Rabu, 28 Februari 2024

hipotermia 4



 

ya hampir matang dan ia 

terus berlatih pernapasan setiap hari. Pada minggu ini, ia mulai berada di dalam 

posisi kelahiran. 

Minggu ke-34

Bayi yang dilahirkan pada minggu ini, paru-parunya sudah cukup matang. 

Beratnya mencapai 2.250 gram dengan panjang 32 cm sehingga ia sudah 

mampu bertahan hidup tanpa bantuan peralatan medis. 

Minggu ke-35

Secara fisik, bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2.450 gram. Namun yang 

terpenting, mulai minggu ini fungsi paru-paru bayi umumnya sudah matang. Ini 

sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viability

atau kemampuan bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini 

sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin 

spingomyelin atau selaput tipis yang menyelubungi paru-paru. Selain itu, lemak 

sudah disimpan di seluruh tubuh, terutama sekitar bahu. Gerakannya semakin 

berkurang karena ukurannya yang semakin besar. 

Minggu ke-36 

Tinggal beberapa minggu lagi bayi dilahirkan. Beratnya sudah mencapai 2.750 

gram. Asupan kalsium membantu kerangka bayi lebih kuat, tetapi masih cukup 

lembut untuk melewati jalan lahir.  


 Minggu ke-37 

Meskipun sudah cukup bulan, bayi masih terus berkembang. Ia mulai 

menghasilkan kortison, hormon yang membantu kematangan paru-paru untuk 

mengambil udara tanpa bantuan. 

Minggu ke-38

Beratnya sekitar 3.100 gram dan panjangnya 35 cm. Lemak masih diproduksi 

meskipun tingkat pertumbuhannya mulai melambat. Jika bayinya laki laki, testikel telah turun mendekati skrotum. Jika bayinya perempuan, alat 

kelaminnya telah berkembang sempurna. 

Minggu ke-39

Dengan berat 3.250 gram, ia memenuhi rongga rahim. Tali pusat yang membawa 

nutrisi dari plasenta panjangnya 50 cm dan tebalnya 1,3 cm. Oleh karena itu, tali 

pusat bisa melilit bayi.  

Minggu ke-40

Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3.300 gram. Betul betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke 

skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) 

sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian 

dalam). bila  kita hitung, pada akhir proses pertumbuhan embrio menjadi 

seorang manusia, beratnya mencapai sekitar 8 juta kali lebih besar dibandingkan 

dengan berat sel telur yang membentuknya.

 



Proses tumbuh kembang manusia berawal dari sebuah sel telur yang dibuahi sel nuthfah. Dengan sangat 

cerdas, sel telur menerapkan mekanisme seleksi yang ketat untuk mendapatkan calon mitra terbaik. Dengan 

kecerdasannya pula, sel membelah dan membagi dirinya dalam suatu sistem organisasi yang rumit. Setiap 

sel seolah mengetahui peran dan fungsi keberadaan dirinya. Tentu saja, dibalik keteraturan ini terdapat 

sebuah rancangan mekanistik yang sempurna. Dalam proses membentuk organ-organ tubuh yang berbeda, 

setiap sel akan menyesuaikan dirinya menjadi sel yang dibutuhkan lingkungannya. Demikian pula ketika 

membentuk jari-jemari, sebagian sel menuruti peran untuk ”meninggal” secara bermartabat (apoptosis) 

agar tercipta sela antara jari. 


Ibaratnya, janin merupakan ”tumbuhan parasit” yang menggantungkan 

kebutuhannya pada pohon tempat ia ”menumpang”. Ia bisa bertahan hidup 

dengan cara mengambil makanan dari ibu secara total. Bahan-bahan nutrisi, 

seperti asam amino, vitamin-vitamin, zat besi, kalsium, dan fosfor yang ada 

dalam tubuh ibu, sebagian berpindah ke dalam tubuh janin melalui perantaraan 

plasenta. Itulah sebabnya, seorang ibu hamil harus benar-benar memperhatikan 

asupan makanannya 5

. Terlebih, dalam waktu sembilan bulan masa kehamilan, 

seorang ibu harus ”menghasilkan” bayi dengan berat minimal 2.500 gram. 

Artinya, pertambahan berat badan ibu harus berkisar antara 10-12 kg dari berat 

badan normal.  


Agar kondisi ini bisa tercapai, asupan makanan yang dikonsumsi ibu 

harus beragam, seimbang, dan proporsional. Ibu hamil dianjurkan untuk 

memperbanyak mengonsumsi sayuran hijau, seperti bayam, asparagus, 

brokoli, dan buah-buahan segar, serta mengonsumsi beberapa organ tubuh 

hewan seperti hati. Pada bahan-bahan makanan ini terkandung banyak asam 

folat (folic acid) yang termasuk golongan vitamin B. Asam folat berperan 

penting dalam proses pembentukan sel-sel darah merah atau eritrosit dan 

untuk perkembangan sistem saraf. Ketika hamil, kebutuhan asam folat 

meningkat pesat, antara 800 mikrogram, hingga 1 miligram per harinya. 

Kekurangan asam folat akan menimbulkan anemia megaloblastik. Gejalanya 

sama seperti anemia pada umumnya, yaitu lesu, mudah lelah, kurang darah, 

napas pendek, nafsu makan hilang, sakit kepala, cepat ngantuk, dan gejala gejala lainnya.

Secara umum, konsumsi makanan ibu hamil harus mewakili tiga golongan 

zat gizi, yaitu protein (10-15 persen) sebagai zat pembangun, lemak (20-25 

persen), karbohidrat (50-60 persen) sebagai sumber tenaga, dan mineral serta 

vitamin sebagai sumber pengatur. 

Protein

Protein yaitu  senyawa majemuk yang terdiri atas zat arang (karbon/C), 

hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan menjadi satu-satunya sumber 

nitrogen bagi manusia. Protein yaitu  nutrisi untuk perkembangan, 

pertumbuhan, dan berjalannya metabolisme tubuh. Kata ”protein” itu 

sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”pertama dalam hidup” 

karena seluruh bagian, organ, kelenjar, hormon, serta enzim dalam tubuh 

manusia tersusun dari senyawa ini. Protein merupakan bagian setiap sel 

hidup karena ia menjadi penyuplai bahan energi antarsel. 

Oleh karena itu, kita jangan kaget bila  hampir seperlima bagian 

jaringan tubuh kita seperti otot, tulang, dan kulit, terdiri atas protein. Selain 

sebagai bahan pembentuk enzim, hormon, hemoglobin, sel antibodi, dan 

jaringan sistem saraf, fungsi utama protein yaitu  untuk membentuk, 

memperbaiki, dan menjaga jaringan dari kerusakan. Dalam keadaan 

tertentu, protein pun dapat digunakan sebagai bahan energi dengan risiko 

terganggunya perawatan jaringan tubuh. 

Selama masa kehamilan, kebutuhan terhadap protein akan mengalami 

peningkatan signifikan karena terjadi pembentukan sejumlah jaringan baru 

di dalam tubuh ibu hamil maupun janin dalam kandungan. Diperkirakan, ibu 

hamil membutuhkan asupan protein sekitar 60 gram per hari, khususnya 

pada trimester ke-2 dan ke-3. Artinya, lebih kurang 10-15 gram lebih 

banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Akan tetapi, peningkatan 

kebutuhan protein di dalam tubuh tidak terlalu besar. Tubuh mampu 

memakai  protein untuk menghasilkan sekitar 70 persen energi yang 

terkandung di dalamnya. Sebesar itu pulalah energi yang akan diperoleh 

janin dari protein yang dikonsumsi ibu hamil. 


Protein merupakan bahan utama pembentuk berbagai struktur organ, 

seperti tulang dan otot, serta komponen-komponen pembentuk seluruh 

jaringan tubuh. Protein pun sangat penting dalam proses pembentukan 

enzim, hormon, membran sel, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan 

sel-sel darah merah di dalam tubuh janin. Selain itu, protein juga dibutuhkan 

untuk menjadikan rahim sebagai tempat yang ideal agar tumbuh kembang 

janin dapat berlangsung optimal. 

Secara umum, ada dua sumber protein, yaitu protein hewani, yang 

banyak terdapat dalam susu dan produk-produk olahannya (khususnya 

keju dan mentega), telur, daging (sapi, ayam, kerbau, dan sebagainya), 

ikan, dan madu. Jenis-jenis makanan ini memiliki kandungan protein yang 

lengkap. Kemudian, ada pula protein nabati, di antaranya (yang memiliki 

kandungan protein lengkap) jamur, jagung, kacang kedelai beserta 

produk-produk olahannya (semacam tahu, tempe, oncom), kacang 

tanah, daun-daun hijau kacang-kacangan; (yang kandungan proteinnya 

tidak lengkap) kacang polong, padi-padian, buah-buahan, kacang merah, 

kacang hijau, gandum, dan ginseng. Konsumsi protein hewani hendaknya 

selalu dikombinasikan dengan protein nabati yang umumnya mengandung 

lemak jenuh berkolesterol tinggi. 


Lemak

Lemak (fat, lipid) yaitu  sekelompok senyawa organik yang terdiri dari 

elemen-elemen yang sama dengan karbohidrat, yaitu karbon (C), hidrogen 

(H), dan oksigen (O), namun jumlahnya berbeda. Unit terkecil dari lemak 

yaitu  asam lemak. Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserol (gliserin). 

Asam lemak terbagi pula ke dalam dua golongan, yaitu asam lemak tak 

jenuh (harus didatangkan dari luar tubuh) dan asam lemak jenuh (senyawa 

lemak yang dihasilkan dalam tubuh). 

Asam lemak tak jenuh yang merupakan asam lemak esensial yaitu  

asam lemak yang dikenal sebagai omega 3 dan omega 6. Bentuk rantai 

panjang dari asam lemak omega 3 yaitu  asam eikosapentaenoat (EPA) dan 

asam dekosaheksanoat (DHA). Kedua jenis asam lemak ini sangat penting 

dalam membantu proses pembentukan dan tumbuh kembang sel-sel saraf 

dan otak janin dalam kandungan. 

Di dalam makanan sendiri, terdapat tiga jenis lemak, yaitu kolesterol, 

fospor lipid, dan trigliserida (lemak netral). Kolesterol dikenal sebagai lipid 

yang tidak larut dalam air sehingga mempunyai sifat mengental di dalam 

darah dan terdapat dalam semua sel binatang. Senyawa kimiawi ini sangat 

penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai bagian penting dari dinding 

sel dalam tubuh, merupakan isolasi dari susunan saraf dan otak, dan 

dibutuhkan untuk memproduksi hormon pada korteks adrenal, hormon 

seks, hormon kelenjar anak ginjal, sebagai bahan baku hormon steroid, dan 

untuk memproduksi garam empedu. Kolesterol akan menjadi ”pembunuh” 

jika jumlahnya berlebihan. Kadar kolesterol darah yang normal berkisar 

antara 150–250 mg persen. Nilai kolesterol darah yang ideal yaitu  200 mg 

persen. 

Lemak berguna sebagai sumber kalori yang besar, dalam 1 gram 

lemak menghasilkan 9 kal (dua kali dari kapasitas karbohidrat), pelindung 

organ tubuh (sebagai bantalan bagi organ-organ tertentu, misalnya biji 

mata dan ginjal), pelarut beberapa vitamin (A, D, E, dan K), dan sebagai 

pembangun bagian-bagian sel dan jaringan tertentu, seperti otak, serabut 

saraf, jaringan berotot, hati, ginjal, membran sel, dan beberapa organ 

penting lainnya.

Bagi ibu hamil, pemenuhan kebutuhan lemak memiliki manfaat 

tambahan lain, yaitu tubuh dapat mengolahnya sebagai cadangan tenaga 

untuk menjalani persalinan dan pemulihan pascapersalinan. Cadangan 

lemak yang tersedia dalam tubuh akan digunakan pula untuk membantu 

proses pembentukan ASI. 


Kebutuhan ibu hamil dan janin terhadap lemak, khususnya yang 

mengandung asam lemak omega 3, dapat dipenuhi dengan mengonsumsi 

ikan yang mengandung EPA dan DHA sebanyak 2-3 kali seminggu. Jenis 

ikan yang disarankan yaitu  ikan laut berdaging tebal, seperti ikan salmon, 

makarel, ikan sarden, ikan kembung, ikan tenggiri, dan ikan layang, atau 

ikan tawas yang hidup di air tawar.

Banyak sumber lemak di sekitar kita. Pertama, sumber lemak hewani, di 

antaranya udang dengan beragam jensinya, otak, daging, sumsum, jeroan 

(hati, paru-paru, usus), susu sapi beserta produk olahannya (yoghurt, keju, 

mentega, kue-kue yang mengandung keju dan mentega), kuning telur, 

ikan, dan madu. Adapun urutan tinggi kadar kolesterolnya yaitu  kuning 

telur, jeroan (hati), mentega, keju, dan daging. 

Kedua, sumber lemak nabati, di antaranya minyak goreng, margarin, 

biji-bijian dan kacang-kacangan, kelapa parut, santan kelapa yang kental, 

dan buah alpukat. Lemak pada buah alpukat yaitu  lemak organis, 

tidak mengandung kolesterol, dan sangat baik untuk pencernaan dan 

melancarkan sistem peredaran darah. Secara alamiah, tidak ada satu pun 

bahan pangan nabati yang mengandung kolesterol. 

Karbohidrat

Tubuh memerlukan ”bahan bakar” alias energi untuk melakukan aktivitas 

sehari-hari. Bahan bakar ini  yaitu  karbohidrat (hidrat arang).  

Karbohidrat merupakan zat gizi atau nutrisi berupa zat tepung (pati) 

dan zat gula yang secara kimiawi terdiri dari persenyawaan zat arang 

(karbon/C), hidrogen (zat air/H), dan oksigen (zat asam/O). Karbohidrat 

yaitu  sumber energi utama karena sekitar 70 persen dari kalori (tenaga 

dan panas) yang terdapat dalam tubuh manusia berasal dari karbohidrat, 

sedangkan 30 persen sisanya dipenuhi oleh zat-zat gizi lainnya, khususnya 

lemak dan protein.

Secara umum, terdapat dua macam karbohidrat, yaitu karbohidrat 

sederhana dan karbohidrat kompleks. Kedua-duanya terbuat dari gula. 

Bedanya terletak pada berapa jumlah gula yang bersatu dan bagaimana 

gula-gula itu saling terkait. Karbohidrat sederhana (disebut pula karbohidrat 

halus atau olahan) hanya memberi kita energi, tidak ada kandungan nutrisi 

di dalamnya. Yang termasuk jenis ini yaitu  manisan, permen, dan soda. 

Karbohidrat jenis ini memberi kita energi secara instan dan cepat. Lain 

halnya dengan karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks melepas 

energi secara perlahan. Karbohidrat jenis ini lebih sehat. Makanan yang 

mengandung karbohidrat kompleks mengandung vitamin, mineral, serat 

makanan, dan aneka nutrisi lain, termasuk dalam kategori ini antara lain 

roti dari gandum, pasta, nasi, kentang, dan kacang-kacangan. WHO (World 

Health Organization) menyarankan  setidaknya 50-70 persen energi yang 

kita perlukan didapatkan dari karbohidrat kompleks.

Umumnya, karbohidrat mempunyai porsi 45-60 persen dari total 

makanan yang kita makan. Para ahli menasihatkan agar setiap orang 

dewasa memakan paling tidak 120-125 gram karbohidrat setiap hari untuk 

memenuhi kebutuhan dasar yang disesuaikan dengan berat badan dan 

jenis aktivitas yang dilakukan.

Pada masa kehamilan, seorang wanita dianjurkan mengonsumsi 

bahan makanan sumber karbohidrat sekitar 50-60 persen dari seluruh 

kebutuhan energi tubuh atau sekitar 50-100 gram per hari. Ini tidak 

berbeda jauh dengan kebutuhan energi di luar masa kehamilan. bila  

energi yang diperoleh dari sumber karbohidrat terlalu tinggi, kebutuhan 

protein, vitamin, dan mineral akan sulit dipenuhi. Energi yang dihasilkan 

dari karbohidrat, pada ibu hamil khususnya, digunakan untuk mendukung 

aktivitas pada sistem saraf dan pembentukan sel-sel darah merah, sumber 

energi bagi aktivitas otak, termasuk dalam proses tumbuh kembang otak 

janin dalam kandungan.

Selain protein, lemak, dan karbohidrat, sebagai sumber nutrisi utama 

(zat-zat gizi makro), ibu hamil pun membutuhkan sumber-sumber nutrisi 

tambahan dalam bentuk serat, vitamin, dan mineral, sebagai zat-zat gizi  


mikro. Pemenuhan konsumsi zat-zat gizi ini, baik makro maupun mikro, 

mutlak diperlukan bagi ibu hamil. Tidak saja untuk menjaga kesehatan 

tubuh dan janin yang dikandung, tetapi juga untuk mencegah hadirnya 

beragam jenis penyakit, terutama penyakit-penyakit degeneratif. 

Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organik yang tidak dibentuk oleh tubuh dan 

hanya bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan dan minuman yang 

dikonsumsi. Walaupun tubuh hanya memerlukan sedikit asupan vitamin, 

peran dan manfaatnya sangat besar dan strategis untuk menjamin 

keberlangsungan fungsi metabolisme tubuh. Oleh karena itu, vitamin 

disebut pula sebagai senyawa esensial. Vitamin sendiri dapat dibedakan 

ke dalam dua jenis, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan 

kelompok vitamin B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, 

E, dan K). 

Tubuh ibu hamil sangat membutuhkan asupan vitamin yang cukup 

sehingga seluruh proses kehamilannya berlangsung dengan baik dan 

optimal, termasuk proses pertumbuhan dan perkembangan sang janin 

di dalam kandungannya. Berikut ini beberapa jenis vitamin dan sumber 

makanan kaya vitamin yang dibutuhkan ibu hamil. 

Vitamin A 

 Vitamin A (beta-carotene) berasal dari jeruk, sayuran berwarna 

merah dan kuning, seperti tomat, wortel, dan sayuran berdaun hijau. 

Kebutuhan harian vitamin A untuk wanita usia reproduktif yaitu  500 

RE, ditambah 300 RE untuk wanita hamil dan menyusui. 

Vitamin B

 Vitamin B terdiri atas vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), 

B6 (pyridoxine), B12 (cyanocobalmin), asam folat (dibutuhkan 400 mcg 

per hari dan 600 sampai 800 mcg pada saat hamil dan menyusui), asam 

pantotent, dan biotin. Seluruh jenis vitamin B, kecuali vitamin B12, 

dapat ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. 

Vitamin B12 tidak ditemukan pada tumbuhan. 

Vitamin C

Vitamin ini berasal dari buah-buahan segar, salad sayuran, sayuran hijau, 

dan kentang. Tubuh manusia setidaknya memerlukan 75 sampai 90 

mg vitamin C setiap hari. Ini sebenarnya tidak banyak, tetapi makanan 

yang kita konsumsi sehari-hari biasanya tidak diproses dengan benar 

sehingga vitamin C dalam makanan telah rusak sebelum masuk ke 

dalam tubuh. 


Vitamin D

Vitamin yang ditemukan oleh Mc. Collum, Hezs, dan Sherman ini 

dihasilkan dari penyinaran ergosterol oleh sinar ultraviolet. Oleh karena 

itu, vitamin D dapat dibuat oleh kulit ketika terpapar sinar matahari. 

Dibutuhkan 200 IU vitamin D untuk wanita di bawah 50 tahun, 400 UI 

di atas 51 tahun, dan 600 UI di atas 71 tahun. 

Vitamin E

 Vitamin E yaitu  komponen pada lemak alami yang dipergunakan 

tubuh untuk mencegah perdarahan dan keguguran pada ibu-ibu 

hamil. Vitamin E banyak terdapat dalam kacang-kacangan, daging, 

minyak sayur, gandum, dan telur. 

Vitamin F

Vitamin F berperan penting dalam memudahkan transportasi oksigen 

melalui darah ke semua sel, jaringan, dan organ tubuh, membantu 

lubrikasi sel, mempercepat proses pembekuan darah, dan mengen cangkan kulit. Sumber utama vitamin F terdapat pada kacang kedelai.

Vitamin K

 Vitamin K disebut juga sebagai vitamin antiperadangan (antihemoragia) 

yang berperan penting dalam proses pembekuan darah, khususnya 

saat terluka. Vitamin K banyak terdapat dalam sayuran dan buah buahan segar, kuning telur, teh, sereal, susu bubuk, dan sintesis bakteri 

di usus. 


Mineral

Tubuh manusia memerlukan nutrisi makanan berupa mineral, baik 

secara sendiri-sendiri maupun secara golongan antarunsur, dalam 

jumlah yang tidak terlalu banyak sebagai unsur pelengkap berbagai 

proses metabolisme di dalam tubuh. Dalam peredaran darah, misalnya, 

diperlukan unsur Fe (ferrum, besi) untuk pembentukan eritrosit, ion Ca 

(kalsium) untuk pembentukan darah, dan NaCl (natrium klorida) untuk 

pertukaran ion klorida pada proses pengangkutan CO2 dan pembentukan 

asam lambung. 

Setidaknya, ada 15 jenis mineral yang diperlukan tubuh, yaitu kalsium, 

zat besi, klorin, fosfor, belerang, yodium, zinc, boron, magnesium, natrium, 

selenium, tembaga, silikon, fluor, dan sebagainya. Dari sekian banyak 

unsur mineral yang dibutuhkan tubuh manusia, ada beberapa mineral 

terpenting, dilihat dari sudut fungsi dan akibat yang ditimbulkan bila  

tubuh kekurangan unsur ini , terutama bagi ibu hamil, yaitu kalsium 

(Ca), zat besi (Fe), zinc (Zn), yodium (I), dan sodium atau natrium (Na).

Kalsium (Ca)

Kalsium dibutuhkan 1.000 mg per hari oleh wanita usia subur dan 

1.200 mg bagi wanita yang sudah menopause. Kalsium berperan 

penting dalam proses pembentukan tulang dan gigi pada janin serta 

membantu pembentukan beberapa jenis neurotransmitter dalam pro ses perkembangan sistem saraf dan otak. Oleh karena itu, ibu hamil 

dianjurkan untuk menambah asupan kalsium sebanyak 400-800 mg 

per hari selama masa kehamilan. Mineral ini banyak ditemukan dalam 

sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin D membantu penyerapan 

kalsium.

Zat Besi (Fe)

Zat besi yaitu  salah satu mineral yang diperlukan sel otak untuk tetap 

sehat dan berfungsi secara optimal. Salah satunya untuk meningkatkan 

efisiensi transmisi saraf pada otak manusia sehingga keseimbangan 

dan kelengkapan gizi yang diperlukan otak senantiasa terjaga. Zat besi 

diperlukan juga dalam proses pembentukan sel darah merah. Selama 

masa kehamilan, sumsum tulang belakang memakai  500 mg zat 

besi untuk membentuk sel-sel darah yang baru. Janin pun memerlukan 

200–300 mg zat besi untuk menjalankan proses metabolismenya 

secara optimal. Keberadaan vitamin C dalam tubuh akan membantu 

penyerapan besi. Wanita membutuhkan 15 sampai 18 mg zat besi 

setiap hari, 27 sampai 30 mg pada saat hamil, 9 mg saat menyusui, dan  

8–10 mg setelah menopause. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan 

terjadinya anemia, cepat lelah, dan sakit kepala. Zat besi banyak 

terdapat dalam sayuran hijau, daging, teri, udang, kerang, ikan, telur, 

dan kedelai. 

Zinc (Zn)

Zinc atau seng berperan penting dalam berbagai reaksi enzim dan daya 

tahan tubuh. Salah satunya yaitu  membantu proses pertumbuhan dan 

perkembangan sel otak agar tetap sehat dan berfungsi optimal serta 

melindungi sel otak dari pengaruh radikal bebas dan racun. Kekurangan 

mineral zinc pada janin dalam kandungan dapat memicu  bayi 

lahir dalam kondisi cacat, seperti bibir sumbing dan terhambatnya 

perkembangan fisik serta psikisnya. Oleh karena itu, wanita usia subur 

dianjurkan mendapatkan asupan zinc paling sedikit 9,3-15,4 mg per hari. 

Zinc didapatkan dari sayuran hijau, keju, telur goreng, buah-buahan 

segar, kacang-kacangan, kedelai, hati sapi, daging, dan makanan laut. 

Yodium (I)

Fungsi utama yodium dalam tubuh yaitu  membantu pembentukan 

tiroksin atau senyawa T4 (bakal hormon), yang selanjutnya dibentuk 

menjadi senyawa T3 (hormon). Selama proses tumbuh kembang janin, 

yodium sangat dibutuhkan untuk membantu produksi senyawa T3 

karena senyawa inilah yang mengontrol laju metabolisme setiap sel 

baru yang terbentuk, termasuk sel-sel pembentuk sistem saraf dan 

otak. Kekurangan yodium dapat memicu  janin tumbuh kerdil. 

Bahan makanan yang banyak mengandung yodium yaitu  yang berasal 

dari laut, seperti ganggang laut kering, garam, minyak ikan, udang, dan 

sayur-sayuran.

Sodium (Na)

Sodium atau natrium merupakan sumber ion positif (kation) di dalam 

tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan muatan berbagai cairan 

tubuh, khususnya hormon dan air. Sodium juga dibutuhkan untuk 

membantu proses penghantaran rangsangan di antara sel-sel saraf. 

Dalam menjalankan tugasnya, sodium akan bekerja sama dengan 

sejumlah mineral lain, di antaranya dengan potasium atau kalium yang 

merupakan sumber ion positif. Menurut Krause’s Food, Nutrition and 

Diet Therapy, selama masa kehamilan, ibu hamil membutuhkan asupan 

natrium sebanyak 2-3 gram per hari. 




Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan10. 

Sebagaimana halnya cikal bakal organ-organ tubuh lainnya, pembentukan cikal 

bakal otak berawal dari proses peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma 

pada saat terjadinya konsepsi hingga terbentuklah zigot. Sekitar 30 jam ke mudian, zigot membelah diri menjadi 2 sel kemudian 4 sel, 12 sel, dan seterusnya. 

Pada saat zigot terdiri dari 16 sel (tahap morula), ia akan menggelinding di 

sepanjang saluran telur untuk mencapai rahim dan membenamkan diri di 

dalamnya untuk selanjutnya melakukan proses pembelahan diri.

Kurang lebih dua minggu kemudian, zigot sudah terdiri dari ribuan sel. 

Bahkan, sel-sel yang terbentuk mulai mengelompokkan diri sesuai dengan 

tugasnya masing-masing dan sesuai dengan instruksi yang tersimpan dalam 

gen yang berasal dari kromosom ayah dan ibunya.

Melalui proses pelipatan ke arah dalam, sel-sel pada bola zigot sudah dapat 

dibedakan menjadi dua lapisan. Pada minggu ke-5 terdapat tiga lapisan, yaitu 

lapisan ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm

(lapisan dalam). Setiap kelompok sel lapisan ini  kelak akan terus 

membelah diri dan berkembang membentuk berbagai organ tubuh.

10 Otak merupakan organ yang terbentuk kali pertama. Sejak janin berusia 10 minggu sampai 

12 minggu sejak pembuahan, sebelum retina mata bayi atau sebelum gambar samar-samar 

paling awal terbayang konteksnya, sel-sel otak telah berkembang dan sibuk dengan kegiatan 

terencana dalam proses pembentukan sistem saraf. 


Ektoderm yaitu  lapisan paling atas atau paling luar dan akan membentuk 

sistem saraf pada janin ini  yang seterusnya membentuk otak, tulang 

belakang, kulit, serta rambut. Neurulasi yaitu  pembentukan lempeng neural 

(neural plate) dan lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini 

untuk membentuk tabung saraf (neural tube) yang terbenam dalam dinding 

tubuh dan berdiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis. Pada mulanya, 

tabung ini menutupi tempat terjadinya pertemuan antara otak dan medula 

spinalis sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat itu, embrio 

melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada 

tabung neural di tempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural menutup 

diikuti penutupan tabung kaudalnya. Lalu, mulailah diproduksi sel-sel saraf.

Pada hari ke-35 kehamilan atau sekitar minggu ke-5, mulai terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Pada saat itu, tiga daerah otak mulai 

terbentuk, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan 

berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan 

semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin 

dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari 

otak depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk 

dari otak tengah, sedangkan otak belakang membentuk medula, spons, 

serebelum, dan saraf kranial lain. Gelombang otak mulai dapat dicatat melalui 

elektroensefalogram (EGG) pada minggu ke-8. Medula spinalis terbentuk dari 

ujung panjang tabung neural. Pada mudhgah, korda spinalis berjalan sepanjang 

kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh lebih lambat. 

Pada minggu ke-24, korda spinalis memanjang hanya sampai S1

, saat lahir 

sampai L3

, dan pada orang dewasa sampai L1

. Mielinisasi korda spinalis mulai 

pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepanjang tahun pertama kehidupan. 

Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga 

terjadi fleksi leher dan badan.

Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi 

sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan 

neural menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta 

sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial yang paling dekat dengan notokord

dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk 

pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20. 

Ada 30 pasangan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi total 44 

pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan dermatom 

yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka, dan 

dermis kulit.

Pada usia delapan minggu kehamilan, terjadi produksi sel saraf yang 

luar biasa cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan  

dan perkembangan otak juga berlangsung sangat cepat, terutama mulai di 

trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu hingga anak 

berusia 2 tahun. 

bila  disistematisasikan, proses tumbuh kembang otak janin ini terjadi 

melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), 

perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pem bentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pembentukan 

selubung saraf (mielinasi). 

Pertama, tahap poliferasi. Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih 

sederhana. Kemudian, mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. 

Inilah yang disebut proses penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses poliferasi 

ini berlangsung pada usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel 

saraf selesai atau berhenti pada waktu bayi lahir.

Kedua, tahap migrasi. Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami 

migrasi atau berpindah ke tempatnya masing-masing. Ada yang menempati 

wilayah depan, belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi 

perpindahannya berbeda-beda sesuai dengan program yang sudah dibentuk 

secara genetik dan alamiah. Setelah sampai di tempat tugasnya masing 

masing, sel-sel saraf lalu berkembang. Setiap daerah tugas memiliki kurva 

pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. 

Itulah sebabnya, kemampuan otak setiap anak juga berbeda-beda. Proses 

migrasi sebenarnya berlangsung sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan 

ke-6. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang 

bermigrasi lebih awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi 

berikutnya menempati lapisan luar (korteks serebri). 

Ketiga, diferensiasi. Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks 

sudah memiliki komponen sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah 

tampak adanya diferensiasi, yaitu perubahan bentuk, komposisi, dan fungsi 

sel saraf menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian 

berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi 

sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf 

menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu 

sehari-hari. 

Keempat, sinaps. Pada tahapan ini terjadi pembentukan jalinan saraf satu 

dengan yang lainnya (sinaps). Pada masa ini, percabangan sel-sel otak semakin 

bertambah banyak. Antara satu sel dengan sel lainnya saling berhubungan 

yang dinamakan dengan sinaptogenesis. Sel-sel otak dan jaringan ikatnya juga 

bertambah dan saling berhubungan. Semakin lama rangkaiannya semakin 

banyak dan kompleks. bila  organisasi antarsel tidak baik, otak pun tidak 

akan berfungsi dengan baik. Penyebabnya, boleh jadi karena adanya gangguan 

ketika kehamilan ibu yang dapat memengaruhi proses pengorganisasian ini. 

Gangguan pada masa ini bisa membuat anak mengalami retardasi mental.

Kelima, mielinisasi. Proses pematangan selubung saraf (mielin) yang 

disebut mielinisasi masih terus berkembang. Proses ini terjadi mulai lahir 

sampai anak berusia beberapa tahun, maksimal biasanya dua sampai tiga 

tahun. Mielin yaitu  selubung lemak yang menyelubungi antara sel-sel saraf 

atau serabut-serabut saraf otak. Selubung ini harus ada karena berfungsi 

mengantarkan respons-respons perintah atau sebagai penghantar arus listrik. 

bila  proses mielinisasinya baik, ia bisa menghantarkan arus listrik lebih aktif 

dan lebih cepat sehingga respons anak pun akan baik. Oleh karena itu, asupan 

makanan, khususnya yang mengandung omega 3, omega 6, dan DHA, menjadi 

sangat penting. Maksudnya, tidak lain yaitu  untuk mengoptimalkan proses 

mielinisasi otak.

Semua proses ini , selain berlangsung alamiah juga dipengaruhi 

oleh stimulasi dan nutrisi. Di sinilah pentingnya peranan orang tua pada 

masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkem bangan otak anak. Oleh karena itu, jika pasangan suami istri menghendaki 

si kecil mempunyai otak yang berkualitas, mereka perlu memahami tahapan  perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar 

anak memiliki otak yang berkualitas harus dimulai sebelum kehamilan, 

selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan otak 

itu selesai.  


Asupan Gizi Proporsional

Periode emas pertumbuhan otak yaitu  tahap yang paling cepat dan paling 

kritis dalam perkembangan otak. Saat ini terjadi pada trimester ketiga 

kehamilan dan selesai di antara ulang tahun kedua dan ketiga seorang anak. 

Pada masa ini, pertumbuhan otak janin sangat rapuh akan konsekuensi 

yang merugikan malnutrisi. Oleh karena itu, para ibu hamil dituntut untuk 

senantiasa menciptakan status gizi yang baik, lengkap, dan seimbang dengan 

mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat-zat gizi tertentu 

agar proses tumbuh kembang otak janin dapat berlangsung optimal. 

Berikut ini beberapa zat gizi yang memiliki peranan besar dalam meng optimalkan perkembangan otak janin, yaitu:

Asam Lemak

Asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak 

tak jenuh. Asam lemak tak jenuh terbagi menjadi dua bagian, yaitu asam 

lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda. Penggolongan 

ini didasarkan pada ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemak 

ini .

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak tanpa ikatan rangkap. 

Asal lemak lainnya, yaitu asam tak jenuh tunggal merupakan asam lemak 

dengan satu ikatan rangkap. Jenis yang paling banyak dikenal yaitu  asam 

lemak omega 9 (asam oleat). Asam lemak ini memiliki dua atau lebih ikatan 

tangkap.

Di dalam makanan, kedua jenis asam lemak ini  dikenal sebagai 

asam lemak omega 3 dan omega 6. Istilah ”omega” dalam penamaannya, 

menunjukkan posisi ikatan rangkap dari asam lemak ini  yang paling 

dekat dengan gugus metil (-CH3) di ujung molekul. Ketiga jenis asam lemak 

ini dinamai pula asam lemak esensial yang pemenuhanannya berasal dari 

luar tubuh.

1. Asam Lemak Omega 3

Jenis yang paling banyak dikenal yaitu  asam linolenat. Di dalam 

tubuh, asam lemak ini dapat diubah menjadi senyawa turunannya, 

yakni EPA (asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosahesaenoat). 

Asam lemak omega 3 berperan besar pada perkembangan sel saraf, 

otak, dan indra penglihatan. Penelitian yang dilakukan oleh Helland 

IB et al (2003) menemukan bahwa suplementasi yang cukup selama 

kehamilan dan menyusui bermanfaat untuk perkembangan otak janin 

dan bayi. Ini akan mendukung perkembangan IQ bayi pada masa  


mendatang. Selain itu, asam lemak omega 3 dapat menyembuhkan 

penyakit aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh 

darah), trombosis, dan penyakit tulang atau persendian, asma, serta 

mencegah proses penuaan (Duthie dan Barlow, 1992). Omega 3 ini 

banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau, seperti bayam, daun 

selada, brokoli, minyak ikan, minyak canola, dan minyak kedelai. Secara 

teoretis, minimal seseorang harus mengonsumsi antara 6-10 persen 

asam lemak tidak jenuh ini dari total konsumsi energi hariannya. 

2. Asam Lemak Omega 6

 Asam lemak ini merupakan prekursor atau bahan pembentukan asam 

lemak arakidonat (ARA). Jenis yang paling dikenal yaitu  asam linoleat. 

Asam lemak omega 6 bersama dengan DHA terbukti ikut membantu 

proses perkembangan otak bayi. Senyawa ini banyak terdapat di dalam 

bahan makanan nabati dan aneka produk olahannya, seperti minyak 

kedelai dan minyak bunga matahari.

3. Asam Lemak Omega 9

 Asam lemak tak jenuh tunggal dan jenis yang banyak dikenal yaitu  

asam lemak omega 9. Asam lemak ini berperan dalam menjaga 

keseimbangan kadar kolesterol di dalam darah. Omega 9 juga 

membantu pembentukan selaput mielin otak. Lapisan mielin dan 

neurotransmitter berperan penting dalam penghantaran impuls saraf. 

Di Indonesia, bahan makanan yang menjadi sumber asam lemak ini 

yaitu  kacang-kacangan, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak 

kemiri, dan daging 

Protein

Protein memiliki sejumlah tugas penting, mulai dari memelihara sel, 

membuat hemoglobin, membentuk kekebalan tubuh, mengoptimalkan 

perkembangan otak janin, menyiapkan produksi ASI, dan sebagainya. 

Oleh karena itu, protein menjadi sangat penting untuk ibu dan bayinya, 

khususnya sebagai pembentuk jaringan baru dan mempertahankan 

jaringan yang telah ada. Tambahan protein selama kehamilan diperlukan 

untuk pembentukan jaringan otak, otot, kulit, rambut, kuku, dan semua 

bahan pengatur tubuh. Protein bisa didapat dari produk hewani, seperti 

daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut; juga produk nabati, seperti 

kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, dan oncom.

Vitamin

Ellen Moyer, penulis buku Vitamins and Minerals, mengungkapkan bahwa 

tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin, berbagai proses metabolisme di dalam 

tubuh akan terhambat, dan berbagai organ tubuh pun tidak akan mampu 

melaksanakan fungsinya secara optimal. Memang, vitamin bukan zat gizi 

yang dapat menghasilkan energi, tetapi sangat dibutuhkan untuk membantu 

berbagai jenis proses metabolisme untuk menghasilkan energi.

Oleh karena itu, tubuh wanita hamil sangat membutuhkan beragam 

jenis vitamin agar semua proses kehamilannya bisa berlangsung secara 

optimal. Meskipun demikian, tidak semua jenis vitamin berperan langsung 

dalam proses pembentukan jaringan saraf dan otak janin. Vitamin A, 

kelompok vitamin B, dan vitamin C saja yang paling dibutuhkan untuk 

memicu tumbuh kembang otak janin. 

1. Vitamin A (Betacaroten) 

Vitamin A berfungsi untuk mendukung berbagai proses metabolisme 

tubuh, terutama yang berkaitan dengan penglihatan, pembentukan, 

dan pertumbuhan sistem saraf, pembentukan tulang, dan sistem  

kekebalan tubuh. Bagi ibu hamil, pemenuhan vitamin A berkisar 

antara 500-800 SI (standar internasional) dan tidak boleh berlebihan, 

khususnya pada saat usia kehamilan baru memasuki semester 

pertama. Bahan makanan yang mengandung vitamin A dalam kadar 

tinggi, di antaranya hati sapi dan hati ayam, sayuran berwarna hijau tua 

(misalnya bayam dan kangkung), serta buah-buahan berwarna kuning 

dan oranye (misalnya jeruk), umbi-umbian berwarna merah dan kuning 

tua (misalnya ubi rambut dan wortel).

2. Vitamin B

Awalnya, para ilmuwan hanya mengenal vitamin B kemudian ditemu kan jenis-jenis vitamin yang serupa, misalnya vitamin B1, B2, B3, B5, B6, 

B12, para amino asam benzoat, kolin, biotin, folasin, dan asam folat. 

Oleh karena itu, muncullah istilah ”Vitamin B Kompleks” yang memuat 

jenis-jenis vitamin ini . Semua jenis vitamin B, kecuali vitamin B12, 

dapat ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. 

Berikut ini beberapa jenis vitamin B yang berperan penting dalam 

proses tumbuh kembang otak janin dalam kandungan.

 Asam Folat (Vitamin B9)

Asam folat yaitu  salah satu vitamin dalam kelompok vitamin B yang 

sangat penting untuk dikonsumsi ibu yang sedang merencanakan 

kehamilan atau ibu yang sedang hamil. Berdasarkan penelitian, 

asam folat berperan penting dalam proses perkembangan janin, 

khususnya perkembangan sistem saraf dan sel darah. Oleh 

karena itu, menu makanan yang cukup mengandung folat dapat 

menurunkan risiko terkena neural tube defect (NTD) atau cacat 

lahir yang serius pada otak dan sumsum tulang belakang. 

Berdasarkan data dari United States Centers for Disease 

Control & Prevention (CDC), sekitar 70 persen kasus NTD dapat 

dicegah bila  makanan yang dikonsumsi ibu hamil mengandung 

cukup folat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kaum 

wanita yang mengonsumsi folat 2-3 bulan sebelum dan pada 

awal kelahiran terbukti dapat mengurangi risiko kelahiran bayi 

dengan cacat pada otak. Asam folat pun merupakan enzim 

untuk memproduksi DNA (deoxyribonucleic acid) dan berperan 

penting dalam perkembangan sel-sel darah merah. Oleh karena 

itu, kebutuhan asam folat pada ibu hamil mengalami peningkatan 

signifikan karena adanya pembentukan sel-sel darah tambahan dan 

adanya pertumbuhan jaringan yang pesat pada ibu dan bayi. 

Asam folat yang juga berfungsi sebagai antidepresan, dapat 

ditemukan secara alami dalam sayur-sayuran berdaun, seperti pada 

brussel sprouts (kol kecil-kecil), bayam, brokoli, asparagus, juga 

pada pisang, jeruk, kedelai, sereal, dan lain-lain. Idealnya, calon ibu 

dapat meningkatkan asupan asam folat sejak tiga bulan sebelum 

pembuahan dan pada bulan pertama setelah ia hamil. Ibu hamil 

setidaknya membutuhkan asam folat 400 mg per hari.

 Niacin (Vitamin B3)

Setiap harinya, kebutuhan vitamin B3 sebanyak 100 mg. Vitamin 

B3 ini sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit, saluran 

pencernaan, menjaga serta memelihara kesehatan susunan saraf 

pusat, dan diperlukan dalam proses pertumbuhan juga perbanyakan 

sel, termasuk sel-sel saraf dan otak pada janin. Kekurangan vitamin 

B3 bisa memicu  migrain, demensia (gangguan saraf dan 

otak), serta depresi. Vitamin B3 ini dapat kita dapatkan dari sayuran, 

kacang-kacangan, gandum, susu, telur, hati, dan daging merah.

 Piridoksin (Vitamin B6)

Vitamin B6 dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme asam 

amino (protein), karbohidrat, dan lemak, pembentukan sel-sel 

darah merah, serta pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia 

penghantar pesan-pesan antarsel saraf, terutama norefinefrin, 

dopamin, dan serotonin). Sejalan dengan perkembangan otak 

janin, kebutuhan akan vitamin B6 otomatis meningkat. Oleh sebab 

itu, semakin berkembang otak janin, semakin meningkat pula 

kemampuannya dalam menghantarkan pesan-pesan. Dengan 

demikian, diperlukan lebih banyak lagi senyawa kimia yang bertugas 

sebagai neurotransmitter. Sumber utama vitamin B6 ada pada 

daging, ikan, susu, telur, dan sayuran.

3. Vitamin C 

Vitamin C, biasa juga disebut asam askorbinat dan asam askorbat, 

termasuk jenis vitamin yang dapat larut dalam air. Vitamin C 

berfungsi sebagai koenzim (membantu enzim), aktivator berbagai 

fermen perombak protein dan lemak, membantu pembentukan 

neurotransmitter, meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh, 

membantu proses oksidasi dan dehidrasi sel, dan mengaktifkan kerja sel sel darah putih (leukosit). Selain itu, vitamin C merupakan antioksidan 

yang berfungsi menangkap radikal bebas dalam tubuh. 

Kebutuhan terhadap vitamin C setiap orang berbeda-beda, 

bergantung pada usia dan keperluannya. Pada orang yang sehat, 

menurut Recommended Dieraty Allowances (RDA) untuk Asia 

Tenggara (2005), pada pria dan wanita > 19 tahun sebesar 70 mg/hari, 

pada ibu hamil sebesar 80 mg/hari, sedangkan pada ibu menyusui 95 

mg/hari. Pada perokok, kebutuhan vitamin C sebanyak 105 mg/hari. 

Menurut Prof. James Joseph, pemenuhan vitamin C yang proporsional 

mampu menurunkan risiko terkena stroke dan kerusakan otak hingga 

41 persen. Sumber vitamin C dapat kita temukan dalam semua jenis 

sayuran dan buah-buahan. 

DHA dan EPA sangat penting untuk tumbuh kembang otak. 

Seperti halnya sumsum tulang yang membantu otak tumbuh 

jauh lebih besar dan lebih cepat daripada otak pemakan 

tumbuhan, ikan pun yaitu  makanan untuk otak. Ingat 

kembali, otak terdiri atas 60 persen lemak dan separuh 

dari lemak itu yaitu  DHA. Ahli omega 3, Dr. Andrew Stoll 

mengungkapkan, ”Tanpa DHA dalam jumlah besar kita 

mungkin sama sekali tidak akan bisa berkembang”. 


Proses perkembangan otak janin membutuhkan berbagai zat gizi agar dapat 

berlangsung secara optimal. Zat-zat ini  dapat diperoleh dari berbagai 

sumber bahan makanan. Berikut ini beberapa bahan makanan yang menjadi 

sumber zat gizi untuk proses tumbuh kembang janin, khususnya pertumbuhan 

dan perkembangan otaknya.

Ikan

Ikan merupakan sumber makanan yang multimanfaat. Zat-zat nutrisi yang 

terkandung di dalamnya sangat penting bagi kesehatan manusia. Berbagai 

kandungan asam amino, seperti lisin, isoleusin, triptofan, arginin, juga 

metionin sangat diperlukan dalam proses metabolisme, tumbuh kembang, 

dan perbaikan jaringan tubuh.  


Selain sebagai sumber protein hewani yang kaya asam amino, ikan 

juga memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang menentukan derajat 

kesehatan manusia. bila  komponen protein seperti albumin bertugas 

membangun berbagai sistem tubuh manusia, asam lemak tak jenuh seperti 

omega 3 berperan dalam optimalisasi kinerja jantung dan pembuluh darah 

serta pengembangan otak dan kecerdasan. Hal ini dimungkinkan karena 

di dalam ikan, terutama ikan laut, terkandung dua jenis asam lemak yang 

sangat bermanfaat bagi proses tumbuh kembang janin, yaitu EPA (asam 

eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosahesaenoat), yang merupakan 

turunan dari asam lemak omega 3. Keduanya memiliki peranan penting 

dalam membantu perkembangan sel-sel otak dan sistem saraf janin.

Baik EPA maupun DHA banyak terkandung dalam jenis-jenis ikan yang 

hidup di perairan laut dalam, seperti ikan salmon, sarden, makarel, kembung, 

dan ikan layang. Adapun jenis ikan air tawar yang juga mengandung EPA 

dan DHA yaitu  ikan tawes. 


Minyak Ikan

Minyak ikan mengandung berbagai jenis asam lemak, yang terbagi menjadi 

asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam lemak tak  

jenuh ganda. Di dalam minyak ikan terkandung sekitar 25 persen asam 

lemak jenuh dan 75 persen asam lemak tak jenuh. Itulah sebabnya, minyak 

ikan sangat kaya akan asam lemak omega 3, dalam bentuk EPA dan DHA.

Sebagaimana namanya, minyak ikan bersumber dari ikan, khususnya 

ikan laut. Komposisi minyak ikan laut biasanya lebih kompleks dan 

mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yang lebih banyak 

dibandingkan dengan ikan air tawar. Kadar minyak dalam ikan dipengaruhi 

oleh banyak faktor, seperti jenis ikan, jenis kelamin, umur, musim, siklus 

bertelur, dan lokasi geografis. Selama musim bertelur, misalnya, kandungan 

lemak ikan akan bertambah sehingga bila  kita konsumsi, nilai kalori 

yang diperolehnya pun menjadi lebih tinggi.

Jenis-jenis ikan laut memiliki variasi kandungan zat gizi lebih tinggi, 

antara lain tembaga (Cu), vitamin A, dan vitamin D. Minyak ikan hiu, ikan 

kod, dan hati ikan halibut memiliki kandungan vitamin A dan D yang sangat 

tinggi. Dalam dua sendok minyak ikan kod terkandung sekitar 1.200 mg 

vitamin A, 20 mg vitamin D, dan 2 gram asam lemak omega 3.

Oleh karena itu, tidak heran bila  minyak ikan banyak dikonsumsi 

sebagai bahan makanan pelengkap gizi bagi anak-anak. Vitamin A dan D 

yang terkandung di dalamnya dapat membantu proses tumbuh kembang 

anak, khususnya perkembangan indra penglihatan, pembentukan tulang 

serta gigi, dan suplemen yang baik bagi otak.

Sayuran dan Buah-buahan

Sebagai bahan makanan yang kaya akan gizi, sayuran dan buah-buahan 

merupakan sumber utama serat mikro yang sangat diperlukan dalam 

sistem metabolisme tubuh manusia. Selain memperlancar gerakan usus 

(peristaltik), keberadaan serat mikro pun sangat membantu proses 

metabolisme kolesterol dan lemak tubuh lainnya. 

Seperti apa prosesnya? Serat akan mengikat garam empedu yang 

dikeluarkan usus dua belas jari untuk kemudian diserap kembali dalam suatu 

siklus penyerapan. Garam empedu yang diikat serat dari sayuran dan buah buahan akan terbuang bersama kotoran (feses) karena garam empedu—

yang berperan penting dalam proses pengolahan dan pengangkutan 

lemak—berkurang, tubuh akan segera melakukan proses pembuatan 

(sintesis) kembali. Bahan baku pembuatan garam empedu ini diambil dari 

kolesterol. Dengan demikian, orang yang rajin mengonsumsi sayuran dan 

buah-buahan secara teratur akan memiliki kadar lemak darah yang stabil. 

Sebagai informasi, kolesterol, trigliserida, dan asam lemak jenuh 

yang beredar dalam jaringan pembuluh darah—bila  kadarnya terlalu  

tinggi—dapat menimbulkan banyak masalah. Di antaranya aterosklerosis 

(pengerasan dinding pembuluh darah), sumbatan pembuluh darah jantung 

(koroner), serta stroke, yaitu penyempitan atau pecahnya pembuluh darah 

di otak. 

Selain kaya serat, sayuran dan buah-buahan pun berfungsi sebagai 

sumber protein nabati. Berbagai jenis asam amino yang diperlukan tubuh 

untuk proses perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh didapatkan 

dari sayuran dan buah-buahan. Bahkan, sayuran tertentu seperti wortel, 

tomat, atau lobak dapat memberikan efek menenangkan pikiran karena 

mengandung asam amino. Zat ini dapat merangsang proses pembuatan 

hormon serotonin pada sistem saraf manusia. Serotonin bertugas 

menghadirkan ketenangan dan kesabaran dalam pikiran manusia. 

Beberapa jenis sayuran dan buah, khususnya yang mengandung zat 

pati cukup tinggi, dapat pula menjadi sumber karbohidrat (sumber tenaga). 

Labu, jagung, dan kentang yaitu  contoh sayuran yang sering digunakan 

sebagai sumber karbohidrat selain beras dan gandum. 

Sayuran dan buah pun mengandung aneka vitamin dan mineral yang 

sangat potensial. Vitamin A, B, C, dan E banyak dijumpai dalam sayuran yang 

sehari-hari kita masak, seperti wortel, tomat, brokoli, kecambah, kol, dan 

kubis. Mineral atau trace element juga banyak dijumpai dalam sayuran dan 

buah-buahan. Kalium terdapat dalam air kelapa dan alpukat, sedangkan 

magnesium, kalsium, selenium, mangan, dan zinc banyak dijumpai dalam 

beberapa jenis sayuran hijau. 

Untuk mengidentifikasi manfaat serta kandungan gizi sayuran dan 

buah-buahan, kita dapat melihat dari warnanya sebab setiap warna 

menunjukkan sebuah keutamaan. Sebagai contoh, buah semangka yang 

daging buahnya berwarna merah menyala mengandung senyawa aktif 

antosianin. Suatu zat yang memiliki kemampuan antioksidan yang sangat 

kuat dan bermanfaat bagi kesehatan. Sayur mayur yang memiliki warna 

hijau daun mencolok merupakan sumber klorofil yang menyumbang 

koenzim Q-10 untuk membantu proses respirasi aerob dalam mitokondria 

manusia. Semakin banyak klorofil yang kita makan, proses rantai elektron 

di mitokondria pun akan semakin efektif. 

Melihat manfaatnya yang luar biasa, sangat bijak jika kita mulai 

gemar mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Rasulullah saw. pun 

menyarankan  kita untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Salah 

satunya lewat sayur dan buah-buahan. Dalam konteks ini, beliau pernah 

menyampaikan bahwa mengonsumsi kurma azwa sebanyak tujuh butir 

akan menghindarkan manusia dari pengaruh sihir. Mengapa demikian? 

Jika kita mengonsumsi buah (dalam hal ini kurma) dalam jumlah dan 

bilangan yang tepat, kandungan gula buah (fruktosa), glukosa, vitamin, 

mineral, dan protein yang masuk akan menstimulasi sistem metabolisme 

tubuh untuk menghasilkan suasana fisika-kimia yang tepat dan kondusif. 

Dalam keadaan ini, sel-sel dalam tubuh kita akan dapat bertasbih dengan 

sempurna dan tanpa gangguan. bila  sel, hormon, dan enzim berada 

dalam keadaan muthma’innah (tenang), pengaruh negatif akan dapat 

dimentahkan dan gagal merusak harmoni sistem yang telah tercipta. 

Susu

Susu merupakan sumber gizi yang hampir lengkap karena mengandung 

hampir semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, mulai dari karbohidrat, 

lemak, protein, vitamin, mineral, hingga air (zat vital nongizi). Hanya 

makanan (dietary fibre) yang tidak terdapat dalam susu. Vitamin-vitamin 

yang terdapat di dalam susu, di antaranya A, B1 (thiamine), B2 (riboflavin), 

B3 (niacin), B5 (asam pantotenat), B6 (pyridoxine hydrocloride), B12 

(cyanocobalamine), asam folat, biotin, koline, inisitol, C, D, E, dan K.

Melihat kandungannya yang sangat komplet, tidak mengherankan 

bila  susu dianggap sebagai sumber protein dengan nilai biologis tinggi 

yang berguna untuk pertumbuhan sel tubuh dan otak. Sebagai sumber 

zat pembangun, protein hewani ini berfungsi pula untuk menjaga dan 

memperbaiki jaringan sel, membuat hemoglobin (protein dalam sel darah 

merah yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke sel di seluruh tubuh), 

membentuk antibodi untuk melawan penyakit, dan menghasilkan hormon 

serta enzim (protein yang dapat menimbulkan reaksi kimia dalam tubuh) 

yang mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh kita. Selain itu, 

susu juga berkhasiat membangun dan menjaga tulang agar tetap sehat dan 

optimal karena di dalamnya terkandung semua mineral dan vitamin yang 

diperlukan untuk pembentukan dan metabolisme tulang, yaitu kalsium, 

magnesium, fosfor, vitamin K, C, dan B6.

Sekarang ini, di pasaran tersedia beraneka ragam susu, khususnya 

susu segar dan susu bubuk. Susu segar atau susu murni biasanya berasal 

dari hewan, khususnya sapi, kambing, dan kerbau. Susu jenis ini memiliki 

kandungan protein yang tinggi, sedangkan susu bubuk, yang umumnya 

berupa susu full cream memiliki kadar lemak yang tinggi. Ada pula susu 

bubuk skim, yang memiliki kadar kalsium tinggi dan rendah lemak.

Meskipun demikian, bila  dibandingkan, kualitas ”susu tradisional” 

lebih baik daripada susu pabrik. Susu tradisional berasal dari sapi yang 

sebagian besar makan rumput dan jerami segar. Susu ini mentah dan 

dihomogenisasi. Sedangkan susu buatan pabrik biasanya berasal dari 

sapi yang diternakkan dalam ruangan dan sebagian besar memakan 

ransum jagung, padi-padian, dan kedelai, biasanya dengan dosis hormon 

sintesis untuk meningkatkan produksi susu. Kemudian, susu pabrik ini 

dipasteurisasikan dan dihomogenisasi. Itu sebabnya, susu murni yang 

tradisional lebih sehat dan berkualitas dibandingkan dengan susu pabrik.

Produk olahan susu dari sapi yang memakan rumput pun mengandung 

lebih banyak lemak omega 3, lebih banyak vitamin A, beta karotena, dan 

antioksidan lainnya. Mentega dan krim dari sapi yang memakan rumput 

merupakan sumber langka lemak CLA yang unik dan menguntungkan. 

Menurut Journal of Dairy Science, CLA dalam lemak susu sapi yang makan 

rumput, 500 persen lebih besar dibandingkan dengan lemak susu dari sapi 

yang makan ransum khas pabrik susu, yang biasanya mengandung padi padian, jagung cacah, dan kedelai 


Telur

Orang Amerika kerap menyebut telur sebagai ”wonderfull food” karena 

kandungan gizinya yang kaya dan melimpah. Telur memiliki protein yang 

sangat baik karena terdiri dari asam-asam amino esensial yang lengkap 

dalam jumlah yang sama atau di atas pola asam amino esensial yang 

dianjurkan FAO. Protein telur terdapat pada bagian putih telur (ovalbumin) 

dan lebih banyak pada bagian kuning telurnya (ovavitelin). Kandungan 

butir-butir lemaknya banyak lagi terdapat dalam kuning telurnya dan sudah 

dalam keadaan emulsi sehingga lebih mudah dicerna. Telur mengandung 

beberapa jenis zat mineral, di antaranya kalsium, zat besi, magnesium, 

fosfor, potasium (kalium), sodium (natrium), zinc, dan aneka vitamin, 

khususnya vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, biotin, dan vitamin D. 

Telur termasuk jenis makanan hewani bergizi tinggi, mudah didapat, 

murah harganya, dan sangat berkhasiat. Salah satunya, telur memberi 

protein dengan nilai biologis tinggi untuk pertumbuhan sel tubuh dan 

otak. Setiap hari anak balita memerlukan sekitar 15 gram protein hewani 

dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi dua telur ayam 

per hari. Adapun ibu hamil dan menyusui memerlukan protein hewani 

sebanyak 30 gram per hari dan ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi 

empat telur ayam per hari (Soenarso Soehardi, 2004: 136).

Hal ini tidak mengherankan karena telur merupakan salah satu dari dua 

sumber protein dengan kualitas prima selain ASI. Kualitas protein bahan  

makanan ditentukan oleh komposisi asam amino dan kemudahannya 

dicerna. Telur dan ASI memiliki kedua hal ini dalam level yang sempurna (100 

persen). Sebagai perbandingan, kualitas protein untuk ikan segar sebesar 

93 persen, sedangkan untuk daging sapi dan susu sebesar 81 persen. 


Kedelai

Dalam setiap 100 gram kedelai, terkandung 30-35 gram protein. Susunan 

protein dalam kedelai pun terbilang istimewa karena mengandung delapan 

macam asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Asam amino esensial 

merupakan komponen pembentuk protein yang tidak bisa diproduksi 

sendiri oleh tubuh. Data kuantitatif yang bisa menerangkan kandungan 

kedelai yaitu  sebagai berikut: protein (34,1 persen), karbohidrat (33,5 

persen), lemak (17,7 persen), air (10,0 persen), dan ampasnya (4,7 persen). 

Kadar protein kacang kedelai hampir dua kali lipat kadar protein hewani, 

daging sapi, misalnya, hanya mengandung 18 persen protein.

Kedelai pun mengandung mineral (kalsium, zat besi, juga fosfor) dan 

vitamin yang cukup tinggi, di antaranya vitamin B (B1, B2, B3, B12) dan 

vitamin E. Mineral dan vitamin ini berguna bagi metabolisme seluruh sistem 

di dalam tubuh, termasuk sistem saraf. 


Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Oleh karena itu, 

bubur kacang hijau dapat menjadi makanan selingan nasi yang sangat baik 

bagi ibu hamil. Selain kaya akan protein, kacang hijau mengandung lemak 

dan karbohidrat dalam kadar yang tinggi.

Secara lebih spesifik, kacang hijau mengandung energi sebesar 345 

kal, protein 22,2 gr, lemak 1,2 gr, karbohidrat 62,9 gr, kalsium 125 mg, 

fosfor 320 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin A 10 RE, vitamin C 6,0 mg, vitamin 

B1 0,64 mg, air 10, dan BDD (bagian yang dapat dimakan) sebesar 100 

persen.

Adapun bubur kacang hijau atau makanan olahan dari kacang hijau, 

belum ada penelitian resmi dari instansi berwenang. Namun, karena ada 

tambahan gula merah, santan, dan ketan, dapat dipastikan akan ada 

tambahan pada kandungan zat gizinya. Misalnya, untuk protein dalam satu 

mangkuk ukuran 250 ml kurang lebih mengandung 17-18 protein. Selain itu, 

proses pematangan dan pemanasan, memicu  adanya sebagian zat 

yang hilang, seperti vitamin A, B1, dan C.

Daging Sapi

Daging sapi termasuk salah satu sumber esensial dari protein dan lemak. 

Daging sapi juga mengandung vitamin dan mineral dalam kadar yang 

cukup tinggi, seperti vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), zat besi, 

dan kalsium. Kualitas daging sapi terbaik berasal dari sapi muda yang 

bertekstur halus, berwarna merah cerah, memiliki bau yang khas, dan rasa 

yang enak. Semakin tua sapi, semakin kasar pula tekstur dagingnya dan 

semakin gelap warnanya. 


Daging Ayam

Daging ayam sangat kaya dengan protein berkualitas tinggi dan 

mengandung semua asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh. Selain 

protein, terdapat pula beberapa zat gizi lain yang terdapat dalam daging 

ayam, di antaranya lemak, vitamin, mineral, dan air. Kadar lemak dalam 

daging ayam sangat bervariasi. Biasanya, semakin bertambah umur, 

kadar lemaknya semakin tinggi. Walaupun demikian, kulit daging ayam 

mengandung kolesterol yang cukup tinggi, yaitu 120 mg/100 g, sedangkan 

daging ayam yang telah dibuang kulitnya mengandung kolesterol 

sebanyak 78 mg/100 g.