an Serbuk merah tua atau cokelat kemerahan;
terurai oleh paparan uap asam.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol.
pH <1071> Antara 8 dan 9,5; lakukan penetapan
dengan melarutkan 1 g zat dalam lebih kurang 30 ml air.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Bobot natrium sulfat antara
20,0% dan 24,0% dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
keringkan pada suhu 105° selama 4 jam, masukkan ke
dalam cawan porselen. Pijarkan sampai menjadi abu,
dinginkan, tambahkan 2 ml asam sulfat P dan pijarkan
perlahan sampai residu berwarna putih. Dinginkan,
tambahkan 0,5 ml asam sulfat P dan 1 ml asam nitrat P,
uapkan, dan pijarkan kembali sampai bobot tetap.
Kepekaan Pada 50 ml air bebas karbondioksida P
tambahkan 0,1 ml larutan zat (1 dalam 1000): warna
merah menjadi ungu dengan penambahan 0,05 ml asam
klorida 0,10 N dan warna kembali semula dengan
penambahan 0,05 ml natrium hidroksida 0,10 N.
Merah kongo LP Larutkan 500 mg merah kongo P
dalam campuran 10 ml etanol P dan 90 ml air.
Merah kongo LP (A) Larutkan 100 mg merah kongo P
dalam 20 ml campuran etanol P dan air, encerkan
dengan air sampai 100 ml. Lakukan uji kepekaan sebagai
berikut: Campur 0,2 ml larutan, 100 ml air bebas
karbondioksida P dan 0,3 ml asam klorida 0,1N LV:
larutan berwarna biru. Untuk mengubah warna larutan
menjadi merah muda, diperlukan tidak lebih dari 0,3 ml
natrium hidroksida 0,1 N LV.
Merah kresol P pakailah Merah kresol P seperti tertera
pada Indikator dan Kertas Indikator.
Merah kresol LP Triturat 100 mg merah kresol P
dalam mortar dengan 26,2 ml natrium hidroksida 0,01 N
sampai larutan sempurna, lalu encerkan larutan
dengan air sampai 250 ml.
Merah kuinaldin P pakailah Merah kuinaldin P seperti
tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Merah kuinaldin LP Larutkan 100 mg merah kuinaldin
P dalam 100 ml etanol P.
Merah metil P (Asam-2-[4-Dimetilaminofenilazo]
benzoat; CI Acid Red 2); C15H15N3O2, asam; BM 269,30;
[493-52-7]; C15H14N3O2Na, garam natrium; BM 291,28
[845-10-3]; murni pereaksi. Bentuk asam disarankan
untuk titrasi bebas air, terutama saat memakai
pelarut aprotik. Garam natrium disarankan untuk titrasi
dengan media air dan juga titrasi bebas air dengan
medium pelarut amfiprotik. Garam klorida disarankan
untuk titrasi dengan media air dan pelarut amfiprotik.
Merah metil LP Larutkan 100 mg merah metil P dalam
100 ml etanol P, saring jika perlu.
Merah metil-biru metilen LP Tambahkan 10 ml merah
metil LP ke dalam 10 ml biru metilen LP, dan campur.
Merah netral P pakailah Merah netral P seperti tertera
pada Indikator dan Kertas Indikator.
Merah ruthenium P Ruthenium Oksiklorida, Amoniak P;
Ru2(OH)2Cl4.7NH3.3H2O; BM 551,23; [11103-72-3].
Pemerian Serbuk, merah kecokelatan sampai ungu
gelap.
Kelarutan Larut dalam air.
Merah ruthenium LP Larutkan 10 g timbal(II) asetat P
dalam air, encerkan sampai 100 ml, dan tambahkan
80 mg merah ruthenium P. Larutan berwarna merah
anggur. [Catatan Jika perlu, tambahkan lagi merah
ruthenium P sampai diperoleh warna merah anggur].
Merkuri bromida P HgBr2; BM 360,40; [7789-47-1];
murni pereaksi.
Merkuri iodida P pakailah Raksa(II) iodida P
Merkuri(II) tiosianat P Hg(SCN)2; BM 316,76; [592-
85-8].
Pemerian Serbuk hablur putih.
Kelarutan Sangat sukar dalam air; sukar larut dalam
etanol dan dalam eter; larut dalam larutan natrium
klorida.
Metalftalein P pakailah Metalftalein P seperti tertera
pada Indikator dan Kertas Indikator.
Metanol P Metil alkohol P; CH3OH; BM 32,04; [67-56-
1]; murni pereaksi.
Metanol anhidrat P pakailah metanol P.
Metenamin P pakailah Metenamin seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Metil alkohol P pakailah metanol P.
p-Metilaminofenol sulfat P
(p-CH3NHC6H4OH)2.H2SO4; BM 344,38; [55-55-0];
murni pereaksi.
3-Metilbutan-1-ol P Isoamil alkohol P;
(CH3)2CH.CH2.CH2OH; BM 88,2; murni pereaksi.
Suhu didih Lebih kurang 130º.
Indeks bias <1001> Lebih kurang 1,406; lakukan
penetapan pada suhu 20º.
Bobot per ml <991> Lebih kurang 810 mg.
Metilen klorida P Diklorometan P; CH2Cl2; BM 84,93;
[75-09-2]; murni pereaksi.
N,N’-Metilenbisakrilamida P (CH2=CHCONH)2CH2;
BM 154,2; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk atau serbuk putih.
Metil etil keton P CH3COC2H5; BM 72,11; [78-93-3];
murni pereaksi.
Metil hijau-raksa iodida, kertas P pakailah Kertas
metil hijau-raksa iodida P seperti tertera pada Indikator
dan Kertas Indikator.
Metil iodida P Iodometan P; CH3I; BM 141,94; [74-88-
4]. Mengandung tidak kurang 99% CH3I.
Pemerian Cairan transparan tidak berwarna, berat.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; dapat ber-
campur dengan etanol, dengan eter, dan dengan heksana.
Jika terpapar cahaya warna berubah menjadi cokelat
sebab terbentuk iodum.
Metil isobutil keton P pakailah 4-Metil-2-pentanon P.
Metil kloroform P 1,1,1-Trikloroetan P; CH3CCl3; BM
133,40; [71-55-6]; murni pereaksi.
Metilparaben P pakailah Metilparaben seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
4-Metil-2-pentanon P Metil isobutil keton P;
(CH3)2CHCH2COCH3; BM 100,16; [108-10-1]; murni
pereaksi.
2-Metil-2-propil-1,3-propandiol P C7H16O2; BM
132,20; [78-26-2].
Pemerian Hablur, putih; melebur pada suhu lebih
kurang 58º.
Metil sianida P pakailah asetonitril P.
Metil sulfoksida P [67-68-5]. pakailah dimetil
sulfoksida P.
4-Metoksibenzaldehida P pakailah Anisaldehida P.
Metoksi etanol P Etilen glikol monometil eter; 2-
Metoksi etanol P; CH3OCH2CH2OH; BM 76,09; [109-
86-4]; murni pereaksi.
2-Metoksi etanol P pakailah Metoksi etanol P.
Millon LP Ke dalam 2 ml raksa P di dalam labu
Erlenmeyer tambahkan 20 ml asam nitrat P. Kocok labu
di dalam lemari asam untuk memecah raksa menjadi
butiran kecil. sesudah lebih kurang 10 menit tambahkan
35 ml air, dan bila terbentuk endapan atau hablur,
tambahkan secukupnya asam nitrat encer (1 dalam 5,
dibuat dari asam nitrat P yang telah dipisahkan dari
oksidanya dengan melewatkan aliran udara, sampai tak
berwarna) untuk melarutkan padatan yang terpisah.
Tambahkan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10)
tetes demi tetes, sambil terus diaduk, sampai endapan
yang terbentuk seperti dadih sesudah penambahan setiap
tetes tidak larut lagi, namun terdispersi membentuk
suspensi. Tambahkan lagi 5 ml asam nitrat encer, dan
campur. Larutan dibuat segar.
Minyak mineral P pakailah Minyak Mineral seperti
tertera pada monografi Farmakope negara kita V.
Minyak mineral ringan P yaitu campuran
hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak murni,
dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.
Bobot jenis <981> Antara 0,818 dan 0,880.
Kekentalan <1051> memiliki kekentalan kinematik
yang tidak lebih dari 33,5 sentistoke pada suhu 40º.
Keasaman-kebasaan, Zat mudah terarangkan, Batas
senyawa polinuklir dan Parafin padat Memenuhi syarat
seperti tertera pada Keasaman-kebasaan, Zat mudah
terarangkan, Batas senyawa polinuklir dan Parafin
padat dalam Minyak Mineral.
Minyak nabati terhidrogenasi P pakailah Minyak
nabati terhidrogenasi seperti tertera pada monografi
Farmakope negara kita V.
Minyak zaitun P pakailah Minyak Zaitun seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
Monoetanolamina P 2-Aminoetanol; C2H7NO; BM
61,08; murni pereaksi.
Morfin anhidrat P Tambahkan ammonia LP sedikit
berlebih pada larutan morfin sulfat P dalam air, cuci
endapan morfin dengan air sampai bebas dari garam
amonium, keringkan pada suhu 110º.
Morfin sulfat P pakailah Morfin Sulfat seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
Morfolin P Tetrahidro-1,4-oksazina; C4H9NO; BM
87,12; [110-91-8]; murni pereaksi.
Naftalen P C10H8; BM 128,17; [91-20-3]. Mengandung
tidak kurang 98% C10H8.
Pemerian Lempeng monoklinik prismatik atau serbuk
putih.
1,3-Naftalendiol P Naftoresorsinol P; C10H6(OH)2; BM
160,17; [132-86-5].
Pemerian Hablur atau serbuk, putih keabu-abuan
sampai cokelat.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol; agak sukar
larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
Kelarutan dalam metanol Larutkan 500 mg zat dalam
50 ml metanol P: larut sempurna dan jernih.
Jarak lebur <1021> Antara 122º dan 127º.
2,7-Naftalendiol P 2,7-Dihidroksinaftalen; C10H8O2;
BM 160,17; [582-17-2].
Pemerian Hablur padat atau serbuk, hampir putih
sampai kuning.
Kelarutan Larut dalam aseton.
Jarak lebur <1021> Antara 187º dan 191º.
1-Naftilamin hidroklorida P C10H7NH2.HCl; BM
179,65; [552-46-5].
Pemerian Serbuk hablur, putih, berubah jadi kebiruan
jika terpapar cahaya dan udara.
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam
eter.
Larutan (1 dalam 100), asamkan dengan sedikit asam
asetat P, tambahkan 5 tetes besi(II) klorida LP menjadi
berwarna lembayung. Tambahkan asam asetat encer P
(1 dalam 40), menjadi tidak berwarna atau tidak lebih
dari agak opalesen.
Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan pemijaran
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 200 mg
zat dengan beberapa tetes asam sulfat P.
N-(1-Naftil)etilendiamin dihidroklorida P
C10H7NH(CH2)2NH2.2HCl; BM 259,17; [1465-25-4];
murni pereaksi.
N-(1-Naftil)etilendiamin dihidroklorida LP Larutkan
100 mg N-(1-Naftil)etilendiamin dihidroklorida P dalam
100 ml campuran 7 bagian aseton P dan 3 bagian air.
-Naftokuinon 4-natrium sulfonat P C10H5NaO5S; BM
260,20.
Pemerian Serbuk hablur atau hablur, kuning sampai
jingga kuning.
Kelarutan Larut dalam lebih kurang 10 bagian air;
tidak larut dalam etanol.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
lebih kurang 50º.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 265 mg sampai
280 mg (antara 26,5% dan 28%); lakukan pemijaran
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 1 g zat
kering dengan 3 ml asam sulfat P.
1-Naftol P Alfanaftol P; C10H7OH; BM 144,17; [90-15-3].
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna
atau agak merah muda.
1-Naftol LP pakailah Pereaksi 1-Naftol.
1-Naftol encer LP Larutkan 100 mg 1-naftol P
dalam 3 ml natrium hidroksida P 15% dan encerkan
dengan air sampai 100 ml.
Naftol dikalium disulfonat P 2-Naftol-6,8-dikalium
disulfonat; C10H6K2O7S2; BM 380,48; [842-18-2]; murni
pereaksi.
2-Naftol P Betanaftol P; C10H7OH; BM 144,17; [135-19-3].
Pemerian Serpihan atau serbuk hablur, putih yang
berubah jika terpapar cahaya.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
etanol, dalam eter, dalam kloroform dan dalam larutan
alkali hidroksida.
Kelarutan dalam etanol Larutkan 1 g zat dalam 10 ml
etanol P: larut sempurna dan tidak berwarna.
Jarak lebur <1021> Antara 121º dan 123º
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Keasaman Larutkan 1 g dalam 50 ml air sambil
sekali-sekali dikocok selama 15 menit dan saring: filtrat
netral terhadap lakmus P.
1-Naftol Didihkan 100 mg zat dengan 10 ml air
sampai larut, dinginkan dan saring. Tambahkan ke dalam
filtrat, 0,3 ml natrium hidroksida 1 N dan 0,3 ml iodum
0,1 N: tidak terjadi warna lembayung.
Zat tak larut dalam amonium hidroksida (naftalena
dan sebagainya) Kocok 500 mg zat dengan 30 ml
amonia LP: 2-naftol larut sempurna dan warna larutan
tidak lebih tua dari kuning pucat.
2-Naftol LP Betanaftol LP Larutkan 1 g 2-naftol P
dalam 100 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam
100).
2-Naftol LP (A) Larutkan 5 g 2-naftol P yang
direkristalisasi segar, dalam 40 ml natrium hidroksida
2 N dan tambahkan air secukupnya sampai 100 ml.
Larutan 2-naftol harus dibuat segar.
1-Naftolbenzein P Fenil bis(4-hidroksi naftil)-metanol;
C27H20O3; BM 392,5. Bila dipakai untuk titrasi media
bukan air, warna berubah dari biru atau biru kehijauan
(basa) menjadi jingga (netral) lalu hijau tua
(asam).
1-Naftolbenzein LP Larutan 1-Naftolbenzein P 0,2%
dalam asam asetat glasial P. Memenuhi uji kepekaan
sebagai berikut: Tambahkan 0,25 ml larutan ke dalam
- 1726 -
50 ml asam asetat glasial P. Tidak lebih dari 0,05 ml
asam perklorat 0,1 N LV yang diperlukan untuk
merubah warna larutan dari kuning kecokelatan menjadi
hijau.
p-Naftolbenzein P C27H18O2; BM 374,43; [145-50-6];
murni pereaksi.
Pemerian Serbuk merah cokelat.
p-Naftolbenzein LP Larutkan 250 mg p-naftolbenzein P
dalam 100 ml asam asetat glasial P.
Naftoresorsinol P 1,3-Dihidroresorsinol; C10H8O2; BM
160,17; [132-86-5]; murni pereaksi.
Natrium P Na; BA 22,98977; [7440-23-5]; murni
pereaksi.
Natrium amilum glikolat P Murni pereaksi. Memenuhi
uji berikut:
Kepekaan terhadap iodum Larutkan 10 mg zat dalam
7 ml air dan tambahkan 0,2 ml iodum 0,005 M LV:
terjadi warna biru terang.
Natrium amonium fosfat P Garam mikrokosmik;
NaNH4HPO4.4H2O; BM 209,07.
Pemerian Hablur, tidak berwarna atau granul putih;
merekah di udara dan melepaskan amonia.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
etanol.
Zat larut dan endapan amonium hidroksida Tidak
lebih dari 0,01%. Larutkan 10 g zat dalam 100 ml air
dan tambahkan 10 ml amonia LP dan panaskan di atas
tangas uap selama 1 jam. Jika terbentuk endapan, saring,
cuci dengan air dan pijarkan: bobot endapan tidak lebih
dari 1 mg.
Klorida Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi memakai 1 g zat.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj. Larutkan
3 g zat dalam 25 ml air, tambahkan 15 ml asam sulfat
1 N, lalu tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP:
dalam 1 menit terbentuk warna cokelat yang tidak lebih
gelap dari pembanding yang mengandung 3 ml Larutan
baku timbal dan 0,5 ml asam sulfat 1 N.
Nitrat Tidak lebih dari 50 bpj. Larutkan 1 g zat dalam
10 ml air, tambahkan 0,1 ml indigo karmin LP,
lalu tambahkan dengan pengadukan 10 ml asam
sulfat P: terjadi warna biru tetap selama 10 menit.
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode II, dengan
melarutkan 10 g zat dalam 100 ml air, dan tambahkan
5 ml asam klorida P, dan saring jika perlu.
Natrium asetat P NaC2H3O2.3H2O; BM 136,08; [6131-
90-4]; murni pereaksi.
Natrium asetat anhidrat P NaC2H3O2; BM 82,03;
[127-09-3]; murni pereaksi.
Natrium asetat LP Larutkan 13,6 g natrium asetat P
dalam air sampai 100 ml.
Natrium azida P NaN3; BM 65,01; [26628-22-8]; murni
pereaksi.
Pemerian Serbuk putih.
Penetapan kadar [Peringatan Natrium azida bersifat
toksik. Asam konjugat HN3 lebih toksik dari hidrogen
sianida dan mudah terbebas dari larutan netral dalam
air. Kontak NaH3 atau asam hidrazoat (HN3) dengan
logam tertentu dapat menghasilkan garam yang bersifat
meledak. Lakukan dalam ruang dengan lemari asam,
dan tangani zat dengan hati-hati.] Tidak kurang dari
98,5%. Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
larutkan dalam 50 ml air, tambahkan 3 tetes fenolftalein
LP. Jika perlu, atur pH sampai 7,0 dan tambahkan 35,0
ml asam perklorat 0,1 N. Pipet sambil diaduk 2,5 ml
natrium nitrit 1,0 M ke dalam larutan, dan aduk selama
15 detik. Titrasi cepat dengan natrium hidroksida 0,1 N
sampai titik akhir. Titik akhir harus dicapai kurang dari
4 menit sesudah penambahan asam perklorat sebab HN3
mudah menguap. Hitung persentase azida dengan rumus:
( )( ) ( )( )[ ]( )( )
2C
10065,01sVsNpVpN
Np dan Ns berturut-turut yaitu normalitas larutan asam
perklorat dan natrium hidroksida; Vp dan Vs berturut-
turut yaitu volume dalam ml asam perklorat dan
natrium hidroksida yang dipakai ; 65,01 yaitu bobot
molekul natrium azida; C yaitu bobot dalam mg
natrium azida.
Natrium bifenil P C12H9Na; BM 176,19. Tersedia
sebagai larutan dalam 2-etoksietil eter atau 1,2-
dimetoksietan (dietilenglikol dieter).
Aktivitas Tidak kurang dari 10%. Masukkan 20 ml
toluen P kering ke dalam labu titrasi dilengkapi dengan
batang pengaduk magnetik dan sumbat berlubang untuk
menyisipkan ujung buret. Tambahkan secara kuantitatif
natrium bifenil P secukupnya sampai terjadi warna biru
dalam campuran, dan titrasi dengan amil alkohol P dari
buret, sampai warna biru hilang. (Abaikan jumlah
natrium bifenil dan amil alkohol yang dipakai dalam
penetralan ini). Timbang saksama buret bobot yang
berisi amil alkohol P. Pindahkan isi wadah yang berisi
campuran larutan uji ke dalam labu titrasi, dan titrasi
cepat dengan amil alkohol P sampai warna biru hilang.
Catat skala yang dipakai untuk menetapkan bobot
amil alkohol P, dan hitung aktivitas, dalam mEq tiap
wadah, dengan rumus:
W25,11
W yaitu bobot amil alkohol P yang dipakai .
Kandungan iodum Tambahkan 10 ml zat ke dalam
5 ml toluen P dalam corong pisah 125 ml yang
dilengkapi dengan kran plastik inert dan kocok kuat
selama 2 menit. Ekstraksi hati-hati sebanyak tiga kali,
tiap kali memakai 10 ml asam fosfat P (1 dalam 3),
kumpulkan tahap bawah dalam labu iodum 125 ml.
Tambahkan natrium hipoklorit LP, tetes demi tetes, ke
dalam campuran ekstrak sampai larutan berubah menjadi
cokelat, lalu tambahkan berlebih 0,5 ml. Kocok
sesekali selama 3 menit, tambahkan 5 ml larutan segar
fenol P jenuh, campur, dan biarkan tepat 1 menit.
Tambahkan 1 g kalium iodida P, kocok selama 30 detik,
tambahkan 3 ml kanji LP, dan titrasi dengan natrium
tiosulfat 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml
natirum tiosulfat 0,1 N LV.
Natrium bikarbonat P NaHCO3; BM 84,01; [144-55-
8]; murni pereaksi.
Natrium bisulfit P [7631-90-5]; murni pereaksi.
Natrium bitartrat P NaHC4H4O16.H2O; BM 190,08;
[526-94-3]. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% NaHC4H4O16.H2O.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih.
Kelarutan Larut dalam air dingin.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 30 ml air, tambahkan
fenolftalein LP, dan titrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N LV.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 19,01 mg NaHC4H4O16.H2O
Zat tak larut Tidak lebih dari 0,01%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 10 g zat.
Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 1 g zat.
Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan sebagai berikut: larutkan 4 g zat dalam 25 ml
air, tambahkan 2 tetes fenolftalein LP, dan lalu
tambahkan amonia LP tetes demi tetes, sampai larutan
berwarna agak merah muda. Tambahkan 4 ml asam
klorida 1 N, encerkan dengan air sampai 40 ml, dan
tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP: terbentuk warna
cokelat yang tidak lebih gelap dari pembanding yang
mengandung 0,04 mg Pb.
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode I, memakai
1 g zat.
Natrium bitartrat LP Larutkan 1 g natrium bitartrat P
dalam air sampai 10 ml. Larutan dibuat segar.
Natrium borat P Boraks; Natrium tetraborat P;
Na2B4O7.10H2O; BM 381,37; [1330-43-4]; murni
pereaksi.
Natrium bromida P NaBr; BM 102,89; [7647-15-6];
murni pereaksi.
Natrium desoksikolat P pakailah garam empedu P.
Natrium Dietilditiokarbamat P
(C2H5)2NCS2Na.3H2O; BM 225,31; [20624-25-3]; murni
pereaksi.
Natrium dihidrogen fosfat P pakailah natrium fosfat
monobasa dihidrat P.
Natrium ditionit P pakailah natrium hidrosulfit P.
Natrium 2,6-diklorofenol-indofenol P
O:C6H2Cl2:NC6H4ONa dengan lebih kurang 2H2O; BM
290,08 (anhidrat); [620-45-1]; murni pereaksi.
.
Natrium dodesil sulfat P C12H25SO4Na; BM 288,38;
[151-21-3]. pakailah natrium lauril sulfat P.
Pemerian serbuk hablur kuning muda.
Natrium fluorida P NaF; BM 41,99; [7681-49-4];
murni pereaksi.
Natrium fosfat dibasa P Dinatrium fosfat P;
Dinatrium hidrogen fosfat P; Natrium fosfat dibasa
heptahidrat P; Na2HPO4.7H2O; BM 268,07; [7782-85-
6]; murni pereaksi.
Natrium fosfat dibasa LP Larutkan 12 g hablur jernih
natrium fosfat dibasa P dalam air sampai 100 ml.
Natrium fosfat dibasa anhidrat P Dinatrium hidrogen
fosfat anhidrat P (untuk larutan dapar); Na2HPO4; BM
141,96; [7558-79-4]; murni pereaksi.
Natrium fosfat dibasa dodekahidrat P Dinatrium
hidrogen fosfat dodekahidrat P; Na2HPO4.12H2O; BM
358,14; [10039-32-4]; murni pereaksi. Mengandung
tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
Na2HPO4.12H2O.
Natrium fosfat monobasa P Natrium bifosfat P;
Natrium dihidrogen fosfat P; Asam natrium fosfat P;
Mononatrium ortofosfat P; NaH2PO4.H2O; BM 137,99;
[10049-21-5]; murni pereaksi.
Natrium fosfat monobasa dihidrat P Natrium
dihidrogen fosfat dihidrat P; NaH2PO4.2H2O; BM
156,01; [13472-35-0]; murni pereaksi. Mengandung
tidak kurang dari 99,0% NaH2PO4.2H2O.
Natrium glikokolat P C26H42NNaO6; BM 487,60; [863-
57-0].
Pemerian Serbuk, putih sampai cokelat; higroskopik.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Rotasi jenis <1081> Antara +28° dan +31°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu 100°
selama 2 jam; lakukan penetapan pada suhu 20°
memakai larutan yang mengandung 10 mg per ml.
Nitrogen <571> Metode I Antara 2,6% dan 3,2% N,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium 1-heksansulfonat P Garam natrium asam
1-heksansulfonat P; C6H13NaO3S; BM 188,22; [2832-45-
3]; murni pereaksi.
Natrium 1-heptansulfonat P Garam natrium asam 1-
heptansulfonat P; C7H15NaO3S; BM 202,25; [22767-50-6];
murni pereaksi.
Natrium hidroksida P NaOH; BM 40,00; [1310-73-2];
murni pereaksi.
Natrium hidroksida LP Larutkan 4,0 g natrium
hidroksida P dalam air sampai 100 ml.
Natrium hidrosulfit P Natrium ditionit P; Na2S2O4; BM
174,10; [7775-38-1]. Mengandung tidak kurang dari
88% Na2S2O4.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih keabuan.
Secara bertahap akan teroksidasi di udara, lebih cepat
jika di dalam larutan, menjadi bisulfit, larutan yang
diperoleh bereaksi asam. Dipengaruhi oleh cahaya.
Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
zat, larutkan dalam campuran 10 ml formaldehida LP
dan 10 ml air dalam labu tutup asah kecil, dan biarkan
selama 30 menit dengan sering dikocok. Pindahkan
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
150 ml air dan 3 tetes jingga metil LP, lalu
tambahkan tetes demi tetes asam sulfat 1 N sampai
bereaksi sedikit asam. Encerkan dengan air sampai
250 ml. Pada 50,0 ml larutan tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP dan tepatkan dengan penambahan
natrium hidroksida 0,1 N sampai memberi warna
agak merah muda, lalu titrasi dengan iodum 0,1 N
LV memakai 3 ml kanji LP sebagai indikator.
Hilangkan warna biru larutan dengan 1 tetes natrium
tiosulfat 0,1 N dan titrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N LV sampai warna merah muda.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 3,482 mg Na2S2O4
Sulfida Tambahkan larutan natrium hidroksida P
(1 dalam 10) pada timbal(II) asetat LP sampai endapan
larut. Tambahkan 5 tetes larutan ke dalam larutan 1 g zat
dalam 10 ml air: tidak segera berwarna gelap.
Logam berat Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air,
tambahkan 10 ml asam klorida P, dan uapkan di atas
tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 20 ml
air dan 0,5 ml asam klorida encer P, saring, dan
tambahkan pada filtrat 10 ml asam sulfida LP: tidak
terjadi warna gelap. Tambahkan amonia LP sampai
larutan alkali: dapat terjadi warna sedikit kehijauan,
namun tidak terbentuk endapan gelap atau putih.
Kesesuaian untuk penetapan kadar Riboflavin Pada
masing-masing dari 2 tabung atau lebih tambahkan
10 ml air dan 1,0 ml larutan baku riboflavin yang
mengandung 20 μg per ml, campurkan. Pada tiap tabung
tambahkan 1,0 ml asam asetat glasial P, campur,
tambahkan dengan pencampuran 0,5 ml larutan kalium
permanganat P (1 dalam 25), dan diamkan selama
2 menit. lalu pada tiap tabung tambahkan, dengan
pencampuran 0,5 ml hidrogen peroksida LP: warna
permanganat rusak dalam 10 detik. Kocok tiap tabung
kuat-kuat sampai kelebihan oksigen dibuang. Jika
gelembung gas tertinggal pada dinding tabung sesudah
buih berhenti, hilangkan gelembung dengan merebahkan
tabung sesampai larutan mengalir secara perlahan dari
ujung ke ujung. Ukur fluoresensi larutan memakai
fluorometer. lalu tambahkan dengan pencampuran
8,0 mg zat: riboflavin tereduksi sempurna tidak lebih
dari 5 detik.
Natrium hipobromit LP Pada larutan 20 g natrium
hidroksida P dalam 75 ml air tambahkan 5 ml brom P.
Sesudah larut, encerkan dengan air sampai 100 ml.
Larutan dibuat segar.
Natrium hipoklorit P, larutan NaOCl; BM 74,44;
[7681-52-9]. Larutan natrium hipoklorit dalam air
mengandung tidak kurang dari 5,25% NaOCl.
[Perhatian Larutan ini bersifat korosif dan dapat
melepaskan gas yang bersifat korosif dan toksik.
Merupakan oksidator kuat yang menimbulkan reaksi
hebat dengan reduktor. Bersifat iritasi dan korosif
terhadap kulit dan selaput lendir].
Pemerian Cairan jernih, kuning sampai hijau
kekuningan, bau klor, dipengaruhi oleh cahaya dan
terurai secara bertahap. Simpan di tempat terlindung
cahaya, sebaiknya pada suhu di bawah 25o.
Penetapan kadar Masukkan lebih kurang 3 ml zat ke
dalam labu iodum bertutup asah yang telah ditara dan
ditimbang saksama. Tambahkan 50 ml air, 2 g kalium
iodida P dan 10 ml asam asetat P. Tutup labu dan
biarkan di tempat gelap selama 10 menit. Angkat tutup,
bilas dinding labu dengan sedikit air. Titrasi iodum yang
dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
tambahkan 3 ml kanji LP saat mendekati titik akhir
titrasi.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan3,723 mg NaOCl
Jika diperlukan untuk menghitung persentase klor yang
ada, tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
3,545 mg klor (Cl2).
Kalsium Tidak lebih dari 10 bpj. Masukkan10,0 g zat
ke dalam gelas piala 150 ml, larutkan dalam 10 ml air,
tambahkan 5 ml asam klorida P dan 2 g kalium iodida P.
Panaskan campuran selama 5 menit, dinginkan dan
tambahkan 2 ml hidrogen peroksida P 30%. Uapkan
sampai kering, dinginkan dan tambahkan 2 ml asam
klorida P dan 2 ml hidrogen peroksida P 30%. Bilas
dinding gelas piala dengan sedikit air, uapkan sampai
kering. Masukkan residu ke dalam 20 ml air, saring jika
perlu. Tambahkan amonium hidroksida P pada filtrat,
sampai larutan tepat basa, tambahkan 4 tetes amonium
hdroksida P dan 5 ml amonium oksalat LP: kekeruhan
yang terjadi dalam waktu 15 menit tidak melebihi
blangko yang mengandung 0,1 mg kalsium yang
ditambahkan.
Fosfat Tidak lebih dari 5 bpj. Masukkan 2 g zat ke
dalam gelas piala, tambahkan 5 ml asam klorida P dan
2 g kalium iodida P. Panaskan larutan selama 5 menit,
dinginkan. Tambahkan 2 ml hidrogen peroksida P 30%
dan uapkan larutan sampai kering. Bilas dinding gelas
piala dengan sedikit air. Tambahkan 2 ml asam
klorida P dan 2 ml hidrogen peroksida P 30%. Uapkan
lagi sampai kering.
Natrium hipoklorit 3,5% LP pakailah natrium
hipoklorit LP.
Natrium indigotindisulfonat P pakailah indigo karmin P.
Natrium indigotindisulfonat LP pakailah indigo
karmin LP.
Natrium iodida P NaI; BM 149,9; [7681-82-5]; murni
pereaksi.
Natrium karbonat P pakailah natrium karbonat
anhidrat P.
Natrium karbonat LP Larutkan 10,6 g natrium
karbonat anhidrat P dalam air sampai 100 ml.
Natrium karbonat anhidrat P Na2CO3; BM 105,99;
[479-19-8]; murni pereaksi.
Natrium karbonat dekahidrat P Na2CO3.10H2O; BM
286,2; [6132-02-1]; murni pereaksi.
Titik leleh Lebih dari 300°.
Natrium karbonat monohidrat P Na2CO3.H2O; BM
124,00; [5968-11-6]; murni pereaksi.
Natrium klorida P NaCl; BM 58,44; [7647-14-5];
murni pereaksi.
Natrium kobaltinitrit P Na3Co(NO2)6; BM 403,94;
[13600-98-1]; murni pereaksi.
Natrium kobaltinitrit LP Larutkan 10 mg natrium
kobaltinitrit P dalam air sampai 50 ml, saring jika perlu.
Natrium kromotropat P pakailah asam kromotropat P.
Natrium lauril sulfat P Natrium dodesil sulfat
P;C12H25SO4Na; BM 288,38; [151-21-3];
Pemerian Serbuk hablur, kuning muda.
Natrium merah metil P 2-[[4-(dimetilamino)
fenil]azo]benzoat, garam natrium; 2-[4-
(CH3)2NC6H4N:N]C6H4COONa; BM 291,28.
Pemerian Serbuk, cokelat jingga.
Kelarutan Mudah larut dalam air dingin, dan dalam
etanol.
Trayek pH Antara 4,2 dan 6,2. Perubahan warna: dari
merah ke kuning.
Natrium metabisulfit P Na2S2O5; BM 190,11;
[7681-57-4]; murni pereaksi.
Natrium molibdat P Na2MoO4.2H2O; BM 241,95;
[7631-95-0]; murni pereaksi.
Natrium nitrat P NaNO3; BM 84,99; [7631-99-4];
murni pereaksi.
Natrium nitrit P NaNO2; BM 69,00; [7632-00-0];
murni pereaksi.
Natrium nitrit LP Larutan natrium nitrit P 10% b/v
yang dibuat segar.
Natrium nitroferisianida P Natrium pentasiano
nitrosilferat(III)Na2Fe(NO)(CN)5; BM 297,95; [13755-
38-9]; murni pereaksi.
Natrium nitroferisianida LP Larutkan 1 g natrium
nitroferisianida P dalam air sampai 20 ml. Larutan
dibuat segar.
Natrium nitroprusida P pakailah Natrium
nitroferisianida P
Natrium nitroprusida LP pakailah Natrium
nitroferisianida LP
Natrium oksalat P Na2C2O4; BM 134,00; [62-76-0];
murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Natrium 1-oktanasulfonat P C8H17NaO3S; BM 216,27;
[5324-84-5]; murni pereaksi.
Natrium oktil sulfat P C8H17NaO4S; BM 232,3; [142-
31-4]. pakailah mutu pereaksi untuk kromatografi.
Natrium 1-pentansulfonat P C5H11NaO3S.H2O;
BM 192,21; [207605-40-1]; murni pereaksi.
Mengandung tidak kurang dari 98% C5H11NaO3S.H2O.
p-Natrium periodat P Na3H2IO6; BM 293,89; murni
pereaksi.
Natrium perklorat P NaClO4.H2O; BM 140,46; [7601-
89-0]; murni pereaksi.
Natrium perklorat LP Netralkan 50 ml asam perklorat
9 N dengan natrium hidroksida 5 N memakai kertas
lakmus dan encerkan dengan air sampai 300 ml.
Natrium pirofosfat P Na4P2O7; BM 265,90; [7722-88-5];
murni pereaksi.
Natrium piruvat P CH3COCO2Na; BM 110,04; [113-
24-6]. Mengandung tidak kurang dari 98%
CH3COCO2Na.
Pemerian Serbuk atau padatan hablur, putih.
Kelarutan Larut dalam air.
Kejernihan larutan Larutkan 1,5 g zat dalam 25 ml
air: larutan jernih dan larut sempurna.
Asam bebas Tidak lebih dari 1% sebagai C3H4O3,
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 10 g zat
dalam 150 ml air dan titrasi dengan natrium hidroksida
0,5 N, tentukan titik akhir secara potensiometrik:
diperlukan tidak lebih dari 2,8 ml natrium hidroksida
0,5 N.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan
150 ml asam asetat glasial P dan kocok sampai larut.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik
akhir secara potensiometrik, memakai elektrode
kaca dan elektrode kalomel yang telah dimodifikasi
dengan tetrametilamonium klorida 0,1 N dalam metanol P
sebagai elektrolit. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 11,00 mg CH3COCO2Na
Natrium salisilat P C7H5NaO3 BM 160,10 [54-21-7]
pakailah Natrium Salisilat seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V dan tambahkan
dengan uji di bawah ini:
Nitrat Larutkan 100 mg zat dengan 5 ml air dalam
tabung reaksi tambahkan 5 ml asam sulfat P: tidak boleh
terjadi warna merah kecokelatan di antara kedua lapisan
cairan.
Natrium selenit P Na2SeO3; BM 172,94; [10102-18-8].
Mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
101% Na2SeO3.
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, biasanya
terhidrasi sebagian.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
etanol.
Kejernihan larutan Larutan 1 g zat dalam 10 ml air:
menampilkan tidak lebih dari sedikit keruh.
Karbonat Tidak lebih dari 0,03%. Ke dalam 500 mg
zat tambahkan 1 ml air dan 2 ml asam klorida encer P:
tidak terjadi gelembung gas.
Klorida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 500 mg
zat.
Nitrat Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 200 mg
zat, larutkan dalam 3 ml air.
Selenat dan Sulfat Tidak lebih dari 0,03% sebagai
sulfat. Masukkan 500 mg zat ke dalam cawan penguap,
tambahkan 20 mg natrium karbonat P dan 10 ml asam
klorida P. Uapkan perlahan-lahan larutan di atas tangas
uap, dalam lemari asam, sampai kering. Bilas dinding
cawan penguap dengan 5 ml asam klorida P, uapkan lagi
sampai kering. Larutkan residu dengan campuran 15 ml
air panas dan 1 ml asam klorida P, lanjutkan proses
seperti tertera pada Sulfat dalam Uji Pereaksi Metode I
mulai dengan “Saring larutan”. Zat uji menampilkan
tidak lebih keruh dari kekeruhan yang dihasilkan
0,15 mg sulfat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
180 mg zat, yang telah dikeringkan pada suhu 120°
sampai bobot tetap, dan larutkan dalam 50 ml air dalam
labu bersumbat kaca. Tambahkan 3 g kalium iodida P
dan 5 ml asam klorida P, tutup labu dan diamkan
10 menit. Tambahkan 50 ml air; 50,0 ml natrium
tiosulfat 0,1 N LV dan 3 ml kanji LP, titrasi segera
dengan iodum 0,1 N LV sampai warna biru. Lakukan
penetapan blangko. Perbedaan volume iodum 0,1 N LV
yang diperlukan untuk blangko dan larutan zat
menampilkan natrium selenit.
Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan 4,323 mg Na2SeO3
Natrium sianida P NaCN; BM 49,01; [1433-33-9];
murni pereaksi.
Natrium sitrat P pakailah Natrium Sitrat dihidrat P.
Natrium sitrat dihidrat P Asam 2-hidroksi-1,2,3-
propanetrikarboksilik, garam trinatrium, dihidrat;
Na3C6H5O7.2H2O; BM 294,10; [6132-04-3]; murni
pereaksi.
Natrium sulfat P Garam Glauber; Na2SO4.10H2O; BM
322,20; [7727-73-3]; murni pereaksi.
Natrium sulfat anhidrat P Na2SO4; BM 142,04; [7757-
82-6]; murni pereaksi. Untuk penetapan kadar alkaloid
secara kromatografi gas-cair, harus memenuhi
persyaratan uji tambahan di bawah ini:
Kesesuaian untuk penetapan kadar alkaloid Timbang
saksama lebih kurang 10 mg atropin, masukkan ke
dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan
dengan etanol P sampai tanda. Pipet 3 ml larutan,
masukkan masing-masing ke dalam dua corong pisah
60 ml, dan tambahkan masing-masing 10 ml air, 1 ml
natrium hidroksida 1 N dan 10 ml kloroform P. Kocok
kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring tahap organik
dari satu corong pisah melalui kertas saring, yang telah
dibasahi dengan 5 ml kloroform P, dipasang pada
corong, dan kumpulkan filtrat pada wadah yang sesuai.
Tambahkan 10 ml kloroform P ke corong pisah, kocok
kuat dan saring lapisan organik melalui kertas saring
yang sama, kumpulkan filtrat dalam wadah yang sama.
Kumpulan filtrat ini disebut Larutan A. Saring tahap
organik dari corong pisah kedua melalui 30 g natrium
sulfat anhidrat P, yang ditahan dengan wol kaca dalam
corong yang kecil, yang sebelumnya dibasahi dengan
kloroform P, dan kumpulkan filtrat dalam wadah yang
sesuai. Tambahkan 10 ml kloroform P ke dalam corong
pisah, kocok kuat dan saring lapisan organik melalui
natrium sulfat anhidrat P yang sama, kumpulkan filtrat
ke dalam wadah yang sama. Kumpulan filtrat ini disebut
Larutan B. Uapkan kedua larutan ini dalam hampa
udara sampai volume lebih kurang 1 ml. Suntikkan
beberapa volume Larutan A yang telah diukur saksama,
ke dalam kromatograf gas dan rekam tinggi puncak.
Ulangi penetapan sekali lagi dan dapatkan hasil rata-rata.
Dengan cara yang sama, tentukan tinggi puncak dari
Larutan B dua kali dan didapat hasil rata-rata. Nilai rata-
rata yang dihasilkan Larutan B tidak menyimpang lebih
dari 5,0% dari hasil Larutan A. Kromatograf gas
dilengkapi dengan kolom 1,2 m x 4 mm berisi bahan
pengisi 3% tahap diam G3 pada penyangga S1A.
Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut-
turut pada 210°, 225°, dan 240°. Gas pembawa helium P,
laju alir lebih kurang 60 ml per menit.
Natrium sulfat dekahidrat P pakailah natrium sulfat P.
Natrium sulfida P Na2S.9H2O; BM 240,18; [1313-84-4];
murni pereaksi.
Natrium sulfida LP Larutkan 1 g natrium sulfida P
dalam air sampai 10 ml. Larutan dibuat segar.
Natrium sulfit P pakailah natrium sulfit anhidrat P.
Natrium sulfit anhidrat P Na2SO3; BM 126,04; [7753-
83-7]; murni pereaksi.
Natrium tetraborat P pakailah natrium borat P.
Natrium tetrafenilborat P NaB(C6H5)4; BM 342,22;
[143-66-8]; murni pereaksi.
Natrium tioglikolat P HSCH2COONa; BM 114,10;
[367-51-1]. Mengandung tidak kurang dari 75%
HSCH2COONa.
Pemerian Serbuk hablur, putih, bau khas lemah.
Higroskopik dan teroksidasi di udara, simpan dalam
wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Tidak boleh
dipakai jika warna menjadi kuning pucat atau gelap.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut
dalam etanol.
Kejernihan larutan Larutan 1 g zat dalam 10 ml air,
jernih dan praktis larut sempurna.
Sulfida Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml air dalam
labu kecil tambahkan 2 ml asam klorida P, lalu
letakkan kertas saring yang dibasahi timbal(II) asetat
LP, di atas mulut labu dan panaskan sampai mendidih:
kertas timbal(II) asetat tidak menjadi gelap.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
250 mg zat dan larutkan dalam 50 ml air bebas oksigen.
Tambahkan 5 ml asam klorida encer P, didihkan selama
2 menit, dinginkan, titrasi dengan iodum 0,1 N LV,
tambahkan 3 ml kanji LP sesudah mendekati titik akhir:
Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan 11,41 mg HSCH2COONa
Natrium tiogliserat P pakailah natrium tioglikolat P.
Natrium tiosulfat P Na2S2O3.5H2O; BM 248,19;
[10102-17-7]; murni pereaksi.
Natrium tungstat P Na2WO4.2H2O; BM 329,85;
[10213-10-2]; murni pereaksi.
Nessler, pereaksi pakailah Raksa(II) kalium iodida
alkalis LP.
Niasin P C6H5NO2; BM 123,11; [59-67-6]; murni
pereaksi.
Nikel(II) sulfat heptahidrat P NiSO4.7H2O; BM 280,9;
[10101-98-1]; murni pereaksi.
Ninhidrin P C9H4O3.H2O; BM 178,14; [485-47-2],
murni pereaksi
Ninhidrin LP pakailah triketohidrinden hidrat LP.
o-Nitroanilin P NO2C6H4NH2; BM 138, 12; [88-74-4].
Pemerian Hablur, kuning jingga.
Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air
panas; mudah larut dalam etanol dan dalam kloroform.
Dengan asam mineral membentuk garam yang larut
dalam air.
Jarak lebur <741> Antara 71° dan 72°.
p-Nitroanilin P NO2C6H4NH2; BM 138,12; [100-01-6].
Pemerian Serbuk hablur, kuning cerah.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam eter.
Kelarutan dalam pelarut Larutkan secara terpisah 1 g
dalam 30 ml etanol P dan dalam 40 ml eter P: larutan
jernih.
Jarak lebur <741> Antara 146o dan 148o.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2%.
p-Nitroanilin diazotasi LP Timbang 350 mg p-
nitroanilin P masukkan dalam labu tentukur 50-ml,
tambahkan 1,5 ml asam klorida P, campur, encerkan
dengan air sampai tanda. Diamkan, pipet 5 ml beningan,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, rendam dalam
tangas es dan tambahkan 1 ml asam klorida P lalu
sedikit demi sedikit 2 ml larutan natrium nitrit P
(1 dalam 100), encerkan dengan air sampai tanda.
Nitrobenzen P C6H5NO2; BM 123,11; [98-95-3]; murni
pereaksi.
p-Nitrobenzendiazonium tetrafluoroborat P
NO2C6H4N2BF4; BM 236,92; [456-27-9]. Mengandung
tidak kurang dari 95,0% NO2C6H4N2BF4.
Pemerian Hablur, kuning emas.
Kelarutan Larut dalam asetonitril.
[Perhatian Sangat peka terhadap goncangan; simpan
di lemari pendingin].
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
30 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml
kaca aktinik rendah. Larutkan dan encerkan dengan
asam klorida 0,01 N sampai tanda. pakailah alat kaca
aktinik rendah, encerkan 2,0 ml larutan dengan metanol P
mutu spektrofotometri sampai 50,0 ml. Ukur serapan
larutan pada lebih kurang 255 nm, pakailah metanol P
mutu spektrofotometri sebagai blangko. Hitung serapan
jenis dengan cara membagi serapan dengan kadar dalam
g per ml. Hitung nilai kadar zat dengan rumus :
4,59
a100
a yaitu serapan jenis larutan.
4-(p-Nitrobenzil)piridin P C12H10N2O2; BM 214,22;
[1083-48-3].
Pemerian Hablur, kuning
Kelarutan Larut dalam aseton.
5-Nitro-1,10-fenantrolin P C12H7N3O2; BM 225,20;
[4199-88-6].
Pemerian Serbuk, putih, tidak berbau.
Kelarutan Larut dalam air.
Jarak lebur <741> Antara 198° dan 200°.
Kesesuaian sebagai indikator redoks Larutkan 25 mg
zat dengan sedikit asam sulfat encer P, tambahkan
10 mg besi(II) sulfat P, encerkan dengan air sampai 100
ml: larutan berwarna merah gelap dan menampilkan
serapan maksimum pada panjang gelombang 510 nm.
Pada 1,0 ml larutan tambahkan 1,0 ml serium(IV) sulfat
0,01 M: warna merah hilang.
Nitrofenantrolin LP Larutkan 150 mg 5-nitro-1,10-
fenantrolin P dalam 15 ml larutan besi (II) sulfat P
(1 dalam 140) yang dibuat segar.
4-Nitrofenil dinatrium ortofosfat P
C6H4NNa2O6P.6H2O; BM 371,2; murni pereaksi.
Nitrofenil fosfat LP Timbang 4,08 g 4-nitrofenil
dinatrium ortofosfat P masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan Dapar dietanolamina pH 10,0
sampai tanda. Simpan pada suhu 4° dan pakailah dalam
waktu 24 jam.
Nitrogen P pakailah Nitrogen seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Nitrogen bebas oksigen P Nitrogen P yang telah
dilewatkan melalui pirogalol basa LP.
Nitrometan P CH3NO2; BM 61,04; [75-52-5].
Nitroso R, garam P Dinatrium 1-nitroso-2-naftol-3,6-
dinatrium disulfonat; NOC10H4OH(SO3Na)2; BM
377,26; [525-05-3].
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, kuning.
Kelarutan 1 g zat larut dalam lebih kurang 40 ml air,
tidak larut dalam etanol.
Kepekaan Larutkan 500 mg natrium asetat P; dalam
larutan 0,4 mg kobalt klorida P (0,1 mg kobalt) dalam
5 ml air. Tambahkan 1 ml asam asetat encer P dan 1 ml
larutan garam nitroso R P (1 dalam 500): segera terjadi
warna merah, warna tidak hilang saat larutan dididihkan
dengan 1 ml asam klorida P selama 1 menit.
1-Nitroso-2-naftol P C10H7NO2; BM 173,17; [131-91-9].
Mengandung tidak kurang dari 95,0% C10H7NO2.
Pemerian Serbuk, cokelat sampai cokelat kekuningan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam benzen, dalam eter, dalam karbontetraklorida dan
dalam asam asetat.
Jarak lebur <741> Antara 109° dan 111°.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Penetapan kadar Timbang saksama beberapa lebih
kurang 250 mg zat yang telah dikeringkan di atas silika
gel sampai bobot tetap. Masukkan ke dalam labu
bersumbat kaca dan larutkan dalam 10 ml larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 10). Dinginkan larutan
dalam tangas es, tambahkan larutan asam sulfat P
(1 dalam 6) sampai terbentuk sedikit endapan yang stabil
dan larutan bereaksi asam lemah. lalu tambahkan
3 g kalium iodida P, kocok sampai larut, tambahkan
20 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 6), segera sumbat
labu dan diamkan dalam gelap selama 2 jam. Titrasi
iodum bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
tambahkan 3 ml kanji LP saat mendekati titik akhir.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 8,66 mg C10H7NO2
Nonan-5-on P Di-n-butil keton; C9H18O; BM 142,2;
[502-56-7]; murni pereaksi
Bobot per ml Lebih kurang 830 mg.
Suhu didih Lebih kurang 188°.
Oksigen P pakailah Oksigen seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Oktadesil silan P [18623-11-5] Pereaksi ini terjadi “in
situ” dengan mereaksikan bahan penyangga kolom
dengan zat sililasi seperti oktadesil triklorosilan.
1-Oktanol P Alkohol C8; Capryl Alkohol; n-Oktil
alkohol P; CH3.(CH2)7.OH; BM 130,23; [111-87-5];
murni pereaksi.
n-Oktanol P pakailah 1-oktanol P.
n-Oktil alkohol P pakailah oktan-1-ol P.
Oktosinol 9 P (p-tert-oktifenoksi)nonaetoksietanol;
C34H62O11; BM 646,85.
Ortofenantrolin P pakailah 1,10-fenantrolin P.
Ortofenantrolin LP Larutkan 150 mg ortofenantrolin P
dalam 10 ml larutan besi(II) sulfat P, yang dibuat dengan
melarutkan 700 mg hablur jernih besi(II) sulfat P dalam
100 ml air. Larutan besi(II) sulfat harus dibuat segar
sebelum melarutkan ortofenantrolin.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Osmium tetroksida P Asam osmat P; Anhidrida per-
osmat P; OsO4; BM 254,20; [20816-12-0]; murni
pereaksi.
Paladium, Katalis P Murni pereaksi.
Paladium(II) klorida P PdCl2; BM 177,33; [7647-10-1];
murni pereaksi. Mengandung lebih kurang 59,0% Pd.
Pemerian Serbuk, merah kecokelatan; higroskopik.
Kelarutan Larut dalam air, etanol, aseton dan asam
klorida encer.
Penetapan kadar Timbang seksama 80 mg zat,
larutkan dalam 10 ml asam klorida P, encerkan dengan
50 ml air, dan tambahkan 25 ml larutan dimetilglioksim P
dalam etanol P (1 dalam 100). Biarkan selama 1 jam,
dan saring. Pastikan endapan terbentuk sempurna
dengan larutan dimetilglioksim. Pijarkan endapan
dengan krus platinum yang telah ditara pada suhu 850o
selama 2 jam, dinginkan dan timbang palladium.
Parafin P pakailah Parafin seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Parafin cair P pakailah Parafin Cair seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
Paraformaldehida P (CH2O)n; [30525-89-4].
Mengandung tidak kurang dari 95% HCHO.
Pemerian Serbuk halus, putih, bau khas formaldehida.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%.
Kelarutan dalam ammonia Larutkan 5 g zat dalam
50 ml larutan ammonium hidroksida LP: larutan praktis
jernih dan tidak berwarna.
Keasaman-kebasaan Kocok 1 g zat dengan 20 ml air
selama 1 menit dan saring: larutan bereaksi netral
terhadap lakmus P.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
berisi 50,0 ml natrium hidroksida 1 N LV, aduk. Segera
tambahkan hati-hati 50 ml hidrogen peroksida LP yang
sudah dinetralkan terhadap biru bromotimol LP melalui
corong kecil yang diletakkan pada leher labu. sesudah
reaksi mereda, bilas corong dan dinding labu dengan air,
diamkan selama 30 menit, tambahkan biru bromotimol
LP, titrasi kelebihan alkali dengan asam sulfat 1 N LV.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium hidroksida 1 N
setara dengan 30,03 mg HCHO
Pati larut P pakailah kanji larut P.
Pelarut impregnasi Campuran 1 bagian formamida P
dan 9 bagian aseton P.
Pentana P n-Pentana; C5H12; BM 72,15; [109-66-0].
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; mudah
terbakar.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; bercampur
dengan etanol, dengan eter dan dengan banyak pelarut
organik lain.
Bobot jenis Lebih kurang 0,62.
Jarak didih Tidak kurang dari 95% terdestilasi antara
suhu 34° dan 36°.
2,4-Pentanadion P pakailah asetil aseton P.
Penyangga kromatografi gas pakailah Penyangga
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pepsin P [9001-75-6] Dengan aktivitas 1,0 unit sampai
1,17 unit Pepsin per mg. Pepsin dengan aktivitas yang
lebih tinggi dapat diturunkan dengan penambahan pepsin
dengan aktivitas lebih rendah atau dengan laktosa.
Pepton daging P pakailah pepton kering P.
Pepton kering P Pepton daging P.
Pemerian Serbuk, kuning kemerahan sampai cokelat,
bau khas namun tidak busuk.
Kelarutan Larut dalam air, membentuk larutan cokelat
kekuningan, bereaksi sedikit asam; tidak larut dalam
etanol dan dalam eter.
Kandungan nitrogren Antara 14,2% dan 15,5% N;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
dengan metode Kjeldahl, memakai zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° sampai bobot tetap:
menampilkan tidak kurang dari 89% protein.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 500 mg zat dan 1 ml asam sulfat P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap.
Protein mudah terkoagulasi Panaskan sampai
mendidih larutan (1 dalam 20) yang telah disaring : tidak
terbentuk endapan.
Proteosa Campurkan 5 ml larutan (1 dalam 10) yang
telah disaring, dengan 20 ml larutan zink sulfat (50 g
dalam 35 ml air) yang telah disaring: hanya sedikit
terbentuk gumpalan.
Perak ammonium nitrat LP pakailah perak nitrat
amoniakal LP.
Perak dietilditiokarbamat P (C2H5)2NCS2Ag; BM
256,14; [1470-61-7]; murni pereaksi.
Perak dietilditiokarbamat LP Larutkan 1g perak
dietilditiokarbamat P dalam 200 ml piridina P yang baru
didestilasi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya. pakailah sebelum 30 hari.
Perak nitrat P AgNO3; BM 169,87; [7761-88-8]; murni
pereaksi.
Perak nitrat amoniakal LP Perak Amonium Nitrat LP
Larutkan 2,5 g perak nitrat P dalam 80 ml air,
tambahkan tetes demi tetes ammonium hidroksida 6 M
sampai endapan larut dan encerkan dengan air sampai
100 ml.
Perak oksida P Ag2O; BM 231,74; [20667-12-3].
Mengandung tidak kurang dari 99,7% Ag2O.
Pemerian Serbuk berat, hitam kecokelatan, tidak
berbau. Terurai perlahan pada pemaparan cahaya dan
menyerap karbon dioksida jika lembab.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
dalam asam nitrat encer dan dalam ammonium
hidroksida; tidak larut dalam etanol.
Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,25% bobot;
lakukan pengeringan pada suhu 120° selama 3jam.
Nitrat Tidak lebih dari 0,002%. Pada 500 mg zat
tambahkan 30 mg natrium karbonat P dan 2 ml asam
fenoldisulfonat LP, campur dan panaskan di atas tangan
air selama 15 menit. Dinginkan, hati-hati tambahkan
20 ml air, buat alkalis dengan ammonia LP, dan
encerkan dengan air sampai 30 ml: warna yang diperoleh
dari larutan zat tidak lebih gelap dari warna larutan
pembanding yang mengandung 0,01 mg NO3.
Zat tak larut dalam asam nitrat Tidak lebih dari 1 mg
(0,02%). Larutkan 5 g zat dalam campuran 5 ml asam
nitrat P dan 10 ml air, encerkan dengan air sampai lebih
kurang 65 ml, dan saring residu yang tidak larut pada
krus penyaring yang telah ditara (pakailah filtrat untuk
uji Zat tak mengendap dengan asam klorida). Cuci krus
dengan air sampai cucian terakhir tidak menampilkan
opalesensi dengan1 tetes asam klorida P, dan keringkan
pada suhu 105° sampai bobot tetap.
Zat tak mengendap dengan asam klorida Tidak lebih
dari 1,7 mg (0,05%). Encerkan filtrat yang diperoleh dari
uji Zat tak larut dalam asam nitrat dengan air sampai
250 ml, panaskan sampai mendidih, dan tambahkan
secukupnya tetes demi tetes asam klorida P untuk
mengendapkan semua perak (lebih kurang 5 ml), hindari
penambahan yang berlebih. Dinginkan, encerkan dengan
air sampai 300 ml, dan biarkan semalam. Saring, uapkan
200 ml filtrat dalam cawan porselen yang telah ditara
sampai kering dan pijarkan.
Kebasaan Panaskan 2 g zat dengan 40 ml air di atas
tangas uap selama 15 menit. Dinginkan dan encerkan
dengan air sampai 50 ml. Saring, buang 10 ml filtrat
pertama. Pada 25 ml filtrat berikutnya tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP, dan titrasi dengan asam klorida 0,02 N
LV sampai warna merah muda hilang:diperlukan tidak
lebih dari 0,20 ml (0,016% NaOH).
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 120o
selama 3 jam, larutkan dalam campuran 20 ml air dan 5
ml asam nitrat P. Encerkan dengan 100 ml air,
tambahkan 2 ml besi(III) ammonium sulfat LP, dan
titrasi dengan ammonium tiosianat 0,1 N LV sampai
warna cokelat kemerahan yang tetap.
Tiap ml ammonium tiosianat 0,1 N
setara dengan 11,59 mg Ag2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
hindari dari uap amoniak atau zat-zat yang mudah
mengoksidasi.
Pereaksi Deniges pakailah raksa(II) sulfat LP.
Pereaksi Mayer pakailah raksa(II) kalium iodida LP.
Pereaksi Nessler pakailah raksa(II) kalium iodida
alkalis LP.
Petroleum eter P pakailah eter minyak tanah P.
1-(2-Piridilazo)-2-naftol P 1-(2-Piridilazo)-2-naftol P;
C15H11N3O; BM 249,3; [85-85-8]. Murni pereaksi.
Pemerian Hablur, merah jingga.
Jarak lebur Antara 140° dan 142°.
Kepekaan Tambahkan 0,1 ml larutan 1-(2-Piridilazo)-
2-naftol P dalam etanol P (1 dalam 1000) ke dalam
campuran 10 ml air dan 1 ml dapar yang dibuat dengan
mencampurkan 80 ml asam asetat 0,2 M dan 20 ml
larutan natrium asetat P (8,2 dalam 100). Pada larutan
ini tambahkan 1 ml campuran tembaga(II) sulfat LP dan
2 ml air, campur: terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah.
Piridilazonaftol, PAN P; pakailah 1-(2-Piridilazo)-2-
naftol P.
Piridin P C5H5N; BM 79,10; [110-86-1]; murni
pereaksi.
Piridin anhidrat P [110-86-1]; murni pereaksi.
Piridoksal hidroklorida P C8H9NO3.HCl; BM 203,62;
[65-22-5].
Pemerian Serbuk hablur atau hablur, putih sampai
kekuningan,warna menjadi gelap jika terpapar udara
atau cahaya matahari.
Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 2 ml air dan
dalam lebih kurang 25 ml etanol; tidak larut dalam
aseton, dalam kloroform dan dalam eter. Larutan bersifat
asam (pH±3).
Jarak lebur <1021> Antara 171° dan 175° disertai
peruraian.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Kandungan nitrogen Antara 6,7% dan 7,1% N;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
dengan metode Kjehdahl memakai zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam.
Kandungan klorida Antara 17,2% dan 17,7%;
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam, larutkan
dalam 50 ml air. Tambahkan 3 ml asam nitrat P dan
50,0 ml perak nitrat 0,1 N LV, lalu tambahkan
5 ml nitrobenzen P, kocok selama lebih kurang 2 menit,
tambahkan besi(III) ammonium sulfat LP, dan titrasi
kelebihan perak nitrat dengan ammonium tiosianat 0,1 N LV.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 3,545 mg Cl
Piridoksamin dihidroklorida P C8H12N2O2.2HCl; BM
241,12; [524-36-7]
Pemerian Serbuk hablur atau hablur, putih atau sedikit
kuning, warna bertambah gelap jika terpapar udara atau
cahaya matahari.
Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 1 ml air dan
dalam lebih kurang 60 ml etanol; tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter. Larutan bersifat asam.
Jarak lebur <1021> Antara 225° dan 230° disertai
peruraian.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,15%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Kandungan nitrogen Antara 11,3% dan11,8% N;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
dengan metode Kjehdahl, memakai zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam.
Kandungan klorida Antara 29,1% dan 29,6% Cl;
lakukan penetapan seperti tertera pada Kandungan
klorida dalam Piridoksil hidroklorida P.
Piridoksin hidroklorida P pakailah Piridoksin
Hidroklorida seperti pada Monografi Farmakope
negara kita V.
Pirogalol P 1,2,3-Trihidroksibenzen; C6H3(OH3); BM
126,1; [87-66-1]; murni pereaksi.
Pirogalol basa LP Larutkan 500 mg pirogalol P dalam
2 ml air bebas karbon dioksida P, larutkan 12 g kalium
hidroksida P dalam 8 ml air. Campur kedua larutan
segera sebelum dipakai .
Pirol P C4H5N; BM 67,09; [109-97-7].
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna jika
didestilasi segar, menjadi kuning dalam beberapa hari:
berbau khas.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam benzen dan dalam eter.
Bobot jenis Lebih kurang 0,94.
Jarak didih Tidak kurang dari 90% terdestilasi antara
128° dan 132°; lakukan penetapan seperti tertera pada
Uji Pereaksi.
Plasma sedikit platelet P Ambil 45 ml darah manusia
memakai alat suntik plastik 50 ml yang berisi 5 ml
larutan steril trinatrium sitrat P 3,8%. Segera sentrifus
seluruh darah yang mengandung sitrat dengan kecepatan
1150 putaran per menit selama 30 menit pada suhu 4°.
Hilangkan dua pertiga bagian plasma jernih dengan alat
suntik plastik dan segera sentrifus pada 3500 putaran per
menit selama 30 menit pada suhu 4°. Hilangkan dua
pertiga bagian cairan dan bekukan segera dengan jumlah
yang sesuai dalam tabung plastik pada suhu -40° atau
lebih rendah. Selama perlakuan pakailah peralatan yang
terbuat dari bahan plastik atau tersilikonisasi.
Platina(IV) klorida P Platina klorida P; Asam
kloroplatinat(IV) P; H2PtCl6.6H2O; BM 517,91; [16941-
12-1]; murni pereaksi.
Platina(IV) klorida LP Larutkan 2,6 g platina(IV)
klorida P dalam air sampai 20 ml.
Platinum kobalt LP Larutkan 1,246 g kalium
kloroplatinat P dan 1,000 g klobat(II) klorida P dalam
air, tambahkan 100 ml asam klorida P dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml.
Polietilen glikol 200 P H(OCH2CH2)nOH dengan rata-
rata n yaitu 4; rata-rata bobot molekul 200; [25322-68-
3]; murni pereaksi.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir
tidak berwarna, kental dan higroskopis.
Kelarutan Sangat larut dalam aseton dan dalam
etanol, praktis tidak larut dalam eter dan dalam minyak
lemak.
Polietilen glikol 400 P Makrogol 400 pakailah
Polietilen Glikol 400 seperti tertera pada monografi
Farmakope negara kita V.
Polietilen glikol 600 P [25322-68-3]; Makrogol 600.
Pemerian Cairan jernih, praktis tidak berwarna;
polimer kondensasi cairan kental dihasilkan oleh
H(OCH2CH2)nOH; n bervariasi dari 12 sampai 14. bobot
molekul rata-rata lebih kurang 600. Memenuhi
persyaratan seluruh uji polietilen Glikol 400 seperti
tertera pada monografi Farmakope negara kita V, kecuali
Batas etilen dan dietilen glikol.
Polietilen glikol 1000 P Makrogol 1000; [25322-68-3];
Pemerian Massa putih seperti malam.
Titik beku Lebih kurang 35°.
Kekentalan pada larutan 50% Lebih kurang 25 mPa.s
Polietilen glikol 6000 P Makrogol 6000.
Pemerian Massa putih seperti malam.
Suhu lebur Lebih kurang 61°.
Kekentalan pada larutan 25% Lebih kurang
20 mm2s-1 pada suhu 20°.
Polisorbat 20 P pakailah Polisorbat 20 seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
Polisorbat 80 P pakailah Polisorbat 80 seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
Polivinil alkohol P (C2H4O)n. [9002-89-5]
Pemerian Serbuk, putih.
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam pelarut
organik.
pH <791> Antara 5,0 dan 8,0; lakukan penetapan
memakai larutan (1 dalam 25).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%;
lakukan pengeringan pada suhu 110° sampai bobot tetap.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,75%.
Prokainamida hidroklorida P pakailah Prokainamida
Hidroklorida seperti tertera pada monografi Farmakope
negara kita Edisi V.
Propana-1,2-diol P Propilen glikol P;
CH3.CHOH.CH2OH; BM 76,10.
Pemerian Cairan tidak berwarna; kental, higroskopik.
Suhu didih Lebih kurang 187°.
Bobot per ml Lebih kurang 1,04 g.
2-Propanil P pakailah isopropil alkohol P.
n-Propil alkohol P 1-Propanol P; CH3CH2CH2OH; BM
60,10; [71-23-8].
Propilen glikol P pakailah Propilen Glikol seperti
tertera pada monorafi Farmakope negara kita V.
Propilparaben P pakailah Propilparaben seperti tertera
pada monografi Farmakope negara kita V.
Raksa P Hg; BA 200,59; murni pereaksi.
Raksa(II) asetat P Hg(C2H3O2)2; BM 318,68; murni
pereaksi.
Raksa(II) asetat LP Larutkan 6,0 g raksa(II) asetat P
dalam asam asetat glasial P sampai 100 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam w