Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 104


 tidak saling menempel 

tutup permukaan berperekat dengan bahan berpori steril 

yang sesuai (misal kasa steril), lalu  pindahkan 

lembaran transdermal dalam wadah berisi pengencer 

yang mengandung polisorbat 80 P atau lesitin dengan 

volume yang sesuai. Kocok kuat selama tidak kurang 

dari 30 menit. 

 

INOKULASI DAN PENGENCERAN 

 

    Tambahkan suspensi mikroba uji pada sampel dan 

suspensi kontrol (pengencer tanpa sampel) seperti tertera 

di atas, untuk mendapatkan inokulum dengan jumlah 

tidak lebih dari 100 koloni. Volume suspensi inokulum 

tidak lebih dari 1% dari volume sediaan yang 

diencerkan. 

    Untuk menampilkan  perolehan kembali mikroba uji 

yang dapat diterima dari sediaan, faktor pengenceran 

terendah dari sampel yang disiapkan harus dipakai  

untuk pengujian. Jika hal ini  tidak memungkinkan 

sebab  adanya aktifitas antimikroba atau kelarutan

- 1346 -

 

 

 

 

 

 

sediaan yang rendah, perlu dikembangkan protokol uji 

yang sesuai. Jika sifat penghambatan pertumbuhan dari 

sampel tidak dapat dihindari, maka jumlah total suspensi 

mikroba uji mungkin harus ditambah sesudah  proses 

netralisasi dengan pengenceran atau penyaringan. 

 

NETRALISASI/PENGHILANGAN  

AKTIFITAS ANTIMIKROBA 

 

    Jumlah perolehan kembali mikroba uji dari sampel 

yang disuspensikan seperti tertera pada Inokulasi dan 

Pengenceran, diinkubasi mengikuti procedure  yang 

tertera pada Perolehan kembali mikroba uji dalam 

sediaan, dibandingkan dengan jumlah mikroba uji yang 

diperoleh kembali dari suspensi kontrol. 

Jika pertumbuhan terhambat (dengan faktor reduksi 

lebih besar dari 2), maka lakukan perubahan procedure  

untuk penghitungan khusus untuk meyakinkan validitas 

hasil. Beberapa contoh perubahan procedure  yaitu dengan : 

(1) Penambahan jumlah volume pengencer atau 

media biakan; 

(2) Penambahan larutan penetral khusus atau umum 

pada pengencer; 

(3) Penyaringan membran; atau 

(4) Kombinasi perubahan di atas. 

 

    Zat Penetral Zat penetral dipakai  untuk 

menetralkan aktifitas senyawa antimikroba. (seperti 

tertera pada Tabel 2). Zat ini  dapat ditambahkan 

pada pengencer atau media yang sesuai sebelum 

disterilkan. Jika dipakai  metode ini , efikasi dan 

hilangnya toksisitas terhadap mikroba harus dibuktikan 

dengan melakukan penambahan zat penetral pada 

blangko tanpa sediaan. 

 

Tabel 2  

Zat Penetral Umum / Metode untuk 

Zat Penghambat 

 

Zat Penghambat  Zat Penetral 

Potensial/Metode 

Glutaraldehid, raksa Natrium hidrogen sulfit 

(Natrium bisulfit) 

Fenolik, alkohol, 

aldehid, sorbat Pengenceran 

Senyawa amonium 

kuartener, 

parahidroksibenzoat 

(paraben), bis-

biguanida 

Lesitin 

Senyawa amonium 

kuartener, iodin, 

paraben 

Polisorbat 

Raksa Tioglikolat 

Raksa, halogen, 

aldehid Tiosulfat 

EDTA(edetat) Ion Mg atau Ca 

 

    Jika tidak dapat ditemukan metode netralisasi yang 

sesuai, dapat diartikan bahwa kegagalan isolasi mikroba 

yang diinokulasikan disebabkan oleh aktivitas 

antimikroba dari sediaan. Hal ini menampilkan  bahwa 

sediaan tidak terkontaminasi mikroba uji. Ulangi 

pengujian dengan pengenceran yang lebih tinggi yang 

sesuai dengan pertumbuhan mikroba uji dan kriteria 

penerimaan khusus.  

 

PEROLEHAN KEMBALI MIKROBA UJI  

DALAM SEDIAAN 

 

    Untuk tiap mikroba yang terdaftar, lakukan uji 

terpisah. Hanya mikroba yang ditambahkan yang 

dihitung. 

Penyaringan Membran pakailah  penyaring 

membran dengan porositas tidak lebih dari 0,45 μm. 

Jenis bahan penyaring dipilih sedemikian rupa sesampai  

kemampuan menahan bakteri tidak dipengaruhi oleh 

kandungan sampel uji. pakailah  satu jenis membran 

penyaring untuk tiap mikroba uji.  

Pindahkan beberapa  suspensi sampel yang disiapkan 

seperti tertera pada Penyiapan Sampel, Inokulasi dan 

Pengenceran serta Netralisasi/ Penghilangan Aktifitas 

Antimikroba (minimal mengandung 1 g sediaan, atau 

kurang jika diperkirakan jumlah koloni besar) saring 

segera dan bilas penyaring membran dengan beberapa  

tertentu volume pengencer.  

Untuk menentukan angka lempeng total mikroba 

aerob (ALT), pindahkan penyaring membran ke 

permukaan lempeng media Soybean-Casein Digest Agar 

(SCDA). Untuk menentukan Angka Kapang Khamir 

(AKK), pindahkan membran ke permukaan lempeng 

media Sabouraud Dextrose Agar. Inkubasi cawan seperti 

tertera pada Tabel 1. Lakukan pengamatan dan 

penghitungan. 

    Metode Angka Lempeng Total Metode angka 

lempeng total dilakukan setidaknya duplo untuk tiap 

media, dan hasil merupakan rata-rata hitung jumlah 

koloni. 

    Metode Tuang pakailah  cawan Petri berdiameter       

9 cm, inokulasikan 1 ml suspensi sampel seperti tertera 

pada Preparasi Penyiapan Sampel, Inokulasi dan 

Pengenceran serta Netralisasi/Penghilangan Aktifitas 

Antimikroba ke dalam tiap cawan dan lalu  

tambahkan 15 - 20 ml Soybean-Casein Digest Agar atau 

Sabouraud Dextrose Agar pada suhu tidak lebih dari 45°. 

Jika dipakai  cawan Petri yang lebih besar, sesuaikan 

jumlah media. Lakukan duplo untuk tiap mikroba uji 

yang tercantum pada Tabel 1. 

    Inkubasi cawan seperti tertera pada Tabel 1. Hitung 

jumlah koloni rata-rata dari tiap cawan media dan 

jumlah koloni inokulum awal. 

    Metode Sebar Untuk lempeng media pakailah  cawan 

Petri diameter 9 cm, diisi 15-10 ml Soybean-Casein 

Digest Agar atau Sabouraud Dextrose Agar pada suhu 

lebih kurang 45° pada tiap cawan Petri, dan biarkan 

memadat. Jika dipakai  cawan Petri yang lebih besar, 

sesuaikan jumlah media. Keringkan permukaan lempeng 

media dalam lemari laminar-airflow atau dalam 

- 1347 -

 

 

 

 

 

 

inkubator. Lakukan duplo untuk tiap mikroba uji yang 

tertera pada Tabel 1. Inokulasikan 0,1 ml suspensi 

sampel yang disiapkan seperti pada Penyiapan Sampel, 

Inokulasi dan Pengenceran serta Netralisasi/ 

Penghilangan Aktifitas Antimikroba dengan 

menyebarkan pada permukaan lempeng media. Inkubasi 

dan hitung jumlah koloni seperti telah dijelaskan pada 

Metode Tuang.  

    Metode Angka Paling Mungkin (APM) Presisi 

maupun akurasi Metode APM kurang dibandingkan 

dengan Metode Penyaringan Membran atau Metode Angka 

Lempeng Total. Hasilnya tidak dapat diandalkan terutama 

untuk penghitungan khamir. Metode APM dapat 

dipakai  untuk menghitung ALT jika tidak ada metode 

lain yang sesuai dan jika telah ditetapkan sebagai metode 

pilihan. 

    Siapkan minimal tiga seri pengenceran (10-1, 10-2,   

10-3) suspensi sediaan dengan cara seperti tertera pada 

Penyiapan Sampel, Inokulasi dan Pengenceran serta 

Netralisasi/Penghilangan Aktifitas Antimikroba. Dari 

tiap tingkat pengenceran suspensi sediaan inokulasikan 

masing-masing 1 ml ke dalam tiga seri tabung berisi      

9 – 10 ml  media Soybean-Casein Digest Broth. Jika 

perlu tambahkan surfaktan seperti polisorbat 80 P atau 

inaktivator zat antimikroba ke dalam media. Jika dibuat 

tiga tingkat pengenceran, maka diperoleh 9 tabung 

terinokulasi. Inkubasi semua tabung yang telah 

diinokulasi pada suhu 30° - 35° selama tidak lebih dari   

3 hari. Jika ada  kesulitan dalam membaca hasil, atau 

ketidakyakinan terhadap sifat dari sediaan yang diuji, 

lakukan sub-kultur pada media yang sama atau Soybean 

Casein Digestic Agar selama satu sampai 2 hari pada 

suhu yang sama, pakailah  hasil ini. Dengan 

memakai  Tabel 3 dapat ditentukan angka paling 

mungkin (APM) per g atau ml sediaan uji. 

 

Tabel 3 Nilai Angka Paling Mungkin Mikroba 

 

Kombinasi Jumlah 

Tabung Pada Tiap Seri 

yang menampilkan  

Pertumbuhan 

APM  

per g atau per 

mL sediaan 

Batas 

Kepercayaa

n 95% 

Jumlah g atau mL 

sediaan per tabung 

  

0,1 0,01 0,001   

0 0 0 <3 0 - 9,4 

0 0 1 3 0,1 - 9,5 

0 1 0 3 0,1 - 10 

0 1 1 6,1 1,2 - 17 

0 2 0 6,2 1,2 - 17 

0 3 0 9,4 3,5 - 35 

1 0 0 3,6 0,2 - 17 

1 0 1 7,2 1,2 - 17 

1 0 2 11 4 - 35 

1 1 0 7,4 1,3 - 20 

1 1 1 11 4 - 35 

1 2 0 11 4 - 35 

1 2 1 15 5 - 38 

1 3 0 16 5 - 38 

2 0 0 9,2 1,5 - 3,5 

2 0 1 14 4 - 35 

2 0 2 20 5 - 38 

2 1 0 15 4 - 38 

2 1 1 20 5 - 38 

2 1 2 27 9 - 94 

2 2 0 21 5 - 40 

2 2 1 28 9 - 94 

2 2 2 35 9 - 94 

2 3 0 29 9 - 94 

2 3 1 36 9 - 94 

3 0 0 23 5 - 94 

3 0 1 38  9 - 104 

3 0 2 64 16 - 181 

3 1 0 43 9 - 181 

3 1 1 75 17 - 199 

3 1 2 120 30 - 360 

3 1 3 160 30 - 380 

3 2 0 93 18 - 360 

3 2 1 150 30 - 380 

3 2 0 93 18 - 360 

3 2 2 210 30 - 400 

3 2 3 290 90 - 990 

3 3 0 240 40 - 990 

3 3 1 460 90 - 1980 

3 3 2 1100 200 - 4000 

3 3 3 >1100  

 

HASIL DAN INTERPRETASI 

 

    Jika ada kesesuaian antara Metode Penyaringan 

Membran atau Metode Angka Lempeng, hitung jumlah 

rata-rata mikroba uji dengan nilai penerimaan tidak lebih 

dari faktor 2 suspensi kontrol tanpa sediaan seperti 

tertera pada Inokulasi dan Pengenceran.  

    Jika ada kesesuaian dengan Metode APM nilai 

inokulum yang dihitung harus dalam batas kepercayaan 

95% dari nilai suspensi kontrol. 

    Jika kriteria ini  di atas tidak dapat dipenuhi 

untuk satu atau lebih mikroba yang diuji dengan metode 

ini  di atas, maka metode dan kondisi uji harus 

mendekati kriteria yang dipakai  untuk menguji 

sediaan. 

 

PENGUJIAN SEDIAAN 

 

Jumlah Sediaan yang dipakai  untuk Pengujian 

 

    Jika tidak dinyatakan lain pakailah  10 g atau 10 ml 

sediaan uji yang diambil dengan cara seperti di atas. 

Untuk sediaan cairan atau padatan dalam aerosol 

pakailah  10 wadah sampel, demikian juga untuk sampel 

“transdermal patches”.  

    Jumlah yang diuji dapat dikurangi untuk sediaan 

dengan bahan aktif yang dibuat dalam tiap unit dosis 

(contoh tablet, kapsul, injeksi) kurang dari atau sama 

dengan 1 mg, atau jumlah per g atau ml (untuk 

penyiapan sampel tidak dalam unit dosis) kurang dari     

- 1348 -

 

 

 

 

 

 

1 mg. Dalam hal ini jumlah sampel yang diuji tidak 

kurang dari 10 unit dosis atau 10 g atau 10 ml sediaan. 

 Untuk bahan aktif dengan jumlah sampel terbatas 

atau ukuran bets sangat kecil (misalnya kurang dari   

1000 ml atau 1000 g) jumlah sampel yang diuji harus 

1% dari bets kecuali jumlah yang lebih kecil ditentukan 

atau dinyatakan dan disetujui. 

Untuk sediaan dengan total keseluruhan bets kurang 

dari 200 unit (misal sampel untuk uji klinis), ukuran 

sampel dapat dikurangi menjadi dua unit atau satu unit 

jika kurang dari 100 unit. 

    Ambil sampel secara acak dari ruahan sediaan atau 

dari wadah yang tersedia pada saat pengerjaan. Untuk 

mendapatkan jumlah yang diperlukan, campurkan 

beberapa  isi wadah sampai  mencapai jumlah sampel 

yang cukup. 

 

Pemeriksaan Sediaan 

 

PENYARINGAN MEMBRAN 

 

    pakailah  alat penyaring yang dirancang sedemikian 

rupa sesampai  memungkinkan pemindahan membran 

penyaring ke media. Siapkan sampel memakai  

metode yang tertera pada Uji Fertilitas dan Kesesuaian 

Metode Penghitungan, pindahkan beberapa  yang sesuai 

pada dua penyaring membran, saring segera. Bilas tiap 

penyaringan sesuai dengan procedure .  

    Untuk menentukan ALT, pindahkan satu penyaring 

membran ke permukaan Soybean-Casein Digestic Agar. 

Untuk menentukan AKK, pindahkan satu penyaring 

membran yang lain ke permukaan Sabouraud Dextrose 

Agar. Inkubasi cawan Soybean-Casein Digest Agar pada 

suhu 30° - 35° selama 3 - 5 hari dan cawan Sabouraud 

Dextrose Agar pada suhu 20° - 25° selama 5 - 7 hari. 

Hitung jumlah koloni per g atau per ml sediaan. 

    Untuk pengujian sampel “transdermal patches”, 

secara terpisah saring 10% dari volume larutan seperti 

tertera pada Penyiapan Sampel, pakailah  dua penyaring 

membran steril. Pindahkan satu membran pada Soybean-

Casein Digest Agar untuk ALT dan membran lainnya 

pada Sabouraud Dextrose Agar untuk AKK. 

 

METODE ANGKA LEMPENG TOTAL 

 

    Metode Tuang Siapkan sampel memakai  metode 

yang sesuai seperti tertera pada Uji Fertilitas dan 

Kesesuaian Metode Penghitungan. Siapkan untuk 

masing-masing media sekurang-kurangnya dua cawan 

Petri untuk tiap tingkat pengenceran. Inkubasi cawan 

Soybean-Casein Digest Agar pada suhu 30° - 35° selama 

3 - 5 hari dan cawan  Sabouraud Dextrose Agar pada 

suhu 20° - 25° selama 5-7 hari. Pilih cawan dari satu 

tingkat pengenceran dengan jumlah koloni tertinggi yang 

kurang dari 250 untuk ALT dan 50 koloni untuk AKK. 

Hitung jumlah rata-rata koloni dalam media biakan dan 

jumlah koloni per g atau per ml sediaan.  

    Metode Sebar Siapkan sampel dengan metode yang 

sesuai seperti tertera pada Uji Fertilitas dan Kesesuaian 

Metode Penghitungan. Siapkan sekurang-kurangnya dua 

cawan Petri untuk tiap media dan tiap tingkat 

pengenceran. Untuk inkubasi dan penghitungan jumlah 

koloni, lakukan seperti tertera pada Metode Tuang. 

 

METODE ANGKA PALING MUNGKIN (APM) 

 

    Siapkan dan encerkan sampel dengan metode sesuai 

seperti tertera pada Uji Fertilitas dan Kesesuaian 

Metode Penghitungan. Inkubasi semua tabung selama  

3-5 hari pada suhu 30° - 35°. Jika perlu lakukan 

subkultur, pakailah  metode yang sesuai. Catat jumlah 

tabung yang menampilkan  pertumbuhan mikroba pada 

tiap tingkat pengenceran. Tentukan APM mikroba per g 

atau ml sediaan berdasarkan Tabel 3.  

 

Interpretasi Hasil 

 

Angka Lempeng Total (ALT) dianggap sama dengan 

angka koloni yang ditemukan pada Soybean-Casein 

Digest Agar; jika koloni jamur ditemukan pada media 

ini, dihitung sebagai bagian dari jumlah ALT. Total 

jumlah kapang dan khamir (AKK) dianggap sama 

dengan jumlah koloni yang ditemukan pada Sabouraud 

Dextrose Agar; jika koloni bakteri ditemukan pada 

media ini, maka dihitung sebagai bagian dari AKK. Jika 

AKK diperkirakan melebihi kriteria penerimaan 

berdasarkan pertumbuhan bakteri, dapat dipakai  

Sabouraud Dextrose Agar yang mengandung antibiotik. 

Jika penghitungan dilakukan memakai  metode APM, 

maka nilai penghitungan yang diperoleh merupakan 

angka total mikroba aerobik (ALT).  

    Jika telah ditetapkan kriteria penerimaan untuk mutu 

mikrobiologi, maka di-interpretasikan sebagai berikut: 

- 101 koloni: maksimal penghitungan yang dapat 

diterima = 20; 

- 102 koloni: maksimal penghitungan yang dapat 

diterima = 200; 

- 103 koloni: maksimal penghitungan yang dapat 

diterima = 2000; dan seterusnya. 

Larutan dan media yang disarankan tertera pada Uji 

Mikroba Khusus. 

 

B. PENGUJIAN MIKROBA SPESIFIK 

 

PENDAHULUAN 

 

    Pada Bab ini akan dijelaskan tentang Uji Batas 

Mikroba Spesifik yang mungkin terdeteksi dengan 

kondisi dan metode yang sesuai.  

    Metode uji dirancang untuk menetapkan suatu produk 

memenuhi kriteria mutu secara mikrobiologi. Untuk 

pelaksanaan pengujian ikuti petunjuk di bawah ini, 

termasuk jumlah sampel dan interpretasi hasil uji. 

    Metode pilihan termasuk metode otomatik 

dimungkinkan untuk dipakai  sesudah  dibuktikan 

kesetaraannya dengan metode farmakope.  

 

 

 

 

- 1349 -

 

 

 

 

 

 

procedure  UMUM 

 

    Penyiapan sampel dilakukan seperti tertera pada Uji 

enumerasi mikroba. 

Jika produk yang akan diuji memiliki aktifitas 

antimikroba, sebaiknya sifat antimikroba dihilangkan 

atau dinetralkan seperti tertera pada Uji enumerasi 

mikroba. 

    Jika dipakai  bahan aktif permukaan (surfaktan) 

untuk penyiapan sampel, harus dapat dibuktikan sesuai 

dan tidak toksik bagi mikroba dan sesuai dengan 

inaktivator yang dipakai  dalam produk yang diuji 

seperti tertera pada Uji enumerasi mikroba. 

 

FERTILITAS DAN DAYA HAMBAT MEDIA, 

KESESUAIAN UJI DAN  

KONTROL NEGATIF 

 

    Kemampuan metode deteksi mikroba yang ada  

dalam produk yang diuji harus ditetapkan. Jika ada 

perubahan kemampuan dalam pengujian atau ada 

perubahan dalam produk yang dapat mempengaruhi 

hasil uji, harus dilakukan konfirmasi metode.  

 

Penyiapan Galur Uji  

 

   pakailah  suspensi galur uji baku yang stabil. Galur uji 

dipelihara dengan Teknik Biakan Lot Benih  tidak lebih 

dari 5 pasase dari master lot benih asli.  

 

MIKROBA AEROB 

 

   Biakkan masing-masing galur bakteri di bawah ini, 

pisahkan masing-masing dalam wadah berisi media 

Soybean-Casein Digest Broth atau Soybean-Casein 

Digest Agar, pada suhu 30 - 35 selama 18 - 24 jam. 

Biakkan galur uji Candida albicans dalam Sabouraud 

Dextrose Agar atau Sabouraud Dextrose Broth, pada 

suhu 20  - 25 selama 2 - 3 hari. 

 

Staphylococcus aureus ATCC 6538, NCIMB 

9518, CIP 4.83 atau 

NBRC13276 

Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, NCIMB 

8626, CIP 82.118 atau 

NBRC 13275 

Escherichia coli ATCC 8739, NCIMB 

8545, CIP 53.126 atau 

NBRC 3972 

Salmonella enterica 

subsp enterica serovar 

Typhimurium atau 

sebagai pilihan lain 

ATCC 14028 

Salmonella enterica 

subsp enterica serovar 

Abony 

NBRC 100797, NCTC 

6017 atau CIP 80.39 

Candida albicans ATCC 10231, NCPF 

3179, IP 48.72 atau NBRC 

1594 

pakailah  Dapar Natrium Klorida–Pepton pH 7 atau 

Dapar Fosfat pH 7,2 untuk membuat suspensi uji. 

pakailah  suspensi ini  dalam waktu 2 jam atau jika 

dipakai  sampai 24 jam harus disimpan pada suhu 2° - 8°. 

 

CLOSTRIDIA 

 

    pakailah  Clostridium sporogenes seperti ATCC 

11437 (NBRC 14293, NCIMB 12343, CIP 100651) atau 

ATCC 19404 (NCTC 532 atau CIP 79.3). Biakkan galur 

uji Clostridia dalam keadaan anaerob pada Reinforce 

Medium for Clostridia pada suhu 30  - 35  selama       

24 - 48 jam. Sebagai pilihan lain, siapkan dan encerkan 

sel vegetatif dalam bentuk suspensi segar. Suspensi 

spora stabil pada suhu 2  - 8  selama periode yang 

tervalidasi. 

 

Kontrol Negatif 

 

    Untuk verifikasi kesesuaian kondisi pengujian, kontrol 

negatif dilakukan memakai  pelarut yang sesuai 

menggantikan sediaan uji. Tidak boleh terjadi 

pertumbuhan mikroba. Kontrol negatif juga dilakukan pada 

saat dilakukan uji terhadap sediaan seperti tertera pada 

Pengujian Sediaan. jika  terjadi kegagalan pada 

kontrol negatif diperlukan investigasi. 

 

Fertilitas dan Daya hambat Media 

 

    Uji setiap bets media siap-pakai, media yang 

disiapkan dari media kering atau dari komponen media. 

Verifikasi sifat seperti tertera pada Tabel 1.   

    Uji Fertilitas Media Cair Inokulasikan ke dalam 

media yang sesuai, mikroba uji dalam jumlah sedikit 

(tidak lebih dari 100 koloni), inkubasi pada suhu 

tertentu, tidak lebih dari periode terpendek yang  tertera 

pada procedure  uji. Untuk media cair, pertumbuhan 

mikroba uji harus terlihat jelas dan harus sama dengan 

inokulum yang telah sesuai dengan hasil uji fertilitas 

bets media sebelumnya. 

    Uji Fertilitas Media Padat pakailah  Metode Sebar 

seperti tertera pada Metode Tuang dalam Uji enumerasi 

mikroba. Inokulasikan masing-masing cawan dengan 

beberapa  mikroba uji yang sesuai (tidak lebih dari 100 

koloni). Inkubasikan pada suhu tertentu tidak lebih dari 

periode terpendek seperti tertera dalam procedure  uji. 

Pertumbuhan mikroba sama dengan inokulum yang telah 

sesuai dengan hasil uji fertilitas bets media sebelumnya.  

Uji Daya Hambat Media Cair atau Padat   

Inokulasikan beberapa  mikroba uji paling sedikit 100 

koloni pada beberapa  media yang diinkubasi pada suhu 

tertentu tidak kurang dari periode terpanjang seperti 

tertera pada procedure  uji. Tidak boleh ada pertumbuhan 

mikroba uji.  

“Test for Indicative Properties” pakailah  Metode 

Sebar seperti tertera pada Metode Tuang dalam Uji 

enumerasi mikroba. Inokulasikan masing-masing cawan 

dengan mikroba sesuai (tidak boleh lebih dari 100 

koloni). Inkubasikan pada suhu tertentu dalam batas uji. 

- 1350 -

 

 

 

 

 

 

Ciri koloni mikroba uji harus terlihat jelas dan harus 

sama dengan inokulum yang sebelumnya. 

 

Kesesuaian Metode Uji 

 

    Untuk masing-masing sediaan baru yang diuji lakukan 

penyiapan sampel, seperti tertera pada Pengujian 

Sediaan. Pada saat inokulasi suspensi sampel, 

tambahkan masing-masing galur mikroba uji  tidak lebih 

dari 100 koloni dalam media pertumbuhan yang telah 

ditentukan.  

    Lakukan uji seperti tertera pada Pengujian Sediaan 

dengan masa inkubasi terpendek. 

Mikroba uji spesifik harus dapat dideteksi dengan 

reaksi dan sifat-sifat seperti dijelaskan dalam Pengujian 

Sediaan. 

Modifikasi procedure  uji untuk menetralkan aktifitas 

antimikroba harus dilakukan (tertera pada 

Netralisasi/Penghilangan Aktifitas Antimikroba  

dalam Uji Enumerasi Mikroba). 

Untuk sediaan yang telah diberi penetral aktivitas 

antimikroba dengan mengacu pada procedure  yang sesuai, 

dan ternyata aktivitas antimikroba tidak dapat 

dinetralkan, maka diasumsikan bahwa tidak ada mikroba 

yang terhambat dalam sediaan. 

 

 

Tabel 1 Uji Fertilitas, Penghambatan dan “Test for Indicative Properties” 

 

Uji/Media Sifat Mikroba Uji 

Uji Toleransi Empedu Bakteri Gram-

negative 

  

Media Cair Pengkaya Enterobacteriaceae 

Mossel 

Fertilitas E. coli 

P.aeruginosa 

Daya hambat S. aureus 

Violet Red Bile Glucose Agar Fertilitas + indikatif E.coli 

P.aeruginosa 

Uji Escherichia coli   

MacConkey Broth  Fertilitas E.coli 

Daya hambat S. aureus 

MacConkey Agar Fertilitas + indikatif E.coli 

Uji Salmonella   

Rappaport Vassiliadis Salmonella 

Enrichment Broth 

Fertilitas Salmonella enterica subsp. 

entericaserovar Typhimurium atau 

 Salmonella enterica subsp. 

entericaserovar Abony 

Daya hambat S.aureus 

Xylose Lysine Deoxycholate Agar Fertilitas + indikatif Salmonella enterica 

subsp.entericaserovar Typhimurium 

atau Salmonella enterica subsp. 

entericaserovar Abony 

 

Uji Pseudomonas aeruginosa   

Cetrimide Agar Fertilitas P.aeruginosa 

 Daya hambat E.coli 

Uji Staphylococcus aureus   

Mannitol Salt Agar Fertilitas + indikatif S.aureus 

 Daya hambat E.coli 

Uji Clostridia   

Reinforced Medium for Clostridia Fertilitas Cl.sporogenes 

Columbia Agar Fertilitas Cl.sporogenes 

Uji Candida albicans   

Sabouraud Dextrose Broth Fertilitas C.albicans 

Sabouraud Dextrose Agar Fertilitas + indikatif C.albicans 

 

 

- 1351 -

 

 

 

 

 

PENGUJIAN SEDIAAN 

Uji Toleransi Empedu Bakteri Gram-negatif  

 

    Penyiapan sampel dan pra-inkubasi Siapkan sampel 

1 dalam 10 volume pengencer dimana tidak lebih dari 1 g 

sampel diuji seperti tertera pada Uji Enumerasi Mikroba, 

pakailah  Soybean-Casein Digest Broth sebagai 

pengencer, campur, dan inkubasi pada suhu 20° - 25° 

selama waktu yang cukup untuk menumbuhkan bakteri 

namun  tidak cukup untuk memicu multiplikasi mikroba 

(biasanya 2 jam tapi tidak boleh lebih dari 5 jam). 

 

Uji negatif Kecuali dinyatakan lain dalam masing-

masing monografi, pakailah  1 g sediaan seperti tertera 

pada Penyiapan Sampel dan Pra-inkubasi, dalam media 

cair pengkaya Enterobacteriaceae Mossel. Inkubasi pada 

suhu 30° - 35° selama 4 - 48 jam. Lakukan subkultur 

pada cawan Violet Red Bile Glucose Agar. Inkubasi pada 

suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam. Sampel memenuhi 

syarat bila tidak ada pertumbuhan koloni.  

 

    Uji Kuantitatif  

    Seleksi dan subkultur Inokulasi beberapa  suspensi 

dengan penyiapan sampel langsung ke dalam media 

Enterobacteria Enrichment Broth Mossel Encerkan 

suspensi sampel sampai  mengandung 0,1 g, 0,01 g dan 

0,001 g (atau 0,1 ml, 0,01 ml dan 0,001 ml), dan inkubasi 

pada suhu 30° - 35° selama 24 - 48 jam. Lakukan sub-

kultur dengan menginokulasi masing-masing biakan pada 

cawan media Violet Red Bile Glucose Agar, inkubasi 

pada suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam. 

Interpretasi Hasil positif ditunjukkan dengan adanya 

pertumbuhan koloni.  

Catat hasil positif pada jumlah terkecil sediaan dan hasil 

negatif pada jumlah terbesar sediaan. Tentukan Angka 

Paling Mungkin (APM) dari bakteri memakai  Tabel 2. 

 

Tabel 2 Interpretasi Hasil 

 

Hasil dari masing-masing jumlah 

sediaan APM / g atau /ml 

sediaan 0,1 g atau 

0,1 ml 

0,01 g atau 

0,01 ml 

0,001 g 

atau    

0,001 ml 

+ + + Lebih dari 103 

+ + - Kurang dari 103 

dan lebih dari 102 

+ - - Kurang dari 102 

dan lebih dari 10 

- - - Kurang dari 10 

 

Escherichia coli 

 

Penyiapan sampel dan pra inkubasi Siapkan sampel 

memakai  1 dalam 10 volume pengencer dimana 

tidak kurang dari 1 g sediaan diuji seperti tertera pada Uji 

Enumerasi Mikroba. pakailah  10 ml atau beberapa  sesuai 

sampai 1 g atau 1 ml, inokulasi ke dalam media Soybean-

Casein Digest Broth, dengan jumlah seperti tertera dalam 

Kesesuaian Metode Uji, campur dan inkubasi pada suhu 

30° - 35° selama 18 - 24 jam.   

Seleksi dan Subkultur Kocok wadah, pindahkan 1 ml 

biakan Soybean-Casein Digest Broth ke dalam 100 ml 

MacConkey Broth, inkubasi pada suhu 42° - 44° selama 

24 - 48 jam. Inokulasi biakan MacConkey Broth pada 

cawan media Mac Conkey Agar, suhu 30° - 35° selama 

18 - 72 jam.  

Interpretasi Pertumbuhan koloni menampilkan  

adanya E.Coli yang dikonfirmasi dengan uji identifikasi. 

Sediaan memenuhi syarat uji jika tidak ada koloni 

yang tumbuh atau jika hasil uji konfirmasi identifikasi 

negatif. 

 

Salmonella 

 

Penyiapan sampel dan Pra-inkubasi Siapkan sediaan 

uji seperti tertera pada Uji Enumerasi Mikroba. pakailah  

jumlah yang sesuai, tidak kurang dari 10 g atau 10 ml, 

inokulasi ke dalam beberapa  volume Soybean-Casein 

Digest Broth yang sesuai (seperti tertera pada Kesesuaian 

Metode Uji), campur dan inkubasi pada suhu 30° - 35° 

selama 18 - 24 jam.  

    Seleksi dan Subkultur Pindahkan 0,1 ml biakan 

Soybean-Casein Digest Broth ke dalam 10 ml media 

Rappaport Vasiliadis Salmonella Enrichment Broth, 

inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam. 

Subkultur pada cawan Xylose Lysine Deoxycholate Agar, 

inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - 48 jam. 

    Interpretasi Pertumbuhan koloni berwarna merah, 

dengan atau tanpa titik hitam di bagian tengah 

menampilkan  karakteristik Salmonella yang dikonfirmasi 

dengan uji identifikasi. 

    Sediaan memenuhi syarat jika koloni yang tumbuh 

tidak seperti diuraikan di atas atau jika hasil uji 

konfirmasi identifikasi negatif. 

 

Pseudomonas aeruginosa 

 

Penyiapan Sampel dan Pra-Inkubasi Siapkan 

sampel memakai  1 dalam 10 volume pengencer 

dimana tidak lebih dari 1 g sediaan diuji seperti tertera 

pada Uji Enumerasi Mikroba. pakailah  10 ml atau 

jumlah yang sesuai dengan 1 g atau 1 ml, inokulasi ke 

dalam media Soybean-Casein Digest Broth, dengan 

jumlah yang sesuai (seperti tertera pada Kesesuaian 

Metode Uji), campur dan inkubasi pada suhu 30° - 35° 

selama 18 - 24 jam.   

Untuk menguji “transdermal patches”, pakailah  

membran penyaring steril, saring beberapa  volume 

sampel yang sesuai dengan satu “patch” (lihat 

“Transdermal Patches” pada Penyiapan Sampel dalam 

Uji Enumerasi Mikroba) dan masukkan penyaring 

membran ke dalam 100 ml media Soybean-Casein Digest 

Broth. Inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam. 

Seleksi dan Subkultur Lakukan subkultur pada cawan 

media Cetrimide Agar dan inkubasi pada suhu 30° - 35° 

selama 18 - 72 jam. 

- 1352 -

 

 

 

 

 

 

Interpretasi Pertumbuhan koloni menampilkan  

adanya P.aeruginosa yang dikonfirmasi dengan uji 

identifikasi. 

Sediaan memenuhi syarat jika koloni yang tumbuh 

tidak seperti diuraikan di atas atau jika hasil uji 

konfirmasi identifikasi negatif. 

 

Staphylococcus aureus 

 

Penyiapan Sampel dan Pra-Inkubasi Siapkan 

sampel memakai  1 dalam 10 volume pengencer 

dimana tidak kurang dari 1 g sediaan diuji seperti tertera 

pada Uji Enumerasi Mikroba. pakailah  10 ml atau 

jumlah yang sesuai dengan 1 g atau 1 ml, inokulasi ke 

dalam media Soybean-Casein Digest Broth, dengan 

jumlah yang sesuai (seperti tertera pada Kesesuaian 

Metode Uji) campur dan inkubasi pada suhu 30° - 35° 

selama 18 - 24 jam.  

Untuk menguji “transdermal patches”, pakailah  

membran penyaring steril, saring beberapa  volume 

sampel yang sesuai dengan satu “patch” (lihat 

“Transdermal Patches” pada Penyiapan Sampel 

dalamUji Enumerasi Mikroba) dan masukkan penyaring 

membran ke dalam 100 ml  media Soybean-Casein 

Digest Broth. Inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - 

24 jam. 

Seleksi dan Subkultur Lakukan subkultur pada cawan 

media Mannitol Salt Agar dan inkubasi pada suhu 30° - 

35° selama 18 - 72 jam. 

Interpretasi Pertumbuhan koloni berwarna kuning 

atau putih dikelilingi zona kuning menampilkan  adanya 

S.aureus yang di konfirmasi dengan uji identifikasi. 

    Sediaan memenuhi syarat uji jika pertumbuhan koloni 

tidak seperti diuraikan atau jika hasil uji konfirmasi 

identifikasi negatif. 

 

Clostridia 

 

Penyiapan Sampel dan Perlakuan Panas Siapkan 

sampel memakai  1 dalam 10 volume pengencer 

(dengan total volume minimum 20 ml) tidak kurang dari 

2 g atau 2 ml sediaan untuk diuji seperti tertera pada Uji 

Enumerasi Mikroba. Pisahkan sampel menjadi dua 

bagian, sekurang-kurangnya 10 ml. Panaskan satu bagian 

pada 80° selama 10 menit, dinginkan dengan cepat. Satu 

bagian lainnya tidak dipanaskan. 

Seleksi dan Subkultur pakailah  10 ml atau jumlah 

yang sesuai dengan 1 g atau 1 ml lalu  keduanya 

diinokulasi ke dalam beberapa  Reinforced Medium for 

Clostridia yang sesuai, (seperti tertera pada Kesesuaian 

Metode Uji). Inkubasi pada kondisi anaerob pada suhu 

30° - 35° selama 48 - 72 jam. 

Interpretasi Pertumbuhan koloni anaerob bentuk 

batang (dengan atau tanpa endospora) memberi  reaksi 

katalase negatif, menampilkan  adanya Clostridia yang 

dikonfirmasi dengan uji identifikasi. 

Sediaan memenuhi syarat uji jika tidak ada koloni 

yang tumbuh atau jika hasil uji konfirmasi identifikasi 

negatif. 

Candida albicans 

 

Penyiapan Sampel dan Pra-Inkubasi Siapkan 

sediaan yang akan diuji seperti tertera pada Uji 

Endumerasi Mikroba. pakailah  10 ml atau jumlah yang 

sesuai tidak kurang dari 1 g atau 1 ml, inokulasi ke dalam 

100 ml media Sabouraud Dextrose Broth, campur dan 

inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 3 - 5 hari.   

    Seleksi dan Subkultur Lakukan subkultur pada cawan 

Sabouraud Dextrose Agar, dan inkubasi pada suhu 30° - 

35° selama 24 - 48 jam.  

Interpretasi Adanya pertumbuhan koloni berwarna 

putih menampilkan  adanya C.albicans. yang dikonfirmasi 

dengan uji identifikasi.  

Sediaan memenuhi syarat uji jika tidak ada pertumbuhan 

koloni seperti diuraikan di atas atau jika hasil uji 

konfirmasi identifikasi negatif. 

 

LARUTAN DAN MEDIA KULTUR                                    

YANG DISARANKAN 

 

[Catatan Bagian ini sebagai informasi.] 

Larutan dan media kultur berikut memenuhi tujuan 

seperti tertera pada uji kontaminasi mikroba dalam 

Farmakope. Media lain mungkin dapat dipakai  sesudah  

kesesuaiannya dibuktikan.  

Larutan Dapar Persediaan Timbang 34 g Kalium 

Dihidrogen Fosfat P, masukkan ke dalam labu tentukur 

1000 ml, larutkan dalam 500 ml air, atur pH menjadi     

7,2±0,2, tambahkan air murni sampai tanda, dan campur 

homogen. 

Masukkan ke dalam wadah, dan sterilisasi. Simpan 

pada suhu 2° - 8°. 

Larutan Dapar Fosfat pH 7,2 Siapkan campuran air 

murni dan Larutan Dapar persediaan (800:1 v/v), 

lalu  sterilisasi. 

 

Larutan Dapar Natrium Klorida – Pepton pH 7,0 

Kalium dihidrogen fosfat  3,6 g 

Dinatrium hidrogen fosfat  

dihidrat  

7,2 g (setara  

0,067 M fosfat) 

Natrium klorida  4,3 g 

Pepton  (daging atau kasein) 1,0 g 

Air murni 1000 ml 

Sterilisasi memakai  otoklaf dengan siklus yang 

tervalidasi. 

 

Soybean-Casein Digest Broth 

Pancreatic digest of casein 17,0 g 

 Papaic digest of soybean 3,0 g 

Natrium klorida  5,0 g 

Dibasa hidrogen fosfat 2,5 g 

Glukosa monohidrat  2,5 g 

Air murni 1000 ml 

 Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 7,3±0,2 

pada suhu 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf dengan 

siklus yang tervalidasi. 

 

 

- 1353 -

 

 

 

 

 

Soybean-Casein Digest Agar 

Pancreatic digest of casein 15,0 g 

Papaic digest of soybean 5,0 g 

Natrium klorida  5,0 g 

Agar  15,0 g 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 7,3±0,2 pada 

suhu 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf dengan siklus 

yang tervalidasi. 

 

Sabouraud Dextrose Agar 

Dekstrosa  40,0 g 

Mixture peptic digest of animal 

tissue and pancreatic digest of 

casein (1:1) 

10,0 g 

Agar  15,0 g 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 5,6±0,2 pada 

suhu 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf dengan siklus 

yang tervalidasi. 

 

Potato Dextrose Agar 

Infusion from potatoes 200 g 

Dekstrosa 20,0 g 

Agar  15,0 g 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 5,6±0,2 pada 

suhu 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf dengan siklus 

yang tervalidasi. 

 

Sabouraud Dextrose Broth 

Dekstrosa 20,0 g 

Mixture Peptic Digest of Animal 

Tissue and Pancreatic Digest of 

Casein (1:1) 

10,0 g 

Air murni  1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 5,6±0,2 pada 

suhu 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf dengan siklus 

yang tervalidasi. 

 

Enterobacteria Enrichment Broth Mossel 

Pancreatic digest of gelatin 10,0 g 

Glukosa monohidrat 5,0 g 

Dehydrated ox bile 20,0 g 

Kalium dihidrogen fosfat 2,0 g 

Dinatrium hydrogen fosfat 

dihidrat 

8,0 g 

Brilliant green 15 mg 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 7,2±0,2 pada 

25°. Panaskan sampai  100º selama 30 menit dan 

dinginkan segera. 

 

Violet Red Bile Glucose Agar 

Yeast extract 3,0 g 

Pancreatic digest of gelatin 7,0 g 

Bile salts 1,5 g 

Natrium klorida  5,0 g 

Glukosa monohidrat  10,0 g 

Agar  15,0 g 

Merah netral 30 mg 

Kristal violet 2 mg 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 7,4±0,2 pada 

25°. Panaskan sampai  mendidih, jangan dipanaskan 

memakai  otoklaf. 

 

MacConkey Broth 

Pancreatic digest of gelatin 20,0 g 

Laktosa monohidrat  10,0 g 

Dehydrated ox bile 5,0 g 

Ungu bromokresol 10 mg 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 7,3±0,2 pada 

25°. Sterilisasi memakai  otoklaf dengan siklus yang 

tervalidasi. 

 

MacConkey Agar 

Pancreatic digest of gelatin 17,0 g 

Peptones (meat and casein) 3,0 g 

Laktosa monohidrat  10,0 g 

Natrium klorida  5,0 g 

Bile salts 1,5 g 

Agar  13,5 g 

Merah netral 30,0 mg 

Kristal violet 1 mg 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 7,1±0,2 pada 

suhu 25º. Didihkan selama 1 menit dengan pengadukan 

konstan, lalu  sterilisasi memakai  otoklaf 

dengan siklus yang tervalidasi. 

 

Rappaport Vassiliadis Salmonela Enrichment Broth 

Soya peptone 4,5 g 

Magnesium klorida heksahidrat 29,0 g 

Natrium klorida 8,0 g 

Dikalium fosfat 0,4 g 

Kalium dihidrogen fosfat 0,6 g 

Malachite green 0,036 g 

Air murni 1000 ml 

Larutkan dalam keadaan agak hangat. Sterilisasi 

memakai  otoklaf dengan siklus yang tervalidasi, 

pada suhu tidak lebih dari 115º. sesudah  disterilisasi 

memakai  otoklaf pH menjadi 5,2±0,2 pada suhu 25º. 

 

Xylose Lysine Deoxycholate Agar 

Xylose 3,5 g 

L-lysine 5,0 g 

Laktosa monohidrat 7,5 g 

Sukrosa 7,5 g 

Natrium klorida 5,0 g 

Yeast extract 3,0 g 

Merah fenol 80 mg 

Agar 13,5 g 

Sodium deoksikolat 2,5 g 

- 1354 -

 

 

 

 

 

 

Sodium tiosulfat 6,8 g 

Besi (III) ammonium 

sitrat 

0,8 g 

Air murni 1000 ml 

Atur pH sesampai  sesudah  pemanasan menjadi 7,4±0,2 

pada suhu 25°. Panaskan sampai  mendidih, dinginkan 

sampai  50°, tuang ke dalam cawan Petri. Jangan 

disterilisasi memakai  otoklaf. 

 

ANTIMIKRO B 

 

Panaskan sampai  mendidih selama 1 menit dengan 

pengocokan. Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 

7,2±0,2 pada 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf 

dengan siklus yang tervalidasi.  

 

Mannitol Salt Agar 

Pancreatic digest of casein 5,0 g 

Peptic digest of animal 

tissue 

5,0 g 

Beef extract 1,0 g 

D-manitol 10,0 g 

Natrium klorida 75,0 g 

Agar 15,0 g 

Merah fenol 0,025 g 

Air murni 1000 ml 

Panaskan sampai  mendidih selama 1 menit dengan 

pengocokan. Atur pH sesampai  sesudah  sterilisasi menjadi 

7,4±0,2 pada suhu 25°. Sterilisasi memakai  otoklaf 

dengan siklus yang tervalidasi.  

 

Reinforced Medium for Clostridia 

Beef extract 10,0 g 

Pepton 10,0 g 

Yeast extract  3,0 g 

Soluble starch  1,0 g 

Glukosa monohidrat  5,0 g 

Sistein hidroklorida  0,5 g 

Natrium klorida  5,0 g 

Natrium asetat  3,0 g 

Agar  0,5 g 

Air murni 1000 ml 

Basahi dan larutkan agar memakai  air murni, dan 

panaskan sampai  mendidih dengan pengadukan secara 

terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sesampai  sesudah  

sterilisasi menjadi 6,8±0,2 pada suhu 25°. Sterilisasi 

memakai  otoklaf dengan siklus yang tervalidasi.  

Columbia Agar 

Pancreatic digest of casein 10,0 g 

Meat peptic digest 5,0 g 

Heart pancreatic digest 3,0 g 

Yeast extract 5,0 g 

Maized starch  1,0 g 

Natrium klorida 5,0 g 

Agar, tergantung pada 

daya pembentukan gel 

10,0-15,0 g 

Air murni 1000 ml 

Basahi dan larutkan agar memakai  air murni, dan 

panaskan sampai  mendidih dengan pengadukan secara 

terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sesampai  sesudah  

sterilisasi menjadi 7,3±0,2 pada suhu 25°. Sterilisasi 

memakai  otoklaf dengan siklus yang tervalidasi. 

Dinginkan sampai  mencapai 45-50°, bila perlu tambahkan 

gentamisin sulfat yang setara dengan 20 mg gentamisin 

basa, dan tuang ke dalam cawan Petri. 

 

 

UJI EFEKTIFITAS PENGAWET <61> 

     

    Pengawet yaitu  zat antimikroba yang ditambahkan pada 

sediaan non-steril untuk melindungi sediaan terhadap 

pertumbuhan mikroba yang ada atau mikroba yang masuk 

secara tidak sengaja selama ataupun sesudah proses 

produksi. Dalam sediaan steril dosis ganda, pengawet 

ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba 

yang mungkin masuk pada pengambilan berulang.  

    Pengawet tidak boleh dipakai  sebagai pengganti 

cara produksi yang baik atau semata-mata untuk 

menurunkan populasi mikroba “viabel” dari produk tidak 

steril atau mengontrol “bioburden” pra-sterilisasi dari 

formulasi  sediaan dosis ganda pada waktu diproduksi. 

Pengawet sesuai bentuk sediaan dalam farmakope 

memenuhi syarat untuk Bahan Tambahan dalam 

Ketentuan Umum.     

    Semua bahan antimikroba yang dipakai  pada 

dasarnya toksik. Untuk melindungi konsumen secara 

maksimum, kadar pengawet yang efektif dalam kemasan 

akhir produk hendaknya di bawah tingkat toksik bagi 

manusia.  

    Kadar pengawet yang ditambahkan dapat dikurangi jika  

bahan aktif dalam formulasi secara intrinsik memiliki  

aktivitas antimikroba. Untuk semua produk injeksi dosis 

ganda atau produk lain yang mengandung pengawet, 

harus menampilkan  efektivitas antimikroba baik sebagai 

sifat bawaan dalam produk maupun yang dibuat dengan 

penambahan pengawet. Efektivitas antimikroba juga 

harus ditunjukkan untuk semua produk dosis ganda 

sediaan topikal, oral dan sediaan lain seperti tetes mata, 

telinga, hidung, irigasi dan cairan dialisis.  

    Pengujian berikut dimaksudkan untuk menampilkan  

efektivitas pengawet. Penambahan pengawet harus 

dinyatakan pada etiket. Pengujian dan kriteria untuk 

efektivitas berlaku hanya pada produk di dalam wadah 

asli belum dibuka yang didistribusikan oleh produsen. 

 

  

Cetrimide Agar 

Pancreatic digest of 

gelatin 

20,0 g 

Magnesium klorida 1,4 g 

Dikalium sulfat 10,0 g 

Setrimid 0,3 g 

Agar 13,6 g 

Air murni 1000 ml 

Gliserol 10,0 ml 

- 1355 -

 

 

 

 

 

KATEGORI SEDIAAN 

 

    Untuk tujuan pengujian, sediaan dibagi menjadi 4 

kategori. Kriteria efektifitas antimikroba untuk sediaan 

tergantung cara pemberiannya.  

 

Tabel 1 Kategori Sediaan 

 

Kategori Uraian Sediaan 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Injeksi, sediaan parenteral lain 

termasuk emulsi, sediaan tetes telinga, 

sediaan steril tetes hidung, dan sediaan 

optalmik yang dibuat dengan dasar atau 

pembawa air. 

 

Sediaan topikal yang dibuat dengan 

dasar atau pembawa air, sediaan tetes 

hidung non-steril, dan emulsi, termasuk 

sediaan yang dioleskan ke membran 

mukosa. 

 

Sediaan oral selain antasida, dibuat 

dengan dasar atau pembawa air. 

 

Antasida yang dibuat dengan pembawa 

air. 

 

MIKROBA UJI 

 

    pakailah  biakan mikroba berikut: Candida albicans 

(ATCC No. 10231), Aspergillus niger (ATCC No. 

16404),  Escherichia coli (ATCC No. 8739), 

Pseudomonas aeruginosa (ATCC No. 9027) dan 

Staphylococcus aureus (ATCC No. 6538). Mikroba hidup 

yang dipakai  untuk pengujian tidak boleh lebih dari 

lima pasase dari biakan ATCC asli. Untuk tujuan 

pengujian, satu pasase didefinisikan sebagai transfer 

mikroba dari biakan yang ditetapkan, ke media segar. 

Semua transfer dihitung. Dalam kondisi mikroba yang 

dipelihara dengan teknik lot benih, maka setiap siklus 

pembekuan, pencairan, dan penumbuhan kembali dalam 

media segar, ditetapkan  sebagai satu transfer. Teknik lot 

benih hendaknya dipakai  untuk penyimpanan kultur 

jangka panjang. Biakan yang diterima dari ATCC harus 

diresusitasi sesuai procedure . Jika ditumbuhkan dalam 

media cair, sel diendapkan dengan cara sentrifus. 

Suspensikan kembali dalam media cair segar (1:20) dan 

tambahkan  dengan volume sama campuran gliserol 20% 

(v/v dalam air) steril. Sel yang ditumbuhkan dalam media 

agar dipanen dari permukaan media ke dalam media cair 

gliserol 10%. Bagikan suspensi ini dalam jumlah kecil ke 

dalam vial steril. Simpan vial dalam nitrogen cair atau 

dalam “freezer” mekanik pada suhu tidak lebih dari 50º. 

Jika vial lot benih segar diperlukan, vial ini dapat 

dipakai  untuk menginokulasi serangkaian kultur kerja. 

Kultur kerja ini lalu  dapat dipakai  secara berkala 

(setiap hari untuk bakteri dan khamir) untuk memulai 

kultur inokula.  

 

MEDIA 

 

    Seluruh media yang dipakai  untuk pengujian harus 

diuji fertilitas. pakailah  mikroba seperti tertera pada 

Mikroba uji. 

 

PERSIAPAN INOKULA 

 

    Persiapan sebelum pengujian, inokulasikan masing-

masing mikroba spesifik dari stok-biakan segar pada 

permukaan media agar yang sesuai. 

 

 

Tabel 2 Kondisi Biakan Pentuk Penyiapan Inokula 

 

Mikroba Media yang sesuai Suhu Inkubasi Waktu Inkubasi 

Inokula 

Waktu Inkubasi 

Rekoveri Mikroba 

Escherichia coli  

(ATCC No.8739 ) 

Soybean-Casein 

Digest Broth; 

Soybean-Casein 

Digest Agar 

32,5º±2,5º 18 – 24 jam 3 – 5 hari 

Pseudomonas 

aeruginosa 

(ATCC No. 9027) 

Soybean-Casein 

Digest Broth; 

Soybean-Casein 

Digest Agar 

32,5º±2,5º  18 – 24 jam 3 – 5 hari 

Staphylococcus aureus 

(ATCC No. 6538) 

Soybean-Casein 

Digest Broth; 

Soybean-Casein 

Digest Agar 

32,5º±2,5º  18 – 24 jam 3 – 5 hari 

Candida albicans 

(ATCC No. 10231) 

Sabouraud Dextrose  

Agar; 

Sabouraud Dextrose  

Broth 

22,5º±2,5º  44 – 52 jam 3 – 5 hari 

- 1356 -

 

 

 

 

 

 

Mikroba Media yang sesuai Suhu Inkubasi Waktu Inkubasi 

Inokula 

Waktu Inkubasi 

Rekoveri Mikroba 

Aspergillus niger 

(ATCC No. 16404) 

Sabouraud Dextrose  

Agar; 

Sabouraud Dextrose  

Broth 

22,5º±2,5º  6  – 10 hari 3 – 7 hari 

 

Kondisi biakan untuk inokula dalam media yang sesuai 

yaitu Soybean-Casein Digest atau Sabouraud Dextrose 

Agar seperti tertera pada Tabel 2 pada lampiran Uji 

Batas Mikroba <51>. 

    Untuk memanen biakan bakteri dan C.albicans 

pakailah  salin LP steril, cuci biakan yang tumbuh di 

permukaan, kumpulkan dalam wadah yang sesuai dan 

tambahkan salin LP steril secukupnya sampai  diperoleh 

suspensi dengan jumlah mikroba lebih kurang 1 x 108 

koloni per ml. Untuk memanen biakan A.niger pakailah  

salin LP steril yang mengandung 0,05% polisorbat 80 P 

dan tambahkan salin LP steril secukupnya sampai  

diperoleh suspensi dengan jumlah mikroba lebih kurang 

1 x 108 koloni per ml. 

    Cara lain, mikroba stok-biakan dapat ditumbuhkan 

dalam media cair yang sesuai (misalnya Soybean Casein 

Digest Broth atau Sabouraud Dextrose Broth) dan sel 

mikroba dipanen dengan cara sentrifus lalu  dicuci 

dan disuspensikan kembali dalam salin LP steril 

secukupnya sampai  diperoleh suspensi dengan jumlah 

mikroba lebih kurang 1 x 108 koloni per ml. [Catatan 

Perkiraan kadar inokula dapat dilakukan dengan 

pengukuran turbidimetri untuk mikroba tantang. Bila 

tidak segera dipakai  dalam waktu 2 jam, suspensi 

harus disimpan dalam lemari pendingin.] 

    Tetapkan jumlah koloni per ml dari setiap suspensi, 

memakai  kondisi media dan waktu inkubasi untuk 

rekoveri yang tertera pada Tabel 2 untuk memastikan 

perkiraan jumlah awal. Nilai perkiraan ini dipakai  

untuk mengkalibrasi ukuran inokula yang dipakai  

dalam pengujian. Suspensi bakteri dan khamir harus 

dipakai  dalam waktu 24 jam dari panen, namun  untuk 

kapang dapat disimpan dalam lemari pendingin dalam 

waktu sampai 7 hari.  

 

procedure  

 

    Pengujian dapat dilakukan dalam tiap lima wadah asli 

bila volume sediaan tiap wadahnya mencukupi dan 

wadah sediaan dapat ditusuk secara aseptik (dengan 

jarum dan alat suntik melalui tutup karet elastomerik), 

atau dalam lima wadah bakteriologi bertutup steril, 

berukuran mencukupi untuk volume sediaan yang 

dipindahkan. Inokulasi tiap wadah dengan satu inokula 

baku yang telah disiapkan dan diaduk. Volume suspensi 

inokula yang dipakai  antara 0,5% dan 1,0% dari 

volume sediaan. Kadar mikroba uji yang ditambahkan 

pada sediaan (Kategori 1, 2, dan 3) seperti halnya kadar 

akhir sediaan uji sesudah  diinokulasi antara 1 x 105 dan   

1 x 106 koloni/ml. Untuk sediaan Kategori 4 (antasida) 

kadar akhir sediaan uji sesudah  inokulasi antara 1 x 103 

dan 1 x 104 koloni/ml.  

    Kadar awal mikroba “viabel” dalam setiap sediaan uji 

diperkirakan berdasarkan kadar mikroba dalam inokula 

standar ditetapkan dengan metode angka lempeng total. 

    Inkubasi wadah yang sudah diinokulasi pada         

22,5º ± 2,5º. Ambil sampel dari setiap wadah pada 

interval yang sesuai seperti tertera pada Tabel 3. Catat 

setiap perubahan penampilan yang diamati pada interval 

ini . Tetapkan dengan procedure  angka lempeng total 

jumlah koloni yang ada dari setiap sediaan uji untuk 

interval yang dipakai  seperti tertera pada lampiran Uji 

Batas Mikroba <51>. Pada uji angka lempeng total atau 

pengenceran yang sesuai tambahkan inaktivator 

(penetral) antimikroba spesifik. Kondisi ini dipakai  

untuk validasi sampel berdasarkan kondisi media dan 

waktu inkubasi rekoveri mikroba seperti tertera pada 

Tabel 2. Dengan memakai  jumlah koloni/ml 

terhitung pada awal pengujian, hitung perubahan dalam 

nilai log jumlah koloni/ml untuk setiap mikroba yang 

dipakai  pada setiap interval uji dan nyatakan sebagai 

log reduksi. 

 

KRITERIA EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA 

 

    Persyaratan untuk efektivitas antimikroba dipenuhi 

jika kriteria spesifik pada Tabel 3 dipenuhi: Tidak terjadi 

peningkatan lebih tinggi dari log 0,5 unit terhadap nilai 

log mikroba awal. 

 

Tabel 3 Kriteria untuk Mikroba uji 

 

Untuk Sediaan Kategori 1 

Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi 

dari jumlah hitungan awal pada hari ke-

7, tidak kurang dari 3,0 log reduksi dari 

hitungan awal pada hari ke-14, dan tidak 

meningkat sampai dengan hari ke-28. 

Kapang 

dan khamir  

Koloni tidak meningkat dari jumlah 

hitungan awal sampai hari ke-7, 14 dan 28. 

 Untuk Sediaan Kategori 2 

Bakteri Koloni tidak kurang dari 2,0 log reduksi 

dari jumlah awal pada hari ke-14, dan 

tidak meningkat dari hari ke-14 sampai 

hari ke-28.  

Kapang 

dan khamir  

Koloni tidak meningkat dari jumlah 

hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28. 

 

 

 

 

- 1357 -

 

 

 

 

 

Untuk Sediaan Kategori 3 

Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi 

dari jumlah hitungan awal pada hari ke-

14, dan tidak meningkat sampai dengan 

hari ke-28. 

Kapang 

dan khamir  

Koloni tidak meningkat dari jumlah 

hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28. 

Untuk Sediaan Kategori 4 

Bakteri, 

kapang dan 

khamir 

Koloni tidak meningkat dari jumlah 

hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28. 

 

 

UJI KINERJA RESISTENSI INDIKATOR 

BIOLOGI <65> 

 

PENGHITUNGAN ANGKA SPORA 

 

    Untuk indikator biologi dengan pembawa kertas, 

lepaskan tiga buah indikator biologi yang relevan dari 

masing-masing wadahnya. Dispersikan kertas pembawa 

dengan memasukkan ke dalam 250 ml “blender” steril 

berisi 100 ml Air Murni dingin, campurkan sampai  

terbentuk suspensi homogen. biasanya  pencampuran 

dilakukan selama 15 menit atau lebih untuk memperoleh 

perolehan kembali yang optimal. Pindahkan beberapa    

10 ml alikuot suspensi ke dalam 16 x 125 mm tabung 

bertutup ulir steril. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi 

Uap Basah dengan Pembawa Kertas, panaskan tabung 

berisi suspensi dalam tangas air pada 95º - 100º selama 

15 menit (syok panas) dimulai sesudah  suhu mencapai 

95º. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Panas Kering 

dengan Pembawa Kertas dan Indikator Biologi 

Sterilisasi Etilen Oksida, dengan Pembawa Kertas, 

panaskan tabung berisi suspensi dalam tangas air pada 

80º - 85º selama 10 menit dimulai sesudah  suhu mencapai 

80º. Dinginkan secara cepat dalam tangas air-es pada     

0º - 4º. Pindahkan 1 ml alikuot masing-masing ke dalam 

dua tabung yang sesuai, dan lakukan seri pengenceran 

secukupnya dalam Air Murni steril, pengenceran dipilih 

dengan hasil penghitungan 30 - 300 koloni, namun  tidak 

kurang dari 6, pada tiap pasangan lempeng dengan 

perlakuan sebagai berikut ini. Bila indikator biologi 

memiliki  kadar spora rendah, mungkin seri 

pengenceran perlu dimodifikasi dan memakai  

lempeng lebih banyak untuk tiap pengenceran. Siapkan 

seri terpisah lempeng untuk tiap alikuot. Masukkan      

1,0 ml suspensi dari tingkat pengenceran yang dipilih ke 

dalam masing-masing dua cawan Petri 15 - 100 mm. 

Dalam waktu 20 menit tambahkan pada tiap cawan      

20 ml media Soybean-Casein Digest Agar cair dan telah 

didinginkan 45º - 50º. Campur dengan memutar cawan 

sampai  suspensi homogen, dan lalu  dibiarkan 

memadat. Inkubasikan lempeng dengan posisi dibalik 

pada 55º - 60º, untuk Indikator Biologi Sterilisasi Uap 

Basah dengan Pembawa Kertas, dan pada 30º - 35º 

Indikator Biologi Sterilisasi Etilen Oksida, dengan 

Pembawa Kertas dan Indikator Biologi Sterilisasi Panas 

Kering dengan Pembawa Kertas atau pada suhu rekoveri 

optimal ditentukan dari pabrik. Amati lempeng sesudah  

24 dan 48 jam, catat jumlah koloni tiap lempeng; dan 

pakailah  jumlah koloni yang diamati sesudah  48 jam 

untuk menghitung hasil. Hitung jumlah rata-rata spora 

tiap indikator dari hasil penghitungan, memakai  

faktor pengenceran yang sesuai. Pengujian dinyatakan 

absah bila log jumlah spora per (kertas) pembawa pada 

48 jam sama atau lebih besar dari log jumlah sesudah      

24 jam dalam tiap wadah. Untuk Indikator Biologi 

Sterilisasi Uap Basah, Self-Contained lepaskan  secara 

aseptik tiga buah pembawa dari masing-masing 

wadahnya, dan perlakukan langsung seperti pada 

Indikator Biologi Sterilisasi Uap Basah dengan 

Pembawa Kertas. 

    Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah, 

Pemanasan Kering, dan Gas, dengan Pembawa Non-

Kertas, lepaskan secara aseptik tiga buah pembawa dari 

masing-masing kemasan asli atau wadahnya. Masukkan 

tiap pembawa ke dalam wadah steril yang sesuai berisi 

100 ml Air Murni dingin, dan sonikasi atau kocok 

dengan pengocok-resiprok secukupnya. Lima belas 

menit atau lebih mungkin diperlukan untuk perolehan 

kembali yang optimal. Sebaiknya telah dilakukan studi 

pendahuluan untuk memastikan bahwa metode 

perolehan kembali menghasilkan sedikitnya 50%-300% 

perolehan kembali angka spora hidup. Pindahkan 

beberapa  10 ml alikuot suspensi ke dalam 16 x 125 mm 

tabung bertutup ulir steril. Panaskan tabung berisi 

suspensi Bacillus atrophaeus, Bacillus subtilis, Bacillus 

coagulans pada 80º - 85º selama 10 menit. Panaskan 

tabung berisi suspensi Geobacillus stearothermophilus 

pada 95º - 100º selama 15 menit. Penghitungan waktu 

dimulai pada saat tiap rentang suhu pemanasan 

mencapai yang terendah. Dinginkan segera dalam tangas 

air es pada 0º - 4º. Pindahkan masing-masing 1 ml 

alikuot ke dalam dua tabung yang sesuai, dan lakukan 

seri pengenceran secukupnya dalam Air Murni steril, 

pengenceran dipilih dengan hasil penghitungan 30 - 300 

koloni, namun  tidak kurang dari 6, pada tiap pasangan 

lempeng dengan perlakuan sebagai berikut ini. 

    Bila indikator biologi memiliki  kadar spora rendah, 

mungkin seri pengenceran perlu dimodifikasi dan 

memakai  lempeng lebih banyak untuk tiap 

pengenceran. Siapkan seri terpisah lempeng untuk tiap 

alikuot. Masukkan 1 ml suspensi dari tingkat 

pengenceran yang dipilih ke dalam masing-masing dua 

cawan Petri 15 - 100 mm. Dalam waktu 20 menit 

tambahkan pada tiap cawan 20 ml media Soybean-

Casein Digest Agar cair dan telah didinginkan 45° - 50º. 

Campur dengan memutar cawan sampai  suspensi 

homogen. 

    Untuk G.stearothermophilus, B.atrophaeus, B.subtilis, 

dan B.coagulans, pakailah  media Soybean-Casein Digest 

Agar dan inkubasikan lempeng secara aerob dengan 

posisi dibalik pada suhu berturut-turut untuk tiap 

mikroba sebagai berikut: 55º - 60º, 30º - 35º, 48º - 52º, atau 

pada suhu optimum khusus sesuai dengan indikator 

biologi pabrik. Amati lempeng sesudah  24 dan 48 jam. 

Catat jumlah koloni tiap lempeng. Hitung rata-rata 

jumlah spora tiap indikator dari hasil penghitungan, 

- 1358 -

 

 

 

 

 

 

memakai  faktor pengenceran yang sesuai. 

Pengujian dinyatakan absah bila log jumlah spora per 

pembawa pada 48 jam sama atau lebih besar dari log 

jumlah sesudah  24 jam dalam tiap wadah. 

    Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah, 

Pemanasan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair, 

memakai  G.stearothermophilus, B.atrophaeus, 

B.subtilis, dan B.coagulans sebagai indikator biologi, 

disiapkan seri pengenceran secukupnya, suspensi asli 

spora dengan Air Murni dingin steril dalam tabung 

bertutup ulir 16 x 125 mm memakai  procedure  

khusus penghitungan angka spora dengan Indikator 

Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah, Pemanasan 

Kering, dan Gas, dengan Pembawa Non-Kertas. 

 

PENETAPAN NILAI-D 

 

    Lakukan seluruh pengujian seperti dijelaskan dalam 

bagian ini di bawah kondisi aseptik, memakai  

peralatan steril untuk mikroba non-termofilik. 

Penetapan Nilai-D untuk G.stearothermophilus dan 

B.coagulans dapat dilakukan di lingkungan tidak 

diklasifikasi namun  terkendali. 

 

Peralatan 

 

    Peralatan uji untuk menetapkan resistensi 

mikrobiologi yang dijelaskan secara rinci dalam ISO 

18472, Sterilisasi Produk Kesehatan-Indikator Biologi 

dan Kimia-Peralatan Uji. Rincian Resistometer Evaluasi 

Indikator Biologi (REIB) secara individu bervariasi 

dengan rancangan spesifik dan proses sterilisasi utama 

bersama dengan yang dipakai . Tetapkan bahwa 

kinerja bejana REIB sesuai dengan persyaratan standar 

ISO untuk paparan indikator biologi, dengan perbedaan 

rancangan yang dapat diterima. 

 

procedure  

 

    Lakukan pengujian Nilai-D pada setiap pengaturan 

kondisi sterilisasi, paket indikator biologi diberi tanda 

(label) untuk dipakai . Ambil kelompok spesimen 

indikator biologi beberapa  yang cukup dalam wadah asli 

masing-masing, setiap kelompok terdiri dari tidak 

kurang 5 spesimen. Jumlah kelompok menyediakan 

rentang pengamatan dari tidak kurang dari satu label 

nilai-D di bawah tanda waktu bertahan hidup (”survival 

time”) sampai tidak kurang dari satu label nilai-D di atas 

tanda waktu mematikan (”kill time”). Letakkan setiap 

kelompok pada tempat spesimen (“specimen holder”) 

terpisah yang sesuai yang memungkinkan setiap 

spesimen terpapar kondisi sterilisasi yang telah 

ditentukan pada lokasi khusus dalam bejana sterilisasi 

REIB. Periksa alat REIB untuk parameter pengoperasian 

memakai  “specimen holder” tanpa spesimen. Pilih 

seri tambahan waktu sterilisasi dari waktu terpendek 

untuk spesimen yang diuji. Perbedaan pada seri waktu 

sterilisasi, sedapat mungkin konstan dan perbedaan 

antara waktu yang berdekatan tidak lebih besar dari 75% 

nilai-D label. 

procedure  uji pemakaian  bejana REIB untuk evaluasi 

resistensi mikroba ditetapkan dalam standar ISO seri 

11138. Indikator biologi sebaiknya mengikuti standar 

yang sesuai. Metode uji dan pemakaian  pembawa 

dengan REIB mungkin dapat disesuaikan untuk 

indikator biologi khusus. Metode dan peralatan yang 

dipakai  untuk pembawa kertas dapat berbeda dengan 

pembawa lain dan secara substansial berbeda dari 

pemakaian  suspensi indikator biologi. 

    Kondisi pemaparan nilai-D untuk pembawa bahan 

alternatif sama dengan kondisi yang dipakai  untuk 

menetapkan nilai-D pembawa kertas. Jika label pabrik 

membolehkan pemakaian  pembawa dengan berbagai 

metode sterilisasi, maka data nilai-D, ”survival time”, 

“kill time” disediakan oleh pabrik untuk setiap metode 

sterilisasi. Hal ini memungkinkan indikator biologi yang 

diinokulasi pada pembawa selain kertas disterilisasi/ 

dekontaminasi dengan metoda gas atau uap seperti tahap  

uap hidrogen peroksida dan klorin dioksida. 

    Standar kondisi fisik evaluasi indikator biologi untuk 

pemakaian  dengan tahap  uap hidrogen peroksida dan 

klorin dioksida belum ditetapkan. Dalam hal klorin 

dioksida, kadar gas, kelembaban relatif, dan suhu 

merupakan pengendali kondisi proses yang penting, 

yang dapat diukur dengan akurat. Pabrik penghasil 

indikator biologi memakai  klorin dioksida harus 

menyatakan kondisi yang harus dilakukan di bawah 

penetapan nilai-D, sesampai  Pemakai  dapat paling tidak 

melihat resistensi banyak indikator biologi sebagai 

pembanding untuk mengantisipasi kondisi yang 

dipakai . Situasi dengan tahap  uap hidrogen peroksida 

lebih kompleks, berbagai peralatan pabrik menawarkan 

dekontaminasi atau kondisi sterilisasi yang berbeda. Jadi 

tidak ada proses standar untuk melakukan dekontaminasi 

dengan tahap  uap hidrogen peroksida atau sterilisasi 

permukaan. Hal ini diikuti tidak adanya metode evaluasi 

standar industri indikator biologi, walaupun mungkin 

tidak berhubungan langsung antara kadar uap dan 

kecepatan ataupun keefektivan inaktivasi indikator 

biologi. Sebagai tambahan, sulit untuk mengases 

kelembaban relatif secara akurat, yang sering ditetapkan 

sebagai parameter proses kritis dengan adanya uap 

hidrogen peroksida. Untuk alasan ini lebih masuk akal 

untuk menetapkan resistensi indikator biologi menjadi 

relatif atau ukuran relatif pabrik daripada nilai-D 

sebenarnya. Selanjutnya tergantung peralatan dan proses 

yang dikerjakan, dan ini menjadi tidak mungkin bagi 

Pemakai  mengulangi uji resistensi biologi yang telah 

dilakukan oleh pabrik.  

    Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Uap Basah, 

Pemanasan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair, 

dilakukan penetapan nilai-D untuk tiap mikroba untuk 

menyediakan suspensi hasil panen spora cair. Uji 

dilakukan dengan seri pengenceran berdasarkan status 

titer spora dari suspensi dengan Air Murni dalam tabung 

steril. 

    Bila suspensi dimasukkan pada atau dalam substrat 

misal tutup elastomerik atau produk formulasi, 

resistensinya mungkin berbeda dari yang ditetapkan 

dalam Air Murni. Perbedaan itu mungkin bermakna 

- 1359 -

 

 

 

 

 

untuk pemakaian  indikator biologi dan pengukuran 

yang sesuai sebelumnya untuk dipakai  dalam 

aktivitas validasi sterilisasi.  

 

Perolehan Kembali 

 

    sesudah  melengkapi procedure  sterilisasi Indikator 

Biologi untuk Sterilisasi Panas Kering dengan Pembawa 

Kertas dan Indikator Biologi untuk Sterilisasi Etilen 

Oksida, dengan Pembawa Kertas; atau Indikator Biologi 

untuk Sterilisasi Uap dengan Pembawa Kertas yang 

dapat diterapkan dan dalam catatan waktu tidak lebih 

dari 4 jam, buka secara aseptik dan tambahkan tiap strip 

ke dalam media sesuai (lihat Media di bawah Uji 

Sterilitas <71>) untuk merendam indikator biologi 

dalam tabung yang sesuai. Untuk tiap Indikator Biologi 

untuk Sterilisasi Uap Basah, Self-Contained spesimen, 

strip kertas direndam dalam media self-contained 

menurut petunjuk pabrik, dalam catatan waktu tidak 

lebih dari 4 jam. Inkubasi tiap tabung pada suhu rekoveri 

optimal yang ditetapkan pabrik. Amati tiap tabung berisi 

media yang diinokulasi pada interval yang cukup untuk 

total 7 hari sesudah  inokulasi. (Bila terjadi pertumbuhan 

pada saat pengamatan maka inkubasi tidak perlu 

dilanjutkan). Catat jumlah spesimen yang tidak tumbuh 

pada tiap waktu. 

    Untuk Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah, 

Pemanasan Kering, dan Sterilisasi Gas, Pembawa 

Bukan kertas, rekoveri spora dari pembawa indikator 

biologi akan mengikuti procedure  yang dijelaskan dalam 

procedure  Angka Total Spora Hidup. Metode penetapan 

nilai-D indikator biologi dengan pembawa kertas dapat 

dipakai  untuk menghitung nilai-D untuk pembawa 

bukan kertas. Kondisi inkubasi mikroba yang akan 

dipakai  untuk indikator biologi dengan pembawa 

bukan kertas dijelaskan dalam bab Angka Total Spora 

Hidup. 

    Untuk Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah, 

Pemanasan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair, 

metode rekoveri sesudah  kondisi pemaparan sterilisasi 

yaitu  metode yang dijelaskan dalam bab Angka Total 

Spora Hidup suspensi spora cair, dan jika penetapan 

nilai-D pemanasan kering dibuat dari suspensi B. 

atrophaeus, procedure  rekoveri sama seperti dijelaskan 

dalam Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah 

dengan Pembawa Kertas. 

    Ketika dipakai  Clostridium spo