Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 136


 emakaian , biasanya 

dengan pengaturan kadar  zat dapar. 

    Dapar dipakai  untuk menentukan dan memper-

tahankan aktivitas ion dalam batas yang sempit. Sistem 

yang paling umum dipakai  a) untuk menentukan 

aktivitas ion hidrogen pada kalibrasi pH meter; b) 

penyiapan bentuk sediaan yang mendekati isotonisitas; 

c) pada procedure  analitik; dan d) mempertahankan 

stabilitas berbagai bentuk sediaan. Dapar yang 

dipakai  dalam sistem fisiologik harus dipilih dengan 

hati-hati sesampai  tidak mengganggu aktivitas 

farmakologi obat atau fungsi normal organisme. Perlu 

diketahui bahwa dapar yang dipakai  dalam analisa  

kimia sesuai dengan  zat yang ditetapkan dan pereaksi 

yang dipakai . 

 

Larutan dapar baku Larutan baku pH tertentu siap 

tersedia dalam larutan dapar yang dibuat dari pereaksi 

yang sesuai. Selain itu larutan dapar, tablet dapar, 

padatan dapar dapat diperoleh di perdagangan dalam 

kemasan siap pakai. Sediaan ini tersedia juga di lingkup 

analisa  farmasetik, akan namun  tidak dianjurkan untuk 

pembakuan pH meter, seperti tertera pada Penetapan pH 

<1071>.  

    Pereaksi yang diperlukan tertera pada Pereaksi. 

Lakukan pengeringan terlebih dahulu pereaksi hablur 

kecuali asam borat, pada suhu 110° sampai  120° selama 

1 jam. 

[Catatan Jika air disebutkan untuk larutan atau 

pengencer zat uji pada penetapan pH, pakailah  air 

bebas karbon dioksida.] 

    Simpan larutan yang dibuat dalam wadah tahan 

terhadap zat kimia, tertutup rapat, seperti wadah kaca 

tipe I. pakailah  larutan dalam waktu 3 bulan. 

 

 

 

 

 

    Larutan dapar baku pada berbagai rentang, antara pH 

1,2 dan 10,0 dapat dibuat dengan kombinasi sesuai 

larutan 0,2 M yang disebutkan berikut, dipakai  dalam 

perbandingan seperti tertera pada Tabel berikut. Volume 

yang tercantum dalam Tabel untuk 200 ml larutan dapar, 

kecuali volume dapar asetat dibuat untuk 1000 ml 

larutan dapar. 

1. Asam klorida  0,2 M  dan  natrium  hidroksida 0,2 

M   Buat dan bakukan seperti tertera pada Larutan 

Volumetrik. 

2. Kalium biftalat 0,2 M   Larutkan 40,85 g kalium 

biftalat P [KHC6H4(COO)2] dalam air dan encerkan 

dengan air sampai  1000 ml. 

3. Kalium fosfat monobasa 0,2 M  Larutkan 27,22 g 

kalium fosfat monobasa P (KH2PO4) dalam air dan 

encerkan  dengan  air sampai  1000 ml. 

4. Asam borat dan Kalium klorida 0,2 M Larutkan 

12,37 g  asam borat P (H3BO3) dan 14,91 g  kalium 

klorida P (KC1) dalam air dan encerkan dengan air 

sampai      1000 ml. 

5. Kalium klorida 0,2 M  Larutkan 14,91 g kalium 

klorida P (KC1) dalam air dan encerkan dengan air 

sampai      1000  ml. 

6. Asam asetat 0,2 N Buat dan bakukan seperti tertera 

pada Larutan Volumetrik. 


 

Komposisi Larutan Dapar Baku 

 

Dapar Asam Klorida 

 

    Masukkan 50 ml kalium klorida 0,2 M  ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu asam klorida 0,2 M,  

lalu  tambahkan air sampai tanda. 

 

pH   1,2   1,3   1,4   1,5   1,6   1,7   1,8   1,9   2,0   2,1 2,2 

HCl, ml 85,0 67,2 53,2 41,4 32,4 26,0 20,4 16,2 13,0 10,2 7,8 

 

Dapar Ftalat Asam  

 

    Masukkan 50 ml kalium biftalal 0,2 M  ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu asam klorida 0,2 M,  

lalu  tambahkan air sampai tanda. 

 

pH   2,2   2,4   2,6   2,8   3,0   3,2   3,4  3,6  3,8  4,0 

HCl, ml 49,5 42,2 35,4 28,9 22,3 15,7 10,4  6,3  2,9  0,1   

 

 

 

 

 

Dapar Ftalat Netral 

 

   

    Masukkan 50 ml kalium biftalat 0,2 M  ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu natrium hidroksida 0,2M, 

lalu  tambahkan air sampai tanda. 

 

pH 4,2 4,4  4,6  4,8  5,0  5,2  5,4  5,6  5,8 

NaOH, ml 3,0 6,6 11,1 16,4 22,6 28,8 34,1 38,8 42,3 

 

Dapar Fosfat 

     

    Masukkan 50 ml kalium fosfat monobasa 0,2 M  ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu natrium 

hidroksida 0,2 M, lalu  tambahkan air sampai tanda. 

 

pH   5,8  6,0   6,2   6,4 6,6   6,8   7,0   7,2   7,4 7,6   7,8  8,0 

NaOH, ml  3,6  5,6  8,1 11,6 16,4 22,4 29,1 34,7 39,1 42,4 44,5 46,1   

 

Dapar Borat Alkalis 

 

    Masukkan 50 ml asam borat P dan kalium klorida 0,2 M  ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu 

natrium hidroksida 0,2 M, lalu  tambahkan air sampai tanda. 

 

pH   8,0   8,2   8,4   8,6   8,8   9,0   9,2   9,4   9,6   9,8  10,0 

NaOH, ml  3,9  6,0  8,6 11,8 15,8 20,8 26,4 32,1 36,9 40,6  43,7 

 

Dapar Asetat 

 

    Masukkan beberapa  tertentu natrium asetat, NaC2H3O2.3H2O ke dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan volume 

tertentu asam asetat 0,2 N, lalu  tambahkan air sampai tanda. 

 

pH   4,1 4,3 4,5 4,7 4,9 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 

pH (terukur)  4,10 4,29 4,51 4,70 4,90 5,11 5,18 5,30 5,40 5,48 

NaC2H3O2.3H2O, g 1,5 1,99 2,99 3,59 4,34 5,08 5,23 5,61 5,76 5,98 

CH3COOH, ml                19,5 17,7 14,0 11,8 9,1 6,3 5,8 4,4 3,8 3,0 

 

 

 

 

LARUTAN KOLORIMETRIK (LK) 

 

(Untuk penyiapan Larutan padanan; lakukan seperti 

tertera pada Warna dan Akromisitas <1291>. 

    Larutan ini dipakai  dalam pembuatan baku 

kolorimetrik untuk obat tertentu dan untuk uji 

karbonisasi dengan asam sulfat yang tertera di dalam 

beberapa monografi. Simpan larutan di dalam wadah 

tertutup rapat dengan ketahanan yang sesuai. 

    Perbandingan warna seperti tertera pada pengujian 

dalam Farmakope lebih baik dilakukan memakai  

tabung khusus pembanding warna atau yang menjamin 

bahwa larutan baku kolorimetrik dan contoh yang diuji 

diperlakukan dengan cara yang sama. Pembandingan 

warna paling baik dilakukan pada lapisan dengan 

ketebalan sama dan dilihat secara melintang dengan latar 

belakang berwarna putih. Perlu diperhatikan bahwa 

larutan dibandingkan pada suhu yang sama, sebaiknya 

pada suhu 25º. 

 

Besi(III) klorida LK Larutkan lebih kurang 55 g 

besi(III) klorida P (FeCl3.6H2O) dalam campuran 25 ml 

asam klorida P dan 975 ml air secukupnya sampai  1000 

ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu iodum 250 ml, 

tambahkan 15 ml air, 3 g kalium iodida P dan 20 ml 

larutan asam  sulfat P (1 dalam 4). Jika endapan telah 

larut, titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium 

tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP sebagai 

indikator. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N  

setara dengan 27,03 mg (FeCl3.6H2O) 

 

Atur volume akhir larutan dengan penambahan 

campuran asam klorida P dan air secukupnya sampai  

tiap ml mengandung 45,0 mg (FeCl3.6H2O). 

 

Kobalt(II) klorida LK Larutkan lebih kurang 65 g 

kobalt(II) klorida P (CoCl2.6H2O) dalam campuran 25 

ml asam klorida P dan 975 ml air secukupnya sampai  

1000 ml. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu iodum  

250 ml, tambahkan 5 ml hidrogen peroksida LP dan    

15 ml natrium hidroksida P (1 dalam 5), didihkan 

selama 10 menit, dinginkan, tambahkan 2 g kalium 

iodida P dan 20 ml asam sulfat P (1 dalam 4). Jika 

endapan telah melarut, titrasi iodum yang dibebaskan 

dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml  

kanji LP sebagai indikator. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N  

setara dengan 23, 97 mg (CoCl.6H2O) 

 

Atur volume akhir larutan dengan penambahan 

campuran asam klorida P dan air secukupnya sampai  

tiap ml mengandung 59,5 mg (CoCl2.6H2O). 

 

Tembaga(II) sulfat LK Larutkan lebih kurang 65 g 

tembaga(II) sulfat P (CuSO4.5H2O) dalam campuran   

25 ml asam klorida P dan 975 ml air secukupnya sampai  

1000 ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu iodum 

250 ml, tambahkan 40 ml air, 4 ml asam asetat P,            

3 g kalium iodida P dan 5 ml asam klorida P. Titrasi 

iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat         

0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP sebagai indikator. 

Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan 

 24,97 mg (CuSO4.5H2O) 

 

Atur volume akhir larutan dengan penambahan 

campuran asam klorida P dan air secukupnya sampai  

tiap ml mengandung 62,4 mg (CuSO4.5H2O). 

 

LARUTAN VOLUMETRIK (LV) 

 

    Larutan Normal Larutan normal yaitu  larutan yang 

mengandung 1 gram-ekuivalen zat aktif dalam tiap   

1000 ml larutan; yang setara dengan 1,0079 g hidrogen 

atau 7,9997 g oksigen. Larutan normal yang dipakai  

dalam penetapan volumetrik, dinyatakan sebagai berikut: 

normal, 1 N; normal ganda, 2 N; setengah normal, 0,5 N; 

sepersepuluh normal, 0,1 N; seperlimapuluh normal, 

0,02 N; seperseratus normal, 0,01 N; seperseribu normal, 

0,001 N. 

 

    Larutan Molar Larutan molar yaitu  larutan yang 

mengandung 1 gram-molekul pereaksi dalam 1000 ml 

larutan. Dengan demikian, setiap liter larutan molar 

asam sulfat mengandung 98,07 g H2SO4 dan setiap liter 

larutan molar kalium heksasianoferat (III) mengandung 

329,25 g K3Fe(CN)6. Larutan yang mengandung 

sepersepuluh gram molekul pereaksi dalam 1000 ml 

dinyatakan sepersepuluh molar, 0,1 M; dan molaritas 

lain dinyatakan dengan cara yang sama. 

 

    Larutan Empirik Seringkali sukar untuk membuat 

larutan baku dengan normalitas sesuai dengan yang 

diinginkan. Larutan yang mendekati normalitas yang 

diinginkan dibuat dan dibakukan dengan titrasi terhadap 

larutan baku primer. Nilai normalitas yang diperoleh, 

dipakai  dalam seluruh perhitungan pada pemakaian 

larutan empirik. Jika diinginkan larutan yang dibuat 

secara empiris dapat diencerkan sampai  normalitas yang 

diinginkan.     

    Semua larutan volumetrik, yang dibuat langsung atau 

melalui pengenceran, harus dikocok sebelum dibakukan. 

Normalitas larutan baku dapat berubah bila dibiarkan 

lama. Normalitas harus ditetapkan secara berulang. 

    Jika normalitas larutan pereaksi yang dipakai  

beragam, rincian pembuatan dan pembakuan biasanya 

diberikan untuk normalitas larutan yang paling sering 

dipakai . Larutan yang normalitasnya lebih kuat atau 

lebih lemah dibuat dan dibakukan dengan cara yang 

sama, memakai  jumlah pereaksi sebanding. 

Normalitas yang lebih rendah dapat dibuat secara 

saksama, dengan pengenceran yang tepat dari larutan 

yang lebih kuat. Larutan volumetrik yang dibuat dengan 

pengenceran harus dibakukan kembali. 



 

    Larutan encer yang tidak stabil, seperti kalium 

permanganat 0,01 N dan natrium tiosulfat yang lebih 

encer, dibuat dengan cara mengencerkan dengan 

saksama larutan yang normalitasnya lebih tinggi dengan 

air.  

 

    Penetapan Blangko Jika dinyatakan “Lakukan 

penetapan blangko”, penetapan dilakukan dengan cara 

yang sama seperti pada larutan uji namun  tanpa zat uji. 

Koreksi blangko dilakukan seperti tertera pada Titrimetri 

<711>. 

    Semua penetapan kadar dengan cara volumetrik dalam 

Farmakope menampilkan  bobot zat uji setara dengan 

jumlah ml larutan volumetrik primer. Secara umum, 

kesetaraan ini dapat diperoleh dari perhitungan 

sederhana dari data seperti tertera pada Daftar Bobot 

Atom Unsur. 

 

Pembuatan dan Metode Pembakuan 

Larutan Volumetrik 

 

Pembakuan larutan volumetrik dilakukan dengan metode 

yang sudah ditentukan atau metode lain yang 

ketelitiannya sama atau lebih. Hasil yang diperoleh dari 

pembakuan larutan volumetrik absah untuk pemakaian 

larutan dalam Farmakope, seperti dinyatakan pada 

masing-masing monografi. Jika normalitas atau 

molaritas titran memiliki  kondisi khusus pada 

pemakaian , harus diberikan petunjuk pembakuan 

larutan. Untuk garam-garam yang tersedia sebagai baku 

primer dan telah disertifikasi, atau baku primer dengan 

kemurnian yang tinggi yang tersedia sebagai garam 

dengan kemurnian tinggi kualitas baku primer, diizinkan 

untuk membuat larutan dengan kadar yang diketahui.  

Asam asetat, asam klorida dan asam sulfat dapat 

dibakukan dengan larutan natrium hidroksida yang baru 

dibakukan terhadap baku primer yang bersertifikat. 

    Semua larutan volumetrik sedapat mungkin dibuat, 

dibakukan dan dipakai  pada suhu baku 25º. Jika 

titrasi dilakukan dengan larutan volumetrik pada suhu 

berbeda, bakukan larutan volumetrik yang dipakai  

sebagai titran.  

 

 

Amonium tiosianat 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 7,612 g NH4SCN 

(BM 76,12) 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 8 g amonium 

tiosianat P dalam 1000 ml air. 

    Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 30 ml perak 

nitrat 0,1 N LV, masukkan ke dalam labu bersumbat 

kaca. Encerkan dengan 50 ml air, lalu  tambahkan 

2 ml asam nitrat P dan 2 ml besi(III) amonium sulfat LP, 

titrasi dengan larutan amonium tiosianat sampai  terjadi 

warna pertama coklat merah. Hitung normalitas larutan.  

 

SCNNHtanlaruml

AgNONxAgNOml

N

4

33=  

Jika diinginkan, amonium tiosianat 0,1 N dapat diganti 

dengan kalium tiosianat 0,1 N pada berbagai pengujian. 

 

 

Asam klorida 1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 36,46 g HCl 

 (BM 36,46) 

 

    Pembuatan Encerkan 85 ml asam klorida P dengan 

air sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 5,0 g 

trometamin P, keringkan sesuai petunjuk pada etiket. 

Larutkan dalam 50 ml air dan tambahkan 2 tetes 

bromkresol hijau LP. Titrasi dengan asam hidroklorida 

1 N sampai  titik akhir kuning pucat.  

 

Tiap ml asam klorida 1 N  

setara dengan 121,14 mg trometamin 

 

HClmlx

mg

N

14,121

trometamin

=

 

 

 

Asam klorida metanol 0,5 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 18,23 g HCl  

(BM 36,46) 

 

    Pembuatan Ke dalam labu tentukur 1000-ml yang 

berisi 40 ml air, tambahkan perlahan-lahan  43 ml asam 

klorida P. Dinginkan dan tambahkan metanol P sampai 

tanda.  

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 2,5 g 

trometamin P, keringkan sesuai petunjuk pada etiket. 

Lakukan seperti tertera pada Asam klorida 1 N, mulai 

dari “Larutkan dalam 50 ml air”. 

  

HClmlx

mg

N

14,121

trometamin

=

 

 

 

Asam nitrat 1 N (BM 63,01)  

 

    Pembuatan Encerkan 68 ml asam nitrat P dengan air 

sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 2 g 

natrium karbonat anhidrat P, larutkan dalam 50 ml air 

dan titrasi dengan larutan asam nitrat memakai  

indikator 0,1 ml jingga metil LP sampai  larutan berwarna 

kuning kemerahan. Didihkan 2 menit. Larutan kembali 

berwarna kuning. Didihkan dan lanjutkan titrasi sampai  

terjadi kembali warna kuning kemerahan. Hitung 

normalitas larutan. 

 

Tiap ml asam nitrat 1 N 

 setara dengan 53,00 mg Na2CO3 

 

 


 

 

Asam perklorat 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 10,05 g HClO4  

(BM 100,46)  

 

    [Catatan Jika untuk pengujian dan penetapan kadar, 

ditetapkan “asam perklorat 0,1 N” atau kekuatan lain, 

pakailah  larutan dalam asam asetat glasial, kecuali 

dinyatakan “dalam dioksan”. Seperti tertera pada Asam 

perklorat dioksan 0,1 N.] 

    Pembuatan Masukkan 8,5 ml asam perklorat P ke 

dalam 500 ml asam asetat glasial P, tambahkan 21 ml 

anhidrida asetat P, dinginkan dan tambahkan asam 

asetat glasial P sampai  1000 ml.  Biarkan selama         

24 jam. Sebagai pilihan lain, larutan dapat dibuat sebagai 

berikut: Campur 11 ml asam perklorat P 60% dan 30 ml 

asam asetat anhidrida P, dinginkan dan tambahkan 

asam asetat glasial P sampai  1000 ml. Biarkan larutan 

yang dibuat selama 1 hari, kelebihan air ditetapkan 

dengan  Metode Titrasi, seperti tertera pada Penetapan 

Kadar Air <1031>. Jika kadar air lebih dari 0,05%, 

tambahkan lagi asam asetat anhidrida P. Jika larutan 

tidak mengandung air yang dapat dititrasi, tambahkan air 

secukupnya sampai  kadar air antara 0,02% dan 0,05%. 

Biarkan larutan selama 1 hari dan tetapkan kembali 

kandungan air. Larutan yang diperoleh dengan 

kandungan air antara 0,02% dan 0,05% menampilkan  

bebas dari asam asetat anhidrida. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang    700 mg 

kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan 

dengan hati-hati dan dikeringkan pada suhu 120º selama 

2 jam dan larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P 

dalam labu    250 ml. Tambahkan 2 tetes kristal violet 

LP dan titrasi dengan larutan asam perklorat sampai 

warna ungu berubah menjadi hijau biru. Lakukan 

penetapan blangko. Hitung normalitas larutan. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan  

20,42 mg kalium biftalat 

 

)terkoreksi(HClOmlx20423,0

OHKHCg

N

4

448

=  

 

 

Asam perklorat dioksan 0,1 N 

 

    Pembuatan Campur 8,5 ml asam perklorat P dengan 

dioksan P yang telah dimurnikan dengan adsorpsi, 

sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 700 mg 

kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan 

dengan hati-hati dan dikeringkan pada suhu 120º selama 

2 jam dan larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P 

dalam labu    250 ml. Tambahkan 2 tetes kristal violet 

LP dan titrasi dengan larutan asam perklorat sampai 

warna ungu berubah menjadi hijau kebiruan. Lakukan 

penetapan blangko. Hitung normalitas larutan. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N  

setara dengan 20,42 mg kalium biftalat 

 

)terkoreksi(HClOmlx20423,0

OHKHCg

N

4

448

=  

 

 

Asam sulfat 1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 49,04 g H2SO4 

 (BM 98,07)  

 

    Pembuatan Tambahkan hati-hati dengan pengadukan,   

30 ml asam sulfat P pada lebih kurang 1020 ml air, 

biarkan dingin sampai  suhu 25º dan tetapkan normalitas 

dengan titrasi terhadap natrium karbonat seperti tertera 

pada Asam klorida 1 N.  

 

 

Asam sulfat etanol 0,5 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 24,52 g H2SO4 

 (BM 98,08) 

 

    Pembuatan Tambahkan secara hati-hati dengan 

pengadukan 13,9 ml asam sulfat P pada beberapa  etanol 

mutlak P. Tambahkan etanol mutlak P sampai  1000 ml. 

Dinginkan dan bakukan terhadap trometamin P seperti 

tertera pada Asam klorida metanol 0,5 N.  

 

42SOHmlx14,121

mintrometamg

N =  

 

 

Barium klorida 0,1 M BaCl2.2H2O 

(BM 242,3)  

 

    Pembuatan Larutkan 24,4 g barium klorida P dalam 

air sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Pipet 10 ml larutan, tambahkan 60 ml air,     

3 ml amonium hidroksida P dan 0,5 sampai  1 mg 

unguftalein P sebagai indikator dan titrasi dengan 

dinatrium edetat 0,1 M LV. Pada waktu larutan mulai 

tidak berwarna, tambahkan 50 ml etanol P dan titrasi 

sampai  larutan tidak berwarna. Hitung molaritas larutan. 

 

Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M  

setara dengan 24,43 mg BaCl2.2H2O 

 

 

Besi(II) amonium sulfat 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 39,21 g 

Fe(NH4)2(SO4)2. 6H2O 

(BM 392,14) 

 

    Pembuatan Larutkan 40 g besi(II) amonium sulfat P 

dalam campuran 40 ml asam sulfat P dan 200 ml air 

yang sebelumnya telah didinginkan, encerkan dengan air 

sampai  1000 ml dan campur. pakailah  dalam sehari. 

    Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 25 ml sampai     

30 ml larutan, masukkan ke dalam labu, tambahkan        

2 tetes ortofenantrolin LP dan titrasi dengan serium(IV) 


 

 

 

sulfat  0,1 N LV sampai  warna merah berubah menjadi 

warna biru pucat. Hitung normalitas larutan dengan 

rumus:  

 

11

IVIV

Fetanlaruml

NCeCeml

N

×

=  

 

 

Besi(III) amonium sulfat 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 48,22 g 

Fe(NH4)(SO4)2. 12H2O 

(BM 482,19) 

 

    Pembuatan Larutkan 50 g besi(II) amonium sulfat P 

dalam campuran 300 ml air dan 6 ml asam sulfat P, 

encerkan dengan air sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Ukur saksama 40 ml larutan, masukkan 

ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 5 ml asam 

klorida P, campur dan tambahkan larutan 3 g kalium 

iodida P dalam 10 ml air. Tutup, biarkan 10 menit, 

lalu  titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium 

tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan indikator 3 ml kanji LP 

menjelang titik akhir. Lakukan penetapan blangko. 

Hitung normalitas larutan dengan rumus:  

 

( )244

32s32s

SOFeNNHml

OSNaNxOSNamlN =

  

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 

kedap, terlindung cahaya. 

 

 

Brom 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 7,990 g Br 

(BA 79,90) 

 

    Pembuatan Larutkan 3 g kalium bromat P dan 15 g 

kalium bromida P dalam air sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 25 ml larutan, 

masukkan ke dalam labu iodum 500 ml dan encerkan 

dengan 120 ml air. Tambahkan 5 ml asam klorida P, 

tutup, kocok perlahan-lahan. lalu  tambahkan 5 ml 

kalium iodida LP, tutup kembali, kocok campuran, 

biarkan selama 5 menit dan titrasi iodum yang 

dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, 

tambahkan 3 ml kanji LP pada saat mendekati titik akhir. 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

2

32s32s

Brtanlaruml

OSNaNxOSNamlN =  

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat 

kaca, berwarna cokelat tua. 

 

 

 

 

Dinatrium etilendiaminatetrasetat 0,05 M 

Dinatrium edetat 0,05 M 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 18,61 g 

C10H14N2Na2O8.2H2O 

(BM 372,2) 

 

    Pembuatan Larutkan 18,6 g dinatrium etilendiamina 

tetraasetat P dalam air sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg baku 

selometrik kalsium karbonat P yang sebelumnya telah 

dikeringkan pada suhu 110° selama 2 jam dan didinginkan 

dalam desikator, masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, 

tambahkan 10 ml air dan goyang sampai  terbentuk bubur. 

Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan masukkan 2 ml 

asam klorida encer P dengan pipet, yang dimasukkan di 

antara bibir gelas piala dan tepi kaca arloji. Goyang isi gelas 

piala untuk melarutkan kalsium karbonat. Cuci dinding 

gelas piala, permukaan luar pipet dan kaca arloji dengan air, 

dan encerkan dengan air sampai  lebih kurang 100 ml. 

Sambil diaduk sebaiknya dengan pengaduk magnetik, 

tambahkan lebih kurang 30 ml larutan dinatrium 

etilendiamintetraasetat melalui buret  50 ml. Tambahkan  

15 ml natrium hidroksida LP dan 300 mg indikator biru 

hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi dengan larutan 

dinatrium etilendiaminatetraasetat sampai terjadi titik akhir 

warna biru. Hitung molaritas larutan dengan rumus: 

 

V09,100

W

N =

 

W yaitu  bobot dalam mg, CaCO3, dalam kalsium karbonat 

P yang dipakai ; V yaitu  volume dalam ml larutan 

dinatrium etilendiaminatetraasetat yang diperlukan. 

 

 

Indigo karmin 

 

    Pembuatan Gerus 4 g indigo karmin P dengan bagian air 

sedikit demi sedikit (tidak lebih dari 900 ml) sampai  larut dan 

pindahkan larutan ke dalam gelas ukur 1000 ml. Tambahkan       

2 ml asam sulfat P dan encerkan dengan air sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Pada 10 ml Larutan baku nitrat (NO3 100 bpj) 

tambahkan 10 ml air, 0,05 ml larutan indigo karmin dan 

dengan hati-hati sekaligus 30 ml asam sulfat P. Titrasi 

larutan dengan larutan indigo karmin sampai  terjadi titik akhir 

warna biru yang mantap. Tiap ml indigo karmin setara 

dengan 1 mg NO3. 

 

 

Iodum 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 12,69 g I 

(BA 126,90) 

 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 14 g iodum P 

dalam larutan 36 g kalium iodida P dalam 100 ml air, 

tambahkan 3 tetes asam klorida P, encerkan dengan air 

sampai  1000 ml.  

- 1755 -

 

 

 

 

 

 

 

    Pembakuan Pipet 25 ml larutan iodum 0,1 N 

masukkan ke dalam labu iodum 250 ml, tambahkan air 

sampai  100 ml, tambahkan 1 ml asam klorida 1 N, kocok 

perlahan untuk mencampurkan dan titrasi dengan 

natrium tiosulfat 0,1 N LV sampai  larutan berwarna  

kuning pucat. Tambahkan 2 ml kanji LP dan lanjutkan 

titrasi sampai  larutan tidak berwarna. 

 

25

OSNaNxOSNamlN 32s32s=  

 

   Wadah dan penyimpanan Dalam botol sumbat kaca 

berwarna cokelat tua. 

 

 

Kalium arsenit 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 7,301 g KAsO2 

(BM 146,02) 

 

    Pembuatan Larutkan 4,9455 g arsen trioksida P yang 

sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° selama 1 jam 

dalam 75 ml kalium hidroksida 1 N. Tambahkan 40 g 

kalium bikarbonat P, larutkan dalam lebih kurang 200 ml 

air dan encerkan sampai 1000,0 ml. 

 

 

   Kalium bromat 0,1 N KBrO3 

 (BM 167,00)  

 

    Larutkan 2,784 g kalium bromat P (KBrO3) dalam air 

sampai  1000 ml dan bakukan larutan sebagai berikut: 

    Pindahkan secara saksama beberapa  volume lebih 

kurang 40 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer 

bersumbat kaca, tambahkan 3 g kalium iodida P dan 3 

ml asam klorida P. Biarkan selama 5 menit, lalu  

titrasi iodum yang terbentuk dengan natrium tiosulfat  

0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP mendekati titik 

akhir. Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

3

322322

KBrOtanlaruml

OSNaNOSNamlN ×

=  

 

 

   Kalium bromida-bromat 0,1 N  

 

    Larutkan 2,78 g kalium bromat P (KBrO3) dan 12,0 g 

kalium bromida P (KBr) dalam air dan encerkan dengan 

air sampai  1000 ml. Bakukan larutan seperti tertera pada 

Kalium bromat 0,1 N. 

 

KBr/KBrOml

OSNaNOSNamlN

3

322322 ×

=  

 

 

 

 

 

 

Kalium hidroksida 1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 56,11 g KOH 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 68 g kalium 

hidroksida P dalam 950 ml air. Tambahkan larutan 

barium hidroksida P jenuh yang dibuat segar sampai  

tidak terbentuk endapan. Kocok campuran dengan 

saksama dan biarkan semalam dalam botol bersumbat. 

Enaptuangkan cairan jernih atau saring larutan dalam 

botol polyolefin bersumbat rapat dan bakukan dengan 

procedure  seperti tertera pada Natrium hidroksida 1 N.  

 

KOHml20432,0

OHKHCg

N 448

×

=

 

 

 

Kalium hidroksida etanol 0,5 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 28,06 g KOH 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 34 g kalium 

hidroksida P sampai  1000 ml. Biarkan larutan dalam 

botol tertutup rapat selama 24 jam. lalu  

enaptuangkan beningan secara cepat ke dalam botol 

yang sesuai dan bertutup rapat.  

    Pembakuan Ukur saksama 25 ml asam klorida 0,5 N 

LV, encerkan dengan 50 ml air, tambahkan 2 tetes 

fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan kalium 

hidroksida etanol sampai  terjadi warna merah muda 

pucat yang mantap. Hitung normalitas larutan dengan 

rumus: 

 

KOHml

HClNHClml

N

×

=  

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam botol tertutup 

rapat, terlindung cahaya. 

 

 

Kalium hidroksida metanol 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 5,612 g KOH 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 6,8 g kalium 

hidroksida P dalam 4 ml air dan tambahkan metanol P 

sampai  1000 ml. Biarkan larutan dalam botol tertutup 

rapat selama 24 jam. lalu  enaptuangkan beningan 

secara cepat ke dalam botol yang sesuai dan bertutup 

rapat.  

    Pembakuan Ukur saksama 25 ml asam klorida 0,1 N 

LV, encerkan dengan 50 ml air, tambahkan   2 tetes 

fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan kalium 

hidroksida metanol sampai  terjadi warna merah muda. 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

KOHml

HClNHClml

N

×

=  

 

- 1756 -

 

 

 

 

 

 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam botol tertutup 

rapat, terlindung cahaya. 

 

 

Kalium iodat  0,05 M 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 10,70 g KIO3 

(BM 214,00) 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 10,70 g kalium 

iodat P yang sebelumnya sudah dikeringkan pada suhu 

110° sampai bobot tetap dalam air sampai  1000,0 ml. 

     Pembakuan Tuangkan 15,0 ml larutan ke dalam labu 

iodum 250 ml, tambahkan 3 g kalium iodida P dan 3 ml 

asam klorida P yang sebelumnya sudah diencerkan 

dengan 10 ml air, tutup segera dan diamkan dalam gelap 

selama 5 menit. lalu  tambahkan 50 ml air dingin 

dan titrasi iodum bebas dengan larutan natrium tiosulfat 

0,1 N LV yang baru dibakukan. Mendekati titik akhir 

titrasi, tambahkan 3 ml larutan indikator kanji LP, 

lanjutkan titrasi sampai  terbentuk kompleks iodum-kanji 

berwarna biru.    

   

6KIOml

OSNNaml

M

3

322

×

×

=

 

 

 

Kalium permanganat 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,161 g KMnO4 

(BM 158,03) 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 3,3 g kalium 

permanganat P dalam 1000 ml air dalam labu dan 

didihkan larutan selama lebih kurang 15 menit. Tutup 

labu, biarkan selama tidak kurang dari 2 hari, saring 

melalui penyaring kaca masir berporositas kecil. Jika 

perlu lapisi dasar penyaring kaca masir dengan wol kaca.  

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg 

natrium oksalat P, yang sebelumnya telah dikeringkan 

pada suhu 110° sampai  bobot tetap dan larutkan dalam 

250 ml air. Tambahkan 7 ml asam sulfat P, panaskan 

sampai  suhu lebih kurang 70° dan lalu  tambahkan 

perlahan-lahan larutan kalium permanganat dari buret 

sambil diaduk sampai  terjadi warna merah muda pucat 

yang tetap selama 15 detik. Suhu larutan selama titrasi 

tidak kurang dari 60°.  

 

Tiap ml kalium permanganat 0,1 N setara dengan 

6,700 mg natrium oksalat 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

06700,0KMNOtanlaruml

OCNag

N

4

422

×

=  

 

    sebab  kalium permanganat akan direduksi jika 

kontak dengan zat organik seperti karet, maka simpan 

dalam wadah terbuat dari kaca atau bahan lain yang 

inert. Jika akan dipakai  bakukan kembali. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat 

kaca, berwarna cokelat tua. 

 

 

Larutan baku diklorofenol-indofenol 

 

    Pembuatan Timbang 50 mg natrium 2,6-diklorofenol-

indofenol P yang telah disimpan dalam desikator di atas 

kapur tohor, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 

tambahkan 50 ml air yang mengandung 42 mg natrium 

bikarbonat P, kocok kuat sampai larut, tambahkan air 

sampai  200 ml. Saring ke dalam botol bersumbat kaca 

berwarna cokelat. pakailah  dalam waktu 3 hari dan 

lakukan pembakuan sesaat sebelum dipakai . 

    Pembakuan Timbang saksama 50 mg Asam Askorbat 

BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml 

bersumbat kaca,  lalu  tambahkan volume asam 

metafosfat-asetat LP sampai tanda. Segera pindahkan 

2,0 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml yang 

berisi 5 ml asam metafosfat-asetat LP dan secara cepat 

titrasi dengan larutan diklorofenol-indofenol sampai  

warna merah muda tetap tidak kurang dari 5 detik. 

Lakukan penetapan  blangko dengan mentitrasi 7 ml 

asam metafosfat-asetat LP  ditambah beberapa  volume 

air setara dengan volume larutan diklorofenol yang 

dipakai  dalam titrasi larutan asam askorbat. Kadar 

larutan baku dinyatakan dalam kesetaraan, dalam mg 

asam askorbat. 

 

 

Litium metoksida benzena 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,798 g CH3OLi 

(BM 37,97) 

 

    Pembuatan Larutkan 600 mg logam litium P yang 

baru dipotong, dalam 150 ml metanol P, dinginkan labu 

selama penambahan logam. sesudah  reaksi sempurna, 

tambahkan 850 ml benzena P. Jika larutan berkabut atau 

terbentuk endapan, tambahkan metanol P secukupnya 

untuk menjernihkan larutan. Sebaiknya simpan larutan 

dalam botol yang dihubungkan dengan buret pengalir 

otomatik, terlindung dari karbon dioksida dan 

kelembaban. 

    Pembakuan Lakukan titrasi terhadap asam benzoat 

seperti tertera pada Natrium metoksida toluen 0,1 N.  

    [Catatan Lakukan pembakuan secara berkala]. 

 

 

Litium metoksida klorobenzen 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,798 g CH3OLi 

(BM 37,97) 

 

    Pembuatan Larutkan 700 mg logam litium P yang 

baru dipotong dalam 150 ml metanol P, dinginkan labu 

selama penambahan logam. sesudah  reaksi sempurna, 

tambahkan 850 ml klorobenzen P. Jika larutan berkabut 

atau terbentuk endapan, tambahkan metanol P 

secukupnya untuk menjernihkan larutan. Sebaiknya 

simpan larutan dalam botol yang dihubungkan dengan 


 

buret pengalir otomatik, terlindung dari karbon dioksida 

dan kelembaban. 

    Pembakuan Lakukan titrasi terhadap asam benzoat 

seperti tertera pada Natrium metoksida toluen 0,1 N. 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

    [Catatan Lakukan pembakuan secara berkala.] 

 

)(1,121 terkoreksimetoksidalitium

benzoatasammg

N

×

=  

 

 

Natrium hidroksida 1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 40,00 g NaOH 

(BM 40,00) 

 

    Pembuatan Larutkan 162 mg natrium hidroksida P 

dalam 150 ml air bebas karbon dioksida P, dinginkan 

larutan sampai  suhu ruang, saring melalui kertas saring 

yang dikeraskan. Masukkan 54,5 ml filtrat jernih ke 

dalam wadah poliolefin bertutup rapat  dan encerkan 

dengan air bebas karbon dioksida P sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 5 g 

kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan dan 

dikeringkan pada suhu 120° selama 2 jam dan larutkan 

dalam 75 ml air bebas karbon dioksida P. Tambahkan         

2 tetes fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan natrium 

hidroksida sampai  terjadi warna merah muda yang tetap. 

 

Tiap ml natrium hidroksida 1 N  

setara dengan 204,2  mg kalium biftalat 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

NaOHtanlaruml20423,0

OHKHCg

N

448

×

=  

 

    [Catatan (1) Larutan alkali hidroksida menyerap 

karbon dioksida bila kontak dengan udara. Simpan 

larutan dalam botol bertutup rapat dengan tutup sesuai, 

yang dilengkapi dengan tabung yang diisi campuran 

natrium hidroksida dan kapur, sesampai  udara yang 

masuk wadah harus melalui tabung ini, yang akan 

menyerap karbon dioksida. (2) Buat larutan dengan 

kadar lebih rendah (seperti 0,1 N, 0,01 N), dengan 

mengencerkan secara kuantitatif beberapa  volume yang 

diukur saksama larutan 1 N dengan air bebas karbon 

dioksida secukupnya sampai  diperoleh larutan dengan 

kadar yang diinginkan. Lakukan pembakuan secara 

berkala.] 

 

 

Natrium hidroksida etanol  0,1 N   

(BM 40,00) 

 

    Pembuatan Ke dalam 250 ml etanol P tambahkan      

2 ml larutan natrium hidroksida P 50%.  

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg 

asam benzoat P, larutkan dalam campuran 10 ml    

etanol P dan 2 ml air. Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP, 

titrasi dengan larutan natrium hidroksida etanol 0,1 N LV 

sampai  warna merah muda pucat. Hitung normalitas 

larutan dengan rumus: 

 

NaOHml1,121

benzoatasammg

N

×

=  

 

 

Natrium metoksida toluen  0,1 N   

Tiap 1000 ml larutan mengandung 5,402 g CH3ONa 

(BM 54,02) 

 

    Pembuatan Dinginkan dalam air es, 150 ml metanol P 

dalam labu tentukur 1000-ml dan tambahkan sedikit 

demi sedikit lebih kurang 2,5 g natrium P segar. Jika 

telah larut, tambahkan toluen P sampai  1000 ml, campur. 

Sebaiknya simpan larutan dalam botol yang 

dihubungkan ke buret pengalir otomatik, terlindung dari 

karbon dioksida dan kelembaban. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 400 mg 

asam benzoat P, larutkan dalam 80 ml dimetilformamida P 

dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes larutan biru 

timol P  (1 dalam 100) dalam dimetilformamida P dan 

titrasi dengan larutan natrium metoksida  sampai titik 

akhir warna biru.  

 

Tiap ml natrium metoksida 0,1 N  

setara dengan 12,21 mg asam benzoat 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

)terkoreksi(ONaCHml1,121

benzoatasammg

N

=  

 

    [Catatan (1) Untuk menghilangkan kekeruhan yang 

mungkin terjadi pada waktu pengenceran dengan toluen, 

tambahkan metanol P sampai larutan jernih (biasanya 

25 sampai  30 ml). (2) Lakukan pembakuan secara 

berkala.] 

 

 

Natrium nitrit  0,1 M 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 6,900 g NaNO2 

(BM 69,00) 

 

    Pembuatan Larutkan 7,5 g natrium nitrit P dalam air 

sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 500 mg 

Sulfanilamida BPFI yang sebelumnya telah dikeringkan 

pada suhu 105° selama 3 jam dan masukkan ke dalam 

gelas piala yang sesuai. Tambahkan 20 ml asam   

klorida P dan 50 ml air, aduk sampai larut dan dinginkan 

sampai  suhu 15°. Pertahankan suhu pada lebih kurang 

15°, titrasi perlahan-lahan dengan larutan natrium nitrit, 

tempatkan ujung buret di bawah permukaan larutan 

untuk menghindari oksidasi natrium nitrit oleh udara, 

aduk larutan hati-hati dengan pengaduk magnetik, namun  

- 1758 -

 

 

 

 

 

 

 

hindari penarikan udara oleh putaran di bawah 

permukaan. pakailah  indikator seperti tertera pada 

masing-masing monografi atau jika dipakai  procedure  

potensiometrik, pakailah  elektroda kalomel-platina atau 

platina-platina. Pada 1 ml sebelum titik akhir titrasi, 

tambahkan titran tiap kali 0,1 ml dan biarkan 1 menit 

diantara penambahan.  

 

Tiap ml natrium nitrit  0,1000 M  

setara dengan 17,22  mg sulfanilamid 

 

Hitung molaritas larutan dengan rumus:   

 

2NaNOml22,172

idsulfanilammgN

×

=  

 

 

Natrium tetrafenilboron 0,02 M  

Tiap 1000 ml larutan mengandung 6,845 g NaB(C6H5)4 

(BM 342,2) 

 

    Pembuatan Larutkan beberapa  natrium 

tetrafenilboron P setara dengan 6,845 g NaB(C6H5)4 

dalam air sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Pipet masing-masing 75 ml larutan, 

masukkan ke dalam 2 dua gelas piala berbeda, 

tambahkan masing-masing 1 ml asam asetat P dan       

25 ml air. Pada setiap gelas piala tambahkan 25 ml 

larutan kalium biftalat P (1 dalam 20) dan diamkan 

selama 2 jam. Saring salah satu campuran melalui krus 

penyaring, cuci endapan dengan air dingin.  Pindahkan 

endapan ke dalam wadah, tambahkan   50 ml air, kocok 

sekali-sekali selama 30 menit, saring, pakailah  filtrat 

sebagai larutan natrium tetrafenilborat jenuh dalam 

procedure  pembakuan berukut ini. Saring campuran 

kedua melalui krus penyaring yang telah ditara, cuci 

endapan tiga kali, tiap kali dengan 5 ml larutan kalium 

tetrafenilborat jenuh. Keringkan endapan pada suhu 105º 

selama  1 jam.  

 

Tiap g kalium tetrafenilborat  

setara dengan 955,1 mg natrium tetrafenilboron 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

075,022,342

9551,0borattetrafenilkaliumg

N

×

×

=  

 

[Catatan Buat larutan segera sebelum dipakai .] 

 

 

Natrium tiosulfat 0,1 N  

Tiap 1000 ml larutan mengandung 24, 82 g 

Na2S2O3.5H2O 

(BM 248,19) 

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 26 g natrium 

tiosulfat P dan 200 natrium karbonat P dalam air yang 

sebelumnya telah didihkan dan didinginkan, sampai  

1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 210 mg 

kalium bikromat P yang sebelumnya telah dihaluskan 

dan dikeringkan pada suhu 120° selama 4 jam dan 

larutkan dengan 100 ml air dalam labu bersumbat kaca 

500 ml. Goyang sampai  padatan larut, angkat tutup, 

tambahkan dengan cepat 3 g kalium iodida P,                 

2 g natrium bikarbonat P dan 5 ml asam klorida P. 

Tutup labu, goyang sampai  tercampur, biarkan di tempat 

gelap selama 10 menit. Bilas tutup dan dinding labu 

sebelah dalam dengan air dan titrasi iodum yang 

dibebaskan dengan larutan natrium tiosulfat sampai  

warna hjau kekuningan. Tambahkan 3 ml kanji LP dan 

lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang.  

 

Tiap ml natrium tiosulfat  0,1000 N setara dengan 

4,904  mg kalium bikromat 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus:   

 

322

72

OSNaml04,49

OCrKmg

N 2

×

=  

[Catatan Lakukan pembakuan secara berkala.] 

 

 

Perak nitrat 0,1 N  

Tiap 1000 ml larutan mengandung 16,99 g AgNO3 

 (BM 169,9)  

 

    Pembuatan Larutkan lebih kurang 17,0 g perak nitrat P 

dalam air sampai  1000 ml. 

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 100 mg 

natrium klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan 

pada suhu 110° selama 2 jam, dalam gelas piala 150 ml, 

larutkan dalam 30 ml air dan tambahkan 5 ml asam 

asetat P, 50 ml metanol P dan 3 tetes eosin Y LP. Aduk 

dengan pengaduk magnetik dan titrasi larutan perak 

nitrat.  

 

Tiap ml perak nitrat 0,1 N  

setara dengan 5,844 mg NaCl 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

3AgNOml44,58

NaClmgN

×

=  

     

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Raksa(II) nitrat 0,02 M  

 

    Pembuatan Larutkan 6,85 g raksa(II) nitrat P dalam 

air yang mengandung 10 ml asam nitrat 2 N dan 

encerkan dengan air sampai  1000 ml.  

- 1759 -

 

 

 

 

 

 

 

    Pembakuan Pipet 25 ml larutan, tambahkan 100 mg 

jingga xilenol campur P dan 2 g heksamin P dan titrasi 

dengan dinatrium edetat 0,02 M LV sampai  terjadi titik 

akhir warna kuning. Hitung kadar raksa(II) nitrat dalam 

larutan.  

 

Tiap ml dinatrium edetat  0,02 M  

setara dengan 6,493 mg Hg(NO3)2 

 

    Jika larutan akan dipakai  untuk penetapan kadar 

penisilin, lakukan pembakuan sebagai berikut: Timbang 

saksama lebih kurang 15 mg natrium klorida P, larutkan 

dalam 50 ml air dan titrasi dengan larutan raksa(II) 

nitrat. Tentukan titik akhir titrasi secara potensiometrik 

memakai  elektroda indikator raksa atau platina dan 

elektroda baku raksa-raksa(I) sulfat. Hitung kadar 

raksa(II) nitrat dalam larutan.  

 

Tiap ml raksa(II) nitrat 0,02 M  

setara dengan 2,338  mg NaCl 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Serium(IV) amonium nitrat 0,05 N 

Tiap 100 ml larutan mengandung 2,741 g  

Ce(NO3)4.2NH4NO3 

(BM 548,22) 

 

    Pembuatan Larutkan 2,75 g serium(IV) amonium 

nitrat P dalam asam nitrat 1 N sampai  diperoleh larutan 

100 ml dan saring. 

    Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 10 ml besi(II) 

amonium sulfat 0,1 N LV yang baru dibakukan, 

masukkan ke dalam labu, encerkan dengan air sampai  

lebih kurang  100 ml. Tambahkan 1 tetes 

nitrofenantrolin LP dan titrasi dengan larutan serium(IV) 

amonium nitrat 0,05 N LV sampai tidak berwarna.  

Dari volume besi(II) amonium sulfat 0,1 N LV yang 

dipakai , hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

( ) ( ) ( ) ( )

( ) 3443

24242424

NONH2.NOCeml

SONHFeNSONHFeml

N

×

=

 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Serium(IV) sulfat  0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 33,22 g  

Ce(SO4)2 

(BM 332,24)  

 

    Pembuatan pakailah  larutan standar yang tersedia 

dalam perdagangan.  

    Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg 

natrium oksalat P yang sebelumnya telah dikeringkan 

sesuai yang tertera pada etiket dan larutkan dalam 75 ml 

air. Tambahkan sambil diaduk 2 ml asam sulfat P yang 

sebelumnya telah dicampur dengan 5 ml air, tambahkan    

10 ml asam klorida P dan panaskan pada suhu antara   

70° dan 75°. Titrasi dengan serium(IV) sulfat 0,1 N 

sampai  terjadi warna kuning muda yang tetap.  

 

Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N  

setara dengan 6,7 g natrium oksalat 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

( )

2

422

4SOCeml00,67

OCNamg

N

×

=

 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Setilpiridinium klorida 0,005 M 

 

    Pembuatan Larutkan 1,8 g setilpiridinium klorida P 

dalam 10 ml etanol P dan encerkan dengan air sampai    

1000 ml.  

    Pembakuan Pindahkan 25,0 ml larutan ke dalam 

corong pisah, tambahkan 25 ml  kloroform P, 10 ml 

natrium hidroksida 0,01 M dan 10 ml larutan kalium 

iodida P 0,5% yang dibuat segar. Kocok baik-baik, 

biarkan memisah dan alirkan lapisan klorofom. Kocok 

lapisan air lebih lanjut       3 kali tiap kali dengan 10 ml  

kloroform P dan buang lapisan kloroform. Tambahkan 

40 ml asam klorida P, dinginkan dan titrasi dengan 

kalium iodat 0,005 M LV sampai  larutan berwarna coklat 

muda. Tambahkan 2 ml kloroform P dan lanjutkan 

titrasi, kocok kuat dan biarkan memisah sesudah  tiap 

penambahan, sampai  lapisan kloroform tidak berwarna. 

Titrasi campuran 20 ml air, 10 ml larutan kalium iodida P 

0,5% dan 40 ml asam klorida P dengan kalium iodat       

0,005 M LV dengan cara yang sama. Perbedaan antara 

titrasi menampilkan  jumlah kalium iodat yang 

diperlukan.  

 

Tiap ml kalium iodat 0,005 M 

 setara dengan 3,580  mg setilpiridinium klorida, 

C21H38ClN.H2O. 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Tembaga (II) sulfat 0,02 M 

(BM 249,7)  

 

    Pembuatan Larutkan 5,0 g tembaga(II)  sulfat P 

dalam air dan encerkan sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Pipet 20 ml larutan, tambahkan 2 g  

natrium asetat P dan titrasi dengan dinatrium edetat 

0,02 M LV memakai  indikator 0,1 ml larutan 

piridilazonaftol P 0,1% dalam etanol mutlak P, sampai  

 

 

warna larutan berubah dari biru ungu menjadi hijau 

jamrud. Titrasi perlahan-lahan sampai  titik akhir 

berwarna kuning. Hitung molaritas larutan.  

 

Tiap ml dinatrium edetat  0,02 M  

setara dengan 4,994  mg CuSO4.5H2O 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N  

Tiap 1000 ml larutan mengandung 25, 95 g 

(C4H9)4.N2O 

(BM 259,47) 

 

    Pembuatan Larutkan 40 g tetra-n-butilamonium 

iodida P dengan 90 ml metanol mutlak P dalam labu 

bersumbat kaca. Letakkan labu di dalam tangas es, 

tambahkan 20 g serbuk perak oksida P, tutup labu, 

kocok kuat-kuat selama  60 menit. Sentrifus beberapa ml 

dan uji beningan terhadap iodida seperti tertera pada Uji 

Identifikasi Umum <291>. Jika reaksi positif, tambahkan 

lagi 2 g serbuk perak oksida P, biarkan selama 30 menit 

sambil sesekali dikocok. Jika semua iodida telah 

bereaksi, saring melalui penyaring kaca masir halus. 

Bilas labu dan penyaring tiga kali, tiap kali dengan       

50 ml toluen anhidrat P. Encerkan dengan campuran 

toluene anhidrat dan metanol anhidrat P (3:1) sampai  

1000 ml. Alirkan gas nitrogen bebas  karbon dioksida ke 

dalam larutan selama 10 menit sampai  kering. [Catatan 

Jika perlu, untuk mendapatkan larutan yang jernih, 

dapat ditambahkan sedikit metanol anhidrat P.] Simpan 

dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari karbon 

dioksida dan kelembaban, buang sesudah  60 hari. Sebagai 

pilihan lain, larutan dapat dibuat dengan mengencerkan 

beberapa  volume sesuai larutan tetrabutilamonium 

hidroksida yang tersedia dalam perdagangan dalam 

metanol, dengan campuran 4 volume toluen anhidrat P 

dan 1 volume metanol anhidrat P. [Catatan Jika perlu, 

untuk mendapatkan larutan yang jernih, dapat 

ditambahkan sedikit metanol anhidrat P.] 

Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari 

karbon dioksida dan kelembaban, buang sesudah  60 hari. 

Sebagai pilihan lain, larutan dapat dibuat dengan 

mengencerkan beberapa  volume sesuai larutan 

tetrabutilamonium hidroksida yang tersedia dalam 

perdagangan dalam metanol, dengan campuran 4 volume 

toluen anhidrat P. [Catatan Jika perlu, untuk 

mendapatkan larutan yang jernih, dapat ditambahkan 

sedikit metanolanhidrat P.] 

    Pembakuan Lakukan pembakuan segera sebelum 

dipakai , sebagai berikut: Timbang saksama lebih 

kurang 400 mg asam benzoat P, larutkan dalam 80 ml 

dimetilformamida P, tambahkan 3 tetes larutan biru 

timol P dalam dimetilformamida P (1 dalam 100). 

Titrasi dengan larutan tetrabutilamonium hidroksida 

sampai  terjadi titik akhir warna biru, memakai  buret 

yang dilengkapi dengan alat penyerap karbon dioksida. 

Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml tetrabutilamonium hidroksida  0,1 N  

setara dengan 12,21mg asam benzoat 

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

( ) NOHHCml1,121

benzoatasammg

N

494×

=

 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Timbal(II) nitrat 0,05 M 

(BM 331,2)  

 

    Pembuatan Larutkan 16,5 g timbal(II)  nitrat P dalam 

air sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Pipet 50 ml larutan, tambahkan 50 mg  

jingga xilenol campur P dan heksamin P sampai  terjadi 

warna merah muda ungu dan titrasi dengan dinatrium 

edetat 0,1 M LV sampai  terjadi titik akhir warna kuning 

muda. Hitung molaritas larutan.  

 

Tiap ml dinatrium edetat  0,1 M setara dengan 

33,12  mg Pb(NO3)2 

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Titan(III) klorida 0,1 N 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 15,42 g TiCl3 

(BM 154,23) 

 

    Pembuatan Tambahkan 75 ml larutan titan(III)  klorida  

P (1 dalam 5) ke dalam 75 ml asam klorida P,  encerkan 

sampai  1000 ml. Lakukan pembakuan memakai  alat 

titrasi khusus sebagai berikut: 

    Alat Simpan larutan titan(III) klorida  P dalam sistem 

alat titrasi wadah tertutup, dengan aliran hidrogen. 

pakailah  labu titrasi 500 ml dan hubungkan dengan alat 

tutup karet sumbat rapat ke buret titrasi, sisipkan pipa 

untuk memasukkan karbon dioksida, dan pipa keluaran. 

Atur pengadukan secara mekanik. Semua sambungan 

harus kedap udara. Atur sampai  hidrogen dan karbon 

dioksida lewat melalui botol pencuci yang berisi larutan  

titan(III) klorida P (lebih kurang 1 dalam 50), untuk 

mengusir oksigen. Jika larutan yang dititrasi harus 

dipanaskan sebelum atau selama titrasi, hubungkan labu 

titrasi dengan kondensor refluks melalui sumbat karet.  

    Pembakuan Pipet 40 ml besi(III) amonium sulfat           

0,1 N LV ke dalam labu titrasi dan alirkan dengan cepat 

karbon dioksida P sampai  semua udara hilang. 

Tambahkan larutan titan(III)  klorida  dari buret sampai 

mendekati titik akhir (lebih kurang 35 ml), lalu  

tambahkan melalui tabung keluaran 5 ml amonium 

 

tiosianat LP dan lanjutkan titrasi sampai  larutan tidak 

berwarna.  

 

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

( ) ( )

3

244244

TiClml

SOFeNHNSOFeNHml

N

×

=  

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

 

Zink sulfat 0,05 M 

Tiap 1000 ml larutan mengandung 14,4 g 

ZnSO4.7H2O 

(BM 287,56) 

 

    Pembuatan Larutkan 14,4 g zink sulfat P dalam air 

sampai  1000 ml.  

    Pembakuan Ukur saksama 10 ml dinatrium edetat 

0,05 M LV, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml 

dan tambahkan berturut-turut 10 ml dapar asam 

asetatamonium asetat LP; 50 ml etanol P dan 2 ml 

ditizon LP.  Titrasi dengan larutan zink sulfat sampai  

terjadi warna merah muda terang.  

Hitung normalitas larutan dengan rumus: 

 

4ZnSOml

atdetenatriumMatdetenatriummlN ×

=  

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL 

 

 

 

TABEL ALKOHOLOMETRIK  

Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol 

Persentase   Bobot Jenis   Persentase   Bobot Jenis 

C2H5OH   dalam udara   C2H5OH   dalam udara 

v/v             v/v       

pada b/b pada pada b/b pada pada pada 

15,56° C 25° C 15,56° C 15,56° C 25° C 15,56° C 

(1) (2)   (3) (4)   (5) (6)   (7) (8) 

0 0,00 1,0000 1,0000 0 0,00 1,0000 1,0000 

1 0,80 0,9985 0,9985 1 1,26 0,9981 0,9981 

2 1,59 0,9970 0,9970 2 2,51 0,9963 0,9963 

3 2,39 0,9956 0,9956 3 3,76 0,9945 0,9945 

4 3,19 0,9941 0,9942 4 5,00 0,9927 0,9928 

5 4,00 0,9927 0,9928 5 6,24 0,9911 0,9912 

6 4,80 0,9914 0,9915 6 7,48 0,9894 0,9896 

7 5,61 0,9901 0,9902 7 8,71 0,9879 0,9881 

8 6,42 0,9888 0,9890 8 9,94 0,9863 0,9867 

9 7,23 0,9875 0,9878 9 11,17 0,9848 0,9852 

10 8,05 0,9862 0,9866 10 12,39 0,9833 0,9839 

11 8,86 0,9850 0,9854 11 13,61 0,9818 0,9825 

12 9,68 0,9838 0,9843 12 14,83 0,9804 0,9812 

13 10,50 0,9826 0,9832 13 16,05 0,9789 0,9799 

14 11,32 0,9814 0,9821 14 17,26 0,9776 0,9787 

15 12,14 0,9802 0,9810 15 18,47 0,9762 0,9774 

16 12,96 0,9790 0,9800 16 19,68 0,9748 0,9763 

17 13,79 0,9778 0,9789 17 20,88 0,9734 0,9751 

18 14,61 0,9767 0,9779 18 22,08 0,9720 0,9738 

19 15,44 0,9756 0,9769 19 23,28 0,9706 0,9726 

20 16,27 0,9744 0,9759 20 24,47 0,9692 0,9714 

21 17,10 0,9733 0,9749 21 25,66 0,9677 0,9701 

22 17,93 0,9721 0,9739 22 26,85 0,9663 0,9688 

23 18,77 0,9710 0,9729 23 28,03 0,9648 0,9675 

24 19,60 0,9698 0,9719 24 29,21 0,9633 0,9662 

25 20,44 0,9685 0,9708 25 30,39 0,9617 0,9648 

26 21,29 0,9673 0,9697 26 31,56 0,9601 0,9635 

27 22,13 0,9661 0,9687 27 32,72 0,9585 0,9620 

28 22,97 0,9648 0,9676 28 33,88 0,9568 0,9605 

29 23,82 0,9635 0,9664 29 35,03 0,9551 0,9590 

30 24,67 0,9622 0,9653 30 36,18 0,9534 0,9574 

 

 

 

Persentase   Bobot Jenis   Persentase   Bobot Jenis 

C2H5OH   dalam udara   C2H5OH   dalam udara 

v/v             v/v       

pada b/b pada pada b/b pada pada pada 

15,56° C 25° C 

15,56° 

C 15,56° C 25° C 

15,56° 

(1) (2)   (3) (4)   (5) (6)   (7) (8) 

31 25,52 0,9609 0,9641 31 37,32 0,9516 0,9558 

32 26,38 0,9595 0,9629 32 38,46 0,9498 0,9541 

33 27,24 0,9581 0,9617 33 39,59 0,9480 0,9524 

34 28,10 0,9567 0,9604 34 40,72 0,9461 0,9506 

35 28,97 0,9552 0,9590 35 41,83 0,9442 0,9488 

36 29,84 0,9537 0,9576 36 42,94 0,9422 0,9470 

37 30,72 0,9521 0,9562 37 44,05 0,9402 0,9451 

38 31,60 0,9506 0,9548 38 45,15 0,9382 0,9432 

39 32,48 0,9489 0,9533 39 46,24 0,9362 0,9412 

40 33,36 0,9473 0,9517 40 47,33 0,9341 0,9392 

41 34,25 0,9456 0,9501 41 48,41 0,9320 0,9372 

42 35,15 0,9439 0,9485 42 49,48 0,9299 0,9352 

43 36,05 0,9421 0,9469 43 50,55 0,9278 0,9331 

44 36,96 0,9403 0,9452 44 51,61 0,9256 0,9310 

45 37,87 0,9385 0,9434 45 52,66 0,9235 0,9289 

46 38,78 0,9366 0,9417 46 53,71 0,9213 0,9268 

47 39,70 0,9348 0,9399 47 54,75 0,9191 0,9246 

48 40,62 0,9328 0,9380 48 55,78 0,9169 0,9225 

49 41,55 0,9309 0,9361 49 56,81 0,9147 0,9203 

50 42,49 0,9289 0,9342 50 57,83 0,9124 0,9181 

51 43,43 0,9269 0,9322 51 58,84 0,9102 0,9159 

52 44,37 0,9248 0,9302 52 59,85 0,9079 0,9137 

53 45,33 0,9228 0,9282 53 60,85 0,9056 0,9114 

54 46,28 0,9207 0,9262 54 61,85 0,9033 0,9092 

55 47,25 0,9185 0,9241 55 62,84 0,9010 0,9069 

56 48,21 0,9164 0,9220 56 63,82 0,8987 0,9046 

57 49,19 0,9142 0,9199 57 64,80 0,8964 0,9024 

58 50,17 0,9120 0,9177 58 65,77 0,8941 0,9001 

59 51,15 0,9098 0,9155 59 66,73 0,8918 0,8978 

60 52,15 0,9076 0,9133 60 67,79 0,8895 0,8955 

 

 

Persentase   Bobot Jenis   Persentase   Bobot Jenis 

C2H5OH   dalam udara   C2H5OH   dalam udara 

v/v             v/v       

pada b/b pada pada b/b pada pada pada 

15,56° C 25° C 

15,56° 

C 15,56° C 25° C 

15,56° 

(1) (2)   (3) (4)   (5) (6)   (7) (8) 

61 53,15 0,9053 0,9111 61 68,64 0,8871 0,8932 

62 54,15 0,9030 0,9088 62 69,59 0,8848 0,8909 

63 55,17 0,9006 0,9065 63 70,52 0,8824 0,8886 

64 56,18 0,8983 0,9042 64 71,46 0,8801 0,8862 

65 57,21 0,8959 0,9019 65 72,38 0,8777 0,8839 

66 58,24 0,8936 0,8995 66 73,30 0,8753 0,8815 

67 59,28 0,8911 0,8972 67 74,21 0,8729 0,8792 

68 60,33 0,8887 0,8948 68 75,12 0,8706 0,8768 

69 61,38 0,8862 0,8923 69 76,02 0,8682 0,8745 

70 62,44 0,8837 0,8899 70 76,91 0,8658 0,8721 

71 63,51 0,8812 0,8874 71 77,79 0,8634 0,8697 

72 64,59 0,8787 0,8848 72 78,67 0,8609 0,8673 

73 65,67 0,8761 0,8823 73 79,54 0,8585 0,8649 

74 66,67 0,8735 0,8797 74 80,41 0,8561 0,8625 

75 67,87 0,8709 0,8771 75 81,27 0,8537 0,8601 

76 68,98 0,8682 0,8745 76 82,12 0,8512 0,8576 

77 70,10 0,8655 0,8718 77 82,97 0,8488 0,8552 

78 71,23 0,8628 0,8691 78 83,81 0,8463 0,8528 

79 72,38 0,8600 0,8664 79 84,64 0,8439 0,8503 

80 73,53 0,8572 0,8636 80 85,46 0,8414 0,8479 

81 74,69 0,8544 0,8608 81 86,28 0,8389 0,8454 

82 75,86 0,8516 0,8580 82 87,08 0,8364 0,8429 

83 77,04 0,8487 0,8551 83 87,89 0,8339 0,8404 

84 78,23 0,8458 0,8522 84 88,68 0,8314 0,8379 

85 79,44 0,8428 0,8493 85 89,46 0,8288 0,8354 

86 80,66 0,8397 0,8462 86 90,24 0,8263 0,8328 

87 81,90 0,8367 0,8432 87 91,01 0,8237 0,8303 

88 83,14 0,8335 0,8401 88 91,77 0,8211 0,8276 

89 84,41 0,8303 0,8369 89 92,52 0,8184 0,8250 

90 85,69 0,8271 0,8336 90 93,25 0,8158 0,8224 

 

 

 

Persentase   Bobot Jenis   Persentase   Bobot Jenis 

C2H5OH   dalam udara   C2H5OH   dalam udara 

v/v             v/v       

pada b/b pada pada b/b pada pada pada 

15,56° 

C 25° C 

15,56° 

C 15,56° C 25° C 

15,56° 

(1) (2)   (3) (4)   (5) (6)   (7) (8) 

91 86,99 0,8237 0,8303 91 93,98 0,8131 0,8197 

92 88,31 0,8202 0,8268 92 94,70 0,8104 0,8170 

93 89,65 0,8167 0,8233 93 95,41 0,8076 0,8142 

94 91,03 0,8130 0,8196 94 96,10 0,8048 0,8114 

95 92,42 0,8092 0,8158 95 96,79 0,8020 0,8086 

96 93,85 0,8053 0,8118 96 97,46 0,7992 0,8057 

97 95,32 0,8011 0,8077 97 98,12 0,7962 0,8028 

98 96,82 0,7968 0,8033 98 98,76 0,7932 0,7998 

99 98,38 0,7921 0,7986 99 99,39 0,7902 0,7967 

100 100,00 0,7871 0,7936 100 100,00 0,7871 0,7936 

 


 

 

TABEL BOBOT MOLEKUL 

Rumus dan Bobot Molekul

 

 

Tabel berikut mencakup rumus molekul dan bobot 

molekul dari senyawa secara umum yang digolongkan 

sebagai bahan kimia dari masing-masing monografi. 

Sebagai tambahan Tabel termasuk rumus molekul dan 

bobot molekul dari senyawa lain, yang belum ada  

dalam Tabel ini, mungkin akan dimasukkan dalam 

suplemen.  

 

 

 

 

 

Komisi Internasional Bobot Atom dan keruahan isotop 

telah memberi  ketidaktentuan dalam harga bobot 

atom dalam beberapa tahun yang lalu. Tidak dapat 

ditentukan apakah tingkat informasi dari beberapa 

ketidaktentuan seharusnya dipakai  pada Tabel Bobot 

Molekul farmakope ini. Pada saat ini bobot molekul 

dalam tabel berikut harus dianggap teliti sampai  4 bagian 

dalam 10.000 (0,04%) atau lebih tinggi. 

 

Akseroftol C20H30O 286,46 

Alfa Tokoferil Asetat C31H52O3 472,70 

Alfa Tokoferol  C29H50O2 430,71 

Alopurinol C5H4N4O 136,11 

Alprazolam  C17H13ClN4 308,77 

Alprenolol Hidroklorida C15H23NO2.HCl 285,80 

Aluminium Hidroksida AlOH3 78,00 

Aluminium Kalium Sulfat AlK(SO4)2.12H2O 474,38 

Amantadin Hidroklorida C10H17N.HCl 187,71 

Amfetamin Sulfat (C9H13N)2.H2O4 368,49 

Amfoterisin B C47H73NO17 924,09 

Amikasin C22H43N5O13 585,61 

Amikasin Sulfat C22H43N5O13.2H2SO4 781,75 

Amilorida Hidroklorida  C6H8ClN7O.HCl.2H2O 302,12 

Aminofilin C16H24N10O4 420,43 

Amitriptilin Hidroklorida C20H23N.HCl 313,87 

Amobarbital C11H18N2O3 226,27 

Amoksisilin  C16H19N3O5S.3H2O 419,45 

Amoksisilin Anhidrat C16H19N3O5S 365,40 

Amoksisilin Natrium C16H18N3NaO5S 387,40 

Amoksisilin Sulfat (C9H13N)2O.H2SO4 368,49 

Amonia NH3 17,03 

Amonium Klorida NH4Cl 53,49 

Ampisilin C16H19N3O4S 349,40 

Ampisilin Natrium  C16H18N3NaO4S 371,39 

Antazolin Hidroklorida C17H19N3.HCl 301,82 

Antipirin C11H12N2O 188,23 

Apomorfin Hidroklorida C17H17NO2.HCl.H2O 312,80 

Asam Aminokaproat C6H13NO2 131,17 

Asam Aminosalisilat C7H7NO3 153,14 

Asam Asetat C2H4O2 60,05 

Asam Asetilsalisilat C9H8O4 180,16 

Asam Askorbat C6H8O6 176,13 

Asam Benzoat C7H6O2 122,12 

Asam Folat C19H19N7O6 441,40 

Asam Fosfat H3PO4 98,00 

Asam Fusidat C31H48O6.H2O 525,70 

Asam Klorida HCl 36,46 

Asam Mefenamat C15H15NO2 241,29 

Asam Nalidiksat C12H12N2O3 232,24 

Asam Nitrat HNO3 63,01 

Asam Salisilat C7H6O3 138,12 

Asam Sitrat C6H8O7 192,12 

Asam Sorbat C6H8O2 112,13 

Asam Sulfat H2SO4 98,07 

Asam Tartrat C4H6O6 150,09 

Asam Undesilenat C11H20O2 184,28 

Asam Valproat C8H16O2 144,21 

Asetazolamida  C4H6N4O3S2 222,24 

Asetazolamida Natrium C4H5N4NaO3S2 244,22 

Asetilkolin Klorida C7H16ClNO2 181,66 

Asetilsistein C5H9NO3S 163,19 

Asetofenazin  C23H29N3O2S 411,56 

Asetofenazin Maleat C23H29N3O2S.2C4H4O4 643,71 

Aseton C3H6O 58,08 

Asiklovir C8H11O3N5 225,21 

Atenolol C14H22N2O3 266,30 

Atropin Sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H2O 694,84 

Azatadin Maleat C20H22N2.2C4H4O4 522,55 

Azatioprin C9H7N7O2S 277,26 

Barium Sulfat BaSO4 233,39 

Beklometason Dipropionat C28H37ClO7 521,05 

Benzetonium Klorida C27H42ClNO2 448,09 

Benzil Alkohol C7H8O 108,14 

Benzil Benzoat C14H12O2 212,25 

Benzoil Peroksida Hidrat C14H10O4 242,23 

-

 

Benzokain C9H11NO2 165,19 

Betametason C22H29FO5 392,47 

Betametason Dipropionat C28H37FO7 504,59 

Betametason Natrium Fosfat C22H28FNa2O8P 516,41 

Betametason Valerat C27H37FO6 476,58 

Biru Metilen C16H18ClN3S.3H2O 373,90 

Bisakodil C22H19NO4 361,40 

Bismut Subgalat C7H5BiO6 394,09 

Bismut Subnitrat 4Bi(OH)2NO3.BiOOH 1461,99 

Bromfeniramin Maleat C16H19BrN2 319,24 

Bromokriptin Mesilat C32H40BrN5O5.CH4O3S 750,70 

Bupivakain Hidroklorida  C18H28N2O.HCl.H2O 342,91 

Busulfan C6H14O6S2 246,29 

Butil Hidroksianisol C11H16O2 180,25 

Butil Hidroksitoluen C15H24O 220,35 

Butilparaben C11H14O3 194,23 

Daktinomisin C62H86N12O16 1255,43 

Dapson  C12H12N2O2S 248,30 

Daunorubisin Hidroklorida C27H29NO10.HCl 563,99 

Deferoksamin Mesilat C25H48N6O8.CH4O3S 656,79 

Deksametason C22H29FO5 392,47 

Deksametason Asetat C24H31FO6.H2O 452,52 

Deksametason Natrium Fosfat C22H28FNA2O8P 516,41 

Deksbromfeniramin Maleat C16H19BRN2.C4H4O4 435,32 

Deksklorfeniramin Maleat C16H19CLN2.C4H4O4 390,87 

Dekspantenol C9H19NO4 205,25 

Dekstrometorfan C18H25NO 271,40 

Dekstrometorfan Hidrobromida C18H25NO.HBR.H2O 370,33 

Dekstrosa C6H12O6.H2O 198,17 

Dekualinium Klorida C30H40CL2N4 527,60 

Demeklosiklin Hidroklorida C21H21CLN2O8.HCL 501,32 

Deslanosida C47H74O19 943,09 

Desoksimetason C22H29FO4 376,47 

Diazepam C16H13CLN2O 284,75 

Dibukain  Hidroklorida C20H29N3O2.HCL 379,93 

Didrogesteron C21H28O2 312,45 

Dietilkarbamazin Sitrat C10H21N3O.C6H8O7 391,42 

 

Dietilstilbestrol C18H20O2 268,35 

Difenhidramin Hidroklorida C17H21NO.HCL 291,82 

Difenoksilat Hidroklorida  C30H32N2O2.HCl 489,06 

Digitoksin C41H64O13 764,95 

Digoksin C41H64O14 780,95 

Dihidroergotamin Mesilat  C33H37N5O5.CH4O3S 679,79 

Dihidrostreptomisin Sulfat (C21H41N7O12)2.3H2SO4 1461,41 

Diklosasilin Natrium  C19H16CL2N3NaO5S.H2O 510,32 

Dikumarol C19H12O6 336,30 

Diltiazem Hidroklorida C22H26N2O4S.HCL 450,98 

Dimenhidrinat C17H21NO.C7H7ClN4O2 469,97 

Dimerkaprol C3H8OS2 124,22 

Dinatrium Edetat C10H14N2Na2O8.2H2O 372,24 

Dinatrium Etilendiamin Tetraasetat C10H14N2Na2O8.2H2O 372,24 

Dipiridamol C24H40N8O4 504,63 

Disiklomin Hidroklorida C19H35NO2.HCL 345,95 

Disopiramida  C21H29N3O 339,48 

Disopiramida Fosfat  C21H29N3O.H3PO4 437,47 

Doksisiklin C22H24N2O8.H2O 462,46 

Doksisiklin Hiklat (C22H24N2O8.HCl)2.C2H6O.H2O 1025,89 

Doksorubisin Hidroklorida C27H29NO11.HCL 579,99 

Dopamin Hidroklorida C8H11NO2.HCL 189,64 

Droperidol C22H22FN3O2 379,43 

Edrofonium Klorida C10H16ClNO 201,70 

Efedrin C10H15NO 165,23 

Efedrin Hidroklorida C10H15NO.HCl 201,70 

Efinefrin Bitartrat C9H13NO3.C4H6O6 333,29 

Ekonazol Nitrat C18H15Cl3N2O3.HNO3 444,70 

Emetin Hidroklorida C29H40N2O4.2HCl 553,57 

Enfluran C3H2ClF5O 184,49 

Ergokalsiferol C28H44O 396,65 

Ergometrin Maleat C19H23N3O2.C4H4O4 441,48 

Ergotamin Tartrat (C33H35N5O5)2.C4H6O6 1313,43 

Eritromisin C37H67NO13 733,94 

Eritromisin Etilsuksinat  C43H75NO16 862,06 

Eritromisin Stearat C37H67NO13.C18H36O2 1018,42 

Estradiol C18H24O2 272,39 

 

Estradiol Benzoat C25H28O3 376,50 

Estradiol Sipionat C26H36O3 396,57 

Estriol C18H24O3 288,39 

Etakridin Laktat C18H21N3O4.H2O 361,41 

Etambutol Hidroklorida C10H24N2O2.2HCl 277,33 

Etanol C2H6O 46,07 

Etenzamida C9H11NO2 165,19 

Eter C4H10O 74,12 

Etilestrenol C20H32O 288,50 

Etil Klorida C2H5Cl 64,51 

Etilmorfin Hidroklorida C19H23NO3.HCl.2H2O 385,90 

Etilparaben C9H10O3 166,18 

Etinil Estradiol C20H24O2 296,41 

Etisteron C