SISTEM PERDARAN DARAH
Sistem sirkuasi dibangun oleh darah, sebagai medium transportasi tempat bahan-
bahan yg akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan, pembuluh darah yang
berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari
jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikannya ke jantung, dan jantung yang
berfungsi memompa darah agar mengalir ke seluruh jaringan.
Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis dengan berfungsi sebagai sistem
transportasi tubuh dengan mengangkut oksigen, karbondioksida, zat-zat sisa, elektrolit,
nutrisi dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Bagaimanakah
sistem ini bekerja? Berikut ini akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan sistem
peredaran darah pada pasien .
A. darah
Secara historis, banyak budaya di seluruh dunia, baik kuno dan modern,
meyakini kemagisan darah. Darah dianggap sebagai "esensi kehidupan" karena hilangnya
darah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kematian. Dari zaman dahulu, orang
telah melihat darah sebagai penyebab adanya kehidupan. Gladiator Romawi meminum
darah karena mengganggap darah memiliki kekuatan vital yang bisa membentengi diri
dari pertempuran. Darah juga dikaitkan dalam menentukan karakter dan emosi. Orang
dari keturunan bangsawan digambarkan sebagai "darah biru," sedangkan penjahat
dianggap memiliki darah "buruk". Dikatakan juga bahwa kemarahan memicu darah
"mendidih”. Bahkan saat ini, kita menjadi khawatir ketika kita menemukan diri kita
berdarah, dan dampak emosional dari darah sudah cukup untuk membuat banyak orang
pingsan saat melihatnya.
Darah melakukan banyak fungsi penting untuk kehidupan dan dapat
mengungkapkan banyak tentang kesehatan kita. Darah yaitu jenis jaringan ikat, terdiri
atas sel-sel (eritrosit, leukosit, dan trombosit) yang terendam pada cairan kompleks
plasma (gambar 1). Darah membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh. Pergerakan
konstan darah sewaktu mengalir dalam pembuluh darah memicu unsur-unsur sel
tersebar merata di dalam plasma. Di bawah ini akan dipaparkan tentang darah meliputi,
fungsi darah, komposisi darah (plasma, sel darah), proses pembekuan darah,
penggolongan darah, kelainan pada darah.
1. FUNGSI DAN KOMPOSISI DARAH
a. Fungsi Darah
Fungsi darah masuk ke dalam tiga kategori, yaitu transportasi, pertahanan, dan
regulasi, yang akan dibahas berikut ini.
1) Darah yaitu media transportasi utama yang mengangkut gas, nutrisi dan produk
limbah. Oksigen dari paru-paru diangkut darah dan didistribusikan ke sel-sel.
Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke paru-paru untuk dibuang
setiap kali kita menghembuskan nafas. Darah juga mengangkut produk-produk
limbah lain, seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal untuk dieliminasi. Selain
itu, darah mengambil nutrisi dari saluran pencernaan untuk dikirimkan ke sel-sel.
Selain transportasi nutrisi dan limbah, darah mengangkut hormon yang disekresikan
berbagai organ ke dalam pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan. Banyak zat
yang diproduksi di salah satu bagian tubuh dan diangkut ke bagian yang lain, untuk
dimodifikasi. Sebagai contoh, prekursor vitamin D diproduksi di kulit dan diangkut
oleh darah ke hati dan kemudian ke ginjal untuk diproses menjadi vitamin D aktif.
Vitamin D aktif diangkut darah ke usus kecil, untuk membantu penyerapan kalsium.
Contoh lain yaitu asam laktat yang dihasilkan oleh otot rangka selama respirasi
anaerob. Darah membawa asam laktat ke hati yang akan diubah menjadi glukosa.
2) Darah berperan dalam menjaga pertahanan tubuh dari invasi patogen dan menjaga
dari kehilangan darah. Sel darah putih tertentu mampu menghancurkan patogen
dengan cara fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan mengeluarkan
antibodi. Antibodi yaitu protein yang akan bergabung dengan patogen tertentu
untuk dinonaktifkan. Patogen yang dinonaktifkan kemudian dihancurkan oleh sel-sel
darah putih fagosit. Ketika ketika cedera, terjadi pembekuan darah sehingga menjaga
terhadap kehilangan darah. Pembekuan darah melibatkan trombosit dan beberapa
protein seperti trombin dan fibrinogen. Tanpa pembekuan darah, kita bisa mati
kehabisan darah sekalipun dari luka yang kecil.
3) Darah memiliki fungsi regulasi dan memainkan peran penting dalam homeostasis.
Darah membantu mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan fungsi darah
- Menjelaskan komposisi darah
dari otot yang aktif, dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah
diangkut ke pembuluh darah yang melebar di kulit. Panas akan menyebar ke
lingkungan, dan tubuh mendingin kembali ke suhu normal. Bagian cair dari darah
(plasma), mengandung garam terlarut dan protein. Zat terlarut ini menciptakan
tekanan osmotik darah. Dengan cara ini, darah berperan dalam membantu menjaga
keseimbangan. Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH darah),
mengatur keseimbangan asam-basa tubuh dan tetap pada pH yang relatif konstan
yaitu 7,4.
b. Komposisi Darah
Darah yaitu jaringan, dan, seperti jaringan apapun, mengandung sel dan
fragmen sel. Secara kolektif, sel-sel dan fragmen sel disebut elemen padat. Sel dan
fragmen sel tersuspensi dalam cairan yang disebut plasma. Oleh karena itu, darah
diklasifikasikan sebagai jaringan ikat cair. Gambar 3 berikut menggambarkan komposisi
darah sesudah darah disentrifugasi.
Elemen padat pada darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit) (Gambar 4). Bagian ini diproduksi di sumsum
Gambar 3. Komposisi Darah.
Sentrifugasi sampel darah memisahkan eritrosit
dari leukosit, trombosit (buffy coat) dan
plasma.
Hematokrit yaitu persentase darah yang
mengandung oleh sel darah merah,
berdasarkan contoh hematokritnya yaitu 45%
tulang merah, yang dapat ditemukan di sebagian besar tulang anak tetapi hanya dalam
tulang tertentu pada orang dewasa.
Gambar 4. Elemen padat darah.
Berdasarkan gambar tersebut apakah yang tidak dimiliki oleh eritrosit dan trombosit
(platelet) jika dibandingkan dengan yang lainnya?
2. PLASMA
Jika sampel darah disentrifugasi, terlihat pada bagian teratas cairan berwarna
kuning pucat yang volumenya sekitar 55% dari volume total. Cairan tersebut dinamakan
plasma. Plasma yaitu media transportasi bagi sel-sel darah dan trombosit. Sekitar 90%
Saladin (2009)
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan komponen-komponen yang terdapat dalam pasma darah
- Mendeskripsikan fungsi dari protein plasma
UJI Kemampuanmu
1. Bagaimanakah darah dapat mengatur suhu tubuh, tekanan osmosis,
dan pH tubuh?
2. Jelaskan mengapa darah termasuk ke dalam jaringan ikat!
dari plasma yaitu air. Sisanya bagian yang terlarut meliputi protein, hormon, dan lebih
dari 100 molekul berukuran kecil (termasuk asam amino, lemak, karbohidrat kecil,
vitamin, dan berbagai produk limbah metabolisme), dan ion.
Kelompok terbesar zat terlarut dalam plasma
terdiri dari protein plasma, yang melayani berbagai
fungsi. Protein plasma penting yaitu albumin, globulin,
dan protein pembekuan (fibrinogen). Hampir dua pertiga
dari protein plasma yaitu albumin, yang terutama
berfungsi untuk menjaga keseimbangan air agar sesuai
antara darah dan cairan interstitial. Diproduksi di hati,
Albumin juga mengikat molekul tertentu (seperti bilirubin
dan asam lemak) dan obat-obatan (seperti penisilin) dan
membantu transportasi mereka dalam darah.
Globulin (alpha, beta, dan gamma) yaitu
kelompok protein yang mengangkut berbagai zat dalam
darah. Banyak beta globulin mengikat lipid (lemak)
molekul, seperti kolesterol. Ketika protein menempel ke
salah satu molekul-molekul ini, menciptakan sebuah
kompleks yang disebut lipoprotein. Dua lipoprotein
penting yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-
density lipoprotein (HDL). LDL kadang-kadang disebut
"kolesterol jahat", karena jika kadarnya dalam darah
tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah
kesehatan jantung. Tingginya kadar HDL sering
menunjukkan risiko lebih rendah terhadap penyakit
kardiovaskular. Gamma globulin berfungsi sebagai
bagian dari sistem pertahanan tubuh, membantu
melindungi terhadap infeksi dan penyakit.
Protein pembekuan seperti fibrinogen,
memainkan peran penting dalam proses pembekuan
darah. Pembekuan darah meminimalkan kehilangan darah dan membantu
mempertahankan homeostasis sesudah cedera.
Selain protein plasma, plasma mengangkut berbagai molekul lain, termasuk ion
(juga disebut elektrolit), hormon, nutrisi, produk-produk limbah, dan gas. Elektrolit
KORELASI KLINIS
Edema
Edema yaitu penimbunan
cairan secara berlebihan di
antara sel-sel tubuh atau di
dalam berbagai rongga tubuh.
Edema dapat disebabkan oleh
kekurangan protein plasma.
Penurunan konsentrasi
protein plasma dapat
memicu penurunan
tekanan osmotik plasma.
Penurunan ini memicu
filtrasi cairan yang keluar dari
pembuluh lebih tinggi,
sementara jumlah cairan yang
direabsorpsi kurang dari
normal, dengan demikian
terdapat cairan tambahan yang
tertinggal di ruang–ruang
interstisium yang disebut
edema.
Edema yang disebabkan
oleh penurunan konsentrasi
protein plasma dapat terjadi
melalui beberapa cara, yaitu
pengeluaran berlebihan protein
plasma di urin akibat penyakit
ginjal; penurunan sintesis
protein plasma akibat penyakit
hati (hati mensintesis hampir
semua protein plasma);
makanan yang kurang
mengandung protein ; atau
pengeluaran protein akibat luka
bakar yang luas.
seperti natrium dan kalium berkontribusi pada pengendalian fungsi sel dan volume sel.
Hormon yang dikeluarkan kelenjar endokrin, mengangkut informasi ke seluruh tubuh.
Nutrisi seperti karbohidrat, asam amino, vitamin, dan zat-zat lain yang diserap dari
saluran pencernaan atau diproduksi oleh reaksi metabolisme sel. Produk limbah dalam
plasma termasuk karbon dioksida, urea, dan asam laktat. Gas terlarut dalam plasma
yaitu oksigen yang penting untuk metabolisme dan karbondioksida yang merupakan
produk sisa metabolisme.
Fibrinogen
Turut bertanggung jawab terhadap viskositas darah dan tekanan
osmotik; bertindak sebagai penyangga; mengangkut asam lemak,
bilirubin bebas, dan hormon tiroid
Melindungi jaringan dari kerusakan oleh peradangan (alpha-1
antitrypsin); mengangkut hormon tiroid (thyroid-binding
globulin), kortisol (transcortin), dan testosteron dan estrogen
(hormone–binding globulin); mengangkut lipid (misalnya,
kolesterol dalam HDL); mengkonversi besi Fe2+ menjadi Fe3+;
mengangkut hemoglobin yang dilepaskan dari sel-sel darah
merah yang rusak.
Mengangkut besi (transferin), mengangkut lipid (beta lipoprotein)
terutama kolesterol dalam LDL; terlibat dalam imunitas (sebagai
pelengkap)
Terlibat dalam imunitas (sebagaian besar antibodi yaitu gama
globulin, tetapi beberapa alpha dan beta globulin)
Pembekuan darah
Ion
Sodium, potassium,
kalsium, magnesium,
klorida, besi, fosfat,
hidrogen, hidroksida,
bikarbonat
Terlibat dalam osmosis, potensial membran, dan keseimbangan
asam-basa
Nutrisi
Glukosa, asam amino,
trogliserol, kolesterol
Vitamin
Sumber energi, membangun molekul kompleks
Meningkatkan aktvitas enzim
Produk limbah
Urea, asam urta,
kreatinin, garam
amonia
Bilirubin
Produk pemecahan metabolisme protein; diekskresikan oleh ginjal
Produk pemecahan sel darah merah; diekskresikan dari empedu
ke usus
Asam laktat
Produk respirasi anaerobik, dikonversi menjadi gula di hati
Gas
Oksigen
Karbondioksida
Nitrogen
Penting utuk respirasi aerobik, terminal akseptor elektron dalam
rantai transpor elektron
Produk sisa pernapasan aerobik; sebagai bikarbonat dapat
menyangga darah
Tidak bereaksi (inert)
Substansi pengatur Mengkatalisasi reaksi enzimatik; merangsang atau menghambat
fungsi hormon
3. SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
Sel-sel darah yang paling banyak yaitu sel-sel darah merah atau eritrosit dengan
persentase sekitar 99,9% dari seluruh elemen padat darah. Dalam darah, jumlah
eritosit sekitar 700 kali lebih banyak dibandingkan sel-sel darah putih (leukosit) dan 17
kali lebih banyak dari keping darah (trombosit).
Setiap laki-laki dewasa dalam 1 mikroliter atau 1 milimeter kubik (mm3) darahnya
mengandung sekitar 4,5 – 6,3 juta eritrosit, sedangkan perempuan dewasa mengandung
4,2 – 5,5 juta eritrosit. Jumlah eritrosit yang lebih tinggi pada laki-laki karena laki-laki
memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan konsentrasi
eritrosit yang lebih besar diperlukan untuk menyediakan oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolisme sel-sel.
UJI Kemampuanmu
1. Apakah yang dimaksud dengan plasma?
2. Komponen-komponen apakah yang terdapat dalam plasma?
3. Apakah fungsi dari albumin, globulin dan fibrinogen?
4. Apakah yang terjadi jika tubuh kekurngan protein plasma?
5.
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Mendeskripsikan struktur dan fungsi eritrosit
- Menjelaskan peran haemoglobin dalam pengangkutan gas
- Menjelaskan siklus hidup eritrosit
- Memberikan contoh kelainan pada eritrosit
-
Setetes darah mengandung sekitar
260 juta eritrosit, dan rata-rata darah
orang dewasa mengandung 25 triliun
eritrosit. Jumlah eritrosit sekitar sepertiga
dari keseluruhan jumlah sel yang terdapat
dalam tubuh pasien .
Struktur
Eritrosit yang normal berbentuk cakram atau piringan yang di bagian tengah
kedua sisinya mencekung (bikonkaf), dengan diameter sekitar 7,5 μm. Bentuk bikonkaf
memberikan keuntungan yaitu menjadikan eritrosit memiliki permukaan yang lebih luas
bagi difusi oksigen, dibandingkan dengan bentuk bulat datar dengan ukuran yang sama,
dan membuat pergerakan gas ke dalam dan ke luar sel berlangsung lebih cepat. Selain
itu eritrosit juga bersifat fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit berjalan melalui
kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan oksigen ke jaringan tanpa
mengalami keruksakan. Diameter eritrosit dalam keadaan nomal 7,5 – 8 μm mampu
mengalami deformasi pada saat melalui kapiler yang bahkan berdiameter 3 μm. Eritrosit
tidak memiliki inti atau organel yang lain. Sepertiga isi eritrosit yaitu haemoglobin
(pigmen merah). Kandungan haemoglobin dalam eritrosit inilah yang menjadikan darah
berwarna merah. Dalam satu eritrosit mengandung sekitar 280 juta molekul
haemoglobin. Isi sel darah merah lainnya termasuk lipid, adenosin trifosfat (ATP), dan
enzim karbonat anhidrase.
TAHUKAN ANDA?
Konsentrasi eritrosit lebih tinggi pada orang
yang tinggal di dataran tinggi karena
berkurangnya tekanan atmosfer dan
konsentrasi oksigen. Hal ini akan mengurangi
tingkat oksigen yang masuk ke dalam darah,
memicu penurunan konsentrasi oksigen
dalam darah, yang pada gilirannya,
merangsang produksi eritrosit.
Eritrosit memiliki dua fungsi utama, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengendarkannya ke jaringan yang lain. Eritrosit juga mengangkt karbondioksida
dari jaringan untuk dibawa ke paru-paru. Pengangkutan gas dalam eritrosit dilakukan
oleh haemoglobin.
Haemoglobin
Haemoglobin terdiri atas dua bagian, yaitu globin suatu protein polipeptida yang
sangat berlipat-lipat. Gugus nitrogenesa non protein mengandung besi yang dikenal
sebagi hem (heme) yang masing-masing terikat pada satu polipeptida. Setiap atom besi
dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul oksigen. Dengan demikian setiap
molekul haemoglobin dapat mengangkut empat oksigen. Karena oksigen kurang larut
dalam darah, 98,5% oksigen yang diangkut dalam darah terikat pada Hb.
Ketika darah mengalir melalui paru-paru, oksigen berdifusi dari ruang udara di
paru-paru ke dalam darah. Oksigen memasuki eritrosit dan bergabung dengan
hemoglobin membentuk oksihemoglobin (Hb02), yang memberikan warna merah terang
untuk darah. sesudah melepas oksigen dari oksihemoglobin ke sel-sel tubuh, darah yang
telah melepaskan oksigennya (deoxyhemoglobin) dan membawa sejumlah kecil
karbondioksida dari sel-sel tubuh kembali ke paru-paru untuk melepaskan
karbondioksida. Deoxyhemoglobin memberikan warna merah gelap (rona kebiruan) untuk
darah.
Selain mengangkut oksigen, Hb dapat berikatan dengan karbondioksida. Bagian
ion hidrogen asam (H⁺) dari asam karbonat yang terionisasi yang dibentuk dari CO₂ pada
tingkat jaringan. Enzim karbonat anhidrase berperan penting dalam mengangkut CO₂.
Enzim ini mengkatalis reaksi kunci yang akhirnya memicu perubahan CO₂ hasil
l
metabolisme menjadi ion bikarbonat (HCO₃⁻) yaitu bentuk utama transportasi CO₂ dalam
darah. Dengan demikian eritrosit ikut serta dalam pengangkutan CO₂ melalui 2 cara
melalui Hb dan konversi ke HCO ₃⁻ oleh karbonat anhidrase. Hb juga dapat mengikat
karbonmonoksida membentuk karboksihaemoglobin, gas yang dalam keadaan normal
tidak terdapat dalam darah tetapi jika terhirup menempati tempat pengikatan O₂ di Hb
sehingga dapat memicu keracunan karbonmonoksida.
Siklus hidup Eritrosit
Umur eritrosit pendek, tanpa DNA dan RNA, eritrosit tidak dapat membentuk
protein untuk memperbaiki sel, pertumbuhan, pembelahan dan memperbaharui pasokan
enzim. Usia eritrosit hanya mampu bertahan selama 120 hari. Selama rentang waktu 4
bulan, eritrosit pengembara sekitar 700 mil ketika bersirkulasi melalui pembuluh darah.
Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasmanya tidak dapat diperbaharui menjadi
rapuh dan rentan, serta mengalami kerusakan ketika masuk ke dalam sistem pembuluh
sempit. Sebagian besar eritrosit mengakhiri hidupnya di limfa, karena jaringan
kapilernya sempit dan berbelit-belit. Selain menghancurkan eritrosit, limfa juga berfungsi
untuk menyimpan eritrosit sehat di dalam pulpa interiornya, tempat penyimpanan
trombosit dan banyak mengandung limfosit. Eritrosit yang rusak ditelan dan dicerna oleh
sel makrofag dengan cara fagositosis. Bagian heme dari hemoglobin dipecah menjadi
besi dan pigmen kuning yang disebut bilirubin. Komponen besi disimpan sementara di
hati dan limpa sebelum didaur ulang di sumsum tulang merah dan digunakan untuk
membentuk lebih banyak hemoglobin baru. Bilirubin (pigmen empedu) disekresikan oleh
hati dalam empedu, yang dibawa oleh saluran empedu ke dalam usus kecil.
Eritrosit tidak dapat membelah diri, untuk menggantikan jumlahnya yang mati
diproduksi eritrosit baru oleh sumsum tulang. Proses pembentukan eritrosit disebut
eritropoiesis. Kecepatan pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang yaitu 2 – 3
juta eritrosit/detik mengimbangi musnahnya sel-sel eritrosit tua, sehingga tetap dalam
kondisi yang seimbang. Dalam keadaan normal 2,5 juta eritrosit hancur dalam setiap
detik atau sekitar 0,00001% dari total seluruh jumlah eritrosit (25 triliun) yang mengalir
dalam sirkulasi darah orang dewasa. Eritropoiesis dikontrol oleh hormon ertropoietin dari
ginjal dan testosterone.
Produksi eritrosit bervariasi tergantung konsentrasi oksigen dalam darah. Jika
konsentrasi oksigen darah rendah (hipoksia), seperti sesudah perdarahan, eritropoietin
ginjal dan hati dilepaskan, sehingga produksi eritrosit oleh sumsum tulang merah
meningkat. Ketika eritrosit baru ditambahkan ke darah dan konsentrasi oksigen
meningkat ke tingkat normal, produksi eritropoietin menurun, memicu penurunan
produksi eritrosi, sehingga jumlah eritrosit selalu seimbang.
Besi, asam folat, dan vitamin B12 diperlukan untuk produksi eritrosit. Besi
diperlukan untuk sintesis hemoglobin karena setiap molekul hemoglobin mengandung
empat atom besi. Asam folat dan vitamin B12 diperlukan untuk sintesis DNA selama
tahap awal pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang merah. Vitamin B12 kadang-
kadang disebut faktor ekstrinsik karena diperoleh eksternal untuk tubuh.
Kelainan Eritrosit
Jumlah eritrosit normal harus berada pada kisaran 4 – 6 juta sel/m3 darah.
Berbagai penyakit dapat mempengaruhi jumlah eritrosit. Berikut ini beberapa kelainan
atau gangguan yang terjadi pada eritrosit.
a. Polisitemia yaitu gangguan yang ditandai oleh jumlah eritrosit terlalu berlebihan
(banyak). Hal ini dapat disebabkan oleh cacat produksi sel induk, penurunan volume
plasma akibat dehidrasi, atau pengaruh ketinggian. Akibatnya berkurangnya aliran
darah, penyumbatan kapiler, dan peningkatan ketebalan darah. Kondisi ini dapat
memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Anda dapat mengunduh macromedia flash tentang perombakan haemoglobin pada alamat
http://course.zju.edu.cn/532/study/theory/2/Respiratory%20system/Hemoglobin%20breakdown.swf
b. Anemia
Dalam kondisi normal, tingkat hemoglobin darah yaitu 12-17 gram per 100 mililiter.
Pada penderita anemia, jumlah eritrosit sedikit, dan/atau sel-sel eritrosit tidak
memiliki cukup hemoglobin. Anemia dapat diklasifikasikan dalam salah satu dari
beberapa kategori yang akan diuraikan berikut ini.
1. Anemia gizi
Anemia yang penyebab utamanya yaitu kekurangan zat nutrisi terutama zat besi.
Zat besi bisa terdapat pada bahan makan hewani, yakni daging dan hati. Gejala-
gejala umum dari anemia yaitu tampak pucat, lemas dan lesu. Suplemen zat besi
dalam makanan dapat membantu mencegah anemia jenis ini.
2. Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa yaitu bentuk lain dari anemia gizi. Saluran pencernaan tidak
mampu menyerap cukup vitamin B12, yang penting untuk perkembangan sel
darah merah. Tanpa vitamin B12, sel darah merah yang belum matang cenderung
menumpuk di dalam sumsum tulang. Suplemen vitamin, dan/atau suntikan vitamin
B12 yaitu pengobatan yang efektif.
3. Anemia Aplastik
Adanya kelainan atau kerusakan pada “pabrik” pembuat sel darah merah sehingga
tidak dapat memproduksi ke tiga komponen darah dengan baik, sehingga, bagi
penderita anemia aplastik harus selalu memperoleh suplai darah melalui transfusi.
Transplantasi sumsum tulang yaitu salah satu pilihan untuk mengobati kondisi
ini.
4. Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik terjadi karena laju kerusakan eritrosit meningkat (hemolisis
yaitu pecahnya sel darah merah). Penyakit ini umumnya memicu eritrosit
mudah pecah oleh berbagai sebab, dapat akut atau kronik. Anemia hemolotik
akut umumnya disebabkan oleh gigitan binatang, seperti ular atau sengatan
lebah. Anemia hemolitik dapat disebabkan kekurangan enzim untuk membentuk
eritrosit, seperti kekurangan enzim G-6PD, atau adanya kelainan membran atau
dinding eritrosit. Penyakit-penyakit ini umumnya diturunkan dari orang tua.
5. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit merupakan penyakit keturunan. Penderita anemia sel sabit
eritrositnya memiliki bentuk abnormal, yaitu bentuk sabit dengan hemoglobin
abnormal dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup. Eritrositnya rapuh,
mudah merobek ketika mereka melalui kapiler yang sempit. Akibatnya, jumlah
eritrositnya jauh lebih sedikit dari biasanya, dan mengakibatkan gejala anemia.
Kedua orang tua harus membawa gen penyakit sel sabit sehingga anak akan
menderita anemia sel sabit. Seseorang dengan gen tunggal dikatakan memiliki
sifat sickle cell, dan tidak memiliki gejala penyakit. Variasi keparahan
mengakibatkan kematian sebelum usia 30, untuk kasus ringan, tanpa gejala.
Gambar 8. Bentuk eritrosit pada penderita anemia sel sabit (A) eritrosit normal (B)
(Saladin, 2009)
6. Talasemia
Talasemia yaitu penyakit keturunan banyak ditemukan pada orang Afrika,
Mediterania, dan Asia, termasuk Indonesia. Angka pembawa sifat penyakit ini di
Indonesia berkisar 3 – 10%, artinya 10 dari 100 orang Indonesia yaitu
pembawa sifat penyakit ini. Pembawa sifat disebut talasemia minor. Mereka tidak
pernah memperlihatkan gejala yang berarti, hanya saja saat diperiksa Hb-nya
umumnya di bawah nilai normal. Jika diperiksa lebih dalam lagi, ukuran sel darah
merahnya lebih kecil dari normal. Penderita talasemia produksi hemoglobinnya
sedikit dan kematian dapat terjadi pada usia 20an. Kasus ringan menghasilkan
anemia ringan. Anak penderita talasemia membutuhkan transfusi seumur hidup
dengan segala resiko transfusi.
UJI Kemampuanmu
1. Deskripsikan bagaimana struktur eritrosit!
2. Jelaskkan struktur dan fungsi haemoglobin!
3. Apakah yang dimaksud dengan talasemia?
4. SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
Sel darah putih (leukosit) berbeda dari eritrosit dalam hal struktur, jumlah
maupun fungsinya. Ukuran leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan memiliki inti.
Leukosit tidak memiliki haemoglobin sehingga tidak berwarna. Jumlah leukosit tidak
sebanyak eritrosit, berkisar 5 – 10 juta per milimeter darah atau rara-rata 7 juta
sel/milimeter darah yang dinyatakan dengan 7000 /mm³. Leukosit merupakan sel darah
yang paling sedikit jumlahnya sekitar 1 sel leukosit untuk setiap 700 eritrosit. Jumlah
leukosit dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan pertahanan yang selalu berubah-
ubah.
Leukosit memiliki fungsi menahan invasi oleh pathogen melalui proses fagositosis;
mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang muncul di dalam tubuh;
Membersihkan sampah tubuh yang berasal dari sel yang mati atau cedera.
(Saladin, 2009)
Gambar 9. Struktur Leukosit (TEM), Contoh Leukosit Tipe Eosinofil
Terdapat lima tipe leukosit, yaitu granulosit (neutrofil, eusinofil, basofil) yang
sifatnya polimorfonuklear (memiliki inti lebih dari satu lobus) dan granulosit (monosit,
limfosit) yang memiliki hanya satu lobus pada intinya (mononuklear), seperti yang terlihat
pada Gambar 10 di bawah ini.
Gambar 10. Jenis-jenis Leukosit (Martini et al, 2012)
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Mendeskripsikan fungsi leukosit
- Membedakan leukosit granuler dan agranuler
- Memberikan contoh kelainan pada leukosit
Leukosit di produksi dalam sumsum tulang merah,
dan produksi setiap tipe leukosit diatur oleh protein yang
disebut colony-stimulating factor (CSF). Granulosit dan
monosit dihasilkan hanya di sumsum tulang, sedangkan
limfosit juga dihasilkan di jaringan limfoid (jaringan yang
mengandung limfosit seperti kelenjar limfe dan tonsil).
Berbagai jenis leukosit diproduksi dengan berbagai
tingkat kecepatan, bergantung pada jenis dan luas
serangan yang dihadapi. Pada orang dengan sumsum
tulang yang berfungsi normal, jumlah leukosit dapat
menjadi dua kali lipat dalam hitungan jam, jika memang
diperlukan. Banyak leukosit hanya hidup beberapa hari,
kemungkinan mati karena bertempur melawan patogen.
Leukosit lainnya dapat hidup selama berbulan-bulan atau
bahkan bertahun-tahun.
Tidak seperti eritrosit, leukosit hanya beredar
dalam waktu singkat dalam pembuluh darah sepanjang
hidupnya. Leukosit bermigrasi melalui jaringan ikat dan
jaringan padat tubuh, mengunakan aliran darah untuk
berpindah dari satu organ ke organ lainnya dan untuk
menuju ke tempat yang mengalami infeksi atau cedera.
Ketika leukosit beredar di sepanjang kapiler, leukosit
dapat mendeteksi tanda kimia adanya kerusakan di
sekitar jaringan. Jika masalah terdeteksi, leukosit
meninggalkan aliran darah dan memasuki area yang
mengalami kerusakan.
Sirkulasi leukosit mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
a. Semua leukosit dapat keluar dari pembuluh darah.
Ketika leukosit di dalam pembuluh darah diaktivasi, leukosit akan mendekati dan
menempel pada dinding pembuluh darah dalam suatu proses yang disebut
marginasi. sesudah berinteraksi lebih lanjut dengan sel endotel (epitel pembuluh
darah), leukosit yang teraktivasi menembus endotel dan memasuki jaringan.
Proses ini disebut emigrasi atau diapedesis.
KORELASI KLINIS
Salah satu prosedur klinis
yang paling umum dalam
pemeriksaan fisik rutin dan
diagnosis penyakit yaitu
perhitungan darah lengkap
(count Blood Cell/CBC). CBC
menghasilkan profil yang
sangat informatif berkaitan
dengan jumlah eritrosit,
leukosit, dan trombosit per
mikroliter darah; angka relatif
(persentase) dari masing-
masing jenis leukosit;
hematokrit; konsentrasi
hemoglobin; dan berbagai
indeks eritrosit seperti ukuran
(mean corpuscular volume,
MCV) dan konsentrasi
hemoglobin/eritrosit (mean
corpuscular hemoglobin, MCH).
Hari ini, sebagian besar
laboratorium menggunakan
penghitung counter elektronik.
Perangkat ini mengambil
sampel darah melalui tabung
yang sangat sempit dengan
sensor yang mengidentifikasi
jenis sel dan ukuran sel dan
kadar hemoglobin. Counter ini
memberikan hasil yang lebih
cepat dan lebih akurat
dibandingkan metode visual
yang lama.
Berbagai jenis penyakit
dapat didiagnosis dengan CBC,
seperti anemia, kelainan
ukuran, bentuk eritrosit, kadar
hemoglobin. Kekurangan
trombosit, kelebihan neutrofil
dll.
b. Semua leukosit mampu bergerak secara amoeboid. Gerak amoeboid yaitu
pergerakan meluncur yang disebabkan oleh aliran sitoplasma ke arah yang dituju
(pergerakan ini diberi nama amoeboid karena serupa dengan pergerakan
Amoeba). Mekanisme gerak amoeboid tidak sepenuhnya dipahami, tetapi
melibatkan pengaturan ikatan secara terus menerus antara filamen aktin dalam
sitoskeletin, dan membutuhkan ion kalsium serta ATP. Pergerakan amoeboid
memungkinkan leukosit melewati endotelium menuju jaringan perifer.
c. Semua leukosit tertarik pada rangsangan kimiawi khusus. Karakteristik ini disebut
koemotaksis positif, yang akan menuntun leukosit untuk menyerang patogen,
menuju jaringan rusak atau yang lainnya.
d. Neutrofil, Eosinofil, dan Monosit mampu melakukan pagositosis. Sel-sel leukosit
tersebut dapat menelan patogen, sel debris atau materi-materi yang lain.
Neutrofil dan eosinofil kadang-kadang disebut mikrofagh untuk membedakan
dengan makrofagh yang lebih besar dalam jaringan ikat. Makrofagh yaitu
monosit yang keluar dari pembuluh darah dan menjadi sangat aktif melakukan
pagositosis.
Jenis-jenis Leukosit
Neutrofil
Neutrofil merupakan tipe leukosit yang jumlahnya paling
banyak, sekitar 60 - 70% dari total leukosit. Kelompok sel ini
dibedakan dengan kelompok sel yang lain dari struktur intinya
yang memiliki 2 – 5 lobus. Neutrofil merupakan leukosit
pertama yang merespon terhadap kerusakan jaringan.
Di antara granulosit, neutrofil merupakan spesialis fagosit.
Sel ini merupakan pertahan pertama pada invasi bakteri
sehingga penting dalam proses peradangan. Selain itu, neutrofil juga berperan
membersihkan debris. Peningkatan jumlah neutrofil dalam darah menunjukkan infeksi
bakteri akut. Sebagian besar neutrofil memiliki usia yang pendek, sel ini bertahan dalam
aliran darah sekitar 10 jam. Jika neutrofil aktif menelan debris atau patogen, sel ini hanya
bertahan 30 menit atau kurang. Sel neutrofil akan mati jika menelan satu atau dua
bakteri, tetapi sebelum pecah neutrofil melepaskan senyawa kimia yang menarik neutrofil
lainnya ke daerah tersebut. Campuran antara neutrofil yang telah mati, debris, dan
mikrorganisme yang telah mati membentuk nanah.
Eosinofil
Jumlah eosinofil berkisar antara 2 – 4% dari seluruh leukosit.
Sel ini ditandai dengan inti yang memiliki dua lobus. Dalam
sitoplasmanya terlihat butiran-butiran merah jika diwarnai dengan
pewarnaan eosin (pewarnaan asam), dari sifat inilah nama
eosinofil muncul. Eosinofil merupakan sel motil yang
meninggalkan sirkulasi untuk memasuki jaringan selama reaksi
peradangan (inflamasi). Sel-sel ini yang paling umum terdapat pada jaringan mengalami
reaksi alergi, dan jumlahnya dalam darah meningkat jika orang mengalami alergi.
Eosinofil dapat mengurangi respon peradangan dengan memproduksi enzim yang
merusak bahan kimia inflamasi, seperti histamin. Ini akan mengontrol penyebaran
peradangan ke jaringan yang berdekatan. Eosinofil juga melepaskan bahan kimia
beracun seperti oksida nitrat dan enzim sitotoksik yang menyerang parasit cacing
tertentu, seperti cacing pita, cacing, cacing kremi, dan cacing tambang.
Basofil
Basofil mengandung butiran sitoplasma besar yang berwarna
biru atau ungu dengan pewarnaan dasar. Jumlah Basofil paling
sedikit dibandingkan leukosit yang lain, yaitu hanya 0,5 – 1% dari
seluruh leukosit. Sel ini lebih kecil dari neutrofil dan eosinofil
dengan diameter 8 -10 μm, dengan inti berbentuk U.
Basofil bermigrasi ke area cedera dan menyeberangi endotelium
kapiler dan menumpuk di jaringan yang rusak, di mana sel-sel ini
melepaskan butiran-butiran ke dalam cairan interstitial. Butiran-butiran tersebut
mengandung histamin, yang berfungsi melebarkan pembuluh darah, dan heparin,
senyawa yang mencegah pembekuan darah. Basofil dirangsang melepaskan bahan kimia
ini ke dalam cairan interstitial untuk meningkatkan peradangan lokal yang diprakarsai
oleh sel mast. Meskipun senyawa yang sama yang dilepaskan oleh sel mast dalam
jaringan ikat yang rusak, sel mast dan basofil yaitu populasi yang berbeda dengan asal-l
usul yang terpisah. Bahan kimia lain dilepaskan yang pengeluarannya dirangsang basofil
untuk menarik eosinofil dan basofil lainnya ke area yang terluka.
Limfosit
Limfosit merupakan leukosit terkecil. Ukuran limfosit sedikit lebih
besar dari eritrosit, dengan inti besar dan sitoplasma yang sangat tipis.
Jumlah limfosit yaitu 20 – 25% dari seluruh leukosit. Meskipun
limfosit berasal sumsum tulang merah, limfosit bermigrasi melalui
darah ke jaringan limfatik, di mana sel-sel ini dapat berkembang biak
dan menghasilkan lebih banyak limfosit. Mayoritas total populasi
limfosit terdapat dalam jaringan limfatik: kelenjar getah bening, limpa, tonsil, nodul
limfatik, dan timus. Meskipun limfosit tidak dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan
mikroskopis standar, sejumlah jenis limfosit memainkan peran penting dalam imunitas.
Terdapat dua jenis limfosit, yaitu limfosit T secara yang langsung menyerang dan
menghancurkan patogen (bakteri dan virus), terlibat dalam perusakan sel-sel tumor dan
penolakan jaringan cangkok dan limfosit B yang menghasilkan antibodi yang menyerang
bakteri.
Monosit
Monosit yaitu leukosit terbesar, dengan diameter dua atau tiga kali
diameter eritrosit. Monosit berjumlah sekitar 460 sel / μL atau
sekitar 3 – 8% dari jumlah seluruh leukosit. Inti besar dan terlihat
jelas, sering berwarna violet, dan biasanya berbentuk bulat telur,
ginjal, atau tapal kuda. Sitoplasma monosit berlimpah dan jarang
mengandungbutiran halus. Monosit biasanya tetap dalam sirkulasi
darah selama 3 hari, meninggalkan sirkulasi, menjadi berubah menjadi makrofag, dan
bermigrasi melalui berbagai jaringan. Makrofag yaitu sel yang sangat fagosit yang
mengkonsumsi hingga 25% dari volume mereka sendiri per jam. Sel-sel ini
memfagositosis bakteri, sel-sel mati, fragmen sel, dan puing-puing lain dalam jaringan.
Peningkatan jumlah monosit sering dikaitkan dengan infeksi kronis. Makrofag dapat
merangsang respon dari sel-sel lain seperti neutrofildan sel fagosit lainnya dalam dua
cara: (1) dengan pelepasan sinyal kimia dan (2) dengan fagosit dan pengolahan zat
asing, yang disajikan untuk limfosit. Makrofag juga aktif mengeluarkan zat yang menarik l
fibroblast ke wilayah ini. Fibroblas kemudian mulai memproduksi jaringan parut, yang
dibentuk di dinding dari daerah luka.
Kelainan atau gangguan yang melibatkan leukosit
a. severe combined immunodefi ciency disease (SCID)
Defisiensi imun kadang-kadang diwariskan. Anak-anak yang memiliki penyakit
defisiensi imun gabungan yang parah (SCID) terjadi ketika sel-sel induk dari leukosit
kekurangan enzim yang disebut adenosine deaminase. Tanpa enzim ini, limfosit B dan T
tidak berkembang dan tubuh tidak dapat melawan infeksi. Sekitar 100 anak-anak yang
lahir dengan penyakit ini setiap tahunnya. Memberikan suntikan enzim adenosine
deaminase dapat diberikan dua kali seminggu, tetapi transplantasi sumsum tulang dari
donor yang kompatibel yaitu cara terbaik untuk menyembuhkan penyakit.
b. Leukimia
Leukemia, yang berarti "darah putih," mengacu kepada sekelompok kanker yang
melibatkan proliferasi leukosit yang tidak terkendali. Sebagian besar leukosit ini
abnormal atau belum matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu melakukan fungsi
yang norma dalaml pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai dengan jenis
sel yang bereproduksi tidak terkendali, misalnya, leukemia limfositik melibatkan
proliferasi limfosit yang abnormal.
c. Infeksi Mononukleous
Infeksi limfosit olel Virus Epstein-Barr (EBV) yaitu penyebab infeksi
mononucleosis, dinamakan demikian karena sifat limfosit yang mononuklear. EBV
(keluarga virus herpes), yaitu salah satu virus pasien yang paling umum. Gejala
mononukleosis infeksiosa yaitu demam, sakit tenggorokan, dan kelenjar getah bening.
Meskipun gejala biasanya hilang dalam satu atau dua bulan tanpa obat, EBV tetap aktif
dan tersembunyi di beberapa sel di tenggorokan dan darah selama sisa hidup seseorang.
Stres dapat mengaktifkan virus. Reaktivasi berarti bahwa air liur seseorang dapat
menularkan infeksi kepada orang lain, seperti dengan ciuman mesra. Inilah sebabnya
mengapa mononukleosis disebut "penyakit
5. KEPING DARAH (TROMBOSIT)
Struktur dan fungsi trombosit
Trombosit bukan merupakan sel utuh tapi merupakan potongan keping sel yang
terlepas dari tepi sel luar suatu sel besar (diameter 60 μm) disumsum tulang yang
disebut megakariosit. trombosit terdiri dari sejumlah kecil sitoplasma yang dikelilingi oleh
membran plasma. Trombosit berbentuk cakram dan rata-rata diameter sekitar 3 μm.
Permukaan trombosit memiliki glikoprotein dan protein yang memungkinkan trombosit
untuk menempel pada molekul lain, seperti kolagen dalam jaringan ikat. Dalam setiap
mililiter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000 trombosit (kisaran 150.000
– 350.000/mm³). Trombosit tidak mempunyai inti, namun terdapat organel dan enzim
sitosol untuk menghasilkan energi dan mensintesis produk sekretorik yang disimpan
dalam granul. Trombosit mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi tinggi
sehingga trombosit dapat berkontraksi.
Harapan hidup trombosit sekitar 5-9 hari dan sesudah itu akan dihancurkan oleh
makrofag. Trombosit diproduksi dalam sumsum merah. Trombosit tidak keluar dari
pembuluh darah, tetapi sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan di rongga-rongga
berisi darah di limfa yang akan dikeluarkan oleh limfa jika terjadi perdarahan.
Trombosit memainkan peran penting dalam mencegah kehilangan darah dengan
cara: (1) membentuk keping/butiran, yang menutup lubang kecil di pembuluh darah dan
(2) merangsang dibentuknya kontruksi bekuan yang membantu menutup luka besar di
pembuluh darah.
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- menjelaskan struktur dan fungsi trombosit
- mendeskripsikan proses pembekuan darah
- memberi contoh kelainan pada trombosit
UJI Kemampuanmu
1. Sebutkan jenis-jenis leukosit beserta fungsinya!
2. Bagaimanakah karakteristik sirkulasi leukosit, jelaskan!
3. Beri contoh kelainanan yang melibatkan leukosit!
Homoestasis
Setiap kali pembuluh darah yang rusak, beberapa proses homeostasis
diimplementasikan untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Penghentian
perdarahan disebut hemostasis dan melibatkan tiga proses terpisah namun saling terkait.
Ketiga proses itu yaitu penyempitan pembuluh darah (Vascular spasm), pembentukan
sumbat trombosit, dan pembentukan bekuan darah.
Penyempitan pembuluh darah (vascular spasm)
Respon pertama ketika terjadinya pembuluh darah yang rusak yaitu
penyempitan pembuluh darah yang dihasilkan oleh kontraksi otot polos pada dinding
pembuluh darah. Peristiwa ini membatasi kehilangan darah dari pembuluh yang rusak,
karena dapat menutup pembuluh yang benar-benar kecil dan menghentikan aliran
darahnya. Beberapa hal memicu terjadinya reaksi ini. Cedera merangsang reseptor nyeri,
beberapa di antaranya langsung menginnervasi pembuluh darah di dekatnya dan
memicu pembuluh darah mengerut. Efek ini berlangsung hanya beberapa menit,
tetapi mekanisme lain mengambil alih pada saat reaksi ini mereda.
a b c
l
Pembentukan sumbat trombosit (Platelet Plug Formation)
Trombosit biasanya tidak menempel antara satu sama lain atau ke dinding
pembuluh darah karena mereka ditolak oleh dinding pembuluh darah yang bermuatan
positif. Ketika pembuluh darah rusak, jaringan ikat di pembuluh darah terbuka, akibatnya
trombosit tertarik ke situs tersebut dan menempel pada pada jaringan ikat (yang
bermuatan negatif) juga menempel antara satu sama lain sehingga sekelompok
trombosit terakumulasi membentuk sumbat. Sumbat trombosit dapat mengurangi atau
menghentikan pendarahan kecil.
Pembekuan Darah
Pembekuan darah yaitu proses ketiga dan paling efektif dalam proses
hemostasis. Sangatlah penting darah membeku dengan cepat ketika pembuluh darah
mengalami kerusakan, tetapi sama pentingnya agar darah tidak menggumpal ketika
tidak ada kerusakan di pembuluh darah. Karena keseimbangan ini, proses pembekuan
darah yaitu salah satu proses yang paling kompleks dalam tubuh, yang melibatkan lebih
dari 30 reaksi kimia dan melibatkan juga banyak zat. Walaupun prosesnya kompleks,
pembekuan darah selesai dalam waktu tiga sampai enam menit sesudah pembuluh darah
mengalami kerusakan.
Langkah-langkah kunci dalam proses pembekuan darah yaitu sebagai berikut:
1. Jaringan Rusak melepaskan tromboplastin dan agregat trombosit melepaskan faktor
trombosit, yang bereaksi dengan beberapa faktor pembekuan dalam plasma untuk
menghasilkan protrombin aktivator.
2. Dengan adanya ion kalsium, protrombin aktivator merangsang konversi protrombin,
(inaktif enzim) ke trombin (aktif enzim).
3. Dengan adanya ion kalsium, trombin mengubah molekul fibrinogen, protein plasma
yang larut, menjadi benang yang tidak larut yang disebut fibrin. Benang-benang fibrin
membentuk anyaman yang menjebak sel darah dan menempel pada jaringan yang
rusak untuk membentuk trombus atau bekuan darah. sesudah bekuan terbentuk,
benang-benang fibrin menghasilkan gumpalan lebih kompak dan menarik jaringan
yang rusak lebih dekat satu sama lain. Selanjutnya, fibroblas bermigrasi ke gumpalan
tersebut dan membentuk jaringan ikat fibrosa yang memperbaiki daerah yang rusak.
Kelainan dan Gangguan terkait Trombosit
a. Trombositopenia
Terbatasnya jumlah trombosit
disebut trombositopenia. Trombositopenia
terjadi karena produksi trombosit yang
rendah dalam sumsum tulang atau
meningkat kerusakan trombosit di luar
sumsum. Sejumlah kondisi, termasuk
leukemia, dapat memicu
trombositopenia. Hal ini juga dapat
disebabkan obat. Gejalanya penyakit ini
yaitu memar, ruam, dan mimisan atau
pendarahan di mulut. Perdarahan
gastrointestinal atau perdarahan di otak
yang dapat memicu komplikasi.
TAHUKAN ANDA?
Banyak parasit penghisap darah vertebrata,
mengeluarkan zat antikoagulasi yang menjaga
darah tetap mengalir, contohnya yaitu lintah.
Zat antikoagulan pertama kali ditemukan dalam
air liur lintah jenis Hirudo medicinalis yang disebut
hirudin tahun 1884. Hirudin merupakan
polipeptida yang mencegah pembekuan dengan
menghambat trombin. Karena kemampuannya
itu, sudah sejak lama Lintah digunakan dalam
pengobatan modern. Para dokter bedah vaskular
menggunakan lintah untuk menyambungkan
bagian pembuluh darah kecil di bagian yang
cedera, misalnya pada operasi penyambungkan
kembali daun telinga.
Anda dapat mengunduh macromedia flash tentang proses pembekuan darah pada alamat
http://www.hopkinsmedicine.org/hematology/Coagulation.swf
b. Trombosis
Jauh lebih banyak orang meninggal karena pembekuan darah yang tidak
diinginkan dari pada kegagalan pembekuan. Kebanyakan stroke dan serangan jantung
yaitu karena trombosis, yaitu terbentuknya bekuan darah (trombus) abnormal di
pembuluh darah. Sebuah trombus (bekuan) dapat tumbuh cukup besar dan menghalangi
aliran darah di pembuluh darah kecil, atau potongan bekuan darah ini dapat mengalir di
dalam aliran darah sebagai embolus. Jika pembentukan bekuan ini tidak diatasi aliran
darah bisa terhenti, dan jika pembuluh darah yang tersumbat berada di organ vital
seperti jantung, otak, paru-paru, atau ginjal, dapat memicu infark (kematian
jaringan). Ratusan ribu orang meninggal tromboemboli (trombus yang mengalir dalam
aliran darah). Sebagai contoh sekitar 650.000 orang Amerika meninggal setiap tahun
karena tromboemboli.
c. Hemofilia
Hemofilia yaitu penyakit kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan
faktor pembekuan darah sehingga darah sukar membeku. Terdapat banyak faktor yang
memicu terjadinya kesulitan pembekuan darah. Hemofilia A (hemofilia klasik)
disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan VIII. lebih mungkin terjadi pada anak laki-
laki dari pada anak perempuan. Hemofilia A disebabkan oleh salinan abnormal dari gen
produksi faktor VIII, ditemukan pada kromosom X. Hemofilia ini muncul ketika anak laki-
laki memiliki gen abnormal pada kromosom X. Kasus hemofilia A terjadi 1 dari 5.000 laki-
laki di seluruh dunia. Kekurangan faktor IX memicu hemofilia B (Christmas
disease), menyumbang 15% dari seluruh kasus dan terjadi pada sekitar 1 dari 30.000
laki-laki. Bentuk yang jarang disebut hemofilia C (defisiensi faktor XI) yaitu autosomal
dan tidak terkait seks, sehingga terjadi sama pada kedua jenis kelamin. Pada hemofilia,
benjolan sedikit dapat memicu perdarahan ke dalam sendi, yang diikuti degenerasi
tulang rawan pada sendi. Penyebab paling sering dan mengakibatkan kematian yaitu
pendarahan ke otak disertai kerusakan saraf. Suntikan reguler faktor VIII berhasil dapat
mengobati penyakit.
KEGIATAN
MEMBUAT APUSAN DARAH
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat
sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mrmpelajari sel
darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel
darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut
metode oles (metode smear). Bagaimana membuatnya, ikutilah prosedur berikut ini.
1. Siapkan alat dan bahan yang terdiri dari jarum penusuk (jarum franked), kaca benda
dan kaca penutup yang telah bersih, alkohol 70%, kapas, pewarna giemsa.
2. Siapkan ujung jari kiri bagian tengah atau manis, olesi dengan alkohol 70%.
3. Sterilkan jarum franke dengan alcohol 70%.
4. Siapkan 2 kaca benda yang bersih dan bebas lemak .
5. Tusuklah ujung jari dengan jarum franked dan keluarkan darah, tetskan darah yang ke
luar dari ujung jari pada salah sisi kaca benda A bagian kanan
6. Letakkan kaca benda kedua (B) pada sisi pendek dengan sudut 45 derajat, hingga
menyentuh tetesan darah pada kaca benda pertama sampai .
7. Geser kaca benda kedua (diapus) ke arah menjauhi sisi kanan gelas benda pertama
dengan kekuatan dan kecepatan yang sama rata sehingga didapat film darah yang tipis
dan rata.
8. Apusan darah dikeringanginkan, sesudah kering difiksasi dengan metanol selama 5
menit dan dikering anginkan. Dengan menggunakan pipet tetes, seluruh permukaan
sediaan oles ditetesi dengan larutan Giemsa, diamkan selama 15 menit, kemudian cuci
dengan air mengalir, keringanginkan.
9. Amati di bawah mikroskop. Identifikasi sel-seldarahnya dan gambarkan strukturnya.
6. Penggolongan Darah
Jika jumlah besar darah yang hilang selama operasi atau kecelakaan, pasien
dapat mengalami syok dan kematian kecuali dilakukan transfusi atau infus. Transfusi
yaitu transfer darah atau komponen darah dari satu orang ke orang lain. Ketika jumlah
besar darah yang hilang, sel-sel darah merah harus diganti untuk mengembalikan
kapasitas eritrosit membawa oksigen.
Pada awalnya upaya untuk transfusi darah dari satu orang ke orang lain sering
tidak berhasil karena mengakibatkan reaksi transfusi, termasuk terjadinya pembekuan
dalam pembuluh darah, kerusakan ginjal, dan kematian. Sekarang diketahui bahwa
reaksi transfusi disebabkan oleh interaksi antara antigen dan antibodi. Antigen yaitu
zat yang dapat memicu mekanisme pertahanan tubuh yang disebut respon imun.
Kebanyakan antigen yaitu protein.
Permukaan erittrosit memiliki molekul yang disebut antigen dan dalam plasma
terdapat molekul yang disebut antibodi. Antibodi sangat spesifik, yang berarti bahwa
setiap antibodi dapat menggabungkan hanya dengan antigen tertentu. Ketika antibodi
dalam plasma mengikat ke antigen di permukaan sel eritrosit maka akan terbentuk
jembatan molekuler yang menghubungkan sel-sel eritrosit. Akibatnya terjadi aglutinasi
atau menggumpal. Kombinasi antibodi dengan antigen juga dapat memicu reaksi
hemolisis. Karena kombinasi antigen-antibodi dapat memicu aglutinasi, antigen
sering disebut agglutinogen dan antibodi disebut aglutinin.
Antigen pada permukaan eritrosit telah dikategorikan ke dalam kelompok-
kelompok darah, dan lebih dari 35 kelompok darah, yang sebagian besar jarang terjadi,
telah diidentifikasi. Untuk transfusi, kelompok darah ABO dan Rh yaitu yang paling
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan penggolongan darah
- Menjelaskan fungsi penggolongan darah
UJI Kemampuanmu
1. Sebutkan 3 mekanisme dasar proses homestasis!
2. Jelaskan langkah kunci proses pembekuan darah
3. Beri contoh gangguan atau kelaianan yang terkait trombosit!
penting. Kelompok terkenal lainnya termasuk Lewis, Duffy, MNSs, Kidd, Kell, dan
kelompok Lutheran.
Penggolongan darah sistem ABO
Penggolongan darah sistem ABO didasarkan pada ada atau tidaknya dua antigen
pada permukaan eritrosit, yaitu antigen A dan antigen B. Seperti semua antigen, antigen
pada eritrosit merupakan sifat yang diturunkani dan tetap tidak berubah dari lahir sampai
meninggal. Golongan darah ABO dibagi menjadi empat jenis kemungkinan, yaitu A, B,
AB, dan O. Tabel 2 berikut ini menyajikan antigen dan antibodi yang terdapat dalam
setiap golongan darah.
Karena antibodi anti-A dan anti-B memicu penggumpalan eritrosit dengan
antigen A dan B, masing-masing, jenis darah ABO mudah ditentukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menempatkan sampel darah pada kaca objek . Masing-masing darah
dalam slide kaca diteteskan satu tetes serum, satu sampel darah ditetesi serum yang
mengandung antibodi anti-A dan serum yang mengandung antibodi anti-B ditambahkan
ke yang lain. Pola aglutinasi yang terjadi pada tetes darah yang diuji ditunjukkan pada
Tabel 3. dan Gambar 21. berikut ini.
Tabel 3. Pola Aglutinasi pada penetuan golongan darah sistem ABO
GOLONGAN DARAH SERUM ANTI A + DARAH SERUM ANTI B + DARAH
A Aglutinasi Tidak ada aglutinasi
B Tidak ada aglutinasi Aglutinasi
AB Aglutinasi Aglutinasi
O Tidak ada aglutinasi Tidak ada aglutinasi
Seperti yang telah disebutkan di atas, penggolongan darah penting untuk proses
transfusi. Ttransfusi darah dilakukan dengan golongan darah yang sama, kecuali dalam
kondisi darurat. Ketika jenis darah yang berbeda harus digunakan, sangat penting bahwa
antigen dari darah yang ditransfusikan bersifat kompatibel dengan antibodi darah
penerima. Sebagai contoh, darah dengan antigen A atau B tidak dapat diberikan kepada
pasien yang darahnya mengandung antibodi anti-A atau anti-B. Mengingat hal ini dan
pola antigen dan antibodi dalam jenis darah ABO, kompatibilitas jenis darah untuk
transfusi dapat ditentukan.
Tabel 4 berikut ini menunjukkan jenis darah ABO yang digunakan untuk
transfusi dan jenis darah yang menerimanya. Perhatikan tabel 4 tersebut, terlihat
bahwa golongan darah AB dapat menerima darah dari semua jenis golongan darah baik
A, B, O dan jenis darah O dapat diberikan untuk semua jenis darah ABO. Oleh karena
itu, golongan darah AB darah kadang-kadang disebut penerima/resipien universal, dan
golongan darah O dikenal sebagai donor universal.
Sistem Rhesus (Rh)
Antigen A dan B bukan satu-satunya antigen penting yang ditemukan pada
permukaan eritrosit. Ada atau tidak adanya faktor Rh juga merupakan komponen penting
dari golongan darah. Nama Rh berasal dari nama monyet rhesus, dimana antigen Rh
pertama kali ditemukan. Orang-orang yang memiliki antigen Rh pada eritrositnya mereka
dianggap memiliki Rh-positif (+), dan jika tidak ada antigen Rh di eritrositnya , individu
tersebut dianggap mempunyai Rh-negatif (-). Orang dengan Rh-negatif tidak akan
membentuk antibodi anti-Rh kecuali ia telah terkena antigen Rh. Untuk alasan ini,
individu Rh-negatif harus diberikan darah hanya dari darah Rh-negatif ketika ditransfusi.
Jika diberikan darah Rh-positif, maka akan merangsang produksi antibodi anti-Rh. Reaksi
transfusi tidak akan terjadi pada transfusi pertama, karena butuh waktu bagi tubuh untuk
membuat antibodi anti-Rh. Namun, sesudah transfusi kedua dari darah Rh-positif, antibodi
dalam plasma penerima akan bereaksi dengan antigen pada eritrosit dari darah yang
disumbangkan. Reaksi ini dapat memicu kematian pasien.
Masalah yang sama terjadi pada eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada
bayi baru lahir), yaitu kelainan darah pada bayi baru lahir yang disebabkan penghancuran
eritrosit janin oleh antibodi maternal. Ketika seorang wanita dengan darah Rh- hamil anak
pertama dengan Rh+, beberapa eritrosit Rh+ mungkin secara tidak sengaja masuk ke
darah ibu karena rusaknya pembuluh darah plasenta. Hal ini paling sering terjadi selama
persalinan. Pengenalan eritrosit janin (Rh+) dengan antigen Rh memicu penumpukan
antibodi anti-Rh dalam darah ibunya. Penumpukan berjalan lambat, tapi ibu telah
menjadi peka terhadap antigen Rh. Eritroblastosis fetalis dapat berkembang pada
kehamilan berikutnya dengan janin Rh+ karena antibodi anti Rh dalam darah ibu mudah
melewati plasenta masuk ke dalam darah janin dan menggumpalkan eritrosit janin . Jika
sejumlah besar eritrosit menggumpal dan hancur, kemampuan janin untuk mengangkut
oksigen menurun. Menanggapi konsentrasi oksigen menurun, jaringan pembentuk darah
janin meningkatkan produksi eritrosit. Dalam upaya untuk mempercepat menghasilkan
eritrosit, sejumlah besar sel darah merah yang belum matang disebut erythroblasts
dilepaskan ke dalam darah. Sel-sel yang belum dewasa ini tidak mampu membawa
oksigen seperti sel darah merah yang matang.
Penghancuran sejumlah besar eritrosit menghasilkan efek berbahaya lainnya.
Hemoglobin dibebaskan dari eritrosit dapat mengganggu fungsi normal ginjal dan dapat
memicu gagal ginjal. Pemecahan hemoglobin dalam jumlah besar membentuk
kelebihan bilirubin, empedu pigmen kuning yang menghasilkan penyakit kuning.
Kekurangan oksigen dan konsentrasi bilirubin yang berlebihan dalam darah janin dapat
memicu kerusakan otak pada bayi yang menderita.
B. JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
Jantung dan pembuluh darah merupakan bagian dari sistem kardiovaskular.
Jantung memompa darah melalui sistem tertutup pembuluh darah. Arteri membawa
darah dari jantung ke kapiler dalam jaringan tubuh. Vena membawa darah dari kapiler
dalam jaringan tubuh kembali ke jantung. Gambar 23 menunjukkan skema umum
sirkulasi darah dalam tubuh. Pembuluh darah berwarna biru membawa terdeoksigenasi
darah (miskin oksigen) dan pembuluh darah merah membawa darah yang kaya oksigen.
JANTUNG
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Mendeskripsikan struktur dan fungsi jantung
- menjelaskan siklus jatung
Jantung merupakan pompa otot yang luar biasa yang menghasilkan gaya yang
dibutuhkan untuk mengedarkan darah. Jantung berdenyut sekitar 72 kali per menit, tidak
pernah berhenti setiap waktu dan tidak merasa kelelahan. Untuk menggambarkan usaha
yang dilakukan oleh jantung, coba anda lakukan secara bergantian mengepalkan dan
membuka kepalan sebanyak 70 kali per menit. Berapa menit yang anda butuhkan
sebelum otot-otot tangan Anda terlalu lelah untuk melanjutkannya? Sebaliknya, jantung
sehat tidak kelelahan. Jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali setiap hari, sekitar 2
miliar ketukan selama seumur hidup. Volume darah yang dipompa oleh jantung sama
luar biasanya. Jantung memompa sekitar 5 liter darah dalam satu menit melalui ruang-
ruang jantung atau lebih dari 9400 liter per hari.
Struktur Jantung
Jantung (bahasa Latin, cor) yaitu organ berotot yang memompa darah lewat
pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang. Ukuran jantung bervariasi sesuai dengan
ukuran tubuh. Jantung dewasa berukuran sekitar 9 cm lebarnya, n 13 cm dari dasar ke
puncak, dan 6 cm dari anterior ke posterior. Beratnya sekitar 300 g (10 oz).
Letak Jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada di bagian mediastinum, di antara paru-
paru di balik tulang dada (sternum). Posisi jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke
arah kirii, jadi sekitar dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri. Bagian atas jantung
lebih luas dibandingkan dengan bagian dasar. Bagian ujung jantung rmeruncing
(berbentuk kerucut), tepat di atas diafragma.
Penutup jantung
Jantung tertutup dalam kantung berdinding ganda disebut pericardium. Dinding
luar disebut kantung perikardial (perikardium parietal) yang tersusun oleh lapisan
berserat yang merupakan jaringan ikat padat yang tidak teratur bagian dalam ditutupi
oleh tipis yaitu lapisan serosa. Lapisan serosa bergulir ke dalam di dasar jantung dan
membentuk epikardium (pericardium visceral) yang menutupi permukaan jantung
(Gambar 25). Kantung perikardial menyatu dengan diafragma bagian bawah oleh
ligamen. Antara membaran parietal dan visceral terdapat ruang yang disebut rongga
perikardial yang berisi 5 sampai 30 ml cairan perikardiar yang dikeluarkan oleh
pericardium serosa. Cairan ini berfungsi melumasi membran dan memungkinkan jantung
mengurangi gesekan saaat berdenyut. Perikarditis (peradangan pada perikardium)
memungkinkan perikardium menjadi kasar dan menghasilkan gesekan yang menyakitkan
setiap kali jantung berdenyut. Selain mengurangi gesekan, perikardium membatasi
jantung dari organ dada lain dan memungkinkan ruang untuk memperluas, namun
menolak ekspansi yang berlebihan.
Dinding Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu epikardium, miokardium, dan
endocardium. Epikardium (perikardium viseral) yaitu membran serosa pada permukaan
jantung. epicardium terutama tersusun oleh epitel skuamosa sederhana di bagian atas
ehlapisan tipis jaringan areolar. Di beberapa tempat mengalami penebalan oleh lapisan
jaringan adiposa, sedangkan di daerah lain itu bebas lemak. Cabang-cabang terbesar dari
pembuluh darah koroner melalui epikardium tersebut.
Endocardium, merupakan lapisan interior ruang jantung. Seperti epikardium,
endokardium terdapat endothelium yang terbentuk oleh skuamosa sederhana di bagian
atas lapisan tipis jaringan areolar; Namun, endocardium tidak memiliki jaringan adiposa.
Endocardium meliputi permukaan katup dan terus menyatu dengan endotelium pembuluh
darah.
Miokardium terletak di antara kedua lapisan epicardium dan endokardium,
tersusun oleh otot jantung. Miokardium merupakan lapisan tebal dan merupakan lapisan
yang melakukan kerja jantung. Ketebalannya bervariasi antara satu ruang jantung
dengan ruang jantung yang lain dan sebanding dengan beban kerja pada individu.
Dinding Atria lebih tipis untuk mengantarkan darah ke ventrikel. Dinding Ventricle lebih
tebal dan kuat. Hal ini terjadi karena ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-
paru, sedangkan dinding ventrikel kiri lebih tebal untuk memompa darah ke seluruh
tubuh.
Jantung juga memiliki kerangka serat kolagen dan elastis yang membentuk
kerangka berserat. Jaringan ini terutama terkonsentrasi di dinding antara bilik jantung,
cincin fibrosa (Anuli fibrosi) sekitar katup, dan dalam lembaran jaringan yang
menghubungkan cincin ini. Kerangka berserat memiliki beberapa fungsi: (1) Menyediakan
dukungan struktural untuk jantung, terutama di sekitar katup dan bukaan pembuluh
besar; menjaga lubang ini terbuka dan mencegah peregangan yang berlebihan ketika
lonjakan aliran darah lonjakannya. (2) Sebagai nonkonduktor listrik yang berfungsi
sebagai isolasi listrik antara atrium dan ventrikel, sehingga atrium tidak dapat
merangsang ventrikel langsung. (3) Beberapa pihak berpikir bahwa elastisitas dari
kerangka berserat dapat membantu dalam mengisi jantung dengan darah setiap denyut.
Ruang Jantung
Jantung memiliki empat ruang, Dua ruang di kutub superior (basis) jantung yaitu
atrium kanan dan atrium kiri. Atrium berdinding tipis, menerima darah yang kembali ke
jantung dari pembuluh darah besar. Sebagian besar massa masing-masing atrium yaitu
di sisi posterior jantung, sehingga hanya sebagian kecil terlihat dari pandangan anterior.
Dua ruang di bawah atrium yaitu ventrikel kanan dan kiri. Ventrikel yaitu
pompa yang mengeluarkan darah ke dalam arteri agar tetap mengalir ke seluruh tubuh..
Di permukaan, batas-batas dari empat ruang ditandai oleh tiga sulci (alur), yang
sebagian besar diisi oleh lemak dan pembuluh darah koroner.
Katup Jantung
Seperti semua pompa, jantung mengandung katup yang memungkinkan darah
mengalir hanya ke satu arah melalui jantung. Kedua jenis katup jantung yaitu katup
atrioventrikular (AV) dan katup semilunar. Atrioventricular merupakan katup antara
atrium dan ventrikel. Katup terbentuk dari jaringan ikat fibrosa. Setiap katup
memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel tetapi mencegah aliran balik
darah dari ventrikel ke atrium. katup AV antara atrium kanan dan ventrikel kanan
yaitu katup trikuspid. Katup bikuspid atau mitral terletak antara atrium kiri dan
ventrikel kiri. Katup AV berasal dari cincin tebal jaringan ikat fibrosa yang mendukung
persimpangan ventrikel dengan atrium dan arteri besar yang melekat pada ventrikel.
Jaringan fibrosa yang mendukung ini disebut kerangka berserat.
Katup semilunar terletak di basis arteri besar yang membawa darah dari ventrikel.
Katup semilunar paru terletak di dasar batang paru, yang membentang dari ventrikel
kanan. Katup semilunar aorta terletak di dasar aorta, yang membentang dari ventrikel
kiri. Setiap katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang tersusun daru jaringan ikat
fibrosa. Katup semilunar memungkinkan darah dipompa dari ventrikel ke arteri selama
kontraksi ventrikel, tetapi katup ini mencegah aliran balik darah dari arteri ke ventrikel
selama ventrikel relaksasi.
Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup fase kontraksi dan relaksasi. fase Kontraksi dikenal
sebagai sistol dan relaksasi disebut diastole. Fase-fase ini diilustrasikan pada Gambar 31.
Ventrikel mengalami relaksasi ketika atrium berkontrak, dan atrium mengalami relaksasi
ketika ventrikel berkontraksi. Ketika kedua atrium dan ventrikel relaksasi di antara
denyutan, darah mengalir ke atrium dari vena besar yang mengarah ke jantung dan ke
dalam ventrikel. Kemudian, atrium berkontraksi (atrial systole), memaksa lebih banyak
darah ke dalam ventrikel sehingga dipenuhi darah. Segera sesudah itu, terjadi kontraksi
ventrikel. Ketika ventrikel mengalami sistol, tiba-tiba menghasilkan tekanan darah tinggi
dalam ventrikel, dan tekanan darah ini menutup kedua katup atrioventrikular dan
membuka kedua katup semilunar, darah dipompa ke dalam arteri yang menuju jantung,
dikuti diastol pada ventrikeli, memungkinkan katup atrioventrikel untuk membuka. Secara
bersamaan, katup semilunar dekat karena tekanan darah yang lebih besar dalam arteri.
Siklus jantung kemudian diulang.
Suara Jantung
Suara detak jantung biasanya digambarkan sebagai lub-dup (jeda) lub-dup, dan
seterusnya. Suara ini diproduksi oleh penutupan katup jantung. Suara pertama
dihasilkan dari penutupan katup atrioventrikular selama sistol ventrikel. Suara kedua
dihasilkan dari penutupan katup semilunar saat diastole ventrikel. Jika salah satu katup
jantung rusak dan tidak menutup dengan benar terdengar suara tambahan yang dikenal
sebagai murmur jantung.
Aliran Darah yang melalui Jantung
Aliran darah melalui jantung digambarkan dalam gambar 32. Meskipun aliran
darah melalui jantung dijelaskan dari kanan dan kemudian sisi kiri jantung, penting untuk
dipahami bahwa kontrask kedua atrium terjadi pada saat yang sama, dan kontrakso
keduan ventrikel terjadi secara bersamaan. Konsep ini yang paling penting ketika
aktivitas listrik, perubahan tekanan, dan suara jantung harus dipahami.
Darah memasuki atrium kanan dari sirkulasi sistemik melalui vena cava superior
dan inferior, dan dari otot jantung melalui sinus koroner. Sebagian besar darah mengalir
ke atrium kanan mengalir melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan sedangkan ventrikel
kanan berelaksasa mengikuti kontraksi sebelumnya. Atrium kanan kemudian
berkontraksi, dan darah didorong dari atrium kanan ke ventrikel kanan dan mengisi
ventrikel kanan. sesudah kontraksi atrium kanan, ventrikel kanan mulai berkontraksi.
Kontraksi ventrikel kanan mendorong darah terhadap katup trikuspdalis sehingga ditutup.
sesudah tekanan di dalam ventrikel kanan meningkat, katup semilunar paru dipaksa
terbuka, dan darah mengalir ke batang paru.
Cabang-cabang batang paru dari arteri paru, membawa darah ke paru-paru, di
mana karbon dioksida dilepaskan dan oksigen dijemput. Darah kembali dari paru-paru
memasuki atrium kiri melalui empat vena pulmonalis. Sebagian besar darah mengalir ke
atrium kiri melewati katup bikuspid ke ventrikel kiri sedangkan ventrikel kiri bereksasi
mengikuti kontraksi sebelumnya. Atrium kiri kemudian berkontraksi dan darah yang
didorong dari atrium kiri ke ventrikel kiri untuk menyelesaikan pengisian ventrikel kiri.
sesudah kontraksi atrium kiri, ventrikel kiri mulai berkontraksi. Kontraksi ventrikel kiri
mendorong darah terhadap katup bikuspid, memaksa untuk ditutup. sesudah tekanan
dalam ventrikel kiri meningkat, katup semilunar aorta dipaksa terbuka, dan darah
mengalir ke aorta . Darah mengalir melalui aorta didistribusikan ke seluruh bagian tubuh,
kecuali pada sebagian paru-paru yang disediakan oleh pembuluh darah paru.
pembuluh darah
Rute yang diambil oleh darah sesudah meninggalkan jantung memberikan
kebingungan selama berabad-abad. Kaisar Cina Huang Ti (2697-2597 SM) percaya
bahwa darah mengalir sekaligus ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Namun pada
abad kedua, dokter Romawi Claudius Galen (129-c. 199) berpendapat bahwa darah
mengalir bolak-balik di pembuluh darah, seperti udara di tabung bronkial. Seiring
berkembangnya waktu, ala-alat banyak hal terungkap berkaita dengan pembuluh darah
dan aliran darah
STRUKTUR PEMBULUH DARAH
Dinding Pembuluh Darah
Dinding arteri dan vena terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Tunika interna (tunika intima) lapisan bagian dalam pembuluh darah yang terdiri
dari epitel skuamosa sederhana yang disebut endotelium yang terletak di atas
membran basal dan lapisan tipis jaringan ikat. Endotelium bertindak sebagai
penghalang selektif permeabel untuk bahan yang akan memasuki atau
meninggalkan aliran darah; mengeluarkan bahan kimia yang merangsang
pelebaran atau penyempitan kapal; dan biasanya menolak sel darah dan
trombosit sehingga mereka mengalir bebas tanpa menempel pada dinding
pembuluh darah. Ketika endotelium rusak, trombosi membentuk gumpalan darah;
dan ketika jaringan di sekitar pembuluh darah mengalami peradangan, sel-sel
endotel menghasilkan molekul sel-adhesi yang memicu leukosit untuk
Capaian Pembelajaran
sesudah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Mendeskripsikan struktur dan fungsi pembuluh darah
- membedakan pembuluh darah arteri, vena dan kapiler
UJI Kemampuanmu
1. Mengapa deinding ventriel kanan lebih tebal dibandingkan venrikel
kiri?
2. Apakah fungsi pericardium?
3. Sebutkan 3 lapisan yang menyusun jantung?
memenuhi permukaan. Hal ini memicu leukosit berkumpul di jaringan untuk
tindakan pertahanan yang dibutuhkan.
2. Tunika media, lapisan tengah, biasanya paling tebal. Ini terdiri dari otot polos,
kolagen, dan dalam beberapa kasus, jaringan elastis. Jumlah otot polos dan
jaringan elastik bervariasi ntara pebuluh darah yang satu dengan yang lain.
Tunika media memperkuat pembuluh dan mencegah tekanan darah pecah,
menyediakan vasomotion, perubahan dalam diameter pembuluh darah.
3. Tunika externa (tunika adventitia) yaitu lapisan terluar. Ini terdiri dari jaringan
ikat longgar yang sering menyatu dengan pembuluh darah, saraf, atau organ lain
sekitarnya.
Jenis Pembuluh Darah
Terdapat tiga jenis pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena. Mereka membentuk
sistem tertutup berbentuk tabung yang membawa darah dari jantung ke sel-sel tubuh
dan kembali ke jantung. Tabel 5 menunjukkan perbandingan di antara pembuluh darah.
Arteri
Arteri membawa darah dari jantung. Arteri bercabang berulang kali menjadi lebih
kecil dan arteri yang paling kecil akhirnya membentuk arteri mikroskopis yang disebut
arteriol. cabang-cabang arteri (arteriol), ketebalan lapisan ototnya berkurang. Dinding
arteriol terkecil hanya terdiri dari endotelium dan beberapa serat otot polos yang
mengelilinginya. Arteri, terutama arteriol, memainkan peran penting dalam
mengendalikan aliran darah dan tekanan darah.
Kapiler
Arteriol terhubung dengan kapiler, pembuluh darah paling banyak dan paling
kecil. Diameter sebuah kapiler sangat kecil sehingga eriyrosit harus melewatinya dalam
file tunggal. Dinding kapiler hanya terdiri dari endotelium, yang memungkinkan
pertukaran bahan antara darah di kapiler dan sel-sel tubuh. Distribusi kapiler dalam
jaringan tubuh bervariasi dengan aktivitas metabolik dari setiap jaringan. Kapiler
terutama melimpah di jaringan aktif, seperti jaringan otot dan saraf, di mana hampir
setiap sel dekat dengan kapiler. Kapiler kurang melimpah di jaringan ikat, dan mereka
tidak hadir di beberapa jaringan, seperti tulang rawan, epidermis, dan lensa dan kornea
mata.
Aliran darah dalam kapiler dikendalikan oleh otot sfingter prekapiler yang berupa
serat otot polos yang melingkari dasar kapiler di persimpangan arteri-kapiler. Kontraksi
sfingter prekapiler menghambat aliran darah ke jaringan kapiler tersebut. Relaksasi
sfingter memungkinkan darah mengalir ke dalam jaringan kapiler untuk menyediakan
oksigen dan nutrisi untuk sel-sel jaringan. Ketika beberapa jaringan kapiler diisi dengan
darah, yang lain tidak. Jaringan kapiler menerima darah sesuai dengan kebutuhan sel-sel
yang mereka layani. Sebagai contoh, selama latihan fisik darah dialihkan dari jaringan
kapiler dalam saluran pencernaan untuk mengisi jaringan kapiler di otot rangka. Pola
distribusi darah sebagian besar terbalik sesudah makan.
Pertukaran Bahan
Pertukaran yang terus-menerus bahan antara darah dan jaringan sel sangat
penting bagi kehidupan. Sel membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk melakukan fungsi
metabolisme mereka, dan mereka menghasilkan karbon dioksida dan limbah metabolik
lainnya yang harus dikeluarkan oleh darah. Sel-sel jaringan yang diselimuti lapisan tipis
cairan ekstraseluler yang disebut cairan interstitial, atau cairan jaringan, yang mengisi
ruang jaringan dan terletak di antara sel jaringan dan kapiler. Oleh karena itu, semua
bahan yang lolos antara darah dan jaringan sel harus melewati cairan interstitial. Zat
terlarut seperti oksigen dan nutrisi dari darah berdifusi dalam kapiler ke dalam cairan
interstitial dan dari cairan interstitial ke dalam sel-sel tubuh. Karbon dioksida dan limbah
metabolik berdifusi ke arah yang berlawanan.
Vena
sesudah darah mengalir melalui kapiler, memasuki venula, vena terkecil. Beberapa
kapiler bergabung membentuk venula. Venula terkecil hanya terdiri dari endotelium dan
jaringan ikat, tetapi venula yang lebih besar juga mengandung jaringan otot polos.
Venula bersatu untuk membentuk pembuluh darah kecil. Vena kecil bergabung
membentuk vena semakin besar seperti darah dikembalikan ke jantung. Vena yang lebih
besar, terutama di kaki dan tangan, mengandung katup yang mencegah aliran balik
darah dan membantu kembalinya darah ke jantung. Karena hampir 60% dari volume
darah berada dalam pembuluh darah, vena dapat dianggap sebagai area penyimpanan
darah yang dapat dibawa ke bagian lain dari tubuh pada saat dibutuhkan. Sinusoid vena
di hati dan limpa sangat penting. Jika darah hilang oleh perdarahan, baik volume darah
maupun tekanan darah mengalami penurunan. Sebagai tanggapan hal tersebut, sistem
saraf simpatik mengirimkan impuls untuk mengerut dinding otot pembuluh darah, yang
mengurangi volume vena dan mengkompensasi kehilangan darah. Sebuah respon yang
sama terjadi selama aktivitas otot berat untuk meningkatkan aliran darah ke otot rangka.
Aliran Darah
Darah beredar karena perbedaan tekanan darah. Darah mengalir dari daerah
tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan darah yaitu terbesar dalam ventrikel
dan terendah di atrium. Gambar 36. menunjukkan penurunan tekanan darah dalam
rangkaian sistemik dengan peningkatan jarak dari ventrikel kiri. Kontraksi ventrikel
menciptakan tekanan darah yang mendorong darah melalui arteri. Namun, tekanan
menurun sebagai di yang lebih kecih hingga ke kapiler. Penurunan tekanan darah terjadi
karena luas penampang keseluruhan arteri gabungan sangat meningkat seirnging dengan
banyaknya percabangan arteri. Saat darah meninggalkan kapiler dan memasuki vena,
ada tekanan darah yang sangat sedikit yang tersisa untuk kembali darah ke jantung.
Kembalinya darah vena dibantu oleh tiga kekuatan tambahan: kontraksi otot skeletal,
gerakan pernapasan, dan gavitasi. Kontraski dari otot rangka menekan pembuluh darah,
memaksa darah mengalir dari satu segmen ke segmen yang lain dan menuju jantung
karena katup mencegah aliran balik darah. Metodi pergerakan tersebut terjadi di
pembuluh darah vena menuju jantung sangat pentinglah terutama untuk mengalirkan
darah dari lengan dan kaki ke jantung.
Kecepatan Aliran Darah
Kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan luas penampang keseluruhan
pembuluh darah. Oleh karena itu, kecepatan semakin menurun seiring meningkatnya
jumlah pembuluh darah arteri sampai di kapiler. Kecepatan semakin meningkat pada
vena dalam perjalanan membawa darah kembali ke jantung.
Aliran darah yang tercepat di aorta dan paling lambat dalam kapiler, situasi yang
ideal menyediakan sirkulasi darah yang cepat dan waktu yang cukup untuk pertukaran
bahan antara darah di kapiler dan sel-sel jaringan.
Tekanan darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh pasien . Tekanan
darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80
mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan
tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah yaitu saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih
rendah dibandingkan dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari
biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi.
Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah
yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
GANGGUAN PADA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
Penyakit jantung yaitu sebuah kondisi yang memicu Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain:
Otot jantung yang lemah.
Penyakit ini yaitu kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah membuat
penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja
jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala
dapat memicu tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung
ini mudah pingsan.
Jantung Bocor
Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak
sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat
penderita masih di dalam kandungan. Hal ini memicu darah bersih dan darah kotor
tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang
berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh
penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak memicu rasa sakit di dada.
Serangan jantung
Serangan jantung yaitu sebuah kondisi yang memicu jantung sama sekali
tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung.
Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya yaitu
terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah
yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau
mengeras, entah oleh karena kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti
penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang
banyak ditemui dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin.
Atherosclerosis
akumulasi lemak kolesterol pada dinding pembeluh darah
Stroke
Pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak kekurangan oksigen bisa memicu
kelumpuhan dan kematian
RANGKUMAN
Fungsi Darah
1. Darah mengangkut gas, nutrisi, produk-produk limbah, dan hormon.
2. Darah yang terlibat dalam regulasi homeostasis dan pemeliharaan pH, suhu tubuh,
keseimbangan cairan, dan kadar elektrolit.
3. Darah melindungi terhadap penyakit dan kehilangan darah
Komposisi Darah
Darah yaitu jaringan mengandung sel dan fragmen sel. Secara kolektif, sel-sel dan
fragmen sel disebut elemen padat terdiri atas eritrosit, leukosit, trombosit). Sel dan
fragmen sel tersuspensi dalam cairan plasma.
Plasma
1. Plasma sebagian besar tersusun air, mengandung protein, seperti albumin
(mempertahankan tekanan osmotik), globulin (berfungsi dalam transportasi dan
kekebalan), fibrinogen (yang terlibat dalam pembekuan darah), dan hormon dan
enzim (yang terlibat dalam regulasi).
2. Plasma mengandung ion, nutrisi, produk-produk limbah, dan gas.
Eritrosit
1. Eritrosit, atau sel darah merah, berbentuk bikonkaf, tidak memiliki inti dan
mengandung sejumlah besar hemoglobin. Fungsi utama eritrosit yaitu transportasi
oksigen.
2. Hemoglobin terdiri dari heme, suatu pigmen yang mengandung besi, dan globin,
protein. Hal ini memainkan peran penting dalam transportasi oksigen dan
berpartisipasi dalam transportasi karbon dioksida.
UJI Kemampuanmu
1. Bandingkan antara pembuluh darah ateri, vena, dan kapiler!
2. Apa yang dimaksud dengan tekanan dara? l
3. Eritrosit sangat melimpah dalam darah. Jumlah eritrosit 4.500.000-6.200.000 per
mm3 pada laki-laki dan 4.200.000-5.400.000 per mm3 pada wanita.
4. Eritrosit dibentuk dari hemocytoblasts di sumsum tulang merah. Tingkat produksi
dikendalikan oleh konsentrasi oksigen dari darah melalui mekanisme umpan balik
negatif. Konsentrasi oksigen menurun merangsang sel-sel ginjal untuk melepaskan
erythropoietin, yang merangsang peningkatan produksi sel darah merah oleh sumsum
tulang merah.
5. Besi, asam amino, vitamin B12, dan asam folat yang penting untuk produksi eritrosit.
6. Eritrosit hidup sekitar 120 hari sebelum mereka hancur oleh makrofag di limpa dan
hati.
Leukosit
1. Sel darah putih melindungi tubuh terhadap mikroorganisme dan mengangkat sel mati
dan puing-puing.
2. Lima jenis sel darah putih yang ada.
■ Neutrofil yaitu sel fagosit kecil.
■ Eosinofil mengurangi peradangan.
■ Basofil melepaskan histamin dan terlibat dengan meningkatkan respon inflamasi.
■ Limfosit penting dalam imunitas, termasuk produksi antibodi.
■ Monosit meninggalkan darah, masukkan jaringan, dan menjadi sel besar bersifat
fagosit yang disebut makrofag.
Trombosit
1. Trombosit merupakan fragmen dari sel megakaryocytes dalam sumsum tulang
merah. jumlahnya sekitar 150.000 menjadi 400.000 per / mm3 darah
2. Trombosit berperan dalam pembekuan darah
Homeostasis
1. Hemostasis yaitu penghentian perdarahan. Ini terdiri dari tiga proses: penyempitan
pembuluh darah, pembentukan sumbat trombosit, dan pembekuan darah.
2. Penyempitan pemuluh darah yaitu proses pertama dalam hemostasis. Ini
mengurangi kehilangan darah sampai proses lain dapat terjadi.
3. Trombosit menempel pada jaringan yang rusak dan satu sama lain untuk membentuk
sumbat trombosit.
4. Trombosit dan jaringan yang rusak memulai pembentukan bekuan dengan
melepaskan tromboplastin, yang memicu pembentukan protrombin aktivator.
Aktivator protrombin aktivator mengubah protrombin menjadi trombin, yang, pada
gilirannya, mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Benang fibrin membentuk bekuan.
Penggolongan Darah
1. Golongan darah ditentukan oleh antigen pada permukaan eritrosit.
2. Antibodi dapat mengikat antigen etrosit, yang mengakibatkan aglutinasi dan hemolisis
sel darah merah.
3. Golongan darah A memiliki antigen A, golongan darah B darah memiliki antigen B,
tipe AB darah memiliki antigen A dan B, dan golongan darah O tidak memiliki antigen
A atau B.
4. Darah Rh-positif memiliki antigen Rh tertentu (antigen D), sedangkan darah Rh-
negatif tidak.
5. Antibodi terhadap antigen Rh diproduksi oleh orang Rh-negatif ketika orang terkena
darah Rh-positif.
6. Rh golongan darah bertanggung jawab untuk penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.
Struktur Jantung
1. Jantung diselimuti oleh membran perikardial, yang memberikan perlindungan dan
dukungan.
2. dinding jantung terutama terdiri dari miokardium, lapisan tebal otot jantung, yang
terdapat di antara endocardium tipis di dalam dan epikardium tipis di luar.
3. Jantung berisi empat kamar. Ruang atas terdiri atas atrium kiri dan kanan, yang
menerima darah kembali ke jantung. Ruang bawah yaitu ventrikel kiri dan kanan,
yang memompa darah dari jantung. Tidak ada bukaan antara atrium atau antara
ventrikel.
4. Atrioventricular katup memungkinkan darah mengalir antara masing-masing atrium
dan ventrikel tetapi mencegah aliran balik darah. Katup AV bikuspid terletak di antara
atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup AV trikuspid terletak di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan.
5. semilunar katup memungkinkan darah dipompa dari ventrikel ke arteri yang terkait.
Katup semilunar aorta terletak di dasar aorta. Katup semilunar paru terletak di dasar
batang paru.
Siklus jantung
1. Siklus jantung mencakup tahap kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole).
2. Selama diastole atrial, darah kembali ke atrium dan mengalir ke dalam ventrikel.
3. Selama diastol ventrikel, darah mengalir ke ventrikel. Sistol ventrikel memompa darah
dari ventrikel ke arteri terkait.
4. lub-dup suara jantung normal disebabkan oleh penutupan katup jantung. Hasil suara
pertama dari penutupan katup atrioventrikular. Hasil suara kedua dari penutupan
katup semilunar.
5. atrium kanan menerima darah terdeoksigenasi dari superior dan inferior vena kava,
sedangkan atrium kiri menerima darah beroksigen dari pembuluh darah paru.
6. ventrikel kanan memompa darah terdeoksigenasi ke paru. Pada saat yang sama,
ventrikel kiri memompa darah beroksigen ke dalam aorta, yang mengarah ke seluruh
bagian tubuh kecuali paru-paru.
7. jaringan jantung menerima darah dari arteri koroner. Darah kembali dari jaringan
jantung melalui vena jantung, yang membuka ke dalam sinus koroner, yang
mengarah ke atrium kanan.
Jenis Pembuluh Darah
1. Tiga tipe dasar dari pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena. Arteri dan vena besar
terbentuk dari lapisan fibrosa luar jaringan ikat, lapisan tengah otot polos, dan lapisan
dalam dari epitel skuamosa sederhana.
2. Arteri memiliki dinding otot tebal dan membawa darah dari jantung. Arteri besar
membagi berulang kali untuk membentuk arteri terkecil, arteriol, yang terhubung
dengan kapiler.
3. Kapiler yaitu pembuluh darah terkecil dan paling banyak. Dinding tipis mereka sel
endotel memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan interstitial. Molekul
terlarut dipertukarkan oleh difusi.
4. Vena memiliki dinding lebih tipis dari arteri dan membawa darah dari kapiler menuju
jantung. Vena terkecil yaitu venula, yang membawa darh dari kapiler dan
bergabung untuk membentuk vena kecil. Vena berisi katup yang mencegah aliran
balik darah.
Aliran Darah
1. Darah beredar dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan darah
yaitu tertinggi di ventrikel dan terendah di atrium.
2. Tekanan darah sistemik menurun saat darah dibawa ke kapiler. Kontraksi otot rangka
dan gerakan pernapasan yaitu kekuatan penting yang membantu kembalinya darah
vena.
3. Kecepatan Darah berbanding terbalik dengan luas penampang seluruh pembuluh
darah . Kecepatan darah tertinggi di aorta dan terendah di kapiler.
Tekanan Darah
1. Optimal tekanan darah sistolik yaitu 115 mmHg. Tekanan darah diastolik yang
optimal yaitu 75 mmHg.
2. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik yaitu tekanan nadi. Denyut nadi
dapat dideteksi oleh arteri permukaan palpasi.
3. Tekanan darah ditentukan oleh empat faktor: curah jantung, volume darah, resistensi
perifer, dan viskositas darah.