Sabtu, 30 November 2024

penuaan 4


 Manusia normal pada umumnya berharap dapat tetap muda, sehat, dengan kualitas  
hidup prima sehingga tetap dapat bekerja dengan baik. Tetapi tidak semua orang dapat  
memenuhi harapan itu.  
Sebagian orang tidak dapat mencapai usia lanjut karena meninggal pada usia tergolong  
masih muda akibat penyakit. Ada orang tampak jauh lebih tua daripada orang lain yang seusia.  
Sebaliknya, ada yang tampak jauh lebih muda daripada orang lain yang seusia. Sebagian orang  
dapat hidup sampai usia lanjut, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa karena kualitas hidupnya  
tidak baik akibat berbagai sebab.  
Menjadi tua memang sebuah perjalanan hidup, tetapi kalau dapat diperlambat atau  
dicegah, mengapa tidak? Menjadi tua memang harus terjadi, tetapi kalau tetap berkualitas,  
bukankah itu sebuah kelebihan?  
Proses penuaan  
 Setelah mencapai usia dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat  
berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan. Banyak faktor  
yang menyebabkan terjadinya proses penuaan, yang pada dasarnya dibagi menjadi faktor  
internal dan faktor eksternal.  
Beberapa faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi,  
metilasi, apoptosis, dan sistem kekebalan yang menurun. Faktor eksternal antara lain diet tidak  
sehat, gaya hidup tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stress, dan kemiskinan.  
Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang menjadi tua dan  
akhirnya meninggal. Tetapi kalau faktor penyebab itu dapat dihindari, maka proses penuaan  
tentu dapat dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan. Karena itulah usia harapan hidup  
di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang atau negara miskin.  
Mengenal tanda penuaan  
 Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya fungsi berbagai organ  
tubuh.  
 Akibat penurunan fungsi itu, maka muncul berbagai tanda dan gejala proses penuaan,  
yang pada dasarnya dibagi dua bagian, yaitu:  
1. Tanda fisik, seperti massa otot berkurang, lemak meningkat, kulit berkerut, daya ingat  
 berkurang, fungsi seksual terganggu, kemampuan kerja menurun, sakit tulang  
2. Tanda psikis, antara lain menurunnya gairah hidup, sulit tidur, mudah cemas, mudah  
 tersinggung  
Konsep baru Anti-Aging Medicine
Pada umumnya orang merasa pasrah bahwa menjadi tua harus mengalami segala  
macam penyakit, kemunduran, kekurangan, dan ketidakberdayaan. Bahkan istilah “penyakit  
tua” sangat dikenal oleh masyarakat luas. Maka pada umumnya orang cenderung berdiam diri, menerima dengan pasrah bahwa bertambahnya usia harus diikuti segala macam kekurangan  
itu.  
Padahal perkembangan ilmu kedokteran, khususnya anti-aging medicine telah  
membawa konsep baru dalam dunia kedokteran. Berdasarkan konsep baru ini manusia tetap  
dapat hidup dengan kualitas yang prima walaupun usia merambah naik. Bahkan proses  
penuaan dapat dihambat, dan usia harapan hidup dapat menjadi lebih panjang dengan kualitas  
hidup yang baik. Proses penuaan sebenarnya sama dengan penyakit, sehingga harus dicegah  
dan diobati.  
Anggapan bahwa bertambahnya usia harus disertai dengan segala kekurangan dan  
ketidakberdayaan semestinya dihilangkan. Berarti manusia masa kini tidak harus pasrah bahwa  
memasuki usia yang bertambah mesti mengalami segala macam ketidakmampuan. Inilah  
pandangan baru yang mesti ditanamkan pada diri manusia Indonesia masa kini. Artinya, usia  
boleh bertambah tetapi kemampuan fisik dan psikis tetap baik sehingga kualitas hidup juga  
tetap baik.  
Tetapi tentu saja untuk dapat menerapkan konsep baru ini diperlukan upaya yang  
berdasarkan kebenaran ilmiah. Sesuai dengan faktor yang menunjang kualitas hidup, maka  
upaya mempertahankan kualitas hidup harus disesuaikan dengan faktor tersebut.  
Dengan upaya yang benar sesuai konsep Anti-Aging Medicine maka proses penuaan  
dapat diperlambat, bahkan dikembalikan ke keadaan semua, sehingga kualitas hidup dapat  
dipertahankan. Pada akhirnya usia harapan hidup akan meningkat dan tetap dalam keadaan  
sehat.  
Upaya menghambat penuaan  
 Pada dasarnya upaya menghambat proses penuaan dapat dilakukan sebagai berikut.  
1. Menjaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan gaya hidup sehat. Termasuk dalam gaya  
hidup sehat ialah  
a) berolahraga teratur: minimal 30 menit setiap hari atau hampir setiap hari  
b) makanan sehat dan cukup: rendah kalori, banyak sayur dan buah, cukup protein  
c) hindari dan atasi stress  
d) hindari bahan yang bersifat racun, seperti merokok dan alkohol berlebihan,  
pestisida, bahan pengawet yang dilarang  
e) ada keseimbangan antara kesibukan dan relaksasi  
2. Kehidupan berkeluarga harus berlangsung harmonis, termasuk kehidupan seksual;  
hindari perilaku seksual yang tidak sehat  
3. Jangan merasa sudah tua dan tidak berdaya  
4. Lakukan pekerjaan sebagai sebuah kesenangan  
5. Hiduplah dalam lingkungan sosial yang sesuai hati nurani  
6. Upayakan selalu berpikir positif dan optimis  
7. Jangan merasa sehat dan normal hanya karena tidak merasakan keluhan yang serius  
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala yang diperlukan dan sesuai dengan  
kondisi masing-masing  
9. Jangan gunakan obat atau ramuan yang tidak punya dasar ilmiah yang jelas dan tanpa  
petunjuk tenaga ahli  
10. Gunakan obat dan supleman yang diperlukan sesuai petunjuk ahli, untuk  
mengembalikan fungsi berbagai organ tubuh yang menurun dengan bertambahnya usia  
Penggunaan obat  
 Sesuai dengan penyebab proses penuaan, maka pengobatan perlu diberikan.  
Pemberian antioksidan dan hormon merupakan pengobatan utama dalam mencegah penuaan.  
Tetapi tentu saja kualitas obat harus mendapat perhatian agar tidak mengalami akibat buruk  
atau terkecoh dengan produk yang tidak jelas. Pemberian hormon harus mendapat perhatian khusus, terutama yang berkaitan dengan  
kemungkinan efek samping. Khusus mengenai pemberian hormon, dituntut pengetahuan yang  
cukup bagi dokter yang memberikan. Di pihak lain, banyak produk yang menyatakan  
mengandung hormon tertentu, tetapi tanpa disertai bukti ilmiah. Banyak warga masyarakat yang  
terkecoh tanpa hasil.  
 Dalam perkembangan lebih lanjut, cell therapy yang kini terus dikembangkan tampaknya  
memberikan harapan yang baik dalam upaya mencegah proses penuaan. Tetapi tentu masih  
diperlukan penelitian lebih jauh agar dapat digunakan lebih luas dan aman.  
 Demikian juga teknologi cloning, sebenarnya dapat dianggap sebagai upaya mencegah  
proses penuaan karena dapat menggantikan organ tubuh yang tidak berfungsi lagi.  
Upaya estetika  
Upaya lain berkaitan dengan anti-aging ialah upaya dalam bidang estetika yang  
menyangkut penampilan wajah dan tubuh. Teknologi baru memungkinkan penampilan wajah  
tampak tetap muda, seperti penggunaan mikrodermabrasi, suntikan filler, dan cara operasi.  
Tetapi tentu saja diperlukan bukti ilmiah yang lebih banyak dan pengetahuan yang memadai  
bagi praktisi. Demikian juga dalam mengembalikan penampilan tubuh yang berubah karena  
proses penuaan, misalnya dengan mesotherapy.  
 Upaya dalam sisi estetika ini perlu dilakukan mengingat penampilan mempunyai peran  
penting dalam banyak aspek kehidupan. Tetapi harus diingat dalam mencegah proses penuaan  
untuk memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup, diperlukan upaya yang lebih  
mendasar, tidak hanya sisi estetika.  
 
Proses penuaan dapat dicegah dan dihambat dengan beberapa upaya ilmiah.  
Memperbaiki dan mengembalikan semua fungsi organ tubuh yang menurun merupakan upaya  
yang tepat dalam mencegah proses penuaan.  
Dengan demikian kualitas hidup juga dapat dipertahankan tetap seperti sebelumnya.  
Hasil akhirnya adalah usia harapan hidup meningkat dan tetap dalam keadaan sehat.  
 
Kecepatan penuaan pada seseorang bergantung pada  
genetik (keturunan), maupun faktor lingkungan dan gaya  
hidup. Banyak upaya yang ditempuh untuk menghindari  
penuaan secara din i karena dampak dari adanya penuaan  
memunculkan perubahan-perubahan baik secara anatomis  
maupun fisiologis.  
Perubahan secara anatomis meliputi, perubahan pada  
jantung, otak, paru-paru, ginjal, otot, dan tulang. Perubahan￾perubahan anatomi s berdampak pada perubahan secara  
fisiologis yang akhirnya berdampak pada penurunan produk￾tivitas, angka harapan hidup {life expectancy) menjadi lebih kecil  
dan jangka lama hidup menjadi pendek [life span).  
Salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas  
dan meningkatkan angka harapan hidup dapat ditempuh  
dengan melakukan olahraga dengan memperhatikan kaidah￾kaidah yaitu frekuensi, lama dan beban latihan sesuai umur  
dan kondisi  
Penuaan pada seseorang merupakan proses alami yang tidak dapat dicegah  
maupun dihindari, upaya yang dapat dilakukan mungki n hanya dalam  
bentuk memperlambat, penuaan berjalan beriring dengan bertambahnya  
usia. Penuaan yang datangnya lebih dini {prematureaging) dapat terjadi pada  
seseorang yang disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umu m dapat  
dikelompokkan menjadi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrmsik dapat  
berupa kelainan genetis dan penyimpangan ungkapan informas i genetika,  
sedangkan faktor ekstrinsik dapat dari penyakit infeksi, malnutns i maupun  
masalah-masalah sosial ekonomi.  
Kadang-kadang penampilan seseorang tidak dapat ditaksir umurnya ,  
ada seseorang yang baru berumur 35 tahun sudah kelihatan tua, sedangkan  
ada pula seseorang yang sudah beumur 45 tahun masih kelihatan muda.  
Penuaan yang datang lebih dim dan juga penampilan yang lebih tua daripada  
umur akan menyebabkan produktivitas menurun, nilai angka harapan hidup  
(life expectancy) menjadi lebih kecil, dan jangka lama hidup menjadi pendek  
(life span).  
Banyak upaya dapat dilakukan oleh seseorang untuk menghindari  
terjadinya penuaan secara dini dan terhindar dari penyakit-penyakit akibat  
perubahan anatomis, yang berdampak pada perubahan-perubahan fungsi  
fisiologis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah olahraga. Per￾masalahannya sekarang adalah olahraga yang bagaimana yang cocok untuk  
para GLAMU R (golongan lanjut umur) sehingga akan sangat membantu  
dalam mewujudkan impian hidup ceria di usia senja dan membantu dalam  
mempertahankan produktivitas serta meningkatkan nilai angka harapan  
hidup meningkat.  
GEJALA PROSES PENUAAN  
Tidak dapat dihindari lagi, proses penuaan akan terjadi pada setiap  
orang. Proses penuaan menyangkut penurunan fungsi organ-organ dalam  
termasuk paru dan jantung. Bertambah umur berarti benambah lama pula  
masa kerja paru, jantung, dan pembuluh-pembuluh darahnya. Ha l in i  
menyebabkan kekakuan dan elastisitas menjadi menurun terlebih bagi para  
perokok atau para pekerja tempat-tempat yang udaranya terkena polusi akan  
terjadi pembengkaan (emphysema). Menurut Sadoso Sumosardjuno (2002:
15) fenomena olahraga merupakan kebalikan dari latihan-latihan olahraga.  
Olahraga dalam wakt u yang panjang berpengaruh sangat positif pada  
kesehatan  
Penuaan merupakan proses terjadinya perubahan anatomis. Menurut  
Budiarto (1998: 10) pcruhan-perubahan tersebut sampai pada tingkat sel dan  
faktor penentu utama terletak pada inti sel. D i sisi lam menurut Askandar  
Tjokropranolo (1988: 13) berpendapat bahwa salah satu penurunan kesehatan  
pada golongan lanjut umur (glamur) adalah menurunnya sekresi hormo n  
atau menurunnya kepekaan reseptorpada organ. Menurut Soekarman (1988:  
29) pengaturan proses penuaan terdapat di dalam inti sel {nucleus). Nucleus  
pada orang tua lebih banyak mengandung vacuole dibanding pada nucleus  
orang muda dan dalam percobaannya didapatkan bukti bahwa dengan  
menukar nucleus pada sel muda kc dalam cytoplasma sel tua nucleus sel  
muda lebih mampu memperbanyak diri.  
Menurut Emm a Wirakusumah (2000: 7) pemicu proses penuaan sangat  
dipengaruhi adanya faktor: (1) Genetika yang merupakan faktor bawaan  
yang bebeda pada setiap individu. Faktor ini yang mempengaruhi perbedaan  
efek menua pada setiap individu, (2) Faktor lingkungan dan gaya hidup.  
Faktor ini berkaitan dengan diet (asupan zat gizi), kebiasaan merokok,  
minum-minumam beralkohol. Secara rinci faktor-faktor yang berpengaruh  
dan risiko yang menyertai terlihat dalam uraian selanjutnya.  
PERUBAHAN-PERUBAHAN AKIBAT TERJADINYA  
PROSES PENUAAN DA N PENYAKIT YANG  
MENYERTAINYA  
Menurut M c Ardl e (1981: 426-429) perubahan akibat proses penuaan  
meliputi: (1) kecepatan penghantaran saraf, (2) kapasitas pernapasan  
maksimal, dan (3) curah jantung. Dampak adanya penurunan penghantaran  
kecepatan saraf {nerve conduction velocity) ini adalah pada penurunan waktu  
reaksi, waktu reaksi lebih lama/lambat sehingga dalam mereaksikan suatu  
rangsang lebih lama. Penurunan kapasitas pernapasan maksimal (PKM )  
sangat erat hubungannya dengan peruhan bentuk togok. Misalnya tubuh  
menjadi kiposis, penurunan elastisitas paru dan penurunan kapilaria dalam  
paru
Paru dapat dikembang kemplskan oleh: (1) gerakan turun dan naik  
diafragma untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada, (2) elevasi  
dan depresi iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter antero￾posterior rongga dada. Kontraks i diafragma menarik batas bawah rongga  
dada sehingga meningkatkan panjang longitudinalnya . Elevas i bagian  
anterior rangka dada menyebabkan peningkatan ukuran anteroposterior  
dengan mekanisme selama ekspirasi iga-iga ditarik ke arah bawah dari  
kolumn a spinalis.Apabil a sternu m diangka t ke atas, iga-iga akan  
mengembang lebih ke depan daripada ke bawah. Ha l in i membuat diameter  
anteroposterior dada akan meningkat 20 persen lebih besar selama inspirasi  
daripada ekspirasi. Ole h karena itu otot-otot yang meninggikan rangka dada  
dikelompokkan sebagai otot inspirasi dan otot yang menurunkan rangka  
dada sebagai otot ekspirasi. Bentuk tubuh yang kiposis akan berdampak
pada ketidakmampuan secara maksimal mengembangkan rangka dada dan  
ditambah dengan menurunnya otot-otot pernapasan akan makin menambah  
berkurangnya kemampuan pernapasan maksimal.  
EXPIRATIO N INSPIRATIO N  
Gambar 2: Elevasi dan Depresi Iga-iga  
Menurut Guyto n (1988: 60) faktor yang dapat menurunkan kapasitas  
fungsi pernapasan paru, yaitu: (1) berkurangnya luas membran respirasi, (2)  
meningkatnya teba l membra n respirasi, yait u yan g disebut blo k  
alveolocapiler, dan (3) rasio ventilasi perfusi yang abnormal dalam beberapa  
bagian paru-paru.  
Berkurangnya luas membran respirasi. Penyakit atau kelainan yang  
menurunkan luas membran respirasi termasuk pengangkatan satu bagian  
atau semua bagian dari satu paru-paru, kerusakan paru-paru karena  
tuberkulosis, kanker, dan emfisema yang menyebabkan kerusakan septum  
alveolus secara berangsur-angsur, keadaan akut vang mengisi alveolus dengan  
cairan atau menghalangi udara berhubungan langsung dengan membran  
alveolus , seperti pneumonia , udem paru-paru, dan atelektasis dapat  
menurunkan luas permukaan membran respirasi.  
Meningkatnya tebal membran respirasi - Blo k Alveolokapiler.  
Penyebab akut tersering dari meningkatnya tebal membran resipirasi adalah  
udem paru-paru yang disebabkan oleh kegagalan jantung kir i atau  
pneumonia, tetapi, skoliosis, tuberkulosis, dan banyak keadaan fibrotik lain  
dapat menyebabkan penumpukan jaringan fibrosa secara progresif di dalam
ruang interstisial di antara membran alveolus dan membran kapiler paru￾paru. Dengan demikian, meningkatnya tebal membran respirasi biasanya  
disebut blok aveolokapiler, atau, kadang-kadang/;^ro5i5 interstisial. Kecepatan  
difusi gas melalui membran respirasi berbanding terbalik dengan jarak yang  
harus ditempuh oleh gas tersebut, dengan demikian blok alveolokapiler dapat  
menurunkan kapasistas difusi paru-paru.  
Rasio ventilasi-perfusi yang abnormal. Abnormalnya rasio ventilasi￾perfusi paru-paru dapat menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru-paru.  
H a l ini merupakan salah satu kelainan yang lebih sulit dimengerti, tetapi  
dapat dijelaskan sebagai berikut: jika aliran darah banyak ke alveolus di  
blokir total atau sebagaian, ventilasi olveolus ini sedikit atau tidak bermanfaat  
dalam aerasi darah, dan sekalipun begitu, alveolus in i mengurangi ventilasi  
alveolus normal. Demikia n pula, apabila aliran darah norma l tetapi ventilasi  
banyak alveolus diblokir, darah yang mengalir melalui alveolus tersebut  
tidak dapat diaerasikan. Ole h karena itu aerasi darah yang optima l  
memerlukan distribusi ventilasi dan aliran darah yang optimal yang kira￾kira proporsional terhadap tiap-tiap alveolus. Rasio ventilasi-perfusi terjadi  
pada orang yang berdiri tegak, karena bagian bawah paru-paru jauh lebih  
baik diperfusi dengan darah dari pada bagian atas. Selama gerak badan aliran  
darah di bagian atas paru-paru sangat meningkat; oleh karena itu, apabila  
selama gerak badan berat diperlukan pertukaran gas maksimum melalui  
membran-membran paru-paru, rasio ventilasi-perfus i menjadi hampir  
optimal.  
Pada penyakit paru-paru rasio ventilasi-perfusi dalam berbagai bagian  
paru-paru dapat menjadi abnormal sekali, sehingga kapasitas difusi paru￾paru dapat berkurang menjadi sekecil seperlima normal. Penurunan ini sering  
terjadi meskipun ventilasi total dan perfusi total paru-paru sama sekali  
normal. Rasio ventilasi-perfusi abnormal karena buruknya ventilasi banyak  
alveolus, darah yang memperfusi alveolus ini tidak menjadi teraerasikan.  
Oleh karena itu, darah tersebut dikatakan dijalan pintas melalui paru-paru  
yaitu, ia mengalir melalui paru-paru tanpa berhubungan dengan alveolus  
fungsional. Kelainan tersebut disebabkan oleh buruknya aliran darah ke  
alveolus yang diventilasi dengan normal, ventilasi alveolus in i sia-sia, oleh  
karena itu, ruang mati fisiologis paru-paru meningkat.  
Menurut Jatno (1988: 53) perubahan-perubahan akibat dari adanya  
proses penuaan mehputi: (1) jantung, (2) Otak, (3) paru-paru, (4) Ginjal, (5)  
otot, dan (6) tulang. Perubahan fisiologis pada manula pada dasarnya  
mengikuti proses alami dari proses penuaan. Dengan bertambahnya umur  
terjadi perubahan patologik pada berbagai organ jantung yang dinding  
ventrikel kiri membesar, cardiac out put menurun, denyut nadi maksimal  
menurun dan tekanan darah meningkat. Akiba t perubahan tersebut adalah  
tubuh tidak mampu merespons secara baik terhadap stres tertentu. Pada  
sistem kardiovaskuler, aterosklerosis merupakan perubahan yang sangat  
mencolok, sehingga terjadi peningkatan tahanan padapembuluh darah arteri  
sistemik maupun pulmonal. Cura h jantung akan menurun baik pada waktu  
istirahat maupun pada saat berolahraga sebagai akibat menurunnya stroke  
volume dan heart rate dan keadaan tersebut disebabkan oleh adanya: (1)  
complien daya regang otot jantung menurun, (2) meningkatnya tahanan  
pembulih darah, dan (3) kontraks i otot jantung menjadi lebih lambat.  
Perubahan pada otak. Berat otak selama kehidupan akan mengalami  
penurunan berat antara 10 sampai 12 persen. Dalam keadaan normal terdapat  
macam sel penghasil hormo n di hipofisi s anterior yait u sel asidofil  
menghasilkan hormo n penumbuhan (GH ) dan prolaktin, sel kromofo b  
menghasilkan prolakti n dan ACT H serta sel basofil menghasilka n  
gonadotropin , ACTH , dan TSH . Hipofisi s posterio r pada nukle i  
supraoptikus dan paraventrikuler menghasilkan vasopresin dan antidiuretik  
hormon (ADH ) serta oksitosin. Perubahan pada paru, pada proses penuaan  
volume residual paru meningkat, kapasitas vital menurun, kapasitas per￾napasan maksimal menurun dan juga kemungkinan terjadi atrofi pada paru  
serta terjadi penurunan kapilaria dalam paru.  
perubahan anatomis dan hubungannya dengan kemunduran fungsi fisiologis  
akibat ada proses penuaan digambarkan dalam bentuk bagan secara  
sebagai berikut:  
1. Minera l tulang menuru n hal in i berdampak secara signifikan pada  
terjadinya osteoporosis dan risiko terhadap patah tulang meningkat.  
2. Komposis i tubuh dan struktur lemak tubuh meningkat, dampak dari  
hal tersebut adalah meningkatnya risiko timbulnya berbagai macam  
penyakit, sepeni tekanan darah tinggi, diabetes militus, dan aterosklerosis.
3. Massa otot, ukuran motor unit, dan ndai potensial aksi menurun, terjadi￾nya penurunan ini berdampak pada penurunan kekuatan maupun power.  
4. Jumlah kapiler paru menurun hal in i berpengaruh pada penurunan  
ventilasi yaitu banyaknya udara yang dikeluar masukkan dalam paru.  
5. Elastisitas dan sruktur ukuran alveolus menurun dengan demikian akan  
terjadi penurunan kapasitas difusi dan meningkatnya ruang mati.  
6. Elastisitas pembuluh darah, volume sedenyut dan perbandingan serabut  
kapiler menurun sehingga berpengaruh pada penurunan aliran darah ke  
otot, menurunnya stroke volume dan cardiac output serta meningkatnya  
resistensi periteral, dan tekanan darah.  
Proses penuaan akan mengakibatkan penurunan dalam berbagai hal,  
antara lain:  
1. Kekuatan otot  
Pada proses penuaan terjadi berkurang ukuran ototnya. Berkurangnya  
ukuran otot ini disebabkan berkurangnya jumlah protein dan juga karena  
berkurangnya jumlah dan besar serabut-serabut otot. Penurunan otot  
terjadi secara bertahap dari umu r 35-45 tahun, namu n demukia n  
penurunan kekuatan otot pada usia 60 tahun tidak sampai 20 %.  
2. Metabolisme basal  
Dengan bertambahnya umur ada kecenderungan bertambah lemak  
tubuh, hal ini biasanya disebabkan aktivitas fisik berkurang sehingga  
kalori yang masuk lebih banyak daripada yang digunakan.Di samping  
itu, kemampuan untuk memobilisasi asam lemak yang tertimbun sebagai  
jaringan lemak {corpus adiposum) juga akan menurun, sehingga asam  
lemak yang dibakar sangat berkurang. Bersamaan dengan kenaikan atau  
bertambahnya jumlah lemak {lean body weight) berat badan tanpa lemak  
menuru n Penuruna n in i sejajar dengan menurunnya massa otot,  
disamping itu terjadi pula penurunan kadar kalsium dan fosfor dari tulang.  
Penurunan berat badan tanpa lemak sebenarnya dapat dihambat dengan  
memperbaiki pol a maka n dan berolahraga secara teratur. Laj u  
metabolisme basal {BMR = Basal Metabolic Rate) secara bertahap menurun  
dengan bertambahnya usia.  
Bertambahnya usia tidak dapat dipungkiri membawa perubahan￾perubahan ke arah kemunduran, baik secara fisik maupun mental. Penyebab
timbulnya penyakit pada manula sulit didiagnosis karena penyakitnya  
tersembunyi [occult), sehingga diperlukan waktu yang agak lama untuk  
mengadakan observasi dan pengamatan secara cermat terhadap tanda dan  
gejala penyakitnya. Secara umu m pada proses penuaan penyakit yang sering  
muncul yaitu:  
1. Penyakit radang send! (^^rrr^r/s).Peningkatan usia akan membawa  
perubahan pada semua organ dan jaringan tubuh termasuk pada sistem  
musculosleletal dan jaringan lain. Artriti s merupakan penyakit yang menye￾rang tulang, sendi maupun jaringan di sekitar sendi.  
2. Hipertensi. Penyakit ini akan meningkat sejalan dengan meningkatnya  
usia, hipertensi pada lansia sering disertai dengan kelainan cardiovasculer  
seperti angina pektoralis, infark jantung, stroke, dan kelainan pembuluh  
darah. Hipertens i pada lansia dapat dibedakan menjadi dua yaitu  
hipertensi dengan kondis i tekanan sistolik sama atau lebih besar dari  
140 mmH g atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmH g  
dan hipertensi terisolasi, dengan kondis i sistolik lebih besar dari 160  
mmH g dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg .  
3. Jantung koroner. Penyakit in i lebih cenderung disebabkan oleh pola  
hidup yang tidak sehat, pol a makan, merokok, kuran g olahraga,  
kolesterol, darah tinggi (hepercolesterolaemia) obesitas.  
4. Diabetes militus . Penyakit in i timbu l akibat sistem metabolisme  
hormonal di samping adanya faktor keturunan dan pola makan.  
5. Stroke. Penyakit in i akibat peredaran darah di otak mengalami gangguan.  
Stroke dapat menyebabka n terjadinya kelumpuhan , gangguan  
penghhatan, penurunan fungsi pendengaran daya ingat dan kemampuan  
dalam berkomunikasi.  
6. Osteoporosis. Bertambahnya usia dapat menurunkan daya serap kalsium  
oleh tubuh sehingga zat yang dibutuhkan oleh tulang sangat berkurang  
hal ini akan berdampak pada mudah patahnya tulang  
7. Kanker. Sel kanker timbul akibat kerusakan DNA , kerusakan in i sendiri  
akibat radika l bebas, virus , radias i dan zat kimi a yan g bersifat  
karsinogenik, di samping terjadinya penurunan kekebalan tubuh sehingga  
terjadi gangguan perbaikan sel.  

OLAHRAGA PADA USIA TUA  
Mengenai panjangnya umur seseorang tidak dapat diperdebatkan,  
diirikan tiap orang, namun tiap orang pasti mendambakan umur panjang  
penuh dengan vitalitas dan masih keUhatan muda dibanding dengan usianya.  
Oleh karena itu, muncul usaha untuk mencegah terjadinya proses degeneratif  
atau proses penuaan yang datang lebih dini. Menjadi tua adalah proses alami,  
fungsi anatomis maupun fisiologis mulai menurun atau berkurang secara  
perlahan-lahan. Semua orang adalah calon manula apabila tidak ada kecelakan  
yang menyebabkan terjadinya kematian. Tida k ada orang yang dapat  
mencegah terjadinya penuaan dan kematian karena bagaimanapun hidup  
ini secara perlahan namun pasti akan menghadapi kematian. Adanya  
anggapan orang yang gemar olahraga pasti memihki tubuh yang sehat dan  
bugar, namun hal in i tidak semuanya benar. Untu k menjaga kondis i tubuh  
, seseorang harus melakukan olahraga secara teratur dan dosis yang tepat  
akan menjamin keselamatan organ-organ tubuh. Jika dosis latihan kurang  
tidak banyak manfaat dan jika dosis olahraga berlebihan akan berakibat  
kurang baik dan bahkan dapat berakibat fatal. Pada orang yang sudah lanjut  
umur justru ada kontraindikas i untuk menjalankan olahraga, di antaranya  
kegagalan jantung kongestif, pulmonary hipertension, dan valvular disease.  
 olahraga yang teratur dan terukur bagi  
para orang usia lanjut akan sangat bermanfaatdi antaranya: (1) Memelihara  
kapasitas jantung dan pembuluh darah. Maksima l konsums i O , menurun  
sebanyak 20 % dari umur 20 sampai 65 tahun. Penurunan ini disebabkan  
oleh turunnya denyut jantung mzksima\{maximal heart rate), isi sekuncup  
[struke volume), dan perbedaan kadar O^ arteri-vena [Arterio venous  
difference). Proses penuaan menyebabkan terjadinya penurunan transpot  
O^ maupun kemampuan sel untuk menggunakan O^. Pada orang yang sudah  
lanjut umur latihan ketahanan, dan meningkatkan kapasitas aerobik akan  
meningkatkan VO ^ max sebesar 20 % dari masa latihan dan di samping itu  
akan terjadi peningkatan sirkulasi koroner, volume jantung menjadi lebih  
besar sehingga isi sekuncup dan hal Ini akan berdampak meningkatnya  
curah jantung. (2) Meningkatkan otot-otot pernapasan sehingga dapat terjadi  
peningkatan kapasitas pernapasan Paru-paru yang normal terdapat cadangan  
kapasitas yang besar untuk memenuhi ventilasi pada saat olahraga, kapasitas
ini akan menurun pada umur 30 tahun terlebih bagi para perokok maupun  
orang yang mendapat polusi udara. (3) Mencegah terjadmya osteoporisis,  
olahraga dapat meningkatkan mineral tulang sehingga tulang menjadi lebih  
kuat. Osteoporosis akan berdampak mudahnya tulang patah. (4) Mencegah  
terjadinya kekakuan otot dengan menggerakkan pada bagian persendlan  
dan juga penguluran degradasi serat colagen, fibrous, selaput persendlan dan  
rusaknya selaput persendlan, serta berkurangya viskositas cairan sendi dapat  
dikurangi. Menurut Setiono Mangunprasojo (2000: 7) olahraga untuk manula  
harus tepat dosis agar tidak terjadi kontraindikasi. Secara umu m patokan  
untuk hal yang harus diperhatikan adalah denyut nadi yang terpadu sebagai  
berikut :
Lebih lanjut olahraga yang banyak bermanfaat adalah jalan kaki atau yang  
bersifat aerobik dengan panduan beban latihan sesuai dengan frekuensi  
seperti tersebut di atas.  
Proses penuaan akan selalu diikuti dengan penurunan fungsi fisiologis  
tubuh (jantung, paru, ginjal) yang selanjutnya berdampak pada munculnya  
keluhan-keluhan akibat penyakit yang menyertai. Jenis olahraga yang lebih  
cocok adalah olahraga jalan kaki atau olahraga yang bersifat aerobik dengan  
memperhatikan intensitas latihan, frekuensi latihan, dan lamanya latihan.
 
Proses penuaan kulit adalah proses dinamik. Proses penuaan kulit menyebabkan perubahan histolo￾gis pada lapisan kulit. Faktor-faktor yang mengakibatkan penuaan kulit adalah faktor intrinsik (status  
gizi) dan faktor ekstrinsik (sinar UV). Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran UPN “Vet￾eran” Jakarta. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui prevalensi proses penuaan pada remaja, men￾cari hubungan antara faktor risiko dengan penuaan dini, serta faktor yang berpengaruh pada proses  
penuaan dini. Desain penelitian ini adalah potong lintang yang terdiri atas 136 subjek. Data yang di￾kumpulkan dianalisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil univariat menunjukkan57,35%terjadi  
penuaan dini, uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat korelasi (p = 0,001) antara pemakaian  
tabir surya dengan penuaan dini dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan penuaan dini  
(p = 0,246). Hasil multivariat faktor yang memengaruhi terjadinya penuaan dini adalah pemakaian  
tabir surya. Dari hasil uji tersebut penuaan dini terjadi pada remaja akhir dan faktor yang berpen￾garuh adalah pemakaian tabir surya.Proses penuaan kulit adalah proses dinamik.  
Proses penuaan kulit menyebabkan perubahan  
histologis pada lapisan kulit (Sadick, 2009).  
Faktor-faktor yang mengakibatkan penuaan  
kulit adalah faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.  
Faktor intrinsik yang menyebabkan terjadinya  
penuaan dini adalah peningkatan radikal bebas  
dan kerusakan DNA. Untuk faktor ekstrinsik  
yang memengaruhi terjadinya penuaan dini  
adalah sinar UV dan merokok,
Organ kulit dibentuk dari jaringan ikat yang  
terdiri atas jaringan yang terdiri atas komponen  
selular dan matriks ekstraseluler. Matriks  
ekstrasel mengandung 2 makromolekul utama,  
salah satunya kolagen. Kolagen yang nantinya  
akan dipengaruhi oleh proses penuaan,
Mekanisme penuaan kulit yang diakibatkan oleh  
faktor intrinsik dan ekstrinsik berbeda. Adanya  
gangguan pada faktor intrinsik mengakibatkan  
peningkatan radikal bebas dan pemendekan  
telomere yang nantinya akan menyebabkan  
penurunan produksi kolagen. Faktor ekstrinsik  
(sinar UV dan merokok) menyebabkan  
pertumbuhan abnormal elastin ,
Faktor intrinsik yang menyebabkan peningkatan  
radikal bebas adalah obesitas. Obesitas adalah  
kondisi kelebihan atau akumulasi abnormal  
jaringan lemak. Obesitas mengakibatkan reaksi  
inflamasi yang akan meningkatkan stress  
oksidatif dan pemendekan telomere  
Faktor ekstrinsik, yaitu sinar UV dan merokok,  
menyebabkan gangguan pada pembentukan  
elastin. Abnormalitas elastin mengakibatkan  
tipisnya jaringan dermis dan epidermis.  
Manifestasi penuaan kulit ditandai dengan  
kerut, dimana kerut terjadi akibat kehancuran  
DNA akibat reaksi inflamasi yang akan  
menghasilkan protease dan spesies oksigen  
reaktif yang akan menghancurkan serat elastin.  
Bintik hitam diakibatkan oleh jumlah melanosit  
per unit. Lingkaran hitam, mekanisme  
penipisan jaringan kulit pada pembuluh darah  
terlihat pada permukaan kulit sehingga tampak  
kehitaman,
Pola proses penuaan kulit berbeda pada wanita  
asia dan kaukasia. Pada wanita Asia manifestasi  
penuaan kulit yang mucul adalah bintik hitam  
atau lentigenes, sedangkan pada wanita kaukasia  
manifestasi penuaan kulit adalah kerut
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan  
prevalensi penuaan kulit pada remaja akhir.  
Mencari hubungan antara faktor risiko intrinsik  
(status gizi) dan faktor ekstrinsik (sinar UV)  
serta faktor yang paling berpengaruh pada  
proses penuaan kulit pada remaja akhir.
Desain penelitian ini adalah penelitian analitik  
dengan menggunakan metode studi potong  
lintang (cross sectional), pada populasi  
mahasiswa kedokteran. Penelitian ini dilakukan  
di Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta  
Jl.RS Fatmawati No. 1 Pondok Labu, Jakarta  
Selatan selama bulan Deesember 2015.
Penentuan sampel dalam penelitian ini  
dilakukan menggunakan probability sampling  
dengan simple random sampling.
Besar sampel dihitung melalui rumus analitik  
kategorik tidak berpasangan dan didapatkan  
hasil sebanyak 136 sampel mahasiswa. Kriteria￾kriteria sampel yang digunakan oleh penulis,  
yaitu menyangkut kriteria inklusi dan eksklusi.  
Kriteria inklusi :  
a. Bersedia mengikuti penelitian dengan  
persetujuan tertulis maupun lisan dan  
bersedia mengikuti wawancara, mengisi  
kuesioner, dan pemeriksaan fisik.
b. Sehat dan mampu mengikuti penelitian ini.  
Kriteria eksklusi :
a. Mahasiswi yang merokok
Alat ukur yang digunakan untuk menilai adalah  
Glogau score dengan pengamatan langsung. Alat  
ukur untuk mengukur tinggi badan dan bobot  
badan digunakan stature meter dan timbangan  
injak. Penggunaan tabir surya dengan wawancara  
langsung mengenai penggunaan tabir surya yang  
benar.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah  
penuaan kulit dan variabel bebas dalam  
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Status gizi
b. Penggunaan tabir surya
 
Gambaran Status Gizi  
Grafik 1. Katagori BMI  
Dari hasil penelitian didapatkan kebanyakan  
mahasiswi usia 18-21 memiliki status gizi  
normal, terdapat 42 orang berstatus gizi lebih  
dimana 21 diantaranya sudah tampak penuaan  
kulit.
Penuaan kulit pada status gizi normal dan lebih  
berpotensi sama untuk penuaan kulit.  
Gambaran penggunaan tabir surya
Grafik 2. Penggunaan Tabir Surya
Berdasarkan Grafik 2 didapatkan kebanyakan  
subjek penelitian tidak pernah menggunakan tabir  
surya atau tidak tepat dalam penggunaannya. Lima  
puluh delapan yang tidak memakai atau tidak tepat  
penggunaan tabir surya mengalami penuaan kulit  
dini.
Grafik 3. Penuaan kulit
Dari hasil penelitian 136 responden mahasiswi  
usia 18-21 tahun, didapatkan jumlah mahasiswi  
yang mengalami penuaan kulit 78 orang  
(57,35%).Terjadinya penuaan kulit dini  
pada remaja diakibatkan oleh terpaparnya  
sinar matahari, kebanyakan dari subjek yang  
mengalami penuaan dini adalah subjek yang  
tidak atau salah menggunakan tabir surya  
.Kejadian penuaan dini  
pada penelitian ini cukup tinggi, seharusnya  
proses penuaan belum terjadi pada remaja akhir.
Penuaan kulit seharusnya baru terjadi pada usia  
28 tahun.
Hubungan antara status gizi dengan penuaan  
kulit
Hasil penelitian ini berdasarkan uji chi square  
diperoleh nilai p = 0,246 (p>0,05) yang men￾unjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang  
bermakna antara status gizi dan penuaan kulit.  
Tabel. 1 Hubungan antara status gizi dengan pe￾nuaan kulit
Status gizi lebih atau obesitas terutama obesitas  
sentral memicu terbentuknya radikal bebasdan  
terbentuknya radikal bebas akan memicu  
respons inflamasi yang akan menyebabkan  
terjadinya proses penuaan. Proses penuaan yang  
terjadi pada keadaan obesitas lebih pada penuaan  
pada organ-organ tubuh dalam(Ahima, 2009).  
Penuaan pada kulit terjadi superfisial. Proses  
penuaan pada kulit yang dipengaruhi oleh  
status gizi juga dipengaruhi oleh kadar lemak  
dalam tubuh. Selain itu, proses penuaan kulit  
pertama secara histologis ,  
Keterbatasan dalam penelitian ini ialahtidak  
diukur kadar lemak dalam tubuh dan biopsi  
kulit apakah sudah terjadi proses penuaan kulit  
mikroskopik.
Hubungan antara penggunaan tabir surya  
dengan penuaan kulit
Hasil penelitian ini berdasarkan uji chi  
square diperoleh nilai p = 0,01 (p<0,05) yang  
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang  
bermakna antara penggunaan tabir surya dan  
penuaan kulit.
Tabel. 2 Hubungan antara penggunaan tabir  
surya dengan penuaan kulit
Terpapar sinar matahari dalam jangka waktu  
yang lama menyebabkan penuaan kulit prematur  
dengan karakteristik timbulnya keriput dan  
bintik hitam. Sinar matahari meningkatkan  
ekspresi protein, yaitu kolagenase, gelatinase,  
dan stromelysin. Ketiga protein tersebut  
dapat mendegradasi matriks kulit sehingga  
timbul gejala penuaan kulit,0
PENGARUH FAKTOR RISIKO INTRINSIK  
DAN EKSTRINSIK PADA PENUAAN KULIT
Uji multivariat dilakukandengan uji regresi  
logistik metode Backward. Dengan uji Hosmer￾Lemeshow didapatkan nilai 0,352 yang  
berarti uji statistik ini tepat dilakukan dengan  
uji regresi logistik. Dari uji statistik regresi  
logistik metode Backward didapatkan faktor  
yang paling berpengaruh dari penelitian ini  
adalah penggunaan tabir surya. Penuaan kulit  
disebabkan oleh multifaktorial, seperti yang  
sudah disebutkan pada pendahuluan terdapat  
faktor intrinsik dan ekstrinsik penyebab penuaan  
kulit Akan  
tetapi pada penelitian ini didapatkan bahwa  
penggunaan tabir surya akan menangkal  
terpapar sinar UV sehingga mengahambat  
terjadi penuaan kulit prematur.
 
Berdasarkan penelitian ini kebanyakan subjek  
penelitian sudah terjadi penuaan kulit pada  
remaja akhir. Faktor ekstrinsik (sinar UV)  
berhubungan dan berpengaruh pada terjadinya  
penuaan kulit, sedangkan status gizi tidak  
berhubungan dengan penuaan kulit.
 
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk  
penelitian selanjutnya dengan melakukan  
pemeriksaan mikroskopik kulit untuk melihat  
perubahan histologik kulit, memeriksa profil  
lipid dan kadar radikal beba