Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 125


  

SEDIAAN LEPAS LAMBAT 

 

Lakukan seperti tertera pada Sediaaan lepas segera pada 

Alat 3. 

 

    Media disolusi  

    Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas lambat 

pada Alat 1 dan Alat 2. 

 

    Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas 

lambat  pada Alat 1 dan Alat 2. 

 

Alat 4 

SEDIAAN LEPAS SEGERA 

 

    Masukkan butiran kaca ke dalam sel seperti yang 

dinyatakan dalam masing-masing monografi. Masukkan 1 

unit sediaan di atas butiran atau pada sebuah kawat 

pembawa jika dinyatakan dalam monografi. Pasang 

bagian atas penyaring, dan kencangkan bagian-bagiannya 

dengan penjepit yang sesuai. Masukkan Media disolusi 

yang sebelumnya sudah dipanaskan sampai  suhu 37º±0,5º 

dengan pompa melalui bagian dasar sel dengan laju alir 

seperti tertera pada masing-masing monografi dan ukur 

dengan ketelitian 5%. Kumpulkan larutan tiap fraksi pada 

tiap waktu yang ditentukan. Lakukan penetapan kadar 

- 1611 -

 

 

 

 

 

 

 

 

seperti tertera pada masing-masing monografi. Jika perlu 

ulangi pengujian dengan sediaan lain. 

 

    Media disolusi Lakukan seperti tertera pada Sediaan 

lepas segera pada Alat 1 dan Alat 2. 

 

    Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas 

segera pada Alat 1 dan Alat 2. 

 

SEDIAAN LEPAS LAMBAT 

Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas segera pada 

Alat 4. 

 

    Media disolusi Lakukan seperti tertera pada Sediaan 

lepas segera pada Alat 4. 

 

    Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas 

segera pada Alat 4. 

 

SEDIAAN LEPAS TUNDA 

Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas tunda, 

pada Alat 1 dan Alat 2 memakai  media yang telah 

ditentukan. 

 

Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas 

tunda pada Alat 1 dan Alat 2. 

 

INTERPRETASI 

Sediaan Lepas Segera 

 

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing 

monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif 

terlarut dari  unit sediaan yang diuji   sesuai dengan Tabel 

Penerimaan 1. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap 

kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. 

Harga Q yaitu  jumlah zat aktif yang terlarut seperti 

tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam 

persentase kadar pada etiket, angka 5%, 15%, dan 25%  

dalam tabel yaitu  persentase terhadap kadar yang tertera 

pada etiket, dengan demikian memiliki  arti yang sama 

dengan Q.  

  

Tabel Penerimaan 1 

Tahap Jumlah yang 

diuji 

Kriteria Penerimaan 

S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang 

dari Q + 5% 

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) 

yaitu  sama dengan atau lebih 

besar dari Q, dan tidak satu 

unitpun yang  lebih kecil dari 

Q – 15%     

S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 

+S2+S3) yaitu  sama atau 

lebih besar dari Q, tidak lebih 

dari 2 unit sediaan yang lebih 

kecil dari Q – 15% dan tidak 

satu unitpun yang lebih kecil 

dari Q – 25%. 

 

Sediaan lepas segera gabungan sampel Kecuali 

dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, 

persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif terlarut dari  

Gabungan sampel  sesuai dengan Tabel Penerimaan 2. 

Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil 

pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q yaitu  

jumlah zat aktif yang terlarut seperti tertera pada masing-

masing monografi, dinyatakan dalam persentase terhadap 

kadar yang tertera pada etiket.  

 

Tabel Penerimaan 2 Gabungan sampel 

Tahap Jumlah 

yang diuji 

Kriteria Penerimaan 

S1 6 Rata-rata jumlah zat terlarut 

tidak kurang dari Q + 10% 

S2 6 Rata-rata jumlah zat terlarut (S1  

+ S2) yaitu  sama dengan atau 

lebih besar dari Q + 5%   

S3 12 Rata-rata jumlah zat terlarut (S1  

+ S2 + S3) yaitu  sama atau 

lebih besar dari Q 

 

Sediaan Lepas Lambat 

 

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing 

monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif 

terlarut dari  unit sediaan yang diuji  sesuai dengan Tabel 

Penerimaan 3. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap 

kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap L1 atau L2. 

Harga Q yaitu  jumlah zat aktif yang terlarut seperti 

tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam 

persentase terhadap kadar yang tertera pada etiket. Q 

yaitu  nilai rata-rata dari Qi, jumlah zat aktif yang 

terlarut pada tiap-tiap dosis per interval waktu. Jika dalam 

monografi menyatakan lebih dari satu rentang waktu, 

kriteria penerimaan pada Tabel Penerimaan 3 berlaku 

pada masing-masing rentang waktu. 

 

Tabel Penerimaan 3 

Tahap Jumlah 

yang diuji 

Kriteria Penerimaan 

 

 

L1 6 Tidak satu nilaipun  diluar rentang 

penerimaan yang dinyatakan dan 

tidak satupun nilai yang kurang 

dari jumlah yang dinyatakan pada 

waktu penetapan akhir. 

 

L2 6 Nilai rata-rata dari 12 unit sediaan 

(L1 +L2) terletak dalam tiap 

rentang penerimaan yang 

dinyatakan dan tidak kurang dari 

jumlah yang dinyatakan pada 

waktu pengujian akhir; tidak 

satupun yang lebih 10% dari 

jumlah yang tertera pada etiket 

diluar tiap rentang penerimaan 

yang dinyatakan; dan tidak ada 

satupun yang lebih dari 10% dari 

jumlah yang tertera pada etiket di 

bawah jumlah yang dinyatakan 

pada waktu pengujian akhir. 

 

- 1612 -

 

L3 12 Nilai rata-rata dari 24 unit sediaan  

(L1 +L2+L3) terletak dalam tiap 

rentang penerimaan yang 

dinyatakan dan tidak kurang dari 

jumlah yang dinyatakan pada 

waktu pengujian akhir; tidak lebih 

dari 2 dari 24 unit sediaan yang 

diuji lebih dari 10% dari jumlah 

yang tertera pada etiket di luar 

rentang yang dinyatakan; tidak 

lebih dari 2 dari 24 unit sediaan 

yang diuji lebih dari 10% dari 

jumlah yang tertera pada etiket di 

bawah jumlah yang dinyatakan 

pada waktu pengujian akhir; dan 

tidak satupun dari keseluruh unit 

yang diuji lebih dari 20% dari 

jumlah yang tertera pada etiket 

diluar tiap rentang yang 

dinyatakan, atau lebih dari 20% 

dari jumlah yang tertera pada 

etiket di bawah jumlah yang 

dinyatakan pada waktu  pengujian 

akhir.  

 

Sediaan Lepas Tunda 

 

    Tahap asam 

    Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing 

monografi, persyaratan tahap ini  dipenuhi  jika 

jumlah zat aktif terlarut berdasarkan persentase 

kandungan yang tertera pada etiket sesuai dengan Tabel 

Penerimaan 4. Lakukan penetapan sampai tahap 3 

kecuali jika kedua tahap asam dan dapar memenuhi 

persyaratan pada tahap sebelumnya. 

 

Tabel Penerimaan 4 

Tahap Jumlah 

yang 

diuji 

Kriteria Penerimaan 

A1 6 Tidak satupun jumlah zat 

aktif yang terlarut melebihi 

10%. 

A2 6 Rata-rata jumlah zat aktif 

yang terlarut dari 12 unit 

sediaan (A1+A2) tidak lebih 

dari 10% dan tidak satu 

unitpun  dari jumlah zat aktif 

yang terlarut lebih dari 25%. 

A3 12 Rata-rata jumlah zat aktif 

yang terlarut dari 24 unit 

sediaan (A1+A2+ A3) tidak 

lebih dari 10%, dan tidak 

satupun dari jumlah zat aktif 

terlarut lebih dari 25%. 

 

Tahap dapar 

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing 

monografi, persyaratan dipenuhi  jika jumlah zat aktif 

terlarut dari unit sediaan uji memenuhi Tabel Penerimaan 

5. Lakukan penetapan sampai  tahap 3 kecuali hasil pada 

tahap sebelumnya telah memenuhi. Nilai Q pada Tabel 

Penerimaan 5 yaitu  75% terlarut, kecuali dinyatakan 

lain pada masing-masing monografi. Nilai Q yang 

dinyatakan pada masing-masing monografi yaitu  jumlah 

total zat aktif terlarut pada kedua tahap asam dan tahap 

dapar, dinyatakan dalam persen terhadap kadar yang 

tertera   pada etiket. Nilai 5%, 15% dan 25% pada Tabel 

Penerimaan 5 yaitu  persentase terhadap kadar yang 

tertera pada etiket sampai  nilai-nilai ini dan Q memilki 

satuan yang sama. 

Tabel Penerimaan 5 

Tahap Jumlah 

yang 

diuji 

Kriteria Penerimaan 

B1 6 Tiap unit sediaan  tidak 

kurang dari Q + 5%. 

B2 6 Rata-rata dari 12 unit sediaan 

(B1+B2) sama atau lebih besar 

dari Q dan tidak satu unit 

sediaa pun yang kurang dari 

Q-15%. 

B3 12 Rata-rata dari 24 unit sediaan 

(B1+B2+ B3) sama atau lebih 

besar dari Q, tidak lebih dari 

2 unit sediaan kurang dari Q-

15% dan tidak satu unitpun 

yang kurang dari Q-25%. 

 

 

UJI SALEP MATA <1241> 

     

    Bahan tambahan Bahan-bahan yang sesuai boleh 

ditambahkan pada salep mata untuk meningkatkan 

kestabilan atau kegunaan, kecuali jika dilarang pada 

masing-masing monografi dengan syarat tidak berbahaya 

dalam jumlah yang diberikan dan tidak boleh 

mempengaruhi efek terapi atau respons pada penetapan 

kadar dan pengujian yang spesifik. Pada sediaan untuk 

pemakaian  mata, tidak boleh ditambahkan zat warna, 

semata-mata untuk tujuan pewarnaan pada sediaan akhir. 

    Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk 

mencegah pertumbuhan mikroorganisme harus 

ditambahkan ke dalam salep mata yang dikemas dalam 

wadah untuk pemakaian ganda, tanpa memperhatikan 

metode sterilisasinya, kecuali jika disebutkan dalam 

masing-masing monografi, atau formula ini  bersifat 

bakteriostatik. Bahan ini  dipakai  dalam kadar 

tertentu yang akan mencegah pertumbuhan atau 

membunuh mikroorganisme dalam salep mata seperti 

tertera pada Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba <61> 

dan Kandungan Zat Antimikroba <441>. Proses sterilisasi 

dilakukan pada produk akhir atau semua bahan jika salep 

dibuat dengan cara aseptis, seperti tertera pada Bahan 

Tambahan dalam Ketentuan Umum dan Sterilisasi dan 

Jaminan Sterilitas Bahan Kompendia <1371>. Salep 

mata dikemas dalam wadah dosis tunggal, tidak 

memerlukan tambahan bahan antibakteri; namun , harus 

tetap memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>. 

 

    Wadah Wadah termasuk penutup untuk salep mata 

tidak boleh berinteraksi secara fisika atau kimia dalam 

bentuk apapun dengan sediaan yang dapat mengubah 

kekuatan, mutu atau kemurniaan di luar persyaratan resmi 

pada kondisi umum atau biasa pada saat penanganan, 

- 1613 -

 

 

 

 

 

 

 

 

pengiriman, penyimpanan, penjualan dan pemakaian  

seperti tertera pada Wadah untuk artikel yang ditujukan 

pada pemakaian  Sediaan Mata dalam Ketentuan Umum. 

 

    Partikel logam Lakukan procedure  seperti tertera pada 

Penetapan Partikel Logam dalam Salep Mata <1061>. 

 

    Kebocoran Pilih 10 tube salep mata, dengan segel 

khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan baik-

baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap. 

Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran 

kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang di atur 

pada 60º±3º selama 8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran 

yang berarti selama atau sesudah  pengujian selesai 

(Abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal bagian 

luar dimana ada  lipatan dari tube atau dari bagian ulir 

tutup tube). Jika ada  bocoran pada satu tube namun  

tidak lebih dari satu tube; ulangi pengujian dengan 

tambahan 20 tube salep. Pengujian memenuhi syarat jika 

tidak ada satupun kebocoran diamati dari 10 tube uji 

pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari 

satu dari 30 tube yang diuji.  

 

 

UJI WAKTU HANCUR <1251> 

 

    Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian 

batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing 

monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet 

atau kapsul dipakai  sebagai tablet isap atau dikunyah 

atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara 

bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan 

obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak 

waktu yang jelas di antara periode pelepasan ini . 

Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta 

dari pengamatan dan pakailah  procedure  yang tepat untuk 

6 unit sediaan atau lebih.  

    Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan 

atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan 

dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan, yang 

tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang 

tidak memiliki  inti yang jelas. Kecuali bagian dari 

penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.  

 

Alat 

 

    Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala 

berukuran 1000 ml, dengan tinggi 138 - 160 mm dan 

diameter dalam 97 - 115 mm, thermostat untuk 

memanaskan cairan media antara 35o - 39o dan alat untuk 

menaikturunkan keranjang dalam cairan media pada 

frekuensi yang tetap antara 29 - 32 kali per menit melalui 

jarak tidak kurang dari 53 mm dan tidak lebih dari         

57 mm. Volume cairan dalam wadah sedemikian 

sesampai  pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa 

berada paling sedikit 15 mm di bawah permukaan cairan 

dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang dari 25 

mm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak 

ke atas yaitu  sama dengan waktu yang diperlukan untuk 

bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan 

merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang 

tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak 

vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal 

yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.  

    Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 

6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, 

masing-masing dengan panjang 77,5±2,5 mm, diameter 

dalam 20,7 - 23 mm dan tebal dinding 1,0 - 2,8 mm,  

tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua 

lempengan plastik, masing-masing dengan diameter       

88 - 92 mm, tebal 5 - 8,5 mm, dengan enam buah lubang, 

masing-masing berdiameter 22 - 26 mm dan berjarak 

sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu 

dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan 

dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh 

nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan 

dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua 

lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat 

yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu 

titik pada sumbunya, dipakai  untuk menggantungkan 

rangkaian keranjang.  

    Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda 

asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa 

dipertahankan. 

    Cakram pemakaian  cakram hanya diijinkan jika  

tertera pada masing-masing monografi. Tiap tabung 

memiliki  cakram berbentuk silinder dengan perforasi, 

tebal 9,5±0,15 mm dan diameter 20,7±0,15 mm. Cakram 

dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai, 

memiliki  bobot jenis antara 1,18 - 1,20. ada  lima 

lubang berukuran 2±0,1 mm yang tembus dari atas ke 

bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, 

sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius 

jarak 6±0,2 mm. Pada sisi silinder ada  4 lekukan 

dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap 

ujung silinder. Sisi paralel trapesoid pada dasar 

memiliki  panjang 1,6±0,1 mm dan ujung bawah 

terletak 1,5 - 1,8 mm dari keliling silinder. Sisi paralel 

pada bawah silinder memiliki  panjang 9,4±0,2 mm, 

dan tengahnya terletak pada kedalaman 2,6±0,1 mm dari 

keliling silinder. Seluruh permukaan cakram licin. Jika 

pemakaian  cakram dicantumkan dalam masing-masing 

monografi, tambahkan cakram pada masing-masing 

tabung dan lakukan penetapan seperti tertera pada 

procedure . 

 

procedure  

 

    Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-

masing 6 tabung dari keranjang, jika dinyatakan 

masukkan 1 cakram pada tiap tabung. Jalankan alat, 

pakailah  air bersuhu 37°±2o sebagai media kecuali 

dinyatakan memakai  cairan lain dalam masing-

masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti tertera 

pada monografi, angkat keranjang dan amati semua 

tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 

tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 

- 1614 -

 

tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji 

harus hancur sempurna.  

 

    Tablet bersalut bukan enterik  

    Lakukan pengujian dengan procedure  seperti tertera 

pada Tablet tidak bersalut, amati tablet dalam batas 

waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi.  

 

    Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-

masing 6 tabung dari keranjang, bila tablet memiliki  

salut gula  yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air 

pada suhu kamar selama 5 menit. 

    Tanpa memakai  cakram jalankan alat, pakailah  

cairan lambung buatan LP bersuhu 37º±2º sebagai 

media. sesudah  alat dijalankan selama satu jam, angkat 

keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, 

retak, atau menjadi lunak. Jalankan alat, pakailah  cairan 

usus buatan LP bersuhu 37°±2o sebagai media, selama 

jangka waktu yang dinyatakan dalam masing-masing 

monografi. Angkat keranjang dan amati semua tablet: 

semua tablet hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet 

tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet 

lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus 

hancur sempurna. 

 

    Tablet bukal  Lakukan pengujian dengan procedure  

seperti tertera pada Tablet tidak bersalut. sesudah  4 jam, 

angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet 

harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur 

sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: 

tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur 

sempurna. 

 

    Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan 

procedure  seperti tertera pada Tablet tidak bersalut. Amati 

tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-

masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 

tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi 

pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 

18 tablet yang diuji harus hancur sempurna. 

 

    Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan 

procedure  seperti tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa 

memakai  cakram. Sebagai pengganti cakram 

dipakai  suatu kasa berukuran 10 mesh seperti yang 

diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan 

pada permukaan lempengan atas dari rangkaian 

keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang 

dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua 

kapsul hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 

1 kapsul  atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi 

pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 

18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna. 

 

    Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan 

procedure  seperti tertera pada Kapsul gelatin keras. 

 

 

 

VOLUME TERPINDAHKAN <1261> 

 

Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa  cairan 

oral yang dikemas dengan volume yang tertera pada 

etiket tidak lebih dari 250 ml, yang tersedia dalam bentuk 

sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari 

bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa 

tertentu dengan volume yang ditentukan, jika 

dipindahkan dari wadah asli, akan memberi  volume 

terpindahkan sediaan seperti tertera pada etiket.Uji ini 

tidak ditujukan untuk sediaan wadah dosis tunggal, jika 

dalam monografi tertera Keseragaman sediaan <911>. 

 

PERSIAPAN UJI 

 

Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak 

kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti procedure  

berikut untuk bentuk sediaan ini . 

Larutan oral, suspensi oral dan  bentuk sediaan 

cairan oral lain Kocok isi dari 10 wadah satu persatu. 

Serbuk dalam wadah dosis ganda yang 

mencantumkan penandaan volume untuk  cairan oral 

yang dihasilkan bila serbuk dikonstitusi dengan 

beberapa  pembawa seperti tertera pada etiket 

Konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa seperti 

tertera pada etiket, ukur  saksama, dan kocok satu per 

satu. 

 

procedure  

 

Tuang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke dalam 

gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang 

diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk 

menghindarkan pembentukan gelembung udara pada 

waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari   

30 menit untuk wadah dosis ganda dan 5 menit untuk 

wadah dosis tunggal kecuali dinyatakan lain dalam 

monografi. 

- 1615 -

 

 

 

 

 

 

Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume 

dari tiap campuran. Untuk sediaan volume kecil yang 

dikemas dalam wadah dosis tunggal, volume dapat 

dihitung sebagai berikut: (1) keluarkan isi dari wadah ke 

dalam wadah yang sesuai dan telah ditara (biarkan 

mengalir sampai tidak lebih dari 5 detik); (2) tentukan 

bobot isi dari wadah; dan (3) hitung volume sesudah  

penetapan bobot jenis. 

 

KRITERIA PENERIMAAN 

 

pakailah  kriteria berikut untuk menentukan pemenuhan 

syarat uji. 

Untuk sediaan wadah dosis ganda Memenuhi syarat 

seperti tertera pada Gambar 1. Volume rata-rata cairan 

yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, 

dan tidak ada satu  wadahpun volumenya kurang dari 

95% dari volume yang tertera pada etiket. Jika A yaitu  

volume rata-rata kurang dari 100% dari volume yang 

tertera pada etiket, namun  tidak ada satu wadahpun 

volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera 

pada etiket, atau B yaitu  volume rata-rata tidak kurang 

dari 100%  dan tidak lebih dari satu wadah yang 

volumenya kurang dari 95%, namun  tidak kurang dari 90% 

dari volume yang tertera pada etiket, lakukan uji terhadap 

20 wadah tambahan. Volume rata-rata cairan yang 

diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari 

volume yang tertera pada etiket, dan volume cairan yang 

diperoleh tidak lebih dari satu dari 30 wadah yang 

volumenya kurang dari 95%, namun  tidak kurang dari 90%  

dari volume yang tertera pada etiket.  

 

    Untuk sediaan wadah dosis tunggal Memenuhi 

syarat seperti tertera pada Gambar 2. Volume rata-rata 

cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 

100%, dan volume dari masing-masing wadah dari        

10 wadah terletak dalam rentang 95% - 110% dari 

volume yang tertera pada etiket. Jika A yaitu  volume 

rata-rata kurang dari 100% dari volume yang tertera pada 

etiket, namun  tidak ada satu wadah pun volumenya terletak 

diluar rentang 95% - 110% dari volume yang tertera pada 

etiket, atau B yaitu  volume rata-rata tidak kurang dari 

100% dan tidak lebih dari satu wadah yang volumenya 

diluar rentang 95% - 110%, namun  dalam rentang 90% 

sampai 115%, lakukan uji terhadap 20 wadah tambahan. 

Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 30 wadah 

tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada 

etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volumenya 

diluar rentang 95% sampai 110%, namun  masih dalam 

rentang 90% - 115% dari volume yang tertera pada etiket.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

- 1616 -

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Alur skema untuk wadah dosis ganda ( VR = Volume rata-rata, VE = Volume yang tertera pada etiket). 

 

 

Tidak ada wadah yang 

volumenya kurang dari 

95%  VE 

Lulus uji Uji memenuhi 

syarat 

Volume dari 1 wadah 

atau lebih,  kurang dari 

95% VE 

Uji gagal 

A B 

VR30 

Tidak kurang dari 100% VE 

ji tidak 

memenuhi 

syarat 

Memenuhi 

syarat 

Tidak kurang dari 100% VE Kurang dari 100% VE 

VR10 

Uji terhadap 20 wadah tambahan 

Kurang dari 100% VE 

Lebih  dari 1 wadah  

yang volumenya 

kurang dari 95% VE 

Tidak lebih dari 1 wadah 

yang volumenya, kurang 

dari 95% VE namun  tidak 

kurang dari 90% VE 

Volume dari 1 

wadah  kurang dari 

95% VE 

Tidak ada wadah yang 

volumenya kurang dari 

95% VE 

Uji tidak 

memenuhi 

syarat 

Tidak 

memenuhi 

syarat 

Tidak 

memenuhi 

syarat 

Tidak lebih dari 1 wadah 

yang volumenya, kurang 

dari 95% VE namun  tidak 

kurang dari 90% VE 

Lebih dari 1 wadah 

yang volumenya 

kurang dari 95% VE 

- 1617 -

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2 Alur skema untuk wadah dosis tunggal (VR = Volume rata- rata; VE = Volume yang tertera pada etiket). 

 

Volume dari tiap wadah 

terletak di dalam rentang 

95% sampai 110% VE 

Tidak kurang dari 100% VE Kurang dari 100% VE 

VR10 

Volume dari 1 wadah 

atau lebih terletak diluar 

rentang 95% sampai 

110% VE

Tidak ada wadah yang 

volumenya terletak diluar 

rentang 95% sampai 110%  VE 

Volume dari 1 wadah atau 

lebih  terletak diluar rentang 

95%  sampai 110% VE 

Tidak lebih dari 1 wadah 

yang volumenya terletak 

diluar rentang 95% -110% 

namun  masih dalam rentang 

90% -115% VE

Lebih dari 1 wadah 

yang volumenya 

terletak diluar rentang  

95% sampai 110% VE 

Uji terhadap 20 wadah tambahan 

VR30 

Kurang dari 100% VE 

Lebih  dari 1 wadah  

yang volumenya diluar 

rentang 95% sampai 

110% VE 

Tidak lebih dari 1 wadah yang 

volumenya terletak diluar 

rentang 95% -110% namun  

masih dalam rentang 90% -

115% VE 

Tidak kurang dari 100% VE 

Uji tidak 

memenuhi 

syarat 

Uji tidak 

memenuhi 

syarat 

Uji 

memenuhi 

syarat 

Uji tidak 

memenuhi 

syarat 

Uji tidak 

memenuhi 

syarat 

Uji 

memenuhi 

syarat 

A B 

- 1618 -

 

 

 

 

 

 

WADAH <1271> 

 

WADAH KACA 

 

    Wadah kaca untuk pemakaian  farmasi yaitu  wadah 

yang kontak langsung dengan sediaan farmasi. Kaca 

yang dipakai  untuk wadah sediaan farmasi terbuat 

dari kaca borosilikat (netral) atau kaca soda kapur. Kaca 

borosilikat mengandung beberapa  oksida borat, 

alumunium oksida, alkali dan/atau oksida alkali dan 

oksida alkali tanah. Kaca borosilikat memiliki  

ketahanan hidrolitik tinggi, sebab  sifat khas komposisi 

kimia kaca ini ; kaca ini dikelompokkan sebagai 

kaca Tipe I. Kaca soda kapur yaitu  kaca silika yang 

mengandung oksida logam alkali. Kaca soda kapur 

mengandung ketahanan hidrolitik menengah sebab  sifat 

khas komposisi kimia kaca ini ; kaca ini 

dikelompokkan sebagai kaca Tipe III. Permukaan bagian 

dalam wadah kaca dapat dilapisi, misalnya untuk 

meningkatkan ketahanan hidrolitik. Pelapisan wadah 

kaca Tipe III dapat meningkatkan ketahanan hidrolitik 

dari menengah ke tingkat lebih tinggi, sesampai  terjadi 

perubahan pengelompokkan menjadi kaca Tipe II. 

    Permukaan luar wadah kaca dapat dilapisi untuk 

mengurangi gesekan atau untuk perlindungan terhadap 

abrasi atau pecah. Pelapisan permukaan luar tidak 

kontak dengan permukaan dalam wadah. Untuk 

melindungi isi dari cahaya, kaca dapat diberi warna atau 

diberi lapisan pada permukaan luar. Beberapa wadah  

memenuhi persyaratan Transmisi cahaya pada Uji 

Kinerja Wadah <1281>. Wadah jernih atau tidak 

berwarna atau tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus 

cahaya dengan memakai  lapisan buram (seperti 

tertera pada Wadah tahan cahaya dalam Pengawet, 

Pengemas, Penyimpanan dan Penandaan pada 

Ketentuan Umum) dikecualikan dari persyaratan 

Transmisi Cahaya. 

    Mutu wadah kaca ditentukan dengan pengukuran 

ketahanan terhadap bahan kimia. Sebagai tambahan, 

wadah Tipe I untuk sediaan parenteral mengandung air, 

dilakukan uji pelepasan arsen, dan terhadap wadah kaca 

berwarna dilakukan uji terhadap Transmisi Cahaya. 

 

Ketahanan Bahan Kimia 

 

    Uji berikut ini dirancang untuk menetapkan daya 

tahan wadah kaca baru (yang belum pernah dipakai ) 

terhadap air. Tingkat ketahanan ditentukan oleh jumlah 

alkali yang dilepaskan dari kaca sebab  pengaruh media 

pada kondisi yang telah ditentukan. Jumlah alkali yang 

dilepaskan sangat kecil pada kaca dengan ketahanan 

yang lebih tinggi, sesampai  memerlukan perhatian 

terhadap semua rincian uji dan perlu dipakai  alat 

dengan mutu dan ketelitian tinggi. Pengujian harus 

dilakukan di ruangan yang  relatif bebas dari asap dan 

debu berlebih. 

 

    Tipe kaca Wadah kaca yang sesuai untuk kemasan 

sediaan farmasi diklasifikasikan seperti tertera pada 

Tabel 1 berdasarkan uji pada bab ini. Wadah Tipe I kaca 

borosilikat biasanya  dipakai  untuk sediaan 

parenteral. Wadah kaca Tipe I atau kaca Tipe II (seperti 

kaca soda kapur yang didealkalisasi dengan cara yang 

sesuai), biasanya dipakai  untuk kemasan sediaan 

parenteral bersifat asam dan netral. Wadah kaca Tipe I 

atau wadah kaca Tipe II (kesesuaian ditunjukkan dengan 

data stabilitas) dipakai  untuk sediaan parenteral 

bersifat alkali. Wadah Tipe III kaca soda kapur biasanya 

tidak dipakai  untuk sediaan parenteral, kecuali jika 

data uji stabilitas yang sesuai menampilkan  bahwa kaca 

Tipe III ini  memenuhi syarat untuk sediaan 

parenteral. 

 

Tabel 1 Tipe Kaca 

Tipe Uraian umum Tipe Uji 

I Kaca borosilikat, 

ketahanan tinggi 

Serbuk kaca 

II Kaca soda kapur berlapis Ketahanan 

terhadap air 

III Kaca soda kapur Serbuk kaca 

 

Alat 

 

    OTOKLAF pakailah  otoklaf yang mampu 

mempertahankan suhu 121±2,0°, dilengkapi dengan 

termometer, pengukur tekanan, pengatur ventilasi, dan 

rak yang cukup untuk menampung tidak kurang 12 

wadah uji di atas permukaan air. 

 

    LUMPANG DAN ALU pakailah  lumpang dan alu 

terbuat dari baja diperkeras yang dibuat menurut 

spesifikasi pada Gambar 1. 

 

 

 

Gambar 1. Lumpang dan alu untuk 

menyerbukkan kaca 

- 1619 -

 

 

 

 

 

 

    ALAT LAIN Pengayak terbuat dari baja tahan karat 

ukuran 20,3 cm yaitu nomor 20, 40 dan 50, dilengkapi 

dengan penampung dan tutup (seperti tertera pada 

Pengayak dan derajat halus serbuk <1141>); labu 

Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan lekang seperti 

yang ditetapkan; palu 900 g; magnet permanen; 

desikator dan peralatan volumetrik secukupnya. 

 

Pereaksi 

 

    AIR KEMURNIAN TINGGI Air yang dipakai  

pada uji ini memiliki  konduktivitas tidak lebih dari 

0,15 μS per cm, penetapan dilakukan dalam sel pada 

suhu 25°, sesaat sebelum dipakai . Pastikan juga 

bahwa air tidak dicemari oleh tembaga atau produk 

terbuat dari tembaga (seperti pipa, cemaran atau wadah 

penampung tembaga). Air ini dapat dibuat  dengan 

melewatkan air suling melalui tabung deionisasi berisi 

campuran resin kualitas nuklir, lalu  melalui 

membran ester selulosa yang memiliki  porositas tidak 

lebih dari 0,45 μm. Tidak boleh memakai  pipa 

tembaga. Bilas saluran sebelum air dibagikan ke dalam  

bejana. Jika persyaratan konduktivitas tidak dapat 

dipenuhi, ganti tabung deionisasi. 

 

    AIR BEBAS KARBONDIOKSIDA  pakailah  Air 

bebas karbon dioksida P.  LARUTAN MERAH METIL 

(Uji Serbuk Kaca dan Ketahanan air pada 121°)  

Larutkan 24 mg natrium merah metil P dalam Air murni 

sampai  100 ml. Jika perlu, netralkan larutan dengan 

natrium hidroksida 0,02 N atau asamkan dengan asam 

sulfat 0,02 N. Titrasi 100 ml Air kemurnian tinggi yang 

mengandung 5 tetes indikator, diperlukan tidak lebih 

dari 0,020 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk 

mengubah warna indikator, dan ini terjadi pada pH 5,6. 

 

    LARUTAN MERAH METIL (Uji Permukaan Kaca)  

Larutkan 50 mg merah metil P dalam 1,86 ml natrium 

hidroksida 0,1 M dan 50 ml etanol 96% P dan encerkan 

sampai  100 ml Air murni. Untuk uji sensitifitas, 

tambahkan 100 ml Air bebas karbon dioksida P dan 0,05 

ml asam klorida 0,02 M  ke dalam 0,1 ml larutan merah 

metil: diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml natrium 

hidroksida 0,1 M  untuk mengubah warna menjadi 

kuning. Perubahan warna: pH 4,4 (merah) menjadi pH 

6,0 (kuning). 

 

Uji Serbuk Kaca 

 

Pilih secara acak enam atau lebih wadah, bilas dengan 

Air murni, keringkan dengan aliran udara kering dan 

bersih. Gerus wadah menjadi pecahan berukuran lebih 

kurang 25 mm, lalu  bagi lebih kurang 100 g 

pecahan kaca yang sudah digerus secara kasar menjadi 3 

bagian yang lebih kurang sama, dan masukkan satu 

bagian ke dalam lumpang khusus. Dengan alu pada 

tempatnya, gerus kaca dengan cara menggosok 3 atau 4 

kali dengan palu. Pasang pengayak, ayak serbuk kaca 

melalui pengayak nomor 20. Ulangi hal yang sama 

untuk setiap bagian dari dua bagian lain, kosongkan 

lumpang setiap kali ke dalam pengayak nomor 20. 

Goyang pengayak sebentar, lalu  pindahkan kaca 

dari pengayak nomor 20 dan pengayak nomor 40, gerus 

kembali dan ayak lagi seperti sebelumnya. Ulangi 

kembali penggerusan dan pengayakan. Kosongkan 

wadah penampung, pasang susunan pengayak, dan 

goyang secara mekanik selama 5 menit atau dengan 

tangan untuk waktu yang setara. Pindahkan bagian yang 

tersisa pada pengayak nomor 50, yang bobotnya harus 

lebih dari 10 g, ke dalam wadah bertutup, dan simpan 

dalam desikator sampai saat pengujian. 

    Sebarkan contoh pada selembar kertas kaca dan 

lewatkan magnet melalui contoh ini  untuk 

menghilangkan partikel besi yang terikut selama 

penggerusan. Masukkan contoh ke dalam labu 

Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia, 

dan cuci 6 kali, tiap kali dengan 30 ml bagian aseton P, 

goyang setiap kali selama lebih kurang 30 detik dan 

dengan hati-hati, enaptuangkan aseton. sesudah  dicuci, 

contoh harus bebas dari gumpalan serbuk kaca dan 

permukaan butiran praktis harus bebas dari pengaruh 

partikel halus yang melekat. Keringkan labu dan isi pada 

suhu 140° selama 20 menit, masukkan butiran ke dalam 

botol timbang dan dinginkan dalam desikator. pakailah  

contoh uji dalam waktu 48 jam sesudah  pengeringan. 

 

procedure  Timbang saksama 10,00 g contoh uji, 

masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang 

sebelumnya telah didigesti dengan Air kemurnian tinggi 

di dalam tangas air pada suhu 90° selama tidak kurang 

dari 24 jam atau pada suhu 121° selama 1 jam. 

Tambahkan 50,0 ml Air kemurnian tinggi ke dalam labu 

dan ke dalam labu lain untuk blangko. Tutup semua labu 

dengan gelas piala terbuat dari borosilikat yang 

sebelumnya sudah diperlakukan seperti pada labu, 

dengan ukuran sedemikian sampai  dasar gelas piala 

menyentuh bagian tepi labu. Letakkan wadah dalam 

otoklaf, dan tutup hati-hati, biarkan lubang ventilasi 

terbuka. Panaskan sampai  uap keluar dan lanjutkan 

pemanasan selama 10 menit. Tutup lubang ventilasi dan 

atur suhu pada 121°, diperlukan 19 - 23 menit untuk 

mencapai suhu yang diinginkan. Pertahankan suhu pada 

121º±2,0° selama 30 menit. Kurangi panas sampai  

otoklaf mendingin dan mencapai tekanan atmosfer 

dalam 38 - 46 menit, jika perlu buka lubang ventilasi 

untuk mencegah terjadinya hampa udara. Dinginkan 

segera labu dalam air mengalir, enaptuangkan air dari 

labu ke dalam labu bersih yang sesuai, dan cuci sisa 

serbuk kaca empat kali, tiap kali dengan 15 ml Air 

kemurnian tinggi, kumpulkan hasil cucian. Tambahkan  

5 tetes Larutan merah metil, dan titrasi segera dengan 

asam sulfat 0,020 N LV. Jika volume larutan titran 

diperkirakan kurang dari 10 ml, pakailah  buret mikro. 

Catat volume asam sulfat 0,020 N LV yang dipakai  

untuk menetralkan ekstrak dari 10 g contoh uji, lakukan 

titrasi blangko. Volume tidak lebih dari yang tertera 

pada Tabel 2 untuk tipe kaca yang diuji. 

 

 

 

- 1620 -

 

 

 

 

 

 

Tabel 2 Batas uji untuk Uji serbuk kaca 

 

   Batas 

Tipe Uraian 

umuma) 

Tipe uji Ukuran

b), ml 

volume 

asam 

0,020 N 

(ml) 

I Kaca 

borosilikat, 

ketahanan 

tinggi 

Serbuk 

kaca  

semua 1,0 

III Kaca soda-

kapur 

Serbuk 

kaca  

semua 8,5 

a)pemerian wadah untuk tipe kaca ini biasanya tersedia 

b)ukuran menampilkan  kapasitas berlebih dari wadah 

 

Uji Permukaan Kaca 

  

    Penentuan volume pengisian Volume pengisian 

yaitu  volume Air murni yang diisi ke dalam wadah. 

Untuk vial dan botol, volume pengisian yaitu  90% dari 

kapasitas penuh. Untuk ampul volume ini sampai 

setinggi bahu. 

 

    Vial dan botol  Pilih secara acak 6 wadah dari lot 

sampel, atau 3 jika kapasitas lebih dari 100 ml, dan 

hilangkan kotoran atau cemaran. Timbang wadah 

kosong dengan ketepatan 0,1 g. Letakkan wadah pada 

permukaan horizontal, isi dengan Air murni pada lebih 

kurang tepi lingkaran, hindari masuknya gelembung 

udara. Atur garis permukaan cairan penuh. Timbang 

wadah yang sudah diisi untuk memperoleh massa dari 

air, nyatakan pada 2 desimal untuk wadah yang 

memiliki  volume kurang atau sama dengan 30 ml, dan 

nyatakan dalam 1 desimal untuk wadah yang 

memiliki  volume lebih dari 30 ml. Hitung nilai rerata 

kapasitas penuh dalam ml, dan kalikan dengan 0,9. 

Volume ini, dinyatakan dalam satu desimal yaitu  

volume pengisian untuk lot wadah. 

 

    Ampul Letakkan tidak kurang dari 6 ampul kering 

pada bidang rata, permukaan horisontal dan isi dengan 

Air murni melalui buret sampai air mencapai titik A, 

yaitu posisi badan ampul menurun pada bahu ampul 

(seperti tertera pada Gambar 2). Baca kapasitas, 

nyatakan dalam 2 desimal dan hitung nilai reratanya. 

Volume pengisian untuk lot ampul tertentu, dinyatakan 

dalam 1 desimal. Volume pengisian dapat juga 

ditetapkan dengan penimbangan. 

 

 

Gambar 2. Volume pengisian ampul  

(sampai titik A) 

Uji Lakukan penetapan pada wadah yang tidak 

dipakai . Volume cairan uji diperlukan untuk 

penetapan akhir ditunjukkan seperti  yang tertera pada 

Tabel 3. 

 

Tabel 3 Volume Cairan Uji dan Volume Titran 

 

Volume 

pengisian (ml) 

Volume cairan 

untuk satu titrasi 

(ml) 

Jumlah titrasi 

sampai  3 25,0 1 

Diatas 3 dan 

sampai 30 

50,0 2 

Diatas 30 dan 

sampai 100 

100,0 2 

Diatas 100 100,0 3 

 

Pencucian Sebelum penetapan, bersihkan cemaran 

atau debu. Sesaat sebelum pengujian, bilas masing-

masing wadah secara hati-hati sedikitnya dua kali 

dengan Air murni, dan diamkan. Segera sebelum uji, 

kosongkan wadah, bilas satu kali dengan Air murni, 

lalu  dengan Air bebas karbondioksida dan biarkan 

mengering. Lakukan procedure  pengeringan dari 

pembilasan pertama dalam waktu tidak kurang dari      

20 menit dan tidak lebih dari 25 menit. Panaskan ampul 

tertutup dalam tangas air atau dalam oven udara panas 

pada suhu lebih kurang 50° selama lebih kurang 2 menit 

sebelum dibuka. Jangan dibilas sebelum uji. 

 

Pengisian dan Pemanasan Wadah diisi dengan Air 

bebas karbon dioksida sampai volume pengisian. Wadah 

dalam bentuk tabung atau siring pra pengisian ditutup 

dengan cara yang sesuai dengan bahan yang tidak 

mengganggu pengujian. Masing-masing wadah, 

termasuk ampul ditutup dengan bahan inert seperti kaca 

netral atau alumunium foil yang sebelumnya dibilas 

dengan Air murni. Letakkan wadah ke dalam otoklaf. 

    Letakkan keranjang dalam otoklaf, tidak menyentuh 

air. Tutup otoklaf dan lakukan procedure  sebagai berikut: 

1. panaskan sampai  suhu 100° dan biarkan uap keluar 

dari lubang ventilasi selama 10 menit; 

2. tutup lubang ventilasi dan tingkatkan suhu dari   

100° - 121° dengan kecepatan 1° per menit; 

3. pertahankan suhu pada 121°±1° selama 60±1 menit; 

4. turunkan suhu dari 121° - 100° dengan kecepatan 

0,5° per menit, buka lubang ventilasi untuk 

mencegah hampa udara; 

5. jangan membuka otoklaf sebelum didinginkan 

sampai  95°; 

6. keluarkan wadah dari otoklaf, tempatkan dalam 

tangas air pada 80° dan alirkan air kran dingin, jaga 

sesampai  air tidak kontak dengan tutup alumunium 

foil yang longgar untuk menghindari kontaminasi 

larutan ektraksi; 

7. waktu pendinginan tidak lebih dari 30 menit. 

 

Larutan ektraksi dianalisa  dengan titrasi menurut cara 

berikut ini. 

- 1621 -

 

 

 

 

 

 

    Metode Lakukan titrasi dalam waktu 1 jam sesudah  

wadah dikeluarkan dari otoklaf. 

    Gabungkan cairan yang diperoleh dari wadah dan 

campur. Masukkan volume seperti tertera pada Tabel 3 

ke dalam labu tentukur. Masukkan volume sama Air 

bebas karbondioksida ke dalam labu ke dua sebagai 

blangko. Tambahkan 0,05 ml Larutan merah metil ke 

dalam masing-masing labu untuk tiap 25 ml cairan. 

Titrasi blangko dengan asam klorida 0,01 M. Titrasi  

cairan uji dengan asam yang sama sampai warna larutan 

sama dengan warna blangko. Kurangi nilai yang 

diperoleh dari titrasi blangko dari nilai yang diperoleh 

untuk cairan uji, dan nyatakan dalam ml asam klorida 

0,01 M per 100 ml. Nyatakan nilai titrasi kurang dari  

1,0 ml dalam 2 desimal dan nilai titrasi lebih atau sama 

dengan 1,0 ml dalam 1 desimal. 

 

    Batas Hasil atau rerata hasil jika lebih dari satu titrasi 

dilakukan yaitu  tidak lebih besar dari nilai yang 

dinyatakan dalam Tabel 4. 

 

Tabel 4 Batas uji untuk uji permukaan kaca  

 

Volume pengisian 

(ml) 

Volume maksimum HCl       

0,01 M per 100 ml cairan uji 

(ml) 

 Tipe I dan II Tipe III 

Sampai 1 2,0 20,0 

Diatas 1 - 2 1,8 17,6 

Di atas 2 - 5 1,3 13,2 

Di atas 5 - 10 1,0 10,2 

Di atas 10 - 20 0,80 8,1 

Di atas 20 - 50 0,60 6,1 

Di atas 50 - 100 0,50 4,8 

Di atas 100 - 200 0,40 3,8 

Di atas 200 - 500 0,30 2,9 

Di atas 500 0,20 2,2 

 

Ketahanan Terhadap Air pada suhu 121° 

 

Pilihan Uji Ketahanan Air pada suhu 121° dapat 

diterapkan pada mutu kaca Tipe II. 

Pilih secara acak 3 atau lebih wadah, bilas dua kali 

dengan Air kemurnian tinggi. 

procedure  Isi masing-masing wadah dengan Air 

kemurnian tinggi sampai  90% dari kapasitas penuh, dan 

lakukan penetapan seperti tertera pada procedure  dalam 

Uji serbuk kaca, mulai dari “Tutup semua labu”, kecuali 

waktu pemanasan otoklaf menjadi 60 menit bukan       

30 menit, dan akhiri dengan “untuk mencegah terjadinya 

hampa udara”. Kosongkan isi dari 1 atau lebih wadah ke 

dalam gelas ukur 100 ml, dalam hal wadah yang lebih 

kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk 

memperoleh volume 100 ml. Masukkan gabungan 

contoh ke dalam labu tentukur 250-ml terbuat dari kaca 

tahan bahan kimia, tambah 5 tetes Larutan merah metil, 

dan titrasi selagi hangat, dengan asam sulfat 0,020 N LV. 

Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit sesudah otoklaf 

dibuka. Catat volume asam sulfat 0,020 N LV yang 

dipakai , lakukan titrasi blangko memakai  100 ml 

Air kemurnian tinggi pada suhu sama dan dengan jumlah 

indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang 

tertera pada Tabel 5. 

 

Tabel 5 Batas uji ketahanan terhadap air  

pada  suhu 121° 

 

   Batas 

Tipe Uraian 

umuma) 

Tipe uji Ukuranb) 

ml 

Volume 

asam 

0,020 N 

(ml) 

II Kaca 

soda-

kapur 

yang 

dilapisi 

Ketahanan 

terhadap 

air 

100 atau 

kurang 

0,7 

   Lebih 

dari 100 

0,2 

a)pemerian wadah untuk tipe kaca ini biasanya tersedia  

b)ukuran menampilkan  kapasitas penuh dari wadah 

 

Arsen 

 

    Arsen <321> Tidak lebih dari 0,1 bpj; sebagai larutan uji 

pakailah  35 ml air dari satu wadah kaca Tipe I atau untuk 

wadah lebih kecil 35 ml isi gabungan beberapa wadah kaca 

Tipe I, lakukan penetapan seperti tertera pada procedure  

dalam Ketahanan terhadap air pada suhu 121°. 

 

WADAH PLASTIK 

 

    Bagian ini menetapkan standar untuk bahan dan 

komponen plastik yang dipakai  dalam kemasan medis 

(farmasi, biologi, suplemen makanan, dan alat 

kesehatan). Definisi yang diterapkan pada bagian ini 

tertera pada Pengawet, Pengemas, Penyimpanan, dan 

Penandaan dalam Ketentuan Umum. Standar dan uji 

sifat fungsional dari wadah dan komponennya seperti 

tertera pada Uji Kinerja Wadah <1281>. 

    Artikel plastik diidentifikasi dan dikarakterisasi 

memakai  spektroskopi inframerah dan “differential 

scanning calorimetry”. Derajat uji berdasarkan pada 

apakah wadah kontak langsung dengan sediaan obat atau 

tidak, dan risiko berdasarkan pada rute pemberian obat. 

    Plastik yang dibuat dari campuran polimer homolog, 

memiliki  rentang bobot molekul tertentu. Plastik 

dapat mengandung bahan lain seperti sisa proses 

polimerisasi, plastisizer, penstabil, antioksidan, pewarna 

dan pelincir. Semua bahan ini  harus memenuhi 

persyaratan untuk kontak dengan makanan. Faktor 

seperti komposisi plastik, proses dan procedure  

pencucian, penanganan permukaan, media kontak, tinta, 

perekat, penyerapan dan permeabilitas pengawet, dan 

kondisi penyimpanan dapat juga mempengaruhi 

kesesuaian plastik untuk pemakaian  khusus. Uji 

ekstraksi dirancang untuk mengkarakterisasi komponen 

yang terekstraksi dan identifikasi kemungkinan migrasi. 

Derajat atau tingkat pengujian untuk komponen yang 

terekstraksi tergantung pada maksud pemakaian  dan 

derajat risiko dampak merugikan pada efikasi sediaan 

(farmasi, biologi, suplemen makanan, atau alat 

- 1622 -

 

 

 

 

 

 

kesehatan). Uji ekstraksi untuk resin spesifik ada  

dalam bagian polietilen, polipropilen, polipropilen 

tereftalat, dan polipropilen tereftalat G. Seluruh uji 

plastik lain tertera pada Uji Fisikokimia dalam Metode 

Uji. Lakukan uji Kapasitas Dapar hanya jika  wadah 

dimaksudkan untuk sediaan cair. 

    Komponen plastik yang dipakai  untuk sediaan 

risiko tinggi, seperti untuk inhalasi, sediaan parenteral 

dan sediaan mata diuji memakai  Uji Biologi dalam 

bagian Metode Uji. 

    Wadah plastik yang dimaksudkan untuk pengemasan 

produk sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan 

seperti tertera pada Uji Biologi dan Uji Fisikokimia 

dalam Metode Uji. Standar juga berlaku untuk wadah 

polietilen yang dipakai  untuk mengemas bentuk 

sediaan oral kering yang tidak ditujukan untuk 

dikonstitusi menjadi larutan. 

 

WADAH POLIETILEN 

 

Cakupan 

 

    Standar dan uji dalam bagian ini untuk 

mengkarakterisasi wadah dan komponennya dari wadah 

polietilen kerapatan rendah atau polietilen kerapatan 

tinggi dan wadah homopolimer atau resin kopolimer. 

Semua komponen polietilen diuji secara spektroskopi 

inframerah dan “differential scanning calorimetry”. Jika 

uji stabilitas telah dibuat untuk menetapkan tanggal 

kedaluwarsa dari suatu bentuk sediaan dalam wadah 

polietilen yang sesuai, maka wadah polietilen lain yang 

memenuhi persyaratan dapat dipakai  untuk 

mengemas sediaan ini , jika dilakukan uji stabilitas 

yang sesuai untuk wadah alternatif, yang bertujuan untuk 

menjamin bahwa identitas, kekuatan, kualitas dan 

kemurnian bentuk sediaan dipertahankan selama periode 

pemakaian . 

 

Latar belakang 

 

    Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah 

yaitu  polimer rantai panjang yang disintesa dibawah 

kondisi panas dan tekanan terkendali, dengan bantuan 

katalis dengan tidak kurang dari 85,0% etilen dan tidak 

kurang dari 95,0% total olefin. Bahan olefin lain yang 

sering dipakai  yaitu  butana, heksana, dan propilen. 

Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah 

keduanya memiliki  spektrum serapan inframerah 

yang khusus untuk polietilen dan masing-masing 

memiliki  karakteristik sifat panas tertentu. Polietilen 

kerapatan tinggi memiliki  bobot jenis antara 0,941 

dan 0,965 g per cm3. Polietilen kerapatan rendah 

memiliki  bobot jenis antara 0,850 dan 0,940 g per 

cm3. Sifat lain yang mempengaruhi mutu polietilen 

termasuk elastisitas, indeks leleh, ketahanan retak 

terhadap tekanan lingkungan dan derajat hablur sesudah 

pencetakan. 

 

 

 

Polietilen Kerapatan Tinggi 

 

    Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti 

tertera pada Metode Uji dalam Pantulan ganda internal. 

Spektrum serapan contoh menampilkan  pita serapan 

utama hanya pada bilangan gelombang yang sama 

seperti pada Polietilen  Kerapatan Tinggi BPFI. 

 

    “Differential Scanning Calorimetry” Lakukan 

penetapan seperti tertera pada analisa  Termal dalam 

Metode Uji. Termogram contoh sesuai dengan 

termogram Polietilen Kerapatan Tinggi BPFI, yang 

ditetapkan dengan cara yang sama dan suhu endoterm 

(pelelehan) dalam termogram contoh berbeda tidak lebih 

dari 6,0° dari pembanding BPFI.  

 

    Logam berat dan residu tidak menguap  Siapkan 

ekstrak contoh uji seperti tertera pada Uji Fisikokimia 

dalam Metode Uji, kecuali Larutan uji untuk masing-

masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa 

memperhatikan  ketebalan.  

    LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan 

seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia 

pada Metode Uji. 

    RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan 

seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji 

Fisikokimia, kecuali bahwa Blangko memakai  

pelarut yang sama pada kondisi uji berikut: perbedaan 

antara hasil yang diperoleh dari Larutan uji dan Blangko 

tidak lebih dari 12,0 mg jika dipakai  air pada suhu 

70° sebagai Media ekstraksi; tidak lebih dari 75,0 mg 

jika dipakai  etanol pada suhu 70° sebagai Media 

ekstraksi; dan tidak lebih dari 100,0 mg jika dipakai  

heksan pada suhu 50° sebagai Media ekstraksi. 

 

    Polietilen yang dipakai  sebagai wadah cairan 

oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas 

Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji. 

 

Polietilen Kerapatan Rendah 

 

    Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti 

tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji. 

Spektrum serapan contoh menampilkan  maksimum 

hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada 

Polietilen Kerapatan Rendah BPFI. 

 

    “Differential Scanning Calorimetry” Lakukan 

penetapan seperti tertera pada analisa  Termal dalam 

Metode Uji. Termogram contoh sesuai dengan 

termogram Polietilen Kerapatan Rendah BPFI, yang 

ditetapkan dengan cara yang sama dan suhu endoterm 

(pelelehan) dalam termogram contoh berbeda tidak lebih 

dari 8,0° dari pembanding BPFI. 

 

    Logam berat dan residu tidak menguap  Buat 

ekstrak contoh uji seperti tertera pada Uji Fisikokimia 

dalam Metode Uji, kecuali Larutan uji  untuk masing-

masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa 

memperhatikan ketebalan. 

- 1623 -

 

 

 

 

 

 

    LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan 

seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia 

pada Metode Uji. 

    RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan 

seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji 

Fisikokimia, kecuali bahwa Blangko memakai  

pelarut yang sama pada kondisi uji berikut: perbedaan 

antara hasil yang diperoleh dari Larutan uji dan Blangko 

tidak lebih dari 12,0 mg jika dipakai  air pada suhu 

70° sebagai Media ekstraksi; tidak lebih dari 75,0 mg 

jika dipakai  etanol pada suhu 70° sebagai Media 

ekstraksi; dan tidak lebih dari 350,0 mg jika dipakai  

heksan pada suhu 50° sebagai Media ekstraksi. 

 

    Polietilen yang dipakai  sebagai wadah cairan 

oral  Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas 

Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji. 

 

WADAH POLIPROPILEN 

 

Cakupan 

 

    Standar dan uji dalam bagian ini untuk karakterisasi 

wadah polipropilen yang dibuat dari homopolimer atau 

kopolimer yang dapat dipertukarkan untuk kemasan 

bentuk sediaan padat kering dan sediaan cair oral yang 

sesuai. Jika uji stabilitas telah dilakukan untuk 

menetapkan tanggal kedaluwarsa dari suatu bentuk 

sediaan dalam wadah polipropilen yang sesuai, maka 

wadah polipropilen lain yang memenuhi persyaratan 

dapat dipakai  untuk mengemas sediaan ini , jika 

dilakukan uji stabilitas yang sesuai untuk wadah 

alternatif, yang bertujuan untuk menjamin bahwa 

identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian bentuk 

sediaan dipertahankan selama periode pemakaian . 

 

Latar belakang 

 

    Polimer propilen yaitu  polimer rantai panjang yang 

disintesa dari propilen atau propilen dan olefin lain pada 

kondisi pemanasan dan tekanan rendah terkendali, 

dengan bantuan katalisator. Contoh olefin lain yang 

umum dipakai  yaitu  etilen dan butena. Polimer 

propilen, komponen yang dipakai  untuk membuat 

polimer propilen dan komponen yang dipakai  untuk 

membuat wadah harus memenuhi syarat yang berlaku.  

    Faktor seperti komposisi plastik, procedure  proses dan 

pencucian, media kontak, tinta, perekat, penyerapan dan 

permeabilitas pengawet, dan kondisi penyimpanan dapat 

juga mempengaruhi kesesuaian plastik untuk 

pemakaian  khusus. Kesesuaian polipropilen tertentu 

harus ditetapkan dengan pengujian yang sesuai.  

    Polipropilen memiliki  spektrum serapan IR yang 

berbeda dan karakteristik sifat termal. Polipropilen 

memiliki  bobot jenis antara 0,880 dan 0,913 g per 

cm3. Sifat permeasi dari wadah polipropilen yang 

terbentuk dapat terpengaruh jika ada sisa polimer dasar 

yang tidak terikat, tergantung dari jumlah bahan dasar 

dalam produk akhir. Sifat lain yang dapat mempengaruhi 

kesesuaian polipropilen yang dipakai  sebagai 

kemasan sediaan obat yaitu  permeabilitas terhadap 

oksigen dan kelembapan, elastisitas, indeks leleh, 

ketahanan retak terhadap tekanan lingkungan dan derajat 

hablur sesudah pencetakan. Persyaratan dalam bab ini 

harus dipenuhi untuk jenis wadah yang telah dijelaskan 

ini  jika dipakai  untuk mengemas sediaan padat 

kering dan sediaan cair oral.  

 

    Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti 

tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji. 

Spektrum serapan contoh menampilkan  maksimum 

hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada 

Polipropilen Homopolimer BPFI atau kopolimer 

polipropilen baku. 

 

    “Differential Scanning Calorimetry” Lakukan 

penetapan seperti tertera pada analisa  Termal dalam 

Metode Uji. Suhu endoterm (pelelehan) dalam 

termogram contoh berbeda tidak lebih dari 6,0° dari 

Polipropilen Homopolimer BPFI.  Suhu endoterm 

(pelelehan) dalam termogram contoh kopolimer 

polipropilen berbeda tidak lebih dari 12,0° dari 

kopolimer polipropilen baku. 

 

    Logam berat dan residu tidak menguap  Buat 

ekstrak contoh seperti tertera pada Larutan uji dalam Uji 

Fisikokimia pada Metode Uji, kecuali untuk masing-

masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa 

memperhatikan ketebalan. 

    LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan 

seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia 

pada Metode Uji. 

    RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan 

seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji 

Fisikokimia pada Metode Uji, kecuali bahwa Blangko 

memakai  pelarut yang sama pada kondisi uji 

berikut: perbedaan antara hasil yang diperoleh dari 

Larutan uji dan Blangko tidak lebih dari 10,0 mg jika 

dipakai  air pada suhu 70° sebagai Media ekstraksi; 

tidak lebih dari 60,0 mg jika dipakai  etanol pada suhu 

70° sebagai Media ekstraksi; dan tidak lebih dari     

225,0 mg jika dipakai  heksan pada suhu 50° sebagai 

Media ekstraksi. Wadah memenuhi persyaratan Residu 

tidak menguap untuk semua media ekstraksi ini . 

[Catatan Heksan dan etanol mudah terbakar. Ketika 

menguapkan pelarut ini, pakailah  aliran udara dari 

penangas air; ketika mengeringkan residu, pakailah  

oven tahan ledak.] 

 

    Polipropilen yang dipakai  sebagai wadah cairan 

oral  Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas 

Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji. 

 

 

 

 

 

 

 

 

- 1624 -

 

 

 

 

 

 

WADAH BOTOL POLIETILEN TEREFTALAT 

DAN POLIETILEN TEREFTALAT G 

 

Cakupan 

 

    Standar dan pengujian dalam bab ini untuk 

karakterisasi botol-botol polietilen tereftalat (PET) dan 

polietilen tereftalat G (PETG) yang dapat dipertukarkan 

untuk kemasan bentuk sediaan oral cair yang sesuai. Uji 

stabilitas sudah dilakukan dalam menetapkan waktu 

kedaluwarsa dari bentuk sediaan oral cair tertentu dalam 

botol yang memenuhi syarat baik untuk botol PET 

maupun PETG, maka botol PET atau PETG lain yang 

memenuhi persyaratan dapat dipakai  untuk 

mengemas sediaan ini , jika dilakukan uji stabilitas 

yang sesuai untuk botol alternatif, yang bertujuan untuk 

menjamin bahwa identitas, kekuatan, kualitas dan 

kemurnian bentuk sediaan dipertahankan selama periode 

pemakaian . Kesesuaian dari botol PET dan PETG 

tertentu untuk pemakaian  dalam peracikan sediaan 

farmasi cair oral tertentu harus ditetapkan dengan uji 

yang sesuai. 

 

Latar Belakang 

 

    Resin PET yaitu  polimer hablur rantai panjang yang 

dibuat dengan kondensasi etilena glikol dengan dimetil 

tereftalat atau asam tereftalik. Resin kopolimer PET 

dibuat dengan cara yang sama, kecuali memiliki  

beberapa  kecil dari asam isoftalat (tidak lebih dari 3 

persen mol) atau 1,4-sikloheksanadimetanol (tidak lebih 

dari 5 persen mol). Polimerisasi dilakukan pada kondisi 

pemanasan dan tekanan rendah yang terkendali dengan 

bantuan katalisator dan penstabil. 

    Resin kopolimer PET memiliki  sifat fisika dan 

spektra mirip PET dan untuk tujuan praktis diperlakukan 

sebagai PET. Uji dan spesifikasi dalam bab ini untuk 

karakterisasi resin PET dan botol juga berlaku untuk 

resin kopolimer PET dan botol yang terbuat dari 

kopolimer ini . 

    Resin PET dan kopolimer PET biasanya  

menampilkan  molekul yang besar. Sebagai hasilnya, 

menampilkan  karakteristik sifat komposisi yang 

tergantung pada suhu, termasuk suhu transisi kaca lebih 

kurang 76° dan suhu leleh lebih kurang 250°. Resin ini 

memiliki  spektrum serapan IR yang berbeda dari 

bahan plastik lain (seperti resin polikarbonat, polistiren, 

polietilen, dan PETG). Resin kopolimer PET dan PETG 

memiliki  bobot jenis antara 1,3 dan 1,4 g per cm3 dan 

kekentalan intrinsik minimum 70 ml per g, yang sesuai 

dengan rerata bobot molekul lebih kurang 23.000 Da. 

    Resin PETG yaitu  polimer dengan bobot molekul 

tinggi yang dibuat dengan kondensasi etilena glikol 

dengan dimetil tereftalat atau asam tereftalat dan 1,4-

sikloheksanadimetanol 15 sampai  34 persen mol. Resin 

PETG bening, polimer amorf, memiliki  suhu transisi 

kaca lebih kurang 81° dan tidak ada titik leleh hablur, 

jika ditetapkan dengan “differential scanning 

calorimetry”. Resin PETG memiliki  spektrum serapan 

inframerah yang berbeda dari bahan plastik lain, 

termasuk PET. Resin PETG memiliki  bobot jenis 

lebih kurang 1,27 g per cm3 dan kekentalan intriksik 

minimum 65 ml per g, yang sesuai dengan rerata bobot 

molekul lebih kurang 16.000 Da. 

    Resin PET dan PETG, dan bahan lain yang dipakai  

dalam pembuatan botol sesuai dengan persyaratan yang 

berlaku, terkait dengan pemakaian  botol yang kontak 

dengan bahan makanan dan minuman beralkohol. Resin 

PET dan PETG tidak boleh mengandung plastisizer, 

bahan pembantu proses atau antioksidan. Pewarna, jika 

dipakai  dalam pembuatan botol PET dan PETG, tidak 

boleh bermigrasi pada cairan didalamnya. 

 

    Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti 

tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji. 

Spektrum serapan contoh menampilkan  maksimum 

hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada 

spektrum Polietilen Tereftalat BPFI atau Polietilen 

Tereftalat G BPFI. 

 

    “Differential Scanning Calorimetry”  Lakukan 

penetapan seperti tertera pada analisa  Termal dalam 

Metode Uji. Untuk Polietilen tereftalat, termogram 

contoh sesuai dengan termogram Polietilen Tereftalat 

BPFI, dengan penetapan yang sama titik lebur (Tm) dari 

contoh, tidak berbeda lebih dari 9,0°, dan suhu transisi 

kaca (Tg) contoh tidak berbeda lebih dari 4,0°. Untuk 

Polietilen tereftalat G, termogram contoh sesuai dengan 

termogram Polietilen tereftalat G BPFI, dengan 

penetapan yang sama suhu transisi kaca (Tg) contoh 

tidak berbeda lebih dari 6,0°.  

 

    Ekstraksi Pewarna Pilih tiga botol uji. Potong secara 

relatif rata bagian dari sisi dinding dari satu botol, dan 

bentuk jika perlu agar sesuai dengan pemegang sampel 

dari spektrofotometer. Lakukan serapan spektrum sinar 

tampak sisi dinding dari 350 sampai  700 nm. Tetapkan, 

sampai mendekati 2 nm, panjang gelombang serapan 

maksimum. Isi dua botol yang lain, dengan etanol 50% 

untuk botol PET dan etanol 25% untuk botol PETG. 

Tutup botol dengan segel, seperti alumunium foil, dan 

pakailah  penutup. Isi botol kaca yang memiliki  

kapasitas yang sama seperti botol uji dengan pelarut 

yang sama, tutup botol dengan segel seperti alumunium 

foil, dan pakailah  penutup. Inkubasi botol uji dan botol 

kaca pada suhu 49° selama 10 hari. Keluarkan botol dan 

biarkan dingin sampai  suhu ruang. Tetapkan serapan 

larutan uji dalam sel 5-cm pada panjang gelombang 

serapan maksimum seperti tertera pada Spektrofotometri 

dan Hamburan Cahaya <1191>, pakailah  pelarut yang 

sesuai dari botol kaca sebagai blangko. Nilai serapan 

yang diperoleh kurang dari 0,01 untuk kedua larutan. 

 

    Logam berat, jumlah Tereftaloil, dan Etilen glikol  

 

    MEDIA EKSTRAKSI  

    Air murni  Seperti tertera pada  monografi. 

    Etanol 50 %  Encerkan 125 ml etanol P dengan air 

sampai  238 ml dan campur. 

- 1625 -

 

 

 

 

 

 

    Etanol 25% Encerkan 125 ml Etanol 50 % dengan air 

sampai  250 ml, dan campur n-Heptan. 

    procedure  [Catatan pakailah  Media ekstraksi 

etanol 50 % untuk botol PET dan etanol 25 % untuk 

botol PETG]. Isi beberapa  botol uji sampai  90% 

kapasitas penuh untuk memperoleh tidak kurang dari   

30 ml untuk setiap Media ekstraksi. Isi beberapa  yang 

sama botol kaca dengan Air murni, Etanol 50 % atau 

Etanol 25%, atau n-heptan untuk dipakai  sebagai 

Media ekstraksi blangko. Tutup botol dengan segel, 

seperti alumunium foil, pakailah  penutup. Inkubasi botol 

yang diuji dan botol kaca pada suhu 49º selama 10 hari. 

Keluarkan botol uji dengan Media ekstraksi dan botol 

kaca dengan Media ekstraksi blangko dan simpan pada 

suhu ruang. Jangan pindahkan Media ekstraksi contoh ke 

dalam labu lain. 

    LOGAM BERAT Pipet 20 ml ekstrak Air murni botol 

uji, saring jika perlu, ke dalam satu dari dua tabung 

pembanding warna 50-ml yang sesuai, dan sisa ekstrak 

Air murni botol uji untuk dipakai  dalam uji Etilen 

glikol. Atur pH ekstrak sampai  antara 3,0 dan 4,0 dengan 

penambahan asam asetat 1 N atau amonium hidroksida  

6 N, memakai  kertas pH. Encerkan dengan air 

sampai  35 ml dan campur. 

    Ke dalam tabung pembanding warna kedua, pipet       

2 ml Larutan timbal baku yang dibuat segar (pada 

pemakaian  sehari) seperti tertera pada Logam berat 

<371> dan tambahkan 20 ml Air murni. Atur pH sampai  

antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N 

atau amonium hidroksida 6 N, memakai  kertas pH. 

Encerkan dengan air sampai  35 ml dan campur. 

    Pada masing-masing tabung tambahkan 1,2 ml 

tioasetamida LP dan 2 ml Dapar asetat pH 3,5 seperti 


Related Posts:

  • farmakope 125  SEDIAAN LEPAS LAMBAT  Lakukan seperti tertera pada Sediaaan lepas segera pada Alat 3.      Media disolusi      Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas lamb… Read More