Rabu, 03 Mei 2023
Home »
epidemi corona 5
» epidemi corona 5
epidemi corona 5
Mei 03, 2023
epidemi corona 5
njutnya seorang anggota Health Promotion Bureau Sri Lanka turut menyebut bahwa
konsumsi sayuran memang bagian dari diet seimbang yang meningkatkan kekebalan tubuh.
Namun mengklaim sup sayuran saja dapat menyembuhkan infeksi Covid-19 dalam tiga hari
adalah klaim palsu tanpa dasar.
terbit unggahan di media sosial Facebook yang
membagikan dua buah surat dengan logo Kimia
Farma. Unggahan ini berisi sebuah surat
mengenai penurunan harga tes polymerase chain
reaction (PCR) dan tes antigen. Satu surat lainnya berisi
informasi mengenai penundaan penurunan harga tes
PCR dan antigen. Kedua surat ini sama-sama
bertanggal 16 Agustus 2021 dan telah terbit luas di
media sosial.
Berdasarkan hasil penelusuran, Corporate Secretary
Kimia Farma, Ganti Winarno menegaskan bahwa surat
itu tidak benar dan menyebut Kimia Farma sudah
melaksanakan keputusan pemerintah terkait dengan
kebijakan harga baru layanan tes PCR mulai 17 Agustus
2021 di seluruh layanan Kimia Farma. Kimia Farma
menurunkan harga tes antigen dan PCR untuk
menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Dirjen Pelayanan
Kesehatan Nomor HK.02.02/I/2824/2021 Tentang Batas
Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reserve Transcription
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
terbit sebuah tangkapan layar artikel berita berisi informasi yang menyatakan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menemukan vaksin Covid-19 palsu dan telah terbit di negarakita.
Artikel berjudul "WHO Pergoki Vaksin Covid-19 Palsu, Salah Satu Jenisnya terbit di
negarakita" itu juga menyebut ada dua jenis vaksin Covid-19 yang dipalsukan, yakni
AstraZeneca dan Covishield dari India.
Dikutip dari antaranews.com, informasi tentang WHO menemukan vaksin Covid-19 palsu itu
termasuk kabar yang tidak lengkap. WHO melalui situs resminya tidak menyebut produk
Covishield, vaksin ChAdOx1 produksi Serum Institute of India terbit di negarakita. WHO
menyebutkan negara yang terdeteksi produk palsu vaksin Covid-19 Covishield, vaksin
ChAdOx1 adalah Uganda dan India
terbit pada pesan berantai WhatsApp mengenai informasi yang menyebutkan balita
akan segera divaksin dan bertujuan untuk memusnahkan generasi umat Islam.
Dikutip dari medcom.id, klaim vaksinasi Covid-19 untuk anak balita merupakan upaya
menuju pemusnahan massal umat Islam adalah tidak benar. yang benar, vaksinasi Covid-19
tidak hanya untuk kalangan tertentu atau Islam saja.
Telah terbit di media sosial Twitter sebuah
unggahan foto yang memperlihatkan seorang
anak kecil yang positif Covid-19 hendak naik ke
dalam mobil dengan memakai hazmat di
Filipina.
yang benar, klaim yang mengatakan bahwa
seorang anak kecil yang positif Covid-19 hendak
naik ke dalam mobil dengan memakai hazmat
di Filipina adalah salah. Berdasarkan hasil
penelusuran cek fakta kumparan.com, yang
dikutip dari AFP, foto ini berasal dari
potongan video yang dibagikan pada 24 Juni
2021. Video itu diunggah oleh Pusat
Pengendalian Penyakit Ho Chi Minh, Vietnam.
Dalam keterangan video ini terdapat
tulisan anak itu naik ambulans dari Rumah
Sakit Distrik Binh Chanh ke Rumah Sakit Trung
Vuong untuk menjalani perawatan Covid-19.
terbit informasi melalui pesan berantai
WhatsApp yang mengabarkan bahwa Rumah
Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan
Surabaya, Jawa Timur menggelar vaksinasi
Covid-19 dosis 1 dan 2 pada 16 Agustus 2021.
yang benar, RSPAL dr. Ramelan Surabaya melalui
laman Instagram-nya mengklarifikasi bahwa
informasi mengenai adanya kegiatan vaksinasi
Covid-9 dosis 1 dan 2 ini tidak benar atau
hoaks. Pihaknya menegaskan, RSPAL dr.
Ramelan pada hari Senin, 16 Agustus 2021 hanya
melayani vaksinasi kedua bagi yang sudah
melaksanakan vaksinasi pertama di RSPAL dr.
Ramelan. "Syaratnya harus menunjukkan kartu
vaksin pertama yang sudah tercetak atau
menunjukkan SMS untuk vaksin di RSAL dari
1199," tulis akun Instagram @rspaldrramelan
dalam unggahan Instastory pada Sabtu, 14
Agustus 2021.
terbit di media sosial Twitter sebuah video yang
memuat aksi penghadangan pengibaran bendera
Merah Putih di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK),
Jakarta Utara. Dari video yang terbit terlihat
petugas Kepolisian dan TNI berjaga di area
jembatan PIK. Video ini kemudian diberi
narasi yang menyebut bahwa Polisi melarang
pengibaran bendera Merah Putih di PIK.
yang benar, menurut Kapolres Metro Jakarta Utara
Kombes Guruh Arif Darmawan, video-video yang
terbit itu tidak benar. Ia menegaskan pihaknya
tidak pernah melarang warga ataupun ormas
melakukan pengibaran bendera Merah Putih. Guruh
menjelaskan bahwa pihaknya bukan melarang
pengibaran bendera Merah Putih, melainkan
kegiatan yang berpotensi menghadirkan
kerumunan. Menurutnya kegiatan pengibaran
bendera Merah Putih di jembatan PIK itu akan
memancing kerumunan warga yang dikhawatirkan
dapat menimbulkan klaster baru Covid-19.
terbit di media sosial sebuah video yang menampilkan seorang pria sedang memberi
pemaparan pada sebuah forum di salah satu sekolah di negara bagian Indiana, AS.
Pembicara yang diketahui bernama Doctor Dan Stock itu mengklaim bahwa virus
Covid-19 dan semua jenis virus pernapasan lainnya memiliki partikel aerosol yang tetap
dapat menembus masker.
yang benar, klaim yang disampaikan Dan Stock adalah hoaks. Dikutip dari factcheck.afp.com
video yang sempat diunggah di Youtube itu akhirnya dihapus karena melanggar pedoman
platform ini. Perwakilan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) turut
menanggapi pernyataan Dan Stock, mereka menegaskan bahwa penggunaan masker
merupakan bagian dari protokol kesehatan yang digunakan untuk mencegah aerosol virus
menginfeksi manusia lewat pernapasan.
terbit di media sosial Twitter informasi yang menyebutkan bahwa ada seorang yang sebelum
divaksin melakukan test Covid-19 dengan hasil negatif dan sesudah divaksin pasien mengalami
panas dingin, diare serta badan gemetar kemudian hari ke-3 pasca vaksin melakukan tes
Covid-19 kembali dan hasilnya menjadi positif.
yang benar, dilansir dari kompas.com, ahli patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret, dr. Tonang
Dwi Ardyanto menyebutkan hal itu tidak benar. dr. Tonang menjelaskan, virus non aktif yang ada
dalam vaksin tidak akan memicu hasil tes Covid-19 baik Antigen atau RT-PCR menjadi
reaktif atau positif. Lebih lanjut, dr. Tonang menegaskan jika seseorang mendapati hasil tes
Covid-19 yang dilakukannya positif sesudah melakukan vaksin, itu dikarenakan ia telah terpapar
virus tanpa ia sadari.
terbit sebuah pesan berantai WhatsApp mengenai informasi larangan mengonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung alkohol dan soda sesudah vaksin Covid-19.
Dikutip dari situs covid19.go.id, belum ada hasil penelitian yang membuktikan konsumsi
makanan dan minuman beralkohol dan minuman bersoda sesudah divaksin Covid-19 dapat
berpengaruh terhadap keefektifan vaksin. Dilansir dari Kompas, ahli patologi klinis
Universitas Sebelas Maret, dr. Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan bahwa larangan
mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol seperti tape bergantung pada kondisi
kesehatan yang melatarbelakangi setiap orang, bukan karena dapat mempengaruhi
keefektifan vaksin. Sedangkan, terkait dengan minuman bersoda, melansir dari The New
York Times, salah satu peneliti dari Departemen Kesehatan Umum Universitas Harvard,
Vasanti S. Malik menyatakan bahwa mengonsumsi minuman bersoda dalam jumlah
banyak dan dalam jangka waktu yang lama memang berbahaya bagi kesehatan, bukan
karena minuman bersoda dapat mempengaruhi keefektifan vaksin.
terbit sebuah pemberitaan terkait vaksinasi yang dimuat oleh salah satu Website
berbahasa Inggris, pemberitaan ini mengklaim bahwa orang yang sudah
divaksinasi lengkap atau mendapatkan dua dosis lebih banyak terpapar varian delta
dan lebih rentan untuk meninggal. Hal ini juga diklaim berdasarkan data dari
Public Health England (PHE).
Dilansir dari laman turnbackhoax.id, diketahui klaim pada pemberitaan ini
adalah salah dan tidak memiliki bukti. Public Health England (PHE) memberikan
pernyataan yang dimuat oleh apnews.com, bahwa pihak Public Health England
(PHE) tidak pernah menunjukkan data orang yang divaksinasi lebih rentan
meninggal akibat varian delta virus Corona. Dalam artikel itu juga disebutkan bahwa
vaksinasi dengan vaksin Pfizer dan AstraZeneca sangat efektif mengurangi gejala
Covid-19 varian delta
terbit sebuah pesan WhatsApp berisi narasi yang berjudul "BREAKING:
MADAGASKAR KELUAR DARI ORGANISASI KESEHATAN DUNIA ATAS Skandal
COVID-19."
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Madagaskar menyatakan diri keluar dari
keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, adalah salah. Isu senada
sempat terbit pada Mei 2020 lalu. Namun berdasarkan ulasan yang dimuat
Allafrica.com, Madagaskar saat ini terdaftar di bawah negara-negara Afrika tempat
WHO beroperasi, hal itu menunjukkan bahwa Madagaskar masih menjadi anggota
organisasi ini.
terbit sebuah unggahan video di media sosial yang menyebut bahwa wabah
Covid-19 dan mekanisme lockdown telah direncanakan sejak tahun 2010 lalu oleh
segelintir elit dunia dari sebuah yayasan di Amerika Serikat bernama Rockefeller
Foundation.
yang benar, tuduhan ini adalah keliru. Melansir dari Tim CekFakta Tempo,
dokumen yang dikeluarkan oleh Rockefeller Foundation pada tahun 2010 yang dicatut
dalam video ini merupakan kajian analisis yang dibuat untuk membayangkan
bagaimana dunia akan terkena dampak dalam empat skenario yang berbeda, salah
satunya adalah pandemi global. Skenario ini dibuat untuk merencanakan
adaptasi internasional dan pembentukan kemampuan untuk mengantisipasinya
melalui teknologi. Dalam dokumen ini sama sekali tidak disebutkan mengenai
SARS-CoV-2 atau pandemi Covid-19. Skenario tentang pandemi global ini
tercantum pada halaman 18 yang ditulis berdasarkan pengalaman saat wabah flu H1N1
pada 2009. Rockefeller Foundation sendiri adalah yayasan yang bergerak dalam
pengembangan di bidang kesehatan modern dan vaksin.
terbit unggahan di media sosial Facebook
yang menyebutkan sejumlah penerbangan di
Amerika Serikat (AS) ditutup karena kru dan
pilot menolak vaksin. Unggahan ini
disertai dengan foto Bandara Internasional
Hollywood Fort Lauderdale, Florida, Amerika
Serikat. Dalam foto itu tampak maskapai
bernama Spirit Airlines menunda dan
membatalkan penerbangan.
yang benar, informasi yang menyebutkan
sejumlah penerbangan di Amerika Serikat
ditutup karena kru dan pilot menolak vaksin
adalah tidak benar. Berdasarkan penelusuran
kumparan.com yang mengutip dari US Today,
Juru Bicara Maskapai Spirit Airlines, Sarah Jantz
mengatakan bahwa penutupan penerbangan
ini karena masalah cuaca. Hal senada
juga disampaikan CEO Spirit Airlines, Ted
Christie. Ia menyebutkan masalah cuaca,
teknologi, dan kekurangan kru telah
memicu penerbangan terganggu.
Sementara itu, Juru Bicara Asosiasi Pilot, Dennis
Tajer menegaskan pembatalan penerbangan
karena kekurangan jumlah pilot dan masalah
penjadwalan. Bukan karena pilot dan kru
menolak vaksin.
terbit sebuah unggahan berbahasa Thailand yang
menyebutkan bahwa hanya masker berlabel VFE (Virus
Filtration Efficiency) atau yang bisa disebut Efisiensi
Penyaringan Virus yang mampu melindungi manusia
dari paparan Covid-19.
yang benar berdasarkan hasil penelusuran cek fakta
kumparan.com, masker bedah yang biasa tanpa label VFE
sudah mampu mencegah penularan virus Covid-19.
Dikutip dari AFP, Wakil Sekretaris BPOM Thailand
Surachoke Tangwiwat mengatakan masker berlabel VFE
tidak diperlukan secara khusus untuk melindungi dari
Corona. Ia menjelaskan bahwa masker yang disetujui FDA
(BPOM Amerika Serikat), termasuk masker medis/masker
bedah, mengandung tiga lapisan penyaringan untuk
mencegah partikel merembes, sehingga masker ini
sudah mampu menyaring tetesan dan partikel virus.
Selain itu, menurut Kemenkes Thailand virus Covid-19
berukuran 0,06-0,14 mikron. Akan tetapi, dalam
penularan dari pasien, virus itu tinggal dalam bentuk
tetesan berukuran sekitar 3,5-10,0 mikron, sehingga dapat
disaring dengan masker bedah.
terbit di media sosial sebuah video yang menyatakan bahwa solusi mengendalikan pandemi adalah
herd immunity alami bukan vaksin. Video ini menjelaskan bahwa di Amerika, kekebalan tubuh
imunitas terhadap Covid-19 lebih dari 49,1% populasi ditambah yang telah berhasil divaksin adalah 13,7%
populasi, maka Amerika saat ini sudah mendekati herd immunity dan mayoritas kekebalannya didapat
dari alami atau natural herd immunity. Jika pandemi Covid-19 adalah bencana alam natural disaster, maka
sesungguhnya kesembuhan alami adalah herd immunity natural juga untuk mengalahkannya.
Berdasarkan klarifikasi dari Kementerian Kesehatan RI, solusi mengendalikan pandemi adalah herd
immunity alami bukan vaksin adalah keliru. Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah adanya
perlindungan dari penyakit infeksi secara tidak langsung saat mayoritas populasi memiliki kekebalan yang
bisa didapat baik dari infeksi alami atau vaksin. Persentase orang yang harus memiliki kekebalan bervariasi
pada tiap penyakit tergantung respon imun, efikasi vaksin, dan faktor-faktor lain. Membiarkan warga
terpapar alami dengan infeksi Covid-19 untuk mencapai herd immunity diperkirakan harus >70% populasi
sakit dengan berbagai umur dan status kesehatan, akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian
ditambah lagi bila fasilitas kesehatan tidak memadai, akan terjadi kolaps dan semakin meningkatkan
kematian baik dari populasi dengan sakit Covid-19 dan bukan Covid-19. Belum ada bukti secara ilmiah herd
immunity bisa terbentuk secara alami karena masih minimnya pengetahuan juga mengenai respon imun
tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 (seberapa kuat dan berapa lama imunitas bertahan) dan sulitnya
mengukur perilaku manusia. Selain itu, secara moral/etik sangat bertentangan karena harus membiarkan
manusia sakit dan meninggal terutama populasi rentan. Sedangkan dengan vaksinasi, meskipun
terjadinya herd immunity juga masih sulit diperkirakan, paling tidak akan mengurangi risiko kesakitan dan
kematian terutama pada populasi “rentan”.
terbit unggahan video berisi pesan suara di media sosial
Facebook dan WhatsApp yang diklaim berasal dari dr.
Yahya Amar, Direktur RS Medika Bondowoso, Jawa Timur.
pesan suara ini berisi penjelasan yang menyebutkan
bahwa virus Corona yang saat ini menyerang lambung bisa
diobati dengan mengkonsumsi jamu AVC.
yang benar, melalui akun Instagram @rsmitramedika, RS
Mitra Medika Bondowoso membantah bahwa pesan suara
dan video yang terbit ini merupakan suara dr.
Yahya Amar. “Kami tegaskan suara yg ada dalam
audio/video ini bukanlah suara beliau,” tulis RS Mitra
Medika, 26 Juli 2021. Pihaknya juga menerbitkan video dr.
Yahya Amar agar publik bisa membedakan suara asli
pemilik RS Mitra Medika Bondowoso ini, dengan
suara yang terbit di Facebook dan pesan WhatsApp.
Selain itu, klaim bahwa virus Corona yang saat ini
menyerang lambung bisa diobati dengan jamu AVC juga
keliru. BPOM belum memberikan izin pada jamu AVC
sebagai obat Covid-19.
terbit di media sosial Facebook unggahan berupa gambar yang terdapat narasi bahwa Virus
Corona ganas dan mematikan, namun pasien yang meninggal akibat Covid-19 selalu di rumah
sakit, tidak ada yang meninggal di jalan, rumah, pasar, ataupun sawah.
yang benar, dilansir dari turnbackhoax.id, klaim ini adalah keliru dan termasuk kategori
konten yang menyesatkan. Dikutip dari liputan6.com, anggota komunitas LaporCovid-19,
Yerikho Setyo Adi, menunjukkan data bahwa sebanyak 265 pasien Covid-19 meninggal saat
isolasi mandiri di rumah. Diberitakan dari kompas.com, seorang pengayuh becak bernama
Bilal (84) meninggal di atas becaknya di Jalan Magangan Kulon di Kelurahan Patehan,
Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (19/7/2021). Hasil uji swab menunjukkan Bilal reaktif.
Nyawa Bilal tidak tertolong karena tidak ada yang mengetahui Bilal positif Covid-19. Korban
lain juga ditemukan di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Melansir dari metrotvnews.com,
seorang pemilik warung meninggal di dalam warung sekitar pukul 9 pagi. Sekitar jarak 15
meter, seorang tukang becak yang tidak diketahui identitasnya meninggal di atas becak pada
pukul 10 pagi. Menurut warga, keduanya sempat melakukan kontak. Hasil tes swab jenazah
dinyatakan keduanya positif Covid-19.
terbit sebuah postingan di media sosial
yang membagikan potongan video
wawancara berisi klaim bahwa European
Medicines Agency (EMA) telah
menghubungkan vaksin Covid-19 dengan 18
ribu kasus kematian.
yang benar, potongan video yang dibagikan
itu merupakan klip wawancara Astrid
Stuckelberger, seseorang yang pernah
membuat kehebohan karena klaim hoaks
soal sejumlah tindakan medis.
video-videonya pernah dihapus oleh
YouTube pada tahun 2020 karena
mengabarkan berita-berita bohong. Dilansir
dari AFP, laporan kematian sesudah vaksinasi
berdasarkan database EMA bukanlah bukti
hubungan antara keduanya, dan meskipun
efek samping yang serius sesudah vaksinasi
telah dicatat, hal ini jarang terjadi. Juru
bicara EMA mengatakan bahwa masalah
medis atau kematian sesudah seseorang
disuntik vaksin tidak berarti bahwa kematian
ini dipicu oleh suntikan vaksin.
terbit sebuah unggahan berupa narasi dan video yang menampilkan kerumunan orang beserta peti
jenazah pada aplikasi Instagram. Pada narasi unggahan ini terdapat beberapa klaim diantaranya
mengklaim bahwa saat ini sudah tidak ada pandemi Covid-19, dan saat ini terdapat gerakan orang
yang sedang menyebarkan racun di banyak tempat di wilayah negarakita, termasuk penyebaran racun
dengan menggunakan pesawat terbang.
yang benar, klaim pandemi Covid-19 sudah tidak ada, dan saat ini terdapat sekelompok orang sedang
menyebarkan racun dengan pesawat terbang di banyak wilayah negarakita ini adalah tidak benar,
serta tidak memiliki sumber yang kredibel. Saat ini, negarakita masih mengalami pandemi Covid-19.
Menurut update 9 Agustus 2021, kasus positif Covid-19 di negarakita berjumlah 3.686.740 orang dan
kasus meninggal karena Covid-19 mencapai 108.571 orang. Isu terkait adanya penyebaran racun melalui
pesawat terbang setidaknya telah 2 kali terjadi dan diketahui bahwa isu ini adalah hoaks.
terbit unggahan video di media sosial Facebook yang memperlihatkan aksi sejumlah
mahasiswa dan diklaim sebagai aksi penolakan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan
Kegiatan warga (PPKM) yang didalangi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Video ini dibagikan dengan keterangan bahwa mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono merupakan otak di balik aksi mahasiswa ini dan ikut mendanai
aksi itu hingga Rp 190 triliun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim aksi mahasiswa menolak
kebijakan PPKM yang didalangi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah keliru.
Menkopolhukam Mahfud MD dalam satu siaran televisi nasional mengatakan, aksi
penolakan kebijakan PPKM merupakan aksi iseng yang dilakukan kelompok yang tidak
murni. Aksi ini tidak ada tokoh yang menggerakkan dan mendanai. Polisi bahkan tidak
pernah memberikan izin untuk aksi apapun selama pandemi. SBY sendiri membantah
tuduhan ini dan memilih diam. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat,
Andi Arief mengatakan diam dan tidak akan merespon tuduhan ini. SBY lebih
memilih melakukan hal positif di tengah pandemi.
Pengguna media sosial Facebook mengunggah
narasi berisi spekulasi tentang hubungan antara
Covid-19 dengan perusahaan listrik Delta Taiwan
yang merupakan perusahaan penyedia daya dan
jaringan 5G yang sangat cepat.
Dilansir dari reuters.com, tidak ada bukti adanya
hubungan antara perusahaan listrik Delta Taiwan
dengan varian Delta dari SARS-CoV-2, yang diberi
nama di bawah sistem pelabelan baru pada Mei
2021. Perusahaan listrik Delta Taiwan adalah
perusahaan yang didirikan pada tahun 1971.
Adapun varian Delta dari Covid-19 sebelumnya
dikenal sebagai varian India, kemudian diganti
dengan nama Delta sebagai bagian keputusan
WHO untuk memberi nama varian virus Corona
berdasarkan huruf alfabet Yunani.
terbit sebuah unggahan video di media sosial
Twitter dengan klaim yang menyebut bahwa
sejumlah vaksin seperti Astrazeneca, Pfizer, dan
Moderna merupakan vaksin yang berafiliasi dengan
bluetooth support 5G, kecuali Sinovac.
yang benar, klaim ini adalah salah. Dilansir dari
politifact.com, bahan yang digunakan pada vaksin
Astrazeneca dapat dilihat pada website Vaccine
Knowledge Project dari Oxford University dan tidak
terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan
sinyal bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak
yang terdapat pada vaksin bukanlah berada di dalam
vaksin itu sendiri, melainkan pada kotak pengiriman
vaksin untuk mencegah pencurian. Lebih lanjut, Dr.
Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania
menjelaskan bahwa microchip pada vaksin tidak
memungkinkan karena pada umumnya microchip
berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa
melewati jarum suntik. Adapun perangkat dengan
koneksi bluetooth sebagaimana terdapat dalam video
juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik
perangkat, sehingga video ini tidak memiliki
bukti yang kuat serta tidak berdasar.
terbit sebuah konten video yang menampilkan seseorang
bernama Dr. Johan Denis, yang diketahui sebagai dokter medis
dan pengobatan alternatif dari Belgia. Dr. Johan Denis
mengklaim bahwa vaksin Covid-19 tidak terbukti aman dan
efektif. Ia juga menyebut pandemi Covid-19 adalah palsu. Selain
itu, Denis juga mengklaim bahwa Covid-19 memiliki tingkat
bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran yang sama
dengan influenza. Video ini diunggah kembali oleh salah
satu akun Facebook dengan narasi unggahan "Adakah Benar
Kata2 Mereka ,Mmg Benar Kita Berada dDunia fitnah Skrg".
yang benar, klaim yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 tidak
aman dan efektif serta kondisi pandemi saat ini adalah pandemi
palsu pada video ini adalah keliru. Dilansir dari
worldometers.info, hingga 06 Agustus 2021 tercatat sudah 201
juta kasus positif secara global di dunia dengan total 4 juta
kematian. Pandemi Covid-19 memang terjadi dan mewabah
serempak terjadi dimana-mana, bahkan saat ini pandemi
Covid-19 sudah menjadi permasalahan bersama seluruh warga
dunia. Klaim yang menyebutkan tingkat bahaya, tingkat
kematian, dan tingkat penyebaran Covid-19 yang disamakan
dengan Influenza juga tidak benar. Menurut Andrew Pekosz,
Ph.D, ahli virologi terkemuka yang berpengalaman menangani
Influenza dan Covid-19 sekaligus Profesor dari Fakultas Kesehatan
warga, Universitas Johns Hopkins, menerangkan bahwa
Covid-19 membawa tingkat keparahan dan tingkat mortalitas
lebih tinggi ketimbang Influenza. Sejak Desember 2020, Covid-19
membunuh lebih banyak orang di Amerika Serikat daripada
Influenza dalam 5 tahun terakhir.
terbit unggahan video di media sosial YouTube sebuah informasi yang menyebutkan
Covid-19 bermutasi menjadi virus baru yang lebih berbahaya dan vaksin timbulkan virus
lain dari Covid-19.
Dilansir dari turnbackhoax.id, klaim Covid-19 bermutasi menjadi virus baru yang lebih
berbahaya dan vaksin timbulkan virus lain dari Covid-19 adalah tidak benar. yang benar
bahwa Covid-19 adalah virus yang dapat bermutasi menjadi varian baru, namun dengan
sifatnya yang sama dan tidak semakin ganas. Melansir dari artikel liputan6.com, Kepala
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa
walaupun sudah ada mutasi Covid-19 menjadi berbagai varian baru, namun sampai saat
ini belum ada terjadi perubahan struktur virus sehingga pengobatan dan vaksin saat ini
masih tetap efektif.
terbit sebuah video di media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa semua pasien
Covid-19 yang dirawat di New South Wales, Australia sudah divaksinasi.
Dilansir dari turnbackhoax.id, klaim semua pasien Covid-19 yang dirawat di New South
Wales, Australia sudah divaksin adalah tidak benar. yang benar, Dr. Jeremy McAnulty
dalam video “IN FULL: NSW Premier Gladys Berejiklian announces 141 new cases of
COVID-19 | ABC News” menegaskan bahwa 43 orang dalam perawatan intensif
ini terdiri dari 42 orang belum divaksinasi dan satu orang sudah menerima
vaksinasi dengan satu dosis vaksin.
terbit di media sosial Facebook informasi penerima bantuan sosial per tanggal 29
Agustus 2021 sebesar Rp600 ribu dengan cara memasukkan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) E-KTP pada sebuah tautan.
Dilansir dari laman covid19.go.id, tautan yang diklaim untuk pengecekan penerima
bansos dengan NIK E-KTP adalah tidak benar. Adapun, tautan yang terbit ini
tidak merujuk ke website resmi untuk pengecekan penerima bansos yaitu
cekbansos.kemensos.go.id, melainkan menuju sebuah website tidak resmi dan meminta
untuk memasukkan nama dan NIK E-KTP, sedangkan pada website resmi tidak
memerlukan NIK E-KTP.
terbit di media sosial sebuah unggahan
berisi pernyataan negatif terkait vaksinasi yang
diklaim dipublikasikan oleh Ombudsman
Republik negarakita. Unggahan ini
memuat narasi "warga yang tidak
dilayani oleh kantor-kantor pemerintahan
karena tidak divaksin bisa melapor kesini.
Karena vaksin itu sukarela, bukan kewajiban.
Sedangkan pemerintah melayani
warganya adalah kewajiban yang diatur
dalam Undang-Undang dan Konstitusi.
#LawanPembodohanPublik".
Berdasarkan penelusuran, pernyataan ini
adalah tidak benar atau hoaks. Ombudsman
Republik negarakita melalui Instagram
story-nya menginformasikan bahwa unggahan
yang telah terbit ini tidak dikeluarkan
oleh Ombudsman Republik negarakita.
Ombudsman Republik negarakita tidak pernah
mengeluarkan pernyataan negatif terkait
vaksinasi.
Telah terbit situs web yang
mengatasnamakan/memuat logo Kementerian Sosial
RI berisi kuisioner untuk mendapatkan bonus dana
bantuan Covid-19 sebesar Rp 500.000 dengan cara
menjawab beberapa pertanyaan/survey pada situs
https://d-evnwhats.xyz/i/Nationalday/?show=1. Lalu
pendaftar diminta membagikan ke teman melalui
aplikasi WhatsApp.
Berdasarkan klarifikasi langsung dari Humas
Kementerian Sosial RI, informasi ini adalah
hoaks. Kementerian Sosial tidak pernah membuat
situs web untuk pendaftaran penerima bonus dana
bantuan Covid-19 sebesar Rp 500.000. Sebagai upaya
penanganan dampak pandemi dan selama PPKM
berlangsung, pemerintah melalui Kemensos RI
mengeluarkan Program-program Perlindungan
Sosial, yakni PKH, Program Kartu Sembako, Bantuan
Sosial Tunai, Bantuan Beras, serta mendirikan dapur
umum untuk warga yang terdampak. Untuk
mengecek kepesertaan bantuan sosial dapat melalui
situs web https://cekbansos.kemensos.go.id/
terbit sebuah potongan video yang memperlihatkan tayangan wawancara Erick Thohir di
acara Mata Najwa yang membahas perihal tercantumnya barcode pada kemasan botol
cairan vaksin. Di akhir tayangan video itu tertulis narasi “Covid-19 adalah Certification Of
Vaccination Identification by Artificial Intelligence”, yang artinya Covid-19 adalah singkatan
dari sertifikasi identifikasi vaksinasi oleh kecerdasan buatan.
yang benar, tuduhan bahwa Covid-19 merupakan singkatan dari Certification Of Vaccination
Identification by Artificial Intelligence adalah keliru. Berdasarkan verifikasi tim fakta Jabar
Saber Hoaks yang dilansir dari laman usatoday.com, awalnya, virus Covid-19 baru disebut
sebagai "2019 Novel Coronavirus" atau "2019-nCoV." Kemudian pada bulan Februari, WHO
menyebutnya sebagai Covid-19. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
(CDC), kata Covid-19 merupakan singkatan dari kata "CO" yang berarti "COrona", "VI" adalah
"VIrus", dan "D" adalah “Disease alias penyakit”. Sementara angka “19” menunjukan tahun
ditemukannya varian virus ini, yakni tahun 2019. Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus mengatakan, penyebutan nama khusus itu penting guna mencegah
penggunaan nama lain yang dapat tidak akurat atau menstigmatisasi.
terbit unggahan di media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa vaksin bukan
satu-satunya solusi untuk semua penyakit dan suku pedalaman seperti Suku Badui tidak
ada yang pernah divaksin hingga ratusan tahun.
Berdasarkan penelusuran Tim Jala Hoaks, informasi mengenai suku pedalaman seperti
Suku Badui tidak ada yang pernah divaksin adalah tidak benar atau hoaks. yang benar,
vaksinasi Covid-19 terhadap warga warga Badui dilakukan secara massal dengan
sistem jemput bola mendatangi pemukiman mereka mulai Juli 2021. warga Badui
dipastikan menerima program vaksinasi massal karena tetua adat yang juga Kepala Desa
Kanekes, Jaro Saija, sudah menjalani vaksinasi. Jaro Saija mengatakan, pihaknya
mendukung vaksinasi sepanjang ada manfaat untuk pencegahan penyebaran Covid-19
terbit sebuah unggahan yang memuat klaim bahwa Direktur Pusat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) Rochelle Walensky mengatakan vaksin
Covid-19 gagal dalam mengendalikan pandemi.
yang benar, dilansir dari reuters.com, tidak ada pernyataan baik dari CDC maupun Rochelle
Walensky yang menyebut vaksin gagal dalam menangani pandemi Covid-19. Dalam
rilisnya tanggal 29 Juli 2021, CDC mengimbau warga yang telah divaksin untuk memakai
masker. Sebab, penularan Covid-19 di Amerika Serikat meningkat karena varian Delta.
Dalam datanya, CDC mengungkapkan warga baik yang telah divaksin atau belum
memiliki risiko yang tinggi terkena varian Delta. "Viral load yang tinggi menunjukkan
peningkatan risiko penularan dan menimbulkan kekhawatiran bahwa varian Delta tidak
seperti varian lain," tulis CDC.
terbit di media sosial Facebook sebuah video bangunan yang diklaim sebagai masjid
dengan bagian pintu ditutup balok kayu. Video ini dibagikan dengan narasi “VIRAL
HARI INI BIADAB !! LUHUT PERINTAHKAN SEMUA MASJID WAJIB D SEGEL! LUHUT PKI ~
NEWS”.
Dilansir dari merdeka.com, klaim Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
Pandjaitan memerintahkan semua masjid disegel adalah keliru. yang benar, pernyataan
Menteri Luhut tentang tempat ibadah ditutup disampaikan pada Kamis, 1 Juli 2021 saat
penerapan PPKM Darurat di Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021. Namun kemudian aturan
PPKM Darurat Jawa Bali mengalami beberapa perubahan. Salah satunya yaitu, aturan
tidak menutup tempat ibadah baik musala, masjid, klenteng, gereja, serta pura.
terbit informasi di media sosial mengenai
pendistribusian pangan bersubsidi yang akan
dilaksanakan pada 9 Agustus 2021. Disebutkan
pengambilan pangan bersubsidi dilakukan
dengan prokes ketat di gerai-gerai Pasar Jaya
pada 9 Agustus 2021.
Dilansir dari situs jalahoaks.jakarta.go.id, hal
ini dibantah oleh Dinas Ketahanan Pangan,
Kelautan dan Pertanian (DKPKP) yang
mengatakan bahwa pelaksanaan distribusi
pangan murah dilaksanakan tanggal 9 Agustus
2021 adalah tidak benar. Informasi resmi terkait
awal pelaksanaan kegiatan pangan bersubsidi
akan disampaikan melalui kanal resmi Dinas
Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian
Provinsi DKI Jakarta, PT. Bank DKI, serta Perumda
Pasar Jaya.
terbit sebuah pesan berantai di media sosial
WhatsApp berupa video yang memperlihatkan
puluhan pasien Covid-19 sedang dirawat dan
suasana pelayanan pasien Covid-19 di sebuah
rumah sakit. Beberapa pasien terlihat berjejal
hingga masing-masing terpaksa hanya duduk
tanpa kasur. Video ini disertai klaim yang
menyebut peristiwa itu terjadi di RSUD Ulin
Banjarmasin.
Humas RSUD Ulin Banjarmasin Yan Setiawan
mengklarifikasi dan memastikan tayangan video
itu tidak berada dan tidak terjadi di RSUD Ulin
Banjarmasin. Pihaknya sangat menyayangkan
hal ini karena tidak dicari tahu
kebenarannya terlebih dahulu. Pihak RSUD Ulin
juga sudah mengklarifikasi video hoaks ini
melalui platform media sosial Instagram.
terbit sebuah narasi di media sosial WhatsApp bahwa gereja menolak vaksin Covid-19.
yang benar, klaim bahwa gereja menolak vaksin Covid-19 adalah salah. Tokoh agama dari
Konferensi Waligereja negarakita (KWI), Romo Agustinus Heri Widodo justru meminta
semua pihak mau menerima vaksin Covid-19. Pasalnya, selain memutus mata rantai
penyebaran Covid-19, penerimaan vaksin Covid-19 sama dengan membela Negara.
Persekutuan Gereja-gereja di negarakita (PGI) juga mengimbau agar gereja-gereja
memberikan dukungan optimal terhadap pelaksanaan vaksinasi oleh Pemerintah.
terbit di media sosial sebuah foto undangan
pengambilan bantuan sosial tunai (BST) di PT Pos
negarakita yang menyebutkan salah satu
syaratnya harus menunjukkan bukti sudah vaksin
Covid-19.
Dilansir dari kompas.com, Sekretaris Perusahaan
Pos negarakita, Tata Sugiarta mengatakan,
informasi ini tidak benar atau hoaks. PT Pos
negarakita tidak pernah mensyaratkan bukti
vaksinasi Covid-19 saat mengambil Bantuan
Sosial Tunai (BST). Tata Sugiarta juga
menunjukkan surat undangan pengambilan BST
yang asli. Pada surat ini tidak tercantum
syarat harus menyertakan bukti vaksinasi. Tata
menjelaskan, memang ada beberapa kepala
daerah yang meminta agar di surat
pemberitahuan atau undangan ditambahkan
syarat surat vaksin. Misalnya, permintaan yang
diajukan Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya,
Jawa Timur. Namun karena ketentuan dari
Pemerintah (Kemensos sebagai pemberi tugas)
tidak mensyaratkan surat vaksin, maka pihak PT
Pos negarakita tidak dapat memenuhi permintaan
ini.
terbit di media sosial Facebook unggahan
video yang memperlihatkan sejumlah orang
sedang mengenakan alat pelindung diri (APD)
berada di sebuah pemakaman dengan
keterangan pembiaran terhadap makam pasien
Covid-19 yang belum ditutup tanah namun
petugas telah meninggalkan lokasi
pemakaman. Peristiwa itu disebutkan terjadi
pada Senin (2/8) di Desa Serdang, Kecamatan
Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
yang benar, dilansir dari detik.com, Kepala Desa
Serdang, Kecamatan Meranti, Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara (Sumut), Guntur
Gunawan memberikan penjelasan bahwa tidak
ada pembiaran lubang kuburan yang belum
ditutup. Gunawan berkoordinasi dengan
Puskesmas setempat dan mendapat penjelasan
bahwa bila ada warga meninggal Covid-19 saat
isolasi mandiri di rumah, maka proses
pengurusan jenazah diserahkan kepada
keluarga. Sementara, pihak Puskesmas atau
pemerintahan desa hanya mendampingi dan
memfasilitasi alat pelindung diri (APD).
terbit sebuah unggahan berbahasa Inggris di media sosial yang meragukan adanya mutasi varian baru virus
Covid-19. Pada unggahan tertulis narasi “Bagaimana kenaikan varian tertentu dapat dideteksi saat test kit
tidak menguraikan antara strain varian yang berbeda? Tidak ada tes "varian Delta", bagaimana bisa
mendiagnosa itu sebagai varian delta?”.
Dilansir dari reuters.com, Jade Fulce, Juru Bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika
Serikat (CDC) menjelaskan bahwa varian corona yang baru dideteksi bukan lewat tes Covid-19 seperti antigen
atau PCR, melainkan melalui proses Whole Genome Sequencing (WGS). WGS bertujuan untuk menganalisis
sampel guna mengidentifikasi dan menemukan karakteristik varian. Selanjutnya mengutip dari
kumparan.com, dokter spesialis mikrobiologi RS UI, dr Ardiana Kusumaningrum menyebut negarakita sendiri
juga sudah mulai rutin melakukan WGS yang difasilitasi oleh Litbangkes (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan). Ardiana turut menjelaskan, dalam proses WGS, sampel virus corona yang diambil
lewat tes usap PCR akan dilihat dengan lebih detail. Kemudian virus ini akan dikarakterisasi, sehingga
bisa diketahui masuk ke varian mana. Pemeriksaan lewat WGS dapat memeriksa virus yang terus berubah
melalui mutasi yang kemudian menciptakan varian baru. Sehingga dapat mempelajari bagaimana cara virus
varian baru menyebar, seberapa tingkat keparahan dampaknya, dan apakah vaksin akan efektif melawannya.
terbit sebuah gambar hasil tangkapan layar
di media sosial Facebook berupa narasi yang
memuat prediksi seseorang terkait pandemi
Covid-19 yang terjadi saat ini. Disebutkan pula
bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan
rekayasa untuk mengurangi populasi manusia
di muka bumi dengan menebar racun melalui
pesawat. Pada gambar yang diunggah
ini juga terdapat keterangan waktu
postingan yaitu 23 Juni 2016 sebagai tanggal
unggahan itu dipublikasikan.
yang benar, dikutip dari liputan6.com klaim
terkait ramalan pandemi Covid-19 sejak tahun
2016 adalah hoaks. Tanggal unggahan di
linimasa Facebook pada dasarnya dapat
diubah dengan mudah. Selain itu, narasi pada
unggahan ini terkait vaksin adalah
racun, chip dalam vaksin dan lain-lainnya
adalah hoaks.
Telah terbit informasi yang menyebutkan mantan Gubernur Jawa Barat periode 1970
sampai 1975, Solihin Gautama Purwanegara meninggal dunia. Kabar ini terbit
luas melalui pesan berantai WhatsApp.
Berdasarkan penelusuran detik.com, pesan berantai yang terbit ini adalah
hoaks atau berita bohong. Putra bungsu Solihin GP, Lutfhi SGP melalui pesan singkat
menyatakan bahwa saat ini kondisi kesehatan ayahnya baik-baik saja. Seperti diketahui,
Solihin GP sempat positif Covid-19, namun saat ini kondisinya sudah sehat dan
membaik. Selain itu, dari video terkini yang tersebar di media sosial, Solihin GP nampak
sedang duduk di atas kursi roda dan masih bisa berbincang dengan anggota
keluarganya.
terbit sebuah gambar tabel yang diklaim sebagai jadwal perilisan varian Covid-19 dan
disebut telah direncanakan. Tabel ini berisi nama varian Covid-19 pada sisi kiri dan
nama bulan diluncurkan pada sisi kanan.
yang benar, gambar tabel ini bukanlah jadwal perilisan varian Covid-19. Nama-nama
varian yang terdapat pada tabel ini merupakan hasil penelitian para ahli untuk
memperkirakan metode persebaran mutasi virus Corona. Melansir dari Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), setiap virus dapat diibaratkan seperti sebuah pohon dengan
banyak cabang yang berbeda-beda. Dengan meneliti cabang-cabang atau varian ini,
para ahli dapat mengetahui perbedaan cara persebaran maupun langkah-langkah yang
harus diambil untuk menangani varian ini. Lebih lanjut, dalam foto tertera bahwa
tanggal perilisan varian Delta dari virus Corona adalah pada Juni 2021. Sedangkan, varian
Delta sendiri pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Selain itu, varian Eta
yang pada foto akan diluncurkan pada September 2021 dan varian Iota yang disebutkan
akan diluncurkan pada November 2021 telah terdeteksi oleh WHO sejak Maret 2021 yang
lalu.
terbit pada sosial media Facebook
sebuah tangkapan layar dari artikel yang
berjudul "Lapor Jokowi, Mahfud 'Setor'
Obat Sembuhkan Covid-19 Hasil Bertapa
40 Hari".
yang benar, klaim berita pada artikel
ini adalah salah. Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI
(Menko Polhukam) Mahfud MD,
mengklarifikasi berita yang terbit
melalui akun twitter pribadinya
@mohmahfudmd. Ia menyatakan bahwa
berita yang terbit adalah hoaks. Dalam
cuitannya, ia menjelaskan bahwa tidak
pernah melaporkan hal ini kepada
Presiden mengenai adanya obat Covid-19
dari hasil bertapa 40 hari. Adapun berita
sebenarnya yaitu, ada seseorang yang
meminta beliau untuk diantar kepada
Presiden karena menemukan obat
Covid-19 sesudah bertapa 40 hari.
terbit unggahan poster di media sosial Facebook
yang berisi informasi mengenai adanya kegiatan
vaksinasi Covid-19 massal bertempat di Royal Plaza
Surabaya. Informasi itu menyebutkan, kegiatan
vaksinasi massal Covid-19 ini akan dilaksanakan
pada tanggal 2 hingga 6 Agustus 2021 pukul 08.00.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah
minimal usia 18 tahun, membawa KTP Surabaya dan
menyertakan surat domisili RT/RW.
yang benar, melalui laman Instagram resminya, Royal
Plaza Surabaya membantah kabar yang terbit
ini. Pihaknya menegaskan, informasi mengenai
adanya kegiatan vaksinasi Covid-19 massal di Royal
Plaza Surabaya adalah tidak benar atau hoaks. Royal
Plaza Surabaya juga mengimbau kepada warga
agar selalu waspada terhadap segala berita hoaks yang
terbit .
terbit sebuah postingan di Facebook,
berupa informasi terkait mobil dinas Presiden
yang baru bermerek Mercedes-Benz S600
Guard dan dibeli pada tahun 2020 saat
pandemi Covid-19.
Dilansir dari turnbackhoax.id, klaim Presiden
membeli mobil dinas baru bermerek Mercy
atau Mercedes-Benz Pullman Guard S600
dibeli tahun 2020 saat pandemi Covid-19
adalah tidak benar. yang benar, mobil ini
dipesan sejak tahun 2019 dan tiba di
negarakita pada awal tahun yakni 08 Januari
2020 yang mana pandemi Covid-19 belum
diumumkan WHO.
terbit sebuah hasil tangkapan layar pada sosial Facebook mengenai informasi Presiden Joko
Widodo mengumumkan negarakita akan bebas masker. Informasi ini juga mencatut logo
media tv nasional Kompas TV.
Dikutip dari medcom.id, klaim Presiden Joko Widodo mengumumkan negarakita akan bebas
masker adalah salah. yang benar, hasil tangkapan layar ini merupakan suntingan. Video asli
berita ini diunggah di kanal YouTube Kompas TV. Video berjudul "Pernyataan Lengkap
Presiden Jokowi Soal UU KPK, RKUHP dan Demo Anarkis".
terbit pada media sosial Facebook sebuah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
terkait dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan warga (PPKM). Presiden Jokowi
menyebut PPKM membuat ekonomi warga naik.
Dikutip dari medcom.id, klaim Presiden Jokowi menyebut PPKM membuat ekonomi
warga naik adalah salah. Foto ini adalah momen saat Presiden Jokowi
mempresentasikan hasil PPKM pada 11-25 Januari 2021. Dilansir dari beritasatu.com, Presiden
Jokowi mengungkapkan kekecewaannya terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
warga (PPKM), pada 11-25 Januari 2021.
terbit sebuah postingan yang mengunggah gambar kardus kemasan vaksin AstraZeneca dengan
tulisan angka 2018.07.05 di bagian sisi samping kardus dengan klaim bahwa vaksin ini dibuat
tahun 2018.
yang benar, gambar kardus bekas kemasan vaksin AstraZeneca ini telah diedit dengan
menambahkan tulisan angka sebagaimana terdapat pada postingan. Dilansir dari reuters.com, juru
bicara AstraZeneca membantah bahwa perusahaan mereka membuat kemasan vaksin Covid-19 pada
tahun 2018. Dr Thorsten Beck, peneliti di Humboldt-Elsevier Advanced Data and Text Centre (HEADT
Center) di Berlin juga menyampaikan hasil pengamatannya bahwa tanggal yang tercantum pada foto
kemasan ini berbeda warnanya dari font lainnya pada kemasan asli, warna font di sini lebih kaya
dan tidak ada pantulan cahaya. Ia juga menambahkan hasil penyidikan ke pihak produsen
mengungkapkan bahwa kemasan asli vaksin AstraZeneca hanya mencantumkan informasi tanggal
kedaluwarsa (ditandai sebagai 'EXP'), bukan tanggal produksi. Oleh karena itu, informasi tanggal pada
kemasan yang dapat dilihat pada gambar dapat dianggap palsu. Adapun vaksin AstraZeneca
menerima persetujuan pertama dari Badan Pengatur Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) pada
Desember 2020.
terbit informasi melalui pesan berantai WhatsApp yang menyebutkan bahwa
Puskesmas Lempake Samarinda mengadakan vaksinasi Covid-19 massal di GOR
Sempaja. Dalam pesan yang terbit disebutkan, kegiatan vaksinasi massal
ini akan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2021 pukul 07.00 pagi.
yang benar, Puskesmas Lempake Samarinda melalui laman Facebook-nya
membantah informasi yang terbit ini. Pihaknya menegaskan, kabar
yang menyebutkan bahwa Puskesmas Lempake mengadakan vaksinasi Covid-19
massal di GOR Sempaja pada tanggal 29 Juli 2021 adalah tidak benar atau hoaks.
terbit postingan narasi di Twitter yang mengklaim bahwa orang yang pernah terinfeksi
Covid-19 akan memiliki imunitas tubuh lebih baik ketimbang orang yang sudah vaksin 2 dosis.
Dalam postingan ini melampirkan bukti klaimnya dengan menunjukkan sebuah laporan
berbentuk artikel, yang diterbitkan resmi oleh badan statistik nasional Inggris.
sesudah dilakukan pencarian, klaim ini adalah salah. Laporan resmi oleh badan statistik
nasional yang dijadikan bukti atas klaimnya sama sekali tidak membuat perbandingan mana
yang lebih kebal antara orang yang divaksin dengan orang yang pernah terinfeksi Covid-19.
Adapun poin utama yang disampaikan dalam laporan ini menunjukkan bahwa orang yang
sudah pernah terinfeksi Covid-19 jarang terinfeksi untuk kedua kalinya. Laporan ini tidak
membahas sama sekali pelaporan infeksi Covid-19 dari orang sudah vaksin.
terbit sebuah pesan berantai di Whatsapp berisi informasi bantuan sebesar Rp 1 juta dari
pemerintah. Dalam informasi ini, bantuan diberikan kepada pemegang kartu vaksinasi
dengan isi lengkap pesan sebagai berikut, "Informasi : Bagi yang sudah memiliki KARTU
VAKSINASI sudah bisa mengambil kompensasi PPKM Per Tgl 1 AGUSTUS 2021 sebesar Rp.
1.000.000 untuk biaya #PPKM. Silakan cek apakah nama anda tercantum dan cocokkan dengan
NIK E-KTP anda melalui link berikut ini: https://s.id/ektp-covid19".
sesudah dilakukan penelusuran, klaim bantuan sebesar Rp 1 juta bagi pemegang kartu vaksinasi
adalah salah. Adapun link yang dicantumkan dalam pesan ini tidak berisi informasi seperti
pada klaim yang disebutkan dan hanya berisi gambar lelucon.
terbit di media sosial Facebook, sebuah unggahan foto siaran televisi
nasional yang menayangkan pengumuman Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan warga (PPKM) diperpanjang hingga hari kiamat.
yang benar, dilansir dari liputan6.com, kabar tentang Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan warga (PPKM) diperpanjang hingga hari kiamat
ternyata tidak benar. PPKM level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus 2021.
Adapun foto yang tersebar di berbagai media sosial merupakan foto yang
telah dimanipulasi.
terbit di aplikasi percakapan WhatsApp terkait perubahan peraturan vaksinasi
Covid-19 bagi para penyintas. Dalam postingan yang terbit ini terdapat judul,
"Perubahan Peraturan di negarakita untuk Vaksinasi Covid-19 Bagi Orang yang Pernah
Terkena Covid-19". Dan dijelaskan juga bahwa sudah tidak ada lagi screening vaksinasi
Covid-19 di negarakita untuk orang yang pernah terkena Covid-19.
Berdasarkan penelusuran, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti
Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa informasi dalam pesan berantai ini tidak benar.
Untuk penyintas Covid-19 tetap harus menunggu tiga bulan sebelum mendapat vaksin
Covid-19. Jika sudah mendapat vaksin pertama lalu terinfeksi covid-19 misalnya, maka
tetap harus menunggu tiga bulan sesudah dinyatakan sembuh dan belum ada
perubahan dari pedoman terakhir Kemenkes tanggal 11 Februari 2021 lalu.
terbit sebuah akun Facebook yang mengatasnamakan dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P, Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Akun ini menggunakan nama "Rita Khairani" dan
foto profil dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P, serta mengunggah sebuah postingan mengklaim bahwa
PT Arista Latindo yang memproduksi masker merk "Sensi" tidak memiliki Reseller. Akun ini
menyebutkan bahwa bila ada penawaran terkait produk "Sensi" melalui platform media sosial
diharapkan menghubunginya via Facebook ataupun nomor WhatsApp 085731503107. Diketahui
bahwa akun dan nomor WhatsApp ini menawarkan produk masker, APD, tabung oksigen
dan obat anti virus yang mengatasnamakan Dosen Fakultas Kedokteraan Universitas Trisakti.
yang benar, akun ini adalah akun palsu dan bukan merupakan akun yang dikelola oleh pihak
dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P ataupun pihak Fakultas Kedokteraan Universitas Trisakti. Pada
media sosial milik Fakultas Kedokteraan Universitas Trisakti diklarifikasi bahwa benar akun dan
nomor WhatsApp dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P ini adalah akun palsu. Selanjutnya, klaim
yang diunggah oleh akun dan nomor WhatsApp ini adalah hoaks.
terbit postingan di Facebook berupa video disertai narasi yang mengklaim bahwa vaksin yang
berbasis mRNA seperti Pfizer memicu 'viral shedding'. Viral shedding adalah proses di mana
tubuh mengandung partikel virus yang kemudian virus ini menyebar ke lingkungan dan
menularkannya ke orang lain melalui batuk, bersin, berbicara, makan, dan saat menghembuskan
nafas. Dalam postingan ini dinyatakan bahwa orang yang divaksin Pfizer menjadi penyebab
menularnya virus ke orang yang belum divaksin. Maka dari itu, diimbau kepada warga untuk
tidak dekat-dekat dengan orang yang sudah divaksin. Selain itu, dalam postingannya menyatakan
bahwa klaimnya ini didukung oleh asosiasi dokter garda terdepan dari Amerika.
Menurut juru bicara vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin Pfizer tidak mengandung partikel virus apapun.
Sehingga saat divaksin, tidak ada pelepasan virus yang masuk ke dalam tubuh dan juga tidak bisa
menyebarkan virus ke orang lain. Pusat Pengendalian dan Penyakit di Amerika Serikat (CDC)
menyatakan bahwa viral shedding pada vaksin hanya terjadi jika vaksin ini mengandung virus
yang dilemahkan. Sedangkan vaksin Pfizer tidak mengandung virus hidup yang menjadi penyebab
Covid-19, sehingga tidak dapat menularkan virus Covid-19 ke orang lain.
terbit sebuah pesan berantai WhatsApp
mengenai pasien Covid-19 di RS bisa ajukan
klaim sendiri melalui Dinas Kesehatan.
Dikutip dari cekfakta liputan6.com, Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia
Tarmizi menyebut pesan berantai itu tidak benar
atau hoaks. dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan,
untuk pasien Covid-19 di RS yang mengurus
klaimnya adalah melalui fasilitas pelayanan
kesehatannya seperti RS, bukan melalui dinas
kesehatan. Klaim ini dilakukan oleh rumah sakit
rujukan yang melakukan pelayanan dan
perawatan pasien infeksi emerging ini
sesuai daftar rumah sakit rujukan yang ditunjuk
oleh Menteri dan juga terdapat beberapa kriteria
pasien Covid-19 yang biaya perawatannya dapat
diklaim.
terbit unggahan video di media sosial Facebook
yang memperlihatkan peristiwa sebuah mobil
ambulans sedang membawa jenazah yang diklaim
sebagai jenazah pasien Covid-19 dan diletakan di
tepi jalan Sultan Agung, Kaliwates, Jember. Dalam
video itu, tampak seorang tenaga kesehatan yang
memakai baju hazmat lengkap, berdiri di samping
jenazah ini.
yang benar, Kepala Puskesmas Jember Kidul
membantah informasi mengenai penelantaran
jenazah pasien Covid-19 ini. Pihaknya
menyebutkan, saat itu terjadi kerusakan pada mobil
ambulans sehingga jenazah diturunkan sambil
menunggu kedatangan keluarga untuk dibawa ke
rumah duka. Pihak Muspika Kaliwates bersama
PKM Jember Kidul juga menegaskan bahwa tidak
ada tindakan penelantaran jenazah pasien Covid-19
seperti informasi yang disampaikan dalam video.
Hal ini sangat disesalkan karena video
ini viral serta membuat heboh warga di
Kabupaten Jember.
terbit pesan berantai WhatsApp yang berisi informasi bahwa tenaga kesehatan RSAB Harapan
Kita mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat seperti demam tinggi, suhu di atas
39 °C, sakit kepala berat, serta badan pegal-pegal sesudah divaksin booster ke-3 dengan vaksin
Moderna, yang mana hal ini memicu RSAB Harapan Kita kekurangan tenaga
kesehatan terutama perawat.
yang benar, melalui akun instagram milik @rsabhk, Hukormas RSAB Harapan Kita menepis kabar
ini dengan memberikan klarifikasi bahwa vaksinasi booster bagi para tenaga kesehatan
RSAB Harapan Kita telah terlaksana hari Sabtu, 24 Juli 2021, namun tidak ditemukan KIPI serius /
KIPI berat. Mayoritas nyeri/bengkak di tempat suntikan, sebagian demam, bervariasi dari low
grade fever, sebagian kecil mencapai >39 °C, berlangsung 24-48 jam kemudian sudah reda, serta
tidak ada gangguan dalam ketenagaan untuk pelayanan kesehatan di RSAB Harapan Kita akibat
vaksinasi.
terbit di media sosial video yang memperlihatkan
seorang wanita mengenakan pakaian hazmat
berwarna putih dan berkerudung hitam membagikan
surat hasil tes swab dan KTP kepada seluruh
penumpang bus sembari menarik uang sebesar Rp.
90.000. Unggahan video ini dilengkapi dengan
narasi, "Viral...Bisnis Hasil Swab Palsu di Dalam Bus,
Rp90 Ribu Per Orang".
sesudah ditelusuri, klaim yang mengatakan jika wanita
ini menjual hasil swab palsu adalah tidak benar.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Edwin
mengonfirmasikan, kejadian yang terekam kamera
penumpang itu terjadi di Rest Area KM 33 Jalan Tol
Trans Sumatera, Lampung Selatan pada Jumat, 23 Juli
2021 kemarin. Namun, Edwin mengatakan, video
ini tidak menampilkan secara utuh kejadian yang
sebenarnya pada hari itu. Selain itu, Kabid Humas Polda
Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto
juga membantah isu ini. Berdasarkan hasil
penyelidikan diketahui bahwa petugas berhazmat itu
membagikan kartu kepada penumpang yang memang
sudah menjalani tes swab antigen sebelum naik bus,
bukan menjajakan kartu hasil tes palsu. Adapun
kejadian sebenarnya adalah semua penumpang turun
dari bus untuk rapid antigen. Sambil menunggu hasil
rapid test, penumpang naik ke dalam bus. sesudah itu,
petugas masuk ke bus dan memanggil nama-nama
penumpang seraya membagikan hasil tes. Apabila
ditemukan yang reaktif/positif, maka penumpang
ini dipanggil dan diarahkan oleh petugas agar
tidak melanjutkan perjalanan.
terbit di berbagai sosial media sebuah video yang memperlihatkan seorang satpam yang sedang
menguji coba air keran dengan alat swab antigen . sesudah air keran diteteskan ke dalam alat swab
antigen, hasil yang keluar adalah positif. Video itu juga memuat klaim bahwa selama ini banyak
yang telah dibohongi dengan penggunaan alat swab antigen palsu. Terdapat pula imbauan
terutama untuk karyawan agar tidak test swab antigen karena hasilnya akan tetap positif.
yang benar, klaim uji coba air keran dengan alat swab antigen dan hasilnya positif adalah salah. Terkait
video yang terbit ini langsung diklarifikasi oleh Kementerian Kesehatan dan dapat
dijelaskan secara ilmiah. Semua alat tes swab antigen yang mempunyai izin edar resmi di negarakita
pasti melewati uji validasi dari Balitbangkes dan dievaluasi setiap 3 bulan. Sesuai persyaratan WHO,
alat swab antigen yang direkomendasikan adalah yang memiliki sensitivitas 80% atau lebih dan
spesifitas 97% atau lebih. Pada video ini tidak jelas alat yang digunakan alat apa. Jika benar alat
swab antigen apakah memang alat ini termasuk merk yang sudah mendapatkan izin edar
resmi dari pemerintah, karena pemeriksaan dengan alat ini seharusnya menggunakan larutan
penyangga (buffer) dengan pH tertentu, dan bila digantikan dengan air keran, ada perbedaan pH
dan ion sehingga hasilnya bisa salah. Jadi, melakukan hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan
instruksi dan dilakukan bukan dengan ahlinya maka hasilnya akan salah, karena alatnya menjadi
rusak. Hasil yang terlihat positif tidak bisa diartikan dengan positif yang sesungguhnya.
terbit sebuah klaim di media sosial yang
menyebut bahwa vaksin Covid-19 mengandung
graphene oxide atau grafena oksida. Grafena oksida
sendiri adalah bahan berlapis atom tunggal yang
dibuat melalui oksidasi grafit.
Dilansir dari reuters.com, Senior Associate of Global
Media Relations Pfizer menegaskan bahwa grafena
oksida tidak digunakan dalam pembuatan vaksin
Covid-19 Pfizer-BioNTech. Menurut lembar fakta di
situs web Badan Pengawas Obat dan Makanan AS,
bahan vaksin Pfizer meliputi: mRNA, lipid, kalium
klorida, kalium fosfat monobasa, natrium klorida,
natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa. Dari
daftar bahan pembuat vaksin ini tidak
mencantumkan graphene oxide. Lebih lanjut
dijelaskan pula bahwa tidak ada vaksin Covid-19
yang tersedia di seluruh dunia, baik yang diproduksi
oleh Moderna, Janssen, AstraZeneca, CanSino,
Sinovac dan Sputnik V yang mengandung
graphene oxide
terbit unggahan video di sebuah kanal Youtube yang menyebutkan bahwa
sebuah kios dan masjid dibakar karena melanggar aturan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan warga (PPKM).
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa video itu memperlihatkan masjid dibakar
adalah salah. yang benar, tidak ada rumah ibadah manapun termasuk masjid yang
dibakar dan terbakar. Video ini sebenarnya memperlihatkan suasana
tawuran yang terjadi di kawasan Belawan, Medan pada Rabu 21 Juli 2021.
terbit pesan berantai di media sosial WhatsApp, sebuah video yang berasal dari TikTok
berisi informasi bahwa vaksin merupakan sesuatu yang membahayakan bagi warga,
termasuk negarakita. Secara spesifik video berdurasi 2 menit 54 detik itu juga menyebutkan
Tiongkok dan Rusia tidak mewajibkan atau memberikan vaksin ke warganya.
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Tiongkok dan Rusia, negara yang dipimpin Vladimir
Putin, tidak mewajibkan vaksin, adalah salah. yang benar, dua negara itu mendorong dan
bahkan mewajibkan vaksin untuk warganya. Pertama, Tiongkok. Pemerintah di sejumlah
daerah di Tiongkok mewajibkan vaksin Covid-19 untuk masuk ke tempat umum. Bahkan
vaksin juga menjadi syarat wajib anak masuk sekolah. Berdasarkan data yang dihimpun
Johns Hopkins pada tanggal 25 Juli 2021 pukul 10.25 WIB, sebanyak 15,98 persen warga
Tiongkok dari total populasi telah divaksin. Terdiri dari 1,5 miliar lebih dosis yang telah
diberikan dan lebih dari 223 juta orang yang telah divaksinasi sepenuhnya alias 2 dosis.
Kedua, Rusia. Presiden Vladimir Putin mengaku dirinya telah disuntik vaksin Sputnik V.
Putin juga mendorong warganya agar divaksin.
terbit sebuah pesan berantai WhatsApp yang berisi informasi yang menyebutkan bahwa
China mengakui vaksin Sinovac buatannya tidak manjur.
Dikutip dari detiknews.com, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti
Nadia Tarmizi, M.Epid menanggapi isu terkait kemanjuran vaksin Covid-19 China rendah.
Nadia menegaskan vaksin Sinovac masih efektif untuk mencegah penularan. Ia menjelaskan
Dalam uji klinis tahap 3 yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, hasil efikasi vaksin Corona
Sinovac sebesar 65,3 persen. Vaksin Sinovac juga sudah mendapatkan izin penggunaan
darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Konselor bidang Sains dan
Teknologi Kedutaan Besar China di Jakarta, Yi Fanping juga mengatakan, “Pihak China
secara konsisten mementingkan keamanan dan efektivitas vaksin. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin CoronaVac yang dibuat oleh
Sinovac, hal itu secara penuh membuktikan keamanan dan efektivitas CoronaVac".
terbit sebuah klaim di media sosial yang menyebutkan bahwa sebanyak 87 ribu perawat
di Belanda menolak vaksin Covid-19.
yang benar, klaim ini sama sekali tidak berdasar. Tidak ditemukan data-data valid yang
mendukung informasi ini. Dilansir dari kumparan.com yang juga mengutip dari
reuters.com, sebanyak 207 ribu perawat terdaftar di Belanda. Kemenkes Belanda
mengatakan, tenaga kesehatan (nakes) di Belanda sudah mulai disuntik vaksin Covid-19
sejak 6 Januari 2021. Kemenkes Belanda juga menegaskan vaksinasi itu disambut dengan
antusiasme tinggi oleh nakes yang terdiri dari perawat, dokter, dan staf ambulans
. Juru
bicara Kemenkes Belanda memperkirakan bahwa lebih dari 90 persen nakes telah divaksin
hingga saat ini.
terbit sebuah unggahan pada media sosial
Facebook terkait pemberitaan media CNN negarakita.
Unggahan ini menampilkan beberapa foto
judul berita di CNN negarakita terkait pemberian
hadiah bagi warga yang telah divaksin. Pada
unggahan foto ini tertera beberapa macam
hadiah yang ditawarkan, seperti ponsel, promo
belanja, beras dan ayam. Disamping itu juga disertai
dengan narasi yang menyatakan bahwa
hadiah-hadiah ini ditawarkan oleh pihak CNN
negarakita.
Berdasarkan penelusuran fakta, CNN negarakita
hanya memberitakan pemberian hadiah bagi warga
yang telah divaksin. Hadiah itu sendiri ditawarkan
oleh kepolisian dan pihak kecamatan di beberapa
daerah yang berbeda. Beberapa diantaranya adalah
hadiah ponsel yang ditawarkan oleh pihak kepolisian
di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Kemudian
hadiah promo belanja yang ditawarkan oleh pihak
kepolisian di Kelurahan Setiabudi, Jakarta Selatan,
serta hadiah ayam yang ditawarkan oleh pihak
Kecamatan di Cianjur, Jawa Barat.
terbit sebuah foto yang diklaim
merupakan situasi di RSUD DOK II
Jayapura, Papua. Foto ini
menampakkan pemandangan sejumlah
jenazah terbungkus plastik berjejeran dan
seorang petugas mengenakan APD
lengkap.
yang benar, foto yang terbit ini
bukanlah kejadian di Papua sebagaimana
narasi yang terbit . Foto ini diambil
di sebuah kota di tenggara Myanmar
bernama Myawaddy. Dilansir dari AFP,
berdasarkan pencarian di Google
menemukan gambar itu diterbitkan pada
15 Juli 2021 oleh Khit Thit Media, sebuah
organisasi berita di Myanmar. Ketua
Organisasi Penyelamatan Myanmar, Hla
Tun juga telah mengonfirmasi bahwa
dialah yang mengambil gambar ini.
terbit sebuah video di media sosial Facebook yang memperlihatkan sejumlah
orang mendatangi sebuah kafe. Terlihat pula beberapa pengunjung diduga TKA
China yang sedang menyantap hidangan dan menikmati minuman. Narasi video
berdurasi 2 menit 25 detik itu mengklaim sejumlah TKA China ini pesta miras
saat pandemi Covid-19 di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
yang benar, klaim sejumlah TKA China pesta miras saat pandemi Covid-19 di
Jeneponto, Sulawesi Selatan ternyata tidak benar. Menurut Plt Kasubbag Humas
Polres Jeneponto AKP Syahrul Regama, video ini tidak terjadi di masa
pandemi sekarang melainkan pada tahun 2017 yang lalu, di kafe 88 jalan Lingkar.
Hingga saat ini tidak pernah ada kejadian di kafe Jeneponto sebagaimana dalam
video ini, khususnya pada masa pandemi.
terbit di media sosial sebuah video yang menampilkan peristiwa demo yang
berujung rusuh dengan narasi “Viral hari ini, demo mahasiswa 24/07.21”.
yang benar, dilansir dari Instagram resmi @divisihumaspolri, Kepolisian Republik
negarakita (Polri) memastikan video dengan narasi demonstrasi serentak yang
berlangsung Sabtu, 24 Juli 2021, berujung rusuh adalah kabar bohong atau
hoaks. Polri mengatakan video demonstrasi berakhir rusuh yang terbit di
media sosial merupakan peristiwa demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta
Kerja di Jakarta pada 8 Oktober 2020.
terbit unggahan poster di media sosial Facebook berisikan ajakan demo penolakan
PPKM di Bandung, yang akan dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Bobotoh
Unite. Dalam poster yang terbit itu disebutkan, acara demo tolak PPKM ini akan
dilakukan pada Jumat, 23 Juli 2021.
yang benar, Polrestabes Bandung melalui laman Instagram-nya menegaskan bahwa
informasi ajakan demo yang akan digelar oleh kelompok warga yang menamakan
diri Bobotoh Unite untuk tolak PPKM Bandung adalah tidak benar atau hoaks. "Bobotoh
unite tolak PPKM Bandung HOAX," tulis Polrestabes Bandung dalam unggahannya
Jumat, 23 Juli 2021.
terbit luas cuplikan video dari presenter Aiman Witjaksono yang diklaim sebagai
sebuah pernyataan bahwa dirinya sembuh dari Covid-19 tanpa minum obat. Cuplikan
video ini juga disertai narasi “STUPID 19 HOAX VAX & DRUG GENOCIDE”.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @aimanwitjaksono, Aiman mengatakan
bahwa video yang tengah terbit itu sengaja dipotong dan disesatkan oleh oknum tak
bertanggung jawab. "Saya menyayangkan ada pihak-pihak yang memotong video saya.
Saya tidak pernah mengatakan bahwa tidak perlu obat (Covid-19), tapi semua keputusan
itu bergantung pada dokter," ungkap Aiman. Dia menambahkan, bahwa video
seutuhnya menurut Aiman, setiap orang yang terpapar covid-19 berbeda-beda gejala.
Kebetulan, Aiman adalah orang tanpa gejala (OTG) sehingga dirinya tidak meminum
obat. Aiman hanya mengonsumsi rebusan ramuan obat herbal seperti jahe merah dan
daun sirih merah, dan vitamin. Menurut Aiman, dirinya tidak mengatakan penderita
Covid-19 tidak perlu minum obat. Karena setiap penderita tergantung dokter yang
menangani.
Telah terbit di media sosial Twitter sebuah
unggahan foto yang memperlihatkan
kerumunan orang sedang berada di tengah
jalan. Foto dengan tulisan "Wow the anti
protests in France are huge!" itu diklaim
berhubungan dengan demo anti-vaksin di
Prancis.
yang benar, klaim foto yang diunggah ini
merupakan foto suasana demo anti vaksin di
Prancis adalah keliru. Foto itu diambil di atas
Arch of Triumph (Arc de Triomphe) pada 15
Juli 2018 dengan perkiraan sekitar 90 ribu fans
merayakan kemenangan Prancis atas Kroasia
dalam Piala Dunia 2018 Rusia
terbit di media sosial Facebook sebuah unggahan dengan klaim tunanetra didenda
karena salah mengenakan masker berupa tautan YouTube berjudul "Miris!! Tunanetra
Penjual Gorengan Didenda Saat Razia PPKM Darurat di Banjar Jawa Barat" dengan
tambahan narasi "VIRAL !! TUNANETRA PENGANTAR GORENGAN DI KOTA BANJAR
DIHUKUM DENDA 50 RIBU RUPIAH GARA GARA SALAH PAKAI MASKER.."
yang benar, dilansir dari tribunnews.com, klaim tunanetra didenda petugas karena salah
mengenakan masker tidaklah benar. Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Banjar, Agus
Nugraha menegaskan bahwa kasus viral ini tidak memuat informasi yang
sebenarnya. Insiden yang menimpa Ahmad bukan dilakukan oleh anggota Satgas.
Penindakan dan penjatuhan sanksi denda terhadap pelanggar protokol kesehatan di masa
PPKM Darurat ada alur atau SOP yang harus dilalui saat memberikan sanksi sehingga tidak
bisa saat salah pakai masker orang ini langsung ditindak di TKP.
Telah terbit sebuah informasi bahwa pusat
perbelanjaan ITC Depok membuka pendaftaran
vaksinasi Covid-19 dengan cara mendaftar langsung
atau on the spot. Informasi itu juga menyebut untuk
mendaftar langsung di ITC Depok cukup dengan
membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
sesudah ditelusuri, informasi pendaftaran vaksinasi
Covid-19 on the spot di ITC Depok adalah tidak benar
atau hoaks. Pihak ITC Depok melalui laman Instagram
resminya mengimbau warga untuk tidak
menyebarkan informasi ini karena pihak ITC
Depok tidak pernah melayani pendaftaran vaksinasi
Covid-19 secara offline atau on the spot. Pihaknya
menegaskan, semua pendaftaran vaksinasi dilakukan
secara online atau melalui link yang disampaikan di
media sosial resmi ITC Depok.