Rabu, 03 Mei 2023
Home »
epidemi corona 7
» epidemi corona 7
epidemi corona 7
Mei 03, 2023
epidemi corona 7
menentukan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak. Ia juga menyebut
warga bisa melapor jika memang ada pelanggaran yang dilakukan pihak
rumah sakit.
terbit sebuah pesan berantai di aplikasi
WhatsApp yang tersebar di kalangan warga
Mojokerto. Pesan itu menyebut mulai Senin
tanggal 5 Juli 2021 akan dilakukan tes antigen
bagi yang akan masuk Kota Mojokerto mulai
pintu masuk jembatan Gruyung, jembatan Pulo,
jembatan Padangan, jembatan Gajah Mada, dan
jembatan Mlirip. Disebutkan pula apabila tidak
memakai masker akan didenda sebesar 200 ribu
rupiah.
yang benar , kabar dalam pesan berantai
WhatsApp ini langsung dibantah oleh
Kasubag Humas Polresta Mojokerto, IPDA MK
Umam S.E.. Ia menyebut hal itu merupakan
kabar bohong. Umam pun mengimbau
warga untuk tidak mudah terprovokasi
dengan berita bohong. Hal senada juga
disampaikan oleh Kapolres Mojokerto Kota
AKBP Rofiq Ripto Himawan, S.I.K., S.H., M.H. Ia
menyebut pesan ini tidak benar atau
hoaks.
terbit di media sosial Twitter sebuah video
dengan narasi yang menyebut Gereja
Katedral Jakarta dibuka untuk ibadah pada
Minggu, 4 Juli 2021 atau pada masa
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
warga (PPKM) Darurat.
Dilansir dari medcom.id, klaim yang
menyebut Gereja Katedral Jakarta dibuka
untuk ibadah pada Minggu, 4 Juli 2021 atau
pada masa Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan warga (PPKM) Darurat adalah
salah. yang benar , Katedral Jakarta sudah
meniadakan kegiatan ibadah tatap muka
sepekan sebelum pengumuman PPKM
Darurat.
terbit pesan berantai pada aplikasi WhatsApp yang terlihat membagikan sebuah tautan
dengan alamat http://bantuanppkm.online/pembagian-subsidi/?PPKMjuni, tautan ini
diklaim sebagai media pendaftaran dan pengecekan penerima bantuan uang Rp 300.000
yang diberikan oleh Pemerintah di masa PPKM Darurat.
yang benar , situs yang diklaim sebagai media pendaftaran dan pengecekan penerima
bantuan Rp 300.000 di masa PPKM Darurat pada pesan ini adalah tidak benar. Saat
ini, cara melakukan pengecekan data penerima Bansos ini dapat dilakukan melalui
situs milik Kementerian Sosial RI yaitu cekbansos.kemensos.go.id.
Telah terbit pesan berantai yang berisi form pendaftaran bantuan sosial PPKM Rp 300.000
dengan cara menjawab beberapa pertanyaan pada situs
https://subsidippkm.online/pembagian-subsidi/?PPKMjuli#1625674980149 yang memuat logo
Kementerian Sosial. Lalu pendaftar diminta membagikan ke teman melalui aplikasi Whatsapp
yang kemudian akan mendapat konfirmasi melalui SMS.
yang benar , pesan ini adalah hoaks. Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs untuk
pendaftaran penerima bantuan sosial Rp 300.000, apalagi dalam bentuk pesan berantai. Sebagai
upaya penanganan dampak pandemi, pemerintah mengeluarkan program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) dengan memberikan perlindungan sosial, salah satunya dalam bentuk Bantuan
Sosial Tunai (BST). Sejak April 2020, Kementerian Sosial menyalurkan BST senilai Rp
300.000/bulan melalui PT Pos negarakita. Untuk tahun 2021, BST disalurkan dari bulan Januari
hingga April. Kemudian BST ditambah dua bulan yakni bulan Mei dan Juni yang disalurkan
sekaligus di bulan Juli. Adapun penerima BST merupakan keluarga yang terdaftar dalam Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah. Untuk mengecek
kepesertaan BST, warga dapat mengakses melalui situs Kemensos
terbit sebuah foto artikel surat kabar
Malaysia disertai keterangan yang
mengklaim bahwa muslim dan non-muslim
di Malaysia akan diberikan merk vaksin
Covid-19 yang berbeda. Disebutkan juga
muslim diberi vaksin Pfizer-BioNTech
sedangkan non-muslim diberikan vaksin
Sinovac.
yang benar , artikel yang dibagikan ini
ternyata mengalami kesalahan cetak
dimana terdapat sebagian teks yang hilang
sehingga menimbulkan penafsiran yang
keliru. Dilansir dari AFP, artikel ini
berjudul “Vax rollout to revved up” yang
diterbitkan oleh surat kabar Malaysia, The
Star, pada 28 Mei 2021. Chief Content Officer
The Star Media Group, Esther Ng Sek Yee
menerangkan, sesudah menyadari adanya
kesalahan cetak, The Star kemudian
menerbitkan ulang artikel pada 28 Mei 2021.
Dalam artikel itu disebutkan juga bahwa
Menteri Koordinator Malaysia untuk
Imunisasi Covid-19, Khairy Jamaluddin,
dengan tegas membantah klaim bahwa
Muslim diberikan vaksin Pfizer-BioNTech
Covid-19 sementara non-Muslim diberikan
vaksin Sinovac.
terbit sebuah video ceramah yang menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
warga (PPKM) Darurat adalah upaya Pemerintah untuk menggagalkan perayaan Hari
Raya Idul Adha. Pasalnya, PPKM Darurat berlaku hingga 20 Juli 2021.
sesudah ditelusuri lebih lanjut, yang benar kebijakan PPKM Darurat diambil karena kasus
Covid-19 meningkat tajam dan tingkat keterisian rumah sakit hampir 100 persen. Seperti
halnya di Jakarta dengan kasus Covid-19 tertinggi, kondisi rumah sakit sudah kolaps tak
mampu lagi menampung pasien Covid-19. Dilansir kontan.co.id, Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan menyampaikan Rumah sakit dan fasilitas kesehatan di DKI Jakarta tak mampu
lagi menampung pasien Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat.
Seorang pria mengunggah foto dirinya di media
sosial Facebook. Pada unggahannya pria
ini memperlihatkan dirinya mengalami
luka lecet di bagian wajah, kaki, dan tangannya
akibat kecelakaan lalu lintas. Unggahan ini
dilengkapi dengan narasi yang menuding
kecelakaan ini terjadi akibat minimnya
penerangan di jalan selama masa PPKM Darurat.
Dilansir dari kumparan.com, berdasarkan hasil
penelusuran Polresta Malang Kota dan Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota
Malang, unggahan pria ini adalah hoaks.
Foto yang diunggah ini merupakan foto
lama yang diunggah kembali di grup Facebook.
Saat ini, pelaku pembuat dan penyebar hoaks
ini sudah diamankan oleh Polresta Malang
Kota. Pelaku juga telah menyampaikan
permintaan maaf kepada warga Kota Malang
karena telah membuat konten hoaks yang
menghebohkan. Menurut pengakuannya,
kecelakaan ini terjadi pada 24 Mei 2021
yang lalu, bukan pada saat dimulainya PPKM
Darurat di Kota Malang.
Terdapat postingan di media sosial Twitter yang berisi narasi yang menggabungkan dua informasi berbeda yaitu,
“Semua orang tahu sebuah keluarga yang kehilangan bayi yang sangat sehat karena SIDS- kematian bayi
misterius tanpa alasan medis. Sekarang lihat sekelilingmu. Berapa banyak orang dewasa yang sangat sehat yang
meninggal tak lama sesudah vaksin mereka disuntikkan… 2 + 2 = ?”.
Berdasarkan penelusuran beberapa media dalam dan luar negeri, dan dikutip dari AFP, Dr. Rachel Moon, Kepala
Satuan Tugas AAP mengatakan tidak ada peningkatan risiko SIDS saat mendapatkan vaksin. Dan penelitian
menunjukkan bahwa bayi yang divaksinasi memiliki risiko SIDS yang lebih rendah. Hal yang senada
diungkapkan oleh Dr Robert Jacobson, seorang dokter anak di Mayo Clinic, Amerika Serikat dimana ia juga
mengatakan bahwa tingkat kematian bayi yang mendadak karena SID yang lebih rendah di antara bayi yang
divaksinasi daripada bayi yang tidak divaksinasi, tidak ada data yang menunjukkan bahwa vaksin meningkatkan
risiko SID. Dilansir dari BBC, banyak data memakai angka data valid dengan cara yang menyesatkan, untuk
sampai pada kesimpulan yang benar-benar salah - bahwa vaksin mungkin tidak bekerja atau bahkan lebih
membawa bahaya daripada membawa kebaikan. Berdasarkan data Public Health England (PHE) Inggris
menunjukkan ada 92.029 kasus Delta yang dikonfirmasi antara 1 Februari hingga 22 Juni, sebagian besar
diidentifikasi pada Juni. Dari jumlah ini, 58% berada pada orang yang tidak divaksinasi dan hanya 8% yang
divaksinasi lengkap. Untuk konteksnya, pada awal Juni lebih dari setengah orang dewasa di Inggris telah
divaksinasi lengkap. Jika vaksin tidak membantu, diperkirakan akan terjadi lebih dari setengah kasus.
Kesimpulannya, vaksin mengurangi kasus Covid-19. Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan negarakita, Ketua
Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari juga menegaskan
bahwa sampai saat ini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Covid-19. Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr.
Siti Nadia Tarmizi, sebagaimana dikutip oleh CNN negarakita, juga menyebut sejauh ini sejumlah laporan
kematian warga pasca vaksinasi tidak terkait dengan pemberian vaksin Covid-19.
terbit sebuah tangkapan layar berisi tentang
judul berita dari Tribunnews yang menyebut
Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang
membatasi aktivitas warga. Akan tetapi,
pembatasan itu tidak berlaku di satu desa yakni
Desa Meteng, Kecamatan Omben, Kabupaten
Sampang, Madura.
yang benar , dilansir dari Tribunnews.com, reporter
TribunMadura.com yang bertugas di Kabupaten
Sampang, Hanggara Pratama tidak merasa
menulis berita ini. Foto ini
dipastikan dibuat oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab. Hal senada disampaikan
Kasubag Humas Polres Sampang, Iptu Sunarno
yang mengatakan bahwa tidak ada satupun
berita yang serupa dengan foto yang terbit .
terbit sebuah gambar hasil tangkapan layar berupa
tampilan judul berita pada media online Kompas.com
dengan judul "SOLO BATASI KEGIATAN SAMPE JAM 8
MALAM KECUALI SEMANGGI, TERSERAH!!". Pada
gambar hasil tangkapan ini juga terdapat
keterangan waktu dirilis berita pada Jumat, 02 Juni
2021, pukul 06.19 WIB.
yang benar , judul pada gambar hasil tangkapan layar
ini adalah keliru, dan merupakan hasil digital
editing. Dari hasil penelusuran pada laman media
Kompas.com diketahui bahwa tidak ditemukan judul
artikel berita serupa seperti hasil tangkapan layar
ini, melainkan terdapat sebuah artikel berita
dengan judul "PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi
Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama
18 Hari" yang memiliki waktu rilis sama dengan
gambar hasil tangkapan layar ini.
terbit sebuah narasi melalui pesan berantai aplikasi percakapan WhatsApp yang
menyebut bahwa pemberlakuan pembatasan kegiatan warga (PPKM) Darurat
pada 3-20 Juli 2021 untuk meredam aksi demonstrasi besar-besaran yang akan digelar
mahasiswa pada bulan Juli.
Dilansir dari medcom.id, klaim bahwa PPKM Darurat untuk meredam aksi demonstrasi
besar-besaran yang akan digelar mahasiswa adalah salah. yang benar , PPKM merupakan
upaya yang dilakukan pemerintah mengatasi lonjakan Covid-19 yang mendadak pesat.
PPKM Darurat yang tengah diberlakukan merupakan hasil pembahasan bersama
menteri, ahli kesehatan, dan kepala daerah untuk Jawa dan Bali. PPKM Darurat
ditujukan untuk membatasi aktivitas warga yang lebih ketat daripada PPKM
mikro sehingga diharapkan persebaran Covid-19 dapat ditekan.
terbit unggahan di media sosial Facebook berisi narasi yang menyatakan
negarakita seharusnya tidak perlu melakukan lockdown selama 3-4 bulan ke
depan karena ketersediaan ventilator sudah cukup memadai, obat Ivermectin
sudah diproduksi massal dan warga yang telah mendapatkan vaksin
presentasinya sudah lumayan banyak.
sesudah melakukan penelusuran, klaim ini tidak benar. Dengan
melonjaknya pasien Covid-19 saat ini, banyak rumah sakit tidak dapat menerima
pasien Covid-19 karena ruang isolasi yang penuh dan kekurangan ventilator.
Selain itu, obat Ivermectin yang akan dijadikan sebagai obat terapi Covid-19 saat
ini masih dalam tahap uji klinis. Jika sudah terbukti Ivermectin dapat dijadikan
sebagai obat terapi Covid-19, Ivermectin siap diproduksi massal. Ivermectin
sendiri sebelumnya sudah digunakan sebagai obat anti parasit cacing. Namun,
untuk dapat digunakan sebagai obat terapi Covid-19 masih dalam tahap uji
klinis.
terbit sebuah unggahan di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa saat
mengalami gejala pada tubuh seperti batuk, pilek, meriang, panas, hilangnya indera
penciuman dan perasa jangan terburu-buru melakukan tes Covid-19 di rumah sakit,
karena akan langsung divonis reaktif Covid-19 bahkan positif Covid-19.
yang benar , informasi pada unggahan ini adalah tidak benar dan tidak memiliki
sumber kredibel. Dilansir dari kompas.com, Kepala Humas Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh negarakita (Persi) Anjari Umarjianto mengklarifikasi bahwa klaim pasien
dengan keluhan demam, flu dan batuk akan langsung divonis positif Covid-19 oleh
rumah sakit adalah tidak benar. Proses dalam mengetahui adanya infeksi Covid-19
pada seseorang perlu adanya pemeriksaan lab dan adanya hasil pemeriksaan klinis.
Anjari Umarjianto mengingatkan jika memang ada pasien ataupun keluarga yang
memiliki bukti kuat dicovidkan oleh oknum rumah sakit maka sebaiknya melaporkan
hal itu kepada pihak berwajib.
terbit sebuah hasil tangkapan layar berupa judul pemberitaan media online
dengan narasi yang menyebutkan “Yogyakarta batasi kegiatan, terutama nongkrong2
jam 8 malam, Kecuali wilayah Piyungan loss tekan esuk, Mbangane geger geden !!!”
yang benar , dilansir dari laman instagram @kapanewonpiyungan, Pemerintah
Kecamatan Piyungan mengatakan bahwa informasi ini tidak benar alias hoaks.
Pemerintah Kapanewon Piyungan bersama stakeholder dalam pelaksanaan kondisi
PPKM darurat melaksanakan instruksi Bupati Bantul No.17 Tahun 2021 Tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan warga (PPKM) Darurat.
terbit poster di media sosial Facebook yang bernarasikan bahwa Pemerintah
Kabupaten Sukabumi meminta warga memperbanyak pergi ke Masjid di masa
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan warga (PPKM) Darurat. Dalam postingan yang
terbit juga berisi narasi: "PPKM DARURAT. Pemerintah Kabupaten Sukabumi
Memberlakukan PERBANYAK PERGI KE MESJID dari tanggal 3 Juli 2021 - 20 Juli 2021".
Dilansir dari medcom.id, bahwa informasi ini tidak benar dan narasi pada poster
ini telah diedit. yang benar , akun Instagram @polres_sukabumi_kabupaten
mengunggah poster yang sama. Namun, narasi pada poster aslinya bertuliskan sebagai
berikut, "PPKM DARURAT Pemerintah Kabupaten Sukabumi Memberlakukan
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN warga (PPKM) DARURAT dari tanggal 3
Juli 2021 - 20 Juli 2021" pada kalimat "PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN
warga (PPKM) DARURAT" diganti dengan kalimat "PERBANYAK PERGI KE
MESJID".
Telah terbit sebuah surat edaran yang mengatasnamakan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (UAJY). Surat ini berisi perubahan kebijakan selama kuliah daring
dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
sesudah ditelusuri, surat yang terbit ini adalah tidak benar atau hoaks.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta melalui laman Twitter-nya @uajy mengklarifikasi
bahwa surat edaran ini adalah surat palsu yang mengatasnamakan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Pihaknya mengimbau kepada warga untuk selalu waspada
terhadap modus penipuan dalam bentuk surat palsu.
terbit unggahan video di media sosial
Facebook yang memperlihatkan cara
membuat oksigen bagi pasien Covid-19
dengan memakai aerator, alat untuk
membantu melarutkan oksigen dari udara ke
dalam air kolam atau akuarium.
Berdasarkan hasil penelusuran, video yang
disertai klaim bahwa aerator atau pompa
udara bisa membuat oksigen yang dapat
digunakan untuk pasien Covid-19 yang
sedang sesak napas adalah menyesatkan.
yang benar , Kepala Balai Pengembangan
Instrumentasi di LIPI, Anto Tri Sugiarto
menegaskan, alat ini tidak akan dapat
menambah jumlah oksigen yang dihirup.
Pompa aerator hanya membantu mengirim
udara ke saluran pernapasan. Selain itu,
Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi
Industri, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan
Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra
mengatakan bahwa ia dan timnya sudah
mencoba bereksperimen memakai alat
seperti yang ditampilkan dalam video
ini. Dari hasil pengukuran, udara yang
dihasilkan alat ini tidak menunjukkan
adanya peningkatan fraksi oksigen, yakni
masih sekitar 21 persen. Sedangkan untuk
oksigen murni, fraksi oksigennya seharusnya
mencapai di atas 90 persen.
Telah terbit informasi di media sosial terkait bocornya dokumen rahasia yang
menyebutkan perusahaan farmasi Moderna telah mengembangkan vaksin untuk virus
Corona baru (Covid-19) sebelum pandemi.
sesudah ditelusuri lebih lanjut, klaim bahwa Moderna sudah mengembangkan vaksin
sebelum pandemi Covid-19 adalah salah. yang benar , bukan vaksin SARS-CoV-2 atau
Covid-19, melainkan kandidat vaksin MERS-CoV yang dikirim ke Universitas Carolina Utara.
MERS-CoV adalah virus Corona sindrom pernapasan Timur Tengah yang terdeteksi di Arab
Saudi pada tahun 2012.
terbit informasi melalui pesan berantai
WhatsApp yang menyebutkan bahwa
Stadion Maguwoharjo dan Mandala Krida
Yogyakarta akan dijadikan rumah sakit
darurat Covid-19. Pesan ini juga
menjelaskan bahwa Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) menempati peringkat ke-3
nasional penularan beresiko virus Covid-19.
yang benar , Humas Pemda DIY melalui laman
Instagram resminya menegaskan bahwa
informasi mengenai Stadion Maguwoharjo
dan Mandala Krida Yogyakarta akan dijadikan
rumah sakit darurat Covid-19 adalah tidak
benar atau hoaks. Hal ini disampaikan
Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas
Penanganan Covid-19 DIY, Biwara
Yuswantana pada Jumat, 2 Juli 2021. Biwara
menyebut penambahan tempat perawatan
darurat bagi pasien Covid-19 akan dilakukan
di halaman RS Respati, Sleman, Yogyakarta.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa
bahwa penentuan peringkat tidak
berdasarkan tingkat penularan.
Pemeringkatan level didasarkan pada laju
penularan dan kapasitas respon sesuai
kriteria WHO dengan nilai level 1-4.
Telah terbit unggahan video di media sosial Facebook yang memperlihatkan sebuah
benda menyerupai tubuh manusia yang terbalut kain putih dan diklaim sebagai mayat
korban Covid-19 yang bergerak. Unggahan ini disertai narasi yang bertuliskan
"WASPADA TERHADAP SERANGAN AKTING PLANDEMI - part 5. Mayat korban kopit nya kok
bisa gerak gerak ?"..
yang benar , klaim yang mengatakan bahwa video ini merupakan kejadian mayat
korban Covid-19 bergerak adalah tidak benar. Video itu merupakan aksi demonstrasi yang
dilakukan oleh mahasiswa Ikhwanul Muslimin di Universitas Al-Azhar pada tahun 2013 lalu.
Para mahasiswa memprotes militer di depan gedung administrasi perguruan tinggi di
Kairo, Mesir.
terbit sebuah informasi pada sosial media Facebook mengenai nama dan
nomor-nomor yang bisa dihubungi apabila membutuhkan donor plasma
konvalesen. Postingan ini menyertakan sejumlah nomor narahubung PMI
yang bisa dihubungi di sejumlah daerah.
Dikutip dari kompas.com, Ketua Bidang Pengembangan UDD PMI Linda Lukitari
Waseso menjelaskan, nama-nama dan nomor narahubung yang terbit ini
bukan nomor bagi mereka yang sedang membutuhkan donor plasma konvalesen.
Akan tetapi, nomor ini adalah nomor yang bisa dihubungi apabila seseorang
ingin mendonorkan plasmanya. Ia mengingatkan agar warga tidak
menyebarkan informasi dan rumor yang tidak benar agar pelayanan UDD PMI bisa
maksimal.
terbit postingan di media sosial Facebook,
sebuah video yang berasal dari aplikasi tiktok
dan diklaim sebagai video sekumpulan orang
yang sedang menangkap Covid-19 dan
dimasukkan ke dalam botol.
Dilansir dari cek fakta Liputan6.com, sesudah
dilakukan penelusuran dengan google image,
ditemukan artikel serupa berjudul "This video
has circulated online more than one year
before COVID-19 was first detected" yang
dimuat situs Factcheck.afp.com, pada 27 Maret
2020. Situs Factcheck.afp.com menyebutkan
video ini dibuat dan disebarkan sejak
2018. Dalam artikel ini AFP berbicara
kepada pemilik akun Instagram, Muhammad
Rizky selaku pembuat, melalui Instagram
Direct Message pada 24 Maret 2020. Dia
mengatakan video itu diambil sekitar tahun
2018, di salah satu rumah sakit di kota Malang,
sebelum wabah virus corona. Konteks video itu
menghibur rekan yang kakinya cedera. Dia
yang cedera itu kebetulan anggota tim
nasional sepak bola negarakita bernama Hanif
Sjahbandi
Sebuah postingan berbahasa Inggris di media sosial Facebook mengklaim bahwa mereka yang
telah menerima vaksin Covid-19 enam kali lebih mungkin meninggal karena terinfeksi oleh
Covid-19 varian Delta daripada mereka yang tidak divaksin.
Dilansir dari reuters.com, meskipun data dalam klaim ini diambil dari briefing Public
Health England (PHE) yang diadakan pada bulan Juni, namun data ini diambil di luar
konteks. PHE sendiri telah mengklarifikasi bahwa dua dosis vaksin telah menunjukkan
perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta. Merujuk pada gov.uk, PHE juga
memaparkan laporan hasil analisis terbaru bahwa vaksin sangat efektif mencegah rawat inap
dan memberikan perlindungan maksimal terhadap semua varian Covid-19 yang ada.
Selanjutnya, Dr Muge Cevik, dosen klinis penyakit menular dan virologi medis di University of St
Andrews mengatakan, vaksin Covid-19 mengurangi risiko infeksi simtomatik hingga 60-80%,
dan jika terinfeksi, mereka mengurangi risiko penyakit parah dan rawat inap hingga 90-98%.
terbit unggahan di media sosial yang mengklaim
bahwa kemunculan varian Covid-19 baru jenis Delta
yang dipicu oleh vaksin Covid-19, bukan karena
virus. Dalam postingannya juga disebutkan, warga
tidak perlu melakukan vaksin karena dianggap
berbahaya dan dapat menularkan virus Corona Varian
Delta serta penyakit lainnya kepada orang yang tidak
divaksinasi.
Dilansir dari Kumparan.com, informasi ini tidak
benar alias hoaks. yang benar vaksin Covid-19 tidak
mengandung virus hidup, justru vaksin diberikan untuk
membentuk antibodi atau kekebalan terhadap virus,
termasuk terhadap varian Delta. Hal ini juga
disampaikan oleh Spesialis penyakit menular dan
peneliti vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas
Maryland, Amerika Serikat, Dr Matthew Laurens
mengatakan, bahwa tidak ada vaksin Covid-19 dengan
izin penggunaan darurat di mana pun mengandung
virus SARS-CoV-2 yang hidup dan dapat menulari orang
lain, penularan terjadi karena virus corona masuk ke
dalam tubuh seseorang lewat tetesan atau droplet.
terbit sebuah narasi yang menyebutkan
pemerintah meminjam Rp 13 Triliun dari Bank
Dunia untuk penerapan penguncian wilayah
(lockdown).
Dikutip dari cek fakta medcom.id, klaim utang Rp
13 triliun dari Bank Dunia untuk penerapan
lockdown adalah keliru. yang benar , pinjaman
ini digunakan untuk memperkuat sistem
kesehatan nasional. Dilansir kompas.com, Bank
Dunia baru saja menyetujui pinjaman baru sebesar
500 juta dollar AS yang diajukan Pemerintah
negarakita. Utang baru dipakai untuk memperkuat
sistem kesehatan nasional. Beberapa di antaranya
yakni penambahan tempat isolasi pasien virus
corona (Covid-19), tempat tidur rumah sakit,
penambahan tenaga medis, lab pengujian, serta
peningkatan pengawasan dan kesiapsiagaan
menghadapi pandemi.
terbit di aplikasi Tiktok sebuah video yang menyebut vaksin Covid-19 tidak efektif bagi orang yang punya penyakit.
Video berdurasi dua menit 27 detik itu menampilkan seseorang bernama Ustadz Prof. DR. dr Yuwono M.Biomed.
yang menyampaikan beberapa klaim. Pada detik ke-35, ia menyebut bahwa orang yang memiliki vaksin tidak usah
di vaksin Covid-19 dan vaksin tidak akan bekerja baik dalam tubuh orang yang punya penyakit. Selain itu, ia
menyebutkan untuk mencapai herd immunity hanya butuh 40-60 persen orang yang divaksin dan mengklaim
beberapa orang yang sudah divaksin dilaporkan masuk ICU.
Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Surat edaran nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi
Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid dan Penyintas Covid-19, serta Sasaran Tunda yang dikirimkan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Dalam surat
edaran ini tercantum salah satunya pelaksanaan vaksinasi bagi kelompok komorbid dengan ketentuan yang
harus dipenuhi. Bagi kelompok Lansia, pemberian vaksinasi pada kelompok usia 60 tahun ke atas diberikan 2 dosis
dengan interval pemberian 28 hari (0 dan 28). Sementara untuk kelompok Komorbid, dalam hal ini Hipertensi, dapat
divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan
sebelum meja skrining. Bagi kelompok komorbid dengan diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada
komplikasi akut. Bagi kelompok komorbid penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin. Selain itu penyintas
Covid-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan. Begitupun ibu menyusui dapat juga diberikan vaksinasi.
Dilansir lebih lanjut dari penjelasan Kementerian Kesehatan, sebagaimana dikutip oleh cnbcnegarakita.com, vaksin
Covid-19 dapat disuntikkan dalam keadaan tertentu kepada warga yang menderita diabetes melitus, penyakit paru
seperti Asma, TBC, dan menderita HIV. Lebih lanjut, penderita hipertensi yang tekanan darahnya tidak di atas
180/110MmHg, penderita diabetes yang belum memiliki komplikasi akut, penyintas kanker, serta penyintas Covid-19
yang telah sembuh minimal 3 bulan dapat diberikan vaksinasi Covid-19. Mereka yang dalam pengobatan TBC dua
minggu lebih bisa disuntikkan vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 bisa diberikan kepada mereka yang mengidap
penyakit autoimun sistemik, diabetes melitus yang minum obat teratur, penderita penyakit HIV dan memiliki riwayat
penyakit epilepsi jika dalam keadaan terkontrol.
terbit sebuah kabar yang menyebut jika pemberian
insentif untuk tenaga kesehatan selama pandemi
Covid-19 dihentikan oleh Pemerintah Pusat.
Dilansir dari merdeka.com, berdasarkan hasil
penelusuran, Kementerian Kesehatan melalui
situsnya menegaskan insentif bagi tenaga kesehatan
adalah hak mereka yang wajib dipenuhi oleh
pemerintah, karena itu tidak ada penghentian
pembayaran insentif baik dari Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah. Dijelaskan bahwa
anggaran insentif tenaga kesehatan tahun 2020
bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). Untuk keberlanjutan pemberian insentif tahun
2021, sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 17
tahun 2021 alokasi anggaran insentif bersumber dari
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil
(DBH). Adapun untuk insentif tenaga kesehatan di
RSUD dianggarkan dan dibayarkan oleh Pemerintah
Daerah.
terbit sebuah pesan berantai dengan narasi "Hentikan sandiwara Covid-19 di bumi NKRI" pada
aplikasi WhatsApp. Pesan ini mengklaim bahwa kondisi pandemi Covid-19 ini hanya
rekayasa yang sengaja dibuat oleh Pemerintahan guna kepentingan politik dan bisnis.
Disebutkan pula pada narasi pesannya bahwa alat tes Covid-19 dan vaksin Covid-19 adalah cara
untuk membunuh WNI atau pribumi secara massal.
yang benar , informasi pada pesan berantai ini adalah tidak benar dan tidak memiliki sumber
kredibel. Dari hasil penelusuran diketahui bahwa tidak ditemukan artikel pemberitaan yang
membenarkan klaim pada pesan berantai ini. Tes Covid-19 perlu terus dilakukan guna
mengetahui dan mengontrol sebaran virus Covid-19, begitupun dengan vaksinasi Covid-19 yang
perlu terus dilakukan pula guna meminimalisir infeksi virus Covid-19 dan juga bertujuan untuk
menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) agar warga menjadi lebih produktif
dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.
terbit di Whatsapp, sebuah pesan berantai berisi informasi vaksinasi Covid-19 untuk
anak-anak yang digelar alumni Sekolah Kolese Kanisius. Dalam pesan berantai ini,
vaksinasi digelar untuk anak berusia 12-17 tahun. Per hari disediakan 5.000 dosis vaksin.
Berdasarkan penelusuran, klaim vaksinasi anak digelar alumni Sekolah Kolese Kanisius
adalah salah. yang benar , informasi ini telah dibantah langsung oleh pihak alumni.
Dilansir dari kompas.com, Alumni Kolese Kanisius Jakarta mengklarifikasi informasi yang
terbit di media sosial soal rencana kegiatan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17
tahun. Ketua Alumni Kanisius Menteng 64 (AM64) Irlan Suud menegaskan, informasi yang
terbit itu kurang tepat. Ia mengatakan, pihak alumni dan sekolah Kolese Kanisius saat
ini baru sekedar melakukan pendataan internal bagi siswa SMP dan SMA di sekolah
ini yang hendak mendapatkan vaksinasi
terbit informasi melalui pesan berantai WhatsApp yang menyebutkan bahwa Gubernur Jawa
Timur, Khofifah Indar Parawansa menjalani perawatan di ruang isolasi RSAR Situbondo. Kabar
ini terbit sesudah Gubernur Khofifah kembali terpapar Covid-19 pada Jumat, 25 Juni 2021.
yang benar , dilansir dari laman Instagram Dinas Kominfo Jatim, Dr. Roekemy Prabarini Ario M.kes
selaku Direktur RSAR Situbondo memastikan informasi yang terbit itu adalah tidak benar atau
hoaks. Dr. Roekemy mengaku sudah menerima berita ini sejak dua hari yang lalu. sesudah
dilakukan pengecekan ke seluruh ruangan, baik IGD, ICU maupun ruang isolasi, ternyata Gubernur
Khofifah tidak sedang dirawat di RSAR Situbondo. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil
Dardak juga mengonfirmasi bahwa Gubernur Khofifah menjalani isolasi di Rumah Dinas milik
Pemprov Jatim, Jalan Imam Bonjol, Surabaya. Emil memastikan Gubernur Khofifah dalam keadaan
baik-baik saja dan masih bisa berkoordinasi dengan baik.
Tengah ramai terbit kabar yang mengklaim adanya mobil ambulans kosong terutama di wilayah
DKI Jakarta yang sengaja mondar-mandir untuk menakut-nakuti warga dan menciptakan
kepanikan agar warga bersedia di swab.
yang benar klaim ini dibantah langsung oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dilansir dari
cnnnegarakita.com Kepala Unit Pelayanan Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI
Jakarta, Winarto membantah hal ini. Winarto menjelaskan bahwa ambulans mengalami
peningkatan aktivitas gawat darurat hingga dua kali lipat di masa pandemi Covid-19. Setiap
ambulans yang selesai mengantar pasien, maka akan kembali pergi untuk dibersihkan ke tempat
dekontaminasi atau pembersihan ambulans/desinfektan. Dalam perjalanan dari rumah sakit ke
tempat dekontaminasi di Sunter, ambulans tentu dalam keadaan kosong. Winarto menganggap itu
disalahartikan oleh warga. "Mungkin ini yang terlihat ambulans seperti enggak bawa
penumpang atau kosong, karena akan menuju tempat dekon atau kosong sehabis proses dekon.
Proses dekon sendiri memakan waktu 1-1,5 jam," ujar Winarto. Selain itu, dalam beberapa hari
belakangan, kasus positif Covid-19 di Jakarta memang mengalami lonjakan. Bahkan sempat
menembus 9.394 kasus.
terbit sebuah pesan berantai di media sosial WhatsApp berisi informasi bahwa
pasien Covid-19 bisa meminta tolong kepada Menko Perekonomian yang juga
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN )
Airlangga Hartarto.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Alia Karenina
memastikan bahwa informasi pesan berantai ini tidak benar. Pemerintah,
kata Alia, terus mengimbau kepada warga agar selalu bijak dalam menyikapi
kabar yang belum pasti kebenarannya.
terbit sebuah postingan berbahasa Inggris yang mengklaim vaksin mRNA tak
pernah diuji coba kepada manusia.
yang benar , klaim ini keliru dan tidak berdasar. Dilansir dari kumparan yang
merujuk pada lembaga pengecekan fakta, Politifact, pengujian vaksin mRNA
Covid-19 yang dalam hal ini adalah Moderna dan Pfizer telah dilakukan pada puluhan
ribu orang. Sebelum vaksin mendapatkan izin penggunaan darurat dari FDA (BPOM
Amerika Serikat) pada Desember 2020 untuk didistribusikan ke warga umum,
Pfizer dan Moderna telah mendapat persetujuan untuk menguji suntikan mereka
pada hewan sekaligus menjalankan uji coba Fase I pada manusia.
terbit sebuah pesan di Aplikasi WhatsApp berupa gambar berisi narasi yang menyebutkan bahwa
“Vaksin tidak dibuat untuk menyelamatkan kita dari pandemi, melainkan pandemi itu dibuat
sedemikian hingga semua orang membeli vaksin.”
yang benar , vaksin merupakan bentuk ikhtiar agar selamat dari pandemi. Dikutip dari situs resmi
Kementerian Kesehatan, vaksinasi Covid-19 di tengah pandemi, merupakan salah satu ikhtiar atau
upaya Pemerintah negarakita dalam menangani masalah Covid-19. Vaksinasi bertujuan untuk
menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) agar warga menjadi lebih produktif dalam
menjalankan aktivitas kesehariannya. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 80 persen warga
negarakita menyambut baik dan bersemangat untuk menerima vaksin. Survei ini dilakukan secara
online sejak 4-15 Februari 2021. Fakta lainnya, berdasarkan penelitian ilmiah tidak ditemukan bukti
bahwa Covid-19 merupakan buatan manusia atau sengaja diciptakan di laboratorium.
Diunggah sebuah konten video berdurasi 21
detik yang menampilkan 2 sepeda motor yang
sedang memainkan knalpot kendaraannya,
pada unggahan videonya juga disebutkan
bahwa tindakan memainkan knalpot atau asap
knalpot kendaraan sepeda motor ini
sebagai cara untuk melawan Covid-19.
yang benar , informasi ini adalah tidak benar
dan bukan merupakan informasi yang memiliki
sumber kredibel. Hingga saat ini belum
ditemukan obat khusus untuk menangani
Covid-19. Dalam mencegah penularan Covid-19
warga dihimbau untuk menjalankan
protokol kesehatan 5M yaitu mencuci tangan,
memakai masker, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Dari
hasil penelusuran, tidak ditemukan keterangan
resmi bahwa gas buang kendaraan bermotor
dapat mengalahkan virus Covid-19.
Sebuah akun media sosial Facebook membagikan postingan yang menyebut bahwa di
Skotlandia angka kematian akibat vaksin lebih banyak dari angka kematian Covid-19.
Dilansir dari Kompas, berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang menyebut angka
kematian akibat vaksin Covid-19 lebih banyak dari angka kematian Covid-19 di Skotlandia
adalah salah. Berdasarkan data National Records of Scotland (NRS) yang dirilis oleh BBC,
angka kematian akibat Covid-19 di Skotlandia per Selasa (15/6/2021) mencapai 7.683 kasus.
Sementara itu, tercatat baru 3 kasus kematian yang dikaitkan dengan vaksin Covid-19.
Namun, penyebab kematian ini masih diselidiki lebih lanjut.
terbit sebuah pesan berantai terkait vaksinasi Covid-19 pada aplikasi WhatsApp, pesan
ini menyebutkan bahwa warga Samarinda, Kalimantan Timur yang belum
melakukan vaksinasi dan berumur lebih dari 18 Tahun dapat langsung mendaftarkan diri ke
RS Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie.
yang benar , informasi ini adalah tidak benar dan tidak memiliki sumber kredibel. Kepala
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Samarinda,
dr. Osa Rafshodia MscIH menyatakan bahwa informasi pesan berantai mengenai adanya
vaksinasi secara massal untuk warga umum itu adalah hoaks atau tidak benar. RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda melakukan klarifikasi pula pada media sosialnya bahwa
untuk saat ini sasaran vaksinasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie adalah pralansia, lansia,
pemuka agama, pedagang pasar, guru SMP, SD, TK/PAUD. Informasi lebih lanjut mengenai
vaksinasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dapat menghubungi nomor 08125350481.
terbit informasi di media sosial sebuah gambar
mengenai resep obat-obatan Covid-19 versi rumah
sakit. Dalam gambar yang terbit , seseorang
dianjurkan jika terkena Covid-19 untuk tidak perlu panik
dan tidak perlu ke rumah sakit jika tidak sesak parah
dan disarankan untuk diobati sendiri, karena saat ini
rumah sakit khusus Covid-19 semua penuh.
Berdasarkan penelusuran, pesan ini merupakan
informasi menyesatkan yang sudah terbit sejak akhir
2020. Melansir dari pemberitaan detik.com berjudul
“Viral daftar obat untuk pasien Covid-19, ini pesan
dokter paru” pada 29 Desember 2020, dijelaskan bahwa
pemakaian obat tidak bisa sembarang tanpa resep
dokter. Dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Spesialis Paru negarakita (PDPI),
dr Erlang Samoedro, SpP(K) mengatakan pemberian
obat, meski pada pasien tanpa gejala, tetap harus
dalam pengawasan medis. Obat harus diberikan sesuai
kondisi pasien untuk mengurangi risiko efek samping
penggunaannya. Hal serupa juga dijelaskan oleh dokter
umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di
Kobe University, Adam Prabata menyebutkan bahwa
obat-obatan ini memiliki efek samping pada
pengguna jika tidak dikonsultasikan kepada dokter.
Terdapat efek samping yang bisa ditimbulkan apabila
mengkonsumsi obat-obatan ini secara
sembarangan seperti gangguan liver dan ginjal.
terbit sebuah pesan berantai di Whatsapp mengenai
pembatasan transportasi umum di DKI Jakarta selama
masa pengetatan jam malam. Dalam pesan berantai
ini, ojek online (ojol) dilarang mengangkut
penumpang di atas jam 9 malam. Jika ditemui masih
ada yang mengangkut penumpang akan dikenakan
sanksi.
yang benar , pembatasan transportasi hanya berlaku untuk
transjakarta, KRL dan MRT. Dilansir beritasatu.com,
pembatasan operasional transportasi umum di Jakarta
tertuang dalam ketentuan Surat Keputusan Nomor 243
Tahun 2021 yang diterbitkan Dinas Perhubungan DKI
Jakarta. Surat itu berisi petunjuk teknis pembatasan
kapasitas angkut dan waktu operasional sarana
transportasi dalam rangka pemberlakuan PPKM mikro
demi mencegah penyebaran Corona atau Covid-19.
Dimana ketentuan ini sudah berlaku sejak 22 Juni 2021
lalu. Untuk angkutan umum termasuk Transjakarta dan
KRL Jabodetabek, dalam mengangkut orang atau
barang maksimal 50% dari kapasitas angkut.
Telah terbit di media sosial sebuah unggahan yang menyebutkan bahwa WHO
melarang vaksinasi Corona untuk anak-anak.
Dikutip dari USA Today, hingga 22 Juni 2021, tidak ada klaim dari WHO yang
menyebutkan anak-anak tidak boleh diberikan vaksin. Yang ada, lembaga itu
menyebutkan vaksin Pfizer aman untuk warga yang berusia di atas 12 tahun atau
lebih. Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan anak-anak usia 12-15 tahun
yang berisiko tinggi menjadi kelompok prioritas seperti lainnya. Sebab, jumlah
dosis vaksin Corona masih sangat terbatas. Sementara itu, WHO masih
membutuhkan bukti-bukti lain terkait rekomendasi vaksin Corona terhadap
anak-anak.
terbit sebuah narasi pada media sosial
Facebook yang mengatakan bahwa terdapat
sebuah obat herbal yang menyembuhkan
pendarahan pada tenggorokan orang yang
terdampak Covid-19. Unggahan ini juga
mencantumkan sebuah foto yang
menunjukkan sebuah obat, yakni Nigella Oil
yang diklaim dapat menghilangkan
pendarahan tenggorokan dalam dua jam.
Berdasarkan penelusuran, hal ini tidak
benar. yang benar , Covid-19 tidak memiliki gejala
yang menunjukkan adanya pendarahan pada
tenggorokan. Selain itu, WHO hingga saat ini
mengatakan belum ada bahan herbal yang
dapat menyembuhkan Covid-19. Nigella oil
merupakan obat herbal yang berasal dari
ekstrak jintan hitam yang memiliki beberapa
khasiat, seperti meredakan alergi dan asma.
terbit informasi di media sosial WhatsApp, sebuah pesan
berantai terkait deklarasi World Health Organization (WHO)
atau Badan Kesehatan Dunia, yang menyatakan negarakita
sebagai negara A1 high risk Covid-19. Selain itu, disebutkan
pula bahwa negara lain berhak menolak dan melarang siapa
pun yang berasal dari negarakita dan negara-negara lain yang
terdaftar di A1 memasuki wilayahnya.
Melalui Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti
Nadia Tarmizi, M.Epid., menjelaskan bahwa pesan ini
masuk dalam kategori informasi tidak benar atau hoaks.
Melalui pesan singkat dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.,
mengatakan bahwa Kemenkes sudah memverifikasi
informasi ini dan mendapatkan keterangan bahwa
WHO tidak pernah membuat klasifikasi negara dengan
predikat A1 dan kode lainnya. Dan situasi per negara
dilaporkan di situational report yang diterbitkan per minggu.
Terkait aturan tentang travel band, penumpang asal negara
tertentu biasanya dipraktekkan Health Quarantine atau
Kantor Kesehatan Pelabuhan atau pemerintah negara tujuan.
Dan ini sudah merupakan praktek umum dalam International
Health Regulations sejak 2005. Jadi, keputusan ini adalah hak
masing-masing negara, sama seperti negarakita saat ini tidak
menerima WNA dari India, Pakistan bahkan kemarin sempat
juga dari Inggris, ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
terbit sebuah video pada pesan berantai Whatsapp mengenai pasien Covid-19 yang
dirawat di pinggir jalan dan tenda-tenda darurat. Kondisi itu diklaim berada di Rumah
Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
yang benar , video ini terjadi di RSUD Kota Bekasi Jawa Barat. Dilansir suara.com, tenda
darurat yang didirikan di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi membludak
dipenuhi pasien Covid-19 meski baru dua hari didirikan. Saking penuhnya tenda ini,
beberapa pasien Covid-19 sampai tergeletak di jalanan halaman rumah sakit hingga
dirawat di atas mobil pikap. Dalam video ini, tampak tenda darurat berlogo Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang didirikan di depan gedung rumah sakit
dipenuhi pasien.
terbit unggahan dimedia sosial Facebook,
sebuah gambar berisi informasi terkait zona hitam
di beberapa daerah di Jawa Timur, yaitu Bangkalan,
Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kota Surabaya,
Madiun, Pamekasan, Ponorogo, dan Situbondo.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta
kompas.com, informasi yang disebarkan itu
dipastikan hoaks atau tidak benar. Ketua Bidang
Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19,
Hery Trianto menegaskan bahwa tidak ada zona
hitam, karena pihak Satgas hanya mengeluarkan
status zona hijau (tidak ada kasus dan tidak
terdampak), zona kuning (risiko rendah), zona
oranye (risiko sedang), dan zona merah (risiko
tinggi). Dia mengatakan status zona di negarakita
diupdate pada situs covid19.go.id/peta-risiko setiap
pekannya.
Telah terbit sebuah unggahan video yang mengklaim bahwa Menteri Kesehatan Pakistan
menolak untuk divaksin dan membeberkan bahaya vaksin jika disuntikan ke dalam Tubuh.
yang benar , klaim yang mengatakan bahwa Menteri Kesehatan Pakistan, Yasmin Rashid menolak
untuk divaksin dan membeberkan bahaya vaksin jika disuntikan kedalam tubuh adalah salah.
Video ini merupakan potongan dari wawancara Rashid saat vaksin pertama kali akan
diberikan di Pakistan pada 1 Februari 2021. Dalam video ini Yasmin Rashid tengah
menanggapi pertanyaan wartawan terkait kelompok mana yang akan menerima vaksin terlebih
dahulu. Ia kemudian meyakinkan bahwa penerima vaksin kelompok pertama adalah para tenaga
kesehatan, dan bukan pejabat pemerintah. Oleh karena itu, dia menyebut dirinya tidak akan
mendapatkan vaksin kala itu.
terbit sebuah postingan berbahasa Thailand berisi informasi yang mengklaim
bahwa mengalami gejala seperti demam sesudah vaksinasi Covid-19 adalah bentuk
respon imun yang normal, sebaliknya jika seseorang tidak mengalami efek
samping apapun sesudah vaksinasi maka berarti tubuh sedang tidak sehat dan
tidak memiliki respon imun.
yang benar , klaim ini adalah keliru. Dilansir dari AFP, Dr. Kajornsak
Kaewcharat, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit
Thailand, mengatakan tingkat keparahan efek samping vaksin Covid-19 yang
dialami seseorang belum tentu menunjukkan seberapa sehat mereka. Menurut
WHO, jika seseorang yang menerima vaksin Covid-19 tidak mengalami efek
samping, bukan berarti vaksin ini tidak efektif. Dijelaskan pula bahwa setiap
tubuh memiliki respon berbeda-beda terhadap vaksin. Beberapa orang alergi
terhadap makanan tertentu, sementara beberapa orang tidak. Hal yang sama juga
berlaku untuk vaksin.
Telah terbit pesan WhatsApp berisi
sebuah foto yang memperlihatkan
seorang pria paruh baya yang tewas dan
tergeletak di lantai. Foto ini
disertai dengan keterangan yang
menyebut bahwa pria ini tewas
karena makan durian sesudah divaksin.
Pesan Whatsapp itu diketahui terbit
di wilayah Malaysia.
yang benar , melalui akun Twitter resminya
Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM)
mengonfirmasi bahwa informasi
ini hoaks atau palsu. Pihaknya
juga menyarankan untuk tidak
menyebarkan atau membagikannya
lebih luas lagi. Sementara itu, dilansir
dari hmetro.com, pria ini
meninggal bukan karena memakan
durian sesudah vaksin, melainkan akibat
serangan jantung.
terbit sebuah unggahan di media sosial Facebook berisi informasi yang mengklaim bahwa
media televisi hanya meliput kasus Covid-19 di daerah DKI Jakarta dan mengabaikan informasi
lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Tengah yang membludak.
sesudah ditelusuri, klaim media televisi nasional hanya fokus memberitakan kasus Covid-19 di
Jakarta adalah salah. yang benar , sejumlah media televisi nasional sudah memberitakan lonjakan
kasus Covid-19 di Jawa Tengah. Informasi itu juga dimuat di kanal Youtube Metrotvnews terkait
berita Covid-19 di Pati, Provinsi Jawa Tengah. Video dengan judul "652 Karyawan Pabrik Kacang di
Pati Positif Covid-19" Itu diunggah pada tanggal 18 Juni 2021. Kanal Youtube lain seperti CNN
negarakita juga memuat video berita Covid-19 di daerah Kudus dengan judul "Covid-19 Varian Delta
'Mengganas' di Kudus". Video ini diunggah pada tanggal 14 Juni 2021.
terbit sebuah pesan berantai di aplikasi WhatsApp berisi informasi yang menyebutkan
bahwa daerah Larangan Utara, Kota Tangerang, berstatus zona hitam.
Kepala Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan Kota Tangerang, Buceu Gratina memastikan
bahwa pesan berantai ini tidak benar atau hoaks. Buceu Gratina mengatakan bahwa
kelurahan dan kecamatan tidak pernah menginformasikan zona hitam pada pengurus RT dan
RW.
terbit unggahan video di media sosial Facebook yang memperlihatkan proses penyuntikan vaksin
terhadap seorang perempuan. Unggahan itu disertai keterangan yang mengklaim bahwa
perempuan dalam video ini adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang mendapatkan suntik
vaksin kosong.
yang benar , perempuan yang divaksin dalam video ini bukan Menteri Keuangan, Sri Mulyani,
melainkan Sekretaris Dewan Kesehatan Kota Quixada, Brasil, Benedita Oliveira. Berdasarkan
penelusuran jawapos.com, video serupa banyak tersebar di YouTube dengan bahasa Portugis dan
Inggris. Salah satunya diunggah oleh kanal YouTube O POVO Online pada 21 Januari 2021. Judul
video ini justru mematahkan narasi yang menyebut bahwa vaksinasi itu palsu. Kanal ini
menjelaskan, vaksinasi dilakukan di Kotamadya Quixada, Brasil. Oleh karena dosisnya sangat sedikit,
cairan vaksin seperti tidak terlihat di dalam suntikan. Portal tabloid asal Brasil, opovo.com.br juga
menjelaskan, dosis vaksin yang disuntikkan dalam video itu hanya 0,5 ml sehingga terkesan tidak
terlihat.
terbit pesan berantai melalui WhatsApp yang berisi informasi terkait
penyelenggaraan vaksinasi massal oleh Polres Magelang pada Sabtu, 26 Juni 2021,
bertempat di Lapangan drh Soepardi Sawitan, Magelang dengan sasaran warga
umum usia 18 tahun sampai dengan lansia.
Menanggapi terbit nya pesan berantai ini, Polres Magelang melalui akun
Instagram resminya mengonfirmasi bahwa pesan berantai itu tidak tepat. Adapun
Polres Magelang memang akan menyelenggarakan vaksinasi massal pada tanggal 26
Juni 2021. Namun sasarannya bukan warga umum, melainkan lansia atau pra
lansia (50 tahun keatas), difabel usia 18 tahun, guru/tenaga pendidik dan terdaftar
terlebih dahulu di panitia sebelum hari pelaksanaan.
terbit sebuah unggahan di media sosial Twitter berisi
informasi yang mengklaim bahwa pesepakbola Denmark,
Christian Eriksen mengalami serangan jantung pada saat
pertandingan Piala Euro 2020 melawan Finlandia sesudah
disuntik vaksin Pfizer, 12 hari sebelumnya. Pada narasi
unggahan itu juga disebutkan bahwa kabar ini telah
dikonfirmasi oleh Kepala Tim Medis dan Dokter Spesialis
Jantung Inter Milan dan disiarkan melalui media Italia,
Radio Sportiva.
yang benar , klaim Christian Eriksen mengalami serangan
jantung pada saat pertandingan Piala Euro 2020 melawan
Finlandia sesudah disuntik vaksin Pfizer, 12 hari sebelumnya
adalah tidak benar. Dokter Timnas Denmark Morten Bosen
telah mengkonfirmasi bahwa Eriksen terjatuh di lapangan
sesudah mengalami serangan jantung, yang penyebabnya
masih belum diketahui. Selain itu, Direktur Inter Milan,
Giuseppe Marotta menegaskan bahwa Eriksen belum
menerima vaksinasi Covid-19. Pihak Radio Sportiva melalui
akun Twitter resminya juga telah menyatakan bahwa
pihaknya tidak pernah menyiarkan berita apapun terkait
kondisi Eriksen, termasuk pendapat dari tim medis Inter
Milan.
Telah terbit pesan berantai WhatsApp yang berisi tautan form pendaftaran vaksin
Covid-19 untuk usia 18 tahun ke atas di Tangerang Selatan. Dalam form pendaftaran
tertulis "DAFTAR VAKSIN 18TH KE ATAS (KHUSUS KTP TANGSEL)". Pada pesan menyebut
bahwa pelaksanaan vaksin bertempat di Bintaro Xchange Mall Tangerang Selatan, pada
Selasa, 29 Juni 2021, pukul 7.30 AM sampai dengan selesai.
Dilansir dari merdeka.com, Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, Alin Hendarlin
Mahdaniar memastikan sebaran form pendaftaran vaksin Covid-19 untuk usia 18 tahun di
Tangerang Selatan adalah tidak benar. Hingga saat ini pihak Dinas Kesehatan Tangerang
Selatan belum membuka pendaftaran vaksin untuk usia 18 tahun ke atas.
terbit sebuah infografis yang mencantumkan
logo Kementerian Kesehatan Republik negarakita
yang disertai dengan narasi “saat Vaksin
Covid-19 masih gratis, manfaatkan kesempatan
ini. saat anda diundang dan anda tidak
datang. Kami tidak masalah. Namun saat nanti
semua persyaratan administrasi menyertakan
anda wajib menunjukkan bukti vaksinasi
Covid-19. Mohon maaf dan kesempatan itu
sudah lewat. Perpres Nomor 14 Tahun 2021 Pasal
3A”
yang benar , Kementerian Kesehatan Republik
negarakita telah mengklarifikasi secara langsung
bahwa infografis ini tidak pernah
dikeluarkan oleh Kemenkes R
terbit sebuah unggahan berbahasa Thailand yang mengklaim tumbuhan kratom
atau yang biasa disebut daun purik, diklaim mampu mengobati dan mencegah
Covid-19. Unggahan ini juga menyebut bahwa industri medis tidak akan
mengkonfirmasi hal ini, dikarenakan jika mereka mengumumkannya, maka vaksin
yang mereka pesan tidak akan laku.
Dilansir dari kumparan.com yang juga mengutip dari AFP, dr Kajornsak Kaewjaras,
Wakil Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengatakan
tidak ada bukti ilmiah bahwa mengonsumsi daun kratom dapat mencegah Covid-19.
Bahkan mengonsumsi daun kratom sangat tidak disarankan karena merupakan zat
adiktif. Kratom atau daun purik sendiri adalah tumbuhan yang digunakan di sejumlah
negara terutama di Asia Tenggara, termasuk di Thailand dan negarakita sebagai obat
herbal. Daun ini dipercaya dapat meredakan rasa cemas, nyeri hingga
membantu kesulitan tidur. Namun, daun ini dinilai bisa berbahaya karena
berisiko kecanduan.
terbit sebuah penggalan video di media sosial Facebook terkait pernyataan Sultan Brunei
Darussalam, Hassanal Bolkiah yang diklaim menyoroti Presiden Joko Widodo mengenai
Covid-19. Pada unggahan video ini terdapat narasi yang menyebutkan bahwa, "BERITA
TERBARU - SULTAN BRUNEI DARUSSALAM SOROTI SOAL CORONA ?!?"
Berdasarkan penelusuran, video yang memperlihatkan Sultan Brunei menyoroti Presiden
Jokowi mengenai Covid-19 adalah tidak berdasar. yang benar , video ini tidak ada
kaitannya dengan Presiden Joko Widodo, melainkan memperlihatkan pidato Sultan Brunei
dalam memperingati Nuzulul Quran pada 30 April 2021 lalu. Sultan berharap rakyatnya
menjadikan Alquran sebagai pedoman.
terbit sebuah video berdurasi 14 detik di media sosial Facebook yang memperlihatkan
kerumunan manusia di Monas. Video yang diperkirakan direkam dari dalam mobil ini
berisi klaim bahwa sedang terjadi apel persiapan lockdown DKI Jakarta.
Berdasarkan penelusuran, video yang diklaim merupakan apel persiapan lockdown DKI
Jakarta adalah tidak benar. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo
mengklarifikasi bahwa video ini bukan apel lockdown. Apel ini merupakan apel
untuk pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta. Kegiatan yang bertempat di Monas ini
juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta yang menyebut kondisi Jakarta saat ini semakin
mengkhawatirkan.
terbit di media sosial sebuah surat Seruan Bersama
antara MUI DKI dan PWM Dewan Masjid negarakita DKI
Jakarta dengan Nomor surat B-170/DP-PXI/VI/2021 dan
2.117/SB/DMI-DKI/VI/2021. Pada bagian kop surat
terdapat logo MUI dan DMI DKI Jakarta. Surat ini
berisi instruksi penekanan untuk seluruh pengurus
atau jamaah Masjid dan Musholla, ulama serta khatib
se-DKI Jakarta untuk mengganti Salat Jumat dengan
Salat Dzuhur di rumah masing-masing dan diimbau
untuk melaksanakan Salat Rawatib di rumah
masing-masing pula. Ketentuan itu disebutkan berlaku
mulai 22 Juni 2021 sampai dengan 5 Juli 2021 atau
sampai ada maklumat selanjutnya. Surat ini
dikeluarkan pada tanggal 21 Juni 2021.
Menanggapi surat yang terbit , Ketua Umum MUI DKI
Jakarta Munahar Muchtar mengatakan, isi redaksi
dalam surat ini merupakan surat tahun 2020 lalu.
Munahar Muchtar menjelaskan bahwa surat ini
merupakan copy paste surat imbauan pada tahun lalu.
Dirinya menyarankan agar poin 1 diubah dengan
kalimat, tetap melaksanakan ibadah baik di Masjid dan
Musholla dengan menerapkan prokes yang ketat
(memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)
serta memakai 50% tempat dan sarana ibadah, juga
diminta agar menyiapkan masker dan pencuci tangan
di setiap tempat ibadah. Menurutnya, surat ini
disalin dan ditempel tanpa ada koordinasi terlebih
dahulu. Atas kekeliruan ini, pihaknya akan
melakukan perbaikan agar tidak membingungkan
umat Islam dalam beribadah.
terbit sebuah pesan berantai berupa narasi yang menyatakan dokter di Rusia telah
melakukan otopsi terhadap jenazah Covid-19 dan menemukan bahwa penyakit Covid-19 tidak
dipicu oleh virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui
darah hingga memicu kematian. Dalam narasinya juga disebut untuk mengobati
Covid-19, hanya membutuhkan aspirin 100 mg, apronic atau paracetamol 650 mg.
Dilansir dari covid19.go.id, klaim dalam narasi yang terbit ini adalah keliru. Berdasarkan
hasil penelusuran, tidak ada pernyataan terkait penemuan ini di situs resmi pemerintah
Rusia. WHO serta hasil penelitian para ahli juga telah menegaskan bahwa Covid-19 merupakan
penyakit menular yang dipicu oleh virus SARS-CoV-2. Belum ada obat yang dapat
menyembuhkan maupun mencegah Covid-19, oleh karena itu WHO mengimbau warga
untuk selalu menjaga jarak, memakai masker saat bepergian, serta menghindari
kerumunan. Lebih lanjut, teknologi 5G telah terbukti tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Adapun narasi hoaks serupa juga pernah terbit dengan judul “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber
: Kementerian Kesehatan Italy” pada Februari 2021 lalu.
Telah terbit di media sosial sebuah unggahan yang mengatakan bahwa
mengkonsumsi teh daun pinus putih dapat menghentikan efek
berbahaya akibat vaksin Covid-19, atau menghentikan penularan virus
Corona yang ada di vaksin.
yang benar , klaim yang mengatakan bahwa mengkonsumsi teh daun pinus
putih dapat menghentikan penularan virus dari vaksin Covid-19 adalah
hoaks. Vaksin Covid-19 sendiri tidak berbahaya dan tidak memberikan
efek samping yang menular.
terbit di media sosial informasi yang
menyebut bahwa Covid-19 tidak menyebar
melalui droplet dan penggunaan masker
memicu asidosis darah. Jika terjadi
dehidrasi dan keluar keringat banyak akan
membuat hasil swab PCR dan antigen positif.
Dilansir dari kompas.com, klaim Covid-19
tidak menyebar melalui droplet dan masker
membuat hasil tes Covid-19 menjadi positif
adalah hoaks. Sebab WHO telah menyatakan
bahwa penyebab penularan Covid-19 adalah
melalui tetesan air liur (droplet) atau
keluarnya cairan dari hidung orang yang
terinfeksi. Sementara itu, tidak ada bukti yang
menunjukkan pemakaian masker dapat
memicu tes Covid-19 menunjukkan
hasil positif.