Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 116


 kel dalam bahan uji. Batas konsentrasi yang 

ditetapkan oleh pabrik untuk suatu sensor dinyatakan 

sebagai tingkat penghitungan yang menghasilkan 

penghitungan kebetulan akibat adanya dua atau lebih 

partikel dalam volume yang dicakup oleh sensor, kurang 

dari 10% dari jumlah partikel berukuran 10 m yang 

terhitung. 

 

    Rentang Dinamik Sensor Rentang dinamik alat yang 

dipakai  (rentang ukuran partikel yang dapat diukur 

dan dihitung) harus mencakup ukuran partikel terkecil 

yang akan dihitung dalam bahan uji. 

 

Pembakuan Instrumen 

 

Pembahasan berikut mengenai pembakuan instrumen 

menekankan pada kriteria kinerja dari pada metode 

khusus untuk kalibrasi atau pembakuan sistem instrumen 

tertentu. Pendekatan ini tampak pada uraian kalibrasi, 

yang harus mempertimbangkan metode manual maupun 

metode yang berdasarkan perangkat keras, perangkat 

lunak, atau pemakaian  alat uji elektronik. Kualifikasi 

instrumen yang sesuai sangat penting agar kinerja 

pengujian memenuhi persyaratan. sebab  dapat 

dipakai  instrumen dengan merk yang berbeda-beda, 

pemakai bertanggung jawab untuk memastikan bahwa 

penghitung yang dipakai  beroperasi sesuai dengan 

petunjuk khusus dari pabriknya; prinsip yang harus 

diikuti untuk memastikan bahwa instrumen beroperasi 

dalam batas-batas yang dapat diterima ditetapkan di 

bawah ini.  

   Informasi berikut untuk pembakuan instrumen 

membantu memastikan bahwa akurasi volume sampel, 

laju aliran sampel, kurva respon ukuran partikel, resolusi 

sensor dan akurasi penghitungan sesuai dengan kinerja 

uji. Lakukan procedure  ini dengan selang waktu tidak 

lebih dari enam bulan.   

 

AKURASI VOLUME SAMPEL 

 

sebab  banyaknya partikel dalam beberapa  sampel 

berbanding lurus dengan volume cairan sampel, perlu 

diketahui bahwa akurasi pengambilan  sampel ada dalam 

rentang tertentu. Untuk penetapan volume sampel, 

tetapkan volume kosong (tara) pengumpan sampel 

dengan air suling atau air deionisasi yang telah disaring 

melalui saringan dengan porositas 1,2 m atau lebih 

kecil. Pindahkan volume tertentu air suling atau air 

deionisasi yang telah disaring, yang lebih besar dari 

volume sampel ke dalam wadah, dan timbang. Ambil 

beberapa  volume sampel memakai  alat yang sesuai 

melalui alat pengumpan sampel dan timbang lagi 

wadahnya. Tetapkan volume sampel dengan mengurangi 

volume tara dari gabungan volume sampel dan tara. 

Pastikan bahwa nilai yang diperoleh dalam batas 5 % 

dari volume sampel yang sesuai untuk pengujian. 

Alternatif lain, volume sampel dapat ditetapkan dengan 

gelas ukur kelas A yang sesuai (lihat Peralatan 

Volumetrik) [Catatan  Instrumen jenis ini memerlukan 

volume tara yang bervariasi. Volume tara yaitu  

banyaknya sampel yang diambil sebelum penghitungan. 

Volume ini  dapat ditetapkan untuk alat pengambil 

sampel yang beroperasi dengan penyemprot, dengan 

cara mengatur volume sampel sama dengan nol, 

lalu  sampel diambil sesampai  volume larutan yang 

terambil hanyalah volume tara. Untuk menetapkan 

volume sampel, kurangi volume tara dari total volume 

larutan yang diambil pada siklus pengambilan sampel.] 

 

LAJU ALIR SAMPEL 

 

Pastikan bahwa laju alir dalam batas spesifikasi pabrik 

untuk sensor yang dipakai . Hal ini dapat dicapai 

dengan memakai  stopwatch yang terkalibrasi untuk 

mengukur waktu yang dibutuhkan instrumen untuk 

mengambil dan menghitung volume sampel tertentu 

(yaitu waktu antara awal dan akhir siklus penghitungan 

- 1496 -

 

 

 

 

 

sebagaimana yang dinyatakan oleh lampu indikator 

instrumen atau dengan cara lain). Sensor dapat 

dioperasikan secara akurat dalam rentang laju alir 

tertentu. Laksanakan procedure  Pengujian pada laju alir 

yang sama seperti pada kalibrasi instrumen.  

 

KALIBRASI 

 

pakailah  salah satu metode berikut. 

    Metode Manual Kalibrasi instrumen  dengan 

sekurang-kurangnya tiga kalibrator, masing-masing 

terdiri atas butiran polistiren berukuran hampir sama 

dengan diameter lebih kurang 10, 15, dan 25 m dalam 

pembawa air. Butiran kalibrator harus memiliki  

diameter rata-rata dalam batas 5 % dari diameter 

nominal sebesar 10, 15, dan 25 m dan harus dibakukan 

terhadap bahan yang mampu telusur terhadap bahan 

pembanding baku NIST. Banyaknya butiran yang 

terhitung harus dalam batas konsentrasi sensor. Buat 

suspensi butiran kalibrator dalam air dengan konsentrasi             

1000 - 5000 partikel per ml, dan tetapkan pengaturan 

saluran yang berhubungan dengan pengaturan 

penghitungan tertinggi untuk distribusi butiran. 

Penetapan dilakukan memakai  pengaturan ambang 

penghitungan tertinggi untuk membagi distribusi ke 

dalam dua wadah yang mengandung jumlah hasil hitung 

yang sama, sedangkan instrumen diatur dalam 

penghitungan diferensial (metode “moving window half-

count”). Untuk perhitungan hanya dipakai  bagian 

tengah dari distribusi untuk mencegah masuknya bagian 

asimetris dari puncak. Bagian dari distribusi yang harus 

dibagi sama besar yaitu  bingkai penghitungan. Bingkai 

terikat pada pengaturan ambang yang akan menetapkan 

bingkai tegangan ambang pada ±20% dari diameter rata-

rata butiran uji. Bingkai diharapkan mencakup semua 

butiran tunggal, dengan memperhatikan simpangan baku 

butiran dan resolusi sensor, sedangkan noise dan 

gabungan butiran tidak tercakup. Nilai 20% dipilih 

berdasarkan resolusi sensor terburuk sebesar 10% dan 

simpangan baku butiran terburuk sebesar 10%. sebab  

ambang sebanding dengan luas butiran dari pada 

diameternya, pengaturan tegangan rendah dan tinggi 

ditetapkan menurut persamaan berikut:  

 

VL  = 0,64 VS   

 

VL yaitu  pengaturan tegangan bawah; VS yaitu  

tegangan pada bagian tengah puncak; dan 

 

VU = 1,44 VS  

 

VU yaitu  pengaturan tegangan atas. 

 

Jika nilai ambang tengah puncak telah ditetapkan, 

ambang ini  dapat dipakai  sebagai baku, untuk 

membuat regresi log tegangan terhadap log ukuran 

partikel; dari regresi ini  dapat ditetapkan 

pengaturan instrumen untuk ukuran 10 dan 25 m. 

 

    Metode Otomatis Kurva kalibrasi (respon ukuran) 

dapat ditetapkan untuk sistem instrumen-sensor dengan 

memakai  perangkat lunak validasi yang disediakan 

oleh pabrik instrumen; perangkat lunak ini  

mungkin merupakan bagian dari perangkat lunak 

instrumen atau dipakai  dalam rangkaian dengan 

mikrokomputer yang dihubungkan dengan alat 

penghitung. pemakaian  metode otomatis ini tepat, jika 

pabrik memberi  pernyataan tertulis bahwa perangkat 

lunaknya menghasilkan kurva respon setara dengan hasil 

metode manual, bila diperlukan akan divalidasi oleh 

pemakai. 

 

    Metode Elektronik Tetapkan bagian tengah saluran 

dari respon penghitung partikel untuk masing-masing 

suspensi baku, memakai  penganalisa  tinggi puncak 

multisaluran. Pengaturan tegangan puncak ini  

menjadi ambang yang dipakai  untuk perhitungan 

kurva respon tegangan dari instrumen. Suspensi baku 

yang dipakai  untuk kalibrasi diukur secara berurutan, 

dan ditetapkan masing-masing nilai tengah denyut 

tegangan. Ambang ini  lalu  dipakai  untuk 

menghasilkan kurva respon ukuran secara manual atau 

dengan perangkat lunak yang biasa dipakai . Ambang 

yang ditetapkan dari data penganalisa  multisaluran 

lalu  dipindahkan ke penghitung untuk melengkapi 

kalibrasi. Jika procedure  pemakaian  instrumen 

berdasarkan komparator, maka  penghitung sebelumnya 

harus disesuaikan secara tepat. 

 

RESOLUSI SENSOR 

 

Resolusi ukuran partikel dari instrumen penghitung 

partikel bergantung kepada sensor yang dipakai  dan 

dapat berbeda dengan sensor lain dengan model yang 

sama. Tetapkan resolusi penghitung partikel untuk 

partikel berukuran 10 m memakai  butiran 

kalibrator 10 m. Simpangan baku relatif dari distribusi 

ukuran partikel baku yang dipakai  tidak lebih dari 

5%. Metode yang dapat diterima untuk menetapkan 

resolusi ukuran partikel yaitu : (1) penetapan secara 

manual besarnya pelebaran puncak akibat respon 

instrumen;  (2) memakai  metode elektronik untuk 

mengukur dan memilih luaran tegangan sensor partikel 

dengan penganalisa  multi saluran; dan (3) metode 

otomatis. 

 

    Metode Manual Atur penghitung partikel agar 

bekerja dalam moda kumulatif atau moda hitung total. 

Tetapkan tegangan ambang untuk bola 10 m, mengacu 

kepada kurva kalibrasi yang telah diperoleh sebelumnya. 

Atur 3 saluran alat penghitung yang dipakai  pada 

procedure  kalibrasi sebagai berikut: 

Saluran 1 diatur untuk 90% dari tegangan ambang 

Saluran 2  diatur untuk  tegangan ambang 

Saluran 3  diatur untuk 110% dari tegangan ambang 

Alirkan sampel melalui sensor, amati penghitungan pada 

Saluran 2. Jika penghitungan partikel di saluran ini  

telah mencapai lebih kurang 1000, hentikan 

penghitungan, dan amati hasil hitungan di Saluran 1 dan 

- 1497 -

 

 

 

 

 

 

3. Pastikan bahwa hasil hitungan di Saluran 1 dan Saluran 

3 masing-masing 1,68±10% dan 0,32±10% dari hasil 

hitungan di Saluran 2. Jika nilai ini  belum 

terpenuhi, sesuaikan ambang Saluran 1 dan Saluran 3 

sesampai  memenuhi kriteria ini . Jika kriteria 

ini  telah terpenuhi, alirkan sampel suspensi melalui 

alat penghitung sampai penghitungan di Saluran 2 

mencapai lebih kurang 10.000, atau sampai beberapa  

volume yang sesuai (misalnya 10 ml) dari suspensi 

butiran telah dihitung. Periksa bahwa hasil hitungan di 

Saluran 1 dan Saluran 3 masing-masing 1,68±3% dan 

0,32±3% dari hasil hitungan di Saluran 2.  

Catat ukuran partikel pada ambang yang ditetapkan 

untuk Saluran 1, 2, dan 3. Kurangi ukuran partikel untuk 

Saluran 2 dari ukuran partikel Saluran 3. Kurangi 

ukuran partikel untuk Saluran 1 dari ukuran partikel 

Saluran 2. Nilai yang ditetapkan dengan cara ini yaitu  

simpangan baku yang teramati pada sisi positif dan 

negatif dari nilai hitung rata-rata untuk baku 10 m. 

Hitung persentase resolusi sensor dengan rumus: 

 

D

SS so

22

100  

 

S0 yaitu  simpangan baku tertinggi pengamatan untuk 

butiran, SS yaitu  simpangan baku butiran menurut 

pabrik, D yaitu  diameter butiran dalam satuan m 

menurut pabrik. Resolusi tidak lebih dari 10%. 

 

    Metode Otomatis Untuk beberapa alat penghitung 

tersedia perangkat lunak yang memungkinkan penetapan 

resolusi sensor secara otomatis. Perangkat lunak ini  

dapat merupakan bagian dari instrumen atau dipakai  

dalam rangkaian dengan mikrokomputer yang dihubungkan 

dengan alat penghitung. pemakaian  metode otomatis ini 

tepat, jika pabrik memberi  pernyataan tertulis bahwa 

perangkat lunak ini   menghasilkan penetapan 

resolusi yang setara dengan hasil memakai  metode 

manual dan jika penetapan resolusi otomatis divalidasi 

secara semestinya oleh pemakai. 

 

    Metode Elektronik Catat distribusi luaran tegangan 

dari sensor partikel, memakai  penganalisa  multi 

saluran sambil memeriksa suspensi partikel baku 

berukuran 10 m. Untuk menetapkan resolusi, kursor 

pada penganalisa  multisaluran digerakkan naik turun 

pada skala potensial listrik dari nilai tengah denyut 

tegangan untuk menemukan saluran pada kedua sisi 

puncak 10 m yang mencatat hasil hitung lebih kurang 

61% dari hasil hitung di saluran tengah. pemakaian  

kurva respon ukuran penghitung untuk konversi nilai 

mV kedua saluran ini  menjadi ukuran partikel 

dalam rentang 1 kali simpangan baku dari baku 10 m. 

pakailah  nilai ini  untuk menghitung resolusi seperti 

tertera pada Metode Manual. 

 

 

 

 

AKURASI PENGHITUNGAN PARTIKEL 

Tetapkan akurasi penghitungan partikel dari instrumen, 

memakai  Metode 1 (untuk injeksi volume kecil) atau 

Metode 2 (untuk injeksi volume besar). 

 

Metode I  

    procedure  Buat suspensi dan blangko, memakai  

baku Hitung Partikel BPFI. Lakukan penghitungan pada 

pengaturan lebih besar atau sama dengan 10 m dan 

lebih besar atau sama dengan 15 m, instrumen diatur 

untuk menghitung dalam moda kumulatif (total). 

Campur blangko dengan cara membalikkan 25 kali 

dalam 10 detik dan awaudarakan campuran dengan cara 

sonikasi (pada 80 - 120 watt) selama 30 detik atau 

dengan cara mendiamkannya. Buka penutup wadah, 

aduk isinya perlahan-lahan dengan gerakan tangan atau 

secara mekanis, jaga agar gelembung udara atau 

cemaran tidak masuk. Aduk terus-menerus sepanjang 

analisa . Ambil langsung dari wadah, berturut-turut tiga 

bagian volume masing-masing tidak kurang dari 5 ml, 

lakukan penghitungan partikel dan buang data dari 

bagian pertama. [Catatan Selesaikan procedure  dalam     

5 menit.] Ulangi procedure  memakai  suspensi 

sebagai pengganti blangko. memakai  rata-rata hasil 

hitung dari analisa  dua bagian suspensi pada tingkat 

lebih besar atau sama dengan 10 m dan dari analisa  

dua bagian blangko pada tingkat lebih besar atau sama 

dengan 10 m, hitung banyaknya partikel dalam tiap ml, 

dengan rumus, 

 

V

PP Bs  

 

PS yaitu  rata-rata hasil hitung partikel pada suspensi;  

PB yaitu  rata-rata hasil hitung partikel pada blangko; 

dan V yaitu  rata-rata volume dalam ml dari 4 bagian 

yang diuji. Ulangi perhitungan, memakai  hasil yang 

diperoleh pada pengaturan tidak kurang dari 15 m. 

    Interpretasi Instrumen memenuhi persyaratan Akurasi 

Penghitungan Partikel, bilamana hasil hitung yang 

diperoleh pada tingkat lebih besar atau sama dengan     

10 m dan rasio hasil hitung pada tingkat lebih besar 

atau sama dengan 10 m terhadap hasil hitung pada 

tingkat lebih besar atau sama dengan 15 m sesuai 

dengan nilai yang ada  pada baku Hitung Partikel 

BPFI. Jika instrumen tidak memenuhi persyaratan 

Akurasi Penghitungan Partikel, ulangi procedure  

memakai  suspensi dan blangko yang tersisa. Jika 

hasil uji kedua berada dalam batas ini  di atas, 

instrumen memenuhi persyaratan uji Akurasi 

Penghitungan Partikel. Jika pada percobaan kedua 

instrument tidak memenuhi persyaratan uji, tetapkan dan 

perbaiki sumber kegagalan, dan ulangi pengujian 

instrumen.     

 

Metode II 

    procedure  memakai  butiran kalibrator baku 

dengan diameter nominal 15 - 30 m, buat suspensi yang 

mengandung antara 50 - 200 partikel per ml. Awaudarakan 

suspensi dengan cara sonikasi (pada 80 - 120 watt) 

- 1498 -

 

 

 

 

 

selama 30 detik atau dengan cara mendiamkannya. 

Suspensikan partikel dengan pengadukan hati-hati dan 

lakukan penghitungan lima kali pada suspensi bervolume 

5 ml, memakai  ambang berukuran 10 m dari 

penghitung partikel. Diperoleh hasil hitung partikel 

kumulatif rata-rata per ml. Pipet beberapa  volume 

suspensi ini  yang mengandung 250 - 500 partikel 

ke dalam corong penyaring yang dibuat seperti tertera 

pada Peralatan Penyaringan dalam Uji Hitung Partikel 

Mikroskopik. sesudah  membran dikeringkan, hitung 

jumlah total butiran baku yang terkumpul pada 

penyaring membran. Hasil hitung ini  harus berada 

dalam batas 20% dari hasil hitung instrumental rata-rata 

per ml untuk suspensi ini . 

 

Lingkungan Pengujian 

Lakukan pengujian dalam lingkungan yang tidak 

melepaskan bahan partikulat dalam jumlah yang 

bermakna. Contoh-contoh harus dibersihkan sedemikian 

sesampai  tingkat pertambahan partikel  tidak 

memberi  pengaruh yang nyata terhadap hasil 

pengujian. Sebaiknya bahan uji, alat gelas, penutup, dan 

peralatan lain yang diperlukan, dipersiapkan dalam 

lingkungan yang terlindung oleh penyaring udara 

partikulat berefisiensi tinggi (HEPA), dan selama 

penyiapan sampel dipakai  pakaian serta sarung 

tangan yang tidak melepaskan partikel. 

Bersihkan alat gelas, penutup, dan peralatan lain yang 

diperlukan, sebaiknya dengan cara merendam dan 

menyikat dalam larutan detergen nonionik hangat. Bilas 

dengan air mengalir, dan bilas ulang dengan air suling 

atau air deionisasi tersaring yang mengalir. Untuk 

membantu pembersihan dapat dipakai  pelarut 

organik. [Catatan Langkah-langkah ini merupakan 

salah satu cara membersihkan peralatan; cara lain, 

peralatan bebas partikel dapat diperoleh dari pabrik 

yang sesuai.] Akhirnya, bilas peralatan dengan air suling 

atau air deionisasi yang tersaring, memakai  alat 

penyemprot manual bertekanan dengan penyaring akhir 

atau sumber lain air tersaring yang sesuai, seperti air 

suling atau air deionisasi yang dialirkan melalui 

penyaring dengan porositas 1,2 m atau lebih kecil.  

Untuk mengumpulkan hasil penghitungan blangko, 

pakailah  bejana bersih dengan jenis dan volume yang 

setara dengan bejana yang dipakai  pada pengujian. 

Tuang 50 ml air suling atau air deionisasi yang tersaring 

ke dalam bejana, dan aduk sampel air dalam alat gelas 

yang bersih ini  dengan cara membolak-balikkan 

atau menggoyang. [Catatan Volume yang lebih kecil 

dapat dipakai , disesuaikan dengan bahan yang akan 

dihitung.] Awaudarakan dengan cara sonikasi (pada     

80 - 120 watt) selama lebih kurang 30 detik atau dengan 

cara mendiamkannya. Goyang bejana berisi sampel air 

secara manual atau aduk secara mekanis agar partikel 

tersuspensi. Ambil dan lakukan penghitungan partikel 

berturut-turut terhadap tiga sampel dengan volume 

masing-masing tidak kurang dari 5 ml, abaikan 

penghitungan pertama. Jika ada  lebih dari              

10 partikel berukuran 10 m atau lebih besar, atau lebih 

dari 2 partikel berukuran 25 m atau lebih besar, dalam 

gabungan sampel 10 ml, maka lingkungan tidak sesuai 

untuk analisa  partikel: air  suling atau air deionisasi 

yang tersaring dan alat gelas tidak dipersiapkan dengan 

baik atau alat penghitung memberi  hasil yang palsu. 

Dalam hal ini, ulangi langkah-langkah persiapan sampai 

kondisi analisa  sesuai untuk pengujian.  

 

procedure  Pengujian  

Persiapan pengujian Siapkan bahan uji dengan urutan 

sebagai berikut. Di luar lapisan penutup, lepaskan 

penutup luar, pita segel dan semua etiket kertas yang 

dapat terlepas. Bilas bagian luar wadah  dengan air 

suling atau air deionisasi yang tersaring seperti tertera 

pada Lingkungan Pengujian. Lindungi wadah dari 

cemaran sekitarnya sampai  analisa   selesai dilakukan  

Keluarkan isi wadah yang diuji dengan cara yang 

memiliki  kemungkinan paling kecil menghasilkan 

partikel yang dapat masuk ke dalam sampel. Isi wadah 

yang penutupnya dapat dilepas, dapat dikeluarkan 

langsung dengan cara membuka penutupnya. Alat 

pengambil sampel yang memiliki  jarum yang dapat 

menembus penutup dapat pula dipakai . Sampel dari 

produk yang dikemas dalam wadah plastik lentur dapat 

diambil dengan cara memotong mulut atau salah satu 

sudut wadah dengan pisau atau gunting bersih yang 

sesuai. 

Produk kering atau beku kering dapat dikonstitusikan 

dengan cara membuka penutupnya untuk menambahkan 

pengencer atau dengan cara menyuntikkan pengencer 

dengan alat suntik hipodermik dengan penyaring alat 

suntik berukuran 1,2 m atau lebih kecil. Jika bahan uji 

harus digabung, buka penutupnya dan tuang isinya ke 

dalam wadah bersih. 

Suatu bets atau kelompok unit yang diwakili oleh bahan 

uji memenuhi atau melampaui batas, ditentukan oleh 

banyaknya bahan uji yang cukup untuk menghasilkan 

penilaian yang andal secara statistik. Jika volume wadah 

kurang dari 25 ml, lakukan pengujian dengan cara 

menggabungkan volume dari 10 unit atau lebih. Unit 

injeksi tunggal volume kecil dapat diuji tersendiri, jika 

volume unit individualnya 25 ml atau lebih. Untuk 

injeksi volume besar, lakukan pengujian terhadap tiap 

unit individual. Untuk injeksi volume besar atau injeksi 

volume kecil dengan volume unit individual 25 ml atau 

lebih, dapat diuji kurang dari 10 unit, berdasarkan 

ketentuan rencana pengambilan sampel yang sesuai. 

  

PENETAPAN PRODUK 

 

Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji, lakukan 

menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai di bawah 

ini. 

 

Sediaan Cair  

    Volume dalam Wadah Kurang dari 25 ml Siapkan 

wadah-wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian. 

Campur dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap 

unit dengan membalikkan unit 20 kali. [Catatan sebab  

beberapa produk volumenya kecil, diperlukan 

pengocokan lebih kuat supaya partikelnya tersuspensi 

- 1499 -

 

 

 

 

 

 

dengan baik.] Ke dalam suatu wadah yang bersih, 

campurkan  isi dari 10 unit atau lebih, untuk 

memperoleh volume tidak kurang dari 20 ml.  

Awaudarakan larutan gabungan dengan cara sonikasi  

selama lebih kurang 30 detik atau dengan cara 

mendiamkan larutan sampai bebas gelembung udara. 

Aduk isi wadah perlahan-lahan secara manual atau 

mekanis, jaga jangan sampai gelembung udara atau 

cemaran masuk. Ambil sekurang-kurangnya tiga alikot, 

masing-masing tidak kurang dari 5 ml, tuang ke dalam 

sensor penghitung pengaburan cahaya. Buang data dari 

bagian pertama. [Catatan Untuk beberapa produk, suatu 

gabungan dari 15 unit atau lebih diperlukan untuk 

memperoleh volume gabungan yang cukup untuk tiga 

alikot sampel dengan volume  5 ml. Alikot sampel yang 

lebih kecil (yaitu kurang dari 5 ml) dapat dipakai  jika 

hasil penetapan yang diperoleh dengan alikot kecil 

divalidasi dan hasil penilaiannya menampilkan  

kesesuaian bets yang setara dengan hasil yang diperoleh 

dengan volume alikot 5 ml ini  di atas.] 

    Volume dalam Wadah 25 ml atau Lebih Siapkan 

wadah-wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian. 

Campur dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap 

unit dengan membalikkan unit 20 kali. Awaudarakan 

larutan dengan cara sonikasi  selama lebih kurang         

30 detik atau dengan cara mendiamkan larutan sampai 

bebas gelembung udara. Lepaskan penutup unit atau 

buka wadah dengan cara lain, sesampai  alat penghitung 

dapat ditempatkan di tengah larutan. Aduk isi wadah 

perlahan-lahan secara manual atau mekanis. Ambil tidak 

kurang dari tiga alikot, masing-masing volume tidak 

kurang dari 5 ml, tuang ke dalam sensor penghitung 

pengaburan cahaya. Buang data dari bagian pertama.  

 

Sediaan Kering atau Beku kering Siapkan wadah-

wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian. Buka 

tiap wadah, jaga agar penutup atau proses membuka 

tidak mencemari. Konstitusikan seperti tertera pada 

Penyiapan Pengujian, memakai  volume air yang 

telah disaring dan ditetapkan, atau pengencer yang tepat 

dan telah disaring jika air tidak sesuai untuk dipakai . 

Tutup kembali, dan kocok wadah secara manual 

secukupnya untuk memastikan pelarutan obat. [Catatan 

Untuk beberapa produk kering atau beku kering, wadah 

perlu didiamkan beberapa saat, lalu  dikocok lagi 

untuk menyempurnakan pelarutan.] sesudah  obat dalam 

sampel terkonstitusi larut sempurna, campur dan 

suspensikan bahan partikulat yang ada pada tiap unit 

dengan cara membalikkannya 20 kali, sebelum analisa . 

Lanjutkan menurut petunjuk untuk volume unit seperti 

tertera pada Sediaan Cair dan lakukan analisa  dengan 

mengambil sekurang- kurangnya tiga alikot, masing-

masing volume tidak kurang dari 5 ml dan tuang ke 

dalam sensor penghitung pengaburan cahaya. Buang 

data dari bagian pertama. 

 

Produk yang Dikemas dalam Dua Bagian yang 

Mengandung Produk Obat dan Pelarut dalam 

Bagian Terpisah Siapkan unit-unit yang diuji seperti 

tertera pada Persiapan Pengujian. Campur tiap unit 

menurut petunjuk pada etiket dengan perlakuan dan 

pengocokan sedemikian untuk memastikan pencampuran 

komponen yang terpisah dan pelarutan obat. 

Awaudarakan unit yang diuji dengan cara sonikasi atau 

dengan cara mendiamkan larutan sampai bebas 

gelembung udara. Lanjutkan menurut petunjuk untuk 

volume unit seperti tertera pada Sediaan Cair  dan  

lakukan analisa  dengan mengambil sekurang- 

kurangnya tiga alikot, masing-masing volume tidak 

kurang dari 5 ml, tuang ke dalam sensor penghitung 

pengaburan cahaya. Buang data dari bagian pertama. 

 

Produk Berlabel “Kemasan Ruahan untuk Farmasi - 

Tidak untuk Infus Langsung”  Lakukan seperti tertera 

pada Sediaan Cair dengan volume 25 ml atau lebih. 

Hitung hasil uji pada bagian yang setara dengan dosis 

maksimum yang tertera pada etiket. Misalnya, jika 

volume kemasan ruahan total 100 ml dan volume dosis 

maksimum 10 ml, maka hasil hitung partikel pengaburan 

cahaya rata-rata per ml harus dikalikan 10 untuk 

memperoleh hasil uji berdasarkan dosis maksimum      

10 ml. [Catatan Untuk perhitungan hasil uji, bagian 

dosis maksimum ini dianggap setara dengan isi satu 

wadah penuh.] 

 

Perhitungan 

 

Sampel Gabungan (Injeksi Volume Kecil)  Rata-

ratakan hasil hitung dari dua atau lebih bagian alikot 

yang dianalisa . Hitung banyaknya partikel dalam tiap 

wadah dengan rumus: 

 

nV

PV

A

T

 

 

P yaitu  hasil hitung partikel rata-rata yang diperoleh 

dari bagian yang dianalisa ; VT yaitu  volume sampel 

gabungan, dalam ml; VA yaitu  volume, dalam ml, dari 

tiap bagian yang dianalisa ; n yaitu  banyaknya wadah 

yang digabung. 

 

Sampel Individual (Injeksi Volume Kecil) Rata-

ratakan hasil hitung yang diperoleh dari bagian alikot     

5 ml atau lebih dari tiap unit terpisah yang dianalisa , dan 

hitung banyaknya partikel dalam tiap wadah dengan 

rumus: 

 

AV

PV

 

 

P yaitu  hasil hitung partikel rata-rata yang diperoleh 

dari bagian yang dianalisa ; V yaitu  volume, dalam ml, 

dari unit yang diuji; VA yaitu  volume, dalam ml, dari 

tiap bagian yang dianalisa . 

 

Sampel Unit Individual (Injeksi Volume Besar) Rata-

ratakan hasil hitung yang diperoleh dari dua atau lebih 

bagian alikot bervolume 5 ml yang diambil dari unit 

- 1500 -

 

 

 

 

 

larutan. Hitung banyaknya partikel dalam tiap ml injeksi 

yang dipakai   dengan rumus: 

 

V

P

 

 

P yaitu  hasil hitung partikel rata-rata untuk sampel 

individual 5 ml atau lebih; V yaitu  volume, dalam ml, 

dari bagian yang dipakai . 

 

Untuk semua jenis produk, jika bahan yang diuji 

diencerkan untuk menurunkan viskositas, faktor 

pengenceran harus diperhitungkan dalam perhitungan 

hasil akhir. 

 

Interpretasi 

 

Injeksi memenuhi persyaratan uji, jika menurut 

perhitungan banyaknya partikel yang ada dalam tiap unit 

tertentu yang diuji atau tiap sampel gabungan yang diuji 

tidak melebihi nilai yang sesuai yang tercantum pada 

Tabel 1. Jika banyaknya partikel rata-rata melebihi batas, 

uji sediaan dengan Uji Hitung Partikel secara 

Mikroskopik. 

 

Tabel 1. Hasil Hitung Partikel  

Uji Pengaburan Cahaya 

 

  10 m  25 m 

Injeksi volume kecil 6000 600 perwadah 

Injeksi volume besar 25 3 per ml 

 

UJI HITUNG PARTIKEL  

SECARA MIKROSKOPIK 

 

Uji bahan partikulat secara mikroskopik dapat 

diterapkan pada injeksi volume besar dan injeksi volume 

kecil. Uji ini menghitung bahan partikulat subvisibel, 

pada dasarnya padat, dalam produk-produk ini atas dasar 

hitungan per volume atau per wadah, sesudah  

pengumpulannya pada penyaring membran mikropori. 

Beberapa sediaan tidak dapat diuji memakai  

pengaburan cahaya. Dalam masalah  demikian, monografi 

hanya menyebut cara penetapan mikroskopik ini. 

Larutan yang dikecualikan dari analisa  secara penetapan 

mikroskopik disebutkan dalam monografinya. Contoh, 

larutan yang tidak mudah disaring sebab  viskositas 

yang  tinggi (misalnya larutan dekstrosa pekat, amilum, 

atau dekstran). Pada cara penetapan mikroskopik, jangan 

mengukur atau menghitung bahan amorf, semi-cair, atau 

yang tidak jelas bentuknya yang tampak seperti bercak 

atau perubahan warna pada permukaan membran. Bahan 

itu hanya sedikit atau tidak timbul pada permukaan dan 

berbentuk seperti gelatin atau selaput. Oleh sebab  

dalam larutan bahan ini  terdiri atas unit-unit 

berukuran 1 m atau lebih kecil, hanya dapat dihitung 

sesudah  terjadi agregasi atau deformasi pada membran 

analitik, interpretasi penghitungan dapat dilakukan 

dengan menguji sampel larutan secara hitung partikel 

pengaburan cahaya. 

 

Peralatan 

Mikroskop pakailah  mikroskop binokuler majemuk 

yang dapat mengoreksi perubahan jarak antar pupil 

dengan mempertahankan panjang tabung. Gabungan 

lensa objektif dan okuler harus memberi  perbesaran 

100±10x. Objektif harus memberi  perbesaran 

nominal 10 x, berupa lensa akromat planar atau bermutu 

lebih baik, dengan apertur numerik minimum 0,25. 

Selain itu, objektif harus kompatibel dengan alat 

pelengkap lampu penerang episkopik. Okuler harus 

memberi  perbesaran 10x. Selain itu, salah satu okuler 

harus dapat memuat dan terpusat kepada suatu gratikul 

okuler. Mikroskop harus memiliki  penggerak mekanis 

yang mampu memegang dan melintasi seluruh luas 

penyaringan dari penyaring membran berukuran 25 atau 

47  mm.  

 

Lampu penerang Diperlukan dua lampu penerang. 

Pertama yaitu  lampu pembantu yang dapat difokuskan, 

eksternal, dapat diatur untuk memberi  cahaya masuk 

yang miring dengan sudut 10o - 20o. Kedua yaitu  lampu 

cerah episkopik yang merupakan bagian internal 

mikroskop. Kedua lampu ini  harus memiliki  

daya (watt) yang cukup untuk memberi  penerangan 

yang cerah dan merata dan dapat dilengkapi dengan 

filter biru untuk mengurangi kelelahan pemakainya. 

 

Gratikul Diameter Lingkaran pakailah  gratikul 

diameter lingkaran (lihat Gambar 1) yang disesuaikan 

dengan objektif dan okuler model mikroskop, sesampai  

lingkaran pengukur dalam batas 2% dari ukuran yang 

dinyatakan pada bidang meja mikroskop. 

Lingkaran besar yang dibagi menjadi 4 kuadran oleh 

benang silang disebut bidang pandang gratikul (graticule 

field of view – GFOV). Lingkaran transparan dan hitam 

dengan diameter 10 m dan 25 m pada perbesaran   

100 x dipakai  sebagai skala pembanding untuk 

pengukuran partikel. 

 

Mikrometer pakailah  mikrometer meja, ditandai 

dengan pembagian 10 m, yang disertifikasi oleh NIST. 

 

Peralatan Penyaringan pakailah  corong penyaring 

yang sesuai untuk volume pengujian, dengan diameter 

minimum lebih kurang 21 mm. Corong terbuat dari 

plastik, kaca atau baja tahan karat. pakailah  penunjang 

penyaring terbuat dari kawat baja tahan karat atau kaca 

masir sebagai penyebar penyaringan. Peralatan 

penyaringan dilengkapi dengan sumber vakum, penyedia 

pelarut yang mampu menyalurkan pelarut yang tersaring 

dengan ukuran tertahan 1,2 m atau lebih kecil pada 

rentang tekanan 10 - 80 psi dan penyaring membran (25 

atau 47 mm berpetak-petak atau tidak,  hitam atau abu-

abu tua, atau dari bahan yang sesuai dengan produk, 

dengan porositas 1,0 m atau lebih kecil). pakailah  

pinset tumpul untuk memegang penyaring membran. 

 

- 1501 -

 

 

 

 

 

 

    

 

Gambar 1. Gratikul diameter lingkaran. 

 

Lingkungan Pengujian 

 

pakailah  lemari laminar atau lemari laminar bertutup 

lain, dengan kapasitas cukup untuk mencakup luas 

daerah penyiapan analisa  dan mengandung udara yang 

disaring dengan penyaring HEPA, dengan jumlah 

partikel tidak lebih dari 100 (0,5 m atau lebih besar) per 

kaki kubik. Untuk penetapan blangko, tuang 50 ml air 

suling atau air deionisasi yang telah disaring ke dalam 

corong penyaring. Vakum dan alirkan air seluruhnya 

melalui penyaring membran. Lepaskan membran dari 

dasar corong penyaring, dan letakkan di atas secarik pita 

perekat bersisi-dua dalam keping Petri atau cawan Petri. 

sesudah  membran dibiarkan kering, amati dengan 

mikroskop pada perbesaran 100 x. Jika pada daerah 

permukaan penyaringan ada  tidak lebih dari           

20 partikel berukuran 10 m atau lebih besar dan            

5 partikel berukuran 25 m atau lebih besar, maka 

tingkat partikel blangko cukup rendah untuk pelaksanaan 

penetapan mikroskopik. 

Sepanjang pelaksanaan procedure  ini, dianjurkan 

memakai  sarung tangan bebas serbuk dan alat gelas 

serta peralatan yang sangat bersih. Sebelum melakukan 

pengujian, bersihkan permukaan kerja dalam lemari 

laminar bertutup dengan pelarut yang sesuai. Alat gelas 

dan peralatan harus dibilas berturut-turut dengan larutan 

detergen bebas-residu yang hangat, air panas, air suling 

atau air deionisasi yang telah disaring, dan isopropanol. 

[Catatan Sebelum dipakai , alirkan air suling atau air 

deionisasi dan isopropanol melalui penyaring dengan 

porositas 1,2 m atau lebih kecil.]  Lakukan pembilasan 

di dalam lemari laminar bertutup yang dilengkapi 

penyaring HEPA. Biarkan alat gelas dan peralatan 

penyaring mengering di dalam lemari ini , sebelum 

melakukan kegiatan lain. Sebaiknya lemari HEPA yang 

dipakai   ditempatkan di ruang terpisah, dilengkapi 

dengan udara ber-AC yang disaring dan bertekanan 

positif terhadap daerah sekitarnya. 

 

 

PENYIAPAN MIKROSKOP 

 

Letakkan lampu penerang pembantu di dekat meja 

mikroskop, lampu difokuskan sesampai  penerangan 

terpusat pada daerah tempat membran penyaring pada  

meja mikroskop. Atur tinggi lampu sesampai  sudut 

masuk cahaya 10o - 20o terhadap bidang horizontal. 

memakai  lampu cerah episkopik internal, buka 

sepenuhnya diafragma bidang dan apertur. Pusatkan 

kawat lampu dan fokuskan mikroskop pada penyaring 

yang mengandung partikel-partikel. Atur intensitas 

penerangan yang dipantulkan sampai  partikel-partikel 

tampak jelas dan menampilkan  bayangan yang nyata. 

Atur intensitas lampu episkopik serendah mungkin, 

lalu  tingkatkan intensitas lampu episkopik sampai 

bayangan partikel-partikel menampilkan  pengurangan 

kontras terkecil yang dapat diamati. 

 

pemakaian  GRATIKUL  

DIAMETER LINGKARAN 

 

Kesalahan relatif gratikul yang dipakai  mula-mula 

harus diukur dengan mikrometer meja bersertifikat 

NIST. Untuk melaksanakannya, tempatkan skala 

mikrometer gratikul dan mikrometer meja sesampai  

sejajar. (Bandingkan skalanya, memakai  sebanyak 

mungkin penanda ukuran pada skala masing-masing.) 

Baca banyaknya pembagian skala gratikul (graticule 

scale divisions, GSD), dibandingkan dengan banyaknya 

pembagian mikrometer meja (stage micrometer 

divisions, SMD). Hitung kesalahan relatif dengan rumus 

 

SMD

SMDGSD100  

   

Kesalahan relatif  ±2% dapat diterima. Teknik dasar 

pengukuran yang diterapkan pada pemakaian  gratikul 

diameter lingkaran yaitu  dengan cara membayangkan 

atau menganggap bahwa  tiap partikel menjadi 

lingkaran, lalu  membandingkannya dengan 

lingkaran acuan gratikul 10 m dan 25 m. Proses 

pengukuran dilakukan tanpa membuat partikel itu 

berimpit dengan lingkaran acuan; partikel-partikel tidak 

dipindahkan dari tempatnya di dalam bidang pandang 

gratikul (lingkaran besar) untuk dibandingkan dengan 

lingkaran acuan. Bandingkan luas partikel yang akan 

diukur dengan luas lingkaran hitam atau transparan. 

pakailah  luas lingkaran acuan gratikul yang jernih untuk 

mengukur partikel putih atau transparan. pakailah  luas 

lingkaran acuan yang hitam untuk mengukur partikel 

yang gelap. 

Putar gratikul pada okuler mikroskop sebelah kanan 

sesampai  skala linear terletak di bagian bawah bidang 

pandang, fokuskan pada gratikul dengan cara mengatur 

cincin diopter okuler kanan sambil mengamati contoh di 

luar fokus. Fokuskan mikroskop pada contoh sambil 

mengamati melalui okuler kanan saja. lalu , sambil 

mengamati melalui okuler kiri, atur diopter okuler kiri 

sesampai  terfokuskan pada contoh. 

Lingkaran GFOV 

Helaian silang 

Lingkaran acuan 

Skala linier 

- 1502 -

 

 

 

 

 

PENYIAPAN PERALATAN PENYARING 

 

Sebaiknya cuci corong penyaring, dasar penyaring dan 

penyebarnya dalam larutan detergen cair dan air panas. 

Bilas dengan air panas. sesudah  pembilasan dengan air 

panas, lakukan pembilasan kedua dengan air suling atau 

deionisasi yang telah disaring, memakai  pancaran 

air bertekanan pada seluruh permukaan luar dan dalam 

peralatan penyaringan. Ulangi procedure  pembilasan 

bertekanan memakai  isopropanol yang telah 

disaring. Akhirnya, memakai  alat pembilas 

bertekanan, bilas peralatan dengan air suling atau 

deionisasi yang telah disaring. 

Ambil sehelai penyaring membran dari wadahnya, 

memakai  pinset tumpul yang sangat bersih. 

pakailah  aliran air murni tersaring bertekanan rendah 

untuk mencuci kedua sisi penyaring secara menyeluruh, 

mulai dari atas dan menyapu bolak-balik ke bawah. 

Pasang peralatan penyaring yang telah dibersihkan 

dengan alat penyebar di atas dasar penyaring dan 

tempatkan penyaring membran yang bersih di atas alat 

penyebar. Tempatkan perlengkapan corong di atas dasar 

penyaring dan katupkan pada tempatnya. 

 

procedure  Pengujian 

 

PENYIAPAN PENGUJIAN 

 

Lakukan seperti tertera pada Persiapan Pengujian dalam 

Uji Hitung Partikel secara Pengaburan Cahaya, mulai 

dari “Siapkan bahan uji dengan urutan sebagai berikut.” 

sampai dengan “Untuk injeksi volume besar, unit 

individualnya yang diuji”. Untuk injeksi volume kecil 

berisi 25 ml atau lebih diuji tersendiri dan untuk injeksi 

volume besar, seluruh volume unit diuji. Untuk injeksi 

volume besar atau injeksi volume kecil dengan volume 

unit individual 25 ml atau lebih, dapat diuji kurang dari 

10 unit, berdasarkan ketentuan rencana pengambilan 

sampel yang sesuai. 

 

PENETAPAN PRODUK 

 

Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji, lakukan 

menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai di bawah 

ini. 

    Sediaan Cair Campur unit-unit yang akan diuji 

dengan cara membalikkan 20 kali. Buka unit-unit 

ini  dengan cara yang menghasilkan sesedikit 

mungkin partikel yang berasal dari lingkungan. Untuk 

produk kurang dari 25 ml, buka dan gabung isi 10 unit 

atau lebih di dalam wadah bersih. Saring unit injeksi 

volume besar secara individual. Unit injeksi volume 

kecil yang volumenya 25 ml atau lebih dapat disaring 

secara individual. 

Pindahkan seluruh volume gabungan larutan atau unit 

tunggal ke dalam corong penyaring, dan vakum. Jika 

volume larutan yang akan disaring melebihi volume 

corong penyaringan, tambahkan bagian larutan secara 

bertahap sampai seluruh volume tersaring. Jika akan 

dipakai  procedure  hitung parsial (lihat procedure  

Hitung Parsial dalam Penghitungan Partikel), jangan 

biarkan volume cairan pada corong penyaring turun di 

bawah setengah volume corong di antara tiap 

penambahan volume. [Catatan pakailah  corong 

penyaring yang sesuai dengan volume larutan, jika akan 

memakai  procedure  hitung parsial. Hal ini perlu 

untuk memastikan penyebaran merata partikel-partikel 

pada membran analitik.] 

sesudah  penambahan larutan terakhir, bilas dinding 

corong dengan cara mengarahkan aliran air suling atau 

deionisasi yang telah disaring bertekanan rendah dengan 

gerak melingkari dinding corong dan membilas corong 

dihentikan sebelum volume turun di bawah seperempat 

volume corong.  Pertahankan vakum sampai  cairan di 

corong tidak bersisa. 

Angkat corong penyaring dari dasar penyaring sambil 

mempertahankan vakum, lalu  hentikan vakum dan 

angkat membran penyaring dengan pinset tumpul. 

Tempatkan penyaring di dalam cawan Petri atau wadah 

sejenis, lekatkan dengan pita perekat bersisi-dua dan 

tandai dengan identitas sampel. Biarkan penyaring 

mengering di udara dalam lemari laminar bertutup 

dengan penutup yang sedikit terbuka. 

 

Sediaan Kering atau Beku kering Untuk menguji vial 

serbuk kering atau wadah sejenis berisi serbuk obat, 

konstitusikan bahan dengan pelarut sesuai, memakai  

metode yang paling sedikit memungkinkan masuknya 

cemaran dari luar, seperti tertera pada Penyiapan 

Pengujian dalam Uji Hitung Partikel secara 

Pengaburan Cahaya. memakai  gabungan larutan 

dari 10 unit atau lebih, atau beberapa  unit individual 

yang diinginkan, lakukan seperti tertera pada Sediaan Cair. 

 

Produk yang Dikemas dalam Dua Bagian yang 

Mengandung Produk Obat dan Pelarut dalam 

Bagian Terpisah Siapkan tiap unit seperti tertera pada 

etiket, kocok secukupnya untuk memastikan 

pencampuran menyeluruh komponen-komponen yang 

terpisah, lalu  lakukan seperti tertera pada Sediaan 

Cair.  

 

Kemasan Ruahan untuk Farmasi atau Wadah Dosis-

Ganda Untuk Produk Beretiket “Kemasan Ruahan 

untuk Farmasi - Tidak untuk Infus Langsung” atau untuk 

wadah dosis-ganda, lakukan seperti tertera pada Sediaan 

Cair, saring volume unit seluruhnya. 

Hitung hasil uji untuk bagian yang sama dengan dosis 

maksimum seperti tertera pada etiket. Anggap bagian ini 

setara dengan isi satu wadah penuh. Misalnya, jika 

volume kemasan ruahan total 100 ml dan dosis 

maksimum tercantum 10 ml, maka hasil uji hitung 

volume unit total secara mikroskopik harus dikalikan 0,1 

untuk memperoleh hasil uji untuk volume dosis 10 ml. 

[Catatan  Untuk perhitungan hasil uji, anggap bagian 

ini setara dengan isi satu wadah penuh]. 

 

 

 

 

- 1503 -

 

 

 

 

 

 

Penghitungan Partikel 

 

Uji secara mikroskopik yang diuraikan di seksi ini 

bersifat fleksibel, yaitu dapat menghitung partikel dalam 

contoh yang mengandung 1 partikel per ml maupun 

contoh yang mengandung jauh lebih banyak partikel per 

ml. Metode ini dapat dipakai  dengan cara menghitung 

semua partikel pada permukaan membran analisa  atau 

dengan cara menghitung hanya partikel-partikel pada 

sebagian permukaan membran.  

 

procedure  PENGHITUNGAN TOTAL 

 

Pada pelaksanaan penghitungan total, bidang pandang 

gratikul (GFOV) yaitu lingkaran besar gratikul diabaikan 

dan dipakai  benang silang vertikal. Telusuri seluruh 

membran dari kiri ke kanan pada jalur yang 

berdampingan dengan jalur sebelumnya. Ulangi 

procedure  ini dengan gerak dari kiri ke kanan dan kembali 

ke kiri sampai semua partikel pada membran terhitung. 

Catat banyaknya semua partikel berukuran 10 m atau 

lebih besar dan banyaknya partikel berukuran 25 m 

atau lebih besar. Untuk injeksi volume besar, hitung 

banyaknya partikel per ml untuk unit yang diuji dengan 

rumus: 

 

V

P  

 

P yaitu  banyaknya semua partikel yang terhitung;          

V yaitu  volume larutan, dalam ml. 

Untuk injeksi volume kecil, hitung banyaknya partikel 

per wadah dengan rumus: 

 

n

P

 

 

P yaitu  banyaknya semua partikel yang terhitung; dan  

n yaitu  banyaknya unit yang digabung (n = 1, jika 

dipakai  unit individual). 

 

procedure  PENGHITUNGAN PARSIAL 

 

Jika akan dilaksanakan penghitungan parsial partikel 

pada membran, pelaksana analisa  pertama-tama harus 

memastikan bahwa partikel-partikel pada membran 

tersebar secara merata. Hal ini dilakukan dengan 

mengamati secara cepat adanya gumpalan partikel. 

Gumpalan ini  tidak boleh ada satupun. Hitung 

partikel 10 m atau lebih besar pada satu GFOV di tepi 

daerah penyaringan dan satu lagi pada bagian tengah 

membran. Banyaknya partikel  10 m atau lebih besar 

di GFOV dengan hasil hitung partikel total tertinggi 

tidak lebih dari dua kali banyaknya partikel di GFOV 

dengan hasil hitung terendah. Buang penyaring yang 

tidak memenuhi kriteria ini  dan siapkan yang lain 

jika akan dipakai  procedure  penghitungan parsial atau  

dengan alternatif, analisa  membran dengan metode 

penghitungan total.  

Pada penghitungan parsial, banyaknya GFOV yang 

dihitung biasanya berjumlah 20. Jika hasil yang 

diinginkan memiliki  rentang keyakinan yang lebih 

kecil, dapat dihitung beberapa  bidang yang lebih besar 

dengan jumlah partikel yang lebih banyak. Hitung semua 

partikel dengan diameter lingkar  10 m atau lebih besar 

dan 25 m atau lebih besar di dalam GFOV dan yang 

menyentuh sisi kanan lingkaran GFOV. Partikel di luar 

GFOV tidak diperhitungkan. Abaikan partikel yang 

menyentuh sisi kiri lingkaran GFOV. Garis pemisah 

antara sisi kanan dan sisi kiri lingkaran GFOV yaitu  

benang silang vertikal. [Catatan Ambil kesimpulan 

terbaik mengenai ukuran partikel tanpa mengubah 

perbesaran atau penerangan mikroskop.] 

Untuk melakukan penghitungan parsial partikel pada 

membran, dimulai  dari tepi tengah kanan daerah 

penyaringan dan mulailah penghitungan pada GFOV 

yang berdekatan. Jika telah dicapai tepi kiri daerah 

penyaringan, pindahlah satu GFOV ke arah atas 

penyaring dan lanjutkan penghitungan GFOV ke arah 

berlawanan. Perpindahan dari GFOV yang satu ke 

GFOV berikutnya dapat dilakukan dengan dua cara. 

Metode pertama menetapkan suatu patokan (partikel 

atau ketidakteraturan pada permukaan penyaring) dan 

bergeser satu GFOV  dengan patokan ini  sebagai 

acuan. Metode kedua memakai  alat pengatur pada 

meja mikroskop untuk bergeser 1 mm antar GFOV. 

Untuk membantu metode kedua, tempatkan pengatur 

posisi x dan y di meja mikroskop pada angka bulat pada 

posisi awal di tepi kanan tengah daerah penyaringan, 

maka GFOV berikutnya dicapai dengan pergeseran 

pengatur posisi x sebanyak satu satuan bulat. Jika bagian 

atas dari daerah penyaringan tercapai sebelum diperoleh 

jumlah GFOV yang diinginkan, mulailah lagi di tepi 

tengah kanan daerah penyaring satu GFOV di bawah 

yang pertama. Geserlah ke arah bawah membran, jika 

telah dicapai ujung baris GFOV. Lanjutkan seperti 

sebelumnya sampai  diperoleh jumlah GFOV yang cukup. 

Untuk injeksi volume besar, jika dipakai  procedure  

penghitungan parsial untuk rentang ukuran  10 m dan 

 25 m, hitung banyaknya partikel per ml dengan 

rumus: 

 

VA

PA

P

T  

 

P yaitu  banyaknya partikel yang terhitung; AT yaitu  

luas daerah penyaringan membran, dalam mm2; AP 

yaitu  luas daerah parsial yang dihitung, dalam mm2, 

didasarkan atas banyaknya bidang gratikul yang 

dihitung; dan V yaitu  volume larutan yang disaring, 

dalam ml. Untuk gabungan larutan (unit injeksi volume 

kecil yang mengandung kurang dari 25 ml) atau unit 

tunggal injeksi volume kecil, hitung banyaknya partikel 

per unit dengan rumus: 

 

nA

PA

P

T

 

- 1504 -

 

 

 

 

 

n yaitu  banyaknya unit yang dihitung (n = 1, jika 

dipakai  unit individual); dan arti lambang lain seperti 

disebut di atas. 

Untuk semua jenis produk, jika bahan uji diencerkan 

untuk mengurangi viskositas, faktor pengenceran harus 

diperhitungkan pada perhitungan hasil akhir. 

 

Interpretasi Injeksi memenuhi persyaratan uji, jika 

banyaknya partikel yang ada (secara nyata atau menurut 

perhitungan) dalam tiap unit tertentu yang diuji atau tiap 

sampel gabungan yang diuji tidak melebihi nilai yang 

sesuai yang tercantum pada Tabel 2. 

 

Tabel 2. Hasil Hitung Partikel  

Metode Mikroskopik 

 

         10 m  25 m 

Injeksi volume kecil 3000 300 perwadah 

Injeksi volume besar 12 2 per ml 

 

 

BEBAN REGANG MINIMUM <761> 

 

Metode I 

 

Siapkan 5 potong uji bahan uji berupa pita yang 

mewakili sediaan uji, dengan panjang masing-masing 

200 mm dan lebar seperti tidak lebih dari 25 mm (jika 

perlu dipotong membujur agar diperoleh pita dengan 

lebar seperti ini  di atas), sesampai  kedua permukaan 

pita dapat dikondisikan selama 24 jam sebelum 

pengujian dilakukan seperti tertera pada Penyiapan 

sediaan dalam Identifikasi Serat <841>. 

    Tetapkan beban regang tiap pita pada mesin, yang 

dilengkapi dengan penjepit yang dapat bergerak dengan 

kecepatan tetap antara 270 - 330 mm per menit, dan pada 

saat sediaan putus, memiliki  kapasitas pembacaan 

15% sampai  85% difleksi skala penuh. Letakkan salah 

satu ujung pita pada penjepit yang tidak bergerak dan 

ujung yang lain pada penjepit yang bergerak sedemikian 

sampai  jarak antara kedua penjepit yaitu  100 mm. 

Setiap pita yang lepas atau putus pada jarak pengujian   

10 mm dari penjepit, harus dibuang dan diganti dengan 

pita lain. Ulangi pengujian, terhadap 4 potong pita 

lainnya. Hitung nilai rata-rata. 

 

Metode II 

 

Lakukan Metode I memakai  6 potong bahan uji 

berupa pita dengan panjang 200 mm, dan mesin yang 

dilengkapi dengan penjepit yang dapat bergerak dengan 

kecepatan yang tetap antara 90 - 110 mm per menit. 

Letakkan salah satu ujung pita pada penjepit yang tidak 

bergerak, sedangkan ujung yang lain pada penjepit yang 

bergerak sampai  jarak kedua penjepit yaitu  175 mm, 

kecuali untuk sediaan plastik berbentuk lapisan tipis, 

jarak kedua penjepit dapat dikurangi sampai 100 mm. 

Ulangi pengujian terhadap 5 potong pita yang lain. 

Hitung nilai rata-rata. 

Metode III 

 

Untuk pembalut bentuk pita dengan lebar lebih dari      

50 mm, buat potongan sejajar dengan tepi sedemikian 

sesampai  didapat potongan dengan lebar tidak kurang 

dari 60 mm dihitung dari pusat pembalut. lalu  

buang kedua tepi pembalut ini  sesampai  didapat 

ukuran tepat dengan lebar 50 mm dan panjang 5 mm. 

    Untuk pita berukuran kurang dari 50 mm, pakailah  

seluruh lebar contoh, hitung hasilnya dibandingkan 

terhadap ukuran lebar 50 mm. Siapkan beberapa               

5 potong bahan uji dengan ukuran yang sesuai sampai  

jarak antara kedua penjepit yaitu  200 mm. Jepit 

masing-masing pita pada mesin berkecepatan antara        

90 - 110 mm per menit, dan tetapkan beban regang tiap 

potongan.  Hitung nilai rata-rata. 

 

Metode IV 

 

Siapkan 10 potong bahan, tiap potong dengan lebar      

50 mm dan panjang yang sesuai sampai  jarak antara 

kedua penjepit yaitu  200 mm. Potong 5 sediaan ke arah 

melebar dan 5 sediaan ke arah memanjang, dipotong 

tidak kurang dari 15 mm dari tepi sediaan untuk 

menghindari tepi yang terlipat atau tidak tertenun 

sempurna. Jepit masing-masing potongan pada mesin 

dengan kecepatan gerak penjepit antara 90 mm sampai  

110 mm per menit. Ukur beban regang tiap potongan. 

Hitung nilai rata-rata. 

 

 

BOBOT PER SATUAN LUAS <771> 

 

1. Sediaan Tanpa Perekat 

Metode I 

 

Tetapkan bobot sediaan (W g). Ukur lebar tanpa 

diregangkan (a cm) dan panjang pada saat meregang 

sempurna (b cm) seperti tertera pada Elastisitas <821>. 

Hitung bobot per satuan luas dalam g per m2, dengan 

rumus: 

 

 

 

Metode II 

 

Tetapkan bobot sediaan (W g). Ukur lebar (a cm) dan 

panjang (b cm) tanpa diregangkan. Hitung bobot per 

satuan luas dalam g per m2, dengan rumus: 

  

 

 

Metode III 

 

Potong bahan yang akan diuji seluas tidak kurang dari 

100 cm2 dan tetapkan bobot (W g) dan luas (A cm2). Jika 

uji dilakukan terhadap contoh kering, lakukan koreksi 

- 1505 -

 

 

 

 

 

 

bobot terhadap lembab yang terserap kembali. Hitung 

bobot per satuan luas dalam g per m2, dengan rumus: 

 

 

 

    Jika ukuran atau jumlah satuan bahan cukup, ulangi 

pengujian pada contoh lainnya dan hitung nilai rata-rata. 

 

2. Sediaan Tanpa Perekat 

Metode I 

 

Tetapkan bobot bahan yang akan diuji (W g). Ukur lebar 

dan panjang dan hitung luas (A m2). Potong berbentuk 

empat persegi panjang dengan lebar tetap seperti semula, 

dengan bobot masing-masing 3 - 4 g, dari 3 tempat yang 

berjarak hampir sama sepanjang bahan yang diuji. 

Kumpulkan dan timbang saksama (w g) dan maserasi 

dengan 250 ml kloroform P atau pelarut lain yang sesuai 

sampai massa perekat terlepas. Enaptuangkan tiap 

ekstrak melalui penyaring dengan ukuran 106 μm dan 

serat yang tertinggal dijadikan satu. Tambahkan asam 

asetat P 50% pada ekstrak kain dan diamkan sampai 

semua zink oksida larut. Enaptuangkan cairan dan cuci 

kain dengan air sampai bebas dari asam, lewatkan air 

cucian melalui penyaring dan satukan benang-benang 

yang ada  pada penyaring dengan kain. Keringkan 

kain yang sudah diekstraksi pada suhu 105º, lakukan 

seperti tertera pada Penyiapan sediaan dalam 

Identifikasi Serat <841> dan tetapkan bobot (f  g). 

Hitung bobot per satuan luas dalam g per m2 , dengan 

rumus: 

w

w

A

f

 

 

Metode II 

 

Ukur luas contoh berbobot 9,0 - 11,0 g. Maserasi contoh 

dengan petroleum eter P (Jarak didih 40º sampai  60º atau 

pelarut lain yang sesuai sampai  perekat larut sempurna 

dan keringkan bahan yang tersisa dengan aliran udara 

hangat sampai  bobot tetap. Hitung bobot per satuan luas 

bahan dari luas contoh tanpa ekstraksi dalam g  per m2.. 

  

3. Bobot Massa Perekat 

 

Lakukan procedure  seperti tertera pada Pembalut dengan 

perekat memakai  Metode I atau Metode II seperti 

tertera pada monografi. Hitung bobot massa perekat 

dalam g per m2  dengan rumus: 

 

 

 

       untuk Metode I 

 

 

 

      untuk Metode II 

  

W yaitu  bobot awal (dalam g) dari contoh tanpa 

ekstraksi; w yaitu  bobot contoh (dalam g) yang 

dipotong dari tiga tempat yang berjarak sama sepanjang 

bahan; f yaitu  bobot (dalam g) dari kain kering yang 

tersisa; A luas contoh awal (dalam m2) tanpa ekstraksi. 

Jika luas perekat yang tersebar (B m2) berbeda dengan 

luas awal contoh, ganti A dengan B dalam rumus di atas. 

 

 

DAYA KAIT JARUM BEDAH <780> 

 

    Benang bedah teradsorpsi (kolagen) dan benang 

bedah tidak teradsorpsi dengan daya kait jarum baku, 

berarti jarumnya terikat kuat dan tidak dapat terpisah. 

Benang bedah yang terikat dengan jarum bedah tanpa 

lubang termasuk kategori daya kait jarum baku atau 

kategori daya kait jarum lepas. Daya kait jarum lepas 

dari kedua benang bedah teradsorpsi ataupun benang 

bedah tidak teradsorpsi yaitu  sedemikian sampai  jarum 

dapat dipisahkan dari benang bedah dengan sentakkan 

cepat. Kedua jenis daya kait diuji memakai  alat 

seperti tertera pada Daya Regang Benang Bedah <781>. 

 

    procedure  Jepit masing-masing dari 5 benang bedah 

dalam tensilometer sedemikian sampai  jarum tepat pada 

penjepit dengan semua benang bedah sejajar dengan arah 

gaya yang akan diberikan melalui penjepit yang 

bergerak. Tetapkan gaya yang dibutuhkan untuk melepas 

benang dari jarum. Dalam hal daya kait jarum baku, 

benang mungkin putus tanpa terlepas dari jarum. 

 

DAYA KAIT JARUM BAKU Memenuhi persyaratan 

jika harga rata-rata dari 5 penetapan ataupun harga 

masing-masing tidak kurang dari batas yang tertera pada 

Tabel 1.  

 

DAYA KAIT JARUM LEPAS Memenuhi persyaratan 

jika harga masing-masing dari 5 benang dalam batas 

yang tertera pada Tabel 2. 

    [Catatan Untuk masing-masing tipe kedua kaitan, jika 

tidak lebih dari 1 harga masing-masing tidak sesuai 

dengan batas yang ditetapkan, ulangi pengujian 

memakai  tambahan 10 benang. Pengujian 

memenuhi syarat jika tidak satupun harga masing-

masing dari 10 benang tambahan tidak sesuai dengan 

batas yang ditetapkan.] 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

- 1506 -

 

 

 

 

 

Tabel 1 

Daya Kait Jarum Baku untuk Benang Terabsorpsi 

dan Tidak Terabsorpsi 

 

Nomor ukuran    

Benang 

terabsorpsi 

(kolagen) 

Benang tak 

terabsorpsi 

dan benang 

sintesis  

terabsorpsi 

Ukuran 

FI 

Batasan daya kait 

jarum 

Rata-

rata 

(kgf) 

(min) 

Masing-

masing 

(kgf) 

(min) 

 0,1 11 - 0 0,007 0,005 

 0,2 10 - 0 0,014 0.010 

0,4 0,3   9 - 0 0,021 0,015 

0,5 0,4   8 - 0 0,050 0,025 

0,7 0,5   7 - 0 0,080 0,040 

        1 0,7   6 - 0 0,17 0,08 

1,5        1   5 - 0 0,23 0,11 

        2 1,5   4 - 0 0,45 0,23 

        3        2   3 - 0 0,68 0,34 

3,5        3   2 - 0 1,10 0,45 

       4 3,5      0 1,50 0,45 

       5        4      1 1,80 0,60 

     6 dan 

lebih besar 

    5 dan  

     lebih  

     besar 

2 dan 

lebih 

besar 

1,80 0,70 

 

Tabel 2 

Daya Kait Jarum Lepas untuk Benag Bedah 

Terabsorbsi dan Tidak Terabsorbsi 

 

Nomor ukuran    

Benang 

terab-

sorpsi 

(kolagen) 

Benang tak 

ter-absorpsi 

dan benang 

sintesis ter-

absorpsi 

Uku-

ran FI 

Batasan daya kait 

jarum 

Rata-

rata 

(kgf) 

(min) 

Masing-

masing 

(kgf) 

(min) 

1,5        1   5 - 0 0,028 1,59 

     2 1,5   4 - 0 0,028 1,59 

     3        2   3 - 0 0,028 1,59 

3,5        3   2 - 0 0,028 1,59 

     4 3,5   0 0,028 1,59 

     5        4   1 0,028 1,59 

     6        5   2 0,028 1,59 

 

 

DAYA REGANG BENANG BEDAH <781> 

 

    Peralatan Tetapkan daya regang benang bedah pada 

sebuah mesin uji daya regang yang digerakkan dengan 

motor memakai  prinsip peregangan contoh yang 

konstan, memiliki  penjepit yang sesuai untuk 

memegang bahan dengan kuat. 

    Uraian ini berlaku khusus terhadap alat pengujian 

bidang miring. 

    Penarik yang diperpakailah  pada setiap uji 

memiliki  bobot sedemikian jika putus, posisi pena 

perekam pada kertas grafik berada di antara 20% dan 

80% dari kapasitas yang dapat direkam pada kertas. 

Gesekan pada penarik harus cukup rendah untuk 

memungkinkan pena perekam bergerak dari garis nol 

pada kertas di sebuah titik, tidak lebih 2,5% dari 

kapasitas kertas jika tidak ada bahan yang dijepit. 

    Untuk benang bedah dengan ukuran sedang atau yang 

lebih besar, penjepit untuk pemegang bahan yaitu  dari 

tipe gulungan dengan permukaan genggam yang rata. 

Diameter penggulung 19 mm dan panjang permukaan 

genggam tidak kurang dari 25 mm. Panjang bahan 

sesudah  dijepit tidak kurang dari 127 mm dihitung dari 

ujung penjepit satu ke ujung penjepit lainnya. Kecepatan 

kemiringan bidang uji yaitu  sedemikian sesampai  akan 

mencapai kemiringan penuh 30° dari kedudukan 

horizontal dalam waktu 20±1 detik dihitung dari saat uji 

dilakukan. 

    Untuk benang bedah dengan ukuran lebih kecil, 

panjang permukaan rata penjepitnya tidak kurang dari   

13 mm. Panjang bahan sesudah  dijepit tidak kurang dari 

127 mm dihitung dari penjepit ke penjepit atau 35 mm 

lebih pendek dari panjang yang tertera pada etiket bila 

jaraknya lebih pendek. Dalam hal panjang yang tertera 

pada etiket kurang dari 47 mm pakailah  jarak antara 

penjepit 12 mm. Kecepatan kemiringan bidang yaitu  

sedemikian rupa sesampai  bidang mencapai kemiringan 

30° dari horisontal dalam waktu 60±5 detik dari saat uji 

dilakukan. 

    procedure  Tetapkan daya regang benang bedah segera 

sesudah  dikeluarkan dari kemasan, baik dalam bentuk 

kering atau dalam cairan, tanpa pengeringan atau 

pengkondisian terlebih dahulu. 

    Kecuali jika  ditarik lurus (tanpa simpul) seperti 

tertera pada monografi benang bedah, benang bedah 

yang akan diuji diikat pada simpul bedah, dengan satu 

lilitan disekeliling pipa karet lentur dengan diameter 

dalam 6,5 mm dan tebal dinding 1,6 mm. Simpul bedah 

yaitu  simpul persegi mula-mula ujung bebas 

dilingkarkan dua kali melalui lingkaran dan ditarik kuat-

kuat, lalu  ujung bebas dilewatkan lingkaran kedua 

kedua ujungnya ditarik sesampai  simpul yang kedua 

memperkuat simpul yang pertama. Buat simpul dengan 

ujung kiri berada di atas ujung kanan. Ikatan simpul 

harus kuat. Bila contoh uji memiliki  simpul, letakkan 

contoh dalam alat penguji dengan lilitan berada di 

tengah-tengah diantara penjepit. 

    Letakkan satu ujung benang bedah pada penjepit 

diujung peregangan dari mesin melewati ujung lain 

sampai  ke penjepit kedua. Lakukan pengujian putus ini 

beberapa  seperti tertera pada masing-masing monografi. 

jika  contoh putus tidak di tengah 80% dari panjang 

bahan, hasil tidak dipakai . jika  pada etiket tertera 

panjang lilitan melebihi 7 meter (25 kaki), ambil 2 m 

dari tiap 5 benang yang dipilih secara acak dari suatu lot, 

buang 30 cm pertama (12 inci) dari ujung, buat 

minimum dua kali putus pada tiap lilitan berjarak lebih 

kurang 60 - 100 cm.    

 

 

DAYA REKAT <791> 

 

ALAT 

    Lempeng baja tahan karat pakailah  lempeng baja 

tahan karat, mengandung kurang dari 0,12% karbon, 

- 1507 -

 

 

 

 

 

 

tidak kurang dari 8% nikel dan tidak kurang dari 17% 

krom dengan ukuran 200 mm x  50 mm, tebal lebih 

kurang 2 mm dan kekerasan menurut Brinell antara     

130 - 200. Permukaan lempeng digosok secara mekanis 

lalu  diampelas sejajar dengan panjang lempeng 

memakai  ampelas yang sesuai. Permukaan yang 

telah diampelas diperiksa sebanyak lima kali dengan 

pengukuran melintang sampai  diperoleh daerah 0,8 mm 

yang dibatasi dua garis berjarak 10 mm dari garis tengah 

lempeng terpanjang. Derajat kasar permukaan yang 

diperoleh dari garis rata-rata memenuhi simpangan 

aritmatik 0,05 - 0,40 μm, tinggi maksimum 

ketidakteraturan lebih kecil dari 4 μm, panjang 

pengambil sampel 0,8 mm dan panjang melintang lima 

kali panjang pengambil sampel. Searah panjang lempeng 

diberi tanda pada beberapa tempat pada jarak 30 mm; 

tanda pertama berjarak 25 mm dari salah satu ujung sisi 

yang lebih pendek. 

    Selama pengujian jaga jangan sampai terjadi goresan 

yang berarti pada lempeng yang dapat mengubah 

keadaan permukaan yang sudah ditetapkan. 

    Sebelum dipakai  bersihkan lempeng baja dengan 

kapas yang telah dibasahi toluen P. Gantungkan 

lempeng dalam tangas uap toluen dan usahakan agar 

lempeng tidak mengenai cairan toluen. Biarkan uap 

toluen mencapai ujung lempeng dan pertahankan 

keadaan ini selama 30 menit dalam atmosfer ruang. 

    Alat penggulung pakailah  silinder logam yang telah 

digosok dengan diameter tidak kurang dari 50 mm. Bila 

perlu bobot ditambahkan sampai  diperbolehkan beban   

20 N (2 kgf) per cm lebar dari bahan uji. 

 

UJI I 

 

    Kondisikan gulungan atau lembaran plester selama   

24 jam sebelum pengujian dimulai. Untuk plester dalam 

bentuk lembaran yang digulung, lepaskan dari gulungan 

dengan kecepatan lebih kurang 30 cm per detik segera 

pengujian dilakukan dan potong dengan panjang lebih 

kurang 60 mm. Jika lebar bahan tidak lebih dari 25 mm, 

pakailah  seluruh lebar sediaan. Jika lebar sediaan lebih 

dari 25 mm, potong selebar 25 mm. Untuk plester dalam 

bentuk lembaran, lepaskan segera lapisan pelindung 

pada saat pengujian akan dilakukan, potong sesuai 

ukuran yang diperlukan. Lakukan hati-hati sesampai  

tidak terjadi kontaminasi pada permukaan berperekat 

selama pengujian. 

    Salah satu ujung lembaran plester yang berperekat 

ditempelkan pada permukaan lempeng baja tahan karat 

yang sudah dibersihkan sedemikian rupa, sesampai  

seluruh lebar lembaran dilekatkan pada lempeng 

berjarak 25 mm dari salah satu ujung, dengan sisi-sisi 

sejajar ter


Related Posts:

  • farmakope 116 kel dalam bahan uji. Batas konsentrasi yang ditetapkan oleh pabrik untuk suatu sensor dinyatakan sebagai tingkat penghitungan yang menghasilkan penghitungan kebetulan akibat adanya dua atau lebih par… Read More