Pengobatan Komplementer
Istilah ‘pengobatan komplementer dan alternatif’ (CAM) didefinisikan oleh National Center for Complementary and
Alternative Medicine (NCCAM) sebagai sekelompok sistem medis dan kesehatan, praktik, dan produk yang beragam,
tidak termasuk dalam pengobatan konvensional saat ini [1]. Meskipun ada banyak namun yang bisa dimasukkan dalam
CAM, hanya sekitar 15–20 namun yang memiliki bukti yang memadai tentang keamanan dan efikasi [2]. NCCAM
mengklasifikasikan CAM menjadi lima domain utama: sistem medis menyeluruh, kedokteran pikiran-tubuh, berbasis
biologis, praktik berbasis manipulatif dan tubuh, serta bidang energi [1]–[8]
Survei di AS menemukan bahwa lebih dari setengah responden perempuan memakai CAM, yang konsisten
dengan studi lain yang menunjukkan penerimaan luas terhadap namun komplementer, terutama oleh perempuan [3].
Bidan perlu memahami bahwa sebagian perempuan mungkin akan melanjutkan atau memulai pemakaian CAM saat
hamil. Namun, praktik CAM saat ini dalam konteks kehamilan seringkali tidak didasarkan pada bukti ilmiah [4]. Tujuan
dari tinjauan ini yaitu untuk menyajikan studi-studi yang melaporkan prevalensi pemakaian CAM oleh wanita hamil,
mulai dari strategi pencarian hingga hasilnya. Selain itu, tinjauan ini juga mencakup karakteristik studi, serta ringkasan
mengenai prevalensi, motivasi, sumber informasi, dan pengungkapan pemakaian CAM selama kehamilan. Diskusi
kemudian mengevaluasi temuan-temuan ini dan memberikan rekomendasi bagi praktik bidan.
Pencarian literatur yang diterbitkan sejak tahun 2001 dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik penting dan tren
dalam penelitian yang ada. Basis data yang digunakan meliputi: Proquest, Science Direct, serta MIDIRS (Midwifery
Digest). Artikel juga ditemukan dengan menelusuri bibliografi dan mencari di internet memakai kata kunci: CAM,
pengobatan komplementer, pengobatan alternatif, akupunktur, obat herbal, namun nutrisi, aromanamun , pijat, pengobatan alami, dan homeopati yang dipadukan dengan kehamilan, persalinan, antenatal, intrapartum, postpartum, dan
maternitas.
Makalah yang melaporkan pemakaian CAM secara umum dan/atau suplemen oral ditinjau. Studi yang berfokus
pada suplemen oral dimasukkan sebab namun ini bisa membawa risiko teratogenik tambahan [5]. Penilaian dilakukan
berdasarkan penilaian ahli daripada penilaian kualitas formal untuk menentukan studi mana yang akan dimasukkan.
Banyak artikel dikeluarkan sebab tidak memenuhi kriteria: mereka yaitu komentar, studi klinis tentang efektivitas
namun tertentu, atau mereka melaporkan namun di luar kriteria. Beberapa studi dengan kelemahan metodologis
dimasukkan sebab memberikan wawasan yang berguna.
Pemilihan artikel dibatasi pada yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Sebanyak 18 artikel ditinjau; tujuh
makalah mengenai temuan dari penelitian dengan definisi CAM yang luas, dan 11 makalah yang berfokus pada
pengobatan oral.
B.
1.
Artikel yang diterbitkan umumnya mengungkapkan pemakaian CAM yang luas selama kehamilan.
Namun, membandingkan hasilnya sulit sebab variasi dalam definisi CAM dan inkonsistensi metodologis. Salah
satu tantangan utama dalam menafsirkan literatur ini yaitu kurangnya informasi tentang instrumen yang
digunakan. Ketika detail diberikan, terlihat bahwa terdapat perbedaan besar dalam cara CAM didefinisikan untuk
setiap studi. Beberapa peneliti memasukkan berbagai macam namun CAM dalam instrumen survei sementara
yang lain berfokus pada modalitas tertentu. Bahkan studi yang berfokus pada satu jenis namun CAM sering kali
mendefinisikan istilah mereka secara berbeda. Contoh yang jelas terlihat pada dua studi yang meneliti
pemakaian herbal oleh wanita hamil; [6] memasukkan segala jenis pengobatan tanaman (oral dan topikal)
sementara berkonsentrasi pada herbal tertentu yang merupakan bagian dari pengobatan tradisional Tiongkok [7].
Inkonsistensi lainnya berasal dari variasi dalam metode pengumpulan data. Sebagian besar studi
memakai kuesioner yang diisi sendiri oleh responden [8] atau wawancara dengan berbagai alat [9].
Satu studi memanfaatkan data yang sudah ada [10]. Setiap metode penelitian memiliki kelebihan dan
keterbatasan bawaan. Kuesioner yang diisi sendiri yaitu metode yang relatif cepat untuk mengumpulkan
informasi dari kelompok besar dengan cara yang standar. Namun, metode ini tidak memungkinkan klarifikasi
jika ada kebingungan dan terbatas oleh pengetahuan peserta tentang CAM serta kesediaan mereka untuk
mengingat dan melaporkan pemakaian . Sebaliknya, wawancara memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan
pertanyaan sesuai kebutuhan dan memastikan bahwa pertanyaan dipahami dengan benar, tetapi metode ini
memerlukan sumber daya yang signifikan yang mungkin membatasi partisipasi dan mempengaruhi kemampuan
untuk menggeneralisasi temuan.
Studi Swedia [11] menganalisis data dari catatan kelahiran. Ini memberi peneliti keuntungan untuk
mengakses sejumlah besar (n = 860.215) catatan. Namun, wanita tidak selalu mengungkapkan pemakaian CAM
dan mungkin ada pencatatan yang kurang signifikan dalam catatan medis [12].
Masalah lain terkait temuan yaitu kapan informasi dikumpulkan. [13] mengandalkan ingatan wanita
tentang pemakaian obat herbal tiga hingga delapan tahun sebelum pengumpulan data; oleh sebab itu, bias
ingatan mungkin menjadi batasan signifikan dalam survei ini. Kekhawatiran lain terkait dengan hubungan antara
pengumpulan data dan masa kehamilan.
Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian CAM meningkat seiring berjalannya kehamilan [14]. Namun,
ada juga variasi dalam desain penelitian di antara studi-studi tersebut. Misalnya, data yang digunakan oleh [17]
dikumpulkan sebelum 12 minggu kehamilan, sedangkan [18] merekrut wanita enam bulan setelah melahirkan.
Selain itu, sementara sebagian besar studi menilai pemakaian CAM sepanjang kehamilan, [19] hanya
menyelidiki pemakaian peserta dalam delapan minggu sebelumnya.
Akhirnya, perlu dicatat bahwa dimensi studi seperti karakteristik peserta, ukuran sampel, kurangnya
randomisasi, dan tingkat respons semuanya mempengaruhi kemampuan hasil untuk digeneralisasikan. Sebagai
hasil dari inkonsistensi ini, sulit untuk menilai prevalensi dan motivasi sebenarnya dari pemakaian CAM oleh
wanita hamil. Meskipun demikian, terlepas dari keterbatasan ini, karakteristik umum dan tren telah muncul
dalam tinjauan ini.
2. Prevalensi pemakaian CAM oleh Wanita Hamil
Perkiraan popularitas pemakaian CAM selama kehamilan berkisar antara 13% [20] hingga 78% [21].
Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh inkonsistensi dalam desain studi dan definisi CAM. Meskipun demikian,
temuan dari survei yang baru-baru ini diterbitkan [22] mengungkapkan pemakaian CAM yang substansial oleh
wanita hamil, yang konsisten dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian juga menemukan bahwa banyak wanita hamil memakai lebih dari satu jenis namun CAM
[23,24]dan pemakaian obat bersamaan umum terjadi [25,26]. Jenis CAM yang paling umum digunakan oleh
wanita hamil termasuk pijat, suplemen vitamin dan mineral, obat herbal, namun relaksasi, dan aromanamun [27].
Ketika berfokus pada konsumsi suplemen CAM oral selama kehamilan, penelitian melaporkan variasi yang
luas mulai dari kurang dari 1% [28] di Swedia hingga lebih dari 60% di Australia [29]. Namun, prevalensi yang
jauh lebih rendah yang ditemukan dalam studi Swedia [30] mungkin disebabkan oleh metode pengumpulan data;
peneliti memakai data yang sudah ada yang dikumpulkan sebelum 12 minggu kehamilan. Sebagian besar
survei menemukan bahwa sejumlah besar wanita hamil mengonsumsi suplemen CAM. Herbal yang paling
umum dilaporkan termasuk daun raspberry, jahe, chamomile, echinacea, dan cranberry [31].
3. Motivasi pemakaian CAM
Motivasi pemakaian CAM dalam artikel yang diulas terbatas. Temuan menunjukkan bahwa meskipun
beberapa wanita menghentikan pemakaian CAM sebab khawatir terhadap bayi mereka [32], banyak yang
yakin bahwa namun ini memberikan alternatif yang aman dibandingkan dengan obat-obatan farmasi [33]. Bukti
juga menunjukkan bahwa pemakaian CAM mencerminkan apresiasi terhadap pendekatan holistik, bukan
ketidakpuasan terhadap perawatan konvensional [34]. Ada juga indikasi bahwa namun ini memberi wanita hamil
lebih banyak kontrol dan kepuasan dalam pengalaman melahirkan mereka [35]. Meskipun praktik budaya
mungkin berperan dalam motivasi, pengaruhnya tidak jelas. Penelitian di [35] menemukan bahwa wanita lebih
cenderung memakai obat herbal tradisional jika mereka lahir di daratan Cina. Namun, penelitian di
Australia menemukan bahwa peserta dari latar belakang non-bahasa Inggris kurang mungkin mengonsumsi
suplemen herbal dibandingkan dengan yang berbahasa Inggris [25].
4. Pengungkapan pemakaian CAM
Meskipun beberapa penelitian menemukan bahwa wanita mendiskusikan pemakaian CAM mereka dengan
penyedia layanan kesehatan konvensional [26], survei baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar (76%)
tidak memberi tahu dokter atau bidan mereka tentang pemakaian obat herbal mereka [20]. Beberapa wanita
tidak mengungkapkan informasi sebab khawatir akan menemui sikap negatif [34] sementara yang lain tidak
mengungkapkan pemakaian CAM sebab mereka tidak ditanya Sumber Informasi CAM [35].
Wanita hamil umumnya mengandalkan keluarga, teman, dan media saat mempertimbangkan pemakaian
CAM [21]. Namun, tenaga kesehatan juga diidentifikasi sebagai sumber informasi penting dalam beberapa
penelitian [22]. Temuan ini konsisten dengan literatur yang mengeksplorasi perilaku mencari informasi umum
wanita hamil [31].
Diskusi
Ada sejumlah masalah metodologis yang mempengaruhi temuan ulasan ini. Tantangan khusus saat menilai pemakaian
CAM yaitu kurangnya alat survei standar. Masalah ini telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya, dan beberapa
ilmuwan telah mencoba mengembangkan kuesioner CAM internasional yang dapat disesuaikan dengan berbagai
populasi [34].
4.2Wanita sebagai Pengguna Tertinggi CAM dalam Populasi Umum
Wanita merupakan pengguna terbesar CAM dalam populasi umum [31], dan data penelitian menunjukkan bahwa
banyak dari mereka melanjutkan pemakaian nya selama kehamilan. Tren keseluruhan dari studi yang diulas
menunjukkan bahwa sekitar setengah dari populasi hamil memakai beberapa bentuk CAM dan sekitar sepertiganya
mengonsumsi suplemen oral.
4.3 Kekhawatiran terhadap Obat Konvensional
Banyak orang merasa khawatir tentang potensi toksisitas dari obat konvensional [25]. Kekhawatiran ini semakin
meningkat selama kehamilan, dan beberapa wanita mungkin beralih ke pengganti 'alami' sebab takut akan efek
teratogenik yang terkait dengan obat-obatan farmasi [28]. Namun, menemukan bahwa pemakaian obat herbal menurun
sebelum dan selama kehamilan, yang menunjukkan bahwa meskipun dianggap relatif aman, wanita tetap khawatir
tentang potensi efek pada bayi mereka selama kehamilan [29].
4.4Efek Samping CAM
Walaupun obat pelengkap tidak bebas dari efek samping, secara umum mereka memiliki efek samping yang lebih
sedikit atau masalah interaksi dibandingkan dengan obat konvensional [31]. Namun, asumsi bahwa produk 'alami' aman
selama kehamilan sebagian besar tidak berdasar [31]. Selain itu, banyak wanita tidak menyadari risikonya [13].
pemakaian obat tradisional Cina menjadi perhatian khusus sebab , selain mengandung konstituen aktif alami, beberapa
telah ditemukan terkontaminasi dengan logam berat yang dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang [17].
4.5 Kontrol dalam Pengambilan Keputusan
Kontrol dalam pengambilan keputusan telah terbukti meningkatkan kepuasan dalam proses melahirkan [19]. Wanita
mungkin termotivasi untuk memakai CAM sebab namun ini menawarkan partisipasi dan kontrol yang lebih besar
dalam pengalaman melahirkan mereka [30,33]. Wanita hamil menghargai praktisi yang bersedia berbagi pengambilan
keputusan dan bekerja dalam kemitraan [21]. Keterlibatan ini mungkin kurang dalam pengaturan kehamilan
konvensional di mana keahlian teknis dan manajemen profesional mendominasi [23]. Selain itu, meskipun keputusan
mengenai perawatan konvensional biasanya berada dalam domain profesional kesehatan, CAM lebih mudah diakses
oleh warga umum dan oleh sebab itu menawarkan wanita kemandirian yang lebih besar terkait pilihan perawatan
kesehatan mereka [35]
4.6 Pendekatan Holistik
Pendekatan holistik terhadap kesehatan sangat terkait dengan pemakaian CAM dalam populasi umum [23]. Wanita
hamil juga menghargai pendekatan holistik dan memakai CAM untuk melengkapi, bukan menggantikan,
pengobatan allopathic [24]. Hal ini konsisten dengan penelitian yang menemukan bahwa peningkatan popularitas CAM
terkait dengan perubahan sikap umum terhadap kesehatan, bukan penolakan terhadap manajemen ortodoks [25,26,27].
4.7 Pengaruh Etnisitas
Beberapa akademisi berpendapat bahwa peningkatan popularitas CAM dalam populasi umum terkait dengan pengaruh
etnis yang meningkat akibat migrasi dan globalisasi [11,12,13]. Berbagai namun tradisional digunakan untuk mengelola
berbagai kondisi kesehatan wanita, termasuk kehamilan dan menyusui, dalam berbagai kelompok budaya [14,23].
Namun, peran budaya dalam keputusan memakai CAM selama kehamilan tidak terlihat dalam ulasan literatur ini.
4.8 Pengungkapan pemakaian CAM
Sebagian besar populasi umum yang memakai CAM tidak mengungkapkan pemakaian nya kepada dokter
konvensional mereka [8,9,10]. Ulasan literatur ini menunjukkan bahwa hal ini juga terjadi selama kehamilan. Alasan
umum mengapa wanita hamil tidak mengungkapkan pemakaian CAM termasuk kurangnya kepercayaan pada
pengetahuan penyedia layanan kesehatan konvensional. Wanita hamil umumnya mengandalkan keluarga dan teman
untuk informasi tentang CAM [7,8,9]. Namun, kehamilan yaitu masa yang rentan dan mengkhawatirkan bahwa wanita
tidak mencari informasi dari praktisi yang berkualifikasi. Keluarga dan teman mungkin tidak memiliki pengetahuan
yang memadai untuk membuat rekomendasi yang aman bagi wanita hamil [33].Mengingat tingginya prevalensi
pemakaian CAM, profesional kesehatan harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang tepat untuk
memberi nasihat kepada wanita [20]. Namun, hal ini mungkin sulit sebab saat ini hanya ada sedikit peluang bagi
penyedia perawatan kehamilan konvensional untuk mempelajari CAM [5,6].
4. KESIMPULAN
pemakaian CAM oleh wanita hamil sangat luas, namun sebagian besar wanita memakai nya sebagai pelengkap,
bukan pengganti, perawatan kehamilan konvensional. Beberapa motivasi yang mungkin diambil dari literatur
mencakup: namun CAM dianggap sebagai alternatif aman dibandingkan dengan obat-obatan farmasi; namun ini
menawarkan lebih banyak pilihan dan kontrol terhadap pengalaman melahirkan; dan sesuai dengan keyakinan
kesehatan mereka. Selain itu, peningkatan popularitas CAM di negara-negara industri mungkin disebabkan oleh
meningkatnya pengaruh praktik budaya tradisional dalam melahirkan. Banyak wanita hamil melakukan pengobatan
sendiri dan bergantung pada keluarga serta teman, selain profesional kesehatan dan sumber lain seperti Internet, untuk
informasi mengenai pengobatan ini. Wanita mungkin tidak mengungkapkan pemakaian CAM kepada penyedia
perawatan kehamilan mereka kecuali ditanya secara langsung.
Bidan dan penyedia perawatan kehamilan lainnya memiliki tanggung jawab hukum dan etika untuk membantu
pengambilan keputusan yang tepat dengan menyediakan informasi yang sesuai dan terbaru. Mereka harus terbuka untuk
mendiskusikan dan mendokumentasikan pemakaian namun CAM. Ada kebutuhan untuk mengatasi kurangnya peluang
pendidikan agar bidan dapat menjadi lebih terinformasi tentang CAM sehingga dapat berbagi informasi ini dengan
pasien.
pemakaian pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) semakin umum di negara-negara maju,
dengan wanita menjadi penggunanya yang paling banyak. Beberapa wanita tetap memakai namun ini saat hamil. Tujuan:
Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengeksplorasi seberapa umum dan alasan-alasan pemakaian CAM oleh wanita hamil.
Metode: Pencarian literatur relevan yang diterbitkan sejak tahun 2001 dilakukan memakai berbagai basis data dan memeriksa
bibliografi yang sesuai. Hasil: Meskipun perkiraan prevalensi bervariasi luas antara 1% hingga 87%, tren umum menunjukkan bahwa
banyak wanita hamil memakai CAM. Modalitas umum yang digunakan meliputi pijat, suplemen vitamin dan mineral, obat
herbal, namun relaksasi, dan aromanamun . Alasan pemakaian beragam, termasuk keyakinan bahwa namun ini lebih aman daripada
obat-obatan konvensional, memberikan lebih banyak pilihan dan kontrol atas pengalaman kehamilan, serta sesuai dengan keyakinan
holistik kesehatan mereka. Pengaruh praktik budaya tradisional terhadap pemakaian CAM selama kehamilan masih belum jelas.
Sebagian besar wanita hamil mendapatkan informasi dari keluarga dan teman, seringkali tidak mengungkapkan pemakaian nya
kepada penyedia perawatan kehamilan. Kesimpulan: Banyak wanita memilih memakai CAM saat hamil. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk memahami prevalensi sebenarnya dan motivasi di balik pemakaian namun ini. Para profesional kesehatan
disarankan untuk aktif bertanya kepada pasien tentang pemakaian namun ini dan mencari informasi yang relevan.