SEDIAAN LEPAS LAMBAT
Lakukan seperti tertera pada Sediaaan lepas segera pada
Alat 3.
Media disolusi
Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas lambat
pada Alat 1 dan Alat 2.
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
lambat pada Alat 1 dan Alat 2.
Alat 4
SEDIAAN LEPAS SEGERA
Masukkan butiran kaca ke dalam sel seperti yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi. Masukkan 1
unit sediaan di atas butiran atau pada sebuah kawat
pembawa jika dinyatakan dalam monografi. Pasang
bagian atas penyaring, dan kencangkan bagian-bagiannya
dengan penjepit yang sesuai. Masukkan Media disolusi
yang sebelumnya sudah dipanaskan sampai suhu 37º±0,5º
dengan pompa melalui bagian dasar sel dengan laju alir
seperti tertera pada masing-masing monografi dan ukur
dengan ketelitian 5%. Kumpulkan larutan tiap fraksi pada
tiap waktu yang ditentukan. Lakukan penetapan kadar
- 1611 -
seperti tertera pada masing-masing monografi. Jika perlu
ulangi pengujian dengan sediaan lain.
Media disolusi Lakukan seperti tertera pada Sediaan
lepas segera pada Alat 1 dan Alat 2.
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
segera pada Alat 1 dan Alat 2.
SEDIAAN LEPAS LAMBAT
Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas segera pada
Alat 4.
Media disolusi Lakukan seperti tertera pada Sediaan
lepas segera pada Alat 4.
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
segera pada Alat 4.
SEDIAAN LEPAS TUNDA
Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas tunda,
pada Alat 1 dan Alat 2 memakai media yang telah
ditentukan.
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
tunda pada Alat 1 dan Alat 2.
INTERPRETASI
Sediaan Lepas Segera
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif
terlarut dari unit sediaan yang diuji sesuai dengan Tabel
Penerimaan 1. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap
kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2.
Harga Q yaitu jumlah zat aktif yang terlarut seperti
tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5%, 15%, dan 25%
dalam tabel yaitu persentase terhadap kadar yang tertera
pada etiket, dengan demikian memiliki arti yang sama
dengan Q.
Tabel Penerimaan 1
Tahap Jumlah yang
diuji
Kriteria Penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang
dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2)
yaitu sama dengan atau lebih
besar dari Q, dan tidak satu
unitpun yang lebih kecil dari
Q – 15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1
+S2+S3) yaitu sama atau
lebih besar dari Q, tidak lebih
dari 2 unit sediaan yang lebih
kecil dari Q – 15% dan tidak
satu unitpun yang lebih kecil
dari Q – 25%.
Sediaan lepas segera gabungan sampel Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif terlarut dari
Gabungan sampel sesuai dengan Tabel Penerimaan 2.
Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil
pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q yaitu
jumlah zat aktif yang terlarut seperti tertera pada masing-
masing monografi, dinyatakan dalam persentase terhadap
kadar yang tertera pada etiket.
Tabel Penerimaan 2 Gabungan sampel
Tahap Jumlah
yang diuji
Kriteria Penerimaan
S1 6 Rata-rata jumlah zat terlarut
tidak kurang dari Q + 10%
S2 6 Rata-rata jumlah zat terlarut (S1
+ S2) yaitu sama dengan atau
lebih besar dari Q + 5%
S3 12 Rata-rata jumlah zat terlarut (S1
+ S2 + S3) yaitu sama atau
lebih besar dari Q
Sediaan Lepas Lambat
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif
terlarut dari unit sediaan yang diuji sesuai dengan Tabel
Penerimaan 3. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap
kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap L1 atau L2.
Harga Q yaitu jumlah zat aktif yang terlarut seperti
tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase terhadap kadar yang tertera pada etiket. Q
yaitu nilai rata-rata dari Qi, jumlah zat aktif yang
terlarut pada tiap-tiap dosis per interval waktu. Jika dalam
monografi menyatakan lebih dari satu rentang waktu,
kriteria penerimaan pada Tabel Penerimaan 3 berlaku
pada masing-masing rentang waktu.
Tabel Penerimaan 3
Tahap Jumlah
yang diuji
Kriteria Penerimaan
L1 6 Tidak satu nilaipun diluar rentang
penerimaan yang dinyatakan dan
tidak satupun nilai yang kurang
dari jumlah yang dinyatakan pada
waktu penetapan akhir.
L2 6 Nilai rata-rata dari 12 unit sediaan
(L1 +L2) terletak dalam tiap
rentang penerimaan yang
dinyatakan dan tidak kurang dari
jumlah yang dinyatakan pada
waktu pengujian akhir; tidak
satupun yang lebih 10% dari
jumlah yang tertera pada etiket
diluar tiap rentang penerimaan
yang dinyatakan; dan tidak ada
satupun yang lebih dari 10% dari
jumlah yang tertera pada etiket di
bawah jumlah yang dinyatakan
pada waktu pengujian akhir.
- 1612 -
L3 12 Nilai rata-rata dari 24 unit sediaan
(L1 +L2+L3) terletak dalam tiap
rentang penerimaan yang
dinyatakan dan tidak kurang dari
jumlah yang dinyatakan pada
waktu pengujian akhir; tidak lebih
dari 2 dari 24 unit sediaan yang
diuji lebih dari 10% dari jumlah
yang tertera pada etiket di luar
rentang yang dinyatakan; tidak
lebih dari 2 dari 24 unit sediaan
yang diuji lebih dari 10% dari
jumlah yang tertera pada etiket di
bawah jumlah yang dinyatakan
pada waktu pengujian akhir; dan
tidak satupun dari keseluruh unit
yang diuji lebih dari 20% dari
jumlah yang tertera pada etiket
diluar tiap rentang yang
dinyatakan, atau lebih dari 20%
dari jumlah yang tertera pada
etiket di bawah jumlah yang
dinyatakan pada waktu pengujian
akhir.
Sediaan Lepas Tunda
Tahap asam
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, persyaratan tahap ini dipenuhi jika
jumlah zat aktif terlarut berdasarkan persentase
kandungan yang tertera pada etiket sesuai dengan Tabel
Penerimaan 4. Lakukan penetapan sampai tahap 3
kecuali jika kedua tahap asam dan dapar memenuhi
persyaratan pada tahap sebelumnya.
Tabel Penerimaan 4
Tahap Jumlah
yang
diuji
Kriteria Penerimaan
A1 6 Tidak satupun jumlah zat
aktif yang terlarut melebihi
10%.
A2 6 Rata-rata jumlah zat aktif
yang terlarut dari 12 unit
sediaan (A1+A2) tidak lebih
dari 10% dan tidak satu
unitpun dari jumlah zat aktif
yang terlarut lebih dari 25%.
A3 12 Rata-rata jumlah zat aktif
yang terlarut dari 24 unit
sediaan (A1+A2+ A3) tidak
lebih dari 10%, dan tidak
satupun dari jumlah zat aktif
terlarut lebih dari 25%.
Tahap dapar
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, persyaratan dipenuhi jika jumlah zat aktif
terlarut dari unit sediaan uji memenuhi Tabel Penerimaan
5. Lakukan penetapan sampai tahap 3 kecuali hasil pada
tahap sebelumnya telah memenuhi. Nilai Q pada Tabel
Penerimaan 5 yaitu 75% terlarut, kecuali dinyatakan
lain pada masing-masing monografi. Nilai Q yang
dinyatakan pada masing-masing monografi yaitu jumlah
total zat aktif terlarut pada kedua tahap asam dan tahap
dapar, dinyatakan dalam persen terhadap kadar yang
tertera pada etiket. Nilai 5%, 15% dan 25% pada Tabel
Penerimaan 5 yaitu persentase terhadap kadar yang
tertera pada etiket sampai nilai-nilai ini dan Q memilki
satuan yang sama.
Tabel Penerimaan 5
Tahap Jumlah
yang
diuji
Kriteria Penerimaan
B1 6 Tiap unit sediaan tidak
kurang dari Q + 5%.
B2 6 Rata-rata dari 12 unit sediaan
(B1+B2) sama atau lebih besar
dari Q dan tidak satu unit
sediaa pun yang kurang dari
Q-15%.
B3 12 Rata-rata dari 24 unit sediaan
(B1+B2+ B3) sama atau lebih
besar dari Q, tidak lebih dari
2 unit sediaan kurang dari Q-
15% dan tidak satu unitpun
yang kurang dari Q-25%.
UJI SALEP MATA <1241>
Bahan tambahan Bahan-bahan yang sesuai boleh
ditambahkan pada salep mata untuk meningkatkan
kestabilan atau kegunaan, kecuali jika dilarang pada
masing-masing monografi dengan syarat tidak berbahaya
dalam jumlah yang diberikan dan tidak boleh
mempengaruhi efek terapi atau respons pada penetapan
kadar dan pengujian yang spesifik. Pada sediaan untuk
pemakaian mata, tidak boleh ditambahkan zat warna,
semata-mata untuk tujuan pewarnaan pada sediaan akhir.
Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme harus
ditambahkan ke dalam salep mata yang dikemas dalam
wadah untuk pemakaian ganda, tanpa memperhatikan
metode sterilisasinya, kecuali jika disebutkan dalam
masing-masing monografi, atau formula ini bersifat
bakteriostatik. Bahan ini dipakai dalam kadar
tertentu yang akan mencegah pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme dalam salep mata seperti
tertera pada Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba <61>
dan Kandungan Zat Antimikroba <441>. Proses sterilisasi
dilakukan pada produk akhir atau semua bahan jika salep
dibuat dengan cara aseptis, seperti tertera pada Bahan
Tambahan dalam Ketentuan Umum dan Sterilisasi dan
Jaminan Sterilitas Bahan Kompendia <1371>. Salep
mata dikemas dalam wadah dosis tunggal, tidak
memerlukan tambahan bahan antibakteri; namun , harus
tetap memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>.
Wadah Wadah termasuk penutup untuk salep mata
tidak boleh berinteraksi secara fisika atau kimia dalam
bentuk apapun dengan sediaan yang dapat mengubah
kekuatan, mutu atau kemurniaan di luar persyaratan resmi
pada kondisi umum atau biasa pada saat penanganan,
- 1613 -
pengiriman, penyimpanan, penjualan dan pemakaian
seperti tertera pada Wadah untuk artikel yang ditujukan
pada pemakaian Sediaan Mata dalam Ketentuan Umum.
Partikel logam Lakukan procedure seperti tertera pada
Penetapan Partikel Logam dalam Salep Mata <1061>.
Kebocoran Pilih 10 tube salep mata, dengan segel
khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan baik-
baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap.
Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran
kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang di atur
pada 60º±3º selama 8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran
yang berarti selama atau sesudah pengujian selesai
(Abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal bagian
luar dimana ada lipatan dari tube atau dari bagian ulir
tutup tube). Jika ada bocoran pada satu tube namun
tidak lebih dari satu tube; ulangi pengujian dengan
tambahan 20 tube salep. Pengujian memenuhi syarat jika
tidak ada satupun kebocoran diamati dari 10 tube uji
pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari
satu dari 30 tube yang diuji.
UJI WAKTU HANCUR <1251>
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing
monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet
atau kapsul dipakai sebagai tablet isap atau dikunyah
atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan
obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak
waktu yang jelas di antara periode pelepasan ini .
Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta
dari pengamatan dan pakailah procedure yang tepat untuk
6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan
atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan, yang
tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang
tidak memiliki inti yang jelas. Kecuali bagian dari
penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala
berukuran 1000 ml, dengan tinggi 138 - 160 mm dan
diameter dalam 97 - 115 mm, thermostat untuk
memanaskan cairan media antara 35o - 39o dan alat untuk
menaikturunkan keranjang dalam cairan media pada
frekuensi yang tetap antara 29 - 32 kali per menit melalui
jarak tidak kurang dari 53 mm dan tidak lebih dari
57 mm. Volume cairan dalam wadah sedemikian
sesampai pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa
berada paling sedikit 15 mm di bawah permukaan cairan
dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang dari 25
mm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak
ke atas yaitu sama dengan waktu yang diperlukan untuk
bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan
merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang
tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak
vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal
yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas
6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka,
masing-masing dengan panjang 77,5±2,5 mm, diameter
dalam 20,7 - 23 mm dan tebal dinding 1,0 - 2,8 mm,
tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua
lempengan plastik, masing-masing dengan diameter
88 - 92 mm, tebal 5 - 8,5 mm, dengan enam buah lubang,
masing-masing berdiameter 22 - 26 mm dan berjarak
sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu
dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan
dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh
nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan
dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua
lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat
yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu
titik pada sumbunya, dipakai untuk menggantungkan
rangkaian keranjang.
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda
asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa
dipertahankan.
Cakram pemakaian cakram hanya diijinkan jika
tertera pada masing-masing monografi. Tiap tabung
memiliki cakram berbentuk silinder dengan perforasi,
tebal 9,5±0,15 mm dan diameter 20,7±0,15 mm. Cakram
dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai,
memiliki bobot jenis antara 1,18 - 1,20. ada lima
lubang berukuran 2±0,1 mm yang tembus dari atas ke
bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder,
sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius
jarak 6±0,2 mm. Pada sisi silinder ada 4 lekukan
dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap
ujung silinder. Sisi paralel trapesoid pada dasar
memiliki panjang 1,6±0,1 mm dan ujung bawah
terletak 1,5 - 1,8 mm dari keliling silinder. Sisi paralel
pada bawah silinder memiliki panjang 9,4±0,2 mm,
dan tengahnya terletak pada kedalaman 2,6±0,1 mm dari
keliling silinder. Seluruh permukaan cakram licin. Jika
pemakaian cakram dicantumkan dalam masing-masing
monografi, tambahkan cakram pada masing-masing
tabung dan lakukan penetapan seperti tertera pada
procedure .
procedure
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-
masing 6 tabung dari keranjang, jika dinyatakan
masukkan 1 cakram pada tiap tabung. Jalankan alat,
pakailah air bersuhu 37°±2o sebagai media kecuali
dinyatakan memakai cairan lain dalam masing-
masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti tertera
pada monografi, angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
- 1614 -
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik
Lakukan pengujian dengan procedure seperti tertera
pada Tablet tidak bersalut, amati tablet dalam batas
waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-
masing 6 tabung dari keranjang, bila tablet memiliki
salut gula yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air
pada suhu kamar selama 5 menit.
Tanpa memakai cakram jalankan alat, pakailah
cairan lambung buatan LP bersuhu 37º±2º sebagai
media. sesudah alat dijalankan selama satu jam, angkat
keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur,
retak, atau menjadi lunak. Jalankan alat, pakailah cairan
usus buatan LP bersuhu 37°±2o sebagai media, selama
jangka waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi. Angkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet
tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan procedure
seperti tertera pada Tablet tidak bersalut. sesudah 4 jam,
angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet
harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya:
tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan
procedure seperti tertera pada Tablet tidak bersalut. Amati
tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1
tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari
18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan
procedure seperti tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa
memakai cakram. Sebagai pengganti cakram
dipakai suatu kasa berukuran 10 mesh seperti yang
diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan
pada permukaan lempengan atas dari rangkaian
keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua
kapsul hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila
1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari
18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan
procedure seperti tertera pada Kapsul gelatin keras.
VOLUME TERPINDAHKAN <1261>
Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa cairan
oral yang dikemas dengan volume yang tertera pada
etiket tidak lebih dari 250 ml, yang tersedia dalam bentuk
sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari
bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa
tertentu dengan volume yang ditentukan, jika
dipindahkan dari wadah asli, akan memberi volume
terpindahkan sediaan seperti tertera pada etiket.Uji ini
tidak ditujukan untuk sediaan wadah dosis tunggal, jika
dalam monografi tertera Keseragaman sediaan <911>.
PERSIAPAN UJI
Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak
kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti procedure
berikut untuk bentuk sediaan ini .
Larutan oral, suspensi oral dan bentuk sediaan
cairan oral lain Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Serbuk dalam wadah dosis ganda yang
mencantumkan penandaan volume untuk cairan oral
yang dihasilkan bila serbuk dikonstitusi dengan
beberapa pembawa seperti tertera pada etiket
Konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa seperti
tertera pada etiket, ukur saksama, dan kocok satu per
satu.
procedure
Tuang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke dalam
gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang
diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk
menghindarkan pembentukan gelembung udara pada
waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari
30 menit untuk wadah dosis ganda dan 5 menit untuk
wadah dosis tunggal kecuali dinyatakan lain dalam
monografi.
- 1615 -
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume
dari tiap campuran. Untuk sediaan volume kecil yang
dikemas dalam wadah dosis tunggal, volume dapat
dihitung sebagai berikut: (1) keluarkan isi dari wadah ke
dalam wadah yang sesuai dan telah ditara (biarkan
mengalir sampai tidak lebih dari 5 detik); (2) tentukan
bobot isi dari wadah; dan (3) hitung volume sesudah
penetapan bobot jenis.
KRITERIA PENERIMAAN
pakailah kriteria berikut untuk menentukan pemenuhan
syarat uji.
Untuk sediaan wadah dosis ganda Memenuhi syarat
seperti tertera pada Gambar 1. Volume rata-rata cairan
yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%,
dan tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari
95% dari volume yang tertera pada etiket. Jika A yaitu
volume rata-rata kurang dari 100% dari volume yang
tertera pada etiket, namun tidak ada satu wadahpun
volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera
pada etiket, atau B yaitu volume rata-rata tidak kurang
dari 100% dan tidak lebih dari satu wadah yang
volumenya kurang dari 95%, namun tidak kurang dari 90%
dari volume yang tertera pada etiket, lakukan uji terhadap
20 wadah tambahan. Volume rata-rata cairan yang
diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari
volume yang tertera pada etiket, dan volume cairan yang
diperoleh tidak lebih dari satu dari 30 wadah yang
volumenya kurang dari 95%, namun tidak kurang dari 90%
dari volume yang tertera pada etiket.
Untuk sediaan wadah dosis tunggal Memenuhi
syarat seperti tertera pada Gambar 2. Volume rata-rata
cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari
100%, dan volume dari masing-masing wadah dari
10 wadah terletak dalam rentang 95% - 110% dari
volume yang tertera pada etiket. Jika A yaitu volume
rata-rata kurang dari 100% dari volume yang tertera pada
etiket, namun tidak ada satu wadah pun volumenya terletak
diluar rentang 95% - 110% dari volume yang tertera pada
etiket, atau B yaitu volume rata-rata tidak kurang dari
100% dan tidak lebih dari satu wadah yang volumenya
diluar rentang 95% - 110%, namun dalam rentang 90%
sampai 115%, lakukan uji terhadap 20 wadah tambahan.
Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada
etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volumenya
diluar rentang 95% sampai 110%, namun masih dalam
rentang 90% - 115% dari volume yang tertera pada etiket.
- 1616 -
Gambar 1. Alur skema untuk wadah dosis ganda ( VR = Volume rata-rata, VE = Volume yang tertera pada etiket).
Tidak ada wadah yang
volumenya kurang dari
95% VE
Lulus uji Uji memenuhi
syarat
Volume dari 1 wadah
atau lebih, kurang dari
95% VE
Uji gagal
A B
VR30
Tidak kurang dari 100% VE
ji tidak
memenuhi
syarat
Memenuhi
syarat
Tidak kurang dari 100% VE Kurang dari 100% VE
VR10
Uji terhadap 20 wadah tambahan
Kurang dari 100% VE
Lebih dari 1 wadah
yang volumenya
kurang dari 95% VE
Tidak lebih dari 1 wadah
yang volumenya, kurang
dari 95% VE namun tidak
kurang dari 90% VE
Volume dari 1
wadah kurang dari
95% VE
Tidak ada wadah yang
volumenya kurang dari
95% VE
Uji tidak
memenuhi
syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Tidak lebih dari 1 wadah
yang volumenya, kurang
dari 95% VE namun tidak
kurang dari 90% VE
Lebih dari 1 wadah
yang volumenya
kurang dari 95% VE
- 1617 -
Gambar 2 Alur skema untuk wadah dosis tunggal (VR = Volume rata- rata; VE = Volume yang tertera pada etiket).
Volume dari tiap wadah
terletak di dalam rentang
95% sampai 110% VE
Tidak kurang dari 100% VE Kurang dari 100% VE
VR10
Volume dari 1 wadah
atau lebih terletak diluar
rentang 95% sampai
110% VE
Tidak ada wadah yang
volumenya terletak diluar
rentang 95% sampai 110% VE
Volume dari 1 wadah atau
lebih terletak diluar rentang
95% sampai 110% VE
Tidak lebih dari 1 wadah
yang volumenya terletak
diluar rentang 95% -110%
namun masih dalam rentang
90% -115% VE
Lebih dari 1 wadah
yang volumenya
terletak diluar rentang
95% sampai 110% VE
Uji terhadap 20 wadah tambahan
VR30
Kurang dari 100% VE
Lebih dari 1 wadah
yang volumenya diluar
rentang 95% sampai
110% VE
Tidak lebih dari 1 wadah yang
volumenya terletak diluar
rentang 95% -110% namun
masih dalam rentang 90% -
115% VE
Tidak kurang dari 100% VE
Uji tidak
memenuhi
syarat
Uji tidak
memenuhi
syarat
Uji
memenuhi
syarat
Uji tidak
memenuhi
syarat
Uji tidak
memenuhi
syarat
Uji
memenuhi
syarat
A B
- 1618 -
WADAH <1271>
WADAH KACA
Wadah kaca untuk pemakaian farmasi yaitu wadah
yang kontak langsung dengan sediaan farmasi. Kaca
yang dipakai untuk wadah sediaan farmasi terbuat
dari kaca borosilikat (netral) atau kaca soda kapur. Kaca
borosilikat mengandung beberapa oksida borat,
alumunium oksida, alkali dan/atau oksida alkali dan
oksida alkali tanah. Kaca borosilikat memiliki
ketahanan hidrolitik tinggi, sebab sifat khas komposisi
kimia kaca ini ; kaca ini dikelompokkan sebagai
kaca Tipe I. Kaca soda kapur yaitu kaca silika yang
mengandung oksida logam alkali. Kaca soda kapur
mengandung ketahanan hidrolitik menengah sebab sifat
khas komposisi kimia kaca ini ; kaca ini
dikelompokkan sebagai kaca Tipe III. Permukaan bagian
dalam wadah kaca dapat dilapisi, misalnya untuk
meningkatkan ketahanan hidrolitik. Pelapisan wadah
kaca Tipe III dapat meningkatkan ketahanan hidrolitik
dari menengah ke tingkat lebih tinggi, sesampai terjadi
perubahan pengelompokkan menjadi kaca Tipe II.
Permukaan luar wadah kaca dapat dilapisi untuk
mengurangi gesekan atau untuk perlindungan terhadap
abrasi atau pecah. Pelapisan permukaan luar tidak
kontak dengan permukaan dalam wadah. Untuk
melindungi isi dari cahaya, kaca dapat diberi warna atau
diberi lapisan pada permukaan luar. Beberapa wadah
memenuhi persyaratan Transmisi cahaya pada Uji
Kinerja Wadah <1281>. Wadah jernih atau tidak
berwarna atau tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus
cahaya dengan memakai lapisan buram (seperti
tertera pada Wadah tahan cahaya dalam Pengawet,
Pengemas, Penyimpanan dan Penandaan pada
Ketentuan Umum) dikecualikan dari persyaratan
Transmisi Cahaya.
Mutu wadah kaca ditentukan dengan pengukuran
ketahanan terhadap bahan kimia. Sebagai tambahan,
wadah Tipe I untuk sediaan parenteral mengandung air,
dilakukan uji pelepasan arsen, dan terhadap wadah kaca
berwarna dilakukan uji terhadap Transmisi Cahaya.
Ketahanan Bahan Kimia
Uji berikut ini dirancang untuk menetapkan daya
tahan wadah kaca baru (yang belum pernah dipakai )
terhadap air. Tingkat ketahanan ditentukan oleh jumlah
alkali yang dilepaskan dari kaca sebab pengaruh media
pada kondisi yang telah ditentukan. Jumlah alkali yang
dilepaskan sangat kecil pada kaca dengan ketahanan
yang lebih tinggi, sesampai memerlukan perhatian
terhadap semua rincian uji dan perlu dipakai alat
dengan mutu dan ketelitian tinggi. Pengujian harus
dilakukan di ruangan yang relatif bebas dari asap dan
debu berlebih.
Tipe kaca Wadah kaca yang sesuai untuk kemasan
sediaan farmasi diklasifikasikan seperti tertera pada
Tabel 1 berdasarkan uji pada bab ini. Wadah Tipe I kaca
borosilikat biasanya dipakai untuk sediaan
parenteral. Wadah kaca Tipe I atau kaca Tipe II (seperti
kaca soda kapur yang didealkalisasi dengan cara yang
sesuai), biasanya dipakai untuk kemasan sediaan
parenteral bersifat asam dan netral. Wadah kaca Tipe I
atau wadah kaca Tipe II (kesesuaian ditunjukkan dengan
data stabilitas) dipakai untuk sediaan parenteral
bersifat alkali. Wadah Tipe III kaca soda kapur biasanya
tidak dipakai untuk sediaan parenteral, kecuali jika
data uji stabilitas yang sesuai menampilkan bahwa kaca
Tipe III ini memenuhi syarat untuk sediaan
parenteral.
Tabel 1 Tipe Kaca
Tipe Uraian umum Tipe Uji
I Kaca borosilikat,
ketahanan tinggi
Serbuk kaca
II Kaca soda kapur berlapis Ketahanan
terhadap air
III Kaca soda kapur Serbuk kaca
Alat
OTOKLAF pakailah otoklaf yang mampu
mempertahankan suhu 121±2,0°, dilengkapi dengan
termometer, pengukur tekanan, pengatur ventilasi, dan
rak yang cukup untuk menampung tidak kurang 12
wadah uji di atas permukaan air.
LUMPANG DAN ALU pakailah lumpang dan alu
terbuat dari baja diperkeras yang dibuat menurut
spesifikasi pada Gambar 1.
Gambar 1. Lumpang dan alu untuk
menyerbukkan kaca
- 1619 -
ALAT LAIN Pengayak terbuat dari baja tahan karat
ukuran 20,3 cm yaitu nomor 20, 40 dan 50, dilengkapi
dengan penampung dan tutup (seperti tertera pada
Pengayak dan derajat halus serbuk <1141>); labu
Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan lekang seperti
yang ditetapkan; palu 900 g; magnet permanen;
desikator dan peralatan volumetrik secukupnya.
Pereaksi
AIR KEMURNIAN TINGGI Air yang dipakai
pada uji ini memiliki konduktivitas tidak lebih dari
0,15 μS per cm, penetapan dilakukan dalam sel pada
suhu 25°, sesaat sebelum dipakai . Pastikan juga
bahwa air tidak dicemari oleh tembaga atau produk
terbuat dari tembaga (seperti pipa, cemaran atau wadah
penampung tembaga). Air ini dapat dibuat dengan
melewatkan air suling melalui tabung deionisasi berisi
campuran resin kualitas nuklir, lalu melalui
membran ester selulosa yang memiliki porositas tidak
lebih dari 0,45 μm. Tidak boleh memakai pipa
tembaga. Bilas saluran sebelum air dibagikan ke dalam
bejana. Jika persyaratan konduktivitas tidak dapat
dipenuhi, ganti tabung deionisasi.
AIR BEBAS KARBONDIOKSIDA pakailah Air
bebas karbon dioksida P. LARUTAN MERAH METIL
(Uji Serbuk Kaca dan Ketahanan air pada 121°)
Larutkan 24 mg natrium merah metil P dalam Air murni
sampai 100 ml. Jika perlu, netralkan larutan dengan
natrium hidroksida 0,02 N atau asamkan dengan asam
sulfat 0,02 N. Titrasi 100 ml Air kemurnian tinggi yang
mengandung 5 tetes indikator, diperlukan tidak lebih
dari 0,020 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk
mengubah warna indikator, dan ini terjadi pada pH 5,6.
LARUTAN MERAH METIL (Uji Permukaan Kaca)
Larutkan 50 mg merah metil P dalam 1,86 ml natrium
hidroksida 0,1 M dan 50 ml etanol 96% P dan encerkan
sampai 100 ml Air murni. Untuk uji sensitifitas,
tambahkan 100 ml Air bebas karbon dioksida P dan 0,05
ml asam klorida 0,02 M ke dalam 0,1 ml larutan merah
metil: diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml natrium
hidroksida 0,1 M untuk mengubah warna menjadi
kuning. Perubahan warna: pH 4,4 (merah) menjadi pH
6,0 (kuning).
Uji Serbuk Kaca
Pilih secara acak enam atau lebih wadah, bilas dengan
Air murni, keringkan dengan aliran udara kering dan
bersih. Gerus wadah menjadi pecahan berukuran lebih
kurang 25 mm, lalu bagi lebih kurang 100 g
pecahan kaca yang sudah digerus secara kasar menjadi 3
bagian yang lebih kurang sama, dan masukkan satu
bagian ke dalam lumpang khusus. Dengan alu pada
tempatnya, gerus kaca dengan cara menggosok 3 atau 4
kali dengan palu. Pasang pengayak, ayak serbuk kaca
melalui pengayak nomor 20. Ulangi hal yang sama
untuk setiap bagian dari dua bagian lain, kosongkan
lumpang setiap kali ke dalam pengayak nomor 20.
Goyang pengayak sebentar, lalu pindahkan kaca
dari pengayak nomor 20 dan pengayak nomor 40, gerus
kembali dan ayak lagi seperti sebelumnya. Ulangi
kembali penggerusan dan pengayakan. Kosongkan
wadah penampung, pasang susunan pengayak, dan
goyang secara mekanik selama 5 menit atau dengan
tangan untuk waktu yang setara. Pindahkan bagian yang
tersisa pada pengayak nomor 50, yang bobotnya harus
lebih dari 10 g, ke dalam wadah bertutup, dan simpan
dalam desikator sampai saat pengujian.
Sebarkan contoh pada selembar kertas kaca dan
lewatkan magnet melalui contoh ini untuk
menghilangkan partikel besi yang terikut selama
penggerusan. Masukkan contoh ke dalam labu
Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia,
dan cuci 6 kali, tiap kali dengan 30 ml bagian aseton P,
goyang setiap kali selama lebih kurang 30 detik dan
dengan hati-hati, enaptuangkan aseton. sesudah dicuci,
contoh harus bebas dari gumpalan serbuk kaca dan
permukaan butiran praktis harus bebas dari pengaruh
partikel halus yang melekat. Keringkan labu dan isi pada
suhu 140° selama 20 menit, masukkan butiran ke dalam
botol timbang dan dinginkan dalam desikator. pakailah
contoh uji dalam waktu 48 jam sesudah pengeringan.
procedure Timbang saksama 10,00 g contoh uji,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
sebelumnya telah didigesti dengan Air kemurnian tinggi
di dalam tangas air pada suhu 90° selama tidak kurang
dari 24 jam atau pada suhu 121° selama 1 jam.
Tambahkan 50,0 ml Air kemurnian tinggi ke dalam labu
dan ke dalam labu lain untuk blangko. Tutup semua labu
dengan gelas piala terbuat dari borosilikat yang
sebelumnya sudah diperlakukan seperti pada labu,
dengan ukuran sedemikian sampai dasar gelas piala
menyentuh bagian tepi labu. Letakkan wadah dalam
otoklaf, dan tutup hati-hati, biarkan lubang ventilasi
terbuka. Panaskan sampai uap keluar dan lanjutkan
pemanasan selama 10 menit. Tutup lubang ventilasi dan
atur suhu pada 121°, diperlukan 19 - 23 menit untuk
mencapai suhu yang diinginkan. Pertahankan suhu pada
121º±2,0° selama 30 menit. Kurangi panas sampai
otoklaf mendingin dan mencapai tekanan atmosfer
dalam 38 - 46 menit, jika perlu buka lubang ventilasi
untuk mencegah terjadinya hampa udara. Dinginkan
segera labu dalam air mengalir, enaptuangkan air dari
labu ke dalam labu bersih yang sesuai, dan cuci sisa
serbuk kaca empat kali, tiap kali dengan 15 ml Air
kemurnian tinggi, kumpulkan hasil cucian. Tambahkan
5 tetes Larutan merah metil, dan titrasi segera dengan
asam sulfat 0,020 N LV. Jika volume larutan titran
diperkirakan kurang dari 10 ml, pakailah buret mikro.
Catat volume asam sulfat 0,020 N LV yang dipakai
untuk menetralkan ekstrak dari 10 g contoh uji, lakukan
titrasi blangko. Volume tidak lebih dari yang tertera
pada Tabel 2 untuk tipe kaca yang diuji.
- 1620 -
Tabel 2 Batas uji untuk Uji serbuk kaca
Batas
Tipe Uraian
umuma)
Tipe uji Ukuran
b), ml
volume
asam
0,020 N
(ml)
I Kaca
borosilikat,
ketahanan
tinggi
Serbuk
kaca
semua 1,0
III Kaca soda-
kapur
Serbuk
kaca
semua 8,5
a)pemerian wadah untuk tipe kaca ini biasanya tersedia
b)ukuran menampilkan kapasitas berlebih dari wadah
Uji Permukaan Kaca
Penentuan volume pengisian Volume pengisian
yaitu volume Air murni yang diisi ke dalam wadah.
Untuk vial dan botol, volume pengisian yaitu 90% dari
kapasitas penuh. Untuk ampul volume ini sampai
setinggi bahu.
Vial dan botol Pilih secara acak 6 wadah dari lot
sampel, atau 3 jika kapasitas lebih dari 100 ml, dan
hilangkan kotoran atau cemaran. Timbang wadah
kosong dengan ketepatan 0,1 g. Letakkan wadah pada
permukaan horizontal, isi dengan Air murni pada lebih
kurang tepi lingkaran, hindari masuknya gelembung
udara. Atur garis permukaan cairan penuh. Timbang
wadah yang sudah diisi untuk memperoleh massa dari
air, nyatakan pada 2 desimal untuk wadah yang
memiliki volume kurang atau sama dengan 30 ml, dan
nyatakan dalam 1 desimal untuk wadah yang
memiliki volume lebih dari 30 ml. Hitung nilai rerata
kapasitas penuh dalam ml, dan kalikan dengan 0,9.
Volume ini, dinyatakan dalam satu desimal yaitu
volume pengisian untuk lot wadah.
Ampul Letakkan tidak kurang dari 6 ampul kering
pada bidang rata, permukaan horisontal dan isi dengan
Air murni melalui buret sampai air mencapai titik A,
yaitu posisi badan ampul menurun pada bahu ampul
(seperti tertera pada Gambar 2). Baca kapasitas,
nyatakan dalam 2 desimal dan hitung nilai reratanya.
Volume pengisian untuk lot ampul tertentu, dinyatakan
dalam 1 desimal. Volume pengisian dapat juga
ditetapkan dengan penimbangan.
Gambar 2. Volume pengisian ampul
(sampai titik A)
Uji Lakukan penetapan pada wadah yang tidak
dipakai . Volume cairan uji diperlukan untuk
penetapan akhir ditunjukkan seperti yang tertera pada
Tabel 3.
Tabel 3 Volume Cairan Uji dan Volume Titran
Volume
pengisian (ml)
Volume cairan
untuk satu titrasi
(ml)
Jumlah titrasi
sampai 3 25,0 1
Diatas 3 dan
sampai 30
50,0 2
Diatas 30 dan
sampai 100
100,0 2
Diatas 100 100,0 3
Pencucian Sebelum penetapan, bersihkan cemaran
atau debu. Sesaat sebelum pengujian, bilas masing-
masing wadah secara hati-hati sedikitnya dua kali
dengan Air murni, dan diamkan. Segera sebelum uji,
kosongkan wadah, bilas satu kali dengan Air murni,
lalu dengan Air bebas karbondioksida dan biarkan
mengering. Lakukan procedure pengeringan dari
pembilasan pertama dalam waktu tidak kurang dari
20 menit dan tidak lebih dari 25 menit. Panaskan ampul
tertutup dalam tangas air atau dalam oven udara panas
pada suhu lebih kurang 50° selama lebih kurang 2 menit
sebelum dibuka. Jangan dibilas sebelum uji.
Pengisian dan Pemanasan Wadah diisi dengan Air
bebas karbon dioksida sampai volume pengisian. Wadah
dalam bentuk tabung atau siring pra pengisian ditutup
dengan cara yang sesuai dengan bahan yang tidak
mengganggu pengujian. Masing-masing wadah,
termasuk ampul ditutup dengan bahan inert seperti kaca
netral atau alumunium foil yang sebelumnya dibilas
dengan Air murni. Letakkan wadah ke dalam otoklaf.
Letakkan keranjang dalam otoklaf, tidak menyentuh
air. Tutup otoklaf dan lakukan procedure sebagai berikut:
1. panaskan sampai suhu 100° dan biarkan uap keluar
dari lubang ventilasi selama 10 menit;
2. tutup lubang ventilasi dan tingkatkan suhu dari
100° - 121° dengan kecepatan 1° per menit;
3. pertahankan suhu pada 121°±1° selama 60±1 menit;
4. turunkan suhu dari 121° - 100° dengan kecepatan
0,5° per menit, buka lubang ventilasi untuk
mencegah hampa udara;
5. jangan membuka otoklaf sebelum didinginkan
sampai 95°;
6. keluarkan wadah dari otoklaf, tempatkan dalam
tangas air pada 80° dan alirkan air kran dingin, jaga
sesampai air tidak kontak dengan tutup alumunium
foil yang longgar untuk menghindari kontaminasi
larutan ektraksi;
7. waktu pendinginan tidak lebih dari 30 menit.
Larutan ektraksi dianalisa dengan titrasi menurut cara
berikut ini.
- 1621 -
Metode Lakukan titrasi dalam waktu 1 jam sesudah
wadah dikeluarkan dari otoklaf.
Gabungkan cairan yang diperoleh dari wadah dan
campur. Masukkan volume seperti tertera pada Tabel 3
ke dalam labu tentukur. Masukkan volume sama Air
bebas karbondioksida ke dalam labu ke dua sebagai
blangko. Tambahkan 0,05 ml Larutan merah metil ke
dalam masing-masing labu untuk tiap 25 ml cairan.
Titrasi blangko dengan asam klorida 0,01 M. Titrasi
cairan uji dengan asam yang sama sampai warna larutan
sama dengan warna blangko. Kurangi nilai yang
diperoleh dari titrasi blangko dari nilai yang diperoleh
untuk cairan uji, dan nyatakan dalam ml asam klorida
0,01 M per 100 ml. Nyatakan nilai titrasi kurang dari
1,0 ml dalam 2 desimal dan nilai titrasi lebih atau sama
dengan 1,0 ml dalam 1 desimal.
Batas Hasil atau rerata hasil jika lebih dari satu titrasi
dilakukan yaitu tidak lebih besar dari nilai yang
dinyatakan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Batas uji untuk uji permukaan kaca
Volume pengisian
(ml)
Volume maksimum HCl
0,01 M per 100 ml cairan uji
(ml)
Tipe I dan II Tipe III
Sampai 1 2,0 20,0
Diatas 1 - 2 1,8 17,6
Di atas 2 - 5 1,3 13,2
Di atas 5 - 10 1,0 10,2
Di atas 10 - 20 0,80 8,1
Di atas 20 - 50 0,60 6,1
Di atas 50 - 100 0,50 4,8
Di atas 100 - 200 0,40 3,8
Di atas 200 - 500 0,30 2,9
Di atas 500 0,20 2,2
Ketahanan Terhadap Air pada suhu 121°
Pilihan Uji Ketahanan Air pada suhu 121° dapat
diterapkan pada mutu kaca Tipe II.
Pilih secara acak 3 atau lebih wadah, bilas dua kali
dengan Air kemurnian tinggi.
procedure Isi masing-masing wadah dengan Air
kemurnian tinggi sampai 90% dari kapasitas penuh, dan
lakukan penetapan seperti tertera pada procedure dalam
Uji serbuk kaca, mulai dari “Tutup semua labu”, kecuali
waktu pemanasan otoklaf menjadi 60 menit bukan
30 menit, dan akhiri dengan “untuk mencegah terjadinya
hampa udara”. Kosongkan isi dari 1 atau lebih wadah ke
dalam gelas ukur 100 ml, dalam hal wadah yang lebih
kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk
memperoleh volume 100 ml. Masukkan gabungan
contoh ke dalam labu tentukur 250-ml terbuat dari kaca
tahan bahan kimia, tambah 5 tetes Larutan merah metil,
dan titrasi selagi hangat, dengan asam sulfat 0,020 N LV.
Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit sesudah otoklaf
dibuka. Catat volume asam sulfat 0,020 N LV yang
dipakai , lakukan titrasi blangko memakai 100 ml
Air kemurnian tinggi pada suhu sama dan dengan jumlah
indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang
tertera pada Tabel 5.
Tabel 5 Batas uji ketahanan terhadap air
pada suhu 121°
Batas
Tipe Uraian
umuma)
Tipe uji Ukuranb)
ml
Volume
asam
0,020 N
(ml)
II Kaca
soda-
kapur
yang
dilapisi
Ketahanan
terhadap
air
100 atau
kurang
0,7
Lebih
dari 100
0,2
a)pemerian wadah untuk tipe kaca ini biasanya tersedia
b)ukuran menampilkan kapasitas penuh dari wadah
Arsen
Arsen <321> Tidak lebih dari 0,1 bpj; sebagai larutan uji
pakailah 35 ml air dari satu wadah kaca Tipe I atau untuk
wadah lebih kecil 35 ml isi gabungan beberapa wadah kaca
Tipe I, lakukan penetapan seperti tertera pada procedure
dalam Ketahanan terhadap air pada suhu 121°.
WADAH PLASTIK
Bagian ini menetapkan standar untuk bahan dan
komponen plastik yang dipakai dalam kemasan medis
(farmasi, biologi, suplemen makanan, dan alat
kesehatan). Definisi yang diterapkan pada bagian ini
tertera pada Pengawet, Pengemas, Penyimpanan, dan
Penandaan dalam Ketentuan Umum. Standar dan uji
sifat fungsional dari wadah dan komponennya seperti
tertera pada Uji Kinerja Wadah <1281>.
Artikel plastik diidentifikasi dan dikarakterisasi
memakai spektroskopi inframerah dan “differential
scanning calorimetry”. Derajat uji berdasarkan pada
apakah wadah kontak langsung dengan sediaan obat atau
tidak, dan risiko berdasarkan pada rute pemberian obat.
Plastik yang dibuat dari campuran polimer homolog,
memiliki rentang bobot molekul tertentu. Plastik
dapat mengandung bahan lain seperti sisa proses
polimerisasi, plastisizer, penstabil, antioksidan, pewarna
dan pelincir. Semua bahan ini harus memenuhi
persyaratan untuk kontak dengan makanan. Faktor
seperti komposisi plastik, proses dan procedure
pencucian, penanganan permukaan, media kontak, tinta,
perekat, penyerapan dan permeabilitas pengawet, dan
kondisi penyimpanan dapat juga mempengaruhi
kesesuaian plastik untuk pemakaian khusus. Uji
ekstraksi dirancang untuk mengkarakterisasi komponen
yang terekstraksi dan identifikasi kemungkinan migrasi.
Derajat atau tingkat pengujian untuk komponen yang
terekstraksi tergantung pada maksud pemakaian dan
derajat risiko dampak merugikan pada efikasi sediaan
(farmasi, biologi, suplemen makanan, atau alat
- 1622 -
kesehatan). Uji ekstraksi untuk resin spesifik ada
dalam bagian polietilen, polipropilen, polipropilen
tereftalat, dan polipropilen tereftalat G. Seluruh uji
plastik lain tertera pada Uji Fisikokimia dalam Metode
Uji. Lakukan uji Kapasitas Dapar hanya jika wadah
dimaksudkan untuk sediaan cair.
Komponen plastik yang dipakai untuk sediaan
risiko tinggi, seperti untuk inhalasi, sediaan parenteral
dan sediaan mata diuji memakai Uji Biologi dalam
bagian Metode Uji.
Wadah plastik yang dimaksudkan untuk pengemasan
produk sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan
seperti tertera pada Uji Biologi dan Uji Fisikokimia
dalam Metode Uji. Standar juga berlaku untuk wadah
polietilen yang dipakai untuk mengemas bentuk
sediaan oral kering yang tidak ditujukan untuk
dikonstitusi menjadi larutan.
WADAH POLIETILEN
Cakupan
Standar dan uji dalam bagian ini untuk
mengkarakterisasi wadah dan komponennya dari wadah
polietilen kerapatan rendah atau polietilen kerapatan
tinggi dan wadah homopolimer atau resin kopolimer.
Semua komponen polietilen diuji secara spektroskopi
inframerah dan “differential scanning calorimetry”. Jika
uji stabilitas telah dibuat untuk menetapkan tanggal
kedaluwarsa dari suatu bentuk sediaan dalam wadah
polietilen yang sesuai, maka wadah polietilen lain yang
memenuhi persyaratan dapat dipakai untuk
mengemas sediaan ini , jika dilakukan uji stabilitas
yang sesuai untuk wadah alternatif, yang bertujuan untuk
menjamin bahwa identitas, kekuatan, kualitas dan
kemurnian bentuk sediaan dipertahankan selama periode
pemakaian .
Latar belakang
Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah
yaitu polimer rantai panjang yang disintesa dibawah
kondisi panas dan tekanan terkendali, dengan bantuan
katalis dengan tidak kurang dari 85,0% etilen dan tidak
kurang dari 95,0% total olefin. Bahan olefin lain yang
sering dipakai yaitu butana, heksana, dan propilen.
Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah
keduanya memiliki spektrum serapan inframerah
yang khusus untuk polietilen dan masing-masing
memiliki karakteristik sifat panas tertentu. Polietilen
kerapatan tinggi memiliki bobot jenis antara 0,941
dan 0,965 g per cm3. Polietilen kerapatan rendah
memiliki bobot jenis antara 0,850 dan 0,940 g per
cm3. Sifat lain yang mempengaruhi mutu polietilen
termasuk elastisitas, indeks leleh, ketahanan retak
terhadap tekanan lingkungan dan derajat hablur sesudah
pencetakan.
Polietilen Kerapatan Tinggi
Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
tertera pada Metode Uji dalam Pantulan ganda internal.
Spektrum serapan contoh menampilkan pita serapan
utama hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Polietilen Kerapatan Tinggi BPFI.
“Differential Scanning Calorimetry” Lakukan
penetapan seperti tertera pada analisa Termal dalam
Metode Uji. Termogram contoh sesuai dengan
termogram Polietilen Kerapatan Tinggi BPFI, yang
ditetapkan dengan cara yang sama dan suhu endoterm
(pelelehan) dalam termogram contoh berbeda tidak lebih
dari 6,0° dari pembanding BPFI.
Logam berat dan residu tidak menguap Siapkan
ekstrak contoh uji seperti tertera pada Uji Fisikokimia
dalam Metode Uji, kecuali Larutan uji untuk masing-
masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa
memperhatikan ketebalan.
LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan
seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia
pada Metode Uji.
RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan
seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji
Fisikokimia, kecuali bahwa Blangko memakai
pelarut yang sama pada kondisi uji berikut: perbedaan
antara hasil yang diperoleh dari Larutan uji dan Blangko
tidak lebih dari 12,0 mg jika dipakai air pada suhu
70° sebagai Media ekstraksi; tidak lebih dari 75,0 mg
jika dipakai etanol pada suhu 70° sebagai Media
ekstraksi; dan tidak lebih dari 100,0 mg jika dipakai
heksan pada suhu 50° sebagai Media ekstraksi.
Polietilen yang dipakai sebagai wadah cairan
oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas
Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji.
Polietilen Kerapatan Rendah
Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji.
Spektrum serapan contoh menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Polietilen Kerapatan Rendah BPFI.
“Differential Scanning Calorimetry” Lakukan
penetapan seperti tertera pada analisa Termal dalam
Metode Uji. Termogram contoh sesuai dengan
termogram Polietilen Kerapatan Rendah BPFI, yang
ditetapkan dengan cara yang sama dan suhu endoterm
(pelelehan) dalam termogram contoh berbeda tidak lebih
dari 8,0° dari pembanding BPFI.
Logam berat dan residu tidak menguap Buat
ekstrak contoh uji seperti tertera pada Uji Fisikokimia
dalam Metode Uji, kecuali Larutan uji untuk masing-
masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa
memperhatikan ketebalan.
- 1623 -
LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan
seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia
pada Metode Uji.
RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan
seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji
Fisikokimia, kecuali bahwa Blangko memakai
pelarut yang sama pada kondisi uji berikut: perbedaan
antara hasil yang diperoleh dari Larutan uji dan Blangko
tidak lebih dari 12,0 mg jika dipakai air pada suhu
70° sebagai Media ekstraksi; tidak lebih dari 75,0 mg
jika dipakai etanol pada suhu 70° sebagai Media
ekstraksi; dan tidak lebih dari 350,0 mg jika dipakai
heksan pada suhu 50° sebagai Media ekstraksi.
Polietilen yang dipakai sebagai wadah cairan
oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas
Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji.
WADAH POLIPROPILEN
Cakupan
Standar dan uji dalam bagian ini untuk karakterisasi
wadah polipropilen yang dibuat dari homopolimer atau
kopolimer yang dapat dipertukarkan untuk kemasan
bentuk sediaan padat kering dan sediaan cair oral yang
sesuai. Jika uji stabilitas telah dilakukan untuk
menetapkan tanggal kedaluwarsa dari suatu bentuk
sediaan dalam wadah polipropilen yang sesuai, maka
wadah polipropilen lain yang memenuhi persyaratan
dapat dipakai untuk mengemas sediaan ini , jika
dilakukan uji stabilitas yang sesuai untuk wadah
alternatif, yang bertujuan untuk menjamin bahwa
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian bentuk
sediaan dipertahankan selama periode pemakaian .
Latar belakang
Polimer propilen yaitu polimer rantai panjang yang
disintesa dari propilen atau propilen dan olefin lain pada
kondisi pemanasan dan tekanan rendah terkendali,
dengan bantuan katalisator. Contoh olefin lain yang
umum dipakai yaitu etilen dan butena. Polimer
propilen, komponen yang dipakai untuk membuat
polimer propilen dan komponen yang dipakai untuk
membuat wadah harus memenuhi syarat yang berlaku.
Faktor seperti komposisi plastik, procedure proses dan
pencucian, media kontak, tinta, perekat, penyerapan dan
permeabilitas pengawet, dan kondisi penyimpanan dapat
juga mempengaruhi kesesuaian plastik untuk
pemakaian khusus. Kesesuaian polipropilen tertentu
harus ditetapkan dengan pengujian yang sesuai.
Polipropilen memiliki spektrum serapan IR yang
berbeda dan karakteristik sifat termal. Polipropilen
memiliki bobot jenis antara 0,880 dan 0,913 g per
cm3. Sifat permeasi dari wadah polipropilen yang
terbentuk dapat terpengaruh jika ada sisa polimer dasar
yang tidak terikat, tergantung dari jumlah bahan dasar
dalam produk akhir. Sifat lain yang dapat mempengaruhi
kesesuaian polipropilen yang dipakai sebagai
kemasan sediaan obat yaitu permeabilitas terhadap
oksigen dan kelembapan, elastisitas, indeks leleh,
ketahanan retak terhadap tekanan lingkungan dan derajat
hablur sesudah pencetakan. Persyaratan dalam bab ini
harus dipenuhi untuk jenis wadah yang telah dijelaskan
ini jika dipakai untuk mengemas sediaan padat
kering dan sediaan cair oral.
Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji.
Spektrum serapan contoh menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Polipropilen Homopolimer BPFI atau kopolimer
polipropilen baku.
“Differential Scanning Calorimetry” Lakukan
penetapan seperti tertera pada analisa Termal dalam
Metode Uji. Suhu endoterm (pelelehan) dalam
termogram contoh berbeda tidak lebih dari 6,0° dari
Polipropilen Homopolimer BPFI. Suhu endoterm
(pelelehan) dalam termogram contoh kopolimer
polipropilen berbeda tidak lebih dari 12,0° dari
kopolimer polipropilen baku.
Logam berat dan residu tidak menguap Buat
ekstrak contoh seperti tertera pada Larutan uji dalam Uji
Fisikokimia pada Metode Uji, kecuali untuk masing-
masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa
memperhatikan ketebalan.
LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan
seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia
pada Metode Uji.
RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan
seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji
Fisikokimia pada Metode Uji, kecuali bahwa Blangko
memakai pelarut yang sama pada kondisi uji
berikut: perbedaan antara hasil yang diperoleh dari
Larutan uji dan Blangko tidak lebih dari 10,0 mg jika
dipakai air pada suhu 70° sebagai Media ekstraksi;
tidak lebih dari 60,0 mg jika dipakai etanol pada suhu
70° sebagai Media ekstraksi; dan tidak lebih dari
225,0 mg jika dipakai heksan pada suhu 50° sebagai
Media ekstraksi. Wadah memenuhi persyaratan Residu
tidak menguap untuk semua media ekstraksi ini .
[Catatan Heksan dan etanol mudah terbakar. Ketika
menguapkan pelarut ini, pakailah aliran udara dari
penangas air; ketika mengeringkan residu, pakailah
oven tahan ledak.]
Polipropilen yang dipakai sebagai wadah cairan
oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas
Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji.
- 1624 -
WADAH BOTOL POLIETILEN TEREFTALAT
DAN POLIETILEN TEREFTALAT G
Cakupan
Standar dan pengujian dalam bab ini untuk
karakterisasi botol-botol polietilen tereftalat (PET) dan
polietilen tereftalat G (PETG) yang dapat dipertukarkan
untuk kemasan bentuk sediaan oral cair yang sesuai. Uji
stabilitas sudah dilakukan dalam menetapkan waktu
kedaluwarsa dari bentuk sediaan oral cair tertentu dalam
botol yang memenuhi syarat baik untuk botol PET
maupun PETG, maka botol PET atau PETG lain yang
memenuhi persyaratan dapat dipakai untuk
mengemas sediaan ini , jika dilakukan uji stabilitas
yang sesuai untuk botol alternatif, yang bertujuan untuk
menjamin bahwa identitas, kekuatan, kualitas dan
kemurnian bentuk sediaan dipertahankan selama periode
pemakaian . Kesesuaian dari botol PET dan PETG
tertentu untuk pemakaian dalam peracikan sediaan
farmasi cair oral tertentu harus ditetapkan dengan uji
yang sesuai.
Latar Belakang
Resin PET yaitu polimer hablur rantai panjang yang
dibuat dengan kondensasi etilena glikol dengan dimetil
tereftalat atau asam tereftalik. Resin kopolimer PET
dibuat dengan cara yang sama, kecuali memiliki
beberapa kecil dari asam isoftalat (tidak lebih dari 3
persen mol) atau 1,4-sikloheksanadimetanol (tidak lebih
dari 5 persen mol). Polimerisasi dilakukan pada kondisi
pemanasan dan tekanan rendah yang terkendali dengan
bantuan katalisator dan penstabil.
Resin kopolimer PET memiliki sifat fisika dan
spektra mirip PET dan untuk tujuan praktis diperlakukan
sebagai PET. Uji dan spesifikasi dalam bab ini untuk
karakterisasi resin PET dan botol juga berlaku untuk
resin kopolimer PET dan botol yang terbuat dari
kopolimer ini .
Resin PET dan kopolimer PET biasanya
menampilkan molekul yang besar. Sebagai hasilnya,
menampilkan karakteristik sifat komposisi yang
tergantung pada suhu, termasuk suhu transisi kaca lebih
kurang 76° dan suhu leleh lebih kurang 250°. Resin ini
memiliki spektrum serapan IR yang berbeda dari
bahan plastik lain (seperti resin polikarbonat, polistiren,
polietilen, dan PETG). Resin kopolimer PET dan PETG
memiliki bobot jenis antara 1,3 dan 1,4 g per cm3 dan
kekentalan intrinsik minimum 70 ml per g, yang sesuai
dengan rerata bobot molekul lebih kurang 23.000 Da.
Resin PETG yaitu polimer dengan bobot molekul
tinggi yang dibuat dengan kondensasi etilena glikol
dengan dimetil tereftalat atau asam tereftalat dan 1,4-
sikloheksanadimetanol 15 sampai 34 persen mol. Resin
PETG bening, polimer amorf, memiliki suhu transisi
kaca lebih kurang 81° dan tidak ada titik leleh hablur,
jika ditetapkan dengan “differential scanning
calorimetry”. Resin PETG memiliki spektrum serapan
inframerah yang berbeda dari bahan plastik lain,
termasuk PET. Resin PETG memiliki bobot jenis
lebih kurang 1,27 g per cm3 dan kekentalan intriksik
minimum 65 ml per g, yang sesuai dengan rerata bobot
molekul lebih kurang 16.000 Da.
Resin PET dan PETG, dan bahan lain yang dipakai
dalam pembuatan botol sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, terkait dengan pemakaian botol yang kontak
dengan bahan makanan dan minuman beralkohol. Resin
PET dan PETG tidak boleh mengandung plastisizer,
bahan pembantu proses atau antioksidan. Pewarna, jika
dipakai dalam pembuatan botol PET dan PETG, tidak
boleh bermigrasi pada cairan didalamnya.
Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji.
Spektrum serapan contoh menampilkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
spektrum Polietilen Tereftalat BPFI atau Polietilen
Tereftalat G BPFI.
“Differential Scanning Calorimetry” Lakukan
penetapan seperti tertera pada analisa Termal dalam
Metode Uji. Untuk Polietilen tereftalat, termogram
contoh sesuai dengan termogram Polietilen Tereftalat
BPFI, dengan penetapan yang sama titik lebur (Tm) dari
contoh, tidak berbeda lebih dari 9,0°, dan suhu transisi
kaca (Tg) contoh tidak berbeda lebih dari 4,0°. Untuk
Polietilen tereftalat G, termogram contoh sesuai dengan
termogram Polietilen tereftalat G BPFI, dengan
penetapan yang sama suhu transisi kaca (Tg) contoh
tidak berbeda lebih dari 6,0°.
Ekstraksi Pewarna Pilih tiga botol uji. Potong secara
relatif rata bagian dari sisi dinding dari satu botol, dan
bentuk jika perlu agar sesuai dengan pemegang sampel
dari spektrofotometer. Lakukan serapan spektrum sinar
tampak sisi dinding dari 350 sampai 700 nm. Tetapkan,
sampai mendekati 2 nm, panjang gelombang serapan
maksimum. Isi dua botol yang lain, dengan etanol 50%
untuk botol PET dan etanol 25% untuk botol PETG.
Tutup botol dengan segel, seperti alumunium foil, dan
pakailah penutup. Isi botol kaca yang memiliki
kapasitas yang sama seperti botol uji dengan pelarut
yang sama, tutup botol dengan segel seperti alumunium
foil, dan pakailah penutup. Inkubasi botol uji dan botol
kaca pada suhu 49° selama 10 hari. Keluarkan botol dan
biarkan dingin sampai suhu ruang. Tetapkan serapan
larutan uji dalam sel 5-cm pada panjang gelombang
serapan maksimum seperti tertera pada Spektrofotometri
dan Hamburan Cahaya <1191>, pakailah pelarut yang
sesuai dari botol kaca sebagai blangko. Nilai serapan
yang diperoleh kurang dari 0,01 untuk kedua larutan.
Logam berat, jumlah Tereftaloil, dan Etilen glikol
MEDIA EKSTRAKSI
Air murni Seperti tertera pada monografi.
Etanol 50 % Encerkan 125 ml etanol P dengan air
sampai 238 ml dan campur.
- 1625 -
Etanol 25% Encerkan 125 ml Etanol 50 % dengan air
sampai 250 ml, dan campur n-Heptan.
procedure [Catatan pakailah Media ekstraksi
etanol 50 % untuk botol PET dan etanol 25 % untuk
botol PETG]. Isi beberapa botol uji sampai 90%
kapasitas penuh untuk memperoleh tidak kurang dari
30 ml untuk setiap Media ekstraksi. Isi beberapa yang
sama botol kaca dengan Air murni, Etanol 50 % atau
Etanol 25%, atau n-heptan untuk dipakai sebagai
Media ekstraksi blangko. Tutup botol dengan segel,
seperti alumunium foil, pakailah penutup. Inkubasi botol
yang diuji dan botol kaca pada suhu 49º selama 10 hari.
Keluarkan botol uji dengan Media ekstraksi dan botol
kaca dengan Media ekstraksi blangko dan simpan pada
suhu ruang. Jangan pindahkan Media ekstraksi contoh ke
dalam labu lain.
LOGAM BERAT Pipet 20 ml ekstrak Air murni botol
uji, saring jika perlu, ke dalam satu dari dua tabung
pembanding warna 50-ml yang sesuai, dan sisa ekstrak
Air murni botol uji untuk dipakai dalam uji Etilen
glikol. Atur pH ekstrak sampai antara 3,0 dan 4,0 dengan
penambahan asam asetat 1 N atau amonium hidroksida
6 N, memakai kertas pH. Encerkan dengan air
sampai 35 ml dan campur.
Ke dalam tabung pembanding warna kedua, pipet
2 ml Larutan timbal baku yang dibuat segar (pada
pemakaian sehari) seperti tertera pada Logam berat
<371> dan tambahkan 20 ml Air murni. Atur pH sampai
antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N
atau amonium hidroksida 6 N, memakai kertas pH.
Encerkan dengan air sampai 35 ml dan campur.
Pada masing-masing tabung tambahkan 1,2 ml
tioasetamida LP dan 2 ml Dapar asetat pH 3,5 seperti