mbekuan.
Penandaan Diberi etiket untuk menyatakan kandungan
aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
hidroksida gel kering, tiap mg gel kering setara dengan
0,765 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3. Pada etiket
dicantumkan kandungan natrium, jika kadarnya lebih
besar dari 1 mg per ml.
TABLET KUNYAH ALUMINA,
MAGNESIA DAN SIMETIKON
Alumina, Magnesia and Simethicone Chewable
Tablet
Tablet Alumina, Magnesia dan Simetikon mengandung
Aluminium Hidroksida, Al(OH)3, dan Magnesium
Hidroksida, Mg(OH)2, masing-masing tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan mengandung
polidimetilsiloksan, [-(CH3)2SiO-]n tidak kurang 85,0%
dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Polidimetilsiloksan. Lakukan penetapan
memakai sel 0,5 mm dan Larutan seperti tertera
pada Penetapan kadar polidimetilsiloksan.
B. Pada beberapa tablet yang telah diserbuk haluskan,
setara dengan lebih kurang 600 mg magnesium
hidroksida, tambahkan 25 ml asam klorida 3 N dan
25 ml air, campur. Didihkan secara perlahan selama
2 menit. Biarkan dingin dan saring. Tambahkan 5 tetes
merah metil LP, panaskan sampai mendidih dan
tambahkan amonium hidroksida 6 N sampai warna
larutan berubah menjadi kuning tua, lanjutkan
pendidihan selama 2 menit, saring: filtrat menampilkan
reaksi Magnesium seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
C. Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi B
dengan larutan panas amonium klorida P (1 dalam 50),
larutkan endapan dalam asam klorida P: larutan
menampilkan reaksi seperti tertera pada uji Identifikasi
C dalam Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan
Simetikon.
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
dipakai pada dosis tunggal minimum tidak kurang
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang
dihitung berdasarkan rumus:
)0343,0(8,0)0385,0(55,0 MA +
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut yaitu kapasitas
penetralan asam teoritis aluminium hidroksida, Al(OH)3
dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mEq; A dan
M berturut-turut yaitu jumlah dalam mg, aluminium
hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida,
Mg(OH)2 dalam serbuk tablet yang dipakai , dihitung
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.
Aktivitas penghilang busa Tidak lebih dari 45 detik.
Larutan busa Larutkan 500 μ FD & C biru No. 1 dan
1 g oktosinol 9 P dalam 100 ml asam klorida 0,1 N.
procedure [Catatan Masing-masing uji memakai
wadah kaca 250 ml yang belum dipakai dan bersih.]
Timbang beberapa serbuk tablet setara dengan lebih
- 98 -
kurang 20 mg simetikon, masukkan melalui penyaring
dengan porositas 80 mesh ke dalam wadah kaca bersih
(berbentuk tabung diameter 50 mm, kapasitas 250 ml,
dilengkapi dengan tutup) yang berisi Larutan busa yang
telah dihangatkansampai 37o. Lakukan seperti tertera
pada Aktivitas penghilang busa dalam Simetikon,
dimulai dari “tutup wadah”.
Natrium
Larutan kalium klorida, Larutan baku natrium klorida
dan Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Natrium
dalam Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan bobot rata-rata 1 tablet, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 50 ml asam
klorida 1 N, didihkan selama 15 menit, dinginkan sampai
suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda. Saring,
buang beberapa ml filtrat pertama, pipet 5 ml filtrat
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi
10 ml Larutan kalium klorida, encerkan dengan air
sampai tanda.
procedure Lakukan seperti tertera pada Natrium dalam
Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
Hitung jumlah dalam mg, natrium per tablet dengan
rumus:
C2
Penetapan kadar aluminium hidroksida
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium
Sulfat.
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 800 mg aluminium
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml,
tambahkan 20 ml air, aduk. Tambahkan perlahan 30 ml
asam klorida 3 N, aduk. Jika perlu panaskan perlahan
sampai larut, dinginkan sampai suhu ruang, saring dan
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Cuci
penyaring dengan air, masukkan air cucian ke dalam
labu, encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Lakukan procedure seperti tertera pada
Penetapan kadar aluminium hidroksida dalam Suspensi
Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
Penetapan kadar magnesium hidroksida
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar aluminium hidroksida.
procedure Lakukan procedure seperti tertera pada
Penetapan kadar magnesium hidroksida dalam Suspensi
Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
Penetapan kadar polidimetilsiloksan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 33 mg simetikon, masukkan
ke dalam wadah bulat bermulut sempit dan bertutup ulir
120 ml, tambahkan 40 ml natrium hidroksida 0,1 N,
aduk sampai terdispersi. Tambahkan 20 ml toluen P,
tutup wadah dengan sumbat inert kocok selama 30 menit
pada pengocok resiprokal (lebih kurang 200 osilasi per
menit dan goyangan 38±2 mm). Masukkan campuran ke
dalam corong pisah 125 ml, biarkan memisah. Angkat
lapisan organik di bagian atas, masukkan ke dalam
tabung sentrifuga bertutup ulir yang berisi lebih kurang
2 g natrium sulfat anhidrat P. Tutup tabung, kocok kuat,
sentrifus sampai diperoleh beningan jernih.
Larutan baku Lakukan seperti pada Larutan uji,
memakai lebih kurang 33 mg Polidimetilsiloksan
BPFI yang ditimbang saksama. Lakukan penetapan
blangko memakai campuran 10 ml toluen P dan 1 g
natrium sulfat anhidrat P, sentrifus sampai diperoleh
beningan jernih.
procedure Ukur secara berurutan serapan Larutan baku
dan Larutan uji memakai sel 0,5 mm pada bilangan
gelombang serapan maksimum 7,9 μm (1265,8 cm-1),
memakai spektrofotometer inframerah. Lakukan
penetapan blangko. Hitung jumlah dalam mg
polidimetilsiloksan, [-(CH3)2SiO-]n, dalam serbuk tablet
yang dipakai , dengan rumus:
S
U
A
AW
W yaitu bobot dalam mg, Polidimetilsiloksan BPFI
yang dipakai untuk membuat Larutan baku; AU dan
AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Pada etiket tertera “Tablet dikunyah terlebih
dahulu sebelum ditelan”. Pada etiket harus dicantumkan
kadar natrium, jika kadarnya lebih besar dari 5 mg per
tablet. Pada etiket dapat dicantumkan kandungan
aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
hidroksida gel kering, tiap mg gel keringsetara dengan
0,765 mg Al(OH)3.
GEL ALUMINIUM HIDROKSIDA
Aluminium Hydroxide Gel
Aluminium hidroksida [21645-51-2]
Al(OH)3 BM 78,00
Gel Aluminium Hidroksida yaitu suspensi dari
Aluminium Hidroksida bentuk amorf, sebagian
hidroksida disubstitusi dengan karbonat. Mengandung
Aluminium Hidroksida setara dengan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% Al(OH)3, dari jumlah
yang tertera pada etiket. Dapat mengandung minyak
permen, gliserol, sorbitol, sukrosa, sakarin atau
penambah rasa lain dan dapat mengandung bahan
antimikroba yang sesuai.
- 99 -
Pemerian Suspensi kental, putih, jika dibiarkan akan
terjadi sedikit cairan jernih yang memisah.
Identifikasi
A. Masukkan 1 g zat dalam labu bersumbat dilengkapi
pipa kaca yang ujungnya dicelupkan ke dalam kalsium
hidroksida LP dalam tabung reaksi. Tambahkan ke
dalam labu 5 ml asam klorida 3 N dan tutup segera:
terbentuk gas dalam labu dan terbentuk endapan dalam
tabung reaksi.
B. Larutan dalam labu yang diperoleh dari Identifikasi A
memberi reaksi Aluminium cara A dan B seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Batas mikroba <51> Jumlah mikroba aerob tidak lebih
dari 100 per ml, dan tidak mengandung Escherichia coli.
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari
65,0% dari angka miliekuivalen yang dihitung dari hasil
Penetapan kadar yang diperoleh. Tiap mg aluminium
hidroksida, Al(OH)3 memiliki kapasitas penetralan
asam 0,0385 miliekuivalen.
pH <1071> Antara 5,5 dan 8,0; lakukan penetapan
secara potensiometrik.
Klorida Tidak lebih dari 4,7% dihitung terhadap
kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3. Timbang
saksama gel setara dengan 600 mg aluminium
hidroksida, Al(OH)3, masukkan ke dalam cawan
porselen. Tambahkan 0,1 ml kalium kromat LP dan
25 ml air. Aduk dan tambahkan perak nitrat 0,1 N
sampai terjadi warna merah muda lemah yang stabil:
diperlukan tidak lebih dari 8,0 ml perak nitrat 0,1 N.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,8 % dihitung terhadap
kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3; lakukan
penetapan dengan menambahkan 5,0 ml asam klorida
3 N pada beberapa gel yang ditimbang saksama setara
dengan 300 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3.
Panaskan sampai larut, dinginkan, encerkan dengan air
sampai 250 ml dan saring bila perlu: 20 ml filtrat yang
diperoleh menampilkan sulfat tidak lebih keruh dari 0,20
ml asam sulfat 0,02 N.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj, dihitung
terhadap kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3.
Buat Larutan baku seperti pada Uji Batas Arsen, kecuali
3 g arsen diganti 5 g. Buat Larutan uji sebagai
berikut: Timbang saksama gel setara dengan 500 mg
aluminium hidroksida, Al(OH)3, larutkan dalam 20 ml
asam sulfat 7 N.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 83 bpj, dihitung
terhadap kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3;
lakukan penetapan dengan melarutkan beberapa gel yang
ditimbang saksama setara dengan 240 mg aluminium
hidroksida, Al(OH)3 dalam 10 ml asam klorida 3 N
dengan pemanasan, saring bila perlu dan encerkan
dengan air sampai 25 ml.
Penetapan kadar
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Aluminium Kalium
Sulfat.
procedure Timbang saksama beberapa gel setara
dengan 1,5 g aluminium hidroksida, Al(OH)3, masukkan
ke dalam gelas piala, tambahkan 15 ml asam klorida P
dan panaskan perlahan-lahan sampai larut sempurna.
Dinginkan, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml,
encerkan dengan air sampai tanda, campur. Pipet 20 ml
larutan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan secara
berurutan sambil diaduk terus-menerus 25,0 ml Titran
dinatrium edetat, dan 20 ml larutan dapar asam asetat-
amonium asetat LP. lalu panaskan larutan
mendekati titik didih selama 5 menit. Dinginkan dan
tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP. Titrasi
larutan dengan zink sulfat 0,05 M LV sampai warna
berubah dari hijau lembayung menjadi merah muda.
Lakukan penetapan blangko memakai 20 ml air.
Tiap ml titran dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan hindarkan dari pembekuan.
GEL ALUMINIUM HIDROKSIDA KERING
Aluminium Hydroxide Dried Gel
Aluminium hidroksida [21645-51-2]
Al(OH)3 BM 78,00
Gel Aluminium Hidroksida Kering yaitu bentuk amorf
Aluminium Hidroksida, sebagian hidroksida disubstitusi
dengan karbonat. Mengandung setara tidak kurang dari
76,5% Aluminium Hidroksida, Al(OH)3, dan dapat
mengandung Aluminium Karbonat dan Aluminium
Bikarbonat basa dalam jumlah bervariasi.
Pemerian Serbuk amorf; putih; tidak berbau; tidak
berasa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol, larut dalam asam mineral encer dan dalam
larutan alkali hidroksida.
Baku pembanding Gel Aluminium Hidroksida Kering
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Gel Aluminium Hidroksida Kering BPFI.
B. Larutkan 500 mg dalam 10 ml asam klorida 3 N
dengan penghangatan: larutan menampilkan reaksi
Aluminium cara A, B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
- 100 -
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari
25,0 miliekuivalen per gram; lakukan penetapan
memakai 400 mg zat seperti tertera pada Serbuk
dalam Larutan Uji.
pH <1071> Tidak lebih dari 10,0; lakukan memakai
larutan terdispersi dalam air (1 dalam 25).
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,85%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Larutkan 1,0 g dalam 30 ml
asam nitrat 2 N, didihkan, tambahkan air sampai 100 ml
dan saring. Encerkan 5,0 ml filtrat dengan air volume
sama: menampilkan klorida tidak lebih keruh dari 0,60 ml
asam klorida 0,02 N.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,6%, lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 330 mg zat dalam 15 ml asam
klorida 3 N, didihkan, tambahkan air sampai 250 ml dan
saring: 25,0 ml filtrat menampilkan sulfat tidak lebih
keruh dari 0,20 ml asam sulfat 0,02 N.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj; lakukan
penetapan sebagai berikut : Larutkan 1,5 g zat dalam
80 ml asam sulfat 7 N, encerkan dengan air sampai
220 ml; 55 ml larutan memenuhi syarat Uji Batas Arsen
tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti tertera
pada procedure .
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 60 bpj;
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 330 mg zat
dalam 10 ml asam klorida 3 N dengan pemanasan, jika
perlu saring, encerkan dengan air sampai 25 ml.
Penetapan kadar
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Aluminium Kalium
Sulfat.
procedure Timbang saksama lebih kurang 2 g zat,
larutkan dalam 15 ml asam klorida P dengan
pemanasan, dinginkan dan masukkan ke dalam labu
tentukur 500-ml, tambahkan air sampai tanda dan
campur. Pipet 20 ml larutan ke dalam gelas piala 250 ml,
tambahkan secara berurutan 25,0 ml Titran dinatrium
edetat dan 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP,
panaskan larutan sampai hampir mendidih selama
5 menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml
ditizon LP. Titrasi dengan zink sulfat 0,05M LV sampai
berwarna merah muda cerah. Lakukan penetapan
blangko memakai 20 ml air.
Tiap ml titran dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
ALUMINIUM KALIUM SULFAT
Tawas
Aluminum Potassium Sulfate
Aluminium kalium sulfat (1:1:2) dodekahidrat (7784-24-9)
AlK(SO4)2.12H2O BM 474,38
Aluminium Kalium Sulfat mengandung tidak kurang
dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% AlK(SO4)2,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur kasar tidak berwarna, pecahan hablur
atau serbuk putih; tidak berbau; rasa agak manis dan
kelat. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; mudah larut meskipun lambat
dalam gliserin; tidak larut dalam etanol.
Identifikasi
A. Pada larutan (1 dalam 20) tambahkan tetes demi
tetes natrium hidroksida 1 N: terbentuk endapan yang
larut dalam pereaksi berlebih. Tidak terbentuk amoniak.
B. Bakar di dalam nyala api (tidak berwarna) terjadi
nyala warna ungu.
C. Pada 5 ml larutan jenuh tambahkan 10 ml natrium
bitartrat LP terbentuk endapan hablur; putih dalam
waktu 30 menit
D. Larutan (1 dalam 20) menampilkan reaksi
Aluminium cara A dan B, dan reaksi Sulfat cara A, B dan
C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Antara 43,0% - 46,0%;
lakukan pengeringan dengan cara sebagai berikut:
Panaskan 2,0 g zat dalam krus porselen di dalam tanur
pada suhu 200º. Naikkan suhu 400º dan keringkan pada
suhu 400º sampai bobot tetap. Dinginkan dalam
desikator dan timbang.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam air
sampai 20 ml, tambahkan 5 ml asam klorida 0,1 N.
Uapkan larutan dalam cawan porselen sampai kering.
Tambahkan 20 ml air pada residu, dan tambahkan 50 mg
hidroksilamina hidroklorida P. Panaskan larutan di atas
tangas uap selama 10 menit, dinginkan, encerkan dengan
air sampai 25 ml, lanjutkan penetapan, kecuali pada
Larutan baku tambahkan 50 mg hidroksilamin
hidroklorida P.
Besi <321> Pada 20 ml larutan (1 dalam 150)
tambahkan 5 tetes kalium heksasianoferat(II) LP: tidak
segera terjadi warna biru.
Penetapan kadar
Titran dinatrium edetat Larutkan 18,6 g dinatrium
edetat P dalam air sampai 1000 ml dan bakukan larutan
- 101 -
dengan cara sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 2 g kawat aluminium, masukkan ke dalam labu
tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml campuran asam
klorida P-air (1:1). Goyang labu dan diamkan sampai
seluruh aluminium terlarut. Encerkan dengan air sampai
tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam gelas piala 250 ml,
tambahkan dengan pengadukan terus-menerus berturut-
turut 25,0 ml Titran dinatrium edetat dan 20 ml dapar
asam asetat-amonium asetat LP, didihkan hati-hati
selama 5 menit. Dinginkan , tambahkan 50 ml etanol P
dan 2 ml ditizon LP dan titrasi dengan zink sulfat 0,05 M
LV sampai terjadi warna merah muda cerah. Lakukan
penetapan blangko. Hitung molaritas larutan dengan
rumus:
V
W
98,26
W yaitu bobot dalam mg aluminium dalam larutan
yang dipakai ; V yaitu volume dalam ml Titran
dinatrium edetat yang dipakai .
procedure Timbang saksama lebih kurang 800 mg zat,
masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, basahkan dengan
1 ml asam asetat glasial P dan tambahkan 50 ml air;
50,0 ml titran dinatrium edetat dan 20 ml dapar asam
asetat-amonium asetat LP. Hangatkan di atas tangas uap
sampai melarut sempurna, didihkan perlahan selama
5 menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml
ditizon LP. Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M sampai
berwarna merah muda cerah. Lakukan penetapan
blangko.
Tiap ml titran dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 12,91 mg AlK(SO4)2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
AMANTADIN HIDROKLORIDA
Amantadine Hydrochloride
CH2 H2C
CH2
NH2
HCl
1-Adamantanamina Hidroklorida [665-66-7]
C10H17N.HCl BM 187,71
Amantadin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C10H17N.HCl.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih; rasa
pahit.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam kloroform.
Baku pembanding Amantadin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai .
Identifikasi Larutkan lebih kurang 50 mg dalam 10 ml
asam klorida 0,1 N, saring ke dalam corong pisah,
tambahkan 1 ml natrium hidroksida 5 N dan ekstraksi
dengan 5 ml diklorometan P. Saring ekstrak melalui
natrium sulfat anhidrat P, bilas natrium sulfat anhidrat P
dengan 2 ml diklorometan P; spektrum serapan
inframerah filtrat dalam sel 1 mm menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Amantadin Hidroklorida BPFI.
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 2 g zat dalam
10 ml air; larutan jernih dan hampir tidak berwarna.
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 5).
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan memakai 1 ml asam asetat 1 N
pada Larutan uji.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,3%; jumlah semua cemaran tidak lebih dari
1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang
500 mg adamantan, masukkan ke dalam labu tentukur
10-ml, larutkan dan encerkan dengan diklorometan P
sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Amantadin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam
corong pisah. Tambahkan 20 ml natrium hidroksida 5 N,
dan 18 ml diklorometan P, kocok selama 10 menit.
Buang lapisan air, keringkan lapisan organik dengan
penambahan natrium sulfat anhidrat P, dan biarkan
beberapa saat sampai air benar-benar sudah tidak ada.
Saring dan kumpulkan filtrat dalam labu tentukur 20-ml,
tambahkan 0,2 ml Larutan baku internal, encerkan
dengan diklorometan P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 20 ml
natrium hidroksida 5,0 N, dan 18 ml diklorometan P,
kocok selama 10 menit. Buang lapisan air, keringkan
bagian organik dengan penambahan natrium anhidrat
sulfat P, dan biarkan beberapa saat sampai air benar-
benar sudah tidak ada. Saring dan kumpulkan filtrat
dalam labu tentukur 20-ml, tambahkan 0,2 ml Larutan
baku internal, encerkan dengan diklorometan P sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatografi gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom leburan silika
30 m x 0,53 mm berisi bahan pengisi G27 dengan tebal
lapisan 1,0 μm. pakailah helium P sebagai gas
pembawa, laju alir lebih kurang 4 ml per menit, dan
”split rate” lebih kurang 200 ml per menit dengan
perbandingan ”split” 50:1. Suhu awal kolom 70º selama
5 menit, lalu naikkan secara linier 10º per menit
- 102 -
sampai 250º dan pertahankan selama 17 menit.
Pertahankan suhu injektor pada 220º dan detektor pada
300º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku.
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : waktu retensi relatif untuk
adamantan dan amantadin berturut-turut yaitu lebih
kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara adamantan dan
amantadin tidak kurang dari 20; dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
procedure Suntikan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 2 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons semua puncak. Hitung persentase masing-
masing cemaran dalam zat dengan rumus:
U
S
S
i
W
W
R
R100
Ri yaitu perbandingan respons puncak masing-masing
cemaran terhadap adamantan dari Larutan uji; Rs yaitu
perbandingan respons puncak amantadin terhadap
respons puncak adamantan dari Larutan baku; Ws yaitu
bobot Amantandin Hidroklorida BPFI dalam mg yang
dipakai dalam Larutan baku; dan WU yaitu bobot
zat dalam mg, yang dipakai dalam Larutan uji.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
120 mg zat, larutkan dalam campuran 30 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, Titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara
potensiometrik memakai elektrode yang sesuai.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 18,77 mg C10H17N.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
AMFETAMIN SULFAT
Amphetamine Sulphate
H2
C
H(NH2)
C CH3
2
H2SO4
(±) -Metilfenitilamina sulfat (2:1) [60-13-9]
(C9H13N)2.H2SO4 BM 368,49
Amfetamin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 102,0% (C9H13N)2.H2SO4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu 105º
selama 2 jam.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; agak
pahit. Larutan bersifat asam terhadap lakmus dengan pH
5 - 6.
Kelarutan Mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Dekstroamfetamin Sulfat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Larutkan 100 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan
5 ml natrium hidroksida 1 N dinginkan sampai lebih
kurang 10º, tambahkan 1 ml campuran benzoil klorida-
eter P (1:2) tutup dan kocok selama 3 menit. Saring
endapan, cuci dengan lebih kurang 10 ml air dingin dan
rekristalisasi dari etanol encer P, terbentuk hablur
turunan benzoil dari amfetamin, sesudah pengeringan
pada suhu 80º selama 3 jam, melebur antara 131º - 135º,
memakai Metode I seperti tertera pada Penetapan
Jarak lebur atau Suhu lebur <1021>.
B. Larutan (1 dalam 10) menampilkan reaksi Sulfat
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Dekstroamfetamin Larutan (1 dalam 50) tidak optik
aktif.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih dari
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Encerkan 3,12 ml asam fosfat P dengan air
sampai 1000 ml.
Larutan dapar Larutkan 2,16 g natrium
1-oktanasulfonat P dalam 1000 ml air, dan tambahkan
1,0 ml trietilamin P. Atur pH sampai 2,5 dengan
penambahan asam fosfat P.
tahap gerak Buat campuran Larutan dapar-asetonitril
P-metanol P (144:37:19), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama beberapa
Dekstroamfetamin Sulfat BPFI, encerkan dengan
Pengencer sampai kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
Larutan baku Pipet beberapa volume Larutan baku
persediaan, encerkan dengan Pengencer sampai diperoleh
larutan dengan kadar lebih kurang 0,003 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
dalam 50 ml Pengencer, sonikasi selama 5 menit,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 15 cm x
- 103 -
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku persediaan, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure ; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih
dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak
amfetamin dan puncak lain jika ada, tidak kurang dari 1,5.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase tiap cemaran
dalam zat uji dengan rumus:
s
i
r
r
W
C000.10
C yaitu kadar Dekstroamfetamin Sulfat BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; W yaitu bobot dalam mg
amfetamin sulfat yang dipakai untuk Larutan uji;
ri yaitu respons puncak masing-masing cemaran dari
Larutan uji dan rs yaitu respons puncak Amfetamin
Larutan baku.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik
akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko,
dan buat koreksi bila perlu.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 36,85 mg (C9H13N)2.H2SO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
INJEKSI AMFETAMIN SULFAT
Amphetamine Sulphate Injection
Injeksi Amfetamin Sulfat mengandung Amfetamin
Sulfat, (C9H13N)2.H2SO4, tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Identifikasi Memenuhi Identifikasi seperti tertera pada
Amfetamin Sulfat.
pH <1071> 5,8 - 6,3.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
pada Titrasi Bebas Air <681> Metode I, memakai
sisa yang diperoleh sebagai berikut: beberapa volume
injeksi setara dengan 300 mg zat, masukkan ke dalam
corong pisah. Tambahkan 4 ml natrium karbonat LP,
ekstraksi empat kali tiap kali dengan10 ml kloroform P.
Saring kumpulan ekstrak melalui kapas yang dilapisi
dengan natrium sulfat anhidrat P, uapkan ekstrak di atas
tangas air.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 36,85 mg (C9H13N)2.H2SO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal.
TABLET AMFETAMIN SULFAT
Amphetamine Sulphate Tablet
Tablet Amfetamin Sulfat mengandung Amfetamin Sulfat
(C9H13N)2.H2SO4, tidak kurang dari 93,0% dan tidak
lebih dari 107,0% dari jumlah tertera pada etiket.
Baku Pembanding Dekstroamfetamin Sulfat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 2 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
Maserasi beberapa serbuk tablet setara dengan lebih
kurang 50 mg amfetamin sulfat, dengan 10 ml air selama
30 menit dan saring ke dalam labu kecil. Pada filtrat
tambahkan 3 ml natrium hidroksida 1 N. Dinginkan
sampai lebih kurang 10°- 15º, tambahkan 1 ml campuran
benzoil klorida P-eter P (1:2), tutup dan kocok selama 3
menit; saring endapan, cuci dengan lebih kurang 15 ml
air dingin dan rekristalisasi dua kali dengan etanol encer P;
terbentuk hablur turunan benzoil dari amfetamin, sesudah
pengeringan pada suhu 80º selama 2 jam, melebur antara
131° dan 135º, memakai Metode I seperti tertera
pada Penetapan Jarak lebur atau Suhu lebur <1021>.
Disolusi <1231> procedure untuk gabungan sampel.
Media disolusi : 500 ml air.
Alat tipe I: 100 rpm.
Waktu : 45 menit.
tahap gerak Larutkan 1,1 g natrium 1-heptansulfonat P
dalam 575 ml air. Tambahkan 25 ml asam asetat encer P
(14 dalam 100) dan 400 ml metanol P. Jika perlu atur pH
sampai 3,3±0,1 dengan penambahan tetes demi tetes
asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
- 104 -
baku, dan ukur respons puncak seperti tertera pada
procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan beberapa volume (lebih kurang
500 μl) filtrat alikuot ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah (C9H13N)2.H2SO4 terlarut dan bandingkan dengan
larutan baku Dekstroamfetamin Sulfat BPFI yang
diketahui kadarnya dalam media yang sama.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) (C9H13N)2.H2SO4, dari jumlah
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama beberapa
Dekstoamfetamin Sulfat BPFI, larutkan dalam asam
sulfat 2 N (yang dijenuhkan dengan kloroform P), dan
encerkan secara kuantitatif dengan pelarut yang sama
sampai diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg per ml
dekstroamfetamin sulfat.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama beberapa serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 5 mg amfetamin sulfat,
masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 2 ml
larutan asam klorida P (1 dalam 100) goyang perlahan-
lahan sampai serbuk basah, hangatkan di atas tangas uap
selama lebih kurang 1 menit dengan sesekali digoyang
perlahan dan dinginkan. Tambahkan 3 g tanah silika
yang telah dimurnikan dan campur sampai diperoleh
campuran halus.
Kolom kromatografi Siapkan kolom kromatografi
30 cm x 2,5cm, masukkan segumpal wol kaca halus.
Tempatkan 2 g tanah silika yang telah dimurnikan,
masukkan ke dalam labu piala 100 ml, tambahkan 1 ml
asam klorida 0,1 N dan campur sampai diperoleh masa
seperti bubur. Pindahkan campuran ke dalam kolom,
mampatkan. Masukkan Larutan uji, bilas labu dengan
1 g tanah silika yang telah dimurnikan, masukkan ke
dalam kolom, lalu tutup dengan wol kaca.
procedure Cuci kolom dengan 100 ml kloroform jenuh
air, buang hasil cucian. Tempatkan corong pisah 125 ml
yang berisi 10 ml asam sulfat 2 N di bawah kolom.
Tambahkan melalui kolom 35 ml kloroform amoniakal
yang dibuat dengan menyeimbangkan (2 ml amonium
hidroksida P dan 100 ml kloroform P), lalu
tambahkan 70 ml kloroform jenuh air. Pindahkan corong
pisah, kocok kuat-kuat selama 1 menit dan biarkan
lapisan memisah, buang lapisan kloroform. pakailah
10 ml larutan asam garam sulfat dari amfetamin sebagai
larutan uji. lalu secara berturut-turut tetapkan
serapan larutan dari Larutan baku dan Larutan uji dalam
sel 1-cm pada 280 nm dan pada panjang gelombang
maksimum serapan sekitar 257 nm dengan
memakai asam sulfat 2 N jenuh kloroform sebagai
blangko. Hitung jumlah dalam mg, amfetamin sulfat,
(C9H13N)2.H2SO4, dalam serbuk tablet yang dipakai
dengan rumus sebagai berikut:
( )
)(
01,0
280257
280257
SS
UU
AA
AAC
C yaitu kadar dalam μg per ml Dekstroamfetamin
sulfat BPFI dalam Larutan baku; AS yaitu serapan
Larutan baku dan AU yaitu serapan Larutan uji.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
AMFOTERISIN B
Amphotericin B
Asam [1R-(1R*,3S*,5R*,6R*,9R*,11R*,15S*,
16R*,17R*,18S*,19E,21E,23E,25E,27E,29E,31E,33R*,3
5S*,36R*,37S*)]-33-[(3-amino-3,6-dideoksi- -D-mano
piranosil)-oksi]-1,3,5,6,9,11,17,37-oktahidroksi-15,16,18-
trimetil-13-okso-14,39dioksabisiklo[33.3.1]-nonatriakonta-
19,21,23,25,27,29,31-heptaena-36-karboksilat [1397-89-3]
C47H73NO17 BM 924,09
Amfoterisin B memiliki potensi tidak kurang dari
750 μg C47H73NO17 per mg, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; kuning sampai jingga; tidak berbau
atau praktis tidak berbau.
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol mutlak,
dalam eter, dalam benzen, dan dalam toluen; larut dalam
dimetilformamida, dalam dimetil sulfoksida dan dalam
propilen glikol; sukar larut dalam metanol.
Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan
pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
pada suhu 60º selama 3 jam sebelum dipakai . Nistatin
BPFI; lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih
dari 5 mmHg pada suhu 40º selama 2 jam sebelum
dipakai .
Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
yang dibuat seperti tertera pada Uji Amfoterisin A
menampilkan maksimum pada panjang gelombang yang
sama antara 240 - 320 nm seperti pada Larutan baku
Amfoterisin B dalam Uji Amfoterisin A, kecuali adanya
puncak tambahan pada lebih kurang 304 nm. Spektrum
serapan ultraviolet dan cahaya tampak larutan yang
diperoleh dengan pengenceran Larutan uji dengan
9 volume metanol P menampilkan maksimum pada
panjang gelombang 320 - 400 nm seperti pada Larutan
baku Amfoterisin B.
- 105 -
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º
selama 3 jam, memakai lebih kurang 100 mg zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%, sisa
pengarangan dibasahi dengan 2 ml asam nitrat P dan
5 tetes asam sulfat P. [Catatan Amfoterisin B yang
dipakai untuk menyiapkan sediaan dermatologi krim,
losio, salep, suspensi oral dan kapsul: tidak lebih dari
3,0%.]
Amfoterisin A Tidak lebih dari 5,0%, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Amfoterisin B, larutkan dengan 10,0 ml dimetil
sulfoksida P dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
Larutan baku Nistatin Timbang saksama lebih kurang
20 mg Nistatin BPFI, larutkan dengan 40,0 ml dimetil
sulfoksida P dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
Larutan baku Amfoterisin B Timbang saksama lebih
kurang 50 mg Amfoterisin B BPFI, larutkan dengan
10,0 ml dimetilsulfoksida P dalam labutentukur 50-ml,
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Larutan dibuat segar.
procedure Tetapkan serapan Larutan baku dan Larutan
uji pada panjang gelombang 304 nm dan 282 nm,
pakailah dimetil sulfoksida P dalam metanol P (1 dalam
62,5) sebagai blangko. Hitung persentase Amfoterisin A
dengan rumus:
( ) ( )[ ]
( ) ( )[ ] UNBNUB
UBUBN
WAAAA
AAAAW
282304304282
28230430428225
××
××
WN yaitu bobot Nistatin BPFI dalam mg; AB282 dan
AB304 berturut turut yaitu serapan Larutan baku
Amfoterisin B pada panjang gelombang 282 nm dan 304
nm; AN282 dan AN304 berturut-turut yaitu serapan
Larutan baku Nistatin pada panjang gelombang 282 nm
dan 304 nm; AU282 dan AU304 berturut-turut yaitu
serapan Larutan uji pada panjang gelombang 282 nm
dan 304 nm; Wu yaitu bobot Amfoterisin B dalam mg.
[Catatan Amfoterisin B yang dipakai untuk sediaan
dermatologi krim, losio, salep, suspensi oral dan kapsul
mengandung tidak lebih dari 15% Amfoterisin A yang
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.]
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, simpan di tempat dingin.
SALEP AMFOTERISIN B
Amphotericin B Ointment
Salep Amfoterisin B yaitu Amfoterisin B dalam dasar
salep yang sesuai, mengandung Amfoterisin B,
C47H73NO17, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 125,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan
pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
pada suhu 60º selama 3 jam sebelum dipakai .
Isi minimum <861>Memenuhi syarat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
penetapan memakai campuran 20 ml karbon
tetraklorida P-kloroform P-metanol P (2:2:1) sebagai
ganti metanol P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan amfoterisin B
seperti tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara
Mikrobiologi <131>. Timbang saksama beberapa salep
setara dengan 30 mg amfoterisin B, tambahkan 10,0 ml
eter P dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca yang
sesuai, biarkan selama 1 jam dengan sesekali dikocok.
Tambahkan 20,0 ml dimetil sulfoksida P, kocok secara
mekanik selama 10 menit. Encerkan secara kuantitatif
dan bertahap dengan dimetil sulfoksida P sampai kadar
lebih kurang 20 μg per ml. Encerkan dengan Dapar
nomor 10 untuk mendapatkan Enceran larutan uji yang
memiliki kadar setara dengan aras dosis tengah baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
wadah tertutup baik.
AMFOTERISIN B UNTUK INJEKSI
Amphotericin B for Injection
Amfoterisin B untuk Injeksi yaitu sediaan steril
kompleks Amfoterisin B dan Natrium Deoksikolat dan
satu atau lebih dapar yang sesuai, mengandung
Amfoterisin B, C47H73NO17, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan
pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
pada suhu 60º selama 3 jam sebelum dipakai .
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
- 106 -
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit
Endoktoksin FI per mg amfoterisin B. Bila dipakai
atau dicantumkan pada etiket untuk injeksi intratekal,
tidak lebih dari 0,9 unit Endoktoksin FI per mg
amfoterisin B.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan procedure uji memakai penyaringan
membran, memakai 50 mg zat tiap wadah.
pH <1071> Antara 7,2 dan 8,0; lakukan penetapan
memakai larutan 10 mg amfoterisin B per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bertutup kapiler
dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60°
selama 3 jam, memakai lebih kurang 100 mg zat.
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sediaan
<911> dan Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar
Larutan uji 1 (Dalam wadah dosis tunggal) Larutkan
sesuai dengan yang tertera pada etiket. Keluarkan
seluruh isi memakai jarum suntik sesuai. Encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan dimetil sulfoksida P
sampai kadar lebih kurang 20 μg amfoterisin B per ml.
Larutan uji 2 (Jika etiket mencantumkan jumlah
amfoterisin B dalam volume larutan terkonstitusi)
Larutkan sesuai dengan yang tertera pada etiket. Ukur
saksama beberapa volume yang dikeluarkan
memakai jarum suntik yang sesuai, encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan dimetil sulfoksida P
sampai kadar lebih kurang 20 μg amfoterisin B per ml.
procedure Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131> memakai volume Larutan uji yang diukur
saksama, encerkan secara kuantitatif dan bertahap
dengan Dapar nomor 10 untuk mendapatkan Enceran
larutan uji yang memiliki kadar setara dengan aras
dosis tengah baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Padatan Steril seperti tertera pada Injeksi, simpan dalam
lemari pendingin dan terlindung cahaya.
AMIKASIN
Amikacin
O-3-Amino-3-deoksi- -D-glukopiranosil(1 4)-O-[6-
deoksi- -D-glukopiranosil(1 6)]-N3-(4-amino-L-2-
hidroksi-butiril)-2-deoksi-L-streptamina [37517-28-5]
C22H43N5O13 BM 585,61
Amikasin memiliki potensi tidak kurang dari 900 μg
C22H43N5O13 per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air.
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya pada tempat sejuk.
Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya pada tempat sejuk.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida P-
kloroform P (60:30:25).
Larutan baku Timbang beberapa zat, larutkan dalam
air sampai kadar 6 mg per ml.
Larutan uji Timbang beberapa zat, larutkan dalam air
sampai kadar 6 mg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing
3 μl Larutan baku, Larutan uji dan campuran dari
beberapa volume sama Larutan baku dan Larutan uji
pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang sesuai dan
eluasi bersinambung selama 5 jam 30 menit dengan tahap
gerak. Angkat lempeng, keringkan di udara, panaskan
pada suhu 110º selama 15 menit. Segera tandai bercak
dengan menyemprot lempeng dengan larutan ninhidrin P
(1 dalam 100) dalam campuran butanol P-piridin P
(100:1). Amikasin tampak sebagai bercak berwarna
merah muda. Harga Rf dan warna bercak utama Larutan
uji dan bercak utama campuran Larutan baku dan
Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan
baku.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara +97º dan +105º, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai
larutan 20 mg per ml.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 9,5 dan 11,5; lakukan penetapan
memakai larutan 10 mg per ml.
Air <1031> Metode I tidak lebih dari 8,5%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan
5 tetes asam sulfat P.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 107 -
tahap gerak Buat larutan natrium hidroksida 0,115 N.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang beberapa
Amikasin BPFI dan Kanamisin Sulfat BPFI, larutkan
dalam air sampai kadar berturut-turut lebih kurang 0,02
dan 0,008 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Amikasin
BPFI larutkan dalam air sampai kadar lebih kurang
0,02 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor elektrokimia, dengan
elektroda emas, dan elektroda pembanding pH perak-
perak klorida, kolom pelindung berisi bahan pengisi
L47, dan kolom analisa 25 cm x 4 mm berisi bahan
pengisi L47. Detektor elektrokimia yang dipakai
dengan model amperometrik dengan skala 300 nC,
dengan hasil 1 V pada skala penuh, waktu kenaikan
0,5 detik, polaritas positif, potensial E = 0,04 V; t1 = 200
ms; E2 = 0,8 V; t2 = 190 ms; E3 = -0,8 V; t3 = 190 ms.
Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : waktu retensi relatif kanamisin dan
amikasin berturut-turut lebih kurang 0,8 dan 1,0;
resolusi, R, antara puncak kanamisin dan puncak
amikasin tidak kurang dari 3. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada procedure : faktor
ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam μg
amikasin, C22H43N5O13, dalam tiap mg zat dengan
rumus:
S
U
r
r
W
CE2500
C yaitu kadar Amikasin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; E yaitu kadar amikasin dalam μg per mg
Amikasin BPFI; W yaitu bobot zat dalam mg yang
dipakai dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
AMIKASIN SULFAT
Amikacin Sulphate
O-3-Amino-3-deoksi -D-glukopiranosil(1 4)-O-[6-
amino-6-deoksi- -D-glukopiranosil
(1 6)]-N3-(4-amino-L-2-hidroksibutiril)-2-deoksi-L-
streptamina sulfat (1:2 atau 1:1,8) [39831-55-5]
C22H43N5O13.1,8H2SO4 BM 762,14
C22H43N5O13.2H2SO4 BM 781,75
Amikasin Sulfat dengan perbandingan molar Amikasin
dan Sulfat 1:2 mengandung setara tidak kurang dari
674 μg dan tidak lebih dari 786 μg C22H43N5O13 per mg,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Amikasin
Sulfat dengan perbandingan molar Amikasin dan Sulfat
1:1,8 mengandung setara tidak kurang dari 691 μg dan
tidak lebih dari 806 μg C22H43N5O13 per mg, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air.
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, pada tempat sejuk. Kanamisin Sulfat
BPFI; tidak boleh dikeringkan simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya, pada tempat sejuk.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi dalam Amikasin.
Rotasi jenis <1081> Antara +76º dan +84º, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
memakai larutan 20 mg per ml.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 2,0 dan 4,0 (garam 1:2) atau antara 6,0
dan 7,3 (garam 1:1,8); lakukan penetapan memakai
larutan 10 mg zat per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 13,0%;
lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 110° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan
5 tetes asam sulfat P.
- 108 -
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku,
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Amikasin.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, setara
dengan 50 mg amikasin, masukkan ke dalam labu
tentukur 250-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml air dan
kocok untuk melarutkan. Encerkan dengan air sampai
tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Amikasin.
Hitung jumlah dalam g amikasin, C22H43N5O13, dalam
tiap mg zat dengan rumus:
S
U
r
r
W
CE2500
C yaitu kadar Amikasin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; E yaitu kadar amikasin dalam μg per mg
Amikasin BPFI; W yaitu bobot zat dalam mg yang
dipakai dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Pada etiket mencantumkan perbandingan
molar amikasin terhadap asam sulfat yaitu 1:2 atau
1:1,8.
INJEKSI AMIKASIN SULFAT
Amikacin Sulphate Injection
Injeksi Amikasin Sulfat yaitu larutan steril Amikasin
Sulfat dalam Air untuk Injeksi atau larutan steril
Amikasin dalam Air untuk Injeksi yang dibuat dengan
bantuan Asam Sulfat, mengandung Amikasin,
C22H43N5O13, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, pada tempat sejuk. Kanamisin Sulfat
BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya, pada tempat sejuk.
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Encerkan dengan air sampai kadar 6 mg per ml.
Larutan yang diperoleh memenuhi syarat Identifikasi A
seperti tertera pada Amikasin.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,33 unit
Endotoksin FI per mg.
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku,
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Amikasin.
Larutan uji Pipet beberapa volume injeksi, encerkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air
sampai kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
procedure Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Amikasin.
Hitung jumlah dalam mg amikasin, C22H43N5O13, dalam
tiap ml injeksi dengan rumus:
S
U
r
rCE
D
L
1000
L yaitu jumlah amikasin dalam mg per ml injeksi yang
tertera pada etiket; D yaitu kadar amikasin dalam mg
per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada
etiket per ml dan faktor pengenceran.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau wadah dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau
Tipe III.
AMILORIDA HIDROKLORIDA
Amiloride Hydrochloride
N
NCl
H2N NH2
CONHCNH2
HCl 2H2O
NH
N-Amidino-3,5-diamino-6-kloropirazina karboksamida
monohidroklorida dihidrat [17440-83-4]
C6H8ClN7O.HCl.2H2O BM 302,12
Amilorida Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C6H8CIN7O.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
- 109 -
Pemerian Serbuk kuning sampai kuning kehijauan; tidak
berbau atau praktis tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air; tidak larut dalam eter,
dalam etil asetat, dalam aseton dan dalam kloroform;
mudah larut dalam dimetilsulfoksida; agak sukar larut
dalam metanol.
Baku pembanding Amilorida Hidroklorida BPFI;
lakukan analisa termogravimetri seperti tertera pada
analisa Termal <741>; lakukan penetapan sebagai
berikut: Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
panaskan dengan kenaikan suhu 10° per menit antara
suhu kamar sampai 225° di bawah aliran nitrogen P
dengan laju alir 40 ml per menit. Dari termogram
tetapkan akumulasi penyusutan bobot selama pemanasan
antara suhu kamar dan suhu lebih kurang 200° saat
kurva mulai mendatar.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Amilorida Hidroklorida BPFI yang telah
dikeringkan.
B. Buat larutan dalam air sampai kadar lebih kurang
600 μg per ml, dan encerkan secara kuantitatif dan
bertahap dengan asam klorida 0,1 N sampai kadar lebih
kurang 9,6 μg per ml. Spektrum serapan ultraviolet
larutan ini menampilkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Amilorida
Hidroklorida BPFI.
C. menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Keasaman Larutkan 1,0 g zat dalam 100 ml campuran
metanol P-air (1:1), titrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik:
diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml (0,1% sebagai HCl).
Susut pengeringan Tidak kurang dari 11,0% dan tidak
lebih dari 13,0%; [Catatan Jumlah zat uji yang
dipakai pada penetapan jika perlu dapat disesuaikan
dengan kepekaan alat.] Lakukan penetapan secara
analisa Termal <741> sebagai berikut: Timbang
saksama lebih kurang 10 mg zat, panaskan dengan
kenaikan suhu 10º per menit antara suhu kamar dan 225°
di bawah aliran nitrogen P dengan laju alir 40 ml per
menit. Dari termogram tetapkan akumulasi penyusutan
bobot selama pemanasan antara suhu kamar dan suhu
lebih kurang 200° saat kurva mulai mendatar.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut pakailah pelarut dimetil sulfoksida P.
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tahap gerak Campuran tetrahidrofuran P-amonium
hidroksida 3 N (15:2)
Larutan baku Timbang saksama beberapa Amilorida
Hidroklorida BPFI dan buat satu seri larutan A, B, C, D,
E dan F dengan melarutkan dan mengencerkan dalam
campuran metanol P-kloroform P (4:1) sampai kadar
berturut-turut 4000, 40, 20, 8, 4 dan 2 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam campuran metanol P-kloroform P (4:1) sampai
kadar 4 μg per ml.
procedure Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl
Larutan baku A, B, C, D, E dan F dan Larutan uji pada
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang
sebelumnya telah dicuci dengan metanol P. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap gerak
sampai merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, biarkan tahap gerak menguap.
Amati di bawah cahaya ultraviolet panjang gelombang
366 nm: sampai Rf bercak utama dari Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku A. Perkirakan kadar setiap bercak
lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan
membandingkan terhadap bercak utama dari Larutan
baku B, C, D, E dan F: jumlah intensitas bercak lain
tidak lebih dari bercak utama Larutan baku B atau tidak
lebih dari 1,0%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
450 mg zat, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP, dan 15 ml dioksan
P, campur. Tambahkan kristal violet LP dan titrasi
dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan
blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan26,61 mg C6H8CIN7O.HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
TABLET AMILORIDA HIDROKLORIDA
Amiloride Hydrochloride Tablet
Tablet Amilorida Hidroklorida mengandung Amilorida
Hidroklorida, C6H8CIN7O.HCl, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Baku pembanding Amilorida Hidroklorida BPFI;
lakukan analisa termogravimetri seperti tertera pada
analisa Termal <741>; lakukan penetapan sebagai
berikut: Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
panaskan dengan kenaikan suhu 10° per menit antara
suhu kamar sampai 225o di bawah aliran nitrogen P
dengan laju alir 40 ml per menit. Dari termogram
tetapkan akumulasi penyusutan bobot selama pemanasan
antara suhu kamar dan suhu lebih kurang 200° saat
kurva mulai mendatar.
- 110 -
Identifikasi
A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti tertera pada Penetapan kadar.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tahap gerak Campuran tetrahidrofuran P-amonium
hidroksida 3 N (22:3).
Larutan baku Timbang saksama beberapa Amilorida
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P sampai
diperoleh kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa serbuk tablet
yang setara dengan 5 mg amilorida hidroklorida ke
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan metanol P
sampai tanda, campur dan saring.
procedure Totolkan secara terpisah 10 μl Larutan uji
dan 10 μl Larutan baku pada lempeng kromatografi
silika gel P. Masukkan lempeng dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan tahap gerak,
biarkan merambat sampai lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan kering di
udara dan amati dengan cahaya ultraviolet 254 nm;
harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan bercak
utama Larutan baku.
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2 : 50 rpm.
Waktu : 30 menit.
procedure Lakukan penetapan jumlah
C6H8CIN7O.HCl, yang terlarut dengan mengukur
serapan alikuot, jika perlu encerkan dengan asam klorida
0,1 N bandingkan dengan serapan baku Amilorida
Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
363 nm. beberapa metanol, tidak lebih dari 2% dari
volume total Larutan baku dapat dipakai untuk
melarutkan amilorida hidroklorida.
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C6H8CIN7O.HCl, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan keseragaman kandungan Masukkan 1
tablet yang telah diserbuk halus ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan 60 ml asam klorida 0,1 N, kocok
secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan asam
klorida 0,1 N sampai tanda, campur dan sentrifus.
Encerkan beberapa beningan sampai kadar 10 μg per ml.
Ukur serapan larutan ini dan larutan baku Amilorida
Hidroklorida BPFI 10 μg per ml dalam pelarut yang
sama, pada panjang gelombang 363 nm, memakai
asam klorida 0,1 N sebagai blangko. Hitung jumlah
dalam mg amilorida hidriklorida, C6H8CIN7O.HCl,
dalam tablet yang dipakai dengan rumus:
S
U
A
A
D
TC
T yaitu jumlah mg amilorida hidroklorida yang tertera
pada etiket; C yaitu kadar Amilorida Hidroklorida
BPFI dalam μg per ml Larutan baku yang telah
dikoreksi terhadap penyusutan bobot; D yaitu kadar
amilorida hidroklorida dalam μg per ml Larutan uji
sesuai etiket dan pengenceran; AU dan AS berturut-turut
yaitu