kel dalam bahan uji. Batas konsentrasi yang
ditetapkan oleh pabrik untuk suatu sensor dinyatakan
sebagai tingkat penghitungan yang menghasilkan
penghitungan kebetulan akibat adanya dua atau lebih
partikel dalam volume yang dicakup oleh sensor, kurang
dari 10% dari jumlah partikel berukuran 10 m yang
terhitung.
Rentang Dinamik Sensor Rentang dinamik alat yang
dipakai (rentang ukuran partikel yang dapat diukur
dan dihitung) harus mencakup ukuran partikel terkecil
yang akan dihitung dalam bahan uji.
Pembakuan Instrumen
Pembahasan berikut mengenai pembakuan instrumen
menekankan pada kriteria kinerja dari pada metode
khusus untuk kalibrasi atau pembakuan sistem instrumen
tertentu. Pendekatan ini tampak pada uraian kalibrasi,
yang harus mempertimbangkan metode manual maupun
metode yang berdasarkan perangkat keras, perangkat
lunak, atau pemakaian alat uji elektronik. Kualifikasi
instrumen yang sesuai sangat penting agar kinerja
pengujian memenuhi persyaratan. sebab dapat
dipakai instrumen dengan merk yang berbeda-beda,
pemakai bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
penghitung yang dipakai beroperasi sesuai dengan
petunjuk khusus dari pabriknya; prinsip yang harus
diikuti untuk memastikan bahwa instrumen beroperasi
dalam batas-batas yang dapat diterima ditetapkan di
bawah ini.
Informasi berikut untuk pembakuan instrumen
membantu memastikan bahwa akurasi volume sampel,
laju aliran sampel, kurva respon ukuran partikel, resolusi
sensor dan akurasi penghitungan sesuai dengan kinerja
uji. Lakukan procedure ini dengan selang waktu tidak
lebih dari enam bulan.
AKURASI VOLUME SAMPEL
sebab banyaknya partikel dalam beberapa sampel
berbanding lurus dengan volume cairan sampel, perlu
diketahui bahwa akurasi pengambilan sampel ada dalam
rentang tertentu. Untuk penetapan volume sampel,
tetapkan volume kosong (tara) pengumpan sampel
dengan air suling atau air deionisasi yang telah disaring
melalui saringan dengan porositas 1,2 m atau lebih
kecil. Pindahkan volume tertentu air suling atau air
deionisasi yang telah disaring, yang lebih besar dari
volume sampel ke dalam wadah, dan timbang. Ambil
beberapa volume sampel memakai alat yang sesuai
melalui alat pengumpan sampel dan timbang lagi
wadahnya. Tetapkan volume sampel dengan mengurangi
volume tara dari gabungan volume sampel dan tara.
Pastikan bahwa nilai yang diperoleh dalam batas 5 %
dari volume sampel yang sesuai untuk pengujian.
Alternatif lain, volume sampel dapat ditetapkan dengan
gelas ukur kelas A yang sesuai (lihat Peralatan
Volumetrik) [Catatan Instrumen jenis ini memerlukan
volume tara yang bervariasi. Volume tara yaitu
banyaknya sampel yang diambil sebelum penghitungan.
Volume ini dapat ditetapkan untuk alat pengambil
sampel yang beroperasi dengan penyemprot, dengan
cara mengatur volume sampel sama dengan nol,
lalu sampel diambil sesampai volume larutan yang
terambil hanyalah volume tara. Untuk menetapkan
volume sampel, kurangi volume tara dari total volume
larutan yang diambil pada siklus pengambilan sampel.]
LAJU ALIR SAMPEL
Pastikan bahwa laju alir dalam batas spesifikasi pabrik
untuk sensor yang dipakai . Hal ini dapat dicapai
dengan memakai stopwatch yang terkalibrasi untuk
mengukur waktu yang dibutuhkan instrumen untuk
mengambil dan menghitung volume sampel tertentu
(yaitu waktu antara awal dan akhir siklus penghitungan
- 1496 -
sebagaimana yang dinyatakan oleh lampu indikator
instrumen atau dengan cara lain). Sensor dapat
dioperasikan secara akurat dalam rentang laju alir
tertentu. Laksanakan procedure Pengujian pada laju alir
yang sama seperti pada kalibrasi instrumen.
KALIBRASI
pakailah salah satu metode berikut.
Metode Manual Kalibrasi instrumen dengan
sekurang-kurangnya tiga kalibrator, masing-masing
terdiri atas butiran polistiren berukuran hampir sama
dengan diameter lebih kurang 10, 15, dan 25 m dalam
pembawa air. Butiran kalibrator harus memiliki
diameter rata-rata dalam batas 5 % dari diameter
nominal sebesar 10, 15, dan 25 m dan harus dibakukan
terhadap bahan yang mampu telusur terhadap bahan
pembanding baku NIST. Banyaknya butiran yang
terhitung harus dalam batas konsentrasi sensor. Buat
suspensi butiran kalibrator dalam air dengan konsentrasi
1000 - 5000 partikel per ml, dan tetapkan pengaturan
saluran yang berhubungan dengan pengaturan
penghitungan tertinggi untuk distribusi butiran.
Penetapan dilakukan memakai pengaturan ambang
penghitungan tertinggi untuk membagi distribusi ke
dalam dua wadah yang mengandung jumlah hasil hitung
yang sama, sedangkan instrumen diatur dalam
penghitungan diferensial (metode “moving window half-
count”). Untuk perhitungan hanya dipakai bagian
tengah dari distribusi untuk mencegah masuknya bagian
asimetris dari puncak. Bagian dari distribusi yang harus
dibagi sama besar yaitu bingkai penghitungan. Bingkai
terikat pada pengaturan ambang yang akan menetapkan
bingkai tegangan ambang pada ±20% dari diameter rata-
rata butiran uji. Bingkai diharapkan mencakup semua
butiran tunggal, dengan memperhatikan simpangan baku
butiran dan resolusi sensor, sedangkan noise dan
gabungan butiran tidak tercakup. Nilai 20% dipilih
berdasarkan resolusi sensor terburuk sebesar 10% dan
simpangan baku butiran terburuk sebesar 10%. sebab
ambang sebanding dengan luas butiran dari pada
diameternya, pengaturan tegangan rendah dan tinggi
ditetapkan menurut persamaan berikut:
VL = 0,64 VS
VL yaitu pengaturan tegangan bawah; VS yaitu
tegangan pada bagian tengah puncak; dan
VU = 1,44 VS
VU yaitu pengaturan tegangan atas.
Jika nilai ambang tengah puncak telah ditetapkan,
ambang ini dapat dipakai sebagai baku, untuk
membuat regresi log tegangan terhadap log ukuran
partikel; dari regresi ini dapat ditetapkan
pengaturan instrumen untuk ukuran 10 dan 25 m.
Metode Otomatis Kurva kalibrasi (respon ukuran)
dapat ditetapkan untuk sistem instrumen-sensor dengan
memakai perangkat lunak validasi yang disediakan
oleh pabrik instrumen; perangkat lunak ini
mungkin merupakan bagian dari perangkat lunak
instrumen atau dipakai dalam rangkaian dengan
mikrokomputer yang dihubungkan dengan alat
penghitung. pemakaian metode otomatis ini tepat, jika
pabrik memberi pernyataan tertulis bahwa perangkat
lunaknya menghasilkan kurva respon setara dengan hasil
metode manual, bila diperlukan akan divalidasi oleh
pemakai.
Metode Elektronik Tetapkan bagian tengah saluran
dari respon penghitung partikel untuk masing-masing
suspensi baku, memakai penganalisa tinggi puncak
multisaluran. Pengaturan tegangan puncak ini
menjadi ambang yang dipakai untuk perhitungan
kurva respon tegangan dari instrumen. Suspensi baku
yang dipakai untuk kalibrasi diukur secara berurutan,
dan ditetapkan masing-masing nilai tengah denyut
tegangan. Ambang ini lalu dipakai untuk
menghasilkan kurva respon ukuran secara manual atau
dengan perangkat lunak yang biasa dipakai . Ambang
yang ditetapkan dari data penganalisa multisaluran
lalu dipindahkan ke penghitung untuk melengkapi
kalibrasi. Jika procedure pemakaian instrumen
berdasarkan komparator, maka penghitung sebelumnya
harus disesuaikan secara tepat.
RESOLUSI SENSOR
Resolusi ukuran partikel dari instrumen penghitung
partikel bergantung kepada sensor yang dipakai dan
dapat berbeda dengan sensor lain dengan model yang
sama. Tetapkan resolusi penghitung partikel untuk
partikel berukuran 10 m memakai butiran
kalibrator 10 m. Simpangan baku relatif dari distribusi
ukuran partikel baku yang dipakai tidak lebih dari
5%. Metode yang dapat diterima untuk menetapkan
resolusi ukuran partikel yaitu : (1) penetapan secara
manual besarnya pelebaran puncak akibat respon
instrumen; (2) memakai metode elektronik untuk
mengukur dan memilih luaran tegangan sensor partikel
dengan penganalisa multi saluran; dan (3) metode
otomatis.
Metode Manual Atur penghitung partikel agar
bekerja dalam moda kumulatif atau moda hitung total.
Tetapkan tegangan ambang untuk bola 10 m, mengacu
kepada kurva kalibrasi yang telah diperoleh sebelumnya.
Atur 3 saluran alat penghitung yang dipakai pada
procedure kalibrasi sebagai berikut:
Saluran 1 diatur untuk 90% dari tegangan ambang
Saluran 2 diatur untuk tegangan ambang
Saluran 3 diatur untuk 110% dari tegangan ambang
Alirkan sampel melalui sensor, amati penghitungan pada
Saluran 2. Jika penghitungan partikel di saluran ini
telah mencapai lebih kurang 1000, hentikan
penghitungan, dan amati hasil hitungan di Saluran 1 dan
- 1497 -
3. Pastikan bahwa hasil hitungan di Saluran 1 dan Saluran
3 masing-masing 1,68±10% dan 0,32±10% dari hasil
hitungan di Saluran 2. Jika nilai ini belum
terpenuhi, sesuaikan ambang Saluran 1 dan Saluran 3
sesampai memenuhi kriteria ini . Jika kriteria
ini telah terpenuhi, alirkan sampel suspensi melalui
alat penghitung sampai penghitungan di Saluran 2
mencapai lebih kurang 10.000, atau sampai beberapa
volume yang sesuai (misalnya 10 ml) dari suspensi
butiran telah dihitung. Periksa bahwa hasil hitungan di
Saluran 1 dan Saluran 3 masing-masing 1,68±3% dan
0,32±3% dari hasil hitungan di Saluran 2.
Catat ukuran partikel pada ambang yang ditetapkan
untuk Saluran 1, 2, dan 3. Kurangi ukuran partikel untuk
Saluran 2 dari ukuran partikel Saluran 3. Kurangi
ukuran partikel untuk Saluran 1 dari ukuran partikel
Saluran 2. Nilai yang ditetapkan dengan cara ini yaitu
simpangan baku yang teramati pada sisi positif dan
negatif dari nilai hitung rata-rata untuk baku 10 m.
Hitung persentase resolusi sensor dengan rumus:
D
SS so
22
100
S0 yaitu simpangan baku tertinggi pengamatan untuk
butiran, SS yaitu simpangan baku butiran menurut
pabrik, D yaitu diameter butiran dalam satuan m
menurut pabrik. Resolusi tidak lebih dari 10%.
Metode Otomatis Untuk beberapa alat penghitung
tersedia perangkat lunak yang memungkinkan penetapan
resolusi sensor secara otomatis. Perangkat lunak ini
dapat merupakan bagian dari instrumen atau dipakai
dalam rangkaian dengan mikrokomputer yang dihubungkan
dengan alat penghitung. pemakaian metode otomatis ini
tepat, jika pabrik memberi pernyataan tertulis bahwa
perangkat lunak ini menghasilkan penetapan
resolusi yang setara dengan hasil memakai metode
manual dan jika penetapan resolusi otomatis divalidasi
secara semestinya oleh pemakai.
Metode Elektronik Catat distribusi luaran tegangan
dari sensor partikel, memakai penganalisa multi
saluran sambil memeriksa suspensi partikel baku
berukuran 10 m. Untuk menetapkan resolusi, kursor
pada penganalisa multisaluran digerakkan naik turun
pada skala potensial listrik dari nilai tengah denyut
tegangan untuk menemukan saluran pada kedua sisi
puncak 10 m yang mencatat hasil hitung lebih kurang
61% dari hasil hitung di saluran tengah. pemakaian
kurva respon ukuran penghitung untuk konversi nilai
mV kedua saluran ini menjadi ukuran partikel
dalam rentang 1 kali simpangan baku dari baku 10 m.
pakailah nilai ini untuk menghitung resolusi seperti
tertera pada Metode Manual.
AKURASI PENGHITUNGAN PARTIKEL
Tetapkan akurasi penghitungan partikel dari instrumen,
memakai Metode 1 (untuk injeksi volume kecil) atau
Metode 2 (untuk injeksi volume besar).
Metode I
procedure Buat suspensi dan blangko, memakai
baku Hitung Partikel BPFI. Lakukan penghitungan pada
pengaturan lebih besar atau sama dengan 10 m dan
lebih besar atau sama dengan 15 m, instrumen diatur
untuk menghitung dalam moda kumulatif (total).
Campur blangko dengan cara membalikkan 25 kali
dalam 10 detik dan awaudarakan campuran dengan cara
sonikasi (pada 80 - 120 watt) selama 30 detik atau
dengan cara mendiamkannya. Buka penutup wadah,
aduk isinya perlahan-lahan dengan gerakan tangan atau
secara mekanis, jaga agar gelembung udara atau
cemaran tidak masuk. Aduk terus-menerus sepanjang
analisa . Ambil langsung dari wadah, berturut-turut tiga
bagian volume masing-masing tidak kurang dari 5 ml,
lakukan penghitungan partikel dan buang data dari
bagian pertama. [Catatan Selesaikan procedure dalam
5 menit.] Ulangi procedure memakai suspensi
sebagai pengganti blangko. memakai rata-rata hasil
hitung dari analisa dua bagian suspensi pada tingkat
lebih besar atau sama dengan 10 m dan dari analisa
dua bagian blangko pada tingkat lebih besar atau sama
dengan 10 m, hitung banyaknya partikel dalam tiap ml,
dengan rumus,
V
PP Bs
PS yaitu rata-rata hasil hitung partikel pada suspensi;
PB yaitu rata-rata hasil hitung partikel pada blangko;
dan V yaitu rata-rata volume dalam ml dari 4 bagian
yang diuji. Ulangi perhitungan, memakai hasil yang
diperoleh pada pengaturan tidak kurang dari 15 m.
Interpretasi Instrumen memenuhi persyaratan Akurasi
Penghitungan Partikel, bilamana hasil hitung yang
diperoleh pada tingkat lebih besar atau sama dengan
10 m dan rasio hasil hitung pada tingkat lebih besar
atau sama dengan 10 m terhadap hasil hitung pada
tingkat lebih besar atau sama dengan 15 m sesuai
dengan nilai yang ada pada baku Hitung Partikel
BPFI. Jika instrumen tidak memenuhi persyaratan
Akurasi Penghitungan Partikel, ulangi procedure
memakai suspensi dan blangko yang tersisa. Jika
hasil uji kedua berada dalam batas ini di atas,
instrumen memenuhi persyaratan uji Akurasi
Penghitungan Partikel. Jika pada percobaan kedua
instrument tidak memenuhi persyaratan uji, tetapkan dan
perbaiki sumber kegagalan, dan ulangi pengujian
instrumen.
Metode II
procedure memakai butiran kalibrator baku
dengan diameter nominal 15 - 30 m, buat suspensi yang
mengandung antara 50 - 200 partikel per ml. Awaudarakan
suspensi dengan cara sonikasi (pada 80 - 120 watt)
- 1498 -
selama 30 detik atau dengan cara mendiamkannya.
Suspensikan partikel dengan pengadukan hati-hati dan
lakukan penghitungan lima kali pada suspensi bervolume
5 ml, memakai ambang berukuran 10 m dari
penghitung partikel. Diperoleh hasil hitung partikel
kumulatif rata-rata per ml. Pipet beberapa volume
suspensi ini yang mengandung 250 - 500 partikel
ke dalam corong penyaring yang dibuat seperti tertera
pada Peralatan Penyaringan dalam Uji Hitung Partikel
Mikroskopik. sesudah membran dikeringkan, hitung
jumlah total butiran baku yang terkumpul pada
penyaring membran. Hasil hitung ini harus berada
dalam batas 20% dari hasil hitung instrumental rata-rata
per ml untuk suspensi ini .
Lingkungan Pengujian
Lakukan pengujian dalam lingkungan yang tidak
melepaskan bahan partikulat dalam jumlah yang
bermakna. Contoh-contoh harus dibersihkan sedemikian
sesampai tingkat pertambahan partikel tidak
memberi pengaruh yang nyata terhadap hasil
pengujian. Sebaiknya bahan uji, alat gelas, penutup, dan
peralatan lain yang diperlukan, dipersiapkan dalam
lingkungan yang terlindung oleh penyaring udara
partikulat berefisiensi tinggi (HEPA), dan selama
penyiapan sampel dipakai pakaian serta sarung
tangan yang tidak melepaskan partikel.
Bersihkan alat gelas, penutup, dan peralatan lain yang
diperlukan, sebaiknya dengan cara merendam dan
menyikat dalam larutan detergen nonionik hangat. Bilas
dengan air mengalir, dan bilas ulang dengan air suling
atau air deionisasi tersaring yang mengalir. Untuk
membantu pembersihan dapat dipakai pelarut
organik. [Catatan Langkah-langkah ini merupakan
salah satu cara membersihkan peralatan; cara lain,
peralatan bebas partikel dapat diperoleh dari pabrik
yang sesuai.] Akhirnya, bilas peralatan dengan air suling
atau air deionisasi yang tersaring, memakai alat
penyemprot manual bertekanan dengan penyaring akhir
atau sumber lain air tersaring yang sesuai, seperti air
suling atau air deionisasi yang dialirkan melalui
penyaring dengan porositas 1,2 m atau lebih kecil.
Untuk mengumpulkan hasil penghitungan blangko,
pakailah bejana bersih dengan jenis dan volume yang
setara dengan bejana yang dipakai pada pengujian.
Tuang 50 ml air suling atau air deionisasi yang tersaring
ke dalam bejana, dan aduk sampel air dalam alat gelas
yang bersih ini dengan cara membolak-balikkan
atau menggoyang. [Catatan Volume yang lebih kecil
dapat dipakai , disesuaikan dengan bahan yang akan
dihitung.] Awaudarakan dengan cara sonikasi (pada
80 - 120 watt) selama lebih kurang 30 detik atau dengan
cara mendiamkannya. Goyang bejana berisi sampel air
secara manual atau aduk secara mekanis agar partikel
tersuspensi. Ambil dan lakukan penghitungan partikel
berturut-turut terhadap tiga sampel dengan volume
masing-masing tidak kurang dari 5 ml, abaikan
penghitungan pertama. Jika ada lebih dari
10 partikel berukuran 10 m atau lebih besar, atau lebih
dari 2 partikel berukuran 25 m atau lebih besar, dalam
gabungan sampel 10 ml, maka lingkungan tidak sesuai
untuk analisa partikel: air suling atau air deionisasi
yang tersaring dan alat gelas tidak dipersiapkan dengan
baik atau alat penghitung memberi hasil yang palsu.
Dalam hal ini, ulangi langkah-langkah persiapan sampai
kondisi analisa sesuai untuk pengujian.
procedure Pengujian
Persiapan pengujian Siapkan bahan uji dengan urutan
sebagai berikut. Di luar lapisan penutup, lepaskan
penutup luar, pita segel dan semua etiket kertas yang
dapat terlepas. Bilas bagian luar wadah dengan air
suling atau air deionisasi yang tersaring seperti tertera
pada Lingkungan Pengujian. Lindungi wadah dari
cemaran sekitarnya sampai analisa selesai dilakukan
Keluarkan isi wadah yang diuji dengan cara yang
memiliki kemungkinan paling kecil menghasilkan
partikel yang dapat masuk ke dalam sampel. Isi wadah
yang penutupnya dapat dilepas, dapat dikeluarkan
langsung dengan cara membuka penutupnya. Alat
pengambil sampel yang memiliki jarum yang dapat
menembus penutup dapat pula dipakai . Sampel dari
produk yang dikemas dalam wadah plastik lentur dapat
diambil dengan cara memotong mulut atau salah satu
sudut wadah dengan pisau atau gunting bersih yang
sesuai.
Produk kering atau beku kering dapat dikonstitusikan
dengan cara membuka penutupnya untuk menambahkan
pengencer atau dengan cara menyuntikkan pengencer
dengan alat suntik hipodermik dengan penyaring alat
suntik berukuran 1,2 m atau lebih kecil. Jika bahan uji
harus digabung, buka penutupnya dan tuang isinya ke
dalam wadah bersih.
Suatu bets atau kelompok unit yang diwakili oleh bahan
uji memenuhi atau melampaui batas, ditentukan oleh
banyaknya bahan uji yang cukup untuk menghasilkan
penilaian yang andal secara statistik. Jika volume wadah
kurang dari 25 ml, lakukan pengujian dengan cara
menggabungkan volume dari 10 unit atau lebih. Unit
injeksi tunggal volume kecil dapat diuji tersendiri, jika
volume unit individualnya 25 ml atau lebih. Untuk
injeksi volume besar, lakukan pengujian terhadap tiap
unit individual. Untuk injeksi volume besar atau injeksi
volume kecil dengan volume unit individual 25 ml atau
lebih, dapat diuji kurang dari 10 unit, berdasarkan
ketentuan rencana pengambilan sampel yang sesuai.
PENETAPAN PRODUK
Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji, lakukan
menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai di bawah
ini.
Sediaan Cair
Volume dalam Wadah Kurang dari 25 ml Siapkan
wadah-wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian.
Campur dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap
unit dengan membalikkan unit 20 kali. [Catatan sebab
beberapa produk volumenya kecil, diperlukan
pengocokan lebih kuat supaya partikelnya tersuspensi
- 1499 -
dengan baik.] Ke dalam suatu wadah yang bersih,
campurkan isi dari 10 unit atau lebih, untuk
memperoleh volume tidak kurang dari 20 ml.
Awaudarakan larutan gabungan dengan cara sonikasi
selama lebih kurang 30 detik atau dengan cara
mendiamkan larutan sampai bebas gelembung udara.
Aduk isi wadah perlahan-lahan secara manual atau
mekanis, jaga jangan sampai gelembung udara atau
cemaran masuk. Ambil sekurang-kurangnya tiga alikot,
masing-masing tidak kurang dari 5 ml, tuang ke dalam
sensor penghitung pengaburan cahaya. Buang data dari
bagian pertama. [Catatan Untuk beberapa produk, suatu
gabungan dari 15 unit atau lebih diperlukan untuk
memperoleh volume gabungan yang cukup untuk tiga
alikot sampel dengan volume 5 ml. Alikot sampel yang
lebih kecil (yaitu kurang dari 5 ml) dapat dipakai jika
hasil penetapan yang diperoleh dengan alikot kecil
divalidasi dan hasil penilaiannya menampilkan
kesesuaian bets yang setara dengan hasil yang diperoleh
dengan volume alikot 5 ml ini di atas.]
Volume dalam Wadah 25 ml atau Lebih Siapkan
wadah-wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian.
Campur dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap
unit dengan membalikkan unit 20 kali. Awaudarakan
larutan dengan cara sonikasi selama lebih kurang
30 detik atau dengan cara mendiamkan larutan sampai
bebas gelembung udara. Lepaskan penutup unit atau
buka wadah dengan cara lain, sesampai alat penghitung
dapat ditempatkan di tengah larutan. Aduk isi wadah
perlahan-lahan secara manual atau mekanis. Ambil tidak
kurang dari tiga alikot, masing-masing volume tidak
kurang dari 5 ml, tuang ke dalam sensor penghitung
pengaburan cahaya. Buang data dari bagian pertama.
Sediaan Kering atau Beku kering Siapkan wadah-
wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian. Buka
tiap wadah, jaga agar penutup atau proses membuka
tidak mencemari. Konstitusikan seperti tertera pada
Penyiapan Pengujian, memakai volume air yang
telah disaring dan ditetapkan, atau pengencer yang tepat
dan telah disaring jika air tidak sesuai untuk dipakai .
Tutup kembali, dan kocok wadah secara manual
secukupnya untuk memastikan pelarutan obat. [Catatan
Untuk beberapa produk kering atau beku kering, wadah
perlu didiamkan beberapa saat, lalu dikocok lagi
untuk menyempurnakan pelarutan.] sesudah obat dalam
sampel terkonstitusi larut sempurna, campur dan
suspensikan bahan partikulat yang ada pada tiap unit
dengan cara membalikkannya 20 kali, sebelum analisa .
Lanjutkan menurut petunjuk untuk volume unit seperti
tertera pada Sediaan Cair dan lakukan analisa dengan
mengambil sekurang- kurangnya tiga alikot, masing-
masing volume tidak kurang dari 5 ml dan tuang ke
dalam sensor penghitung pengaburan cahaya. Buang
data dari bagian pertama.
Produk yang Dikemas dalam Dua Bagian yang
Mengandung Produk Obat dan Pelarut dalam
Bagian Terpisah Siapkan unit-unit yang diuji seperti
tertera pada Persiapan Pengujian. Campur tiap unit
menurut petunjuk pada etiket dengan perlakuan dan
pengocokan sedemikian untuk memastikan pencampuran
komponen yang terpisah dan pelarutan obat.
Awaudarakan unit yang diuji dengan cara sonikasi atau
dengan cara mendiamkan larutan sampai bebas
gelembung udara. Lanjutkan menurut petunjuk untuk
volume unit seperti tertera pada Sediaan Cair dan
lakukan analisa dengan mengambil sekurang-
kurangnya tiga alikot, masing-masing volume tidak
kurang dari 5 ml, tuang ke dalam sensor penghitung
pengaburan cahaya. Buang data dari bagian pertama.
Produk Berlabel “Kemasan Ruahan untuk Farmasi -
Tidak untuk Infus Langsung” Lakukan seperti tertera
pada Sediaan Cair dengan volume 25 ml atau lebih.
Hitung hasil uji pada bagian yang setara dengan dosis
maksimum yang tertera pada etiket. Misalnya, jika
volume kemasan ruahan total 100 ml dan volume dosis
maksimum 10 ml, maka hasil hitung partikel pengaburan
cahaya rata-rata per ml harus dikalikan 10 untuk
memperoleh hasil uji berdasarkan dosis maksimum
10 ml. [Catatan Untuk perhitungan hasil uji, bagian
dosis maksimum ini dianggap setara dengan isi satu
wadah penuh.]
Perhitungan
Sampel Gabungan (Injeksi Volume Kecil) Rata-
ratakan hasil hitung dari dua atau lebih bagian alikot
yang dianalisa . Hitung banyaknya partikel dalam tiap
wadah dengan rumus:
nV
PV
A
T
P yaitu hasil hitung partikel rata-rata yang diperoleh
dari bagian yang dianalisa ; VT yaitu volume sampel
gabungan, dalam ml; VA yaitu volume, dalam ml, dari
tiap bagian yang dianalisa ; n yaitu banyaknya wadah
yang digabung.
Sampel Individual (Injeksi Volume Kecil) Rata-
ratakan hasil hitung yang diperoleh dari bagian alikot
5 ml atau lebih dari tiap unit terpisah yang dianalisa , dan
hitung banyaknya partikel dalam tiap wadah dengan
rumus:
AV
PV
P yaitu hasil hitung partikel rata-rata yang diperoleh
dari bagian yang dianalisa ; V yaitu volume, dalam ml,
dari unit yang diuji; VA yaitu volume, dalam ml, dari
tiap bagian yang dianalisa .
Sampel Unit Individual (Injeksi Volume Besar) Rata-
ratakan hasil hitung yang diperoleh dari dua atau lebih
bagian alikot bervolume 5 ml yang diambil dari unit
- 1500 -
larutan. Hitung banyaknya partikel dalam tiap ml injeksi
yang dipakai dengan rumus:
V
P
P yaitu hasil hitung partikel rata-rata untuk sampel
individual 5 ml atau lebih; V yaitu volume, dalam ml,
dari bagian yang dipakai .
Untuk semua jenis produk, jika bahan yang diuji
diencerkan untuk menurunkan viskositas, faktor
pengenceran harus diperhitungkan dalam perhitungan
hasil akhir.
Interpretasi
Injeksi memenuhi persyaratan uji, jika menurut
perhitungan banyaknya partikel yang ada dalam tiap unit
tertentu yang diuji atau tiap sampel gabungan yang diuji
tidak melebihi nilai yang sesuai yang tercantum pada
Tabel 1. Jika banyaknya partikel rata-rata melebihi batas,
uji sediaan dengan Uji Hitung Partikel secara
Mikroskopik.
Tabel 1. Hasil Hitung Partikel
Uji Pengaburan Cahaya
10 m 25 m
Injeksi volume kecil 6000 600 perwadah
Injeksi volume besar 25 3 per ml
UJI HITUNG PARTIKEL
SECARA MIKROSKOPIK
Uji bahan partikulat secara mikroskopik dapat
diterapkan pada injeksi volume besar dan injeksi volume
kecil. Uji ini menghitung bahan partikulat subvisibel,
pada dasarnya padat, dalam produk-produk ini atas dasar
hitungan per volume atau per wadah, sesudah
pengumpulannya pada penyaring membran mikropori.
Beberapa sediaan tidak dapat diuji memakai
pengaburan cahaya. Dalam masalah demikian, monografi
hanya menyebut cara penetapan mikroskopik ini.
Larutan yang dikecualikan dari analisa secara penetapan
mikroskopik disebutkan dalam monografinya. Contoh,
larutan yang tidak mudah disaring sebab viskositas
yang tinggi (misalnya larutan dekstrosa pekat, amilum,
atau dekstran). Pada cara penetapan mikroskopik, jangan
mengukur atau menghitung bahan amorf, semi-cair, atau
yang tidak jelas bentuknya yang tampak seperti bercak
atau perubahan warna pada permukaan membran. Bahan
itu hanya sedikit atau tidak timbul pada permukaan dan
berbentuk seperti gelatin atau selaput. Oleh sebab
dalam larutan bahan ini terdiri atas unit-unit
berukuran 1 m atau lebih kecil, hanya dapat dihitung
sesudah terjadi agregasi atau deformasi pada membran
analitik, interpretasi penghitungan dapat dilakukan
dengan menguji sampel larutan secara hitung partikel
pengaburan cahaya.
Peralatan
Mikroskop pakailah mikroskop binokuler majemuk
yang dapat mengoreksi perubahan jarak antar pupil
dengan mempertahankan panjang tabung. Gabungan
lensa objektif dan okuler harus memberi perbesaran
100±10x. Objektif harus memberi perbesaran
nominal 10 x, berupa lensa akromat planar atau bermutu
lebih baik, dengan apertur numerik minimum 0,25.
Selain itu, objektif harus kompatibel dengan alat
pelengkap lampu penerang episkopik. Okuler harus
memberi perbesaran 10x. Selain itu, salah satu okuler
harus dapat memuat dan terpusat kepada suatu gratikul
okuler. Mikroskop harus memiliki penggerak mekanis
yang mampu memegang dan melintasi seluruh luas
penyaringan dari penyaring membran berukuran 25 atau
47 mm.
Lampu penerang Diperlukan dua lampu penerang.
Pertama yaitu lampu pembantu yang dapat difokuskan,
eksternal, dapat diatur untuk memberi cahaya masuk
yang miring dengan sudut 10o - 20o. Kedua yaitu lampu
cerah episkopik yang merupakan bagian internal
mikroskop. Kedua lampu ini harus memiliki
daya (watt) yang cukup untuk memberi penerangan
yang cerah dan merata dan dapat dilengkapi dengan
filter biru untuk mengurangi kelelahan pemakainya.
Gratikul Diameter Lingkaran pakailah gratikul
diameter lingkaran (lihat Gambar 1) yang disesuaikan
dengan objektif dan okuler model mikroskop, sesampai
lingkaran pengukur dalam batas 2% dari ukuran yang
dinyatakan pada bidang meja mikroskop.
Lingkaran besar yang dibagi menjadi 4 kuadran oleh
benang silang disebut bidang pandang gratikul (graticule
field of view – GFOV). Lingkaran transparan dan hitam
dengan diameter 10 m dan 25 m pada perbesaran
100 x dipakai sebagai skala pembanding untuk
pengukuran partikel.
Mikrometer pakailah mikrometer meja, ditandai
dengan pembagian 10 m, yang disertifikasi oleh NIST.
Peralatan Penyaringan pakailah corong penyaring
yang sesuai untuk volume pengujian, dengan diameter
minimum lebih kurang 21 mm. Corong terbuat dari
plastik, kaca atau baja tahan karat. pakailah penunjang
penyaring terbuat dari kawat baja tahan karat atau kaca
masir sebagai penyebar penyaringan. Peralatan
penyaringan dilengkapi dengan sumber vakum, penyedia
pelarut yang mampu menyalurkan pelarut yang tersaring
dengan ukuran tertahan 1,2 m atau lebih kecil pada
rentang tekanan 10 - 80 psi dan penyaring membran (25
atau 47 mm berpetak-petak atau tidak, hitam atau abu-
abu tua, atau dari bahan yang sesuai dengan produk,
dengan porositas 1,0 m atau lebih kecil). pakailah
pinset tumpul untuk memegang penyaring membran.
- 1501 -
Gambar 1. Gratikul diameter lingkaran.
Lingkungan Pengujian
pakailah lemari laminar atau lemari laminar bertutup
lain, dengan kapasitas cukup untuk mencakup luas
daerah penyiapan analisa dan mengandung udara yang
disaring dengan penyaring HEPA, dengan jumlah
partikel tidak lebih dari 100 (0,5 m atau lebih besar) per
kaki kubik. Untuk penetapan blangko, tuang 50 ml air
suling atau air deionisasi yang telah disaring ke dalam
corong penyaring. Vakum dan alirkan air seluruhnya
melalui penyaring membran. Lepaskan membran dari
dasar corong penyaring, dan letakkan di atas secarik pita
perekat bersisi-dua dalam keping Petri atau cawan Petri.
sesudah membran dibiarkan kering, amati dengan
mikroskop pada perbesaran 100 x. Jika pada daerah
permukaan penyaringan ada tidak lebih dari
20 partikel berukuran 10 m atau lebih besar dan
5 partikel berukuran 25 m atau lebih besar, maka
tingkat partikel blangko cukup rendah untuk pelaksanaan
penetapan mikroskopik.
Sepanjang pelaksanaan procedure ini, dianjurkan
memakai sarung tangan bebas serbuk dan alat gelas
serta peralatan yang sangat bersih. Sebelum melakukan
pengujian, bersihkan permukaan kerja dalam lemari
laminar bertutup dengan pelarut yang sesuai. Alat gelas
dan peralatan harus dibilas berturut-turut dengan larutan
detergen bebas-residu yang hangat, air panas, air suling
atau air deionisasi yang telah disaring, dan isopropanol.
[Catatan Sebelum dipakai , alirkan air suling atau air
deionisasi dan isopropanol melalui penyaring dengan
porositas 1,2 m atau lebih kecil.] Lakukan pembilasan
di dalam lemari laminar bertutup yang dilengkapi
penyaring HEPA. Biarkan alat gelas dan peralatan
penyaring mengering di dalam lemari ini , sebelum
melakukan kegiatan lain. Sebaiknya lemari HEPA yang
dipakai ditempatkan di ruang terpisah, dilengkapi
dengan udara ber-AC yang disaring dan bertekanan
positif terhadap daerah sekitarnya.
PENYIAPAN MIKROSKOP
Letakkan lampu penerang pembantu di dekat meja
mikroskop, lampu difokuskan sesampai penerangan
terpusat pada daerah tempat membran penyaring pada
meja mikroskop. Atur tinggi lampu sesampai sudut
masuk cahaya 10o - 20o terhadap bidang horizontal.
memakai lampu cerah episkopik internal, buka
sepenuhnya diafragma bidang dan apertur. Pusatkan
kawat lampu dan fokuskan mikroskop pada penyaring
yang mengandung partikel-partikel. Atur intensitas
penerangan yang dipantulkan sampai partikel-partikel
tampak jelas dan menampilkan bayangan yang nyata.
Atur intensitas lampu episkopik serendah mungkin,
lalu tingkatkan intensitas lampu episkopik sampai
bayangan partikel-partikel menampilkan pengurangan
kontras terkecil yang dapat diamati.
pemakaian GRATIKUL
DIAMETER LINGKARAN
Kesalahan relatif gratikul yang dipakai mula-mula
harus diukur dengan mikrometer meja bersertifikat
NIST. Untuk melaksanakannya, tempatkan skala
mikrometer gratikul dan mikrometer meja sesampai
sejajar. (Bandingkan skalanya, memakai sebanyak
mungkin penanda ukuran pada skala masing-masing.)
Baca banyaknya pembagian skala gratikul (graticule
scale divisions, GSD), dibandingkan dengan banyaknya
pembagian mikrometer meja (stage micrometer
divisions, SMD). Hitung kesalahan relatif dengan rumus
SMD
SMDGSD100
Kesalahan relatif ±2% dapat diterima. Teknik dasar
pengukuran yang diterapkan pada pemakaian gratikul
diameter lingkaran yaitu dengan cara membayangkan
atau menganggap bahwa tiap partikel menjadi
lingkaran, lalu membandingkannya dengan
lingkaran acuan gratikul 10 m dan 25 m. Proses
pengukuran dilakukan tanpa membuat partikel itu
berimpit dengan lingkaran acuan; partikel-partikel tidak
dipindahkan dari tempatnya di dalam bidang pandang
gratikul (lingkaran besar) untuk dibandingkan dengan
lingkaran acuan. Bandingkan luas partikel yang akan
diukur dengan luas lingkaran hitam atau transparan.
pakailah luas lingkaran acuan gratikul yang jernih untuk
mengukur partikel putih atau transparan. pakailah luas
lingkaran acuan yang hitam untuk mengukur partikel
yang gelap.
Putar gratikul pada okuler mikroskop sebelah kanan
sesampai skala linear terletak di bagian bawah bidang
pandang, fokuskan pada gratikul dengan cara mengatur
cincin diopter okuler kanan sambil mengamati contoh di
luar fokus. Fokuskan mikroskop pada contoh sambil
mengamati melalui okuler kanan saja. lalu , sambil
mengamati melalui okuler kiri, atur diopter okuler kiri
sesampai terfokuskan pada contoh.
Lingkaran GFOV
Helaian silang
Lingkaran acuan
Skala linier
- 1502 -
PENYIAPAN PERALATAN PENYARING
Sebaiknya cuci corong penyaring, dasar penyaring dan
penyebarnya dalam larutan detergen cair dan air panas.
Bilas dengan air panas. sesudah pembilasan dengan air
panas, lakukan pembilasan kedua dengan air suling atau
deionisasi yang telah disaring, memakai pancaran
air bertekanan pada seluruh permukaan luar dan dalam
peralatan penyaringan. Ulangi procedure pembilasan
bertekanan memakai isopropanol yang telah
disaring. Akhirnya, memakai alat pembilas
bertekanan, bilas peralatan dengan air suling atau
deionisasi yang telah disaring.
Ambil sehelai penyaring membran dari wadahnya,
memakai pinset tumpul yang sangat bersih.
pakailah aliran air murni tersaring bertekanan rendah
untuk mencuci kedua sisi penyaring secara menyeluruh,
mulai dari atas dan menyapu bolak-balik ke bawah.
Pasang peralatan penyaring yang telah dibersihkan
dengan alat penyebar di atas dasar penyaring dan
tempatkan penyaring membran yang bersih di atas alat
penyebar. Tempatkan perlengkapan corong di atas dasar
penyaring dan katupkan pada tempatnya.
procedure Pengujian
PENYIAPAN PENGUJIAN
Lakukan seperti tertera pada Persiapan Pengujian dalam
Uji Hitung Partikel secara Pengaburan Cahaya, mulai
dari “Siapkan bahan uji dengan urutan sebagai berikut.”
sampai dengan “Untuk injeksi volume besar, unit
individualnya yang diuji”. Untuk injeksi volume kecil
berisi 25 ml atau lebih diuji tersendiri dan untuk injeksi
volume besar, seluruh volume unit diuji. Untuk injeksi
volume besar atau injeksi volume kecil dengan volume
unit individual 25 ml atau lebih, dapat diuji kurang dari
10 unit, berdasarkan ketentuan rencana pengambilan
sampel yang sesuai.
PENETAPAN PRODUK
Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji, lakukan
menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai di bawah
ini.
Sediaan Cair Campur unit-unit yang akan diuji
dengan cara membalikkan 20 kali. Buka unit-unit
ini dengan cara yang menghasilkan sesedikit
mungkin partikel yang berasal dari lingkungan. Untuk
produk kurang dari 25 ml, buka dan gabung isi 10 unit
atau lebih di dalam wadah bersih. Saring unit injeksi
volume besar secara individual. Unit injeksi volume
kecil yang volumenya 25 ml atau lebih dapat disaring
secara individual.
Pindahkan seluruh volume gabungan larutan atau unit
tunggal ke dalam corong penyaring, dan vakum. Jika
volume larutan yang akan disaring melebihi volume
corong penyaringan, tambahkan bagian larutan secara
bertahap sampai seluruh volume tersaring. Jika akan
dipakai procedure hitung parsial (lihat procedure
Hitung Parsial dalam Penghitungan Partikel), jangan
biarkan volume cairan pada corong penyaring turun di
bawah setengah volume corong di antara tiap
penambahan volume. [Catatan pakailah corong
penyaring yang sesuai dengan volume larutan, jika akan
memakai procedure hitung parsial. Hal ini perlu
untuk memastikan penyebaran merata partikel-partikel
pada membran analitik.]
sesudah penambahan larutan terakhir, bilas dinding
corong dengan cara mengarahkan aliran air suling atau
deionisasi yang telah disaring bertekanan rendah dengan
gerak melingkari dinding corong dan membilas corong
dihentikan sebelum volume turun di bawah seperempat
volume corong. Pertahankan vakum sampai cairan di
corong tidak bersisa.
Angkat corong penyaring dari dasar penyaring sambil
mempertahankan vakum, lalu hentikan vakum dan
angkat membran penyaring dengan pinset tumpul.
Tempatkan penyaring di dalam cawan Petri atau wadah
sejenis, lekatkan dengan pita perekat bersisi-dua dan
tandai dengan identitas sampel. Biarkan penyaring
mengering di udara dalam lemari laminar bertutup
dengan penutup yang sedikit terbuka.
Sediaan Kering atau Beku kering Untuk menguji vial
serbuk kering atau wadah sejenis berisi serbuk obat,
konstitusikan bahan dengan pelarut sesuai, memakai
metode yang paling sedikit memungkinkan masuknya
cemaran dari luar, seperti tertera pada Penyiapan
Pengujian dalam Uji Hitung Partikel secara
Pengaburan Cahaya. memakai gabungan larutan
dari 10 unit atau lebih, atau beberapa unit individual
yang diinginkan, lakukan seperti tertera pada Sediaan Cair.
Produk yang Dikemas dalam Dua Bagian yang
Mengandung Produk Obat dan Pelarut dalam
Bagian Terpisah Siapkan tiap unit seperti tertera pada
etiket, kocok secukupnya untuk memastikan
pencampuran menyeluruh komponen-komponen yang
terpisah, lalu lakukan seperti tertera pada Sediaan
Cair.
Kemasan Ruahan untuk Farmasi atau Wadah Dosis-
Ganda Untuk Produk Beretiket “Kemasan Ruahan
untuk Farmasi - Tidak untuk Infus Langsung” atau untuk
wadah dosis-ganda, lakukan seperti tertera pada Sediaan
Cair, saring volume unit seluruhnya.
Hitung hasil uji untuk bagian yang sama dengan dosis
maksimum seperti tertera pada etiket. Anggap bagian ini
setara dengan isi satu wadah penuh. Misalnya, jika
volume kemasan ruahan total 100 ml dan dosis
maksimum tercantum 10 ml, maka hasil uji hitung
volume unit total secara mikroskopik harus dikalikan 0,1
untuk memperoleh hasil uji untuk volume dosis 10 ml.
[Catatan Untuk perhitungan hasil uji, anggap bagian
ini setara dengan isi satu wadah penuh].
- 1503 -
Penghitungan Partikel
Uji secara mikroskopik yang diuraikan di seksi ini
bersifat fleksibel, yaitu dapat menghitung partikel dalam
contoh yang mengandung 1 partikel per ml maupun
contoh yang mengandung jauh lebih banyak partikel per
ml. Metode ini dapat dipakai dengan cara menghitung
semua partikel pada permukaan membran analisa atau
dengan cara menghitung hanya partikel-partikel pada
sebagian permukaan membran.
procedure PENGHITUNGAN TOTAL
Pada pelaksanaan penghitungan total, bidang pandang
gratikul (GFOV) yaitu lingkaran besar gratikul diabaikan
dan dipakai benang silang vertikal. Telusuri seluruh
membran dari kiri ke kanan pada jalur yang
berdampingan dengan jalur sebelumnya. Ulangi
procedure ini dengan gerak dari kiri ke kanan dan kembali
ke kiri sampai semua partikel pada membran terhitung.
Catat banyaknya semua partikel berukuran 10 m atau
lebih besar dan banyaknya partikel berukuran 25 m
atau lebih besar. Untuk injeksi volume besar, hitung
banyaknya partikel per ml untuk unit yang diuji dengan
rumus:
V
P
P yaitu banyaknya semua partikel yang terhitung;
V yaitu volume larutan, dalam ml.
Untuk injeksi volume kecil, hitung banyaknya partikel
per wadah dengan rumus:
n
P
P yaitu banyaknya semua partikel yang terhitung; dan
n yaitu banyaknya unit yang digabung (n = 1, jika
dipakai unit individual).
procedure PENGHITUNGAN PARSIAL
Jika akan dilaksanakan penghitungan parsial partikel
pada membran, pelaksana analisa pertama-tama harus
memastikan bahwa partikel-partikel pada membran
tersebar secara merata. Hal ini dilakukan dengan
mengamati secara cepat adanya gumpalan partikel.
Gumpalan ini tidak boleh ada satupun. Hitung
partikel 10 m atau lebih besar pada satu GFOV di tepi
daerah penyaringan dan satu lagi pada bagian tengah
membran. Banyaknya partikel 10 m atau lebih besar
di GFOV dengan hasil hitung partikel total tertinggi
tidak lebih dari dua kali banyaknya partikel di GFOV
dengan hasil hitung terendah. Buang penyaring yang
tidak memenuhi kriteria ini dan siapkan yang lain
jika akan dipakai procedure penghitungan parsial atau
dengan alternatif, analisa membran dengan metode
penghitungan total.
Pada penghitungan parsial, banyaknya GFOV yang
dihitung biasanya berjumlah 20. Jika hasil yang
diinginkan memiliki rentang keyakinan yang lebih
kecil, dapat dihitung beberapa bidang yang lebih besar
dengan jumlah partikel yang lebih banyak. Hitung semua
partikel dengan diameter lingkar 10 m atau lebih besar
dan 25 m atau lebih besar di dalam GFOV dan yang
menyentuh sisi kanan lingkaran GFOV. Partikel di luar
GFOV tidak diperhitungkan. Abaikan partikel yang
menyentuh sisi kiri lingkaran GFOV. Garis pemisah
antara sisi kanan dan sisi kiri lingkaran GFOV yaitu
benang silang vertikal. [Catatan Ambil kesimpulan
terbaik mengenai ukuran partikel tanpa mengubah
perbesaran atau penerangan mikroskop.]
Untuk melakukan penghitungan parsial partikel pada
membran, dimulai dari tepi tengah kanan daerah
penyaringan dan mulailah penghitungan pada GFOV
yang berdekatan. Jika telah dicapai tepi kiri daerah
penyaringan, pindahlah satu GFOV ke arah atas
penyaring dan lanjutkan penghitungan GFOV ke arah
berlawanan. Perpindahan dari GFOV yang satu ke
GFOV berikutnya dapat dilakukan dengan dua cara.
Metode pertama menetapkan suatu patokan (partikel
atau ketidakteraturan pada permukaan penyaring) dan
bergeser satu GFOV dengan patokan ini sebagai
acuan. Metode kedua memakai alat pengatur pada
meja mikroskop untuk bergeser 1 mm antar GFOV.
Untuk membantu metode kedua, tempatkan pengatur
posisi x dan y di meja mikroskop pada angka bulat pada
posisi awal di tepi kanan tengah daerah penyaringan,
maka GFOV berikutnya dicapai dengan pergeseran
pengatur posisi x sebanyak satu satuan bulat. Jika bagian
atas dari daerah penyaringan tercapai sebelum diperoleh
jumlah GFOV yang diinginkan, mulailah lagi di tepi
tengah kanan daerah penyaring satu GFOV di bawah
yang pertama. Geserlah ke arah bawah membran, jika
telah dicapai ujung baris GFOV. Lanjutkan seperti
sebelumnya sampai diperoleh jumlah GFOV yang cukup.
Untuk injeksi volume besar, jika dipakai procedure
penghitungan parsial untuk rentang ukuran 10 m dan
25 m, hitung banyaknya partikel per ml dengan
rumus:
VA
PA
P
T
P yaitu banyaknya partikel yang terhitung; AT yaitu
luas daerah penyaringan membran, dalam mm2; AP
yaitu luas daerah parsial yang dihitung, dalam mm2,
didasarkan atas banyaknya bidang gratikul yang
dihitung; dan V yaitu volume larutan yang disaring,
dalam ml. Untuk gabungan larutan (unit injeksi volume
kecil yang mengandung kurang dari 25 ml) atau unit
tunggal injeksi volume kecil, hitung banyaknya partikel
per unit dengan rumus:
nA
PA
P
T
- 1504 -
n yaitu banyaknya unit yang dihitung (n = 1, jika
dipakai unit individual); dan arti lambang lain seperti
disebut di atas.
Untuk semua jenis produk, jika bahan uji diencerkan
untuk mengurangi viskositas, faktor pengenceran harus
diperhitungkan pada perhitungan hasil akhir.
Interpretasi Injeksi memenuhi persyaratan uji, jika
banyaknya partikel yang ada (secara nyata atau menurut
perhitungan) dalam tiap unit tertentu yang diuji atau tiap
sampel gabungan yang diuji tidak melebihi nilai yang
sesuai yang tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Hitung Partikel
Metode Mikroskopik
10 m 25 m
Injeksi volume kecil 3000 300 perwadah
Injeksi volume besar 12 2 per ml
BEBAN REGANG MINIMUM <761>
Metode I
Siapkan 5 potong uji bahan uji berupa pita yang
mewakili sediaan uji, dengan panjang masing-masing
200 mm dan lebar seperti tidak lebih dari 25 mm (jika
perlu dipotong membujur agar diperoleh pita dengan
lebar seperti ini di atas), sesampai kedua permukaan
pita dapat dikondisikan selama 24 jam sebelum
pengujian dilakukan seperti tertera pada Penyiapan
sediaan dalam Identifikasi Serat <841>.
Tetapkan beban regang tiap pita pada mesin, yang
dilengkapi dengan penjepit yang dapat bergerak dengan
kecepatan tetap antara 270 - 330 mm per menit, dan pada
saat sediaan putus, memiliki kapasitas pembacaan
15% sampai 85% difleksi skala penuh. Letakkan salah
satu ujung pita pada penjepit yang tidak bergerak dan
ujung yang lain pada penjepit yang bergerak sedemikian
sampai jarak antara kedua penjepit yaitu 100 mm.
Setiap pita yang lepas atau putus pada jarak pengujian
10 mm dari penjepit, harus dibuang dan diganti dengan
pita lain. Ulangi pengujian, terhadap 4 potong pita
lainnya. Hitung nilai rata-rata.
Metode II
Lakukan Metode I memakai 6 potong bahan uji
berupa pita dengan panjang 200 mm, dan mesin yang
dilengkapi dengan penjepit yang dapat bergerak dengan
kecepatan yang tetap antara 90 - 110 mm per menit.
Letakkan salah satu ujung pita pada penjepit yang tidak
bergerak, sedangkan ujung yang lain pada penjepit yang
bergerak sampai jarak kedua penjepit yaitu 175 mm,
kecuali untuk sediaan plastik berbentuk lapisan tipis,
jarak kedua penjepit dapat dikurangi sampai 100 mm.
Ulangi pengujian terhadap 5 potong pita yang lain.
Hitung nilai rata-rata.
Metode III
Untuk pembalut bentuk pita dengan lebar lebih dari
50 mm, buat potongan sejajar dengan tepi sedemikian
sesampai didapat potongan dengan lebar tidak kurang
dari 60 mm dihitung dari pusat pembalut. lalu
buang kedua tepi pembalut ini sesampai didapat
ukuran tepat dengan lebar 50 mm dan panjang 5 mm.
Untuk pita berukuran kurang dari 50 mm, pakailah
seluruh lebar contoh, hitung hasilnya dibandingkan
terhadap ukuran lebar 50 mm. Siapkan beberapa
5 potong bahan uji dengan ukuran yang sesuai sampai
jarak antara kedua penjepit yaitu 200 mm. Jepit
masing-masing pita pada mesin berkecepatan antara
90 - 110 mm per menit, dan tetapkan beban regang tiap
potongan. Hitung nilai rata-rata.
Metode IV
Siapkan 10 potong bahan, tiap potong dengan lebar
50 mm dan panjang yang sesuai sampai jarak antara
kedua penjepit yaitu 200 mm. Potong 5 sediaan ke arah
melebar dan 5 sediaan ke arah memanjang, dipotong
tidak kurang dari 15 mm dari tepi sediaan untuk
menghindari tepi yang terlipat atau tidak tertenun
sempurna. Jepit masing-masing potongan pada mesin
dengan kecepatan gerak penjepit antara 90 mm sampai
110 mm per menit. Ukur beban regang tiap potongan.
Hitung nilai rata-rata.
BOBOT PER SATUAN LUAS <771>
1. Sediaan Tanpa Perekat
Metode I
Tetapkan bobot sediaan (W g). Ukur lebar tanpa
diregangkan (a cm) dan panjang pada saat meregang
sempurna (b cm) seperti tertera pada Elastisitas <821>.
Hitung bobot per satuan luas dalam g per m2, dengan
rumus:
Metode II
Tetapkan bobot sediaan (W g). Ukur lebar (a cm) dan
panjang (b cm) tanpa diregangkan. Hitung bobot per
satuan luas dalam g per m2, dengan rumus:
Metode III
Potong bahan yang akan diuji seluas tidak kurang dari
100 cm2 dan tetapkan bobot (W g) dan luas (A cm2). Jika
uji dilakukan terhadap contoh kering, lakukan koreksi
- 1505 -
bobot terhadap lembab yang terserap kembali. Hitung
bobot per satuan luas dalam g per m2, dengan rumus:
Jika ukuran atau jumlah satuan bahan cukup, ulangi
pengujian pada contoh lainnya dan hitung nilai rata-rata.
2. Sediaan Tanpa Perekat
Metode I
Tetapkan bobot bahan yang akan diuji (W g). Ukur lebar
dan panjang dan hitung luas (A m2). Potong berbentuk
empat persegi panjang dengan lebar tetap seperti semula,
dengan bobot masing-masing 3 - 4 g, dari 3 tempat yang
berjarak hampir sama sepanjang bahan yang diuji.
Kumpulkan dan timbang saksama (w g) dan maserasi
dengan 250 ml kloroform P atau pelarut lain yang sesuai
sampai massa perekat terlepas. Enaptuangkan tiap
ekstrak melalui penyaring dengan ukuran 106 μm dan
serat yang tertinggal dijadikan satu. Tambahkan asam
asetat P 50% pada ekstrak kain dan diamkan sampai
semua zink oksida larut. Enaptuangkan cairan dan cuci
kain dengan air sampai bebas dari asam, lewatkan air
cucian melalui penyaring dan satukan benang-benang
yang ada pada penyaring dengan kain. Keringkan
kain yang sudah diekstraksi pada suhu 105º, lakukan
seperti tertera pada Penyiapan sediaan dalam
Identifikasi Serat <841> dan tetapkan bobot (f g).
Hitung bobot per satuan luas dalam g per m2 , dengan
rumus:
w
w
A
f
Metode II
Ukur luas contoh berbobot 9,0 - 11,0 g. Maserasi contoh
dengan petroleum eter P (Jarak didih 40º sampai 60º atau
pelarut lain yang sesuai sampai perekat larut sempurna
dan keringkan bahan yang tersisa dengan aliran udara
hangat sampai bobot tetap. Hitung bobot per satuan luas
bahan dari luas contoh tanpa ekstraksi dalam g per m2..
3. Bobot Massa Perekat
Lakukan procedure seperti tertera pada Pembalut dengan
perekat memakai Metode I atau Metode II seperti
tertera pada monografi. Hitung bobot massa perekat
dalam g per m2 dengan rumus:
untuk Metode I
untuk Metode II
W yaitu bobot awal (dalam g) dari contoh tanpa
ekstraksi; w yaitu bobot contoh (dalam g) yang
dipotong dari tiga tempat yang berjarak sama sepanjang
bahan; f yaitu bobot (dalam g) dari kain kering yang
tersisa; A luas contoh awal (dalam m2) tanpa ekstraksi.
Jika luas perekat yang tersebar (B m2) berbeda dengan
luas awal contoh, ganti A dengan B dalam rumus di atas.
DAYA KAIT JARUM BEDAH <780>
Benang bedah teradsorpsi (kolagen) dan benang
bedah tidak teradsorpsi dengan daya kait jarum baku,
berarti jarumnya terikat kuat dan tidak dapat terpisah.
Benang bedah yang terikat dengan jarum bedah tanpa
lubang termasuk kategori daya kait jarum baku atau
kategori daya kait jarum lepas. Daya kait jarum lepas
dari kedua benang bedah teradsorpsi ataupun benang
bedah tidak teradsorpsi yaitu sedemikian sampai jarum
dapat dipisahkan dari benang bedah dengan sentakkan
cepat. Kedua jenis daya kait diuji memakai alat
seperti tertera pada Daya Regang Benang Bedah <781>.
procedure Jepit masing-masing dari 5 benang bedah
dalam tensilometer sedemikian sampai jarum tepat pada
penjepit dengan semua benang bedah sejajar dengan arah
gaya yang akan diberikan melalui penjepit yang
bergerak. Tetapkan gaya yang dibutuhkan untuk melepas
benang dari jarum. Dalam hal daya kait jarum baku,
benang mungkin putus tanpa terlepas dari jarum.
DAYA KAIT JARUM BAKU Memenuhi persyaratan
jika harga rata-rata dari 5 penetapan ataupun harga
masing-masing tidak kurang dari batas yang tertera pada
Tabel 1.
DAYA KAIT JARUM LEPAS Memenuhi persyaratan
jika harga masing-masing dari 5 benang dalam batas
yang tertera pada Tabel 2.
[Catatan Untuk masing-masing tipe kedua kaitan, jika
tidak lebih dari 1 harga masing-masing tidak sesuai
dengan batas yang ditetapkan, ulangi pengujian
memakai tambahan 10 benang. Pengujian
memenuhi syarat jika tidak satupun harga masing-
masing dari 10 benang tambahan tidak sesuai dengan
batas yang ditetapkan.]
- 1506 -
Tabel 1
Daya Kait Jarum Baku untuk Benang Terabsorpsi
dan Tidak Terabsorpsi
Nomor ukuran
Benang
terabsorpsi
(kolagen)
Benang tak
terabsorpsi
dan benang
sintesis
terabsorpsi
Ukuran
FI
Batasan daya kait
jarum
Rata-
rata
(kgf)
(min)
Masing-
masing
(kgf)
(min)
0,1 11 - 0 0,007 0,005
0,2 10 - 0 0,014 0.010
0,4 0,3 9 - 0 0,021 0,015
0,5 0,4 8 - 0 0,050 0,025
0,7 0,5 7 - 0 0,080 0,040
1 0,7 6 - 0 0,17 0,08
1,5 1 5 - 0 0,23 0,11
2 1,5 4 - 0 0,45 0,23
3 2 3 - 0 0,68 0,34
3,5 3 2 - 0 1,10 0,45
4 3,5 0 1,50 0,45
5 4 1 1,80 0,60
6 dan
lebih besar
5 dan
lebih
besar
2 dan
lebih
besar
1,80 0,70
Tabel 2
Daya Kait Jarum Lepas untuk Benag Bedah
Terabsorbsi dan Tidak Terabsorbsi
Nomor ukuran
Benang
terab-
sorpsi
(kolagen)
Benang tak
ter-absorpsi
dan benang
sintesis ter-
absorpsi
Uku-
ran FI
Batasan daya kait
jarum
Rata-
rata
(kgf)
(min)
Masing-
masing
(kgf)
(min)
1,5 1 5 - 0 0,028 1,59
2 1,5 4 - 0 0,028 1,59
3 2 3 - 0 0,028 1,59
3,5 3 2 - 0 0,028 1,59
4 3,5 0 0,028 1,59
5 4 1 0,028 1,59
6 5 2 0,028 1,59
DAYA REGANG BENANG BEDAH <781>
Peralatan Tetapkan daya regang benang bedah pada
sebuah mesin uji daya regang yang digerakkan dengan
motor memakai prinsip peregangan contoh yang
konstan, memiliki penjepit yang sesuai untuk
memegang bahan dengan kuat.
Uraian ini berlaku khusus terhadap alat pengujian
bidang miring.
Penarik yang diperpakailah pada setiap uji
memiliki bobot sedemikian jika putus, posisi pena
perekam pada kertas grafik berada di antara 20% dan
80% dari kapasitas yang dapat direkam pada kertas.
Gesekan pada penarik harus cukup rendah untuk
memungkinkan pena perekam bergerak dari garis nol
pada kertas di sebuah titik, tidak lebih 2,5% dari
kapasitas kertas jika tidak ada bahan yang dijepit.
Untuk benang bedah dengan ukuran sedang atau yang
lebih besar, penjepit untuk pemegang bahan yaitu dari
tipe gulungan dengan permukaan genggam yang rata.
Diameter penggulung 19 mm dan panjang permukaan
genggam tidak kurang dari 25 mm. Panjang bahan
sesudah dijepit tidak kurang dari 127 mm dihitung dari
ujung penjepit satu ke ujung penjepit lainnya. Kecepatan
kemiringan bidang uji yaitu sedemikian sesampai akan
mencapai kemiringan penuh 30° dari kedudukan
horizontal dalam waktu 20±1 detik dihitung dari saat uji
dilakukan.
Untuk benang bedah dengan ukuran lebih kecil,
panjang permukaan rata penjepitnya tidak kurang dari
13 mm. Panjang bahan sesudah dijepit tidak kurang dari
127 mm dihitung dari penjepit ke penjepit atau 35 mm
lebih pendek dari panjang yang tertera pada etiket bila
jaraknya lebih pendek. Dalam hal panjang yang tertera
pada etiket kurang dari 47 mm pakailah jarak antara
penjepit 12 mm. Kecepatan kemiringan bidang yaitu
sedemikian rupa sesampai bidang mencapai kemiringan
30° dari horisontal dalam waktu 60±5 detik dari saat uji
dilakukan.
procedure Tetapkan daya regang benang bedah segera
sesudah dikeluarkan dari kemasan, baik dalam bentuk
kering atau dalam cairan, tanpa pengeringan atau
pengkondisian terlebih dahulu.
Kecuali jika ditarik lurus (tanpa simpul) seperti
tertera pada monografi benang bedah, benang bedah
yang akan diuji diikat pada simpul bedah, dengan satu
lilitan disekeliling pipa karet lentur dengan diameter
dalam 6,5 mm dan tebal dinding 1,6 mm. Simpul bedah
yaitu simpul persegi mula-mula ujung bebas
dilingkarkan dua kali melalui lingkaran dan ditarik kuat-
kuat, lalu ujung bebas dilewatkan lingkaran kedua
kedua ujungnya ditarik sesampai simpul yang kedua
memperkuat simpul yang pertama. Buat simpul dengan
ujung kiri berada di atas ujung kanan. Ikatan simpul
harus kuat. Bila contoh uji memiliki simpul, letakkan
contoh dalam alat penguji dengan lilitan berada di
tengah-tengah diantara penjepit.
Letakkan satu ujung benang bedah pada penjepit
diujung peregangan dari mesin melewati ujung lain
sampai ke penjepit kedua. Lakukan pengujian putus ini
beberapa seperti tertera pada masing-masing monografi.
jika contoh putus tidak di tengah 80% dari panjang
bahan, hasil tidak dipakai . jika pada etiket tertera
panjang lilitan melebihi 7 meter (25 kaki), ambil 2 m
dari tiap 5 benang yang dipilih secara acak dari suatu lot,
buang 30 cm pertama (12 inci) dari ujung, buat
minimum dua kali putus pada tiap lilitan berjarak lebih
kurang 60 - 100 cm.
DAYA REKAT <791>
ALAT
Lempeng baja tahan karat pakailah lempeng baja
tahan karat, mengandung kurang dari 0,12% karbon,
- 1507 -
tidak kurang dari 8% nikel dan tidak kurang dari 17%
krom dengan ukuran 200 mm x 50 mm, tebal lebih
kurang 2 mm dan kekerasan menurut Brinell antara
130 - 200. Permukaan lempeng digosok secara mekanis
lalu diampelas sejajar dengan panjang lempeng
memakai ampelas yang sesuai. Permukaan yang
telah diampelas diperiksa sebanyak lima kali dengan
pengukuran melintang sampai diperoleh daerah 0,8 mm
yang dibatasi dua garis berjarak 10 mm dari garis tengah
lempeng terpanjang. Derajat kasar permukaan yang
diperoleh dari garis rata-rata memenuhi simpangan
aritmatik 0,05 - 0,40 μm, tinggi maksimum
ketidakteraturan lebih kecil dari 4 μm, panjang
pengambil sampel 0,8 mm dan panjang melintang lima
kali panjang pengambil sampel. Searah panjang lempeng
diberi tanda pada beberapa tempat pada jarak 30 mm;
tanda pertama berjarak 25 mm dari salah satu ujung sisi
yang lebih pendek.
Selama pengujian jaga jangan sampai terjadi goresan
yang berarti pada lempeng yang dapat mengubah
keadaan permukaan yang sudah ditetapkan.
Sebelum dipakai bersihkan lempeng baja dengan
kapas yang telah dibasahi toluen P. Gantungkan
lempeng dalam tangas uap toluen dan usahakan agar
lempeng tidak mengenai cairan toluen. Biarkan uap
toluen mencapai ujung lempeng dan pertahankan
keadaan ini selama 30 menit dalam atmosfer ruang.
Alat penggulung pakailah silinder logam yang telah
digosok dengan diameter tidak kurang dari 50 mm. Bila
perlu bobot ditambahkan sampai diperbolehkan beban
20 N (2 kgf) per cm lebar dari bahan uji.
UJI I
Kondisikan gulungan atau lembaran plester selama
24 jam sebelum pengujian dimulai. Untuk plester dalam
bentuk lembaran yang digulung, lepaskan dari gulungan
dengan kecepatan lebih kurang 30 cm per detik segera
pengujian dilakukan dan potong dengan panjang lebih
kurang 60 mm. Jika lebar bahan tidak lebih dari 25 mm,
pakailah seluruh lebar sediaan. Jika lebar sediaan lebih
dari 25 mm, potong selebar 25 mm. Untuk plester dalam
bentuk lembaran, lepaskan segera lapisan pelindung
pada saat pengujian akan dilakukan, potong sesuai
ukuran yang diperlukan. Lakukan hati-hati sesampai
tidak terjadi kontaminasi pada permukaan berperekat
selama pengujian.
Salah satu ujung lembaran plester yang berperekat
ditempelkan pada permukaan lempeng baja tahan karat
yang sudah dibersihkan sedemikian rupa, sesampai
seluruh lebar lembaran dilekatkan pada lempeng
berjarak 25 mm dari salah satu ujung, dengan sisi-sisi
sejajar ter