Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 97


 m air panas; mudah larut dalam larutan alkali 

hidroksida dan dalam amonia; agak sukar larut dalam 

etanol, dalam kloroform dan dalam eter. 

 

Baku pembanding Teofilin BPFI; merupakan bentuk 

anhidrat. Lakukan pengeringan pada suhu 105º selama   

4 jam sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup 

rapat. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, 

menampilkan  maksimum hanya pada bilangan 

gelombang yang sama seperti pada Teofilin BPFI. 

     B. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap baku 

internal pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan 

Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan 

kadar. 

 

Jarak lebur <1021> Antara 270º dan 274º, rentang 

antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 3°. 

 

Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam 75 ml air, 

tambahkan 1 tetes merah metil LP; diperlukan tidak 

lebih dari 1,0 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk 

mengubah warna merah menjadi kuning.  

 

Susut pengeringan <1121> Bentuk hidrat antara 7,5% 

dan 9,5%, bentuk anhidrat tidak lebih dari 0,5%; lakukan 

pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam. 

 

Sisa pemijaran  <301> Tidak lebih dari 0,15%.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Dapar Masukkan 2,72 g natrium asetat trihidrat P ke 

dalam labu tentukur 2000-ml, tambahkan lebih kurang 

200 ml air, kocok sampai larut sempurna. Tambahkan 

10,0 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan air 

sampai tanda. 

     tahap  gerak Masukkan 70,0 ml asetonitril P ke dalam 

labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan Dapar sampai 

tanda. Saring dan awaudarakan  sebelum dipakai . Jika 

perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

     Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang 

50 mg teobromin, masukkan ke dalam labu tentukur 

100-ml, larutkan dalam 10,0 ml amonium hidroksida      

6 N, encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  Teofilin 

BPFI, larutkan dalam tahap  gerak, encerkan secara 

kuantitatif dan jika perlu  bertahap dengan tahap  gerak 

sampai  kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 10 ml 

larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 

20,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan tahap  

gerak sampai tanda. Kadar larutan ini lebih kurang      

0,1 mg per ml. 

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, 

tambahkan lebih kurang 50 ml tahap  gerak, kocok secara 

mekanik sampai  larut sempurna, encerkan dengan tahap  

gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu 

tentukur 100-ml, tambahkan 20,0 ml Larutan baku 

internal, encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda. 

     Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 30 cm x 4 

mm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml 

per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, 

rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure : resolusi, R, antara puncak teofilin 

dan teobromin tidak kurang dari 2,0; faktor ikutan 

teofilin tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif 

pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (antara 10 μl dan 25 μl) Larutan baku dan Larutan 

uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Waktu retensi relatif teofilin 

terhadap teobromin lebih kurang 1,6. Hitung jumlah 

dalam mg teofilin, C7H8N4O2, dalam zat yang dipakai  

dengan rumus: 

 

  

SR

RC U1000  

 

C yaitu  kadar Teofilin BPFI dalam mg per ml Larutan 

baku; RU dan RS berturut-turut yaitu  perbandingan 

respons puncak teofilin terhadap baku internal dari 

Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

 

Penandaan Pada etiket harus tertera bentuk hidrat atau 

anhidrat. 

 

 

TERBUTALIN SULFAT 

Terbutaline Sulfate 

 

HO

HO

CHCH2NHC(CH3)3

OH

H2SO4

2  

 

Garam (±)- -[(tert-Butilamino)metil]-3,5-

dihidroksibenzil alkohol sulfat (2:1) [23031-32-5]  

(C12H19NO3)2.H2SO4                        BM 548,65 

 

- 1252 -

 

 

 

 

 

 

 

Terbutalin sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0% 

dan tidak lebih dari 101,0% (C12H19NO3)2.H2SO4, 

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk hablur putih sampai putih abu-abu; 

tidak berbau atau berbau asam asetat lemah. 

 

Kelarutan Larut dalam air dan dalam asam klorida    

0,1 N; sukar larut dalam metanol; tidak larut dalam 

kloroform. 

 

Baku pembanding Terbutalin Sulfat BPFI; lakukan 

pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya dan pada suhu ruang terkendali. 

Senyawa Sejenis A Terbutalin Sulfat BPFI,[3,5-

dihidroksi- -butilaminoasetofenon sulfat]; tidak boleh 

dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P 

menampilkan  maksimum hanya pada bilangan 

gelombang yang sama seperti pada Terbutalin Sulfat 

BPFI. 

     B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai 

dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan 

kadar. 

 

Keasaman Tidak lebih dari 0,3% sebagai asam asetat; 

lakukan penetapan dengan melarutkan 200 mg zat dalam 

10 ml air bebas karbon dioksida P dan titrasi dengan 

natrium hidroksida 0,020 N dari mikroburet sampai  pH 

lebih kurang 6, tentukan titik akhir secara 

potensiometrik, memakai  sistem elektroda kaca 

kalomel; diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml natrium 

hidroksida 0,020 N. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj. 

 

Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak 

lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Larutan pasangan ion, tahap  gerak, Larutan 

kesesuaian sistem, Larutan uji dan Sistem kromatografi 

Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  Terbutalin 

Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap  gerak 

secara kuantitatif dan jika perlu bertahap sampai  kadar 

lebih kurang 3 μg per ml. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

semua respons puncak. Hitung persentase masing-

masing cemaran dengan rumus:  

 

Sr

r

W

C i5000  

 

C yaitu  kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; W yaitu  bobot terbutalin sulfat dalam 

mg Larutan uji; ri yaitu  respons puncak dari masing-

masing cemaran dalam Larutan uji dan rS yaitu  respons 

puncak terbutalin dalam Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Larutan pasangan ion Timbang lebih kurang 3,15 g 

amonium format P, masukkan ke dalam labu tentukur 

1000-ml, larutkan dengan 900 ml air, atur pH sampai  

lebih kurang 3,0 dengan penambahan asam format P, 

tambahkan 5,49 g natrium 1-heksansulfonat P, encerkan 

dengan air sampai tanda.  

     tahap  gerak Buat campuran Larutan pasangan ion-

metanol P (77:23), saring dan awaudarakan. Jika perlu 

lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. 

     Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 

beberapa  Terbutalin Sulfat BPFI dan Senyawa sejenis A 

Terbutalin Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan 

tahap  gerak secara kuantitatif dan jika perlu bertahap 

sampai  kadar berturut-turut lebih kurang 1,0 mg per ml 

dan 0,4 mg per ml.  

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  Terbutalin 

Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan tahap  gerak, 

secara kuantitatif dan jika perlu bertahap sampai  kadar 

lebih kurang 1,0 mg per ml. 

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan 

dan encerkan dengan tahap  gerak sampai tanda. 

     Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom 15 cm x 

4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel  

5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : waktu retensi relatif senyawa sejenis A 

terbutalin sulfat dan terbutalin berturut-turut 0,9 dan 1,0; 

resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A terbutalin 

sulfat dan terbutalin tidak kurang dari 2,0; efisiensi 

kolom tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor 

ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0; dan simpangan 

baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 

2,0%. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respon puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

- 1253 -

 

 

 

 

 

 

 

terbutalin sulfat, (C12H19NO3)2.H2SO4, dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

Sr

rC U50  

 

C yaitu  kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

tidak tembus cahaya, pada suhu terkendali. 

 

 

TABLET TERBUTALIN SULFAT 

Terbutaline Sulfate Tablet 

 

Tablet Terbutalin Sulfat mengandung Terbutalin Sulfat  

(C12H19NO3)2.H2SO4  tidak kurang dari 90,0% dan tidak 

lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Terbutalin sulfat BPFI, lakukan 

pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam sebelum 

dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya dan dalam suhu ruang terkendali. 

Senyawa sejenis Terbutalin sulfat BPFI, [3,5-dihidroksi-

butilaminoaseto fenon sulfat], tidak boleh dikeringkan. 

Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 

diperoleh pada Penetapan kadar. 

 

Disolusi  <1231> procedure  untuk gabungan sampel 

     Media disolusi: 900 ml air. 

     Alat tipe 1: 100 rpm. 

     Waktu: 45 menit. 

     procedure  Lakukan penetapan jumlah 

(C12H19NO3)2.H2SO4 yang terlarut, memakai  

procedure  seperti tertera pada Penetapan kadar, jika perlu 

lakukan modifikasi.  

    Toleransi  Dalam waktu 45 menit harus larut tidak 

kurang dari 75% (Q) (C12H19NO3)2.H2SO4  dari jumlah 

yang tertera pada etiket. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>.  

     Larutan pasangan ion, tahap  gerak, Larutan 

kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan 

seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Terbutalin 

sulfat. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  Terbutalin 

Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan 

jika perlu bertahap sampai  kadar lebih kurang 1 mg per ml. 

Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, 

tambahkan 10 ml asam sulfat 0,05 N dan encerkan 

dengan air sampai tanda. 

     Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 

20 tablet. Timbang saksama beberapa  serbuk tablet 

setara dengan lebih kurang 10 mg terbutalin sulfat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan   

10 ml asam sulfat 0,05 N dan 20 ml air, kocok selama  

15 menit, encerkan dengan air sampai tanda, saring. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 

terbutalin sulfat, (C12H19NO3)2.H2SO4, dalam serbuk 

tablet yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

rC100

 

 

C yaitu  kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml 

Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 

pada suhu ruang terkendali. 

 

 

TESTOSTERON ENANTAT 

Testosterone Enantate  

 

CH3

HCH3

H H

OCO(CH2)5CH3

CH3

O  

 

Testosteron heptanoat [315-37-7] 

C26H40O3                                                  BM 400,60 

 

Testosteron Enantat mengandung tidak kurang dari 

97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C26H40O3. 

 

Pemerian Serbuk hablur; putih krim; tidak berbau atau 

sedikit berbau asam heptanoat. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam eter dan 

dalam minyak nabati. 

 

Baku pembanding Testosteron Enantat BPFI; tidak 

boleh dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam 

wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan di 

tempat dingin, diamkan sampai mencapai suhu ruang 

sebelum dibuka. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan inframerah zat yang 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

- 1254 -

 

 

 

 

 

 

 

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Testosteron Enantat BPFI. 

     B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (10 μg per ml) 

dalam etanol P menampilkan  maksimum dan minimum 

pada panjang gelombang yang sama dengan larutan 

Testosteron Enantat BPFI: daya serap masing-masing 

dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang 

serapan maksimum lebih kurang 240 nm berbeda tidak 

lebih dari 3,0%. 

     C. Refluks 25 mg dengan 2 ml larutan: kalium 

hidroksida P dalam metanol P (1 dalam 100) selama      

1 jam. Dinginkan campuran, tambahkan 10 ml air, saring 

dan cuci endapan dengan air sampai cucian terakhir 

bereaksi netral terhadap lakmus. Keringkan endapan 

dalam hampa udara pada suhu 60º selama 3 jam, 

testosteron yang diperoleh melebur antara 151º dan 157º. 

 

Jarak lebur <1021> Antara 34º dan 39º, suhu awal 

tangas tidak lebih dari 20º. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara +77º dan +82º, dihitung 

terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan memakai  

larutan dalam dioksan P yang mengandung 200 mg per 

10 ml.  

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. 

 

Asam heptanoat bebas Tidak lebih dari 0,16%; 

larutkan 500 mg zat dalam 10 ml etanol P yang telah 

dinetralkan sampai  warna biru lemah sesudah  

penambahan 2 sampai 3 tetes biru bromotimol LP dan 

titrasi segera dengan natrium hidroksida 0,01 N LV: 

diperlukan tidak lebih dari 0,6 ml natrium hidroksida 

0,01 N. 

 

Cemaran umum<481> 

     Larutan uji pakailah  pelarut metanol P. 

     Larutan baku pakailah  pelarut metanol  P.    

     tahap  gerak Buat campuran sikloheksan P-etilasetat P 

(2:1). 

     Penampak bercak pakailah  teknik penampakan 

bercak nomor 19. 

     Batas Tidak ada satu jenis cemaran lebih dari 1,0% 

dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%. 

 

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 

Metode V Memenuhi syarat. 

     Pelarut pakailah  dimetil sulfoksida P. 

 

Penetapan kadar 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  

Testosteron Enantat BPFI, larutkan dalam kloroform P 

dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap sampai  

kadar lebih kurang 40 μg per ml. 

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 

kloroform P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini, 

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 

kloroform P sampai tanda.  

     procedure  Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji dan 

Larutan baku, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 

bersumbat kaca 50 ml, masukkan 5,0 ml kloroform P ke 

dalam labu lain yang serupa sebagai blangko. Pada 

masing-masing labu tambahkan 10,0 ml larutan yang 

berasal dari 375 mg isoniazida P dan 0,47 ml asam 

klorida P dalam 500 ml metanol P, kocok dan biarkan 

selama 45 menit. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan 

baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 

kurang 380 nm terhadap blangko. Hitung jumlah dalam 

mg testosteron enantat, C26H40O3, dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

A

AC  

 

C yaitu  kadar Testosteron Enantat BPFI dalam μg per 

ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut yaitu  

serapan Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

di tempat sejuk. 

 

 

TESTOSTERON PROPIONAT 

Testosterone Propionate 

 

Testosteron propionat [57-85-2] 

C22H32O3                 BM 344,49 

 

Testosteron Propionat mengandung tidak kurang dari 

97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C22H32O3, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan.                               

 

Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih 

krim; tidak berbau; stabil di udara. 

 

Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam 

etanol, dalam dioksan, dalam eter dan dalam pelarut 

organik lain; larut dalam minyak nabati. 

 

Baku pembanding Testosteron Propionat BPFI; 

lakukan pengeringan pada hampa udara di atas silika   

gel P selama 4 jam sebelum dipakai . Simpan dalam 

wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan inframerah zat yang 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Testosteron Propianat BPFI. 

     B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (10 μg per ml) 

dalam etanol P menampilkan  maksimum dan minimum 

pada panjang gelombang yang sama dengan larutan 

Testosteron Propionat BPFI: daya serap masing-masing 

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada 

panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 241 

nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. 

- 1255 -

 

 

 

 

 

 

 

     C. menampilkan  reaksi Identifikasi C seperti  tertera 

pada Testosteron Enantat. 

 

Jarak lebur <1021> Metode II Antara 118º dan 123º. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara +83º dan +90º, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan 

memakai  larutan dalam dioksan P yang 

mengandung 200 mg per 10 ml. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika 

gel P selama 4 jam. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti  tertera 

pada Penetapan kadar dalam Testosteron Enantat 

kecuali pemakaian  secara keseluruhan diganti dengan 

Testosteron Propionat. Hitung jumlah dalam mg 

C22H32O3, dalam testosteron propionat, dengan rumus 

yang sama seperti tertera pada Penetapan kadar dalam 

Testosteron Enantat. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

tidak tembus cahaya. 

 

 

TETRAHIDROZOLIN HIDROKLORIDA 

Tetrahidrozoline Hydrochloride  

 

N

N

H

HCl

 

 

2-(1,2,3,4-Tetrahidro-1-naftil)-2imidazolin 

monohidroklorida [522-48-2-5] 

C13H16N2.HCl                        BM 236,74 

 

Tetrahidrozolin Hidroklorida mengandung tidak kurang 

dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C13H16N2.HCl, 

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Padatan; putih; tidak berbau. Melebur pada 

lebih kurang 256°, disertai penguraian. 

 

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; 

sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut 

dalam eter. 

 

Baku pembanding Tetrahidrozolin Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam 

sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

Identifikasi 

     A.Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Tetrahidrozolin Hidroklorida BPFI. 

     B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (250 μg per 

ml) menampilkan  maksimum dan minimum pada 

panjang gelombang yang sama seperti pada 

Tetrahidrozolin Hidroklorida BPFI: daya serap masing-

masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, 

pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 

kurang 264 nm dan 271 nm berbeda tidak lebih dari 

4,0%. 

     C. Larutan (1 dalam 200) menampilkan  reaksi 

Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji 

Identifikasi Umum <291>. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan 

penetapan dengan melarutkan 400 mg dalam 23 ml air 

dan tambahkan 2 ml asam asetat 1N.  

 

Cemaran umum <481> 

     Larutan uji pakailah  pelarut metanol P. 

     Larutan baku pakailah  pelarut metanol P. 

     tahap  gerak Buat campuran metanol P-asam asetat 

glasial P-air (8:1:1). 

     Penampak bercak pakailah  teknik penampak bercak 

nomor 2 dilanjutkan dengan nomor 1.  

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

400 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, 

larutkan dalam 60 ml asam asetat glasial P, panaskan 

jika perlu. Tambahkan 5 ml anhidrida asetat P, 5 ml 

raksa(II) asetat LP dan 3 tetes merah kuinaldin LP dan 

titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan 

penetapan blangko.  

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N  

setara dengan 23,67 mg C13H16N2.HCl 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

 

TETRAKAIN  

Tetracaine  

 

COOCH2CH2N(CH3)2H3C(H2C)3HN

 

 

2-(Dimetilamino)etil p-(butilamino)benzoat [94-24-6] 

C15H24N2O2                      BM 264,37 

 

Tetrakain mengandung tidak kurang dari 98,0% dan 

tidak lebih dari 101,0% C15H24N2O2, dihitung terhadap 

zat yang telah dikeringkan. 

 

- 1256 -

 

 

 

 

 

 

 

Pemerian Zat padat seperti lilin; putih atau kuning 

muda.  

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 

etanol, dalam eter, dalam benzen dan dalam kloroform.  

 

Baku pembanding Tetrakain Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor 

pentoksida P selama 18 jam sebelum dipakai . Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. 

 

Identifikasi 

     A. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml larutan Asam 

klorida P (1 dalam 120) dan tambahkan 1 ml larutan 

kalium tiosianat P (1 dalam 4): terbentuk endapan 

hablur. Lakukan penghabluran kembali dari air dan 

keringkan pada suhu 80° selama 2 jam: melebur antara 

130° dan 132°. 

     B. Timbang saksama dan larutkan lebih kurang 90 

mg zat dalam 10 ml larutan Asam klorida P (1 dalam 

120) dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air 

sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu 

tentukur    100-ml, tambahkan 2 ml  Dapar fosfat nomor 

6; 10%; pH 6,0 seperti tertera pada Dapar fosfat dalam 

Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, 

encerkan dengan air sampai tanda: spektrum serapan 

ultraviolet larutan yang diperoleh menampilkan  

maksimum dan minimum hanya pada panjang 

gelombang yang sama dengan larutan Tetrakain 

Hidroklorida BPFI (1 dalam 100.000) dalam campuran 

air-dapar fosfat nomor 6; 10%; pH 6,0 (50:1); dan serapan 

jenis terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang 

gelombang serapan maksimum lebih kurang 310 nm 

berbeda tidak lebih dari 2,0% [Catatan Bobot molekul 

tetrakain hidroklorida (C15H24N2O2HCl), yaitu  300,83.] 

 

Jarak lebur <1021> Metode I Antara 41° dan 46°. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor 

pentoksida P selama 18 jam.  

 

Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%.  

 

Kemurnian kromatografi 

     Larutan uji Timbang saksama beberapa  zat, larutkan 

dalam kloroform P sampai  kadar 50 mg per ml.  

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  asam          

4-(butilamino)-benzoat dalam metanol P sampai  kadar 

0,2 mg per ml.  

     procedure  Lakukan kromatografi lapis tipis seperti 

tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara 

terpisah masing-masing 5 μl Larutan uji dan Larutan 

baku pada lempeng silika gel 0,25 mm. Masukkan 

lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi tahap  gerak  

kloroform P-metanol P-isopropilamino P (98:7:2) 

sampai  merambat lebih kurang tiga per empat tinggi 

lempeng. Angkat lempeng dan biarkan kering di udara. 

Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: 

bercak yang diperoleh dari Larutan uji kecuali bercak 

utama, tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan 

baku (0,4%) dan jumlah intensitas bercak seperti ini 

tidak lebih dari 0,8%. 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 

mg zat, masukkan ke dalam bejana yang sesuai, 

tambahkan 5 ml asam klorida P dan 50 ml air, dinginkan 

sampai  15°. Tambahkan lebih kurang 25 g pecahan es dan 

titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,1 M LV, 

aduk terus menerus sampai pengaduk kaca yang 

dicelupkan ke dalam larutan titrasi menghasilkan cincin 

biru yang segera muncul bila digoreskan pada kertas 

kanji iodida P. Jika titrasi sempurna, titik akhir dapat 

muncul kembali sesudah campuran didiamkan selama 1 

menit. Lakukan penetapan blangko.  

 

Tiap ml natrium nitrit 0,1 M  

setara dengan 26,44 mg C15H24N2O2 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

 

 

TETRAKAIN HIDROKLORIDA 

Tetracaine Hydrochloride 

 

2-(Dimetilamino)etil p-(butilamino)benzoat 

monohidroklorida [136-47-0] 

 

C15H24N2O2.HCl      BM 300,82 

 

Tetrakain hidroklorida mengandung tidak kurang dari 

98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C15H24N2O2.HCl, 

dihitung terhadap zat anhidrat. 

 

Pemerian Serbuk, hablur, halus, putih; tidak berbau; 

rasa sedikit pahit diikuti rasa kebas; bersifat higroskopis. 

Larutan bersifat netral terhadap lakmus. 

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam 

etanol; tidak larut dalam benzen dan dalam eter. Melebur 

pada lebih kurang 148°. Pada 2 polimorfis yang lain 

dapat melebur masing-masing pada lebih kurang 134° 

dan 139°. Campuran 2 bentuk polimorfis ini  dapat 

melebur antara 134° sampai 147°. 

 

Baku pembanding Tetrakain Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor 

pentoksida P selama 18 jam sebelum dipakai . Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. 

Endotoksin BPFI;[Catatan Bersifat pirogenik, 

penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

 

 

- 1257 -

 

 

 

 

 

 

 

Identifikasi 

     A. Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat larutkan 

dalam air sampai  250,0 ml. Pipet 5 ml masukkan ke 

dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2 ml Dapar 

nomor 6; 10%; pH 6,0; seperti tertera pada Dapar fosfat 

dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi 

<131>, lalu  encerkan dengan air sampai tanda; 

spektrum serapan ultraviolet larutan menampilkan  

maksimum dan minimum hanya pada panjang 

gelombang yang sama seperti pada Tetrakain 

Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung 

terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang lebih 

kurang 310 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%. 

     B. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml air dan 

tambahkan 1 ml larutan kalium tiosianat P (1 dalam 4) 

terbentuk endapan hablur. Hablurkan kembali endapan 

dengan air dan keringkan pada suhu 80º selama 2 jam: 

melebur antara 130º dan 132º. 

     C. Larutan 100 mg zat dalam 5 ml air menampilkan  

reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji 

identifikasi umum <291>. 

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%. 

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. 

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera Tetrakain 

hidroklorida steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> 

dan Endotoksin bakteri <201> seperti  tertera pada 

Tetrakain Hidroklorida untuk Injeksi. Jika pada etiket 

tertera tetrakain hidroklorida harus diproses lebih lanjut 

untuk pembuatan sediaan injeksi, harus memenuhi syarat 

uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada 

Tetrakain Hidroklorida untuk Injeksi. 

 

Kemurnian kromatografi 

      Larutan uji Timbang saksama beberapa  zat, larutkan 

dalam air sampai  kadar 50 mg per ml. 

      Larutan baku dan procedure  Lakukan seperti  tertera 

pada Tetrakain, mulai dari ”Buat Larutan baku” 

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

500 mg zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, 

tambahkan 5 ml asam klorida P dan 50 ml air. Lakukan 

seperti tertera pada Titrasi Nitrimetri pada Titrasi 

<701>, mulai dari ”dinginkan sampai  suhu lebih kurang 

15º”. 

Tiap ml natrium nitrit 0,1 M  

setara dengan 30,08 mg C15H24N2O2.HCl 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

 

Penandaan Jika dipakai  untuk sediaan injeksi, etiket 

menyatakan steril atau harus diproses lebih lanjut untuk 

pembuatan injeksi atau sediaan steril lainnya. 

 

 

 

TETRASIKLIN 

Tetracycline 

 

CONH2

OH

OH O OH O

HO H

OH

N(CH3)2

HH

CH3  

 

(4S, 4aS, 5aS, 12aS)-4-(Dimetilamino)-1, 4, 4a, 5, 5a, 6, 

11, 12a-oktahidro-3, 6, 10, 12, 12a-pentahidroksi-6-

metil-1, 11-diokso-2-naftasena-karboksamida [60-54-8] 

 

C22H24N2O8                  BM 444,43 

Trihidrat [6416-04-2]                 BM 498,49 

 

Tetrasiklin memiliki  potensi setara dengan tidak 

kurang dari 975 μg tetrasiklin hidroklorida, 

C22H24N2O8.HCI, per ml dihitung terhadap zat anhidrat. 

 

Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau. Stabil di 

udara namun  pada pemaparan dengan cahaya matahari 

kuat menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil 

dari 2, potensi berkurang, dan cepat rusak dalam larutan 

alkali hidroksida. 

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut 

dalam larutan asam encer dan dalam larutan alkali 

hidroksida; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut 

dalam klroform dan dalam eter. 

 

Baku pembanding Tetrasiklin  Hidroklorida BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat 

sejuk. 4-Epianhidro tetrasiklin Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º 

selama 3 jam sebelum dipakai . 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (20 μg       

per ml) dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit 

sesudah  penyiapan menampilkan  maksimum dan 

minimum pada panjang gelombang yang sama seperti 

pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; daya serap dihitung 

terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang 

maksimum lebih kurang 380 nm antara 104,45% dan 

111,95% terhadap Tetrasiklin Hidroklorida BPFI, 

dengan memperhitungkan potensi baku pembanding. 

     B. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh 

pada Penetapan kadar. 

     C. Pada 0,5 mg zat tambahkan 2 ml asam sulfat P: 

terjadi warna merah keunguan. Tambahkan larutan ke 

dalam 1 ml air: terjadi warna kuning. 

     D. Buat larutan zat dalam metanol P yang 

mengandung tetrasiklin hidroklorida 1 mg per ml. 

Lakukan penetapan memakai  Metode II seperti 

tertera pada Identifikasi Tetrasiklin <271>. 

 

- 1258 -

 

 

 

 

 

 

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. 

 

pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0; lakukan penetapan 

memakai  suspensi dalam air yang mengandung     

10 mg per ml. 

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 13,0%. 

 

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

     Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan 

procedure  Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa                  

4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan 

dalam Pengencer sampai  kadar lebih kurang 10 μg       

per ml. 

     procedure  memakai  kromatogram Larutan baku 

dan Larutan uji, hitung persentase                                   

4-epianhidrotetrasiklin dalam tetrasiklin yang dipakai  

dengan rumus: 

 

S

UE

r

r

W

C10  

 

CE yaitu  kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida 

BPFI dalam μg per ml Larutan baku; W yaitu  bobot 

dalam mg tetrasiklin  yang dipakai  dalam Larutan uji; 

rU dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak                

4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji 

dan Larutan baku. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara -260° dan -280°; dihitung 

terhadap zat anhidrat. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. 

 

Penetapan kadar 

     Pengencer, tahap  gerak, Larutan baku, Larutan 

resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera 

pada Penetapan kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. 

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 45 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan 

dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. 

     procedure  Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung jumlah 

dalam μg tetrasiklin, C22H24N2O8, yang setara dalam tiap 

mg tetrasiklin yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

r

W

CP100  

 

W yaitu  bobot dalam mg tetrasiklin dalam Larutan uji; 

C, P, rU dan rS sesuai dengan yang tertera pada 

Penetapan kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

Penandaan Etiket menampilkan  hanya dipakai  untuk 

pembuatan obat nonparenteral. 

 

 

TETRASIKLIN HIDROKLORIDA 

Tetracycline Hydrochloride 

 

N

N

H

HCl

 

 

4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-

3,6,10,12,12a-pentahidroksi-6-metil-1,11-diokso-2-

naftasenakarboksamidamonohidro klorida [64-75-5] 

 

C22H24N2O8.HCl                                          BM 480,90 

 

Tetrasiklin Hidroklorida memiliki  potensi tidak 

kurang dari 900 μg C22H24N2O8.HCl per mg.   

 

Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; agak 

higkroskopis. Stabil di udara namun  pada pemaparan 

terhadap cahaya matahari yang kuat dalam udara lembab 

menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil dari 

2, potensi berkurang, dan cepat rusak dalam larutan 

alkali hidroksida. 

 

Kelarutan Larut dalam air, dalam larutan alkali 

hidroksida dan  dalam larutan karbonat; sukar larut 

dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan 

dalam eter. 

 

Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; tidak 

boleh dikeringkan sebelum dipakai . Simpan dalam 

wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat 

dingin. 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° 

selama 3 jam sebelum dipakai . Zat yang dikeringkan 

bersifat higroskopik. Simpan dalam wadah tertutup 

rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dan kering. 

Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, 

penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 

menghindari kontaminasi.]; Rekonstitusi seluruh isi, 

pakailah  larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang 

belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan inframerah zat yang 

didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI. 

     B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (20 μg per ml) 

dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit sesudah  

penyiapan, larutan menampilkan  maksimum dan 

minimum pada panjang gelombang yang sama seperti 

pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; daya serap dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang 

- 1259 -

 

 

 

 

 

 

 

gelombang serapan maksimum lebih kurang 380 nm 

antara 96,0% dan 104,0% dari Tetrasiklin Hidroklorida 

BPFI, dengan memperhitungkan potensi baku 

pembanding. 

     C. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh 

pada Penetapan kadar. 

     D. Tambahkan 2 ml asam sulfat P pada 0,5 mg zat; 

menampilkan  warna merah keunguan. Masukkan larutan 

ke dalam 1 ml air: warna menjadi kuning. 

     E. menampilkan  reaksi tetrasiklin Metode II seperti 

tertera pada Uji Identifikasi Tetrasiklin <271>; lakukan 

penetapan memakai  larutan dalam metanol P yang 

mengandung 1 mg per ml. 

     F. menampilkan  reaksi Klorida cara A seperti  tertera 

pada Uji Identifikasi umum <291>. 

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. 

 

pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan 

memakai  larutan yang mengandung 10 mg per ml. 

 

Rotasi jenis <1081> Antara -240° dan -255°. Dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan 

memakai  larutan 5 mg zat per ml asam klorida 0,1 N. 

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; 

lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler 

pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º 

selama 3 jam, memakai  lebih kurang 100 mg zat.  

 

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

     Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan 

procedure  Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa                    

4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan 

dalam Pelarut sampai  kadar 10 μg per ml. 

     procedure  memakai  kromatogram Larutan baku 

dan Larutan uji, hitung persentase                                   

4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam zat yang 

dipakai  dengan rumus: 

 

S

UE

r

r

W

C10  

  

CE yaitu  kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida 

BPFI dalam μg per ml Larutan baku; W yaitu  bobot 

dalam mg tetrasiklin  hidroklorida dalam Larutan uji; rU 

dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak                     

4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji 

dan Larutan baku. 

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera bahwa tetrasiklin 

hidroklorida yaitu  steril, memenuhi syarat Sterilitas 

<71> dan Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada 

Tetrasiklin Hidroklorida untuk Injeksi. Jika pada etiket 

tertera Tetrasiklin Hidroklorida harus diproses lebih 

lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi 

syarat Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada 

Tetrasiklin Hidroklorida untuk Injeksi. Jika dipakai  

untuk  pembuatan sediaan obat selain parenteral, tidak 

harus memenuhi uji Endotoksin bakteri <201>. 

 

Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan 

cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Pengencer Buat campuran 680 ml amonium oksalat 

0,1 M dan 270 ml dimetilformamida P. 

     tahap  gerak Buat campuran 680 ml amonium oksalat 

0,1 M, 270 ml dimetilformamida P dan 50 ml amonium 

fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur pH 7,6 sampai 7,7 

memakai  amonium hidroksida 3 N atau asam fosfat 

3 N. Saring melalui penyaring membran dengan 

porositas 0,5 μm atau lebih halus. Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

     Larutan baku Timbang saksama, beberapa  Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara 

kuantitatif dengan Pengencer sampai  kadar lebih kurang 

0,5 mg per ml. 

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan 

dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. 

     Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer yang 

mengandung lebih kurang 100 μg tetrasiklin  

hidroklorida dan 25 μg 4-epianhidrotetrasiklin 

hidroklorida per ml. 

     Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 280 nm,  kolom pelindung   

3 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 10 μm, dan 

kolom analisa  25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7  

5 μm sampai 10 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per 

menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, 

rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti 

tertera pada procedure : waktu retensi relatif                    

4-epianhidrotetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut 

lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak                    

4-epianhidrotetrasiklin dan puncak tetrasiklin tidak 

kurang dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap  

Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons 

puncak seperti tertera pada procedure : simpangan baku 

relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak. Hitung jumlah dalam μg tetrasiklin 

hidroklorida, C22H24N2O8.HCl, per mg  dengan rumus: 

 

S

U

r

r

W

CP100  

 

- 1260 -

 

 

 

 

 

 

 

C yaitu  kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg 

per ml Larutan baku; P yaitu  potensi Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI dalam μg per mg; W yaitu  bobot 

dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; rU 

dan rS berturut-turut yaitu  respons puncak yang 

diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

 

Penandaan Jika dipakai  untuk pembuatan injeksi 

atau sediaan steril lain, pada etiket harus dinyatakan 

steril atau harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan 

sediaan injeksi. 

 

 

KAPSUL TETRASIKLIN HIDROKLORIDA 

Tetracycline Hydrochloride Capsule 

 

Kapsul Tetrasiklin Hidroklorida mengandung Tetrasiklin 

Hidroklorida, C22H24N2O8.HCI, tidak kurang dari 90,0% 

dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang tertera 

pada etiket. 

 

Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat 

dingin. 4-Epianhidro tetrasiklin Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan dalam ruang hampa udara pada 

suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Zat yang 

dikeringkan bersifat higroskopis. Simpan dalam wadah 

tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dan 

kering. 

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari 

Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh 

pada Penetapan kadar. 

 

Disolusi <1231> 

     Media disolusi: 900 ml air 

     Alat tipe 2:75 rpm. Pertahankan jarak antara ujung 

dayung dan dasar wadah disolusi 45±5 mm. 

     Waktu: 60 menit; 90 menit untuk kapsul 500 mg. 

     procedure  Lakukan penetapan jumlah 

C22H24N2O8.HCI yang terlarut dengan mengukur serapan 

alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi 

lalu  bandingkan dengan serapan larutan baku 

Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama 

pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 

kurang  276 nm. 

     Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak 

kurang dari 80% C22H24N2O8.HCI, dari jumlah yang 

tertera pada etiket; 90 menit untuk kapsul 500 mg. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%; 

lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, 

pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60º  

selama 3 jam, memakai  lebih kurang 100 mg isi 

kapsul yang ditimbang saksama. 

 

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 3,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

     Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan 

procedure   Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar.   

     Larutan baku Timbang saksama 4-Epianhidro 

tetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 

Pengencer sampai  kadar lebih kurang 10 g per ml. 

     procedure  memakai  kromatogram Larutan baku dan 

Larutan uji, hitung persentase 4-Epianhidrotetrasiklin 

hidroklorida dalam kapsul yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

UE

r

r

T

C10

 

 

CE yaitu  kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida 

BPFI dalam μg per ml Larutan baku; T yaitu  jumlah 

dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji 

berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; rU dan rS 

berturut-turut yaitu  respons puncak 4-Epianhidro 

tetrasiklin yang diperoleh dari  Larutan uji dan Larutan  

baku.  

 

Penetapan kadar 

     Pengencer, tahap  gerak, Larutan baku, Larutan 

resolusi, dan Sistem kromatografi Buat seperti tertera 

pada Penetapan kadar dalam Tertrasiklin Hidroklorida. 

     Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari        

20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul, dan campur, 

bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama. 

Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama 

beberapa  isi kapsul setara dengan lebih kurang 50 mg 

tetrasiklin hidroklorida, masukkan ke dalam labu 

tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang 50 ml 

Pengencer, campur, sonikasi selama lebih kurang           

5 menit. Biarkan dingin, encerkan dengan Pengencer 

sampai tanda, saring. 

     procedure  Lakukan seperti tertera pada  Penetapan 

kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung jumlah 

dalam mg tetrasiklin hidroklorida, C22H24N2O8.HCI, 

dalam isi kapsul yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

rCP

10

 

 

C yaitu  kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg 

per ml Larutan baku; P yaitu  potensi Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI dalam μg per ml; rU dan rS berturut-

turut yaitu  respons puncak yang diperoleh dari Larutan 

uji dan Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya. 

- 1261 -

 

 

 

 

 

 

 

SALEP  MATA TETRASIKLIN HIDROKLORIDA 

Tetracycline Hydrochloride Opthalmic Ointment 

 

Salep mata Tetrasiklin Hidroklorida mengandung 

Tetrasiklin Hidroklorida, C22H24N2O8.HCl, tidak kurang 

dari 90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang 

tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; tidak 

boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya, di tempat dingin. 4-Epianhidrotetrasiklin 

Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam ruang 

hampa udara pada suhu 60°  selama 3 jam sebelum 

dipakai . Zat yang dikeringkan bersifat higroskopis. 

Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, 

di tempat dingin dan kering. 

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. 

 

Isi minimum <861> Memenuhi syarat. 

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; pakailah   

20 ml campuran toluen P-metanol P (7:3) sebagai 

pengganti metanol P dalam labu titrasi. 

 

Partikel logam <1061> Memenuhi syarat.  

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Pengencer, tahap  gerak, Larutan resolusi dan Sistem 

kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan 

metanol P sampai  kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 

6 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan 

dengan Pengencer sampai tanda. Larutan mengandung 

tetrasiklin hidroklorida lebih kurang 0,12 mg per ml. 

     Larutan uji Timbang saksama beberapa  salep setara 

dengan lebih kurang 300 mg tetrasiklin hidroklorida, 

masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, 

tambahkan 20 ml sikloheksan P dan kocok. Tambahkan 

35 ml metanol P dan sonikasi selama lebih kurang        

20 menit. Saring larutan ke dalam labu tentukur 100-ml 

dan bilas labu Erlenmeyer dengan 40 ml metanol P, 

saring bilasan melalui penyaring ke dalam labu tentukur. 

Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml 

larutan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan 

Pengencer sampai tanda. 

     procedure  Lakukan seperti tertera pada Penetapan 

kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung jumlah 

dalam mg tetrasiklin hidroklorida, C22H24N2O8.HCl 

dalam salep yang dipakai  dengan rumus: 

 

S

U

r

rCP5,2  

 

C yaitu  kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg 

per ml Larutan baku; P yaitu  potensi Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI dalam μg per mg; rU dan rS berturut-

turut yaitu  respons puncak dari Larutan uji dan 

Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep mata.  

 

 

TETRASIKLIN FOSFAT KOMPLEKS  

Tetracycline Phosphate Complex 

 

Tetrasiklin Fosfat Kompleks memiliki  potensi setara 

dengan tidak kurang dari 750 μg per mg tetrasiklin 

hidroklorida, C22H24N2O8.HCl dihitung terhadap zat 

anhidrat. 

 

Pemerian Serbuk hablur, kuning; agak berbau khas. 

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut dalam 

metanol; sangat sukar larut dalam aseton. 

 

Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI, tidak 

boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya, di tempat dingin;                    

4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, lakukan 

pengeringan dalam ruang hampa udara pada suhu 60°  

selama 3 jam sebelum dipakai . Zat yang dikeringkan 

bersifat higroskopis. Simpan dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung cahaya, di tempat dingin dan kering. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang dibuat 

dengan menimbang saksama lebih kurang 40 mg zat, 

masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan        

2 ml asam klorida 0,1 N, encerkan dengan air sampai 

tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, 

tambahkan 75 ml air dan 5 ml natrium hidroksida  5 N, 

encerkan dengan air sampai tanda, menampilkan  

maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang 

sama seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI yang 

diperlakukan sama; serapan yang diukur pada saat                

6 menit sesudah  penambahan 5 ml natrium hidroksida            

5 N dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada 

panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang  

380 nm antara 77,1% dan 86,9% dari serapan Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI, dengan memperhitungkan potensi 

baku pembanding. 

     B. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari 

kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku 

yang diperoleh pada Penetapan kadar. 

     C. Kocok 100 mg zat dengan 10 ml air, saring. 

Masukkan 1 ml filtrat ke dalam tabung silinder bertutup 

kaca, tambahkan 10 ml air, 2 ml amonium molibdat LP, 

1 ml timah klorida LP dan 10 ml campuran benzen P dan 

isobutil alkohol P volume sama. Kocok kuat selama                   

1 menit dan biarkan lapisan terpisah: terjadi warna biru 

pada lapisan atas (menampilkan  adanya fosfat). 

 

- 1262 -

 

 

 

 

 

 

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. 

 

pH <1071> Antara 2,0 dan 4,0; lakukan penetapan 

memakai  suspensi dalam air yang mengandung 10 

mg per ml. 

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 9,0%. 

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,2%. Lakukan 

penetapan memakai  larutan yang dibuat dengan 

mencampur 100 mg zat dengan 10 ml air, saring. Ke 

dalam 1 ml filtrat tambahkan 1 tetes asam nitrat P dan          

1 tetes perak nitrat LP: kekeruhan yang terbentuk tidak 

lebih dari yang ada  dalam 1 ml asam klorida 

0,00057 N. 

 

Tetrasiklin Tidak lebih dari 1,0%. Timbang saksama 

lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam labu 

Erlenmeyer 50 ml, tambahkan 10 ml dioksan P dan 

kocok selama 2 menit. Biarkan sampai  mengendap, enap 

tuangkan cairan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml, dan 

sentrifus. Pipet 5 ml cairan jernih ke dalam gelas piala 

50 ml, tambahkan 2 tetes merah metil LP dan titrasi 

dengan asam perklorat 0,01 N LV dalam dioksan P, 

sampai titik akhir titrasi berwarna jingga. Lakukan 

penetapan blangko, jika perlu koreksi. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,01 N  

setara dengan 4,444 mg C22H24N2O8 (tetrasiklin) 

 

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi 

seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

     Pelarut, Larutan uji dan Sistem kromatografi 

Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa                           

4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan 

dalam Pelarut sampai  kadar lebih kurang 10 μg per ml. 

      procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase                        

4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam zat dengan 

rumus: 

 

S

UE

r

r

W

C10  

  

CE yaitu  kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida 

BPFI dalam μg per ml Larutan baku dihitung terhadap 

zat anhidrat; W yaitu  bobot dalam mg tetrasiklin  fosfat 

kompleks untuk membuat Larutan uji; rU dan rS 

berturut-turut yaitu  respons puncak 4-epianhidro 

tetrasiklin dari Larutan uji dan Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Pelarut Buat campuran 680 ml amonium oksalat     

0,1 M dan 270 ml dimetilformamida P. 

     tahap  gerak  Buat campuran 680 ml amonium oksalat 

0,1 M, 270 ml dimetilformamida P dan 50 ml amonium 

fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur pH 7,6 sampai 7,7 

dengan penambahan amonium hidroksida 3 N atau asam 

fosfat 3 N. Saring melalui penyaring membran dengan 

porositas 0,5 μm atau lebih halus. Jika perlu lakukan 

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 

pada Kromatografi <931>. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan 

Pelarut sampai  kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. 

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg 

zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan 

dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda. 

     Larutan resolusi Buat larutan dalam Pelarut yang 

mengandung lebih kurang 100 μg tetrasiklin  

hidroklorida dan 25 μg 4-epianhidrotetrasiklin 

hidroklorida per ml. 

     Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 

dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom pelindung    

3 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran 

partikel 10 μm, dan kolom analisa  25 cm x 4,6 mm 

berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 sampai 

10 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan 

kromatografi terhadap Larutan resolusi,  rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera 

pada procedure : waktu retensi relatif 4-epianhidro 

tetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut lebih kurang 0,9 

dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 4-epianhidro 

tetrasiklin dan puncak tetrasiklin tidak kurang dari 1,2. 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 

kromatogram dan ukur respons puncak seperti  tertera 

pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan 

ulang tidak lebih dari 2,0%. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam μg 

tetrasiklin hidroklorida, C22H24N2O8.HCl, yang setara 

dengan tiap mg tetrasiklin fosfat kompleks dengan 

rumus: 

 

S

U

r

r

W

CP100  

 

C yaitu  kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg 

per ml Larutan baku; P yaitu  potensi Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI dalam μg per mg; W yaitu  bobot 

dalam mg tetrasiklin fosfat kompleks untuk membuat 

Larutan uji; rU dan rS berturut-turut yaitu  respons 

puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan 

baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 

kedap, tidak tembus cahaya. 

 

- 1263 -

 

 

 

 

 

 

 

Penandaan Pada etiket harus dinyatakan hanya untuk 

pembuatan sediaan non steril. 

 

 

KAPSUL TETRASIKLIN FOSFAT KOMPLEKS  

Tetracycline Phosphate Complex Capsule 

 

Kapsul Tetrasiklin Fosfat Kompleks mengandung 

tetrasiklin fosfat kompleks setara dengan tetrasiklin 

hidroklorida, C22H24N2O8.HCl, tidak kurang dari 90,0% 

dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang tertera 

pada etiket. 

 

Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; 

tidak boleh dikeringkan sebelum dipakai . Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya di tempat 

dingin. 4-Epianhidro tetrasiklin Hidroklorida BPFI; 

lakukan pengeringan dalam ruang hampa udara pada 

suhu 60° selama 3 jam sebelum dipakai . Zat yang 

dikeringkan bersifat higroskopis. Simpan dalam wadah 

tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dan 

kering.  

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama tetrasiklin 

pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan 

baku yang diperoleh pada Penetapan kadar. 

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 9,0%. 

Lakukan pengeringan terhadap 100 mg isi kapsul dalam 

botol bertutup kapiler pada tekanan tidak lebih dari             

5 mmHg pada suhu 60º selama 3 jam. 

 

Disolusi <1231> 

     Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N 

     Alat tipe 1: 100 rpm 

     Waktu: 30 menit 

     procedure  Lakukan penetapan jumlah 

C22H24N2O8.HCl yang terlarut dengan mengukur serapan 

alikuot yang telah disaring, jika perlu encerkan dengan 

Media disolusi, dan serapan larutan baku Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada 

panjang gelombang 353 nm. 

     Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 

kurang dari 75% (Q) C22H24N2O8.HCl, dari jumlah yang 

tertera pada etiket. 

 

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 3,0%; 

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 

kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 

     Pelarut, Larutan uji dan Sistem kromatografi 

Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 

     Larutan baku Timbang saksama beberapa  4-

Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan 

dalam Pelarut sampai  kadar lebih kurang 15 μg per ml. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung persentase                    

4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam isi kapsul 

dengan rumus: 

 

S

UE

r

r

T

C10  

  

CE yaitu  kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida 

BPFI dalam μg per ml Larutan baku; T yaitu  bobot 

dalam mg isi kapsul yang dipakai  untuk membuat 

Larutan uji yang setara dengan tetrasiklin hidroklorida, 

seperti tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut yaitu  

respons puncak 4-epianhidrotetrasiklin dari Larutan uji 

dan Larutan baku. 

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

     Pelarut, tahap  gerak, Larutan baku, Larutan resolusi 

dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 

Penetapan kadar dalam Tetrasiklin fosfat kompleks. 

     Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari        

20 kapsul, ke luarkan semua isi kapsul dan campur, 

bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung 

bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama isi kapsul 

setara dengan lebih kurang 50 mg tetrasiklin 

hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. 

Tambahkan 50 ml Pelarut, kocok, sonikasi selama         

5 menit. Biarkan sampai  dingin, dan encerkan dengan 

Pelarut sampai tanda, campur dan saring. 

     procedure  Suntikkan secara terpisah beberapa  volume 

sama (lebih kurang 20 μl) Larutan baku dan Larutan uji 

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, isi 

kapsul yang dipakai  yang setara dengan tetrasiklin 

hidroklorida, C22H24N2O8.HCl, dengan rumus: 

 

S

U

r

rCP

10

 

 

C yaitu  kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg 

per ml Larutan baku; P yaitu  potensi Tetrasiklin 

Hidroklorida BPFI dalam μg per mg; rU dan rS berturut-

turut yaitu  respons puncak dari Larutan uji dan 

Larutan baku. 

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 

kedap, tidak tembus cahaya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

- 1264 -

 

 

 

 

 

 

 

TIAMFENIKOL 

Thiamphenicol 

 

H3CO2S C C CH2OH

OH

H

H

NH CO CHCl2 

 

2,2-Dikloro-N-( R, R)- -hidroksi- -hidroksimetil-4-

metilsulfonil(fenetil)asetamida [15138-45-3] 

C12H15Cl2NO5S                                                 BM 356,2 

 

Tiamfenikol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan 

tidak lebih dari 100,5% C12H15Cl2NO5S, dihitung 

terhadap zat yang telah dikeringkan. 

 

Pemerian Serbuk hablur halus atau hablur; putih sampai 

putih kekuningan; tidak berbau. Larutan dalam etanol 

mutlak memutar bidang polarisasi ke kanan; larutan 

dalam dimetilformamida memutar bidang polarisasi ke 

kiri. 

 

Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam eter dan dalam 

etil asetat; agak sukar larut dalam etanol mutlak dan 

dalam aseton; larut dalam metanol; mudah larut dalam 

asetonitril dan dalam dimetilformamida; sangat mudah 

larut dalam dimetilasetamida. 

 

Baku pembanding Tiamfenikol BPFI. 

 

Identifikasi 

     A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 

dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan 

didispersikan dalam kalium bromida P, menampilkan  

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Tiamfenikol BPFI. 

     B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi 

secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara 

terpisah masing-masing 5 μl larutan dalam metanol P 

yang mengandung (1) 1% zat uji dan           (2) 

Tiamfenikol BPFI  1%, pada jarak yang sama, 2,5 cm 

dari tepi bawah lempeng kromatografi si