Tampilkan postingan dengan label Pengobatan tradisional 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengobatan tradisional 4. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Pengobatan tradisional 4

 



Penggunaan obat tradisional di 

Indonesia merupakan bagian dari budaya 

bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat 

sejak berabad-abad yang lalu, namun demikian 

pada umumnya efektivitas dan keamanannya 

belum sepenuhnya didukung oleh penelitian 

yang memadai (Sulasmono, 2010)

Menurut Survei Sosial Ekonomi 

Nasional (SUSENAS) tahun 2014, 57,7% 

penduduk Indonesia melakukan pengobatan 

sendiri, 31,7% menggunakan obat tradisional, 

dan 9,8 memilih cara pengobatan tradisional. 

Sedangkan pada tahun 2015 penduduk 

Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri 

meningkat menjadi 72,44% dimana 32,87% 

menggunakan obat tradisional. (Depkes RI, 

2014). 

Biasanya orang akan memilih 

pengobatan yang berada di sekitar atau dekat 

dengan lokasi tempat tinggalnya. Kebudayaan, 

kepercayaan dan tradisi juga mempengaruhi 

seseorang dalam hal memilih pengobatan, 

biasanya masyarakat yang mempunyai 

kebudayaan yang kuat akan lebih cenderung 

untuk memilih pengobatan tradisional ini 

(Amir, dkk, 2009).

Pelayanan obat tradisional 

menggunakan jamu saintifik di Indonesia 

belum berjalan maksimal. Di Provinsi Jawa 

Tengah ada 21 dokter Puskesmas telah dilatih 

Saintifikasi Jamu, tetapi hanya tujuh 

Puskesmas yang menjalankan pelayanan 

saintika jamu. Penelitian dari sisi konsumen 

diperlukan yaitu analisis perilaku konsumen 

untuk melihat faktor yang melatarbelakangi 

masyarakat memanfaatkan pelayanan obat 

tradisional di pelayanan kesehatan (Maryani, 

dkk, 2016). 

Masyarakat di Kecamatan Tasikmadu 

yang memilih pengobatan tradisional masih 

ada hal ini dapat dilihat dari data yang 

diperoleh melalui Susenas 2013 yaitu sekitar 

12% masyarakat melakukan pengobatan 

tradisional dari 1.801 penduduk yang 

mengeluh sakit. Pada masyarakat Kabupaten 

Karanganyar, khususnya di Desa Kalijirak, 

Kecamatan Tasikmadu yang merupakan salah 

satu kabupaten yang terdapat di Jawa Tengah. 

Berdasarkan survey survei awal yang 

dilakukan terhadap 10 orang didapatkan bahwa 

dari 10 orang tersebut ada 6 (60%) responden 

yang memilih pengobatan tradisional melalui 

sikerei dan 4 (40%) responden yang memilih 

pengobatan ke tempat pelayanan kesehatan. 

Selain itu dari data yang diperoleh dari 

Puskesmas Tasikmadu didapatkan 1.801 

kunjungan sehat dan 3.082 kunjungan sakit, 

dengan total kunjungan yang berkunjung ke 

Puskesmas ini adalah 4.882 orang dan jumlah 

penduduk di Kecamatan Tasikmadu adalah 

5.466 jiwa, maka diperoleh hanya 56,38% 

masyarakat yang berobat ke Puskesmas ketika 

sakit dan 43,82% yang memilih tidak 

melakukan apa-apa saat menderita penyakit, 

melakukan pengobatan sendiri dengan 

membeli obat bebas yang ada di toko-toko 

terdekat dan melakukan pengobatan 

tradisional melalui sikerei. sikerei adalah 

berdasarkan pengamatan yang dilakukan 

peneliti yang juga merupakan penduduk dan 

berdomisili di daerah Danau Seluluk 

masyarakat ini masih banyak yang berobat ke 

sikerei terutama masyarakat pribumi 

(Hernawati, 2009). 

Berdasarkan latar belakang tersebut 

maka peneliti ingin melihat “profil 

penggunaan obat tradisional sebagai alternatif 

pengobatan”

METODE 

Untuk mencapai tujuan penelitian, 

maka metode yang digunakan adalah 

penelitian deskriptif observasional, yaitu 

penelitian yang memaparkan peristiwa-peristiwa dan lebih menekankan pada data 

faktual dengan metode observasi, data 

bersumber dari responden secara langsung, 

dalam hal ini menggunakan kuisioner yang 

diadopsi dari skripsi/tesis atau kuisioner 

standart yang sudah valid dan reliabel sebagai 

alat penelitian. Kuisioner yang akan digunakan 

sebagai alat penelitian ini terdiri dari empat 

bagian pertanyaan yang meliputi : bagian I 

yaitu data karakteristik responden yang 

meliputi: pendidikan, umur, pekerjaan, dll, 

bagian II tentang profil penggunaan obat 

tradisional sebagai pengobatan alternatif.

Dalam hal ini responden adalah 

masyarakat desa kalijirak, karanganyar yang 

bersedia sebagai responden. Jumlah sampel 

yang diambil sebanyak 78 responden dengan 

menggunakan teknik proportional random 

sampling. 

HASIL dan PEMBAHASAN 

1. Deskripsi Tempat Penelitian 

Dusun Jatiri, Desa Kalijirak 

merupakan salah satu dari 25 Desa yang berada 

di wilayah Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten 

Karanganyar. Desa Kalijirak mempunyai luas 

483.7528 Ha, secara administratif Desa 

Kalijirak termasuk dalam Kecamatan 

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Jarak 

Pusat Desa ke Pusat Pelayanan Kegiatan 

(PPK) kira kira 5 km, sedangkan jarak ke Pusat 

Kegiatan Lokal (PKL) Karanganyar kira kira 6 

– 7 km dapat ditempuh selama 10 -15 menit 

perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. 

Lokasi Dusun Jatidiri, Desa Kalijirak 

berbatasan dengan : (a) Sebelah Barat : Desa 

Wonolopo Kecamatan Tasikmadu; (b) Sebelah 

Selatan : Desa Suruh dan Desa Gaum 

Kecamatan Tasikmadu; (c) Sebelah Timur : 

Kelurahan Gedong Kecamatan Karanganyar; 

(d) Sebelah Utara : Desa Kaliboto Kecamatan 

Mojogedang Desa Kalijirak terdiri dari 5 buah 

Dusun yaitu : Dusun Jatiri, Dusun Bendorejo, 

Dusun Mencon, Dusun Jatiri dan Dusun 

Gunung Watu. Setiap Dusun dikepalai oleh 

seorang Kepala Dusun atau Bayan dan masing 

masing Dusun terdiri dari beberapa kelompok 

(cluster) permukiman (Dukuh). Secara 

keseluruhan Desa Kalijirak memiliki 26 dukuh 

dan 41 RT. Pada penelitian ini mengambil 

tempat di Dusun Jatidiri (BPS Kabupaten 

Karanganyar, 2015).

Sarana pendidikan di Dusun Jatidiri 

kurang memadai, hanya ada TK dan SD yang 

tersebar kurang merata, dimana dalam satu 

Desa Kalijirak yang semestinya terdapat 5 

buah sekolah TK dan SD, tapi hanya ada 3 

sekolah SD dan 2 TK. Adapun pelayanan 

kesehatan yang tersebar di Desa Kalijirak, 

yaitu 1 Bidan Desa, 1 Dukun Bayi, dan 1 

mantri (Data Desa Kalijirak, 2018). Wilayah 

Desa Kalijirak berada di pelosok pedesaan 

yang terletak jauh dari perkotaan dengan 

sarana dan prasarana kesehatan yang kurang 

memadai dan agak kesulitan untuk akses ke 

fasilitas umum yang dibutuhkan, kebanyakan 

masyarakat lebih memilih melakukan 

pengobatan sendiri menggunakan obat 

tradisional karena adanya anggapan bahwa 

penggobatan dengan obat tradisional lebih baik 

dan aman dari pada obat modern. 

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data 

yang dilakukan dengan menggunakan 

kuesioner terhadap 78 responden di Dusun 

Jatidiri, Desa Kalijirak, Tasikmadu Kabupaten 

Karanganyar didapatkan data-data sebagai 

berikut:

a. Umur 

Berdasarkan hasil pengumpulan data, 

umur responden dapat diketahui seperti 

tampak pada tabel berikut:


Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat 

diketahui bahwa mayoritas responden berumur 

antara 36 – 45 tahun yaitu sebanyak 36 orang 

(46,2%), kemudian berumur antara 46 – 55 

tahun sebanyak 31 orang (39,7%), lalu 

berumur antara 26 – 35 tahun sebanyak 10 

orang (12,8%) dan paling sedikit adalah 

berumur antara 17 – 25 tahun sebanyak 1 orang 

(1,3%). Hasil ini dapat diketahui bahwa 

sebagian besar responden berumur antara 36 –

45 tahun yaitu sebanyak 36 orang (46,2%). 

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pengumpulan data, 

karakteristik responden menurut jenis kelamin 

dapat diketahui seperti tampak pada tabel 4.2.



Berdasarkan Tabel 4.2. tersebut dapat 

diketahui bahwa sebagian besar responden 

mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu 

sebanyak 41 orang (52,6%) dan yang lain 

adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 

sebanyak 37 orang (47,4%). 

c. Pendidikan 

Berdasarkan hasil pengumpulan data, 

pendidikan dapat diketahui seperti tampak 

pada tabel berikut:


Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat 

diketahui bahwa pendidikan responden 

mayoritas berpendidikan SMA yaitu sebanyak 

34 orang (43,6%), berpendidikan SD sebanyak 

21 orang (26,9%), berpendidikan SLTP 

sebanyak 19 orang (24,4%), berpendidikan PT 

sebanyak 4 orang (5,1%). 

d. Pekerjaan

Berdasarkan hasil pengumpulan data, 

pekerjaan responden dapat diketahui seperti 

tampak pada tabel berikut:


Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui 

bahwa dilihat dari pekerjaan responden 

mayoritas mempunyai pekerjaan sebagai 

pedagang yaitu sebanyak 28 orang (35,9%), 

buruh ada 20 orang (25,6%), tidak bekerja 

sebanyak 16 orang (20,5%), sebagai pegawai 

swasta sebanyak 12 orang (15,4%), dan 

sebagai PNS hanya sebanyak 2 orang (2,6%).


Berdasarkan data penelitian diperoleh 

hasil 55% masyarakat desa jatiri menggunakan 

obat tradisional sebagai alternatif pengobatan. 

Sedangkan 45% lainnya mengaku tidak 

menggunakan obat tradisional dalam 

menangani penyakitnya. Masyarakat yang 

mengaku menggunakan obat tradisional ini 

didasari karena berbagai faktor/alasan 

diantaranaya karena dirasa cukup 

manjur/efekif dengan efek samping yang 

minimal, harga murah, dan mudah di dapat. 

Sedangkan kebanyakan dari mereka tidak 

menggunakan obat tradisional karena alasan 

kurang percaya/kurang yakin dengan obat 

tradisional karena dirasa efek terapi yang 

diinginkan hanya berdasarkan data 

empiris/turun temurun, selain itu alasan terlalu 

ribet/tidak sederhana dalam penyajiannya 

seperti contoh jamu harus merebus simplisia 

dulu atau perlu persiapan/preparasi yang lebih 

lama dibandingkan dengan hanya menelan 

tablet jadi. 

Masyarakat desa jatiri yang 

menggunakan obat tradisional sebagai 

Penggunaan tanaman asli obat-obatan 

tersebut mereka tujukan untuk tujuan 

preventif, kuratif dan promotif. Pengguanaan 

obat tradisional seperti contoh penggunaan 

daun seledri dan daun sirsak, masyarakat 

menggunakannya untuk mengobati penyakit alternatif pengobatan, mereka menggunakan 

jenis obat tradisional berupa tanaman asli 

sebanyak 58%.

Sebagian besar masyarakat desa jatiri 

menggunakan obat tradisional dalam bentuk 

simplisia basah/tanaman asli. Adapun jenis 

tanaman asli yang digunakan oleh masyarakat 

desa jatiri adalah dari familia zingiberaceae

seperti kencur, kunyit, jahe dan laos. Adapun 

tabel jenis tanaman asli lain yang sering 

digunakan oleh masyarakat desa jatiri tersaji 

pada tabel 7 di bawah ini. 

degeneratif kronis, salah satunya dengan 

tujuan pengobatan alternatif untuk mengontrol 

tekanan darah. Selain hipertensi, penyakit 

kronik yang banyak diderita masyaraat saat ini 

adalah diabetes mellitus. Masyarakat desa 

jatiri juga sebagian dari mereka selain

mengkonsumsi obat dari puskesmas/rumah 

sakit, sebagian dari mereka juga meanfaatkan 

tanaman obat seperti sambiloto dan brotoali 

untuk menurunkan kadar gula darahnya. 

Penggunaan rimpang/empon-empon selain 

ditujukan untuk preventif dan promotif seperti 

contoh penggunan rimpang jahe lebih umum 

digunkan untuk menjaga stamina/day tahan 

tubuh, namun selain itu sebagianmasyrakat 

menggunakannya untuk tujuan pengobatan 

diantaranya untuk mengatasi masuk 

angin/sebagai agen karminative, dan

mengurangi batuk. Penggunaan rimpang lain 

sperti kunyit, mereka menggunakannya untuk 

mengatasi masalah pencernaan seperti 

mulas/sakit perut dan juga diare. Kencur yang 

lebih sering dignakan untuk bumbu juga 

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat desa 

jatiri untuk tjuan pengobatan batuk/radang 

tenggorokan. Penggunaan obat tradisional 

untuk mengobati/mengurangi rasa sakit 

Tujuan dan cara penggunaan dijelaskan secara






Masyarakat desa umumnya masih menggunakan obat tradisional sebagai pengobatan alternatif 

untuk penyakit yang mereka derita. Jenis obat tradisional sangat beragam berdasarkan 

sumbernya. Penggunaan obat tradisional umumnya berdasarkan data empiris dan berbagai 

faktor pendukungnya. Dewasa ini penggunaan obat tradisional meluas untuk tujuan kuratif dan 

promotif untuk kasus penyakit degeneratif. Maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan 

tujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan pada 

masyarakat di Dusun Jatiri, Desa Kalijirak, Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Populasi

penelitian ini penduduk yang ada di Dusun Jatiri, Kalijirak, Tasikmadu sebanyak 347 dan

diambil sampel sebanyak 78 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan 

metode random sampling, metode pengambilan data deskriptif observasional menggunakan 

alat bantu kuisioner dan wawancara langsung kepada responden sebagai data pendukung. 

Analisis data dievalusi secara kualitatif berdasarkan hasil jawaban kuisioner dan wawancara.