Rabu, 03 Mei 2023

epidemi corona 5

njutnya seorang anggota Health Promotion Bureau Sri Lanka turut menyebut bahwa 
konsumsi sayuran memang bagian dari diet seimbang yang meningkatkan kekebalan tubuh. 
Namun mengklaim sup sayuran saja dapat menyembuhkan infeksi Covid-19 dalam tiga hari 
adalah klaim palsu tanpa dasar. 


terbit  unggahan di media sosial Facebook yang 
membagikan dua buah surat dengan logo Kimia 
Farma. Unggahan ini berisi sebuah surat 
mengenai penurunan harga tes polymerase chain 
reaction (PCR) dan tes antigen. Satu surat lainnya berisi 
informasi mengenai penundaan penurunan harga tes 
PCR dan antigen. Kedua surat ini sama-sama 
bertanggal 16 Agustus 2021 dan telah terbit  luas di 
media sosial.
Berdasarkan hasil penelusuran, Corporate Secretary
Kimia Farma, Ganti Winarno menegaskan bahwa surat 
itu tidak benar dan menyebut Kimia Farma sudah 
melaksanakan keputusan pemerintah terkait dengan 
kebijakan harga baru layanan tes PCR mulai 17 Agustus 
2021 di seluruh layanan Kimia Farma. Kimia Farma 
menurunkan harga tes antigen dan PCR untuk 
menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Dirjen Pelayanan 
Kesehatan Nomor HK.02.02/I/2824/2021 Tentang Batas 
Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reserve Transcription 
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).


terbit  sebuah tangkapan layar artikel berita berisi informasi yang menyatakan Organisasi 
Kesehatan Dunia (WHO) menemukan vaksin Covid-19 palsu dan telah terbit  di negarakita. 
Artikel berjudul "WHO Pergoki Vaksin Covid-19 Palsu, Salah Satu Jenisnya terbit  di 
negarakita" itu juga menyebut ada dua jenis vaksin Covid-19 yang dipalsukan, yakni 
AstraZeneca dan Covishield dari India.
Dikutip dari antaranews.com, informasi tentang WHO menemukan vaksin Covid-19 palsu itu 
termasuk kabar yang tidak lengkap. WHO melalui situs resminya tidak menyebut produk 
Covishield, vaksin ChAdOx1 produksi Serum Institute of India terbit  di negarakita. WHO 
menyebutkan negara yang terdeteksi produk palsu vaksin Covid-19 Covishield, vaksin 
ChAdOx1 adalah Uganda dan India



terbit  pada pesan berantai WhatsApp mengenai informasi yang menyebutkan balita 
akan segera divaksin dan bertujuan untuk memusnahkan generasi umat Islam.
Dikutip dari medcom.id, klaim vaksinasi Covid-19 untuk anak balita merupakan upaya 
menuju pemusnahan massal umat Islam adalah tidak benar. yang benar, vaksinasi Covid-19 
tidak hanya untuk kalangan tertentu atau Islam saja.


Telah terbit  di media sosial Twitter sebuah 
unggahan foto yang memperlihatkan seorang 
anak kecil yang positif Covid-19 hendak naik ke 
dalam mobil dengan memakai hazmat di 
Filipina.
yang benar, klaim yang mengatakan bahwa 
seorang anak kecil yang positif Covid-19 hendak 
naik ke dalam mobil dengan memakai hazmat 
di Filipina adalah salah. Berdasarkan hasil 
penelusuran cek fakta kumparan.com, yang 
dikutip dari AFP, foto ini berasal dari 
potongan video yang dibagikan pada 24 Juni 
2021. Video itu diunggah oleh Pusat 
Pengendalian Penyakit Ho Chi Minh, Vietnam. 
Dalam keterangan video ini terdapat 
tulisan anak itu naik ambulans dari Rumah 
Sakit Distrik Binh Chanh ke Rumah Sakit Trung 
Vuong untuk menjalani perawatan Covid-19.

terbit  informasi melalui pesan berantai 
WhatsApp yang mengabarkan bahwa Rumah 
Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan 
Surabaya, Jawa Timur menggelar vaksinasi 
Covid-19 dosis 1 dan 2 pada 16 Agustus 2021.
yang benar, RSPAL dr. Ramelan Surabaya melalui 
laman Instagram-nya mengklarifikasi bahwa 
informasi mengenai adanya kegiatan vaksinasi 
Covid-9 dosis 1 dan 2 ini tidak benar atau 
hoaks. Pihaknya menegaskan, RSPAL dr. 
Ramelan pada hari Senin, 16 Agustus 2021 hanya 
melayani vaksinasi kedua bagi yang sudah 
melaksanakan vaksinasi pertama di RSPAL dr. 
Ramelan. "Syaratnya harus menunjukkan kartu 
vaksin pertama yang sudah tercetak atau 
menunjukkan SMS untuk vaksin di RSAL dari 
1199," tulis akun Instagram @rspaldrramelan 
dalam unggahan Instastory pada Sabtu, 14 
Agustus 2021.


terbit  di media sosial Twitter sebuah video yang 
memuat aksi penghadangan pengibaran bendera 
Merah Putih di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), 
Jakarta Utara. Dari video yang terbit  terlihat 
petugas Kepolisian dan TNI berjaga di area 
jembatan PIK. Video ini kemudian diberi 
narasi yang menyebut bahwa Polisi melarang 
pengibaran bendera Merah Putih di PIK.
yang benar, menurut Kapolres Metro Jakarta Utara 
Kombes Guruh Arif Darmawan, video-video yang 
terbit  itu tidak benar. Ia menegaskan pihaknya 
tidak pernah melarang warga ataupun ormas 
melakukan pengibaran bendera Merah Putih. Guruh 
menjelaskan bahwa pihaknya bukan melarang 
pengibaran bendera Merah Putih, melainkan 
kegiatan yang berpotensi menghadirkan 
kerumunan. Menurutnya kegiatan pengibaran 
bendera Merah Putih di jembatan PIK itu akan 
memancing kerumunan warga yang dikhawatirkan 
dapat menimbulkan klaster baru Covid-19.


terbit  di media sosial sebuah video yang menampilkan seorang pria sedang memberi 
pemaparan pada sebuah forum di salah satu sekolah di negara bagian Indiana, AS. 
Pembicara yang diketahui bernama Doctor Dan Stock itu mengklaim bahwa virus 
Covid-19 dan semua jenis virus pernapasan lainnya memiliki partikel aerosol yang tetap 
dapat menembus masker.
yang benar, klaim yang disampaikan Dan Stock adalah hoaks. Dikutip dari factcheck.afp.com
video yang sempat diunggah di Youtube itu akhirnya dihapus karena melanggar pedoman 
platform ini. Perwakilan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) turut 
menanggapi pernyataan Dan Stock, mereka menegaskan bahwa penggunaan masker 
merupakan bagian dari protokol kesehatan yang digunakan untuk mencegah aerosol virus 
menginfeksi manusia lewat pernapasan.


terbit  di media sosial Twitter informasi yang menyebutkan bahwa ada seorang yang sebelum 
divaksin melakukan test Covid-19 dengan hasil negatif dan sesudah divaksin pasien mengalami 
panas dingin, diare serta badan gemetar kemudian hari ke-3 pasca vaksin melakukan tes 
Covid-19 kembali dan hasilnya menjadi positif. 
yang benar, dilansir dari kompas.com, ahli patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret, dr. Tonang 
Dwi Ardyanto menyebutkan hal itu tidak benar. dr. Tonang menjelaskan, virus non aktif yang ada 
dalam vaksin tidak akan memicu hasil tes Covid-19 baik Antigen atau RT-PCR menjadi 
reaktif atau positif. Lebih lanjut, dr. Tonang menegaskan jika seseorang mendapati hasil tes 
Covid-19 yang dilakukannya positif sesudah melakukan vaksin, itu dikarenakan ia telah terpapar 
virus tanpa ia sadari.

terbit  sebuah pesan berantai WhatsApp mengenai informasi larangan mengonsumsi 
makanan dan minuman yang mengandung alkohol dan soda sesudah vaksin Covid-19.
Dikutip dari situs covid19.go.id, belum ada hasil penelitian yang membuktikan konsumsi 
makanan dan minuman beralkohol dan minuman bersoda sesudah divaksin Covid-19 dapat 
berpengaruh terhadap keefektifan vaksin. Dilansir dari Kompas, ahli patologi klinis 
Universitas Sebelas Maret, dr. Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan bahwa larangan 
mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol seperti tape bergantung pada kondisi 
kesehatan yang melatarbelakangi setiap orang, bukan karena dapat mempengaruhi 
keefektifan vaksin. Sedangkan, terkait dengan minuman bersoda, melansir dari The New 
York Times, salah satu peneliti dari Departemen Kesehatan Umum Universitas Harvard, 
Vasanti S. Malik menyatakan bahwa mengonsumsi minuman bersoda dalam jumlah 
banyak dan dalam jangka waktu yang lama memang berbahaya bagi kesehatan, bukan 
karena minuman bersoda dapat mempengaruhi keefektifan vaksin.


terbit  sebuah pemberitaan terkait vaksinasi yang dimuat oleh salah satu Website 
berbahasa Inggris, pemberitaan ini mengklaim bahwa orang yang sudah 
divaksinasi lengkap atau mendapatkan dua dosis lebih banyak terpapar varian delta 
dan lebih rentan untuk meninggal. Hal ini juga diklaim berdasarkan data dari 
Public Health England (PHE).
Dilansir dari laman turnbackhoax.id, diketahui klaim pada pemberitaan ini 
adalah salah dan tidak memiliki bukti. Public Health England (PHE) memberikan 
pernyataan yang dimuat oleh apnews.com, bahwa pihak Public Health England 
(PHE) tidak pernah menunjukkan data orang yang divaksinasi lebih rentan 
meninggal akibat varian delta virus Corona. Dalam artikel itu juga disebutkan bahwa 
vaksinasi dengan vaksin Pfizer dan AstraZeneca sangat efektif mengurangi gejala 
Covid-19 varian delta


terbit  sebuah pesan WhatsApp berisi narasi yang berjudul "BREAKING: 
MADAGASKAR KELUAR DARI ORGANISASI KESEHATAN DUNIA ATAS Skandal 
COVID-19." 
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Madagaskar menyatakan diri keluar dari 
keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, adalah salah. Isu senada 
sempat terbit  pada Mei 2020 lalu. Namun berdasarkan ulasan yang dimuat 
Allafrica.com, Madagaskar saat ini terdaftar di bawah negara-negara Afrika tempat 
WHO beroperasi, hal itu menunjukkan bahwa Madagaskar masih menjadi anggota 
organisasi ini.


terbit  sebuah unggahan video di media sosial yang menyebut bahwa wabah 
Covid-19 dan mekanisme lockdown telah direncanakan sejak tahun 2010 lalu oleh 
segelintir elit dunia dari sebuah yayasan di Amerika Serikat bernama Rockefeller 
Foundation.
yang benar, tuduhan ini adalah keliru. Melansir dari Tim CekFakta Tempo, 
dokumen yang dikeluarkan oleh Rockefeller Foundation pada tahun 2010 yang dicatut 
dalam video ini merupakan kajian analisis yang dibuat untuk membayangkan 
bagaimana dunia akan terkena dampak dalam empat skenario yang berbeda, salah 
satunya adalah pandemi global. Skenario ini dibuat untuk merencanakan 
adaptasi internasional dan pembentukan kemampuan untuk mengantisipasinya 
melalui teknologi. Dalam dokumen ini sama sekali tidak disebutkan mengenai 
SARS-CoV-2 atau pandemi Covid-19. Skenario tentang pandemi global ini 
tercantum pada halaman 18 yang ditulis berdasarkan pengalaman saat wabah flu H1N1 
pada 2009. Rockefeller Foundation sendiri adalah yayasan yang bergerak dalam 
pengembangan di bidang kesehatan modern dan vaksin.

terbit  unggahan di media sosial Facebook 
yang menyebutkan sejumlah penerbangan di 
Amerika Serikat (AS) ditutup karena kru dan 
pilot menolak vaksin. Unggahan ini 
disertai dengan foto Bandara Internasional 
Hollywood Fort Lauderdale, Florida, Amerika 
Serikat. Dalam foto itu tampak maskapai 
bernama Spirit Airlines menunda dan 
membatalkan penerbangan.
yang benar, informasi yang menyebutkan 
sejumlah penerbangan di Amerika Serikat 
ditutup karena kru dan pilot menolak vaksin 
adalah tidak benar. Berdasarkan penelusuran 
kumparan.com yang mengutip dari US Today, 
Juru Bicara Maskapai Spirit Airlines, Sarah Jantz 
mengatakan bahwa penutupan penerbangan 
ini karena masalah cuaca. Hal senada 
juga disampaikan CEO Spirit Airlines, Ted 
Christie. Ia menyebutkan masalah cuaca, 
teknologi, dan kekurangan kru telah 
memicu penerbangan terganggu. 
Sementara itu, Juru Bicara Asosiasi Pilot, Dennis 
Tajer menegaskan pembatalan penerbangan 
karena kekurangan jumlah pilot dan masalah 
penjadwalan. Bukan karena pilot dan kru 
menolak vaksin.


terbit  sebuah unggahan berbahasa Thailand yang 
menyebutkan bahwa hanya masker berlabel VFE (Virus 
Filtration Efficiency) atau yang bisa disebut Efisiensi 
Penyaringan Virus yang mampu melindungi manusia 
dari paparan Covid-19.
yang benar berdasarkan hasil penelusuran cek fakta 
kumparan.com, masker bedah yang biasa tanpa label VFE 
sudah mampu mencegah penularan virus Covid-19. 
Dikutip dari AFP, Wakil Sekretaris BPOM Thailand 
Surachoke Tangwiwat mengatakan masker berlabel VFE 
tidak diperlukan secara khusus untuk melindungi dari 
Corona. Ia menjelaskan bahwa masker yang disetujui FDA 
(BPOM Amerika Serikat), termasuk masker medis/masker 
bedah, mengandung tiga lapisan penyaringan untuk 
mencegah partikel merembes, sehingga masker ini 
sudah mampu menyaring tetesan dan partikel virus. 
Selain itu, menurut Kemenkes Thailand virus Covid-19 
berukuran 0,06-0,14 mikron. Akan tetapi, dalam 
penularan dari pasien, virus itu tinggal dalam bentuk 
tetesan berukuran sekitar 3,5-10,0 mikron, sehingga dapat 
disaring dengan masker bedah.


terbit  di media sosial sebuah video yang menyatakan bahwa solusi mengendalikan pandemi adalah 
herd immunity alami bukan vaksin. Video ini menjelaskan bahwa di Amerika, kekebalan tubuh 
imunitas terhadap Covid-19 lebih dari 49,1% populasi ditambah yang telah berhasil divaksin adalah 13,7% 
populasi, maka Amerika saat ini sudah mendekati herd immunity dan mayoritas kekebalannya didapat 
dari alami atau natural herd immunity. Jika pandemi Covid-19 adalah bencana alam natural disaster, maka 
sesungguhnya kesembuhan alami adalah herd immunity natural juga untuk mengalahkannya.
Berdasarkan klarifikasi dari Kementerian Kesehatan RI, solusi mengendalikan pandemi adalah herd 
immunity alami bukan vaksin adalah keliru. Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah adanya 
perlindungan dari penyakit infeksi secara tidak langsung saat mayoritas populasi memiliki kekebalan yang 
bisa didapat baik dari infeksi alami atau vaksin. Persentase orang yang harus memiliki kekebalan bervariasi 
pada tiap penyakit tergantung respon imun, efikasi vaksin, dan faktor-faktor lain. Membiarkan warga 
terpapar alami dengan infeksi Covid-19 untuk mencapai herd immunity diperkirakan harus >70% populasi 
sakit dengan berbagai umur dan status kesehatan, akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian 
ditambah lagi bila fasilitas kesehatan tidak memadai, akan terjadi kolaps dan semakin meningkatkan 
kematian baik dari populasi dengan sakit Covid-19 dan bukan Covid-19. Belum ada bukti secara ilmiah herd 
immunity bisa terbentuk secara alami karena masih minimnya pengetahuan juga mengenai respon imun 
tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 (seberapa kuat dan berapa lama imunitas bertahan) dan sulitnya 
mengukur perilaku manusia. Selain itu, secara moral/etik sangat bertentangan karena harus membiarkan 
manusia sakit dan meninggal terutama populasi rentan. Sedangkan dengan vaksinasi, meskipun 
terjadinya herd immunity juga masih sulit diperkirakan, paling tidak akan mengurangi risiko kesakitan dan 
kematian terutama pada populasi “rentan”.


terbit  unggahan video berisi pesan suara di media sosial
Facebook dan WhatsApp yang diklaim berasal dari dr.
Yahya Amar, Direktur RS Medika Bondowoso, Jawa Timur.
pesan suara ini berisi penjelasan yang menyebutkan
bahwa virus Corona yang saat ini menyerang lambung bisa
diobati dengan mengkonsumsi jamu AVC.
yang benar, melalui akun Instagram @rsmitramedika, RS
Mitra Medika Bondowoso membantah bahwa pesan suara
dan video yang terbit  ini merupakan suara dr.
Yahya Amar. “Kami tegaskan suara yg ada dalam
audio/video ini bukanlah suara beliau,” tulis RS Mitra
Medika, 26 Juli 2021. Pihaknya juga menerbitkan video dr.
Yahya Amar agar publik bisa membedakan suara asli
pemilik RS Mitra Medika Bondowoso ini, dengan
suara yang terbit  di Facebook dan pesan WhatsApp.
Selain itu, klaim bahwa virus Corona yang saat ini
menyerang lambung bisa diobati dengan jamu AVC juga
keliru. BPOM belum memberikan izin pada jamu AVC
sebagai obat Covid-19.



terbit  di media sosial Facebook unggahan berupa gambar yang terdapat narasi bahwa Virus 
Corona ganas dan mematikan, namun pasien yang meninggal akibat Covid-19 selalu di rumah 
sakit, tidak ada yang meninggal di jalan, rumah, pasar, ataupun sawah.
yang benar, dilansir dari turnbackhoax.id, klaim ini adalah keliru dan termasuk kategori 
konten yang menyesatkan. Dikutip dari liputan6.com, anggota komunitas LaporCovid-19, 
Yerikho Setyo Adi, menunjukkan data bahwa sebanyak 265 pasien Covid-19 meninggal saat 
isolasi mandiri di rumah. Diberitakan dari kompas.com, seorang pengayuh becak bernama 
Bilal (84) meninggal di atas becaknya di Jalan Magangan Kulon di Kelurahan Patehan, 
Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (19/7/2021). Hasil uji swab menunjukkan Bilal reaktif. 
Nyawa Bilal tidak tertolong karena tidak ada yang mengetahui Bilal positif Covid-19. Korban 
lain juga ditemukan di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Melansir dari metrotvnews.com, 
seorang pemilik warung meninggal di dalam warung sekitar pukul 9 pagi. Sekitar jarak 15 
meter, seorang tukang becak yang tidak diketahui identitasnya meninggal di atas becak pada 
pukul 10 pagi. Menurut warga, keduanya sempat melakukan kontak. Hasil tes swab jenazah 
dinyatakan keduanya positif Covid-19.

terbit  sebuah postingan di media sosial 
yang membagikan potongan video 
wawancara berisi klaim bahwa European 
Medicines Agency (EMA) telah 
menghubungkan vaksin Covid-19 dengan 18 
ribu kasus kematian.
yang benar, potongan video yang dibagikan 
itu merupakan klip wawancara Astrid 
Stuckelberger, seseorang yang pernah 
membuat kehebohan karena klaim hoaks 
soal sejumlah tindakan medis. 
video-videonya pernah dihapus oleh 
YouTube pada tahun 2020 karena 
mengabarkan berita-berita bohong. Dilansir 
dari AFP, laporan kematian sesudah vaksinasi 
berdasarkan database EMA bukanlah bukti 
hubungan antara keduanya, dan meskipun 
efek samping yang serius sesudah vaksinasi 
telah dicatat, hal ini jarang terjadi. Juru 
bicara EMA mengatakan bahwa masalah 
medis atau kematian sesudah seseorang 
disuntik vaksin tidak berarti bahwa kematian 
ini dipicu oleh suntikan vaksin.

terbit  sebuah unggahan berupa narasi dan video yang menampilkan kerumunan orang beserta peti 
jenazah pada aplikasi Instagram. Pada narasi unggahan ini terdapat beberapa klaim diantaranya 
mengklaim bahwa saat ini sudah tidak ada pandemi Covid-19, dan saat ini terdapat gerakan orang 
yang sedang menyebarkan racun di banyak tempat di wilayah negarakita, termasuk penyebaran racun 
dengan menggunakan pesawat terbang. 
yang benar, klaim pandemi Covid-19 sudah tidak ada, dan saat ini terdapat sekelompok orang sedang 
menyebarkan racun dengan pesawat terbang di banyak wilayah negarakita ini adalah tidak benar, 
serta tidak memiliki sumber yang kredibel. Saat ini, negarakita masih mengalami pandemi Covid-19. 
Menurut update 9 Agustus 2021, kasus positif Covid-19 di negarakita berjumlah 3.686.740 orang dan 
kasus meninggal karena Covid-19 mencapai 108.571 orang. Isu terkait adanya penyebaran racun melalui 
pesawat terbang setidaknya telah 2 kali terjadi dan diketahui bahwa isu ini adalah hoaks.



terbit  unggahan video di media sosial Facebook yang memperlihatkan aksi sejumlah
mahasiswa dan diklaim sebagai aksi penolakan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan
Kegiatan warga (PPKM) yang didalangi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Video ini dibagikan dengan keterangan bahwa mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono merupakan otak di balik aksi mahasiswa ini dan ikut mendanai
aksi itu hingga Rp 190 triliun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim aksi mahasiswa menolak
kebijakan PPKM yang didalangi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah keliru.
Menkopolhukam Mahfud MD dalam satu siaran televisi nasional mengatakan, aksi
penolakan kebijakan PPKM merupakan aksi iseng yang dilakukan kelompok yang tidak
murni. Aksi ini tidak ada tokoh yang menggerakkan dan mendanai. Polisi bahkan tidak
pernah memberikan izin untuk aksi apapun selama pandemi. SBY sendiri membantah
tuduhan ini dan memilih diam. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat,
Andi Arief mengatakan diam dan tidak akan merespon tuduhan ini. SBY lebih
memilih melakukan hal positif di tengah pandemi.


Pengguna media sosial Facebook mengunggah
narasi berisi spekulasi tentang hubungan antara
Covid-19 dengan perusahaan listrik Delta Taiwan
yang merupakan perusahaan penyedia daya dan
jaringan 5G yang sangat cepat.
Dilansir dari reuters.com, tidak ada bukti adanya
hubungan antara perusahaan listrik Delta Taiwan
dengan varian Delta dari SARS-CoV-2, yang diberi
nama di bawah sistem pelabelan baru pada Mei
2021. Perusahaan listrik Delta Taiwan adalah
perusahaan yang didirikan pada tahun 1971.
Adapun varian Delta dari Covid-19 sebelumnya
dikenal sebagai varian India, kemudian diganti
dengan nama Delta sebagai bagian keputusan
WHO untuk memberi nama varian virus Corona
berdasarkan huruf alfabet Yunani.

terbit  sebuah unggahan video di media sosial
Twitter dengan klaim yang menyebut bahwa
sejumlah vaksin seperti Astrazeneca, Pfizer, dan
Moderna merupakan vaksin yang berafiliasi dengan
bluetooth support 5G, kecuali Sinovac.
yang benar, klaim ini adalah salah. Dilansir dari
politifact.com, bahan yang digunakan pada vaksin
Astrazeneca dapat dilihat pada website Vaccine
Knowledge Project dari Oxford University dan tidak
terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan
sinyal bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak
yang terdapat pada vaksin bukanlah berada di dalam
vaksin itu sendiri, melainkan pada kotak pengiriman
vaksin untuk mencegah pencurian. Lebih lanjut, Dr.
Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania
menjelaskan bahwa microchip pada vaksin tidak
memungkinkan karena pada umumnya microchip
berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa
melewati jarum suntik. Adapun perangkat dengan
koneksi bluetooth sebagaimana terdapat dalam video
juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik
perangkat, sehingga video ini tidak memiliki
bukti yang kuat serta tidak berdasar.


terbit  sebuah konten video yang menampilkan seseorang 
bernama Dr. Johan Denis, yang diketahui sebagai dokter medis 
dan pengobatan alternatif dari Belgia. Dr. Johan Denis 
mengklaim bahwa vaksin Covid-19 tidak terbukti aman dan 
efektif. Ia juga menyebut pandemi Covid-19 adalah palsu. Selain 
itu, Denis juga mengklaim bahwa Covid-19 memiliki tingkat 
bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran yang sama 
dengan influenza. Video ini diunggah kembali oleh salah 
satu akun Facebook dengan narasi unggahan "Adakah Benar 
Kata2 Mereka ,Mmg Benar Kita Berada dDunia fitnah Skrg". 
yang benar, klaim yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 tidak 
aman dan efektif serta kondisi pandemi saat ini adalah pandemi 
palsu pada video ini adalah keliru. Dilansir dari 
worldometers.info, hingga 06 Agustus 2021 tercatat sudah 201 
juta kasus positif secara global di dunia dengan total 4 juta 
kematian. Pandemi Covid-19 memang terjadi dan mewabah 
serempak terjadi dimana-mana, bahkan saat ini pandemi 
Covid-19 sudah menjadi permasalahan bersama seluruh warga 
dunia. Klaim yang menyebutkan tingkat bahaya, tingkat 
kematian, dan tingkat penyebaran Covid-19 yang disamakan 
dengan Influenza juga tidak benar. Menurut Andrew Pekosz, 
Ph.D, ahli virologi terkemuka yang berpengalaman menangani 
Influenza dan Covid-19 sekaligus Profesor dari Fakultas Kesehatan 
warga, Universitas Johns Hopkins, menerangkan bahwa 
Covid-19 membawa tingkat keparahan dan tingkat mortalitas 
lebih tinggi ketimbang Influenza. Sejak Desember 2020, Covid-19 
membunuh lebih banyak orang di Amerika Serikat daripada 
Influenza dalam 5 tahun terakhir.


terbit  unggahan video di media sosial YouTube sebuah informasi yang menyebutkan 
Covid-19 bermutasi menjadi virus baru yang lebih berbahaya dan vaksin timbulkan virus 
lain dari Covid-19.
Dilansir dari turnbackhoax.id, klaim Covid-19 bermutasi menjadi virus baru yang lebih 
berbahaya dan vaksin timbulkan virus lain dari Covid-19 adalah tidak benar. yang benar 
bahwa Covid-19 adalah virus yang dapat bermutasi menjadi varian baru, namun dengan 
sifatnya yang sama dan tidak semakin ganas. Melansir dari artikel liputan6.com, Kepala 
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa 
walaupun sudah ada mutasi Covid-19 menjadi berbagai varian baru, namun sampai saat 
ini belum ada terjadi perubahan struktur virus sehingga pengobatan dan vaksin saat ini 
masih tetap efektif.

terbit  sebuah video di media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa semua pasien 
Covid-19 yang dirawat di New South Wales, Australia sudah divaksinasi. 
Dilansir dari turnbackhoax.id, klaim semua pasien Covid-19 yang dirawat di New South 
Wales, Australia sudah divaksin adalah tidak benar. yang benar, Dr. Jeremy McAnulty 
dalam video “IN FULL: NSW Premier Gladys Berejiklian announces 141 new cases of 
COVID-19 | ABC News” menegaskan bahwa 43 orang dalam perawatan intensif 
ini terdiri dari 42 orang belum divaksinasi dan satu orang sudah menerima 
vaksinasi dengan satu dosis vaksin.


terbit  di media sosial Facebook informasi penerima bantuan sosial per tanggal 29 
Agustus 2021 sebesar Rp600 ribu dengan cara memasukkan Nomor Induk 
Kependudukan (NIK) E-KTP pada sebuah tautan. 
Dilansir dari laman covid19.go.id, tautan yang diklaim untuk pengecekan penerima 
bansos dengan NIK E-KTP adalah tidak benar. Adapun, tautan yang terbit  ini 
tidak merujuk ke website resmi untuk pengecekan penerima bansos yaitu 
cekbansos.kemensos.go.id, melainkan menuju sebuah website tidak resmi dan meminta 
untuk memasukkan nama dan NIK E-KTP, sedangkan pada website resmi tidak 
memerlukan NIK E-KTP.


terbit  di media sosial sebuah unggahan 
berisi pernyataan negatif terkait vaksinasi yang 
diklaim dipublikasikan oleh Ombudsman 
Republik negarakita. Unggahan ini 
memuat narasi "warga yang tidak 
dilayani oleh kantor-kantor pemerintahan 
karena tidak divaksin bisa melapor kesini. 
Karena vaksin itu sukarela, bukan kewajiban. 
Sedangkan pemerintah melayani 
warganya adalah kewajiban yang diatur 
dalam Undang-Undang dan Konstitusi. 
#LawanPembodohanPublik".
Berdasarkan penelusuran, pernyataan ini 
adalah tidak benar atau hoaks. Ombudsman 
Republik negarakita melalui Instagram 
story-nya menginformasikan bahwa unggahan 
yang telah terbit  ini tidak dikeluarkan 
oleh Ombudsman Republik negarakita. 
Ombudsman Republik negarakita tidak pernah 
mengeluarkan pernyataan negatif terkait 
vaksinasi.


Telah terbit  situs web yang 
mengatasnamakan/memuat logo Kementerian Sosial 
RI berisi kuisioner untuk mendapatkan bonus dana 
bantuan Covid-19 sebesar Rp 500.000 dengan cara 
menjawab beberapa pertanyaan/survey pada situs 
https://d-evnwhats.xyz/i/Nationalday/?show=1. Lalu 
pendaftar diminta membagikan ke teman melalui 
aplikasi WhatsApp.
Berdasarkan klarifikasi langsung dari Humas 
Kementerian Sosial RI, informasi ini adalah 
hoaks. Kementerian Sosial tidak pernah membuat 
situs web untuk pendaftaran penerima bonus dana 
bantuan Covid-19 sebesar Rp 500.000. Sebagai upaya 
penanganan dampak pandemi dan selama PPKM 
berlangsung, pemerintah melalui Kemensos RI 
mengeluarkan Program-program Perlindungan 
Sosial, yakni PKH, Program Kartu Sembako, Bantuan 
Sosial Tunai, Bantuan Beras, serta mendirikan dapur 
umum untuk warga yang terdampak. Untuk 
mengecek kepesertaan bantuan sosial dapat melalui 
situs web https://cekbansos.kemensos.go.id/


terbit  sebuah potongan video yang memperlihatkan tayangan wawancara Erick Thohir di 
acara Mata Najwa yang membahas perihal tercantumnya barcode pada kemasan botol 
cairan vaksin. Di akhir tayangan video itu tertulis narasi “Covid-19 adalah Certification Of 
Vaccination Identification by Artificial Intelligence”, yang artinya Covid-19 adalah singkatan 
dari sertifikasi identifikasi vaksinasi oleh kecerdasan buatan.
yang benar, tuduhan bahwa Covid-19 merupakan singkatan dari Certification Of Vaccination 
Identification by Artificial Intelligence adalah keliru. Berdasarkan verifikasi tim fakta Jabar 
Saber Hoaks yang dilansir dari laman usatoday.com, awalnya, virus Covid-19 baru disebut 
sebagai "2019 Novel Coronavirus" atau "2019-nCoV." Kemudian pada bulan Februari, WHO 
menyebutnya sebagai Covid-19. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit 
(CDC), kata Covid-19 merupakan singkatan dari kata "CO" yang berarti "COrona", "VI" adalah 
"VIrus", dan "D" adalah “Disease alias penyakit”. Sementara angka “19” menunjukan tahun 
ditemukannya varian virus ini, yakni tahun 2019. Direktur Jenderal WHO Tedros 
Adhanom Ghebreyesus mengatakan, penyebutan nama khusus itu penting guna mencegah 
penggunaan nama lain yang dapat tidak akurat atau menstigmatisasi.

terbit  unggahan di media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa vaksin bukan 
satu-satunya solusi untuk semua penyakit dan suku pedalaman seperti Suku Badui tidak 
ada yang pernah divaksin hingga ratusan tahun.
Berdasarkan penelusuran Tim Jala Hoaks, informasi mengenai suku pedalaman seperti 
Suku Badui tidak ada yang pernah divaksin adalah tidak benar atau hoaks. yang benar, 
vaksinasi Covid-19 terhadap warga warga Badui dilakukan secara massal dengan 
sistem jemput bola mendatangi pemukiman mereka mulai Juli 2021. warga Badui 
dipastikan menerima program vaksinasi massal karena tetua adat yang juga Kepala Desa 
Kanekes, Jaro Saija, sudah menjalani vaksinasi. Jaro Saija mengatakan, pihaknya 
mendukung vaksinasi sepanjang ada manfaat untuk pencegahan penyebaran Covid-19


terbit  sebuah unggahan yang memuat klaim bahwa Direktur Pusat Pencegahan dan 
Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) Rochelle Walensky mengatakan vaksin 
Covid-19 gagal dalam mengendalikan pandemi.
yang benar, dilansir dari reuters.com, tidak ada pernyataan baik dari CDC maupun Rochelle 
Walensky yang menyebut vaksin gagal dalam menangani pandemi Covid-19. Dalam 
rilisnya tanggal 29 Juli 2021, CDC mengimbau warga yang telah divaksin untuk memakai 
masker. Sebab, penularan Covid-19 di Amerika Serikat meningkat karena varian Delta. 
Dalam datanya, CDC mengungkapkan warga baik yang telah divaksin atau belum 
memiliki risiko yang tinggi terkena varian Delta. "Viral load yang tinggi menunjukkan 
peningkatan risiko penularan dan menimbulkan kekhawatiran bahwa varian Delta tidak 
seperti varian lain," tulis CDC.


terbit  di media sosial Facebook sebuah video bangunan yang diklaim sebagai masjid 
dengan bagian pintu ditutup balok kayu. Video ini dibagikan dengan narasi “VIRAL 
HARI INI BIADAB !! LUHUT PERINTAHKAN SEMUA MASJID WAJIB D SEGEL! LUHUT PKI ~ 
NEWS”. 
Dilansir dari merdeka.com, klaim Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar 
Pandjaitan memerintahkan semua masjid disegel adalah keliru. yang benar, pernyataan 
Menteri Luhut tentang tempat ibadah ditutup disampaikan pada Kamis, 1 Juli 2021 saat 
penerapan PPKM Darurat di Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021. Namun kemudian aturan 
PPKM Darurat Jawa Bali mengalami beberapa perubahan. Salah satunya yaitu, aturan 
tidak menutup tempat ibadah baik musala, masjid, klenteng, gereja, serta pura.


terbit  informasi di media sosial mengenai 
pendistribusian pangan bersubsidi yang akan 
dilaksanakan pada 9 Agustus 2021. Disebutkan 
pengambilan pangan bersubsidi dilakukan 
dengan prokes ketat di gerai-gerai Pasar Jaya 
pada 9 Agustus 2021.
Dilansir dari situs jalahoaks.jakarta.go.id, hal 
ini dibantah oleh Dinas Ketahanan Pangan, 
Kelautan dan Pertanian (DKPKP) yang 
mengatakan bahwa pelaksanaan distribusi 
pangan murah dilaksanakan tanggal 9 Agustus 
2021 adalah tidak benar. Informasi resmi terkait 
awal pelaksanaan kegiatan pangan bersubsidi 
akan disampaikan melalui kanal resmi Dinas 
Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian 
Provinsi DKI Jakarta, PT. Bank DKI, serta Perumda 
Pasar Jaya.


terbit  sebuah pesan berantai di media sosial 
WhatsApp berupa video yang memperlihatkan 
puluhan pasien Covid-19 sedang dirawat dan 
suasana pelayanan pasien Covid-19 di sebuah 
rumah sakit. Beberapa pasien terlihat berjejal 
hingga masing-masing terpaksa hanya duduk 
tanpa kasur. Video ini disertai klaim yang 
menyebut peristiwa itu terjadi di RSUD Ulin 
Banjarmasin. 
Humas RSUD Ulin Banjarmasin Yan Setiawan 
mengklarifikasi dan memastikan tayangan video 
itu tidak berada dan tidak terjadi di RSUD Ulin 
Banjarmasin. Pihaknya sangat menyayangkan 
hal ini karena tidak dicari tahu 
kebenarannya terlebih dahulu. Pihak RSUD Ulin 
juga sudah mengklarifikasi video hoaks ini 
melalui platform media sosial Instagram.

terbit  sebuah narasi di media sosial WhatsApp bahwa gereja menolak vaksin Covid-19. 
yang benar, klaim bahwa gereja menolak vaksin Covid-19 adalah salah. Tokoh agama dari 
Konferensi Waligereja negarakita (KWI), Romo Agustinus Heri Widodo justru meminta 
semua pihak mau menerima vaksin Covid-19. Pasalnya, selain memutus mata rantai 
penyebaran Covid-19, penerimaan vaksin Covid-19 sama dengan membela Negara. 
Persekutuan Gereja-gereja di negarakita (PGI) juga mengimbau agar gereja-gereja 
memberikan dukungan optimal terhadap pelaksanaan vaksinasi oleh Pemerintah.


terbit  di media sosial sebuah foto undangan 
pengambilan bantuan sosial tunai (BST) di PT Pos 
negarakita yang menyebutkan salah satu 
syaratnya harus menunjukkan bukti sudah vaksin 
Covid-19. 
Dilansir dari kompas.com, Sekretaris Perusahaan 
Pos negarakita, Tata Sugiarta mengatakan, 
informasi ini tidak benar atau hoaks. PT Pos 
negarakita tidak pernah mensyaratkan bukti 
vaksinasi Covid-19 saat mengambil Bantuan 
Sosial Tunai (BST). Tata Sugiarta juga 
menunjukkan surat undangan pengambilan BST 
yang asli. Pada surat ini tidak tercantum 
syarat harus menyertakan bukti vaksinasi. Tata 
menjelaskan, memang ada beberapa kepala 
daerah yang meminta agar di surat 
pemberitahuan atau undangan ditambahkan 
syarat surat vaksin. Misalnya, permintaan yang 
diajukan Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, 
Jawa Timur. Namun karena ketentuan dari 
Pemerintah (Kemensos sebagai pemberi tugas) 
tidak mensyaratkan surat vaksin, maka pihak PT 
Pos negarakita tidak dapat memenuhi permintaan 
ini.


terbit  di media sosial Facebook unggahan 
video yang memperlihatkan sejumlah orang 
sedang mengenakan alat pelindung diri (APD) 
berada di sebuah pemakaman dengan 
keterangan pembiaran terhadap makam pasien 
Covid-19 yang belum ditutup tanah namun 
petugas telah meninggalkan lokasi 
pemakaman. Peristiwa itu disebutkan terjadi 
pada Senin (2/8) di Desa Serdang, Kecamatan 
Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
yang benar, dilansir dari detik.com, Kepala Desa 
Serdang, Kecamatan Meranti, Kabupaten 
Asahan, Sumatera Utara (Sumut), Guntur 
Gunawan memberikan penjelasan bahwa tidak 
ada pembiaran lubang kuburan yang belum 
ditutup. Gunawan berkoordinasi dengan 
Puskesmas setempat dan mendapat penjelasan 
bahwa bila ada warga meninggal Covid-19 saat 
isolasi mandiri di rumah, maka proses 
pengurusan jenazah diserahkan kepada 
keluarga. Sementara, pihak Puskesmas atau 
pemerintahan desa hanya mendampingi dan 
memfasilitasi alat pelindung diri (APD).

terbit  sebuah unggahan berbahasa Inggris di media sosial yang meragukan adanya mutasi varian baru virus 
Covid-19. Pada unggahan tertulis narasi “Bagaimana kenaikan varian tertentu dapat dideteksi saat test kit 
tidak menguraikan antara strain varian yang berbeda? Tidak ada tes "varian Delta", bagaimana bisa 
mendiagnosa itu sebagai varian delta?”.
Dilansir dari reuters.com, Jade Fulce, Juru Bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika 
Serikat (CDC) menjelaskan bahwa varian corona yang baru dideteksi bukan lewat tes Covid-19 seperti antigen 
atau PCR, melainkan melalui proses Whole Genome Sequencing (WGS). WGS bertujuan untuk menganalisis 
sampel guna mengidentifikasi dan menemukan karakteristik varian. Selanjutnya mengutip dari 
kumparan.com, dokter spesialis mikrobiologi RS UI, dr Ardiana Kusumaningrum menyebut negarakita sendiri 
juga sudah mulai rutin melakukan WGS yang difasilitasi oleh Litbangkes (Badan Penelitian dan 
Pengembangan Kesehatan). Ardiana turut menjelaskan, dalam proses WGS, sampel virus corona yang diambil 
lewat tes usap PCR akan dilihat dengan lebih detail. Kemudian virus ini akan dikarakterisasi, sehingga 
bisa diketahui masuk ke varian mana. Pemeriksaan lewat WGS dapat memeriksa virus yang terus berubah 
melalui mutasi yang kemudian menciptakan varian baru. Sehingga dapat mempelajari bagaimana cara virus 
varian baru menyebar, seberapa tingkat keparahan dampaknya, dan apakah vaksin akan efektif melawannya.




terbit  sebuah gambar hasil tangkapan layar 
di media sosial Facebook berupa narasi yang 
memuat prediksi seseorang terkait pandemi 
Covid-19 yang terjadi saat ini. Disebutkan pula 
bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan 
rekayasa untuk mengurangi populasi manusia 
di muka bumi dengan menebar racun melalui 
pesawat. Pada gambar yang diunggah 
ini juga terdapat keterangan waktu 
postingan yaitu 23 Juni 2016 sebagai tanggal 
unggahan itu dipublikasikan.
yang benar, dikutip dari liputan6.com klaim 
terkait ramalan pandemi Covid-19 sejak tahun 
2016 adalah hoaks. Tanggal unggahan di 
linimasa Facebook pada dasarnya dapat 
diubah dengan mudah. Selain itu, narasi pada 
unggahan ini terkait vaksin adalah 
racun, chip dalam vaksin dan lain-lainnya 
adalah hoaks.



Telah terbit  informasi yang menyebutkan mantan Gubernur Jawa Barat periode 1970 
sampai 1975, Solihin Gautama Purwanegara meninggal dunia. Kabar ini terbit  
luas melalui pesan berantai WhatsApp. 
Berdasarkan penelusuran detik.com, pesan berantai yang terbit  ini adalah 
hoaks atau berita bohong. Putra bungsu Solihin GP, Lutfhi SGP melalui pesan singkat 
menyatakan bahwa saat ini kondisi kesehatan ayahnya baik-baik saja. Seperti diketahui, 
Solihin GP sempat positif Covid-19, namun saat ini kondisinya sudah sehat dan 
membaik. Selain itu, dari video terkini yang tersebar di media sosial, Solihin GP nampak 
sedang duduk di atas kursi roda dan masih bisa berbincang dengan anggota 
keluarganya.

terbit  sebuah gambar tabel yang diklaim sebagai jadwal perilisan varian Covid-19 dan 
disebut telah direncanakan. Tabel ini berisi nama varian Covid-19 pada sisi kiri dan 
nama bulan diluncurkan pada sisi kanan.
yang benar, gambar tabel ini bukanlah jadwal perilisan varian Covid-19. Nama-nama 
varian yang terdapat pada tabel ini merupakan hasil penelitian para ahli untuk 
memperkirakan metode persebaran mutasi virus Corona. Melansir dari Centers for Disease 
Control and Prevention (CDC), setiap virus dapat diibaratkan seperti sebuah pohon dengan 
banyak cabang yang berbeda-beda. Dengan meneliti cabang-cabang atau varian ini, 
para ahli dapat mengetahui perbedaan cara persebaran maupun langkah-langkah yang 
harus diambil untuk menangani varian ini. Lebih lanjut, dalam foto tertera bahwa 
tanggal perilisan varian Delta dari virus Corona adalah pada Juni 2021. Sedangkan, varian 
Delta sendiri pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Selain itu, varian Eta 
yang pada foto akan diluncurkan pada September 2021 dan varian Iota yang disebutkan 
akan diluncurkan pada November 2021 telah terdeteksi oleh WHO sejak Maret 2021 yang 
lalu.



terbit  pada sosial media Facebook
sebuah tangkapan layar dari artikel yang
berjudul "Lapor Jokowi, Mahfud 'Setor'
Obat Sembuhkan Covid-19 Hasil Bertapa
40 Hari".
yang benar, klaim berita pada artikel
ini adalah salah. Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI
(Menko Polhukam) Mahfud MD,
mengklarifikasi berita yang terbit 
melalui akun twitter pribadinya
@mohmahfudmd. Ia menyatakan bahwa
berita yang terbit  adalah hoaks. Dalam
cuitannya, ia menjelaskan bahwa tidak
pernah melaporkan hal ini kepada
Presiden mengenai adanya obat Covid-19
dari hasil bertapa 40 hari. Adapun berita
sebenarnya yaitu, ada seseorang yang
meminta beliau untuk diantar kepada
Presiden karena menemukan obat
Covid-19 sesudah bertapa 40 hari.


terbit  unggahan poster di media sosial Facebook
yang berisi informasi mengenai adanya kegiatan
vaksinasi Covid-19 massal bertempat di Royal Plaza
Surabaya. Informasi itu menyebutkan, kegiatan
vaksinasi massal Covid-19 ini akan dilaksanakan
pada tanggal 2 hingga 6 Agustus 2021 pukul 08.00.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah
minimal usia 18 tahun, membawa KTP Surabaya dan
menyertakan surat domisili RT/RW.
yang benar, melalui laman Instagram resminya, Royal
Plaza Surabaya membantah kabar yang terbit 
ini. Pihaknya menegaskan, informasi mengenai
adanya kegiatan vaksinasi Covid-19 massal di Royal
Plaza Surabaya adalah tidak benar atau hoaks. Royal
Plaza Surabaya juga mengimbau kepada warga
agar selalu waspada terhadap segala berita hoaks yang
terbit .



terbit  sebuah postingan di Facebook, 
berupa informasi terkait mobil dinas Presiden 
yang baru bermerek Mercedes-Benz S600 
Guard dan dibeli pada tahun 2020 saat 
pandemi Covid-19.
Dilansir dari turnbackhoax.id, klaim Presiden 
membeli mobil dinas baru bermerek Mercy 
atau Mercedes-Benz Pullman Guard S600 
dibeli tahun 2020 saat pandemi Covid-19 
adalah tidak benar. yang benar, mobil ini 
dipesan sejak tahun 2019 dan tiba di 
negarakita pada awal tahun yakni 08 Januari 
2020 yang mana pandemi Covid-19 belum 
diumumkan WHO.



terbit  sebuah hasil tangkapan layar pada sosial Facebook mengenai informasi Presiden Joko 
Widodo mengumumkan negarakita akan bebas masker. Informasi ini juga mencatut logo 
media tv nasional Kompas TV.
Dikutip dari medcom.id, klaim Presiden Joko Widodo mengumumkan negarakita akan bebas 
masker adalah salah. yang benar, hasil tangkapan layar ini merupakan suntingan. Video asli 
berita ini diunggah di kanal YouTube Kompas TV. Video berjudul "Pernyataan Lengkap 
Presiden Jokowi Soal UU KPK, RKUHP dan Demo Anarkis".



terbit  pada media sosial Facebook sebuah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 
terkait dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan warga (PPKM). Presiden Jokowi 
menyebut PPKM membuat ekonomi warga naik. 
Dikutip dari medcom.id, klaim Presiden Jokowi menyebut PPKM membuat ekonomi 
warga naik adalah salah. Foto ini adalah momen saat Presiden Jokowi 
mempresentasikan hasil PPKM pada 11-25 Januari 2021. Dilansir dari beritasatu.com, Presiden 
Jokowi mengungkapkan kekecewaannya terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan 
warga (PPKM), pada 11-25 Januari 2021.


terbit  sebuah postingan yang mengunggah gambar kardus kemasan vaksin AstraZeneca dengan 
tulisan angka 2018.07.05 di bagian sisi samping kardus dengan klaim bahwa vaksin ini dibuat 
tahun 2018. 
yang benar, gambar kardus bekas kemasan vaksin AstraZeneca ini telah diedit dengan 
menambahkan tulisan angka sebagaimana terdapat pada postingan. Dilansir dari reuters.com, juru 
bicara AstraZeneca membantah bahwa perusahaan mereka membuat kemasan vaksin Covid-19 pada 
tahun 2018. Dr Thorsten Beck, peneliti di Humboldt-Elsevier Advanced Data and Text Centre (HEADT
Center) di Berlin juga menyampaikan hasil pengamatannya bahwa tanggal yang tercantum pada foto 
kemasan ini berbeda warnanya dari font lainnya pada kemasan asli, warna font di sini lebih kaya 
dan tidak ada pantulan cahaya. Ia juga menambahkan hasil penyidikan ke pihak produsen 
mengungkapkan bahwa kemasan asli vaksin AstraZeneca hanya mencantumkan informasi tanggal 
kedaluwarsa (ditandai sebagai 'EXP'), bukan tanggal produksi. Oleh karena itu, informasi tanggal pada 
kemasan yang dapat dilihat pada gambar dapat dianggap palsu. Adapun vaksin AstraZeneca 
menerima persetujuan pertama dari Badan Pengatur Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) pada 
Desember 2020.



terbit  informasi melalui pesan berantai WhatsApp yang menyebutkan bahwa 
Puskesmas Lempake Samarinda mengadakan vaksinasi Covid-19 massal di GOR 
Sempaja. Dalam pesan yang terbit  disebutkan, kegiatan vaksinasi massal 
ini akan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2021 pukul 07.00 pagi.
yang benar, Puskesmas Lempake Samarinda melalui laman Facebook-nya 
membantah informasi yang terbit  ini. Pihaknya menegaskan, kabar 
yang menyebutkan bahwa Puskesmas Lempake mengadakan vaksinasi Covid-19 
massal di GOR Sempaja pada tanggal 29 Juli 2021 adalah tidak benar atau hoaks.


terbit  postingan narasi di Twitter yang mengklaim bahwa orang yang pernah terinfeksi 
Covid-19 akan memiliki imunitas tubuh lebih baik ketimbang orang yang sudah vaksin 2 dosis. 
Dalam postingan ini melampirkan bukti klaimnya dengan menunjukkan sebuah laporan 
berbentuk artikel, yang diterbitkan resmi oleh badan statistik nasional Inggris.
sesudah dilakukan pencarian, klaim ini adalah salah. Laporan resmi oleh badan statistik 
nasional yang dijadikan bukti atas klaimnya sama sekali tidak membuat perbandingan mana 
yang lebih kebal antara orang yang divaksin dengan orang yang pernah terinfeksi Covid-19. 
Adapun poin utama yang disampaikan dalam laporan ini menunjukkan bahwa orang yang 
sudah pernah terinfeksi Covid-19 jarang terinfeksi untuk kedua kalinya. Laporan ini tidak 
membahas sama sekali pelaporan infeksi Covid-19 dari orang sudah vaksin.


terbit  sebuah pesan berantai di Whatsapp berisi informasi bantuan sebesar Rp 1 juta dari 
pemerintah. Dalam informasi ini, bantuan diberikan kepada pemegang kartu vaksinasi 
dengan isi lengkap pesan sebagai berikut, "Informasi : Bagi yang sudah memiliki KARTU 
VAKSINASI sudah bisa mengambil kompensasi PPKM Per Tgl 1 AGUSTUS 2021 sebesar Rp. 
1.000.000 untuk biaya #PPKM. Silakan cek apakah nama anda tercantum dan cocokkan dengan 
NIK E-KTP anda melalui link berikut ini: https://s.id/ektp-covid19".
sesudah dilakukan penelusuran, klaim bantuan sebesar Rp 1 juta bagi pemegang kartu vaksinasi 
adalah salah. Adapun link yang dicantumkan dalam pesan ini tidak berisi informasi seperti 
pada klaim yang disebutkan dan hanya berisi gambar lelucon.

terbit  di media sosial Facebook, sebuah unggahan foto siaran televisi 
nasional yang menayangkan pengumuman Pemberlakuan Pembatasan 
Kegiatan warga (PPKM) diperpanjang hingga hari kiamat. 
yang benar, dilansir dari liputan6.com, kabar tentang Pemberlakuan 
Pembatasan Kegiatan warga (PPKM) diperpanjang hingga hari kiamat 
ternyata tidak benar. PPKM level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus 2021. 
Adapun foto yang tersebar di berbagai media sosial merupakan foto yang 
telah dimanipulasi.


terbit  di aplikasi percakapan WhatsApp terkait perubahan peraturan vaksinasi 
Covid-19 bagi para penyintas. Dalam postingan yang terbit  ini terdapat judul, 
"Perubahan Peraturan di negarakita untuk Vaksinasi Covid-19 Bagi Orang yang Pernah 
Terkena Covid-19". Dan dijelaskan juga bahwa sudah tidak ada lagi screening vaksinasi 
Covid-19 di negarakita untuk orang yang pernah terkena Covid-19.
Berdasarkan penelusuran, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti 
Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa informasi dalam pesan berantai ini tidak benar. 
Untuk penyintas Covid-19 tetap harus menunggu tiga bulan sebelum mendapat vaksin 
Covid-19. Jika sudah mendapat vaksin pertama lalu terinfeksi covid-19 misalnya, maka 
tetap harus menunggu tiga bulan sesudah dinyatakan sembuh dan belum ada 
perubahan dari pedoman terakhir Kemenkes tanggal 11 Februari 2021 lalu.

terbit  sebuah akun Facebook yang mengatasnamakan dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P, Dosen 
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Akun ini menggunakan nama "Rita Khairani" dan 
foto profil dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P, serta mengunggah sebuah postingan mengklaim bahwa 
PT Arista Latindo yang memproduksi masker merk "Sensi" tidak memiliki Reseller. Akun ini 
menyebutkan bahwa bila ada penawaran terkait produk "Sensi" melalui platform media sosial 
diharapkan menghubunginya via Facebook ataupun nomor WhatsApp 085731503107. Diketahui 
bahwa akun dan nomor WhatsApp ini menawarkan produk masker, APD, tabung oksigen 
dan obat anti virus yang mengatasnamakan Dosen Fakultas Kedokteraan Universitas Trisakti. 
yang benar, akun ini adalah akun palsu dan bukan merupakan akun yang dikelola oleh pihak 
dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P ataupun pihak Fakultas Kedokteraan Universitas Trisakti. Pada 
media sosial milik Fakultas Kedokteraan Universitas Trisakti diklarifikasi bahwa benar akun dan 
nomor WhatsApp dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P ini adalah akun palsu. Selanjutnya, klaim 
yang diunggah oleh akun dan nomor WhatsApp ini adalah hoaks.


terbit  postingan di Facebook berupa video disertai narasi yang mengklaim bahwa vaksin yang 
berbasis mRNA seperti Pfizer memicu 'viral shedding'. Viral shedding adalah proses di mana 
tubuh mengandung partikel virus yang kemudian virus ini menyebar ke lingkungan dan 
menularkannya ke orang lain melalui batuk, bersin, berbicara, makan, dan saat menghembuskan 
nafas. Dalam postingan ini dinyatakan bahwa orang yang divaksin Pfizer menjadi penyebab 
menularnya virus ke orang yang belum divaksin. Maka dari itu, diimbau kepada warga untuk 
tidak dekat-dekat dengan orang yang sudah divaksin. Selain itu, dalam postingannya menyatakan 
bahwa klaimnya ini didukung oleh asosiasi dokter garda terdepan dari Amerika.
Menurut juru bicara vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin Pfizer tidak mengandung partikel virus apapun. 
Sehingga saat divaksin, tidak ada pelepasan virus yang masuk ke dalam tubuh dan juga tidak bisa 
menyebarkan virus ke orang lain. Pusat Pengendalian dan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) 
menyatakan bahwa viral shedding pada vaksin hanya terjadi jika vaksin ini mengandung virus 
yang dilemahkan. Sedangkan vaksin Pfizer tidak mengandung virus hidup yang menjadi penyebab 
Covid-19, sehingga tidak dapat menularkan virus Covid-19 ke orang lain.

terbit  sebuah pesan berantai WhatsApp 
mengenai pasien Covid-19 di RS bisa ajukan 
klaim sendiri melalui Dinas Kesehatan.
Dikutip dari cekfakta liputan6.com, Direktur 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 
Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia 
Tarmizi menyebut pesan berantai itu tidak benar 
atau hoaks. dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, 
untuk pasien Covid-19 di RS yang mengurus 
klaimnya adalah melalui fasilitas pelayanan 
kesehatannya seperti RS, bukan melalui dinas 
kesehatan. Klaim ini dilakukan oleh rumah sakit 
rujukan yang melakukan pelayanan dan 
perawatan pasien infeksi emerging ini 
sesuai daftar rumah sakit rujukan yang ditunjuk 
oleh Menteri dan juga terdapat beberapa kriteria 
pasien Covid-19 yang biaya perawatannya dapat 
diklaim.


terbit  unggahan video di media sosial Facebook 
yang memperlihatkan peristiwa sebuah mobil 
ambulans sedang membawa jenazah yang diklaim 
sebagai jenazah pasien Covid-19 dan diletakan di 
tepi jalan Sultan Agung, Kaliwates, Jember. Dalam 
video itu, tampak seorang tenaga kesehatan yang 
memakai baju hazmat lengkap, berdiri di samping 
jenazah ini. 
yang benar, Kepala Puskesmas Jember Kidul 
membantah informasi mengenai penelantaran 
jenazah pasien Covid-19 ini. Pihaknya 
menyebutkan, saat itu terjadi kerusakan pada mobil 
ambulans sehingga jenazah diturunkan sambil 
menunggu kedatangan keluarga untuk dibawa ke 
rumah duka. Pihak Muspika Kaliwates bersama 
PKM Jember Kidul juga menegaskan bahwa tidak 
ada tindakan penelantaran jenazah pasien Covid-19 
seperti informasi yang disampaikan dalam video. 
Hal ini sangat disesalkan karena video 
ini viral serta membuat heboh warga di 
Kabupaten Jember.


terbit  pesan berantai WhatsApp yang berisi informasi bahwa tenaga kesehatan RSAB Harapan 
Kita mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat seperti demam tinggi, suhu di atas 
39 °C, sakit kepala berat, serta badan pegal-pegal sesudah divaksin booster ke-3 dengan vaksin 
Moderna, yang mana hal ini memicu RSAB Harapan Kita kekurangan tenaga 
kesehatan terutama perawat. 
yang benar, melalui akun instagram milik @rsabhk, Hukormas RSAB Harapan Kita menepis kabar 
ini dengan memberikan klarifikasi bahwa vaksinasi booster bagi para tenaga kesehatan 
RSAB Harapan Kita telah terlaksana hari Sabtu, 24 Juli 2021, namun tidak ditemukan KIPI serius / 
KIPI berat. Mayoritas nyeri/bengkak di tempat suntikan, sebagian demam, bervariasi dari low 
grade fever, sebagian kecil mencapai >39 °C, berlangsung 24-48 jam kemudian sudah reda, serta 
tidak ada gangguan dalam ketenagaan untuk pelayanan kesehatan di RSAB Harapan Kita akibat 
vaksinasi.


terbit  di media sosial video yang memperlihatkan 
seorang wanita mengenakan pakaian hazmat 
berwarna putih dan berkerudung hitam membagikan 
surat hasil tes swab dan KTP kepada seluruh 
penumpang bus sembari menarik uang sebesar Rp. 
90.000. Unggahan video ini dilengkapi dengan 
narasi, "Viral...Bisnis Hasil Swab Palsu di Dalam Bus, 
Rp90 Ribu Per Orang".
sesudah ditelusuri, klaim yang mengatakan jika wanita 
ini menjual hasil swab palsu adalah tidak benar. 
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Edwin 
mengonfirmasikan, kejadian yang terekam kamera 
penumpang itu terjadi di Rest Area KM 33 Jalan Tol 
Trans Sumatera, Lampung Selatan pada Jumat, 23 Juli 
2021 kemarin. Namun, Edwin mengatakan, video 
ini tidak menampilkan secara utuh kejadian yang 
sebenarnya pada hari itu. Selain itu, Kabid Humas Polda 
Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto 
juga membantah isu ini. Berdasarkan hasil 
penyelidikan diketahui bahwa petugas berhazmat itu 
membagikan kartu kepada penumpang yang memang 
sudah menjalani tes swab antigen sebelum naik bus, 
bukan menjajakan kartu hasil tes palsu. Adapun 
kejadian sebenarnya adalah semua penumpang turun 
dari bus untuk rapid antigen. Sambil menunggu hasil 
rapid test, penumpang naik ke dalam bus. sesudah itu, 
petugas masuk ke bus dan memanggil nama-nama 
penumpang seraya membagikan hasil tes. Apabila 
ditemukan yang reaktif/positif, maka penumpang 
ini dipanggil dan diarahkan oleh petugas agar 
tidak melanjutkan perjalanan.


terbit  di berbagai sosial media sebuah video yang memperlihatkan seorang satpam yang sedang 
menguji coba air keran dengan alat swab antigen . sesudah air keran diteteskan ke dalam alat swab 
antigen, hasil yang keluar adalah positif. Video itu juga memuat klaim bahwa selama ini banyak 
yang telah dibohongi dengan penggunaan alat swab antigen palsu. Terdapat pula imbauan 
terutama untuk karyawan agar tidak test swab antigen karena hasilnya akan tetap positif.
yang benar, klaim uji coba air keran dengan alat swab antigen dan hasilnya positif adalah salah. Terkait 
video yang terbit  ini langsung diklarifikasi oleh Kementerian Kesehatan dan dapat 
dijelaskan secara ilmiah. Semua alat tes swab antigen yang mempunyai izin edar resmi di negarakita 
pasti melewati uji validasi dari Balitbangkes dan dievaluasi setiap 3 bulan. Sesuai persyaratan WHO, 
alat swab antigen yang direkomendasikan adalah yang memiliki sensitivitas 80% atau lebih dan 
spesifitas 97% atau lebih. Pada video ini tidak jelas alat yang digunakan alat apa. Jika benar alat 
swab antigen apakah memang alat ini termasuk merk yang sudah mendapatkan izin edar 
resmi dari pemerintah, karena pemeriksaan dengan alat ini seharusnya menggunakan larutan 
penyangga (buffer) dengan pH tertentu, dan bila digantikan dengan air keran, ada perbedaan pH 
dan ion sehingga hasilnya bisa salah. Jadi, melakukan hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan 
instruksi dan dilakukan bukan dengan ahlinya maka hasilnya akan salah, karena alatnya menjadi 
rusak. Hasil yang terlihat positif tidak bisa diartikan dengan positif yang sesungguhnya.



terbit  sebuah klaim di media sosial yang 
menyebut bahwa vaksin Covid-19 mengandung 
graphene oxide atau grafena oksida. Grafena oksida 
sendiri adalah bahan berlapis atom tunggal yang 
dibuat melalui oksidasi grafit. 
Dilansir dari reuters.com, Senior Associate of Global 
Media Relations Pfizer menegaskan bahwa grafena 
oksida tidak digunakan dalam pembuatan vaksin 
Covid-19 Pfizer-BioNTech. Menurut lembar fakta di 
situs web Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, 
bahan vaksin Pfizer meliputi: mRNA, lipid, kalium 
klorida, kalium fosfat monobasa, natrium klorida, 
natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa. Dari 
daftar bahan pembuat vaksin ini tidak 
mencantumkan graphene oxide. Lebih lanjut 
dijelaskan pula bahwa tidak ada vaksin Covid-19 
yang tersedia di seluruh dunia, baik yang diproduksi 
oleh Moderna, Janssen, AstraZeneca, CanSino, 
Sinovac dan Sputnik V yang mengandung 
graphene oxide


terbit  unggahan video di sebuah kanal Youtube yang menyebutkan bahwa 
sebuah kios dan masjid dibakar karena melanggar aturan Pemberlakuan 
Pembatasan Kegiatan warga (PPKM).
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa video itu memperlihatkan masjid dibakar 
adalah salah. yang benar, tidak ada rumah ibadah manapun termasuk masjid yang 
dibakar dan terbakar. Video ini sebenarnya memperlihatkan suasana 
tawuran yang terjadi di kawasan Belawan, Medan pada Rabu 21 Juli 2021.


terbit  pesan berantai di media sosial WhatsApp, sebuah video yang berasal dari TikTok 
berisi informasi bahwa vaksin merupakan sesuatu yang membahayakan bagi warga, 
termasuk negarakita. Secara spesifik video berdurasi 2 menit 54 detik itu juga menyebutkan 
Tiongkok dan Rusia tidak mewajibkan atau memberikan vaksin ke warganya.
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Tiongkok dan Rusia, negara yang dipimpin Vladimir 
Putin, tidak mewajibkan vaksin, adalah salah. yang benar, dua negara itu mendorong dan 
bahkan mewajibkan vaksin untuk warganya. Pertama, Tiongkok. Pemerintah di sejumlah 
daerah di Tiongkok mewajibkan vaksin Covid-19 untuk masuk ke tempat umum. Bahkan 
vaksin juga menjadi syarat wajib anak masuk sekolah. Berdasarkan data yang dihimpun 
Johns Hopkins pada tanggal 25 Juli 2021 pukul 10.25 WIB, sebanyak 15,98 persen warga 
Tiongkok dari total populasi telah divaksin. Terdiri dari 1,5 miliar lebih dosis yang telah 
diberikan dan lebih dari 223 juta orang yang telah divaksinasi sepenuhnya alias 2 dosis. 
Kedua, Rusia. Presiden Vladimir Putin mengaku dirinya telah disuntik vaksin Sputnik V. 
Putin juga mendorong warganya agar divaksin.


terbit  sebuah pesan berantai WhatsApp yang berisi informasi yang menyebutkan bahwa 
China mengakui vaksin Sinovac buatannya tidak manjur.
Dikutip dari detiknews.com, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti 
Nadia Tarmizi, M.Epid menanggapi isu terkait kemanjuran vaksin Covid-19 China rendah. 
Nadia menegaskan vaksin Sinovac masih efektif untuk mencegah penularan. Ia menjelaskan 
Dalam uji klinis tahap 3 yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, hasil efikasi vaksin Corona 
Sinovac sebesar 65,3 persen. Vaksin Sinovac juga sudah mendapatkan izin penggunaan 
darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Konselor bidang Sains dan 
Teknologi Kedutaan Besar China di Jakarta, Yi Fanping juga mengatakan, “Pihak China 
secara konsisten mementingkan keamanan dan efektivitas vaksin. Organisasi Kesehatan 
Dunia (WHO) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin CoronaVac yang dibuat oleh 
Sinovac, hal itu secara penuh membuktikan keamanan dan efektivitas CoronaVac".


terbit  sebuah klaim di media sosial yang menyebutkan bahwa sebanyak 87 ribu perawat 
di Belanda menolak vaksin Covid-19.
yang benar, klaim ini sama sekali tidak berdasar. Tidak ditemukan data-data valid yang 
mendukung informasi ini. Dilansir dari kumparan.com yang juga mengutip dari
reuters.com, sebanyak 207 ribu perawat terdaftar di Belanda. Kemenkes Belanda 
mengatakan, tenaga kesehatan (nakes) di Belanda sudah mulai disuntik vaksin Covid-19 
sejak 6 Januari 2021. Kemenkes Belanda juga menegaskan vaksinasi itu disambut dengan 
antusiasme tinggi oleh nakes yang terdiri dari perawat, dokter, dan staf ambulans
. Juru 
bicara Kemenkes Belanda memperkirakan bahwa lebih dari 90 persen nakes telah divaksin 
hingga saat ini.


terbit  sebuah unggahan pada media sosial 
Facebook terkait pemberitaan media CNN negarakita. 
Unggahan ini menampilkan beberapa foto 
judul berita di CNN negarakita terkait pemberian 
hadiah bagi warga yang telah divaksin. Pada 
unggahan foto ini tertera beberapa macam 
hadiah yang ditawarkan, seperti ponsel, promo 
belanja, beras dan ayam. Disamping itu juga disertai 
dengan narasi yang menyatakan bahwa 
hadiah-hadiah ini ditawarkan oleh pihak CNN 
negarakita.
Berdasarkan penelusuran fakta, CNN negarakita 
hanya memberitakan pemberian hadiah bagi warga 
yang telah divaksin. Hadiah itu sendiri ditawarkan 
oleh kepolisian dan pihak kecamatan di beberapa 
daerah yang berbeda. Beberapa diantaranya adalah 
hadiah ponsel yang ditawarkan oleh pihak kepolisian 
di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Kemudian 
hadiah promo belanja yang ditawarkan oleh pihak 
kepolisian di Kelurahan Setiabudi, Jakarta Selatan, 
serta hadiah ayam yang ditawarkan oleh pihak 
Kecamatan di Cianjur, Jawa Barat.

terbit  sebuah foto yang diklaim
merupakan situasi di RSUD DOK II
Jayapura, Papua. Foto ini
menampakkan pemandangan sejumlah
jenazah terbungkus plastik berjejeran dan
seorang petugas mengenakan APD
lengkap.
yang benar, foto yang terbit  ini
bukanlah kejadian di Papua sebagaimana
narasi yang terbit . Foto ini diambil
di sebuah kota di tenggara Myanmar
bernama Myawaddy. Dilansir dari AFP,
berdasarkan pencarian di Google
menemukan gambar itu diterbitkan pada
15 Juli 2021 oleh Khit Thit Media, sebuah
organisasi berita di Myanmar. Ketua
Organisasi Penyelamatan Myanmar, Hla
Tun juga telah mengonfirmasi bahwa
dialah yang mengambil gambar ini.


terbit  sebuah video di media sosial Facebook yang memperlihatkan sejumlah 
orang mendatangi sebuah kafe. Terlihat pula beberapa pengunjung diduga TKA 
China yang sedang menyantap hidangan dan menikmati minuman. Narasi video 
berdurasi 2 menit 25 detik itu mengklaim sejumlah TKA China ini pesta miras 
saat pandemi Covid-19 di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
yang benar, klaim sejumlah TKA China pesta miras saat pandemi Covid-19 di 
Jeneponto, Sulawesi Selatan ternyata tidak benar. Menurut Plt Kasubbag Humas 
Polres Jeneponto AKP Syahrul Regama, video ini tidak terjadi di masa 
pandemi sekarang melainkan pada tahun 2017 yang lalu, di kafe 88 jalan Lingkar. 
Hingga saat ini tidak pernah ada kejadian di kafe Jeneponto sebagaimana dalam 
video ini, khususnya pada masa pandemi.


terbit  di media sosial sebuah video yang menampilkan peristiwa demo yang 
berujung rusuh dengan narasi “Viral hari ini, demo mahasiswa 24/07.21”. 
yang benar, dilansir dari Instagram resmi @divisihumaspolri, Kepolisian Republik 
negarakita (Polri) memastikan video dengan narasi demonstrasi serentak yang 
berlangsung Sabtu, 24 Juli 2021, berujung rusuh adalah kabar bohong atau 
hoaks. Polri mengatakan video demonstrasi berakhir rusuh yang terbit  di 
media sosial merupakan peristiwa demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta 
Kerja di Jakarta pada 8 Oktober 2020.


terbit  unggahan poster di media sosial Facebook berisikan ajakan demo penolakan 
PPKM di Bandung, yang akan dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Bobotoh 
Unite. Dalam poster yang terbit  itu disebutkan, acara demo tolak PPKM ini akan 
dilakukan pada Jumat, 23 Juli 2021.
yang benar, Polrestabes Bandung melalui laman Instagram-nya menegaskan bahwa 
informasi ajakan demo yang akan digelar oleh kelompok warga yang menamakan 
diri Bobotoh Unite untuk tolak PPKM Bandung adalah tidak benar atau hoaks. "Bobotoh 
unite tolak PPKM Bandung HOAX," tulis Polrestabes Bandung dalam unggahannya 
Jumat, 23 Juli 2021.

terbit  luas cuplikan video dari presenter Aiman Witjaksono yang diklaim sebagai
sebuah pernyataan bahwa dirinya sembuh dari Covid-19 tanpa minum obat. Cuplikan
video ini juga disertai narasi “STUPID 19 HOAX VAX & DRUG GENOCIDE”.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @aimanwitjaksono, Aiman mengatakan
bahwa video yang tengah terbit  itu sengaja dipotong dan disesatkan oleh oknum tak
bertanggung jawab. "Saya menyayangkan ada pihak-pihak yang memotong video saya.
Saya tidak pernah mengatakan bahwa tidak perlu obat (Covid-19), tapi semua keputusan
itu bergantung pada dokter," ungkap Aiman. Dia menambahkan, bahwa video
seutuhnya menurut Aiman, setiap orang yang terpapar covid-19 berbeda-beda gejala.
Kebetulan, Aiman adalah orang tanpa gejala (OTG) sehingga dirinya tidak meminum
obat. Aiman hanya mengonsumsi rebusan ramuan obat herbal seperti jahe merah dan
daun sirih merah, dan vitamin. Menurut Aiman, dirinya tidak mengatakan penderita
Covid-19 tidak perlu minum obat. Karena setiap penderita tergantung dokter yang
menangani.


Telah terbit  di media sosial Twitter sebuah
unggahan foto yang memperlihatkan
kerumunan orang sedang berada di tengah
jalan. Foto dengan tulisan "Wow the anti
protests in France are huge!" itu diklaim
berhubungan dengan demo anti-vaksin di
Prancis.
yang benar, klaim foto yang diunggah ini
merupakan foto suasana demo anti vaksin di
Prancis adalah keliru. Foto itu diambil di atas
Arch of Triumph (Arc de Triomphe) pada 15
Juli 2018 dengan perkiraan sekitar 90 ribu fans
merayakan kemenangan Prancis atas Kroasia
dalam Piala Dunia 2018 Rusia


terbit  di media sosial Facebook sebuah unggahan dengan klaim tunanetra didenda
karena salah mengenakan masker berupa tautan YouTube berjudul "Miris!! Tunanetra
Penjual Gorengan Didenda Saat Razia PPKM Darurat di Banjar Jawa Barat" dengan
tambahan narasi "VIRAL !! TUNANETRA PENGANTAR GORENGAN DI KOTA BANJAR
DIHUKUM DENDA 50 RIBU RUPIAH GARA GARA SALAH PAKAI MASKER.."
yang benar, dilansir dari tribunnews.com, klaim tunanetra didenda petugas karena salah
mengenakan masker tidaklah benar. Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Banjar, Agus
Nugraha menegaskan bahwa kasus viral ini tidak memuat informasi yang
sebenarnya. Insiden yang menimpa Ahmad bukan dilakukan oleh anggota Satgas.
Penindakan dan penjatuhan sanksi denda terhadap pelanggar protokol kesehatan di masa
PPKM Darurat ada alur atau SOP yang harus dilalui saat memberikan sanksi sehingga tidak
bisa saat salah pakai masker orang ini langsung ditindak di TKP.

Telah terbit  sebuah informasi bahwa pusat 
perbelanjaan ITC Depok membuka pendaftaran 
vaksinasi Covid-19 dengan cara mendaftar langsung 
atau on the spot. Informasi itu juga menyebut untuk 
mendaftar langsung di ITC Depok cukup dengan 
membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
sesudah ditelusuri, informasi pendaftaran vaksinasi 
Covid-19 on the spot di ITC Depok adalah tidak benar 
atau hoaks. Pihak ITC Depok melalui laman Instagram 
resminya mengimbau warga untuk tidak 
menyebarkan informasi ini karena pihak ITC 
Depok tidak pernah melayani pendaftaran vaksinasi 
Covid-19 secara offline atau on the spot. Pihaknya 
menegaskan, semua pendaftaran vaksinasi dilakukan 
secara online atau melalui link yang disampaikan di 
media sosial resmi ITC Depok.