Tampilkan postingan dengan label Lumpu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lumpu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Juli 2025

Lumpu

 



udah sering kita dengar adanya kelumpuhan yang 

terjadi sebagai akibat penyakit polio; stroke juga dapat 

mengakibatkan kelumpuhan. Ada juga penderita yang 

mengalami kelumpuhan yang terkesan kian parah dari waktu 

ke waktu. Namun kadang-kadang kita melihat seorang 

ibu yang tiba-tiba saja “roboh” tak dapat berjalan ketika 

mendengar kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan.

Klinik

Kelumpuhan pada hakikatnya adalah ketidakmampuan 

seseorang untuk melakukan gerakan yang dikehendaki, 

misalnya tidak dapat berjalan, tidak dapat menulis. 

Kelumpuhan ini pada dasarnya terkait dengan tidak 

berfungsinya otot untuk melakukan gerakan; karena 

kerusakan otot, syaraf yang melayaninya, di pusat (otak), 

ataupun di perifer (serat syarafnya). Kelumpuhan ada 

yang berupa kelemahan (flaccid paralyisis), tetapi ada juga 

“kelumpuhan” yang berupa kekakuan otot (kejang, spastic 

paralysis seperti pada penderita tetanus) sehingga tak dapat 

diperintah. Jika parah maka otot sama sekali tak dapat 

digerakkan, sedangkan jika ringan saja kekuatan otot hanya 

berkurang karena sebagian otot ada yang masih dapat 

digerakkan. Untuk bergerak jaringan otot harus berkontraksi 

(mengkerut) memendek ataupun meningkatkan tegangan 

sehingga tulang atau jaringan lain (kulit, bola mata, lidah) 

yang “dipegangnya” bergerak karena tertarik. Kontraksi otot 

itu diawali oleh “perintah” yang berupa impulse lewat sistem 

syaraf motoris; jadi jika syaraf ini rusak, kelumpuhan akan 

terjadi karena tidak ada yang memerintah otot berkontraksi. 

Pada penderita polio kelumpuhan seperti ini dijumpai. 

Perintah gerakan itu boleh dikata berpangkal dari 

otak ; oleh karena itu pada penderita stroke dapat terjadi 

kelumpuhan karena rusaknya sel-sel sistem syaraf di 

“pusat” di otak, misalnya akibat pecahnya pembuluh 

darah di otak misalnya oleh karena tekanan darah yang 

tinggi. Gangguan syaraf ini juga dapat terjadi sebagai 

akibat dari tumor yang tumbuhnya menekan syaraf di 

dekatnya, sehingga perintah-perintah dari otak tidak 

lagi tersampaikan ke otot. Keadaan serupa juga dapat 

terjadi jika terjadi patah tulang yang patahannya menekan 

serat syaraf di dekatnya. Mereka yang mengalami HNP 

(Hernia Nucleus Pulposus, “kecethit”) dapat mengalami 

kelumpuhan jika gangguan pada ruas-ruas tulang bela￾kang itu cukup parah sehingga menekan berkas syaraf 

yang berada di dalam saluran sumsum tulang belakang.

Kelumpuhan juga dapat terjadi jika otot yang 

seharusnya bekerja itu mengalami kerusakan ataupun 

kelemahan. Selain itu peluang kelumpuhan dapat muncul 

ketika orang mengalami keracunan botulism (misalnya pada 

sosis atau ikan yang membusuk, tercemar oleh mikroba 

semisal Clostridium botulinum), yang mengakibatkan 

“gangguan” pada neuro-muscular junction (titik hubung 

antara sistem syaraf dengan sistem otot). Gangguannya 

tidak jarang dimulai pada otot mata sehingga penglihatan 

kabur atau dobel, kelopak mata mau menutup terus.

Kekurangan “vitamin syaraf” (neurotopic vitamin; 

vitamin B1, B6, B12) dapat menimbulkan kelumpuhan 

ringan sebagai akibat dari gangguan penghantaran 

perintah (impulse) dari otak ke otot yang bersangkutan.

Dalam hal kelumpuhan mendadak yang terjadi pada 

ibu-ibu yang mengalami stress itu merupakan akibat dari 

tidak adanya perintah dari otak ke otot karena tidak adanya 

kemauan untuk bergerak. Pada hakikatnya keadaan seperti 

ini merupakan reaksi kejiwaan (psikologis) yang salah, 

walaupun semua struktur organ tubuhnya masih normal; 

jadi kalaulah pada saat keadaan seperti itu tiba-tiba ada 

anjing yang menggonggong di dekatnya, maka ibu yang 

”lumpuh” itu akan “sembuh” seketika dan dapat lari.

Satu hal yang ditakuti orang walaupun sebenarnya 

“tak apa-apa” adalah apa yang disebut lumpuh tidur (sleep 

paralysis); pada orang ini “kelumpuhan” terasa ketika 

di mulai tertidur ataupun ketika terbangun, katakanlah 

setengah mimpi. Keadaan ini mungkin hanya karena posisi 

tidur yang “kurang pas” sehingga ada syaraf yang tertekan, 

ataupun ada aliran darah yang terganggu. Tanpa diapa￾apakan pun kelumpuhan ini akan hilang dengan sendirinya.

Diagnosa

Jika ada penderita yang mengeluh adanya kelumpuhan 

perlu diperiksa secara seksama untuk memastikan kea￾daannya maupun penyakit yang mendasarinya. Langkah ini

penting terkait dengan apa yang harus dilakukan lebih lanjut 

dalam upaya untuk memilihkan tindakan yang benar bagi si 

penderita. Dari mekanisme timbulnya kelumpuhan di atas, 

mudah kita fahami bahwa tidak semua kelumpuhan dapat 

ditangani dengan sama; hasilnya pun dapat berbeda banyak 

pada keadaan yang satu dengan yang lain.

Untuk memastikan adanya ataupun derajat kelumpuhan 

itu perlu sejak awal dipastikan keadaan-keadaan yang 

terkait dengan fungsi sistem syaraf itu secara menyeluruh, 

yaitu bagaimana ototnya, syarafnya, dan berfungsinya 

secara terpadu. Ini semua harus dimulai dari bagaimana 

perjalanan penyakitnya, sehingga dapat lebih diduga akibat 

infeksi (virus polio), keracunan, gangguan gizi (kurang 

vitamin), gangguan fungsi (akibat darah tinggi), ataukah 

lainnya. Derajat gangguan “kelumpuhan” ini dapat dikenali 

macamnya, sehingga ada disebut paralysis (kelumpuhan), 

paresis (kelemahan, “setengah” lumpuh, paraplegia (kelum￾puhan kedua kaki), hemiplegia (“mati separo”; kelumpuhan 

separo anggota badan tangan dan kaki sebelah kanan saja 

ataupun sebelah kiri saja), ataukah hanya histeria (kejiwaan; 

organ tubuhnya normal-normal saja). Misalnya saja kelumpuhan pada 

penderita polio dapat diperkirakan 

dari adanya awal infeksinya. Setelah 

sekitar 10 hari demam seperti flu, 

yang disertai dengan nyeri, kaku, 

ataupun kelemahan otot, kemudian 

terasalah kelemahan kaki (biasanya 

hanya sebelah); kemudiannya ke￾lumpuhan benar-benar nyata disertai 

dengan mengecilnya (atrophy) otot. 

Tergantung pada bagian mana 

dari sistem syaraf yang mengalami 

kerusakan, ada berbagai bentuk 

kelumpuhan yang dapat muncul 

dari yang hanya kaki saja ataupun 

sampai meliputi kelumpuhan otot 

pernafasan (spinal polio, bulbar 

polio, bulbospinal polio); yang cukup 

membingungkan adalah munculnya 

kelumpuhan ini kadang-kadang baru 

terjadi setelah lebih dari 30 tahun dari 

saat seseorang terserang infeksi polio.

Ada kelumpuhan yang berlang￾sungnya tidak terus-terusan, tetapi 

munculnya kadang-kadang saja 

(periodic paralysis), setelah olahraga

ataupun setelah memakan maka￾nan-makanan tertentu; ini merupakan

penyakit keturunan yang menimbulkan 

kelainan pada sistem ototnya. Lain lagi 

halnya dengan “kelumpuhan” yang 

disebut paralytic agitans, pada penderita 

ini gangguan terjadi karena munculnya 

gemetar, kekakuan, ataupun lambatnya 

otot; ini biasanya terkait dengan umur 

lanjut yang dikenal juga sebagai 

penyakit Parkinson.

Kelumpuhan akibat stroke mu￾dah dikenali dengan sejarah teka￾nan darahnya yang tinggi ataupun 

mungkin dikenali adanya keluhan 

awalnya sering pening

Keracunan botulism biasanya 

diawali dengan riwayat memakan 

makanan yang sudah atau agak basi, 

yang di dalamnya terdapat protein 

yang cukup banyak (ikan, daging, 

kupang, kerang) yang dimakan 

dalam keadaan dingin (racun ini 

tak tahan panas; racun “hilang” jika 

makanan dipanaskan) atau belum 

dipanasi, yang kemudian muncul 

sedikit pening, rasa mual ataupun 

sampai muntah-muntah, penglihatan 

kabur, kemudian tangan dan kaki 

lemah tak dapat digerakkan.

Kadang-kadang memang kelum￾puhan ada yang muncul secara 

pelan-pelan, di awali dengan kele￾mahan kaki untuk kemudian benar￾benar terjadi kelumpuhan, dan 

terkesan kian meluas dan tambah 

parah; yang semula mungkin hanya 

dirasakan di kaki dari hari ke hari 

kemudian terasa di seluruh tungkai 

bawah, kemudiannya terasa di paha, 

perut, dan kemudiannya tangan juga 

ikut lemah atau lumpuh. Kelainan 

yang disebut dengan Guillain-Barre 

Syndrome atau ascending paralyisis

merupakan akibat terjadinya reaksi 

atas tubuh sendiri sehingga terjadilah 

kerusakan pada sistem syaraf-otot. 

Penderitanya bermula merasakan 

kelemahan pada kaki yang kemudian 

dapat menjadi kelumpuhannya, dan 

selanjutnya dari waktu ke waktu 

terasa kelemahan yang kian meluas 

“naik” meliputi tangan, perut, dada, 

dan seterusnya. Walaupun pengo￾batannya tidak mudah, ada juga yang 

mengalami “kesembuhan” sendiri, 

penyakitnya berhenti dan sembuh 

sempurna. Pada pengidap myasthenia 

gravis kelumpuhan muncul sedikit 

demi sedikit, kian parah dari waktu 

ke waktu; ini merupakan kelainan 

penerusan perintah dari syaraf ke 

otot yaitu rusaknya acetylcholine

oleh sistem kekebalan yang salah, 

menyerang zat yang dihasilkan oleh 

tubuh sendiri. Walaupun sering 

dijumpai pada beberapa orang dalam 

satu keluarga, belum dapat dipasti￾kan adanya faktor keturunan.

Pada penderita chikungunya, yang 

terjadi sebenarnya bukanlah kelum￾puhan, tetapi nyeri yang hebat sehingga

penderita mengalami kesakitan jika

harus bergerak; akibatnya penderita 

merasa “tak dapat berjalan”. Begitu pula

pada penderita neuropathia, nyeri yang 

dirasakan di seluruh tubuh (termasuk di 

kaki) menjadikan dirinya “tidak mampu” 

bergerak karena takut nyerinya bertambah 

parah; ini memberi kesan “tidak dapat” 

berjalan, walaupun sebenarnya tidak ada 

kelumpuhan padanya.

Penderita “kecethit” yang tak dapat 

berjalan pada awalnya dapt terjadi 

karena adanya rasa nyeri yang sangat 

karena syaraf sensorisnya terjepit oleh 

bagian-bagian ruas tulang belakang 

(tulangnya yang menonjol karena 

terjepit “pepes”, bantalan tulang rawan 

yang letaknya meleset). Kemudiannya 

mungkin baru diketahui bahwa 

kelumpuhan terjadi karena syaraf 

motorisnya yang ikut terjepit sehingga 

tidak dapat meneruskan perintah dari 

otak ke otot untuk bekerja.

Pengobatan

Pengobatan untuk penderita 

kelumpuhan sangat tergantung 

pada apa penyebabnya dan sudah 

seberapa lama gangguannya. Pada 

dasarnya makin cepat diobati makin 

besar peluang sembuh, walaupun 

tidak semua kelumpuhan dapat diatasi 

tuntas. Pengobatan ini ada yang cu￾kup sederhana dengan pemberian 

obat-obat vitamin dan penghilang pe￾radangan; ada juga yang menuntut

kepasrahan karena untuk sakitnya ha￾rus dilakukan pembedahan, padahal 

dengan pembedahan itu sendiri ke￾lumpuhan belum tentu masih dapat

diatasi.

Penderita kecethit yang dapat 

segera dioperasi mungkin berhasil 

menyelamatkan syaraf dari tekanan;

jika terlambat mungkin saja ada sya￾rafnya yang terlanjur rusak sehingga 

kelumpuhan tak dapat sepenuhnya 

dihilangkan. Jadi tergantung pada 

macam penyebab kelumpuhan dan 

kecepatan tindakan pertolongannya; 

tidak jarang pengobatan kelumpuhan 

harus dilakukan “selama hidup” karena 

selain pemulihannya yang perlu waktu

lama (atau bahkan tak dapat pulih 

seperti pada polio), juga dimaksudkan

agar penyakit penyebab kelumpuhan

itu tidak kambuh agar tak muncul 

penyulit yang lainnya lagi.

Pencegahan 

Secara umum dapatlah dise￾butkan bahwa pencegahan mun￾culnya kelumpuhan adalah upaya

menghindarkan diri dari peluang

terserang penyakit-penyakit yang dapat 

menimbulkan kelumpuhan itu. Adapun 

jika sudah terkena penyakit termaksud 

maka yang masih dapat dilakukan 

adalah menjaga diri agar penyakitnya 

tidak kian parah, agar penyulit yang 

berupa kelumpuhan itu tidak terjadi.


Kehidupan yang penuh dengan berbagai macam kegembiraan, serasa remuk 

berhadapan dengan apa yang dipaparkan secara menakjubkan oleh Imam Ibnu 

Rajab Al Hambali rahimahullah dalam kitab beliau 

( Kehidupan Alam Kubur Dan Keadaan Penghuninya Sampai Kehari 

Kebangkitan ), kesusahan dunia juga terasa ringan bila dibandingkan apa yang 

mungkin akan menimpa diri dalam gelapnya dan sempitnya kubur. 

Kegembiraan dan kesusahan dunia menjadi semu bila dibanding dengan 

pemberhentian pertama dari perjalanan manusia menuju surga atau neraka, dan pemberhentian pertama tersebut adalah alam kubur, sebagaimana perkataan 


Imam Amirul Mukminin „Utsman bin Affan  .


Ketika meniti perjalanan dalam menelaah isi kitab ini, maka terbayanglah apa 


hakikat perkataan Imam Ad Daqqaq rahimahullah, dimana beliau berkata : 


“ Siapa yang ingat kematian akan diberi tiga perkara :


1. Segera bertaubat.


2. Bersungguh-sungguh dalam beribadah.


3. Hati yang qanaah dan merasa cukup dengan dunia.


Adapun siapa yang lupa akan kematian, maka akan dihukum dengan tiga 


perkara : 


1. Menunda-nunda taubat


2. Bermalas – malasan dalam beribadah


3. Hati yang tidak pernah kenyang dengan dunia. 


Dan lihatlah apa yang menimpa Salaful Ummah kita, sedangkan mereka adalah 


sebaik-baik generasi : “ Hassan bin Barra berkata : “ Abdul Wahhab bin Ghiyas 


berkata kepadaku bahwasanya apabila Hisyam Al Firdausi rahimahullah pulang 


dari mengantar jenazah, maka pada malam harinya dia tidak bisa tidur dengan 


tenang. Dia tidak bisa tidur kecuali dirumahnya ada pelita. Pada suatu ketika 


pelita tersebut mati, dan dia keluar dari rumah, tetangganya berkata kepadanya : 


“ Ada apa dengan dirimu ? “ Dia menjawab : “ Aku teringat dengan gelapnya 


kuburan. “ 


Dan masih banyak nukilan-nukilan indah yang memenuhi isi kitab ini. Secara 


hakikatnya, saya telah memiliki keinginan untuk menerjemahkan dan meringkas 


kitab ini dari beberapa tahun yang lalu, kitab yang saya pegang adalah cetakan 


tahun 1414 H ( 1994 M ) yang dikeluarkan oleh Darul Kitab Al Arabi, Beirut. 


Akan tetapi niat saya selalu terhenti ketika menjumpai betapa tidak mungkinnya 


saya menerjemahkan sekaligus meringkas kitab ini, bagaimana mungkin saya 


meringkas kitab ini, karena dipandangan mata saya seluruh isinya bagus untuk 



dipaparkan. Sampai suatu hari, saya mendapatkan ringkasan dari kitab ini yang 


berjudul , yang disusun oleh Abu Hudzaifah 


Ibrahim bin Muhammad, cetakan tahun 1406 H yang dikeluarkan oleh Maktabah 


Shahabah. Maka dari ringkasan inilah saya menerjemahkan kitab ini.


Tidak mudah menerjemahkan sebuah kitab yang ditulis oleh seorang ulama 


sekaliber Imam Ibnu Rajab rahimahullah, gaya bahasa beliau yang indah dan kuat, 


ketajaman kata perkata yang beliau suratkan serta maksud yang jelas dan 


gamblang dalam memaparkan permasalahan merupakan ciri khas ulama-ulama 


yang keluar dari Madrasah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, dimana 


kita ketahui Imam Ibnu Rajab rahimahullah adalah muridnya Imam Ibnul Qayyim


rahimahullah yang mana Imam Ibnul Qayyim rahimahullah adalah salah satu 


murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah yang paling menonjol.


Belum lagi yang beliau paparkan dalam kitab setebal 288 halaman ( Cet Darul 


Kitab Al Arabi ) merupakan penukilan beliau dari Al Qur‟an, As Sunnah dan 


ucapan-ucapan Salaful Ummah  , dimana ucapan Salaful „Ummah memiliki 


keindahan yang sulit untuk ditandingi dari segi apapun oleh generasi 


belakangan.


Maka dengan memohon pertolongan dari Allah , saya memulai 


menerjemahkan kitab ( tepatnya ringkasan kitab ) ini, dengan segala kekurangan 


yang saya miliki. Selain menerjemahkan saya juga memberikan takhrij hadits 


yang mungkin saya carikan dari kitab-kitab Imam Muhadits Muhammad 


Nashiruddin Al Albani rahimahullah. Hal lain yang saya lakukan adalah 


menghilangkan muqadimmah peringkas kitab, yaitu Syaikh Abu Hudzaifah 


Ibrahim bin Muhammad, biografi Imam Ibnu Rajab rahimahullah dan daftar 


pustaka dari kitab , serta memberikan beberapa 


catatan kaki yang saya pisahkan dengan catatan kaki dari peringkas kitab.

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu 


dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim 


dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. ( QS Ibrahim : 27 )Dari Barra bin „Azib  berkata : 


“ Kami pernah pergi bersama Nabi  mengiringi jenazah salah seorang Anshar. 


Lalu kami sampai kekuburan. Dan setelah jenazahnya dimaksud ke liang lahad, 


Rasulullah  duduk dengan menghadap kiblat dan kamipun duduk di sekeliling 


beliau. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung. Sedang ditangan beliau 


terdapat tongkat yang beliau hentakkan ke tanah. Kemudian beliau  melihat ke 


langit dan beliau  bersabda : 


“ Berlindunglah kepada Allah dari azab kubur. “ Beliau  mengulangi ucapan ini 


dua atau tiga kali.


Kemudian beliau  bersabda : “ Sesungguhnya hamba yang beriman jika akan 


terputus dari kehidupan dunia menuju alam akhirat maka akan turun kepadanya 


Malaikat dari langit yang berwajah putih seolah-olah wajah mereka itu matahari, dengan 


membawa salah satu dari kafan dari kafan-kafan surga dan salah satu dari wewangian


surga, sehingga mereka duduk dengan jarak sejauh pandangan. Kemudian datanglah 


Malaikat Maut1 mendatanginya sehingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata : “ 


Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya. “ 


Rasulullah  berkata : “ Maka keluarlah jiwa tersebut tetes demi tetes seperti tetesan 


dari mulut bejana. Dan jika mereka sudah mengambilnya, maka mereka tidak 


membiarkan sekejap matapun berada ditangan mereka sehingga mereka membungkusnya 


dengan kafan dan dalam baluran minyak wangi tadi. Kemudian Rasulullah  membaca 


firman Allah  : 



Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan 


oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan 


kewajibannya. ( QS Al An’aam : 61 ). Dan darinya keluar aroma yang sangat wangi 


dan lebih wangi daripada minyak kesturi yang ada dimuka bumi. Kemudian ruhnya 


dibawa naik, sehingga tidaklah mereka berjalan melewati sekumpulan malaikat melainkan 


mereka akan bertanya : “ Siapakah ruh yang baik ini ? “ Maka akan dijawab : “ Fulan bin 


Fulan. “ Disebutkan dengan namanya yang paling baik, yang dengan nama tersebut dia 


dipanggil di dunia. Hingga akhirnya dia dibawa sampai kelangit dunia, selanjutnya 


Malaikat minta untuk dibukakan pintu untuknya. Lalu dibukakan pintu bagi mereka. 


Maka disetiap langit dia diiringi dengan Malaikat yang didekatkan, sampai kelangit 


berikutnya hingga kelangit yang ketujuh. Kemudian Allah  berfirman : “ Tuliskan 


kitab catatan hamba-Ku di Iliyyin.” Setelah itu dikembalikan ia ke bumi, karena 


sesungguhnya aku telah menjanjikan kepada mereka bahwa darinya Aku telah 


menciptakan mereka dan kepadanya Aku kembalikan mereka, serta darinya mereka akan 


dikeluarkan pada kesempatan yang lain. “ 


Kemudian ruhnya dikembalikan kedalam jasadnya dan dia didatangi oleh dua Malaikat 


dan mendudukkannya seraya berkata kepadanya : “ Siapa Rabbmu ? “ Maka dia 


menjawab : “ Rabb ku Allah. “ Malaikat bertanya kembali “ Apa agamamu ? “ Dia 


menjawab : “ Agamaku Islam. “ Kedua Malaikat tadi bertanya kembali : “ Siapakah 


orang yang diutus ketengah-tengah kalian ? “ Dia menjawab : “ Dia adalah Rasulullah. 


Kemudian ditanya : “ Lalu apa amalmu ? “ Dia menjawab : “ Aku telah membaca Kitab 


Allah, aku juga beriman kepada-Nya serta membenarkannya.” 


Maka terdengar suara dari langit : “ Hamba-Ku benar, hamparkan permadani dari surga 


untuknya, pakaikanlah pakaian dari surga kepadanya, serta bukakanlah pintu untuknya 


menuju ke surga. “ 


“ Didatangkan wewangian dari surga dan dilapangkan kuburannya sejauh mata 


memandang.” Kemudian datang kepadanya seorang laki-laki dalam wajah yang sangat 


baik dan berpakaian baik serta memiliki harum yang semerbak. “ Kemudian laki-laki


tersebut berkata : “ Sampaikan kabar gembira tentang apa yang akan membuatmu 


bahagia, inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu. “ Selanjutnya dia berkata kepada 


laki-laki tersebut : “ Siapakah engkau ? wajahmu adalah wajah yang datang dengan 


membawa kebaikan. “ Laki-laki tersebut berkata : “ Aku adalah amal shalihmu. “ Maka 


penghuni kubur tersebut berkata : “ Wahai Rabb-ku, segerakanlah hari kiamat, sehingga 


aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku. “ 


Adapun hamba yang kafir apabila jiwanya akan keluar dari dunia menuju akhirat, maka 


akan turun kepadanya dari langit, malaikat-malaikat yang berwajah hitam dengan 


membawa kain yang kasar, dan malaikat-malaikat tersebut duduk di dekatnya dalam 


jarak sejauh mata memandang. Kemudian datanglah Malaikat Maut sehingga duduk di 


dekat kepalanya dan berkata : “ Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kemurkaan 


Allah dan kemarahan-Nya.” 


Rasulullah  bersabda : “ Maka dipisahkan antara ruh dengan jasadnya seperti 


dicabutnya tusukan daging yang memiliki banyak duri dari bulu-bulu yang basah. 


Bersamaan dengan itu putus urat-urat dan syarafnya. Sehingga ketika Malaikat Maut 


telah mengambilnya maka mereka tidak membiarkan berada di tangannya sekejap 


matapun sehingga mereka menempatkannya pada kain kasar tersebut. Dan keluar 


darinya bau yang sangat busuk yang lebih busuk daripada bangkai yang paling busuk 


dimuka bumi. Dan nyawanya dibawa naik dan tidaklah mereka melewati sekumpulan 


malaikat melainkan mereka akan bertanya : “ Siapakah ruh yang busuk ini ? “ Maka 


mereka akan menjawab : “ Fulan bin Fulan. “ Disebut dengan nama yang paling buruk 


yang pernah disebutkan didunia. Hingga akhirnya sampai kelangit dunia lalu mereka 


minta dibukakan pintunya, maka tidak dibukakan pintu untuknya. Kemudian Rasulullah


 membaca firman Allah  :



Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan 


diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan 


tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. ( QS Al A’raf : 


40 )


Kemudian Allah  berfirman : “ Tuliskanlah kitabnya berada di Sijjin, di lapisan 


tanah yang paling bawah.” Rasulullah  bersabda : “ Kemudian ruhnya dilemparkan 


dari langit sehingga mengenai jasadnya. “ Dan beliau  membaca firman Allah  : 




Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh 


dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. 


( QS Al Hajj : 31 )


Rasulullah  bersabda : “ Dikembalikan ruhnya kepada jasadnya, kemudian datang 


dua Malaikat dan mendudukkannya kemudian bertanya : “ Siapa Tuhanmu ? “ Dia 


menjawab : “ Ha – ha, tidak tahu. “ Kemudian ditanya : “ Apa agamamu ? “ Dia 


menjawab : “ Ha – ha, tidak tahu. “ Kemudian ditanya : “ Siapa laki-laki ini yang telah 


diutus kepadamu ? “ Dia menjawab : “ Ha – ha, tidak tahu. “ 


Maka terdengar suara dari langit : “ Dia pendusta, hamparkan untuknya alas dari api 


neraka, dan bukakanlah untuknya pintu menuju neraka. “ Didatangkan kepadanya panas 


dan racun dari neraka, disempitkan kuburannya sehingga remuk tulang-tulangnya. 


Kemudian datang laki-laki yang sangat buruk wajahnya, buruk pakaiannya dan busuk 


baunya. Laki-laki tersebut berkata : “ Terimalah kabar gembira dengan sebab perbuatan 


burukmu, inilah hari yang dijanjikan kepadamu. “ Penghuni kubur tersebut bertanya : 


“ Siapakah dirimu, wajahmu wajah yang sangat buruk ? “ Maka laki-laki tesebut berkata 


: “ Aku adalah amalmu yang buruk. “ Maka penghuni kubur tersebut berkata : “ Wahai 


Tuhanku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat. “ 2


Dari Abu Hurairah  berkata : “ Bersabda Rasulullah  : “ Jika mayit telah 


dikuburkan maka dia akan didatangi oleh dua malaikat yang berwarna hitam dan biru3.

Salah satunya adalah Munkar dan yang lain adalah Nakir. Keduanya akan berkata : 


“ Apa yang kamu katakan tentang laki-laki ini ? “ Maka dia berkata seperti yang pernah 


dikatakannya didunia : “ Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi 


bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan sebenar-benarnya melainkan 


Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. “ Munkar dan Nakir berkata : “ Sungguh 


kami telah mengetahui bahwasanya engkau akan mengatakan sedemian. “ 


Kemudian dilapangkan kuburannya dengan lebar tujuhpuluh dzirra dan dalamnya tujuh 


puluh dzirra dan diberi cahaya didalamnya. Kemudian dikatakan kepadanya : “ Tidurlah 


dengan tenang. “ Akan tetapi dia berkata : “ Kembalikan aku kepada keluargaku untuk 


memberitakan kabar gembira ini kepada mereka. “ Malaikat berkata : “ Tidurlah seperti 


tidurnya pengantin yang tidak akan bangun melainkan dengan sebab orang yang paling 


dia cintai. Tidurlah sampai engkau dibangkitkan oleh Allah dari tidurmu.


Apabila dia orang munafik maka dia berkata : “ Aku telah mendengar orang-orang 


berbicara tentang sesuatu, maka akupun ikut membicarakan seperti yang mereka 


bicarakan. “ Kemudian malaikat itu berkata : “ Sungguh kami mengetahui bahwa engkau 


akan berbicara seperti itu.” Kemudian dikatakan kepada bumi : “ Himpitlah dia ! “ Maka 


bumi akan menghimpitnya sehingga tubuhnya remuk, dan dia akan selalu disiksa 


didalam kubur sampai dibangkitkan oleh Allah dari kuburnya. “ 4


Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada Abu Musa Al 


Asyari  bahwa beliau berkata : “ Jika kalian menggali kubur, maka perdalamlah 


galiannya. Adapun aku, demi Allah akan mengatakan kepada kalian akan hal tersebut. 


Sesungguhnya aku mengetahui jika aku adalah orang yang ta‟at maka kuburku akan 


dilapangkan dan disinari dengan cahaya, kemudian akan dibukakan sebuah pintu tempat 


tinggalku di surga. Aku tidak akan menempati tempat tinggal seperti rumahku ini. 


Kemudian aku akan didatangi aroma wangi dan harumnya surga. Namun jika aku 


durhaka, pasti kuburku akan menjadi sempit dan aku akan dihancurkan oleh bumi. Dan 


Allah akan membuka bagiku sebuah pintu tempat tinggalku di neraka. Aku tidak akan 


menempati tempat tinggal seperti rumahku ini. Kemudian aku akan dihampiri dengan 


keburukan dan asapnya neraka.


PENGHUNI KUBUR BERKUMPUL DAN BERTANYA KEPADA MAYYIT


Dari Abu Hurairah  dari Rasulullah  ketika beliau menyebutkan tentang ruh, 


beliau  berkata tentang ruh orang mukmin : 


“ Maka para Malaikat akan membawa ruh orang mukmin ( yang baru meninggal ) 


tersebut kepada ruh-ruh kaum mukminin. Ruh kaum mukminin pada waktu itu lebih 


senang dibanding salah seorang kalian yang kedatangan salah seorang yang telah lama 


menghilang. Kemudian ruh orang-orang mukmin akan bertanya kepada ruh yang baru 


datang : “ Apa yang telah dilakukan fulan, apa yang dilakukan fulan ? “ Maka para 


Malaikat berkata : “ Biarkan dia, sehingga bisa beristirahat terlebih dahulu, sebab dia 


telah merasakan kesusahan dunia. “ 5





BAB


DIKUMPULKANNYA AMAL BAIK DAN AMAL BURUK MAYYIT, 


PEMBALASAN TERHADAP HAL TERSEBUT, PENYESALAN MAYYIT ATAS 


TERPUTUSNYA AMAL MEREKA DAN KEBAHAGIAAN MAYYIT ATAS 


AMAL PERBUATANNYA YANG TERUS MENGALIR


Dari Abu Hurairah  dari Rasulullah  beliau bersabda : “ Demi dzat yang jiwaku 


berada ditangan-Nya, pastilah mayyit bisa mendengar derap alas kaki kalian ketika akan 


pulang. Jika dia seorang mukmin, maka ibadah shalat akan berada diatas kepalanya, zakat 


berada disamping kanannya, puasa disamping kirinya dan berbagai perbuatan baik, 


amalan yang ma‟ruf dan yang ihsan kepada seluruh manusia berada di kedua kakinya. 


Kemudian dia didatangi syaithan dari arah kepalanya, sehingga amalan shalat berkata : 


“ Tidak ada tempat masuk dari arahku.” Kemudian dia didatangi dari sebelah kanan, 


sehingga amalan zakat akan berkata : “ Tidak ada tempat masuk dari arahku.” Kemudian 


dia didatangi dari arah sebelah kiri, sehingga amalan puasa berkata : “ Tidak ada tempat 


masuk bagimu dari arah ini.” Kemudian dia didatangi dari arah kedua kakinya, sehingga 


perbuatan yang baik, amalan yang ma‟ruf dan ihsan kepada seluruh manusia berkata : 


“ Tidak ada tempat masuk dari arahku. “ 


Maka dikatakan kepadanya : “ Duduklah dengan tenang, orang mukmin tersebut duduk 


dengan tenang dan dia diibaratkan dengan matahari yang tenggelam.” Para Malaikat 


berkata kepadanya : “ Apa yang telah kamu katakan kepada laki-laki yang telah diutus 


kepada kalian ?“6 Orang mukmin tersebut menjawab : “ Aku bersaksi dia adalah 


Rasulullah , dia telah datang kepada kami dengan membawa keterangan dari sisi Tuhan 


kami, maka kami membenarkan dan mengikuti beliau. “ Dikatakan kepadanya : “ Kamu 


benar, kamu telah hidup berdasarkan keyakinan ini, meninggal dunia berdasarkan 


keyakinan ini dan akan dibangkitkan dengan keyakinan ini, insya Allah.” Kemudian 


dilapangkan kuburannya sejauh mata memandang, itulah yang dimaksud dengan firman 


Allah  : 



Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu 


dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. ( QS Ibrahim : 27 )


Lantas dikatakan kepadanya : “ Bukakanlah baginya sebuah pintu menuju neraka.” 


Malaikat berkata kepadanya : “ Inilah tempat tinggalmu apabila kamu bermaksiat kepada 


Allah.” Orang mukmin tersebut merasa bahagia, karena dia bukanlah tergolong orang 


yang suka bermaksiat. Dikatakan lagi kepadanya : “ Bukakanlah untuknya pintu menuju 


surga.” Maka pintu tersebut dibukakan untuknya, kemudian dikatakan kepadanya : 


“ Inilah tempat tinggalmu dan segala isinya yang telah Allah persiapkan bagimu. “ Dia 


semakin merasa bahagia ( karena akan mendapatkan kenikmatan ). Lalu jasadnya 


dikembalikan seperti sedia kala, ruhnya dijadikan ruh burung yang bertengger di pohon 


surga.


Adapun orang kafir, maka dia akan didatangi di dalam kuburnya dari arah kepalanya, 


dan tidak menjumpai sesuatu apapun yang bisa melindunginya. Maka dia duduk dalam 


keadaan takut dan gelisah, dikatakan kepadanya : “ Apa yang dulu kamu katakan tentang 


laki-laki yang dulu diutus kepadamu ini, kamu berkata tentang dia bagaimana ? “ Orang 


kafir tersebut berkata : “ Aku telah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, 


sehingga aku ikut-ikutan mengatakan apa yang mereka katakan.” Lalu dikatakan 


kepadanya : “ Kamu berkata jujur, berdasarkan keraguan tersebut kamu menjalani hidup, 


berdasarkan keraguan tersebut kamu meninggal dan berdasarkan keraguan tersebut kamu 


akan dibangkitkan, insya Allah. “ Kemudian kuburannya menjadi sempit sehingga 


tulang rusuknya menjadi remuk, itulah yang dimaksud dengan firman Allah  :


Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya 


penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam 


keadaan buta. ( QS Thahaa : 124 )


Dikatakan : “ Bukakan sebuah pintu untuknya menuju surga. “ Maka dibukakan pintu 


menuju surga baginya, dikatakan kepadanya : “ Inilah tempat tinggalmu dan sesuatu 


yang Allah persiapkan untuk dirimu jika engkau taat kepadanya. “ Orang kafir itu 


merasa menyesal dan binasa. Kemudian dikatakan kepadanya : “ Bukakanlah sebuah 


pintu menuju neraka untuknya. “ Pintu itupun dibuka untuknya, kemudian dikatakan 


kepadanya : “ Inilah tempat tinggalmu dan apa yang telah Allah janjikan kepadamu. “ 


Orang kafir itupun semakin menyesal dan merasa akan bertambah binasa.


Berkata Abu „Umar kepada Hammad bin Salamah : “ Apakah mereka termasuk 


ahlul qiblat ? “ Maka Hammad bin Salamah menjawab : “ Benar.” 7


Yazid Al Raqasy rahimahullah berkata : “ Wahai orang yang tinggal sendirian 


dikuburnya, yang seorang diri di dalam liang lahatnya, dan didalam perut bumi bersama 


dengan amal-amal perbuatannya, berbahagialah kamu dengan semua amal perbuatanmu, 


dan bersenang-senanglah kamu dengan temanmu yang shalih. “ Kemudian Yazid 


menangis sampai surbannya basah, dia kembali berkata : “ Demi Allah, seseorang yang 


shalih akan diberi kabar gembira dengan amal-amal shalihnya dan akan merasa gembira 


dengan saudara-saudaranya yang saling tolong menolong berdasarkan ketaatan kepada 


Allah . “ 8


“ “


Dari Abdullah bin Mas‟ud  berkata : “ Barangsiapa yang membaca 


setiap malam, maka akan Allah lindungi dia dari azab kubur. Dan kami pada zaman 


Rasulullah  menyebutnya dengan Al Maani‟ah


Dari Ahmad bin Abi Hiwwar telah menceritakan kepada kami Yahya bin Malih 


dari Abu Nujaih dari Imam Mujahid rahimahullah tentang firman Allah  : 



Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu 


dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka 


menyiapkan (tempat yang menyenangkan). ( QS Ar Ruum : 44 )


Imam Mujahid rahimahullah berkata : “ Yang dimaksud disini adalah persiapan 


didalam kubur.” Ahmad bertanya kepada Yahya bin Ma‟in, dia berkata : “ Beruntunglah 


orang yang memiliki amal shalih di dalam kubur. “


Hal ini ( perkataan Imam Mujahid dan Imam Yahya bin Ma‟in ) sesuai dengan 


hadits berikut ini : 


Dari Anas bin Malik  berkata : bersabda Rasulullah  : “ Ada tiga hal yang 


mengikuti mayyit, kembali dua dan tinggal satu. Yang mengikutinya adalah keluarganya 


dan hartanya dan amalnya, yang kembali adalah keluarga dan hartanya dan yang tinggal 


adalah amalnya. “ 10


Dari Muhammad bin Yusuf Al Ashbahani rahimahullah berkata kepada 


saudaranya : “ Aku memberi peringatan kepadamu tentang masa perpindahan dari 


tempat sementara menuju ke tempat yang abadi dan pembalasan atas semua amal 


perbuatanmu. Kamu akan menempati perut bumi sebelum setelahnya kamu telah hidup 


di muka bumi, kemudian kamu akan didatangi oleh Munkar dan Nakir, mereka berdua 


akan mendudukkanmu dan menghardikmu, apabila pada saat itu Allah bersamamu, maka 


kamu tidak akan apa-apa, tidak risau dan tidak sengsara. Apabila tidak demikian, maka 


aku berharap agar Allah melindungi diriku dan dirimu dari kematian yang buruk dan 


kuburan yang sempit. “


Dari Abu Hurairah  bahwasanya Rasulullah  bersabda : “ Apabila mati anak 


adam akan terputus amalnya kecuali tiga hal, shadaqah jariyyah, ilmu yang bermanfaat 


dan anak shalih yang mendo‟akannya. “ 


Dari Abu Hurairah  bersabda Rasulullah  : “ Janganlah kalian sekali-kali 


berharap mati, dan janganlah berdo‟a untuk mati sebelum maut itu sendiri yang 


mendatanginya. Apabila salah seorang diantara kalian mati maka amalnya akan 


terputus, sesungguhnya tidaklah bertambah umur seorang mukmin melainkan akan 


bertambah kebaikannya. “ 12


Dari Hassan rahimahullah berkata : “ Aku bersama Shafwan melewati kuburan, 


Shafwan menutup kepalanya dengan kain, dia selalu berdzikir kepada Allah sehingga 


kami keluar dari kuburan tersebut. Lantas aku bertanya kepadanya mengenai sikapnya 


ketika dia berada di kuburan tersebut. Dia menjawab : “ Sesungguhnya aku mengingat 


orang-orang yang telah meninggal dunia dan apa yang telah terjadi kepada mereka, oleh 


karena itu aku ingin mengerjakan suatu amal baik. “ Hassan berkata : “ Demi Allah, aku 


ingin mengerjakan suatu amal baik yang terus akan aku terima jatah pahalanya 


( meskipun aku telah mati nanti ). “


 


Fadhl bin Raqasy rahimahullah berkata ketika dia mengingat penghuni kubur : 


“ Wahai orang yang sedang menjumpai penghalang untuk bersujud kepada Allah, 


seandainya orang-orang yang telah mati masih mungkin mengerjakan amal secara ikhlas 


setelah mengetahui bentuk pahalanya, pasti mereka akan bergegas untuk mengerjakan 


amal kebaikan tersebut. “ Kemudian dia menangis dan kembali berkata : “ Wahai segenap 


saudaraku, sekarang ini kalian masih mungkin untuk mengerjakan amal yang kalian 


kehendaki. Oleh karena itu, janganlah samapai kalian didahului oleh maut yang 


mengakibatkan amal perbuatan kalian terputus selamanya. Karena sesungguhnya kalian 


tidak tahu kapan maut akan mendatangi kalian.




SURGA DAN NERAKA DIPERLIHATKAN BAGI PENGHUNI KUBUR 


PADA SETIAP PAGI DAN PETANG


Allah  berfirman : 




Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya 


kiamat. ( Dikatakan kepada Malaikat ) : " Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam 


azab yang sangat keras." ( QS Ghafir : 46 )


Berkata Imam Qatadah rahimahullah mengenai ayat ini : “ Wahai keluarga Fir‟aun, 


inilah tempat tinggal kalian, dikatakan hal ini merupakan bentuk merendahkan, 


menghinakan dan mengurangi harga diri mereka. “


Imam Ibnu Sirrin rahimahullah berkata : “ Dahulu Abu Hurairah  datang kepada 


kami setelah selesai shalat ashar dan dia berkata : “ Malaikat telah mundar mandir naik 


dan turun. Neraka juga telah ditampakkan kepada keluarga Fir‟aun. “ Ibnu Sirrin 


berkata : “ Tidak ada seorangpun yang mendengar perkataan Abu Hurairah melainkan 


mereka akan memintakan perlindungan kepada Allah  atas siksa api neraka. “


Dari Maimun bin Maisarah rahimahullah dia berkata : “ Di suatu pagi aku 


mendengar Abu Hurairah  berkata : “ Wahai shahabatku, segala puji bagi Allah. 


Sebenarnya neraka telah ditampakkan di hadapan keluarga Fir‟aun. “ Maka tidak ada 


seorangpun yang mendengar perkataan Abu Hurairah melainkan memohon 


perlindungan kepada Allah dari siksa api neraka.”


Dari Ibnu Umar  dari Nabi  beliau bersabda : “ Apabila mati salah seorang 


diantara kalian, maka akan ditunjukkan padanya tempat kembalinya pada saat pagi dan 


petang. Apabila dia termasuk ahli surga, maka surga akan diperlihatkan kepadanya. Dan 


apabila dia termasuk ahli neraka maka neraka akan diperlihatkan kepadanya. Dan akan 


dikatakan kepadanya : “ Inilah tempat kembalimu. “ Hal tersebut akan terus terjadi 


sampai hari kiamat



Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, 


dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka 


mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah) ? kamu tidak mengembalikan nyawa itu 


(kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar ? Adapun jika dia (orang 


yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh 


ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk 


golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan 


adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat 


hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam Jahannam. Sesungguhnya (yang 


disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. ( QS Al Waaqi’ah : 83-95 )


Dari Ubadah bin Shamit  dari Rasulullah  bersabda : “ Barangsiapa yang suka 


berjumpa dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Barangsiapa yang tidak 


suka berjumpa dengan Allah, maka Allah tidak suka bertemu dengannya.” Berkata 


„Aisyah  atau sebagian istri Rasulullah  : “ Sesungguhnya kami tidak suka 


meninggal dunia. “ Rasulullah  menjawab : “ Bukan seperti itu, akan tetapi orang 


mukmin apabila dihampiri maut, maka akan diberi berita gembira dengan ridha dan 


kemuliaan Allah, tidak ada sesuatu yang lebih disukainya daripada hal tersebut. Dia 


menyukai berjumpa dengan Allah dan Allah juga menyukai berjumpa dengannya. 


Apabila dia orang kafir, ketika didatangi maut, maka diberi kabar tentang adzab Allah

dan siksaannya. Tidak ada sesuatupun yang paling dibencinya melainkan hal tersebut. 


Maka dia tidak suka bertemu dengan Allah sehingga Allah tidak suka bertemu 


dengannya. “ 14


Ayat-ayat Al Qur‟an telah menerangkan adanya adzab kubur dibeberapa tempat, 


antara lain : 



Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada 


dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 


berkata) : " Keluarkanlah nyawamu." di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat 


menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak 


benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. ( QS Al 


An’am : 93 )



Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu tetapi 


kebanyakan mereka tidak mengetahui. ( QS Thur : 47 )



Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di 


dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke 


jalan yang benar). ( QS As Sajdah : 21 )


Ibnu Abbas  ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata : “ Yang dimaksud 


adalah adzab kubur. “ 


Berkata Imam Qatadah rahimahullah dan Imam Rabi bin Anas rahimahullah


menafsirkan firman Allah  : 



Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab 


yang besar. ( QS At Taubah : 101 )


Adzab yang pertama di dunia dan adzab yang kedua di akhirat.




Dan telah mutawatir dalam As Sunnah hadits-hadits tentang adzab kubur dan 


perintah Rasulullah  untuk berlindung darinya.15


Dari „Aisyah  beliau berkata : “ Saya bertanya kepada Rasulullah  tentang adzab 


kubur, beliau  berkata : “ Adzab kubur adalah benar. “ „Aisyah  berkata : “ Tidaklah 


aku melihat Rasulullah  shalat melainkan setelah beliau selesai shalat melainkan 


meminta perlindungan dari adzab kubur.” 16


Dari Ibnu Abbas  dari Nabi  bahwasanya beliau telah mengajarkan 


kepadanya do‟a sebagaimana Rasulullah  telah mengajarkan kepadanya Al 


Qur‟an, do‟a tersebut adalah : 17


“ Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab neraka 


jahanam, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, aku meminta 


perlindungan kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal dan aku meminta perlindungan 


kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.


Dari Abu Hurairah  berkata : bersabda Rasulullah  : “ Apabila salah seorang 


diantara kalian selesai mengerjakan tasyahud akhir, hendaklah dia meminta perlindungan 


kepada Allah dari empat perkara : dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari 


fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al Masih Ad Dajjal. “ 19


Zaid bin Tsabit  berkata : “ Ketika Nabi  berada disekitar perkebunan Bani 


Najjar dan berada diatas keledainya dan kami bersama beliau , tiba-tiba 


keledainya berjalan menyimpang dari yang semestinya dan nyaris menyebabkan 


beliau  terlempar. Dan disana ada enam atau lima atau empat kuburan. Beliau


 bersabda : “ Apakah ada yang tahu kuburan siapa ini ? “ Seorang laki-laki berkata : 


“ Aku. “ Rasulullah  bersabda : “ Kapan orang-orang ini meninggal dunia ? “ Orang 


itu menjawab : “ Mereka telah lama meninggal dunia dalam keadaan syirik. “


Rasulullah  bersabda : “ Sesungguhnya umat ini akan dicoba di dalam kuburnya. 


Seandainya bukan sesuatu yang disembunyikan dari kalian, pasti aku telah berdo‟a 


kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku dengar. 


“ Kemudian Rasulullah  menghadapkan wajahnya kepada kami sambil berkata : 


“ Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa neraka, mintalah perlindungan kepada 


Allah dari siksa kubur, mintalah perlindungan kepada Allah dari fitnah yang tampak 


maupun fitnah yang tersembunyi. “ Mereka berkata : “ Kami memohon perlindungan 


kepada Allah dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi.” Rasulullah bersabda : “ Mintalah perlindungan kepada Allah dari fitnah Ad Dajjal. “ Mereka berkata 


: “ Kami meminta perlindungan dari fitnah Ad Dajjal. “ 20


Dari Ibnu Abbas  berkata : “ Nabi  melewati dua buah kuburan , kemudian beliau 


berkata : “ Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa dengan 


sebab sesuatu yang besar, adapun salah satunya karena tidak bersuci dari kencing dan 


yang lainnya karena suka berjalan diantara manusia dan menyebarkan adu domba. “ 21


Dalam lafadz yang lain : “ Ghibah, mengadu domba dan tidak bersuci dari air 


kencing.“ 


Sebagian ulama berkata tentang rahasia mengapa tiga hal ini menyebabkan 


pelakunya terkena adzab kubur : “ Kuburan adalah tempat pertama dari 


beberapa tempat akhirat, di kuburan inilah terdapat beberapa contoh kejadian di 


hari kiamat nanti, baik berupa siksa maupun ganjaran. Sedangkan perbuatan 


maksiat yang mengakibatkan siksa pada hari kiamat itu ada dua macam : yang 


berkaitan dengan hak Allah  dan yang berhubungan dengan hak manusia. 


Macam pertama : sesuatu yang berhubungan dengan hak Allah  yang akan 


dipermasalahkan pertama kali pada hari kiamat adalah shalat, sedangkan 


masalah yang berhungan dengan hak manusia yang pertama kali 


dipermasalahkan pada hari kiamat adalah pertumpahan darah.” 


“ Adapun di alam barzakh, maka yang diperhitungkan di sana adalah segala 


sesuatu yang berhubungan dengan kedua hak tersebut. Adapun yang 


berhubungan dengan masalah shalat adalah thaharah ( bersuci ) dari hadats 


( yang mencakup juga hadats kencing ). Sedangkan yang berhubungan dengan 


pertumpahan darah misalnya mengadu domba dan pelecehan hak sesama. 


Kedua perbuatan ini masih tergolong siksa dan hisab yang teringan di dalam 


kubur. “ 


Ada beberapa hal yang dapat menyelamatkan diri dari adzab kubur, antara lain :

Dari Miqdad bin Ma‟di Karib  berkata : bersabda Rasulullah  : “ Orang yang 


mati syahid memiliki enam ganjaran disisi Allah : dosanya diampuni, melihat tempat 


kembalinya di surga, dibebaskan dari adzab kubur, merasa aman dari dahsyatnya hari 


yang sangat menakutkan…” 22


Dari Salman Al Farisi  berkata : saya mendengar Rasulullah  bersabda : 


“ Berjaga diperbatasan sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat 


malam selama sebulan. Andaikata dia mati maka amal perbuatannya akan terus mengalir 


kepadanya dan rezekinya akan diperlihatkan kepadanya, selain itu dia juga aman dari 


fitnah. “ 23


PASAL : MACAM-MACAM ADZAB KUBUR


Telah disebutkan macam-macam berita yang berkaitan dengan adzab kubur, 


antara lain : dipukul dengan pukulan besi atau yang selainnya, hal tentang ini 


telah disebutkan dalam hadits-hadits terdahulu.24 Diantara siksa kubur untuk 


orang kafir adalah diserahkan kepada ular-ular dan kalajengking


Dari Abu Yahya Sulaim bin „Amir Al Himshi rahimahullah berkata : “ Saya 


mendengar Abu Umamah Al Bahili  menceritakan hadits dari Rasulullah 


beliau berkata : “ Ketika aku sedang tidur datang dua laki-laki yang memapah lenganku 


dan membawaku ke sebuah gunung yang terjal. Keduanya berkata : “ Naiklah ! “ Maka 


aku menjawab : “ Aku tidak mampu untuk mendakinya. “ Keduanya berkata : “ Kami 


akan memudahkannya untukmu. “ 


Maka aku mendakinya, sesampainya di puncak gunung tersebut tiba-tiba aku mendengar 


suara bergemuruh. Aku bertanya : “ Suara apakah itu ? “ Mereka menjawab : “ Suara itu 


adalah lolongan para penghuni neraka. “ Kemudian mereka membawaku sehingga kami 


melewati sekelompok orang yang menggelembung sangat besar badannya, sangat bau dan 


sangat buruk rupanya. “ Siapakah mereka ? “ kataku. “ Mereka adalah para pezina laki￾laki dan perempuan. “ Jawab mereka. “ 


Kemudian kami melewati sebuah kaum wanita yang digerogoti ular payudara mereka. “ 


Ada apa dengan mereka ? “ Tanyaku. “ Mereka adalah wanita-wanita yang menahan air 


susu mereka terhadap anak-anak mereka. “ Jawabnya. Kemudian mereka membawaku dan 


kami melewati sekelompok manusia yang digantung dengan urat-urat kaki mereka, sudut 


mulut mereka terkoyak dengan mengalirkan darah. “ Siapakah mereka ? “ Tanyaku. “ 


Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum tiba waktunya. “ Jawab mereka.


Kemudian mereka membawaku kesebuah tempat yang tinggi dan aku melihat tiga orang 


yang sedang meminum khamer, dan aku bertanya : “ Siapakah mereka ? “ “ Mereka 


adalah Zaid, Ja‟far dan Ibnu Rawahah. “ Kemudian mereka membawaku lagi dan aku 


melihat sekelompok anak-anak sedang bermain diantara dua sungai, aku bertanya : 


“ Siapakah mereka ? “ “ Mereka adalah anak-anak kaum muslimin. “ Jawabnya. 


Kemudian kami naik menuju tempat yang tinggi dan bertemu dengan tiga orang, aku 


bertanya : “ Siapakah mereka ? “ “ Mereka adalah Ibrahim, Musa dan Isa 


yang telah menunggumu

Diantara siksa kubur adalah tanah menjadi semakin sempit sehingga tubuhnya 


menjadi remuk, hadits tentang masalah ini telah disebutkan dalam pembahasan 


yang terdahulu.


Akan tetapi ada sebagian adzab kubur diangkat atau diringankan, sebagaimana 


terdapat dalam hadits berikut : 


Dari Abdullah bin „Amr  berkata : bersabda Rasulullah  : “ Siapa saja muslim 


yang mati pada hari Jum‟at atau malam Jum‟at melainkan Allah menjaganya dari fitnah 


kubur. “ 26


PASAL : MACAM-MACAM NIKMAT KUBUR


Adapun kenikmatan di dalam kubur, maka telah ditunjukkan di dalam firman 


Allah  : 



Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada 


Allah) maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. ( QS Al 


Waqiah : 88-89 )

MAYYIT MENDENGAR PERKATAAN ORANG YANG MASIH HIDUP DAN 


MEREKA MENGETAHUI ORANG YANG MEMBERI SALAM KETIKA 


MENZIARAHI, MENGETAHUI SIAPA YANG ADA DISEKITAR MEREKA 


DAN ORANG-ORANG YANG DEKAT MEREKA DI DUNIA


Dari Anas bin Malik  bahwasanya Rasulullah  meninggalkan korban perang 


Badar, kemudian beliau  berdiri dan menyeru : “ Wahai Abu Jahal bin Hisyam, 


wahai Umayyah bin Khalaf, wahai Utbah bin Rabi‟ah, wahai Syaibah bin Rabi‟ah, apakah 


kalian telah menjumpai apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian ? karena aku telah 


menjumpai apa yang dijanjikan oleh Rabb-ku adalah benar. “


„Umar  mendengar perkataan Nabi  kemudian dia berkata : “ Wahai 


Rasulullah, bagaimana mereka mendengar ucapanmu sedangkan mereka tidak memiliki 


ruh lagi ? “ Bersabda Rasulullah  : “ Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, 


tidaklah kalian lebih mendengar apa yang aku katakan dibanding mereka, akan tetapi 


mereka tidak mampu untuk menjawab. “ 28


Dari Ibnu „Umar  dia mengabarkan : “ Nabi  melihat kembali orang-orang kafir 


Quraisy yang dilemparkan kedalam sumur, kemudian beliau  berkata : “ Bukankah 


kalian telah menjumpai apa yang dijanjikan oleh Tuhan kalian ? “ Ada shahabat yang 


bertanya kepada beliau  : “ Apakah engkau berbicara kepada orang yang telah mati ? “


Bersabda Rasulullah  : “ Tidaklah kalian lebih mendengar ( apa yang aku katakan ) dari 


pada mereka, akan tetapi mereka tidak bisa menjawab. “ 29


„Aisyah  mengingkari berita tersebut, hal ini sebagaimana yang telah 


disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari „Urwah dari 


„Aisyah  bahwa dia berkata : “ Apa benar Rasulullah  bersabda : “ Sekarang 


orang-orang kafir Quraisy itu pasti mampu mendengar apa yang aku katakan.? “


Kemungkinan Ibnu „Umar  bisa saja telah salah meriwayatkan, mungkin saja 


yang dikatakan oleh Nabi  adalah : “ Sesungguhnya orang-orang kafir Quraisy 


itu sekarang pasti mengetahui bahwa apa yang aku katakan sesungguhnya 


benar. “ Kemudian „Aisyah  membaca firman Allah  : 


0

Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan 


(tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka 


telah berpaling membelakang. ( QS An Naml : 80 )



Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu 


dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, 


apabila mereka itu berpaling membelakang. ( QS Ar Rum : 52 )


Sekelompok ulama ada yang sepakat dengan „Aisyah  bahwa orang yang telah 


meninggal dunia tidak bisa diajak bicara oleh orang yang masih hidup. Hal ini 


diperkuat oleh Al Qadhi Abu Ya‟la rahimahullah di dalam kitab Jami’ul Kabir. 


Para ulama semua menyandarkan pendapat mereka kepada perkataan „Aisyah


 .


Namun sebagian ulama berpendapat bahwa hal ini hanya khusus terjadi pada 


diri Rasulullah  sebagai mu‟jizat yang mampu memperdengarkan 


perkataannya kepada orang-orang yang telah mati.


Adapun firman Allah  : 


0

Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan 


(tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka 


telah berpaling membelakang. ( QS An Naml : 80 )

Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu 


dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, 


apabila mereka itu berpaling membelakang. ( QS Ar Rum : 52 )


Sebenarnya yang dimaksud dengan mendengar di dalam ayat ini bersifat 


mutlak, kata mendengar bisa berarti menangkap perkataan orang lain dan 


memahaminya, namun kata mendengar juga bisa berarti memperoleh manfaat 


dari perkataan yang diucapkan kepadanya dan menjawabnya. Sedangkan yang 


dimaksud dengan kata mendengar dalam ayat tersebut di atas adalah pengertian 


yang pertama, bukan yang kedua.


Dan ayat tersebut sebenarnya ditujukan kepada orang kafir yang tidak 


menjawab ( menjalankan ) petunjuk Allah  dan keimanan ketika mereka diseru 


untuk melaksanakannya. Hal ini sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah 


 :






Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan 


manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat￾ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat 


(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak 


dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang 


ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai. ( QS Al 


A’raf : 179 )


Imam Qatadah rahimahullah berkata : “ Allah  telah menghidupkan kembali 


orang-orang kafir yang dilemparkan ke dalam sumur Badar agar bisa mendengar 


perkataan Nabi , maka akan menunjukkan sebuah pengertian bahwa orang 


mati memang tidak bisa mendengar kecuali setelah ruhnya dikembalikan ke 


dalam jasad.”


Hal ini sebagaimana perkataan salaf, karena menurut mereka, seorang mayyit 


tidak akan ditanya oleh Malaikat Munkar-Nakir di dalam kubur kecuali setelah 


ruh orang itu dimasukkan lagi kedalam jasadnya. Hal seperti ini telah 


disebutkan secara jelas dalam hadits Barra bin „Azib  dari Rasulullah  yang 


sangat panjang, yang didalamnya disebutkan bahwa ruh akan dikembalikan lagi 


ke dalam jasadnya.


Dari Abu Sa‟id Al Khudri  bahwasanya Rasulullah  bersabda : “ Jika jenazah 


telah diletakkan di keranda dan dibawa di bahu orang-orang, maka apabila dia seorang 


yang shalih maka dia akan berkata : “ Antarkan aku ke pemakaman dengan segera. “ 


Andaikata dia orang yang tidak shalih, dia akan berkata : “ Celaka, kemana kalian akan 


membawaku pergi ? “ Suara tersebut mampu didengar oleh seluruhnya kecuali manusia, 


andaikata manusia mendengarnya niscaya dia akan pingsan. “ 30





BAB


TEMPAT ARWAH ORANG YANG TELAH MATI DI ALAM BARZAKH


Adapun para Nabi  tidak diragukan lagi bahwasanya arwah mereka berada 


disisi Allah  di „Illiyyin, dan telah tsabit didalam sunnah, ucapan terakhir yang 


terus diucapkan oleh Rasulullah  ketika meninggal dunia adalah : 


“ Ya Allah, kekasih yang tertinggi. “ 31


Adapun syuhada, maka Masruq rahimahullah bertanya kepada Ibnu Mas‟ud  : 


“ Aku bertanya kepada Abdullah bin Mas‟ud  tentang firman Allah  : 



Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan 


mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. ( QS Ali Imran : 169 )


Maka Ibnu Mas‟ud  berkata : “ Sesungguhnya kami ( para shahabat ) juga 


pernah menanyakan masalah yang sama kepada Rasulullah  , kemudian beliau


 menjawab : “ Orang-orang yang mati syahid berada di perut burung hijau, burung 


tersebut memiliki pelita yang tergantung diatas arsy, burung tersebut terbang sesuai

dengan keinginannya, burung tersebut bertempat tinggal di pelita tersebut. Kemudian 


mereka akan dilihat oleh Rabb mereka, dan Allah  berfirman : “ Apakah kalian 


menyukai sesuatu ? “ Mereka menjawab : “ Apapun akan kami sukai, kami bisa terbang 


dari surga menuju tempat mana saja yang akan kami inginkan. “ Allah bertanya hal 


tersebut sebanyak tiga kali. Tatkala mereka berfikir bahwa mereka tidak akan ditinggal 


sebelum diminta untuk mengajukan permohonan, maka mereka berkata : “ Ya Allah, 


kami ingin Engkau mengembalikan arwah kami ke dalam jasad kami lagi, sehingga kami 


terbunuh di jalan-Mu untuk kedua kalinya.” Ketika Allah mengetahui bahwa mereka 


tidak lagi memiliki keperluan, maka mereka ditinggalkan. “ 32


Dari Jabir bin Abdullah  berkata : “ Pada waktu perang Uhud ada seorang laki-laki 


yang berkata : “ Dimana nanti aku akan bertempat tinggal jika aku terbunuh wahai 


Rasulullah  ? “ Rasulullah  menjawab : “ Di surga. “ Kemudian laki-laki tersebut 


melemparkan kurmanya dan dia berperang sehingga dia terbunuh. “ 33


Kata “ syahid “ juga digunakan secara umum untuk mereka yang telah 


mengutarakan keimanan dan telah bersaksi akan kebenarannya, sebagaimana 


firman Allah  : 



Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang 


shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka.(QS Al Hadid: 19)


Dan juga disebutkan dalam banyak ayat tempat ruh, sebagaimana Allah 


berfirman : 



Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 


'Illiyyin. Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis. ( QS Al 


Muthafifin : 18-20 )


Dan firman Allah  :

Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan 


dalam sijjin. Tahukah kamu apakah sijjin itu ? (ialah) kitab yang bertulis. ( QS Al 


Muthafifin : 7-9 )


Dan firman Allah  : 



Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai￾Nya. ( QS Al Fajr : 27-28 )


Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan dari Qasamah bin Zuhair dari 


Abu Hurairah  bahwasanya Nabi  bersabda : “ Sesungguhnya jika orang 


mukmin sedang sakaratul maut, dia didatangi oleh malaikat yang membawa kain sutra 


yang didalamnya ada minyak misik dan tumbuhan yang wangi. Kemudian ruhnya 


dicabut sebagaimana sehelai rambut dicabut dari adonan roti. Malaikat berkata : “ Wahai 


jiwa yang tenang, kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai. 


Engkau merasakan ridha dan kemuliaan dari Allah. “ Apabila ruhnya telah keluar, 


malaikat akan meletakkannya di atas misik tersebut dan dibungkus di dalam kain sutra. 


Kemudian akan dibawa ke „Illiyyin. “ 


Sesungguhnya apabila orang kafir sakaratul maut, maka akan didatangi oleh malaikat 


dengan membawa kain yang kasar yang didalamnya ada bara api. Malaikat tersebut 


menarik ruhnya dengan keras dan paksa. Dan berkara kepada orang tersebut : “ Wahai 


jiwa yang buruk, keluarlah kamu dalam keadaan marah dan dimurkai menuju kehinaan 


dan adzab Allah. “ Apabila ruh telah keluar, maka akan diletakkan di atas bara api dan 


kemudian terdengar suara gemuruh seperti air yang mendidih dan dia dibungkus dalam 


kain kasar tersebut. Kemudian ruh tersebut dibawa ke Sijjin. “34


Sebagian ulama berkata : Bahwa arwah bani Adam berada di sisi nenek moyang 


mereka Adam . Mereka berada disebelah kanan dan sebelah kirinya. Hal ini 


merujuk kepada sebuah hadits berikut ini : 


Anas bin Malik  berkata : “ Abu Dzar  menceritakan sebuah hadits kepadaku : 


Bahwasanya Rasulullah  bersabda : “ Atap rumahku terbuka dan aku berada di 


Makkah, maka turun Jibril  yang membelah dadaku, kemudian mencuci hatiku 


dengan air zamzam, kemudian meletakkannya disebuah wadah dari emas dan 


memberikannya hikmah kedalamnya, kemudian dikembalikan kedalam dadaku, kemudian 


menutupnya dan mengambil tanganku kemudian mengangkat diriku menuju kelangit. 


Ketika sampai kelangit dunia, Jibril berkata kepada penjaga langit dunia : “ Bukalah ! “ 


Maka berkata : “ Siapa ini ? “ Jibril berkata : “ Ini Jibril. “ Berkata malaikat penjaga 


langit : “ Siapa yang bersamamu ? “ Jibril menjawab : “ Muhammad. “ Berkata Malaikat 


penjaga langit : “ Engkau diutus kepadanya ? “ Jibril berkata : “ Betul. “ Maka 


dibukakan pintu langit, dan disana ada laki-laki yang disisi kiri dan kanannya ada 


kelompok manusia.”


Rasulullah  bersabda : “ Ketika orang tersebut melihat kearah kanan maka tertawa dan 


ketika melihat kearah kiri menangis. “ Kemudian laki-laki tersebut berkata : “ Selamat 


datang Nabi yang shalih anak dari orang yang shalih. “ Aku berkata : “ Wahai Jibril, apa 


ini ? “ Jibril menjawab : “ Ini adalah Adam  , dan kelompok yang disebelah kanan dan 


kirinya adalah anak keturunannya, dan yang disebelah kanannya adalah ahli surga dan 


disebelah kirinya adalah ahli neraka. “



PERKATAAN SALAFUL UMMAH TENTANG SITUASI KUBUR


Imam Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata : Kami diberitahu oleh 


Shafwan bin „Amru aku diberitahu oleh Salim bin „Amir berkata : “ Kami keluar 


rumah untuk ikut mengiringi jenazah ke pintu kota Damaskus, sedangkan Abu 


Umamah Al Bahili  pada waktu itu bersama kami. Ketika Abu Umamah 


telah menshalati jenazah tersebut dan orang-orang menguburkannya, Abu 


Umamah  berkata : “ Sesungguhnya kalian berada di dalam sebuah rumah pada pagi 


dan sore hari, kalian telah berada di dunia untuk menghasilkan banyak kebaikan dan juga 


banyak keburukan. Tidak lama lagi kalian akan berangkat dari rumah ini menuju 


kerumah itu ( Abu Umamah menunjuk kepada kuburan ), sebuah rumah yang sempit, 


tempat tinggal yang gelap kecuali yang diterangkan dan dilapangkan oleh Allah, 


kemudian kalian akan berada disana sampai hari kiamat. “


Hassan bin Barra berkata : “ Abdul Wahhab bin Ghiyas berkata kepadaku bahwasanya 


apabila Hisyam Al Firdausi pulang dari mengantar jenazah, maka pada malam harinya 


dia tidak bisa tidur dengan tenang. Dia tidak bisa tidur kecuali dirumahnya ada pelita. 


Pada suatu ketika pelita tersebut mati, dan dia keluar dari rumah, tetangganya berkata 


kepadanya : “ Ada apa dengan dirimu ? “ Dia menjawab : “ Aku teringat dengan 


gelapnya kuburan. “


Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah telah meriwayatkan dengan sanadnya sampai 


kepada Wahhab bin Warad dia berkata : “ Pada suatu hari Ibnu Muthi 


memperhatikan bangunan rumahnya, dia begitu kagum akan keindahan rumah tersebut. 


Kemudian dia tiba-tiba menangis sambil berkata : “ Demi Allah, kalau bukan karena 


kematian, pasti aku sudah merasa senang melihat indahnya rumahku ini, seandainya 


bukan karena sempitnya kuburan, pasti kedua mataku akan merasa senang dengan 


gemerlapnya dunia. “ Kemudian dia menangis tersedu-sedu sampai suaranya 


terangkat keras.


Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan sampai Fudhail bin Itadh yang 


berkata kepada Fadh bin Ishaq : “ Apa pendapatmu seandainya dunia adalah 


milikmu dan dikatakan kepadamu : “ Tinggalkan semua itu dan kuburanmu 


dilapangkan, maka apa yang akan kamu perbuat ? “ Fudhail berkata : 


“ Bukankah kamu akan lebih memilih mati dan meninggalkan keluargamu serta 


hartamu, lantas kamu akan menempati kuburan dan merasakan kesempitan 


kuburan seorang diri. “ Kemudian dia membaca ayat : 



Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang 


penolong. ( QS At Thariq : 10 )

PASAL : ZIARAH KUBUR DAN MENJADIKAN KEMATIAN SEBAGAI 


PELAJARAN


Dari Buraidah  berkata : bersadba Rasulullah  : “ Dahulu aku melarang kalian 


untuk berziarah kubur, namun sekarang berziarah kuburlah, karena berziarah kubur 


dapat mengingatkan kalian terhadap akhirat.” 36


Dari Maimun bin Mihran dia berkata : “ Aku bersama Umar bin Abdul Aziz


rahimahullah menuju ke pekuburan, ketika dia melihat kuburan dia menagis dan berkata : 


“ Wahai Ayyub, ini adalah kuburan nenek moyangku dari Bani Umayyah. Mereka ini 


tidak mengajak penduduk bumi dalam kelezatan kehidupan mereka, tidakkah kamu lihat 


sekarang mereka menderita ? bencana telah menimpa mereka dan bala juga telah 


menimpa mereka, sedangkan badan mereka telah tertimbun tanah. “ Kemudian Umar 


menangis hingga jatuh pingsan, tak lama kemudian dia kembali sadar, Maimun berkata : 


“ Kemudian Umar berpaling dari tempat tersebut. Demi Allah, sejak peristiwa itulah aku 


tidak mengetahui ada seorangpun dari penghuni kubur ini yang diberi kenikmatan di 


dalam kubur atau bisa selamat dari adzab Allah. “ 


Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan dengan sanad sampai kepada 


Sallam bin Shalih, dia berkata : “ Suatu hari aku menjumpai Hassan menghilang, 


ketika sore hari dia muncul sehingga teman-temannya bertanya kepadanya : “ Dari mana 


anda seharian tadi ? “ Hassan menjawab : “ Tadi aku bersama beberapa orang saudaraku, 


mereka itulah yang mengingatkanku ketika aku lalai, mereka itu juga orang-orang yang 


tidak meninggalkanku ketika aku tidak bersama dengan mereka. “ Teman-teman Hassan 


bertanya : “ Demi Allah, jika demikian mereka adalah saudaramu yang paling baik, 


tolong tunjukkan mereka kepada kami. “ Maka Hassan menjawab : “ Mereka itulah 


penghuni alam kubur.”


Fadl Ar Raqasy rahimahullah mengaku apabila dia teringat zuhud maka dia lewat 


di daerah pemakaman dan berhenti di sana dan berkata : “ Wahai orang yang dulu


terhormat, bergelimang harta dan banjir pujian, wahai orang yang dahulu berbusana 


indah, pemberani, selalu merasa aman dan suka berpetualang. Wahai orang yang dahulu 


suka meminta bantuan, banyak kebutuhannya dan miskin. Wahai orang yang dahulu ahli 


ibadah, khusyu, suka bertaubat dan rajin mendekatkan diri kepada Allah. Semua itu tidak 


akan dikembalikan lagi setelah jasad kalian ditinggalkan oleh ruh kalian. Aku bersumpah, 


meskipun mereka semua tidak bisa menjawab perkataan ini, namun sebenarnya mereka 


telah menjawabnya dalam bentuk pelajaran yang bisa kita petik.


Ashim bin Haithi berkata : “ Aku pernah berjalan bersama Muhammad bin Wasi‟ 


melewati pekuburan, ternyata Muhammad bin Wasi‟ menangis, kemudian berkata : 


“ Wahai Ashim, janganlah sekali-kali kamu terkecoh dengan diamnya penduduk kuburan 


yang kamu lihat, memang mereka seakan-akan diam di kuburannya padahal di antara 


mereka ada yang senang dan ada yang susah. “


Dari „Atha As Sulami bahwa jika malam tiba , dia akan keluar rumah dan pergi 


menuju ke kuburan kemudian berkata : “ Wahai para penghuni kubur, kalian semua 


telah mati dan alangkah sakitnya kematian. Lalu dia kembali menangis dan kembali 


berkata : “ Wahai para penghuni kubur, kalian telah mengamati apa yang dahulu telah 


kalian kerjakan, ternyata alangkah pentingnya amal perbuatan. “ Kemudian dia 


menangis lagi dan terus saja seperti itu sampai menjelang hari pagi.


Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya dari 


Muhammad bin Shalih At Tammar dia berkata : “ Shafwan bin Salim pernah 


mengunjungi pemakaman Baqi‟ selama beberapa hari. Pada suatu hari dia lewat di 


hadapanku sehingga aku mengikutinya, aku berkata kepada diriku sendiri : “ Demi Allah, 


aku akan mengamati apa saja yang dia kerjakan.” Ternyata Shafwan mengangkat 


kepalanya dan duduk di samping salah satu kuburan, dia terus menangis sampai aku 


merasa kasihan kepadanya. Aku mengira kalau kuburan tersebut adalah kuburan salah 


satu keluarganya.” 


Pada hari yang lain dia kembali lewat dihadapanku sehingga aku mengikutinya lagi, 


Shafwan duduk lagi di samping sebuah kuburan. Kuburan yang sekarang adalah 


kuburan yang kemarin. Aku kembali menyangka kuburan yang dihadapannya adalah 


makam salah seorang anggota keluarganya.


Aku memberitahukan hal tersebut kepada Muhammad Al Munkadir, aku berkata 


kepadanya : “ Sesungguhnya aku menyangka bahwa kuburan yang dihadapinya adalah 


kuburan salah seorang anggota keluarganya. “ Muhammad Al Munkadir berkata : 


“ Semua orang dianggap saudara oleh Shafwan, sebenarnya dia adalah seorang laki-laki 


yang selalu tergerak hatinya jika mengingat orang-orang yang telah meninggal dunia.” 


Pada suatu hari Muhammad Al Munkadir yang lewat dihadapanku untuk mengunjungi 


Baqi‟, maka akupun mengucapkan salam kepadanya, dia berkata : “Tidakkah cukup 


bagimu pelajaran yang kamu terima dari Shafwan bin Salim ?“ 


Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Hani maula 


„Utsman bin Affan  , dia berkata : “ Apabila Utsman bin Affan  berhenti di 


sebuah kuburan maka dia akan menangis sampai jenggotnya basah. Ada orang 


yang membicarakan tentang perilakunya : “ Ingatlah akan surga dan neraka,


dengan demikian kamu tidak akan menangis karena melihat kuburan, akan 


tetapi kamu akan menangisi hal ini.” Utsman bin Affan  menjawab : 


“ Sesungguhnya Rasulullah  bersabda : 


“ Sesungguhnya kuburan merupakan terminal pertama dari akhirat, apabila seseorang 


selamat dari kuburan, maka tempat yang lain akan lebih mudah baginya untuk selamat, 


sedangkan jika dia tidak berhasil maka tempat yang lain akan lebih berat darinya. “ 


Dan Rasulullah  melanjutkan : 


“ Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan daripada kuburan. “ 37





BAB


SUNNAH HUKUMNYA SELALU MENGINGAT KUBURAN 


DAN MERENUNGKAN KEADAANNYA


DAN PERKATAAN SALAFUL UMMAH BERKAITAN DENGAN HAL INI


Dari Abdullah bin Mas‟ud  berkata : bersabda Rasulullah  : “ Merasalah benar￾benar malu kepada Allah.” Para shahabat berkata : “ Wahai Rasulullah, sesungguhnya 


kami benar-benar telah merasa malu kepada Allah dan segala puji bagi Allah.” 


Rasulullah  bersabda : “ Bukan seperti itu, tetapi hendaklah engkau betul-betul merasa 


malu kepada Allah dengan menjaga kepalamu dan apa yang berkaitan dengannya dan 


menjaga perutmu dan paa yang berkaitan dengannya. Hendaklah kamu ingat kepada 


akhirat, maka dengan sebab itu akan menghilangkan gemerlapnya dunia dari sisimu, dan 


barangsiapa yang telah melakukan itu maka sungguh dia telah benar-benar merasa malu 


kepada Allah.


Dari Abdullah bin „Umar  berkata : “ Rasulullah  memegang pundakku sambil 


bersabda : “ Jadilah di dunia seperti orang asing atau penyebrang jalan. “ 39


Imam Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata kepada seseorang laki-laki 


yang sedang duduk bersamanya : “ Wahai fulan, semalam aku tidak tidur karena 


memikirkan sesuatu. “ Laki-laki tersebut bertanya : “ Apa yang anda pikirkan wahai 


amirul mukminin ? “ Beliau menjawab : “ Aku memikirkan kuburan dan penghuninya, 


seandainya kamu melihat mayit di dalam kuburan setelah tiga hari, pasti kamu akan 


menyingkir darinya, padahal sebelumnya kamu merasa nyaman berada didekatnya. 


Didalam kuburan tersebut kamu akan melihat cairan nanah bercampur dengan darah. 


Tubuh orang tersebut terkoyak-koyak oleh cacing tanah seiring dengan perubahan 


baunya. Kain kafannya juga hancur setelah sebelumnya nampak baik, berbau wangi dan 


berwarna putih. “ Setelah itu Umar bin Abdul Aziz menangis sampai beliau 


pingsan.


Imam Abu Nu‟aim meriwayatkan sampai kepada Amirul Mukminin Umar bin 


Abdul Aziz rahimahullah yang mana beliau pernah mengiringi seorang jenazah 


dari keluarganya, kemudian dia menghampiri teman-temannya dan menasihat 


mereka. Dia berbicara dihadapan manusia tentang kerendahan dan kehinaan


dunia, dia juga menyebutkan apa yang seharusnya dikerjakan oleh penduduk 


dunia dan bagaimana mereka mensyukuri berbagai nikmat yang diberikan 


kepada mereka. Bahkan dia menyebutkan tentang apa yang akan terjadi setelah 


mereka berada di kubur. Diantara ucapannya adalah sebagai berikut : 


“ Jika kalian melewati orang-orang yang berada di dalam kubur, beri salamlah kepada 


mereka, lewatilah mereka dan lihatlah tempat tinggal mereka sekarang. Bertanyalah 


kalian kepada orang kaya diantara mereka, apa yang tersisa dari kekayaannya sekarang ? 


dan bertanyalah kalian kepada orang miskin diantara mereka, apa yang tersisa dari 


kemiskinannya sekarang ? bertanyalah kepada mereka tentang mulut yang dulu pernah 


mereka pergunakan untuk bicara, tentang mata yang dulu dibuat untuk menyaksikan 


kenikmatan, kemanakah kulit lembut mereka, wajah yang indah dan tubuh yang tegap ? “


“ Apa yang telah diperbuat oleh cacing tanah di dalam kain kafan mereka ? mulut mereka 


telah hancur, wajah mereka berubah menjadi debu, ketampanan dan kecantikan telah 


musnah, tulang punggung telah patah, seluruh badan telah tercerai berai dan tubuh telah 


terkoyak. Mana penghalang dan senjata mereka ? mana pelayan dan hamba sahaya 


mereka, pengikut setia dan harta benda mereka? Bukankah tempat tinggal mereka 


sekarang tidak ada bedanya antara siang dengan malam, bukankah mereka sekarang 


berada didalam kegelapan yang abadi ? mereka tidak mampu mengerjakan amal shalih 


lagi, sedangkan mana orang-orang yang mereka sayangi ?



 Berapa banyak orang yang tampan dan cantik hancur tubuhnya dan wajahnya, tubuh 


mereka telah putus dari lehernya dan persendian telah hancur, biji mata telah keluar dari 


rongganya dan cairannya mengalir diatas pipi, mulutnya dipenuhi cairan nanah dan 


darah sedangkan binatang merayap dan membuat sarang didalam tubuhnya. Mereka 


meninggalkan kebun mereka, rumah mereka yang lapang dan masuk kedalam lubang 


yang sempit dan pengap. “ 


“ Istri mereka sudah menikah dengan orang lain, anak-anak mereka kembali menyusuri 


jalan dan kerabat mereka telah berbagi harta warisan. Diantara mereka ada yang 


diluaskan kuburnya oleh Allah ada yang disempitkan kuburnya oleh Allah. “ 


“ Wahai penghuni kubur, gemerlap dunia mana yang telah mengecohmu ? mana 


rumahmu yang luas ? mana sungaimu yang mengalir ? mana buah-buahanmu yang 


matang ? mana busanamu yang lembut dan halus ? mana aroma parfummu yang wangi 


? mana pakaianmu yang engkau pakai pada musim dingin dan musim panas ? bukankah 


semua itu telah menggelincirkanmu ? “ 


“ Beban berat apakah yang membuat keringatmu bercucuran, menyebabkan lidahmu 


terjulur keluar dan kepayahan ketika sakaratul maut ? sesuatu dari langit telah datang, 


qadha dan qadar telah diputuskan. “ 


“ Wahai orang yang memejamkan mata kedua orangtuanya, anaknya ataupun 


saudaranya ketika mereka meninggal, wahai orang yang memandikan jenazah dan 


membungkusnya dengan kain kafan, wahai orang yang memasukkan tubuh ke liang lahat 


dan kembali kerumah dengan meninggalkannya, andai saja aku tahu pipi mana yang 


lebih dahulu hancur ? “ 


“ Wahai orang yang berteman dengan kematian, engkau selalu diikuti dengan temanmu 


ini, andai saja aku tahu Malaikat Maut yang seperti apa yang akan menjumpaiku ketika 


aku sakaratul maut dan bagaimana kesudahanku disisi Allah ? “ 


Setelah mengatakan hal ini, Umar bin Abdul Aziz rahimahullah hanya hidup 


selama satu Jum‟at.





BAB


BEBERAPA PERKATAAN MUTIARA SALAFUL UMMAH


Imam Al Auza‟i rahimahullah berkata : Imam Yahya bin Abi Katsir rahimahullah


menceritakan khutbah Abu Bakar Ash Shiddiq  yang diantara isinya adalah : 


“ Mana orang-orang yang membanggakan ketampanan wajahnya, yang memamerkan 


usia mudanya, yang tidak pernah kalah dalam medan peperangan, mana orang-orang 


yang membangun kota-kota dengan tembok yang tinggi ? orang-orang itu semua telah

berada dikuburan, tanah kuburan berkata : “ Cepatlah, cepatlah, bergegaslah, 


bergegaslah, masukkan dia kedalamku untuk aku himpit. “


Imam Hassan Al Bashri rahimahullah menjumpai seorang pemuda yang memakai 


pakaian yang indah, kemudian dia berkata : “ Wahai anak cucu Adam yang merasa 


bangga dengan masa mudanya, kagum dengan ketampanannya, bayangkan jika kuburan 


meremukkan badanmu dan kamu bertemu dengan amal ibadahmu, celakalah dirimu dan 


jagalah waktumu, sesungguhnya yang dibutuhkan oleh Allah adalah hamba-Nya yang 


shalih. “ 


Imam Abdullah bin „Aizar rahimahullah berkata : “ Anak cucu Adam punya dua 


rumah, rumah dipermukaan bumi dan rumah didalam bumi. Disediakan kemegahan dan 


kesenangan untuk orang yang berada di muka bumi, dibuatkan untuk mereka pintu dari 


arah utara dan arah selatan, disediakan bagi mereka berbagai persediaan untuk musim 


panas dan musim dingin. Sedangkan orang yang berada di perut bumi, maka dia akan 


dihancurkan, dihampiri oleh seseorang yang berkata : “ Tidakkah kamu melihat apa yang 


telah dihiasi untukmu di dunia ini ? berapa lama kamu tinggal diatasnya ? “ Anak cucu 


Adam tersebut berkata : “ Aku tidak tahu.” Maka dia kembali ditanya : “ Sekarang 


berapa lama engkau tinggal didalam sini ? “ Anak cucu Adam tersebut menjawab : 


“ Disinilah tempat tinggalku. “ Dia kembali ditanya : “ Kamu telah mengakui bahwa 


disinilah tempat tinggalmu, maka apakah kamu termasuk orang yang berakal ketika 


menghias tempat tinggal sementaramu diatas sana ? “


Imam Umar bin Abu Dzar rahimahullah berkata : “ Seandainya orang yang sehat 


tahu tentang jasad-jasad yang hancur di dalam kubur, niscaya dia akan bersungguh￾sungguh untuk beramal dan mengisi hari-hari mereka dengan amal shalih, karena mereka 


takut pada hari dimana pandangan dan hati terombang ambing. “


Imam Mutharif bin Syikhir rahimahullah berkata : “ Kuburan merupakan tempat 


tinggal antara dunia dan akhirat, barangsiapa yang mendatanginya dengan membawa 


bekal yang baik maka akan menjadi baik dan barangsiapa yang mendatanginya dengan 


membawa bekal yang buruk maka akan menjadi buruk. “




KHATIMAH 


Inilah penyusunan kembali kitab ini, segala puji bagi Allah  atas seluruh 


nikmat-Nya. Telah selesai penyusunan kembali kitab ini pada bulan Rajab tahun 


1406 H, oleh seseorang yang sangat butuh akan ampunan Rabb-Nya, Abu


Hudzaifah Ibrahim bin Muhammad. Segala puji bagi Allah  atas 


kesempurnaan nikmat-Nya.40