emakaian , biasanya
dengan pengaturan kadar zat dapar.
Dapar dipakai untuk menentukan dan memper-
tahankan aktivitas ion dalam batas yang sempit. Sistem
yang paling umum dipakai a) untuk menentukan
aktivitas ion hidrogen pada kalibrasi pH meter; b)
penyiapan bentuk sediaan yang mendekati isotonisitas;
c) pada procedure analitik; dan d) mempertahankan
stabilitas berbagai bentuk sediaan. Dapar yang
dipakai dalam sistem fisiologik harus dipilih dengan
hati-hati sesampai tidak mengganggu aktivitas
farmakologi obat atau fungsi normal organisme. Perlu
diketahui bahwa dapar yang dipakai dalam analisa
kimia sesuai dengan zat yang ditetapkan dan pereaksi
yang dipakai .
Larutan dapar baku Larutan baku pH tertentu siap
tersedia dalam larutan dapar yang dibuat dari pereaksi
yang sesuai. Selain itu larutan dapar, tablet dapar,
padatan dapar dapat diperoleh di perdagangan dalam
kemasan siap pakai. Sediaan ini tersedia juga di lingkup
analisa farmasetik, akan namun tidak dianjurkan untuk
pembakuan pH meter, seperti tertera pada Penetapan pH
<1071>.
Pereaksi yang diperlukan tertera pada Pereaksi.
Lakukan pengeringan terlebih dahulu pereaksi hablur
kecuali asam borat, pada suhu 110° sampai 120° selama
1 jam.
[Catatan Jika air disebutkan untuk larutan atau
pengencer zat uji pada penetapan pH, pakailah air
bebas karbon dioksida.]
Simpan larutan yang dibuat dalam wadah tahan
terhadap zat kimia, tertutup rapat, seperti wadah kaca
tipe I. pakailah larutan dalam waktu 3 bulan.
Larutan dapar baku pada berbagai rentang, antara pH
1,2 dan 10,0 dapat dibuat dengan kombinasi sesuai
larutan 0,2 M yang disebutkan berikut, dipakai dalam
perbandingan seperti tertera pada Tabel berikut. Volume
yang tercantum dalam Tabel untuk 200 ml larutan dapar,
kecuali volume dapar asetat dibuat untuk 1000 ml
larutan dapar.
1. Asam klorida 0,2 M dan natrium hidroksida 0,2
M Buat dan bakukan seperti tertera pada Larutan
Volumetrik.
2. Kalium biftalat 0,2 M Larutkan 40,85 g kalium
biftalat P [KHC6H4(COO)2] dalam air dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml.
3. Kalium fosfat monobasa 0,2 M Larutkan 27,22 g
kalium fosfat monobasa P (KH2PO4) dalam air dan
encerkan dengan air sampai 1000 ml.
4. Asam borat dan Kalium klorida 0,2 M Larutkan
12,37 g asam borat P (H3BO3) dan 14,91 g kalium
klorida P (KC1) dalam air dan encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
5. Kalium klorida 0,2 M Larutkan 14,91 g kalium
klorida P (KC1) dalam air dan encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
6. Asam asetat 0,2 N Buat dan bakukan seperti tertera
pada Larutan Volumetrik.
Komposisi Larutan Dapar Baku
Dapar Asam Klorida
Masukkan 50 ml kalium klorida 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu asam klorida 0,2 M,
lalu tambahkan air sampai tanda.
pH 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2
HCl, ml 85,0 67,2 53,2 41,4 32,4 26,0 20,4 16,2 13,0 10,2 7,8
Dapar Ftalat Asam
Masukkan 50 ml kalium biftalal 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu asam klorida 0,2 M,
lalu tambahkan air sampai tanda.
pH 2,2 2,4 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0
HCl, ml 49,5 42,2 35,4 28,9 22,3 15,7 10,4 6,3 2,9 0,1
Dapar Ftalat Netral
Masukkan 50 ml kalium biftalat 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu natrium hidroksida 0,2M,
lalu tambahkan air sampai tanda.
pH 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
NaOH, ml 3,0 6,6 11,1 16,4 22,6 28,8 34,1 38,8 42,3
Dapar Fosfat
Masukkan 50 ml kalium fosfat monobasa 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu natrium
hidroksida 0,2 M, lalu tambahkan air sampai tanda.
pH 5,8 6,0 6,2 6,4 6,6 6,8 7,0 7,2 7,4 7,6 7,8 8,0
NaOH, ml 3,6 5,6 8,1 11,6 16,4 22,4 29,1 34,7 39,1 42,4 44,5 46,1
Dapar Borat Alkalis
Masukkan 50 ml asam borat P dan kalium klorida 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu
natrium hidroksida 0,2 M, lalu tambahkan air sampai tanda.
pH 8,0 8,2 8,4 8,6 8,8 9,0 9,2 9,4 9,6 9,8 10,0
NaOH, ml 3,9 6,0 8,6 11,8 15,8 20,8 26,4 32,1 36,9 40,6 43,7
Dapar Asetat
Masukkan beberapa tertentu natrium asetat, NaC2H3O2.3H2O ke dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan volume
tertentu asam asetat 0,2 N, lalu tambahkan air sampai tanda.
pH 4,1 4,3 4,5 4,7 4,9 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5
pH (terukur) 4,10 4,29 4,51 4,70 4,90 5,11 5,18 5,30 5,40 5,48
NaC2H3O2.3H2O, g 1,5 1,99 2,99 3,59 4,34 5,08 5,23 5,61 5,76 5,98
CH3COOH, ml 19,5 17,7 14,0 11,8 9,1 6,3 5,8 4,4 3,8 3,0
LARUTAN KOLORIMETRIK (LK)
(Untuk penyiapan Larutan padanan; lakukan seperti
tertera pada Warna dan Akromisitas <1291>.
Larutan ini dipakai dalam pembuatan baku
kolorimetrik untuk obat tertentu dan untuk uji
karbonisasi dengan asam sulfat yang tertera di dalam
beberapa monografi. Simpan larutan di dalam wadah
tertutup rapat dengan ketahanan yang sesuai.
Perbandingan warna seperti tertera pada pengujian
dalam Farmakope lebih baik dilakukan memakai
tabung khusus pembanding warna atau yang menjamin
bahwa larutan baku kolorimetrik dan contoh yang diuji
diperlakukan dengan cara yang sama. Pembandingan
warna paling baik dilakukan pada lapisan dengan
ketebalan sama dan dilihat secara melintang dengan latar
belakang berwarna putih. Perlu diperhatikan bahwa
larutan dibandingkan pada suhu yang sama, sebaiknya
pada suhu 25º.
Besi(III) klorida LK Larutkan lebih kurang 55 g
besi(III) klorida P (FeCl3.6H2O) dalam campuran 25 ml
asam klorida P dan 975 ml air secukupnya sampai 1000
ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu iodum 250 ml,
tambahkan 15 ml air, 3 g kalium iodida P dan 20 ml
larutan asam sulfat P (1 dalam 4). Jika endapan telah
larut, titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium
tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP sebagai
indikator. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 27,03 mg (FeCl3.6H2O)
Atur volume akhir larutan dengan penambahan
campuran asam klorida P dan air secukupnya sampai
tiap ml mengandung 45,0 mg (FeCl3.6H2O).
Kobalt(II) klorida LK Larutkan lebih kurang 65 g
kobalt(II) klorida P (CoCl2.6H2O) dalam campuran 25
ml asam klorida P dan 975 ml air secukupnya sampai
1000 ml. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu iodum
250 ml, tambahkan 5 ml hidrogen peroksida LP dan
15 ml natrium hidroksida P (1 dalam 5), didihkan
selama 10 menit, dinginkan, tambahkan 2 g kalium
iodida P dan 20 ml asam sulfat P (1 dalam 4). Jika
endapan telah melarut, titrasi iodum yang dibebaskan
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml
kanji LP sebagai indikator. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 23, 97 mg (CoCl.6H2O)
Atur volume akhir larutan dengan penambahan
campuran asam klorida P dan air secukupnya sampai
tiap ml mengandung 59,5 mg (CoCl2.6H2O).
Tembaga(II) sulfat LK Larutkan lebih kurang 65 g
tembaga(II) sulfat P (CuSO4.5H2O) dalam campuran
25 ml asam klorida P dan 975 ml air secukupnya sampai
1000 ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu iodum
250 ml, tambahkan 40 ml air, 4 ml asam asetat P,
3 g kalium iodida P dan 5 ml asam klorida P. Titrasi
iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat
0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP sebagai indikator.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
24,97 mg (CuSO4.5H2O)
Atur volume akhir larutan dengan penambahan
campuran asam klorida P dan air secukupnya sampai
tiap ml mengandung 62,4 mg (CuSO4.5H2O).
LARUTAN VOLUMETRIK (LV)
Larutan Normal Larutan normal yaitu larutan yang
mengandung 1 gram-ekuivalen zat aktif dalam tiap
1000 ml larutan; yang setara dengan 1,0079 g hidrogen
atau 7,9997 g oksigen. Larutan normal yang dipakai
dalam penetapan volumetrik, dinyatakan sebagai berikut:
normal, 1 N; normal ganda, 2 N; setengah normal, 0,5 N;
sepersepuluh normal, 0,1 N; seperlimapuluh normal,
0,02 N; seperseratus normal, 0,01 N; seperseribu normal,
0,001 N.
Larutan Molar Larutan molar yaitu larutan yang
mengandung 1 gram-molekul pereaksi dalam 1000 ml
larutan. Dengan demikian, setiap liter larutan molar
asam sulfat mengandung 98,07 g H2SO4 dan setiap liter
larutan molar kalium heksasianoferat (III) mengandung
329,25 g K3Fe(CN)6. Larutan yang mengandung
sepersepuluh gram molekul pereaksi dalam 1000 ml
dinyatakan sepersepuluh molar, 0,1 M; dan molaritas
lain dinyatakan dengan cara yang sama.
Larutan Empirik Seringkali sukar untuk membuat
larutan baku dengan normalitas sesuai dengan yang
diinginkan. Larutan yang mendekati normalitas yang
diinginkan dibuat dan dibakukan dengan titrasi terhadap
larutan baku primer. Nilai normalitas yang diperoleh,
dipakai dalam seluruh perhitungan pada pemakaian
larutan empirik. Jika diinginkan larutan yang dibuat
secara empiris dapat diencerkan sampai normalitas yang
diinginkan.
Semua larutan volumetrik, yang dibuat langsung atau
melalui pengenceran, harus dikocok sebelum dibakukan.
Normalitas larutan baku dapat berubah bila dibiarkan
lama. Normalitas harus ditetapkan secara berulang.
Jika normalitas larutan pereaksi yang dipakai
beragam, rincian pembuatan dan pembakuan biasanya
diberikan untuk normalitas larutan yang paling sering
dipakai . Larutan yang normalitasnya lebih kuat atau
lebih lemah dibuat dan dibakukan dengan cara yang
sama, memakai jumlah pereaksi sebanding.
Normalitas yang lebih rendah dapat dibuat secara
saksama, dengan pengenceran yang tepat dari larutan
yang lebih kuat. Larutan volumetrik yang dibuat dengan
pengenceran harus dibakukan kembali.
Larutan encer yang tidak stabil, seperti kalium
permanganat 0,01 N dan natrium tiosulfat yang lebih
encer, dibuat dengan cara mengencerkan dengan
saksama larutan yang normalitasnya lebih tinggi dengan
air.
Penetapan Blangko Jika dinyatakan “Lakukan
penetapan blangko”, penetapan dilakukan dengan cara
yang sama seperti pada larutan uji namun tanpa zat uji.
Koreksi blangko dilakukan seperti tertera pada Titrimetri
<711>.
Semua penetapan kadar dengan cara volumetrik dalam
Farmakope menampilkan bobot zat uji setara dengan
jumlah ml larutan volumetrik primer. Secara umum,
kesetaraan ini dapat diperoleh dari perhitungan
sederhana dari data seperti tertera pada Daftar Bobot
Atom Unsur.
Pembuatan dan Metode Pembakuan
Larutan Volumetrik
Pembakuan larutan volumetrik dilakukan dengan metode
yang sudah ditentukan atau metode lain yang
ketelitiannya sama atau lebih. Hasil yang diperoleh dari
pembakuan larutan volumetrik absah untuk pemakaian
larutan dalam Farmakope, seperti dinyatakan pada
masing-masing monografi. Jika normalitas atau
molaritas titran memiliki kondisi khusus pada
pemakaian , harus diberikan petunjuk pembakuan
larutan. Untuk garam-garam yang tersedia sebagai baku
primer dan telah disertifikasi, atau baku primer dengan
kemurnian yang tinggi yang tersedia sebagai garam
dengan kemurnian tinggi kualitas baku primer, diizinkan
untuk membuat larutan dengan kadar yang diketahui.
Asam asetat, asam klorida dan asam sulfat dapat
dibakukan dengan larutan natrium hidroksida yang baru
dibakukan terhadap baku primer yang bersertifikat.
Semua larutan volumetrik sedapat mungkin dibuat,
dibakukan dan dipakai pada suhu baku 25º. Jika
titrasi dilakukan dengan larutan volumetrik pada suhu
berbeda, bakukan larutan volumetrik yang dipakai
sebagai titran.
Amonium tiosianat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 7,612 g NH4SCN
(BM 76,12)
Pembuatan Larutkan lebih kurang 8 g amonium
tiosianat P dalam 1000 ml air.
Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 30 ml perak
nitrat 0,1 N LV, masukkan ke dalam labu bersumbat
kaca. Encerkan dengan 50 ml air, lalu tambahkan
2 ml asam nitrat P dan 2 ml besi(III) amonium sulfat LP,
titrasi dengan larutan amonium tiosianat sampai terjadi
warna pertama coklat merah. Hitung normalitas larutan.
SCNNHtanlaruml
AgNONxAgNOml
N
4
33=
Jika diinginkan, amonium tiosianat 0,1 N dapat diganti
dengan kalium tiosianat 0,1 N pada berbagai pengujian.
Asam klorida 1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 36,46 g HCl
(BM 36,46)
Pembuatan Encerkan 85 ml asam klorida P dengan
air sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 5,0 g
trometamin P, keringkan sesuai petunjuk pada etiket.
Larutkan dalam 50 ml air dan tambahkan 2 tetes
bromkresol hijau LP. Titrasi dengan asam hidroklorida
1 N sampai titik akhir kuning pucat.
Tiap ml asam klorida 1 N
setara dengan 121,14 mg trometamin
HClmlx
mg
N
14,121
trometamin
=
Asam klorida metanol 0,5 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 18,23 g HCl
(BM 36,46)
Pembuatan Ke dalam labu tentukur 1000-ml yang
berisi 40 ml air, tambahkan perlahan-lahan 43 ml asam
klorida P. Dinginkan dan tambahkan metanol P sampai
tanda.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 2,5 g
trometamin P, keringkan sesuai petunjuk pada etiket.
Lakukan seperti tertera pada Asam klorida 1 N, mulai
dari “Larutkan dalam 50 ml air”.
HClmlx
mg
N
14,121
trometamin
=
Asam nitrat 1 N (BM 63,01)
Pembuatan Encerkan 68 ml asam nitrat P dengan air
sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 2 g
natrium karbonat anhidrat P, larutkan dalam 50 ml air
dan titrasi dengan larutan asam nitrat memakai
indikator 0,1 ml jingga metil LP sampai larutan berwarna
kuning kemerahan. Didihkan 2 menit. Larutan kembali
berwarna kuning. Didihkan dan lanjutkan titrasi sampai
terjadi kembali warna kuning kemerahan. Hitung
normalitas larutan.
Tiap ml asam nitrat 1 N
setara dengan 53,00 mg Na2CO3
Asam perklorat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 10,05 g HClO4
(BM 100,46)
[Catatan Jika untuk pengujian dan penetapan kadar,
ditetapkan “asam perklorat 0,1 N” atau kekuatan lain,
pakailah larutan dalam asam asetat glasial, kecuali
dinyatakan “dalam dioksan”. Seperti tertera pada Asam
perklorat dioksan 0,1 N.]
Pembuatan Masukkan 8,5 ml asam perklorat P ke
dalam 500 ml asam asetat glasial P, tambahkan 21 ml
anhidrida asetat P, dinginkan dan tambahkan asam
asetat glasial P sampai 1000 ml. Biarkan selama
24 jam. Sebagai pilihan lain, larutan dapat dibuat sebagai
berikut: Campur 11 ml asam perklorat P 60% dan 30 ml
asam asetat anhidrida P, dinginkan dan tambahkan
asam asetat glasial P sampai 1000 ml. Biarkan larutan
yang dibuat selama 1 hari, kelebihan air ditetapkan
dengan Metode Titrasi, seperti tertera pada Penetapan
Kadar Air <1031>. Jika kadar air lebih dari 0,05%,
tambahkan lagi asam asetat anhidrida P. Jika larutan
tidak mengandung air yang dapat dititrasi, tambahkan air
secukupnya sampai kadar air antara 0,02% dan 0,05%.
Biarkan larutan selama 1 hari dan tetapkan kembali
kandungan air. Larutan yang diperoleh dengan
kandungan air antara 0,02% dan 0,05% menampilkan
bebas dari asam asetat anhidrida.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 700 mg
kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan
dengan hati-hati dan dikeringkan pada suhu 120º selama
2 jam dan larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P
dalam labu 250 ml. Tambahkan 2 tetes kristal violet
LP dan titrasi dengan larutan asam perklorat sampai
warna ungu berubah menjadi hijau biru. Lakukan
penetapan blangko. Hitung normalitas larutan.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
20,42 mg kalium biftalat
)terkoreksi(HClOmlx20423,0
OHKHCg
N
4
448
=
Asam perklorat dioksan 0,1 N
Pembuatan Campur 8,5 ml asam perklorat P dengan
dioksan P yang telah dimurnikan dengan adsorpsi,
sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 700 mg
kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan
dengan hati-hati dan dikeringkan pada suhu 120º selama
2 jam dan larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P
dalam labu 250 ml. Tambahkan 2 tetes kristal violet
LP dan titrasi dengan larutan asam perklorat sampai
warna ungu berubah menjadi hijau kebiruan. Lakukan
penetapan blangko. Hitung normalitas larutan.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,42 mg kalium biftalat
)terkoreksi(HClOmlx20423,0
OHKHCg
N
4
448
=
Asam sulfat 1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 49,04 g H2SO4
(BM 98,07)
Pembuatan Tambahkan hati-hati dengan pengadukan,
30 ml asam sulfat P pada lebih kurang 1020 ml air,
biarkan dingin sampai suhu 25º dan tetapkan normalitas
dengan titrasi terhadap natrium karbonat seperti tertera
pada Asam klorida 1 N.
Asam sulfat etanol 0,5 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 24,52 g H2SO4
(BM 98,08)
Pembuatan Tambahkan secara hati-hati dengan
pengadukan 13,9 ml asam sulfat P pada beberapa etanol
mutlak P. Tambahkan etanol mutlak P sampai 1000 ml.
Dinginkan dan bakukan terhadap trometamin P seperti
tertera pada Asam klorida metanol 0,5 N.
42SOHmlx14,121
mintrometamg
N =
Barium klorida 0,1 M BaCl2.2H2O
(BM 242,3)
Pembuatan Larutkan 24,4 g barium klorida P dalam
air sampai 1000 ml.
Pembakuan Pipet 10 ml larutan, tambahkan 60 ml air,
3 ml amonium hidroksida P dan 0,5 sampai 1 mg
unguftalein P sebagai indikator dan titrasi dengan
dinatrium edetat 0,1 M LV. Pada waktu larutan mulai
tidak berwarna, tambahkan 50 ml etanol P dan titrasi
sampai larutan tidak berwarna. Hitung molaritas larutan.
Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M
setara dengan 24,43 mg BaCl2.2H2O
Besi(II) amonium sulfat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 39,21 g
Fe(NH4)2(SO4)2. 6H2O
(BM 392,14)
Pembuatan Larutkan 40 g besi(II) amonium sulfat P
dalam campuran 40 ml asam sulfat P dan 200 ml air
yang sebelumnya telah didinginkan, encerkan dengan air
sampai 1000 ml dan campur. pakailah dalam sehari.
Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 25 ml sampai
30 ml larutan, masukkan ke dalam labu, tambahkan
2 tetes ortofenantrolin LP dan titrasi dengan serium(IV)
sulfat 0,1 N LV sampai warna merah berubah menjadi
warna biru pucat. Hitung normalitas larutan dengan
rumus:
11
IVIV
Fetanlaruml
NCeCeml
N
×
=
Besi(III) amonium sulfat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 48,22 g
Fe(NH4)(SO4)2. 12H2O
(BM 482,19)
Pembuatan Larutkan 50 g besi(II) amonium sulfat P
dalam campuran 300 ml air dan 6 ml asam sulfat P,
encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Pembakuan Ukur saksama 40 ml larutan, masukkan
ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 5 ml asam
klorida P, campur dan tambahkan larutan 3 g kalium
iodida P dalam 10 ml air. Tutup, biarkan 10 menit,
lalu titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium
tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan indikator 3 ml kanji LP
menjelang titik akhir. Lakukan penetapan blangko.
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
( )244
32s32s
SOFeNNHml
OSNaNxOSNamlN =
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kedap, terlindung cahaya.
Brom 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 7,990 g Br
(BA 79,90)
Pembuatan Larutkan 3 g kalium bromat P dan 15 g
kalium bromida P dalam air sampai 1000 ml.
Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 25 ml larutan,
masukkan ke dalam labu iodum 500 ml dan encerkan
dengan 120 ml air. Tambahkan 5 ml asam klorida P,
tutup, kocok perlahan-lahan. lalu tambahkan 5 ml
kalium iodida LP, tutup kembali, kocok campuran,
biarkan selama 5 menit dan titrasi iodum yang
dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
tambahkan 3 ml kanji LP pada saat mendekati titik akhir.
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
2
32s32s
Brtanlaruml
OSNaNxOSNamlN =
Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat
kaca, berwarna cokelat tua.
Dinatrium etilendiaminatetrasetat 0,05 M
Dinatrium edetat 0,05 M
Tiap 1000 ml larutan mengandung 18,61 g
C10H14N2Na2O8.2H2O
(BM 372,2)
Pembuatan Larutkan 18,6 g dinatrium etilendiamina
tetraasetat P dalam air sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg baku
selometrik kalsium karbonat P yang sebelumnya telah
dikeringkan pada suhu 110° selama 2 jam dan didinginkan
dalam desikator, masukkan ke dalam gelas piala 400 ml,
tambahkan 10 ml air dan goyang sampai terbentuk bubur.
Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan masukkan 2 ml
asam klorida encer P dengan pipet, yang dimasukkan di
antara bibir gelas piala dan tepi kaca arloji. Goyang isi gelas
piala untuk melarutkan kalsium karbonat. Cuci dinding
gelas piala, permukaan luar pipet dan kaca arloji dengan air,
dan encerkan dengan air sampai lebih kurang 100 ml.
Sambil diaduk sebaiknya dengan pengaduk magnetik,
tambahkan lebih kurang 30 ml larutan dinatrium
etilendiamintetraasetat melalui buret 50 ml. Tambahkan
15 ml natrium hidroksida LP dan 300 mg indikator biru
hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi dengan larutan
dinatrium etilendiaminatetraasetat sampai terjadi titik akhir
warna biru. Hitung molaritas larutan dengan rumus:
V09,100
W
N =
W yaitu bobot dalam mg, CaCO3, dalam kalsium karbonat
P yang dipakai ; V yaitu volume dalam ml larutan
dinatrium etilendiaminatetraasetat yang diperlukan.
Indigo karmin
Pembuatan Gerus 4 g indigo karmin P dengan bagian air
sedikit demi sedikit (tidak lebih dari 900 ml) sampai larut dan
pindahkan larutan ke dalam gelas ukur 1000 ml. Tambahkan
2 ml asam sulfat P dan encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Pembakuan Pada 10 ml Larutan baku nitrat (NO3 100 bpj)
tambahkan 10 ml air, 0,05 ml larutan indigo karmin dan
dengan hati-hati sekaligus 30 ml asam sulfat P. Titrasi
larutan dengan larutan indigo karmin sampai terjadi titik akhir
warna biru yang mantap. Tiap ml indigo karmin setara
dengan 1 mg NO3.
Iodum 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 12,69 g I
(BA 126,90)
Pembuatan Larutkan lebih kurang 14 g iodum P
dalam larutan 36 g kalium iodida P dalam 100 ml air,
tambahkan 3 tetes asam klorida P, encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
- 1755 -
Pembakuan Pipet 25 ml larutan iodum 0,1 N
masukkan ke dalam labu iodum 250 ml, tambahkan air
sampai 100 ml, tambahkan 1 ml asam klorida 1 N, kocok
perlahan untuk mencampurkan dan titrasi dengan
natrium tiosulfat 0,1 N LV sampai larutan berwarna
kuning pucat. Tambahkan 2 ml kanji LP dan lanjutkan
titrasi sampai larutan tidak berwarna.
25
OSNaNxOSNamlN 32s32s=
Wadah dan penyimpanan Dalam botol sumbat kaca
berwarna cokelat tua.
Kalium arsenit 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 7,301 g KAsO2
(BM 146,02)
Pembuatan Larutkan 4,9455 g arsen trioksida P yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° selama 1 jam
dalam 75 ml kalium hidroksida 1 N. Tambahkan 40 g
kalium bikarbonat P, larutkan dalam lebih kurang 200 ml
air dan encerkan sampai 1000,0 ml.
Kalium bromat 0,1 N KBrO3
(BM 167,00)
Larutkan 2,784 g kalium bromat P (KBrO3) dalam air
sampai 1000 ml dan bakukan larutan sebagai berikut:
Pindahkan secara saksama beberapa volume lebih
kurang 40 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer
bersumbat kaca, tambahkan 3 g kalium iodida P dan 3
ml asam klorida P. Biarkan selama 5 menit, lalu
titrasi iodum yang terbentuk dengan natrium tiosulfat
0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP mendekati titik
akhir. Hitung normalitas larutan dengan rumus:
3
322322
KBrOtanlaruml
OSNaNOSNamlN ×
=
Kalium bromida-bromat 0,1 N
Larutkan 2,78 g kalium bromat P (KBrO3) dan 12,0 g
kalium bromida P (KBr) dalam air dan encerkan dengan
air sampai 1000 ml. Bakukan larutan seperti tertera pada
Kalium bromat 0,1 N.
KBr/KBrOml
OSNaNOSNamlN
3
322322 ×
=
Kalium hidroksida 1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 56,11 g KOH
Pembuatan Larutkan lebih kurang 68 g kalium
hidroksida P dalam 950 ml air. Tambahkan larutan
barium hidroksida P jenuh yang dibuat segar sampai
tidak terbentuk endapan. Kocok campuran dengan
saksama dan biarkan semalam dalam botol bersumbat.
Enaptuangkan cairan jernih atau saring larutan dalam
botol polyolefin bersumbat rapat dan bakukan dengan
procedure seperti tertera pada Natrium hidroksida 1 N.
KOHml20432,0
OHKHCg
N 448
×
=
Kalium hidroksida etanol 0,5 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 28,06 g KOH
Pembuatan Larutkan lebih kurang 34 g kalium
hidroksida P sampai 1000 ml. Biarkan larutan dalam
botol tertutup rapat selama 24 jam. lalu
enaptuangkan beningan secara cepat ke dalam botol
yang sesuai dan bertutup rapat.
Pembakuan Ukur saksama 25 ml asam klorida 0,5 N
LV, encerkan dengan 50 ml air, tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan kalium
hidroksida etanol sampai terjadi warna merah muda
pucat yang mantap. Hitung normalitas larutan dengan
rumus:
KOHml
HClNHClml
N
×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam botol tertutup
rapat, terlindung cahaya.
Kalium hidroksida metanol 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 5,612 g KOH
Pembuatan Larutkan lebih kurang 6,8 g kalium
hidroksida P dalam 4 ml air dan tambahkan metanol P
sampai 1000 ml. Biarkan larutan dalam botol tertutup
rapat selama 24 jam. lalu enaptuangkan beningan
secara cepat ke dalam botol yang sesuai dan bertutup
rapat.
Pembakuan Ukur saksama 25 ml asam klorida 0,1 N
LV, encerkan dengan 50 ml air, tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan kalium
hidroksida metanol sampai terjadi warna merah muda.
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
KOHml
HClNHClml
N
×
=
- 1756 -
Wadah dan penyimpanan Dalam botol tertutup
rapat, terlindung cahaya.
Kalium iodat 0,05 M
Tiap 1000 ml larutan mengandung 10,70 g KIO3
(BM 214,00)
Pembuatan Larutkan lebih kurang 10,70 g kalium
iodat P yang sebelumnya sudah dikeringkan pada suhu
110° sampai bobot tetap dalam air sampai 1000,0 ml.
Pembakuan Tuangkan 15,0 ml larutan ke dalam labu
iodum 250 ml, tambahkan 3 g kalium iodida P dan 3 ml
asam klorida P yang sebelumnya sudah diencerkan
dengan 10 ml air, tutup segera dan diamkan dalam gelap
selama 5 menit. lalu tambahkan 50 ml air dingin
dan titrasi iodum bebas dengan larutan natrium tiosulfat
0,1 N LV yang baru dibakukan. Mendekati titik akhir
titrasi, tambahkan 3 ml larutan indikator kanji LP,
lanjutkan titrasi sampai terbentuk kompleks iodum-kanji
berwarna biru.
6KIOml
OSNNaml
M
3
322
×
×
=
Kalium permanganat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,161 g KMnO4
(BM 158,03)
Pembuatan Larutkan lebih kurang 3,3 g kalium
permanganat P dalam 1000 ml air dalam labu dan
didihkan larutan selama lebih kurang 15 menit. Tutup
labu, biarkan selama tidak kurang dari 2 hari, saring
melalui penyaring kaca masir berporositas kecil. Jika
perlu lapisi dasar penyaring kaca masir dengan wol kaca.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg
natrium oksalat P, yang sebelumnya telah dikeringkan
pada suhu 110° sampai bobot tetap dan larutkan dalam
250 ml air. Tambahkan 7 ml asam sulfat P, panaskan
sampai suhu lebih kurang 70° dan lalu tambahkan
perlahan-lahan larutan kalium permanganat dari buret
sambil diaduk sampai terjadi warna merah muda pucat
yang tetap selama 15 detik. Suhu larutan selama titrasi
tidak kurang dari 60°.
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N setara dengan
6,700 mg natrium oksalat
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
06700,0KMNOtanlaruml
OCNag
N
4
422
×
=
sebab kalium permanganat akan direduksi jika
kontak dengan zat organik seperti karet, maka simpan
dalam wadah terbuat dari kaca atau bahan lain yang
inert. Jika akan dipakai bakukan kembali.
Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat
kaca, berwarna cokelat tua.
Larutan baku diklorofenol-indofenol
Pembuatan Timbang 50 mg natrium 2,6-diklorofenol-
indofenol P yang telah disimpan dalam desikator di atas
kapur tohor, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
tambahkan 50 ml air yang mengandung 42 mg natrium
bikarbonat P, kocok kuat sampai larut, tambahkan air
sampai 200 ml. Saring ke dalam botol bersumbat kaca
berwarna cokelat. pakailah dalam waktu 3 hari dan
lakukan pembakuan sesaat sebelum dipakai .
Pembakuan Timbang saksama 50 mg Asam Askorbat
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml
bersumbat kaca, lalu tambahkan volume asam
metafosfat-asetat LP sampai tanda. Segera pindahkan
2,0 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml yang
berisi 5 ml asam metafosfat-asetat LP dan secara cepat
titrasi dengan larutan diklorofenol-indofenol sampai
warna merah muda tetap tidak kurang dari 5 detik.
Lakukan penetapan blangko dengan mentitrasi 7 ml
asam metafosfat-asetat LP ditambah beberapa volume
air setara dengan volume larutan diklorofenol yang
dipakai dalam titrasi larutan asam askorbat. Kadar
larutan baku dinyatakan dalam kesetaraan, dalam mg
asam askorbat.
Litium metoksida benzena 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,798 g CH3OLi
(BM 37,97)
Pembuatan Larutkan 600 mg logam litium P yang
baru dipotong, dalam 150 ml metanol P, dinginkan labu
selama penambahan logam. sesudah reaksi sempurna,
tambahkan 850 ml benzena P. Jika larutan berkabut atau
terbentuk endapan, tambahkan metanol P secukupnya
untuk menjernihkan larutan. Sebaiknya simpan larutan
dalam botol yang dihubungkan dengan buret pengalir
otomatik, terlindung dari karbon dioksida dan
kelembaban.
Pembakuan Lakukan titrasi terhadap asam benzoat
seperti tertera pada Natrium metoksida toluen 0,1 N.
[Catatan Lakukan pembakuan secara berkala].
Litium metoksida klorobenzen 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,798 g CH3OLi
(BM 37,97)
Pembuatan Larutkan 700 mg logam litium P yang
baru dipotong dalam 150 ml metanol P, dinginkan labu
selama penambahan logam. sesudah reaksi sempurna,
tambahkan 850 ml klorobenzen P. Jika larutan berkabut
atau terbentuk endapan, tambahkan metanol P
secukupnya untuk menjernihkan larutan. Sebaiknya
simpan larutan dalam botol yang dihubungkan dengan
buret pengalir otomatik, terlindung dari karbon dioksida
dan kelembaban.
Pembakuan Lakukan titrasi terhadap asam benzoat
seperti tertera pada Natrium metoksida toluen 0,1 N.
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
[Catatan Lakukan pembakuan secara berkala.]
)(1,121 terkoreksimetoksidalitium
benzoatasammg
N
×
=
Natrium hidroksida 1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 40,00 g NaOH
(BM 40,00)
Pembuatan Larutkan 162 mg natrium hidroksida P
dalam 150 ml air bebas karbon dioksida P, dinginkan
larutan sampai suhu ruang, saring melalui kertas saring
yang dikeraskan. Masukkan 54,5 ml filtrat jernih ke
dalam wadah poliolefin bertutup rapat dan encerkan
dengan air bebas karbon dioksida P sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 5 g
kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan dan
dikeringkan pada suhu 120° selama 2 jam dan larutkan
dalam 75 ml air bebas karbon dioksida P. Tambahkan
2 tetes fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan natrium
hidroksida sampai terjadi warna merah muda yang tetap.
Tiap ml natrium hidroksida 1 N
setara dengan 204,2 mg kalium biftalat
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
NaOHtanlaruml20423,0
OHKHCg
N
448
×
=
[Catatan (1) Larutan alkali hidroksida menyerap
karbon dioksida bila kontak dengan udara. Simpan
larutan dalam botol bertutup rapat dengan tutup sesuai,
yang dilengkapi dengan tabung yang diisi campuran
natrium hidroksida dan kapur, sesampai udara yang
masuk wadah harus melalui tabung ini, yang akan
menyerap karbon dioksida. (2) Buat larutan dengan
kadar lebih rendah (seperti 0,1 N, 0,01 N), dengan
mengencerkan secara kuantitatif beberapa volume yang
diukur saksama larutan 1 N dengan air bebas karbon
dioksida secukupnya sampai diperoleh larutan dengan
kadar yang diinginkan. Lakukan pembakuan secara
berkala.]
Natrium hidroksida etanol 0,1 N
(BM 40,00)
Pembuatan Ke dalam 250 ml etanol P tambahkan
2 ml larutan natrium hidroksida P 50%.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg
asam benzoat P, larutkan dalam campuran 10 ml
etanol P dan 2 ml air. Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP,
titrasi dengan larutan natrium hidroksida etanol 0,1 N LV
sampai warna merah muda pucat. Hitung normalitas
larutan dengan rumus:
NaOHml1,121
benzoatasammg
N
×
=
Natrium metoksida toluen 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 5,402 g CH3ONa
(BM 54,02)
Pembuatan Dinginkan dalam air es, 150 ml metanol P
dalam labu tentukur 1000-ml dan tambahkan sedikit
demi sedikit lebih kurang 2,5 g natrium P segar. Jika
telah larut, tambahkan toluen P sampai 1000 ml, campur.
Sebaiknya simpan larutan dalam botol yang
dihubungkan ke buret pengalir otomatik, terlindung dari
karbon dioksida dan kelembaban.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 400 mg
asam benzoat P, larutkan dalam 80 ml dimetilformamida P
dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes larutan biru
timol P (1 dalam 100) dalam dimetilformamida P dan
titrasi dengan larutan natrium metoksida sampai titik
akhir warna biru.
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N
setara dengan 12,21 mg asam benzoat
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
)terkoreksi(ONaCHml1,121
benzoatasammg
N
3×
=
[Catatan (1) Untuk menghilangkan kekeruhan yang
mungkin terjadi pada waktu pengenceran dengan toluen,
tambahkan metanol P sampai larutan jernih (biasanya
25 sampai 30 ml). (2) Lakukan pembakuan secara
berkala.]
Natrium nitrit 0,1 M
Tiap 1000 ml larutan mengandung 6,900 g NaNO2
(BM 69,00)
Pembuatan Larutkan 7,5 g natrium nitrit P dalam air
sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 500 mg
Sulfanilamida BPFI yang sebelumnya telah dikeringkan
pada suhu 105° selama 3 jam dan masukkan ke dalam
gelas piala yang sesuai. Tambahkan 20 ml asam
klorida P dan 50 ml air, aduk sampai larut dan dinginkan
sampai suhu 15°. Pertahankan suhu pada lebih kurang
15°, titrasi perlahan-lahan dengan larutan natrium nitrit,
tempatkan ujung buret di bawah permukaan larutan
untuk menghindari oksidasi natrium nitrit oleh udara,
aduk larutan hati-hati dengan pengaduk magnetik, namun
- 1758 -
hindari penarikan udara oleh putaran di bawah
permukaan. pakailah indikator seperti tertera pada
masing-masing monografi atau jika dipakai procedure
potensiometrik, pakailah elektroda kalomel-platina atau
platina-platina. Pada 1 ml sebelum titik akhir titrasi,
tambahkan titran tiap kali 0,1 ml dan biarkan 1 menit
diantara penambahan.
Tiap ml natrium nitrit 0,1000 M
setara dengan 17,22 mg sulfanilamid
Hitung molaritas larutan dengan rumus:
2NaNOml22,172
idsulfanilammgN
×
=
Natrium tetrafenilboron 0,02 M
Tiap 1000 ml larutan mengandung 6,845 g NaB(C6H5)4
(BM 342,2)
Pembuatan Larutkan beberapa natrium
tetrafenilboron P setara dengan 6,845 g NaB(C6H5)4
dalam air sampai 1000 ml.
Pembakuan Pipet masing-masing 75 ml larutan,
masukkan ke dalam 2 dua gelas piala berbeda,
tambahkan masing-masing 1 ml asam asetat P dan
25 ml air. Pada setiap gelas piala tambahkan 25 ml
larutan kalium biftalat P (1 dalam 20) dan diamkan
selama 2 jam. Saring salah satu campuran melalui krus
penyaring, cuci endapan dengan air dingin. Pindahkan
endapan ke dalam wadah, tambahkan 50 ml air, kocok
sekali-sekali selama 30 menit, saring, pakailah filtrat
sebagai larutan natrium tetrafenilborat jenuh dalam
procedure pembakuan berukut ini. Saring campuran
kedua melalui krus penyaring yang telah ditara, cuci
endapan tiga kali, tiap kali dengan 5 ml larutan kalium
tetrafenilborat jenuh. Keringkan endapan pada suhu 105º
selama 1 jam.
Tiap g kalium tetrafenilborat
setara dengan 955,1 mg natrium tetrafenilboron
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
075,022,342
9551,0borattetrafenilkaliumg
N
×
×
=
[Catatan Buat larutan segera sebelum dipakai .]
Natrium tiosulfat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 24, 82 g
Na2S2O3.5H2O
(BM 248,19)
Pembuatan Larutkan lebih kurang 26 g natrium
tiosulfat P dan 200 natrium karbonat P dalam air yang
sebelumnya telah didihkan dan didinginkan, sampai
1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 210 mg
kalium bikromat P yang sebelumnya telah dihaluskan
dan dikeringkan pada suhu 120° selama 4 jam dan
larutkan dengan 100 ml air dalam labu bersumbat kaca
500 ml. Goyang sampai padatan larut, angkat tutup,
tambahkan dengan cepat 3 g kalium iodida P,
2 g natrium bikarbonat P dan 5 ml asam klorida P.
Tutup labu, goyang sampai tercampur, biarkan di tempat
gelap selama 10 menit. Bilas tutup dan dinding labu
sebelah dalam dengan air dan titrasi iodum yang
dibebaskan dengan larutan natrium tiosulfat sampai
warna hjau kekuningan. Tambahkan 3 ml kanji LP dan
lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1000 N setara dengan
4,904 mg kalium bikromat
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
322
72
OSNaml04,49
OCrKmg
N 2
×
=
[Catatan Lakukan pembakuan secara berkala.]
Perak nitrat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 16,99 g AgNO3
(BM 169,9)
Pembuatan Larutkan lebih kurang 17,0 g perak nitrat P
dalam air sampai 1000 ml.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 100 mg
natrium klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan
pada suhu 110° selama 2 jam, dalam gelas piala 150 ml,
larutkan dalam 30 ml air dan tambahkan 5 ml asam
asetat P, 50 ml metanol P dan 3 tetes eosin Y LP. Aduk
dengan pengaduk magnetik dan titrasi larutan perak
nitrat.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 5,844 mg NaCl
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
3AgNOml44,58
NaClmgN
×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Raksa(II) nitrat 0,02 M
Pembuatan Larutkan 6,85 g raksa(II) nitrat P dalam
air yang mengandung 10 ml asam nitrat 2 N dan
encerkan dengan air sampai 1000 ml.
- 1759 -
Pembakuan Pipet 25 ml larutan, tambahkan 100 mg
jingga xilenol campur P dan 2 g heksamin P dan titrasi
dengan dinatrium edetat 0,02 M LV sampai terjadi titik
akhir warna kuning. Hitung kadar raksa(II) nitrat dalam
larutan.
Tiap ml dinatrium edetat 0,02 M
setara dengan 6,493 mg Hg(NO3)2
Jika larutan akan dipakai untuk penetapan kadar
penisilin, lakukan pembakuan sebagai berikut: Timbang
saksama lebih kurang 15 mg natrium klorida P, larutkan
dalam 50 ml air dan titrasi dengan larutan raksa(II)
nitrat. Tentukan titik akhir titrasi secara potensiometrik
memakai elektroda indikator raksa atau platina dan
elektroda baku raksa-raksa(I) sulfat. Hitung kadar
raksa(II) nitrat dalam larutan.
Tiap ml raksa(II) nitrat 0,02 M
setara dengan 2,338 mg NaCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Serium(IV) amonium nitrat 0,05 N
Tiap 100 ml larutan mengandung 2,741 g
Ce(NO3)4.2NH4NO3
(BM 548,22)
Pembuatan Larutkan 2,75 g serium(IV) amonium
nitrat P dalam asam nitrat 1 N sampai diperoleh larutan
100 ml dan saring.
Pembakuan Ukur saksama lebih kurang 10 ml besi(II)
amonium sulfat 0,1 N LV yang baru dibakukan,
masukkan ke dalam labu, encerkan dengan air sampai
lebih kurang 100 ml. Tambahkan 1 tetes
nitrofenantrolin LP dan titrasi dengan larutan serium(IV)
amonium nitrat 0,05 N LV sampai tidak berwarna.
Dari volume besi(II) amonium sulfat 0,1 N LV yang
dipakai , hitung normalitas larutan dengan rumus:
( ) ( ) ( ) ( )
( ) 3443
24242424
NONH2.NOCeml
SONHFeNSONHFeml
N
×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Serium(IV) sulfat 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 33,22 g
Ce(SO4)2
(BM 332,24)
Pembuatan pakailah larutan standar yang tersedia
dalam perdagangan.
Pembakuan Timbang saksama lebih kurang 200 mg
natrium oksalat P yang sebelumnya telah dikeringkan
sesuai yang tertera pada etiket dan larutkan dalam 75 ml
air. Tambahkan sambil diaduk 2 ml asam sulfat P yang
sebelumnya telah dicampur dengan 5 ml air, tambahkan
10 ml asam klorida P dan panaskan pada suhu antara
70° dan 75°. Titrasi dengan serium(IV) sulfat 0,1 N
sampai terjadi warna kuning muda yang tetap.
Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N
setara dengan 6,7 g natrium oksalat
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
( )
2
422
4SOCeml00,67
OCNamg
N
×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Setilpiridinium klorida 0,005 M
Pembuatan Larutkan 1,8 g setilpiridinium klorida P
dalam 10 ml etanol P dan encerkan dengan air sampai
1000 ml.
Pembakuan Pindahkan 25,0 ml larutan ke dalam
corong pisah, tambahkan 25 ml kloroform P, 10 ml
natrium hidroksida 0,01 M dan 10 ml larutan kalium
iodida P 0,5% yang dibuat segar. Kocok baik-baik,
biarkan memisah dan alirkan lapisan klorofom. Kocok
lapisan air lebih lanjut 3 kali tiap kali dengan 10 ml
kloroform P dan buang lapisan kloroform. Tambahkan
40 ml asam klorida P, dinginkan dan titrasi dengan
kalium iodat 0,005 M LV sampai larutan berwarna coklat
muda. Tambahkan 2 ml kloroform P dan lanjutkan
titrasi, kocok kuat dan biarkan memisah sesudah tiap
penambahan, sampai lapisan kloroform tidak berwarna.
Titrasi campuran 20 ml air, 10 ml larutan kalium iodida P
0,5% dan 40 ml asam klorida P dengan kalium iodat
0,005 M LV dengan cara yang sama. Perbedaan antara
titrasi menampilkan jumlah kalium iodat yang
diperlukan.
Tiap ml kalium iodat 0,005 M
setara dengan 3,580 mg setilpiridinium klorida,
C21H38ClN.H2O.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Tembaga (II) sulfat 0,02 M
(BM 249,7)
Pembuatan Larutkan 5,0 g tembaga(II) sulfat P
dalam air dan encerkan sampai 1000 ml.
Pembakuan Pipet 20 ml larutan, tambahkan 2 g
natrium asetat P dan titrasi dengan dinatrium edetat
0,02 M LV memakai indikator 0,1 ml larutan
piridilazonaftol P 0,1% dalam etanol mutlak P, sampai
warna larutan berubah dari biru ungu menjadi hijau
jamrud. Titrasi perlahan-lahan sampai titik akhir
berwarna kuning. Hitung molaritas larutan.
Tiap ml dinatrium edetat 0,02 M
setara dengan 4,994 mg CuSO4.5H2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 25, 95 g
(C4H9)4.N2O
(BM 259,47)
Pembuatan Larutkan 40 g tetra-n-butilamonium
iodida P dengan 90 ml metanol mutlak P dalam labu
bersumbat kaca. Letakkan labu di dalam tangas es,
tambahkan 20 g serbuk perak oksida P, tutup labu,
kocok kuat-kuat selama 60 menit. Sentrifus beberapa ml
dan uji beningan terhadap iodida seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>. Jika reaksi positif, tambahkan
lagi 2 g serbuk perak oksida P, biarkan selama 30 menit
sambil sesekali dikocok. Jika semua iodida telah
bereaksi, saring melalui penyaring kaca masir halus.
Bilas labu dan penyaring tiga kali, tiap kali dengan
50 ml toluen anhidrat P. Encerkan dengan campuran
toluene anhidrat dan metanol anhidrat P (3:1) sampai
1000 ml. Alirkan gas nitrogen bebas karbon dioksida ke
dalam larutan selama 10 menit sampai kering. [Catatan
Jika perlu, untuk mendapatkan larutan yang jernih,
dapat ditambahkan sedikit metanol anhidrat P.] Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari karbon
dioksida dan kelembaban, buang sesudah 60 hari. Sebagai
pilihan lain, larutan dapat dibuat dengan mengencerkan
beberapa volume sesuai larutan tetrabutilamonium
hidroksida yang tersedia dalam perdagangan dalam
metanol, dengan campuran 4 volume toluen anhidrat P
dan 1 volume metanol anhidrat P. [Catatan Jika perlu,
untuk mendapatkan larutan yang jernih, dapat
ditambahkan sedikit metanol anhidrat P.]
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
karbon dioksida dan kelembaban, buang sesudah 60 hari.
Sebagai pilihan lain, larutan dapat dibuat dengan
mengencerkan beberapa volume sesuai larutan
tetrabutilamonium hidroksida yang tersedia dalam
perdagangan dalam metanol, dengan campuran 4 volume
toluen anhidrat P. [Catatan Jika perlu, untuk
mendapatkan larutan yang jernih, dapat ditambahkan
sedikit metanolanhidrat P.]
Pembakuan Lakukan pembakuan segera sebelum
dipakai , sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 400 mg asam benzoat P, larutkan dalam 80 ml
dimetilformamida P, tambahkan 3 tetes larutan biru
timol P dalam dimetilformamida P (1 dalam 100).
Titrasi dengan larutan tetrabutilamonium hidroksida
sampai terjadi titik akhir warna biru, memakai buret
yang dilengkapi dengan alat penyerap karbon dioksida.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N
setara dengan 12,21mg asam benzoat
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
( ) NOHHCml1,121
benzoatasammg
N
494×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Timbal(II) nitrat 0,05 M
(BM 331,2)
Pembuatan Larutkan 16,5 g timbal(II) nitrat P dalam
air sampai 1000 ml.
Pembakuan Pipet 50 ml larutan, tambahkan 50 mg
jingga xilenol campur P dan heksamin P sampai terjadi
warna merah muda ungu dan titrasi dengan dinatrium
edetat 0,1 M LV sampai terjadi titik akhir warna kuning
muda. Hitung molaritas larutan.
Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M setara dengan
33,12 mg Pb(NO3)2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Titan(III) klorida 0,1 N
Tiap 1000 ml larutan mengandung 15,42 g TiCl3
(BM 154,23)
Pembuatan Tambahkan 75 ml larutan titan(III) klorida
P (1 dalam 5) ke dalam 75 ml asam klorida P, encerkan
sampai 1000 ml. Lakukan pembakuan memakai alat
titrasi khusus sebagai berikut:
Alat Simpan larutan titan(III) klorida P dalam sistem
alat titrasi wadah tertutup, dengan aliran hidrogen.
pakailah labu titrasi 500 ml dan hubungkan dengan alat
tutup karet sumbat rapat ke buret titrasi, sisipkan pipa
untuk memasukkan karbon dioksida, dan pipa keluaran.
Atur pengadukan secara mekanik. Semua sambungan
harus kedap udara. Atur sampai hidrogen dan karbon
dioksida lewat melalui botol pencuci yang berisi larutan
titan(III) klorida P (lebih kurang 1 dalam 50), untuk
mengusir oksigen. Jika larutan yang dititrasi harus
dipanaskan sebelum atau selama titrasi, hubungkan labu
titrasi dengan kondensor refluks melalui sumbat karet.
Pembakuan Pipet 40 ml besi(III) amonium sulfat
0,1 N LV ke dalam labu titrasi dan alirkan dengan cepat
karbon dioksida P sampai semua udara hilang.
Tambahkan larutan titan(III) klorida dari buret sampai
mendekati titik akhir (lebih kurang 35 ml), lalu
tambahkan melalui tabung keluaran 5 ml amonium
tiosianat LP dan lanjutkan titrasi sampai larutan tidak
berwarna.
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
( ) ( )
3
244244
TiClml
SOFeNHNSOFeNHml
N
×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Zink sulfat 0,05 M
Tiap 1000 ml larutan mengandung 14,4 g
ZnSO4.7H2O
(BM 287,56)
Pembuatan Larutkan 14,4 g zink sulfat P dalam air
sampai 1000 ml.
Pembakuan Ukur saksama 10 ml dinatrium edetat
0,05 M LV, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml
dan tambahkan berturut-turut 10 ml dapar asam
asetatamonium asetat LP; 50 ml etanol P dan 2 ml
ditizon LP. Titrasi dengan larutan zink sulfat sampai
terjadi warna merah muda terang.
Hitung normalitas larutan dengan rumus:
4ZnSOml
atdetenatriumMatdetenatriummlN ×
=
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
DAFTAR TABEL
TABEL ALKOHOLOMETRIK
Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol
Persentase Bobot Jenis Persentase Bobot Jenis
C2H5OH dalam udara C2H5OH dalam udara
v/v v/v
pada b/b pada pada b/b pada pada pada
15,56° C 25° C 15,56° C 15,56° C 25° C 15,56° C
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
0 0,00 1,0000 1,0000 0 0,00 1,0000 1,0000
1 0,80 0,9985 0,9985 1 1,26 0,9981 0,9981
2 1,59 0,9970 0,9970 2 2,51 0,9963 0,9963
3 2,39 0,9956 0,9956 3 3,76 0,9945 0,9945
4 3,19 0,9941 0,9942 4 5,00 0,9927 0,9928
5 4,00 0,9927 0,9928 5 6,24 0,9911 0,9912
6 4,80 0,9914 0,9915 6 7,48 0,9894 0,9896
7 5,61 0,9901 0,9902 7 8,71 0,9879 0,9881
8 6,42 0,9888 0,9890 8 9,94 0,9863 0,9867
9 7,23 0,9875 0,9878 9 11,17 0,9848 0,9852
10 8,05 0,9862 0,9866 10 12,39 0,9833 0,9839
11 8,86 0,9850 0,9854 11 13,61 0,9818 0,9825
12 9,68 0,9838 0,9843 12 14,83 0,9804 0,9812
13 10,50 0,9826 0,9832 13 16,05 0,9789 0,9799
14 11,32 0,9814 0,9821 14 17,26 0,9776 0,9787
15 12,14 0,9802 0,9810 15 18,47 0,9762 0,9774
16 12,96 0,9790 0,9800 16 19,68 0,9748 0,9763
17 13,79 0,9778 0,9789 17 20,88 0,9734 0,9751
18 14,61 0,9767 0,9779 18 22,08 0,9720 0,9738
19 15,44 0,9756 0,9769 19 23,28 0,9706 0,9726
20 16,27 0,9744 0,9759 20 24,47 0,9692 0,9714
21 17,10 0,9733 0,9749 21 25,66 0,9677 0,9701
22 17,93 0,9721 0,9739 22 26,85 0,9663 0,9688
23 18,77 0,9710 0,9729 23 28,03 0,9648 0,9675
24 19,60 0,9698 0,9719 24 29,21 0,9633 0,9662
25 20,44 0,9685 0,9708 25 30,39 0,9617 0,9648
26 21,29 0,9673 0,9697 26 31,56 0,9601 0,9635
27 22,13 0,9661 0,9687 27 32,72 0,9585 0,9620
28 22,97 0,9648 0,9676 28 33,88 0,9568 0,9605
29 23,82 0,9635 0,9664 29 35,03 0,9551 0,9590
30 24,67 0,9622 0,9653 30 36,18 0,9534 0,9574
Persentase Bobot Jenis Persentase Bobot Jenis
C2H5OH dalam udara C2H5OH dalam udara
v/v v/v
pada b/b pada pada b/b pada pada pada
15,56° C 25° C
15,56°
C 15,56° C 25° C
15,56°
C
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 25,52 0,9609 0,9641 31 37,32 0,9516 0,9558
32 26,38 0,9595 0,9629 32 38,46 0,9498 0,9541
33 27,24 0,9581 0,9617 33 39,59 0,9480 0,9524
34 28,10 0,9567 0,9604 34 40,72 0,9461 0,9506
35 28,97 0,9552 0,9590 35 41,83 0,9442 0,9488
36 29,84 0,9537 0,9576 36 42,94 0,9422 0,9470
37 30,72 0,9521 0,9562 37 44,05 0,9402 0,9451
38 31,60 0,9506 0,9548 38 45,15 0,9382 0,9432
39 32,48 0,9489 0,9533 39 46,24 0,9362 0,9412
40 33,36 0,9473 0,9517 40 47,33 0,9341 0,9392
41 34,25 0,9456 0,9501 41 48,41 0,9320 0,9372
42 35,15 0,9439 0,9485 42 49,48 0,9299 0,9352
43 36,05 0,9421 0,9469 43 50,55 0,9278 0,9331
44 36,96 0,9403 0,9452 44 51,61 0,9256 0,9310
45 37,87 0,9385 0,9434 45 52,66 0,9235 0,9289
46 38,78 0,9366 0,9417 46 53,71 0,9213 0,9268
47 39,70 0,9348 0,9399 47 54,75 0,9191 0,9246
48 40,62 0,9328 0,9380 48 55,78 0,9169 0,9225
49 41,55 0,9309 0,9361 49 56,81 0,9147 0,9203
50 42,49 0,9289 0,9342 50 57,83 0,9124 0,9181
51 43,43 0,9269 0,9322 51 58,84 0,9102 0,9159
52 44,37 0,9248 0,9302 52 59,85 0,9079 0,9137
53 45,33 0,9228 0,9282 53 60,85 0,9056 0,9114
54 46,28 0,9207 0,9262 54 61,85 0,9033 0,9092
55 47,25 0,9185 0,9241 55 62,84 0,9010 0,9069
56 48,21 0,9164 0,9220 56 63,82 0,8987 0,9046
57 49,19 0,9142 0,9199 57 64,80 0,8964 0,9024
58 50,17 0,9120 0,9177 58 65,77 0,8941 0,9001
59 51,15 0,9098 0,9155 59 66,73 0,8918 0,8978
60 52,15 0,9076 0,9133 60 67,79 0,8895 0,8955
Persentase Bobot Jenis Persentase Bobot Jenis
C2H5OH dalam udara C2H5OH dalam udara
v/v v/v
pada b/b pada pada b/b pada pada pada
15,56° C 25° C
15,56°
C 15,56° C 25° C
15,56°
C
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
61 53,15 0,9053 0,9111 61 68,64 0,8871 0,8932
62 54,15 0,9030 0,9088 62 69,59 0,8848 0,8909
63 55,17 0,9006 0,9065 63 70,52 0,8824 0,8886
64 56,18 0,8983 0,9042 64 71,46 0,8801 0,8862
65 57,21 0,8959 0,9019 65 72,38 0,8777 0,8839
66 58,24 0,8936 0,8995 66 73,30 0,8753 0,8815
67 59,28 0,8911 0,8972 67 74,21 0,8729 0,8792
68 60,33 0,8887 0,8948 68 75,12 0,8706 0,8768
69 61,38 0,8862 0,8923 69 76,02 0,8682 0,8745
70 62,44 0,8837 0,8899 70 76,91 0,8658 0,8721
71 63,51 0,8812 0,8874 71 77,79 0,8634 0,8697
72 64,59 0,8787 0,8848 72 78,67 0,8609 0,8673
73 65,67 0,8761 0,8823 73 79,54 0,8585 0,8649
74 66,67 0,8735 0,8797 74 80,41 0,8561 0,8625
75 67,87 0,8709 0,8771 75 81,27 0,8537 0,8601
76 68,98 0,8682 0,8745 76 82,12 0,8512 0,8576
77 70,10 0,8655 0,8718 77 82,97 0,8488 0,8552
78 71,23 0,8628 0,8691 78 83,81 0,8463 0,8528
79 72,38 0,8600 0,8664 79 84,64 0,8439 0,8503
80 73,53 0,8572 0,8636 80 85,46 0,8414 0,8479
81 74,69 0,8544 0,8608 81 86,28 0,8389 0,8454
82 75,86 0,8516 0,8580 82 87,08 0,8364 0,8429
83 77,04 0,8487 0,8551 83 87,89 0,8339 0,8404
84 78,23 0,8458 0,8522 84 88,68 0,8314 0,8379
85 79,44 0,8428 0,8493 85 89,46 0,8288 0,8354
86 80,66 0,8397 0,8462 86 90,24 0,8263 0,8328
87 81,90 0,8367 0,8432 87 91,01 0,8237 0,8303
88 83,14 0,8335 0,8401 88 91,77 0,8211 0,8276
89 84,41 0,8303 0,8369 89 92,52 0,8184 0,8250
90 85,69 0,8271 0,8336 90 93,25 0,8158 0,8224
Persentase Bobot Jenis Persentase Bobot Jenis
C2H5OH dalam udara C2H5OH dalam udara
v/v v/v
pada b/b pada pada b/b pada pada pada
15,56°
C 25° C
15,56°
C 15,56° C 25° C
15,56°
C
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
91 86,99 0,8237 0,8303 91 93,98 0,8131 0,8197
92 88,31 0,8202 0,8268 92 94,70 0,8104 0,8170
93 89,65 0,8167 0,8233 93 95,41 0,8076 0,8142
94 91,03 0,8130 0,8196 94 96,10 0,8048 0,8114
95 92,42 0,8092 0,8158 95 96,79 0,8020 0,8086
96 93,85 0,8053 0,8118 96 97,46 0,7992 0,8057
97 95,32 0,8011 0,8077 97 98,12 0,7962 0,8028
98 96,82 0,7968 0,8033 98 98,76 0,7932 0,7998
99 98,38 0,7921 0,7986 99 99,39 0,7902 0,7967
100 100,00 0,7871 0,7936 100 100,00 0,7871 0,7936
TABEL BOBOT MOLEKUL
Rumus dan Bobot Molekul
Tabel berikut mencakup rumus molekul dan bobot
molekul dari senyawa secara umum yang digolongkan
sebagai bahan kimia dari masing-masing monografi.
Sebagai tambahan Tabel termasuk rumus molekul dan
bobot molekul dari senyawa lain, yang belum ada
dalam Tabel ini, mungkin akan dimasukkan dalam
suplemen.
Komisi Internasional Bobot Atom dan keruahan isotop
telah memberi ketidaktentuan dalam harga bobot
atom dalam beberapa tahun yang lalu. Tidak dapat
ditentukan apakah tingkat informasi dari beberapa
ketidaktentuan seharusnya dipakai pada Tabel Bobot
Molekul farmakope ini. Pada saat ini bobot molekul
dalam tabel berikut harus dianggap teliti sampai 4 bagian
dalam 10.000 (0,04%) atau lebih tinggi.
Akseroftol C20H30O 286,46
Alfa Tokoferil Asetat C31H52O3 472,70
Alfa Tokoferol C29H50O2 430,71
Alopurinol C5H4N4O 136,11
Alprazolam C17H13ClN4 308,77
Alprenolol Hidroklorida C15H23NO2.HCl 285,80
Aluminium Hidroksida AlOH3 78,00
Aluminium Kalium Sulfat AlK(SO4)2.12H2O 474,38
Amantadin Hidroklorida C10H17N.HCl 187,71
Amfetamin Sulfat (C9H13N)2.H2O4 368,49
Amfoterisin B C47H73NO17 924,09
Amikasin C22H43N5O13 585,61
Amikasin Sulfat C22H43N5O13.2H2SO4 781,75
Amilorida Hidroklorida C6H8ClN7O.HCl.2H2O 302,12
Aminofilin C16H24N10O4 420,43
Amitriptilin Hidroklorida C20H23N.HCl 313,87
Amobarbital C11H18N2O3 226,27
Amoksisilin C16H19N3O5S.3H2O 419,45
Amoksisilin Anhidrat C16H19N3O5S 365,40
Amoksisilin Natrium C16H18N3NaO5S 387,40
Amoksisilin Sulfat (C9H13N)2O.H2SO4 368,49
Amonia NH3 17,03
Amonium Klorida NH4Cl 53,49
Ampisilin C16H19N3O4S 349,40
Ampisilin Natrium C16H18N3NaO4S 371,39
Antazolin Hidroklorida C17H19N3.HCl 301,82
Antipirin C11H12N2O 188,23
Apomorfin Hidroklorida C17H17NO2.HCl.H2O 312,80
Asam Aminokaproat C6H13NO2 131,17
-
Asam Aminosalisilat C7H7NO3 153,14
Asam Asetat C2H4O2 60,05
Asam Asetilsalisilat C9H8O4 180,16
Asam Askorbat C6H8O6 176,13
Asam Benzoat C7H6O2 122,12
Asam Folat C19H19N7O6 441,40
Asam Fosfat H3PO4 98,00
Asam Fusidat C31H48O6.H2O 525,70
Asam Klorida HCl 36,46
Asam Mefenamat C15H15NO2 241,29
Asam Nalidiksat C12H12N2O3 232,24
Asam Nitrat HNO3 63,01
Asam Salisilat C7H6O3 138,12
Asam Sitrat C6H8O7 192,12
Asam Sorbat C6H8O2 112,13
Asam Sulfat H2SO4 98,07
Asam Tartrat C4H6O6 150,09
Asam Undesilenat C11H20O2 184,28
Asam Valproat C8H16O2 144,21
Asetazolamida C4H6N4O3S2 222,24
Asetazolamida Natrium C4H5N4NaO3S2 244,22
Asetilkolin Klorida C7H16ClNO2 181,66
Asetilsistein C5H9NO3S 163,19
Asetofenazin C23H29N3O2S 411,56
Asetofenazin Maleat C23H29N3O2S.2C4H4O4 643,71
Aseton C3H6O 58,08
Asiklovir C8H11O3N5 225,21
Atenolol C14H22N2O3 266,30
Atropin Sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H2O 694,84
Azatadin Maleat C20H22N2.2C4H4O4 522,55
Azatioprin C9H7N7O2S 277,26
Barium Sulfat BaSO4 233,39
Beklometason Dipropionat C28H37ClO7 521,05
Benzetonium Klorida C27H42ClNO2 448,09
Benzil Alkohol C7H8O 108,14
Benzil Benzoat C14H12O2 212,25
Benzoil Peroksida Hidrat C14H10O4 242,23
-
Benzokain C9H11NO2 165,19
Betametason C22H29FO5 392,47
Betametason Dipropionat C28H37FO7 504,59
Betametason Natrium Fosfat C22H28FNa2O8P 516,41
Betametason Valerat C27H37FO6 476,58
Biru Metilen C16H18ClN3S.3H2O 373,90
Bisakodil C22H19NO4 361,40
Bismut Subgalat C7H5BiO6 394,09
Bismut Subnitrat 4Bi(OH)2NO3.BiOOH 1461,99
Bromfeniramin Maleat C16H19BrN2 319,24
Bromokriptin Mesilat C32H40BrN5O5.CH4O3S 750,70
Bupivakain Hidroklorida C18H28N2O.HCl.H2O 342,91
Busulfan C6H14O6S2 246,29
Butil Hidroksianisol C11H16O2 180,25
Butil Hidroksitoluen C15H24O 220,35
Butilparaben C11H14O3 194,23
Daktinomisin C62H86N12O16 1255,43
Dapson C12H12N2O2S 248,30
Daunorubisin Hidroklorida C27H29NO10.HCl 563,99
Deferoksamin Mesilat C25H48N6O8.CH4O3S 656,79
Deksametason C22H29FO5 392,47
Deksametason Asetat C24H31FO6.H2O 452,52
Deksametason Natrium Fosfat C22H28FNA2O8P 516,41
Deksbromfeniramin Maleat C16H19BRN2.C4H4O4 435,32
Deksklorfeniramin Maleat C16H19CLN2.C4H4O4 390,87
Dekspantenol C9H19NO4 205,25
Dekstrometorfan C18H25NO 271,40
Dekstrometorfan Hidrobromida C18H25NO.HBR.H2O 370,33
Dekstrosa C6H12O6.H2O 198,17
Dekualinium Klorida C30H40CL2N4 527,60
Demeklosiklin Hidroklorida C21H21CLN2O8.HCL 501,32
Deslanosida C47H74O19 943,09
Desoksimetason C22H29FO4 376,47
Diazepam C16H13CLN2O 284,75
Dibukain Hidroklorida C20H29N3O2.HCL 379,93
Didrogesteron C21H28O2 312,45
Dietilkarbamazin Sitrat C10H21N3O.C6H8O7 391,42
-
Dietilstilbestrol C18H20O2 268,35
Difenhidramin Hidroklorida C17H21NO.HCL 291,82
Difenoksilat Hidroklorida C30H32N2O2.HCl 489,06
Digitoksin C41H64O13 764,95
Digoksin C41H64O14 780,95
Dihidroergotamin Mesilat C33H37N5O5.CH4O3S 679,79
Dihidrostreptomisin Sulfat (C21H41N7O12)2.3H2SO4 1461,41
Diklosasilin Natrium C19H16CL2N3NaO5S.H2O 510,32
Dikumarol C19H12O6 336,30
Diltiazem Hidroklorida C22H26N2O4S.HCL 450,98
Dimenhidrinat C17H21NO.C7H7ClN4O2 469,97
Dimerkaprol C3H8OS2 124,22
Dinatrium Edetat C10H14N2Na2O8.2H2O 372,24
Dinatrium Etilendiamin Tetraasetat C10H14N2Na2O8.2H2O 372,24
Dipiridamol C24H40N8O4 504,63
Disiklomin Hidroklorida C19H35NO2.HCL 345,95
Disopiramida C21H29N3O 339,48
Disopiramida Fosfat C21H29N3O.H3PO4 437,47
Doksisiklin C22H24N2O8.H2O 462,46
Doksisiklin Hiklat (C22H24N2O8.HCl)2.C2H6O.H2O 1025,89
Doksorubisin Hidroklorida C27H29NO11.HCL 579,99
Dopamin Hidroklorida C8H11NO2.HCL 189,64
Droperidol C22H22FN3O2 379,43
Edrofonium Klorida C10H16ClNO 201,70
Efedrin C10H15NO 165,23
Efedrin Hidroklorida C10H15NO.HCl 201,70
Efinefrin Bitartrat C9H13NO3.C4H6O6 333,29
Ekonazol Nitrat C18H15Cl3N2O3.HNO3 444,70
Emetin Hidroklorida C29H40N2O4.2HCl 553,57
Enfluran C3H2ClF5O 184,49
Ergokalsiferol C28H44O 396,65
Ergometrin Maleat C19H23N3O2.C4H4O4 441,48
Ergotamin Tartrat (C33H35N5O5)2.C4H6O6 1313,43
Eritromisin C37H67NO13 733,94
Eritromisin Etilsuksinat C43H75NO16 862,06
Eritromisin Stearat C37H67NO13.C18H36O2 1018,42
Estradiol C18H24O2 272,39
-
Estradiol Benzoat C25H28O3 376,50
Estradiol Sipionat C26H36O3 396,57
Estriol C18H24O3 288,39
Etakridin Laktat C18H21N3O4.H2O 361,41
Etambutol Hidroklorida C10H24N2O2.2HCl 277,33
Etanol C2H6O 46,07
Etenzamida C9H11NO2 165,19
Eter C4H10O 74,12
Etilestrenol C20H32O 288,50
Etil Klorida C2H5Cl 64,51
Etilmorfin Hidroklorida C19H23NO3.HCl.2H2O 385,90
Etilparaben C9H10O3 166,18
Etinil Estradiol C20H24O2 296,41
Etisteron C