adah tertutup
kedap, terlindung cahaya matahari langsung.
Raksa(II) bromida-etanol LP Larutkan 5 g raksa(II)
bromida P dalam 100 ml etanol P dengan pemanasan
perlahan-lahan untuk membantu pelarutan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca,
terlindung cahaya.
Raksa(II)-imidazol LP Larutkan 8,25 g imidazol P
yang telah dihablurkan kembali dalam 60 ml air,
tambahkan 10 ml asam klorida 5 M. Aduk larutan secara
mekanik dan teteskan 10 ml larutan raksa(II) klorida P
0,27%. Jika terjadi pengembunan, pisahkan dan buat
larutan berikutnya dengan penetesan larutan raksa(II)
klorida P lebih lambat. Atur pH sampai 6,75 - 6,85
dengan asam klorida 5 M (diperlukan lebih kurang 4ml)
dan tambahkan air secukupnya sampai 100 ml.
Raksa(II) iodida P Merkuri iodida P; Raksa(II) iodida
merah P; HgI2; BM 454,4; [7774-29-0]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, merah.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
cahaya.
Raksa(II) iodida LP Pereaksi Valser Perlahan-lahan
tambahkan larutan kalium iodida P (1 dalam 10) ke
dalam raksa(II) iodida merah P sampai hampir semua
terlarut dan saring. Larutan yang mengandung 10 g
kalium iodida P dalam 100 ml dapat melarutkan lebih
kurang 14 g HgI2 pada suhu 20°.
Raksa(II) iodida merah P pakailah raksa(II) iodida P.
Raksa(II) kalium iodida LP Pereaksi Mayer Larutkan
1,358 g raksa(II) klorida P dalam 60 ml air. Larutkan
5 g kalium iodida P dalam 10 ml air. Campur kedua
larutan dan encerkan dengan air sampai 100 ml.
Raksa(II) kalium iodida alkalis LP Pereaksi Nessler
Timbang 143 g natrium hidroksida P, masukkan ke
dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 700 ml air.
Larutkan 50 g raksa(II) iodida P dan 40 g kalium iodida
P dalam 200 ml air, tuangkan ke dalam larutan natrium
hidroksida, tambahkan air sampai tanda. Diamkan
sampai terbentuk endapan, pakailah beningan.
Raksa(II) klorida P HgCl2, BM 271,50; murni pereaksi.
Raksa(II) klorida LP Larutkan 6,5 g raksa(II) klorida
P dalam air sampai 100 ml.
Raksa(I) nitrat P Hg2(NO3)2.2H2O; BM 561,22; murni
pereaksi.
Raksa(I) nitrat LP Larutkan 15 g raksa(I) nitrat P
dalam campuran 90 ml air dan 10 ml asam nitrat encer
P, simpan di tempat gelap, dalam botol berwarna cokelat
yang berisi butiran kecil raksa.
Raksa(II) nitrat P Hg(NO3)2.xH2O; BM 342,62;
[10045-94-0]; murni pereaksi, tersedia dalam bentuk air
kristal, mono atau dihidrat.
Raksa(II) nitrat LP Larutkan 40 g raksa(II) oksida P
(merah atau kuning) dalam campuran 32 ml asam nitrat
P dan 15 ml air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca,
terlindung cahaya.
Raksa(II) oksida P HgO; BM 216,59; murni pereaksi.
Raksa(II) oksida kuning P HgO; BM 216,59; [21908-
53-2]; murni pereaksi.
Raksa(II) sulfat P HgSO4; BM 296,65; murni pereaksi.
Raksa (II) sulfat LP Pereaksi Deniges Campur 5 g
raksa(II) oksida kuning P dengan 40 ml air dan sambil
diaduk perlahan-lahan tambahkan 20 ml asam sulfat P,
lalu tambahkan lagi 40 ml air, aduk sampai larut
sempurna.
Raksa(II) tiosianat P Hg(SCN)2; BM 316,76; [592-85-
8]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
dalam etanol dan dalam eter; larut dalam larutan natrium
klorida.
L-Ramnosa P C6H12O5.H2O; BM 182,2; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, berwarna putih.
Suhu lebur Lebih kurang 96°.
Rotasi jenis <1081> Lebih kurang +8°; lakukan
penetapan memakai larutan dalam air 5%
mengandung amonium hidroksida lebih kurang 0,05%.
Resin guiakum P Resin yang diperoleh dari teras kayu
tanaman Guaiacum officinale L. dan Guaiacum sanctum
L.: berupa potongan mengkilat, berwarna cokelat
kemerahan atau cokelat kehijauan.
Resin penukar ion P Suatu campuran yang kompak dari
4 bagian penukar kation asam sangat kuat dalam bentuk
hidrogen (yang dibuat dengan cara sulfonasi kopolimer
stiren-divinilbenzen mengandung 8% - 10%
divinilbenzen) dengan 6 bagian penukar anion basa
sangat kuat dalam bentuk hidroksil (yang dibuat dengan
cara aminasi kopolimer stiren-divinilbenzen yang
terklorometasi dengan trimetilamin, mengandung 3% -
5% divinilbenzen).
Resorsinol P pakailah Resorsinol seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Resorsinol LP Larutkan 1 g resorsinol P dalam asam
klorida P sampai 100 ml.
Resorsinol LP (A) Pada 80 ml asam klorida P
tambahkan 10 ml resorsinol LP 2 % dan 0,25 ml
tembaga(II) sulfat LP 2,5 % dan encerkan dengan air
sampai 100 ml. Siapkan larutan paling lama 4 jam
sebelum dipakai .
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2° - 8°
dan pakailah selama 1 minggu.
Rhodamin B P Tetraetilrhodamin; C28H31ClN2O3; BM
479,01; [81-88-9].
Pemerian Hablur hijau atau serbuk ungu kemerahan.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air;
menghasilkan larutan merah kebiruan dan berfluorosensi
kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut dalam etanol;
sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali.
Larut dalam asam kuat, membentuk senyawa dengan
kompleks antimoni berwarna merah muda yang larut
dalam isopropil eter.
Kejernihan larutan Larutan (1 dalam 200) larut
sempurna dan jernih.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 2 mg (0,2%); lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi dengan
memijarkan 1 g zat dengan 1 ml asam sulfat P.
Riboflavin P pakailah Riboflavin seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
S1A; S1AB; S1C, S1NS; S2; S3; S4; S5; S6; S7; S8;
S9; S10; S11 P pakailah Penyangga seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Sakarosa P pakailah Sukrosa seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Salin LP Natrium klorida isotonik LP Larutkan 9,0 g
natrium klorida P dalam air sampai 1000 ml.
[Catatan Salin LP bebas pirogen harus memenuhi
persyaratan Uji Pirogen <231>.]
Salin pH 7,4 didapar fosfat Larutkan 2,38 g natrium
fosfat dibasa dodekahidrat P, 190 mg kalium fosfat
monobasa P dan 8,0 g natrium klorida P dalam air
secukupnya sampai 1000 ml. Jika perlu atur pH segera
sebelum dipakai .
Schweitzer, pereaksi pakailah tembaga(II) oksida
amonia LP.
Selenium P Se; BA 78,96; [7782-49-2]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk amorf merah tua atau serbuk hablur
hitam kebiruan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam larutan
natrium hidroksida, dalam kalium hidroksida atau dalam
sulfida.
Selulosa P Murni pereaksi.
Serium(IV) amonium nitrat P Ce(NO3)4.2NH4NO3;
BM 548,22; murni pereaksi.
Serium(IV) amonium nitrat LP Larutkan 6,25 g
serium(IV) amonium nitrat P dalam 10 ml asam nitrat
0,25 N. pakailah dalam 3 hari.
Serium(IV) amonium sulfat P Ce(SO4)2.
2(NH4)2SO4.2H2O; BM 632,55; murni pereaksi.
Pemerian Hablur, kuning sampai jingga kekuningan.
Kelarutan Larut lambat dalam air, lebih cepat larut
jika mengandung asam mineral.
Serium(III) nitrat P Ce(NO3)3.6H2O; BM 434,2;
[10294-41-4]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna atau kuning
pucat.
Serium(III) nitrat LP Larutkan 220 mg serium(III)
nitrat P dalam 50 ml air, tambahkan 0,1 ml asam nitrat P
dan 50 mg hidroksilamin hidroklorida P dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml.
Serium(IV) sulfat P Ce(SO4)2, dengan jumlah molekul
air bervariasi; BM 332,24 (anhidrat); [13590-82-4].
Dapat juga mengandung sulfat dari unsur lantanida lain.
Mengandung tidak kurang dari 80,0% Ce(SO4)2.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, kuning sampai
kuning jingga.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin; lambat
larut dalam asam mineral encer dingin, lebih cepat larut
jika dipanaskan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
800 mg zat, masukkan ke dalam labu, tambahkan 25 ml
air dan 3 ml asam sulfat P dan hangatkan sampai larut.
Dinginkan dan tambahkan 60 ml campuran asam fosfat
P dan air (1 dalam 20). Tambahkan 25 ml larutan kalium
iodida P (1 dalam 10), sumbat labu dan biarkan selama
15 menit. Alirkan karbon dioksida P ke dalam labu,
lakukan titrasi terhadap iodum yang dibebaskan dengan
natrium tiosulfat 0,1N LV, tambahkan 3 ml kanji LP
menjelang titik akhir titrasi.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 33,22 mg Ce(SO4)2.
Klorida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 1 g zat dalam campuran 5 ml
asam nitrat P dan 4 ml air. Saring jika perlu dan
encerkan dengan air sampai 20 ml. Ke dalam 10 ml
larutan ini tambahkan 1 ml perak nitrat LP, biarkan
selama 10 menit dan saring sampai jernih. Ke dalam
10 ml sisa larutan zat tambahkan 1 ml perak nitrat LP:
terjadi sedikit kekeruhan yang tidak lebih dari larutan
pembanding yang diperoleh dengan menambahkan
0,05 mg Cl ke dalam filtrat dari 10 ml pertama larutan
zat.
Logam berat Panaskan 500 mg zat dalam campuran
10 ml air dan 0,5 ml asam sulfat P sampai larut
sempurna. Dinginkan, encerkan dengan air sampai 50 ml
dan alirkan gas hidrogen sulfida P melalui larutan ini
sampai jenuh: terbentuk endapan putih atau tidak lebih
gelap dari kuning pucat.
Besi Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
sebagai berikut: larutkan 100 mg zat dalam campuran
5 ml air dan 2 ml asam klorida P, jika perlu hangatkan
dan dinginkan. Pindahkan ke dalam gelas ukur
bersumbat kaca, encerkan dengan air sampai 25 ml dan
tambahkan 5 ml amonium tiosianat LP dan 25 ml eter P.
Kocok perlahan dan sempurna, biarkan memisah: warna
merah muda dalam lapisan eter tidak lebih gelap dari
larutan pembanding, yang diperlakukan sama dengan
menambahkan 0,02 mg Fe.
Setilpiridinium klorida P C21H38ClN.H2O; BM 358,0;
murni pereaksi.
Pemerian Serbuk, putih.
Suhu lebur <1021> Lebih kurang 81°.
Setiltrimetilamonium bromida P setrimida;
heksadesiltrimetilamonium bromida; C19H42BrN; BM
364,46; [57-09-0]. Untuk pengujian secara kromatografi
pakailah dengan kadar 99,0%.
Setrimida P pakailah Setiltrimetilamonium bromida P.
Sianogen bromida P BrCN; BM 105,92.
Pemerian Hablur tidak berwarna. Menguap pada suhu
ruang, uap sangat mengiritasi dan sangat beracun.
Suhu lebur Lebih kurang 52°.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Kelarutan dalam pelarut Secara terpisah, larutkan
berturut-turut 1 g zat dalam 10 ml air dan dalam 10 ml
etanol P: larutan tidak berwarna.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
di tempat dingin.
Sianogen bromida LP Tambahkan tetes demi tetes
amonium tiosianat 0,1 M dengan pendinginan pada air
brom LP sampai warna hilang. Larutan harus dibuat
segar.
[Peringatan Larutan sangat beracun.]
Sikloheksan P C6H12; BM 84,16; murni pereaksi.
Silika gel oktadesilsilanisasi untuk kromatografi P
Murni pereaksi.
Silika gel P
Pemerian SiO2 terhidrat sebagian, amorf, ada
dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai
ukuran. Jika dipakai sebagai pengering, seringkali
disalut dengan senyawa yang berubah warna jika
kapasitas penyerapan air telah habis. Bahan berwarna
ini dapat dikembalikan (dapat menyerap air
kembali) dengan memanaskannya pada suhu 110°
sampai gel berubah menjadi warna semula.
[Catatan procedure berikut dan batasnya ditetapkan
hanya untuk silika gel P kualitas pengering.]
Susut pemijaran Tidak lebih dari 6%; lakukan
pemijaran memakai 2 g zat yang ditimbang saksama
dan pijarkan pada suhu 950°±50° sampai bobot tetap.
Penyerapan air Tempatkan lebih kurang 10 g zat
dalam botol timbang yang telah ditara dan timbang.
lalu letakkan botol, tanpa tutup selama 24 jam
dalam wadah dengan kelembaban yang dipertahankan
pada kelembaban relatif 80%, dibuat seimbang dengan
asam sulfat P yang memiliki bobot jenis 1,19. Timbang
kembali: kenaikan bobot tidak kurang dari 31,0% dari
bobot zat.
Silikon karbida P SiC; BM 40,10.
Pemerian Kepingan kecil bersih, untuk meningkatkan
pembentukan gelembung udara.
Sineol P Eukaliptol; 1,8-Epoksi-p-metana; C10H18O; BM
154,3; [470-82-6]; murni pereaksi.
dipakai untuk penetapan o-kresol.
Pemerian Cairan tidak berwarna.
Titik didih Lebih kurang 176°.
Bobot jenis Antara 0,992 dan 0,927.
Indeks bias Antara 1,465 dan 1,459.
L-Sistin P HOOC(NH2CHCH2S-SCH2CH(NH2)COOH;
BM 240,30; [56-89-3].
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida;
tidak larut dalam etanol dan dalam pelarut organik lain.
- 1739 -
Rotasi jenis <1081> Antara -215° dan -225°; lakukan
penetapan memakai larutan zat (yang telah
dikeringkan di atas silika gel P selama 4 jam) 2% b/v
dalam larutan asam klorida P (1 dalam 10) pada suhu
20°.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Sorbitol P pakailah Sorbitol seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Striknin sulfat P (C21H22N2O2)2.H2SO4.5H2O;
BM 856,98.
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna, atau
serbuk hablur putih. Larutannya memutar bidang
polarisasi ke kiri.
Kelarutan 1 g zat larut dalam lebih kurang 35 ml air;
dalam 85 ml etanol P dan dalam lebih kurang 220 ml
kloroform P: tidak larut dalam eter P.
Kerjernihan Larutan 500 mg zat dalam 25 ml air,
melarut sempurna: jernih dan tidak berwarna.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Brusin Pada 100 mg zat tambahkan 1 ml larutan asam
nitrat P (1 dalam 2): terjadi warna kuning namun tidak
warna merah atau cokelat kemerahan.
Stronsium nitrat P Sr(NO3)2; BM 211,63;
[10042-76-9]; murni pereaksi.
Sukrosa P pakailah Sukrosa sepeti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Sulfanilamida P C6H8N2O2S; BM 172,21; [63-74-1].
Sulfanilat- -naftilamin LP pakailah sulfanilat-1-
naftilamin LP.
Sulfanilat-1-naftilamin LP Larutkan 500 mg asam
sulfanilat P dalam 150 ml asam asetat P. Larutkan
100 mg 1-naftilamin hidroklorida P dalam 150 ml asam
asetat P dan campur kedua larutan ini : warna
merah muda akan berubah jika ditambahkan zink.
Sulfadiazin P pakailah Sulfadiazin seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Tabung detektor amonia Tabung kaca bertutup yang
dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring
serapan dan bahan penyangga untuk indikator biru
bromofenol.
[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 70 bpj.]
Tabung detektor belerang dioksida Tabung kaca
bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan
dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga
untuk indikator pasta kanji-iodida
[Catatan Rentang pengukuran pada 1 - 25 bpj.]
Tabung detektor hidrogen sulfida Tabung kaca
bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan
dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga
untuk indikator yang mengandung garam timbal yang
sesuai.
[Catatan Rentang pengukuran pada 1 - 20 bpj.]
Tabung detektor karbon monoksida Tabung kaca
bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan
dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga
untuk indikator iodum pentoksida, selenium oksida dan
uap asam sulfat.
[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 150 bpj.]
Tabung detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida
Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas
dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga
untuk lapisan oksidasi dan indikator difenil benzidin.
[Catatan Rentang pengukuran pada 0,5 - 10 bpj.]
Tabung detektor uap air Tabung kaca bertutup yang
dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring
serapan dan bahan penyangga untuk indikator yang
mengandung suspensi selenium dalam asam sulfat.
[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 250 mg per m3.]
Talk P pakailah Talk seperti tertera pada monografi
Farmakope negara kita V.
Tanah fuller untuk kromatografi P Sangat halus dan
agak kasar.
Pemerian Serbuk atau granul, abu-abu atau putih keabu-
abuan, terutama mengandung alumunium-magnesium
silikat hidrat.
Derajat halus serbuk Seperti tertera pada Pengayak dan
Derajat Halus Serbuk <1141>.
Zat larut Larutkan 20 g zat dalam 50 ml air dingin dan
saring: residu penguapan dari filtrat tidak lebih dari 60 mg
(0,3%). Larutkan lagi 20 g zat dalam 50 ml etanol P
dingin dan saring: residu penguapan dari filtrat tidak lebih
dari 14 mg (0,07%).
Susut pengeringan <1121> Antara 7,0% dan 10,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 6 jam.
[Catatan Jika perlu kadar air diatur dengan cara
mengeringkan dalam hampa udara pada suhu ruang,
kembalikan air yang diperlukan dan seimbangkan dengan
pengocokan selama 2 jam.]
Tanah silika untuk kromatografi P
Untuk Kromatografi gas, pakailah mutu yang
disiapkan khusus dengan memenuhi pemerian umum
sebagai berikut: Tanah silika yang dimurnikan dengan
ukuran mesh yang sesuai, yang telah dicuci dengan asam
dan/atau basa, disilanisasi atau tanpa disilanisasi.
Untuk Kromatografi partisi kolom, sangat penting
bahwa bahan bebas dari senyawa pengganggu. Jika
senyawa pengganggu diketahui atau diperkirakan ada,
murnikan bahan sebagai berikut: Letakkan segumpal wol
kaca pada dasar kolom kromatografi dengan diameter
100 mm atau lebih besar dan tambahkan Tanah silika
yang dimurnikan setinggi 5 kali diameter kolom.
Tambahkan asam klorida P setara sepertiga volume
tanah silika dan biarkan asam memperkolasi kolom dan
lanjutkan pencucian dengan metanol P sampai cucian
akhir netral terhadap kertas lakmus basah. Keluarkan isi
kolom yang telah dicuci ke dalam cawan dangkal,
panaskan di atas tangas uap untuk menghilangkan sisa
metanol dan keringkan pada suhu 105° sampai bahan
menjadi serbuk dan bebas dari sisa metanol.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dalam bentuk bahan kering.
Tanin P pakailah asam tanat P.
Tembaga, lembaran P Cu; BA 63,55; murni pereaksi.
Tembaga karbonat P CuCO3Cu(OH)2.H2O, murni
pereaksi.
Tembaga(II) iodida alkali LP Larutkan 7,5 g
tembaga(II) sulfat P (CuSO4.5H2O) dalam lebih kurang
100 ml air. Dalam wadah lain larutkan 25 g natrium
karbonat anhidrat P, 20 g natrium bikarbonat P dan
25 g kalium natrium tartrat P dalam lebih kurang 600 ml
air. Dengan pengocokan yang tetap, tambahkan larutan
tembaga(II) sulfat P ke dasar larutan alkali tartrat
melalui corong yang ujungnya mengenai dasar wadah.
Tambahkan 1,5 g kalium iodida P, 20 g natrium sulfat
anhidrat P, 50 - 150 ml kalium iodat 0,02 M dan air
sampai 1000 ml.
Tembaga(II) oksida amoniakal LP Pereaksi
Schweitzer Larutkan 10 g tembaga(II) sulfat P dalam
100 ml air, tambahkan secukupnya larutan natrium
hidroksida P (1 dalam 5) untuk mengendapkan tembaga
hidroksida, kumpulkan dengan penyaringan dan cuci
dengan air dingin sampai bebas sulfat. Larutkan
endapan, endapan harus selalu basah selama perlakuan,
jika perlu tambahkan sedikit amonia LP agar larutan
sempurna.
Tembaga(II) oksida amoniakal LP (A) Triturat
500 mg tembaga karbonat P dengan 10 ml air, lalu
tambahkan 10 ml amonium hidroksida P secara
bertahap.
Tembaga(II) sitrat alkali LP Dengan pemanasan,
larutkan 173 g natrium sitrat dihidrat P dan 117 g
natrium karbonat monohidrat P dalam lebih kurang
700 ml air, jika perlu saring melalui kertas saring untuk
memperoleh larutan jernih. Dalam wadah terpisah
larutkan 17,3 g tembaga(II) sulfat P dalam lebih kurang
100 ml air dan tambahkan perlahan-lahan ke dalam
larutan pertama, sambil diaduk. Dinginkan, tambahkan
air sampai 1000 ml dan campur.
Tembaga(II) sulfat P CuSO4.5H2O; BM 249,69; [7758-
99-8]; murni pereaksi.
Tembaga(II) sulfat LP Larutkan 12,5 g tembaga(II)
sulfat P dalam air sampai 100 ml.
Tembaga(II) sulfat anhidrat P CuSO4; BM 159,61;
[7758-98-7].
Pemerian Serbuk putih atau keabuan, bebas dari
sedikit warna biru. Penambahan sedikit air,
mengakibatkan perubahan warna menjadi biru.
Kelarutan Larut dalam air.
Klorida Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 1 g zat.
Senyawa tak mengendap dengan hidrogen sulfida
Berat residu tidak lebih dari 6 mg (0,15%); lakukan
penetapan seperti pada tembaga(II) asetat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kedap.
Tembaga(II) tartrat alkali LP Larutan Fehling.
Larutan tembaga (A) Larutkan perlahan-lahan 34,66 g
hablur tembaga yang tidak mengembang jika menyerap
lembab dalam air sampai 500 ml. Simpan larutan dalam
wadah kecil tertutup kedap.
Larutan alkali tartrat (B) Larutkan 173 g hablur
kalium natrium tartrat P dan 50 g natrium hidroksida P
dalam air sampai 500 ml. Simpan larutan dalam wadah
tahan alkali.
pemakaian Campurkan larutan A dan larutan B
beberapa volume yang sama pada saat akan dipakai .
Tetrabutilamonium hidrogen sulfat P C16H37NSO4;
[32503-27-8]; BM 339,54; murni pereaksi. Mengandung
tidak kurang dari 97,0% C16H37NSO4.
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Kelarutan Larut dalam etanol membentuk larutan
tidak berwarna yang agak berkabut.
Jarak lebur <1021> Antara 169º dan 173º.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
170 mg zat, larutkan dalam 40 ml air. Titrasi dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 33,95 mg C16H37NO4S
Tetrabutilamonium hidroksida P Tetrabutilamonium
hidroksida 1,0 M dalam metanol P.
Tetrabutilamonium iodida P (C4H9)4NI; [311-28-4];
BM 369,37. Mengandung tidak kurang dari 99,0%
(C4H9)4NI.
Pemerian Keping hablur, putih mengkilat.
Kelarutan Larut dalam etanol dan dalam eter; sukar
larut dalam air.
Jarak lebur <1021> Antara 146º dan 147º.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
370 mg zat, larutkan dalam 60 ml aseton P, aduk kuat
secara mekanik, tambahkan 10 ml larutan asam sulfat P
16%, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik
akhir secara potensiometrik memakai elektroda
kaca-perak dan tambahkan titran setiap kali 0,1 ml
mendekati titik akhir. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 36,94 mg (C4H9)4NI
Tetradekana P C14H30; BM 198,39. Mengandung tidak
kurang dari 98 % C14H30.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.
Jarak lebur <1021> Metode II antara 4° dan 8° dengan
jarak 2° .
Indeks bias <1001> Antara 1,4280 dan 1,4300; lakukan
penetapan pada suhu 20°.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi gas seperti tertera pada kromatografi
<931>. Kromatograf dilengkapi dengan detektor ionisasi
nyala dan kolom baja tahan karat 2,4 m x 3 mm berisi
tahap diam G16 pada partikel penyangga S1, suhu kolom
250°, suhu injektor 200° dan suhu detektor 280°.
pakailah helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir
27,5 ml per menit.
Tetraetilamonium perklorat P (C2H5)4NClO4; BM
229,70; murni pereaksi.
Pemerian Hablur, putih.
Kelarutan Larut dalam air.
Tetrahidrofuran P C4H8O; BM 72,1; [109-99-9]; murni
pereaksi.
Tetrametilamonium hidroksida P (CH3)4NOH; BM
91,15. ada sebagian larutan dalam air dengan kadar
lebih kurang 10% atau lebih kurang 25%, atau sebagai
hablur pentahidrat.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; berbau kuat
seperti amonia. Tetrametilamonium hidroksida
merupakan basa yang lebih kuat dari amonia dan dengan
cepat menyerap karbon dioksida dari udara.
Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,02%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Uapkan 5 ml zat di atas
tangas uap dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.
Amonia dan amina lain Timbang saksama beberapa
larutan zat yang setara dengan lebih kurang 300 mg
(CH3)4NOH dalam botol timbang bentuk rendah yang
telah ditara dengan 5 ml air. Tambahkan asam klorida
1 N sedikit berlebih (lebih kurang 4 ml) uapkan di atas
tangas uap sampai kering dan keringkan pada suhu 105°
selama 2 jam: bobot tetrametilamonium klorida yang
diperoleh dikalikan 0,8317 menampilkan jumlah dalam
mg (CH3)4NOH dalam zat yang dipakai dan dalam
batas 0,2% lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar Timbang saksama labu bersumbat
kaca yang berisi lebih kurang 15 ml air. Tambahkan
beberapa zat setara dengan 200 mg (CH3)4NOH dan
timbang kembali. Tambahkan merah metil LP dan titrasi
larutan dengan asam klorida 0,1N LV.
Tiap ml asam klorida 0,1 N
setara dengan 9,115 mg (CH3)4NOH
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Tetrametilamonium hidroksida LP pakailah larutan
zat dalam air yang tiap 100 ml mengandung setara
dengan 10 g tetrametilamonium hidroksida P anhidrat.
Tetrametilamonium nitrat P (CH3)4NNO3; BM
136,15.
Pemerian Hablur, putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air.
N,N,N’,N’-Tetrametiletilendiamin P Tetrametiletan-
1,2-diamin; (CH3)2NCH2.CH2.N(CH3)2; BM 116,2;
murni pereaksi.
Pemerian Cairan tidak berwarna.
Titik didih Lebih kurang 121o.
Bobot per ml Lebih kurang 780 mg.
Tiamin hidroklorida P pakailah Tiamin Hidroklorida
seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita V.
Timah P Sn; BA 118,71; [7440-31-5]; murni pereaksi.
Timah(II) klorida P, SnCl2.2H2O; BM 225,65; [10025-
69-1]; murni pereaksi.
Timah(II) klorida LP Panaskan 20 g timah P dengan
85 ml asam klorida P sampai tidak ada lagi hidrogen
yang diubah.
Timah(II) klorida asam LP Larutkan 8 g timah(II)
klorida P dalam 500 ml asam klorida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca dan
pakailah dalam 3 bulan.
Timah(II) klorida pekat asam LP Larutkan 40 g
timah(II) klorida P dalam 100 ml asam klorida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca dan
pakailah dalam 3 bulan.
Timbal dioksida P pakailah timbal(IV) oksida P.
Timbal monoksida P PbO; BM 223,20; [1317-36-8]
Mengandung tidak kurang dari 98% PbO.
Pemerian Serbuk berat, kekuningan atau kuning
kemerahan.
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol;
larut dalam asam asetat, dalam asam nitrat encer dan
dalam larutan hangat alkali hidroksida.
Zat tak larut dalam asam asetat Tidak lebih dari
10 mg (0,5%). Larutkan 2 g zat dalam 30 ml larutan
asam asetat glasial P (1 dalam 2), didihkan perlahan-
lahan selama 5 menit, saring, cuci residu dengan asam
asetat encer P dan keringkan pada suhu 105º selama
2 jam.
Zat tak mengendap dengan hidrogen sulfida Tidak
lebih dari 5 mg (0,5%). Sempurnakan endapan timbal
dari filtrat yang diperoleh pada uji terhadap Zat tak larut
dalam asam asetat dengan melewatkan hidrogen sulfida
P ke dalamnya, saring dan cuci endapan dengan 20 ml
air. Tambahkan 5 tetes asam sulfat P pada tengah bagian
campuran filtrat dan bilasan, uapkan sampai kering dan
pijarkan pada suhu 800º±25º selama 15 menit.
Zat menguap Tidak lebih dari 2% dari bobot zat.
Timbang saksama lebih kurang 5 g zat dan panaskan
kuat-kuat dalam krus porselen bertutup.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg zat, pijarkan dalam tanur pada suhu 600º±50º,
larutkan dengan 10 ml air hangat dan 1 ml asam asetat
glasial P. Encerkan dengan 75 ml air, panaskan sampai
mendidih, tambahkan 50,0 ml kalium dikromat 0,1 N LV
dan panaskan selama 2 - 3 menit. Dinginkan, masukkan
ke dalam labu tentukur 200-ml dengan bantuan air,
encerkan dengan air sampai tanda, campur dan diamkan.
Ambil 100,0 ml cairan jernih dan masukkan dalam labu
bersumbat kaca. Tambahkan 10 ml asam sulfat encer P
dan 1 g kalium iodida P, tutup, aduk perlahan dan
biarkan selama 10 menit. Titrasi iodum bebas dengan
kalium dikromat 0,1 N LV, lalu kelebihan dikromat
dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan
3 ml kanji LP pada saat mendekati titik akhir.
Tiap ml kalium dikromat 0,1 N
setara dengan 7,440 mg PbO
Timbal(II) asetat P Pb(C2H3O2).3H2O; BM 379,33;
[6080-56-4]; murni pereaksi.
Timbal(II) asetat LP Larutkan 9,5 g hablur jernih dan
transparan timbal(II) asetat P dalam air yang baru
didihkan sampai 100 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat
yang baik.
Timbal(II) nitrat P Pb(NO3)2; BM 331,2; [10099-74-
8]; murni pereaksi.
Timbal(IV) oksida P Timbal dioksida P; PbO2;
BM 239,2; murni pereaksi.
Timbal(II) perklorat P Pb(ClO4)2.3H2O;
BM 460,15; murni pereaksi.
Timbal(II) subasetat LP Larutkan 40,0 g timbal(II)
asetat P dalam 90 ml air bebas karbon dioksida P. Atur
pH 7,5 dengan natrium hidroksida 10 M, sentrifus dan
pakailah beningan. Mengandung tidak kurang dari 16,7%
(b/b) dan tidak lebih dari 17,4% (b/b) Pb dalam bentuk
C8H14O10Pb3.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Timbal(II) subasetat LP (A) Triturat 14 g timbal
monoksida P dengan 10 ml air sampai terbentuk pasta
halus, pindahkan campuran ke dalam botol, dengan 10 ml
air untuk membilas. Larutkan 22 g timbal(II) asetat P
dalam 70 ml air, tambahkan larutan ini ke dalam campuran
timbal(II) oksida. Kocok kuat selama 5 menit, lalu
simpan, sambil sering dikocok, selama 7 hari. Saring dan
tambahkan air yang baru dididihkan melalui penyaring
sampai 100 ml.
Timolftalein P pakailah Timolftalein P seperti tertera pada
Indikator dan Kertas Indikator.
Timolftalein LP Larutkan 100 mg timolftalein P dalam
100 ml etanol P, saring jika perlu.
Tingtur guaiakum LP Maserasi 20 g resin guaiakum P
dengan 100 g etanol P 80%, dalam labu bersumbat selama
24 jam, sambil sesekali dikocok, saring.
Tioasetamida P C2H5NS; BM 75,13; [62-55-5]; murni
pereaksi.
Tioasetamida LP Larutkan 4 g Tioasetamida P dalam
100 ml air.
Tiourea P (NH2)2CS; BM 76,12 ; [62-56-6]; murni
pereaksi.
Titan(III) klorida P pakailah titan triklorida P.
Titan triklorida P Titan(III) klorida P; TiCl3; BM 154,23;
[7705-07-9].
Pemerian Serbuk, hitam; higroskopik, tidak stabil di udara.
Kelarutan Larut dalam air, larutan membebaskan endapan
asam titanat oleh pengaruh udara. biasanya dapat diperoleh
sebagai larutan 15% - 20% dalam air berwarna biru
lembayung tua.
Wadah dan penyimpanan Simpan larutan dalam botol
bersumbat kaca, tertutup rapat, terlindung cahaya.
Titanium tetraklorida TiCl4; BM 189,68; [7550-45-0].
Mengandung tidak kurang dari 99,5% TiCl4.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, berasap di udara.
[Perhatian Bereaksi kuat dengan air].
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg
zat, masukkan ke dalam buret Smith berisi 100 ml asam
sulfat 2 N. Tuang larutan melalui kolom reduksi zink-raksa
ke dalam 50 ml besi(III) amonium sulfat 0,1 N LV. Eluasi
dengan 100 ml asam sulfat 2 N dan 100 ml air. Tambahkan
10 ml asam fosfat P dan titrasi dengan kalium permanganat
0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N
setara dengan 18,97 TiCl4
o-Tolidin P 4,4’-Diamino-3,3’-dimetilbifenil;
(NH2)(CH3)C6H3.C6H3(CH3)(NH2); BM 212,29;
[119-93-7].
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai
kemerahan.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam eter dan dalam asam encer.
[Perhatian Hindari kontak dengan o-tolidin dan
campuran yang mengandung o-tolidin dan lakukan
semua pengujian di dalam lemari asam.]
Jarak lebur <1021> Antara 129° dan 131°.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung cahaya.
p-Tolualdehida P C8H8O; BM 120,15; [104-87-0].
Mengandung tidak kurang dari 98% C8H8O.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai
kuning.
Indeks bias <1001> Antara 1,544 dan 1,546; lakukan
penetapan pada suhu 20º.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 1,8 m x 3 mm
berisi bahan pengisi 5% tahap diam G4 pada partikel
penyangga S1. Suhu detektor dan kolom lebih kurang
125º, suhu injektor lebih kurang 205º. pakailah larutan
zat 5% dalam karbon disulfida P dan nitrogen P sebagai
gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 12 ml per
menit.
Toluen P Toluol; C6H5CH3; BM 92,14; [108-88-3];
murni pereaksi.
p-Toluenasulfonil-L-arginina metil ester
hidroklorida P. C14H22N4O4S.HCl; BM 378,88; [1784-
03-8]. Lakukan kesesuaian seperti tertera pada uji
Tripsin dalam Kimotripsin seperti yang tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
o-Toluidina P (2-Aminotoluen; 2-Metilanilin;
C6H4(CH3)(NH2)-1,2; BM 107,15; [95-53-4].
Pemerian Cairan berwarna kuning muda, menjadi
coklat kemerahan jika terpapar udara dan cahaya.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam eter dan dalam asam encer.
Bobot jenis <981> 1,008; lakukan penetapan pada
suhu 20º.
Jarak didih Antara 200º dan 202º; lakukan penetapan
seperti yang tertera pada Uji Pereaksi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya.
Torium nitrat P Th(NO3)4.4H2O; BM 552,12; [13823-
29-5]; murni pereaksi.
Torium nitrat LP Larutkan 1 g torium nitrat P dalam
air sampai 100 ml, saring jika perlu.
L-Tosilaminofenetil klorometil keton P Tosilfenilala-
niklorometana; C17H18ClNO3S; BM 351,9; murni
pereaksi.
Pemerian Hablur padat, putih.
Suhu lebur Lebih kurang 105º.
Rotasi jenis Lebih kurang -87º; lakukan penetapan
memakai larutan 1% dalam etanol P.
Trietanolamina P pakailah Trolamina P.
Trietilamin P (C2H5)3N; BM 101,19; [121-44-8];
Megandung tidak kurang dari 99,5%.
Pemerian Cairan tidak berwarna
Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur
dengan etanol, dengan eter dan dengan air dingin.
Triketohidrinden hidrat P Ninhidrin P; C9H4O3.H2O;
BM 178,14.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai
putih kecoklatan.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar
larut dalam eter dan dalam kloroform. Jika dipanaskan
pada suhu lebih dari 100º: warna berubah menjadi
merah.
Jarak lebur <1021> Antara 240° dan 245° disertai
peruraian; lakukan penetapan di atas tangas yang sudah
dipanaskan sampai suhu 220º.
Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan
seperti yang tertera pada Uji Pereaksi, memakai
100 mg zat.
Kepekaan Larutkan 10 mg asam amino asetat P
dalam 25 ml air. Pada 1 ml larutan ini tambahkan 50 mg
natrium asetat P yang dilarutkan dalam 2 ml air,
lalu 0,2 ml larutan 5 mg zat dalam 1 ml air.
Didihkan campuran selama 1 sampai 2 menit: terjadi
warna lembayung dan menjadi intensif sesudah dibiarkan
beberapa menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
dari cahaya.
Triketohidrinden hidrat LP Ninhidrin LP Larutkan
200 mg triketohidrinden hidrat P dalam air sampai
10 ml. Larutan dibuat segar.
Trikloroetana P pakailah metil kloroform P.
Trikloroetilen P ClCH=CCl2; BM 131,4; pereaksi
teknis.
Pemerian Cairan tidak berwarna; bau seperti
kloroform.
Bobot per ml Lebih kurang 1,46 g.
n-Trikosan P C23H48; BM 324,63 ; [638-67-5].
Pemerian Struktur seperti hablur, massa hampir
tembus cahaya, tidak berwarna atau putih, rasa agak
seperti lemak.
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol;
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
menguap dan dalam minyak lemak panas; sukar larut
dalam etanol mutlak.
Jarak lebur <1021> Antara 47º dan 49º.
Titik didih Lebih kurang 380º.
Trimetilklorosilan P pakailah klorometilsilana P.
2,2,4-Trimetilpentan P Isooktan P; C8H18; BM 114,23;
[540-84-1]; murni pereaksi.
N-(Trimetilsilil)-imidazol P C6H12N2Si; BM 140,26;
[18156-74-6].
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai
kuning muda.
Indeks bias <1001> Antara 1,4744 dan 1,4764;
lakukan penetapan pada suhu 20°.
Ungu bromokresol P pakailah Ungu bromokresol P
seperti yang tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Ungu bromokresol LP Larutkan 250 mg ungu
bromokresol P dalam 20 ml natrium hidroksida 0,05 N,
encerkan dengan air sampai 250 ml.
Ungu metil LP pakailah merah metil-biru metilen LP.
Uranil asetat P Uranium asetat; UO2(C2H3O2)2.2H2O;
BM 424,15; [541-09-3]; murni pereaksi.
Urasil P C4H4N2O2; BM 112,09 ; [66-22-8].
Pemerian Serbuk hablur putih sampai krem.
Kelarutan 1 g zat larut dalam 500 ml air; sukar larut
dalam etanol; larut dalam larutan ammonium hidroksida
dan dalam larutan natrium hidroksida. Larutan tidak
membentuk endapan dengan penambahan pengendap
alkaloid umum.
Suhu lebur <1021> Di atas suhu 300°.
Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan
memakai 100 mg zat.
Susut pengeringan Tidak lebih dari 2%; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.
Urea P NH2CONH2; BM 60,06; [57-13-6]; murni
pereaksi.
Uridin P 1- -D-Ribofuranosilurasil P; C9H12N2O6; BM
244,2; [58-96-8]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk putih.
Suhu lebur <1021> Antara 165º
Valser, pereaksi pakailah Raksa(II) iodida LP.
Vanadium pentoksida P V2O5; BM 181,88 ; [1314-62-
1]. Mengandung tidak kurang dari 99,5% V2O5.
Pemerian Serbuk halus, kuning sampai kuning jingga.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam asam
pekat dan dalam basa; tidak larut dalam etanol.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
500 ml, tambahkan 150 ml air dan 30 ml larutan asam
sulfat P (1 dalam 2). Didihkan larutan di atas lempeng
pemanas selama 5 menit, tambahkan 50 ml air dan
didihkan sampai larutan berwarna kuning. Pindahkan
lempeng pemanas dan labu ke dalam lemari asam yang
berventilasi baik dan alirkan gas belerang dioksida P
pada larutan selama 10 menit atau sampai larutan jernih:
berwarna biru cerah. Bilas pipa pengalir gas yang
dimasukkan dalam labu dengan sedikit air, lalu
alirkan gas karbon dioksida P ke dalam larutan selama
30 menit sambil dididihkan hati-hati. Dinginkan sampai
lebih kurang 80° dan titrasi dengan kalium permanganat
0,1 N LV sampai titik akhir berwarna kuning jingga.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N
setara dengan 9,095 mg V2O5
Trinatrium sitrat dihidrat P Natrium sitrat dihidrat;
asam 2-hydroksi-1,2,3-propantri karboksilat;
Na3C6H5O7.2H2O; BM 294,10; [6132-04-3]; murni
pereaksi.
Trinitrofenol P pakailah asam pikrat P.
Trinitrofenol LP Asam pikrat LP; Larutkan beberapa
zat setara dengan 1 g trinitrofenol P anhidrat dalam 100
ml air panas. Dinginkan larutan, saring jika perlu.
Trioktilfosfina oksida P C24H51PO; BM 386,64; [78-
50-2]
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam pelarut
organik.
Jarak lebur <1021> Antara 54° dan 56°.
L-Triptofan P C11H12N2O2; BM 204,23; [73-22-3].
Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C11H12N2O2, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk, putih atau sedikit kuning.
Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 100 ml air;
sukar larut dalam etanol; larut dalam asam encer dan
dalam larutan alkali hidroksida.
Rotasi jenis <1081> Antara -30,0º dan -33,0º; lakukan
penetapan pada larutan yang mengandung 1,0 g zat yang
telah dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam dalam
100 ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Uji Pereaksi.
Tirosin Encerkan 100 mg zat dalam 3 ml asam sulfat
encer P, tambahkan 10 ml raksa(II) sulfat LP, dan
panaskan di atas tangas uap selama 10 menit. Saring,
cuci dengan 5 ml raksa(II) sulfat LP dan tambahkan ke
dalam kumpulan filtrat 0,5 ml larutan natrium nitrit P (1
dalam 20): tidak terjadi warna merah selama 15 menit.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300
mg zat, larutkan dalam campuran 3 ml asam format P
dan 50 ml asam asetat glasial P, tambahkan 2 tetes
kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N
LV sampai titik akhir berwarna hijau.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,42 mg C11H12N2O2
Tris(hidroksimetil)aminometan P; [77-86-1] murni
pereaksi. pakailah trometamin P.
Tris(hidroksimetil)metilamin P Tris (hidroksimetil)-
aminometana P; trometamol; (C4H11NO3; BM 121,1;
[77-86-1]; murni pereaksi.
Trometamina P Tris(hidroksimetil)aminometan P;
THAM P; 2-amino-2-(hidroksimetil)-1,3-propandiol;
C4H11NO3; BM 121,14; murni pereaksi.
Vanilin P 4-hidroksi-3-asam metoksibenzoik; C8H8O3;
BM 152,2; murni pereaksi.
Xilena P C8H10; BM 106,17; [1330-20-7]; murni
pereaksi.
o-Xilena P C8H10; BM 106,17; [95-47-6]. Mengandung
tidak kurang dari 95% C8H10.
Pemerian Cairan jernih mudah terbakar, tidak
berwarna.
Kelarutan Tidak larut dalam air: dapat bercampur
dengan etanol dan dengan eter.
Indeks bias <1001> Antara 1,5040 dan 1,5060;
lakukan penetapan pada suhu 20º.
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair gas
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatograf cair-gas dilengkapi dengan kolom baja
tahan karat 1,8 m x 3 mm berisi bahan pengisi silikat
ammonium hidrat 1,75% ditambah diisodesilftalat 5,0%
pada bahan penyangga S1. pakailah helium P sebagai
gas pembawa dengan kecepatan 27,5 ml per menit.
Pertahankan suhu detektor, injektor dan kolom berturut-
turut pada lebih kurang 280º, 180º dan 80º. pakailah
detektor ionisasi nyala.
Xilosa P C5H10O5; BM 150,13; [58-86-6]; murni
pereaksi.
Zink P Zn; BA 65,39; [7440-66-6]; murni pereaksi.
Zink aktif P Masukkan beberapa zink P dalam bentuk
butiran, pelet atau silinder ke dalam larutan 50 μg asam
kloroplatinat P per ml. Diamkan selama 10 menit,
tiriskan, cuci dan keringkan segera.
Arsen <321> Metode III Pada 5 g tambahkan 15 ml
asam klorida P dan 25 ml air. Tambahkan 0,1 ml larutan
timah(III) klorida AsT, 5 ml kalium iodida 0,1M: tidak
terjadi warna pada kertas raksa(II)bromida P.
Zink butiran P Zink granul P; Zn; BA 65,38; murni
pereaksi.
Zink granul P pakailah zink butiran P.
Zink klorida P ZNCl2; BM 136,3; [7646-85-7]; murni
pereaksi.
Pemerian Serbuk granul, putih atau hampir putih
Zink sulfat P ZNSO4.7H2O; BM 287,5; [7446-20-0]
Pemerian Serbuk granul, putih atau hampir putih
murni pereaksi.
Indikator dan Kertas Indikator
INDIKATOR
Indikator diperlukan untuk pengujian dan penetapan
kadar dalam Farmakope, untuk menampilkan
kesempurnaan reaksi kimia dalam analisa volumetrik
atau menampilkan konsentrasi ion hidrogen (pH)
larutan. Larutan indikator yang diperlukan ada
dalam daftar Pereaksi, yang ditulis dengan “(nama
indikator) LP”.
Larutan indikator tipe basa dan ftalein dibuat dengan
melarutkan dalam etanol P. Indikator yang mengandung
gugus asam, harus dinetralkan dahulu dengan natrium
hidroksida sebagai berikut:
Gerus 100 mg zat pada lumpang permukaan halus
dengan beberapa volume natrium hidroksida 0,05 N
seperti yang tertera pada petunjuk pembuatan Larutan
Pereaksi, atau dengan beberapa volume natrium
hidroksida 0,02 N yang setara. Jika indikator sudah larut,
encerkan larutan dengan air bebas karbon dioksida P
sampai 200 ml (0,05%). Simpan larutan dalam wadah
yang sesuai, terlindung dari cahaya.
Beberapa indikator menurut batas bawah pH secara
menaik yaitu biru timol, pH 1,2-2,8; kuning metil, pH
2,9-4,0; biru bromofenol, pH 3,0-4,6; hijau
bromokresol, pH 4,0-5,4; merah metil, pH 4,2-6,2; ungu
bromokresol, pH 5,2-6,8; biru bromotimol, pH 6,0-7,6;
merah fenol, pH 6,8-8,2; biru timol, pH 8,0-9,2; dan
timolftalein, pH 8,6-10,0.
Azo violet P pakailah lembayung azo P.
Biru bromofenol P 3’,3”,5’,5”-Tetrabromo
fenolsulfonftalein; C19H10Br4O5S; BM 669, 96.
Pemerian Hablur, kemerahan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida.
Trayek pH Antara 3,0 dan 4,6. Perubahan warna: dari
kuning menjadi biru.
Biru bromokresol P pakailah hijau bromokresol P.
Biru bromotimol P 3’,3”-Dibromotimolsulfonftalein P;
C27H28Br2O5S; BM 624, 38.
Pemerian Serbuk, warna krem.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida.
Trayek pH Antara 6,0 dan 7,6. Perubahan warna: dari
kuning menjadi biru.
Biru hidroksi naftol P Asam(1-(2-Naftolazo-3,6-asam
disulfonat)-2-naftol-4-sulfonat, garam dinatrium
C20H12N2O11S3Na2; BM 598,50; [165660-27-5]. Melekat
pada hablur natrium klorida dengan kadar lebih kurang
1%.
Biru metiltimol P pakailah biru metiltimol P seperti
yang tertera pada Pereaksi.
Biru metiltimol P, Campuran pakailah Campuran biru
metiltimol P seperti yang tertera pada Pereaksi.
Biru nile hidroklorida P Biru nile A sebagai
hidroklorida; 5-Amino-9-(dietilamino) benzo [ ]
fenoksazin-7-iumklorida; C20H20CIN3O; BM 353,85.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol dan dalam asam
asetat glasial.
Trayek pH Antara 9,0 dan 13,0. Perubahan warna:
dari biru menjadi merah muda.
Biru oraset B P Campuran dari 1-metilamino-4-
anilinoantrakinon (C21H16N2O2) dan 1-amino-4-
anilinoantrakinin (C20H14N2O2). Jika dipakai pada
titrasi bebas air warna akan berubah dari biru (alkalis)
melalui ungu (netral) sampai merah muda (asam).
Biru timol P Timolsulfonftalein; C27H30O5S; BM
466,59.
Pemerian Serbuk hablur, warna gelap.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali encer.
Trayek pH asam Antara 1,2 dan 2,8. Perubahan
warna: dari merah menjadi kuning.
Trayek pH basa Antara 8,0 dan 9,2. Perubahan warna:
dari kuning menjadi biru.
Fenolftalein P 3,3-Bis(p-hidroksifenil)ftalida P;
C20H14O4; BM 318,33.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak putih
kekuningan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol.
Trayek pH Antara 8,0 dan 10,0. Perubahan warna:
dari tidak berwarna menjadi merah.
Hijau berlian P Hijau malakit G; C27H34N2O4S; BM
482,64; [3051-11-4].
Pemerian Hablur, kuning keemasan, mengkilat.
Serapan maksimum pada 623 nm.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.
Hijau bromokresol P Biru bromokresol P; Tetrabromo-
m-kresol-sulfonftalein; C21H14Br4O5S; BM 698,01.
Pemerian Serbuk, kuning muda atau putih.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida.
Trayek pH Antara 4,0 dan 5,4. Perubahan warna: dari
kuning menjadi biru.
Hijau malakit oksalat P [C23H25N2
+]2.[C2HO4
-
]2.C2H2O4; BM 927,00. Garam oksalat yang dihablurkan
dengan asam oksalat P. Garam oksalat dari pewarna
trifenilmetan.
Pemerian Serbuk hijau tua, mengkilap seperti logam.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
asam asetat glasial.
Trayek pH Antara 0,0 dan 2,0. Perubahan warna: dari
kuning sampai hijau.
Hitam eriokrom T P Hitam Mordant 11 [Natrium 1-(1-
Hidroksi-2-naftilazo)5-nitro-2-naftol-4-sulfonat];
C20H12N3NaO7S; BM 461,38; [1787-61-7].
Pemerian Serbuk, hitam kecoklatan, mengkilat seperti
logam.
Kelarutan Larut dalam etanol, dalam metanol dan
dalam air panas.
Kepekaan Pada 10 ml larutan (1 dalam 200.000)
dalam campuran metanol P-air (1:1), tambahkan larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 100) sampai pH 10:
larutan berwarna biru jernih dan bebas kekeruhan.
Tambahkan 0,01 mg ion magnesium: warna larutan
berubah menjadi merah violet. Tambahkan lagi ion
magnesium, larutan menjadi merah anggur.
Hitam eriokrom T, encer Triturat sampai halus 200 mg
hitam eriokrom T P dengan 20 g kalium klorida P.
Jingga metil P Heliantin; Tropaeolin D;
C14H14N3NaO3S; [547-58-0]; CI 13025; BM 327,33.
Garam natrium dimetilaminoazobenzen asam sulfonat
atau dimetil amino-azobenzen natrium sulfonat.
Pemerian Serbuk atau hablur, jingga atau kuning.
Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; mudah larut
dalam air panas; tidak larut dalam etanol.
Trayek pH Antara 3,2 dan 4,4. Perubahan warna: dari
merah muda menjadi kuning.
Jingga xilenol P (N,N’-[3H-2,1-benzoksaktiol-3-
ilidenebis-[(6-hidroksi-5-metil-3,1-fenilen)metilen]] bis
[N-(karboksi-metil) glisin] S,S-dioksida);
C31H28N2Na4O13S; BM 760,58; [3618-43-7].
Pemerian Serbuk, jingga.
Kelarutan Larut dalam etanol dan dalam air; dalam
larutan asam berwarna kuning jeruk dan kompleks
logamnya berwarna merah intensif. memberi titik
akhir jelas jika logam seperti bismuth, kadmium,
lantanum, timbal, raksa, skandium, torium atau zink
dititrasi dengan dinatrium edetat LV.
Kristal violet P Heksametil-p-rosanilina klorida;
C25H30ClN3; BM 407,99; [548-62-9]; CI 42555.
Pemerian Hablur, hijau tua.
Kelarutan Sukar larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol dan dalam asam asetat glasial. Larutan
berwarna lembayung tua.
Kepekaan Larutkan 100 mg dalam 100 ml asam asetat
glasial P. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
100-ml dan encerkan dengan asam asetat glasial P
sampai tanda: larutan berwarna violet-biru dan tidak
kemerahan. Pipet 20 ml larutan ini dan titrasi perlahan-
lahan dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai warna
hijau zamrud memakai mikroburet: diperlukan tidak
lebih dari 0,10 ml asam perklorat 0,1 N.
Lakmus P
Pemerian Serbuk, kubus, atau lembaran biru.
Kelarutan Larut sebagian dalam air dan dalam etanol.
Trayek pH Antara 4,5 dan 8. Perubahan warna: dari
merah menjadi biru. Lakmus tidak sesuai untuk
menetapkan pH alkaloid, karbonat dan bikarbonat.
Lembayung azo P Azo violet P; 4-(p-
Nitrofenilazo)resorsinol; C12H9N3O4; BM 259,22.
Pemerian Serbuk, merah.
Suhu lebur Lebih kurang 193º disertai peruraian.
Merah fenol P 4,4’-(3H-2,1-Benzoksatiol-3-iliden)
difenol; S,S-Dioksida; C19H14O5S; BM 354,38; [143-74-
8].
Pemerian Serbuk hablur, bermacam-macam warna
dari merah cerah sampai merah tua.
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
alkali karbonat dan hidroksida; sukar larut dalam etanol.
Trayek pH Antara 6,8 dan 8,2. Perubahan warna: dari
kuning menjadi merah.
Merah kongo P; C32H22N6Na2O6S2; BM 696,67; [573-
58-0]; CI 22120.
Pemerian Serbuk, merah tua atau coklat kemerahan.
Terurai bila terpapar udara menjadi asap yang asam.
Larutan memiliki pH antara 8 dan 9,5.
Kelarutan Satu gram larut dalam lebih kurang 30 ml
air; sedikit larut dalam etanol.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.
Sisa pemijaran Timbang saksama lebih kurang 1 gram
zat, yang sebelumnya telah dikeringkan pada 105º
selama 4 jam, dan tempatkan pada piring atau krus
porselen. Pijarkan hati-hati sampai mengarang sempurna,
dinginkan, tambahkan 2 ml asam sulfat P, dan pijarkan
hati-hati sampai residu berwarna putih atau hampir putih.
Dinginkan, tambahkan 0,5 ml asam sulfat P dan 1 ml
asam nitrat P, uapkan, dan pijarkan lagi sampai bobot
tetap: bobot natrium sulfat yang diperoleh antara 20,0%
dan 24,0% dari bobot yang telah dikeringkan.
Kepekaan Pada 50 ml air bebas karbondioksida P,
tambahkan 0,1 ml larutan merah kongo P (1 dalam
1000). Warna larutan berubah menjadi ungu dengan
penambahan 0,05 ml asam klorida 0,10 N dan kembali
menjadi merah jika ditambahkan 0,05 ml natrium
hidroksida 0,10 N.
Merah kresol P o-Kresolsulfonftalein; C21H18O5S; BM
382,43; [1733-12-6].
Pemerian Serbuk, merah-coklat.
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida encer.
Trayek pH Antara 7,2 dan 8,8. Perubahan warna: dari
kuning menjadi merah.
Merah kuinaldin P 2-(4-Dimetilamino-2-
stiriletilkuinolinium iodida; C21H23IN2; BM 430,33;
[117-92-0].
Pemerian Serbuk, hitam-biru tua.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat mudah
larut dalam etanol.
Titik lebur Lebih kurang 260° disertai peruraian.
Trayek pH Antara 1,4 dan 3,2. Perubahan warna: dari
tidak berwarna menjadi merah.
Merah metil P Asam 2-[[4-(dimetilamino)fenil]azo]
benzoat hidroklorida; 2-[4-(CH3)2NC6H4N:N]
C6H4COOH.HCl; BM 305,76.
Pemerian Serbuk, merah gelap atau hablur violet.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol.
Trayek pH Antara 4,2 dan 6,2. Perubahan warna: dari
merah menjadi kuning.
Merah netral P 3-Amino-7-dimetilamino-2-
metilfenazina monohidroklorida; C15H16N4.HCl; BM
288,78; [553-24-2]; CI 50040.
Pemerian Serbuk kasar, kemerahan sampai hijau
zaitun.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam
etanol.
Trayek pH Antara 6,8 dan 8,0. Perubahan warna: dari
merah menjadi jingga.
Metalftalein P Ungu ftalein; C32H32N2O12 + aq; [2441-89-4].
Pemerian Serbuk, putih krem sampai coklat.
Kepekaan Larutkan 10 mg dalam 1 ml amonium
hidroksida P dan encerkan dengan air sampai 100 ml.
Pada 5 ml larutan tambahkan 95 ml air, 4 ml amonium
hidroksida P, 50 ml etanol P dan 0,1 ml barium klorida
0,1 M LV: terbentuk warna ungu kebiruan. Tambahkan
0,15 ml dinatrium edetat 0,1 M LV: larutan menjadi
tidak berwarna.
1-Naftolbenzein P Fenilbis(4-hidroksinaftil)-metanol;
C27H20O3; [6948-88-5]; BM 392,5.
Pemerian Serbuk merah kecoklatan atau hablur hitam
kecoklatan.
Jika dipakai pada titrasi bebas air, warnanya
berubah dari biru sampai biru kehijauan (basa) lalu
jingga (netral) sampai hijau tua (asam).
p-Naftolbenzein P 4-[ -(4-Hidroksi-1-naftil) benzilidena]
-1-(4H)-naftalenon); C27H18O2; [145-50-6]; BM 374,43.
Pemerian Serbuk, coklat kemerahan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam benzen, dalam eter dan dalam asam asetat glasial.
Trayek pH Antara 8,8 dan 10,0. Perubahan warna:
dari jingga menjadi hijau.
Timolftalein P C28H30O4; BM 430,54.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kuning.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
dan dalam larutan alkali hidroksida.
Trayek pH Antara 9,3 dan 10,5. Perubahan warna:
dari tidak berwarna menjadi biru.
Ungu bromokresol P Dibromo-o-kresolsulfonftalein;
C21H16Br2O5S; BM 540,22.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai merah muda.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida.
Trayek pH Antara 5,2 dan 6,8. Perubahan warna: dari
kuning menjadi ungu.
KERTAS INDIKATOR
Kertas indikator yaitu lembaran kertas dengan
ukuran dan mutu yang sesuai (seperti yang tertera pada
Kertas saring kuantitatif dalam Daftar Pereaksi)
diimpregnasi dengan indikator atau pereaksi yang cukup
stabil untuk membuat bahan terimpregnasi. Sebagian
kertas uji dapat diperoleh dari sumber komersil
distributor alat laboratorium. Kertas yang diperlukan
untuk pengujian dan penetapan kadar dalam Farmakope,
dapat disiapkan seperti tertera dalam paragraf berikut,
memakai larutan yang khusus atau sesuai untuk
suatu pengujian seperti yang tertera dalam judul masing-
masing.
Rendam kertas saring putih yang keras/kuat dalam
asam klorida P dan cuci dengan air sampai air cucian
terakhir tidak menampilkan reaksi asam terhadap merah
metil LP. lalu rendam dengan amonia LP, dan
cuci lagi dengan air sampai air cucian terakhir tidak
menampilkan reaksi alkali terhadap fenolftalein LP.
sesudah dikeringkan, jenuhkan kertas dengan larutan
indikator dengan kepekatan yang sesuai, dan keringkan
hati-hati dalam udara tidak mengalir kecuali dinyatakan
lain, dengan menggantungkan pada batang kaca atau
bahan inert lain dalam ruangan yang bebas asam, alkali
dan uap lainnya.
Potong kertas menjadi ukuran yang sesuai, dan
simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari
cahaya dan kelembaban.
Kertas fenolftalein P pakailah larutan fenolftalein P
dalam etanol encer P (1 dalam 1000).
Kertas kanji iodida P pakailah larutan 500 mg kalium
iodida P dalam 100 ml kanji LP segar.
Kertas kuning tiazol P Kertas kuning titan P; pakailah
larutan kuning tiazol P (1 dalam 2000).
Kertas lakmus biru P Biasanya berukuran lebih kurang
50 mm x 6 mm dan memenuhi syarat pada pengujian
berikut:
Fosfat Potong 5 helai menjadi bagian-bagian kecil,
campur dengan 500 mg magnesium nitrat P dalam krus
porselen dan pijarkan. Pada residu tambahkan 5 ml asam
nitrat P dan uapkan sampai kering: residu tidak lebih
dari 0,02 mg PO4; lakukan penetapan seperti yang tertera
pada Uji Pereaksi.
Sisa pemijaran Pijarkan hati-hati 10 lembar sampai
bobot tetap: bobot residu tidak lebih dari 0,4 mg per
helai yang lebih kurang 3 cm2.
Asam-asam rosin Celupkan selembar kertas biru ke
dalam larutan 100 mg perak nitrat P dalam 50 ml air:
warna kertas tidak berubah dalam waktu 30 detik.
Kepekaan Jatuhkan selembar potongan kertas
berukuran 10 sampai 12 mm ke dalam 100 ml asam
0,0005 N di dalam gelas piala, aduk terus menerus:
warna kertas berubah dalam waktu 45 detik. Asam
0,0005 N dibuat dengan mengencerkan 1 ml asam
klorida 0,1 N dengan Air murni yang baru dididihkan
dan didinginkan, sampai 200 ml.
Kertas lakmus merah P Biasanya berukuran lebih
kurang 50 mm x 6 mm. Kertas lakmus merah P
memenuhi syarat pengujian Fosfat, Sisa pemijaran dan
Asam-asam rosin seperti yang tertera pada Kertas
lakmus biru P.
Kepekaan Jatuhkan selembar potongan kertas
berukuran 10 sampai 12 mm ke dalam 100 ml natrium
hidroksida 0,0005 N dalam gelas piala, dan aduk terus
menerus: warna kertas berubah dalam waktu 30 detik.
Natrium hidroksida 0,0005 N dibuat dengan
mengencerkan 1 ml natrium hidroksida 0,1 N dengan Air
Murni yang baru dididihkan dan didinginkan sampai 200 ml.
Kertas merah kongo P Celupkan kertas saring bentuk
pita beberapa menit dalam merah kongo LP dan
keringkan pada suhu ruang.
Kertas metil hijau-raksa iodida P Celupkan secarik
kertas saring tipis ke dalam larutan hijau metil P 4% dan
biarkan kering di udara. Celupkan kertas ini dalam
larutan yang mengandung kalium iodida P 14% dan
raksa(II) iodida P 20% selama 1 jam. Cuci dengan Air
murni sampai air cucian praktis tidak berwarna dan
biarkan kering di udara.
Wadah dan penyimpanan Terlindung dari cahaya dan
dipakai dalam 48 jam.
Kertas raksa(II) bromida P Celupkan selembar kertas
saring yang memiliki bobot 80 g/m2 dalam cawan
yang berisi raksa(II) bromida etanol LP. Kertas saring
dilipat dua dengan ukuran 20 x 1,5 cm, angkat kertas,
biarkan kelebihan cairan menetes sampai kering,
lindungi dari cahaya. Letakkan di atas permukaan bukan
logam. Buang masing-masing 1 cm dari tepi, lalu
potong sisanya dalam ukuran 1,5 cm2 atau lingkaran
dengan diameter 1,5 cm.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
Kertas tembaga(II) sulfat P pakailah tembaga(II)
sulfat LP.
Kertas timbal(II) asetat P Biasanya berukuran lebih
kurang 80 x 6 mm. pakailah timbal(II) asetat LP, dan
keringkan kertas pada suhu 100º, hindarkan kontak
dengan logam.
LARUTAN
LARUTAN DAPAR
Keberhasilan dari beberapa pengujian dan penetapan
kadar di dalam Farmakope memerlukan pengaturan atau
mempertahankan pH tertentu dengan penambahan
larutan dapar. Dalam pengukuran pH, larutan dapar baku
diperlukan untuk pembakuan.
Suatu larutan dikatakan didapar jika dapat menahan
perubahan aktivitas ion pada penambahan senyawa yang
diharapkan mengubah aktivitas ion ini . Dapar
yaitu zat atau kombinasi zat yang memberi
kemampuan kepada ketahanan terhadap suatu larutan.
Larutan didapar merupakan suatu sistem yang mengan-
dung ion seimbang dengan zat yang mampu mengikat
atau melepaskan ion itu.
Kapasitas dapar berhubungan dengan jumlah bahan
yang mungkin ditambahkan ke dalam larutan tanpa
menyebabkan perubahan aktivitas ion yang berarti.
Didefinisikan sebagai perbandingan asam atau basa yang
ditambahkan (dalam gram ekuivalen per liter) untuk
mengubah pH (dalam satuan pH). Kapasitas larutan
dapar diatur terhadap kondisi p