkan airnya bunga raya 

putih diremas ambil airnya seruas telunjuk 

maka minum tiga kali sehari, afiat. Bab (6) 

obat sariawan, ambil menjakani dan gagang 

sirih tujuh helai dan beras putih tujuh butir dan 

timah dikikir barang sedikit maka pipis, akan 

airnya air didih maka minum, afiat. Bab (7) 

obat sariawan, ambil daun delima dan daun 

haliya [h.92] segenggam terik, maka minum 

tiga pagi. Jika orang itu panas seriranya jangan 

diberi air haliya, jika sejuk seriranya tiada 

mengapa, jika banyak sekalipun haliya tiada 

mengapa. Bab (8) obat sariawan, ambil jintan 

hitam dan bunga nyiur makan maka minum 

atau telan, afiat. Bab (9) ini obat sariawan, 

ambil umbi pisang kelat ambil airnya bubuh 

pada kakas, maka kulum, afiat. Bab (10) 

iniobat sariawan yang tiada dapat makan 

daging, ambil gaharu dan pucuk dan menjakani 

dan mesoyi dan santan maka minum, afiat. Bab 

(11) iniobat sariawan, ambil getah sendangan 

minyak sapimaka kulum, afiat. Bab (12) ini 

obat budak akuma, ambil daun tarum dan daun 

nipah airnya jika bubuhkan pada mulutnya 

afiat. Bab (13) ini obat budak akum, ambil 

kuku kambing diasah dengan air, sapukan pada 

mulutnya budak itu, afiat. Bab (14) ini obat 

manis, ambil daun sirih tua sehelai yang 

pucuknya hitam kacu putih dan getah gambir, 

obat sariawan pun baik dikumur-kumur dalam 

mulutnya, afiat. Bab (15) ini obat sariawan, 

ambil haliya dan beras dua bahagi maka buat 

kanji, sudah itu embunkan pagi-pagi makan. 

Adapun membuat obat kira-kira habis sekali 

makan, afiat. adapun fi’il sariawan itu rambut 

putih mata kabur gigi obat mulut busuk, itulah 

dia. 

3. Obat Mulut Pahit dan Kering 

Pasal 51 adalah obat mulut pahit dan 

kering yang terdiri atas 4 bab cara 

pengobatannya. Penyakit mulut pahit dan 

kering adalah penyakit yang sering 

menimpa manusia. Penyakit ini adalah 

awal dari sakit tenggorokan dan nantinya 

dilanjutkan menjadi panas dalam sehingga 

dada sakit. Obatnya sangat sederhana 

yakni ambil jahe satu ruas lalu bakar 

kemudian dicuci bersih dan dipukul hingga 

hancur kemudian masukkan ke dalam gelas 

dan ditambahkan gula merah secukup 

manisnya lalu disiram dengan air panas. 

Jika sudah agak dingin atau berkurang 

panasnya maka diminum airnya. Lakukan 

hingga tiga kali minum insyaallah sembuh 

dan dadanya berasa lapang. Untuk lebih 

jelasnya berikut ini disertakan transliterasi 

teksnya. 

Pasal (51) ini obat pahit mulut 

dan kering mulutnya tiada boleh makan 

atau batuk, ambil akar kernam buah pala dan 

menjakani dan manisan atau sukar batu maka 

ketiga akar itu maka pudi sekalian itu, maka 

suruh kulum, afiat. Bab (1) ini obat pahit 

mulut, ambil buah nyiur puyuh makan kecap￾kecap dengan lidah. Bab (2) ini pasal tiada 

boleh tidur, ambil upih yang tersangkut di atas 

kayu atau lainnya tempat ayam tidur atau kayu 

tempat ia bertenggek tidur itu taruh, ambil 

sebelah ke bawah, sedikit sekalian itu bakar 

ambil abunya, bubuh angku dan belerang 

sedikit, maka surat tapak seliman pada batu 

maka asah, pudi dengan abu itu maka bacakan 

doa ini kata Allah kata besar kata mendoakan 

maka colek-colekkan pada matanya, afiat. Bab 

(3) obat tiada boleh tidur, ambil daun bunga raya bakar ambil abunya, colekkan pada 

matanya, akan airnya itu air benar. Bab (4) 

obat tiada boleh tidur sebab daripada panas 

atau sawan setan, ambil dahi dan daun dengala 

dan haliya bara dan lengkuas rentang dan 

[h.93] dan lempuyang dan daun sempu dan 

daun sengkang semuanya itu direndang, sudah 

hangat dibubuh pada kerah kain maka 

tuangkan pada orang sakit itu niscaya hilang 

sakitnya Insya Allah berkat Nabi Muhammad 

sallallahu ‘alaihi wa salam. 

4. Obat Sakit Kepala 

Pasal 55 adalah obat penyakit yang 

menimpa pada bagian mata. Mata adalah 

alat yang sangat fital bagi manusia yang 

berguna untuk melihat. jika  mata 

sudah mendapat sakit, maka harus segera 

diobati. Pada zaman dahulu warga  

selalu menggunakan tumbuh-tumbuhan 

yang ada di sekitarnya untuk mengobati 

mata yang terkena penyakit. Misalnya 

jika  mata berasa gatal maka ambil daun 

sirih hijau lalu dicuci bersih kemudian 

tambahkan air dingin yang bersih juga lalu 

remas sampai daun sirihnya memar 

kemudian saring airnya dan letakkan di 

dalam piring. sesudah  itu mata dimasukkan 

ke dalam air sambil dikedip-kedipkan. 

Obat sakit mata yang paling sederhana 

adalah dengan meneteskan asi (air susu 

ibu) ke dalam mata yang sakit. Lakukan 

tiga kali sehari insyaallah sembuh. Dalam 

naskah Kitab Tib dituliskan sebanyak 61 

bab pembahasan mengenai obat sakit mata. 

Untuk labih jelasnya disertakan 

transliterasi teksnya sebagaiberikut. 

Pasal (55) obat sakit mata, akan air bunga 

melur dan maman dan akar bayam maka bakar 

ambil arangnya, maka bubuh di atas besi maka 

ambil buah kedaki dan menjakani dan tawas 

dan bawang putih dan kemukus dan haliya dan 

kayu putih maka sekalian itu asah pada besi, 

akan airnya limau nipis maka hangatkan kira￾kira mendidih, sesudah  kesam maka bubuh pada 

kelopak mata, afiat. Bab (1) obat mata disurat 

pada sirih bertemu urat, maka makan dan 

airnya percikkan pada mata atau kepada antara 

sakit mata dicelakkan, ini yang disurat (gambar 

rajah). 

Bab (2) obat sakit mata, ini mantra sakit mata 

kepada air pinang bahwa inilah yang dibaca: 

ya Allah ya Muhammad ya Muhammad serta 

di mataku berkat la ilaha illa Allah 

Muhammad Rosulullah. Bab (3) obat sakit 

mata, ambil buah asam kimalakama yang 

masak maka remas ambil patinya, maka bubuh 

barang air sedikit bubuh pada perca putih maka 

tempelkan pada matanya, maka pada muka, 

afiat. Bab (4) obat sakit mata, ambil buah 

pengaga maka pipis dengan cuka maka 

perahkan pada ia pada mata sakit itu. Bab (5) 

obat sakit mata kabur, ambil sudalenggam 

sedikit dan biji pipi dan lagi sudalenggam itu 

asah, maka pudi ketiganya itu maka jernihnya 

itu maka titikkan pada mata itu niscaya 

selamat. Bab (6) obat sakit mata, ambil tanduk 

rusa dan air susu orang beranak muda yang 

lagi belum tumbuh giginya maka asah 

celakkan pada matanya, afiat. Bab (7) obat 

jangan sakit mata, ambil pucuk buta-buta maka 

pipis, akan airnya limau kapas maka perahkan 

ambil pada mata niscaya, afiat. [h.109] Bab (8) 

obat sakit mata yang ia diminum, pertama 

ambil kelambak dan gaharu dan kumkum dan 

cendana cengkeh dan air mawar dan kapur 

barus dan ambar maka sekaliannya itu asah 

maka minumkan, afiat. Bab (9) obat pembetah 

mata sakit, pandang matahari pijak ibu kaki 

kanan dan ibu kaki kiri maka memberi salam 

kepada matahari, aku hendak minta obat 

membetah mataku sakit. Maka ludahi tapak 

tangan dengan air liur basi maka gosokkan 

pada mata, afiat. Bab (10) obat sakit mata, 

ambil tawas asah pada besi dengan air limau 

nipis maka hangatkan pada api maka bubuhkan 

pada kelopak mata jangan masuk mata yang di 

dalam, afiat. Bab (11) obat sakit mata yang 

merah keduanya dan tebal uratnya lagi besar 

diasahnya maka di dalam itu seperti ada pai 

besar rasanya sebab demikian itu naik darah 

yang jahat pada mata dan kepala, akan obatnya 

ambil putih telur getah brotowali yang hijau 

maka bubuh pada kapas, maka tempelkan pada 

mata keduanya, tatkala ia berobat jangan 

berpelita tanda biru mas, obat itu jangan 

berkatup mata serta airnya atau lendir atau 

nana. Maka tatkala itu ambil biji kesemak pipis 

bubuhkan pada mata, maka bawa tidur sampai siang, afiat. Bab (12) obat sakit atau gatal, 

ambil pucuk daradap maka pusar pada tapak 

tangan bubuh garam jua barang sedikit, maka 

bubuh kain perahkan pada mata, afiat. Bab 

(13) obat sakit mata, ambil kacu putih dan 

madang silo bubuh pada mata, afiat. Bab (14) 

obat sakit mata, ambil didih pulut hitam dan 

daun rumput tahi bayi dan butir limau maka 

giling poles pada dahinya, afiat. Bab (15) obat 

sakit mata yang timbul dagingnya, ambil kulit 

pinang yang masak maka tunu ambil abunya 

maka bubuh air hangat, maka hangatkan pada 

api bubuh pada kapas perahkan pada matanya, 

afiat. Bab (16) obat sakit mata yang terhentak 

pada kayu atau tercucuk atau sahaja sakit 

sendirinya maka ambil daun kacang paliskan 

yang muda maka layur ambil airnya dan susu 

orang yang beranak muda [h.110] yang anak 

yang belum tumbuh gigi maka bubuh pada 

kapas maka perahkan pada matanya, afiat. Bab 

(17) mata petikan atau gatal atau kabur atau 

belas, ambil limau nipis maka layang-layang 

bubuh pijar pada limau itu maka perahkan 

pada matanya, afiat. Bab (18) obat mata 

petikan, ambil buah kedongdong maka bakar 

ambil abunya dan kacu putih dan jerangau dan 

sendawa maka sekalian itu rendam dengan air 

yang jernih maka titik pada mata masukkan ke 

dalam matanya, akan bedaknya daun sipa dan 

daun keramunting dan daun belimbing dan 

daun jerangau dan daun sakar dan halia dan 

jintan hitam dan daun kapas keling, ujung 

melukut mata kunyit maka sekalian itu pipis 

maka pupurkan pada mukanya segera jernih 

matanya, afiat. Bab (19) obat-obat mata 

tumbuh, ambil bunga delima dan air pinang itu 

yang mudan dan tawas maka bubuh pada perca 

putih maka perahkan pada mata sakit, afiat. 

Bab (20) obat sakit mata, ambil akar bayam 

tanah dan akar jeruju maka tumbuk ambil 

airnya campurkan semuanya tiupkan pada 

mata, afiat. Bab (21) obat mata petikan maka 

ambil adas manis dan bunga cintaguri dan air 

susu orang yang menyusui kanak-kanak yang 

belum tumbuh giginya, akan airnya maka pipis 

bubuh pada perca putih, maka perah pada mata 

yang sakit itu, afiat. Bab (22) obat sakit mata 

petikan, ambil penuwo pinang dan penuwo 

batu dan lada sulah tujuh butir dan bunga 

susun kelapatujuh tangkai dan ketiak katam 

dan pijar sedikit, maka pipis buatkan celak 

maka tatkala berubat maka ia asah dengan air 

susu orang yang anaknya yang belum tumbuh 

gigi maka perahkan pada matanya, afiat. Bab 

(23) obat sakit mata, ambil kulit pinang kelat 

maka bakar ambil abunya bubuh air bermalam 

maka hangatkan. sesudah  hangat maka bubuh 

pada mata yang sakit itu, afiat. Bab (24) obat 

daging-dagingan, ambil akar perapet maka 

asah airnya air madu maka bubuhkan pada 

mata, afiat. Bab (25) obat sakit mata bilis, 

ambil temu putih dan tembikar mangkuk putih 

dan kapur barus sedikit, maka asah pada besi, 

airnya air limau kapas dan air madu maka 

masukkan ke dalam mata yang sakit itu, afiat. 

Bab (26) obat sakit mata bilis, ambil getah 

sena dan minyak lenga dan pati kunyit sama 

banyaknya dan limau kapas yang masak, maka 

hangatkan pada api [h. 111] sesudah  sejuk maka 

celakkan pada mata, afiat. Bab (27) obat mata 

tumbuh, ambil bunga delima dan air pinang 

muda dan tawas maka bubuh pada perca putih 

maka perahkan pada mata, afiat. Bab (27) obat 

mata tumbuh, ambil cacing gelang-gelang 

maka kerat dua cucukkan pada yang sakit itu, 

afiat. Bab (26) obat yaitu mata ikan yang putih 

di dalam mata, maka hempedu kambing retatak 

maka pipis dengan kumkum berat satu dirham 

maka celakkan pada mata barang tujuh belas 

hari, afiat. Bab (28) obat mata daging￾dagingan, maka ambil kulit pinang kelat yang 

baharu kuning-kuning maka remas dengan air 

bermalam maka bubuh pada mangkuk sabun 

maka pipis dengan perca putih maka perahkan 

pada mata, afiat. Bab (29) obat mata daging￾dagingan, ambil kulit pinang kelat bakar, ambil 

kulit abu itu tatkala dibakarnya maka bubuh air 

embun maka heningkan bubuh pada, afiat. Bab 

(30) obat mata daging-dagingan, ambil akar 

keropak maka asah dengan air madu, bubuh 

mata pada mata yang sakit itu, afiat. Bab (31) 

obat mata daging-dagingan atau bili, ambil 

sinar api ujung melukut mata kunyit maka 

pipis dengan air bermalam bubuh pada perca 

putih maka perahkan pada mata, afiat. Bab 

(32) obat mata bilis, ambil mata dengan daun 

tangan-tangan maka pipis maka dengan 

sandawa bubuhkan pada kelopak mata, afiat. 

Bab (33) obat mata bilis dan berair, maka 

ambil hayam hitam atau jantan [h.111] yang 

putih bulu maka cabut ia bulunya muda, tatkala 

berdarah maka sapukan pada kelopak matanya, afiat. Bab (34) obat yang berkuman gatal, 

ambil tanduk rusa yang tajamnya maka asah 

pada tembaga, akan airnya minyak sapi maka 

palitkan pada mata yang di bawah barang tujuh 

hari, afiat. Bab (35) obat mata yang luruh 

bulunya dan bilis, maka ambil tahi burung 

rajawali maka campurkan dengan air madu 

maka celakkan pada mata yang sakit itu, afiat. 

Bab (36) obat mata-mata ikan, ambil kendak 

dan jintan dan temu putih maka campurkan 

dengan air susu orang maka perah pada mata, 

afiat. Bab (37) obat [h.112] tumbuh di mata, 

ambil kumkum maka pipih lumat-lumat maka 

celakkan pada matanya, afiat. Bab (37) obat 

mata tumbuh, ambil bunga telang putih dan air 

pinang muda dan tawas sedikit maka bubuhkan 

pada mata, afiat. Bab obat (38) mata tumbuh, 

ambil hempedu landak dan air madu dan air 

susu orang beranak yang belum tumbuh gigi 

maka pipis lumat-lumat bubuh pada mata, 

afiat. Bab (39) obat mata bengkak, ambil 

ketumbar maka asah dengan air madu, maka 

celakkan pada matanya, afiat. Bab (40) obat 

mata bilis, ambil ia kulit kelapa dan temu 

putih dan kapur barus dan air mawar dan air 

madu maka sekalian itu serutkan pipis dengan 

air madu bubuhkan pada mata yang sakit itu, 

afiat. Bab (41) obat mata bilis, ambil temu 

dan bawang anjan-anjan maka timbang sama 

beratnya maka pipis, akan airnya limau nipis 

masak atau asam Jawa dengan daun telinga 

tikus maka bubuh pada mata, afiat. Bab (42) 

obat mata bilis sakit, ambil buah birah kupas 

maka rebus dengan air susu lembu 

seradakerang maka taruh baik-baik, jika mata 

bilis maka asah dengan air daun asam Jawa maka 

celakkan dan jika mata sakit mata ikan, air 

delima akan airnya, jika mata itu gatal air daun 

sudu-sudu, jika mata daging-dagingnya air 

madu akan airnya, afiat. Bab (43) obat mata 

bilis, ambil daun susun. Bab (44) obat mata 

bilis atau ia kabur, ambil akar susun. Bab (45) 

obat mata, ambil air birah yang di dalamnya 

akan airnya air susun kembang, maka rebus 

kering-kering maka pada tatkala mata bilis 

ambil asah dengan air daun jelaga, jika mata￾mata ikan dengan air buah dalam dan cuka dan 

air daun-daun birah dan mata berair daun 

beradap dan jika mata berselaput, air madu, 

celakkan pada mata, afiat. Bab (46) obat mata 

jangan mengantuk, ambil biji delima yang 

dalam masak maka perah ambil airnya 

kemudian maka ambil kelelawar seekor maka 

cucuk dengan jarum matanya supaya terbit 

airnya sekira-kira sama banyaknya dengan air 

buah delima itu ia campurkan, maka celakkan 

pada mata itu, afiat. Bab (47) obat mata kabur, 

ambil kaca yang hijau maka tumbuk lumat￾lumat dan tumbuk mangkuk sabun tembok 

ambil paku rancak rebus. sesudah  masak 

sejukkan maka bubuh tembikar itu di dalam 

air itu maka bubuh pada suatu bekas celupkan 

mata di dalam air itu barang tiga hari niscaya 

jernih [h.113] Bab (48) obat mata buta kabur, 

ambil sabun dan hempedu sawa dan air 

hempelas lanjan dan air limau nipis dan lada 

Cina dipatah dalamnya sahaja maka bubuh pada 

mata, afiat. Bab (49) obat mata kabur, ambil 

ketiak ketam emas atau ketam besi atau ketiak 

ketam perak dan jan tanam dan atal dan 

medang silo akan air susu orang yang anaknya 

belum tumbuh gigi, sesudah  itu maka asah 

tiupkan pada mata, afiat. Bab (50) obat mata 

kabur yang sangat,ambil umbi nyiur puyuh 

kulitnya dan kacu dan kayu manisdan daun 

paku rancak ambil embunkan, sudah itu 

jaramkan di kepala tiga pagi. Bab (51) obat 

membasuh mata kabur itu, ambil air embun 

sabun sedikit maka basuhkan pada mata itu, 

afiat. Bab (52) obat mata, ambil air mawar 

dan kaca yang putih maka asah dengan air 

mawar maka bubuhkan pada mata itu, afiat. Bab 

(53) obat mata ini doanya pada obat air mawar 

dan kaca itu: Allahu Akbar Allah. Bab (54) 

obat mata kabur, ambil kulit pinang menggala 

yang masak maka jemur kering-kering maka 

bakar ambil abunya maka bubuh air limau 

nipis, maka tapis dengan perca putih, maka 

perahkan kedalam mata, maka sediakan pati 

santan apakala sangat maka perahkan pati itu 

pada mata, maka rebus embunkan ambil 

[h.113] airnya yang jernih itu, bubuh pada 

pinggan maka celakkan pada mata, afiat. Bab 

(55) obat mata kabur, ambil daun belimbing 

besi uapkan pada nasi lapik dengan daun 

pinang maka bubuh garam harimun sedikit 

embunkan pagi-pagi perahkan pada mata, afiat. 

Bab (56) obat kabur mata maka pergi kepada 

rumput yang ada air embun lekat maka ambil 

dengan ibu kaki. sesudah  sudah maka ibu kaki 

kiri bubuh pada mata kanan dan ibu kaki kanan 

bubuh pada mata kiri, afiat. Bab (57) obat mata kabur sebab rasa itam, ambil tulang sintang 

maka campurkan dengan air susu budak yang 

belum tumbuh gigi, sesudah  itu maka giling 

jemur kering barangkali ia hendak berobat 

maka asah celakkan pada mata, afiat. Bab (58) 

obat kabur mata, ambil buah timbang abu yang 

masak maka pipis dengan air susu budak yang 

belum tumbuh gigi, maka campurkan obat itu 

perahkan kedalam mata, afiat. Bab (59) obat 

jangan kabur, hamba peroleh daripada Tuk 

Lebah Akir ia boleh daripada Raja Indragiri, 

maka kata paduka; "Air pada tiap-tiap.pagi ia 

masukkan air itu dalam mata maka berbuat dia 

pada tiap-tiap jangan ditinggalkan terlalu 

mustajab ini doanya, (h.114] Ya Allahu ya 

Allahu ya Nur ya Nur bi basari ya basari ya 

basar diterangkan Allah mata hambaMu dari 

dunia datang ke akhirat, afiat. Bab (60) obat 

mata kabur atau bilis, ambil tahi budak yang 

baharu keluar daripada perut ibunya, maka 

ambil celakkan pada mata, afiat. Bab (61) obat 

mata kabur, ambil air mawar dan air limau 

kapas maka perahkan pada mata, afiat. 

5. Obat Pitam 

Pasal 56 adalah obat penyakit pitam. 

Pitam adalah sejenis penyakit yang 

berkaitan dengan kepala dan darah di mana 

jika  seseorang mengalami pitam, maka 

orang tersebut akan merasa berkunang￾kunang pandangannya dan kepala merasa 

berat. Untuk zaman sekarang penyakit 

seperti ini diperkirakan sama dengan 

penyakit yang dikenal dengan istilah 

fertigo. Untuk mengobati penyakit tersebut 

sebenarnya tidak terlalu susah sebab  

secara herbal dapat mengantisipasinya 

asalkan rutin dilakukan. Oleh sebab  itu, 

dalam naskah Kitab Tib disenaraikan 

berbagai bentuk pengobatannya. Berikut 

ini transliterasi teksnya. 

Pasal (56) ini obat pitam, maka ambil daun 

pegaga segenggam maka rebus dengan 

kacang hijau embunkan, sesudah  sudah 

maka remas dengan sakar maka minum 

tiga pagi, afiat. Bab (1) obat pitam, 

maka ambil nyiur gading yang muda 

maka rebus, sesudah  sudah maka 

embunkan, ambil kayu manis Cina berat 

satu tahil maka pipis campurkan pada 

nyiur itu maka tapis minum tiga pagi 

afiat. Bab (2) obat pitam, ambil sakar dan 

limau nipis tiga butir akan obat itu bakar 

maka perahkan limau itu embunkan 

pada ketika tengah malam minum supaya 

muntah, jika tiada muntah jolok supaya 

muntah kuning keluar penyakit itu, afiat. Bab 

(3) obat pitam, ambil lilin kelulut 

maka hanguskan barang tiga hari, 

afiat. Bab (4) obat pitam, ambil kulit 

kayu manis maka pipis dengan kapur tohor 

maka tempelkan pada dahinya, afiat. 

Bab (5) obat pitam, ambil pulut hitam 

tiga haling genggam maka ambil sehaling 

dahulu tanak sudah masak bubuh pada 

nasi itu jintan hitam sejumput maka ia 

uapkan pada muka nasi itu bubuh air remas, 

maka embunkan pagi-pagi jaramkan pada 

kepala, afiat. Bab (6) obat pitam, 

ambil kacang hijau rebus. sesudah  

sudah maka angkat maka ambil airnya, 

bubuh pada pasu maka ambil daun pekan 

maka remas pada air kacang itu embunkan, 

afiat pagi hari jaramkan ia barang tiga hari 

pada kepala, afiat. Bab (7) obat pitam, ambil 

kacang hijau dan daun pandan yang luruh, 

maka tumbuk lumat-lumat maka rebus dengan 

air barang segantang jika sudah jadi secupak 

maka minum afiat. Bab (8) obat pitam, ambil 

minyak sapi secawan maka masakkan, sudah 

sejuk suam-suam kuku maka perahkan ke 

dalam hidung barang seboleh-bolehnya, jika 

habis sekali baik, sudah itu minum pula minyak 

sapi dan cuka barang setengah haling, jika 

tiada dapat barang seboleh-bolehnyalah jika 

habis sekali baik sudah itu minum pula minyak 

sapi dan cuka barang setengah haling, jika tiada 

dapat barang sebolehnya baik pada tatkala 

minum obat itu jangan minum air pada sehari itu 

dan jika [h.115] sangat dahaga minum sedikit 

hingga banal dadanya jua dan jika diminum jua 

air jadi muntah habis keluar tiada dapat 

ditelannya. 

6. Obat Rambut 

Pasal 59 adalah obat untuk 

menyuburkan rambut di kepala. 

Disebab kan berbagai merek sampo dijual 

di toko atau kedai, maka warga  tergiur untuk memakainya. Akibatnya 

banyak yang terjadi pada rambut, misalnya 

kerontokan, ujung rambut bercabang, kulit 

kepala berketombe, bahkan kutu 

rambutpun hidup subur di kepala. Secara 

tradisional amat sangat mudah 

mengatasinya. Misalnya jika rambut 

berketombe, maka ambil jeruk nipis usap￾usapkan ke kulit kepala sebelum di 

keramas. Jika rambut bercabang di 

ujungnya maka ambil buah kemiri lalu 

dibakar sampai berminyak. Minyak 

tersebut di oleskan atau disapukan secara 

merata di ujung rambut. Lakukan sesering 

mungkin sehingga ujung rambut menjadi 

hitam dan tidak berbelah. Perihal ramuan 

herbal untuk rambut tertulis 11 bab 

pembahasannya. Berikut transliterasi 

teksnya.

Bab obat ini pasal (59) berbaik 

rambut, ambil anak pisang tembatu yang 

sehasta panjangnya maka kerat jangan 

sarat ambilnya maka bembam, sesudah  

masak maka embunkan buang arangnya, 

maka remas pagi-pagi bubuh di kepala 

ketika belum terbang lalat. Bab (2) obat 

rambut uban, ambil ekor kucing hitam 

bakar ambil abunya maka campurkan 

dengan minyak lenga maka pipis 

keduanya, bubuh pada rambut niscaya 

hitam. Bab (3) obat uban, ambil gagak 

seekor maka tanam, sesudah  buruk ambil 

tulangnya maka asah dengan cuka maka 

sapukan pada rambut itu insya Allah 

hitam. Bab (4) obat hendak meluruhkan 

rambut, ambil atal pudi lumat-lumat maka 

bubuh kapur tohor dan basing telur ayam, 

sesudah  sudah [h.120] maka gosokkan 

mesra-mesra pada bulu itu, sesudah  

kering ia gugurlah bulu itu, jika tiada 

habis bulak obat itu, jika tambah bubuh 

lagi obat itu niscaya licin. Bab (5) obat 

meluruhkan roma, ambil abu dan atal dan 

apiun maka sekalian pipis bubuhkan 

berulang-ulang niscaya hilang. Bab (6) 

obat biar laruh, ambil sumba keling dara 

kembas dan kerak nasi yang kita makan 

dan daun sepat tunggal maka tumbuk 

semuanya maka remas dengan nyiur hijau 

maka embunkan tatkala belum terbang 

lalat jaramkan hingga berhenti luruhnya. 

Bab (7) obat kelamumur, ambil ati-atinya 

rotan ambil abunya campurkan dengan 

limau purut buat langir hingga pedih 

rasanya, afiat. Bab (8) obat kelemumur, 

ambil sarang laba-laba dan lutut 

belimbing dan rasa maka pipis ketiganya 

itu maka bubuh pada minyak gosokkan 

di kepala dan pada segala tubuh hilang 

olehnya. Bab (9) obat rambut lebat lagi 

panjang; ambil daun labu remas pada 

tempurung berbulu, akanairnya air nyiur 

hijau maka embunkan maka jaramkan di 

kepala. Bab (10) obat tiada tumbuh 

rambut, ambil akar bayam tanah dan akar 

tembaru maka bakar ambil abunya dan 

hempedu ayam hitam dan minyak sapi 

dan minyak jarak campurkan sekaliannya 

bubuh di kepala. Bab (11) obat rambut 

luruh, ambil sumba keling dara dan 

gambas dan kerak nasi dan daun sepat 

tunggal maka tumbuk rebus embunkan, 

belum terbang lalat jaramkan, jika 

bertahan luruhnya maka berhenti. 

7. Obat Gigi 

Pasal 60 adalah obat sakit gigi. 

Gigi disamping sebagai hiasan mulut 

juga sebagai alat utama yang 

digunakan untuk menghancurkan dan 

melumatkan makanan sebelum 

ditelan. Jika gigi sakit, maka 

manusia akan mengalami kesulitan 

untuk mengunyah. Oleh sebab  itu 

gigi harus sehat dan kuat. 

warga  zaman dahulu sangat 

jarang sakit gigi sebab tidak pernah 

mengkosumsi es atau makanan 

dingin yang beku. Mereka rajin 

mengunyah daun sirih atau buah 

pinang dan lain sebagainya. Untuk 

lebih jelasnya pembahasan ramuan 

herbal sakit gigi berikut ini 

disertakan transliterasi teksnya. 

Pasal (60) ini obat gigi, pertama ambil 

batang senduduk dan batang merpadi puan 

namanya dan surbub ambil batangnya dan 

batang limau purut dan batang melad 

yang besar dan nasi dingin dan batang 

benalu dan batang maja dan batang patah kemudi maka sekalian itu dijemur. 

sesudah  sudah maka bakar ambil abunya 

ambil terasi sedikit dan kapur barus 

sedikit dan hempedu siam sedikit dan 

hempedu sawa sedikit maka sekalian itu 

pirak lumat-lumat maka bubuh pada gigi 

tiga hari pada malam keratkan gigi 

itu.Bab(1) obat gigi, ambil hempedu 

kerbau dan hempedu pelanduk dan ikan 

sebara dan ranting limau nipis,bakar 

ambil bajanya campurkan dengan 

hempedu itu maka bubuh pada gigi pagi 

sekali dan tengah haria sekali dan 

petang sekali. Bab (2) obat gigi serta 

doanya.

amat mustajab jika gigi sudah 

berlubang pun baik dan jika gigi itu 

(h.121] sudah berlubang pun baik jua, 

maka inilah obatnya: pertama pijara berat 

enam kupang dan terusi berat seemas dan 

tawas berat seemas dan sendawa berat dua 

emas dan garam Siam berat dua emas dan 

isi saga kendari tujuh butir maka 

semuanya itu giling campurkan maka 

ambil airnya limau nipis barang dua 

puluh butir buat airnya, maka bubuh gigi 

dengan mongkor nyiur yang hidup, perbuat 

sugi serta dengan saratnya gosokkan 

tengah lidah dahulu, tinggal lidahku maka 

tanggal gigiku. Bab (3) obat gigi supaya 

teguh,ambil hembelu berat sekupang dan 

tawas berat sekupang dan bunga terong asam 

tiga tangkai maka bakar campur kan pada 

kering maka cucukkan pada gigi niscaya teguh 

olehnya. Bab (4) obat gigi bergoyang atau 

mengulur, ambil air maka berkumur-kumur 

maka kata dengan kata ini, insya Allah ta'ala 

dengan berkat syafa’at nabi malu gigi dengan 

air inilah saratnya, malu mujarab. Bab (5) obat 

sakit gigi mulut busuk, ambil bunga pucuk 

pakan dan ambil sirih mamah kulum pada 

tatkala akan tidur tengahnya, afiat insya Allah. 

Bab (6) obat membuang ulat gigi,ambil daun 

bunga pakan rebus, sesudah  masak maka kumur￾kumur kira-kira tahan maka ludahkan pada 

suatu tempat adakah ulatnya mujarab. Bab (7) 

obat gigi sakit atau bengkak, ambil lada tujuh 

kali tujuh dan beras dan garam maka sekalian 

rendang giling bubuh minyak maka kumur￾kumur, afiat. Bab (8) obat gigi; ambil kulit 

batang pinang yang dekat upihnya yang lagi 

hijau maka bungkus dengan daun pisang, maka 

uapkan pada nasi, sudah maka gosokkan pada 

gigi pagi-pagi belum basuh muka, afiat. Bab 

(9) ini sarat teguh gigi, ambil kain maka puntal 

gigit dengan gigi pada hakikatnya terletak 

kedalam gusi maka ini katanya: Hai tulang 

Adam yang lebih, jika tercabut lidahku maka 

tercabut engkau dunia datang ke akhirat insya 

Allah maka ambil kayu tempelkan besi akan 

suginya, mujarab. Bab (10) obat sarat gigi 

supaya teguh, ambil akar pulutpulut tatkala 

mengambil dibawa sirih gental maka pinta pada 

Nabi Ilyas maka cabut ambil sugikan ini 

katanya: Jadi mustahil pada kata itu senantiasa 

pada hakikatnya tiada akan pergi gigi samalah 

insya Allah ta'ala. Bab (11) obat sarat gigi 

supaya teguh dengan sebab  Allah ta'ala dengan 

berkat nabi Muhammad ini katanya: Hing 

badanmu putus tali jirat pagar teguh tegang 

urat sendi seliraku. maka hentakkan tangan 

kita pada dagu kita hakikatnya tertanam 

[h.122] masuk kedalam gusi seperti kita letak 

kayu kedalam tanah masuk mujarab. Bab (12) 

obat sarat gigi teguh, getah kayu suka jadi 

timbul pada segala waktu ini katanya: Pengku 

maha pengku diramin Fatimah, gigi 

jangajangan engkau undur serta lidah mujarab. 

Manfaat Ramuan Herbal Non Instan 

 

Herbal adalah istilah lain daripada 

tanaman obat, yakni tumbuh-tumbuhan 

yang berkhasiat obat untuk menghilangkan 

rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, 

membunuh bibit penyakit, dan 

memperbaiki organ yang rusak serta 

menghambat pertumbuhan tidak normal 

seperti daging tumbuh atau tumor. Herbal 

dapat berupa tanaman pangan, tanaman 

hias, tanaman perkebunan dan tanaman 

yang tumbuh liar seperti tanaman yang 

hidup di semak, belukar, dan hutan. Tetapi 

sebagian besar merupakan tumbuhan liar di 

hutan, baik di hutan primer, hutan 

sekunder, maupun belukar dan semak yang 

dapat digunakan sebagai obat. Penggunaan 

herbal sebagai obat sudah dilakukan dari 

generasi ke generasi selama ribuan tahun. 

Pengetahuan tentang herbal yang ada 

di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan yang diturunkan 

dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Pengetahuan dari luar Nusantara, 

khususnya dari China dan India ikut 

meramaikan dan menambahinya. 

warga  menjumpai tanaman obat ini 

sebagai tanaman yang selalu ada di sekitar 

mereka. Oleh sebab  itu, banyak manfaat 

yang diperoleh jika berdampingan dengan 

ramuan herbal, di antaranya adalah: 

1. Dengan mengkosumsi ramuan herbal 

non instan secara teratur, maka dapat 

mencegah penyakit, baik penyakit 

psikis maupun fisik. 

2. Pengobatan ramuan herbal sangat 

mudah dilakukan dan sangat mudah 

mendapatkannya sebab  banyak 

tumbuh subur di sekitar kehidupan 

manusia. Dengan demikian 

pengeluaran dana untuk berobat secara 

medis dapat ditekan sedemikian rupa 

sehingga penyembuhan penyakit tidak 

memberatkan sebab  tidak 

memerlukan uang banyak. 

3. Selain itu, pengobatan ramuan herbal 

dapat mengenal kekayaan alam berupa 

tumbuh-tumbuhan sehingga 

meningkatkan rasa syukur kepada 

Allah Swt dan meningkatkan 

keyakinan kepada Rasulullah Saw. 

Kesimpulan 

Demikian yang dapat diuraikan dan 

pada akhir tulisan ini disampaikan 

kesimpulan sebagai jawaban dari 

permasalahan yang disebutkan. 

Kesimpulan sebagai berikut. 

1. Ramuan herbal adalah kebiasaan 

warga  dalam rangka 

menyembuhkan penyakit dengan 

ramuan alami yang berasal dari 

tumbuh-tumbuhan yang banyak 

tumbuh subur di bumi tempat manusia 

menjalankan kehidupan. 

2. Herbal terbagi dua jenis; pertama, 

herbal instan, sebagaimana yang 

banyak beredar di tengah warga  

dengan harga tinggi; kedua, herbal non 

instan, sebagaimana yang banyak 

tumbuh dan hidup subur di atas bumi. 

3. Pengobatan dengan menggunakan 

ramuan herbal sebagaimana yang 

terkandung dalam naskah Kitab Tib 

berjumlah 31 jenis penyakit yang 

dikelompokkan ke dalam empat bentuk 

jenis pengobatan yakni: 

a. Pengobatan herbal murni, artinya 

pengobatan yang dilakukan semata 

dengan penggunaan tumbuh￾tumbuhan atau tanaman obat saja. 

b. Pengobatan herbal yang diiringi 

doa. Artinya, di samping ramuan 

herbal juga diiringi dengan doa. 

c. Pengobatan herbal yang disertai 

magik, artinya ramuan herbal 

disertai dengan rajah, wafak, 

azimat, dan lain sebagainya. 

d. Pengobatan herbal diiringi doa dan 

magik secara berurutan dilakukan. 

4. Ramuan herbal yang dapat digunakan 

untuk mengobati penyakit bagian 

kepala dalam naskah Kitab Tib 

berjumlah delapan jenis penyakit.