Tampilkan postingan dengan label Pengobatan Komplementer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengobatan Komplementer. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Pengobatan Komplementer

 



Pengobatan Komplementer


Istilah ‘pengobatan komplementer dan alternatif’ (CAM) didefinisikan oleh National Center for Complementary and 

Alternative Medicine (NCCAM) sebagai sekelompok sistem medis dan kesehatan, praktik, dan produk yang beragam, 

tidak termasuk dalam pengobatan konvensional saat ini [1]. Meskipun ada banyak namun  yang bisa dimasukkan dalam 

CAM, hanya sekitar 15–20 namun  yang memiliki bukti yang memadai tentang keamanan dan efikasi [2]. NCCAM 

mengklasifikasikan CAM menjadi lima domain utama: sistem medis menyeluruh, kedokteran pikiran-tubuh, berbasis 

biologis, praktik berbasis manipulatif dan tubuh, serta bidang energi [1]–[8]

Survei di AS menemukan bahwa lebih dari setengah responden perempuan memakai   CAM, yang konsisten 

dengan studi lain yang menunjukkan penerimaan luas terhadap namun  komplementer, terutama oleh perempuan [3]. 

Bidan perlu memahami bahwa sebagian perempuan mungkin akan melanjutkan atau memulai pemakaian   CAM saat 

hamil. Namun, praktik CAM saat ini dalam konteks kehamilan seringkali tidak didasarkan pada bukti ilmiah [4]. Tujuan 

dari tinjauan ini yaitu  untuk menyajikan studi-studi yang melaporkan prevalensi pemakaian   CAM oleh wanita hamil, 

mulai dari strategi pencarian hingga hasilnya. Selain itu, tinjauan ini juga mencakup karakteristik studi, serta ringkasan 

mengenai prevalensi, motivasi, sumber informasi, dan pengungkapan pemakaian   CAM selama kehamilan. Diskusi 

kemudian mengevaluasi temuan-temuan ini dan memberikan rekomendasi bagi praktik bidan.

Pencarian literatur yang diterbitkan sejak tahun 2001 dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik penting dan tren 

dalam penelitian yang ada. Basis data yang digunakan meliputi: Proquest, Science Direct, serta MIDIRS (Midwifery 

Digest). Artikel juga ditemukan dengan menelusuri bibliografi dan mencari di internet memakai   kata kunci: CAM, 

pengobatan komplementer, pengobatan alternatif, akupunktur, obat herbal, namun  nutrisi, aromanamun , pijat, pengobatan alami, dan homeopati yang dipadukan dengan kehamilan, persalinan, antenatal, intrapartum, postpartum, dan 

maternitas.

Makalah yang melaporkan pemakaian   CAM secara umum dan/atau suplemen oral ditinjau. Studi yang berfokus 

pada suplemen oral dimasukkan sebab   namun  ini bisa membawa risiko teratogenik tambahan [5]. Penilaian dilakukan 

berdasarkan penilaian ahli daripada penilaian kualitas formal untuk menentukan studi mana yang akan dimasukkan. 

Banyak artikel dikeluarkan sebab   tidak memenuhi kriteria: mereka yaitu  komentar, studi klinis tentang efektivitas 

namun  tertentu, atau mereka melaporkan namun  di luar kriteria. Beberapa studi dengan kelemahan metodologis 

dimasukkan sebab   memberikan wawasan yang berguna.

Pemilihan artikel dibatasi pada yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Sebanyak 18 artikel ditinjau; tujuh 

makalah mengenai temuan dari penelitian dengan definisi CAM yang luas, dan 11 makalah yang berfokus pada 

pengobatan oral. 

B.

1.

Artikel yang diterbitkan umumnya mengungkapkan pemakaian   CAM yang luas selama kehamilan. 

Namun, membandingkan hasilnya sulit sebab   variasi dalam definisi CAM dan inkonsistensi metodologis. Salah 

satu tantangan utama dalam menafsirkan literatur ini yaitu  kurangnya informasi tentang instrumen yang 

digunakan. Ketika detail diberikan, terlihat bahwa terdapat perbedaan besar dalam cara CAM didefinisikan untuk 

setiap studi. Beberapa peneliti memasukkan berbagai macam namun  CAM dalam instrumen survei sementara 

yang lain berfokus pada modalitas tertentu. Bahkan studi yang berfokus pada satu jenis namun  CAM sering kali 

mendefinisikan istilah mereka secara berbeda. Contoh yang jelas terlihat pada dua studi yang meneliti 

pemakaian   herbal oleh wanita hamil; [6] memasukkan segala jenis pengobatan tanaman (oral dan topikal) 

sementara berkonsentrasi pada herbal tertentu yang merupakan bagian dari pengobatan tradisional Tiongkok [7].

Inkonsistensi lainnya berasal dari variasi dalam metode pengumpulan data. Sebagian besar studi 

memakai   kuesioner yang diisi sendiri oleh responden [8] atau wawancara dengan berbagai alat [9]. 

Satu studi memanfaatkan data yang sudah ada [10]. Setiap metode penelitian memiliki kelebihan dan 

keterbatasan bawaan. Kuesioner yang diisi sendiri yaitu  metode yang relatif cepat untuk mengumpulkan 

informasi dari kelompok besar dengan cara yang standar. Namun, metode ini tidak memungkinkan klarifikasi 

jika ada kebingungan dan terbatas oleh pengetahuan peserta tentang CAM serta kesediaan mereka untuk 

mengingat dan melaporkan pemakaian  . Sebaliknya, wawancara memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan 

pertanyaan sesuai kebutuhan dan memastikan bahwa pertanyaan dipahami dengan benar, tetapi metode ini 

memerlukan sumber daya yang signifikan yang mungkin membatasi partisipasi dan mempengaruhi kemampuan 

untuk menggeneralisasi temuan. 

Studi Swedia [11] menganalisis data dari catatan kelahiran. Ini memberi peneliti keuntungan untuk 

mengakses sejumlah besar (n = 860.215) catatan. Namun, wanita tidak selalu mengungkapkan pemakaian   CAM 

dan mungkin ada pencatatan yang kurang signifikan dalam catatan medis [12].

Masalah lain terkait temuan yaitu  kapan informasi dikumpulkan. [13] mengandalkan ingatan wanita 

tentang pemakaian   obat herbal tiga hingga delapan tahun sebelum pengumpulan data; oleh sebab   itu, bias 

ingatan mungkin menjadi batasan signifikan dalam survei ini. Kekhawatiran lain terkait dengan hubungan antara 

pengumpulan data dan masa kehamilan. 

Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian   CAM meningkat seiring berjalannya kehamilan [14]. Namun, 

ada juga variasi dalam desain penelitian di antara studi-studi tersebut. Misalnya, data yang digunakan oleh [17]

dikumpulkan sebelum 12 minggu kehamilan, sedangkan [18] merekrut wanita enam bulan setelah melahirkan. 

Selain itu, sementara sebagian besar studi menilai pemakaian   CAM sepanjang kehamilan, [19] hanya 

menyelidiki pemakaian   peserta dalam delapan minggu sebelumnya.

Akhirnya, perlu dicatat bahwa dimensi studi seperti karakteristik peserta, ukuran sampel, kurangnya 

randomisasi, dan tingkat respons semuanya mempengaruhi kemampuan hasil untuk digeneralisasikan. Sebagai 

hasil dari inkonsistensi ini, sulit untuk menilai prevalensi dan motivasi sebenarnya dari pemakaian   CAM oleh 

wanita hamil. Meskipun demikian, terlepas dari keterbatasan ini, karakteristik umum dan tren telah muncul 

dalam tinjauan ini.

2. Prevalensi pemakaian   CAM oleh Wanita Hamil

Perkiraan popularitas pemakaian   CAM selama kehamilan berkisar antara 13% [20] hingga 78% [21]. 

Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh inkonsistensi dalam desain studi dan definisi CAM. Meskipun demikian, 

temuan dari survei yang baru-baru ini diterbitkan [22] mengungkapkan pemakaian   CAM yang substansial oleh 

wanita hamil, yang konsisten dengan penelitian sebelumnya. 

Penelitian juga menemukan bahwa banyak wanita hamil memakai   lebih dari satu jenis namun  CAM 

[23,24]dan pemakaian   obat bersamaan umum terjadi [25,26]. Jenis CAM yang paling umum digunakan oleh 

wanita hamil termasuk pijat, suplemen vitamin dan mineral, obat herbal, namun  relaksasi, dan aromanamun  [27].

Ketika berfokus pada konsumsi suplemen CAM oral selama kehamilan, penelitian melaporkan variasi yang 

luas mulai dari kurang dari 1% [28] di Swedia hingga lebih dari 60% di Australia [29]. Namun, prevalensi yang 

jauh lebih rendah yang ditemukan dalam studi Swedia [30] mungkin disebabkan oleh metode pengumpulan data;

peneliti memakai   data yang sudah ada yang dikumpulkan sebelum 12 minggu kehamilan. Sebagian besar 

survei menemukan bahwa sejumlah besar wanita hamil mengonsumsi suplemen CAM. Herbal yang paling 

umum dilaporkan termasuk daun raspberry, jahe, chamomile, echinacea, dan cranberry [31].

3. Motivasi pemakaian   CAM

Motivasi pemakaian   CAM dalam artikel yang diulas terbatas. Temuan menunjukkan bahwa meskipun 

beberapa wanita menghentikan pemakaian   CAM sebab   khawatir terhadap bayi mereka [32], banyak yang 

yakin bahwa namun  ini memberikan alternatif yang aman dibandingkan dengan obat-obatan farmasi [33]. Bukti 

juga menunjukkan bahwa pemakaian   CAM mencerminkan apresiasi terhadap pendekatan holistik, bukan 

ketidakpuasan terhadap perawatan konvensional [34]. Ada juga indikasi bahwa namun  ini memberi wanita hamil 

lebih banyak kontrol dan kepuasan dalam pengalaman melahirkan mereka [35]. Meskipun praktik budaya 

mungkin berperan dalam motivasi, pengaruhnya tidak jelas. Penelitian di [35] menemukan bahwa wanita lebih 

cenderung memakai   obat herbal tradisional jika mereka lahir di daratan Cina. Namun, penelitian di 

Australia menemukan bahwa peserta dari latar belakang non-bahasa Inggris kurang mungkin mengonsumsi 

suplemen herbal dibandingkan dengan yang berbahasa Inggris [25].

4. Pengungkapan pemakaian   CAM

Meskipun beberapa penelitian menemukan bahwa wanita mendiskusikan pemakaian   CAM mereka dengan 

penyedia layanan kesehatan konvensional [26], survei baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar (76%) 

tidak memberi tahu dokter atau bidan mereka tentang pemakaian   obat herbal mereka [20]. Beberapa wanita 

tidak mengungkapkan informasi sebab   khawatir akan menemui sikap negatif [34] sementara yang lain tidak 

mengungkapkan pemakaian   CAM sebab   mereka tidak ditanya Sumber Informasi CAM [35].

Wanita hamil umumnya mengandalkan keluarga, teman, dan media saat mempertimbangkan pemakaian   

CAM [21]. Namun, tenaga kesehatan juga diidentifikasi sebagai sumber informasi penting dalam beberapa 

penelitian [22]. Temuan ini konsisten dengan literatur yang mengeksplorasi perilaku mencari informasi umum 

wanita hamil [31].


Diskusi

Ada sejumlah masalah metodologis yang mempengaruhi temuan ulasan ini. Tantangan khusus saat menilai pemakaian   

CAM yaitu  kurangnya alat survei standar. Masalah ini telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya, dan beberapa 

ilmuwan telah mencoba mengembangkan kuesioner CAM internasional yang dapat disesuaikan dengan berbagai 

populasi [34].

4.2Wanita sebagai Pengguna Tertinggi CAM dalam Populasi Umum

Wanita merupakan pengguna terbesar CAM dalam populasi umum [31], dan data penelitian menunjukkan bahwa 

banyak dari mereka melanjutkan pemakaian  nya selama kehamilan. Tren keseluruhan dari studi yang diulas 

menunjukkan bahwa sekitar setengah dari populasi hamil memakai   beberapa bentuk CAM dan sekitar sepertiganya 

mengonsumsi suplemen oral.

4.3 Kekhawatiran terhadap Obat Konvensional

Banyak orang merasa khawatir tentang potensi toksisitas dari obat konvensional [25]. Kekhawatiran ini semakin 

meningkat selama kehamilan, dan beberapa wanita mungkin beralih ke pengganti 'alami' sebab   takut akan efek 

teratogenik yang terkait dengan obat-obatan farmasi [28]. Namun, menemukan bahwa pemakaian   obat herbal menurun 

sebelum dan selama kehamilan, yang menunjukkan bahwa meskipun dianggap relatif aman, wanita tetap khawatir 

tentang potensi efek pada bayi mereka selama kehamilan [29].

4.4Efek Samping CAM

Walaupun obat pelengkap tidak bebas dari efek samping, secara umum mereka memiliki efek samping yang lebih 

sedikit atau masalah interaksi dibandingkan dengan obat konvensional [31]. Namun, asumsi bahwa produk 'alami' aman 

selama kehamilan sebagian besar tidak berdasar [31]. Selain itu, banyak wanita tidak menyadari risikonya [13]. 

pemakaian   obat tradisional Cina menjadi perhatian khusus sebab  , selain mengandung konstituen aktif alami, beberapa 

telah ditemukan terkontaminasi dengan logam berat yang dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang [17].

4.5 Kontrol dalam Pengambilan Keputusan

Kontrol dalam pengambilan keputusan telah terbukti meningkatkan kepuasan dalam proses melahirkan [19]. Wanita 

mungkin termotivasi untuk memakai   CAM sebab   namun  ini menawarkan partisipasi dan kontrol yang lebih besar 

dalam pengalaman melahirkan mereka [30,33]. Wanita hamil menghargai praktisi yang bersedia berbagi pengambilan 

keputusan dan bekerja dalam kemitraan [21]. Keterlibatan ini mungkin kurang dalam pengaturan kehamilan 

konvensional di mana keahlian teknis dan manajemen profesional mendominasi [23]. Selain itu, meskipun keputusan 

mengenai perawatan konvensional biasanya berada dalam domain profesional kesehatan, CAM lebih mudah diakses 

oleh warga   umum dan oleh sebab   itu menawarkan wanita kemandirian yang lebih besar terkait pilihan perawatan 

kesehatan mereka [35]

4.6 Pendekatan Holistik

Pendekatan holistik terhadap kesehatan sangat terkait dengan pemakaian   CAM dalam populasi umum [23]. Wanita 

hamil juga menghargai pendekatan holistik dan memakai   CAM untuk melengkapi, bukan menggantikan, 

pengobatan allopathic [24]. Hal ini konsisten dengan penelitian yang menemukan bahwa peningkatan popularitas CAM 

terkait dengan perubahan sikap umum terhadap kesehatan, bukan penolakan terhadap manajemen ortodoks [25,26,27].

4.7 Pengaruh Etnisitas

Beberapa akademisi berpendapat bahwa peningkatan popularitas CAM dalam populasi umum terkait dengan pengaruh 

etnis yang meningkat akibat migrasi dan globalisasi [11,12,13]. Berbagai namun  tradisional digunakan untuk mengelola 

berbagai kondisi kesehatan wanita, termasuk kehamilan dan menyusui, dalam berbagai kelompok budaya [14,23]. 

Namun, peran budaya dalam keputusan memakai   CAM selama kehamilan tidak terlihat dalam ulasan literatur ini.

4.8 Pengungkapan pemakaian   CAM

Sebagian besar populasi umum yang memakai   CAM tidak mengungkapkan pemakaian  nya kepada dokter 

konvensional mereka [8,9,10]. Ulasan literatur ini menunjukkan bahwa hal ini juga terjadi selama kehamilan. Alasan 

umum mengapa wanita hamil tidak mengungkapkan pemakaian   CAM termasuk kurangnya kepercayaan pada 

pengetahuan penyedia layanan kesehatan konvensional. Wanita hamil umumnya mengandalkan keluarga dan teman 

untuk informasi tentang CAM [7,8,9]. Namun, kehamilan yaitu  masa yang rentan dan mengkhawatirkan bahwa wanita 

tidak mencari informasi dari praktisi yang berkualifikasi. Keluarga dan teman mungkin tidak memiliki pengetahuan 

yang memadai untuk membuat rekomendasi yang aman bagi wanita hamil [33].Mengingat tingginya prevalensi 

pemakaian   CAM, profesional kesehatan harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang tepat untuk 

memberi nasihat kepada wanita [20]. Namun, hal ini mungkin sulit sebab   saat ini hanya ada sedikit peluang bagi 

penyedia perawatan kehamilan konvensional untuk mempelajari CAM [5,6].

4. KESIMPULAN

pemakaian   CAM oleh wanita hamil sangat luas, namun sebagian besar wanita memakai  nya sebagai pelengkap, 

bukan pengganti, perawatan kehamilan konvensional. Beberapa motivasi yang mungkin diambil dari literatur 

mencakup: namun  CAM dianggap sebagai alternatif aman dibandingkan dengan obat-obatan farmasi; namun  ini 

menawarkan lebih banyak pilihan dan kontrol terhadap pengalaman melahirkan; dan sesuai dengan keyakinan 

kesehatan mereka. Selain itu, peningkatan popularitas CAM di negara-negara industri mungkin disebabkan oleh 

meningkatnya pengaruh praktik budaya tradisional dalam melahirkan. Banyak wanita hamil melakukan pengobatan 

sendiri dan bergantung pada keluarga serta teman, selain profesional kesehatan dan sumber lain seperti Internet, untuk 

informasi mengenai pengobatan ini. Wanita mungkin tidak mengungkapkan pemakaian   CAM kepada penyedia 

perawatan kehamilan mereka kecuali ditanya secara langsung.

Bidan dan penyedia perawatan kehamilan lainnya memiliki tanggung jawab hukum dan etika untuk membantu 

pengambilan keputusan yang tepat dengan menyediakan informasi yang sesuai dan terbaru. Mereka harus terbuka untuk 

mendiskusikan dan mendokumentasikan pemakaian   namun  CAM. Ada kebutuhan untuk mengatasi kurangnya peluang 

pendidikan agar bidan dapat menjadi lebih terinformasi tentang CAM sehingga dapat berbagi informasi ini dengan 

pasien.


pemakaian   pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) semakin umum di negara-negara maju, 

dengan wanita menjadi penggunanya yang paling banyak. Beberapa wanita tetap memakai   namun  ini saat hamil. Tujuan: 

Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengeksplorasi seberapa umum dan alasan-alasan pemakaian   CAM oleh wanita hamil. 

Metode: Pencarian literatur relevan yang diterbitkan sejak tahun 2001 dilakukan memakai   berbagai basis data dan memeriksa 

bibliografi yang sesuai. Hasil: Meskipun perkiraan prevalensi bervariasi luas antara 1% hingga 87%, tren umum menunjukkan bahwa 

banyak wanita hamil memakai   CAM. Modalitas umum yang digunakan meliputi pijat, suplemen vitamin dan mineral, obat 

herbal, namun  relaksasi, dan aromanamun . Alasan pemakaian   beragam, termasuk keyakinan bahwa namun  ini lebih aman daripada 

obat-obatan konvensional, memberikan lebih banyak pilihan dan kontrol atas pengalaman kehamilan, serta sesuai dengan keyakinan 

holistik kesehatan mereka. Pengaruh praktik budaya tradisional terhadap pemakaian   CAM selama kehamilan masih belum jelas. 

Sebagian besar wanita hamil mendapatkan informasi dari keluarga dan teman, seringkali tidak mengungkapkan pemakaian  nya 

kepada penyedia perawatan kehamilan. Kesimpulan: Banyak wanita memilih memakai   CAM saat hamil. Penelitian lebih lanjut 

diperlukan untuk memahami prevalensi sebenarnya dan motivasi di balik pemakaian   namun  ini. Para profesional kesehatan 

disarankan untuk aktif bertanya kepada pasien tentang pemakaian   namun  ini dan mencari informasi yang relevan.