udah sering kita dengar adanya kelumpuhan yang
terjadi sebagai akibat penyakit polio; stroke juga dapat
mengakibatkan kelumpuhan. Ada juga penderita yang
mengalami kelumpuhan yang terkesan kian parah dari waktu
ke waktu. Namun kadang-kadang kita melihat seorang
ibu yang tiba-tiba saja “roboh” tak dapat berjalan ketika
mendengar kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan.
Klinik
Kelumpuhan pada hakikatnya adalah ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan gerakan yang dikehendaki,
misalnya tidak dapat berjalan, tidak dapat menulis.
Kelumpuhan ini pada dasarnya terkait dengan tidak
berfungsinya otot untuk melakukan gerakan; karena
kerusakan otot, syaraf yang melayaninya, di pusat (otak),
ataupun di perifer (serat syarafnya). Kelumpuhan ada
yang berupa kelemahan (flaccid paralyisis), tetapi ada juga
“kelumpuhan” yang berupa kekakuan otot (kejang, spastic
paralysis seperti pada penderita tetanus) sehingga tak dapat
diperintah. Jika parah maka otot sama sekali tak dapat
digerakkan, sedangkan jika ringan saja kekuatan otot hanya
berkurang karena sebagian otot ada yang masih dapat
digerakkan. Untuk bergerak jaringan otot harus berkontraksi
(mengkerut) memendek ataupun meningkatkan tegangan
sehingga tulang atau jaringan lain (kulit, bola mata, lidah)
yang “dipegangnya” bergerak karena tertarik. Kontraksi otot
itu diawali oleh “perintah” yang berupa impulse lewat sistem
syaraf motoris; jadi jika syaraf ini rusak, kelumpuhan akan
terjadi karena tidak ada yang memerintah otot berkontraksi.
Pada penderita polio kelumpuhan seperti ini dijumpai.
Perintah gerakan itu boleh dikata berpangkal dari
otak ; oleh karena itu pada penderita stroke dapat terjadi
kelumpuhan karena rusaknya sel-sel sistem syaraf di
“pusat” di otak, misalnya akibat pecahnya pembuluh
darah di otak misalnya oleh karena tekanan darah yang
tinggi. Gangguan syaraf ini juga dapat terjadi sebagai
akibat dari tumor yang tumbuhnya menekan syaraf di
dekatnya, sehingga perintah-perintah dari otak tidak
lagi tersampaikan ke otot. Keadaan serupa juga dapat
terjadi jika terjadi patah tulang yang patahannya menekan
serat syaraf di dekatnya. Mereka yang mengalami HNP
(Hernia Nucleus Pulposus, “kecethit”) dapat mengalami
kelumpuhan jika gangguan pada ruas-ruas tulang belakang itu cukup parah sehingga menekan berkas syaraf
yang berada di dalam saluran sumsum tulang belakang.
Kelumpuhan juga dapat terjadi jika otot yang
seharusnya bekerja itu mengalami kerusakan ataupun
kelemahan. Selain itu peluang kelumpuhan dapat muncul
ketika orang mengalami keracunan botulism (misalnya pada
sosis atau ikan yang membusuk, tercemar oleh mikroba
semisal Clostridium botulinum), yang mengakibatkan
“gangguan” pada neuro-muscular junction (titik hubung
antara sistem syaraf dengan sistem otot). Gangguannya
tidak jarang dimulai pada otot mata sehingga penglihatan
kabur atau dobel, kelopak mata mau menutup terus.
Kekurangan “vitamin syaraf” (neurotopic vitamin;
vitamin B1, B6, B12) dapat menimbulkan kelumpuhan
ringan sebagai akibat dari gangguan penghantaran
perintah (impulse) dari otak ke otot yang bersangkutan.
Dalam hal kelumpuhan mendadak yang terjadi pada
ibu-ibu yang mengalami stress itu merupakan akibat dari
tidak adanya perintah dari otak ke otot karena tidak adanya
kemauan untuk bergerak. Pada hakikatnya keadaan seperti
ini merupakan reaksi kejiwaan (psikologis) yang salah,
walaupun semua struktur organ tubuhnya masih normal;
jadi kalaulah pada saat keadaan seperti itu tiba-tiba ada
anjing yang menggonggong di dekatnya, maka ibu yang
”lumpuh” itu akan “sembuh” seketika dan dapat lari.
Satu hal yang ditakuti orang walaupun sebenarnya
“tak apa-apa” adalah apa yang disebut lumpuh tidur (sleep
paralysis); pada orang ini “kelumpuhan” terasa ketika
di mulai tertidur ataupun ketika terbangun, katakanlah
setengah mimpi. Keadaan ini mungkin hanya karena posisi
tidur yang “kurang pas” sehingga ada syaraf yang tertekan,
ataupun ada aliran darah yang terganggu. Tanpa diapaapakan pun kelumpuhan ini akan hilang dengan sendirinya.
Diagnosa
Jika ada penderita yang mengeluh adanya kelumpuhan
perlu diperiksa secara seksama untuk memastikan keadaannya maupun penyakit yang mendasarinya. Langkah ini
penting terkait dengan apa yang harus dilakukan lebih lanjut
dalam upaya untuk memilihkan tindakan yang benar bagi si
penderita. Dari mekanisme timbulnya kelumpuhan di atas,
mudah kita fahami bahwa tidak semua kelumpuhan dapat
ditangani dengan sama; hasilnya pun dapat berbeda banyak
pada keadaan yang satu dengan yang lain.
Untuk memastikan adanya ataupun derajat kelumpuhan
itu perlu sejak awal dipastikan keadaan-keadaan yang
terkait dengan fungsi sistem syaraf itu secara menyeluruh,
yaitu bagaimana ototnya, syarafnya, dan berfungsinya
secara terpadu. Ini semua harus dimulai dari bagaimana
perjalanan penyakitnya, sehingga dapat lebih diduga akibat
infeksi (virus polio), keracunan, gangguan gizi (kurang
vitamin), gangguan fungsi (akibat darah tinggi), ataukah
lainnya. Derajat gangguan “kelumpuhan” ini dapat dikenali
macamnya, sehingga ada disebut paralysis (kelumpuhan),
paresis (kelemahan, “setengah” lumpuh, paraplegia (kelumpuhan kedua kaki), hemiplegia (“mati separo”; kelumpuhan
separo anggota badan tangan dan kaki sebelah kanan saja
ataupun sebelah kiri saja), ataukah hanya histeria (kejiwaan;
organ tubuhnya normal-normal saja). Misalnya saja kelumpuhan pada
penderita polio dapat diperkirakan
dari adanya awal infeksinya. Setelah
sekitar 10 hari demam seperti flu,
yang disertai dengan nyeri, kaku,
ataupun kelemahan otot, kemudian
terasalah kelemahan kaki (biasanya
hanya sebelah); kemudiannya kelumpuhan benar-benar nyata disertai
dengan mengecilnya (atrophy) otot.
Tergantung pada bagian mana
dari sistem syaraf yang mengalami
kerusakan, ada berbagai bentuk
kelumpuhan yang dapat muncul
dari yang hanya kaki saja ataupun
sampai meliputi kelumpuhan otot
pernafasan (spinal polio, bulbar
polio, bulbospinal polio); yang cukup
membingungkan adalah munculnya
kelumpuhan ini kadang-kadang baru
terjadi setelah lebih dari 30 tahun dari
saat seseorang terserang infeksi polio.
Ada kelumpuhan yang berlangsungnya tidak terus-terusan, tetapi
munculnya kadang-kadang saja
(periodic paralysis), setelah olahraga
ataupun setelah memakan makanan-makanan tertentu; ini merupakan
penyakit keturunan yang menimbulkan
kelainan pada sistem ototnya. Lain lagi
halnya dengan “kelumpuhan” yang
disebut paralytic agitans, pada penderita
ini gangguan terjadi karena munculnya
gemetar, kekakuan, ataupun lambatnya
otot; ini biasanya terkait dengan umur
lanjut yang dikenal juga sebagai
penyakit Parkinson.
Kelumpuhan akibat stroke mudah dikenali dengan sejarah tekanan darahnya yang tinggi ataupun
mungkin dikenali adanya keluhan
awalnya sering pening
Keracunan botulism biasanya
diawali dengan riwayat memakan
makanan yang sudah atau agak basi,
yang di dalamnya terdapat protein
yang cukup banyak (ikan, daging,
kupang, kerang) yang dimakan
dalam keadaan dingin (racun ini
tak tahan panas; racun “hilang” jika
makanan dipanaskan) atau belum
dipanasi, yang kemudian muncul
sedikit pening, rasa mual ataupun
sampai muntah-muntah, penglihatan
kabur, kemudian tangan dan kaki
lemah tak dapat digerakkan.
Kadang-kadang memang kelumpuhan ada yang muncul secara
pelan-pelan, di awali dengan kelemahan kaki untuk kemudian benarbenar terjadi kelumpuhan, dan
terkesan kian meluas dan tambah
parah; yang semula mungkin hanya
dirasakan di kaki dari hari ke hari
kemudian terasa di seluruh tungkai
bawah, kemudiannya terasa di paha,
perut, dan kemudiannya tangan juga
ikut lemah atau lumpuh. Kelainan
yang disebut dengan Guillain-Barre
Syndrome atau ascending paralyisis
merupakan akibat terjadinya reaksi
atas tubuh sendiri sehingga terjadilah
kerusakan pada sistem syaraf-otot.
Penderitanya bermula merasakan
kelemahan pada kaki yang kemudian
dapat menjadi kelumpuhannya, dan
selanjutnya dari waktu ke waktu
terasa kelemahan yang kian meluas
“naik” meliputi tangan, perut, dada,
dan seterusnya. Walaupun pengobatannya tidak mudah, ada juga yang
mengalami “kesembuhan” sendiri,
penyakitnya berhenti dan sembuh
sempurna. Pada pengidap myasthenia
gravis kelumpuhan muncul sedikit
demi sedikit, kian parah dari waktu
ke waktu; ini merupakan kelainan
penerusan perintah dari syaraf ke
otot yaitu rusaknya acetylcholine
oleh sistem kekebalan yang salah,
menyerang zat yang dihasilkan oleh
tubuh sendiri. Walaupun sering
dijumpai pada beberapa orang dalam
satu keluarga, belum dapat dipastikan adanya faktor keturunan.
Pada penderita chikungunya, yang
terjadi sebenarnya bukanlah kelumpuhan, tetapi nyeri yang hebat sehingga
penderita mengalami kesakitan jika
harus bergerak; akibatnya penderita
merasa “tak dapat berjalan”. Begitu pula
pada penderita neuropathia, nyeri yang
dirasakan di seluruh tubuh (termasuk di
kaki) menjadikan dirinya “tidak mampu”
bergerak karena takut nyerinya bertambah
parah; ini memberi kesan “tidak dapat”
berjalan, walaupun sebenarnya tidak ada
kelumpuhan padanya.
Penderita “kecethit” yang tak dapat
berjalan pada awalnya dapt terjadi
karena adanya rasa nyeri yang sangat
karena syaraf sensorisnya terjepit oleh
bagian-bagian ruas tulang belakang
(tulangnya yang menonjol karena
terjepit “pepes”, bantalan tulang rawan
yang letaknya meleset). Kemudiannya
mungkin baru diketahui bahwa
kelumpuhan terjadi karena syaraf
motorisnya yang ikut terjepit sehingga
tidak dapat meneruskan perintah dari
otak ke otot untuk bekerja.
Pengobatan
Pengobatan untuk penderita
kelumpuhan sangat tergantung
pada apa penyebabnya dan sudah
seberapa lama gangguannya. Pada
dasarnya makin cepat diobati makin
besar peluang sembuh, walaupun
tidak semua kelumpuhan dapat diatasi
tuntas. Pengobatan ini ada yang cukup sederhana dengan pemberian
obat-obat vitamin dan penghilang peradangan; ada juga yang menuntut
kepasrahan karena untuk sakitnya harus dilakukan pembedahan, padahal
dengan pembedahan itu sendiri kelumpuhan belum tentu masih dapat
diatasi.
Penderita kecethit yang dapat
segera dioperasi mungkin berhasil
menyelamatkan syaraf dari tekanan;
jika terlambat mungkin saja ada syarafnya yang terlanjur rusak sehingga
kelumpuhan tak dapat sepenuhnya
dihilangkan. Jadi tergantung pada
macam penyebab kelumpuhan dan
kecepatan tindakan pertolongannya;
tidak jarang pengobatan kelumpuhan
harus dilakukan “selama hidup” karena
selain pemulihannya yang perlu waktu
lama (atau bahkan tak dapat pulih
seperti pada polio), juga dimaksudkan
agar penyakit penyebab kelumpuhan
itu tidak kambuh agar tak muncul
penyulit yang lainnya lagi.
Pencegahan
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa pencegahan munculnya kelumpuhan adalah upaya
menghindarkan diri dari peluang
terserang penyakit-penyakit yang dapat
menimbulkan kelumpuhan itu. Adapun
jika sudah terkena penyakit termaksud
maka yang masih dapat dilakukan
adalah menjaga diri agar penyakitnya
tidak kian parah, agar penyulit yang
berupa kelumpuhan itu tidak terjadi.
Kehidupan yang penuh dengan berbagai macam kegembiraan, serasa remuk
berhadapan dengan apa yang dipaparkan secara menakjubkan oleh Imam Ibnu
Rajab Al Hambali rahimahullah dalam kitab beliau
( Kehidupan Alam Kubur Dan Keadaan Penghuninya Sampai Kehari
Kebangkitan ), kesusahan dunia juga terasa ringan bila dibandingkan apa yang
mungkin akan menimpa diri dalam gelapnya dan sempitnya kubur.
Kegembiraan dan kesusahan dunia menjadi semu bila dibanding dengan
pemberhentian pertama dari perjalanan manusia menuju surga atau neraka, dan pemberhentian pertama tersebut adalah alam kubur, sebagaimana perkataan
Imam Amirul Mukminin „Utsman bin Affan .
Ketika meniti perjalanan dalam menelaah isi kitab ini, maka terbayanglah apa
hakikat perkataan Imam Ad Daqqaq rahimahullah, dimana beliau berkata :
“ Siapa yang ingat kematian akan diberi tiga perkara :
1. Segera bertaubat.
2. Bersungguh-sungguh dalam beribadah.
3. Hati yang qanaah dan merasa cukup dengan dunia.
Adapun siapa yang lupa akan kematian, maka akan dihukum dengan tiga
perkara :
1. Menunda-nunda taubat
2. Bermalas – malasan dalam beribadah
3. Hati yang tidak pernah kenyang dengan dunia.
Dan lihatlah apa yang menimpa Salaful Ummah kita, sedangkan mereka adalah
sebaik-baik generasi : “ Hassan bin Barra berkata : “ Abdul Wahhab bin Ghiyas
berkata kepadaku bahwasanya apabila Hisyam Al Firdausi rahimahullah pulang
dari mengantar jenazah, maka pada malam harinya dia tidak bisa tidur dengan
tenang. Dia tidak bisa tidur kecuali dirumahnya ada pelita. Pada suatu ketika
pelita tersebut mati, dan dia keluar dari rumah, tetangganya berkata kepadanya :
“ Ada apa dengan dirimu ? “ Dia menjawab : “ Aku teringat dengan gelapnya
kuburan. “
Dan masih banyak nukilan-nukilan indah yang memenuhi isi kitab ini. Secara
hakikatnya, saya telah memiliki keinginan untuk menerjemahkan dan meringkas
kitab ini dari beberapa tahun yang lalu, kitab yang saya pegang adalah cetakan
tahun 1414 H ( 1994 M ) yang dikeluarkan oleh Darul Kitab Al Arabi, Beirut.
Akan tetapi niat saya selalu terhenti ketika menjumpai betapa tidak mungkinnya
saya menerjemahkan sekaligus meringkas kitab ini, bagaimana mungkin saya
meringkas kitab ini, karena dipandangan mata saya seluruh isinya bagus untuk
dipaparkan. Sampai suatu hari, saya mendapatkan ringkasan dari kitab ini yang
berjudul , yang disusun oleh Abu Hudzaifah
Ibrahim bin Muhammad, cetakan tahun 1406 H yang dikeluarkan oleh Maktabah
Shahabah. Maka dari ringkasan inilah saya menerjemahkan kitab ini.
Tidak mudah menerjemahkan sebuah kitab yang ditulis oleh seorang ulama
sekaliber Imam Ibnu Rajab rahimahullah, gaya bahasa beliau yang indah dan kuat,
ketajaman kata perkata yang beliau suratkan serta maksud yang jelas dan
gamblang dalam memaparkan permasalahan merupakan ciri khas ulama-ulama
yang keluar dari Madrasah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, dimana
kita ketahui Imam Ibnu Rajab rahimahullah adalah muridnya Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah yang mana Imam Ibnul Qayyim rahimahullah adalah salah satu
murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah yang paling menonjol.
Belum lagi yang beliau paparkan dalam kitab setebal 288 halaman ( Cet Darul
Kitab Al Arabi ) merupakan penukilan beliau dari Al Qur‟an, As Sunnah dan
ucapan-ucapan Salaful Ummah , dimana ucapan Salaful „Ummah memiliki
keindahan yang sulit untuk ditandingi dari segi apapun oleh generasi
belakangan.
Maka dengan memohon pertolongan dari Allah , saya memulai
menerjemahkan kitab ( tepatnya ringkasan kitab ) ini, dengan segala kekurangan
yang saya miliki. Selain menerjemahkan saya juga memberikan takhrij hadits
yang mungkin saya carikan dari kitab-kitab Imam Muhadits Muhammad
Nashiruddin Al Albani rahimahullah. Hal lain yang saya lakukan adalah
menghilangkan muqadimmah peringkas kitab, yaitu Syaikh Abu Hudzaifah
Ibrahim bin Muhammad, biografi Imam Ibnu Rajab rahimahullah dan daftar
pustaka dari kitab , serta memberikan beberapa
catatan kaki yang saya pisahkan dengan catatan kaki dari peringkas kitab.
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. ( QS Ibrahim : 27 )Dari Barra bin „Azib berkata :
“ Kami pernah pergi bersama Nabi mengiringi jenazah salah seorang Anshar.
Lalu kami sampai kekuburan. Dan setelah jenazahnya dimaksud ke liang lahad,
Rasulullah duduk dengan menghadap kiblat dan kamipun duduk di sekeliling
beliau. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung. Sedang ditangan beliau
terdapat tongkat yang beliau hentakkan ke tanah. Kemudian beliau melihat ke
langit dan beliau bersabda :
“ Berlindunglah kepada Allah dari azab kubur. “ Beliau mengulangi ucapan ini
dua atau tiga kali.
Kemudian beliau bersabda : “ Sesungguhnya hamba yang beriman jika akan
terputus dari kehidupan dunia menuju alam akhirat maka akan turun kepadanya
Malaikat dari langit yang berwajah putih seolah-olah wajah mereka itu matahari, dengan
membawa salah satu dari kafan dari kafan-kafan surga dan salah satu dari wewangian
surga, sehingga mereka duduk dengan jarak sejauh pandangan. Kemudian datanglah
Malaikat Maut1 mendatanginya sehingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata : “
Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya. “
Rasulullah berkata : “ Maka keluarlah jiwa tersebut tetes demi tetes seperti tetesan
dari mulut bejana. Dan jika mereka sudah mengambilnya, maka mereka tidak
membiarkan sekejap matapun berada ditangan mereka sehingga mereka membungkusnya
dengan kafan dan dalam baluran minyak wangi tadi. Kemudian Rasulullah membaca
firman Allah :
Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan
oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya. ( QS Al An’aam : 61 ). Dan darinya keluar aroma yang sangat wangi
dan lebih wangi daripada minyak kesturi yang ada dimuka bumi. Kemudian ruhnya
dibawa naik, sehingga tidaklah mereka berjalan melewati sekumpulan malaikat melainkan
mereka akan bertanya : “ Siapakah ruh yang baik ini ? “ Maka akan dijawab : “ Fulan bin
Fulan. “ Disebutkan dengan namanya yang paling baik, yang dengan nama tersebut dia
dipanggil di dunia. Hingga akhirnya dia dibawa sampai kelangit dunia, selanjutnya
Malaikat minta untuk dibukakan pintu untuknya. Lalu dibukakan pintu bagi mereka.
Maka disetiap langit dia diiringi dengan Malaikat yang didekatkan, sampai kelangit
berikutnya hingga kelangit yang ketujuh. Kemudian Allah berfirman : “ Tuliskan
kitab catatan hamba-Ku di Iliyyin.” Setelah itu dikembalikan ia ke bumi, karena
sesungguhnya aku telah menjanjikan kepada mereka bahwa darinya Aku telah
menciptakan mereka dan kepadanya Aku kembalikan mereka, serta darinya mereka akan
dikeluarkan pada kesempatan yang lain. “
Kemudian ruhnya dikembalikan kedalam jasadnya dan dia didatangi oleh dua Malaikat
dan mendudukkannya seraya berkata kepadanya : “ Siapa Rabbmu ? “ Maka dia
menjawab : “ Rabb ku Allah. “ Malaikat bertanya kembali “ Apa agamamu ? “ Dia
menjawab : “ Agamaku Islam. “ Kedua Malaikat tadi bertanya kembali : “ Siapakah
orang yang diutus ketengah-tengah kalian ? “ Dia menjawab : “ Dia adalah Rasulullah.
Kemudian ditanya : “ Lalu apa amalmu ? “ Dia menjawab : “ Aku telah membaca Kitab
Allah, aku juga beriman kepada-Nya serta membenarkannya.”
Maka terdengar suara dari langit : “ Hamba-Ku benar, hamparkan permadani dari surga
untuknya, pakaikanlah pakaian dari surga kepadanya, serta bukakanlah pintu untuknya
menuju ke surga. “
“ Didatangkan wewangian dari surga dan dilapangkan kuburannya sejauh mata
memandang.” Kemudian datang kepadanya seorang laki-laki dalam wajah yang sangat
baik dan berpakaian baik serta memiliki harum yang semerbak. “ Kemudian laki-laki
tersebut berkata : “ Sampaikan kabar gembira tentang apa yang akan membuatmu
bahagia, inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu. “ Selanjutnya dia berkata kepada
laki-laki tersebut : “ Siapakah engkau ? wajahmu adalah wajah yang datang dengan
membawa kebaikan. “ Laki-laki tersebut berkata : “ Aku adalah amal shalihmu. “ Maka
penghuni kubur tersebut berkata : “ Wahai Rabb-ku, segerakanlah hari kiamat, sehingga
aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku. “
Adapun hamba yang kafir apabila jiwanya akan keluar dari dunia menuju akhirat, maka
akan turun kepadanya dari langit, malaikat-malaikat yang berwajah hitam dengan
membawa kain yang kasar, dan malaikat-malaikat tersebut duduk di dekatnya dalam
jarak sejauh mata memandang. Kemudian datanglah Malaikat Maut sehingga duduk di
dekat kepalanya dan berkata : “ Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kemurkaan
Allah dan kemarahan-Nya.”
Rasulullah bersabda : “ Maka dipisahkan antara ruh dengan jasadnya seperti
dicabutnya tusukan daging yang memiliki banyak duri dari bulu-bulu yang basah.
Bersamaan dengan itu putus urat-urat dan syarafnya. Sehingga ketika Malaikat Maut
telah mengambilnya maka mereka tidak membiarkan berada di tangannya sekejap
matapun sehingga mereka menempatkannya pada kain kasar tersebut. Dan keluar
darinya bau yang sangat busuk yang lebih busuk daripada bangkai yang paling busuk
dimuka bumi. Dan nyawanya dibawa naik dan tidaklah mereka melewati sekumpulan
malaikat melainkan mereka akan bertanya : “ Siapakah ruh yang busuk ini ? “ Maka
mereka akan menjawab : “ Fulan bin Fulan. “ Disebut dengan nama yang paling buruk
yang pernah disebutkan didunia. Hingga akhirnya sampai kelangit dunia lalu mereka
minta dibukakan pintunya, maka tidak dibukakan pintu untuknya. Kemudian Rasulullah
membaca firman Allah :
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan
diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. ( QS Al A’raf :
40 )
Kemudian Allah berfirman : “ Tuliskanlah kitabnya berada di Sijjin, di lapisan
tanah yang paling bawah.” Rasulullah bersabda : “ Kemudian ruhnya dilemparkan
dari langit sehingga mengenai jasadnya. “ Dan beliau membaca firman Allah :
Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
( QS Al Hajj : 31 )
Rasulullah bersabda : “ Dikembalikan ruhnya kepada jasadnya, kemudian datang
dua Malaikat dan mendudukkannya kemudian bertanya : “ Siapa Tuhanmu ? “ Dia
menjawab : “ Ha – ha, tidak tahu. “ Kemudian ditanya : “ Apa agamamu ? “ Dia
menjawab : “ Ha – ha, tidak tahu. “ Kemudian ditanya : “ Siapa laki-laki ini yang telah
diutus kepadamu ? “ Dia menjawab : “ Ha – ha, tidak tahu. “
Maka terdengar suara dari langit : “ Dia pendusta, hamparkan untuknya alas dari api
neraka, dan bukakanlah untuknya pintu menuju neraka. “ Didatangkan kepadanya panas
dan racun dari neraka, disempitkan kuburannya sehingga remuk tulang-tulangnya.
Kemudian datang laki-laki yang sangat buruk wajahnya, buruk pakaiannya dan busuk
baunya. Laki-laki tersebut berkata : “ Terimalah kabar gembira dengan sebab perbuatan
burukmu, inilah hari yang dijanjikan kepadamu. “ Penghuni kubur tersebut bertanya :
“ Siapakah dirimu, wajahmu wajah yang sangat buruk ? “ Maka laki-laki tesebut berkata
: “ Aku adalah amalmu yang buruk. “ Maka penghuni kubur tersebut berkata : “ Wahai
Tuhanku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat. “ 2
Dari Abu Hurairah berkata : “ Bersabda Rasulullah : “ Jika mayit telah
dikuburkan maka dia akan didatangi oleh dua malaikat yang berwarna hitam dan biru3.
Salah satunya adalah Munkar dan yang lain adalah Nakir. Keduanya akan berkata :
“ Apa yang kamu katakan tentang laki-laki ini ? “ Maka dia berkata seperti yang pernah
dikatakannya didunia : “ Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi
bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan sebenar-benarnya melainkan
Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. “ Munkar dan Nakir berkata : “ Sungguh
kami telah mengetahui bahwasanya engkau akan mengatakan sedemian. “
Kemudian dilapangkan kuburannya dengan lebar tujuhpuluh dzirra dan dalamnya tujuh
puluh dzirra dan diberi cahaya didalamnya. Kemudian dikatakan kepadanya : “ Tidurlah
dengan tenang. “ Akan tetapi dia berkata : “ Kembalikan aku kepada keluargaku untuk
memberitakan kabar gembira ini kepada mereka. “ Malaikat berkata : “ Tidurlah seperti
tidurnya pengantin yang tidak akan bangun melainkan dengan sebab orang yang paling
dia cintai. Tidurlah sampai engkau dibangkitkan oleh Allah dari tidurmu.
Apabila dia orang munafik maka dia berkata : “ Aku telah mendengar orang-orang
berbicara tentang sesuatu, maka akupun ikut membicarakan seperti yang mereka
bicarakan. “ Kemudian malaikat itu berkata : “ Sungguh kami mengetahui bahwa engkau
akan berbicara seperti itu.” Kemudian dikatakan kepada bumi : “ Himpitlah dia ! “ Maka
bumi akan menghimpitnya sehingga tubuhnya remuk, dan dia akan selalu disiksa
didalam kubur sampai dibangkitkan oleh Allah dari kuburnya. “ 4
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada Abu Musa Al
Asyari bahwa beliau berkata : “ Jika kalian menggali kubur, maka perdalamlah
galiannya. Adapun aku, demi Allah akan mengatakan kepada kalian akan hal tersebut.
Sesungguhnya aku mengetahui jika aku adalah orang yang ta‟at maka kuburku akan
dilapangkan dan disinari dengan cahaya, kemudian akan dibukakan sebuah pintu tempat
tinggalku di surga. Aku tidak akan menempati tempat tinggal seperti rumahku ini.
Kemudian aku akan didatangi aroma wangi dan harumnya surga. Namun jika aku
durhaka, pasti kuburku akan menjadi sempit dan aku akan dihancurkan oleh bumi. Dan
Allah akan membuka bagiku sebuah pintu tempat tinggalku di neraka. Aku tidak akan
menempati tempat tinggal seperti rumahku ini. Kemudian aku akan dihampiri dengan
keburukan dan asapnya neraka.
PENGHUNI KUBUR BERKUMPUL DAN BERTANYA KEPADA MAYYIT
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah ketika beliau menyebutkan tentang ruh,
beliau berkata tentang ruh orang mukmin :
“ Maka para Malaikat akan membawa ruh orang mukmin ( yang baru meninggal )
tersebut kepada ruh-ruh kaum mukminin. Ruh kaum mukminin pada waktu itu lebih
senang dibanding salah seorang kalian yang kedatangan salah seorang yang telah lama
menghilang. Kemudian ruh orang-orang mukmin akan bertanya kepada ruh yang baru
datang : “ Apa yang telah dilakukan fulan, apa yang dilakukan fulan ? “ Maka para
Malaikat berkata : “ Biarkan dia, sehingga bisa beristirahat terlebih dahulu, sebab dia
telah merasakan kesusahan dunia. “ 5
BAB
DIKUMPULKANNYA AMAL BAIK DAN AMAL BURUK MAYYIT,
PEMBALASAN TERHADAP HAL TERSEBUT, PENYESALAN MAYYIT ATAS
TERPUTUSNYA AMAL MEREKA DAN KEBAHAGIAAN MAYYIT ATAS
AMAL PERBUATANNYA YANG TERUS MENGALIR
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah beliau bersabda : “ Demi dzat yang jiwaku
berada ditangan-Nya, pastilah mayyit bisa mendengar derap alas kaki kalian ketika akan
pulang. Jika dia seorang mukmin, maka ibadah shalat akan berada diatas kepalanya, zakat
berada disamping kanannya, puasa disamping kirinya dan berbagai perbuatan baik,
amalan yang ma‟ruf dan yang ihsan kepada seluruh manusia berada di kedua kakinya.
Kemudian dia didatangi syaithan dari arah kepalanya, sehingga amalan shalat berkata :
“ Tidak ada tempat masuk dari arahku.” Kemudian dia didatangi dari sebelah kanan,
sehingga amalan zakat akan berkata : “ Tidak ada tempat masuk dari arahku.” Kemudian
dia didatangi dari arah sebelah kiri, sehingga amalan puasa berkata : “ Tidak ada tempat
masuk bagimu dari arah ini.” Kemudian dia didatangi dari arah kedua kakinya, sehingga
perbuatan yang baik, amalan yang ma‟ruf dan ihsan kepada seluruh manusia berkata :
“ Tidak ada tempat masuk dari arahku. “
Maka dikatakan kepadanya : “ Duduklah dengan tenang, orang mukmin tersebut duduk
dengan tenang dan dia diibaratkan dengan matahari yang tenggelam.” Para Malaikat
berkata kepadanya : “ Apa yang telah kamu katakan kepada laki-laki yang telah diutus
kepada kalian ?“6 Orang mukmin tersebut menjawab : “ Aku bersaksi dia adalah
Rasulullah , dia telah datang kepada kami dengan membawa keterangan dari sisi Tuhan
kami, maka kami membenarkan dan mengikuti beliau. “ Dikatakan kepadanya : “ Kamu
benar, kamu telah hidup berdasarkan keyakinan ini, meninggal dunia berdasarkan
keyakinan ini dan akan dibangkitkan dengan keyakinan ini, insya Allah.” Kemudian
dilapangkan kuburannya sejauh mata memandang, itulah yang dimaksud dengan firman
Allah :
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. ( QS Ibrahim : 27 )
Lantas dikatakan kepadanya : “ Bukakanlah baginya sebuah pintu menuju neraka.”
Malaikat berkata kepadanya : “ Inilah tempat tinggalmu apabila kamu bermaksiat kepada
Allah.” Orang mukmin tersebut merasa bahagia, karena dia bukanlah tergolong orang
yang suka bermaksiat. Dikatakan lagi kepadanya : “ Bukakanlah untuknya pintu menuju
surga.” Maka pintu tersebut dibukakan untuknya, kemudian dikatakan kepadanya :
“ Inilah tempat tinggalmu dan segala isinya yang telah Allah persiapkan bagimu. “ Dia
semakin merasa bahagia ( karena akan mendapatkan kenikmatan ). Lalu jasadnya
dikembalikan seperti sedia kala, ruhnya dijadikan ruh burung yang bertengger di pohon
surga.
Adapun orang kafir, maka dia akan didatangi di dalam kuburnya dari arah kepalanya,
dan tidak menjumpai sesuatu apapun yang bisa melindunginya. Maka dia duduk dalam
keadaan takut dan gelisah, dikatakan kepadanya : “ Apa yang dulu kamu katakan tentang
laki-laki yang dulu diutus kepadamu ini, kamu berkata tentang dia bagaimana ? “ Orang
kafir tersebut berkata : “ Aku telah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu,
sehingga aku ikut-ikutan mengatakan apa yang mereka katakan.” Lalu dikatakan
kepadanya : “ Kamu berkata jujur, berdasarkan keraguan tersebut kamu menjalani hidup,
berdasarkan keraguan tersebut kamu meninggal dan berdasarkan keraguan tersebut kamu
akan dibangkitkan, insya Allah. “ Kemudian kuburannya menjadi sempit sehingga
tulang rusuknya menjadi remuk, itulah yang dimaksud dengan firman Allah :
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta. ( QS Thahaa : 124 )
Dikatakan : “ Bukakan sebuah pintu untuknya menuju surga. “ Maka dibukakan pintu
menuju surga baginya, dikatakan kepadanya : “ Inilah tempat tinggalmu dan sesuatu
yang Allah persiapkan untuk dirimu jika engkau taat kepadanya. “ Orang kafir itu
merasa menyesal dan binasa. Kemudian dikatakan kepadanya : “ Bukakanlah sebuah
pintu menuju neraka untuknya. “ Pintu itupun dibuka untuknya, kemudian dikatakan
kepadanya : “ Inilah tempat tinggalmu dan apa yang telah Allah janjikan kepadamu. “
Orang kafir itupun semakin menyesal dan merasa akan bertambah binasa.
Berkata Abu „Umar kepada Hammad bin Salamah : “ Apakah mereka termasuk
ahlul qiblat ? “ Maka Hammad bin Salamah menjawab : “ Benar.” 7
Yazid Al Raqasy rahimahullah berkata : “ Wahai orang yang tinggal sendirian
dikuburnya, yang seorang diri di dalam liang lahatnya, dan didalam perut bumi bersama
dengan amal-amal perbuatannya, berbahagialah kamu dengan semua amal perbuatanmu,
dan bersenang-senanglah kamu dengan temanmu yang shalih. “ Kemudian Yazid
menangis sampai surbannya basah, dia kembali berkata : “ Demi Allah, seseorang yang
shalih akan diberi kabar gembira dengan amal-amal shalihnya dan akan merasa gembira
dengan saudara-saudaranya yang saling tolong menolong berdasarkan ketaatan kepada
Allah . “ 8
“ “
Dari Abdullah bin Mas‟ud berkata : “ Barangsiapa yang membaca
setiap malam, maka akan Allah lindungi dia dari azab kubur. Dan kami pada zaman
Rasulullah menyebutnya dengan Al Maani‟ah
Dari Ahmad bin Abi Hiwwar telah menceritakan kepada kami Yahya bin Malih
dari Abu Nujaih dari Imam Mujahid rahimahullah tentang firman Allah :
Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu
dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka
menyiapkan (tempat yang menyenangkan). ( QS Ar Ruum : 44 )
Imam Mujahid rahimahullah berkata : “ Yang dimaksud disini adalah persiapan
didalam kubur.” Ahmad bertanya kepada Yahya bin Ma‟in, dia berkata : “ Beruntunglah
orang yang memiliki amal shalih di dalam kubur. “
Hal ini ( perkataan Imam Mujahid dan Imam Yahya bin Ma‟in ) sesuai dengan
hadits berikut ini :
Dari Anas bin Malik berkata : bersabda Rasulullah : “ Ada tiga hal yang
mengikuti mayyit, kembali dua dan tinggal satu. Yang mengikutinya adalah keluarganya
dan hartanya dan amalnya, yang kembali adalah keluarga dan hartanya dan yang tinggal
adalah amalnya. “ 10
Dari Muhammad bin Yusuf Al Ashbahani rahimahullah berkata kepada
saudaranya : “ Aku memberi peringatan kepadamu tentang masa perpindahan dari
tempat sementara menuju ke tempat yang abadi dan pembalasan atas semua amal
perbuatanmu. Kamu akan menempati perut bumi sebelum setelahnya kamu telah hidup
di muka bumi, kemudian kamu akan didatangi oleh Munkar dan Nakir, mereka berdua
akan mendudukkanmu dan menghardikmu, apabila pada saat itu Allah bersamamu, maka
kamu tidak akan apa-apa, tidak risau dan tidak sengsara. Apabila tidak demikian, maka
aku berharap agar Allah melindungi diriku dan dirimu dari kematian yang buruk dan
kuburan yang sempit. “
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda : “ Apabila mati anak
adam akan terputus amalnya kecuali tiga hal, shadaqah jariyyah, ilmu yang bermanfaat
dan anak shalih yang mendo‟akannya. “
Dari Abu Hurairah bersabda Rasulullah : “ Janganlah kalian sekali-kali
berharap mati, dan janganlah berdo‟a untuk mati sebelum maut itu sendiri yang
mendatanginya. Apabila salah seorang diantara kalian mati maka amalnya akan
terputus, sesungguhnya tidaklah bertambah umur seorang mukmin melainkan akan
bertambah kebaikannya. “ 12
Dari Hassan rahimahullah berkata : “ Aku bersama Shafwan melewati kuburan,
Shafwan menutup kepalanya dengan kain, dia selalu berdzikir kepada Allah sehingga
kami keluar dari kuburan tersebut. Lantas aku bertanya kepadanya mengenai sikapnya
ketika dia berada di kuburan tersebut. Dia menjawab : “ Sesungguhnya aku mengingat
orang-orang yang telah meninggal dunia dan apa yang telah terjadi kepada mereka, oleh
karena itu aku ingin mengerjakan suatu amal baik. “ Hassan berkata : “ Demi Allah, aku
ingin mengerjakan suatu amal baik yang terus akan aku terima jatah pahalanya
( meskipun aku telah mati nanti ). “
Fadhl bin Raqasy rahimahullah berkata ketika dia mengingat penghuni kubur :
“ Wahai orang yang sedang menjumpai penghalang untuk bersujud kepada Allah,
seandainya orang-orang yang telah mati masih mungkin mengerjakan amal secara ikhlas
setelah mengetahui bentuk pahalanya, pasti mereka akan bergegas untuk mengerjakan
amal kebaikan tersebut. “ Kemudian dia menangis dan kembali berkata : “ Wahai segenap
saudaraku, sekarang ini kalian masih mungkin untuk mengerjakan amal yang kalian
kehendaki. Oleh karena itu, janganlah samapai kalian didahului oleh maut yang
mengakibatkan amal perbuatan kalian terputus selamanya. Karena sesungguhnya kalian
tidak tahu kapan maut akan mendatangi kalian.
SURGA DAN NERAKA DIPERLIHATKAN BAGI PENGHUNI KUBUR
PADA SETIAP PAGI DAN PETANG
Allah berfirman :
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya
kiamat. ( Dikatakan kepada Malaikat ) : " Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras." ( QS Ghafir : 46 )
Berkata Imam Qatadah rahimahullah mengenai ayat ini : “ Wahai keluarga Fir‟aun,
inilah tempat tinggal kalian, dikatakan hal ini merupakan bentuk merendahkan,
menghinakan dan mengurangi harga diri mereka. “
Imam Ibnu Sirrin rahimahullah berkata : “ Dahulu Abu Hurairah datang kepada
kami setelah selesai shalat ashar dan dia berkata : “ Malaikat telah mundar mandir naik
dan turun. Neraka juga telah ditampakkan kepada keluarga Fir‟aun. “ Ibnu Sirrin
berkata : “ Tidak ada seorangpun yang mendengar perkataan Abu Hurairah melainkan
mereka akan memintakan perlindungan kepada Allah atas siksa api neraka. “
Dari Maimun bin Maisarah rahimahullah dia berkata : “ Di suatu pagi aku
mendengar Abu Hurairah berkata : “ Wahai shahabatku, segala puji bagi Allah.
Sebenarnya neraka telah ditampakkan di hadapan keluarga Fir‟aun. “ Maka tidak ada
seorangpun yang mendengar perkataan Abu Hurairah melainkan memohon
perlindungan kepada Allah dari siksa api neraka.”
Dari Ibnu Umar dari Nabi beliau bersabda : “ Apabila mati salah seorang
diantara kalian, maka akan ditunjukkan padanya tempat kembalinya pada saat pagi dan
petang. Apabila dia termasuk ahli surga, maka surga akan diperlihatkan kepadanya. Dan
apabila dia termasuk ahli neraka maka neraka akan diperlihatkan kepadanya. Dan akan
dikatakan kepadanya : “ Inilah tempat kembalimu. “ Hal tersebut akan terus terjadi
sampai hari kiamat
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat,
dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka
mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah) ? kamu tidak mengembalikan nyawa itu
(kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar ? Adapun jika dia (orang
yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh
ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk
golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan
adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat
hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam Jahannam. Sesungguhnya (yang
disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. ( QS Al Waaqi’ah : 83-95 )
Dari Ubadah bin Shamit dari Rasulullah bersabda : “ Barangsiapa yang suka
berjumpa dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Barangsiapa yang tidak
suka berjumpa dengan Allah, maka Allah tidak suka bertemu dengannya.” Berkata
„Aisyah atau sebagian istri Rasulullah : “ Sesungguhnya kami tidak suka
meninggal dunia. “ Rasulullah menjawab : “ Bukan seperti itu, akan tetapi orang
mukmin apabila dihampiri maut, maka akan diberi berita gembira dengan ridha dan
kemuliaan Allah, tidak ada sesuatu yang lebih disukainya daripada hal tersebut. Dia
menyukai berjumpa dengan Allah dan Allah juga menyukai berjumpa dengannya.
Apabila dia orang kafir, ketika didatangi maut, maka diberi kabar tentang adzab Allah
dan siksaannya. Tidak ada sesuatupun yang paling dibencinya melainkan hal tersebut.
Maka dia tidak suka bertemu dengan Allah sehingga Allah tidak suka bertemu
dengannya. “ 14
Ayat-ayat Al Qur‟an telah menerangkan adanya adzab kubur dibeberapa tempat,
antara lain :
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada
dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata) : " Keluarkanlah nyawamu." di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak
benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. ( QS Al
An’am : 93 )
Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui. ( QS Thur : 47 )
Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di
dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke
jalan yang benar). ( QS As Sajdah : 21 )
Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata : “ Yang dimaksud
adalah adzab kubur. “
Berkata Imam Qatadah rahimahullah dan Imam Rabi bin Anas rahimahullah
menafsirkan firman Allah :
Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab
yang besar. ( QS At Taubah : 101 )
Adzab yang pertama di dunia dan adzab yang kedua di akhirat.
Dan telah mutawatir dalam As Sunnah hadits-hadits tentang adzab kubur dan
perintah Rasulullah untuk berlindung darinya.15
Dari „Aisyah beliau berkata : “ Saya bertanya kepada Rasulullah tentang adzab
kubur, beliau berkata : “ Adzab kubur adalah benar. “ „Aisyah berkata : “ Tidaklah
aku melihat Rasulullah shalat melainkan setelah beliau selesai shalat melainkan
meminta perlindungan dari adzab kubur.” 16
Dari Ibnu Abbas dari Nabi bahwasanya beliau telah mengajarkan
kepadanya do‟a sebagaimana Rasulullah telah mengajarkan kepadanya Al
Qur‟an, do‟a tersebut adalah : 17
“ Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab neraka
jahanam, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, aku meminta
perlindungan kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal dan aku meminta perlindungan
kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.
Dari Abu Hurairah berkata : bersabda Rasulullah : “ Apabila salah seorang
diantara kalian selesai mengerjakan tasyahud akhir, hendaklah dia meminta perlindungan
kepada Allah dari empat perkara : dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari
fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al Masih Ad Dajjal. “ 19
Zaid bin Tsabit berkata : “ Ketika Nabi berada disekitar perkebunan Bani
Najjar dan berada diatas keledainya dan kami bersama beliau , tiba-tiba
keledainya berjalan menyimpang dari yang semestinya dan nyaris menyebabkan
beliau terlempar. Dan disana ada enam atau lima atau empat kuburan. Beliau
bersabda : “ Apakah ada yang tahu kuburan siapa ini ? “ Seorang laki-laki berkata :
“ Aku. “ Rasulullah bersabda : “ Kapan orang-orang ini meninggal dunia ? “ Orang
itu menjawab : “ Mereka telah lama meninggal dunia dalam keadaan syirik. “
Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya umat ini akan dicoba di dalam kuburnya.
Seandainya bukan sesuatu yang disembunyikan dari kalian, pasti aku telah berdo‟a
kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku dengar.
“ Kemudian Rasulullah menghadapkan wajahnya kepada kami sambil berkata :
“ Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa neraka, mintalah perlindungan kepada
Allah dari siksa kubur, mintalah perlindungan kepada Allah dari fitnah yang tampak
maupun fitnah yang tersembunyi. “ Mereka berkata : “ Kami memohon perlindungan
kepada Allah dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi.” Rasulullah bersabda : “ Mintalah perlindungan kepada Allah dari fitnah Ad Dajjal. “ Mereka berkata
: “ Kami meminta perlindungan dari fitnah Ad Dajjal. “ 20
Dari Ibnu Abbas berkata : “ Nabi melewati dua buah kuburan , kemudian beliau
berkata : “ Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa dengan
sebab sesuatu yang besar, adapun salah satunya karena tidak bersuci dari kencing dan
yang lainnya karena suka berjalan diantara manusia dan menyebarkan adu domba. “ 21
Dalam lafadz yang lain : “ Ghibah, mengadu domba dan tidak bersuci dari air
kencing.“
Sebagian ulama berkata tentang rahasia mengapa tiga hal ini menyebabkan
pelakunya terkena adzab kubur : “ Kuburan adalah tempat pertama dari
beberapa tempat akhirat, di kuburan inilah terdapat beberapa contoh kejadian di
hari kiamat nanti, baik berupa siksa maupun ganjaran. Sedangkan perbuatan
maksiat yang mengakibatkan siksa pada hari kiamat itu ada dua macam : yang
berkaitan dengan hak Allah dan yang berhubungan dengan hak manusia.
Macam pertama : sesuatu yang berhubungan dengan hak Allah yang akan
dipermasalahkan pertama kali pada hari kiamat adalah shalat, sedangkan
masalah yang berhungan dengan hak manusia yang pertama kali
dipermasalahkan pada hari kiamat adalah pertumpahan darah.”
“ Adapun di alam barzakh, maka yang diperhitungkan di sana adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan kedua hak tersebut. Adapun yang
berhubungan dengan masalah shalat adalah thaharah ( bersuci ) dari hadats
( yang mencakup juga hadats kencing ). Sedangkan yang berhubungan dengan
pertumpahan darah misalnya mengadu domba dan pelecehan hak sesama.
Kedua perbuatan ini masih tergolong siksa dan hisab yang teringan di dalam
kubur. “
Ada beberapa hal yang dapat menyelamatkan diri dari adzab kubur, antara lain :
Dari Miqdad bin Ma‟di Karib berkata : bersabda Rasulullah : “ Orang yang
mati syahid memiliki enam ganjaran disisi Allah : dosanya diampuni, melihat tempat
kembalinya di surga, dibebaskan dari adzab kubur, merasa aman dari dahsyatnya hari
yang sangat menakutkan…” 22
Dari Salman Al Farisi berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda :
“ Berjaga diperbatasan sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat
malam selama sebulan. Andaikata dia mati maka amal perbuatannya akan terus mengalir
kepadanya dan rezekinya akan diperlihatkan kepadanya, selain itu dia juga aman dari
fitnah. “ 23
PASAL : MACAM-MACAM ADZAB KUBUR
Telah disebutkan macam-macam berita yang berkaitan dengan adzab kubur,
antara lain : dipukul dengan pukulan besi atau yang selainnya, hal tentang ini
telah disebutkan dalam hadits-hadits terdahulu.24 Diantara siksa kubur untuk
orang kafir adalah diserahkan kepada ular-ular dan kalajengking
Dari Abu Yahya Sulaim bin „Amir Al Himshi rahimahullah berkata : “ Saya
mendengar Abu Umamah Al Bahili menceritakan hadits dari Rasulullah
beliau berkata : “ Ketika aku sedang tidur datang dua laki-laki yang memapah lenganku
dan membawaku ke sebuah gunung yang terjal. Keduanya berkata : “ Naiklah ! “ Maka
aku menjawab : “ Aku tidak mampu untuk mendakinya. “ Keduanya berkata : “ Kami
akan memudahkannya untukmu. “
Maka aku mendakinya, sesampainya di puncak gunung tersebut tiba-tiba aku mendengar
suara bergemuruh. Aku bertanya : “ Suara apakah itu ? “ Mereka menjawab : “ Suara itu
adalah lolongan para penghuni neraka. “ Kemudian mereka membawaku sehingga kami
melewati sekelompok orang yang menggelembung sangat besar badannya, sangat bau dan
sangat buruk rupanya. “ Siapakah mereka ? “ kataku. “ Mereka adalah para pezina lakilaki dan perempuan. “ Jawab mereka. “
Kemudian kami melewati sebuah kaum wanita yang digerogoti ular payudara mereka. “
Ada apa dengan mereka ? “ Tanyaku. “ Mereka adalah wanita-wanita yang menahan air
susu mereka terhadap anak-anak mereka. “ Jawabnya. Kemudian mereka membawaku dan
kami melewati sekelompok manusia yang digantung dengan urat-urat kaki mereka, sudut
mulut mereka terkoyak dengan mengalirkan darah. “ Siapakah mereka ? “ Tanyaku. “
Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum tiba waktunya. “ Jawab mereka.
Kemudian mereka membawaku kesebuah tempat yang tinggi dan aku melihat tiga orang
yang sedang meminum khamer, dan aku bertanya : “ Siapakah mereka ? “ “ Mereka
adalah Zaid, Ja‟far dan Ibnu Rawahah. “ Kemudian mereka membawaku lagi dan aku
melihat sekelompok anak-anak sedang bermain diantara dua sungai, aku bertanya :
“ Siapakah mereka ? “ “ Mereka adalah anak-anak kaum muslimin. “ Jawabnya.
Kemudian kami naik menuju tempat yang tinggi dan bertemu dengan tiga orang, aku
bertanya : “ Siapakah mereka ? “ “ Mereka adalah Ibrahim, Musa dan Isa
yang telah menunggumu
Diantara siksa kubur adalah tanah menjadi semakin sempit sehingga tubuhnya
menjadi remuk, hadits tentang masalah ini telah disebutkan dalam pembahasan
yang terdahulu.
Akan tetapi ada sebagian adzab kubur diangkat atau diringankan, sebagaimana
terdapat dalam hadits berikut :
Dari Abdullah bin „Amr berkata : bersabda Rasulullah : “ Siapa saja muslim
yang mati pada hari Jum‟at atau malam Jum‟at melainkan Allah menjaganya dari fitnah
kubur. “ 26
PASAL : MACAM-MACAM NIKMAT KUBUR
Adapun kenikmatan di dalam kubur, maka telah ditunjukkan di dalam firman
Allah :
Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada
Allah) maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. ( QS Al
Waqiah : 88-89 )
MAYYIT MENDENGAR PERKATAAN ORANG YANG MASIH HIDUP DAN
MEREKA MENGETAHUI ORANG YANG MEMBERI SALAM KETIKA
MENZIARAHI, MENGETAHUI SIAPA YANG ADA DISEKITAR MEREKA
DAN ORANG-ORANG YANG DEKAT MEREKA DI DUNIA
Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah meninggalkan korban perang
Badar, kemudian beliau berdiri dan menyeru : “ Wahai Abu Jahal bin Hisyam,
wahai Umayyah bin Khalaf, wahai Utbah bin Rabi‟ah, wahai Syaibah bin Rabi‟ah, apakah
kalian telah menjumpai apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian ? karena aku telah
menjumpai apa yang dijanjikan oleh Rabb-ku adalah benar. “
„Umar mendengar perkataan Nabi kemudian dia berkata : “ Wahai
Rasulullah, bagaimana mereka mendengar ucapanmu sedangkan mereka tidak memiliki
ruh lagi ? “ Bersabda Rasulullah : “ Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya,
tidaklah kalian lebih mendengar apa yang aku katakan dibanding mereka, akan tetapi
mereka tidak mampu untuk menjawab. “ 28
Dari Ibnu „Umar dia mengabarkan : “ Nabi melihat kembali orang-orang kafir
Quraisy yang dilemparkan kedalam sumur, kemudian beliau berkata : “ Bukankah
kalian telah menjumpai apa yang dijanjikan oleh Tuhan kalian ? “ Ada shahabat yang
bertanya kepada beliau : “ Apakah engkau berbicara kepada orang yang telah mati ? “
Bersabda Rasulullah : “ Tidaklah kalian lebih mendengar ( apa yang aku katakan ) dari
pada mereka, akan tetapi mereka tidak bisa menjawab. “ 29
„Aisyah mengingkari berita tersebut, hal ini sebagaimana yang telah
disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari „Urwah dari
„Aisyah bahwa dia berkata : “ Apa benar Rasulullah bersabda : “ Sekarang
orang-orang kafir Quraisy itu pasti mampu mendengar apa yang aku katakan.? “
Kemungkinan Ibnu „Umar bisa saja telah salah meriwayatkan, mungkin saja
yang dikatakan oleh Nabi adalah : “ Sesungguhnya orang-orang kafir Quraisy
itu sekarang pasti mengetahui bahwa apa yang aku katakan sesungguhnya
benar. “ Kemudian „Aisyah membaca firman Allah :
0
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan
(tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka
telah berpaling membelakang. ( QS An Naml : 80 )
Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling membelakang. ( QS Ar Rum : 52 )
Sekelompok ulama ada yang sepakat dengan „Aisyah bahwa orang yang telah
meninggal dunia tidak bisa diajak bicara oleh orang yang masih hidup. Hal ini
diperkuat oleh Al Qadhi Abu Ya‟la rahimahullah di dalam kitab Jami’ul Kabir.
Para ulama semua menyandarkan pendapat mereka kepada perkataan „Aisyah
.
Namun sebagian ulama berpendapat bahwa hal ini hanya khusus terjadi pada
diri Rasulullah sebagai mu‟jizat yang mampu memperdengarkan
perkataannya kepada orang-orang yang telah mati.
Adapun firman Allah :
0
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan
(tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka
telah berpaling membelakang. ( QS An Naml : 80 )
Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling membelakang. ( QS Ar Rum : 52 )
Sebenarnya yang dimaksud dengan mendengar di dalam ayat ini bersifat
mutlak, kata mendengar bisa berarti menangkap perkataan orang lain dan
memahaminya, namun kata mendengar juga bisa berarti memperoleh manfaat
dari perkataan yang diucapkan kepadanya dan menjawabnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan kata mendengar dalam ayat tersebut di atas adalah pengertian
yang pertama, bukan yang kedua.
Dan ayat tersebut sebenarnya ditujukan kepada orang kafir yang tidak
menjawab ( menjalankan ) petunjuk Allah dan keimanan ketika mereka diseru
untuk melaksanakannya. Hal ini sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah
:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai. ( QS Al
A’raf : 179 )
Imam Qatadah rahimahullah berkata : “ Allah telah menghidupkan kembali
orang-orang kafir yang dilemparkan ke dalam sumur Badar agar bisa mendengar
perkataan Nabi , maka akan menunjukkan sebuah pengertian bahwa orang
mati memang tidak bisa mendengar kecuali setelah ruhnya dikembalikan ke
dalam jasad.”
Hal ini sebagaimana perkataan salaf, karena menurut mereka, seorang mayyit
tidak akan ditanya oleh Malaikat Munkar-Nakir di dalam kubur kecuali setelah
ruh orang itu dimasukkan lagi kedalam jasadnya. Hal seperti ini telah
disebutkan secara jelas dalam hadits Barra bin „Azib dari Rasulullah yang
sangat panjang, yang didalamnya disebutkan bahwa ruh akan dikembalikan lagi
ke dalam jasadnya.
Dari Abu Sa‟id Al Khudri bahwasanya Rasulullah bersabda : “ Jika jenazah
telah diletakkan di keranda dan dibawa di bahu orang-orang, maka apabila dia seorang
yang shalih maka dia akan berkata : “ Antarkan aku ke pemakaman dengan segera. “
Andaikata dia orang yang tidak shalih, dia akan berkata : “ Celaka, kemana kalian akan
membawaku pergi ? “ Suara tersebut mampu didengar oleh seluruhnya kecuali manusia,
andaikata manusia mendengarnya niscaya dia akan pingsan. “ 30
BAB
TEMPAT ARWAH ORANG YANG TELAH MATI DI ALAM BARZAKH
Adapun para Nabi tidak diragukan lagi bahwasanya arwah mereka berada
disisi Allah di „Illiyyin, dan telah tsabit didalam sunnah, ucapan terakhir yang
terus diucapkan oleh Rasulullah ketika meninggal dunia adalah :
“ Ya Allah, kekasih yang tertinggi. “ 31
Adapun syuhada, maka Masruq rahimahullah bertanya kepada Ibnu Mas‟ud :
“ Aku bertanya kepada Abdullah bin Mas‟ud tentang firman Allah :
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan
mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. ( QS Ali Imran : 169 )
Maka Ibnu Mas‟ud berkata : “ Sesungguhnya kami ( para shahabat ) juga
pernah menanyakan masalah yang sama kepada Rasulullah , kemudian beliau
menjawab : “ Orang-orang yang mati syahid berada di perut burung hijau, burung
tersebut memiliki pelita yang tergantung diatas arsy, burung tersebut terbang sesuai
dengan keinginannya, burung tersebut bertempat tinggal di pelita tersebut. Kemudian
mereka akan dilihat oleh Rabb mereka, dan Allah berfirman : “ Apakah kalian
menyukai sesuatu ? “ Mereka menjawab : “ Apapun akan kami sukai, kami bisa terbang
dari surga menuju tempat mana saja yang akan kami inginkan. “ Allah bertanya hal
tersebut sebanyak tiga kali. Tatkala mereka berfikir bahwa mereka tidak akan ditinggal
sebelum diminta untuk mengajukan permohonan, maka mereka berkata : “ Ya Allah,
kami ingin Engkau mengembalikan arwah kami ke dalam jasad kami lagi, sehingga kami
terbunuh di jalan-Mu untuk kedua kalinya.” Ketika Allah mengetahui bahwa mereka
tidak lagi memiliki keperluan, maka mereka ditinggalkan. “ 32
Dari Jabir bin Abdullah berkata : “ Pada waktu perang Uhud ada seorang laki-laki
yang berkata : “ Dimana nanti aku akan bertempat tinggal jika aku terbunuh wahai
Rasulullah ? “ Rasulullah menjawab : “ Di surga. “ Kemudian laki-laki tersebut
melemparkan kurmanya dan dia berperang sehingga dia terbunuh. “ 33
Kata “ syahid “ juga digunakan secara umum untuk mereka yang telah
mengutarakan keimanan dan telah bersaksi akan kebenarannya, sebagaimana
firman Allah :
Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang
shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka.(QS Al Hadid: 19)
Dan juga disebutkan dalam banyak ayat tempat ruh, sebagaimana Allah
berfirman :
Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam
'Illiyyin. Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis. ( QS Al
Muthafifin : 18-20 )
Dan firman Allah :
Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan
dalam sijjin. Tahukah kamu apakah sijjin itu ? (ialah) kitab yang bertulis. ( QS Al
Muthafifin : 7-9 )
Dan firman Allah :
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. ( QS Al Fajr : 27-28 )
Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan dari Qasamah bin Zuhair dari
Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda : “ Sesungguhnya jika orang
mukmin sedang sakaratul maut, dia didatangi oleh malaikat yang membawa kain sutra
yang didalamnya ada minyak misik dan tumbuhan yang wangi. Kemudian ruhnya
dicabut sebagaimana sehelai rambut dicabut dari adonan roti. Malaikat berkata : “ Wahai
jiwa yang tenang, kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai.
Engkau merasakan ridha dan kemuliaan dari Allah. “ Apabila ruhnya telah keluar,
malaikat akan meletakkannya di atas misik tersebut dan dibungkus di dalam kain sutra.
Kemudian akan dibawa ke „Illiyyin. “
Sesungguhnya apabila orang kafir sakaratul maut, maka akan didatangi oleh malaikat
dengan membawa kain yang kasar yang didalamnya ada bara api. Malaikat tersebut
menarik ruhnya dengan keras dan paksa. Dan berkara kepada orang tersebut : “ Wahai
jiwa yang buruk, keluarlah kamu dalam keadaan marah dan dimurkai menuju kehinaan
dan adzab Allah. “ Apabila ruh telah keluar, maka akan diletakkan di atas bara api dan
kemudian terdengar suara gemuruh seperti air yang mendidih dan dia dibungkus dalam
kain kasar tersebut. Kemudian ruh tersebut dibawa ke Sijjin. “34
Sebagian ulama berkata : Bahwa arwah bani Adam berada di sisi nenek moyang
mereka Adam . Mereka berada disebelah kanan dan sebelah kirinya. Hal ini
merujuk kepada sebuah hadits berikut ini :
Anas bin Malik berkata : “ Abu Dzar menceritakan sebuah hadits kepadaku :
Bahwasanya Rasulullah bersabda : “ Atap rumahku terbuka dan aku berada di
Makkah, maka turun Jibril yang membelah dadaku, kemudian mencuci hatiku
dengan air zamzam, kemudian meletakkannya disebuah wadah dari emas dan
memberikannya hikmah kedalamnya, kemudian dikembalikan kedalam dadaku, kemudian
menutupnya dan mengambil tanganku kemudian mengangkat diriku menuju kelangit.
Ketika sampai kelangit dunia, Jibril berkata kepada penjaga langit dunia : “ Bukalah ! “
Maka berkata : “ Siapa ini ? “ Jibril berkata : “ Ini Jibril. “ Berkata malaikat penjaga
langit : “ Siapa yang bersamamu ? “ Jibril menjawab : “ Muhammad. “ Berkata Malaikat
penjaga langit : “ Engkau diutus kepadanya ? “ Jibril berkata : “ Betul. “ Maka
dibukakan pintu langit, dan disana ada laki-laki yang disisi kiri dan kanannya ada
kelompok manusia.”
Rasulullah bersabda : “ Ketika orang tersebut melihat kearah kanan maka tertawa dan
ketika melihat kearah kiri menangis. “ Kemudian laki-laki tersebut berkata : “ Selamat
datang Nabi yang shalih anak dari orang yang shalih. “ Aku berkata : “ Wahai Jibril, apa
ini ? “ Jibril menjawab : “ Ini adalah Adam , dan kelompok yang disebelah kanan dan
kirinya adalah anak keturunannya, dan yang disebelah kanannya adalah ahli surga dan
disebelah kirinya adalah ahli neraka. “
PERKATAAN SALAFUL UMMAH TENTANG SITUASI KUBUR
Imam Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata : Kami diberitahu oleh
Shafwan bin „Amru aku diberitahu oleh Salim bin „Amir berkata : “ Kami keluar
rumah untuk ikut mengiringi jenazah ke pintu kota Damaskus, sedangkan Abu
Umamah Al Bahili pada waktu itu bersama kami. Ketika Abu Umamah
telah menshalati jenazah tersebut dan orang-orang menguburkannya, Abu
Umamah berkata : “ Sesungguhnya kalian berada di dalam sebuah rumah pada pagi
dan sore hari, kalian telah berada di dunia untuk menghasilkan banyak kebaikan dan juga
banyak keburukan. Tidak lama lagi kalian akan berangkat dari rumah ini menuju
kerumah itu ( Abu Umamah menunjuk kepada kuburan ), sebuah rumah yang sempit,
tempat tinggal yang gelap kecuali yang diterangkan dan dilapangkan oleh Allah,
kemudian kalian akan berada disana sampai hari kiamat. “
Hassan bin Barra berkata : “ Abdul Wahhab bin Ghiyas berkata kepadaku bahwasanya
apabila Hisyam Al Firdausi pulang dari mengantar jenazah, maka pada malam harinya
dia tidak bisa tidur dengan tenang. Dia tidak bisa tidur kecuali dirumahnya ada pelita.
Pada suatu ketika pelita tersebut mati, dan dia keluar dari rumah, tetangganya berkata
kepadanya : “ Ada apa dengan dirimu ? “ Dia menjawab : “ Aku teringat dengan
gelapnya kuburan. “
Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah telah meriwayatkan dengan sanadnya sampai
kepada Wahhab bin Warad dia berkata : “ Pada suatu hari Ibnu Muthi
memperhatikan bangunan rumahnya, dia begitu kagum akan keindahan rumah tersebut.
Kemudian dia tiba-tiba menangis sambil berkata : “ Demi Allah, kalau bukan karena
kematian, pasti aku sudah merasa senang melihat indahnya rumahku ini, seandainya
bukan karena sempitnya kuburan, pasti kedua mataku akan merasa senang dengan
gemerlapnya dunia. “ Kemudian dia menangis tersedu-sedu sampai suaranya
terangkat keras.
Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan sampai Fudhail bin Itadh yang
berkata kepada Fadh bin Ishaq : “ Apa pendapatmu seandainya dunia adalah
milikmu dan dikatakan kepadamu : “ Tinggalkan semua itu dan kuburanmu
dilapangkan, maka apa yang akan kamu perbuat ? “ Fudhail berkata :
“ Bukankah kamu akan lebih memilih mati dan meninggalkan keluargamu serta
hartamu, lantas kamu akan menempati kuburan dan merasakan kesempitan
kuburan seorang diri. “ Kemudian dia membaca ayat :
Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang
penolong. ( QS At Thariq : 10 )
PASAL : ZIARAH KUBUR DAN MENJADIKAN KEMATIAN SEBAGAI
PELAJARAN
Dari Buraidah berkata : bersadba Rasulullah : “ Dahulu aku melarang kalian
untuk berziarah kubur, namun sekarang berziarah kuburlah, karena berziarah kubur
dapat mengingatkan kalian terhadap akhirat.” 36
Dari Maimun bin Mihran dia berkata : “ Aku bersama Umar bin Abdul Aziz
rahimahullah menuju ke pekuburan, ketika dia melihat kuburan dia menagis dan berkata :
“ Wahai Ayyub, ini adalah kuburan nenek moyangku dari Bani Umayyah. Mereka ini
tidak mengajak penduduk bumi dalam kelezatan kehidupan mereka, tidakkah kamu lihat
sekarang mereka menderita ? bencana telah menimpa mereka dan bala juga telah
menimpa mereka, sedangkan badan mereka telah tertimbun tanah. “ Kemudian Umar
menangis hingga jatuh pingsan, tak lama kemudian dia kembali sadar, Maimun berkata :
“ Kemudian Umar berpaling dari tempat tersebut. Demi Allah, sejak peristiwa itulah aku
tidak mengetahui ada seorangpun dari penghuni kubur ini yang diberi kenikmatan di
dalam kubur atau bisa selamat dari adzab Allah. “
Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan dengan sanad sampai kepada
Sallam bin Shalih, dia berkata : “ Suatu hari aku menjumpai Hassan menghilang,
ketika sore hari dia muncul sehingga teman-temannya bertanya kepadanya : “ Dari mana
anda seharian tadi ? “ Hassan menjawab : “ Tadi aku bersama beberapa orang saudaraku,
mereka itulah yang mengingatkanku ketika aku lalai, mereka itu juga orang-orang yang
tidak meninggalkanku ketika aku tidak bersama dengan mereka. “ Teman-teman Hassan
bertanya : “ Demi Allah, jika demikian mereka adalah saudaramu yang paling baik,
tolong tunjukkan mereka kepada kami. “ Maka Hassan menjawab : “ Mereka itulah
penghuni alam kubur.”
Fadl Ar Raqasy rahimahullah mengaku apabila dia teringat zuhud maka dia lewat
di daerah pemakaman dan berhenti di sana dan berkata : “ Wahai orang yang dulu
terhormat, bergelimang harta dan banjir pujian, wahai orang yang dahulu berbusana
indah, pemberani, selalu merasa aman dan suka berpetualang. Wahai orang yang dahulu
suka meminta bantuan, banyak kebutuhannya dan miskin. Wahai orang yang dahulu ahli
ibadah, khusyu, suka bertaubat dan rajin mendekatkan diri kepada Allah. Semua itu tidak
akan dikembalikan lagi setelah jasad kalian ditinggalkan oleh ruh kalian. Aku bersumpah,
meskipun mereka semua tidak bisa menjawab perkataan ini, namun sebenarnya mereka
telah menjawabnya dalam bentuk pelajaran yang bisa kita petik.
Ashim bin Haithi berkata : “ Aku pernah berjalan bersama Muhammad bin Wasi‟
melewati pekuburan, ternyata Muhammad bin Wasi‟ menangis, kemudian berkata :
“ Wahai Ashim, janganlah sekali-kali kamu terkecoh dengan diamnya penduduk kuburan
yang kamu lihat, memang mereka seakan-akan diam di kuburannya padahal di antara
mereka ada yang senang dan ada yang susah. “
Dari „Atha As Sulami bahwa jika malam tiba , dia akan keluar rumah dan pergi
menuju ke kuburan kemudian berkata : “ Wahai para penghuni kubur, kalian semua
telah mati dan alangkah sakitnya kematian. Lalu dia kembali menangis dan kembali
berkata : “ Wahai para penghuni kubur, kalian telah mengamati apa yang dahulu telah
kalian kerjakan, ternyata alangkah pentingnya amal perbuatan. “ Kemudian dia
menangis lagi dan terus saja seperti itu sampai menjelang hari pagi.
Imam Ibnu Abi Dunia rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya dari
Muhammad bin Shalih At Tammar dia berkata : “ Shafwan bin Salim pernah
mengunjungi pemakaman Baqi‟ selama beberapa hari. Pada suatu hari dia lewat di
hadapanku sehingga aku mengikutinya, aku berkata kepada diriku sendiri : “ Demi Allah,
aku akan mengamati apa saja yang dia kerjakan.” Ternyata Shafwan mengangkat
kepalanya dan duduk di samping salah satu kuburan, dia terus menangis sampai aku
merasa kasihan kepadanya. Aku mengira kalau kuburan tersebut adalah kuburan salah
satu keluarganya.”
Pada hari yang lain dia kembali lewat dihadapanku sehingga aku mengikutinya lagi,
Shafwan duduk lagi di samping sebuah kuburan. Kuburan yang sekarang adalah
kuburan yang kemarin. Aku kembali menyangka kuburan yang dihadapannya adalah
makam salah seorang anggota keluarganya.
Aku memberitahukan hal tersebut kepada Muhammad Al Munkadir, aku berkata
kepadanya : “ Sesungguhnya aku menyangka bahwa kuburan yang dihadapinya adalah
kuburan salah seorang anggota keluarganya. “ Muhammad Al Munkadir berkata :
“ Semua orang dianggap saudara oleh Shafwan, sebenarnya dia adalah seorang laki-laki
yang selalu tergerak hatinya jika mengingat orang-orang yang telah meninggal dunia.”
Pada suatu hari Muhammad Al Munkadir yang lewat dihadapanku untuk mengunjungi
Baqi‟, maka akupun mengucapkan salam kepadanya, dia berkata : “Tidakkah cukup
bagimu pelajaran yang kamu terima dari Shafwan bin Salim ?“
Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Hani maula
„Utsman bin Affan , dia berkata : “ Apabila Utsman bin Affan berhenti di
sebuah kuburan maka dia akan menangis sampai jenggotnya basah. Ada orang
yang membicarakan tentang perilakunya : “ Ingatlah akan surga dan neraka,
dengan demikian kamu tidak akan menangis karena melihat kuburan, akan
tetapi kamu akan menangisi hal ini.” Utsman bin Affan menjawab :
“ Sesungguhnya Rasulullah bersabda :
“ Sesungguhnya kuburan merupakan terminal pertama dari akhirat, apabila seseorang
selamat dari kuburan, maka tempat yang lain akan lebih mudah baginya untuk selamat,
sedangkan jika dia tidak berhasil maka tempat yang lain akan lebih berat darinya. “
Dan Rasulullah melanjutkan :
“ Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan daripada kuburan. “ 37
BAB
SUNNAH HUKUMNYA SELALU MENGINGAT KUBURAN
DAN MERENUNGKAN KEADAANNYA
DAN PERKATAAN SALAFUL UMMAH BERKAITAN DENGAN HAL INI
Dari Abdullah bin Mas‟ud berkata : bersabda Rasulullah : “ Merasalah benarbenar malu kepada Allah.” Para shahabat berkata : “ Wahai Rasulullah, sesungguhnya
kami benar-benar telah merasa malu kepada Allah dan segala puji bagi Allah.”
Rasulullah bersabda : “ Bukan seperti itu, tetapi hendaklah engkau betul-betul merasa
malu kepada Allah dengan menjaga kepalamu dan apa yang berkaitan dengannya dan
menjaga perutmu dan paa yang berkaitan dengannya. Hendaklah kamu ingat kepada
akhirat, maka dengan sebab itu akan menghilangkan gemerlapnya dunia dari sisimu, dan
barangsiapa yang telah melakukan itu maka sungguh dia telah benar-benar merasa malu
kepada Allah.
Dari Abdullah bin „Umar berkata : “ Rasulullah memegang pundakku sambil
bersabda : “ Jadilah di dunia seperti orang asing atau penyebrang jalan. “ 39
Imam Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata kepada seseorang laki-laki
yang sedang duduk bersamanya : “ Wahai fulan, semalam aku tidak tidur karena
memikirkan sesuatu. “ Laki-laki tersebut bertanya : “ Apa yang anda pikirkan wahai
amirul mukminin ? “ Beliau menjawab : “ Aku memikirkan kuburan dan penghuninya,
seandainya kamu melihat mayit di dalam kuburan setelah tiga hari, pasti kamu akan
menyingkir darinya, padahal sebelumnya kamu merasa nyaman berada didekatnya.
Didalam kuburan tersebut kamu akan melihat cairan nanah bercampur dengan darah.
Tubuh orang tersebut terkoyak-koyak oleh cacing tanah seiring dengan perubahan
baunya. Kain kafannya juga hancur setelah sebelumnya nampak baik, berbau wangi dan
berwarna putih. “ Setelah itu Umar bin Abdul Aziz menangis sampai beliau
pingsan.
Imam Abu Nu‟aim meriwayatkan sampai kepada Amirul Mukminin Umar bin
Abdul Aziz rahimahullah yang mana beliau pernah mengiringi seorang jenazah
dari keluarganya, kemudian dia menghampiri teman-temannya dan menasihat
mereka. Dia berbicara dihadapan manusia tentang kerendahan dan kehinaan
dunia, dia juga menyebutkan apa yang seharusnya dikerjakan oleh penduduk
dunia dan bagaimana mereka mensyukuri berbagai nikmat yang diberikan
kepada mereka. Bahkan dia menyebutkan tentang apa yang akan terjadi setelah
mereka berada di kubur. Diantara ucapannya adalah sebagai berikut :
“ Jika kalian melewati orang-orang yang berada di dalam kubur, beri salamlah kepada
mereka, lewatilah mereka dan lihatlah tempat tinggal mereka sekarang. Bertanyalah
kalian kepada orang kaya diantara mereka, apa yang tersisa dari kekayaannya sekarang ?
dan bertanyalah kalian kepada orang miskin diantara mereka, apa yang tersisa dari
kemiskinannya sekarang ? bertanyalah kepada mereka tentang mulut yang dulu pernah
mereka pergunakan untuk bicara, tentang mata yang dulu dibuat untuk menyaksikan
kenikmatan, kemanakah kulit lembut mereka, wajah yang indah dan tubuh yang tegap ? “
“ Apa yang telah diperbuat oleh cacing tanah di dalam kain kafan mereka ? mulut mereka
telah hancur, wajah mereka berubah menjadi debu, ketampanan dan kecantikan telah
musnah, tulang punggung telah patah, seluruh badan telah tercerai berai dan tubuh telah
terkoyak. Mana penghalang dan senjata mereka ? mana pelayan dan hamba sahaya
mereka, pengikut setia dan harta benda mereka? Bukankah tempat tinggal mereka
sekarang tidak ada bedanya antara siang dengan malam, bukankah mereka sekarang
berada didalam kegelapan yang abadi ? mereka tidak mampu mengerjakan amal shalih
lagi, sedangkan mana orang-orang yang mereka sayangi ?
Berapa banyak orang yang tampan dan cantik hancur tubuhnya dan wajahnya, tubuh
mereka telah putus dari lehernya dan persendian telah hancur, biji mata telah keluar dari
rongganya dan cairannya mengalir diatas pipi, mulutnya dipenuhi cairan nanah dan
darah sedangkan binatang merayap dan membuat sarang didalam tubuhnya. Mereka
meninggalkan kebun mereka, rumah mereka yang lapang dan masuk kedalam lubang
yang sempit dan pengap. “
“ Istri mereka sudah menikah dengan orang lain, anak-anak mereka kembali menyusuri
jalan dan kerabat mereka telah berbagi harta warisan. Diantara mereka ada yang
diluaskan kuburnya oleh Allah ada yang disempitkan kuburnya oleh Allah. “
“ Wahai penghuni kubur, gemerlap dunia mana yang telah mengecohmu ? mana
rumahmu yang luas ? mana sungaimu yang mengalir ? mana buah-buahanmu yang
matang ? mana busanamu yang lembut dan halus ? mana aroma parfummu yang wangi
? mana pakaianmu yang engkau pakai pada musim dingin dan musim panas ? bukankah
semua itu telah menggelincirkanmu ? “
“ Beban berat apakah yang membuat keringatmu bercucuran, menyebabkan lidahmu
terjulur keluar dan kepayahan ketika sakaratul maut ? sesuatu dari langit telah datang,
qadha dan qadar telah diputuskan. “
“ Wahai orang yang memejamkan mata kedua orangtuanya, anaknya ataupun
saudaranya ketika mereka meninggal, wahai orang yang memandikan jenazah dan
membungkusnya dengan kain kafan, wahai orang yang memasukkan tubuh ke liang lahat
dan kembali kerumah dengan meninggalkannya, andai saja aku tahu pipi mana yang
lebih dahulu hancur ? “
“ Wahai orang yang berteman dengan kematian, engkau selalu diikuti dengan temanmu
ini, andai saja aku tahu Malaikat Maut yang seperti apa yang akan menjumpaiku ketika
aku sakaratul maut dan bagaimana kesudahanku disisi Allah ? “
Setelah mengatakan hal ini, Umar bin Abdul Aziz rahimahullah hanya hidup
selama satu Jum‟at.
BAB
BEBERAPA PERKATAAN MUTIARA SALAFUL UMMAH
Imam Al Auza‟i rahimahullah berkata : Imam Yahya bin Abi Katsir rahimahullah
menceritakan khutbah Abu Bakar Ash Shiddiq yang diantara isinya adalah :
“ Mana orang-orang yang membanggakan ketampanan wajahnya, yang memamerkan
usia mudanya, yang tidak pernah kalah dalam medan peperangan, mana orang-orang
yang membangun kota-kota dengan tembok yang tinggi ? orang-orang itu semua telah
berada dikuburan, tanah kuburan berkata : “ Cepatlah, cepatlah, bergegaslah,
bergegaslah, masukkan dia kedalamku untuk aku himpit. “
Imam Hassan Al Bashri rahimahullah menjumpai seorang pemuda yang memakai
pakaian yang indah, kemudian dia berkata : “ Wahai anak cucu Adam yang merasa
bangga dengan masa mudanya, kagum dengan ketampanannya, bayangkan jika kuburan
meremukkan badanmu dan kamu bertemu dengan amal ibadahmu, celakalah dirimu dan
jagalah waktumu, sesungguhnya yang dibutuhkan oleh Allah adalah hamba-Nya yang
shalih. “
Imam Abdullah bin „Aizar rahimahullah berkata : “ Anak cucu Adam punya dua
rumah, rumah dipermukaan bumi dan rumah didalam bumi. Disediakan kemegahan dan
kesenangan untuk orang yang berada di muka bumi, dibuatkan untuk mereka pintu dari
arah utara dan arah selatan, disediakan bagi mereka berbagai persediaan untuk musim
panas dan musim dingin. Sedangkan orang yang berada di perut bumi, maka dia akan
dihancurkan, dihampiri oleh seseorang yang berkata : “ Tidakkah kamu melihat apa yang
telah dihiasi untukmu di dunia ini ? berapa lama kamu tinggal diatasnya ? “ Anak cucu
Adam tersebut berkata : “ Aku tidak tahu.” Maka dia kembali ditanya : “ Sekarang
berapa lama engkau tinggal didalam sini ? “ Anak cucu Adam tersebut menjawab :
“ Disinilah tempat tinggalku. “ Dia kembali ditanya : “ Kamu telah mengakui bahwa
disinilah tempat tinggalmu, maka apakah kamu termasuk orang yang berakal ketika
menghias tempat tinggal sementaramu diatas sana ? “
Imam Umar bin Abu Dzar rahimahullah berkata : “ Seandainya orang yang sehat
tahu tentang jasad-jasad yang hancur di dalam kubur, niscaya dia akan bersungguhsungguh untuk beramal dan mengisi hari-hari mereka dengan amal shalih, karena mereka
takut pada hari dimana pandangan dan hati terombang ambing. “
Imam Mutharif bin Syikhir rahimahullah berkata : “ Kuburan merupakan tempat
tinggal antara dunia dan akhirat, barangsiapa yang mendatanginya dengan membawa
bekal yang baik maka akan menjadi baik dan barangsiapa yang mendatanginya dengan
membawa bekal yang buruk maka akan menjadi buruk. “
KHATIMAH
Inilah penyusunan kembali kitab ini, segala puji bagi Allah atas seluruh
nikmat-Nya. Telah selesai penyusunan kembali kitab ini pada bulan Rajab tahun
1406 H, oleh seseorang yang sangat butuh akan ampunan Rabb-Nya, Abu
Hudzaifah Ibrahim bin Muhammad. Segala puji bagi Allah atas
kesempurnaan nikmat-Nya.40