Minggu, 12 Oktober 2025

Pengobatan tradisional 6




 Pengobatan transfer energi


Beragamnya jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di warga   membuat seseorang dapat 

menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukannya untuk mencari kesembuhan. berdasar  hasil 

penelitian yang dilakukan kepada beberapa informan saat   berkunjung ke pengobatan transfer energi 

“A”, diketahui bahwa faktor pengetahuan akan jenis dan metode pengobatan yang akan dipakai   

sebelumnya, membuat mereka merasa aman untuk memilih pengobatan ini  . Keberhasilan 

pengobatan terhadap jenis penyakit yang diderita serta keyakinan terhadap pengobatan transfer energi 

membuat informan kembali melakukan pengobatan ini   hingga sembuh, atau bahkan tak segan 

untuk kembali berobat saat   menderita penyakit lain atau serupa. Selain itu, yang menjadi bahan 

pertimbangan adalah tingkat keparahan akan penyakit yang diderita, sebab  pada umumnya mereka telah mendatangi berbagai pengobatan, namun tak kunjung membaik, maka saat   mendapatkan 

informasi mengenai keberhasilan pengobatan ini  , mereka beralih dan lalu   berobat 

kepadanya.

Faktor yang kedua adalah faktor ekonomi, di mana informan memilih memakai   pengobatan 

transfer energi didasarkan pada terjangkaunya biaya pengobatan, di mana pada pengobatan ini   

tidak diberlakukan tarif pengobatan, sehingga informan bebas menentukan biaya pengobatan sesuai 

dengan kemampuan dan keikhlasannya.

Faktor ketiga pemilihan pemakaian  jenis pengobatan transfer energi dipengaruhi oleh faktor sosial 

yang terdiri dari dorongan kerabat serta informasi yang didapatkan oleh informan secara getok tular.

Dorongan kerabat terhadap informan didasarkan atas keberhasilan pengobatan, baik melalui 

pengalaman secara pribadi saat   ia melakukan pengobatan ini   atau hanya berdasar  informasi 

dari mulut ke mulut oleh orang yang pernah berobat di sana atau bahkan dari orang lain yang belum 

pernah melakukan pengobatan ini  . Selain ketiga faktor di atas, jarak antara rumah informan 

dengan tempat pengobatan yang terbilang dekat, sebab  sama-sama berada di dalam kota, sehingga 

dapat ditempuh rata-rata sekitar 10-15 menit, juga menjadi latar belakang pengambilan keputusan 

saat   akan berobat di sana, sebab  dengan jarak yang dekat, informan dapat memilih jenis kendaraan

yang akan dipakai  nya.

Proses pengobatan transfer energi yang memakai   energi dari bumi, terbagi menjadi 3 cara, yaitu 

pengobatan jarak dekat, jarak jauh, dan pemindahan penyakit kepada hewan. Proses pengobatan jarak 

dekat, dapat diuraikan sebagai berikut: pertama, penyembuh harus mengenal dan mengetahui keluhan 

pasien, lalu   dilakukan terapi dengan memindahkan energi positif yang berasal dari energi 

matahari, udara, atau air dari tubuh penyembuh ke tubuh pasien sebatas yang dibutuhkan oleh pasien,

lalu   mengeluarkan energi negatif yang tidak dibutuhkan pasien. Setelah dilakukan terapi, 

penyembuh memberikan tambahan energi melalui air mineral yang akan dikonsumsi pasien selama 

masa penyembuhan, di mana energi ini   juga diberikan doa dengan harapan pasien segera 

mendapat kesembuhan. Untuk jenis penyakit berat, proses terapi harus diulangi kembali pada 3 

sampai 5 hari lalu  .

Proses pengobatan jarak jauh dilakukan dengan tidak bertatap muka antara penyembuh dengan pasien, 

atau saat   berada pada lokasi yang berbeda. Pengobatan jarak jauh dapat melalui kontak telepon atau 

foto pasien. Pengobatan jarak jauh juga dilakukan pada saat proses penyembuhan saat   masa 

menunggu pasien untuk terapi selanjutnya. Proses ini   hampir sama seperti pengobatan jarak 

dekat, namun yang membedakannya adalah penyembuh dan pasien tidak bertemu secara langsung. 

Untuk proses pengobatan dengan memindah penyakit ke hewan tidak dapat dijelaskan, sebab  peneliti 

tidak menemukan secara langsung pengobatan ini   selama masa observasi dan wawancara 

dilakukan di lokasi penelitian.


Di negara kita  , pengobatan alternatif bukan merupakan barang langka lagi pada masa sekarang. 

Berbagai macam pengobatan baik memakai   teknik tradisional warisan masa lalu ataupun yang 

memakai   tenaga gaib gencar mempromosikan layanan mereka kepada warga   luas, baik 

melalui media massa maupun getok tular. Bahkan pemberitaan secara intensif mengenai pengobatan 

alternatif yang dilakukan oleh media massa juga dapat menarik perhatian warga   untuk mencoba 

melakukan pengobatan ini  . Hal ini   dapat kita ketahui pada kasus dukun cilik Ponari di 

Jombang, berkat pemberitaan oleh media massa yang intensif membuat warga  , baik berasal dari 

Jawa Timur maupun di luar daerah Jawa Timur berbondong-bondong ingin berobat ke Ponari sebab  

ingin mendapatkan sentuhan magic berupa air dan batu ajaibnya.

Hal ini   di atas sesuai dengan pernyataan  bahwa warga   

masih tetap mengunjungi pengobatan tradisional, baik sebagai pengganti/altenatif atau bahkan 

pelengkap (komplementer) dari pemakaian  pengobatan modern. Beberapa jenis pengobatan alternatif 

yang bermunculan dalam warga  , seperti: sinshe, pengobatan oleh paranormal, terapi magnetik, 

terapi air seni, terapi lintah, terapi tenaga dalam, prana maupun pemanfaatan ramuan obat-obatan dan 

sebagainya. Dalam penelitian Eisenberg et al. umumnya, jenis pengobatan alternative yang paling sering dipakai   adalah relaksasi, chiropractic, pijat, imagery, pengobatan spiritual, program 

penurunan berat badan komersial, gaya hidup diet, jamu, pengobatan energi, hipnotis, homeopati, 

akupunktur dan folk medicine 

Terapi tenaga dalam dapat dikatakan serupa dengan pengobatan alternatif prana atau dapat dikenal 

dengan pengobatan transfer energi. Terapi tenaga dalam pada berbagai bangsa ini dikenal dengan 

berbagai nama. Bahasa Sansekerta menyebutnya prana, bahasa Ibrani menyebut prana sebagai ruah, 

Yunani menyebutnya peuma. Di Cina prana dikenal dengan chi, di Jepang disebut ki, dan masih 

banyak lagi sebutan untuk prana bila ditinjau dari masing-masing bahasa.

Menurut Deddy Tjipto, prana adalah energi hidup yang mengalir dalam tubuh makhluk dan alam 

semesta. Dengan metode tertentu, prana dapat dipakai   untuk membantu proses penyembuhan dan 

berbagai macam penyakit telah berhasil disembuhkan dengan memberikan energi ini pada tubuh yang 

berpenyakit 

 berkata kata   bahwa kepercayaan warga   terhadap suatu sistem 

pengobatan (baik pengobatan tradisional maupun modern) ditentukan oleh pengalaman yang dapat 

membuat warga   yakin akan keberhasilan pengobatan ini  , biasanya lebih sulit. Penerimaan 

akan kenyataan sistem pengobatan medis lebih sukar, sebab  masing-masing sistem pengobatan 

(tradisional/modern) harus dapat memberikan pengalaman kerja atau menunjukkan cara-cara 

pengobatan yang lebih baik dan memberikan hasil yang memuaskan terhadap pasien. Tindakan￾tindakan yang mendatangkan keberhasilan dalam usaha seseorang ini   mempunyai 

kecenderungan akan diulangi kembali pada saat orang mangalami situasi yang kurang lebih serupa. 

Sebaliknya tindakan yang mendatangkan kegagalan memiliki kecenderungan akan dihindari.

Dihadapkan pada pilihan untuk mendapatkan kesembuhan terhadap suatu penyakit, maka seseorang 

harus mengambil keputusan. Pengambilan keputusan selalu bersifat memilih, yakni memilih di antara 

berbagai alternatif yang ditawarkan untuk memecahkan masalah.

Studi tentang pengambilan keputusan terhadap pemakaian  jenis pengobatan telah dilakukan oleh 

beberapa ahli.  melakukan studi tentang pengambilan keputusan 

pada warga   Indian Tarascan di Mexico dengan mengajukan alternatif sumber perawatan 

meliputi: (1) perawatan rumah tangga; (2) perawatan yang dilakukan oleh penyembuh lokal; (3) 

perawatan yang dilakukan oleh practicamte (paramedic); dan (4) perawatan yang dilakukan oleh 

dokter dan rumah sakit. , kriteria yang dipakai untuk 

menyeleksi alternatif itu antara lain: (1) tingkat keparahan penyakit (gruvity); (2) pengetahuan dan 

pengalaman tentang cara-cara penyembuhan popular (home remedy); (3) keyakinan terhadap 

keefektifan pengobatan (faith); (4) kemudahan (accessibility), meliputi kemudahan biaya dan 

tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan.

Naniek melakukan studi tentang pengambilan keputusan sumber perawatan 

anak balita di pedesaan jawa dengan mengajukan alternatif pengobatan berupa perawatan rumah 

tangga, penyembuh tradisional, paramedik, dan dokter. Faktor-faktor yang dipakai   untuk memilih 

alternatif ini   antara lain: (1) persepsi sosial budaya yang menyangkut tingkat keparahan 

penyakit, pengalaman terhadap pengobatan yang pernah dipakai   sebelumnya, kepercayaan, 

stereotype, dan etiologi penyakit; (2) faktor ekonomi, dan (3) kemudahan akses (transportasi dan 

hubungan). Dyson dkk (1988:21) dalam penelitiannya tentang pola tingkah laku warga   dalam 

mencari kesembuhan di kelurahan Airlangga, Surabaya menyebutkan bahwa usaha dalam mencari 

kesembuhan dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit, biaya pengobatan (tenaga, uang), jarak 

tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan, dan peranan sosial dari si sakit atau 

keluarganya.

Walaupun ada  berbagai jenis pengobatan alternatif yang berkembang di warga  , seseorang 

dapat menentukan jenis pengobatan yang akan dipakai  nya, termasuk pemakaian  pengobatan 

transfer energi untuk menyembuhkan penyakitnya. Masalah yang dikemukakan di sini meliputi: 

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seseorang untuk berobat ke pengobatan yang memakai   metode transfer energi? Bagaimana deskripsi dari proses pengobatan yang memakai   metode 

transfer energi dilihat dari sudut pandang pasien dan penyembuh?

Metode Penelitian

Tulisan ini merupakan studi pengobatan transfer energi sebagai salah satu metode pengobatan 

tradisional. Studi dilaksanakan di salah satu pengobatan transfer energi yang berada di Kota Sidoarjo

dengan informan berjumlah 2 (dua) orang sebagai pelaku pengobatan transfer energi dan 6 (enam) 

pasien dari pengobatan transfer energi, selain itu juga ada  kerabat dari pasien. Studi kualitatif 

yang memakai   pengamatan dan wawancara mendalam dalam pengumpulan data dipakai   untuk 

mendeskripsikan fenomena sosial mengenai pengobatan alternative transfer energi, mulai dari proses 

pengobatan dilihat dari sudut pandang pasien dan penyembuh sampai faktor-faktor yang 

mempengaruhi pasien untuk melakukan pengobatan ini  . 

Hasil dan Pembahasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian  pengobatan transfer energi “A” 

sebagai upaya penyembuhan

Beralihnya pilihan seseorang dari pengobatan medis-modern ke pelayanan pengobatan tradisional 

yang tersedia di warga   dengan berbagai metode sebagai alternatif atau pelengkap dari 

pengobatan modern, bukanlah sebuah keputusan yang dilakukan tanpa dasar tertentu. berdasar  

hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mereka untuk memilih 

pengobatan transfer energi. Faktor-faktor ini   meliputi: (1) faktor pengetahuan dan pengalaman; 

(2) faktor ekonomi; (3) faktor sosial; dan (4) faktor jarak. Di bawah ini, diuraikan mengenai 

bagaimana keempat faktor ini   di atas memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan.

Faktor pengetahuan dan pengalaman

Pengambilan keputusan terhadap pemakaian  sarana kesehatan bukanlah sesuatu yang diambil tanpa 

adanya pertimbangan tertentu. Menurut Suchman (Foster 1986:184-191), dua hal yang dianggap 

cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan terhadap pemilihan jenis pengobatan ialah 

pengetahuan dan pengalaman. saat   pengetahuan seseorang terhadap penyakit sangatlah minim bisa 

jadi ia akan membuat keputusan memilih pengobatan yang kurang tepat untuk mengatasi penyakitnya. 

Sebaliknya saat   seseorang mengerti dengan baik tentang penyakit yang diderita, maka keputusan￾keputusan berobat yang diambil akan memberikan manfaat bagi dirinya. Hal ini   seperti 

diutarakan oleh informan “E” dan “H”.

Pengetahuan akan dampak dari obat-obatan medis-modern yang apabila di konsumsi terlalu sering, 

sekaligus dengan dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan turunnya daya imun seseorang, 

sehingga nantinya dapat membuat tubuh kebal terhadap obat ini  . Hal ini   membuat informan 

“H” untuk memilih pengobatan lain sebagai alternatif dari pengobatan medis-modern. Begitu juga 

dengan informan “E”, walaupun masih mengunjungi sarana kesehatan medis-modern untuk 

melakukan cek kesehatan, ia lebih memilih untuk mencari pengobatan lain di luar pengobatan medis￾modern dan tidak terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatnya dari rumah sakit, hal 

ini   dilakukannya sebab  anggapan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi obat dapat merusak 

organ tubuh yang lain. Oleh dasar pengetahuan ini  , membuat kedua informan mencari 

pengobatan lain yang dianggapnya aman serta tidak memakai   ramuan-ramuan tertentu. Pilihan 

ini   lalu   jatuh kepada pengobatan transfer energi, yang dalam cara pengobatannya selain 

tidak memakai   alat, media yang dipakai   hanyalah air mineral. Air mineral sebagai bagian yang dibutuhkan oleh tubuh tentu tidak akan berdampak apapun bagi tubuh, selain itu, air mineral 

juga tidak harus dibeli dari penyembuh, melainkan dapat dibawa sendiri dari rumah.

Beberapa keputusan tentang masalah kesehatan juga diambil berdasar  pengalaman, dimana saat   

seseorang merasa memiliki pengalaman buruk terhadap suatu jenis pengobatan tertentu, maka ada 

kecenderungan ia tidak akan memakai   pengobatan ini   untuk kedua kalinya 

Faktor pengetahuan dan pengalaman dijadikan dasar oleh seseorang saat   memutuskan untuk 

memilih jenis pengobatan yang dianggap sesuai. Sebelum memilih, pada umumnya ia dan keluarga 

akan melihat seberapa parah penyakit yang dideritanya, berdasar  gejala. Dari gejala-gejala yang 

timbul, ia lalu   akan mencari pertolongan ke tempat pengobatan yang dianggap dapat 

memulihkan kondisinya. Jika mereka lalu   tidak yakin dengan suatu jenis pengobatan tertentu, 

maka mereka akan mencoba untuk memakai   jenis pengobatan lainnya.

Tingkat keparahan penyakit

, tingkat 

keparahan penyakit merupakan bahan pertimbangan utama dalam pemilihan jenis perawatan 

kesehatan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasniyah dalam penanggulangan 

penyakit anak-anak pada warga   pedesaan Jawa pada tahun 1983 dan penelitian yang dilakukan 

Dyson mengenai pola tingkah laku warga   dalam mencari kesembuhan pada tahun 1988.

Pada kasus pemilihan pemakaian  pengobatan transfer energi “A” sebagai alternatif atau 

komplementer dari pengobatan medis-modern juga dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit yang 

dapat dilihat dari gejala penyakitnya dan lama menderita penyakit ini  . Hal ini   seperti 

dialami oleh informan “C” yang telah mengalami keluhan sakit di pinggang selama 13 tahun dan telah 

berobat dari pengobatan modern sampai berbagai metode pengobatan tradisional pernah dicoba 

namun belum kunjung membaik.

Tidak jauh berbeda dengan informan “E” yang telah menderita penyakit stroke selama 3 tahun 

mengakibatkannya mencari berbagai alternatif dan akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada 

pengobatan transfer energi.

Kedua informan di atas menunjukkan bahwa penyakit yang dideritanya dianggapnya parah, sebab  

penyakit yang diderita telah cukup lama, sehingga membuat mereka rela mengunjungi berbagai jenis 

pengobatan, baik medis-modern maupun tradisional, sampai menemukan jenis pengobatan yang 

cocok dan dapat menghasilkan kesembuhan.

Kepercayaan atau keyakinan akan keefektifan pengobatan

Salah satu kriteria yang dipakai   seseorang untuk memilih jenis pengobatan ialah berdasar  pada 

keyakinan akan keefektifan dari sistem perawatan kesehatan ini  . Umumnya seseorang akan 

membandingkan keefektifan antara pengobatan yang satu dengan yang lain termasuk pengobatan 

tradisional dengan pengobatan medis-modern. Keyakinan tentang keefektifan suatu jenis pengobatan 

biasanya muncul dari pengalaman khusus, ataupun pengetahuan yang berkaitan dengan metode 

pengobatan ini  , sebab  keyakinan atau kepercayaan dapat tumbuh jika berulangkali mendapatkan 

informasi yang sama . Keputusan untuk melakukan pengobatan juga dibuat 

berdasar  pada pengalaman dan kebiasaan seseorang di masa lalu. Oleh sebab  itu, keyakinan 

terhadap keefektifan pengobatan sifatnya sangat subjektif, bergantung pada pengalaman dan 

pengetahuan masing-masing individu.

Demikian halnya dengan pasien-pasien yang mendatangi pengobatan transfer energi, memiliki 

keyakinan sendiri-sendiri tentang jenis pengobatan yang dianggap dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Ada kalanya pengobatan medis-modern dianggap gagal sehingga lebih memilih 

pengobatan alternatif, walaupun tidak semua pengobatan alternatif yang tersebar di warga   

mendatangkan kesembuhan. Keyakinan ini   tumbuh berdasar  pengalaman dan pengetahuan 

dari masing-masing informan. Misalnya saja, informan “E” yang memiliki kerabat atau teman yang 

mengalami penyakit yang sama seperti dirinya, tidak kunjung membaik walaupun melakukan 

pengobatan medis-modern. berdasar  pengalaman ini   menumbuhkan keyakinan bahwa 

pengobatan medis-modern bukan merupakan jalan keluar utama saat   seseorang menderita sakit 

stroke. Terlebih lagi dalam masa penyembuhan diharuskan untuk mengkonsumsi obat-obatan, di 

mana nantinya dipercaya dapat merusak organ tubuh yang lain. Oleh sebab  itu, informan “E” lebih 

memilih untuk memakai   pengobatan alternatif untuk menyembuhkan penyakitnya, walaupun ia 

juga selalu mencari berbagai jenis pengobatan alternatif sampai menemukan yang cocok dan 

lalu   dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. 

Beberapa informan mendatangi satu demi satu jenis pengobatan alternatif dengan harapan akan pulih 

seperti sedia kala. Dalam pemakaian  pengobatan alternatif ini   tentunya telah disertai adanya 

informasi mengenai metode pengobatan yang dipakai   serta keberhasilan pengobatan ini  . 

Salah satu informan yang merasa bahwa dengan pengobatan alternatif transfer energi kondisinya jauh 

lebih baik ialah informan “E”. Ia merasa bahwa ruang geraknya sudah jauh lebih leluasa dibandingkan 

sebelumnya, setelah mengikuti dengan rutin terapi energi yang diberikan penyembuh dan anjuran 

untuk selalu menyeka bagian tubuh yang lumpuh sebab  stroke dengan air teh dan selalu minum air 

yang telah diberi energi pada saat terapi. 

Berbeda halnya dengan informan “H”, ia tidak perlu untuk mencoba pengobatan ke beberapa 

alternatif terlebih dahulu. Ia memutuskan untuk melakukan pengobatan transfer energi disebab kan 

telah mendengar metode yang dipakai   dan dianggap tidak akan mempunyai dampak yang buruk 

bagi tubuh serta keberhasilan pengobatan ini   terhadap penyakit yang tergolong berat, sehingga 

saat   anaknya menderita influenza yang dianggap sebagai penyakit ringan, ia memutuskan untuk 

melakukan pengobatan di sana. 

Pengalaman secara langsung terhadap proses pengobatan yang mendatangkan keberhasilan membuat 

seseorang untuk mempunyai keyakinan terhadap keefektifan pengobatan ini  . Hal ini   yang 

mempengaruhi keluarga pasien untuk turut melakukan pengobatan serupa. Salah satu informan yang 

turut melakukan pengobatan disebab kan keberhasilan anggota keluarganya adalah informan “D” dan 

keluarga informan “E”.

Faktor ekonomi

Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam pengambilan keputusan akan pemilihan jenis 

perawatan kesehatan. Beralihnya pemakaian  medis-modern ke pengobatan alternatif disebab kan 

besarnya biaya yang harus dikeluarkan pasien saat   berobat ke rumah sakit, di samping itu walaupun 

banyak tersedia sarana-sarana kesehatan milik Pemerintah yang memberikan pelayanan gratis, tidak 

semua warga   memakai   pelayanan ini  , disebab kan pelayanan gratis diidentikkan 

dengan pelayanan yang lambat, serta kurang memuaskan. Hal ini   seperti disampaikan oleh 

informan “C” dan “F”. 

Pemilihan sumber perawatan kesehatan tradisional yang dipakai   sebagai alternatif atau pelengkap 

medis-modern juga lebih selektif, sebab  ada sebagian yang memanfaatkannya untuk mencari 

keuntungan yang sebesar-besarnya, seperti yang dialami oleh informan “C” yang mengunjungi 

pengobatan tradisional untuk menghilangkan batu ginjal dengan metode bedah tanpa luka, ia dipungut 

biaya yang sangat besar untuk sekali pengobatan, bahkan terkesan menipu, sebab  setelah dilakukan 

bedah ini  , batu yang dikeluarkan berupa batu pasir. Oleh sebab  itu, pada saat ia mendengar 

mengenai pengobatan alternatif “A” dengan biaya sukarela, ia segera mendatanginya. Begitu juga 

halnya dengan informan “E”, ia pernah merasa geram atas salah satu pengobatan tradisional yang 

memakai   tenaga dalam, tetapi untuk penyakit tertentu, termasuk penyakit stroke yang dialaminya dikenakan tarif tinggi, setelah dilakukan pengobatan justru membuat informan masuk rumah sakit, 

sebab  saran yang tidak benar dari penyembuh.

Berdasar pada keterangan di atas, informan lalu   lebih selektif dalam memilih pengobatan, 

terlebih ia telah melakukan berbagai pengobatan dan mengeluarkan banyak biaya, sehingga ia lebih 

memilih pengobatan tradisional yang tidak dikenakan tarif dan bersifat sukarela, tidak seperti 

sebelumnya. 

Pengobatan transfer energi “A” yang tidak memungut biaya, baik terhadap penyakit berat atau ringan, 

anak kecil atau dewasa, membuat seseorang memilih untuk melakukan pengobatan di sana sebab  

orang yang berobat bebas menentukan biaya pengobatan sesuai dengan kemampuannya. Hal ini   

seperti dikatakan oleh informan “D”.

Faktor sosial

Dalam rangka menentukan jenis pengobatan yang akan dipilih, seseorang akan mencari informasi 

mengenai keberhasilan terhadap orang-orang yang mengalami gejala yang sama saat   melakukan 

pengobatan ini   sebelumnya. Informasi tentang pengobatan ini   diperoleh para informan 

melalui dua cara, yaitu: dorongan dari kerabat untuk memakai   pengobatan ini  , sehingga 

tidak sanggup menolak saran ini  , dan/atau informasi didapatkan dengan cara getok tular. 

Dorongan Kerabat

Foster dan Anderson (2006:49) berkata kata   bahwa pada warga   non-Barat, pengambilan 

keputusan akan jenis perawatan kesehatan dipengaruhi oleh kerabat maupun orang-orang terdekat dari 

penderita sakit. saat   salah satu anggota keluarga ada yang sakit, maka anggota keluarga yang lain 

serta orang-orang terdekat turut memberikan pilihan terhadap jenis pengobatan yang dipakai  . Hal 

ini   seperti dituturkan oleh informan “F”, “G”, “C”, dan “H”. 

berdasar  keempat pernyataan di atas, terlihat bahwa pengambilan keputusan terhadap jenis 

pengobatan yang akan dipakai   dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar, bahkan tidak hanya sekedar 

saran, ia juga turut mengantarkan atau bahkan memperkenalkannya dengan penyembuh yang 

memakai   metode transfer energi ini  .

Getok Tular

Merupakan fakta bahwa warga   masih tetap mengunjungi pengobatan tradisional, baik sebagai 

pengganti atau alternatif maupun sebagai pelengkap pengobatan medis-modern (Soemowerdojo dalam 

Agoes 1996:108). pemakaian  pengobatan ini   semakin luas disebab kan proses sosialisasinya 

yang baik, dari mulai penyebaran informasi yang dilakukan media massa, tayangan televisi mengenai 

program bincang-bincang antara pasien dengan pelaku pengobatan tradisional, bahkan sampai 

informasi dari mulut ke mulut (Jawa:getok tular) yang dilakukan oleh pengguna pengobatan ini   

kepada keluarga, kerabat dan sebagainya.

Begitu pula dengan pengobatan transfer energi ini, diakui oleh penyembuh bahwa pasien yang datang 

untuk melakukan pengobatan kepadanya mendapat informasi dari orang yang pernah melakukan 

pengobatan ini  . Pengakuan beberapa informan di bawah ini menunjukkan bahwa informasi 

mengenai pengobatan transfer energi didapatkan melalui mulut ke mulut. Pada informan pengguna 

pengobatan transfer energi, yaitu “C” mendapatkan informasi pengobatan ini   dari pelanggan 

sayurnya. Menurut pelanggannya, pengobatan ini   telah berhasil menyembuhkan anggota 

keluarganya. Hanya berdasar  informasi ini  , “C” segera mengunjungi tempat pengobatan 

ini  . Pada pengalaman informan lainnya, yaitu “D” yang mengetahui pengobatan ini   secara 

tidak sengaja, sebab  ingin mendapatkan alamat pengobatan altenatif lain, tetapi justru mendapatkan informasi pengobatan transfer energi “A”, lalu   ia mengajak ibunya untuk berobat ke sana, dan 

pada pengobatan berikutnya juga diikuti oleh anggota keluarga yang lain.

Informan “E” mendapatkan informasi mengenai pengobatan dengan memakai   tenaga dalam di 

Tanggulangin dari anaknya, di mana anaknya juga mendapatkan informasi dari seorang temannya 

yang pernah melakukan pengobatan ini  . Ia lalu   mengunjungi pengobatan ini  , yang 

diketahui bahwa metode pengobatan yang dipakai   adalah energi yang diambil dari bumi. Berbeda 

dengan ketiga informan di atas, informan “F1” mendapatkan informasi dari rekan kerjanya, yang 

berprofesi sebagai guru di sebuah Sekolah Dasar, bahwa ada  pengobatan yang memakai   

metode transfer penyakit ke hewan, berdasar  informasi ini   “F1” mengajak “F” yang terserang 

penyakit kanker serviks dengan harapan penyakit ibunya dapat dipindahkan ke hewan, akan tetapi 

setelah beberapa kali berobat, pengobatan yang diberikan hanya transfer energi dari penyembuh ke 

tubuh pasien saja. 

berdasar  keterangan ini  , diketahui bahwa rekan kerja “F1” yaitu “H” juga mendapat 

informasi mengenai pengobatan ini   dari rekan kantor suaminya yang menderita stroke, dan dapat 

pulih setelah beberapa kali terapi secara rutin. Atas dasar keberhasilan pengobatan ini  , maka 

saat   anaknya sakit batuk yang tidak kunjung sembuh segera dibawa ke pengobatan transfer energi 

untuk mendapatkan terapi. Dari beberapa uraian cerita, semua informan dalam penelitian ini 

mendapatkan informasi pengobatan alternatif transfer energi dengan cara getok tular. 

Faktor jarak

Faktor jauh atau dekatnya jarak antara tempat tinggal dengan sumber perawatan kesehatan akan 

mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan jenis pengobatan yang akan dipakai   

berdasar  keterangan dari informan diketahui bahwa pada umumnya, mereka telah mencoba ke 

berbagai pengobatan alternatif, baik di dalam kota sampai luar kota dan pengobatan yang dirasa cocok 

ialah saat   melakukan pengobatan di luar kota. Pada saat mendapatkan informasi mengenai jenis 

pengobatan ini, mereka tidak segan untuk mencobanya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, 

termasuk jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan pengobatan yang lebih dekat dari 

sebelumnya. Hal ini   dituturkan oleh informan “D” dan “E”.

Berbeda dengan kedua informan di atas, oleh sebab  jarak antara rumah informan dengan tempat 

pelayanan pengobatan terbilang dekat, sebab  menurut pengamatan peneliti, lokasi dapat ditempuh 

kurang lebih 10 menit, informan “G” rela untuk 2 kali mengunjungi tempat pelayanan pengobatan 

dalam sehari dengan mengendarai sepeda motor, sekaligus membawa putri bungsunya “G2” yang saat 

itu sedang meningkat suhu tubuhnya untuk segera mendapatkan pengobatan. Hal ini   

menandakan bahwa jika jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan pengobatan jauh, 

tentunya informan tidak akan mengendarai sepeda motor dan rela dua kali pulang-pergi untuk 

berobat. Lokasi pengobatan yang dekat dengan tempat tinggal informan serta mudah dijangkau, 

membuat beberapa informan dengan mudah untuk mengunjunginya, baik dengan memakai   

kendaraan roda dua atau roda empat. Hal ini   juga dilakukan oleh informan “E” yang menderita 

stroke, di mana setiap kunjungan berobat selalu diantar anggota keluarganya dengan kendaraan roda 

empat, saat   akan berobat berikutnya, mobil ini   tidak bisa dipakai  , maka ia rela diantar 

dengan sepeda motor untuk tetap menjalankan pengobatan sesuai dengan jadwal, walaupun pada saat 

ini   sedang hujan deras.Proses pengobatan

berdasar  cara pengobatannya, pengobatan transfer energi apabila diklasifikasikan sesuai dengan 

Keputusan Menteri Kesehatan Republik negara kita   nomor 1076/MENKES/SK/VI tahun 2003 

termasuk dalam pengobatan tradisional berdasar  kekuatan supranatural, sebab  pengobatan 

dan/atau perawatannya memakai   tenaga dalam, meditasi, olah pernafasan, indera keenam, dan 

kebatinan.

Pada teknik pengobatan transfer energi, pengobatan dilakukan oleh penyembuh pada organ yang sakit 

dengan membersihkan atau menghilangkan energi yang berpenyakit atau tidak dibutuhkan oleh tubuh 

pasien, lalu   memberikan energi yang dibutuhkan oleh tubuh pasien, terutama pada organ atau 

bagian tubuh yang dirasa sakit. Pemberian energi kepada seluruh bagian tubuh ini dipakai   untuk 

memberikan keseimbangan pada tubuh. Pengobatan ini dapat diberikan kepada siapapun tanpa 

terkecuali, baik laki-laki atau perempuan, muda atau tua, kaya atau miskin, penyakit berat ataupun 

ringan.

Proses pengobatan transfer energi ini dilakukan oleh penyembuh dengan 3 cara, yaitu: (1) Proses 

pengobatan jarak dekat, yakni dengan bertatap muka antara penyembuh dengan pasien; (2) Proses 

pengobatan jarak jauh, yakni antara penyembuh dan pasien tidak bertemu secara langsung dan berada 

di lokasi yang berbeda; (3) Proses pengobatan dengan memindahkan penyakit ke hewan. Akan tetapi 

peneliti, hanya akan menggambarkan 2 (dua) proses pengobatan saja, yaitu proses pengobatan jarak 

dekat dan jarak jauh, hal ini   disebab kan selama melakukan penelitian, penulis tidak menjumpai 

proses pengobatan yang memakai   media hewan dalam penyembuhannya.

Proses pengobatan jarak dekat dapat dijelaskan secara berurutan sebagai berikut: 1) pasien 

diperkenankan untuk duduk santai di ruang pengobatan, 2) penyembuh bertanya kepada pasien 

mengenai identitas dan keluhan mengenai kondisi kesehatan, 3) pasien menceritakan keluh kesah 

mengenai kondisi kesehatan yang dialaminya saat ini, 4) pasien diminta untuk menulis identitas dan 

keluhan kesehatan pada sebuah buku sebagai dokumentasi penyembuh, 5) pasien diminta untuk duduk 

di bangku panjang atau kursi plastik tanpa sandaran yang telah tersedia di ruang pengobatan guna 

memudahkan proses terapi, 6) pasien lalu   diajak oleh penyembuh untuk bersama-sama berdoa 

dalam hati sesuai dengan keyakinan masing-masing, memohon kesembuhan, 7) persiapan untuk 

terapi, di mana kondisi tubuh pasien harus dalam kondisi rileks, dan santai, 8) penyembuh lalu 

melakukan proses terapi dengan menyalurkan energi yang dibutuhkan pasien dan membuang energi 

yang tidak dibutuhkan pasien melalui telapak tangan yang disentuhkan atau terkadang seperti gerakan 

memijit dengan sedikit menekan pada bagian tubuh pasien yang dirasa sakit. Selain pada organ tubuh 

yang sakit, pemberian energi juga dilakukan pada bagian tubuh yang berkaitan dengan organ yang 

sakit ini  . 

Pemberian energi dilakukan secara berulang-ulang dan waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu 

lama. Pada saat proses terapi, penyembuh juga memberikan sugesti kepada pasien agar selalu 

mempunyai keinginan dan keyakinan untuk sembuh. Telapak tangan yang dipakai   untuk 

memberikan energi tergantung pada penyembuh, sebab  kedua-duanya (kanan dan kiri) dapat

dipakai   untuk menyalurkan energi, akan tetapi bagi penyembuh lebih baik menyalurkan energi 

dengan memakai   tangan kanan. 

Pada saat terapi, penyembuh juga melakukan deteksi pada tubuh pasien mengenai keluhan yang 

dirasakan oleh pasien. Setelah dilakukan pendeteksian dengan dicocokkan dengan keluh kesah pasien, 

penyembuh menceritakan mengenai masalah kesehatan atau penyakit yang diderita pasien saat ini.

Setelah dilakukan transfer energi, penyembuh bertanya kepada pasien bagaimana keadaannya. 

Terkadang untuk beberapa keluhan kesehatan, pasien diminta untuk mencoba menggerakkan anggota 

badan untuk mengetahui perubahannya dengan diberikan sugesti positif. Apabila dirasa masih 

ada  gangguan, penyembuh akan memberikan energi pada bagian yang dirasa sakit dan lalu   

menanyakan kembali kepada pasien sekaligus pasien dimohon untuk mencoba menggerakkan anggota 

badan sekali lagi, apakah keluhan yang dirasakan sebelumnya berangsur membaik.

Setelah dirasa ada perubahan terhadap kondisi tubuh, pasien dipersilahkan untuk rileks sejenak.

Penyembuh mengambil air mineral gelas yang telah disediakan oleh penyembuh di sudut ruangan dan 

memberikan doa untuk diberikan kesembuhan kepada orang yang bersangkutan sekaligus 

memberikan energi kepada air mineral ini  . Pasien diminta untuk meminum air mineral ini  .

Selain air mineral gelas, pasien dianjurkan membawa pulang 2 botol air mineral berisi 1,5 liter yang 

sebelumnya air ini   telah diberikan doa dan energi dengan harapan air ini   dapat dipakai   

untuk membantu proses penyembuhan. Air mineral ini   boleh dibawa dari rumah atau dapat 

dibeli di toko sekitar tempat pengobatan, atau dari penyembuh jika masih tersedia. Botol berisi air 

mineral yang siap untuk diminum ini dimaksudkan agar selalu dikonsumsi pasien selama proses 

pengobatan dan sebelum melakukan terapi berikutnya. Pasien diminta untuk kembali berobat sekitar 

3-5 hari lalu  , sebab  setelah berobat sampai pada saat akan kembali berobat, penyembuh selalu 

memantau kondisi pasien, dan seringkali melakukan pengobatan jarak jauh (tanpa bertemu secara 

langsung) yang biasanya dilakukan pada malam hari.


Dalam proses pengobatan jarak jauh, hampir serupa dengan proses pengobatan jarak dekat, akan 

tetapi yang membedakannya adalah pasien dan penyembuh tidak bertemu secara langsung dan 

sekaligus berada di lokasi yang berbeda. Pengobatan jarak jauh ini dapat dilakukan saat   penyembuh 

saling berhubungan dengan pasien, dalam hal ini dapat melalui kontak telepon atau melalui foto 

pasien, di mana foto ini   didapat dari keluarga pasien saat   datang ke penyembuh atau melalui 

surat yang dikirim lewat pos, yang disertai identitas serta kondisi/keluhan kesehatan pasien. 

Penyembuh dan pasien terhubungkan dengan mengarahkan pikiran penyembuh kepada pasien, sebab  

energi prana pada umumnya dapat diarahkan dengan mengikuti ke mana pikiran atau perhatian 

penyembuh tertuju (jika penyembuh memusatkan perhatian kepada pasien, maka ia dapat membuang 

energi penyakit atau yang tidak dibutuhkan pasien dan menyalurkan energi yang dibutuhkan) 

Jika pasien dalam keadaan tidak mengetahui bahwa dirinya dalam proses pengobatan, maka 

penyembuh berusaha membuat pasien turut merasakan adanya energi yang masuk ke dalam tubuhnya 

terutama pada organ/bagian tubuh yang sakit dengan ditandainya rasa nyeri atau otot tertarik atau 

kondisi yang berangsur membaik. Proses pengobatan jarak jauh dapat dijelaskan secara berurutan sebagai berikut: Pertama, penyembuh bertanya mengenai identitas dan keluhan kesehatan pasien; 

Kedua, pasien atau keluarga pasien menceritakan mengenai kondisi kesehatan; Ketiga, jika melalui 

kontak telepon pasien diminta untuk berdoa bersama dalam hati dengan tujuan memohon untuk 

kesembuhan pasien; Keempat jika melalui kontak telepon proses persiapan terapi, dengan meminta 

pasien untuk rileks dan santai; Kelima proses terapi dilakukan dengan menyebutkan identitas pasien, 

melihat foto (atau bisa melalui kontak telepon) dan berkonsentrasi untuk menyalurkan energi yang 

dibutuhkan pasien dan membuang energi yang tidak dibutuhkan pasien, terutama pada bagian tubuh 

pasien yang dirasa sakit. Selain pada organ tubuh yang sakit, juga diberikan kepada bagian tubuh yang 

berkaitan dengan organ ini  . Terapi atau pemberian energi dilakukan secara berulang-ulang. Pada 

saat proses terapi, penyembuh juga memberikan sugesti kepada pasien agar selalu mempunyai 

keinginan dan keyakinan untuk sembuh; Keenam, setelah dilakukan terapi, penyembuh selalu 

bertanya kepada pasien bagaimana keadaannya. Apabila dirasa masih ada  gangguan, maka akan 

dilakukan terapi beberapa kali hingga pasien merasakan bahwa lebih baik dari sebelumnya; Ketujuh, 

pasien dipersilahkan untuk menyiapkan air minum satu gelas dan 2 botol berukuran 1,5 liter, yang 

akan diberikan energi dan doa untuk lalu   diminum; Kedelapan, pasien diminta untuk 

menghubungi penyembuh setelah 3 hari, untuk mengetahui perkembangan kesehatan dan terapi.

Proses pengobatan jarak jauh ini juga dipakai   sebagai lanjutan proses pengobatan, di mana 

penyembuh melakukan pengobatan ulang setelah pengobatan secara langsung, dalam masa sebelum 

pasien kembali untuk berobat pada 3-5 hari lalu  . Hal ini   dilakukan dengan cara 

penyembuh berkonsentrasi dengan membayangkan atau melihat foto pasien dan menyebut nama 

pasien, lalu   melakukan transfer energi yang dibutuhkan pasien terutama pada bagian 

tubuh/organ yang sakit. Pemberian energi bukan ditujukan untuk foto ini  , melainkan untuk tubuh 

pasien, oleh sebab  itu penting sekali dalam proses pengobatan jarak jauh untuk menyebutkan seluruh 

identitas pasien, yang meliputi nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat pasien sebelum melakukan 

terapi. Hal ini   dilakukan agar energi yang penyembuh berikan dapat sampai ke tujuan dan tidak 

menyasar ketempat lain, sebab  terkadang ada kemungkinan bahwa beberapa orang mempunyai nama 

yang sama, sehingga agar perawatan yang dilakukannya sampai ketujuan perlu juga ditanyakan 

tanggal lahir pasien itu. Walau sangat kecil, masih ada kemungkinan ada orang dengan nama yang 

sama dan dilahirkan pada tanggal yang sama, jadi diperlukan informasi tambahan yang ketiga, yaitu 

alamat. Hampir tidak mungkin ada orang dengan nama yang sama, tanggal lahir yang sama dan 

tinggal di rumah yang sama pula. Akan tetapi, penyebutan identitas ini hanya dilakukan di awal 

terapi, dan saat   terapi berikutnya penyembuh hanya menyebutkan nama pasien saja.

Pengobatan jarak jauh ini banyak dilakukan pada malam atau dini hari saat   pasien sedang terlelap 

sebab  dianggap lebih efektif bagi pasien untuk menerima energi yang diberikan oleh penyembuh, di

mana pasien tidak sedang melakukan aktifitas yang lalu   dapat berdampak bagi pemberian 

energi yang dilakukan penyembuh. Penyembuh menghentikan pengobatan ini   pada saat 

menjelang fajar. Hal ini   dilakukan agar penyembuh dapat beristirahat untuk beraktifitas 

keesokan pagi dan di samping itu, menurut Choa Kok Sui dalam bukunya menyebutkan bahwa energi 

prana lebih lemah, sebab  sekitar pukul tiga atau empat dini hari merupakan tingkat terendah 

perolehan energi ini   

Proses penyembuhan akan lebih mudah jika pasien bersikap rileks dan mau menerima atau tidak 

memberikan penolakan terhadap jenis pengobatan ini  . Jika pasien rileks serta mau menerima, 

tubuhnya dapat menyerap lebih banyak energi, hal ini   seperti yang disampaikan oleh “A”, selaku 

penyembuh bahwa saat   pasien percaya terhadap pengobatan ini, maka energi yang disalurkan oleh 

penyembuh dapat diterima pasien dengan baik, akan tetapi jika pasien mempunyai keraguan, maka 

energi ini   akan kembali kepada penyembuh. Penolakan energi prana untuk masuk ke dalam 

tubuh pasien, disebab kan beberapa alasan, yaitu: pertama, jika pasien mempunyai prasangka buruk 

terhadap jenis penyembuhan seperti ini, jika pasien tidak menyukai pribadi penyembuh, dan ketiga, 

jika pasien tidak ingin sembuh . Oleh sebab  itu, hubungan baik antara penyembuh 

dengan pasien harus terjalin dengan baik untuk mengurangi adanya penolakan energi dari pasien.

Seorang penyembuh saat   melakukan proses pengobatan haruslah benar-benar konsentrasi dan rileks 

saat   menyalurkan energi ke tubuh pasien, walaupun seringkali diselingi guyonan kepada pasien. Hal 

ini   dilakukan penyembuh agar hubungan pasien dan penyembuh lebih akrab, dan pasien tidak 

terlalu stress.

saat   proses pengobatan, penyembuh turut merasakan kondisi yang diderita oleh pasien, walaupun 

penyembuh seringkali menanyakan kondisi pasien sebelumnya. Menurut “A”, hal ini   dilakukan 

untuk memastikan apakah benar diagnosa dari penyembuh sesuai dengan apa yang dialami pasien. 

Diagnosa oleh penyembuh ini didasarkan pada salah satu dari tiga metode utama, yaitu pengetahuan 

intuitif yang diperoleh melalui meditasi. Diagnosa oleh penyembuh dapat didasarkan pada salah satu 

atau kombinasi dari numerologi (Jawa:petungan), pengetahuan secara intuitif melalui meditasi, dan 

penganalisaan simtom-simtom 

Pada proses pengobatan transfer energi ini, pengetahuan ini   diketahui saat   penyembuh mulai 

menyalurkan energi prana secara menyeluruh kepada tubuh pasien. Penyembuh dapat merasakan dan 

mengalami keadaan pasien, bahkan mengetahui bahwa pasien pernah mengalami suatu hal yang 

menyebabkan kondisi tubuh tidak benar. Begitu juga pada saat proses pengobatan, pasien juga dapat 

merasakan efek dari pengobatan ini  , seperti rasa nyeri atau kesakitan pada daerah yang diberikan 

energi prana dengan cara disentuh dengan sedikit ditekan. Hal ini   tampak pada saat proses 

pengobatan yang dilakukan pada salah seorang pasien, di mana penyembuh mengetahui bahwa pada 

bagian tulang punggung pasien ada yang tidak beres, disebab kan pasien pernah jatuh atau terbentur 

secara keras. Pasien ini   merupakan salah satu keluarga informan, yang lalu   membenarkan 

bahwa beberapa hari lalu pada saat mengendarai sepeda motor melewati jalan yang berlubang, dan 

sebab  shock absorber kendaraan tidak berfungsi maka badan terasa terhantam oleh jok motor. saat   

energi prana disalurkan ke daerah ini   dengan tujuan untuk mengembalikannya ke keadaan 

semula, raut wajah pasien terlihat berubah, sebab  menahan rasa sakit. Selain rasa nyeri yang 

dirasakan, beberapa pasien juga merasakan kehangatan dibagian tubuh yang dialiri energi oleh 

penyembuh pada saat proses pengobatan berlangsung. 

Dalam proses pengobatan, selain pasien diberikan sugesti agar mempunyai keinginan untuk sembuh, 

pasien harus memiliki kepercayaan dan keyakinan, bahwa melalui pengobatan dan perantara 

penyembuh dan air yang diminum dapat mendatangkan kesembuhan bagi dirinya. Oleh sebab  itu, 

selain proses pengobatan dengan memberikan dan mengeluarkan energi, baik yang diperlukan atau 

tidak dibutuhkan oleh tubuh, pasien juga diberikan air mineral yang telah diberikan doa dan energi. 

Pemilihan air mineral (siap minum) sebagai media penyembuhan disebab kan air mineral tidak 

memberikan dampak negatif terhadap tubuh, sebab  sesungguhnya dengan minum air mineral sangat 

baik bagi tubuh. Pemberian doa pada air mineral ini   diucapkannya dalam hati sekaligus 

berkonsentrasi untuk memberikan energi dengan menyebutkan nama pasien yang akan minum air 

ini  . Oleh sebab , air mineral ini   telah diyakini oleh pasien dapat membantu proses 

penyembuhan, pasien dengan leluasa memanfaatkan air mineral ini   untuk diminum atau juga 

dioleskan atau dibasuhkan kepada bagian tubuh yang sakit.





Diketahui bahwa akhir-akhir ini ada  fenomena sosial dan budaya warga   mengenai pengobatan 

tradisional yang berkembang dan banyak dipakai   oleh warga   sebagai alternatif atau pelengkap dari 

pengobatan modern. Pengobatan transfer energi sebagai salah satu jenis pengobatan tradisional, di mana tidak 

memakai   alat bantu atau ramuan tertentu, semakin diminati warga  . Metode penelitian memakai   

observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan di daerah Sidoarjo, Jawa Timur, di salah satu tempat pengobatan 

alternatif. Wawancara dilakukan pada berjumlah 2 (dua) orang sebagai pelaku pengobatan transfer energi dan 6 

(enam) pasien dari pengobatan transfer energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian  jenis 

pengobatan ini   dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit, pengetahuan dan pengalaman, kepercayaan, 

ekonomi, sosial dan jarak.