Manusia normal pada umumnya berharap dapat tetap muda, sehat, dengan kualitas
hidup prima sehingga tetap dapat bekerja dengan baik. Tetapi tidak semua orang dapat
memenuhi harapan itu.
Sebagian orang tidak dapat mencapai usia lanjut karena meninggal pada usia tergolong
masih muda akibat penyakit. Ada orang tampak jauh lebih tua daripada orang lain yang seusia.
Sebaliknya, ada yang tampak jauh lebih muda daripada orang lain yang seusia. Sebagian orang
dapat hidup sampai usia lanjut, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa karena kualitas hidupnya
tidak baik akibat berbagai sebab.
Menjadi tua memang sebuah perjalanan hidup, tetapi kalau dapat diperlambat atau
dicegah, mengapa tidak? Menjadi tua memang harus terjadi, tetapi kalau tetap berkualitas,
bukankah itu sebuah kelebihan?
Proses penuaan
Setelah mencapai usia dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat
berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya proses penuaan, yang pada dasarnya dibagi menjadi faktor
internal dan faktor eksternal.
Beberapa faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi,
metilasi, apoptosis, dan sistem kekebalan yang menurun. Faktor eksternal antara lain diet tidak
sehat, gaya hidup tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stress, dan kemiskinan.
Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang menjadi tua dan
akhirnya meninggal. Tetapi kalau faktor penyebab itu dapat dihindari, maka proses penuaan
tentu dapat dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan. Karena itulah usia harapan hidup
di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang atau negara miskin.
Mengenal tanda penuaan
Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya fungsi berbagai organ
tubuh.
Akibat penurunan fungsi itu, maka muncul berbagai tanda dan gejala proses penuaan,
yang pada dasarnya dibagi dua bagian, yaitu:
1. Tanda fisik, seperti massa otot berkurang, lemak meningkat, kulit berkerut, daya ingat
berkurang, fungsi seksual terganggu, kemampuan kerja menurun, sakit tulang
2. Tanda psikis, antara lain menurunnya gairah hidup, sulit tidur, mudah cemas, mudah
tersinggung
Konsep baru Anti-Aging Medicine
Pada umumnya orang merasa pasrah bahwa menjadi tua harus mengalami segala
macam penyakit, kemunduran, kekurangan, dan ketidakberdayaan. Bahkan istilah “penyakit
tua” sangat dikenal oleh masyarakat luas. Maka pada umumnya orang cenderung berdiam diri, menerima dengan pasrah bahwa bertambahnya usia harus diikuti segala macam kekurangan
itu.
Padahal perkembangan ilmu kedokteran, khususnya anti-aging medicine telah
membawa konsep baru dalam dunia kedokteran. Berdasarkan konsep baru ini manusia tetap
dapat hidup dengan kualitas yang prima walaupun usia merambah naik. Bahkan proses
penuaan dapat dihambat, dan usia harapan hidup dapat menjadi lebih panjang dengan kualitas
hidup yang baik. Proses penuaan sebenarnya sama dengan penyakit, sehingga harus dicegah
dan diobati.
Anggapan bahwa bertambahnya usia harus disertai dengan segala kekurangan dan
ketidakberdayaan semestinya dihilangkan. Berarti manusia masa kini tidak harus pasrah bahwa
memasuki usia yang bertambah mesti mengalami segala macam ketidakmampuan. Inilah
pandangan baru yang mesti ditanamkan pada diri manusia Indonesia masa kini. Artinya, usia
boleh bertambah tetapi kemampuan fisik dan psikis tetap baik sehingga kualitas hidup juga
tetap baik.
Tetapi tentu saja untuk dapat menerapkan konsep baru ini diperlukan upaya yang
berdasarkan kebenaran ilmiah. Sesuai dengan faktor yang menunjang kualitas hidup, maka
upaya mempertahankan kualitas hidup harus disesuaikan dengan faktor tersebut.
Dengan upaya yang benar sesuai konsep Anti-Aging Medicine maka proses penuaan
dapat diperlambat, bahkan dikembalikan ke keadaan semua, sehingga kualitas hidup dapat
dipertahankan. Pada akhirnya usia harapan hidup akan meningkat dan tetap dalam keadaan
sehat.
Upaya menghambat penuaan
Pada dasarnya upaya menghambat proses penuaan dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Menjaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan gaya hidup sehat. Termasuk dalam gaya
hidup sehat ialah
a) berolahraga teratur: minimal 30 menit setiap hari atau hampir setiap hari
b) makanan sehat dan cukup: rendah kalori, banyak sayur dan buah, cukup protein
c) hindari dan atasi stress
d) hindari bahan yang bersifat racun, seperti merokok dan alkohol berlebihan,
pestisida, bahan pengawet yang dilarang
e) ada keseimbangan antara kesibukan dan relaksasi
2. Kehidupan berkeluarga harus berlangsung harmonis, termasuk kehidupan seksual;
hindari perilaku seksual yang tidak sehat
3. Jangan merasa sudah tua dan tidak berdaya
4. Lakukan pekerjaan sebagai sebuah kesenangan
5. Hiduplah dalam lingkungan sosial yang sesuai hati nurani
6. Upayakan selalu berpikir positif dan optimis
7. Jangan merasa sehat dan normal hanya karena tidak merasakan keluhan yang serius
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala yang diperlukan dan sesuai dengan
kondisi masing-masing
9. Jangan gunakan obat atau ramuan yang tidak punya dasar ilmiah yang jelas dan tanpa
petunjuk tenaga ahli
10. Gunakan obat dan supleman yang diperlukan sesuai petunjuk ahli, untuk
mengembalikan fungsi berbagai organ tubuh yang menurun dengan bertambahnya usia
Penggunaan obat
Sesuai dengan penyebab proses penuaan, maka pengobatan perlu diberikan.
Pemberian antioksidan dan hormon merupakan pengobatan utama dalam mencegah penuaan.
Tetapi tentu saja kualitas obat harus mendapat perhatian agar tidak mengalami akibat buruk
atau terkecoh dengan produk yang tidak jelas. Pemberian hormon harus mendapat perhatian khusus, terutama yang berkaitan dengan
kemungkinan efek samping. Khusus mengenai pemberian hormon, dituntut pengetahuan yang
cukup bagi dokter yang memberikan. Di pihak lain, banyak produk yang menyatakan
mengandung hormon tertentu, tetapi tanpa disertai bukti ilmiah. Banyak warga masyarakat yang
terkecoh tanpa hasil.
Dalam perkembangan lebih lanjut, cell therapy yang kini terus dikembangkan tampaknya
memberikan harapan yang baik dalam upaya mencegah proses penuaan. Tetapi tentu masih
diperlukan penelitian lebih jauh agar dapat digunakan lebih luas dan aman.
Demikian juga teknologi cloning, sebenarnya dapat dianggap sebagai upaya mencegah
proses penuaan karena dapat menggantikan organ tubuh yang tidak berfungsi lagi.
Upaya estetika
Upaya lain berkaitan dengan anti-aging ialah upaya dalam bidang estetika yang
menyangkut penampilan wajah dan tubuh. Teknologi baru memungkinkan penampilan wajah
tampak tetap muda, seperti penggunaan mikrodermabrasi, suntikan filler, dan cara operasi.
Tetapi tentu saja diperlukan bukti ilmiah yang lebih banyak dan pengetahuan yang memadai
bagi praktisi. Demikian juga dalam mengembalikan penampilan tubuh yang berubah karena
proses penuaan, misalnya dengan mesotherapy.
Upaya dalam sisi estetika ini perlu dilakukan mengingat penampilan mempunyai peran
penting dalam banyak aspek kehidupan. Tetapi harus diingat dalam mencegah proses penuaan
untuk memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup, diperlukan upaya yang lebih
mendasar, tidak hanya sisi estetika.
Proses penuaan dapat dicegah dan dihambat dengan beberapa upaya ilmiah.
Memperbaiki dan mengembalikan semua fungsi organ tubuh yang menurun merupakan upaya
yang tepat dalam mencegah proses penuaan.
Dengan demikian kualitas hidup juga dapat dipertahankan tetap seperti sebelumnya.
Hasil akhirnya adalah usia harapan hidup meningkat dan tetap dalam keadaan sehat.
Kecepatan penuaan pada seseorang bergantung pada
genetik (keturunan), maupun faktor lingkungan dan gaya
hidup. Banyak upaya yang ditempuh untuk menghindari
penuaan secara din i karena dampak dari adanya penuaan
memunculkan perubahan-perubahan baik secara anatomis
maupun fisiologis.
Perubahan secara anatomis meliputi, perubahan pada
jantung, otak, paru-paru, ginjal, otot, dan tulang. Perubahanperubahan anatomi s berdampak pada perubahan secara
fisiologis yang akhirnya berdampak pada penurunan produktivitas, angka harapan hidup {life expectancy) menjadi lebih kecil
dan jangka lama hidup menjadi pendek [life span).
Salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas
dan meningkatkan angka harapan hidup dapat ditempuh
dengan melakukan olahraga dengan memperhatikan kaidahkaidah yaitu frekuensi, lama dan beban latihan sesuai umur
dan kondisi
Penuaan pada seseorang merupakan proses alami yang tidak dapat dicegah
maupun dihindari, upaya yang dapat dilakukan mungki n hanya dalam
bentuk memperlambat, penuaan berjalan beriring dengan bertambahnya
usia. Penuaan yang datangnya lebih dini {prematureaging) dapat terjadi pada
seseorang yang disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umu m dapat
dikelompokkan menjadi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrmsik dapat
berupa kelainan genetis dan penyimpangan ungkapan informas i genetika,
sedangkan faktor ekstrinsik dapat dari penyakit infeksi, malnutns i maupun
masalah-masalah sosial ekonomi.
Kadang-kadang penampilan seseorang tidak dapat ditaksir umurnya ,
ada seseorang yang baru berumur 35 tahun sudah kelihatan tua, sedangkan
ada pula seseorang yang sudah beumur 45 tahun masih kelihatan muda.
Penuaan yang datang lebih dim dan juga penampilan yang lebih tua daripada
umur akan menyebabkan produktivitas menurun, nilai angka harapan hidup
(life expectancy) menjadi lebih kecil, dan jangka lama hidup menjadi pendek
(life span).
Banyak upaya dapat dilakukan oleh seseorang untuk menghindari
terjadinya penuaan secara dini dan terhindar dari penyakit-penyakit akibat
perubahan anatomis, yang berdampak pada perubahan-perubahan fungsi
fisiologis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah olahraga. Permasalahannya sekarang adalah olahraga yang bagaimana yang cocok untuk
para GLAMU R (golongan lanjut umur) sehingga akan sangat membantu
dalam mewujudkan impian hidup ceria di usia senja dan membantu dalam
mempertahankan produktivitas serta meningkatkan nilai angka harapan
hidup meningkat.
GEJALA PROSES PENUAAN
Tidak dapat dihindari lagi, proses penuaan akan terjadi pada setiap
orang. Proses penuaan menyangkut penurunan fungsi organ-organ dalam
termasuk paru dan jantung. Bertambah umur berarti benambah lama pula
masa kerja paru, jantung, dan pembuluh-pembuluh darahnya. Ha l in i
menyebabkan kekakuan dan elastisitas menjadi menurun terlebih bagi para
perokok atau para pekerja tempat-tempat yang udaranya terkena polusi akan
terjadi pembengkaan (emphysema). Menurut Sadoso Sumosardjuno (2002:
15) fenomena olahraga merupakan kebalikan dari latihan-latihan olahraga.
Olahraga dalam wakt u yang panjang berpengaruh sangat positif pada
kesehatan
Penuaan merupakan proses terjadinya perubahan anatomis. Menurut
Budiarto (1998: 10) pcruhan-perubahan tersebut sampai pada tingkat sel dan
faktor penentu utama terletak pada inti sel. D i sisi lam menurut Askandar
Tjokropranolo (1988: 13) berpendapat bahwa salah satu penurunan kesehatan
pada golongan lanjut umur (glamur) adalah menurunnya sekresi hormo n
atau menurunnya kepekaan reseptorpada organ. Menurut Soekarman (1988:
29) pengaturan proses penuaan terdapat di dalam inti sel {nucleus). Nucleus
pada orang tua lebih banyak mengandung vacuole dibanding pada nucleus
orang muda dan dalam percobaannya didapatkan bukti bahwa dengan
menukar nucleus pada sel muda kc dalam cytoplasma sel tua nucleus sel
muda lebih mampu memperbanyak diri.
Menurut Emm a Wirakusumah (2000: 7) pemicu proses penuaan sangat
dipengaruhi adanya faktor: (1) Genetika yang merupakan faktor bawaan
yang bebeda pada setiap individu. Faktor ini yang mempengaruhi perbedaan
efek menua pada setiap individu, (2) Faktor lingkungan dan gaya hidup.
Faktor ini berkaitan dengan diet (asupan zat gizi), kebiasaan merokok,
minum-minumam beralkohol. Secara rinci faktor-faktor yang berpengaruh
dan risiko yang menyertai terlihat dalam uraian selanjutnya.
PERUBAHAN-PERUBAHAN AKIBAT TERJADINYA
PROSES PENUAAN DA N PENYAKIT YANG
MENYERTAINYA
Menurut M c Ardl e (1981: 426-429) perubahan akibat proses penuaan
meliputi: (1) kecepatan penghantaran saraf, (2) kapasitas pernapasan
maksimal, dan (3) curah jantung. Dampak adanya penurunan penghantaran
kecepatan saraf {nerve conduction velocity) ini adalah pada penurunan waktu
reaksi, waktu reaksi lebih lama/lambat sehingga dalam mereaksikan suatu
rangsang lebih lama. Penurunan kapasitas pernapasan maksimal (PKM )
sangat erat hubungannya dengan peruhan bentuk togok. Misalnya tubuh
menjadi kiposis, penurunan elastisitas paru dan penurunan kapilaria dalam
paru
Paru dapat dikembang kemplskan oleh: (1) gerakan turun dan naik
diafragma untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada, (2) elevasi
dan depresi iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior rongga dada. Kontraks i diafragma menarik batas bawah rongga
dada sehingga meningkatkan panjang longitudinalnya . Elevas i bagian
anterior rangka dada menyebabkan peningkatan ukuran anteroposterior
dengan mekanisme selama ekspirasi iga-iga ditarik ke arah bawah dari
kolumn a spinalis.Apabil a sternu m diangka t ke atas, iga-iga akan
mengembang lebih ke depan daripada ke bawah. Ha l in i membuat diameter
anteroposterior dada akan meningkat 20 persen lebih besar selama inspirasi
daripada ekspirasi. Ole h karena itu otot-otot yang meninggikan rangka dada
dikelompokkan sebagai otot inspirasi dan otot yang menurunkan rangka
dada sebagai otot ekspirasi. Bentuk tubuh yang kiposis akan berdampak
pada ketidakmampuan secara maksimal mengembangkan rangka dada dan
ditambah dengan menurunnya otot-otot pernapasan akan makin menambah
berkurangnya kemampuan pernapasan maksimal.
EXPIRATIO N INSPIRATIO N
Gambar 2: Elevasi dan Depresi Iga-iga
Menurut Guyto n (1988: 60) faktor yang dapat menurunkan kapasitas
fungsi pernapasan paru, yaitu: (1) berkurangnya luas membran respirasi, (2)
meningkatnya teba l membra n respirasi, yait u yan g disebut blo k
alveolocapiler, dan (3) rasio ventilasi perfusi yang abnormal dalam beberapa
bagian paru-paru.
Berkurangnya luas membran respirasi. Penyakit atau kelainan yang
menurunkan luas membran respirasi termasuk pengangkatan satu bagian
atau semua bagian dari satu paru-paru, kerusakan paru-paru karena
tuberkulosis, kanker, dan emfisema yang menyebabkan kerusakan septum
alveolus secara berangsur-angsur, keadaan akut vang mengisi alveolus dengan
cairan atau menghalangi udara berhubungan langsung dengan membran
alveolus , seperti pneumonia , udem paru-paru, dan atelektasis dapat
menurunkan luas permukaan membran respirasi.
Meningkatnya tebal membran respirasi - Blo k Alveolokapiler.
Penyebab akut tersering dari meningkatnya tebal membran resipirasi adalah
udem paru-paru yang disebabkan oleh kegagalan jantung kir i atau
pneumonia, tetapi, skoliosis, tuberkulosis, dan banyak keadaan fibrotik lain
dapat menyebabkan penumpukan jaringan fibrosa secara progresif di dalam
ruang interstisial di antara membran alveolus dan membran kapiler paruparu. Dengan demikian, meningkatnya tebal membran respirasi biasanya
disebut blok aveolokapiler, atau, kadang-kadang/;^ro5i5 interstisial. Kecepatan
difusi gas melalui membran respirasi berbanding terbalik dengan jarak yang
harus ditempuh oleh gas tersebut, dengan demikian blok alveolokapiler dapat
menurunkan kapasistas difusi paru-paru.
Rasio ventilasi-perfusi yang abnormal. Abnormalnya rasio ventilasiperfusi paru-paru dapat menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru-paru.
H a l ini merupakan salah satu kelainan yang lebih sulit dimengerti, tetapi
dapat dijelaskan sebagai berikut: jika aliran darah banyak ke alveolus di
blokir total atau sebagaian, ventilasi olveolus ini sedikit atau tidak bermanfaat
dalam aerasi darah, dan sekalipun begitu, alveolus in i mengurangi ventilasi
alveolus normal. Demikia n pula, apabila aliran darah norma l tetapi ventilasi
banyak alveolus diblokir, darah yang mengalir melalui alveolus tersebut
tidak dapat diaerasikan. Ole h karena itu aerasi darah yang optima l
memerlukan distribusi ventilasi dan aliran darah yang optimal yang kirakira proporsional terhadap tiap-tiap alveolus. Rasio ventilasi-perfusi terjadi
pada orang yang berdiri tegak, karena bagian bawah paru-paru jauh lebih
baik diperfusi dengan darah dari pada bagian atas. Selama gerak badan aliran
darah di bagian atas paru-paru sangat meningkat; oleh karena itu, apabila
selama gerak badan berat diperlukan pertukaran gas maksimum melalui
membran-membran paru-paru, rasio ventilasi-perfus i menjadi hampir
optimal.
Pada penyakit paru-paru rasio ventilasi-perfusi dalam berbagai bagian
paru-paru dapat menjadi abnormal sekali, sehingga kapasitas difusi paruparu dapat berkurang menjadi sekecil seperlima normal. Penurunan ini sering
terjadi meskipun ventilasi total dan perfusi total paru-paru sama sekali
normal. Rasio ventilasi-perfusi abnormal karena buruknya ventilasi banyak
alveolus, darah yang memperfusi alveolus ini tidak menjadi teraerasikan.
Oleh karena itu, darah tersebut dikatakan dijalan pintas melalui paru-paru
yaitu, ia mengalir melalui paru-paru tanpa berhubungan dengan alveolus
fungsional. Kelainan tersebut disebabkan oleh buruknya aliran darah ke
alveolus yang diventilasi dengan normal, ventilasi alveolus in i sia-sia, oleh
karena itu, ruang mati fisiologis paru-paru meningkat.
Menurut Jatno (1988: 53) perubahan-perubahan akibat dari adanya
proses penuaan mehputi: (1) jantung, (2) Otak, (3) paru-paru, (4) Ginjal, (5)
otot, dan (6) tulang. Perubahan fisiologis pada manula pada dasarnya
mengikuti proses alami dari proses penuaan. Dengan bertambahnya umur
terjadi perubahan patologik pada berbagai organ jantung yang dinding
ventrikel kiri membesar, cardiac out put menurun, denyut nadi maksimal
menurun dan tekanan darah meningkat. Akiba t perubahan tersebut adalah
tubuh tidak mampu merespons secara baik terhadap stres tertentu. Pada
sistem kardiovaskuler, aterosklerosis merupakan perubahan yang sangat
mencolok, sehingga terjadi peningkatan tahanan padapembuluh darah arteri
sistemik maupun pulmonal. Cura h jantung akan menurun baik pada waktu
istirahat maupun pada saat berolahraga sebagai akibat menurunnya stroke
volume dan heart rate dan keadaan tersebut disebabkan oleh adanya: (1)
complien daya regang otot jantung menurun, (2) meningkatnya tahanan
pembulih darah, dan (3) kontraks i otot jantung menjadi lebih lambat.
Perubahan pada otak. Berat otak selama kehidupan akan mengalami
penurunan berat antara 10 sampai 12 persen. Dalam keadaan normal terdapat
macam sel penghasil hormo n di hipofisi s anterior yait u sel asidofil
menghasilkan hormo n penumbuhan (GH ) dan prolaktin, sel kromofo b
menghasilkan prolakti n dan ACT H serta sel basofil menghasilka n
gonadotropin , ACTH , dan TSH . Hipofisi s posterio r pada nukle i
supraoptikus dan paraventrikuler menghasilkan vasopresin dan antidiuretik
hormon (ADH ) serta oksitosin. Perubahan pada paru, pada proses penuaan
volume residual paru meningkat, kapasitas vital menurun, kapasitas pernapasan maksimal menurun dan juga kemungkinan terjadi atrofi pada paru
serta terjadi penurunan kapilaria dalam paru.
perubahan anatomis dan hubungannya dengan kemunduran fungsi fisiologis
akibat ada proses penuaan digambarkan dalam bentuk bagan secara
sebagai berikut:
1. Minera l tulang menuru n hal in i berdampak secara signifikan pada
terjadinya osteoporosis dan risiko terhadap patah tulang meningkat.
2. Komposis i tubuh dan struktur lemak tubuh meningkat, dampak dari
hal tersebut adalah meningkatnya risiko timbulnya berbagai macam
penyakit, sepeni tekanan darah tinggi, diabetes militus, dan aterosklerosis.
3. Massa otot, ukuran motor unit, dan ndai potensial aksi menurun, terjadinya penurunan ini berdampak pada penurunan kekuatan maupun power.
4. Jumlah kapiler paru menurun hal in i berpengaruh pada penurunan
ventilasi yaitu banyaknya udara yang dikeluar masukkan dalam paru.
5. Elastisitas dan sruktur ukuran alveolus menurun dengan demikian akan
terjadi penurunan kapasitas difusi dan meningkatnya ruang mati.
6. Elastisitas pembuluh darah, volume sedenyut dan perbandingan serabut
kapiler menurun sehingga berpengaruh pada penurunan aliran darah ke
otot, menurunnya stroke volume dan cardiac output serta meningkatnya
resistensi periteral, dan tekanan darah.
Proses penuaan akan mengakibatkan penurunan dalam berbagai hal,
antara lain:
1. Kekuatan otot
Pada proses penuaan terjadi berkurang ukuran ototnya. Berkurangnya
ukuran otot ini disebabkan berkurangnya jumlah protein dan juga karena
berkurangnya jumlah dan besar serabut-serabut otot. Penurunan otot
terjadi secara bertahap dari umu r 35-45 tahun, namu n demukia n
penurunan kekuatan otot pada usia 60 tahun tidak sampai 20 %.
2. Metabolisme basal
Dengan bertambahnya umur ada kecenderungan bertambah lemak
tubuh, hal ini biasanya disebabkan aktivitas fisik berkurang sehingga
kalori yang masuk lebih banyak daripada yang digunakan.Di samping
itu, kemampuan untuk memobilisasi asam lemak yang tertimbun sebagai
jaringan lemak {corpus adiposum) juga akan menurun, sehingga asam
lemak yang dibakar sangat berkurang. Bersamaan dengan kenaikan atau
bertambahnya jumlah lemak {lean body weight) berat badan tanpa lemak
menuru n Penuruna n in i sejajar dengan menurunnya massa otot,
disamping itu terjadi pula penurunan kadar kalsium dan fosfor dari tulang.
Penurunan berat badan tanpa lemak sebenarnya dapat dihambat dengan
memperbaiki pol a maka n dan berolahraga secara teratur. Laj u
metabolisme basal {BMR = Basal Metabolic Rate) secara bertahap menurun
dengan bertambahnya usia.
Bertambahnya usia tidak dapat dipungkiri membawa perubahanperubahan ke arah kemunduran, baik secara fisik maupun mental. Penyebab
timbulnya penyakit pada manula sulit didiagnosis karena penyakitnya
tersembunyi [occult), sehingga diperlukan waktu yang agak lama untuk
mengadakan observasi dan pengamatan secara cermat terhadap tanda dan
gejala penyakitnya. Secara umu m pada proses penuaan penyakit yang sering
muncul yaitu:
1. Penyakit radang send! (^^rrr^r/s).Peningkatan usia akan membawa
perubahan pada semua organ dan jaringan tubuh termasuk pada sistem
musculosleletal dan jaringan lain. Artriti s merupakan penyakit yang menyerang tulang, sendi maupun jaringan di sekitar sendi.
2. Hipertensi. Penyakit ini akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
usia, hipertensi pada lansia sering disertai dengan kelainan cardiovasculer
seperti angina pektoralis, infark jantung, stroke, dan kelainan pembuluh
darah. Hipertens i pada lansia dapat dibedakan menjadi dua yaitu
hipertensi dengan kondis i tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140 mmH g atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmH g
dan hipertensi terisolasi, dengan kondis i sistolik lebih besar dari 160
mmH g dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg .
3. Jantung koroner. Penyakit in i lebih cenderung disebabkan oleh pola
hidup yang tidak sehat, pol a makan, merokok, kuran g olahraga,
kolesterol, darah tinggi (hepercolesterolaemia) obesitas.
4. Diabetes militus . Penyakit in i timbu l akibat sistem metabolisme
hormonal di samping adanya faktor keturunan dan pola makan.
5. Stroke. Penyakit in i akibat peredaran darah di otak mengalami gangguan.
Stroke dapat menyebabka n terjadinya kelumpuhan , gangguan
penghhatan, penurunan fungsi pendengaran daya ingat dan kemampuan
dalam berkomunikasi.
6. Osteoporosis. Bertambahnya usia dapat menurunkan daya serap kalsium
oleh tubuh sehingga zat yang dibutuhkan oleh tulang sangat berkurang
hal ini akan berdampak pada mudah patahnya tulang
7. Kanker. Sel kanker timbul akibat kerusakan DNA , kerusakan in i sendiri
akibat radika l bebas, virus , radias i dan zat kimi a yan g bersifat
karsinogenik, di samping terjadinya penurunan kekebalan tubuh sehingga
terjadi gangguan perbaikan sel.
OLAHRAGA PADA USIA TUA
Mengenai panjangnya umur seseorang tidak dapat diperdebatkan,
diirikan tiap orang, namun tiap orang pasti mendambakan umur panjang
penuh dengan vitalitas dan masih keUhatan muda dibanding dengan usianya.
Oleh karena itu, muncul usaha untuk mencegah terjadinya proses degeneratif
atau proses penuaan yang datang lebih dini. Menjadi tua adalah proses alami,
fungsi anatomis maupun fisiologis mulai menurun atau berkurang secara
perlahan-lahan. Semua orang adalah calon manula apabila tidak ada kecelakan
yang menyebabkan terjadinya kematian. Tida k ada orang yang dapat
mencegah terjadinya penuaan dan kematian karena bagaimanapun hidup
ini secara perlahan namun pasti akan menghadapi kematian. Adanya
anggapan orang yang gemar olahraga pasti memihki tubuh yang sehat dan
bugar, namun hal in i tidak semuanya benar. Untu k menjaga kondis i tubuh
, seseorang harus melakukan olahraga secara teratur dan dosis yang tepat
akan menjamin keselamatan organ-organ tubuh. Jika dosis latihan kurang
tidak banyak manfaat dan jika dosis olahraga berlebihan akan berakibat
kurang baik dan bahkan dapat berakibat fatal. Pada orang yang sudah lanjut
umur justru ada kontraindikas i untuk menjalankan olahraga, di antaranya
kegagalan jantung kongestif, pulmonary hipertension, dan valvular disease.
olahraga yang teratur dan terukur bagi
para orang usia lanjut akan sangat bermanfaatdi antaranya: (1) Memelihara
kapasitas jantung dan pembuluh darah. Maksima l konsums i O , menurun
sebanyak 20 % dari umur 20 sampai 65 tahun. Penurunan ini disebabkan
oleh turunnya denyut jantung mzksima\{maximal heart rate), isi sekuncup
[struke volume), dan perbedaan kadar O^ arteri-vena [Arterio venous
difference). Proses penuaan menyebabkan terjadinya penurunan transpot
O^ maupun kemampuan sel untuk menggunakan O^. Pada orang yang sudah
lanjut umur latihan ketahanan, dan meningkatkan kapasitas aerobik akan
meningkatkan VO ^ max sebesar 20 % dari masa latihan dan di samping itu
akan terjadi peningkatan sirkulasi koroner, volume jantung menjadi lebih
besar sehingga isi sekuncup dan hal Ini akan berdampak meningkatnya
curah jantung. (2) Meningkatkan otot-otot pernapasan sehingga dapat terjadi
peningkatan kapasitas pernapasan Paru-paru yang normal terdapat cadangan
kapasitas yang besar untuk memenuhi ventilasi pada saat olahraga, kapasitas
ini akan menurun pada umur 30 tahun terlebih bagi para perokok maupun
orang yang mendapat polusi udara. (3) Mencegah terjadmya osteoporisis,
olahraga dapat meningkatkan mineral tulang sehingga tulang menjadi lebih
kuat. Osteoporosis akan berdampak mudahnya tulang patah. (4) Mencegah
terjadinya kekakuan otot dengan menggerakkan pada bagian persendlan
dan juga penguluran degradasi serat colagen, fibrous, selaput persendlan dan
rusaknya selaput persendlan, serta berkurangya viskositas cairan sendi dapat
dikurangi. Menurut Setiono Mangunprasojo (2000: 7) olahraga untuk manula
harus tepat dosis agar tidak terjadi kontraindikasi. Secara umu m patokan
untuk hal yang harus diperhatikan adalah denyut nadi yang terpadu sebagai
berikut :
Lebih lanjut olahraga yang banyak bermanfaat adalah jalan kaki atau yang
bersifat aerobik dengan panduan beban latihan sesuai dengan frekuensi
seperti tersebut di atas.
Proses penuaan akan selalu diikuti dengan penurunan fungsi fisiologis
tubuh (jantung, paru, ginjal) yang selanjutnya berdampak pada munculnya
keluhan-keluhan akibat penyakit yang menyertai. Jenis olahraga yang lebih
cocok adalah olahraga jalan kaki atau olahraga yang bersifat aerobik dengan
memperhatikan intensitas latihan, frekuensi latihan, dan lamanya latihan.
Proses penuaan kulit adalah proses dinamik. Proses penuaan kulit menyebabkan perubahan histologis pada lapisan kulit. Faktor-faktor yang mengakibatkan penuaan kulit adalah faktor intrinsik (status
gizi) dan faktor ekstrinsik (sinar UV). Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui prevalensi proses penuaan pada remaja, mencari hubungan antara faktor risiko dengan penuaan dini, serta faktor yang berpengaruh pada proses
penuaan dini. Desain penelitian ini adalah potong lintang yang terdiri atas 136 subjek. Data yang dikumpulkan dianalisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil univariat menunjukkan57,35%terjadi
penuaan dini, uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat korelasi (p = 0,001) antara pemakaian
tabir surya dengan penuaan dini dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan penuaan dini
(p = 0,246). Hasil multivariat faktor yang memengaruhi terjadinya penuaan dini adalah pemakaian
tabir surya. Dari hasil uji tersebut penuaan dini terjadi pada remaja akhir dan faktor yang berpengaruh adalah pemakaian tabir surya.Proses penuaan kulit adalah proses dinamik.
Proses penuaan kulit menyebabkan perubahan
histologis pada lapisan kulit (Sadick, 2009).
Faktor-faktor yang mengakibatkan penuaan
kulit adalah faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik yang menyebabkan terjadinya
penuaan dini adalah peningkatan radikal bebas
dan kerusakan DNA. Untuk faktor ekstrinsik
yang memengaruhi terjadinya penuaan dini
adalah sinar UV dan merokok,
Organ kulit dibentuk dari jaringan ikat yang
terdiri atas jaringan yang terdiri atas komponen
selular dan matriks ekstraseluler. Matriks
ekstrasel mengandung 2 makromolekul utama,
salah satunya kolagen. Kolagen yang nantinya
akan dipengaruhi oleh proses penuaan,
Mekanisme penuaan kulit yang diakibatkan oleh
faktor intrinsik dan ekstrinsik berbeda. Adanya
gangguan pada faktor intrinsik mengakibatkan
peningkatan radikal bebas dan pemendekan
telomere yang nantinya akan menyebabkan
penurunan produksi kolagen. Faktor ekstrinsik
(sinar UV dan merokok) menyebabkan
pertumbuhan abnormal elastin ,
Faktor intrinsik yang menyebabkan peningkatan
radikal bebas adalah obesitas. Obesitas adalah
kondisi kelebihan atau akumulasi abnormal
jaringan lemak. Obesitas mengakibatkan reaksi
inflamasi yang akan meningkatkan stress
oksidatif dan pemendekan telomere
Faktor ekstrinsik, yaitu sinar UV dan merokok,
menyebabkan gangguan pada pembentukan
elastin. Abnormalitas elastin mengakibatkan
tipisnya jaringan dermis dan epidermis.
Manifestasi penuaan kulit ditandai dengan
kerut, dimana kerut terjadi akibat kehancuran
DNA akibat reaksi inflamasi yang akan
menghasilkan protease dan spesies oksigen
reaktif yang akan menghancurkan serat elastin.
Bintik hitam diakibatkan oleh jumlah melanosit
per unit. Lingkaran hitam, mekanisme
penipisan jaringan kulit pada pembuluh darah
terlihat pada permukaan kulit sehingga tampak
kehitaman,
Pola proses penuaan kulit berbeda pada wanita
asia dan kaukasia. Pada wanita Asia manifestasi
penuaan kulit yang mucul adalah bintik hitam
atau lentigenes, sedangkan pada wanita kaukasia
manifestasi penuaan kulit adalah kerut
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan
prevalensi penuaan kulit pada remaja akhir.
Mencari hubungan antara faktor risiko intrinsik
(status gizi) dan faktor ekstrinsik (sinar UV)
serta faktor yang paling berpengaruh pada
proses penuaan kulit pada remaja akhir.
Desain penelitian ini adalah penelitian analitik
dengan menggunakan metode studi potong
lintang (cross sectional), pada populasi
mahasiswa kedokteran. Penelitian ini dilakukan
di Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
Jl.RS Fatmawati No. 1 Pondok Labu, Jakarta
Selatan selama bulan Deesember 2015.
Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan probability sampling
dengan simple random sampling.
Besar sampel dihitung melalui rumus analitik
kategorik tidak berpasangan dan didapatkan
hasil sebanyak 136 sampel mahasiswa. Kriteriakriteria sampel yang digunakan oleh penulis,
yaitu menyangkut kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi :
a. Bersedia mengikuti penelitian dengan
persetujuan tertulis maupun lisan dan
bersedia mengikuti wawancara, mengisi
kuesioner, dan pemeriksaan fisik.
b. Sehat dan mampu mengikuti penelitian ini.
Kriteria eksklusi :
a. Mahasiswi yang merokok
Alat ukur yang digunakan untuk menilai adalah
Glogau score dengan pengamatan langsung. Alat
ukur untuk mengukur tinggi badan dan bobot
badan digunakan stature meter dan timbangan
injak. Penggunaan tabir surya dengan wawancara
langsung mengenai penggunaan tabir surya yang
benar.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
penuaan kulit dan variabel bebas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Status gizi
b. Penggunaan tabir surya
Gambaran Status Gizi
Grafik 1. Katagori BMI
Dari hasil penelitian didapatkan kebanyakan
mahasiswi usia 18-21 memiliki status gizi
normal, terdapat 42 orang berstatus gizi lebih
dimana 21 diantaranya sudah tampak penuaan
kulit.
Penuaan kulit pada status gizi normal dan lebih
berpotensi sama untuk penuaan kulit.
Gambaran penggunaan tabir surya
Grafik 2. Penggunaan Tabir Surya
Berdasarkan Grafik 2 didapatkan kebanyakan
subjek penelitian tidak pernah menggunakan tabir
surya atau tidak tepat dalam penggunaannya. Lima
puluh delapan yang tidak memakai atau tidak tepat
penggunaan tabir surya mengalami penuaan kulit
dini.
Grafik 3. Penuaan kulit
Dari hasil penelitian 136 responden mahasiswi
usia 18-21 tahun, didapatkan jumlah mahasiswi
yang mengalami penuaan kulit 78 orang
(57,35%).Terjadinya penuaan kulit dini
pada remaja diakibatkan oleh terpaparnya
sinar matahari, kebanyakan dari subjek yang
mengalami penuaan dini adalah subjek yang
tidak atau salah menggunakan tabir surya
.Kejadian penuaan dini
pada penelitian ini cukup tinggi, seharusnya
proses penuaan belum terjadi pada remaja akhir.
Penuaan kulit seharusnya baru terjadi pada usia
28 tahun.
Hubungan antara status gizi dengan penuaan
kulit
Hasil penelitian ini berdasarkan uji chi square
diperoleh nilai p = 0,246 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi dan penuaan kulit.
Tabel. 1 Hubungan antara status gizi dengan penuaan kulit
Status gizi lebih atau obesitas terutama obesitas
sentral memicu terbentuknya radikal bebasdan
terbentuknya radikal bebas akan memicu
respons inflamasi yang akan menyebabkan
terjadinya proses penuaan. Proses penuaan yang
terjadi pada keadaan obesitas lebih pada penuaan
pada organ-organ tubuh dalam(Ahima, 2009).
Penuaan pada kulit terjadi superfisial. Proses
penuaan pada kulit yang dipengaruhi oleh
status gizi juga dipengaruhi oleh kadar lemak
dalam tubuh. Selain itu, proses penuaan kulit
pertama secara histologis ,
Keterbatasan dalam penelitian ini ialahtidak
diukur kadar lemak dalam tubuh dan biopsi
kulit apakah sudah terjadi proses penuaan kulit
mikroskopik.
Hubungan antara penggunaan tabir surya
dengan penuaan kulit
Hasil penelitian ini berdasarkan uji chi
square diperoleh nilai p = 0,01 (p<0,05) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara penggunaan tabir surya dan
penuaan kulit.
Tabel. 2 Hubungan antara penggunaan tabir
surya dengan penuaan kulit
Terpapar sinar matahari dalam jangka waktu
yang lama menyebabkan penuaan kulit prematur
dengan karakteristik timbulnya keriput dan
bintik hitam. Sinar matahari meningkatkan
ekspresi protein, yaitu kolagenase, gelatinase,
dan stromelysin. Ketiga protein tersebut
dapat mendegradasi matriks kulit sehingga
timbul gejala penuaan kulit,0
PENGARUH FAKTOR RISIKO INTRINSIK
DAN EKSTRINSIK PADA PENUAAN KULIT
Uji multivariat dilakukandengan uji regresi
logistik metode Backward. Dengan uji HosmerLemeshow didapatkan nilai 0,352 yang
berarti uji statistik ini tepat dilakukan dengan
uji regresi logistik. Dari uji statistik regresi
logistik metode Backward didapatkan faktor
yang paling berpengaruh dari penelitian ini
adalah penggunaan tabir surya. Penuaan kulit
disebabkan oleh multifaktorial, seperti yang
sudah disebutkan pada pendahuluan terdapat
faktor intrinsik dan ekstrinsik penyebab penuaan
kulit Akan
tetapi pada penelitian ini didapatkan bahwa
penggunaan tabir surya akan menangkal
terpapar sinar UV sehingga mengahambat
terjadi penuaan kulit prematur.
Berdasarkan penelitian ini kebanyakan subjek
penelitian sudah terjadi penuaan kulit pada
remaja akhir. Faktor ekstrinsik (sinar UV)
berhubungan dan berpengaruh pada terjadinya
penuaan kulit, sedangkan status gizi tidak
berhubungan dengan penuaan kulit.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk
penelitian selanjutnya dengan melakukan
pemeriksaan mikroskopik kulit untuk melihat
perubahan histologik kulit, memeriksa profil
lipid dan kadar radikal beba