Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 127

 


terpapar 

proses sterilisasi. Cara pemusnahan harus disediakan oleh 

produsen indikator biologik ini . 

 

Tanggung Jawab Pemakai  

 

    Produk Komersil Jika indikator biologik dibeli dari 

sumber komersil, kesesuaiannya untuk pemakaian  pada 

proses sterilisasi spesifik sebaiknya ditetapkan melalui 

pengkajian pengembangan proses sterilisasi kecuali jika 

telah tersedia data untuk pemakaian  pada proses 

sterilisasi. Pemakai  sebaiknya menetapkan sendiri 

kriteria keberterimaan untuk lot indikator biologik dan 

mempertimbangkan penolakan jika  suatu lot indikator 

                                                           

1 Tertera pada Peralatan dalam Uji Kinerja Resistensi Indikator 

Biologik <65>. Peralatan ini telah dirancang untuk 

memberi  kondisi fisik yang konsisten dan dapat 

diaplikasikan terhadap karakterisasi indikatorbiologik. Harus 

dinyatakan karakteristik kinerja yang diperlukan. 

biologik tidak mencapai standar kinerja yang telah 

ditetapkan. Sertifikat kinerja sebaiknya diperoleh dari 

masing-masing lot indikator dan Pemakai  sebaiknya 

melakukan audit terhadap fasilitas pabrik dan kinerja 

procedure  secara rutin. Jika tidak diperoleh sertifikat dan 

audit belum dilakukan atau jika indikator biologik 

dipakai  diluar yang dinyatakan dalam etiket dari 

pabrik, verifikasi dan manuscript tasi kinerja pada kondisi 

pemakaian  harus tersedia. 

    Pada saat penerimaan awal indikator biologik dari 

pemasok komersil, Pemakai  sebaiknya memverifikasi 

kemurnian dan morfologi mikroba indikator biologik 

yang dibeli. Verifikasi yang diperlukan minimal sampai 

kebenaran genus dan juga sebaiknya dilakukan 

perhitungan jumlah mikroba untuk menentukan rata-rata 

tiap unit indikator biologik. Pernyataan pabrik yang 

berkaitan dengan rentang nilai D, kondisi penyimpanan, 

waktu kedaluwarsa dan stabilitas indikator biologik 

sebaiknya diperhatikan dan dicatat. Pemakai  dapat 

mempertimbangkan untuk melakukan penilaian nilai D 

sebelum menerima lot tertentu. Laboratorium yang 

memiliki  kemampuan melakukan pengujian kinerja 

nilai D dapat melakukan penentuan nilai D memakai  

satu dari tiga metode yang tertera pada Penetapan Nilai D 

dalam Uji Kinerja Resistensi Indikator Biologik <65> dan 

pada monografi yang sesuai untuk indikator biologik 

khusus. Jika dilakukan penyimpanan dalam jangka waktu 

lama perlu dilakukan verifikasi nilai D dan sistem 

perhitungan stabilitas indikator biologik yang dipakai . 

    Pada keadaan dimana spora dipelihara lebih dari 12 

bulan di bawah kondisi penyimpanan yang 

termanuscript tasi, harus dilakukan analisa  jumlah dan 

resistensi spora, kecuali jika kinerja panenan induk asli 

telah tervalidasi untuk penyimpanan yang lebih lama. 

Hasil uji angka spora dan resistensi sebaiknya berada 

dalam rentang keberterimaan yang ditetapkan selama 

penerimaan awal dari lot panenan spora. 

 

    Produk Nonkomersil Pemakai  dapat memilih untuk 

memperbanyak mikroba dalam pengembangan indikator 

biologik buatan sendiri untuk pengembangan atau 

validasi proses sterilisasi. Jika Pemakai  membuat 

indikator biologik, persyaratan kinerja indikator biologik 

harus dipenuhi. Jika sistem indikator biologik dipakai  

untuk pengembangan proses sterilisasi baru atau validasi 

proses yang sudah ada, kriteria kinerja yang sama seperti 

dijelaskan untuk pabrik komersil indikator biologik harus 

dipenuhi. 

 

PERSIAPAN PANENAN SPORA 

 

    biasanya  indikator biologik memakai  spora 

mikroba, oleh sebab  itu rekaman yang akurat tentang 

identifikasi panenan spora harus dimanuscript tasikan oleh 

pabrik indikator biologik komersil dan nonkomersil. 

Rekaman ini sebaiknya mencakup rekaman yang 

berkaitan dengan sumber awal kultur, identifikasi, 

ketertelusuran pada panenan spora induk, frekuensi 

subkultur, media yang dipakai  untuk sporulasi, 

perubahan penyiapan media, pengamatan kontaminasi 

- 1638 -

 

 

 

 

 

 

panenan dan data sebelum dan sesudah pemanasan 

ekstrim. Rekaman pemakaian panen spora dan resistensi 

terhadap sterilisasi (yaitu nilai D dan nilai z jika 

memungkinkan) sebaiknya juga dimanuscript tasikan. 

 

Peralatan 

 

    Peralatan yang dipakai  untuk evaluasi resistensi 

sterilisasi panenan spora harus konsisten dengan standar 

yang ada yang berhubungan dengan evaluasi kinerja 

sistem indikator biologik. 

    Peralatan untuk penetapan nilai D mikroba yang 

terpapar VPHP sebaiknya dapat mengendalikan secara 

ketat parameter operasional lain dari yang tertera pada Uji 

Kinerja Resistensi Indikator Biologik <65>. Perlu 

diperhatikan jaminan kemampuan menghasilkan kadar 

VPHP secara konsisten, diberikan dalam waktu yang 

terbatas, dan dipertahankan dalam rentang kadar tertentu 

atau rentang tekanan VPHP untuk menetapkan 

penambahan waktu yang diperlukan. Indikator biologik 

yang dimasukkan dalam kadar yang tetap pada kondisi 

VPHP sebaiknya melalui suatu sistem yang 

memungkinkan pemasukan dan pelepasan unit kerja 

secara cepat dari ruangan. Rancangan ruang uji sebaiknya 

memungkinkan pencapaian kadar dan tekanan VPHP 

yang tetap, atau pemakaian  jumlah tertentu volume 

VPHP yang mengalir pada tekanan dan suhu yang 

ditetapkan. Saat ini, peralatan pengukur kadar VPHP 

tidak dipakai  secara luas. Oleh sebab  itu, kondisi 

pemaparan perlu didasarkan pada tekanan VPHP tetap 

atau hasil laju alir dari berat awal hidrogen peroksida 

yang telah diketahui, ditambahkan ke dalam ruangan 

dalam waktu tertentu. Berdasarkan informasi ini, volume 

tertentu ruangan yang telah diketahui, perhitungan 

perkiraan kadar VPHP dapat dilakukan. Jika keseluruhan 

kondisi dipertahankan secara tetap selama penilaian 

masing-masing nilai D yang dipakai , perbandingan 

resistensi relatif antara lot indikator biologik yang 

berbeda dapat ditentukan.  

 

pemakaian  DALAM PROSES VALIDASI 

 

    Tanpa memperhatikan cara sterilisasi, jumlah populasi 

mikroba awal, resistensinya terhadap sterilisasi dan 

tempat inokulasi pada atau di dalam produk dapat 

mempengaruhi kecepatan inaktifasi indikator biologik. 

    Pada produk yang mengandung mikroba tantang, 

beberapa posisi dari produk sebaiknya diinokulasi dengan 

indikator biologik. Sebagai contoh, jika sebuah wadah 

dengan sistem tertutup disterilisasi, larutan produk dan 

penutupnya dapat ditantang untuk menjamin sterilisasi  

sebanding dengan 10-6 (probabilitas unit nonsteril satu 

dalam satu juta) tingkat jaminan sterilisasi (Sterilization 

Assurance Level, SAL) akan diperoleh pada larutan dan 

juga pada penutup.  

    Sebelumnya perlu dilakukan pengkajian laboratorium 

apakah komponen produk lebih sulit untuk disterilisasi 

daripada sediaannya. Tergantung pada lokasi komponen 

produk yang paling sulit untuk disterilisasi, parameter 

proses yang berbeda dapat diterapkan dalam menjamin 

inaktifasi mikroba terhadap 10-6 SAL. tahap  kualifikasi 

kinerja produk hendaknya mengidentifikasi paramater 

proses yang penting untuk inaktifasi mikroba pada bagian 

yang paling sulit untuk disterilkan. Jika parameter proses 

yang penting ini telah ditetapkan, selama sterilisasi pada 

proses validasi produk, sebaiknya dioperasikan pada 

kondisi kurang dari kondisi yang dinyatakan pada 

spesifikasi proses sterilisasi. Kelangsungan hidup 

indikator biologik didasarkan pada resistensi dan 

populasi. Sesampai , 10-6 populasi indikator biologik tidak 

selalu dipersyaratkan untuk menghasilkan 10-6 SAL. 

pemakaian  indikator biologik yang semestinya yaitu  

memakai nya untuk mengkonfirmasi bahwa hasil 

parameter proses yang dikembangkan berada dalam SAL 

yang diinginkan. Pada sterilisasi basah, indikator biologik 

dipakai  untuk membuktikan bahwa kematian yang 

terukur secara fisik dapat diverifikasi secara biologi. 

Indikator biologik dengan nilai D yang sebenarnya dan 

populasi yang sebenarnya kurang dari 106 cukup untuk 

validasi beberapa proses sterilisasi dan dekontaminasi. 

Penting bahwa Pemakai  dapat menetapkan pemilihan 

indikator biologik secara ilmiah. 

 

 

PENCUCIAN PERALATAN KACA <1331> 

 

    Keberhasilan dalam melakukan pengujian dan 

penetapan kadar dalam farmakope tergantung sepenuhnya 

pada kebersihan peralatan kaca yang dipakai . Sebagai 

contoh, akurasi penetapan kadar heparin natrium, 

aktivitas vitamin B12, uji pirogen dan karbon organik 

total, terutama tergantung pada kebersihan peralatan kaca. 

    Pada masa lalu salah satu cara yang paling efektif 

untuk membersihkan peralatan kaca yaitu  dengan asam 

nitrat panas. Metode konvensional lain untuk 

membersihkan bahan organik yang tidak memerlukan 

panas yaitu  memakai  campuran asam sulfat-asam 

kromat. pemakaian  pencuci asam kromat tidak 

dianjurkan sebab  sifat bahan yang berbahaya dan 

beracun. 

    Beberapa alternatif yang lebih aman, termasuk 

pemakaian  bahan pencuci, seperti trinatrium fosfat dan 

detergen sintetik, telah terbukti sangat berguna, namun  

memerlukan pembilasan yang lebih lama. Mungkin lebih 

mudah untuk membilas memakai  asam nitrat encer 

atau asam sulfat sebelum pembilasan dengan air. Sistem 

ini akan menghilangkan residu bahan yang bersifat basa. 

    Untuk alat kaca yang dipakai  pada pengukuran 

optik, perlu penanganan khusus untuk pembersihan 

wadah, pemakaian  asam kromat maupun larutan alkali 

pekat hendaknya dihindari, 

    Pembersihan bahan organik yang efektif sangat penting 

pada pengujian air untuk pemakaian  farmasi dalam 

hubungannya dengan pengujian Karbon Organik Total 

<875>. Telah terbukti bahwa detergen sintetik dengan 

kalium hidroksida sebagai komponen utama 

meninggalkan paling sedikit residu bahan organik. 

Pemanasan dalam cawan pemijar memberi  hasil yang 

- 1639 -

 

 

 

 

 

 

sebanding  dan merupakan procedure  yang ringkas, namun  

memerlukan peralatan khusus. 

    Pada semua masalah , sangat penting untuk memverifikasi 

procedure  pembersihan yang sesuai untuk uji dan 

penetapan kadar yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan 

melalui pemakaian  blangko, penjelasan ilmiah, data 

residu bahan pembersih dari produsen, atau kontrol 

lainnya. Terutama, penanganan khusus diperlukan untuk 

pembersihan wadah yang dipakai  untuk pengukuran 

secara optik: hindari pemakaian  alkali pekat dan tidak 

diajurkan pemakaian  larutan asam kromat. Perlu 

dicantumkan pernyataan dalam protokol pencucian yang 

menjelaskan bagaimana menilai pencucian yang baik. 

 

 

PENGUKURAN WARNA DENGAN 

INSTRUMEN <1341> 

 

    Warna yang diamati dari suatu benda tergantung pada 

energi spektral iluminasi, sifat menyerap benda dan 

kepekaan visual pengamat terhadap rentang cahaya 

tampak seperti tertera pada Warna dan Akromisitas 

<1291>. Penting untuk diperhatikan bahwa metode 

pengukuran warna dengan instrumen yang dipakai  

secara luas harus memperhitungkan juga faktor-faktor 

ini  di atas. 

    Pengukuran warna dengan instrumen memberi  data 

yang lebih obyektif daripada pengamatan subyektif oleh 

beberapa orang. Dengan pemeliharaan dan kalibrasi 

instrumen yang memadai, metode ini memberi  

pengukuran warna dan perbedaan warna yang tepat dan 

akurat yang tidak berubah dengan perbedaan waktu 

pengukuran. Dasar pengukuran warna dengan instrumen 

yaitu  bahwa mata manusia telah dibuktikan untuk 

mendeteksi warna melalui tiga reseptor. sebab  itu semua 

warna dapat dibagi ke dalam campuran tiga stimuli 

cahaya yang dapat dipilih dan sesuai untuk merangsang 

ketiga reseptor dalam mata. Walaupun tidak ada satu 

perangkatpun sumber cahaya yang dapat dipakai  untuk 

menyepadankan semua warna (misal untuk setiap tiga 

cahaya yang dipilih, beberapa warna memerlukan suatu 

jumlah negatif dari satu atau lebih cahaya), tiga stimuli 

yang dapat berubah telah ditetapkan, sesampai  

memungkinkan untuk menetapkan semua warna yang 

sebenarnya. Melalui percobaan perbandingan warna yang 

luas dengan pengamat manusia yang memiliki  

penglihatan warna normal, telah diukur koefisien 

distribusi untuk tiap panjang gelombang daerah cahaya 

tampak (400 - 700 nm) yang memberi  jumlah relatif 

stimulasi pada tiap reseptor yang disebabkan oleh cahaya 

dari panjang gelonbang bersangkutan. Koefesien 

distribusi ini, dapat dilihat pada Gambar. 

Demikian juga untuk setiap warna, jumlah rangsangan 

pada tiap reseptor di mata dinyatakan oleh pasangan Nilai 

Tristimulus (X, Y, Z) untuk warna ini . 

    Hubungan antara koefisien distribusi (lihat Gambar) 

dan nilai tristimulus diberikan dalam persamaan berikut: 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                          ; P  yaitu  daya spektral pencahayaan, 

dan yaitu  reflektans spektral (P ) atau transmitans 

spektral ( ) dari bahan. 

 

 

 

    Begitu nilai tristimulus warna telah ditetapkan, nilai itu 

dapat dipakai  untuk menghitung koordinat warna 

dalam ruang warna tiga dimensi yang ideal sebagai ruang 

warna yang seragam secara visual. Banyak persaman 

warna telah dikembangkan dalam usaha menentukan 

ruang warna. Persamaan yang dituliskan dalam bagian ini 

merupakan kesepakatan antara kesederhanaan 

perhitungan dengan yang ideal. 

    Koordinat warna dalam ruang warna yang seragam 

secara visual dapat dipakai  untuk menghitung deviasi 

warna dari titik pembanding warna yang dipilih. Jika 

metode pengukuran warna dengan instrumen dipakai  

untuk menetapkan hasil suatu pengujian yang 

memerlukan pembandingan warna antara sediaan uji dan 

larutan pembanding atau baku, parameter yang 

dibandingkan yaitu  perbedaan antara warna blangko dan 

warna sediaan uji atau baku dalam ruang warna yang 

seragam secara visual. 

 

 

 

=

0 'Y

dPxfX

=

0 'Y

dPyfY

=

0 'Y

dPzfZ

=

0

' dPyY

- 1640 -

 

 

 

 

 

 

procedure  

 

    Pertimbangan yang dibahas dalam Spektrofotometri 

dan Hamburan Cahaya <1191> dapat ditetapkan juga 

pada pengukuran warna dengan instrumen. Dalam 

metode spektrofotometri, nilai reflaktans atau nilai 

transmitans diperoleh pada panjang gelombang yang 

berbeda sepanjang spektrum cahaya tampak, 

memakai  suatu lebar pita 10 nm atau kurang. Nilai-

nilai ini lalu  dipakai  faktor pembobotan. Pada 

metode kolorimetri, pembobotan diperoleh melalui 

pemakaian  filter. 

    Pada pengukuran reflaktans spektral zat padat tidak 

tembus cahaya, sudut pengamatan dipisahkan dari sudut 

pencahayaan sedemikian rupa, sesampai  hanya cahaya 

terefleksi secara difusi yang dipancarkan dari bahan uji 

memasuki reseptor. Refleksi yang lain dan penyimpangan 

cahaya tidak diukur. 

    Untuk pengukuran transmitans spektral cairan jernih, 

cairan disinari dalam batas 5 derajat dari normal terhadap 

permukaannya, dan energi transmisi yang diukur yaitu  

dalam batas 5 derajat dari normal. Warna cairan berubah 

dengan ketebalan lapisan yang diukur. Kecuali 

dinyatakan lain harus dipakai  ketebalan lapisan 1 cm. 

    Metode ini tidak dapat dipakai  untuk cairan keruh 

atau zat padat tembus cahaya. 

 

KALIBRASI 

 

    Untuk tujuan kalibrasi salah satu dari bahan 

pembanding berikut dapat dipakai , sebagaimana 

dibutuhkan pada geometri instrumen. Untuk pengukuran 

transmitans, air murni dapat dipakai  sebagai baku 

putih dan ditetapkan transmitans 1,000 pada semua 

panjang gelombang. lalu  nilai trimulus X, Y dan Z 

untuk C sumber CIE masing-masing 98,0; 100,0; dan 

118,1. Untuk pengukuran reflaktans dapat dipakai  

lempeng porselen yang tidak tembus cahaya, yang dasar 

kalibrasinya yaitu  reflektor difusi sempurna dan 

karakteristik reflektansnya telah ditetapkan untuk 

geometri instrumen yang dapat dipakai . Bila geometri 

yang ditunjukkan bahan uji mengganggu  pemakaian  

lempeng ini , dapat dipakai  barium sulfat yang 

ditekan dengan kualitas baku reflaktans putih. 

    sesudah  kalibrasi dengan bahan ini  di atas, 

sebaiknya bila mungkin ukur bahan pembanding yang 

warnanya sedapat mungkin mendekati warna contoh. 

    Bila contoh bahan uji tidak sesuai untuk dipakai  

sebagai baku jangka panjang, dapat dipakai  keping 

warna yang seragam secara visual dalam bagian yang 

kecil. pemakaian  baku pembanding seperti ini 

dianjurkan untuk memantau kinerja alat sekalipun untuk 

penetapan warna absolut. 

 

METODE SPEKTROFOTOMETRI 

 

    Tetapkan reflaktans atau transmitans dari 380 - 770 nm 

dengan interval 10 nm. Nyatakan hasil dalam presentase, 

dengan maksimum 100,0. Hitung nilai tristimulus X, Y 

dan Z sebagai berikut. 

    Bahan Refleksi Untuk bahan refleksi jumlah X, Y dan 

Z yaitu  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 ; yaitu  reflaktans spektral 

bahan, ,  dan  yaitu  nilai yang diketahui 

dari tiap sumber baku, dan  dinyatakan dalam nm. 

 

    Bahan Transmisi Untuk bahan transmisi, jumlah X, Y 

dan Z dihitung dengan cara diatas,  (transmitans 

spektral) sebagai pengganti untuk . 

 

METODE KOLOMETRI 

 

    Atur kolorimeter yang sesuai untuk memperoleh nilai 

yang setara nilai tristimulus X, Y dan Z. Ketepatan dapat 

ditunjukkan dalam memperoleh hasil dari filter 

kolorimeter sepadan dengan nilai tristimulus lempeng 

warna jenuh yang kuat dan membandingkan nilai ini  

dengan hasil perhitungan dari pengukuran spektral pada 

spektrofotometer. 

 

Interpretasi 

KOORDINAT WARNA 

 

    Koordinat warna, L*, a* dan b* didefinisikan sebagai 

berikut: 

L* = 116 (Y/Y0)1/3 – 16 

a* = 500 [X/X0)1/3 – (Y/Y0)1/3] 

b* = 200 [(Y/Y0) – (Z/Z0)1/3] 

 

X0, Y0 dan Z0 yaitu  nilai tristimulus dari baku tidak 

berwarna atau putih dan Y/Y0 > 0,01. biasanya  nilai 

ini  setara dengan nilai tristimulus dari pencahayaan 

baku dengan Y0 dibuat setara 100,0. Dalam hal ini X0 – 

98,0 dan  – 118,1. 

  

PERBEDAAN WARNA 

 

    Jumlah Perbedaan warna E yaitu : 

 

E = [( L*)2 + ( a*)2 + ( b*)2]1/2 

 

L*, a* dan b* yaitu  perbedaan dalam koordinat 

warna dari bahan yang akan dibandingkan. Walaupun 

perbandingan yang dipercaya dapat dibuat antara warna 

yang serupa yang diukur bersamaan, hasil yang diperoleh 

dengan instrumen berbeda atau dalam kondisi operasional 

- 1641 -

 

 

 

 

 

 

yang berbeda harus dibandingkan secara hati-hati. Jika 

diperlukan untuk membandingkan data yang diperoleh 

dari instrumen yang berbeda atau yang dicatat pada waktu 

yang berbeda atau kondisi lain yang berbeda, akan sangat 

membantu untuk memperoleh data secara bersamaan. 

Perbandingan hasil pembacaan pada bahan pembanding 

membantu untuk identifikasi perbedaan yang diakibatkan 

oleh instrumen. 

 

 

PENIMBANGAN PADA TIMBANGAN ANALITIK 

<1342> 

 

    Penimbangan yaitu  tahap yang sering dilakukan pada 

procedure  analitik dan timbangan yaitu  perlengkapan 

penting laboratorium analisa . Namun, penimbangan 

yaitu  sumber kesalahan umum yang sulit dideteksi pada 

hasil akhir analisa . Bab ini berlaku untuk timbangan 

elektronik; oleh sebab  itu, bagian tertentu bab ini tidak 

sesuai untuk jenis timbangan lain. procedure  penimbangan 

terdiri dari tiga langkah dasar yaitu: persiapan, 

pemeriksaan timbangan, dan penimbangan bahan. 

 

PERSIAPAN 

 

    Langkah awal yaitu  mengumpulkan peralatan yang 

sesuai seperti wadah untuk penimbangan, wadah untuk 

bahan sesudah  ditimbang, pinset, pipet, spatula dengan 

ukuran yang sesuai, dan sebagainya. pakailah  ukuran 

wadah yang  tidak melampaui kapasitas beban timbangan. 

Pastikan wadah yang dipakai  untuk menimbang bahan, 

bersih dan kering. Kumpulkan bahan kimia berupa 

pereaksi atau larutan yang dibutuhkan. 

    Perlu disiapkan juga bahan yang akan ditimbang. 

Bahan mungkin perlu digerus dan dikeringkan. Beberapa 

bahan perlu dipanaskan atau disimpan di lemari 

pendingin. Bahan perlu disesuaikan dengan suhu ruang 

penimbangan sebelum ditimbang. Untuk menghindari 

kondensasi kelembaban, bahan yang didinginkan harus 

disesuaikan dengan suhu ruang sebelum wadah dibuka. 

 

PEMERIKSAAN TIMBANGAN 

 

    Langkah selanjutnya yang penting untuk diingat yaitu 

timbangan diperiksa setiap sebelum penimbangan, sebab  

kesalahan mudah terjadi yang menyebabkan kesalahan 

pada data analitik. Pemakai  timbangan seharusnya 

mengecek lingkungan timbangan, kalibrasi, dan 

ketidakpastian timbangan. Jangan menganggap bahwa 

timbangan ditinggalkan kondisi benar oleh Pemakai  

sebelumnya. 

 

Lingkungan timbangan 

 

    Timbangan ditempatkan pada tempat yang sesuai 

dengan  getaran dan aliran udara yang rendah. Timbangan 

harus memiliki pasokan listrik yang stabil. Timbangan 

dan sekitar area kerja harus dijaga rapi dan tertib. Cara 

yang baik bila akan melakukan penimbangan, pakailah  

kuas atau yang setara untuk membersihkan pan 

timbangan dari bahan yang tertinggal pada penimbangan 

sebelumnya. [Catatan Setiap personil harus 

membersihkan remah, membuang bahan yang tumpah 

atau kertas dan memindahkan barang-barang yang 

dipakai  untuk pengukuran.] jika  suatu timbangan 

dipindahkan harus diikuti dengan penyesuaian suhu 

lingkungan baru dan dikalibrasi ulang. 

 

Kalibrasi 

 

    Jika perlu, nyalakan tombol power dan biarkan 

timbangan untuk disetimbangkan sekurang-kurangnya     

1 jam sebelum proses kalibrasi. (Timbangan mikro 

mungkin membutuhkan 24 jam untuk mencapai 

kesetimbangan). Jika timbangan mati dan hidup kembali, 

timbangan jenis tertentu akan menampilkan pesan yang 

mengindikasikan bahwa timbangan harus dikalibrasi 

sebelum penimbangan. Jika operator menyentuh bar 

timbangan, pesan akan hilang dan timbangan akan 

menampilkan  nilai 0, akan namun  timbangan tidak akan 

memberi  penimbangan yang benar sampai timbangan 

dikalibrasi. Timbangan analitik elektronik memiliki 

sistem kalibrasi internal berdasarkan beban. Kalibrasi 

dilakukan pada suhu ruang. 

 

Ketidakpastian timbangan 

 

PENGURANGAN PENYIMPANGAN 

    Penyimpangan yaitu  salah satu kesalahan yang sering 

terjadi, dan juga salah satu yang paling mudah untuk 

dikurangi atau dihilangkan. Penyimpangan timbangan 

dapat terjadi tanpa operator menyadari masalahnya. 

Lakukan pemeriksaan terhadap sampel, timbangan dan 

lingkungan laboratorium untuk menelusuri dan 

menetapkan penyebab kesalahan dan menghilangkannya: 

1. Pintu timbangan dibuka. 

2. Suhu timbangan dan bahan yang ditimbang tidak sama. 

3. Pengurangan sampel  atau penambahan bobot. 

4. Timbangan baru saja dipindahkan tapi belum 

disesuaikan dengan lingkungan baru dan dikalibrasi 

ulang. 

5. Aliran udara  yang ada di laboratorium. 

6. Suhu dalam  laboratorium berubah-ubah. 

7. Timbangan tidak ditempatkan pada tempat yang rata 

sesuai penyipat datar (“water-pass”). 

8. Kegiatan laboratorium yang menimbulkan getaran. 

9. Gangguan mekanis yang terjadi selama penimbangan.  

 

GANGGUAN MEKANIS 

 

    Gangguan pada timbangan disebabkan oleh 

peregangan pegas yang berlebihan dan terutama sebab  

memuat terlalu banyak atau penetesan sesuatu secara 

tidak sengaja diatas pan timbangan. Timbangan mikro 

sangat sensitif terhadap beban yang banyak dan 

goncangan. Saat memakai  timbangan mikro, atur 

tuas ke posisi istirahat saat penambahan atau pemindahan 

bahan; putar tuas ke posisi menimbang untuk 

menampilkan  berat. Untuk beberapa masalah  penyimpangan 

- 1642 -

 

 

 

 

 

 

sebab  gangguan, dapat dihilangkan dengan membiarkan 

timbangan tanpa penimbangan cukup lama untuk kembali 

pulih. Jika peregangan pegas berlebihan, diperlukan 

pemeriksaan timbangan yang lebih teliti. Dalam masalah  

perbaikan kekuatan elektronik timbangan, pegas akan 

diganti dengan bahan lentur dan massa ”creep” lebih 

tahan terhadap gangguan. 

 

procedure  JAMINAN MUTU UNTUK 

PENGUKURAN GANGGUAN TIMBANGAN 

 

    Dalam waktu yang lama, gangguan timbangan dan 

perubahan lain dari hari ke hari diperiksa dengan 

menimbang anak timbangan baku secara periodik: 

pemeriksaan ini hendaknya dilakukan sesudah  timbangan 

dikalibrasi pada suhu laboratorium. Pemeriksaan ini 

sebaiknya dilakukan sebelum penimbangan pertama pada 

hari ini  atau sesudah  kejadian yang mungkin 

menganggu kalibrasi timbangan (kegagalan daya, 

perpindahan timbangan ke lokasi baru, dll). Anak 

timbangan baku berbentuk sesuatu dengan massa yang 

tetap dan stabil dan tidak melebihi batas beban 

timbangan. Bobot yang setimbang membuat anak 

timbangan baku dapat diandalkan. Tiap timbangan 

seharusnya dilengkapi dengan anak timbangan baku yang 

disimpan pada wadah yang terlindung dekat timbangan. 

procedure  dibawah ini untuk mengurangi kesalahan 

timbangan dan kemungkinan kesalahan pembacaan 

sebab  penyimpangan: 

1. Pastikan daya listrik pada timbangan hidup dan posisi 

penyipat datar berada  di tengah indikator. 

2. Lakukan kalibrasi timbangan analitik atau timbangan 

mikro. [Catatan  Beberapa timbangan memiliki tuas  

kalibrasi yang akan kembali pada posisi penimbangan 

asal. Jangan bergantung pada kalibrasi sebelumnya.] 

3. Setiap hari orang pertama yang memakai  

timbangan hendaknya menimbang anak timbangan 

baku dan mencatatnya dalam “logbook” untuk 

perbandingan dengan pembacaan sebelumnya. Jika 

diketahui penyimpangan lebih besar dari ketentuan 

maka harus dilaporkan untuk diperbaiki. [Catatan  

Anak timbangan baku cenderung untuk bertambah 

bobot selama penyimpanan disebabkan kesalahan 

penanganan dan paparan kontaminan di lingkungan. 

Anak timbangan ini dapat dibersihkan dengan 

menyeka memakai  kain yang dibasahi sedikit 

pelarut yang tepat seperti dietil eter.] 

 

    Timbangan analitik Pilih massa anak timbangan baku 

yang sesuai untuk memeriksa timbangan analitik. Jika 

mungkin atur timbangan untuk membaca sampai lima 

desimal. Ikuti petunjuk dari pabrik. Ambil anak 

timbangan baku dengan pinset, tempatkan hati-hati pada 

pan timbangan dan timbang. [Catatan Jangan 

menjatuhkan anak timbangan baku pada pan timbangan 

sebab  dapat menyebabkan kerusakan timbangan.] 

Tempatkan beban pada tengah pan untuk menghilangkan 

perbedaan sudut penimbangan. Akurasi bobot tidak 

penting: faktor yang menjadi perhatian yaitu  apakah 

terjadi penyimpangan. Jika penyimpangan tidak terjadi 

nilai seharusnya stabil. Penimbangan periodik anak 

timbangan baku akan menentukan apakah papan (atau 

tepi pisau pada timbangan mekanik) pada alat dalam 

kondisi baik. Pemeriksaan penyimpangan pada posisi 

yang paling sensitif akan menampilkan  kelainan: variasi 

berat yang diamati tidak melebihi ±0,2 mg. Contoh 

dengan berat 20 gram jika nilai rerata yang terbaca 

19,9984 toleransi dari 19,9982 sampai dengan       

19,9986 gram. Oleh sebab  itu, harus di lakukan beberapa 

pembacaan sebelum menetapkan toleransi. [Catatan Anak 

timbangan baku tidak perlu akurasi tinggi tapi yang 

penting bahwa massa stabil. Sebagai tambahan, toleransi 

tidak berhubungan dengan nilai 0,1%, seperti tertera 

pada Timbangan dan Anak Timbangan <41> untuk 

penimbangan bahan secara akurat. Toleransi bertujuan 

untuk menyatakan kemungkinan gangguan atau  

kesalahan kalibrasi; toleransi ini dengan mudah dicapai 

oleh timbangan elektronik modern.] 

 

Timbangan mikro Lakukan seperti pada Timbangan 

analitik, namun  pakailah  anak timbangan baku yang sesuai 

untuk timbangan khusus. Contoh, anak timbangan baku 

100 mg dapat dipilih untuk timbangan yang batas beban 

150 mg atau anak timbangan baku 10 mg dapat 

dipakai  untuk timbangan ultramikro dengan batas 

beban 15 mg (operator harus tahu kapasitas maksimum 

timbangan untuk memilih anak timbangan baku yang 

benar). Timbangan menampilkan  bobot dalam mg, catat 

bobot segera pada saat pembacaan stabil untuk beberapa 

detik. Variasi penimbangan seharusnya dengan rentang 

yang sepadan dengan spesifikasi yang diberikan oleh 

pabrik namun  tidak lebih dari 0,1% jumlah jenis bahan 

yang ditimbang. Contoh, jika 10 mg sampel secara rutin 

ditimbang, variasi pada penimbangan anak timbangan 

baku tidak  melebihi 0,01 mg. 

 

PENIMBANGAN BAHAN 

 

    Langkah terakhir ini, pemilihan angka desimal 

diperlukan untuk procedure  analitik. Kebanyakan analisa  

farmasi memakai  beberapa  kecil bahan, yang 

memerlukan pembacaan timbangan sampai  lima desimal 

untuk mencapai akurasi yang diperlukan. Pembacaan 

penimbangan dengan empat desimal lebih disukai untuk 

penimbangan mendekati jumlah dalam gram. Jangan 

membiarkan bahan tersisa pada timbangan untuk waktu 

yang lama sebab  dapat terjadi perubahan disebabkan 

oleh interaksi dengan air atau karbon dioksida di udara. 

 

Batas beban 

 

    Pilih timbangan yang tepat untuk jumlah dan akurasi 

yang dibutuhkan. Tiap timbangan memiliki batas beban 

yang  seharusnya tidak dilampaui. Tiap pabrik  timbangan 

menyediakan kondisi maksimum beban, dan batas 

ini  bervariasi tergantung jenis timbangan. Operator 

harus mengetahui batas ini  sesampai  timbangan 

tidak rusak. [Catatan Timbangan elektronik bekerja 

dengan prinsip “load cell” yang menghasilkan keluaran 

- 1643 -

 

 

 

 

 

 

elektrik sebanding dengan pergerakan “strain gauge” 

dan linier pada rentangnya.] 

 

Wadah 

 

    Wadah yang tepat untuk bahan yang ditimbang harus 

dipilih. Bobot wadah ditambah bobot yang diukur tidak 

boleh melebihi beban maksimum timbangan;  ukuran dan 

bentuk wadah seharusnya sesuai dengan ruang dan pan 

timbangan  tanpa mengganggu kegiatan penimbangan. 

Hal yang penting yaitu  wadah dalam keadaan bersih dan 

kering. Wadah yang umum yaitu  botol timbang, corong 

timbang, labu, dan kertas timbang. Wadah yang benar 

tergantung pada jumlah dan tipe bahan yang akan 

ditimbang (cairan, padatan atau serbuk). Bejana dengan 

massa yang rendah sebaiknya dipilih saat menimbang 

beberapa  kecil bahan. Disarankan memakai  sarung 

tangan, pinset, atau alat jenis lain saat menangani wadah 

sebab  minyak dari tangan dapat menambah bobot. 

    Corong timbang merupakan wadah yang paling 

memuaskan, sebab  dapat berfungsi sebagai cawan 

timbang dan sebagai corong pemindah, sesampai  

memudahkan pemindahan ke dalam labu tentukur. 

Corong timbang tersedia dalam berbagai ukuran: pilihlah 

ukuran yang sesuai untuk penimbangan.  

    Kertas timbang dapat dipakai  untuk zat padat. 

Wadah kertas harus ditangani dengan hati-hati untuk 

menghindari tumpahan. 

 

Penimbangan dengan Perbedaan 

 

    Penimbangan biasanya dilakukan dengan perbedaan. 

Metode berikut dapat dipakai  untuk hasil analitik yang 

baik: 

 

METODE 1 

 

    Tara wadah kosong seperti berikut. Tempatkan wadah 

pada timbangan di tengah pan, dan tekan tombol tara 

pada timbangan. Operasi ini secara elektrik mengatur 

sinyal dari “strain gauge” ke 0 sesampai  bobot wadah 

tidak ikut ditimbang. Tambahkan bahan yang ditimbang 

ke dalam wadah dan catat bobot. Pindahkan bahan yang 

sudah ditimbang ke dalam wadah akhir lalu  

timbang kembali wadah asli dengan menempatkan wadah 

ke posisi sama pada pan. [Catatan Jangan mengubah 

pengaturan tara timbangan antara dua penimbangan.] 

Bobot  kedua mewakili bahan yang tidak terpindahkan 

dan dikurangkan terhadap jumlah bobot bahan yang 

ditimbang untuk menentukan bobot bahan yang 

dipindahkan. 

 

METODE 2 

 

    Jika wadah kosong tidak ditara, tambahkan bahan yang 

ditimbang ke dalam wadah dan tempatkan wadah pada 

timbangan di tengah pan. Catat bobot dan pindahkan 

bahan yang ditimbang ke dalam wadah akhir. lalu  

timbang kembali wadah awal dengan mengembalikan 

pada posisi sama pada pan. Bobot kedua menampilkan  

jumlah bobot wadah dan bahan yang tidak terpindahkan, 

kurangkan   terhadap jumlah total bobot bahan dan wadah 

untuk menentukan bobot bahan yang dipindahkan. 

 

METODE 3 

 

    Metode ini menjelaskan pemindahan kuantitatif. Bahan 

yang ditimbang ditambahkan pada wadah yang telah 

ditara, jumlah ditentukan oleh selisih diantaranya dan 

lalu   seluruh bahan dipindahkan secara kuantitatif 

(contoh memakai  pelarut) ke wadah akhir. 

 

procedure  KEAMANAN PENANGANAN BAHAN 

 

    Operator harus mengetahui tindakan pencegahan 

seperti dijelaskan dalam lembar keselamatan kerja bahan 

sebelum penimbangan. Bahan berbahaya harus ditangani 

dalam wadah tertutup yang memiliki filtrasi udara yang 

tepat. Banyak bahan mungkin sangat toksik, 

menyebabkan alergi dan mungkin berupa cairan atau 

partikel halus. Masker yang menutupi hidung dan mulut 

seharusnya dipakai  untuk mencegah inhalasi serbuk 

kimia. Sarung tangan seharusnya dipakai  untuk 

mencegah kontak dengan kulit. [Catatan pemakaian  

sarung tangan yaitu  praktek yang baik untuk penanganan 

berbagai bahan kimia. Jika sarung tangan diperlukan untuk 

menangani wadah selama penimbangan, operator 

seharusnya memakai  sarung tangan, tidak hanya untuk 

perlindungan diri tapi juga untuk mencegah penimbunan 

lembab dan minyak pada wadah.] Selama penimbangan 

operator mungkin terpapar bahan murni dengan 

konsentrasi tinggi; oleh sebab  itu setiap saat operator 

harus berhati-hati mempertimbangkan kemungkinan 

ini . 

    Penimbangan dilakukan pada banyak jenis bahan yang 

berbeda, seperti padatan yang besar, serbuk halus dan 

cairan (kental atau tidak kental, mudah menguap atau 

tidak mudah menguap). Tiap jenis bahan memerlukan 

penanganan khusus.  

 

Penimbangan Padatan 

 

    Padatan dibagi dalam 2 bentuk yaitu potongan besar 

dengan atau tanpa serbuk pada permukaan dan serbuk 

halus atau hablur kecil. Jika menimbang potongan besar 

dengan serbuk pada permukan, sekurang-kurangnya satu 

kertas timbang ditempatkan di pan timbangan untuk 

menjaga dari kerusakan. Potongan besar yang tidak 

reaktif dengan permukaan tanpa serbuk dapat 

ditempatkan langsung pada pan (misal tablet salut). 

[Catatan Potongan padatan harus ditangani dengan 

pinset, tidak boleh dengan tangan.] 

 

MUATAN STATIS 

 

    Serbuk halus memiliki kecendurungan menimbulkan 

muatan statis yang menyebabkan partikel berterbangan. 

Muatan statis harus dihilangkan sebelum penimbangan. 

pakailah  alat antistatis untuk meminimalkan masalah ini. 

[Catatan Beberapa alat mungkin memakai  komponen 

- 1644 -

 

 

 

 

 

 

‘piezoelectric’ atau beberapa  kecil elemen radioaktif (sejenis 

polonium) untuk menghasilkan aliran ion yang 

menghilangkan muatan statis serbuk yang ditimbang.] 

Muatan statis bergantung pada kelembaban relatif 

laboratorium yang bergantung pada kondisi lingkungan. 

Dalam kondisi tertentu muatan statis diakibatkan oleh 

pakaian yang dipakai  operator, muatan statis ini 

menyebabkan kesalahan besar pada saat penimbangan.    

 

procedure  PENIMBANGAN 

 

    Tempatkan wadah pada pan timbangan, tutup pintu 

timbangan dan lakukan penimbangan seperti tertera pada 

Penimbangan dengan Perbedaan dengan tambahan 

sebagai berikut. Tambahkan bahan yang telah 

diserbukkan memakai  spatula sampai jumlah yang 

diinginkan secara hati-hati. Hindari tumpahan. Tutup 

pintu timbangan dan catat bobot segera saat timbangan 

menampilkan  pembacaan yang stabil.  

   

TUMPAHAN 

 

    Jika padatan tumpah, pindahkan wadah dan  bersihkan 

bahan yang tumpah dari timbangan. Bahan yang tumpah 

harus dibuang dengan tepat dan tidak boleh disingkirkan 

ke meja timbangan sesampai  operator lain mungkin 

kontak dengan bahan ini . lalu  dapat memulai 

proses menimbang atau  menimbang kembali sisa bahan. 

[Catatan Jangan pernah mengembalikan kelebihan 

bahan ke wadah awal. Kelebihan bahan harus dibuang 

dengan cara yang tepat.] 

 

Penimbangan Cairan 

 

    Cairan mungkin mudah menguap atau tidak mudah 

menguap dan kental atau tidak kental. Setiap jenis 

membutuhkan perhatian khusus. 

 

procedure  PENIMBANGAN 

 

Lakukan penimbangan seperti tertera pada Penimbangan 

dengan perbedaan dengan tambahan sebagai berikut: 

Cairan sebaiknya selalu ditimbang pada wadah yang 

dapat ditutup sesampai  tidak ada bahan yang hilang. 

Langkah terbaik jika  cairan ditambahkan pada wadah 

di luar timbangan sebab  adanya kemungkinan tumpah. 

[Catatan Cairan yang tumpah pada alat penimbangan 

dapat menyebabkan kerusakan serius terhadap 

timbangan dan tumpahan cairan susah dihilangkan.] 

    Cairan yang tidak kental dapat ditangani dengan pipet 

kapiler Pasteur yang dilengkapi dengan balon karet 

seperti pipet tetes. beberapa  kecil cairan kental dapat 

ditangani dengan menyentuhkan pengaduk pada 

permukaan cairan dan dengan hati-hati menyentuhkan 

pengaduk ke sisi wadah yang akan mengalirkan bahan ke 

wadah lain. 

 

 

 

 

Penimbangan Bahan Korosif 

 

    Banyak bahan kimia seperti garam, bersifat korosif, 

dan jenis bahan ini tidak boleh tumpah pada pan 

timbangan atau masuk pada alat penimbangan. Penting 

untuk lebih berhati-hati saat menimbang bahan jenis ini.  

 

KESIMPULAN 

 

    Dengan mengikuti procedure  diatas secara hati-hati, 

personil laboratorium akan menghilangkan banyak 

kesalahan yang mungkin terjadi dalam procedure  

penimbangan. Meskipun demikian, penting setiap 

timbangan  dipelihara dan dikalibrasi secara teratur oleh 

personil terlatih dari pihak internal maupun eksternal. 

Timbangan harus diuji memakai  timbangan yang 

tertelusur ke standar nasional maupun internasional. 

Perbaikan timbangan  harus dilakukan oleh personil yang 

kompeten. 

 

 

PERTIMBANGAN TENTANG STABILITAS DALAM 

PEMBERIAN OBAT <1351> 

 

[Catatan Uraian dalam bab ini ditujukan hanya untuk 

informasi umum, tidak dimaksudkan untuk memodifikasi 

atau menggantikan persyaratan khusus yang tertera pada 

Farmakope ini.] 

    Aspek stabilitas produk obat yang merupakan 

perhatian utama bagi Apoteker dalam pemberian obat 

akan dibicarakan di sini. 

    Apoteker sebaiknya menghindari bahan dan kondisi 

yang menyebabkan terjadinya  penurunan mutu fisik atau 

peruraian sediaan obat secara kimia. Stabilitas dan efek 

klinik sediaan obat dapat dipertahankan dengan 

meniadakan perubahan atau menghindari cara pembuatan 

yang tidak tepat. Apoteker sebaiknya menetapkan dan 

mempertahankan kondisi yang dapat memastikan 

kestabilan obat guna membantu mencegah kegagalan 

terapi dan respons yang merugikan.  

    Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu 

produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan 

sepanjang periode penyimpanan dan pemakaian , yaitu 

“shelf life” nya, sifat dan karakterisitiknya sama dengan 

yang dimilikinya pada saat produk dibuat. Lima jenis 

stabilitas yang umum dikenal, dapat dilihat pada tabel. 

 

Kriteria untuk Tingkat Penerimaan Stabilitas 

Jenis stabilitas Kondisi yang dipertahankan 

sepanjang periode penyimpanan 

dan pemakaian  obat 

Kimia Tiap zat aktif mempertahankan 

keutuhan kimia dan potensi yang 

tertera pada etiket dalam batas 

yang ditetapkan. 

Fisika Mempertahankan sifat fisika awal, 

termasuk pemerian, kesesuaian, 

keseragaman, disolusi dan 

kemampuan untuk disuspensikan. 

- 1645 -

 

 

 

 

 

 

Mikrobiologi Sterilitas atau resistensi terhadap 

pertumbuhan mikroba 

dipertahankan sesuai dengan 

persyaratan yang dinyatakan. Zat 

antimikroba yang ada 

mempertahankan efektivitas dalam 

batas yang ditetapkan. 

Terapi Efek terapi tidak berubah.  

Toksikologi Tidak terjadi peningkatan toksisitas 

yang bermakna.  

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi  

Stabilitas Produk 

 

    Tiap bahan di dalam suatu bentuk sediaan, baik yang 

berkhasiat terapi aktif atau inaktif dapat mempengaruhi 

stabilitas. Faktor lingkungan utama yang dapat 

menurunkan stabilitas seperti paparan terhadap suhu yang 

merugikan, cahaya, oksigen, karbon dioksida dan 

kelembaban.  Demikian juga faktor utama bentuk sediaan 

yang mempengaruhi stabilitas obat seperti ukuran partikel 

(terutama dalam emulsi dan suspensi), pH, komposisi 

sistem pelarut (misalnya persentase air dan kepolaran), 

kesesuaian antara anion dan kation, kekuatan ion larutan, 

wadah utama, adanya bahan tambahan kimia spesifik, 

ikatan molekular, difusi obat dan adanya bahan pengisi. 

Dalam sediaan obat, reaksi-reaksi berikut  biasanya 

menyebabkan berkurangnya kandungan zat aktif dan 

perubahan ini biasanya tidak tampak secara visual.  

      

Hidrolisis Ester dan -laktam yaitu  ikatan kimia yang 

dapat terhidrolisis dengan adanya air. Sebagai contoh, 

ester asetil dalam aspirin terhidrolisis menjadi asam asetat 

dan asam salisilat pada kondisi lembab, namun  pada 

kondisi lingkungan kering hidrolisis ini dapat diabaikan. 

Kecepatan hidrolisis aspirin meningkat dengan 

meningkatnya tekanan uap air  di lingkungan. 

   Ikatan amida juga terhidrolisis, walaupun pada 

biasanya  lebih lambat dibanding ester. Sebagai contoh, 

prokain (suatu ester) akan terhidrolisis jika disterilkan 

dalam autoklaf, namun  prokainamida tidak. Ikatan amida 

atau peptida dalam berbagai senyawa peptida dan protein 

bervariasi dalam kelabilan untuk terhidrolisis.  

    Ikatan laktam dan azometin (atau imin) dalam 

benzodiazepin juga labil terhadap hidrolisis. Pemicu atau 

katalis proses hidrolisis yang utama yaitu  pH dan zat 

kimia tertentu (misalnya dekstrosa dan tembaga pada 

hidrolisis ampisilin).  

 

    Epimerisasi Golongan tetrasiklin paling mudah 

mengalami epimerisasi. Reaksi ini terjadi dengan cepat  

jika obat terlarut diberi suasana pH lebih dari 3 dan 

menghasilkan penyusunan ulang sterik pada golongan 

dimetilamino. Epitetrasiklin yaitu  epimer tetrasiklin,  

hanya sedikit atau tidak memiliki  aktivitas antibakteri. 

 

    Dekarboksilasi Beberapa asam karboksilat yang larut 

seperti asam p-aminosalisilat, kehilangan karbondioksida 

dari gugus karboksilnya jika dipanaskan. Reaksi ini 

mengurangi kekuatan farmakologi. 

   Dekarboksilasi -keto dapat terjadi pada beberapa 

antibiotik padat yang memiliki  gugus karbonil pada   

-karbon dari asam karboksilat atau anion karboksilat. 

Dekarboksilasi semacam ini terjadi pada antibiotik: 

natrium karbenisilin, asam bebas karbenisilin, natrium 

tikarsilin dan asam bebas tikarsilin. 

 

    Dehidrasi Dehidrasi tetrasiklin yang dikatalisasi 

dengan asam membentuk epianhidrotetrasiklin, suatu 

produk yang kekurangan aktivitas antibakteri dan 

menyebabkan toksisitas. 

 

    Oksidasi Struktur molekul yang mudah teroksidasi 

yaitu  yang memiliki  gugus hidroksil yang terikat 

langsung pada cincin aromatik (contohnya turunan fenol 

seperti katekolamin dan morfin), diena terkonjugasi 

(seperti vitamin A dan asam lemak bebas tak jenuh), 

cincin aromatik heterosiklik, turunan nitroso dan nitrit, 

serta aldehid (contohnya perasa).  Hasil oksidasi biasanya 

kekurangan aktivitas terapi. Contoh identifikasi terjadinya 

oksidasi secara visual yaitu  perubahan warna epinefrin 

dari tidak  berwarna menjadi kekuningan yang mungkin 

tidak terlihat pada beberapa pengenceran atau dengan 

beberapa mata.  

    Oksidasi dikatalisasi dengan nilai pH yang lebih tinggi 

dari nilai pH optimum, ion logam berat polivalen 

(contohnya besi dan tembaga) dan paparan terhadap 

oksigen dan cahaya UV. Dua terakhir penyebab oksidasi 

membenarkan pemakaian  zat kimia antioksidan, gas 

nitrogen yang dialirkan pada saat pengisian ampul dan 

vial atau wadah /pengemas yang tidak tembus cahaya dan 

gelas bening coklat atau wadah plastik. 

 

     Dekomposisi fotokimia Paparan cahaya UV dapat 

menyebabkan oksidasi (fotooksidasi) dan fotolisis pada 

ikatan kovalen. Nifedipin, nitroprussida, riboflavin dan 

fenotiazin sangat labil terhadap fotooksidasi. Pada 

senyawa yang rentan, energi fotokimia menghasilkan 

radikal bebas antara yang dapat  mengekalkan reaksi 

berantai. 

 

     Kekuatan ion Efek konsentrasi total dari elektrolit 

terlarut terhadap kecepatan reaksi hidrolisis berasal dari 

pengaruh kekuatan ion pada daya tarik antar ion. Pada 

biasanya  kecepatan hidrolisis yang konstan merupakan 

perbandingan kekuatan ion dengan ion yang berlawanan 

muatan (contohnya, kation obat dan anion pengisi) dan 

secara langsung sebanding dengan kekuatan ion. Reaksi 

yang menghasilkan ion yang bermuatan berlawanan 

dengan obat aslinya sebab  peningkatan kekuatan ion, 

dapat meningkatkan kecepatan  hidrolisis. Kekuatan ion 

garam organik yang tinggi dapat juga mengurangi 

kelarutan beberapa obat lainnya. 

 

     Efek pH Degradasi banyak obat dalam larutan 

meningkat atau menurun secara eksponensial ketika pH 

menurun atau meningkat melampaui rentang nilai pH 

spesifik. Tingkat pH yang tidak tepat dengan terkena 

kenaikan suhu merupakan faktor yang banyak 

menyebabkan obat kehilangan efek klinik yang 

- 1646 -

 

 

 

 

 

 

bermakna, disebabkan oleh reaksi hidrolisis dan oksidasi. 

Sebagai contoh, larutan atau suspensi obat, mungkin 

stabil selama beberapa hari, minggu, bahkan tahun dalam 

bentuk formulasi aslinya, namun  jika dicampur dengan 

cairan lain yang mengubah pH, akan terdegradasi dalam 

beberapa menit atau hari. Dengan perubahan pH 

walaupun hanya 1 unit (misalnya dari 4 menjadi 3 atau 

dari 8 menjadi 9) dapat menurunkan stabilitas obat 

dengan faktor 10 atau lebih.  

     Suatu sistem dapar  pH, biasanya asam atau basa 

lemah dan garamnya, merupakan bahan pengisi yang 

biasa dipakai  dalam sediaan cairan untuk 

mempertahankan pH pada suatu rentang yang akan 

meminimalkan kecepatan degradasi obat. pH larutan obat 

dapat juga diatur atau didapar untuk mencapai kelarutan 

obat. Sebagai contoh, pH yang berkaitan dengan pKa 

akan mengontrol fraksi terionisasi yang biasanya lebih 

larut dan jenis non ionik yang kurang larut dari suatu 

senyawa organik yang bersifat elektrolit lemah.  

     Pengaruh pH pada stabilitas fisik sistem dua tahap , 

terutama emulsi, juga penting. Sebagai contoh, emulsi 

lemak intravena  yang stabil dengan adanya pH asam. 

 

    Kompatibilitas (ketercampuran) antar ion (IonN+-

IonN-)  Kompatibilitas atau kelarutan ion-ion berlawanan 

muatan terutama tergantung pada  jumlah muatan per ion 

dan ukuran molekul ion. Pada biasanya   ion polivalen 

yang berlawanan muatan akan menjadi lebih tidak 

tercampur. Jadi suatu ketidaktercampuran lebih mudah 

terjadi pada penambahan ion yang banyak dengan muatan 

yang berlawanan dengan obat. 

 

      Kestabilan keadaan padat Reaksi-reaksi relatif 

lambat pada keadaan padat. Jadi, stabilitas obat pada 

keadaan padat jarang diperhatikan pada pembuatan obat. 

Kecepatan degradasi zat padat kering biasanya 

ditunjukkan dengan kurva kinetik ordo 1 atau kurva 

sigmoid. Oleh sebab  itu, obat-obat padat dengan suhu 

lebur lebih rendah sebaiknya tidak dikombinasi dengan 

senyawa kimia lain yang dapat membentuk campuran 

eutektik.  

      Pada keadaan lembab, dekomposisi obat padat dapat 

mengubah kinetik kimia orde 0 sebab  kecepatan 

dikontrol oleh fraksi obat yang relatif kecil yang ada 

dalam suatu larutan jenuh, berada pada permukaan 

produk ruahan obat padat (biasanya tidak kelihatan).  

 

     Suhu Pada biasanya  kecepatan reaksi kimia akan 

meningkat secara eksponensial pada setiap kenaikan suhu 

10º. Hubungan ini dapat diamati pada hampir semua 

reaksi hidrolisis obat dan beberapa reaksi oksidasi obat. 

Faktor aktual dari peningkatan kecepatan tergantung pada 

energi aktivasi dari reaksi tertentu. Energi aktivasi yaitu  

suatu fungsi dari ikatan reaktif spesifik dan formulasi 

obat (misalnya pelarut, pH, bahan tambahan). Sebagai 

contoh, obat dapat terhidrolisis jika mengalami 

peningkatan suhu 20º, seperti dari dingin menjadi suhu 

ruang yang terkontrol (Lihat Persyaratan dan Ketentuan 

Umum). “Shelf life” obat pada suhu ruang terkontrol  

menurun ¼  sampai 1/25 dari “shelf life” nya pada 

keadaan suhu lemari pendingin. 

    Apoteker harus waspada bahwa suhu dingin yang tidak 

tepat dapat menimbulkan kerusakan. Sebagai contoh, 

lemari pendingin dapat menyebabkan viskositas yang 

ekstrim pada beberapa obat cair dan menyebabkan super 

saturasi pada yang lain. Pembekuan dapat memecah atau 

menyebabkan peningkatan ukuran tetesan suatu emulsi; 

juga dapat  mendenaturasi protein; dan dalam masalah  yang 

jarang terjadi dapat menyebabkan terbentuknya keadaan 

polimorfis yang kurang larut pada beberapa obat.  

       

Penelitian Stabilitas dalam Pembuatan Obat 

 

    Cakupan dan rancangan penelitian stabilitas bervariasi 

tergantung pada produk dan pabrik yang bersangkutan. 

biasanya  formulator suatu produk pertama-tama 

menentukan pengaruh suhu, cahaya, udara, pH, 

kelembaban, sesepora logam dan bahan pengisi atau 

pelarut yang biasa dipakai  pada zat aktif. Dari 

informasi ini, satu atau lebih formula suatu sediaan 

dibuat, dikemas dalam wadah yang sesuai dan disimpan 

dalam berbagai kondisi lingkungan yang berbeda, baik 

normal maupun tidak. Pada interval waktu tertentu, 

produk contoh ditetapkan potensinya memakai  

metode yang menampilkan  stabilitas, mengamati 

perubahan fisik jika memungkinkan, diuji sterilitas dan 

atau resistensi terhadap pertumbuhan mikroba serta 

toksisitas dan ketersediaan hayati. Penelitian seperti ini 

digabung dengan hasil uji klinik dan toksikologi, 

memungkinkan pabrik untuk memilih formulasi dan 

wadah yang optimum serta menetapkan kondisi 

penyimpanan yang dianjurkan dan tanggal kedaluwarsa 

untuk tiap bentuk sediaan dalam kemasannya. 

 

Tanggung Jawab Apoteker  

 

    Apoteker membantu menjamin bahwa obat di bawah 

pengawasannya memenuhi kriteria stabilitas yang dapat 

diterima dengan: (1) Menyerahkan lebih dahulu obat 

yang paling lama disimpan dan memperhatikan waktu 

kedaluwarsa obat; (2) Menyimpan obat pada kondisi 

lingkungan seperti tertera pada masing-masing monografi 

dan atau pada etiket; (3) Mengamati produk terhadap 

terjadinya ketidakstabilan; (4) Membuat dan memberi 

etiket dengan benar pada produk yang dikemas kembali, 

diencerkan atau dicampur dengan produk lain; (5) 

memberi  obat dalam wadah yang sesuai dengan tutup 

yang sesuai; (6) memberi  informasi dan pengetahuan 

pada pasien tentang cara penyimpanan dan pemakaian 

obat yang benar termasuk pengaturan resep yang sudah 

lama. 

 

    Perputaran persediaan dan pengamatan tanggal 

kedaluwarsa Perputaran persediaan yang benar 

diperlukan untuk meyakinkan pemberian obat yang 

sesuai. Obat yang jarang diberikan harus dimonitor 

dengan ketat sesampai  obat yang telah disimpan lama 

perlu mendapat perhatian khusus, terutama berkaitan 

dengan tanggal kedaluwarsa. Pabrik dapat menjamin 

mutu obat hanya sampai pada tanggal kedaluwarsa yang 

- 1647 -

 

 

 

 

 

 

ditentukan bila obat disimpan dalam wadah asli pada 

kondisi penyimpanan yang dianjurkan. 

 

    Penyimpanan pada kondisi lingkungan yang di-

anjurkan biasanya  kondisi penyimpanan yang 

dianjurkan tertera pada etiket, yang harus diikuti dengan 

saksama. Termasuk rentang suhu atau kondisi tempat 

penyimpanan tertentu (misalnya lemari pendingin atau 

suhu ruang dengan suhu terkendali) seperti tertera pada 

Ketentuan Umum. Instruksi tambahan seperti cara 

melindungi produk dari cahaya juga harus diikuti dengan 

saksama. Bila suatu produk harus terlindung dari cahaya 

dan ditempatkan dalam wadah yang jernih dan tembus 

cahaya dengan penutup bagian luar buram, penutup 

ini  tidak boleh dibuka atau dibuang sampai  semua 

isinya dipakai . Jika tidak ada instruksi khusus, produk 

harus disimpan dalam suhu ruang yang terkendali 

seperti tertera pada Suhu Penyimpanan dalam Ketentuan 

Umum. Produk harus disimpan jauh dari lokasi yang 

dapat menimbulkan panas, dingin berlebih atau 

bervariasi, atau cahaya yang kuat, seperti dekat dengan 

pipa pemanas atau cahaya fluoresens. 

 

    Mengamati produk terhadap terjadinya 

ketidakstabilan Hilangnya potensi biasanya disebabkan 

oleh perubahan kimia; reaksi yang paling umum yaitu  

hidrolisis, oksidasi-reduksi dan fotolisis. Perubahan 

kimia juga dapat terjadi melalui interaksi antara bahan-

bahan dalam suatu produk atau jarang antara produk 

dengan wadah. Hilangnya potensi zat aktif dapat 

diakibatkan oleh difusi obat ke dalam atau 

kombinasinya dengan, permukaan sistem penutupan 

wadah. Bertambahnya potensi biasanya  disebabkan 

oleh penguapan pelarut atau perembesan bahan-bahan 

dari sistem penutupan wadah. 

    Potensi kimia zat aktif harus tetap berada dalam batas 

yang tertera dalam monografi. Potensi ditetapkan 

memakai  procedure  penetapan kadar yang dapat 

membedakan molekul utuh dan hasil urainya. Data 

stabilitas kimia harus disediakan oleh pabrik. Walaupun 

degradasi kimia biasanya  tidak dapat dideteksi oleh 

Apoteker, degradasi kimia berlebihan kadang-kadang 

disertai dengan perubahan fisika yang dapat diamati. 

Selain itu, beberapa perubahan fisika tidak harus 

berkaitan dengan potensi kimia, seperti perubahan 

warna dan bau atau terbentuknya endapan atau 

timbulnya kekeruhan larutan, dapat merupakan petunjuk 

bagi Apoteker terhadap kemungkinan masalah stabilitas. 

Harus diasumsikan bahwa produk yang mengalami 

perubahan fisik yang tidak tertera pada etiket mungkin 

juga mengalami perubahan kimia, dan produk seperti itu 

jangan diserahkan. Pertumbuhan mikroba yang 

berlebihan dan atau kontaminasi juga dapat terjadi 

seperti halnya perubahan fisik. Perubahan besar dalam 

karakteristik fisik seperti warna atau bau yaitu  tanda 

ketidakstabilan setiap produk apapun. Tanda fisik lain 

yang umum dari kerusakan sediaan diuraikan di bawah 

ini. 

 

 

 

    SEDIAAN PADAT Banyak sediaan padat dibuat 

untuk disimpan pada kondisi kelembaban rendah. 

Sediaan seperti ini memerlukan perlindungan terhadap 

air dari lingkungannya, sebab  itu harus disimpan dalam 

wadah tertutup rapat seperti tertera pada Wadah dalam 

Ketentuan Umum atau dalam wadah yang disediakan 

oleh pabrik. Timbulnya kabut atau tetesan cairan atau 

penggumpalan produk di dalam wadah menampilkan  

kondisi yang tidak benar. Adanya zat pengering di 

dalam wadah dari pabrik menandakan perlunya 

perhatian khusus dalam pemberian obat. Beberapa hasil 

urai, misalnya asam salisilat dari aspirin dapat 

menyublim dan membentuk hablur pada bagian luar 

sediaan atau pada dinding wadah. 

    Kapsul gelatin keras dan lunak Oleh sebab  

formulasi kapsul diisikan ke dalam cangkang kapsul 

gelatin, perubahan besar dalam penampilan fisik atau 

konsistensi, termasuk pengerasan atau pelunakan 

cangkang  merupakan tanda utama dari ketidakstabilan. 

Bukti adanya pelepasan gas seperti menggelembungnya 

petutup kertas yaitu  tanda lain dari ketidakstabilan. 

    Tablet tidak bersalut Ketidakstabilan fisik pada tablet 

tidak bersalut ditunjukkan oleh serbuk berlebih dan atau 

kepingan tablet (yaitu kerusakan oleh rapuhnya) tablet 

pada dasar wadah (berasal dari tablet yang terkelupas, 

pecah atau hancur); retak atau sumbing pada permukaan 

tablet, mengembang, berbintik-bintik, berubah warna, 

tablet saling berlekatan atau timbulnya hablur yang 

bukan bagian dari tablet pada dinding wadah atau pada 

tablet. 

    Tablet bersalut Ketidakstabilan fisik pada tablet 

bersalut ditunjukkan oleh retak, berbintik-bintik atau 

kusamnya penyalut dan menggumpalnya tablet. 

    Serbuk kering dan granul Serbuk kering dan granul 

yang tidak ditujukan untuk dikonstitusikan dalam 

bentuk cair, di dalam wadah aslinya dapat membentuk 

massa yang keras atau berubah warna dan dapat 

mengakibatkan sediaan tidak dapat diterima. 

    Serbuk dan granul yang dimaksudkan untuk 

dikonstitusikan dalam Larutan atau Suspensi Serbuk 

kering atau granul yang ditujukan untuk dikonstitusikan 

dalam larutan atau suspensi memerlukan perhatian 

khusus. biasanya  bentuk seperti ini yaitu  antibiotik 

atau vitamin yang sangat peka terhadap lembab. sebab  

selalu diberikan dalam wadah aslinya, biasanya  tidak 

terkontaminasi oleh lembab. namun  timbulnya 

penggumpalan yang tidak umum memerlukan evaluasi 

hati-hati, dan timbulnya kabut atau tetesan cairan dalam 

wadah membuat sediaan tidak baik untuk dipakai . 

Adanya bau tidak enak juga merupakan petunjuk 

ketidakstabilan. 

    Tablet efervesen, granul dan serbuk Produk efervesen 

sangat peka terhadap lembab. Pembengkakan massa atau 

bertambahnya tekanan gas yang merupakan tanda khas 

dari ketidakstabilan, menampilkan  bahwa kerja beberapa 

efervesen telah terjadi lebih cepat. 

 

SEDIAAN CAIR Yang menjadi perhatian utama 

berkaitan dengan bentuk sediaan cair yaitu  

- 1648 -

 

 

 

 

 

 

homogenitas dan bebas dari kontaminasi dan 

pertumbuhan mikroba berlebih. Ketidakstabilan dapat 

ditunjukkan oleh kekeruhan atau endapan dalam larutan, 

pecahnya emulsi, gumpalan dalam suspensi yang tidak 

dapat disuspensikan kembali atau perubahan 

organoleptik. Pertumbuhan mikroba dapat disertai 

dengan perubahan warna, kekeruhan atau pembentukan 

gas. 

    Larutan, eliksir dan sirup Endapan dan adanya 

mikroba atau pembentukan gas kimia merupakan dua 

tanda utama ketidakstabilan. 

    Emulsi Pecahnya emulsi, yaitu terpisahnya tahap  

minyak yang tidak mudah terdispersi, merupakan tanda 

karakteristik ketidakstabilan, namun  jangan keliru dengan 

pembentukan krim yang merupakan pemisahan dari tahap  

minyak yang mudah didispersikah kembali dan 

merupakan peristiwa yang umum pada emulsi yang 

stabil. 

    Suspensi Gumpalan tahap  padat yang tidak dapat 

disuspensikan kembali dengan pengocokan biasa yaitu  

petunjuk utama ketidakstabilan dalam suspensi. 

Timbulnya partikel yang cukup besar dapat diartikan 

telah terjadi pembentukan hablur yang berlebih. 

    Tingtur dan ekstrak cair Tingtur, ekstrak cair dan 

sediaan sejenis biasanya  berwarna gelap sebab  pekat 

dan harus diperiksa dengan cermat terhadap timbulnya 

endapan. 

    Cairan steril Mempertahankan sterilitas cairan steril 

yaitu  sangat penting. Timbulnya kontaminasi mikroba 

dalam cairan steril biasanya  tidak dapat dideteksi secara 

visual, namun  setiap perubahan warna, kekeruhan, selaput 

pada permukaan, bahan partikulat atau flokulan atau 

pembentukan gas yang samar merupakan alasan yang 

cukup untuk mencurigai adanya kontaminasi. Kejernihan 

larutan steril yang ditujukan untuk pemakaian  optalmik 

atau parenteral yaitu  hal yang sangat penting. 

Kerusakan segel  yang utuh pada produk harus dicurigai. 

 

    SEMISOLIDA (KRIM, SALEP DAN 

SUPOSITORIA) Untuk krim, salep dan supositoria, 

petunjuk utama ketidakstabilan yang sering ditemukan 

yaitu  perubahan warna atau perubahan dalam 

konsistensi atau bau. 

    Krim Berbeda dengan salep, krim biasanya yaitu  

emulsi yang mengandung air dan minyak. Petunjuk 

ketidakstabilan dalam krim yaitu  pecahnya emulsi, 

pembentukan hablur, penciutan sebab  penguapan air 

dan kontaminasi mikroba yang besar. 

    Salep Tanda umum dari ketidakstabilan dalam salep 

yaitu  perubahan dalam konsistensi dan pemisahan 

beberapa  besar cairan dan pembentukan granul atau 

butiran kecil. 

    Suppositoria Pelunakan berlebihan yaitu  petunjuk 

utama ketidakstabilan suppositoria, walaupun beberapa 

suppositoria dapat mengering dan mengeras atau 

mengerut. Adanya bercak minyak pada bahan pengemas 

merupakan peringatan bagi Apoteker untuk memeriksa 

masing-masing suppositoria lebih ketat dengan membuka 

setiap pengemas bila diperlukan. Sebagai aturan umum 

(walaupun ada pengecualian), suppositoria harus 

disimpan dalam lemari pendingin (seperti tertera pada 

Suhu Penyimpanan dalam Ketentuan Umum). 

 

    Perlakuan yang benar dari produk yang 

mendapatkan penanganan tambahan Dalam 

pengemasan kembali, pengenceran atau pencampuran 

suatu produk dengan produk yang lain, Apoteker harus 

dapat bertanggungjawab untuk kestabilan produk ini.  

 

    PENGEMASAN KEMBALI Pada biasanya , penge-

masan kembali tidak dianjurkan. namun  jika pengemasan 

kembali diperlukan, pabrik sebaiknya dihubungi 

berkaitan dengan masalah-masalah yang mungkin terjadi. 

Dalam membuat obat menurut resep dokter, penting 

untuk memakai  wadah yang sesuai. Kondisi 

penyimpanan yang tepat dan jika memungkinkan tanggal 

kedaluwarsa sebaiknya tertera pada etiket wadah. Wadah 

kemasan tunggal memerlukan perhatian, pertimbangan 

dan pengawasan ketat mengenai pedoman berikut ini:    

(1) pakailah  bahan pengemas yang sesuai; (2) Jika data 

Stabilitas pada kemasan baru tidak ada, kemas kembali 

pada waktu tertentu hanya untuk persediaan secukupnya 

untuk waktu yang terbatas; (3) Cantumkan pada etiket 

dosis tunggal, nomor bets dan tanggal kedaluwarsa yang 

sesuai; (4) Bila produk steril dikemas kembali dari vial 

dosis ganda ke dalam alat suntik dosis tunggal 

(disposibel), sisanya harus dibuang jika tidak dipakai  

dalam 24 jam, kecuali jika ada  data yang menunjang 

untuk penyimpanan lebih lama; (5) Jika beberapa  produk 

dikemas terlebih dahulu untuk pemakaian  segera, 

simpan catatan pengemasan kembali yang menampilkan  

nama pabrik, nomor bets, tanggal dan identitas orang 

yang bertanggung jawab terhadap pengemasan kembali 

dan pemeriksaan kembali; (6) Jika diperlukan penutupan 

yang aman, pakailah  sistem penutup wadah yang 

dipastikan dapat memenuhi aturan baku yang resmi untuk 

penyimpanan.  

 

    PENGENCERAN ATAU PENCAMPURAN Jika 

suatu produk diencerkan atau jika dua produk dicampur,  

Apoteker sebaiknya mematuhi procedure  profesional dan 

ilmiah. Sebagai contoh: tingtur seperti belladon dan 

tingtur digitalis mengandung etanol kadar tinggi untuk 

melarutkan zat aktifnya, dapat membentuk endapan jika