Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 135

 


adah tertutup 

kedap, terlindung cahaya matahari langsung. 

 

Raksa(II) bromida-etanol LP Larutkan 5 g raksa(II) 

bromida P dalam 100 ml etanol P dengan pemanasan 

perlahan-lahan untuk membantu pelarutan. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca, 

terlindung cahaya. 

 

Raksa(II)-imidazol LP Larutkan 8,25 g imidazol P 

yang telah dihablurkan kembali dalam 60 ml air, 

tambahkan 10 ml asam klorida 5 M. Aduk larutan secara 

mekanik dan teteskan 10 ml larutan raksa(II) klorida P 

0,27%. Jika terjadi pengembunan, pisahkan dan buat 

larutan berikutnya dengan penetesan  larutan raksa(II) 

klorida P lebih lambat. Atur pH sampai  6,75 - 6,85 

dengan asam klorida 5 M (diperlukan lebih kurang 4ml) 

dan tambahkan air secukupnya sampai  100 ml. 

 

Raksa(II) iodida P Merkuri iodida P; Raksa(II) iodida 

merah P; HgI2; BM 454,4; [7774-29-0]; murni pereaksi. 

    Pemerian Serbuk hablur, merah. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

cahaya. 

 

Raksa(II) iodida LP Pereaksi Valser Perlahan-lahan 

tambahkan larutan kalium iodida P (1 dalam 10) ke 

dalam raksa(II) iodida merah P sampai  hampir semua 

terlarut dan saring. Larutan yang mengandung 10 g 

kalium iodida P dalam 100 ml dapat melarutkan lebih 

kurang 14 g HgI2 pada suhu 20°. 

 

Raksa(II) iodida merah P pakailah  raksa(II) iodida P. 

 

Raksa(II) kalium iodida LP Pereaksi Mayer Larutkan 

1,358 g raksa(II) klorida P dalam 60 ml air. Larutkan    

5 g kalium iodida P dalam 10 ml air. Campur kedua 

larutan dan encerkan dengan air sampai  100 ml. 

 

Raksa(II) kalium iodida alkalis LP Pereaksi Nessler 

Timbang 143 g natrium hidroksida P, masukkan ke 

dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 700 ml air. 

Larutkan 50 g raksa(II) iodida P dan 40 g kalium iodida 

P dalam 200 ml air, tuangkan ke dalam larutan natrium 

hidroksida, tambahkan air sampai tanda. Diamkan 

sampai terbentuk endapan, pakailah  beningan.  

 

Raksa(II) klorida P HgCl2, BM 271,50; murni pereaksi. 

 

Raksa(II) klorida LP Larutkan 6,5 g raksa(II) klorida 

P dalam air sampai  100 ml. 

 

Raksa(I) nitrat P Hg2(NO3)2.2H2O; BM 561,22; murni 

pereaksi. 

 

Raksa(I) nitrat LP Larutkan 15 g raksa(I) nitrat P 

dalam campuran 90 ml air dan 10 ml asam nitrat  encer 

P, simpan di tempat gelap, dalam botol berwarna cokelat 

yang berisi butiran kecil raksa. 

 

Raksa(II) nitrat P Hg(NO3)2.xH2O; BM 342,62; 

[10045-94-0]; murni pereaksi, tersedia dalam bentuk air 

kristal, mono atau dihidrat. 

 

Raksa(II) nitrat LP Larutkan 40 g raksa(II) oksida P 

(merah atau kuning) dalam campuran 32 ml asam nitrat 

P dan 15 ml air. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca, 

terlindung cahaya. 

 

Raksa(II) oksida P HgO; BM 216,59; murni pereaksi. 

 

Raksa(II) oksida kuning P HgO; BM 216,59; [21908-

53-2]; murni pereaksi. 

 

Raksa(II) sulfat P HgSO4; BM 296,65; murni pereaksi. 

 

Raksa (II) sulfat LP Pereaksi Deniges Campur 5 g 

raksa(II) oksida kuning P dengan 40 ml air dan sambil 

diaduk perlahan-lahan tambahkan 20 ml asam sulfat P, 

lalu  tambahkan lagi 40 ml air, aduk sampai  larut 

sempurna. 

 

Raksa(II) tiosianat P Hg(SCN)2; BM 316,76; [592-85-

8]; murni pereaksi.  

    Pemerian Serbuk hablur, putih. 

   Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut 

dalam etanol dan dalam eter; larut dalam larutan natrium 

klorida. 

 

L-Ramnosa P C6H12O5.H2O; BM 182,2; murni pereaksi. 

    Pemerian Serbuk hablur, berwarna putih. 

    Suhu lebur Lebih kurang 96°. 

    Rotasi jenis <1081> Lebih kurang +8°; lakukan 

penetapan memakai  larutan dalam air 5% 

mengandung amonium hidroksida lebih kurang 0,05%. 

 

Resin guiakum P Resin yang diperoleh dari teras kayu 

tanaman Guaiacum officinale L. dan Guaiacum sanctum 

L.: berupa potongan mengkilat, berwarna cokelat 

kemerahan atau cokelat kehijauan. 

 

Resin penukar ion P Suatu campuran yang kompak dari 

4 bagian penukar kation asam sangat kuat dalam bentuk 

hidrogen (yang dibuat dengan cara sulfonasi kopolimer 

stiren-divinilbenzen mengandung 8% - 10% 

divinilbenzen) dengan 6 bagian penukar anion basa 

sangat kuat dalam bentuk hidroksil (yang dibuat dengan 

cara aminasi kopolimer stiren-divinilbenzen yang 

terklorometasi dengan trimetilamin, mengandung 3% - 

5%  divinilbenzen). 

 

Resorsinol P pakailah  Resorsinol seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Resorsinol LP Larutkan 1 g resorsinol P dalam asam 

klorida P sampai  100 ml. 

 

Resorsinol LP (A) Pada 80 ml asam klorida P 

tambahkan 10 ml resorsinol LP 2 % dan 0,25 ml 

tembaga(II) sulfat LP 2,5 % dan encerkan dengan air 

sampai  100 ml. Siapkan larutan paling lama 4 jam 

sebelum dipakai . 

    Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2° - 8° 

dan pakailah  selama 1 minggu. 

 

Rhodamin B P Tetraetilrhodamin; C28H31ClN2O3; BM 

479,01; [81-88-9]. 

    Pemerian Hablur hijau atau serbuk ungu kemerahan. 

    Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; 

menghasilkan larutan merah kebiruan dan berfluorosensi 

kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut dalam etanol; 

sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali. 

Larut dalam asam kuat, membentuk senyawa dengan 

kompleks antimoni berwarna merah muda yang larut 

dalam isopropil eter. 

    Kejernihan larutan Larutan (1 dalam 200) larut 

sempurna dan jernih. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 2 mg (0,2%); lakukan 

penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi dengan 

memijarkan 1 g zat dengan 1 ml asam sulfat P. 

 

Riboflavin P pakailah  Riboflavin seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

S1A; S1AB; S1C, S1NS; S2; S3; S4; S5; S6; S7; S8; 

S9; S10; S11 P pakailah  Penyangga seperti tertera pada 

Kromatografi <931>. 

 

Sakarosa P pakailah  Sukrosa seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Salin LP Natrium klorida isotonik LP Larutkan 9,0 g 

natrium klorida P dalam air sampai  1000 ml. 

    [Catatan Salin LP bebas pirogen harus memenuhi 

persyaratan Uji Pirogen <231>.] 

 

Salin pH 7,4 didapar fosfat Larutkan 2,38 g natrium 

fosfat dibasa dodekahidrat P, 190 mg kalium fosfat 

monobasa P dan 8,0 g natrium klorida P dalam air 

secukupnya sampai  1000 ml. Jika perlu atur pH segera 

sebelum dipakai . 

 

Schweitzer, pereaksi pakailah  tembaga(II) oksida 

amonia LP.  

 

Selenium P Se; BA 78,96;  [7782-49-2]; murni pereaksi. 

    Pemerian Serbuk amorf merah tua atau serbuk hablur 

hitam kebiruan. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam larutan 

natrium hidroksida, dalam kalium hidroksida atau dalam 

sulfida.  

    

Selulosa P Murni pereaksi. 

 

Serium(IV) amonium nitrat P Ce(NO3)4.2NH4NO3; 

BM 548,22; murni pereaksi. 

 

Serium(IV) amonium nitrat LP Larutkan 6,25 g 

serium(IV) amonium nitrat P dalam 10 ml asam nitrat 

0,25 N. pakailah  dalam 3 hari. 

 

Serium(IV) amonium sulfat P Ce(SO4)2. 

2(NH4)2SO4.2H2O; BM 632,55; murni pereaksi. 

    Pemerian Hablur, kuning sampai jingga kekuningan.  

    Kelarutan Larut lambat dalam air, lebih cepat larut 

jika mengandung asam mineral. 

 

Serium(III) nitrat P Ce(NO3)3.6H2O; BM 434,2; 

[10294-41-4]; murni pereaksi.  

    Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna atau kuning 

pucat. 

 

Serium(III) nitrat LP Larutkan 220 mg serium(III) 

nitrat P dalam 50 ml air, tambahkan 0,1 ml asam nitrat P 

dan 50 mg hidroksilamin hidroklorida P dan encerkan 

dengan air sampai  1000 ml. 

 

Serium(IV) sulfat P Ce(SO4)2, dengan jumlah molekul 

air bervariasi; BM 332,24 (anhidrat); [13590-82-4]. 

Dapat juga mengandung sulfat dari unsur lantanida lain. 

Mengandung tidak kurang dari 80,0% Ce(SO4)2. 

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, kuning sampai 

kuning jingga. 


 

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin; lambat 

larut dalam asam mineral encer dingin, lebih cepat larut 

jika dipanaskan. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang    

800 mg zat, masukkan ke dalam labu, tambahkan 25 ml 

air dan 3 ml asam sulfat P dan hangatkan sampai larut. 

Dinginkan dan tambahkan 60 ml campuran asam fosfat 

P dan air (1 dalam 20). Tambahkan 25 ml larutan kalium 

iodida P (1 dalam 10), sumbat labu dan biarkan selama 

15 menit. Alirkan karbon dioksida P ke dalam labu, 

lakukan titrasi terhadap iodum yang dibebaskan dengan 

natrium tiosulfat 0,1N LV, tambahkan 3 ml kanji LP 

menjelang titik akhir titrasi.  

 

Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N  

setara dengan 33,22 mg Ce(SO4)2.  

 

    Klorida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan 

sebagai berikut: Larutkan 1 g zat dalam campuran 5 ml 

asam nitrat P dan 4 ml air. Saring jika perlu dan 

encerkan dengan air sampai  20 ml. Ke dalam 10 ml 

larutan ini tambahkan 1 ml perak nitrat LP, biarkan 

selama 10 menit dan saring sampai  jernih. Ke dalam     

10 ml sisa larutan zat tambahkan 1 ml perak nitrat LP: 

terjadi sedikit kekeruhan yang tidak lebih dari larutan 

pembanding yang diperoleh dengan menambahkan    

0,05 mg Cl ke dalam filtrat dari 10 ml pertama larutan 

zat. 

    Logam berat Panaskan 500 mg zat dalam campuran 

10 ml air dan 0,5 ml asam sulfat P sampai larut 

sempurna. Dinginkan, encerkan dengan air sampai  50 ml 

dan alirkan gas hidrogen sulfida P melalui larutan ini 

sampai  jenuh: terbentuk endapan putih atau tidak lebih 

gelap dari kuning pucat. 

    Besi Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan 

sebagai berikut: larutkan 100 mg zat dalam campuran    

5 ml air dan 2 ml asam klorida P, jika perlu hangatkan 

dan dinginkan. Pindahkan ke dalam gelas ukur 

bersumbat kaca, encerkan dengan air sampai  25 ml dan 

tambahkan 5 ml amonium tiosianat LP dan 25 ml eter P. 

Kocok perlahan dan sempurna, biarkan memisah: warna 

merah muda dalam lapisan eter tidak lebih gelap dari 

larutan pembanding, yang diperlakukan sama dengan 

menambahkan 0,02 mg Fe. 

 

Setilpiridinium klorida P C21H38ClN.H2O; BM 358,0; 

murni pereaksi. 

    Pemerian Serbuk, putih. 

    Suhu lebur <1021> Lebih kurang 81°. 

 

Setiltrimetilamonium bromida P setrimida; 

heksadesiltrimetilamonium bromida; C19H42BrN;   BM 

364,46; [57-09-0]. Untuk pengujian secara kromatografi 

pakailah  dengan kadar 99,0%.  

 

Setrimida P pakailah  Setiltrimetilamonium bromida P. 

 

Sianogen bromida P BrCN; BM 105,92. 

    Pemerian Hablur tidak berwarna. Menguap pada suhu 

ruang, uap sangat mengiritasi dan sangat beracun.  

    Suhu lebur Lebih kurang 52°.  

    Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol. 

    Kelarutan dalam pelarut Secara terpisah, larutkan 

berturut-turut 1 g zat dalam 10 ml air dan dalam 10 ml 

etanol P: larutan tidak berwarna. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 

di tempat dingin. 

 

Sianogen bromida LP Tambahkan tetes demi tetes 

amonium tiosianat 0,1 M dengan pendinginan pada air 

brom LP sampai warna hilang. Larutan harus dibuat 

segar. 

[Peringatan Larutan sangat beracun.] 

 

Sikloheksan P C6H12; BM 84,16; murni pereaksi. 

 

Silika gel oktadesilsilanisasi untuk kromatografi P 

Murni pereaksi. 

 

Silika gel P 

    Pemerian SiO2 terhidrat sebagian, amorf, ada  

dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai 

ukuran. Jika dipakai  sebagai pengering, seringkali 

disalut dengan senyawa yang berubah warna jika 

kapasitas penyerapan air telah habis. Bahan berwarna 

ini  dapat dikembalikan (dapat menyerap air 

kembali) dengan memanaskannya pada suhu 110° 

sampai  gel berubah menjadi warna semula. 

    [Catatan procedure  berikut dan batasnya ditetapkan 

hanya untuk silika gel P kualitas pengering.] 

    Susut pemijaran  Tidak lebih dari 6%; lakukan 

pemijaran memakai  2 g zat yang ditimbang saksama 

dan pijarkan pada suhu 950°±50° sampai bobot tetap. 

    Penyerapan air Tempatkan lebih kurang 10 g zat 

dalam botol timbang yang telah ditara dan timbang. 

lalu  letakkan botol, tanpa tutup selama 24 jam 

dalam wadah dengan kelembaban yang dipertahankan 

pada kelembaban relatif 80%, dibuat seimbang dengan 

asam sulfat P yang memiliki bobot jenis 1,19. Timbang 

kembali: kenaikan bobot tidak kurang dari 31,0% dari 

bobot zat. 

 

Silikon karbida P SiC; BM 40,10. 

    Pemerian Kepingan kecil bersih, untuk meningkatkan 

pembentukan gelembung udara. 

 

Sineol P Eukaliptol; 1,8-Epoksi-p-metana; C10H18O; BM 

154,3; [470-82-6]; murni pereaksi. 

dipakai  untuk penetapan o-kresol. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna.  

    Titik didih Lebih kurang 176°. 

    Bobot jenis Antara 0,992 dan 0,927. 

    Indeks bias Antara 1,465 dan 1,459. 

 

L-Sistin P HOOC(NH2CHCH2S-SCH2CH(NH2)COOH; 

BM 240,30; [56-89-3]. 

    Pemerian Serbuk hablur, putih. 

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 

asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida; 

tidak larut dalam etanol dan dalam pelarut organik lain. 

- 1739 -

 

 

 

 

 

 

    Rotasi jenis <1081> Antara -215° dan -225°; lakukan 

penetapan memakai  larutan zat (yang telah 

dikeringkan di atas silika gel P selama 4 jam) 2% b/v 

dalam larutan asam klorida P (1 dalam 10) pada suhu 

20°.  

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; 

lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan 

penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi. 

 

Sorbitol P pakailah  Sorbitol seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Striknin sulfat P (C21H22N2O2)2.H2SO4.5H2O;           

BM 856,98. 

    Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna, atau 

serbuk hablur putih. Larutannya memutar bidang 

polarisasi ke kiri. 

    Kelarutan 1 g zat larut dalam lebih kurang 35 ml air; 

dalam 85 ml etanol P dan dalam lebih kurang  220 ml 

kloroform P: tidak larut dalam eter P. 

    Kerjernihan Larutan 500 mg zat dalam 25 ml air, 

melarut sempurna: jernih dan tidak berwarna. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan 

penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi. 

    Brusin Pada 100 mg zat tambahkan 1 ml larutan asam 

nitrat P (1 dalam 2): terjadi warna kuning namun  tidak 

warna merah atau cokelat kemerahan. 

 

Stronsium nitrat P Sr(NO3)2; BM 211,63;           

[10042-76-9]; murni pereaksi. 

 

Sukrosa P pakailah  Sukrosa sepeti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Sulfanilamida P C6H8N2O2S; BM 172,21; [63-74-1]. 

 

Sulfanilat- -naftilamin LP pakailah  sulfanilat-1-

naftilamin LP. 

 

Sulfanilat-1-naftilamin LP Larutkan 500 mg asam 

sulfanilat P dalam 150 ml asam asetat P. Larutkan     

100 mg 1-naftilamin hidroklorida P dalam 150 ml asam 

asetat P dan campur kedua larutan ini : warna 

merah muda akan berubah jika ditambahkan zink. 

 

Sulfadiazin P pakailah  Sulfadiazin seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Tabung detektor amonia Tabung kaca bertutup yang 

dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring 

serapan dan bahan penyangga untuk indikator biru 

bromofenol. 

[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 70 bpj.] 

 

Tabung detektor belerang dioksida Tabung kaca 

bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan 

dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga 

untuk indikator pasta kanji-iodida 

[Catatan Rentang pengukuran pada 1 - 25 bpj.] 

Tabung detektor hidrogen sulfida Tabung kaca 

bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan 

dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga 

untuk indikator yang mengandung garam timbal yang 

sesuai. 

[Catatan Rentang pengukuran pada 1 - 20 bpj.] 

 

Tabung detektor karbon monoksida Tabung kaca 

bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan 

dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga 

untuk indikator iodum pentoksida, selenium oksida dan 

uap asam sulfat. 

[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 150 bpj.] 

 

Tabung detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida 

Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas 

dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga 

untuk lapisan oksidasi dan indikator difenil benzidin. 

[Catatan Rentang pengukuran pada 0,5 - 10 bpj.] 

 

Tabung detektor uap air Tabung kaca bertutup yang 

dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring 

serapan dan bahan penyangga untuk indikator yang 

mengandung suspensi selenium dalam asam sulfat. 

[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 250 mg per m3.] 

 

Talk P pakailah  Talk seperti tertera pada monografi 

Farmakope negara kita  V. 

 

Tanah fuller untuk kromatografi P Sangat halus dan 

agak kasar. 

    Pemerian Serbuk atau granul, abu-abu atau putih keabu-

abuan, terutama mengandung alumunium-magnesium 

silikat hidrat. 

    Derajat halus serbuk Seperti tertera pada Pengayak dan 

Derajat Halus Serbuk <1141>. 

    Zat larut Larutkan 20 g zat dalam 50 ml air dingin dan 

saring: residu penguapan dari filtrat tidak lebih dari 60 mg 

(0,3%). Larutkan lagi 20 g zat dalam      50 ml etanol P 

dingin dan saring: residu penguapan dari filtrat tidak lebih 

dari 14 mg (0,07%). 

    Susut pengeringan <1121> Antara 7,0% dan 10,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105º selama  6 jam. 

    [Catatan Jika perlu kadar air diatur dengan cara 

mengeringkan dalam hampa udara pada suhu ruang, 

kembalikan air yang diperlukan dan seimbangkan dengan 

pengocokan selama 2 jam.] 

 

Tanah silika untuk kromatografi P 

    Untuk Kromatografi gas, pakailah  mutu yang 

disiapkan khusus dengan memenuhi pemerian umum 

sebagai berikut: Tanah silika yang dimurnikan dengan 

ukuran mesh yang sesuai, yang telah dicuci dengan asam 

dan/atau basa, disilanisasi atau tanpa disilanisasi. 

    Untuk Kromatografi partisi kolom, sangat penting 

bahwa bahan bebas dari senyawa pengganggu. Jika 

senyawa pengganggu diketahui atau diperkirakan ada, 

murnikan bahan sebagai berikut: Letakkan segumpal wol 

kaca pada dasar kolom kromatografi dengan diameter 

100 mm atau lebih besar dan tambahkan Tanah silika 


 

yang dimurnikan setinggi 5 kali diameter kolom. 

Tambahkan asam klorida P setara sepertiga volume 

tanah silika dan biarkan asam memperkolasi kolom dan 

lanjutkan pencucian dengan metanol P sampai  cucian 

akhir netral terhadap kertas lakmus basah. Keluarkan isi 

kolom yang telah dicuci ke dalam cawan dangkal, 

panaskan di atas tangas uap untuk menghilangkan sisa 

metanol dan keringkan pada suhu 105° sampai  bahan 

menjadi serbuk dan bebas dari sisa metanol. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

dalam bentuk bahan kering. 

 

Tanin P pakailah  asam tanat P. 

 

Tembaga, lembaran P Cu; BA 63,55; murni pereaksi. 

 

Tembaga karbonat P CuCO3Cu(OH)2.H2O, murni 

pereaksi. 

 

Tembaga(II) iodida alkali LP Larutkan 7,5 g 

tembaga(II) sulfat P (CuSO4.5H2O) dalam lebih kurang 

100 ml air. Dalam wadah lain larutkan 25 g natrium 

karbonat anhidrat P, 20 g natrium bikarbonat P dan    

25 g kalium natrium tartrat P dalam lebih kurang 600 ml 

air. Dengan pengocokan yang tetap, tambahkan larutan 

tembaga(II) sulfat P ke dasar larutan alkali tartrat 

melalui corong yang ujungnya mengenai dasar wadah. 

Tambahkan 1,5 g kalium iodida P, 20 g natrium sulfat 

anhidrat P, 50 - 150 ml kalium iodat 0,02 M dan air 

sampai  1000 ml. 

 

Tembaga(II) oksida amoniakal LP Pereaksi 

Schweitzer Larutkan 10 g tembaga(II) sulfat P dalam 

100 ml air, tambahkan secukupnya larutan natrium 

hidroksida P (1 dalam 5) untuk mengendapkan tembaga 

hidroksida, kumpulkan dengan penyaringan dan cuci 

dengan air dingin sampai  bebas sulfat. Larutkan 

endapan, endapan harus selalu basah selama perlakuan, 

jika perlu tambahkan sedikit amonia LP agar larutan 

sempurna. 

 

Tembaga(II) oksida amoniakal LP (A) Triturat       

500 mg tembaga karbonat P dengan 10 ml air, lalu  

tambahkan 10 ml amonium hidroksida P secara 

bertahap. 

 

Tembaga(II) sitrat alkali LP Dengan pemanasan, 

larutkan 173 g natrium sitrat dihidrat P dan 117 g 

natrium karbonat monohidrat P dalam lebih kurang   

700 ml air, jika perlu saring melalui kertas saring untuk 

memperoleh larutan jernih. Dalam wadah terpisah 

larutkan 17,3 g tembaga(II) sulfat P dalam lebih kurang 

100 ml air dan tambahkan perlahan-lahan ke dalam 

larutan pertama, sambil diaduk. Dinginkan, tambahkan 

air sampai  1000 ml dan campur. 

 

Tembaga(II) sulfat P CuSO4.5H2O; BM 249,69; [7758-

99-8]; murni pereaksi. 

 

Tembaga(II) sulfat LP Larutkan 12,5 g tembaga(II) 

sulfat P dalam air sampai  100 ml. 

 

Tembaga(II) sulfat anhidrat P CuSO4; BM 159,61; 

[7758-98-7]. 

    Pemerian Serbuk putih atau keabuan, bebas dari 

sedikit warna biru. Penambahan sedikit air, 

mengakibatkan perubahan warna menjadi biru. 

    Kelarutan Larut dalam air. 

    Klorida Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan 

seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai  1 g zat. 

    Senyawa tak mengendap dengan hidrogen sulfida 

Berat residu tidak lebih dari 6 mg (0,15%); lakukan 

penetapan seperti pada tembaga(II) asetat.  

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 

kedap. 

 

Tembaga(II) tartrat alkali LP Larutan Fehling.  

    Larutan tembaga (A) Larutkan perlahan-lahan 34,66 g 

hablur tembaga yang tidak mengembang jika menyerap 

lembab dalam air sampai  500 ml. Simpan larutan dalam 

wadah kecil tertutup kedap. 

    Larutan alkali tartrat (B) Larutkan 173 g hablur 

kalium natrium tartrat P dan 50 g natrium hidroksida P 

dalam air sampai  500 ml. Simpan larutan dalam wadah 

tahan alkali. 

  pemakaian  Campurkan larutan A dan larutan B 

beberapa  volume yang sama pada saat akan dipakai . 

   

Tetrabutilamonium hidrogen sulfat P    C16H37NSO4; 

[32503-27-8]; BM 339,54; murni pereaksi. Mengandung 

tidak kurang dari 97,0% C16H37NSO4. 

    Pemerian Serbuk hablur, putih.     

    Kelarutan Larut dalam etanol membentuk larutan 

tidak berwarna yang agak berkabut. 

    Jarak lebur <1021> Antara 169º dan 173º. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang    

170 mg zat, larutkan dalam 40 ml air. Titrasi dengan 

natrium hidroksida 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara 

potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N  

setara dengan 33,95 mg C16H37NO4S 

  

Tetrabutilamonium hidroksida P Tetrabutilamonium 

hidroksida 1,0 M dalam metanol P. 

 

Tetrabutilamonium iodida P (C4H9)4NI; [311-28-4]; 

BM 369,37. Mengandung tidak kurang dari 99,0% 

(C4H9)4NI. 

    Pemerian Keping hablur, putih mengkilat. 

    Kelarutan Larut dalam etanol dan dalam eter; sukar 

larut dalam air. 

    Jarak lebur <1021> Antara 146º dan 147º. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang    

370 mg zat, larutkan dalam 60 ml aseton P, aduk kuat 

secara mekanik, tambahkan 10 ml larutan asam sulfat P 

16%, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik 

akhir secara potensiometrik memakai  elektroda 


 

kaca-perak dan tambahkan titran setiap kali 0,1 ml 

mendekati titik akhir. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml perak nitrat 0,1 N  

setara dengan 36,94 mg (C4H9)4NI 

 

Tetradekana P C14H30; BM 198,39. Mengandung tidak 

kurang dari 98 % C14H30. 

   Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. 

  Jarak lebur <1021> Metode II antara 4° dan 8° dengan 

jarak 2° . 

  Indeks bias <1001> Antara 1,4280 dan 1,4300; lakukan 

penetapan pada suhu 20°. 

  Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

kromatografi gas seperti tertera pada kromatografi 

<931>. Kromatograf dilengkapi dengan detektor ionisasi 

nyala dan kolom baja tahan karat 2,4 m x 3 mm berisi 

tahap  diam G16 pada partikel penyangga S1, suhu kolom 

250°, suhu injektor 200° dan suhu detektor 280°. 

pakailah  helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir 

27,5 ml per menit. 

 

Tetraetilamonium perklorat P (C2H5)4NClO4; BM 

229,70; murni pereaksi. 

  Pemerian Hablur, putih. 

  Kelarutan Larut dalam air. 

 

Tetrahidrofuran P C4H8O; BM 72,1; [109-99-9]; murni 

pereaksi. 

 

Tetrametilamonium hidroksida P (CH3)4NOH;  BM 

91,15. ada  sebagian larutan dalam air dengan kadar 

lebih kurang 10% atau lebih kurang 25%, atau sebagai 

hablur pentahidrat.  

  Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; berbau kuat 

seperti amonia. Tetrametilamonium hidroksida 

merupakan basa yang lebih kuat dari amonia dan dengan 

cepat menyerap karbon dioksida dari udara.  

  Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,02%; lakukan 

penetapan sebagai berikut: Uapkan 5 ml zat di atas 

tangas uap dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. 

  Amonia dan amina lain Timbang saksama beberapa  

larutan zat yang setara dengan lebih kurang 300 mg 

(CH3)4NOH dalam botol timbang bentuk rendah yang 

telah ditara dengan 5 ml air. Tambahkan asam klorida   

1 N sedikit berlebih (lebih kurang 4 ml) uapkan di atas 

tangas uap sampai kering dan keringkan pada suhu 105° 

selama 2 jam: bobot tetrametilamonium klorida yang 

diperoleh dikalikan 0,8317 menampilkan  jumlah dalam 

mg (CH3)4NOH dalam zat yang dipakai  dan dalam 

batas 0,2% lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil yang 

diperoleh pada Penetapan kadar. 

   Penetapan kadar Timbang saksama labu bersumbat 

kaca yang berisi lebih kurang 15 ml air. Tambahkan 

beberapa  zat setara dengan 200 mg (CH3)4NOH dan 

timbang kembali. Tambahkan merah metil LP dan titrasi 

larutan dengan asam klorida 0,1N LV.  

 

Tiap ml asam klorida 0,1 N  

setara dengan 9,115 mg (CH3)4NOH 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 

 

Tetrametilamonium hidroksida LP pakailah  larutan 

zat dalam air yang tiap 100 ml mengandung setara 

dengan 10 g tetrametilamonium hidroksida P anhidrat. 

 

Tetrametilamonium nitrat P (CH3)4NNO3; BM 

136,15. 

    Pemerian Hablur, putih. 

    Kelarutan Mudah larut dalam air. 

 

N,N,N’,N’-Tetrametiletilendiamin P Tetrametiletan-

1,2-diamin; (CH3)2NCH2.CH2.N(CH3)2; BM 116,2; 

murni pereaksi. 

  Pemerian Cairan tidak berwarna.  

  Titik didih Lebih kurang 121o. 

  Bobot per ml Lebih kurang 780 mg. 

 

Tiamin hidroklorida P pakailah  Tiamin Hidroklorida 

seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Timah P Sn; BA 118,71; [7440-31-5]; murni pereaksi. 

 

Timah(II) klorida P, SnCl2.2H2O; BM 225,65; [10025-

69-1]; murni pereaksi. 

 

Timah(II) klorida LP Panaskan 20 g timah P dengan 

85 ml asam klorida P sampai tidak ada lagi hidrogen 

yang diubah. 

 

Timah(II) klorida asam LP Larutkan 8 g timah(II) 

klorida P dalam 500 ml asam klorida P. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca dan 

pakailah  dalam 3 bulan. 

 

Timah(II) klorida pekat asam LP Larutkan 40 g 

timah(II) klorida P dalam 100 ml asam klorida P. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca dan 

pakailah  dalam 3 bulan. 

 

Timbal dioksida P pakailah  timbal(IV) oksida P. 

 

Timbal monoksida P PbO; BM 223,20; [1317-36-8] 

Mengandung tidak kurang dari 98% PbO. 

    Pemerian Serbuk berat, kekuningan atau kuning 

kemerahan. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; 

larut dalam asam asetat, dalam asam nitrat encer dan 

dalam larutan hangat alkali hidroksida. 

    Zat tak larut dalam asam asetat Tidak lebih dari       

10 mg (0,5%). Larutkan 2 g zat dalam 30 ml larutan 

asam asetat glasial P (1 dalam 2), didihkan perlahan-

lahan selama 5 menit, saring, cuci residu dengan asam 

asetat encer P dan keringkan pada suhu 105º selama          

2 jam. 

    Zat tak mengendap dengan hidrogen sulfida Tidak 

lebih dari 5 mg (0,5%). Sempurnakan endapan timbal 

dari filtrat yang diperoleh pada uji terhadap Zat tak larut 

dalam asam asetat dengan melewatkan hidrogen sulfida 

P ke dalamnya, saring dan cuci endapan dengan 20 ml 


 

air. Tambahkan 5 tetes asam sulfat P pada tengah bagian 

campuran filtrat dan bilasan, uapkan sampai kering dan 

pijarkan pada suhu 800º±25º selama 15 menit. 

    Zat menguap Tidak lebih dari 2% dari bobot zat. 

Timbang saksama lebih kurang 5 g zat dan panaskan 

kuat-kuat dalam krus porselen bertutup. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang         

300 mg zat, pijarkan dalam tanur pada suhu 600º±50º, 

larutkan dengan 10 ml air hangat dan 1 ml asam asetat 

glasial P. Encerkan dengan 75 ml air, panaskan sampai 

mendidih, tambahkan 50,0 ml kalium dikromat 0,1 N LV 

dan panaskan selama 2 - 3 menit. Dinginkan, masukkan 

ke dalam labu tentukur 200-ml dengan bantuan air, 

encerkan dengan air sampai tanda, campur dan diamkan. 

Ambil 100,0 ml cairan jernih dan masukkan dalam labu 

bersumbat kaca. Tambahkan 10 ml asam sulfat encer P 

dan 1 g kalium iodida P, tutup, aduk perlahan dan 

biarkan selama   10 menit. Titrasi iodum bebas dengan 

kalium dikromat 0,1 N LV, lalu  kelebihan dikromat 

dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan   

3 ml kanji LP pada saat mendekati titik akhir. 

 

Tiap ml kalium dikromat 0,1 N  

setara dengan 7,440 mg PbO 

 

Timbal(II) asetat P Pb(C2H3O2).3H2O; BM 379,33; 

[6080-56-4]; murni pereaksi. 

 

Timbal(II) asetat LP Larutkan 9,5 g hablur jernih dan 

transparan timbal(II) asetat P dalam air yang baru 

didihkan sampai  100 ml. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat 

yang baik. 

 

Timbal(II) nitrat P Pb(NO3)2; BM 331,2; [10099-74-

8]; murni pereaksi. 

 

Timbal(IV) oksida P Timbal dioksida P; PbO2;          

BM 239,2; murni pereaksi. 

 

Timbal(II) perklorat P Pb(ClO4)2.3H2O;                   

BM 460,15; murni pereaksi. 

 

Timbal(II) subasetat LP Larutkan 40,0 g timbal(II) 

asetat P dalam 90 ml air bebas karbon dioksida P. Atur 

pH 7,5 dengan natrium hidroksida 10 M, sentrifus dan 

pakailah  beningan. Mengandung tidak kurang dari 16,7% 

(b/b) dan tidak lebih dari 17,4% (b/b) Pb dalam bentuk 

C8H14O10Pb3. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.  

 

Timbal(II) subasetat LP (A) Triturat 14 g timbal 

monoksida P dengan 10 ml air sampai  terbentuk pasta 

halus, pindahkan campuran ke dalam botol, dengan 10 ml 

air untuk membilas. Larutkan 22 g timbal(II) asetat P 

dalam 70 ml air, tambahkan larutan ini ke dalam campuran 

timbal(II) oksida. Kocok kuat selama 5 menit, lalu  

simpan, sambil sering dikocok, selama 7 hari. Saring dan 

tambahkan air yang baru dididihkan melalui penyaring 

sampai  100 ml. 

Timolftalein P pakailah  Timolftalein P seperti tertera pada 

Indikator dan Kertas Indikator. 

 

Timolftalein LP Larutkan 100 mg timolftalein P dalam 

100 ml etanol P, saring jika perlu. 

 

Tingtur guaiakum LP Maserasi 20 g resin guaiakum P 

dengan 100 g etanol P 80%, dalam labu bersumbat selama 

24 jam, sambil sesekali dikocok, saring. 

 

Tioasetamida P C2H5NS; BM 75,13; [62-55-5]; murni 

pereaksi. 

 

Tioasetamida LP Larutkan 4 g Tioasetamida P  dalam  

100 ml air. 

 

Tiourea P (NH2)2CS; BM 76,12 ; [62-56-6]; murni 

pereaksi.  

 

Titan(III) klorida P pakailah  titan triklorida P. 

 

Titan triklorida P Titan(III) klorida P; TiCl3; BM 154,23; 

[7705-07-9]. 

    Pemerian Serbuk, hitam; higroskopik, tidak stabil di udara. 

    Kelarutan Larut dalam air, larutan membebaskan endapan 

asam titanat oleh pengaruh udara. biasanya  dapat diperoleh 

sebagai larutan 15% - 20% dalam air berwarna biru 

lembayung tua. 

    Wadah dan penyimpanan Simpan larutan dalam botol 

bersumbat kaca, tertutup rapat, terlindung cahaya. 

 

Titanium tetraklorida TiCl4; BM 189,68; [7550-45-0]. 

Mengandung tidak kurang dari 99,5% TiCl4. 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, berasap di udara. 

[Perhatian Bereaksi kuat dengan air]. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg 

zat, masukkan ke dalam buret Smith berisi 100 ml asam 

sulfat 2 N. Tuang larutan melalui kolom reduksi zink-raksa 

ke dalam 50 ml besi(III) amonium sulfat 0,1 N LV. Eluasi 

dengan 100 ml asam sulfat 2 N dan 100 ml air. Tambahkan 

10 ml asam fosfat P dan titrasi dengan kalium permanganat 

0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml kalium permanganat 0,1 N  

setara dengan 18,97 TiCl4 

 

o-Tolidin P 4,4’-Diamino-3,3’-dimetilbifenil; 

(NH2)(CH3)C6H3.C6H3(CH3)(NH2); BM 212,29;  

[119-93-7]. 

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai  

kemerahan. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, 

dalam eter dan dalam asam encer. 

    [Perhatian Hindari kontak dengan o-tolidin dan 

campuran yang mengandung o-tolidin dan lakukan 

semua pengujian di dalam lemari asam.] 

    Jarak lebur <1021> Antara 129° dan 131°. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

terlindung cahaya. 

 

 

p-Tolualdehida P C8H8O; BM 120,15; [104-87-0]. 

Mengandung tidak kurang dari 98% C8H8O. 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai  

kuning. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,544 dan 1,546; lakukan 

penetapan pada suhu 20º. 

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor 

ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 1,8 m x 3 mm 

berisi bahan pengisi 5% tahap  diam G4 pada partikel 

penyangga S1. Suhu detektor dan kolom lebih kurang 

125º, suhu injektor lebih kurang 205º. pakailah  larutan 

zat 5% dalam karbon disulfida P dan nitrogen P sebagai 

gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 12 ml per 

menit. 

 

Toluen P Toluol; C6H5CH3; BM 92,14; [108-88-3]; 

murni pereaksi. 

 

p-Toluenasulfonil-L-arginina metil ester 

hidroklorida P. C14H22N4O4S.HCl; BM 378,88; [1784-

03-8]. Lakukan kesesuaian seperti tertera pada uji 

Tripsin dalam Kimotripsin seperti yang tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

o-Toluidina P (2-Aminotoluen; 2-Metilanilin; 

C6H4(CH3)(NH2)-1,2; BM 107,15; [95-53-4]. 

    Pemerian Cairan berwarna kuning muda, menjadi 

coklat kemerahan jika terpapar udara dan cahaya. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, 

dalam eter dan dalam asam encer. 

    Bobot jenis <981> 1,008; lakukan penetapan pada 

suhu 20º. 

    Jarak didih Antara 200º dan 202º; lakukan penetapan 

seperti yang tertera pada Uji Pereaksi. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 

terlindung dari cahaya. 

 

Torium nitrat P Th(NO3)4.4H2O; BM 552,12; [13823-

29-5]; murni pereaksi. 

 

Torium nitrat LP Larutkan 1 g torium nitrat P dalam 

air sampai  100 ml, saring jika perlu. 

 

L-Tosilaminofenetil klorometil keton P Tosilfenilala-

niklorometana; C17H18ClNO3S; BM 351,9; murni 

pereaksi. 

    Pemerian Hablur padat, putih. 

    Suhu lebur Lebih kurang 105º. 

    Rotasi jenis Lebih kurang -87º; lakukan penetapan 

memakai  larutan 1% dalam etanol P. 

 

Trietanolamina P pakailah  Trolamina P. 

 

Trietilamin P (C2H5)3N; BM 101,19; [121-44-8]; 

Megandung tidak kurang dari 99,5%. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna  

    Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur 

dengan etanol, dengan eter dan dengan air dingin. 

Triketohidrinden hidrat P Ninhidrin P; C9H4O3.H2O; 

BM 178,14. 

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai 

putih kecoklatan. 

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar 

larut dalam eter dan dalam kloroform. Jika dipanaskan 

pada suhu lebih dari 100º: warna berubah menjadi 

merah. 

    Jarak lebur <1021> Antara 240° dan 245° disertai 

peruraian; lakukan penetapan di atas tangas yang sudah 

dipanaskan sampai  suhu 220º. 

    Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan 

seperti yang tertera pada Uji Pereaksi, memakai  

100 mg zat. 

    Kepekaan Larutkan 10 mg asam amino asetat P 

dalam 25 ml air. Pada 1 ml larutan ini tambahkan 50 mg 

natrium asetat P yang dilarutkan dalam 2 ml air, 

lalu  0,2 ml larutan 5 mg zat dalam 1 ml air. 

Didihkan campuran selama 1 sampai  2 menit: terjadi 

warna lembayung dan menjadi intensif sesudah  dibiarkan 

beberapa menit. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung 

dari cahaya. 

 

Triketohidrinden hidrat LP Ninhidrin LP Larutkan 

200 mg triketohidrinden hidrat P dalam air sampai         

10 ml. Larutan dibuat segar. 

 

Trikloroetana P pakailah  metil kloroform P. 

 

Trikloroetilen P ClCH=CCl2; BM 131,4; pereaksi 

teknis. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna; bau seperti 

kloroform. 

    Bobot per ml Lebih kurang 1,46 g. 

 

n-Trikosan P C23H48; BM 324,63 ; [638-67-5]. 

    Pemerian Struktur seperti hablur, massa hampir 

tembus cahaya, tidak berwarna atau putih, rasa agak 

seperti lemak. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; 

larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak 

menguap dan dalam minyak lemak panas; sukar larut 

dalam etanol mutlak. 

    Jarak lebur <1021> Antara 47º dan 49º. 

    Titik didih Lebih kurang 380º. 

 

Trimetilklorosilan P pakailah  klorometilsilana P. 

 

2,2,4-Trimetilpentan P Isooktan P; C8H18; BM 114,23; 

[540-84-1];  murni pereaksi. 

 

N-(Trimetilsilil)-imidazol P C6H12N2Si; BM 140,26; 

[18156-74-6]. 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai 

kuning muda. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,4744 dan 1,4764; 

lakukan penetapan pada suhu 20°. 

 

Ungu bromokresol P pakailah  Ungu bromokresol P 

seperti yang tertera pada Indikator dan Kertas Indikator. 

 

Ungu bromokresol LP Larutkan 250 mg ungu 

bromokresol P dalam 20 ml natrium hidroksida 0,05 N, 

encerkan dengan air sampai  250 ml. 

 

Ungu metil LP pakailah  merah metil-biru metilen LP. 

 

Uranil asetat P Uranium asetat; UO2(C2H3O2)2.2H2O; 

BM 424,15; [541-09-3]; murni pereaksi. 

 

Urasil P C4H4N2O2; BM 112,09 ; [66-22-8]. 

    Pemerian Serbuk hablur putih sampai  krem. 

    Kelarutan 1 g zat larut dalam 500 ml air; sukar larut 

dalam etanol; larut dalam larutan ammonium hidroksida 

dan dalam larutan natrium hidroksida. Larutan tidak 

membentuk endapan dengan penambahan pengendap 

alkaloid umum. 

    Suhu lebur <1021> Di atas suhu 300°. 

    Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan 

memakai  100 mg zat. 

    Susut pengeringan Tidak lebih dari 2%; lakukan 

pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. 

 

Urea P NH2CONH2; BM 60,06; [57-13-6]; murni 

pereaksi. 

  

Uridin P 1- -D-Ribofuranosilurasil P; C9H12N2O6; BM 

244,2; [58-96-8]; murni pereaksi. 

    Pemerian Serbuk putih. 

    Suhu lebur  <1021> Antara 165º  

 

Valser, pereaksi pakailah  Raksa(II) iodida LP.  

  

Vanadium pentoksida P V2O5; BM 181,88 ; [1314-62-

1]. Mengandung tidak kurang dari 99,5% V2O5. 

    Pemerian Serbuk halus, kuning sampai kuning jingga. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam asam 

pekat dan dalam basa; tidak larut dalam etanol. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang    

400 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer       

500 ml, tambahkan 150 ml air dan 30 ml larutan asam 

sulfat P (1 dalam 2). Didihkan larutan di atas lempeng 

pemanas selama 5 menit, tambahkan 50 ml air dan 

didihkan sampai  larutan berwarna kuning. Pindahkan 

lempeng pemanas dan labu ke dalam lemari asam yang 

berventilasi baik dan alirkan gas belerang dioksida P 

pada larutan selama 10 menit atau sampai  larutan jernih: 

berwarna biru cerah. Bilas pipa pengalir gas yang 

dimasukkan dalam labu dengan sedikit air, lalu  

alirkan gas karbon dioksida P ke dalam larutan selama 

30 menit sambil dididihkan hati-hati. Dinginkan sampai  

lebih kurang 80° dan titrasi dengan kalium permanganat 

0,1 N LV sampai  titik akhir berwarna kuning jingga. 

Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml kalium permanganat 0,1 N  

setara dengan 9,095 mg V2O5 

 

Trinatrium sitrat  dihidrat P   Natrium sitrat dihidrat;

asam 2-hydroksi-1,2,3-propantri karboksilat; 

Na3C6H5O7.2H2O; BM 294,10; [6132-04-3]; murni 

pereaksi. 

 

Trinitrofenol P pakailah  asam pikrat P. 

 

Trinitrofenol LP Asam pikrat LP; Larutkan beberapa  

zat setara dengan 1 g trinitrofenol P anhidrat dalam 100 

ml air panas. Dinginkan larutan, saring jika perlu. 

 

Trioktilfosfina oksida P C24H51PO; BM 386,64; [78-

50-2] 

    Pemerian Serbuk hablur, putih. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam pelarut 

organik. 

    Jarak lebur <1021> Antara 54° dan 56°. 

 

L-Triptofan P C11H12N2O2; BM 204,23; [73-22-3]. 

Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih 

dari 102,0% C11H12N2O2, dihitung terhadap zat yang 

telah dikeringkan. 

    Pemerian Serbuk, putih atau sedikit kuning. 

    Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 100 ml air; 

sukar larut dalam etanol; larut dalam asam encer dan 

dalam larutan alkali hidroksida. 

    Rotasi jenis <1081> Antara -30,0º dan -33,0º; lakukan 

penetapan pada larutan yang mengandung 1,0 g zat yang 

telah dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam dalam 

100 ml. 

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan 

penetapan seperti yang tertera pada Uji Pereaksi. 

    Tirosin Encerkan 100 mg zat dalam 3 ml asam sulfat 

encer P, tambahkan 10 ml raksa(II) sulfat LP, dan 

panaskan di atas tangas uap selama 10 menit. Saring, 

cuci dengan 5 ml raksa(II) sulfat LP dan tambahkan ke 

dalam kumpulan filtrat 0,5 ml larutan natrium nitrit P (1 

dalam 20): tidak terjadi warna merah selama 15 menit. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 

mg zat, larutkan dalam campuran 3 ml asam format P 

dan 50 ml asam asetat glasial P, tambahkan 2 tetes 

kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N 

LV sampai  titik akhir berwarna hijau. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1 N  

setara dengan 20,42 mg C11H12N2O2 

 

Tris(hidroksimetil)aminometan P; [77-86-1]  murni 

pereaksi. pakailah  trometamin P. 

 

Tris(hidroksimetil)metilamin P Tris (hidroksimetil)-

aminometana P; trometamol; (C4H11NO3; BM 121,1; 

[77-86-1]; murni pereaksi.  

 

Trometamina P Tris(hidroksimetil)aminometan P; 

THAM P; 2-amino-2-(hidroksimetil)-1,3-propandiol; 

C4H11NO3; BM 121,14; murni pereaksi. 

 

 

Vanilin P 4-hidroksi-3-asam metoksibenzoik; C8H8O3; 

BM 152,2; murni pereaksi. 

 

Xilena P C8H10; BM 106,17; [1330-20-7]; murni 

pereaksi. 

 

o-Xilena P C8H10; BM 106,17; [95-47-6]. Mengandung 

tidak kurang dari 95% C8H10. 

    Pemerian Cairan jernih mudah terbakar, tidak 

berwarna.    

    Kelarutan Tidak larut dalam air: dapat bercampur 

dengan etanol dan dengan eter. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,5040 dan 1,5060; 

lakukan penetapan pada suhu 20º. 

    Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair gas 

seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. 

Kromatograf cair-gas dilengkapi dengan kolom baja 

tahan karat 1,8 m x 3 mm berisi bahan pengisi silikat 

ammonium hidrat 1,75% ditambah diisodesilftalat 5,0% 

pada bahan penyangga S1. pakailah  helium P sebagai 

gas pembawa dengan kecepatan 27,5 ml per menit. 

Pertahankan suhu detektor, injektor dan kolom berturut-

turut pada lebih kurang 280º, 180º dan 80º. pakailah  

detektor ionisasi nyala. 

 

Xilosa P C5H10O5; BM 150,13; [58-86-6]; murni 

pereaksi. 

 

Zink P Zn; BA 65,39; [7440-66-6]; murni pereaksi. 

 

Zink aktif P Masukkan beberapa  zink P dalam bentuk 

butiran, pelet atau silinder ke dalam larutan 50 μg asam 

kloroplatinat P per ml. Diamkan selama 10 menit, 

tiriskan, cuci dan keringkan segera. 

    Arsen <321> Metode III Pada 5 g tambahkan 15 ml 

asam klorida P dan 25 ml air. Tambahkan 0,1 ml larutan 

timah(III) klorida AsT, 5 ml kalium iodida   0,1M: tidak 

terjadi warna pada kertas raksa(II)bromida P. 

 

Zink butiran P Zink granul P; Zn; BA 65,38; murni 

pereaksi. 

 

Zink granul P pakailah  zink butiran P. 

 

Zink klorida P ZNCl2; BM 136,3; [7646-85-7]; murni 

pereaksi. 

    Pemerian Serbuk granul, putih atau hampir putih 

 

Zink sulfat P ZNSO4.7H2O; BM 287,5; [7446-20-0] 

    Pemerian Serbuk granul, putih atau hampir putih 

murni pereaksi. 

 

Indikator dan Kertas Indikator 

 

INDIKATOR 

 

    Indikator diperlukan untuk pengujian dan penetapan 

kadar dalam Farmakope, untuk menampilkan  

kesempurnaan reaksi kimia dalam analisa  volumetrik 

atau menampilkan  konsentrasi ion hidrogen (pH) 

larutan. Larutan indikator yang diperlukan ada  

dalam daftar Pereaksi, yang ditulis dengan “(nama 

indikator) LP”. 

    Larutan indikator tipe basa dan ftalein dibuat dengan 

melarutkan dalam etanol P. Indikator yang mengandung 

gugus asam, harus dinetralkan dahulu dengan natrium 

hidroksida sebagai berikut: 

    Gerus 100 mg zat pada lumpang permukaan halus 

dengan beberapa  volume natrium hidroksida 0,05 N 

seperti yang tertera pada petunjuk pembuatan Larutan 

Pereaksi, atau dengan beberapa  volume natrium 

hidroksida 0,02 N yang setara. Jika indikator sudah larut, 

encerkan larutan dengan air bebas karbon dioksida P 

sampai  200 ml (0,05%). Simpan larutan dalam wadah 

yang sesuai, terlindung dari cahaya. 

    Beberapa indikator menurut batas bawah pH secara 

menaik yaitu  biru timol, pH 1,2-2,8; kuning metil, pH 

2,9-4,0; biru bromofenol, pH 3,0-4,6; hijau 

bromokresol, pH 4,0-5,4; merah metil, pH 4,2-6,2; ungu 

bromokresol, pH 5,2-6,8; biru bromotimol, pH 6,0-7,6; 

merah fenol, pH 6,8-8,2; biru timol, pH 8,0-9,2; dan 

timolftalein, pH 8,6-10,0. 

 

Azo violet P pakailah  lembayung azo P. 

 

Biru bromofenol P 3’,3”,5’,5”-Tetrabromo 

fenolsulfonftalein; C19H10Br4O5S; BM 669, 96. 

    Pemerian Hablur, kemerahan. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida. 

    Trayek pH Antara 3,0 dan 4,6. Perubahan warna: dari 

kuning menjadi biru. 

 

Biru bromokresol P pakailah  hijau bromokresol P. 

 

Biru bromotimol P 3’,3”-Dibromotimolsulfonftalein P; 

C27H28Br2O5S; BM 624, 38. 

    Pemerian Serbuk, warna krem. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida. 

    Trayek pH Antara 6,0 dan 7,6. Perubahan warna: dari 

kuning menjadi biru. 

 

Biru hidroksi naftol P Asam(1-(2-Naftolazo-3,6-asam 

disulfonat)-2-naftol-4-sulfonat, garam dinatrium 

C20H12N2O11S3Na2; BM 598,50; [165660-27-5]. Melekat 

pada hablur natrium klorida dengan kadar lebih kurang 

1%.  

 

Biru metiltimol P pakailah  biru metiltimol P seperti 

yang tertera pada Pereaksi. 

 

Biru metiltimol P, Campuran pakailah  Campuran biru 

metiltimol P seperti yang tertera pada Pereaksi. 

 

Biru nile hidroklorida P Biru nile A sebagai 

hidroklorida; 5-Amino-9-(dietilamino) benzo [ ] 

fenoksazin-7-iumklorida; C20H20CIN3O; BM 353,85. 

    Kelarutan Sukar larut dalam etanol dan dalam asam 

asetat glasial. 


 

 

    Trayek pH Antara 9,0 dan 13,0. Perubahan warna: 

dari biru menjadi merah muda. 

 

Biru oraset B P Campuran dari 1-metilamino-4-

anilinoantrakinon (C21H16N2O2) dan 1-amino-4-

anilinoantrakinin (C20H14N2O2). Jika dipakai  pada 

titrasi bebas air warna akan berubah dari biru (alkalis) 

melalui ungu (netral) sampai  merah muda (asam). 

 

Biru timol P Timolsulfonftalein; C27H30O5S; BM 

466,59.  

    Pemerian Serbuk hablur, warna gelap. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali encer. 

    Trayek pH asam Antara 1,2 dan 2,8. Perubahan 

warna: dari merah menjadi kuning. 

    Trayek pH basa Antara 8,0 dan 9,2. Perubahan warna: 

dari kuning menjadi biru. 

 

Fenolftalein P 3,3-Bis(p-hidroksifenil)ftalida P; 

C20H14O4; BM 318,33. 

    Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak putih 

kekuningan. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol. 

    Trayek pH Antara 8,0 dan 10,0. Perubahan warna: 

dari tidak berwarna menjadi merah. 

 

Hijau berlian P Hijau malakit G; C27H34N2O4S; BM 

482,64; [3051-11-4]. 

    Pemerian Hablur, kuning keemasan, mengkilat. 

Serapan maksimum pada 623 nm. 

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol. 

 

Hijau bromokresol P Biru bromokresol P; Tetrabromo-

m-kresol-sulfonftalein; C21H14Br4O5S; BM 698,01. 

    Pemerian Serbuk, kuning muda atau putih. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida. 

    Trayek pH Antara 4,0 dan 5,4. Perubahan warna: dari 

kuning menjadi biru. 

 

Hijau malakit oksalat P [C23H25N2

+]2.[C2HO4

-

]2.C2H2O4; BM 927,00. Garam oksalat yang dihablurkan 

dengan asam oksalat P. Garam oksalat dari pewarna 

trifenilmetan. 

    Pemerian Serbuk hijau tua, mengkilap seperti logam. 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam 

asam asetat glasial. 

    Trayek pH Antara 0,0 dan 2,0. Perubahan warna: dari 

kuning sampai hijau. 

 

Hitam eriokrom T P Hitam Mordant 11 [Natrium 1-(1-

Hidroksi-2-naftilazo)5-nitro-2-naftol-4-sulfonat]; 

C20H12N3NaO7S; BM 461,38; [1787-61-7]. 

    Pemerian Serbuk, hitam kecoklatan, mengkilat seperti 

logam. 

    Kelarutan Larut dalam etanol, dalam metanol dan 

dalam air panas. 

    Kepekaan Pada 10 ml larutan (1 dalam 200.000) 

dalam campuran metanol P-air (1:1), tambahkan larutan 

natrium hidroksida P (1 dalam 100) sampai  pH 10: 

larutan berwarna biru jernih dan bebas kekeruhan. 

Tambahkan 0,01 mg ion magnesium: warna larutan 

berubah menjadi merah violet. Tambahkan lagi ion 

magnesium, larutan menjadi merah anggur. 

 

Hitam eriokrom T, encer Triturat sampai  halus 200 mg 

hitam eriokrom T P dengan 20 g kalium klorida P. 

 

Jingga metil P Heliantin; Tropaeolin D; 

C14H14N3NaO3S; [547-58-0]; CI 13025; BM 327,33. 

Garam natrium dimetilaminoazobenzen asam sulfonat 

atau dimetil amino-azobenzen natrium sulfonat. 

    Pemerian Serbuk atau hablur, jingga atau kuning. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; mudah larut 

dalam air panas; tidak larut dalam etanol. 

    Trayek pH Antara 3,2 dan 4,4. Perubahan warna: dari 

merah muda menjadi kuning. 

 

Jingga xilenol P (N,N’-[3H-2,1-benzoksaktiol-3-

ilidenebis-[(6-hidroksi-5-metil-3,1-fenilen)metilen]] bis 

[N-(karboksi-metil) glisin] S,S-dioksida); 

C31H28N2Na4O13S; BM 760,58; [3618-43-7].  

    Pemerian Serbuk, jingga. 

    Kelarutan Larut dalam etanol dan dalam air; dalam 

larutan asam berwarna kuning jeruk dan kompleks 

logamnya berwarna merah intensif. memberi  titik 

akhir jelas jika logam seperti bismuth, kadmium, 

lantanum, timbal, raksa, skandium, torium atau zink 

dititrasi dengan dinatrium edetat LV. 

 

Kristal violet P Heksametil-p-rosanilina klorida; 

C25H30ClN3; BM 407,99; [548-62-9]; CI 42555. 

    Pemerian Hablur, hijau tua. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; agak sukar larut 

dalam etanol dan dalam asam asetat glasial. Larutan 

berwarna lembayung tua. 

    Kepekaan Larutkan 100 mg dalam 100 ml asam asetat 

glasial P. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 

100-ml dan encerkan dengan asam asetat glasial P 

sampai tanda: larutan berwarna violet-biru dan tidak 

kemerahan. Pipet 20 ml larutan ini dan titrasi perlahan-

lahan dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai warna 

hijau zamrud memakai  mikroburet: diperlukan tidak 

lebih dari 0,10 ml asam perklorat 0,1 N. 

 

Lakmus P 

    Pemerian Serbuk, kubus, atau lembaran biru. 

    Kelarutan Larut sebagian dalam air dan dalam etanol. 

    Trayek pH Antara 4,5 dan 8. Perubahan warna: dari 

merah menjadi biru. Lakmus tidak sesuai untuk 

menetapkan pH alkaloid, karbonat dan bikarbonat. 

 

Lembayung azo P Azo violet P; 4-(p-

Nitrofenilazo)resorsinol; C12H9N3O4; BM 259,22. 

    Pemerian Serbuk, merah. 

    Suhu lebur Lebih kurang 193º disertai peruraian. 

 

 

Merah fenol P 4,4’-(3H-2,1-Benzoksatiol-3-iliden) 

difenol; S,S-Dioksida; C19H14O5S; BM 354,38; [143-74-

8]. 

    Pemerian Serbuk hablur, bermacam-macam warna 

dari merah cerah sampai merah tua. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam 

alkali karbonat dan hidroksida; sukar larut dalam etanol. 

    Trayek pH Antara 6,8 dan 8,2. Perubahan warna: dari 

kuning menjadi merah. 

 

Merah kongo P; C32H22N6Na2O6S2; BM 696,67; [573-

58-0]; CI 22120. 

    Pemerian Serbuk, merah tua atau coklat kemerahan. 

Terurai bila terpapar udara menjadi asap yang asam. 

Larutan memiliki  pH antara 8 dan 9,5. 

    Kelarutan Satu gram larut dalam lebih kurang 30 ml 

air; sedikit larut dalam etanol. 

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.  

    Sisa pemijaran Timbang saksama lebih kurang 1 gram 

zat, yang sebelumnya telah dikeringkan pada 105º 

selama 4 jam, dan tempatkan pada piring atau krus 

porselen. Pijarkan hati-hati sampai  mengarang sempurna, 

dinginkan, tambahkan 2 ml asam sulfat P, dan pijarkan 

hati-hati sampai  residu berwarna putih atau hampir putih. 

Dinginkan, tambahkan 0,5 ml asam sulfat P dan 1 ml 

asam nitrat P, uapkan, dan pijarkan lagi sampai  bobot 

tetap: bobot natrium sulfat yang diperoleh antara 20,0% 

dan 24,0% dari bobot yang telah dikeringkan. 

    Kepekaan Pada 50 ml air bebas karbondioksida P, 

tambahkan 0,1 ml larutan merah kongo P (1 dalam 

1000). Warna larutan berubah menjadi ungu dengan 

penambahan 0,05 ml asam klorida 0,10 N dan kembali 

menjadi merah jika ditambahkan 0,05 ml natrium 

hidroksida 0,10 N. 

 

Merah kresol P o-Kresolsulfonftalein; C21H18O5S; BM 

382,43; [1733-12-6]. 

    Pemerian Serbuk, merah-coklat. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida encer. 

    Trayek pH Antara 7,2 dan 8,8. Perubahan warna: dari 

kuning menjadi merah. 

 

Merah kuinaldin P 2-(4-Dimetilamino-2-

stiriletilkuinolinium iodida; C21H23IN2; BM 430,33; 

[117-92-0]. 

    Pemerian Serbuk, hitam-biru tua. 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat mudah 

larut dalam etanol. 

    Titik lebur Lebih kurang 260° disertai peruraian. 

    Trayek pH Antara 1,4 dan 3,2. Perubahan warna: dari 

tidak berwarna menjadi merah. 

 

Merah metil P Asam 2-[[4-(dimetilamino)fenil]azo] 

benzoat hidroklorida; 2-[4-(CH3)2NC6H4N:N] 

C6H4COOH.HCl; BM 305,76. 

    Pemerian Serbuk, merah gelap atau hablur violet. 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam 

etanol. 

    Trayek pH Antara 4,2 dan 6,2. Perubahan warna: dari 

merah menjadi kuning. 

 

Merah netral P 3-Amino-7-dimetilamino-2-

metilfenazina monohidroklorida; C15H16N4.HCl; BM 

288,78; [553-24-2]; CI 50040. 

    Pemerian Serbuk kasar, kemerahan sampai hijau 

zaitun. 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam 

etanol. 

    Trayek pH Antara 6,8 dan 8,0. Perubahan warna: dari 

merah menjadi jingga. 

 

Metalftalein P Ungu ftalein; C32H32N2O12 + aq; [2441-89-4]. 

    Pemerian Serbuk, putih krem sampai coklat. 

    Kepekaan Larutkan 10 mg dalam 1 ml amonium 

hidroksida P dan encerkan dengan air sampai  100 ml. 

Pada 5 ml larutan tambahkan 95 ml air, 4 ml amonium 

hidroksida P, 50 ml etanol P dan 0,1 ml barium klorida 

0,1 M LV: terbentuk warna ungu kebiruan. Tambahkan 

0,15 ml dinatrium edetat 0,1 M LV: larutan menjadi 

tidak berwarna. 

 

1-Naftolbenzein P Fenilbis(4-hidroksinaftil)-metanol; 

C27H20O3; [6948-88-5]; BM 392,5.  

    Pemerian Serbuk merah kecoklatan atau hablur hitam 

kecoklatan. 

    Jika dipakai  pada titrasi bebas air, warnanya 

berubah dari biru sampai  biru kehijauan (basa) lalu  

jingga (netral) sampai  hijau tua (asam). 

 

p-Naftolbenzein P 4-[ -(4-Hidroksi-1-naftil) benzilidena] 

-1-(4H)-naftalenon); C27H18O2; [145-50-6]; BM 374,43. 

    Pemerian Serbuk, coklat kemerahan. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, 

dalam benzen, dalam eter dan dalam asam asetat glasial. 

    Trayek pH Antara 8,8 dan 10,0. Perubahan warna: 

dari jingga menjadi hijau. 

 

Timolftalein P C28H30O4; BM 430,54. 

    Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kuning. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, 

dan dalam larutan alkali hidroksida. 

    Trayek pH Antara 9,3 dan 10,5. Perubahan warna: 

dari tidak berwarna menjadi biru. 

 

Ungu bromokresol P Dibromo-o-kresolsulfonftalein; 

C21H16Br2O5S; BM 540,22. 

    Pemerian Serbuk hablur, putih sampai merah muda. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida. 

    Trayek pH Antara 5,2 dan 6,8. Perubahan warna: dari 

kuning menjadi ungu. 

 

KERTAS INDIKATOR 

 

    Kertas indikator yaitu  lembaran kertas dengan 

ukuran dan mutu yang sesuai (seperti yang tertera pada 

Kertas saring kuantitatif dalam Daftar Pereaksi) 

diimpregnasi dengan indikator atau pereaksi yang cukup 


 

stabil untuk membuat bahan terimpregnasi. Sebagian 

kertas uji dapat diperoleh dari sumber komersil 

distributor alat laboratorium. Kertas yang diperlukan 

untuk pengujian dan penetapan kadar dalam Farmakope, 

dapat disiapkan seperti tertera dalam paragraf berikut, 

memakai  larutan yang khusus atau sesuai untuk 

suatu pengujian seperti yang tertera dalam judul masing-

masing.  

    Rendam kertas saring putih yang keras/kuat dalam 

asam klorida P dan cuci dengan air sampai air cucian 

terakhir tidak menampilkan  reaksi asam terhadap merah 

metil LP. lalu  rendam dengan amonia LP, dan 

cuci lagi dengan air sampai air cucian terakhir tidak 

menampilkan  reaksi alkali terhadap fenolftalein LP.  

    sesudah  dikeringkan, jenuhkan kertas dengan larutan 

indikator dengan kepekatan yang sesuai, dan keringkan 

hati-hati dalam udara tidak mengalir kecuali dinyatakan 

lain, dengan menggantungkan pada batang kaca atau 

bahan inert lain dalam ruangan yang bebas asam, alkali 

dan uap lainnya. 

     Potong kertas menjadi ukuran yang sesuai, dan 

simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari 

cahaya dan kelembaban. 

 

Kertas fenolftalein P pakailah  larutan fenolftalein P 

dalam etanol encer P (1 dalam 1000).  

 

Kertas kanji iodida P pakailah  larutan 500 mg  kalium 

iodida P dalam 100 ml kanji LP segar. 

 

Kertas kuning tiazol P Kertas kuning titan P; pakailah  

larutan kuning tiazol P (1 dalam 2000). 

 

Kertas lakmus biru P Biasanya berukuran lebih kurang 

50 mm x 6 mm dan memenuhi syarat pada pengujian 

berikut: 

    Fosfat Potong 5 helai menjadi bagian-bagian kecil, 

campur dengan 500 mg magnesium nitrat P dalam krus 

porselen dan pijarkan. Pada residu tambahkan 5 ml asam 

nitrat P dan uapkan sampai  kering: residu tidak lebih 

dari 0,02 mg PO4; lakukan penetapan seperti yang tertera 

pada Uji Pereaksi. 

    Sisa pemijaran Pijarkan hati-hati 10 lembar sampai  

bobot tetap: bobot residu tidak lebih dari 0,4 mg per 

helai yang lebih kurang 3 cm2. 

    Asam-asam rosin Celupkan selembar kertas biru ke 

dalam larutan 100 mg perak nitrat P dalam 50 ml air: 

warna kertas tidak berubah dalam waktu 30 detik. 

    Kepekaan Jatuhkan selembar potongan kertas 

berukuran 10 sampai  12 mm ke dalam 100 ml asam 

0,0005 N di dalam gelas piala, aduk terus menerus: 

warna kertas berubah dalam waktu 45 detik. Asam 

0,0005 N dibuat dengan mengencerkan 1 ml asam 

klorida 0,1 N dengan Air murni yang baru dididihkan 

dan didinginkan, sampai  200 ml. 

 

Kertas lakmus merah P Biasanya berukuran lebih 

kurang 50 mm x 6 mm. Kertas lakmus merah P 

memenuhi syarat pengujian Fosfat, Sisa pemijaran dan 

Asam-asam rosin seperti yang tertera pada Kertas 

lakmus biru P. 

    Kepekaan Jatuhkan selembar potongan kertas 

berukuran 10 sampai 12 mm ke dalam 100 ml natrium 

hidroksida 0,0005 N dalam gelas piala, dan aduk terus 

menerus: warna kertas berubah dalam waktu 30 detik. 

Natrium hidroksida 0,0005 N dibuat dengan 

mengencerkan 1 ml natrium hidroksida 0,1 N dengan Air 

Murni yang baru dididihkan dan didinginkan sampai  200 ml. 

 

Kertas merah kongo P Celupkan kertas saring bentuk 

pita beberapa menit dalam merah kongo LP dan 

keringkan pada suhu ruang. 

 

Kertas metil hijau-raksa iodida P Celupkan secarik 

kertas saring tipis ke dalam larutan hijau metil P 4% dan 

biarkan kering di udara. Celupkan kertas ini  dalam 

larutan yang mengandung kalium iodida P 14% dan 

raksa(II) iodida P 20% selama 1 jam. Cuci dengan Air 

murni sampai  air cucian praktis tidak berwarna dan 

biarkan kering di udara. 

    Wadah dan penyimpanan Terlindung dari cahaya dan 

dipakai  dalam 48 jam. 

 

Kertas raksa(II) bromida P Celupkan selembar kertas 

saring yang memiliki  bobot 80 g/m2 dalam cawan 

yang berisi raksa(II) bromida etanol LP. Kertas saring 

dilipat dua dengan ukuran 20 x 1,5 cm, angkat kertas, 

biarkan kelebihan cairan menetes sampai kering, 

lindungi dari cahaya. Letakkan di atas permukaan bukan 

logam. Buang masing-masing 1 cm dari tepi, lalu  

potong sisanya dalam ukuran 1,5 cm2 atau lingkaran 

dengan diameter 1,5 cm. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung dari cahaya. 

 

Kertas tembaga(II) sulfat P pakailah  tembaga(II) 

sulfat LP. 

 

Kertas timbal(II) asetat P Biasanya berukuran lebih 

kurang 80 x 6 mm. pakailah  timbal(II) asetat LP, dan 

keringkan kertas pada suhu 100º, hindarkan kontak 

dengan logam. 

 

 

 

 

LARUTAN 

 

 

LARUTAN DAPAR 

 

    Keberhasilan dari beberapa pengujian dan penetapan 

kadar di dalam Farmakope memerlukan pengaturan atau 

mempertahankan pH tertentu dengan penambahan 

larutan dapar. Dalam pengukuran pH, larutan dapar baku 

diperlukan untuk pembakuan.  

    Suatu larutan dikatakan didapar jika dapat menahan 

perubahan aktivitas ion pada penambahan senyawa yang 

diharapkan mengubah aktivitas ion ini . Dapar 

yaitu  zat atau kombinasi zat yang memberi  

kemampuan kepada ketahanan terhadap suatu larutan. 

Larutan didapar merupakan suatu sistem yang mengan-

dung ion seimbang dengan  zat yang mampu mengikat 

atau melepaskan ion itu. 

    Kapasitas dapar berhubungan dengan jumlah bahan 

yang mungkin ditambahkan ke dalam larutan tanpa 

menyebabkan perubahan aktivitas ion yang berarti. 

Didefinisikan sebagai perbandingan asam atau basa yang 

ditambahkan (dalam gram ekuivalen per liter) untuk 

mengubah pH (dalam satuan pH). Kapasitas larutan 

dapar diatur terhadap kondisi p