Tampilkan postingan dengan label epidemi corona 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label epidemi corona 14. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Mei 2023

epidemi corona. 14

  postingan artikel dari situs 100kpj.com yang berjudul "Pabrik Esemka Dikabarkan 
Kosong, Karyawannya Kemana?". Selain itu terdapat narasi yang mengklaim bahwa semua 
karyawan pabrik Esemka terkena Virus Corona.
Berdasarkan penelusuran, isi artikel dari situs 100kpj.com tidak ada satupun kalimat yang 
menyebutkan bahwa semua karyawan pabrik Esemka atau PT Solo Manufaktur Kreasi terkena 
atau terpapar Virus Corona. Dalam artikel tersebut berisi penjelasan dari Humas PT Esemka, 
Sabar Budhi terkait kosongnya area pabrik karena disebabkan manajemen perusahaan 
tengah menerapkan sistem piket bergilir. Hal itu mengacu pada protokol kesehatan yang 
dianjurkan Pemerintah


terbit  postingan di media sosial Facebook terkait informasi mengenai virus tidak bisa 
membahayakan tubuh manusia karena yang menyebabkan kematian bukan karena 
virus, melainkan adanya reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh yang lemah dan 
tidak berfungsi. Disebutkan pula bahwa respon disfungsional imun tersebut adalah 
hasil dari kondisi yang sudah ada sebelumnya meliputi kegemukan, diabetes, penyakit 
jantung dan berbagai macam penyakit lainnya sehingga menyebabkan kematian. 
Berdasarkan penelusuran, informasi mengenai virus tidak bisa membahayakan bagi 
tubuh manusia adalah keliru. Dikutip dari artikel Factcheck.afp, Dr Sacha Stelzer-Braid, 
Virologis dari University of New South Wales menyebutkan bahwa bukan disfungsi 
sistem kekebalan yang menyebabkan kematian, melainkan virus patogen yang 
menginfeksi setiap sel manusia dan hal tersebut terlepas dari kondisi medis yang 
mendasari setiap orang. Selain itu, Jose Villadangos, Profesor Imunologi dari University 
of Melbourne mengatakan bahwa manusia menjadi sakit sebagian besar karena reaksi 
normal dari sistem imun yang melawan infeksi.


terbit  sebuah narasi pada platform Facebook yang menyebutkan bahwa Presiden 
Jokowi menukar vaksin Covid-19 dengan lahan untuk pabrik China. Adapun narasi 
unggahannya adalah sebagai berikut; “BERITA HARI INI !!JOKOW! BARTER ,VAKSIN 
CORON4DGN LAHAN UNTUK PERUSAHAAN C!NA ,GAWAT.. JKW BARTER LAHAN UTK 
VAKSIN TERUNGKAP..! 3 FAKTA BARU”.
Faktanya, dikutip dari laman Liputan6.com, klaim Presiden Jokowi melakukan barter 
vaksin Covid-19 dengan lahan untuk perusahaan China adalah salah. Staf Khusus 
Kementerian BUMN, Arya Sinulingga menegaskan bahwa klaim tersebut adalah hoaks. 
Pada kesempatan lain, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan bahwa 
pihaknya sepakat untuk terus melakukan kolaborasi internasional terkait penanganan 
Covid-19, terutama dalam menjamin rantai pasokan bahan baku bagi produksi obat 
dan pengembangan vaksin.

terbit  sebuah surat edaran yang berisi pengumuman mengenai Pegawai 
Negeri Sipil (PNS) Kendal diliburkan selama 7 hari. Dalam perihal surat itu dituliskan 
pengumuman tersebut terkait tindak lanjut 2 orang PNS yang terdampak Covid-19 di 
lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal, Jawa Tengah.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kendal, Moh Toha 
menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar atau hoaks. Ia memastikan pihaknya tidak 
pernah mengeluarkan surat edaran yang tertandatangani mengatasnamakan Sekda 
Kabupaten Kendal tersebut. Terkait adanya 2 orang pegawai Pemkab Kendal yang 
terkonfirmasi positif Covid-19 memang dibenarkan oleh Moh Toha. Keduanya 
merupakan pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dan Badan 
Keuangan Daerah (Bakeuda) Kabupaten Kendal. Moh Toha menambahkan, sebagai 
upaya pencegahan atas penularan Covid-19, pihaknya meliburkan pegawai di 
lingkungan Setda Kendal selama dua hari, terhitung mulai tanggal 6 hingga 7 Agustus 
2020.

terbit  unggahan di media sosial berupa sebuah foto yang memperlihatkan 
ribuan massa sedang berkumpul pada sebuah wilayah di Jerman. Foto tersebut 
diklaim sebagai foto jutaan warga Jerman yang berdemonstrasi terkait Covid-19 pada 
1 Agustus 2020 lalu.
Dilansir dari laman situs Tempo.co, klaim bahwa foto di atas merupakan foto jutaan 
warga Jerman yang berdemonstrasi terkait Covid-19 pada 1 Agustus 2020 adalah 
keliru. Foto tersebut merupakan foto dokumentasi Zurich Street Parade di Swiss pada 
Agustus 2019. Selain itu, jumlah peserta demonstrasi terkait Covid-19 di Jerman tidak 
mencapai jutaan melainkan hanya sekitar 20 ribu orang.

terbit  sebuah postingan di media sosial Facebook berupa foto diiringi narasi yang 
mengklaim bahwa kampus Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN ditutup selama 
empat tahun ke depan. Dalam postingan tersebut disebutkan bahwa kampus STAN 
ditutup dan tidak menerima mahasiswa baru karena adanya paham radikalisme di 
dalam kampus.
Direktur PKN STAN, Rahmadi Murwanto menegaskan bahwa informasi mengenai 
kampus yang ditutup tidak benar adanya, apalagi membawa-bawa isu radikalisme 
sebagai alasan utamanya. Dia menegaskan bahwa info tersebut sudah pasti salah. 
Rahmadi sendiri mengatakan bahwa pendaftaran mahasiswa baru STAN ditutup 
karena kekhawatiran penyebaran Covid-19 pada saat seleksi mahasiswa baru. 
Pendaftaran ditutup hanya untuk tahun ini, bukan empat tahun seperti klaim 
unggahan yang terbit .

terbit  informasi di media sosial yang mengklaim bahwa sisi putih dan biru 
pada masker memiliki tujuan penggunaan yang berbeda. Sisi putih pada bagian luar 
digunakan untuk menyaring dan mencegah virus masuk ketika kondisi sedang tidak 
sakit. Sedangkan sisi biru digunakan untuk menjaga kuman tidak masuk, efektif 
digunakan ketika sedang sakit.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu salah. Menurut Organisasi Kesehatan 
Dunia (WHO), satu-satunya cara yang benar untuk memakai masker adalah dengan 
sisi biru menghadap ke luar dan tidak bisa dibalik.

Beberapa foto yang diklaim menggambarkan suasana saat pandemi flu Spanyol terbit  di 
sejumlah platform media sosial. Disebutkan bahwa jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, 
telah terjadi pandemi flu Spanyol di tahun 1918 yang menewaskan setidaknya lima puluh juta 
orang di seluruh dunia. 
Faktanya, beberapa foto yang diklaim menggambarkan suasana saat pandemi flu Spanyol 1918 
tidak sepenuhnya benar. Sebagian dari foto-foto tersebut tidak menggambarkan situasi 
pandemi flu Spanyol pada tahun 1918. Gambar dua wanita yang tengah memakai masker dan 
berjalan ternyata diambil lima tahun sebelum wabah flu Spanyol. Juru bicara agensi foto 
Jerman Süddeutsche Zeitung Photo mengatakan foto itu menunjukkan mode "cadar hidung" 
pada tahun 1913. Selain itu, foto sepasang wanita yang menutupi kepala dan badannya dengan 
plastik diambil pada tahun 1953. Saat itu plastik digunakan sebagai mantel guna menghindari 
efek menyengat dari kabut asap yang menyelimuti Philadelphia selama dua hari berturut-turut 
sejak 20 November 1953.

terbit  di media sosial Facebook dengan narasi "Anji ditangkap karna jamu 
covid Trus yg lainnya gimana? kalung corona, extrak batok kelapa, ningsih, gula 
corona, unair, itb, ui Terapi plasma darah steam sel Dll Pak polisi tolong dong 
jangan tebang pilih."
Faktanya setelah ditelusuri, klaim kabar tentang musisi Erdian Aji Prihartanto 
alias Anji ditangkap adalah tidak benar. Tidak ada informasi valid mengenai hal 
itu. Dalam akun instagramnya @duniamanji, mengaku dalam keadaan baik-baik 
saja. Ia juga mengungkapkan alasan tidak berkomentar lebih terkait isu yang 
tengah dikaitkan dengan dirinya.


terbit  sebuah pesan berantai pada platform WhatsApp yang menyebutkan ada 
seorang Ibu pedagang keranjang di lantai dasar Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta 
Selatan meninggal karena Covid-19, pesannya disebutkan pula bahwa keluarga dari Ibu 
tersebut sedang menjalani perawatan akibat terpapar Covid-19 di RSUD Cengkareng.
Faktanya, informasi pada pesan tersebut adalah salah. Kepala Pasar Mayestik, Riskan 
membantah pesan berantai tersebut dengan mengatakan bahwa informasi yang tersebar di 
WhatsApp itu tidak benar. Riskan menjelaskan pula bahwa pedagang yang meninggal itu 
adalah pedagang keranjang di lantai semi basement dan bukan di lantai dasar, adapun 
penyebab meninggalnya adalah karena sakit pembengkakan hati dan flek jantung yang sudah 
menahun dan jauh sebelum pandemi Covid-19.

terbit  informasi melalui media flyer yang menyebutkan adanya bantuan kuota 
internet gratis dari Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar bagi siswa-siswi Kota Blitar untuk 
menunjang belajar secara daring selama pandemi Virus Corona (Covid-19). Dalam flyer 
tersebut juga tercantum sejumlah persyaratan dan prosedur untuk mendapatkan jatah 
kuota gratis.
Faktanya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkot Blitar memastikan informasi 
mengenai kuota gratis bagi siswa belajar daring adalah hoaks. Pihaknya menegaskan, 
saat ini Dispendik Kota Blitar masih merumuskan mekanisme penggunaan dana BOS 
yang aman untuk belanja kuota bagi para siswa. Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan 
Dasar Dispendik Kota Blitar, Didit Rahman juga menyebutkan bahwa flyer tersebut 
tidak menyebutkan dengan jelas pihak-pihak yang bertanggung jawab dan prosedur 
yang harus dilalui. Pihaknya mengimbau kepada segenap warga Kota Blitar untuk 
selalu waspada agar tidak terjebak dalam informasi hoaks.


terbit  klaim Presiden Joko Widodo menyebut tidak tahu penyebab kasus Virus Corona baru 
(Covid-19) tembus 111 ribu. Klaim tersebut bermula dari diunggahnya sebuah tautan artikel 
berjudul "Kasus Corona Tembus 111 Ribu, Jokowi: Saya Tidak Tahu Sebabnya Apa?" di sejumlah 
platform media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Faktanya, dikutip dari Liputan6.com, klaim yang menyebut Presiden Jokowi tidak mengetahui 
penyebab kasus Covid-19 tembus 111 ribu adalah tidak benar. Hal yang tidak diketahui Presiden 
Jokowi dalam rapat terbatas yang dilakukan pada Senin, 3 Agustus 2020 adalah penyebab 
masyarakat terlihat semakin khawatir terhadap Virus Corona (Covid-19), bukan penyebab kasus 
Covid-19 tembus 111 ribu


terbit  unggahan di media sosial yang mengklaim bahwa Indonesia harus sediakan 
uang senilai Rp 30 Triliun untuk uji klinis vaksin virus Corona baru (Covid-19) dari China.
Dilansir dari laman situs Liputan6.com, klaim Indonesia harus sediakan Rp 30 Triliun untuk uji 
klinis vaksin Covid-19 dari China adalah tidak benar. Mengacu pada artikel berjudul 
"Indonesia Diperkirakan Butuh Rp 25 Triliun-30 Triliun untuk Vaksin Covid-19" yang dimuat 
situs Kompas.com, pada 26 Juli 2020. Dalam artikel tersebut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf 
Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan menyebut, Pemerintah harus menyiapkan sekitar Rp 
25 Triliun hingga Rp 30 Triliun untuk menyediakan vaksin Covid-19. Berdasarkan temuan 
tersebut, dapat dipastikan bahwa Pemerintah menganggarkan dana sejumlah Rp 30 Triliun 
untuk membeli vaksin apabila sudah ditemukan dan diproduksi, bukan untuk menguji 
vaksin


terbit  postingan di media sosial Facebook yang berisi klaim tentang tingkat 
kesembuhan Covid-19 mencapai 99,9 persen. Disebutkan juga bahwa vaksin dengan tingkat 
reaksi negatif 80 persen telah membunuh lima orang sejauh ini saat dilakukan uji coba.
Dilansir dari Liputan6.com, klaim tentang tingkat kesembuhan Covid-19 mencapai 99,9 
persen tersebut tidak benar. Tidak ada statistik yang mendukung klaim tersebut. Dr Theo 
Vos, Profesor dari Institute for Health Metrics and Evaluations di the University of 
Washington menjelaskan bahwa untuk menilai tingkat kesembuhan Covid-19 harus melihat 
umurnya, berbeda umur maka resiko kematiannya akan berbeda. Adapun terkait vaksin 
hingga sejauh ini belum ada vaksin khusus untuk Covid-19, sehingga klaim tersebut salah. 
Sedangkan terkait uji coba vaksin Covid-19 menewaskan lima orang juga tidak ada bukti 
data yang kuat

terbit  unggahan di media sosial Facebook yang 
berisi klaim atas beberapa kebijakan Menteri Pendidikan dan 
Kebudayaan Nadiem Makarim terkait sistem pembelajaran 
jarak jauh. Disebutkan bahwa sistem tersebut lebih 
menguntungkan beliau secara pribadi.
Dilansir dari laman situs Liputan6.com, informasi sistem 
pembelajaran jarak jauh dan online menguntungkan 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim 
adalah hoaks. Pertama, saat Nadiem Makarim menerima 
jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 
tahun 2019, beliau telah mundur dari jabatannya sebagai 
CEO Gojek. Kemudian, sekolah jarak jauh diterapkan pada 
masa pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia untuk 
menghindarkan anak-anak usia sekolah, termasuk 
Mahasiswa dari paparan Virus Corona baru penyebab 
Covid-19 karena sekolah dan kampus memiliki potensi 
sebagai klaster penularan Covid-19. Beliau juga menyebut 
pihaknya tidak memiliki rencana untuk meneruskan 
pendidikan jarak jauh jika pandemi telah mereda.


terbit  sebuah meme di media sosial 
Facebook terkait jumlah kematian akibat 
Covid-19. Narasi pada meme tersebut berisi 
klaim bahwa hingga saat ini Covid-19 telah 
membunuh 1,6 juta orang di seluruh dunia. 
Faktanya, klaim kematian akibat Covid-19 
telah mencapai 1,6 juta adalah tidak benar. 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui 
situs resminya melaporkan hingga Senin, 3 
Agustus 2020 pagi total kematian akibat 
Covid-19 mencapai 680.894 orang. Benua 
Amerika menjadi lokasi kematian tertinggi 
yakni mencapai 359.180 orang. Sementara 
jumlah orang yang positif Covid-19 mencapai 
17.660.253 orang.

terbit  di media sosial postingan
yang membagikan tangkapan layar
berita dari viva.co.id berjudul “RK
Ajak ABU JANDA Jadi Relawan Uji
Vaksin COVID-19 Buatan China”
pada tanggal 29 Juli 2020.
Faktanya, berdasarkan hasil
penelusuran diketahui bahwa
gambar tangkapan layar tersebut
merupakan hasil suntingan dari
tampilan mobile pemberitaan yang
berjudul “Ridwan Kamil Ajak Warga
Jadi Relawan Uji Vaksin COVID-19
Buatan China” di portal viva.co.id
yang tayang pada tanggal 29 Juli
2020.

terbit  unggahan foto pada laman Fanpage Facebook 
yang mengatasnamakan Samsung Indonesia. Unggahan 
foto itu disertai narasi yang menyebutkan bahwa 
Samsung Indonesia mengadakan bantuan pendidikan 
yang ditujukan kepada siswa/siswi yang kurang mampu 
untuk pembelajaran secara online akibat pandemi 
Covid-19. Bantuan tersebut berupa 2.700 unit Samsung 
Galaxy A10 dan untuk mendapatkannya, ada beberapa 
syarat yang harus dipenuhi seperti yang tertera pada 
unggahan.
Faktanya, Samsung Indonesia melalui akun Twitter 
resminya @samsungID mengkonfirmasi bahwa pihaknya 
hanya memiliki satu akun Facebook page resmi yang 
sudah terverifikasi, yaitu Samsung Indonesia. Foto yang 
digunakan pada unggahan tersebut merupakan foto 
yang diambil saat peluncuran resmi Samsung Galaxy S9 
dan S9+ pada tahun 2018. Foto itu kemudian diedit 
sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan konteks 
narasi. Samsung Indonesia juga menghimbau agar selalu 
waspada terhadap tindak penipuan yang 
mengatasnamakan Samsung.


Baru-baru ini pengguna media sosial dihebohkan dengan terbit nya sebuah video yang 
memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menari. Video tersebut disertai 
narasi sebagai berikut; “SAKSIKAN KONSER AMAL CORONA BERSAMA.. MIKE KLEPON”.
Faktanya, video tersebut sama sekali tidak terkait konser amal Corona seperti klaim pada 
narasi video. Dikutip dari turnbackhoax.id, video yang memperlihatkan Presiden Jokowi 
sedang menari tersebut merupakan video hasil suntingan atau editan. Wajah asli dari 
penyanyi dalam video itu merupakan wajah Jennifer Lopez, seorang penyanyi 
berkebangsaan Amerika Serikat yang kemudian disunting menggunakan wajah Jokow


terbit  kabar mengenai para dokter USA 
berkumpul di Washington DC angkat suara 
membongkar kejahatan Elite Global Illuminati 
(kapitalis globalis) perancang PLANdemic 
Covid-19. Di dalam narasinya disebutkan bahwa 
para nakes tersebut membuktikan bahwa terapi 
hidroksiklorokuin, zitromax dan zinc terbukti 
membantu kesembuhan ribuan pasien yang 
mereka tangani, sehingga Covid-19 tidak perlu 
obat khusus apalagi vaksin, dan orang-orang 
tidak perlu dipaksa memakai masker, dan 
dikatakan para dokter sudah sangat muak 
dengan kejahatan para globalis dan 
media-media massa internasional milik mereka.
Faktanya video tersebut telah dilabeli sebagai 
informasi palsu oleh Facebook. Dilansir dari 
leadstories.com, klaim yang menyebutkan 
bahwa hydroxychloroquine, zinc dan zithromax 
adalah obat untuk Covid-19 adalah tidak benar. 
Hingga saat ini, belum ada obat yang disetujui 
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS 
(FDA) untuk mencegah atau mengobati 
Covid-19. WHO juga mengatakan belum ada 
obat yang terbukti mencegah atau 
menyembuhkan penyakit ini dan menekankan 
untuk tidak merekomendasikan pengobatan 
sendiri dalam upaya mencegah atau 
menyembuhkan Covid-19.

terbit  pesan berantai di media sosial 
WhatsApp yang berisi informasi bahwa staf 
kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal dan 
Bogor Barat, Kota Bogor, positif Covid-19. 
Pesan tersebut terbit  pada tanggal 30 Juli 
2020.
Ketua Gugus Tugas Percepatan 
Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, 
Dedie A Rachim menegaskan bahwa kabar 
tersebut tidak benar atau hoaks. Hal serupa 
juga diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas 
Covid-19 Kota Bogor, Sri Nowo Retno. Sri 
meluruskan informasi keliru itu dengan 
menyebut hanya satu ASN yang 
terkonfirmasi positif Covid-19 dan bekerja di 
lingkungan sekretariat daerah dan bukan 
ASN di kecamatan. Retno yang juga Kepala 
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor 
menyebut bila pesan berantai itu 
disinformasi atau tidak benar.


terbit  di sosial media sebuah gambar tangkapan layar dari sebuah artikel dengan judul 
"Oknum Staf Rumah Sakit Ditangkap Karena Palsukan Hasil Tes Covid-19”. Hasil tangkapan layar 
tersebut juga disertai dengan narasi, “Penipuan para medis.. Hati-hati.. Termasuk alat tes suhu di 
kening, itu alat sinar leser tes suhu kabel.. Demi proyek covit mereka rela mengorbankan rakyat 
Indonesia..”.
Setelah ditelusuri, klaim foto seseorang dengan tangan diborgol dan ditutupi jas putih yang 
didampingi petugas kepolisian di sebuah artikel berjudul “Oknum Staf Rumah Sakit Ditangkap 
Karena Palsukan Hasil Tes Covid-19” adalah klaim yang menyesatkan. Faktanya, foto yang dipakai 
tidak terkait dengan Covid-19 karena foto itu adalah foto tahun 2017 terkait kasus penipuan oleh 
dokter palsu. Selain itu, penggunaan Thermal Gun untuk tes suhu di kening dipastikan aman 
karena tidak menggunakan sinar laser dan tidak menggunakan sinar radioaktif semacam x-ray.

terbit  unggahan di media sosial Facebook 
yang berisi klaim bahwa pendiri Rockefeller 
Foundation, David Rockefeller, adalah pencipta virus 
Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. Rockefeller 
pun disebut memiliki mesin pencetak uang 
sehingga bisa mempengaruhi dunia farmasi dan 
medis serta media serta lembaga-lembaga dunia 
seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Badan 
Kesehatan Dunia (WHO), dan Bank Dunia.
Dilansir dari laman situs Tempo.co, klaim bahwa 
Rockefeller Foundation berada di balik kemunculan 
virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2 adalah 
keliru. Dokumen yang diklaim sebagai bukti atas 
klaim tersebut, yakni dokumen "Scenarios for the 
Future of Technology and International 
Development", bukanlah dokumen operasi untuk 
merencanakan pandemi Covid-19 pada 2020. 
Dokumen tersebut berisi pandangan hipotetis 
tentang peristiwa masa depan untuk 
membayangkan masalah yang mungkin timbul, 
salah satunya pandemi global. Dokumen ini juga 
mengeksplorasi bagaimana populasi global dapat 
bereaksi selama pandemi. Rockefeller Foundation 
pun adalah yayasan yang dalam seabad ini telah 
banyak berkontribusi di bidang kesehatan 
masyarakat dan mendukung pengembangan vaksin 
untuk melindungi masyarakat dari berbagai penyakit 
menular

terbit  postingan di media sosial Twitter yang menyebutkan obat penyembuh Virus 
Covid-19 telah ditemukan di India dan diterima oleh WHO. Obat yang diklaim bisa 
menyembuhkan pasien Covid-19 dengan cara menambahkan bubuk lada hitam, madu dan 
jus jahe. Dalam narasinya, postingan tersebut mengatakan, "Akhirnya seorang siswa INDIA 
dari universitas PONDICHERRY, bernama RAMU menemukan obat rumahan untuk Covid-19 
yang untuk pertama kalinya diterima oleh WHO. Dia membuktikan bahwa dengan 
menambahkan satu sendok makan bubuk lada hitam ke dua sendok makan madu dan 
beberapa jus jahe selama 5 hari berturut-turut akan menekan efek korona. Dan akhirnya 
hilang 100%. Seluruh dunia mulai menerima obat ini. Akhirnya berita baik di tahun 2020 !!".
Berdasarkan penelusuran, obat yang diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19 dengan 
cara menambahkan bubuk lada hitam, madu dan jus jahe adalah tidak benar. Faktanya, WHO 
belum menyetujui pengobatan rumahan semacam itu untuk menyembuhkan Covid-19.

terbit  pada platform media sosial sebuah narasi yang menyebutkan bahwa tes PCR tidak bisa 
membedakan terpapar dengan terinfeksi oleh virus, tidak bisa juga membedakan sehat atau sakit, 
serta membedakan virus hidup dengan virus mati.
Faktanya klaim pada narasi tersebut adalah salah dan cenderung menyesatkan. Pada Cek Fakta 
Tempo.co Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, Berry Juliandi menyampaikan bahwa 
tes PCR bisa membedakan terpapar dengan terinfeksi virus sepanjang sampel yang diambil adalah 
sampel Virus aktif yang berada di dalam sel, bukan sampel yang berada di permukaan sel atau jaringan. 
Sehingga yang diisolasi saat pengambilan sampel sel adalah RNA Virus aktif yang sudah menginfeksi 
sel, ditambahkan oleh Guru Besar Universitas Airlangga sekaligus Ketua Tim Riset Corona dan 
Formulasi Vaksin Profesor Nidom Foundation (PNF), Chairul Anwar Nidom menyebutkan tes PCR 
merupakan metode untuk melihat apakah dalam tubuh seseorang terdapat gejala Virus atau bakteri, 
baik secara utuh maupun potongan atau inaktif.

terbit  di kalangan masyarakat Palembang sebuah pesan berantai melalui 
WhatsApp Group (WAG) berisi informasi bahwa Transmart di Palembang akan 
tutup 10 hari karena belasan karyawannya terpapar Covid-19. 
Faktanya, VP Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid 
membantah adanya penutupan Transmart Palembang karena adanya pegawai 
yang positif Virus Corona. Ia menyebut informasi yang terbit  tersebut hoaks. 
Satria juga mengatakan isu itu bergulir dari berita adanya 16 pekerja proyek 
pembangunan Bumi Raya City Mall, Kubu Raya Pontianak Kalimantan Barat yang 
positif Covid-19. Pekerja yang positif Covid-19 tersebut bukanlah karyawan 
Transmart melainkan pekerja proyek pembangunan Bumi Raya City Mall


terbit  sebuah foto di media sosial yang 
memperlihatkan wajah Prof. Mahfud MD 
dengan tubuh bayi yang tengah dirawat 
dan dipakaikan banyak alat bantu hidup. 
Foto tersebut disertai narasi; “Pengujian 
vaksin covid19 telah sukses”.
Faktanya, dikutip dari turnbackhoax.id foto 
yang memperlihatkan wajah Prof. Mahfud 
MD dengan tubuh bayi yang tengah 
dirawat dan dipakaikan banyak alat bantu 
hidup adalah foto hasil suntingan. Diketahui 
bahwa foto asli bayi tersebut sudah terbit  
sejak tahun 2016, tapi tidak terdapat 
informasi valid yang menjelaskan dimana 
foto tersebut berasal dan bagaimana 
keadaan bayi tersebut. Terkait pengujian 
vaksin Covid-19, organisasi kesehatan dunia 
(WHO) melaporkan sejauh ini sudah ada 
lima kandidat vaksin Covid-19 yang telah 
memasuki uji coba klinis fase ketiga. Tahap 
ini merupakan proses yang melibatkan uji 
coba pada sampel penduduk berjumlah 
besar di beberapa lokasi sebelum 
diproduksi.



terbit  di sosial media Facebook, sebuah hasil tangkapan layar unggahan di platform 
Youtube berjudul “5 TAHUN nggak ngapa-ngapain” dengan sosok wajah Wakil Presiden 
(Wapres) Republik Indonesia Ma’ruf Amin di dalamnya. 
Setelah ditelusuri, diketahui bahwa unggahan hasil tangkapan layar tersebut sudah 
melalui proses penyuntingan. Tangkapan layar tersebut disunting pada bagian wajah 
yang diganti dengan sosok Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dan pada judul video. 
Video asli dari unggahan tersebut benar diunggah oleh channel Youtube 
@sobatmiskinofficial, namun bukan berjudul “5 TAHUN nggak ngapa-ngapain” 
melainkan “2 JAM nggak ngapa-ngapain”.


terbit  sebuah unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa 
pemerintah tidak mencairkan insentif bagi tenaga medis saat pandemi Covid-19. Dalam 
unggahannya memperlihatkan foto Presiden Jokowi dengan kutipan narasi “Akan 
diberikan insentif bulanan kepada tenaga medis. Dokter spesialis akan diberikan Rp 15 
juta, dokter umum dan dokter gigi Rp 10 juta, bidan dan perawat Rp 7,5 juta dan 
tenaga medis lainnya Rp 5 juta. Kemudian juga akan diberikan santunan kematian Rp 
300 juta” dan menyandingkan foto tersebut dengan foto 6 perawat yang tengah 
memegang kertas bertuliskan “BACOT!”.
Faktanya, klaim Pemerintah yang tidak mencairkan dana insentif bagi tenaga medis 
saat pandemi Covid-19 tidaklah benar. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah 
membayarkan Rp 645 miliar untuk insentif tenaga medis per 24 Juli 2020. Sedangkan 
foto 6 perawat yang memegang kertas bertuliskan “BACOT!” adalah hasil suntingan dari 
foto asli yang dimuat di artikel berjudul "Perawat Gaungkan Social Distancing: Tetap di 
Rumah dan Tolong Bantu Kami" dalam situs suara.com pada 19 Maret 2020.

terbit  unggahan di media sosial yang berisi sebuah informasi yang menyebutkan 
bahwa Supermarket Tip Top di Rawamangun, Jakarta Timur ditutup sampai 3 Agustus 
2020 dikarenakan tiga karyawan supermarket tersebut positif Covid-19.
Faktanya, informasi mengenai penutupan Supermarket Tip Top Rawamangun karena 
tiga karyawannya positif Covid-19 adalah tidak benar. Diklarifikasi oleh pihak Tip Top 
bahwa penutupan sementara tersebut dilakukan karena mengikuti Program 
Pemerintah mengenai sterilisasi tempat usaha dan perkantoran, dan juga mengingat 
saat ini Kelurahan Rawamangun berada di zona merah Covid-19 siaga 3. 


terbit  unggahan foto di media sosial Twitter yang memperlihatkan Presiden Joko 
Widodo (Jokowi) yang mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih sambil 
memegang penghargaan Silver Play Button dari YouTube. Di Silver Play Button itu 
terdapat tulisan "Penghargaan untuk Jokowi atas 100.000 kasus Covid."
Setelah ditelusuri, foto Presiden Jokowi yang diklaim sedang memegang penghargaan 
Silver Play Button dari YouTube karena kasus Covid-19 sudah tembus 100 ribu adalah 
salah. Foto tersebut merupakan hasil manipulasi dari foto karya Pewarta Foto ANTARA, 
Akbar Nugroho Gumay saat Presiden Jokowi membagikan sertifikat tanah untuk rakyat di 
Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jakarta, pada 22 Februari 2019.

terbit  sebuah foto yang memperlihatkan jenazah sedang disemayamkan di liang kubur. 
Pengunggah foto tersebut dalam narasinya mengklaim jenazah positif Virus Corona (Covid-19) itu 
dikuburkan masih menggunakan daster dan tidak sesuai syariat Islam. Disebutkan peristiwa itu 
terjadi di Medan.
Faktanya, setelah ditelusuri klaim foto seorang jenazah positif Covid-19 di Medan yang dimakamkan 
masih mengenakan daster dan tidak sesuai syariat fardu kifayah Islam adalah salah. Rumah sakit 
telah memastikan jenazah tersebut dimandikan sebelum dikafani dan dimasukkan ke peti. Dilansir 
dari detik.com, melalui artikel berjudul "Geger Jenazah Suspek Corona Berdaster dalam Kafan di 
Medan" Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara, Aris Yudhariansyah menjelaskan 
protokol pengurusan jenazah pasien terkait Covid-19. Aris mengatakan Majelis Ulama Indonesia 
(MUI) telah mengeluarkan fatwa soal hal itu. Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 tentang 
pedoman pengurusan jenazah, muslim yang terpapar Covid-19 dapat dimandikan tanpa harus 
dibuka pakaiannya.

terbit  sebuah foto di media sosial Facebook yang memperlihatkan dua anggota FPI (Front 
Pembela Islam) sedang menyemprot cairan. Pengunggah foto dalam narasinya mengklaim 
cairan yang disemprotkan oleh dua anggota FPI itu merupakan Virus Corona.
Faktanya, klaim bahwa dua anggota FPI menyemprotkan Virus Corona adalah salah. Foto 
tersebut merupakan foto Relawan HILMI-FPI (Hilal Merah Indonesia – Front Pembela Islam) 
Kota Makassar yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke sejumlah Masjid pada 
tanggal 22 Maret 2020.

terbit  unggahan di media sosial Facebook yang 
memuat sebuah foto memperlihatkan seorang pria 
memeluk anak kecil yang sedang terbaring disertai 
dengan narasi yang menyebutkan bahwa Menteri 
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem 
Makarim harus melihat fakta bahwa seorang anak 
tersebut menjadi korban kelas daring. Disebutkan 
bahwa anak tersebut meninggal bunuh diri karena 
tidak memiliki telepon genggam untuk mengikuti 
proses belajar melalui kelas daring selama masa 
pandemi.
Dilansir dari laman situs Medcom.id, klaim bahwa foto 
itu memperlihatkan seorang anak yang bunuh diri 
karena tidak memiliki telepon genggam untuk belajar 
daring, adalah salah. Faktanya, foto tersebut tidak ada 
kaitannya dengan korban belajar daring. Dilansir 
Kompas.com, foto itu memperlihatkan seorang anak 
perempuan berusia tujuh tahun yang menderita 
leukemia di Tiongkok. Selain itu, diketahui juga bahwa 
peristiwa meninggalnya seorang siswi yang dikabarkan 
menjadi korban kelas daring memang benar terjadi, 
namun di luar Indonesia yang tepatnya di India.


Sebelumnya telah terbit  sebuah data dan informasi publik terkait jumlah kasus positif 
Covid-19 yang ditemukan di klaster perkantoran Kementerian dan BUMN di DKI Jakarta. Salah 
satu data menyebut bahwa terdapat 68 karyawan di PT Antam yang terkonfirmasi positif 
Covid-19.
Melalui Kompas.com, PT Antam membantah informasi adanya 68 kasus karyawannya 
terkonfirmasi positif Covid-19. Manajemen PT Aneka Tambang ( Antam) Tbk menyatakan, tak 
ada karyawan di Kantor Pusat Antam di Jakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga 26 
Juli 2020. "Pemberitaan di masyarakat yang menyebutkan adanya 68 kasus Covid-19 di Antam 
pada 27 Juli 2020, tidak benar, dan tak sesuai dengan data perusahaan," kata Sekretaris PT 
Antam Tbk, Kunto Hendraprawoko, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, 
Selasa (28/7).

terbit  sebuah video di media sosial yang mengklaim bahwa video 
tersebut menunjukkan ribuan warga China yang masuk islam sebagai akibat 
pandemi Virus Corona.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu salah. Dikutip dari 
factcheck.afp.com, dalam video itu sebenarnya menunjukkan ribuan orang 
saat doa Idul Fitri di Kota China Xining pada tahun 2015, jauh sebelum 
munculnya pandemi. 


terbit  pesan berantai di WhatsApp 
Grup (WAG) yang berisi informasi kondisi 
penyebaran virus Corona di Kelapa 
Gading, Jakarta Utara. Salah satu isinya 
menyatakan bahwa Puskesmas Kelapa 
Gading setiap harinya merujuk 10 pasien 
corona ke RSD Wisma Atlet. Berdasarkan 
hal itu pembuat pesan meminta agar 
masyarakat mewaspadai penyebaran 
Virus Corona.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota 
Jakarta Utara Sigit Wijatmoko 
mengatakan pesan itu hoaks. Menurutnya 
data yang disampaikan tidak benar. "Saya 
rasa yang diedarkan dalam WAG 
(WhatsApp group) di atas adalah sebagai 
pesan pengingat sifatnya karena pandemi 
belum berakhir, Namun data yang 
disampaikan tidak benar,” kata Sigit saat 
dikonfirmasi oleh kumparan.com, Senin 
(27/7).


di media sosial Facebook sebuah informasi bahwa sejumlah provider di antaranya 
Telkomsel akan membagikan kuota internet gratis saat pandemi Covid-19. Unggahan tersebut 
disertai narasi "SELAMAT DATANG,!! Kami ingin membantu siswa yang membutuhkan kuota 
untuk belajar karena pandemi Covid-19. 5.000 orang pertama dalam grup ini yang menulis huruf 
demi huruf kuota gratis".
Faktanya, dilansir dari liputan6.com informasi mengenai bagi-bagi kuota internet gratis saat 
pandemi Covid-19 ternyata tidak benar. Manager Media Relation Telkomsel, Kurnia Purwanto 
memastikan bahwa informasi mengenai bagi-bagi kuota internet gratis adalah tidak benar. Info 
yang terkait produk dan layanan Telkomsel ada di website resmi Telkomsel www.telkomsel.com 
atau Aplikasi My Telkomsel.


terbit  postingan di media sosial Facebook 
yang menyatakan bahwa WHO menyebut kucing 
dan anjing tidak bisa menularkan Virus Corona. 
Dalam narasinya disebutkan bahwa tidak ada atau 
belum ada rekam medis bahwa Virus Corona 
ditularkan ke manusia dari hewan domestik.
Berdasarkan penelusuran, kabar yang menyebut 
kucing dan anjing tidak bisa menularkan Virus 
Corona adalah salah. Dilansir dari situs berita 
factcheck.afp.com, pihak WHO memberikan 
bantahan kalau anjing dan kucing tidak bisa 
menularkan Virus Corona. Dalam artikel tersebut 
disebutkan bahwa anjing dapat terinfeksi Canine 
Coronavirus. Penyakit ini menyebabkan diare, 
muntah, dan gangguan usus pada anjing. Virus ini 
menyebar melalui feses, terutama saat anak anjing 
makan tinja. Anjing juga dapat terinfeksi Virus 
Corona yang menyerang pernapasan, sehingga 
membuatnya batuk, bersin, dan mengeluarkan 
lendir

sebuah gambar tangkapan layar yang berisi informasi dan himbauan agar 
warga menghindari kawasan pusat perbelanjaan Cilandak Town Square alias Citos di 
Cilandak, Jakarta Selatan, karena adanya kasus Covid-19 di sana. Dalam foto sebuah 
kolom ulasan Kopi Kenangan Citos disebut ada satu karyawannya terpapar Covid-19. 
Dilansir dari Viva.co.id, Kapolsek Cilandak Komisaris Polisi Martson Marbun 
membantah isu tersebut. Pihaknya telah berkoordinasi dengan manajemen mal 
yang juga menegaskan hal itu tidak benar. Martson menghimbau agar warga tidak 
panik dan termakan informasi tidak benar sebelum memastikan adanya konfirmasi.


terbit  pesan berantai di WhatsApp yang menyebutkan bahwa hampir 
separuh dari karyawan Indonesia Export-Import Bank (Eximbank) atau Lembaga 
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang berlokasi di Prosperity Tower, Sudirman 
Central Business District (SCBD), Jakarta positif terjangkit Covid-19.
Faktanya, informasi dalam pesan berantai tersebut adalah keliru. Dilansir dari 
laman situs Liputan6.com, Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto membantah 
kabar tersebut. Beliau menegaskan bahwa informasi dalam pesan tersebut adalah 
hoaks. Diketahui bahwa memang benar ada karyawan LPEI yang positif Covid-19, 
namun klaim yang menyebutkan bahwa ada separuh karyawan LPEI yang positif 
terjangkit Covid-19 adalah tidak benar.


terbit  informasi di media sosial 
yang mengklaim bahwa para dokter dari 
Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan 
(NTUH) di Taipei telah menemukan 
bahwa Covid-19 merupakan kombinasi 
antara SARS dan AIDS.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya 
klaim itu salah. Dikutip dari 
factcheck.afp.com, menurut juru bicara 
dari Rumah Sakit Universitas Nasional 
Taiwan (NTUH), pihaknya tidak pernah 
mengeluarkan pernyataan seperti itu. 
Selain itu WHO tidak menemukan 
bahwa Covid-19 merupakan gabungan 
dari SARS dan AIDS.


terbit  kabar di media sosial Facebook bahwa Penginjil Kristen, Joyce Meyer membagikan 
hadiah uang untuk menolong orang yang terdampak Covid-19. Besaran uang yang diberikan 
menyesuaikan huruf depan pada nama. Peserta harus membagikan kabar tersebut ke 10 grup 
untuk mendapatkan hadiah uang.
Faktanya, dilansir dari liputan6.com klaim Joyce Meyer bagikan uang untuk menolong saat 
pandemi Covid-19 dengan besaran nominal berdasarkan huruf pertama adalah palsu. 
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Coronavirus: The celebrity cash giveaway and other 
stories fact-checked" yang dimuat situs bbc.com, pada 25 April 2020. Situs tersebut menjelaskan, 
ribuan unggahan telah terbit  di Facebook yang menawarkan hadiah uang tunai besar untuk 
membantu orang-orang yang terkena dampak finansial dari wabah Virus Corona. Program 
tersebut mengarah pada penipuan dan pencurian data pribadi yang akan merugikan korbanny


terbit  foto sebuah truk untuk pengujian 
COVID-19 atau “Covid-19 Mobile Testing Faculty” di 
Amerika Serikat dengan klaim yang menyebut ada 
gambar Anubis atau sosok berkepala srigala yang 
diyakini sebagai dewa kematian orang Mesir kuno 
pada logo truk tersebut. 
Faktanya, simbol yang terlihat pada truk fasilitas 
pengujian Covid-19 itu bukanlah gambar Anubis, 
melainkan logo Aardvark. Fact Check milik 
reuters.com telah melansir dari Philadelphia 
Business Journal yang menyebut bahwa truk 
tersebut adalah milik perusahaan bernama 
Aardvark Mobile Tours dan membawa logo 
mamalia pemakan serangga dari Afrika 
sub-Sahara. Larry Borden, pemilik perusahaan 
yang berbasis di Conshohocken, Pennsylvania, 
telah memodifikasi sebuah truk sehingga dapat 
digunakan sebagai fasilitas pengujian COVID-19 
selama pandemi.


terbit  informasi di media sosial yang berisi klaim bahwa kalung eucalyptus 
sebagai jimat antivirus Corona yang dibuat oleh Menteri Pertanian RI.
Dilansir dari laman situs Liputan6.com, kabar yang menyebut tentang Kalung eucalyptus 
sebagai jimat antivirus Corona adalah disinformasi. Faktanya, Kementerian Pertanian 
(Kementan) menyebut kalung eucalyptus bukan jimat antivirus Corona. Dalam 
pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk eucalyptus pun 
tidak diklaim sebagai antivirus Sars-CoV-2 penyebab Covid-19. Walaupun tidak diklaim 
sebagai antivirus, Eucalyptus disebut berpotensi membunuh Virus.


Sebuah akun Facebook membagikan foto Presiden 
Joko Widodo yang tengah berpidato disertai narasi 
tulisan “SAYA TEGASKAN UNTUK TEST CORONA 
MEREKA HARUS BAYAR INI INDONESIA BUNG TIDAK 
ADA YANG KAMI GRATISKAN!! ENAK SAJA MAU GRATIS 
BUZZER SAYA MAKAN APA NANTI WONG GAJI MEREKA 
UANGNYA DARI KALIAN KOK”.
Setelah dilakukan penelusuran gambar pada mesin 
pencarian, diketahui foto tersebut adalah foto ketika 
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas 
dengan topik pembahasan percepatan penanganan 
dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, 
Senin (29/6/2020). Foto dengan ekspresi yang sama 
ditemukan juga pada laman berita cnbcindonesia.com
dengan judul “Jokowi Marahi Menteri, Ultimatum 
Jangan Bekerja Datar Saja!”. Adapun klaim bahwa 
Presiden Joko Widodo membuat pernyataan yang 
menegaskan bahwa test Corona harus berbayar 
dikaitkan dengan gaji Buzzer adalah klaim yang keliru 
dan tidak ditemukan pada media manapun. Fakta 
lainya, pemerintah telah banyak memberikan 
pengadaan fasilitas tes Corona gratis bagi masyarakat.

terbit  pada platform media sosial sebuah video dengan durasi sekitar 1.27 Menit, yang 
menampilkan seorang laki-laki sedang melakukan protes terhadap salah satu rumah sakit di 
Medan karena menganggap salah seorang keluarganya tidak terpapar Covid-19, tetapi pihak 
rumah sakit mengklaim positif Covid-19. Laki-laki tersebut dalam videonya menyebutkan bahwa 
pihak rumah sakit telah melakukan pemalsuan data pasien dan disebutkan rumah sakit tersebut 
adalah RSU Mitra Medika Medan.
Faktanya, rumah sakit yang disebutkan merawat keluarga dari laki-laki tersebut adalah tidak 
tepat. Pada akun media sosial milik RSU Mitra Medika Medan diklarifikasi bahwa segala tuduhan 
yang disampaikan laki-laki tersebut terhadap RSU Mitra Medika adalah tidak benar dan pihak 
RSU Mitra Medika tidak merawat orang yang dimaksud dalam video tersebut

Baru baru ini isu jenazah Covid-19 harus dibakar ramai diperdebatkan di media sosial. Sejumlah 
pengguna Facebook dalam unggahannya maupun dalam kolom komentar bahkan mengklaim 
imbauan jenazah Covid-19 harus dibakar berasal dari Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
Faktanya, Mendagri dalam klarifikasinya menyebut dirinya tidak pernah menyampaikan bahwa 
jenazah Covid-19 harus dibakar. Apa yang disampaikannya dalam acara diskusi di webinar FKUB 
tentang penanganan jenazah Covid-19 telah disalahtafsirkan. Penyebabnya ada media yang 
memberitakan pernyataannya tersebut secara sepotong-sepotong. Dalam diskusi webinar itu, ia 
menyampaikan jenazah Covid-19 diduga mengandung virus. Secara teori dan hasil penelitian ahli, 
virus yang ada pada jenazah akan mati salah satunya dengan cara dipanaskan pada suhu 56 derajat 
celcius. Dari teori tersebut maka seyogyanya jenazah Covid-19 dibakar untuk membunuh virus yang 
ada pada jenazah yang terpapar Corona. Namun Tito menyebut secara praktek hal itu tidak bisa 
dilakukan lantaran bertentangan dengan keyakinan dan akidah agama tertentu. 


terbit  kabar di media sosial Facebook bahwa 
uji coba vaksin virus Corona atau Covid-19 dari 
China hanya dilakukan di Indonesia . 
Pengunggah kabar tersebut turut mengklaim 
bahwa Indonesia hanya menjadi kelinci 
percobaan vaksin Covid-19 asal China tersebut. 
Dikutip dari liputan6.com, klaim yang 
menyebut Indonesia hanya menjadi kelinci 
percobaan vaksin Corona dari China adalah 
salah. Faktanya selain Indonesia beberapa 
negara lain seperti Brasil, Bangladesh dan Turki 
juga mengadakan uji klinis tahap 3 untuk calon 
vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech, China. 
Selain itu klaim yang menyebut bahwa China 
tidak menguji calon vaksin di negaranya sendiri 
adalah salah. Pasalnya pada fase 1 dan 2 uji 
klinis dilakukan di China dan menggunakan 
sukarelawan di sana.


terbit  di media sosial sebuah foto Presiden Joko 
Widodo disertai narasi seolah-olah beliau menyebut 
Virus Corona bisa masuk melalui handphone atau 
telepon genggam. Akun Facebook tersebut 
mengunggah foto itu pada 22 Juli 2020. Presiden Jokowi 
dalam foto tersebut tengah memberikan keterangan 
resminya di Istana Negara terkait penanganan Covid-19. 
Pengunggah menambahkan narasi pada foto itu 
sebagai berikut, "Jokowi, Virus corona bisa Masuk melalui 
Hp Jadi Jangan kelamaan memegang hp."
Berdasarkan penelusuran, klaim bahwa Presiden Joko 
Widodo menyebut Virus Corona bisa masuk melalui 
handphone adalah salah. Faktanya, foto tersebut hasil 
suntingan dari berita sebenarnya. Foto itu disunting dari 
foto asli yang diunggah oleh fotografer Antara Sigid 
Kurniawan saat Presiden Joko Widodo memberikan 
keterangan pers terkait kebijakan penanganan Covid-19 
di Istana Kepresidenan Bogor pada 15 Maret 2020. 
Dilansir dari Medcom.id, Presiden Joko Widodo saat itu 
meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan 
kewaspadaan terhadap penyebaran Virus Corona 
(Covid-19).


terbit  di media sosial sebuah video kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) 
Jenderal TNI Andika Perkasa ke Secapa TNI AD di Bandung. Postingan video tersebut 
diikuti dengan narasi "Pak KASAD klarifikasi....!!!! setelah 1300 lebih anggota TNI di 
bandung dinyatakan Positif Corona. Pak Andika KROSCEK langsung secara acak pada 
anggota nya, apa benar kena Covid ..?? ternyata rata2 membantah Positif kena Covid 
19!! jadii Covid ituu sebenarnya.....??? waspada Pesantren & TNI mulai di gembosin, PKI 
benar2 sedang beraksi dan mrka sangat jahaaat sekali".
Faktanya setelah ditelusuri, dilansir dari liputan6.com klaim bahwa video siswa Sekolah 
Calon Perwira (Secapa) TNI AD membantah positif Covid-19 adalah tidak benar. Dalam 
video tersebut siswa siswi Secapa TNI AD mengakui positif Covid-19 tetapi tidak 
mengalami keluhan demam ataupun yang lain-lain.


terbit  sebuah pesan berantai pada platform WhatsApp dengan memberikan
keterangan bahwa Kabupaten Pekalongan saat ini menjadi zona hitam Covid-19. Pada
narasi pesan tersebut dijelaskan mengenai seorang suami dari salah satu pejabat
daerah Kabupaten Pekalongan yang dinyatakan terpapar Covid-19 setelah banyak
melakukan kontak fisik dengan guru-guru di sebuah sekolah.
Faktanya, informasi bahwa Kabupaten Pekalongan zona hitam Covid-19 adalah tidak
benar dan bukan berasal dari sumber kredibel. Bupati Pekalongan Asip Kholbihi
menepis langsung kabar tersebut dengan menyebutkan bahwa pesan tersebut adalah
Hoaks. Beliau menjelaskan bahwa saat ini Pekalongan masih zona kuning dengan resiko
rendah, bahkan dalam hasil monitoring banyak desa yang masuk dalam kategori zona
hijau karena tidak ada kasus Covid-19 sama sekali. Saat ini di Kabupaten Pekalongan
total ada 29 kasus positif Covid-19, dengan rincian, 12 dirawat, 12 sembuh, 3 isolasi
mandiri, dan 2 meninggal.


terbit  sebuah selebaran di media sosial berisi informasi bahwa mulai tanggal 1 Agustus 
2020 akan diadakan pemeriksaan surat keterangan kesehatan bagi para pendatang atau 
pelintas di kabupaten Kotawaringin Barat. Kabar tersebut turut mencatut nama Bupati Kobar 
Nurhidayah dan Wakil Bupati Ahmadi Riansyah beserta logo instansi pemerintah Kobar.
Faktanya Pemkab Kotawaringin Barat tidak pernah mengeluarkan imbauan atau kebijakan 
terkait pemeriksaan surat keterangan kesehatan seperti klaim yang terbit . Kepala Dinas 
Perhubungan Kobar, Fitriana menegaskan bahwa informasi tersebut adalah palsu alias hoaks. 
Senada dengan Fitriana, klarifikasi juga dituturkan oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas 
Percepatan Penanganan Covid-19 Kobar, Achmad Rois yang menyatakan informasi tersebut 
adalah hoaks. Pemkab Kobar hanya mengeluarkan surat edaran untuk berhati-hati melintas 
lantaran adanya banjir.

terbit  sebuah pesan berantai di Whatsapp 
dan Facebook berisi informasi terkait 
perlengkapan yang harus disiapkan di 
rumah untuk menghadapi Virus Corona 
(Covid-19). Perlengkapan tersebut antara lain 
tabung oksigen, oksimeter, makanan 
dikonsumsi dalam keadaan hangat dan 
buah seperti lemon serta pisang.
Faktanya, dilansir dari factcheck.afp.com
yang mengutip pernyataan Wakil Menteri 
Kesehatan Filipina, dr. Maria Rosaria 
Vergeire menegaskan bahwa seluruh klaim 
tersebut tidak didukung dengan adanya 
bukti. Maria juga menuturkan bahwa 
penggunaan oksigen pada pasien Covid-19 
harus berdasar pada saran dokter dan 
dilakukan pengawasan secara rutin. 
Pernyataan serupa juga sempat 
diungkapkan oleh Pusat Pengendalian dan 
Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat 
terkait dengan perawatan medis untuk 
mereka yang mengalami gejala dengan 
indikasi Covid-19.

terbit  sebuah foto di media sosial Facebook disertai narasi yang mengklaim Israel 
mengubah bangunan bersejarah Masjid Al Amar menjadi sebuah bar atau aula 
pesta pernikahan sejak 2019 lalu.
Faktanya klaim tersebut tidak benar. Sebenarnya foto tersebut memperlihatkan pria 
muslim melaksanakan salat di tempat parkir di kota Jaffa, Israel, pada tanggal 20 
Mei 2020, saat masjid ditutup karena pandemi Covid-19. 

Telah terbit  video di media sosial yang menunjukkan ratusan orang 
Nigeria berdesakan berebut makanan di tengah pandemi Covid-19.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu salah. Dikutip dari 
factcheck.afp.com, video itu merupakan pembagian beras kepada 
orang-orang saat masa kampanye pemilihan Gubernur di Nigeria. Rekaman 
tersebut telah terbit  di media sosial setidaknya sejak Maret 2019, beberapa 
bulan sebelum dimulainya pandemi.

terbit  melalui WhatsApp pesan berantai mengatasnamakan petugas Gugus Covid 
Kabupaten Jayapura, yang menyebutkan adanya penutupan kembali aktivitas 
Bandara Sentani pada 26 Juli mendatang akibat semakin meningkatnya jumlah 
kasus Covid-19 di Provinsi Papua. 
Faktanya, dilansir dari antaranews.com, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) 
Kabupaten Jayapura, Alfons Awoitauw mengatakan informasi yang terbit  
mengatasnamakan Pemerintah Daerah melalui aplikasi WhatsApp terkait akan 
adanya penutupan kembali aktivitas Bandara Sentani pada 26 Juli mendatang 
tidaklah benar atau hoaks. Sementara itu, Jubir Satgas Pencegahan dan Penanganan 
Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG (K) juga menegaskan bahwa isu 
tersebut tidak benar, sebab pada pertemuan Tim Satgas Covid-19 Papua dan Tim 
Gugus Tugas Covid-19 pada 21 Juli 2020 tidak ada pembicaraan terkait hal itu sama 
sekali.

terbit  unggahan di media sosial yang berisi tautan artikel berita dengan klaim 
Indonesia sudah memborong vaksin Virus Corona baru (Covid-19) asal China. Tautan artikel 
tersebut berjudul "WHO Sebut Belum Ada Vaksin Resmi Covid-19, Indonesia Malah Sudah 
Borong Vaksin Asal China" yang dimuat pada 21 Juli 2020.
Faktanya, klaim Indonesia sudah memborong vaksin asal China adalah keliru. Perusahaan 
Sinovac Biotech, China, mendatangkan calon vaksin ke Indonesia untuk diuji coba 
berkolaborasi dengan PT Bio Farma (Persero). Dilansir dari artikel berjudul "Calon Vaksin 
Covid-19 dari China Tiba di Indonesia" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 20 Juli 2020 
disebutkan Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga menyatakan bahwa vaksin 
Corona (Covid-19) dari Sinovac Biotech, China, sudah tiba di Indonesia. Saat ini, vaksin tersebut 
sedang menjalani proses uji klinis tahap 3 di Bio Farma. Berdasarkan temuan tersebut, klaim 
bahwa Indonesia borong vaksin Covid-19 asal China adalah disinformasi.

terbit  informasi di media sosial 
yang mengatakan bahwa memakai 
masker wajah dapat menyebabkan 
infeksi jamur pada paru-paru.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya 
klaim itu salah. Dikutip dari 
Factcheck.afp.com, seorang Ahli 
Epidemologi mengatakan bahwa 
mengenakan masker wajah tidak akan 
menyebabkan infeksi jamur pada 
paru-paru atau membahayakan 
kesehatan manusia jika ditangani 
dengan benar. Selain itu Organisasi 
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, 
mengenakan masker wajah untuk 
waktu yang lama adalah aman selagi 
pemakai secara teratur mengganti 
atau mencuci masker mereka jika 
basah atau kotor. 

terbit  sebuah pesan berantai berupa foto dan narasi yang memberikan keterangan 
bahwa 71 Orang warga Ampel, Boyolali dijemput oleh petugas medis karena positif Covid-19. 
Disebutkan juga bahwa warga yang positif tersebut berasal dari klaster acara hajatan dan 
biaya penanganan warga positif Covid-19 dibebankan kepada pemilik hajatan.
Faktanya, klaim-klaim pada pesan berantai tersebut adalah tidak tepat. Dilansir dari 
Solopos.com, Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Boyolali 
menjelaskan bahwa memang ada puluhan warga Ampel, Boyolali yang dijemput untuk 
menjalani swab test tetapi bukan seluruhnya berasal dari klaster hajatan, namun juga 
berasal dari klaster pedagang pasar. Mengenai 71 orang yang disebutkan positif pada pesan 
berantai tersebut adalah tidak benar. Sementara ini Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali 
mencatat 33 orang yang menjalani swab test dan hasilnya ada 20 positif Covid-19. Klaim 
biaya penanganan pasien Covid-19 dari klaster hajatan akan ditanggung pemilik hajat 
adalah salah.

terbit  pesan berantai yang menyebar 
melalui grup WhatsApp terkait adanya 
dua orang pasien positif Covid-19 di 
wilayah Bendungan, Kelurahan Begajah, 
Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, 
meninggalkan rumah isolasi dan 
jalan-jalan di pasar tradisional. 
Setelah ditelusuri, informasi tersebut 
tidak benar. Komunitas Sukarelawan 
(Komsel) sekaligus penanggung jawab 
wilayah Bendungan, Samanhudi alias 
Maduro mengatakan bahwa tidak ada 
pasien positif Covid-19 di Begajah, 
Sukoharjo yang keluar dari rumah isolasi. 
Selain itu, Maduro menegaskan bahwa 
semua pasien dikarantina dan tidak ada 
yang keluar rumah karena diawasi ketat 
oleh warga. Jadi kabar adanya dua pasien 
jalan-jalan ke pasar adalah hoaks.



terbit  sebuah unggahan di sosial media Facebook dengan narasi "JOKOWI Akan 
Keluarkan KEPPRES Yang Memutuskan GIbran & Mantunya Sebagai Pemenang 
PILKADA Solo & Medan Agar Hemat Biaya Di Tengah PENDEMIK CORONA."
Setelah ditelusuri, klaim bahwa Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan 
Keppres untuk memenangkan anaknya Gibran Rakabuming Raka dan 
menantunya Bobby Nasution di Pilkada 2020 adalah salah. Faktanya dikutip dari 
detik.com, Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan mengkampanyekan 
putranya Gibran Rakabuming Raka dan menantunya Bobby Nasution. Jokowi 
mengatakan enggan ikut campur dengan keputusan keduanya maju di Pilkada. 
Jokowi pun menepis anggapan dinasti politik dengan majunya Gibran dan Bobby 
di Pilkada 2020. Dia menegaskan rakyatlah yang nantinya menentukan nasib 
Gibran dan Bobby.


Sebuah gambar dibagikan di media sosial 
berisi uraian teori konspirasi tiga fase terkait 
dengan Covid-19. Dalam uraian itu 
disebutkan bahwa Covid-19 sebenarnya 
hanyalah flu dengan gejala ringan, lalu 
disebutkan bahwa penggunaan masker dan 
efek jaringan 5G menjadi faktor yang 
melemahkan sistem kekebalan tubuh 
manusia di masa pandemi Covid-19.
Faktanya, uraian dalam teori tersebut tidak 
sepenuhnya benar. Dilansir dari Fact Check
milik reuters.com, dijelaskan bahwa 
kebanyakan orang dengan Covid-19 
mengalami gejala ringan hingga sedang, 
bahkan untuk beberapa gejala parah dan 
dapat menyebabkan kematian. Sementara 
uraian yang menyebut penggunaan masker 
dan jaringan 5G melemahkan sistem 
kekebalan tubuh adalah keliru. Tidak 
ditemukan bukti ahli bahwa memakai 
masker wajah melemahkan sistem 
kekebalan tubuh. WHO juga menegaskan 
bahwa tidak ada penelitian yang 
menghubungkan paparan teknologi 
nirkabel dengan efek kesehatan.


terbit  sebuah pesan berantai di media sosial Facebook seolah-olah berisi pernyataan 
dokter Anthony Fauci yang membandingkan penelitian Covid-19 dan cacar air (Chickenpox). 
Disebutkan pula bahwa Fauci mengkritik tindakan pencegahan Covid-19.
Faktanya, setelah ditelusuri pesan berantai terkait pernyataan dokter Anthony Fauci yang 
membanding-bandingkan penelitian Covid-19 dan Chickenpox adalah tidak benar. Dikutip 
dari snopes.com, pesan berantai yang membandingkan penelitian Covid-19 dan cacar air itu 
bukan pernyataan Anthony Fauci. Dokter dan pakar imunologi asal Amerika Serikat yang 
menjabat sebagai direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases tersebut 
juga tidak membuat kritikan terkait tindakan pencegahan Covid-19 seperti klaim dalam 
pesan yang terbit . Pesan berantai tersebut awalnya ditulis dan diunggah seorang 
pengguna Facebook pada 14 Juni 2020, namun disunting dengan menambah sejumlah 
kata dan mencatut nama Anthony Fauci.

terbit  informasi di media sosial yang mengatakan bahwa inhaler 
budesonide obat untuk asma ternyata bisa menyembuhkan Covid-19.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, dikutip dari Factcheck.afp.com, Departemen 
Kesehatan Filipina (DOH) mengatakan bahwa berita itu adalah palsu. 
Budesonide adalah obat yang digunakan untuk asma, dan bukan obat untuk 
Covid-19. Selain itu, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa 
budesonide efektif terhadap Covid-19.

sebuah tangkapan layar seorang pria berseragam PDI Perjuangan 
(PDIP) memberi sumbangan senilai Rp 69 miliar untuk penanganan 
Covid-19. Tangkapan layar beserta narasi tersebut tampak pada sebuah 
pemberitaan di salah satu media nasional Metro TV.
Isu bahwa Metro TV memberitakan pria berseragam PDIP, Ricardo Milos, 
memberi sumbangan senilai Rp 69 miliar untuk penanganan Covid-19, 
adalah salah. Faktanya, tangkapan layar itu merupakan editan dari program 
Headline News Metro TV yang berjudul LIVE EVENT “19 Tahun Metro TV 
Menebar Inspirasi” pada jam ke-2, menit ke-58 dan detik ke-14.


terbit  percakapan di pesan singkat yang menyatakan seluruh pegawai 
Kemenpora bekerja dari rumah masing-masing atau Work From Home 
(WFH) dikarenakan adanya 1 pegawai yang positif Covid-19. 
Faktanya kabar tersebut langsung dibantah oleh Sesmenpora RI, Gatot S 
Dewa Broto. Melalui pesan singkatnya, ia menegaskan hanya sebagian 
pegawai Kemenpora yang WFH. Pegawai yang diperbolehkan kerja dari 
rumah adalah orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien Virus 
Corona di Kemenpora.

terbit  sebuah video dengan klaim yang memperlihatkan korban Covid-19 di sebuah 
rumah sakit di kota Hyderabad, India selatan.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu menyesatkan. Dikutip dari 
Factcheck.afp.com, video itu diterbitkan dalam laporan tentang mayat yang tidak diklaim 
di rumah sakit Hyderabad pada 2013, kurang lebih enam tahun yang lalu sebelum muncul 
pandemi Covid-19 yang terdeteksi tahun 2019.


terbit  sebuah informasi di media sosial dengan menyebutkan bahwa alat pengukur suhu 
tubuh Thermo Gun yang sekarang banyak digunakan disaat pandemi Covid-19 ini berbahaya 
bagi otak atau tubuh manusia, dikarenakan radiasi laser tersebut dapat merusak struktur 
otak. Pada narasi lain disebutkan pula bahwa Thermo Gun tersebut sebenarnya diperuntukan 
untuk mengukur suhu panas pada kabel dan bukan untuk manusia.
Faktanya, klaim mengenai Thermo Gun atau Termometer Tembak berbahaya bagi tubuh 
adalah salah. Menurut Spesialis Penyakit Dalam, dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH yang 
dilansir Cek Fakta Liputan6.com, termometer yang digunakan di kening pada saat mengukur 
suhu tubuh tersebut aman digunakan dan telah lulus uji kesehatan. Dokter Ari 
menambahkan, penggunaan termometer inframerah juga tidak berdampak pada sistem 
saraf dan retina manusia, karena Termometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti 
sinar-X. Adapun klaim bahwa Thermo Gun hanya diperuntukkan untuk suhu panas kabel dan 
alat manufaktur adalah tidak tepat, karena terdapat dua Termometer yaitu Termometer Klinik 
atau yang diperuntukkan untuk kepentingan medis dan Termometer Industri yang biasa 
digunakan untuk mengukur suhu benda atau alat-alat manufaktur, seperti panas air, mesin, 
AC atau pendingin ruangan, kolam renang, trafo, dan lain-lain


terbit  sebuah pesan berantai di media sosial 
WhatsApp tentang penutupan sementara 
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum dr 
Zainoel Abidin (IGD RSUZA) Banda Aceh. Pesan 
tersebut dimulai dengan kalimat khas intel 
lapangan yang melapor kepada atasannya di 
kantor atau di rumah. Pesan berantai tersebut 
terbit  pada tanggal 11 juli 2020.
Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin, 
Azharuddin tidak membenarkan kabar tersebut, 
katanya, informasi penutupan itu tidak benar dan 
hingga kini ruang IGD masih terbuka. Azhar 
menjelaskan, IGD RSUD Zainoel Abidin tidak 
pernah berhenti melayani pasien, yang ada hanya 
pembersihan berlangsung beberapa jam sesuai 
SOP. Dikatakan Azhar, ruang IGD tidak mungkin 
ditutup lantaran ruangan itu adalah untuk 
melayani pasien saat tiba di rumah sakit, apalagi 
pasien dengan kondisi emergency



terbit  sebuah video di media sosial Facebook dengan narasi penumpang bus Rosalia Indah meninggal dunia di 
Tol Ngawi disebut karena Virus Corona. Dalam unggahan itu disebutkan penumpang bus yang masih remaja itu 
naik dari Bekasi menuju ke Jember. Video itu berisi narasi "Penumpang Bis Rosalia Indah masih remaja naik dari 
Bekasi tujuan jember meninggal dlm perjalanan di Tol sekitar ngawi sore tadi , Innalillahi........... teganya corona".
Faktanya, melalui Kapolres Ngawi AKBP Dicky Ario Yustisianto mengklarifikasi penyebab meninggalnya 
penumpang bus Rosalia Indah tersebut bukan karena Virus Corona. Penumpang itu meninggal dunia karena 
sakit asam lambung. Pihak Rosalia Indah melalui akun media sosialnya @rosaliaindah.official juga mengklarifikasi 
berita tersebut. "Management turut berduka cita atas musibah yang terjadi, semoga diberi ketabahan bagi 
keluarga yang ditinggalkan. Sesuai dengan pernyataan tim tenaga kesehatan RSUD dr Soeroto Ngawi dan 
Kapolres Ngawi AKBP Dicky Ario Yustisianto bahwa penumpang meninggal bukan karena Covid-19 melainkan 
sakit asam lambung dan sudah dilakukan rapid test dengan hasil non-reaktif. Masyarakat dimohon agar 
senantiasa bijak dan berhati-hati atas berita atau informasi yang terbit "


terbit  sebuah pesan berantai di media 
sosial WhatsApp berisi informasi instruksi 
Pemprov Riau berdasarkan hasil rapat Tim 
Gugus Tugas Covid-19 Riau bahwa akan ada 
penilangan bagi yang tidak menggunakan 
masker mulai 27 Juli 2020 dan akan didenda 
sebesar Rp100.000 s.d Rp150.000 serta akan 
diproses melalui aplikasi PIKOBAR.
Faktanya, Sekretaris Percepatan Penanganan 
Gugus Tugas Covid-19 Riau, Syahrial Abdi 
mengatakan, pesan berantai tersebut berasal 
dari Jawa Barat, yang mana jelas diketahui 
bahwa PIKOBAR merupakan singkatan dari 
Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa 
Barat. Adapun Pemko Pekanbaru memang 
sudah ada Perwako tetapi belum ada 
penegasan sanksi untuk memberikan 
kesadaran masyarakat agar memakai masker, 
jaga jarak aman dan menjalankan protokol 
kesehatan

terbit  pesan berantai di WhatsApp yang berisi klaim bahwa perusahaan 
perlengkapan olahraga Adidas membagikan masker secara gratis di tengah 
pandemi Covid-19.
Dilansir dari laman situs Liputan6.com, Brand Communications & Sports Marketing 
Manager Adidas Indonesia, Cinita Mayakatri membantah klaim Adidas membagikan 
masker dan menyebut kabar tersebut adalah hoaks. Beliau juga menyebutkan 
bahwa Adidas Indonesia tidak membuat dan memiliki program membagikan 
masker seperti yang dicantumkan pada klaim tersebu


terbit  di media sosial WhatsApp foto personil TNI
yang sedang berada di depan suatu sekolah di
wilayah Kecamatan Leces, disertai narasi “Salah
satu MTS Di Wil. Kecamatan Leces mencoba untuk
melaksanakan pembelajaran”. Dari pesan tersebut, 
berkembang isu di masyarakat Kabupaten
Probolinggo terkait adanya penahanan terhadap
salah seorang Kepala Sekolah di Desa Jorongan,
Kecamatan Leces.
Faktanya, menurut Kepala Desa Jorongan, Masuni 
foto dengan narasi yang terbit  itu adalah keliru.
Sebab foto tersebut merupakan foto saat Babinsa
setempat sedang melaksanakan penyemprotan
disinfektan beberapa waktu lalu. Penyemprotan itu
dilakukan karena ada salah satu warga yang hasil
swab-nya positif Covid-19. Selain itu, Serka Tarmuji,
Babinsa Desa Jorongan turut menegaskan bahwa
kabar tersebut hoaks. Ia mengatakan pada Senin,
13 Juli 2020 lalu pihaknya memang sedang
mengadakan penyemprotan. Dirinya juga
membantah pihaknya melakukan penangkapan
kepada Kepala Sekolah tersebut.

terbit  sebuah pesan berantai di media sosial
WhatsApp berisi informasi instruksi Gubernur
Jawa Timur berdasarkan hasil Rapat Tim Gugus
Tugas Covid-19 Jatim bahwa akan ada
penilangan bagi yang tidak menggunakan
masker mulai 27 Juli 2020 dan akan didenda
sebesar Rp100.000 s.d Rp150.000 serta akan
diproses melalui aplikasi PIKOBAR.
Faktanya, melalui akun resmi Twitter Pemprov
Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar
Parawansa mengklarifikasi bahwa informasi
yang terbit  tersebut adalah keliru. Khofifah
mengaku tidak pernah menginstruksikan seperti
pesan tersebut. Adapun instruksi akan adanya
penilangan dan denda bagi yang tidak
mengenakan masker di muka umum tersebut
berasal dari Jawa Barat dan Aplikasi PIKOBAR
sendiri adalah Pusat Informasi dan Koordinasi
Covid-19 milik Provinsi Jawa Barat


sebuah tulisan panjang di media sosial Facebook terkait Covid-19 yang 
berjudul "Dahsyatnya Fitnah Corona". Dalam tulisan tersebut, disebutkan bahwa 
Covid-19 hanyalah fitnah yang digunakan untuk menghambat kebangkitan umat 
Islam. Dalam tulisan tersebut juga menulis klaim bahwa dalam menangani Covid-19, 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikendalikan oleh Amerika Serikat dan Yahudi.
Dilansir dari Tempo.co, disebutkan bahwa klaim-klaim itu tidak benar. Faktanya, Virus 
Corona atau Covid-19 pun bukanlah rekayasa untuk menghambat bangkitnya umat 
Islam. Data menunjukkan sepuluh negara dengan kasus Covid-19 tertinggi adalah 
negara-negara dengan populasi muslimnya minoritas. Klaim bahwa WHO 
dikendalikan oleh AS dalam menangani Covid-19 juga tidak merujuk pada fakta. Kini, 
AS sedang berkonflik dengan WHO, di mana mereka telah menghentikan pendanaan 
sejak April 2020 dan mengumumkan akan keluar dari keanggotaan WHO.

terbit  sebuah foto di media sosial yang mengklaim bahwa foto itu 
merupakan bayi yang meninggal karena terinfeksi Virus Corona.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu salah. Postingan itu sebenarnya 
menunjukkan foto yang telah terbit  online sejak 2014 dalam laporan tentang 
seorang pria yang membunuh istri dan anak-anaknya di New York City.


terbit  sebuah pesan berantai di media Whatsapp berisi informasi instruksi 
Gubernur Jawa Tengah berdasarkan hasil Rapat Tim Gugus Tugas Covid-19 Jateng 
bahwa akan ada penilangan bagi yang tidak menggunakan masker mulai 27 Juli 
2020 dan akan didenda sebesar Rp100.000 s.d Rp150.000 serta akan diproses 
melalui aplikasi PIKOBAR.
Faktanya, informasi yang terbit  tersebut adalah keliru. Instruksi akan adanya 
penilangan dan denda bagi yang tidak mengenakan masker di muka umum 
tersebut bukan berasal dari Jawa Tengah, melainkan di Jawa Barat. Adapun 
Aplikasi PIKOBAR sendiri adalah Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa 
Barat. Selain itu, Pemprov Jabar memang akan jatuhkan denda bagi yang tidak 
memakai masker mulai tanggal 27 Juli.

terbit  di media sosial Facebook sebuah foto pertemuan Presiden Jokowi bersama 
sejumlah pelawak di Istana Negara saat pandemi Covid-19. 
Setelah ditelusuri, kabar tentang pertemuan Presiden Jokowi dengan para Komedian 
di Istana Negara saat pandemi Covid-19 adalah salah. Foto itu diambil pada Desember 
2015 sebelum pandemi Covid-19, saat Setya Novanto akan mengundurkan diri dari 
jabatannya sebagai Ketua DPR.


terbit  sebuah pesan berantai di sosial media WhatsApp yang menyebut wilayah Tebet 
Timur, Jakarta Selatan zona merah. Dijelaskan dalam pesan berantai tersebut bahwa 
sejumlah jalan utama ditutup.
Setelah ditelusuri, Lurah Tebet Timur Siti Fauziah membantah daerahnya lockdown. Dia 
menjelaskan wilayah yang menjadi zona merah hanya berada di kawasan RW 02 saja. Ia 
membenarkan ada jalan yang ditutup, namun hanya jalan keluar dan masuk RW 02 saja. 
Tujuannya untuk membatasi dan memantau aktivitas warga di dalamnya sehingga hanya 
satu jalan yang digunakan untuk keluar masuk. Selain itu, warga di RW 02 diminta untuk 
tidak beraktivitas jika tidak diperlukan. Kegiatan seperti pertokoan juga untuk sementara 
ditiadakan sesuai dengan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi

terbit  unggahan di media sosial 
Facebook yang memuat sebuah gambar 
ilustrasi penggunaan masker dengan narasi 
yang menyebut bahwa “Islam Jangan 
Liberal!”.
Faktanya, narasi “Islam Jangan Liberal!” pada 
gambar ilustrasi dalam unggahan tersebut 
adalah salah. Konten grafis yang diunggah 
oleh sumber klaim adalah konten yang 
sudah mengalami proses editan atau 
suntingan. Konten asli berasal dari unggahan 
Kumparan.com pada laman Instagram 
resminya. Gambar asli yang digunakan 
adalah konten grafis dengan narasi “JANGAN 
TURUN KE DAGU”, terkait himbauan agar 
masyarakat tak menurunkan maskernya ke 
dagu karena hal ini justru akan mencemari 
masker.


Beberapa pengguna media sosial berbagi sebuah 
video di mana seorang pria mengklaim bahwa strip 
logam di masker medis adalah antena 5G. Video 
tersebut banyak dibagikan dengan judul "5G 
antennae inside of your masks".
Faktanya, klaim bahwa strip logam yang biasa 
terdapat dalam masker medis merupakan antena 
5G merupakan klaim yang salah dan tidak 
berdasar. Dilansir dari Reuters.com, Dr April Baller 
dari WHO mengatakan untuk memverifikasi sisi 
pada masker medis yang mestinya diletakkan di 
atas adalah sisi dimana strip logam berada. Cubit 
strip logam sendiri berfungsi untuk membantu 
membentuk masker di sekitar hidung pengguna 
agar lebih pas dan sesuai dengan bentuk hidung 
kita. Adapun isu-isu yang berkaitan dengan 
jaringan 5G sebagai pemicu Covid-19 sudah pernah 
diklarifikasi sebelumnya sebagai hoaks.


terbit  pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp berisi himbauan kepada warga agar tidak ke 
pasar KM 5 Palembang karena istri dari seorang dokter meninggal dunia akibat Covid-19.
Mengenai kabar yang terbit  tersebut, Dinas Kesehatan Kota Palembang menyatakan bahwa 
pesan tersebut dinyatakan hoaks atau tidak benar. Menurut Kasi Pencegahan dan Pengendalian 
Penyakit Menular (PP2M) Yudhi Setiawan terlepas dari benar atau tidaknya hal tersebut identitas 
seorang yang terpapar Covid-19 tidak akan dipublikasikan ke publik karena hal tersebut bersifat 
privasi seseorang. Yudhi mengatakan informasi yang terbit  tersebut hanya digunakan oleh 
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat resah masyarakat. Direktur PD Pasar 
Palembang Jaya, Abdul mengakui, meski sejauh ini kasus klaster Covid-19 di pasar belum mereda, 
namun pihaknya sebagai pengelola pasar beserta Pemkot Palembang terus mengupayakan 
lingkungan tetap steril dan tidak menimbulkan kasus positif baru.

terbit  informasi di media sosial klaim tentang seorang ahli virus China 
Li-Meng Yan yang menyebut virus Covid-19 merupakan hasil persekongkolan 
jahat. Klaim tersebut disebarkan situs website dengan judul artikel "Takut 
Dibunuh, Ahli Virus China Kabur ke AS : Saya Bersaksi Covid-19 Hasil 
Persekongkolan Jahat".
Faktanya, dilansir dari liputan6.com, klaim tentang seorang ahli virus China 
Li-Meng Yan yang menyebut virus Covid-19 merupakan hasil persekongkolan 
jahat ternyata dibantah oleh pihak Hong Kong University. Menurut 
keterangan HKU, Yan adalah seorang Mahasiswa Pasca Doktoral yang telah 
meninggalkan Universitas. HKU juga mengklarifikasi bahwa Yan belum 
melakukan penelitian tentang topik itu di universitas dari Desember hingga 
Januari.

terbit  sebuah postingan di media sosial 
Facebook dengan narasi "Efek Covid19...banyak 
perusahaan besar yang gulung tikar alias 
Bangkrut dan kena imbas hingga terjadi PHK 
besar2an.. sekelas Airy, Traveloka, Victoria Secret, 
Zara, Rolex, Hermes, Lion Air.. DLL...apalagi 
perusahaan kecil..Jadi untuk ibu2, anak2 yang 
suami/orangtuanya lagi susah nyari duit jgn minta 
yang macam2 dulu yaa.. mikir bertahan hidup dulu 
sdh syukur bisa makan 3x sehari.. apalagi nuduh 
macam2 nnt lakinya bisa kabur gara2 kebanyak 
tekanan". 
Faktanya setelah ditelusuri, Lion Air Group 
membantah kabar yang menyebutkan Lion Air 
akan mengalami kebangkrutan. Corporate 
Communications Strategic of Lion Air Group 
Danang Mandala Prihantoro mengatakan Lion Air, 
Wings Air, dan Batik Air justru akan meningkatkan 
kapasitas penerbangan mulai Juli 2020 dan 
selanjutnya. Danang mengatakan "Jadi tidak 
benar jika ada informasi yang mengatakan Lion Air 
Group berhenti beroperasi, terkait informasi yang 
terbit  ini sedang ditelusuri sumbernya," kata 
Danang dalam pernyataan tertulisnya, Senin 
(6/7/2020).

terbit  postingan di media sosial Twitter yang memuat tangkapan layar dari artikel media 
yang berisi narasi bahwa Mendikbud akan permanenkan belajar dari rumah meski pandemi Covid-19 
sudah berakhir. Dalam postingan tersebut juga berisi narasi yang menanggapi wacana Mendikbud 
tentang pembelajaran jarak jauh tersebut. Dia menilai Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) secara 
permanen, tanpa proses tatap muka, akan menjadi bom waktu pada masa depan.
Dilansir dari laman situs antaranews.com, Mendikbud Nadiem dalam keterangannya di Jakarta, 
Senin (13/7), menegaskan tidak memiliki rencana untuk menjadikan Pendidikan Jarak Jauh secara 
permanen. Menurut Nadiem, banyak yang salah paham dengan pernyataannya beberapa waktu lalu 
terkait Pendidikan Jarak Jauh secara permanen. Dia menjelaskan semua pemangku kebijakan 
menghendaki siswa bisa segera kembali ke Sekolah dan belajar secara tatap muka, jika wabah 
Covid-19 telah mereda. Berdasarkan pernyataan tersebut, postingan yang menyebutkan bahwa 
Mendikbud Nadiem meniadakan pembelajaran tatap muka setelah pandemi Covid-19 adalah 
informasi yang keliru atau disinformasi.

terbit  informasi di media sosial yang mengklaim bahwa tes swab 
usap hidung dapat membahayakan sawar darah otak yakni membran 
semipermeabel yang memisahkan darah dari cairan lain di otak.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu salah. Dikutip dari 
factcheck.afp.com, para ahli mengatakan bahwa tes swab Covid-19 tidak 
dilakukan di dekat penghalang darah otak dan tidak menimbulkan risiko 
bagi kesehatan manusia.

terbit  kabar aktor Jackie Chan menawarkan bantuan uang tunai kepada korban Covid-19 maupun 
orang-orang yang terkena dampak pandemi Covid-19. Kabar itu berawal dari terbit nya video di 
sejumlah platform media sosial yang menampilkan aktor ternama asal Hong Kong itu disertai narasi 
bahwa ia menawarkan bantuan sejumlah uang kepada korban Covid-19.
Faktanya setelah ditelusuri kabar tersebut tidak benar. Dikutip dari factcheck.afp.com, v ideo tersebut 
merupakan hasil suntingan dari dua video yang berbeda. Video pertama diunggah di akun Facebook 
resmi Jackie Chan pada April 2020 berisi imbauan untuk melindungi diri dari Covid-19. Tidak ditemukan 
pernyataan Chan menawarkan sumbangan uang tunai kepada korban Covid-19 maupun mereka yang 
terkena dampak Covid-19 pada video tersebut. Video kedua diambil dari unggahan tahun 2017 di 
halaman Instagram petinju AS Floyd Mayweather.

terbit  informasi yang menyebutkan bahwa 
beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di 
Jakarta terpaksa ditutup karena terdapat beberapa 
karyawan yang positif Covid-19, seperti di RSUD 
Kalideres (8 karyawan positif), RSUD Pasar Rebo (20 
karyawan positif), dan RSUD Depok (12 karyawan 
positif). Kabar tersebut ramai terbit  di media 
sosial Facebook dan Broadcast WhatsApp.
Setelah ditelusuri, informasi yang menyebutkan 
bahwa beberapa RSUD terpaksa ditutup karena 
karyawan positif dan dapat menjadi cluster baru 
Covid-19 tidak sepenuhnya benar. Faktanya, 
beberapa RSUD yang disebutkan dalam pesan 
tersebut, seperti RSUD Kalideres, hanya menutup 
sementara pelayanan karena sedang dilakukan 
sterilisasi gedung sebagai bagian dari program 
pencegahan dan pengendalian Covid-19. 
Selanjutnya, manajemen RSUD Pasar Rebo juga 
menyampaikan klarifikasi bahwa informasi yang 
terbit  sangat berlebihan dan tidak sesuai dengan 
kenyataan yang ada dan pelayanan kesehatan di 
RSUD Pasar Rebo tetap dibuka seperti biasa. 
Sementara RSUD Kota Depok memang sempat 
ditutup akibat 16 pegawai yang positif Covid-19 
untuk keperluan sterilisasi dan pesan tersebut telah 
terbit  2 bulan yang lalu pada Kamis, 21 Mei 2020


terbit  di media sosial sebuah foto yang memperlihatkan mantan presiden Amerika Serikat 
Barack Obama bersama dokter Anthony S. Fauci dan Melinda Gates di sebuah laboratorium. 
Pengunggah dalam narasinya mengklaim ketiga tokoh tersebut berada di sebuah laboratorium 
Wuhan pada tahun 2015. terbit nya foto dan klaim tersebut menimbulkan banyak spekulasi 
terkait Virus Corona (Covid-19).
Faktanya klaim foto yang menyebut Obama, dokter Fauci dan Melinda Gates berada di sebuah 
laboratorium Wuhan pada tahun 2015 tersebut adalah salah. Dikutip dari snopes.com foto itu 
merupakan foto asli Obama dan Fauci tetapi tidak diambil di Wuhan, China pada tahun 2015. 
Wanita dengan baju berwarna merah pun bukan Melinda Gates. Foto tersebut diambil pada bulan 
Desember 2014 di Pusat Penelitian Vaksin di National Institutes of Health di Bethesda, Maryland. 
Foto itu menunjukkan Obama dan Fauci bersama Sylvia Burwell Sekretaris Kesehatan dan 
Layanan Kemanusiaan AS serta Nancy Sullivan Kepala Bagian Penelitian Biodefense yang sedang 
mendiskusikan penelitian Ebola.

terbit  sebuah pesan berantai pada platform WhatsApp dengan narasi yang 
menyebutkan jangan berbelanja dulu ke toko roti Bread Light Peunayong, Banda 
Aceh, karena di sebelah toko roti tersebut ada satu keluarga yang positif Covid-19.
Faktanya, informasi pesan berantai tersebut adalah tidak benar dan cenderung 
menimbulkan keresahan pada sebagian warga Aceh. Pihak Bread Light telah 
mengklarifikasi bahwa informasi pesan tersebut adalah hoaks dan telah melaporkan 
perkara tersebut ke Polda Aceh. Polda Aceh melalui media sosialnya menyebut 
penyidik siber sedang melakukan penyelidikan terhadap pelaku penyebar berita 
bohong tersebut.

terbit  melalui media sosial Facebook perihal informasi adanya pasien positif Corona 
atau Covid-19 di Pasar Segiri, Samarinda. Informasi tersebut terbit  di kalangan 
masyarakat Kota Samarinda dalam beberapa hari terakhir.
Faktanya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas 
Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Osa Rafshodia menegaskan informasi pedagang 
di Pasar Segiri positif Covid-19 adalah hoaks. Osa pada konferensi pers Gugus Tugas 
Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Samarinda, mempersilahkan masyarakat 
untuk tetap beraktivitas di pasar, namun diharapkan tetap mematuhi protokol 
kesehatan yang ada.


terbit  empat video di media sosial 
Facebook yang memperlihatkan orang-orang 
tergeletak di jalan dan dimasukkan ke 
ambulans. Pengunggah dalam narasinya 
mengklaim video-video tersebut terkait 
kondisi Covid-19 di India.
Faktanya setelah ditelusuri tidak benar 
video-video tersebut terkait kondisi pandemi 
Covid-19 di India. Orang-orang yang 
tergeletak di jalan itu bukanlah korban 
Covid-19. Dikutip dari periksafakta.afp.com
keempat video tersebut menunjukkan korban 
kebocoran gas di pabrik kimia di India pada 
bulan Mei 2020. 

terbit  di media sosial infografik yang 
menampilkan peta Kota Bogor dengan 
banyak warna merah dan kuning disertai 
narasi “Mohon jangan ke Bogor dulu. 
Bogor saat ini jadi lautan merah 
membara, penyebaran virusnya banyak 
sekali sayangi keluarga kita ya.. Juga diri 
kita sendiri..”
Faktanya dilansir dari antaranews.com, 
peta sebaran kasus Covid-19 di Bogor 
hingga minggu, 12 Juli 2020 pukul 15.00 
WIB tidak seperti informasi yang terbit  
di media sosial. Sementara itu, peta yang 
disajikan di situs covid19.kotabogor.go.id, 
memang masih terdapat titik-titik merah 
tetapi tidak sebanyak sebagaimana yang 
disebutkan dalam narasi yang terbit  
tersebut. Pada Minggu 12 Juli 2020 
terdapat banyak titik hijau yang 
mengindikasikan orang sembuh dan 
orang tanpa gejala. Adapun tampilan 
infografik yang terbit  itu merupakan 
halaman depan dari surat kabar Radar 
Bogor pada 11 juni 2020

terbit  sebuah video di Facebook disertai 
informasi berbahasa inggris yang 
mengklaim bahwa Organisasi Kesehatan 
Dunia (WHO) menyatakan jika pasien 
Covid-19 tidak perlu diisolasi dan 
dikarantina. Dalam informasi juga disebut 
jarak sosial tidak diperlukan karena 
Covid-19 tidak dapat ditransmisikan dari 
orang ke orang. 
Faktanya informasi yang disertakan pada 
video tersebut adalah salah. Dilansir dari 
reuters.com, video yang disebarkan 
tersebut merupakan video Dr. Maria Van 
Kerkhove, pimpinan teknis WHO yang 
telah dipotong dan digabungkan dengan 
video lain sehingga menimbulkan persepsi 
yang keliru. WHO sendiri telah 
menyatakan bahwa isolasi dan karantina 
adalah tindakan penting dalam 
penanganan Covid-19 untuk menghindari 
menulari orang lain. Menurut pedoman 
WHO, bukti saat ini menunjukkan bahwa 
sebagian besar penularan Coronavirus 
terjadi dalam kontak dekat antara orang ke 
orang, untuk itu social distancing, isolasi 
dan karantina adalah upaya yang sangat 
penting.

terbit  luas di media sosial sebuah foto 
disertai informasi yang menyebut ada 
rombongan jemaah haji dari Padang 
Sumatera Barat yang berangkat ke 
Bandara untuk selanjutnya menuju Tanah 
Suci untuk menunaikan haji tahun 2020. 
Jemaah disebut bisa berangkat karena ada 
lobi khusus tokoh dan ulama Padang 
dengan Kerajaan Arab Saudi.
Faktanya Kepala Kanwil Kemenag Provinsi 
Sumatera Barat H. Hendri memastikan 
bahwa informasi tersebut tidak benar alias 
hoaks. Adapun foto yang terbit  tersebut 
adalah foto lama yaitu foto keberangkatan 
jemaah haji tahun 2018. Dilansir dari 
kemenag.go.id, Kemenag telah 
menerbitkan Keputusan Menteri Agama 
(KMA) No. 494 Tahun 2020 tentang 
Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji 
pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 
1441 H/2020 M. Kanwil Kemenag Sumbar 
juga sudah mensosialisasikan kebijakan ini 
ke 19 Kankemenag Kabupaten/Kota sejak 
Juni