ya hampir matang dan ia
terus berlatih pernapasan setiap hari. Pada minggu ini, ia mulai berada di dalam
posisi kelahiran.
Minggu ke-34
Bayi yang dilahirkan pada minggu ini, paru-parunya sudah cukup matang.
Beratnya mencapai 2.250 gram dengan panjang 32 cm sehingga ia sudah
mampu bertahan hidup tanpa bantuan peralatan medis.
Minggu ke-35
Secara fisik, bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2.450 gram. Namun yang
terpenting, mulai minggu ini fungsi paru-paru bayi umumnya sudah matang. Ini
sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viability
atau kemampuan bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini
sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin
spingomyelin atau selaput tipis yang menyelubungi paru-paru. Selain itu, lemak
sudah disimpan di seluruh tubuh, terutama sekitar bahu. Gerakannya semakin
berkurang karena ukurannya yang semakin besar.
Minggu ke-36
Tinggal beberapa minggu lagi bayi dilahirkan. Beratnya sudah mencapai 2.750
gram. Asupan kalsium membantu kerangka bayi lebih kuat, tetapi masih cukup
lembut untuk melewati jalan lahir.
Minggu ke-37
Meskipun sudah cukup bulan, bayi masih terus berkembang. Ia mulai
menghasilkan kortison, hormon yang membantu kematangan paru-paru untuk
mengambil udara tanpa bantuan.
Minggu ke-38
Beratnya sekitar 3.100 gram dan panjangnya 35 cm. Lemak masih diproduksi
meskipun tingkat pertumbuhannya mulai melambat. Jika bayinya laki laki, testikel telah turun mendekati skrotum. Jika bayinya perempuan, alat
kelaminnya telah berkembang sempurna.
Minggu ke-39
Dengan berat 3.250 gram, ia memenuhi rongga rahim. Tali pusat yang membawa
nutrisi dari plasenta panjangnya 50 cm dan tebalnya 1,3 cm. Oleh karena itu, tali
pusat bisa melilit bayi.
Minggu ke-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3.300 gram. Betul betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke
skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar)
sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian
dalam). bila kita hitung, pada akhir proses pertumbuhan embrio menjadi
seorang manusia, beratnya mencapai sekitar 8 juta kali lebih besar dibandingkan
dengan berat sel telur yang membentuknya.
Proses tumbuh kembang manusia berawal dari sebuah sel telur yang dibuahi sel nuthfah. Dengan sangat
cerdas, sel telur menerapkan mekanisme seleksi yang ketat untuk mendapatkan calon mitra terbaik. Dengan
kecerdasannya pula, sel membelah dan membagi dirinya dalam suatu sistem organisasi yang rumit. Setiap
sel seolah mengetahui peran dan fungsi keberadaan dirinya. Tentu saja, dibalik keteraturan ini terdapat
sebuah rancangan mekanistik yang sempurna. Dalam proses membentuk organ-organ tubuh yang berbeda,
setiap sel akan menyesuaikan dirinya menjadi sel yang dibutuhkan lingkungannya. Demikian pula ketika
membentuk jari-jemari, sebagian sel menuruti peran untuk ”meninggal” secara bermartabat (apoptosis)
agar tercipta sela antara jari.
Ibaratnya, janin merupakan ”tumbuhan parasit” yang menggantungkan
kebutuhannya pada pohon tempat ia ”menumpang”. Ia bisa bertahan hidup
dengan cara mengambil makanan dari ibu secara total. Bahan-bahan nutrisi,
seperti asam amino, vitamin-vitamin, zat besi, kalsium, dan fosfor yang ada
dalam tubuh ibu, sebagian berpindah ke dalam tubuh janin melalui perantaraan
plasenta. Itulah sebabnya, seorang ibu hamil harus benar-benar memperhatikan
asupan makanannya 5
. Terlebih, dalam waktu sembilan bulan masa kehamilan,
seorang ibu harus ”menghasilkan” bayi dengan berat minimal 2.500 gram.
Artinya, pertambahan berat badan ibu harus berkisar antara 10-12 kg dari berat
badan normal.
Agar kondisi ini bisa tercapai, asupan makanan yang dikonsumsi ibu
harus beragam, seimbang, dan proporsional. Ibu hamil dianjurkan untuk
memperbanyak mengonsumsi sayuran hijau, seperti bayam, asparagus,
brokoli, dan buah-buahan segar, serta mengonsumsi beberapa organ tubuh
hewan seperti hati. Pada bahan-bahan makanan ini terkandung banyak asam
folat (folic acid) yang termasuk golongan vitamin B. Asam folat berperan
penting dalam proses pembentukan sel-sel darah merah atau eritrosit dan
untuk perkembangan sistem saraf. Ketika hamil, kebutuhan asam folat
meningkat pesat, antara 800 mikrogram, hingga 1 miligram per harinya.
Kekurangan asam folat akan menimbulkan anemia megaloblastik. Gejalanya
sama seperti anemia pada umumnya, yaitu lesu, mudah lelah, kurang darah,
napas pendek, nafsu makan hilang, sakit kepala, cepat ngantuk, dan gejala gejala lainnya.
Secara umum, konsumsi makanan ibu hamil harus mewakili tiga golongan
zat gizi, yaitu protein (10-15 persen) sebagai zat pembangun, lemak (20-25
persen), karbohidrat (50-60 persen) sebagai sumber tenaga, dan mineral serta
vitamin sebagai sumber pengatur.
Protein
Protein yaitu senyawa majemuk yang terdiri atas zat arang (karbon/C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan menjadi satu-satunya sumber
nitrogen bagi manusia. Protein yaitu nutrisi untuk perkembangan,
pertumbuhan, dan berjalannya metabolisme tubuh. Kata ”protein” itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”pertama dalam hidup”
karena seluruh bagian, organ, kelenjar, hormon, serta enzim dalam tubuh
manusia tersusun dari senyawa ini. Protein merupakan bagian setiap sel
hidup karena ia menjadi penyuplai bahan energi antarsel.
Oleh karena itu, kita jangan kaget bila hampir seperlima bagian
jaringan tubuh kita seperti otot, tulang, dan kulit, terdiri atas protein. Selain
sebagai bahan pembentuk enzim, hormon, hemoglobin, sel antibodi, dan
jaringan sistem saraf, fungsi utama protein yaitu untuk membentuk,
memperbaiki, dan menjaga jaringan dari kerusakan. Dalam keadaan
tertentu, protein pun dapat digunakan sebagai bahan energi dengan risiko
terganggunya perawatan jaringan tubuh.
Selama masa kehamilan, kebutuhan terhadap protein akan mengalami
peningkatan signifikan karena terjadi pembentukan sejumlah jaringan baru
di dalam tubuh ibu hamil maupun janin dalam kandungan. Diperkirakan, ibu
hamil membutuhkan asupan protein sekitar 60 gram per hari, khususnya
pada trimester ke-2 dan ke-3. Artinya, lebih kurang 10-15 gram lebih
banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Akan tetapi, peningkatan
kebutuhan protein di dalam tubuh tidak terlalu besar. Tubuh mampu
memakai protein untuk menghasilkan sekitar 70 persen energi yang
terkandung di dalamnya. Sebesar itu pulalah energi yang akan diperoleh
janin dari protein yang dikonsumsi ibu hamil.
Protein merupakan bahan utama pembentuk berbagai struktur organ,
seperti tulang dan otot, serta komponen-komponen pembentuk seluruh
jaringan tubuh. Protein pun sangat penting dalam proses pembentukan
enzim, hormon, membran sel, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan
sel-sel darah merah di dalam tubuh janin. Selain itu, protein juga dibutuhkan
untuk menjadikan rahim sebagai tempat yang ideal agar tumbuh kembang
janin dapat berlangsung optimal.
Secara umum, ada dua sumber protein, yaitu protein hewani, yang
banyak terdapat dalam susu dan produk-produk olahannya (khususnya
keju dan mentega), telur, daging (sapi, ayam, kerbau, dan sebagainya),
ikan, dan madu. Jenis-jenis makanan ini memiliki kandungan protein yang
lengkap. Kemudian, ada pula protein nabati, di antaranya (yang memiliki
kandungan protein lengkap) jamur, jagung, kacang kedelai beserta
produk-produk olahannya (semacam tahu, tempe, oncom), kacang
tanah, daun-daun hijau kacang-kacangan; (yang kandungan proteinnya
tidak lengkap) kacang polong, padi-padian, buah-buahan, kacang merah,
kacang hijau, gandum, dan ginseng. Konsumsi protein hewani hendaknya
selalu dikombinasikan dengan protein nabati yang umumnya mengandung
lemak jenuh berkolesterol tinggi.
Lemak
Lemak (fat, lipid) yaitu sekelompok senyawa organik yang terdiri dari
elemen-elemen yang sama dengan karbohidrat, yaitu karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O), namun jumlahnya berbeda. Unit terkecil dari lemak
yaitu asam lemak. Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserol (gliserin).
Asam lemak terbagi pula ke dalam dua golongan, yaitu asam lemak tak
jenuh (harus didatangkan dari luar tubuh) dan asam lemak jenuh (senyawa
lemak yang dihasilkan dalam tubuh).
Asam lemak tak jenuh yang merupakan asam lemak esensial yaitu
asam lemak yang dikenal sebagai omega 3 dan omega 6. Bentuk rantai
panjang dari asam lemak omega 3 yaitu asam eikosapentaenoat (EPA) dan
asam dekosaheksanoat (DHA). Kedua jenis asam lemak ini sangat penting
dalam membantu proses pembentukan dan tumbuh kembang sel-sel saraf
dan otak janin dalam kandungan.
Di dalam makanan sendiri, terdapat tiga jenis lemak, yaitu kolesterol,
fospor lipid, dan trigliserida (lemak netral). Kolesterol dikenal sebagai lipid
yang tidak larut dalam air sehingga mempunyai sifat mengental di dalam
darah dan terdapat dalam semua sel binatang. Senyawa kimiawi ini sangat
penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai bagian penting dari dinding
sel dalam tubuh, merupakan isolasi dari susunan saraf dan otak, dan
dibutuhkan untuk memproduksi hormon pada korteks adrenal, hormon
seks, hormon kelenjar anak ginjal, sebagai bahan baku hormon steroid, dan
untuk memproduksi garam empedu. Kolesterol akan menjadi ”pembunuh”
jika jumlahnya berlebihan. Kadar kolesterol darah yang normal berkisar
antara 150–250 mg persen. Nilai kolesterol darah yang ideal yaitu 200 mg
persen.
Lemak berguna sebagai sumber kalori yang besar, dalam 1 gram
lemak menghasilkan 9 kal (dua kali dari kapasitas karbohidrat), pelindung
organ tubuh (sebagai bantalan bagi organ-organ tertentu, misalnya biji
mata dan ginjal), pelarut beberapa vitamin (A, D, E, dan K), dan sebagai
pembangun bagian-bagian sel dan jaringan tertentu, seperti otak, serabut
saraf, jaringan berotot, hati, ginjal, membran sel, dan beberapa organ
penting lainnya.
Bagi ibu hamil, pemenuhan kebutuhan lemak memiliki manfaat
tambahan lain, yaitu tubuh dapat mengolahnya sebagai cadangan tenaga
untuk menjalani persalinan dan pemulihan pascapersalinan. Cadangan
lemak yang tersedia dalam tubuh akan digunakan pula untuk membantu
proses pembentukan ASI.
Kebutuhan ibu hamil dan janin terhadap lemak, khususnya yang
mengandung asam lemak omega 3, dapat dipenuhi dengan mengonsumsi
ikan yang mengandung EPA dan DHA sebanyak 2-3 kali seminggu. Jenis
ikan yang disarankan yaitu ikan laut berdaging tebal, seperti ikan salmon,
makarel, ikan sarden, ikan kembung, ikan tenggiri, dan ikan layang, atau
ikan tawas yang hidup di air tawar.
Banyak sumber lemak di sekitar kita. Pertama, sumber lemak hewani, di
antaranya udang dengan beragam jensinya, otak, daging, sumsum, jeroan
(hati, paru-paru, usus), susu sapi beserta produk olahannya (yoghurt, keju,
mentega, kue-kue yang mengandung keju dan mentega), kuning telur,
ikan, dan madu. Adapun urutan tinggi kadar kolesterolnya yaitu kuning
telur, jeroan (hati), mentega, keju, dan daging.
Kedua, sumber lemak nabati, di antaranya minyak goreng, margarin,
biji-bijian dan kacang-kacangan, kelapa parut, santan kelapa yang kental,
dan buah alpukat. Lemak pada buah alpukat yaitu lemak organis,
tidak mengandung kolesterol, dan sangat baik untuk pencernaan dan
melancarkan sistem peredaran darah. Secara alamiah, tidak ada satu pun
bahan pangan nabati yang mengandung kolesterol.
Karbohidrat
Tubuh memerlukan ”bahan bakar” alias energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Bahan bakar ini yaitu karbohidrat (hidrat arang).
Karbohidrat merupakan zat gizi atau nutrisi berupa zat tepung (pati)
dan zat gula yang secara kimiawi terdiri dari persenyawaan zat arang
(karbon/C), hidrogen (zat air/H), dan oksigen (zat asam/O). Karbohidrat
yaitu sumber energi utama karena sekitar 70 persen dari kalori (tenaga
dan panas) yang terdapat dalam tubuh manusia berasal dari karbohidrat,
sedangkan 30 persen sisanya dipenuhi oleh zat-zat gizi lainnya, khususnya
lemak dan protein.
Secara umum, terdapat dua macam karbohidrat, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Kedua-duanya terbuat dari gula.
Bedanya terletak pada berapa jumlah gula yang bersatu dan bagaimana
gula-gula itu saling terkait. Karbohidrat sederhana (disebut pula karbohidrat
halus atau olahan) hanya memberi kita energi, tidak ada kandungan nutrisi
di dalamnya. Yang termasuk jenis ini yaitu manisan, permen, dan soda.
Karbohidrat jenis ini memberi kita energi secara instan dan cepat. Lain
halnya dengan karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks melepas
energi secara perlahan. Karbohidrat jenis ini lebih sehat. Makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks mengandung vitamin, mineral, serat
makanan, dan aneka nutrisi lain, termasuk dalam kategori ini antara lain
roti dari gandum, pasta, nasi, kentang, dan kacang-kacangan. WHO (World
Health Organization) menyarankan setidaknya 50-70 persen energi yang
kita perlukan didapatkan dari karbohidrat kompleks.
Umumnya, karbohidrat mempunyai porsi 45-60 persen dari total
makanan yang kita makan. Para ahli menasihatkan agar setiap orang
dewasa memakan paling tidak 120-125 gram karbohidrat setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang disesuaikan dengan berat badan dan
jenis aktivitas yang dilakukan.
Pada masa kehamilan, seorang wanita dianjurkan mengonsumsi
bahan makanan sumber karbohidrat sekitar 50-60 persen dari seluruh
kebutuhan energi tubuh atau sekitar 50-100 gram per hari. Ini tidak
berbeda jauh dengan kebutuhan energi di luar masa kehamilan. bila
energi yang diperoleh dari sumber karbohidrat terlalu tinggi, kebutuhan
protein, vitamin, dan mineral akan sulit dipenuhi. Energi yang dihasilkan
dari karbohidrat, pada ibu hamil khususnya, digunakan untuk mendukung
aktivitas pada sistem saraf dan pembentukan sel-sel darah merah, sumber
energi bagi aktivitas otak, termasuk dalam proses tumbuh kembang otak
janin dalam kandungan.
Selain protein, lemak, dan karbohidrat, sebagai sumber nutrisi utama
(zat-zat gizi makro), ibu hamil pun membutuhkan sumber-sumber nutrisi
tambahan dalam bentuk serat, vitamin, dan mineral, sebagai zat-zat gizi
mikro. Pemenuhan konsumsi zat-zat gizi ini, baik makro maupun mikro,
mutlak diperlukan bagi ibu hamil. Tidak saja untuk menjaga kesehatan
tubuh dan janin yang dikandung, tetapi juga untuk mencegah hadirnya
beragam jenis penyakit, terutama penyakit-penyakit degeneratif.
• Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang tidak dibentuk oleh tubuh dan
hanya bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Walaupun tubuh hanya memerlukan sedikit asupan vitamin,
peran dan manfaatnya sangat besar dan strategis untuk menjamin
keberlangsungan fungsi metabolisme tubuh. Oleh karena itu, vitamin
disebut pula sebagai senyawa esensial. Vitamin sendiri dapat dibedakan
ke dalam dua jenis, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan
kelompok vitamin B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, dan K).
Tubuh ibu hamil sangat membutuhkan asupan vitamin yang cukup
sehingga seluruh proses kehamilannya berlangsung dengan baik dan
optimal, termasuk proses pertumbuhan dan perkembangan sang janin
di dalam kandungannya. Berikut ini beberapa jenis vitamin dan sumber
makanan kaya vitamin yang dibutuhkan ibu hamil.
Vitamin A
Vitamin A (beta-carotene) berasal dari jeruk, sayuran berwarna
merah dan kuning, seperti tomat, wortel, dan sayuran berdaun hijau.
Kebutuhan harian vitamin A untuk wanita usia reproduktif yaitu 500
RE, ditambah 300 RE untuk wanita hamil dan menyusui.
Vitamin B
Vitamin B terdiri atas vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin),
B6 (pyridoxine), B12 (cyanocobalmin), asam folat (dibutuhkan 400 mcg
per hari dan 600 sampai 800 mcg pada saat hamil dan menyusui), asam
pantotent, dan biotin. Seluruh jenis vitamin B, kecuali vitamin B12,
dapat ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
Vitamin B12 tidak ditemukan pada tumbuhan.
Vitamin C
Vitamin ini berasal dari buah-buahan segar, salad sayuran, sayuran hijau,
dan kentang. Tubuh manusia setidaknya memerlukan 75 sampai 90
mg vitamin C setiap hari. Ini sebenarnya tidak banyak, tetapi makanan
yang kita konsumsi sehari-hari biasanya tidak diproses dengan benar
sehingga vitamin C dalam makanan telah rusak sebelum masuk ke
dalam tubuh.
Vitamin D
Vitamin yang ditemukan oleh Mc. Collum, Hezs, dan Sherman ini
dihasilkan dari penyinaran ergosterol oleh sinar ultraviolet. Oleh karena
itu, vitamin D dapat dibuat oleh kulit ketika terpapar sinar matahari.
Dibutuhkan 200 IU vitamin D untuk wanita di bawah 50 tahun, 400 UI
di atas 51 tahun, dan 600 UI di atas 71 tahun.
Vitamin E
Vitamin E yaitu komponen pada lemak alami yang dipergunakan
tubuh untuk mencegah perdarahan dan keguguran pada ibu-ibu
hamil. Vitamin E banyak terdapat dalam kacang-kacangan, daging,
minyak sayur, gandum, dan telur.
Vitamin F
Vitamin F berperan penting dalam memudahkan transportasi oksigen
melalui darah ke semua sel, jaringan, dan organ tubuh, membantu
lubrikasi sel, mempercepat proses pembekuan darah, dan mengen cangkan kulit. Sumber utama vitamin F terdapat pada kacang kedelai.
Vitamin K
Vitamin K disebut juga sebagai vitamin antiperadangan (antihemoragia)
yang berperan penting dalam proses pembekuan darah, khususnya
saat terluka. Vitamin K banyak terdapat dalam sayuran dan buah buahan segar, kuning telur, teh, sereal, susu bubuk, dan sintesis bakteri
di usus.
Mineral
Tubuh manusia memerlukan nutrisi makanan berupa mineral, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara golongan antarunsur, dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak sebagai unsur pelengkap berbagai
proses metabolisme di dalam tubuh. Dalam peredaran darah, misalnya,
diperlukan unsur Fe (ferrum, besi) untuk pembentukan eritrosit, ion Ca
(kalsium) untuk pembentukan darah, dan NaCl (natrium klorida) untuk
pertukaran ion klorida pada proses pengangkutan CO2 dan pembentukan
asam lambung.
Setidaknya, ada 15 jenis mineral yang diperlukan tubuh, yaitu kalsium,
zat besi, klorin, fosfor, belerang, yodium, zinc, boron, magnesium, natrium,
selenium, tembaga, silikon, fluor, dan sebagainya. Dari sekian banyak
unsur mineral yang dibutuhkan tubuh manusia, ada beberapa mineral
terpenting, dilihat dari sudut fungsi dan akibat yang ditimbulkan bila
tubuh kekurangan unsur ini , terutama bagi ibu hamil, yaitu kalsium
(Ca), zat besi (Fe), zinc (Zn), yodium (I), dan sodium atau natrium (Na).
Kalsium (Ca)
Kalsium dibutuhkan 1.000 mg per hari oleh wanita usia subur dan
1.200 mg bagi wanita yang sudah menopause. Kalsium berperan
penting dalam proses pembentukan tulang dan gigi pada janin serta
membantu pembentukan beberapa jenis neurotransmitter dalam pro ses perkembangan sistem saraf dan otak. Oleh karena itu, ibu hamil
dianjurkan untuk menambah asupan kalsium sebanyak 400-800 mg
per hari selama masa kehamilan. Mineral ini banyak ditemukan dalam
sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin D membantu penyerapan
kalsium.
Zat Besi (Fe)
Zat besi yaitu salah satu mineral yang diperlukan sel otak untuk tetap
sehat dan berfungsi secara optimal. Salah satunya untuk meningkatkan
efisiensi transmisi saraf pada otak manusia sehingga keseimbangan
dan kelengkapan gizi yang diperlukan otak senantiasa terjaga. Zat besi
diperlukan juga dalam proses pembentukan sel darah merah. Selama
masa kehamilan, sumsum tulang belakang memakai 500 mg zat
besi untuk membentuk sel-sel darah yang baru. Janin pun memerlukan
200–300 mg zat besi untuk menjalankan proses metabolismenya
secara optimal. Keberadaan vitamin C dalam tubuh akan membantu
penyerapan besi. Wanita membutuhkan 15 sampai 18 mg zat besi
setiap hari, 27 sampai 30 mg pada saat hamil, 9 mg saat menyusui, dan
8–10 mg setelah menopause. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan
terjadinya anemia, cepat lelah, dan sakit kepala. Zat besi banyak
terdapat dalam sayuran hijau, daging, teri, udang, kerang, ikan, telur,
dan kedelai.
Zinc (Zn)
Zinc atau seng berperan penting dalam berbagai reaksi enzim dan daya
tahan tubuh. Salah satunya yaitu membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan sel otak agar tetap sehat dan berfungsi optimal serta
melindungi sel otak dari pengaruh radikal bebas dan racun. Kekurangan
mineral zinc pada janin dalam kandungan dapat memicu bayi
lahir dalam kondisi cacat, seperti bibir sumbing dan terhambatnya
perkembangan fisik serta psikisnya. Oleh karena itu, wanita usia subur
dianjurkan mendapatkan asupan zinc paling sedikit 9,3-15,4 mg per hari.
Zinc didapatkan dari sayuran hijau, keju, telur goreng, buah-buahan
segar, kacang-kacangan, kedelai, hati sapi, daging, dan makanan laut.
Yodium (I)
Fungsi utama yodium dalam tubuh yaitu membantu pembentukan
tiroksin atau senyawa T4 (bakal hormon), yang selanjutnya dibentuk
menjadi senyawa T3 (hormon). Selama proses tumbuh kembang janin,
yodium sangat dibutuhkan untuk membantu produksi senyawa T3
karena senyawa inilah yang mengontrol laju metabolisme setiap sel
baru yang terbentuk, termasuk sel-sel pembentuk sistem saraf dan
otak. Kekurangan yodium dapat memicu janin tumbuh kerdil.
Bahan makanan yang banyak mengandung yodium yaitu yang berasal
dari laut, seperti ganggang laut kering, garam, minyak ikan, udang, dan
sayur-sayuran.
Sodium (Na)
Sodium atau natrium merupakan sumber ion positif (kation) di dalam
tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan muatan berbagai cairan
tubuh, khususnya hormon dan air. Sodium juga dibutuhkan untuk
membantu proses penghantaran rangsangan di antara sel-sel saraf.
Dalam menjalankan tugasnya, sodium akan bekerja sama dengan
sejumlah mineral lain, di antaranya dengan potasium atau kalium yang
merupakan sumber ion positif. Menurut Krause’s Food, Nutrition and
Diet Therapy, selama masa kehamilan, ibu hamil membutuhkan asupan
natrium sebanyak 2-3 gram per hari.
Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan10.
Sebagaimana halnya cikal bakal organ-organ tubuh lainnya, pembentukan cikal
bakal otak berawal dari proses peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma
pada saat terjadinya konsepsi hingga terbentuklah zigot. Sekitar 30 jam ke mudian, zigot membelah diri menjadi 2 sel kemudian 4 sel, 12 sel, dan seterusnya.
Pada saat zigot terdiri dari 16 sel (tahap morula), ia akan menggelinding di
sepanjang saluran telur untuk mencapai rahim dan membenamkan diri di
dalamnya untuk selanjutnya melakukan proses pembelahan diri.
Kurang lebih dua minggu kemudian, zigot sudah terdiri dari ribuan sel.
Bahkan, sel-sel yang terbentuk mulai mengelompokkan diri sesuai dengan
tugasnya masing-masing dan sesuai dengan instruksi yang tersimpan dalam
gen yang berasal dari kromosom ayah dan ibunya.
Melalui proses pelipatan ke arah dalam, sel-sel pada bola zigot sudah dapat
dibedakan menjadi dua lapisan. Pada minggu ke-5 terdapat tiga lapisan, yaitu
lapisan ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm
(lapisan dalam). Setiap kelompok sel lapisan ini kelak akan terus
membelah diri dan berkembang membentuk berbagai organ tubuh.
10 Otak merupakan organ yang terbentuk kali pertama. Sejak janin berusia 10 minggu sampai
12 minggu sejak pembuahan, sebelum retina mata bayi atau sebelum gambar samar-samar
paling awal terbayang konteksnya, sel-sel otak telah berkembang dan sibuk dengan kegiatan
terencana dalam proses pembentukan sistem saraf.
Ektoderm yaitu lapisan paling atas atau paling luar dan akan membentuk
sistem saraf pada janin ini yang seterusnya membentuk otak, tulang
belakang, kulit, serta rambut. Neurulasi yaitu pembentukan lempeng neural
(neural plate) dan lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini
untuk membentuk tabung saraf (neural tube) yang terbenam dalam dinding
tubuh dan berdiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis. Pada mulanya,
tabung ini menutupi tempat terjadinya pertemuan antara otak dan medula
spinalis sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat itu, embrio
melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada
tabung neural di tempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural menutup
diikuti penutupan tabung kaudalnya. Lalu, mulailah diproduksi sel-sel saraf.
Pada hari ke-35 kehamilan atau sekitar minggu ke-5, mulai terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Pada saat itu, tiga daerah otak mulai
terbentuk, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan
berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan
semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin
dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari
otak depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk
dari otak tengah, sedangkan otak belakang membentuk medula, spons,
serebelum, dan saraf kranial lain. Gelombang otak mulai dapat dicatat melalui
elektroensefalogram (EGG) pada minggu ke-8. Medula spinalis terbentuk dari
ujung panjang tabung neural. Pada mudhgah, korda spinalis berjalan sepanjang
kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh lebih lambat.
Pada minggu ke-24, korda spinalis memanjang hanya sampai S1
, saat lahir
sampai L3
, dan pada orang dewasa sampai L1
. Mielinisasi korda spinalis mulai
pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepanjang tahun pertama kehidupan.
Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga
terjadi fleksi leher dan badan.
Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi
sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan
neural menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta
sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial yang paling dekat dengan notokord
dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk
pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20.
Ada 30 pasangan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi total 44
pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan dermatom
yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka, dan
dermis kulit.
Pada usia delapan minggu kehamilan, terjadi produksi sel saraf yang
luar biasa cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan
dan perkembangan otak juga berlangsung sangat cepat, terutama mulai di
trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu hingga anak
berusia 2 tahun.
bila disistematisasikan, proses tumbuh kembang otak janin ini terjadi
melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi),
perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pem bentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pembentukan
selubung saraf (mielinasi).
Pertama, tahap poliferasi. Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih
sederhana. Kemudian, mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak.
Inilah yang disebut proses penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses poliferasi
ini berlangsung pada usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel
saraf selesai atau berhenti pada waktu bayi lahir.
Kedua, tahap migrasi. Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami
migrasi atau berpindah ke tempatnya masing-masing. Ada yang menempati
wilayah depan, belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi
perpindahannya berbeda-beda sesuai dengan program yang sudah dibentuk
secara genetik dan alamiah. Setelah sampai di tempat tugasnya masing
masing, sel-sel saraf lalu berkembang. Setiap daerah tugas memiliki kurva
pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda.
Itulah sebabnya, kemampuan otak setiap anak juga berbeda-beda. Proses
migrasi sebenarnya berlangsung sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan
ke-6. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang
bermigrasi lebih awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi
berikutnya menempati lapisan luar (korteks serebri).
Ketiga, diferensiasi. Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks
sudah memiliki komponen sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah
tampak adanya diferensiasi, yaitu perubahan bentuk, komposisi, dan fungsi
sel saraf menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian
berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi
sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf
menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu
sehari-hari.
Keempat, sinaps. Pada tahapan ini terjadi pembentukan jalinan saraf satu
dengan yang lainnya (sinaps). Pada masa ini, percabangan sel-sel otak semakin
bertambah banyak. Antara satu sel dengan sel lainnya saling berhubungan
yang dinamakan dengan sinaptogenesis. Sel-sel otak dan jaringan ikatnya juga
bertambah dan saling berhubungan. Semakin lama rangkaiannya semakin
banyak dan kompleks. bila organisasi antarsel tidak baik, otak pun tidak
akan berfungsi dengan baik. Penyebabnya, boleh jadi karena adanya gangguan
ketika kehamilan ibu yang dapat memengaruhi proses pengorganisasian ini.
Gangguan pada masa ini bisa membuat anak mengalami retardasi mental.
Kelima, mielinisasi. Proses pematangan selubung saraf (mielin) yang
disebut mielinisasi masih terus berkembang. Proses ini terjadi mulai lahir
sampai anak berusia beberapa tahun, maksimal biasanya dua sampai tiga
tahun. Mielin yaitu selubung lemak yang menyelubungi antara sel-sel saraf
atau serabut-serabut saraf otak. Selubung ini harus ada karena berfungsi
mengantarkan respons-respons perintah atau sebagai penghantar arus listrik.
bila proses mielinisasinya baik, ia bisa menghantarkan arus listrik lebih aktif
dan lebih cepat sehingga respons anak pun akan baik. Oleh karena itu, asupan
makanan, khususnya yang mengandung omega 3, omega 6, dan DHA, menjadi
sangat penting. Maksudnya, tidak lain yaitu untuk mengoptimalkan proses
mielinisasi otak.
Semua proses ini , selain berlangsung alamiah juga dipengaruhi
oleh stimulasi dan nutrisi. Di sinilah pentingnya peranan orang tua pada
masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkem bangan otak anak. Oleh karena itu, jika pasangan suami istri menghendaki
si kecil mempunyai otak yang berkualitas, mereka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar
anak memiliki otak yang berkualitas harus dimulai sebelum kehamilan,
selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan otak
itu selesai.
Asupan Gizi Proporsional
Periode emas pertumbuhan otak yaitu tahap yang paling cepat dan paling
kritis dalam perkembangan otak. Saat ini terjadi pada trimester ketiga
kehamilan dan selesai di antara ulang tahun kedua dan ketiga seorang anak.
Pada masa ini, pertumbuhan otak janin sangat rapuh akan konsekuensi
yang merugikan malnutrisi. Oleh karena itu, para ibu hamil dituntut untuk
senantiasa menciptakan status gizi yang baik, lengkap, dan seimbang dengan
mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat-zat gizi tertentu
agar proses tumbuh kembang otak janin dapat berlangsung optimal.
Berikut ini beberapa zat gizi yang memiliki peranan besar dalam meng optimalkan perkembangan otak janin, yaitu:
• Asam Lemak
Asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh. Asam lemak tak jenuh terbagi menjadi dua bagian, yaitu asam
lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda. Penggolongan
ini didasarkan pada ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemak
ini .
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak tanpa ikatan rangkap.
Asal lemak lainnya, yaitu asam tak jenuh tunggal merupakan asam lemak
dengan satu ikatan rangkap. Jenis yang paling banyak dikenal yaitu asam
lemak omega 9 (asam oleat). Asam lemak ini memiliki dua atau lebih ikatan
tangkap.
Di dalam makanan, kedua jenis asam lemak ini dikenal sebagai
asam lemak omega 3 dan omega 6. Istilah ”omega” dalam penamaannya,
menunjukkan posisi ikatan rangkap dari asam lemak ini yang paling
dekat dengan gugus metil (-CH3) di ujung molekul. Ketiga jenis asam lemak
ini dinamai pula asam lemak esensial yang pemenuhanannya berasal dari
luar tubuh.
1. Asam Lemak Omega 3
Jenis yang paling banyak dikenal yaitu asam linolenat. Di dalam
tubuh, asam lemak ini dapat diubah menjadi senyawa turunannya,
yakni EPA (asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosahesaenoat).
Asam lemak omega 3 berperan besar pada perkembangan sel saraf,
otak, dan indra penglihatan. Penelitian yang dilakukan oleh Helland
IB et al (2003) menemukan bahwa suplementasi yang cukup selama
kehamilan dan menyusui bermanfaat untuk perkembangan otak janin
dan bayi. Ini akan mendukung perkembangan IQ bayi pada masa
mendatang. Selain itu, asam lemak omega 3 dapat menyembuhkan
penyakit aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh
darah), trombosis, dan penyakit tulang atau persendian, asma, serta
mencegah proses penuaan (Duthie dan Barlow, 1992). Omega 3 ini
banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau, seperti bayam, daun
selada, brokoli, minyak ikan, minyak canola, dan minyak kedelai. Secara
teoretis, minimal seseorang harus mengonsumsi antara 6-10 persen
asam lemak tidak jenuh ini dari total konsumsi energi hariannya.
2. Asam Lemak Omega 6
Asam lemak ini merupakan prekursor atau bahan pembentukan asam
lemak arakidonat (ARA). Jenis yang paling dikenal yaitu asam linoleat.
Asam lemak omega 6 bersama dengan DHA terbukti ikut membantu
proses perkembangan otak bayi. Senyawa ini banyak terdapat di dalam
bahan makanan nabati dan aneka produk olahannya, seperti minyak
kedelai dan minyak bunga matahari.
3. Asam Lemak Omega 9
Asam lemak tak jenuh tunggal dan jenis yang banyak dikenal yaitu
asam lemak omega 9. Asam lemak ini berperan dalam menjaga
keseimbangan kadar kolesterol di dalam darah. Omega 9 juga
membantu pembentukan selaput mielin otak. Lapisan mielin dan
neurotransmitter berperan penting dalam penghantaran impuls saraf.
Di Indonesia, bahan makanan yang menjadi sumber asam lemak ini
yaitu kacang-kacangan, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak
kemiri, dan daging
Protein
Protein memiliki sejumlah tugas penting, mulai dari memelihara sel,
membuat hemoglobin, membentuk kekebalan tubuh, mengoptimalkan
perkembangan otak janin, menyiapkan produksi ASI, dan sebagainya.
Oleh karena itu, protein menjadi sangat penting untuk ibu dan bayinya,
khususnya sebagai pembentuk jaringan baru dan mempertahankan
jaringan yang telah ada. Tambahan protein selama kehamilan diperlukan
untuk pembentukan jaringan otak, otot, kulit, rambut, kuku, dan semua
bahan pengatur tubuh. Protein bisa didapat dari produk hewani, seperti
daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut; juga produk nabati, seperti
kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, dan oncom.
• Vitamin
Ellen Moyer, penulis buku Vitamins and Minerals, mengungkapkan bahwa
tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin, berbagai proses metabolisme di dalam
tubuh akan terhambat, dan berbagai organ tubuh pun tidak akan mampu
melaksanakan fungsinya secara optimal. Memang, vitamin bukan zat gizi
yang dapat menghasilkan energi, tetapi sangat dibutuhkan untuk membantu
berbagai jenis proses metabolisme untuk menghasilkan energi.
Oleh karena itu, tubuh wanita hamil sangat membutuhkan beragam
jenis vitamin agar semua proses kehamilannya bisa berlangsung secara
optimal. Meskipun demikian, tidak semua jenis vitamin berperan langsung
dalam proses pembentukan jaringan saraf dan otak janin. Vitamin A,
kelompok vitamin B, dan vitamin C saja yang paling dibutuhkan untuk
memicu tumbuh kembang otak janin.
1. Vitamin A (Betacaroten)
Vitamin A berfungsi untuk mendukung berbagai proses metabolisme
tubuh, terutama yang berkaitan dengan penglihatan, pembentukan,
dan pertumbuhan sistem saraf, pembentukan tulang, dan sistem
kekebalan tubuh. Bagi ibu hamil, pemenuhan vitamin A berkisar
antara 500-800 SI (standar internasional) dan tidak boleh berlebihan,
khususnya pada saat usia kehamilan baru memasuki semester
pertama. Bahan makanan yang mengandung vitamin A dalam kadar
tinggi, di antaranya hati sapi dan hati ayam, sayuran berwarna hijau tua
(misalnya bayam dan kangkung), serta buah-buahan berwarna kuning
dan oranye (misalnya jeruk), umbi-umbian berwarna merah dan kuning
tua (misalnya ubi rambut dan wortel).
2. Vitamin B
Awalnya, para ilmuwan hanya mengenal vitamin B kemudian ditemu kan jenis-jenis vitamin yang serupa, misalnya vitamin B1, B2, B3, B5, B6,
B12, para amino asam benzoat, kolin, biotin, folasin, dan asam folat.
Oleh karena itu, muncullah istilah ”Vitamin B Kompleks” yang memuat
jenis-jenis vitamin ini . Semua jenis vitamin B, kecuali vitamin B12,
dapat ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
Berikut ini beberapa jenis vitamin B yang berperan penting dalam
proses tumbuh kembang otak janin dalam kandungan.
Asam Folat (Vitamin B9)
Asam folat yaitu salah satu vitamin dalam kelompok vitamin B yang
sangat penting untuk dikonsumsi ibu yang sedang merencanakan
kehamilan atau ibu yang sedang hamil. Berdasarkan penelitian,
asam folat berperan penting dalam proses perkembangan janin,
khususnya perkembangan sistem saraf dan sel darah. Oleh
karena itu, menu makanan yang cukup mengandung folat dapat
menurunkan risiko terkena neural tube defect (NTD) atau cacat
lahir yang serius pada otak dan sumsum tulang belakang.
Berdasarkan data dari United States Centers for Disease
Control & Prevention (CDC), sekitar 70 persen kasus NTD dapat
dicegah bila makanan yang dikonsumsi ibu hamil mengandung
cukup folat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kaum
wanita yang mengonsumsi folat 2-3 bulan sebelum dan pada
awal kelahiran terbukti dapat mengurangi risiko kelahiran bayi
dengan cacat pada otak. Asam folat pun merupakan enzim
untuk memproduksi DNA (deoxyribonucleic acid) dan berperan
penting dalam perkembangan sel-sel darah merah. Oleh karena
itu, kebutuhan asam folat pada ibu hamil mengalami peningkatan
signifikan karena adanya pembentukan sel-sel darah tambahan dan
adanya pertumbuhan jaringan yang pesat pada ibu dan bayi.
Asam folat yang juga berfungsi sebagai antidepresan, dapat
ditemukan secara alami dalam sayur-sayuran berdaun, seperti pada
brussel sprouts (kol kecil-kecil), bayam, brokoli, asparagus, juga
pada pisang, jeruk, kedelai, sereal, dan lain-lain. Idealnya, calon ibu
dapat meningkatkan asupan asam folat sejak tiga bulan sebelum
pembuahan dan pada bulan pertama setelah ia hamil. Ibu hamil
setidaknya membutuhkan asam folat 400 mg per hari.
Niacin (Vitamin B3)
Setiap harinya, kebutuhan vitamin B3 sebanyak 100 mg. Vitamin
B3 ini sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit, saluran
pencernaan, menjaga serta memelihara kesehatan susunan saraf
pusat, dan diperlukan dalam proses pertumbuhan juga perbanyakan
sel, termasuk sel-sel saraf dan otak pada janin. Kekurangan vitamin
B3 bisa memicu migrain, demensia (gangguan saraf dan
otak), serta depresi. Vitamin B3 ini dapat kita dapatkan dari sayuran,
kacang-kacangan, gandum, susu, telur, hati, dan daging merah.
Piridoksin (Vitamin B6)
Vitamin B6 dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme asam
amino (protein), karbohidrat, dan lemak, pembentukan sel-sel
darah merah, serta pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia
penghantar pesan-pesan antarsel saraf, terutama norefinefrin,
dopamin, dan serotonin). Sejalan dengan perkembangan otak
janin, kebutuhan akan vitamin B6 otomatis meningkat. Oleh sebab
itu, semakin berkembang otak janin, semakin meningkat pula
kemampuannya dalam menghantarkan pesan-pesan. Dengan
demikian, diperlukan lebih banyak lagi senyawa kimia yang bertugas
sebagai neurotransmitter. Sumber utama vitamin B6 ada pada
daging, ikan, susu, telur, dan sayuran.
3. Vitamin C
Vitamin C, biasa juga disebut asam askorbinat dan asam askorbat,
termasuk jenis vitamin yang dapat larut dalam air. Vitamin C
berfungsi sebagai koenzim (membantu enzim), aktivator berbagai
fermen perombak protein dan lemak, membantu pembentukan
neurotransmitter, meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh,
membantu proses oksidasi dan dehidrasi sel, dan mengaktifkan kerja sel sel darah putih (leukosit). Selain itu, vitamin C merupakan antioksidan
yang berfungsi menangkap radikal bebas dalam tubuh.
Kebutuhan terhadap vitamin C setiap orang berbeda-beda,
bergantung pada usia dan keperluannya. Pada orang yang sehat,
menurut Recommended Dieraty Allowances (RDA) untuk Asia
Tenggara (2005), pada pria dan wanita > 19 tahun sebesar 70 mg/hari,
pada ibu hamil sebesar 80 mg/hari, sedangkan pada ibu menyusui 95
mg/hari. Pada perokok, kebutuhan vitamin C sebanyak 105 mg/hari.
Menurut Prof. James Joseph, pemenuhan vitamin C yang proporsional
mampu menurunkan risiko terkena stroke dan kerusakan otak hingga
41 persen. Sumber vitamin C dapat kita temukan dalam semua jenis
sayuran dan buah-buahan.
DHA dan EPA sangat penting untuk tumbuh kembang otak.
Seperti halnya sumsum tulang yang membantu otak tumbuh
jauh lebih besar dan lebih cepat daripada otak pemakan
tumbuhan, ikan pun yaitu makanan untuk otak. Ingat
kembali, otak terdiri atas 60 persen lemak dan separuh
dari lemak itu yaitu DHA. Ahli omega 3, Dr. Andrew Stoll
mengungkapkan, ”Tanpa DHA dalam jumlah besar kita
mungkin sama sekali tidak akan bisa berkembang”.
Proses perkembangan otak janin membutuhkan berbagai zat gizi agar dapat
berlangsung secara optimal. Zat-zat ini dapat diperoleh dari berbagai
sumber bahan makanan. Berikut ini beberapa bahan makanan yang menjadi
sumber zat gizi untuk proses tumbuh kembang janin, khususnya pertumbuhan
dan perkembangan otaknya.
• Ikan
Ikan merupakan sumber makanan yang multimanfaat. Zat-zat nutrisi yang
terkandung di dalamnya sangat penting bagi kesehatan manusia. Berbagai
kandungan asam amino, seperti lisin, isoleusin, triptofan, arginin, juga
metionin sangat diperlukan dalam proses metabolisme, tumbuh kembang,
dan perbaikan jaringan tubuh.
Selain sebagai sumber protein hewani yang kaya asam amino, ikan
juga memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang menentukan derajat
kesehatan manusia. bila komponen protein seperti albumin bertugas
membangun berbagai sistem tubuh manusia, asam lemak tak jenuh seperti
omega 3 berperan dalam optimalisasi kinerja jantung dan pembuluh darah
serta pengembangan otak dan kecerdasan. Hal ini dimungkinkan karena
di dalam ikan, terutama ikan laut, terkandung dua jenis asam lemak yang
sangat bermanfaat bagi proses tumbuh kembang janin, yaitu EPA (asam
eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosahesaenoat), yang merupakan
turunan dari asam lemak omega 3. Keduanya memiliki peranan penting
dalam membantu perkembangan sel-sel otak dan sistem saraf janin.
Baik EPA maupun DHA banyak terkandung dalam jenis-jenis ikan yang
hidup di perairan laut dalam, seperti ikan salmon, sarden, makarel, kembung,
dan ikan layang. Adapun jenis ikan air tawar yang juga mengandung EPA
dan DHA yaitu ikan tawes.
Minyak Ikan
Minyak ikan mengandung berbagai jenis asam lemak, yang terbagi menjadi
asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam lemak tak
jenuh ganda. Di dalam minyak ikan terkandung sekitar 25 persen asam
lemak jenuh dan 75 persen asam lemak tak jenuh. Itulah sebabnya, minyak
ikan sangat kaya akan asam lemak omega 3, dalam bentuk EPA dan DHA.
Sebagaimana namanya, minyak ikan bersumber dari ikan, khususnya
ikan laut. Komposisi minyak ikan laut biasanya lebih kompleks dan
mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yang lebih banyak
dibandingkan dengan ikan air tawar. Kadar minyak dalam ikan dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti jenis ikan, jenis kelamin, umur, musim, siklus
bertelur, dan lokasi geografis. Selama musim bertelur, misalnya, kandungan
lemak ikan akan bertambah sehingga bila kita konsumsi, nilai kalori
yang diperolehnya pun menjadi lebih tinggi.
Jenis-jenis ikan laut memiliki variasi kandungan zat gizi lebih tinggi,
antara lain tembaga (Cu), vitamin A, dan vitamin D. Minyak ikan hiu, ikan
kod, dan hati ikan halibut memiliki kandungan vitamin A dan D yang sangat
tinggi. Dalam dua sendok minyak ikan kod terkandung sekitar 1.200 mg
vitamin A, 20 mg vitamin D, dan 2 gram asam lemak omega 3.
Oleh karena itu, tidak heran bila minyak ikan banyak dikonsumsi
sebagai bahan makanan pelengkap gizi bagi anak-anak. Vitamin A dan D
yang terkandung di dalamnya dapat membantu proses tumbuh kembang
anak, khususnya perkembangan indra penglihatan, pembentukan tulang
serta gigi, dan suplemen yang baik bagi otak.
• Sayuran dan Buah-buahan
Sebagai bahan makanan yang kaya akan gizi, sayuran dan buah-buahan
merupakan sumber utama serat mikro yang sangat diperlukan dalam
sistem metabolisme tubuh manusia. Selain memperlancar gerakan usus
(peristaltik), keberadaan serat mikro pun sangat membantu proses
metabolisme kolesterol dan lemak tubuh lainnya.
Seperti apa prosesnya? Serat akan mengikat garam empedu yang
dikeluarkan usus dua belas jari untuk kemudian diserap kembali dalam suatu
siklus penyerapan. Garam empedu yang diikat serat dari sayuran dan buah buahan akan terbuang bersama kotoran (feses) karena garam empedu—
yang berperan penting dalam proses pengolahan dan pengangkutan
lemak—berkurang, tubuh akan segera melakukan proses pembuatan
(sintesis) kembali. Bahan baku pembuatan garam empedu ini diambil dari
kolesterol. Dengan demikian, orang yang rajin mengonsumsi sayuran dan
buah-buahan secara teratur akan memiliki kadar lemak darah yang stabil.
Sebagai informasi, kolesterol, trigliserida, dan asam lemak jenuh
yang beredar dalam jaringan pembuluh darah—bila kadarnya terlalu
tinggi—dapat menimbulkan banyak masalah. Di antaranya aterosklerosis
(pengerasan dinding pembuluh darah), sumbatan pembuluh darah jantung
(koroner), serta stroke, yaitu penyempitan atau pecahnya pembuluh darah
di otak.
Selain kaya serat, sayuran dan buah-buahan pun berfungsi sebagai
sumber protein nabati. Berbagai jenis asam amino yang diperlukan tubuh
untuk proses perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh didapatkan
dari sayuran dan buah-buahan. Bahkan, sayuran tertentu seperti wortel,
tomat, atau lobak dapat memberikan efek menenangkan pikiran karena
mengandung asam amino. Zat ini dapat merangsang proses pembuatan
hormon serotonin pada sistem saraf manusia. Serotonin bertugas
menghadirkan ketenangan dan kesabaran dalam pikiran manusia.
Beberapa jenis sayuran dan buah, khususnya yang mengandung zat
pati cukup tinggi, dapat pula menjadi sumber karbohidrat (sumber tenaga).
Labu, jagung, dan kentang yaitu contoh sayuran yang sering digunakan
sebagai sumber karbohidrat selain beras dan gandum.
Sayuran dan buah pun mengandung aneka vitamin dan mineral yang
sangat potensial. Vitamin A, B, C, dan E banyak dijumpai dalam sayuran yang
sehari-hari kita masak, seperti wortel, tomat, brokoli, kecambah, kol, dan
kubis. Mineral atau trace element juga banyak dijumpai dalam sayuran dan
buah-buahan. Kalium terdapat dalam air kelapa dan alpukat, sedangkan
magnesium, kalsium, selenium, mangan, dan zinc banyak dijumpai dalam
beberapa jenis sayuran hijau.
Untuk mengidentifikasi manfaat serta kandungan gizi sayuran dan
buah-buahan, kita dapat melihat dari warnanya sebab setiap warna
menunjukkan sebuah keutamaan. Sebagai contoh, buah semangka yang
daging buahnya berwarna merah menyala mengandung senyawa aktif
antosianin. Suatu zat yang memiliki kemampuan antioksidan yang sangat
kuat dan bermanfaat bagi kesehatan. Sayur mayur yang memiliki warna
hijau daun mencolok merupakan sumber klorofil yang menyumbang
koenzim Q-10 untuk membantu proses respirasi aerob dalam mitokondria
manusia. Semakin banyak klorofil yang kita makan, proses rantai elektron
di mitokondria pun akan semakin efektif.
Melihat manfaatnya yang luar biasa, sangat bijak jika kita mulai
gemar mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Rasulullah saw. pun
menyarankan kita untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Salah
satunya lewat sayur dan buah-buahan. Dalam konteks ini, beliau pernah
menyampaikan bahwa mengonsumsi kurma azwa sebanyak tujuh butir
akan menghindarkan manusia dari pengaruh sihir. Mengapa demikian?
Jika kita mengonsumsi buah (dalam hal ini kurma) dalam jumlah dan
bilangan yang tepat, kandungan gula buah (fruktosa), glukosa, vitamin,
mineral, dan protein yang masuk akan menstimulasi sistem metabolisme
tubuh untuk menghasilkan suasana fisika-kimia yang tepat dan kondusif.
Dalam keadaan ini, sel-sel dalam tubuh kita akan dapat bertasbih dengan
sempurna dan tanpa gangguan. bila sel, hormon, dan enzim berada
dalam keadaan muthma’innah (tenang), pengaruh negatif akan dapat
dimentahkan dan gagal merusak harmoni sistem yang telah tercipta.
Susu
Susu merupakan sumber gizi yang hampir lengkap karena mengandung
hampir semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, mulai dari karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, hingga air (zat vital nongizi). Hanya
makanan (dietary fibre) yang tidak terdapat dalam susu. Vitamin-vitamin
yang terdapat di dalam susu, di antaranya A, B1 (thiamine), B2 (riboflavin),
B3 (niacin), B5 (asam pantotenat), B6 (pyridoxine hydrocloride), B12
(cyanocobalamine), asam folat, biotin, koline, inisitol, C, D, E, dan K.
Melihat kandungannya yang sangat komplet, tidak mengherankan
bila susu dianggap sebagai sumber protein dengan nilai biologis tinggi
yang berguna untuk pertumbuhan sel tubuh dan otak. Sebagai sumber
zat pembangun, protein hewani ini berfungsi pula untuk menjaga dan
memperbaiki jaringan sel, membuat hemoglobin (protein dalam sel darah
merah yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke sel di seluruh tubuh),
membentuk antibodi untuk melawan penyakit, dan menghasilkan hormon
serta enzim (protein yang dapat menimbulkan reaksi kimia dalam tubuh)
yang mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh kita. Selain itu,
susu juga berkhasiat membangun dan menjaga tulang agar tetap sehat dan
optimal karena di dalamnya terkandung semua mineral dan vitamin yang
diperlukan untuk pembentukan dan metabolisme tulang, yaitu kalsium,
magnesium, fosfor, vitamin K, C, dan B6.
Sekarang ini, di pasaran tersedia beraneka ragam susu, khususnya
susu segar dan susu bubuk. Susu segar atau susu murni biasanya berasal
dari hewan, khususnya sapi, kambing, dan kerbau. Susu jenis ini memiliki
kandungan protein yang tinggi, sedangkan susu bubuk, yang umumnya
berupa susu full cream memiliki kadar lemak yang tinggi. Ada pula susu
bubuk skim, yang memiliki kadar kalsium tinggi dan rendah lemak.
Meskipun demikian, bila dibandingkan, kualitas ”susu tradisional”
lebih baik daripada susu pabrik. Susu tradisional berasal dari sapi yang
sebagian besar makan rumput dan jerami segar. Susu ini mentah dan
dihomogenisasi. Sedangkan susu buatan pabrik biasanya berasal dari
sapi yang diternakkan dalam ruangan dan sebagian besar memakan
ransum jagung, padi-padian, dan kedelai, biasanya dengan dosis hormon
sintesis untuk meningkatkan produksi susu. Kemudian, susu pabrik ini
dipasteurisasikan dan dihomogenisasi. Itu sebabnya, susu murni yang
tradisional lebih sehat dan berkualitas dibandingkan dengan susu pabrik.
Produk olahan susu dari sapi yang memakan rumput pun mengandung
lebih banyak lemak omega 3, lebih banyak vitamin A, beta karotena, dan
antioksidan lainnya. Mentega dan krim dari sapi yang memakan rumput
merupakan sumber langka lemak CLA yang unik dan menguntungkan.
Menurut Journal of Dairy Science, CLA dalam lemak susu sapi yang makan
rumput, 500 persen lebih besar dibandingkan dengan lemak susu dari sapi
yang makan ransum khas pabrik susu, yang biasanya mengandung padi padian, jagung cacah, dan kedelai
Telur
Orang Amerika kerap menyebut telur sebagai ”wonderfull food” karena
kandungan gizinya yang kaya dan melimpah. Telur memiliki protein yang
sangat baik karena terdiri dari asam-asam amino esensial yang lengkap
dalam jumlah yang sama atau di atas pola asam amino esensial yang
dianjurkan FAO. Protein telur terdapat pada bagian putih telur (ovalbumin)
dan lebih banyak pada bagian kuning telurnya (ovavitelin). Kandungan
butir-butir lemaknya banyak lagi terdapat dalam kuning telurnya dan sudah
dalam keadaan emulsi sehingga lebih mudah dicerna. Telur mengandung
beberapa jenis zat mineral, di antaranya kalsium, zat besi, magnesium,
fosfor, potasium (kalium), sodium (natrium), zinc, dan aneka vitamin,
khususnya vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, biotin, dan vitamin D.
Telur termasuk jenis makanan hewani bergizi tinggi, mudah didapat,
murah harganya, dan sangat berkhasiat. Salah satunya, telur memberi
protein dengan nilai biologis tinggi untuk pertumbuhan sel tubuh dan
otak. Setiap hari anak balita memerlukan sekitar 15 gram protein hewani
dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi dua telur ayam
per hari. Adapun ibu hamil dan menyusui memerlukan protein hewani
sebanyak 30 gram per hari dan ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi
empat telur ayam per hari (Soenarso Soehardi, 2004: 136).
Hal ini tidak mengherankan karena telur merupakan salah satu dari dua
sumber protein dengan kualitas prima selain ASI. Kualitas protein bahan
makanan ditentukan oleh komposisi asam amino dan kemudahannya
dicerna. Telur dan ASI memiliki kedua hal ini dalam level yang sempurna (100
persen). Sebagai perbandingan, kualitas protein untuk ikan segar sebesar
93 persen, sedangkan untuk daging sapi dan susu sebesar 81 persen.
Kedelai
Dalam setiap 100 gram kedelai, terkandung 30-35 gram protein. Susunan
protein dalam kedelai pun terbilang istimewa karena mengandung delapan
macam asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Asam amino esensial
merupakan komponen pembentuk protein yang tidak bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh. Data kuantitatif yang bisa menerangkan kandungan
kedelai yaitu sebagai berikut: protein (34,1 persen), karbohidrat (33,5
persen), lemak (17,7 persen), air (10,0 persen), dan ampasnya (4,7 persen).
Kadar protein kacang kedelai hampir dua kali lipat kadar protein hewani,
daging sapi, misalnya, hanya mengandung 18 persen protein.
Kedelai pun mengandung mineral (kalsium, zat besi, juga fosfor) dan
vitamin yang cukup tinggi, di antaranya vitamin B (B1, B2, B3, B12) dan
vitamin E. Mineral dan vitamin ini berguna bagi metabolisme seluruh sistem
di dalam tubuh, termasuk sistem saraf.
Kacang Hijau
Kacang hijau memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Oleh karena itu,
bubur kacang hijau dapat menjadi makanan selingan nasi yang sangat baik
bagi ibu hamil. Selain kaya akan protein, kacang hijau mengandung lemak
dan karbohidrat dalam kadar yang tinggi.
Secara lebih spesifik, kacang hijau mengandung energi sebesar 345
kal, protein 22,2 gr, lemak 1,2 gr, karbohidrat 62,9 gr, kalsium 125 mg,
fosfor 320 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin A 10 RE, vitamin C 6,0 mg, vitamin
B1 0,64 mg, air 10, dan BDD (bagian yang dapat dimakan) sebesar 100
persen.
Adapun bubur kacang hijau atau makanan olahan dari kacang hijau,
belum ada penelitian resmi dari instansi berwenang. Namun, karena ada
tambahan gula merah, santan, dan ketan, dapat dipastikan akan ada
tambahan pada kandungan zat gizinya. Misalnya, untuk protein dalam satu
mangkuk ukuran 250 ml kurang lebih mengandung 17-18 protein. Selain itu,
proses pematangan dan pemanasan, memicu adanya sebagian zat
yang hilang, seperti vitamin A, B1, dan C.
• Daging Sapi
Daging sapi termasuk salah satu sumber esensial dari protein dan lemak.
Daging sapi juga mengandung vitamin dan mineral dalam kadar yang
cukup tinggi, seperti vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), zat besi,
dan kalsium. Kualitas daging sapi terbaik berasal dari sapi muda yang
bertekstur halus, berwarna merah cerah, memiliki bau yang khas, dan rasa
yang enak. Semakin tua sapi, semakin kasar pula tekstur dagingnya dan
semakin gelap warnanya.
Daging Ayam
Daging ayam sangat kaya dengan protein berkualitas tinggi dan
mengandung semua asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh. Selain
protein, terdapat pula beberapa zat gizi lain yang terdapat dalam daging
ayam, di antaranya lemak, vitamin, mineral, dan air. Kadar lemak dalam
daging ayam sangat bervariasi. Biasanya, semakin bertambah umur,
kadar lemaknya semakin tinggi. Walaupun demikian, kulit daging ayam
mengandung kolesterol yang cukup tinggi, yaitu 120 mg/100 g, sedangkan
daging ayam yang telah dibuang kulitnya mengandung kolesterol
sebanyak 78 mg/100 g.