pembentukan ion antara (M + Na) dan
(M + K) memiliki beberapa analagi dalam desorpsi
medan (DM), terutama dalam ionisasi golongan gula.
Fenomena ini dimanfaatkan untuk membantu dalam
ionisasi senyawa golongan ini. Permukaan contoh sering
diberikan larutan natrium klorida untuk meningkatkan
jumlah ion antara. Pemanasan contoh selama analisa
kadang-kadang dapat meningkatkan ion yang dihasilkan.
- 1595 -
Penekanan jumlah ion contoh mungkin disebabkan
oleh destruksi permukaan contoh dan diperlukan cara
untuk terus menerus memperbaharui permukaan contoh
selama analisa yang dapat dilakukan dengan melarutkan
contoh dalam cairan tidak menguap yang sesuai dan
dengan melapiskan campuran pada “probe”. Dengan cara
lain, umur contoh lebih lama 1 jam dalam sumber ion
telah menjadi kenyataan dan jangkauan senyawa yang
dapat diuji dengan tembakan atom cepat (TAC) sangat
diperluas. Umur contoh yang panjang dan kepekaan
tinggi menjadikan tembakan atom cepat (TAC) suatu
teknik spektrum massa yang penting untuk menghasilkan
spektrum massa dari bahan belum diketahui, bahan yang
sulit ditangani, bahan biokimia dan juga memberi
identifikasi tanpa keraguan dari rumus elemen bahan
melalui penetapan massa yang akurat. Keuntungan lain
dari TAC yaitu dalam penetapan struktur berdasarkan
pada ion fragmen dalam spektrum.
Cara pemasukan contoh Contoh dimasukkan ke dalam
bejana ionisasi dalam bentuk gas atau uap. sebab
banyak contoh berbentuk gas atau cairan pada suhu ruang
dan tekanan atmosfer, diperlukan suatu sistem
penanganan contoh dan rangkaian yang memungkinkan
masuknya contoh ke sumber ion.
Untuk menghasilkan berkas molekular secara langsung
dari zat padat dalam sistem hampa udara dapat dilakukan
secara mudah dengan pemanasan contoh padat dalam
krus pada suhu yang cukup tinggi. Beberapa “probe”
atau ”catridge” yang ada di pasaran dapat dipakai
tergantung pada jenis instrumen dan tujuan pemakaian .
Instrumen analitik yang lain dipakai sebagai tempat
pemasukan contoh ke dalam spektrometer massa. Yang
paling populer dan berhasil pertama kali dikembangkan
dalam spektrometer massa yaitu gabungan dari
kromatografi gas dan spektometer massa (KG/MS).
Gabungan instrumen ini dianggap berhasil sebab yang
keluar dari kromatografi gas dalam keadaan uap dan
masalah utamanya hanya terletak pada keharusan
menghilangkan secara selektif gas pembawa yang tidak
diinginkan.
Kombinasi kromatograf cair dengan spektrometer
massa (KC/SM) yaitu masalah yang lebih sulit.
Sekalipun kromatografi cair merupakan instrumen
pemisah yang bermanfaat, pelarut pengeluasi yang
banyak dipakai sering kali yaitu pelarut yang cukup
polar, kompleks dan relatif tidak mudah menguap.
Meskupun demikian, gabungan kedua instrumen dapat
dilakukan dan instrumen KC/MS tersedia di pasaran.
Pada akhirnya, hampir semua dari berbagai gabungan
antara spektrometer massa yang merupakan sistem tempat
pemasukan contoh dengan spektrometer massa lain
(SM/MS) telah dikembangkan dan dipelajari misalnya;
TOF dengan sektor magnetik, dua sektor magnetik,
kuadoprol dengan sektor magnetik dan lain-lain.
pemakaian teknik ini paling berhasil untuk analisa
campuran. Juga telah dipakai untuk analisa struktur
yang memerlukan pengionan terhadap molekul yang akan
ditetapkan dengan teknik yang terutama menghasilkan
ion induk, lalu ion induk ini dimasukkan ke dalam
spektrometer massa kedua untuk mempelajari pola
fragmentasi.
analisa data dan interpretasi Walaupun molekul
biasanya bermuatan netral, jika satu elektron diambil
atau ditambahkan, akan menghasilkan ion molekuler.
Massa ion ini yaitu bobot molekul dari molekul yang
diteliti. Selanjutnya, seringkali dimungkinkan untuk
menentukan massaa ion ini secara akurat dengan
ketepatan yang cukup untuk dapat menghitung rumus
empiris dari senyawa. Massa yang akurat dapat
ditetapkan pada resolusi yang tinggi baik oleh
pengukuran melalui penatahan atau mencocokkan puncak
zat.
Ion fragmen dihasilkan dari ion-ion molekular melalui
berbagai proses pemecahan ikatan. ada banyak
pustaka yang membahas kaitan antara pola pemecahan
ikatan (pola fragmen) dengan struktur molekuler.
Korelasi spektrum massa dan struktur molekul dibahas
untuk steroid, aromatik, alifatik dan akhir-akhir ini juga
untuk senyawa kompleks yang berasal dari bioteknologi.
Spektrum massa seringkali sangat kompleks dan tidak
semua ion dapat dipisahkan dengan spektrometer massa.
Batas kemampuan instrumen untuk memisahkan dua ion
yang massanya sangat berdekatan disebut daya pisah dari
instrumen. Definisi ini menyatakan daya pisah dari suatu
spektrometer masssa yaitu nomor nilai massa tertinggi
pada tempat puncak-puncak dengan bobot molekul
berdekatan dan tinggi yang sama memiliki suatu
“lembah” diantaranya seharga 10% dari tinggi puncak.
Dalam spektrometer massa, resolusi rendah mencakup
rentang lebih kurang 100 - 2000, resolusi sedang 2000 -
10.000 dan resolusi tinggi lebih besar dari 10.000.
analisa kuantitatif dalam spektrometer massa
biasanya dilakukan dengan salah satu dari dua cara.
Yang pertama yaitu pemantauan secara ion selektif.
Dalam teknik ini, sekelompok ion yang diinginkan
difokuskan tersendiri pada detektor dan diukur. Baik
kepekaan maupun selektifitas ditingkatkan melalui teknik
ini.
Teknik kuantitatif kedua yang terkenal yaitu
pengenceran isotop. Metode ini dapat dilaksanakan
melalui pemakaian isotop yang reaktif atau stabil,
pemakaian isotop yang stabil lebih disukai untuk
spektrometri massa. Teknik pengenceran isotop
memiliki keuntungan yang unik, bahwa tidak perlu
untuk memperoleh kembali seluruh bahan asal yang
dianalisa untuk mendapatkan informasi kuantitatif yang
diinginkan. Teknik ini telah berhasil diterapkan dalam
mempelajari bahan biologik, sering dalam kombinasi
dengan KG/SM atau KC/SM.
UJI AEROSOL <1211>
PROPELAN
[Perhatian Propelan hidrokarbon sangat mudah terbakar
dan meledak. Perhatikan tindakan pengamanan; lakukan
pengambilan cuplikan dan pekerjaan analitik dalam
lemari asam berventilasi baik.]
- 1596 -
procedure Umum Pengambilan Cuplikan
procedure ini dipakai untuk pengambilan cuplikan
propelan dalam bentuk gas pada suhu lebih kurang 25°
dan disimpan dalam silinder bertekanan tinggi. pakailah
silinder cuplikan dari baja tahan karat, yang dilengkapi
dengan katup baja tahan karat, berkapasitas tidak kurang
dari 200 ml dan daya tekanan 240 psi atau lebih.
Keringkan silinder dengan katup terbuka pada suhu 110°
selama 2 jam, dan hampakan silinder panas ini
sampai tekanan kurang dari 1 mmHg. Tutup katup,
dinginkan dan timbang. Sambungkan salah satu ujung
unit pengisi secara ketat pada wadah propelan, sedangkan
ujung lain disambungkan secara longgar pada silinder
cuplikan. Buka wadah propelan hati-hati, dan biarkan
propelan mengalir keluar unit pengisi melalui sambungan
yang dapat dilonggarkan. Hindari pengaliran terlampau
cepat yang mengakibatkan kelembaban membeku pada
unit pengisi dan sambungan. Ketatkan sambungan
silinder cuplikan dan buka katup sampai propelan
mengalir ke dalam silinder yang telah dikosongkan.
Lanjutkan pengambilan cuplikan sampai diperoleh jumlah
cuplikan yang dibutuhkan, lalu tutup katup wadah
propelan, dan akhirnya tutup katup silinder cuplikan.
[Perhatian Silinder cuplikan tidak boleh diisi
berlebihan.] Timbang lagi silinder cuplikan yang sudah
terisi dan hitung bobot cuplikan.
Suhu Didih Perkiraan
Masukkan 100 ml cuplikan ke dalam tabung sentrifuga
alas bulat yang sebelumnya telah ditara, dan berisi
beberapa batu didih, lalu timbang. Celupkan
termometer ke dalam cairan, dan letakkan tabung di
dalam media yang suhunya dipertahankan pada 32° di
atas suhu didih perkiraan. Bila pembacaan suhu
termometer sudah tetap, rekam sebagai suhu didih
pembacaan termometer sesudah 5% cuplikan terdestilasi.
Simpan sisa cuplikan untuk penetapan Residu Suhu Didih
Tinggi.
Residu Suhu Didih Tinggi, Metode I
Biarkan 85 ml cuplikan seperti pada pengujian Suhu
didih perkiraan, dan pindahkan tabung sentrifuga yang
berisi 15 ml cuplikan yang tersisa dalam media yang
suhunya dipertahankan pada 10° di atas suhu didih.
Sesudah 30 menit, keluarkan tabung dari tangas air,
keringkan bagian luar tabung dengan kertas pengering,
dan timbang. Hitung bobot residu.
Residu Suhu Didih Tinggi, Metode II
Buat kumparan pendingin dari pipa tembaga (diameter
luar lebih kurang 6 mm x panjang 6,1 m) yang
dipasangkan pada labu hampa udara bermantel. Celupkan
kumparan pendingin ke dalam campuran es kering dan
aseton di dalam labu hampa udara bermantel, dan
hubungkan salah satu ujung tabung dengan silinder
cuplikan propelan. Buka katup silinder cuplikan secara
hati-hati, bilas kumparan pendingin dengan lebih kurang
50 ml propelan, dan buang bagian propelan cair ini .
Lanjutkan pengaliran propelan cair dari kumparan
pendingin, dan tampung dalam tabung sedimentasi
kerucut 1000 ml yang sebelumnya sudah didinginkan,
sampai tanda. Biarkan propelan menguap, memakai
tangas air hangat yang suhunya dijaga tetap pada lebih
kurang 40° untuk mengurangi waktu penguapan. jika
semua cairan sudah menguap, bilas tabung sedimentasi
berbentuk kerucut dua kali masing-masing dengan 50 ml
pentana, dan kumpulkan bilasan dalam cawan penguap
150 ml yang sudah ditara. Masukkan 100 ml pelarut
pentana ke dalam cawan penguap 150 ml kedua yang
sudah ditara; letakkan kedua cawan penguap ini di
atas tangas air, uapkan sampai kering, dan panaskan
kedua cawan penguap dalam oven pada suhu 100° selama
60 menit. Dinginkan dalam desikator, dan timbang.
Ulangi pemanasan setiap kali selama 15 menit sampai
pada penimbangan berturutan perbedaan bobot sekitar
0,1 mg. Hitung bobot residu propelan, dari perbedaan
bobot antara kedua cawan penguap ini .
Kandungan Air
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar Air
<1031>, dengan modifikasi sebagai berikut: (a) Sediakan
labu titrasi sistem tertutup dengan sebuah lubang lubang
yang dapat dilalui oleh pipa dispersi gas dengan porositas
kasar untuk dispersi gas yang disambungkan pada silinder
cuplikan; (b) Encerkan Pereaksi dengan metanol anhidrat P
sampai tercapai faktor kesetaraan air antara 0,2 dan 1,0
mg per ml; diamkan larutan encer ini tidak kurang
dari 16 jam sebelum pembakuan; (c) Dapatkan 100 g
cuplikan seperti tertera pada procedure Umum
Pengambilan Cuplikan, dan masukkan cuplikan ke dalam
labu titrasi melalui pipa dispersi gas dengan laju aliran
lebih kurang 100 ml gas per menit; jika perlu panaskan
silinder cuplikan hati-hati, untuk menjaga laju aliran ini.
Isi Minimum
Aerosol topikal dan inhaler dosis terukur bertekanan
memenuhi persyaratan aerosol seperti tertera pada Isi
Minimum <861>.
JUMLAH TOTAL SEMPROTAN TIAP
WADAH ATAU INHALER
Lakukan pengujian ini untuk aerosol topikal dan
inhaler dosis terukur, pada sat dan wadah yang sama
untuk uji Keseragaman Kandungan Semprotan dan untuk
Penetapan kadar. Tentukan jumlah total semprotan
penghantaran dengan menghitung jumlah semprotan
untuk persiapan, ditambah bagian yang dipakai untuk
penentuan kandungan semprotan, dan lanjutkan
penyemprotan sampai wadah atau inhaler kosong.
Persyaratan dipenuhi jika semua wadah atau inhaler
yang diuji mengandung tidak kurang dari jumlah
semprotan seperti tertera pada etiket.
- 1597 -
UJI KEBOCORAN
Pilih 12 wadah aerosol, catat tanggal dan waktu
dengan ketelitian setengah jam. Timbang masing-masing
wadah dengan ketelitian mg dan catat bobot dalam mg
dari masing-masing wadah sebagai W1. Biarkan wadah
dalam posisi tegak lurus pada suhu kamar selama tidak
kurang dari 3 hari, dan timbang kembali masing-masing
wadah, catat bobot dalam mg dari masing-masing wadah
sebagai W2, catat tanggal dan waktu dengan ketelitian
setengah jam. Tentukan waktu, T, dalam jam, yaitu
jangka waktu pengujian. Hitung laju kebocoran dalam mg
per tahun, dari masing-masing wadah dengan rumus:
Jika pengujian dilakukan dilakukan terhadap wadah
aerosol dari kaca berlapis plastik, keringkan wadah dalam
desikator selama 12 - 18 jam, dan diamkan selama 24 jam
pada lingkungan kelembaban tetap sebelum penetapan
bobt awal seperti diuraikan di atas. Lakukan pengujian
pada kondisi kelembaban yang sama. Kosongkan isi
masing-masing wadah memakai cara yang aman;
misalnya dengan pendinginan untuk menurunkan tekanan
internal; buka katup dan tuang. Hilangkan semua residu
kandungan dengan pembilasan memakai pelarut
yang sesuai, lalu bilas beberapa kali dengan
metanol. Kumpulkan wadah, katup, dan semua bagian
yang ada hubungan sebagai kesatuan wadah dan
panaskan pada suhu 100° selama 5 menit. Dinginkan,
timbang, dan catat bobot sebagai W3 dan tentukan bobot
isi bersih untuk masing-masing wadah yang
diuji. Jika bobot rata-rata isi bersih sudah ditentukan
sebelumnya, harga ini dapat dipakai sebagai bobot isi
bersih. Persyaratan dipenuhi jika laju kebocoran rata-rata
per tahun untuk ke 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dari
bobot isi bersih, dan tidak satupun wadah menampilkan
kebocoran lebih dari 5,0% dari bobot isi bersih per tahun.
Jika 1 wadah menampilkan kebocoran lebih dari 5,0% per
tahun dan tidak satupun wadah menampilkan kebocoran
lebih dari 7,0% per tahun, tentukan laju kebocoran dari
24 wadah yang lain. Tidak lebih 2 dari 36 wadah
menampilkan kebocoran lebih dari 5,0% bobot isi bersih
per tahun dan tidak satupun dari 36 wadah yang
menampilkan kebocoran lebih dari 7,0% bobot isi bersih
per tahun. jika bobot isi bersih kurang dari 15 g dan
pada etiket tertera masa kedaluarsa, persyaratan dipenuhi
jika laju kebocoran rata-rata dari 12 wadah tidak lebih
dari 525 mg per tahun dan tidak satupun menampilkan
kebocoran lebih dari 750 mg per tahun. Jika satu wadah
menampilkan kebocoran lebih dari 750 mg per tahun,
namun tidak lebih dari 1,1 g per tahun, tentukan laju
kebocoran dari 24 wadah tambahan lain. Tidak lebih 2
dari 36 wadah menampilkan kebocoran lebih dari 750 mg
per tahun, dan tidak satupun dari 36 wadah menampilkan
kebocoran lebih dari 1,1 g per tahun. Uji ini dilakukan
disamping uji kebocoran yang lazim dilakukan untuk
masing-masing wadah.
AEROSOL TOPIKAL
Laju Semprotan
Pilih tidak kurang dari 4 wadah aerosol, kocok jika
dinyatakan pada etiket, buka penutup dan pembungkus,
tekan masing-masing katup selama 2 - 3 detik. Timbang
saksama masing-masing wadah, celup dalam tangas
dengan suhu tetap sampai tekanan internal mencapai
keseimbangan pada suhu 25° seperti ditentukan dengan
tekanan internal yang tetap seperti tertera pada Uji
Tekanan. Keluarkan wadah dari tangas, keringkan lembab
berlebih pada wadah memakai kertas pengering,
kocok, jika dinyatakan pada etiket, tekan masing-masing
katup selama 5,0 detik (catat waktu dengan seksama
memakai pencatat waktu) dan timbang kembali
bobot masing-masing wadah. Kembalikan wadah ke
dalam tangas dengan suhu tetap, dan ulangi tiga kali
procedure yang telah dilakukan untuk setiap wadah.
Hitung laju semprotan rata-rata, dalam gram per detik,
untuk masing-masing wadah.
Uji Tekanan
Uji ini dimaksudkan untuk wadah yang dilengkapi
dengan katup semprotan berkesinambungan. Pilih tidak
kurang dari 4 wadah aerosol, lepaskan penutup dan
pembungkus, celup dalam tangas dengan suhu tetap
sampai tekanan internal tetap pada suhu 25°. Keluarkan
wadah dari tangas, kocok dan buka penyemprot dan
bersihkan sisa air dari batang katup kalau masih ada.
Letakkan masing-masing wadah pada posisi tegak lurus,
dan tetapkan tekanan masing-masing wadah dengan
memasang alat pengukur tekanan pada batang katup,
pasang kuat dan gerakkan katup sampai terbuka
sempurna. Alat dikalibrasi mendekati tekanan yang
diperkirakan dan dihubungkan memakai adaptor
yang sesuai untuk ukuran batang katup. Baca tekanan,
langsung dari alat pengukur tekanan.
INHALER DOSIS TERUKUR BERTEKANAN
Uji-uji berikut dapat diterapkan untuk inhaler dosis
terukur bertekanan yang diformulasi sebagai suspensi
atau larutan bahan aktif dalam propelan.
Kinerja Pengukuran
Pilih 10 inhaler bertekanan, lengkap dengan
penyemprot, beri tanda pada masing-masing wadah untuk
mencegah kekeliruan identitas, dan ikuti procedure berikut
untuk masing-masing wadah. Kocok selama tidak kurang
dari 5 detik, dan dengan unit batang katup mengarah ke
bawah, buang 1 kali semprotan. Ulangi langkah di atas
sampai 5 kali semprotan. Sesudah 1 menit, timbang unit
ini dan catat bobot sebagai W1. Kocok lagi selama
5 detik, dan dengan unit batang katup mengarah ke
bawah, buang 1 kali semprotan. Sesudah 1 menit,
timbang inhaler dan catat bobot sebagai W2. Hitung
bobot, WD1, isi yang dikeluarkan dari setiap wadah
inhaler memakai rumus :
- 1598 -
Letakkan masing-masing 10 inhaler, lengkap dengan
penyemprot pada posisi tegak, dengan batang katup
mengarah ke atas, diamkan unit ini tanpa gangguan
selama 6 jam atau jangka waktu antara dosis-dosis seperti
dinyatakan pada etiket. sesudah waktu ini lewat,
balikkan masing-masing unit sampai batang katup
mengarah ke bawah, kocok baik-baik dan segera buang
satu semprotan. Timbang inhaler, dan catat bobot sebagai
W3. Hitung bobot, WD2, isi yang dikeluarkan dari masing-
masing wadah inhaler memakai rumus :
Untuk tiap inhaler yang diuji, hitung persentase variasi
dalam bobot yang disemprotkan, memakai rumus:
Persyaratan uji dipenuhi jika tidak lebih 1 dari 10 hasil
uji berada di luar rentang 75,0% sampai 125,0%. Jika
tidak lebih dari 2 hasil uji terletak di luar rentang 75,0%
sampai 125,0%, lakukan uji pada 10 inhaler tambahan.
Persyaratan uji dipenuhi jika tidak lebih 2 dari 20 hasil uji
berada di luar rentang 75,0% - 125,0%.
Keseragaman Kandungan Semprotan
Penetapan kandungan bahan aktif dalam semprotan
dari inhaler dosis terukur bertekanan, dapat dilakukan
memakai alat untuk pengambilan cuplikan
semprotan yang diuraikan berikut. Alat ini dianggap
memenuhi syarat untuk pengambilan cuplikan dengan
laju aliran rendah (12,5 liter per menit). Sebagai alternatif
dapat pula dipakai peralatan seperti yang diuraikan
dan digambarkan pada Gambar 1.
ALAT PENGAMBILAN CUPLIKAN SEMPROTAN
Alat yang diuraikan berikut dipakai , jika
dinyatakan dalam masing-masing monografi, untuk
memperoleh cuplikan dari aerosol dosis terukur
memakai penyemprot inhalasi yang terpasang.
Alat ini terdiri dari suatu sistem penerima yang
mencakup penyemprot inhalasi (A); adaptor penerima
(B); dan tabung penerima (C, lebih kurang 5 cm x 15 cm,
menyempit samapi 8 mm pada salah satu ujungnya); satu
tabung penyemprot yang pada ujungnya dihubungkan
dengan kaca masir porositas kasar untk mendispersikan
gelembung udara (D); bejana penampung (E, botol
pencuci gas) yang berisi larutan pengabsorpsi; dan suatu
sistem hampa udara dilengkapi dengan sumber
penghampa udara, pengatur dan pengukur aliran.
Adaptor penerima dibuat sedemikian rupa sesampai
dapat disambungkan pada penyemprot inhalasi dan
aerosol yang diuji.
Untuk menghindari terlepasnya obat ke dalam
atmosfer pada saat aerosol disemprotkan, udara diisap
terus menerus dengan kecepatan 12 liter per menit,
melalui sistem penerima ke dalam bejana penampung dan
larutan pengabsorbsi, memakai sistem hampa udara.
Ukuran Partikel
Distribusi ukuran partikel dan tetesan semprotan yang
dikeluarkan inhaler dosis terukur merupakan parameter
penting untuk menilai kinerjanya. Partikel inhaler dosis
terukur tipe suspensi tidak lebih dari 10 μm, jika selama
inhalasi dimaksudkan agar terdeposit pada paru-paru.
Dalam hal ini, biasanya partikel dihaluskan sampai lebih
kecil dari 5 μm, dan jumlah partikel besar yang
disemprotkan dari inhaler dosis terukur dievaluasi dengan
cara seperti tertera pada Mikroskopi. Demikian juga
halnya dengan Distribusi Ukuran Aerodinamik yang
menentukan Median Diameter Massa Aerodinamik
(MDMA) dan Simpangan Baku Geometrik (SBG) obat
yang dikeluarkan inhaler dosis terukur.
Tetapkan distribusi ukuran aerodinamik memakai
impaktor tingkat tunggal atau ganda yang terkalibrasi
(Alat 1, Alat 2 atau Alat 3) pada rentang suhu dan
kelembaban tertentu untuk menentukan Dosis Terhirup
atau Fraksi Terhirup sebagai bagian dari keluaran inhaler
yang diharapkan berpenetrasi ke paru-paru selama
inhalasi.
MIKROSKOPI
Persiapkan katup inhaler dosis terukur bertekanan
dengan mengocok dan menyemprotkan beberapa kali,
lalu semprotkan satu semprotan terukur pada kaca
objek bersih dan kering pada jarak 5 cm dari ujung akhir
penyemprot inhalasi oral, dengan arah tegak lurus dari
arah penyemprotan. Amati kaca objek di bawah
mikroskop yang dilengkapi mikrometer okular
terkalibrasi dengan perbesaran lebih kurang 500 kali.
Fokuskan pada partikel dalam 25 luas pandangan di dekat
daerah tengah dari pola cuplikan uji dan catat ukuran
partikel lebih kecil dari 5 μm yang paling banyak diukur
menurut sumbu terpanjang. Catat jumlah dan ukuran
1
2100
WD
WD
- 1599 -
semua partikel berbentuk 10 μm diukur menurut sumbu
terpanjang: teramati tidak lebih dari 10 partikel.
DISTRIBUSI UKURAN AERODINAMIK
Peralatan tumbukan dipakai mengukur diameter
aerodinamik. Dengan memakai metode penetapan
kadar cara spektroskopi atau kromatografi yang sesuai
dan alat tumbukan yang sudah dikalibrasi dengan
distribusi ukuran partikel aerodinamik dari obat dapat
ditetapkan cukup baik. Pada beberapa keadaan, mungkin
diperlukan pengaturan suhu dan kelembaban udara sekitar
dan yang melalui peralatan. Kondisi lingkungan dianggap
cukup kecuali dinyatakan lain pada masing-masing
monografi. Selain distribusi ukuran untuk aerosol yang
disemprot dari inhaler dapat juga diperoleh keseimbangan
bahan lengkap yang ditetapkan dengan pengujian analitik
yang baik. pakailah alat seperti tertera pada masing-
masing monografi untuk menetapkan fraksi ukuran
partikel halus yang disemprotkan dari inhaler dosis
terukur melalui penyemprot inhalasi.
Impaktor Riam Tingkat Ganda Alat 1 Desain dan
susunan dari impaktor riam tingkat ganda dan pintu
induksi yang menghubungkan alat dengan inhaler dosis
terukur bertekanan dapat dilihat pada Gambar 2a dan
Gambar 2b. Pilih peralatan dan pintu induksi dengan laju
aliran yang cukup cepat agar menyerupai terjadinya
inhalasi dan mencegah hilangnya obat akibat peniupan
balik ketika inhaler disemprotkan. Susun impaktor riam
tingkat ganda seperti diuraikan dalam petunjuk produsen
alat, dan jika perlu dikalibrasi. Jika perlu pasang
penyaring akhir di bawah tingkat terakhir untuk
menangkap tiap partikel halus yang mungkin akan keluar
dari impaktor riam. Sambungkan pintu induksi dan
bagian mulut agar terjadi kedap udara antara bagian
pinggiran mulut dan pintu induksi seperti terlihat pada
Gambar 2b. Pastikan bahwa berbagai tingkat peralatan
(lihat Gambar 2a) juga disambungkan
secara kedap udara untuk mencegah kebocoran.
Hidupkan pompa, dan kalibrasi aliran udara melalui
sistem ini memakai pengukur aliran yang sesuai
yang disambungkan pada ujung terbuka pintu induksi.
Atur katup pengatur kecepatan pada pompa hampa udara
sampai mencapai aliran mantap melalui sistem dengan
laju yang dibutuhkan, dan pastikan agar laju aliran udara
pada seluruh sistem berada dalam batas ± 2% dari laju
aliran yang ditetapkan oleh produsen. Pastikan pula agar
laju aliran tidak berubah ketika inhaler dihubungkan
dengan pintu induksi.
procedure Persiapkan katup aerosol dengan mengocok
kuat inhaler beberapa detik, dan segera buang satu
semprotan. Ulangi procedure ini lima kali. Bilas
permukaan atas katup pengukur, bagian mulut, bagian
luar dan dalam dari batang katup memakai pelarut
yang sesuai, dan uapkan sisa pelarut dengan bantuan
aliran udara. Timbang saksama bobot wadah inhaler dan
catat. Pasang wadah inhaler pada bagian mulut selama
beberapa detik. Dengan pengisap hampa udara dalam
keadaan jalan pasangkan bagian mulut pada leher pintu
induksi dan segera semprotkan satu dosis ke dalam
impaktor riam.
sebab katup pengukur terisi jika batang katup kembali
pada posisi istirahat, bebaskan tekanan terhadap bagian
bawah wadah segera sesudah satu dosis dikeluarkan. Jika
dibutuhkan dosis tambahan sebagai cuplikan, diamkan
selama 30 detik sebelum melepaskan pasangan bagian
mulut wadah dari leher pintu induksi untuk
memungkinkan katup kembali pada suhu kamar.
Lepaskan pasangan bagian mulut wadah dari leher pintu
induksi. Kocok pasangan bagian mulut wadah dengan
kuat, pasangkan bagian mulut pada leher pintu induksi;
dan segera semprotkan dosis selanjutnya. Ulangi sampai
jumlah dosis yang dibutuhkan telah disemprotkan.
Sesudah dosis terakhir disemprotkan, lepaskan wadah
dari bagian mulut, bilas bagian dalam batang katup
dengan pelarut, dan encerkan secara kuantitatif sampai
volume yang sesuai. Bilas semua obat dari bagian mulut
dengan pelarut yang sesuai untuk obat yang bersangkutan
dan encerkan secara kuantitatif sampai volume yang
sesuai. Bilas leher pintu induksi dengan pelarut, dan
encerkan secara kuantitatif sampai volume yang sesuai.
Bilas pintu induksi dengan pelarut dan encerkan secara
kuantitatif sampai volume yang sesuai. Bongkar impaktor
riam, letakkan masing-masing tingkat dan penyaring
akhir (jika dipakai ) dalam wadah terpisah, dan bilas
masing-masing tingkat untuk menghilangkan obat.
Encerkan masing-masing secara kuantitatif sampai
volume yang sesuai.
Keringkan katup dan bagian dalam batang dengan
udara yang dimampatkan, dan timbang wadah untuk
menentukan jumlah keseluruhan massa dari formulasi
yang dilepas ke dalam impaktor riam dari katup.
- 1600 -
- 1601 -
Dengan metode analisa yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi tentukan massa total obat yang
ditampung dari tiap komponen.
Perhitungan Fraksi Terhirup dan Dosis Terhirup
Fraksi terhirup dari dosis yang diberikan, atau dengan
kata lain, Median Diameter Massa Aerodinamik dan
Simpangan Baku Geometrik dihitung sebagai berikut:
Hitung massa total, A, obat yang dikeluarkan dari bagian
mulut inhaler. Hitung massa total, R, dari obat yang
ditemukan pada semua tingkat impaktor dan penyaring
akhir, jika dipakai , yang menangkap obat yang berada
dalam rentang ukuran partikel terhirup untuk obat yang
diuji. Ini yaitu dosis terhirup. Hitung fraksi terhirup
yang akan diberikan dari inhaler kepada pasien
memakai rumus :
Median Diameter Massa Aerodinamik (MDMA) dari
aerosol yang dikumpulkan dalam impaktor riam. Buat
Tabel Perolehan Persentase Kumulatif-Ukuran Partikel
Kurang dari yang Dinyatakan (Tabel 1 dan Tabel 2)
sebagai berikut. Hitung massa total B, dari obat yang
dikumpulkan dalam impaktor riam. Mulai dengan obat
yang terkumpul pada tingkat yang menangkap fraksi
ukuran pertikel terkecil (yaitu pada penyaring akhir, jika
dipakai ), dan bagi massa obat ini dengan massa total
obat, B, yang didapat di atas. Kalikan hasil bagi ini
dengan 100 untuk mengubah menjadi persentase.
Masukkan persentase ini pada batas diameter efektif
partikel pada tingkat di atasnya dalam susunan impaktor.
Ulangi langkah ini untuk tiap tingkat selanjutnya menurut
urutan menaik. Untuk setiap tingkat, tambahkan
persentase massa yang diperoleh pada tingkat di
bawahnya. Plot persentase massa kurang dari ukuran
partikel yang dinyatakan terhadap ukuran partikel, di atas
kertas logaritma, dan tarik garis lurus terbaik yang
menghubungkan titik-titik. (lihat Gambar 2c.). Jika
diperlukan, analisa persamaan regresi dengan
pengurangan bobot dapat pula dipakai untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Tentukan ukuran
partikel pada waktu garis memotong ordinat 50%. Ukuran
partikel ini merupakan perkiraan Median Diameter Massa
Aerodinamika (MMAD).
Perhitungan simpangan baku geometrik pakailah
kurva logaritmik yang dipakai untuk menghitung
Median Diameter Massa Aerodinamik. Jika garis tepat
benar dengan data, maka distribusi ukuran merupakan
log-normal, dan dapat dihitung Simpangan Baku
Geometrik. Catat ukuran partikel pada waktu garis
memotong ordinat 84,13%, nyatakan sebagai ukuran X.
Catat ukuran partikel pada waktu garis memotong ordinat
15,87%, nyatakan sebagai ukuran Y. Hitung Simpangan
Baku Geometrik (SBG) memakai rumus:
Keseimbangan bahan Untuk memastikan validitas
percobaan, hitmg keseimbangan bahan sebagai berikut.
Hitung massa jumlah, C, dari obat yang dikumpulkan
(dari batang sampai tingkat akhir impaktor). Tentukan
massa jumlah formulasi yang dilepas dari wadah selama
percobaan (bobot wadah sebelum pengambilan cuplikan
dikurangi bobot sesudah pengambilan cuplikan). Hitung
massa, D, dari obat yang diperkirakan dilepas dengan
mengalikan massa formulasi yang dilepas dengan kadar
obat dalam formulasi. Hitung persentase kesetimbangan
bahan memakai rumus:
Keseimbangan bahan tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0%.
Tabel 1 Rangkuman Massa untuk analisa
Massa dari bilasan batang katup C
Massa dari bilasan bagian mulut C
Massa dari bilasan leher A C
Massa dari bilasan pintu induksi A C
Massa dari impaktor bertingkat n A B C
Jumlah massa A B C
Impaktor Satu Tingkat Alat 2 Untuk menentukan
fraksi ukuran partikel halus dari dosis yang dikeluarkan
inhaler dosis terukur dengan cara inhalasi melalui
penyemprot yang tersedia pakailah alat yang diuraikan
dalam Gambar 3, seperti yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi. Unit komponen pada Gambar 3 dapat
dilihat pada Tabel 3.
D
C100
- 1602 -
Bagian bawah alat dirancang sedemikian rupa sampai
pada kecepatan aliran udara dalam sistem 60 liter per
menit, maka batas ukuran efektif partikel aerodinamik
(rata-rata) yaitu 6,4 μm. Bagian atas alat memakai
aliran udara vertikal ditiupkan pada permukaan cairan,
membentuk pusaran (atau kantong) agar partikel obat
ukuran lebih besar dari 6,4 μm dapat ditangkap secara
efektif, mudah diambil untuk penetapan kadar secara
kimia.
beberapa volume pelarut yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi, dimasukkan ke dalam labu
penampung atas (D) (lihat Gambar 3). Labu penampung
bawah, H, dan komponen alat dipasang, pastikan alat
terpasang secara vertikal, keseluruhan alat cukup
ditopang dan penjepit pada rakitan jet bagian bawah (G),
tepat menyentuh dasar labu penampung (H). Sangat
penting diperhatikan agar adaptor penyemprot (A), berada
pada arah yang tepat sesampai bila unit bagian mulut
penyemprot wadah bertekanan yang telah disiapkan,
dipasang, akan tepat horizontal terhadap leher (B)
sedangkan sumbu wadah berada pada posisi vertikal
seperti halnya alat ini . Bagian kerongkongan alat
harus dapat menyerupai gerakan kerongkongan pasien
dan memungkinkan penyemprotan dan pengumpulan
dosis terukur yang serupa dengan tujuan pemakaian .
procedure Hubungkan pompa dengan saluran keluar
(F). aliran udara melalui alat, seperti yang terukur pada
saluran masuk bagian kerongkongan (B); diatur pada
pompa dengan volume 60±5 liter per menit. Siapkan
katup pengukuran inhaler pada penyemprot dengan
mengocok selama 30 detik, buang satu semprotan dan
ulangi langkah ini dalam jangka waktu 5 detik dari
langkah pertama. Lepaskan wadah bertekanan dari
penyemprotlalu cuci bagian dalam dan luar
permukaan batang katup dan penyemprot, memakai
pelarut yang sesuai. Sesudah pasangan penyemprot dan
katup dikeringkan, hati-hati pasang lagi wadah
bertekanan pada penyemprot. pakailah penyemprotan
udara untuk memastikan semua pelarut menguap. Kocok
unit inhaler selama lebih kurang 30 detik, jalankan unit
pompa dari alat penampung, dan pasangkan bagian mulut
penyemprot pada bagian mulut adaptor (A).
- 1603 -
Tabel 2 Perolehan persentase Kumulatif-Ukuran Partikel Kurang dari yang Dinyatakan [Tabel untuk Impaktor 8
Tingkat S0 sampai dengan S7 dengan Penyaring Akhir (PA)]
Tingkat impaktor % obat terkumpul pada tiap tingkat % Massa Ukuran partikel
PA (massa pada AF/B) x 100 = a% a% + 0 = a% ap
S7 (massa pada S7/B) x 100 = b% b% + a% = ab% bp
S6 (massa pada S6/B) x 100 = c% c% + ab% = ac% cp
S5 (massa pada S5/B) x 100 = d% d% + ac% = ad% dp
S4 (massa pada S4/B) x 100 = e% e% + ad% = ae% ep
S3 (massa pada S3/B) x 100 = f% f% + ae% = af% fp
S2 (massa pada S2/B) x 100 = g% g% + af% = ag% gp
S1 (massa pada S1/B) x 100 = h% h% + ag% = ah% hp
S0 (massa pada S0/B) x 100 = i% i% + ah% = ih% = 100%
Segera sesudah dipasang, semprotkan inhaler sekali dan
lepaskan penyemprot dan wadah dari mulut adaptor.
Kocok wadah selama tidak kurang dari 5 detik,
pasangkan kembali pada mulut adaptor dan semprotkan
lagi. Ulangi langkah yang sama sebanyak 8 kali lagi.
sesudah rentang minimal 5 detik sesudah semprotan ke
sepuluh, matikan pompa dan lepaskan peralatan.
memakai pelarut yang sesuai, cuci bagian dalam dari
tabung saluran masuk (E), menuju labu penampung
bawah (H), dan permukaan luar tabung yang masuk ke
dalam labu. Kumpulkan cucian pada labu bawah.
Pindahkan isi labu H ke dalam labu tentukur, bilas labu
dengan pelarut yang sama, masukkan bilasan ke dalam
labu tentukur dan encerkan dengan pelarut yang sesuai
sampai tanda. Dengan memakai metode analisa
seperti tertera pada masing-masing monografi, lakukan
penetapan kuantitatif bahan aktif dalam larutan ini.
Hitung jumlah bahan aktif yang dikumpulkan pada labu
penampung bawah pada setiap semprotan melalui
penyemprot, dan nyatakan hasil sebagai fraksi atau
persentase (berturut-turut Fraksi Terhirup atau
Persentase Terhirup) dari hasil rata-rata yang diperoleh
dari penentuan Keseragaman Kandungan Semprotan.
Persentase Terhirup memenuhi persyaratan seperti tertera
pada masing-masing monografi.
Impaktor Satu Tingkat Alat 3 (Gambar 4a dan
Gambar 4b) Alat terdiri dari satu saluran masuk
kerongkongan (D) yang bengkok tegak lurus, dijepitkan
dengan labu tumbukan, dengan diameter internal 19 mm,
dihubungkan dengan jet tumbukan (E) dan lempeng kaca
masir (G). Lempeng tumbukan berada di dalam bejana
tumbukan (F) dan lempeng dinaikkan dari dasar bejana
dengan empat alat penyangga bentuk segi empat. Pada
dinding ruangan diberi pelicin untuk memudahkan
sambungan dinding gelas maupun rumah penyaring
logam (J). Penutup (L), saluran masuk, dan jet tumbukan
dieratkan pada bagian dasar bejana dengan tiga sekrup,
bagian ini dapat ditanggalkan untuk keperluan penetapan
kadar atau pembersihan. Badan alat ini biasanya dibuat
dari aluminium keras, dan rumah penyaring dibuat dari
kaca atau baja tahan karat.
Selama dipakai , penyemprotan aerosol (B) diatur
posisinya, dan langsung dihubungkan dengan saluran
masuk memakai alat penyambung yang sesuai (C),
sehinga terbentuk sambungan kedap udara antara B, C,
dan D.
A – Wadah inhalasi bertekanan
B – Penyemprot
C – Adaptor
D – Kerongkongan
E – Jet
F – Ruang tumbukan
G – Lempeng kaca masir
H – Klem penyaring dari baja tahan karat
J – Unit penyaring dari kaca atau baja tahan karat
K – Pompa vakum
L – Penutup aluminium ruang tumbukan
M – Cincin karet berbentuk O
procedure Pasang alat seperti pada Gambar 4a dan
Gambar 4b. Letakkan adaptor penyemprot pada bagian
ujung kerongkongan sedemikian rupa sesampai jika
dimasukkan ujung mulut penyemprot berada pada sumbu
horizontal kerongkongan dan bagian terbuka penyemprot,
yang dihubungkan wadah bertekanan berada paling atas
dan pada bidang vertikal yang sama seperti bagian lain
dari alat. Hubungkan pompa dengan saluran keluar alat,
atur laju aliran udara melalui alat, sebagaimana terukur
- 1604 -
pada saluran masuk menuju kerongkongan sampai 60±5
liter per menit. Pada laju aliran ini ukuran partikel
aerodinamik efektif (rata-rata) yaitu 9,8 μm.
Persiapkan katup pengukur dengan mengocok wadah
selama 30 detik, buang satu kali semprotan. Sesudah
tidak kurang dari 5 detik ulangi pengocokan dan
penyemprotan. Lepaskan wadah bertekanan dari
penyemprotnya. Cuci penyemprot dan batang katup
bagian dalam dan luar memakai pelarut yang sesuai.
Keringkan penyemprot dan unit katup memakai
aliran udara bertekanan untuk memastikan agar semua
pelarut hilang dari dinding batang penyemprot dan bagian
dalam batang katup. Hati-hati tempatkan kembali wadah
bertekanan dalam penyemprot. Kocok selama lebih
kurang 30 detik, hidupkan pompa, dan pasangkan ujung
bagian mulut penyemprot pada adaptor. Semprot satu kali
dengan segera. Sesuai sifat formulasi sediaan, jika perlu
lepaskan inhaler yang terpasang dari adaptor, kocok
selama tidak kurang dari 5 detik, kembalikan ujung mulut
penyemprot pada adaptor, dan semprot lagi. Ulangi
langkah penyemprotan ini 8 kali, jika perlu lakukan
pengocokan diantara tiap penyemprot. Sesudah
semprotan kesepuluh kali, tunggu selama tidak kurang
dari 5 detik dan lalu matikan pompa.
Tanggalkan peralatan, dan cuci unit penyaring dengan
melewatkan pelarut yang dinyatakan pada monografi
melalui penyaring dan tampung dalam gelas tentukur.
Encerkan filtrat sampai tanda. memakai metode
analisa seperti dinyatakan dalam monografi, tentukan
kandungan bahan aktif dalam larutan. Hitung jumlah
bahan aktif yang terkumpul pada unit penyaringan setiap
kali penyemprot alat. Jumlah bahan aktif memenuhi
persyaratan seperti tertera pada masing-masing
monografi.
Keseragaman Sediaan
Uji Keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk
inhaler dosis terukur bertekanan dan tidak bertekanan.
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi;
diberlakukan kriteria persyaratan unit inhaler dosis
terukur seperti tertera pada Keseragaman Sediaan <911>.
Tabel 3 Unit Komponen Impaktor Satu Tingkat Alat 2
Jenis/Bagian Deskripsi Kode
identifikasi*
Ukuran dalam
mm sesuai ISO
1. Adaptor bagian mulut
Adaptor terbuat dari karet cetak untuk bagian mulut
penyemprot
A
2. Kerongkongan Labu alas bulat yang dimodifikasi
Saluran masuk terbuat dari kaca asah
Saluran keluar terbuat dari kaca asah berbentuk kerucut
B 50 ml
29 / 32
24 / 29
3. Bagian leher Adaptor kaca yang dimodifikasi
Saluran masuk terbuat dari kaca asah
Saluran keluar terbuat dari kaca asah berbentuk
kerucut
Saluran keluar di bawah dibuat dari tabung kaca
berlubang presisi, dan diameter lubang
Tabung kaca berlubang pada dindingnya, diameter
eksternal
C
24 / 29
24 / 29
14
17
4. Labu penampung atas Labu alas bulat yang dimodifikasi
Sambungan saluran masuk terbuat dari kaca asah,
Sambungan saluran keluar terbuat dari kaca asah
D 100 ml
24 / 29
14 / 23
5. Tabung penggandeng Tabung kaca, berdinding ukuran medium, kerucut kaca
asah
Bagian lengkung dan bagian vertikal atas, diameter
eksternal
Bagian vertikal bawah, diameter eksternal
E
14 / 23
13
8
6. Adaptor samping
dengan ulir sekrup
Tutup sekrup plastik
Cincin karet silikon
Pencuci politef
Ulir sekrup kaca, ukuran
Saluran samping ke pompa
vakum diameter lubang
F 28 / 13
28 / 11
28 / 11
28
11
- 1605 -
Jenis/Bagian Deskripsi Kode
identifikasi*
Ukuran dalam
mm sesuai ISO
7. Rakitan jet bagian
bawah
Penyangga penyaring polipropilen yang dimodifiasi, **
dihubungkan dengan bagian vertikal bawah tabung
penggandeng oleh tabung politef
Cawan sirkular asetal dengan 4 jet yang dirangkai pada
lingkaran dan dengan penjepit jet
Diameter penjepit
Pengaman penjepit
G
G’
lihat gambar 2
10
2
2
8. Labu penampung
bawah
Labu Erlenmeyer
Saluran masuk terbuat dari kaca asah
H 250 ml
24 / 29
Catatan : * Keterangan gambar 3
** Modifikasi penyaring penyangga Millipore Propillena Swinnex 13
atau penyangga yang setara
UJI DAYA SERAP <1221>
Metode I
Siapkan keranjang uji berbentuk silinder dengan bobot
tidak lebih dari 3 g, terbuat dari kawat tembaga,
berdiameter lebih kurang 0,4 mm, diameter silinder lebih
kurang 5 cm dan tinggi 8 cm, dengan jarak antar kawat
lebih kurang 2 cm. Ambil beberapa bagian kapas yang
telah dimurnikan berbobot 1±0,05 g yang diambil dari 5
tempat yang berbeda dari kemasan dengan cara ditarik,
tidak boleh digunting, masukkan kedalam keranjang dan
timbang. Gantung keranjang lebih kurang 12 mm diatas
permukaan air pada suhu 25º±1º, dan jatuhkan kedalam
air. Hitung waktu dalam detik dengan pencatat waktu,
sampai kapas terendam sempurna.
Angkat keranjang dari air, biarkan menetes selama
10 detik pada posisi horizontal, yang sama dan letakkan
segera dalam wadah bertutup yang sudah ditara dan
ditimbang, kurangi bobot keranjang uji dan bobot kapas,
sesampai diperoleh bobot air yang diserap.
Metode II
memakai alat penjepit contoh, lipat cuplikan yang
berbobot 1 g menjadi empat (16 lipatan) dan ratakan
permukaannya. Untuk kasa ukuran kecil, lipat seperlunya
beberapa kali sampai diperoleh lipatan dengan panjang
tidak lebih dari 8 cm. Biarkan contoh jatuh perlahan-
lahan pada permukaan air bersuhu 20º dalam gelas piala
berdiameter tidak kurang dari 12 cm dan berisi air
setinggi 10 cm. Hitung waktu yang diperlukan oleh kasa
untuk tenggelam dibawah permukaan air, memakai
pencatat waktu. Ulangi percobaan dua kali memakai
contoh selanjutnya dan hitung harga rata-rata.
UJI DISOLUSI <1231>
Uji ini dipakai untuk menentukan kesesuaian
dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-
masing monografi untuk sediaan yang dipakai secara
oral. Pada lampiran ini, satuan sediaan yang dimaksud
yaitu 1 tablet atau 1 kapsul atau beberapa yang
ditentukan. Dari jenis alat yang diuraikan di sini, pakailah
salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-
masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa
sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing
monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara
khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tunda, procedure
dan interpretasi yang tertera pada sediaan lepas tunda
dapat dipakai , kecuali dinyatakan lain pada tiap
monografi. Untuk kapsul gelatin keras atau lunak dan
tablet salut gelatin, yang tidak memenuhi syarat uji
disolusi ulangi uji sebagai berikut:
- Jika media disolusi yang dinyatakan pada masing-
masing monografi yaitu air atau media dengan pH
kurang dari 6,8 pakailah media yang sama dengan
penambahan pepsin yang dimurnikan sampai aktivitas
tidak lebih dari 750.000 Unit per 1000 ml.
- Untuk media dengan pH 6,8 atau lebih besar, dapat
ditambahkan pankreatin sampai aktivitas protease tidak
lebih dari 1750 Unit FI per 1000 ml.
Baku pembanding pakailah Tablet lepas lambat
Klorfeniramin Maleat BPFI,Tablet Prednison BPFI
ALAT
Alat 1 ( Tipe Keranjang )
Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari
kaca atau bahan transparan1 lain yang inert; sebuah
motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor;
dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup
sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai, berukuran
sedemikian sesampai dapat mempertahankan suhu di
dalam wadah pada 37°±0,5° selama pengujian
berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas
air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan
tempat alat diletakkan tidak boleh menimbulkan gerakan,
- 1606 -
goncangan atau getaran menonjol yang melebihi gerakan
akibat perputaran alat pengaduk. Akan lebih baik jika
alat yang dipakai memungkinkan pengamatan contoh
dan alat pengaduk selama pengujian berlangsung. Wadah
disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola
dengan dimensi dan kapasitas sebagai berikut: untuk
kapasitas nominal 1000 ml, tinggi 160 mm sampai
210 mm, diameter dalam 98 mm sampai 106 mm; untuk
yang berkapasitas nominal 2000 ml, tinggi 280 mm
sampai 300 mm, diameter dalam 98 mm sampai 106 mm;
untuk kapasitas nominal 4000 ml, tinggi 280 mm sampai
300 mm dan diameter dalam 145 mm sampai 155 mm.
Tepi bagian atas wadah melebar. Untuk mencegah
penguapan dapat dipakai suatu penutup yang cocok.
Batang logam berada pada posisi sedemikian sesampai
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari
sumbu vertikal wadah, berputar dengan halus dan tanpa
goyangan yang berarti yang dapat mempengaruhi hasil
uji. Suatu alat pengatur kecepatan dipakai sesampai
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang
dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti
tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih
kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang
merupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan
karat tipe 316 atau bahan lain yang inert sesuai dengan
spesifikasi pada Gambar 1. Dapat juga dipakai
keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 m).
Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering
pada tiap awal pengujian. Selama pengujian berlangsung
jarak antara bagian dasar dalam wadah dan keranjang
yaitu 25±2 mm.
Gambar 1 Pengaduk Bentuk Keranjang
1Bahan tidak boleh menyerap, bereaksi, atau mengganggu spesimen
yang diuji.
2Penutup yang dipakai tetap memberi keleluasaan untuk
memasukkan termometer dan pengambilan cuplikan
Alat 2 ( Tipe Dayung )
Sama seperti Alat 1, kecuali pada alat ini dipakai
dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai
pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian
sesampai sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap
titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus
tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter
batang sesampai dasar daun dan batang rata. Dayung
memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25±2 mm
antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan
selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam
yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu
penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam
ke dasar wadah sebelum dayung mulai diputar. Sepotong
kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat
berbentuk spiral dapat dipakai untuk mencegah
mengapungnya sediaan. Alternatif pemberat (sinker)
ditunjukkan pada Gambar 2a. Alat lain yang dapat
mencegah mengapungnya sediaan dan telah divalidasi
dapat dipakai .
Gambar 2 Pengaduk Bentuk Dayung
- 1607 -
Gambar 2a Pemberat (sinker)
Alat 3 ( Silinder kaca Bolak-balik )
Alat terdiri dari satu rangkaian labu kaca beralas rata
berbentuk silinder; rangkaian silinder kaca yang bergerak
bolak balik; penyambung inert dari baja tahan karat (tipe
316 atau yang setara) dan kasa polipropilen yang terbuat
dari bahan yang sesuai, inert dan tidak mengabsorbsi,
dirancang untuk menyambungkan bagian atas dan alas
silinder yang bergerak bolak balik; dan sebuah motor
serta sebuah kemudi untuk menggerakkan silinder bolak
balik secara vertikal dalam labu dan, jika perlu silinder
dapat digeser secara horizontal dan diarahkan ke deretan
labu yang lain. Labu tercelup sebagian di dalam suatu
tangas air yang sesuai dengan ukuran sedemikian
sesampai dapat mempertahankan suhu di dalam wadah
pada 370±0,50 selama pengujian berlangsung. Bagian dari
alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak
boleh menimbulkan gerakan, goncangan atau getaran
menonjol di luar yang disebabkan oleh gerakan halus
silinder yang bergerak turun-naik. Suatu alat pengatur
kecepatan dipakai sesampai memungkinkan untuk
memilih dan mempertahankan kecepatan bolak balik
seperti tertera dalam monografi dalam batas lebih kurang
5%. Akan lebih baik jika alat yang dipakai
memungkinkan pengamatan contoh dan silinder selama
pengujian berlangsung. Wadah dilengkapi dengan
penutup yang berada tetap pada tempatnya untuk
mencegah penguapan selama pengujian dilakukan. Setiap
komponen harus memenuhi ukuran seperti tertera pada
Gambar 3 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi.
Gambar 3 Alat 3 (Silinder kaca bolak balik)
Alat 4 ( Sel yang Dapat Dialiri )
Alat terdiri dari sebuah wadah dan sebuah pompa untuk
Media disolusi; sebuah sel yang dapat dialiri; sebuah
tangas air yang dapat mempertahankan suhu Media
disolusi pada 37º±0,5º (Gambar 2 dan Gambar 3).
Ukuran sel dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Pompa mendorong Media disolusi ke atas melalui
pompa sel. Pompa memiliki kapasitas aliran antara
240 ml per jam dan 960 ml per jam, dengan laju alir baku
4 ml, 8 ml dan 16 ml per menit. Alat memberi aliran
konstan (±5% dari laju alir); profil aliran yaitu
sinusoidal dengan 120±10 pulsa/denyut per menit. Pompa
tanpa denyut juga dapat dipakai . Bagaimanapun juga,
uji disolusi memakai sel yang dapat dialiri harus
memperhatikan laju aliran dan denyut.
Sel (Gambar 4 dan Gambar 5 ) terbuat dari bahan
yang inert dan transparan, dipasang vertikal dengan suatu
sistem penyaring (seperti tertera pada masing-masing
monografi) yang mencegah lepasnya partikel tidak larut
dari bagian atas sel; diameter sel baku yaitu 12 mm dan
22,6 mm; bagian bawah yang meruncing biasanya diisi
dengan butiran kaca kecil dengan diameter lebih kurang
5 mm yang diletakkan pada bagian ujung untuk
- 1608 -
mencegah cairan masuk ke dalam tabung; ada suatu
alat pemegang tablet (Gambar 4a dan Gambar 5a) untuk
meletakkan bentuk sediaan tertentu, misalnya tablet
tatahan. Sel tercelup dalam sebuah tangas air dan suhu
dipertahankan 37º±0,5º.
Alat memakai mekanisme penjepit dan dua
cincin bentuk O untuk menahan sel. Pompa terpisah dari
unit disolusi untuk melindungi unit disolusi dari getaran
yang berasal dari pompa. Posisi pompa tidak boleh lebih
tinggi dari posisi labu penampung. Sambungan pipa harus
sependek mungkin. pakailah pipa politef dengan
diameter dalam 1,6 mm dan sambungan yang ujungnya
melebar dan inert secara kimia.
Gambar 4 Sel besar untuk tablet dan kapsul
Gambar 4a Alat pemegang tablet untuk sel besar
Gambar 5 Sel kecil untuk tablet dan kapsul
Gambar 5a Alat pemegang tablet untuk sel kecil
KESESUAIAN ALAT
Penetapan uji kesesuaian dari uji disolusi meliputi
kesesuaian terhadap ukuran dan toleransi untuk alat
seperti ini diatas. Sebagai tambahan, parameter uji
kritis dipantau secara periodik selama pengujian,
meliputi: volume, suhu media disolusi, kecepatan rotasi
(alat 1 dan alat 2), kecepatan turun naik (alat 3) dan laju
alir media (alat 4) Penetapan kinerja penerimaan uji
disolusi dilakukan secara periodik. Kesesuaian untuk
masing masing alat dilakukan dengan verifikasi kinerja.
Verifikasi kinerja, Alat 1 dan 2 Lakukan pengujian
masing-masing wadah memakai 1 tablet Prednison
BPFI sesuai dengan kondisi operasional yang ditentukan.
Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada
dalam rentang yang diperbolehkan seperti tertera pada
sertifikat dari tablet yang bersangkutan.
- 1609 -
Verifikasi kinerja, Alat 3 Lakukan pengujian masing-
masing wadah memakai 1 tablet lepas lambat
Klorfeniramin Maleat BPFI sesuai dengan kondisi
operasional yang ditentukan. Alat dianggap sesuai bila
hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang
diperbolehkan dalam sertifikat dari tablet yang
bersangkutan.
procedure
Alat 1 dan Alat 2
SEDIAAN LEPAS SEGERA
Masukkan beberapa volume (±1%) Media disolusi
seperti tertera pada masing-masing monografi ke dalam
wadah pada alat yang sesuai, jalankan pemanas alat
sampai Media disolusi mencapai suhu 37º±0,5º, hentikan
alat, angkat termometer. Masukkan 1 unit sediaan ke
dalam masing-masing wadah, jaga agar gelembung udara
tidak menempel pada permukaan sediaan, dan segera
operasikan alat pada kecepatan yang sesuai dengan yang
tertera pada masing-masing monografi. Dalam interval
waktu yang ditentukan, atau pada tiap waktu yang tertera
ambil beberapa sampel pada daerah pertengahan antara
permukaan Media disolusi dan bagian atas keranjang
atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah
[Catatan Bila pengambilan sampel dinyatakan pada
beberapa waktu, ganti jumlah volume alikot yang diambil
dengan beberapa volume Media disolusi yang sama yang
bersuhu 37º, atau bila ini dapat menampilkan bahwa
penggantian media tidak diperlukan, lakukan koreksi
perubahan volume pada perhitungan. Jaga labu tetap
tertutup selama pengujian dan amati suhu pada saat
pengadukan sesuai waktu yang dibutuhkan.] Lakukan
analisa seperti tertera pada masing-masing monografi,
memakai metode penetapan kadar yang sesuai.
[Catatan : Larutan Uji disaring segera pada saat
sampling kecuali proses penyaringan tidak diperlukan.
pakailah penyaring yang inert yang tidak menyebabkan
absorbsi zat aktif atau dapat mempengaruhi analisa .]
Ulangi pengujian memakai sediaan uji tambahan bila
diperlukan.
Bila dipakai alat otomatis untuk pengambilan
sampel ataupun peralatan yang dimodifikasi, hasil
verifikasi alat ini harus menampilkan hasil yang
sama dengan alat yang baku seperti tertera pada ketentuan
umum.
Media disolusi pakailah media disolusi yang sesuai
seperti tertera pada masing-masing monografi.
Pengukuran volume dilakukan pada suhu antara 20º dan
25º . Bila Media disolusi yaitu suatu larutan dapar, atur
pH larutan sedemikian sampai berada dalam batas 0,05
satuan pH yang tertera pada masing-masing monografi.
[Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelembung yang
dapat merubah hasil pengujian. Oleh sebab itu gas
terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum
pengujian dimulai. Salah satu metoda deaerasi sebagai
berikut: Panaskan media, sambil diaduk perlahan,
sampai suhu 41º, segera saring memakai vakum
dengan penyaring berporositas 0,45 μm atau kurang,
dengan pengadukan yang kuat, dan pengadukan yang
terus menerus sambil divakum selama lebih kurang
5 menit. Cara deaerasi lain yang sudah divalidasi dalam
menghilangkan gas terlarut dapat dipakai .]
Waktu Pengambilan cuplikan harus dilakukan pada
waktu yang dinyatakan dengan toleransi ±2%. Bila dalam
spesifikasi hanya ada satu waktu, pengujian dapat
diakhiri dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan
jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi.
procedure untuk Gabungan sampel untuk sediaan
lepas segera pakailah procedure ini bila procedure untuk
gabungan sampel dinyatakan pada masing-masing
monografi. Lakukan seperti pada procedure pada Alat 1
dan Alat 2 pada sediaan lepas segera. Campur beberapa
sama filtrat larutan dari enam atau duabelas contoh yang
diambil, dan pakailah gabungan sampel sebagai sampel
uji. Tentukan nilai rata-rata jumlah zat terlarut dalam
gabungan sampel.
SEDIAAN LEPAS LAMBAT
Lakukan sesuai dengan Sediaan lepas segera.
Media disolusi Lakukan seperti pada Sediaan lepas
segera.
Waktu Waktu pengambilan cuplikan biasanya tiga
titik, dinyatakan dalam satuan jam.
[Catatan Ganti alikot yang diambil untuk analisa dengan
beberapa volume sama media disolusi yang baru pada
suhu yang dinyatakan dalam monografi atau jika dapat
ditunjukkan bahwa penggantian media tidak diperlukan,
lakukan koreksi terhadap perubahan volume dalam
perhitungan. Jaga wadah agar selalu tertutup selama
penetapan dan periksa suhu campuran uji pada waktu
tertentu.]
SEDIAAN LEPAS TUNDA
pakailah metoda A atau metoda B dan alat yang
ditentukan dalam masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain pengambilan cuplikan harus dilakukan
pada waktu yang dinyatakan dengan toleransi ± 2%.
Metode A
procedure (kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi)
Tahap asam Masukkan 750 ml asam klorida 0,1 N
dalam wadah dan pasang alat. Biarkan media sampai suhu
37º±0,5º. Masukkan satu satuan sediaan ke dalam alat,
- 1610 -
tutup wadah, jalankan alat pada kecepatan yang tertera
pada masing-masing monografi.
sesudah 2 jam pengujian tahap asam, ambil beberapa
cairan alikot dan lanjutkan segera seperti tertera pada
tahap dapar.
Lakukan penetapan kadar terhadap alikot
memakai metoda penetapan yang sesuai, seperti
dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Tahap dapar [Catatan Lakukan penambahan dapar
dan pengaturan pH dalam waktu tidak lebih dari
5 menit.]
Jalankan alat pada kecepatan seperti tertera pada
monografi, tambahkan 250 ml larutan natrium fosfat
berbasa tiga 0,2 M yang bersuhu 37º±0,5º ke dalam labu.
Jika perlu atur pH sampai 6,8±0,05 dengan penambahan
asam klorida 2 N atau natrium hidroksida 2N. Lanjutkan
pengujian selama 45 menit atau selama waktu seperti
dinyatakan pada masing-masing monografi. Pada akhir
periode pengujian, ambil beberapa cairan alikot. Lakukan
penetapan kadar terhadap alikot memakai metoda
penetapan yang sesuai seperti dinyatakan dalam masing
masing monografi.
Penetapan dapat diakhiri dalam periode yang lebih
singkat dari yang dinyatakan untuk Tahap dapar bila
persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada
waktu lebih awal.
Metode B
procedure (kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi)
Tahap asam Masukkan 1000 ml asam klorida 0,1 N
dalam labu dan pasang alat. Biarkan media sampai suhu
37º±0,5º. Masukkan satu unit sediaan ke dalam alat, tutup
wadah, jalankan alat pada kecepatan yang tercantum
dalam masing-masing monografi.
sesudah 2 jam pengujian tahap asam, ambil beberapa
cairan alikot dan lanjutkan segera seperti tercantum pada
tahap dapar.
Lakukan penetapan kadar terhadap alikot
memakai metoda penetapan kadar yang sesuai,
seperti yang tercantum pada masing-masing monografi.
Tahap dapar [Catatan Pada tahap ini pakailah
dapar yang terlebih dahulu dipanaskan sampai suhu
37º±0,5º]. Buang larutan asam dari labu, tambahkan ke
dalam labu 1000 ml dapar fosfat pH 6,8, yang dibuat
dengan cara mencampur asam klorida 0,1 N dengan
natrium phosfat berbasa tiga 0,2 M (3:1), jika perlu atur
pH sampai 6,8±0,05 dengan penambahan asam klorida 2
N atau natrium hidroksida 2 N. [Catatan Penggantian
media disolusi dapat juga dilakukan dengan
mengeluarkan labu berisi larutan asam dari alat dan
menggantinya dengan labu lain yang berisi larutan dapar
dan memindahkan sediaan uji ke dalam labu yang berisi
larutan dapar ini .]
Jalankan kembali alat selama 45 menit atau selama
waktu yang dinyatakan dalam masing- masing monografi.
Pada akhir periode pengujian, ambil beberapa cairan
alikot, lakukan penetapan kadar terhadap alikot
memakai metoda penetapan yang sesuai seperti
dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Penetapan dapat diakhiri dalam periode yang lebih
singkat dari yang dinyatakan untuk Tahap dapar bila
persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada
waktu lebih awal.
Alat 3
SEDIAAN LEPAS SEGERA
Masukkan beberapa volume media disolusi ke dalam
labu, pasang alat, biarkan media disolusi sampai suhu
37º±0,5º, keluarkan termometer dari alat. Masukkan satu
unit sediaan pada masing- masing dari enam silinder,
hati-hati jangan sampai ada gelembung udara pada
permukaan tiap unit sediaan, segera jalankan alat seperti
tertera pada masing-masing monografi. Pada gerakan
turun naik, silinder bergerak melalui jarak total 9,9 cm
sampai 10,1 cm. Dalam selang waktu yang dinyatakan
atau pada setiap waktu yang dinyatakan, naikkan silinder,
dan ambil sebagian larutan uji dari tengah-tengah antara
permukaan media disolusi dan alas masing-masing labu.
Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada masing-
masing monografi. Jika perlu, ulangi pengujian dengan
sediaan lain.
Media disolusi Lakukan seperti tertera pada
Sediaan lepas segera pada Alat 1 dan Alat 2.
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
segera pada Alat 1 dan Alat 2.