Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 124


  pembentukan ion antara (M + Na) dan 

(M + K) memiliki  beberapa analagi dalam desorpsi 

medan (DM), terutama dalam ionisasi golongan gula. 

Fenomena ini dimanfaatkan untuk membantu dalam 

ionisasi senyawa golongan ini. Permukaan contoh sering 

diberikan larutan natrium klorida untuk meningkatkan 

jumlah ion antara. Pemanasan contoh selama analisa  

kadang-kadang dapat meningkatkan ion yang dihasilkan. 

- 1595 -

 

 

 

 

 

 

    Penekanan jumlah ion contoh mungkin disebabkan 

oleh destruksi permukaan contoh dan diperlukan cara 

untuk terus menerus memperbaharui permukaan contoh 

selama analisa  yang dapat dilakukan dengan melarutkan 

contoh dalam cairan tidak menguap yang sesuai dan 

dengan melapiskan campuran pada “probe”. Dengan cara 

lain, umur contoh lebih lama 1 jam dalam sumber ion 

telah menjadi kenyataan dan jangkauan senyawa yang 

dapat diuji dengan tembakan atom cepat (TAC) sangat 

diperluas. Umur contoh yang panjang dan kepekaan 

tinggi menjadikan tembakan atom cepat (TAC) suatu 

teknik spektrum massa yang penting untuk menghasilkan 

spektrum massa dari bahan belum diketahui, bahan yang 

sulit ditangani, bahan biokimia dan juga memberi  

identifikasi tanpa keraguan dari rumus elemen bahan 

melalui penetapan massa yang akurat. Keuntungan lain 

dari TAC yaitu  dalam penetapan struktur berdasarkan 

pada ion fragmen dalam spektrum. 

    Cara pemasukan contoh Contoh dimasukkan ke dalam 

bejana ionisasi dalam bentuk gas atau uap. sebab  

banyak contoh berbentuk gas atau cairan pada suhu ruang 

dan tekanan atmosfer, diperlukan suatu sistem 

penanganan contoh dan rangkaian yang memungkinkan 

masuknya contoh ke sumber ion. 

    Untuk menghasilkan berkas molekular secara langsung 

dari zat padat dalam sistem hampa udara dapat dilakukan 

secara mudah dengan pemanasan contoh padat dalam 

krus pada suhu yang cukup tinggi. Beberapa “probe” 

atau ”catridge” yang ada  di pasaran dapat dipakai  

tergantung pada jenis instrumen dan tujuan pemakaian . 

    Instrumen analitik yang lain dipakai  sebagai tempat 

pemasukan contoh ke dalam spektrometer massa. Yang 

paling populer dan berhasil pertama kali dikembangkan 

dalam spektrometer massa yaitu  gabungan dari 

kromatografi gas dan spektometer massa (KG/MS). 

Gabungan instrumen ini dianggap berhasil sebab  yang 

keluar dari kromatografi gas dalam keadaan uap dan 

masalah utamanya hanya terletak pada keharusan 

menghilangkan secara selektif  gas pembawa yang tidak 

diinginkan. 

    Kombinasi kromatograf cair dengan spektrometer 

massa (KC/SM) yaitu  masalah yang lebih sulit. 

Sekalipun kromatografi cair merupakan instrumen 

pemisah yang bermanfaat, pelarut pengeluasi yang 

banyak dipakai  sering kali yaitu  pelarut yang cukup 

polar, kompleks dan relatif tidak mudah menguap. 

Meskupun demikian, gabungan kedua instrumen dapat 

dilakukan dan instrumen KC/MS tersedia di pasaran. 

    Pada akhirnya, hampir semua dari berbagai gabungan 

antara spektrometer massa yang merupakan sistem tempat 

pemasukan contoh dengan spektrometer massa lain 

(SM/MS) telah dikembangkan dan dipelajari misalnya; 

TOF dengan sektor magnetik, dua sektor magnetik, 

kuadoprol dengan sektor magnetik dan lain-lain. 

pemakaian  teknik ini paling berhasil untuk analisa  

campuran. Juga telah dipakai  untuk analisa  struktur 

yang memerlukan pengionan terhadap molekul yang akan 

ditetapkan dengan teknik yang terutama menghasilkan 

ion induk, lalu  ion induk ini dimasukkan ke dalam 

spektrometer massa kedua untuk mempelajari pola 

fragmentasi. 

    analisa  data dan interpretasi Walaupun molekul 

biasanya  bermuatan netral, jika satu elektron diambil 

atau ditambahkan, akan menghasilkan ion molekuler. 

Massa ion ini yaitu  bobot molekul dari molekul yang 

diteliti. Selanjutnya, seringkali dimungkinkan untuk 

menentukan massaa ion ini secara akurat dengan 

ketepatan yang cukup untuk dapat menghitung rumus 

empiris dari senyawa. Massa yang akurat dapat 

ditetapkan pada resolusi yang tinggi baik oleh 

pengukuran melalui penatahan atau mencocokkan puncak 

zat. 

    Ion fragmen dihasilkan dari ion-ion molekular melalui 

berbagai proses pemecahan ikatan. ada  banyak 

pustaka yang membahas kaitan antara pola pemecahan 

ikatan (pola fragmen) dengan struktur molekuler. 

Korelasi spektrum massa dan struktur molekul dibahas 

untuk steroid, aromatik, alifatik dan akhir-akhir ini juga 

untuk senyawa kompleks yang berasal dari bioteknologi. 

    Spektrum massa seringkali sangat kompleks dan tidak 

semua ion dapat dipisahkan dengan spektrometer massa. 

Batas kemampuan instrumen untuk memisahkan dua ion 

yang massanya sangat berdekatan disebut daya pisah dari 

instrumen. Definisi ini menyatakan daya pisah dari suatu 

spektrometer masssa yaitu  nomor nilai massa tertinggi 

pada tempat puncak-puncak dengan bobot molekul 

berdekatan dan tinggi  yang sama memiliki  suatu 

“lembah” diantaranya seharga 10% dari tinggi puncak. 

Dalam spektrometer massa, resolusi rendah mencakup 

rentang lebih kurang 100 - 2000, resolusi sedang 2000 - 

10.000 dan resolusi tinggi lebih besar dari 10.000. 

    analisa  kuantitatif dalam spektrometer massa 

biasanya  dilakukan dengan salah satu dari dua cara. 

Yang pertama yaitu  pemantauan secara ion selektif. 

Dalam teknik ini, sekelompok ion yang diinginkan 

difokuskan tersendiri pada detektor dan diukur. Baik 

kepekaan maupun selektifitas ditingkatkan melalui teknik 

ini. 

    Teknik kuantitatif kedua yang terkenal yaitu  

pengenceran isotop. Metode ini dapat dilaksanakan 

melalui pemakaian  isotop yang reaktif atau stabil, 

pemakaian  isotop yang stabil lebih disukai untuk 

spektrometri massa. Teknik pengenceran isotop 

memiliki  keuntungan yang unik, bahwa tidak perlu 

untuk memperoleh kembali seluruh bahan asal yang 

dianalisa  untuk mendapatkan informasi kuantitatif yang 

diinginkan. Teknik ini telah berhasil diterapkan dalam 

mempelajari bahan biologik, sering dalam kombinasi 

dengan KG/SM atau KC/SM. 

 

 

UJI AEROSOL <1211>  

 

PROPELAN 

 

[Perhatian Propelan hidrokarbon sangat mudah terbakar 

dan meledak. Perhatikan tindakan pengamanan; lakukan 

pengambilan cuplikan dan pekerjaan analitik dalam 

lemari asam berventilasi baik.] 

- 1596 -

 

 

 

 

 

 

procedure  Umum Pengambilan Cuplikan 

 

    procedure  ini dipakai  untuk pengambilan cuplikan 

propelan dalam bentuk gas pada suhu lebih kurang 25° 

dan disimpan dalam silinder bertekanan tinggi. pakailah  

silinder cuplikan dari baja tahan karat, yang dilengkapi 

dengan katup baja tahan karat, berkapasitas tidak kurang 

dari 200 ml dan daya tekanan 240 psi atau lebih. 

Keringkan silinder dengan katup terbuka pada suhu 110° 

selama 2 jam, dan hampakan silinder panas ini  

sampai  tekanan kurang dari 1 mmHg. Tutup katup, 

dinginkan dan timbang. Sambungkan salah satu ujung 

unit pengisi secara ketat pada wadah propelan, sedangkan 

ujung lain disambungkan secara longgar pada silinder 

cuplikan. Buka wadah propelan hati-hati, dan biarkan 

propelan mengalir keluar unit pengisi melalui sambungan 

yang dapat dilonggarkan. Hindari pengaliran terlampau 

cepat yang mengakibatkan kelembaban membeku pada 

unit pengisi dan sambungan. Ketatkan sambungan 

silinder cuplikan dan buka katup sampai  propelan 

mengalir ke dalam silinder yang telah dikosongkan. 

Lanjutkan pengambilan cuplikan sampai  diperoleh jumlah 

cuplikan yang dibutuhkan, lalu  tutup katup wadah 

propelan, dan akhirnya tutup katup silinder cuplikan. 

[Perhatian Silinder cuplikan tidak boleh diisi 

berlebihan.] Timbang lagi silinder cuplikan yang sudah 

terisi dan hitung bobot cuplikan.  

 

Suhu Didih Perkiraan 

 

    Masukkan 100 ml cuplikan ke dalam tabung sentrifuga 

alas bulat yang sebelumnya telah ditara, dan berisi 

beberapa batu didih, lalu  timbang. Celupkan 

termometer ke dalam cairan, dan letakkan tabung di 

dalam media yang suhunya dipertahankan pada 32° di 

atas suhu didih perkiraan. Bila pembacaan suhu 

termometer sudah tetap, rekam sebagai suhu didih 

pembacaan termometer sesudah  5% cuplikan terdestilasi. 

Simpan sisa cuplikan untuk penetapan Residu Suhu Didih 

Tinggi.  

 

Residu Suhu Didih Tinggi, Metode I 

 

 Biarkan 85 ml cuplikan seperti pada pengujian Suhu 

didih perkiraan, dan pindahkan tabung sentrifuga yang 

berisi 15 ml cuplikan yang tersisa dalam media yang 

suhunya dipertahankan pada 10° di atas suhu didih. 

Sesudah 30 menit, keluarkan tabung dari tangas air, 

keringkan bagian luar tabung dengan kertas pengering, 

dan timbang. Hitung bobot residu.  

 

Residu Suhu Didih Tinggi, Metode II 

 

 Buat kumparan pendingin dari pipa tembaga (diameter 

luar lebih kurang 6 mm x panjang 6,1 m) yang 

dipasangkan pada labu hampa udara bermantel. Celupkan 

kumparan pendingin ke dalam campuran es kering dan 

aseton di dalam labu hampa udara bermantel, dan 

hubungkan salah satu ujung tabung dengan silinder 

cuplikan propelan. Buka katup silinder cuplikan secara 

hati-hati, bilas kumparan pendingin dengan lebih kurang 

50 ml propelan, dan buang bagian propelan cair ini . 

Lanjutkan pengaliran propelan cair dari kumparan 

pendingin, dan tampung dalam tabung sedimentasi 

kerucut 1000 ml yang sebelumnya sudah didinginkan, 

sampai tanda. Biarkan propelan menguap, memakai  

tangas air hangat yang suhunya dijaga tetap pada lebih 

kurang 40° untuk mengurangi waktu penguapan. jika  

semua cairan sudah menguap, bilas tabung sedimentasi 

berbentuk kerucut dua kali masing-masing dengan 50 ml 

pentana, dan kumpulkan bilasan dalam cawan penguap 

150 ml yang sudah ditara. Masukkan 100 ml pelarut 

pentana ke dalam cawan penguap 150 ml kedua yang 

sudah ditara; letakkan kedua cawan penguap ini  di 

atas tangas air, uapkan sampai kering, dan panaskan 

kedua cawan penguap dalam oven pada suhu 100° selama 

60 menit. Dinginkan dalam desikator, dan timbang. 

Ulangi pemanasan setiap kali selama 15 menit sampai  

pada penimbangan berturutan perbedaan bobot sekitar   

0,1 mg. Hitung bobot residu propelan, dari perbedaan 

bobot antara kedua cawan penguap ini .  

 

Kandungan Air 

 

 Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar Air 

<1031>, dengan modifikasi sebagai berikut: (a) Sediakan 

labu titrasi sistem tertutup dengan sebuah lubang lubang 

yang dapat dilalui oleh pipa dispersi gas dengan porositas 

kasar untuk dispersi gas yang disambungkan pada silinder 

cuplikan; (b) Encerkan Pereaksi dengan metanol anhidrat P 

sampai  tercapai faktor kesetaraan air antara 0,2 dan    1,0 

mg per ml; diamkan larutan encer ini  tidak kurang 

dari 16 jam sebelum pembakuan; (c) Dapatkan 100 g 

cuplikan seperti tertera pada procedure  Umum 

Pengambilan Cuplikan, dan masukkan cuplikan ke dalam 

labu titrasi melalui pipa dispersi gas dengan laju aliran 

lebih kurang 100 ml gas per menit; jika perlu panaskan 

silinder cuplikan hati-hati, untuk menjaga laju aliran ini.  

 

Isi Minimum 

 

 Aerosol topikal dan inhaler dosis terukur bertekanan 

memenuhi persyaratan aerosol seperti tertera pada Isi 

Minimum <861>. 

 

JUMLAH TOTAL SEMPROTAN TIAP 

WADAH ATAU INHALER 

 

 Lakukan pengujian ini untuk aerosol topikal dan 

inhaler dosis terukur, pada sat dan wadah yang sama 

untuk uji Keseragaman Kandungan Semprotan dan untuk 

Penetapan kadar. Tentukan jumlah total semprotan 

penghantaran dengan menghitung jumlah semprotan 

untuk persiapan, ditambah bagian yang dipakai  untuk 

penentuan kandungan semprotan, dan lanjutkan 

penyemprotan sampai wadah atau inhaler kosong.  

 Persyaratan dipenuhi jika semua wadah atau inhaler 

yang diuji mengandung tidak kurang dari jumlah 

semprotan seperti tertera pada etiket.  

 

- 1597 -

 

 

 

 

 

 

UJI KEBOCORAN 

 

 Pilih 12 wadah aerosol, catat tanggal dan waktu 

dengan ketelitian setengah jam. Timbang masing-masing 

wadah dengan ketelitian mg dan catat bobot dalam mg 

dari masing-masing wadah sebagai W1. Biarkan wadah 

dalam posisi tegak lurus pada suhu kamar selama tidak 

kurang dari 3 hari, dan timbang kembali masing-masing 

wadah, catat bobot dalam mg dari masing-masing wadah 

sebagai W2, catat tanggal dan waktu dengan ketelitian 

setengah jam. Tentukan waktu, T, dalam jam, yaitu 

jangka waktu pengujian. Hitung laju kebocoran dalam mg 

per tahun, dari masing-masing wadah dengan rumus: 

 

 

 

Jika pengujian dilakukan dilakukan terhadap wadah 

aerosol dari kaca berlapis plastik, keringkan wadah dalam 

desikator selama 12 - 18 jam, dan diamkan selama 24 jam 

pada lingkungan kelembaban tetap sebelum penetapan 

bobt awal seperti diuraikan di atas. Lakukan pengujian 

pada kondisi kelembaban yang sama. Kosongkan isi 

masing-masing wadah memakai  cara yang aman; 

misalnya dengan pendinginan untuk menurunkan tekanan 

internal; buka katup dan tuang. Hilangkan semua residu 

kandungan dengan pembilasan memakai  pelarut 

yang sesuai, lalu  bilas beberapa kali dengan 

metanol. Kumpulkan wadah, katup, dan semua bagian 

yang ada hubungan sebagai kesatuan wadah dan 

panaskan pada suhu 100° selama 5 menit. Dinginkan, 

timbang, dan catat bobot sebagai W3 dan tentukan bobot 

isi bersih  untuk masing-masing wadah yang 

diuji. Jika bobot rata-rata isi bersih sudah ditentukan 

sebelumnya, harga ini dapat dipakai  sebagai bobot isi 

bersih. Persyaratan dipenuhi jika laju kebocoran rata-rata 

per tahun untuk ke 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dari 

bobot isi bersih, dan tidak satupun wadah menampilkan  

kebocoran lebih dari 5,0% dari bobot isi bersih per tahun.  

Jika 1 wadah menampilkan  kebocoran lebih dari 5,0% per 

tahun dan tidak satupun wadah menampilkan  kebocoran 

lebih dari 7,0% per tahun, tentukan laju kebocoran dari 

24 wadah yang lain. Tidak lebih 2 dari 36 wadah 

menampilkan  kebocoran lebih dari 5,0% bobot isi bersih 

per tahun dan tidak satupun dari 36 wadah yang 

menampilkan  kebocoran lebih dari 7,0% bobot isi bersih 

per tahun. jika  bobot isi bersih kurang dari 15 g dan 

pada etiket tertera masa kedaluarsa, persyaratan dipenuhi 

jika laju kebocoran rata-rata dari 12 wadah tidak lebih 

dari 525 mg per tahun dan tidak satupun menampilkan  

kebocoran lebih dari 750 mg per tahun. Jika satu wadah 

menampilkan  kebocoran lebih dari 750 mg per tahun, 

namun  tidak lebih dari 1,1 g per tahun, tentukan laju 

kebocoran dari 24 wadah tambahan lain. Tidak lebih 2 

dari 36 wadah menampilkan  kebocoran lebih dari 750 mg 

per tahun, dan tidak satupun dari 36 wadah menampilkan  

kebocoran lebih dari 1,1 g per tahun. Uji ini dilakukan 

disamping uji kebocoran yang lazim dilakukan untuk 

masing-masing wadah.  

AEROSOL TOPIKAL 

Laju Semprotan 

 

    Pilih tidak kurang dari 4 wadah aerosol, kocok jika 

dinyatakan pada etiket, buka penutup dan pembungkus, 

tekan masing-masing katup selama 2 - 3 detik. Timbang 

saksama masing-masing wadah, celup dalam tangas 

dengan suhu tetap sampai tekanan internal mencapai 

keseimbangan pada suhu 25° seperti ditentukan dengan 

tekanan internal yang tetap seperti tertera pada Uji 

Tekanan. Keluarkan wadah dari tangas, keringkan lembab 

berlebih pada wadah memakai  kertas pengering, 

kocok, jika dinyatakan pada etiket, tekan masing-masing 

katup selama 5,0 detik (catat waktu dengan seksama 

memakai  pencatat waktu) dan timbang kembali 

bobot masing-masing wadah. Kembalikan wadah ke 

dalam tangas dengan suhu tetap, dan ulangi tiga kali 

procedure  yang telah dilakukan untuk setiap wadah. 

Hitung laju semprotan rata-rata, dalam gram per detik, 

untuk masing-masing wadah.  

 

Uji Tekanan 

 

    Uji ini dimaksudkan untuk wadah yang dilengkapi 

dengan katup semprotan berkesinambungan. Pilih tidak 

kurang dari 4 wadah aerosol, lepaskan penutup dan 

pembungkus, celup dalam tangas dengan suhu tetap 

sampai  tekanan internal tetap pada suhu 25°. Keluarkan 

wadah dari tangas, kocok dan buka penyemprot dan 

bersihkan sisa air dari batang katup kalau masih ada. 

Letakkan masing-masing wadah pada posisi tegak lurus, 

dan tetapkan tekanan masing-masing wadah dengan 

memasang alat pengukur tekanan pada batang katup, 

pasang kuat dan gerakkan katup sampai  terbuka 

sempurna. Alat dikalibrasi mendekati tekanan yang 

diperkirakan dan dihubungkan memakai  adaptor 

yang sesuai untuk ukuran batang katup. Baca tekanan, 

langsung dari alat pengukur tekanan.  

 

INHALER DOSIS TERUKUR BERTEKANAN 

 

 Uji-uji berikut dapat diterapkan untuk inhaler dosis 

terukur bertekanan yang diformulasi sebagai suspensi 

atau larutan bahan aktif dalam propelan.  

 

Kinerja Pengukuran 

 

 Pilih 10 inhaler bertekanan, lengkap dengan 

penyemprot, beri tanda pada masing-masing wadah untuk 

mencegah kekeliruan identitas, dan ikuti procedure  berikut 

untuk masing-masing wadah. Kocok selama tidak kurang 

dari 5 detik, dan dengan unit batang katup mengarah ke 

bawah, buang 1 kali semprotan. Ulangi langkah di atas 

sampai  5 kali semprotan. Sesudah 1 menit, timbang unit 

ini  dan catat bobot sebagai W1. Kocok lagi selama          

5 detik, dan dengan unit batang katup mengarah ke 

bawah, buang 1 kali semprotan. Sesudah 1 menit, 

timbang inhaler dan catat bobot sebagai W2. Hitung 

bobot, WD1, isi yang dikeluarkan dari setiap wadah 

inhaler memakai  rumus : 

- 1598 -

 

 

 

 

 

 

 

 

Letakkan masing-masing 10 inhaler, lengkap dengan 

penyemprot pada posisi tegak, dengan batang katup 

mengarah ke atas, diamkan unit ini  tanpa gangguan 

selama 6 jam atau jangka waktu antara dosis-dosis seperti 

dinyatakan pada etiket. sesudah  waktu ini  lewat, 

balikkan masing-masing unit sampai  batang katup 

mengarah ke bawah, kocok baik-baik dan segera buang 

satu semprotan. Timbang inhaler, dan catat bobot sebagai 

W3. Hitung bobot, WD2, isi yang dikeluarkan dari masing-

masing wadah inhaler memakai  rumus : 

 

 

 

 Untuk tiap inhaler yang diuji, hitung persentase variasi 

dalam bobot yang disemprotkan, memakai  rumus:  

 

 

 

 

 

    Persyaratan uji dipenuhi jika tidak lebih 1 dari 10 hasil 

uji berada di luar rentang 75,0% sampai 125,0%. Jika 

tidak lebih dari 2 hasil uji terletak di luar rentang 75,0% 

sampai 125,0%, lakukan uji pada 10 inhaler tambahan. 

Persyaratan uji dipenuhi jika tidak lebih 2 dari 20 hasil uji 

berada di luar rentang 75,0% - 125,0%. 

 

Keseragaman Kandungan Semprotan 

 

    Penetapan kandungan bahan aktif dalam semprotan 

dari inhaler dosis terukur bertekanan, dapat dilakukan 

memakai  alat untuk pengambilan cuplikan 

semprotan yang diuraikan berikut. Alat ini dianggap 

memenuhi syarat untuk pengambilan cuplikan dengan 

laju aliran rendah (12,5 liter per menit). Sebagai alternatif 

dapat pula dipakai  peralatan seperti yang diuraikan 

dan digambarkan pada Gambar 1.  

 

ALAT PENGAMBILAN CUPLIKAN SEMPROTAN 

 

 Alat yang diuraikan berikut dipakai , jika  

dinyatakan dalam masing-masing monografi, untuk 

memperoleh cuplikan dari aerosol dosis terukur 

memakai  penyemprot inhalasi yang terpasang. 

 Alat ini terdiri dari suatu sistem penerima yang 

mencakup penyemprot inhalasi (A); adaptor penerima 

(B); dan tabung penerima (C, lebih kurang 5 cm x 15 cm, 

menyempit samapi 8 mm pada salah satu ujungnya); satu 

tabung penyemprot yang pada ujungnya dihubungkan 

dengan kaca masir porositas kasar untk mendispersikan 

gelembung udara (D); bejana penampung (E, botol 

pencuci gas) yang berisi larutan pengabsorpsi; dan suatu 

sistem hampa udara dilengkapi dengan sumber 

penghampa udara, pengatur dan pengukur aliran.  

    Adaptor penerima dibuat sedemikian rupa sesampai  

dapat disambungkan pada penyemprot inhalasi dan 

aerosol yang diuji.  

 

 

Untuk menghindari terlepasnya obat ke dalam 

atmosfer pada saat aerosol disemprotkan, udara diisap 

terus menerus dengan kecepatan 12 liter per menit, 

melalui sistem penerima ke dalam bejana penampung dan 

larutan pengabsorbsi, memakai  sistem hampa udara. 

 

Ukuran Partikel 

  

Distribusi ukuran partikel dan tetesan semprotan yang 

dikeluarkan inhaler dosis terukur merupakan parameter 

penting untuk menilai kinerjanya. Partikel inhaler dosis 

terukur tipe suspensi tidak lebih dari 10 μm, jika selama 

inhalasi dimaksudkan agar terdeposit pada paru-paru. 

Dalam hal ini, biasanya partikel dihaluskan sampai  lebih 

kecil dari 5 μm, dan jumlah partikel besar yang 

disemprotkan dari inhaler dosis terukur dievaluasi dengan  

cara seperti tertera pada Mikroskopi. Demikian juga 

halnya dengan Distribusi Ukuran Aerodinamik yang 

menentukan Median Diameter Massa Aerodinamik 

(MDMA) dan Simpangan Baku Geometrik (SBG) obat 

yang dikeluarkan inhaler dosis terukur. 

Tetapkan distribusi ukuran aerodinamik memakai  

impaktor tingkat tunggal atau ganda yang terkalibrasi 

(Alat 1, Alat 2 atau Alat 3) pada rentang suhu dan 

kelembaban tertentu untuk menentukan Dosis Terhirup 

atau Fraksi Terhirup sebagai bagian dari keluaran inhaler 

yang diharapkan berpenetrasi ke paru-paru selama 

inhalasi. 

 

MIKROSKOPI 

 

Persiapkan katup inhaler dosis terukur bertekanan 

dengan mengocok dan menyemprotkan beberapa kali, 

lalu  semprotkan satu semprotan terukur pada kaca 

objek bersih dan kering pada jarak 5 cm dari ujung akhir 

penyemprot inhalasi oral, dengan arah tegak lurus dari 

arah penyemprotan. Amati kaca objek di bawah 

mikroskop yang dilengkapi mikrometer okular 

terkalibrasi dengan perbesaran lebih kurang 500 kali. 

Fokuskan pada partikel dalam 25 luas pandangan di dekat 

daerah tengah dari pola cuplikan uji dan catat ukuran 

partikel lebih kecil dari 5 μm yang paling banyak diukur 

menurut sumbu terpanjang. Catat jumlah dan ukuran 

1

2100

WD

WD

- 1599 -

 

 

 

 

 

 

semua partikel berbentuk 10 μm diukur menurut sumbu 

terpanjang: teramati tidak lebih dari 10 partikel. 

 

DISTRIBUSI UKURAN AERODINAMIK 

 

Peralatan tumbukan dipakai  mengukur diameter 

aerodinamik. Dengan memakai  metode penetapan 

kadar cara spektroskopi atau kromatografi yang sesuai 

dan alat tumbukan yang sudah dikalibrasi dengan 

distribusi ukuran partikel aerodinamik dari obat dapat 

ditetapkan cukup baik. Pada beberapa keadaan, mungkin 

diperlukan pengaturan suhu dan kelembaban udara sekitar 

dan yang melalui peralatan. Kondisi lingkungan dianggap 

cukup kecuali dinyatakan lain pada masing-masing 

monografi. Selain distribusi ukuran untuk aerosol yang 

disemprot dari inhaler dapat juga diperoleh keseimbangan 

bahan lengkap yang ditetapkan dengan pengujian analitik 

yang baik. pakailah  alat seperti tertera pada masing-

masing monografi untuk menetapkan fraksi ukuran 

partikel halus yang disemprotkan dari inhaler dosis 

terukur melalui penyemprot inhalasi. 

 

Impaktor Riam Tingkat Ganda Alat 1 Desain dan 

susunan dari impaktor riam tingkat ganda dan pintu 

induksi yang menghubungkan alat dengan inhaler dosis 

terukur bertekanan dapat dilihat pada Gambar 2a dan 

Gambar 2b. Pilih peralatan dan pintu induksi dengan laju 

aliran yang cukup cepat agar menyerupai terjadinya 

inhalasi dan mencegah hilangnya obat akibat peniupan 

balik ketika inhaler disemprotkan. Susun impaktor riam 

tingkat ganda seperti diuraikan dalam petunjuk produsen 

alat, dan jika perlu dikalibrasi. Jika perlu pasang 

penyaring akhir di bawah tingkat terakhir untuk 

menangkap tiap partikel halus yang mungkin akan keluar 

dari impaktor riam. Sambungkan pintu induksi dan 

bagian mulut agar terjadi kedap udara antara bagian 

pinggiran mulut dan pintu induksi seperti terlihat pada 

Gambar 2b. Pastikan bahwa berbagai tingkat peralatan   

(lihat Gambar 2a) juga disambungkan   

 

 

secara kedap udara untuk mencegah kebocoran. 

Hidupkan pompa, dan kalibrasi aliran udara melalui 

sistem ini  memakai  pengukur aliran yang sesuai 

yang disambungkan pada ujung terbuka pintu induksi. 

Atur katup pengatur kecepatan pada pompa hampa udara 

sampai  mencapai aliran mantap melalui sistem dengan 

laju yang dibutuhkan, dan pastikan agar laju aliran udara 

pada seluruh sistem berada dalam batas ± 2% dari laju 

aliran yang ditetapkan oleh produsen. Pastikan pula agar 

laju aliran tidak berubah ketika inhaler dihubungkan 

dengan pintu induksi. 

    procedure  Persiapkan katup aerosol dengan mengocok 

kuat inhaler beberapa detik, dan segera buang satu 

semprotan. Ulangi procedure  ini lima kali. Bilas 

permukaan atas katup pengukur, bagian mulut, bagian 

luar dan dalam dari batang katup memakai  pelarut 

yang sesuai, dan uapkan sisa pelarut dengan bantuan 

aliran udara. Timbang saksama bobot wadah inhaler dan 

catat. Pasang wadah inhaler pada bagian mulut selama 

beberapa detik. Dengan pengisap hampa udara dalam 

keadaan jalan pasangkan bagian mulut pada leher pintu 

induksi dan segera semprotkan satu dosis ke dalam 

impaktor riam. 

    sebab  katup pengukur terisi jika batang katup kembali 

pada posisi istirahat, bebaskan tekanan terhadap bagian 

bawah wadah segera sesudah satu dosis dikeluarkan. Jika 

dibutuhkan dosis tambahan sebagai cuplikan, diamkan 

selama 30 detik sebelum melepaskan pasangan bagian 

mulut wadah dari leher pintu induksi untuk 

memungkinkan katup kembali pada suhu kamar. 

Lepaskan pasangan bagian mulut wadah dari leher pintu 

induksi. Kocok pasangan bagian mulut wadah dengan 

kuat, pasangkan bagian mulut pada leher pintu induksi; 

dan segera semprotkan dosis selanjutnya. Ulangi sampai  

jumlah dosis yang dibutuhkan telah disemprotkan. 

    Sesudah dosis terakhir disemprotkan, lepaskan wadah 

dari bagian mulut, bilas bagian dalam batang katup 

dengan pelarut, dan encerkan secara kuantitatif sampai  

volume yang sesuai. Bilas semua obat dari bagian mulut 

dengan pelarut yang sesuai untuk obat yang bersangkutan 

dan encerkan secara kuantitatif sampai  volume yang 

sesuai. Bilas leher pintu induksi dengan pelarut, dan 

encerkan secara kuantitatif sampai  volume yang sesuai. 

Bilas pintu induksi dengan pelarut dan encerkan secara 

kuantitatif sampai  volume yang sesuai. Bongkar impaktor 

riam, letakkan masing-masing tingkat dan penyaring 

akhir (jika dipakai ) dalam wadah terpisah, dan bilas 

masing-masing tingkat untuk menghilangkan obat. 

Encerkan masing-masing secara kuantitatif sampai  

volume yang sesuai. 

    Keringkan katup dan bagian dalam batang dengan 

udara yang dimampatkan, dan timbang wadah untuk 

menentukan jumlah keseluruhan massa dari formulasi 

yang dilepas ke dalam impaktor riam dari katup.  

 

- 1600 -

 

 

 

 

 

 

- 1601 -

 

 

 

 

 

 

Dengan metode analisa  yang dinyatakan dalam masing-

masing monografi tentukan massa total obat yang 

ditampung dari tiap komponen.  

    Perhitungan Fraksi Terhirup dan Dosis Terhirup 

Fraksi terhirup dari dosis yang diberikan, atau dengan 

kata lain, Median Diameter Massa Aerodinamik dan 

Simpangan Baku Geometrik dihitung sebagai berikut: 

Hitung massa total, A, obat yang dikeluarkan dari bagian 

mulut inhaler. Hitung massa total, R, dari obat yang 

ditemukan pada semua tingkat impaktor dan penyaring 

akhir, jika dipakai , yang menangkap obat yang berada 

dalam rentang ukuran partikel terhirup untuk obat yang 

diuji. Ini yaitu  dosis terhirup. Hitung fraksi terhirup 

yang akan diberikan dari inhaler kepada pasien 

memakai  rumus : 

 

 

  

Median Diameter Massa Aerodinamik (MDMA) dari 

aerosol yang dikumpulkan dalam impaktor riam. Buat 

Tabel Perolehan Persentase Kumulatif-Ukuran Partikel 

Kurang dari yang Dinyatakan (Tabel 1 dan Tabel 2) 

sebagai berikut. Hitung massa total B, dari obat yang 

dikumpulkan dalam impaktor riam. Mulai dengan obat 

yang terkumpul pada tingkat yang menangkap fraksi 

ukuran pertikel terkecil (yaitu pada penyaring akhir, jika 

dipakai ), dan bagi massa obat ini dengan massa total 

obat, B, yang didapat di atas. Kalikan hasil bagi ini 

dengan 100 untuk mengubah menjadi persentase.  

 Masukkan persentase ini pada batas diameter efektif 

partikel pada tingkat di atasnya dalam susunan impaktor. 

Ulangi langkah ini untuk tiap tingkat selanjutnya menurut 

urutan menaik. Untuk setiap tingkat, tambahkan 

persentase massa yang diperoleh pada tingkat di 

bawahnya. Plot persentase massa kurang dari ukuran 

partikel yang dinyatakan terhadap ukuran partikel, di atas 

kertas logaritma, dan tarik garis lurus terbaik yang 

menghubungkan titik-titik. (lihat Gambar 2c.). Jika 

diperlukan, analisa  persamaan regresi dengan 

pengurangan bobot dapat pula dipakai  untuk 

mendapatkan hasil yang terbaik. Tentukan ukuran 

partikel pada waktu garis memotong ordinat 50%. Ukuran 

partikel ini merupakan perkiraan Median Diameter Massa 

Aerodinamika (MMAD).  

 Perhitungan simpangan baku geometrik pakailah  

kurva logaritmik yang dipakai  untuk menghitung 

Median Diameter Massa Aerodinamik. Jika garis tepat 

benar dengan data, maka distribusi ukuran merupakan 

log-normal, dan dapat dihitung Simpangan Baku 

Geometrik. Catat ukuran partikel pada waktu garis 

memotong ordinat 84,13%, nyatakan sebagai ukuran X. 

Catat ukuran partikel pada waktu garis memotong ordinat 

15,87%, nyatakan sebagai ukuran Y. Hitung Simpangan 

Baku Geometrik (SBG) memakai  rumus: 

 

 

 

 

 Keseimbangan bahan Untuk memastikan validitas 

percobaan, hitmg keseimbangan bahan sebagai berikut. 

Hitung massa jumlah, C, dari obat yang dikumpulkan 

(dari batang sampai  tingkat akhir impaktor). Tentukan 

massa jumlah formulasi yang dilepas dari wadah selama 

percobaan (bobot wadah sebelum pengambilan cuplikan 

dikurangi bobot sesudah pengambilan cuplikan). Hitung 

massa, D, dari obat yang diperkirakan dilepas dengan 

mengalikan massa formulasi yang dilepas dengan kadar 

obat dalam formulasi. Hitung persentase kesetimbangan 

bahan memakai  rumus: 

 

 

 

 

Keseimbangan bahan tidak kurang dari 90,0% dan tidak 

lebih dari 110,0%. 

 

Tabel 1 Rangkuman Massa untuk analisa  

 

    

Massa dari bilasan batang katup   C 

Massa dari bilasan bagian mulut   C 

Massa dari bilasan leher A  C 

Massa dari bilasan pintu induksi A  C 

Massa dari impaktor bertingkat n A B C 

Jumlah massa  A  B  C 

 

    Impaktor Satu Tingkat Alat 2 Untuk menentukan 

fraksi ukuran partikel halus dari dosis yang dikeluarkan 

inhaler dosis terukur dengan cara inhalasi melalui 

penyemprot yang tersedia pakailah  alat yang diuraikan 

dalam Gambar 3, seperti yang dinyatakan dalam masing-

masing monografi. Unit komponen pada Gambar 3 dapat 

dilihat pada Tabel 3. 

D

C100

- 1602 -

 

 

 

 

 

 

    Bagian bawah alat dirancang sedemikian rupa sampai  

pada kecepatan aliran udara dalam sistem 60 liter per 

menit, maka batas ukuran efektif partikel aerodinamik 

(rata-rata) yaitu  6,4 μm. Bagian atas alat memakai  

aliran udara vertikal ditiupkan pada permukaan cairan, 

membentuk pusaran (atau kantong) agar partikel obat 

ukuran lebih besar dari 6,4 μm dapat ditangkap secara 

efektif, mudah diambil untuk penetapan kadar secara 

kimia.  

 beberapa  volume pelarut yang dinyatakan dalam 

masing-masing monografi, dimasukkan ke dalam labu 

penampung atas (D) (lihat Gambar 3). Labu penampung 

bawah, H, dan komponen alat dipasang, pastikan alat 

terpasang secara vertikal, keseluruhan alat cukup 

ditopang dan penjepit pada rakitan jet bagian bawah (G), 

tepat menyentuh dasar labu penampung (H). Sangat 

penting diperhatikan agar adaptor penyemprot (A), berada 

pada arah yang tepat sesampai  bila unit bagian mulut 

penyemprot wadah bertekanan yang telah disiapkan, 

dipasang, akan tepat horizontal terhadap leher (B) 

sedangkan sumbu wadah berada pada posisi vertikal 

seperti halnya alat ini . Bagian kerongkongan alat 

harus dapat menyerupai gerakan kerongkongan pasien 

dan memungkinkan penyemprotan dan pengumpulan 

dosis terukur yang serupa dengan tujuan pemakaian . 

 

 

 

 

 

 

 

 

    procedure  Hubungkan pompa dengan saluran keluar 

(F). aliran udara melalui alat, seperti yang terukur pada 

saluran masuk bagian kerongkongan (B); diatur pada 

pompa dengan volume 60±5 liter per menit. Siapkan 

katup pengukuran inhaler pada penyemprot dengan 

mengocok selama 30 detik, buang satu semprotan dan 

ulangi langkah ini dalam jangka waktu 5 detik dari 

langkah pertama. Lepaskan wadah bertekanan dari 

penyemprotlalu  cuci bagian dalam dan luar 

permukaan batang katup dan penyemprot, memakai  

pelarut yang sesuai. Sesudah pasangan penyemprot dan 

katup dikeringkan, hati-hati pasang lagi wadah 

bertekanan pada penyemprot. pakailah  penyemprotan 

udara untuk memastikan semua pelarut menguap. Kocok 

unit inhaler selama lebih kurang 30 detik, jalankan unit 

pompa dari alat penampung, dan pasangkan bagian mulut 

penyemprot pada bagian mulut adaptor (A). 

 

 

 

 

 

 

 

- 1603 -

 

 

 

 

 

 

Tabel 2 Perolehan persentase Kumulatif-Ukuran Partikel Kurang dari yang Dinyatakan [Tabel untuk Impaktor 8 

Tingkat S0 sampai dengan S7 dengan Penyaring Akhir (PA)] 

  

Tingkat impaktor % obat terkumpul pada tiap tingkat      % Massa  Ukuran partikel 

PA (massa pada AF/B) x 100 = a% a% + 0      = a% ap 

S7 (massa pada S7/B) x 100 = b% b% + a%    = ab% bp 

S6 (massa pada S6/B) x 100 = c% c% + ab%  = ac% cp 

S5 (massa pada S5/B) x 100 = d% d% + ac%  = ad% dp 

S4 (massa pada S4/B) x 100 = e% e% + ad%  = ae% ep 

S3 (massa pada S3/B) x 100 = f% f% + ae%  = af% fp 

S2 (massa pada S2/B) x 100 = g% g% + af%  = ag% gp 

S1 (massa pada S1/B) x 100 = h% h% + ag%  = ah% hp 

S0 (massa pada S0/B) x 100 = i% i% + ah%  = ih% = 100%  

 

Segera sesudah dipasang, semprotkan inhaler sekali dan 

lepaskan penyemprot dan wadah dari mulut adaptor. 

Kocok wadah selama tidak kurang dari 5 detik, 

pasangkan kembali pada mulut adaptor dan semprotkan 

lagi. Ulangi langkah yang sama sebanyak 8 kali lagi. 

sesudah  rentang minimal 5 detik sesudah semprotan ke 

sepuluh, matikan pompa dan lepaskan peralatan. 

memakai  pelarut yang sesuai, cuci bagian dalam dari 

tabung saluran masuk (E), menuju labu penampung 

bawah (H), dan permukaan luar tabung yang masuk ke 

dalam labu. Kumpulkan cucian pada labu bawah. 

Pindahkan isi labu H ke dalam labu tentukur, bilas labu 

dengan pelarut yang sama, masukkan bilasan ke dalam 

labu tentukur dan encerkan dengan pelarut yang sesuai 

sampai tanda. Dengan memakai  metode analisa  

seperti tertera pada masing-masing monografi, lakukan 

penetapan kuantitatif bahan aktif dalam larutan ini. 

Hitung jumlah bahan aktif yang dikumpulkan pada labu 

penampung bawah pada setiap semprotan melalui 

penyemprot, dan nyatakan hasil sebagai fraksi atau 

persentase (berturut-turut Fraksi Terhirup atau 

Persentase Terhirup) dari hasil rata-rata yang diperoleh 

dari penentuan Keseragaman Kandungan Semprotan. 

Persentase Terhirup memenuhi persyaratan seperti tertera 

pada masing-masing monografi.  

 

    Impaktor Satu Tingkat Alat 3 (Gambar 4a dan 

Gambar 4b) Alat terdiri dari satu saluran masuk 

kerongkongan (D) yang bengkok tegak lurus, dijepitkan 

dengan labu tumbukan, dengan diameter internal 19 mm, 

dihubungkan dengan jet tumbukan (E) dan lempeng kaca 

masir (G). Lempeng tumbukan berada di dalam bejana 

tumbukan (F) dan lempeng dinaikkan dari dasar bejana 

dengan empat alat penyangga bentuk segi empat. Pada 

dinding ruangan diberi pelicin untuk memudahkan 

sambungan dinding gelas maupun rumah penyaring 

logam (J). Penutup (L), saluran masuk, dan jet tumbukan 

dieratkan pada bagian dasar bejana dengan tiga sekrup, 

bagian ini dapat ditanggalkan untuk keperluan penetapan 

kadar atau pembersihan. Badan alat ini biasanya dibuat 

dari aluminium keras, dan rumah penyaring dibuat dari 

kaca atau baja tahan karat.  

 

    Selama dipakai , penyemprotan aerosol (B) diatur 

posisinya, dan langsung dihubungkan dengan saluran 

masuk memakai  alat penyambung yang sesuai (C), 

sehinga terbentuk sambungan kedap udara antara B, C, 

dan D.  

 

 

 

A – Wadah inhalasi bertekanan 

B – Penyemprot  

C – Adaptor 

D – Kerongkongan 

E – Jet 

F – Ruang tumbukan 

G – Lempeng kaca masir 

H – Klem penyaring dari baja tahan karat  

J – Unit penyaring dari kaca atau baja tahan karat 

K – Pompa vakum 

L – Penutup aluminium ruang tumbukan  

M – Cincin karet berbentuk O 

 

 procedure  Pasang alat seperti pada Gambar 4a dan 

Gambar 4b. Letakkan adaptor penyemprot pada bagian 

ujung kerongkongan sedemikian rupa sesampai  jika  

dimasukkan ujung mulut penyemprot berada pada sumbu 

horizontal kerongkongan dan bagian terbuka penyemprot, 

yang dihubungkan wadah bertekanan berada paling atas 

dan pada bidang vertikal yang sama seperti bagian lain 

dari alat. Hubungkan pompa dengan saluran keluar alat, 

atur laju aliran udara melalui alat, sebagaimana terukur 

- 1604 -

 

 

 

 

 

 

 

 

pada saluran masuk menuju kerongkongan sampai 60±5 

liter per menit. Pada laju aliran ini ukuran partikel 

aerodinamik efektif (rata-rata) yaitu  9,8 μm.  

 Persiapkan katup pengukur dengan mengocok wadah 

selama 30 detik, buang satu kali semprotan. Sesudah 

tidak kurang dari 5 detik ulangi pengocokan dan 

penyemprotan. Lepaskan wadah bertekanan dari 

penyemprotnya. Cuci penyemprot dan batang katup 

bagian dalam dan luar memakai  pelarut yang sesuai.  

 Keringkan penyemprot dan unit katup memakai  

aliran udara bertekanan untuk memastikan agar semua 

pelarut hilang dari dinding batang penyemprot dan bagian 

dalam batang katup. Hati-hati tempatkan kembali wadah 

bertekanan dalam penyemprot. Kocok selama lebih 

kurang 30 detik, hidupkan pompa, dan pasangkan ujung 

bagian mulut penyemprot pada adaptor. Semprot satu kali 

dengan segera. Sesuai sifat formulasi sediaan, jika perlu 

lepaskan inhaler yang terpasang dari adaptor, kocok 

selama tidak kurang dari 5 detik, kembalikan ujung mulut 

penyemprot pada adaptor, dan semprot lagi. Ulangi 

langkah penyemprotan ini  8 kali, jika perlu lakukan 

pengocokan diantara tiap penyemprot. Sesudah 

semprotan kesepuluh kali, tunggu selama tidak kurang 

dari 5 detik dan lalu  matikan pompa.  

 Tanggalkan peralatan, dan cuci unit penyaring dengan 

melewatkan pelarut yang dinyatakan pada monografi 

melalui penyaring dan tampung dalam gelas tentukur. 

Encerkan filtrat sampai  tanda. memakai  metode 

analisa  seperti dinyatakan dalam monografi, tentukan 

kandungan bahan aktif dalam larutan. Hitung jumlah 

bahan aktif yang terkumpul pada unit penyaringan setiap 

kali penyemprot alat. Jumlah bahan aktif memenuhi 

persyaratan seperti tertera pada masing-masing 

monografi.  

 

Keseragaman Sediaan 

 

 Uji Keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk 

inhaler dosis terukur bertekanan dan tidak bertekanan. 

Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi; 

diberlakukan kriteria persyaratan unit inhaler dosis 

terukur seperti tertera pada Keseragaman Sediaan <911>. 

 

Tabel 3 Unit Komponen Impaktor Satu Tingkat Alat 2 

 

Jenis/Bagian Deskripsi Kode 

identifikasi* 

Ukuran dalam 

mm sesuai ISO 

 

1. Adaptor bagian mulut 

 

Adaptor terbuat dari karet cetak untuk bagian mulut 

penyemprot  

 

 

2. Kerongkongan Labu alas bulat yang dimodifikasi  

Saluran masuk terbuat dari kaca asah 

Saluran keluar terbuat dari kaca asah berbentuk kerucut 

B 50 ml 

29 / 32 

 

24 / 29 

3. Bagian leher  Adaptor kaca yang dimodifikasi 

Saluran masuk terbuat dari kaca asah 

Saluran keluar terbuat dari kaca asah   berbentuk 

kerucut 

Saluran keluar di bawah dibuat dari tabung kaca 

berlubang presisi, dan diameter lubang 

Tabung kaca berlubang pada dindingnya, diameter 

eksternal 

 C  

24 / 29 

 

24 / 29 

 

14 

 

17 

4. Labu penampung atas Labu alas bulat yang dimodifikasi 

Sambungan saluran masuk terbuat dari kaca asah, 

Sambungan saluran keluar terbuat dari kaca asah 

D 100 ml 

24 / 29 

14 / 23 

 

5. Tabung penggandeng Tabung kaca, berdinding ukuran medium, kerucut kaca 

asah 

Bagian lengkung dan bagian vertikal atas, diameter 

eksternal 

Bagian vertikal bawah, diameter eksternal 

 

 

14 / 23 

 

13 

6. Adaptor samping 

     dengan ulir sekrup  

Tutup sekrup plastik 

Cincin karet silikon 

Pencuci politef 

Ulir sekrup kaca, ukuran 

Saluran samping ke pompa  

 vakum diameter lubang 

F 28 / 13 

28 / 11 

28 / 11 

28 

 

11 

- 1605 -

 

 

 

 

 

 

 

 

Jenis/Bagian Deskripsi Kode 

identifikasi* 

Ukuran dalam 

mm sesuai ISO 

7. Rakitan jet bagian 

bawah 

Penyangga penyaring polipropilen yang dimodifiasi, ** 

dihubungkan dengan bagian vertikal bawah tabung 

penggandeng oleh tabung politef 

Cawan sirkular asetal dengan 4 jet yang dirangkai pada 

lingkaran dan dengan penjepit jet  

Diameter penjepit 

Pengaman penjepit 

 

 

 

 

G’ 

 

 

 

 

 

lihat gambar 2 

 

10 

8. Labu penampung 

bawah 

Labu Erlenmeyer 

   Saluran masuk terbuat dari kaca asah 

H 250 ml 

24 / 29 

Catatan   : *       Keterangan gambar 3 

      **    Modifikasi penyaring penyangga Millipore Propillena Swinnex 13 

                            atau penyangga yang setara 

 

UJI DAYA SERAP <1221> 

 

Metode I 

 

    Siapkan keranjang uji berbentuk silinder dengan bobot 

tidak lebih dari 3 g, terbuat dari kawat tembaga, 

berdiameter lebih kurang 0,4 mm, diameter silinder lebih 

kurang 5 cm dan tinggi 8 cm, dengan jarak antar kawat 

lebih kurang 2 cm. Ambil beberapa bagian kapas yang 

telah dimurnikan berbobot 1±0,05 g yang diambil dari 5 

tempat yang berbeda dari kemasan dengan cara ditarik, 

tidak boleh digunting, masukkan kedalam keranjang dan 

timbang. Gantung keranjang lebih kurang 12 mm diatas 

permukaan air pada suhu 25º±1º, dan jatuhkan kedalam 

air. Hitung waktu dalam detik dengan pencatat waktu, 

sampai kapas terendam sempurna. 

    Angkat keranjang dari air, biarkan menetes selama    

10 detik pada posisi horizontal,  yang sama dan letakkan 

segera dalam wadah bertutup yang sudah ditara dan 

ditimbang, kurangi bobot keranjang uji dan bobot kapas, 

sesampai  diperoleh bobot air yang diserap.  

 

Metode II 

 

    memakai  alat penjepit contoh, lipat cuplikan yang 

berbobot 1 g menjadi empat (16 lipatan) dan ratakan 

permukaannya. Untuk kasa ukuran kecil, lipat seperlunya 

beberapa kali sampai  diperoleh lipatan dengan panjang 

tidak lebih dari 8 cm. Biarkan contoh jatuh perlahan-

lahan pada permukaan air bersuhu 20º dalam gelas piala 

berdiameter tidak kurang dari 12 cm dan berisi air 

setinggi 10 cm. Hitung waktu yang diperlukan oleh kasa 

untuk tenggelam dibawah permukaan air, memakai  

pencatat waktu. Ulangi percobaan dua kali memakai  

contoh selanjutnya dan hitung harga rata-rata.  

 

 

UJI DISOLUSI <1231> 

 

Uji ini dipakai  untuk menentukan kesesuaian 

dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-

masing  monografi untuk sediaan yang dipakai  secara 

oral. Pada lampiran  ini, satuan sediaan yang dimaksud 

yaitu  1 tablet atau 1 kapsul atau beberapa  yang 

ditentukan. Dari jenis alat yang diuraikan di sini, pakailah  

salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-

masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa 

sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing 

monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara 

khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tunda, procedure  

dan interpretasi yang tertera pada sediaan lepas tunda 

dapat dipakai , kecuali dinyatakan lain pada tiap 

monografi.  Untuk kapsul gelatin keras atau lunak dan 

tablet salut gelatin, yang tidak memenuhi syarat uji 

disolusi ulangi uji sebagai berikut:  

 

- Jika media disolusi yang dinyatakan pada masing-

masing monografi yaitu  air atau media dengan pH 

kurang dari 6,8 pakailah  media yang sama  dengan 

penambahan pepsin yang dimurnikan sampai   aktivitas 

tidak lebih dari 750.000 Unit  per 1000 ml.  

- Untuk media dengan pH 6,8 atau lebih besar, dapat 

ditambahkan pankreatin sampai  aktivitas protease tidak 

lebih dari  1750 Unit FI per 1000  ml.  

 

Baku pembanding pakailah  Tablet lepas lambat 

Klorfeniramin Maleat BPFI,Tablet Prednison BPFI   

     

ALAT 

 

Alat 1 ( Tipe Keranjang ) 

 

Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari 

kaca atau bahan transparan1 lain yang inert; sebuah 

motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor; 

dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup 

sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai, berukuran 

sedemikian sesampai  dapat mempertahankan suhu di 

dalam wadah pada 37°±0,5° selama pengujian 

berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas 

air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan 

tempat alat diletakkan tidak boleh menimbulkan  gerakan, 

- 1606 -

 

goncangan atau getaran menonjol  yang melebihi gerakan 

akibat perputaran alat pengaduk. Akan lebih baik jika  

alat yang dipakai  memungkinkan pengamatan contoh 

dan alat pengaduk selama pengujian berlangsung. Wadah 

disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola 

dengan dimensi dan kapasitas sebagai berikut: untuk  

kapasitas nominal 1000 ml, tinggi 160 mm sampai         

210 mm, diameter dalam 98 mm sampai  106 mm; untuk 

yang berkapasitas nominal 2000 ml, tinggi 280 mm 

sampai  300 mm, diameter dalam 98 mm sampai  106 mm; 

untuk kapasitas nominal 4000 ml, tinggi 280 mm sampai  

300 mm dan diameter dalam 145 mm sampai  155 mm. 

Tepi bagian atas wadah melebar. Untuk mencegah 

penguapan dapat dipakai  suatu penutup yang  cocok. 

Batang logam berada pada posisi sedemikian sesampai  

sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari 

sumbu vertikal wadah, berputar dengan halus dan tanpa 

goyangan yang berarti yang dapat mempengaruhi hasil 

uji. Suatu alat pengatur kecepatan dipakai  sesampai  

memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang 

dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti 

tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih 

kurang 4%. 

    Komponen batang logam dan keranjang yang 

merupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan 

karat tipe 316 atau bahan lain yang inert sesuai dengan 

spesifikasi pada Gambar 1. Dapat juga dipakai  

keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 m). 

Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering 

pada tiap awal pengujian. Selama pengujian berlangsung  

jarak antara bagian dasar dalam wadah dan keranjang 

yaitu  25±2 mm.  

 

 

Gambar 1 Pengaduk Bentuk Keranjang 

 

1Bahan tidak boleh menyerap, bereaksi, atau mengganggu spesimen 

yang diuji. 

2Penutup yang dipakai  tetap memberi  keleluasaan untuk 

memasukkan termometer dan pengambilan cuplikan 

 

Alat 2 ( Tipe Dayung ) 

 

Sama seperti Alat 1, kecuali pada alat ini dipakai  

dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai 

pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian 

sesampai  sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap 

titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus 

tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter 

batang sesampai  dasar daun dan batang rata. Dayung 

memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25±2 mm 

antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan 

selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam 

yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu 

penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam 

ke dasar wadah sebelum dayung mulai diputar. Sepotong 

kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat 

berbentuk spiral dapat dipakai  untuk mencegah 

mengapungnya  sediaan. Alternatif pemberat (sinker) 

ditunjukkan pada Gambar 2a. Alat lain yang dapat 

mencegah mengapungnya  sediaan dan  telah divalidasi 

dapat dipakai .  

 

 

Gambar 2 Pengaduk Bentuk Dayung 

 

 

 

- 1607 -

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2a Pemberat (sinker) 

 

Alat 3 ( Silinder kaca Bolak-balik ) 

 

Alat terdiri dari satu rangkaian labu kaca beralas rata 

berbentuk silinder; rangkaian silinder kaca yang bergerak 

bolak balik; penyambung inert dari baja tahan karat (tipe 

316 atau yang setara) dan kasa polipropilen yang terbuat 

dari bahan yang sesuai, inert dan tidak mengabsorbsi,  

dirancang untuk menyambungkan bagian atas dan alas 

silinder yang bergerak bolak balik; dan sebuah motor 

serta sebuah kemudi untuk menggerakkan silinder bolak 

balik secara vertikal dalam labu dan, jika perlu  silinder 

dapat digeser secara horizontal dan diarahkan ke deretan 

labu yang lain. Labu tercelup sebagian di dalam suatu 

tangas air yang sesuai dengan ukuran sedemikian 

sesampai  dapat mempertahankan suhu di dalam wadah 

pada 370±0,50 selama pengujian berlangsung. Bagian dari 

alat, termasuk lingkungan tempat  alat diletakkan tidak 

boleh menimbulkan  gerakan, goncangan atau getaran 

menonjol  di luar yang disebabkan oleh gerakan halus 

silinder yang bergerak turun-naik. Suatu alat pengatur 

kecepatan dipakai  sesampai  memungkinkan untuk 

memilih dan mempertahankan kecepatan bolak balik 

seperti tertera dalam monografi dalam batas lebih kurang  

5%. Akan lebih baik jika  alat yang dipakai  

memungkinkan pengamatan contoh dan silinder selama 

pengujian berlangsung. Wadah dilengkapi dengan 

penutup yang berada tetap pada tempatnya untuk  

mencegah penguapan selama pengujian dilakukan. Setiap 

komponen harus memenuhi ukuran seperti tertera pada 

Gambar 3 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing 

monografi. 

 

Gambar 3 Alat 3 (Silinder kaca bolak balik) 

 

Alat 4 ( Sel yang Dapat Dialiri ) 

 

Alat terdiri dari sebuah wadah dan sebuah pompa untuk 

Media disolusi; sebuah sel yang dapat dialiri; sebuah 

tangas air yang dapat mempertahankan suhu Media 

disolusi pada 37º±0,5º (Gambar 2 dan Gambar 3). 

Ukuran sel dinyatakan dalam masing-masing monografi. 

Pompa mendorong Media disolusi ke atas melalui 

pompa sel. Pompa memiliki kapasitas aliran antara      

240 ml per jam dan 960 ml per jam, dengan laju alir baku       

4 ml, 8 ml dan 16 ml per menit. Alat memberi  aliran 

konstan (±5% dari laju alir); profil aliran yaitu  

sinusoidal dengan 120±10 pulsa/denyut per menit. Pompa 

tanpa denyut juga dapat dipakai . Bagaimanapun juga, 

uji disolusi memakai  sel yang dapat dialiri harus 

memperhatikan laju aliran dan denyut. 

Sel (Gambar 4 dan Gambar 5 ) terbuat dari bahan 

yang inert dan transparan, dipasang vertikal dengan suatu 

sistem penyaring (seperti tertera pada masing-masing 

monografi) yang mencegah lepasnya partikel tidak larut 

dari bagian atas sel; diameter sel baku yaitu  12 mm dan 

22,6 mm; bagian bawah yang meruncing biasanya  diisi 

dengan butiran kaca kecil dengan diameter lebih kurang   

5 mm yang diletakkan pada bagian ujung untuk 

- 1608 -

 

mencegah cairan masuk ke dalam tabung; ada  suatu 

alat pemegang tablet (Gambar 4a dan Gambar 5a) untuk 

meletakkan bentuk sediaan tertentu, misalnya tablet 

tatahan. Sel tercelup dalam sebuah tangas air dan suhu 

dipertahankan 37º±0,5º. 

Alat memakai  mekanisme penjepit dan dua 

cincin bentuk O untuk menahan sel. Pompa terpisah dari 

unit disolusi untuk melindungi unit disolusi dari getaran 

yang berasal dari pompa. Posisi pompa tidak boleh lebih 

tinggi dari posisi labu penampung. Sambungan pipa harus 

sependek mungkin. pakailah  pipa politef dengan 

diameter dalam 1,6 mm dan sambungan yang ujungnya 

melebar dan inert secara kimia. 

 

 

 

Gambar 4 Sel besar untuk tablet dan kapsul 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4a Alat pemegang tablet untuk sel besar 

 

Gambar 5 Sel kecil untuk tablet dan kapsul 

 

 

Gambar 5a Alat pemegang tablet untuk sel kecil 

 

 

KESESUAIAN ALAT 

 

Penetapan uji kesesuaian dari uji disolusi meliputi 

kesesuaian terhadap ukuran  dan toleransi untuk alat 

seperti ini  diatas. Sebagai tambahan, parameter uji 

kritis dipantau secara periodik selama pengujian, 

meliputi: volume, suhu media disolusi, kecepatan rotasi 

(alat 1 dan alat 2), kecepatan turun naik (alat 3) dan laju 

alir media (alat 4) Penetapan kinerja penerimaan uji 

disolusi dilakukan secara periodik. Kesesuaian untuk 

masing masing alat dilakukan dengan verifikasi kinerja. 

 

    Verifikasi kinerja, Alat 1 dan 2 Lakukan pengujian 

masing-masing wadah memakai  1 tablet Prednison 

BPFI sesuai dengan kondisi operasional yang ditentukan.   

    Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada 

dalam rentang yang diperbolehkan seperti tertera pada 

sertifikat dari tablet yang bersangkutan. 

- 1609 -

 

 

 

 

 

 

 

 

    Verifikasi kinerja, Alat 3 Lakukan pengujian masing-

masing wadah memakai  1 tablet lepas lambat 

Klorfeniramin Maleat BPFI sesuai dengan kondisi 

operasional yang ditentukan. Alat dianggap sesuai bila 

hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang 

diperbolehkan dalam sertifikat dari tablet yang 

bersangkutan. 

 

procedure  

 

Alat 1 dan Alat 2 

 

SEDIAAN LEPAS SEGERA 

 

    Masukkan beberapa  volume (±1%) Media disolusi 

seperti tertera pada masing-masing monografi ke dalam  

wadah pada alat yang sesuai, jalankan pemanas alat 

sampai  Media disolusi mencapai  suhu 37º±0,5º, hentikan 

alat, angkat termometer. Masukkan 1 unit sediaan ke 

dalam masing-masing wadah, jaga agar gelembung udara 

tidak menempel pada permukaan sediaan, dan segera 

operasikan alat pada kecepatan yang sesuai dengan yang 

tertera pada masing-masing monografi. Dalam interval 

waktu yang ditentukan, atau pada tiap waktu yang tertera 

ambil beberapa  sampel pada daerah pertengahan antara 

permukaan Media disolusi  dan bagian atas keranjang 

atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah 

[Catatan Bila pengambilan sampel dinyatakan  pada 

beberapa waktu, ganti jumlah volume alikot yang diambil 

dengan beberapa  volume Media disolusi yang sama yang 

bersuhu 37º, atau bila ini dapat menampilkan  bahwa 

penggantian media tidak diperlukan, lakukan koreksi 

perubahan volume pada perhitungan. Jaga labu tetap 

tertutup selama pengujian dan amati suhu pada saat 

pengadukan sesuai waktu yang dibutuhkan.] Lakukan 

analisa  seperti tertera pada masing-masing monografi, 

memakai  metode penetapan kadar yang sesuai. 

[Catatan : Larutan Uji disaring segera pada saat 

sampling kecuali proses penyaringan tidak diperlukan. 

pakailah  penyaring yang inert yang tidak menyebabkan 

absorbsi zat aktif atau dapat mempengaruhi analisa .] 

Ulangi pengujian memakai  sediaan uji tambahan bila 

diperlukan. 

    Bila dipakai  alat otomatis untuk pengambilan 

sampel ataupun peralatan yang dimodifikasi, hasil 

verifikasi alat ini  harus menampilkan  hasil yang 

sama dengan alat yang baku seperti tertera pada ketentuan 

umum. 

 

    Media disolusi pakailah  media disolusi yang sesuai 

seperti tertera pada masing-masing monografi. 

Pengukuran volume dilakukan pada suhu antara 20º dan 

25º . Bila Media disolusi yaitu  suatu larutan dapar, atur 

pH larutan sedemikian sampai  berada dalam batas 0,05 

satuan pH yang tertera pada masing-masing monografi. 

[Catatan  Gas terlarut dapat membentuk gelembung yang 

dapat merubah hasil pengujian. Oleh sebab  itu gas 

terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum 

pengujian dimulai. Salah satu metoda deaerasi sebagai 

berikut: Panaskan media, sambil diaduk perlahan, 

sampai  suhu 41º, segera saring memakai  vakum 

dengan penyaring berporositas 0,45 μm atau kurang, 

dengan pengadukan yang kuat, dan pengadukan yang 

terus menerus sambil divakum selama lebih kurang         

5 menit. Cara deaerasi lain yang sudah divalidasi dalam 

menghilangkan gas terlarut dapat dipakai .] 

 

    Waktu Pengambilan cuplikan harus dilakukan pada 

waktu yang dinyatakan dengan toleransi ±2%. Bila dalam 

spesifikasi hanya ada  satu waktu, pengujian dapat 

diakhiri dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan 

jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi.  

 

    procedure  untuk Gabungan sampel untuk sediaan 

lepas segera pakailah  procedure  ini bila procedure  untuk 

gabungan sampel dinyatakan pada masing-masing 

monografi. Lakukan seperti pada procedure  pada Alat 1 

dan Alat 2 pada sediaan lepas segera. Campur beberapa  

sama filtrat larutan dari enam atau duabelas contoh yang 

diambil, dan pakailah  gabungan sampel sebagai sampel 

uji. Tentukan nilai rata-rata jumlah zat terlarut dalam 

gabungan sampel. 

 

SEDIAAN LEPAS LAMBAT 

 

Lakukan sesuai dengan Sediaan lepas segera. 

 

    Media disolusi Lakukan seperti pada Sediaan lepas 

segera. 

 

    Waktu Waktu pengambilan cuplikan  biasanya  tiga 

titik, dinyatakan dalam satuan jam. 

 

[Catatan Ganti alikot yang diambil untuk analisa  dengan 

beberapa  volume sama media disolusi yang baru pada 

suhu yang dinyatakan dalam monografi atau jika dapat 

ditunjukkan bahwa penggantian media tidak diperlukan, 

lakukan koreksi terhadap perubahan volume dalam 

perhitungan. Jaga wadah agar selalu tertutup selama 

penetapan dan periksa suhu campuran uji pada waktu 

tertentu.] 

 

SEDIAAN LEPAS TUNDA 

 

pakailah  metoda A atau metoda B dan alat yang 

ditentukan dalam masing-masing monografi. Kecuali 

dinyatakan lain pengambilan cuplikan harus dilakukan 

pada waktu yang dinyatakan dengan toleransi ± 2%.   

 

Metode A 

procedure  (kecuali dinyatakan lain dalam masing-

masing monografi) 

Tahap asam Masukkan 750 ml asam klorida 0,1 N 

dalam wadah dan pasang alat. Biarkan media sampai  suhu 

37º±0,5º. Masukkan satu satuan sediaan ke dalam alat, 

- 1610 -

 

tutup wadah, jalankan alat pada kecepatan yang tertera 

pada masing-masing monografi. 

sesudah  2 jam pengujian tahap asam, ambil beberapa  

cairan alikot dan lanjutkan segera seperti tertera pada 

tahap dapar. 

Lakukan penetapan kadar  terhadap alikot 

memakai  metoda penetapan yang sesuai, seperti 

dinyatakan dalam masing-masing monografi.  

Tahap dapar [Catatan Lakukan penambahan dapar 

dan pengaturan pH dalam waktu tidak lebih dari              

5 menit.] 

Jalankan alat pada kecepatan seperti tertera pada 

monografi, tambahkan 250 ml larutan natrium fosfat 

berbasa tiga 0,2 M  yang bersuhu 37º±0,5º ke dalam labu. 

Jika perlu atur pH sampai  6,8±0,05 dengan penambahan 

asam klorida 2 N atau natrium hidroksida 2N. Lanjutkan 

pengujian selama 45 menit atau selama waktu seperti 

dinyatakan pada masing-masing monografi. Pada akhir 

periode pengujian, ambil beberapa  cairan alikot. Lakukan 

penetapan kadar  terhadap alikot memakai  metoda 

penetapan yang sesuai seperti dinyatakan dalam masing 

masing monografi.  

Penetapan  dapat diakhiri dalam periode yang lebih 

singkat dari yang dinyatakan untuk Tahap dapar bila 

persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada 

waktu lebih awal. 

 

Metode B 

procedure  (kecuali dinyatakan lain dalam masing-

masing monografi) 

Tahap asam Masukkan 1000 ml asam klorida 0,1 N 

dalam labu dan pasang alat. Biarkan media sampai  suhu 

37º±0,5º. Masukkan satu unit sediaan ke dalam alat, tutup 

wadah, jalankan alat pada kecepatan yang tercantum 

dalam masing-masing monografi. 

sesudah  2 jam pengujian tahap asam, ambil beberapa  

cairan alikot dan lanjutkan segera seperti tercantum pada 

tahap dapar. 

Lakukan penetapan kadar terhadap alikot 

memakai  metoda penetapan kadar yang sesuai, 

seperti yang tercantum pada masing-masing monografi. 

Tahap dapar [Catatan Pada tahap ini pakailah  

dapar yang terlebih dahulu  dipanaskan sampai  suhu 

37º±0,5º]. Buang larutan asam dari labu, tambahkan ke 

dalam labu 1000 ml dapar fosfat pH 6,8, yang dibuat 

dengan cara mencampur asam klorida 0,1 N dengan 

natrium phosfat berbasa tiga 0,2 M (3:1), jika perlu atur 

pH sampai  6,8±0,05 dengan penambahan asam klorida 2 

N atau natrium hidroksida 2 N. [Catatan Penggantian 

media disolusi dapat juga dilakukan dengan 

mengeluarkan labu berisi larutan asam dari alat dan 

menggantinya dengan labu lain yang berisi larutan dapar 

dan memindahkan sediaan uji ke dalam labu yang berisi 

larutan dapar ini .] 

Jalankan kembali alat selama 45 menit atau selama 

waktu yang dinyatakan dalam masing- masing monografi. 

Pada akhir periode pengujian, ambil beberapa  cairan 

alikot, lakukan penetapan kadar  terhadap alikot 

memakai  metoda penetapan yang sesuai seperti 

dinyatakan dalam masing-masing monografi.  

Penetapan  dapat diakhiri dalam periode yang lebih 

singkat dari yang dinyatakan untuk Tahap dapar bila 

persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada 

waktu lebih awal. 

 

Alat 3  

SEDIAAN LEPAS SEGERA 

 

Masukkan beberapa  volume media disolusi ke dalam 

labu, pasang alat, biarkan media disolusi sampai  suhu 

37º±0,5º, keluarkan termometer dari alat. Masukkan satu 

unit sediaan pada masing- masing dari enam silinder, 

hati-hati jangan sampai ada gelembung udara pada 

permukaan tiap unit sediaan, segera jalankan alat seperti 

tertera pada masing-masing monografi. Pada gerakan 

turun naik, silinder bergerak melalui jarak total 9,9 cm 

sampai  10,1 cm. Dalam selang waktu yang dinyatakan 

atau pada setiap waktu yang dinyatakan, naikkan silinder, 

dan ambil sebagian larutan uji dari tengah-tengah antara 

permukaan media disolusi dan alas masing-masing labu. 

Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada masing-

masing monografi. Jika perlu, ulangi pengujian dengan 

sediaan lain. 

 

Media disolusi  Lakukan seperti tertera pada 

Sediaan lepas segera pada Alat 1 dan Alat 2. 

 

Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas 

segera pada Alat 1 dan Alat 2. 


Related Posts:

  • farmakope 124  pembentukan ion antara (M + Na) dan (M + K) memiliki  beberapa analagi dalam desorpsi medan (DM), terutama dalam ionisasi golongan gula. Fenomena ini dimanfaatkan untuk membantu dalam ionisasi … Read More