tu sama lain melalui hubungan
pasangan basa, probe asam nukleat dapat dihasilkan untuk mengidentifikasi potongan ,DNA tertentu dengan mensintesis protein pemancing dengan rangkaian yang merupakan komplementer terhadap potongan DNA yang dituju,
Probe asam nukleat dengan rangkaian tertentu dapat dipakai untuk mengikat kemudian mengidentifikasi potongan komplementer DNA yang dinamakan hibridisasi , hibridisasi yaitu proses dasar teknik biologi
molekuler, semakin panjang probe, semakin besar kecenderungannya bahwa
probe itu akan bersifat spesifik. Namun, normalnya probe yang mempunyai
minimal 20 basa berturut-turut yang spesifik untuk potongan DNA tertentu sudah berkali kali terbukti spesifik untuk potongan itu, maka pengikatan nonspesifik 20 + probe basa pada potongan DNA yang tidak berkaitan sudah dinyatakan benar benar sangat tidak mungkin terjadi.
tahap pertama teknik hibridisasi yaitu denaturasi cetakan DNA dengan
suhu tinggi untuk memutus ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa
komplementer. Panas mengakibatkan pemisahan kedua untai DNA dengan memutus semua ikatan hidrogen yang menghubungkan kedua untai DNA,
suhu yang dibutuhkan untuk pemutusan ini bergantung pada rangkaian DNA tertentu (seperti ikatan sitosin guanin dengan 3 ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan ikatan adenosin-timin yang hanya berikatan dengan 2 ikatan hidrogen; oleh karena itu, ikatan sitosin-guanin membutuhkan panas yang lebih besar untuk dapat memutus ikatan itu),
ukuran potongan DNA yang akan didenaturasi dan konsentrasi garam, Pendidihan larutan DNA dilanjutkan dengan mendinginkannya secara cepat ke es ( untuk mencegah penggabungan kembali kedua untai) dipakai untuk melepaskan sambungan untai-untai DNA dan membukanya sehingga probe mampu berikatan dengan rangkaian komplementernya,
B. HIBRIDISASI DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS PADAT
walaupun hibridisasi bisa dilakukan dalam larutan (bukan bahan solid) namun bentuk probe yang lebih sering digunakan dalam hibridisasi mencakup penggunaan matriks padat yang mengikat DNA yang akan dianalisa,
Prinsip dasar teknik ini yaitu sampel DNA dilekatkan pada matriks padat (pada
sebuah membran) kemudian didenaturasi dengan panas, probe asam nukleat
tertentu yang telah diberi label radioaktif atau label enzim kemudian dibiarkan bereaksi ,dengan DNA yang sudah didenaturasi, sesudah mencuci materi yang tidak berikatan, keberadaan radioaktivitas atau keberadaan enzim (dengan metode kolorimetrik sesudah menambahkan substrat yang tepat) dideteksi. Keberadaan label yang terikat menandakan bahwa probe sudah terhibridisasi ke sampel DNA, yang pada akhirnya, merefleksikan keberadaan rangkaian DNA tertentu di dalam sampel , bila sampel yang akan dianalisa ada pada sebuah jaringan atau sel, teknik hibridisasi dinamakan hibridisasi in situ ,
Dalam bentuknya yang paling dasar dan paling sederhana, hibridisasi matriks padat dilakukan dengan mengaplikasikan satu “titik” sampel klinis ke sebuah membran (pada nitroselulosa) dan penambahan probe berlabel spesifik ke sampel itu, sesudah mencuci materi yang tidak berikatan, titik itu divisualisasi dengan mendeteksi label pada probe. Assay dot blot ini merupakan pendekatan semua-atau-tidak sama sekali (semata-mata digunakan untuk menentukan apakah rangkaian DNA tertentu ada di dalam sampel atau tidak). bila label terdeteksi (baik melalui metode radiografi maupun melalui kolorimetri, tergantung pada tipe label yang digunakan, probe telah mengikat sampel, menunjukkan keberadaan DNA komplementer terhadap probe di dalam sampel itu, Variasi dalam rangkaian DNA bisa dideteksi dengan sebuah metode yang
dinamakan RFLP (restriction fragment length polymorphism). pada metode ini, DNA ,pertama-tama dipotong menjadi beberapa fragmen yang lebih kecil dengan
menggunakan endonuklease restriksi, yang merupakan enzim yang memotong DNA pada rangkaian spesifik, Fragmen-fragmen dari proses ini dipisahkan menurut ukurannya oleh elektroforesis dalam sebuah gel agarose dengan cara yang mirip dengan pemisahan protein oleh Western Blotting, Ukuran fragmen-fragmen (yang dapat diberi label dan bisa divisualisasi) yang didapat dengan pemotongan itu bergantung pada DNA yang mempunyai rangkaian spesifik tempat endonuklease spesifik melakukan pemotongan, Pengetahuan mengenai rangkaian itu memungkinkan prediksi ukuran fragmen, bila variasi rangkaian itu harus terjadi, DNA tidak akan dipotong atau fragmen yang dihasilkan akan mempunyai panjang 1000 basa dan enzim tertentu memotong
di basa 850, pemotongan itu pasti menghasilkan 2 potong DNA dengan panjang
masing-masing kira kira 850 dan 150, bila rangkaian DNA itu berbeda atau berubah (seperti pada penyakit genetik yang mengakibatkan mutasi atau penyimpangan di tempat endonuklease tertentu melakukan pemotongan), pemotongan oleh endoknuklease akan gagal atau menghasilkan potongan dengan ukuran berbeda dari yang diharapkan (rangkaian yang dikenali oleh endonuklease berada di lokasi berbeda). sekarang ini RFLP tidak lagi digunakan secara rutin. walau demikian, RFLP adalah sebuah alat penting dalam memetakan berbagai gen untuk mendeteksi gangguan genetik dan dalam mengevaluasi variasi genetik dalam gen tertentu di antara individu-individu
yang berbeda,
bahwa analisa pengujian RFLP meliputi 5 tahapan, antaralain :
1. isolasi dan purifikasi DNA,
2. amplifikasi menggunakan PCR dan pemotongan fragmen DNA menggunakan enzim
restriksi,
3. Pemisahan dan deteksi produk pemotongan DNA menggunakan elektroforesis,
4. analisa data untuk menghasilkan profil fragmen untuk setiap sampel,
5. analisa pengelompokkan berdasar profil sampel yang didapat dari tahap 4,
perkembangan tambahan pada hibridisasi matriks padat yaitu sebuah teknik bernama southern blotting, dengan menggunakan southern blotting, DNA
dengan berat molekul tinggi pertama kali dipotong dengan menggunakan endonuklease
restriksi menjadi beberapa fragmen kecil, yang kemudian dipisahkan sesuai ukurannya
melalui elektroforesis dalam sebuah gel agarose.
Komponen-komponen yang dipisahkan kemudian ditransfer secara langsung ke
membran nitroselulosa, tempat mereka tetap terikat dalam posisi yang sudah ditentukan
melalui pemisahan elektroforesis. Pelekatan ke membran dicapai dengan pemberian
panas yang tinggi. Membran itu kemudian “diblok” atau ditangani dengan DNA
yang tidak berkaitan seperti , DNA dari sperma ikan untuk mencegah pengikatan
nonspesifik probe ke membran, Probe yang sudah diberi label (fluoresen, radioaktif atau enzim ) yang spesifik untuk rangkaian DNA tertentu kemungkinan dibiarkan bereaksi
dengan membran, bila pengikatan spesifik terjadi, salah satu atau lebih fragmen DNA pertama diberi label.
adanya tahapan pengujian yang dilakukan pada
Teknik Southern blotting,
Perbedaan utama antara teknik ini dan dot blotting yaitu bahwa Southern blotting
menentukan apakah rangkaian spesifik hanya berkolaborasi di sebuah area DNA atau berulang pada lebih dari satu fragmen pada DNA itu,
Ekspresi gen menghasilkan produksi RNA; metode hibridisasi yang bisa digunakan untuk mendeteksi rangkaian RNA spesifik yaitu metode Northern blotting, ini mirip dengan metode Southern blotting. Satu-satunya
perbedaan adalah bahwa target analisis dalam Northern blotting adalah RNA dan bukan DNA. Sekali lagi, RNA dipotong menjadi beberapa fragmen kecil dengan menggunakan enzim restriksi, dan fragmen-fragmen itu kemudian dipisahkan oleh elektroforesis, sesudah memindahkan fragmen-fragmen itu. ke sebuah membran, probe berlabel spesifik dibiarkan bereaksi dengan membran, rangkaian RNA spesifik diidentifikasi dengan keberadaan label pada fragmen tertentu. Masing-masing teknik mempunyai tahap pemeriksaan yang relatif sama, yang membedakan adalah jenis sampel dan probe yang dipakai jika digunakan sampel dan probe DNA (Southern blotting), sampel dan probe RNA (Northern blotting), sampel dan polipeptida(Western Blotting) atau probe protein,
C. HIBRIDISASI IN SITU
Selain untuk mengidentifikasi rangkaian DNA spesifik pada DNA yang berikatan
dengan matriks padat artifisial (seperti sebuah nilon atau membran nitroselulosa), probe asam nukleat bisa untuk mengidentifikasi rangkaian-rangkaian DNA
spesifik dalam sebuah sampel biologis, ini dinamakan hibridisasi in situ . Prinsipnya sama dengan teknik-teknik hibridisasi lain; sumber cetakan
asam nukleat menjadi spesimen biologis, baik sepotong jaringan ataupun sebuah sel, dan targetnya merupakan DNA atau RNA,
Langkah pertama dalam ISH yaitu menangani jaringan atau sel untuk memperbaiki asam nukleat target agar bisa diakses ke probe. Probe yang sudah
diberi label (baik DNA maupun RNA) kemudian dibiarkan bereaksi dengan jaringan atau sel yang sedang ditangani dalam suhu tinggi untuk memungkinkan terjadinya hibridisasi. Probe itu dapat diberi label dengan radioaktif, antigenik (pada digoksigenin, atau DIG, yang bisa divisualisasi dengan memakai antibodi berlabel yang spesifik terhadapnya), biotin, atau label fluoresen. lihat skema
prinsip hibridisasi in situ Fluoresen untuk mencari lokasi gen dalam nukleus,
Dalam probe fluoresen, ISH yang memakai fluoresen disebut, secara tepat,
FISH (fluorescence in situ hybridization). ISH dan FISH dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan melokalisasi DNA atau RNA dalam jaringan atau sel tertentu, yang pada akhirnya merefleksikan ekspresi komponen yang disandi oleh DNA atau RNA tersebut dalam jaringan atau sel tertentu . FISH juga digunakan untuk
mengidentifikasi dan mempelajari gen tertentu dalam kromosom tertentu. adanya berbagai jenis label berbeda (enzimatik ,radioaktif, fluoresen) memungkinkan
deteksi DNA atau RNA berbeda di dalam jaringan atau sel tertentu,
Penerapan teknik FISH ini di laboratorium dapat digunakan, seperti dalam
analisa untuk mengidentifikasi kelainan genetik, pada tumor padat dan
berguna untuk menegakkan diagnosa , menentukan terapi. aplikasi yang
menggunakan teknik FISH ini yaitu prinsip Whole chromosome painting (WCP). WCP yaitu teknik mewarnai kromosom menggunakan teknik Fluorescence In Situ Hybridization (FISH). Fluorescence In Situ Hybridization yaitu teknik
diagnosa molekular menggunakan zat warna fluoresen (fluophore) untuk melabel DNA pelacak (DNA probe) yang digunakan untuk mendeteksi DNA yang komplementer. jika digunakan berbagai DNA pelacak yang melekat pada DNA komplementer di sepanjang kromosom, maka seluruh kromosom akan terwarna. sehingga bisa diketahui adanya aberasi kromosom baik dalam jumlah maupun strukturnya, jika setiap kromosom diwarnai dengan fluorophore/fluorochrome/zat warna fluoresens yang berbeda warna (multi color) secara bersamaan, Untuk melihat penempelan DNA pelacak berlabel pada kromosom tersebut dan penampilan masing-masing kromosom yang berwarna-warni digunakan mikroskop fluoresensi ,
D. POLIMORFISME KONFORMASIONAL UNTAI TUNGGAL
Polimorfisme gen yaitu suatu perubahan saat individu mempunyai variasi
dalam gen yang sama dalam kisaran biologis. Dalam sebuah populasi, polimorfisme genetik terjadi saat terdapat bentuk-bentuk gen berbeda pada lokus tertentu dengan frekuensi lebih dari 1% hingga 2%. Polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) yaitu tempat tempat di dalam genom saat rangkaian DNA pada banyak orang berbeda hanya di sebuah basa tunggal. 10 juta SNP ada dalam populasi manusia dengan perkiraan 2 variasi umum missense per gen. Sebagian besar SNP bersifat silent (tidak memicu perubahan fungsi gen tertentu ) namun, kadang SNP bisa dihubungkan dengan perubahan (baik struktural maupun fungsional) molekul yang disandi oleh gen itu.
Oleh karena itu, SNP dalam individu atau populasi yang berbeda penting dalam
biologi molekuler dasar . Salah satu teknik yang digunakan untuk
mendeteksi SNP yaitu polimorfisme konformasional untai tunggal (single-strand
conformational polymorphism, SSCP). Perubahan-perubahan basa tunggal dalam fragmen DNA yang besar tidak mampu dideteksi dengan elektroforesis gel sebab perbedaan ukuran fragmen yang tidak sama akibat perubahan basa tunggal dapat diabaikan. Namun, sesudah didenaturasi,
DNA untai tunggal melipat dirinya sendiri menjadi struktur tiga dimensi selama proses renaturasi. Konformasi DNA untai tunggal bergantung pada rangkaian DNA-nya, dan mutasi apa pun bahkan pada basa nukleotida tunggal bisa mempengaruhi konformasi tiga dimensi untai tersebut,
Molekul DNA untai tunggal saat dipisahkan oleh elektroforesis pada matriks gel di bawah kondisi non-denaturasi bermigrasi secara berbeda untuk mempertahankan keutuhan konformasi mereka, Oleh sebab itu, gen dari
individu yang normal dan diduga mengandung penyakit, bisa rekayasa dengan PCR dan menjadi subjek SSCP untuk penelitian . SSCP hanya mampu menunjukkan bahwa ada perbedaan diantara 2 fragmen DNA, dan penentuan rangkaian DNA selanjutnya untuk menunjukkan perubahan itu. SSCP belakangan digunakan dalam penentuan genotipe dan dalam mengidentifikasi alel-alel berbeda dalam subjek homozigot dan heterozigot. SSCP juga dipakai dalam virologi, yang mempelajari virus dengan variasi genetik yang banyak ,
E. MIKROARRAY
banyak teknik menargetkan sebuah gen, rangkaian DNA tunggal, untuk menganalisa ratusan atau bahkan ribuan gen atau rangkaian DNA yang berbeda. maka dilakukan mikroarray . Mikroarray DNA atau gene chips merupakan
matriks padat yang terdiri dari beragam material ( kaca atau silikon) yang
merupakan tempat melekatnya ratusan, ribuan DNA berbeda
dalam jumlah sedikit (baik potongan gen atau rangkaian spesifik gen dalam kuantitas pikomole) ke berbagai tempat mikroskopik,
Penggunaan mikroarray adalah suatu bentuk hibridisasi, yaitu probe dilekatkan ke
matriks dan sampel DNA yang akan diperiksa ditambahkan ke matriks. Sampel uji DNA yang diberi label dengan label fluoresen atau label kemiluminesen
kemudian dibiarkan bereaksi dengan probe pada chip , sesudah mencuci materi yang tidak terikat, pengikatan spesifik target ke probe tertentu dievaluasi, Kekuatan pengikatan target tertentu ke probe pasangannya pada akhirnya bergantung pada komplementaritas target ke probe, semakin dekat rangkaian target ke rangkaian komplementer probe, semakin kuat target berikatan dengan probe itu , pada akhirnya, adalah refleksi homologi target itu dengan probe; semakin sama rangkaian antara target dan probe, semakin kuat ikatannya, kekuatan ikatan itu menghasilkan fluoresen atau kemiluminesen yang lebih terang, yang dapat diukur , Chip gen untuk mendeteksi bermacam macam tingkat ekspresi gen DNA atau RNA tertentu dalam kondisi berbeda, perbedaan rangkaian dalam segmen DNA atau gen tertentu dalam keadaan sehat dan sakit, atau pada individu yang berbeda atau untuk mengidentifikasi perbedaan basa tunggal bernama polimorfisme nukleotida tunggal, lihat skema penerapan
teknik Mikroarray untuk mendeteksi tingkat ekspresi gen RNA tertentu.
lihat Skema Teknik Mikroarray
F. REAKSI RANTAI POLIMERASE
Pada tahun 1968 sebuah metode untuk memperkuat rangkaian DNA spesifik Pada tahun 1983, Kary Mullis mengembangkan metode ini sehingga potongan atau bagian DNA tertentu bisa diperkuat dengan membuat banyak salinan identiknya, kelebihan teknik ini yaitu bahwa mempunyai potongan DNA yang sama dalam jumlah besar memudahkan untuk menganalisisnya. Teknik ini
membutuhkan deoksinukleotida (dNTP pada basa-basa DNA berbeda), polimerase DNA yang stabil secara suhu, potongan DNA pendek dinamakan oligonukleotida primer dengan panjang 10 sampai 30 pasangan basa, dan mesin pensiklus suhu (termosikler).
metode reaksi ini yaitu :
area DNA yang berisi rangkaian yang akan
diselidiki dipanaskan untuk melepaskan ikatan melelehkan DNA
( denaturasi) Oligonukleotida primer spesifik yang mengapit area yang akan
diperkuat, satu di ujung 3’ sebuah untai DNA dan yang lain di ujung 3’ untai antiparalel lain kemudian dibiarkan berikatan dengan rangkaian spesifik mereka pada masing-masing untai yang sudah dilepaskan ikatannya, ada masa masa pendinginan yaitu saat primer dibiarkan berikatan dengan untai DNA tunggal( penguatan ) di tahap ini, polimerase DNA yang stabil secara suhu mensintesis untai DNA komplementer yang dimulai di primer dan menggunakan untai DNA terbuka sebagai cetakan. Polimerase DNA menambah nukleotida, mengikuti rangkaian potongan DNA yang sudah dilepas ikatannya sehingga sebuah untai direplikasi dalam satu arah dan untai lain direplikasi dalam arah lain sehingga membuat salinan setiap untai terbuka dalam proses elongasi atau ekstensi. Pada tahap ini, ada dua salinan potongan DNA: masing-masing satu untuk setiap untai. Keseluruhan proses kemudian diulang dengan memanaskan kembali DNA,
memungkinkan primer berikatan dengan tempat spesifik mereka kembali (yang sesudah siklus pertama kini menjadi dua), mensintesis dua salinan potongan DNA lagi, (akibat jumlahnya telah menjadi dua kali lipat dalam siklus pertama, sekarang menghasilkan empat salinan) kemudian mengulangi seluruh prosedur denaturasi, penguatan, elongasi, dan pendinginan berkali-kali untuk mendapatkan jumlah eksponensial potongan DNA untuk diamplifikasi,
terakhir yaitu proses mendinginkan campuran reaksi keseluruhan ke suhu 5
hingga 15 derajat celcius untuk menyimpan produk akhir untuk penggunaan
tambahan. Fragmen yang didapat kemudian divisualisasi dalam gel agarose, zat warna ethidium bromida, PCR mempunyai banyak kegunaan dalam biologi molekuler seperti dapat mengidentifikasi organisme yang tidak bisa tumbuh dalam kondisi laboratorium atau yang ada dalam jumlah sangat sedikit, PCR berperan dalam penentuan genotipe ini dengan mengidentifikasi rangkaian DNA spesifik untuk genotipe HLA tertentu,
PCR untuk mengamplifikasi potongan RNA, Prinsip amplifikasinya
sama kecuali bahwa dalam kasus RNA, langkah awal tambahan diperlukan sebelum amplifikasi. Ini mencakup konversi RNA target menjadi DNA dengan reverse transcriptase, yang merupakan sebuah enzim yang mentranskripsikan RNA menjadi DNA. maka teknik ini dinamakan RT-PCR (reverse transcriptase PCR). Contoh penggunaan RT-PCR adalah identifikasi RNA virus dalam pemeriksaan HIV. RNA diekstrak dari plasma individu dan dibiarkan bereaksi dengan sediaan reverse transcriptase; ini mengubah RNA
virus menjadi cDNA. Reaksi PCR kemudian digunakan untuk memperkuat area spesifik pada DNA yang menyandi gen-gen virus tertentu. RT-PCR juga dipakai untuk memantau ekspresi gen karena produksi RNA dari gen merefleksikan ekspresi menghidupkann gen tertentu itu,
teknik PCR merupakan teknik yang paling banyak dalam mengatasi penyakit ,
2. TEKNIK ANALISIS DASAR MOLEKULER UNTUK PROTEIN
A. PROTEIN
Protein sebagai makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel,
Protein sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel, menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel maka penelitian biokimia khusus untuk protein khususnya enzim, hormon, antibodi ,
Semua jenis protein terdiri dari kombinasi rangkaian dari 20 asam amino.
Setiap jenis protein mempunyai urutan dan jumlah asam amino . Di dalam sel,
protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti badan golgi , mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya,
Protein-protein yang ikut serta dalam reaksi biokimiawi sebagian besar berbentuk enzim yang banyak terdapat di dalam sitoplasma dan sebagian terdapat pada kompartemen dari organel sel. Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. saat berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Untuk mempertahankan fungsinya, setiap jenis protein memerlukan keadaan tertentu saat diekstraksi dari normal biological milieu(lingkungan biologis yang normal). Protein yang diekstraksi seharusnya dipertahankan aktivitas enzimatiknya dan dihindarkan dari proteolisis.
Untuk menganalisa protein yang ada di dalam sel digunakan prosedur
fraksinasi sel yaitu a.memisahkan sel dari jaringannya, b. menghancurkan membran sel untuk mengambil kandungan sitoplasma dan organelnya c. memisahkan organel organel dan molekul penyusunnya, Prosedur a dan b dinamakan homogenasi dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana seperti homogeniser atau mortal hingga peralatan canggih seperti pemakaian vibrasi dan sonikasi ,
tergantung pada bahan yang akan dihomogenasi. Prosedur c dilakukan dengan
menggunakan sentrifuge pada kecepatan dan waktu tertentu,
Sebagian besar protein merupakan molekul yang mudah rusak jika tidak berada
pada kondisi fisiologisnya. oleh sebab itu, untuk mempertahankan struktur dan fungsi protein,fraksinasi dilakukan pada suhu rendah 0 sampai 40°C dalam buffer dan pH tertentu tergantung dari jenis protein yang akan diselidiki ,
Hasil homogenasi yang disebut homogenat masih berupa larutan
keruh yang terdiri dari organel-organel sel ,makromolekul penyusun sel diantaranya yaitu protein dan debris sel sisa sel sel yang tidak hancur,
dengan sentrifugasi organel sel dan debris mengendap di dasar tabung sentrifuge ( pellet),
sedangkan makromolekul (termasuk protein) yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan debris dan organel sel tidak akan mengendap tetapi terlarut dalam buffer (dinamakan supernatan yang bening). Supernatan ini yang digunakan sebagai sampel untuk analisa protein dalam jaringan,
Untuk analisa protein yang di dalam plasma atau serum darah, prosedur fraksinasi
a dan b tidak dibutuhkan karena protein sudah terlarut dalam plasma darah, sedangkan sentrifugasi tetap digunakan untuk mengendapkan sel-sel darah sehingga protein yang terlarut dalam plasma atau serum terdapat sebagai supernatan, Beberapa teknik analisa protein memerlukan prosedur isolasi yaitu memisahkan protein dari makromolekul yang lain atau memisahkan protein dengan sifat tertentu dari protein lain yang tidak butuhkan dalam analisa. Suatu teknik isolasi dan identifikasi protein harus mempertimbangkan kelistrikan ,sifat-sifat fisik, kimiawi suatu protein sehingga konformasi dan aktifitasnya tidak berubah. di tahap pertama isolasi, dipakai cara berdaya pemisah terendah seperti pengendapan dengan amonium sulfat. Pengendapan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain temperatur larutan, jumlah dan posisi gugus polar, berat molekul dan pH ,
Protein hasil sentrifugasi homogenat masih terdiri dari berbagai jenis protein ( crude protein) ataupun protein hasil pengendapan amonium sulfat (jenis
protein lebih spesifik) kemudian dapat dianalisa secara kualitatif maupun kuantitatif , Analisa kuantitatif protein yang memakai spektrofotometer dengan
panjang gelombang tertentu tergantung pada jenis pereaksi dan protein yang dipakai, Dengan spektrofotometer dapat diketahui banyaknya atau jumlah protein dalam suatu sampel yang dinyatakan dalam satuan ppm ,dalam satuan mg protein/ml sampel atau dalam satuan µg protein/ml sampel
tergantung dari satuan yang dipakai membuat kurva standar. Analisa kualitatif protein dapat menggunakan kromatografi ataupun elektroforesis tergantung pada tujuan analisa, baik analisa kuantitatif atau kualitatif digunakan secara terpisah maupun secara bersamaan dalam suatu rangkaian analisa,
B. METODE UNTUK MEMISAH PROTEIN
1) SDS-PAGE
SDS-PAGE (sodium dodecyl sulphate polyacrylamid gel electrophoresis)
memisahkan protein Berdasar berat molekulnya. SDS merupakan
detergen anionik, yang jika dilarutkan molekulnya akan mempunyai muatan
negatif dalam range pH yang luas. Fungsi utama SDS pada metode SDS-PAGE
yaitu untuk memberikan muatan negatif pada protein yang akan diselidiki,
SDS mampu menyederhanakan protein (muatan,bentuk, ukuran) ,mendenaturasi protein dan mempermudah menyamakan kondisi, muatan negatif SDS akan menghancurkan sebagian struktur kompleks protein dan secara kuat tertarik ke arah anoda jika ditempatkan pada suatu medan
listrik.
2) PEMFOKUSAN ISOELEKTRIK
pada metode ini, protein dipisahkan berdasar keseimbangan residu asam
amino (muatan negatif) dan residu asam .
amino basa (muatan positif), yang menentukan
sifatnya yang dinamakan titik isoelektrik (pI), suatu kondisi dimana pH
pada muatan bersih protein menjadi nol. Protein yang dibedakan Berdasar
sedikit mungkin muatan residu ( bentuk mono- dan di-phosphorylated
dari suatu protein) dapat dipisahkan dengan metode ini. Sebaliknya, protein
dengan nilai pI yang mirip namun ukurannya sangat berbeda dapat
memberikan hasil running pada posisi yang sama,
3) HPLC dan TLC
Thin layer chromatography (TLC) bisa digunakan
untuk memisahkan peptida ( derivat dari digesti proteolitik suatu
protein) Berdasar pada kemiripan sifatnya,
High-performance liquid chromatography (HPLC) bisa digunakan untuk
memurnikan memisahkan protein atau peptida berdasar hidrophobisitas,ukuran, atau muatan , Kedua metode ini bermanfaat sebagai tambahan pendekatan gel-based, terutama untuk tujuan preparasi dan untuk analisa peptida ,
4) ELEKTROFORESIS 2 DIMENSI (2-D)
Elektroforesis 2 Dimensi yaitu teknik analisa pemisahan protein
menggunakan 2 dimensi yang diberi arus listrik. bila sebuah larutan yang
mengandung molekul protein diberikan arus listrik, maka protein itu akan
bermigrasi dengan laju yang bergantung pada bentuk, muatan dan ukuran , Teknik ini untuk proteomika (analisis
molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi gen
dalam sel) seperti pada pemeriksaan kemurnian , pemurnian protein skala mikro meneliti protein, analisis komparatif ekspresi dari
dua sampel protein atau lebih, lokalisasi dan identifikasi pasca translasi dan
penelitian interaksi protein-protein, ini dikarenakan, elektroforesis dua
dimensi mampu memisahkan hingga ribuan protein secara bersamaan,
Prinsip dasar dalam elektroforesis 2-D yaitu dimensi pertama dalam
pemisahan protein dilakukan Berdasar titik isoelektriknya (Isoelectric point, IEP, pI) yaitu pada pH dimana muatan tiap protein netral atau sama dengan 0.
Elektroforesis dimensi pertama ini dinamakan elektroforesis isoelektrik
pemfokusan atau IEF (Isoelectric Focussing). Tehnik IEF ini bekerja dengan
menerapkan arus listrik pada protein dalam gradien pH tertentu dan protein akan
bermigrasi karena adanya tegangan arus listrik,
Pada dimensi pertama, protein yang akan diteliti dilarutkan dalam larutan
yang mengandung deterjen non ionik (tidak bermuatan) yang dicampur dengan
merkaptoetanol dan urea yang mengubah sifat dan menguraikan semua rantai
polipeptida tanpa mengubah muatan asli masing-masing. saat protein mencapai
nilai pH yang sesuai dengan titik isoelektriknya maka protein berhenti bermigrasi,
dimana muatan protein itu netral,
Pada dimensi kedua, protein akan dipisahkan Berdasar berat atau massa
molekulnya. Pemisahan protein dengan cara ini menggunakan sodium dodesil
sulfat poliakrilamida gel sebagai medium penyangga. Gel yang mengandung protein
pada elektroforesis dimensi pertama dicelupkan ke dalam larutan sodium dodecyl
sulfate (SDS) untuk memberikan muatan negatif pada protein. Protein yang
bermuatan negatif akan bergerak dari katoda (kutub negatif) menuju anoda (kutub positif) dengan adanya tegangan arus listrik, Protein saling terpisah membentuk bintik-bintik yang tersusun menurut berat molekul setiap protein.
Untuk melihat hasil pemisahan protein menggunakan elektroforesis 2-D,
dapat dilakukan pewarnaan gel dengan pewarnaan perak coomasie. Teknik
visualisasi lain yang dapat digunakan yaitu autoradiografi
(radioaktif) atau fluorografi
Gel yang sudah divisualisasi dapat di dokumentasikan menggunakan kamera atau scanner. contoh alat untuk melakukan
elektroforesis dua dimensi, yaitu Protean® i12™ IEF Cell dan Criterion™ Cell. Alat yang digunakan untuk elektroforesis dimensi pertama yaitu Protean® i12™ IEF Cell
Alat untuk Elektroforesis Dimensi Pertama (Protean® i12™ IEF Cell)
Sedangkan alat yang digunakan untuk elektroforesis dimensi kedua adalah Criterion Cell,
Alat untuk Elektroforesis Dimensi Kedua (Criterion™ Cell)
Hasil analisa elektroforesis dua dimensi ini digunakan untuk
mengetahui perubahan dan identifikasi proteomik yang kemudian diketahui
ekspresi gen yang meningkat atau menurun akibat cekaman tertentu,
5) WESTERN BLOTTING
Western blotting yaitu proses pemindahan protein dari gel hasil
elektroforesis ke membran. Membran ini dapat diperlakukan lebih fleksibel
dibandingkan gel sehingga protein yang terblot pada membran dapat dideteksi dengan cara fluoresensi atau visual ,
Deteksi ekspresi protein pada organisme dilakukan dengan metode imunologi
menggunakan antibodi sekunder dan antibodi primer sesudah pemberian antibodi sekunder, deteksi dilakukan secara visual dengan pemberian kromogen atau secara fluoresensi. Pada deteksi secara fluoresensi, reaksi antara antibodi primer dengan antibodi sekunder dapat memberikan hasil fluoresens yang kemudian akan membakar film X-ray, deteksi ini dilakukan di kamar gelap.
Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih
sensitif dan lebih spesifik, lihat Skema penerapan prinsip Western Blot
C. METODE IDENTIFIKASI PROTEIN
sesudah menemukan protein dalam bentuk band spot pada gel atau sebuah
puncak pada pemisahan HPLC, maka tahap selanjutnya yaitu menentukan identitas molekulernya. ada dua metode yang digunakan yaitu, metode spektroskopi massa dan metode degradasi Edman ,
1) DEGRADASI EDMAN
Degradasi Edman menggunakan reagen isothiocyanates untuk bereaksi
dengan N-terminal dari protein atau peptida. saat kondisi sesuai,
degradasi Edman akan membelah residu N-terminal asam amino untuk
menciptakan derivat asam amino plus ujung amino bebas sesuai dengan asam
amino kemudian dalam rantai polipeptida:
dimana X yaitu ‘tag’ kimia yang ditangkap reagen ke grup amino N terminal sebagai bagian dari proses pembelahan. kemudian bisa memisahkan
X-AA1 dari campuran dan mengidentifikasi asam amino apa yang ter-representasi.
Siklus reaksi di atas dapat diulang untuk menjelaskan asam amino kedua di rantai ,
AA2:
dan seterusnya. Reagen isothiocyanate dapat berfluoresensi atau menjadi
radioaktif, memungkinkan untuk mendeteksi derivat asam amino
yang dilepaskan X-AA dan oleh karenanya memungkinkan sequencing sejumlah
kecil protein.
saat sekuen terminal amino dari protein sudah ditentukan sedikitnya 8-10 residu, penyimpulan sekuen bisa dibandingkan ke database
protein atau genom untuk organisme yang akan di identifikasi proteinnya. bila
lebih dari satu protein dari database yang cocok dengan sekuen hasil penelitian
, penambahan kriteria penelitian seperti berat molekul protein dapat dilakukan.
memungkinkan dilakukan membelah protein (secara
enzimatik
kimiawi ) menjadi peptida yang dapat disekuensing untuk identifikasi
protein.
Degradasi Edman mempunyai kekurangan .,yaitu metode ini tidak aktif saat N-terminal dari protein atau
peptida diblok secara kimiawi dan metode ini tidak aktif pada protein atau peptida yang sangat hidropobik (masalah potensial untuk
protein membran), Namun, tetap memungkinkan untuk
.membelah protein secara enzimatik kimiawi menjadi peptida, sehingga tetap
mempunyai ujung-amino bebas dan bisa disekuensing,
2) Spektrometri Massa
Spektrometri massa yaitu metode sensitif untuk
.menentukan berat molekul protein juga dapat mengerjakan sampel dalam jumlah banyak dengan cepat, metode ini
menentukan protein yang berbeda di dalam sampel
yang kompleks( analisis proteomik) . Spektrometri massa
untuk menentukan identitas protein
dan sekuen protein dengan konsep seperti degradasi Edman.
Endoprotease (enzim untuk membelah ikatan peptida pada rantai polipeptida)
memiliki spesifisitas yang signifikan. saat protein dibelah oleh endoprotease,
maka akan terbentuk fragmen-fragmen, dimana jumlah dan massanya secara
langsung ditentukan oleh sekuen asam amino. Spektrometri massa menyediakan
data tentang hasil pembelahan isolasi protein oleh endoprotease:
maka dapat membandingkan hasil penelitian dengan database protein untuk
menentukan protein apa yang ada dalam organisme yang dianalisa , Spektrometri
massa cocok untuk penelitian karena metode ini bisa menentukan berat
molekul dengan akurat dari sedikit fragmen yang dihasilkan dari protein hasil
pemotongan. Teknik ini telah dikembangkan dari pemotongan protein hasil pemisahan
gel elektroforesis dua dimensi dan kemudian diinjeksi secara langsung ke spektrometer
PERALATAN LABORATORIUM
BIOLOGI MOLEKULER
peralatan yang digunakan di laboratorium molekuler digolongkan menjadi peralatan standar dan peralatan pendukung. peralatan standar
berharga sangat mahal, semua peralatan, bahan-bahan kimia larutan-larutan yang
akan dipergunakan harus dalam kondisi steril. maka semua jenis peralatan yang
akan dipergunakan dalam suatu pekerjaan laboratorium molekuler harus disterilkan
terlebih dahulu. sterilisasi alat-alat gelas yang tahan panas dapat dilakukan dengan
menggunakan otoklaf pada suhu 120 derajat C memungkinkan pelaksanaan sterilisasi
dengan otoklaf dan digunakan peralatan
sekali pakai, keberhasilan pekerjaan laboratorium biomolekuler ditentukan oleh
sistem kerjasama antar staf laboratorium,
dokumentasi pekerjaan , semua sarana prasarana,jenis peralatan yang digunakan, bahan-bahan
kimia, larutan stok, prosedur pelaksanaan pekerjaan, ketertiban pelaksanaan, ketepatan
waktu, kebersihan, sterilitas alat dan bahan, untuk menjamin kualitas hasil pengujian, tata ruang laboratorium dibuat
agar kontaminasi bisa diminimalkan. laboratorium biologi molekuler
.minimal terdiri dari ruang amplifikasi , ruang
dokumentasi,ruang preparasi, ruang kuantitasi DNA,
a. Ruang Bahan Kimia
tempat penyimpanan bahan-bahan kimia berbahaya disesuaikan
dengan sifat dan masing-masing bahan . bahan kimia yang dapat disimpan pada
suhu ruang diletakkan secara langsung pada suhu ruang dan pada lemari bahan
kimia. namun beberapa jenis bahan kimia yang membutuhkan penyimpanan pada
suhu rendah 4 derajat c atau -20 derajat c , maka bahan kimia perlu disimpan dalam
freezer refrigerator , bahan kimia yang utuh ,bahan kimia yang disimpan dalam bentuk stok maka informasi yang lengkap harus
dicantumkan pada masing-masing botol larutan stok meliputi: identitas pembuat, tanggal pembuatan , jenis bahan kimia, konsentrasi stok, penyimpanan larutan stok harus dipisah dengan lemari untuk bahan kimia yang masih
utuh.
b. Ruang steril
aktivitas kegiatan molekuler membutuhkan
sterilitas tinggi untuk mencegah terjadinya kontaminasi. ruang steril
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaaan yang memerlukan sterilitas tinggi
bila lokasi terbatas, maka fungsi ruang steril digantikan dengan
penggunaan laminar air flow cabinet. dalam pemakaiannnya, harus dipisahkan antara
laminar air flow cabinet untuk pekerjaan yang membutuhkan sterilitas tinggi (preparasi larutan,kultur sel, kultur jaringan ) dengan laminar air flow cabinet ,untuk pekerjaan yang menggunakan mikroba untuk
mencegah terjadinya kontaminasi.
c. Ruang Kerja dan Meja Kerja (Bench)
ruang kerja dan meja kerja digunakan untuk meletakkan berbagai peralatan utama di laboratorium, seperti:
vortex,
rotator, mikroskop, ph meter, elektroforesis, mesin PCR, sentrifuge, shaker, inkubator, dalam ruang kerja dilengkapi dengan meja kerja yang
digunakan untuk mempersiapkan segala pekerjaan di laboratorium, sepreti : persiapan proses elektroforesis, persiapan reagensia PCR,
penulisan
,buku kerja, persiapan media, pembuatan larutan stok,
meja kerja harus
selalu dibersihkan sebelum melakukan pekerjaan atau sesudah menyelesaikan
pekerjaan. kebersihan meja kerja menjadi tanggung jawab seluruh pengguna
laboratorium. adanya bahan kimia berbahaya yang tertinggal di meja kerja akan sangat
membahayakan bagi pengguna laboratorium,
seorang pelaksana laboratorium menggunakan
meja kerja terpisah dengan yang lain. ini perlu dilakukan untuk
mencegah tercampurnya bahan kimia pada peralatan ,
d. Ruang Analisis
ruang analisis yaitu ruangan penempatan peralatan
laboratorium untuk keperluan penelitian . peralatan yang
ditempatkan pada ruang analisis, antara lain: mesin PCR (thermal cycler) spektrofotometer, mikroskop, kromatografi
gas, komputer,
e. Lemari Alat
lemari alat untuk penyimpanan berbagai jenis
alat gelas dan peralatan kecil di laboratorium, seperti: corong kaca, botol-botol sampel, ,gelas ukur, tabung reaksi, gelas
beaker, erlenmeyer, cawan petri, pipet, labu takar, penyimpanan alat-alat gelas yang telah steril harus dipisahkan dari
peralatan yang belum steril. penyimpanan alat gelas dipisahkan Berdasar
volumenya,sterilitas alat,macam alat, ukuran ,
f. Tempat penyimpanan Mikroba
kegiatan yang berkaitan dengan bakteri diperlukan
proses penyimpanan mikroba. Untuk penyimpanan mikroba sementara (dalam waktu
singkat), mikroba dalam media padat disimpan di kulkas pada suhu 4 derajat C.
namun untuk penyimpanan yang relatif lama, dapat dibuat stok gliserol 16-20% dari
mikroba dan disimpan pada freezer dengan suhu hingga -40 derajat C.
g. Ruang Kultur Sel atau Kultur Jaringan
pekerjaan molekuler yang melibatkan sel sel atau jaringan tubuh manusia meninggal , diperlukan ruang steril untuk ruang kultur sel , Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak kultur dengan
peralatan antara lain: pengatur cahaya,termometer ruangan, pengatur suhu,
sehingga
dapat disesuaikan kebutuhan kultur yang sedang diteliti.
h. Tempat Pencucian Alat Gelas
Tempat pencucian alat gelas untuk mencuci dan mengeringkan
segala peralatan kotor yang sudah pernah dipergunakan dalam pekerjaan laboratorium. Setiap
pengguna harus selalu tidak lupa membiasakan diri untuk secepatnya mencuci segala peralatan
yang kotor yang sudah pernah dipakai. Tempat pencucian bagi alat-alat gelas yang sudah
terkontaminasi mikroba harus dipisah dengan tempat pencucian alat-alat gelas yang
belum terkontaminasi ,dicuci
pada tempat yang terpisah seperti silver nitrat, fenol, etidium bromide, akrilamid,
i. Pembuangan limbah
pembuangan limbah diatur untuk limbah yang
berbahaya, limbah silver nitrat, fenol etidium bromide, akrilamid, tidak boleh dibuang
langsung ke tempat pencucian. limbah ini harus ditampung terlebih
dahulu di suatu tempat ,gel elektroforesis yang
mengandung limbah berbahaya, tidak boleh dibuang ke tempat sampah, namun
harus dicuci dengan air terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam kantung
plastik bersama segala bahan yang terkontaminasi bekas alat suntik ,kertas tissue, sarung tangan, sebelum dimusnahkan,
Peralatan Di Laboratorium Biologi Molekuler
-Mesin sekuenser
mesin sekuenser yaitu suatu peralatan medis modern untuk mensekuen segmen
DNA dengan panjang tertentu, sehingga dapat mengetahui
urutan basa-basa DNA-nya.
- Refrigerator dan Freezer
refrigerator dan freezer yaitu suatu peralatan medis modern untuk
penyimpanan biakan mikroba, reagen atau bahan-bahan kimia, larutan stok, suhu
freezer dapat diatur sesuai keperluan.
-Termos Nitrogen Cair
termos nitrogen cair yaitu suatu peralatan medis modern untuk
menyimpan nitrogen
cair yang dibutuhkan dalam proses isolasi dna. untuk penyimpanan
nitrogen cair, masing-masing tipe termos nitrogen cair memiliki volume
bervariasi,
-Alat-alat gelas
cawan petri, labu erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, atau alat gelas yaitu suatu peralatan medis modern untuk kegiatan laboratorium , peralatan retak
tidak boleh digunakan karena dapat membahayakan pengguna
laboratorium, alat gelas yang
terkontaminasi menyebabkan kerugian
-Sentrifus (Centrifuge)
Sentrifus yaitu peralatan medis modern untuk mengumpulkan larutan
yang ada di dinding tabung (Effendorf atau tabung reaksi) ke dasar tabung untuk memisahkan larutan atau untuk mengendapkan suatu zat terlarut seperti sel dengan komponen-komponen
penyusunnya dalam suatu suspensi , DNA, RNA
dalam
penggunaan sentrifus persyaratan yaitu kesetimbangan
dari bahan dan alat yang akan disentrifugasi.
dalam molekuler dikenal beberapa macam dan ukuran sentrifus.untuk sentrifugasi cairan dengan volume lebih dari 10 ml
maka digunakan ukuran volume sentrifuge yang lebih besar. untuk sentrifuge yang
berukuran besar ini juga ada yang berpendingin maupun tidak berpendingin. kecepatan putaran maksimum rotornya berbeda-beda seperti sentrifus mikro
sentrifus dengan kecepatan tinggi dinamakan ultracentrifuge yang biasanya dilengkapi
dengan pendingin, untuk
cairan yang jumlahnya sedikit (kurang dari 1,5 ml) dipergunakan sentrifus mikro
(microcentrifuge). sentrifus mikro dibedakan ke dalam sentrifus yang
berpendingin (refrigerated mikrocentrifuge) dan tidak berpendingin.
sentrifus mikro juga dibedakan Berdasar kecepatan putaran rotornya, semakin
cepat putarannya maka kemampuan suatu partikel untuk mengendap akan semakin
mudah. kecepatan suatu putaran ( sentrifus) diukur dalam satuan gravitasi
atau putaran perdetik (rpm).
-Perangkat Elektroforesis
molekul DNA bermuatan negatif, sehingga bila molekul DNA ditempatkan pada
medan listrik, maka akan berpindah dari kutub negatif menuju kutub positif. prinsip
elektroforesis yaitu perpindahan partikel-partikel yang bermuatan karena medan listrik,
perangkat elektroforesis terdiri dari: cetakan gel ,sisir,power supply, mesin elktroforesis, ada dua jenis perangkat elektroforesis, dengan nama
elektroforesis vertikal dan elektroforesis horizontal ,
elektroforesis vertikal
dengan menggunakan gel akrilamid,
elektroforesis horizontal
dengan menggunakan gel agarosa,
-Biosafety Cabinet
biosafety cabinet ULFA
(Ultra Low Penetration Air) dan HEPA (High Efficiency Particulate Air) merupakan alat utama dari Biosafety Cabinet yang terbuat dari filter
tipe kering berbentuk mikrofiber borosilikat lembaran tipis seperti kertas. berguna untuk menyaring serbuk,partikel radioaktif,debu, asap, bakteri, jelaga,
- PCR (PCR Thermal Cycler)
PCR yaitu suatu peralatan medis modern untuk mengamplifikasi atau
menggandakan untaian basa-basa DNA yang dibatasi oleh pasangan primer pengapitnya
melalui pengaturan suhu dan penggunaan enzim tahan panas tinggi. Dalam proses menggandakan untaian basa-basa DNA
, PCR akan bekerja secara otomatis sesuai permintaan
pengaturan suhu untuk tahap denaturasi, annealing maupun ektensi/ elongasi juga
siklus yang dibutuhkan,
-Pipet Mikro
Pipet yaitu suatu peralatan medis modern untuk mengambil larutan dari suatu tempat ke tempat lain
secara akurat. Alat ini diperlukan dalam teknik PCR untuk
mengambil larutan atau suspensi dengan volume yang
relatif kecil ( dalam µL) dan ketepatan yang sangat tinggi pada pemakaian pipet mikro harus diperhatikan volume yang sesuai untuk
pipet yang bersangkutan. Angka yang tercantum di dalam pipet menunjukkan volume
maksimum yang dapat diambil pemilihan ukuran pipet dan tips pipet mikro tergantung
pada volume yang akan diambil. pengambilan bisa dengan pipet mikro yang 1000
µl, namun kurang akurat. demikian pula dengan pipet ukuran 0-10 µl,
namun harus diulang beberapa kali. ini memicu kesalahan sebab dengan pengambilan berulang kali dapat terdapat kesalahan setiap
kali pemipetan walaupun dengan kesalahan yang sangat kecil,
mengingat volume larutan yang diambil biasanya berukuran sangat kecil (dalam
satuan mikroliter), maka alat ini sebenarnya dirancang sedemikian rupa
sehingga tingkat ketepatannya sangat tinggi. untuk mengambil volume 80 µL, gunakan
pipet mikro dengan kisaran 10-100 µL. ada cara dalam penggunaan pipet
yang harus diikuti sehingga kekurangtepatan dalam pengambilan dapat dihindari. ukuran
tips yang digunakan harus sesuai dengan kriteria batasan volume pada pipet yang
akan digunakan.
untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari satu larutan ke larutan yang lain,
maka setiap pengambilan harus menggunakan ujung pipet yang baru dan steril, sterilisasi
mikropipet hanya dilakukan pada ujung pipet dan bukan pada pipet mikro
keseluruhan. ujung pipet dapat disterilisasi dengan autoclave pada suhu 120 derajat c selama 20
menit. kebanyakan jenis pipet mikro tidak bisa disterilisasi dengan autoclave.
masing-masing merek memberikan kode warna yang berbeda pada tips yang
diproduksi sesuai dengan kisaran volume tips ,
-Autoclave
Autoclave yaitu suatu peralatan medis modern untuk sterilisasi larutan pereaksi ,alat gelas,
mikrotip, mikrotube, air, alat ini menggunakan uap panas bertekanan tinggi suhu 120 derajat C selama 15-20 menit. Kapasitas
volume autoclave beragam. Sumber panas autoclave berasal dari
LPG,
listrik ,
- pH meter
pH meter yaitu suatu peralatan medis modern untuk pengukuran pH larutan. diperlukan pada proses pembuatan larutan stok atau media ,
-Mikroskop
mikroskop yaitu suatu peralatan medis modern untuk
melihat benda
dengan ukuran sangat kecil mikro seperti mikroorganisme,
setiap tipe mikroskop mempunyai spesifikasi lensa dan kekuatan pembesaran khusus.
kekuatan pembesaran suatu mikroskop diatur atur, dengan penambahan lampu UV, penambahan
kamera,
-Tabung (tubes)
mikro
Tabung (micro tubes) untuk dalam proses molekuler termasuk proses PCR , Dikenal berbagai macam ukuran
tabung, mulai ukuran kecil sampai besar, ukuran 0,5 mL; 1,5 mL; 2,0 mL,
-Shaker
shaker yaitu suatu peralatan medis modern untuk membantu penggoyangan media kultur mikroba yang sudah diinokulasi dalam
waktu dan kecepatan tertentu,aktivitas kultur mikroba dan kultur sel dalam media cair
dilakukan dengan penggoyangan media. penggoyangan untuk menjaga homogenitas selama
kegiatan kultur sehingga didapat pertumbuhan optimal dari kultur mikroba
tertentu untuk menghasilkan metabolit yang diharapkan, seperti untuk produksi vitamin , produksi enzim,
produksi antimikroba,
-Inkubator
inkubator yaitu suatu peralatan medis modern untuk proses inkubasi sesuai
dengan temperatur yang diharapkan dalam proses inkubasi ini. proses inkubasi
sering diperlukan dalam proses analisis
southern blot, perrtumbuhan mikroba , ekstraksi isolasi DNA, plasmid, enzim restriksi,
jika dalam proses inkubasi itu harus disertai dengan penggoyangan media
kultur mikroba, maka aktivitas dilakukan dengan peralatan shaker
inkubator.
-Rotator/ Rotary shaker
Rotator yaitu suatu peralatan medis modern untuk mencampur larutan secara
rotasi, ini diperlukan dalam proses ekstraksi DNA maupun RNA,
agar larutan tercampur secara merata,
- Spektrofotometer
Spektrofotometer yaitu suatu peralatan medis modern untuk mengukur kerapatan sel dalam aktivitas yang berkaitan dengan kultur mikroba, mengukur
konsentrasi DNA kemurnian DNA.
-Vortex
Vortex yaitu suatu peralatan medis modern untuk membantu pencampuran
larutan dalam proses ekstraksi DNA, sehingga segala bahan padat dapat tercampur
dengan pelarut sempurna,
- UV Crosslinker
UV crosslinker yaitu suatu peralatan medis modern untuk memindahkan atau memfiksasi potongan DNA
dari gel ke membran. ini digunakan pada proses analisa Western atau Shouthern blot
-Gel documentation dengan UV Transiluminator
Gel documentation (Geldoc) dengan UV Transiluminator yaitu suatu peralatan medis modern untuk mendeteksi pita-pita DNA hasil separasi (running) elektroforesis, sehingga pita
DNA yang tampak dengan sinar UV bisa langsung direkam melalui komputer,
-Waterbath
waterbath yaitu suatu peralatan medis modern untuk memanaskan larutan yang
ditempatkan dalam alat gelas atau tabung reaksi. masing-masing tipe waterbath mempunyai
suhu pemanasan tertentu,
- Hotplate
hotplate yaitu suatu peralatan medis modern untuk memanaskan suatu larutan
dalam proses pembuatan pereaksi (reagen). agar homogenitas larutan tersebut cepat tercapai, maka ini dilengkapi dengan
stirrer yang berfungsi sebagai pengaduk.
-Microwave Oven
microwave oven yaitu suatu peralatan medis modern untuk pemanas yang dalam proses
pembuatan gel atau untuk mencairkan gel yang sudah disimpan dalam refrigerator,
-Oven
oven yaitu suatu peralatan medis modern untuk mensterilkan mengeringkan alat gelas pada temperature 120 derajat c
-Analytical Balance Timbangan Analitik
timbangan analitik yaitu suatu peralatan medis modern untuk
menimbang
bahan-bahan kimia yang akan digunakan pada proses pembuatan media, pembuatan stok
larutan, sebelum dan sesudah penimbangan, alat penimbang harus dalam keadaan bersih.
gunakan aluminium foil yang baru pada setiap penimbangan bahan alat untuk mengambil bahan dari kemasannya (
spatula/ sendok plastic) harus selalu dibersihkan setiap akan digunakan,
penimbangan bahan kimia sebaiknya diletakkan di atas aluminium foil atau kertas minyak
yang bersih. jangan meletakkan secara langsung bahan-bahan kimia di atas alat timbang,
timbangan analitik digolongkan Berdasar tingkat ketelitian
dan kapasitas maksimumnya. timbangan analitik dengan tingkat ketelitian tinggi biasanya mempunyai kapasitas maksimum yang rendah, timbangan analitik dengan kapasitas
maksimum tinggi mempunyai tingkat ketelitian lebih rendah.
-Freeze dryer
freeze dryer yaitu suatu peralatan medis modern untuk pengeringan dalam suhu dingin yang diatur ,freeze dryer mempunyai
suhu maksimal-minimal yang berbeda-beda, sehingga perlu disesuaikan dengan
keperluan laboratorium