em lot benih. Pada
tiap lot benih dilakukan uji mikrobiologi dengan biakan
dalam media yang sesuai dan pemeriksaan mikroskopik
sediaan apus dengan pewarnaan Gram. Polisakarida
yang telah bebas dari kontaminasi bakteri diendapkan
dengan penambahan setrimonium bromida, lalu
dimurnikan.
Masing-masing polisakarida dilarutkan secara aseptik
dalam larutan steril yang mengandung laktosa atau
stabilisator lain yang sesuai untuk beku kering. Bila
perlu larutan diblender dengan larutan polisakarida atau
seluruh kelompok lain dan disaring melalui penyaring
bakteri. Filtrat dibekukeringkan sampai mengandung air
sesuai untuk stabilitas vaksin.
Pemerian Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau
pelet.
Kelarutan Mudah larut dalam air.
Identifikasi Lakukan penetapan memakai metode
imunokimia yang sesuai.
Ukuran molekul Lakukan dengan cara Kromatografi
eksklusi berdasarkan ukuran seperti tertera pada
Kromatografi <931>, memakai beberapa vaksin
yang mengandung lebih kurang 2,5 mg tiap polisakarida
dalam volume lebih kurang 1,5 ml; kromatograf cair
kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor serapan
ultraviolet dan kolom lebih kurang 90 cm x 16 mm berisi
Agarosa FC atau Agarosa FC sambung silang. tahap
gerak memiliki kekuatan ion 0,2 molal dan
pH 7,0 - 7,5 dengan laju alir lebih kurang 20 ml per jam.
Kumpulkan fraksi lebih kurang 3 ml dan tetapkan
kandungan masing-masing polisakarida dengan metode
yang sesuai: tidak kurang dari 65% polisakarida
kelompok A; 75% polisakarida kelompok C; 80%
polisakarida kelompok Y dan 80% polisakarida
kelompok W135 tereluasi sebelum koefisien distribusi
(Kp) 0,50 dicapai. Bahan untuk kalibrasi dapat
ditambahkan secukupnya ke dalam vaksin, seperti
dekstran biru 2000 P untuk penetapan Vo dan natrium
azida P untuk penetapan Vr.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3%.
Lakukan penetapan dengan cara memanaskan 10 mg
pada suhu 56º di atas fosfor pentoksida P, tekanan
0,007 mmHg sampai 0,03 mmHg sampai bobot tetap;
tetapkan harga rata-rata dari tiga kali pengujian.
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat Uji toksisitas
abnormal seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara
Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan
memakai 2 dosis untuk tiap ekor mencit, dan
10 dosis untuk tiap ekor marmut.
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
memakai dosis uji 1 ml larutan per kg bobot kelinci
- 1304 -
yang mengandung beberapa vaksin setara dengan
0,025 μg masing-masing polisakarida.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Vaksin.
Penetapan kadar
Vaksin monospesifik Untuk vaksin kelompok A,
tetapkan kadar fosfor per wadah. Untuk vaksin
kelompok C, kelompok Y dan kelompok W135, tetapkan
kadar asam sialat (dihitung sebagai asam
N-asetilneuraminat) per wadah.
Fosfor Tidak kurang dari 75 mg fosfor per gram
polisakarida kelompok A seperti tertera pada etiket.
Lakukan penetapan dengan cara spektrofotometri
ultraviolet dan cahaya tampak seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Pindahkan semua isi dari satu atau beberapa wadah ke
dalam labu ukur yang sesuai sampai diperoleh larutan
yang mengandung polisakarida kelompok A lebih
kurang 80 μg per ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Masukkan 1,0 ml ke dalam tabung pemijar 10 ml,
tambahkan 0,2 ml asam sulfat P. Panaskan dalam tangas
minyak pada suhu 160º sampai terlihat asap putih (lebih
kurang 1 jam). Tambahkan 0,1 ml asam perklorat P,
panaskan pada suhu 160º sampai warna hilang sempurna
(lebih kurang 90 menit). Dinginkan dan tambahkan 4 ml
air dan 4 ml amonium molibdat LP (I). Panaskan dalam
tangas air pada suhu 37º selama 90 menit, dinginkan.
Tambahkan air sampai 10 ml, terjadi warna biru yang
stabil selama beberapa jam. Ukur serapan pada 820 nm.
Lakukan penetapan blangko, memakai 2,0 ml air
dengan cara yang sama.
Tetapkan kadar fosfor memakai kurva kalibrasi
yang diperoleh dengan mengukur serapan larutan baku
beberapa 0,5 ml; 1,0 ml dan 2,0 ml. Larutan baku dibuat
dengan cara melarutkan 0,2194 g kalium fosfat
monobasa P dalam 500 ml air sampai kandungan setara
dengan 0,1 mg fosfor per ml, lalu encerkan 5 ml
larutan dengan air sampai 100 ml.
Asam sialat Tidak kurang dari 750 mg asam sialat per
gram polisakarida kelompok C dan tidak kurang dari
520 mg untuk kelompok Y dan W135. Lakukan
penetapan dengan cara spektrofotometri ultraviolet dan
cahaya tampak seperti tertera pada Spektrofotometri dan
Hamburan Cahaya <1191>. Pindahkan semua isi dari
satu atau beberapa wadah ke dalam labu tentukur yang
sesuai sampai diperoleh larutan yang mengandung
polisakarida kelompok C, kelompok Y dan kelompok
W135 lebih kurang 250 μg per ml, encerkan dengan air
sampai tanda. Ambil 4 ml larutan memakai alat
suntik, masukkan ke dalam sel ultrafiltrasi 10 ml yang
sesuai untuk dilalui molekul dengan bobot molekul
relatif kurang dari 50.000. Bilas alat suntik dua kali
dengan air dan bilasan disaring melalui sel ultrafiltrasi.
Lakukan ultrafiltrasi dengan pengadukan tetap, dengan
dialiri nitrogen P pada tekanan lebih kurang 987 mmHg.
Isi kembali sel dengan air setiap pengurangan cairan
dalam tabung berkurang 1 ml, teruskan penyaringan
sampai 200 ml dan volume residu dalam sel lebih kurang
2 ml. Pindahkan cairan residu ke dalam labu tentukur
10-ml memakai alat suntik. Cuci sel tiga kali, tiap
kali dengan 2 ml air, masukkan cucian ke dalam labu
tentukur, encerkan dengan air sampai tanda. Ambil 2 ml
larutan yang diperoleh, masukkan masing-masing ke
dalam 2 tabung reaksi. Pada masing-masing tabung
tambahkan 5 ml resorsinol LP (A), panaskan dalam
tangas minyak pada suhu 105º selama 15 menit,
dinginkan dalam air dingin, lalu pindahkan tabung
ke dalam tangas es. Pada masing-masing tabung
tambahkan 5 ml 3-metilbutan-1-ol P, campur saksama
dan letakkan ke dalam tangas es selama 15 menit.
Sentrifus tabung dan tetap simpan dalam tangas es. Ukur
serapan masing-masing beningan pada 580 nm dan 450
nm memakai 3-metilbutan-1-ol P sebagai blangko.
Buat kurva kalibrasi memakai perbedaan antara
serapan rata-rata pada 580 nm dan 450 nm, sebagai
kandungan asam N-asetilneuraminat.
Untuk vaksin kelompok C, pakailah larutan acuan
larutan asam N-asetilneuraminat P 0,015%, untuk
vaksin kelompok Y pakailah larutan yang mengandung
asam N-asetilneuraminat P 0,0095% dan glukosa P
0,0055%. Untuk vaksin kelompok W135 pakailah
larutan yang mengandung asam N-asetilneuraminat P
0,0095% dan galaktosa P 0,0055%.
Vaksin multispesifik Vaksin mengandung 70% sampai
130% masing-masing polisakarida dari jumlah yang
tertera pada etiket. Tetapkan jumlah masing-masing
komponen polisakarida dengan metode imunokimia
kuantitatif yang sesuai, memakai bahan
pembanding polisakarida yang dimurnikan dari
kelompok yang dipakai dalam vaksin.
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan dapat
bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
VAKSIN RABIES
RabiesVaccine
Vaksin Rabies yaitu suspensi galur virus rabies terolah
yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam biakan sel
yang memenuhi syarat dan diinaktivasi dengan metode
yang sesuai. Vaksin kering yang direkonstitusi dengan
cairan steril yang sesuai, dibuat segera sebelum
dipakai .
Pembuatan berdasarkan sistem lot benih dan virus
yang dipakai dalam vaksin berasal dari tidak lebih
5 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan
uji klinis menampilkan galur sesuai. Media untuk
pertumbuhan awal sel dapat ditambahkan serum hewan,
namun media untuk pemeliharaan biakan sel selama
pengembangbiakan virus tidak boleh mengandung
protein. Serum yang terikut dalam vaksin tidak lebih
1 bpj. Media biakan sel dapat mengandung indikator pH
yang sesuai seperti merah fenol, dan antibiotik yang
sesuai dengan kadar efektif terkecil.
- 1305 -
Suspensi virus dipanen satu kali atau lebih selama
inkubasi. Hasil beberapa kali panen yang berasal dari lot
sel tunggal dikumpulkan dan dianggap sebagai suspensi
virus tunggal. Terhadap suspensi yang diperoleh
dilakukan uji identifikasi, sterilitas dan bebas virus
asing. Suspensi yang telah memenuhi uji ini
diinaktivasi, dan dapat dimurnikan dan dipekatkan. Uji
amplifikasi terhadap residu virus rabies infektif
dilakukan dalam biakan sel dari jenis yang sama seperti
pada pembuatan vaksin untuk menentukan efektivitas
inaktifasi virus rabies. Jumlah virus yang dipakai
dalam pengujian setara dengan tidak kurang dari
25 dosis manusia. Contoh cairan biakan sel
diinokulasikan ke dalam mencit: tidak terdekteksi virus
hidup.
Vaksin dimasukkan ke dalam wadah steril secara
aseptik dan dibekukeringkan. Wadah ditutup secara
kedap udara. Kandungan air cukup rendah untuk
mempertahankan stabilitas vaksin. Stabilitas potensi
dibuktikan dengan uji penurunan dipercepat terhadap
vaksin yang disimpan pada suhu 37°C selama 4 minggu.
Baku pembanding Vaksin Rabies BPFI.
Identifikasi Jika disuntikkan pada hewan yang peka:
merangsang pembentukan antibodi rabies.
Syarat lain Vaksin sesudah direkonstitusi memenuhi
syarat seperti tertera pada Vaccina.
Penetapan potensi Potensi vaksin rabies tidak kurang
dari 2,5 unit per dosis dan batas kesalahan fidusial tidak
kurang dari 25% dan tidak lebih dari 400%. Lakukan
penetapan dengan membandingkan dosis sediaan uji dan
sediaan baku yang memberi perlindungan sama bagi
mencit terhadap efek virus rabies dosis tertentu yang
diberikan secara intraserebral.
Hewan uji pakailah mencit sehat dari asal yang
sama, umur lebih kurang 4 minggu dan bobot tubuh
antara 11 g dan 15 g. Kelompokkan menjadi 6 kelompok
masing-masing terdiri dari 16 ekor (untuk penetapan
potensi) dan 4 kelompok masing-masing terdiri dari
10 ekor (untuk penetapan titer virus tantang). pakailah
mencit dengan jenis kelamin sama atau jenis kelamin
berbeda yang dibagi secara merata diantara kelompok.
Selama pengujian, hitung mencit yang mati atau
menampilkan gejala rabies (paralisis atau konvulsi)
antara hari kelima sampai keempat belas sesudah
penyuntikkan virus, mencit yang mati sebelum hari ke
lima tidak dihitung.
Suspensi virus tantang Tumbuhkan galur Virus
Canine Street (CSV) dari virus rabies terolah dalam otak
mencit. Panen virus dan buat sedemikian rupa sampai
diperoleh suspensi virus yang jernih dan simpan dalam
jumlah sedikit pada suhu di bawah -60°C.
Encerkan suspensi segera sebelum dipakai dengan
cairan yang sesuai sampai diperoleh suspensi virus
tantang yang diperkirakan mengandung antara 5 dan 50
D150 per 0,03 ml berdasarkan hasil titrasi pendahuluan.
Tetapkan titer suspensi virus tantang bersamaan dengan
penetapan potensi vaksin.
Penetapan titer suspensi virus tantang Buat tiga seri
pengenceran suspensi virus tantang. Alokasikan suspensi
virus tantang dan tiga pengencerannya pada masing-
masing kelompok mencit yang terdiri dari 10 ekor.
Suntikkan secara intraserebral 0,03 ml suspensi virus
tantang dan tiap encerannya pada tiap mencit dalam
masing-masing kelompok yang dialokasikan. Amati
mencit selama 14 hari. Hitung titer suspensi virus
tantang dalam D150 per 0,03 ml dengan metode statistic
baku dari jumlah mencit yang mati atau menampilkan
gejala rabies (paralisis atau konvulsi).
procedure Rekonstitusi sediaan baku dengan cairan
yang sesuai buat 3 seri pengenceran berkelipatan lima
sediaan baku dan 3 seri pengenceran berkelipatan lima
sediaan uji. Seri pengenceran sediaan uji dan sediaan
baku dibuat sedemikian sesampai pengenceran terendah
melindungi lebih dari 50% mencit yang telah disuntik
cairan tantang. Alokasikan tiap enceran sediaan baku
dan sediaan uji pada masing-masing kelompok mencit
yang terdiri dari 16 ekor. Suntikkan secara intra
peritoneal 0,5 ml tiap enceran pada tiap mencit dalam
masing-masing kelompok yang dialokasikan. sesudah
7 hari, buat 3 pengenceran yang sama masing-masing
sediaan baku dan sediaan uji, ulangi penyuntikan.
sesudah 7 hari lalu , suntikkan secara intraserebral
0,03 ml suspensi virus tantang pada tiap mencit yang
telah divaksinasi. Amati mencit selama 14 hari. Hitung
potensi sediaan uji dengan metode statistik baku dari
jumlah mencit yang bertahan terhadap tantang. Uji tidak
absah kecuali jika dosis sediaan uji dan sediaan baku
yang dapat melindungi 50% hewan uji terletak di antara
dosis tertinggi dan terendah yang diberikan pada mencit,
kurva dosis respons menampilkan kemiringan yang
menonjol dengan deviasi yang tidak menonjol terhadap
kesejajaran atau linieritas dan titer suspensi virus tantang
antara 5 dan 50 D150.
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan dapat
bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
VAKSIN TETANUS JERAP
Tetanus Vaccine, Adsorbed
Vaksin Tetanus Jerap dibuat dari toksoid formol tetanus
yang mengadung tidak kurang dari 1000 Limes
flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein dan pembawa
mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat
atau kalsium fosfat di dalam larutan natrium klorida P
0,9% atau larutan isotonik lain yang sesuai dengan
darah. Toksoid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan
oleh pertumbuhan Clostridium tetani dalam media yang
sesuai. Antigenitas vaksin tetanus jerap sangat
dipengaruhi oleh zat pengawet anti mikroba, terutama
golongan fenol, sesampai zat ini tidak boleh
ditambahkan pada vaksin tetanus jerap.
- 1306 -
Baku pembanding Vaksin Tetanus Jerap BPFI.
Identifikasi Larutkan beberapa natrium sitrat P dalam
sediaan uji sampai diperoleh larutan 10%. Simpan pada
suhu 37° selama lebih kurang 16 jam dan sentrifus
sampai diperoleh cairan jernih. Beningan bereaksi
dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk
endapan.
Toksisitas spesifik Suntikkan secara subkutan beberapa
5 kali dosis sediaan uji seperti tertera pada etiket pada
masing-masing 5 ekor marmut. Tidak seekor hewan pun
menampilkan gejala tetanus atau mati sebab tetanus
selama 21 hari. Jika selama periode pengamatan lebih
dari satu ekor hewan mati sebab penyebab yang tidak
spesifik, ulangi pengujian. Pada pengujian kedua tidak
seekor hewan pun menampilkan gejala tetanus atau mati
sebab tetanus atau sebab lain dalam waktu 21 hari.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Vaksin.
Penetapan potensi Tidak kurang dari 40 unit per dosis.
Lakukan penetapan dengan membandingkan dosis
sediaan uji dan dosis sediaan baku yang memberi
perlindungan sama bagi marmut atau mencit terhadap
efek paralitik toksin tetanus yang disuntikkan secara
subkutan.
A. Dengan penyuntikkan marmut.
Hewan uji pakailah marmut dari asal yang sama,
kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing
terdiri dari 16 ekor dan 4 kelompok masing-masing
terdiri dari 5 ekor, dari jenis kelamin sama atau jenis
kelamin berbeda yang dibagi merata di antara kelompok.
Pemilihan toksin tantang pakailah sediaan toksin
tetanus yang mengandung tidak kurang dari 50 kali dosis
paralitik 50% per ml.
Larutan toksin tantang Segera sebelum dipakai
encerkan toksin tantang dengan pengencer yang sesuai
sampai diperoleh larutan toksin tantang yang
mengandung 50 kali dosis paralitik 50% per ml.
Encerkan sebagian larutan toksin tantang 16 kali, 50 kali
dan 160 kali, memakai pengencer yang sama.
procedure Buat seri pengenceran sediaan uji dan
sediaan baku dalam larutan natrium klorida P 0,9%
masing-masing 3 pengenceran dengan kelipatan tidak
lebih dari 2,5. Konsentrasi dipilih sedemikian sesampai
bila beberapa 1 ml konsentrasi tengah disuntikkan secara
subkutan pada marmut, akan melindungi lebih kurang
50% hewan uji terhadap efek paralitik dari beberapa
tertentu toksin tetanus yang disuntikkan secara subkutan.
Alokasikan tiap enceran pada masing-masing kelompok
marmut yang terdiri dari 16 ekor. Suntikkan secara
subkutan 1 ml tiap enceran pada tiap marmut dalam
masing-masing kelompok yang dialokasikan. sesudah
28 hari, suntikkan secara subkutan 1 ml larutan toksin
tantang yang mengandung 50 kali dosis paralitik 50%
pada tiap marmot dalam 6 kelompok yang terdiri dari
16 ekor. Alokasikan larutan toksin tantang dan tiga
pengencerannya pada masing-masing kelompok marmut
yang terdiri dari 5 ekor. Suntikkan secara subkutan 1 ml
larutan toksin tantang dan tiap encerannya pada tiap
marmut dalam masing-masing kelompok yang
dialokasikan. sesudah 5 hari hitung jumlah marmut yang
tidak mengalami paralisis. Hitung potensi relatif vaksin
uji terhadap potensi sediaan baku berdasarkan jumlah
hewan yang tidak mengalami paralisis pada masing-
masing kelompok terdiri dari 16 ekor, memakai
metode statistik baku. Uji tidak absah kecuali jika dosis
sediaan uji dan sediaan baku yang dapat melindungi
50% hewan uji terletak di antara dosis tertinggi dan
terendah yang diberikan pada marmut, jumlah hewan
yang mengalami paralisis dalam 4 kelompok marmut
terdiri dari 5 ekor yang disuntik dengan larutan toksin
tantang dan encerannya menampilkan bahwa dosis
tantang yang dipakai lebih kurang 50 kali dosis
paralitik 50% dan analisa statistik tidak menampilkan
adanya perbedaan linieritas dan kesejajaran. Pengujian
dapat diulang beberapa kali; bila dilakukan beberapa kali
pengujian, potensi dihitung berdasarkan semua hasil uji
yang absah.
B. Dengan penyuntikkan ke mencit: Lakukan
pengujian seperti tertera pada cara A dengan beberapa
modifikasi.
Hewan uji pakailah 6 kelompok mencit masing-
masing terdiri dari 16 ekor dan 4 kelompok mencit
masing-masing terdiri dari 6 ekor, dari jenis kelamin
yang sama, atau jenis kelamin berbeda yang dibagi
merata diantara kelompok.
Pemilihan toksin tantang pakailah sediaan toksin
tetanus yang mengandung tidak kurang dari 100 kali
dosis paralitik 50% per ml.
Larutan toksin tantang Buat larutan toksin tantang
yang mengandung 50 kali dosis paralitik 50% per 0,5 ml.
procedure Suntikkan enceran sediaan uji, sediaan baku
dan larutan toksin tantang dan enceran larutan toksin
tantang, masing-masing 0,5 ml; penyuntikkan larutan
toksin tantang dan enceran larutan toksin tantang
diberikan masing-masing pada kelompok mencit terdiri
dari 6 ekor untuk menampilkan keabsahan pengujian.
Amati mencit selama 4 hari.
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan dapat
bertahan selama tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal
potensi ditetapkan.
VAKSIN TIFUS
Typhoid Vaccine
Vaksin Tifus yaitu suspensi steril Salmonella typhi
mati, mengandung tidak kurang dari 500 juta dan tidak
lebih dari 1000 juta bakteri Salmonella typhi per dosis
yang tidak lebih dari 1,0 ml.
Vaksin dibuat berdasarkan sistem lot benih dari galur
Salmonella typhi yang sesuai seperti Ty 2. Vaksin
berasal dari tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang
- 1307 -
pada uji laboratorium dan uji klinis menampilkan galur
sesuai. Bakteri dimatikan dengan aseton, formaldehida
atau fenol, atau dengan pemanasan suspensi (misalnya
pada suhu 56° selama 1 jam), atau kombinasi dari dua
cara terakhir.
Vaksin Tifus tersedia dalam bentuk cair atau kering
yang segera dipakai sesudah direkonstitusi dengan
cairan steril yang sesuai. Vaksin kering dibuat dengan
cara membekukeringkan sampai kandungan air sesuai
untuk stabilitas vaksin. Sediaan vaksin kering tidak
boleh ditambahkan fenol.
Identifikasi Lakukan penetapan dengan cara aglutinasi
spesifik.
Antigenisitas sesudah disuntikkan kepada hewan uji
yang peka, merangsang pembentukan aglutinin anti-O,
anti-H dan pada batas tertentu aglutinin anti-Vi.
Fenol Vaksin tifus cair mengandung tidak lebih dari 0,5%;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Bahan
Tambahan dalam Vaksin dan Imunosera <731>.
Toksisitas abnormal <251> Memenuhi syarat uji
Toksisitas Abnormal; lakukan penetapan memakai
dosis 0,5 ml pada masing-masing mencit dan 1 ml pada
masing-masing marmut.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Vaksin.
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin cair diharapkan dapat
bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun. Bila disimpan
pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin kering
diharapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun.
VALSARTAN
Valsartan
N-[p-(0-1H-Tetrazol-5-ilfenil)benzil]-N-valeril-L-Valin
[137862-53-4]
C24H29N5O3 BM 435,52
Valsartan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C24H29N5O3, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Baku pembanding Valsartan BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Senyawa Sejenis A Valsartan BPFI; tidak
boleh dikeringkan. Senyawa Sejenis B Valsartan BPFI;
tidak boleh dikeringkan; Senyawa Sejenis C Valsartan
BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Identifikasi
A. Spektrum serapan infra merah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P, menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Valsartan BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Serapan Ukur serapan larutan zat (1 dalam 20 ml
metanol P) pada panjang gelombang 420 nm. Serapan
dibagi ketebalan sel tidak lebih dari 0,02.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
UJI 1 (untuk senyawa sejenis A Valsartan) Tidak lebih
dari 1,0%.
tahap gerak Buat campuran n heksan P-isopropil
alkohol P-asam trifloroasetat P (85:15:0,1), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Senyawa
sejenis A Valsartan BPFI dan larutkan dalam tahap
gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan tahap gerak sampai kadar lebih kurang
0,01 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
beberapa Valsartan BPFI dan Senyawa Sejenis A
Valsartan BPFI, larutkan dalam tahap gerak sampai
kadar masing-masing lebih kurang 0,04 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
lebih kurang 40 ml tahap gerak dan sonikasi selama
5 menit. Encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L40 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak senyawa
sejenis A valsartan dan valsartan tidak kurang dari 2,0
dan simpangan baku relatif senyawa sejenis A valsartan
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
- 1308 -
respons puncak utama. Hitung persentase senyawa
sejenis A valsartan dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Senyawa Sejenis A Valsartan BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar zat
dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
yaitu respons puncak senyawa sejenis A valsartan dari
Larutan uji dan Larutan baku.
UJI 2 (Untuk senyawa sejenis B valsartan, senyawa
sejenis C valsartan dan senyawa sejenis lainnya)
Senyawa sejenis B valsartan tidak lebih dari 0,2%;
Senyawa sejenis C valsartan tidak lebih dari 0,1%;
Cemaran lain tidak lebih dari 0,1%; Total cemaran tidak
termasuk senyawa sejenis A valsartan tidak lebih dari
0,3%.
tahap gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Valsartan
BPFI, Senyawa Sejenis B Valsartan BPFI dan Senyawa
Sejenis C Valsartan BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan tahap gerak
sampai kadar valsartan, senyawa sejenis B valsartan dan
senyawa sejenis C valsartan masing-masing lebih kurang
0,001 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar kecuali pakailah detektor 225 nm.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : resolusi, R, antara puncak senyawa
sejenis B valsartan dan valsartan tidak kurang dari 1,8;
simpangan baku relatif puncak senyawa sejenis B
valsartan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10,0%
dan simpangan baku relatif puncak valsartan pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase senyawa
sejenis B valsartan dan senyawa sejenis C valsartan
dalam zat dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Senyawa Sejenis Valsartan BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; CU yaitu kadar valsartan
dalam mg per ml Larutan uji; ri yaitu respons puncak
masing-masing senyawa sejenis dari Larutan uji;
rS yaitu respons puncak senyawa sejenis valsartan yang
sesuai dari Larutan baku. Hitung persentase masing-
masing cemaran lain dalam zat dengan rumus:
S
i
U
S
r
r
C
C100
CS yaitu kadar Valsartan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; CU yaitu kadar valsartan dalam mg per
ml Larutan uji; ri yaitu respons puncak cemaran dari
Larutan uji; rS yaitu respons puncak valsartan dari
Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
tahap gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
asetat glasial P (500:500:1), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Valsartan
BPFI dan larutkan dalam tahap gerak. Jika perlu
encerkan secara bertahap dengan tahap gerak sampai
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan tahap gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 273 nm dan kolom 12,5 cm x
3,0 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 μm. Laju alir lebih kurang 0,4 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
valsartan, C24H29N5O3, dalam zat yang dipakai dengan
rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Valsartan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut yaitu respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
simpan pada suhu 25º, masih diperbolehkan antara 15º
dan 30º, terlindung dari panas dan kelembaban.
- 1309 -
VANILIN
Vanillin
CHO
OCH3
OH
4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida [121-33-5]
C8H8O3 BM 152,15
Vanilin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
lebih dari 103,0 % C8H8O3, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum, putih sampai
agak kuning; rasa dan bau khas. Dipengaruhi cahaya.
Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam larutan
alkali hidroksida tertentu; larut dalam gliserin dan dalam
air panas.
Baku pembanding Vanillin BPFI; lakukan pengeringan
di atas silika gel P selama 4 jam sebelum dipakai .
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menampilkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Vanillin BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
125.000) dalam metanol P menampilkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Vanillin BPFI.
Jarak lebur <1021> Antara 81º dan 83º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Penetapan kadar
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
tambahkan metanol P sampai tanda, campur. Pipet 2 ml
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
metanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Vanilin
BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap dan
kuantitatif dengan metanol P sampai kadar lebih kurang
8 μg per ml. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 308 nm, terhadap blangko metanol P. Hitung
jumlah dalam mg vanillin, C8H8O3, dalam zat yang
dipakai dengan rumus:
S
U
A
AC5,12
C yaitu kadar Vanillin BPFI dalam μg per ml Larutan
baku; AU dan AS berturut-turut yaitu serapan Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
VANKOMISIN HIDROKLORIDA
Vancomycin hydrochloride
[3S-[3R*,6S*(S*),7S*,22S*,23R*,26R*,36S*,38aS*]]-3-
(2-Amino-2-oksoetil)-44-[[2-O-(3-amino-2,3,6-trideoksi-
3-C-metil- -L-likso-heksopiranosil)- -D-glukopiranosil]
oksi]-10,19-dikloro-2,3,4,5,6,7,23,24,25,26,36,37,38,38a
-tetradekahidro-7,22,28,30,32-pentahidroksi-6-[[4-metil-
2-(metilamino)-1-oksopentil]amino]-2,5,24,38,39-
pentaokso-22H-8,11:18,21-di-eteno-23,36-(iminometano)
-13,16:31,35-dimeteno-1H,16H-[1,6,9]oksadiazasiklo
heksadesinol[4,5-m][10,2,16]-benzoksadiazasiklotetrakosin-
26-asam-karboksilat, monohidroklorida [1404-93-9]
C66H75Cl2N9O24.HCl BM 1485,71
Vankomisin Hidroklorida yaitu garam hidroklorida dari
Vankomisin yang dihasilkan oleh pertumbuhan
Streptomyces orientalis (Familia Streptomycetaceae),
atau campuran dua atau lebih garam. memiliki
potensi setara tidak kurang dari 900 g vankomisin, per
mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk bersifat mengalir bebas, putih, hampir
putih atau cokelat muda dan sampai cokelat; tidak
berbau dan rasa pahit.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam eter
dan dalam kloroform.
Baku pembanding Vankomisin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan. Untuk penetapan kadar,
pakailah seluruh isi tanpa ditimbang. Simpan dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Simpan di
tempat dingin. Vankomisin B dengan
monodeklorovankomisin BPFI.
- 1310 -
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang tidak
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama Vankomisin Hidroklorida BPFI.
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5; lakukan penetapan
memakai larutan yang mengandung 50 mg per ml.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%.
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 9,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar trietilamin Campur 4 ml trietilamin P dan
2000 ml air, atur pH 3,2 dengan penambahan asam fosfat P.
Larutan A Buat campuran Dapar trietilamin-asetonitril P
-tetrahidrofuran P (92:7:1), saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran Dapar trietilamin-asetonitril P
-tetrahidrofuran P (70:29:1), saring dan awaudarakan.
tahap gerak pakailah variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Ubah
perbandingan asetonitril P dalam Larutan A untuk
mendapatkan waktu retensi puncak utama vankomisin
7,5 - 10,5 menit.
Larutan resolusi Timbang saksama beberapa
Vankomisin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air
sampai kadar 0,5 mg per ml, panaskan pada suhu 65º
selama 48 jam, dinginkan.
Larutan uji 1 Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam Larutan A sampai kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Larutan uji 2 Pipet 2 ml Larutan uji 1 ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Larutan A sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel
5 m. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit,
kromatogram diprogram sebagai berikut:
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
(menit) (%) (%)
0-12 100 0 isokratik
12-20 100 0 0 100 gradien linier
20-22 0 100 isokratik
22-23 0 100 100 0 gradien linier
23-30 100 0 isokratik
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure : urutan eluasi yaitu senyawa resolusi 1,
vankomisin B dan senyawa resolusi 2; Resolusi, R,
antara puncak senyawa resolusi 1 dan vankomisin B
tidak kurang dari 3,0; efisiensi kolom yang dihitung dari
puncak vankomisin B tidak kurang dari 1500 lempeng
teoritis. Senyawa resolusi 2 dieluasi antara 3 menit dan
6 menit sesudah Larutan B mulai bertambah secara linear
dari 0% sampai 100%.
procedure [Catatan jika garis dasar pemisahan
tidak dicapai, luas puncak ditetapkan oleh garis tegak
lurus yang diperpanjang dari lembah antara puncak
terhadap garis dasar. Puncak komponen utama dapat
terbentuk “fronting shoulder” yang dinyatakan sebagai
monodeklorovankomisin. “Shoulder” ini tidak dapat
dihitung secara terpisah.] Suntikkan secara terpisah
beberapa volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji 1
dan Larutan uji 2 ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons seluruh puncak. [Catatan
Lakukan koreksi terhadap tiap puncak dalam
kromatogram Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 dengan
mengurangi luas puncak pada waktu elusi yang sama
dalam kromatogram Larutan A.] Hitung persentase
vankomisin B dalam zat dengan rumus:
+ AB
B
rr
r
25
2500
rB yaitu respons puncak utama yang telah dikoreksi dari
Larutan uji 2; rA yaitu jumlah semua respons puncak
yang telah dikoreksi kecuali puncak utama dari Larutan
uji 1: Vankomisin B yang ditemukan tidak kurang dari
80,0%. Hitung persentase masing-masing puncak lain
dengan rumus:
+ AB
Ai
rr
r
25
100
rAi yaitu respons masing-masing puncak yang telah
dikoreksi kecuali puncak utama dari Larutan uji 1.
Monodeklorovankomisin Tidak lebih dari 4,7%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[Catatan Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, dan
Larutan uji dimasukkan ke dalam lemari pendingin
segera sesudah pembuatan dan selama analisa , pakailah
autosampler berpendingin. Larutan ini stabil pada
lemari pendingin selama 4 hari.]
tahap gerak Larutkan 2,2 g natrium
1-heptansulfonat P dalam 500 ml air dalam labu
tentukur 1000-ml, tambahkan 125 ml asetonitril P dan
10 ml asam asetat P lalu encerkan dengan air
sampai tanda, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan pembilas Buat larutan asetonitril P 10%
dalam air, sebagai pembilas jarum dan kolom.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
beberapa Vankomisin B dengan Monodeklorovankomisin
BPFI yang mengandung 50 mg vankomisin B,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dengan air sampai tanda.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan kesesuaian sistem ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda. Kadar vankomisin B lebih kurang 0,05 mg per ml.
- 1311 -
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan air sampai tanda.
Blangko pakailah air.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm, autosampler dan
kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1,
pertahankan suhu kolom pada lebih kurang 60º. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan suhu
autosampler pada 5º. Lakukan kromatografi terhadap
Blangko dan Larutan baku selama 90 menit, serta
Larutan kesesuaian sistem dan Larutan uji selama
120 menit. [Catatan Uji ini sensitif terhadap perubahan
suhu. Untuk memanaskan tahap gerak, Larutan baku dan
Larutan uji, panjang selang antara injektor dan kolom
tidak kurang 91 cm dan ditempatkan dalam pemanas
kolom.] Lakukan kromatografi terhadap Larutan
blangko dan Larutan kesesuaian sistem. Tidak boleh ada
puncak pada kromatogram blangko yang mengganggu
puncak vankomisin B dan monodeklorovankomisin.
Waktu retensi puncak vankomisin B yaitu antara
32 dan 42 menit. Perbandingan waktu retensi mono-
deklorovankomisin dan vankomisin B yaitu 1,1
banding 1,0. Waktu retensi puncak
monodeklorovankomisin pada kromatogram Larutan uji
harus berada pada rentang ±3,0% waktu retensi rata-rata
puncak monodeklorovankomisin pada kromatogram
Larutan baku. Resolusi, R, antara vankomisin B dan
monodeklorovankomisin tidak kurang dari 1,5
memakai kromatogram dari Larutan kesesuaian
sistem; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Larutan baku tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 50 l) Blangko, Larutan kesesuaian
sistem, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
respons puncak. Hitung persentase
monodeklorovankomisin dalam zat dengan rumus:
S
U
U
S
r
r
C
CP100
P yaitu potensi vankomisin B dalam mg per mg
Vankomisin B dengan Monoklorovankomisin BPFI; CS
yaitu kadar Vankomisin B dengan
Monodeklorovankomisin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; CU yaitu kadar vankomisin hidroklorida dalam
mg per ml Larutan uji; rU yaitu respons puncak
monodeklorovankomisin dalam Larutan uji; rS yaitu
respons puncak vankomisin B dalam Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
VASELIN KUNING
Yellow Vaseline
Vaselin Kuning yaitu campuran yang dimurnikan dari
hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak
bumi. Dapat mengandung penstabil yang sesuai.
Pemerian Massa seperti lemak, kekuningan sampai
amber lemah; berflourensi sangat lemah walaupun
sesudah melebur. Dalam lapisan tipis transparan. Tidak
atau hampir tidak berbau dan berasa.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
benzen, dalam karbon disulfida, dalam kloroform, dan
dalam minyak terpentin; larut dalam eter, dalam heksan,
dan biasanya dalam minyak lemak dan minyak atsiri;
praktis tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas
dan dalam etanol mutlak dingin.
Bobot jenis <981> Antara 0,815 dan 0,880; lakukan
penetapan pada suhu 60º.
Jarak lebur <1021> Metode V Antara 38º dan 60º.
Konsistensi
Alat Tetapkan konsistensi vaselin kuning dengan
penetrometer dilengkapi pengisap dari logam bentuk
kerucut mengkilap bobot 150 g, memiliki ujung baja
yang dapat dilepaskan, dengan dimensi berikut: ujung
kerucut membentuk sudut 30º, diameter titik yang
terpotong 0,381±0,025 mm, diameter dasar ujung tip
8,38±0,05 mm dan panjang ujung 14,94±0,05 mm.
Bagian kerucut yang tersisa memiliki sudut 90º
dengan tinggi lebih kurang 28 mm dan dasar memiliki
diameter maksimum lebih kurang 65 mm. Bejana uji
terbuat dari silinder logam dengan dasar datar dengan
diameter 100±6 mm dan tinggi tidak kurang dari 65 mm.
Alat ini terbuat dari logam tidak kurang dari 1,6 mm (16
gaus) dan dilengkapi dengan sambungan yang baik serta
tutup kedap air.
procedure Letakkan beberapa wadah dan vaselin
kuning dalam oven dan panaskan sampai suhu 82º±2,5º.
Tuang vaselin kuning ke dalam satu atau lebih bejana, isi
sampai 6 mm dari bibir wadah. Dinginkan pada suhu
25º±2,5º selama waktu tidak kurang dari 16 jam,
lindungi dari aliran udara. Dua jam sebelum penetapan,
letakkan wadah dalam tangas air 25º±0,5º. Jika suhu
kamar di bawah 23,5º atau di atas 26,5º, atur suhu
kerucut pada 25º±0,5º dengan meletakkan dalam tangas
air. Tanpa mengganggu permukaan senyawa yang
ditetapkan, letakkan bejana pada meja penetrometer, dan
rendahkan kerucut sampai ujungnya tepat menyentuh
permukaan senyawa yang ditetapkan pada titik 25-38 mm
dari tepi bejana. Atur pengatur pada nol dan segera
lepaskan pengisap, lalu pengisap dibiarkan bebas
selama 5 detik. Kunci pengisap dan baca keseluruhan
penetrasi dari skala, lakukan tiga kali atau lebih
penetapan, sesampai tiap-tiap tempat tidak terjadi
tumpang tindih daerah penetrasi. Jika penetrasi melebihi
- 1312 -
20 mm, pakailah wadah terpisah dari senyawa uji untuk
masing-masing penetapan. Baca penetrasi sampai
mendekati 0,1 mm. Hitung rata-rata tiga kali atau lebih
pembacaan dan lakukan penetapan lebih lanjut sampai
keseluruhan 10 kali jika hasil tiap penetapan berbeda
dari hasil rata-rata lebih dari ±3% hasil rata-rata akhir
penetapan tidak kurang dari 10,0 mm dan tidak lebih
dari 30,0 mm, menampilkan bilangan konsistensi antara
100 dan 300.
Kebasaan Masukkan 35 g zat ke dalam gelas piala yang
sesuai, tambahkan 100 ml air mendidih, tutup dan
letakkan di atas lempeng pemanas berpengaduk yang
suhunya di jaga sama dengan titik didih air. sesudah
5 menit, biarkan tahap memisah. Alirkan air yang
memisah ke dalam wadah, cuci vaselin kuning dua kali,
tiap kali dengan 50 ml air mendidih, dan kumpulkan air
cucian menjadi satu dalam wadah. Pada kumpulan air
cucian tambahkan satu tetes fenolftalein LP dan
didihkan: larutan tidak menjadi merah muda.
Keasaman Jika penambahan fenolftalein LP pada
penetapan Kebasaan tidak menghasilkan warna merah
muda, tambahkan 0,1 ml jingga metil LP: tidak
menghasilkan warna merah atau merah muda.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan
penetapan sebagai berikut: Panaskan 2 g zat dalam
cawan porselen terbuka atau platina terbuka di atas api
Bunsen; zat menguap tanpa memancarkan bau tajam dan
pijarkan.
Asam organik Timbang 20,0 g zat, tambah 100 ml
campuran etanol P yang sudah dinetralkan dan air
(1 dalam 2), kocok terus menerus, dan panaskan sampai
mendidih. Tambahkan 1 ml fenolftalein LP, dan titrasi
segera memakai natrium hidroksida 0,1 N LV,
dengan pengocokan kuat sampai titik akhir merah muda
tajam, catat perubahan warna dalam lapisan etanol-air;
tidak lebih dari 400 μl natrium hidroksida 0,100 N LV
yang diperlukan.
Minyak lemak, lemak, dan resin Ekstraksi 10 g zat
dengan 50 ml natrium hidroksida 5 N pada suhu 100º
selama 30 menit. Pisahkan lapisan air dan asamkan
dengan asam sulfat 5 N: tidak terjadi pemisahan minyak
atau bahan padat.
Warna Leburkan lebih kurang 10 g zat di atas tangas
uap, dan tuangkan lebih kurang 5 ml cairan ke dalam
tabung reaksi kaca jernih 150 mm x 15 mm, pertahankan
vaselin kuning meleleh: vaselin kuning tidak lebih gelap
dari pada larutan yang dibuat dengan mencampur 3,8 ml
besi(III) klorida LK dan 1,2 ml kobalt(II) klorida LK
dalam tabung yang sama, perbandingan keduanya
dilakukan dalam pantulan cahaya dengan latar belakang
putih; tabung yang berisi vaselin kuning diamati
langsung dengan latar belakang putih pada sudut tertentu
yang tidak memperlihatkan fluoresensi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
VASELIN PUTIH
White Vaseline
Vaselin Putih yaitu campuran yang dimurnikan dari
hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak bumi
dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan
warnanya. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai.
Pemerian Massa seperti lemak; putih atau kekuningan
pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis
sesudah didinginkan pada suhu 0º.
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam
etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak dingin;
mudah larut dalam benzen, dalam karbon disulfida,
dalam kloroform; larut dalam heksan, dan dalam
sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05 %; lakukan
penetapan dengan memakai 2 g zat dalam cawan
porselen terbuka atau cawan platina terbuka di atas api
bebas; menguap tanpa memancarkan bau tajam.
Warna Lakukan peleburan lebih kurang 10 g zat di atas
tangas uap. Tuang 5 ml leburan cair ke dalam tabung uji
bakteriologi terbuat dari kaca transparan 150 mm x 16 mm:
leburan cair hangat tidak lebih gelap dari larutan
campuran 1,6 ml besi(III) klorida LK dengan 3,4 ml air
pada tabung sejenis, bandingkan memakai cahaya
yang dipantulkan pada sudut sedemikian rupa dengan
latar belakang putih sesampai tidak terjadi fluoresensi.
Syarat lain Bobot jenis; Jarak lebur; Konsistensi;
Kebasaan; Keasaman; Asam organik; Minyak lemak;
Lemak dan resin; Wadah dan penyimpanan Memenuhi
syarat seperti tertera pada Vaselin Kuning.
VEKURONIUM BROMIDA
Vecuronium Bromide
N
NCH3 H
CH3
O
O
H
H H
H3C
O
O CH3
H3C
Br
1-(3 ,17 -Dihidroksi-2 -piperidino-5 -androstan 16 , 5 –
il)-1-metilpiperidinium bromida,diasetat [50700-72-6]
C34H57BrN2O4 BM 637,73
- 1313 -
Vekuronium Bromida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C34H57BrN2O4
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih atau putih
krim.
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam aseton; agak
sukar larut dalam etanol.
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
pakailah larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Pankuronium Bromida BPFI. Vekuronium Bromida
BPFI, lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas
fosfor pentoksida P selama 3 jam sebelum dipakai .
Zat ini bersifat sangat higroskopis, timbang dengan
kondisi kelembaban relatif kurang dari 10%. Simpan
dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin.
Senyawa Sejenis A Vekuronium Bromida BPFI. Senyawa
Sejenis B Vekuronium Bromida BPFI. Senyawa Sejenis
C Vekuronium Bromida BPFI. Senyawa Sejenis F
Vekuronium Bromida BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Vekuronium Bromida
BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara -16° dan -20°; lakukan
penetapan memakai larutan 10 mg per ml dalam
etanol mutlak P pada suhu 20°.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 10 unit
Endotoksin FI per mg vekuronium bromida.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah
semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
Tabel sebagai berikut:
Tabel
Cemaran Waktu retensi
relatif
Batas
( % )
Pankuronium
bromida
Lebih kurang 0,5
0,5
Senyawa sejenis F
vekuronium bromida1
Lebih kurang 0,6
0,5
Senyawa sejenis C
vekuronium bromida2
Lebih kurang 0,86
0,5
Vekuronium bromida 1,0 -
Senyawa sejenis A
vekuronium bromida3
Lebih kurang 2,0
0,3
Senyawa sejenis B
vekuronium bromida4
Lebih kurang 2,6
0,5
Senyawa yang tidak
diketahui
-
0,1
Jumlah cemaran - 1,0
13-Deasetil vekurinium bromida; (Piperidinium,1-
[(2 ,3 ,5 ,16 ,17 )-17-asetiloksi-3-hidroksi-2-(1-piperidinil)
androstan-16-il]-1-metil bromida)
23,17-Bis deasetil vekurinium bromida; (Piperidinium,1-
[(2 ,3 ,5 ,16 ,17 )-3,17-dihidroksi-2-(1-piperidinil) androstan-
16-il]-1-metil bromida)
3Dipiperidino diol diasetat; (3 ,17 -asetil-oksi-2 ,16 -
bispiperidinil-5 -androstan)
417-deasetil vekurinium bromida; (Piperidinium,1-
[(2 ,3 ,5 ,16 ,17 )-3-asetiloksi-17-hidroksi-2-(1-piperidinil)
androstan-16-il]-1-metil bromida)
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan regenerasi penekan kation Buat larutan
tetrabutilamonium hidroksida 0,02 M.
tahap gerak Masukkan 1500 ml air, 250 ml metanol P,
45 ml tetrahidrofuran P dan 1 ml asam klorida P ke
dalam labu tentukur 2000-ml. Biarkan pada suhu ruang
selama beberapa menit dan encerkan dengan air sampai
tanda. Campur, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Hindari
penguapan tetrahidrofuran selama proses awaudara.]
Larutan baku Timbang saksama beberapa Vekuronium
Bromida BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,0025 N,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
sampai kadar masing-masing lebih kurang 5 μg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa
Vekuronium Bromida BPFI, Pankuronium Bromida
BPFI, Senyawa sejenis A Vekuronium Bromida BPFI,
Senyawa sejenis B Vekuronium Bromida BPFI, Senyawa
sejenis C Vekuronium Bromida BPFI, Senyawa sejenis F
Vekuronium Bromida BPFI, dalam asam klorida 0,0025 N,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
sampai kadar masing-masing lebih kurang 5 μg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan
0,5 ml asetonitril P, sonikasi untuk membantu kelarutan
dan encerkan dengan asam klorida 0,0025 N sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor konduktivitas, penekan
kation 4 mm dan kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan
pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Laju
alir untuk penekan kation lebih kurang 2 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada procedure : waktu retensi relatif tertera
pada Tabel; perbandingan tinggi puncak senyawa sejenis
F vekuronium bromida terhadap tinggi lembah antara
puncak senyawa sejenis F vekuronium bromida dan
pankuronium bromida tidak kurang dari 2,0; simpangan
- 1314 -
baku relatif masing-masing komponen pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 10,0%. [Catatan Sistem
memerlukan kesetimbangan selama 4 jam.]
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 25 μl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase dari masing-
masing senyawa sejenis vekuronium bromida dalam zat
dengan rumus:
S
i
r
r
W
C
2500
C yaitu kadar masing-masing komponen dalam mg per
ml Larutan kesesuaian sistem; W yaitu bobot zat uji
dalam mg Larutan uji; ri yaitu respons puncak masing-
masing senyawa sejenis dalam Larutan uji dan rS yaitu
respons puncak vekuronium bromida dalam Larutan
baku. [Catatan pakailah luas puncak vekuronium
bromida dalam Larutan baku sebagai rS untuk
menghitung cemaran yang tidak diketahui.]
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan A Timbang 8 g natrium perklorat P,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
dalam 6 ml air, encerkan dengan asetonitril P sampai
tanda, saring dan awaudarakan.
Larutan B Timbang 3,2 g amonium klorida P,
masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan
dalam 16 ml amonium hidroksida LP, encerkan dengan
metanol P sampai tanda, saring dan awaudarakan.
[Catatan Hindari awaudara berlebihan untuk mencegah
hilangnya amonium hidroksida.]
tahap gerak Buat campuran Larutan A-Larutan B
(3:2). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer Pipet 1 ml asam klorida 1 N ke dalam labu
tentukur 1000-ml, encerkan dengan asetonitril P sampai
tanda.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Vekuronium
Bromida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel
5 m, pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih
kurang 0,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku dan rekam kromatogram, ukur respons
puncak seperti tertera pada procedure : efisiensi kolom
tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg vekuronium bromida,
C34H57BrN2O4, dalam zat yang dipakai dengan rumus:
S
U
r
rC100
C yaitu kadar Vekuronium Bromida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut turut yaitu
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu ruang.
VERAPAMIL HIDROKLORIDA
Verapamil Hydrochloride
H3CO
H3CO
CH2CH2NCH2CH2CH2CCN
CH3 CH(CH3)2
OCH3
OCH3
HCl
(±)-5-[(3,4-Dimetoksifenetil)metilamino]-2-(3,4-
dimetoksifenil)-2-isopropilvaleronitril monohidroklorida
[152-11-4]
C27H38N2O4.HCl BM 491,07
Verapamil Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C27H38N2O4.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
praktis tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam
air; agak sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut
dalam eter.
Baku pembanding Verapamil Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam
sebelum dipakai . Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis B Verapamil
Hidroklorida BPFI [Benzenasetoniril, -[2-[[2-(3,4-
dimetoksifenil)etil]metilamino]etil]3,4-dimetoksi- -(1-
metiletil)-monohidroklorida] BPFI, tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
- 1315 -
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menampilkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Verapamil
Hidroklorida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama verapamil
hidroklorida yang diperoleh dari kromatogram Larutan
uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku pada
uji Kemurnian kromatografi.
C. menampilkan reaksi Klorida cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji identifikasi umum <291>.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
memakai larutan yang dibuat dengan pemanasan
hati-hati, mengandung 50 mg per ml.
Jarak lebur <1021> Antara 140º dan 144º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Campuran pelarut mengandung air Buat larutan
natrium asetat 0,015 N yang mengandung lebih kurang
33 ml asam asetat glasial P per liter.
tahap gerak Buat Campuran pelarut mengandung air–
asetonitril P-2-aminoheptan P (70:30:0,5), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama beberapa Verapamil
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam tahap gerak, jika
perlu encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan
tahap gerak sampai kadar Larutan baku A dan Larutan
baku B berturut-turut lebih kurang 5,6 g dan 9,4 g per
ml.
Larutan uji Timbang saksama beberapa zat, larutkan
dalam tahap gerak sampai kadar lebih kurang 1,9 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan beberapa
Verapamil Hidroklorida BPFI dan Senyawa sejenis B
Verapamil Hidroklorida BPFI dalam tahap gerak sampai
kadar berturut-turut lebih kurang 1,9 mg per ml dan
1,5 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 12,5 cm x
4,6 mm sampai 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
lebih kurang 0,9 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada procedure :waktu retensi relatif senyawa sejenis B
verapamil hidroklorida dan verapamil berturut-turut
lebih kurang 0,88 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis B verapamil hidroklorida dan verapamil
tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
procedure Suntikkan secara terpisah beberapa volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku A, Larutan baku
B dan Larutan uji ke dalam kromatograf, dan biarkan
Larutan uji tereluasi selama tidak kurang dari empat kali
waktu retensi verapamil, rekam kromatogram, dan ukur
semua respons puncak. Jumlah semua respons puncak
Larutan uji kecuali puncak verapamil tidak lebih besar
dari respons puncak verapamil dari Larutan baku B
(0,5%) dan tidak satupun respons puncak lebih besar dari
respons puncak verapamil yang diperoleh dari Larutan
baku A (0,3%).
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, larutkan dalam 40 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 5 ml anhidrida
asetat P. Titrasi dengan asam perklorat 0,10 N LV;
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,10 N
setara dengan 49,11 mg C27H38N2O4. HCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih
diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.
INJEKSI VERAPAMIL HIDROKLORIDA
Verapamil Hydrochloride Injection
Injeksi Verapamil Hidroklorida yaitu larutan steril
Verapamil Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung verapamil hidroklor