Tampilkan postingan dengan label peredaran darah 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label peredaran darah 2. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Maret 2024

peredaran darah 2

  



















































































SISTEM PERDARAN DARAH 

 

Sistem sirkuasi dibangun oleh darah, sebagai medium transportasi tempat bahan-

bahan yg akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan, pembuluh darah yang 

berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari 

jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikannya ke jantung, dan jantung yang 

berfungsi memompa darah agar mengalir ke seluruh  jaringan. 

 Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis dengan berfungsi sebagai sistem  

transportasi tubuh dengan mengangkut oksigen, karbondioksida, zat-zat sisa, elektrolit, 

nutrisi dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Bagaimanakah 

sistem ini bekerja? Berikut ini akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan sistem 

peredaran darah pada pasien .  

 

A. darah 

Secara historis, banyak budaya di seluruh dunia, baik kuno dan modern,

meyakini kemagisan darah. Darah dianggap sebagai "esensi kehidupan" karena hilangnya 

darah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kematian.  Dari zaman dahulu, orang 

telah melihat darah sebagai penyebab adanya kehidupan. Gladiator Romawi meminum 

darah karena mengganggap darah memiliki kekuatan vital yang bisa membentengi diri 

dari pertempuran. Darah juga dikaitkan  dalam menentukan karakter dan emosi. Orang 

dari keturunan bangsawan digambarkan sebagai "darah biru," sedangkan penjahat 

dianggap memiliki darah "buruk". Dikatakan juga bahwa kemarahan memicu  darah  

"mendidih”. Bahkan saat ini, kita menjadi  khawatir ketika kita menemukan diri kita 

berdarah, dan dampak emosional dari darah sudah cukup untuk membuat banyak orang 

pingsan saat melihatnya. 

Darah melakukan banyak fungsi penting untuk kehidupan dan dapat 

mengungkapkan banyak tentang kesehatan kita. Darah yaitu  jenis jaringan ikat, terdiri 

atas sel-sel (eritrosit, leukosit, dan trombosit)  yang terendam pada cairan kompleks 

plasma (gambar 1). Darah membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh. Pergerakan 

konstan darah sewaktu mengalir dalam pembuluh darah memicu  unsur-unsur sel 

tersebar merata di dalam plasma. Di bawah ini akan dipaparkan tentang darah meliputi, 

fungsi darah, komposisi darah (plasma, sel darah), proses pembekuan darah, 

penggolongan darah, kelainan pada darah. 

 



1. FUNGSI DAN KOMPOSISI DARAH 

 

a. Fungsi Darah 

Fungsi darah masuk ke dalam tiga kategori, yaitu transportasi, pertahanan, dan 

regulasi, yang akan dibahas berikut ini.  

1) Darah yaitu  media transportasi utama yang mengangkut gas, nutrisi dan produk 

limbah.  Oksigen dari paru-paru diangkut darah dan didistribusikan ke sel-sel. 

Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke paru-paru untuk dibuang 

setiap kali kita menghembuskan nafas. Darah juga mengangkut produk-produk 

limbah lain, seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal untuk dieliminasi. Selain 

itu, darah mengambil nutrisi dari saluran pencernaan untuk dikirimkan ke sel-sel. 

Selain transportasi nutrisi dan limbah,  darah mengangkut hormon yang disekresikan 

berbagai organ ke dalam pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan. Banyak zat 

yang diproduksi di salah satu bagian tubuh dan diangkut ke bagian yang lain, untuk 

dimodifikasi. Sebagai contoh, prekursor vitamin D diproduksi di kulit dan diangkut 

oleh darah ke hati dan kemudian ke ginjal untuk diproses menjadi vitamin D  aktif. 

Vitamin D aktif diangkut  darah ke usus kecil, untuk membantu penyerapan kalsium. 

Contoh lain yaitu  asam laktat yang dihasilkan oleh otot rangka selama respirasi 

anaerob. Darah membawa asam laktat ke hati yang akan diubah menjadi glukosa. 

2) Darah berperan dalam menjaga pertahanan tubuh dari invasi patogen dan menjaga 

dari kehilangan darah. Sel darah putih tertentu mampu menghancurkan patogen 

dengan cara fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan mengeluarkan 

antibodi. Antibodi yaitu  protein yang akan bergabung  dengan patogen tertentu 

untuk dinonaktifkan. Patogen yang dinonaktifkan kemudian dihancurkan oleh sel-sel 

darah putih fagosit. Ketika ketika cedera, terjadi pembekuan darah sehingga menjaga  

terhadap kehilangan darah. Pembekuan darah melibatkan trombosit dan beberapa 

protein seperti trombin dan fibrinogen. Tanpa pembekuan darah, kita bisa mati 

kehabisan darah sekalipun dari luka yang kecil. 

3) Darah memiliki fungsi regulasi dan memainkan peran penting dalam homeostasis. 

Darah membantu mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Menjelaskan fungsi darah 

- Menjelaskan komposisi darah 

dari otot yang aktif, dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah 

diangkut ke pembuluh darah  yang melebar di kulit. Panas  akan menyebar ke 

lingkungan, dan tubuh mendingin kembali ke suhu normal. Bagian cair dari darah 

(plasma), mengandung garam terlarut dan protein. Zat terlarut ini menciptakan 

tekanan osmotik darah. Dengan cara ini, darah berperan dalam membantu menjaga 

keseimbangan. Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH darah), 

mengatur keseimbangan asam-basa tubuh dan tetap pada pH yang relatif konstan 

yaitu 7,4. 

 

b. Komposisi Darah 

Darah yaitu  jaringan, dan, seperti jaringan apapun, mengandung sel dan 

fragmen sel. Secara kolektif, sel-sel dan fragmen sel disebut elemen padat. Sel dan  

fragmen sel tersuspensi dalam cairan yang disebut plasma. Oleh karena itu, darah 

diklasifikasikan sebagai jaringan ikat cair. Gambar 3 berikut menggambarkan komposisi 

darah sesudah  darah disentrifugasi. 

Elemen padat pada darah  yaitu  sel darah merah (eritrosit), sel darah putih 

(leukosit), dan keping darah (trombosit) (Gambar 4).  Bagian ini diproduksi di sumsum 

Gambar 3. Komposisi Darah. 

Sentrifugasi sampel darah memisahkan eritrosit 

dari leukosit, trombosit (buffy coat) dan 

plasma. 

Hematokrit yaitu  persentase darah yang 

mengandung oleh sel darah merah, 

berdasarkan contoh hematokritnya yaitu  45% 

 

tulang merah, yang dapat ditemukan di sebagian besar tulang anak tetapi hanya dalam 

tulang tertentu pada orang dewasa.  

 

Gambar 4. Elemen padat darah.  

Berdasarkan gambar tersebut  apakah yang tidak dimiliki oleh eritrosit dan trombosit  

(platelet) jika dibandingkan dengan yang lainnya? 

 

2. PLASMA 

 

 

Jika sampel darah disentrifugasi, terlihat pada bagian teratas  cairan berwarna 

kuning pucat yang volumenya sekitar 55% dari volume total. Cairan tersebut dinamakan 

plasma. Plasma yaitu  media transportasi bagi sel-sel darah dan trombosit. Sekitar 90% 

Saladin (2009) 

 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Menjelaskan komponen-komponen yang terdapat dalam pasma darah 

- Mendeskripsikan fungsi dari protein plasma 

 

UJI Kemampuanmu 

1. Bagaimanakah darah dapat mengatur suhu tubuh, tekanan osmosis, 

dan pH tubuh? 

2. Jelaskan mengapa darah termasuk ke dalam jaringan ikat! 

dari plasma yaitu  air. Sisanya bagian yang terlarut meliputi  protein, hormon, dan lebih 

dari 100 molekul berukuran  kecil (termasuk asam amino, lemak, karbohidrat kecil, 

vitamin, dan berbagai produk limbah metabolisme), dan ion. 

Kelompok terbesar zat terlarut dalam plasma 

terdiri dari protein plasma, yang melayani berbagai 

fungsi. Protein plasma penting yaitu  albumin, globulin, 

dan protein pembekuan (fibrinogen). Hampir dua pertiga 

dari protein plasma yaitu   albumin, yang terutama 

berfungsi untuk menjaga keseimbangan air agar sesuai 

antara darah dan cairan interstitial. Diproduksi di hati, 

Albumin juga mengikat molekul tertentu (seperti bilirubin 

dan asam lemak) dan obat-obatan (seperti penisilin) dan 

membantu transportasi mereka dalam darah.  

Globulin (alpha, beta, dan gamma) yaitu  

kelompok  protein yang mengangkut berbagai zat dalam 

darah. Banyak beta globulin mengikat lipid (lemak) 

molekul, seperti kolesterol. Ketika protein menempel ke 

salah satu molekul-molekul ini, menciptakan sebuah 

kompleks yang disebut lipoprotein. Dua lipoprotein 

penting yaitu  low-density lipoprotein (LDL) dan high-

density lipoprotein (HDL).  LDL kadang-kadang disebut 

"kolesterol jahat", karena jika kadarnya dalam darah 

tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah 

kesehatan jantung. Tingginya kadar HDL sering 

menunjukkan risiko lebih rendah terhadap penyakit 

kardiovaskular. Gamma globulin berfungsi sebagai 

bagian dari sistem pertahanan tubuh, membantu 

melindungi terhadap infeksi dan penyakit.  

Protein pembekuan seperti fibrinogen,  

memainkan peran penting dalam proses pembekuan 

darah. Pembekuan darah meminimalkan kehilangan darah dan membantu 

mempertahankan homeostasis sesudah  cedera.  

Selain protein plasma, plasma mengangkut berbagai molekul lain, termasuk ion 

(juga disebut elektrolit), hormon, nutrisi, produk-produk limbah, dan gas. Elektrolit 

KORELASI KLINIS 

 

Edema 

Edema yaitu  penimbunan 

cairan secara berlebihan di 

antara sel-sel tubuh atau di 

dalam berbagai rongga tubuh. 

Edema dapat disebabkan oleh 

kekurangan protein plasma.  

Penurunan konsentrasi 

protein plasma dapat 

memicu  penurunan 

tekanan osmotik plasma. 

Penurunan ini memicu  

filtrasi cairan yang keluar dari 

pembuluh lebih tinggi, 

sementara jumlah cairan yang  

direabsorpsi kurang dari 

normal, dengan demikian 

terdapat cairan tambahan yang 

tertinggal di ruang–ruang 

interstisium yang disebut 

edema. 

 Edema yang disebabkan 

oleh penurunan konsentrasi 

protein plasma dapat terjadi 

melalui beberapa cara, yaitu 

pengeluaran berlebihan protein 

plasma di urin akibat penyakit 

ginjal; penurunan sintesis 

protein plasma akibat penyakit 

hati (hati mensintesis hampir 

semua protein plasma); 

makanan yang kurang 

mengandung protein ; atau 

pengeluaran protein akibat luka 

bakar yang luas.  

seperti natrium dan kalium berkontribusi pada pengendalian fungsi sel dan volume sel. 

Hormon yang dikeluarkan kelenjar endokrin, mengangkut informasi ke seluruh tubuh. 

Nutrisi seperti karbohidrat, asam amino, vitamin, dan zat-zat lain yang diserap dari 

saluran pencernaan atau diproduksi oleh reaksi metabolisme sel. Produk limbah dalam 

plasma termasuk karbon dioksida, urea, dan asam laktat. Gas terlarut dalam plasma 

yaitu  oksigen yang penting untuk metabolisme dan karbondioksida yang merupakan 

produk sisa metabolisme. 

 


 

 

Fibrinogen 

 

Turut bertanggung  jawab terhadap viskositas darah dan tekanan 

osmotik; bertindak sebagai penyangga; mengangkut asam lemak, 

bilirubin bebas, dan hormon tiroid 

 

Melindungi jaringan dari kerusakan oleh peradangan (alpha-1 

antitrypsin); mengangkut hormon tiroid (thyroid-binding 

globulin), kortisol (transcortin), dan  testosteron dan estrogen 

(hormone–binding globulin);  mengangkut lipid  (misalnya, 

kolesterol dalam HDL); mengkonversi besi Fe2+ menjadi Fe3+; 

mengangkut hemoglobin yang dilepaskan dari sel-sel darah 

merah yang rusak. 

  

Mengangkut besi (transferin), mengangkut lipid (beta lipoprotein) 

terutama kolesterol dalam LDL; terlibat dalam imunitas (sebagai 

pelengkap) 

 

Terlibat dalam imunitas (sebagaian besar antibodi yaitu  gama 

globulin, tetapi beberapa alpha dan beta globulin) 

 

Pembekuan darah 

Ion 

Sodium, potassium, 

kalsium, magnesium, 

klorida, besi, fosfat, 

hidrogen, hidroksida, 

bikarbonat 

Terlibat dalam osmosis, potensial membran, dan keseimbangan 

asam-basa 

Nutrisi 

Glukosa, asam amino, 

trogliserol, kolesterol 

 

Vitamin 

 

Sumber energi, membangun molekul kompleks 

 

 

Meningkatkan aktvitas enzim 

Produk limbah 

Urea, asam urta, 

kreatinin, garam 

amonia 

      

      Bilirubin 

 

 

Produk pemecahan metabolisme protein; diekskresikan oleh ginjal  

 

 

 

Produk pemecahan sel darah merah; diekskresikan dari empedu 

ke usus 

 

      Asam laktat 

 

Produk respirasi anaerobik, dikonversi menjadi gula di hati 

Gas 

Oksigen 

 

 

Karbondioksida 

 

 

Nitrogen 

 

Penting utuk respirasi aerobik, terminal akseptor elektron dalam 

rantai transpor elektron 

 

Produk sisa pernapasan aerobik; sebagai bikarbonat dapat 

menyangga darah 

 

Tidak bereaksi (inert) 

Substansi pengatur Mengkatalisasi reaksi enzimatik; merangsang atau menghambat 

fungsi hormon 

         

 

3. SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) 

 

 

Sel-sel darah yang paling banyak yaitu  sel-sel darah merah atau eritrosit dengan 

persentase sekitar 99,9% dari seluruh  elemen padat darah. Dalam darah,  jumlah 

eritosit sekitar 700 kali lebih banyak dibandingkan sel-sel darah putih (leukosit) dan 17 

kali lebih banyak dari keping darah (trombosit).  

Setiap laki-laki dewasa dalam 1 mikroliter atau 1 milimeter kubik (mm3) darahnya 

mengandung sekitar 4,5 – 6,3 juta eritrosit, sedangkan  perempuan dewasa mengandung 

4,2 – 5,5 juta eritrosit. Jumlah eritrosit yang lebih tinggi pada laki-laki karena laki-laki 

memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan  perempuan, dan konsentrasi 

eritrosit yang lebih besar diperlukan untuk menyediakan oksigen yang dibutuhkan untuk 

metabolisme sel-sel.  

UJI Kemampuanmu 

1. Apakah yang dimaksud dengan plasma? 

2. Komponen-komponen apakah yang terdapat dalam plasma? 

3. Apakah fungsi dari albumin, globulin dan fibrinogen? 

4. Apakah yang terjadi jika tubuh kekurngan protein plasma? 

5.  

 

 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Mendeskripsikan struktur dan fungsi eritrosit 

- Menjelaskan peran haemoglobin dalam pengangkutan gas 

- Menjelaskan siklus hidup eritrosit 

- Memberikan contoh kelainan pada eritrosit 

-  

 

Setetes darah  mengandung sekitar 

260 juta eritrosit, dan rata-rata darah 

orang dewasa mengandung 25 triliun 

eritrosit. Jumlah eritrosit  sekitar sepertiga 

dari keseluruhan jumlah sel yang terdapat 

dalam tubuh pasien .  

 

Struktur 

Eritrosit yang normal berbentuk cakram atau piringan yang di bagian tengah 

kedua sisinya mencekung  (bikonkaf), dengan diameter sekitar 7,5 μm. Bentuk bikonkaf 

memberikan keuntungan yaitu menjadikan eritrosit memiliki permukaan yang lebih luas 

bagi difusi oksigen, dibandingkan dengan bentuk bulat datar dengan ukuran yang sama, 

dan membuat pergerakan gas ke dalam dan ke luar sel berlangsung lebih cepat. Selain 

itu eritrosit juga bersifat fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit berjalan melalui 

kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan oksigen ke jaringan tanpa 

mengalami keruksakan. Diameter eritrosit dalam keadaan nomal 7,5 – 8 μm mampu 

mengalami deformasi pada saat melalui kapiler yang bahkan berdiameter 3 μm. Eritrosit 

tidak memiliki inti atau organel yang lain. Sepertiga isi eritrosit yaitu  haemoglobin 

(pigmen merah). Kandungan haemoglobin dalam eritrosit inilah  yang menjadikan darah 

berwarna merah. Dalam satu eritrosit mengandung sekitar 280 juta molekul 

haemoglobin. Isi sel darah merah lainnya termasuk lipid, adenosin trifosfat (ATP), dan 

enzim karbonat anhidrase. 

 

 


 

TAHUKAN ANDA? 

Konsentrasi eritrosit lebih tinggi pada orang 

yang tinggal di dataran tinggi karena 

berkurangnya tekanan atmosfer dan 

konsentrasi oksigen. Hal ini akan mengurangi 

tingkat  oksigen yang masuk ke dalam darah, 

memicu  penurunan konsentrasi oksigen 

dalam darah, yang pada gilirannya, 

merangsang produksi eritrosit. 

 



Eritrosit  memiliki dua fungsi utama, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru  

dan mengendarkannya ke jaringan yang lain. Eritrosit juga mengangkt karbondioksida 

dari jaringan untuk dibawa ke paru-paru. Pengangkutan gas dalam eritrosit dilakukan 

oleh haemoglobin.  

 

Haemoglobin 

Haemoglobin terdiri atas dua bagian, yaitu globin suatu protein polipeptida yang 

sangat berlipat-lipat. Gugus nitrogenesa non protein mengandung besi yang dikenal 

sebagi hem (heme) yang masing-masing terikat pada satu polipeptida.  Setiap atom besi 

dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul oksigen. Dengan demikian setiap 

molekul haemoglobin dapat mengangkut empat oksigen. Karena oksigen kurang larut 

dalam darah, 98,5% oksigen yang diangkut dalam darah terikat pada Hb. 

 


 

Ketika darah mengalir melalui paru-paru, oksigen berdifusi dari ruang udara di 

paru-paru ke dalam darah. Oksigen memasuki eritrosit dan bergabung dengan 

hemoglobin membentuk oksihemoglobin (Hb02), yang memberikan warna merah terang 

untuk darah. sesudah  melepas oksigen dari oksihemoglobin ke sel-sel tubuh, darah yang 

telah melepaskan oksigennya (deoxyhemoglobin) dan membawa sejumlah kecil 

karbondioksida dari sel-sel tubuh kembali ke paru-paru untuk melepaskan 

karbondioksida. Deoxyhemoglobin memberikan warna merah gelap (rona kebiruan) untuk 

darah.  

Selain mengangkut oksigen, Hb dapat berikatan dengan karbondioksida. Bagian 

ion hidrogen asam (H⁺) dari asam karbonat yang terionisasi yang dibentuk dari CO₂ pada 

tingkat jaringan. Enzim karbonat anhidrase  berperan penting dalam mengangkut CO₂. 

Enzim ini mengkatalis reaksi kunci yang akhirnya memicu  perubahan CO₂ hasil 

l

metabolisme menjadi ion bikarbonat (HCO₃⁻) yaitu bentuk utama transportasi CO₂ dalam 

darah. Dengan demikian eritrosit ikut serta dalam pengangkutan CO₂ melalui 2 cara 

melalui Hb dan konversi ke HCO ₃⁻ oleh karbonat anhidrase.  Hb juga dapat mengikat 

karbonmonoksida membentuk karboksihaemoglobin, gas yang dalam keadaan normal 

tidak terdapat dalam darah tetapi jika terhirup menempati tempat pengikatan O₂ di Hb 

sehingga dapat memicu  keracunan karbonmonoksida.  

 

Siklus hidup Eritrosit 

Umur eritrosit pendek, tanpa DNA dan RNA, eritrosit tidak dapat membentuk 

protein untuk memperbaiki sel, pertumbuhan, pembelahan dan memperbaharui pasokan 

enzim.  Usia eritrosit hanya mampu bertahan selama 120 hari. Selama rentang waktu 4 

bulan, eritrosit pengembara sekitar 700 mil ketika bersirkulasi melalui pembuluh darah. 

Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasmanya tidak dapat diperbaharui menjadi 

rapuh dan rentan, serta mengalami kerusakan  ketika masuk ke dalam sistem pembuluh 

sempit. Sebagian besar eritrosit mengakhiri hidupnya di limfa, karena jaringan 

kapilernya sempit dan berbelit-belit. Selain menghancurkan eritrosit, limfa juga berfungsi 

untuk menyimpan eritrosit sehat di dalam pulpa interiornya, tempat penyimpanan 

trombosit dan banyak mengandung limfosit. Eritrosit yang rusak ditelan dan dicerna oleh 

sel makrofag dengan cara fagositosis. Bagian heme dari hemoglobin dipecah menjadi  

besi dan pigmen kuning yang disebut bilirubin. Komponen besi  disimpan sementara di 

hati dan limpa sebelum didaur ulang di sumsum tulang merah dan digunakan untuk 

membentuk lebih banyak hemoglobin baru. Bilirubin (pigmen empedu) disekresikan oleh 

hati dalam empedu, yang dibawa oleh saluran empedu ke dalam usus kecil. 

Eritrosit tidak dapat membelah diri, untuk menggantikan jumlahnya yang mati 

diproduksi eritrosit baru oleh sumsum tulang. Proses pembentukan  eritrosit disebut 

eritropoiesis. Kecepatan pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang yaitu  2 – 3 

juta eritrosit/detik mengimbangi musnahnya sel-sel eritrosit tua, sehingga tetap dalam 

kondisi yang seimbang. Dalam keadaan normal 2,5 juta eritrosit hancur dalam setiap 

detik atau sekitar 0,00001% dari total seluruh jumlah eritrosit (25 triliun) yang mengalir 

dalam sirkulasi darah orang dewasa. Eritropoiesis dikontrol oleh hormon ertropoietin dari 

ginjal dan testosterone.  

Produksi eritrosit bervariasi tergantung konsentrasi oksigen dalam darah. Jika 

konsentrasi oksigen darah rendah (hipoksia), seperti sesudah  perdarahan, eritropoietin 

ginjal dan hati dilepaskan, sehingga produksi eritrosit oleh sumsum tulang merah 

 

meningkat. Ketika eritrosit baru ditambahkan ke darah dan konsentrasi oksigen 

meningkat ke tingkat normal, produksi eritropoietin menurun, memicu  penurunan 

produksi eritrosi, sehingga jumlah eritrosit selalu seimbang. 

Besi, asam folat, dan vitamin B12 diperlukan untuk produksi eritrosit. Besi 

diperlukan untuk sintesis hemoglobin karena setiap molekul hemoglobin mengandung 

empat atom besi. Asam folat dan vitamin B12 diperlukan untuk sintesis DNA selama 

tahap awal pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang merah. Vitamin B12 kadang-

kadang disebut faktor ekstrinsik karena diperoleh eksternal untuk tubuh.  

 

 

 

Kelainan Eritrosit 

 Jumlah eritrosit normal harus berada pada kisaran 4 – 6 juta sel/m3 darah. 

Berbagai penyakit dapat mempengaruhi jumlah eritrosit. Berikut ini beberapa kelainan 

atau gangguan yang terjadi pada eritrosit. 

a. Polisitemia yaitu  gangguan yang ditandai oleh jumlah eritrosit terlalu berlebihan 

(banyak). Hal ini dapat disebabkan oleh cacat produksi sel induk, penurunan volume 

plasma akibat dehidrasi, atau pengaruh ketinggian. Akibatnya berkurangnya aliran 

darah, penyumbatan kapiler, dan peningkatan ketebalan darah. Kondisi ini dapat 

memicu  hipertensi atau tekanan darah tinggi. 

 

Anda dapat mengunduh macromedia flash tentang perombakan haemoglobin pada alamat 

http://course.zju.edu.cn/532/study/theory/2/Respiratory%20system/Hemoglobin%20breakdown.swf 



b. Anemia 

Dalam kondisi normal, tingkat hemoglobin darah yaitu  12-17 gram per 100 mililiter. 

Pada penderita anemia, jumlah eritrosit sedikit, dan/atau sel-sel eritrosit tidak 

memiliki cukup hemoglobin. Anemia dapat diklasifikasikan dalam salah satu dari 

beberapa kategori yang akan diuraikan berikut ini. 

1. Anemia gizi  

 Anemia yang penyebab utamanya yaitu  kekurangan zat nutrisi terutama zat besi. 

Zat besi bisa terdapat pada bahan makan hewani, yakni daging dan hati. Gejala-

gejala umum dari anemia yaitu  tampak pucat, lemas dan lesu. Suplemen zat besi 

dalam makanan dapat membantu mencegah anemia jenis ini. 

2. Anemia pernisiosa 

Anemia pernisiosa yaitu  bentuk lain dari anemia gizi. Saluran pencernaan tidak 

mampu menyerap cukup vitamin B12, yang penting untuk perkembangan sel 

darah merah. Tanpa vitamin B12, sel darah merah yang belum matang cenderung 

menumpuk di dalam sumsum tulang. Suplemen vitamin, dan/atau suntikan vitamin 

B12 yaitu  pengobatan yang efektif. 

3. Anemia Aplastik  

 Adanya kelainan atau kerusakan pada “pabrik” pembuat sel darah merah sehingga 

tidak dapat memproduksi ke tiga komponen darah dengan baik, sehingga, bagi 

penderita anemia aplastik  harus selalu memperoleh suplai darah melalui transfusi. 

Transplantasi sumsum tulang yaitu  salah satu pilihan untuk mengobati kondisi 

ini. 

4. Anemia Hemolitik  

Anemia Hemolitik terjadi karena laju kerusakan eritrosit meningkat (hemolisis 

yaitu  pecahnya sel darah merah). Penyakit ini umumnya memicu  eritrosit 

mudah pecah oleh berbagai sebab, dapat akut atau kronik. Anemia hemolotik 

akut umumnya disebabkan oleh gigitan binatang, seperti ular atau sengatan 

lebah. Anemia hemolitik  dapat disebabkan kekurangan enzim untuk membentuk 

eritrosit, seperti kekurangan enzim G-6PD, atau adanya kelainan membran atau 

dinding eritrosit. Penyakit-penyakit ini umumnya diturunkan dari orang tua. 

5. Anemia sel sabit (sickle cell anemia) 

Anemia sel sabit merupakan penyakit keturunan. Penderita anemia sel sabit 

eritrositnya memiliki bentuk abnormal, yaitu bentuk sabit dengan hemoglobin 

abnormal dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup. Eritrositnya rapuh, 

mudah merobek ketika mereka melalui kapiler yang sempit. Akibatnya, jumlah 

eritrositnya jauh lebih sedikit dari biasanya, dan mengakibatkan gejala anemia. 

Kedua orang tua harus membawa gen penyakit sel sabit sehingga anak akan 

menderita anemia sel sabit. Seseorang dengan gen tunggal dikatakan memiliki 

sifat sickle cell, dan tidak memiliki gejala penyakit.  Variasi keparahan 

mengakibatkan kematian sebelum usia 30, untuk kasus ringan, tanpa gejala.  

 

Gambar 8. Bentuk eritrosit pada penderita anemia sel sabit (A) eritrosit normal (B) 

(Saladin, 2009) 

6. Talasemia  

Talasemia yaitu  penyakit keturunan banyak ditemukan pada orang Afrika, 

Mediterania, dan Asia, termasuk Indonesia. Angka pembawa sifat penyakit ini di  

Indonesia berkisar 3 – 10%, artinya 10 dari 100 orang Indonesia yaitu  

pembawa sifat penyakit ini. Pembawa sifat disebut talasemia minor. Mereka tidak 

pernah memperlihatkan gejala yang berarti, hanya saja saat diperiksa Hb-nya 

umumnya di bawah nilai normal. Jika diperiksa lebih dalam lagi, ukuran sel darah 

merahnya lebih kecil dari normal. Penderita talasemia produksi hemoglobinnya 

sedikit dan kematian dapat terjadi pada usia 20an. Kasus ringan menghasilkan 

anemia ringan. Anak penderita talasemia membutuhkan transfusi seumur hidup 

dengan segala resiko transfusi.  

UJI Kemampuanmu 

1. Deskripsikan  bagaimana struktur eritrosit! 

2. Jelaskkan struktur dan fungsi haemoglobin! 

3. Apakah yang dimaksud dengan talasemia? 

 


4. SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT) 


Sel darah putih (leukosit) berbeda dari eritrosit dalam hal struktur, jumlah 

maupun fungsinya. Ukuran leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan memiliki inti. 

Leukosit tidak memiliki haemoglobin sehingga tidak berwarna. Jumlah leukosit tidak 

sebanyak eritrosit, berkisar 5 – 10 juta per milimeter darah atau rara-rata 7 juta 

sel/milimeter darah yang dinyatakan dengan 7000 /mm³. Leukosit merupakan sel darah 

yang paling sedikit jumlahnya sekitar 1 sel leukosit untuk setiap 700 eritrosit. Jumlah 

leukosit dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan pertahanan yang selalu berubah-

ubah.  

Leukosit memiliki fungsi menahan invasi oleh pathogen melalui proses fagositosis; 

mengidentifikasi  dan menghancurkan sel kanker yang muncul di dalam tubuh; 

Membersihkan sampah tubuh  yang berasal dari sel yang mati atau cedera.  

(Saladin, 2009) 

Gambar 9. Struktur Leukosit (TEM), Contoh Leukosit Tipe Eosinofil  

 

Terdapat lima tipe leukosit, yaitu granulosit (neutrofil, eusinofil, basofil) yang 

sifatnya polimorfonuklear (memiliki inti lebih dari satu lobus) dan granulosit (monosit, 

limfosit) yang memiliki hanya satu lobus pada intinya (mononuklear), seperti yang terlihat 

pada Gambar 10 di bawah ini. 

 

Gambar 10. Jenis-jenis Leukosit (Martini et al, 2012) 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Mendeskripsikan fungsi leukosit 

- Membedakan leukosit granuler dan agranuler 

- Memberikan contoh kelainan pada leukosit 


Leukosit di produksi dalam sumsum tulang merah, 

dan produksi setiap tipe leukosit diatur oleh protein yang 

disebut colony-stimulating factor (CSF).  Granulosit dan 

monosit dihasilkan hanya di sumsum tulang, sedangkan 

limfosit juga dihasilkan di jaringan limfoid (jaringan yang 

mengandung limfosit seperti kelenjar limfe dan tonsil). 

Berbagai jenis leukosit diproduksi dengan berbagai 

tingkat kecepatan, bergantung pada jenis dan luas 

serangan yang dihadapi. Pada orang dengan sumsum 

tulang yang berfungsi normal, jumlah leukosit dapat 

menjadi  dua kali lipat dalam hitungan jam, jika memang 

diperlukan. Banyak leukosit hanya hidup beberapa hari, 

kemungkinan mati karena bertempur melawan patogen. 

Leukosit lainnya dapat hidup selama berbulan-bulan atau 

bahkan bertahun-tahun. 

 Tidak seperti eritrosit, leukosit hanya beredar 

dalam waktu singkat dalam pembuluh darah sepanjang 

hidupnya. Leukosit bermigrasi melalui jaringan ikat dan 

jaringan padat tubuh, mengunakan aliran darah untuk 

berpindah dari satu organ ke organ lainnya dan untuk 

menuju ke tempat yang mengalami infeksi atau cedera. 

Ketika leukosit beredar di sepanjang kapiler, leukosit 

dapat mendeteksi tanda kimia adanya kerusakan di 

sekitar jaringan. Jika masalah terdeteksi, leukosit 

meninggalkan aliran darah dan memasuki area yang 

mengalami kerusakan.  

 Sirkulasi leukosit mempunyai karakteristik sebagai 

berikut: 

a. Semua leukosit dapat keluar dari pembuluh darah. 

Ketika leukosit di dalam pembuluh darah diaktivasi, leukosit akan mendekati dan 

menempel pada dinding pembuluh darah dalam suatu proses yang disebut 

marginasi. sesudah  berinteraksi lebih lanjut dengan sel endotel (epitel pembuluh 

darah), leukosit yang teraktivasi menembus endotel dan  memasuki jaringan. 

Proses ini disebut emigrasi atau diapedesis. 

KORELASI KLINIS 

Salah satu prosedur klinis 

yang paling umum dalam 

pemeriksaan fisik rutin dan 

diagnosis penyakit yaitu  

perhitungan darah lengkap 

(count Blood Cell/CBC). CBC 

menghasilkan profil yang 

sangat informatif berkaitan 

dengan jumlah eritrosit, 

leukosit, dan trombosit per 

mikroliter darah; angka relatif 

(persentase) dari masing-

masing jenis leukosit; 

hematokrit; konsentrasi 

hemoglobin; dan berbagai 

indeks eritrosit seperti  ukuran 

(mean corpuscular volume, 

MCV) dan konsentrasi 

hemoglobin/eritrosit (mean 

corpuscular hemoglobin, MCH). 

Hari ini, sebagian besar 

laboratorium menggunakan 

penghitung counter elektronik. 

Perangkat ini mengambil 

sampel darah melalui tabung 

yang sangat sempit dengan 

sensor yang mengidentifikasi 

jenis sel dan ukuran sel dan 

kadar hemoglobin. Counter ini 

memberikan hasil yang lebih 

cepat dan lebih akurat 

dibandingkan metode visual 

yang lama. 

Berbagai jenis penyakit 

dapat didiagnosis dengan CBC, 

seperti anemia, kelainan 

ukuran, bentuk eritrosit,  kadar 

hemoglobin. Kekurangan 

trombosit, kelebihan neutrofil 

dll.  

 

 

b. Semua leukosit mampu bergerak secara amoeboid. Gerak amoeboid yaitu  

pergerakan meluncur yang disebabkan oleh aliran sitoplasma ke arah yang dituju 

(pergerakan ini diberi nama amoeboid karena serupa dengan pergerakan 

Amoeba). Mekanisme gerak amoeboid tidak sepenuhnya dipahami, tetapi 

melibatkan pengaturan ikatan secara terus menerus antara filamen aktin dalam 

sitoskeletin, dan membutuhkan ion kalsium serta ATP. Pergerakan amoeboid 

memungkinkan leukosit melewati endotelium menuju jaringan perifer. 

c. Semua leukosit tertarik pada rangsangan kimiawi khusus. Karakteristik ini disebut 

koemotaksis positif, yang akan menuntun leukosit untuk menyerang patogen, 

menuju jaringan rusak atau yang lainnya. 

d. Neutrofil, Eosinofil, dan Monosit mampu melakukan pagositosis. Sel-sel leukosit 

tersebut dapat menelan patogen, sel debris atau materi-materi yang lain. 

Neutrofil dan eosinofil kadang-kadang disebut mikrofagh untuk membedakan 

dengan makrofagh yang lebih besar dalam jaringan ikat. Makrofagh yaitu  

monosit yang keluar dari pembuluh darah dan menjadi sangat aktif melakukan 

pagositosis. 

 

 

 

 

Jenis-jenis Leukosit 

Neutrofil 

Neutrofil merupakan tipe leukosit yang jumlahnya paling 

banyak, sekitar 60 - 70% dari total leukosit. Kelompok sel ini 

dibedakan dengan kelompok sel yang lain dari struktur intinya 

yang memiliki 2 – 5 lobus. Neutrofil merupakan leukosit 

pertama yang merespon terhadap kerusakan jaringan.  

Di antara granulosit, neutrofil merupakan spesialis fagosit.   

Sel ini merupakan pertahan pertama pada invasi bakteri  

sehingga penting dalam proses peradangan. Selain itu, neutrofil juga berperan 

membersihkan debris. Peningkatan jumlah neutrofil dalam darah menunjukkan infeksi 

bakteri akut. Sebagian besar neutrofil memiliki usia yang pendek, sel ini bertahan dalam 

aliran darah sekitar 10 jam. Jika neutrofil aktif menelan debris atau patogen, sel ini hanya 

bertahan 30 menit atau kurang. Sel neutrofil akan mati jika menelan satu atau dua 

 



bakteri, tetapi sebelum pecah neutrofil melepaskan senyawa kimia yang menarik neutrofil 

lainnya ke daerah tersebut. Campuran antara neutrofil yang telah mati, debris, dan 

mikrorganisme yang telah mati membentuk nanah. 

 

Eosinofil 

Jumlah eosinofil berkisar antara 2 – 4% dari seluruh leukosit. 

Sel ini ditandai dengan inti yang memiliki dua lobus. Dalam 

sitoplasmanya terlihat butiran-butiran merah jika diwarnai dengan  

pewarnaan eosin (pewarnaan asam), dari sifat inilah nama  

eosinofil muncul. Eosinofil merupakan sel motil yang  

meninggalkan sirkulasi untuk memasuki jaringan selama reaksi 

peradangan (inflamasi). Sel-sel ini yang paling umum terdapat pada jaringan mengalami 

reaksi alergi, dan jumlahnya dalam darah meningkat jika orang mengalami alergi. 

Eosinofil dapat mengurangi respon peradangan dengan memproduksi enzim yang 

merusak bahan kimia inflamasi, seperti histamin. Ini akan mengontrol penyebaran 

peradangan ke jaringan yang berdekatan. Eosinofil juga melepaskan bahan kimia 

beracun seperti oksida nitrat dan enzim sitotoksik yang menyerang parasit cacing 

tertentu, seperti cacing pita, cacing, cacing kremi, dan cacing tambang. 

 

Basofil 

Basofil mengandung butiran sitoplasma besar yang berwarna  

biru atau ungu dengan pewarnaan dasar. Jumlah Basofil paling 

sedikit dibandingkan leukosit yang lain, yaitu hanya 0,5 – 1% dari  

seluruh leukosit. Sel ini lebih kecil dari neutrofil dan eosinofil 

dengan diameter 8 -10 μm, dengan inti berbentuk U.   

Basofil bermigrasi ke area cedera dan menyeberangi endotelium  

kapiler dan menumpuk di jaringan yang rusak, di mana sel-sel ini 

melepaskan butiran-butiran  ke dalam cairan interstitial. Butiran-butiran tersebut 

mengandung histamin, yang berfungsi melebarkan pembuluh darah, dan heparin, 

senyawa yang mencegah pembekuan darah. Basofil dirangsang melepaskan bahan kimia 

ini ke dalam cairan interstitial untuk meningkatkan peradangan lokal yang diprakarsai 

oleh sel mast. Meskipun senyawa yang sama yang dilepaskan oleh sel mast dalam 

jaringan ikat yang rusak, sel mast dan basofil yaitu  populasi yang berbeda dengan asal-l


usul yang terpisah. Bahan kimia lain dilepaskan yang pengeluarannya dirangsang basofil 

untuk menarik eosinofil dan basofil lainnya ke area yang terluka. 

 

Limfosit 

Limfosit merupakan leukosit terkecil. Ukuran limfosit sedikit lebih  

besar dari eritrosit, dengan inti besar dan sitoplasma yang sangat tipis. 

Jumlah limfosit yaitu  20 – 25% dari seluruh leukosit. Meskipun 

limfosit berasal sumsum tulang merah, limfosit bermigrasi melalui 

darah ke jaringan limfatik, di mana sel-sel ini dapat berkembang biak  

dan menghasilkan lebih banyak limfosit. Mayoritas total populasi 

limfosit terdapat dalam jaringan limfatik: kelenjar getah bening, limpa, tonsil, nodul 

limfatik, dan timus. Meskipun limfosit tidak dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan 

mikroskopis standar, sejumlah jenis limfosit memainkan peran penting dalam imunitas. 

Terdapat dua jenis limfosit, yaitu limfosit T secara yang langsung menyerang dan 

menghancurkan patogen (bakteri dan virus), terlibat dalam perusakan sel-sel tumor dan 

penolakan jaringan cangkok dan limfosit B yang menghasilkan antibodi yang menyerang 

bakteri.  

 

Monosit 

Monosit yaitu  leukosit terbesar, dengan diameter dua atau tiga kali 

diameter eritrosit. Monosit berjumlah sekitar 460 sel / μL atau 

sekitar 3 – 8% dari jumlah seluruh leukosit. Inti besar dan terlihat 

 jelas, sering berwarna violet, dan biasanya berbentuk bulat telur, 

ginjal, atau tapal kuda. Sitoplasma monosit berlimpah dan jarang 

mengandungbutiran halus. Monosit biasanya tetap dalam sirkulasi 

darah selama 3 hari, meninggalkan sirkulasi, menjadi berubah menjadi makrofag, dan 

bermigrasi melalui berbagai jaringan. Makrofag yaitu  sel yang sangat fagosit yang 

mengkonsumsi hingga 25% dari volume mereka sendiri per jam. Sel-sel ini 

memfagositosis bakteri, sel-sel mati, fragmen sel, dan puing-puing lain dalam jaringan. 

Peningkatan jumlah monosit sering dikaitkan dengan infeksi kronis. Makrofag dapat 

merangsang respon dari sel-sel lain seperti neutrofildan sel fagosit lainnya dalam dua 

cara: (1) dengan pelepasan sinyal kimia dan (2) dengan fagosit dan pengolahan zat 

asing, yang disajikan untuk limfosit. Makrofag juga aktif mengeluarkan zat yang menarik l


fibroblast ke wilayah ini. Fibroblas kemudian mulai memproduksi jaringan parut, yang 

dibentuk di dinding dari daerah luka. 

 

Kelainan atau gangguan yang melibatkan leukosit 

a. severe combined immunodefi ciency disease (SCID) 

Defisiensi imun kadang-kadang diwariskan. Anak-anak yang memiliki penyakit 

defisiensi imun gabungan yang parah (SCID) terjadi  ketika sel-sel induk dari leukosit 

kekurangan enzim yang disebut adenosine deaminase. Tanpa enzim ini, limfosit B dan T 

tidak berkembang dan tubuh tidak dapat melawan infeksi. Sekitar 100 anak-anak yang 

lahir dengan penyakit ini setiap tahunnya. Memberikan suntikan enzim adenosine 

deaminase dapat diberikan dua kali seminggu, tetapi transplantasi sumsum tulang dari 

donor yang kompatibel yaitu  cara terbaik untuk menyembuhkan penyakit. 

 

b. Leukimia 

Leukemia, yang berarti "darah putih," mengacu kepada sekelompok kanker yang 

melibatkan proliferasi leukosit  yang tidak terkendali. Sebagian besar leukosit ini 

abnormal atau belum matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu melakukan fungsi 

yang norma dalaml pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai dengan jenis 

sel yang bereproduksi tidak terkendali, misalnya, leukemia limfositik melibatkan 

proliferasi limfosit yang abnormal. 

 

c. Infeksi Mononukleous 

Infeksi limfosit olel Virus Epstein-Barr (EBV) yaitu  penyebab infeksi 

mononucleosis, dinamakan demikian karena sifat  limfosit yang mononuklear. EBV 

(keluarga virus herpes), yaitu  salah satu virus pasien  yang paling umum. Gejala 

mononukleosis infeksiosa yaitu  demam, sakit tenggorokan, dan kelenjar getah bening. 

Meskipun gejala biasanya hilang dalam satu atau dua bulan tanpa obat, EBV tetap aktif 

dan tersembunyi di beberapa sel di tenggorokan dan darah selama sisa hidup seseorang. 

Stres dapat mengaktifkan virus. Reaktivasi berarti bahwa air liur seseorang dapat 

menularkan infeksi kepada orang lain, seperti dengan ciuman mesra. Inilah sebabnya 

mengapa mononukleosis disebut "penyakit 

 

 

 

5. KEPING DARAH (TROMBOSIT) 

 

Struktur dan fungsi trombosit 

Trombosit bukan merupakan sel utuh tapi merupakan potongan keping sel yang 

terlepas dari tepi sel luar suatu sel besar (diameter 60 μm) disumsum tulang yang 

disebut megakariosit. trombosit terdiri dari sejumlah kecil sitoplasma yang dikelilingi oleh 

membran plasma. Trombosit berbentuk cakram dan rata-rata diameter sekitar 3 μm. 

Permukaan trombosit memiliki glikoprotein dan protein yang memungkinkan trombosit 

untuk menempel pada molekul lain, seperti kolagen dalam jaringan ikat. Dalam setiap 

mililiter darah  pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000 trombosit (kisaran 150.000 

– 350.000/mm³). Trombosit tidak mempunyai inti, namun terdapat organel dan enzim 

sitosol untuk menghasilkan energi dan mensintesis produk sekretorik yang disimpan 

dalam granul. Trombosit mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi tinggi 

sehingga trombosit dapat berkontraksi. 

 Harapan hidup trombosit sekitar 5-9 hari dan sesudah  itu akan dihancurkan oleh 

makrofag. Trombosit diproduksi dalam sumsum merah. Trombosit tidak keluar dari 

pembuluh darah, tetapi sepertiga  dari trombosit total  selalu tersimpan di rongga-rongga 

berisi darah di limfa yang akan dikeluarkan oleh limfa jika terjadi perdarahan.   

Trombosit memainkan peran penting dalam mencegah kehilangan darah dengan 

cara:  (1) membentuk keping/butiran, yang menutup lubang kecil di pembuluh darah dan 

(2) merangsang dibentuknya kontruksi bekuan yang membantu menutup luka besar di 

pembuluh darah. 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- menjelaskan struktur dan fungsi trombosit 

- mendeskripsikan proses pembekuan darah 

- memberi contoh kelainan pada trombosit 

UJI Kemampuanmu 

1. Sebutkan jenis-jenis leukosit beserta fungsinya! 

2. Bagaimanakah karakteristik sirkulasi leukosit, jelaskan! 

3. Beri contoh kelainanan yang melibatkan leukosit! 

 


 

Homoestasis 

Setiap kali pembuluh darah yang rusak, beberapa proses homeostasis 

diimplementasikan untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Penghentian 

perdarahan disebut hemostasis dan melibatkan tiga proses terpisah namun saling terkait. 

Ketiga proses itu yaitu   penyempitan pembuluh darah (Vascular spasm), pembentukan 

sumbat trombosit, dan pembentukan bekuan darah. 

 

Penyempitan pembuluh darah (vascular spasm) 

Respon pertama ketika terjadinya pembuluh darah yang rusak yaitu  

penyempitan pembuluh darah yang dihasilkan oleh kontraksi otot polos pada dinding 

pembuluh darah. Peristiwa ini membatasi kehilangan darah dari pembuluh yang rusak, 

karena dapat menutup pembuluh yang benar-benar kecil dan menghentikan aliran 

darahnya. Beberapa hal memicu terjadinya reaksi ini. Cedera merangsang reseptor nyeri, 

beberapa di antaranya langsung menginnervasi pembuluh darah di dekatnya dan 

memicu  pembuluh darah mengerut. Efek ini berlangsung hanya beberapa menit, 

tetapi mekanisme lain mengambil alih pada saat reaksi ini mereda. 

a b c 

 l

 

Pembentukan sumbat trombosit (Platelet Plug Formation) 

 Trombosit biasanya tidak menempel antara satu sama lain atau ke dinding 

pembuluh darah karena mereka ditolak oleh dinding pembuluh darah yang bermuatan 

positif. Ketika pembuluh darah rusak, jaringan ikat di pembuluh darah terbuka, akibatnya 

trombosit tertarik ke situs tersebut dan menempel pada pada jaringan ikat (yang 

bermuatan negatif) juga menempel antara satu sama lain sehingga sekelompok 

trombosit terakumulasi membentuk sumbat. Sumbat trombosit dapat mengurangi atau 

menghentikan pendarahan kecil.  

 

 


Pembekuan Darah 

 Pembekuan darah yaitu  proses ketiga dan paling efektif dalam proses 

hemostasis. Sangatlah penting  darah  membeku dengan cepat ketika pembuluh darah 

mengalami kerusakan, tetapi sama pentingnya agar darah  tidak menggumpal ketika 

tidak ada kerusakan di pembuluh darah. Karena keseimbangan ini, proses pembekuan 

darah yaitu  salah satu proses yang paling kompleks dalam tubuh, yang melibatkan lebih 

dari 30 reaksi kimia dan melibatkan juga banyak zat. Walaupun prosesnya kompleks, 

pembekuan darah  selesai dalam waktu tiga sampai enam menit sesudah  pembuluh darah 

mengalami kerusakan. 

Langkah-langkah kunci dalam proses pembekuan darah yaitu  sebagai berikut: 

1. Jaringan Rusak melepaskan tromboplastin dan agregat trombosit melepaskan faktor 

trombosit, yang bereaksi dengan beberapa faktor pembekuan dalam plasma untuk 

menghasilkan protrombin aktivator. 

2. Dengan adanya ion kalsium, protrombin aktivator merangsang konversi protrombin, 

(inaktif enzim) ke trombin (aktif enzim). 

 


3. Dengan adanya ion kalsium, trombin mengubah molekul fibrinogen, protein plasma 

yang larut, menjadi benang yang tidak larut yang disebut fibrin. Benang-benang fibrin 

membentuk anyaman yang menjebak sel darah dan menempel pada jaringan yang 

rusak untuk membentuk trombus atau bekuan darah. sesudah  bekuan terbentuk, 

benang-benang fibrin menghasilkan gumpalan lebih kompak dan menarik jaringan 

yang rusak lebih dekat satu sama lain. Selanjutnya, fibroblas bermigrasi ke gumpalan 

tersebut dan membentuk jaringan ikat fibrosa yang memperbaiki daerah yang rusak.  

 


Kelainan dan Gangguan terkait Trombosit  

a. Trombositopenia 

Terbatasnya jumlah trombosit 

disebut trombositopenia. Trombositopenia 

terjadi karena produksi trombosit yang 

rendah dalam sumsum tulang atau 

meningkat kerusakan trombosit  di luar 

sumsum. Sejumlah kondisi, termasuk 

leukemia, dapat memicu  

trombositopenia. Hal ini juga dapat 

disebabkan obat. Gejalanya penyakit ini 

yaitu  memar, ruam, dan mimisan atau 

pendarahan di mulut. Perdarahan 

gastrointestinal atau perdarahan di otak 

yang dapat  memicu  komplikasi.  

 

TAHUKAN ANDA? 

Banyak parasit penghisap darah vertebrata, 

mengeluarkan zat antikoagulasi yang menjaga 

darah tetap mengalir, contohnya yaitu  lintah. 

Zat antikoagulan pertama kali ditemukan dalam 

air liur lintah jenis Hirudo medicinalis yang disebut 

hirudin tahun 1884. Hirudin merupakan  

polipeptida yang mencegah pembekuan dengan 

menghambat trombin.  Karena kemampuannya 

itu, sudah sejak lama Lintah digunakan dalam 

pengobatan modern. Para dokter bedah vaskular 

menggunakan lintah untuk menyambungkan 

bagian pembuluh darah kecil di bagian yang 

cedera, misalnya pada operasi penyambungkan 

kembali daun telinga. 

Anda dapat mengunduh macromedia flash tentang proses pembekuan darah pada alamat  

http://www.hopkinsmedicine.org/hematology/Coagulation.swf  

 

 


b. Trombosis 

Jauh lebih banyak orang meninggal karena pembekuan darah yang tidak 

diinginkan dari pada kegagalan pembekuan. Kebanyakan stroke dan serangan jantung 

yaitu  karena trombosis, yaitu terbentuknya bekuan darah (trombus) abnormal di 

pembuluh darah. Sebuah trombus (bekuan) dapat tumbuh cukup besar dan menghalangi 

aliran darah di pembuluh darah kecil, atau potongan bekuan darah ini dapat mengalir di 

dalam aliran darah sebagai embolus. Jika pembentukan bekuan ini tidak diatasi aliran 

darah bisa terhenti, dan jika pembuluh darah yang tersumbat berada di organ vital 

seperti jantung, otak, paru-paru, atau ginjal, dapat memicu  infark (kematian 

jaringan). Ratusan ribu orang meninggal tromboemboli (trombus yang mengalir dalam 

aliran darah). Sebagai contoh sekitar 650.000 orang Amerika meninggal setiap tahun 

karena tromboemboli. 

c. Hemofilia 

Hemofilia yaitu  penyakit kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan 

faktor pembekuan darah sehingga darah sukar membeku. Terdapat banyak faktor yang 

memicu  terjadinya kesulitan pembekuan darah. Hemofilia A (hemofilia klasik) 

disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan VIII. lebih mungkin terjadi pada anak laki-

laki dari pada anak perempuan. Hemofilia A disebabkan oleh salinan abnormal dari gen 

produksi faktor VIII, ditemukan pada kromosom X. Hemofilia ini muncul ketika anak laki-

laki memiliki gen abnormal pada kromosom X. Kasus hemofilia A terjadi 1 dari 5.000 laki-

laki di seluruh dunia. Kekurangan faktor IX memicu  hemofilia B (Christmas 

disease), menyumbang 15% dari seluruh kasus dan terjadi pada sekitar 1 dari 30.000 

laki-laki. Bentuk yang jarang disebut hemofilia C (defisiensi faktor XI) yaitu  autosomal 

dan tidak terkait seks, sehingga terjadi sama pada kedua jenis kelamin. Pada hemofilia, 

benjolan sedikit dapat memicu  perdarahan ke dalam sendi, yang diikuti degenerasi 

tulang rawan pada sendi. Penyebab paling sering dan mengakibatkan kematian yaitu  

pendarahan ke otak disertai kerusakan saraf. Suntikan reguler faktor VIII berhasil dapat 

mengobati penyakit. 

 

 

 

 

KEGIATAN 

MEMBUAT APUSAN DARAH 

Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat 

sediaan apus darah.  Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mrmpelajari sel 

darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel 

darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut 

metode oles (metode smear). Bagaimana membuatnya,  ikutilah prosedur berikut ini. 

1. Siapkan alat dan bahan yang terdiri dari jarum penusuk (jarum franked), kaca benda  

dan kaca penutup yang telah bersih, alkohol 70%, kapas, pewarna giemsa. 

2. Siapkan ujung jari kiri bagian tengah atau manis, olesi dengan alkohol 70%. 

3. Sterilkan  jarum franke dengan alcohol 70%. 

4. Siapkan 2 kaca benda yang bersih dan bebas lemak . 

5. Tusuklah ujung jari dengan jarum franked dan keluarkan darah, tetskan darah yang ke 

luar dari ujung jari pada salah sisi kaca  benda A bagian kanan  

6. Letakkan kaca benda kedua (B) pada sisi pendek dengan sudut 45 derajat, hingga 

menyentuh tetesan darah pada kaca benda pertama sampai .  

7. Geser kaca benda kedua (diapus)  ke arah menjauhi sisi kanan gelas benda pertama 

dengan kekuatan dan kecepatan yang sama rata sehingga didapat film darah yang tipis 

dan rata. 

8. Apusan darah dikeringanginkan, sesudah   kering difiksasi dengan metanol selama 5 

menit  dan dikering anginkan.  Dengan menggunakan pipet tetes, seluruh permukaan 

sediaan oles ditetesi dengan larutan Giemsa, diamkan selama 15 menit, kemudian cuci 

dengan air mengalir, keringanginkan. 

9. Amati di bawah mikroskop. Identifikasi  sel-seldarahnya dan gambarkan strukturnya. 

 

 

 

 

6. Penggolongan Darah 

 

Jika jumlah besar darah yang hilang selama operasi atau kecelakaan, pasien 

dapat mengalami syok dan kematian kecuali dilakukan transfusi atau infus. Transfusi  

yaitu  transfer darah atau komponen darah dari satu orang ke orang lain. Ketika jumlah 

besar darah yang hilang, sel-sel darah merah harus diganti untuk mengembalikan 

kapasitas eritrosit membawa oksigen. 

Pada awalnya upaya untuk transfusi darah dari satu orang ke orang lain sering 

tidak berhasil karena  mengakibatkan reaksi transfusi, termasuk terjadinya pembekuan 

dalam pembuluh darah, kerusakan ginjal, dan kematian. Sekarang diketahui bahwa 

reaksi transfusi disebabkan oleh  interaksi antara antigen dan antibodi. Antigen yaitu  

zat yang dapat memicu mekanisme pertahanan tubuh yang disebut respon imun. 

Kebanyakan antigen yaitu  protein. 

Permukaan erittrosit memiliki molekul yang disebut antigen dan dalam plasma 

terdapat molekul yang disebut antibodi. Antibodi sangat spesifik, yang berarti bahwa 

setiap antibodi dapat menggabungkan hanya dengan antigen tertentu. Ketika antibodi 

dalam plasma mengikat ke antigen di permukaan sel eritrosit maka akan terbentuk 

jembatan molekuler yang menghubungkan sel-sel eritrosit. Akibatnya terjadi aglutinasi  

atau menggumpal. Kombinasi antibodi dengan antigen juga dapat memicu  reaksi  

hemolisis. Karena kombinasi antigen-antibodi dapat memicu  aglutinasi, antigen 

sering disebut agglutinogen dan antibodi disebut aglutinin.  

Antigen pada permukaan eritrosit telah dikategorikan ke dalam kelompok-

kelompok darah, dan lebih dari 35 kelompok darah, yang sebagian besar jarang terjadi, 

telah diidentifikasi. Untuk transfusi, kelompok darah ABO dan Rh yaitu  yang paling 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Menjelaskan penggolongan darah 

- Menjelaskan fungsi penggolongan darah 

 

UJI Kemampuanmu 

1. Sebutkan 3 mekanisme dasar proses homestasis! 

2. Jelaskan langkah kunci proses pembekuan darah 

3. Beri contoh gangguan atau kelaianan yang terkait trombosit! 

 

 

 

 

penting. Kelompok terkenal lainnya termasuk Lewis, Duffy, MNSs, Kidd, Kell, dan 

kelompok Lutheran. 

 

Penggolongan darah sistem ABO 

Penggolongan darah sistem ABO didasarkan pada ada atau tidaknya dua antigen 

pada permukaan eritrosit, yaitu antigen A dan antigen B. Seperti semua antigen, antigen 

pada eritrosit merupakan sifat yang diturunkani dan tetap tidak berubah dari lahir sampai 

meninggal. Golongan darah ABO dibagi menjadi empat jenis kemungkinan, yaitu A, B, 

AB, dan O. Tabel 2 berikut ini menyajikan antigen dan antibodi yang terdapat dalam 

setiap golongan darah. 

 


 


Karena antibodi anti-A dan anti-B memicu  penggumpalan eritrosit dengan 

antigen A dan B, masing-masing, jenis darah ABO mudah ditentukan. Hal ini dapat 


dilakukan dengan menempatkan sampel darah  pada  kaca objek . Masing-masing darah 

dalam slide kaca diteteskan satu tetes  serum, satu sampel darah ditetesi serum yang 

mengandung antibodi anti-A  dan serum yang mengandung antibodi anti-B ditambahkan 

ke yang lain. Pola aglutinasi yang terjadi pada tetes darah yang diuji ditunjukkan pada 

Tabel 3. dan  Gambar 21. berikut ini. 

 

Tabel 3. Pola Aglutinasi pada penetuan golongan darah sistem ABO 

GOLONGAN DARAH SERUM ANTI A + DARAH SERUM ANTI B + DARAH 

A Aglutinasi  Tidak ada aglutinasi 

B Tidak ada aglutinasi Aglutinasi  

AB Aglutinasi Aglutinasi 

O Tidak ada aglutinasi Tidak ada aglutinasi 

 

 

  

Seperti yang telah disebutkan di atas,  penggolongan darah penting untuk proses 

transfusi. Ttransfusi darah  dilakukan dengan golongan darah yang sama, kecuali dalam 

kondisi darurat. Ketika jenis darah yang berbeda harus digunakan, sangat penting bahwa 

antigen dari darah yang ditransfusikan bersifat kompatibel dengan antibodi darah 

penerima. Sebagai contoh, darah dengan antigen A atau B tidak dapat diberikan kepada 

pasien yang darahnya mengandung antibodi anti-A atau anti-B. Mengingat hal ini dan 

pola antigen dan antibodi dalam jenis darah ABO, kompatibilitas jenis darah untuk 

transfusi dapat ditentukan. 

 Tabel 4 berikut ini  menunjukkan jenis darah ABO  yang digunakan untuk 

transfusi dan jenis darah yang  menerimanya.  Perhatikan tabel 4 tersebut, terlihat  

bahwa golongan darah AB dapat menerima darah dari semua jenis golongan darah baik 

 


A, B, O  dan jenis darah O dapat diberikan untuk semua jenis darah ABO. Oleh karena 

itu, golongan darah AB darah kadang-kadang disebut penerima/resipien  universal, dan 

golongan darah O dikenal sebagai donor universal. 

 


 

 

Sistem Rhesus (Rh) 

Antigen A dan B bukan satu-satunya antigen penting yang ditemukan pada 

permukaan eritrosit. Ada atau tidak adanya faktor Rh juga merupakan komponen penting 

dari golongan darah. Nama Rh berasal dari  nama monyet rhesus, dimana antigen Rh 

pertama kali ditemukan. Orang-orang yang memiliki antigen Rh pada eritrositnya mereka 

dianggap memiliki Rh-positif (+),  dan jika tidak ada antigen Rh di eritrositnya , individu 

tersebut dianggap mempunyai Rh-negatif (-). Orang dengan Rh-negatif tidak akan 

membentuk antibodi anti-Rh kecuali ia telah terkena antigen Rh. Untuk alasan ini, 

individu Rh-negatif harus diberikan darah hanya dari darah  Rh-negatif ketika ditransfusi. 

Jika  diberikan darah Rh-positif, maka akan merangsang produksi antibodi anti-Rh. Reaksi 

transfusi tidak akan terjadi pada transfusi pertama, karena butuh waktu bagi tubuh untuk 

membuat antibodi anti-Rh. Namun, sesudah  transfusi kedua dari darah Rh-positif, antibodi 

dalam plasma penerima akan bereaksi dengan antigen pada eritrosit dari darah yang 

disumbangkan. Reaksi ini dapat memicu  kematian pasien. 

 Masalah yang sama terjadi pada  eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada 

bayi baru lahir), yaitu kelainan darah pada bayi baru lahir yang disebabkan penghancuran 

eritrosit janin oleh antibodi maternal. Ketika seorang wanita dengan darah Rh- hamil anak 

pertama dengan  Rh+, beberapa eritrosit  Rh+ mungkin secara tidak sengaja masuk ke 

darah ibu karena rusaknya pembuluh darah plasenta. Hal ini paling sering terjadi selama 

persalinan. Pengenalan eritrosit janin (Rh+) dengan antigen Rh memicu penumpukan 

antibodi anti-Rh dalam darah ibunya. Penumpukan berjalan lambat, tapi ibu telah 

menjadi peka terhadap antigen Rh. Eritroblastosis fetalis dapat berkembang pada 

 

kehamilan berikutnya dengan janin Rh+  karena antibodi anti Rh dalam darah ibu mudah 

melewati plasenta masuk ke dalam darah janin dan menggumpalkan eritrosit janin . Jika 

sejumlah besar eritrosit menggumpal dan hancur, kemampuan janin  untuk mengangkut 

oksigen menurun. Menanggapi konsentrasi oksigen menurun, jaringan pembentuk darah 

janin meningkatkan produksi eritrosit. Dalam upaya untuk mempercepat menghasilkan 

eritrosit, sejumlah besar  sel darah merah yang belum matang disebut erythroblasts 

dilepaskan ke dalam darah. Sel-sel yang belum dewasa ini tidak mampu membawa 

oksigen seperti sel darah merah yang matang.  

Penghancuran sejumlah besar eritrosit menghasilkan efek berbahaya lainnya. 

Hemoglobin dibebaskan dari eritrosit dapat mengganggu fungsi normal ginjal dan dapat 

memicu  gagal ginjal.  Pemecahan hemoglobin dalam jumlah besar membentuk 

kelebihan bilirubin, empedu pigmen kuning yang menghasilkan penyakit kuning. 

Kekurangan oksigen dan konsentrasi bilirubin yang berlebihan dalam darah janin dapat 

memicu  kerusakan otak pada bayi yang menderita. 

 

 


 

B. JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH 

Jantung dan pembuluh darah merupakan bagian dari sistem kardiovaskular. 

Jantung memompa darah melalui sistem tertutup pembuluh darah. Arteri membawa 

darah dari jantung ke kapiler dalam jaringan tubuh. Vena membawa darah dari kapiler 

dalam jaringan tubuh kembali ke jantung. Gambar  23 menunjukkan skema umum 

sirkulasi darah dalam tubuh. Pembuluh darah berwarna biru membawa terdeoksigenasi 

darah (miskin oksigen) dan  pembuluh darah merah membawa darah yang kaya oksigen. 

 



JANTUNG 

 

 


Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Mendeskripsikan struktur dan fungsi jantung 

- menjelaskan siklus jatung 



Jantung merupakan  pompa otot yang luar biasa yang menghasilkan gaya yang 

dibutuhkan untuk mengedarkan darah. Jantung berdenyut sekitar 72 kali per menit, tidak 

pernah berhenti setiap waktu dan tidak merasa kelelahan. Untuk menggambarkan usaha  

yang dilakukan oleh jantung, coba anda lakukan secara bergantian mengepalkan dan 

membuka  kepalan sebanyak 70 kali per menit. Berapa menit yang anda butuhkan 

sebelum otot-otot tangan Anda terlalu lelah untuk melanjutkannya? Sebaliknya, jantung 

sehat tidak kelelahan. Jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali setiap hari, sekitar 2 

miliar ketukan selama seumur hidup. Volume darah yang dipompa oleh jantung  sama 

luar biasanya. Jantung memompa  sekitar 5 liter  darah  dalam satu menit melalui ruang-

ruang jantung atau lebih dari 9400 liter per hari. 

 

Struktur Jantung 

Jantung (bahasa Latin, cor) yaitu  organ berotot yang memompa darah lewat 

pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang. Ukuran jantung bervariasi sesuai dengan 

ukuran tubuh. Jantung dewasa berukuran sekitar 9 cm  lebarnya, n 13 cm dari dasar ke 

puncak, dan 6 cm  dari anterior ke posterior.  Beratnya sekitar 300 g (10 oz). 

   

Letak Jantung 

Jantung terletak di dalam rongga dada di bagian mediastinum, di antara paru-

paru di balik tulang dada (sternum). Posisi jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke 

arah kirii, jadi sekitar dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri.  Bagian atas jantung 

lebih luas dibandingkan dengan bagian  dasar. Bagian ujung jantung rmeruncing 

(berbentuk kerucut),  tepat di atas diafragma.  

 

 

Penutup jantung  

Jantung tertutup dalam kantung berdinding ganda disebut pericardium. Dinding 

luar disebut kantung perikardial (perikardium parietal) yang tersusun oleh  lapisan 

berserat yang merupakan  jaringan ikat padat  yang tidak teratur bagian dalam ditutupi 

oleh tipis yaitu lapisan serosa. Lapisan serosa bergulir ke dalam di dasar jantung dan 

membentuk epikardium (pericardium visceral) yang menutupi permukaan jantung 

(Gambar 25). Kantung perikardial menyatu dengan diafragma bagian bawah oleh 

ligamen. Antara membaran parietal dan visceral terdapat ruang yang disebut rongga 

perikardial yang berisi 5 sampai 30 ml cairan perikardiar yang dikeluarkan oleh 

pericardium serosa. Cairan ini berfungsi  melumasi membran dan memungkinkan jantung 

mengurangi gesekan saaat berdenyut. Perikarditis (peradangan pada perikardium)  

memungkinkan perikardium menjadi kasar dan menghasilkan gesekan yang menyakitkan 

setiap  kali  jantung berdenyut. Selain mengurangi gesekan, perikardium membatasi 

jantung dari organ dada lain dan memungkinkan ruang untuk memperluas, namun 

menolak ekspansi yang berlebihan. 

 

Dinding Jantung 

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu epikardium, miokardium, dan 

endocardium. Epikardium (perikardium viseral) yaitu  membran serosa pada permukaan 

jantung. epicardium terutama tersusun oleh epitel skuamosa sederhana  di bagian atas 

ehlapisan tipis jaringan areolar. Di beberapa tempat mengalami penebalan oleh lapisan 

jaringan adiposa, sedangkan di daerah lain itu bebas lemak. Cabang-cabang terbesar dari 

pembuluh darah koroner  melalui epikardium tersebut.  

 

Endocardium, merupakan  lapisan  interior ruang jantung. Seperti epikardium, 

endokardium terdapat endothelium  yang terbentuk oleh skuamosa sederhana di bagian 

atas lapisan tipis jaringan areolar; Namun, endocardium tidak memiliki jaringan adiposa. 

Endocardium meliputi permukaan katup dan terus menyatu dengan endotelium pembuluh 

darah.  

 


Miokardium  terletak di antara kedua  lapisan epicardium dan endokardium,  

tersusun oleh otot jantung. Miokardium merupakan lapisan tebal dan merupakan lapisan 

yang melakukan kerja jantung. Ketebalannya bervariasi antara satu ruang jantung 

dengan ruang jantung yang lain dan sebanding dengan beban kerja pada  individu. 

Dinding  Atria lebih tipis untuk mengantarkan darah ke ventrikel.  Dinding Ventricle lebih 

tebal dan kuat.  Hal ini terjadi karena ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-

paru, sedangkan dinding ventrikel kiri lebih tebal untuk memompa darah ke seluruh 

tubuh. 

 

 

Jantung juga memiliki kerangka serat kolagen dan elastis yang membentuk 

kerangka berserat. Jaringan ini terutama terkonsentrasi di dinding antara bilik jantung, 

cincin fibrosa (Anuli fibrosi) sekitar katup, dan dalam lembaran jaringan yang 

menghubungkan cincin ini. Kerangka berserat memiliki beberapa fungsi: (1) Menyediakan 

dukungan struktural untuk jantung, terutama di sekitar katup dan bukaan pembuluh 

besar; menjaga lubang ini terbuka dan mencegah  peregangan yang berlebihan  ketika 

lonjakan aliran darah lonjakannya. (2) Sebagai nonkonduktor listrik yang berfungsi 

sebagai isolasi listrik antara atrium dan ventrikel, sehingga atrium tidak dapat 

merangsang ventrikel langsung. (3) Beberapa pihak berpikir bahwa elastisitas dari 

kerangka berserat dapat membantu dalam mengisi jantung dengan darah setiap denyut. 

 

Ruang Jantung 

Jantung memiliki empat ruang, Dua ruang di kutub superior (basis) jantung yaitu 

atrium kanan dan atrium kiri. Atrium berdinding tipis, menerima  darah yang kembali ke 

jantung dari pembuluh darah besar. Sebagian besar massa masing-masing atrium yaitu  

di sisi posterior jantung, sehingga hanya sebagian kecil terlihat dari pandangan anterior.  

 Dua ruang di bawah atrium yaitu  ventrikel kanan dan kiri.  Ventrikel yaitu    

pompa yang mengeluarkan darah ke dalam arteri agar tetap mengalir ke seluruh tubuh.. 

 


Di permukaan, batas-batas dari empat ruang ditandai oleh tiga sulci (alur), yang 

sebagian besar diisi oleh lemak dan pembuluh darah koroner.  

  


 

Katup Jantung 

Seperti semua pompa, jantung mengandung katup yang memungkinkan darah 

mengalir hanya ke satu arah melalui jantung. Kedua jenis katup jantung yaitu  katup 

atrioventrikular (AV)  dan katup semilunar. Atrioventricular merupakan katup  antara 

atrium dan ventrikel. Katup  terbentuk dari jaringan ikat fibrosa. Setiap katup 

memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel tetapi mencegah aliran balik 

darah dari ventrikel ke atrium.  katup AV  antara atrium kanan dan ventrikel kanan 

yaitu  katup trikuspid. Katup bikuspid atau mitral  terletak antara atrium kiri dan 

ventrikel kiri.  Katup AV berasal dari cincin tebal jaringan ikat fibrosa yang mendukung 

persimpangan ventrikel dengan atrium dan arteri besar yang melekat pada ventrikel. 

Jaringan fibrosa yang mendukung ini disebut kerangka berserat. 

Katup semilunar terletak di basis arteri besar yang membawa darah dari ventrikel. 

Katup semilunar paru terletak di dasar batang paru, yang membentang dari ventrikel 

kanan. Katup semilunar aorta terletak di dasar aorta, yang membentang dari ventrikel 

kiri. Setiap katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang tersusun daru jaringan ikat 

fibrosa. Katup semilunar memungkinkan darah dipompa dari ventrikel ke arteri selama 

kontraksi ventrikel, tetapi katup ini mencegah aliran balik darah dari arteri ke ventrikel 

selama ventrikel relaksasi. 

 

 

Siklus Jantung 

Siklus jantung mencakup fase kontraksi dan relaksasi. fase Kontraksi dikenal 

sebagai sistol dan relaksasi disebut diastole. Fase-fase ini diilustrasikan pada Gambar 31. 

Ventrikel mengalami relaksasi  ketika atrium berkontrak, dan atrium mengalami relaksasi 

ketika ventrikel berkontraksi. Ketika kedua atrium dan ventrikel relaksasi di antara 

denyutan, darah mengalir ke atrium dari vena besar yang mengarah ke jantung dan ke 

dalam ventrikel. Kemudian, atrium  berkontraksi  (atrial systole), memaksa lebih banyak 

darah ke dalam ventrikel sehingga  dipenuhi darah. Segera sesudah  itu, terjadi kontraksi 

ventrikel. Ketika ventrikel mengalami sistol,  tiba-tiba menghasilkan tekanan darah tinggi 

dalam ventrikel, dan tekanan darah ini menutup kedua katup atrioventrikular dan 

membuka kedua katup semilunar, darah dipompa ke dalam arteri yang menuju jantung, 

dikuti diastol pada ventrikeli, memungkinkan katup atrioventrikel untuk membuka. Secara 

bersamaan, katup semilunar dekat karena tekanan darah yang lebih besar dalam arteri. 

Siklus jantung kemudian diulang.  


 

Suara Jantung 

Suara detak jantung biasanya digambarkan sebagai lub-dup (jeda) lub-dup, dan 

seterusnya. Suara ini diproduksi oleh penutupan katup jantung.  Suara pertama 

dihasilkan dari penutupan katup atrioventrikular selama sistol ventrikel.  Suara kedua 

dihasilkan dari penutupan katup semilunar saat diastole ventrikel. Jika salah satu katup 

jantung rusak dan tidak menutup dengan benar terdengar suara tambahan yang dikenal 

sebagai murmur jantung. 

 

Aliran Darah yang melalui Jantung 

Aliran darah melalui jantung digambarkan dalam gambar 32. Meskipun aliran 

darah melalui jantung dijelaskan dari kanan dan kemudian sisi kiri jantung, penting untuk 

dipahami bahwa kontrask kedua  atrium terjadi pada saat yang sama, dan kontrakso 

keduan ventrikel terjadi secara bersamaan. Konsep ini yang paling penting ketika 

aktivitas listrik, perubahan tekanan, dan suara jantung harus dipahami. 

 Darah memasuki atrium kanan dari sirkulasi sistemik melalui vena cava superior 

dan inferior, dan dari otot jantung melalui sinus koroner. Sebagian besar darah mengalir 

ke atrium kanan mengalir melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan sedangkan ventrikel 

kanan berelaksasa mengikuti kontraksi sebelumnya. Atrium kanan kemudian 

berkontraksi, dan darah didorong dari atrium kanan ke ventrikel kanan dan mengisi 

ventrikel kanan. sesudah  kontraksi atrium kanan, ventrikel kanan mulai berkontraksi. 

Kontraksi ventrikel kanan mendorong darah terhadap katup trikuspdalis sehingga ditutup. 

sesudah  tekanan di dalam ventrikel kanan meningkat, katup semilunar paru dipaksa 

terbuka, dan darah mengalir ke batang paru. 

Cabang-cabang batang paru dari arteri paru, membawa darah ke paru-paru, di 

mana karbon dioksida dilepaskan dan oksigen dijemput. Darah kembali dari paru-paru 

memasuki atrium kiri melalui empat vena pulmonalis. Sebagian besar darah mengalir ke 

atrium kiri melewati katup bikuspid ke ventrikel kiri sedangkan ventrikel kiri bereksasi 

mengikuti kontraksi sebelumnya. Atrium kiri kemudian berkontraksi dan darah yang 

didorong dari atrium kiri ke ventrikel kiri untuk menyelesaikan pengisian ventrikel kiri. 

sesudah  kontraksi atrium kiri, ventrikel kiri mulai berkontraksi. Kontraksi ventrikel kiri 

mendorong darah terhadap katup bikuspid, memaksa  untuk ditutup. sesudah  tekanan 

dalam ventrikel kiri meningkat, katup semilunar aorta dipaksa terbuka, dan darah 

mengalir ke aorta . Darah mengalir melalui aorta didistribusikan ke seluruh bagian tubuh, 

kecuali pada sebagian  paru-paru yang disediakan oleh pembuluh darah paru. 

 


 

 

 

pembuluh darah 

 

 

Rute yang diambil oleh darah sesudah  meninggalkan jantung memberikan 

kebingungan selama berabad-abad. Kaisar Cina Huang Ti (2697-2597 SM) percaya 

bahwa darah mengalir sekaligus ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Namun pada 

abad kedua, dokter Romawi Claudius Galen (129-c. 199) berpendapat bahwa darah 

mengalir bolak-balik di pembuluh darah, seperti udara di tabung bronkial. Seiring 

berkembangnya waktu, ala-alat banyak hal terungkap berkaita dengan pembuluh darah 

dan aliran darah 

 

STRUKTUR PEMBULUH DARAH 

Dinding Pembuluh Darah 

Dinding arteri dan vena terdiri dari tiga lapisan, yaitu: 

1. Tunika interna (tunika intima) lapisan bagian dalam pembuluh  darah yang terdiri 

dari epitel skuamosa sederhana yang disebut endotelium yang terletak di atas 

membran basal dan lapisan tipis jaringan ikat. Endotelium bertindak sebagai 

penghalang selektif permeabel untuk bahan yang akan memasuki atau 

meninggalkan aliran darah;  mengeluarkan bahan kimia yang merangsang 

pelebaran atau penyempitan kapal; dan biasanya menolak sel darah dan 

trombosit sehingga mereka mengalir bebas tanpa menempel pada dinding 

pembuluh darah. Ketika endotelium rusak, trombosi membentuk gumpalan darah; 

dan ketika jaringan di sekitar pembuluh darah mengalami peradangan, sel-sel 

endotel menghasilkan molekul sel-adhesi yang memicu  leukosit untuk 

Capaian Pembelajaran 

sesudah  mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu: 

- Mendeskripsikan struktur dan fungsi pembuluh darah 

- membedakan pembuluh darah arteri, vena dan kapiler 

 

UJI Kemampuanmu 

1. Mengapa deinding ventriel kanan lebih tebal dibandingkan venrikel 

kiri? 

2. Apakah fungsi pericardium? 

3. Sebutkan 3 lapisan yang menyusun jantung? 

 

 

 

memenuhi permukaan. Hal ini memicu  leukosit berkumpul di jaringan untuk 

tindakan pertahanan yang dibutuhkan. 

2. Tunika media, lapisan tengah, biasanya paling tebal. Ini terdiri dari otot polos, 

kolagen, dan dalam beberapa kasus, jaringan elastis. Jumlah  otot polos dan 

jaringan elastik bervariasi ntara pebuluh darah yang satu dengan yang lain.  

Tunika media memperkuat pembuluh dan mencegah tekanan darah pecah, 

menyediakan vasomotion, perubahan dalam diameter pembuluh darah. 

3. Tunika externa (tunika adventitia) yaitu  lapisan terluar. Ini terdiri dari jaringan 

ikat longgar yang sering menyatu dengan  pembuluh darah, saraf, atau organ lain 

sekitarnya.  

 


 

Jenis Pembuluh Darah 

Terdapat tiga jenis pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena. Mereka membentuk 

sistem tertutup berbentuk tabung yang membawa darah dari jantung ke sel-sel tubuh 

dan kembali ke jantung. Tabel 5 menunjukkan perbandingan di antara pembuluh darah. 

 


 

Arteri 

Arteri membawa darah dari jantung. Arteri bercabang berulang kali menjadi lebih 

kecil dan arteri yang paling kecil  akhirnya membentuk arteri mikroskopis yang disebut 

arteriol. cabang-cabang arteri (arteriol), ketebalan lapisan ototnya  berkurang. Dinding 

arteriol terkecil hanya terdiri dari endotelium dan beberapa serat otot polos yang 

mengelilinginya. Arteri, terutama arteriol, memainkan peran penting dalam 

mengendalikan aliran darah dan tekanan darah. 

 

Kapiler 

Arteriol terhubung dengan kapiler, pembuluh darah paling banyak dan paling 

kecil. Diameter sebuah kapiler sangat kecil sehingga eriyrosit harus melewatinya dalam 

file tunggal. Dinding kapiler hanya terdiri dari endotelium, yang memungkinkan 

pertukaran bahan antara darah di kapiler dan sel-sel tubuh. Distribusi kapiler dalam 

jaringan tubuh bervariasi dengan aktivitas metabolik dari setiap jaringan. Kapiler 

terutama melimpah di jaringan aktif, seperti jaringan otot dan saraf, di mana hampir 

setiap sel dekat dengan kapiler. Kapiler kurang melimpah di jaringan ikat, dan mereka 

tidak hadir di beberapa jaringan, seperti tulang rawan, epidermis, dan lensa dan kornea 

mata. 

 

 

Aliran darah dalam kapiler dikendalikan oleh  otot sfingter prekapiler yang berupa 

serat otot polos yang melingkari dasar kapiler di persimpangan arteri-kapiler. Kontraksi 

sfingter prekapiler menghambat aliran darah ke jaringan kapiler tersebut. Relaksasi 

sfingter memungkinkan darah mengalir ke dalam jaringan kapiler untuk menyediakan 

oksigen dan nutrisi untuk sel-sel jaringan. Ketika beberapa jaringan kapiler diisi dengan 

darah, yang lain tidak. Jaringan kapiler menerima darah sesuai dengan kebutuhan sel-sel 

yang mereka layani. Sebagai contoh, selama latihan fisik darah dialihkan dari jaringan 

kapiler dalam saluran pencernaan untuk mengisi jaringan kapiler di otot rangka. Pola 

distribusi darah sebagian besar terbalik sesudah  makan. 

 

Pertukaran Bahan 

Pertukaran  yang terus-menerus bahan antara darah dan jaringan sel sangat 

penting bagi kehidupan. Sel membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk melakukan fungsi 

metabolisme mereka, dan mereka menghasilkan karbon dioksida dan limbah metabolik 

lainnya yang harus dikeluarkan oleh darah. Sel-sel jaringan yang diselimuti lapisan tipis 

cairan ekstraseluler yang disebut cairan interstitial, atau cairan jaringan, yang mengisi 

ruang jaringan dan terletak di antara sel jaringan dan kapiler. Oleh karena itu, semua 

bahan yang lolos antara darah dan jaringan sel harus melewati cairan interstitial. Zat 

terlarut seperti oksigen dan nutrisi dari darah berdifusi dalam kapiler ke dalam cairan 

interstitial dan dari cairan interstitial ke dalam sel-sel tubuh. Karbon dioksida dan limbah 

metabolik berdifusi ke arah yang berlawanan. 


Vena 

sesudah  darah mengalir melalui kapiler, memasuki venula, vena terkecil. Beberapa 

kapiler bergabung membentuk venula. Venula terkecil hanya terdiri dari endotelium dan 

jaringan ikat, tetapi venula yang lebih besar juga mengandung jaringan otot polos. 

Venula bersatu untuk membentuk pembuluh darah kecil. Vena kecil bergabung 

membentuk vena semakin besar seperti darah dikembalikan ke jantung. Vena yang lebih 

besar, terutama di kaki dan tangan, mengandung katup yang mencegah aliran balik 

darah dan membantu kembalinya darah ke jantung. Karena hampir 60% dari volume 

darah berada dalam pembuluh darah, vena dapat dianggap sebagai area penyimpanan 

darah yang dapat dibawa ke bagian lain dari tubuh pada saat dibutuhkan. Sinusoid vena 

di hati dan limpa sangat penting. Jika darah hilang oleh perdarahan, baik volume darah 

maupun tekanan darah mengalami penurunan. Sebagai tanggapan hal tersebut, sistem 

saraf simpatik mengirimkan impuls untuk mengerut dinding otot pembuluh darah, yang 

mengurangi volume vena dan mengkompensasi kehilangan darah. Sebuah respon yang 

sama terjadi selama aktivitas otot berat untuk meningkatkan aliran darah ke otot rangka. 

 

Aliran Darah 

Darah beredar karena perbedaan tekanan darah. Darah mengalir dari daerah 

tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan darah yaitu  terbesar dalam ventrikel 

dan terendah di atrium. Gambar 36. menunjukkan penurunan tekanan darah dalam 

rangkaian sistemik dengan peningkatan jarak dari ventrikel kiri. Kontraksi ventrikel 

menciptakan tekanan darah yang mendorong darah melalui arteri. Namun, tekanan 

menurun sebagai di  yang lebih kecih hingga ke kapiler. Penurunan tekanan darah terjadi 

karena luas penampang keseluruhan arteri gabungan sangat meningkat seirnging dengan 

banyaknya percabangan arteri. Saat darah meninggalkan kapiler dan memasuki vena, 

ada tekanan darah yang sangat sedikit yang tersisa untuk kembali darah ke jantung. 

Kembalinya darah vena dibantu oleh tiga kekuatan tambahan: kontraksi otot skeletal, 

gerakan pernapasan, dan gavitasi. Kontraski dari otot rangka menekan pembuluh darah, 

memaksa darah mengalir dari satu segmen ke segmen yang lain dan menuju jantung 

karena katup mencegah aliran balik darah. Metodi pergerakan tersebut terjadi di 

pembuluh darah vena menuju jantung sangat pentinglah terutama untuk mengalirkan  

darah dari lengan dan kaki  ke jantung. 


Kecepatan Aliran Darah 

Kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan luas penampang keseluruhan 

pembuluh darah. Oleh karena itu, kecepatan semakin menurun seiring  meningkatnya 

jumlah pembuluh darah arteri sampai di kapiler. Kecepatan semakin meningkat pada 

vena dalam perjalanan membawa darah kembali ke jantung. 

Aliran darah yang tercepat di aorta dan paling lambat dalam kapiler, situasi yang 

ideal menyediakan sirkulasi darah yang cepat dan waktu yang cukup untuk pertukaran 

bahan antara darah di kapiler dan sel-sel jaringan. 

 

Tekanan darah 

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri 

darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh pasien .  Tekanan 

darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut  120 /80 

mmHg.  Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat 

denyutan jantung, dan disebut  tekanan sistole.  Nomor bawah (80) menunjukkan 

tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.  

Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah yaitu  saat istirahat dan dalam 

keadaan duduk atau berbaring.  Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi 

secara alami.  Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih 

rendah dibandingkan  dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana 

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. 

Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling 

rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari 

biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. 

Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah 

yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. 

 

 

GANGGUAN PADA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH 

Penyakit jantung yaitu  sebuah kondisi yang memicu  Jantung tidak dapat 

melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain: 

 

Otot jantung yang lemah. 

Penyakit ini yaitu  kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah membuat 

penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja 

jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala 

dapat memicu  tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung 

ini mudah pingsan. 


Jantung Bocor 

Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak 

sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat 

penderita masih di dalam kandungan.  Hal ini memicu  darah bersih dan darah kotor 

tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang 

berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh 

penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak memicu  rasa sakit di dada.  

 

Serangan jantung 

Serangan jantung yaitu  sebuah kondisi yang memicu  jantung sama sekali 

tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung.  

Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya yaitu  

terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah 

yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau 

mengeras, entah oleh karena  kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti 

penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang 

banyak ditemui dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin.  

 

Atherosclerosis 

akumulasi lemak kolesterol pada dinding pembeluh darah  

 

Stroke  

Pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak kekurangan oksigen bisa memicu  

kelumpuhan dan kematian  


 

RANGKUMAN 

 

Fungsi Darah  

1. Darah mengangkut gas, nutrisi, produk-produk limbah, dan hormon. 

2. Darah yang terlibat dalam regulasi homeostasis dan pemeliharaan pH, suhu tubuh, 

keseimbangan cairan, dan kadar elektrolit. 

3. Darah melindungi terhadap penyakit dan kehilangan darah 

Komposisi Darah 

Darah yaitu  jaringan mengandung sel dan fragmen sel. Secara kolektif, sel-sel dan 

fragmen sel disebut elemen padat terdiri atas eritrosit, leukosit, trombosit). Sel dan  

fragmen sel tersuspensi dalam cairan  plasma. 

Plasma 

1. Plasma sebagian besar tersusun air, mengandung protein, seperti albumin 

(mempertahankan tekanan osmotik), globulin (berfungsi dalam transportasi dan 

kekebalan), fibrinogen (yang terlibat dalam pembekuan darah), dan hormon dan 

enzim (yang terlibat dalam regulasi). 

2. Plasma mengandung ion, nutrisi, produk-produk limbah, dan gas. 

Eritrosit 

1. Eritrosit, atau sel darah merah, berbentuk bikonkaf, tidak memiliki inti dan 

mengandung sejumlah besar hemoglobin. Fungsi utama eritrosit yaitu  transportasi 

oksigen. 

2. Hemoglobin terdiri dari heme, suatu pigmen yang mengandung besi, dan globin, 

protein. Hal ini memainkan peran penting dalam transportasi oksigen dan 

berpartisipasi dalam transportasi karbon dioksida. 

UJI Kemampuanmu 

1. Bandingkan antara pembuluh darah ateri, vena, dan kapiler! 

2. Apa yang dimaksud dengan tekanan dara? l

3. Eritrosit sangat melimpah dalam darah. Jumlah eritrosit 4.500.000-6.200.000 per 

mm3 pada laki-laki dan 4.200.000-5.400.000 per mm3 pada wanita. 

4. Eritrosit dibentuk dari hemocytoblasts di sumsum tulang merah. Tingkat produksi 

dikendalikan oleh konsentrasi oksigen dari darah melalui mekanisme umpan balik 

negatif. Konsentrasi oksigen menurun merangsang sel-sel ginjal untuk melepaskan 

erythropoietin, yang merangsang peningkatan produksi sel darah merah oleh sumsum 

tulang merah. 

5. Besi, asam amino, vitamin B12, dan asam folat yang penting untuk produksi eritrosit. 

6. Eritrosit hidup sekitar 120 hari sebelum mereka hancur oleh makrofag di limpa dan 

hati.  

Leukosit 

1. Sel darah putih melindungi tubuh terhadap mikroorganisme dan mengangkat sel mati 

dan puing-puing. 

2.  Lima jenis sel darah putih yang ada. 

     ■ Neutrofil yaitu  sel fagosit kecil. 

     ■ Eosinofil mengurangi peradangan. 

     ■ Basofil melepaskan histamin dan terlibat dengan meningkatkan respon inflamasi. 

     ■ Limfosit  penting dalam imunitas, termasuk produksi antibodi. 

     ■ Monosit meninggalkan darah, masukkan jaringan, dan menjadi sel besar bersifat 

fagosit yang disebut makrofag. 

Trombosit 

1. Trombosit merupakan fragmen  dari sel  megakaryocytes dalam sumsum tulang 

merah. jumlahnya sekitar 150.000 menjadi 400.000 per / mm3 darah 

2. Trombosit berperan dalam pembekuan darah 

Homeostasis 

1. Hemostasis yaitu  penghentian perdarahan. Ini terdiri dari tiga proses: penyempitan 

pembuluh darah, pembentukan sumbat trombosit, dan pembekuan darah. 

2. Penyempitan pemuluh darah yaitu  proses pertama dalam hemostasis. Ini 

mengurangi kehilangan darah sampai proses lain dapat terjadi. 

3. Trombosit menempel pada jaringan yang rusak dan satu sama lain untuk membentuk 

sumbat trombosit. 

4. Trombosit dan jaringan yang rusak memulai pembentukan bekuan dengan 

melepaskan tromboplastin, yang memicu  pembentukan protrombin aktivator. 

Aktivator protrombin  aktivator mengubah protrombin menjadi trombin, yang, pada 

gilirannya, mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Benang fibrin  membentuk bekuan. 

Penggolongan Darah 

1. Golongan darah ditentukan oleh antigen pada permukaan eritrosit. 

2. Antibodi dapat mengikat antigen etrosit, yang mengakibatkan aglutinasi dan hemolisis 

sel darah merah. 

3. Golongan darah A memiliki antigen A, golongan darah B darah memiliki antigen B, 

tipe AB darah memiliki antigen A dan B, dan golongan darah O tidak memiliki  antigen 

A atau B. 

4. Darah Rh-positif memiliki antigen Rh tertentu (antigen D), sedangkan darah Rh-

negatif tidak. 

5. Antibodi terhadap antigen Rh diproduksi oleh orang Rh-negatif ketika orang terkena 

darah Rh-positif. 

6. Rh golongan darah bertanggung jawab untuk penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. 

Struktur Jantung 

1. Jantung diselimuti oleh membran perikardial, yang memberikan perlindungan dan 

dukungan. 

2. dinding jantung terutama terdiri dari miokardium, lapisan tebal otot jantung, yang 

terdapat di antara endocardium tipis di dalam  dan  epikardium tipis di luar. 

3. Jantung berisi empat kamar. Ruang atas terdiri atas atrium kiri dan kanan, yang 

menerima darah kembali ke jantung. Ruang bawah yaitu  ventrikel kiri dan kanan, 

yang memompa darah dari jantung. Tidak ada bukaan antara atrium atau antara 

ventrikel. 

4. Atrioventricular katup memungkinkan darah mengalir antara masing-masing atrium 

dan ventrikel tetapi mencegah aliran balik darah. Katup AV bikuspid terletak di antara 

atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup AV trikuspid terletak di antara atrium kanan dan 

ventrikel kanan. 

5. semilunar katup memungkinkan darah dipompa dari ventrikel ke arteri yang terkait. 

Katup semilunar aorta terletak di dasar aorta. Katup semilunar paru terletak di dasar 

batang paru. 

Siklus jantung 

1. Siklus jantung mencakup tahap kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole). 

2. Selama diastole atrial, darah kembali ke atrium dan mengalir ke dalam ventrikel.  

3. Selama diastol ventrikel, darah mengalir ke ventrikel. Sistol ventrikel memompa darah 

dari ventrikel ke arteri terkait. 

4. lub-dup suara jantung normal disebabkan oleh penutupan katup jantung. Hasil suara 

pertama dari penutupan katup atrioventrikular. Hasil suara kedua dari penutupan 

katup semilunar. 

5. atrium kanan menerima darah terdeoksigenasi dari superior dan inferior vena kava, 

sedangkan atrium kiri menerima darah beroksigen dari pembuluh darah paru. 

6. ventrikel kanan memompa darah terdeoksigenasi ke  paru. Pada saat yang sama, 

ventrikel kiri memompa darah beroksigen ke dalam aorta, yang mengarah ke seluruh 

bagian tubuh kecuali paru-paru. 

7. jaringan jantung menerima darah dari arteri koroner. Darah kembali dari jaringan 

jantung melalui vena jantung, yang membuka ke dalam sinus koroner, yang 

mengarah ke atrium kanan. 

Jenis Pembuluh Darah 

1. Tiga tipe dasar dari pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena. Arteri dan vena besar 

terbentuk dari lapisan fibrosa luar jaringan ikat, lapisan tengah otot polos, dan lapisan 

dalam dari epitel skuamosa sederhana. 

2. Arteri memiliki dinding otot tebal dan membawa darah dari jantung. Arteri besar 

membagi berulang kali untuk membentuk arteri terkecil, arteriol, yang terhubung 

dengan kapiler. 

3. Kapiler yaitu  pembuluh darah terkecil dan paling banyak. Dinding tipis mereka sel 

endotel memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan interstitial. Molekul 

terlarut dipertukarkan oleh difusi.  

4. Vena memiliki dinding lebih tipis dari arteri dan membawa darah dari kapiler menuju 

jantung. Vena terkecil yaitu  venula, yang membawa darh dari kapiler dan 

bergabung untuk membentuk vena kecil. Vena berisi katup yang mencegah aliran 

balik darah. 

Aliran Darah 

1. Darah beredar dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan darah 

yaitu  tertinggi di ventrikel dan terendah di atrium. 

2. Tekanan darah sistemik menurun saat darah dibawa ke kapiler. Kontraksi otot rangka 

dan gerakan pernapasan yaitu  kekuatan penting yang membantu kembalinya darah 

vena. 

3. Kecepatan Darah berbanding terbalik dengan luas penampang seluruh pembuluh 

darah . Kecepatan darah tertinggi di aorta dan terendah di kapiler. 

Tekanan Darah 

1. Optimal tekanan darah sistolik yaitu  115 mmHg. Tekanan darah diastolik yang 

optimal yaitu  75 mmHg. 

2. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik yaitu  tekanan nadi. Denyut nadi 

dapat dideteksi oleh arteri permukaan palpasi. 

3. Tekanan darah ditentukan oleh empat faktor: curah jantung, volume darah, resistensi 

perifer, dan viskositas darah.